PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPS SISWA KELAS VII SMP ISLAMIYAH CIPUTAT
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Prabu Eko Prasetyo
NIM. 108015000110
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ABSTRAK
Prabu Eko Prasetyo NIM 108015000110. Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penerapan Pembelajaran Kooperatif
tipe Group Investigation (Investigasi Kelompok) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa IPS Kelas VII SMP Islamiyah Ciputat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif dengan tipe Group Investigation dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa di SMP Islamiyah Ciputat. Metode penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua
siklus dan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Siklus berhenti ketika indikator keberhasilan mencapai 100%. Instrumen
pengumpul data yang digunakan yaitu: Lembar tes hasil belajar, Lembar observasi
guru, Wawancara dengan guru dan siswa, dan Catatan lapangan.
Dari hasil observasi pada saat proses pembelajaran, siswa memberikan
respon yang positif terhadap metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Group
Investigation yang diterapkan. Dengan penerapan metode ini siswa dapat saling
membantu dalam memahami materi. Siswa juga merasa senang karena dengan
metode ini dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi yang diajarkan.
Metode pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung
jawab siswa. Setelah belajar dengan Group Investigation siswa menjadi lebih aktif
dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Ditunjukkan dengan nilai
rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 0,59 dan terjadi peningkatan pada siklus II
menjadi 0,61. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan
metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Islamiyah
Ciputat.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Group Investigation, IPS
ii
ABSTRACT
Prabu Eko Prasetyo NIM 108015000110. Social Science Education
Department Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training. The Application of
Cooperative Learning with Group Investigation (GI) Type to Improve The
Learning Outcome Social Studies at SMP Islamiyah Ciputat. (Classroom
Action Research in SMP Islamiyah Ciputat).
This study aims to determinate the role of Cooperative Learning Methods
with Group Investigation type that can improve the student learning outcome in
social studies at SMP Islamiyah Ciputat. This study method using the method of
Classroom Action Research (CAR) which consist of two cycles and each cycle
includes planning, execution, observation, and reflection. The cyclestops when the
indicator of success has achived 100%. The instruments of data collection used
are: The test sheet of learning outcomees, the teacher observation sheet, interview
with teacher and students, and the daily study report.
From the result of observation during the learning process, student
respond positevely to the methods of cooperative learning with Group
Investigation type are applied to the student it can make they help and teach to
their friends each otherin understanding the material. The student also feels happy
because with this methods, it can facilitate students in absorbing the material that
being tought. This learning method can also foster solidarity and responsibility of
students. The result of this study shows that there is an increased of learning
outcomes in each cycle. Indicated by the average value of N-Gain on first cycle is
0,59 and being increase on second cycle become 0,61. The result of this study can
be concluded that with the implementaion of cooperative learning method with
Group Investigation type can improve student learning outcomes in social studies
at SMP Islamiyah Ciputat.
Keywords: Learning Outcome, Group Investigation method, Social Studies
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Semesta
Alam yang Tiada Tuhan Selain-Nya yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah serta karunia-Nya kepada penulis selama menjalani proses pembuatan
skripsi ini. Dan tak lupa Shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya dan
kepada seluruh umatnya yang insya allah akan mendapatkan syafaat beliau di
akhirat nanti. Amien..
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra.Nurlena Rifa’i MA, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Dr. Iwan Purwanto M. Pd Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang juga menjadi dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas telah dan sabar
memberikan bimbingan dan bantuannya.
3. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan
dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Sarmuji, S.Pd selaku Kepala SMP Islamiyah Ciputat dan Bapak Achmad
Djuanda selaku Guru Pembimbing serta segenap pengajar dan karyawan SMP
Islamiyah Ciputat penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas
kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelitian
di sekolah.
5. Kedua Orangtua Tercinta, Yaitu ayahanda Sayyidun dan ibunda Kaswati yang
senantiasa memberikan doa, motivasi, dukungan, kasih sayang dan perhatian
yang tulus, serta dengan sabar membimbing ananda. Terima kasih atas semua
iv
yang telah diberikan dalam hidupku. Semoga ananda menjadi orang yang
bahagia dan sukses serta dapat membahagiakan kalian.
6. Teman-teman Seperjuangan, Rani Adha Bakti, Deni Sopian, Khairul Anwar,
Nurliza Novianti, Rino Anggara, Wina Arnita, Yulinah Diatul, Fitri Wijayanti
serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang
telah memberikan motivasi, dukungan dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. My Sweet Heart yang telah mendampingi hidupku selama lebih dari 5 tahun
yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan,
tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan yang
melebihi balasan Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi lembaga
pendidikan, teman-teman mahasiswa serta penulis khususnya.
Jazakumullah Khairan Katsiro ….
Jakarta, Oktober 2013
Penulis
Prabu Eko Prasetyo
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………......... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian………………………........ 5
D. Perumusan Masalah ……………………………….. ....... 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Teori Belajar
a. Hakikat Belajar ...................................................... 8
b. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................ 10
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar .............. 15
d. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 15
vi
2. Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Metode Pembelajaran ………………………………. 19
b. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ............................ 20
b. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ............................. 23
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ..... 23
d. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation .. 37
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian IPS .......................................................... 38
b. Tujuan Pendidikan IPS ............................................ 49
c. Pengembangan IPS Terpadu di SMP ..................... 50
B. Penelitian yang Relevan .............................................. 54
C. Kerangka Berpikir ......................................................... 55
D. Hipotesis Tindakan ........................................................ 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 56
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................... 56
C. Subjek/Partisipasi Yang Terlibat Dalam Penelitian ....... 59
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ................... 59
E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................ 59
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ................. 63
G. Data dan Sumber Data ................................................... 63
H. Instrumen Penelitian ...................................................... 63
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 65
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ................... 65
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................ 69
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan .................. 69
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
vii
1. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat ............. 71
2. Visi dan Misi Sekolah .............................................. 72
3. Sarana dan Fasilitas Sekolah .................................... 72
4. Jenis Ekstrakurikuler ................................................ 73
5. Struktur Organisasi Sekolah .................................... 74
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Atau Hasil Intervensi
Tindakan Siklus 1 .......................................................... 75
C. Instrumen Data ............................................................. 78
D. Analisis Data .................................................................. 79
E. Interpretasi Hasil Analisis .............................................. 88
F. Pembahasan Temuan Penelitian .................................... 98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 102
B. Saran .............................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap 1 Group Investigation
Tabel 2.2 Tahap 2 Group Investigation
Tabel 2.3 Tahap 3 Group Investigation
Tabel 2.4 Tahap 4 Group Investigation
Tabel 2.5 Tahap 5 Group Investigation
Tabel 2.6 Tahap 6 Group Investigation
Tabel 4.1 Sarana dan Fasilitas SMP Islamiyah Ciputat
Tabel 4.2 Jenis Ekstrakurikuler
Tabel 4.3 Struktur Organisasi Sekolah
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus 1
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus 2
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan
Tabel 4.7 PBM Siklus 1
Tabel 4.8 Aktivitas Guru
Tabel 4.9 Kegiatan Pembelajaran
Tabel 4.10 PBM Siklus 2
Tabel 4.11 Aktivitas Guru
Tabel 4.12 Kegiatan Pembelajaran
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 N-Gain Siklus 1
Grafik 4.2 N-Gain Siklus 2
Grafik 4.3 Perbandingan N-Gain Siklus 1 dan Siklus 2
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 1
Lampiran 3 Instrumen Tes Hasil belajar Siklus 1
Lampiran 4 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 2
Lampiran 7 Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 2
Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Lampiran 9 Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 1
Lampiran 10 Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Lampiran 11 Observasi Pra Penelitian
Lampiran 12 Wawancara Siswa Sebelum Pembelajaran Group Investigation
Lampiran 13 Wawancara dengan Guru IPS sebelum Pembelajaran Group
Investigation
Lampiran 14 Wawancara Siswa Setelah Pembelajaran Group Investigation
Lampiran 15 Wawancara dengan Guru IPS setelah Pembelajaran Group
Investigation
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2
Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 2
Lampiran 20 Catatan Lapangan Siklus 1
Lampiran 21 Catatan Lapangan Siklus 2
Lampiran 22 Daftar Nama Kelompok
Lampiran 23 Tugas Diskusi Kelompok Siklus 1
Lampiran 24 Tugas Diskusi Kelompok Siklus 2
Lampiran 25 Materi Pelajaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu
tujuan yang hendak dicapai dari pembangunan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, hal ini mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa
yang cerdas dan berkompetensi, yang ditandai dengan adanya kemampuan
berfikir, kepribadian yang bagus dan memiliki ketrampilan menjadi tujuan
dari pembangunan tersebut. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
kemudian ditegaskan melalui berbagai kebijakan.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
membangun manusia agar memiliki kecerdasan dan akhlak mulia. Tidak
hanya itu, pendidikan juga dapat mempermudah kita dalam bersosialisasi
dengan orang lain serta memperoleh keterampilan yang berguna bagi diri
sendiri maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut
mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi.
Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan
dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber
daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu,
dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan
pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang
berilmu, beriman, dan bertaqwa.
Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional
terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Terlebih lagi sistem
2
pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan1.
Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembaharuan
dan transformasi pemikiran tentang hakekat pembelajaran sebagai suatu
proses yang aktif, interaktif dan konstruktif. Titik sentral setiap peristiwa
pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan
pengalamannya, mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan
ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS), seharusnya
proses pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis,
dan kreatif. Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya
pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku siswa. Sehingga kelak
kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin
hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial.
Menghadapi keseriusan pemerintah, tentu kita patut berbesar hati.
Mengingat dewasa ini masih banyak masalah-masalah sosial yang perlu segera
diatasi. Jumlah pengangguran makin bertambah eksplorasi alam yang
berlebihan, kerusakan dan permusuhan antar kelompok, ini menunjukkan
belum berhasilnya pendidikan IPS di sekolah karena rendahnya kualitas
pembelajaran IPS dan belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial dan merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji
kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi,
antropologi, dan tata negara. IPS merupakan pelajaran yang sangat penting
dipelajari oleh seorang peserta didik karena IPS membahas hubungan
seseorang dengan orang lain, dan membahas seseorang dengan sekitarnya.
1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
Dengan pelajaran IPS seseorang dapat memahami kehidupannya dan apa yang
harus dilakukan dalam hidupnya.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa seringkali dijadikan
sebagai objek pendidikan sehingga guru selalu mendominasi proses belajar
mengajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran seperti ini, siswa menjadi pasif di
kelas yaitu hanya datang, duduk, mendengar, dan melihat tanpa mengerti
dengan materi yang telah diajarkan oleh guru. Padahal prestasi belajar siswa
dapat mencapai suatu hasil yang baik jika siswa tersebut memiliki tingkat
penguasaan pemahaman yang baik mengenai konsep dari pokok-pokok
bahasan yang diberikan.
Pada dasarnya setiap siswa berbeda yang satu dengan yang lainnya,
baik dalam hal kemampuan maupun belajarnya. Itu berarti setiap siswa
mempunyai ciri–ciri yang khusus. Kondisi seperti ini melatarbelakangi adanya
perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Dalam pembelajaran klasikal
perbedaan individu jarang mendapat perhatian, semua siswa dalam satu kelas
dianggap mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama karena itu
diperlakukan cara yang sama yang mengakibatkan pembelajaran IPS di kelas
masih monoton.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara
optimal tanpa bantuan guru. “Dalam kaitan ini, guru perlu memperhatikan
peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang
lain memiliki perbedaan yang mendasar”.2
Banyak guru yang masih menggunakan metode bersifat konvensional
yang mengakibatkan belum ada kolaborasi antara guru dan siswa yang bisa
tercipta proses pembelajaran yang bagus. Metode pembelajaran yang selama
ini digunakan guru adalah metode ceramah, yang jarang melibatkan siswa
secara langsung di kelas. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi
2 Mulyasa, Edi. Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 35.
4
sangat dominan, sedangkan di lain pihak siswa hanya menyimak dan
mendengarkan informasi serta pengetahuan yang diberikan oleh guru.
Hasil observasi yang ditemui peneliti di dalam kelas adalah kelas
terlihat pasif karena siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran,
motivasi siswa untuk belajar rendah, kurangnya variasi model pembelajaran
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan menyebabkan hasil belajar
siswa rendah. Ini terlihat ketika peneliti melihat hasil belajar siswa banyak
yang dibawah KKM 65 (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu dengan nilai rata-
rata 45,33 dari tes hasil belajar siklus 1 (satu)3.
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan ini, perlu diterapkan
suatu metode agar siswa dapat mudah mencari dan memahami bagian penting
dari suatu teks bacaan dan meningkatkan kemampuan siswa memahami
konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam ingatan mereka, maka
guru harus menerapkan suatu metode yang dapat mengembangkan
pengetahuan awal siswa, mengembangkan ingatan siswa dan proses berfikir
siswa dalam memecahkan masalah. Metode pembelajaran yang dipilih juga
harus tepat, efektif, dan metode yang dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat terlibat secara fisik dan mental semaksimal mungkin dengan kata
lain pelajaran IPS hendaknya disampaikan dengan berbagai variasi yang
memungkinkan siswa belajar secara aktif. Sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa menjadi tinggi atau di atas KKM yang telah ditentukan sekolah.
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kualitas
pendidikan, perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang lebih serius.
Titik sentralnya tindakan guru pada proses pembelajaran. Salah satu tindakan
guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap menghargai perbedaan
individu adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPS yaitu berupa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah,
keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan bekerja sama dan
berkompetensi dalam mesyarakat yang majemuk.
3 Sumber data dari tes hasil belajar siklus 1 yaitu pretest di halaman 76-78
5
Melihat kondisi di dalam kelas yang ada di lingkungan SMP Islamiyah
Ciputat, dalam hal sarana belajar mengajar sudah masuk katagori memadai,
tetapi meskipun hasil belajarnya cukup maksimal tetapi keadaan siswa kurang
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Selama melakukan
pengamatan dan penelitian dalam pelajaran IPS di sekolah tersebut, tampak
bahwa para siswa memang kurang antusias dalam belajar IPS, akibatnya
mereka kurang mampu untuk memecahkan soal-soal materi IPS.
Dalam metode kooperatif group Investigation, kehadiran dan
partisipasi tiap anggota harus di berdayakan atau dimanfaatkan, di mana pada
setiap siswa ada tanggung jawab, ada pembagian tugas, harus ada interaksi
dan komunikasi antar siswa, ada hubungan yang saling menguntungkan di
antara anggota kelompok. Selain itu, ketika siswa belajar bersama dalam
kelompok kecil, mereka saling membantu dan pada saat yang sama,
mengembangkan arah dan tanggung jawab pribadi atas pembelajaran mereka.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu melakukan
penelitian dengan judul skripsi “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas VII SMP Islamiyah Ciputat.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah
yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS di kelas masih berjalan monoton.
2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Belum ada kerjasama yang baik antara guru dan siswa.
4. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
5. Rendahnya kualitas pembelajaran IPS.
6. Banyak siswa yang hasil belajar IPS rendah.
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan penjelasan identifikasi di atas, maka penelitian skripsi ini
dibatasi pada “Group Investigation” untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran IPS.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan
masalahnya sebagai berikut:
“Apakah Penerapan Pembelajaraan Kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPS kelas VII SMP Islamiyah Ciputat
tahun 2012-2013?.”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai adalah dengan
Penerapan Pembelajaraan Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa IPS kelas VII SMP Islamiyah Ciputat
Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan dan
pembelajaran pendidikan IPS baik secara teoritis maupun praktis.
1) Secara Teoritis
Apabila terbukti bahwa Cooperative Learning tipe Investigasi Kelompok
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS maka :
a) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan teoritis dan
pemahaman yang mendalam tentang model pendekatan ini. Sehingga
dapat memperkaya khasanah ilmu khususnya disiplin ilmu
pendidikan.
b) Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan berpikir ilmiah
7
2) Secara Praktis
Apabila terbukti bahwa Cooperative Learning tipe Investigasi Kelompok
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a) Guru
Yakni membantu mengatasi permasalahan dan pembelajaran IPS.
Memberikan wawasan, keterampilan, dan pemahaman metodologis
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
b) Siswa
Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar pendidikan IPS yang lebih
bermakna. Berangkat dari sini diharapkan prestasi belajar IPS siswa akan
meningkat. Di samping itu dengan menerapkan metode pembelajaran
Cooperative Learning diharapkan dapat memberikan keputusan bagi
siswa memperoleh nilai – nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi
dirinya.
c) Sekolah
Sebagai masukan dalam meningkatkan intensitas, efektivitas dan
supervisi kepada guru kedalam meningkatkan kualitas pembelajaran
IPS, hasil belajar IPS dan kualitas sekolah yang dikelola.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Teori Belajar
a. Hakikat Belajar
Dalam perspektif psikologi, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hamalik (1992)
menyatakan “Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari
persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya
pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap1.
Reber (1989) membatasi belajar dengan dua macam definisi.
Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan (the
process of acquiring knowledge). Kedua, Belajar adalah suatu
perubahan kekampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai
hasil latihan yang diperkuat (A relatively permanent change in
respons potentiality which occurs as a result of reinforced
practice)2.
Belajar juga dapat didefinisikan, “suatu usaha atau kegiatan
yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
1 Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal. 2-11
2 Ibid., hal. 2-11
9
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan sebagainya3.
“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strenghthening of
behavior through experiencing)”4. Belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan
perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek
pengetahuan, maupun sikap. Dengan belajar seseorang akan semakin
dewasa, belajar membuat seseorang mengetahui apa yang harus dilakukan
sehingga dia akan mengalami perubahan sikapnya.
William Burton, mengemukakan bahwa: A good learning
situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified
around a vigorous purpose and carried on interaction with a rich, varied
and propoactive environment. Dari pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan itu diterima baik oleh
masyarakat.
b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.
c. Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui
kesulitan, rintangan, dan situasi yang tidak menyenangkan.
d. Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat.
e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.
f. Kegiatan dan hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan
dalam situasi belajar.
g. Murid memberikan reaksi secara keseluruhan.
3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 49
4 Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal. 27
10
h. Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
i. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam
lingkungan itu.
j. Murid dibawa/diarahkan ke tujuan lain, baik yang berhubungan maupun
yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar5.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar di pandang
sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa/siswi atas
materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan
siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya,
semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan
siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.Sementara secara
kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-
pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa/siswi6.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan
aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara
belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses
belajar itu sendiri, maka disini pengalaman siswa lebih diutamakan dalam
memutuskan titik tolak kegiatan7.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar ada 5 aspek yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yaitu:
1. Kematangan Jasmani dan Rohani
Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai
kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang
dipelajarinya.
5 Ibid., hal. 28-29
6 Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal. 2-11
7 Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Gaung Persada Press, Jakarta, 2010, hal. 75
11
Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal
umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan
belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara
psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan
berpikir, ingatan, fantasi, dan sebagainya.
2. Memiliki Kesiapan
Setiap orang hendaknya melakukan kegiatan belajar harus
memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik,
mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki
tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental,
memiliki minat dan motivasi cukup untuk melakukan kegiatan belajar.
Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak
mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang
baik.
3. Memahami Tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya,
ke mana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. prinsip ini sangat
penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat
dengan cepat selesai dan berhasil. Belajar tanpa memahami tujuan dapat
menimbulkan kebingungan pada orangnya, hilangnya kegairahan, tidak
sistematis, atau asal ada saja.
4. Memiliki Kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk
melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil
yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga
terbuang percuma. Prinsip kesungguhan sangat penting. Biarpun
seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta mempunyai
tujuan yang kongkret dalam melakukan kegiatan belajarnya, tetapi
12
kalau saja tidak bersungguh-sungguh, belajar asal ada saja, bermalas-
malas, akibatnya tidak memperoleh hasil yang memuaskan8.
5. Ulangan dan Latihan
Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu
yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga
dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa
diulang hasilnya akan kurang memuaskan.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa
faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu faktor internal
dan eksternal. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan
pencapaian hasil belajar.
1. Faktor Internal (Yang berasal dari dalam diri)
a. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala,
demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak
bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani (jiwa)
kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan
kecewa karena konflik dengan pacar,orangtua atau karena sebab
lainnya ini dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar.
Karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang
agar badan tetap kuat,pikiran selalu segar dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
b. Inteligensi dan Bakat
Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya
mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya, bila orang
inteligensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam
belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
8 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 54
13
Bakat, juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan
belajar. Bila seseorang memiliki inteligensi tinggi dan bakatnya
sudah ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya
akan lancer dan sukses dibandingkan dengan yang memiliki bakat
saja tetapi inteligensinya rendah.
c. Minat dan Motivasi
Minat dapat timbul karena daya tarik luar dan juga datang dari hati.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar
artinya untuk mencapai/memperoleh benda/tujuan yang diminati
itu.Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain
karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau untuk
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan
bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi
yang tinggi sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah.
Motivasi berbeda dengan minat. “Motivasi adalah daya penggerak
atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan”9. Motivasi
yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang
dari hati, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu.
Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang
datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru,
teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar
dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan
belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat.
Belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau
mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.
Kuat lemahnya motivasi belejar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan
terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa
9 Ibid., hal. 57
14
memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi
untuk mencapay cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan
selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
d. Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil
belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor
fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil
yang kurang memuaskan. Teknik-teknik belajar perlu
diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat,
menggarisbawahi, membuat ringkasan dan sebagainya. Perlu juga
diperhatikan waktu belajar, tenpat, fasilitas, penggunaan media
pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran.
2. Faktor Eksternal (Yang berasal dari luar diri)10
e. Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar
kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan
orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya
hubungan orangtua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi
dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil
belajar anak. Di samping itu, faktor keadaan rumah juga turut
mempengaruhi keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah, ada
atau tidaknya peralatan/media belajar seperti papan tulis, gambar,
peta, ada atau tidak kamar atau meja belajar, dan sebagainya juga
turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.
f. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas
10
Ibid., hal. 67
15
di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan
tata tertib sekolah, dan sebagainya semua ini turut mempengaruhi
keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang
memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang
mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau
belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini
mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah.
g. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila
disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak
lebih giat belajar. Sebaliknya, bila tinggal di lingkungan yang
banyak anak-anak nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal
ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak
menunjang sehingga motivasi belajar kurang.
h. Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya, bila bangunan penduduk
sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang
membisingkan, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik,
polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan
mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi
dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar11
.
d. Pengertian Hasil Belajar
Keberhasilan dari suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil
belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar
yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai
11
Ibid., hal. 59
16
suatu materi pelajaran. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan
bermacam cara, sesuai dengan keadaan. Bila seseorang telah melakukan
kegiatan belajar, maka dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan
yang merupakan pernyataan perbuatan belajar. Perubahan tersebut
disebut hasil belajar.
Setiap proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa
jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata
yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah
prestasi dari apa yang telah dilakukan.
Kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol disebut
dengan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh
guru, Jadi anak yang berhasil dalam belajar akan mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Indramunawar mengemukakan bahwa “Hasil belajar dalam
kamus umum bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang
telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”12
.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu
interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan
hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya
nilai yang diperoleh siswa selama meng-ikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila tingkat
kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya”13
.
Seorang guru akan kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didiknya tidak sesuai dengan target kurikulum. Hasil belajar bermakna
pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau aktivitas lainnya. Hasil
itu merupakan perwujudan dari bakat dan profesionalisme, hasil yang
menonjol pada salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul
dalam bidang tersebut.
12
Indramunawar, hasil belajar pengertian dan definisi, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi. 13
Akhmadsudrajat, penilaian hasil belajar, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/.
17
Keberhasilan seorang Guru dari proses belajar mengajar adalah
ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang telah
disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami
peningkatan dalam belajar. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih
terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar
dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan
ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja
diciptakan, selain itu keberhasilan seorang guru dari proses belajar
mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang
disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami
peningkatan dalam hasil belajar.
Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan nampak
pada perubahan tingkah lakunya. Perubahan ini meliputi tingkah
laku secara keseluruhan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di
sekolah biasanya hasil belajar siswa dinyatakan dengan angka,
hasil belajar terhadap pengetahuan, kemampuan, kebiasaan,
keterampilan dan sikap siswa selama mengikuti proses belajar dalam
jangka waktu tertentu.
“Hasil Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar”14
. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak belajar.
Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh sebagai hasil
belajar, terdapat tiga tipe hasil belajar yaitu (1) tipe hasil belajar bidang
kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis sintetis
dan evaluasi (2) tipe hasil belajar bidang afektif meliputi penerimaan,
jawaban, penilaian, organisasi dan karakteristik nilai (3) tipe hasil belajar
bidang psikomotor meliputi tingkatan keterampilan.
Hasil belajar dapat mengantarkan siswa menguasai konsep-
konsep IPS dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah
14
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal. 298
18
dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai disini yaitu harus menjadikan
siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep IPS, melainkan
harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep
tersebut. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
setelah mereka menjalani proses pembelajaran..
Standar penilaian pendidikan terdiri atas penilaian hasil belajar
oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar tingkat
nasional dilakukan oleh pemerintah untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dilakukan
dalam bentuk ujian nasional. Ujian Nasional (UN) merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu
pendidikan.
Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan
bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua
mata pelajaran. Penilaian hasil belajar satuan pendidikan dilakukan pada
akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh
materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang telah
diberikan. Hasil penilaian ini terutama digunakan untuk menentukan
kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya.
Penilaian hasil belajar tingkat kelas menurut Mulyasa adalah
penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung15
.
Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta
didik. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi
ukuran hasil belajar siswa adalah ranah kognitif, afektif dan ranah
15
http://tamanrumputilalang.blogspot.com/2013/12/upaya-meningkatkan-hasil-belajar-siswa.html
19
psikomotor. Semakin tinggi taraf tingkat yang dicapai maka akan
menjadi baik pula kualitas hasil belajar yang didapatkan.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu faktor penentu penguasaan siswa terhadap apa-apa yang
disampaikan kepadanya dalam kegiatan belajar, dimana penguasaan itu
dapat berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
2. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang
dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa
tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di
lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan
tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut
dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah16
.
Ada beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode belajar mengajar secara
tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi
edukatif sejak dari dahulu.
2. Metode eksperimen
Metode eksperimen ini memberikan kesempatan kepada para
anak didik secara individu atau pun berkelompok untuk dilatih
dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode
ini bertujuan agar para anak didik tersebut berpikir kreatif,
mandiri dan inovatif.
16
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-pembelajaran.html.
Artikel ini diakses pada tanggal 17 Februari 2015.
20
3. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas di maksudkan para pendidik
memberikan penjelasan dalam suatu bahasan lalu para pendidik
tersebut memberikan tugas kepada para siswa untuk
mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut
bertujuan agar para siswa berpikir dan memiliki wawasan yang
luas.
4. Metode diskusi
Metode ini adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari
jalan keluar dari suatu masalah melalui gagasan-gagasan yang di
berikan para siswa, metode ini bertujuan untuk melatih para siswa
agar berani dalam menyampaikan pendapat atau pun saran dan
untuk mengembangkan pemikiran mereka.
5. Metode latihan
Metode latihan atau metode training yaitu metode yang
menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan tertentu dan untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan baik terhadap anak. Metode
latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan
dan kecepatan dalam pelaksanaan.
6. Metode proyek
Metode ini menggunakan cara mengajar dengan memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan hal-hal yang
ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan. Metode
ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga
untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas.
b. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
Banyak guru telah melaksanakan metode belajar berkelompok,
dengan membagi para siswa dan memberikan tugas kelompok. Namun hasil
kegiatannya tidak seperti yang diharapkan. Siswa tidak memanfaatkan kegiatan
tersebut dengan baik dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan mereka.
21
Para siswa tidak dapat bekerja sama secara efektif dalam
kelompok, memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, duduk diam,
bahkan ada kalanya siswa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengerjakan
tugas mata pelajaran yang lainnya. Pada waktu yang sama ada beberapa siswa
mendominasi kelompoknya.
Keinginan para guru untuk mengaktifkan siswa sangat baik, untuk
itu guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning yang tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Pelaksanaan prosedur cooperative learning dengan benar akan meningkatkan
guru mengelola kelas dengan efektif. Inti dari pembelajaran kooperatif yaitu
adanya suatu kerja sama kelompok yang saling menunjang untuk keberhasilan
individu dan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
kooperatif didorong untuk bekerja sama pada tugas dan mereka
mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan
setiap siswa saling tergantung satu sama lain untuk mencapai penghargaan
bersama.
Metode kooperatif didefinisikan sebagai suatu proses belajar mengajar
di mana murid bekerja sama satu sama lain dalam kumpulan belajar yang kecil
untuk memenuhi kehendak tugasnya individu atau kumpulan yang diberikan
oleh guru. Metode kooperatif adalah sangat sesuai di dalam sebuah kelas yang
mengandung murid-murid yang mempunyai tahap kecerdasan yang berbeda-
beda. Metode kooperatif memerlukan berbagai kemahiran sosial dalam
penggunaan dan arahan yang penting untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Menurut Slavina “metode kooperatif adalah menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya”17
.
Menurut Vigotsky “ metode kooperatif ialah bahwa fase mental yang
lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerjasama antara
17
Syarif, Tujuan pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://www.syafir.com/tujuan-pembelajaran-kooperatif
22
individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu
tersebut”18
.
Metode pembelajaran kooperatif menyediakan alternatif untuk
pertanyaan dan menawarkan berbagai cara untuk meningkatkan partisipasi
aktif siswa dalam proses pembelajaran.Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh
peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum19
.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metode kooperatif adalah peranan guru di kelas haruslah jelas tampak.
Misalnya, dalam menjalin terlaksananya metode kooperatif seyogyanya guru
harus bisa membantu siswa memahami dinamika dalam bekerjasama dalam
kelompok, membantu siswa agar dapat memahami bahwa mereka menghadapi
kepentingan serta tujuan yang sama, terampil untuk berpartisipasi/berbagi
tugas, bertanggung jawab dan saling menghargai dalam metode kooperatif.
Dalam metode kooperatif, kehadiran dan partisipasi tiap anggota harus
di berdayakan atau dimanfaatkan, di mana pada setiap siswa ada tanggung
jawab, ada pembagian tugas, harus ada interaksi dan komunikasi antar siswa,
ada hubungan yang saling menguntungkan di antara anggota kelompok.
Komunikasi dan interaksi memungkinkan terjadinya pertukaran
informasi yang membantu meningkatkan pemikiran serta memberikan
gagasan-gagasan baru dalam diri siswa. Hal ini memang dapat terjadi karena
dalam kelompok kecil yang dibentuk itu terdiri dari siswa-siswa yang latar
belakang kemampuan berbeda-beda. Dalam hal ini agar proses metode
kooperatif dapat berlangsung dari siswa diperlukan adanya will dan skill,
yaitu kemauan dan keterampilan untuk bekerja sama.
Beberapa metode pembelajaran kooperatif memerlukan pengarahan
guru yang lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya, tetapi semua itu
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan mengungkap apa yang mereka
18
Muhammad Faiq Dzaki, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html 19
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani, Yohyakarta, 2008, hal.
xiv
23
pikirkan, mereka ketahui dan rasakan mengenai apa yang mereka
pelajari.Selain itu, ketika siswa belajar bersama dalam kelompok kecil, mereka
saling membantu dan pada saat yang sama, mengembangkan arah dan
tanggung jawab pribadi atas pembelajaran mereka.
Penyelidikan kelompok berasal dari filsafat pendidikan John Dewey.
Dewey percaya bahwa pembelajaran yang bermakna bisa dihasilkan melalui
tahap-tahap penelitian ilmiah, dimana pengalaman tentang pengetahuan siswa
diperoleh. Dalam pandangan Dewey,”penyelidikan terhadap banyak subjek
bisa menghasilkan fitur penting dari metode ilmiah dan oleh karenanya bisa
mendidik siswa dalam semangat dan metode penelitian ilmiah”20
. Para guru
dan siswa memberikan pengakuan atas gagasan ini ketika mereka melaporkan
investigasi kelompok membantu siswa “mempelajari cara belajar”.
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Jacobsen mengatakan Metode kooperatif mempunyai manfaat-
manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Antara lain:
1. Mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru
2. Kemampuan untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar
dari siswa lain
3. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan mem-
bandingkan dengan ide temannya
4. Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang
lemah, juga menerima perbedaan ini21
.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat metode kooperatif ini sangat baik jika
di terapkan pada saat proses belajar mengajar berlangsung karena metode ini
dapat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)
Karakter unik Investigasi Kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar
seperti investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik.
20
Sharan, Shlomo, The Handbook of Cooperatife Learning, Familia, Jakarta, 2012, hal. 168 21
Jacobsen, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada senin 12 Februari 2013 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif.
24
a. Investigasi
Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan
rumit kepada kelas. Di tengah-tengah berlangsungnya penelitian mereka
untuk menjawab masalah,siswa membangun pengetahuan yang mereka
peroleh,bukannya menerima dari guru mereka. Proses investigasi
menekankan inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mereka ajukan, dengan sumber-sumber yang mereka temukan, dan dengan
jawaban yang mereka rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan
dengan bekerjasama dengan rekan mereka dan menggabungkannya bersama
pendapat, informasi, gagasan, ketertarikan, dan pengalaman yang masing-
masing mereka bawa untuk mengerjakan tugas. Bersama-sama mereka
menempa informasi dan gagasan ke dalam pengetahuan baru melalui proses
penafsiran.
b. Interaksi
Interaktif di antara siswa penting bagi Investigasi Kelompok. Ini adalah
kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling
memberikan gagasan, saling membantu untuk memfokuskan perhatian
mereka terhadap tugas dan bahkan saling mempertentangkan gagasan
dengan menggunakan sudut pandang yang berseberangan. Interaksi social
dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi
pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan
oleh kelompok selama berlangsunganya penyelidikan.
c. Penafsiran
Pada saat siswa menjalankan penelitian mereka secara individual
berpasangan dan dalam kelompok kecil, mereka mengumpulkan banyak
sekali informasi dari berbagai sumber yang berbeda. Secara berkala mereka
bertemu dengan anggota kelompok mereka untuk bertukar informai dam
gagasan. Penafsiran atas temuan yang telah mereka gabung merupakan
proses negosiasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan
pengetahuan baru yang dihasilkan dan antara tiap-tiap siswa dengan gagasan
dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu.
25
Investigasi kelompok memberi siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan
sesamanya yang meneliti aspek-aspek berbeda dari tema umum yang sama,
dan yang memberikan sudut pandang berbeda atas tema itu.Penafsiran
informasi kooperatif yang dikumpulkan oleh anggota kelompok ini
meningkatkan kemampuan mereka untuk menyusun, menegaskan, dan
mengkonsolidasikan temuan-temuan mereka dan dengan demikian
membuatnya bermakna.
d. Motivasi Intrinsik
Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif menentukan
apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Dengan
mengundang siswa menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka
selidiki berdasarkan keingintahuan,pengetahuan, dan perasaan
mereka,Investigasi Kelompok mempertinggi minat pribadi mereka mencari
informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan
motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan orang lain.
Banyak metode pembelajaran kooperatif didasarkan pada tanggung jawab
bersama dan interaksi di antara anggota kelompok. Investigasi kelompok
meningkatkan kesempatan untuk memperbesar interdepedensi positif yang
berkembang ketika siswa belajar bersama.
Keempat unsur dari Investigasi Kelompok digabungkan dalam model enam tahap:
1. Tahap 1: Kelas menentukan subtema dan menyusunnya dalam penelitian
kelompok.
a) Memberikan Masalah Umum
Guru memberi siswa suatu masalah yang besar dan rumit yang
tidak memiliki satu jawaban benar. Masalah itu seringkali merupakan
bagian dari kurikulum, meskipun bisa berupa sempalan dari isu-isu yang
ada atau berasal dari ketertarikan siswa terhadap tema tertentu. Faktor lain
yang perlu diperhatikan ketika memilih masalah adalah relevansinya bagi
kehidupan siswa di dalam dan di luar sekolah. Secara langsung maupun
26
tidak langsung, penelitian itu bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk
memahami dunia disekitar mereka.
b) Berbagai Sumber Pelajaran
Menghadirkan masalah umum tidaklah semata-mata mendorong
minat siswa dalam penelitian. Selama satu atau dua minggu sebelum
dimulainya penelitian, guru mengundang kelas untuk menyelidikinya.
Buku, majalah, gambar, peta, katalok, rekaman video, dan Koran
merupakan sumber materi yang bisa digunakan. Setiap siswa harus mampu
menemukan materi yang tepat untuk minat mereka, tingkat kemampuan
membaca mereka, dan model pembelajaran yang mereka pilih. Beragam
materi itu juga dimaksudkan untuk membantu siswa agar bisa melihat apa
yang dekat dengan mereka dari masalah itu dan juga apa yang mereka
ketahui.
c) Membuat Pertanyaan
Setelah melakukan penelusuran, siswa siap untuk merumuskan dan
memilih berbagai pertanyaan yang bisa menunjang penelitian.
Guru menulis persoalan umum di papan tulis dan mengundang
siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka selidiki agar bisa
memahaminya lebih baik22
.
a. Secara individu: Setiap siswa menuliskan pertanyaan yang ingin
mereka selidiki. Setelah sepuluh atau lima belas menit, guru
mengundang siswa untuk memberitahukannya kepada teman sekelas
apa yang mereka tulis dan menulis setiap saran di papan tulis.
b. Kelompok bercakap-cakap: Siswa bertemu dalam kelompok
beranggotakan empat atau lima orang dan bergiliran mengungkapkan
gagasan mereka tentang apa yang akan mereka selidiki. Petugas
pencatat dalam kelompok itu mencatat semua pertanyaan dan kemudian
menyampaikannya kepada kelas, dengan menuliskan di papan tulis atau
dengan menyerahkan daftar itu kepada guru.
22
Ibid., hal. 174-175
27
c. Perseorangan, berpasangan, berempat: Prosedur ini memungkinkan
tiap-tiap siswa untuk berpikir sendiri dan juga mendapatkan keuntungan
dari bertukar gagasan dengan teman. Pada tiap-tiap tahap, siswa
membandingkan daftar pertanyaan mereka dan menusun satu daftar
keseluruhan. Daftar terakhir diserahkan kepada guru.
d) Menentukan Subtema
Langkah selanjutnya dalam tahap ini adalah membuat semua
pertanyaan itu bisa diketahui seluruh kelas. Pertanyaan bisa di temple di
dinding. difotocopy dan diberikan kepada setiap siswa, atau ditulis di
papan tulis. Sekarang siswa mengelompokan pertanyaan itu ke dalam
kategori-kategori. Kategori yang ditentukan kelas itu menjadi subtema
bagi kelompok-kelompok untuk melakukan penelitian.
e) Membentuk Kelompok Minat
Judul subtema diperlihatkan di depan kelas dan menyajikan bukti
yang nyata tentang perencanaan mereka. Kelompok-kelompok terbentuk
berdasarkan pada basis minat yang sama terhadap sub tema tertentu. Jika
penelitian berikutnya mencerminkan minat dan kemampuan bersama dari
semua anggota kelompok, maka tiap-tiap kelompok menghasilkan produk
yang unik.
Proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap 1 diringkas
sebagai berikut23
:
Tabel 2.1
Tahap 1 Group Investigation
Proses Pembelajaran Peran Guru
1. Memeriksa pilihan: Dalam tahap ini guru memeriksa
pilihan yang akan diambil oleh
masing-masing kelompok apakah
sesuai dengan pembelajaran yang
dilakukan.
2. Mengaitkan pengetahuan
pribadi dengan masalah: Dalam tahap ini guru dapat
1. Memimpin diskusi penelitian:
Dalam tahap ini guru menjadi
fasilitator dan membimbing
jalannya diskusi kelompok agar
sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran.
2. Menyediakan materi dasar:
Dalam tahap ini guru sudah
harus menyiapkan materi-materi
23
Ibid., hal. 176
28
mengaitkan masalah yang akan
dibahas sesuai dengan pengetahuan
pribadi siswa masing-masing.
3. Memilih pertanyaan-pertanyaan:
Dalam tahap ini guru memilih
pertanyaan yang akan diajukan
kepada masing-masing kelompok.
4. Menentukan subtema penelitian:
Dalam tahap ini guru mengajukan
pertanyaan yang telah dipilih oleh
kelompok dan bersama guru
menjadikan pertanyaan itu menjadi
subtema.
dasar yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
3. Memfasilitasi kepedulian
terhadap masalah:
Dalam tahap ini guru menjadi
fasilitator yang menjawab setiap
permasalahan yang terjadi
dalam diskusi kelompok.
4. Mengkoordinasi penyusunan
Subtema pilihan untuk
diselidiki:
Dalam tahap ini guru menyusun
subtema dari masing-masing
kelompok dan membimbing
setiap kelompok agar mengikuti
dari subtema yang telah dipilih
masing-masing kelompok.
2. Tahap 2: Kelompok merencanakan penelitian mereka.
Siswa menggabungkan masing-masing kelompok penelitian mereka
dan memfokuskan perhatian mereka pada perencanaan kooperatif atas
pertanyaan yang akan mereka cari jawabannya. Para anggota kelompok
memiliki tiga tanggung jawab utama:
o Memilih pertanyaan yang akan mereka cari jawabannya
o Menentukan sumber-sumber yang mereka perlukan
o Membagi pekerjaan dan menentukan peran-peran
Para anggota kelompok mendiskusikan gagasan, minat dan pandangan
mereka tentang cakupan penelitian bersama mereka. Mereka menggunakan
daftar pertanyaan yang dihasilkan kelas sebagai dasarnya dan memilih
pertanyaan-pertanyaan yang mereka rasakan paling mencerminkan minat
spesifik mereka dalam subtema itu. Setelah perencanaan berhasil, mereka
menambahkan beberapa pertanyaan dan membuang beberapa pertanyaan,
semua itu sambil mengklarifikasi apa yang mereka teliti.
Guru berkeliling di antara kelompok siswa dan menawarkan bantuan
kepada yang membutuhkan. Para anggota dari salah satu kelompok mungkin
tidak senang dengan rencana awal mereka. Alih-alih memaksa mereka agar
29
mengikuti rencana itu, guru mendiskusikan alternatifnya dan membantu
menentukan ulang tujuan mereka.
Guru juga bertanggung jawab untuk membantu kelompok memilih
sumber-sumber yang tepat. Bantuan guru dalam memilih materi sangatlah
diperlukan bagi siswa yang berkemampuan rendah dan bagi siswa yang
berbahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
Interaksi di antara siswa pada tahap ini menentukan pilihan dan
keputusan yang membentuk penelitian mereka. Semakin terlatih siswa dalam
merencanakan penelitian, minat unik dan pilihan anggota kelompok akan lebih
terlihat24
.
Proses pembelajaran dalam tahap 2 bisa diringkas sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tahap 2 Group Investigation
Proses Pembelajaran Peran Guru
1. Perencanaan kooperatif:
Dalam tahap ini guru dan setiap
kelompok harus sesuai dengan
perencanaan kooperatif yang
sudah dibuat.
2. Membuat pertanyaan:
Dalam tahap guru menyiapkan
pertanyaan tambahan apabila ada
kelompok yang tidak senang
dengan pilihan awal mereka.
3. Menjelaskan pemikiran kepada
teman sekelompok:
Dalam tahap ini guru menjelaskan
pembelajaran kepada setiap
kelompok agar mengerti dalam
diskusinya.
4. Mengantisipasi apa yang akan
mereka pelajari:
Dalam tahap ini guru sudah dapat
mengantisipasi hal-hal apa yang
akan melenceng dari diskusi
setiap kelompok.
5. Memilih sumber-sumber yang
relevan:
1. Membantu kelompok-kelompok
merumuskan rencana realistis:
Dalam tahap ini guru membantu
setiap kelompok dalam
merumuskan rencana pembelajaran
serta jalannya diskusi secara
realistis dan sesudai dengan
rencana pembelajaran.
2. Membantu menjaga norma
kooperatif:
Dalam tahap ini guru mengawasi
dan menjaga jalannya diskusi
setiap kelompok agar sesuai
dengan norma kooperatif.
3. Membantu kelompok menemu-
kan sumber-sumber yang tepat:
Dalam tahap ini guru membantu
kelompok dalam menentukan
sumber-sumber yang tepat agar
diskusi setiap kelompok tidak
mengalami kesulitan.
24
Ibid., hal. 178
30
Dalam tahap ini guru menentukan
dan memilih sumber-sumber yang
sesuai dengan materi serta diskusi
setiap kelompok.
6. Memutuskan apa yang perlu
diteliti:
Dalam tahap ini setiap kelompok
sudah memilih pertanyaan yang
akan didiskusikan.
7. Menentukan peran-peran:
Dalam tahap ini guru menjadi
fasilitator dan membimbing
jalannya diskusi sementara
masing-masing siswa sudah tahu
apa tugasnya dalam kelompok.
3. Tahap 3: Kelompok melakukan penelitian.
Dalam tahap ini, yang mungkin berlangsung sampai beberapa periode
kelas, tiap-tiap kelompok menjalankan rencana mereka. Secara sendiri-sendiri
atau berpasangan, para anggota kelompok:
• Menemukan informasi dari berbagai sumber
• Menyusun dan mencatat data
• Melaporkan temuan-temuan mereka kepada teman sekelompok
• Mendiskusikan dan menganalisis temuan-temuan mereka
• Memutuskan apakah mereka memerlukan informasi lain
• Menafsirkan dan menyatukan temuan-temuan mereka25
Siswa didorong untuk menemukan informasi yang mereka perlukan
dari berbagai macam sumber: buku, teks, percobaan, buku referensi, pamflet,
peta, film dan materi lainnya. Pada awal atau akhir pelajaran, kelompok
berkumpul untuk memeriksa pekerjaan mereka yang sedang berlangsung dan
mencoba membuat penafsiran atas temuan mereka. Ketika mereka
mendiskusikan temuan-temuan mereka, para siswa memperjelas, memperluas,
dan mengubah gagasan dan informasi baru dan memeriksa makna afektif dan
kognitif mereka.
25
Ibid., hal. 179
31
Seringkali selama diskusi ini berjalan, siswa menjadi tahu dengan
ketidaksesuaian di antara cara penafsiran materi mereka atau bahkan di antara
sumber-sumber yang ada. Pada saat-saat seperti itu, mereka perlu memperluas
pemeriksaan atas sumber-sumber yang ada dan mencari cara memecahkan
dilema itu. Ketika penelitian itu selesai, petugas pencatat mencatat kesimpulan
kelompok mereka, terutama yang di tingkat awal, mungkin sekedar
menggabungkan jawaban pertanyaan tiap-tiap anggota yang ia teliti.
Proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap tiga diringkas
sebagai berikut:
Tabel 2.3
Tahap 3 Group Investigation
Proses Pembelajaran Peran Guru
1. Menemukan informasi dari
beragam sumber:
Dalam tahap ini siswa dapat
menemukan informasi baru dari
sumber yang telah didapatkannya.
2. Membandingkan dan meng-
evaluasi sumber:
Dalam tahap ini guru
membandingkan dan mengevaluasi
sumber yang dijadikan bahan diskusi
setiap kelompok agar sesuai dengan
pembelajaran.
3. Menjelaskan, memperluas, dan
menyaring pengetahuan dan
membuat informasi:
Dalam tahap ini setiap kelompok
dapat sudah memiliki pengetahuan
dan informasi dari sumber yang
didapatkan sehingga dapat
menjelaskan pada diskusi kelompok.
4. Merumuskan jawaban
pertanyaan:
Dalam tahap ini setiap kelompok
sudah bisa merumuskan jawaban
dari hasil diskusinya.
1. Membantu dengan
keterampilan meneliti:
Dalam tahap ini guru dapat
membantu setiap kelompok
dalam meneliti hasil jawaban dari
diskusi.
2. Membantu memeriksa sumber-
sumber:
Dalam tahap ini guru dapat
membantu kelompok memeriksa
sumber-sumber yang mereka
dapatkan selain dari sumber yang
diberikan guru.
3. Membantu menemukan
hubung-an baru di antara
sumber-sumber:
Dalam tahap ini guru bisa
membantu kelompok dalam
menemukan hubungan baru
(informasi baru) ketika
memeriksa sumber-sumber.
4. Membantu menjaga norma-
norma interaksi kooperatif:
Dalam tahap ini guru mengawasi
jalannya pembelajaran di kelas
agar sesuai dengan norma
interaksi kooperatif.
32
4. Tahap 4: Kelompok merencanakan presentasi.
Dalam tahap ini, kelompok-kelompok harus memutuskan mana
temuan mereka yang akan di bagi bersama kelas dan bagaimana menyajikan
temuan-temuan mereka itu kepada teman sekelas. Tujuan utama dari presentasi
itu adalah untuk menunjukkan kepada teman sekelas bahwa apa yang
diperhatikan kelompok itu bisa menjadi gagasan utama dari temuan itu.
Untuk melakukan itu, para anggota kelompok mengintegrasikan
semua bagian dari penelitian mereka dan merencanakan presentasi yang akan
menjadi instruktif dan menarik bagi teman-teman sekelas yang lain.
Guru, yang secara terus menerus mengamati kelompok-kelompok
yang sedang bekerja, akan tahu kelompok mana yang memerlukan bantuan
untuk menentukan gagasan utama dari penelitian mereka. Setelah mereka
menentukan yang akan dipresentasikan kepada teman sekelas, kelompok-
kelompok itu memikirkan bagaimana cara mempresentasikan gagasan mereka
itu.
Ketika guru mencatat bahwa kelompok-kelompok hampir
menyelesaikan penelitian mereka, ia melakukan rapat pertemuan yang anggota-
anggotanya telah dipilih dalam tahap 2. Dengan bimbingan guru, para anggota
komite memastikan bahwa gagasan untuk presentasi itu beragam dan jelas serta
bisa dijalankan.
“Guru menuliskan persyaratan materi khusus dari tiap-tiap kelompok
dan menyusun jadwal waktu untuk melakukan presentasi”26
. Dalam tahap ini,
proses pembelajaran dan peran guru adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Tahap 4 Group Investigation
Proses Pembelajaran Peran Guru
1. Menentukan gagasan utama dari
temuan-temuan yang ada:
Dalam tahap ini setiap kelompok
sudah menentukan ide atau
gagasan utama dari temuan mereka
1. Menyusun rencana kelompok:
Dalam tahap ini guru sudah
menyusun langkah-langkah
semua kelompok dalam
melakukan diskusi.
26
Ibid., hal. 184
33
pada saat diskusi.
2. Menjelaskan, membandingkan,
mengevaluasi temuan-temuan:
Dalam tahap ini setiap kelompok
sudah dapat menjelaskan,
membandingkan dan mengevaluasi
hasil temuan mereka pada saat
diskusi.
3. Menghubungkan temuan dengan
masalah umum:
Dalam tahap ini siswa dalam
masing-masing kelompok
menghubungkan temuan mereka
dengan masalah umum yang
dibahas dan didiskusikan di dalam
kelompoknya.
4. Memutuskan bagaimana
menyaji-kan temuan:
Dalam tahap ini setiap kelompok
mendiskusikan dan memutuskan
bagaimana menyajikan temuan
mereka didepan kelas.
2. Bertemu dengan komite
pelaksana:
Dalam tahap ini guru bertemu
dengan perwakilan setiap
kelompok dan membimbing agar
setiap kelompok dapat
menyajikan gagasan yang
beragam.
