PENDEKATAN SOSIOPRAGMATIK DALAMENGAJARAN APRESIASI PUISI
JAWA J
Oleh: Suwardi
Abstra
P ngajaran puisi Jawa pada umumnya masih menerapkanpende tan tradisional. Pendekatan ini bersifat teoritis danmeneka kan hafalan yang bersifat informatif. Penerapanpende tan ini kadang-kadang kurang mengakrabkan siswaterhad. puisi Jawa. Oleh karena itu, perlu diketengahkanpende tan lain, yakni pendekatan sosiopragmatik. Pendekatansosiopr kmatik adalah sajian yang mencoba megungkapkan apasaja y ng tercermin dalam puisi sehingga anak didik dapatmeman atkan dalam kehidupan.
P ndekatan sosiopragmatik dalam pengajaran apresiasipuisi J. wa adalah sajian yang menekankan aspek fungsi sosioyang t pantul dalam puisi. Melalui pendekatan ini anak didikdiharap n dapat memetik fungsi sosiopragmatik, yaknikeinda n, kenikmatan, ajaran dan gelora puisi Jawa. Dengandemikia, anak didik akan memahami, menghayati, danmengha 'gaipuisi Jawa sebagai cermin kehidupan sosial.
P ndekatan sosiopragmatik akan berhasil, jika tujuan,pilih4n bahan, metoda, penyajian, dan evaluasi diarahkankepend. tan tersebut. Pemilihan bahan sebaiknyamempe .mbangkanpuisi yang bernilai baik. Penggunaan metodasebaikn a diarahkan agar anak didik lebih aktif dalam diskusi.Penyaji n dapat di/akukan melalui tahappelacakan pendahuluan,penentu n sikap praktis, pengantar, penyajian, diskusi , danpengu han. Sedangkan evaluasi heridaknya secara esaidandiarahk n ke pendekatan sosiopragmatik.
1. Pendahuluan
Padaupendekatanpengetahumenghafalkwilangan G:
(persajakan
umnya peng.yaran puisi Jawa di SMP masih menggunakantradisional, yakni pendekatan yang menekakankantentang puisi Jawa. Misalnya, anak didik dipaksa harns
guru gatra Gumlah baris dalam satu bait puisi), gurulah suku kata dalam satu baris puisi), dan guru laguir baris).
77
-- --
Ada beberapa hal yang menyebabkan pcnY
~
ian puisi Jawamenekankan hafalan semacam itu , di antaranya : (I) g ru belum mcmilikipengalaman yang matang, (2) guru hanya menurut a yang disajikan
'I~ r~' IflltlMrp~nY\ij1l/l~~k~ r~k~ i~aa kuran. memiliki
pengalaman bersastra, (3) guru kurang memahami tUju
~
pengajaran sastraJawa yang seharusnya ke arab apresiatif, dan (4) guru erlalu berorientasipada materi serta terpancang pada penggunaan tes obyektif (pilihanganda).
Berdasarkan kenyataan semacam itu, maka p rlu dicanangkanpendekatan lain dalam pengajaran puisi Jawa. Sebab, sajian pengajaranyang menekankan hafalan itu menurut Wardani (1981: 3) dan Ratih &Ma'rubi (1993: 1) akan terfokus pada penyampaian y bersifat teoretis.Akibatnya, seorang guru hanya menyampaikan penge uan tentang sastrayang bersifat informatif. Padahal, Rahmanto (1988: 47 8) mengisyaratkanagar pengajaran puisi dilakukan dengan menjaga su ana tetap santai,tidak memberi kesan menegangkan, dan tidak terge -gesa membebanianak didik dengan istilah-istilah.yang bersifat teknis.
Pengajaran puisi yang hanya bersifat teoretis, informatif, danmenekankan hafalan kadang-kadang cepat memb sankan. Bahkan,kadang-kadang membuat anak didik kurang akrab d ngan puisi Jawa.Mereka akan semakin asing dengan cipta puisi, dan s kedar hafal namapenyair, judul puisi, penerbit, serta istilah-istilah puisi wa. Hal ini tentusaja kurang sesuai dengan tujuan pengajaran sastra. Padahal, menurutRusyana (1974: 10) tujuan pengajaran sastra hendakl mengembangkankepekaan anak didik terhadap kehidupan dan pengal an orang lain.Pengajaran sastra seharusnya mengusahakan kepekaan ak didik terhadappengamalan yang tersimpul dalam kehidupan sehari-hari
Memahami tujUall pengajaran sastra tersebut ,
~
aka seharusnyapengajaran puisi Jawa juga: (1) mengantarkan anak idik agar berolehpengalaman tentang puisi Jawa, (2) diarahkan agar an didik peka danakrab dengan puisi Jawa , dan (3)' diusahakan agar anak didik dapatmenyerap nilai-nilai yang tercermin dalam puisi Jawa, sehingga merekamerasakan bahwa membaca puisi itu bermanfaat.
