P U T U S A N NOMOR : 18/ PDT/2016/ PT.MDN.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti
tersebut dibawah ini dalam perkara antara :
XXXXXXXXX, Laki-laki, Warga Negara Indonesia, lahir di Sihabong-habong,
tanggal 28 Januari 1979, Agama Kristen, Karyawan
Swasta, beralamat di Jl. Kenari 3 Blok 1.2 No. 4. RT/RW:
003/013, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos,
Kota Depok-Propinsi Jawa Barat, dalam hal ini memberikan
kuasa kepada KARLISTON HORAS SITOMPUL, SH,
MARTIN ONRUSO SIMANJUNTAK, SH dan SOLAIMAN
SIRINGORINGO, SH, Advokat-Konsultan Hukum pada Law
Office KARLISTON HORAS SITOMPUL & Associates
beralamat di Jl. Ir. H. Juanda Baru No. 65, Medan selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING sdemula
sebagai PENGGUGT ;
M E L A W A N : XXXXXXXXXX, Perempuan, Warga Negara Indonesia, lahir di Pematang
Siantar, tanggal 31 Januari 1978, Agama Kristen,
Pekerjaan Notaris, terakhir diketahui berlamat di Jl. Asahan
Km. IV Nomor 527, Kecamatan Dolok Marlawan,
Kabupaten Simalungun-Propinsi Sumatera Utara, dalam
hal ini memberikan Kuasa kepada YUNUS TIMOTHEUS,
SH dan YUDIARTO SIMANJUNTAK, SH,
Advokat/Penasihat Hukum pada Kantor Hukum IDAMAN
yang beralamat di Jl. Peta 125 Lantai II Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula
sebagai TERGUGAT ;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
2
Halaman 2 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Telah membaca : 1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 20 Januari 2016 No.
18/Pdt/2016/PT-Mdn tentang Penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa
dan mengadili perkara tersebut ditingkat banding ;
2. Berkas perkara tanggal 4 Agustus 2015 No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim dan
surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA ;
Menimbang bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 04
Pebruari 2015 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Simalungun pada hari dan tanggal itu juga, telah mengajukan gugatan
sebagai berikut :
- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah dan telah
melangsungkan pernikahan menurut Agama Kristen dan upacara adat Batak
pada tanggal 4 Januari 2013;
- Bahwa pemberkatan dilaksanakan di GKLI Sihabong-habong, Kecamatan
Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, yang kemudian pada hari yang
sama dilanjutkan dengan acara adat Batak yang lebih dikenal dengan istilah
“Mangadati”;
- Bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat tersebut, telah
dicatatkan secara sah menurut hukum Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 189/DKC/III/2013 bertangggal 27 Maret
2013, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten
Humbang Hasundutan;
- Bahwa sebelum dalil berikutnya, karena dirasa perlu dan nantinya akan
berkaitan dengan dalil-dalil posita dan petitum berikutnya, maka dengan ini
Penggugat lebih dahulu mendalilkan fakta sebagai berikut:
- Bahwa Penggugat bekerja sebagai seorang karyawan swasta yang lokasi
pekerjaannya ada di Nabire-Papua, sedangkan Tergugat bekerja sebagai
seorang Notaris yang berkedudukan di Kabupaten Simalungun;
- Bahwa hingga gugatan a quo didaftarkan, Penggugat dengan Tergugat
belum atau tidak dikaruniai anak;
- Bahwa selanjutnya, pada awalnya setelah pernikahan Penggugat dengan
Tergugat berjalan layaknya suami-istri;
- Bahwa setelah acara pemberkatan pernikahan dan acara “mangadati” (acara
Perkawinan secara adat Batak) di kampung Penggugat di Parlilitan,
Penggugat bersama dengan Tergugat berangkat ke rumah orangtua
Tergugat dimana Tergugat tinggal;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
3
Halaman 3 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
- Bahwa ternyata selama beberapa lama tinggal rumah orang tua Tergugat,
sudah mulai kelihatan kebiasaan dari Tergugat, yang mencerminkan sebagai
Isteri yang diidam-idamkan selama ini, dimana selama di rumah tersebut,
Tergugat tidak pernah mengejakan pekerjaan rumah yang malah dikerjakan
oleh Mertua Perempuan Penggugat (ic. Ibu Kandung Tergugat) dan atau Lae
Penggugat (ic. Adik Laki-laki Tergugat) termasuk pekerjaan memasak;
- Bahwa perlu didalilkan dalam gugatan a quo, kalau Ibu Tergugat dan Adik
Laki-laki Tergugat secara adat Batak masuk dalam kategori Hula-hula (pihak
yang harus dihormati) yang tidak mungkin memasak bagi Penggugat dan
Tergugat;
- Bahwa selama tinggal sementara di rumah Tergugat, Tergugat sangat sering
keluar hingga malam hari dengan alasan pekerjaan, sehingga Penggugat
yang masih orang baru di rumah tersebut menjadi merasa tidak nyaman;
- Bahwa namun demikian, karena Penggugat telah membuat keputusan untuk
menikah dan berkeluarga dengan Tergugat, hal tersebut diabaikan saja dan
tetap berusaha untuk mencipatakan hubungan baik dimana sekitar bulan
Juni 2013, Penggugat dan Tergugat berbulan madu ke Bali selama lebih
kurang 2 minggu yang kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Kakak
perempuan Penggugat di Jakarta;
- Bahwa ketika di rumah Kakak Perempuan Penggugat tersebut, sempat
terjadi pembicaraan tentang rencana Penggugat dan Tergugat tinggal di
mana ke depannya mengingat lokasi pekerjaan Penggugat dengan Tergugat
yang bebeda, namun dengan tegas Tergugat menyatakan tidak akan pindah
dari Pematang Siantar;
- Bahwa Penggugat mencoba mempersiapkan diri untuk mengikuti kemauan
dari Tergugat untuk tinggal bersama di Pematang Siantar, dimana
Penggugat menghubungi rekan-rekan yang ada di Medan untuk mencari
informasi pekerjaan dan informasi itupun dapat namun dengan gaji yang
cukup kecil;
- Bahwa untuk memutuskan apakah harus bekerja di Medan atau tetap di
Papua, tentunya Penggugat harus membuat pehitungan secara ekonomis
kemampuan kedua belah pihak baik Penggugat maupun Tergugat untuk
hidup bersama;
- Bahwa sebagai salah satu variabel yang akan dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan tersebut, Penggugat menanyakan penghasilan yang
diperoleh Tergugat rata-rata per bulannya, namun Tergugat menolak
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
4
Halaman 4 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
memberitahukan dan bahkan menyatakan kalau itu bukan urusan
Penggugat;
- Bahwa hal tersebut meyebabkan Penggugat menjadi dilematis dalam usaha
mengikuti kemauan Tergugat untuk tinggal bersama di Pematang Siantar;
- Bahwa sekitar Oktober 2013, atas kesepakatan bersama Penggugat dan
Tergugat berkeinginan mengganti mobil Suzuki Escudo milik Tergugat
dengan mobil tahun pembuatan yang lebih baru dengan kesepakatan mobil
yang akan dibeli secara kredit lebih dahulu sambil menunggu Mobil Susuki
Escudo milik Tergugat laku terjual dan hasil penjualan digunakan melunasi
pembelian mobil tersebut, atas kesepakatan tersebut akhirnya pada tanggal
28 Desember 2013 Mobil Toyota Rush dibeli dengan cara kredit seharga Rp.
230.000.000,- (dua ratus tiga puluh juta rupiah);
- Bahwa DP pembelian mobil tersebut adalah Rp. 130.000.000,- (seratus tiga
puluh juta rupiah) dimana Penggugat membayar Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah) untuk sebagian besar DP dengan cara ditransfer ke rekening
Tergugat di Bank Mandiri 107-00-0669883-3 an Lenny Mutiara Ambarita (ic.
