PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
AL-IRSYAD KOTA JAMBI
SKRIPSI
MUHAMMAD RINO DWI CAHYO
TP 151418
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARIBYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
AL-IRSYAD KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
MUHAMMAD RINO DWI CAHYO
NIM TP 151418
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARIBYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya kecil ku ini
Untuk orang tua yang tercinta Bapakku (Wiyono) dan Ibunda (Sri
Sundari) yang telah mengasuh, mendidik dan memberi dukungan yang
luar biasa mulai dari lahir hingga dewasa sekarang ini dengan penuh
kesabaran serta perjuangan.
Untuk Abangku (Rio Prathama) serta Adik-adikku (Tasya Kamila)
dan (Farhan Wicaksono) terimakasih atas dukungan dan do‟a nya
selama ini.
Untuk teman-teman kuman ku sekalian (Isnanil, Nurma, Ulfa dan
Kurnia) yang selalu menemani dalam setiap keluh kesah mengerjakan
karya kecil ini.
Serta orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan. Terima kasih atas
semua yang kalian berikan baik dukungan moril maupun materil yang tak
bisa saya lupakan.
Semoga kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku selalu mendapat
rahmat serta diberikan kesehatan yang berlimpah dari Allah
SubhanahuwaTa‟ala , Amin.
Semoga Allah Subhanahuwa Ta‟ala selalu memberi taufiq dan hidayah
kepada kita semua. Amin yaa Robbal „Alamin.
vii
MOTTO
هي أحسهٱدع إلى سبيل ربك بٲلحكمة وٱلمىعظة ٱلحسنة وجدلهم بٲلتي
(١٢٥: )
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik (Q.S An-Nahl :
125)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala,
Rabb yang Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang
diajarkan-Nya, atas iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan.
Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad Shalallahu „alaihi wa sallam,
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak
melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun
materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Muhammad Ridwan, S.Psi, M.Psi, Ps selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Agama Islam dan Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I selaku Sekretaris
Program Studi Pendidikan Agama Islam
4. Dra. Hj. Hasnidiar Karim, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing I dan
Abul Walid, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi
mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Reno Fahrudin, S.P selaku kepala sekolah Sekolah Menengah
Kejuruan Al-Irsyad Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada
Penulis dalam memperoleh data di lapangan.
6. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
yang telah menjadi patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti
hingga menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan ku yang paling ku sayang dan yang
paling ku banggakan.
ix
x
ABSTRAK
Nama : Muhammad Rino Dwi Cahyo
Nim : TP.151418
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Di Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota
Jambi
Skripsi ini membahas tentang Penerapan Metode Diskusi Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi. Adapaun rumusan
masalah yakni bagaimana penerapan metode diskusi kelompok kecil pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota
Jambi dan apakah penerapan metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Penelitian Tindakan Kelas, sebagai upaya untuk memberikan jawaban atas
permasalahan yang telah diuraiakan. Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan
dalam hasil belajar siswa ditunjukkan dalam setiap siklusnya dengan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 75, dimulai dari observasi awal bahwa 7 siswa atau 25%
yang mencapai ketuntasan. Pada siklus I menunjukkan peningkatan bahwa 18 siswa
atau 64,28% yang mencapai ketuntasan, kemudian pada siklus II mengalami
peningkatan kembali bahwa 25 siswa atau 89,28% yang mencapai ketuntasan.
Penerapan metode diskusi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMK Al-Irsyad Kota Jambi.
Hasil penelitian ini yaitu menyarankan agar guru menerapkan metode diskusi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan disesuaikan dengan materi yang
membutuhkan penerapan metode diskusi.
Kata Kunci : Diskusi, Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam
xi
ABSTRACT
Name : Muhammad Rino Dwi Cahyo
Nim : TP.151418
Major : Islamic Education
Title : Application of Discussion Methods in Improving Student
Learning Outcomes in Islamic Religious Education Subjects in
Class X Al-Irsyad Vocational High School Jambi City
This thesis discusses the Application of Discussion Methods in Improving
Student Learning Outcomes in Islamic Religious Education Subjects in Class X of Al-
Irsyad Vocational High School in Jambi City. The problem formulation is how the
application of small group discussion methods in Islamic Religious Education in Al-
Irsyad Vocational High School in Jambi City and whether the application of the
small group discussion method can improve student learning outcomes in Islamic
Religious Education in Al-Irsyad Vocational High School Jambi City. This study uses
a Class Action Research approach, as an effort to provide answers to the problems
that have been described. The results showed success in student learning outcomes
shown in each cycle with a Minimum Completion Criteria value of 75, starting from
the initial observation that 7 students or 25% achieved completeness. In cycle I
showed an increase that 18 students or 64.28% achieved completeness, then in cycle
II increased again that 25 students or 89.28% achieved completeness. The
application of the discussion method has an effect on student learning outcomes in
the subject of Islamic Religious Education class X students at SMK Al-Irsyad Jambi
City. The results of this study are suggesting that teachers apply the discussion
method in learning Islamic Education and adapt it to the material that requires the
application of the discussion method.
Keyword : Discussion, Learning Outcomes, Islamic Education
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................ ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
MOTTO....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. x
ABSTRACT ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ............................................ 4
C. Tujuan dan Kegiatan Penelitian ................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual ................................................................ 6
B. Acuan Teoritis ........................................................................... 26
C. Model Tindakan ......................................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 31
B. Rancangan Tindakan ................................................................. 31
C. Desain dan Prosedur Penelitian ................................................. 32
1. Desain Tindakan .................................................................... 32
xiii
2. Prosedur Tindakan ................................................................. 32
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ................................................ 33
E. Sumber Data .............................................................................. 34
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................. 34
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 34
2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 34
G. Keabsahan Data ......................................................................... 35
1. Telaah Model Tindakan ......................................................... 35
2. Validasi Data ......................................................................... 36
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 36
I. Jadwal Penelitian ...................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 40
B. Pelaksanaan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMK Al-Isryad Jambi ................................................. 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 75
B. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ................................................................................. 77
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran .............................................................................. 79
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................. 39
Tabel 4.1 Identitas SMK Al-Irsyad Jambi ........................................... 40
Tabel 4.2 Sarana SMK Al-Isryad Jambi .............................................. 41
Tabel 4.3 Prasarana SMK Al-Irsyad Jambi.......................................... 48
Tabel 4.4 Jumlah Guru dan Pegawai SMK Al-Irsyad Jambi ............... 49
Tabel 4.5 Jumlah siswa SMK Al-Irsyad Kota Jambi .......................... 51
Tabel 4.6 Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Pra Siklus ............................. 53
Tabel 4.7 Jadwal perencanaan siklus I ................................................ 55
Tabel 4.8 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.............................. 57
Tabel 4.9 Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ................................. 59
Tabel 4.10 Jadwal perencanaan siklus II .............................................. 61
Tabel 4.11 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................... 63
Tabel 4.12 Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ............................... 65
Tabel 4.13 Angket Siswa Terhadap Penerapan Metode Diskusi .......... 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Instrumen Pengumpulan Data .............................................................................. 80
RPP ........................................................................................................................ 81
Lembar observasi aktivitas siswa ......................................................................... 82
Lembar kerja siswa .............................................................................................. 83
Nilai ujian/evaluasi akhir ..................................................................................... 84
Lembar angket ...................................................................................................... 85
Kartu Konsultasi ................................................................................................... 86
Dokumentasi ......................................................................................................... 87
Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) .......................................................... 88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin ....................... 29
Gambar 4.1 Grafik Persentase Obsevasi Aktivitas Siswa .......................... 72
Gambar 4.2 Grafik Persentase Siswa Yang Telah
Berhasil Dalam Pembelajaran ................................................ 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya kualitas hasil dan proses belajar yang dicapai siswa. Rendahnya kualitas
hasil belajar ditandai oleh pencapaian prestasi belajar yang belum memenuhi standar
kompetensi seperti tuntutan kurikulum. Dalam setiap mata pelajaran termasuk
pelajaran Pendidikan Agama Islam, proses belajar yang dilakukan siswa terbatas pada
penguasaan materi atau penambahan pengetahuan sebagai bahan ujian atau tes.
Padahal menurut kurikulum yang berlaku siswa diharapkan bukan hanya sekedar
dapat mengakumulasi pengetahuan akan tetapi, seorang guru harus terampil dalam
memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas. Guru
memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun
evaluator pembelajaran.
Pendidikan agama ialah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjalankan peranan yang menutut penguasaan pengetahuan tentang ajaran
agama atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Pendidikan
agama bukan sekedar mengajarkan kepada siswa tetapi menjaga komitmen terhadap
agama yang dipelajarinya.
Dilapangan menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran
konvensioal selalu dilakukan oleh guru. Seorang pendidik yang berkecimpung dalam
proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai serta meningkat,
maka penguasaan materi saja tidak mencukupi. Pendidik harus menguasai berbagai
metode penyampaian materi dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses
belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan serta kemampuan anak didik.
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi intruksional, metode
pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi
contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak
setiap metode pembelajaran sesuai apa yang digunakan untuk mencapai
2
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Guru dituntut untuk menggunakan metode
yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa agar menarik, tidak menimbulkan
kebosanan dan mudah dimengerti (Ramayulis, 2005:4)
Peran guru dalam dunia pendidikan tidak lepas tanggung jawabnya sebagai
tenaga pendidik. Oleh karena itu, proses pembelajaran bukanlah sekedar
menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar pelajaran yang
disampaikan menjadi lebih menyenangkan dengan berekspresi melalui kegiatan nyata
dan dapat menyalurkan potensi dirinya lebih maksimal.
Berdasarkan observasi awal, pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Al-
Irsyad Kota Jambi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menemukan siswa
yang kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, Selain itu, masih
banyak siswa yang kurang bersemangat, acuh tak acuh, dan lain sebagainya. Guru
menggunakan metode ceramah dan memberi tugas untuk dikerjakan dirumah. Pada
saat proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya, sebagian
siswa ada yang berbisik dengan temannya, sebagian lainnya bahkan hanya diam. Saat
guru memberikan kesempatan untuk menjawab, siswa akan menjawab bersama-sama
dan seorang siswa akan menjawab pertanyaan apabila ditunjuk langsung oleh sang
guru, siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya maupun untuk menjawab
pertanyaan.
Hal ini terlihat dari nilai siswa yang masih belum mencapai KKM dari data
yang diperoleh peneliti pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi
sekitar 21 orang atau 75% siswa yang belum mencapai KKM, dan 25% diantarnya
memperoleh nilai pas atau diatas KKM. Rata-rata nilai ulangan harian yang
didapatkan siswa adalah 65,7 sedangkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal
ditetapkan sekolah adalah 75. terbukti hasil belajar siswa mayoritas rendah pada
proses pembelajaran sehingga hal tersebut perlu ditingkatkan.
3
Setelah melakukan pengamatan dilanjutkan melakukan analisis dari
permasalahan tersebut, peneliti memilih untuk menggunakan metode diskusi
kelompok kecil pada proses pembelajaran. Menggunakan metode diskusi memiliki
kelebihan yakni berfungsi untuk merangsang siswa berfikir dan berani mengeluarkan
pendapatnya sendiri. penggunaan metode diskusi yang efektif, efisien dan menarik
perhatian siswa dengan mengangkat permasalahan yang hangat dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam memiliki hubungan yang erat. Metode diskusi diperhatikan
oleh Al-Qur‟an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih
memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap masalah. Perintah
Allah dalam hal ini adalah agar mengajak ke jalan yang benar dengan hikmah dan
mauidah yang baik dan membantah dengan berdiskusi dengan cara yang paling baik.
Allah berfirman dalam surat An-Nahl: 125, yaitu:
هي أحسه إن ربك هى ٲلتيوجدلهم ب ٱلحسنة ٱلمىعظةو ٲلحكمةإلى سبيل ربك ب ٱدع
٥٢١ ٲلمهتديهوهى أعلم ب ۦأعلم بمه ضل عه سبيله
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Menghadapi permasalahan yang ada, seorang pendidik yang profesional tentu
akan mengantisipasi hal tersebut. Peneliti akan berkolaborasi dengan tenaga pendidik
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menerapkan metode diskusi
kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran. Karena metode diskusi kelompok kecil
memiliki keunggulan yaitu siswa akan lebih aktif berfikir serta menyampaikan buah
pikirannya dan menjawab pertanyaan dari guru sehingga suasana kelas menjadi lebih
hidup, siswa dapat terlatih mengemukakan pendapat dengan secaara lisan maupun
tertulis, dan siswa akan terlatih pula mencurahkan perhatian karena mengikuti
pelajaran dengan sungguh-sungguh.
4
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dari itu penulis
mengangkat judul “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi”
B. Idenitifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah teridentifikasi, maka didapatkan
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian, yaitu :
1. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah
Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi?
Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka penulis memfokuskan kajian penelitian ini, dari rumusan permasalahan yang
telah diuraikan sebelumnya, dapat dibuat menjadi pertanyaan penelitian yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana membuat perencanaan penerapan metode diskusi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMK Al-Irsyad Kota Jambi?
2. Bagaimana mengembangkan langkah-langkah metode diskusi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMK Al-Irsyad Kota Jambi?
3. Bagaimana peningkatan hasil-hasil yang dicapai oleh siswa dengan
pembelajaran metode diskusi di kelas X SMK Al-Irsyad Kota Jambi?
C. Tujuan dan Kegiatan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah target yang ingin dicapai melalui serangkaian
aktivitas penelitian. Maka penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi kelompok kecil
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Kejuruan Al-Irsyad kota Jambi.
5
b. Untuk mengetahui apakah penerapan metode diskusi kelompok kecil
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait
antara lain:
a. Segi teoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan karya Ilmiah di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi. Karya ilmiah yang
bermutu untuk menambah wawasan mengenai penerapan metode diskusi
kelompok kecil dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan menambah wawasan dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Segi praktis
Menambah wawasan bagi para pembaca terkait penerapan metode
diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Serta guru dapat memberikan
tambahan ilmu tentang variasi metode dan dapat menjadikan metode
diskusi kelompok kecil sebagai salah satu alternatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang baik.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Konseptual
1. Metode Diskusi
a) Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa
dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Tujuan utama metode ini
adalah memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. (Killen,
1998 : 21)
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran di mana guru
bersama-sama siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi.
Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa di dalam kelas dapat pula dibentuk
kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu diperhatikan dalam berdiskusi
adalah hendaknya para siswa dapat berpartisipasi secara aktif di dalam setiap
forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya,
semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. (Sutikno, 2007 : 153)
Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memcahkan suatu
masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk menyelesaikan keputusan bersama.
Dalam diskusi, tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh
kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau
kesimpulan, dengan melakukan diskusi tujuannya agar peserta didik memiliki
keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. (Ahmad Sabri, 2005 : 57)
7
Metode diskusi juga berarti proses penglihatan dua atau lebih individu
yang berinteraksi secara global dan saling berhadapan muka mengenai tujuan
atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah (Ismail, 2008 : 89).
Metode diskusi adalah salah satu metode belajar-mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Dimana Guru memberikan kesempatan
kepada siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan
ilmiah, diantaranya yaitu saling tukar-menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja sehingga akan terjadi proses belajar dalam diskusi
tersebut. (Suryosubroto, B, 2002 : 179) dan (Djamarah dan Zain, 2006 : 87-88)
Metode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan
pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan”. Dalam percakapan itu
para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu masalah
yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya. (Sumantri dan Permana, 2006 :
127)
Dalam metode diskusi, guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau
guru dapat mendelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa, walaupun
demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh
siswa. Pendelegasian itu terjadi jika siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok diskusi. Pimpinan diskusi harus mengorganisir kelompok yang
dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.
Agar diskusi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka harus dilakukan
langkah-langkah persiapan berupa penentuan tujuan diskusi, masalah yang akan
dibahas, para pembicara, jadwal pembicaraan, waktu, tempat, peserta dan lain
sebagainya. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah-langkah pelaksanaan
meliputi pengecekan terhadap berbagai hal yang diperlukan, memulai
pengarahan dan penyempaian masalah, memotivasi siswa, menciptakan suasana
8
yang tenang, memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk
mengemukakan pendapatnya, mengendalikan pembicaraan dan mengakhiri
diskusi dan tindak lanjut berupa peninjauan apakah masalah yang dibahas sudah
dibicarakan, menarik kesimpulan, membuat rekomendasi dan menilai
pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh pimpinan dan sekretaris diskusi.
(Abuddin Nata, 2009 : 188)
Disimpulkan bahwa metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui wacana tukar menukar pendapat berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, atau metode diskusi adalah salah
satu alternatif cara yang dipakai guru dalam proses belajar mengajar dengan
tujuan untuk dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat peserta
didik.
c) Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Diskusi
Diskusi dilakukan dengan membagi siswa didalam kelompok-kelompok.
Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan
guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-
bagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap , ketua kelompok
menyajikan hasil diskusinya. (Suryosubroto, 2002:181-182) langkah-langkah
penggunaan metode diskusi adalah:
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu
ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Judul atau masalah
yang akan didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar
dapat dipahami baik-baik oleh setiap siswa.
b) Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok
diskusi, memilih pimpinan diskusi (Ketua, Sekretaris atau pencatat),
9
mengatur tempat duduk, ruangan, saranan, dan sebagainya. Pimpinan
diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang:
a. Lebih memahami atau menguasai masalah yang akan didiskusikan.
b. “Berwibawa” dan disenangi oleh teman-temannya.
c. Berbahasa baik dan lancar bicaranya.
d. Dapat bertindak tegas, adil dan demokratis.
Tugas pimpinan diskusi antara lain ialah:
a. Pengatur dan pengarah acara diskusi.
b. Pengatur “lalu lintas” percakapan.
c. Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.
d) Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing,
sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain
(kalau ada lebih dari satu kelompok) menjaga ketertiban serta
memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota
kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap
anggota kelompok harus tahu persis apa yang akan didiskusikan dan
bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana
bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak bicaranya sama.
e) Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-
hasilnya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama
dari kelompok lain). Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap
laporan-laporan tersebut.
f) Akhirnya para siswa mencatat hasil (hasil- hasil) diskusi, dan guru
mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah
para siswa mencatatnya untuk “file” kelas.
Agar penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif, maka
prosedur nya adalah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
10
1) Merumuskan masalah tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
yang bersifat umum, maupun tujuan khusus. Tujuan yang
ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap peserta didik
sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan
sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
3) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat
ditentukan dari isi materi pembelajaran.
4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi.
b. Pelaksanaan Diskusi
1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
mempengaruhi kelancaran diskusi
2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalkan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan
diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang dilaksanakan.
3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah
memperhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan.
4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan pendapat dan ide-idenya.
5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian
biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c. Menutup Diskusi
1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi.
11
2) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
sebelumnya. (Wina Sanjaya, 2007:159)
c) Kelebihan dan Kelemahan Diskusi
Setiap jenis metode pembelajaran mempunyai ciri khas tersendiri
termasuk kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan metode diskusi .
Beberapa keuntungan metode diskusi adalah sebagai berikut:
1) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam
proses belajar.
2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan
bahan pelajarannya masing-masing.
3) Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berfikir dan sikap ilmiah.
4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan
akan (kemampuan) diri sendiri.
5) Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap
sosial dan sikap demokratis para siswa (Suryosubroto, 2002:185).
Beberapa kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut:
1) Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana
hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan
partisipasi anggota- anggotanya.
2) Suatu diskusi memerlukan keterampilan- keterampilan tertentu yang
belum pernah dipelajari sebelumnya.
3) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberpa siswa
yang “menonjol”.
12
4) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-
hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
5) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa
tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu
menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak
bermanfaat.
6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani
mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk
membatasi pokok masalahnya.
7) Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan
pendapatnya.
8) Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya
(Suryosubroto, 2002:186).
Untuk mengatasi kelemahan tersebut mengemukakan saran
mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah:
1) Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang
kecil, misalnya lima orang murid setiap kelompok. ini harus terdiri
dari murid-murid yang pandai dan kurang pandai, yang pandai bicara
dan yang kurang pandai bicara, murid laki-laki dan murid
perempuan. Hal ini harus diatur benar-benar oleh guru. Disamping
itu, harus pula diperhatikan agar murid-murid yang sekelompok itu
benar benar dapat bekerja sama. Dalam setiap kelompok ditetapkan
ketuanya.
2) Agar tidak menimbulkan rasa “kelompok-isme”, ada baiknya bila
untuk setiap diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk
lagi kelompok-kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran
anggota-anggota kelompok. Dengan demikian semua murid akan
pernah mengalami suasana bekerja bersama-sama dalam satu
13
kelompok dan juga pernah mengalami bekerja sama dengan semua
teman sekelasnya.
3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi
dapat diambil dari buku-buku oelajaran murid, dari surat-surat kabar,
dari kejadian sehari-hari di sekitar sekolah, dan kegiatan di
masyarakat yang sedang menjadi pusat perhatian penduduk setempat.
4) Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan
pokok diskusi. Membagi-bagi diskusi di dalam beberapa hari atau
minggu berdasarkan pembagian topik ke dalam topik-topik yang
lebih kecil lagi. Keleluasaan berdiskusi dapat pula dilakukan dengan
menyelenggarakan suatu pekan diskusi dimana seluruh pekan itu
dipergunakan untuk mendiskusikan problema-problema yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan,
baik yang tersedia di sekolah maupun yang terdapat di luar sekolah.
Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut kelemahan
metode diskusi dapat dikurangi. Tentu saja, pada akhinya berhasil
atau tidaknya penggunaan metode diskusi ini banyak bergantung
pada kecakapan guru di dalam membimbing murid-muridnya
berdiskusi. Salah satu alternatif metode pembelajaran interaktif yang
mungkin dapat mengoptimalkan peningkatan aktivitas siswa dan
penguasaan materi ialah dengan menggunakan metode diskusi yaitu
suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Dalam hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi
kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk
mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam
kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah,
14
mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi
anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di
masyarakat. Metode ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan
aktivitas dan penguasaan materi siswa seperti menggali informasi
lebih banyak, mengolah informasi secara cerdas, mengambil
keputusan dengan tepat, dan memecahkan masalah dengan arif dan
kreatif.
d) Metode Diskusi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
Metode diskusi merupakan salah satu metode dalam penyampaian
pelajaran yang tidak dapat diterapkan pada setiap bidang studi. Metode
diskusi dapat diterapkan pada bidang studi yang sifatnya problematis, seperti
dalam Pendidikan Agama Islam metode diskusi ini banyak digunakan dalam
bidang syari‟ah dan akhlak.
Agar hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat tercapai secara lebih
efektif dengan menggunakan metode diskusi, perlu diperhatikan beberapa hal
dalam penyelenggaraan metode diskusi tersebut. Ada beberapa prinsip dasar
yang perlu dipedomani oleh guru dalam melakukan diskusi antara lain:
1) Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan.
2) Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan
pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua/moderator.
3) Guru berusaha mendorong siswa yang kurang aktif agar
mengeluarkan pendapatnya.
4) Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui
atau menentang pendapat.
15
5) Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang
belum mengenal tata cara diskusi. (Sulaiman Abdullah,1991 : 27-28).
Disamping prinsip-prinsip diatas, dalam penerapan metode diskusi juga
perlu memperhatikan permasalahan yang akan dibahas dalam metode
tersebut,antara lain:
1) Permasalahan yang didiskusikan hendaknya menarik perhatian.
2) Persoalan yang didiskusikan adalah persoalan yang relatif banyak
menimbulkan pertanyaan.
3) Peranan moderator yang aspiratif dan proposional.
4) Permasalahan yang didiskusikan hendaknya membutuhkan
pertimbangan dari berbagai pihak.
Dalam pelaksanaan metode diskusi harus ada suatu kerja sama
yang baik antar guru dan siswa agar diskusi tersebut berjalan dengan baik dan
lancar sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar akan
tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya seperti tidak membiarkan
siswa yang menguasai kelas atau siswa ang tidak dapat mengungkapkan
keberatannya karena malu atau enggan dengan memberikan kesempatan
berbicara kepada siswa yang lain merupakan strategi-strategi lain yang harus
digunakan oleh guru agar proses pembelajaran dengan metode diskusi
berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar, hasil belajar terdiri
dari dua kata yakni hasil dan belajar. Antara kata „hasil‟ dan „belajar‟
memiliki beberapa arti. Kata hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh
16
usaha, suatu pendapatan, perolehan dan buah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hasil adalah suatu perolehan yang didapatkan oleh berbagai usaha.
Kata belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan berusaha
memperoleh kepandaian ilmu, berlatih dan perubahan tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah cara untuk memperoleh ilmu dan dapat merubah tingkah laku
yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI)
Untuk lebih memperjelas (Mardianto, 2012:39-40) memberikan
kesimpulan tentang pengertian belajar:
1) Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang
dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik
maupun mental.
2) Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri
antara lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif
dan kedepan.
3) Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap,
dari sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat
menjadi hormat dan lain sebagainya.
4) Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari
kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk
yang dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang
agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik di tengah-
tengah masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus
dipelihara.
5) Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang
berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi
tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak
dapat berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.
17
6) Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,
misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian,
bidang tekhnik dan sebagainya.
Hasil belajar adalah salah satu hasil dalam proses pengajaran yang
dilakukan secara formal. Tingkat kebehasilan siswa dalam menguasai
pelajaran di sekolah dinyatakan dengan simbol, angka atau huruf dalam rapor
dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Pengukuran hasil belajar siswa diukur dari waktu ke waktu dan merupakan
gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. (Emmi Susiyanti,
2017 : 18-21)
Hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa
dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf,
atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.
(Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 3)
Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya, yang tidak tahu
menjadi tahu. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa hasil belajar
bukan hanya berupa skor atau nilai yang diperoleh peserta didik dala suatu test
yang diselenggarakan guru dalam setiap akhir pembelajaran saja, namun juga
beberapa perkembangan dalam diri setiap individu dalam berbagai aspek
seperti halnya aspek sikap, pengetahuan, dan juga keterampilan. Dalam
serangkaian kegiatan pembelajaran tugas guru bukan hanya mengajar peserta
didik dengan memberikan materi pembelajaran, namun juga mendidik peserta
didiknya untuk dapat memperoleh keseluruhan aspek mulai dari sikap hingga
18
keterampilan. Hal ini bertujuan agar peserta didik bukan hanya bekecerdasan
kognitif saja melainkan juga bekecerdasan afektif maupun psikomotor.
(Oemar Hamalik, 2003 : 57)
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar yakni salah satu indikator tercapai atau tidaknya
suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa. (Catharina Tri Anni, 2004:4).
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sangat disadari bahwa hasil belajar dapat ditentukan melalui proses
belajar mengajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Sunarto, 2009 : 52)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a. Intelegensi
Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik (IQ nya tinggi)
umumnya mudah belajar dan hasil belajarnya akan cenderung
baik.
b. Bakat
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi
dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengalaman
dan dorongan. Bakat seseorang akan mempengaruhi hasil belajar
terhadap suatu bidang tertentu, apabila seseorang kurang berbakat,
maka prestasinya rendah, sebab seseorang itu akan berbuat dan
bekerja dilingkari rasa tidak bekerja dengan baik dan hasilnya
juga kurang baik.
19
c. Minat
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang
besar untuk mencapai benda atau tujuan yang diminati itu. Minat
belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya jika minat yang kurang menghasilkan prestasi yang
rendah.
d. Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
Kuat lemahnya motivasi akan mempengaruhi hasil belajar. Oleh
karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang
berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memiliki masa
depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai
cita-cita..
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
Keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar
dalam masyarakat. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan
sekolah memiliki pengaruh terhadap prestasi akademik siswa.
Dengan adanya perhatian dari orang tua terhadap pendidikan
akan membuat anak termotivasi untuk belajar sehingga hasil
belajar nya baik.
b. Sekolah
1) Kurikulum
Kurikulum adalah rencana untuk pembelajaran yang
merupakan unsur substansi dalam pendidikan. Tanpa
kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung,
muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan
20
frekuensi belajar anak didik. Seorang guru terpaksa
menjajalkan sejumlah bahan pelajaran kepada anak didik
dalam waktu yang tersisa sedikit karena ingin mencapai
kurikulum, hal ini akan memaksa anak didik belajar dengan
keras tanpa mengenal lelah.
2) Strategi pembelajaran
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran
sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui metode
pembelajaran.
