PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
(ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT DAN
SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Oleh :
PRAHESTI STHYAWATI
103017027251
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe)
i
ABSTRAK
PRAHESTI STHYAWATI (103017027251), “Penerapan Model Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji, 1) Peningkatan aktivitas belajar
matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran ARIAS, 2) Peningkatan
hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran ARIAS,
dan 3) Penerapan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran bangun datar.
Penelitian ini dilakukan di MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik. Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 Mts. Sa’adatul
Mahabbah Pondok Cabe Udik sebanyak 33 orang siswa. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, tes hasil belajar, dan
wawancara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dari tiap siklusnya. Hal
ini terbukti dari nilai rata-rata aktivitas belajar siswa tiap siklusnya yaitu pada
siklus I sebesar 2,97 dengan aktivitas dalam kategori cukup, siklus II sebesar 3,55
dengan aktivitas dalam kategori baik dan pada siklus III meningkat menjadi 4,26
dengan aktivitas dalam kategori sangat baik. Kesimpulan penelitian bahwa
penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa kelas VII-1 MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe
Udik.
Kata Kunci: Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction), Aktivitas Belajar Matematika Siswa
ii
ABSTRAK
PRAHESTI STHYAWATI (103017027251), "Application of Learning Model
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) to Improve
Student Mathematics Learning Activities." Thesis Department of Mathematics
Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
The purpose of this study was to examine, 1) Increased activity of mathematics
learning through the application of learning model ARIAS, 2) Improved student
learning outcomes through the application of mathematics learning model ARIAS,
and 3) Application of learning models in learning ARIAS flat wake. This research
was conducted in MTs. Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik. The method used
in research is Classroom Action Research, which consists of 3 ciclus and every
ciclus consist of four stages of planning, execution, observation, and reflection.
The subject of this research is class VII-1 Mts. Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe
hicks are 33 students. The research instrument used is the observation sheet
activies, achievement test, and interviews.
The results of this study showed an increase of each cycle. This is evident from
the average value of each student activity cycle that is in the first cycle of 2.97
with sufficient activity in the category, by 3.55 second cycle with activities in both
categories and in cycle III increased to 4.26 with activity in excellent category.
The conclusion that the application of learning model Arias can increase the
activity and student learning outcomes math class VII-1 MTs. Sa'adatul
Mahabbah Pondok Cabe Udik.
Keywords: Learning Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
and Satisfaction), Mathematics Learning Activities Students
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesata alam
yang menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku
bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan. Shalawat dan
Salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta beserta seluruh keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do’a, dan
kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi
ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing selama masa perkuliahan.
3. Bpk Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam
membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bpk. Dr. Kadir, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Bpk Drs. Trisno Yulianto, Kepala Sekolah MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok
Cabe Udik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
iv
7. Seluruh dewan guru MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik khususnya
Bpk. Yanto Budiono Nurhidayat selaku observer dan Bpk. Asda sebagai
Pembina OSIS yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian ini.
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan yang telah memberikan fasilatas berupa kemudahan dalam
meminjam buku.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku Bapak dan Ibu yang selalu penulis
banggakan yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil. Untuk
Ibu mertuaku yang tak henti memberikan doa untukku. Semoga Allah
membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan kepada penulis.
10. Teristimewa untuk suamiku Nur Fajri yang selalu memberikan dukungan dan
doa serta buah hatiku tercinta Rafa Ilmi Pratama yang membuat penulis
termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. (Bunda sayang
kalian)
11. Teristimewa untuk Kakakku Herry Siswanto, Mba Nia, T’Aas & Keluarga,
T’Ipah & Keluarga, A’Embun & Keluarga dan adik-adikku Agus & Badri
(terimakasih atas do’a dan dukungannya selama ini).Untuk keponakanku
yang lucu Firlyta Z.A yang telah memberi keceriaan dan senyum indah yang
mampu menghilangkan penatku.
12. Sahabat-sahabat sejatiku; Pasangan terdahsyat (T’Mi2n n Mas Malkan),
Asniah (Thanks buat ARIASnya & bantuannya tentang PTK), Popo (Thanks
udah jadi pendengar setiaku), Lia (sang motivatorku) & Anie (Thanks buat
PTKnya). Terimakasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaan selama
ini yang kalian berikan pada penulis.
13. Sahabat-sahabat seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan
2003, kelas A dan B. Khususnya Iyang, Eva, Raflie, Q-bot, Dhofier, Hadie
dan Suryani (Akhirnya qt lulus juga cuy). Terima kasih atas kebersamaannya,
dukungan, bantuan dan motivasinya. Tiada hal terindah kecuali mengenang
masa kita berjuang bersama di kampus. Sahabat-sahabat Angkatan 2006,
khususnya Tika, Siti, Nunu dan Isti (Thanks yach buat ide briliantnya n canda
tawa kalian saat menanti dosen pembimbing).
v
14. Teman curhatku Ira&Yohana yang terus mensupportku untuk tetap semangat
menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa kepada keluarga besar Basic Cell; Amir,
Ipunk, Bebek n Wawan (thanks guys atas doa, dukungan, bantuan dan canda
tawanya).
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang telah disebrikan
menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah
ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACK .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ..................................... 3
C. Pembatasan Fokus Penelitian ..................................................... 4
D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritis ....................................................................... 7
1. Aktivitas Belajar ..................................................................... 7
a. Pengertian Aktivitas Belajar ............................................... 7
b. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar ..................................... 9
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran ....................................... 13
2. Pengertian Matematika ........................................................... 14
3. Model Pembelajaran ARIAS ................................................... 15
a. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS ............................. 15
b. Komponen Model Pembelajaran ARIAS ............................. 17
c. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS ........................... 22
B. Hipotesis Tindakan .................................................................... 26
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 26
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 28
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .................................. 28
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 30
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 31
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 31
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................. 38
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 38
H. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 38
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 39
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ................................ 40
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................ 40
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................. 42
1. Pelaksanaan Prapenelitian ....................................................... 42
2. Pelaksanaan Prapenelitian Pembelajaran Siklus I ................... 44
3. Pelaksanaan Prapenelitian Pembelajaran Siklus II ................. 56
4. Pelaksanaan Prapenelitian Pembelajaran Siklus IIII ............... 68
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 77
C. Analisis Data .............................................................................. 79
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 89
B. Saran .......................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 93
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ......................................... 34
Tabel 2 Tahap Penelitian Siklus I ................................................................. 35
Tabel 3 Tahap Penelitian Siklus II ............................................................... 36
Tabel 4 Tahap Penelitian Siklus III ............................................................... 37
Tabel 5 Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Siswa pada Pembelajaran
Matematika selama Prapenelitian..................................................... 43
Tabel 6 Rekapitulasi dan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa pada
Pembelajaran Matematika Siklus I ................................................... 48
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus I .................................. 53
Tabel 8 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I ................................ 55
Tabel 9 Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Siswa pada Pembelajaran
Matematika Siklus II ........................................................................ 61
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Siklus II ........................................................... 65
Tabel 11 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus II .............................. 67
Tabel 12 Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Siswa pada Pembelajaran
Matematika Siklus III ....................................................................... 72
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Siklus III ......................................................... 75
Tabel 14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada saat KBM .................................. 80
Tabel 15 Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS................ 82
Tabel 16 Rekapitulasi Statistik Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Siswa ............................................................................ 84
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Desain Pembelajaran dengan Model
Pembelajaran ARIAS ................................................................... 25
Gambar 2 Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 30
Gambar 3 Aktivitas Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru
pada Siklus I .............................................................................. 49
Gambar 4 Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis
pada Siklus I .............................................................................. 51
Gambar 5 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ..................... 52
Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir
Siklus I ....................................................................................... 54
Gambar 7 Aktivitas Siswa pada Saat Diskusi Kelompok
pada Siklus II ............................................................................. 62
Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus II .................... 64
Gambar 9 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir
Siklus II ..................................................................................... 66
Gambar 10 Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis
pada Siklus III ........................................................................... 74
Gambar 11 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus III ................... 74
Gambar 12 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir
Siklus III .................................................................................... 76
Gambar 13 Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Aktivitas Belajar
Matematika Siswa ..................................................................... 81
Gambar 14 Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar
Matematika Siswa ..................................................................... 85
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pembelajaran Siklus I, II, dan III ............................ 93
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I, II dan III ...................... 114
Lampiran 3 : Latihan Soal Siklus I, II dan III ............................................. 126
Lampiran 4 : Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I ................................................... 129
Lampiran 5 : Soal Tes Akhir Siklus I .......................................................... 130
Lampiran 6 : Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I ......................................... 131
Lampiran 7 : Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II .................................................. 132
Lampiran 8 : Soal Tes Akhir Siklus II ......................................................... 133
Lampiran 9 : Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II ....................................... 134
Lampiran 10 : Kisi-kisi Tes Akhir Siklus III ................................................. 135
Lampiran 11 : Soal Tes Akhir Siklus III ....................................................... 136
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus III ...................................... 137
Lampiran 13 : Daftar Nilai Siklus I, II dan III ............................................... 138
Lampiran 14 : Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Tes
Siklus I, II dan III ................................................................... 141
Lampiran 15 : Panduan Observasi Aktivitas Belajar Siswa .......................... 147
Lampiran 16 : Panduan Observasi Penerapan Model
Pembelajaran ARIAS .............................................................. 150
Lampiran 17 : Pedoman Wawancara Guru .................................................... 151
Lampiran 18 : Panduan Wawancara Siswa ................................................... 155
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya,
yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam
bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan
kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat
lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan
sebagainya. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang
fungsi pendidikan nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Pendidikan merupakan suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu yang
meliputi jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang berkaitan satu dengan
lainnya untuk mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan tersebut kepada setiap warga negara harus
diberikan kesempatan untuk memperoleh pedidikan yang bermutu dan sesuai
dengan aspirasi serta tuntutan zaman. Pada dasarnya pendidikan merupakan
proses pemberian bantuan dari guru atau pendidik kepada anak didik untuk
menumbuhkembangkan sikap kedewasaan.
Namun untuk mewujukan fungsi pendidikan nasional tersebut masih
mendapatkan berbagai macam persoalan, salah satu persoalan tersebut adalah
rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran
1 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), h.5-6
2
matematika. Matematika sebagai salah satu bagian dari ilmu pengetahuan,
merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada semua tingkat pendidikan rendah
sampai kejenjang pendidikan tinggi. Dari masing-masing jenjang tersebut, banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika sehingga wajar
jika matematika tidak banyak disenangi orang, bahkan ada yang merasa takut.
Proses belajar matematika di kelas pada umumnya ditentukan oleh
peranan guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung
dalam proses belajar tersebut. Dalam proses pembelajaran di kelas tentunya
guru sering menghadapi adanya siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran
dengan baik. Hanya beberapa siswa yang mau memperhatikan penjelasan
guru, mencatat materi pelajaran, bertanya pada guru bila ada kesulitan dan
mau menjawab soal di depan kelas. Banyak siswa yang tidak membawa
peralatan belajar matematika yang lengkap dan kebanyakan siswa tidak
mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas atau pekerjaan rumah yang
diberikan guru. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran masih relatif rendah.
Permasalahan yang disebutkan di atas juga terjadi pada siswa kelas VII-
1 MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik. Berdasarkan pengamatan
pada prapeneltitan terhadap aktivitas belajar siswa diperoleh informasi bahwa
siswa kelas VII-1 terlihat pasif dalam proses pembelajaran. Hanya beberapa
siswa yang berani bertanya dan mau maju mengerjakan soal di papan tulis.
Sebagian besar siswa tidak membawa peralatan belajar matematika yang
lengkap, ini menunjukkan kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran. Dari beberapa aktivitas yang diamati menunjukkan bahwa siswa
kelas VII-1 MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik masih memiliki
rata-rata aktivitas dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran
matematika yang relatif rendah.
Untuk menyingkapi hal tersebut perlu adanya suatu tindakan agar
aktivitas belajar matematika siswa meningkat. Oleh karena itu, sebaiknya guru
berupaya agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa dengan baik. Dengan suasana
3
pembelajaran yang menarik, adanya persaingan yang sehat, dan meningkatkan
aktivitas siswa dalam belajar, diperkirakan berdampak positif pada pencapaian
prestasi belajar yang optimal. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan
memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu
model pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran ARIAS yang
dikembangkan oleh Kopp dan Keller.
Model pembelajarn ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS.
Model pembelajaran ARIAS adalah suatu model pembelajaran yang terdiri dari
lima komponen yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan
Satisfaction yang merupakan usaha pertama dalam kegiatan pembelajaran
untuk menanamkan rasa yakin atau percaya pada siswa. Kegiatan
pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan
memelihara minat atau perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan
menumbuhkan rasa bangga pada diri siswa dengan memberikan penguatan
(reinforcement).
Dari latar belakang masalah diatas penulis ingin mengetahui sejauh
mana model pembelajaran ARIAS dapat membantu siswa dalam meningkatkan
aktivitas belajar matematika. Sehingga disini penulis akan melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul yakni “UPAYA MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST,
ASSESSMENT DAN STATISFACTION)”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Area dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VII MTs.
Sa’adatul Mahabbah pada tahun ajaran 2009/2010. Dan identifikasi masalah
adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya aktivitas belajar
matematika siswa?
2. Upaya apakah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa?
4
3. Apakah penggunaan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa terutama pada pembelajaran bangun
datar?
4. Kendala apa saja yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran matematika
dengan penggunaan model pembelajaran ARIAS?
Fokus penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa dengan penggunaan model pembelajaran ARIAS.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar masalah yang diteliti lebih terarah serta terhindar dari
penyimpangan terhadap tujuan penelitian, maka masalah akan dibatasi pada:
1. Siswa yang diteliti adalah kelas VII-1 MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok
Cabe Udik.
2. Materi yang disampaikan pada penelitian ini adalah bagun datar yaitu
persegi panjang, persegi, jajar genjang, belah ketupat, trapesium dan
layang-layang yang mencakup pengertian sifat-sifatnya, luas dan keliling.
3. Aspek aktivitas siswa yang diamati adalah Visual Activities (siswa
memperhatikan penjelasan guru), Oral Activities (siswa bertanya kepada
guru dan siswa menanggapi pertanyaan guru), Writing Activities (siswa
mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari), Mental Activities (siswa
mengerjakan soal latihan/LKS dari guru dan Siswa maju mengerjakan soal
di papan tulis), dan Emotional Activities (siswa menyiapkan alat tulis dan
buku pelajaran dan siswa terlihat senang dan antusias saat belajar
matematika).
4. Maksud model pembelajaran ARIAS adalah suatu model pembelajaran yang
terdiri dari lima komponen yaitu Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, dan Satisfaction yang merupakan usaha pertama dalam
kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin atau percaya pada
siswa. Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa,
berusaha menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa. Kemudian
5
diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada diri siswa dengan
memberikan penguatan (reinforcement).
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana diatas, maka
perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: “Apakah model
pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa?”
Berdasarkan rumusan masalah diatas, permasalahan akan lebih dirinci
sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa?
2. Apakah model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran
bangun datar?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai kontribusi model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran
matematika terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII A di MTs. Sa’adatul
Mahabbah Pondok Cabe Udik. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran ARIAS dalam materi
bangun datar.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dalam materi bangun
datar.
3. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran ARIAS dalam materi
bangun datar.
6
F. Manfaat Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, aktivitas belajar
matematika siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Oleh karena itu, model
pembelajaran ARIAS perlu dicoba sebagai alternatif strategi pembelajaran
matematika guna meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, sehingga
hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, di antaranya
adalah:
1. Bagi Peneliti
Dapat menjadi wahana dalam mengaplikasikan kemampuan yang telah
diperoleh selama menjalani perkuliahan, sebagai pengalaman yang berharga
dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, dan memperoleh wawasan
pengetahuan serta keterampilan penggunaan pembelajaran ARIAS.
2. Bagi Guru
Menjadi bahan masukan untuk mengatasi permasalahan yang muncul
pada pembelajaran matematika, terutama dalam upaya meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi masukan dan wawasan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran matematika.
4. Bagi Peneliti Lanjut
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk
mengadakan perbaikan kualitas pendidikan matematika dan menjadi acuan
bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut yang mengkaji
masalah serupa.
5. Bagi Siswa
Siswa akan lebih mengenal model-model pembelajaran sehingga siswa
tidak merasa jenuh dalam belajar dan dapat memberi gambaran yang lebih
jelas tentang model pembelajaran ARIAS sebagai salah satu alternatif cara
belajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”. Jadi segala sesuatu
yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono, aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.1
Segala kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-
fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas dalam belajar merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas/dalam istilah
kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakuakan bila
keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa:
kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan
siswa.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan
peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa
pandangan mengenai konsep aktivitas siswa antara lain:1
1. Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka
ragam kemungkinan dan potensi yang hidup sedang berkembang. Di
dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan
bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku
siswa.
1 Defriahmadchaniago, “ Aktivitas Belajar”, dalam http://id.shvoong.com/social-
scinces/1961162-aktivitas-belajar/, Tanggal 6 Desember 2010 1 Ketut Juliantara , “Aktivitas Belajar”, dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/ , Tanggal 6 Desember 2010
7
8
2. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk
berbuat. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah,
sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula.
Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan
psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam
arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini, ada pengertian bahwa belajar
adalah “penambahan pengetahuan”.1
Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses
interaksi antara diri manusia (id – ego – super ego) dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu
adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar dan
dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.
Pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar
menghapal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental
dan proses berpengalaman.2 Belajar memerlukan proses dan penahapan
serta kematangan diri para siswa. Belajar dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun
dilakukan di alam sekitar. Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah
“Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan
sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.3
1 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008) h.20-21 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. Ke-5, h. 136 3Defriahmadchaniago, “Aktivitas Belajar”, dalam http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktivitas-belajar/, Tanggal 6 Desember 2010
9
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar,
mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa
ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa
ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data
dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel,
mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun
hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang
penelitian dan melaksanakan eksperimen.
b. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan
demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
Oleh karena itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa
di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan
mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul
B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa
yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut1:
1. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral Aktivities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
1 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar…., h.101
10
3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, piano.
4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5. Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, berternak.
7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil
keputusan.
8. Emotional Activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang gugup.
Jadi, dengan klarifikasi aktivitas seperti diuraikan diatas,
menunjukkan bahwa aktivitas disekolah cukup kompleks dan bervariasi.
Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah,
tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-
benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
Sedangkan secara lebih sederhana, contoh berbagai aktivitas
belajar yaitu:1
1. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang
belajar disekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.
1 Herman Ekaputra, ”Variasi Menagajar Guru dan Aktivitas Belajar Siswa”, dalam
http://hrstrike.blogspot.com/2009/04/normal-0-false-false-false.html , Tanggal 10 Desember 2010
11
2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.
Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam
memandang itu matalah yang memegang peranan penting.
3. Meraba, membau, mencicipi/mengecap
Aktivitas meraba, membau, mencicipi adalah indra manusia yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4. Menulis/mencatat
Menulis/mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
aktivitas belajar.
5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
selama belajar di sekolah.
6. Membuat ikhtisar/ringkasan dan menggarisbawahi
Ikhtisar/ringkasan memang dapat membantu dalam hal
mengingat/mencari kembali materi dalam buku/masa-masa yang
akan datang.
7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagaram dan bagan-bagan
Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagaram dan bagan-bagan
juga diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak
termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.
8. Menyusun paper/kertas kerja
Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis dan sistematis.
9. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Perbuatan mengingat
dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah
dipunyai.
12
10. Berpikir
Berpikir termasuk aktivitas siswa. Dengan berpikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu
tentang hubungan antara sesuatu.
11. Latihan/praktek
Latihan/praktek cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Dengan
banyak latihan kesan-kesan yang diterima oleh fungsional. Dengan
demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.
Dari contoh-contoh diatas, perlu diperhatikan bahwa peserta
didik belajar dengan gaya mereka masing-masing. Sehingga kepekaan
dan keahlian guru dalam menentukan strategi pembelajaran sangat
penting agar aktivitas belajar siswa dapat optimal. Prinsip aktivitas yang
diuraikan diatas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat,
dsb) sendiri dan pengalaman sendiri.
Sedangkan jenis-jenis aktivitas belajar matematika yang akan
diamati peneliti dalam menerapkan model pembelajaran ARIAS antara
lain:
1. Visual Activities
Menjelaskan. Aktivitas siswa dikelompokkan kedalam kategori ini
jika siswa tertarik untuk memperhatikan materi yang disampaikan
oleh guru. Hal ini akan membuat siswa percaya diri kalau ia bisa
mengikuti pembelajaran.
2. Oral Aktivities
Bertanya kepada guru. Aktivitas siswa dikelompokkan kedalam
kategori ini jika siswa mengajukan pertanyaan tentang materi ajar
atau mencari bantuan untuk memecahkan suatu masalah.
Menanggapi pertanyaan guru. Aktivitas siswa dikelompokkan
kedalam kategori ini jika siswa dapat memahami dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
13
3. Writing Activities
Mencatat materi pelajaran. Aktivitas siswa dikelompokkan kedalam
kategori ini jika siswa dapat mencatat materi yang disampaikan oleh
guru.
4. Mental Activities.
Mengerjakan soal latihan/LKS. Aktivitas siswa dikelompokkan
kedalam kategori ini jika siswa secara nyata terlibat langsung dalam
menyelesaikan soal latihan/LKS yang diberikan oleh guru.
Maju mengerjakan soal di papan tulis. Aktivitas siswa dikelompokkan
kedalam kategori ini jika siswa mau mengerjakan soal di papan tulis.
5. Emotional Activities
Menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran. Aktivitas siswa
dikelompokkan kedalam kategori ini jika siswa selalu membawa alat
tulis lengkap dan membawa buku yang berkaitan dengan
pembelajaran matematika.
Siswa terlihat senang dan antusias. Aktivitas siswa dikelompokkan
kedalam kategori ini jika siswa ada kemauan dan semangat dalam
mengikuti pelajaran matematika.
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran
Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu aspek yang penting
diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses
pembelajaran, sehingga suatu aktivitas memiliki nilai bagi pengajaran
dikarenakan1:
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral.
1 Herman Ekaputra, ”Variasi Menagajar Guru dan Aktivitas Belajar Siswa”, dalam
http://hrstrike.blogspot.com/2009/04/normal-0-false-false-false.html , Tanggal 10 Desember 2010
14
c. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa.
d. Para siswa bekerja menuntut minat dan kemampuan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis.
f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antar
ortu dan guru.
g. Pengajaran diselenggarakan secara realitas dan konkret.
h. Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat.
Nilai-nilai aktivitas tersebut diatas menegaskan kembali bahwa
pembelajaran tidak berpusat pada guru saja melainkan siswa dituntut
aktif dalam proses belajar dengan menggunakan seluruh alat inderanya.
Dengan demikian, pengajaran yang menjadikan aktivitas sebagai
acuannya dapat berdampak positif bagi hasil belajar siswa.
2. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari Bahasa Latin Mathematica, yang
mula-mula berasal dari kota Yunani Mathematike dan akar kata Mathema
yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata Mathematik berkaitan pula
dengan kata Mathanesa yang berarti berfikir atau belajar. Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai ilmu tentang
bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.1
James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa
“matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu
1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.723
15
aljabar, analisis, dan geometri.”1 Namun pembagian yang jelas sangatlah
sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai
contoh, adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul
karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses,
dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu
aritmetika, aljabar, geometri dan analisis dengan aritmatika mencakup
teori bilangan dan statistika.
