101 | J i l i d K e t i g a
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM NASKAH
NAZAM AŻKIYĀ’ SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PAHAM
TERORISME DI INDONESIA
Eka Kurnia Firmansyah [email protected]
1. PENDAHULUAN
Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime
Against Humanity), serta merupakan ancaman serius terhadap
kedaulatan setiap negara karena terorisme sudah merupakan kejahatan
yang bersifat internasional yang menimbulkan bahaya terhadap
keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan
masyarakat perlu dilakukan pemberantasan secara terencana dan
berkesinambungan sehingga hak asasi orang banyak dapat dilindungi
dan dijunjung tinggi. Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi
yang bertujuan membangkitkan perasaan takut atau cemas terhadap
sekelompok mayarakat.
Terorisme merupakan suatu tindak pidana atau kejahatan luar
biasa yang menjadi perhatian dunia sekarang ini terutama diIndonesia.
Terorisme yang terjadi diIndonesia akhir-akhir ini memiliki keterkaitan
ideologis, sejarah dan politis serta merupakan bagian dari dinamika
lingkungan strategis pada tataran global dan regional. Kendatipun aksi
terorisme yang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa tahun
terakhir ini kebanyakan dilakukan oleh orang Indonesia dan hanya
sedikit aktor-aktor dari luar. Namun tidak dapat dibantah bahwa aksi
terorisme saat ini merupakan suatu gabungan antara pelaku domestik
dengan mereka yang memiliki jejaring trans-nasional. (Hikam, 2016 :
33-34).
Fenomena terorisme belakangan ini semakin menguat seiring
dengan menguatnya pula fenomena radikalisme. Radikalisme sendiri
merupakan paham yang menggunakan unsur-unsur kekuatan dan
kekerasan dalam mencapai tujuannya. Orang atau kelompok radikal
memiliki pandangan bahwa dalam mencapai tujuan-tujuannya harus
menggunakan cara-cara yang radikal atau cepat. Perubahan yang ingin
102 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
dicapai harus diwujudkan dengan segera dan untuk itu diperlukan
kekerasan atau kekuatan. Penggunanaan kekuatan atau kekerasan
diperlukan agar perubahan atau hasil yang dinginkan dapat segera
dicapai. Hal inilah yang melatarbelakangi kenyataan berkembangnya
radikalisme berbanding lurus dengan perkembangan terorisme.
Dalam kurun waktu dua tahun terkahir, di Indonesia tercatat
banyak sekali terjadi kejahatan terorisme diantaranya, aksi terror bom
yang terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Mei 2018 lalu. Pertama,
Ledakan bom terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (STMB),
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Pantekosta Surabaya, dari
ledakan tersebut merenggut korban jiwa hingga puluhan orang terluka.
Bom bunuh diri tersebut diledakkan pada pagi hari menjelang ibadah
yang dilakukan oleh para jamaat. Kedua, kerusuhan yang terjadi di
Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua Depok Jawa Barat pada
bulan yang sama yaiu Mei 2018 , kerusuhan ini terjadi akibat para
narapidana terorisme menjebol sel tahanan dan adu fisik dengan polisi
yang sedang berjaga. Kejadian ini menyebabkan 5 anggota kepolisian
dan satu napi meninggal dunia. Selanjutnya yang ketiga adalah serangan
teroris di Mapolda Riau yang terjadi di bulan Mei 2018, Kejadian
penyerangan ini diawali dari Kapolda Riau Irjen Pol Nandang akan
memberikan pers rilis pengungkapan kasus narkoba. Tiba-tiba pelaku
yang mengendarai mobil Avanza menabrak pagar Mapolda Riau. Saat
bersamaan pelaku juga menabrak sejumlah anggota polisi yang sedang
berjaga di pintu masuk. Dalam aksi tersebut polisi berhasil
melumpuhkan pelaku dengan timah panas. Tercatat 4 orang di
antaranya kabur, sementara 4 lainnya ditembak polisi. Kelima, adalah
Bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya dan Rusunawa Wonocolo
Sidoarjo, Ledakan bom tak hanya terjadi di tiga gereja di Surabaya,
namun juga terjadi di Mapolrestabes Surabaya dan Rusunawa Wonocolo
Sidoarjo. Di Maporestabes Surabaya, bom meledak ada 14 Mei 2018 pagi
hari. Aksi bom bunuh diri ini dilakukan oleh satu keluarga. Dalam aksi
bom bunuh diri itu, pelaku membawa dua sepeda motor dan bom
peledak. Akibat kejadian ini, empat di antaranya meninggal dunia dan
satu anak kecil diduga anak pelaku selamat dan dirawat di rumah sakit.