3) Guru
Dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara
mengajarnya merupakan faktor penting pula, bagaimana sikap
dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan guru dan
cara guru itu mengajarkan pengetahuan kepada anak didiknya
turut menentukan hasil belajar yantg didapat oleh siswa.
4) Sarana Pembelajaran
Ketersediaan sarana belajar dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Misalkan ruang kelas yang terlalu sempit akan
mempengaruhi kenyamanan belajar siswa serta tata kelas
yang tidak rapi akan membuat siswa cepat lelah, bosan dan
tidak bergairah dalam belajar.
3. Lingkungan Sekitar/Masyarakat
Lingkungan sekitar ataupun masyarakat dapat mempengaruhi
hasil belajar. Keadaan lingkungan, suasana sekitar, iklim dan
sebagainya. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara
langsung maupun tidak langsung dalam mencapai hasil belajar.
21
c. Indikator-Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Dimana tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yakni aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
1) Aspek Kognitif
Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin
Anderson pada tahun 1990. Hasil revisi dipublikasikan
pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Dalam Revisi Taksonomi Bloom ini ada perubahan kata
kunci, masing-maisng katergori masih diurutkan secara
hierarki dari urutan terendah ke tertinggi. Pada ranah
kognitif kemmapuan berpikir analisis dan sintesis
diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam
kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya
karena Anderson memasukkan kategori baru yaitu
berkreasi yang sebelumnya tidak ada.
a) Mengingat, yaitu dalam hal ini siswa diminta untuk
mengingat kembali satu atau lebih dari fakta-fakta yang
sederhana.
b) Memahami, yaitu siswa diharapkan mampu untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana diantara fakta-fakta/konsep
c) Menerapkan, siswa diminta untuk memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/ abstraksi
tertentu secara tepat.
22
d) Menganalisis, kemampuan siswa untuk menguji
hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-
konsep dasar.
e) Mengevaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk
menghipotesi unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang
baru.
f) Berkreasi, yaitu kemampuan siswa untuk membangun
pengetahuan dan menyempurnakan kemampuan yang
telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.
Dalam proses belajar mengajar. Aspek kognitif paling
menonjol dan bisa dilihat langsung dari hasil tes. Dimana
disini pendidik dituntut untuk melaksanakan semua tujuan
tersebut ke dalam pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan
yang diberikan kepada siswa harus memenuhi unsur tujuan
dari segi kognitif, sehingga peserta didik dapat mrncapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2) Aspek Afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki
perhatian, sikap, penghargaan, nilai perasaan dan emosi.
Kratwohl, Bloom dan Masia mengemukakan taksonomi
tujuan ranah afektif meliputi 5 kategori yaitu menerima,
merespons, menilai, mengorganisasi dan karakterisasi.
3) Aspek Psikomotorik
Tujuan ranah aspek psikomotorik berhubungan dengan
keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan
yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan.
Kioler, Barket dan Miles mengemukakan taksonomi ranah
psikomotorik meliputi gerakan tubuh yang mencolok,
23
ketepatan gerak yang dikoordinasikan,perangkat
komunikasi nonverbal, dan kemampuan berbicara.
Dalam proses belajar mengajar, tidak hanya aspek kognitif
saja yang harus diperhatikan, melainkan aspek afektif dan
psikomotiknya juga. Untuk melihat keberhasilan kedua aspek
ini, pendidik dapat melihatnya dari segi sikap dan keterampilan
yang dilakukan oleh peserta didik setelah melakukan proses
belajar mengajar.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha secara sadar untuk
menanamkan cita-cita keagamaan yang mempunyai nilai-nlai lebih tinggi
daripada pendidikan lainnya karena hal tersebut menyangkut soal iman dan
keyakinan. Pendidikan agama Islam adalah ”usaha berupa bimbingan, asuhan
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya sebagai
pandangan hidup.
Diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha secara
sadar berupa bimbingan dan asuhan yang sistematis dan pragmatis terhadap
siswa untuk menanamkan cita-cita keagamaan yang mempunyai nilai-nilai
lebih tinggi daripada pendidikan lainnya serta dapat memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam baik untuk dirinya sendiri, keluarga,
masyarakat, nusa dan bangsa. Pendidikan Agama tidak hanya berarti memberi
pelajaran kepada anak-anak yang belum mengerti dan belum dapat
menangkap pengertian-pengertian yang abstrak, akan tetapi yang terpokok
adalah menanamkan jiwa kepada Tuhan, membiasakan mentuhi dan menjaga
nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama. (Zakiyah
Daradjat, 2001 : 127)
24
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu berikut ini:
1) Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan
secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam
arti ada yang dibimbing, diajari dan/atau dilatih dalam
peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan terhadap ajaran Agama Islam.
3) Guru PAI yang melaukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan secara sadar terhadap para peserta didiknya untuk
mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4) Pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Agama Islam dari peserta didik, yang
disamping untuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus
untuk membentuk kesalehan sosial.
5) Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhan
terbagi dalam empat cakupan: Al Quran dan Hadits, Keimanan,
Akhlak, dan Fiqh/Ibadah. Empat cakupan tersebut setidaknya
menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
diaharapkan dapat mewujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya
(Hablun minallah wa hablun minannas) (Nasih dan Adib, 2010).
Pendidikan Agama Islam tidak hanya melihat bahwa
pendidikan itu sebagai upaya mencedaskan semata (pendidikan
intelek, kecerdasan), melainkan sejalan dengan konsep Islam
tentang manusia dan hakekat eksistensinya. Pendidikan Agama
25
Islam juga berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan
kesadaran bahwa manusia itu sama di depan Allah, perbedaannya
adalah kadar ketakwaan, sebagai bentuk perbedaan secara
kualitatif.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara :
a.) hubungan manusia dengan Allah SWT
b.) hubungan manusia dengan sesama manusia
c.) hubungan manusia dengan dirinya, dan
d.) hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungannya.
Keempat hubungan di atas harus diwujudkan, karena keempat
hubungan di atas saling berkaitan dalam rangka mencapai berhasilnya
Pendidikan Agama Islam bagi siswa. (Yunus Namsa, 2000:23)
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam menurut H. Mahmud Yunus, adalah:
1. Menanamkan perasaan cinta dan taat kepada Allah dalam
hati anak anak, yaitu dengan mengingatkan nikmat Allah
yang tidak terhitung banyaknya.
2. Menanamkan itikad yang benar dan kepercayaan yang betul
dalam dada anak-anak.
3. Mendidikan anak-anak dari kecilnya, supaya mengikuti
suruhan Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya baik
kepada Allah ataupun terhadap masyarakat, yaitu dengan
mengisi hati mereka, supaya takut kepada Allah dan
berharap akan mendapat pahala.
26
4. Mendidik anak-anak dari kecilnya, supaya membiasakan
akhlak yang mulia dan adat kebiasaan yang baik,
5. Mengajar anak-anak, supaya mengetahui macam-macam
ibadat yang wajib dikerjakan dan cara melakukannya, serta
mengetahui hikmah hikmah dan faedah-faedahnya, serta
pengaruhnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
akherat. Begitu juga mengajarkan hokum hukum agama
yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam, serta taat
mengikutinya.
6. Memberi petunjuk mereka untuk hidup di dunia dan menuju
akhirat.
7. Memberikan contoh dan suri tauladan yang baik, serta
pengajaran dan nasehat-nasehat.
8. Membentuk warga negara yang baik dan masyarakat yang
baik, berbudi luhur, dan berakhlak mulia, serta berpegang
teguh dengan ajaran agama. (Namsa, 2000: 32),
C. Acuan Teoritis
Penelitian tindakan ini menggunakan model Kurt Lewin dengan dua
siklus. Ada 4 hal syang harus dilakukan dalam proses penelitian pendidikan
yakni perencanaan (planning), tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan
penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus
menerus. Penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan, dilanjutkan
dengan tindakan pertama atau siklus I yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X,
penelitian dilanjutkan dengan pemberian tindakan kedua atau siklus II sebagai
perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, apabila belum terjadi
perbaikan akan dilanjutkan dengan siklus III sebagai perbaikan dari siklus II.
27
D. Model Tindakan
Penelitian tindakan ini menggunakan model Kurt Lewin dengan dua
siklus. Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian pendidikan yakni
perencanaan (planning), tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian
tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus.
(Wina Sanjaya 2009 : 49)
1) Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara
kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK
hendaknya disusun cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan
pengaruh yang tidak dapat diduga atau kendala yang belum kelihatan.
Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil
pengamatan awal yang reflektif. Peneliti hendaknya melakukan
pengamatan awal terhadap situasi kelas dalam konteks situsi sekolah
secara umum. Kemudian bersama kolaborator melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran di kelas, dengan perhatian yang
dicurahkan pada perilaku guru yang terkait dengan upaya membantu
siswa belajar dan perilaku siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan uraian di atas, alternatif perencanaan untuk
melaksanakan PTK dengan penerapan metode diskusi adalah mulai
dari penyiapan RPP yang mencakup metode/teknik bahan mengajar,
alat pembelajaran, LKS, dan evaluasi, lembar kerja siswa serta lembar
observasi.
2) Tindakan adalah yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang
merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana, tindakan yang
disertai niat untuk memperbaiki keadaan. Berdasarkan uraian tersebut,
tindakan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
28
3) Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan
terkait. Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan
keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat responsif.
Berdasarkan uraian, observasi mengamati siswa dan guru dilakukan
saat tindakan sedang berlangsung.
4) Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis
seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha
memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam
tindakan strategis. Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi diantara
peneliti dan kolaborator. Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar
perbaikan rencana, refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis,
interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dan observasi atas pelaksanaan tindakan. Berdasarkan uraian
tersbut, refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh partisipan
yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.
Refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan hasil
observasi. Berdasarkan refleksi ini dapat memperbaiki tindakan pada
siklus selanjutnya. (Djunaidi Ghany, 2008 : 72)
29
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
SIKLUS II OBSERVASI PERENCANAAN
PELAKSANAAN
SIKLUS I
REFLEKSI
OBSERVASI PERENCANAAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI
30
E. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan kajian teori, maka dalam penelitian tindakan kelas ini
diajukan hipotesis yakni metode diskusi dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas X SMK Al-Irsyad Kota Jambi.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad
Jambi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Waktu penelitian akan
dilaksanakan selama 3 bulan terhitung 30 Juli-30 September 2019.
B. Rancangan Tindakan
1. Tindakan siklus I
a. Perencanaan
Peneliti bersama kolaborator akan membuat dan merencanakan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menggunakan metode
diskusi, silabus, lembar kerja siswa, lembar tes dan lembar observasi
siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan menggunakan metode diskusi
kelompok kecil dengan mengimplementasikan sesuai RPP yang telah
dibuat.
c. Observasi
Pada tahap ini penelitian ini, peneliti berbarengan dengan
observer melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
sedang berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi guru serta
siswa. untuk mengetahui sejauh mana kemampuan, bakat, minat serta
tanggung jawab siswa dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode diskusi.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti dan guru melakukan evaluasi dari
tindakan siklus I dimana hasil pembelajaran mengacu pada lembar
observasi serta evaluasi lembar kerja siswa. Jika hasil yang diharapkan
belum tercapai, maka akan dilanjutkan dengan tindakan siklus II.
32
3. Tindakan siklus II
Penelitian tindakan siklus II ini dimaksudkan sebagai perbaikan dari
penelitian tindakan siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II
identik dengan tindakan siklus I yakni perencanaan (planning), tindakan,
observasi dan refleksi. Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I
dan siklus II. Apabila target telah tercapai maka siklus dianggap selesai,
sebaliknya apabila target belum tercapai maka akan dilanjutkan dengan
siklus selanjutnya yang dimaksudkan untuk perbaikan siklus sebelumnya.
E. Desain dan Prosedur Tindakan
1. Desain Tindakan
Penelitian tindakan ini menggunakan model Kurt Lewin dengan dua
siklus, masing-masing siklus akan terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflection). (Wina Sanjaya, 2009 : 55) Penelitian tindakan ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran pendidikan agama
islam dengan menggunkan metode diskusi serta pengaruhnya terhadap
hasil belajar peserta didik seteleh menerapkan diskusi yang dilaksanakan
di Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi.
2. Prosedur Tindakan
Prosedur penelitian tindakan ini diawali dengan siklus I yang terdiri
dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas X. Kemudian penelitian akan
dilanjutkan siklus II berfungsi sebagai perbaaikan pada pembelajaran
siklus I jika target keberhasilan belum tercapai:
33
Adapun untuk prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus
pembelajaran, menyiapkan topik atau materi yang akan didiskusikan,
serta menyiapkan lembar kerja siswa dan menyiapkan instrument
lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta menyiapkan lembar
evaluasi.
b. Tindakan
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, kolaborator
bersama peneliti menggunakan metode diskusi sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap
siswa dan guru sesuai lembar pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dilihat dengan mencatat nilai hasil belajar siswa yang diperoleh
dari evaluasi pembelajaran siklus tindakan telah dilaksanakan.
d. Refleksi
Peneliti bersama guru akan melakukan evaluasi terhadap
analisis data tersebut. hasil diskusi antara guru dan peneliti akan
direfleksikan sebagai perbaikan pada siklus pembelajaran selanjutnya.
F. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan merupakan peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
peningkatan hasil belajar peserta didik hingga 75% dengan nilai kriteria
ketuntasan minimal adalah 75. (Djamarah dan Zain, 2010 : 108)
34
G. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini didapat dari peserta didik sebagai
informan utama dan guru serta kepala sekolah sebagai informan tambahan.
H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitan ini yaitu dimana data-daa
dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, tes, angket serta
dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi berlangsung. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar
observasi selama keterlaksanaan pembelajaran saat melaksanakan metode
diskusi. Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data (IPD) adalah alat yang digunakan peneliti
dalam mengupulkan data selama penelitian agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan mudah, adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian
antara lain (Suharsimi Arikunto, 2006 : 149):
a. Lembar Observasi Aktivitas
Lembar observasi aktivitas adalah segala macam kegiatan guru
meliputi beberapa indikator misalkan memperhatikan materi dalam proses
pembelajaran serta memperhatikan guru ketika proses pembelajaran.
b. Tes
Tes adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk melakukan
pengukuran, yakni berupa tes yang diberikan kepada siswa, untuk
memperoleh informasi terhadap penguasaan materi. Tes yang digunakan
35
pada penelitian ini terdiri dari siklus I dan siklus II, masing-masing terdiri
dari 10 soal.
c. Angket
Angket merupakan alat yang digunakan untuk melengkapi data
observasi dan tes tulis untuk melihat tanggapan siswa terhadap
pembelajaran menggunakan metode diskusi. Adapun untuk skala angket
tersebut adalah (Sugiono, 2009 : 93):
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan adalah kamera dengan menampilkan
foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi. Foto-foto ini digunakan sebagai alat bantu
untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran
berlangsung.
