PENGARUH FINANCIAL INCLUSION TERHADAP PERKEMBANGAN
UMKM
(Studi Pada Pedagang di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Annisa Choirunnisa
NIM : 11140850000084
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH FINANCIAL INCLUSION TERHADAP PERKEMBANGAN UMKM
(Studi Pada Pedagang di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Annisa Choirunnisa
NIM. 11140850000084
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Suhenda Wiranata, ME Drs. Ade Ananto Terminanto, MM
NIP.196104211990031002 NIP.196811252014111002
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 08 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Annisa Choirunnisa
2. NIM : 11140850000084
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Financial Inclusion terhadap Perkembangan UMKM
( Studi Pada Pedagang di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang
Selatan)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan
selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Maret 2018
1. Endah Meiria, SE., M.Si
NIDN. 0205068502
2. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A
NIP. 197509032007012023
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini , 24 September 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Annisa Choirunnisa
2. Nim : 11140850000084
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi :Pengaruh Financial Inclusion terhadap Perkembangan UMKM
(Studi pada Pedagang Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang
Selatan)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan
LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 24 September 2018
1. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA
NIP.197410182014112001
2. Dr. Suhenda Wiranata, ME ( )
NIP.196104211990031002 Sekretaris
3. Dr. Erika Amelia, SE., M.Si ( )
NIP.197711092009122001 Penguji Ahli
4. Dr. Suhenda Wiranata, M.E ( )
NIP. 196104211990031002 Pembimbing I
5. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( )
NIP. 196811252014111002 Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Annisa Choirunnisa
NIM : 11140850000084
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa
izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 23 September 2018
Yang Menyatakan,
(Annisa Choirunnisa)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Annisa Choirunnisa
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Villa Mutiara Jalan Mutiara 1 Blok.ii No.23, Sawah Baru
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
Telepon : 081385956108
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1. 2001 – 2002 : TK Tunas Mutiara
2. 2002 – 2008 : SD Negeri Jombang 1
3. 2008 – 2011 : SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
4. 2011 – 2014 : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
5. 2014 – 2018 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2014 : Divisi Pelombaan Nasyid 2nd Ibdays (Prodi Perbankan Syariah)
2. 2015 : Divisi Acara 2nd SEISMOGRAF (LSO Tari Saman FEB)
3. 2015 – 2016 : Departemen Informasi dan Komunikasi HMJ Perbankan Syariah
4. 2016 : Wakil Ketua Acara 3rd SEISMOGRAF
5. 2016 : Koordinator Divisi Perlombaan Fotografi 3rd Ibdays
6. 2016 – 2017 : Wakil Ketua SEISdance (LSO Tari Saman FEB)
7. 2016 – 2017 : Sekretaris Departemen Minat dan Bakat HMJ Perbankan Syariah
vii
ABSTRACT
This research analyzes the influence of financial inclusion inn the development of
MSMEs (Study of Traders at Cimanggis Market in South Tangerang). The sample in
this is the Cimanggis market traders in South Tangerang City. Data collected sing
questionnaires and analyzed by multiple linear regression analysis methods. The
results of this study indicate that there are simultaneous influence in the variables of
financial education, community property rights, intermediation facilities and
distribution channels, financial services in the government sector, and consumer
protection against the developmemt MSMEs in Cimanggis Market, South Tangerang.
The results of this study also found a partial influence in the variables of community
property rights and consumer protection against the development of MSMEs in the
Cimanggis Market in South Tangerang. Whereas in the variables of financial
education, intermediation facilities and distribution channels, and financial services
in the government sector do not significant a partial influence in the Cimanggis
Market in South Tangerang . In the determination, the variables of financial
education, community property rights, intermediation facilities and distribution
channels, financial services in the government sector, and consumer protection have
a significant influence in the development of MSMEs in Cimanggis Market in South
Tangerang.
Keywords : Financial Inclusion, Development of MSMEs
viii
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh financial inclusion terhadap perkembangan
UMKM (Studi pada Pedagang di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang
Selatan). Sampel pada penelitian ini adalah pedagang pasar Cimanggis Kota
Tangerang Selatan. Data yang dikumpulkan menggunakan kuisioner dan
dianalisis dengan metode analisa regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi,
layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan konsumen terhadap
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan. Hasil penelitian
ini juga menemukan pengaruh secara parsial pada variabel hak properti
masyarakat dan perlindungan konsumen terhadap perkembangan UMKM di Pasar
Cimanggis Tangerang Selatan, sedangkan pada variabel edukasi keuangan,
fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, dan layanan keuangan pada sektor
pemerintah tidak berpengaruh secara parsial terhadap perkembangan UMKM di
Pasar Cimanggis Tangerang Selatan. Pada uji determinasi, variabel edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi,
layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan konsumen
berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang
Selatan.
Kata Kunci : Financial Inclusion, Perkembangan UMKM
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
menjadikan manusia sebagai kholifah dimuka bumi ini. Sholawat serta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing dan
mendidik umat manusia menuju jalan kebenaran. Berkat rahmat Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir mengenai “Peran Financial Inclusion
Terhadap Perkembangan UMKM (Studi Kasus pada Pedagang Pasar Cimanggis
Tangerang Selatan).”
Skripsi yang penulis buat merupakan salah satu persyaratan untuk
kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali
menemui hambatan-hambatan akan tetapi Alhamdulillah berkat doa, semangat,
motivasi, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Oleh sebab itu, pada kesempatan
kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan sehingga penulis bisa
mengerjakan penelitian ini.
2. Kedua orang tua, Ayah Dedi Setiadi dan Ibu Wiwin Dewi Fatimah yang telah
membesarkanku. Serta senantiasa selalu memberi semangat dan doa di setiap
harinya. Kalian juga telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis
selama ini. Aamiin Ya Rabbal’alamin.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
x
4. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME. selaku Dosen Pembimbing I dan juga
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktunya di
tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis serta
membimbing selama proses perkuliahan dari awal masuk sampai dengan
lulus.
5. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM. Selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang
begitu besar pada penulis.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani dan mendukung dari awal
perkuliahan hingga sekarang yaitu Heva, Anggita, Evi, Rizka, Ayu, Yasmin,
Rita, Rara, Sarah, Lita, Rahmi, Irfan, Agung dan Denny.
9. Teman-teman Seisdance 2014 yang telah mewarnai perkuliahan penulis
dengan pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan yaitu Vivi, Nadiyah,
Ayu, Wida, Yasmin, Heva, Evi, Rita, Rara, Sisil, Iir, dan Tiwi.
10. Teman-teman KKN 143 khususnya Wulan dan Vita yang telah mendukung
dan berkerja bersama dalam menyusun penelitiannya masing-masing.
11. Perpustakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Perpustakan Utama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta tempat-tempat yang telah
memberikan inspirasi dalam penyusunan skripsi ini.
12. Pedagang di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan yang telah bersedia menjadi
objek penelitian serta pengurus pasar yang telah bersedia membantu memberi
data-data pasar sehingga memudahkan penulis untuk menyusun penelitian ini.
13. Semua pihak yang belum disebutkan di atas, terima kasih atas segala bantuan
dalam proses penyusunan skripsi ini.
xi
Demi kesempurnaan tugas akhir ini penulis mengharap kritik dan saran
dari pembaca. Kritik dan saran penulis butuhkan agar tugas akhir ini menjadi lebih
baik dan digunakan sebagaimana fungsinya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 23 September 2018
Penulis,
Annisa Choirunnisa
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................vi
ABSTRACT…. ....................................................................................................... vii
ABSTRAK..... ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .......................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 16
A. Landasan Teori .......................................................................................... 16
1.Financial Inclusion.............. .......................................................... 16
2.Edukasi Keuangan............... .......................................................... 20
3.Hak Properti Masayarakat..... ........................................................ 21
4.Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi Keuangan ............... 22
5.Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah ................................. 23
6.Perlindungan Konsumen..... ........................................................... 23
xiii
7.Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ............................. 24
B. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 29
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 33
A. Ruang Lingkup .......................................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33
C. Sumber Data .............................................................................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
1.Kuesioner atau Angket......... ......................................................... 34
E. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 35
1.Uji Kualitas Data................. .......................................................... 36
2.Uji Asumsi Klasik............... .......................................................... 37
3.Uji Hipotesis......................... ......................................................... 39
4.Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 41
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 42
1.Variabel Penelitian.............. .......................................................... 42
2.Definisi Operasional Variabel ....................................................... 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 47
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 47
B. Pembahasan ............................................................................................... 47
1.Karakteristik Responden..... ........................................................... 47
2.Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ......................................... 51
3.Statistik Deskriptif Responden ...................................................... 57
4.Hasil Uji Asumsi Klasik...... .......................................................... 73
5.Hasil Uji Hipotesis.............. ........................................................... 78
6.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................ 82
7.Hasil Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 84
8.Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 85
BAB V PENUTUPAN ........................................................................................... 93
A. Kesimpulan ................................................................................................ 93
xiv
B. Saran…… .................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 96
LAMPIRAN.. ....................................................................................................... 100
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................................... 11
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian.... ........................................................ 43
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden........... ........................................................... 48
Tabel 4.2 Usia Responden........................... .......................................................... 49
Tabel 4.3 Pendapatan per Hari Responden... ......................................................... 50
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Edukasi Keuangan ............................................. 52
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Hak Properti Masyarakat ................................... 52
Tabel 4.6 Uji Validitas Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi ................... 53
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah ..... 53
Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Perlindungan Konsumen ................................... 54
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Edukasi Keuangan ......................................... 55
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variabel Hak Properti Masyarakat ............................. 55
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas Intermediasi & Saluran Distribusi.56
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel Layanan Keu. pada Sektor Pemerintah ........ 56
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Variabel Perlindungan Konsumen .............................. 57
Tabel 4.14 Pengetahuan dan kesadaran tentang ragam produk & jasa keu. .........58
Tabel 4.15 Pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan produk
keuangan...................................................... .......................................................... 58
Tabel 4.16 Mendapatkan Pengetahuan tentang Perlindungan Nasabah Apabila
Kami Melakukan Transaksi Layanan di Institusi Keuangan ................................ 59
Tabel 4.17 Gerakan Menabung Membuat Pedagang di Pasar Cimanggis Mampu
Mengendalikan Diri Dari Sikap Konsumtif dan Membelanjakan Uang Secara
Bijak............................................................ ........................................................... 59
Tabel 4.18 Setelah Adanya Program Sertifikasi Tanah Pedagang di Pasar
Cimanggis Memiliki Modal (agunan) untuk Melakukan Pinjaman ...................... 60
xvi
Tabel 4.19 Pedadagang di Pasar Cimanggis Mudah Membuat Hak Paten atas
Produk yang Kami Ciptakan....................... ........................................................... 61
Tabel 4.20 Adanya Program Laku Pandai ( Layanan Keuangan Tanpa Kantor
dalam Rangka Keuangan Inklusif) , Kami Lebih Mudah Mendapatkan Informasi
dan Melakukan Transaksi Jasa Keuangan.... ......................................................... 61
Tabel 4.21 Adanya Perusahaan Penjamin Kredit Daerah sebagai Pihak Ketiga
Kami Mudah Mendapatkan Modal untuk Pengembangan Usaha .......................... 62
Tabel 4.22 Melalui Reksadana Retail , Para Pelaku UMKM Bisa Melakukan
Investasi di Pasar Modal.............................. .......................................................... 63
Tabel 4.23 Adanya Kartu Jaminan Sosial Pedagang di Pasar Cimanggis
Mendapatkan Bantuan Sosial (Non Tunai) yang Dapat Kami Gunakan untuk
Keperluan Sehari-hari.................................. .......................................................... 64
Tabel 4.24 Diberikannya Subsidi Nontunai pada Barang-barang Modal Sehingga
Membantu Golongan Berpendapatan Rendah dalam Pemenuhan Kebutuhan
Ekonomi...................................................... ........................................................... 64
Tabel 4.25 Diberlakukannya Sistem Pembayaran Non Tunai Maka Kami Lebih
Mudah Melakukan Transaksi Keuangan...... ......................................................... 65
Tabel 4.26 Diberikannya KUR, Maka Mempermudah Akses Pembiayaan dan
Dorongan untuk Tumbuh dan Berkembangnya Suatu UMKM ............................. 65
Tabel 4.27 Dengan Diterbitkannya Peraturan Perlindungan Konsumen, maka
Konsumen Merasa Lebih Terlindungi......... .......................................................... 66
Tabel 4.28 Dibentuknya LAPS , Penyelesaian Sengketa Antara Konsumen dan
Lembaga Keuangan Lebih Mudah, Transparan, Adil, Efektif, dan Efisien .......... 67
Tabel 4.29 Aturan Penyelesaian Sengketa Standar (IDR) , Menciptakan
Keseimbangan antara LJK dan Konsumen.. .......................................................... 67
Tabel 4.30 Pengembangan Sistem Financial Customer Care, Meningkatkan
Pelayanan Konsumen yang Lebih Efefktif, Cepat, dan Responsif terhadap setiap
Konsumen.................................................... .......................................................... 68
Tabel 4.31 Adanya Penyedia Layanan Konsultasi Atas Produk Sistem
Pembayaran Akan Menjamin Adanya Kepastian Hukum kepada Konsumen ....... 68
xvii
Tabel 4.32 Kegiatan Intelenjensi Pasar Mempermudah Mengidentifikasi Praktik
Bisnis yang Berpotensi Merugikan Konsumen...................................................... 69
Tabel 4.33 Setelah Mendapatkan Kredit dari BMT Pendapatan yang Didapatkan
Menjadi Meningkat...................................... .......................................................... 70
Tabel 4.34 Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Pedagang di Pasar Cimanggis
Lebih Mudah Mengelola Pendapatan Menjadi Lebih Baik ................................... 70
Tabel 4.35 Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Jumlah Pekerja Pedagang
di Pasar Cimanggis Semakin Bertambah.... ........................................................... 71
Tabel 4.36 Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Jumlah Produk yang
Dihasilkan/Dijual Semakin Bertambah.................................................................. 71
Tabel 4.37 Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Kualitas Produk yang
Dihasilkan/Dijual Semakin Baik............................................................................ 72
Tabel 4.38 Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Produk yang
Dihasilkan/Dijual Semakin Beragam.......... ........................................................... 72
Tabel 4.39 Hasil Uji Multikolinieritas......... .......................................................... 74
Tabel 4.40 Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Statistik (Uji Glesjer) ................... 77
Tabel 4.41 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ...................................................... 78
Tabel 4.42 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) .................................................. 81
Tabel 4.43 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda............................................... 82
Tabel 4.44 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 85
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data Jumlah Perbankan di Indonesia Tahun 2010 - 2017 .................. 1
Gambar 1.2 Program Keuangan Inklusif Bank Indonesia ....................................... 3
Gambar 1.3 Tabel Jumlah Data Perbankan Syariah Desember 2017 ...................... 5
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran...... ......................................................... 29
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ................................................... 73
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Grafik .......................................... 76
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuisioner.... ..................................................................................... 100
Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden .............................................................. 106
Lampiran 3: Hasil Uji Kualitas Data ................................................................... 112
Lampiran 4: Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 118
Lampiran 5: Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 124
Lampiran 6: Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 126
Lampiran 7: Hasil Uji Regresi Linier Berganda .................................................. 127
Lampiran 8: Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................. 127
Lampiran 9: R Tabel....... ..................................................................................... 128
Lampiran 10: T Tabel..... ..................................................................................... 129
Lampiran 11: F Tabel........................................................................................... 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia pada saat ini sudah
terbilang cukup memuaskan. Dilihat dari data yang diberikan oleh Kominfo,
tingkat penggunaan jasa keuangan di Indonesia sudah mencapai 63 persen dari
jumlah populasi sampai akhir 2017 lalu. Lalu menurut data yang ada di BPS
bahwa pada tahun 2017 sudah tercatat ada115 perbankan di Indonesia. Berikut
ini rincian data perbankan yang ada:
Gambar 1.1
Data Jumlah Perbankan di Indonesia Tahun 2010 - 2017
Sumber: bps.go.id
Melihat dari data yang ada, meningkatnya bank-bank yang ada di
Indonesia, masih terdapat masyarakat yang tidak ingin menggunakan jasa
layanan perbankan. Menurut Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, bahwa
2
total pemilik rekening di Indonesia hanya sekitar 60 juta orang dari total
populasi penduduk di Indonesia yang berkisar 250 juta jiwa pada tahun 2015
lalu. Berdasarkan Statistik Distribusi Simpanan Bank Umum hingga Maret
2015, jumlah akun rekening industri perbankan mencapai 163,59 juta akun
rekening, atau tumbuh 32% dari posisi 123,12 juta rekening dari periode yang
sama tahun sebelumnya (Kartika Wirjoatmodjo, 2015).