103 | J i l i d K e t i g a
Sementara itu, bom bunuh diri di Rusunawa Wonocolo terjadi pada 13
Mei 2018 malam, di Blok B lantai 5 nomor 2. Kamar lantai 5 nomor 2 itu
dihuni oleh satu keluarga. Kepala keluarga bernama Anton Febianto
(47), Puspita Sari (47), Hilda (17), Ainur (15), Faiza (11), dan Garida
(10). Diketahui ledakan ini terjadi saat pelaku Anton Febianto sedang
merakit bom di rumahnya itu. Sang istri Puspita Sari dan anak
pertamanya Hilda meninggal di tempat. Sementara, Anton yang
kondisinya masih hidup dan memegang bom rakitan langsung
dilumpuhkan oleh polisi dan meninggal di lokasi kejadian. Semenetara
Ainur, anak laki-laki satunya keluar kamar sambil membawa kedua
adiknya dan dirujuk ke RS Bhayangkara.
Pada akhir tahun 2018 aksi terorisme kembali terjadi. Kali ini,
aksi terorisme dilakukan oleh kelompok bersenjata di Papua. Sejumlah
pekerja PT Istaka Karya proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi
dikabarkan dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Pekerja
proyek ini sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak.
Lokasi penembakan ini memang diakui sebagai zona merah. Kejadian
inipun tak pelak mengundang kecaman dari berbagai pihak. Beberapa
orang berpendapat, aksi ini lebih layak disebut terorisme alih-alih
penembakan saja.
Pada tahun 2019, tepatnya selasa tanggal 12 Maret 2019 terjadi
sebuah teror bom di jalan Cendrawsih Sibolga Sumatera Utara, pelaku
adalah warga setempat yang merupakan anggota Jamaah Ansharut
Tauhid. Ledakkan terjadi pada pukul 14.30 ketika Densus 88 Antiteror
melalukan penggerebekan di rumah terduga, akibat dari ledakan
tersebut satu orang polisi dan seorang warga mengalami luka serius. Dan
yang terbaru adalah serangan bom bunuh diri yang terjadi pada tanggal
13 November 2019 pagi hari pukul 18.45 di markas kepolisian resor kota
Medan Sumatera Utara, pada saat polisi baru saja selesai apel dan
banyak warga yang hendak mengurus SKCK, serangan in menewaskan
terduga pelaku Rabbial Muslim Nasution dan mengakibatkan enam
orang terluka. Pelaku melakukan aksinya dengan menggunakan
penyamaran sebagai sopir ojek daring yang hendak mengirimkan
pesanan.
104 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
Itulah beberapa kejadian terorisme yang terjadi pada dua tahun
terakhir di Indonesia, dan bom Bali yang terjadi pada tahun 2002 adalah
teror bom terparah sepanjang sejarah. Bom Bali 2002 (disebut juga Bom
Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada
malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di
Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan
ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat,
walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini
merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh
pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di
Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka
atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang
sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut.
Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam
sejarah Indonesia.
Dalam rangka mencegah dan memerangi Terorisme tersebut,
sejak jauh sebelum marakanya kejadian-kejadian yang digolongkan
sebagai bentuk terorisme terjadi di dunia, masyarakat internasional
maupun regional serta berbagai negara telah berusaha melakukan
kebijakan kriminal (criminal policy) disertai kriminalisasi secara
sistematik dan komprehensif terhadap perbuatan yang dikategorikan
sebagai Terorisme (Muladi. 2002 : 1).
Upaya lain untuk pemenuhan perlindungan hak asasi manusia
dari tindak kejahatan terorisme adalah pemerintah perlu membentuk
undang-undang serta pembinaan bahaya terorisme sebagai upaya
pencegahan radikalisme, khusunya bagi kaum terpelajar baik itu di
sekolah-sekolah formal maupun di lingkungan pesantren.
Pelaku teroris bukan hanya orang dewasa, namun bisa juga
dilakukan oleh para pelajar/ kaum cendikia bahkan orang yang belum
cukup umur dapat terlibat dalam hal yang merusak tatanan hidup
bermasyarakat. Hal tersebut dikarenakan kurang dan minimnya
pendidikan akhlak dan karakter pada sistem pendidikan, pendidikan
karakter merupakan tonggak awal hidup seseorang untuk menentukan
baik buruknya perilaku mereka, jika pendidikan anti terorisme dapat
105 | J i l i d K e t i g a
diterapkan sejak dini maka kemungkinan untuk terkait masalah
terorisme semakin tercegah dan jauh dari dirinya. Dengan memasukkan
pendidikan karakter dalam pendidikan anti terorisme, mampu
membekali seseorang memiliki sikap toleransi, yang menolak keras
segala bentuk terorisme. Hingga pada akhirnya, kita akan menjadi
bangsa yang cinta damai, mampu hidup bersama dalam keragaman
dengan kedamaian dan anti kekerasan.
Naskah Nazam Azkiya adalah syair tasawuf dalam bahasa Arab
tentang pensucian diri, yang isinya adalah berupan tuntunan untuk
mencapai kebahagiaan, pendidikan akhlak serta pembentukan karakter
bagi manusia dari segala sifat yang dapat merusak jiwanya dari segala
doktrin radikalisme dan paham terorisme.