Agar anak didik memperoleh pengalaman puisi Jaw
!peka, dan akrab
dengan puisi, mestinya pengajaran puisi Jawa mengg akan sajian yangbersifat apresiatif. Seperti halnya diungkapkan oleh N eak (1985: 42),bahwa secara idealnya pengajaran puisi hendaknya e arab apresiatifsehingga membangkitkan kepekaan emosional, imaji atif, dan estetis.
78
Namlln, pe gajaran apresiasi puisi Jawa sebenarna beilim cukup untukmengarahka anak didik agar anak didik memahami, menghayati, danmenghargai fungsi puisi dalam kehidllpannya. Oleh scbab itu, pengajaranpuisi perlu emperhatikan pendekatan sosiopragmatik.
Pendek tan sosiopragmatik adalah model sajian pengajaran apresiasipuisi yang memperhatikan aspek-aspek fungsi puisi dalam kehidupansosial anak idik. Aspek fungsi puisi tersebut dapat diserap melalui puisiyang Illence minkan kehidupan sosial. Persoalannya sekarang, bagailllanabcntuk pen ekatan sosiopragmatik dalalll pengajaran apresiasi puisi Jawaitu?
2. Seputar Pend katan Apresiasi Puisi Jawa
Langka yang perlu ditempuh dalalll pengajaran apreslasl sastraadalah men orong murid senang membaca, berkenalan dengan hasil sastra,dan menikn atinya (Rusyana, 1982: 7). Atau setingkat lebih tinggi lagi,Sayuti (198 : 202) dengan mengutip pendapat Hornby (1973) apresiasihendaklah engacu pada pengertianjudgement (menimbang), evaluation(evaluasi),p oper understanding (pemahaman yang tepat), dan recognition(pengenala ).
Ciri-cir tersebut memberikan gambaran luas bagaimana praktekapresiasi p isi. Agar praktek apresiasi puisi lebih jelas arahnya,dibutuhkan endekatan-pendekatan tertentu. Di antara pendekatan yangbisa dipilih oleh apresiator puisi telah dikenalkan oleh para pemerhatipengajar&n presiasi puisi.
Aminu in (1991: 40-49) menyajikan enamjenis pendekatan, yaitu: (1)pendekatan arafrasa, (2) pendekatan emotif, (3) pendekatan analitis, (4)pendekatan historis, (5) pendekatan sosiopsikologis, (6) endekatandedaktis. D lam kesempatan lain, Aminudin (1991: 3) menambahkan duapendekatan lagi: (1) pen- dekatan rejleksi-analitis dan (2) pendekatanketerampila proses.
Badrun 1989: 136-137)juga mengemukakan empat jenis pendekatan,yakni : (1) endekatan ekspresi, (2) pendekatan mimesis, (3) pendekatanpragmatis d n (4) pendekatan objektif.
Bebera a pendekatan tersebut jelas mempunyai tujuan yangberbeda-bed satu dengan yang lain. Masing-masing pendekatanmengandun penekanan-penekanan tertentu yang berbeda juga. Maka,dalam urai n tentang pendekatan sosiopragmatik dalam pengajaran
- ---
79
- -- - - -----
apresiasi puisi Jawa, yang dilakukan ini akan menqoba digabungkanbeberapa pendekatan yang dipandang mcnunjang.
Pendekatan sosiopragmatik scbcnarnya pcndekatanl yang mcngaitkan
antara pen<1el<atan pragmatik dan pendckatan retlek
1
- sosial. Artmya,dalam sajian apresiasi puisi diharapkan diperhatikan ngsi puisi dalamkehidupan anak didik. Fungsitersebut digali dari apa s 'a yang tercermindalam puisi. Dalam hal ini, puisi dipandang sebagai ermin kehidupansosial yang memiliki segi-segi pragmatik bagi anak didi .