Kemudian Reys, dkk dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.2
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, yang tersusun dan
terstrukstur secara hirarkis, hubungan-hubungannya diatur secara logis,
dan penalarannya deduktif. Konsep-konsep abstrak matematika itu
memerlukan bahasa simbol yang secara praktis untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan, sedangkan fungsi
teoritisnya untuk memudahkan berfikir.
3. Model Pembelajaran ARIAS
a. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model
ARCS. Dari berbagai macam teori motivasi yang berkembang, John M.
Keller dalam Reigeluth (1983) menyusun seperangkat prinsip motivasi
yang dapat diterapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran,
yang disebut model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction).3
1 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI
PRESS, 2003), h 16 2 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran,....., h 17
3 R. Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran (Mempengaruhi
Motivasi, Hasil Belajar, dan Kepribadian), (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.39
16
Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar
teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur. Namun
demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi (Assesment),
padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya
pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses
kegiatan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai
sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh
siswa. Evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan mengingat pentingnya
evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan
menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
Modifikasi model pembelajaran yang digunakan mengandung lima
komponen yaitu: Attention (minat/perhatian), Relevance (kegunaan),
Confidence (percaya/yakin), Satisfaction (kepuasan/bangga), dan
Assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian
nama Confidence menjadi Assurance, dan Attention menjadi Interest.
Penggantian nama Confidence menjadi Assurance, karena kata Assurance
sinonim dengan kata self-confidence.1
Kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan
mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa
percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil.
Demikian juga penggantian kata Attention menjadi Interest, karena pada
kata Interest sudah terkandung pengertian Attention. Dengan kata Interst
tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan
melainkan tetap memlihara minat/perhatian tersbut selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang lebih baik
dan lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi
Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction.
1 Kiranawati, Model Pembelajaran ARIAS, dalam
http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/, Tanggal 18 Maret 2010
17
Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan
pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa.
Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa,
berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian
diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan
memberikan penguatan. Dengan mengambil huruf awal dari masing-
masing komponen mengahasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh
karena itu, model pembelajaran yang sudah dimodifikasi ini disebut
model pembelajaran ARIAS.
b. Komponen Model Pembelajaran ARIAS
Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri
dari lima komponen, yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
dan Satisfaction yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan
beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan
meningkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Assurance
Belajar secara efektif, perlu dihilangkan kekuatiran dan rasa
ketidakmampuan dalam diri siswa. Siswa perlu percaya bahwa ia
mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu,
pada diri siswa perlu ditumbuhkan harapan positif untuk berhasil.
Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat
berinteraksi secara positif dan proaktif dengan lingkungan. Menurut
Bandura pendapat ini dikembangkan lebih lanjut dengan konsep
“selfefficacy.”1 Konsep ini berhubungan dengan sebuah keyakinan
pribadi bahwa dalam diri siswa terdapat kemampuan untuk melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang menjadi syarat keberhasilan mereka.
Sikap percaya diri dan yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan
1 R. Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran… h. 41
18
kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan
maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal.
Sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat
melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan
sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil
yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap diri
adalah:
1. Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan
memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa. Misalnya,
mempersiapkan pembelajaran agar dengan mudah dipahami siswa,
diurutkan dari materi yang mudah ke materi yang sukar.
2. Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak
konsep baru sekaligus.
3. Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan menyatakan
persyaratan untuk berhasil. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes atau ujian pada
awal proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar membantu siswa
mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.
4. Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan
mengatakan “nampaknya kalian telah mamhami konsep yang saya
ajarkan dengan baik”, serta menyebutkan kelemahan siswa sebagai
“hal yang masih perlu diperbaiki”.
5. Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses
pembelajaran, agar siswa mengetahui serta memahami bagaimana
kepribadiannya selama masa pendidikan mereka dan memperbaiki
kelemahan mereka.
19
2. Relevance (Relevansi/Kegunaan)
Motivasi belajar akan tumbuh bila siswa mengakui bahwa
materi belajar mempunyai manfaat langsung secara pribadi. Kata
relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan bangkit dan
berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu
memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai
yang diyakini atau dipegangnya sehingga akan mempermudah dalam
mecapai keberhasilan.
Tujuan yang jelas siswa akan mengetahui kemampuan apa yang
akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Dalam kegiatan
pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur relevansi ini.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi
dalam pembelajaran adalah:
1. Menyampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan
lakukan setelah mempelajari materi pelajaran.
2. Menjelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan, atau sikap serta
nilai yang akan dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat
diaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.
3. Berikan contoh, latihan, atau tes yang langsung berhubungan
dengan kondidsi siswa atau profesi tertentu.
4. Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pemeblajaran
yang cocok untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian
dimungkinkan menggunakan bermacam-macam strategi atau media
pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.
3. Interest (Minat/Perhatian)
Siswa yang mau belajar harus memiliki minat atau perhatian pada
materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat bangkit antara lain
karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu siswa perlu
dirangsang. Keller seperti dikutip Reigeluth menyatakan bahwa dalam
20
kegiatan pembelajaran minat atau perhatian tidak hanya harus
dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.1 Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat atau
perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Minat atau perhatian
merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan
menjaga minat atau perhatian siswa antara lain:
1. Menggunakan metode pembelajarn yang bervariasi.
2. Menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian.
3. Menggunakan humor dalam proses pembelajaran
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipi secara aktif
dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak diskusi untuk
memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau
mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.
4. Assessment (evaluasi)
Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran
yang memberikan keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru evaluasi
merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah
dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan siswa sebagai
individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah
siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Sedangkan bagi
siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki, dapat belajar lebih baik dan meningkatkan
1 Syamsuddin, Teori Belajar dan Aplikasi Komponen Motivasi, (Jakarta: UHAMKA
PRESS & YAYASAN PEP-EX 8, 2003), Cet. III, h. 74.
21
motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai.1
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa
untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi
diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri,
maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk
berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang
maksimal. Evaluasi diri juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi
perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
evaluasi dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah:
1. Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja
siswa.
2. Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera
menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa agar siswa dapat
langsung mengetahui hasilnya.
3. Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap
diri sendiri.
4. Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap
teman.
5. Satisfaction (kepuasan)
Satisfaction adalah reinforcement (penguatan) yang berhubungan
dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Siswa yang telah
berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas
keberhasilan tersebut. Menurut Gagne dan Discoll keberhasilan dan
kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai
1 Kiranawati, Model Pembelajaran ARIAS, dalam
http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/, Tanggal 18 Maret 2010
22
keberhasilan berikutnya.1 Reinforcement atau penguatan yang dapat
memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu
dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu, rasa bangga dan puas perlu
ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menimbulkan
kepuasan dalam diri siswa, antara lain adalah:
1. Memberikan penguatan (Reinforcement) berupa pujian, pemberian
kesempatan atau bahkan kalau mungkin pemberian hadiah.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pengetahuan atau keterampilan yang baru diperoleh dalam situasi
nyata atau simulasi.
3. Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga
mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka
yang mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan.
Dengan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran
ARIAS tersebut diharapkan guru mampu menyusun rencana
pembelajaran yang dapat menumbuhkan, mengembangkan, serta
menjaga motivasi para siswa. Tujuannya agar proses pembelajaran
dapat mencapai hasil yang optimal, efektif, dan efisien sesuai dengan
apa yang telah ditetapkan.
c. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS
Penggunaan model pembelajaran ARIAS perlu dilakukan sejak
awal, sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran ini digunakan sejak guru merancang kegiatan pembelajaran
dalam bentuk satuan pelajaran. Satuan pelajaran sebagai pegangan
(pedoman) guru kelas dan satuan pelajaran sebagai bahan/materi bagi
siswa. Satuan pelajaran sebagai pegangan bagi guru disusun sedemikian
1 Syamsuddin, Teori Belajar dan Aplikasi Komponen Motivasi, (Jakarta: UHAMKA
PRESS & YAYASAN PEP-EX 8, 2003), Cet. III, h. 76.
23
rupa, sehingga satuan pelajaran tersebut sudah mengandung komponen-
komponen ARIAS. Artinya, dalam satuan pelajaran itu sudah
tergambarkan usaha/kegiatan yang akan dilakukan untuk menanamkan
rasa percaya diri pada siswa, mengadakan kegiatan yang relevan,
membangkitkan minat/perhatian siswa, melakukan evaluasi dan
menumbuhkan rasa dihargai/bangga pada siswa.
Guru sudah merancang urutan semua kegiatan yang akan
dilakukan, strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan,
media pembelajaran apa yang akan dipakai, perlengkapan apa yang
dibutuhkan, dan bagaimana cara penilaian akan dilaksanakan. Meskipun
demikian pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi,
kondisi dan lingkungan siswa. Demikian juga halnya dengan satuan
pelajaran sebagai bahan/materi untuk siswa. Bahan/materi tersebut harus
disusun berdasarkan model pembelajaran ARIAS. Bahasa, kosa kata,
kalimat, gambar atau ilustrasi, pada bahan/materi dapat menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa, bahwa mereka mampu, dan apa yang
dipelajari ada relevansi dengan kehidupan mereka. Bentuk, susunan dan
isi bahan/materi dapat membangkitkan minat/perhatian siswa, memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengadakan evaluasi diri dan siswa
merasa dihargai yang dapat menimbulkan rasa bangga pada mereka.
Guru sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
dimengerti, kata-kata yang jelas dan kalimat yang sederhana tidak
berbelit-belit sehingga maksudnya dapat dengan mudah ditangkap dan
dicerna siswa. Bahan/materi agar dilengkapi dengan gambar yang jelas
dan menarik dalam jumlah yang cukup. Gambar dapat menimbulkan
berbagai macam khayalan/fantasi dan dapat membantu siswa lebih
mudah memahami bahan/materi yang sedang dipelajari. Bahan/materi
disusun sesuai urutan dan tahap kesukarannya perlu dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat menimbulkan keingintahuan dan memungkinkan
siswa dapat mengadakan evaluasi sendiri.
24
Berikut contoh tahapan pembelajaran yang diterapkan guru dengan
model pembelajaran ARIAS dalam materi persegi panjang:
1. Tahap Assurance, pada tahap ini sebelum pembelajaran dimulai guru
memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang. Sehingga
siswa yakin dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
2. Tahap Relevance, pada tahap ini guru menyampaikan tujuan dan
manfaat yang akan didapat siswa setelah mempelajari bangun persegi
panjang. Sehingga siswa dapat mengetahui relevansinya dengan
kehidupan mereka. Misalnya siswa dapat memberikan contoh bangun
persegi panjang yang ada di sekitar siswa sehingga siswa dapat
memahami pengertian dan sifat-sifat persegi panjang serta dapat
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan persegi panjang.
3. Tahap Interest, pada tahap ini guru menggunakan media sederhana
yang terbuat dari kertas karton dalam menyampaikan materi tentang
persegi panjang sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran
dengan baik.
4. Tahap Assessment, pada tahap ini guru memberikan evaluasi dan
umpan balik terhadap kinerja siswa dengan cara membahas soal
latihan dan langsung mengembalikan hasil pekerjaan siswa agar siswa
langsung mengetahui kesalahannya.
5. Tahap Satisfaction, pada tahap ini guru memberikan reword berupa
nilai tambah kepada siswa yang dapat menjawab latihan dengan benar.
Dengan pemberian reword menjadi penguat bagi siswa untuk
mencapai keberhasilan berikutnya.
Adapun secara garis besar prosedur dalam pembelajaran ARIAS
dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
25
Gambar 1
Desain Pembelajaran dengan Model Pembelajaran ARIAS1
1 Kiranawati, Desain Pembelajaran ARIAS, dalam
http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias, Tanggal 18 Maret 2010
Guru Merancang Kegiatan Pembelajaran
dalam Bentuk Satuan Pelajaran
Satuan Pelajaran sebagai
Pegangan (Pedoman) Guru
kelas
Satuan Pelajaran sebagai
Bahan/Materi bagi Siswa
Assurance Guru melakukan usaha/kegiatan untuk
menanamkan rasa percaya diri pada siswa
Assurance
Siswa percaya bahwa ia mampu dan bisa
berhasil dalam mempelajari sesuatu guna
mencapai keberhasilan yang optimal
Interest
Guru membangkitkan minat/perhatian siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung
Relevance
Guru menyampaikan/menjelaskan kepada siswa
manfaat dari materi pembelajaran
Relevance
Siswa mengetahui bahwa apa yang dipelajari
ada relevansinya dengan kehidupan mereka
Interest
Siswa termotivasi bahwa apa yang dipelajari
bermanfaat dalam mencapai keberhasilan
Assessment
Guru mengevaluasi siswa untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam pembelajaran
Assessment
Siswa melakukan evaluasi diri mereka sendiri
dan teman mereka untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan yang mereka capai
Satisfaction
Guru menumbuhkan rasa bangga/puas pada siswa
atas hasil yang dicapai Satisfaction
Siswa merasa dihargai sehingga menjadi
penguat bagi siswa untuk mencapai
keberhasilan berikutnya
Model Pembelajaran ARIAS
Gambar I
Desain Pembelajaran dengan Model Pembelajaran ARIAS18
26
B. Hipotesis Tindakan
Dalam belajar matematika, siswa tidak hanya sekedar membaca dan
mendengarkan, tetapi siswa dituntut belajar sambil bekerja, sambil
mengobservasi dan memulai dari yang konkrit ke yang abstrak. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS adalah model pembelajaran yang dapat
dipergunakan dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi, hasil belajar
siswa dan aktivitas belajar siswa. Semakin tinggi motivasi siswa maka aktivitas
belajar siswa juga semakin baik sehingga hasil belajarpun meningkat. Model
pembelajaran ARIAS mempunyai lima komponen yaitu Assurance, Relevanse,
Interest, Assessment, dan Satisfaction. Makna dari model pembelajaran ARIAS
ini adalah usaha untuk menanamkan rasa percaya diri siswa dengan
melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif yang ada relevansinya dengan
kehidupan siswa dan memberikan penguatan (reinforcement) sebagai hasil dari
evaluasi.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, jika model
pembelajaran ARIAS diterapkan dalam pembelajaran maka akan dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Model pembelajaran ARIAS ini telah di uji cobakan oleh Dewi Agustina
(2009) dengan judul penelitian “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok Melalui Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction) (PTK di kelas
IV semester II SD Negeri Serengan II Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009).
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah pertama, pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa di kelas secara berarti. Siswa yang aktif memperhatikan
penjelasan guru di kelas sebelum tindakan 42,9% menjadi 82,4% setelah
tindakan. Aktif menjawab pertanyaan dari guru sebelum tindakan 34,3%
menjadi 61,8% setelah tindakan. Aktif bertanya jika menemui kesulitan dalam
27
memahami penjelasan guru sebelum tindakan 22,9% menjadi 64,7% setelah
tindakan. Aktif mengerjakan soal yang diberikan guru sebelum tindakan 51,4%
menjadi 85,3% setelah tindakan. Dan aktif mengerjakan soal di depan kelas
sebelum tindakan 28,6% menjadi 67,7% setelah tindakan.
Hasil penelitian yang kedua adalah prestasi belajar sebelum tindakan
rata-rata kelas 64,74 menjadi 80,59 setelah tindakan. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut model pembelajaran ARIAS dapat digunakan guru sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam peningkatan keaktifan belajar
siswa yang berakibat pada peningkatan prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan kubus dan balok.
Model pembelajaran ARIAS ini juga pernah diteliti oleh Yeni Amiartini
(2008) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction) Pada Mata Pelajaran
Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Suatu
Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa meningkat dilihat dari
rata-rata tes formatif pada siklus I sebesar 6,9, siklus II sebesar 7,7, dan siklus
III sebesar 7,9. Respon atau sikap siswa terhadap penerapan model
pembelajaran ARIAS matematika, hampir semua siswa menyatakan positif, hal
ini dilihat berdasarkan hasil dari lembar komentar siswa pada setiap siklus dan
wawancara pada akhir pembelajaran.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs. Sa’adatul
Mahabbah khususnya kelas VII-1 semester genap tahun ajaran 2009/2010.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaannya dilaksanakan dari bulan Maret 2010 sampai dengan
bulan Mei 2010.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian
tindakan kelas, dimana metode ini termasuk kedalam metode penelitian
kualitatif. Digunakannya metode ini didasarkan atas tujuan penelitian, dimana
kontribusi dari penelitian ini diharapkan adanya perubahan dan peningkatan
dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus,
hasil tindakan pada tiap siklus dianalisis sehingga berdasarkan analisis
tersebutlah maka dapat ditentukan apakah siklus selanjutnya dapat dilanjutkan
atau tidak. Dalam penelitian tindakan kelas ini ada empat tahapan yang lazim
dilalui, diantaranya:
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
penelitian. Selain itu, pada tahap ini juga peneliti menyiapkan skenario
pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kerja siswa
baik LKS kelompok maupun LKS individu, lembar tes formatif, lembar
observasi, catatan lapangan dan pedoman wawancara.
28
29
2. Tindakan (Acting)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
3. Observasi
Tahap ketiga dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan.
Peneliti dengan dibantu seorang observer mengamati segala aktivitas dan
respon siswa terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat peneliti
dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dimaksudkan sebagai
kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan segala aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai
melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan
dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh
masukan bagi rencana tindakan siklus selanjutnya.
Desain penelitian tindakan kelas yang dimaksud disajikan secara
sistematis pada gambar di bawah ini:
30
Gambar 2
Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas1
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-1 MTs Sa’adatul Mahabbah
Pondok Cabe Udik. Jumlah siswa kelas VII-1 adalah 34 orang yang terdiri dari
16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Alasan subyek penelitian pada
kelas VII-1 yang pertama berdasarkan atas belum diberikannya pembelajaran
bangun datar, sehingga pengaruh dari luar pembelajaran yang akan
dikembangkan dapat dikurangi. Kedua, aktivitas belajar siswa kelas VII-1
lebih rendah dibandingkan dengan kelas VII yang lain.
1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 74
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Permasalahan
Baru Hasil
Refleksi
Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Apabila
Permasalahan belum
terselesaikan
31
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai pengkaji permasalahan,
mendiagnosis masalah, perencana tindakan dan pelaksana tindakan. Dan
berkolaborasi dengan guru matematika yang mengajar dikelas VII, untuk
bersama-sama peneliti menganalisis data yang diperoleh pada setiap siklus.
Pada penelitian ini dibantu pula oleh satu observer yang mengamati aktivitas
siswa selama pembelajaran sekaligus sebagai sumber data guna menguji
keabsahan data.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan
dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada
siklus I penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II dan seterusnya.
Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Pratindakan
Membuat rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dibagi ke dalam tiga
siklus. Siklus I membahas tentang pengertian, sifat, menghitung luas dan
keliling bangun persegi panjang dan persegi. Siklus II mengenai
pengertian, sifat, menghitung luas dan keliling bangun jajargenjang dan
belah ketupat. Sedangkan siklus III mengenai pengertian, sifat, menghitung
luas dan keliling bangun trapesium dan layang-layang.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Tindakan 1
Pada siklus I guru melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran ARIAS yang meliputi lima tahap yaitu Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction. Materi yang
disampaikan adalah pengertian, sifat, luas dan keliling bangun persegi
panjang dan persegi. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu guru
menanamkan rasa percaya diri siswa (tahap Assurance) dan
32
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa (tahap Relevance).
Kemudian guru membentuk 7 kelompok untuk berdiskusi
menyelesaikan LKS agar siswa lebih termotivasi dalam belajar (tahap
Interest). Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan evaluasi (tahap
Assessment) dan hasil evaluasi siswa yang terbaik akan mendapatkan
reword berupa pujian dan nilai tambah (tahap Satisfaction). Kemudian
diikuti dengan pelaksanaan tes hasil belajar siklus I, menganalisis dan
merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan I yang telah dilaksanakan.
Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan antara lain memeriksa
lembar observasi dan catatan lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini
menjadi bahan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran
siswa dan aktivitas pembelajaran siklus I, peneliti merancang rencana
tindakan pembelajaran siklus II untuk materi pengertian, sifat, luas dan
keliling bangun persegi dan belah ketupat.
b. Tindakan 2
Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II yaitu dengan
model pembelajaran ARIAS. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu
guru menanamkan rasa percaya diri siswa (tahap Assurance) dan
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa (tahap Relevance).
Kemudian guru menyampaikan pembelajaran tentang jajargenjang dan
belah ketupat dengan menggunakan media agar siswa tidak merasa
bosan (tahap Interest). Setelah guru selesai menerangkan, lalu guru
membagikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu
(tahap Assessment). Setelah selesai, guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan latihan soal didepan kelas. Lalu guru memberikan pujian
dan nilai tambah kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi (tahap
Satisfaction).
Pada akhir pembelajaran siklus II diadakan pelaksanaan tes hasil
belajar siklus II diikuti dengan menganalisis dan merefleksi terhadap
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan,
33
kemudian hasilnya menjadi bahan untuk merancang tindakan
pembelajaran siklus III mengenai pengertian, sifat, menghitung luas dan
keliling bangun trapesium dan layang-layang.
c. Tindakan 3
Guru melaksanakan tindakan pembelajaran pada siklus III yaitu
dengan model pembelajaran ARIAS. Pada awal pembelajaran seperti
tindakan pada siklus sebelumnya guru menanamkan rasa percaya diri
siswa (tahap Assurance) dan menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa (tahap Relevance). Guru membagi siswa menjadi 7
kelompok lalu setiap kelompok diberi LKS. Masing-masing kelompok
mengerjakan LKS secara berdiskusi agar suasana belajar lebih
menyenangkan(tahap Interest). Setelah selesai berdiskusi, wakil dari
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok yang lain menanggapinya. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk saling
mengevaluasi hasil pekerjaannya (tahap Assessment). Agar siswa merasa
dihargai maka guru memberikan pujian dan nilai tambah kepada
kelompok yang paling aktif pada saat diskusi berlangsung (tahap
Satisfaction).
Pada akhir pembelajaran siklus III diadakan pelaksanaan tes hasil
belajar siklus III diikuti dengan menganalisis dan merefleksi terhadap
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus III yang telah dilaksanakan
d. Tindakan 4
Melakukan observasi aktivitas siswa dan guru selama
berlangsungnya pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
ARIAS.
e. Tindakan 5
Melakukan wawancara dengan guru matematika dan beberapa
subjek penelitian pada setiap akhir siklus. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh masukan bagi rencana pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
34
3. Evaluasi Seluruh Tindakan
Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan
memberi interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Prosedur penelitian di atas bila digambarkan seperti terlihat pada
tabel berikut:
Tabel I
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi ke MTs. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.
2. Mengurus surat izin.
3. Membuat instrumen.
4. Menghubungi kepala sekolah.
5. Wawancara terhadap guru matematika.
6. Menentukan kelas subjek penelitian.
7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.
8. Mensosialisasikan pembelajaran matematika dengan penggunaan model
pembelajaran ARIAS kepada subjek penelitian.
35
Tabel 2
Tahap Penelitian Siklus I
SIK
LU
S I
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta
keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu, latihan soal
serta PR pada setiap pertemuan.
