Pembiayaan dan Kebutuhan PendanaanProgram Kesehatan Ibu dan Anak
di Daerah
Kasus 4 Daerah Study Investment Case (IC)
LATAR BELAKANG
• Indonesia negara besar dan sangat bervariasi denganpenduduk 237 juta, 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota
• MMR 228/100,000 kelahiran hidup• U5MR turun dari 69/1000 ke 44/1000 kelahiran
hidup, tetapi NMR stagnan (hampir datar)• Indikator Nasional menyembunyikan inequity (kesenjangan)
antara provinsi, kabupaten/kota dan kelompok sosial-ekonomi
• Perbedaan antara kelompok kepulauan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dan pulau-pulau lainnyamenjadi sangat lebar
• Penelitian Investment Case untuk KIA dilaksanakan di 4 tempat dengan tipologi yang berbeda
LATAR BELAKANG• Proses perencanaan belum berdasar analisis data
yang kuat• Masyarakat belum bisa mengakses berbagai data
publik• Penyusunan perencanaan dan penganggaran
pembangunan belum transparansi, partisipatif dan akuntabel
• Belum ada alokasi anggaran pembangunan yang berpihak kepada Masyarakat
• Sumber pembiayaan kesehatan yang terbatas
TUJUAN PERTEMUAN
• Diskusi perencanaan dan penganggaran untukprogram kesehatan ibu dan anak secara lebihterperinci dan berdasarkan data
• Dikusi identifikasi peranan dan potensisumber pembiayaan kesehatan di dalamjejaring KIA Kota/Kabupaten
• Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut darihasil studi Investment Case sebagai dasarperencanaan dan pembiayaan KIA
DAFTAR ISI
1. Kegiatan Investment Case2. Metode Transfer Model IC Untuk Proses
Perencanaan Program Kia Di Daerah3. Analisis Bottleneck Analysis Dan Target Cakupan
Kasus Kab. Merauke4. Hasil Analisis Scalling Up dan Strategi Pembiayaan
KIA di 4 Kabupaten/Kota5. Hasil dan Usulan Kebijakan Berbasis Analisis
Pembiayaan Investasi Kesehatan Program Kesehatan Ibu Anak di 4 Kab/Kota
1. KEGIATAN INVESTMENT CASE
• Model Perencanaan dan Penganggaran menggunakan Investment Case (IC)
• Dicoba di 4 Kabupaten• Investment Case adalah Perencanaan dan Penganggaran
Strategis untuk KIA yang berdasarkan bukti• 2 Tujuan Kunci dari IC:
– Berkontribusi dengan menggunakan bukti-bukti yang lebihkuat untuk scale-up pelayanan KIA
– Menambah nilai agenda pemerintah dalam mendukungscaling up intervensi yang mengurangi penyebab kematianpada ibu dan anak, memperbaiki transfer dana untuk KIA dan mendukung perencanaan, penganggaran danimplementasi di daerah
7
Input Output Type District/City ProvinceCase districts
High Low District Merauke District PapuaHigh Low City Pontianak City West KalimantanLow Low District Sikka District East Nusa TenggaraLow Low City Tasikmalaya City West Java
Best Case districtsHigh High District Badung District BaliHigh High City Pangkal Pinang City Bangka BelitungLow High District Bantul District DI YogyakartaLow High City Yogyakarta City DI Yogyakarta
PROSES IC SELAMA FASE 2
PengumpulanData danAnalisis
LokakaryaBottleneck Pembentukan
Jejaring KIA diKab/Kota + Lokakarya
LokakaryaPenganggarandanPembiayaanKesehatan
Sharing Good Practice untukpemilihanprioritasstrategi
MenggunakanMatrix Model untukpenghitunganbiaya danmelihat dampak
Diseminasi HasilPenelitian diTingkat Nasional
PelaksanaanStrategi denganIntervensi ygterbukti efektif
Lokakarya Pra-Musrenbang Jejaring KIA di Kab/Kota+
Proses IC selama Fase 2 (1)• Lokakarya Bottleneck untuk menganalisi grafik bottleneck
dengan melibatkan pembuat program kesehatan di daerah(Kepala Dinkes, Kepala Kesga, Kepala P2M, Kasie KIA, SiePerencanaan, Dokter Spesialis Anak dan Kebidanan diRSUD, Perwakilan dari Dinkes Provinsi, NGO, UNICEF). Fasilitator dalam lokakarya ini adalah Dokter Spesialis Anakdan Kebidanan, Dokter Umum dan Ahli KesehatanMasyarakat. Dari lokakarya tersebut dihasilkan prioritasstrategi yang dapat mengatasi bottleneck yang ada
• Lokakarya Lanjutan di Kabupaten/Kota untuk menyusunprioritas strategi dan penghitungan biaya serta pengalokasiananggaran, dengan melibatkan jejaring KIA di Kabupaten/Kota
Proses IC selama Fase 2 (2)• Lokakarya di tingkat nasional untuk penghitungan biaya dan
pengalokasian anggaran dengan menggunakan contoh 4 kabupaten/kota
• Pertemuan untuk sharing Good Practices (intervensi KIA yang terbukti berjalan dengan efektif di tempat lain).
• Menggunakan Matrix Model dengan melakukan “link” antara data, hasil analisis bottleneck, prioritas strategi yang dihasilkan, penghitungan biaya dan memetakan sumber pembiayaan kesehatan.
