344
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR AUDIT TANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN TERHADAP PENERAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY STUDI KASUS PADA PT. CALTESYS
INDONESIA
Mita Ratnasari, Ali Rasyidi, Arief Rahman
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit tanggung jawab
lingkungan terhadap penerapan corporate social responsibility. Dengan hipotesis
pengaruh audit kepatuhan terhadap penerapan corporate social responsibility, pengaruh
audit kewajiban risiko operasional terhadap penerapan corporate social responsibility,
dan pengaruh audit keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penerapan corporate
social responsibility. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Metode pengumpualn data adalah menggunakan metode purposive sampling dengan
menggunakan penyataan tertulis melalui pengisian kuesioner oleh unit sampel. Unit
sampel adalah unit individual yang terdiri dari sebagian pegawai PT. Caltesys Indonesia
Cabang Surabaya yang berjumlah 30 orang. Kemudian dilakukan analisis terhadap data-
data yang diperoleh berupa analisis kuantitatif . Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda yang berfungsi untuk membuktikan hipotesis
penelitian.
Kata kunci : audit tanggung jawab lingkungan, audit kepatuhan, audit kewajiban risiko
operasional, audit keselamatan dan kesehatan kerja, corporate social responsibility
ABSTRACK
The research is a purpose to test the influence environment liabilities audit to
implementation of corporate social responsibility. The hypothesis of the research is the
influence compliance audit to implementation of corporate social responsibility, the
influence operational risk audit to implementation of corporate social responsibility,
and the influence health and safety audit to implementation of corporate social
responsibility. The data was used in this research is primary data. Method of the data
collection was sampling purposively using some statements written on questioner which
sould be answered by subject of sample. The sample subject of this research is some PT.
Caltesys Indonesia Cabang Surabaya’s employers which is a total of 30 persons. Then
those data would be analized by quantitative analysis. The techniques which used to
analyze data was multiple linear regression analysis that would prove the hypothesis of
this research.
Keywords : environment liabilities audit, compliance audit, operational risk audit,
health and safety audit, corporate social responsibility
345
PENDAHULUAN
Saat ini, perusahaan bukan lagi berorientasi pada keuntungan saja melainkan
wajib memperhatikan kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan. Dimana masalah
pengelolaan lingkungan telah menjadi isu penting dalam keunggulan bersaing
perusahaan, terutama yang berorientasi ekspor. Kemampuan perusahaan dalam
mengelola lingkungannya menjadi pertimbangan penting dalam negosiasi bisnis.
Produk-produk yang dapat merusak lingkungan tidak diminati, bahkan dicegah masuk
ke beberapa Negara tertentu.
Sehingga muncul ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang
lebih dikenal corporate social responsibility. Konsep awal tanggung jawab sosial
(social responsibility) dari suatu perusahaan secara eksplisit baru dikemukakan oleh
Howard R. Bowen (Carroll, 1999) melalui karyanya yang diberi judul “Social
Responsibilities of the Businessmen”. Bowen memberikan rumusan tanggungjawab
sosial, sebagai berikut : “it refers to the obligations of businessmen to persue those
policies, to make those decisions, or to follow those lines of action which are desireable
in terms of the objectives and values of our societ”. Definisi tanggung jawab sosial yang
diberikan oleh Bowen telah memberi landasan awal bagi pengenalan kewajiban pelaku
bisnis untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai
masyarakat (Solihin;2015:15-16).
Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan, audit lingkungan bersifat voluntary
atau sukarela, bukan wajib seperti pada AMDAL. Karena bersifat sukarela, sampai saat
ini baru beberapa perusahaan yang telah melakukan audit lingkungan. Audit lingkungan
merupakan tool manajemen perusahaan untuk mengelola kegiatannya agar tidak
menimbulkan masalah lingkungan, baik secara intern perusahaan maupun secara ekstern
di luar arena perusahaan. Audit tanggung jawab lingkungan merupakan salah satu upaya
proaktif perusahaan untuk perlindungan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab
yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap
lingkungan dan pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif perusahaan.
