perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI
SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 3 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
SKRIPSI
Oleh :
KIKI KUSUMAWATI
K7408011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Kiki Kusumawati
NIM : K7408011
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus : Pendidikan Tata Niaga
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X3 SMA
NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Kiki Kusumawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI
SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 3 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh :
KIKI KUSUMAWATI
K 7408011
Skripsi
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Man Jadda Wa Jadda...Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”
“…sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Q.S Alam Nasyrah: 5 dan 6)
“Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tak menyadari betapa dekatnya
mereka dengan titik sukses saat mereka memutuskan untuk meyerah”
(Thomas Alfa Edyson)
”Hadapi masalah sebagai bagian yang tak terelakkan dari hidup dan jika
masalah datang, tegakkan kepala. Tatap masalah langsung di matanya dan
katakan, Saya akan lebih besar dari kamu. Kamu tak bisa mengalahkan saya ”
(Ann Landers )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih dan terima
kasih ku pada :
Mama dan Bapak yang selalu memberikan doa, dukungan, dan kasih
sayang serta mengajari ku banyak arti kehidupan.
Ibu Yuniharti, yang telah banyak mendukung, memberikan doa,
semangat dan kasih sayang.
Mas Royyan Sigit Narisworo yang telah banyak memberikan perhatian,
motivasi, kesabaran, doa dan dukungan serta kasih sayang yang sangat
berarti.
Adik-adikku tercinta Gusti Ayu Wardhani, Johana Rivita & M Widan Al
Sahl, untuk kalian aku berjuang menjadi panutan yang baik.
Teman-teman Kost Putri Shima I (Mbk.Nunung, Mbk.Ratna, Mbk.Dini,
Mbk.Celin, Icha, Errysa, Fadlia, Tiun, Bella, Nafsa, Dwi, Gea, Zae,
Resti, Yanun, Ephyl, dll) yang banyak memberikan keceriaan dan warna
dalam hidupku serta mengajariku arti persahabatan dan kekeluargaan
yang sangat indah.
Teman-teman BKK PTN 08
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK Kiki Kusumawati. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Ekonomi pada siswa kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011-2012.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2011-2012, yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan: (a) observasi, (b) tes, (c) angket, (d) wawancara, dan (e) dokumentasi. Prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, siklus pertama selama 6 x 45 menit dan siklus kedua 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi pada siswa kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2011-2012. Hal tersebut tercermin dari indikator sebagai berikut: (1) kualitas pembelajaran dari segi proses diantaranya aspek keaktifan, gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya diri siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari hasil penelitian ini dapat diungkapkan bahwa keaktifan siswa yang diamati melalui kegiatan melihat meningkat sebesar 3,02% yang mulanya 75,76% menjadi 78,78%, kegiatan lisan meningkat sebesar 12,12% yang mulanya 75,75% menjadi 87,87%, kegiatan mendengarkan meningkat sebesar 21,20% yang mulanya 69,70% menjadi 90,90%, dan kegiatan menulis meningkat sebesar 18,19% yang mulanya 81,81% menjadi 100%. Gairah belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 54,55% yang mulanya hanya 27,27% menjadi 81,82%, semangat belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 57,58% yang mulanya hanya 27,27% menjadi 84,85%, dan rasa percaya diri siswa mengalami peningkatan sebesar 69,70% yang mulanya hanya 24,24% menjadi 93,94%. (2) kualitas pembelajaran dari segi hasil menunjukkan adanya peningkatan sebesar 18,18% yaitu dari 75,76% pada siklus I menjadi 93,94% pada siklus II siswa mencapai standar ketuntasan belajar minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah mencapai hasil yang diharapkan dalam penelitian ini, dimana masing-masing telah mencapai indikator ketercapaian sebesar 75%.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, STAD, keaktifan siswa, gairah belajar, semangat belajar, rasa percaya diri, hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT Kiki Kusumawati. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE OF STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) TO IMPROVE THE QUALITY OF LEARNING ON ECONOMIC SUBJECT AT FIRST GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 3 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR OF 2011-2012. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, June 2012.
The aim of this research is to know the description of the implementation of cooperative learning model type of STAD (Student Teams Achievement Divisons) to improve the quality of learning on Economic Subject at first grade students of SMA Negeri 3 Surakarta in academic year of 2011-2012.
The research model is Classroom Action Research. The researcher took the class of X3 SMA Negeri 3 Surakarta in academic year of 2011-2012 as the subject of this research, which consist of 33 students. The technique for collecting the data was: (a) observation, (b) test, (c), questionnaire, (d) interview, and (e) documentations. The procedure of the research was: (a) planning, (b) action, (c) observation and interpretation, and (d) analysis and reflection. The research was conducted by two cycles, where each cycle carried out in four meetings, the first cycle for 6 x 45 minutes and the second cycle of 6 x 45 minutes.
Based on the result of the research, it can be concluded that cooperative learning model type of STAD can improve the quality of learning on Economic Subject at first grade students of X3 in Surakarta Senior High School of 3 in 2011-2012 academic year. This is reflected by several indicators as follows: 1) from the process among others: students activities, passion, spirit, and students confident has increased from 1st cycle to 2nd cycle. It can be revealed that students activities especially visual activities has increased 3,02% from 75,76% initially to 78,78%, oral activities has increased 12,12% from 75,75% initially to 87,87%, listening activities has increased 21,20% from 69,70% initially to 90,90%, and writing activities has increased 18,19% from 81,81% initially to 100%. Passion of study has increased 54,55% from 27,27% initially to 81,82%, spirit of study has increased 57,58% from 27,27% initially to 84,85%, and the students confident has increased 69,70% from 24,24% initially to 93,94%, 2) from the result as learning score has increased 18,18% from 75,76% to 93,94% in 1st cycle to 2nd
cycle. It can be concluded that the implementation of cooperative learning model type of STAD has achieved which expected in this research, where each has achieved indicators reached by 75%. Key words: cooperative learning, STAD, student activities, passion of study, spirit of study, students confident, learning score
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun
tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Dra. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Tata Niaga yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Trisno Martono, selaku pembimbing I yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
5. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis.
7. Jonet Ariyanto Nugroho, S.E, M.M selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan banyak sekali motivasi, arahan, dan semangat untuk segera
menyelesaikan skripsi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PTN FKIP
UNS, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama peneliti menempuh
kuliah.
9. Kepala SMA Negeri 3 Surakarta serta guru, karyawan dan siswi kelas X3
yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10. Bapak, Mama, Ayah, Mbah Uti, Mbah Kakung dan Adik-adik tercinta, yang
selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta
doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar.
11. Mas Royyan Sigit Narisworo, atas doa, dukungan, perhatian, semangat,
motivasi dan kasih sayang yang tiada henti dicurahkan hingga penulis begitu
bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Ibuk, Bapak, Mbak Ichak dan Mas Yoga, atas doa dan dukungan yang
diberikan.
13. Mbak Nunung, Mbak Dini, Mbak Ratna, Icha, Fadli, Errysa, Gea, Nafsa, Zae,
Tiun, Bella, Dwi, Yanun dan Resty, atas kebersamaan dan keceriaan selama
ini.
14. Kukuh, Rosita, Deffi Putri, Eko Priyandoko, Dwi Setya, Wiwit, Nur ‘Aini,
Mita, Ana, Bemby, Ephyl dan kawan-kawan seperjuangan BKK PTN 08, atas
semangat dan kerjasamanya, selalu optimis dan pantang menyerah!
15. Rekan Juang Himannomi dan Laskar Pergerakan, atas dukungan dan
motivasi.
16. Teman-teman Kost PutriShima I atas dukungan dan kebersamaan.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca
guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 8
B. Penelitan yang Relevan .............................................................. 32
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 33
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 37
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 42
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Pengumpulan Data ..................................................................... 43
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 44
F. Analisis Data ............................................................................... 45
G. Indikator Kinerja Penelitian ........................................................ 45
H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 47
BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 55
A. Deskripsi Pratindakan .................................................................. 55
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................................... 60
1. Siklus I .................................................................................... 60
2. Siklus II ................................................................................... 77
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................. 92
D. Pembahasan ................................................................................. 94
BAB V.SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 98
A. Simpulan ..................................................................................... 98
B. Implikasi ...................................................................................... 100
C. Saran ............................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103
LAMPIRAN ........................................................................................................ 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................................ 35
2. Denah SMA N 3 Lokasi Kerkop .................................................................. 38
3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 54
4. Kegiatan Belajar Mengajar dengan Metode Ceramah ................................. 136
5. Pembelajaran Berpusat pada Guru ............................................................... 136
6. Guru sebagai Satu-satunya Sumber Belajar ................................................. 136
7. Siswa Tampak Jenuh dan Mengantuk.......................................................... 137
8. Sebagian Kecil Siswa Mencatat Penjelasan Guru ....................................... 137
9. Siswa Tidak Berani Bertanya Maupun Mengemukakan Pendapat .............. 137
10. Guru Menyampaikan Materi ........................................................................ 195
11. Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru ...................................................... 195
12. Siswa Berdiskusi dalam Tim ....................................................................... 195
13. Siswa Memprentasikan Hasil Diskusi ......................................................... 195
14. Siswa dalam Tim Mengerjakan LKS ........................................................... 196
15. Siswa Mengemukakan Pendapat dengan Teman Satu Tim ......................... 196
16. Suasana Kelas Ketika Tes Hasil Belajar Siklus I Berlangsung ................... 196
17. Siswa Mengerjakan Tes Hasil Belajar Siklus I dengan Tertib .................... 196
18. Siswa Menghitung Skor Kemajuan Individual dan Skor Tim ..................... 197
19. Rekognisi Tim .............................................................................................. 197
20. Wawancara dengan Guru Ekonomi ............................................................. 197
21. Wawancara dengan Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011-2012 .................................................................................... 197
22. Guru Menjelaskan Materi Kepada Siswa .................................................... 260
23. Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru ...................................................... 260
24. Siswa Mengemukakan Pendapat dengan Teman Satu Tim ......................... 260
25. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ...................................................... 260
26. Guru Memberikan Pelurusan Konsep .......................................................... 261
27. Siswa Mengerjakan LKS Secara kelompok ................................................. 261
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
28. Guru Aktif Memantau Jalannya Proses Diskusi .......................................... 261
29. Siswa Aktif Mencari Sumber Belajar Lain Selain Guru .............................. 261
30. Suasana Kelas Saat Tes Hasil Belajar Siklus II Berlangsung ...................... 262
31. Siswa Mengerjakan Tes Hasil Belajar Siklus II dengan Tertib ................... 262
32. Wawancara dengan Guru Ekonomi ............................................................ 262
33. Wawancara dengan Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011-2012 .................................................................................... 262
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Rata-Rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 ......................................................... 3
2. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ..................................... 23
3. Tingkat Penghargaan Tim ............................................................................ 24
4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 41
5. Indikator Ketercapaian Penelitian ................................................................ 46
6. Indikator Ketercapain Belajar Siswa ........................................................... 50
7. Hasil Pengukuran Keaktifan Siswa Kelas X3 Pra Siklus ............................ 55
8. Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar Siswa Pra Siklus .................................................................. 58
9. Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Semangat Belajar Siswa Pra Siklus ............................................................ 58
10. Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek Rasa
Percaya Diri Siswa Pra Siklus ...................................................................... 58
11. Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa .............................................................. 62
12. Hasil Pengukuran Keaktifan Siswa Kelas X3 Siklus I ..................................... 73
13. Hasil Pengukuran Keaktifan Siswa Kelas X3 Siklus II ............................... 87
14. Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar Siswa Pasca Siklus .............................................................. 91
15. Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Semangat Belajar Siswa Pasca Siklus.......................................................... 91
16. Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek Rasa
Percaya Diri Siswa Pasca Siklus .................................................................. 91
17. Peningkatan Keaktifan Siswa ...................................................................... 93
18. Prosentase Peningkatan Gairah Belajar, Semangat Belajar dan Rasa Percaya
Diri Siswa .................................................................................................. 93
19. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................................................. 94
20. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................ 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
21. Daftar Siswa Kelas X3 Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011-2012 .................................................................................... 108
22. Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMA N 3 Surakarta Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................................................... 109
23. Format Lembar Observasi Guru .................................................................. 111
24. Format Lembar Observasi Siswa ................................................................. 113
25. Pedoman Wawancara .................................................................................. 116
26. Instrumen Kuesioner .................................................................................... 119
27. Kuesioner .................................................................................................. 122
28. Lembar Observasi Guru Pra Siklus .............................................................. 125
29. Hasil Perhitungan Angket Pra Siklus ........................................................... 129
30. Pedoman Penilaian Angket Pra Siklus ......................................................... 131
31. Silabus Siklus I ............................................................................................ 138
32. Skenario Pembelajaran................................................................................. 140
33. Contoh Perbedaan Konsentrasi Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro ....... 146
34. Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................................. 159
35. Lembar Observasi Siswa Siklus I ................................................................ 161
36. Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 188
37. Lembar Rangkuman Tim Siklus I ................................................................ 190
38. Daftar Presensi Siswa Siklus I ..................................................................... 193
39. Silabus Siklus I ............................................................................................ 198
40. Skenario Pembelajaran ................................................................................ 200
41. Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................................ 219
42. Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................................................... 221
43. Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 246
44. Lembar Rangkuman Tim Siklus II .............................................................. 248
45. Hasil Perhitungan Angket Pacca Siklus ....................................................... 250
46. Pedoman Penilaian Angket Pacca Siklus ..................................................... 252
47. Daftar Presensi Siswa Siklus II .................................................................... 258
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Pra Siklus
1. Catatan Lapangan 1...................................................................................... 106
2. Daftar Siswa Kelas X3 Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011-2012 .................................................................................... 108
3. Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMA N 3 Surakarta Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................................................... 109
4. Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri
3 Surakarta (Pengamatan pada Guru) .......................................................... 111
5. Lembar Observasi Pengukuran Aktivitas Siswa Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas
X3 SMA Negeri 3 Surakarta (Pengamatan pada Siswa) ............................. 113
6. Pedoman Wawancara ................................................................................... 116
7. Instrumen Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Segi Proses Dilihat
Dari Gairah Belajar, Semangat Belajar Dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas
X3 SMA Negeri 3 Surakarta (Kuesioner) .................................................... 119
8. Kuesioner .................................................................................................. 122
9. Lembar Observasi Pengukuran Aktivitas Siswa Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas
X3 SMA Negeri 3 Surakarta (Pengamatan pada Siswa) Pra Siklus ............ 125
10. Hasil Perhitungan Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar, Semangat Belajar, dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X3
SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 (Sebelum Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) ............................................. 129
11. Pedoman Penilaian Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar, Semangat Belajar, dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 (Sebelum Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) ............................................. 131
12. Dokumentasi Sebelum Tindakan ................................................................. 136
Siklus I
13. Silabus Siklus I ............................................................................................ 138
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................................... 140
15. Materi Pembelajaran .................................................................................... 146
16. Catatan Lapangan 2...................................................................................... 151
17. Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri
3 Surakarta (Pengamatan pada Guru) .......................................................... 159
18. Lembar Observasi Pengukuran Aktivitas Siswa Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas
X3 SMA Negeri 3 Surakarta (Pengamatan pada Siswa) ............................. 161
19. Hasil Wawancara Dengan Guru Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
.................................................................................................. 165
20. Hasil Wawancara Dengan Siswa Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
.................................................................................................. 168
21. Lembar Kegiatan : Ekonomi Mikro Dan Makro.......................................... 173
22. Soal Tes Hasil Belajar .................................................................................. 179
23. Contoh Tes Hasil Belajar ............................................................................. 184
24. Perolehan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
Sebelum Dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Siklus I .................................................................................................. 188
25. Lembar Rangkuman Tim Siklus I ................................................................ 190
26. Sertifikat .................................................................................................. 192
27. Daftar Presensi Siswa Kelas X3 SMA N 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011-
2012 Pada Penelitian Siklus I ...................................................................... 193
28. Dokumentasi Siklus I ................................................................................... 195
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Siklus II
29. Silabus Siklus II ........................................................................................... 198
30. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................................... 200
31. Materi Pembelajaran .................................................................................... 206
32. Catatan Lapangan 3...................................................................................... 211
33. Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri
3 Surakarta (Pengamatan pada Guru) .......................................................... 219
34. Lembar Observasi Pengukuran Aktivitas Siswa Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas
X3 SMA Negeri 3 Surakarta (Pengamatan pada Siswa) ............................. 221
35. Hasil Wawancara Dengan Guru Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
...................................................................................................................... 225
36. Hasil Wawancara Dengan Siswa Ekonomi Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
...................................................................................................................... 228
37. Lembar Kegiatan : Pendapatan Nasional ..................................................... 233
38. Soal Tes Hasil Belajar .................................................................................. 238
39. Contoh Tes Hasil Belajar ............................................................................. 242
40. Perolehan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
Sebelum Dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Siklus II .................................................................................................. 246
41. Lembar Rangkuman Tim Siklus II .............................................................. 248
42. Hasil Perhitungan Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar, Semangat Belajar, dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X3
SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 (Setelah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) ............................................. 250
43. Pedoman Penilaian Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar, Semangat Belajar, dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X3
SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 (Setelah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) ............................................. 252
44. Sertifikat .................................................................................................. 257
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
45. Daftar Presensi Siswa Kelas X3 SMA N 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011-
2012 Pada Penelitian Siklus II ..................................................................... 258
46. Dokumentasi Siklus II.................................................................................. 260
Perijinan
47. Surat Permohonan ijin Menyusun Skripsi .................................................. 263
48. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi .................. 264
49. Surat Permohonan Ijin Research .................................................................. 265
50. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian............................................ 266
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan
belajarnya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Hasil belajar ditandai
dengan perubahan tingkah laku dan perubahan kemampuan berpikir. Proses
belajar merupakan hasil dari proses mengajar yaitu aktivitas untuk menciptakan
suatu kondisi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Akan tetapi, mengajar
oleh sebagian orang diartikan sebagai proses menyampaikan ilmu dari guru
kepada siswa. Proses mengajar ini sering dipersepsikan bahwa siswa berperan
sebagai objek bukan subjek dan peran guru yang sangat menentukan kegiatan
belajar mengajar sehingga sering disebut belajar berpusat pada guru (teacher
center).
Sejak Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) disahkan, secara otomatis peran
guru harus berubah sesuai tuntutan kurikulum yang telah diberlakukan. Jika
dahulu pembelajaran lebih menekankan keaktifan guru daripada siswa, dimana
guru serba tau dan hanya terjadi transfer knowledge, maka paradigma seperti itu
harus diubah. Dalam hal ini, tugas guru bukan hanya menyuplai siswa dengan
berbagai ilmu pengetahuan, tetapi guru berfungsi sebagai moderator, motivator,
fasilitator, dan evaluator pembelajaran yang artinya belajar seharusnya berpusat
pada siswa (student center) bukan berpusat pada guru (teacher center).
Standar proses yang merupakan salah satu butir SNP menguraikan secara
garis besar bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi
secara aktif. Partisipasi aktif siswa akan memberikan dampak positif terhadap
kualitas interaksi dan komunikasi serta dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya yang dengan sendirinya akan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kualitas pembelajaran dapat diamati baik dari segi proses maupun hasil.
Dari segi proses, pembelajaran yang berkualitas dapat diamati melalui aspek
keaktifan, gairah belajar, semangat belajar dan percaya pada diri sendiri.
Sedangkan dari segi hasil dapat diamati dari hasil belajar siswa. Perbaikan
kualitas pembelajaran perlu dilakukan salah satunya dengan menerapkan model
pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi para siswa
untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya. Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil yang saling bekerjasama untuk memaksimalkan
kondisi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar. Kemampuan guru
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif akan memberikan dampak
positif yaitu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran karena
siswa yang belum paham dapat diberitahu oleh siswa yang sudah paham dan
siswa yang telah paham dapat meningkatkan pemahamannya. Model
pembelajaran ini dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan termasuk di
Sekolah Menengah Atas (SMA).
SMA Negeri 3 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah atas
negeri di Kota Surakarta yang memiliki prestasi yang baik. Dengan input siswa
yang memiliki tingkat intelegensi yang baik seharusnya secara umum kondisi
proses pembelajaran berlangsung baik sehingga hasil belajar juga akan baik.
Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan hasil belajar ekonomi kelas X
SMA Negeri 3 Surakarta. Tidak dapat dipungkiri bahwa Ekonomi sebagai mata
pelajaran dalam rumpun IPS sering dipandang sebelah mata oleh para siswa-siswa
kelas X SMA Negeri 3 Surakarta dikarenakan mind set awal mereka adalah
masuk IPA. Hal tersebut menyebabkan masih terdapat kelas yang mendapat nilai
rata-rata di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) , seperti yang ditunjukkan
dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 Tabel 1 Nilai Rata-Rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA
Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 :
Kelas X-1 X-2 X3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 X-10
Nilai
Rata-
rata
79,71 75,03 74,40 78,16 79,81 77,76 78,12 77,41 78,46 78,51
Sumber : Data Primer SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2010 /2011
Data di atas menunjukkan bahwa kelas yang memiliki nilai rata-rata
paling rendah adalah kelas X3. Batas nilai ketuntasan di SMA Negeri 3 Surakarta
adalah 75 namun rata-rata nilai Ujian Akhir Semester I Mata Pelajaran Ekonomi
siswa di kelas X3 adalah 74,40. Siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam Ujian
Akhir Semester di kelas tersebut berjumlah 16 siswa dari 33 siswa atau jika
diprosentasekan sebesar 48,49%.
Berdasarkan hasil pengukuran keaktifan siswa kelas X3 pada kegiatan
pra observasi selama proses pembelajaran ekonomi berlangsung, diperolah data
bahwa prosentase siswa yang aktif pada kegiatan melihat (visual activities)
sebesar 15,15%. Rata-rata para siswa mau membaca materi yang diberikan namun
tidak fokus karena banyak yang mengobrol dengan teman lain. Prosentase siswa
yang aktif pada kegiatan lisan (oral activities) sebesar 15,15%. Hal ini terlihat dari
rendahnya partisipasi siswa baik untuk bertanya maupun memberikan masukan
yang hanya diominasi oleh beberapa siswa. Prosentase siswa yang aktif dalam
kegiatan mendengarkan (listening activities) sebesar 12,12%, sedangkan untuk
kegiatan menulis (writing activities) prosentase siswa yang aktif hanya sebesar
9,09%. Hal tersebut dapat terlihat pada saat guru memberikan tugas tidak
dikerjakan dengan baik oleh para siswa. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas X3 belum dapat terlibat secara aktif, baik fisik, mental,
maupun sosial dalam proses pembelajaran ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kelas X3 SMA Negeri
3 Surakarta mengalami masalah berupa rendahnya kualitas pembelajaran baik dari
segi proses maupun hasil belajar. Berikut ini beberapa identifikasi permasalahan
yang mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran pada kelas X3, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 1. Karakteristik siswa X3 tidak mampu menunjukkan keterlibatan baik, fisik,
mental maupun sosial serta menunjukkan gairah, semangat dan rasa percaya
diri yang masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan dengan siswa malas untuk
membaca materi pelajaran di rumah, kurang aktif dalam kegiatan diskusi
kelas, kurang merespon jika diberikan pertanyaan, kurang bersemangat
mengikuti pelajaran, bila diberikan pertanyaan asal menjawab saja, bila diberi
tugas tidak dikerjakan dengan baik, serta menunjukkan sikap kurang percaya
diri.
2. Guru mata pelajaran ekonomi berorientasi pada penyelesaian materi yang
padat, sehingga proses pembelajaran ekonomi lebih berfokus pada hasil tanpa
memperhatikan proses. Secara keseluruhan interaksi yang terjadi baik antara
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru kurang maksimal.
3. Hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang tidak maksimal dibuktikan
dengan nilai rata-rata semester gasal untuk mata pelajaran ekonomi paling
rendah diantara kelas lain dan di bawah nilai KKM.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menetapkan kelas X3 untuk diteliti
agar dapat diketahui penyebab rendahnya kualitas pembelajaran di kelas tersebut
dan segera diberikan perlakuan yang sesuai agar kualitas pembelajaran meningkat.
Kualitas pembelajaran ekonomi yang rendah pada siswa kelas X3
merupakan akibat dari proses pembelajaran yang kurang sesuai. Oleh sebab itu,
perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang mampu melibatkan peran
serta siswa secara menyeluruh sehingga siswa dapat meningkatkan
pemahamannya terhadap materi. Hal tersebut dapat dicapai melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisons). STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang
paling banyak diaplikasikan dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran.
Terdapat lima tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan
kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan skor perkembangan
individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dimaksudkan sebagai upaya
memperbaiki proses pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 center) karena STAD menekankan adanya aktivitas dan interaksi siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran.
Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses mapun hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 3
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi siswa kelas X3
SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2011-2012?”. Adapun definisi
operasional dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran adalah perangkat rencana atau pola yang dapat
dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta menjadi
pedoman bagi guru untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan
kegiatan pembelajaran.
2. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
beranggotakan 4-6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen sebagai
wadah siswa untuk dapat saling bekerjasama dan memecahkan suatu masalah
melalui interaksi sosial sehingga siswa mampu mengkonstruksi pemahaman,
pengetahuan, dan keterampilan baru.
3. STAD terdiri dari 5 tahapan pembelajaran yaitu: 1) tahap penyajian materi,
2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan
skor perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 4. Kualitas pembelajaran dapat dilihat baik dari segi proses dan hasil belajar.
Kualitas pembelajaran dari segi proses dapat diamati dari keaktifan siswa,
kegairahan belajar, semangat belajar siswa dan rasa percaya pada diri sendiri.
Sedangkan kualitas pembelajaran dari segi hasil belajar dapat diamati dari
hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan juga memiliki tujuan yang hendak dicapai agar
memiliki arah yang jelas. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi siswa kelas X3 SMA Negeri 3
Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan suatu inovasi bagi dunia pendidikan dalam hal pemilihan
model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik
siswa.
b. Memberikan sumbangan pemikiran agar dapat dijadikan dasar pemikiran
lebih lanjut.
c. Mendukung teori-teori dalam bidang pendidikan tentang Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas melalui penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b. Bagi siswa
Meningkatkan interaksi antar siswa dan mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi sehingga dapat memperoleh pengalaman belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
menjadi termotivasi untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya
mata pelajaran ekonomi.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan berupa perbaikan kualitas pembelajaran dan
memberdayakan guru dalam mengembangkan model pembelajaran
khususnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
d. Bagi peneliti
Sebagai calon guru, penelitian ini menambah pengetahuan peneliti terkait
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran yang baik sebelum menekuni profesi sebagai
seorang tenaga pendidik.
e. Bagi institusi FKIP UNS
Manfaat penelitian ini bagi institusi FKIP UNS adalah:
1) Untuk memberikan wacana atau khazanah baru bahwa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses maupun
hasil belajar siswa.
2) Untuk meningkatkan produktivitas meneliti bagi para tenaga pendidik
khususnya dalam rangka memberikan solusi terhadap masalah
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Sistem Pendidikan Nasional
a. Definisi Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin
kelangsungan hidup suatu bangsa. Banyak ahli yang telah mengemukakan
pengertian pendidikan. Sagala mengatakan, “Pendidikan dapat dimaknai
sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada” (2009: 3). Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamalik yang menyatakan:
“Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat” (2001: 3). Soedijarto menyatakan bahwa tuntutan nasional yang dibebankan
kepada sistem pendidikan nasional harus dilaksanakan dalam upaya yang
bersifat massal dan merata. Setiap warga Negara berhak mengikuti
pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan.
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah (1993).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pen-
didikan merupakan suatu proses merubah tingkah laku, kebiasaan dan sikap
siswa sehingga dapat dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan
diri, menguasai pengetahuan, dan mampu beradaptasi di lingkungan
masyarakat. Pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara lingkungan
keluarga dimana siswa tinggal, masyarakat sekitar, dan pemerintah. Jadi,
naik atau turunnya mutu pendidikan menjadi tanggungjawab bersama ketiga
pihak tersebut.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Tujuan Pendidikan
Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan
tertentu, yaitu tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan sepe-
rangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah di-
selenggarakannya kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan disusun secara
bertingkat mulai dari tujuan pendidikan yang sangat luas dan umum sampai
ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional. Tingkatan tujuan
pendidikan itu meliputi:
1) Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam
sistem pendidikan nasional. Menurut Soedijarto tujuan pendidikan
nasional yaitu untuk menghasilkan manusia terdidik yang utuh, baik
keimanan, budi pekerti, pengetahuan, keterampilannya, kepribadian dan
rasa tanggungjawabnya (1993).
2) Tujuan institusional
Pengertian tujuan institusional menurut Soedijarto yaitu “serangkaian
tujuan pendidikan yang menggambarkan berbagai kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan), nilai, dan sikap yang harus dikuasai dan
dimiliki oleh peserta didik dari satuan jenjang pendidikan” (1993:10).
Dapat dikatakan bahwa tujuan institusional adalah tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu.
3) Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program
studi, bidang studi dan suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan
tujuan instutisonal. “Kurikulum adalah hal yang meliputi rencana, isi
dan bahan pelajaran, pengaturannya, dan cara penyelenggaraan kegiatan
belajar-mengajar” (Soedijarto, 1993: 45).
4) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah
diselenggarakannya suatu proses pembelajaran (Hamalik, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan tujuan-tujuan pendidikan tersebut, dapat dikatakan
bahwa tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan
yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap tenaga
kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
2. Hakikat Belajar Mengajar
a. Belajar
Belajar merupakan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya
yang memungkinkan siswa semakin terdorong untuk memahami atau
mengetahui lebih mendalam tentang sesuatu yang dipelajari
(Aunurrahman, 2011). Hamalik menjelaskan bahwa di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungan akan terjadi serangkaian pengalaman-
pengalaman belajar (2011).
Definisi belajar menurut Aunurrahman mencakup tiga unsur
yaitu: “(1) belajar adalah perubahan tingkah laku, 2) perubahan tersebut
terjadi karena latihan atau pengalaman, (3) perubahan tingkah laku
tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk waktu yang cukup lama”
(2011: 48). Hamalik menjelaskan bahwa seseorang yang sedang belajar
akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek
tingkah laku diantaranya: pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
keterampilan, emosional, hubungan sosial dan sikap (2011). Tujuan
belajar yang pencapaiannya diusahakan dengan tindakan biasanya
berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan hasil pengiringnya
berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif atau sikap terbuka menerima
pendapat orang lain (Hasibuan dan Moedjiono, 2008).
Menurut Sudjana menyatakan bahwa perubahan tingkah laku
dalam belajar adalah hasil dari proses belajar yang dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik yang berasal dari dalam individu (internal) maupun
yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor internal misalnya minat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perhatian, kebiasaan, usaha dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal
diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat (2010).
Proses belajar merupakan proses internal yang kompleks, meliputi
ranah kognitif afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif menggambarkan
perilaku pada tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Ranah
afektif mencakup penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, organisasi dan
pembentukan pola hidup. Sedangkan psikomotorik dicirikan pada suatu
kegiatan yang dinamis, dimana siswa melalui keaktifannya terus menerus
mengembangkan kemampuannya untuk mewujudkan hasil yang
diinginkan. Proses yang kompleks contohnya tampak dari perilaku siswa
ketika mempelajari bahan pelajaran. Proses ini tidak hanya untuk diamati
oleh guru tapi harus dapat dipahami oleh guru (Aunurrahman, 2011).
Guru perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional
yang ada diantaranya:
1) Faktor kegiatan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan
seperti: melihat, mendengarkan, merasakan, berpikir, kegiatan
motoris, dan kegiatan lain yang diperlukan untuk memperoleh sikap,
kebiasaan, dan minat.
2) Belajar memerlukan latihan dengan cara mereview agar pelajaran yang
terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasi
akan dapat lebih mudah dipahami.
3) Belajar hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan.
4) Siswa yang belajar harus mengetahui apakah ia berhasil atau gagal
dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan
mendorong siswa belajar lebih baik. Sedangkan kegagalan bisa
menyebabkan siswa frustasi.
5) Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan lebih
mudah memahami dan berhasil dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
6) Faktor minat dan usaha, dengan minat siswa akan merasakan sesuatu
yang dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.
7) Faktor fisiologis berkaitan dengan kondisi badan siswa. Badan yang
lemah menyebabkan perhatian menjadi kurang sempurna.
8) Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas lebih mudah menangkap dan
memahami materi, mampu berpikir kritis, kreatif serta lebih cepat
mengambil keputusan.
(Hamalik, 2011)
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para tokoh di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses interaksi antara siswa
dengan lingkungan belajarnya yang ditandai dengan perubahan tingkah
laku dan perubahan kemampuan berpikir. Proses belajar meliputi ranah
kognitif afektif, dan psikomotorik yang harus benar-benar dipahami oleh
guru. Proses tersebut dipengaruhi oleh faktor internal seperti minat,
perhatian, kebiasaan, usaha dan motivasi, serta faktor eksternal seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Disamping itu, agar belajar lebih efektif guru juga perlu memahami faktor-
faktor kondisional seperti: macam-macam kegiatan siswa, latihan, situasi
belajar, keterbukaan terhadap hasil belajar siswa, kesiapan belajar, minat
dan usaha, kondisi badan serta tingkat intelegensi siswa.
b. Mengajar
“Prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberikan
motivasi kegiatan belajar” (Sardiman, 2004: 2). Menurut Sudjana (2010)
“Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah
mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa
sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan
belajar” (hlm. 7). Hasibuan dan Moedjiono mengatakan bahwa “Mengajar
adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses belajar” (2008: 3). Menurut Hamdani mengajar adalah proses
mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses
belajar (2011).
Mengajar menekankan pada kegiatan optimal belajar siswa.
Proses mengajar dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan kegiatan
belajar siswa. (Sudjana, 2010). Menurut Sardiman mengemukakan bahwa
fungsi pokok mengajar adalah menyediakan kondisi yang kondusif,
sedangkan yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan dalam
rangka menemukan dan memecahkan masalah adalah siswa (2004).
Sudjana menyatakan bahwa titik berat peranan guru dalam konsep
mengajar yaitu sebagai pemimpin belajar, fasilitator belajar, moderator
belajar, motivator belajar dan evaluator (2010).
Guru dikatakan sebagai pemimpin belajar karena guru yang
menentukan arah kegiatan belajar siswa. Dikatakan fasilitator karena guru
harus dapat menciptakan fasilitas yang dapat menjadi sumber belajar bagi
siswa. Sebagai motivator, maka guru harus merangsang siswa melakukan
kegiatan belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Guru
perlu memberikan dorongan atau motivasi melalui penghargaan bagi siswa
yang berprestasi, pujian jika siswa melakukan kegiatan belajar yang baik,
bahkan sanksi jika siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang
diharapkan. Sedangkan evaluator, artinya guru berkewajiban mengawasi,
memantau proses dan hasil belajar yang dicapai siswanya. Disamping itu,
guru berkewajiban melakukan upaya perbaikan proses belajar baik kepada
siswa secara perorangan maupun secara kelompok atau kelas. (Sudjana,
2010).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirumuskan pengertian
mengajar yaitu proses yang dilakukan guru dalam rangka menumbuhkan
kegiatan belajar siswa. Jadi, dalam hal ini guru sedapat mungkin
menyediakan kondisi yang kondusif agar para siswa dapat berperan aktif
dalam rangka menemukan dan memecahkan suatu permasalahan. Fungsi
guru dalam kegiatan mengajar adalah berperan sebagai pemimpin belajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
fasilitator belajar, moderator belajar, motivator belajar dan evaluator bagi
para siswanya.
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisons)
a. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran sering dibicarakan dalam istilah dunia
pendidikan. Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai perangkat
rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan
pembelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di
tempat-tempat lain dalam rangka melaksanakan aktivitas pembelajaran
(Aunurrahman, 2011). Sedangkan menurut Agus Suprijono model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dalam suatu kelas. Melalui model
pembelajaran ini guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide,
cara berpikir dan keterampilan (2010).
Joice dan Weil (1990) dalam Isjoni mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan dan
digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan
memberi petunujuk kepada pengajar di kelasnya (2010). Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model pembelajaran yaitu: 1)
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/ materi ajar, 3)
kondisi siswa, 4) ketersediaan sarana dan prasarana belajar (Sugiyanto,
2009).
Saminanto mengatakan bahwa diperlukan suatu cara untuk
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
materi, karakteristik siswa dan kondisi dimana kegiatan pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat mengembangkan
kreativitasnya dalam memilih model pembelajaran yang cocok. Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan model pembelajaran adalah: tujuan
pembelajaran, peserta didik, guru, fasilitas, dan situasi (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pengetahuan guru tentang berbagai model pembelajaran memiliki
arti penting dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Hal
tersebut berkaitan dengan fungsi model pembelajaran yaitu memberikan
arah untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan kegiatan
pembelajaran. Keunggulan suatu model pembelajaran dapat dihasilkan
ketika guru mampu mengadaptasikan model pembelajaran tersebut
sehingga dapat mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik
(Aunurrahman, 2011).
Berdasarkan pendapat dikemukakan para tokoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan guru tentang berbagai model
pembelajaran memiliki arti penting untuk mewujudkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu perangkat
rencana atau pola yang dipergunakan untuk merancang bahan-bahan
pembelajaran serta menjadi pedoman bagi guru untuk mempersiapkan dan
mengimplementasikan kegiatan pembelajaran. Keunggulan ketika guru
menerapkan model pembelajaran adalah hasil belajar siswa menjadi lebih
baik. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang cocok
guru perlu memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sifat
materi, karakteristik dan kondisi siswanya, serta ketersediaan fasilitas.
b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Sugiyanto mengemukakan bahwa ada banyak model
pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa (2010). Model pembelajaran tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran ini juga mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka masing-masing dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh
dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika siswa belajar.
2) Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja
sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Pembelajaran ini mendorong siswa agar tidak hanya belajar
dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Disamping itu, pembelajaran
kooperatif mendukung berkembangnya keterampilan siswa sekaligus
aspek kognitifnya.
3) Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum merupakan rakitan dari berbagai teori
atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang
jauh sebelumnya sudah ada. Konsep yang terkenal dalam
pembelajaran ini adalah TANDUR (tumbuhkan, Alami, Namai,
Ulangi dan Rayakan).
4) Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik. Pembelajaran ini dilakukan dengan cara mengajarkan
beberapa materi pelajaran dalam setiap kali pertemuan.
5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning –
PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning –
PBL) merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada apa yang
siswa pikirkan selama mereka mengerjakan suatu permasalahan. Guru
memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa
dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat lima jenis model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan
dalam kelas. Kelima jenis model pembelajaran tersebut adalah: model
pembelajaran kontektual (CTL), model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran kuantum, model pembelajaran terpadu, dan model
pembelajaran berbasis masalah (PBL).
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mengacu pada kegiatan dimana siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
Pembelajaran ini bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa
tersebut. Masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab
mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota
untuk mempelajarinya juga. Oleh sebab itu, guru diharapkan mampu
membentuk kelompok-kelompok kooperatif agar semua anggotanya dapat
saling bekerjasama untuk memaksimalkan pembelajarannya (Huda, 2011).
Menurut Isjoni pembelajaran kooperatif adalah sebuah model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Model
pembelajaran ini dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling
memberikan pendapatnya. Selain itu, dalam model pembelajaran
kooperatif siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan
masalah. Oleh karena itu, model pembelajaran ini sangat baik
dilaksanakan sehingga para siswa dapat bekerjasama mengatasi tugas yang
dihadapinya (2010).
Pembelajaran kooperatif dapat dicirikan oleh beberapa hal
berikut:
1) Setiap anggota memiliki peran;
2) Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas cara belajarnya dan
juga teman-teman sekelompoknya;
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok;
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
(Hamdani: 2011).
Menurut Agus Suprijono pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok, karena di dalamnya terdapat
unsur-unsur yang membuat pembelajaran lebih efektif (2010). Unsur
tersebut antara lain:
1) Saling ketergantungan positif yang artinya dalam pembelajaran
kooperatif terdapat dua tanggungjawab kelompok, yaitu mempelajari
bahan yang ditugaskan dalam kelompok dan menjamin semua anggota
secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2) Tanggung jawab individual artinya, setelah mengikuti kelompok
belajar, seluruh anggota harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap
keberhasilan kelompok.