• Dari 4 model tersebut dapat diperkirakan biaya tambahan yang diperlukan (marginal cost) untuk mengatasi bottleneck di daerah-daerah tersebut
Proses IC selama Fase 2 (3)• Model tersebut juga memperlihatkan dampak yang diberikan
terhadap kematian ibu, bayi dan balita jika strategi-strategi tersebut dilaksanakan (catatan: ini adalah model)
• Hasil proses dengan menggunakan proses tersebut akan dibawa kembali ke daerah, dan akan didiskusikan kembali dengan tim perencana KIA dan jejaring KIA
• Proses IC disesuaikan dengan siklus perencanaan tahunan di daerah (menyesuaikan dengan jadwal Musrenbang)
• Hasil IC diterjemahkan dalam bentuk yang lebih sederhana dan dengan format yang sudah familiar digunakan oleh daerah
Proses IC selama Fase 2 (4)Catatan:
• Data harus valid dan akurat. Untuk kesempatan pertama, analisis dilakukan menggunakan data terbaik yang ada, namun selanjutnya sistem pencatatan dan perekaman data harus diperbaiki
• Peranan Fasilitator sangat penting. Persyaratan yang harus dimiliki:
1. Memiliki ilmu dan keterampilan mengenai Kesehatan ibu dan Anak
2. Memahami tentang penghitungan biaya dan penganggaran
3. Memahami permasalahan klinis (khususnya untuk grup klinis)
• Jejaring KIA harus diperkuat dan melakukan pertemuan lintas sektor secara berkala (rutin)
Pengalaman di 4 Kota/Kabupaten
• Model IC ini dapat dilakukan dengan baik
• Proses yang cukup panjang, namun dengan pembelajaran yang ada, proses berikutnya dapat lebih cepat
• Namun membutuhkan bantuan teknis dari UGM dan Litbang Kemenkes
2. METODE TRANSFER MODEL IC UNTUK PROSES PERENCANAAN PROGRAM KIA DI DAERAH
Menetapkan Model Konsepsual IC
Untuk meningkatkan kegiatan di kesehatan ibu dan anak >>> continuum of care
Ada 66 intervensi efektif mulai:• sebelum kehamilan (pre-pregnancy), • kehamilan (pregancy phase), • fase kelahiran (birth-phase), • fase neonatal (neonatal phase) dan• fase anak (childhood phase)
Tiga kelompok intervensi
1. Pelayanan berbasis masyarakat berorientasikankeluarga. Contoh: Cuci tangan dengan sabun, penggunaankelambu berinsentisida, perawatan bayi baru lahir, ASI Ekslusif dan pemberian oralit untuk terapi diare2. Pelayanan berkala (terjadwal) berorientasikanpenduduk.Contoh: KB, ANC, PMTCT dan Imunisasi Campak3. Pelayanan Klinis berorientasikan individu. Contoh: Persalinan oleh Nakes, Pemberian antibiotikuntuk pneumonia pada balita, PONED dan PONEK
Permasalahan dalam 3 intervensi dibahas dengan model Tanahashi dan analisis bottleneck
Tanahashi T. Bulletin of the World Health Organization, 1978, 56 (2)
Ketersediaan: komoditas kesehatan esensial
Cakupan memadai: keberlanjutan
Penggunaan pelayanan awal: kontak pertama pada pelayanan
Akses: Akses fisik pada pelayanan
Cakupan efektif : kualitas
Target Populasi
Ketersediaan: Sumber Daya Manusia
Cara transfer dari model konsepsual ke aplikasi di lapangan
• Secara praktis model konsepsual untuk investment case dapat diterapkan di Kabupaten
Pertanyaan Kritis:• Apakah model
konsepsual ini dapat dibawa ke lapangan?
• Melalui kegiatan apa?
1.Melihat situasi KIA yang problematik
2. Merumuskan analisis situasi dalam pernyataan yang logis
3. Merumuskan sistem yang relevan untuk tindakan yang akan dilakukan
4. Menetapkan model konsepsual untuk Investasi dalam KIA
7. Menetapkan Rencana Tindak Lanjut untuk mengurangi problem
6. Menetapkan perubahan yang mungkin dilakukan yang berasal dari model konsepsual
Dunia nyata
Systems thinking tentang dunia nyata
Konsep BottleneckKonsep Investasi untuk KIAKonsep Desentralisasi
5. Menganalisis aplikasi model konsepsual dengan tindakan di dunia nyata
Konsep Berfikir Rencana Tindak Lanjut
Menganalisis aplikasi model konsepsual dengan tindakan di dunia nyata
Prospek: Mengaplikasikan ke kegiatan perencanaan untuk KIA ke kegiatan yang sudah ada.
Harapan adalah untuk memperkuat kegiatan DTPS(District Team Problem Solving)
1.Melihat situasi KIA yang problematik
2. Merumuskan analisis situasi dalam pernyataan yang logis
3. Merumuskan sistem yang relevan untuk tindakan yang akan dilakukan
4. Menetapkan model konsepsual untuk Investasi dalam KIA
7. Menetapkan Rencana Tindak Lanjut untuk mengurangi problem
6. Menetapkan perubahan yang mungkin dilakukan yang berasal dari model konsepsual
Dunia nyata
Systems thinking tentang dunia nyata
Konsep BottleneckKonsep Investasi untuk KIAKonsep Desentralisasi
5. Menganalisis aplikasi model konsepsual dengan tindakan di dunia nyata. Prospek adalah memperkuat DTPS
Konsep Berfikir Rencana Tindak Lanjut
DTPS-KIA1. Analisis Situasi
2. Analisis dan Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
a. Penyebab masalah Kematian Ibu
b. Penyebab masalah Kematin Bayi dan Balita
c. Penyebab masalah Kematian Bayi Baru Lahir
3. Solusi dan kegiatan Masalah
4. Prioritas dan Target Kegiatan
5. Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Kerja
6. Uraian Perhitungan Anggaran APBD, APBN dan Sumber Lain
IC-Models1. Identifikasi masalah dengan
bantuan 12 grafik bottleneck 2. Analisis problem à analisis sampai
akar masalah3. Pemecahan Masalah
a. Pemecahan masalah dan strategi
b. Menetapkan target peningkatan cakupan
4. Memprioritaskan strategi5. Rincian Kegiatan6. Pembiayaan dan Prediksi Impact7. Penganggaran dari berbagai sumber
pendanaan8. Usaha Pendanaan
Perbandingan antara DTPS-KIA dengan IC-Models
Apa yang dapat dilakukan dari model konsepsual IC untuk memperkuat DTPS
1.Validasi Data - Data diambil dari sumber terbaik yang ada.- Membandingkan beberapa data dari berbagai
sumber, - Mendiskusikan dengan para ahli (dilakukan
triangulasi)2.Identifikasi Masalah:
Menelaah indikator-indikator cakupan pelayanan kesehatan yang relevan dengan MDG 4 dan 5 dan mengindentifikasi masalah
3. Analisis Masalah:Mengelompokkan dan menganalisis masalah (“bottleneck”) untuk mencapai cakupan yang efektif
4. Pemecahan Masalah:Mengidentifikasi strategi-strategi yang feasible (dapat dikerjakan) yang dapat mengatasi bottleneck untuk jangka pendek dan menengah
5. Perkiraan Peningkatan ImpactMemperkirakan peningkatan Impact denganmemperhitungkan strategi yang dilakukan dan jangka waktupelaksanaan