3. Membantu memperoleh materi:
Dalam tahap ini guru membantu
masing-masing kelompok
memperoleh materi yang sesuai
dengan pembahasan setiap
kelompok.
4. Memastikan bahwa semua
anggota kelompok
berpartisipasi:
Dalam tahap ini guru harus
memastikan bahwa semua
anggota kelompok ikut
berpartisipasi dalam jalannya
diskusi.
5. Tahap 5: Kelompok melakukan presentasi.
Guru memasang jadwal presentasi sehingga masing-masing kelompok
tahu kapan giliran mereka. Selama presentasi berlangsung, yang biasanya
memerlukan dua jam pelajaran, kelas berkumpul kembali seperti “kumpulan
kelompok-kelompok”, dan tiap-tiap kelompok memberikan perhatian khusus
pada yang dibahas di kelas. Sementara satu kelompok menyajikan esensi
temuan-temuannya, kelompok yang lain menjadi pendengar.
Sebelum presentasi dimulai, guru dan siswa bersama-sama
menyiapkan lembar evaluasi, yang diisi siswa ketika presentasi berlangsung.
Presentasi di hadapan audiens bisa menyebabkan beberapa siswa merasa malu
dan tidak nyaman. Guru harus memastikan bahwa penyaji merasa nyaman
dengan peran mereka sebagai “guru” dan bahwa siswa yang berperan sebagai
pendengar tidak menjadi terlalu kritis. Untuk menyimpulkan presentasi, guru
harus membiarkan kelas berdiskusi tentang bagaimana tema itu digabungkan
untuk menjelaskan masalah umum yang telah diatasi dikelas. Komentar-
34
komentar siswa selama diskusi berlangsung akan menunjukkan tingkat
kemampuan antara yang mereka dengar dan yang mereka lihat dengan sub
tema mereka27
. Proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap 5 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.5
Tahap 5 Group Investigation
Proses Pembelajaran Peran Guru
1. Menunjukkan manfaat
pengetahu-an:
Dalam tahap ini guru menunjukkan
manfaat pengetahuan dari hasil
diskusi setiap kelompok.
2. Mengevaluasi kejelasan, daya
tarik, dan relevansi presentasi:
Dalam tahap ini guru bisa
mengevaluasi kejelasan, daya tarik
dan relevansi presentasi setiap
kelompok ketika menyajikan
presentasi di depan kelas.
3. Membuat hubungan baru di
antara subtema:
Dalam tahap ini guru dapat
membuat hubungan baru diantara
subtema masing-masing kelompok.
1. Mengkoordinasi presentasi
setiap kelompok:
Dalam tahap ini guru membuat
jadwal dan mengkoordinasikan
presentasi setiap kelompok untuk
maju di depan kelas dan setiap
kelompok diberikan gilirannya.
2. Mengarahkan komentar diskusi
siswa:
Dalam tahap ini guru
mengarahkan diskusi siswa agar
sesuai dengan proses
pembelajaran dan komentar dari
diskusi para siswa sesuai dengan
pembelajaran.
3. Membuat aturan-aturan untuk
membuat komentar:
Dalam tahap ini guru membuat
aturan untuk membuat komentar
agar setiap siswa ketika
melakukan komentar harus sesuai
dengan presentasi yang disajikan.
4. Mengarahkan penyimpulan
hasil diskusi:
Dalam tahap ini guru
mengarahkan hasil diskusi dari
setiap kelompok untuk dijadikan
kesimpulan dalam pembelajaran.
5. Menunjukkan hubungan di
antara subtema:
Dalam tahap ini guru dapat
menunjukkan hubungan diantara
subtema untuk dijadikan tujuan
akhir pembelajaran.
27
Ibid., hal. 186
35
6. Tahap 6: Guru dan siswa mengevaluasi proyek mereka.
Evaluasi difokuskan pada pengetahuan yang diperoleh selama
berlangsungnya proyek itu, dan juga pengalaman investigasi perseorangan atau
kelompok. Siswa dan guru bisa bekerjasama dalam penyusunan ujian yang
digunakan untuk menilai pemahaman siswa atas gagasan utama dari temuan-
temuan mereka dan juga pengetahuan faktual yang baru saja mereka peroleh.
Salah satu cara untuk melakukan itu adalah dengan meminta dengan tiap-tiap
kelompok menyerahkan dua atau tiga pertanyaan berdasarkan pada gagasan
utama dari hasil penelitian itu.
Guru bisa menambah pertanyaan untuk menilai ingatan dan
pemahaman atas fakta dan istilah tertentu yang berhubungan dengan masalah
umumnya. Guru juga harus mengevaluasi bagaimana siswa menyatukan semua
informasi yang mereka temukan ketika mencari jawaban. Siswa juga harus
diminta menunjukkan kemampuan mereka dalam menarik kesimpulan
penelitian mereka dan dalam menerapkan pengetahuan baru mereka kerika
menceritakan masalah beserta situasinya. Disamping penelitian, guru memiliki
banyak kesempatan mengamati prestasi akademik siswa, sikap kooperatif, dan
besarnya motivasi. Guru selalu ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
untuk mengakui dan mendorong upaya-upaya yang dilakukan siswa, dan untuk
mengingatkan mereka tentang norma-norma sikap kooperatif.
Proses pembelajaran dalam tahap 6 mendukung keterampilan yang
diperlihatkan siswa dalam semua tahap sebelumnya. Mereka berlanjut dengan
membuat keputusan tentang pembelajaran mereka28
.
Secara spesifik, proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap 6
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6
Tahap 6 Group Investigation
28
Ibid., hal. 188
36
Proses Pembelajaran Peran Guru
1. Mengevaluasi gagasan hasil
penelitian:
Dari hasil diskusi setiap kelompok
baik guru dan siswa mengevaluasi
gagasan utama dari hasil diskusi
pembelajaran.
2. Mengevaluasi pengetahuan:
Dalam tahap ini proses
pembelajaran yang telah
berlangsung harus sesuai dengan
materi pembelajaran.
3. Menggabungkan semua temuan
kelompok:
Dalam tahap ini masing-masing
kelompok sudah mendapatkan hasil
temuan mereka dan
menyerahkannya kepada guru
untuk dibahas pada saat akhir
pembelajaran.
4. Memperlihatkan prestasi sebagai
peneliti dan sebagai anggota
kelompok:
Dalam tahap ini baik guru maupun
murid sudah melakukan masing-
masing tugas dengan baik sehingga
proses pembelajaran sesuai dengan
rencana awal.
1. Mengevaluasi pemahaman atas
gagasan utama:
Dalam tahap ini guru
mengevaluasi pemahaman siswa
terhadap gagasan utama dari
proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Mengevaluasi pengetahuan atas
fakta dan istilah baru:
Dalam tahap ini guru dapat
menjelaskan terhadap fakta dan
istilah baru yang terjadi dalam
proses pembelajaran.
3. Mengevaluasi penggabungan
semua temuan kelompok:
Dalam tahap ini guru memeriksa
dan mengevaluasi hasil temuan
diskusi dari setiap kelompok.
4. Memfasilitasi refleksi siswa
tentang proses dan isi
penelitian:
Dalam tahap ini guru bisa
memfasilitasi pemahaman siswa
terhadap proses dan isi dari
diskusi yang telah mereka
lakukan.
Biasanya, guru adalah yang memprakarsai proyek Investigasi
Kelompok, menentukan jangka waktunya, dan menyediakan sumber materi.
Selama berlangsungnya investigasi, guru mengatur dan memfasilitasi proses
pembelajaran juga proses sosialnya. Ia membimbing siswa dalam menjalankan
semua fase penelitian dan pada saat yang sama, mengukur seberapa besar
bantuan yang diperlukan tiap-tiap kelompok untuk menjaga interaksi efektif
diantara para anggotanya. Perencanaan yang baik untuk peran komplek ini
termasuk hal-hal berikut:
• Menilai kemampuan siswa ketika ia merancang dan belajar bersama
• Memilih masalah untuk diselidiki
• Berpikir melalui pertanyaan tentang masalah ini
37
• Mencari sumber materi29
6. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation
Setiap metode atau model pembelajaran pasti mempunyai ciri khas sendiri,
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan berikut ini
beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
Kelebihan :
Pembelajaran kooperatif ini terbukti lebih unggul dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dibandingkan dengan model-model pembelajaran individual yang
digunakan selama ini. Keunggulan itu dapat dilihat pada kenyataan sebagai
berikut :
1. Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran,
dan aktivitas belajar.
3. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa
menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa
kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.
3. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih
bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.
4. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih
giat dan lebih termotivasi.
5. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mengaktifkan
kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar
belakang teman sekelas mereka.
6. Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan
individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan
komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman
sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif
29
Ibid., hal. 189
38
ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak
memiliki rasa dendam.
7. Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk
menyelesaikan tugas.
Kekurangan :
1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Group Investigation (GI)
hanya sesuai untuk diterapkan di kelas tinggi, hal ini disebabkan karena
tipe Group Investigation (GI) memerlukan tingkatan kognitif yang lebih
tinggi.
2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang
memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, hal ini
disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.
4. Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi
dengan kelompok yang memiliki nilai rendah.
7. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian IPS
Ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama
asli IPS di Amerika Serikat adalah social studies. Istilah tersebut pertama
kali digunakan sebagai nama sebuah lembaga yang diberi nama committee
of social studies. Lembaga ini merupakan himpunan tenaga ahli yang
berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli
ilmu sosial yang mempunyai minat yang sama. Nama lembaga ini kemudian
dipergunakan untuk nama kurikulum yang mereka hasilkan, yakni
kurikulum social studies. Nama social studies makin terkenal ketika
pemerintah mulai memberikan dana untuk mengembangkan kurikulum
tersebut. “Kurikulum tersebut ahirnya dikembangkan dengan nama
kurikulum social studies”30
.
30
Artikel ini diakses pada selasa 30 April 2013 dari: http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/latar-belakang-lahirnya-ips-di-indonesia/
39
Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan mencari pola baru
untuk menjadikan sistem pendidikan yang menghormati keberadaan multi-
etnis di Amerika Serikat, salah satu cara yang ditempuh adalah memasukan
social studies kedalam kurikulum sekolah di Negara bagian Wisconsin
pada tahun 1892. Pada awal abad ke–20 sebuah Komite Nasional dari The
National Education Association memberikan rekomendasi tentang perlunya
social studies dimasukan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan sekolah
menengah di Amerika Serikat, adapun komponen formula awal social
studies ketika awal kelahirannya di Amerika Serikat terdiri dari mata
pelajaran sejarah, geografi dan civics (kewarganegaraan).
Di Indonesia social studies dikenal dengan nama studi sosial.
Dalam Kurikulum 1975, pendidikan ilmu sosial kemudian ditetapkan
dengan nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan sebuah mata
pelajaran yang dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi pada jurusan atau program studi tertentu. Istilah
pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih
relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari social
studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut
pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga
social studies yang mengembangkan kurikulum di AS.
Social studies dalam istilah Indonesia disebut Pendidikan IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial), dalam proses eksistensinya terdapat dalam “The
National Herbart Society papers of 1896 – 1897” menegaskan, bahwa
social studies sebagai delimiting the social sciences for pedagogical use
(upaya membatasi ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan
pedagogik/mendidik). Dengan hadirnya social studies masuk pada
kurikulum di sekolah, ada juga di beberapa negara bagian di Amerika
Serikat dan di Inggris untuk mengembangkan program pendidikan ilmu-
ilmu sosial di tingkat sekolah. Pengertian ini juga dipakai sebagai dasar
40
dalam dokumen “Statement of the Chairman of Commite on Social Studies”
yang dikeluarkan oleh Comittee on Social Studies (CSS) tahun 191331
.
Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa social studies
sebagai specific field to utilization of social sciences data as a force in the
improvement of human welfare (bidang khusus dalam pemanfaatan data
ilmu-ilmu sosial sebagai tenaga dalam memperbaiki kesejahteraan umat
manusia). Upaya untuk melestarikan program social studies dalam
kurikulum sekolah, maka beberapa pakar yang memiliki kepedulian
terhadap pendidikan ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah mengembangkan
social studies bisa diaplikasikan di tingkat sekolah dengan membentuk
organisasi profesi social studies, akhirnya pada tahun 1921 berdirilah
“National Council for the Social Studies “ atau disingkat ( NCSS ), sebuah
organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan
social studies pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, serta
kaitannya dengan disiplin ilmu – ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan
sebagai program pendidikan sintetik.
Martoella (1987) mengatakan bahwa “pembelajaran Pendidikan
IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep”32
.
Karena dalam pembelajaran IPS siswa duharapkan memperoleh pemahaman
terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai,
moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya
pada aspek kependidikannya. Pola pembelajaran pendidikan IPS
menekankan unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan
pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali siswa
dengan sejumlah konsep bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada
upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai
bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan
31
Mad Yani, Kurikulum Pendidikan IPS. diakses pada Selasa 30 April 2013 dari: http://adlilfirdaus.blogspot.com/2013/01/makalah-kurikulum-pendidikan-ips.html 32
Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal 172
41
masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sejalan dengan hal itu ada beberapa pengertian mengenai Ilmu
Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social
dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau
satu terpaduan. Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa “Pengetahuan
Sosial merupakan perangkat fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan“.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar
realitas dari fenomena sosial yang mewujudkan satu pendidikan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmunya. “Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan cabang dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu sosial”33
.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang
memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan
kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan
sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari
berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang
berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas
ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan
benda-benda budaya. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-
ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan
pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu
tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi
dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan
ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial juga
33
Ibid., hal. 171
42
membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagian dari
masyarakat, dihadapkan pada berbagai masalah yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya.
Dari pengertian ini, secara implisit nampak kandungan materi
IPS yang perlu diberikan kepada siswa, yaitu segala sesuatu yang berkenaan
dengan manusia, termasuk didalamnya cara – cara manusia memanfaatkan
alam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dalam Kurikulum 2004
menyebutkan empat tujuan yang akan dicapai dalam Pendidikan IPS yaitu :
1). Mengajarkan konsep – konsep dasar sosiologi, geografi,ekonomi,sejarah,
dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
2). Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inquiri,
memecahkan masalah , dan ketrampilan social.
3). Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai social dan
kemanusiaan.
4). Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.
Gambar 1.1 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial34
Ada 10 Konsep social studies dari National Council of Sosial Service, yaitu:
1. Culture
34
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, hal 172
Sejarah
Geografi
Sosiologi
Antropologi
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
Ilmu Politik
Ekonomi
Psikologi
Sosial
Filsafat
43
Human beings create, learn, share, and adapt to culture.
Students come to understand that human cultures exhibit both
similarities and differences, and they learn to see themselves
both as individuals and as members of a particular culture that
shares similarities with other cultural groups, but is also
distinctive. Through experience, observation, and reflection,
students will identify elements of culture as well as similarities
and differences among cultural groups across time and place.
(Manusia menciptakan, belajar, berbagi, dan beradaptasi dengan budaya
Siswa datang untuk memahami bahwa budaya manusia menunjukkan
kesamaan dan perbedaan, dan mereka belajar untuk melihat diri mereka
baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu budaya tertentu
yang berbagi kesamaan dengan kelompok budaya lain, namun juga
memiliki ciri khas. Dalam multikultural, masyarakat yang demokratis
dan yang terhubung secara dunia global, siswa perlu memahami
berbagai perspektif yang berasal dari titik pandang budaya yang
berbeda. Melalui pengalaman, pengamatan, dan refleksi, siswa akan
mengidentifikasi unsur budaya serta persamaan dan perbedaan antara
kelompok-kelompok budaya di waktu dan tempat tertentu).
2. Time, continuity and change
Knowledge and understanding of the past enable us to
analyze the causes and consequences of events and
developments, and to place these in the context of the
institutions, values and beliefs of the periods in which they
took place. Study of the past makes us aware of the ways in
which human beings have viewed themselves, their societies
and the wider world at different periods of time.
(Pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu memungkinkan kita
untuk menganalisis penyebab dan konsekuensi dari peristiwa dan
perkembangan, dan untuk menempatkan ini dalam konteks institusi,
nilai dan keyakinan dari periode di mana mereka terjadi. Studi masa
lalu membuat kita menyadari cara di mana manusia telah melihat
sendiri, masyarakat dan dunia yang lebih luas pada periode waktu yang
berbeda).
44
3. People,place and environment
The study of people, places, and environments enables us to
understand the relationship between human populations and
the physical world. Students learn where people and places
are located and why they are there. They examine the
influence of physical systems, such as climate, weather and
seasons, and natural resources, such as land and water, on
human populations.
(Studi tentang orang, tempat, dan lingkungan memungkinkan kita untuk
memahami hubungan antara populasi manusia dan dunia fisik. Siswa
belajar di mana orang-orang dan tempat-tempat berada dan mengapa
mereka ada. Mereka menguji pengaruh sistem fisik, seperti iklim, cuaca
dan musim, dan sumber daya alam, seperti tanah dan air, pada populasi
manusia).
4. Individual, development and identity
Personal identity is shaped by an individual’s culture, by
groups, by institutional influences, and by lived experiences
shared with people inside and outside the individual’s own
culture throughout her or his development .Given the nature
of individual development in a social and cultural context,
students need to be aware of the processes of learning,
growth, and interaction at every level of their own school
experiences. The examination of various forms of human
behavior enhances an understanding of the relationships
between social norms and emerging personal identities, the
social processes that influence identity formation, and the
ethical principles underlying individual action.
(Identitas pribadi dibentuk oleh budaya individu, kelompok, oleh
pengaruh institusional, dan oleh pengalaman hidup bersama dengan
orang-orang di dalam dan di luar budaya individu itu sendiri di seluruh
nya atau perkembangannya. Mengingat sifat perkembangan individu
dalam konteks sosial dan budaya, siswa harus sadar akan proses
pembelajaran, pertumbuhan, dan interaksi pada setiap tingkat
pengalaman sekolah mereka sendiri. Pemeriksaan berbagai bentuk
perilaku manusia meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara
norma-norma sosial dan identitas pribadi yang muncul, proses-proses
45
sosial yang mempengaruhi pembentukan identitas, dan prinsip-prinsip
etika yang mendasari tindakan individu).
5. Individual, group and institutions
Institutions are the formal and informal political, economic,
and social organizations that help us carry out, organize, and
manage our daily affairs. It is important that students know
how institutions are formed, what controls and influences
them, how they control and influence individuals and culture,
and how institutions can be maintained or changed.
(Lembaga adalah organisasi formal dan informal politik, ekonomi, dan
sosial yang membantu kita melaksanakan, mengatur, dan mengelola
urusan sehari-hari. Adalah penting bahwa siswa tahu bagaimana
lembaga-lembaga terbentuk, apa yang mengontrol dan mempengaruhi
mereka, bagaimana mereka mengontrol dan individu pengaruh dan
budaya, dan bagaimana lembaga dapat dipertahankan atau diubah).
6. Power, Authority and govermance
The development of civic competence requires an understanding
of the foundations of political thought, and the historical
development of various structures of power, authority, and
governance. It also requires knowledge of the evolving functions
of these structures in contemporary U.S. society, as well as in
other parts of the world. Through study of the dynamic
relationships between individual rights and responsibilities, the
needs of social groups, and concepts of a just society, learners
become more effective problem-solvers and decision-makers
when addressing the persistent issues and social problems
encountered in public life. By applying concepts and methods of
political science and law, students learn how people work to
promote positive societal change.
(Pengembangan kompetensi kewarganegaraan membutuhkan
pemahaman tentang dasar-dasar pemikiran politik, dan sejarah
perkembangan berbagai struktur kekuasaan, otoritas, dan tata kelola.
Hal ini juga membutuhkan pengetahuan tentang fungsi berkembang
dari struktur dalam masyarakat kontemporer AS, serta di bagian lain
46
dunia. Melalui studi tentang hubungan dinamis antara hak-hak individu
dan tanggung jawab, kebutuhan kelompok-kelompok sosial, dan konsep
dari masyarakat yang adil, peserta didik menjadi lebih efektif dalam
memecahkan masalah dan mengambil keputusan saat mengatasi
masalah yang terus-menerus dan masalah sosial yang dihadapi dalam
kehidupan publik. Dengan menerapkan konsep dan metode ilmu politik
dan hukum, siswa belajar bagaimana orang bekerja untuk
mempromosikan perubahan sosial yang positif.)
7. Productions, distributions and consumption
People have wants that often exceed the limited resources
available to them. The unequal distribution of resources
necessitates systems of exchange, including trade, to improve
the well-being of the economy, while the role of government
in economic policy-making varies over time and from place
to place. Students will gather and analyze data, as well as
use critical thinking skills to determine how best to deal with
scarcity of resources. The economic way of thinking will also
be an important tool for students as they analyze complex
aspects of the economy.
(Orang-orang memiliki keinginan yang sering melebihi sumber daya
yang terbatas yang tersedia bagi mereka. Distribusi yang tidak merata
dari sumber daya memerlukan sistem pertukaran, termasuk
perdagangan, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sedangkan
peran pemerintah dalam pembuatan kebijakan ekonomi bervariasi dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Siswa akan mengumpulkan
dan menganalisis data, serta menggunakan keterampilan berpikir kritis
untuk menentukan cara terbaik untuk menangani kelangkaan sumber
daya. Cara berpikir ekonomi juga akan menjadi alat penting bagi siswa
karena mereka menganalisis aspek kompleks ekonomi).
8. Science, technology and society
Science, and its practical application, technology, have had a
major influence on social and cultural change, and on the ways
people interact with the world. Scientific advances and
technology have influenced life over the centuries, and modern
47
life, as we know it, would be impossible without technology and
the science that supports it. This theme appears in units or
courses dealing with history, geography, economics, and civics
and government. It draws upon several scholarly fields from the
natural and physical sciences, social sciences, and the
humanities for specific examples of issues as well as the
knowledge base for considering responses to the societal issues
related to science and technology.
(Sains, dan aplikasi praktis, teknologi, memiliki pengaruh besar pada
perubahan sosial dan budaya, dan pada cara-cara orang berinteraksi
dengan dunia. Kemajuan ilmiah dan teknologi telah mempengaruhi
hidup selama berabad-abad, dan kehidupan modern, seperti yang kita
tahu, tidak mungkin terjadi tanpa teknologi dan ilmu yang
mendukungnya. Tema ini muncul dalam unit atau program yang
berhubungan dengan sejarah, geografi, ekonomi, dan kewarganegaraan
dan pemerintah. Ini mengacu pada beberapa bidang ilmiah dari ilmu-
ilmu alam dan fisik, ilmu sosial, dan humaniora untuk contoh-contoh
spesifik dari masalah serta basis pengetahuan untuk mempertimbangkan
tanggapan terhadap isu-isu sosial yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi).
9. Global connections
Global connections have intensified and accelerated the
changes faced at the local, national, and international levels.
The effects are evident in rapidly changing social, economic,
and political institutions and systems. Connections among
nations and regions of the world provide opportunities as well
as uncertainties. The realities of global interdependence require
deeper understanding of the increasing and diverse global
connections among world societies and regions. Analyses of the
costs and benefits of increased global connections, and
evaluations of the tensions between national interests and global
priorities, contribute to the development of possible solutions to
persistent and emerging global issues. By interpreting the
patterns and relationships of increased global interdependence,
and its implications for different societies, cultures and
institutions, students learn to examine policy alternatives that
have both national and global implications.
48
(Hubungan global telah meningkat dan mempercepat perubahan yang
dihadapi di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Efek yang jelas
dalam berubah dengan cepat lembaga dan sistem sosial, ekonomi, dan
politik. Hubungan antar negara dan wilayah di dunia memberikan
peluang serta ketidakpastian. Realitas saling ketergantungan global
membutuhkan pemahaman yang lebih dalam agar hubungan global kian
meningkat dan beragam di antara masyarakat dunia dan wilayah.
Analisis biaya dan manfaat dari peningkatan hubungan global, dan
evaluasi dari ketegangan antara kepentingan nasional dan prioritas
global, memberikan kontribusi pada pengembangan solusi yang
mungkin untuk isu-isu global yang terus-menerus dan muncul. Dengan
menafsirkan pola dan hubungan peningkatan saling ketergantungan
global, dan implikasinya terhadap masyarakat yang berbeda, budaya
dan lembaga, siswa belajar untuk menguji alternatif kebijakan yang
memiliki implikasi baik nasional dan global)
10. Civic Ideals and practice35
An understanding of civic ideals and practices is critical to full
participation in society and is an essential component of
education for citizenship, which is the central purpose of social
studies. All people have a stake in examining civic ideals and
practices across time and in different societies. Learning how to
apply civic ideals as part of citizen action is essential to the
exercise of democratic freedoms and the pursuit of the common
good. Learning how to apply civic ideals as part of citizen
action is essential to the exercise of democratic freedoms and
the pursuit of the common good.
(Pemahaman tentang cita-cita dan praktek rakyat sangat penting untuk
partisipasi penuh dalam masyarakat dan merupakan komponen penting
dari pendidikan kewarganegaraan, yang merupakan tujuan utama dari
ilmu sosial. Semua orang memiliki kepentingan dalam memeriksa cita-
cita rakyat dan praktek sepanjang waktu dan dalam masyarakat yang
berbeda. Belajar bagaimana menerapkan cita-cita rakyat sebagai bagian
dari aksi warga sangat penting untuk pelaksanaan kebebasan
35
http://www.socialstudies.org/standards/strands
49
demokratis dan mengejar kebaikan bersama. Belajar bagaimana
menerapkan cita-cita rakyat sebagai bagian dari aksi warga sangat
penting untuk pelaksanaan kebebasan demokratis dan mengejar
kebaikan bersama).
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai IPS diatas maka dapat
disimpul-kan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang
mempelajari tentang geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara,
dan sejarah yang berkaitan dengan masa lampau, dapat dimaknai untuk
masa kini dan dapat diantisipasi untuk masa yang akan datang baik secara
regional, nasional maupun global.
b. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan belajar merupakan hasil yang diharapkan setelah proses
pembelajaran berlangsung, dengan adanya pembelajaran IPS diharapkan
akan mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin baik maka siswa akan
semakin berprestasi. Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung tercipta
tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter tersebut.