3) Interaksi promotif yang memiliki ciri: saling membantu, saling
memberi informasi, saling mengingatkan, saling percaya dan saling
memotivasi agar tercapai keberhasilan bersama.
4) Keterampilan sosial diantaranya mampu menyelesaikan konflik secara
konstruktif dan mampu berkomunikasi dengan baik serta saling
menerima dan mendukung.
5) Pemrosesan kelompok yang berarti menilai. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi
terhadap kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok.
Sugiyanto menyatakan bahwa salah satu model pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan aspek keterampilan sosial sekaligus
aspek kognitif dan aspek sikap siswa adalah model kooperatif (2009).
Model pembelajaran kooperatif banyak digunakan untuk mewujudkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.
Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai
mata pelajaran dan berbagai usia (Isjoni, 2010).
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Model pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk
bekerja bersama dalam tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasi
usaha mereka untuk melengkapi tugas. Dua atau lebih individu dalam
pembelajaran kooperatif, saling bergantung untuk memperoleh
penghargaan yang akan diberikan jika mereka sukses sebagai kelompok
(Hamdani, 2011).
Agus Suprijono menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar (2010). Menurut
Huda saat interaksi bersama dalam pembelajaran kooperatif, siswa
memiliki kesempatan untuk menunjukkan keterampilan berpikir dan
memecahkan masalahnya satu sama lain, menerima feed back dan lebih
jauh mampu mengkonstruksi pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan
baru. Melalui interaksi ini mereka dapat memahami masalah dengan lebih
baik daripada sebelumnya. Model pembelajaran kooperatif diyakini
sebagai praktik pedagogis untuk meningkatkan proses pembelajaran
(2011).
Isjoni berpendapat bahwa pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok
pembelajaran (2010). Tujuan utamanya adalah agar siswa dapat
meningkatkan cara belajar menuju belajar yang lebih baik. Pembelajaran
kooperatif memungkinkan siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga
dari sesama siswa (Sugiyanto, 2009).
Menurut Slavin siswa dalam kelas kooperatif diharapkan dapat
saling membantu. Selain itu, para siswa dapat saling berdikusi dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
serta menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (2008).
Keberhasilan belajar menurut model pembelajaran kooperatif bukan
semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, namun
perolehan belajar itu akan semakin baik jika dilakukan secara bersama-
sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan
baik (Solihatin dan Raharjo, 2008).
Sugiyanto mengemukakan ada banyak nilai pembelajaran
kooperatif diantaranya adalah:
1. meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial 2. memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
3. memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial 4. memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai
sosial dan komitmen 5. menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois 6. membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa 7. berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk
memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan
8. meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia 9. meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi
dari berbagai perspektif 10. meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik 11. meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang
perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas
(2009 :43-44) Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif beranggotakan 4-6 orang dengan
struktur kelompok yang heterogen sebagai wadah siswa untuk dapat saling
bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial
sehingga siswa mampu mengkonstruksi pemahaman, pengetahuan, dan
keterampilan baru. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Guru diharapkan
mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif yang dapat
memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya, menghargai
pendapat teman, dan saling memberikan pendapatnya. Hal tersebut
bertujuan agar para siswa dapat bekerjasama mengatasi tugas yang
dihadapinya.
d. Student Teams Achievement Divisions
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang efektif adalah tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions). Siswa dikelompokkan
secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-
tama siswa mempelajari materi bersama dengan teman satu kelompoknya,
kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis (Huda, 2011).
Isjoni menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal (2010).
Menurut Hamdani STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkin. Guru yang menggunakan
STAD mengacu pada belajar kelompok siswa dan menyajikan informasi
akademik baru kepada siswa menggunakan presentasi verbal atau teks.
Siswa dalam kelas dibagi menjadi kelompok dengan jumlah 4-5 orang
secara heterogen. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan untuk
menuntaskan materi pelajarannya, kemudian saling membantu satu sama
lain memahami bahan pelajaran dengan cara berdiskusi (2011). Trianto
berpendapat bahwa dalam STAD guru menyajikan pelajaran, dan siswa
bekerja dalam tim. Mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling
membantu (2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pembelajaran kooperatif tipe STAD diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan
penghargaan kelompok (Trianto, 2007). Secara umum lima komponen
utama dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) adalah sebagai berikut:
1) Presentasi Kelas atau Penyajian Materi
Materi dalam STAD (Student Teams Achievement Divisions) pertama-
tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas
dapat dilakukan melalui pengajaran secara langsung atau pengajaran
diskusi dengan guru. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dengan
pengajaran pada umumnya karena dalam hanya ditekankan pada hal-
hal pokok saja. Dengan demikian, siswa dituntut untuk bersungguh-
sungguh dalam memperhatikan materi yang diberikan oleh guru dalam
presentasi kelas karena hal tersebut juga akan membantu mereka
dalam mengerjakan kuis yang nantinya juga akan mempengaruhi skor
dari tim mereka.
2) Tim atau Kelompok
Tim atau kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, baik dalam
penguasaan materi, jenis kelamin, maupun suku. Fungsi utama dari
tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai
materi yang diberikan dan juga untuk mempersiapkan anggota tim
dalam menghadapi kuis, sehingga semua anggota tim dapat
mengerjakan dengan baik.
Setelah guru mempresentasikan materi, anggota tim secara bersama-
sama mempelajari lembar kegiatan maupun memecahkan suatu
permasalahan yang diberikan guru. Dalam hal ini siswa
mendiskusikan masalah atau kesulitan yang ada, membandingkan
jawaban dari masing-masing anggota tim dan membetulkan kesalahan
konsep dari anggota tim. Tim merupakan hal penting yang harus
ditonjolkan dalam STAD. Dalam setiap langkah, titik beratnya terletak
pada ingatan anggota tim agar bisa bekerja yang terbaik demi timnya
dan cara terbaik dalam tim adalah bekerja sama dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Kuis atau Tes Individual
Setelah satu atau dua kali pertemuan guru mempresentasikan materi di
kelas dan setelah satu atau dua kali tim melakukan latihan dalam
kelompoknya, siswa diberi kuis secara individual. Jadi setiap siswa
bertanggung jawab secara individu dalam menguasai materi pelajaran
yang diberikan. Hasil selanjutnya adalah diberi skor. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman materi setiap individu.
4) Skor Perkembangan Individu
Skor atau nilai diberikan pada setiap siswa jika mereka sudah
mengerjakan dengan baik. Setiap siswa diberi skor berasal dari rata-
rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan nilai,
maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkat nilai dari skor kuis
dan berusaha untuk melampaui skor rata-rata. Keadaannya mungkin
siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun. Tugas guru
adalah menghitung besarnya skor perkembangan yaitu dengan
membandingkan skor tes materi yang lalu dengan yang baru. Untuk
skor tes dengan skala 100 berlaku ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu
Skor Tes Skor Perkembangan Individu
a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
b. 10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10 c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20 d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 e. Nilai sempurna (tidak berdasarkan
skor awal) 30
(Isjoni, 2010: 53) 5) Rekognisi Tim
Rekognisi tim diartikan sebagai tahap pemberian penghargaan
kelompok. Sebuah tim akan mendapatkan penghargaan atau hadiah
jika mereka dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan. Skor tim
siswa akan digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman siswa.
Penghargaan yang akan diperoleh tim tersebut berdasarkan skor rata-
rata tim dengan ketentuan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 3 Tingkat Penghargaan Tim
Rata-rata tim Predikat 0 ≤ x ≤ 5 5 ≤ x ≤ 15 Tim baik 15 ≤ x ≤ 25 Tim hebat 25 ≤ x ≤ 30 Tim Super
Sumber: Ratumanan 2002 (Trianto, 2007: 56)
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD
yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran. c. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu dapat menjelaskan kepada anggota lainnya, sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis, tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi. f. Penutup.
(Hamdani, 2011: 93-94). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin. STAD
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal. Pertama-tama siswa mempelajari
materi bersama dengan teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji
secara individual melalui kuis-kuis. Adapun tahapan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari: 1) tahap penyajian materi,
2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan
skor perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan
kelompok.
4. Hakikat Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat diartikan juga sebagai mutu. Hamzah B. Uno
menyatakan bahwa membicarakan kualitas pembelajaran berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini
berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula (2008).
Hamdani menyatakan bahwa “Hakikat kualitas pembelajaran merupakan
kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya” (2011: 295). Penilaian kualitas pembelajaran tidak hanya
berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses. Penilaian
terhadap proses dan hasil belajar harus dilakukan seimbang dan simultan
(Sudjana,2010).
Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
untuk mengukur perubahan tingkah laku yang telah terjadi pada peserta didik.
Sedangkan penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran
dan pembentukan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana
tujuan-tujuan belajar direalisasikan (Mulyasa, 2010). Berdasarkan pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari dua
segi, yaitu segi proses dan segi hasil.
a. Segi Proses
Kualitas pembelajaran dapat diamati dari segi proses
pembelajaran, Mulyasa (2005) menyatakan bahwa:
Kualitas pembelajaran dapat di lihat dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri (hlm. 131)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran dari segi proses dapat diamati dari aktivitas belajar siswa
yaitu bagaimana peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental
maupun sosial dalam proses pembelajaran. Disamping itu, peserta didik
juga menunjukkan kegairahan belajar, semangat belajar, dan rasa percaya
diri yang tinggi. Adapun penjelasan komponen proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1) Keaktifan Siswa
Konsep keaktifan erat kaitannya dengan aktivitas belajar.
Keaktifan dapat diartikan sebagai keadaan yang menunjukkan bahwa
siswa bepartisipasi aktif dalam aktivitas pembelajaran. Aktivitas
belajar menurut Hamalik bahwa siswa adalah suatu organisme hidup
yang di dalam dirinya terkandung berbagai potensi dan prinsip aktif,
yaitu keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri (2011). Indikator
siswa aktif dapat dilihat dari lima segi, yaitu sebagai berikut:
a) keinginan, keberanian siswa menampilkan minat, kebutuhan dan
permasalahannya;
b) keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar;
c) penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar siswa dalam
menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai
keberhasilan;
d) kemandirian belajar yaitu kebebasan atau keleluasaan melakukan
hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lainnya.
(Sudjana, 2010).
Paul B. Dierich membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu:
a) Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d) Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e) Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.
f) Kegiatan-kegiatan metrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
g) Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h) Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Hamalik (2011: 172-173) Berdasarkan delapan aktivitas belajar menurut pendapat di
atas, yang sesuai dengan aktivitas pembelajaran ekonomi melalui
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisons) antara lain: kegiatan visual yaitu membaca;
kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengajukan pertanyaan,
mengemukakan pendapat, dan diskusi; kegiatan-kegiatan
mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan dan
mendengarkan percakapan diskusi kelompok; dan kegiatan menulis,
yaitu mengerjakan tes.
2) Kegairahan Belajar
Guru harus dapat membangkitkan kegairahan belajar dengan
membangkitkan minat belajar siswa untuk menguasai pengetahuan
yang terkandung dalam bidang studinya. Mulyasa berpendapat bahwa
“Minat (interest), yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu” (2010: 93).
Minat digunakan untuk mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa. Sebagai contoh siswa yang berminat untuk belajar
ekonomi akan cenderung menaruh perhatian yang besar dan
melakukan pemusatan intensif terhadap pelajaran tersebut. Hal ini
akan membuat siswa belajar dengan lebih giat untuk meningkatkan
prestasinya (Syah, 2010).
Gairah belajar dapat dilihat dari rasa suka dan ketertarikan
siswa pada mata pelajaran. Adanya gairah belajar akan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
siswa melakukan tindakan belajar dengan kondisi yang
menyenangkan dan hasil yang memuaskan (Nurhayati, 2009).
Berdasarkan pendapat di atas, kegairahan belajar adalah
kecenderungan siswa untuk menaruh perhatian yang besar ketika guru
menjelaskan materi dalam proses pembelajaran. Siswa yang bergairah
dalam belajar berarti memiliki minat yang besar untuk mengkuti
proses belajar mengajar. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk
mengukur kegairahan belajar yaitu ketertarikan siswa terhadap
pelajaran dan dorongan siswa dalam merespon pembelajaran.
3) Semangat Belajar
Harjdana (1994) dalam Setiawan menyatakan bahwa
“Semangat belajar merupakan kecenderungan hati yang tinggi untuk
belajar, mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan, melalui
usaha, pengajaran atau pengalaman” (2010: 235). Lingkungan sekolah
yang nyaman, aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi
dari seluruh warga sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada
siswa merupakan iklim yang dapat membangkitkan semangat belajar
(Mulyasa, 2010).
Indikator semangat belajar siswa antara lain: (1) bertanya bila
tidak mengerti dan menjawab pertanyaan guru; (2) mencatat materi
yang dijelaskan guru; (3) menyiapkan buku-buku terlebih dahulu
sebelum materi pelajaran dimulai; (4) mengerjakan dan
mengumpulkan tugas (Setiawan, 2010).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
semangat belajar adalah dorongan kuat dari siswa untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dipengaruhi oleh
iklim belajar yang kondusif. Beberapa indikator semangat belajar
antara lain dari kemauan siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan guru, mencatat materi yang dijelaskan guru, menyiapkan
buku-buku terlebih dahulu sebelum materi pelajaran dimulai,
mengerjakan dan mengumpulkan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4) Rasa Percaya Diri
Menurut Aunuurahman menyatakan bahwa percaya diri
merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh
terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa
percaya diri muncul ketika seseorang terlibat dalam aktivitas tertentu
dimana pikirannya terarah untuk mencapai hasil yang diinginkan
(2011).
Rasa percaya diri dapat tumbuh dengan sehat jika ada
pengakuan dari lingkungan. Pengakuan umum atas keberhasilan yang
dicapai akan membuat rasa percaya diri siswa menjadi semakin kuat.
Sebaliknya, jika siswa mengalami kegagalan terlebih diiringi celaan
dari lingkungannya, akan membuat siswa semakin tidak percaya diri,
takut untuk belajar, bahkan membenci pelajaran tertentu. Pendekatan
emosional guru kepada siswa sangat penting agar keberanian dan rasa
percaya diri siswa tumbuh dengan baik (Aunuurahman, 2011).
Empat ciri utama seseorang yang memiliki rasa percaya diri,
antara lain:
a) Cinta Diri
Orang yang mencintai diri sendiri mau menghargai diri sendiri dan
orang lain. Mereka akan memenuhi kebutuhan secara wajar dan
selalu menjaga kesehatan diri. Hal ini kan membuat orang tersebut
menjadi semakin percaya diri.
b) Pemahaman Diri
Orang yang percaya diri sangat sadar diri. Mereka selalu dapat
mengintropeksi diri agar setiap tindakan yang dilakukannya tidak
merugikan orang lain.
c) Tujuan yang Positif
Orang yang percaya diri dapat mengerti tujuan hidupnya. Hal ini
disebabkan karena mereka mempunyai alasan dan pemikiran yang
jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang bisa
mereka dapatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d) Pemikiran yang Positif
Orang yang percaya diri merupakan teman yang menyenangkan.
Salah satu penyebabnya karena mereka selalu memandang
kehidupan dari sisi yang cerah. Selain itu, mereka yang pemikiran
positif juga dapat mengendalikan diri
(Rifki, 2008).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa rasa percaya diri siswa berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan
mental dalam proses pembelajaran, dimana perasaan ini sangat
dipengaruhi oleh pengakuan dari lingkungan. Jika siswa mendapatkan
pengakuan yang positif terhadap apa yang ia capai maka rasa percaya
diri siswa akan semakin besar. Sebaliknya jika yang ia terima adalah
celaan, maka siswa tersebut akan cenderung kurang percaya diri. Oleh
karena itu, pendekatan dari guru sangat penting dalam rangka
menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Adapun indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur rasa percaya diri diantaranya: cinta diri,
pemahaman diri, tujuan yang positif dan pemikiran yang positif.
b. Segi Hasil Belajar
Menurut Mulyasa menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan
prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan”
(2010: 212). Sudjana mengungkapkan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris
(2010).
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri
dari lima aspek, yakni penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah koginitif,
yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran (Sudjana,
2010).
Menurut Uno (2008) ”Instrumen tes pada umumnya digunakan
untuk menilai hasil belajar kognitif” (hlm: 71). Tes sebagai alat penilaian
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menilai
dan mengukur hasil belajar siswa, berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran (Sudjana, 2010).
Sukardi mengemukakan bahwa ”Suatu bentuk tes dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes tertulis dan tes lisan” (2008: 93).
Tes tertulis merupakan sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang
direncanakan oleh guru secara sistematis dan dibedakan menjadi dua
macam yaitu tes esai dan tes objektif. Sedangkan tes lisan merupakan
sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara
terencana oleh guru tanpa melalui media tulis.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dilihat dari
fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam antara lain:
1) Penilaian formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir program
belajar mengajar untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar
itu sendiri.
2) Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program misalnya pada akhir semester atau akhir tahun.
3) Penilaian diagnostik, yaitu penilaian untuk melihat kelemahan siswa
beserta faktor penyebabnya. Penilaian ini misalnya dilakukan untuk
keperluan remedial maupun bimbingan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Penilaian selektif, yaitu penilaian yang bertujuan untuk keperluan
seleksi, contohnya seleksi ujian masuk ke lembaga pendidikan
tertentu.
5) Penilaian penempatan, yaitu penilaian yang ditujukan untuk
mengetahui keterampilan prasayarat yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan penguasaan belajar.
(Sudjana, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam penguasaan
pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu yang dicirikan
melalui perubahan tingkah laku baik dari aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik. Penilaian hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah penilain formatif dalam bentuk tes tertulis yang menekankan
pada aspek kognitif dan dilakukan setelah siswa selesai mempelajari suatu
topik atau materi tertentu.
Pembelajaran dari segi hasil dikatakan berkualitas, menurut
pendapat Sudjana (2010) “Biasanya keberhasilan siswa ditentukan
kriterianya, yakni berkisar antara 75-85 persen” (hlm. 8). Berdasarkan
pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa indikator kualitas
pembelajaran dari segi hasil antara 75-85% siswa dalam kelas tersebut
tuntas, yaitu mendapat nilai sama dengan atau di atas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang disyaratkan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan dengan mengangkat tema model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang
dijadikan acuan peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Wiwin Setyowati dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa: Penelitian
Tindakan Kelas Di SMA 8 Surakarta menunjukkan bahwa penerapan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
fisika siswa kelas X10 semester ganjil SMA Negeri 8 Surakarta untuk
pokok bahasan Dinamika Partikel. Hasil belajar siswa meningkat 12,8 %
dari siklus I ke siklus II (siklus I = 76,9% dan siklus II = 89,7%).
2. Noer Fuadiyah Uyun dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II pada
Mata Diklat Negosiasi di SMK Sudirman I Wonogiri Tahun Pelajaran
2008/2009 menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran
2011-2012 dengan objek penelitian yaitu penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Ekonomi.
Selain itu, perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu
adalah penelitian ini menggunakan angket sebagai instrumen penelitian.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Adapun kerangka
pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa, melalui usaha-
usaha terencana agar terjadi proses belajar. Sesuai SNP, proses pembelajaran pada
satuan pendidikan seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
Paradigma teacher center harus diubah menjadi student center sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan kualitas pembelajaran perlu
dilakukan salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran.
Proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi di kelas X3 SMA Negeri 3
Surakarta cenderung bersifat konvensional dimana proses pembelajaran masih
berfokus pada guru sehingga dapat menghambat daya kritis siswa. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 menyebabkan aktivias dan interaksi siswa kurang yang dibuktikan dengan siswa
tidak mampu menunjukkan keterlibatan baik fisik, mental maupun sosial serta
kurang menunjukkan gairah, semangat dan rasa percaya diri. Disamping itu,
kurangnya variasi model pembelajaran inovatif membuat mata pelajaran ekonomi
yang bersifat hafalan menjadi suatu pelajaran yang membosankan bagi para siswa.
Akibatnya, siswa menjadi kesulitan memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru sehingga hasil belajar ekonomi siswa kelas X3 tidak
memuaskan dan secara keseluruhan menunjukkan kualitas pembelajaran di kelas
tersebut rendah.
Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan suatu model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di dalam
kelas dan sesuai dengan materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang
dapat diterapkan pada semua semua mata pelajaran. STAD menekankan pada
adanya aktivitas dan interaksi diantara para siswa sehingga mereka dapat saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran agar dapat mencapai prestasi yang
maksimal. Penerapan model STAD ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi.
Penyelesaian permasalahan yang penulis rumuskan dalam bab
sebelumnya digambarkan dalam sebuah kerangka pemikiran, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
35
Kondisi Awal 1. Pembelajaran yang dilaksanakan
pada kelas X3 SMA N 3 Surakarta masih didominasi oleh metode ceramah sehingga pembelajaran berpusat pada guru.
2. Aktivitas dan interaksi siswa dalam pelajaran ekonomi kurang sehingga kualitas pembelajaran rendah. Dibuktikan dengan:
a. Rendahnya keterlibatan siswa baik fisik, mental maupun sosial.
b. Rendahnya gairah belajar siswa
c. Rendahnya semangat belajar siswa
d. Rendanya rasa percaya diri siswa
e. Rendahnya pencapaian hasil belajar siswa yang ditandai dengan perolehan nilai rata-rata 74,40 (dibawah nilai KKM 75), dengan prosentase siswa yang tidak tuntas sebesar 48,49%.
Tindakan Dalam penelitian ini, guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri 5 langkah yaitu: 1) Tahap penyajian materi 2) Tahap kegiatan kelompok 3) Tahap tes individual 4) Tahap penghitungan skor perkembangan
individu 5) Tahap pemberian penghargaan
kelompok. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus antara lain: 1. Siklus I, meliputi tahap:
a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Refleksi e. Analisis Siklus I
2. Siklus II, meliputi tahap: a. Perencanaan b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi d. Refleksi e. Analisis Siklus II Apabila pada akhir siklus II sudah ada peningkatan kualitas pembelajaran, maka tindakan penelitian dapat dihentikan.
3. Apabila berdasarkan hasil analisis siklus II belum terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, maka masih perlu dilakukan tindakan siklus ke III dan seterusnya.
Kondisi Akhir
Kualitas pembelajaran
meningkat.
1. Dari segi proses belajar:
75% siswa aktif dalam
proses pembelajaran
ditandai dengan
meningkatnya keterlibatan
siswa baik fisik, mental
maupun sosial, disamping
itu gairah belajar,
semangat belajar serta rasa
percaya diri siswa pun
meningkat.
2. Dari segi hasil belajar:
75% siswa mendapatkan
hasil belajar di atas KKM
75
Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori yang mencakup kajian pustaka, hasil
penelitian tindakan kelas yang relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat
dikemukakan hipotesis penelitian yaitu: “Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi siswa
kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011-2012”.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta,
tepatnya di jalan Prof. W.Z.Yohanes 58 Surakarta. Alasan pemilihan sekolah
dan kelas X3 karena:
a. Terdapat permasalahan rendahnya kualitas pembelajaran ekonomi baik
dari segi proses dan maupun hasil belajar pada siswa kelas X3
b. Guru mata pelajaran ekonomi belum pernah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) .
c. Sekolah SMA Negeri 3 Surakarta belum pernah digunakan sebagai obyek
penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian
ulang.
Deskripsi tentang tempat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keadaan Sekolah
SMA Negeri 3 Surakarta mempunyai dua lokasi yaitu di jalan
Laksamana Sukardi R.E.Martadinata 143 (Warungmiri) untuk kelas
akselerasi, dan di jalan Prof. W.Z.Yohanes (Kerkop) untuk kelas X,XI, dan
XII. SMA Negeri 3 lokasi Kerkop sebagai tempat penelitian, berada di
Jalan W.Z.Yohanes Surakarta dengan lingkungan berupa: pemukiman
penduduk, pasar tradisional, dan rumah sakit. Lalu lintas di jalan ini tidak
terlalu ramai serta mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Kondisi
lingkungan yang demikian membuat para siswa nyaman dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Disamping itu, ruangan yang ada di SMA
Negeri 3 Surakarta dirancang sedemikian rupa sehingga membuat siswa
nyaman beraktivitas. Berikut ini adalah denah SMA Negeri 3 lokasi
Kerkop:
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 2 Denah SMA N 3 Lokasi Kerkop
Tempat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Sarana dan Prasarana Sekolah
SMA N 3 Surakarta lokasi Kerkop didirikan diatas tanah seluas
5.250 m2. Fasilitas yang dimiliki sekolah dan menunjang kegiatan belajar
mengajar siswa antara lain:
1) Laboratorium
Sekolah ini memiliki 7 laboratorium, yaitu: laboratorium fisika,
laboratorium kimia, laboratorium biologi, laboratorium matematika,
laboratorium bahasa, laboratorium IPS, dan laboratorium komputer.
2) Perpustakaan
Perpustakaan SMA N 3 Surakarta memadai kebutuhan siswa dalam
menunjang proses belajar mengajar. Perpustakaan ini dilengkapi
dengan AC, 10 unit komputer, WIFI, printer, meja dan kursi yang di
tata melingkar, serta meja lesehan sehingga nyaman untuk tempat
membaca dan belajar. Disamping itu koleksi buku, majalah, novel,
koran yang dimiliki pun banyak dan cukup lengkap. Perpustakaan ini
dapat melayani siswa dalam peminjaman buku baik buku paket
maupun buku umum.
3) Ruang BK
Ruangan ini digunakan sebagai tempat konseling untuk siswa-siswa
yang bermasalah dengan persoalan-persoalan yang dapat mengganggu
studi.
4) Ruang UKS
Ruang ini digunakan untuk menampung siswa yang sedang sakit saat
berada di sekolah. Ruangan ini dilengkapi dengan obat-obatan, meja ,
kursi, tempat tidur.
5) Koperasi Sekolah
Koperasi Sekolah SMA N 3 Surakarta dikenal dengan nama “Kopsis
SMAGA”. Ruang koperasi digunakan sebagai tempat menjual
kebutuhan-kebutuhan alat tulis siswa, kelengkapan seragam sekolah,
dan melayani jasa fotokopi untuk para siswa serta guru. Koperasi ini
juga sebagai sarana belajar kewirausahaan bagi para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c. Lingkungan Belajar Siswa
Lingkungan belajar yang ada di SMA Negeri 3 Surakarta
dirancang agar siswa merasa nyaman tidak hanya ketika belajar di dalam
kelas tetapi juga pada saat belajar di luar kelas. Adapun gambaran
lingkungan belajar siswa di dalam dan di luar kelas sebagai berikut:
1) Di Dalam Kelas
Proses belajar mengajar siswa berlangsung dengan lancar yang
didukung sistem interaksi yang nyaman. Masing-masing kelas rata-
rata terdiri dari 30 siswa, dengan sarana prasarana yang tersedia
berupa meja, kursi, AC, LCD, OHP, whiteboard, boardmaker dan
speaker. Guru Ekonomi dapat memanfaatkan fasilitas dengan baik
sehingga kegiatan belajar mengajar mata pelajaran ekonomi tidak
terhambat.
2) Di Luar Kelas
Fasilitas yang disediakan di luar kelas seperti perpustakaan,
laboratorium, UKS, Koperasi Siswa dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh siswa maupun guru ekonomi. Sebagai contoh aktivitas yang
dilakukan dalam proses pembelajaran di luar kelas yang menunjang
pembelajaran ekonomi antara lain: siswa oleh guru diajak belajar di
perpustakaan, siswa dapat menggunakan fasilitas laboratorium untuk
belajar MYOB sebagai kegiatan ekstrakurikuler, siswa dapat istirahat
di UKS ketika sakit dan tidak dapat mengikuti pelajaran ekonomi serta
siswa dapat memanfaatkan Koperasi Sekolah sebagai sarana
pembelajaran ekonomi yang kontekstual misalnya terjadi interaksi riil
antara penjual dengan pembeli.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai
bulan Januari 2012 sampai dengan penelitian selesai. Kegiatan tersebut dimulai
dari persiapan hingga penyusunan laporan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Untuk lebih jelasnya, jadwal waktu penelitian dapat dipaparkan dalam
tabel berikut :
Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Penelitian Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
a. Persiapan Penelitian 1) Koordinasi peneliti dengan kepala
sekolah dan guru Ekonomi
2) Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan.
3) Menyusun proposal penelitian 4) Menyiapkan perangkat pembelajaran
dan instrumen penelitian (lembar observasi) serta ijin penelitian
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I
a) Perencanaan b) Pelaksanaan tindakan c) Observasi d) Refleksi e) Analisis siklus I
2) Siklus II a) Perencanaan b) Pelaksanaan tindakan c) Observasi d) Refleksi e) Analisis siklus II
c. Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) 2) Menyusun laporan/skripsi 3) Ujian dan revisi 4) Penggandaan dan pengumpulan
laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X3 pada semester genap tahun
ajaran 2011-2012 sebanyak 33 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 siswa
dan jumlah siswa perempuan sebanyak 21 siswa.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Class Action
Research) adalah segala peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan
dengan kriteria keberhasilan yang ditetepkan oleh peneliti. Data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah data yang menunjuk pada data apa saja yang menjadi
fokus penelitian, sedangkan sumber data menunjuk dari mana saja data tersebut
diperoleh.
Jenis data yang dibutuhkan diantaranya berupa keaktifan siswa dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Sumber data penelitian meliputi data
sekunder dan data primer, antara lain:
1. Data Primer
Merupakan sumber data yang langsung diperoleh dari sumber asli tanpa
melalui perantara. Data ini dapat berupa pendapat subjek baik secara individu
maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun sumber data primer dalam penelitian
ini, yaitu:
a. Siswa kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta, data yang diperoleh berupa hasil
belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
b. Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X3, data yang diperoleh adalah
kondisi siswa saat proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan.
2. Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui media
perantara. Data ini umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini, yaitu:
a. Dokumen atau arsip sekolah mengenai Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
catatan siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan buku penilaian.
b. Nilai Semester Gasal, Nilai Ulangan Harian 1 pada Semester Genap Siswa
Kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta.
D. Pengumpulan Data
Data yang relevan dengan permasalahan diperlukan untuk memecahkan
masalah dalam penelitian, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu
digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-
benar valid dan dapat dipercaya. Data penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan proses perekaman dengan mengamati semua
peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama penelitian tindakan kelas
berlangsung. Peneliti melakukan observasi berstruktur dengan menggunakan
pedoman berupa lembar observasi dan bertindak sebagai participant observer.
Peneliti sebagai pengamat ikut serta dalam berbagai kegiatan pihak yang
diamati dan segera mencatat apa yang terjadi dalam catatan lapangan.
Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa catatan yang
mendeskripsikan proses pembelajaran pada siklus yang akan dilaksanakan.
Observasi memuat refleksi yang dilakukan penulis terhadap pembelajaran yang
berlangsung di kelas. Observasi dikenai baik pada guru maupun pada siswa.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai
materi pembelajaran yang disampaikan setelah kegiatan pemberian tindakan.
Data yang diperoleh dari kegiatan ini adalah hasil belajar atau nilai ujian siswa
setelah pelaksanaan tindakan yang digunakan sebagai indikator ketercapaian
hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44 3. Angket
Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung, dimana peneliti tidak bertanya secara langsung dengan
respondennya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup yaitu angket dengan pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang telah
memiliki alternatif jawaban yang dapat dipilih responden. Angket ini
digunakan untuk memperoleh data kualitas pembelajaran dari segi proses
khususnya untuk mengetahui gairah belajar, semangat belajar, dan rasa percaya
diri siswa.
4. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Teknik
wawancara yang digunakan yaitu dengan memberikan pertanyaan yang sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat. Peneliti menggunakan bentuk wawancara
tidak terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaannya dapat diajukan secara
bebas kepada subjek tanpa ditetapkan terlebih dahulu alternatif jawabannya
oleh pewawancara. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa respon dari
guru dan siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data berupa catatan, arsip, majalah,
surat kabar, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi merupakan
pelengkap untuk memperoleh data dalam penelitian. Dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data sekolah, data kelas, data
siswa dan data proses pembelajaran berlangsung berupa foto atau gambar pada
saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
E. Uji Validitas Data
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis dengan membandingkan hasil
orang lain yang menyaksikan situasi yang sama, yaitu dengan guru. Dalam
penelitian ini triangulasi dilakukan berdasarkan sudut pandang peneliti juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45 dilakukan dengan membandingkan dengan dua sudut pandang lain untuk menguji
kebenarannya, yaitu penilaian dari guru terhadap respons siswa pada waktu
pembelajaran berlangsung dan penilaian dari siswa terhadap kinerja guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
F. Analisis Data
Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan
untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga
data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif komparatif
Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara
kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh
antar siklus sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah
dilakukannya tindakan.
2. Analisis data kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang
diperoleh dari tes formatif dan mentabulasi angket. Data kuantitatif yang
digunakan adalah kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-
rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai
batas ketuntasan. Berdasarkan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh
manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Analisis data kualitatif
Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan
lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif
diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan
membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil observasi.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran yang dapat dinyatakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46 bentuk presentase. Tindakan yang diberikan dalam penelitian ini dikatakan
berhasil apabila telah memenuhi indikator berikut:
Tabel 5 Indikator Ketercapaian Penelitian
No. Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan
Cara Mengukur
1. Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses a. Keaktifan siswa 75% Diamati menggunakan lembar
observasi saat proses belajar mengejar berlangsung dan dihitung dari jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam kegiatan melihat, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan dan kegiatan menulis.
b. Gairah belajar siswa 75% Dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan kegairahan belajar berdasarkan hasil perhitungan angket kualitas pembelajaran dari segi proses.
c. Semangat belajar siswa
75% Dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan semangat belajar berdasarkan hasil perhitungan angket kualitas pembelajaran dari segi proses.
d. Rasa percaya diri siswa
75% Dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan rasa percaya diri berdasarkan hasil perhitungan angket kualitas pembelajaran dari segi proses.
2. Kualitas Pembelajaran dari Segi Hasil Hasil Belajar Siswa 75% Diukur dari hasil tes pada akhir
siklus dan dihitung dari jumlah siswa yang tuntas yaitu memiliki nilai lebih dari atau sama dengan KKM (75) dibandingkan dengan jumlah seluruh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran ekonomi pada siswa kelas
X-3 di SMA Negeri 3 Surakarta melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisons). Terdapat empat tahap penelitian
yang mengacu pada desain model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
a. Setelah permasalahan ditemukan, maka peneliti bersama guru secara
kolaboratif merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan, meliputi
model pembelajaran apa yang akan digunakan, waktu dan hari
pelaksanaan.
b. Membuat kesepakatan bersama guru mata pelajaran ekonomi untuk
menetapkan materi yang akan diajarkan.
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS), dan lembar pengamatan proses pembelajaran untuk mengamati
kualitas pembelajaran dari segi proses.
d. Menyiapkan skenario penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang akan dilaksanakan selama 4 pertemuan (6 X 45 menit) yaitu
sebagai berikut:
Pertemuan Pertama:
1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dan mengecek kehadiran siswa.
2) Guru menciptakan suasana kondusif yang dapat memotivasi siswa
agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
3) Guru menyajikan materi pelajaran tentang ekonomi makro dan mikro
yang ditayangkan dalam slide power point.
4) Guru membagi 33 siswa ke dalam 7 tim. Masing-masing tim terdiri
dari 4-5 anggota siswa yang heterogen.
5) Siswa diminta duduk bergabung dengan anggota timnya masing-
masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
6) Guru memberikan soal kepada masing-masing tim, meliputi:
a) Tim 1 : Jelaskan unit analisis ekonomi mikro dan makro
b) Tim 2 : Jelaskan perbedaan ekonomi mikro dan makro
c) Tim 3 : Jelaskan masalah ekonomi yang dihadapi negara maju
d) Tim 4 : Jelaskan masalah ekonomi yang dihadapi negara
berkembang
e) Tim 5 : Jelaskan macam-macam pengangguran
f) Tim 6 : Jelaskan tentang kebijakan moneter
g) Tim 7 : Jelaskan tentang kebijakan fiskal
7) Guru memantau jalannya diskusi kelompok.
8) Guru meminta masing-masing tim mempresentasikan hasil diskusi
pada pertemuan selanjutnya.
9) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Pertemuan Kedua:
1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dan mengecek kehadiran siswa.
2) Guru menciptakan suasana kondusif yang dapat memotivasi siswa
agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
3) Guru meminta masing-masing tim mempresentasikan hasil diskusi,
sedangkan siswa dari tim lain diminta untuk memperhatikan dan
memberikan tanggapan baik pertanyaan maupun tambahan materi.
4) Guru memberikan penjelasan dan pelurusan bagi jawaban yang
kurang tepat serta tambahan materi dari apa yang siswa belum
jelaskan.
5) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Pertemuan Ketiga:
1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dan mengecek kehadiran siswa.
2) Guru menciptakan suasana kondusif yang dapat memotivasi siswa
agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran
3) Guru bersama peneliti memberikan LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami setiap
soal yang ada di LKS serta berdiskusi dengan teman satu tim. Siswa
dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada tim sebelum bertanya
kepada guru dan memberikan umpan balik terhadap pertanyaan yang
dikemukakan anggota satu timnya.
5) Setiap tim bertanggungjawab terhadap anggotanya, sehingga semua
anggota dapat memahami materi sebagai persiapan menghadapi kuis.
6) Guru membuka forum diskusi kelas jika ada soal yang tidak dapat
dipecahkan dalam tim.
7) Guru memberikan pelurusan bagi jawaban yang masih tidak tepat.
8) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan
diadakan kuis.
9) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Pertemuan Keempat:
1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam.
2) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis dan meminta siswa
untuk mengerjakan secara individu.
3) Selama siswa mengerjakan kuis, guru bersama peneliti mengawasi
dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan kemampuan
mereka.
4) Setelah batas waktu habis, guru meminta lembar jawab dikumpulkan.
5) Guru meminta siswa mengoreksi hasil jawaban teman lainnya
kemudian bersama-sama menghitung skor kemajuan individual dan
skor tim.
6) Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
e. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi angket yang
digunakan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan untuk mengetahui kualitas pembelajaran dari segi proses.
f. Menetapkan indikator ketercapaian sesuai dengan indikator kinerja
penelitian .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Indikator ketercapain diperoleh dari beberapa komponen, seperti yang
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 6 Indikator Ketercapain Belajar Siswa
Permasalahan
Indikator kinerja
Ukuran keberhasilan
Cara mengukur
1.Rendahnya kualitas pembelajaran dilihat dari segi proses yaitu: · Rendahnya
keaktifan siswa untuk terlibat baik secara fisik, mental maupun sosial
· Rendahnya gairah belajar siswa
· Rendahnya semangat belajar siswa
· Rendanhya rasa percaya pada diri sendiri
Meningkat-nya proses belajar siswa
75% siswa terlibat baik secara fisik, mental maupun sosial, bergairah dalam belajar, bersemangat mengikuti pelajaran dan penuh percaya diri
Keaktifan siswa dalam aktivitas belajar diamati melalui lembar observasi. Cara menghitung:
%100
x
siswajumlahkriteriajumlah
=
Sedangkan gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya diri siswa diukur menggunakan angket, dengan rumus: a. Gairah belajar
10016
x
maksimalskor=
b. Semangat belajar
10036
x
maksimalskor=
c. Percaya diri
10032
x
maksimalskor=
2.Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa ditandai dengan prosentase siswa yang tidak tuntas (nilai KKM dibawah 75) sebesar 48,49%
Meningkat-nya hasil belajar siswa
75% Siswa memperoleh hasil belajar di atas nilai KKM (>75)
Kualitas pembelajaran dari segi hasil diukur melalui nilai tes pada tiap siklus yang dihitung dari:
å= siswaseluruhtuntassiswa
g. Menyiapkan sumber bahan atau materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Standar Kompetensi: Memahami Kebijakan Pemerintah dalam Bidang
Ekonomi
Kompetensi Dasar:
1) Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
2) Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang
Indikator:
1) Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan makro
2) Mendeskripsikan perbedaan ekonomi mikro dan makro
3) Menyebutkan contoh di masyarakat terkait ekonomi mikro dan makro
4) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang
ekonomi
5) Memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang
ekonomi.
h. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan skenario
pembelajaran.
i. Membuat alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan PTK dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dengan guru. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat bersama peneliti. Setiap
tindakan yang dilaksanakan tersebut selalu diikuti dengan pemantauan dan
evaluasi serta analisis dan refleksi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam usaha
menuju perbaikan baik proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Guru membuka pelajaran, menciptakan suasana kondusif dengan
mengecek kondisi siswa, dan memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian memberikan
pengarahan tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan
diterapkan.
c. Guru menyampaikan materi pelajaran secara garis besar.
d. Guru menetapkan siswa ke dalam beberapa tim secara heterogen (terdiri
atas berbagai jenis kelamin, agama, suku dan prestasi belajar).
e. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan anggota timnya masing-
masing kemudian mendiskusikan materi bersama teman satu tim.
f. Guru meberikan kesempatan pada masing-masing tim untuk
mempresentasikan hasil diskusi kepada seluruh kelas.
g. Guru membagikan LKS beserta lembar jawaban kepada masing-masing
tim untuk dikerjakan secara bersama-sama melalui metode diskusi
kelompok. Masing-masing siswa dalam tim mendapatkan 1 LKS dan 1
lembar jawaban.
h. Siswa dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada tim sebelum bertanya
kepada guru dan memberikan umpan balik terhadap ide yang dikemukakan
anggota satu tim. Masing-masing tim bertanggungjawab terhadap anggota
timnya, sehingga semua anggota dapat memahami materi. Selama siswa,
berdiskusi guru berkeliling kelas mendengar dan memperhatikan
bagaimana para anggota tim bekerja.
i. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan seluruh siswa secara individual.
j. Guru bersama siswa menghitung skor kemajuan individual dan skor tim.
3. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Peneliti menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan
untuk mendokumentasikan aktivitas siswa.
Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dicatat pada lembar
observasi. Catatan lapangan digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas
siswa selama pelaksanaan tindakan berlangsung yang tidak terekam dalam
lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama penelitian tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis dan refleksi. Observasi dilakukan dengan mengamati
proses pembelajaran ekonomi dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, meliputi: kondisi atau suasana belajar saat kegiatan
belajar mengajar dan kualitas proses pembelajaran yang diamati dari
keaktifan siswa untuk terlibat baik secara fisik, mental, maupun sosial.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan
yang dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti bekerjasama dengan guru
sebagai kolaborator melakukan refleksi untuk menentukan langkah perbaikan
dalam melaksanakan tindakan. Refleksi dilaksanakan setelah tindakan pada
siklus pertama selesai dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan
serta kendala yang dialami selama pelaksanaan tindakan pertama. Tahapan ini
dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK
merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam
pencapaian tujuan. Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan
lanjutan ke siklus yang berikutnya, yang meliputi perencanaan, tindakan dan
observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapai hasil optimal
atau hasil yang sesuai dengan indikator kinerja.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan
langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I, meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Apabila berdasarkan refleksi
belum terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, maka masih perlu dilakukan
tindakan siklus ke III, IV, dan seterusnya. Apabila pada akhir siklus II sudah
ada peningkatan kualitas pembelajaran, maka tindakan penelitian dapat
dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 3 Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:74)
Permasalahan
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan I
Refleksi I Pengamatan/ pengumpulan data I
Pelaksanaan tindakan I
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Perencanaan tindakan II
Refleksi II Pengamatan/ pengumpulan data II
Pelaksanaan tindakan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian yang dilaksanakan pada kelas X3 SMA Negeri 3 Surakarta
dilatarbelakangi oleh adanya suatu permasalahan dalam hal kualitas pembelajaran
yang meliputi segi proses dan hasil belajar siswa. Peneliti kemudian melakukan
penggalian masalah melalui wawancara, observasi, dan penyebaran angket guna
mengetahui keadaan siswa yang sesungguhnya. Observasi awal yang dilaksanakan
pada tanggal 19 Januari 2012 menunjukkan bahwa siswa kelas X3 cenderung
pasif. Hasil observasi keaktifan ditunjukkan pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7 Hasil Pengukuran Keaktifan Siswa Kelas X3 Pra Siklus
Kriteria
Jenis Keaktifan Kegiatan Melihat
Kegiatan Lisan
Kegiatan Mendengarkan
Kegiatan Menulis
Baik Sekali 3,03% 3,03% 0,00% 6,06% Baik 12,12% 12,12% 12,12% 3,03%
Cukup 48,48% 15,15% 48,48% 33,33% Kurang 30,30% 42,42% 27,27% 39,39%
Sangat Kurang 6,06% 27,27% 12,12% 18,18% Sumber: Data Olahan Pengamatan Pra Observasi Peneliti
Berdasarkan pengukuran tingkat keaktifan siswa kelas X3 seperti dalam
tabel 7, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Kegiatan Melihat
Hasil pengukuran pada kegiatan melihat seperti dalam tabel 7 menunjukkan
bahwa 6,06% siswa tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas yang
mengganggu proses belajar mengajar serta tidak mau membaca materi yang
diberikan oleh guru. 30,30% siswa tidak memperhatikan dan melakukan
aktivitas yang mengganggu proses belajar menggajar namun masih mau
membaca materi yang diberikan guru. 48,48% siswa memperhatikan dan mau
membaca materi yang diberikan guru namun masih melakukan kesibukan
sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebangku. 12,12% siswa
memperhatikan penjelasan materi dari guru dan membaca materi yang
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
diberikan guru. 3,03% siswa sangat memperhatikan penjelasan materi dari
guru, membaca dan memahami materi yang diberikan guru serta membaca
referensi lain yang mendukung materi pelajaran. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan melihat sebesar 15,15%.
b. Kegiatan Lisan
Hasil pengukuran pada kegiatan lisan seperti dalam tabel 7 menunjukkan
bahwa 27,27% siswa sama sekali tidak mau berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Mereka tidak mengajukan pertanyaan kepada guru maupun
teman dan tidak berani mengemukakan pendapat. 42,42% siswa kurang
berpartisipasi pada proses pembelajaran seperti berdiskusi dengan teman
sebangku, namun tidak mengajukan pertanyaan baik kepada teman maupun
kepada guru dan tidak berani untuk mengemukakan pendapatnya dengan
teman satu kelas. 15,15% siswa berpartisipasi cukup aktif pada proses
pembelajaran. Mereka mau berdiskusi dengan teman sebangku dan
mengemukakan pendapat dengan teman sekelas namun tidak berani
mengajukan pertanyaan kepada teman yang lain maupun kepada guru.
12,12% siswa berpartisipasi aktif pada saat proses pembelajaran. Mereka
berdiskusi dengan teman sebangku, mengajukan pertanyaan kepada teman
lain dan mengemukakan pendapat namun tidak memberikan pertanyaan pada
guru. 3,03% siswa berpartisipasi dengan sangat aktif pada saat saat proses
pembelajaran. Mereka berdiskusi dengan teman sebangku, mengajukan
pertanyaan kepada teman lain, mengemukakan pendapat serta memberikan
pertanyaan pada guru pada saat guru menjelaskan mengajar. Secara umum,
dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan lisan sebesar 15,15%.
c. Kegiatan Mendengarkan
Hasil pengukuran pada kegiatan mendegarkan seperti dalam tabel 7
menunjukkan bahwa 12,12% siswa tidak mau mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru dan tidak mau mendengarkan pendapat
teman. 27,27% siswa kurang mau mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru seperti masih mengobrol sendiri dengan teman lain
dan kurang mendengarkan pendapat teman. 48,48% siswa mendengarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
penjelasan materi oleh guru meskipun sedikit masih mengobrol dengan teman
sebangku namun tetap mendengarkan pendapat teman meskipun kurang
fokus. 12,12% siswa mendengarkan penjelasan materi oleh guru dengan
seksama dan mendengarkan pendapat teman meskipun kurang fokus. 0%
atau tidak ada siswa yang fokus mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan guru dan fokus mendengarkan pendapat teman. Secara umum,
dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan mendengarkan sebesar
12,12%.
d. Kegiatan Menulis
Hasil pengukuran pada kegiatan menulis seperti dalam tabel 7 menunjukkan
bahwa 18,18% siswa tidak mau merangkum maupun mencatat penjelasan dari
guru dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. 39,39% siswa tidak
mau merangkum atau mencatat penjelasan dari guru namun mau mengerjakan
tugas yang diberikan guru meskipun tidak mengerjakan sungguh-sungguh dan
hasil yang diperoleh tidak maksimal. 33,33% siswa mau merangkum dan
mencatat penjelasan guru namun belum mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh sehingga belum mendapatkan hasil maksimal. 3,03% siswa
merangkum dan mencatat penjelasan dari guru, mengerjakan tugas secara
dengan sungguh-sungguh meskipun hasil yang diperoleh belum maksimal.
6,06% siswa merangkum dan mencatat penjelasan dari guru, mengerjakan
tugas dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan menulis
sebesar 9,09%.
Berdasarkan penjelasan di atas, proses belajar mengajar dapat dikatakan
berjalan dengan kurang baik. Siswa menganggap guru sebagai satu-satunya
sumber belajar, sehingga interaksi yang berlangsung dalam kelas kurang hidup
dan tidak banyak siswa yang mau berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Selain keaktifan siswa kelas X3, berikut ini disajikan data yang menunjukkan
seberapa besar gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya diri siswa dalam
mengikuti pelajaran ekonomi seperti terangkum dalam tabel 4.4 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58 Tabel 8 Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar Siswa Pra Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Sangat Baik 1 3,03 %
Baik 8 24,24 % Cukup 20 60,61 % Kurang 4 12,12 %
Sangat Kurang 0 0% Sumber: Data Olahan Pengamatan Pra Observasi Peneliti
Berdasarkan tabel 8 diperoleh hasil prosentase siswa yang menunjukkan
kegairahan belajar yaitu mempunyai rasa senang dan ketertarikan pada mata
pelajaran ekonomi, dapat merespon pembelajaran yang berlangsung serta giat
belajar sebesar 27,27%.
Tabel 9 Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Semangat Belajar Siswa Pra Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Sangat Baik 0 0 %
Baik 9 27,27 % Cukup 23 69,70 % Kurang 1 3,03 %
Sangat Kurang 0 0% Sumber: Data Olahan Pengamatan Pra Observasi Peneliti
Berdasarkan tabel 9 diperoleh hasil prosentase siswa yang menunjukkan
semangat belajar yaitu berani bertanya dan mau menjawab pertanyaan maupun
memberikan komentar, mencatat penjelasan dan merangkum hal-hal penting yang
disampaikan guru, mempersiapkan pelajaran sebelum dimulai, serta mengerjakan
dan mengumpulkan tugas sebesar 27,27%.
Tabel 10 Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Rasa Percaya Diri Siswa Pra Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Sangat Baik 1 3,03 %
Baik 7 21,21 % Cukup 24 73,73 % Kurang 1 3,03 %
Sangat Kurang 0 0% Sumber: Data Olahan Pengamatan Pra Observasi Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan tabel 10 diperoleh hasil prosentase siswa yang menunjukkan
rasa percaya pada diri sendiri yaitu berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar
dan selalu menjaga kesehatan, menghargai diri sendiri dan orang lain, mampu
introspeksi diri, menjaga tindakannya agar tidak merugikan orang lain, memiliki
tujuan sebelum melakukan tindakan, memiliki pikiran positif, serta mampu
mengendalikan diri sebesar 24,24%.
Proses belajar mengajar untuk mata pelajaran ekonomi pada kelas X3
belum menunjukkan suatu pembelajaran yang berkualitas. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X3 belum dapat terlibat secara aktif, baik
fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran ekonomi. Disamping itu,
para siswa juga belum menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Hal tersebut mengakibatkan
hasil belajar siswa menjadi rendah. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan
terhadap guru mata pelajaran ekonomi, diketahui bahwa kelas X3 adalah kelas
yang mengalami masalah terhadap hasil belajar terbukti dengan perolehan nilai
rata-rata kelas hanya 74,40 sedangkan batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang ditetapkan sekolah adalah 75. Siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam
Ujian Akhir Semester di kelas tersebut berjumlah 16 siswa dari 33 siswa atau jika
diprosentasekan sebesar 48,49%.
Mengacu pada hal di atas, peneliti berupaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher center) dengan
menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) karena STAD menekankan adanya aktivitas dan interaksi
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses mapun
hasil belajar.
Penggunaan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diisi dengan
kegiatan diskusi, presentasi, dan pengerjaan latihan soal melalui Lembar Kegiatan
Siswa (LKS). Kegiatan diskusi dan pemberian latihan soal melalui LKS dilakukan
untuk melatih kerjasama di antara siswa, keberanian mengeluarkan pendapat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60 kemampuan memecahkan masalah, dan dapat membantu siswa lain yang
mengalami kesulitan belajar. Kegiatan presentasi dapat melatih keberanian siswa
tampil di muka umum dan mengemukakan pendapat baik melalui kemampuan
bertanya maupun menjelaskan, hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri
siswa.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan tindakan merupakan semua rencana kegiatan dalam
pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 23
Januari 2012, Sabtu 28 Januari 2012 dan Sabtu 4 Januari 2012 di ruang
guru SMA Negeri 3 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti dan
guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan
dalam 4 kali pertemuan atau 6 x 45 menit, yakni setiap hari Rabu dan Sabtu,
mulai tanggal 8 Februari 2012 hingga 18 Februari 2012.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Kegiatan ini dimaksudkan agar penelitian berjalan lancar dan lebih
terarah. Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
ekonomi kelas X yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
Selanjutnya, guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikan skenario pembelajaran ekonomi
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skenario
pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:
a) Pertemuan 1 (Rabu, 8 Februari2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Sosialisasi Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(2) Penyampaian tujuan pembelajaran secara tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(3) Penyajian materi oleh guru yang ditayangkan dalam slide power
point.
(4) Pembentukan kelompok diskusi, dari 33 siswa dibagi kedalam 7
tim sehingga masing-masing tim beranggotakan 4-5 siswa.
(5) Diskusi kelompok membahas materi.
(6) Guru menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang
akan diadakan presentasi dari masing-masing tim, siswa diminta
mempersiapkan diri.
b) Pertemuan 2 (Sabtu, 11 Februari 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Presentasi materi oleh tim
(2) Tanya jawab pada tim yang presentasi.
(3) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi
dari apa yang sudah dijelaskan siswa.
c) Pertemuan 3 (Rabu, 15 Februari 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Masing-masing tim berdiskusi dalam mengerjakan soal-soal
LKS
(2) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan
diadakan tes hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri.
d) Pertemuan 4 (Sabtu, 18 Februari2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Pelaksanaan tes hasil belajar.
(2) Mengoreksi hasil tes yang baru saja diujikan.
(3) Menghitung skor individual dan skor tim
(4) Rekognisi tim
(5) Pengumuman Tim terbaik yang mendapat skor tertinggi.
2) Menyiapkan instrumen penelitian
Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa pedoman
wawancara, lembar observasi pengamatan pada guru tentang penerapan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan lembar observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pengamatan pada siswa untuk mencatat hasil pengamatan tingkat
keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Tabel 11 Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa
Kegiatan Melihat
Tingkatan Kriteria
1
(Kurang Sekali)
a. Tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas yang
mengganggu proses belajar mengajar misalnya: membuat
gaduh kelas, mengobrol dengan teman sebangku, dan/atau
mengerjakan tugas mata pelajaran lain.
b. Tidak membaca materi yang diberikan guru.
2
(Kurang)
a. Tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas yang
mengganggu proses belajar menggajar misalnya: membuat
gaduh kelas, mengobrol dengan teman sebangku, dan/atau
mengerjakan tugas mata pelalajaran lain.
b. Membaca materi yang diberikan guru
3
(Cukup)
a. Memperhatikan namun masih melakukan kesibukan
sendiri, misalnya mengobrol dengan teman sebangku.
b. Membaca materi yang diberikan guru.
4
(Baik)
a. Memperhatikan penjelasan materi dari guru
b. Membaca materi yang diberikan guru.
5
(Baik Sekali)
a. Sangat memperhatikan penjelasan materi dari guru
b. Membaca dan memahami materi yang diberikan guru serta
membaca referensi lain yang mendukung materi.
Kegiatan Lisan
Tingkatan Kriteria
1
(Kurang Sekali)
a. Tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi dengan
teman satu tim maupun dengan teman satu kelas.
b. Tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan
presentasi/menyajikan materi maupun pada saat diskusi.
c. Tidak memberikan saran maupun pendapat pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
diskusi.
2
(Kurang)
a. Berpartisipasi pada saat diskusi tim namun tidak
berpartisipasi pada saat diskusi dengan teman satu kelas.
b. Tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan
presentasi/menyajikan materi maupun pada saat diskusi.
c. Tidak memberikan saran maupun pendapat pada saat
diskusi.
3
(Cukup)
a. Berpartisipasi pada saat diskusi tim namun tidak
berpartisipasi pada saat diskusi dengan teman satu kelas.
b. Tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan
presentasi/menyajikan materi maupun pada saat diskusi.
c. Memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saat
diskusi.
4
(Baik)
a. Berpartisipasi pada saat diskusi tim maupun pada saat
diskusi dengan teman satu kelas.
b. Tidak memberikan pertanyaan pada saat guru
presentasi/menyajikan materi, namun bertanya pada saat
diskusi.
c. Memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saat
diskusi.
5
(Baik Sekali)
a. Berpartisipasi pada saat diskusi tim maupun pada saat
diskusi dengan teman satu kelas.
b. Memberikan pertanyaan pada saat guru presentasi/
menyajikan materi maupun pada saat diskusi.
c. Memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saat
diskusi.
Kegiatan Mendengarkan
Tingkatan Kriteria
1
(Kurang Sekali)
a. Tidak mendengarkan presentasi materi yang disampaikan
guru, tidak fokus pada saat penerapan STAD berlangsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
serta dengan sengaja melakukan aktivitas lain di luar
pelajaran ekonomi.
b. Tidak mendengarkan pendapat dalam diskusi tim maupun
diskusi kelas.
2
(Kurang)
a. Kurang mendengarkan presentasi materi yang disampaikan
guru maupun pada saat penerapan STAD serta masih
mengobrol dengan teman.
b. Kurang mendengarkan pendapat dalam diskusi tim
maupun diskusi kelas.
3
(Cukup)
a. Mendengarkan presentasi materi yang disampaikan guru
dan mendengarkan pada saat penerapan STAD, namun
masih mengobrol dengan teman .
b. Mendengarkan pendapat dalam diskusi tim, namun kurang
mendengarkan diskusi kelas.
4
(Baik)
a. Mendengarkan presentasi materi yang disampaikan guru
dan saat penerapan STAD.
b. Mendengarkan pendapat dalam diskusi tim, namun kurang
mendengarkan diskusi kelas.
5
(Baik Sekali)
a. Mendengarkan presentasi materi yang disampaikan guru
dan penerapan STAD dengan sangat fokus.
b. Mendengarkan pendapat dalam diskusi tim maupun
diskusi kelas dengan fokus.
Kegiatan Menulis
Tingkatan Kriteria
1
(Kurang Sekali)
a. Tidak merangkum pada saat guru menyajikan materi.
b. Tidak berpartispasi dalam mengerjakan LKS yang
didiskusikan dengan teman satu tim.
c. Tidak mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
2
(Kurang)
a. Tidak merangkum pada saat guru menyajikan materi.
b. Kurang berpartispasi dalam mengerjakan LKS yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
didiskusikan dengan teman satu tim.
c. Belum mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
3
(Cukup)
a. Merangkum pada saat guru menyajikan materi.
b. Tidak berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang
didiskusikan dengan teman satu tim.
c. Belum mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
4
(Baik)
a. Merangkum pada saat guru menyajikan materi.
b. Tidak berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang
didiskusikan dengan teman satu tim.
c. Mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
5
(Baik Sekali)
a. Merangkum pada saat guru menyajikan materi.
b. Berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan
dengan teman satu tim.
c. Mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
3) Menyiapkan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Materi pokok yang digunakan dalam penerapan model pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I adalah Ekonomi
Mikro dan Makro.