6. Prioritas Strategi: Memberikan peringkat untuk strategi-strategi berdasarkan kepentingan, biaya dan kerumitan.
7. Memperkirakan sumber pendanaan dan advokasinya
Gambaran ke depan
• Pengembangan DTPS dengan menggunakan konsep IC
• Dilakukan dalam siklus penganggaran tahunan
• Dilakukan di Kabupaten
• Dengan fasilitasi Dinas Kesehatan Propinsi dan Kementrian Kesehatan
Siklus Perencanaan dan Penganggarandi daerah
1
23
REKOMENDASI ALUR PELAKSANAAN IC
PengumpulanData danAnalisis
PembentukanJejaring KIA diKab/Kota
Pembentukan3 kelompokintervensi
LokakaryaBottleneck
Menggunakanmatrix model untukpenghitunganbiaya dan melihatdampak
Lokakarya Pra-Musrenbang
PelaksanaanStrategi denganIntervensi ygterbukti efektif
Monitoring, Supervisi, Evaluasi PelaksanaanStrategi
Jejaring KIA di Kab/Kota
+
Kalendar TahunanPelaksanaan
Musrenbang di Daerah
Maret April
• Evaluasi Kegiatan Tahun Lalu
• Microplanning di Puskesmas
• Persiapan Musrenbang di Daerah
Pertemuan Koordinasi Perencanaan KIA antara Pusat dengan Propinsi
Perencanaan dan Penganggaran KIA di daerah
Perencanaan dan Penganggaran KIA di Pusat
Pengesahan anggaran APBD, l.k Oktober
Pengesahan anggaran APBN
Langkah Awal
• Evaluasi Kegiatan Tahun Lalu
• Microplanning di Puskesmas
• Persiapan Musrenbang di Daerah
Pengesahan anggaran APBD, l.k Oktober
Pengesahan anggaran APBN
Berdasarkan pengalaman IC• Membentuk Jaringan KIA• Melakukan workshop monitoring hasil tahun lalu• Melakukan perencanaan dengan tiga kelompok• Melakukan workshop gabungan 3 kelompok• Melakukan penyusunan anggaran dan sumber pendanaan• Menentukan strategi untuk pembiayaannya
Catatan: ada tiga kelompok yang membahas
1. Pelayanan berbasis masyarakat berorientasikan keluarga
Contoh: Cuci tangan dengan sabun, penggunaan kelambuberinsentisida, perawatan bayi baru lahir, ASI Ekslusif danpemberian oralit untuk terapi diare
2. Pelayanan berkala (terjadwal) berorientasikan penduduk
Contoh: KB, ANC, PMTCT dan Imunisasi Campak
3. Pelayanan Klinis berorientasikan individu
Contoh: Persalinan oleh Nakes, Pemberian antibiotik untukpneumonia pada balita, PONED dan PONEK. Kelompok ini dipimpin oleh dokter spesialis di RS
Siapa anggotanya?
Kelompok 1. Pelayanan berbasis masyarakatberorientasikan keluarga: DinKes, Kepala Sekolah, PKK, Dinas PUKelompok 2. Pelayanan berkala (terjadwal) berorientasikan penduduk: Dinas KB, Dinas Kesehatan, lintas sektor.Kelompok 3. Pelayanan Klinis berorientasikanindividu: DinasKesehatan, RS Swasta, RS Pemerintah, Puskesmas. Kelompok ini dipimpin dokter spesialis/RS
>> Tiga kelompok ini dikoordinir oleh BappedaKabupaten/Kota
Langkah penganggaran dengan KemKes
Pengesahan anggaran APBD, l.k Oktober
Pengesahan anggaran APBN
Kegiatan penting• Memadukan perencanaan daerah dengan adanya dana
pusat• Rencana Penggunaan dana dekonsentrasi• Rencana Penggunaan DAK/TP• Penggunaan SPM• .......
Pertemuan Koordinasi Perencanaan KIA antara Pusat dengan Propinsi
Perencanaan dan Penganggaran KIA di Pusat
Langkah selanjutnyaPerencanaan dan
Penganggaran KIA di daerah
Perencanaan dan Penganggaran KIA di Pusat
Pengesahan anggaran APBD, l.k Oktober
Pengesahan anggaran APBN
4. Hasil Analisis Scalling UP Pembiayaan KIA Di 4 Kabupaten/Kota Study IC
METODE SCALLING UP
• Menggunakan IC Tools untuk melihat sumbatan(bottleneck) yang terjadi dalam pelaksanaan program KIA, kemudian menyusun biaya (costing) untukmereduksi sumbatan tersebut serta estimasi biayaintervensi/strategi yang dirasakan perlu dilakukanuntuk mencapai target indikator KIA yang diingkan.
• Perbandingan kondisi ideal saat ini berbanding dengankondisi ketika intervensi yang efektif dijalankanàberapa besar dana yang dibutuhkanàmarginal budget
• Langkah selanjutnya setelah diestimasi marginal budgetnyaà identifikasi “source of funding”
Identifikasi Sumber Dana KesehatanSaat Ini
• Sumber Dana Pemerintah Pusat– Dana Program
Kemenkes, DAK, TP, BOK, Jamkesmas, Jampersal• Sumber Dana Pemerintah Propinsi
– Dana Dekonsentrasi, BanGub, Jamkespa• Sumber Dana Pemerintah Kabupaten
– PAD/DAU• Dana Donor Asing
– Proyek-proyek skala besar berjangka waktu pendek (3-5th)• Dana Swasta Masyarakat
– Kontribusi Masyarakat
Identifikasi Penggunaan Sumber Dana• Sumber Dana Pemerintah Pusat
(Program, SDM, Obat, Alkes, Infrastruktur, Pelayanan)– Dana Program Kemenkes, DAK, TP, BOK, Jamkesmas, Jampersal
• Sumber Dana Pemerintah Propinsi(Supervisi, Fasilitasi, Monitoring dan Evaluasi, PeningkatanKapasitas)– Dana Dekonsentrasi, BanGub, Jamkespa
• Sumber Dana Pemerintah Kabupaten (SDM, Operasionaldan Pelayanan) – PAD/DAU, Bantuan Sosial
• Dana Donor Asing (Inovasi dan dukungan peningkatankapasitas)– Proyek-proyek
• Dana Swasta Masyarakat (sosialisasi kemasyarakatan)– Kontribusi Masyarakat
Kebutuhan Pendanaan Program KIA Jangka Pendek dan Menengah
• Menggunakan Tools dari Studi InvestasiKesehatan Ibu dan Anak (IC-Tools), diperolehgambaran kebutuhan ideal pendanaan KIA jangkapendek dan menengah untuk program prioritas, inovasi baru dan program menyeluruh
• Dari ini bisa diestimasi berapa besar kenaikandana yang harus disediakan untuk mencapaitarget jangka pendek dan menengah tersebut(Scalling Up).
HASIL IC
KOTA TASIKMALAYA
CONTOH ANALISIS BOTTLENECK BASELINE DAN TARGET CAKUPAN KASUS KOTA TASIKMALAYA
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
[% Quality]: % of pregnant women with who receive a complete ANC package
[% Continuity]: % of pregnant women with ANC 1, then continue until received ANC 4+
[% Utilisation]: % of pregnant women with ANC 1
[% Access]: % of households with access to health facilities providing ANC services within acceptable distance
[% Staff]: Availability of Skilled Birth Attendant in relation to need
[% Supplies]: % of health centers without interruption in stock of IFA for the last 3 months
Tracer 6 - Case Management During Pregnancy (antenatal care) (2.2 Preventive pregnancy care)
Baseline coverage Scenario marginal coverage
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Other
Embolism
Ectopic pregnancy
HIV/AIDS
Anaemia
Obstructed labor
Abortion
Sepsis/infections (puerperal infection)
Hypertensive disorders (Ecclampsia)
Haemorrhage (postpartum)
Haemorrhage (antepartum)
% contribution to maternal mortality
Baseline maternal mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined) is equivalent to the total baseline% contribution to maternal mortality.