G. Keabsahan data
1. Telaah Model Tindakan
Penelitian tindakan ini menggunakan model kurt lewin dengan dua
siklus. Ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian
pendidikan yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah proses yang terjadi dalam
suatu lingkaran yang terus menerus dengan harapan dan perbaikan yang
ingin dicapai.
36
2. Validitas Data
Validitas data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Validitas
data dipertanggung jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat
dalam menarik kesimpulan. Untuk meningkatkan validitas penelitian
penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas melalui
triangulasi. Triangulasi adalah merupakan pemeriksaan keabsahan data
untuk memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding. Adapun bentuk triangulasi ada
empat, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik
dan traingulasi teori.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi sumber yaitu
dengan melihat data dari lembar observasi dan tes agar terhindar dari
kesalahan saat mengambil keputusan serta mempermudah dalam
penarikan kesimpulan. (Mudjia Rahadjo, 2005 : 87)
H. Teknik Analisis Data
Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi
data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
penelitian. Analisis dalam PTK bias dilakukan dengan analisis data kualitatif
dan analisis data kuantitatif. (Wina Sanjaya, 2013 : 117)
Setelah semua kegiatan dilaksanakan maka langkah selanjutnya dalam
penelitian ini adalah menganalisa terhadap semua data yang diperoleh selama
penelitian dan telah dirumuskan.
a. Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan
hasil belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru. Data
kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi siswa dan
lembar tes serta angket, untuk melihat suatu kemajuan atau keberhasilan
37
pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam menerapkan metode diskusi
dan nilai yang telah dipersentasekan setiap siklus pembelajaran.
b. Data Lembar Observasi
Analisis data observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang diisi
pada saat pembelajaran berlangsung. Data ini dianalisis menggunakan
rumus persentase:
P =
x 100%
Keterangan :
P = Angka persentase
F = Nilai pengamatan yang diperoleh
N = Jumlah keseluruhan pengamatan yang mesti diperoleh
untuk membuat interval presentase dan kategori penilaian observasi
diklasifikasikan dalam bentuk penyekoran sebagai berikut (Suharsimi
Arikunto, 2013 : 281)
86% - 100% = 4 = Sangat Baik
76% - 85% = 3 = Baik
60% - 75% = 2 = Cukup
55% - 59% = 1 = Kurang
≤54% = 0 = Kurang Sekali
c. Data Analisis Hasil Belajar Siswa
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa sehingga tercapai nilai KKM yang ditentukan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yaitu minimal 75. Berdasarkan teori belajar
tuntas, seorang peserta didik dipandang tuntas jika ia mampu mencapai
tujuan pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan. Sedangkan suatu
kelas dikatakan tuntas apabila mencapai nilai sekurang-kurangnya 75%
dari siswa yang ada di dalam kelas.
38
Untuk melihat keberhasilan siswa secara klasikal dianalisis dengan
menggunakan rumus persentase:
Keterangan:
KS = Kentuntasan belajar
ST = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa di kelas
Untuk melihat keberhasilan siswa secara individual dianalisis dengan
menggunakan rumus persentase:
P =
X 100%
Jika nilai yang diperoleh siswa mencapai KKM yaitu 75 maka
dinyatakan tuntas secara perorangan. Nilai individu dihitung berdasarkan
nilai skor tes pilihan ganda, satu soal diberi nilai 10 sedangkan
keseluruhan nilai adalah 100. Untuk mendapatkan nilai 100 yaitu
10x10=100.
Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari indikator
pemahaman/hasil belajar. Indikator yang ditetapkan dalam penelitian
adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75%.
d. Data Analisis Angket
Angket berfungsi untuk mendukung sekaligus menguatkan data yang
telah didapatkan melalui observasi dan tes tulis. Kemudian data tersebut
dianalisis secara deskriptif yang dihitung dengan menggunakan rumus
presentase sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Jumlah tanggapan siswa tiap aspek yang muncul
N = Jumlah siswa keseluruhan
39
I. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka peneliti akan
melakukan penelitian dalam rentang waktu yang belum ditentukan.
Dikarenakan pembuatan ini masih proses pembelajaran. Yang menggunakan
kegiatan yang terjadwal. Rencana waktu ini masih tentatif. Artinya dapat
berubah sesuai situasi dan kondisi lapangan yang diteliti. Adapun jadwal
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
40
TABEL 3.1 JADWAL PENELITIAN
Kegiatan Bulan
Okt
2018
Nov
2018
Des
2018
Jan
2019
Feb
2019
Mar
2019
Agu
2019
Sep
2019
3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Pengajuan Dosen
Pembimbing
Bimbingan
Proposal
Pengajuan Seminar
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan proposal
Pengajuan izin riset
Pengumpulan data
Pengolahan dan
analisis data
Konsultasi dengan
dosen pebimbing
Penulisan skripsi
Daftar siding
skripsi
Ujian Skripsi
*Catatan jadwal penelitian dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMK Al-Irsyad merupakan sekolah menengah kejuruan Pertanian yang
berada dibawah naungan yayasan Lajnah Pendidikan dan Pengajaran Al-Irsyad
Al-Islamiyyah yang memiliki sarana pendidikan dari jenjang Play Group, TK/RA,
SD, SMP, dan SMK Pertanian. Yayasan pendidikan Al-Irsyad berada dalam satu
lingkungan yang beralamat di Jln. Abdul Muis RT 12, No 45 Kel.Lingkar Selatan,
Kec. Jambi Selatan. SMK Al-Irsyad merupakan sarana pendidikan yang bertujuan
untuk membentuk pribadi peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia yang menunjang pendidikan dan keterampilan secara
menyeluruh.
1. Identitas Sekolah
Tabel 4.1 Identitas SMK Al-Irsyad Jambi
Nama Sekolah : SMK AL-IRSYAD KOTA JAMBI
Alamat : Jl. Abdul Muis RT. 12 Kec. Jambi Selatan Kota Jambi
NPSN : 10504615
Nomor SK Pendirian : 2742/1.10/M/Ib-1994
Tanggal SK Pendirian :14-06-1994
Nomor telepon : 0741/7190018
Email : [email protected]
Status Kepemilikan : Yayasan
Sumber listrik : PLN
Daya listrik : 1300
Akses internet : 3 ( tri )
Sumber : Dokumentasi SMK Al-Irsyad Jambi Tahun Ajaran 2018/2019
42
2. Sarana dan Prasarana
Sekolah ini memiliki berbagai fasilitas yang mendukung jalannya kegiatan
belajar mengajar sehari-hari. Berikut ini akan dijelaskan tentang sarana dan
prasarana sebagai pendukung kelancaran proses belajar mengajar yang ada.
a. Sarana
Tabel 4.2 Sarana SMK Al-Irsyad Jambi
No Jenis Sarana Letak KepeMilik
Sekolahan
Spesifikasi Jumlah Status
1 Tempat Sampah WC Siswi Milik
Sekolah
1 0 -
2 Tempat sampah Toilet Siswi Milik
Sekolah
1 0 -
3 Kursi siswa Lab.Komputer/TIK Milik
Sekolah
30 0 -
4 Kursi guru Lab.Komputer/ TIK Milik
Sekolah
1 0 -
5 Lemari Lab.Komputer/TIK Milik
Sekolah
1 0 -
6 Komputer Lab.Komputer/TIK Milik
Sekolah
25 0 -
7 Jam dinding Lab.Komputer/TIK Milik
Sekolah
1 0 -
8 Kursi kerja Lab.Komputer/TIK Milik 2 0 -
43
Sekolah
9 Printer Lab.Komputer/TIK Milik
Sekolah
1 0 -
10 Lemari Kopsis Milik
Sekolah
1 1 baik
11 Tmpat sampah Toilet guru Milik
Sekolah
1 0 -
12 Meja siswa KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 30 baik
13 Kursi siswa KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 30 baik
14 Meja guru KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 baik
15 Kursi guru KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 baik
16 Papan tulis KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 baik
17 Tempat sampah KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 baik
18 Jam dinding KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 baik
19 Kotak kontak KELAS XII.A Milik 1 1 baik
44
Sekolah
20 Kotak kontak KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 Baik
21 Simbol
kenegaraan
KELAS XII.A Milik
Sekolah
1 1 baik
22 Meja siswa KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 baik
23 Kursi siswa KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 Baik
24 Meja guru KELAS XIIB Milik
Sekolah
1 1 Baik
25 Kursi guru KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 Baik
26 Papan tulis KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 Baik
27 Tempat sampah KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 Baik
28 Jam dinding KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 Baik
29 Kotak kontak KELAS XII.B Milik
Sekolah
1 1 Baik
30 Kotak kontak KELAS XII.B Milik 1 1 Baik
45
Sekolah
31 Kursi siswa Ruang guru BP Milik
Sekolah
150 Baik
32 Meja guru Ruang guru BP Milik
Sekolah
20 Tidak
baik
33 Kursi guru Ruang guru BP Milik
Sekolah
20 Tidak
baik
34 Tempat sampah Ruang guru BP Milik
Sekolah
50 Baik
35 Papan panjang Masjid sekolah dan
warga
Milik
Sekolah
8 Baik
36 Tempat cuci
tangan
Masjid sekolah dan
warga
Milik
Sekolah
10 Baik
37 Jam dinding Masjid sekolah dan
warga
Milik
Sekolah
10 Baik
38 Lemari katalog Masjid sekolah dan
warga
Milik
Sekolah
7 Baik
39 Papan
pengumuman
Masjid sekolah dan
warga
Milik
Sekolah
5 Baik
40 Perlengkapan
ibadah
Masjid ekolah dan
warga
Milik
Sekolah
10 Baik
41 Tandu Masjid sekolah dan Milik 2 Baik
46
warga Sekolah
42 Jam dinding Perputakaan SMP-
SMK
Milik
Sekolah
1 Tidak
baik
43 Rak buku Perpustakaan SMP-
SMK
Milik
Sekolah
6 Tidak
baik
44 Kursi baca Perpustakaan SMP-
SMK
Milik
Sekolah
6 Baik
45 Kursi baca Perpustakaan SMP-
SMK
Milik
Sekolah
24 Baik
46 Meja siswa KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
47 Kursi siswa KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
48 Meja guru KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
49 Papan tulis KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
50 Tempat sampah KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
51 Jam dinding KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
52 Kotak kontak KELAS X Milik 1 1 Baik
47
Sekolah
53 Kotak kontak KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
54 Kotak kontak KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
55 Meja siswa KELAS XI A Milik
Sekolah
35 30 Baik
56 Kursi siswa KELAS XI A Milik
Sekolah
35 30 Baik
57 Meja guru KELAS XI A Milik
Sekolah
1 1 Baik
58 Kursi guru KELAS XI A Milik
Sekolah
1 1 Baik
59 Papan tulis KELAS XI A Milik
Sekolah
1 1 Baik
60 Tempat smpah KELAS XI A Milik
Sekolah
1 1 Baik
61 Jam dinding KELAS XI A Milik
Sekolah
1 1 Baik
62 Kotak kontak KELAS XI A Milik
Sekolah
1 1 Baik
63 Papan KELAS XI A Milik 1 1 Baik
48
pengumuman Sekolah
64 Lain nya Rumah penjaga Milik
Sekolah
1 1 -
65 Meja siswa KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
66 Kursi siswa KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
67 Meja guru KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
68 Kursi guru KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
69 Papan tulis KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
70 Tempat sampah KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
71 Jam dinding KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
72 Kotak kontak KELAS XI B Milik
Sekolah
1 1 Baik
73 Tempat cuci tangan Tempat wudhu Milik
Sekolah
1 0 -
74 Tempat sampah Ruang Osis Milik 2 0 -
49
Sekolah
75 Lemari Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 0 -
76 Papan panjang Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 0 -
77 Tempat sampah Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 0 -
78 Jam dinding Ruang majelis guru Milik
Sekolah
Digital 1 Baik
79 Simbol
kenegaraan
Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 1 -
80 Penanda waktu (
bell sekolah )
Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 1 -
81 Perlengkapan
P3K
Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 1 -
82 Tempat sampah Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 0 -
83 Tempat teh,kopi
dan gula
Ruang majelis guru Milik
Sekolah
1 0 -
84 Papan tulis Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
1 Baik
85 Lemari Ruang kepala Milik 4 Baik
50
sekolah Sekolah
86 Printer Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
3 Baik
87 Jam dinding Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
2 Baik
88 Kursi pimpinan Ruang/ kepala
sekolah
Milik
Sekolah
1 Baik
89 Meja pimpinan Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
1 Baik
90 Kursi dan meja
tamu
Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
1 Baik
91 Brangkas Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
1 Baik
92 Filling cabinet Ruang kepala
sekolah
Milik
Sekolah
3 Baik
93 Meja siswa KELAS X Milik
Sekolah
35 30 Baik
94 Kursi siswa KELAS X Milik
Sekolah
35 30 Baik
95 Meja guru KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
96 Kursi guru KELAS X Milik 1 1 Baik
51
Sekolah
97 Papan tulis KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
98 Tempat sampah KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
99 Jam dinding KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
100 Kotak kontak KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
101 Kotak kontak KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
102 Simbol
kenegaraan
KELAS X Milik
Sekolah
1 1 Baik
Sumber : Dokumentasi SMK Al-Irsyad Jambi Tahun Ajaran 2017/2018
b. Prasarana
Tabel 4.3 Prasarana SMK Al-Irsyad Jambi
NO Jenis Prasarana Status
KepeMilik Sekolahan
Panjang Lebar
1 Gudang Milik Sekolah 2 2
2 KELAS X Milik Sekolah 9 8
52
3 KELAS XII A Milik Sekolah 9 8
4 KELAS XII B Milik Sekolah 9 8
5 KELAS XI A Milik Sekolah 9 9
6 KELAS XI B Milik Sekolah 9 9
7 Koperasi siswa Milik Sekolah 8 9
8 Lab.IPA dan Biologi Milik Sekolah 6 3
9 Lab.Kimia Milik Sekolah 9 8
10 Lab.Komputer /TIK Milik Sekolah 9 8
11 Masjid sekolah dan warga Milik Sekolah 9 8
12 Perpustakaan SMP-SMK Milik Sekolah 20 20
13 Ruang guru BP Milik Sekolah 10 10
14 Ruang kepala sekolah Milik Sekolah 4 4
15 Ruang majelis guru Milik Sekolah 9 5
16 Ruang osis Milik Sekolah 9 9
17 Ruang pramuka Milik Sekolah 6 4
18 Ruang TU Milik Sekolah 7 5
19 Ruang UKS Milik Sekolah 3 4
20 Rumah penjaga Milik Sekolah 4 7
21 Rumah penjaga sekolah Milik Sekolah 10 5
53
22 Tempat bibit sudah jadi Milik Sekolah 6 4
23 Tempat pembibitan Milik Sekolah 6 3
24 Tempat wudhu/cuci tangan Milik Sekolah 15 5
25 Toilet guru laki-laki Milik Sekolah 4 2
26 Toilet guru perempuan Milik Sekolah 2 2
27 Toilrt guru perempuan Milik Sekolah 2 2
28 Toilet guru laki-laki Milik Sekolah 2 2
29 Toilet siswa Milik Sekolah 2 2
30 Toilet siswi Milik Sekolah 2 2
31 WC siswa Milik Sekolah 2 2
32 WC siswa Milik Sekolah 2 2
Sumber : Dokumentasi SMK Al-Irsyad Jambi Tahun Ajaran 2017/2018
3. Data Guru dan Pegawai
Adapun jumlah guru yang berada saat ini pada SMK Al-Irsyad adalah
berjumlah 13 orang.