Standar Kompetensi : Memahami Kebijakan Pemerintah dalam Bidang
Ekonomi.
Kompetensi Dasar:
a) Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi
makro
b) Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang
4) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai skenario
pembelajaran.
Media pembelajaran berupa laptop, LCD, dan alat tulis.
5) Mendesain alat evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Alat evaluasi yang digunakan berupa soal tes formatif untuk mengetahui
tingkat hasil belajar siswa setelah penerapan Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali
pertemuan selama 6 x 45 menit sesuai skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah ekonomi makro dan mikro.
Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8,11, 15 dan 18
Februari 2012.
Pertemuan pertama pada awal pelaksanaan tindakan, guru
memberikan pengarahan tentang Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman pada siswa
agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar.
Pengarahan yang diberikan berisi garis besar langkah-langkah Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selanjutnya, guru membagi siswa satu
kelas ke dalam 7 tim yang heterogen dan mereka diminta untuk berdiskusi
tentang materi yang telah ditentukan. Pertemuan kedua, masing-masing tim
mempresentasikan hasil diskusi mereka pada pertemuan pertama. Pertemuan
ketiga, pengerjaan soal-soal LKS oleh masing-masing siswa melalui diskusi
tim. Pertemuan keempat, para siswa secara individu melaksanakan kuis
atau tes hasil belajar dari siklus I. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan 1 (Rabu, 8 Februari 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Guru membuka pelajaran dan siswa menjawab salam
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa, pada hari tersebut semua siswa
masuk dengan tertib.
(3) Guru memberikan penjelasan tentang model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, para siswa memperhatikan dengan seksama
karena ini merupakan hal baru bagi mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(4) Guru menjelaskan materi secara garis besar yang ditayangkan
dalam slide power point. Pada saat guru menyampaikan materi,
semua siswa terlihat memperhatikan dengan seksama.
(5) Siswa diajak untuk bisa membedakan perbedaan ekonomi makro
dan mikro. Guru memberikan contoh kasus ekonomi makro yaitu
pengangguran dan inflasi.
(6) Guru membuka pertanyaan bagi siswa yang kurang jelas. Terdapat
2 siswa yang bertanya yaitu: Ganang Saputro dan Pande Putu.
Ganang bertanya tentang bagaimana mengatasi pengangguran,
sedangkan Pande bertanya apa hubungan inflasi dengan
pengangguran. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan yang
diberikan, namun melempar pada siswa lain. Siswa yang
menganggapi adalah Bernadetta Dewi dan Bagas Tutuko Suryo.
(7) Guru mengelompokkan 33 siswa ke dalam 7 tim. 5 tim
beranggotakan 5 siswa, sedangkan 2 tim beranggotakan 4 siswa.
Pembagian siswa dilakukan secara heterogen dengan melihat jenis
kelamin agama dan skor awal berdasarkan hasil ulangan harian 1
materi sebelumnya yaitu Pasar.
(8) Guru membagi soal kepada masing-masing tim. Adapun soal yang
diberikan antara lain:
(a) Tim 1 : Jelaskan unit analisis ekonomi mikro dan makro
(b) Tim 2 : Jelaskan perbedaan ekonomi mikro dan makro
(c) Tim 3 : Jelaskan masalah ekonomi yang dihadapi negara
maju
(d) Tim 4 : Jelaskan masalah ekonomi yang dihadapi negara
berkembang
(e) Tim 5 : Jelaskan macam-macam pengangguran
(f) Tim 6 : Jelaskan tentang kebijakan moneter
(g) Tim 7 : Jelaskan tentang kebijakan fiskal
(9) Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
(10) Guru menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang akan
masing-masing tim wajib mempresentasikan hasil diskusinya dan
meminta mereka untuk mempersiapkan diri.
(11) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
b) Pertemuan 2 (Sabtu, 11 Februari 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Guru membuka pelajaran dan siswa menjawab salam.
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa. Siswa yang tidak hadir yaitu
satu siswa bernama Arsenius Arya M dikarenakan sakit.
(3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran. Guru menyampaikan aturan pelaksanaan
presentasi dimana masing-masing tim yang presentasi memiliki
waktu presentasi dan tanya jawab maksimal 10 menit.
(4) Masing-masing tim mempresentasikan hasil diskusi. Presentasi
dilaksanakan oleh seluruh secara bergantian. Siswa sangat antusias
dalam bertanya kepada masing-masing kelompok yang presentasi.
Namun, karena terbatasnya waktu setiap sesi hanya diberi
kesempatan 2 orang penanya, sehingga keseluruhan ada 14 siswa
yang mendapat kesempatan bertanya yaitu Jmv Hanindyo, Sagita
Puspita, Ganang Saputro, Hafidyah, Dessy Wulandari, Novrima
Rizki, Pande Putu, Ika Setyasari, Yona Anindita, M Abiansyah,
Shafira Rahma, Fairuz Nadzmi, Zhafran Fajar dan Thalia
Yosephine. Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa,
tanggapan berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang
tepat dan tambahan penjelasan dari apa yang siswa belum jelaskan.
(5) Guru memberi salam dan meninggalkan kelas.
c) Pertemuan 3 (Rabu, 15 Februari 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab
salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(2) Guru mengecek kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam
kegiatan belajar mengajar.
(3) Guru bersama peneliti membagikan LKS. Pada saat proses ini
berlangsung terlihat bahwa para siswa serius memecahkan soal
dengan jawaban paling tepat. Namun, masih ada tim yang
individualistis yaitu tim 3 dan 7.
(4) Guru dan siswa secara bersama menyimpulkan pelajaran pada bab
ini.
(5) Guru memberitahukan bahwa pertemuan yang akan datang akan
diadakan tes hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri.
(6) Guru menutup pelajaran.
d) Pertemuan 4 (Sabtu, 18 Februari 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Guru membuka pelajaran dan siswa menjawab salam
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam proses
pembelajaran.
(3) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal dalam tes formatif
(4) Guru memotivasi agar siswa lebih percaya diri.
(5) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa
mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah
siswa pelajari selama proses pembelajaran berlangsung.
(6) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil
belajar dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang. Selama tes berlangsung, siswa mengerjakan soal
tersebut secara tertib, mandiri, dan penuh rasa percaya diri serta
tidak ada kerjasama maupun mencontek dalam bentuk apapun.
(7) Guru meminta siswa duduk kembali bersama teman dalam satu tim.
Guru lalu membagikan kunci jawaban tes kemudian menukarkan
lembar jawab satu tim ke tim lain untuk dicocokkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
(8) Guru meminta siswa mengembalikan lembar jawab yang telah
mereka koreksi kepada pemiliknya.
(9) Guru mengajak para siswa menghitung skor kemajuan individual
dan tim.
(10) Guru mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada tim
terbaik. Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa ucapan
selamat. Tim terbaik adalah tim 5 yang terdiri dari Jmv Hanindyo
PY, Litaskunu Mahligai DW, Zhafran Fajar B, Neza Revani, dan
Intan Mulia R.
(11) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.
(12) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan
dilakukannya observasi dan wawancara selama pelaksanaan tindakan.
Observasi dilakukan oleh peneliti, mengacu pada lembar observasi yang
telah disusun. Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan untuk mengetahui
kemampuan siswa menerima materi pembelajaran setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru melakukan penyajian
kelas tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
penjelasan konsep materi tentang Ekonomi Mikro dan Makro. Guru
berkolaborasi dengan peneliti melaksanakan penilaian terhadap aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran, yang meliputi kegiatan melihat (Visual
Activitities), kegiatan lisan (Oral Activities), kegiatan mendengarkan
(Listening Activities), dan kegiatan menulis (Writing Activities). Disamping
itu, guru juga melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa melalui tes
formatif.
Awal pembelajaran atau pertemuan pertama, pada saat guru
menjelaskan, sebagian besar siswa sudah fokus memperhatikan, hanya
beberapa siswa pada bagian belakang kelas yang terlihat kurang
memperhatikan. Mereka cenderung acuh pada penjelasan guru dan sibuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mengobrol dengan teman sebelah. Hal ini dikarenakan guru hanya fokus
menjelaskan di sisi depan kelas tanpa berjalan ke sekeliling siswa atau ke
belakang kelas. Namun, ketika diskusi dalam tim mulai dijalankan siswa
terlihat antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari kerjasama mereka di
masing-masing kelompok dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Akan
tetapi, terdapat satu tim yang kurang serius dalam berdiskusi, mereka
cenderung bercanda dan tidak fokus. Hal ini ditandai dengan kerja sama
diantara anggota tim yang kurang kompak sehingga yang berdiskusi hanya
sebagian anggota tim saja sementara anggota tim yang lain asyik
mengobrol dan bergurau.
Pertemuan kedua keaktifan siswa semakin meningkat dalam
presentasi dan tanya jawab. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang
mengacungkan jari ke atas tanda ingin bertanya. Pertemuan ketiga saat
mengerjakan LKS kerjasama siswa cukup baik, namun tanggungjawab
terhadap anggota satu tim masih kurang. Hal ini terlihat dari komunikasi
yang masih minimalis dan para siswa terlihat masih individualistis. Masing-
masing siswa belum menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap teman satu
tim agar dapat memahami semua soal. Pertemuan keempat dapat dikatakan
memuaskan karena semua siswa mengerjakan soal tes dengan baik, mandiri
dan percaya diri.
Wawancara yang dilakukan terhadap guru untuk memperoleh data
dari informan mengenai kesulitan yang dialami dalam pembelajaran mata
pelajaran ekonomi. Guru menjelaskan bahwa penerapan Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari segi proses yaitu keaktifan siswa, gairah belajar,
semangat belajar dan rasa percaya diri, maupun dari segi hasil yakni hasil
belajar formatif. Terbukti siswa lebih aktif berdiskusi di dalam
kelompoknya, bertanya, dan menjelaskan kepada anggota kelompoknya.
Siswa menjadi lebih paham karena siswa menyukai model pembelajaran
yang diterapkan. Kesulitan yang dialami guru pada siklus 1 ini adalah
kurangnya kontrol guru terhadap tim dan belum maksimal dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
memberikan motivasi pada masing-masing tim. Selain itu, pada permulaan
guru masih belum benar-benar menguasai model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, namun seiring berjalannya waktu dan dengan kolaborasi yang
baik bersama peneliti akhirnya guru dapat lebih memahami. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui tanggapan siswa
mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan oleh guru
dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dan lebih aktif serta bersemangat
mengikuti proses pembelajaran. Siswa merasa lebih dapat memahami materi
setelah guru dengan didukung adanya LKS sehingga mempengaruh nilai mata
pelajaran ekonomi siswa meningkat.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
terlihat jelas bahwa penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dari segi hasil belajar ekonomi
siswa. Sebelum diterapkannya Model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 75 sebanyak 17
siswa dari jumlah keseluruhan 33 siswa atau jika diprosentasekan sebesar
51,51%. Setelah penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas standar ketuntasan 75 meningkat
menjadi 25 siswa dari jumlah keseluruhan 33 siswa atau jika diprosentasekan
sebesar 75,76%. Nilai rata-rata kelas sebelum dan setelah penerapan Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I juga meningkat dari semula
74,40 menjadi 75,76. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan penerapan
STAD mampu meningkatkan hasil belajar dan telah memenuhi indikator
keberhasilan yang ditetapkan yakni 75%.
Disamping itu, kualitas pembelajaran dari segi proses pembelajaran
khususnya aspek keaktifan siswa menunjukkan suatu peningkatan dari kondisi
awal pra siklus ke siklus I. Adapun hasil pengukuran keaktifan siswa pada siklus
1 ditunjukkan melalui tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 12 Hasil Pengukuran Keaktifan Siswa Kelas X3 Siklus I
Kriteria
Jenis Keaktifan Kegiatan Melihat
Kegiatan Lisan
Kegiatan Mendengarkan
Kegiatan Menulis
Baik Sekali 21,21% 30,30% 18,18% 42,42% Baik 54,55% 45,45% 51,52% 39,39%
Cukup 21,21% 24,24% 30,30% 18,18% Kurang 3,03% 0,00% 0,00% 0,00%
Sangat Kurang 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% (Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Berdasarkan pengukuran tingkat keaktifan siswa kelas X3 seperti
dalam tabel 12, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Kegiatan Melihat
Hasil pengukuran pada kegiatan melihat seperti dalam tabel 12
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak
memperhatikan dan melakukan aktivitas yang mengganggu proses
belajar mengajar serta tidak mau membaca materi yang diberikan oleh
guru. 3,03% siswa tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas yang
mengganggu proses belajar menggajar namun masih mau membaca
materi yang diberikan guru. 21,21% siswa memperhatikan dan mau
membaca materi yang diberikan guru namun masih melakukan
kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebangku. 54,55%
siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru dan membaca materi
yang diberikan guru. 21,21% siswa sangat memperhatikan penjelasan
materi dari guru, membaca dan memahami materi yang diberikan guru
serta membaca referensi lain yang mendukung materi pelajaran. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan melihat
sebesar 75,76%.
2) Kegiatan Lisan
Hasil pengukuran pada kegiatan lisan seperti dalam tabel 12
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak berpartisipasi
aktif dalam kegiatan diskusi dengan teman satu tim maupun dengan
teman satu kelas, tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
presentasi/menyajikan materi maupun pada saat diskusi dan tidak
memberikan saran maupun pendapat pada saat diskusi. 0% atau tidak
ada siswa yang Berpartisipasi pada saat diskusi tim namun tidak
berpartisipasi pada saat diskusi dengan teman satu kelas, tidak bertanya
baik pada saat guru menyampaikan presentasi/menyajikan materi
maupun pada saat diskusi, dan tidak memberikan saran maupun
pendapat pada saat diskusi. 24,24% siswa berpartisipasi pada saat
diskusi tim namun tidak berpartisipasi pada saat diskusi dengan teman
satu kelas, memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saat
diskusi, namun tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan
presentasi/menyajikan materi maupun pada saat diskusi. 45,45% siswa
memperhatikan penjelasan berpartisipasi pada saat diskusi tim maupun
pada saat diskusi dengan teman satu kelas, memberikan saran dan
mengeluarkan pendapat pada saat diskusi, bertanya pada saat diskusi
namun tidak memberikan pertanyaan pada saat guru
presentasi/menyajikan materi. 30,30% siswa berpartisipasi pada saat
diskusi tim maupun pada saat diskusi dengan teman satu kelas,
memberikan pertanyaan pada saat guru presentasi/ menyajikan materi
maupun pada saat diskusi, memberikan saran dan mengeluarkan
pendapat pada saat diskusi. Secara umum, dapat dikatakan bahwa siswa
yang aktif pada kegiatan lisan sebesar 75,75%.
3) Kegiatan Mendengarkan
Hasil pengukuran pada kegiatan mendegarkan seperti dalam tabel 12
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak mendengarkan
presentasi materi yang disampaikan guru, tidak fokus pada saat
penerapan STAD berlangsung serta dengan sengaja melakukan aktivitas
lain di luar pelajaran ekonomi dan tidak mendengarkan pendapat dalam
diskusi tim maupun diskusi kelas. 0% atau tidak ada siswa yang kurang
mendengarkan presentasi materi yang disampaikan guru maupun pada
saat penerapan STAD serta masih mengobrol dengan teman, kurang
mendengarkan pendapat dalam diskusi tim maupun diskusi kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
30,30% siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru dan
mendengarkan pada saat penerapan STAD, namun masih mengobrol
dengan teman, serta mendengarkan pendapat dalam diskusi tim, namun
kurang mendengarkan diskusi kelas. 51,52% siswa mendengarkan
presentasi materi yang disampaikan guru dan saat penerapan STAD dan
mendengarkan pendapat dalam diskusi tim, namun kurang
mendengarkan diskusi kelas. 18,18% siswa fokus mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan guru dan penerapan STAD dengan
sangat fokus serta mendengarkan pendapat dalam diskusi tim maupun
diskusi kelas dengan fokus. Secara umum, dapat dikatakan bahwa siswa
yang aktif pada kegiatan mendengarkan sebesar 69,70%.
4) Kegiatan Menulis
Hasil pengukuran pada kegiatan menulis seperti dalam tabel 12
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak merangkum
pada saat guru menyajikan materi, tidak berpartispasi dalam
mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan teman satu tim, dan tidak
mendapatkan hasil LKS yang maksimal. 0% atau tidak ada siswa yang
tidak merangkum pada saat guru menyajikan materi, kurang
berpartispasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan teman
satu tim, sehingga belum mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
18,18% siswa merangkum pada saat guru menyajikan materi, namun
tidak berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan
teman satu tim, sehingga belum mendapatkan hasil LKS yang
maksimal. 39,39% siswa merangkum pada saat guru menyajikan
materi, tidak berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan
dengan teman satu tim namun mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
42,42% siswa merangkum pada saat guru menyajikan materi,
berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan
teman satu tim, dan mendapatkan hasil LKS yang maksimal. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan menulis
sebesar 81,81%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Berdasarkan deskripsi data tabel 12 diperoleh hasil bahwa
prosentase siswa yang aktif pada Kegiatan Melihat (Visual Activities) adalah
75.76%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari kondisi awal yaitu hanya
sebesar 15.15%. Prosentase siswa yang aktif pada Kegiatan Lisan (Oral
Activities) adalah 75.75% sedangkan kondisi awalnya sebesar 15,15%.
Prosentase siswa yang aktif dalam Kegiatan Mendengarkan (Listening
Activities) sebesar 69.70% dari semula hanya 12,12%. Prosentase siswa
yang aktif dalam Kegiatan Menulis meningkat sebesar 72.73%. Kondisi
awal hanya 9.09% siswa yang aktif dalam kegiatan menulis namun setelah
penerapan terbukti meningkat menjadi 81.81%. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas X3 setelah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun
sosial dalam proses pembelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus 1, peneliti melakukan
analisis sebagai berikut:
1) Siswa dalam tim telah mampu melakukan diskusi dengan baik. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa yang kurang fokus.
2) Guru kurang menguasai dan mengontrol kelas, hal ini terlihat dari
posisi guru menjelaskan yang selalu berada di depan kelas sehingga siswa
yang bagian belakang kurang diperhatikan. Hal ini berdampak pada siswa
yang duduk di bagian belakang kelas kurang memperhatikan penjelasan
guru dan cenderung mengobrol dengan teman sebelah.
3) Guru kurang memberikan motivasi kepada para siswa untuk saling
membantu anggota satu tim sehingga masih ada tim yang terlihat
individualistis.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Menciptakan suasana belajar yang serius tetapi santai sehingga
diharapkan keadaaan siswa lebih terkendali dengan meminimalkan
siswa yang tidak fokus.
2) Guru ketika mengajar harus menguasai kelas dengan baik sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
pengajaran dan perhatian guru tidak berfokus pada satu posisi saja
namun bisa merata kepada seluruh siswa baik yang di depan, tengah,
maupun belakang, sehingga fokus dan konsentrasi siswa bisa terkontrol
dengan baik.
3) Guru harus melakukan pendekatan kepada masing-masing tim.
Pendekatan dilakukan dengan memotivasi dan memberikan perhatian
dalam proses pembelajaran sehingga siswa terpacu semangatnya dalam
belajar. Guru perlu menjelaskan tujuan dari pembelajaran dalam tim
sehingga para siswa dapat lebih memahami dan dapat saling membantu
anggota satu tim untuk memecahkan suatu permasalahan secara
kooperatif bukan sekadar menyalin jawaban teman.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, untuk memperbaiki kekurangan
dan lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka
dilaksanakan siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan tindakan merupakan semua rencana kegiatan dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu 18
Februari 2012 dan Senin 20 Februari 2012 di Ruang Perpustakaan SMA
Negeri 3 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti dan guru
sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan dalam
4 kali pertemuan atau 6 x 45 menit, yakni tiap hari Rabu dan Sabtu, mulai
tanggal 22 Februari 2012 hingga 3 Maret 2012.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Kegiatan ini dimaksudkan agar penelitian berjalan lancar dan
lebih terarah. Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
ekonomi kelas X yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
Selanjutnya, guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikan skenario pembelajaran ekonomi
menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skenario
pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:
a) Pertemuan 1 (Rabu, 22 Februari 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Penyampaian tujuan pembelajaran secara tim.