0% 10% 20% 30% 40%
Other
Injuries
Pneumonia
Malaria
Measles
Diarrhoea
HIV/AIDS
Other
Preterm birth
Congenital anomolies
Diarrhoeal diseases
Birth asphyxia
Severe infection
Tetanus
1-59
m m
orta
lity
Neo
nata
l
% contribution to under 5 mortality
Baseline under 5 mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined) is equivalent to the total baseline % contribution to under 5mortality.
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DAN BALITA
Prioritas Strategi hasil analisis masalahberdasar data
1. IMD dan ASI Eksklusif
2. Manajemen puskesmas
3. KB pasca persalinan
4. Kemitraan bidan dan dukun
5. Peningkatan sistem rujukan
6. Peningkatan kompetensi nakes
7. PHBS: Mencuci Tangan Dengan Sabun
Program dan Kegiatan KIA Kota Tasikmalaya; IMD dan ASI Eksklusif
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
PotensiSumber Dana
1. PeningkatanCakupan IMD danASI Eksklusif
1. Program UpayaKesehatanMasyarakat
2. Program Peningkatan KapasitasAparatur
3. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkandan anak
1. Pertemuan kelasibu untuk IMD dan Asi Ekslusif
2. Training untukMotivator IMD
3. Penambahaninsentif BidanDesa ygmelakukan IEC dan IMD padaibu-ibu PKK
DinKes Kota
Dinkes Prop.
Dinkes Kota
Dinkes Prop
Dinkes Kota
MasyarakatAPBD KotaAPBN Prov(Dekon)
APBD Kota
APBN Prov(Dekon)APBD kota
Program dan Kegiatan KIA Kota Tasikmalaya; Manajemen puskesmas
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
Potensi Sumber Dana
1. PeningkatanManajemenPuskesmas
1. Program peningkatankapasitassumberdayaaparatur
1. Peningkatan kapasitasmanajemenPuskesmasuntukkegiatanKIA (penambahan SDM administrasi)
Dinkes Kota APBD Kota(DAU) dan BOK (???)
Program dan Kegiatan KIA Kota Tasikmalaya; KB pasca persalinan
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
PotensiSumber Dana
1. PeningkatanpelayananKB pascamelahirkan
1. ProgramKeluargaBerencana
1. Penyuluhanoleh bidanPuskesmastentang KB
2. Pengadaanalatkontrasepsi
DinKes KotaProfesi
APBD KotaSwasta
DAUDAK
Program dan Kegiatan KIA Kota Tasikmalaya; Kemitraan bidan dan dukun
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
PotensiSumberDana
1. Peningkatan kemitraanBidan danparaji
1. Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
1. Pertemuandengan parajiuntukmembuatkontrakkemitraanantarapemerintahdengan paraji
2. Pemberianinsentif untukdukun yang maubekerjasama
DinKes Kota
DinKes Kota
APBD KotaSwastaAPBN (Dekon)
APBD KotaSwasta
Program dan Kegiatan KIA Kota Tasikmalaya;
Peningkatan sistem rujukanStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
Potensi Sumber Dana
1. Peningkatan sistemdan kualitaspenanganan kasus ibumelahirkan
1. Program peningkatan kapasitassumberdayaaparatur
2. PengadaanperalatanCOENC
1. PelatihantenagakesehatanuntukPONED
2. Pengadaanperalatanmedis
Dinkes KotaDinkes PropProfesi
Dinkes KabRSD
APBD KotaAPBN DekonSwasta
APBD Kota(DAK)
Program dan Kegiatan KIA Kota Tasikmalaya; Peningkatan kompetensi nakes
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
Potensi Sumber Dana
PeningkatanKeahlian SDM Kesehatan
1. Program peningkatan kapasitassumberdayaaparatur
Training tenagakesehatanPONEK
DinKes KotaDinkes Prop.
APBD KotaAPBN Dekon
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kota Tasikmalaya
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
2010 2011
Billi
ons
Private and Community
Donors
District
Provincial
Central
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kota Tasikmalaya (dalam Miliar Rupiah)
Dana Pem. Pusat Dana Pem. Prop. Dana Pem. Kab/Kota.
Dinas Lain Donor Swasta
Masyarakat
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Honorarium (DAU) - - - - - 0.1486 - - - - - -
Buffer stocks (DAK) 0.0243 0.0335 - - 0.4996 0.5589 0.1200 0.1332 0.0002 0.0001 0.3334 0.3676 Persediaan Obat dan Alkes(DAK) 4.0115 4.5869 1.2002 1.3323 0.2219 0.2742 - - 0.0016 0.0013 2.9979 3.3177
Equipment (DAK) - 0.5000 - - - - - - - - - -
Insentif (DAU) - - - - - 0.6482 - - - - - -
Infrastruktur (DAK) - 0.7750 - - - - - - - - - -
Perawatan (DAU) 0.0080 0.0080 - - 0.8458 0.9228 - - - - 0.2197 0.2197 MonEv Supervisi (DEKON à BOK) 0.6400 0.8560 0.0600 0.0600 - - - - - - - -Pre-service training (DEKON) - - - - - 0.4273 - - - - - -Refreshment training (DEKON) - - - - - 1.0222 - 0.0375 - - - -User defined (kegiatan baru) (Peningakatan FasilitasKesehatan dan ManajemenPKM àDAK/BOK???) - - - - 4.3756 4.4726 - - - - - -
Peralatan Kantor (DAU) - - - - - 0.8275 - - - - - -
Kendaraan Ops (DAK) - - - - 0.7710 0.7710 - - - - - -
HASIL IC
KOTA PONTIANAK
CONTOH ANALISIS BOTTLENECK BASELINE DAN TARGET CAKUPAN KOTA PONTIANAK
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
[% Quality]: % of pregnant women with who receive a complete ANC package
[% Continuity]: % of pregnant women with ANC 1, then continue until received ANC 4+
[% Utilisation]: % of pregnant women with ANC 1
[% Access]: % of households with access to health facilities providing ANC services within acceptable distance
[% Staff]: Availability of Skilled Birth Attendant in relation to need
[% Supplies]: % of health centers without interruption in stock of IFA for the last 3 months
Tracer 6 - Case Management During Pregnancy (antenatal care) (2.2 Preventive pregnancy care)
Baseline coverage Scenario marginal coverage
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Other
Embolism
Ectopic pregnancy
HIV/AIDS
Anaemia
Obstructed labor
Abortion
Sepsis/infections (puerperal infection)
Hypertensive disorders (Ecclampsia)
Haemorrhage (postpartum)
Haemorrhage (antepartum)
% contribution to maternal mortality
Baseline maternal mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined)is equivalent to the total baseline % contribution to maternal mortality.