Guru sangat berpengaruh mengembangkan kemampuan berfikir siswa, sikap
dan nilai diri siswa.
Maka guru dituntut untuk dapat mengetahui perkembangan
siswanya, sejauh mana hasil belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik
dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta
berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi36
.
Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Membekali peserta didik dengan pengetahuan social yang berguna
36
Ibid., hal. 174
50
dalam kehidupan masyarakat;
• Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat;
• Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan
serta berbagai keahlian;
• Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,
dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian
kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan
• Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya
dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya
tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa
harus ditingkatkan.
c. Pengembangan IPS Terpadu di SMP
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi
sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
kehidupan masyarakat.
51
Dalam implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang
mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan
pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu
bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan
berbagai model pembelajaran kurikulum37
.
“Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
impelementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik, baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik”38
.
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik,
dan aktif.
Atas dasar pemikiran di atas, maka dalam rangka implementasi
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta untuk memenuhi
ketercapaian pembelajaran, maka diperlukan pedoman pelaksanaan model
pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs.
Hal ini penting, untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran
yang dapat menjadi acuan dan contoh kongkret dalam kerangka implementasi
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Adapun ruang lingkup penyusunan model pembelajaran IPS terpadu
antara lain mencakup hal-hal berikut: pemetaan kompetensi yang dapat
dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs;
37
Ibid., hal. 193 38
Ibid., hal. 194
52
Pengembangan strategi model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat
SMP/MTs; pengembangan nilai model pembelajaran IPS Terpadu pada
tingkat SMP/MTs; pengembangan contoh model pembelajaran pada tingkat
SMP/MTs untuk kelas VII,VIII, dan IX39
.
Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran
disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu social. Pengembangan
pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil topic dari suatu topic
dari cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan
diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat
dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa
membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai
sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi parawisata,
IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai
disiplin ilmu-ilmu sosial.
Skema berikut memberikan gambaran keterkaitan suatu topic/tema
dengan berbagai disiplin ilmu.
Sejarah Geografi
Kegiatan Ekonomi
Penduduk
Sosiologi Ekonomi
39
Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, hal. 196
No KD: 5.1
5.2 5.3
No KD:6.1
No KD:2.3 2.4
No KD: 6.2
6.3 6.4
53
Gambar 1.2 Model Integrasi IPS berdasarkan Topik/Tema40
Potensi objek wisata Memupuk aspirasi kesenian
Perkembangan masyarakat setempat Asas manfaat terhadap kesejahteraan penduduk
Gambar 1.3 Model Integrasi IPS Berdasarkan Potensi Utama
Gambar 1.4 Model Integrasi IPS Berdasarkan Permasalahan41
40
Ibid., hal. 197 41
Ibid., hal. 198
Geografi (No KD:
1.1, 4.1, 4.2,4.3)
Sosiologi (No KD:2.1)
BALI SEBAGAI
DAERAH TUJUAN
WISATA
Sejarah(No KD: 5.1) Ekonomi(No
KD:6.1,6.2,6.3,6.4)
Faktor Geografi
(No KD: 1.1)
Faktor Ekonomi
(No KD: 4.2)
TKW
Faktor Sosiologis (No
KD: 3.1,3.2) Faktor Historis
(No KD: 2.2)
54
Mata pelajaran IPS di SMP/MTS memiliki beberapa karakteristik
antara lain sebagai berikut:
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
Keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai
masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan42
.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh Iyoh
Maspiroh (106016100561) Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Investigasi Kelompok
(Group Investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem
ekskresi pada manusia (Kuasi Eksperimen di kelas IX SMP Negeri 1 Menes)
dan oleh Sugiyanto (262010731) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga 2012 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V
SD NEGERI 3 Rejosari (Penelitian Tindakan kelas).
42
Ibid., hal. 174
55
C. Kerangka Berpikir
Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu
kewajiban dan wujud keprofesionalan guru. Untuk itu guru harus kreatif
menampilkan model – model pembelajaran yang inovatif yang dapat merangsang
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam sekolah maupun masyarakat
sehingga siswa aktif. Model pembelajaran Kooperatif yaitu adanya suatu kerja
sama kelompok yang saling menunjang untuk keberhasilan individu dan
kelompoknya.
Berdasarkan kerangka berfikir ini maka pembelajaran kooperatif
dipandang mampu memecahkan permasalahan tentang rendahnya hasil belajar
IPS khususnya siswa kelas VII SMP Islamiyah Ciputat Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan.
Langkah Pemecahannya adalah sebagai berikut :
Gambar 1.5 Proses-Proses Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan dengan menggunakan cooperatif
learning tipe Group Investigation akan lebih meningkatkan hasil belajar siswa
pada kelas VII SMP Islamiyah Ciputat.
KONDISI AWAL
1. Pembelajaran belum menggunakan tipe
Group Investigation
2. Nilai Siswa rendah
3. Respon siswa rendah
TINDAKAN
Proses tindakan / pembelajaran menggunakan
tipe Group Investigation
KONDISI AKHIR
Dalam Pembelajaran tipe Group Investigation
1.Kemampuan siswa meningkat
2.Siswa antusias 3. Belajar menjadi menyenangkan
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Islamiyah Ciputat
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013 selama 1
bulan mulai minggu ketiga April 2013 sampai dengan minggu ketiga bulan Mei.
Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus, dengan masing masing siklus
satu kali pertemuan ( 2 X 40 menit ) yang rencana dilaksanakan pada minggu ke
3 bulan April 2013 sampai dengan minggu ke 3 bulan Mei 2013. Selama
penelitian untuk mengamati proses pembelajaran dan membantu pengumpulan
data peneliti dibantu oleh 1 observer teman guru di SMP Islamiyah Ciputat
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Dengan
menggunakan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran semakin meningkat kualitasnya.
57
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian
ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dan dosen, kolaborasi
yang sekaligus peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian
terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-
mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang
dilakukan1.
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan
beberapa siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu
putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana tiap-tiap
siklus terdiri dari empat tahapan, yatiu: Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, dan Observasi. Siklus akan berhenti apabila kriteria
keberhasilan telah tercapai.
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran
yang akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga
peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,
lembar wawancara untuk guru dan siswa, dan soal yang harus dikerjakan oleh
siswa.
b. Tindakan (Acting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat. Observasi
dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan
mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses
1 Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Gaung Persada Press, Jakarta, 2009, hal. 21
58
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru kelas yang
berperan sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator guru membantu peneliti
untuk mengamati dan menilai dalam proses pembelajaran IPS.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan, hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama oleh peneliti dan kolaborator. Sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut juga akan digunakan
sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)2
2 Ibid., hal. 49
Identifikasi
Masalah
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Permasalahan Baru
Hasil Refleksi
Perbaikan Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Dilanjutkan Ke Siklus
Berikut?
Refleksi Pelaksanaan
59
C. Subjek/Partisipasi Yang Terlibat Dalam Penelitian
Subyek penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan tahun pelajaran 2012/2013.
b. Guru mata pelajaran IPS kelas VII sekaligus sebagai observer di SMP
Islamiyah Ciputat.
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian.
Peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator yaitu
peneliti bekerjasama dengan guru dalam hal membuat rancangan pembelajaran,
melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya.
Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam
mengajar dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik
Group Investigation dan mengamati aktivitas belajar IPS siswa selama proses
pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian
pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama
dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan analisis serta evaluasi dan refleksi. Setelah melakukan analisis,
evaluasi, dan refleksi pada siklus I, apabila terdapat indikator keberhasilan belum
tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Jika masih
memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus III, dan
seterusnya. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian Pendahuluan
a) Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap
60
proses pembelajaran IPS pada kelas VII SMP Islamiyah Ciputat. Kegiatan
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran dan aktivitas di dalam kelas pada mata pelajaran IPS.
b) Wawancara dengan guru dan siswa
Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk
mengetahui minat siswa terhadap pelajaran IPS, aktivitas belajar siswa,
dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS di kelas
VII.
2. Kegiatan Penelitian (Siklus I)
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar observasi siswa, pedoman wawancara
untuk guru dan siswa, membuat media/alat pembelajaran, serta soal untuk
tes pada akhir siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan minimal dalam dua siklus kegiatan. Masing-
masing siklus terdiri dari 2 x tatap muka, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan I
a. Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses pem-
belajaran.
b. Guru mengabsensi kehadiran murid.
c. Guru menanyakan kesiapan belajar murid.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi yang
diajarkan.
e. Guru menjelaskan pembelajaran Group Investigation, sehingga
siswa memahami apa yang harus dilakukan setelah proses belajar
berakhir.
f. Melakukan tes awal (pretes), tujuannya untuk mengukur seberapa
jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang
akan di pelajari.
61
g. Guru menjelaskan/ menguraikan materi pelajaran IPS
h. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang
diajarkan
i. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
pertanyaan jika materi yang dijelaskan belum dipahami
j. Guru melakukan umpan balik materi pelajaran kepada murid
k. Guru memberikan penguatan kepada murid
l. Guru mempersiapkan kelas/ murid untuk mensimulasikan Group
Investigation
m. Guru membagi kelompok yang terdiri dari 1 kelompok 4-5 orang
n. Masing-masing kelompok menentukan masalah apa yang akan jadi
bahan penelitian mereka.
o. Guru memperlihatkan berbagai sumber yang dapat digunakan siswa
untuk mempermudah penelitian yang mereka kerjakan.
p. Guru menjelaskan bahwa Group Investigation akan dilaksanakan
pada pertemuan berikutnya
q. Guru menutup pelajaran
2) Pertemuan II
a. Mempersiapkan murid menerima materi pelajaran
b. Menjelaskan kembali materi pelajaran pertemuan I
c. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang
diajarkan
d. Murid melaksanakan Group Investigation
e. Peneliti mengisi lembar observasi selama kegiatan Group
Investigation berjalan
f. Guru memberikan keterangan pada siswa tentang waktu yang
digunakan dalam menyelesaikan penelitian yang dilanjutkan
dengan presentasi masing-masing kelompok.
g. Guru menggunakan lembar kegiatan untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa dalam menjalankan Group Investigation.
62
h. Guru dan siswa berdiskusi merumuskan hasil dari pembelajaran
yang telah dilakukan.
i. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu
seperti yang di rumuskan indikator hasil belajar.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan
pembelajaran berjalan, utamanya saat permainan Group Investigation
terlaksana. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam observasi ini
meliputi :
1. Situasi kegiatan belajar mengajar
2. Keaktifan siswa dalam kelompok
3. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok
4. Sumber referensi yang digunakan
4) Refleksi
Guru menganalisis proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode
Group Investigation, dalam hal ini meningkatnya hasil belajar IPS
murid kelas VII di SMP Islamiyah Ciputat. Refleksi yang dilakukan
pada siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan dalam
siklus II. Hanya saja, pada siklus dua tindakan yang dilakukan
merupakan revisi atau tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran
sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran IPS secara maksimal,
dalam hal ini pembelajaran Group Investigations berhasil
meningkatkan hasil belajar IPS itu sendiri.
63
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan teknik Group Investigation diharapakan dapat
meningkatnya hasil belajar IPS siswa. Adapun ketuntasan belajar yang
diharapkan mencapai 100% dengan nilai KKM 70.
G. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua macam data, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data kualitatif : Hasil observasi guru pada KBM, hasil observasi aktivitas
belajar IPS siswa, hasil observasi aktifitas diskusi kelompok dan hasil
wawancara guru dan siswa.
2. Data kuantitatif : Nilai tes siswa pada setiap awal dan akhir siklus. Sumber
data dalam penelitian ini adalah guru kelas, siswa dan peneliti.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu :
A. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Tes
awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik sedangkan postest adalah tes yang
dilaksanakan setelah proses pembelajaran dilaksanakan diberikan kepada
peserta didik .
Pretest yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan
bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pengusaan siswa terhadap bahan
pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan posttest yaitu tes yang diberikan
pada setiap akhir program satuan pengajaran, tujuan posttest ialah untuk
mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran
setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.
64
B. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Lembar Observasi
“Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu”3.
Pengumpulan data dengan observasi dilakukan melalui
pengamatan secara cermat dan teliti. Pengertian lain observasi adalah
pengamatan atau penginderaan secara khusus dengan penuh perhatian dan
keuletan, sehingga objek yang tanpa observasi tidak bisa terungkap
datanya menjadi terungkap datanya4.
Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan
pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.
Lembar observasi ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi guru
dalam belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Lembar observasi guru dalam belajar mengajar digunakan
untuk mengetahui proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
Group Investigation, apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar
observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk
mengatasi pembelajaran di kelas.
• Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini berisikan tentang kegiatan-kegiatan yang
terjadi ketika pembelajaran berlangsung di lapangan. Catatan lapangan
digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran
berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di
3 Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal. 153
4 Ali, Mohammad, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Pustaka Cendekia Utama, 2010,
hal. 286
65
kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan
aspek lainnya yang perlu dicatat.
• Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun dengan guru
mata pelajaran IPS sebelum maupun setelah proses pembelajaran
berakhir. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.
Instrumen wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang
dialami ketika proses pembelajaran terjadi dengan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Teknik Group Investigation. Wawancara tindakan
dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode Group Investigation
terhadap hasil belajar siswa.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara,
membuat catatan lapangan, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil belajar
yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data
terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan
analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan
hasil siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (trustworthiness) Studi
Untuk memperoleh data yang valid, yaitu objektif, sahih dan handal,
maka dalam penelitian ini penulis menganalisis data yang diuji cobakan,
penelitian ini mengadakan beberapa tahap diantaranya:
1. Uji Validitas
Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah
memenuhi pra syaratan tes, yakni memiliki validitas dan realibilitas yang
baik.
66
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes
telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas juga bermakna suatu
ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrument. Untuk
mengetahui validitas instrumen soal maka digunakan rumus korelasi point
Biserial5.
rpbis = m p - m t p
√
SDt q
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi biserial
Mp = Rerata skor pada subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = Mean Skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes
SDt = Standar Deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta tes yang menjawab betul
q = Proporsi peserta tes yang menjawab betul
r>r tabel maka butir soal tersebut valid
r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang
dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang
disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti
apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu
tertentu, maka hasil akan tetap sama. Instrumen disebut reliabel
mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup baik sehingga mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas
instrumen tes hasil belajar siswa Kuder-Richardson (K-R 20) dengan rumus
sebagai berikut6:
r11 = n S2 _ ∑ pq
n-1 s2
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010),
Cet. II, h. 79. 6 Ibid., hal. 100
67
Keterangan:
11 r = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = jumlah butir soal dalam perangkat tes
S = standar deviasi skor-skor tes
p = proporsi subjek yang menjawab item benar
q = Proporsi subjek yang menjawa item salah
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Adapun kriteria pengujiannya adalah :
r11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil
r11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah
r11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang
r11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi
r11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
r>r tabel instrument hasil belajar reliable
r<r tabel instrument hasil belajar tidak reliable
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan
antara keseluruhan siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0.
Semakin besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal
sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit
butir soal.
Jadi, rumus umum indeks kesukaran soal itu adalah7:
P = B
T
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
T = Jumlah seluruh siswa peserta tes
7 Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Tes Hasil Belajar, PT. Raha Grafindo Persada, Jakarta,
1997, hal. 12
68
Kriteria tingkat kesukaran :
0,00 - 0,30 = Sukar
0,30 – 0,70 = Sedang
0,70 – 1,00 = Mudah
4. Daya Pembeda
Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.
Dimana:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut.
Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP
DP ≥ 0,70 Baik sekali (digunakan)
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan)
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
DP < 0,20 Jelek
Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang terbesar sampai
terkecil. Kemudian dari mulai urutan teratas diambil 27% sebagai kelompok
atas dan dari urutan paling bawah diambil 27% sebagai kelompok bawah.
Sehingga banyak siswa kelompok atas = banyaknya siswa kelompok bawah
yaitu na = nb = 5 siswa.
69
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu
peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan
suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar
dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang
ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa
pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses
pembelajaran , catatan lapangan, dan respon siswa terhadap metode pembelajaran
Group Investigation.
Pengujian teknik análisis data menggunakan analisis deskriptif dari
tiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pretest
dan posttest pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap
siklus. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, gain menunjukan
peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh
guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain:
N-Gain = Skor PostTest - Skor Pretest
Skor Maksimal - Skor Pretest
Dengan kategorisasi perolehan:
g-tinggi : nilai (g>) 0,70
g-sedang : nilai 0,70 (<g>) 0,30
g-rendah : nilai (<g) 0,30
L. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian
pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama
dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan,
observasi serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada
siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang
70
ditentukan, maka akan ditindak lanjuti dalam siklus II dengan perencanaan
pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya. Jika hasil penelitian telah
mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian
tindakan kelas berhasil.
71
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat
Berdirinya Yayasan Islamiyah Ciputat diawali dengan berdirinya
PGA Islamiyah yang diprakarsai oleh para pemuda wilayah Ciputat dan
sekitarnya dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan di
wilayah Ciputat dan sekitarnya, selain itu lembaga pendidikan menengah
pada saat itu masih jarang, sehingga masyarakat yang mampu saja yang
dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah yang
terdapat di wilayah Jakarta. Tanggal 25 Mei 1764 lembaga pendidikan
PGA Islamiyah didirikan dan mendapat sambutan yang cukup apresiatif
dari tokoh-tokoh ahlu al sunnah wa al jamaah wilayah Ciputat dan
sekitarnya. PGA Islamiyah terdiri atas Pendidikan Guru Agama Pertama
(PGAP) dengan masa belajar empat tahun dan Pendidikan Guru Agama
Atas (PGAA), dengan masa belajar dua tahun. Pada tahun 1966 didirikan
Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) oleh masyarakat Ciputat
dan sekitarnya dengan Surat Keputusan Lembaga Pendidikan Maarif.
Karena itulah, sekolah ini disebut SKKPNU.
72
Pada tahun 1968 sekolah ini diubah menjadi Sekolah Menengah
Pertama (SMP) yang pada saat sekarang ini menjadi SMP Islamiyah.
Pendirian SMP ini didasari atas pemikiran bahwa Sekolah Menengah
Pertama masih sangat jarang, baik negeri maupun swasta. Berdasarkan
Surat Keputusan nomor 326/I.02.4/R.1983 tentang Pengukuhan Pendirian
SMP Islamiyah Ciputat, sekolah ini dikukuhkan pada 10 Maret 1983,
setelah memenuhi persyaratan untuk mendirikan sekolah.
B. Visi dan Misi Sekolah
Visi
Terdepan dalam Imtaq dan Iptek
Misi
1) Mewujudkan manusia yang memiliki IPTEK.
2) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa.
3) Mewujudkan manusia yang bermoral dan berdisiplin tinggi.
4) Mewujudkan manusia yang berkompetitif.
2. Sarana dan Fasilitas SMP Islamiyah Ciputat
Tabel 4.1
Sarana dan Fasilitas SMP Islamiyah Ciputat
No Nama Jenis Prasarana Kondisi
1 Kelas IX.1 Ruang Kelas Baik
2 Kelas IX.2 Ruang Kelas Baik
3 Kelas IX.3 Ruang Kelas Baik
4 Kelas IX.4 Ruang Kelas Baik
5 Kelas IX.5 Ruang Kelas Baik
6 Kelas VII.1 dan VIII.1 Ruang Kelas Baik
7 Kelas VII.2 dan VIII.2 Ruang Kelas Baik
8 Kelas VII.3 dan VIII.3 Ruang Kelas Baik
73
9 Kelas VII.4 dan VIII.4 Ruang Kelas Baik
10 Kelas VII.5 dan VIII.5 Ruang Kelas Baik
11 Kelas VII.6 dan VIII.6 Ruang Kelas Baik
12 Kelas VII.7 dan VIII.7 Ruang Kelas Baik
13 Lab. Komputer Laboratorium Komputer Baik
14 Hall Mini Lapangan Baik
15 Lapangan Futsal Lapangan Futsal Baik
16 Musholla Tempat Beribadah Baik
17 Ruang TU Ruang Tata Usaha Baik
18 Ruang Guru Ruang Guru Baik
19 Ruang Kepala sekolah Ruang Kepala Sekolah Baik
20 Ruang Yayasan Ruang Yayasan Baik
21 Ruang Osis Ruang Osis Baik
22 Ruang PMR Ruang PMR Baik
23 Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Baik
24 Toilet Guru Toilet Baik
25 Toilet Siswa Toilet Baik
3. Jenis Ekstrakurikuler
Tabel 4.2
Jenis Ekstrakulikuler
No Jenis Kegiatan Keterangan
1 Marawis Baik
2 Pramuka Baik
3 PMR Baik
4 Modern Dance Baik
5 Futsal Baik
6 Basket Baik
74
4. Struktur Organisasi Sekolah
Pada saat ini SMP Islamiyah memiliki struktur organisasi seperti
yang tercantum dalam Tabel 4.3
======
====
====
Keterangan:
== : Garis Konsultasi
: Garis Komando
Tabel 4.3
Ketua Yayasan Islamiyah
Drs. Yakub Sofyan
Komite Sekolah Kepala SMP Islamiyah
Sarmuji, S.Pd
Tata Usaha
Ahmadi
Ida Farida
Wakasek Kurikulum
Sumarja, S.S
Wakasek Kesiswaan
Dra. Wiwin Alawiyah
Pembina Osis
Subhan Prakarsa, S.Pd
Pembina Olahraga
Bagus Hartono, S.Pd
Guru
1. Sarmuji, S.Pd 11. Wiwi Tarwiyah, S.E 21. Mudalih, S.Ag
2. Sumarja, S.S 12. Husen Sakilin, S.Pd 22. Rozikin, S.Pd
3. Dra. Wiwin Alawiyah 13. Hasan Basri, M.Kom 23. Amrullah, S.E
4. Saan Saputra, S.Pd 14. Lina Muzaimah, S.Pd 24. Yuliani, S.Pd
5. Faiz Fiqri, S.Ag 15. Euis Nurmalasari, S.Pd 25. Muawanah,S.Pd
6. Ade Laily, S.Ag 16. Subhan Prakarsa, S.Pd 26. Sri Nurhayati,S.Pd
7. Sri Heriawati, S.Pd 17. Nurwahdah, S.Ag 27. Nining, S.Pd
8. Drs. M.Amim 18. Umi Solikah, S.Pd 28. Sevi Adhianti, S.Pd
9.Ahmad Juanda, S.E 19. Andi Supendi, S.Pd 29. Sohril, S.Pd
10. Drs. Nana Supriatna 20. Dedi Wahyudi, S.Pd 30. Resi Ayu, S.Pd
Siswa
75
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan atau Hasil Intervensi Tindakan Siklus I
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Islamiyah Ciputat
kelas VII.4 sebanyak 45 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui
pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas VII.4,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi di kelas VII.4 SMP
Islamiyah Ciputat masih menganut model pembelajaran konvensional yaitu
proses pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak
nampak. Pembelajaran juga cenderung hanya lebih banyak menempatkan siswa
pada aktivitas mengisi LKS (Lembar kerja siswa). Pembelajaran konvensional
menganggap guru adalah satu-satunya sumber belajar yang dianggap serba
tahu. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelum melakukan penelitian., dan terbukti saat pelajaran dimulai terdapat
siswa yang tidur, ngobrol bahkan berlari-lari di kelas dan kelihatan sekali
mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
IPS. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa dari hasil wawancara
bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, jenuh, tidak bergairah dan bosan
mengikuti pelajaran, terlebih lagi guru hanya memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), padahal materi tersebut belum
sepenuhnya disampaikan. Hal ini di duga akan mempengaruhi aktivitas belajar
siswa di dalam kelas sehingga siswa tidak aktif dan hasil belajar juga rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti
mencoba menerapkan metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran IPS, yakni metode Group Investigation.Group Investigation
merupakan metode pembelajaran yang menggunakan diskusi kelompok,
Sehingga dapat men-dorong peserta didik untuk aktif dan berani
mengemukakan pendapat. Dengan pembelajaran seperti ini siswa dapat
melakasanakan pembelajaran dengan serius tapi juga menggembirakan serta
tidak ada siswa yang merasa jenuh dan tidur serta mengobrol pada saat
pembelajaran dimulai karena dalam pembelajaran ini seluruh siswa dituntut
76
untuk aktif dan berani mengemukakan jawaban hasil diskusi dari pembahasan
yang diajukan oleh guru.
Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah pembelajaran
kooperatif metode Group Investigation, hasil belajar, materi IPS,serta aktivitas
dan sikap siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing
siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau
pengamatan, dan refleksi. dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi
atau pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti selaku guru IPS
mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal
terhadap proses pembelajaran secara kritis, tujuannya adalah untuk mem-
perbaiki proses pembelajaran IPS Terpadu dan meningkatkan hasil belajar
siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata
pelajaran IPS Terpadu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media
pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar , lembar observasi
aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar
wawancara dan lembar angket), dan melakukan uji instrumen.
Pada siklus pertama diawali pertemuan, proses pembelajaran diawali
dengan melaksanakan pre-test selama 15 menit, tujuannya adalah untuk
mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal
yang akan dipelajari. Kemudian guru menyampaikan materi IPS Terpadu
tentang Ekonomi, lalu guru membagi siswa dalam 8 kelompok, proses
pembuatan kelompok ini dilakukan dengan cara menyenangkan, setelah
terbentuk sebuah kelompok-kelompok belajar kemudian setiap kelompok
mendiskusikan bersama-sama, kemudian setiap kelompok membuat
kesimpulan, selanjutnya setiap kelompok harus mengirim 1 orang untuk
menjelaskan hasil diskusinya di depan kepada seluruh siswa di kelas. Terakhir
adalah tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru IPS Terpadu
yang bertugas sebagai observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sesuai atau belum dengan
konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan
77
indikator keberhasilan. Tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang diberikan di siklus berikutnya. Melalui
refleksi, berbagai kendala yang muncul saat proses pembelajaran didiskusikan
untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran IPS Terpadu.
Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran di antaranya adalah
beberapa siswa belum berperan aktif dalam kerja kelompok, sebagian
kelompok tidak fokus dalam melakukan tugas sehingga tanggung jawab setiap
kelompok kurang.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I,
peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan ke siklus II karena dirasakan
belum berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif metode Group
Investigation pada pelajaran IPS Terpadu, selain itu hasil belajar siswa pun
masih perlu ditingkatkan. Meski demikian, sebagian besar siswa terlihat senang
dan semangat ketika belajar IPS Terpadu dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif metode Group Investigation.
Pada siklus kedua, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan
perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus
I. Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran
yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada
tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran IPS Terpadu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat handout terkait dengan materi
yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa. Pada siklus II ini
proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 15 menit, tujuannya seperti
tertulis pada siklus I adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah
memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Kemudian guru
menjelaskan mengenai materi pokok yang akan dipelajari disertai dengan
contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan. Selanjutnya siswa
membahas permasalahan yang diajukan guru melalui diskusi kelompok.
Permasalahan yang dibahas dalam kelompok tidak menyimpang dari materi
78
yang diajarkan. Proses pembelajaran ini berlangsung 40 menit. Kemudian
siswa mempersentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Diakhiri oleh pos-test
untuk pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran metode group
investigation.
Tahap terakhir adalah analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama
guru pendamping menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran
pada sisklus II, tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan
konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan
indikator keberhasilan. Proses pembelajaran kooperatif dengan memakai
metode Group Investigation sudah berjalan dengan baik meskipun belum
mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil. Hal
tersebut sudah dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar IPS siswa.
Peneliti merasa tindakannya sudah mencapai indikator keberhasilan, sehingga
penelitian dihentikan di siklus II.
C. Instrumen Data
Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS siswa pada
masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 14 soal, yang berasal dari 20
soal dan siklus II berjumlah 16 soal yang berasal dari 20 soal, yang diujikan
terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses
pengambilan data hasil belajar IPS pada masing-masing instrumen melalui
pretes dan postes yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam tiap siklus.
Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah
mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian,
yaitu dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I
didapatkan 14 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13,
14, 15, dan 20. Sedangkan pada siklus II didapatkan 16 soal yang valid yakni
nomor 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 39 dan 40.
Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan
rumus Kuder-Richardson (K-R 20). Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,67
(kriteria tinggi), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya adalah 0,67
79
(kriteria tinggi). Reliabilitas pada sikus I dan siklus II menunjukkan pada satu
pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.
D. Analisis Data
1. Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe group investigation pada materi ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil belajar (pre-test dan pos-test)
pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siklus 1
No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan
1 Abril M. Farhan 64 71 0,19 Rendah
2 Aditia Saputra 64 85 0,53 Sedang
3 Ajeng Prihatini 50 64 0,28 Rendah
4 Aldi Gunawan 42 71 0,50 Sedang
5 Alfira Amelia 35 64 0,44 Sedang
6 Alina Nur Azizah 64 71 0,19 Rendah
7 Alisa Purnama 42 57 0,25 Rendah
8 Alvan Maulana 64 71 0,19 Rendah
9 Alvin Andriansyah 57 64 0,19 Rendah
10 Alvis Nhovrado F 57 71 0,32 Sedang
11 Ananda Aulia R 42 64 0,37 Sedang
12 Aurelia Serahayu 50 64 0,28 Rendah
13 Ayu Pratiwi 50 71 0,42 Sedang
14 Bagas Wardoyo 42 71 0,50 Sedang
80
15 Bagus Saputra 57 71 0,32 Sedang
16 Chintya Febriyanti S 57 78 0,48 Sedang
17 Dimas Bagus M 57 85 0,65 Sedang
18 Dwi Ayuni 71 78 0,24 Rendah
19 Haris Fil Ardhi 42 71 0,50 Sedang
20 Herlina 50 71 0,42 Sedang
21 Jimmy Ardian 64 71 0,19 Rendah
22 Larraduta 50 71 0,42 Sedang
23 Lia Apriliani 42 64 0,37 Sedang
24 M. Albani 42 64 0,37 Sedang
25 Mareta Aditia 57 64 0,16 Rendah
26 Maulidina Megawati 64 71 0,19 Rendah
27 Mayestika Ibrhim 57 85 0,65 Sedang
28 Muhamad Faizal 42 71 0,50 Sedang
29 Muhamad Yunus 57 71 0,32 Sedang
30 Muhammad Fahrizal 57 78 0,48 Sedang
31 Rafli Ramadan 50 78 0,56 Sedang
32 Rico Saputra 50 78 0,56 Sedang
33 Rifa Erfanda Saputra 50 74 0,48 Sedang
34 Rizul Rusliyansah 50 64 0,28 Rendah
35 Rohana 57 85 0,65 Sedang
36 Salwa Eka Putri 57 85 0,65 Sedang
37 Septianti Vita A 35 64 0,44 Sedang
38 Shella Ismi Aulia 42 71 0,50 Sedang
39 Siti Yulianti 50 64 0,28 Sedang
40 Tendi Mukhlis F 35 64 0,44 Sedang
41 Tuti Nuraliyah 35 57 0,33 Sedang
42 Wahyu Dwi Saputra 71 78 0,24 Rendah
43 Wahyu Maulana 64 92 0,77 Tinggi
44 Winda Astri Yani 50 71 0,42 Sedang
81
45 Yana Heryana 64 71 0,19 Rendah
Jumlah 2040 3219 20,76
Rata-rata 45,33 71,53 0,59
Rendah 31,11 %
Sedang 66,67 %
Tinggi 2,22 %
Berdasarkan Tabel 4.4 agar lebih jelas hasil belajar IPS yang di peroleh
siswa, dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.
Grafik 4.1
N-Gain Siklus 1
0
10
20
30
40
50
60
70
Rendah Sedang Tinggi
Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus 1 masih harus ditingkatkan karena masih banyak
nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 14 Siswa N-Gainnya tergolong
rendah dengan presentasi 31,11%, 30 siswa N-Gainnya tergolong sedang
dengan presentasi 66,67% dan 1 orang N-Gainnya tergolong tinggi dengan
82
presentasi 2,22%. Dalam siklus ini siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM 65 dengan presentasi 31,11% dan siswa yang mendapatkan nilai di atas
KKM 65 dengan presentasi 68,89%. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-
rata nilai pretes yaitu 45,33 dan rata-rata nilai postes 71,53. Proses pembelajaran
metode Group Investigation dilanjutkan ke siklus 2 dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar IPS siswa karena masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai rendah.
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus 2
No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan
1 Abril M. Farhan 50 87 0,74 Tinggi
2 Aditia Saputra 56 81 0,56 Sedang
3 Ajeng Prihatini 25 81 0,74 Tinggi
4 Aldi Gunawan 31 75 0,63 Sedang
5 Alfira Amelia 43 75 0,56 Sedang
6 Alina Nur Azizah 75 81 0,24 Rendah
7 Alisa Purnama 25 75 0,67 Sedang
8 Alvan Maulana 25 75 0,67 Sedang
9 Alvin Andriansyah 68 75 0,58 Sedang
10 Alvis Nhovrado F 37 81 0,69 Sedang
11 Ananda Aulia R 25 75 0,67 Sedang
12 Aurelia Serahayu 62 75 0,34 Sedang
13 Ayu Pratiwi 68 81 0,40 Sedang
14 Bagas Wardoyo 37 81 0,69 Sedang
15 Bagus Saputra 25 75 0,67 Sedang
16 Chintya Febriyanti S 43 87 0,77 Tinggi
17 Dimas Bagus M 50 81 0,62 Sedang
18 Dwi Ayuni 75 87 0,48 Sedang
83
19 Haris Fil Ardhi 31 81 0,72 Tinggi
20 Herlina 50 81 0,62 Sedang
21 Jimmy Ardian 62 81 0,50 Sedang
22 Larraduta 56 87 0,70 Sedang
23 Lia Apriliani 25 75 0,67 Sedang
24 M. Albani 56 87 0,70 Sedang
25 Mareta Aditia 56 81 0,56 Sedang
26 Maulidina Megawati 37 81 0,69 Sedang
27 Mayestika Ibrhim 75 93 0,72 Tinggi
28 Muhamad Faizal 56 75 0,43 Sedang
29 Muhamad Yunus 56 81 0,56 Sedang
30 Muhammad Fahrizal 62 87 0,65 Sedang
31 Rafli Ramadan 50 81 0,62 Sedang
32 Rico Saputra 56 75 0,43 Sedang
33 Rifa Erfanda Saputra 37 75 0,60 Sedang
34 Rizul Rusliyansah 43 75 0,56 Sedang
35 Rohana 62 87 0,65 Sedang
36 Salwa Eka Putri 68 93 0,78 Tinggi
37 Septianti Vita A 68 87 0,60 Sedang
38 Shella Ismi Aulia 56 87 0,70 Sedang
39 Siti Yulianti 25 81 0,74 Tinggi
40 Tendi Mukhlis F 25 75 0,67 Sedang
41 Tuti Nuraliyah 68 87 0,59 Sedang
42 Wahyu Dwi Saputra 56 87 0,70 Sedang
43 Wahyu Maulana 50 75 0,50 Sedang
44 Winda Astri Yani 31 81 0,72 Tinggi
45 Yana Heryana 56 87 0,70 Sedang
Jumlah 2193 3645 27,8
Rata-rata 48,73 81 0,61
Rendah 2,22%
84
Sedang 80%
Tinggi 17,78%
Grafik 4.2
N-Gain Siklus 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Rendah Sedang Tinggi
Hasil Belajar
Hasil belajar ekonomi siswa siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus
1, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai
di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 2,22%, 36
siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 80% dan 8 siswa N-Gainnya tinggi
dengan persentase 17,78%. Dalam siklus ini siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM 65 dengan presentasi 2,2% dan siswa yang mendapatkan nilai di
atas KKM 65 dengan presentasi 97,78%. Rata-rata nilai pretes 48,73 dan nilai
rata-rata postes 81.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel pada siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pretes 1 dengan pretes
2, rata-rata postes 1 dengan rata-rata postes 1. Perincian nilai rata-rata adalah
85
sebagai berikut pretes 1 rata-ratanya 45,33 sedangkan pretes 2 rata-ratanya
48,73. Postes 1 rata-ratanya 71,52 sedangkan postes 2 81. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari nilai normal gain, yakni N-gain 1 0,59 dan N-gain 2
0,61.
Grafik 4.3
Perbandingan N-Gain Siklus 1 dan Siklus 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Rendah Sedang Tinggi
Siklus 1
Siklus 2
Bila dilihat dari Grafik 4.8 di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil
belajar siswa terutama pada siklus 2 yang dimana N-Gain rendah berkurang dan
terjadi peningkatan dalam N-Gain Sedang dan N-Gain Tinggi.
2. Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan
Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 28 Mei 2013 tepatnya akhir
penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan
metode Group Investigation. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi
kriteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar di setiap akhir
siklus.
86
Tabel 4.6
Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan
Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?
Siswa: “Suka, karena dengan belajar IPS saya dapat mengetahui segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengetahuan maupun mengenai masyarakat
dalam sehari-hari.”
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: “Seru dan menyenangkan karena dapat menambah wawasan saya.”
Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?
Siswa:” Senang karena dapat berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok
dengan teman-teman.”
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa:” kompak tapi terkadang ada satu anak yang tidak mau diajak
bekerja sama, sehingga menyulitkan proses belajar terutma ketika
berdiskusi.”
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya
pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ” Sangat Suka karena bila ada yang kesulitan dalam diskusi bisa
bertanya kepada guru.”
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa:” Paham dan bisa dimengerti, bisa dilihat dari nilai saya yang baik.”
Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?
Siswa: “suka karena mudah dimengerti”
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: “sangat seneng, selain metodenya asyik materinya juga lebih mudah
87
dipahami”
Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?
Siswa: “Senang, belajarnya jadi nggak ngebosenin”
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa: “kompak dan saling membantu”
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya
pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: “suka kalau tidak ada guru jadi bingung apa yang harus
dikerjakan”
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa: “Paham dan saya menyukai belajar seperti ini karena membuat
nilai saya naik”
Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?
Siswa: “Saya sangat senang pak.”
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: “Menarik karena saya dapat menambah pengetahuan seputar
pelajarannya.”
Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?
Siswa: “Senang karena seru dan mengasikkan.”
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa: “kompak dan suka karena rame dan jadi menjawab soal ya bisa bareng-
bareng.”
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya
pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: “Suka, karena kalau tidak dibimbing nanti mau tanya sama siapa.”
88
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa: “Saya paham dan nilai saya Alhamdulillah naik”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation lebih disukai siswa dalam memahami materi-materi IPS
Terpadu dan siswa dengan lebih mudah dalam memahami pelajaran. Hasil
belajar IPS siswa pun mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal itu
menunjukkan bahwa penelitian tindakan dengan menggunakan tipe Group
Investigation telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti, karena implikasinya
positif terhadap proses pembelajaran IPS dan hasil belajar siswa.
E. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus-
siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian ini pembelajaran dikelas dilakukan dalam dua siklus. Berikut
adalah pemaparannya..
a) Siklus I
Siklus ini terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi seperti berikut ini.
1. Perencanaan
Pada perencanaan siklus I, sebelum penelitian dilakukan pada
titik yang sebenarnya, penelitian ini memiliki rencana untuk
memperbaiki efektifitas kinerja proses belajar mengajar di dalam kelas,
yang siswanya memiliki kemampuan yang heterogen. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan
persiapan, yaitu:
a. Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat handout mengenai materi Produksi dan Konsumsi
89
c. Menyiapkan instrumen (tes hasil belajar, lembar observasi, catatan
lapangan, lembar wawancara dan angket)
d. Melakukan uji coba instrument
b. Pelaksanaan
Satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan pada pertemuan
pertama pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan rencana. Hal
ini disebabkan:
1. Siswa belum bisa melakukan kerja kelompok dengan baik, disebabkan
masih ada anggota-anggota kelompok yang belum bertanggung jawab
dengan pembagian tugasnya masing-masing.
2. Siswa belum mengetahui secara baik langkah-langkah pembelajaran
dengan tipe Group Investigation.
3. Ketika membuat hasil diskusinya masih kebingungan untuk membuat
intisarinya.
Masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti yang
bertindak sebagai guru, karena tujuan dari penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation adalah untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan cara:
a. Memberikan penjelasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan
tipe Group Investigation.
b. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
tipe Group Investigation.
c. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan intisari atau kesimpulan dari
hasil diskusi kelompok yang akan dilakukan.
Pada pertemuan kedua, siswa mulai terbiasa belajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hal itu
terlihat dengan meningkatnya aktivitas siswa dengan mudah mendapat
pemahaman konsep-konsep IPS yang sedang dipelajarinya.
3. Observasi
90
a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
PBM Siklus 1
No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah
1 Melaksanakan tes awal (pre-test) √ 45
2 Mendengarkan penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru
√
3 Semangat dan antusias mengikuti
kegiatan belajar mengajar
√
4 Komunikasi dan kerjasama sangat
baik dan sempurna pada masing-
masing siswa
√
5 Membuat kelompok belajar √
6 Melakukan diskusi kelompok √
7 Mempersentasikan hasil diskusi √
8 Aktif dan bertanggung jawab dalam
kerja kelompok
√
9 Membuat laporan akhir √
10 Melaksanakan tes akhir √ 45
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
pada pembelajaran ekonomi masih perlu ditingkatkan karena masih
terdapat siswa yang tidak semangat dan antusias mengikuti kegiatan
belajar mengajar walaupun mereka masih mendengarkan penjelasan dari
guru, komunikasi dan kerjasama antar siswa masih kurang, dan dalam
aktif serta bertanggungjawab dalam kerja kelompok belajar masih sangat
kurang.
2. Hasil observasi siklus I mengenai aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar.
91
Tabel 4.8
Aktivitas Guru
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B C K
1
Mengkondisikan situasi pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
√
2 Apersepsi √
3 Membangkitkan minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
√
4 Menyampaikan tujuan dan indikator
yang ingin dicapai
√
5 Penggunaan media atau alat pembelajaran yang
sesuai dengan indikator bahan ajar
√
6 Pemusatan perhatian siswa terhadap
proses pembelajaran
√
7 Teknik menjelaskan/menyampaikan
Materi
√
8 Pengelolaan kegiatan pembelajaran √
9 Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk berfikir
√
10 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengungkapkan jawaban
√
11 Antusias siswa terhadap proses
Pembelajaran
√
12 Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar
siswa
√
13
Kemampuan memberikan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
√
Hasil observasi guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I
masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang memperhatikan jalannya
diskusi kelompok dan cenderung memperhatikan kelompok putri, kurang
memberikan pengarahan tentang jalannya pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation akhirnya siswa merasa kesusahan dalam menulis
akhir diskusi.
3. Hasil evaluasi siklus I mengenai penguasaan konsep siswa terhadap
materi pembelajaran.
92
Tabel 4.9
Kegiatan Pembelajaran
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B C K
1 Guru menyampaikan materi yang akan
diajarkan
√
2 Guru melakukan tanya jawab √
3 Guru menyiapkan tipe Group Investigation
dengan membentuk kelompok.
√
4
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya
√
5
Setelah selesai membaca buku dan
mempelajarinya guru mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya.
√
6 Guru membentuk beberapa kelompok √
7 Guru Membagi Materi yang akan di bahas
dalam kelompok
√
8
Guru menyuruh maju perwakilan dari
kelompok siswa untuk mempersentasikan hasil
diskusi
√
9
Setelah semua mendapat giliran
mempersentasikan hasil diskusi. Guru dan
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
√
10
Guru memberikan tugas kepada masing-masing
kelompok siswa mencari bahan untuk dijadikan
sumber buat diskusi pertemuan selanjutnya
√
Aktifitas siswa pada siklus satu pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation ini belum memuaskan karena masih kurang bisa
membawa siswa untuk aktif berdiskusi dan masih banyak siswa yang
belum mengerti tentang metode pembelajaran Group Investigation yang
sedang mereka jalani.
Penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran masih
tergolong rendah. Dari skor ideal hasil belajar 100% skor perolehan rata-
rata pre-test hanya 45,33 dan saat pos-test 71,53, N-Gain siklus I hanya
0,59.
93
d. Refleksi
Pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki ketika memberi tindakan di siklus II. Adapun kegagalan yang
terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah pada pendekatan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
2. Suasana belajar masih kurang tertib dengan adanya siswa yang belum
melakukan pembelajaran kelompok dengan baik.
3. Siswa kurang serius untuk mengikuti proses pembelajaran kooperatif
dengan tipe Group Investigation.
4. Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih
rendah.
5. Pemusatan perhatian belajar siswa harus lebih ditingkatkan.
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus
diperbaiki dalam pemberian tindakan guru kepada siswa. Untuk
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II perlu dibuat
pengembangan perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi dari
siklus I.
2. Siklus II
Seperti pada siklus I, siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka perencanaan di siklus
2 ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai
perencanaannya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Meningkatkan aktivitas pengajaran yang mengarah kepada pembelajaran
94
kooperatif dengan tipe Group Investigation
3. Memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
4. Lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada setiap kelompok,
tujuannya agar seluruh siswa mudah untuk memahami materi sehingga
dapat membuat hasil diskusinya dengan baik.
5. Mengamati kesulitan belajar agar siswa mudah memahami materi
pembelajaran, dengan begitu pemahaman konsep siswa pun akan
meningkat.
b. Pelaksanaan
1. Suasana pelaksanaan sudah lebih mengarah kepada pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation. Siswa lebih antusias,
aktif, dan kerja sama kelompoknya mulai membaik sehingga tanggung
jawab setiap anak tumbuh dan pemahaman terhadap materi semakin
baik.
2. Suasana pembelajaran yang kooperatif dan efektif sudah mulai terlihat.
3. Sebagian besar siswa merasa termotivasi belajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation
c. Observasi
1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
PBM Siklus 2
No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah
1 Melaksanakan tes awal (pre-test) √ 45
2 Mendengarkan penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru
√
3 Semangat dan antusias mengikuti
kegiatan belajar mengajar
√
4 Komunikasi dan kerjasama sangat
baik dan sempurna pada masing-
masing siswa
√
95
5 Membuat kelompok belajar √
6 Melakukan diskusi kelompok √
7 Mempersentasikan hasil diskusi √
8 Aktif dan bertanggung jawab dalam
kerja kelompok
√
9 Membuat laporan akhir √
10 Melaksanakan tes akhir √ 45
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
siswa semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada
pembelajaran IPS di siklus 1.
2. Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar.
Tabel 4.11
Aktivitas Guru
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B C K
1
Mengkondisikan situasi pembelajaran dan
kesiapan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
√
2 Apersepsi √
3 Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu
siswa (motivasi)
√
4 Menyampaikan tujuan dan indicator yang ingin
dicapai
√
5 Penggunaan media atau alat pembelajaran yang
sesuai dengan indikator bahan ajar
√
6 Pemusatan perhatian siswa terhadap proses
pembelajaran
√
7 Teknik menjelaskan/menyampaikan materi √
8 Pengelolaan kegiatan pembelajaran √
9 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
berfikir
√
10 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengungkapkan jawaban
√
11 Antusias siswa terhadap proses pembelajaran √
12 Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar
siswa
√
96
13
Kemampuan memberikan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
√
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
guru semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas guru pada
pembelajaran IPS di siklus I.
3. Hasil evaluasi siklus II mengenai penguasaan konsep siswa terhadap
materi pembelajaran.
Tabel 4.12
Kegiatan Pembelajaran
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B C K
1 Guru menyampaikan materi yang akan
diajarkan
√
2 Guru melakukan tanya jawab √
3 Guru menyiapkan tipe Group Investigation
dengan membentuk kelompok.
√
4
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya
√
5
Setelah selesai membaca buku dan
mempelajarinya guru mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya.
√
6 Guru membentuk beberapa kelompok √
7 Guru Membagi Materi yang akan di bahas
dalam kelompok
√
8
Guru menyuruh maju perwakilan dari
kelompok siswa untuk mempersentasikan hasil
diskusi
√
9
Setelah semua mendapat giliran
mempersentasikan hasil diskusi. Guru dan
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
√
10
Guru memberikan tugas kepada masing-masing
kelompok siswa mencari bahan untuk dijadikan
sumber buat diskusi pertemuan selanjutnya
√
97
Aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaraan kooperatif tipe Group Investigation sudah baik dan sudah
optimal,ditandai dengan sudah banyak siswa yang mengerti tentang materi
yang di ajarkan.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat
disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai
berikut:
a. Aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan
serta lebih meningkatkan suasana belajar yang tenang, efektif dan
menyenangkan.
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan tipe Group
Investigation sudah meningkat karena semua siswa sudah aktif
berbicara, mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab
pertanyaan dari guru.
c. Meningkatnya nilai N-Gain siklus 1 yaitu 0,59 meningkat pada siklus 2
menjadi 0,61.
d. Hasil belajar ekonomi siswa siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah
dengan persentase 2,22%, 36 siswa N-Gainnya sedang dengan
persentase 80% dan 8 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase
17,78%. Rata-rata nilai pretes 48,73 dan nilai rata-rata postes 81.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus 2 mengalami peningkatan.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi,
wawancara, catatan lapangan, dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi
didiskusikan dengan guru kolaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi
dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan
98
hasil lembar observasi dengan hasil catatan lapangan peneliti. Setiap akhir
siklus 1 dan 2 dilakukan akumulasi hasil lembar observasi, peneliti
membandingkan serta menganalisis hasil lembar observasi siklus 1 dan
siklus 2.
Hasil wawancara ditulis secara rinci sehingga memudahkan peneliti
dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibaca secara berulang
oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil
wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan
catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan
hasil wawancara dengan guru kolaborator. Tes hasil belajar yang digunakan
peneliti sudah diuji validitas dan realibilitasnya, dimana tes hasil belajar
digunakan peneliti untuk pretest dan posttest terhadap siswa untuk melihat
perkembangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation digunakan.
G. Pembahasan Temuan Penelitian
Proses Pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa
kelas VII-4 SMP Islamiyah Ciputat adalah menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation. Sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation,
proses pembelajaran IPS lebih didominasi oleh guru. Sehingga siswa kurang
aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya kreatifnya guru dalam
menggunakan model pembelajaran yang variatif.
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation
adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
dengan tipe Group Investigation terdiri dari beberapa tahap yaitu: Perencanaan
(Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi
(Reflecting).
99
Hasil pengamatan melalui lembar observasi dan hasil wawancara
dengan guru dan siswa pada penelitian ini menunjukan bahwa siswa
menyenangi proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation. Model Pembelajaran Kooperatif
dengan tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran dengan
menggunakan menggunakan teknik ini siswa menjadi lebih aktif karena
diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas soal
yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar pikiran dengan
kelompok lain. Sehingga Model Pembelajaran Kooperatif dengan tipe Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini berbeda dengan
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada saat pengamatan. Banyak
siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang ramai, kurang
memperhatikan penjelasan dari guru, dan siswa belum mengerti terhadap
pembelajaran yang dilakukan karena belum terbiasa dan siswa banyak
bercanda, bercerita dengan teman lain.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angket
dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran
IPS siswa diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh sehingga mengurangi
daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan
sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti
mengobrol, tidur, bahkan sampai ada yang berlari-lari di kelas, siswa masih
merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami IPS.