PT. Caltesys Indonesia sebagai perusahaan nasional di bidang jasa kalibrasi yang
memiliki beberapa laboratorium yang menggunakan bahan kimia, tentu ada dampak
yang terjadi atas kegiatan tersebut. Seperti contoh pada tahun 2016, mesin Sirkulating
Bath yang terdapat di Lab. Suhu meledak karena kelalaian pegawai. Hal ini, sangat
berbahaya untuk karyawan karena terdapat cairan visco yang dapat menganggu
346
pernapasan serta luapan panasnya mesin bisa membuat kulit melepuh. Karena kejadian
tersebut, membuat peneliti ingin tahu bagaimana PT. Caltesys Indonesia menerapkan
corporate social responsibility dan audit tanggung jawab lingkungan pada
perusahaannya. Meskipun, penelitian mengenai Corporate Social Responsibilty atau
tanggung jawab sosial perusahaaan telah banyak dilakukan. Namun peneliti masih ingin
mendalami implikasi CSR pada PT. Caltesys Indonesia. Dan karena masih sedikitnya
penelitian mengenai audit tanggung jawab lingkungan, maka peneliti ingin mengetahui
perkembangan terbaru audit tanggung jawab lingkungan yang telah diterapkan oleh
perusahaan.
LANDASAN TEORI
Pengertian Audit Lingkungan (Environment Audit)
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1994, Audit
lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik,
terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi
sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan mefasilitasi kontrol manajemen
terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian
pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan
tentang pengelolaan lingkungan.
Audit Lingkungan menurut A.H Millichamp yang dialihbahasakan Amin
Widjaja Tunggal (2000:228) adalah sebagai berikut : “Audit lingkungan merupakan
suatu penilaian yang sistematis, didokumentasikan, objektif mengenai bagaimana
baiknya organisasi, manajemen, dan peralatan berprestasi dengan tujuan untuk memberi
kontribusi mengamankan lingkungan dengan memudahkan pengendalian manajemen
dari praktik-praktik lingkungan, dan menilai ketaatan terhadap kebijakan perusahaan
yang termasuk memenuhi persyaratan peraturan dan standar-standar yang berlaku.”
Pengertian audit lingkungan menurut The International Chamber (ICC) (1998)
yang dialih bahasakan oleh Amin Widjaja Tunggal (2000:230) adalah sebagai berikut:
“Audit Lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara sistem
operasi usaha dengan keadaan sekitarnya. Ini termasuk emisi/pengeluaran udara, tanah,
dan air, kendala legal, pengaruh dari komunitas sekitarnya, tanaman-tanaman dan
ekologi, dan persepsi umum mengenai perusahaan yang beroperasi dalam area lokal.
Audit lingkungan tidak berhenti pada ketaatan peaturan, akan tetapi audit lingkungan
347
selain merupakan pelaksanaan hubungan publik mengenai penghijauan juga merupakan
pendekatan strategik total terhadap aktivitas organisasi.”
Pada Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 03
Tahun 2013 tentang audit lingkungan, menyebutkan bahwa “audit lingkungan hidup
adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/
atau kegiatan terhadap peraturan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.” Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
audit lingkungan adalah suatu hasil evaluasi yang sistematis dan objektif dari bukti-
bukti yang dihasilkan untuk menilai ketaatan suatu kegiatan organisasi terhadap
peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan.
Dimana dalam audit lingkungan terdapat subkelompok audit tanggung jawab
lingkungan. Dalam hal ini audit tanggung jawab lingkungan merupakan pendahuluan
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kepatuhannya terhadap
ketentuan dan peraturan lingkungan yang berlaku (Bhayangkara, 2014:428). Audit
tanggung jawab lingkungan merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk
perlindungan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab yang akan membantu
meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan dan pada akhirnya
dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Audit tanggung jawab lingkungan meliputi
(Bhayangkara, 2014:428),
a. Audit Kepatuhan (compliance audit) merupakan audit yang paling umum dilakukan
dalam audit lingkungan. Audit ini merupakan proses verifikasi terhadap tingkat
kemampuan fasilitas dalam memenuhi ketentuan undang-undang lingkungan,
peraturan, batas emisi, dan sebagainya,
b. Audit Kewajiban Risiko Operasional (operational risk audit) berkonsentrasi pada
kerusakan lingkungan sebagai konsekuensi dari aktivitas berbagai fungsi operasi.