Tentu saja s~ian, sajian pengajaran puisi Jawa mo el sosiopragmatikini bukan hal yang dicari-cari, sebab menurut Gani (1986: 15), puisimemang berada di lembah kehidupan. Pendapat ini emberi gambaranbahwa puisi akan merefleksikan kehidupan sosial. A a yang terpantuldalam puisi tersebut telah disaring, disuling, dan dienda kan oleh penyair,sehingga yang tersaji adalah karya yang dil1arapkan bermanfaat bagipembaca. Oleh sebab itu, tidaklah anehjika Moody men atakan:
"...ifwork of literature were of no use in interprentin and dealing withthe world of reality. there would be no very good re son for spandingmuchtime on them, whether in developing or in any ther societies. if,
however, it can be shown that worlcr can have a elevance to theseproblems of reality, then we must certainly consi er them as someimportance".
Maksudnya kurang lebih jika karya-karya sastr dianggap tidakberguna lagi untuk menginterpretasikan dan memaham masalah-masalahdunia nyata, berarti tanpa alasan lagi sastra harus diaja kan dalam rangkapengembangan masyarakat atau yang lain. Sebali nya, jika dapatdigambarkan bahwa karya sastra mempunyai levansi denganmasalah-masalah dunia nyata, maka pengajara sastra harusdipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting.
Rentangan pendapat itu sekurang-kurangnya me
lerikan gambaran
tentang kegunaan puisi dalam kehidupan. Puisi merupa an pantulan duniakehidupan, sehingga peng~aran puisi mustinya juga di rahkan agar anakdidik bisa memanfaatkan apa s~a yang terefleksi didala nya.
3. Ke Arah Pendekatan Sosiopragmatik dalam Apresiasi P
3.1 Konsep Dasar Pendekatan Sosiopragmatik.
Secara umum, pendekatan sosiopragmatikkonteksdisiplin sosiologi sastra dan pragmatik.
terkait dengansecara khusus,
isi Jawa.
80
pendekatan
~
osiopragmatik dalam pengajaran apresiasi puisi Jawa akanberusaha m ngungkapkan nilai-nilai pragmatik kehidupan sosial yangtercermin d lam karya tersebut.
Konsep demikian sesuai dengan batasan Elizabeth dan Burn (1973: 9)bahwa "Lite ature is an attemptto make sense of our lives. Sociology is anatempt to ake sense of the ways in which we live our lives." Artinya,sastra adala 1 usaha untuk membuat hidup kita bermakna. Sedangkansosiologi ad lah usaha untuk membuat makna dengan cara menghidupkanhidup kita.
Dari pe dapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa kaitan antarasastra dan s siologi yang sering disebut sosiologi sastra, akan memberikansumbangan yang berarti terhadap kehidupan sosial. Dengan kata lain,sajian puisi awa yang menerapkan pendekatan sosiologi sastra, juga akanmemberi akna tertentu dalam kehidupan sosial. Pemberian maknatersebut ak n lebih tampak jika sajian puisi Jawa memperhatikanpendekatan ragmatik.
Pendek tan pragmatik, semula dikemukakakn oleh Horatius (Wellekdan Werre, 1989: 24-25) yang memandang sastra hendaknyamengandun konsep: dulce (indah) dan utile (berguna). Dengan istilahyang lain, eeuw (1988: 49-51) juga memberikan gambaran bahwapendekatan pragmatik memang menitik beratkan pada pembaca.Maksudnya, sastra hendaknya memberikan ajaran (docere), memberikankenikmatan delectare),dan menggerakkan pembaca (movere).
Konsep demikianjuga sejalan dengan pendapat Abrams (1971: 14-21)yang mensit r pandangan Philip Sidney, Richard Mc Keon, Ben Johnson,dan Richard Hurd.
Philip idney berpendapat bahwa konsep pragmatik sastra harusmemberi aj ran dan nikmat atau memberi manfaat manis. Richard McKeon secar sederhana memberikan rumusan bahwa puisi pragmatikadalah puisi yang dapat memegang audiens. Artinya, puisi itu hendaknyamembujuk ar audiensorak (cheers) dan tertawa (applause). Hal ini jugamirip deng n rumusan Ben Johnson bahwa puisi dalam pandanganpragmatik dalah sebagai making. Maksudnya, puisi hendaknyadiusahakan gar dapat mencapai tujuan. Untuk itu puisi mengenal metodaketerampll (skill) dan keahlian (crafte) yang dikenal dengan istilah theart of poet . Sedangkan Richard Hurd lebih menekankan pendekatanpragmatik p isi ke arah kenikmatan (pleasure). Baginya, puisi adalah
81
-- - -- -
jalan (a way) agar seseorang lebih mencapai kesenang~n (p/ellsiny,) dankegembiraan (de/igh~fuf).