6. Menyiapkan soal akhir siklus.
7. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
Pendahuluan
1. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki rasa
percaya diri dalam mengikuti proses belajar (tahap Assurance)
2. Guru menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran (tahap
Relevance)
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk 6 kelompok untuk berdikusi mengerjakan LKS agar siswa
lebih termotivasi dalam belajar (tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
3. Siswa berdiskusi dalam kelompok.
4. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapinya.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengevaluasi hasil
diskusi kelompok lainnya (tahap Assessment).
Penutup
1. Guru memberikan reword berupa pujian dan nilai tambah kepada kelompok
yang paling aktif dalam berdiskusi (tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru di pelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah dari buku paket.
4. Guru memberikan tes pada akhir siklus I
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap aktivitas belajar siswa, observasi terhadap guru, wawancara
terhadap guru dan siswa serta mencatat semua hal yang terjadi selama proses
pembelajaran.
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan
dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
36
Tabel 3
Tahap Penelitian Siklus II
SIK
LU
S I
I
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta
keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu, latihan soal
serta PR pada setiap pertemuan.
6. Menyiapkan soal akhir siklus.
7. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
Pendahuluan
1. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki rasa
percaya diri dalam mengikuti proses belajar (tahap Assurance).
2. Guru menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran (tahap
Relevance).
3. Guru mengumumkan hasil tes pada siklus I.
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan pembelajaran tentang persegi dan belah ketupat dengna
menggunakan media agar siswa tidak merasa bosan (tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS kepada siswa.
3. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari LKS.
4. Setelah selesai, guru memerintahkan siswa mengumpulkan LKS.
5. Guru mengarahkan siswa untuk mengevaluasi hasil pekerjaan temannya
(tahap Assessment).
Penutup
1. Guru mengumumkan hasil LKS yang dikerjakan siswa dan memberikan
reword kepada siswa yang mendapatkan nilai tinggi (tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru di pelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah dari buku paket.
4. Guru memberikan tes pada akhir siklus II
Tahap Observasi
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus III yang akan
dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
37
Tabel 4
Tahap Penelitian Siklus III
SIK
LU
S I
II
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta
keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu, latihan soal
serta PR pada setiap pertemuan.
6. Menyiapkan soal akhir siklus.
7. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
Pendahuluan
1. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki rasa
percaya diri dalam mengikuti proses belajar (tahap Assurance).
2. Guru menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran (tahap
Relevance).
3. Guru mengumumkan hasil tes pada siklus II.
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk 7 kelompok untuk berdikusi mengerjakan LKS agar siswa
lebih termotivasi dalam belajar (tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
3. Siswa berdiskusi dalam kelompok.
4. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapinya.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengevaluasi hasil
diskusi kelompok lainnya (tahap Assessment).
Penutup
1. Guru memberikan reword berupa pujian dan nilai tambah kepada kelompok
yang paling aktif dalam berdiskusi (tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru di pelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah dari buku paket.
4. Guru memberikan tes pada akhir siklus III
Tahap Observasi
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus III
38
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan
sebagai berikut:
1. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang diamati melalui lembar observasi
aktivitas belajar pada setiap siklus harus dalam kategori sangat baik.
2. Rata-rata hasil belajar siswa yang diberikan pada setiap akhir siklus harus
mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi
aktivitas belajar matematika siswa, catatan lapangan, hasil wawancara
terhadap guru dan siswa serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan
pembelajaran).
2. Data kuantitatif : hasil pekerjaan siswa (LKS dan Latihan Soal) dan hasil tes
tiap akhir siklus.
Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru,
siswa, dan observer yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes
Untuk bentuk tesnya digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan
pada setiap akhir siklus dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir
pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil
belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh
materi yang telah diberikan pada ketiga siklus dengan implikasi dari PTK.
39
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa
Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk
mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi
ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui
kegiatan guru dalam penerapan model pembelajaran ARIAS.
c. Catatan lapangan
Catatan lapangan untuk setiap tindakan dimaksudkan untuk mengungkap
aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkap dengan menggunakan
lembar observasi.
d. Lembar wawancara
Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam
penelitian. Wawancara menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan
siswa serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi aktivitas belajar matematika siswa dan guru: diperoleh dari
lembar observasi aktivitas yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.
b. Nilai hasil belajar: diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada setiap akhir
siklus.
c. Wawancara: peneliti melakukan wawancara terhadap guru dan siswa pada
tahap pra penelitian dan pada akhir siklus.
d. Dokumentasi: dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh di setiap siklus.
40
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang
perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi
data yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis peneliti
dengan membandingkan dengan hasil orang lain.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah:
1. Pengambilan data dari berbagai nara sumber, yaitu peneliti, guru dan siswa
(Source Triangulation).
2. Penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul lebih
akurat (Instrument Triangulation). Langkah yang ditempuh adalah mengisi
lembar observasi, pedoman wawancara dan memerikasa hasil kerja siswa.
3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang
terkumpul dapat dipercaya (Analytic Triangulation). Dalam hal ini bisa
dilakukan pengamatan, wawancara, dan pengambilan gambar dalam
bentuk foto.
4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
5. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali
kelengkapan data dari berbagai sumber, kemudian analisis data dilakukan pada
semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara, hasil
observasi, hasil jurnal harian siswa, hasil tes siswa dan catatan komentar
observer pada lembar observasi serta hasil catatan lapangan. Semua data
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
41
Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi
terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses
aktivitas belajar siswa. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan
sangat baik (5), baik (4), sedang (3), kurang (2), dan buruk (1). Sedangkan
klasifikasi rata-rata aktivitas belajar siswa menggunakan kategori sebagai
berikut:
1 – 2 : Aktivitas siswa kurang
2,1 – 3 : Aktivitas siswa cukup
3,1 – 4 : Aktivitas siswa baik
4,1 – 5 : Aktivitas siswa sangat baik
Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang
diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan
rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-
kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang
bermakna.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas
belajar matematika siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan
tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menguji adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa
pada materi bangun datar dengan model pembelajaran ARIAS. Banyak faktor
lain yang ikut mempengaruhi aktivitas belajar matematika siswa, untuk itu
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain
tersebut.
42
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA,
INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Prapenelitian
Pelaksanaan Prapenelitian dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 27 Maret
2010. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui kondisi sekolah dan sebagai tahap perkenalan peneliti dengan
kepala sekolah, guru yang mengajar disekolah tersebut dan lingkungan
sekolah itu sendiri agar peneliti tidak terasa asing ketika melakukan
penelitian di sekolah tersebut. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan
wawancara dengan guru bidang studi matematika, melakukan observasi dan
mensosialisasikan model pembelajaran ARIAS.
Berdasarkan pengamatan selama penelitian pendahuluan diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Masih banyak siswa yang tidak percaya diri terhadap kemampuannya
sendiri.
b. Minat siswa terhadap pelajaran matematika sangat rendah.
c. Siswa kurang berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Aspek yang diamati pada aktivitas siswa belum sepenuhnya berjalan
dengan baik dengan rata-rata sebesar 2,78 dalam kategori aktivitas siswa
cukup.
e. Hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai ulangan
harian siswa yang belum mencapai Syarat Ketuntasan Belajar Hasil
Mengajar (SKBHM) yang ditetapkan dari sekolah yaitu dengan nilai 70.
Hasil pengamatan aktivitas siswa melalui lembar observasi selama
prapenelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
42
43
Tabel 5
Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Matematika selama Prapenelitian
No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan
Total Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1. Visual Activities
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
1
3
3
3
2,5
2. Oral Activities
a. Siswa bertanya kepada
guru
1
2
2
3
2
b. Siswa menanggapi
pertanyaan guru
1 2 2 3 2
3. Writing Activities
a. Siswa mencatat materi
pelajaran yang sedang
dipelajari
3
4
4
4
3,75
4. Mental Activities
a. Siswa mengerjakan soal
latihan/LKS dari guru
2
3
3
4
3
b. Siswa maju mengerjakan
soal di papan tulis
2 2 2 4 2,5
5. Emotional Activities
a. Siswa menyiapkan alat
tulis dan buku pelajaran
3
4
4
3
3,5
b. Siswa terlihat senang dan
antusias saat belajar
matematika
2 3 3 4 3
Jumlah 15 23 23 28 22,25
Rata-rata 1,88 2,88 2,88 3,5 2,78
Keterangan Aktivitas
Kurang
Aktivitas
Cukup
Aktivitas
Cukup
Aktivitas
Baik
Aktivitas
Cukup
Ket: 1 = Buruk (hanya 1-6 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 7-14 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 15-22 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 23-30)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 31 siswa melakukan aktivitas)
44
2. Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I ini adalah
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS, menyiapkan Lembar Kerja
Siswa (LKS), soal tes akhir siklus, lembar observasi, lembar wawancara,
catatan lapangan dan alat dokumentasi.
Materi yang akan diajarkan pada siklus I ini yaitu tentang persegi
panjang dan persegi. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk
mencatat aspek-aspek aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di
kelas pada setiap pertemuan. Lembar observasi aktivitas guru digunakan
untuk mencatat aspek-aspek aktivitas guru pada saat proses mengajar di
kelas dalam menerapkan pembelajaran ARIAS. LKS, latihan dan soal tes
akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.
Lembar wawancara dipersiapkan untuk mewawancarai guru dan siswa,
untuk mengetahui pendapat mereka mengenai model pembelajaran
ARIAS dalam pembelajaran matematika.
Target yang ingin dicapai pada siklus I adalah siswa antusias dan
semangat belajar dengan model pembelajaran ARIAS dan aspek-aspek
aktivitas belajar siswa dapat berjalan dengan baik.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 5 kali pertemuan
dengan sub pokok bahasan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun
persegi panjang (pertemuan pertama, hari Senin tanggal 5 April 2010),
luas dan keliling persegi panjang (pertemuan kedua, hari Rabu tanggal 7
April 2010), pengertian dan sifat-sifat bangun persegi (pertemuan ketiga,
hari Kamis tanggal 8 April 2010), luas dan keliling persegi (pertemuan
keempat, hari Senin tanggal 12 April 2010), dan pelaksanaan tes akhir
siklus I (pertemuan kelima, hari Rabu tanggal 14 April 2010). Rencana
45
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I dapat dilihat pada
lampiran 1.
Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Tahap Assurance (Kepercayaan Diri)
Pada tahap ini sebelum proses belajar mengajar berlangsung,
guru selalu memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa
dengan cara memberikan pembelajaran yang mudah dipahami oleh
siswa sehingga siswa yakin dan percaya bahwa mereka dapat
mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
Berdasarkan observasi guru, dapat disimpulkan bahwa
penerapan tahap Assurance pada siklus I ini masih belum maksimal.
Hal ini terlihat dari kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika
yang masih tergolong rendah. Ada beberapa siswa yang masih sangat
pasif dalam proses belajar mengajar. Ketika peneliti memberikan
kesempatan bertanya, sebagian dari mereka hanya diam saja. Dan
pada akhir siklus I peneliti mewawancarai beberapa siswa dan
diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa sebenarnya
mengalami kesulitan dan ingin bertanya namun mereka tidak percaya
diri dan takut untuk mengungkapkannya, seperti yang diutarakan oleh
siswa A3: “ Saya ga pede bu kalo mau nanya abis saya takut di
ketawain temen-temen karena belum ngerti…”
Kepercayaan diri siswa yang rendah juga terlihat dalam hal
mengerjakan soal di papan tulis. Sebagian besar siswa masih saling
tunjuk ketika diminta maju ke depan. Mereka merasa tidak yakin
bahwa mereka bisa menjawab soal di papan tulis, seperti yang
diungkapkan oleh siswa A13: “ Bu…jangan saya dong. Saya ga bisa
bu, dia (sambil menunjuk siswa A1) aja bu yang maju dia kan pinter
matematika bu…”.
Selain itu, dalam mengerjakan latihan soal bahkan pada saat
mengerjakan soal tes akhir siklus I kepercayaan diri siswa masih
46
sangat kurang. Sebagian besar dari mereka cenderung tidak yakin
dengan jawabannya sendiri dan mencocokkan jawaban dengan
temannya. Untuk mengatasi situasi ini peneliti lebih menerapkan
tahap assurance dengan menumbuhkembangkan kepercayaan diri
siswa dengan mengatakan seperti: “ Ibu yakin, kalian pasti bisa
menjawab latihan sendiri tanpa ,melihat jawaban dari teman kalian.
Ayo kalian harus yakin bahwa jawaban kalian benar…“. Namun
siswa hanya diam saja dan bahkan memilih untuk tetap mencontek.
2) Tahap Relevance (Relevansi/Kegunaan)
Pada tahap ini peneliti mengemukakan manfaat pengetahuan,
keterampilan, dan nilai yang akan didapat siswa setelah mengikuti
pembelajaran. Selain itu, peneliti juga mengarahkan siswa untuk
mencari contoh masalah matematika yang berhubungan dengan
keseharian siswa. Dari pengamatan peneliti untuk tahap Relevance ini
pada pertemuan pertama sampai keempat masih banyak siswa yang
masih bingung ketika peneliti menjelaskan tujuan dari pembelajaran
yang akan disampaikan karena mereka masih belum terbiasa dengan
model pembelajaran ARIAS, seperti yang dituturkan oleh siswa A17:
“Bu,… maksudnya apa sih, saya ga ngerti.
3) Tahap Interest (Minat/Perhatian)
Pada siklus I, peneliti menggunakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan media sederhana dalam
menyampaikan materi yang terbuat dari kertas karton lalu dibentuk
menyerupai bangun persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil
observasi peneliti dapat di simpulkan pada tahap Interest minat siswa
untuk belajar matematika pada siklus I masih relatif kurang.
Beberapa siswa masih terlihat malas dan cuek dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Sebagian siswa juga masih sering
mengobrol dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
47
4) Tahap Assessment (evaluasi)
Pada tahap ini, peneliti selalu memberikan evaluasi di
setiap akhir pembelajaran. Hasil dari evaluasi tersebut segera
diinformasikan kepada siswa agar siswa dapat mengetahui sejauh
mana penguasaan materi yang telah dipahami siswa. Bentuk evaluasi
yang diberikan oleh peneliti kepada siswa berupa latihan soal yang
dikerjakan secara individu. Pada tahap Assessment hasil evaluasi
pada siklus 1 belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Masih
banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata.
Berdasarkan hasil pengamatan, siswa merasa peneliti kurang
membahas PR dan tugas secara keseluruhan. Jadi, ada beberapa soal
yang belum di mengerti oleh siswa.
5) Tahap Satisfaction (Kepuasan)
Pada tahap ini peneliti berusaha menanamkan rasa bangga dan
puas dalam diri siswa agar siswa merasa lebih dihargai. Cara yang
dilakukan peneliti untuk menerapkan tahap ini pada pembelajaran
siklus I adalah memberikan reword berupa nilai tambah kepada
siswa yang mendapat nilai paling tinggi. Peneliti juga memberikan
pujian kepada siswa yang mau mengerjakan soal di papan tulis,
seperti: “ Bagus. Kamu telah mengerjakannya dengan baik sekali…”.
Serta menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai tanda setuju
atas jawaban siswa terhadap suatu pertanyaan. Menurut hasil
wawancara dengan siswa di akhir pembelajaran siklus I disimpulkan
bahwa dengan adanya pemberian reword kepada siswa yang telah
berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu membuat siswa merasa
bangga/puas atas keberhasilan tersebut.
c. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap ini sebenarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan oleh observer yaitu guru kelas bidang
studi matematika yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang
48
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan
tersebut adalah:
1. Hasil pengamatan aktivitas siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa melalui lembar observasi
selama penerapan model pembelajaran ARIAS pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Rekapitulasi dan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Siklus 1
No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan
Total Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1. Visual Activities
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
3
3
3
4
3,25
2. Oral Activities
a. Siswa bertanya kepada
guru
1
1
3
1
1,5
b. Siswa menanggapi
pertanyaan guru
1 1 3 1 1,5
3. Writing Activities
a. Siswa mencatat materi
pelajaran yang sedang
dipelajari
4
4
4
5
4,25
4. Mental Activities
a. Siswa mengerjakan soal
latihan/LKS dari guru
3
4
3
4
3,5
b. Siswa maju mengerjakan
soal di papan tulis
- 1 3 - 2
5. Emotional Activities
a. Siswa menyiapkan alat
tulis dan buku pelajaran
4
4
4
4
4
b. Siswa terlihat senang dan
antusias saat belajar
matematika
3 4 3 5 3,75
Jumlah 19 22 26 24 23,75
Rata-rata 2,71 2,75 3,25 3,43 2,97
Keterangan Aktivitas
Cukup
Aktivitas
Cukup
Aktivitas
Baik
Aktivitas
Baik
Aktivitas
Cukup
Ket: 1 = Buruk (hanya 1-6 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 7-14 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 15-22 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 23-30)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 31 siswa melakukan aktivitas)
49
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa rata-rata
aktivitas siswa pada saat memperhatikan penjelasan guru sebesar 3,25
dengan kategori aktivitas siswa cukup. Walaupun adanya peningkatan
rata-rata namun masih ada siswa yang bercanda dengan teman
sebangkunya dan mengobrol dengan teman lainnya ketika guru
menjelaskan materi pelajaran. Dengan adanya peningkatan persentase
pada aktivitas ini menunjukkan bahwa siswa sudah mempunyai
motivasi untuk belajar.
Dokumentasi aktivitas siswa pada saat memperhatikan
penjelasan guru pada siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Rata-rata aktivitas siswa dalam aspek bertanya pada guru sebesar
1,5. Rata-rata ini terbilang masih kurang. Pada siklus I hanya ada 1
sampai 3 orang siswa saja yang berani bertanya dan sudah mulai
berani untuk mengungkapkan kesulitannya walaupun masih terlihat
malu-malu sedangkan yang lainnya hanya diam saja.
Sama halnya dengan aspek aktivitas siswa dalam bertanya pada
guru, pada aktivitas siswa menanggapi pertanyaan guru didapatkan
rata-rata sebesar 1,5 dalam klasifikasi aktivitas siswa kurang. Karena
Gambar 3
Aktivitas Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru Pada Siklus I
50
siswa belum terbiasa dengan pembelajaran ARIAS, maka pada siklus I
masih ada beberapa siswa yang masih malu-malu dalam menanggapi
pertanyaan guru. Siswa baru akan menjawab apabila guru menunjuk
siswa tersebut.
Aktivitas siswa saat mencatat materi pelajaran, dari tabel 6
didapatkan rata-rata sebesar 4,25. Hal ini mengalami peningkatan bila
dibandingkan pada aktivitas prapenelitian. Pada aktivitas ini, hanya
sebagian siswa yang malas untuk mencatat. Dan ketika peneliti
memeriksa cacatan siswa banyak siswa yang catatannya kurang
lengkap.
Pada siklus I aktivitas siswa pada saat mengerjakan soal
latihan/LKS dari guru sebesar 3,5. Masih banyak siswa yang
mencontek pekerjaan temannya. Dan ketika peneliti memerintahkan
untuk mengumpulkan latihan hanya beberapa siswa yang
mengumpulkan dan sebagian siswa lagi belum selesai mengerjakan
latihannya.
Aspek aktivitas selanjutnya pada kegiatan siklus I adalah
aktivitas maju mengerjakan soal di papan tulis dengan rata-rata
sebesar 2. Pada pertemuan ke-2 hanya ada 1 orang siswa yang berani
maju kedepan untuk mengerjakan soal di papan tulis dan pada
pertemuan ke-3 ada 3 orang. Pada pertemuan ke-1 dan ke-4 tidak ada
aktivitas siswa maju kedepan mengerjakan soal di papan tulis.
Walaupun mengalami peningkatan, pada siklus I siswa yang maju
kedepan masih terlihat belum percaya diri dan takut salah saat
mengerjakan soal di papan tulis.
51
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal di papan tulis
pada siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Rata-rata siswa pada aktivitas menyiapkan alat tulis dan buku
pelajaran adalah 4. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan jika
dibandingkan dengan prapenelitian. Pada kegiatan prapenelitian siswa
akan menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran setelah mendapat
perintah dari guru. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I ini
menunjukkan bahwa siswa terlihat sudah siap untuk mengikuti proses
pembelajaran matematika walaupun masih ada beberapa siswa yang
tidak membawa peralatan menggambar (penggaris dan buku
berpetak).
Pada siklus I antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
ARIAS mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari
rata-rata aktivitas siswa yang terlihat senang dan antusias saat belajar
matematika pada siklus I sebesar 3,75 sedangkan pada aktivitas
prapenelitian sebesar 3. Sebagian siswa sudah mulai tertarik dengan
model pembelajaran ARIAS.
Gambar 4
Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis Pada Siklus I
52
Berdasarkan rata-rata dari aspek-aspek aktivitas siswa yang
diamati melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa diperoleh data
bahwa selama siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 2,97
dan aktivitas belajar siswa dalam kategori cukup. Hal ini
menunjukkan indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,
dimana rata-rata aktivitas siswa yang diamati melalui lembar
observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus harus dalam
kategori sangat baik.
2. Hasil belajar siswa pada siklus I
Pada pertemuan terakhir siklus I yaitu pada pertemuan kelima, hari
Rabu tanggal 14 April 2010, peneliti dibantu observer melakukan tes
akhir siklus I dengan 5 soal essay. Pada saat tes berlangsung siswa
hadir semua. Tes dilakukan pada jam pertama pada pukul 07.30-08.20.
Dokumentasi siswa pada saat mengerjakan tes akhir siklus I adalah
sebagai berikut:
Gambar 5
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
53
Berikut hasil tes akhir siklus I dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi di bawah ini:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siklus I
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Relatif (%) Kumulatif
Relatif (%)
1. 35 - 43 4 11,76 11,76
2. 44 - 52 7 20,59 32,35
3. 53 - 61 8 23,53 55,88
4. 62 - 70 5 14,71 70,59
5. 71 - 79 5 14,71 85,3
6. 80 - 88 4 11,76 97,06
7. 89 - 97 1 2,94 100
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 6 di atas, terlihat bahwa nilai tes akhir siklus
I memiliki rentangan nilai terendah 35 sampai dengan nilai terbesar
95. Nilai pertengahan (Median) sebesar 59,25. Nilai Modus sebesar
54,75. Nilai Variansi (Var) sebesar 219,71 dan Standar Deviasi
(SD) sebesar 14,82. Serta nilai rata-rata (Mean) hasil belajar siswa
pada siklus I sebesar 64. Ini menunjukkan indikator keberhasilan
penelitian belum tercapai, dimana rata-rata hasil belajar siswa
harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada
siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Untuk perhitungan
distribusi frekuensi hasil belajar siklus I lihat lampiran. Hasil tes
akhir siklus I disajikan dalam histogram sebagai berikut:
54
Pada pertemuan akhir siklus I setelah siswa selesai
mengerjakan soal tes akhir siklus I pada jam istirahat peneliti
mewawancarai tiga orang siswa yang merupakan perwakilan dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Kesimpulan dari hasil wawancara adalah siswa masih merasa
bingung dan belum terbiasa dengan model pembelajaran ARIAS.
Tetapi siswa cukup antusias untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan model pembelajaran ARIAS. Rangkuman hasil wawancara
pada siklus I dapat dilihat pada lampiran.