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DAN BALITA
0% 10% 20% 30% 40%
Other
Preterm birth
Congenital anomolies
Diarrhoeal diseases
Birth asphyxia
Severe infection
Tetanus
% contribution to neonatal mortality
Baseline neonatal mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined)is equivalent to the totalbaseline % contribution to neonatal mortality.
Prioritas Strategi hasil analisis masalahberdasar data
1. Meningkatkan ANC yang berkualitas
2. PONED
3. PONEK
4. Meningkatan Imunisasi yang berkualitas
5. Menguatkan Jejaring KIA-Kespro
Program dan Kegiatan KIA Kota PontianakStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
Potensi SumberDana
1. MemperbaikiPerilaku hidupyang bersih dansehat (PHBS) termasukkebiasaanmencuci tangandengan sabundan adanyasumber air bersih
2. Meningkatkancakupan ASI eksklusif(termasuk inisasimenyusui dini)
1. Program PromosiKesehatan danPemberdayaanmasyarakat
2. Program peningkatankapasitas sumberdaya aparatur
3. Program StandarisasiPelayananKesehatan
1. Pengembangan media promosi daninformasi sadar hidupsehat
2. Pendidikan danpelatihan formal (Motivator)
3. Pembahasanperaturan penggantiASI
Dinkes KotaPromkesKesling
PUSDIKLAT
Dinkes KotaDPRDKBRS
APBD/Donor/CSR
APBN (Dekon)APBDSwasta
APBD
Program dan Kegiatan KIA Kota PontianakStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
Penanggung JawabPotensi SumberDana
Memperbaikikualitas ANC
1. Program peningkatankeselamatanibu melahirkandan anak
2. Program pengadaan, peningkatansarana danprasaranarumahsakit/rumahsakitjiwa/rumahsakit paru-paru/rumahsakit mata
3. Program StandarisasiPelayananKesehatan
1. Peningkatankomunikasi, informasidan edukasi (KIE) tentang ANC
2. Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit
3. Evaluasi danpengembangan standarpelayanan kesahatan
4. Distribusi SOP untukpengujian ANC
Kesga
Kesekretariatan
KesekretariatanKesga
KesekretariatanKesga
APBD/Swasta
APBN (DAK)APBD
BOK
APBD
Program dan Kegiatan KIA Kota PontianakStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
Penanggung JawabPotensi SumberDana
1. MeningkatkansosialisasiPMTCT kepadamasyarakat danibu hamil danmeningkatkancakupan ibuhamil yang positif HIV danberada dibawah program PMTCT
2. MemperbaikikualitasImunisasi danmanajemencold chain (rantai dingin)
1. Program Pencegahan danPenanggulanganPenyakitMenular
2. Program peningkatankapasitas sumberdaya aparatur
1. Peningkatankomunikasi, informasidan edukasi (KIE) pencegahan danpemberantasanpenyakit
2. Pendidikan danpelatihan formal (Pelatihan imunisasiuntukbidan swasta)
P2PLPemerintah Desa
Pusdiklat Provinsi
APBDDonor
APBN (Dekon)PNPM/ Swasta
Program dan Kegiatan KIA Kota PontianakStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
Penanggung JawabPotensi SumberDana
MemperbaikiSistem dan KualitasPelayananObstetrik dan Neonatal EmergensiDasar (rujukantingkatpertama)
1. Program peningkatankapasitassumber dayaaparatur
2. Program PromosiKesehatan danPemberdayaanmasyarakat
1. Pendidikan dan pelatihanformal
2. Pengembangan media promosi dan informasisadar hidup sehat(Promosi PuskesmasPONED)
Pusdiklat Provinsi
Dinkes KotaPromkes
APBN (Dekon)PNPM/Swasta
BOK
Program dan Kegiatan KIA Kota PontianakStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
Potensi SumberDana
MemperbaikiSistem dan KualitasPelayananObstetrik dan Neonatal EmergensiKomprehensif (rujukantingkatkedua)
1. Program pengadaan, peningkatansarana danprasaranarumahsakit/rumahsakitjiwa/rumahsakit paru-paru/rumahsakit mata
2. Program pemeliharaansarana danprasaranarumahsakit/rumahsakitjiwa/rumahsakit paru-
/ h
1. Pengadaan alat-alatrumah sakit
2. Pembangunan bank darah di RS
3. Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
4. Pemeliharaanrutin/berkala gedungbank darah
Kesekretariatan RS
Kesekretariatan RS
Kesekretariatan RS
Kesekretariatan RS
APBN (DAK)
APBN (DAK)
APBD/APBN
APBD/APBN
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kota Pontianak
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
2010 2011
Billi
ons
Private and CommunityDonors
District
Provincial
Central
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kota Pontianak (dalam Miliar Rupiah)
Dana Pem. Pusat
Dana Pem. Prop.
Dana Pem. Kab/Kota.
Dinas Lain Donor Swasta
Masyarakat
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Honorarium (DAU) - - - - 0.5775 0.6387 - - - - - -
Buffer stocks (DAK) 0.1292 0.1530 - - 0.4332 0.5204 0.1066 0.1069 - - 0.6667 0.7147 Persediaan Obat dan Alkes(DAK) 3.2291 3.3857 - - 4.0614 4.9508 1.0657 1.0691 - - 4.5674 5.1238
Equipment (DAK) - - - - - 0.5625 - - - - - -
Insentif (DAU) - - - - - - - - - - - -
Infrastruktur (DAK) - - - - - 0.3440 - - - - - 0.0150
Perawatan (DAU) - - - - 1.0695 1.0934 - - - - - -MonEv Supervisi (DEKON à BOK) 0.0800 0.0814 0.0200 0.0205 - - - - - - - -Pre-service training (DEKON) - - - 0.0350 - 0.1400 - - - - - 0.1375 Refreshment training (DEKON) - - - 0.0552 - 0.2209 - - - - - -User defined (kegiatanbaru) (DAU) - - - - - 1.1038 - - - - - -
Peralatan Kantor (DAU) - - - - 0.8316 0.8316 - - - - - -
Kendaraan Ops (DAK) - - - - - - - - - - - -
HASIL IC KABUPATEN SIKKA
CONTOH ANALISIS BOTTLENECK BASELINE DAN TARGET CAKUPAN KASUS SIKKA
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
[% Quality]: % of pregnant women with who receive a complete ANC package
[% Continuity]: % of pregnant women with ANC 1, then continue until received ANC 4+
[% Utilisation]: % of pregnant women with ANC 1
[% Access]: % of households with access to health facilities providing ANC services within acceptable distance
[% Staff]: Availability of Skilled Birth Attendant in relation to need
[% Supplies]: % of health centers without interruption in stock of IFA for the last 3 months
Tracer 6 - Case Management During Pregnancy (antenatal care) (2.2 Preventive pregnancy care)
Baseline coverage Scenario marginal coverage
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Other
Embolism
Ectopic pregnancy
HIV/AIDS
Anaemia
Obstructed labor
Abortion
Sepsis/infections (puerperal infection)
Hypertensive disorders (Ecclampsia)
Haemorrhage (postpartum)
Haemorrhage (antepartum)
% contribution to maternal mortality
Baseline maternal mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined) is equivalent to the total baseline % contribution to maternal mortality.