(2) Penyajian materi oleh guru yang ditayangkan dalam slide power
point.
(3) Pembentukan kelompok diskusi, dari 33 siswa dibagi kedalam 7
tim sehingga masing-masing tim beranggotakan 4-5 siswa.
(4) Diskusi kelompok membahas materi.
(5) Guru menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang akan
diadakan presentasi dari masing-masing tim, siswa diminta
mempersiapkan diri.
b) Pertemuan 2 (Sabtu, 25 Februari 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Presentasi materi oleh masing-masing.
(2) Tanya jawab pada tim yang presentasi.
(3) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi
dari apa yang sudah dijelaskan siswa.
c) Pertemuan 3 (Rabu, 29 Februari 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Masing-masing tim berdiskusi dalam mengerjakan soal-soal LKS
(2) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan
tes hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri.
d) Pertemuan 4 (Sabtu, 3 Maret 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Pelaksanaan tes hasil belajar.
(2) Mengoreksi hasil tes yang baru saja diujikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
(3) Menghitung skor individual dan skor tim
(4) Rekognisi tim
(5) Pengumuman Tim terbaik yang mendapat skor tertinggi.
2) Menyiapkan instrumen penelitian
Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa pedoman
wawancara, lembar observasi pengamatan pada guru tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan lembar observasi
pengamatan pada siswa untuk mencatat hasil pengamatan tingkat
keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, serta
angket tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi dari segi
proses khususnya gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya diri
siswa. Adapun kriteria penilaian keaktifan siswa pada siklus II
menyesuaikan pada siklus I.
3) Menyiapkan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Materi pokok yang digunakan dalam penerapan model
pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II
adalah Pendapatan Nasional.
Standar Kompetensi : Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk
Domestik regional Bruto (PDRB), Pendapatan
Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN).
Kompetensi Dasar:
a) Mendeskripsikan konsep PDB, PNB, PNN, PI, dan DI
b) Menghitung pendapatan perkapita
c) Menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan produksi,
pendapatan dan pengeluaran
4) Mendesain alat evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan berupa soal tes formatif untuk
mengetahui tingkat hasil belajar siswa setelah penerapan Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 4 kali
pertemuan selama 6 x 45 menit sesuai RPP, namun kurang sesuai dengan
skenario pembelajaran yang sebelumnya telah dirancang oleh guru dan
peneliti. Hal tersebut dikarenakan siswa kelas X SMA Negeri 3 Surakarta
pada tanggal 26-29 Februari 2012 melaksanakan study tour ke Jakarta,
kemudian pada tanggal 3-10 Maret mereka mulai melaksanakan Ujian
Tengah Semester, dan libur sampai tanggal 17 Maret 2012 karena siswa
kelas XII melaksanakan Ujian Sekolah. Oleh sebab itu, peneliti dan guru
sepakat melaksanakan tindakan siklus II pada tanggal 22 dan 25 Februari
2012 serta 21 dan 24 Maret 2012. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus
II ini adalah Pendapatan Nasional.
Pelaksanaan pertemuan pertama pada awal pelaksanaan tindakan,
guru kembali membagi siswa satu kelas menjadi 7 tim secara heterogen dan
mereka diminta untuk berdiskusi tentang materi yang telah ditentukan.
Pertemuan kedua, tiap tim mempresentasikan hasil diskusi mereka pada
pertemuan pertama. Pertemuan ketiga, siswa diminta mengerjakan soal-soal
LKS melalui diskusi tim. Pertemuan keempat, para siswa secara individu
melaksanakan kuis atau tes hasil belajar dari siklus II. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan 1 (Rabu, 22 Februari 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Guru membuka pelajaran dan siswa menjawab salam
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa, pada hari tersebut 1 siswa
bernama Ganang tidak ada di kelas dikarenakan istirahat di UKS.
(3) Guru menjelaskan materi secara garis besar yang ditayangkan dalam
slide power point. Pada saat guru menyampaikan materi, semua
siswa terlihat memperhatikan dengan seksama.
(4) Siswa diajak untuk bisa memahami konsep pendapatan nasional
beserta rumus-rumusnya perhitungannya. Guru memberikan contoh
aplikasi penghitungan pendapatan nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
(5) Guru membuka pertanyaan bagi siswa yang kurang jelas. Namun,
tidak ada siswa yang bertanya.
(6) Guru mengelompokkan 33 siswa ke dalam 7 tim. 5 tim
beranggotakan 5 siswa, sedangkan 2 tim beranggotakan 4 siswa.
Pembagian siswa dilakukan secara heterogen dengan melihat jenis
kelamin agama dan skor awal berdasarkan hasil tes pada siklus 1.
(7) Guru menegaskan dan memberikan informasi bahwa apa yang
mereka lakukan adalah dari dan untuk tim serta menjelaskan manfaat
pembelajaran dalam tim.
(8) Guru membagi soal kepada masing-masing tim. Adapun soal yang
diberikan antara lain:
(a) Tim 1 : Jelaskan pengertian GDP dan GNP
(b) Tim 2 : Jelaskan konsep pendapatan nasional
(c) Tim 3 : Jelaskan manfaat penghitungan pendapatan
nasional
(d) Tim 4 : Jelaskan metode penghitungan pendapatan
nasional
(e) Tim 5 : Jelaskan pendapatan per kapita dan manfaatnya
(f) Tim 6 : Jelaskan tentang PDRB
(g) Tim 7 : Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya pendapatan suatu negara / daerah dan membuat bagan
PN sampai dengan DI
(9) Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok dan memberikan
motivasi kepada seluruh siswa agar mereka berpartisipasi aktif. Guru
juga memberikan perhatian kepada seluruh tim dengan cara
menanyakan kendala apa saja yang mereka hadapi.
(10) Guru menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang akan
masing-masing tim wajib mempresentasikan hasil diskusinya dan
meminta mereka untuk mempersiapkan diri.
(11) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
b) Pertemuan 2 (Sabtu, 25 Februari 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Guru membuka pelajaran dan siswa menjawab salam.
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa. Pada hari tersebut semua siswa
masuk dengan tertib.
(3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran. Guru menyampaikan aturan pelaksanaan
presentasi dimana masing-masing tim yang presentasi memiliki
waktu presentasi dan tanya jawab maksimal 10 menit.
(4) Masing-masing tim mempresentasikan hasil diskusi. Presentasi
dilaksanakan oleh seluruh secara tim bergantian. Siswa sangat
antusias dalam bertanya kepada masing-masing tim yang presentasi.
Namun, karena terbatasnya waktu hanya beberapa siswa yang
mendapat kesempatan bertanya yaitu Hafidyah, Agnes, Bagas, Yona,
Novrima, Arsenius, Listaskunu, Aprilia, Luthfi, Anugerah, Arifian,
Zhafran, Intan, Gabriella, dan Fairuz. Tidak hanya itu saja, beberapa
siswa muncul untuk memberikan masukan-masukan yaitu: Sagita,
Zhafran, Ganang, Pande Putu, Fairuz, Dessy, Haidar dan
Bernadetta. Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa,
tanggapan berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang tepat
dan tambahan penjelasan dari apa yang siswa belum jelaskan.
(5) Guru memberi salam dan meninggalkan kelas.
c) Pertemuan 3 (Rabu, 21 Maret 2012)
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
(1) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab
salam.
(2) Guru mengecek kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam kegiatan
belajar mengajar.
(3) Guru bersama peneliti membagikan LKS. Pada saat proses ini
berlangsung terlihat bahwa para siswa serius memecahkan soal
dengan jawaban paling tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
(4) Guru meminta Gabriella, Yunan, Novrima, Annisa, Jmv, Ika, dan
Shafira maju mengerjakan soal-soal perhitungan di papan tulis. Para
siswa terlihat puas dengan jawaban mereka dan senang karena telah
bisa memecahkan soal-soal yang diberikan.
(5) Guru dan siswa secara bersama menyimpulkan pelajaran pada bab
ini.
(6) Guru memberitahukan bahwa pertemuan yang akan datang akan
diadakan tes hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri dan
belajar sungguh-sungguh.
(7) Guru menutup pelajaran.
d) Pertemuan 4 (Sabtu, 24 Maret 2012)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
(1) Guru membuka pelajaran dan siswa menjawab salam
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam proses
pembelajaran.
(3) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal dalam tes formatif
(4) Guru memotivasi agar siswa lebih percaya diri.
(5) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa
mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah
siswa pelajari selama proses pembelajaran berlangsung.
(6) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar
dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan
tenang. Selama tes berlangsung, siswa mengerjakan soal tersebut
secara tertib, mandiri, dan penuh rasa percaya diri serta tidak ada
kerjasama maupun mencontek dalam bentuk apapun.
(7) Guru meminta siswa duduk kembali bersama teman dalam satu tim.
Guru lalu membagikan kunci jawaban tes kemudian menukarkan
lembar jawab satu tim ke tim lain untuk dicocokkan.
(8) Guru meminta siswa mengembalikan lembar jawab yang telah
mereka koreksi kepada pemiliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
(9) Guru mengajak para siswa menghitung skor kemajuan individual
dan tim.
(10) Guru mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada tim
terbaik. Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa ucapan
selamat, pemberian sertifikat dan voucher sebesar Rp 5.000,00 pada
masing-masing siswa. Hal ini membuat para siswa menjadi senang
dan semakin puas. Terdapat 2 tim yang memiliki skor sama dan
mendapatkan predikat Tim Super. Mereka adalah adalah Tim 1
yang terdiri dari Zhafran F, Dessy W, Ika S, Thalia Y I, dan Arifian
C A serta Tim 4 yang terdiri dari Bernadetta, Annisa N, Haidar Ali,
Retno A, dan Pande Putu.
(11) Guru mengakhiri pelajaran.
c. Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan
dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan
oleh peneliti, mengacu pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi
tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, mengetahui kualitas pembelajaran ekonomi, dan
untuk mengetahui kemampuan siswa menerima materi pembelajaran setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru melakukan
penyajian kelas tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan penjelasan konsep materi tentang Ekonomi Mikro dan Makro.
Guru berkolaborasi dengan peneliti melaksanakan penilaian terhadap
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, yang meliputi kegiatan
melihat (Visual Activitities), kegiatan lisan (Oral Activities), kegiatan
mendengarkan (Listening Activities), dan kegiatan menulis (Writing
Activities). Disamping itu, guru juga melakukan penilaian terhadap hasil
belajar siswa melalui tes formatif.
Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus II
mengalami peningkatan. Semua anggota tim antusias dan sangat
bersemangat dalam belajar. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
keaktifan siswa baik dalam diskusi kelompok, saat mengerjakan LKS
maupun pada saat presentasi dan tanya jawab. Kualitas pembelajaran siswa
juga mengalami peningkatan dari sebelum diterapkannya Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, hal ini dikarenakan guru terus
memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat ikut aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
Awal pembelajaran atau pertemuan pertama, pada saat guru
mempresentasikan materi semua siswa fokus memperhatikan penjelasan
guru, Guru telah terlibat aktif memonitoring perkembangan siswa-siswanya
baik pada saat menjelaskan materi maupun saat kegiatan diskusi tim. Guru
berkeliling kelas memastikan bahwa siswanya tidak melakukan aktivitas
lain di luar pelajaran ekonomi. Selain itu, guru menegaskan dan
memberikan informasi bahwa apa yang mereka lakukan adalah dari dan
untuk tim. Guru juga memotivasi terus siswa-siswanya agar berpartisipasi
aktif baik pada saat diskusi maupun presentasi. Ketika diskusi dalam tim
mulai dijalankan siswa terlihat antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari
kerjasama mereka di masing-masing kelompok dalam menyelesaikan soal
yang diberikan. Semua siswa dalam tim aktif mengeluarkan pendapat,
menyanggah kekeliriuan temannya, dan menyatukan konsep. Selain itu,
siswa menjadi lebih mandiri dan aktif mencari informasi sendiri
menggunakan media internet dan saling mensharekan informasi yang
diperoleh. Mereka juga terlihat saling bekerjasama dalam menyusun laporan
diskusi.
Pertemuan kedua menunjukkan bahwa proses belajar mengajar
berjalan dengan semakin baik. Siswa terlihat aktif dan sangat antusias
dengan adanya sistem presentasi dan tanya jawab. Guru lebih memotivasi
para siswa untuk semakin fokus memperhatikan presentasi. Disamping itu,
pelurusan konsep dan penambahan materi yang diberikan guru pasca
presentasi dan tanya jawab usai membuat para siswa semakin menguasai
materi. Pertemuan ketiga saat mengerjakan LKS kerjasama siswa semakin
baik dibandingkan pada siklus I. Semua siswa terlihat fokus ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
mengerjakan LKS. Siswa dapat terlibat secara aktif dalam berdiskusi dan
saling membantu memecahkan soal. Guru juga aktif berkeliling memantau
kegiatan siswa dan memotivasi agar mereka saling membantu satu sama
lain, bukan hanya sekedar menyalin jawaban teman tanpa tau cara
pengerjaannya. Siswa terlihat lebih mandiri dan tidak individualis.
Pertemuan keempat memuaskan karena semua siswa mengerjakan soal tes
dengan baik, mandiri dan percaya diri.
Wawancara dilaksanakan baik terhadap guru maupun siswa guna
memperoleh respon terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Guru menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran tersebut
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses yaitu
keaktifan siswa, gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya diri,
maupun dari segi hasil yakni hasil belajar formatif. Menurut guru mata
pelajaran ekonomi, model pembelajaran ini mampu menghidupkan suasana
kelas. Motivasi anak untuk belajar dirasakan guru semakin baik terlihat dari
semangat anak belajar dan tingkat keaktifan siswa yang semakin meningkat.
Guru menjelaskan bahwa model ini mampu menciptakan interaksi yang
seimbang antara siswa dengan guru, membuat siswa lebih aktif, menjadikan
guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar, membuat siswa menjadi lebih
terbuka pikirannya untuk mempelajari sendiri materi, guru menjadi lebih
demokratis, dan pada akhirnya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Respon siswa terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berdasarkan hasil wawancara juga menunjukkan sisi yang positif.
Siswa merasa proses belajar mengajar ekonomi menjadi lebih
menyenangkan, mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran
karena mereka mendapatkan banyak masukan dari teman-teman yang lain.
Selain itu, adanya diskusi dan presentasi membuat para siswa semakin
komunikatif dan semakin berani dalam mengemukakan pendapat. Ditambah
dengan adanya LKS membantu dalam menumbuhakan rasa kebersamaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
diantara para siswa. Hal tersebut dirasakan siswa mampu mempengaruhi
nilai mata pelajaran ekonomi yang meningkat.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
terlihat jelas bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses maupun
hasil belajar ekonomi siswa. Kualitas dari segi proses pembelajaran khususnya
aspek keaktifan siswa menunjukkan suatu peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Adapun hasil pengukuran keaktifan siswa pada siklus II ditunjukkan melalui
tabel berikut ini:
Tabel 13 Hasil Pengukuran Keaktifan Siswa Kelas X3 Siklus II
Kriteria
Jenis Keaktifan Kegiatan Melihat
Kegiatan Lisan
Kegiatan Mendengarkan
Kegiatan Menulis
Baik Sekali 45.45% 45.45% 42.42% 75.76% Baik 33.33% 42.42% 48.48% 24.24%
Cukup 21.21% 12.12% 9.09% 0.00% Kurang 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Sangat Kurang 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% (Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Berdasarkan pengukuran tingkat keaktifan siswa kelas X3 seperti
dalam tabel 13, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Kegiatan Melihat
Hasil pengukuran pada kegiatan melihat seperti dalam tabel 13
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak memperhatikan
dan melakukan aktivitas yang mengganggu proses belajar mengajar serta
tidak mau membaca materi yang diberikan oleh guru. 0% atau tidak ada
siswa yang tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas yang
mengganggu proses belajar menggajar namun masih mau membaca
materi yang diberikan guru. 21,21% siswa memperhatikan dan mau
membaca materi yang diberikan guru namun masih melakukan kesibukan
sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebangku. 33,33% siswa
memperhatikan penjelasan materi dari guru dan membaca materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
diberikan guru. 45,45% siswa sangat memperhatikan penjelasan materi
dari guru, membaca dan memahami materi yang diberikan guru serta
membaca referensi lain yang mendukung materi pelajaran. Secara umum,
dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada kegiatan melihat sebesar
78,78%.
2) Kegiatan Lisan
Hasil pengukuran pada kegiatan lisan seperti dalam tabel 13
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak berpartisipasi
aktif dalam kegiatan diskusi dengan teman satu tim maupun dengan
teman satu kelas, tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan
presentasi/menyajikan materi maupun pada saat diskusi dan tidak
memberikan saran maupun pendapat pada saat diskusi. 0% atau tidak ada
siswa yang Berpartisipasi pada saat diskusi tim namun tidak
berpartisipasi pada saat diskusi dengan teman satu kelas, tidak bertanya
baik pada saat guru menyampaikan presentasi/menyajikan materi
maupun pada saat diskusi, dan tidak memberikan saran maupun pendapat
pada saat diskusi. 12,12% siswa berpartisipasi pada saat diskusi tim
namun tidak berpartisipasi pada saat diskusi dengan teman satu kelas,
memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saat diskusi, namun
tidak bertanya baik pada saat guru menyampaikan presentasi/menyajikan
materi maupun pada saat diskusi. 42,42% siswa memperhatikan
penjelasan berpartisipasi pada saat diskusi tim maupun pada saat diskusi
dengan teman satu kelas, memberikan saran dan mengeluarkan pendapat
pada saat diskusi, bertanya pada saat diskusi namun tidak memberikan
pertanyaan pada saat guru presentasi/menyajikan materi. 45,45% siswa
berpartisipasi pada saat diskusi tim maupun pada saat diskusi dengan
teman satu kelas, memberikan pertanyaan pada saat guru presentasi/
menyajikan materi maupun pada saat diskusi, memberikan saran dan
mengeluarkan pendapat pada saat diskusi. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa siswa yang aktif pada kegiatan lisan sebesar 87,87%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3) Kegiatan Mendengarkan
Hasil pengukuran pada kegiatan mendegarkan seperti dalam tabel 13
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak mendengarkan
presentasi materi yang disampaikan guru, tidak fokus pada saat
penerapan STAD berlangsung serta dengan sengaja melakukan aktivitas
lain di luar pelajaran ekonomi dan tidak mendengarkan pendapat dalam
diskusi tim maupun diskusi kelas. 0% atau tidak ada siswa yang kurang
mendengarkan presentasi materi yang disampaikan guru maupun pada
saat penerapan STAD serta masih mengobrol dengan teman, kurang
mendengarkan pendapat dalam diskusi tim maupun diskusi kelas. 9,09%
siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru dan
mendengarkan pada saat penerapan STAD, namun masih mengobrol
dengan teman, serta mendengarkan pendapat dalam diskusi tim, namun
kurang mendengarkan diskusi kelas. 48,48% siswa mendengarkan
presentasi materi yang disampaikan guru dan saat penerapan STAD dan
mendengarkan pendapat dalam diskusi tim, namun kurang mendengarkan
diskusi kelas. 42,42% siswa fokus mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan guru dan penerapan STAD dengan sangat fokus serta
mendengarkan pendapat dalam diskusi tim maupun diskusi kelas dengan
fokus. Secara umum, dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif pada
kegiatan mendengarkan sebesar 90,90%.
4) Kegiatan Menulis
Hasil pengukuran pada kegiatan menulis seperti dalam tabel 13
menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang tidak merangkum
pada saat guru menyajikan materi, tidak berpartispasi dalam mengerjakan
LKS yang didiskusikan dengan teman satu tim, dan tidak mendapatkan
hasil LKS yang maksimal. 0% atau tidak ada siswa yang tidak
merangkum pada saat guru menyajikan materi, kurang berpartispasi
dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan teman satu tim,
sehingga belum mendapatkan hasil LKS yang maksimal. 0% atau tidak
ada siswa yang merangkum pada saat guru menyajikan materi, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
tidak berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan
teman satu tim, sehingga belum mendapatkan hasil LKS yang maksimal.