Tergugat) dan cicilan setiap bulannya dibayar oleh Penggugat sebesar Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah) setiap bulannya ke rekening Tergugat tersebut;
- Bahwa meskipun demikian permasalahan mobil bukanlah substansi dari
gugatan a quo, dimana Penggugat sudah mengikhlaskan apa-apa yang
sudah dikeluarkannya untuk pembelian mobil tersebut;
- Bahwa oleh karena pada dasarnya komunikasi antara Penggugat dengan
Tergugat sudah sensitif, maka sekitar akhir bulan Pebruari 2014, terjadi
komunikasi berkenaan dengan penjualan mobil Suzuki Escudo milik
Tergugat tersebut yang akhirnya merembet kemana-mana dan menjadi
momentum putusnya komunikasi antara Penggugat dan Tergugat dan
momentum pertengkaran dan cekcok terus-menerus yang tiada henti yang
akhirnya menyangkut hal-hal prinsipil dalam perkawinan;
- Bahwa sebagaimana kesepakatan pada bulan Oktober 2013 tersebut,
Penggugat dan Tergugat telah bersepakat untuk menjual mobil Suzuki
Escudo tersebut, namun hingga akhir Pebruari 2014 mobil tersebut belum
juga dijual oleh Tergugat;
- Bahwa ketika hal tersebut ditanyakan kepada Tergugat, Tergugat menjawab
dengan ketus dengan menjawab “Masalah mobil bukan urusanmu!”;
- Bahwa sebagaimana dalil terdahulu masalah mobil tersebut menjadi
momentum petengkaran selanjutnya temasuk masalah pekerjaan Penggugat
yang selalu diributkan oleh Tergugat, dimana ketika Penggugat menjawab
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
5
Halaman 5 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
belum bisa pindah dari Papua ke Pematang Siantar karena belum mendapat
pekerjaan baru di Pematang Siantar, namun dengan ketus dan nada keras
Tergugat merespon dengan mengucapkan “Kalau kau tidak pulang ke
Siantar, Aku akan menceraikanmu”;
- Bahwa ucapan Tergugat tersebut sangat mengejutkan bagi Penggugat,
namun Penggugat mencoba memperjelas dengan mempetanyakan apakah
ucapan Tergugat diucapkan dengan sadar, dan dijawab oleh Tergugat kalau
ucapannya diucapkan dalam keadaan sadar;
- Bahwa pada dasarnya ucapan Tergugat tersebut sangat menyakitkan bagi
Penggugat, dimana sebagai seorang suami sama sekali tidak dihargai dan
bahkan diancam untuk diceraikan;
- Bahwa sejak kejadian tersebut, komunikasi antara Penggugat dengan
Tergugat semakin memburuk dan justru setiap komunikasi selalu disertai
dengan amarah dan emosi dari masing-masing pihak;
- Bahwa situasi yang makin parah tesebut semakin menjadi-jadi dimana
sekitar bulan April 2014, ketika terjadi komunikasi antara Penggugat dan
Tergugat yang disertai emosi dan pertengkaran, Tergugat kembali
mengucapkan kata-kata cerai dengan mengucapkan “aku menyesal menikah
sama kau, kau ceraikan saja aku!”;
- Bahwa meskipun demikian, Penggugat tetap berusaha mencoba
mempebaiki hubungan yang telah rusak tersebut, dimana Penggugat
memfasilitasi pertemuan antara Penggugat dengan Tergugat dengan cara
membeli tiket Tergugat dan paket tour di Lombok mulai tanggal 6 s/d 9 Juni
2014 dengan maksud menyelesaikan semua permasalahan antara
Penggugat dengan Tergugat secara dewasa tanpa campur tangan dari pihak
manapun;
- Bahwa sangat disayangkan, tenyata di Lombok justru pertengkaran yang
terjadi dan terungkap fakta baru dimana pada waktu itu Tergugat
mengungkapkan kalau dianya sama sekali tidak mencintai Penggugat;
- Bahwa perlu didalilkan dalam gugatan a quo pada waktu di Lombok
meskipun hanya berdua, namun hanya pertengkaran yang terjadi dan sama
sekali tidak ada romantisme layaknya suami isteri, masing-masing jalan
sendiri-sendiri tanpa komunikasi yang berarti;
- Bahwa tanggal 09 s/d 11 Juni 2014, selama 3 (tiga) hari perjalanan dari
Lombok dilanjutkan ke Jakarta dengan harapan hubungan antara Penggugat
dengan Tergugat makin membaik namun tetap saja pada kondisii semula,
alalu setelahnya masing-masing pulang ke Papua dan ke Pematang Siantar;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
6
Halaman 6 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
- Bahwa sejak bulan Juni s/d Agustus 2014 komunikasi antara Penggugat
dengan Tergugat sama sekali terputus, dan selanjutnya Penggugat sudah
tidak mempunyai cara lagi memperbaiki hubungan tersebut dan setelah
usaha akhir tersebut, Penggugat pun sudah mengaminkan keinginan
Tergugat untuk bercerai;
- Bahwa ironisnya, ketika Penggugat telah mengambil keputusan untuk
mengaminkan keinginan Tergugat bercerai, tanpa sepengetahuan
Penggugat pada tanggal 23 Agustus 2014, Tergugat ada datang ke Nabire-
Papua, namun memang “rasa” itu sudah tidak ada lagi dan kedatangan
Tergugat di Papua tersebut sama sekali tidak mempebaiki hubungan apapun
bahkan saat Tergugat di Papua, pertengkaran sempat terjadi hingga
Tergugat dengan emosi memukul dinding Hotel;
- Bahwa sebagai upaya terakhir, pada tanggal 16 Januari 2015, Penggugat
dengan Tergugat bertemu di rumah Tulang Penggugat bermarga XXXXXX
(ic. Paman Penggugat) di Tarutung guna mencoba menyelesaikan masalah
antara Penggugat dengan Tergugat namun tetap tidak ada hasil karena
sudah tidak ada kecocokan lagi;
- Bahwa besoknya tanggal 17 Januari 2015, telah pula dilaksanakan
pertemuan adat untuk menyelesaikan masalah Penggugat dengan Tergugat
dengan dihadiri oleh:
- Hula-hula (mewakili keluarga Tergugat) marga Malau, pihak mana waktu
pesta adat permikahan Penggugat dan Tergugat masuk pihak keluarga
Tergugat,
- Kepala Desa Sihabonghabong,
- Keluarga Sihotang,
- Dongan Sahuta (Tokoh Desa) dan
- XXXXXX (Paman Penggugat dari XXXXXX)
- Bahwa pada pertemuan adat tersebut, terungkap fakta yang dibenarkan oleh
Tergugat dihadapan Keluarga dan Para Tokoh Adat sebagai berikut:
- Bahwa Tergugat mengakui pernah mengatakan dan mengancam
menceraikan Penggugat;
- Bahwa Tergugat mengakui pernah mengatakan kalau tidak cinta kepada
Penggugat;
- Bahwa Tergugat mengakui pernah mengatakan menyesal menikah
dengan Penggugat;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
7
Halaman 7 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
- Bahwa Penggugat akhirnya memutuskan tidak dapat mempertahankan
perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tersebut lagi karena tidak
akan mungkin bersatu lagi;
- Bahwa pada tanggal 18 Januari 2015, Pihak Keluarga Penggugat bermarga
Sihotang akhirnya telah mengantarkan Tergugat pulang ke rumah
Orangtuanya dan setelahnya tidak pernah bertemu lagi;
- Bahwa sangat jelas dan nyata fakta-fakta diatas telah membuktikan kalau
antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi pertengkaran secara terus-
menerus yang tidak dapat didamaikan lagi;
- Bahwa sebagai fakta penguat dari dalil tersebut, adalah antara Penggugat