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DAN BALITA
0% 5% 10% 15% 20%
Other
Injuries
Pneumonia
Malaria
Measles
Diarrhoea
HIV/AIDS
Other
Preterm birth
Congenital anomolies
Diarrhoeal diseases
Birth asphyxia
Severe infection
Tetanus
1-59
m m
orta
lity
Neo
nata
l
% contribution to under 5 mortality
Baseline under 5 mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined)is equivalent to the totalbaseline % contribution to under 5 mortality.
Prioritas Strategi hasil analisis masalahberdasar data
1. Kualitas ANC2. Akses Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi
(PONED dan PONEK)3. IMD dan ASI Eksklusif4. Peningkatan jumlah nakes dan kompetensi nakes5. Perbaikan manajemen penyimpanan dan distribusi
vaksin (cold chain)6. KB Pasca Persalinan7. Malaria dengan ibu hamil dan balita8. Terapi Pneumonia 9. Ketersediaan dan pemanfaatan ORT
Program dan Kegiatan KIA Kab. Sikka
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
PotensiSumber Dana
Perbaikanlayananpersalinandanperawatanbayikhususnyayang barulahirhinggaberumur 7 hari
1. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkandan anak
1. PeningkatanPelayananKesehatanReproduksi
KesgaDinkesKB
APBD/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. Sikka
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
PotensiSumber Dana
PeningkatanjangkauanASI eksklusif(termasukIDM)
1. Program peningkatan kapasitassumberdayaaparatur
2. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkandan anak
1. Pendidikan danpelatihan formal (Training motivator IMD & Asi Esklusif)
2. PembentukanKelompokPendukung KelasIbu
PUSDIKLATDinasKesehatanKeluargaBerencana
KESGAPemerintahDesa
APBN (Dekon)APBDDonor
APBD/PNPM/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. SikkaStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
Potensi SumberDana
Perbaikankualitas ANC
Peningkatancakupanpersalinannormal olehpembantukelahiranterampildalamfasilitaskesehatan
1. Program PromosiKesehatan danPemberdayaanmasyarakat
2. Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
1. Pengembanganmedia promosidan informasisadar hidupsehat
2. Kemitraan bidandan paraji
PROMKESDinkesPemda
KESGADinkesKBPemda
BOK
APBD/PNPM/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. SikkaStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
PotensiSumber Dana
Perbaikansistem dan kualitaslayananapersalinandan neonatal darurat
1. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkandan anak
2. Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
3. Program StandarisasiPelayananKesehatan
1. PengembanganDesa Siaga
2. Kemitraan bidandan paraji
3. PembuatanRAPERDA
KESGADinkesPemda
KESGADinkesDinsosPemda
SekretariatDinkesPemdaDPRD
APBD/APBN/PNPM/Donor
APBD/PNPM/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. SikkaStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
PotensiSumber Dana
Perbaikansistem dankualitaslayananpersalinandanneonatal darurat(PONED)
1. Program pengadaan, peningkatan danperbaikansarana danprasaranapuskesmas/puskesmaspembantudanjaringannya
1. Pembangunan Rumah TungguPersalinan
2. PengadaanSarana danPrasarana
3. PemeliharaanRumah Tunggu
SEKRETARIATANDinkesDinsosKBRS
APBD/APBN/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. Sikka
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggungJawab
PotensiSumber Dana
PenguatanjaringanKIA danmemastikan bahwaKIA merupakan prioritasdalamkabupatenini
1. Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
2. Program StandarisasiPelayananKesehatan
1. Kerjasamadengankecamatan
2. Jejaring KIA
3. Pertemuan regulasi tarif pelayanan kesehatan di kabupaten SIKKA
SekretariatanKesgaDinkesDepdagriBiro HukumPemda
SekretariatanKesgaDinkesDepdagriPemda
APBD/PNPM/Donor
APBD/APBN
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kabupaten Sikka
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2010 2011
Billi
ons
Private and CommunityDonors
District
Provincial
Central
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kabupaten Sikka (dalam Miliar Rupiah)
Dana Pem. PusatDana Pem.
Prop. Dana Pem. Kab/Kota.
Dinas Lain Donor Swasta
Masyarakat
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Honorarium (DAU) - 0.2399 - - - - - - 0.5315 0.5315 0.5315 0.5315
Buffer stocks (DAK) 5.0788 6.8931 - - 0.4951 0.7248 0.1686 0.3539 0.0115 0.0175 1.8171 2.2903 Persediaan Obat dan Alkes(DAK) 13.5248 17.2370 0.8550 1.3039 2.7433 3.5925 0.5948 1.1047 7.5626 11.5326 5.2351 6.1166
Equipment (DAK) - - - - - 2.2060 - - - - - -
Insentif (DAU) - 0.0720 - - - - - - - - - -
Infrastruktur (DAK) - - - - - 0.7808 - - - - - -
Perawatan (DAU) 1.9685 2.0132 - - - - - - - - - -MonEv Supervisi (DEKON à BOK) 0.0500 0.0622 0.0200 0.0249 - - - - 0.0300 0.0373 - -Pre-service training (DEKON) - 0.2306 - 0.0922 - - - - - 0.1384 - -Refreshment training (DEKON) - 0.5378 - 0.2151 - - - - - 0.3227 - -User defined (kegiatanbaru) (BOK) - 1.6775 - - - - - - - - - 0.0061
Peralatan Kantor (DAU) 0.9696 0.9696 - - - - - - - - - -
Kendaraan Ops (DAK) - - - - - 1.0331 - - - - - -
HASIL IC
KAB MERAUKE
CONTOH ANALISIS BOTTLENECK BASELINE DAN TARGET CAKUPAN KASUS
KAB. MERAUKE
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
[% Quality]: % of pregnant women with who receive a complete ANC package
[% Continuity]: % of pregnant women with ANC 1, then continue until received ANC 4+
[% Utilisation]: % of pregnant women with ANC 1
[% Access]: % of households with access to health facilities providing ANC services within acceptable distance
[% Staff]: Availability of Skilled Birth Attendant in relation to need
[% Supplies]: % of health centers without interruption in stock of IFA for the last 3 months
Tracer 6 - Case Management During Pregnancy (antenatal care) (2.2 Preventive pregnancy care)
Baseline coverage Scenario marginal coverage
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Other
Embolism
Ectopic pregnancy
HIV/AIDS
Anaemia
Obstructed labor
Abortion
Sepsis/infections (puerperal infection)
Hypertensive disorders (Ecclampsia)
Haemorrhage (postpartum)
Haemorrhage (antepartum)
% contribution to maternal mortality
Baseline maternal mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined)is equivalent to the total baseline % contribution to maternal mortality.