Menurut sumber data Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan, indeks literasi keuangan masyarakat mengalami
peningkatan pada tahun 2016 menjadi 29,7% dari sebelumnya 21,8% pada
tahun 2013 yang berarti dari setiap 100 penduduk hanya ada 22 orang yang
termasuk kategori well literate. Melihat data yang ada, masyarakat di
Indonesia belum sepenuhnya memiliki pengetahuan mengenai bagaimana
mengoptimalkan uang dengan baik. Disamping itu juga masyarakat belum
memahami dengan baik mengenai berbagai produk dan layanan jasa keuangan
yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal (OJK, 2016:17).
Menurut Survei Bank Dunia pada tahun 2010 hanya 49% rumah tangga
Indonesia yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal.
Sedangkan pada tahun 2011 Bank Indonesia menemukan data yang didapat
dalam Survei Neraca Rumah Tangga terdapat 48% rumah tangga yang
menabung di lembaga keuangan formal dan lembaga non formal (Departemen
Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia, 2014:5).
Melihat dari keadaan yang ada, pemerintah mengeluarkan kebijakan
Financial Inclusion. Adapun yang dimaksud dengan Financial Inclusion atau
Keuangan Inklusif menurut Bank Indonesia adalah suatu bentuk pendalaman
layanan keuangan (financial service deepening) yang ditujukan kepada
masyarakat in the bottom of the pyramid untuk memanfaatkan produk dan jasa
keuangan formal seperti sarana menyimpan uang yang aman (keeping),
transfer, menabung maupun pinjaman dan asuransi.
3
Gambar 1.2
Program Keuangan Inklusif Bank Indonesia
Sumber: bi.go.id/id
Menurut Hairatunnisa Nasution yang dikutip dari Abdul Rasyid (2016)
Bank Indonesia meluncurkan program National Strategy for Financial
Inclusion (NSFI) sebagai upaya untuk memperluas akses masyarakat terhadap
jasa keuangan. Selama ini, 32% atau 76 juta penduduk sama sekali belum
tersentuh jasa keuangan (financial exclusion). Selain itu, 60-70% Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga belum memiliki akses terhadap
perbankan. Padahal hampir 53 juta masyarakat miskin yang bekerja di sektor
UMKM memiliki potensi yang sangat besar untuk menurunkan pengganguran
dan mengurangi kemiskinan (Hairatunnisa Nasution, 2017:2).
Bank Indonesia telah menyampaikan lima pilar yang menjadi dasar
pelaksanaan inklusi keuangan di Indonesia. Kelima pilar tersebut meliputi:
pilar Edukasi Keuangan, pilar Hak Properti Masyarakat, pilar Fasilitas
Intermediasi dan Saluran Distribusi Keuangan, pilar Layanan Keuangan pada
Sektor Pemerintah, pilar Perlindungan Konsumen (Peraturan Presiden RI
No.82, 2016:20).
4
Berikut ini tujuan dari kelima pilar Financial Inclusion menurut Peraturan
Presiden RI No.82 Tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (2016:20) :
Edukasi Keuangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat mengenai lembaga keuangan formal, produk dan jasa
keuangan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan narasumber,
beberapa ada yang tidak mengetahui mengenai jasa keuangan, dan bahkan
enggan untuk menggunakannya.
Hak properti masyarakat bertujuan untuk meningkatkan akses kredit
masyarakat kepada lembaga keuangan formal. Hak ini mempermudah
masyarakat khususnya pelaku UMKM untuk mengajukan pembiayaan ke
lembaga perbankan/keuangan.
Fasilitas intermediasi dan saluran distribusi keuangan bertujuan untuk
memperluas jangkauan layanan keuanganuntuk memenuhi kebutuhan berbagai
kelompok masyarakat.
Layanan keuangan pada sektor Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan
tata kelola dan transparansi pelayanan publik dalam penyaluran dana
Pemerintah secara nontunai.
Perlindungan konsumen bertujuan untuk memberikan rasaaman kepada
masyarakat dalam berinteraksi dengan lembaga keuangan. Selain itu,
memberikan penanganan pengaduan, serta penyelesaian sengketa konsumen
secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.
Keuangan Inklusif merupakan kebijakan yang tepat dalam mengurangi
tingkat kemiskinan di Indonesia. Tim Akses Percepatan Keuangan Daerah
(TAPKD) seluruh Indonesia telah dibentuk oleh Presiden Joko Widodo pada
17 Januari 2017 sebagai bentuk peningkatan akses keuangan bagi masyarakat
yang membutuhkan (Hairatunisa Nasution, 2017:2).
5
Gambar 1.3
Tabel Jumlah Data Perbankan Syariah Desember 2017
Sumber: ojk.go.id
Melihat dari data di atas, perbankan syariah juga merupakan lembaga
penting dalam mengimplementasikan kebijakan financial inclusion. Ini
merupakan bukti bahwa perbankan syariah mampu bertahan dan tumbuh.
Keberadaan perbankan syariah sebagai lembaga keuangan formal di negeri ini
diharapkan mampu mengimplementasikan financial inclusion.
Di Indonesia kebijakan Financial Inclusion baru diluncurkan pada tahun
2010, lalu Bank Indonesia juga meluncurkan sebuah program yang bertujuan
untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan yaitu National
Strategy for Financial Inclusion. Selama ini, 32% atau 76 juta penduduk sama
sekali belum tersentuh jasa keuangan (financial exclusion). Selain itu, 60-70%
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga belum memiliki akses
terhadap perbankan. Padahal hampir 53 juta masyarakat miskin yang bekerja
6
di sektor UMKM memiliki potensi yang sangat besar untuk menurunkan
pengganguran dan mengurangi kemiskinan (Novia Ningsih, 2015: 225).
Menurut Hartadi A. Sarwono, Direktur Utama Lembaga Pengembangan
Perbankan Indonesia, 60-70% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
juga belum memiliki akses pembiayaan melalui perbankan. Padahal 54,6 juta
masyarakat miskin yang bekerja di sektor UMKM memiliki potensi yang
sangat besar untuk menurunkan pengganguran dan mengurangi kemiskinan.
Implementasi Financial Inclusion di Indonesia sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan
pengembangan BMT (Baitul Mal wa al-tamwil) (Lembaga Pengembangan dan
Perbankan Indonesia dan Bank Indonesia, 2015:4).
Adapun yang dimaksud KUR adalah kredit atau pembiayaan modal usaha
dan/atau investasi kepada debitur yang memiliki usaha yang produktif dan
layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan yang cukup
(Peraturan Presiden RI No.82, 2016:33).
Untuk melihat perkembangan Financial Inclusion dengan menggunakan
lima pilarnya yaitu Edukasi Keuangan, Hak Properti Masyarakat, Layanan
Keuangan pada Sektor Pemerintah, Fasilitas Intermediasi dan Saluran
Distribusi, serta Perlindungan Konsumen dan juga untuk melihat seberapa
besar pengaruh Financial Inclusion ini terhadap perkembangan UMKM,
penulis berniat untuk melakukan observasi pada pedagang/pelaku UMKM
yang berada di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Maka dari itu penelitian ini diberi judul: “Pengaruh Financial Inclusion
terhadap Perkembangan UMKM (Studi pada Pedagang di Pasar
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis dapat
mengidentifikasi berbagai masalah dalam penelitian ini, antara lain:
7
1. Pada tahun 2016 hanya 29,7% yang paham atau mengerti akan jasa
keuangan.
2. 76% penduduk sama sekali belum tersentuh jasa keuangan.
3. UMKM belum memiliki akses terhadap perbankan.
4. Belum diketahuinya financial inclusion sebagai pengaruh terhadap
perkembangan UMKM
C. Batasan Masalah
Setiap permasalahan yang ada hakikatnya sangat kompleks, sehingga
penulis tidak dapat menyelidikinya secara keseluruhan karena keterbatasan
yang ada dalam diri penulis dan hanya permasalahan yang ada dalam fokus
penelitian ini, untuk hal tersebut maka penulis menganggap perlu untuk
membatasi permasalahan tentang “Pengaruh Financial Inclusion Terhadap
Perkembangan UMKM (Studi pada Pedagang di Pasar Cimanggis Ciputat
Kota Tangerang Selatan)”. Variabel independen mengenai Financial Inclusion
difokuskan pada objek penelitian pada kelima pilarnya yaitu Edukasi
Keuangan, Hak Properti Masyarakat, Fasilitas Intermediasi dan Saluran
Distribusi, Layangan Keuangan pada Sektor Pemerintah, serta Perlindungan
Konsumen terhadap Perkembangan UMKM pada Pedagang di Pasar
Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan. Sedangkan untuk responden yang
akan duiji dibatasi hanya pedagang yang berada di Pasar Cimanggis Ciputat
Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas ,maka permasalahan-
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi
dan saluran distribusi, layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan
perlindungan konsumen berpengaruh secara parsial terhadap
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang
Selatan?
8
2. Apakah edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi
dan saluran distribusi, layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan
perlindungan konsumen berpengaruh secara simultan terhadap
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang
Selatan?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Bedasarkan perumusan masalah di atas , maka tujuan yang diharapkan
akan tecapai dalam penelitian ini , sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis bukti empiris mengenai pengaruh edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran
distribusi, layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan
konsumen secara parsial terhadap perkembangan UMKM di Pasar
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
b. Untuk menganalisis bukti empiris mengenai pengaruh edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran
distribusi, layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan
konsumen secara simultan terhadap perkembangan UMKM di Pasar
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang
hal terkait lebih dalam lagi dan sebagai wadah untuk mengaplikasin
ilmu yang telah diperoleh selama ini.
c. Bagi Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
kebijakan dan pengambilan keputusan, khususnya dalam kebijakan
financial inclusion untuk perkembangan pedagang di Pasar Cimanggis
Tangerang Selatan.
9
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti dalam
melakukan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara
ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya.
Guna mendukung materi dalam penelitian ini, maka peneliti telah meringkas
beberapa penelitian terdahulu yang terkait, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Setyani, et.al.
yang berjudul : “Model Inklusi Keuangan pada UMKM Berbasis
Pedesaan”. Tujuan penelitian ini ada untuk mengidentifikasi penerapan
inklusi keuangan pada UMKM batik berbasis pedesaan di Kabupaten
Klaten serta menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan
dalam penerapan inklusi keuangan pada UMKM tersebut.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis
SWOT. Hasil yag diperoleh yaitu model inklusi keuangan untuk UMKM
Batik di Kabupaten Klaten yaitu masuknya lembaga keuangan dalam segi
permodalan yaitu berbentuk kredit bunga rendah dan KUR, yang
selanjutnya dilakukan pendampingan dari lembaga keuangan. Sedangkan
dari segi pemasaran, diperlukan adanya pendamping intensif,
pengikutsertaan pameran batik serta advertisement. Dengan model
tersebut, diharapkan akan terbentuk UMKM Batik Klaten yang
berkualitas.
2. Penelitian kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lia, et.al yang
berjudul : “Determian Keuangan Inklusif di Sumatera Utara, Indonesia”.