Berdasar pendapat tersebut dapat disimpulkan hwa pcndd.alan
sos:opragmatlk dalam pengajaran apresiasi puisi Jawa empunyai ciri-ciri: (1) sajian pengajaran memperhatikan aspek kehid pan sosial yangterungkap dalam karya, (2) sajian pengajaran seharu nya memuaskan,menggembirakan, nikmat, menghibur, dan indah, (3) sajian pcngajaranhendaknya memperhatikan kegunaan puisi Jawa dalam kehidupan sosialanak didik, dan (4) sajian pengajaran dapat mempengaru i, menggelorakankeinginan apresiator dan mengundangtawa.
Pendek kata, pendekatan sosiopragmatik pengaja
j
n apresiasi puisiJawa adalah arah sajian yang menekankan fungsi puisi dalam kehidupansosial. Oleh sebab itu dalam memilih puisi Jawa yang a an diajarkan perlumemperhatikan ungkapan Hall (1979: 131) '-- karya sastra hendaknyamemiliki fungsi :uses (berguna) dan gratification (mem askan).
3.2 Pengajaran Puisi Jawa Model Sosiopragmatik.
Oemi tercapainya model pengajaran sosiopragmat
t' dalam apreSlaSI
puisi Jawa. seharusnya hal-hal yang terkait dengan saji n perlu diarahkanke sana. Tujuan, pemilihan bahan, metode, penyaji n, dan evaluasimustinya mendukung pendekatan sosiopragmatik.
3.2.1 Tujuan.
Tujuan pengajaran sastra Jawa dalam GBPP SMTAtahun 1988/I989berbunyi: agar siswa memahami, menghayati, mengh4rgai bahasa danbudaya Jawa me/a/ui karya sastra Jawa.
Tujuan tersebut sudah bersifat apresiatif sebab memuat konsepmemahami, menghayati, dan menghargai karya sastra J wa. Namun, agardalam sajian pengajaran pengajaran puisi Jawa ke arah pendekatanpragmatik, seharusnya guru dapat merumuskan TIK (Tu'uan InstruksionalKhusus) yang bersifat sosiopragmatis~Misalnya: Sisw dapat menyerapfungsi sosial dari nilai yang tercermin da/ampuisi Jawa
3.2.2 Pemilihan bahan
TS Eliot (Nadeak, 1985: 62-64) dalam tUlisanny
1
0n teaching theAppreciation of Poetry memberikan patokan yang jel s dalam memilihmateri ke arah mutu puisi, yakni puisi yang telah iuji oleh waktu.Pemyataan itu dapat dikaitkan dengan puisi hasil lomb, puisi nominatif,
82
puisi yang t lah diedit dalam hal tcrtentu, puisi yang dibungarampaikan,diantalogik 1,dibacakan, dikaji bcrulang-ulang, dan lain-lain.
Patokan scmacam itu juga scnada dcngan rumusan Loban (1961:274-277) b \Va'dalam memilih mcteri hendaknya mcmpcrhatikan nilaisastra (valli .\' in literatllre). Ocngan demikian, dalam pengajaran puisiJawa dapat memilih puisi beIjudul Serere Adhuh Lae karya TuriyoRagilputro. uisi ini adalah pemenang pertama lomba menulis puisi Jawaoleh Taman Budaya Yogyakarta tahun 1991. Oi samping sarat akan nilaisastra, puis ini juga mcngungkapkan aspek-aspek sosial, misalnyabagaimana kibat seseorang yang tergila-gila pada keindahan kotametropolitan
3.2.3 Metod
Metode sebaiknya diarahkan pada keaktifan anak didik. Guru dalamhal ini bu anlah menjadi penceramah, namun sebagai fasilitator.Pengajaran elalu diarahkan ke diskusi kelompok atau diskusi kelas.Oengan de ikian, pendapat anak didik dalam proses apresiasi memangmemegang p ranan penting. Guru perlu menghargai pendapat anak didik.
3.2.4 Penyaj an
Oalam penyajian puisi, Appleman (1974: 68-78) memberikanrumusan : ( ) sebaiknya menggunakan puisi pendek yang menarik anakdidik pada s °ianawal, (2) sajian puisi panjang (the long poem) pada tahapawal (gettin started) adalah kesalahan dalam penga,jaranpuisi, dan (3)pada awal °ian bisa menggunakan good light verse (sajak ringan yangbemilai baik , misalnya puisi naratif.
Rumus tersebut sebenama lebih tertuju pada prinsip awal penyajianpuisi: Sedan an sajiart puisi yang sesungguhnya, dapat menggunakanlangkah-Iang ah yang dikemukakan oleh Situmorang (1983: 36-370 atautahap-tahap ang dikemukakan Moody (1971: 30;. 32). Oalam kaitan ini,Situmorang menunjukkan sepuluh langkah sajian puisi. Moodymenunjukk enam langkah sajian puisi.