Tabel 4.4 Jumlah Guru dan Pegawai SMK Al-Irsyad Jambi
No Nama
/NIP/NUPTK
Keterangan
Pendidikan Program
Studi
Jabatan/Tugas
Tambahan
54
1 Reno Fahrudin, S.P
0543749651200022
S1 Bahasa
Indonesia
Kepala
Sekolah
2 Asnafiyah, S.P
8049748651300032
S1 Bahasa Inggris Guru Tetap/Wakil
Kepala
Sekolah/Kesiswaan/Kur
ikulum
3
Jamaludin, S. Ag
7252745642200003
S1 PAI Guru Tetap
4 Mardiyah Hayati, S.Pd
9540759660300012
S1 IPS Guru Tetap
5 Nurhaida
1452767667210022
S1 Bahasa
Indonesia
Guru Tetap/Wali Kelas
XI B
6 Nurullyta
4038751653300033
S1 Fisika Guru Tetap/Wali Kelas
XI A/Kepala Labor IPA
7 Panca Putri Amnesty, S.P
60477516533000063
S1 Agronomi Guru Tetap/Kepala
Program
55
Sumber : Dokumentasi SMK Al-Irsyad Jambi Tahun Ajaran 2017/2018
4. Data siswa
Tabel 4.5 Jumlah siswa SMK Al-Irsyad Kota Jambi
Kelas Tahun Ajaran
8 Delfiandry, S.T
8952759661200052
S1 TIK Guru Tetap/Wali Kelas
XII B/Kepala Labor
Komputer/Pembina
Osis
9 H. Parman, M. Pd
564874568200012
S2 PAI Guru Tetap
10 Syafril Bakhda
7736743644200012
S1 Olahraga Guru Tetap/Wali Kelas
X/Kepala BK
11 Periyeni, S.P
0536753654300062
S1 Bahasa Inggris Guru Tetap/Kepala
Perpustakaan
12 Onnita
2134745639300003
S1 Seni dan PKN Guru Tetap/Wali Kelas
XII A
13 Hardi Apriyadi S1 Matematika Guru Tetap
56
2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
X 58 56 68 55
XI 60 59 56 60
XII 49 62 55 56
Jumlah 167 177 179 171
Sumber : Dokumentasi SMK Al-Irsyad Jambi Tahun Ajaran 2017/2018
5. Visi dan Misi SMK Al-Irsyad Jambi
- Visi :
Terwujud nya sumber daya manusia yang handal dengan menciptakan
lulusan yang beriman dan bertaqwa, mandiri, terampil, siap bekerja, dan
mrngembangkan ilmu pengetahuan teknologi.
- Misi :
a. Mengembangkan proses pembelajaran yang efektif di bidang
keagamaan. Normatif, adaptif, serta bidang keahlian teknologi yang
fleksibel dan berwawasan global.
b. Memperdalam penghayatan terhadapan ajaran agama yang di anut
khusus nya agama islam dan juga jiwa kebangsaan indonesia sebagai
sumber kearifan dalam bertindak.
c. Memberikan layanan pendidikan yang beriorentasi pada kecakapan
hidup yang berwawasan mutu dan keunggulan serta beriorientasi pada
masa depan.
d. Memberikan layanan pendidikan yang beriorintasi pada keunggulan
sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai bakat,
minat, dan potensi.
57
e. Mendorong dan menumbuhkan sikap berusaha mandiri secara intensif
kepada seluruh warga sekolah sehingga mengenali potensi diri nya
yang dapat di kembangkan secara optimal.
f. Menjadikan pusat layanan dan pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi ( TIK ) khusus nya di bidang pendidikan.
g. Mengembangkan seluruh potensi peserta didik maksimal yang di jiwai
oleh nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
Sumber : Dokumentasi SMK Al-Irsyad Jambi Tahun Ajaran 2018/2019
C. Pelaksanaan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMK Al-Isryad Jambi
1. Pra Siklus
Pra penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2019 Proses pembelajaran
pra tindakan ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab, nilai rata-rata
yang telah dicapai pada saat pra tindakan masih belum mencapai KKM dan dari
pengamatan sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa kurang
memperhatikan karena membosankan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Kriteria penilaian pada pra tindakan yang dilakukan peneliti adalah tes, peneliti
memperhatikan minat, keaktifan, serta prestasi belajar siswa yang dihasilkan.
Berdasarkan data dari hasil observasi pada proses pembelajaran pra siklus
terdapat beberapa informasi guru PAI SMK Al-Irsyad bahwa dalam pembelajaran
terdapat siswa yang kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, selain
itu, masih banyak siswa yang kurang bersemangat, acuh tak acuh, dan pada waktu
diberi soal masih banyak siswa yang nilainya masih kurang atau belum mencapai
KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Terbukti pada saat diberi tes setelah materi
selesai hanya 7 siswa yang tuntas dari 28 jumlah siswa.
58
Berikut ini adalah hasil tes sebelum dilakukannya tindakan atau pemberian
metode pada proses pembelajaran yang akan dijelaskan pada tabel 4.5 sebagai berikut
:
Tabel 4.6 Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 A 60 Tidak Tuntas
2 B 60 Tidak Tuntas
3 C 50 Tidak Tuntas
4 D 80 Tuntas
5 E 50 Tidak Tuntas
6 F 60 Tidak Tuntas
7 G 60 Tidak Tuntas
8 H 70 Tidak Tuntas
9 I 60 Tidak Tuntas
10 J 70 Tidak Tuntas
11 K 50 Tidak Tuntas
12 L 60 Tidak Tuntas
13 M 90 Tuntas
14 N 70 Tidak Tuntas
59
15 O 80 Tuntas
16 P 60 Tidak Tuntas
17 Q 60 Tidak Tuntas
18 R 100 Tuntas
19 S 70 Tidak Tuntas
20 T 80 Tuntas
21 U 50 Tidak Tuntas
22 V 60 Tidak Tuntas
23 W 80 Tuntas
24 X 80 Tuntas
25 Y 60 Tidak Tuntas
26 Z 60 Tidak Tuntas
27 AA 50 Tidak Tuntas
28 AB 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1840 7
Jumlah Siswa Yang Tuntas 7
Persentase Ketuntasan Siswa 25 %
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 21
Persentase Ketidaktuntasan Siswa 75 %
60
Sumber:Hasil Penelitian SMK Al-Irsyad Tanggal 8 Agustus 2019
KS =
x 100%
KS =
x 100%
KS = 25%
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 7 siswa atau 25%. Sedangkan 21 siswa atau 75% belum mencapai
ketuntasan belajar. Melihat kenyataan berdasarkan tabel 4.5 peneliti beserta guru PAI
berkolaborasi merencanakan skenario pembelajaran dengan menggunakan metode
diskusi, sebagai inovasi baru dalam pembelajaran PAI di SMK Al-Irsyad dan
diharapkan dengan menggunakan metode diskusi, hasil belajar siswa kelas X bisa
ditingkatkan.
Penelitian tindakan yang dilaksanakan di SMK Al-Irsyad Jambi dilakukan selama
3 bulan terhitung mulai tanggal 30 Juli-30 Oktober 2019. Penelitian ini dilakukan
dengan menerapkan metode diskusi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas X SMK Al-Irsyad Jambi. Untuk melihat penerapan metode tersebut peneliti
memperhatikan keaktifan, serta prestasi belajar siswa yang dihasilkan. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus.
61
2. Siklus I
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Materi yang di ajarkan adalah “Kontrol Diri
(Mujahadatun Nafsi)”.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
memulai penelitian, yaitu mempersiapkan segala keperluan dan langkah-langkah
dalam melakukan kegiatan penelitian. Dalam tahap ini peneliti menyiapkan persiapan
instrumen seperti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS, lembar
observasi, menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis serta membuat lembar kerja
siswa.
Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus I
Hari/Tanggal Pertemuan Materi
Kamis, 15
Agustus
2019
I Mujahadatun
Nafsi (Kontrol
Diri)
Kamis, 22
Agustus
2019
II Ujian/evaluasi tes
akhir siklus I
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan setelah mempersiapkan rencana dan langkah-langkah
yang akan dilakukan. Pada pertemuan I, langkah awal yang dilakukan pada tahap ini
adalah guru memulai pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak siswa
membacakan do‟a sebelum belajar. kemudian guru mengabsen kehadiran siswa.
Sebelum menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi, guru memberikan
pertanyaan kepada siswa secara klasikal untuk motivasi dan apersepsi untuk
62
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan.
Pada tahap ini siswa dapat mengetahui sendiri materi pelajaran yang dibahas dan guru
menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta menjelaskan dan menuliskan materi di
papan tulis.
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru melanjutkan menjelaskan dan
memberikan deskripsi secara sederhana materi tentang “Kontrol Diri (Mujahadatun
Nafsi)”. Siswa dikelompokkan secara heterogen yang terdiri dari 4 orang (siswa)
setiap kelompok. Kemudian guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas apa
saja yang mereka lakukan di dalam kelompok masing-masing. Kemudian guru
memberi LKS kepada masing-masing kelompok dan menyuruh masing-masing
kelompok untuk berdiskusi dengan anggota kelompok.
Guru menyuruh siswa berdiskusi bersama-sama dengan menjelaskan materi
“Kontrol Diri (Mujahadatun Nafsi)”. Setiap kelompok mempunyai tugas untuk
memberikan pemahaman kepada anggota kelompok dengan cara mendiskusikannya,
kemudian perwakilan masing-masing kelompok dipersilahkan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas lalu dilanjutkan dengan tanya
jawab tentang hasil presentasi setiap kelompok. guru memberikan apresiasi kepada
setiap kelompok yang telah maju dan guru memberi penguatan dari hasil presentasi
setiap kelompok.
Pada pertemuan II, di akhir materi pembelajaran guru memberikan evaluasi
berupa tes soal siklus I yang berisi 10 soal pilihan ganda, pemberian tes dilakukan
untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang diajarkan dan untuk melihat
hasil pengetahuan siswa sesudah pembelajaran dengan metode diskusi.
Setelah itu guru mengingatkan siswa untuk materi selanjutnya,mengajak siswa
berdoa sesudah belajar dan mengakhiri dengan salam.
c. Observasi
63
Obsevasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran siklus I, dengan materi
“Kontrol Diri (Mujahadatun Nafsi)”, dengan membagikan siswa ke dalam beberapa
kelompok. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini lembar pengamatan
aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung.
Hasil observasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No.
Aspek yang
diamati
Jumlah
Siswa Persentase
Skor
Penilaian
1. Pendahuluan
a. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
apersepsi
b. Siswa
memperhatikan guru
menyampaikan
motivasi dan
menjawab
pertanyaan yang
ditanyakan oleh guru
c. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
24
22
20
86 %
79 %
71 %
4
3
2
2.
Kegiatan
Inti
64
a. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
materi pelajaran
b. Siswa membentuk
kelompok yang telah
ditetapkan
c. Siswa menyimak
guru menjelaskan
prosedur
pembelajaran
menggunakan
metode diskusi
d. Siswa melakukan
diskusi kelompok
e. Perwakilan
kelompok menjawab
soal yang telah
didiskusikan
f. Siswa menyimak
guru memberikan
penguatan terhadap
presentasi kelompok
20
22
18
22
18
24
71 %
79 %
64 %
79 %
64 %
86 %
2
3
2
3
2
3
3. Penutup
a. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
kesimpulan pelajaran
b. Siswa
mengerjakan LKS
22
22
79 %
79 %
3
3
65
Jumlah 30
Persentase 68,18 %
Sumber:Hasil Penelitian SMK Al-Irsyad Tanggal 22 Agustus 2019
Keterangan Skor :
4 = Sangat Baik 1 = Kurang
3 = Baik 0 = Kurang Sekali
2 = Cukup
Rumus mencari persentasi aktivitas siswa :
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 68,18%
Untuk memperoleh nilai rata-rata yang didapati hasil pengamatan aktivitas
siswa pada siklus I adalah menggunakan rumus
. Sehingga memperoleh
persentase 68,18% untuk observasi aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I di atas, dapat dipahami aktivitas
siswa dalam penerapan metode diskusi dapat digolongkan dalam kategori cukup
persentase 68,18%. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
66
aktivitas siswa dapat dilihat bahwa, beberapa siswa masih belum serius selama
penerapan diskusi yang dilakukan.