Peneliti disini melakukan kajian deskriptif terhadap jumlah penduduk,
jumlah penduduk produktif, jumlah kantor cabang bank di Sumatera Utara
dalam kurun waktu 2010 sampai dengan 2013. Diketahui bahwa jumlah
penduduk di Sumatera Utara dalam kurun waktu pengamatan mengalami
peningkatan, namun tidak terlalu besar. Sedangkan faktor lainnya yang
diamati adalah jumlah kantor cabang bank yang beroperasi di Sumatera
10
Utara dalam kurun waktu studi diperoleh data bahwa terjadi peningkatan
yang cukup signifikan atas jumlah kantor cabang perbankan yang
beroperasi di Sumatera Utara. Ini berarti bahwa dari segi faktor jumlah
penduduk, pendapatan dan kantor cabang di Sumatera Utara telah cukup
mendukung atas penerapan dan pelaksanaan yang lebih baik terhadap
keuangan inklusif di Sumatera Utara.
3. Penelitian ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Novia Nengsih yang
berjudul: “Peran Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan
Keuangan Inklusif di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis peran perbankan syariah dalam mengimplementasikan
financial inclusion di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif (mixed research). Analisis data kualitatif
menggunakan teknik open coding, axial coding, dan selective coding.
Analisis data kuantitatif menggunakan analisis perbandingan laporan
keuangan pada tahun 2010-2014 dan analisis rasio keuangan berupa CAR,
ROA, ROE, NPF, dan FDR. Penelitian ini membuktikan bahwa perbankan
syariah memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan financial
inclusion, ditunjukkan dengan pertumbuhan yang signifikan pada funding
dan financing tahun 2010-2014 dan hasil analisis rasio keuangan juga
menunjukkan kinerja dan kondisi keuangan perbankan syariah baik.
4. Penelitian keempat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hairatunnisa
Nasution yang berjudul: “Analisis Financial Inclusion Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Medan (Studi Kasus Pembiayaan
Mikro SS II di Bank Sumut Syariah). Peneliti disini menggunakan
perspektif pendekatan kualiatif. Penerapan Financial Inclusion pada
Pembiayaan Sumut Sejahtera yang ada di Bank Sumut Syariah sudah
sangat jelas manfaatnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang
bersumber daya manusia dengan menghindari riba dan menetapkan bagi
hasil dalam menegakkan kemaslahatan ummat.
5. Penelitian kelima yaitu penelitian yang dilakukan oleh Evi Steelyana yang
berjudul: “Perempuan dan Perbankan: Sebuah Tinjauan Tentang Peran
11
Inklusi Keuangan Terhadap Pengusaha UMKM Perempuan di Indonesia.
Fokus penulisan ini adalah bagaimana inklusi keuangan dapat
meningkatkan dan memperkuat perekonomian Indonesia secara
keseluruhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Analisis perbandingan dilakukan berdasarkan data sekunder dari berbagai
sumber. Penelitian menyimpulkan agar inklusi keuangan dapat dijalankan
secara menyeluruh di Indonesia dan dapat berdampak secara signifikan
terhadap pengusaha UMKM, khususnya bagi para pengusaha perempuan.
6. Penelitian keenam yaitu penelitian yang dilakukan oleh Surya Budiman
yang berjudul: “Kajian Terhadap Peran Bank Perkreditan Rakyat Dalam
Upaya Peningkatan Financial Inclution Di Indonesia”. Penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat harus memperbaiki
kelemahan-kelemahan tersebut dn otoritas jasa keuangan juga harus
membuat peraturan-peraturan yang mendukung BPR di dlam
meningkatkan keuangan inklusi di Indonesia.
Tabel 1.1
Tinjauan Kajian Terdahulu
NO Nama Peneliti
(Tahun)
Judul Teknik Analisa Hasil Penelitian
1 Setyani Irmawati, Delu
Damelia, Dita Wahyu
Puspita (2013)
Journal of Economics and
Policy
Vol.6 No.2
Model Inklusi Keuangan
pada UMKM Berbasis
Pedesaan
Analisis deskriptif
dan analisis
SWOT
Model inklusi keuangan
untuk UMKM Batik di
Kabupaten Klaten yaitu
masuknya lembaga
keuangan dalam segi
permodalan yaitu berbentuk
kredit bunga rendah dan
KUR, yang selanjutnya
dilakukan pendampingan
dari lembaga keuangan.
Sedangkan dari segi
12
pemasaran, diperlukan
adanya pendampingan
intensif, pengikutsertaan
pameran batik serta
advertisement.
2 Lia Nazliana Nasution, Pipit
Buana Sari, Handriyani
Dwilita (2013)
Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan
Vol.14 No.1
Determinan Keuangan
Inklusif di Sumatera Utara,
Indonesia
Analisis deskriptif Dari segi faktor jumlah
penduduk, pendapatan dan
kantor cabang di Sumatera
Utara telah cukup
mendukung atas penerapan
dan pelaksanaan yang lebih
baik terhadap keuangan
inklusif di Sumatera Utara.
3 Novia Nengsih (2015)
Jurnal Etikonomi
Vol.14 No.2
Peran Perbankan Syariah
dalam
Mengimplementasikan
Keuangan Inklusif di
Indonesia
Analisis data
kualitatif dan
kuantitatif (mixed
research)
Perbankan syariah memiliki
potensi besar dalam
mengimplementasikan
financial inclusion,
ditunjukan dengan
pertumbuhan yang
signifikan pada funding dan
financing tahun 2010-2014
dan hasil rasio keuangan
juga menunjukan kinerja
dan kondisi keuangan
perbankan syariah baik.
13
4 Hairatunnisa Nasution
(2017)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol.2 No.1
Analisis Financial
Inclusion terhadap
Pemberdayaan Masyarakat
Miskin di Medan (Studi
Kasus Pembiayaan Mikro
SS II di Bank Sumut
Syariah)
Perspektif
pendeketan
kualitatif
Penerapan Financial
Inclusion Pada Pembiayaan
Sumut Sejahtera yang ada di
Bank Sumut Syariah sudah
sangat jelas manfaatnya
dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi yang
bersumber daya manusia
dengan menghindari riba
dan menetapkan bagi hasil
dalam menegakkan
kemashlahatan ummat.
5 Evi Steelyana (2013)
Journal The Winners
Vol.14 No.2
Perempuan dan Perbankan
: Sebuah Tinjauan Tentang
Peran Inklusi Keuangan
Terhadap Pengusaha
UMKM Perempuan di
Indonesia
Deskripsi
Kuantitatif
Program inklusi keuangan
dapat dijalankan secara
menyuluruh di Indonesia.
Selain itu juga program
inklusi keuagan dapat
berdampak signifikan
terhadap pengusaha
UMKM khususnya para
pengusaha jasa perempuan.
6 Surya Budiman (2016)
Prosiding Seminar Ilmiah
Nasional
Vol.1 No.1
Kajian Terhadap Peran
Bank Perkreditan Rakyat
Dalam Upaya Peningkatan
Financial Inclution di
Indonesia
Deskripsi
Kualitatif
Terdapat beberapa
kelemahan di BPR, maka
BPR harus memperbaiki
kelemahan-kelemahan
tersebut dab OJK perlu
membuat peraturan-
peraturan yang mendukung
BPR di dalam meningkatkan
keuangan inklusi di
Indonesia.
14
G. Sistematika Penulisan
Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab.
Pada tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan pemilihan
judul atau latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian, tinjauan kajian terdahulu dan sistematis penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan landasan
teori yang dilengkapi definisi financial inclusion atau keuangan
inklusi dengan kelima pilar dari keuangan inklusi tersebut dan
pengertian umkm, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan populasi
dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber data, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik penglolahan data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian:
sekilas gambaran umum objek penelitian, analisis data dan
pembahasan terdiri dari: Hasil uji asumsi klasik (uji normalitas,
multikolonieritas, heterokedastisitas dan autokorelasi), hasil uji
hipotesis (uji-t, uji-f dan uji adjusted r square), dan interpretasi.
15
BAB V PENUTUP
Penutup yang di dalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta
implikasi yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi
ini.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Financial Inclusion
a. Definisi Financial Inclusion
Dalam perspektif global, keuangan inklusif adalah kondisi di
mana penduduk berusia minimal 15 tahun ke atas telah memiliki
rekening tabungan atau uang elektronik terdaftar di lembaga keuangan
formal. Hal yang paling mendasar dalam keuangan inklusif adalah
adanya layanan keuangan formal yang menggapai seluruh elemen
masyarakat, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan
kemampuan, untuk meningkatkan kesejahteraannya (Dewan Nasional
Keuangan Inklusif-Keuangan Inklusif, 2016:1).
Financial Inclusion merupakan satu skema pembiayaan
inklusif, dengan tujuan utama memberikan berbagai layanan keuangan
kepada kalangan miskin dan berpenghasilan rendah (Nusron Wahid,
2014: 54).
Terdapat definisi yang menjelaskan batasan serta karakteristik
utama financial inclusion. Merujuk definisi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), terminologi financial inclusion mengacu kepada akses
ke berbagai jasa keuangan, dengan biaya yang wajar, bagi orang-orang
yang dianggap tidak bankable serta mereka yang menjalankan usaha di
daerah pedesaan; misalnya pertanian atau peternakan. Layanan-
layanan tersebut mencakup tabungan, kredit jangka pendek maupun
jangka panjang, sewa guna usaha, hipotek, asuransi, pensiun,
pembayaran, transfer uang untuk lingkup lokal maupun internasional
(Nusron Wahid, 2014: 55).
Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia mengatakan
bahwa Center for Financial Inclusion (CFI, 2016) mendefinisikan
17
inklusi keuangan sebagai akses terhadap produk keuangan yang sesuai
termasuk kredit, tabungan, asuransi, dan pembayaran, tersedianya akses
yang berkualitas termasuk kenyamanan, keterjangkauan, kesesuaian,
dan dengan memperhatikan perlindungan konsumen, serta ketersediaan
tersebut juga diberikan kepada semua orang. Sedangkan World Bank
(2016) mendefinisikan inklusi keuangan sebagai akses terhadap produk
dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun usahanya dalam hal ini
transaksi, pembayran, tabungan, kredit, dan asuransi yang digunakan
secara bertanggung jawab dan berkelanjutan (OJK, 2017:20).
Strategi Nasional Keuangan Inklusif mendefinisikan keuangan
inklusif sebagai hak setiap individu untuk memiliki akses penuh
terhadap layanan keuangan yang berkualitas secara tepat waktu,
nyaman, jelas dan dengan biaya terjangkau sebagai penghormatan
penuh atas martabat pribadinya. Layanan keuangan diberikan bagi
seluruh segmen masyrakat, dengan perhatian khusus pada kelompok
miskin berpenghasilan rendah, miskin produktif, pekerja migran, dan
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil (Departemen
Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia,
2014:6).
Dari beberapa definisi yang ada, Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia mengatakan dapat disimpulkan bahwa unsur
yang paling berperan dalam inklusi keuangan ialah akses, ketersediaan
produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan, serta kualitas (OJK,
2017:20).
b. Manfaat Keuangan Inklusif
Adapun beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari sistem
layanan keuangan inklusif ialah (Nusron Wahid, 2014: 65-66):
1) Akses, akses ke dalam kredit permodalan secara otomatis akan
membuka peluang usaha dan/atau bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan besaran investasi para pengusaha kecil.
18
2) Terbukanya jaringan ke dalam sektor keuangan formal
memungkinkan kalangan miskin bisa mengakses bermacam
jenis kredit usaha, memanfaatkan berbagai produk asuransi
dengan persyaratan yang lunak.
3) Dalam hal biaya, kemudahan untuk mengakses modal usaha ke
sektor keuangan formal akan mengurangi pertumbuhan kredit
ke sektor informal yang biasanya dijalankan oleh para
tengkulak yang umumnya mematok biaya pengambilan
pinjaman yang mahal dengan jangka pengembalian kredit yang
tidak masuk akal.
4) Berbagai rekening yang sudah terintegrasi di institusi keuangan
formal pada gilirannya bisa digunakan untuk berbagai
keperluan yang sangat penting.
c. Pendekatan dan Prinsip Inklusi Keuangan
Menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 tentang Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (2016:11) terdapat beberapa pendekatan
dan prinsip inklusi keuangan:
1) Pendekatan Inklusi Keuangan
a) Kombinasi dari empat konsep utama yang saling
menguatkan yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan stabilitas sistem keuangan, mendukung
program penanggulangan kemiskinan, serta mengurangi
kesenjangan antarindividu dan antar daerah.
b) Identifikasi penyelesaian permasalahan yang menghambat
perluasan akses kepada semua lapisan masyarakat terhadap
layanan keuangan dan peluang kegiatan ekonomi produktif
dengan mempertimbangkan best practices dan lesson
learned dari domestik dan internasional.
c) Upaya yang selaras dan terkoordinasi dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan pada sektor publik, swasta,
dan masyarakat.
19
2) Prinsip Inklusi Keuangan
a) Kepemimpinan (leadership): menumbuhkan komitmen
pemerintah dan otoritas keuangan terhadap peningkatan
inklusi keuangan.
b) Keragaman (diversity): mendorong ketersediaan berbagai
layanan keuangan oleh penyedia layanan keuangan yang
beragam.
c) Inovasi (innovation): mendorong inovasi teknologi dan
kelembagaan sebagai sarana untuk memperluas akses dan
penggunaan sistem keuangan.
d) Perlindungan (protection): mendorong pendekatan yang
komprehensif bagi perlindungan konsumen yang
melibatkan peran seluruh pemangku kepentingan pada
sektor publik, swasta, dan masyarakat.
e) Pemberdayaan (empowerment): mengembangkan literasi
keuangan dan kemampuan keuangan masyarakat.
f) Kerja sama (cooperation): memperkuat koordinasi dan
mendorong kemitraan antara seluruh pemangku
kepentingan pada sektor publik, swasta, dan masyarakat.