Uraian i i akan mencoba menerapkan tahap dikemukakan Moody,yakni:
a. Tahap pel cakan pendahuluan.
Pada tah ini tugas guru adalah memahami lebih dalam puisi yangakan disajik . Melaluipemahamanguru akandapatmenentukanstrategiyang tepat d am penyajiannya. Oi antara hal-hal yang perlu dipahami
83
yaitu bcrkaitan dcngan : (I) fenomena sosial apa sa,jaY
~
g terdapat dalanlpuisi tersebut, (2) adakah fakta sosial yang terdapat d lam puisi itu, (3)bagaimana seorang pl:nyair ml:nampilkan tipografi, (4) iapa sasaran puisi
tersebut. (5) adakahmal<naka~YW1~p~rl~qiiel~kWlQ ~I~9leh~~9rr
guru, (6) bagaimana scorang penyair meny~jikan PUi
~
tersebut, dengannaratif, dialogis, simbolik, dan lebih banyak makna t surat atau tersirat(7) nilai pragmatik apa s~ja yang mingkin bisa dipetik leh anak didik, (8)dan sebagainya.
Dalam ta\1ap pcnyajian ini akan dicontohkan pJisi Jawa beljudulSerere Adhuh Lae karya Turio Ragilputro. Naskah seIergkapnya, sebagaiberikut :
Serere Adhuh Lae
Serere Adhuh Lae, 0 Rama. ana sildl jumangkah nu'ruti lambe
mrana-mrene golej warta ngupaya gampange marga
Gulung koming mlayu nggendring golek sing cepak sfnandhing
"Kutha Jeng, papan dununge
Desa Yu, ditinggal wae"
"Metropolitan mas, capek gawene
Sawah kang, dipegat wae"
+Kutha Jeng, 0, dununge gebyar
-Metropolitan Mas, 0, papane .'lunar
+Desa Yu, dhuh .'lumber kamuspran
-Sawah Kang, dhuh, suker ing badan
(Ora wunmg jaman teka --jamane wong kedanan kurha)
Wow, ing kutha Dik, dhuwit slarahim
Dene yen perkara busana aja takon dosa
nyandhang cara raja, satriya, hrahmana, utawa pandhita
cara lintangjilm, penyanyi, cowhoy, peragawati
---Ian samubarang sing lagi trendhi
0, enak-kepenak ora wani kedhungsak-dhungsak
84
-- --
e men yang klltha nggowo impen munggah swarga)
Renml1/~!!an menyang metropolitan nyangking gegebengan kaendahan
Sarere a 'huh lae, urip sepisan njupuk manise
Wong ke anan handho donya ora kelingan temhe mhurine
Dhuh at \'e balung kramhil sapa gelem ndeleng githok
Alah hap k halung pakel rungokna wong i/ok-i/dk:
Adhifh kaki rungona puwulang bapa
hah katresnan karang kitri
bisa mulya
tan ldudu men yang paran
ngu
Imi warta nalisir
urip 'ng kutha
tan urung nemahi kontit
Geg4ran wong aurip iku
lamJn hisa anggegulang manahrigen tegen pawitane
mug1ni tanem tuwuh
amekudi karang kitri
nora kudu pindhah kutha
kang den kondhan luhung
aja ngsi kendhang warta
ing etropolitan yekti turah rezki
jatin amung gehyar
Sere~e adhuh lae, iki gurit minangka wangsit
anakllanang dimen tumandang aja mung lungguh jegang
8S
---
-- --
Sam kald. jaman pcmhangunal1 olehe gcmhcng
"Gengsi dhong. " kandhane Duwe ijasah
pakaryane kudu methangkrong
Sepatu me ling. sragam mlipis--necis
numpak mohil sedhan, yen perlu edan-edanan
Enak rek, geger ora bengkek
lllngguh ndongop sapa ngerti nan wong aweh an1plop
(Woooooooooooooooo, lha rak tenan
dumng-dumng wis ngumbar kamelikan.
ngisi kamardikan sing diarep-arep dhuwit sogokcm
Eman-eman Mas negara dhewe koko olehe mak1rya semau gueSimbah---biyen---mangkat berjuwang senjatane ~ambu runeing
berjuwang tanpa pamrih bandha donya
bela negara babantene jiwa Ian raga
sesantine sedumuk bathuk senyari bumi
tinimbang urip jinajah lllwih becik tumeking pali
netepi trah satriya mungsuh penjajah perang tan¥hing
Serere madhuh lae, dadiya guritan iki
mekar dadi pepeling suci
Aamin!