Wawancara juga dilakukan pada guru bidang studi yang
merangkap sebagai observer. Wawancara dilakukan usai peneliti
mengadakan tes akhir siklus I. Hasil wawancara dengan observer
dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran ARIAS sangat
baik dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa. Tetapi
dalam siklus I ini tahap-tahap pembelajaran ARIAS belum
sepenuhnya peneliti laksanakan. Rangkuman hasil wawancara
peneliti dengan observer pada siklus I dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 6
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I
y
x
F
R
E
K
U
E
N
S
I
KELAS INTERVAL
9-
8-
7-
6-
5-
4-
3-
2-
1-
0 35,5 43,5 52,5 61,5 70,5 79,5 88,5 97,5
55
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah
melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada
observasi aktivitas siswa dan guru, wawancara serta catatan lapangan
ditemukan beberapa permasalahan yang ada pada siklus I. Hasil
refleksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 8
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Dalam proses pembelajaran ARIAS untuk
tahap Assurance, siswa merasa belum
percaya diri untuk mengemukakan
pendapat dan menyanggah pendapat yang
di kemukakan temannya pada saat
berdiskusi, bertanya kepada guru bahkan
untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Meningkatkan keberanian siswa dan rasa
percaya diri siswa dengan cara memberikan
point tambahan pada siswa yang berani
mengemukakan pendapatnya, bertanya
kepada guru dan mengerjakan soal di papan
tulis.
2. Untuk tahap Relevance siswa masih
merasa bingung untuk memberikan
contoh masalah matematika yang
berhubungan dengan kesehariannya.
Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam mencari contoh masalah matematika
yang berhubungan dengan keseharian.
3. Untuk tahap Interest, minat siswa untuk
belajar matematika masih relatif kurang.
Lebih bervariatif lagi dalam menyampaikan
pembelajaran agar minat belajar siswa
meningkat.
4. Siswa masih terlihat malu-malu dalam
menanggapi pertanyaan guru dan baru
akan menjawab apabila guru menunjuk
siswa tersebut.
Memberikan reword berupa hadiah agar
siswa termotivasi untuk menanggapi
pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk
terlebih dahulu.
5. Masih ada siswa yang malas untuk
mencatat materi pelajaran
Memeriksa catatan siswa setiap akhir
pembelajaran dan memberikan nilai agar
siswa lebih rajin mencatat materi pelajaran.
56
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I
diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa serta nilai hasil tes akhir
siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian dimana
aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap
siklus harus dalam kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil
belajar siswa harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak
ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Sehingga perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I
digunakan sebagai perbaikan.
2. Pelaksanaan Penelitian Pada Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Rancangan pembelajaran siklus II berupa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS yang mengacu pada hasil
observasi siklus I. Pada siklus II ini guru mengkondisikan kelas dan
meningkatkan kegiatan pada setiap tahapan pembelajaran ARIAS agar
pembelajaran berjalan lebih baik dari pembelajaran pada siklus I.
Materi pada siklus II ini yaitu tentang jajargenjang dan belah
ketupat. Adapun tahap persiapan untuk pembelajaran siklus II yaitu
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) silkus II, LKS,
latihan soal, PR, lembar observasi, lembar wawancara, catatan
lapangan, dan alat dokumentasi.
Target pada siklus II ini adalah aktivitas siswa meningkat melalui
model pembelajaran ARIAS dan penerapan pada tahap pembelajaran
ARIAS dapat berjalan dengan baik.
b.Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 5 kali pertemuan
dengan sub pokok bahasan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun
jajargenjang (pertemuan keenam, hari Senin tanggal 19 April 2010),
Luas dan keliling jajargenjang (pertemuan ketujuh, hari Rabu tanggal
57
21 April 2010), pengertian dan sifat-sifat belah ketupat (pertemuan
kedelapan, hari Kamis tanggal 22 April 2010), luas dan keliling belah
etupat (pertemuan kesembilan, hari Senin tanggal 26 April 2010), dan
pelaksanaan tes akhir siklus II (pertemuan kesepuluh, hari Rabu tanggal
28 April 2010). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus
II dapat dilihat pada lampiran 1.
Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Tahap Assurance (Kepercayaan Diri)
Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada tahap ini sebelum
proses belajar mengajar berlangsung, guru selalu memotivasi dan
menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan cara memberi
kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar
melalui diskusi kelompok sehingga siswa yakin dan percaya bahwa
mereka telah memahami materi yang diajarkan.
Kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika pada
pelaksanaan siklus II ini mengalami kemajuan yang cukup baik.
Beberapa siswa yang pada siklus I hanya diam saja ketika guru
memberikan pertanyaan, pada siklus II ini sudah mulai berani untuk
mengungkapkan pendapatnya. Dalam hal mengerjakan tugas di
papan tulis ada beberapa siswa yang sudah berani untuk maju ke
depan tanpa menunggu namanya di panggil.
Pada siklus II, dalam diskusi kelompok beberapa siswa sudah
mulai percaya diri untuk turut aktif dalam berdiskusi mengemukakan
pendapatnya dan menyanggah pendapat yang dikemukakan oleh
temannya. Tetapi dalam mengerjakan soal latihan kepercayaan diri
siswa masih kurang. Sebagian besar dari mereka masih belum yakin
dengan jawabannya sendiri bahkan masih ada beberapa siswa yang
mencontek.
58
2) Tahap Relevance (Relevansi/Kegunaan)
Sama halnya pada siklus I, pada siklus II guru mengemukakan
manfaat pengetahuan, keterampilan/sikap serta nilai yang akan
didapat siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu, peneliti
juga memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencari contoh
masalah matematika yang berhubungan dengan keseharian. Beberapa
siswa yang semula bingung sudah mulai bisa menerima penjelasan
mengenai manfaat dari pembelajaran dan menghungkan dengan
keseharian siswa. Seperti yang dituturkan oleh siswa A16 pada saat
mempelajari pengertian dan sifat-sifat belah ketupat pada pertemuan
ketiga: “Bu, saya tau contoh bangun belah ketupat selain ketupat.
Kue wajik ya bu?”.
3) Tahap Interest (Minat/Perhatian)
Pada siklus II, peneliti menggunakan metode diskusi
dengan membagi siswa kedalam 6 kelompok untuk menyelesaikan
soal LKS. Berdasarkan hasil pengamatan, minat siswa dalam belajar
matematika pada siklus II ini mengalami kemajuan yang cukup baik.
Beberapa siswa yang semula terlihat malas dan cuek dalam proses
belajar mengajar, pada siklus II ini sudah terlihat antusias dan
bersemangat dalam belajar.
Dengan metode diskusi pembelajaran matematika jadi lebih
menyenangkan dan dapat membantu siswa dalam memecahkan
permasalahan. Sebagian besar siswa senang dengan pembelajaran
seperti ini. Seperti yang dituturkan oleh siswa A25: “bu,… saya
senang kalau mengerjakan LKSnya bareng-bareng sama temen
karena kita jadi bisa tukar pikiran dan cepet selesainya lagi…”.
4) Tahap Assessment (evaluasi)
Pada siklus II ini evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru
kepada siswanya tetapi juga dilakukan evaluasi siswa kepada siswa
lain. Setelah hasil diskusi kelompok selesai di presentasikan oleh
masing-masing kelompok lalu peneliti mengarahkan siswa agar
59
mengevaluasi hasil dari kelompok lain. Hal ini dilakukan agar siswa
dapat mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah
dipahami siswa. Namun, hal ini masih belum dianggap serius oleh
siswa. Beberapa siswa masih bingung ketika mengevaluasi
temannya. Penilaian yang diberikan siswa kepada temannya belum
objektif. Sebagian dari siswa memberikan penilaian bukan dari hasil
kerjanya tetapi masih berdasarkan unsur pertemanan. Seperti yang
diungkapkan oleh siswa A33: “Bu,.. kita bingung nilainya gimana
nanti kalau kita nilai jelek takut marah, gimana dong bu?”.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti sama seperti
pada siklus I, peneliti selalu memberikan evaluasi di setiap akhir
pembelajaran. Hasil dari evaluasi tersebut segera di informasikan
kepada siswa agar siswa dapat mengetahui sejauh mana penguasaan
materi yang telah dipahami siswa. Pada siklus II bentuk evaluasi
yang diberikan oleh peneliti berupa pemberian soal yang dikerjakan
secara individu. Hasil evaluasi pada siklus II sudah cukup
memuaskan. Namun, masih ada beberapa siswa yang mendapatkan
nilai dibawah rata-rata. Berdasarkan hasil pengamatan kepada siswa
yang mendapatkan nilai terendah, mereka merasa soal yang
diberikan guru terlalu sukar.
5) Tahap Satisfaction (Kepuasan)
Sama halnya pada siklus I, pada setiap pembelajaran siklus II
peneliti selalu berusaha menanamkan rasa bangga dan puas dalam
diri siswa agar siswa merasa lebih dihargai. Cara yang dilakukan
peneliti untuk menerapkan tahap ini pada pembelajaran siklus II
sama seperti pada pembelajaran siklus I. Pada saat mengerjakan soal
LKS peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membantu teman mereka yang mengalami kesulitan. Berdasarkan
hasil pengamatan, pemberian reward, ucapan yang tulus, senyuman
guru yang simpatik, dan memberikan kesempatan siswa untuk
membantu temannya mengerjakan soal LKS dapat menimbulkan rasa
60
bangga pada siswa dan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan
yang lebih baik serta memperoleh hasil yang lebih baik juga dari
sebelumnya.
c. Tahap Observasi dan Analisis
Selama kegiatan siklus II peneliti dibantu oleh observer yang juga
melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan siklus I. Observer ini
mengamati segala aktivitas siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan tersebut adalah:
1. Hasil pengamatan aktivitas siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa melalui lembar observasi
selama penerapan model pembelajaran ARIAS pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel 9
Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Siklus II
No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan
Total Ke-6 Ke-7 Ke-8 Ke-9
1. Visual Activities
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
3
4
4
4
3,75
2. Oral Activities
a. Siswa bertanya kepada
guru
2
1
2
4
2,25
b. Siswa menanggapi
pertanyaan guru
2 2 2 4 2,5
3. Writing Activities
a. Siswa mencatat materi
pelajaran yang sedang
dipelajari
5
5
5
5
5
4. Mental Activities
a. Siswa mengerjakan soal
latihan/LKS dari guru
4
4
4
3
3,75
b. Siswa maju mengerjakan
soal di papan tulis
- 1 3 4 2,66
5. Emotional Activities
a. Siswa menyiapkan alat
tulis dan buku pelajaran
4
4
5
5
4,5
b. Siswa terlihat senang dan
antusias saat belajar
matematika
4 4 4 4 4
Jumlah 24 25 29 33 22,41
Rata-rata 3,43 3,13 3,63 4,13 3,55
Keterangan Aktivitas
Baik
Aktivitas
Baik
Aktivitas
Baik
Aktivitas
Sangat
Baik
Aktivitas
Baik
Ket: 1 = Buruk (hanya 1-6 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 7-14 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 15-22 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 23-30)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 31 siswa melakukan aktivitas)
62
Berdasarkan tabel 8, rata-rata aktivitas siswa pada kegiatan
siklus II mengalami peningkatan bila di bandingkan dengan kegiatan
siklus I. Pada kegiatan siklus II rata-rata aktivitas siswa
memperhatikan penjelasan guru sebesar 3,75 dan aktivitas siswa
dalam kategori baik. Pada kegiatan siklus II metode pembelajaran
yang diterapkan adalah diskusi kelompok dengan membagi siswa
kedalam 6 kelompok untuk menyelesaikan soal LKS. Siswa sudah
terlihat aktif dalam berdiskusi, mengungkapkan pendapatnya dan
menyanggah pertanyaan dari siswa lain. Dokumentasi aktivitas siswa
pada saat diskusi kelompok dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Selain itu, pada kegiatan siklus II rata-rata aktivitas bertanya
pada guru sebesar 2,25 sedangkan pada kegiatan siklus I rata-rata
persentase aktivitas ini sebesar 1,5. Siswa yang berani bertanya pada
siklus II ini sekitar 2 sampai 4 orang sisw. Berdasarkan pengamatan
dan wawancara terhadap siswa mengenai aktivitas ini, siswa sudah
merasa percaya diri untuk bertanya mengenai materi yang belum di
pahami. Selain itu siswa merasa rugi bila tidak bertanya karena
Gambar 7
Aktivitas Siswa pada Saat Diskusi Kelompok pada Siklus II
63
mereka akan kesulitan pada saat mengerjakan latihan dan pada saat tes
akhir siklus II.
Aktivitas selanjutanya yang diamati dan mengalami peningkatan
pada siklus II adalah aktivitas menanggapi pertanyaan guru.
Berdasarkan catatan lapangan di peroleh informasi aktivitas siswa
dalam menanggapi pertanyaan guru sudah semakin baik,siswa sudah
tidak malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya, dan bila guru
bertanya sebagian besar siswa langsung dapat menjawab.
Rata-rata aktivitas siswa dalam aspek mencatat materi pelajaran
sebesar 5 dan dalam kategori sangat baik. Pada siklus II ini semua
siswa sudah rajin mencatat tetapi masih ada 1-3 orang siswa yang
catatannya tidak lengkap.
Aktivitas mengerjakan soal-soal latihan yang di berikan guru
juga menunjukan adanya peningkatan. Rata-rata dalam empat kali
pertemuan sebesar 3,75 sedangkan rata-rata pada siklus I sebesar 3,5.
Pada siklus II saat siswa berdiskusi untuk mengerjakan soal LKS,
masih ada siswa yang tidak ikut berdiskusi dan masih ada kelompok
yang terlihat main-main pada saat diskusi berlangsung sehingga ketika
waktu diskusi habis ada kelompok yang belum selesai menjawab soal
LKS.
Aktivitas maju mengerjakan soal di papan tulis juga mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari rata-rata aktivitas selama empat kali
pertemuan sebesar 2,66. Beberapa siswa yang pada siklus I masih
takut dan malu bila diminta maju, pada siklus II sudah mulai berani.
Pada aspek ini ada 2 sampai 4 orang siswa yang mau maju
mengerjakan soal di papan tulis tanpa ditunjuk oleh guru. Begitu pula
pada aktivitas menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran juga
mengalami peningkatan. Tetapi masih saja ada siswa yang tidak
membawa buku paket matematika.
Pada siklus II sebagian besar siswa sudah terlihat senang dan
antusias saat belajar matematika. Tetapi masih ada siswa yang tidak
64
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ARIAS. Pada saat
diskusi ada satu orang siswa yang terlihat tertidur. Rata-rata aktivitas
dalam aspek ini adalah 4 dan dalam kategori baik.
Berdasarkan observasi dari semua aspek-aspek aktivitas siswa
yang diamati selama siklus II, diperoleh rata-rata sebesar 3,55. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I.
Namun rata-rata aktivitas pada siklus II belum dalam kategori sangat
baik.
. 2. Hasil belajar siswa pada siklus II
Pada pertemuan terakhir siklus II yaitu hari pertemuan
kesepuluh, hari Rabu tanggal 28 April 2010, peneliti dibantu observer
melakukan tes akhir siklus I dengan 5 soal essay. Dokumentasi siswa
pada saat mengerjakan tes akhir siklus II adalah sebagai berikut:
Gambar 8
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus II
65
Berikut hasil tes akhir siklus II dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi di bawah ini:
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Siklus II
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Relatif (%) Kumulatif
Relatif (%)
1. 41 – 50 4 11,77 11,77
2. 51 – 60 8 23,53 35,3
3. 61 – 70 6 17,64 52,94
4. 71 – 80 9 26,47 79,41
5. 81 – 90 4 11,77 91,18
6. 91 – 100 3 8,82 100
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 8 di atas, terlihat bahwa nilai tes akhir siklus
II memiliki rentangan nilai terendah 45 sampai dengan nilai
terbesar 100. Nilai ini mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan nilai tes akhir siklus I yaitu untuk nilai terendah naik 10
point dan untuk nilai tertinggi naik 5 poin.
Pada siklus II nilai pertengahan (Median) sebesar 68,83. Nilai
Modus sebesar 74,25. Nilai Variansi (Var) sebesar 212,23 dan
Standar Deviasi (SD) sebesar 14,57. Serta nilai rata-rata (Mean)
hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 68,44 (untuk penghitungan
dapat dilihat pada lampiran). Rata-rata hasil belajar siswa belum
mengalami peningkatan dan belum memenuhi indikator
keberhasilan karena pada siklus II masih ada siswa yang mendapat
nilai kurang dari 60 yaitu sebanyak 10 orang. Oleh karena itu
penelitian dilanjutkan ke siklus III. Tes akhir siklus II disajikan
dalam histogram sebagai berikut:
66
Wawancara juga dilakukan oleh peneliti pada pertemuan
akhir siklus II. Peneliti mewawancarai tiga orang siswa yang
merupakan perwakilan dari siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Kesimpulan dari hasil wawancara pada
siklus II yaitu siswa merasa senang dan kepercayaan diri mereka
bertambah dengan pemberian model pembelajaran ARIAS.
Rangkuman hasil wawancara pada siklus I dapat dilihat pada
lampiran.
Sedangkan kesimpulan dari hasil wawancara dengan observer
adalah sebaiknya peneliti lebih mengoptimalkan dalam proses
pembelajaran sehingga semua tahapan dalam model pembelajaran
ARIAS dapat terpenuhi. Rangkuman hasil wawancara peneliti
dengan observer pada siklus II dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 9
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II
-
-
-
-
-
-
-
-
-
y
x
F
R
E
K
U
E
N
S
I
KELAS INTERVAL
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
- 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5
67
d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II, peneliti
mengidentifikasikan permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran
pada siklus II. Dari hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan
ditemukan permasalahan diantaranya dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 11
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus II
No Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Dalam proses pembelajaran ARIAS untuk
tahap Assurance, Siswa merasa belum
percaya diri dalam mengerjakan soal
latihan dan memilih untuk mencontek.
Memberikan hukuman kepada siswa yang
masih saja mencontek, misalnya menyuruh
siswa mengerjakan latihan di luar kelas dan
meyakinkan siswa bahwa mencontek
jawaban teman itu belum tentu benar.
2. Untuk tahap Assessment, pada saat
evaluasi siswa kepada siswa lain,
penilaian yang diberikan siswa kepada
temannya belum objektif.
mengarahkan siswa agar memberikan nilai
secara objektif demi kebaikan bersama.
3. Saat diskusi berlangsung masih ada
kelompok yang terlihat main-main.
Siswa yang masih terlihat main-main tidak
diperkenankan mengikuti pelajaran.
4. Ada siswa yang tertidur pada saat guru
menjelaskan.
Memerintahkan siswa yang terlihat tidur
untuk menerangkan materi pelajaran
kepada teman-temannya.
5. Masih ada siswa yang merasa bingung
dan tidak bisa mengerjakan soal
latihan/LKS
Memberikan penjelasan secara lebih detail
tentang soal-soal yang diberikan dan
membahas bersama-sama untuk soal yang
sulit.
68
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada siklus II
diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa serta nilai hasil tes akhir
siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Sehingga
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus II
digunakan sebagai perbaikan.
3. Pelaksanaan Penelitian Pada Pembelajaran Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus III dimulai dengan menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) silkus III, LKS, latihan soal, PR,
lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan alat
dokumentasi.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II, pembelajaran siklus III berupa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS yang mengacu
pada hasil observasi siklus II. Pada siklus III ini guru mengatur waktu
agar semua tahap pembelajaran ARIAS dapat disesuaikan dengan waktu
yang telah ditentukan.
Materi yang diajarkan pada siklus III yaitu tentang bangun layang-
layang dan trapesium. Target yang ingin di capai pada pembelajaran
siklus III adalah rata-rata aktivitas siswa dalam kategori sangat baik.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus III terdiri dari 5 kali pertemuan dengan
pokok bahasan tentang pengertian dan sifat-sifat layang-layang
(pertemuan kesebelas, hari Senin tanggal 3 Mei 2010), luas dan keliling
layang-layang (pertemuan keduabelas, hari Rabu tanggal 5 Mei 2010),
pengertian dan sifat-sifat trapesium (pertemuan ketigabelas, hari Kamis
6 tanggal 2010), luas dan keliling trapesium (pertemuan keempatbelas,
hari Senin tanggal 10 Mei 2010), dan pelaksanaan tes akhir siklus III
(pertemuan kelimabelas, hari Rabu tanggal 12 Mei 2010). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus III dapat dilihat pada
lampiran 1.
69
Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus III adalah sebagai
berikut:
1) Tahap Assurance (Kepercayaan Diri)
Sama halnya dengan siklus sebelumnya, pada tahap ini
sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru selalu
memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan
cara memberi kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri
dalam belajar sehingga siswa yakin dan percaya bahwa mereka telah
mahami materi yang diajarkan.
Pada siklus III, kepercayaan diri siswa dalam belajar
matematika sudah menunjukkan peningkatan yang semakin baik. Hal
ini ditandai ketika peneliti memberikan pertanyaan, siswa sudah
dapat langsung menanggapi pertanyaan dengan baik. Dalam hal
mengerjakan soal di papan tulis sudah banyak siswa yang berani
untuk maju ke depan tanoa menunggu namanya di panggil.
Pada siklus III, dalam diskusi kelompok peningkatan
kepercayaan diri siswa juga semakin baik. Banyak siswa yang pada
siklus sebelumnya masih belum percaya diri dan takut dalam
berdiskusi pada siklus III sudah percaya diri untuk turut aktif dalam
berdiskusi mengemukakan pendapatnya dan menyanggah pendapat
yang dikemukakan oleh temannya sehingga suasana diskusi menjadi
menyenangkan. Seluruh siswa semakin percaya diri dalam
mengerjakan soal latihan yang diberikan. Mereka yakin dengan
jawaban mereka sendiri dan suasana menyontek saat tes akhir siklus
III pun tidak terlihat lagi di kelas.
2) Tahap Relevance (Relevansi/Kegunaan)
Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada tahap ini
peneliti mengemukakan manfaat pengetahuan, keterampilan/sikap
serta nilai yang akan didapat siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Pada siklus III ini siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran
ARIAS. Hal ini terlihat dari hasil wawancara siswa pada akhir siklus
70
III yaitu siswa mulai mengerti dan menerima pejelasan tentang
manfaat dari pembelajaran yang dikemukakan oleh peneliti.
3) Tahap Interest (Minat/Perhatian)
Dalam pembelajaran siklus sebelumnya, pembelajaran
dilakukan secara berkelompok sedangkan pada siklus III ini
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran
yang terbuat dari kertas karton berwarna. Untuk menarik perhatian
siswa, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan
menyusun potongan-potongan bagian bagun datar sehingga
membentuk bangun datar trapesium dan layang-layang. Setelah
siswa berhasil membentuk bangun tersebut, lalu peneliti memberikan
soal yang berhubungan dengan bangun yang dibentuk oleh siswa
sebelumnya untuk dikerjakan di papan tulis oleh siswa lainnya.
Menurut hasil pengamatan, minat siswa dalam belajar
matematika pada siklus III ini telah menunjukkan peningkatan yang
semakin baik. Hal ini terlihat dari antusias dan semangat siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
4) Tahap Assessment (evaluasi)
Pada siklus III ini, kegiatan siswa mengevaluasi siswa
lainnya sudah mulai terarah. Hal ini di tandai dari siswa yang sudah
objektif dalam menilai hasil kerja temannya. Hasil evaluasi pada
siklus III yang diberikan oleh peneliti sudah sangat memuaskan dan
tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata. Berdasarkan
hasil pengamatan pemberian kisi-kisi soal sebelum di adakan
evaluasi ternyata membuat siswa lebih semangat dalam belajar
sehingga hasil evaluasi siswa memuaskan.