Dilihat dari segi intensinya, skema jasa keuangan inklusif
dimaksudkan untuk mengatasi situasi kemiskinan. Yang pertama-tama
ditempuh ialah membuka eksklusivitas syarat pemberian modal yang
umumnya dipraktikan oleh lembaga keuangan (Nusron Wahid,
2014:64).
d. Tujuan Keuangan Inklusif
Di dalam buku saku keuangan inklusif (2014:7), dijabarkan
beberapa tujuan keuangan inklusif adalah sebagai berikut:
a) Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari
strategi besar pembangunan ekonomi, penanggulangan
20
kemiskinan, pemerataan pendapatan dan stabilitas sistem
keuangan.
b) Menyediakan jasa dan produk keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai layanan
keuangan.
d) Meningkatkan akses masyarakat ke layanan keuangan.
e) Memperkuat sinergi antar bank, lembaga keuangan mikro,
dan lembaga keuangan non bank.
f) Mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk memperluas cakupan layanan keuangan.
2. Edukasi Keuangan
Edukasi keuangan (financial education) dijadikan sebagai alat
mengatasi permaslahan rendahnya tingkat melek keuangan. Namun masih
merupakan tantangan besar diterapkan di Indonesia. Edukasi keuangan
adalah proses panjang yang memacu individu untuk memiliki rencana
keuangan di masa depan demi mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan
pola dan gaya hidup yang mereka jalani (Akmal dan Saputra, 2016:2-3).
Menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 Tentang Strategi Nasional
Keuangan Inklusif (2016:20) tujuan edukasi keuangan yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai lembaga
keuangan formal, produk dan jasa keuangan termasuk fitur, manfaat dan
risiko, biaya, hak dan kewajiban, serta untuk meningkatkan ketrampilan
masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan.
Sebagai contoh, program edukasi akan bisa memberikan
pengetahuan dan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya hidup
hemat dan menyisihkan pendapatan secara rutin yang berguna untuk biaya
sekolah anak jika sudah beranjak dewasa atau mempersiapkan masa
pensiunnya.
21
Berikut ini merupakan indikator dari Edukasi Keuangan menurut
booklet inklusi keuangan (2014:12) yang dikeluarkan oleh departemen
pengembangan akses keuangan ini meliputi:
a) Pengetahuan dan kesadaran tentang ragam produk dan jasa
keuangan
b) Pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan
produk keuangan
c) Perlindungan nasabah
d) Keterampilan mengelola keuangan
3. Hak Properti Masayarakat
Salah satu wujud inklusi keuangan ialah kemampuan
masyarakat untuk menabung dan meminjam di lembaga keuangan formal.
Lalu untuk pinjaman atau kredit pada lembaga formal umumnya terdapat
sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh pengajunya. Syarat tersebut
antara lain profil data keuangan nasabah yang akan menggambarkan
kemampuannya untuk membayar, serta agunan yang menjadi jaminan
selama ia dalam masa kredit. Biasanya agunan yang banyak diterima dan
disyaratkan ialah bukti kepemilikan atas aset properti (Dewan Nasional
Keuangan Inklusif-Hak Properti Masyarakat, 2016:1).
Menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 Tentang Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (2016:20) tujuan dari hak properti masyarakat
adalah untuk meningkatkan akses kredit masyarakat kepada lembaga
keuangan formal. Salah satu bentuk inklusi keuangan adalah kemampuan
melakukan pinjaman di lembaga keuangan formal. Pinjaman ini pada
umumnya mensyaratkan adanya suatu jaminan seperti aset properti.
Berikut ini merupakan indikator dari Hak Properti Masyarakat
menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 (2016:26-27) ini meliputi:
a) Percepatan sertifikasi lahan atas tanah rakyat
b) Peningkatan proses pendaftaran hak paten
22
4. Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi Keuangan
Pada pilar ini befrokus kepada inovasi produk dan layanan
keuangan, dengan mengandalkan teknologi dan komunikasi (Dewan
Nasional Keuangan Inklusif- Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Keuangan, 2016:1).
Menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 Tentang Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (2016:20) adapun tujuannya yaitu untuk
memperluas jangkauan layanan keuangan untuk memenuhi kebutuhan
berbagai kelompok masyarakat. Lalu untuk meningkatkan jangkauan
layanan lembaga keuangan formal terhadap kelompok masyarakat
dilakukan melalui program Laku Pandai atau Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam Rangka Inklusi Keuangan yaitu program penyediaan
layanan perbankan dan/atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama
dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana
teknologi informasi.
Berikut ini merupakan indikator dari Fasilitas Intermediasi dan
Saluran Distribusi menurut booklet inklusi keuangan (2014:12) yang
dikeluarkan oleh departemen pengembangan akses keuangan ini meliputi:
a) Fasilitas forum intermediasi dengan mempertemukan
lembaga keuangan dengan kelompok masyarakat produktif
(layak dan unbanked) untuk mengatasi masalah informasi
yang asimetris
b) Peningkatan kerjasama antar lembaga keuangan untuk
meningkatkan skala usaha
c) Eksplorasi berbagai kemungkinan produk, layanan, jasa dan
saluran distribusi inovatif dengan tetap memberikan
perhatian pada prinsip kehati-hatian.
23
5. Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
Menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 Tentang Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (2016:20) layanan keuangan pada sektor
Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan tata kelola dan transparansi
pelayanan publik dalam penyaluran dana pemerintah secara nontunai.
Peran pemerintah sangatlah penting untuk menanggulangi
kemiskinan melalui UMKM. Pemerintah harus mendorong dan
memfasilitasi masyarakat agar mengembangkan UMKM.
Berikut ini merupakan indikator dari Layanan Keuangan pada
Sektor Pemerintah menurut booklet inklusi keuangan (2014:12) yang
dikeluarkan oleh departemen pengembangan akses keuangan ini meliputi:
a) Penyaluran bantuan sosial secara non tunai
b) Transformasi subsidi non tunai
c) Pembayaran non tunai
d) Pengembangan penyaluran KUR
6. Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen adalah persoalan tentang tanggung
jawab lembaga keuangan atas kerugian sebagai akibat yang ditimbulkan
oleh lembaga keuangan (Ristanti dan Ariana, 2016:2). Menurut Pasal 1
ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, perlindungan konsumen adalah : “segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konumen”. Sedangkan, menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah : “setiap
orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan”.
Menurut Perpres RI No.82 Tahun 2016 Tentang Strategi
Nasional Keuangan Inklusif (2016:20-21) tujuan perlindungan konsumen
ialah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam berinteraksi
24
dengan lembaga keuangan, serta memiliki prinsip transparansi, perlakuan
yang adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan data/informasi
konsumen, penanganan pengaduan, serta penyelesaian sengketa konsumen
secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.
Berikut ini merupakan indikator dari Perlindungan Konsumen
menurut booklet inklusi keuangan (2014:13) yang dikeluarkan oleh
departemen pengembangan akses keuangan ini meliputi:
a) Penerbitan peraturan perlindungan konsumen sektor jasa
keuangan dan sistem pembayaran
b) Pembentukan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa
(LAPS)
c) Penyusunan standar International Dispute Resolution (IDR)
d) Pengembangan sistem Financial Customer Care (FCC)
e) Penyedia layanan konsultasi serta fasilitasi atas penggunaan
produk sistem pembayaran
f) Kegiatan Market Conduct
7. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a. Pengertian UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua
sektor ekonomi. Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro,
Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar umumnya
didasarkan pada nilai aser awal (tidak termasuk tanah dan
bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja tetap.
Namun, definisi UMKM bedasarkan tiga alat ukur ini berbeda
menurut negara. Karena itu memang sulit membandingkan
pentingnya atau peran UMKM antarnegara (Tulus Tambunan,
2012:11).
Menurut undang-undang No. 20 tahun 2008 pengertian dari
UMKM itu dibagi menjadi 3 yaitu :
25
1) Usaha Mikro adalah Usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
dengan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta
Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta .
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdirisendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badanusaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukancabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadibagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha menengahatau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
dengan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta Rupiah
sampai dengan paling banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak
Rp. 2,5 Milyar.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan kriteria dengan memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp. 500 juta Rupiah sampai dengan paling banyak
Rp.10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 Milyar
sampai dengan paling banyak Rp. 50 Milyar.
(Siswati Rahman, 2016: 72) Indikator dari sebuah perkembangan
UMKM adalah:
1) Jumlah pendapatan yang diterima oleh pelaku UMKM
2) Jumlah tenaga kerja yang dimiliki
26
3) Bertambahnya produk yang dihasilkan
b. Peran UMKM
UMKM memainkan peran penting di dalam pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang
berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maju (NM). Di
NM, UMKM sangat penting, tidak hanya karena kelompok usaha
tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha
besar (UB), seperti halnya di NSB, tetapi juga kontribusinya
terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk dosmetik bruto
(PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari UB (Tulus
Tambunan, 2012:1).
Tulus Tambunan (2012:1-5) mengatakan bahwa di dalam
literatur diakui secara luas bahwa di NSB, UMKM sangat penting
karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda
dengan Usaha Besar, yakni :
1) Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah Usaha
Besar), terutama dari kategori Usaha Mikro dan Usaha Kecil
tersebar di seluruh pelosok perdesaan, termasuk di wilayah-
wilayah yang relatif terisolasi. Karenanya, kelompok usaha ini
mempunyai signifikansi “lokal” yang khusus untuk ekonomi
perdesaan. Artinya, kemajuan pembangunan ekonomi
perdesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan
UMKM-nya.
2) Berpotensi dalam pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat
besar karena UMKM sangat padat karya.
3) Pada umumnya, UMKM berbasis pertanian. Karena itu, upaya-
upaya pemerintah mendukung UMKM sekaligus juga
merupakan cara tak langsung namun efektif untuk mendukung
pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian.
4) UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” (jika
dibandingkan dengan teknologi-teknologi canggih yang umum
27
dipakai oleh perusahaan-perusahaan modern/Usaha Besar)
terhadap proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal
yang ada di NSB, yakni sumber daya alam (SDA) dan tenaga
kerja berpendidikan rendah yang berlimpah (walau jumlahnya
bervariasi menurut negara atau wilayah di dalam sebuah
negara), tetapi modal serta sumber daya manusia (SDM), atau
tenaga kerja berpendidikan tinggi sangat terbatas.
5) Karena pertumbuhannya begitu pesat, kelompok usaha ini
dianggap sebagai basis bagi pengembangan usaha lebih besar.
6) UMKM bisa menjadi titik awal bagi mobilisasi
tabungan/investasi di perdesaan, dan juga dapat berfungsi
sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan
berwirausaha dari orang-orang desa.
7) UMKM membiayai sebagian besar operasi-operasi bisnis
mereka dengan tabungan pribadi, ditambah dengan bantuan
atau pinjaman dari saudara atau kerabat, atau dari para pemberi
kredit informal, pedagang atau pengumpul, para pemasok
bahan baku, dan pembayaran di muka dari para konsumen.
Karena itu, UMKM berperan sebagai alat untuk
mengalokasikan tabungan-tabungan perdesaan, yang kalau
tidak, akan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak
produktif.
8) Secara umum, pasara utama UMKM adalah barang-barang
konsumsi sederhana dengan harga relatif murah, seperti
pakaian jadi dengan desain sederhana, meubel dari kayu,
bambu dan rota, dsb.
9) UMKM mampu meningkatkan produktivitasnya melalui
investasi dan perubahan tekonologi.
10) Tingkat fleksibilitasnya yang relatif tinggi terhadap pesaingnya
(Usaha Besar).
c. Azaz dan Tujuan UMKM
28
Menurut Bab II Pasal 2 Undang-Undang No.20 tahun 2008
bahwa azas dan tujuan usaha mikro, kecil dan menengah adalah :
1) Kekeluargaan.
2) Demokrasi Ekonomi.
3) Kebersamaan.
4) Efisiensi berkeadilan.
5) Berkelanjutan.
6) Berwawasan lingkungan.
7) Kemandirian.
8) Keseimbangan kemajuan.
9) Kesatuan ekonomi nasional.
Sedangkan di pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro, kecil
dan menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
d. Perspektif Usaha UMKM
Di dalam buku Lembaga Pengembangan Perbankan
Indonesia (2015:12) dikatakan bahwa dalam perspektif usaha,
UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
1) UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima.
2) UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan untuk
mengembangkan usahanya.
3) Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu
berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan
sub kontrak) dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang mempunyai
kewirausahaan yang cakap dan telah siap bertransformasi
menjadi usaha besar.
29
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
“Pengaruh Financial Inclusion terhadap Perkembangan UMKM (Studi pada
Pedagang di Pasar Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan)”
Latar Belakang
Tinjauan Pustaka
Kesimpulan, Implikasi
Edukasi Keuangan (X1)
Hak Properti Masyarakat (X2)
Fasilitas Intermediasi dan Saluran
Distribusi (X3)
Layanan Keuangan pada Sektor
Pemerintahan (X4)
Perlindungan Konsumen (X5)
Perkembangan UMKM (Y)
Metode : Analisis Regresi Berganda
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolonieritas
c. Uji Heterokedastisitas
2. Analisis Jalur Struktural I dan II
a. Uji Parsial (Uji-t)
b. Uji Simultan (Uji F)
c. Uji Adjusted R Square
Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
30
Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang sudah dibahas di
atas selanjutnya akan diuraikan kerangka berfikir mengenai peran financial
inclusion terhadap perkembangan UMKM pada pedagang di Pasar
Cimanggis Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pilar dari
lima pilar dan fondasi yang ada dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusi
(SNKI) yang dikeluarkan oleh kementrian (2016). Pemilihan pilar Edukasi
Keuangan, Pilar Hak Properti Masyarakat, Pilar Fasilitas Intermediasi dan
Saluran Distribusi Keuangan, Pilar Layanan Keuangan pada Sektor
Pemerintah dan Pilar Perlindungan Konsumen dilakukan berdasarkan data
awal yang menunjukkan bahwa lima fondasi tersebut belum berjalan
secara optimal.
Penelitian ini digunakan untuk menganalisis pilar dan fondasi
tersebut sudah berjalan secara optimal atau belum di pedagang yang ada di
Pasar Cimanggis Kota Tangerang Selatan. Selain itu juga untuk melihat
fondasi mana yang sudah terealisasi dan yang belum terealisasi oleh
pedagang di Pasar Cimanggis Kota Tangerang Selatan untuk peningkatan
inklusi keuangan. Dengan demikian maka implementasi inklusi keuangan
akan tetap karena sesuai dengan kebutuhan pedagang/pelaku UMKM.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:99) hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.