*****
(Keterangan : puisi tersebut pemah menjadi juara I~ lomba pcnulisanpuisi Jawa oleh Taman Budaya Yogyakarta, 1991)
86
Melalui
t
puisi tersebut, ,guru dapat memahami segala aspeksosiopragmafk dcngan cara bertanya pada dirinya sendiri. Sebagai contoh ,sebagai berik t:
Emmm, apik! Serere adhuh lae. Iki klebu panguwuh? Va. Klebulrono? Va. yindir sapa? Masyarakat sing kepiye? Masyarakat bubrah?Mengko dhi ik. Puisi iki basane renyah, tur gampang digrenjah. Bisadisemak, ke riye ombyake masyarakat sing kelayu gebyare kutha.Manusiawi t ? Universal ta? Yen masyarakat ngajab sing gumebyar, olehora? Mengk bisa disilemi. Kepriye ungkapan-ungkapan sosial sing bisadipetik denin siswa? Ya, kutha jeng papan dununge. Metropolitan Mas,cepak gawen . Kutho Jeng, 0, dununge gebyar. Metropolitan Mas, 0,papane suna. Tembunge pprasaja, ning mentes. Lincah. Mantep. Orasentimental. enyah.
b. Tahap pc etuan silmp praktis
Pada tah p ini guru mempertimbangkan : (1) puisiSerere Adhuh Laetergolong pu si panjang, tetapi pengungkapannya secara sederhana dankomunikatif, (2) puisi Serere Adhuh Lae bahasanya mudah dicema, (3)gayanya iron s dan disertai antitesis, wangasalan, tembang mocopat, sertabersifat narat f, (4) puisi Serere Adhuh Lae merupkan kritik sosial yangtajam, (5) p isi Serere Adhuh Lae memuat aspek-aspek sosiopragmatikyang bisa d petik oleh anak didik, di antaranya bagaimana ambisimasyarakat d lam mencari pekerjaan di kota besar, bagaimana lukisanmasyarakat p tani, situasi kota metropolitan, hakikat hidup di masyarakat,dan sebagaim ya.
c. Tahab int duksi
Tahap i troduksi sudah dilakukan di depan kelas. Guru perlumenciptakan ondisi agarsajiannya menarik. Misalnya sebagai berikut:
Selamat agioPiye? wingi, bapak wis pralela yen esuk iki arp nyinaupuisi. Apik. A a ana sing duwepeflganggep,puisi kuwi angel disurasa? 0,ora, aja' kuw tir. Esuk iki, bapak aarep ngejak ngapresiasi puisi, kanthicara sing be . Ora bab teori-teori. Ning cara sosiopragmatik. Wah, apa
, kuwi? Iki mu istilah kok. Yakuwiapresiasipuisi sing nengenake bab-babpragmatik. A a lungsi utawa paedahe nyinau puisi kanggo kowekabeh.Lha guna si g kepriye? Ora liya, bocah-bocah mengko bisa methikbab-babpenti g, ya kuwi reflaksi sosial (masyarakat)sing tinemu ingpuisikuwi. Apa j dhule, Serere Adhuh Lae, karyane Turiyo Ragilpulro.Dheweke pe yair kondhang, tur wis kerep enluk hadhiah seka
87
- - -- -
--- ----
puisi-puisine.Seka puisi iki bocah- bocah bakal nge
£i: gebyare kutha
metropolitan, ombyake wong sing dho kerik-warik gale gaweyan mrana,ngedu nasib, yen wong duwe ijasah idhealismene k riye, persaingan
okeh pitutur sosial sing sinadhi ingpuisi kasebut. Becike[disilemiwae,yo!
d. Tahap penyajian
Tahap ini dapat diawali pebacaan puisi oleh guru Guru juga dapatmemberikan rekaman pembacaan puisLSelanjutnya, anak didik jugadiharapakan mencoba menbaca menurut daya ekpresi ereka. Hak yangpenting dalam tahap ini, pada saat penmbacaan perta a sebaiknya anakdidik tidak membuka catatan terlebih dahulu. Setelah pembacaan keduadan seterusnya baru diperkenanakan, mungkin ada kata kata khusus yangbelum diketahui. Oi samping itu, guru juga perlu me yiapkan sejumlahpertanyaan yang belum terlalu berat.