DAMPAK STRATEGI YANG DILAKUKAN TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DAN BALITA
0% 5% 10% 15% 20%
OtherInjuries
PneumoniaMalaria
MeaslesDiarrhoeaHIV/AIDS
OtherPreterm birth
Congenital anomoliesDiarrhoeal diseases
Birth asphyxiaSevere infection
Tetanus
1-59
m m
orta
lity
Neo
nata
l
% contribution to under 5 mortality
Baseline under 5 mortality and marginal effect of scenario programme (breakdown by cause of death)
Prevented by scenario
Not prevented by scenario
Note: the total length of each bar (yellow + grey combined)is equivalent to the totalbaseline % contribution to under 5 mortality.
Prioritas Strategi hasil analisis masalahberdasar data
1. ANC yang berkualitas ---- paket ANC termasuk HIV skrining dan integrasi malaria
2. Pemenuhan kekurangan tenaga kesehatandan kompetensinya
3. PONED
4. PONEK
Program dan Kegiatan KIA Kab. MeraukeStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
Penanggung JawabPotensi Sumber
Dana
1. MeningkatkanPerilaku HidupBersih dan Sehat(PHBS) termasukmencuci tangandengan sabun
2. Meningkatkancakupan ASI eksklusif
3. Meningkatkan cakupan penggunaan oralit dalam terapi rehidrasi oral untuk pengobatan
1. Program UpayaKesehatanMasyarakat
2. Program pembangunaninfrastrukturperdesaaan
3. Program peningkatanpelayanankesehatan anakbalita
4. Meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas kesehatan
5. Program peningkatankapasitas sumberdaya aparatur
6. Program peningkatan
1. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
2. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
3. Penyuluhan kesehatananak balita
4. Pelatihan kembali/lanjutan untuk manajemen laktasi
5. Pendidikan danpelatihan formal
6. Monitoring, evaluasidan pelaporan
Dinkes KabYankesKeslingPU
Dinkes KabDinkes Prov
Dinkes KabDinkes Prov
Dinkes KabDinkes Prov
Dinkes KabDinkes Prov
APBN/APBD/Swasta
APBN/APBD/Donor
APBN/APBD/Donor
APBN/APBD/Donor
BOK
Strategi Program Kegiatan Pelaksana danPenanggung Jawab
Potensi Sumber Dana
1. Memperbaiki SistemdanKualitasPelayananObstetrikdanNeonatal EmergensiDasar
2. Meningkatkan ANC yang berkualitas(integrasidenganmalaria dalamkehamilandanPMTCT)
1. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
2. Program PromosiKesehatan danPemberdayaanmasyarakat
1. Monitoring, evaluasidan pelaporan
2. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Dinkes KabKIAYankes
Dinkes KabPromkes
BOK
APBD/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. Merauke
Program dan Kegiatan KIA Kab. MeraukeStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
Penanggung JawabPotensi SumberDana
1. MeningkatkanANC yang berkualitas(integrasidengan malaria dalamkehamilan danPMTCT)
2. Meningkatkan kualitas dan cakupan imunisasi
1. Program peningkatankapasitas sumberdaya aparatur
2. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
3. Program Pencegahan danPenanggulanganPenyakitMenular
4. Program UpayaKesehatanMasyarakat
1. Pendidikan danpelatihan formal (PMTCT)
2. Peningkatan pelayananANC
3. Imunisasi bagi anakbalita
4. Monitoring, evaluasidan pelaporan
Dinkes ProvinsiDinkes KabPengembangan SDM
Dinkes Kab
Dinkes KabP2PL
Dinkes KabYankes
APBNAPBDDonor
APBD/Donor
APBN/APBD/Donor
BOK
Program dan Kegiatan KIA Kab. MeraukeStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
Penanggung JawabPotensi SumberDana
MemperbaikiSistem dan KualitasPelayananObstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar
1. Program pengadaan, peningkatan danperbaikan saranadan prasaranapuskesmas/puskesmas pembantu danjaringannya
2. Program peningkatankapasitas sumberdaya aparatur
3. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
1. Pengadaaan saranadan prasaranapuskesmas
2. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
3. Pendidikan danpelatihan formal tim PONED
4. Pemeliharaan danpemulihankesehatan
Dinkes KabSekretariat
Dinkes KabSekretariat
Dinkes ProvinsiDinkes Kab
Dinkes KabPromkesYankesKIA
APBN (DAK)APBD
APBD
APBN (Dekon)APBD
APBD/Donor
Program dan Kegiatan KIA Kab. MeraukeStrategi Program Kegiatan Pelaksana dan
PenanggungJawab
Potensi SumberDana
MemperbaikiSistem dan KualitasPelayananObstetrik dan Neonatal EmergensiKomprehensif
1. Program pengadaan, peningkatansarana danprasarana rumahsakit/rumah sakitjiwa/rumah sakitparu-paru/rumahsakit mata
2. Program pemeliharaansarana danprasarana rumahsakit/rumah sakitjiwa/rumah sakitparu-paru/rumahsakit mata
3. Program peningkatankapasitas sumberdaya aparatur
1. Pembangunan bank darah
2. Pembangunan rumah tunggupersalinan
3. Pemeliharaanrutin/berkalagedung bank darah
4. Pendidikan danpelatihan formal timPONEK
Sekretariat RS
Sekretariat RS
Sekretariat RS
Dinkes Prov
APBN (DAK)Donor
APBN (DAK)Donor
APBD/APBN
APBN (Dekon)APBD
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kabupaten Merauke
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
2010 2011
Billi
ons
Private and Community
Donors
District
Province
Central
Kebutuhan Pendanaan Untuk Intervensi KIA diluar Gaji, Kabupaten Merauke (dalam Miliar Rupiah)
Dana Pem. Pusat Dana Pem. Prop. Dana Pem. Kab/Kota.