5) Tahap Satisfaction (Kepuasan)
Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada setiap
pembelajaran siklus III peneliti selalu berusaha menanamkan rasa
bangga dalam diri siswa. Cara yang dilakukan peneliti untuk
menerapkan tahap satisfaction pada pembelajaran siklus III sama
71
seperti pada pembelajaran siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil
pengamatan dengan ditanamkannya rasa bangga dalam diri siswa,
siswa merasa lebih dihargai dan mendorong siswa untuk melakukan
kegiatan yang lebih baik lagi.
c. Tahap Observasi dan Analisis
Selama kegiatan siklus III peneliti dibantu oleh observer yang
juga melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan siklus II. Observer
ini mengamati segala aktivitas siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan tersebut adalah:
1. Hasil pengamatan aktivitas siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa melalui lembar observasi selama
penerapan model pembelajaran ARIAS pada siklus III dapat dilihat
pada tabel berikut:
72
Tabel 12
Rekapitulasi dan Rata-rata Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Siklus III
No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan
Total Ke-11 Ke-12 Ke-13 Ke-14
1. Visual Activities
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
4
5
5
5
4,75
2. Oral Activities
a. Siswa bertanya kepada
guru
4
4
4
3
3,75
b. Siswa menanggapi
pertanyaan guru
4 4 4 3 3,75
3. Writing Activities
a. Siswa mencatat materi
pelajaran yang sedang
dipelajari
4
5
5
5
4,75
4. Mental Activities
a. Siswa mengerjakan soal
latihan/LKS dari guru
4
5
5
5
4,75
b. Siswa maju mengerjakan
soal di papan tulis
4 - 3 3 3,33
5. Emotional Activities
a. Siswa menyiapkan alat
tulis dan buku pelajaran
4
5
4
5
4,5
b. Siswa terlihat senang dan
antusias saat belajar
matematika
4 5 4 5 4,5
Jumlah 32 33 34 34 34,08
Rata-rata 4 4,71 4,25 4,25 4,26
Keterangan Aktivitas
Baik
Aktivitas
Sangat
Baik
Aktivitas
Sangat
Baik
Aktivitas
Sangat
Baik
Aktivitas
Sangat
Baik
Ket: 1 = Buruk (hanya 1-6 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 7-14 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 15-22 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 23-30)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 31 siswa melakukan aktivitas)
73
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa persentase aktivitas
siswa pada kegiatan siklus III mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan kegiatan siklus II. Pada kegiatan siklus III rata-
rata aktivitas memperhatikan penjelasan guru sebesar 4,75 dan dalam
kategori sangat baik. Pada siklus III ini siswa sudah mulai fokus
memperhatikan penjelasan guru dan sudah tidak terlihat lagi siswa
yang mengobrol pada saat proses belajar mengajar.
Aktivitas siswa dalam bertanya kepada guru juga sudah sangat
baik. Sudah banyak siswa yang mau bertanya tanpa malu-malu lagi.
Begitu pula pada aspek aktivitas siswa dalam menanggapi pertanyaan
guru juga sudah memenuhi kategori sangat baik. Aktivitas siswa
mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari sudah terlihat sangat
baik. Hal ini terlihat ketika peneliti memeriksa buku catatan siswa
ternyata tidak ada siswa yang catatannya tidak lengkap.
Aktivitas siswa mengerjakan soal latihan/LKS dari guru juga
sudah sangat baik. Pada siklus III ini siswa sudah terlihat mau
mengerjakan soal latihan sendiri tanpa mencontek pekerjaan
temannya. Ketika diskusi berlangsung siswa sudah tidak main-main
lagi dalam menyelesaikan soal LKS yang diberikan oleh peneliti.
Aktivitas selanjutnya yang mengalami peningkatan yaitu
aktivitas maju mengerjakan soal di papan tulis. Rata-rata aktivitas ini
adalah 3,33 hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa maju
mengerjakan soal di papan tulis dalam kategori baik. Dalam
mengerjakan soal di papan tulis juga semakin baik. Siswa tidak lagi
malu-malu dan mereka langsung berantusias untuk mengerjakan soal
di papan tulis. Dokumentasi siswa pada saat mengerjakan soal di
papan tulis pada akhir siklus III adalah sebagai berikut:
74
Rata-rata aktivitas siswa yang diamati selama pelaksanaan siklus
III adalah sebesar 4,26. Ini menunjukkan rata-rata aktivitas siswa
sudah dalam kategori sangat baik.
. 2. Hasil belajar siswa pada siklus III
Pada pertemuan terakhir siklus III yaitu hari pertemuan kelima,
hari Rabu tanggal 12 Mei 2010, peneliti dibantu observer melakukan
tes akhir siklus III dengan 5 soal essay. Dokumentasi siswa pada saat
mengerjakan tes akhir siklus III adalah sebagai berikut:
Gambar 11
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus III
Gambar 10
Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis Pada Siklus III
75
Berikut hasil tes akhir siklus III dapat dilihat pada tabel distribusi
frekuensi di bawah ini:
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Siklus III
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Relatif (%) Kumulatif
Relatif (%)
1. 59 – 64 6 17,64 17,64
2. 65 – 70 5 14,71 32,35
3. 71 – 76 8 23,53 55,88
4. 77 – 82 6 17,65 73,53
5. 83 – 88 2 5,88 79,41
6. 89 – 94 2 5,88 85,29
7. 95 - 100 5 14,71 100
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 13 di atas, terlihat bahwa nilai tes akhir
siklus III memiliki rentangan nilai terendah 60 sampai dengan nilai
terbesar 100. Nilai ini mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan nilai tes akhir siklus II yaitu untuk nilai terendah naik 15
poin.
Nilai pertengahan (Median) pada siklus III sebesar 75.
Nilai Modus sebesar 70,5. Nilai Variansi (Var) sebesar 138,05 dan
Standar Deviasi (SD) sebesar 11,75. Nilai rata-rata (Mean) pada
pada siklus III sebesar 76,85 (untuk penghitungan dapat dilihat
pada lampiran). Dilihat dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
siswa maka indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai,
dimana rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai lebih dari atau
sama dengan 70 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang
dari 60. Tes akhir siklus II disajikan dalam histogram sebagai
berikut:
76
Sama halnya dengan siklus I dan II, peneliti juga
mengadakan wawancara dengan tiga orang siswa yang merupakan
perwakilan dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Kesimpulan dari hasil wawancara pada siklus III ini
adalah siswa merasa senang dan antusias dengan model
pembelajaran ARIAS. Rangkuman hasil wawancara dapat dilihat
pada lampiran.
Sedangkan kesimpulan dari hasil wawancara dengan observer
adalah penerapan model pembelajaran sudah cukup baik. Aspek-
aspek aktivitas belajar siswa yang diteliti juga meningkat.
Rangkuman hasil wawancara peneliti dengan observer pada siklus
II dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 12
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus III
-
-
-
-
-
-
-
-
-
y
x
F
R
E
K
U
E
N
S
I
KELAS INTERVAL
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
- 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 88,5 94,5 100,5
77
d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus III, peneliti
mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran
pada siklus III. Dari hasil observasi, wawancara dengan siswa dan
catatan lapangan, diperoleh hasil analisis refleksi yaitu:
1. Pada siklus III pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran ARIAS telah terlaksana dengan baik dan lancar dari
siklus sebelumnya. Walaupun masih ada beberapa tahapan dari
ARIAS yang belum tercapai.
2. Kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika dan dalam
mengerjakan soal latihan sudah menunjukkan peningkatan yang
semakin baik.
3. Pada saat di adakan evaluasi siswa kepada siswa lain, penilaian yang
diberikan siswa kepada temannya sudah objektif.
4. Aktivitas belajar siswa dan hasil belajar sudah sangat memuaskan.
Rata-rata aktivitas belajar siswa juga sudah menunjukkan kategori
sangat baik dan sudah tidak ada siswa yang mendapatkan nilai
dibawah 60.
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis kegiatan refleksi
pada tindakan siklus III, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu
mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran dengan model
pembelajaran ARIAS dengan memperhatikan kendala dan saran guru
dari hasil temuan.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya lembar
observasi aktivitas belajar siswa. Lembar observasi ini mencatat semua aspek
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS
berlangsung pada siklus I, II dan III.
78
Selain menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan
pula tes hasil belajar matematika siswa. Tes diadakan setiap akhir siklus I, II
dan III. Soal tes terdiri dari 5 soal essay. Setelah diadakan tes siklus III
kemudian diadakan tes akhir yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar
matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran ARIAS dalam
pembelajaran matematika. Soal tes akhir terdiri dari 35 soal Pilihan Ganda
(PG) yang terlebih dahulu telah diuji validitasnya dan reliabilitasnya.
Selain lembar observasi aktivitas belajar siswa dan hasil tes belajar,
digunakan wawancara, dan catatan lapangan untuk mengeatahui persepsi siswa
terhadap penerapan model pembelajaran ARIAS. Untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat keterpecayaan yang tinggi,
dilakukan dengan cara member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa
kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari
narasumber, memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak
berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan kebenaran
data.
Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data yang absah
dilakukan pula teknik tringulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa
apakah menunjukkan peningkatan minat belajar siswa dengan adanya
penerapan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran matematika. Hal
ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama dengan
menggunakan cara yang berbeda. Diskusi dengan guru kolaborator tentang
hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang dan melakukan redusi
data yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian.
Hal ini bertujuan agar data atau informasi yang diperoleh sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang
persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran ARIAS pada
pembelajaran matematika dan dampaknya bagi peningkatan aktivitas belajar
matematika siswa didapat informasi yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Wawancara dilakukan secara berulang setiap akhir pertemuan.
79
Siswa yang dipilih saat wawancara, diambil dari yang prestasi belajarnya
rendah, sedang dan tinggi. Dengan hal ini informasi yang diperoleh dapat
mewakili siswa-siswa dalam kelas keseluruhan. Wawancara juga dilakukan
terhadap guru kolaborator untuk memperoleh informasi dari sumber yang
berbeda.
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,
yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil Observasi
Lembar observasi terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi
aktivitas belajar matematika siswa untuk mengetahui data-data aktivitas
siswa dan lembar observasi guru pada KBM untuk mengetahui kegiatan
guru dalam menerapkan model pembelajaran ARIAS. Lembar observasi juga
digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
Adapun hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa dapat dilihat
pada tabel berikut:
80
Tabel 14
Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada saat KBM
No Aspek yang diamati Rataan Total
Prapenelitian
Rataan
Total
Siklus I
Rataan
Total
Siklus II
Rataan
Total
Siklus III
1. Visual Activities
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
2,5
3,25
3,75
4,75
2. Oral Activities
a. Siswa bertanya kepada guru
2
1,5
2,25
3,75
b. Siswa menanggapi
pertanyaan guru 2 1,5 2,5 3,75
3. Writing Activities
a. Siswa mencatat materi
pelajaran yang sedang
dipelajari
3,75
4,25
5
4,75
4. Mental Activities
a. Siswa mengerjakan soal
latihan/LKS dari guru
3
3,5
3,75
4,75
b. Siswa maju mengerjakan
soal di papan tulis 2,5 2 2,66 3,33
5. Emotional Activities
a. Siswa menyiapkan alat tulis
dan buku pelajaran
3,5
4
4,5
4,5
b. Siswa terlihat senang dan
antusias saat belajar
matematika
3 3,75 4 4,5
Jumlah 22,25 23,75 22,41 34,08
Rata-rata 2,78 2,97 3,55 4,26
Keterangan Aktivitas
Cukup
Aktivitas
Cukup
Aktivitas
Baik
Aktivitas
Sangat Baik
Ket: 1 = Buruk (hanya 1-6 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 7-14 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 15-22 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 23-30)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 31 siswa melakukan aktivitas)
Berdasarkan pengamatan pada prapenelitian, rata-rata aktivitas siswa
selama pembelajaran adalah 2,78 dan aktivitas belajar siswa dalam kategori
cukup. Rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I sebesar
2,97 untuk aktivitas belajar siswa dalam kategori cukup. Pada siklus II rata-
rata aktivitas siswa meningkat menjadi 3,55 dan aktivitas belajar siswa dalam
81
kategori baik. Rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran siklus III juga
mengalami peningkatan menjadi 4,26 dan aktivitas belajar siswa dalam
kategori sangat baik.
Peningkatan persentase rata-rata aktivitas belajar matematika siswa jika
disajikan dalam diagram batang adalah sebagai berikut:
Sedangkan gambaran mengenai hasil observasi selama penerapan model
pembelajaran ARIAS pada siklus I, II dan III disajikan pada tabel di bawah ini:
Gambar 13
Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Aktivitas
Belajar Matematika Siswa
Prapenelitian Siklus I Siklus II Siklus III
2,78 2,97
3,55
4,26
Nil
ai R
ata-
rata
Aktivitas Belajar Matematika Siswa
6-
4-
2-
0-
x
y
82
Tabel 15
Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS
No Aspek yang diamati Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
I Assurance (Percaya Diri)
1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa
percaya diri pada siswa
√ √ √
2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar - - √
3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan
pendapatnya
- √ √
II Relevance (Relevansi/Kegunaan)
1. Guru mengemukakan tujuan dan manfaat pelajaran bagi
kehidupan siswa masa sekarang dan mendatang
√ √ √
2. Siswa mengetahui tujuan dan kegunaan dari pembelajaran
yang telah dipelajari
- √ √
III Interest (Minat/Perhatian)
1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi - √ √
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran
√ √ √
3. Siswa bersemangat dan antusias mengikuti proses
pembelajaran
- - √
IV Assessment (Evaluasi)
1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik
terhadap kinerja siswa
√ √ √
2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta
menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa
√ √ √
3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses
pembelajaran
- √ √
4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya - √ √
V Satisfaction (Kepuasan)
1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non
verbal kepada siswa yang telah menunjukkan keberhasilan
√ √ √
2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa,
sehingga mereka merasa dihargai
√ √ √
3. Siswa merasa bangga dan puas dengan hasil/nilai yang
telah didapat
√ √ √
Keterangan : (√ ) = Terlihat penerapannya
( - ) = Tidak terlihat penerapannya
83
Berdasarkan tabel 16 di atas, terlihat bahwa pada tahap Assurance
guru senantiasa melakukan usaha untuk menanamkan rasa percaya diri
kepada siswa sehingga siswa secara bertahap mandiri dalam belajar dan
percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya. Tetapi pada siklus I untuk
tahap Assurance belum terlihat penerapannya. Pada tahap Relevance guru
senantiasa menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran. Hal ini
dilakukan agar siswa mengetahui manfaat dan tujuan dari pembelajaran
yang ia dapat. Pada siklus I penerapan pada tahap Relevance belum terlihat
karena masih banyak siswa yang bingung dan belum terbiasa dengan model
pembelajaran ARIAS sedangkan pada siklus II dan III penerapan pada taha
Relevance sudah terlihat.
Pada tahap Interest guru menggunakan model pembelajaran yang
variasi agar siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Pada siklus I dan II penerapan tahap Interest belum terlihat
karena sebagian siswa masih terlihat malas dalam belajar. Pada siklus III
penerapan tahap Interest sudah terlihat. Antusias siswa dalam belajar
matematika meningkat.
Pada tahap Assessment, guru mengadakan evaluasi terhadap kinerja
siswa. Selain itu guru juga membimbing siswa untuk mengevaluasi diri
sendiri dan temannya. Pada siklus I tahap Assessment penerapannya belum
terlihat. Dalam mengevaluasi temannya siswa belum bisa objektif.
Sedangkan pada siklus II dan III siswa sudah bisa lebih objektif dalam
mengevaluasi hasil pekerjaan temannya. Dengan adanya tahap Assessment
siswa jadi bisa mengevalusi diri sendiri dan mengetahui kekurangan yang
mereka miliki.
Pada tahap Satisfaction, guru memberikan penghargaan baik verbal atau
non verbal kepada siswa yang telah menunjukkan keberhasilan serta
memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga siswa merasa dihargai.
Penerapan pada tahap Satisfaction ini sudah terlihat pada siklus I, II dan III.
84
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar dijadikan indikator keberhasilan dalam penelitian ini
karena dampak positif dari tingginya aktivitas belajar siswa adalah adanya
peningkatan dari hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang
pakar pendidikan yaitu Trinandita yang menyatakan bahwa tingkat aktivitas
belajar siswa cenderung berkorelasi positif dengan hasil belajar atau bisa
diartikan semakin tinggi aktivitas belajar siswa maka semakin baik hasil
belajarnya.1
Rekapitulasi hasil belajar matematika siswa pada tes akhir siklus I,
II dan III disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 16
Rekapitulasi Statistik Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Statistik Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Nilai rata-rata (Mean)
Nilai Pertengahan (Med)
Nilai Modus (Mod)
Nilai Variansi (Var)
Nilai Standar deviasi (SD)
35
95
64
59,25
54,75
219,71
14,82
45
100
68,44
68,83
74,25
212,23
14,57
60
100
76,85
75
70,5
138,05
11,75
Berdasarkan hasil pengamatan pada tiap siklus, nilai rata-rata hasil
belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran ARIAS.
Pada siklus I rata-rata diperoleh sebesar 64, pada siklus II diperoleh rata-
rata sebesar 68,44 hal ini meningkat sebanyak 4,44 poin. Pada siklus III
nilai rata-rata sebesar 76,85 hal ini meningkat sebanyak 8,41 poin.
1 Defriahmadchaniago, “Aktivitas Belajar”, dalam http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktivitas-belajar/, Tanggal 6 Desember 2010
85
Pada siklus I nilai minimum didapat 35 dan mengalami peningkatan
berturut-turut dari siklus II dan siklus III yaitu 45 dan 60. Sama halnya
dengan nilai maksimum juga mengalami peningkatan pada tiap siklus yaitu
pada siklus I sebesar 95, pada siklus II dan III sebesar 100. Nilai Median
(Med) pada siklus I sebesar 59,25, pada siklus II sebesar 68,83 dan pada
siklus III sebesar 75. Sedangkan nilai Modus (Mod) pada siklus I, II dan III
sebesar 54,75, 74,25 dan 70,5. Nilai Variansi (Var) pada siklus I, II dan III
sebesar 219,71, 212,23 dan 138,05. Serta nilai Standar Deviasi (SD) pada
siklus I, II dan III sebesar 14,82, 14,57 dan 11,75.
Selanjutnya, peningkatan persentase rata-rata hasil belajar
matematika siswa jika disajikan dalam diagram batang adalah sebagai
berikut:
3. Hasil Wawancara
Untuk mengetahui pandangan guru matematika terhadap
pembelajaran ARIAS, peneliti melakukan wawancara dengan guru yang
bersangkutan. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
tanggapan guru positif terhadap pembelajaran ARIAS. Guru berpendapat
Gambar 14
Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Hasil
Belajar Matematika Siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
64 68,44
76,85
Nil
ai R
ata-
rata
Hasil Belajar Matematika Siswa
80-
60-
40-
0-
x
y
86
bahwa pembelajaran seperti ini cocok dilakukan, karena dapat
meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan rasa percaya diri siswa
atas kemampuan yang dimiliki dan itu semua membuat siswa termotivasi
untuk belajar. Bahkan dengan penerapan model pembelajaran ARIAS ini
hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Sedangkan kesimpulan dari hasil wawancara terhadap siswa adalah
pada umumnya siswa menyenangi model pembelajaran ARIAS, karena
membuat siswa menjadi aktif dan dapat saling membantu mengevaluasi
satu sama lain dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal latihan
yang diberikan guru. Selain itu juga, dengan model pembelajaran ARIAS
siswa merasa senang dan bersemangat dalam belajar karena mereka dapat
dengan bebas mengeksplorasi kemampuan matematikanya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data bahwa siswa cukup
senang dan semangat belajar dengan menggunakan model pembelajaran
ARIAS. Namun empat tahap dari lima tahap yang terkandung pada
pembelajaran ARIAS belum terlaksana dengan baik. Diantaranya pada tahap
Assurance (kepercayaan diri) siswa pada siklus I masih sangat rendah. Pada
tahap Relevance (kegunaan) rata-rata siswa masih bingung dengan
penyampaian guru mengenai manfaat pembelajaran. Tahap Interest, minat
siswa pada pembelajaran matematika masih sangat rendah. Pada tahap
Assessment masih banyak siswa yang mendapatkan hasil evaluasi rendah.
Berdasarkan pengamatan pada siklus I, rata-rata aktivitas siswa selama
pembelajaran pada siklus I adalah 2,97 dan aktivitas masih dalam kategori
cukup Rata-rata tes hasil belajar siswa adalah 64 dan masih ada 15 orang siswa
yang mendapat nilai ≤ 60. Karena indikator keberhasilan belum tercapai maka
penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus II, proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada tahap
Assurance, siswa sudah mulai percaya diri dalam mengikuti proses
87
pembelajaran namun pada saat mengerjakan soal rasa percaya diri siswa masih
kurang. Pada tahap Relevance, siswa sudah mulai paham ketika guru
menyampaikan tujuan dari pembelajaran tetapi harus di bimbing terlebih
dahulu. Pada tahap Interest minat belajar siswa meningkat begitu pula pada
tahap Assessment hasil dari evaluasi hanya ada beberapa siswa yang mendapat
nilai di bawah rata-rata.
Pada siklus II, rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 3,55 dan aktivitas
siswa dalam kategori baik. Sedangkan rata-rata tes hasil belajar siswa sebesar
68,44. Karena indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian
dilanjutkan pada siklus III.
Pada siklus III proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS sudah berjalan dengan baik dan tertib. Semua tahapan
yang terdapat pada pembelajaran ARIAS sudah berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, rata-rata aktivitas
siswa selama pembelajaran siklus III sebesar 4,26 dan aktivitas dalam kategori
sangat baik. Rata-rata hasil tes akhir siklus III sebesar 76,85. Dengan demikian
pada siklus III penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
Dapat disimpulkan bahwa hasil temuan dari penelitian yang diadakan
selama III siklus adalah model pembelajaran ARIAS dalam proses belajar dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan,
wawancara, catatan lapangan terlihat adanya peningkatan aktivitas siswa yang
sangat baik. Peningkatan rata-rata aktivitas siswa dapat terlihat dari setiap
siklusnya karena lima komponen yang terdapat pada pembelajaran ARIAS
mendukung keaktivan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan pemberian
model pembelajaran ARIAS maka hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes akhir yang
diadakan pada setiap akhir siklus I, II dan III yang nilai rata-ratanya terus
meningkat (lihat lampiran). Selain itu penerapan model pembelajaran ARIAS
dalam lima tahapan yang ada dalam model pembelajaran ARIAS yang mulanya
88
pada siklus I dan II masih ada tahapan yang belum terlihat, pada siklus III
sudah terlihat penerapannya.
Serupa dengan hasil penelitian Dewi Agustina (2009) yang
mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction) dapat
meningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa serta hasil penelitian Yeni
Amiartini (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan penerapan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan
Satisfaction) pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment dan Satisfaction) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa dalam kategori
sangat baik.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran ARIAS dalam proses pembelajaran matematika siswa
dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil
lembar observasi yang terus meningkat pada setiap siklusnya. Rata-rata
aktivitas siswa pada prapenelitian sebesar 2,78 dan aktivitas dalam kategori
cukup, pada siklus I sebesar 2,97 dengan aktivitas dalam kategori cukup,
siklus II sebesar 3,55 dengan aktivitas dalam kategori baik dan pada siklus
III meningkat menjadi 4,26 dengan aktivitas dalam kategori sangat baik.