Masalah-masalah tersebut diatas akan menghambat siswa dalam
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pada akhirnya hasil belajar
ekonomi yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak
memuaskan.
Pada siklus I, mayoritas siswa belum memahami langkah-langkah
pembelajaran tipe Group Investigation, sehingga siswa kurang percaya diri
dan kurang berani dalam menjawab pertanyaan dari guru, dengan demikian
pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian
100
besar siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru adalah mereka yang
memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang berprestasi rendah
cenderung pasif. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan metode
pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain adanya perbandingan
peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada
siklus 1 dari 14 siswa dengan persentase 31,11% sedangkan pada siklus 2
menjadi 1 siswa dengan presentase 2,22%. Meningkatnya siswa yang N-
Gainnya sedang yaitu pada siklus 1 dari 30 siswa dengan persentase 66,67%
sedangkan pada siklus 2 menjadi menjadi 36 siswa dengan persentase 80%.
Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus 1 dari 1 siswa
dengan persentase 2,22% sedangkan pada siklus 2 menjadi 8 siswa dengan
persentase 17,78%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pretes siklus 1
dan postes siklus 2 yaitu rata-rata pretes siklus 1 45,33, sedangkan rata-rata
pretes siklus 2 48,73 dan rata-rata postes siklus 1 71,52, sedangkan rata-rata
postes siklus 2 81. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus 1 yaitu 0,59
meningkat pada siklus 2 menjadi 0,61.
Siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation yang diterapkan karena siswa
dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang
diajarkan. Siswa juga merasa senang dengan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe Group Investigation karena dapat memudahkan siswa dalam
menyerap materi yang diajarkan. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe
Group Investigation dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab
siswa.
Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan tipe Group Investigation lebih
memudahkan pemahaman materi IPS dan membangkitkan semangat belajar
siswa karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan
dari guru.
101
Hal ini dibuktikan dengan dengan adanya peningkatan penguasaan
konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa dan keaktifan
siswa di kelompok kelas pada saat proses pembelajaran. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tipe Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan motivasi belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran IPS.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh
Iyoh Maspiroh (106016100561) Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Investigasi Kelompok
(Group Investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem
ekskresi pada manusia (Kuasi Eksperimen di kelas IX SMP Negeri 1 Menes)
dan oleh Sugiyanto (262010731) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga 2012 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V
SD Negeri 3 Rejosari (Penelitian Tindakan kelas).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pengujian statistik
yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dapat mempengaruhi siswa yang terlihat
aktif dalam belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Pembelajaraan Kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VII SMP
Islamiyah Ciputat dengan nilai KKM 65. Dalam siklus 1 masih banyak siswa
yang mendapatkan nilai di bawah KKM 65 dengan presentasi 31,11%
sebanyak 14 orang dan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 65 dengan
presentasi 68,89% sebanyak 31 orang. Dalam siklus 2 terjadi peningkatan
yang dilihat dari berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM
65 dengan presentasi 2,22% sebanyak 1 orang dan meningkatnya siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM 65 dengan presentasi 97,78% sebanyak 44
orang. Hal ini juga berdasarkan hasil perhitungan dari siklus 1 (satu) yang
nilai postestnya 71,53 meningkat pada siklus 2 (dua) nilai posttestnya yaitu
81. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
belajar IPS, sehingga siswa mampu mencapai hasil yang terbaik. Metode
pembelajaran kooperatif dengan Tipe Group Investigation juga dapat
menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa.
103
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru diharapkan mempunyai keyakinan bahwa setiap siswa
dapat belajar dan dapat mencapai hasil yang baik sehingga dapat
meningkatkan pemahaman terhadap konsep/materi pelajaran.
2. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada
pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Group
Investigation sehingga proses pembelajaran IPS dapat berjalan secara
efektif.
3. Diharapkan bagi para pendidik dapat memilih metode atau cara
mengajar yang tepat, agar dapat memicu semangat dalam kegiatan
proses belajar mengajar dapat menumbuhkan minat dan motivasi
dalam mengikuti pelajaran, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Metode pembelajaran kooperastif tipe Group Investigation tidak
hanya dapat digunakan pada mata pelajaran IPS namun mata pelajaran
lain karena metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
sesuai untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku:
Ali, Mohammad, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Pustaka Cendekia
Utama, 2010, hal. 286.
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.
298.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal. 27.
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta,
2008, hal. xiv.
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Gaung Persada Press, Jakarta, 2009, hal. 21.
Mulyasa, Edi, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005,
hal 35.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 49.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), Cet. II, h. 79.
Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Tes Hasil Belajar, PT. Raha Grafindo Persada,
Jakarta, 1997, hal. 12.
Sharan, Shlomo, The Handbook of Cooperatife Learning, Familia, Jakarta, 2012, hal.
168.
Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal.2-11.
Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal 172.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Gaung Persada Press, Jakarta, 2010,
hal. 75.
Referensi Internet:
Akhmad sudrajat, penilaian hasil belajar, artikel di akses pada Senin 29 April 2013
dari: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-
hasil-belajar/.
Feri Hidayat, Upaya meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dari
http://tamanrumputilalang.blogspot.com/2013/12/upaya-
meningkatkan-hasil-belajar-siswa.html. Artikel di akses pada Senin
29 April 2013.
Hidayat Huang, uji tingkat kesukaran soal dan daya pembeda, artikel di akses pada
Jum’at 13 Februari 2015 dari: http://www.globalstatistik.com/uji-
tingkat-kesukaran-soal-dan-daya-pembeda
Indra munawar, hasil belajar pengertian dan definisi, artikel di akses pada Senin 29
April 2013 dari: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-
belajar-pengertian-dan-definisi.
Jacobsen, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada senin 12 Februari 2013 dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif.
Mad Yani, Kurikulum Pendidikan IPS. diakses pada Selasa 30 April 2013 dari:
http://adlilfirdaus.blogspot.com/2013/01/makalah-kurikulum-
pendidikan-ips.html.
Massofa, latar belakang lahirnya ips di indonesia dari
http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/latar-belakang-lahirnya-
ips-di-indonesia/. Artikel ini diakses pada selasa 30 April 2013.
Muhammad Faiq Dzaki, pembelajaran kooperatif, dari:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/pembelajaran-
kooperatif-cooperative.html. artikel di akses pada Senin 29 April
2013
Social Studies, Artikel ini diakses pada Selasa 30 April 2013 dari:
http://www.socialstudies.org/standards/strands.
Syarif, Tujuan pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada Senin 29 April 2013
dari: http://www.syafir.com/tujuan-pembelajaran-kooperatif.
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-
pembelajaran.html. Artikel ini diakses pada tanggal 17 Februari
2015.
Lampiran 2
RPP Pertemuan Pertama Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2X40 menit
Siklus : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang
meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi
barang/jasa
Indikator : 1 . M e ndefinisikan pengertian kegiatan ekonomi
2. Mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi
3. Mendefinisikan pengertian konsumsi
4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi
5. Mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif
perilaku konsumtif
6. Menjelaskan macam- macam kegiatan konsumsi
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian kegiatan ekonomi
2. Siswa dapat mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi
3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian konsumsi
4. Siswa dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
5. Siswa dapat mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif perilaku
konsumtif
6. Siswa dapat Menjelaskan macam-macam kegiatan konsumsi
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,
tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian
B. Materi Pokok
Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter
1 Pendahuluan
a. Apersepsi
Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan
kepada para siswa beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan ekonomi.
b. Memotivasi
Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan
ekonomi yang ada di sekitar sekolah
c. Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi
masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.
5 menit
Disiplin
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melakukan tes awal (Pretest)
b.Guru menjelaskan/ menguraikan materi ekonomi
c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran
yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:
rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung
jawab.);
60 menit
Mandiri,
d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada materi yang belum
dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,
rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
e. Guru melaksanakan metode group investigation
f. Guru membagi siswa ke dalam 10 kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang. (nilai yang
ditanamkan: Toleransi, rasa ingin tahu,,
tanggung Jawab.)
g. Guru memaparkan beberapa tugas yang akan
didiskusikan kepada kelompok
h. Setiap kelompok memilih satu tugas yang akan
didiskusikan
i. Guru memberikan sumber-sumber yang
diperlukan untuk membantu kelompok
memecahkan dan mendiskusikan tugas yang
telah dipilih
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, Rasa ingin tahu)
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, tanggung jawab.)
kreatif,
dan
ketelitian
Rasa ingin
tahu,
kreatif
dan
mandiri.
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai pelajaran yang telah diajarkan
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
c. Guru menutup Pelajaran
5 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk SLTP kelas I, penerbit Yudhistira.
- Buku lain yang relevan
Media :-Papan tulis
-Spidol
- Alat-alat tulis
- Lembar soal
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).
2. Bentuk Instrumen
Tes Tertulis pilihan ganda.
3. Penilaian Diskusi kelompok.
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai
Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6
Keterangan: Rentang skor : 1—5
A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik
B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik
C. Pemikiran 12-17 = Cukup
D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang
E. Keberanian tampil
F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.
Jakarta, 13 Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo
NIP
RPP Pertemuan Kedua Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2X40 menit
Siklus : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang
meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi
barang/jasa
Indikator : 1 . Mendefinisikan pengertian kegiatan ekonomi
2. Mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi
3. Mendefinisikan pengertian konsumsi
4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi
5. Mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif
perilaku konsumtif
6. Menjelaskan macam- macam kegiatan konsumsi
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian kegiatan ekonomi
2. Siswa dapat mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi
3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian konsumsi
4. Siswa dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
5. Siswa dapat mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif perilaku
konsumtif
6. Siswa dapat Menjelaskan macam-macam kegiatan konsumsi
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,
tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian
B. Materi Pokok
Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter
1 Pendahuluan
a. Apersepsi
Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan
kepada para siswa beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan ekonomi.
b. Memotivasi
Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan
ekonomi yang ada di sekitar sekolah
c. Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi
masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.
5 menit
Disiplin
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.Guru menjelaskan/ menguraikan kembali materi
ekonomi yang telah dijelaskan di pertemuan
pertama.
c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran
yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:
rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung
jawab.);
d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada materi yang belum
dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,
rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
e. Guru melaksanakan metode group investigation
f. Guru mempersiapkan dan menempatkan
kelompok yang pada pertemuan pertama sudah
di bentuk agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik(nilai yang ditanamkan: Toleransi,
rasa ingin tahu, tanggung Jawab.)
g. Siswa melanjutkan proses diskusi yang belum
selesai di pertemuan pertama.
h. Guru membimbing masing-masing kelompok
dan memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya apabila ada kesulitan dalam proses
diskusi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, Rasa ingin tahu)
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, tanggung jawab.)
c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di kelas
45 menit
Mandiri,
kreatif,
dan
ketelitian
Rasa ingin
tahu,
kreatif
dan
mandiri.
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai pelajaran yang telah diajarkan
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
c. Guru Melakukan Post-Test untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah di ajarkan.
20 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk SLTP kelas I, penerbit Yudhistira.
- Buku lain yang relevan
Media :-Papan tulis
-Spidol
- Alat-alat tulis
- Lembar soal
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).
2. Bentuk Instrumen
Tes Tertulis pilihan ganda.
3. Penilaian Diskusi kelompok.
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai
Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6
Keterangan: Rentang skor : 1—5
A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik
B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik
C. Pemikiran 12-17 = Cukup
D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang
E. Keberanian tampil
F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.
Jakarta, 13 Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo
NIP
Lampiran 25
MATERI POKOK KEGIATAN EKONOMI SIKLUS 1
A. Kegiatan Pokok Ekonomi
Amatilah buku IPS yang ada di tanganmu. Dari manakah kamu
memperolehnya? Mungkin kamu membelinya di toko buku. Dari manakah
toko buku mendapat buku itu? Dari penerbit. Dari mana penerbit
mendapatkan buku itu? Dari percetakan. Dari mana penerbit memperoleh
naskah buku itu? Dari penulis. Panjang, bukan, perjalanan buku itu untuk
sampai ke tangan kamu.
Mengingat panjangnya rangkaian suatu kegiatan ekonomi seperti
yang dicontohkan, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kegiatan
pokok ekonomi yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan
distribusi,. Dari contoh di atas, kamu sebagai pemakai buku dinamakan
konsumen, toko buku merupakan distributor, dan penerbit merupakan
produsen.
Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya pada dasarnya
merupakan kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan
didorong oleh motif ekonomi tertentu, serta menuntut penerapan prinsip
ekonomi.
Pada dasarnya kegiatan ekonomi dilakukan oleh para pelaku
ekonomi. Adapun para pelaku ekonomi itu sendiri terdiri atas rumah tangga
produsen yang memproduksi barang, rumah tangga konsumen yang
mengonsumsi barang, rumah tangga pemerintah yang mengeluarkan kebijakan
ekonomi, dan rumah tangga luar negeri yang turut serta dalam kegiatan
ekonomi berupa ekspor impor. Keempat pelaku ekonomi tersebut akan saling
berhubungan dengan cara melakukan berbagai transaksi sehingga terciptalah
apa yang disebut dengan arus barang dan arus uang.
B. Konsumsi
1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan nilai
guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara
perorangan maupun bersama-sama.
Pihak atau orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut
konsumen. Kegiatan konsumsi dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu konsumsi barang dan konsumsi jasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah konsumsi biasa dihubungkan
dengan makanan dan minuman yang diperlukan dalam kegiatan tertentu.
Contohnya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar biasa diadakan seksi
konsumsi yang mengurus makanan dan minuman.
2. Tujuan Kegiatan Konsumsi
Untuk mempertahankan hidupnya, setiap orang pasti tidak akan
terlepas dari kegiatan konsumsi. Dengan demikian, tujuan kegiatan
konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara
langsung agar ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Setiap penggunaan barang yang bukan untuk tujuan konsumsi tidak
dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi. Misalnya, kita membeli komputer
tetapi untuk direntalkan kepada orang lain, maka itu bukan termasuk
kegiatan dan barang konsumsi. Akan tetapi, jika digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sendiri, komputer tersebut merupakan barang konsumsi.
Kemudian, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap orang akan
berusaha untuk mencapai kepuasan yang maksimal dan untuk mencapainya,
maka setiap orang akan mencari kombinasi atau gabungan terbaik dari
barang dan jasa yang akan dikonsumsinya.
Tingkat kepuasan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya
berbeda-beda bergantung pada berbagai faktor, seperti jenis kelamin,
pendidikan, usia, dan pendapatannya. Perbedaan pemenuhan kebutuhan
konsumsi seseorang disebut pola perilaku konsumsi.
3. Aspek Positif dan Negatif Kegiatan Konsumsi
Dalam melakukan tindakan ekonomi termasuk di dalamnya
kegiatan konsumsi. Setiap orang biasanya dikamusi oleh prinsip ekonomi
dan motif ekonomi. Misalnya, ketika seseorang membeli suatu barang pasti
ingin barang kualitas baik dan harganya murah. Di samping itu, biasanya
orang akan melakukan kegiatan konsumsi kalau kebutuhan terhadap barang
tersebut tidak bisa ditunda.
Perilaku konsumsi seseorang akan memiliki aspek positif dan aspek negatif,
sebagai berikut:
1) Aspek positif perilaku konsumtif
a) Menjaga keberlangsungan siklus ekonomi, baik bagi konsumen
maupun produsen.
Bagi produsen terdorong untuk membuat produk yang lebih banyak
dan lebih baik, sedangkan bagi konsumen dapat memenuhi kebutuhan
dan kelangsungan hidupnya.
b) Menyebabkan kegiatan perekonomian menjadi lebih maju dengan
adanya sikap konsumtif yang dilakukan oleh konsumen. Sikap
tersebut mendatangkan permintaan yang mendorong pertumbuhan
kegiatan perekonomian.
c) Arus perputaran barang dan jasa menjadi lebih cepat sebagai
akibat adanya tindakan konsumsi yang berkelanjutan.
2) Aspek negatif perilaku konsumtif
a) Dapat menyebabkan seseorang bersikap tidak hemat.
b) Sikap tidak hemat dapat menyebabkan terjebak utang dan biasanya
menjadi kebiasaan jelek yang sulit disembuhkan.
c) Menurunkan motivasi seseorang untuk menabung, lebih lanjutnya
sumber dana untuk investasi yang biasanya bersumber dari tabungan
masyarakat di Bank menurun.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Konsumsi
Kegiatan menggunakan atau menghabiskan nilai guna suatu barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhannya baik secara perorangan maupun bersama-
sama dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut di antaranya
sebagai berikut:
1) Pendapatan
Pendapatan biasanya menjadi faktor yang menjadi ukuran kemampuan
seseorang dalam mendapatkan berbagai kebutuhan hidupnya. Artinya,
semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar pula kemampuan
orang tersebut untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
pendapatan seseorang, semakin kecil kemampuan orang tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Singkatnya bahwa semakin besar
pendapatan, semakin besar kemampuan konsumsi seseorang dan
sebaliknya.
2) Harga barang
Harga barang biasanya merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap perilaku konsumsi seseorang. Dalam hukum permintaan
disebutkan bahwa harga dengan permintaan yang mencerminkan tingkat
konsumsi seseorang berpengaruh secara negatif. Artinya, semakin tinggi
harga, semakin kecil konsumsi, serta sebaliknya jika harga suatu barang
murah, konsumsi akan tinggi.Ketentuan di atas biasanya tidak berlaku
untuk barang-barang mewah dan untuk orang kaya. Untuk barang mewah
dan orang kaya biasanya, terdapat faktor gengsi atau prestise sehingga
semakin tinggi harga justru akan diikuti oleh tingginya minat konsumsi.
3) Kebiasaan dan gaya hidup
Kebiasaan dan gaya hidup seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi seseorang. Contohnya orang yang tinggal di kota dengan yang
tinggal di pedesaan akan memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang
berbeda sehingga tingkat konsumsinya pun akan mengalami perbedaan.
4) Selera
Faktor selera menentukan pilihan dan tingkat konsumsi seseorang.
Contohnya, Dian memiliki selera makan buah-buahan yang tinggi
sehingga konsumsi atau permintaannya terhadap buah-buahan akan
semakin tinggi pula, dan sebaliknya.
5. Macam-Macam Kegiatan Konsumsi
Dalam sebuah keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak
atau kalian sebagai siswa.
Ketiga individu yang ada dalam suatu keluarga biasanya memiliki
kebutuhan konsumsi yang berbeda-berbeda, baik dari segi jenis maupun
jumlahnya. Perbedaan kegiatan konsumsi tersebut di antaranya disebabkan
oleh adanya perbedaan jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan
maupun gaya hidup atau kebiasaan. Sebagai contoh kegiatan konsumsi ayah
akan berbeda dengan konsumsi kalian sebagai siswa, baik dari segi jenis
maupun jumlahnya.
Contohnya, sebagai seorang guru dan sekaligus sebagai kepala
keluarga ayah memerlukan sepatu dan perlengkapan kerja lainnya,
sedangkan kalian sebagai siswa memerlukan buku, tas, alat tulis, dan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Adapun ibu kalian tentunya memerlukan
barang atau jasa yang lain seperti alat kecantikan, kerudung, dan sebagainya.
Keluarga merupakan bagian dari rumah tangga ekonomi terkecil yang
menciptakan permintaan sejumlah barang atau jasa untuk dikonsumsi.
Permintaan tersebut menjadi peluang bagi rumah tangga ekonomi lainya
seperti rumah tangga p rodusen yang mendorong kegiatan produksi.
Cara berkonsumsi orang cenderung berbeda-beda satu sama lain.
Perhatikan pola konsumsi orang-orang di sekitar kalian. Mungkin kalian
melihat orang yang dalam berkonsumsi selalu berusaha memenuhi
kebutuhan tertentu saja hingga pemenuhan kebutuhan itu mencapai
kepuasan yang tinggi, sedangkan pemenuhan kebutuhan yang lainnya
terabaikan.
Lihat saja keluarga Pak Tohar yang suka makan-makan enak.
Kalau belanja makanan selalu banyak, kualitas super dan serba mahal,
sehingga dalam berkonsumsi makanan selalu dicapai tingkat kepuasan yang
tinggi. Sementara itu kalau berpakaian selalu apa adanya; naik kendaraan
juga apa adanya; kebutuhan hiburan jarang terpenuhi. Keluarga Pak Tohar
tidak begitu mempedulikan konsumsi selain makanan ini, sehingga tingkat
kepuasannya cenderung rendah. Cara berkonsumsi keluarga Pak Tohar yang
demikian itu dikatakan bersifat vertikal.
Berbeda dengan cara berkonsumsinya keluarga Pak Tohar,
keluarga Pak Herman selalu berusaha memenuhi berbagai macam
kebutuhannya secara merata/seimbang, tidak ada yang terlalu ditonjolkan.
Kebutuhan makan, kebutuhan pakaian, kebutuhan kendaraan, kebutuhan
hiburan dan kebutuhan yang lainnya dipenuhi secara seimbang. Cara
berkonsumsi keluarga Pak Herman yang demikian itu dikatakan bersifat
horisontal. Secara ekonomi, cara berkonsumsi yang bersifat horisontal ini
dikatakan lebih rasional, dan cenderung dilakukan oleh banyak
orang/masyarakat.
Dalam ilmu ekonomi, semua benda yang digunakan oleh
konsumen untuk memenuhi kebutuhannya disebut benda konsumsi.
Dikonsumsi artinya digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Ketika kamu membeli buku tulis dan menggunakannya sampai habis, kamu
merupakan konsumen akhir. Pak Amin juga membeli buku tulis dalam
jumlah yang besar. Namun, buku tulis itu dijual kembali oleh Pak Amin.
Dalam kasus ini, Pak Amin bukanlah konsumen industri.
Perhatikan contoh berikut.
(1) Pengusaha tempe/tahu yang membeli kacang kedelai untuk diolah
menjadi tempe untuk dijual kembali.
(2) Petani membeli bibit dan pupuk untuk digunakan dalam kegiatan usaha
taninya.
(3) Perusahaan kue membeli terigu, gula, dan telor untuk digunakan dalam
pembuatan kue.
Ketiga contoh di atas menggambarkan bahwa pembeli membeli
barang untuk diolah kembali menjadi barang lain. Jadi, tidak habis
dikonsumsi sendiri. Konsumen seperti ini merupakan konsumen industri
karena menghasilkan barang baru untuk dijual kembali.
Lampiran 2
Kisi-kisi
Instrumen Hasil Belajar Ekonomi Siklus I
SK KD Indikator No. Soal Jumlah
Memahami
kegiatan
ekonomi
masyarakat
1.Mendeskripsikan
kegiatan pokok
ekonomi yang
meliputi kegiatan
konsumsi,
produksi, dan
distribusi.
1. Mengidentifikasi
pengertian kegiatan
ekonomi
2. Mengidentifikasi 3
Kegiatan pokok
ekonomi
3. Mendefinisikan
Pengertian
konsumsi
4. Mendeskripsikan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
konsumsi
5. Mengidentifikasi
aspek- aspek positif
dan negatif perilaku
konsumtif
6. Menjelaskan macam-
macam kegiatan
konsumsi
1
2, 3 dan
4
5 dan 6
7, 8, 9
dan 10
11, 12
dan 13
14 dan
15
1
3
2
4
3
2
Lampiran 3
INSTRUMEN TES SIKLUS 1
(Pretest dan Postest)
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat.