Maka daripada itu, artikel ini menjelaskan mengapa naskah
Nazam Azkiya ini begitu penting di masyarakat, bagaimanakah wujud
dan isi naskah tersebut, selanjutnya menjelaskan apa isi konten naskah
tersebut, lalu bagaimanakah naskah tersebut dapat dijadikan
pendidikan dalam membentuk karakter dan pembinaan akhlak.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Aksi terorisme menjadi bahasan yang hangat karena
berhubungan dengan ranah psikologis sosial yang menyangkut agama
tertentu. Stigma terorisme, khususnya di Indonesia menjadi langganan
agama tertentu, kelompok tertentu atau tokoh tertentu. Agama
manapun, bangsa manapun di dunia ini pasti sangat membeci tindakan
terorisme dan semua bangsa pasti memerangi terorisme itu sendiri.
Dampak yang bisa ditimbulkan dari aksi dan ancaman terorisme
itu mempunyai dua dampak yaitu dampak yang positif dan negatif.
Adapun dampak positifnya adalah semua rakyat Indonesia mengerti
akan artinya jihad, menumbuhkan jiwa kebersamaan demi menjaga
keutuhan NKRI sampai titik darah penghabisan, sedangkan dampak
negatifnya akan memunculkan sikap tidak saling percaya dan curiga
antar umat beragama, kerusakan fisik dan mental masyarakat umum
serta sector perekonomian. Seluruh dampak negatif tersebut beresiko
106 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
mengganggu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah
disepakati sejak lama yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan data dari kementrian luar negeri diterangkan
bahwa Indonesia senantiasa berkomitmen dalam upaya
penanggulangan terorisme, termasuk diantaranya upaya
penanggulangan terorisme di bawah kerangka PBB. Dalam kaitan ini,
Indonesia berperan aktif dalam melakukan kerja sama dengan United
Nations Counter Terrorism Implementation Task Force
(CTITF), Terrorism Prevention Branch-United Nation Office for Drugs
and Crime (TPB-UNODC), dan United Nations Counter-Terrorism
Executive Directorate (UNCTED). Lebih lanjut, Indonesia melakukan
upaya untuk mengimplementasikan 4 (empat) pilar United Nations
Global Counter-Terrorism Strategy (UNGCTS).
Radikalisme merupakan embrio lahirnya terorisme.
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan
secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-
nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi
yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan paham
radikal. 1) Intoleran (tidak mau menghargai pendapat & keyakinan
orang lain), 2) Fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang
lain salah), 3) Eksklusif (membedakan diri dari umat Islam umumnya)
dan 4) Revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan
untuk mencapai tujuan) (Hendroprioyono. 2009 : 13)
Berkaitan dengan maraknya opini publik yang mengaitkan
terorisme dengan perbuatan yang bermotif agama hal ini perlu dikaji
ulang, dikarenakan terorisme itu lahir dan tumbuh dari rasa kekecewaan
akibat perlakuan tidak adil yang berlangsung lama dan kelihatan tidak
ada harapan perubahan. Terorisme adalah kekerasan politik yang
sepenuhnya bertentangan dengan etos kemanusiaaan dalam Islam.
Islam mengajarkan etos kemanusiaan yang sangat menekankan
kemanusiaan universal. Islam menganjurkan umatnya untuk berjuang
mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kehormatan. Akan tetapi,
perjuangan itu haruslah tidak dilakukan dengan cara-cara kekerasan
atau terorisme. Setiap perjuangan untuk keadilan harus dimulai dengan
107 | J i l i d K e t i g a
premis bahwa keadilan adalah konsep universal yang harus
diperjuangkan dan dibela setiap manusia.
Islam memang menganjurkan dan memberi justifikasi kepada
muslim untuk berjuang, berperang (harb), dan menggunakan kekerasan
(qital) terhadap para penindas, musuh-musuh Islam, dan pihak luar yang
menunjukkan sikap bermusuhan atau tidak mau hidup berdampingan
secara damai dengan Islam dan kaum muslimin. Akan tetapi Islam tidak
membenarkan menjadi-kan orang yang tidak berdosa sebagai korban
atau ongkos perjuangan. Hak hidup manusia harus ditempatkan dalam
posisi tertingginya sebagai hak yang wajib dihormati dan dijaga dari
berbagai bentuk ancaman yang berusaha mengganggu atau merusaknya.
Pembenaran terhadap cara-cara yang mengakibatkan nyawa manusia
melayang sama dengan menghalalkan terjadinya tragedi pelanggaran
HAM.