1. Secara Individu (Parsial)
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Edukasi
Keuangan dengan perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis
Ciputat Tangerang Selatan.
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Edukasi Keuangan
terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Ciputat Kota
Tangerang Selatan.
31
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Hak Properti
Masyarakat dengan perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis
Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Hak Properti
Masyarakat terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis
Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Fasilitas
Intermediasi dan Saluran Distribusi dengan perkembangan UMKM
di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Fasilitas
Intermediasi dan Saluran Distribusi terhadap perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Layanan
Keuangan pada Sektor Pemerintahan dengan perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Layanan Keuangan
pada Sektor Pemerintahan terhadap perkembangan UMKM di
Pasar Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ho5 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Perlindungan
Konsumen dengan perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis
Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Ha5 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Perlindungan
Konsumen terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis
Ciputat Kota Tangerang Selatan.
2. Secara bersama-sama (Simultan)
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara peran edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan
32
saluran distribusi, layanan keuangan pemerintah, serta
perlindungan konsumen terhadap perkembangan UMKM di pasar
Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan .
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara peran edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan
saluran distribusi, layanan keuangan pemerintah, serta
perlindungan konsumen terhadap perkembangan UMKM di pasar
Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas variabel
bebas (independent variable) yaitu Edukasi Keuangan (X1), Hak Properti
Masyarakat (X2), Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi (X3),
Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah (X4), Perlindungan
Konsumen (X5) dan variabel terikatnya (dependent variable) yaitu
Pendapatan Pedagang di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan (Y).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (V. Wiratna Sujarweni, 2012: 13).
Dalam penelitian ini populasinya adalah para pedagang di
Pasar Cimanggis Kota Tangerang Selatan .
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang
dimiliki oleh populasi. Dapat juga diartikan bagian kecil dari suatu
populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap dapat
mewakili dari keseluruhan populasi atau wakil populasi yang diteliti
(V. Wiratna Sujarweni, 2012: 13-14).
Dengan adanya sampel memudahkan peneliti untuk melakukan
penelitian, lebih teliti dan cermat dalam pengambilan data. Untuk
menentukan beberapa ukuran sampel minimal yang harus diambil
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (V. Wiratna Sujarweni,
2012:17):
34
n =
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang pertama kali dicatat
dan dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data
yang sudah terserdia dan dikumpulkan oleh pihak lain (Anwar Sanusi,
2011:104).
Seperti misalnya data primer atau data yang didapat langsung oleh
peneliti melalui proses pemberian kuisioner sedangkan data sekunder yaitu
buku ataupun artikel mengenai variabel dependet maupun independen
serta penelitian terdahulu sesuai variabel yang terdapat pada penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode :
1. Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Diharapkan dengan menyebarkan
daftar pertanyaan kepada setiap responden, peneliti dapat menghimpun
35
data yang relevan dengan tujuan penelitian dan memiliki tingkat
reliabilitas serta validitas yang tinggi (Sugiyono, 2012:192).
Penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas
sehingga kuesioner dapat kontak secara langsung antara peneliti
dengan responden. Responden dengan sukarela akan memberikan data
obyektif dan cepat. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur
variabel yang diteliti dan setiap instrument mempunyai skala
pengukuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama (Sugiyono,
2012:136).
a. Untuk jawaban a yaitu sangat setuju (SS) dengan skor 5
b. Untuk jawaban b yaitu setuju (S) dengan skor 4
c. Untuk jawaban c yaitu netral (N) dengan skor 3
d. Untuk jawaban d yaitu tidak setuju (TS) dengan skor 2
e. Untuk jawaban e yaitu sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1
E. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini,untuk mengetahui analisis peran Financial
Inclusion (Keuangan Inklusi) terhadap perkembangan pedagang di Pasar
Cimanggis Ciputat dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu
data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan
menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan program software Statistical Product and Service Solution
versi 23 dan Microsoft Excel 2010. Berikut ini adalah metode yang
digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini :
36
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
V. Wiratna Sujarweni mengatakan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pertanyaan dalm mendefinisikan suatu variabel. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (V. Wiratna Sujarweni, 2012:177).
Pengukuran validitas dapat dilakukan dengan salah satu
cara yaitu dengan melakukan korelasi antar skor butir
pertanyaan dengan skor total konstruk atau variabel. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini
n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif
maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan
valid dengan menggunakan correlation coefficient pearson
dengan syarat nilai koefisien tersebut diatas 0,5. (V. Wiratna
Sujarweni, 2012:177)
b. Uji Reliabilitas
Nunnally mengatakan bahwa uji reliabilitas sebenarnya
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Software SPSS
23.0 memberikan fasilitas untuk mengukur reliabfilitas dengan
uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70
(Nunnally dalam Ghozali, 2016: 48).
37
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah
terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji
asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator
linier tidak bisa dengan varian yang minimum (Best Linier
Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak
mengandung masalah teorama Gauss-Markow memperkirakan
bahwa OLS harus memenuhi criteria BLUE yaitu:
a. Best, yang terbaik. Hasil regresi dikatakan Best apabila garis
regresi yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan
dari sebaran data, menghasilkan error yang terkecil.
b. Linier, merupakan kombinasi dari data sampel. Linier dalam model
artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai
dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel penduganya
hanya berpangku satu.
c. Unbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai
sebenarnya (b1).
d. Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain
yang tidak bias.
Untuk itu diperlukan pendeteksian lebih lanjut diantaranya :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang lebih kompleks dan lengkap sering
juga disebut dengan uji kesesuaian model (Gooodness of Fit
(GOF)) dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan
memiliki kesesuaian dengan data atau tidak (Edi Riadi, 2016: 105).
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil (Ghozali, 2016:154).
38
Salah satu cara mudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
dapat menyesatkan khususnya jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan membentuk satu garis lurus diagonal.
Jika distribusi data residual normal maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2016:154).
b. Uji Multikolonieritas
Ghazali mengatakan uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Jika dalam model regresi yang
terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara
variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolonier. Cara untuk menentukan apakah
model memiliki gejala multikolonieritas atau tidak, salah satunya
dengan melihat nilai VIF dan Tolerance pada tabel coefficients
(Ghazali, 2016:103).
1) Jika nilai VIF < 10.00 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak
terjadi multikolonieritas
2) Jika nilai VIF > 10.00 dan nilai Tolerance < 0.1, maka terjadi
multikolonieritas
c. Uji Heterokesdastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu penelitian ke penelitian yang lain (Ghozali, 2016:134).
39
Berikut beberapa cara dalam mendeteksi adanya
heterokedastisitas (Ghazali, 2016:134-138) :
1) Metode Grafik Scatterplot
Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot seperti titik-
titik yang membentuk pola teratur (bergelombang) maka terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka
tidak terjadi heterokedastisitas.
2) Uji Glejser
Pada uji glejser ini suatu variabel mengalami heterokedastisitas
jika nilai signifikannya < 0.05 dan jika variabel itu tidak
mengalami heterokedastisitas nilai signifikannya > 0.05.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2016:97). Uji ini
dilakukan dengan:
1) Jika t tabel > t hitung, maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen
2) Jika t tabel < t hitung, maka variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Pengujian juga dapat dilakukan dengan melalui pengamatan
nilai signifikansi t pada tingkat ɑ yang digunakan (penelitian ini
menggunakam tingkat ɑ sebesar 0.05 atau 5%). Analisis ini
didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai
signifikansi 1.05, dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :
40
1) Jika signifikansi t < 0.05 maka variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ho
ditolak, Ha diterima)
2) Jika signifikansi t > 0.05 maka variabel independen tidak
berpengaruh signifikasi terhadap variabel dependen (Ho
diterima, Ha ditolak)
b. Uji Simultan (Uji F)
Ghazali (2016:96) mengatakan bahwa Uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel independennya yang
dimaksudkan dalam regresi secara simultan terhadap variabel
dependen yang diuji. Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan
membandingkan F hitung dengan Ftabel. Uji ini dilakukan dengan cara
:
1) Jika F hitung < F tabel, maka variabel-variabel independen
secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
2) Jika F hitung > F tabel, maka variabel-variabel independen
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen
Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan
menggunakan suatu variabel yang disebut dengan tabel ANOVA
(Analysis of Variance) dengan melihat nilai signifikan (Sig < 0.05 atau
5%). Jika nilai signifikan > 0,.05 maka H1 ditolak sebaliknya jika nilai
nilai F hitung digunakan formula berikut :
Keterangan :
F = Nilai F hitung
R2 = Koefisien Determinasi
41
K = Jumlah Variabel
n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)
c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemapuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali, 2016:95).
Kelemahannya ialah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan
untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi
mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghazali, 2016:95).
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Pada dasarnya analisis regresi ialah studi mengenai
keterhantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi
dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata populasi atau
nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen
yang diketahui (Gujarati dalam Ghazali, 2016:93).
42
Pengaruh regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ……. + bnXn + e
Keterangan :
Y = Variabel tergantung atau terikat (nilai yang diproyeksikan)
a = Intercept (Konstanta)
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1 = Variabel bebas pertama
X2 = Variabel bebas kedua
Xn = Variabel bebas ke n
e = Nilai residu
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut (Sugiyono, 2012:63).
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (Variabel Independen)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2012:64).
43
Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah lima pilar
keuangan inklusif (X).
b. Variabel tergantung (Variabel Dependen)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:64).
Dalam penelitian yang menjadi variabel terikat adalah
perkembangan UMKM di Kota Tangerang Selatan (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan suatu definisi yang
dirumuskan oleh peneliti tentang istilah-istilah yang ada pada masalah
peneliti dengan maksud untuk menyamakan persepsi antara peneliti
dengan orang-orang yang terkait dengan penelitian. Definisi
operasional untuk memberikan rujukan empiris apa saja yang dapat
ditemukan di lapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep
yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur
(Wina Sajaya, 2011:18).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator
Skala
Perkembangan UMKM
(Y)
Menurut Siswati
Rachman (2016:72)
Jumlah Pendapatan yang
didapatkan oleh pelaku UMKM
Jumlah tenaga kerja yang
dimiliki
Bertambahnya produk yang
dihasilkan/dijual
Diukur melalui angket
dengan
Menggunakan skala likert
Edukasi Keuangan (X1)
Menurut Booklet
Pengetahuan dan kesadaran
tentang ragam produk dan jasa
44
Inklusi Keuangan
(2016:12)
keuangan.
Pengetahuan dan kesadaran
tentang risiko terkait dengan
produk keuangan.
Perlindungan nasabah.
Ketrampilan mengelola
keuangan
Hak Properti
Masyarakat (X2)
Menurut Perpres RI
No.82 (2016:26-27)
Percepatan sertifikasi lahan atas
tanah rakyat.
Peningkatan proses pendaftaran
hak formal (paten) terutama
untuk Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi
(UMKM) dan untuk peneliti
atau pencipta.
Fasilitas Intermediasi
dan saluran Distribusi
Keuangan (X3)
Menurut Booklet
Inklusi Keuangan
(2016:12)
Fasilitasi forum intermediasi
dengan mempertemukan
lembaga keuangan dengan
kelompok masyarakat produktif
(layak dan unbanked) untuk
mengatasi masalah informasi
yang asimetris.
Peningkatan kerjasama antar
lembaga keuangan untuk
meningkatkan skala usaha.
Eksplorasi berbagai
kemungkinan produk, layanan,
jasa dan saluran distribusi
inovatif dengan tetap
memberikan perhatian pada
prinsip kehati-hatian
Layanan Keuangan
Pada Sektor Pemerintah
(X4)
Menurut Booklet
Inklusi Keuangan
(2016:20)
Penyaluran bantuan sosial
secara nontunai.
Transformasi subsidi nontunai.
Pembayaran nontunai.
Pengembangan Penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
45
Perlindungan
Konsumen (X5)
Menurut Booklet
Inklusi Keuangan
(2016:13)
Penerbitan Peraturan
Perlindungan Konsumen Sektor
Jasa Keuangan dan Sistem
Pembayaran.
Pembentukan Lembaga
Alternatif Penyelesaian
Sengketa (LAPS) sebagai
wadah penyelesaian sengketa
antara konsumen dengan
lembaga jasa keuangan di sektor
masing-masing yang memenuhi
prinsip aksesibilitas,
independensi, keadilan, efisiensi
dan efektivitas serta diawasi
oleh regulator.
Penyusunan Standar Internal
Dispute Resolution (IDR).
Pengembangan sistem Financial
Customer Care(FCC).
Penyediaan layanan konsultasi
serta fasilitasi atas penggunaan
produk sistem pembayaran.
Kegiatan Market Conduct
47
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pasar Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan yang terletak di Jalan
RE Martadinata, Cipayung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan resmi dibuka
pada tahun 1997. Pasar ini bukanlah pasar daerah atau bukan pasar milik
pemerintah, melainkan milik pribadi. Pasar Cimanggis ini dibawah
naungan PT. Tritama Nilagriya. Pasar Cimanggis pada saat ini dipimpin
oleh Bapak Hamin Gozali. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
pa Andi selaku pengurus Pasar Cimanggis, pasar ini mempunyai luas
kurang lebih 2Ha dengan jumlah 150 pedagang. Pasar ini hanya beroperasi
pada jam 4 sore sampai dengan 8 pagi, pada siang hari hanya beberapa
pedagang saja yang berjualan. Pasar ini juga hanya menjual sayuran, ikan,
ayam, serta sembako.