dan Tergugat sudah tidak pernah berhubungan layaknya suami isteri
semenjak Januari 2014 yang lalu atau lebih kurang 1 tahun;
- Bahwa apabila dihitung kebersama Penggugat dengan Tergugat, maka 2
(dua) tahun perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat melewati waktu
bersama layaknya suami isteri hanya kurang dari 3 (tiga) bulan saja, dengan
rincian sebagai berikut:
- Maret 2013, selama ± 1 (satu) bulan setelah tanggal menikah;
- Juni 2013, selama ± 2 (dua) minggu sewaktu bulan madu di Bali –
Jakarta;
- Oktober 2013, selama 4 (empat) hari di Medan;
- 27 Desember 2013 – 20 Januari 2014 atau ± 1 (satu) bulan, Liburan
Natal/Tahun Baru di Parlilitan dan Siantar;
- Selebihnya petemuan untuk menyelesaikan masalah Penggugat dengan
Tergugat yang sudah tidak layaknya suami isteri karena sudah terjadi
pertengkaran dan cekcok yang terus menerus;
- Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas, maka dapat disimpulkan telah
terjadi pertengkaran atau cekcok yang terus menerus atau ketidakcocokan
antara Penggugat dan Tergugat yang didukung fakta pendukung telah
selama kurang lebih 1 (satu) tahun tidak melakukan hubungan suami isteri
dan dari 2 (dua) tahun masa perkawinan hanya kurang dari 3 (tiga) bulan
hidup bersama layaknya suami isteri, fakta mana telah bersesuaian dan
memenuhi unsur Pasal 39 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan jo. Pasal 19 huruf f PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang
Perkawinan;
- Bahwa dengan demikian adalah fakta tidak ada harapan akan hidup rukun
lagi dalam rumah tangga dimana telah terjadi percekcokan dan pertengkaran
yang terus-menerus ditambah komunikasi antara Penggugat dengan
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
8
Halaman 8 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Tergugat sudah tidak berjalan dengan baik serta tidak ada lagi keinginan
untuk bersama lagi;
- Bahwa atas dasar fakta tersebut maka cukup alasan menyatakan
Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat Putus karena peceraian;
- Bahwa atas dasar fakta tersebut beralasan bagi Ketua Pengadilan Negeri
Simalungun c/q. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo, kiranya berkenan menentukan
suatu hari persidangan guna memeriksa dan mengadili perkara ini dan
memanggil pihak-pihak yang berperkara supaya hadir pada hari persidangan
yang telah ditentukan untuk itu dan mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah
dilangsungkan pada tanggal 4 Januari 2013 secara Agama Kristen di
GKLI Sihabong-habong, Perkawinan mana telah dicatatkan sesuai
hukum sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. XXXXXX- bertanggal
27 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas
Kependudukan Kabupaten Humbang Hasundutan putus karena
perceraian dengan segala akibat hukumnya;
3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Simalungun atau Pejabat
yang dihunjuk untuk itu, mengirimkan Salinan Putusan yang telah
berkekuatan hukum dalam perkara ini kepada Kepala Dinas
Kependudukan Kabupaten Simalungun untuk dicatatkan dalam buku
register yang disiapkan untuk itu;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya-biaya yang timbul
didalam perkara ini;
Atau, apabila Ketua Pengadilan Negeri Simalungun c/q. Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain, mohon Putusan
dalam perkara ini yang adil sesuai dengan hukum yang berlaku (Ex aequo Et
Bono);
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut di
atas, selanjutnya Pihak Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan
Jawaban secara tertulis tertanggal 5 Mei 2015 yang pada pokoknya adalah
sebagai berikut :
- Bahwa Tergugat menolak dalil-dalil Penggugat seluruhnya, kecuali yang
secara tegas diakui;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
9
Halaman 9 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
- Bahwa benar, Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah, yamg
menikah menurut agama Kristen di GKLI Sihabong-habong, Kecamatan
Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, yang kemudian dilanjutkan
dengan acara adat Batak;
- Bahwa benar perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dicatatkan
secara sah menurut hukum Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Kutipan Akta Perkawinan No. 189/DKC/III/2013 tertanggal 27 Maret 2013,
yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten
Humbang Hasundutan;
- Bahwa benar, Tergugat dan Penggugat telah hidup rukum sebagai suami
istri dan belum memiliki keturunan;
- Bahwa tidak benar, Tergugat mengabaikan tugasnya sebagai istri kepada
suaminya dan tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah;
- Bahwa tidak benar, Tergugat tidak bersedia pindah dari Pematang Siantar
dan mengikuti tinggal bersama dengan suaminya;
- Bahwa masalah pekerjaan dan penghasilan tidak pernah mejadi masalah
buat Tergugat untuk dijadikan alasan untuk tidak bersedia pindah mengikuti
suaminya yaitu Penggugat. Bahkan Tergugat selalu bertanya kapan
Tergugat bisa berangkat dan tinggal bersama dengan Penggugat di Nabire
karena Tergugat siap meninggalkan pekerjaannya dan kota Pematang
Siantar demi untuk bisa hidup bersama dengan Penggugat tetapi
Penggugatlah yang selalu mengatakan nanti, nanti dan nanti;
- Bahwa Tergugat selaku Notaris bukan karyawan yang bergaji tetap sehingga
tidak bisa membeitahukan kepada Penggugat berapa penghasilannya
sebagai seorang Notaris setiap bulannya, bukannya tidak mau
membeitahukan;
- Bahwa bila Penggugat merasa tidak nyaman berada dan tinggal di rumah
mertuanya, Tergugat sudah membangun rumah baru untuk bisa ditinggali
berdua dengan Penggugat dan Tergugat juga sudah berusaha untuk
mencarikan pekerjaan buat Penggugat di Medan maupun di Siantar;
- Bahwa benar, masalah pembelian mobil bukan masalah buat Penggugat
dengan Tergugat dan pembelian mobil tersebut adalah bukti bahwa
sesuangguhnya hubungan antara Penggugat dan Tergugat baik-baik saja;
- Bahwa perbedaan pendapat mengenai penjualan mobil adalah merupakan
sesuatu hal yang biasa saja dan wajar dalam kehidupan rumah tangga tetapi
Penggugat terlalu membesar-besarkan masalah kecil ini;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
10
Halaman 10 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
- Bahwa masalah ucapan perpisahan yang diucapkan oleh Tergugat adalah
semata-mata karena didorong oleh kekesalan saja karena Penggugat tidak
memberikan kepastian kepada Tergugat apakah Penggugat akan tinggal di
Pematang Siantar atau Tegugat yang akan ikut Penggugat di Nabire;
- Bahwa untuk ucapannya tersebut Tegugat sudah meralat dan meminta maaf