Setelah berlangsung proses belajar mengajar pada siklus I, guru memberikan
tes dengan jumlah 10 soal yang diikuti oleh 28 siswa untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Hasil tes belajar pada siklus I, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 A 80 Tuntas
2 B 80 Tuntas
3 C 100 Tuntas
4 D 80 Tuntas
5 E 60 Tidak Tuntas
6 F 100 Tuntas
7 G 80 Tuntas
8 H 70 Tidak Tuntas
9 I 100 Tuntas
10 J 70 Tidak Tuntas
11 K 100 Tuntas
12 L 70 Tidak Tuntas
13 M 90 Tuntas
67
14 N 70 Tidak Tuntas
15 O 80 Tuntas
16 P 70 Tidak Tuntas
17 Q 60 Tidak Tuntas
18 R 100 Tuntas
19 S 80 Tuntas
20 T 60 Tidak Tuntas
21 U 80 Tuntas
22 V 100 Tuntas
23 W 70 Tidak Tuntas
24 X 70 Tidak Tuntas
25 Y 100 Tuntas
26 Z 90 Tuntas
27 AA 100 Tuntas
28 AB 100 Tuntas
Jumlah 2310 18
Jumlah Siswa Yang Tuntas 18
Persentase Ketuntasan Siswa 64,28 %
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 10
68
Persentase Ketidaktuntasan Siswa 35,71 %
Sumber:Hasil Penelitian SMK Al-Irsyad, Tanggal 22 Agustus 2019
KS =
x 100%
KS =
x 100%
KS = 64,28%
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 18 siswa atau 64,28%. Sedangkan 10 siswa atau 35,71% belum
mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu persentase ketuntasan belajar siswa
masih berada di bawah 75%, maka hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang menggunakan metode diskusi untuk siklus I belum mencapai
ketuntasan belajar klasikal.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk menganalisa semua tahapan pada setiap siklus
untuk menyempurnakan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi Siklus I,
menunjukkan adanya keaktifan belajar siswa ketika menggunakan metode diskusi.
Namun hasil tersebut belum memuaskan, ini disebabkan karena pada saat siswa
belum fokus terhadap guru yang menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
pembelajaran dan pada saat kegiatan diskusi kurang dapat memberikan sumbangan
pemikiran siswa. Pencapaian ini masih belum maksimal disebabkan masih sedikit
sekali siswa yang bertanya dan jawaban yang mereka berikan belum memuaskan
karena masih ragu-ragu dalam memberikan pertanyaan dan jawaban.
69
Konsekuensinya, keadaan di dalam kelas aktif, namun siswa belum terkonsentrasi
penuh terhadap pelajaran yang dilaksanakan.
Demikian juga dengan hasil tes yang dilakukan pada siklus I diatas, dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 18 siswa
atau 64,28% sedangkan 10 siswa atau 35,71% belum mencapai ketuntasan belajar
yang diharapkan yaitu 75%, maka hasil belajar siswa untuk siklus I belum mencapai
ketuntasan belajar klasikal. Hal ini disebabkan karena waktu yang terbatas yang
dimiliki oleh guru untuk memberikan penguatan dan kesimpulan setelah diskusi
berakhir.
Sebagaimana hasil observasi diatas, peneliti berinisiatif melakukan modifikasi
dengan penerapan metode diskusi untuk membagi kelompok yang lebih besar lagi,
dengan tujuan siswa lebih bisa mengutarakan pandapatnya dan mendapat jawaban
yang lebih memuaskan. Kemudian pembagian kelompok dengan anggota yang lebih
memungkinkan juga akan menghemat waktu yang diperlukan untuk
mempresentasikan hasilnya sehingga guru memperoleh waktu yang cukup untuk
memberikan penguatan diakhir diskusi.
3. Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah
“Larangan Pergaulan Bebas”.
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki kelemahan pada siklus I yang
berdasarkan pada refleksi dari pengamatan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
menyiapkan beberapa instrument penelitian, yaitu: RPP, LKS, lembar observasi,
angket, dan lembar evaluasi belajar siswa.
70
Tabel 4.10 Jadwal perencanaan siklus II
Hari/Tanggal Pertemuan Materi
Kamis, 29 Agustus
2019
I Larangan Pergaulan
Bebas
Kamis, 5 September
2019
II Ujian/evaluasi tes akhir
siklus II
b. Pelaksanaan
Pada siklus II masih dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahap-tahap pembelajarannya masih sama dengan
tahap pembelajaran pada siklus I.
Pada pertemuan I, langkah awal yang dilakukan pada tahap ini adalah guru
memulai pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak siswa membacakan doa
sebelum belajar, kemudian guru mengabsen kehadiran siswa. Sebelum menerapkan
pembelajaran dengan model metode diskusi, guru memberikan pertanyaan kepada
siswa secara klasikal untuk motivasi dan apersepsi untuk membangkitkan rasa ingin
tahu siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Pada tahap ini siswa dapat
mengetahui sendiri materi pelajaran yang dibahas dan guru menyampaikan tujuan
yang akan dicapai.
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru melanjutkan dengan menjelaskan dan
memberikan deskripsi secara sederhana tentang materi “Iman Kepada Nabi dan
Rasul”. Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok
memiliki 5-6 anggota (siswa). Selanjutnya, guru menjelaskan maksud pembelajaran
dan tugas apa saja yang mereka lakukan di dalam kelompok masing-masing.
71
Kemudian guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok dan menyuruh
masing-masing kelompok untuk berdiskusi dengan anggota kelompok.
Guru menyuruh siswa berdiskusi bersama-sama dengan menjelaskan tentang
materi “Larangan Pergaulan Bebas”. Setiap kelompok mempunyai tugas untuk
memberikan pemahaman kepada anggota kelompok dengan cara mendiskus
ikannya, kemudian masing-masing perwakilan kelompok dipersilahkan untuk
mempresentasikan hasil dari diskusinya ke depan kelas lalu dilanjutkan dengan tanya
jawab tentang hasil presentasi setiap kelompok. Guru memberikan apresiasi kepada
setiap kelompok yang telah maju dan guru memberi penguatan dari hasil presentasi
setiap kelompok.
Pada pertemuan II, di akhir materi pembelajaran guru memberikan evaluasi
berupa tes soal siklus II yang berisi 10 soal pilihan ganda, pemberian tes dilakukan
untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang diajarkan dan untuk melihat
hasil pengetahuan siswa sesudah pembelajaran dengan metode diskusi.
Setelah itu guru mengingatkan siswa untuk materi selanjutnya, mengajak
siswa berdoa sesudah belajar dan mengakhiri dengan salam.
c. Observasi
Observasi ini dilakukan pada proses pembelajaran siklus II, pada pertemuan
ini materi yang diajarkan adalah “Larangan Pergaulan Bebas”, dengan cara
mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 5-6
orang (siswa). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini berbentuk lembar
pengamatan aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti selama proses belajar mengajar
berlangsung. Hasil Observasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
72
Tabel 4.11 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No
.
Aspek yang
diamati
Jumlah
Siswa
Persen
tase
Skor
Penilaia
n
1
.
Pendahuluan
a. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
apersepsi
b. Siswa memperhatikan
guru menyampaikan
motivasi dan menjawab
pertanyaan yang
ditanyakan oleh guru
c. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
26
22
22
93 %
79 %
79 %
4
3
3
2
.
Kegiatan Inti
a. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
materi pelajaran
b. Siswa membentuk
kelompok yang telah
ditetapkan
c. Siswa menyimak guru
menjelaskan prosedur
pembelajaran
26
26
22
26
93 %
93 %
79 %
93 %
4
4
3
4
73
menggunakan metode
diskusi
d. Siswa melakukan
diskusi kelompok
e. Kelompok menjawab
soal yang telah
didiskusikan
f. Siswa menyimak guru
memberikan penguatan
terhadap presentasi
kelompok
24
28
86 %
100 %
3
4
3
.
Penutup
a. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
kesimpulan pelajaran
b. Siswa mengerjakan
LKS
22
26
79 %
93 %
3
4
Jumlah 39
Persentase 88,63 %
Sumber:Hasil Penelitian SMK Al-Irsyad Tanggal 5 September 2019
Keterangan Skor :
4 = Sangat Baik 1 = Kurang
3 = Baik 0 = Kurang Sekali
74
2 = Cukup
Rumus mencari persentase aktivitas siswa :
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 88,63%
Untuk memperoleh nilai rata-rata yang didapati hasil pengamatan aktivitas
siswa pada siklus II adalah menggunakan rumus
. Sehingga
memperoleh persentase 88,63% untuk observasi aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II di atas, dapat dipahami aktivitas
siswa dalam penerapan metode diskusi dapat digolongkan dalam kategori baik dan
mencapai target, dengan persentase 88,63% untuk siklus II.
Pada siklus II peneliti juga memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa, dengan membagi lembar soal kepada siswa dengan jumlah 10 soal yang diikuti
oleh 28 siswa. Tujuan dilakukan tes tersebut untuk mendapatkan data dari hasil
belajar siswa selama dalam proses pembelajaran menggunakan metode diskusi. Hasil
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Nilai Tes Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 A 100 Tuntas
2 B 80 Tuntas
75
3 C 100 Tuntas
4 D 90 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 90 Tuntas
7 G 100 Tuntas
8 H 70 Tidak Tuntas
9 I 100 Tuntas
10 J 80 Tuntas
11 K 80 Tuntas
12 L 100 Tuntas
13 M 80 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 100 Tuntas
16 P 70 Tidak Tuntas
17 Q 80 Tuntas
18 R 100 Tuntas
19 S 90 Tuntas
20 T 80 Tuntas
21 U 80 Tuntas
76
22 V 100 Tuntas
23 W 80 Tuntas
24 X 100 Tuntas
25 Y 70 Tidak Tuntas
26 Z 90 Tuntas
27 AA 100 Tuntas
28 AB 80 Tuntas
Jumlah 2450 25
Jumlah Siswa Yang Tuntas 25
Persentase Ketuntasan Siswa 89,28 %
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 3
Persentase Ketidaktuntasan Siswa 10,71 %
Sumber:Hasil Penelitian SMK Al-Irsyad, Tanggal 5 September 2019
KS =
x 100%
KS =
x 100%
KS = 89,28%
77
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 menunjukkan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 25 siswa atau 89,28%
sedangkan 3 siswa atau 10,71% belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa melalui penerapan
metode diskusi untuk siklus ke II di kelas X sudah mencapai ketuntasan belajar secara
klasikal.
d. Refleksi
Selama kegiatan pembelajaran pada siklus II keberhasilan yang diperoleh
mengalami peningkatan yang sangat baik dibanding siklus sebelumnya. Berdasarkan
hasil observasi siklus II, menunjukkan adanya keaktifan belajar siswa ketika
menggunakan metode diskusi. Hasil yang dicapai sudah sangat memuaskan, ini
disebabkan karena pada saat siswa sudah bisa fokus saat guru menjelaskan tujuan dan
materi pembelajaran dan pada saat diskusi sumbangan pemikiran yang diberikan dan
jawaban yang dihasilkan sangat memuaskan. Pada siklus ini peneliti mengamati
sudah ada kemajuan pada siswa dalam hal sudah menunjukkan keaktifan dalam
berdiskusi, bertukar pikiran serta menyimak dan memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru. Begitu pula semangat dan ketertarikan pada saat penerapan
diskusi dan pembelajaran mengalami peningkatan. Kemudian waktu yang diperlukan
untuk mempresentasikan hasil diskusi lebih efesien sehingga guru memiliki waktu
yang cukup untuk memberikan penguatan dan kesimpulan diakhir diskusi.
Demikian juga hasil tes yang dilakukan pada siklus II diatas dapat diketahui
bahwa jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa atau
89,28%, artinya ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode diskusi untuk
siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal dan menunjukkan meningkatnya
hasil belajar siswa.
78
e. Angket
Untuk mengetahui bagaimana minat siswa terhadap penerapan metode diskusi
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, peneliti juga mengumpulkan data
melalui angket yang diisi oleh 28 orang siswa setelah pelajaran berlangsung. Adapun
tanggapan para siswa terhadap penerapan metode diskusi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
79
Tabel 4.13 Angket siswa terhadap penerapan metode diskusi
No. Pertanyaan
Jawaban Persentase
SS S TS STS SS S TS STS
1. Metode diskusi dapat membuat
saya lebih mudah bekerjasama
dengan teman 17 11 60,71% 39,28%
2. Saya sangat termotivasi untuk
belajar dengan menggunakan
metode diskusi 16 10 2 57,14% 35,71% 7,14%
3. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi memudahkan saya
dalam mengingat materi-materi
yang diajarkan 18 10 64,28% 35,71%
4. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi menarik bagi saya 17 5 5 1 60,71% 17,85% 17,85%
3,57%
5. Bagi saya metode diskusi tepat
diterapkan dalam pelajaran
pendidikan Agama Islam 15 10 3 53,57% 35,71% 10,71%
6. Saya merasakan adanya
perbedaan antara belajar
menggunakan metode diskusi
dengan belajar biasa 14 14 50% 50%
80
7. Dengan menggunakan metode
diskusi saya lebih berani
mengungkapkan ide-ide yang
saya ketahui 8 15 3 2 28,57% 53,57% 10,71%
7,14%
8. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi, membuat saya
mudah memahami pembelajaran 8 16 3 1 28,57% 57,14% 10,71%
3,57%
9. Dengan metode diskusi saya
merasakan suasana aktif dalam
kegiatan pembelajaran 17 10 1 60,71% 35,71% 3,57%
10. Metode diskusi membuat saya
tidak bosan 10 18 35,71% 64,28%
11. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi memudahkan saya
dalam menyelesaikan tugas 17 9 2 60,71% 32,14% 7,14%
12. Metode diskusi membuat saya
cepat memahami isi dan materi
pembelajaran 15 9 3 1 53,57% 32,14% 10,71%
3,57%
13. Pembelajaran dengan metode
diskusi membuat saya aktif dalam
berdiskusi 16 10 2 57,14% 35,71% 7,14%
14. Pembelajaran dengan metode
diskusi membuat saya cepat
dalam mengerjakan LKS 18 10 64,28% 35,71%
81
Sumber:Hasil Penelitian SMK Al-Irsyad Tanggal 5 September 2019
15. Dengan pembelajaran metode
diskusi saya semangat untuk
belajar 16 12 57,14% 42,85%
Jumlah 222 167 21 5 792,81% 603,51% 85,68%
17,85%
Rata-rata 14,80 11,13 1,4 0,33 52,85% 40,23% 5,71%
1,19%
82
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.13 merupakan hasil yang diperoleh
dari 28 siswa, dimana 52,85% siswa yang sangat setuju, 40,23% siswa setuju, 5,71%
siswa tidak setuju, dan 1,19 % siswa yang sangat tidak setuju terhadap penggunaan
metode diskusi. Maka dengan kriteria yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa
siswa memilki ketertarikan terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode
diskusi.