B. Pembahasan
Responden dalam penelitian ini adalah pedagang di Pasar
Cimanggis Tangerang Selatan. Diketahui bahwa jumlah populasi sebanyak
150 pedagang. Jadi besarnya sampe yang digunakan adalah:
n =
= 60 Responden
Adapun uraian gambaran umum responden pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
48
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Pria 18 30%
Wanita 42 70%
Total 60 100%
Sumber: SPSS Statistic 23, 2017
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa responden
dengan jenis kelamin pria berjumlah 18 responden atau sebanyak
30% sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin wanita
berjumlah 42 responden atau sebanyak 70%. Melihat dari data
responden kuisioner yang ada, jumlah wanita lebih banyak
dibandingkan dengan pria yaitu karena penulis pada saat melalukan
penyebaran kuisioner lebih banyak memberikan kepada wanita
karena pria di pasar lebih sibuk kinerjanya dan wanita yang lebih
bersedia untuk diberikan pertanyaan, dan memang rata-rata
pelayan pada Pasar Cimanggis ini perempuan, peran pria di sini
lebih banyak pada kuli angkut dan hanya membantu saja.
b. Karakteristik Responden Menurut Usia
Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik
responden berdasarkan jenis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
49
Tabel 4.2
Usia Responden
Keterangan Jumlah Persentase
21 – 30 tahun 46 76.7%
31 – 40 tahun 12 20%
41 – 50 tahun 1 1.7%
> 50 tahun 1
1.7%
Total 60 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa responden
yang memiliki usia 21 hingga 30 tahun berjumlah 46 responden
atau sebanyak 76,7%, responden dengan usia 31 hingga 40 tahun
berjumlah 12 responden atau 20%, responden yang memiliki usia
41 s/d 50 tahun berjumlah 1 reponden atau 1,7% dan responden
yang memiliki usia diatas 50 tahun berjumlah 1 reponden atau
1,7%. Melihat dari data responden kuisioner yang ada, rentan usia
responden terbanyak yaitu di umu 21-30 tahun lalu yang kedua
ialah 31-40 tahun yaitu karena penulis pada saat memberikan
kuisioner berfokus kepada penjual yang terlihat masih muda agar
lebih mudah dalam penyampaian pertanyaannya, dan memang di
pasar kebanyakan para pedagangnya masih muda, karena di usia-
usia tersebut merupakan usia produktif untuk bekerja dan melihat
dari jadwal jam operasional pasar ini hanya beroperasi pada pukul
4 sore sampai dengan 8 pagi jadi pedagang di sana lebih banyak
pedagang muda.
50
c. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik
responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.3
Pendapatan per Hari Responden
Keterangan Jumlah Persentase
<Rp 1.000.000,- 17 28,3%
Rp 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,- 35 58,3%
Rp 3.000.001,- s/d Rp 5.000.000,- 4 6,7%
Rp 5.000.001,- s/d Rp 7.000.000,- 2 3,3%
>Rp 7.000.0000,- 2
3,3%
Total 60 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa responden
yang berpendapatan per hari di bawah Rp 1.000.000,- berjumlah 17
responden atau sebanyak 28,3%, jumlah responden berpendapatan
Rp 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,- perhari berjumlah 35 responden
atau sebanyak 58,3%, jumlah responden yang berpendapatan Rp
3.000.001,- s/d Rp 5.000.000,- per hari berjumlah 4 responden atau
sebanyak 6,7%, jumlah responden yang berpendapatan Rp
5.000.001,- s/d Rp 7.000.000,- per hari berjumlah 2 responden atau
3,3% dan jumlah responden yang berpendapatan di atas Rp
7.000.000,- per hari berjumlah 2 responden atau sebanyak 3,3%.
Melihat dari data responden kuisioner yang ada, pendapatan
pedagang perhari pada rentan Rp 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,-
yaitu memang rata-rata penghasilan perhari para pedagang di Pasar
51
Cimanggis tidak terlalu besar, dikarenakan pengunjung di pasar ini
juga tidak seramai pasar lain dan dengan bedanya jam operasional
pada pasar ini pada malam hari.
2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini digunakan dengan menggunakan
Correlated Item Total Correlation, kriteria yang digunakan dalam
menentukan valid tidaknya pertanyaan/pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1) Tingkat Kepercayaan 95% ( = 5%).
2) Jumlah responden sebanyak 30 responden untuk pra
uji.
3) r hitung (tabel Correlated Item Total Correlation >
r table (tabel product moment) atau bernilai positif
maka data dikatakan valid.
Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji
validitas dari variabel edukasi keuangan, hak properti masyarakat,
fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, layanan keungan pada
sektor pemerintah serta perlindungan konsumen terhadap
perkembangan UMKM. Jumlah yang digunakan untuk mengukur
uji validitas dan realibilitas sebanyak 30 sampel, data ini tidak
digunakan lagi untuk melakukan uji selanjutnya.
52
1) Variabel Edukasi Keuangan
Tabel 4.4
Uji Validitas Variabel Edukasi Keuangan
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Edukasi Keu. 1 0.570 0,361 Valid
Edukasi Keu. 2 0,551 0,361
Valid
Edukasi Keu. 3 0,444 0,361
Valid
Edukasi Keu. 4 0,423 0,361
Valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.4 menunjukan bahwa variabel edukasi keuangan
memiliki kriteria valid untuk semua pernyataan berdasarkan
kriteria r hitung lebih besar dari r tabel (0,361).
2) Variabel Hak Properti Masyarakat
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Hak Properti Masyarakat
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Hak Prop Masy. 1 0,643 0,361 valid
Hak Prop Masy. 2 0,595 0,361 valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.5 menunjukan bahwa variabel harga memiliki
kriteria valid untuk semua pernyataan berdasarkan kriteria r hitung
lebih besar dari r tabel (0,361).
53
3) Variabel Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Tabel 4.6
Uji Validitas Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Fasilitas 1 0,668 0,361 valid
Fasilitas 2 0,692 0,361 valid
Fasilitas 3 0,742 0,361
valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.6 menunjukan bahwa variabel lokasi memiliki
kriteria valid untuk semua pernyataan berdasarkan kriteria r hitung
lebih besar dari r tabel (0,361).
4) Variabel Loyalitas Pelanggan
Tabel 4.7
Uji Validitas Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Layanan 1 0.690 0.361 valid
Layanan 2 0.555 0.361
valid
Layanan 3 0.700 0.361
valid
Layanan 4 0.792 0.361
valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.7 menunjukan bahwa variabel loyalitas pelanggan
memiliki kriteria valid untuk semua pernyataan berdasarkan
kriteria r hitung lebih besar dari r tabel (0,361).
54
5) Variabel Loyalitas Pelanggan
Tabel 4.8
Uji Validitas Variabel Perlindungan Konsumen
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Perlindungan 1 0.570 0.361 valid
Perlindungan 2 0.611 0.361
valid
Perlindungan 3 0.694 0.361
valid
Perlindungan 4 0.868 0.361
valid
Perlindungan 5 0.825 0.361
valid
Perlindungan 6 0.808 0.361
valid
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel loyalitas pelanggan
memiliki kriteria valid untuk semua pernyataan berdasarkan
kriteria r hitung lebih besar dari r tabel (0,361).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2011). SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s Alpha () >
0,70 (Ghozali, 2011). Perhitungan koefisien Cronbach’s Alpha
dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 23.0.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan
55
saluran distribusi, layanan keungan pada sektor pemerintah, serta
perlidungan konsumen:
1) Variabel Edukasi Keuangan
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Variabel Edukasi Keuangan
Variabel Cronbach’s
Alpha N of Items
Keterangan
Edukasi Keuangan 0,840 4 reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.9 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
edukasi keuangan sebesar 0,840. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini, reliabel karena
mempunya nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
2) Variabel Hak Properti Masyarakat
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Variabel Hak Properti Masyarakat
Variabel Cronbach’s
Alpha N of Items
Keterangan
Hak Properti
Masyarakat 0,969 2
reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 23,0, 2017
Tabel 4.9 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
harga sebesar 0,969. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner ini, reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
56
3) Variabel Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Variabel Cronbach’s
Alpha N of Items
Keterangan
Fasilitas
Intermediasi dan
Saluran Distribusi
0,827 3 Reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2017
Tabel 4.11 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel fasilitas intermediasi dan saluran distribusi sebesar 0,827.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner ini, reliabel karena mempunya nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,70.
4) Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
Variabel Cronbach’s
Alpha N of Items
Keterangan
Layanan Keuangan
pada Sektor
Pemerintah
0,767 4 Reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 23,0, 2017
Tabel 4.12 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel layanan keuangan pada sektor pemerintah sebesar 0,767.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner ini, reliabel karena mempunya nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,70.
57
5) Variabel Perlindungan Konsumen
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas Variabel Perlindungan Konsumen
Variabel Cronbach’s
Alpha N of Items
Keterangan
Perlindungan
Konsumen 0,926 6
Reliabel
Sumber: data diolah dengan SPSS 23,0, 2017
Tabel 4.13 menunjukan nilai Cronbach’s Alpha atas
variabel perlindungan konsumen sebesar 0,926. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini, reliabel
karena mempunya nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.
3. Statistik Deskriptif Responden
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data
berdasarkan atas hasil yang diperoleh dari jawaban terhadap masing-
masing indikator pengukur variabel. Statistik deskriptif pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Edukasi Keuangan (X1)
Dalam penelitian kualitas pelayanan (X1) ini digunakan 4
butir pertanyaan untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:
58
Tabel 4.14
Pengetahuan dan kesadaran tentang ragam produk dan jasa keuangan
(X1.1)
EdukasiKeuangan1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 1 1,7 1,7 1,7
S 34 56,7 56,7 58,3
SS 25 41,7 41,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.14 yang menjawab sangat setuju sebanyak 41,7%,
setuju sebanyak 56,7%, ragu-ragu 1,7%, mengenai pengetahuan dan
kesadaran tentang ragam produk dan jasa keuangan.
Tabel 4.15
Pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan produk keuangan
EdukasiKeuangan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid R 3 5,0 5,0 5,0
S 37 61,7 61,7 66,7
SS 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.15 yang menjawab sangat setuju sebanyak
33,3%, setuju sebanyak 61,7%, ragu-ragu 5%, mengenai
pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan produk
keuangan.
59
Tabel 4.16
Mendapatkan Pengetahuan tentang Perlindungan Nasabah Apabila Kami
Melakukan Transaksi Layanan di Institusi Keuangan
EdukasiKeuangan3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 2 3,3 3,3 5,0
S 42 70,0 70,0 75,0
SS 15 25,0 25,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.16 yang menjawab sangat setuju sebanyak
25%, setuju sebanyak 70%, ragu-ragu 3,3%, tidak setuju 1,7%,
mengenai mendapatkan pengetahuan tentang perlindungan
nasabah apabila kami melakukan transaksi layanan di institusi
keuangan.
Tabel 4.17
Gerakan Menabung Membuat Pedagang di Pasar Cimanggis Mampu
Mengendalikan Diri Dari Sikap Konsumtif dan Membelanjakan Uang
Secara Bijak
EdukasiKeuangan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid R 1 1,7 1,7 1,7
S 28 46,7 46,7 48,3
SS 31 51,7 51,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.17 yang menjawab sangat setuju sebanyak
51,7%, setuju sebanyak 46,7%, ragu-ragu 1,7%, mengenai gerakan
menabung membuat pedagang di Pasar Cimanggis mampu
60
mengendalikan diri dari sikap konsumtif dan membelanjakan uang
secara bijak.
b. Hak Properti Masyarakat (X2)
Dalam penelitian harga (X2) digunakan 2 butir pernyataan
untuk mengukur harga, yaitu :
Tabel 4.18
Setelah Adanya Program Sertifikasi Tanah Pedagang di Pasar Cimanggis
Memiliki Modal (agunan) untuk Melakukan Pinjaman
HakPropMasy1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 9 15,0 15,0 16,7
S 24 40,0 40,0 56,7
SS 26 43,3 43,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.18 yang menjawab sangat setuju sebanyak
43,3%, setuju sebanyak 40%, ragu-ragu 15%, tidak setuju 1,7%,
mengenai Setelah adanya program sertifikasi tanah pedagang di Pasar
Cimanggis memiliki modal (agunan) untuk melakukan pinjaman.
61
Tabel 4.19
Pedadagang di Pasar Cimanggis Mudah Membuat Hak Paten atas Produk
yang Kami Ciptakan
HakPropMasy2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 2 3,3 3,3 3,3
TS 4 6,7 6,7 10,0
R 13 21,7 21,7 31,7
S 21 35,0 35,0 66,7
SS 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.19 yang menjawab sangat setuju sebanyak
33,3%, setuju sebanyak 35%, ragu-ragu 21,7%, tidak setuju 6,7%,
dan sangat tidak setuju 3,3% mengenai peningkatan proses
pendaftaran hak paten.
c. Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi (X3)
Pada penelitian lokasi (X3) menggunakan 3 butir
pertanyaan mengenai lokasi yaitu:
Tabel 4.20
Adanya Program Laku Pandai ( Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam
Rangka Keuangan Inklusif) , Kami Lebih Mudah Mendapatkan Informasi
dan Melakukan Transaksi Jasa Keuangan
FasIntDis1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 2 3,3 3,3 3,3
R 11 18,3 18,3 21,7
S 28 46,7 46,7 68,3
SS 19 31,7 31,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
62
Dari Tabel 4.20 yang menjawab sangat setuju sebanyak
31,7%, setuju sebanyak 46,7%, ragu-ragu 18,3%, tidak setuju
3,3%, mengenai adanya program laku pandai ( Layanan Keuangan
Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif) , kami lebih
mudah mendapatkan informasi dan melakukan transaksi jasa
keuangan.
Tabel 4.21
Adanya Perusahaan Penjamin Kredit Daerah sebagai Pihak Ketiga Kami
Mudah Mendapatkan Modal untuk Pengembangan Usaha
FasIntDis2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 5 8,3 8,3 8,3
R 5 8,3 8,3 16,7
S 37 61,7 61,7 78,3
SS 13 21,7 21,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.21 yang menjawab sangat setuju sebanyak
21,7%, setuju sebanyak 61,7%, ragu-ragu 8,3%, tidak setuju 8.3%,
mengenai adanya perusahaan penjamin kredit daerah sebagai pihak
ketiga kami mudah mendapatkan modal untuk pengembangan
usaha.