kepada Penggugat dan antara Penggugat dan Tergugat telah kembali
berbaikan di Lombok. Tergugat merasa heran kalau Penggugat menyatakan
kalau selama di Lombok tidak ada romantisme layaknya suami istri, karena
bukankah hal tersebut seharusnya sudah menjadi tugas dan kewajiban
seorang suami istri untuk bisa mencipatakan suasana romantis? Tergugat
sendiri merasakan sukacita selama berada di Lombok karena telah terjadi
rekonsiliasi antara keduanya;
- Bahwa benar, untuk bisa selalu menjaga hubungan yang baik antara
Tergugat dan Penggugat meskipun ada jarak antara tempat tinggal
keduanya, Tergugat mengunjungi Penggugat di Nabire;
- Bahwa tidak benar, Tergugat memukul dinding hotel dengan emosi. Yang
terjadi adalah Penggugat lagi-lagi tidak memberikan kepastian
apakahTergugat diizinkan untuk tinggal di Nabire bersama Penggugat atau
Penggugat yang pindah ke Pematang Siantar untuk tinggal bersama-sama
Tergugat. Ketiadaan keputusan Penggugat ini yang membuat Tergugat
menjadi sangat sedih sekaligus kecewa;
- Bahwa benar telah terjadi upaya perdamaian dan penyelesaian masalah
antara Penggugat dan Tergugat di rumah Tulang Penggugat dimana Tulang
Penggugat berusaha mendamaikan kedua belah pihak dan tidak meyetujui
upaya berpisah dari Penggugat;
- Bahwa benar Tergugat pernah mengucapkan beberapa kalimat yang
berkonotasi negatif tetapi Tergugat sudah menjelaskan alasan mengapa
Tergugat menyampaikan hal tersebut dan yang paling utama adalah
Tergugat sudah meralat ucapannya tersebut dan menarik kembali kata-
katanya tersebut;
- Bahwa tidak terjadinya hubungan suami istri antara Penggugat dan Tergugat
adalah semata-mata karena terpisah jarak. Tergugat sendiri selalu berusaha
untuk bertemu dan memenuhi kewajibannya sebagai istri dengan bukti telah
mengunjungi Penggugat di Nabire yaitu pada tanggal 23 Agustus 2014 dan
Maret 2015;
- Bahwa hubungan suami istri tidak hanya sekedar ditunjukkan dengan
berhubungan badan, melainkan dengan adanya niat suci untuk membangun
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
11
Halaman 11 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
rumah tangga yang baik sesuai dengan sumpah/janji yang telah dilakukan di
gereja saat sakramen pernikahan dilangsungkan yaitu janji kepada Tuhan
dan jemaat yang hadir. Tujuan sebuah perkawinan yang bahagia tentang
Perkawinan;
- Bahwa harapan akan hidup rukun kembali antara Penggugat dan Tergugat
selama Tuhan berkehendak dan Penggugat dan Tergugat masih beriman
dan takut akan Tuhan;
Berdasarkan segala yang kami paparkan diatas, dengan ini Tergugat memohon
dengan hormat sudi kiranya Pengadilan Negeri Simalungun cq. Ketua Majelis
Hakim memutuskan:
1. Menolak semua gugatan Penggugat, atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini;
Atau jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri
Simalungun telah menjatuhkan putusan tanggal 04 Agustus 2015 Nomor :
05/Pdt.G/ 2015/PN-Sim yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
----- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
---- Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp. 311.000,- (tiga ratus sebelas ribu rupiah);
Menimbang, bahwa kuasa hukum Pembanding semula sebagai
Penggugat telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan
Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 04 Agustus 2015 No. 05/Pdt.G/
2015/PN-Sim berdasarkan Risalah Pernyataan Permohonan Banding No.
05/Pdt.G/2015/PN-Sim tanggal 18 Agustus 2015, dan permohonan banding
tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 24 Agustus
2015;
Menimbang, bahwa sehubungan dengan permohonan banding tersebut
Pembanding semula sebagai Penggugat telah mengajukan Memori Bandingnya
tertanggal 20 Nopember 2015 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Simalungun pada tanggal 25 Nopember 2015 dan salinannya telah diserahkan
dengan seksama kepada Terbanding pada tanggal 26 Nopember 2015 dengan
Relas Penyerahan Memori Banding No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim yang pada
pokoknya Memori Banding tersebut mengemukakan keberatan-keberatan
sebagai berikut
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
12
Halaman 12 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Bahwa Pembanding secara tegas dan nyata menyatakan tidak
sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama dengan putusannya dan
secara tegas mengajukan dalil-dalil melalui risalah Banding sebagai berikut :
- Bahwa seluruh dalil TERBANDING yang membalikkan fakta dimana seolah-
olah TERBANDING-lah yang berkeinginan untuk ikut PEMBANDING ke
Nabire Papua, menurut hemat PEMBANDING dalil tersebut semata-mata
hanya upaya sia-sia yang mencoba mengajukan retorika tanpa dasar;
- Bahwa fakta yang sebenar-benarnya adalah dari awal pernikahan
TERBANDING berkeras tidak berkeinginan sama sekali untuk ikut bersama
dengan PEMBANDING fakta mana telah disampaikan oleh TERBANDING
kepada keluarga PEMBANDING di awal pernikahan;
- Bahwa dengan demikian pula maka seluruh dalil yang “seolah-olah”
TERBANDING telah berusaha keras untuk tinggal bersama dengan
PEMBANDING justru bertentangan dengan Jawabannya yang mendalilkan
telah membangun rumah baru di Pematang Siantar (rumah mana tanpa
setahu dan tanpa keinginan dari PEMBANDING) serta mencari pekerjaan
bagi PEMBANDING;
- Bahwa PEMBANDING tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis
Hakim judex factie dalam pertimbangannya pada halaman 16 alinea ke-5
Tentang hukumnya, mengenai “ ….bahwa saksi-saksi Penggugat seluruhnya
tidak menguraikan dengan jelas keadaan rumah tanggga PEnggugat dan
Tergugat sebagaimana didalilkan Penggugat terus-menerus terjadi
percekcokan yang tidak dapat dipersatukan lagi.”,; sehingga pertimbangan
tersebut perlu PEMBANDING uraikan persesuaian fakta hukum antara
Gugatan PEMBANDING dengan saksi-saksi yang diajukan oleh
PEMBANDING sebagai berikut :
- Bahwa Pihak keluarga telah berupaya untuk melakukan mediasi/perdamaian
secara kekeluargaan, yaitu dengan mengumpul para keluarga Para Pihak
untuk menyelesaikan perselisihan yang terus-menerus antara
PEMBANDING dengan TERBANDING;
- Bahwa pada bulan Januari 2015 telah dilakukan upaya perdamaian terkait
perselisihan rumah tangga PENGGUGAT dengan TERGUGAT di rumah
orang tua PENGGUGAT di Parlilitan dengan tujuan menyatukan
PENGGUGAT dengan TERGUGAT dengan dihadiri saksi, orang tua
PENGGUGAT, 2 (dua) orang abang PENGGUGAT, Bapak Uda (adik
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
13
Halaman 13 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
kandung dari Ayah PENGGUGAT) dan isterinya serta dari Pihak
TERGUGAT dihadiri oleh Marga Malau.