Dinas Lain Donor Swasta
Masyarakat
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Honorarium (DAU) - - - - 0.44 4.80 - - - - - -
Buffer stocks (DAK) 0.04 0.05 - - 0.19 0.27 - - 0.04 0.06 0.07 0.09 Persediaan Obat dan Alkes(DAK) 0.37 0.53 - - 1.98 2.83 - - 0.38 0.52 0.51 0.72
Equipment (DAK) - - - - - 2.20 - - - - - -
Insentif (DAU) - - - - - 0.09 - - - - - -
Infrastruktur (DAK) - 0.20 - - - 0.52 - - - - - -
Perawatan (DAU) - - - - 1.15 1.23 - - - - - 0.02 MonEv Supervisi (DEKON à BOK) 0.02 0.04 0.08 0.15 - - - - - - - -Pre-service training (DEKON) - 0.18 - 0.69 - - - - - 0.01 - -Refreshment training (DEKON) - 0.01 - 0.09 - - - - - - - -User defined (kegiatanbaru) (BOK) - - - - - 1.58 - - - 0.00 - -
Peralatan Kantor (DAU) - - - - 1.34 1.34 - - - - - -
Kendaraan Ops (DAK) 0.77 0.77 - - - - - - - - - -
Kebutuhan Alokasi Penganggaran KIA BerdasarkanJenis Mata Anggaran , 4 Kab/Kota
-
10
20
30
40
50
60
70
80
Current Needs Current Needs Current Needs Current Needs
Tasikmalaya Pontianak Sikka Merauke
Billi
ons
Vehicles
Utilities
User defined
Salaries
Re fresher training
Pre service training
Monitoring and supervision
Maintenance
Infrastructure
Incentive
Equipment
Commodities
Buffer stock
Allowance
Scaling-Up Anggaran IntervensiPrioritas KIA Jangka Pendek
No Fase
Tasikmalaya Pontianak Sikka Merauke
% % % %1 Birth 11% 8% 14% 70%
2 Childhood 50% 15% 2% 2%
3
Salaries, Maintenance, Monitoring, Utilities, User defined
15% 11% 23% 32%
4 Neonatal 7% 178% 3567% 234%
5 Pregnancy 12% 317% 134% 138%
6Pre Pregnancy
44% 170% 0% 0%
Annual Scale Up 16% 20% 22% 32%
5. HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS PEMBIAYAAN
PROGRAM KESEHATAN IBU ANAK DI 4 KAB/KOTA
• Jumlah dan distribusi SDM terbatas
• Kualitas SDM dan Mutu Pelayanan juga terbatas
• Sosio-Kultural Masyarakat
• Aksesbilitas ke titik terluar (Daerah TerpencilPerbatasan dan Kepulauan)
• Belum adanya kesesuaian penggunaan anggaran(channeling)
Usulan Solusi Permasalahan Utama
• Jumlah dan distribusi SDM terbatasà PerubahanRegulasi dan Perlu Campur Tangan Pusat dan Propinsià Contracting Out dengan LSM Pelayanan
• Kualitas SDM dan Mutu Pelayanan juga terbatasàDukungan evaluasi terhadap SDM dan Mutu Pelayanandengan dukungan Pemkab dan Pemprop
• Sosio-Kultural MasyarakatàMemanfaatkan danaasing, organisasi kemasyarakatan
• Aksesbilitas ke titik terluar (Daerah TerpencilPerbatasan dan Kepulauan) à Koordinasi antaraPusat, Propinsi dan Kabupaten
Hasil Identifikasi Analisis PembiayaanKesehatan Ibu Anak di 4 Kab/Kota
• Dana terbatas justru di wilayah kota, karena keputusanpenganggaran ada di dewan, sehingga untukmengalokasikan dana butuh lobby dan advokasi keeksekutif dan dewan
• Dana tersedia relatif besar untuk di wilayah kepulauan dandaerah terpencil/perbatasan, namun belum adamanajemen pengelolaan dana yang baik untukoperasional program sehingga sering terjadi mis-alokasi(misalnya penyediaan fasilitas kelas 3 yang berlebih, inkubator yang oversupply, dsbnya)
• Investment Case menjadi hal yang penting dalam kasus inikhususnya bagaimana membuat suatu benang merah darimasalah – solusi – strategi – perencanaan – danpembiayaan
Usulan Kebijakan PerencanaanProgram KIA Berbasis Cluster
Kota• SDM relatif tersedia• Advokasi kepada legislatif dan
eksekutif untuk prioritasprogram
• Dana menjadi terbatas ataudibatasi, karena seringdianggap bukan prioritas
• Nilai ekonomi suatu program menjadi tinggi karenaharganya merupakan hargapasaran (misalnya untukpenyediaan lahan yankes)
Kabupaten• SDM terbatas cenderung kurang• Advokasi kepada pemberi dana
sehingga manajer perencanaandi tingkat daerah memahamiproses strategi pembiayaan
• Dana seringkali tersedia, tetapiterkendala regulasi danmanajemen perencanaanprogram
• Nilai ekonomi program masihrelatif rendah, tetapi kembali kemasalah kualitas dan kuantitasSDM.
Usulan Kebijakan PerencanaanProgram KIA Berbasis Cluster
Daerah sudah dan sedangberkembang• Alokasi anggaran tergantung loby
ke dewan dan eksekutif• Masih memerlukan dana
operasional program• Kuantitas dan Kualitas SDM relatif
memenuhi syarat• Kebijakan bisa menggunakan
tipikal yang sama (misalnyapengadaan alat transportasi, bisadisamakan antara daerah satudengan yang lain)
• Fasilitasi bisa dilakukan secaralokal (staf ahli daerah danakademisi setempat).
Daerah Terpencil, Kepulauan danPerbatasan• Alokasi anggaran tergantung proyek
yang tersedia• Masih sangat kurang untuk
operasional di lapangan• Kuantitas dan Kualitas SDM relatif
kurang memenuhi syarat• Kebijakan harus spesifik
lokal, (misalnya daerah kepulauanlebih penting memiliki RS/PKM terapung dibandingkan denganalokasi Ambulance ataupembangunan Puskesmas)
• Fasilitasi harus di bantu olehinstansi vertikal (misalnya pemprovdan atau kemenkes)
Hasil Sementara Implementasi Study IC dalam Musrenbangda 2011
• Kota Tasikmalayaà perencanaan untuk KIA 2012 tidakmengacu kepada permasalahan yang ada dan berbasisbottleneck (masih perencanaan historical), alokasi dana sangattergantung loby pemerintah dengan legislatif.
• Kota Pontianak à perencanaan untuk KIA 2012 sebagian sudahmulai mengadopsi strategi yang ada dalam IC Study
• Kab Meraukeà hasil perencanaan untuk KIA sedang dibawa keKemenkes untuk didiskusikan, dan dalam program tersebutsudah memasukkan sebagian besar strategi/intervensi berbasisIC Study
• Kab Sikkaà hasil perencanaan untuk KIA sudah memasukkansebagian besar strategi/intervensi berbasis IC Study
Usulan Tambahan untuk KebijakanPembiayaan KIA dalam Musrenbangda• Regulasià keputusan pusat sering berubah-ubah dan tidak
tepat sasaran atau tepat kebutuhan (kasus DAK danDekon/TP, belum adanya instruksi penyaluranBOK, Jamkesmas, Jampersal).
• Disbursement à pencairan anggaran diupayakan tepatrencana dan tepat waktu
• Linking à fund-channeling, koordinasi antar stakeholder (pemangku kepentingan) dan “stock” holder (pemegang“saham”)
• Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional dari PemerintahPusat seperti BOK, selayaknya mempunyai link denganproses perencanaan program yang lain à dapatmemanfaatkan proses Investment Case
TERIMA KASIH