Maka dari itu, pendidikan karakter masyarakat suatu bangsa
dalam sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan paham terorisme
sangat diperlukan jika kita mempelajari dan memahami ajaran yang
dimuat dalam isi naskah Nazam Azkiya karya Zainuddin bin Ali Al-
Malibary. Diawali dengan memetakan tujuan inti manusia, yaitu
bertakwa kepada Allah. Disusul dengan memetakan posisi syariat,
thariqat, dan hakikat. Setelah itu disuguhkan urutan-urutan yang mesti
dilalui seorang penempuh jalan akhirat yang mesti dilalui oleh manusia,
yang terdiri dari Sembilan wasiat para wali yaitu, taubat, qana’ah, zuhud,
mempelajari ilmu syara’, memelihara ibadah sunat dan tatakrama,
tawakal, ikhlas, uzlah dan menjaga waktu.
Naskah Nazam Ażkiyā’ ini berupa ajaran, wasiat, dan tuntunan
bagi para cendikia pada tarekat para Wali. Adapun isi muqadimahnya
antara lain adalah:
Taqwa kepada Allah merupakan jalan keselamatan.
Menuruti hawa nafsu adalah pangkalnya kecelakaan.
Jalan akhirat adalah dengan mempelajari ilmu syari’at, tarekat,
dan hakikat.
Syari'at itu bagaikan perahu, tarekat bagaikan lautan, sedang
hakikat seperti intan yang sangat mahal sekali.
108 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
Barang siapa yang ingin menuruti jalan para wali maka
hendaknya ia mengikuti, menjaga dan melaksanakan wasiat
berikut :
1. Taubat
Jagalah mata, lisan dan anggota badan.
Taubat adalah kunci setiap ibadah
Jika kita mendapatkan cobaan segeralah bertaubat.
2. Qona'ah / Berpuas diri
Hendaknya meninggalkan segala keinginan yang
berlebihan dari makanan, pakaian dan rumah.
Manusia yang mencari sesuatu yang tidak berguna akan
merugi karena telah meninggalkan sesuatu yang berguna.
3. Zuhud / Meninggalkan cinta terhadap dunia
Berzuhudlah dan jauhkan hati dari segala keinginan
terhadap harta yang membuat diri kita lupa.
Zuhud itu baiknya dilakukan setelah taqwa, karena dengan
cara ini kita akan meraih derajat tinggi.
Tidak beristri, jika istri hanya mengganggu ibadah, lebih
baik menjadi bujang.
Jalan untuk menuju keselamatan ada empat perkara : 1.
Memaafkan orang-orang bodoh, 2. Jangan ikuti jalan
orang-orang bodoh, 3. Jangan senang jika diberi sesuatu
oleh orang lain, 4. Tapi hendaklah banyak memberi
kepada orang lain.
4. Belajar Ilmu Syari'at
Harus belajar ilmu untuk modal beribadah, dan belajar
aqidah untuk membersihkan hati.
Mempelajari ketiga ilmu itu hukumnya wajib, lalu amalkan
maka akan didapatkan darinya kemuliaan.
5. Menjaga Sunah-sunah Rasul
Menjaga sunah-sunah, adab, dan sopan santun.
Mencari ilmu tasawuf dan buku al-'awarif .
109 | J i l i d K e t i g a
Tidak ada jalan ibadah kecuali mengikuti ajaran Rasul dari
tingkah laku dan ucapannya ikutilah.
Mempelajari ilmu Riyādu Al-Sālihin dan kajilah maka kamu
akan mendapatkan kebahagiaan.
Mementingkan yang fardlu tapi kerjakan pula yang sunah.
6. Tawakal / Pasrah kepada Allah
Bertawakal dalam mencari rezeki, Allah berjanji akan
melimpahkan rezeki-Nya kepada kita.
Bagi laki-laki yang sudah berkeluarga wajib mencari rezeki
sambil bertawakal.
7. Ikhlas
Ikhlas dalam setiap pekerjaan dengan mengharap ridlo
Allah Swt.
Jangan beribadah hanya karena ingin dipuji oleh orang lain
atau ibadah karena terpaksa.
Tidak usah riya dalam ibadah, agar terlihat unggul
daripada orang lain.
Beramal karena ingin dipuji adalah musyrik, amal karena
manusia adalah riya.
8. Al'-'Uzlah / Mengasingkan Diri
Jangan bergaul dengan orang bodoh yang suka mencela
agama.
Berpisahlah dengan rusaknya zaman.
Menghindari hal-hal yang syubhat.
Kata sebagian para 'ulama mutaakhirin, uzlah lebih baik
dilakukan pada saat sekarang.
9. Hifzu Al-Auqāt / Menjaga Waktu
Menggunakan waktu sebaik-baiknya hanya untuk ibadah,
jangan sampai waktu terbuang sia-sia.
Ketika fajar sudah terlihat, sholatlah Subuh sambil khusyu'
merenungkan ayat-ayat. Allah Swt Maha Melihat khusyu'
atau tidaknya hati kita dalam melaksanakan sholat.