Dilihat dari semua hasil tes dari mulai pra siklus hingga pelaksanaan siklus I
dan II. Persentasi dari hasil observasi aktivitas siswa yaitu siklus I: 68,18% dan siklus
II: 88,63% dan belajar siswa secara klasikal yaitu pra siklus : 25%, siklus I: 64,28%
dan siklus II: 89,28%, terlihat peningkatan. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat dalam
grafik pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Grafik Persentase Obsevasi Aktivitas Siswa
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Siklus I Siklus II
Observasi Aktivitas Siswa
Observasi Aktivitas Siswa
83
Gambar 4.2 Grafik Persentase Siswa Yang Telah Berhasil Dalam
Pembelajaran
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukannya pembelajaran dengan metode diskusi dan pemberian pra
siklus hingga siklus I dan siklus II kepada para peserta didik, adapun data yang dapat
diperoleh dari penelitian bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa di kelas X
SMK Al-Irsyad kota Jambi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ketuntasan Hasil Belajar
Ketuntasan belajar siswa menunjukkan keberhasilan terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Keberhasilan pembelajaran ini ditandai dengan adanya
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa
84
perubahan pada siswa, perubahan itu dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan. Untuk mencapai
keberhasilan belajar tentu diperlukan metode yang efektif agar ketuntasan belajar
dapat terpenuhi. Dalam aspek pengetahuan, ketuntasan belajar dapat diperoleh
melalui hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa. Apabila metode diskusi yang
diterapkan dalam pembelajaran efektif maka sudah seharusnya ketuntasan belajar
klasikal dapat tercapai, yaitu setidaknya 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai
tuntas sesuai KKM yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari ketertarikan siswa
terhadap materi yang disampaikan guru. Ketuntasan hasil belajar meningkat dari pra
siklus, siklus I dan siklus II, yaitu 25%, 68,18% dan 89,28%. Pada siklus II
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Keaktifan Siswa
Salah satu prinsip penting dalam pembelajaran adalah keaktifan belajar untuk
memperoleh pengetahuan atau informasi. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa
untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau
hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang
telah diberikan. Oleh sebab itu dibutuhkan metode yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Metode belajar yang baik tentu menerapkan
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Demikian juga dengan metode
diskusi, apabila dalam penerapannya memungkinkan siswa akan belajar secara aktif.
Sehingga dengan aktifnya siswa baik secara mental, fisik, maupun psikis, siswa akan
belajar penuh kebermaknaan dan hasil belajar yang mereka dapatkan akan bertahan
lebih lama. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa selama pembelajaran. Keaktifan
siswa meningkat dari siklus I hingga siklus II, 64,18% dan 88,63%.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian tentang efektifitas metode
diskusi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Metode diskusi dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya minat belajar siswa selama proses
belajar mengajar menggunakan metode tersebut. Pengunaan metode diskusi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam memungkinkan siswa belajar aktif, sehingga
proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Kemudian berdasarkan data hasil
penelitian di SMK Al-Irsyad, prestasi belajar yang dihasilkan melalui penggunaan
metode diskusi cukup memuaskan karena 75% siswa sudah memperoleh nilai tuntas
sesuai dengan KKM di sekolah tersebut.
2. Dalam penerapan metode diskusi aspek-aspek tersebut terpenuhi untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik maka metode ini dapat mempengaruhi dalam
proses pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran PAI dengan
melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat
dari data persentase hasil belajar siswa secara klasikal pada pra siklus yaitu hanya
(25%), pada siklus I (64,28%) dan pada siklus II meningkat menjadi (89,28%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan perlu dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan metode diskusi dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena metode diskusi terbukti efektif dalam
86
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan siswa lebih termotivasi, lebih kreatif serta
mempunyai interaksi sosial yang baik.
2. Diharapkan kepada guru yang menggunakan metode diskusi agar dapat
mengontrol keaadaan siswa selama berdiskusi, karena dengan cara ini guru dapat
mengetahui apakah metode diskusi yang diterapkan sudah efektif atau belum,
sehingga pada pertemuan selanjutnya guru dapat menyempurnakan metode tersebut.
87
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI
Abuddin Nata, 2009, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Ahmad Sabri, 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: PT. Ciputat Press
Ainurrafiq Dawam, 2003, Kajian Kawasan Manajemen Pendidikan Islam (Dalam Sosio
Religious), Yogyakarta : linkas
Arief, Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : PT Ciputat Pers
Catharina Tri Anni, 2004, Psikologi Belajar Semarang: IKIP Semarang Press
Daradjat, Zakiah, 1995, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta
Djunaidi Ghany, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press
Kunandar, 2012, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi
guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada
M. Alisuf Sabri, 2010, Psikologi Pendidikan Jakarta: Pedoman Ilmu
M. Ngalim Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya
Mardianto, 2012, Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing
Moedjiono, Hasibuan, 2001, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhammad Uzer Usman, 2000, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhibbin Syah, 2011, Psikologi Belajar Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E., 2005, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Namsa, Yunus, 2000, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Pustaka Firdaus
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2001, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru
88
Oemar Hamalik, 2001, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Ramayulis, 2005, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia
Sobri, Sutikno, 2013, Belajar dan Pembelajaran¸ Jakarta : Kencana
Sudjarwo, 2007. Proses Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharsimi Arikunto, 2013, Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Sulaiman Abdullah, 1991, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta : Rineka
Cipta
Sumadi Surya Subrata, 1995, Psikologi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suryo Subroto, 2002, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun, 2018, Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN STS Jambi
Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud), 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai
Pustaka
89
LAMPIRAN
90
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul Skripsi : “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas X Sekolah
Menengah Kejuruan Al-Irsyad Kota Jambi”
Pedoman Observasi
1. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran setiap siklusnya.
2. Mengamati seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Mengamati seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-
tanda akan tercapainya tujuan penelitian.
Pedoman Dokumentasi
1. Historis Sekolah
2. Sarana dan Prasarana sekolah
3. Keadaan Guru
4. Visi dan Misi sekolah
5. Data Awal Hasil Belajar Siswa
6. Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
7. Hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
Pedoman Tes
Metode ini diberikan kepada siswa pada setiap siklus, tes yang akan dilakukan
secara tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda, disesuaikan dengan materi
yang diajarkan dan dibantu guru untuk melihat hasil belajar yang dicapai
setelah diberikan soal.
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Al-Irsyad Kota Jambi
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Kontrol Diri (Mujahadah an-nafsi)
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x Pertemuan )
A. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjuk kan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai perma
salahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedu ral
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafsi) sebagai
implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal (8) : 72 serta hadits terkait.
3.1 Menganalisis QS. Al-Anfal (8) : 72 serta hadits tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafsi).
92
3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafsi) dan
menerapkannya dalam kehidupan.
4.1.1 Membaca QS. Al-Anfal (8) : 72 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf.
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Anfal (8) : 72 dengan lancar.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.1.1 Menganalisis pengertian kontrol diri (mujahadah an-nafsi).
3.2.1 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafsi).
4.1.1.1 Membaca QS. Al-Anfal (8) : 72 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf.
4.1.2.1 Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Anfal (8) : 72) dengan lancar.
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu :
1. Menganalisis pengertian kontrol diri (mujahadah an-nafsi).
2. Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafsi).
3. Membaca QS. Al-Anfal (8) : 72 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul
huruf.
4. Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Anfal (8) : 72) dengan lancar.
E. Materi Pembelajaran :
1. Kontrol diri (mujahadah an-nafsi), QS Al-Anfal (8) Ayat 72 :
93
Terjemah :
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi.
Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada
kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi)
jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka
kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat
perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Anfal ayat 72).
Manfaat dan Hikmah Kontrol Diri :
1. Hati semakin bersih dan tenang
2. Memperoleh kebahagiaan lahir dan batin
3. Diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam mengerjakan amal sholih
4. Dijauhkan dari sifat-sifat tercela, seperti iri, dengki dan sombong
5. Dicintai Allah SWT dan sesama manusia
6. Mendapatkan hidayah yang sempurna dari Allah SWT
7. Mendapatkan ridho dari Allah SWT
F. Metode Pembelajaran
Metode : Diskusi, Penugasan.
G. KegiatanPembelajaran :
Kegiatan Waktu
Pendahuluan :
1. Guru membuka pembelajaran dengan dengan salam dan berdo‟a
bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
2. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
20 Menit
94
Kegiatan Waktu
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi.
4. Guru menyampaikan kompetensi inti, dan kompetensi dasar dan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tahapan-tahapan kegiatan.
6. Guru mempersiapkan media / alat peraga / alat bantu Kegiatan Inti :
a. Mengamati
- Mengarahkan siswa untuk mengamati materi pembelajaran
- Mengamati sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang
diajarkan
b. Menanya
- Menanyakan materi pembelajaran terkait
c. Mengumpulkan data / eksplorasi
- Menerangkan materi pembelajaran serta membagi siswa dalam beberapa
kelompok
- Mendiskusikan pembelajaran secara berkelompok
- Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
d. Mengasosiasi
- Membuat kesimpulan dari materi pembelajaran serta dari hasil diskusi
e. Mengkomunikasikan
- Mengevaluasi materi pembelajaran yang telah diajarkan
60 Menit
95
Kegiatan Waktu
Penutup :
1. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
2. Menutup dengan do‟a serta mengucapkan salam dan
meninggalkan kelas
10 Menit
H. Sumber Belajar
1. Buku PAI Kls X SMK
2. Literatur yang memuat tentang Kontrol Diri (mujahadah an-nafsi).
I. Penilaian
1. Lembar observasi aktivitas siswa
2. Lembar kerja siswa
Mengetahui,
Guru PAI
..............................
NIP:
Jambi, Agustus 2019
Peneliti
Muhammad Rino
NIM: TP 151418
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Al-Irsyad Kota Jambi
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Larangan Pergaulan Bebas
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit ( 1 x Pertemuan )
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjuk kan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai perma
salahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedu ral
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
1.3. Meyakini kebenaran hukum Islam.
1.4. Berpakaian sesuai dengan syari‟at Islam dalam kehidupan sehari-hari.
97
2.4. Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Isra‟ (17) : 32 dan QS. An-Nur (24) : 2
serta hadits terkait.
3.3. Menganalisis QS. Al-Isra‟ (17) : 32 dan QS. An-Nur (24) : 2 serta hadits tentang
larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.4. Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
4.2.1. Membaca QS. Al-Isra‟ (17) : 32 dan QS. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhorijul huruf.
4.2.2. Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Isra‟ (17) : 32 dan QS. An-Nur (24) : 2 dengan
lancar.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.3.1. Menganalisis QS. Al-Isra‟ (17) : 32 tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
3.3.2. Menganalisis QS. An-Nur (24) : 2 tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.3.3. Menganalisis Hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.4.1. Memahami faktor-faktor yang mendorong pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
3.4.2. Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
4.2.1.1. Membaca QS. Al-Isra‟ (17) : 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf.
4.2.1.2. Membaca QS. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhorijul huruf.
4.2.2.1. Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Isra‟ (17) : 32 dengan lancar.
4.2.2.2. Mendemonstrasikan hafalan QS. An-Nur (24) : 2 dengan lancar.
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu :
1. Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan
zina.
2. Menganalisis QS. Al-Isra‟ (17) : 32 tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
3. Menganalisis QS. An-Nur (24) : 2 tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
4. Menganalisis Hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
98
5. Memahami faktor-faktor yang mendorong pergaulan bebas dan perbuatan zina.
6. Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
7. Membaca QS. Al-Isra‟ (17) : 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul
huruf.
8. Membaca QS. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul
huruf.
9. Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Isra‟ (17) : 32 dengan lancar.
10. Mendemonstrasikan hafalan QS. An-Nur (24) : 2 dengan lancar.
E. Materi Pembelajaran :
Menjaga Martabat Diri dari Pergaulan Bebas dan Berbuat Zina
1. QS. Al-Isra‟ (17) ayat 32 :
Terjemah :
“ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya (zina) itu suatu perbuatan keji
dan suatu jalan yang buruk ” (QS. Al-Isra‟ ayat 32).
2. QS. An-Nur (24) ayat 2 :
99
Terjemah : “ Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus
kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang
yang beriman ” (QS. An-Nur ayat 2).
3. Hadits Rasulullah SAW :
Rasulullah menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang mendekati zina,
sebagaimana diuraikan dalam hadis berikut ini :
Terjemah :
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda :
"Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil
dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah
mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina
kedua kaki adalah melangkah, //dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-
angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR.
Muslim).
F. Metode Pembelajaran
Metode : Diskusi, Penugasan.
100
G. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Waktu
Pendahuluan :
1. Guru membuka pembelajaran dengan dengan salam dan berdo‟a
bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
2. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi.
4. Guru menyampaikan kompetensi inti, dan kompetensi dasar dan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tahapan-tahapan kegiatan.
6. Guru mempersiapkan media / alat peraga / alat bantu
20 Menit
Kegiatan Inti :
a. Mengamati
- Mengarahkan siswa untuk mengamati materi pembelajaran
- Mengamati sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang
diajarkan
b. Menanya
- Menanyakan materi pembelajaran terkait
c. Mengumpulkan data / eksplorasi
- Menerangkan materi pembelajaran serta membagi siswa dalam beberapa
kelompok
- Mendiskusikan pembelajaran secara berkelompok
- Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
d. Mengasosiasi
- Membuat kesimpulan dari materi pembelajaran serta dari hasil diskusi
e. Mengkomunikasikan
- Mengevaluasi materi pembelajaran yang telah diajarkan
60 Menit
101
Kegiatan Waktu
Penutup :
1. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas
2. Menutup dengan do‟a serta mengucapkan salam dan
meninggalkan kelas
10 Menit
H. Sumber Belajar
1. Buku PAI Kls X SMK
2. Literatur yang memuat tentang Menjaga Martabat Diri dari Pergaulan Bebas dan
Berbuat Zina.
I. Penilaian
1. Lembar observasi aktivitas siswa
2. Lembar kerja siswa
Mengetahui,
Guru PAI
..............................