Contoh penyajian dari puisi Serere Adhuh Lae sebaJai berikut:
Wah, apik ta? Puisi iki pancen irons sifate. Ay , sapa sing bisangira-ira. puisi mau ditujoake marang masyarakat sin kepiye? Marangsasa wae? Gagasan sosial apa wae sing diwedhara e penyaire? Apafenomena sosial sing tinemu ing puisi mau ana embungane karomasyarakat ing sakiwa tengenmu? Pola urip masyarak sing kepiye kangdigambarake mau? Coba direnungke, kepiye seneng-sus he wong sing dhokelayu menyang kutha? Apa harapane masyarakat sing wis duwe ijasah?Kepiye pituture penyair marang wong sing kedanan ha metropolitan?sing luwih wigati, kepriye saran-saranmu minangka pemuda marangkahanan ngono mau? 0, iya, mbokmenawa nan sing isi ngganjel marangtembung-tembunge, bisa dirembug bareng ...
e. Tahap diskusi
Tahap ini hendaknya disiapkan pertanYaan
~
ertanYaan yangmendorong situaisi lebih hidup. Wary1adiskusi yan kearah apresiasisosiopragmatik memang akan dipengaruhi oleh imajina i guru, sikap anakdidik, puisi yang disajikan, dan pengalaman mereka Sebagai contohpertanyaan-pertanyaan sosiopragmatik sebagai berikut:
Pesan-pesan sosial apa wae sing tinemu ing PUiS
~
mau? Puisi maumujudake kritik sosial tumrap masyarakat sing kepriye? ManU!panemumu, apa gaya ironi sosial ngono mau luw h tumanduk ingrasa-pangrasa? Kepriye sikape penyair kanggo n adhepi ombyake
88
nlllsyarak ing puisi kasebut? Penyair kepingin nyritaake bab sing wantahapa simbo ik sosial? Coba, tlusuren makna tersurat Ian tersirat sing kenakanggo pa uladhan t1l111rappangllripan ing jaman saiki! Apa kowe kabehrllmangsa eneng Ian niknlOt ngrungokake alunan puisi mau? Apa singmarake pu si mau nikmat utawa kurang nikmat, kanggomu? Apa ana nilaimoral kan .pantes kanggo sangu urip bebrayan? manut wawasan111U,kepriye ka ggo ngawekani ombyake masyarakat mau? Dak kira isih akehbab-bah si g migunani, kayata nilai dhikdhaktik, filsafat, psikologi, estetis,ning cob kabeh mau renungna maneh -- sepira ajine nilai-nilaimautumra uripmu ing saben dina?
f. Tahap p ngukuhan
Tahap ini adalah penguatan apresiasi anak didik. Anak didik dapatdiberi tuga rumah, agar rnernbaca karya-karya lain yang serupa. Misalnya,diharapkan anak didik rnembaca puisi Mbangun Sundhul Wuwung danGimin Th t Kodhok Ijo Memeti, keduanya karya Turiyo Ragilputro.Kedua puis' terse but juga bersifat naratif dan ironis. Disarnping itu, anakdidik juga iharapakan rnernbaca puisi senada yang terdapat di rnajalahdari penyai yang lain. Bahkan, suatu saat juga dirninta melaihat dan ataumendengar an pembacaan puisi Jawa di radio, TV, festival kesenian, dansebagainya.
Evalml~ijuga diharapkan ke pendekatan sosiopragrnatik. Artinya, soalevaluasi da~at bersifat apresiatif-sosiopragmatis.
Dalarn hal evaluasi, Nugiantoro (1987: 55) rnengingatkan bahwaevaluasi sa tra berbentuk objektif kurang rnenunjang penilaian apresiasisastr~ dib ding bentuk esai. Oleh sebab itu, guru dapat rnenggunakansoal-soal ya g bersifat apresiatif- sosiopragmatis. Disamping itu, guru jugadapat rnern erhatikan tingkatan-tingkatan yang dikernukakan Moody(1971: 93) yakni evaluasi tingkat : (I) informatif (2) konseptual (3)persepektif ) apresiasi.