Dengan adanya upaya perdamaian tersebut tentunya jauh hari
perselisihan/pertengkaran panjang antara PEMBANDING dengan
TERBANDING telah pula diketahui oleh keluarga baik dari keluarga
PEMBANDING maupun keluarga TERBANDING, akan tetapi tidak
mendapatkan kepastian dalam menyatukan hubungan suami-isteri antara PEMBANDING dengan TERBANDING;
- Bahwa PENGGUGAT telah meminta TERGUGAT selaku istrinya mengikuti
suaminya ke wilayah tempat kerja PENGUGAT Ke Nabire.
Namun permintaan PEMBANDING tersebut berujung sia-sia
dikarenakan TERBANDING selalu menolak, bahkan TERBANDING
mengirimkan pesan kepada PEMBANDING melalui sms dengan mengatakan
“AKU LEBIH BAIK CERAI DARI KAMU’ sehingga tentunya perkataan
tersebut sangat menyakitkan dan membuat PEMBANDING tidak pantas lagi
sebagai layaknya SUAMI yang harus dihormati dan sebagai Imam dalam
keluarga;
- Bahwa PEMBANDING tidaklah sependapat dengan pertimbangan Majelis
Hakim judex factie dalam pertimbangannya pada halaman 17 Tentang
hukumnya, mengenai “ ….bahwa kedua belah pihak yang berperkara baik
Penggugat maupun Tergugat beragama kristen sehingga berdasar bagi
majelis hakim untuk menggunakan pula ayat-ayat dalam Alkitab tentang
Perkawinan Kristen yang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi
suatu perkara perceraian. Ayat-ayat tersebut yaitu ..
1. Matius 19 ayat 3b-6…dst”
2. Matius 19 ayat 9……dst”
3. I Korintus 7 (nats tentang perkawinan) ayat 5……dst”
4. I Korintus 7 ayat 10-11….dst”
Bahwa pertimbangan - pertimbangan majelis hakim judex factie tersebut
diatas perlu untuk diuji dari segi hukum positif, dimana terdapat perbedaan
yang sangat substansial terhadap dasar-dasar hukum positif Indonesia
secara tertulis, apabila dilihat dari segi hukum acara perdata dan Undang-
undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sehingga PEMBANDING perlu menguraikan hal – hal sebagai berikut :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
14
Halaman 14 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
- Bahwa apabila gugatan perkara a quo dalam pertimbangan majelis hakim
judex factie tersebut diatas dikaitkan dengan Ayat – ayat yang terdapat di
dalam Alkitab, maka demikian pula haruslah dipertimbangan
sebagaimana dalil PEMBANDING dalam Replik terdahulu yang tertulis
dalam Alkitab tepatnya pada Ulangan 24 : 1 berbunyi : “Apabila seorang
pria mengambil seorang wanita dan menjadikan dia miliknya, sebagai
istrinya dan jika dia tidak mendapat perkenan di matanya karena ia
menemukan sesuatu yang tidak pantas padanya, maka ia harus menulis
surat ceraibagi dia dan menaruh itu di tangannya dan menyuruh dia pergi
dari rumahnya”;
Bahwa sebagaimana yang tertulis dalam Ayat Alkitab pada Ulangan 24 :
1, PEMBANDING dalam hal ini telah pula tepat penerapannya yaitu
dengan cara mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Negeri
sebagaimana diisyaratkan oleh perundang-undangan, akan tetapi
pertimbangan tersebut telah pula menjadi timbul perbedaan yang sangat
substansial terhadap hukum positif dengan tidak adanya kepastian
hukum, dimana dalil religius tidak dapat dijadikan dasar pertimbangan
untuk mempengaruhi putusan perkara a quo, sebab perkara a quo layak
dan patut dipertimbangan dari segi hukum positif agar tercipta kepastian
hukum yang mengikat;
- Bahwa pertimbangan yang sedemikian juga apabila dikaji dari segi
hukum tertulis, tidaklah dapat ditemukan fakta-fakta hukum dan dasar
yang mengikat apabila dikaitkan dengan pertimbangan Alkitab, akan
tetapi yang utamanya dalam pertimbangan haruslah dari segi yuridis
hukum, sehingga ditemukan kepastian hukum yang mengikat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan jo PP nomor 9 Tahun 1975 tentang Perkawinan;
- Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan
yang telah menguatkan dalil-dalil gugatan PEMBANDING, maka telah
ditemukan fakta yuridis bahwa PEMBANDING dan TERBANDING telah
terjadi perselisihan/pertengkaran yang secara terus menerus, yang mana
telah bersesuaian dengan dasar hukum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 ayat (2) Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
jo Pasal 19 huruf (f) PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Perkawinan.
Dengan demikian layak dan patut apabila dasar pertimbangan dari
Alkitab majelis hakim judex factie haruslah ditolak dan dikesampingkan;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
15
Halaman 15 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Bahwa berdasarkan seluruh rangkaian dalil dalam risalah banding a quo,
dengan demikian sangat berdasar bagi yth, Ketua Pengadilan Tinggi Medan c/q.