24,24% siswa merangkum pada saat guru menyajikan materi, tidak
berpartisipasi dalam mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan teman
satu tim namun mendapatkan hasil LKS yang maksimal. 75,76% siswa
merangkum pada saat guru menyajikan materi, berpartisipasi dalam
mengerjakan LKS yang didiskusikan dengan teman satu tim, dan
mendapatkan hasil LKS yang maksimal. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa siswa yang aktif pada kegiatan menulis sebesar 100%.
Berdasarkan deskripsi data tabel 13 diperoleh hasil prosentase
siswa yang aktif pada Kegiatan Melihat (Visual Activities) adalah 78,78%.
Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I yaitu sebesar 3,03%.
Prosentase siswa yang aktif pada Kegiatan Lisan (Oral Activities) adalah
87,87% sedangkan siklus I sebesar 75,75%. Prosentase siswa yang aktif
dalam Kegiatan Mendengarkan (Listening Activities) meningkat sebesar
21,21% dari siklus 1 sebesar 69,70% menjadi 90.90% pada siklus II.
Prosentase siswa yang aktif dalam Kegiatan Menulis meningkat sebesar
18,18%. Siswa yang aktif dalam kegiatan menulis pada siklus I sebesar
81,82%, sedangkan pada siklus II menjadi 100% siswa aktif. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X3 setelah penerapan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat terlibat secara aktif, baik
fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran ekonomi.
Kualitas pembelajaran dari segi proses selain aspek keaktifan
antara lain: gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya diri siswa juga
menunjukkan hasil yang meningkat dan lebih baik dibandingkan kondisi
awal sebelum Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan.
Berikut ini disajikan data yang menunjukkan seberapa besar gairah belajar,
semangat belajar dan rasa percaya diri siswa dalam mengikuti pelajaran
ekonomi seperti terangkum dalam tabel 14 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91 Tabel 14 Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Gairah Belajar Siswa Pasca Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Sangat Baik 6 18,18 %
Baik 21 63,64 % Cukup 6 18,18 % Kurang 0 0 %
Sangat Kurang 0 0% (Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 14 diperoleh hasil prosentase siswa yang
menunjukkan kegairahan belajar yaitu mempunyai rasa senang dan
ketertarikan pada mata pelajaran ekonomi, dapat merespon pembelajaran
yang berlangsung serta giat belajar sebesar 81,82%.
Tabel 15 Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Semangat Belajar Siswa Pasca Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Sangat Baik 7 21,21 %
Baik 21 63,64 % Cukup 5 15,15 % Kurang 0 0 %
Sangat Kurang 0 0% (Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 15 diperoleh hasil prosentase siswa yang
menunjukkan semangat belajar yaitu berani bertanya dan mau menjawab
pertanyaan maupun memberikan komentar, mencatat penjelasan dan
merangkum hal-hal penting yang disampaikan guru, mempersiapkan
pelajaran sebelum dimulai, serta mengerjakan dan mengumpulkan tugas
sebesar 84,85%.
Tabel 16 Hasil Penyebaran Angket Kualitas Pembelajaran dari Segi Proses Aspek
Rasa Percaya Diri Siswa Pasca Siklus
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Sangat Baik 4 12,12 %
Baik 27 81,82 % Cukup 2 6,06 % Kurang 0 0 %
Sangat Kurang 0 0% (Sumber: data primer yang diolah, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Berdasarkan tabel 16 diperoleh hasil prosentase siswa yang
menunjukkan rasa percaya pada diri sendiri yaitu berusaha memenuhi
kebutuhan secara wajar dan selalu menjaga kesehatan, menghargai diri
sendiri dan orang lain, mampu introspeksi diri, menjaga tindakannya agar
tidak merugikan orang lain, memiliki tujuan sebelum melakukan tindakan,
memiliki pikiran positif, serta mampu mengendalikan diri sebesar 93,94%.
Berdasarkan deskripsi data yang telah dilakukan pada siklus II
menunjukkan bahwa semua aspek kualitas pembelajaran siswa dari segi
proses telah mencapai indikator kinerja ketercapaian tindakan yaitu 75%.
Disamping itu, kualitas pembelajaran dari segi hasil yaitu hasil belajar siswa
setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menunjukkan peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas untuk mata
pelajaran ekonomi adalah 75,76. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas
standar ketuntasan 75 adalah 25 siswa dari jumlah keseluruhan 33 siswa atau
jika diprosentasekan sebesar 75,76%. Kemudian pada siklus II, nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 88,27. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas
standar ketuntasan 75 meningkat menjadi 31 siswa dari jumlah keseluruhan 33
siswa dan jika diprosentasekan sebesar 93,94%. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa dengan penerapan STAD mampu meningkatkan hasil belajar dan telah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%.
Setelah menganalisis dan mengolah data hasil observasi serta
refleksi siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua indikator kinerja
ketercapaian tujuan penelitian, baik dilihat segi proses pembelajaran
maupun hasil belajar dapat terpenuhi. Oleh karena itu, penelitian tindakan
kelas dapat dikatakan telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan tindakan
perbaikan siklus berikutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan indikator yang ditetapkan, peningkatan kualitas
pembelajaran setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93 Tabel 17 Peningkatan Keaktifan Siswa
Kualitas Pembelajaran Segi Proses Khususnya Keaktifan Siswa Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Peningkatan
1. Kegiatan Melihat 75,76% 78,78% 3,02% 2. Kegiatan Lisan 75,75% 87,87% 12,12% 3. Kegiatan Mendengarkan 69,70% 90,90% 21,20% 4. Kegiatan Menulis 81,81% 100% 18,19%
Indikator Ketercapaian 75% 75% (Sumber: data primer yang diolah,2012)
Berdasarkan tabel 17 dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dari segi proses khususnya keaktifan siswa. Keempat aspek keaktifan siswa yang
diamati terlihat mengalami kenaikan dan telah memenuhi indikator ketercapaian
yang ditetapkan yaitu sebesar 75%. Peningkatan keaktifan siswa pada kegiatan
melihat sebesar 3,02% yaitu dari 75,76% menjadi 78,78%. Peningkatan keaktifan
siswa pada kegiatan lisan sebesar 12,12% yaitu dari 75,75% menjadi 87,87%%.
Peningkatan keaktifan siswa pada kegiatan mendengarkan sebesar 21,20% yaitu
dari 69,70% menjadi 90,9%. Peningkatan keaktifan siswa pada kegiatan menulis
sebesar 18,19% yaitu dari 81,81% menjadi 100%.
Tabel 18 Prosentase Peningkatan Gairah Belajar, Semangat Belajar dan Rasa
Percaya Diri Siswa
Kualitas Pembeljaran Segi Proses Khususnya Gairah Belajar, Semangat Belajar dan Rasa Percaya Diri Siswa
Aspek yang Diukur Pra Siklus Pasca Siklus Peningkatan 1. Gairah Belajar 27,27% 81,82% 54,55% 2. Semangat Belajar 27,27% 84,85% 57,58% 3. Rasa Percaya Diri 24,24% 93,94% 69,70%
Indikator Ketercapaian 75% 75% (Sumber: data primer yang diolah,2012)
Berdasarkan tabel 18 dapat dikatakan bahwa penerapan Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dari segi proses khususnya gairah belajar, semangat belajar, dan rasa percaya diri
siswa. Semua aspek yang diukur telah memenuhi indikator ketercapaian yang
ditetapkan sebesar 75%. Peningkatan gairah belajar siswa sebesar 54,55% yaitu
dari 27,27% menjadi 81,82%. Peningkatan semangat belajar siswa sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94 57,58% yaitu dari 27,27% menjadi 84,85%. Peningkatan rasa percaya diri siswa
sebesar 69,70% yaitu dari 24,24% menjadi 93,94%.
Tabel 19 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa Kriteria Ketuntasan Minimal = 75
Siklus I Siklus II Peningkatan 75,76 88,27 12,51
(Sumber: data primer yang diolah,2012)
Tabel 20 Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Indikator Ketercapaian 75%
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Siklus
I Siklus
II Pening-katan
Siklus I
Siklus II
Pening-katan
Tuntas: 70-100 25 31 6 75,76% 93,94% 18,18% Tidak Tuntas
0-69 8 2 6 24,24% 6,06% Total 33 33 100% 100%
(Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 19 dan tabel 20 dapat dikatakan bahwa penerapan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dari segi hasil yaitu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa selalu
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I terlihat bahwa nilai
rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,76 dengan prosentase siswa yang tuntas
sebesar 75,76%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat
menjadi 88,27 dengan prosentase siswa yang tuntas sebesar 93,94%. Sedangkan
prosentase siswa yang tidak tuntas menurun dari 24,24% pada siklus I menjadi
6,06% pada siklus II. Dengan kata lain terjadi peningkatan prosentase ketuntasan
hasil belajar siswa sebesar 18,18%.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95 perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum
melaksanakan siklus I, peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui
kondisi yang ada di SMA Negeri 3 Surakarta. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, peneliti menemukan bahwa kualitas pembelajaran siswa kelas X3 pada
mata pelajaran Ekonomi masih rendah. Oleh karena itu, peneliti berkolaborasi
dengan guru kelas mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pada siklus I, peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
Ekonomi untuk kelas X3, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan skenario pembelajaran. Materi yang
dibahas adalah ekonomi mikro dan ekonomi makro. Setelah perangkat siap.
peneliti mendiskusikannya dengan guru sebagai pelaksana pembelajaran. Pada
siklus I direncanakan akan dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I berjalan dengan lancar,
siswa terlihat lebih aktif, bergairah, semangat dan percaya diri. Namun, dari hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar mata pelajaran Ekonomi pada
siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu masih terdapat beberapa
siswa yang kurang fokus, guru kurang dapat mengontrol kelas dengan baik dan
kurangnya motivasi guru kepada para siswa untuk saling membantu sehingga masih
ada tim yang terlihat individualistis. Oleh karena itu, peneliti bersama guru mata
pelajaran Ekonomi mencari solusi dan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan pada siklus I.
Materi pada siklus II adalah Pendapatan Nasional. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus II terlihat bahwa siswa
semakin aktif, bergairah, semangat dan percaya diri, serta kelemahan pada siklus I
sudah teratasi pada siklus II. Proses belajar mengajar berjalan dengan semakin
baik karena suasana belajar yang serius tetapi santai membuat siswa semakin
fokus dan senang mengikuti pelajaran ekonomi . Siswa terlihat aktif dan sangat
antusias dengan adanya sistem presentasi dan tanya jawab. Guru terlihat lebih
dapat menguasai kelas, perhatian guru tidak lagi berfokus pada satu posisi saja
namun bisa merata kepada seluruh siswa baik yang di depan, tengah, maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96 belakang, sehingga fokus dan konsentrasi siswa bisa terkontrol dengan baik. Guru
lebih memotivasi para siswa untuk semakin fokus memperhatikan presentasi.
Guru juga aktif berkeliling memantau kegiatan siswa dan memotivasi agar mereka
saling membantu satu sama lain, sehingga siswa menjadi lebih mandiri dan tidak
individualitis. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran
mata pelajaran Ekonomi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Wawancara yang dilakukan terhadap siswa setelah siklus I dan siklus II
diperoleh hasil bahwa proses belajar mengajar ekonomi menjadi lebih
menyenangkan, adanya diskusi dan presentasi membuat para siswa semakin
komunikatif dan semakin berani dalam mengemukakan pendapat adanya LKS
mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran dan menumbuhakan rasa
kebersamaan diantara para siswa sehingga nilai ulangan mata pelajaran Ekonomi
meningkat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru diperoleh
keterangan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu
menghidupkan suasana kelas, meningkatkan motivasi anak untuk belajar,
meningkatkan keaktifan siswa, dan menciptakan interaksi yang seimbang antara
siswa dengan guru. Secara umum guru menjelaskan bahwa penerapan model
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi
proses yaitu keaktifan siswa, gairah belajar, semangat belajar dan rasa percaya
diri, maupun dari segi hasil yakni hasil belajar formatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi di kelas X3 SMA
Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 berhasil dan dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya. Hal tersebut dikarenakan PTK telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran
ekonomi baik dari segi hasil maupun dari segi proses yang selalu mengalami
peningkatan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97 terhadap kegiatan pembelajaran Ekonomi. Temuan yang muncul selama kegiatan
belajar mengajar antara lain:
1. Semakin meningkatnya interaksi antara guru dengan siswa mampu mengubah
suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan penuh kekeluargaan
sehingga membuat siswa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
terlihat dari keaktifan, gairah belajar, semangat belajar dan percaya diri siswa
dalam mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan.
2. Kegiatan diskusi kelompok, presentasi dan tanya jawab dapat melatih siswa
dalam bekerja sama, melatih mental siswa untuk berbicara dan
mengemukakan pendapatnya serta menumbuhkan dan meningkatkan
semangat kebersamaan di dalam kelompok belajar.
3. Latihan soal melalui LKS membuat siswa terbiasa memecahkan soal dan
merasa lebih leluasa menanyakan hal-hal yang menjadi kesulitan mereka
dalam belajar dengan teman sebaya, penjelasan dengan bahasa pergaulan
yang dijelaskan oleh teman akan lebih mengena dan mudah diterima. Hal
tersebut mempermudah siswa mengerjakan soal pada saat evaluasi hasil
belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat.
4. Manfaat pembelajaran tim memberikan penyadaran diri bahwa siswa adalah
makhluk sosial, yang artinya proses pembelajaran hanya akan terjadi dalam
proses sosial. Belajar dalam tim ini akan membantu siswa mendapatkan
sumber belajar yang beragam dan menghilangkan sikap individualis diantara
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas X3 SMA Negeri 3
Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama empat kali pertemuan
dengan alokasi 6x45menit. Tiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi
tindakan.
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat dikemukakan simpulan
hasil penelitian bahwa : “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi siswa kelas X3 SMA Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran 2011-2012”. Hasil penelitian yang diperoleh sebagai
berikut:
1. Kualitas pembelajaran dari segi proses khususnya keaktifan siswa meningkat.
Diantaranya aspek kegiatan melihat meningkat sebesar 3,02% dari 75,76% pada
siklus I menjadi 78,76% pada siklus II. Aspek kegiatan lisan meningkat sebesar
12,12% dari 75,75% pada siklus I menjadi 87,88% pada siklus II. Aspek kegiatan
mendengarkan meningkat sebesar dari 21,20% dari 69,70% pada siklus I menjadi
90,90% pada siklus II. Aspek kegiatan menulis meningkat sebesar 18,19% dari
81,81% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa
penelitian ini telah mencapai indikator ketercapaian sebesar 75%.
2. Kualitas pembelajaran dari segi proses khususnya aspek gairah belajar, semangat
belajar dan rasa percaya diri siswa meningkat setelah diterapkannya Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aspek gairah belajar meningkat sebesar
54,55% yaitu dari 27,27% menjadi 90,91%. Aspek semangat belajar meningkat
sebesar 57,58% yaitu dari 27,27% menjadi 84,85%. Aspek rasa percaya diri
siswa meningkat sebesar 69,70% yaitu dari 24,24% menjadi 93,94%. Hal ini
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
membuktikan bahwa penelitian ini telah mencapai indikator ketercapaian
sebesar 75%.
3. Hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan dilihat dari kondisi pra
siklus sampai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
diterapkan. Pada kondisi pra siklus diketahui bahwa 51,52% (17 dari 33 siswa)
dinyatakan tuntas dalam pencapaian KKM. Pada siklus I meningkat menjadi
75,76% (25 dari 33 siswa) dinyatakan tuntas dalam pencapaian KKM dan
meningkat kembali pada siklus II yaitu menjadi 93,94% (31 dari 33 siswa)
dinyatakan tuntas dalam pencapaian KKM. Hal ini membuktikan bahwa
penelitian ini telah mencapai indikator ketercapaian sebesar 75%.
Meningkatnya kualitas pembelajaran setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini disebabkan karena siswa diajak untuk turut
serta dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif mental misalnya
menyampaikan pendapat atau ide, tetapi juga aktif secara fisik misalnya mengangkat
tangan ketika hendak mengajukan pertanyaan maupun sebelum memberikan masukan
kepada teman yang lain serta menulis pada saat kegiatan mengerjakan LKS secara
kelompok. Adanya variasi pembelajaran yang terdiri dari diskusi kelompok membuat
siswa bergairah dalam belajar, semangat belajar meningkat dan merasa lebih percaya
diri.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan
interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran. Masing-masing siswa mempunyai tanggungjawab untuk
mempelajari materi dan memecahkan permasalahan yang mereka diskusikan serta
berusaha untuk memperoleh skor pencapaian individu yang semakin meningkat agar
dapat meraih keberhasilan melalui pencapaian skor tim. Belajar dengan sesama
teman dengan saling berdiskusi membuat siswa lebih mudah memahami materi yang
disajikan dan tidak hanya terfokus pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar,
sehingga hasil belajar siswa menjadi maksimal. Pada akhirnya kualitas pembelajaran
Ekonomi dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta maka dapat dikemukakan implikasi secara
teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini mendukung keberadaan pendapat
yang menyatakan bahwa penerapan Model Kooperatif Tipe STAD dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses pembelajaran maupun
hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena STAD menekankan pada kerja tim
dalam diskusi kelompok. Dalam kegiatan ini siswa dituntut untuk aktif
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dimana hal tersebut dapat
meningkatkan interaksi positif antar anggota yang pada akhirnya meraka dapat
saling bekerjasama menyelesaikan suatu soal/permasalahan kelompok.
Disamping itu mereka juga dapat saling membantu timnya untuk meraih
keberhasilan melalui pencapaian skor tim yang baik. Maka dapat dikatakan
bahwa terjadi hubungan positif antara penerapan Model Kooperatif Tipe STAD
dengan kualitas pembelajaran yang dihasilkan.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis, penelitian ini memberikan gambaran bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran siswa yang dilihat baik dari segi proses yaitu keaktifan, gairah
belajar, semangat belajar, dan percaya diri siswa, maupun dari segi hasil belajar.
Penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi guru menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran. Apalagi bagi guru
yang memiliki kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat berkomunikasi
dengan baik. Hal ini akan membuat para siswa semakin berani dalam
menyampaikan pendapat maupun hasil diskusi dalam kelompoknya. Di samping
itu penelitian ini memberikan implikasi bagi siswa yakni membuat siswa aktif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
bergairah, semangat, dan percaya diri serta menghapus pandangan siswa bahwa
pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Bila ditinjau dari pihak sekolah, adanya penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran
ekonomi dapat menjadi masukan yang positif untuk diterapkan pada mata
pelajaran lain yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi ajar.
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah perlu meningkatkan frekuensi pelatihan terkait model
pembelajaran inovatif agar guru dapat meningkatkan kompetensi
profesionalnya dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik
sehingga keberhasilan pembelajaran di dalam kelas dapat tercapai.
b. Kepala sekolah perlu meningkatkan hubungan kerja sama dengan pihak luar,
misalnya dengan peneliti maupun lembaga pendidikan sehingga dapat diperoleh
masukan yang membangun dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga proses dan
hasil pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan
kemampuan yang dimilikinya.
b. Guru harus aktif menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di
kelas sehingga dapat memotivasi siswa semakin aktif, berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide yang dimiliknya, bergairah dan bersemangat
dalam belajar, serta menjadi lebih percaya diri.
c. Guru harus mampu mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD untuk materi lain yang sesuai sehingga para siswa dapat berpartisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
aktif dalam proses pembelajaran.
d. Guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan cara mengikuti
berbagai pelatihan, seminar pendidikan maupun berdiskusi dengan rekan
seprofesi sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus
meningkat.
3. Bagi Siswa
a. Siswa lebih meningkatkan keterampilan berkomunikasi yang baik dengan cara
tukar pendapat dengan teman yang lain, baik saat diskusi maupun pada saat
pembelajaran, dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa
dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
b. Siswa lebih berperan aktif dalam menyampaikan ide atau pemikiran pada saat
proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat berjalan efektif dan efisien.
c. Siswa lebih meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif. Baik dengan
guru misalnya tidak mencontek pada saat mengerjakan tes maupun dengan
siswa misalnya ikut berdiskusi kelompok ketika proses belajar mengajar
berlangsung.
d. Siswa lebih berusaha mencari sendiri dan memanfaatkan sumber belajar yang
lain misalnya: buku, teman, televisi, surat kabar, internet, dan lain-lain sehingga
tidak hanya berpusat pada guru.