Jangan tinggalkan sholat berjama'ah yang pahalanya dua
puluh tujuh derajat, lalu sesudah sholat hendaklah
berwirid jangan sampai berbicara, menghadap kiblat,
110 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
bertaqarrub, banyak mengucapkan tahlil sambil duduk
bersila.
Setelah matahari terbit hingga sampai satu tumbak
sholatlah sunat Isyraq lalu bacalah Al-Qur'an.
Obat hati ada lima perkara: 1. Baca Qur'an dengan artinya,
2. Puasa, 3. Sholat Tahajud, 4. Berdo'a pada waktu sahur, 5.
Duduk bersama orang Sholeh.
Seorang Qari' dan Penghafal Al-Qur'an harus berkahlaq
mulia dan sempurna, harus memberi, harus lemah lembut,
sabar, dan menjauhi pekerjaan yang tercela bagi hidupnya,
tenang hati, wara', khusu', dan rendah diri.
Disunatkan mencukur kumis, menyisir janggut, memotong
kuku, dan mencabuti bulu ketiak. Bersihkan pula badan,
menggosok gigi, membersihkan pakaian, jangan tertawa
terbahak-bahak dan banyak bercanda.
Jangan riya', ujub, menghasud, dan menghina orang lain.
Kemudian sholatlah Dluha, dan memikirkan kematian.
Carilah ilmu dan beribadahlah lalu berusahalah tapi jangan
yang cela.
Barang siapa yang lurus ketetapannya untuk mencari ilmu,
maka akan dimudahkan jalan ke surga.
Tuntutlah ilmu karena Allah, jika ingin keraton di dalam
surga.
Hormatilah anjuran para ulama Tasawuf.
Bandingkan dahulu kitabmu sebelum menelaahnya secara
mendalam.
Kajilah Matan dengan cermat sebelum Syuruh.
Dahulukan belajar fardlu 'ain lalu amalkan, setelah itu
kajilah Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Setelah itu pelajarilah ilmu Fiqh kemudian Usulnya.
Ilmu Adab / sastra ada delapan: 1. Bahasa, 2. Saraf, 3.
Nahwu, 4. Ma'any, 5. Bayan, 6. Badi', 7. Qafiyah, 8. 'Arud.
111 | J i l i d K e t i g a
Dahan ilmu-ilmu tersebut adalah: 1. Insya, 2. Naśr, 3.
Nazam, 4. Muhadarah, 5. Al-Khat.
Tidak usah belajar ilmu Manthiq karena kurang ada
manfaatnya, tapi kajilah Kitab Ihya Imam Al-Gazali.
Setelah itu makanlah makanan yang halal, jangan makan
makanan yang syubhat dan haram.
Sedikitkan makan dan minum meski halal, besar perut
karena kekenyangan adalah sumber bahaya karena
mengakibatkan keras hati dan malas dalam beribadah.
Sholatlah zhuhur berjama'ah lalu sunatnya.
Teruslah kerjakan hal-hal seperti ini sampai mau tidur,
jangan sampai lupa.
Membaca kitab Ażkar Nawawi, maka kamu akan meraih
keselamatan.
Bangun lalu sholatlah Tahajud kemudian beristighfar
sambil menangis.
Beribadah antara waktu Maghrib dan Isya, tidak berbicara
hal yang tidak bermanfaat.
Membiasakan/ mendawamkan tahajud sepanjang umur,
dan menghilangkan kebiasaan melamun.
10. Tażkiroh / Peringatan
Barang siapa yang tidak memikirkan dunia, maka hidupnya
jauh dari marabahaya.
Jika bosan mengaji ganti dengan dzikir hati dan lisan.
Barang siapa yang awalnya tidak bermujahadah, maka
tidak akan menghasilkan tarekat ini, ia tidak akan sampai
kepada ma'rifat.
Imam Suhro Wardi berkata bermujahadah ialah dengan
banyak membaca Al-Qur'an dan berdzikir banyak
mengucapkan kalimah tayibah.
Inilah Tarekat dari para guru-guru, semoga kita
dimudahkan dalam menjalaninya.
Mengenai manajemen waktu, Gen-A semestinya diberikan
arahan serta didikan, sebab seperti yang dikatakan para ulama bahwa
112 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
“waktu itu bagaikan pedang, jika tidak kita gunakan dengan sebaik-
baiknya maka pedang itu akan menikam kita sendiri”. Diawali sejak terbit
fajar dengan melaksanakan sholat dengan khusyu’, lalu berjamaah di
masjid, setelah subuh sibukkan diri dengan auraad (wirid) atau dzikir.
Setelah matahari terbit dan naik sekitar satu tombak laksanakan sholat
Dluha, mengingat kematian, lalu menyibukkan diri dengan mencari ilmu,
ibadah atau dengan berusaha/ bekerja.