2. Model Pembelajaran ARIAS dalam proses pembelajaran matematika siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil
pengamatan pada siklus I, II dan III. Dari ketiga siklus terlihat adanya
peningkatan rata-rata tes hasil belajar siswa yang diberikan pada setiap
akhir siklus. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 64, siklus II
sebesar 68,44 dan siklus III sebesar 76,85 serta tidak ada siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60.
3. Penerapan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran bangun datar
dilakukan oleh guru kepada siswa dengan menggunakan kelima komponen
yang terdapat pada pembelajaran ARIAS yaitu Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, dan Satisfaction. Berdasarkan hasil pengamatan pada
lembar observasi guru dapat di simpulkan bahwa kelima komponen ARIAS
sudah diterapkan dengan baik. Kepercayaan diri siswa meningkat, siswa
mengetahui tujuan dan manfaat dari pembelajaran serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehar-hari. Minat siswa untuk belajar
juga meningkat. Siswa dapat mengevaluasi diri sendiri dan temannya
sehingga siswa merasa puas dengan hasil yang didapat. Dengan
diterapkannya model pembelajaran ARIAS siswa dapat mengikuti
89
90
pembelajaran bangun datar dengan baik. Seperti terlihat pada lembar
observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi bangun datar
dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (terlampir). Sehingga
kelima komponen dalam model pembelajaran ARIAS tersebut masing-
masing diterapkan oleh observer pada siswa dalam pembelajaran materi
bangun datar.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab IV serta
kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
aktivitas belajar, oleh karena itu disarankan kepada guru untuk menerapkan
model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran matematika, sebagai
alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
2. Mengarahkan siswa pada pemahaman bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sangat penting yang berguna bagi kehidupan sehari-hari,
sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
3. Bagi peneliti lebih lanjut apabila ingin menerapkan model pembelajaran
ARIAS disarankan dapat menerapkan kelima tahapan yang terdapat dalam
model pembelajaran ARIAS agar hasil dari penelitian dapat berjalan dengan
baik.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003
Alwi, Hasan (eds), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdiknas, 2002
Amiartini, Yeni, “Penerapan Model Pembelajaran Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction (ARIAS) Pada Mata Pelajaran
Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Skripsi
UPI, Bandung: Perpusrakaan Umum Universitas Pendidikan Indonesia,
2008, t.d
A. M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007
Angkowo, R, dan Kosasih, A., Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: PT.
Bumi Aksara Grasindo, 2007
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, Cetakan. 7, 2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002
Asniah, “Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa dengan Pemberian
Umpan Balik (Feed Back)”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2008, t.d.
Defriahmadachaniago, “Aktivitas Belajar”, dalam http://id.shvoong.com/social-
sciencis/1961162-aktifitas-belajar/, Tanggal 6 Desember 2010
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, Jakarta:
Sinar Grafika, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cetakan 1,
2002
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan 2,
2003
Individual Textbook, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jurusan Pendidikan.
Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: 2002
91
92
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna,
2010
Ketut Juliantara, “Aktivtas Belajar”, dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/ , Tanggal 6
Desember 2010
Kiranawati, Desain Pembelajaran ARIAS, dalam
http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias,
Tanggal 18 Maret 2010
Kiranawati, Model Pembelajaran ARIAS, dalam
http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/,
Tanggal 18 Maret 2010
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003
Sopah, Djamaah, “Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS terhadap Motivasi
berprestasi siswa”, Kajian Dikbud, No.016, Tahun IV, FKIP Univeritas
Sriwijaya, Maret 1999
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grasindo
Persada, 2007
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2001
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001
Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung:
UPI, 2003
Syamsuddin, Teori Belajar dan Aplikasi Komponen Motivasi, Jakarta: UHAMKA
PRESS dan YAYASAN PEP-EX 8, 2003
Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cetakan 2, 2004
Wiriaatmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MTs. Sa’adatul Mahabbah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/Genap
Pertemuan : Ke-1 sampai ke-4
Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran (10 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami dan dapat menggunakan sifat dan unsur bangun datar dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1. Menggunakan sifat-sifat bangun datar.
2. Menemukan sifat dan menghitung besaran-besaran segi empat.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah
ketupat, trapesium dan layang-layang menurut sifatnya.
2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.
3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas segiempat.
4. Menggunakan rumus keliling dan luas untuk pemecahan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan dan membedakan sifat-sifat segi empat.
2. Mengenal sifat-sifat segi empat serta menyimpulkan suatu pengertian segi
empat
3. Memahami cara mencari luas dan keliling segi empat dalam pemecahan
masalah.
Lampiran 1
94
E. Materi Ajar
Bangun datar.
F. Metode Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 40 menit)
Materi : sifat dan pengertian persegi panjang
Pendahuluan (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam
mengikuti proses belajar (Tahap Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menyampaikan materi tentang sifat dan pengertian persegi panjang
dengan menggunakan media (Tahap Interest).
2. Guru bersama siswa mendiskusikan pengertian persegi panjang.
3. Guru membagikan LKS 1 kepada siswa.
3. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari LKS 1 secara individu
terlebih dahulu kemudian mendiskusikannya dengan teman sebangku.
4. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan melalui pertanyaan-
pertanyaan secara tidak langsung untuk mengarahkan siswa kearah
proses berfikir yang diharapkan.
5. Beberapa siswa diminta maju untuk mengerjakan LKS 1 di papan tulis.
95
6. Guru mengarahkan siswa untuk mengevaluasi hasil pekerjaan temannya
(Tahap Assessment).
7. Guru memberikan latihan 1 kepada siswa.
8. Membahas dan mengoreksi latihan 1 bersama-sama.
Penutup (15 menit)
1. Guru mengumumkan hasil latihan 1 dan memberikan nilai tambah
kepada siswa yang dapat menyelesaikan latihan paling cepat dan benar
(Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan PR.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan Kedua (2 x 40 menit)
Materi :Luas dan Keliling persegi panjang.
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang (Tahap
Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru bersama siswa membahas PR yang belum terselesaikan.
2. Guru menjelaskan dan memberikan contoh soal mengenai luas dan
keliling persegi panjang.
96
3. Guru membentuk 7 kelompok untuk berdiskusi dimana tiap kelompok
terdiri dari 5-4 orang siswa (Tahap Interest).
4. Guru membagikan LKS 2 kepada setiap kelompok.
5. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi mempelajari LKS 2 dan
menyelesaikan soal-soal yang ada.
6. Setelah batas waktu diskusi habis, maka diskusi kelas dilaksanakan
dengan mempersilahkan dua kelompok yang memiliki jawaban berbeda
untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan mengarahkan
kelompok lain untuk bertanya dan aktif mengemukakan pendapatnya.
7. Setelah membahas jawaban LKS 2, guru memberikan latihan 2 kepada
setiap kelompok
8. Guru membahas dan mengoreksi latihan 2 bersama-sama. (Tahap
Assessment).
9. Dari contoh dan latihan yang telah dikerjakan, siswa dibimbing untuk
menyebutkan kembali rumus untuk menghitung luas dan keliling
jajargenjang.
Penutup (10 menit)
1. Guru mengumumkan hasil latihan 2 dan memberikan nilai tambah
kepada kelompok yang paling aktif dan mendapat nilai latihan paling
tinggi (Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan Ketiga (2 x 40 menit)
Materi : Pengertian dan sifat-sifat Persegi
Pendahuluan (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Memeriksa kehadiran siswa.
97
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam
mengikuti proses belajar (Tahap Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi dengan
menggunakan media (Tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS 3 kepada setiap siswa.
3. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari LKS 3 mengenai
pengertian dan sifat-sifat persegi.
4. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal LKS 3.
5. Setelah selesai, guru memerintahkan siswa mengumpulkan LKS 3.
6. Guru mengarahkan siswa untuk mengevaluasi hasil pekerjaan
temannya (Tahap Assessment).
Penutup (15 menit)
1. Guru mengumumkan hasil LKS 3 dan memberikan reword kepada
siswa yang mengumpulkan LKSnya tepat waktu (Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan PR.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan Keempat (2 x 40 menit)
Materi : Luas dan Keliling Persegi
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Memeriksa kehadiran siswa.
98
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi (Tahap Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
7. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan dan memberikan contoh soal mengenai luas dan
keliling persegi dengan media (Tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS 4 kepada siswa.
3. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari LKS 4 secara individu
terlebih dahulu kemudian mendiskusikannya dengan teman sebangku.
4. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan melalui pertanyaan-
pertanyaan secara tidak langsung untuk mengarahkan siswa kearah
proses berfikir yang diharapkan.
5. Setelah batas waktu diskusi habis, guru meminta beberapa siswa untuk
mengerjakan di papan tulis dan membahasnya bersama-sama.
6. Guru memberikan latihan 3 kepada siswa dan membahas serta
mengoreksi latihan 3 bersama-sama (Tahap Assessment)
Penutup (10 menit)
1. Guru mengumumkan hasil latihan 3 dan memberikan nilai tambah
kepada siswa yang dapat menyelesaikan latihan paling cepat dan benar
(Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah.
4. Guru mengumumkan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan
tes siklus 1.
99
Pertemuan Kelima (2 x 40 menit)
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru memberikan tes akhir siklus I.
2. Siswa mengerjakan tes akhir siklus I secara individu.
Penutup (10 menit)
1. Guru memerintahkan siswa mengumpulkan lembar jawaban siklus I.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber
1. Buku paket matematika siswa kelas VII.
2. LKS 1 dan 2.
3. LKS 3 dan 4.
4. Lembar latihan 1, 2, dan 3
Media Pembelajaran
Spidol, white board, kertas karton dan kertas warna.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lembar pengamatan.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai latihan-latihan soal yang
diberikan pada setiap pertemuan serta tes akhir pada siklus 1.
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MTs.Sa’adatul Mahabbah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/Genap
Pertemuan : Ke-1 sampai ke-5
Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran (10 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami dan dapat menggunakan sifat dan unsur bangun datar dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1. Menggunakan sifat-sifat bangun datar.
2. Menemukan sifat dan menghitung besaran-besaran segi empat.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, jajar genjang, belah
ketupat, trapesium dan layang-layang menurut sifatnya.
2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.
3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas segiempat.
4. Menggunakan rumus keliling dan luas untuk memecahkan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan dan membedakan sifat-sifat segi empat.
2. Mengenal sifat-sifat segi empat serta menyimpulkan suatu pengertian segi
empat
3. Memahami cara mencari luas dan keliling segi empat dalam pemecahan
masalah.
101
E. Materi Ajar
Bangun datar
F. Metode Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Keenam (2 x 40 menit)
Materi : Sifat dan pengertian jajargenjang.
Pendahuluan (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru mengumumkan hasil tes akhir siklus I kepada siswa.
4. Guru menyampaikan topik yang akan di bahas pada pertemuan ini.
5. Guru memotivasi dan menamakan rasa percaya diri pada siswa dalam
mengikuti proses belajar (Tahap Assurance).
6. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
7. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat jajargenjang dengan
menggunakan media (Tahap Interest).
2. Guru memberikan LKS 5 kepada siswa.
3. Guru berkeliling mengamati aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS 5
dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.
4. Setelah selesai, guru membahas LKS 5 secara bersama-sama.
5. Guru memberikan latihan 4 kepada siswa
6. Guru membahas dan mengoreksi latihan 4 bersama-sama (Tahap
Assessment)
102
Penutup (15 menit)
1. Guru memberikan reword kepada siswa yang mengumpulkan latihan
tepat
waktu (Tahap Satisfaction).
2. Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan tentang pengertian dan
sifat-sifat jajargenjangi.
3. Guru memberikan PR.
Pertemuan Ketujuh (2 x 40 menit)
Materi : Luas dan keliling jajargenjang.
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan di bahas pada pertemuan ini.
4. Guru memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang. (Tahap
Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru bersama siswa membahas PR yang belum terselesaikan.
2. Guru menjelaskan dan memberikan contoh soal mengenai luas dan
keliling jajargenjang.
3. Guru membentuk 7 kelompok untuk berdiskusi dimana tiap kelompok
terdiri dari 5 – 4 orang siswa (Tahap Interest).
4. Guru membagikan LKS 6 kepada setiap kelompok.
5. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi mempelajari LKS 6 dan
menyelesaikan soal-soal yang ada.
6. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
103
7. Setelah batas waktu diskusi habis, maka diskusi kelas dilaksanakan
dengan mempersilahkan masing-masing wakil dari kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya dan mengarahkan siswa lain
untuk bertanya dan aktif mengemukakan pendapatnya.
8. Setelah diskusi selesai, guru memberikan latihan 5 kepada setiap
kelompok.
9. Guru membimbing setiap kelompok untuk mengoreksi latihan 5 yang
dikerjakan oleh kelompok lain (Tahap Assessment).
Penutup (10 menit)
1. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik (Tahap
satisfaction).
2. Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan tentang luas dan keliling
jajargenjang.
3. Guru memberikan PR.
Pertemuan Kedelapan (2 x 40 Menit)
Materi: Pengertian dan sifat belah ketupat
Pendahuluan (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan di bahas pada pertemuan ini.
4. Guru memotivasi dan menamakan rasa percaya diri pada siswa dalam
mengikuti proses belajar (Tahap Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan
sehari-hari (Tahap Relevance).
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat belah ketupat dengan
menggunakan media (Tahap Interest).
2. Guru memberikan LKS 7 untuk dikerjakan secara berdiskusi dengan
teman sebangkunya.
104
3. Siswa diperintahkan untuk mengumpulkan LKS 7.
4. Beberapa siswa diminta maju untuk mengerjakan LKS 7 di papan
tulis.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai hasil dari
pekerjaan temannya (Tahap Assessment).
Penutup (15 menit)
1. Guru memberikan pujian kepada siswa yang mendapat nilai paling
tinggi (Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai
materi yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan PR.
Pertemuan Kesembilan (2 x 40 Menit)
Materi: Luas dan keliling Belah Ketupat.
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran.
3. Guru menyampaikan topik yang akan di bahas pada pertemuan ini.
4. Guru memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan keliling dan luas belah ketupat. (Tahap
Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru bersama siswa membahas PR yang belum terselesaikan.
2. Guru menjelaskan dan memberikan contoh soal mengenai luas dan
keliling persegi.
3. Guru membentuk 7 kelompok untuk berdiskusi dimana tiap
kelompok terdiri dari 5 - 4 orang siswa (Tahap Interest).
4. Guru membagikan LKS 8 kepada setiap kelompok.
105
5. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi mempelajari LKS 8 dan
menyelesaikan soal-soal yang ada.
6. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
7. Setelah batas waktu diskusi habis, maka diskusi kelas dilaksanakan
dengan mempersilahkan masing-masing wakil dari kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya dan mengarahkan siswa lain
untuk bertanya dan aktif mengemukakan pendapatnya.
8. Setelah diskusi selesai, guru memberikan latihan 6 kepada setiap
kelompok.
9. Guru membahas dan mengoreksi latihan 6 (Tahap Assessment).
Penutup (10 menit)
1. Guru melakukan review mengenai materi yang telah diajarkan
selama 3 kali pertemuan.
2. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh
karena akan diadakan tes akhir siklus III pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan Kesepuluh (2 x 40 menit)
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru memberikan tes akhir siklus II.
2. Siswa mengerjakan tes akhir siklus II secara individu.
Penutup (10 menit)
1. Guru memerintahkan siswa mengumpulkan lembar jawaban siklus
II.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
106
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber
1. Buku paket matematika siswa kelas VII.
2. LKS 5 dan 6.
3. LKS 7 dan 8.
4. Lembar latihan 4, 5, dan 6
Media Pembelajaran
Spidol, white board, kertas karton dan kertas warna.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lembar pengamatan.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai latihan-latihan soal yang
diberikan pada setiap pertemuan serta tes akhir pada siklus II.
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Sekolah : MTs. Sa’adatul Mahabbah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/Genap
Pertemuan : Ke-1 sampai ke-4
Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran (10 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami dan dapat menggunakan sifat dan unsur bangun datar dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1. Menggunakan sifat-sifat bangun datar.
2. Menemukan sifat dan menghitung besaran-besaran segi empat.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah
ketupat, trapesium dan layang-layang menurut sifatnya.
2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudutnya.
3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas segiempat.
4. Menggunakan rumus keliling dan luas untuk pemecahan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan dan membedakan sifat-sifat segi empat.
2. Mengenal sifat-sifat segi empat serta menyimpulkan suatu pengertian segi
empat
3. Memahami cara mencari luas dan keliling segi empat dalam pemecahan
masalah.
108
E. Materi Ajar
Bangun datar.
F. Metode Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Kesebelas (2 x 40 menit)
Materi : sifat dan pengertian layang-layang
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam
mengikuti proses belajar (Tahap Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menyampaikan materi tentang sifat dan pengertian layang-layang
dengan menggunakan media (Tahap Interest).
2. Guru bersama siswa mendiskusikan pengertian layang-layang.
3. Guru membagikan LKS 9 kepada siswa.
3. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari LKS 9 secara individu
terlebih dahulu kemudian mendiskusikannya dengan teman sebangku.
4. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan melalui pertanyaan-
pertanyaan secara tidak langsung untuk mengarahkan siswa kearah
proses berfikir yang diharapkan.
5. Beberapa siswa diminta maju untuk mengerjakan LKS 9 di papan tulis.
6. Guru memberikan latihan 7 kepada siswa.
109
7. Guru membahas dan mengoreksi latihan 7 (Tahap Assessment).
Penutup (10 menit)
1. Guru mengumumkan hasil latihan 7 dan memberikan nilai tambah
kepada siswa yang dapat menyelesaikan latihan paling cepat dan benar
(Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan PR.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan Keduabelas (2 x 40 menit)
Materi :Luas dan Keliling layang-layang.
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan keliling dan luas layang-layang. (Tahap
Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru bersama siswa membahas PR yang belum terselesaikan.
2. Guru menjelaskan dan memberikan contoh soal mengenai luas dan
keliling jajargenjang
3. Guru membentuk 7 kelompok untuk berdiskusi dimana tiap kelompok
terdiri dari 5-4 orang siswa (Tahap Interest).
4. Guru membagikan LKS 10 kepada setiap kelompok.
110
5. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi mempelajari LKS 10 dan
menyelesaikan soal-soal yang ada secara individu.
6. Setelah batas waktu diskusi habis, maka diskusi kelas dilaksanakan
dengan mempersilahkan dua kelompok yang memiliki jawaban berbeda
untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan mengarahkan
kelompok lain untuk bertanya dan aktif mengemukakan pendapatnya.
7. Setelah membahas jawaban LKS 10, guru memberikan latihan 8
kepada setiap kelompok (Tahap Assessment).
8. Guru membahas dan mengoreksi latihan 8 bersama-sama.
9. Dari contoh dan latihan yang telah dikerjakan, siswa dibimbing untuk
menyebutkan kembali rumus untuk menghitung luas dan keliling
jajargenjang.
Penutup (10 menit)
1. Guru mengumumkan hasil latihan 8 dan memberikan nilai tambah
kepada kelompok yang paling aktif dan mendapat nilai latihan paling
tinggi (Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan Ketigabelas (2 x 40 menit)
Materi : Pengertian dan Sifat-sifat Trapesium
Pendahuluan (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam
mengikuti proses belajar (Tahap Assurance).
111
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru membentuk 7 kelompok untuk berdiskusi dimana tiap kelompok
terdiri dari 5-4 orang siswa (Tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS 11 kepada setiap kelompok.
3. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi mempelajari LKS 2 dan
menyelesaikan soal-soal yang ada.
4. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan melalui pertanyaan-
pertanyaan secara tidak langsung untuk mengarahkan siswa kearah
proses berfikir yang diharapkan.
5. Setelah batas waktu diskusi habis, maka diskusi kelas dilaksanakan
dengan mempersilahkan dua kelompok yang memiliki jawaban berbeda
untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan mengarahkan
kelompok lain untuk bertanya dan aktif mengemukakan pendapatnya.
6. Guru mengarahkan siswa untuk mengevaluasi hasil pekerjaan temannya
(Tahap Assessment).
Penutup (15 menit)
1. Guru mengumumkan hasil LKS 11 dan memberikan reword kepada
kelompok yang paling aktif dalam berdiskusi (Tahap Satisfaction).
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan PR.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
112
Pertemuan Keempatbelas (2 x 40 menit)
Materi : Luas dan Keliling Trapesium
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
4. Guru memberikan ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan keliling dan luas trapesium. (Tahap Assurance).
5. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari topik ini dalam
kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance).
6. Mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
7. Memberikan apersepsi.
Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan dan memberikan contoh soal mengenai luas dan
keliling persegi dengan media (Tahap Interest).
2. Guru membagikan LKS 12 kepada siswa.
3. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari LKS 12 secara individu
terlebih dahulu kemudian mendiskusikannya dengan teman sebangku.
4. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengamati dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan melalui pertanyaan-
pertanyaan secara tidak langsung untuk mengarahkan siswa kearah
proses berfikir yang diharapkan.
5. Setelah batas waktu diskusi habis, guru meminta beberapa siswa untuk
mengerjakan di papan tulis dan membahasnya bersama-sama.
6. Guru memberikan latihan 9 kepada siswa (Tahap Assessment).
7. Membahas dan mengoreksi latihan 9 bersama-sama.
Penutup (10 menit)
1. Guru mengumumkan hasil latihan 9 dan memberikan nilai tambah
kepada siswa yang dapat menyelesaikan latihan paling cepat dan benar
(Tahap Satisfaction).
113
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
3. Guru memberikan tugas rumah.
4. Guru mengumumkan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan
tes siklus III.
Pertemuan Kelima (2 x 40 menit)
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru memberikan tes akhir siklus III.
2. Siswa mengerjakan tes akhir siklus III secara individu.
Penutup (10 menit)
1. Guru memerintahkan siswa mengumpulkan lembar jawaban siklus III.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber
1. Buku paket matematika siswa kelas VII.
2. LKS 9 dan 10.
3. LKS 11 dan 12.
4. Lembar latihan 7, 8, dan 9
Media Pembelajaran
Spidol, white board, kertas karton dan kertas warna.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lembar pengamatan.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai latihan-latihan soal yang
diberikan pada setiap pertemuan serta tes akhir pada siklus III.
114
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1.
2. Perhatikan gambar dibawah ini!
3. Diketahui P (3,3), Q (7,3), dan M (5,6).
a. Gambarlah persegi panjang PQRS yang diagonal-diagonalnya berpotongan
di M!
b. Tentukan pasangan koordinat R dan S!
c. Tentukan panjang diagonalnya!
4. Buatlah kesimpulan tentang pengertian dan sifat-sifat dari bangun persegi
panjang!
NILAI
N
M
K
L
Perhatikan persegi panjang KLMN pada gambar di samping.
Sebutkan:
a. Pasangan sudut yang saling berhadapan
b. Pasangan garis yang sejajar dan sama panjang
c. Pasangan garis diagonal
A
D
B
C
Hitunglah besar sudut-sudut berikut ini:
a. DAC d. ABC g. ADO
b. ABO e. DCO
c. AOD f. DOC
Lampiran 2
115
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Diskusikan dengan kelompokmu!