1. Kegiatan yang dilakukan manusia sebagai upaya untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya disebut?
a. Motif ekonomi c. Kegiatan ekonomi
b. Kegiatan konsumsI d. Kegiatan produksi
2. Sebutkan 3 pokok kegiatan ekonomi, kecuali?
a. Produksi b. Konsumsi c. Distribusi d. Agen
3. Orang atau badan yang menghasilkan produk disebut ....
a. Importir b. Eksportir c. Produser d. Produsen
4. Kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang/jasa disebut?
a. Produksi b. Distribusi c. Konsumsi d. Konsumen
5. Yang termasuk dalam kegiatan konsumsi adalah?
a. Membuat kue c. Minum kopi
b. Mengantarkan barang d. Mendirikan rumah
6. Contoh di bawah ini yang merupakan konsumsi yang mengurangi nilai guna
suatu barang adalah ....
a. Nasi b. Sabun Cuci c. Mie d. Alat Elektronik
7. Pola konsumsi seseorang akan berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya?
a. Keinginan b. Gaya Hidup c. Pendapatan d. Keluarga
8. Dengan kegiatan produksi kita berusaha?
a. Menghabiskan kegunaan suatu barang/jasa
b. Mengurangi kegunaan suatu barang/jasa
c. Memanfaatkan kegunaan suatu barang/jasa
d. Menambah kegunaan barang/jasa
9. Berikut ini adalah faktor intern yang mempengaruhi konsumsi, kecuali?
a. Motivasi b. Sikap hidup c. Pendapatan d. Keluarga
10. Berikut ini adalah aspek yang mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu?
a. Timbul rasa puas c. Merugikan diri sendiri
b. Menambah pengalaman d. A dan B benar
11. Dengan melakukan kegiatan konsumsi berarti kita?
a. Mengubah bentuk barang dan jasa
b. Menciptakan dan menambah manfaat barang/ jasa
c. Menyampaikan barang dari produsen ke konsumen
d. Menghabiskan kegunaan barang/jasa
12. Karena barang dan jasa yang ingin dibeli banyak, sedangkan anggaran untuk
mengkonsumsi terbatas, maka orang perlu?
a. Tidak membeli apapun c. Memborong apa yang ada
b. Menetapkan prioritas d. Minta-minta pada teman
13. Berikut ini merupakan motif ekonomi, kecuali ....
a. memperoleh keuntungan
b. dengan pengorbanan yang minimal mendapatkan hasil maksimal
c. memperoleh kedudukan
d. membantu sesama manusia
14. Keinginan yang menjadi pendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi
ialah ....
a. prinsip ekonomi c. sistem ekonomi
b. motif ekonomi d. hukum ekonomi
JAWABAN
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
1. C
2. D
3. D
4. C
5. C
6. D
7. C
8. D
9. D
10. D
11. D
12. B
13. B
14. B
Lampiran 4
Hasil Belajar Siklus 1
No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan
1 Abril M. Farhan 64 71 0,19 Rendah
2 Aditia Saputra 64 85 0,53 Sedang
3 Ajeng Prihatini 50 64 0,28 Rendah
4 Aldi Gunawan 42 71 0,50 Sedang
5 Alfira Amelia 35 64 0,44 Sedang
6 Alina Nur Azizah 64 71 0,19 Rendah
7 Alisa Purnama 42 57 0,25 Rendah
8 Alvan Maulana 64 71 0,19 Rendah
9 Alvin Andriansyah 57 64 0,19 Rendah
10 Alvis Nhovrado F 57 71 0,32 Sedang
11 Ananda Aulia R 42 64 0,37 Sedang
12 Aurelia Serahayu 50 64 0,28 Rendah
13 Ayu Pratiwi 50 71 0,42 Sedang
14 Bagas Wardoyo 42 71 0,50 Sedang
15 Bagus Saputra 57 71 0,32 Sedang
16 Chintya Febriyanti S 57 78 0,48 Sedang
17 Dimas Bagus M 57 85 0,65 Sedang
18 Dwi Ayuni 71 78 0,24 Rendah
19 Haris Fil Ardhi 42 71 0,50 Sedang
20 Herlina 50 71 0,42 Sedang
21 Jimmy Ardian 64 71 0,19 Rendah
22 Larraduta 50 71 0,42 Sedang
23 Lia Apriliani 42 64 0,37 Sedang
24 M. Albani 42 64 0,37 Sedang
25 Mareta Aditia 57 64 0,16 Rendah
26 Maulidina Megawati 64 71 0,19 Rendah
27 Mayestika Ibrahim 57 85 0,65 Sedang
28 Muhamad Faizal 42 71 0,50 Sedang
29 Muhamad Yunus 57 71 0,32 Sedang
30 Muhammad Fahrizal 57 78 0,48 Sedang
31 Rafli Ramadan 50 78 0,56 Sedang
32 Rico Saputra 50 78 0,56 Sedang
33 Rifa Erfanda Saputra 50 74 0,48 Sedang
34 Rizul Rusliyansah 50 64 0,28 Rendah
35 Rohana 57 85 0,65 Sedang
36 Salwa Eka Putri 57 85 0,65 Sedang
37 Septianti Vita A 35 64 0,44 Sedang
38 Shella Ismi Aulia 42 71 0,50 Sedang
39 Siti Yulianti 50 64 0,28 Sedang
40 Tendi Mukhlis F 35 64 0,44 Sedang
41 Tuti Nuraliyah 35 57 0,33 Sedang
42 Wahyu Dwi Saputra 71 78 0,24 Rendah
43 Wahyu Maulana 64 92 0,77 Tinggi
44 Winda Astri Yani 50 71 0,42 Sedang
45 Yana Heryana 64 71 0,19 Rendah
Jumlah 2040 3219 20,76
Rata-rata 45,33 71,53 0,59
Rendah 31,11 %
Sedang 66,67 %
Tinggi 2,22 %
Lampiran 6
Rpp pertemuan pertama Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2X40 menit
Siklus : 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang
meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi
barang/jasa
Indikator :1. Mendefinisikan pengertian poduksi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi
3. Mengidentifikasi dampak produksi terhadap
lingkungan
4. Mendefinisikan pengertian distribusi
5. Mengidentifikasi badan-badan distribusi
6. Mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi
barang/jasa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian poduksi
2. Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor produksi
3. Siswa dapat mengidentifikasi dampak produksi terhadap lingkungan
4. Siswa dapat mendefinisikan pengertian distribusi
5. Siswa dapat mengidentifikasi badan-badan distribusi
6. Siswa dapat mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi barang/jasa
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,
tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian
B. Materi Pokok
Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter
1 Pendahuluan
a. Apersepsi
Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan
kepada para siswa beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan ekonomi.
b. Memotivasi
Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan
ekonomi yang ada di sekitar sekolah
c. Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi
masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.
5 menit
Disiplin
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melakukan tes awal (Pretest)
b.Guru menjelaskan/ menguraikan materi ekonomi
c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran
yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:
rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung
jawab.);
d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada materi yang belum
dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,
60 menit
Mandiri,
kreatif,
dan
ketelitian
rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
e. Guru melaksanakan metode group investigation
f. Guru memaparkan beberapa tugas yang akan
didiskusikan kepada kelompok
g. Setiap kelompok memilih satu tugas yang akan
didiskusikan
h. Guru memberikan sumber-sumber yang
diperlukan untuk membantu kelompok
memecahkan dan mendiskusikan tugas yang
telah dipilih
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, Rasa ingin tahu)
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, tanggung jawab.)
Rasa ingin
tahu,
kreatif
dan
mandiri.
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai pelajaran yang telah diajarkan
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
c. Guru menutup Pelajaran
5 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk kelas I, penerbit Yudhistira.
- Buku lain yang relevan
Media :-Papan tulis
-Spidol
- Alat-alat tulis
- Lembar soal
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).
2. Bentuk Instrumen
Tes Tertulis pilihan ganda.
3. Penilaian Diskusi kelompok.
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai
Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6
Keterangan: Rentang skor : 1—5
A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik
B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik
C. Pemikiran 12-17 = Cukup
D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang
E. Keberanian tampil
F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.
Jakarta, 13 Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo
RPP pertemuan kedua Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2X40 menit
Siklus : 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang
meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi
barang/jasa
Indikator :1. Mendefinisikan pengertian poduksi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi
3. Mengidentifikasi dampak produksi terhadap
lingkungan
4. Mendefinisikan pengertian distribusi
5. Mengidentifikasi badan-badan distribusi
6. Mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi
barang/jasa
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian poduksi
2. Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor produksi
3. Siswa dapat mengidentifikasi dampak produksi terhadap lingkungan
4. Siswa dapat mendefinisikan pengertian distribusi
5. Siswa dapat mengidentifikasi badan-badan distribusi
6. Siswa dapat mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi barang/jasa
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,
tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian
B. Materi Pokok
Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Karakter
1 Pendahuluan
d. Apersepsi
Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan
kepada para siswa beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan ekonomi.
e. Memotivasi
Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan
ekonomi yang ada di sekitar sekolah
f. Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi
masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.
5 menit
Disiplin
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a.Guru menjelaskan/ menguraikan kembali materi
ekonomi yang telah dijelaskan di pertemuan
pertama.
c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran
yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:
rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung
jawab.);
d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada materi yang belum
45 menit
Mandiri,
kreatif,
dan
ketelitian
dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,
rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
e. Guru melaksanakan metode group investigation
f. Guru mempersiapkan dan menempatkan
kelompok yang pada pertemuan pertama sudah
di bentuk agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik(nilai yang ditanamkan: Toleransi,
rasa ingin tahu, tanggung Jawab.)
g. Siswa melanjutkan proses diskusi yang belum
selesai di pertemuan pertama.
h. Guru membimbing masing-masing kelompok
dan memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya apabila ada kesulitan dalam proses
diskusi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, Rasa ingin tahu)
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum
diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,
demokratis, tanggung jawab.)
c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di kelas
Rasa ingin
tahu,
kreatif
dan
mandiri.
3 Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai pelajaran yang telah diajarkan
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
c. Guru Melakukan Post-Test untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
20 menit
yang telah di ajarkan.
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk SLTP kelas I, penerbit Yudhistira.
- Buku lain yang relevan
Media :-Papan tulis
-Spidol
- Alat-alat tulis
- Lembar soal
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).
2. Bentuk Instrumen
Tes Tertulis pilihan ganda.
3. Penilaian Diskusi kelompok.
LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK
No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai
Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6
Keterangan: Rentang skor : 1—5
A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik
B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik
C. Pemikiran 12-17 = Cukup
D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang
E. Keberanian tampil
F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.
Jakarta, 13 Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo
NIP
Lampiran 6
Kisi-kisi
Instrumen Tes Hasil Belajar Ekonomi Siklus 2
SK KD Indikator No.
Soal Jumlah
Memahami
kegiatan
ekonomi
masyarakat
1.Mendeskripsikan
kegiatan pokok
ekonomi yang
meliputi kegiatan
konsumsi,
produksi, dan
distribusi.
1. Mendefinisikan
pengertian Poduksi
2. Mengidentifikasi
faktor-faktor Produksi
3. Mengidentifikasi
dampak produksi
terhadap lingkungan
4. Mendefinisikan
pengertian Distribusi
5. Mengidentifikasi
Badan-badan
Distribusi
6. Mendeskripsikan etika
ekonomi dalam
distribusi barang/jasa
1
2, 3
dan 4
5 dan
6
7, 8, 9
dan 10
11, 12
dan 13
14, 15
dan 16
1
3
2
4
3
3
JAWABAN
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
1. B
2. C
3. D
4. C
5. D
6. A
7. C
8. C
9. D
10. A
11. D
12. D
13. D
14. B
15. C
16. D
MATERI POKOK KEGIATAN EKONOMI SIKLUS 2
A. Kegiatan Pokok Ekonomi
Amatilah buku IPS yang ada di tanganmu. Dari manakah kamu
memperolehnya? Mungkin kamu membelinya di toko buku. Dari manakah
toko buku mendapat buku itu? Dari penerbit. Dari mana penerbit
mendapatkan buku itu? Dari percetakan. Dari mana penerbit memperoleh
naskah buku itu? Dari penulis. Panjang, bukan, perjalanan buku itu untuk
sampai ke tangan kamu.
Mengingat panjangnya rangkaian suatu kegiatan ekonomi seperti
yang dicontohkan, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kegiatan
pokok ekonomi yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan
distribusi,. Dari contoh di atas, kamu sebagai pemakai buku dinamakan
konsumen, toko buku merupakan distributor, dan penerbit merupakan
produsen.
Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya pada dasarnya
merupakan kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan
didorong oleh motif ekonomi tertentu, serta menuntut penerapan prinsip
ekonomi.
Pada dasarnya kegiatan ekonomi dilakukan oleh para pelaku
ekonomi. Adapun para pelaku ekonomi itu sendiri terdiri atas rumah tangga
produsen yang memproduksi barang, rumah tangga konsumen yang
mengonsumsi barang, rumah tangga pemerintah yang mengeluarkan kebijakan
ekonomi, dan rumah tangga luar negeri yang turut serta dalam kegiatan
ekonomi berupa ekspor impor. Keempat pelaku ekonomi tersebut akan saling
berhubungan dengan cara melakukan berbagai transaksi sehingga terciptalah
apa yang disebut dengan arus barang dan arus uang.
A. Kegiatan Produksi
1. Pengertian Kegiatan Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan ekonomi untuk menghasilkan atau
menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Kegiatan produksi merupakan
kegiatan ekonomi yang memadukan berbagai faktor produksi melalui suatu
proses tertentu yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu perusahaan.
Faktor produksi yang dipadukan dalam proses produksi terdiri dari empat
hal: Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Modal, dan Keterampilan
(Skill).
Hasil dari kegiatan produksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
barang dan jasa. Barang yang dihasilkan berupa barang konsumsi dan
barang produksi. Yang dimaksud dengan barang konsumsi adalah barang
yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
sedangkan barang produksi adalah semua barang yang digunakan untuk
menghasilkan barang lain atau untuk menambah nilai guna suatu barang.
2.Unsur-Unsur Produksi
Terdapat tiga unsur produksi yaitu input, proses, dan out put yang
bisa digambarkan sebagai berikut:
Input adalah segala sesuatu yang akan diolah, sedangkan proses
produksi adalah kegiatan yang mengubah atau mengolah input menjadi
output, adapun output adalah hasil dari proses pengolahan.
3. Faktor-Faktor Produksi
Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
produksi asli yang terdiri dari Sumber Daya Alam (SDA) dan tenaga kerja
atau Sumber Daya Manusia (SDM), dan faktor produksi turunan yang
terdiri dari modal dan jiwa kewirausahaan atau keterampilan (Skill).
Keempat faktor produksi di atas akan diuraikan dalam penjelasan
sebagai berikut:
Input Proses Produksi
Output
1) Sumber Daya Alam (SDA)
Faktor produksi alam adalah semua bahan di alam yang
diperlukan dalam proses produksi. Faktor alam atau SDA biasanya
berupa bahan mentah atau bahan baku,tanah tempat berlangsungnya
proses produksi, barang tambang ataupun yang lainnya.
2) Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM adalah sumber daya berupa tenaga kerja yang dapat
melakukan suatu kegiatan, baik bersifat rohani maupun jasmani dan
ditujukan untuk semua kegiatan produksi. SDM merupakan salah satu
faktor produksi yang penting bagi kelangsungan produksi karena sumber
daya manusia atau tenaga kerja merupakan penentu terlaksana atau
tidaknya suatu kegiatan produksi. Tanpa tenaga kerja, kegiatan produksi
tidak akan berjalan, apalagi proses produksi yang belum banyak
menggunakan teknologi mesin.
Terdapat beberapa jenis tenaga kerja sebagai berikut.
a) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mendapatkan
pengetahuan dan ilmunya melalui proses pendidikan. Contoh tenaga
kerja terdidik di antaranya guru dan dokter.
b) Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang mendapatkan
pengetahuan dan keterampilannya melalui proses latihan-latihan
tertentu. Contoh tenaga kerja terlatih adalah tukang jahit dan montir
mobil.
c) Tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja
yang memperoleh pengetahuannya tanpa melalui proses pendidikan
ataupun latihan. Contoh kuli bangunan dan tukang sapu.
3) Modal
Modal merupakan faktor produksi yang digunakan untuk
memperlancar kegiatan produksi selanjutnya. Faktor modal ini dapat
berupa uang, ataupun barang modal seperti mesin-mesin, kendaraan, dan
bangunan gedung. Barang-barang modal yang digunakan dalam proses
produksi dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a) Modal tetap yaitu barang modal yang dapat digunakan lebih dari satu
kali, seperti mesin-mesin dan kendaraan.
b) Modal lancar yaitu barang-barang modal yang penggunaannya habis
dalam satu kali kegiatan produksi, seperti bahan mentah, bahan
baku, dan uang.
4) Kewirausahaan dan Keterampilan (Skill)
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan suatu sikap
mental. Adapun orang yang memiliki sifat ini disebut wirausaha atau
entrepreneur. Wirausaha berasal dari dua kata, yakni wira yang
artinya berani, gagah, teladan, dan usaha yang artinya suatu kegiatan
atau aktivitas untuk menghasilkan sesuatu. Kewirausahaan atau sering
diistilahkan dengan entrepreneurship adalah suatu kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif. Ada juga yang mengartikan
penerapan dari kreativitas dan keinovasian. Kreativitas diartikan
sebagai kemampuan berpikir tentang sesuatu yang baru. Adapun
keinovasian diartikan sebagai kemampuan bertindak tentang sesuatu
yang baru.
4. Nilai Guna Produksi
Produksi dilakukan untuk menghasilkan dan atau menambah nilai
guna barang. Setiap barang hasil produksi memiliki nilai yang berbeda-
beda. Sepotong roti tawar akan berbeda nilainya dengan sepotong
blackforest walaupun bahan dasarnya sama, terigu. Sebotol air mineral di
halte bus akan berbeda harganya jika dibeli di hotel berbintang. Nilai guna
suatu barang dan jasa dipengaruhi oleh faktor pelayanan, bentuk, tempat,
waktu, dan pemilikan serta nilai guna dasar. Banyak kegiatan produksi
yang dilakukan oleh seseorang bukan hanya menciptakan satu nilai guna
saja, tetapi dapat mencakup beberapa nilai guna. Misalnya, seorang petani
menanam padi, menggiling padi menjadi beras, dan menjualnya ke
pedagang beras. Nilai guna yang ditimbulkan adalah nilai guna dasar
(menanam bibit padi menjadi padi), nilai guna bentuk (dari padi diproses
menjadi beras), nilai guna tempat (dari tempat petani ke tempat pedagang
beras), dan nilai guna pelayanan (pengiriman beras dari tempat petani ke
tempat pedagang beras).
Terdapat 6 (enam) nilai guna produksi, yaitu:
a. Nilai Guna Bentuk (Form Utility)
Kain menjadi pakaian, kain menjadi selimut, kedelai menjadi tempe
dan tanah liat menjadi batu bata, merupakan contoh lain dari nilai guna
bentuk (form utility). Jadi, nilai suatu barang akan bertambah jika
bentuknya berubah.
b. Nilai Guna Dasar (Elementary Utility)
Jagung, beras, dan susu sapi segar memiliki nilai guna dasar
(Elementary Utility) karena dari tidak ada menjadi ada. Dulunya belum
ada jagung, lalu dengan usaha pertanian dihasilkan jagung. Selain itu,
jagung mengandung bahan dasar untuk terciptanya produk lain misal
jagung rebus, minyak jagung, makanan ternak, margarin, jagung kaleng,
dan sebagainya.
c. Nilai Guna Tempat (Place Utility)
Bagaimana dengan es? Tentu lebih berguna ketika kita berada di
pantai dibandingkan ketika di gunung. Pasir akan lebih bermanfaat ketika
sudah berada di toko bahan bangunan daripada ketika masih berada di
pantai. Dalam hal ini, es dan pasir memiliki guna yang tinggi ketika
sudah berada di tempat yang baru.
d. Nilai Guna Waktu (Time Utility)
Kapan kalian membutuhkan payung? Tentu pada saat hujan
artinya payung lebih berguna pada waktu hujan. Lampu juga lebih
berguna pada saat malam hari dibanding siang hari. Payung dan lampu
adalah dua barang yang memiliki manfaat karena liki nilai guna waktu
(Time Utility). Nilai guna suatu barang akan bertambah tinggi jika barang
tersebut ada pada waktu dibutuhkan.
e. Nilai Guna Kepemilikan (Own Utility)
Banyak barang menjadi lebih bermanfaat ketika sudah berpindah
kepemilikan. Traktor bermanfaat lebih tinggi ketika dimiliki oleh petani
dibanding ketika masih dimiliki pemilik toko bahan pertanian. Bahan
makanan akan lebih bermanfaat ketika sudah dimiliki oleh sebuah
keluarga daripada ketika dimiliki oleh supermarket. Hal ini disebut nilai
guna kepemilikan (Own Utility).
f. Nilai Guna Jasa (Service Utility)
Sering kita jumpai bahwa barang tertentu baru bisa bermanfaat
jika ada manusia yang mengoperasikannya atau membuatnya berfungsi.
Misalnya radio harus disertai jasa siaran, dan stetoscope dengan jasa
dokter. Maka barang seperti ini memiliki nilai guna jasa (Service
Utility).
5. Kegiatan Produksi
Di masyarakat, ada begitu banyak kegiatan produksi. Untuk memudahkan,
kegiatan produksi itu dikelompokkan atas:
(1) produksi sektor primer (mengolah sumber alam seperti kegiatan
pertanian, peternakan, perikanan), sekunder (mengolah hasil sektor
primer seperti pabrik tempe, perusahaan mebel), dan tersier
(menyediakan jasa seperti sekolah, bank);
(2) produksi sektor publik (milik pemerintah seperti PLN, KIA) dan swasta
(perorangan maupun kelompok); serta
(3) produksi sektor konsumsi ( hasilnya langsung dapat memenuhi
Kebutuhan manusia seperti praktek dokter, tukang pisang goreng) dan
Investasi ( hasilnya dibutuhkan oleh sektor konsumsi seperti mesin-
mesin).
6. Upaya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia terhadap
hasil-hasil produksi akan terus bertambah, baik secara kuantitas maupun
kualitasnya. Dengan demikian, peningkatan mutu dan jumlah produksi
harus selalu ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi, yaitu sebagai berikut.:
1) Intensifikasi
Intensifikasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan hasil produksi, baik
dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan cara memperbaiki
metode kerja dan meningkatkan produktivitas faktor produksi yang
digunakan. Contohnya dalam bidang pertanian. Untuk meningkatkan
hasil produksi dapat dilakukan dengan menerapkan program panca
usaha tani seperti memilih bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat,
pemberantasan hama, pengairan yang cukup, menggunakan mesin-mesin
pertanian serta penggunaan teknologi tepat guna.
2) Ekstensifikasi
Ekstensifikasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi dengan cara menambah faktor-faktor produksi.
Contohnya dalam bidang industritekstil. Untuk menambah hasil industri,
dilakukan upaya penambahan tenaga kerja, penambahan bahan baku
atau penggantian mesin-mesin produksi dengan mesin yang lebih
mutakhir.
3) Diversifikasi
Diversifikasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil produksi dengan cara mengembangkan atau menambah
keanekaragaman jenis hasil produksi. Contohnya dalam bidang industri
minuman. Asalnya hanya menghasilkan satu rasa, dalam rangka
meningkatkan kuantitas produksi ditambah menjadi lima rasa sehingga
terdapat lima pilihan bagi konsumen untuk menikmatinya.
4) Rasionalisasi
Rasionalisasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil produksi dengan cara menerapkan sistem manajemen
yang lebih efektif dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contohnya untuk menghemat tenaga manusia, digunakan mesin-mesin
baru.
B. Kegiatan Distribusi
Kegiatan distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang cukup penting
karena melalui kegiatan distribusi konsumen dapat menikmati barang-barang
hasil produksi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan
distribusi dapat diartikan sebagai semua kegiatan ekonomi untuk menyalurkan
barang hasil produksi dari produsen kepada konsumen dengan tujuan:
a. membantu menyalurkan barang dan jasa hasil produksi dari produsen ke
konsumen;
b. mempermudah konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhannya;
c. membantu produsen untuk menjualkan barangnya;
d. membantu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Sasaran produsen dalam memproduksi suatu barang ialah barang itu sampai
ke tangan konsumen. Barang yang dihasilkan tidak akan berguna jika tidak
disalurkan atau didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan produsen menyalurkan produksinya kepada konsumen merupakan
kegiatan distribusi. Orang yang melakukan penyaluran hasil produksi disebut
distributor. Distributor membantu baik produsen maupun konsumen. Jadi,
distributor merupakan jembatan antara produsen dan konsumen.
1. Sistem dan Saluran Distribusi
Sistem saluran distribusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu saluran
distribusi langsung (cara pendek) dan tidak langsung (cara panjang). Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan saluran distribusi
di antaranya sebagai berikut.
1) Sifat barang hasil produksi, artinya jika barang tersebut mudah rusak,
jalur distribusinya harus langsung.
2) Keadaan konsumen, artinya jika konsumen yang menggunakan produk
hasil produksi tersebar di wilayah tertentu, harus menggunakan jalur
distribusi tidak langsung atau jalur panjang.
Kedua saluran distribusi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Saluran distribusi langsung
Saluran distribusi langsung adalah saluran distribusi yang dalam proses
penyaluran barang dari produsennya dilakukan secara langsung ke
konsumen. Contohnya seorang petani menjual barang hasil pertaniannya
secara langsung kepada konsumen atau dengan cara mendirikan warung
pinggir jalan milik sendiri sehingga harganya lebih murah.
b) Saluran distribusi tidak langsung
Saluran distribusi tidak langsung adalah saluran distribusi yang dalam
proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen dilakukan
dengan terlebih dahulu melalui suatu lembaga distribusi seperti
distributor, pedagang besar, agen, dan pedagang eceran. Setiap tahapan
saluran distribusi akan menimbulkan biaya sehingga pelaksanaan
distribusi cara panjang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa
menjadi lebih mahal. Semakin panjang jalur distribusi suatu barang,
harga barang tersebut akan semakin mahal.
Kegiatan distribusi tidak langsung tidak terlepas dari peranan lembaga
distribusi. Fungsinya ialah untuk menyalurkan barang dan jasa hasil
produksi kepada konsumen.
Lembaga distribusi di antaranya sebagai berikut:
1) Pedagang
Pedagang dapat dikelompokkan menjadi pedagang besar dan pedagang
kecil. Pedagang besar (wholesaler) adalah pedagang yang
memperjualbelikan barang dalam jumlah besar. Pedagang besar biasanya
berupa grosir yang membeli barang langsung kepada produsen dan
menjualnya kepada pedagang yang lebih kecil. Adapun pedagang kecil
(retailer) adalah pedagang yang memperjualbelikan barang dalam jumlah
kecil. Biasanya, berupa toko eceran yang langsung menjual barangnya
kepada konsumen untuk dikonsumsi.
2) Perantara khusus
Perantara khusus adalah perantara perdagangan yang memperjualbelikan
barang dari produsen kepada konsumen dengan tujuan untuk mencari
keuntungan. Perantara khusus terdiri dari agen, makelar, dan komisioner.
Agen adalah perantara khusus dalam perdagangan yang
memperjualbelikan barang milik orang lain atau produsen atas nama
produsen yang memberikan tanggung jawab. Contoh agen air mineral.
Adapun makelar adalah perantara khusus dalam perdagangan yang
melakukan transaksi pembelian atau penjualan barang orang lain atas
nama orang yang memberikan kuasa sehingga makelar tidak memiliki
tanggung jawab untuk penyerahan dan pembayaran barang. Keuntungan
yang diperoleh makelar berupa provisi. Adapun komisioner adalah
perantara khusus dalam perdagangan yang melakukan transaksi penjualan
atau pembelian barang orang lain atas nama dirinya sendiri karena
mendapat tanggung jawab dari pemberi kuasa. Keuntungan yang
diperoleh komisioner adalah berupa komisi.
