Download - Penatalaksanaan GE Viral
PENATALAKSANAAN GASTROENTERITIS VIRAL
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi virus pada orang dewasa terdiri atas
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Ada hal penting yang harus diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan
akurat, yaitu:
Jenis cairan yang digunakan
Pada saat ini cairan ringer laktat merupakan pilihan cairan karena tersedia cukup
banyak di pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih rendah bila dibandingkan
dengan kadar kalium cairan tinja.
Apabila tidak tersedia cairan ini, boleh diberikan cairan NaCl isotonic. Sebaiknya
ditambahkan 1 ampul natrium bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap 1 liter infuse
NaCl isotonic. Asidosis akan dapat diatasai dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare
akut awal yang ringan, tersedia di pasaran cairan/bubuk oralit, yang dapat
diminum sebagai usaha awal agar terjadi rehidrasi dengan berbagai akibatnya.
Jumlah cairan yang hendak diberikan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung
memakai cara
Kebutuhan Cairan = ((BD plasma-1,025) x BB x 4 ml)/0,001
Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan intravena. Untuk
pemberian per oral diberikan larutan oralit yang komposisinya berkisar antara 29
gram glukosa, 3,5 gram NaCl, 2,5 gram Na bikarbonat, dan 1,5 gram KCl setiap
liternya. Cairan peroral juga digunakan untuk mempertahankan hidrasi setelah
rehidrasi inisial.
Jadwal pemberian cairan
Untuk jadwal rehidrasi inisial yang dihitung dengan rumus DB plasma diberikan
dalam waktu 2 jam. Tujuannya jelas agar tercapai rehidrasi optimal secepat
mungkin. Jadwal pemberian cairan tahap dua yakni untuk jam ketiga, berdasarkan
pada kehilangan cairan selama 2 jam pemberian rehidrasi inisial sebelumnya,
rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ketiga.
2. Memberikan terapi simptomatik
Pemberian terapi simtomatok haruslah berhati-hati dan setelah benar-benar
dipertimbangkan karena leih banyak kerugian daripada keuntungan.
Antimotilitas seperti loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri
yang entero invasive karena potensial akan memperpanjang waktu kontak antara bakteri
dan epitel usus. Kalau memang dibutuhkan karena pasien amat kesakitan diberikan dalam
jangka pendek, 1-2 hari saja dan jumlah sedikit serta memppertimbangkan glaucoma atau
hipertrofi prostat.
Hal yang sama juga sangat perlu diperhatikan pada ppemberian antiemetic, karena
metoclopripamid misalnya dapat memberikan kejang pada anak dan remaja akibat
rangsangan ekstrapiramidal.
Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasin oral, bila tak ada kontraindikasi dapat
dipertimbangkan pemberian bismuth subsaliisilat maupun loperamid dalam waktu
singkat. Pada diare berat obat-obat tersebut dapat dipertimbangkan dalam waktu
pemberian yang singkat dikombinasi dengan pemberian antimikroba.
Pada penderita diare mungkin disertai lactose intolerance, oleh karena itu sementara
hindari pemberian makanan/minuman yang mengandung susu sampai diare mambaik.
Makanan yang pedas atau banyak mengandung lemak dapat memperberat penyakitnya.