1. Salin dan lengkapi tabel berikut ini:
No Panjang Lebar Keliling Luas
a. 15 m … m … m 105 m2
b. … cm 7 cm 32 cm … cm2
c. 5 mm 2 mm … mm … mm2
d. 7 cm … cm 70 cm … cm2
2. Salah satu panjang sisi suatu persegi panjang sama dengan 16 cm. Apabila
panjang diagonalnya 20 cm, tentukan:
a. Lebar persegi panjang tersebut!
b. Keliling dan luas persegi panjang tersebut!
3. Keliling sebuah persegi panjang sama dengan 57 cm. Apabila panjangnya 9 cm,
tentukanlah lebar dan luasnya!
4. Diketahui keliling persegi panjang adalah 20 m. Jika sisi terpanjangya (5x-3)
dan sisi lainnya adalah (3x-1), hitunglah:
a. Nilai x
b. Panjang masing-masing sisi
5. Sawah Pak Adjie berbentuk persegi panjang dengan panjang 250 m dan lebar
150 m.
a. Hitunglah keliling sawah Pak Adjie!
b. Berapa hektar luasnya?
NILAI
116
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Ditentukan titik K (3,2), L (7,2), M (7,6), dan N (3,6).
a. Bangun apakh KLMN?
b. Tentukan koordinat titik potong kedua diagonalnya!
2. Diberikan persegi EFGH dibawah ini
3. Diketahui titik P (-1,1) dan Q (9,1).
a. Tentukan koordinat titik R dan S agar PQRS membentuk sebuah persegi di
atas sumbu x!
b. Gambarlah persegi PQRS itu dan tentukan koordinat titik potong ke dua
diagonalnya!
4. a. Tunjukkan bahwa diagonal-diagonal sebuah persegi saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku!
b. Tunjukkan bahwa semua sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya!
5. Buatlah kesimpulan tentang pengertian dan sifat-sifat dari bangun persegi!
NILAI
H
E
F
G
a. Bagaimanakah hubungan EF dan HG, EH dan FG,
EF dan FG?
b. Berapa besar E, F, G dan H?
117
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. a. Luas sebuah persegi sama dengan 81 m2. Tentukan keliling persegi tersebut!
b. Keliling sebuah persegi sama dengan 98 cm. Tentukan luas persegi tersebut!
2. Panjang sisi suatu persegi adalah (10-z) cm. Keliling persegi tersebut 28 cm.
Tentukan nilai z dan panjang sisi persegi tersebut!
3. Keliling sebuah persegi adalah 60 cm. Tentukan panjang sisi dan luasnya.
4. Lantai rumah Pak Rafa luasnya 600 m2. Lantai tersebut akan ditutupi dengan
sejumlah keramik yang kongruen. Keramik tersebut berbentuk persegi dengan
ukuran 20 cm x 20 cm. Berapah jumlah keramik yang dibutuhkan oleh Pak
Rafa?
NILAI
118
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Gambarkan jajargenjang ABCD pada kertas berpetak, dengan menentukan
koordinat titik C terlebih dahulu, jika diketahui A (2,1), B (5,2) dan D (0,4)!
2. Dalam jajargenjang PQRS, PQ = 8 cm, QR = 5 cm, dan sudut P = 600.
Tentukan semua ukuran panjang sisi dan besar sudutnya!
3. Diketahui P (-3,-4) dan Q (1,-4). PQRS adalah jajargenjang dengan diagonal-
diagonal berpotongan pada pusat sumbu koordinat O. Tentukan koordinat titik
R dan S!
4. Buatlah kesimpulan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun jajargenjang!
NILAI
119
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Diskusikan dengan kelompokmu!
1. Lukislah P(1,1), Q(6,2), R(7,6), dan S(2,5).
a. Bangun apakah PQRS?
b. Hitunglah keliling bangun PQRS!
2. Tentukan keliling jajargenjang ABCD bila AB = 10 cm dan AD = 9 cm!
3. Gambarlah titik di bawah ini dan tentukanlah luasnya!
a. A(3,1), B(7,1), C(9,4), dan D(5,4)
b. O(0,0), A(4,2), B(6,0), dan C(2,-2)
5. Perbandingan alas dan tinggi jajargenjang adalah 2 : 3. Tentukanlah alas dan
tinggi jika luasnya 216 cm2!
NILAI
120
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Nyatakan benar atau salah pernyataan-pernyataan di bawah ini untuk setiap
belah ketupat dan alasannya.
a. Semua sisinya sama panjang
b. Diagonal-diagonalnya sama panjang
c. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus
d. Hanya mempunyai sebuah sumbu simetri
e. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
2. Belah ketupat ABCD dengan A(3,10), B(0,5), dan C(3,0). Tentukanlah
koordinat titik D dan titik potong kedua diagonalnya!
3. Panjang diagonal-diagonal belah ketupat adalah 10 cm dan 24 cm. Berapakah
panjang sisi-sisi belah ketupat itu?
4. Buatlah kesimpulan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun belah ketupat!
NILAI
121
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Diskusikan dengan kelompokmu!
1. Panjang sisi belah ketupat ABCD = 10 cm dan panjang diagonal AC = 12 cm.
Tentukan:
a. Panjang BD!
b. Luas dan keliling belah ketupat!
2.
3. Luas belah ketupat MILO 864 cm2. Bila panjang diagonal ML = 36 cm,
hitunglah panjang diagonal IO!
4.
NILAI
T
H
Y
A x
10 cm 8 cm
8 cm
Perhatikan gambar belah ketupat THYA berikut!
a. Tentukan luas THYA!
b. Tentukan keliling THYA!
B
O
L
A t
Panjang diagonal-diagonal sebuah belah ketupat
BOLA adalah 6 cm dan 8 cm. Hitunglah:
a. Keliling belah ketupat!
b. Luas belah ketupat!
122
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Nyatakanlah benar atau salah pernyataan-pernyataan di bawah ini untuk
sebuah layang-layang!
a. Diagonal-diagonalnya sama panjang
b. Diagonal-diagonalnya saling berpotongan tegak lurus
c. Mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang
d. Sudut-sudut yang saling berhadapan sama besar
2. Diketahui A(-2,3), B(-4,0), dan C(-2,-5). Mengapa OABC disebut sebuah
layang-layang? Jelaskan dengan singkat!
3. ABCD adalah sebuah layang-layang. Bila koordinat A, B, dan C adalah (2,2),
(6,4), dan (7,7). Tentukan koordinat titik D dan koordinat titik potong kedua
diagonalnya!
4. Buatlah kesimpulan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun layang-layang!
NILAI
123
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Diskusikan dengan kelompokmu!
1. Hitunglah luas layang-layang dengan panjang diagonal
a. 6 cm dan 10 cm
b. 15 m dan 18 m
2. Pada layang-layang BARU, diketahui B(7,4), A(2,2), R(7,0), dan luasnya 14
satuan luas. Tentukan koordinat titik U!
3. Sebuah layang-layang dengan diagonal pendek AC dan diagonal panjang BD
berpotongan di E. Jika panjang DE = 8 cm, AC = 12 cm dan BC = 3 CD,
tentukan:
a. Keliling layang-layang ABCD!
b. Luas layang-layang ABCD!
NILAI
124
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Diskusikan dengan kelompokmu!
1. Trapesium PQRS pada gambar di bawah ini disebut trapesium samakaki
karena trapesium PQRS mempunyai panjang sisi tegak yang sama atau kaki-
kakinya sa,a panjang yaitu QRPS .
a. Bagaimanakah hubungan antara P, Q, S, dan R?
b. Bagaimanakah hubungan P dengan R dan Q dengan S? jelaskan!
c. Apakah P = S dan Q = R? Jelaskan!
d. Selidikilah garis l pada trapesium PQRS, dinamakan apakah garis l tersebut!
2. Buatlah kesimpulan tentang pengertian dan sifat-sifat bangun trapesium!
NILAI
V V
= =
P Q l
R S
125
Nama/Kelompok :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1.
2. Tentukan titik C dan luas trapesium sama kaki ABCD dengan data sebagai
berikut:
a. A(2,1), B(8,1), dan D(4,5)
b. A (1,0), B(6,0), dan D(3,4)
3.
NILAI
A B
C D
P Q
10 cm
20 cm
13 cm 13 cm
Hitunglah luas trapesium pada gambar
disamping ini!
A B
C D
Q
5 cm
14 cm
10 cm
6 cm
Hitunglah luas trapesium pada gambar
disamping ini!
126
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 1
a. Gambarkan titik P(3,3), Q(13,3), R(13,8), dan S(3,8). Hubungkan dengan
garis setiap dua titik yang berbeda!
b. Sebutkan nama bangun PQRS!
c. Ukurlah panjang PQ, PS, RS, dan QR!
d. Tulislah pasangan koordinat titik potong diagonal-diagonalnya!
e. Hitung panjang PR dan QS!
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 2
EFGH adalah persegi panjang dengan koordinat titik sudut E(-2,1), F(6,1),
dan G(6,-3). Tentukanlah:
a. Koordinat titik H
b. Keliling dan luas persegi panjang EFGH
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 3
PQRS adalah persegi panjang dengan P(-1,-1) dan S(-1,5). Tentukanlah
koordinat titik Q dan R kemudian tentukanlah keliling dan luasnya!
Lampiran 3
127
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 4
Dalam sebuah jajargenjang ABCD, AB diperpanjang hingga P dan CD diperpanjang hingga Q sedemikian sehingga BP = DQ. Jelaskanlah dengan singkat dan jelas mengapa masing-masing bangun APCQ dan bangun BPDQ merupakan sbuah jajargenjang!
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 5 Tentukanlah luas dan keliling jajargenjang PQRS di samping!
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 6
Panjang diagonal-diagonal sebuah belah ketupat adalah 6 cm dan 8 cm. Hitunglah: a. Keliling belah ketupat itu b. Luas belah ketupat
P Q
R S
T 24 cm
24 cm
8 cm
6 cm
128
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 7
Dalam sebuah jajargenjang ABCD, AB diperpanjang hingga P dan CD
diperpanjang hingga Q sedemikian sehingga BP = DQ. Jelaskanlah dengan
singkat dan jelas mengapa masing-masing bangun APCQ dan bangun BPDQ
merupakan sebuah jajargenjang!
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 8
NAMA/KELOMPOK:
LATIHAN SOAL 9
Diagonal layang-layang PQRS berpotongan di titik T
seperti terlihat pada gambar di samping. Hitunglah
(dalam satuan cm):
a. Panjang PQ
b. Panjang PS
c. Luas layang-layang PQRS
d. Keliling layang-layang PQRS
2,6 m
180 cm
4,7 m
a. Berapakah keliling trapesium dalam cm?
b. Hitunglah luas trapesium tersebut dalam m2
Q
P
S
R
12
T 9
40
129
KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS 1
Tingkat Pendidikan : MTS atau SLTP
Kelas / Semester : VII / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya
Pokok
Bahasan
Sub Pokok
Bahasan Indikator Soal
No Skor
Geometri dan
Pengukuran
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar
1. Siswa dapat membedakan sifat-
sifat bangun datar dengan yang
bukan sifat bangun datar
1 20
Menghitung luas dan
keliling bangun datar
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
1. Siswa dapat menerapkan konsep
yang tepat untuk menyelesaikan
soal matematika
2. Siswa dapat menentukan panjang
sisi persegi
3. Siswa dapat menentukan luas
persegi
4. Siswa dapat menentukan lebar
persegi panjang
5. Siswa dapat menentukan luas
persegi panjang
2
3a
4
3b
5a
5b
20
10
20
10
10
10
JUMLAH 100
Lampiran 4
130
TES AKHIR SIKLUS 1
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Nyatakanlah “Benar” (B) atau “Salah” (S) pada pernyataan berikut!
a. Semua sisi persegi yang berhadapan sejajar ( )
b. Persegi mempunyai 8 sumbu simetris ( )
c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah
membentuk sudut 90 . ( )
d. Persegi dapat menempati bingkainya dengan empat cara. ( )
e. Tiap-tiap sudut persegi panjang sama besar (90 ) ( )
f. Persegi panjang memiliki empat sumbu simetri ( )
g. Diagonal-diagonal persegi panjang membagi dua sama panjang ( )
h. Persegi panjang dapat menempati bingkainya dengan dua cara ( )
2. Hitung luas daerah yang diarsir!
3. Diketahui keliling persegi 84cm. Hitunglah:
a. Panjang sisi
b. Luas persegi
4. Panjang sisi suatu persegi adalah (10-z)cm. Keliling persegi tersebut 28cm.
Tentukan nilai (z) dan panjang sisi persegi tersebut!
5. Keliling sebuah persegi panjang sama dengan 56 cm. Apabila panjangnya 9
cm, tentukanlah:
a. Lebar persegi panjang
b. Luas persegi panjang
14 cm 4cm 4cm
18 cm
Lampiran 5
131
KUNCI JAWABAN
TES AKHIR SIKLUS I
1. a. B e. B
b. B f. S
c. B g. B
d. S h. S
2. * Hitung luas persegi panjang * Hitung luas persegi
L = p x l L = s x s
= 18 x 14 = 4 x 4
= 252 cm2
= 16 cm2 (dikali 2 jadi 32 cm
2)
* Jadi luas yang diarsir = L persegi panjang – L persegi
= 252 – 32
= 220 cm2
3. * AE : EB = DC * DE = 22 AEAD
3 : 8 = 33 = 22 915
9 : 24 = 33 = 12 cm
a. K = AB + BC + CD + DA b. L = a x t
= 33 + 15 + 33 +15 = 33 x 12
= 96 cm = 396 cm2
4. * K = 4 x s * s = 10 -z
28 = 4 (10 – z) s = 10 - 3
28 = 40 – 4z s = 7 cm
z = 3 cm
Jadi, nilai z dan panjang sisi persegi adalah 3 cm dan 7 cm
5. a. K = 2p + 2l b. L = p x l
56 = 2(9) + 2l L = 9 x 19
56 = 18 + 2l L = 171 cm2
56 – 18 = 2l
38 = 2l
38 : 2 = l
19 = l
Jadi, lebar dan luas persegi panjang adalah 19 cm dan 171 cm2
Lampiran 6
132
KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS II
Tingkat Pendidikan : MTS atau SLTP
Kelas / Semester : VII / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya
Pokok
Bahasan
Sub Pokok
Bahasan Indikator Soal
No Skor
Geometri dan
Pengukuran
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar
1. Siswa dapat membedakan sifat-
sifat bangun datar dengan yang
bukan sifat bangun datar
1 20
Menghitung luas dan
keliling bangun datar
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
1. Siswa dapat menentukan panjang
sisi belah ketupat
2. Siswa dapat menentukan panjang
diagonal belah ketupat
3. Siswa dapat menentukan luas
belah ketupat
4. Siswa dapat menentukan keliling
jajargenjang
5. Siswa dapat menentukan luas
jajargenjang
6. Siswa dapat menentukan panjang
alas jajargenjang
7. Siswa dapat menentukan tinggi
jajargenjang
2a
2b
2c
3a
3b
4a
4b
5a
5b
5
5
10
10
10
10
10
10
10
JUMLAH 100
Lampiran 7
133
TES AKHIR SIKLUS II
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Nyatakanlah “Benar” (B) atau “Salah” (S) pada pernyataan berikut!
a. Semua sisi belah ketupat sama panjang. ( )
b. Belah ketupat dapat menempati bingkainya menurut dua cara. ( )
c. Belah ketupat memiliki sudut-sudut yang berhadapan sama besar. ( )
d. Belah ketupat hanya memiliki satu sumbu simetris. ( )
e. Jajargenjang memiliki panjang diagonal yang sama panjang ( )
f. Sisi-sisi yang berhadapan pada jajargenjang adalah sama panjang dan
sejajar ( )
g. Diagonal-diagonal jajargenjang membagi jajargenjang menjadi 2 segitiga
yang kongruen ( )
h. Sudut-sudut yang berdekatan pada jajargenjang berjumlah 90 ( )
2.
3. Keliling belah ketupat BOLA= 52cm dan panjang salah satu diagonalnya
10cm. Hitunglah!
a. Panjang diagonal lainnya!
b. Luas belah ketupat BOLA!
4.
5. Alas jajargenjang sama dengan dua kali tingginya. Jika Luas jajargenjang 288
cm², maka hitunglah:
a. Panjang alas!
b. Tinggi jajargenjang!
Lampiran 8
0P
S
Q
R
Pada Gambar disamping, PQRS adalah belah
ketupat dengan panjang diagonal PR=32cm dan
SQ=24cm.
a. Tentukan OP!
b. Tentukan OQ!
c. Hitunglah panjang setiap sisi belah ketupat!
Pada jajargenjang di samping AB DE, AD = 15 cm,
DC = 33 cm dan AE : EB = 3 : 8. Hitunglah:
a. Keliling!
b. Luas !
B E A
C D
134
KUNCI JAWABAN
TES AKHIR SIKLUS II
1. a. B e. B
b. S f. B
c. B g. B
d. S h. S
2. a. PR = 32 b. SQ = 24
OP = 32 : 2 OQ = 24 : 2
OP = 16 cm OQ = 12 cm
c. PQ = 22 OQOP Karena PQ = QR = SR = SP maka panjang setiap sisi
= 22 1216 belah ketupat adalah 20 cm
= 400
= 20 cm
3. a. * K = 4 x s misal : AO = 10 cm * Bx = 22 AxAB
52 = 4s Ax = 5 cm = 22 513
s = 52 : 4 = 25169
s = 13 cm = 144 = 12 cm
Jadi, panjang diagonal BL = 12 x 2
= 24 cm
b. L = 21202
2410
2cm
ba
4. * AE : EB = DC * DE = 22 AEAD
3 : 8 = 33 = 22 915
9 : 24 = 33 = 12 cm
a. K = AB + BC + CD + DA b. L = a x t
= 33 + 15 + 33 +15 = 33 x 12
= 96 cm = 396 cm2
5. a. L = a x t b. L = a x t
288 = 2t x t 288 = a x 12
288 = 2t2
a = 24 cm
t2 = 144
t = 12 cm
Jadi, panjang alas dan tinggi jajargenjang adalah 12 cm dan 24 cm
Lampiran 9
135
KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS 1II
Tingkat Pendidikan : MTS atau SLTP
Kelas / Semester : VII / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya
Pokok
Bahasan
Sub Pokok
Bahasan Indikator Soal
No Skor
Geometri dan
Pengukuran
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
datar
1. Siswa dapat membedakan sifat-
sifat bangun datar dengan yang
bukan sifat bangun datar
1 20
Menghitung luas dan
keliling bangun datar
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
1. Siswa dapat menentukan panjang
sisi layang-layang
2. Siswa dapat menentukan luas
layang-layang
3. Siswa dapat menentukan keliling
layang-layang
4. Siswa dapat menentukan keliling
trapesium
5. Siswa dapat menentukan tinggi
trapesium
6. Siswa dapat menentukan luas
trapesium
7. Siswa dapat menentukan panjang
sisi alas trapesium
2a
2b
2c
2d
3
4a
4b
5
5
5
5
5
20
10
10
20
JUMLAH 100
Lampiran 10
136
TES AKHIR SIKLUS III
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Nyatakanlah “Benar” (B) atau “Salah” (S) pada pernyataan berikut!
a. Dua sisi yang berdekatan pada layang-layang adalah sama panjang. ( )
b. Diagonal-diagonal pada layang-layang sama panang. ( )
c. Layang-layang memiliki sepasang sudut yang berhadapan sama besar. ( )
d. Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri. ( )
e. Trapesium sama kaki mempunyai sepasang sisi berhadapan yang sama
panjang. ( )
f. Trapesium sembarang mempunyai jumlah sudut yang berdekatan diantara
dua sisi yang sejajar 90 . ( )
g. Trapesium siku-siku memiliki empat sudut siku-siku. ( )
h. Trapesium sama kaki memiliki diagonal yang sama panjang. ( )
2.
3.
4.
5. Sebuah trapesium memiliki luas 312 cm2. Jika panjang sisi atas 16 cm dan
tingginya 12 cm, berapakah panjang sisi alasnya?
Q
R
S
P T
Diagonal layang-layang PQRS berpotongan di titik T. Seperti
terlihat pada gambar disamping. PT = 9cm, QT = 12cm, dan
TS = 40cm.
Hitung:
a. Panjang PQ c. Luas layang-layang PQRS
b. Panjang PS d. Keliling layang-layang PQRS
U
S R
Q T P
Diberikam trapesium PQRS seperti gambar disamping ini.
Diketahui PS = 13cm, SR = 10cm, QR = 15cm, dan TQ = 9cm
Maka hitunglah keliling trapesium tersebut!
10 cm
8 cm
E F B
C D
A
20 cm
Diketahui ABCD adalah trapesium sama kaki, maka:
a. Tentukanlah tinggi trapesium!
b. Tentukanlah luas trapesium!
Lampiran 11
137
KUNCI JAWABAN
TES AKHIR SIKLUS III
1. a. B e. B
b. S f. S
c. B g. B
d. B h. B
2. a. PQ = 22 PTQT b. PS = 22 PTTS
= 22 912 =
22 940
= 81144 = 811600
= 15225 cm = 411681 cm
c. * QS = QT + TS * RP = PT x 2 * L = 2
21 dd d. K = 2 x (PQ + PS)
= 12 + 40 = 9 x 2 = 2
1852 = 2 x (15 + 41)
= 52 cm = 18 cm = 468 cm2 = 112 cm
3. * RT = 22 TQRQ * PU = 22 SUPS * PQ = PU + UT + TQ
= 22 915 =
22 1213 = 5 + 10 + 9
= 114 = 25 = 24 cm
= 12 cm = 5 cm
RT = SU = 12 cm
Maka Keliling trapesium = PQ + QR + RS + SP
= 24 + 15 + 10 + 13
= 62 cm
4. a. * FB = 2
DCAB * CF =
22 FBCB
= 2
820 =
22 610
= 6 cm = 864 cm
Jadi, tinggi trapesium adalah 8 cm
5.