Majelis Hakim Tinggi yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor: 05/Pdt.G
/2015/PN.Sim tertanggal 04 Agustus 2015 dan oleh karenanya Mengadili
sendiri dan dengan ini mohon diberi putusan, dengan “ Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya “ ;
Menimbang, bahwa terhadap Memori Banding yang diajukan
Pembanding semula Penggugat tersebut, Terbanding semula sebagai Tergugat
melalui Kuasa hukumnya telah mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 12
Januari 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun
pada hari dan tanggal itu juga, dan salinannya telah diserahkan kepada
Pembanding semula sebagai Penggugat dengan Akta Tanda Terima Kontra
Memori Banding No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim tanggal 12 Januari 2016, yang
pada pokoknya Kontra Memori Banding tersebut mengemukakan hal-hal
sebagai berikut : 1. Bahwa TERBANDING/TERGUGAT sependapat atas pertimbangan hukum
Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam perkara aquo dan sudah tepat dalam
menerapkan pertimbangan hukumnya serta berdasarkan fakta-fakta hukum
yang ada sebagaimana tertuang pada halaman 16 alinea ke-5 yang berbunyi
sebagai berikut :
“Menimbang bahwa saksi-saksi Penggugat seluruhnya tidak menguraikan dengan jelas keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sebagaimana didalilkan Penggugat terus menerus terjadi percekcokan yang tidak dapat dipersatukan lagi.” ;
2. Bahwa keberatan PEMBANDING/PENGGUGAT pada halaman 8 garis ke-
satu memori banding Pembanding menurut kami tidaklah berdasar hukum,
karena Majelis Hakim Judex Factie Pengadilan Negeri Simalungun
No.05/Pdt.G/2015/PN.Sim tanggal 04 Agustus 2015 telah benar dalam
menerapkan hukum pembuktian dalam memeriksa bukti-bukti yang
digunakan oleh para pihak sebagaimana dimuat pada halaman 17 alinea ke-
1 : “ Menimbang bahwa bukti surat Tergugat bertanda T.4 s/d T.8 merupakan foto-foto selama di Lombok yang menunjukkan bahwa tidak benar hubungan para pihak selama di Lombok hanya gaduh saja seperti diuraikan dalam gugatan Penggugat” ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
16
Halaman 16 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
3. Bahwa atas keberatan PEMBANDING/PENGGUGAT pada halaman 8 garis
terakhir sampai halaman 10 garis ke-dua memori banding PEMBANDING
menurut kami tidaklah berdasarkan hukum, karena Majelis Hakim dalam
perkara aquo sudah tepat dan benar dalam pertimbangan hukumnya
sebagaimana dimuat pada halaman 17 dan halaman 18 yang berbunyi
sebagai berikut :
“Menimbang bahwa kedua belah pihak yang berperkara baik Penggugat maupun Tergugat beragama Kristen sehingga berdasar bagi Majelis Hakim untuk menggunakan pula ayat-ayat dalam Alkitab tentang Perkawinan Kristen yang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi suatu perkara perceraian. Ayat-ayat tersebut yaitu matius 19 ayat 3b-6, matius 19 ayat 9, I Korintus 7 (Nats tentang Perkawinan) ayat 5, I Korintus 7 ayat 10-11 ;
“Menimbang bahwa oleh karena itu menurut Majelis Hakim, perceraian bagi penganut agama kristen (dalam hal ini Penggugat dan Tergugat) seharusnya didasarkan oleh suatu keadaan yang sangat memaksa oleh karena tidak dapat lagi ditempuh upaya apapun untuk mencari jalan damai bagi kedua belah pihak.”
Bahwa oleh karena pertimbangan hukum judex factie tersebut di atas sudah benar sehingga alasan banding PEMBANDING sangatlah tidak tepat, maka sudah sepatutnya Majelis Hakim Tingkat Banding menyatakan menolak permohonan banding PEMBANDING karena alasan Majelis Hakim aquo sudah tepat dan benar dalam pertimbangan hukumnya ;
Menimbang, bahwa kepada kedua belah pihak telah diberi kesempatan
untuk membaca dan memeriksa berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan
Tinggi sesuai dengan Relas Pemberitahuan Memeriksa Berkas (Inzage) No.
05/Pdt.G /2015/PN-Sim kepada Terbanding pada tanggal 22 September 2015
dan kepada Pembanding pada tanggal 30 Nopember 2015, di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Simalungun dalam tenggang waktu 14 (empat) belas hari
terhitung sejak hari berikutnya dari pemberitahuan ini sebelum berkas dikirim
ke Pengadilan Tinggi Medan.
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
17
Halaman 17 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA ;
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
sebagai Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata
cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh
karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan teliti
dan seksama berkas perkara No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim beserta surat-surat
yang berhubungan dengan perkara tersebut, serta salinan resmi putusan
Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 4 Agustus 2015 No.
05/Pdt.G/2015/PN-Sim dan Memori Banding dari Pembanding semula
Penggugat serta Kontra Memori Banding dari Terbanding semula Tergugat
berpendapat sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah menolak
gugatan Penggugat untuk seluruhnya dengan pertimbangan yang pada
pokoknya bahwa pembuktian yang diajukan oleh Penggugat tidak membuktikan
bahwa telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sangat hebat dalam
jangka waktu perkawinan yang cukup panjang dan tidak dapat dicari jalan
keluarnya ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan
pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Pasal 19 huruf f PP. No. 9 Tahun 1975 Tentang
Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
menyebutkan : “ antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga ;
Menimbang, bahwa dari bunyi Pasal 19 huruf f PP. No. 9 Tahun 1975
Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahuhn 1974Tentang Perkawinan
tersebut, maka yang harus dibuktikan adalah apakah benar antara Penggugat
dan Tergugat sebagai suami isteri terus menerus telah terjadi perselisihan
dan tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga bukan
adanya pertengkaran yang sangat hebat dalam jangka waktu perkawinan
yang cukup panjang ;
Menimbang, bahwa dari gugatan Penggugat dihubungkan dengan
jawaban Tergugat serta keterangan saksi-saksi dan surat-surat bukti dari
kedua belah pihak yang berperkara, telah diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
18
Halaman 18 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Bahwa Penggugat dan Tergugat menikah menurut Agama Kristen pada
tanggal 4 Januari 2013 dan telah dicatat di Kantor Dinas Kependudukan
Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 27 Maret 2013 No. 189/DKC/III/
2013, dan dari perkawinan tersebut mereka belum mempunyai anak ;
Bahwa Tergugat sebagai isteri tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga
yang mengerjakan adalah mertua Penggugat (ic. Ibu kandung Tergugat)
dan yang memasak adalah Lae Penggugat (ic. Adik laki-laki Tergugat)
sehingga tidak mencerminkan sebagai isteri yang diidam-idamkan ;
Bahwa Penggugat bekerja di Papua, sedangkan Tergugat tinggal di
Pematangsiantar dan bekerja sebagai Notaris ;
Bahwa Tergugat tidak mau memberitahukan berapa penghasilannya setiap
bulan sebagai Notaris pada waktu Penggugat mencoba untuk mencari kerja
di Medan atau Pematangsiantar sebagai pertimbangan Penggugat dalam
menentukan sikap, Tergugat mengatakan itu bukan urusanmu ;
Bahwa Tergugat telah mengucapkan kata-kata yang tidak sepantas terhadap
Penggugat pada saat menanyakan tentang mobil Suzuki Eskudo yang
belum dijual sehubungan dengan pembelian mobil yang saat ini ada pada
Tergugat yaitu dengan jawaban masalah mobil bukan urusanmu, sehingga
menjadi putusnya komunikasi antar Penggugat dan Tergugat ;
Bahwa ketika Penggugat belum bisa pindah dari Papua ke
Pematangsiantar Tergugat mengucapkan : “ kalau kau tidak pulang ke
Siantar aku akan menceraikanmu ;
Bahwa selain itu pada saat terjadi pertengkaran antara Penggugat dan
Tergugat, kembali Tergugat mengucapkan : “ aku menyesal menikah sama
kau, kau ceraikan saja aku “ ;
Bahwa ucapan-ucapan Tergugat tersebut, membuat Penggugat sebagai
suami tidak dihargai dan memicu adanya pertengkaran-pertengkaran dan
Penggugat sakit hati atas ucapan-ucapan Tergugat ;
Bahwa meskipun Penggugat dan Tergugat sering bertengkar tetapi