2. Etika Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, para penyalur barang distribusi, baik
berupa pedagang maupun perantara khusus harus memerhatikan etika
ekonomi. Etika ekonomi dalam kegiatan distribusi sangat diperlukan dalam
rangka menyalurkan barang dan jasa sampai ke tangan konsumen dengan
tidak merugikan sebagian pihak serta lebih adil dan merata. Misalnya, dalam
penyaluran barang kebutuhan pokok tidak hanya terpusat di daerah
perkotaan, tetapi juga harus disalurkan ke daerah pedesaan, bahkan ke
daerah yang terpencil sekalipun. Atau, untuk penyaluran barang-barang
yang menggunakan kemasan seperti makanan dan minuman instan harus
dicantumkan tanggal kedaluarsanya sehingga orang yang menggunakan
dapat memanfaatkan sebaik mungkin tanpa merasa takut terjadi sesuatu
akibat ulah sebagian distributor yang tidak memerhatikan etika ekonomi.
Lampiran 7
INSTRUMEN TES SIKLUS 2
(Pretest dan Postest)
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat.
1. Kegiatan menambah atau menciptakan nilai guna suatu barang/jasa agar
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut?
a. Kegiatan konsumsi c. Kegiatan distribusi
b. Kegiatan produksi d. Kegiatan distributor
2. Untuk mempermudah konsumen dalam memperoleh barang/jasa diperlukan
kegiatan penyaluran batang/jasa disebut?
a. Produsen b. Konsumsi c. Distribusi d. Agen
3. Kemampuan untuk menggabungkan semua faktor-faktor produksi yang ada
dengan sebaik-baiknya adalah?
a. Kegiatan ekonomi b. Kegiatan distribusi c. Produsen d. Kewirausahaan
4. Orang yang mempunyai kemampuan untuk menggabungkan faktor-faktor
produksi disebut?
a. Sumber daya manusia b. Tenaga kerja c. Wirausahawan d. Hartawan
5. Berikut ini yang termasuk dampak positif dari kegiatan produksi, kecuali?
a. Mengurangi jumlah pengangguran
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat
c. Membantu pemerintahan dalam percepatan pembangunan
d. Turunnya kesehatan penduduk akibat polusi atau limbah
6. Kegiatan yang ada hubungannya dengan usaha menyampaikan barang/jasa
dari produsen ke konsumen yang membutuhkan disebut?
a. Kegiatan distribusi c. Kegiatan distributor
b. Kegiatan produksi d. Kegiatan konsumsi
7. Orang atau badan yang bertugas sebagai penghubung atau menyampaikan
barang/jasa dari produsen ke konsumen yang membutuhkan disebut?
a. Distribusi b. Produsen c. Distributor d. Konsumen
8. Dengan melakukan kegiatan distribusi berarti kita?
a. Mengubah bentuk barang dan jasa
b. Menciptakan atau menambah manfaat barang atau jasa
c. Menyampaikan barang dari produsen ke konsumen
d. Menghabiskan atau mengurangi kegunaan barang/jasa
9. Kegiatan distribusi harus dilakukan secara?
a. Teratur b. Cepat c. Tepat d. Semua benar
10. Orang-orang, badan-badan yang terlibat dalam kegiatan distribusi disebut?
a. Badan distribusi b. Agen c. Grosir d. Eksportir/Importir
11. Seseorang atau badan yang bertindak sebagai perantara yang kegiatannya
menjual dan membeli barang dagangan bukan atas namanya disebut?
a. Importir b. Eksportir c. Agen d. Makelar
12. Berikut ini beberapa badan yang terlibat dalam kegiatan distribusi
a. Agen b. Makelar c. Komisioner d. Semua Benar
13. Berikut ini etika ekonomi dalam pendistribusian barang/jasa meliputi hal-hal
sebagai berikut?
a. Barang/jasa yang ditawarkan merupakan barang-barang yang dibutuhkan
atau diminati
b. Barang jenis makanan harus ditetapkan kadaluarsanya
c. Pemberian jaminan resiko atas barang yang ditawarkan
d. Semua benar
14. Barang-barang yang disalurkan melalui jalur distribusi tidak langsung akan
menyebabkan harga menjadi .....
a. Murah b. Mahal c. Turun d. Naik
15. Perantara yang bertindak atas namanya sendiri dan bertanggung jawab atas
tindakan yang dilakukan dalam mengadakan perjanjian jual beli dengan
menerima balas jasa yang disebut komisi adalah ....
a. Agen b. Makelar c. Komisioner d. Eksportir
16. Mendatangkan barang dari luar negeri kemudian menjual barang tersebut di
dalam negeri disebut ....
a. Makelar b. Komisioner c. Eksportir d. Importir
JAWABAN
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
1. B
2. C
3. C
4. C
5. D
6. A
7. C
8. C
9. D
10.A
11.C
12.A
13.A
14.B
15.C
16.D
Lampiran 8
Hasil Belajar Siklus 2
No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan
1 Abril M. Farhan 50 87 0,74 Tinggi
2 Aditia Saputra 56 81 0,56 Sedang
3 Ajeng Prihatini 25 81 0,74 Tinggi
4 Aldi Gunawan 31 75 0,63 Sedang
5 Alfira Amelia 43 75 0,56 Sedang
6 Alina Nur Azizah 75 81 0,24 Rendah
7 Alisa Purnama 25 75 0,67 Sedang
8 Alvan Maulana 25 75 0,67 Sedang
9 Alvin Andriansyah 68 75 0,58 Sedang
10 Alvis Nhovrado F 37 81 0,69 Sedang
11 Ananda Aulia R 25 75 0,67 Sedang
12 Aurelia Serahayu 62 75 0,34 Sedang
13 Ayu Pratiwi 68 81 0,40 Sedang
14 Bagas Wardoyo 37 81 0,69 Sedang
15 Bagus Saputra 25 75 0,67 Sedang
16 Chintya Febriyanti S 43 87 0,77 Tinggi
17 Dimas Bagus M 50 81 0,62 Sedang
18 Dwi Ayuni 75 87 0,48 Sedang
19 Haris Fil Ardhi 31 81 0,72 Tinggi
20 Herlina 50 81 0,62 Sedang
21 Jimmy Ardian 62 81 0,50 Sedang
22 Larraduta 56 87 0,70 Sedang
23 Lia Apriliani 25 75 0,67 Sedang
24 M. Albani 56 87 0,70 Sedang
25 Mareta Aditia 56 81 0,56 Sedang
26 Maulidina Megawati 37 81 0,69 Sedang
27 Mayestika Ibrhim 75 93 0,72 Tinggi
28 Muhamad Faizal 56 75 0,43 Sedang
29 Muhamad Yunus 56 81 0,56 Sedang
30 Muhammad Fahrizal 62 87 0,65 Sedang
31 Rafli Ramadan 50 81 0,62 Sedang
32 Rico Saputra 56 75 0,43 Sedang
33 Rifa Erfanda Saputra 37 75 0,60 Sedang
34 Rizul Rusliyansah 43 75 0,56 Sedang
35 Rohana 62 87 0,65 Sedang
36 Salwa Eka Putri 68 93 0,78 Tinggi
37 Septianti Vita A 68 87 0,60 Sedang
38 Shella Ismi Aulia 56 87 0,70 Sedang
39 Siti Yulianti 25 81 0,74 Tinggi
40 Tendi Mukhlis F 25 75 0,67 Sedang
41 Tuti Nuraliyah 68 87 0,59 Sedang
42 Wahyu Dwi Saputra 56 87 0,70 Sedang
43 Wahyu Maulana 50 75 0,50 Sedang
44 Winda Astri Yani 31 81 0,72 Tinggi
45 Yana Heryana 56 87 0,70 Sedang
Jumlah 2193 3645 27,8
Rata-rata 48,73 81 0,61
Rendah 2,22%
Sedang 80%
Tinggi 17,78%
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Group Investigation
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII.4/2
Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
Siklus : Satu
Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo
Hari, Tanggal : 18 Mei 2013
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai Jml
Ada Tidak SB B C K SK
1. Melaksanakan tes
awal (Pre-Test)
√ √
2. Mendengarkan
penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru
√ √
3. Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
belajar mengajar
√ √
4. Membaca dan
mempelajari kembali
materi yang diajarkan
√ √
5. Komunikasi dan
kerjasama sangat baik
dan sempurna pada
masing-masing siswa
√ √
6. Murid melaksanakan
kegiatan Group
Investigation
√ √
7. Aktif mengajukan
pertanyaan
√ √
8. Aktif mengungkapkan
pendapat √ √
9. Menjawab pertanyaan
dari guru
√ √
10. Melaksanakan tes
akhir
(post-test)
√ √
Lampiran 18
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Group Investigation
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII.4/2
Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
Siklus : Satu
Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo
Hari, Tanggal : 18 Mei 2011
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai Jml
Ada Tidak SB B C K SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan
semangat dan
motivasi siswa
√ √
4. Menyampaikan tujuan
dan indikator yang
ingin dicapai
√ √
5. Penggunaan media
atau alat pembelajaran
√ √
yang sesuai dengan
indikator bahan ajar
6. Penjelasan metode
pembelajaran Group
Investigation
√ √
7. Pemusatan perhatian
siswa terhadap proses
pembelajaran
√ √
8. Teknik menjelaskan
/menyampaikan
materi
√ √
9. Guru memberikan
contoh-contoh terkait
dengan pelajaran yang
diajarkan
√ √
10. Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
metode pembelajaran
Group Investigation
√ √
11. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk membaca
dan mempelajari
materi pada
pegangan/paketnya
√ √
12. Pemberian
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
pendapat
√ √
13. Mengamati kesulitan
dan kemajuan belajar
siswa
√ √
14. Keterampilan
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
√ √
15. Kemampuan
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang ingin
dicapai
√ √
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Group Investigation
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII.4/2
Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
Siklus : Satu
Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo
Hari, Tanggal : 18 Mei 2011
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1. Guru menyampaikan
materi yang akan
diajarkan
√ √
2. Guru melakukan tanya
jawab
√ √
3. Guru menyiapkan
metode Group
Investigation dengan
membentuk kelompok
√ √
4. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan
mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya
√ √
5. Setelah selesai membaca √ √
buku dan
mempelajarinya guru
mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya.
6. Guru membentuk
beberapa kelompok
√ √
7. Guru menyuruh maju
siswa untuk
mempersentasikan
hasil diskusi
√ √
8. Setelah semua
mendapat giliran
mempersentasikan
hasil diskusi. Guru dan
siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran.
√ √
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI PRA PENELITIAN
Kegiatan Proses Pembelajaran Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII/2
Hari, Tanggal : 18 Mei 2012
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai Jml
Ada Tidak SB B C K SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi √
3. Membangkitkan
semangat dan
motivasi siswa
√ √
4. Menyampaikan tujuan
dan indikator yang
ingin dicapai
√ √
5. Penggunaan media
atau alat pembelajaran
yang sesuai dengan
indikator bahan ajar
√ √
6. Pemusatan perhatian
siswa terhadap proses
pembelajaran
√ √
7. Teknik menjelaskan
/menyampaikan
√ √
materi
8. Guru memberikan
contoh-contoh terkait
dengan pelajaran yang
diajarkan
√ √
9. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk membaca
dan mempelajari
materi pada
pegangan/paketnya
√ √
10. Pemberian
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
pendapat
√ √
13. Mengamati kesulitan
dan kemajuan belajar
siswa
√ √
14. Keterampilan
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
√ √
15. Kemampuan
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang ingin
dicapai
√ √
Lampiran 20
Catatan Lapangan
Penelitian Tindakan Kelas
Tempat Penelitian/Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011
Kegiatan : Pembelajaran IPS
Siklus : Satu
Pembelajaran ke- : 1
Perhatikan: catatan yang penting saja!
Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan
melaksanakan pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 14 jenis soal pilihan ganda. Tes
berlangsung 20 menit yang diikuti 45 siswa kelas VII SMP Islamiyah Ciputat
Aktivitas Guru
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran
IPS tentang Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kehidupan sehari-hari dan
memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan. Kemudian
guru mempersiapkan murid untuk melaksanakan metode Group Investigation dan
sebelumnya guru menjelaskan langkah-langkah metode Group Investigation ini
Aktivitas Siswa
Siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Group
Investigation, sehingga masih banyak siswa yang belum memahami langkah-
langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation.
Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang. Masih banyak pula
siswa yang pasif yakni malu untuk maju ke depan kelas dalam mempersentasikan
hasil diskusinya.
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Group Investigation
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII.4/2
Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
Siklus : Dua
Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo
Hari, Tanggal : 18 Mei 2013
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai Jml
Ada Tidak SB B C K SK
1. Melaksanakan tes
awal (Pre-Test)
√ √
2. Mendengarkan
penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru
√ √
3. Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
belajar mengajar
√ √
4. Membaca dan √ √
mempelajari kembali
materi yang diajarkan
5. Komunikasi dan
kerjasama sangat baik
dan sempurna pada
masing-masing siswa
√ √
6. Murid melaksanakan
kegiatan Group
Investigation
√ √
7. Aktif mengajukan
pertanyaan
√ √
8. Aktif mengungkapkan
pendapat
√ √
9. Menjawab pertanyaan
dari guru
√ √
10. Melaksanakan tes
akhir
(post-test)
√ √
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Group Investigation
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII.4/2
Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
Siklus : Dua
Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo
Hari, Tanggal : 18 Mei 2011
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai Jml
Ada Tidak SB B C K SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan
semangat dan
motivasi siswa
√ √
4. Menyampaikan tujuan √ √
dan indikator yang
ingin dicapai
5. Penggunaan media
atau alat pembelajaran
yang sesuai dengan
indikator bahan ajar
√ √
6. Penjelasan metode
pembelajaran Group
Investigation
√ √
7. Pemusatan perhatian
siswa terhadap proses
pembelajaran
√ √
8. Teknik menjelaskan
/menyampaikan
materi
√ √
9. Guru memberikan
contoh-contoh terkait
dengan pelajaran yang
diajarkan
√ √
10. Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
metode pembelajaran
Group Investigation
√ √
11. Memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk membaca
dan mempelajari
materi pada
pegangan/paketnya
√ √
12. Pemberian
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
dan mengungkapkan
√ √
Pendapat
13. Mengamati kesulitan
dan kemajuan belajar
siswa
√ √
14. Keterampilan
menerangkan kembali
atau menyimpulkan
materi yang
disampaikan
√ √
15. Kemampuan
memberikan evaluasi
pembelajaran yang
sesuai dengan
indikator yang ingin
dicapai
√ √
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Group Investigation
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Kelas/Semester : VII.4/2
Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
Siklus : Dua
Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo
Hari, Tanggal : 18 Mei 2011
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang
diobservasi
Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1. Guru menyampaikan
materi yang akan
diajarkan
√ √
2. Guru melakukan tanya
jawab
√ √
3. Guru menyiapkan
metode Group
Investigation dengan
membentuk kelompok
√ √
4. Guru memberikan √ √
kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan
mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya
5. Setelah selesai membaca
buku dan
mempelajarinya guru
mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya.
√ √
6. Guru membentuk
beberapa kelompok
√ √
7. Guru menyuruh maju
siswa untuk
mempersentasikan
hasil diskusi
√ √
8. Setelah semua
mendapat giliran
mempersentasikan
hasil diskusi. Guru dan
siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran.
√ √
Lampiran 21
Catatan Lapangan
Penelitian Tindakan Kelas
Tempat Penelitian/Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011
Kegiatan : Pembelajaran IPS
Siklus : Dua
Pembelajaran ke- : 1
Perhatikan: catatan yang penting saja!
Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan
melaksanakan pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 14 jenis soal pilihan ganda. Tes
berlangsung 20 menit yang diikuti 45 siswa kelas VII SMP Islamiyah Ciputat
Aktivitas Guru
Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memotivasi siswa agar lebih
aktif lagi dalam pembelajaran. Setelah itu guru memberikan contoh-contoh yang
menarik yang sesuai dengan pokok materi (kegiatan pokok ekonomi) dengan
menampilkan gambar-gambar terkait dengan materi yang akan diajarkan,
sehingga siswa tidak kebingungan tentang pelajaran yang akan dipelajarinya.
Setelah itu guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran IPS dengan materi
kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari. Kemudian guru
mempersiapkan murid untuk melaksanakan Group Investigation.
Aktivitas Siswa
Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini terbukti dengan siswa sangat antusias
mengikuti kegiatan belajar mengajar, terbukti ketika peneliti memberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya, dan
mengeluarkan pendapat. Siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
Dan hanya beberapa siswa yang terlihat pasif.
Lampiran 14
Hasil Wawancara Responden Siswa
Setelah Tindakan
Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?
Siswa: ―Suka, karena dengan belajar IPS saya dapat mengetahui segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengetahuan maupun mengenai masyarakat
dalam sehari-hari.‖
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: ―Seru dan menyenangkan karena dapat menambah wawasan saya.‖
Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?
Siswa:‖ Senang karena dapat berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok
dengan teman-teman.‖
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa:‖ kompak tapi terkadang ada satu anak yang tidak mau diajak
bekerja sama, sehingga menyulitkan proses belajar terutma ketika
berdiskusi.‖
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya
pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ‖ Sangat Suka karena bila ada yang kesulitan dalam diskusi bisa
bertanya kepada guru.‖
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa:‖ Paham dan bisa dimengerti, bisa dilihat dari nilai saya yang baik.‖
Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?
Siswa: ―suka karena mudah dimengerti‖
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: ―sangat seneng, selain metodenya asyik materinya juga lebih mudah
dipahami‖
Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?
Siswa: ―Senang, belajarnya jadi nggak ngebosenin‖
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa: ―kompak dan saling membantu‖
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya
pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ―suka kalau tidak ada guru jadi bingung apa yang harus
dikerjakan‖
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa: ―Paham dan saya menyukai belajar seperti ini karena membuat
nilai saya naik‖
Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?
Siswa: ―Saya sangat senang pak.‖
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: ―Menarik karena saya dapat menambah pengetahuan seputar
pelajarannya.‖
Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?
Siswa: ―Senang karena seru dan mengasikkan.‖
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa: ―kompak dan suka karena rame dan jadi menjawab soal ya bisa bareng-
bareng.‖
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya
pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ―Suka, karena kalau tidak dibimbing nanti mau tanya sama siapa.‖
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa: ―Saya paham dan nilai saya Alhamdulillah naik‖
Lampiran 13
Wawancara dengan Guru IPS
(Pra-Penelitian)
1. Sudah berapa lama Bapak mengajar di SMP Islamiyah Ciputat?
Jawab: Saya sudah mengajar di SMP Islamiyah ini baru 3 tahun karena
sebelumnya saya di Ruang TU.
2. Berapa kelas yang bapak ajarkan?
Jawab: Ada 4 kelas yaitu kelas VII.1 sampai kelas VII.4
3. Metode atau pendekatan apa yang bapak gunakan untuk mengajar?
Jawaban:
Biasanya saya menggunakan metode ceramah dan penugasan.
4. Apakah metode yang bapak gunakan pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
Jawaban: Walaupun hanya metode ceramah tapi hasil belajar siswa masuk
KKM 70.
5. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak mengajar?
Jawaban: Alhamdulillah baik, tapi kadang-kadang ada juga siswa yang
ngobrol dan ribut sendiri.
6. Kendala apa saja yang bapak alami selama mengajar sosiologi?
Jawaban: Kendalanya yaitu daya tangkap siswa kurang sehingga mereka
kurang memahami apa yang dijelaskan guru, siswa kurang dalam wawasan
karena kurang dalam membaca, kegaduhan dikelas membuat kurangnya
konsentrasi saat belajar.
7. Sebagai seorang guru bidang studi IPS, usaha apa yang telah ibu lakukan
untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa?
Jawaban: Memotivasi siswa supaya nilainya meningkat dan memotivasi
siswa untuk mandiri.
8. Apakah dalam pelaksanaan pembelajaran bapak menggunakan pretes dan
postes?
Jawaban:
Tidak menggunakan hanya penugasan saja dari LKS.
9. Apakah hasil belajar siswa memenuhi KKM?
Jawaban:
Tidak semua siswa yang mencapai KKM masih banyak juga siswa yang
belum mencapai nilai KKM.
10. Apakah siswa aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas ?
Jawaban :
Kurang aktif, biasanya beberapa siswa saja yang aktif. Kebanyakan dari
mereka Cuma diam saja. Mungkin masih malu-malau.
11. Menurut bapak apakah siswa memahami konsep yang diajarkan?
Jawaban :
Ketika saya tanya mereka paham Cuma ketika mengerjakan ulangan selalu
mendapat nilai dibawah KKM.
12. Apakah siswa selalu mencatat apa yang bapak jelaskan atau tulis dipapan
tulis?
Jawaban :
Merka mencatat tetapi biasanya anak laki-laki malas untuk mencatat.
Kebanyakan Cuma diam saja.
13. Apakah kerja sama siswa dengan kelompoknya cukup baik?
Jawaban :
Kurang, biasanya yang mengerjakan hanya satu atau dua orang saja
Lampiran 12
Wawancara Siswa
(Observasi Awal)
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Mei 2012
Responden : Maulidina Megawati
Tempat : SMP Islamiyah Ciputat/ Kelas VII.4
Pokok pembicaraan : Perhatian siswa
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar
IPS
Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Sebelum Tindakan
1. Hal-hal apa saja yang kamu lakukan saat guru menjelaskan mata pelajaran IPS?
Jawaban: Sering memperhatikan ketika guru menjelaskan namun kadang-
kadang saya juga ngobrol dengan teman sebangku saya.
2. Hal-hal apa saja yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang terhadap
mata pelajaran sosiologi?
Jawaban: Senang, karena gurunya seru. Tidak senang, kalau di kasih tugas
terlalu sering. hehe...
3. Apakah guru IPS kamu pernah menerapkan metode pembelajaran selain
ceramah?
Jawaban: Belum pernah.
4. Apabila ada materi yang kurang kamu mengerti, apa yang kamu lakukan?
Jawaban: Bertanya kepada teman sebangku namun saya juga tanya kepada
guru.
5. Apabila guru memberi pertanyaan, bagaimana respon kamu terhadap
pertanyaan guru tersebut?
Jawaban: Jika mengerti saya akan menjawab tapi kalau tidak mengerti saya
tidak menjawab.
6. Jika kamu mendapat nilai yang kurang bagus pada pelajaran IPS bagaimana
usaha-usaha yang kamu lakukan?
Jawaban: Berusaha memperbaiki dan terus belajar lebih giat lagi.
8. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar IPS?
Jawaban: Metode pembelajaran yang baru. Agar tidak membosankan bagi
para siswa dan bisa menangkap ilmu-ilmu yang dipelajari dengan mudah.
Karena kami mudah bosan dengan metode ceramah saja.
9. Menurut kamu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru IPS sudah
cukup baik dan cukup membuat kamu memahami materi ajar?
Jawaban: Cukup.
Lampiran 15
Wawancara dengan Guru setelah Proses Pembelajaran dengan
menggunakan Group Investigation
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Group Investigation menarik menurut Bapak ?
Ternyata dengan menggunakan metode ini pembelajaran IPS menjadi menarik.
Siswa menjadi lebih aktif dan jadi menyukai pelajaran IPS.
2. Bagaimana kesan bapak setelah mengamati Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Teknik Group Investigation?
Saya tertarik dengan model pembelajaran ini, insyaallah saya akan
menggunakan model pembelajaran ini, dengan begitu siswa diharapkan
menjadi senang dalam belajar dan tentu meningkatkan nilai mereka.
3. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif dengan Group Investigation ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
Ternyata model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
banyak siswa yang mendapatkan nilai yang memenuhi nilai KKM.
4. Kendala apa yang bapak temukan ketika mengamati Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Group Investigation?
Model pembelajaran ini cukup memerlukan waktu sehingga sebagai guru
harus pintar mengatur waktu jika ingin menggunakan model ini.
5. Apa yang akan bapak lakukan setelah mengetahui Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Group Investigation?
Saya akan menggunakan model pembelajaran ini pada mata pelajaran IPS
dan berusaha menggunakan metode lain yang bisa meningkatkan hasil belajar
siswa.
Lampiran 22
DAFTAR NAMA KELOMPOK
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Ayu Pratiwi Larra Duta Alfira
Rohana Mayestika Alina
Septianti Dwi Ayuni Ajeng
Lia Apriliani Maulidina Salwa
Tuti Siti Yulianti
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Ananda Aulia Aditia S Yunus
Aurelia Bagus S Alvis
Herlina Jimmy Abril
Winda Astri M. Albani Faizal
Tendi
Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9
Aldi G Rafli Alisa
Wahyu Rizul Mareta
Alvan Wahyu Chintya
Bagas Haris Shela
Kelompok 10
Dimas
Rifa
Fahrizal
Yana
Rico
Lampiran 23
TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS 1
1. Mengapa banyak orang yang lebih memilih berbelanja di supermarket
daripada ke pasar?
2. Mengapa perilaku konsumtif dapat menimbulkan gejala sosial?
Lampiran 24
TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS 2
1. Saat ini banyak produsen yang saling bersaing satu sama lain misalnya
perang tarif operator telpon seluler, penawaran diskon yang besar di antara
toko-toko, dan lain-lain. Apa pendapatmu tentang hal ini jika kalian adalah
produsen? Konsumen? Distributor?
BIODATA PENULIS
Prabu Eko Prasetyo, S.Pd. Anak Pertama dari dua
bersaudara. Anak dari pasangan Sayyidun dan Kaswati yang
dilahirkan di Tangerang pada tanggal 31 Januari 1990.
Bertempat tinggal di Jl. Raya Serpong km.7 Rt 02/01 No 86
Kp. Kamurang atas Kelurahan Pakualam Kecamatan
Serpong Utara Kota Tangerang Selatan.
Email:[email protected].
Riwayat Pendidikan:
Mulai pendidikan di SD. Islamic Village di Karawaci pada tahun 1996-2002
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Tangerang pada tahun 2002-
2005. Setelah SMP melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 9 Tangerang pada
tahun 2005-2008. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi Ekonomi lewat
jalur SNMPTN.
Pengalaman Organisasi:
Sewaktu SMA pernah menjabat jadi anggota OSIS anggota Sekbid Tiga pada
tahun 2006 dan pernah menjadi Sekretaris Osis pada tahun 2007 dan menjadi
wakil ketua MPK pada tahun 2008.
.