Generasi Alpha semestinya mahir dalam menangkap quantum
ilmu, seperti yang diterangkan dalam isi naskah bahwa mereka harus
faham keutamaan menuntut ilmu, pentingnya belajar dan mengajar,
memperbaiki niat dalam belajar, agar mampu membedakan mana ulama
akhirat dan mana ulama dunia. Ulama akhirat yakni ulama ahli agama,
dan ulama dunia yakni ulama yang dengan ilmu hanya bertujuan meraih
kesenangan dunia dan mencapai kehormatan dan kedudukan dihadapan
masyarakatnya.
Ajaran lainnya adalah mengenai keutamaan bagi pembaca al-
Quran, akhlak seorang qari’ dan penghafal Quran harus senantiasa
zuhud terhadap dunia, harus selalu menjadi dermawan, murah hati,
berakhlak mulia, ramah, toleran, sabar, suci dari kasab yang kotor. Hal
ini sangat sesuai dengan pembinaan karakter Gen-A yang senantiasa
menguatamakan Gadget bahkan dengannya waktu terbuang sia-sia,
akhlak menjadi kurang baik, sebab tidak dipelajari dan diajarkan oleh
lingkungan keluarga atau sekolahnya, dampak tersebut terlihat
dikarenakan kesibukan orang tua dalam bekerja, dan sekolah hanyalah
sebagai rutinitas sehari-hari tanpa mendapatkan nilai-nilai.
Untuk meraih nilai plus dalam proses belajar-mengajar di
sekolah, seorang pelajar khususnya Gen-A mesti memperhatikan tata
cara (adab) belajar berikut : Pertama, apabila mereka membaca
perkataan gurunya, maka fahami dan amalkan dengan baik, tidak
menyalahkan dan dan menyanggahnya sebab dapat mengotori hati,
membuat daya ingat lamban dan lebih parah lagi adalah dikhawatirkan
hidup berkahir dengan tidak baik (su’u al-khatimah). Kedua,
menghormati dan mengagungkan guru (mu’allim), sebab
menghormatinya termasuk kategori mengagungkan ilmu, sedangkan
113 | J i l i d K e t i g a
ilmu hanya dapat diraih dengan cara mengagungkan ahlinya tanpa
membantahnya. Ketiga, jika menjumpai hal yang kurang faham dan sulit
dimengerti maka, tanyakan dan minta penjelasan guru. Keempat,
sebelum membaca buku bandingkan dahulu dengan buku-buku yang
benar, lugas dan dapat dipercaya. Kelima, setelah pembetulan buku
bacalah matan (isi pokok) sebelum syarah (penjelasan), lakukanlah
secara berulang sehingga tersimpan kokoh dalam ingatan. Keenam,
pelajari ilmu tauhid terlebih dahulu, ilmu tentang hati (ahwal al-qalb)
dan ilmu syariat.
Adab penting dalam membina karakter Generasi Alpha adalah
tentang cara makan seperti diketahui bahwa Gen-A ini cenderung
berpenyakit sebab memiliki berat badan tinggi atau obesitas
dikarenakan sering memakan makanan junk food atau cepat saji. Maka
terapi penyakit ini yang baik sebenarnya diterangkan dalam isi naskah
Nazam Azkiya yang berbunyi : “Santaplah makanan yang halal; bukan
yang syubhat dan bukan pula yang dikecam kehalalalnnya. Tiada yang
lebih bermanfaat bagi tubuh dan agama selain sedikit makan. Perut
kenyang memiliki efek buruk, antara lain : badan berat, hati keras,
kecerdasan hilang, badan lemah untuk beribadah kepada Allah dan
menyokong tidur. Karena itu hati-hati dari banyak makan!”.
Terapi makan makanan yang halal sangat diutamakan dalam
membina karakter Gen-A, tidak memakan makanan yang syubhat dan
diragukan kehalalannya, bahkan dalam menyantap makanan yang halal
pun mesti denga aturan yang benar, apabila dilakukan dengan cara
berlebihan, menyantap makanan yang halal pun bisa menjadi perbuatan
yang tidak disukai oleh Allah sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
A’raf ayat 31 yang berbunyi : “Makan dan minumlah, tetapi jangan
berlebihan. Sebab Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.
Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa dalam adab makan
itu cukuplah beberapa suap dan beberapa tegukan air yang dapat
menegakkan tulang punggung. Apabila mesti lebih dari itu, maka
sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan biarkanlah
sepertiganya lagi untuk nafas, inilah uang lebih bermanfaat bagi hati
(liver/kabid) dan jantung (qalb). Perut, apabila penuh dengan makanan,
maka akan sempit untuk minuman, apabila ditambah minuman, maka
114 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
akan sempit untuk nafas. Apabila demikian, ia akan terlihat bingung dan
lelah memikulnya, seolah-olah membawa beban berat. (Al-Malibary.