Penggugat berusaha memperbaiki hubungan yang telah rusak dengan
mengajak Tergugat Tour ke Lombok sejak tanggal 6 sampai dengan 9 Juni
2014,dilanjutkan ke Jakarta tanggal 9 sampai dengan 11 Juni 2014 akan
tetapi hubungan Penggugat dan Tergugat tetap tidak membaik, sehingga
sejak Juni sampai dengan Agustus 2014 tidak ada komunikasi lagi ;
Bahwa tanggal 23 Agustus 2014 Tergugat ke Nabire tetapi tidak dapat
memperbaiki hubungan Penggugat dan Tergugat yang ada hanya
pertengkaran-pertengkaran ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
19
Halaman 19 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Bahwa tanggal 17 Juni 2015 telah dilaksanakan pertemuan Adat untuk
menyelesaikan masalah Penggugat dengan Tergugat dengan dihadiri :
--- Hula-hula / mewakili keluarga Tergugat ;
--- Kepala Desa Sibahong-habong ;
--- Keluarga Sihotang ;
--- Dongan Sahuta (Tokoh Desa dan
--- Tulang Nainggolan/ ( Paman Penggugat marga Nainggolan), dimana
Tergugat mengakui pernah mengatakan akan menceraikan Penggugat,
tidak cinta pada Penggugat dan menyesal menikah dengan Penggugat
--- Bahwa karena perdamaian tidak tercapai maka pada tanggal 18 Januari
pihak keluarga Penggugat bermarga Sihotang telah mengantarkan
Tergugat pulang kerumah orang tuanya ;
--- Bahwa jarak antara Papua dan Pematangsiantar yang cukup jauh
sehingga perkawinan Penggugat dan Tergugat + 2 (dua) Tahun, hanya
dapat melakukan pertemuan yang dihitung Penggugat + 3 (tiga) bulan;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan lebih
dahulu apakah perkawinan Penggugat dengan Tergugat sah menurut hukum ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1 dan P-2, serta keterangan
saksi-saksi dari Penggugat dan Tergugat, terbukti bahwa perkawinan
Penggugat dan Tergugat dilakukan menurut tata cara Agama Kristen dan
perkawinan tersebut telah dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Humbang Hasundutan (bukti P-2), maka perkawinan
Penggugat dan Tergugat telah memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan (2)
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, sehingga Pengadilan
Tinggi berpendapat bahwa perkawinan Penggugat dengan Tergugat adalah
sah menurut hukum ;
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah terdapat
alasan yang sah menurut hukum alasan perceraian yang diajukan oleh
Penggugat berdasarkan Pasal 19 huruf f PP. No. 9 Tahun 1975 Tentang
Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yaitu
antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan tidak ada harapan
untuk hidup rukum kembali dalam rumah tangga ;
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta sebagaimana tersebut diatas,
Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa antara Penggugat dan Tergugat
sebagai suami isteri telah terjadi pertengkaran-pertengkaran / perselisihan-
perselisihan yang terus menerus, sehingga pihak keluarga Penggugat dan
Tergugat pada bulan juni 2015 di rumah orang tua Penggugat telah
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
20
Halaman 20 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
mengadakan pertemuan secara adat terkait perselisihan antara Penggugat
dan Tergugat, oleh karena perdamaian tidak tercapai maka Tergugat telah
dikembalikan kepada orang tuanya ;
Menimbang, bahwa oleh karena telah dilakukan pertemuan secara
adat terkait perselisihan /pertengkaran Penggugat dan Tergugat dan tidak
tercapai perdamaian menurut Pengadilan Tinggi tidak ada harapan antara
Penggugat dan Tergugat untuk dapat hidup rukun kembali dalam rumah
tangga ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, Penggugat telah dapat membuktikan adanya pertengkaran terus
menerus antara Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri dan tidak ada
harapan Penggugat dan Tergugat hidup rukun kembali dalam rumah tangga,
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 19 huruf f P.P. Nomor 9 Tahun 1975
Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan ;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tentang perceraian
beralasan secara hukum, oleh karena itu petitum gugatan Penggugat No. 2
beralasan hukum untuk dikabulkan ;
Menimbang, bahwa petitum gugatan No. 3 memerintahkan Panitera
Pengadilan Negeri Simalungun atau pejabat yang ditunjuk untuk itu,
mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum dalam perkara
ini kepada Dinas Kependudukan Kabupaten Sumalungun untuk dicatat dalam
buku Register yang disiapkan untuk itu, Pengadilan Tinggi akan
mempertimbangkan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa persyaratan Administrasi pasca perceraian
Penggugat dan Tergugat meliputi tentang kewajiban salinan putusan perceraian
yang telah berkekuatan hukum tetap oleh pihak yang berwenang ke Kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan kewajiban pelaporan perceraian
oleh Penggugat dan Tergugat sebagai penduduk warga Negara Indonesia yang
bertempat tinggal di Indonesia ;
Menimbang, bahwa perceraian bagi Penggugat dan Tergugat yang
merupakan warga Negara Indonesia non Muslim dianggap terjadi beserta
segala akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar
pencatatan kantor catatan sipil sebagaimana diatur dai dalam ketentuan
Pasal 32 ayat (2) PP. No. 9 Tahun 1975 ;
Menimbang, bahwa Pasal 35 ayat (1) dan (2) PP. No. 9 Tahun 1975
Tentang pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan,
menyatakan :
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
21
Halaman 21 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
(1) Panitera Pengadilan atau pejabat yang ditunjuk berkewajiban
mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan sebagaimana
dimaksud pasal 32 ayat (1) yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap/yang telah dikukuhkan tanpa bermeterai kepada Pegawai Pencatat
di tempat perceraian itu trerjadi dan pegawai Pencatat mendaftar putusan
perceraian dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu ;
(2) Apabila perceraian dilakukan pada daerah hukum yang berbeda dengan
daerah hukum Pegawai Pencatat dimana perkawinan dilangsungkan,
maka satu helai salinan putusan dimaksud ayat (1) yang telah
mempunya kekuatan hukum yang tetap/ telah diberlakukan tanpa
bermaterai dikirimkan pula kepada Pegawai Pencatat tempat perkawinan
dilangsungkan oleh Pegawai Pencatat tersebut dicatat pada bagian
pinggir dari daftar Perkawinan, dan bagi perkawinan yang dilangsungkan
di luar negeri salinan di sampaikan kepada Pegawai Pencatatan di
Jakarta ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap di
persidangan, diketahui bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan
perkawinan secara agama Kristen di Kabupaten Humbang Hasundutan,
kemudian mencatatkan perkawinannya tersebut di Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Humbang Hasundutan, sementara
Penggugat mengajukan gugatan Perceraian terhadap Tergugat pada
Pengadilan Negeri Simalungun ;
Menimbang, bahwa oleh karena terdapat perbedaan daerah hukum
antara perceraian yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat dengan
daerah hukum tempat pencatatan Perkawinan Penggugat dan Tergugat, maka
berdasarkan Pasal 35 ayat (1) dan (2) PP. No. 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut,
maka perlu pula diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Simalungun
atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, untuk mengirimkan satu helai salinan
putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap tanpa meterai kepada
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun
untuk di daftarkan dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu dan kepada
Kantor Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Humbang Hasundutan untuk dicatat pada bagian pinggir dari daftar Catatan
Sipil ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
22
Halaman 22 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
Menimbang, bahwa selain hal tersebut diatas, berdasarkan Pasal 40
ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan, yang menerangkan bahwa perceraian wajib dilaporkan oleh
yang bersangkutan kepada instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh)
hari sejak putusan Pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 7 Undang-undang No.