Kepatuhan terhadap peraturan tidak dapat mengurangi kewajiban yang seharusnya
terhadap risiko operasional, dan
c. Audit Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (health and safety audit) merupakan bagian
audit keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi penilaian terhadap kecukupan alat
pengamanan kerja (alat keamanan kerja seperti sepatu, kacamata, helm, dan
sebagainya), keadaan darurat dan rencana penanganan bahaya. Pedoman manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dan panduan auditnya disajikan secara terperinci.
348
Corporate Social Responsibility
Konsep awal Corporate Social Responsibility berawal dari Howard R. Bowen
pada tahun 1953 dengan definisi jika Corporate Social Responsibility adalah suatu
kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan berdasarkan kepada keselarasan
dengan tujuan objektif dan nilai–nilai dari suatu masyarakat. Fraderick mempunyai
pemahaman jika Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai prinsip yang
menerangkan perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap efek dari setiap
tindakan di dalam masyarakat maupun lingkungan.
Ismail Solihin menganggap jika Corporate Social Responsibility adalah salah
satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku
kepentingan (Stakeholders). Merrick Dodd mnganggap bahwa Corporate Social
Responsibility adalah suatu pengertian terhadap buruh, konsumen dan masyarakat pada
umumnya dihormati sebagai sikap yang pantas untuk diadopsi oleh pelaku bisnis. Salem
Sheikh berkata bahwa “Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab
perusahaan, apakah bersifat sukarela atau berdasarkan undang – undang, dalam
pelaksanaan kewajiban sosial ekonomi di masyarakat”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan Corporate Social
Responsibility adalah bentuk tanggung jawab suatu perusahaan terhadap lingkungan
sekitar yang bersifat sukarela atau berdasarkan undang – undang sebagai dampak atas
kegiatan yang dilakukan.
MTODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan jasa kalibrasi yang berada di
Surabaya yaitu PT. Caltesys Indonesia. PT. Caltesys Indonesia berpusatkan di Jakarta
dan membuka cabang baru di Surabaya, pada tahun 2008. Alasan PT. Caltesys sebagai
objek penelitian adalah terjangkaunya tempat dan keinginan peneliti terhadap kegiatan
pada perusahaan kalibrasi. Populasi ditujukan pada karyawan tetap PT. Caltesys
Indonesia Cabang Surabaya yang berjumlah 52 orang.
Peneliti menggunakan teknik sampling non probabilitas Purposive Sampling,
dimana penentuan sampel berdasarkan pertimbangan yang tidak acak, subjektif.
Penentuan kriteria sampel ini diperlukan untuk menghindari timbulnya kesalahan
speksifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap
349
hasil analisa. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel
adalah sebagai berikut:
1. Telah bekerja minimal 1 tahun,
2. Lebih sering standby di kantor,
3. Mengerti prosedur yang diterapkan perusahaan,
4. Memahami kegiatan internal yang dilakukan di perusahaan,
5. Memiliki pengetahuan/wawasan yang cukup di bidangnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti akan mengambil sampel dari:
1. Top Management = 8 orang
2. Kepala per Laboratorium = 6 orang
3. Dan sisanya teknisi inlab, administrasi, dan marketing yang berjumlah 16 orang.
Jadi total besar sampel penelitian berjumlah 30 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dengan penyebaran
kuesioner dengan teknis analisis menggunakan uji regresi linier berganda. Karena
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan audit kepatuhan
yang dilakukan oleh PT. Caltesys Indonesia cukup tinggi. Dari hasil angket yang telah
diisi oleh para karyawan maupun karyawati PT. Caltesys Indonesia Cabang Surabaya
penerapan audit kepatuhan memperoleh grand mean sebesar 4.294. Hal ini dibuktikan
dengan observasi langsung oleh peneliti yang menunjukkan bahwa perusahaan selalu
berusaha untuk mematuhi peraturan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Dan apabila
melanggarnya, perusahaan dengan cepat memperbaikinya dan bersedia mengeluarkan
dana atas saksi yang dilanggarnya. Selain itu, perusahaan juga terus berusaha
mempertahankan sertifikasi yang telah didapatnya, salah satunya ISO 14001. Oleh
karena itu, penerapan audit kepatuhan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki
fungsi penting yang dapat memberikan citra positif suatu perusahaan ke konsumen
maupun pesaingnya.
350
Audit Kewajiban Risiko Operasional
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan audit kewajiban
risiko operasional yang dilakukan oleh PT. Caltesys Indonesia cukup tinggi. Dari hasil
angket yang telah diisi oleh para karyawan maupun karyawati PT. Caltesys Indonesia
Cabang Surabaya penerapan audit kewajiban risiko operasional memperoleh grand
mean sebesar 4.040. Hal ini dibuktikan dengan observasi langsung oleh peneliti yang
menunjukkan bahwa perusahaan menerapkan SOP dalam operasionalnya. Selain itu,
perusahaan juga selalu berusaha untuk memperbaharui SOP demi meminimalis risiko
operasional yang dapat merugikan perusahaan. Audit kewajiban risiko operasional
merupakan audit yang penting didalam suatu perusahaan yang menjalankan operasional
kerja seperti jasa kalibrasi. Hal ini juga bisa meminimalis kecelakaan kerja yang
sebabkan oleh 4 faktor yaitu process, people, system, dan faktor eksternal.
Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan audit keselamatan
dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh PT. Caltesys Indonesia cukup tinggi. Dari
hasil angket yang telah diisi oleh para karyawan maupun karyawati PT. Caltesys
Indonesia Cabang Surabaya, penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja
memperoleh grand mean sebesar 4.283.
Hal ini dibuktikan dengan observasi langsung oleh peneliti yang menunjukkan
bahwa perusahaan dengan cukup baik telah menerapkan sistem K3. Pihak top
management juga memberikan pelatihan terhadap karyawan junior maupun senior.
Selain itu, perusahaan juga menyediakan perlengkapan safety untuk karyawan maupun
alat dan asuransi kesehatan maupun ketenagakerjaan kepada setiap karyawannya.
Corporate Social Responsibilty
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan corporate social
responsibility yang dilakukan oleh PT. Caltesys Indonesia cukup. Dari hasil angket
yang telah diisi oleh para karyawan maupun karyawati PT. Caltesys Indonesia Cabang
Surabaya, penerapan corporate social responsibility memperoleh grand mean sebesar
4.044. Hal ini dibuktikan dengan observasi langsung oleh peneliti yang menunjukkan
bahwa perusahaan selain memprioritaskan profit juga memperhatikan kesejahteraan
masyarakat sekitar. Dimana perusahaan telah menerapkan kegiatan corporate social
351
responsibility seperti berbagi takjil, iuran memperingati HUT RI, pembangunan masjid
dan juga meminimalisir penggunaan bahan berbahaya.
PEMBAHASAN
Pengaruh audit kepatuhan terhadap penerapan corporate social responsibility
Berdasarkan uji statistik t, uji statistik t variabel independen audit kepatuhan,
memperlihatkan bahwa variabel audit kepatuhan memiliki nilai signifikansi sebesar
0.049 kurang dari nilai alpha 0.05 (0.049˂0.05). Untuk itu dapat dikatakan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti “Audit Kepatuhan berpengaruh positif terhadap
Corporate Social Responsibility pada PT. Caltesys Indonesia Cabang Surabaya”.