L = 2
1
(sisi atas + sisi alas) x t
312 = 2
1
(16 + a) x 12
312 = 6 (16 + a)
52 = 16 + a
a = 36 cm , jadi panjang sisi alas trapesium adalah 36 cm
Lampiran 12
138
TABEL
NILAI TES PADA SIKLUS I
NO SUBJEK
SOAL
NILAI 1 2
3 4
5
a b a b
1. A1 15 5 5 0 10 5 5 45
2. A2 15 0 5 5 10 5 5 45
3. A3 20 10 5 5 20 5 5 70
4. A4 15 5 5 0 20 5 5 55
5. A5 15 10 5 5 10 5 5 55
6. A6 15 10 5 5 20 5 5 60
7. A7 15 0 5 5 10 5 10 50
8. A8 15 5 10 10 20 0 0 60
9. A9 20 5 10 5 20 10 5 75
10. A10 15 20 10 10 20 10 10 95
11. A11 15 0 5 5 5 5 5 40
12. A12 20 10 10 10 10 10 10 80
13. A13 20 10 10 10 10 5 5 70
14. A14 20 0 5 5 20 5 5 60
15. A15 15 5 10 10 20 5 5 70
16. A16 20 5 5 5 20 10 10 75
17. A17 15 5 10 10 20 5 5 70
18. A18 15 0 5 5 10 5 5 45
19. A19 20 0 10 10 5 0 0 45
20. A20 15 5 5 5 20 5 0 55
21. A21 20 10 5 5 20 5 5 70
22. A22 15 5 5 5 20 5 5 60
23. A23 15 10 10 10 20 5 5 75
24. A24 15 0 5 5 5 5 5 40
25. A25 15 10 10 10 10 10 10 75
26. A26 15 10 10 10 20 10 10 85
27. A27 20 10 10 10 20 5 5 80
28. A28 15 0 5 5 0 5 5 35
29. A29 15 5 5 5 10 5 5 50
30. A30 15 0 5 5 10 0 0 35
31. A31 20 0 10 10 20 10 10 80
32. A32 15 5 5 5 15 5 5 55
33. A33 15 10 10 10 20 5 5 75
34. A34 15 0 5 5 20 0 5 50
Lampiran 13
139
TABEL
NILAI TES PADA SIKLUS II
NO SUBJEK
SOAL
NILAI 1
2 3 4 5
a b c a b a b a b
1. A1 15 5 5 10 0 0 5 5 10 5 60
2. A2 15 5 5 10 0 0 0 0 10 5 50
3. A3 15 5 5 10 10 10 5 5 10 10 85
4. A4 15 5 5 10 0 0 5 0 10 5 55
5. A5 15 5 5 10 0 0 5 0 10 5 55
6. A6 15 5 5 10 5 5 0 5 10 10 70
7. A7 15 5 5 0 5 5 0 5 10 5 55
8. A8 20 5 5 0 5 5 5 5 10 5 65
9. A9 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
10. A10 20 5 5 10 10 10 10 10 10 10 100
11. A11 15 5 5 0 5 5 5 0 10 5 55
12. A12 20 5 5 10 10 10 5 5 10 10 90
13. A13 15 5 5 10 5 5 0 5 10 10 70
14. A14 20 5 5 10 5 5 0 5 10 10 75
15. A15 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
16. A16 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
17. A17 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
18. A18 15 5 5 10 0 0 0 0 10 5 50
19. A19 15 5 5 10 0 0 5 0 10 5 55
20. A20 15 5 5 10 5 5 5 0 10 10 70
21. A21 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
22. A22 20 5 5 10 5 5 0 5 10 10 75
23. A23 20 5 5 10 5 10 5 5 10 10 85
24. A24 15 5 5 0 0 0 5 0 10 5 45
25. A25 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
26. A26 20 5 5 10 10 10 10 10 10 10 100
27. A27 20 5 5 10 10 10 10 10 10 10 100
28. A28 15 5 5 0 0 0 5 0 10 5 45
29. A29 15 5 5 0 5 5 0 5 10 5 55
30. A30 15 5 5 0 5 5 5 5 10 5 60
31. A31 20 5 5 10 5 10 5 5 10 10 85
32. A32 15 5 5 10 5 5 0 5 10 10 70
33. A33 20 5 5 10 5 5 5 5 10 10 80
34. A34 20 5 5 0 5 5 5 5 10 5 65
140
TABEL
NILAI TES PADA SIKLUS III
NO SUBJEK
SOAL
NILAI 1
2 3
4 5
a b c d a b
1. A1 20 5 5 5 5 20 5 5 5 75
2. A2 15 5 5 5 5 10 5 5 5 60
3. A3 20 5 5 5 5 10 5 5 10 80
4. A4 15 5 5 5 5 10 10 10 5 60
5. A5 20 5 5 5 5 20 5 5 5 75
6. A6 15 5 5 5 5 10 5 5 5 60
7. A7 20 5 5 5 5 20 5 5 5 75
8. A8 20 5 5 5 5 10 10 10 10 80
9. A9 15 5 5 5 5 20 5 15 10 75
10. A10 20 5 5 5 5 20 10 10 20 100
11. A11 15 5 5 5 5 10 5 5 5 60
12. A12 20 5 5 5 5 20 10 10 20 100
13. A13 20 5 5 5 5 20 10 5 10 85
14. A14 15 5 5 5 5 20 10 5 10 80
15. A15 15 5 5 5 5 20 10 5 10 80
16. A16 20 5 5 5 5 20 10 5 10 85
17. A17 15 5 5 5 5 20 10 5 5 75
18. A18 15 5 5 5 5 20 5 5 5 70
19. A19 15 5 5 5 5 20 5 5 5 70
20. A20 15 5 5 5 5 20 10 5 5 75
21. A21 15 5 5 5 5 20 5 5 5 70
22. A22 15 5 5 5 5 20 10 5 10 80
23. A23 20 5 5 5 5 20 10 10 10 90
24. A24 15 5 5 5 5 10 5 5 5 60
25. A25 20 5 5 5 5 20 10 10 10 90
26. A26 20 5 5 5 5 20 10 10 20 100
27. A27 20 5 5 5 5 20 10 10 20 100
28. A28 15 5 5 5 5 10 5 5 5 60
29. A29 15 5 5 5 5 10 5 5 10 65
30. A30 15 5 5 5 5 20 10 5 5 75
31. A31 20 5 5 5 5 20 10 10 20 100
32. A32 15 5 5 5 5 20 10 5 5 75
33. A33 15 5 5 5 5 20 10 5 10 80
34. A34 15 5 5 5 5 20 5 5 5 70
141
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
HASIL TES SIKLUS I
Diperoleh data hasil tes sebagai berikut:
45 45 70 55 55 60 50 60 75 95
40 80 70 60 70 75 70 45 45 55
70 60 75 40 75 85 80 35 50 35
80 55 75 50
Nilai Tertinggi = 95
Nilai Terendah = 35
Banyaknya Data (n) = 34
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1) Menghitung Rentang Kelas (R) = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 95 – 35
= 60
2) Menghitung Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 . (1,53)
= 1 + 5,049
= 6,049
Jumlah kelas dapat dipilih 6 atau 7, adapun yang dipilih disini adalah 7
3) Menghitung Panjang Kelas (P) = 57,87
60
K
R (9)
Panjang kelas dapat dipilih 8 atau 9, adapun yang dipilih disini adalah 9
4) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Frekuensi
xi fi. xi x (xi - x ) (xi - x )2
fi. (xi - x )2 Absolut
(fi)
Relatif
%
Kumulatif
Relatif %
1
2
3
4
5
6
7
35 – 43
44 – 52
53 – 61
62 – 70
71 – 79
80 – 88
89 - 97
4
7
8
5
5
4
1
11,76
20,59
23,53
14,71
14,71
11,76
2,94
11,76
32,35
55,88
70,59
85,3
97,06
100
39
48
57
66
75
84
93
156
336
456
330
375
336
186
64
64
64
64
64
64
64
-25
-16
-7
2
11
20
29
625
256
14
4
121
400
841
2500
1792
112
20
605
1600
841
Jumlah 34 100 2176 7470
Lampiran 14
142
5) Menentukan nilai rata-rata ( x ) = 6434
2176.
i
ii
f
xf
6) Menentukan Modus (Mo) =
21
1
dd
dpb
=
31
195,52
= 52,5 + 2,25
= 54,75
Keterangan:
b = Batas bawah kelas modus
p = Panjang kelas
d1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
d2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sesudahnya
7) Menentukan Median (Me) =
f
Fnpb 2
1
=
8
1134.2
1
95,52
= 52,5 + 6,75
= 59,25
Keterangan:
b = Batas bawah kelas median
p = Panjang kelas
n = Banyak data
F = Jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
8) Menentukan Variansi (Var) =
71,21934
74702
i
ii
f
xxf
9) Menentukan Standar Deviasi (SD) = 82,1471,219 Var
143
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
HASIL TES SIKLUS II
Diperoleh data hasil tes sebagai berikut:
60 50 85 55 55 70 55 65 80 100
55 90 70 75 80 80 80 50 55 70
80 75 85 45 80 100 100 45 55 60
85 70 80 65
Nilai Tertinggi = 100
Nilai Terendah = 45
Banyaknya Data (n) = 34
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1) Menghitung Rentang Kelas (R) = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 100 – 45
= 55
2) Menghitung Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 . (1,53)
= 1 + 5,049
= 6,049
Jumlah kelas dapat dipilih 6 atau 7, adapun yang dipilih disini adalah 6
3) Menghitung Panjang Kelas (P) = 16,96
55
K
R
Panjang Kelas dapat dipilih 9 atau 10, adapun yang dipilih adalah 10
4) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Frekuensi
xi fi. xi x (xi - x ) (xi - x )2
fi. (xi - x )2 Absolut
(fi)
Relatif
%
Kumulatif
Relatif %
1
2
3
4
5
6
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
91-100
4
8
6
9
4
3
11,77
23,53
17,64
26,47
11,77
8,82
11,77
35,3
52,94
79,41
91,18
100
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5
182
444
393
679,5
342
286,5
68,44
68,44
68,44
68,44
68,44
68,44
-22,94
-12,94
-2,94
7,06
17,06
27,06
526,24
167,44
8,64
49,84
291,04
732,24
2014,96
1339,52
51,84
448,56
1164,16
2196,73
Jumlah 34 100 2327 7215,77
144
5) Menentukan nilai rata-rata ( x ) = 44,6834
2327.
i
ii
f
xf
6) Menentukan Modus (Mod) =
21
1
dd
dpb
=
53
3105,70
= 70,5 + 3,75
= 74,25
Keterangan:
b = Batas bawah kelas modus
p = Panjang kelas
d1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
d2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sesudahnya
7) Menentukan Median (Me) =
f
Fnpb 2
1
=
6
1234.2
1
105,60
= 60,5 + 8,33
= 68,83
Keterangan:
b = Batas bawah kelas median
p = Panjang kelas
n = Banyak data
F = Jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
8) Menentukan Variansi (Var) =
23,21234
77,72152
i
ii
f
xxf
9) Menentukan Standar Deviasi (SD) = 57,1423,212 Var
145
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
HASIL TES SIKLUS III
Diperoleh data hasil tes sebagai berikut:
75 60 80 60 75 60 75 80 75 100
60 100 85 80 80 85 75 70 70 75
70 80 90 60 90 100 100 60 65 75
100 75 80 70
Nilai Tertinggi = 100
Nilai Terendah = 60
Banyaknya Data (n) = 34
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
adalah:
1) Menghitung Rentang Kelas (R) = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 100 – 60
= 40
2) Menghitung Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 . (1,53)
= 1 + 5,049
= 6,049
Jumlah kelas dapat dipilih 6 atau 7, adapun yang dipilih disini adalah 7
3) Menghitung Panjang Kelas (P) = 71,56
40
K
R
Panjang Kelas dapat dipilih 5 atau 6, adapun yang dipilih adalah 6
4) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Frekuensi
xi fi. xi x (xi - x ) (xi - x )2
fi. (xi - x )2 Absolut
(fi)
Relatif
%
Kumulatif
Relatif %
1
2
3
4
5
6
7
59-64
65-70
71-76
77-82
83-88
89-94
95-100
6
5
8
6
2
2
5
17,64
14,71
23,53
17,65
5,88
5,88
14,71
17,64
32,35
55,88
73,53
79,41
85,29
100
61,5
67,5
73,5
79,5
85,5
91,5
97,5
369
337,5
588
477
171
183
487,5
76,85
76,85
76,85
76,85
76,85
76,85
76,85
-15,35
-9,35
-3,35
2,65
8,65
14,65
20,65
235,62
87,42
11,22
7,02
74,82
214,62
426,42
1413,72
437,11
89,78
42,13
149,64
429,24
2132,11
Jumlah 34 100 2613 4693,73
146
5) Menentukan nilai rata-rata ( x ) = 85,7634
2613.
i
ii
f
xf
6) Menentukan Modus (Mod) =
21
1
dd
dpb
=
23
365,70
= 70,5 + 3,6
= 70,5
Keterangan:
b = Batas bawah kelas modus
p = Panjang kelas
d1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
d2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sesudahnya
7) Menentukan Median (Me) =
f
Fnpb 2
1
=
8
1134.2
1
65,70
= 70,5 + 4,5
= 75
Keterangan:
b = Batas bawah kelas median
p = Panjang kelas
n = Banyak data
F = Jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
8) Menentukan Variansi (Var) =
05,13834
73,46932
i
ii
f
xxf
9) Menentukan Standar Deviasi (SD) = 75,1105,138 Var
147
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN ARIAS
(Di adaptasi dari lembar observasi oleh Dr. Kadir, M.Pd)
Tesis UPI: Bandung
Nama Observer :
Materi Pokok :
Hari :
Tanggal / Jam :
Pertemuan Ke- :
iata
Berilah tanda Check List (√) pada jawaban yang Bpk/Ibu anggap sesuai
dengan kegiatan aktivitas siswa yang diamati. Adapun pilihan jawaban
sebagai berikut:
1 = Buruk (hanya 1-6 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 7-14 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 15-22 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 23-30)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 31 siswa
melakukan aktivitas)
A. Visual Activities
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
B. Oral Activities
1. Siswa bertanya kepada guru
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Petunjuk:
Lampiran 15
148
2. Siswa menanggapi pertanyaan guru
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Writing Activities
1. Siswa mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
D. Mental Activities
1. Siswa mengerjakan soal latihan/LKS dari guru
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Siswa maju mengerjakan soal di papan tulis
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
149
E. Emotional Activities
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan buku pelajaran
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Siswa terlihat senang dan antusias saat belajar matematika
1 2 3 4 5
Komentar / Saran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Observer
( )
150
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
Nama Sekolah : Mata Pelajaran :
Nama Guru : Kelas :
Tanggal / Pukul : Pokok Bahasan :
Pertemuan ke : Sub Pokok Bahasan :
Petunjuk
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda!
No Aspek yang diamati Ya Tidak
I Assurance (Percaya Diri) 1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa
percaya diri pada siswa.
2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar. 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya.
II Relevance (Relevansi/Kegunaan)
1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. Guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa
sekarang dan mendatang.
3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
III Interest (Minat/Perhatian) 1. Guru menggunakan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi.
2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan
kajian.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara
aktif dalam pembelajaran.
IV Assessment (Evaluasi)
1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap
kinerja guru.
2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta
menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran. 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya.
V Satisfaction (Kepuasan)
1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non verbal kepada
siswa yang telah menunjukkan keberhasilan
2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka
merasa dihargai.
Catatan Observer
Observer
( )
Lampiran 16
151
LEMBAR WAWANCARA GURU 1
Wawancara dengan guru matematika MTs. Sa’adatul Mahabbah
dilakukan pada pra penelitian, hari Rabu, 24 Maret 2010. Berikut ini petikan
wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran yang selama ini
telah dilakukan di sekolah ini?”
Guru : “Pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah ini masih
menggunakan model pembelajaran konvesional”
Peneliti : “Lalu, bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII khususnya
pada pembelajaran matematika?”
Guru : “Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika masih pasif. Hasil
belajar siswa juga masih tergolong rendah. Khususnya di kelas VII-1”
Peneliti : “Saya mahasiswi yang akan melakukan penelitian, kira-kira kalau saya
meneliti di kelas VII-1, bagaiman menurut Bapak?”
Guru : “wah bagus itu, silahkan kami senang sekali. Memangnya penelitian
tentang apa?”
Peneliti : “Saya ingin meneliti tentang model pembelajaran ARIAS dalam upaya
meningkatkan aktivitas siswa dan penelitian yang akan saya lakukan
adalah penelitian tindakan kelas”
Guru : “Oh ya silahkan saya akan bantu, dan mudah-mudahan model
pembelajaran ARIAS ini bisa meningkatkan aktivitas siswa”
Peneliti : “Iya Pak mudah-mudahan.. saya juga berharap begitu.”
Terimakasih Bapak sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya.”
Guru : “Iya sama-sama”
Lampiran 17
152
LEMBAR WAWANCARA GURU 2
Wawancara dengan guru matematika MTs. Sa’adatul Mahabbah dilakukan
pada akhir pembelajaran siklus I, hari Rabu tanggal 14 April 2010. Berikut ini
petikan wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana pendapat Bapak mengenai model pembelajaran ARIAS
yang dilaksanakan pada siklus I ini?”
Guru : “Cukup menarik, tetapi tahapan-tahapan yang ada dalam model
pembelajaran ARIAS belum terlaksana sepenuhnya.”
Peneliti : “Bagaimana dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
ARIAS ini?”
Guru : “Aktivitas siswa sudah ada peningkatan. Siswa sudah mulai
termotivasi dalam belajar matematika”
Peneliti : “Kalau hasil belajar siswanya bagaimana Pak?”
Guru : “Ada peningkatan dari sebelumnya, tetapi masih ada siswa yang
nilainya masih di bawah 60.”
Peneliti : “Apakah Bapak ada kritikan / masukan terhadap pembelajaran ARIAS
yang telah saya lakukan?”
Guru : “Pembelajaran yang dilakukan memakan banyak waktu, ada beberapa
kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah dirancang di RPP. Jadi
untuk pertemuan selanjutnya harus lebih diperhatikan lagi.”
153
LEMBAR WAWANCARA GURU 3
Wawancara dengan guru matematika MTs. Sa’adatul Mahabbah dilakukan
pada akhir pembelajaran siklus II, hari Rabu tanggal 28 April 2010. Berikut ini
petikan wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana menurut Bapak dengan model pembelajaran ARIAS yang
telah dilakukan pada siklus II ini?”
Guru : “Menurut saya sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya, semua
tahapan pada pembelajaran ARIAS sudah berjalan dengan baik”
Peneliti : “Menurut pendapat Bapak, apakah dengan pemberian LKS kepada
siswa akan memudahkan mereka dalam memahami materi yang
dibahas?”
Guru : “Ya.. karena dengan sering mengerjakan LKS siswa jadi lebih terbiasa
dan dapat meningkatkan hasil belajar juga”
Peneliti : “Bagaimana dengan aktivitas siswanya Pak?”
Guru : “Dari aspek-aspek yang diteliti, aktivitas siswa sudah cukup baik.
Siswa sudah berani untuk bertanya dan terlihat antusias dalam
belajar”
Peneliti : “Menurut bapak, hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dari
pembelajaran ARIAS pada siklus II ini?”
Guru : “Pembelajaran yang diberikan sudah cukup bagus, hanya saja
terkadang kurang bisa menguasai kelas, karena masih ada siswa yang
terlihat main-main.”
154
LEMBAR WAWANCARA GURU 4
Wawancara dengan guru matematika MTs. Sa’adatul Mahabbah dilakukan
pada akhir pembelajaran siklus III, hari Rabu tanggal 12 Mei 2010. Berikut ini
petikan wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran ARIAS yang
telah dilakukan pada siklus III?”
Guru : “Pembelajaran ARIAS baik untuk diterapkan, selain ada variasi
pembelajaran bagi siswa, model pembelajaran ARIAS ini juga bisa
dijadikan pengetahuan untuk saya sebagai guru karena dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.”
Peneliti : “Bagaimana menurut Bapak dengan aktivitas siswa setelah
mendapatkan pengajaran dengan model pembelajaran ARIAS?”
Guru : “Aktivitas siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan.
Apalagi pada siklus III aktivitas siswa sudah dalam kategori
sangat baik.”
Peneliti : “Bagaimana dengan hasil belajar siswa Pak?”
Guru : “Dengan pemberian model pembelajaran ARIAS hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. Saya berharap peningkatan hasil
belajar ini dapat dipertahankan.”
Peneliti : “Apakah ada yang kurang dengan model pembelajaran ARIAS ini
Pak?”
Guru : “Menurut saya tidak ada yang kurang. Namun, kalau ada tahapan
pembelajaran ARIAS yang tidak dapat terlaksana mungkin dari
segi siswanya. Karena kemampuan dan kemauan belajar siswa
berbeda-beda.”
155
LEMBAR WAWANCARA SISWA 1
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus I, pada pada hari
Rabu tanggal 14 April 2010. wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang
merupakanperwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang (S2),
dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutiapan wawancara peneliti dengan tiga
siswa:
P : “Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran dengan model
pembelajarn ARIAS?”
S1 : “Lumayan menyenangkan bu, tapi saya masih bingung bu.”
S2 : “Cukup bagus bu dan tidak membosankan.”
S3 : “Saya masih bingung bu dengan pembelajaran yang ibu terapkan.”
P : “Bagaimana dengan pemberian LKS pada pembelajaran?”
S1 : “Saya senang bu, banyak latihan soal jadi tambah ngerti.”
S2 : “Soalnya jagang susah-susah jadi kan kita bisa lebih semangat lagi
ngerjainnya.”
S3 : “Pusing bu,ngerjain soal melulu.”
P : “Apakah ada peningkatan kepercayaan diri kamu setelah mendapatkan
pengajaran model pembelaran ARIAS?”
S1 : “Iya bu saya lebih percaya diri. Buktinya saya udah ga malu lagi dalam
bertanya pada guru.”
S2 : “Lumayan sih bu, saya udah ga malu lagi maju ke depan untuk
mengerjakan soal di papan tulis.”
S3 : “Saya masih ga percaya diri bu.”
P : “Menurutmu apakah model pembelajaran ARIAS ini dapat mempermudah
kalian dalam memahami materi pelajaran?”
S1 : “Iya bu. Saya jadi lebih paham apalagi ibu ngejelasinnya pake media jadi
lebih menarik.”
S2 : “Iya bu, tapi suara ibu terlalu kecil saat menerangkan.”
S3 : “Ada yang saya pahami ada yang tidak bu.”
Lampiran 18
156
LEMBAR WAWANCARA SISWA 2
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus II, pada pada hari
Rabu tanggal 28 April 2010. wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang
merupakanperwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang (S2),
dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutiapan wawancara peneliti dengan tiga
siswa:
P : “Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran ARIAS pada siklus II ini?”
S1 : “Tambah menarik bu, apalagi ada diskusi kelompoknya.”
S2 : “Bagus bu, setiap belajar matematika ibu menyampaikannya tidak
monoton.”
S3 : “Iya bu, saya jadi senang belajar matematika kalau ibu yang ngajar.”
P : “Oh…jadi kalian senang ya kalau belajar sambil diskusi, memang kenap?”
S1 : “Iya bu, tapi kadang-kadang ada yang ga kerja bu.”
S2 : “Saya sih senang saja bu, karena bisa negrjain soalnya bareng-bareng jadi
saya lebih ngerti tapi kadang-kadang berisik jadi ga konsentrasi deh.”
S3 : “Asyik bu, kerja kelompok bareng. Kalau saya ga bisa kan jadi bisa tanya
sama teman yang lebih ngerti.”
P : “Lalu bagaimana dengan soal-soal yang ibu berikan?”
S1 : “Alhamdulillah, saya bisa ngerjainnya bu. Walaupun ada soal yang bikin
saya bingung.”
S2 : “Yah lumayan deh bu, susah-susah gampang.”
S3 : “Wah soalnya ada yang susah bu.”
157
LEMBAR WAWANCARA SISWA 3
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus III, pada pada
hari Rabu tanggal 12 Mei 2010. wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa
yang merupakanperwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang
(S2), dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutiapan wawancara peneliti dengan
tiga siswa:
P : “Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran ARIAS pada siklus III ini?”
S1 : “Bagus bu.”
S2 : “Ga ngebosenin bu.”
S3 : “Menarik, seru dan ga bikin tegang bu.”
P : “Menurut kalian apakah pembelajaran seperti ini perlu diteruskan?”
S1 : “Perlu bu, karena menyenangkan.”
S2 : “Perlu, agar suasana belajar tidak membosankan.”
S3 : “Perlu bu.”
P : “Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dari pembelajan ARIAS yang kalian
ikuti selama ini?”
S1 : “Kalau menurut saya, sudah cukup bu.”
S2 : “Sudah baik bu, cuma dalam memberikan nilai tambah ibu harusnya lebih
adil.”
S3 : Sudah bagus bu, tapi jangan siswa itu saja dong bu yang diperhatikan.”
158
159
160
161
162
163
164
165
166