2004:227)
Berikut adalah dampak perut kenyang dan perut lapar menurut
ajaran tarekat para wali :
Dampak perut kenyang Manfaat perut lapar
1. Berat badan
2. Hati menjadi keras
3. Hilangnya kecerdasan
4. Badan lemah untuk
beribadah
5. Menyokong tidur
1. Membeningkan hati,
menyalakan bakat, dan
menembuskan mata hati
2. Melunakkan hati dan
menjernihkannya
3. Mematahkan nafsu dan
menumbuhkan
kerendahan hati
4. Tidak melupakan
nikmat dan siksa Allah
5. Mematahkan nafsu
syahwat untuk
bermaksiat
6. Mencegah dorongan
untuk tidur dan
membiasakan terjaga di
malam hari
7. Memudahkan
pembiasaan diri
beribadah
8. Menolak beragam
penyakit
Terapi lain dalam membentuk karakter Generasi Alpha adalah
dengan cara berdzikir, seperti keterangan isi naskah Nazam Azkiya
disebutkan bahwa “mayoritas ulama ahli ma’rifat bersepakat bahwa
ketaatan paling utama ialah menjaga keluar masuk nafas disertai ucapan
115 | J i l i d K e t i g a
Allah, baik dalam keramaian maupun kesendirian”. Artinya dalam hal ini
diterangkan bahwa ibadah paling utama adalah dzikrullah, menjaga
setiap nafas yang keluar dari mulut kita dengan meyertakan ucapan
Allah. Sebab, dengan mengingat Allah sesungguhnya hati akan menjadi
tenang.
Ajaran tarekat para wali dalam naskah Nazam Azkiya
menerangkan bahwa ada beberapa tata cara dalam berdzikir antara lain,
Pertama: dilakukan dengan kekuatan sempurna sehingga dalam rongga
tubuh tak terasa satu ruang udara pun. Kedua: dilakukan dengan cara
membentangkan lafadz dzikir sejak dari pusar lalu naik ke atas hingga
ke otak. Ketiga: ketika berdzikir himpunlah sifat dan asma Allah satu
persatu. Keempat: menyempurnakan seluruh tatacara berdzikir, antara
lain berada dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil, menghadap
kiblat, membersihkan hati dari kesan-kesan duniawi, mengingat Allah
karena mencintai-Nya serta memejamkan kedua mata.
Demikianlah beberapa macam terapi pembentukan karakter
bagi generasi Alpha (Gen-A) menurut ajaran para wali yang terncantum
dalam naskah Nazam Azkiya, berikut ringkasan sistem terapi dalam
pembentukan karakter Gen-A :
1. Menanamkan norma agama sejak dini;
Akses terhadap teknologi yang sangat mudah mengharuskan
orangtua menamamkan norma agama sejak kecil pada anak. Norma
agama akan membentengi si Anak dalam masa pertumbuhannya
mengenali dunia. Hal ini juga membuat anak pandai memilah mana yang
baik dan mana yang buruk.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang tertera dalam naskah
Nazam Azkiya yang diawali dengan memetakan tujuan inti manusia,
yaitu bertakwa kepada Allah. Disusul dengan memetakan posisi syariat,
thariqat, dan hakikat. Setelah itu disuguhkan urutan-urutan yang mesti
dilalui seorang penempuh jalan akhirat yang mesti dilalui para generasi
Alpha yang terdiri dari Sembilan wasiat para wali yaitu, taubat, qana’ah,
zuhud, mempelajari ilmu syara’, memelihara ibadah sunat dan
tatakrama, tawakal, ikhlas, uzlah dan menjaga waktu.
116 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
2. Mengajarkan pentingnya sopan santun;
Orangtua memang selayaknya bisa menjadi teman bagi anak-
anaknya. Namun bukan berarti kemudian anak memperlakukan orang
tua layaknya seorang teman sehingga menurunkan sopan santunnya.
Panggilan "ayah" dan "ibu" pada orangtua harus tetap ada, anak tidak
boleh hanya memanggil nama saja pada orangtua karena tidak sopan.
Orangtua juga harus pandai menempatkan diri dan memegang kendali
terhadap hubungan orangtua dan anak.
Jangan sampai anak yang mendikte orangtua terhadap segala
keputusan yang akan dilakukan. Oleh karena itu mengajarkan
pentingnya sopan santun sangat berpengaruh pada kepribadian anak
kelak.
Dalam naskah Nazam Azkiya diterangkan bahwa sopan santun
dan berakhlak mulia adalah ciri utama seorang penuntut ilmu, dikatakan
bahwa percuma saja seseorang berilmu jika ia tidak berakhlak, sebab
akhlak adalah pondasi awal pembentukan karakter manusia.
3. Menanamkan nilai keluarga sejak kecil;
Setiap keluarga punya nilai-nilai yang berbeda antara satu dan
lainnya. Akan tetapi setiap keluarga tentunya berusaha memberi contoh
yang baik pada anak-anaknya sehingga si Anak dapat menghargai nilai
positif yang ada dalam keluarga dan menjalankannya. Nilai-nilai baik
pada keluarga semestinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
dan diharapkan akan mengakar kuat pada kepribadian anak nantinya.