Hasil ini sejalan dengan teori yang ada di dalam Ikatan Akuntan Indonesia hal 801.9
bahwa “Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi
(nama entitas) merupakan tanggung jawab manajemen. Sebagai bagian dari
pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, kami melaksanakan pengujian terhadap kepatuhan (nama entitas) terhadap
pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak dan persyaratan bantuan.”
Dan selaras dengan tujuan audit lingkungan menurut W. Lee Kuhre dalam
buku “ISO 14001 Environmental Auditing” (1996:6) yaitu meningkatkan kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku. Dimana kepatuhan suatu entitas terhadap peraturan
yang berlaku akan mempengaruhi keberlangsungan suatu entitas tersebut. Selain itu,
juga memperoleh feedback positif dari konsumen maupun masyarakat sekitar.
Pengaruh audit kewajiban risiko operasional terhadap penerapan corporate social
responsibility
Berdasarkan uji statistik t, uji statistik t variabel independen audit kewajiban
risiko operasional kerja, memperlihatkan bahwa variabel audit kewajiban risiko
operasional memiliki nilai signifikansi sebesar 0.452 lebih dari nilai alpha 0.05
(0.452>0.05). Untuk itu dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti
“Audit Kewajiban Risiko Operasional tidak berpengaruh positif terhadap Corporate
Social Responsibility pada PT. Caltesys Indonesia Cabang Surabaya”.
Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis awal peneliti yang menduga adanya
pengaruh audit kewajiban risiko operasional terhadap penerapan corporate social
responsibility dengan didukung oleh penelitian yang dilakukan Febrina (2011) yang
352
menyatakan bahwa operational risk management unit bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan manajemen risiko untuk kelompok risiko operasional yang mencakup
risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan.
Dalam pelaksanaannya risiko operasional dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat
dari level rendah sampai level manajemen. Perbedaan penelitian ini terjadi karena:
a. Perbedaan objek penelitian, sehingga penerapan risiko operasional juga berbeda.
b. Karakteristik responden yang dimulai masa kerja minimal 1 tahun. Hal ini
mempengaruhi hasil dari penelitian yang kurang paham terhadap SOP yang
diterapkan.
Pengaruh audit keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penerapan corporate
social responsibility
Berdasarkan uji statistik t, uji statistik t variabel independen audit keselamatan
dan kesehatan kerja, memperlihatkan bahwa variabel audit keselamatan dan kesehatan
kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0.016 kurang dari nilai alpha 0.05
(0.016<0.05). Untuk itu dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti
“Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh positif terhadap Corporate
Social Responsibility pada PT. Caltesys Indonesia Cabang Surabaya”.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibisono (2001) bahwa
perlindungan dan jaminan karyawan merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur
bagi perusahaan dalam menghargai karyawan yang merupakan salah satu kompenen
utama tanggung jawab sosial perusahaan. Dan penelitian yang dilakukan oleh Riantiwi
(2012) bahwa tingginya tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja dapat meminimalisir masalah yang timbul akibat kegiatan operasional.
Dimana tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
dalam kegiatan operasionalnya sangat diperlukan, selain dapat meminimalisir masalah
yang timbul, juga dapat meminimalisir pengeluaran akibat kegiatan operasional.
SIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis signifikansi
pengaruh faktor-faktor audit tanggung jawab lingkungan terhadap penerapan corporate
social responsibility, yaitu pengaruh audit kepatuhan terhadap penerapan corporate
social responsibility, pengaruh audit kewajiban risiko operasional terhadap penerapan
353
corporate social responsibility, dan pengaruh audit keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap penerapan corporate social responsibility. Metode penelitian yang digunakan
yaitu hipotesis.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil uji statistik t variabel independen audit kepatuhan (X1) yang diukur oleh
corporate social responsibility (Y) secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar
0.049. Artinya nilai signifikansi 0.049 kurang dari nilai alpha 0.05 (0.049˂0.05).
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa audit kepatuhan berpengaruh positif terhadap
corporate social responsibility pada PT. Caltesys Indonesia cabang Surabaya.