63
Tabel 4.22
Melalui Reksadana Retail , Para Pelaku UMKM Bisa Melakukan Investasi di
Pasar Modal
FasIntDis3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 3 5,0 5,0 5,0
R 14 23,3 23,3 28,3
S 40 66,7 66,7 95,0
SS 3 5,0 5,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.22 yang menjawab sangat setuju sebanyak
5%, setuju sebanyak 66,7%, ragu-ragu 23,3%, tidak setuju 5%,
mengenai melalui reksadana retail , para pelaku UMKM bisa melakukan
investasi di pasar modal.
d. Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah (X4)
Pada penelitian lokasi (X4) menggunakan 4 butir
pertanyaan mengenai layanan keuangan pada sektor pemerintah
yaitu:
64
Tabel 4.23
Adanya Kartu Jaminan Sosial Pedagang di Pasar Cimanggis Mendapatkan
Bantuan Sosial (Non Tunai) yang Dapat Kami Gunakan untuk Keperluan
Sehari-hari
LayKeu1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 1 1,7 1,7 1,7
TS 1 1,7 1,7 3,3
R 17 28,3 28,3 31,7
S 25 41,7 41,7 73,3
SS 16 26,7 26,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.23 yang menjawab sangat setuju sebanyak
16%, setuju sebanyak 41,7%, ragu-ragu 28,33%, tidak setuju 1,7%,
dan sangat tidak setuju 1,7% mengenai adanya kartu jaminan sosial
kami mendapatkan bantuan sosial (non tunai) yang dapat kami
gunakan untuk keperluan sehari-hari.
Tabel 4.24
Diberikannya Subsidi Nontunai pada Barang-barang Modal Sehingga
Membantu Golongan Berpendapatan Rendah dalam Pemenuhan Kebutuhan
Ekonomi
LayKeu2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 2 3,3 3,3 3,3
TS 1 1,7 1,7 5,0
R 9 15,0 15,0 20,0
S 39 65,0 65,0 85,0
SS 9 15,0 15,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
65
Dari Tabel 4.24 yang menjawab sangat setuju sebanyak
15%, setuju sebanyak 65%, ragu-ragu 15%, tidak setuju 1,7%, dan
sangat tidak setuju 3,3% mengenai diberikannya subsidi nontunai
pada barang-barang modal sehingga membantu golongan
berpendapatan rendah dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Tabel 4.25
Diberlakukannya Sistem Pembayaran Non Tunai Maka Kami Lebih Mudah
Melakukan Transaksi Keuangan
LayKeu3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 3 5,0 5,0 5,0
R 13 21,7 21,7 26,7
S 32 53,3 53,3 80,0
SS 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.25 yang menjawab sangat setuju sebanyak
20%, setuju sebanyak 53,3%, ragu-ragu 21,7%, tidak setuju 5%,
mengenai diberlakukannya sistem pembayaran non tunai maka
kami lebih mudah melakukan transaksi keuangan.
Tabel 4.26
Diberikannya KUR, Maka Mempermudah Akses Pembiayaan dan Dorongan untuk
Tumbuh dan Berkembangnya Suatu UMKM
LayKeu4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 7 11,7 11,7 13,3
S 45 75,0 75,0 88,3
SS 7 11,7 11,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
66
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.26 yang menjawab sangat setuju sebanyak
11,7%, setuju sebanyak 75%, ragu-ragu 11,7%, tidak setuju 1,7%,
mengenai diberikannya KUR, maka mempermudah akses
pembiayaan dan dorongan untuk tumbuh dan berkembangnya
suatu umkm.
e. Perlindungan Konsumen (X5)
Pada penelitian perlindungan konsumen (X5) menggunakan
6 butir pertanyaan mengenai perlindungan konsumen yaitu:
Tabel 4.27
Dengan Diterbitkannya Peraturan Perlindungan Konsumen, maka
Konsumen Merasa Lebih Terlindungi
PerKonsumen1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,7 1,7 1,7
TS 1 1,7 1,7 3,3
R 2 3,3 3,3 6,7
S 33 55,0 55,0 61,7
SS 23 38,3 38,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.27 yang menjawab sangat setuju sebanyak
38,3%, setuju sebanyak 55%, ragu-ragu 3,3%, tidak setuju 1,7%,
dan sangat tidak setuju 1,7% mengenai dengan diterbitkannya
peraturan perlindungan konsumen, maka konsumen merasa lebih
terlindungi.
67
Tabel 4.28
Dibentuknya LAPS , Penyelesaian Sengketa Antara Konsumen dan Lembaga
Keuangan Lebih Mudah, Transparan, Adil, Efektif, dan Efisien
PerKonsumen2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,7 1,7 1,7
TS 1 1,7 1,7 3,3
R 5 8,3 8,3 11,7
S 41 68,3 68,3 80,0
SS 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.28 yang menjawab sangat setuju sebanyak
20%, setuju sebanyak 68,3%, ragu-ragu 8,3%, tidak setuju 1,7%,
dan sangat tidak setuju 1,7% mengenai dibentuknya LAPS ,
penyelesaian sengketa antara konsumen dan lembaga keuangan
lebih mudah, transparan, adil, efektif, dan efisien.
Tabel 4.29
Aturan Penyelesaian Sengketa Standar (IDR) , Menciptakan Keseimbangan
antara LJK dan Konsumen
PerKonsumen3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 8 13,3 13,3 15,0
S 41 68,3 68,3 83,3
SS 10 16,7 16,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.29 yang menjawab sangat setuju sebanyak
16,7%, setuju sebanyak 68,3%, ragu-ragu 13,3%, tidak setuju
68
1,7%, mengenai aturan penyelesaian sengketa standar (IDR) ,
menciptakan keseimbangan antara LJK dan konsumen.
Tabel 4.30
Pengembangan Sistem Financial Customer Care, Meningkatkan Pelayanan
Konsumen yang Lebih Efefktif, Cepat, dan Responsif terhadap setiap
Konsumen
PerKonsumen4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 4 6,7 6,7 8,3
S 46 76,7 76,7 85,0
SS 9 15,0 15,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.30 yang menjawab sangat setuju sebanyak
15%, setuju sebanyak 76,7%, ragu-ragu 6,7%, tidak setuju 1,7%,
mengenai pengembangan sistem Financial Customer Care,
meningkatkan pelayanan konsumen yang lebih efefkti, cepat, dan
responsif terhadap setiap konsumen.
Tabel 4.31
Adanya Penyedia Layanan Konsultasi Atas Produk Sistem Pembayaran
Akan Menjamin Adanya Kepastian Hukum kepada Konsumen
PerKonsumen5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 7 11,7 11,7 13,3
S 40 66,7 66,7 80,0
SS 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
69
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.31 yang menjawab sangat setuju sebanyak
20%, setuju sebanyak 66,7%, ragu-ragu 11,7%, tidak setuju 1,7%,
mengenai adanya penyedia layanan konsultasi atas produk sistem
pembayaran akan menjamin adanya kepastian hukum kepada
konsumen.
Tabel 4.32
Kegiatan Intelenjensi Pasar Mempermudah Mengidentifikasi Praktik Bisnis
yang Berpotensi Merugikan Konsumen
PerKonsumen6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 10 16,7 16,7 18,3
S 41 68,3 68,3 86,7
SS 8 13,3 13,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.32 yang menjawab sangat setuju sebanyak
13,3%, setuju sebanyak 68,3%, ragu-ragu 16,7%, tidak setuju
1,7%, mengenai kegiatan intelenjensi pasar mempermudah
mengidentifikasi praktik bisnis yang berpotensi merugikan
konsumen.
f. Perkembangan UMKM (Y)
Pada penelitian Perkembangan UMKM (Y) menggunakan 6
butir pertanyaan mengenai perkembangan umkm yaitu:
70
Tabel 4.33
Setelah Mendapatkan Kredit dari BMT Pendapatan yang Didapatkan
Menjadi Meningkat
PerUMKM1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,7 1,7 1,7
TS 3 5,0 5,0 6,7
R 11 18,3 18,3 25,0
S 39 65,0 65,0 90,0
SS 6 10,0 10,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.33 yang menjawab sangat setuju sebanyak
10%, setuju sebanyak 65%, ragu-ragu 18,3%, tidak setuju 5%, dan
sangat tidak setuju 1,7% mengenai setelah mendapatkan kredit
dari bmt pendapatan yang didapatkan menjadi meningkat.
Tabel 4.34
Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Pedagang di Pasar Cimanggis Lebih
Mudah Mengelola Pendapatan Menjadi Lebih Baik
PerUMKM2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 4 6,7 6,7 8,3
S 42 70,0 70,0 78,3
SS 13 21,7 21,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.34 yang menjawab sangat setuju sebanyak
21,7%, setuju sebanyak 70%, ragu-ragu 6,7%, tidak setuju 1,7%,
71
mengenai setelah mendapatkan bantuan usaha pedagang di Pasar
Cimanggis lebih mudah mengelola pendapatan menjadi lebih baik.
Tabel 4.35
Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Jumlah Pekerja Pedagang di Pasar
Cimanggis Semakin Bertambah
PerUMKM3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,7 1,7 1,7
TS 4 6,7 6,7 8,3
R 12 20,0 20,0 28,3
S 35 58,3 58,3 86,7
SS 8 13,3 13,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.35 yang menjawab sangat setuju sebanyak
13,3%, setuju sebanyak 58,3%, ragu-ragu 20%, tidak setuju 6,7%,
dan sangat tidak setuju 1,7% mengenai setelah mendapatkan
bantuan usaha maka jumlah pekerja pedagang di Pasar Cimanggis
semakin bertambah.
Tabel 4.36
Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Jumlah Produk yang
Dihasilkan/Dijual Semakin Bertambah
PerUMKM4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,7 1,7 1,7
R 6 10,0 10,0 11,7
S 37 61,7 61,7 73,3
SS 16 26,7 26,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
72
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.36 yang menjawab sangat setuju sebanyak
26,7%, setuju sebanyak 61,7%, ragu-ragu 10%, dan sangat tidak
setuju 1,7% mengenai setelah mendapatkan bantuan usaha maka
jumlah produk yang dihasilkan/dijual semakin bertambah.
Tabel 4.37
Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Kualitas Produk yang
Dihasilkan/Dijual Semakin Baik
PerUMKM5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 9 15,0 15,0 16,7
S 38 63,3 63,3 80,0
SS 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.37 yang menjawab sangat setuju sebanyak
20%, setuju sebanyak 63,3%, ragu-ragu 15%, tidak setuju 1,7%,
mengenai setelah mendapatkan bantuan usaha maka kualitas
produk yang dihasilkan/dijual semakin baik.
Tabel 4.38
Setelah Mendapatkan Bantuan Usaha Maka Produk yang Dihasilkan/Dijual
Semakin Beragam
PerUMKM6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 1 1,7 1,7 1,7
R 5 8,3 8,3 10,0
S 37 61,7 61,7 71,7
SS 17 28,3 28,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
73
Sumber: olahan data kuesioner, 2017
Dari Tabel 4.38 yang menjawab sangat setuju sebanyak
28,33%, setuju sebanyak 61,7%, ragu-ragu 8,3%, tidak setuju
1,7%, mengenai setelah mendapatkan bantuan usaha maka produk
yang dihasilkan/dijual semakin beragam.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dengan
menggunakan pengolahan SPSS 23.0 menghasilkan grafik sebagai
berikut:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
74
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik
yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik
data searah dengan garis diagonal menandakan bahwa model
asumsi regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi
layak untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas
(edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi
dan saluran distribusi, layanan keuangan pada sektor pemerintah,
serta perlindungan konsumen) terhadap variabel terikat
(perkembangan UMKM).
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel 4.39
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,372 3,752 1,698 ,095
EdKeuangan -,084 ,212 -,045 -,397 ,693 ,721 1,387
HakProp ,498 ,208 ,262 2,392 ,020 ,757 1,320
FasInDis -,429 ,279 -,254 -1,536 ,130 ,333 3,006
LayKeu ,518 ,179 ,361 2,901 ,005 ,586 1,705
PerKons ,490 ,156 ,478 3,150 ,003 ,394 2,541
a. Dependent Variable: PerkUMKM
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
Untuk uji multikolinieritas untuk memperoleh korelasi yang
sebenarnya yang murni tidak dipengaruhi variabel-variabel lain
yang mungkin saja berpengaruh.
Berdasarkan Tabel 4.39 di atas, dari hasil uji Variance
Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS 23.0 tabel coefficient
75
masing-masing variabel independen memiliki VIF dengan nilai <
10 yaitu variabel edukasi keuangan sebesar 1,387, variabel hak
properti masyarakat sebesar 1,320, variabel fasilitas intermediasi
dan saluran distribusi sebesar 3,006, variabel layanan keuangan
pada sektor pemerintah sebesar 1,705, dan untuk variabel
perlindungan konsumen sebesar 2,541 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan nilai Tolerance >
0,10 yaitu untuk variabel edukasi keuangan sebesar 0,721, variabel
hak properti masyarakat sebesar 0,757, variabel fasilitas
intermediasi dan saluran distribusi sebesar 0,333, variabel layanan
keuangan pada sektor pemerintah 0,586 dan untuk variabel
perlindungan konsumen sebesar 0,394. Maka dapat dinyatakan
model regresi linier berganda tidak terdapat multikolinieritas antara
variabel dependen dengan variabel independen yang lain sehingga
dapat digunakan dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Heteroskedasitas menunjukan bahwa variasi
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada
heteroskedasitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi
menunjukan hubungan sistematis sesuai dengan besarnya satu atau
lebih variabel. Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan 2
langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji
heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
1) Uji Heteroskedasitas Secara Grafik (Scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot anatara SREID dan ZPREID dimana sumbu Y
adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
76
prediksi – Y sesungguhnya) dan telah di studentized (Ghozalli,
2011).
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil
scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Grafik
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas
dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta
tersebar di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas
pada model regresi (Ghozali, 2011).