Kebiasaan untuk saling mencintai, menghormati, kreatif dan tidak
konsumtif menjadi hal yang perlu ditanamkan pada diri si Anak.
4. Mengasah kemauan dan kemampuan berjuang pada anak;
Mudahnya mendapat informasi berkat teknologi yang maju
dengan pesat bisa menyebabkan anak menjadi malas menggali dan
mencari tahu mengenai banyak hal. Ini menjadi tugas orangtua millenial
untuk terus mengasah kemauan dan kemampuan berjuang pada anak.
Jangan selalu menyuruh anak mendapatkan segala jawaban
melalui internet, tapi temani mereka melakukan eksplorasi melalui
117 | J i l i d K e t i g a
lingkungan dengan melakukan penelitian-penelitian kecil yang akan
mengasah daya berpikirnya.
5. Membiasakan anak untuk bersosialisasi;
Tingkah laku anak saat ketika sedang memegang gadget
tentunya akan asik sendiri dan tidak peduli pada lingkungannya,
Masalah kemampuan bersosialisasi ini dapat menjadi sebuah ancaman
bagi generasi Alpha. Oleh karena itu peran serta orangtua sangat
menentukan kepribadian anak.
Memberi tontonan Youtube mungkin bisa menenangkan anak
yang bosan, tapi cara tersebut diniliai kurang baik. Orang tua harus bijak
memberikan alat elektronik pada buah hatinya. Bukannya tidak boleh
sama sekali, melainkan harus dibatasi agar anak tidak keranjingan.
Orang tua dapat mengalihkan rasa bosan anak dengan
melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti berkebun, membuat
kerajinan, berolahraga atau hal lain yang dapat mengasah kemampuan
dan tumbuh kembang anak.
3. SIMPULAN
Cara yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat dalam
mencegah terorisme adalah dengan melalui perkenalan dan memahami
ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, meminimalisir kesenjangan
sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian,
berperan aktif dalam melaporkan terorisme dan meningkatkan
pemahaman akan hidup kebersamaan.
Naskah Nazam Azkiya adalah syair tasawuf dalam bahasa Arab
tentang pensucian diri, yang isinya adalah berupan tuntunan untuk
mencapai kebahagiaan dan terapi akhlak bagi kaum cendikia generasi
Alpha dari segala sifat yang dapat merusak jiwanya dari kemajuan
teknologi.
Naskah ini memuat pokok-pokok ajaran agama yang sangat
berguna bagi umat manusia. Pembentukan karakter generasi Alpha
(Gen-A) melalui sistem terapi akhlak bagi kaum cendikia menurut ajaran
tarekat para wali dalam naskah Nazam Azkiya’ adalah dengan cara:
Pertama, menanamkan norma agama sejak dini. Kedua, Mengajarkan
118 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
pentingnya sopan santun. Ketiga, Menanamkan nilai keluarga sejak kecil.
Keempat, Mengasah kemauan dan kemampuan berjuang pada anak.
Kelima, membiasakan anak untuk bersosialisasi.
Manfaat penting dari sistem terapi ini adalah pembentukan
karakter bangsa yang cerdas, berakhlak dan pembentukan jiwa manusia
bermanfaat, dapat menggunakan gadget dan teknologi secara tepat dan
sesuai dengan fungsinya. Selain itu, generasi bangsa akan selalu
didampingi oleh ajaran-ajaran agama yang dapat membentuk mereka
menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz al-Malibary, Zainuddin. t.t . Fathul Mu’in. Semarang : Toha
Putra.
Al-Ma’ruf, Abu Bakri. t.t. Kifaayatu al-Atqiyaa’. Indonesia : Daar ihyaa al-
Kutub al-Arabiyyah.
A.M. Hendroprioyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi dan
Islam (Jakarta: Buku Kompas, 2009), hlm. 13.
Baried dkk, Baroroh. 1994. Pengantar Toeri Filologi. Yogyakarta. UGM.
Darsa, Undang A. 2000. Langkah-langkah Dasar Pendeskrispsian Naskah.
Jatinangor : Fakultas Sastra.
Robson. 1978. Bahasa dan Sastra. Jakarta : Depdikbud.
Rusyana dkk, Yus. 1983. Pandangan Hidup Orang Sunda. Bandung :
Dirjen Depdikbud RI.
………..2003. Wachdatul Wujud. Yogyakarta : Gama Media,
Muhammad A.S. Hikam, 2016, Deradikalisasi: Peran Masyarakat Sipil
Indonesia Membendung Radikalisme. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, Hal. 33-34.2
Muladi,2002, Hakekat Terorisme dan Beberapa Prinsip Pengaturan
dalam Kriminalisasi. tulisan dalam Jurnal Kriminologi Indonesia
FISIP UI, Vol II No.03 Desember 2002, Hal. 1.