NIP:
Jambi, Agustus 2019
Peneliti
Muhammad Rino
NIM: TP 151418
102
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS :
TANGGAL :
PENGAMAT :
No. Aspek yang diamati Jumlah Siswa
1. Pendahuluan
a. Siswa mendengarkan guru menyampaikan apersepsi
b. Siswa memperhatikan guru menyampaikan motivasi dan
menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru
c. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran
b. Siswa membentuk kelompok yang telah ditetapkan
c. Siswa menyimak guru menjelaskan prosedur pembelajaran
menggunakan metode diskusi
d. Siswa melakukan diskusi kelompok
e. Perwakilan kelompok menjawab soal yang telah didiskusikan
f. Siswa menyimak guru memberikan penguatan terhadap
presentasi kelompok
3. Penutup
a. Siswa mendengarkan guru menyampaikan kesimpulan pelajaran
b. Siswa mengerjakan LKS
103
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No.
Aspek yang
diamati
Jumlah
Siswa Persentase
Skor
Penilaian
1. Pendahuluan
a. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
apersepsi
b. Siswa
memperhatikan guru
menyampaikan
motivasi dan
menjawab
pertanyaan yang
ditanyakan oleh guru
c. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
24
22
20
86 %
79 %
71 %
4
3
2
2.
Kegiatan
Inti
a. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
materi pelajaran
b. Siswa membentuk
kelompok yang telah
ditetapkan
20
22
18
71 %
79 %
64 %
79 %
2
3
2
3
104
c. Siswa menyimak
guru menjelaskan
prosedur
pembelajaran
menggunakan
metode diskusi
d. Siswa melakukan
diskusi kelompok
e. Perwakilan
kelompok menjawab
soal yang telah
didiskusikan
f. Siswa menyimak
guru memberikan
penguatan terhadap
presentasi kelompok
22
18
24
64 %
86 %
2
3
3. Penutup
a. Siswa
mendengarkan guru
menyampaikan
kesimpulan pelajaran
b. Siswa
mengerjakan LKS
22
22
79 %
79 %
3
3
Jumlah 30
Persentase 68,18 %
105
Keterangan Skor :
4 = Baik Sekali 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
0 = Kurang Sekali
Rumus mencari persentasi aktivitas siswa :
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 68,18%
106
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No
.
Aspek yang
diamati
Jumlah
Siswa
Persen
tase
Skor
Penilaia
n
1
.
Pendahuluan
a. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
apersepsi
b. Siswa memperhatikan
guru menyampaikan
motivasi dan menjawab
pertanyaan yang
ditanyakan oleh guru
c. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
26
22
22
93 %
79 %
79 %
4
3
3
2
.
Kegiatan Inti
a. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
materi pelajaran
b. Siswa membentuk
kelompok yang telah
ditetapkan
c. Siswa menyimak guru
menjelaskan prosedur
26
26
22
93 %
93 %
79 %
4
4
3
107
pembelajaran
menggunakan metode
diskusi
d. Siswa melakukan
diskusi kelompok
e. Kelompok menjawab
soal yang telah
didiskusikan
f. Siswa menyimak guru
memberikan penguatan
terhadap presentasi
kelompok
26
24
28
93 %
86 %
100 %
4
3
4
3
.
Penutup
a. Siswa mendengarkan
guru menyampaikan
kesimpulan pelajaran
b. Siswa mengerjakan
LKS
22
26
79 %
93 %
3
4
Jumlah 39
Persentase 88,63 %
Keterangan Skor :
4 = Baik Sekali 3 = Baik Sekali
2 = Cukup 1 = Kurang
108
0 = Kurang Sekali
Rumus mencari persentase aktivitas siswa :
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 88,63%
109
LEMBAR KERJA SISWA
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling
tepat !
1. Mujahadah nafs adalah....
a. berjihad dengan senjata
b. berjihad dengan nalar dan ilmu pengetahuan
c. berjihad melawan hawa nafsu
d. berjihad melawan kemiskinan dan kebodohan
e. berjihad melawan kemaksiatan
2. Jihad yang paling besar berdasarkan hadits Nabi Nabi SAW. yaitu melawan....
a. musuh
b. setan
c. hawa nafsu
d. manusia
e. Keinginan
3. Tawuran antar pelajar merupakan cerminan dari ketidakmampuan melakukan....
a. perdamaian
b. kontrol diri
c. penghargaan
d. penghormatan
e. pengamanan
4. Mujahadah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata jahada, yang artinya....
a. berperang
b. bersengketa
c. bersukacita
110
d. bersungguh-sungguh
e. hidup zuhud
5. Dapat meredam emosi yaitu salah satu pesan yang tersirat dari....
a. husnuzhan
b. ukhuwah
c. mujahadah an nafs
d. optimis
e. Sabar
6. Muhasabah adalah....
a. menghitung kesalahan orang lain
b. mengingat-ingat kebaikan orang lain
c. merenungi nasib
d. menghitung-hitung apa yang pernah dilakukan
e. mengingat kebaikan kepada orang lain
7. Meninggalkan dan menjauhkan segala hal yang menciptakan jauh dari Allah
disebut dengan....
a. muraqbah
b. muamalah
c. uzlah
d. raja‟
e. husnuzhan
8. Diantara hasil yang timbul dari sikap kontrol diri, yaitu....
a. husnuzhan dan konflik
b. perselisihan dan husnuzhan
c. su‟uzhan dan ukhuwah
111
d. su‟uzhan dan kedamaian
e. husnuzhan dan ukhuwah
9. Perhatikan potongan QS. Al-Hujurat ayat 12 berikut ini :
Potongan ayat diatas berisi ....
a. perintah melaksanakan mujahadah an-nafsi
b. larangan berprasangka buruk
c. perintah berperang melawan orang kafir
d. larangan bersifat sombong
e. perintah bersabar menghadapi cobaan
.
10. Dalam agama Islam kontrol diri diistilahkan dengan....
a. muhahadah fi sabilillah
b. mujahadah an nafs
c. mujahadah an gazwah
d. mujahadah an aqli wal „ilmi
e. mujahadah bi qalbi
112
KUNCI JAWABAN
1. C
2. C
3. B
4. D
5. C
6. D
7. C
8. E
9. B
10. B
113
LEMBAR KERJA SISWA
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !
1. Dosa dalam ajaran Islam ada dua yaitu..
A. Dosa berat dan ringan
B. Dosa besar dan panjang
C. Dosa besar dan kecil
D. Dosa hitam dan putih
E. Dosa kecil dan sedang
2. Salah satu dampak negatif pergaulan bebas adalah perbuatan…
A. Syirik
B. Zina
C. Terpuji
D. Riba
E. Ria
3. Perzinaan yang dapat dituntut berdasarkan KUHP adalah apabila dilakukan oleh…
A. Orang yang pernah menikah
B. Pelajar
C. Karyawan
D. Janda dan duda
E. Semua Jawaban benar
4. Hukum bagi penzina Muhsan adalah..
A. Dicambuk 100x
114
B. Dirajam
C. Diasingkan
D. Dipukul
E. Dipenjara
5. Dibawah ini yang tidak termasuk cara-cara untuk menghindari perbuatan dosa
besar adalah…
A. Menghindari akhlak mahmudah
B. Menanamkan keimanan di dalam hati
C. Memperbanyak berzikir kepada Allah Swt
D. Memulai membiasakan diri menghindari perbuatan dosa
E. Memperbanyak aktivitas yang positif
6. Q.s Al-Isra ayat 32 mengandung larangan untuk tidak…
A. Syirik
B. Berjudi
C. Ria
D. Berzina
E. Membunuh
7. Dibawah ini yang bukan merupakan syarat saksi orang yang menuduh zina
adalah…
A. Dewasa
B. Jujur
C. Sehat jasmani dan rohani
D. Islam
E. Adil
115
8. Saksi zina dapat diterima apabila jumlah saksi sebanyak…
A. 1 orang
B. 2 orang
C. 3 orang
D. 4 orang
E. 5 orang
9. Menuduh orang lain berbuat zina tanpa ada saksi dan bukti-bukti yang
membenarkan tuduhan disebut..
A. Rujuk
B. Zina Muhsan
C. Zina ghair Muhsan
D. Qazaf
E. Li‟an
10. Perbuatan zina yang dilakukan oleh seseorang yang masih lajang dan belum
Pernah menikah disebut zina…
A. Ghair Muhsan
B. Ghair Ahsan
C. Haram
D. Muhsan
E. Ahsan
116
KUNCI JAWABAN
11. C
12. B
13. A
14. B
15. A
16. B
17. C
18. D
19. D
20. A
117
Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 A 80 Tuntas
2 B 80 Tuntas
3 C 100 Tuntas
4 D 80 Tuntas
5 E 60 Tidak Tuntas
6 F 100 Tuntas
7 G 80 Tuntas
8 H 70 Tidak Tuntas
9 I 100 Tuntas
10 J 70 Tidak Tuntas
11 K 100 Tuntas
12 L 70 Tidak Tuntas
13 M 90 Tuntas
14 N 70 Tidak Tuntas
15 O 80 Tuntas
16 P 70 Tidak Tuntas
118
17 Q 60 Tidak Tuntas
18 R 100 Tuntas
19 S 80 Tuntas
20 T 60 Tidak Tuntas
21 U 80 Tuntas
22 V 100 Tuntas
23 W 70 Tidak Tuntas
24 X 70 Tidak Tuntas
25 Y 100 Tuntas
26 Z 90 Tuntas
27 AA 100 Tuntas
28 AB 100 Tuntas
Jumlah 2310 18
Jumlah Siswa Yang Tuntas 18
Persentase Ketuntasan Siswa 64,28 %
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 10
Persentase Ketidaktuntasan Siswa 35,71 %
Ketuntasan Klasikal :
119
KS =
x 100%
KS =
x 100%
KS = 64,28%
120
Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 A 100 Tuntas
2 B 80 Tuntas
3 C 100 Tuntas
4 D 90 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 90 Tuntas
7 G 100 Tuntas
8 H 70 Tidak Tuntas
9 I 100 Tuntas
10 J 80 Tuntas
11 K 80 Tuntas
12 L 100 Tuntas
13 M 80 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 100 Tuntas
121
16 P 70 Tidak Tuntas
17 Q 80 Tuntas
18 R 100 Tuntas
19 S 90 Tuntas
20 T 80 Tuntas
21 U 80 Tuntas
22 V 100 Tuntas
23 W 80 Tuntas
24 X 100 Tuntas
25 Y 70 Tidak Tuntas
26 Z 90 Tuntas
27 AA 100 Tuntas
28 AB 80 Tuntas
Jumlah 2450 25
Jumlah Siswa Yang Tuntas 25
Persentase Ketuntasan Siswa 89,28 %
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 3
Persentase Ketidaktuntasan Siswa 10,71 %
122
Ketuntasan Klasikal :
KS =
x 100%
KS =
x 100%
KS = 89,28%
123
Lembar Angket
No. Pertanyaan
Jawaban Persentase
SS S TS STS SS S TS STS
1. Metode diskusi dapat membuat
saya lebih mudah bekerjasama
dengan teman
2. Saya sangat termotivasi untuk
belajar dengan menggunakan
metode diskusi
3. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi memudahkan saya
dalam mengingat materi-materi
yang diajarkan
4. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi menarik bagi saya
5. Bagi saya metode diskusi tepat
diterapkan dalam pelajaran
pendidikan Agama Islam
6. Saya merasakan adanya
perbedaan antara belajar
menggunakan metode diskusi
dengan belajar biasa
7. Dengan menggunakan metode
diskusi saya lebih berani
mengungkapkan ide-ide yang
saya ketahui
124
8. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi, membuat saya
mudah memahami pembelajaran
9. Dengan metode diskusi saya
merasakan suasana aktif dalam
kegiatan pembelajaran
10. Metode diskusi membuat saya
tidak bosan
11. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi memudahkan saya
dalam menyelesaikan tugas
12. Metode diskusi membuat saya
cepat memahami isi dan materi
pembelajaran
13. Pembelajaran dengan metode
diskusi membuat saya aktif dalam
berdiskusi
14. Pembelajaran dengan metode
diskusi membuat saya cepat
dalam mengerjakan LKS
15. Dengan pembelajaran metode
diskusi saya semangat untuk
belajar
Rata-rata
Jumlah
125
Angket siswa terhadap penerapan metode diskusi
No. Pertanyaan
Jawaban Persentase
SS S TS STS SS S TS STS
1. Metode diskusi dapat membuat
saya lebih mudah bekerjasama
dengan teman 17 11 60,71% 39,28%
2. Saya sangat termotivasi untuk
belajar dengan menggunakan
metode diskusi 16 10 2 57,14% 35,71% 7,14%
3. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi memudahkan saya
dalam mengingat materi-materi
yang diajarkan 18 10 64,28% 35,71%
4. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi menarik bagi saya 17 5 5 1 60,71% 17,85% 17,85%
3,57%
5. Bagi saya metode diskusi tepat
diterapkan dalam pelajaran
pendidikan Agama Islam 15 10 3 53,57% 35,71% 10,71%
6. Saya merasakan adanya
perbedaan antara belajar
menggunakan metode diskusi
dengan belajar biasa 14 14 50% 50%
126
7. Dengan menggunakan metode
diskusi saya lebih berani
mengungkapkan ide-ide yang
saya ketahui 8 15 3 2 28,57% 53,57% 10,71%
7,14%
8. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi, membuat saya
mudah memahami pembelajaran 8 16 3 1 28,57% 57,14% 10,71%
3,57%
9. Dengan metode diskusi saya
merasakan suasana aktif dalam
kegiatan pembelajaran 17 10 1 60,71% 35,71% 3,57%
10. Metode diskusi membuat saya
tidak bosan 10 18 35,71% 64,28%
11. Belajar dengan menggunakan
metode diskusi memudahkan saya
dalam menyelesaikan tugas 17 9 2 60,71% 32,14% 7,14%
12. Metode diskusi membuat saya
cepat memahami isi dan materi
pembelajaran 15 9 3 1 53,57% 32,14% 10,71%
3,57%
13. Pembelajaran dengan metode
diskusi membuat saya aktif dalam
berdiskusi 16 10 2 57,14% 35,71% 7,14%
14. Pembelajaran dengan metode
diskusi membuat saya cepat
dalam mengerjakan LKS 18 10 64,28% 35,71%
127
15. Dengan pembelajaran metode
diskusi saya semangat untuk
belajar 16 12 57,14% 42,85%
Jumlah 222 167 21 5 792,81% 603,51% 85,68%
17,85%
Rata-rata 14,80 11,13 1,4 0,33 52,85% 40,23% 5,71%
1,19%
128
DOKUMENTASI
129
130
131
132
133
134