Berikut ini akan dipaparkan contoh soal rnenurut tingkatan tersebut:(I) tingkat i iformatif: Manut puisi rnau, rnasyarakatpadha kelayu urip ingngendi, apa tokoh puisi rnau kagarnbarake kanthi cetha, lukisan rnaudurnadi ing ngendi, ternbang rong pada rnau ditujokake rnarang sasa,kepriye idh m-idharnane anak lanang ing puisi rnau, Ian sapiturute, (2)tingkat kon p: Kepriye gaya bahasane, apa ternbung-ternnge kepenakdirasakake, pa ukurane luwih irnpresif Ian bisa rnakili gagasane penyair,
89
- -
apa ana makna simbolik sing bisa kena kanggo
tPatuladhan, Ian
liya-liu=yane, (3) tingkaf perspekfij. apa likisan mau an hubungane karomasyarakat kita, latar belakang masyarakat sing kepr. e kang ndayani
kepriye owah-gingsire masyarakat ing puisi mau, Ian sa eruse, (4)fingkatapresiasi: coba terangna nganggo tembungmu dhewe geneya penyairnggunakake wangsalan Ian tembang macapat, apa wae sing njalari puisimau krasa nikmat ing panyurasamu, fakta sosial sing ke riye kang njalaripuisi mau katon nyengsemake, apa penyair anggone n angkat fenomenasosial kanthi dasar tumelunge rasa kang jero, kepriye sikapmu marangombyake jaman ing puisi mau, patuladhan sosial apa wae sing panteskanggo conto, Ian sapanunggalane.
4. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disiml:mlkan b hwa pendekatansosiopragmatik dalam pengajaran apresiasi puisi Jawa adalah salah satusajian untuk mengatasi pendekatan teoritis . Pendekat n sosiopragmatikdiharapkan lebih mengakrapkan anak didik terhadap p isi Jawa. Melaluipendekatan tersebut anak didik juga dapat memahami, menghayati, danmenghargai kehidupan sosial yang terpantul dalam puisi awa.
Pendekatan sosiopragmatik akan tercapai jika ~uan, pemilihanbahan, metoda, penyajian, dan evaluasi hendaknya j ga diarahkan kependekatan sosiopragmatik.
Daftar Pustaka
Abrams, M.H. 1971. The Mirror and the Lamp; ROmanti
tTheo ry and
the Critical Tradition. London: Oxforrd Univers ty Press.
Aminudin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Ban ung: SinarBaru dan YA 3 Malang.
1993. Metodologi Pengajaran Sastra; Konsep Dasar danl ProsedurPenerapannya. Yogyakarta: Makalah Lokakarya pengajaran Sastra,Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta.
Appleman, Philip. 1974. On Teaching Poems dalam EdJenkinson dan Stauder Hawley (ed) "On teachinLondon :Bloomington Indiana University Press.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Oepdikbud ~irjen OiktiProyek Pengembangan Tenaga Kependidikan.
90
Burns, Tom an Elizabeth. 1973. Sociology of Li/erature andDrw /G.Australia: Penguin Book Ringwood, Victoria.
Ciani, Rizam r. 1981. Pcngajaran Apresiasi Puisi. Jakarta: MakalahPena aran dan Lokakarya Tahab II P3G Depdikbud.
Iiall, John. 1 79. The SocioloJ 'Y of Literature London dan NewYor : Longman
Loban, dkk. 961. Teaching Language and Literature. New York:Brae and World, Inc.
oody, H.L.B 1971. The Teaching of Li/erature; with specialrefe nce to developing countries. London: Longman
Nadeak, Wil on. 1985. PengajaranApresiasi Puisi; UntukSekolahMen ngah Atas. Bandung:Sinar Baru
Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian Dalam Pengajaran Sastra.(pen ekatan Taksonomis). Yogyakarta: BAHASTRA IKJPMuh mmadiyah Yogyakarta.
Ragi Iputro, uriyo. 1991. Antologi Geguritan dan CerkakYog akarta: Taman Budaya Yogyakarta
Rahmanto, B 1988. Metoda Pengajaran Sastra Yogyakarta: PenerbitKani ius
Ratih dan M ' rubi . 1993. Pengojaran Apresiasi Sastra SMP.Yog akarta: Makalah Lokakarya Pengajaran Sastra, Balai PenelitianBah a Yogyakarta
Rusyana, Yli . dkk. Penutupan Pengajaran Sastra di Sekolah Dasar.Ban ung: PT Pel ita Masa.
Rusyan~,Yus 1982. Metoqa Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang
Sayuti, Sumi to, A. 1985. Puisi dan Pengajarannya. (SebuahPeng ntar). Semarang: IKIP Semarang Press
Situmorang, P. 1983. Puisi dan Metodologi Pengajarannya.Ende ores NIT: Nusa Jndah
Teeuw, A. 1 88. Sastra dan bIlmu Sastra; Pengantar Teori SastraJaka a: Pustaka Jaya-Girimukti Pasaka
Wardani. 19 1.Pengajaran Sastra Jakarta: Penlok Tahap " ProyekPeng mbangan Pendidikan Guru Depdikbud
Wellek dan arren. 1989. Toeri Kesusasteraan. Diindonesia olehMela i Budianto. Jakarta: PT Gramedia
91