2. Hasil uji statistik t variabel independen audit kewajiban risiko operasional (X2) yang
diukur oleh corporate social responsibility (Y) secara parsial diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0.452. Artinya nilai signifikansi 0.452 lebih dari nilai alpha 0.05
(0.452>0.05). Untuk itu dapat disimpulkan bahwa audit kewajiban risiko
operasional tidak berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility pada
PT. Caltesys Indonesia cabang Surabaya. Hasil penelitian ini menolak hasil
penelitian Febrina (2011) bahwa operational risk management unit bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan manajemen risiko untuk kelompok risiko operasional
yang mencakup risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan
risiko kepatuhan. Dalam pelaksanaannya risiko operasional dilakukan oleh berbagai
pihak yang terlibat dari level rendah sampai level manajemen. Perbedaan penelitian
ini terjadi karena:
a. Perbedaan objek penelitian, sehingga penerapan risiko operasional juga berbeda.
b. Karakteristik responden yang dimulai masa kerja minimal 1 tahun. Hal ini
mempengaruhi hasil dari penelitian yang kurang paham terhadap SOP yang
diterapkan.
3. Hasil uji statistik t variabel independen audit audit keselamatan dan kesehatan kerja
(X3) yang diukur oleh corporate social responsibility (Y) secara parsial diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0.016. Artinya nilai signifikansi 0.016 kurang dari nilai
alpha 0.05 (0.016<0.05). Untuk itu dapat disimpulkan bahwa audit keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility pada
PT. Caltesys Indonesia cabang Surabaya.
354
SARAN
1. Sebaiknya pihak manajemen lebih sering melakukan pelatihan untuk teknisi junior
maupun senior, agar dapat mencegah terjadinya risiko operasional yang disebabkan
oleh kelalaian karyawan. Selain itu, pihak manajemen juga lebih sering mengadakan
sosialisasi tentang risiko operasional kepada karyawan baru maupun lama tentang
bagaimana SOP yang diterapkan maupun pembaharuan SOP yang telah disetujui
oleh pihak manajemen.
2. Penerapan kegiatan corporate social responsibility yang telah diterapkan oleh pihak
Manajemen PT. Caltesys Indonesia cabang Surabaya sudah baik, namun harus lebih
ditingkatkan agar masyarakat lebih merasakan dampak positif dari kegiatan
corporate social responsibility yang diterapkan perusahaan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor audit tanggung jawab
lingkungan yang berpengaruh terhadap corporate social responsibility. Hal ini
dikarenakan dalam penelitian ini 3 variabel yang digunakan hanya mampu
menjelaskan 53.1% pengaruh corporate social responsibility. Dan mencari ruang
lingkup populasi yang berbeda dan lebih luas dari populasi dalam penelitian ini.
Sampel yang digunakan sebaiknya lebih banyak daripada sampel dalam penelitian
ini, agar dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai pengaruh
faktor-faktor audit tanggung jawab lingkungan terhadap corporate social
responsibility.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, dkk, 2001.Auditing dan Pelayanan Verifikasi Edisi Kesembilan Pendekatan
Terpadu Jilid 2.Jakarta:Gramedia.
Ahmadi, Thaariq:2013 http://ahmadi09.blogspot.co.id/2013/02/audit-kepatuhan.html
tanggal 14 maret 2017 jam 9.13pm.
Angggraini, Fitria, 2008. Analisis Pengaruh Auditor Internal Terhadap Peningkatan
Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan. Skripsi tidak diterbitkan: Jakarta:
FE Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Fandeli, dkk, 2006. Audit Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
355
Hadi, Sudarto P, 2014.Bunga Rampai Manajemen Lingkungan.Yogyakarta: Thafa
Media.
Hery, 2013.Auditing Pemeriksaan Akuntansi I. Jakarta: Buku Seru.
Solihin, Ismail, 2015.Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung
:Alfabeta.
Sukrisno, Agoes dan Hoesada, Jan, 2015.Bunga Rampai Auditing edisi 2. Yogyakarta:
Thafa Media.