23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, yang dimaksud Instansi
pelaksana adalah perangkat pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab dan berwenang melaksanakan dalam urusan Administrasi
Kependudukan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 75 ayat (1) Peraturan Presiden
No. 25 Tahun 2006 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil yang menyatakan bahwa Pencatatan Perceraian
dilakukan di Instansi Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana tempat
terjadi perceraian ;
Menimbang, bahwa meskipun ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-
undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, tentang
kewajiban kedua belah pihak untuk melaporkan perceraian ke Intansi pelaksana
paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan mempunyai kekuatan hukum
tetap tidak ada dicantumkan didalam gugatan, namun mengingat putusan
merupakan suatu instrument pembelajaran hukum bagi publik yang dilandasi
prinsipmoral Yustice dan segala yuistice serta yuridis sebagaimana ditentukan
didalam ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan, oleh karena Penggugat mohon putusan
yang seadil-adilnya, maka Pengadilan Tinggi berpendapat agar kedua belah
pihak in cassu Penggugat dan Tergugat merupakan penduduk Non Muslim
diwajibkan melaporkan perceraian dalam perkara a quo ke Kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun sebagai tempat
perceraian terjadi paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan perceraian
ini mempunyai kekuatan hukum tetap, harus dicantumkan dalam amar putusan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka gugatan Penggugat harus dikabulkan untuk seluruhnya dengan
tambahan redaksi sebagaimana dalam amar putusan ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 4 Agustus 2015
No. 05/Pdt.G/2015/PN-Sim tidak dapat dipertahankan lagi dan harus
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
23
Halaman 23 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
dibatalkan dan Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri perkara ini pada
tingkat banding sebagaimana tersebut dibawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terbanding semula Tergugat, berada
dipihak yang kalah, maka Terbanding semula Tergugat dihukum untuk
membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan ;
Memperhatikan Pasal-pasal dari Undang-undang dan Peraturan lain
yang berkenaan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I ----- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula sebagai
Penggugat tersebut
----- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 05/Pdt.G/2015/ -
PN-Sim tanggal 04 Agustus 2015 dan dengan,
MENGADILI SENDIRI : --- 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
--- 2. Menyatakan sah menurut hukum perkawinan antara Penggugat yang
telah dilangsungkan pada tanggal 4 Januari 2013 secara Agama Kristen
di GKLI Sihabong-habong, Perkawinan mana telah dicatatkan sesuai
hukum yang berlaku, sebagaimana kutipan Akta Perkawinan No.
189/DKC/III/2013 bertanggal 27 Mei 2013, yang diterbitkan oleh Kepala
Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten Humbang Hasundutan ;
--- 3. . Menyatakan Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah
dilangsungkan pada tanggal 4 Januari 2013 secara Agama Kristen di
GKLI Sihabong-habong, Perkawinan mana telah dicatatkan sesuai hukum
sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. 189/DKC/III/2013 bertanggal
27 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Dinas Kependudukan
Kabupaten Humbang Hasundutan putus karena perceraian dengan
segala akibat hukumnya;
--- 4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Simalungun atau pejabat yang
ditunjuk untuk itu untuk mengirimkan satu helai salinan putusan
Pengadilan yang telah berkekuatan tetap, tanpa meterai kepada Kantor
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Simalungun untuk
didaftarkan dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu dan satu helai
salinan putusan tersebut dikirimkan ke Kantor Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Humbang Hasundutan untuk di catat pada
bagian pinggir dari daftar catatan Perkawinan ;
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN
24
Halaman 24 dari 24 Hal.Put. No. 18/PDT/2016/PT-Mdn
--- 5. Memerintahkan kepada para pihak untuk melaporkan kepada Dinas
Kependudukan Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara untuk
mencatat perceraian dalam Buku Register yang tersedia paling lambat
60 (enam puluh) hari sejak putusan perceraian berkekuatan hukum
tetap ;
---6. Menghukum Tergugat untuk membayar ongkos perkara yang timbul
dikedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding ditetapkan sebesar
Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2016 oleh
kami HJ. WAGIAH ASTUTI, SH Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan
selaku Hakim Ketua Majelis, YANSEN PASARIBU, SH dan ABDUL FATTAH,
SH. MH masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini, berdasarkan Surat Penetapan Ketua
Pengadilan Tinggi Medan tanggal 20 Januari 2016 Nomor. 18/Pdt/2016/PT-
Mdn , dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2016 oleh Ketua Majelis tersebut dengan
dihadiri oleh Hakim - Hakim Anggota, serta dibantu oleh : MUSALLIM
SIREGAR, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri
oleh para pihak yang berperkara maupun kuasanya ;
HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,
ttd ttd YANSEN PASARIBU, SH. HJ. WAGIAH ASTUTI, SH.
ttd
ABDUL FATTAH SH.MH.
PANITERA PENGGANTI,
ttd
MUSALLIM SIREGAR,SH
Perincian ongkos banding : 1. Redaksi putusan Rp. 5.000.- 2. Materai Rp. 6.000.- 3. Pemberkasan Rp. 139.000.- J u m l a h = …….. Rp. 150.000.-
PE
NG
AD
ILA
N T
ING
GI M
ED
AN