77
2) Uji Heteroskedasitas Secara Statistik
Uji Heteroskedasitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila
koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang
signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%
mengindikasikan adanya gejala heteroskedasitas dan jika nilai
signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5%
mengindentifikasikan tidak adanya adanya gejala
heteroskedasitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka
hasil uji Glesjer dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.40
Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Statistik (Uji Glesjer)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,219 2,810 ,078 ,938
EdKeuangan ,099 ,159 ,098 ,623 ,536
HakProp -,051 ,156 -,050 -,325 ,746
FasInDis ,226 ,209 ,249 1,081 ,285
LayKeu -,028 ,134 -,037 -,212 ,833
PerKons -,098 ,117 -,178 -,838 ,405
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
Dari hasil output pada Tabel 4.40 dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi untuk variabel edukasi keuangan (X1)
sebesar 0,536 lalu variabel hak properti masyarakat (X2)
78
sebesar 0,746, variabel fasilitas intermediasi dan saluran
distribusi (X3) 0,285, variabel layanan keuangan pada sektor
pemerintah sebesar (X4) 0,833, serta variabel perlindungan
konsumen (X5) sebesar 0,405. Karena tingkat signifikasi >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
terjadi heteroskedasitas atau disebut homoskedasitas.
5. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen, adapun hasil pengujian adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Tabel 4.41
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,372 3,752 1,698 ,095
EdKeuangan -,084 ,212 -,045 -,397 ,693
HakProp ,498 ,208 ,262 2,392 ,020
FasInDis -,429 ,279 -,254 -1,536 ,130
LayKeu ,518 ,179 ,361 2,901 ,005
PerKons ,490 ,156 ,478 3,150 ,003
a. Dependent Variable: PerkUMKM
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara
79
parsial terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian
dapat dilihat pada Tabel 4.41.
Berdasarkan pada Tabel 4.41 hasil uji t di atas untuk
mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen
adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Variabel Edukasi Keuangan (X1) terhadap
Perkembangan UMKM (Y)
Pada Tabel 4.41 nilai t hitung untuk edukasi keuangan
sebesar -0,397 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,672. Maka
diketahui t hitung (-0,397) < t tabel (1,672) dan nilai signifikan
0,693 > 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara edukasi keuangan terhadap
perkembangan UMKM ditolak (Ha ditolak dan Ho diterima),
artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara edukasi keuangan terhadap perkembangan UMKM.
2) Pengaruh Variabel Hak Properti Masyarakat (X2) terhadap
Perkembangan UMKM (Y)
Pada tabel pada Tabel 4.41 nilai t hitung untuk hak
properti masyarakat sebesar 2,392 sedangkan nilai t tabel sebesar
1,672. Maka dapat diketahui t hitung 2,392 > t tabel 1,672 dan
nilai signifikan 0,020 < dari 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara hak properti
masyarakat terhadap perkembangan UMKM diterima (Ha
diterima Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh
yang signifikan antara hak properti masyarakat terhadap
perkembangan UMKM.
80
3) Pengaruh Variabel Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
(X3) terhadap Perkembangan UMKM (Y)
Pada Tabel 4.41 nilai t hitung untuk fasilitas intermediasi
dan saluran distribusi sebesar -0,466 sedangkan nilai t tabel
sebesar 1,672. Maka dapat diketahui t hitung -0,466 < t tabel
1,672 dan nilai signifikan sebesar 0,130 > dari 0,05. Sehingga
hipotesis yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara fasilitas intermedisai dan saluran distribusi terhadap
perkembangan UMKM ditolak (Ha ditolak dan Ho diterima),
artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara fasilitas intermedisai dan saluran distribusi terhadap
perkembangan UMKM.
4) Pengaruh Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
(X4) terhadap Perkembangan UMKM (Y)
Pada Tabel 4.41 nilai t hitung untuk layanan keuangan
pada sektor pemerintah sebesar 2,901 sedangkan nilai t tabel
sebesar 1,672. Maka dapat diketahui t hitung 2,901 < t tabel
1,672 dan nilai signifikan sebesar 0,005 > dari 0,05. Sehingga
hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara
layanan keuangan pada sektor pemerintah terhadap
perkembangan UMKM ditolak (Ha diterima dan Ho ditolak),
artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara
layanan keuangan pada sektor pemerintah terhadap
perkembangan UMKM.
5) Pengaruh Variabel Perlindungan Konsumen (X5) terhadap
Perkembangan UMKM (Y)
Pada Tabel 4.41 nilai t hitung untuk perlindungan
konsumen sebesar 3,150 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,672.
Maka dapat diketahui t hitung 3,150 > t tabel 1,672 dan nilai
signifikan sebesar 0,003 < dari 0,05. Sehingga hipotesis yang
81
berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara perlindungan
konsumen terhadap perkembangan UMKM diterima (Ha diterima
dan Ho ditolak), artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara perlindungan konsumen terhadap
perkembangan UMKM.
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4.42
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 281,160 5 56,232 11,223 ,000b
Residual 270,574 54 5,011
Total 551,733 59
a. Dependent Variable: PerkUMKM
b. Predictors: (Constant), PerKons, HakProp, EdKeuangan, LayKeu, FasInDis
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
Uji Statistik F menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Uji statistik F digunakan untuk memenuhi semua pengaruh
variabel independen yang diuji pada tingkat signifikan 5%. Hasil
uji koefisien signifikan simultan dapat dilihat pada Tabel 4.42 .
Nilai F hitung yang diperoleh 11,223 sedangkan nilai F
tabel sebesar 2,39 maka dapat diketahui nilai F hitung 11,223 > F
tabel 2,39 dengan tingkat signifikan 0,000 karena tingkat signifikan
< dari 0,05, maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan
82
saluran distribusi, layanan keuangan pada sektor pemerintah, serta
perlindungan konsumen secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perkembangan
UMKM.
6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah
dilakukan sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang
terlibat di dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi
klasik tersebut. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian
signifikansi model dan interpretasi model regresi.
Tabel 4.43
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,372 3,752 1,698 ,095
EdKeuangan -,084 ,212 -,045 -,397 ,693
HakProp ,498 ,208 ,262 2,392 ,020
FasInDis -,429 ,279 -,254 -1,536 ,130
LayKeu ,518 ,179 ,361 2,901 ,005
PerKons ,490 ,156 ,478 3,150 ,003
a. Dependent Variable: PerkUMKM
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di
atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1,581 - 0,084 X1 + 0,498 X2 - 0,429 X3 + 0,149 X4 + 0,465 X5
Dimana :
83
Y = Perkembangan UMKM
X1 = Edukasi Keuangan
X2 = Hak Properti Masyarakat
X3 = Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
X4 = Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
X5 = Perlindungan Konsumen
Beradasarkan persamaan regresi linear berganda dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 6,372 menyatakan bahwa jika nilai koefisien
variable independen memiliki nilai tetap, maka nilai perkembangan
UMKM akan meningkat sebesar 6,372.
b. Koefisien regresi variabel edukasi keuangan (X1) sebesar -0,084
jika variable independen tetap dan edukasi keuangan mengalami
penurunan (hasil negatif) sebesar 1% maka perkembangan UMKM
di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan mengalami penurunan
sebesar -0,084 .
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara
edukasi keuangan dengan perkembangan, semakin turun edukasi
keungan maka semakin turun perkembangan UMKM di Pasar
Cimanggis Tangerang Selatan.
c. Koefisien regresi variabel hak properti masyarakat (X2) sebesar
0,498 menyatakan bahwa setiap penambahan (hasil positif) 1% hak
properti masyarakat akan mengalami peningkatan pada
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan
sebesar 0,498.
d. Koefisien regresi variabel fasilitas intermediasi dan saluran
distribusi (X3) sebesar -0,429 jika variabel independen tetap dan
fasilitas intermediasi dan saluran distribusi mengalami penurunan
(hasil negatif) 1% maka perkembangan UMKM mengalami
penurunan sebesar -0,429.
84
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara
fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, semakin turun fasilitas
intermediasi dan saluran distribusi maka semakin turun
perkembangan UMKM.
e. Koefisien regresi variabel layanan keuangan pada sektor pemerintah
(X4) sebesar 0,518 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%
layanan keuangan pada sektor pemerintah maka perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan mengalami
peningkatan sebesar 0,518.
f. Koefisien regresi variabel perlindungan konsumen (X5) sebesar
0,490 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% perlindungan
konsumen akan mengalami peningkatan pada perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan sebesar 0,490.
7. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen (edukasi keuangan, hak property
masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, layanan
keuangan pada sector pemerintah, serta perlindungan konsumen)
dalam menjelaskan variasi variabel dependen (perlindungan UMKM).
Nilai kofisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang
mendekati satu berarti adalah variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2011).
Dengan diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0,510.
Hasil ini berarti variabel independen yaitu edukasi keuangan, hak
property masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi,
layanan keuangan pada sector pemerintah, serta perlindungan
konsumen hanya menjelaskan sebesar 51% terhadap variabel dependen
yaitu perkembangan UMKM, sedangkan sisanya sebesar 49%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model ini.
85
Tabel 4.44
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
,714a ,510 ,464 2,23844
a. Predictors: (Constant), PerKons, HakProp, EdKeuangan, LayKeu,
FasInDis
Sumber : data diolah dari SPSS 23.0 2017
8. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, maka
menghasilkan penelitian sebagai berikut:
a. Pengaruh Edukasi Keuangan Terhadap Perkembangan UMKM
(Pedagang di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan)
Berdasarkan dari tabel koefisien uji statistik t, nilai t hitung
untuk variabel kualitas pelayanan (X1) adalah sebesar -0,397
sedangkan t tabel sebesar 1,672. Maka dapat diketahui t hitung < t
tabel, dan nilai signifikan sebesar 0,693 lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa edukasi keuangan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan UMKM
pada pedagang di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ditha Dewi Cahya (2017) yang meneliti mengenai “Analisis
Pengaruh Financial Inclusion Terhadap Pendapatan Pengrajin
Rotan di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo” pada variabel
edukasi keuangan berpengaruh.
86
Hal ini karena adanya perbedaan lokasi dan kondisi tempat
penelitian serta variabel dependen yang berbeda dari peneliti
sebelumnya.
Dalam ketidaksignifikanan pengaruh edukasi keuangan di
penelitian ini disebabkan oleh antara lain:
1) Edukasi keuangan yang diberikan oleh pemerintah
masih belum sampai secara tepat ke para pelaku usaha.
2) Para pelaku usaha masih kurang terbuka dengan jasa
keuangan yang ada pada saat ini.
Dari alasan-alasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kurang tepatnya penyampaian dan kurang terbukanya pemikiran
para pelaku usaha terhadap edukasi keuangan menyebabkan
pengelolaan keuangan yang tidak baik dan mereka tidak bisa
memanfaatkan betapa pentingnya jasa keuangan yang diberikan
oleh pemerintah untuk para pelaku UMKM sehingga kegiatan
usaha mereka kurang berkembang.
b. Pengaruh Hak Properti Masyarakat Terhadap Perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan
Hak properti masyarakat berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perkembangan UMKM. Hal ini dinyatakan berdasarkan
uji t variabel hak properti masyarakat diperoleh nilai thitung sebesar
2,392 sedangkan ttabel sebesar 1,672. Maka dapat diketahui bahwa
thitung > ttabel , dan nilai signifikan sebesar 0,020 lebih kecil dari
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hak properti masyarakat
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Sedangkan pada penelitian Ditha Dewi Cahya (2017), yang
meneliti tentang “Analisis Pengaruh Financial Inclusion Terhadap
Pendapatan Pengrajin Rotan di Kecamatan Gatak Kabupaten
87
Sukoharjo” pada variabel hak properti masyarakat tidak
berpengaruh terhadap perkembangan UMKM.
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan lokasi penelitian
dan perbedaan variabel dependen, yang dimana variabel dependen
pada penilitian Ditha Dewi Cahya adalah pendapatan UMKM
sedangkan pada penelitian ini ialah perkembangan UMKM
sehingga menimbulkan perbedaan. Lalu, di dalam penelitian Ditha
dijelaskan bahwa biaya operasional yang dikeluarkan sangat tinggi
sehingga menimbulkan penurunan pendapatan pada pelaku usaha,
dengan menurunnya pendapatan maka akan menimbulkan
kerugian.
Dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi
kesesuaian antara teori dengan lapangan, yaitu hak properti
masyarakat berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Pasar
Cimanggis Tangerang Selatan. Karena dengan adanya bantuan
penambahan agunan untuk pengajuan pembiayaan untuk perluasan
modal dapat membantu perkembangan usaha mereka.
c. Pengaruh Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi Terhadap
Perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan
Fasilitas intermediasi dan saluran distibusi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap perkembangan UMKM. Hal
ini dinyatakan berdasarkan uji t variabel fasilitas intermediasi dan
saluran distribusi diperoleh nilai thitung sebesar -1,536 sedangkan
ttabel sebesar 1,672. Maka dapat diketahui bahwa thitung < ttabel , dan
nilai signifikan sebesar 0,130 lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat
diartikan bahwa fasilitas intermediasi dan saluran distribusi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan UMKM di
Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
88
Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ditha Dewi Cahya (2017) yang meneliti mengenai “Analisis
Pengaruh Financial Inclusion Terhadap Pendapatan Pengrajin
Rotan di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo” pada variabel
fasilitas intermediasi dan saluran distribusi berpengaruh.
Hal ini karena adanya perbedaan lokasi dan kondisi tempat
penelitian serta variabel dependen yang berbeda dari peneliti
sebelumnya.
Dalam ketidaksignifikanan pengaruh fasilitas intermediasi
dan saluran distribusi di penelitian ini disebabkan oleh antara lain:
1) Para pelaku UMKM masih kurang melek dengan
program-program keuangan pemerintah yang terbaru
yang memudahkan mereka dalam bertransaksi.
Dari alasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kurang
meleknya pelaku usaha terhadap program-program pemerintah
mengenai jasa keuangan yang menyebabkan mereka lebih susah
melakukan transaksi keuangan dan masih sedikit dari mereka yang
mengajukan kredit udah pengembangan usaha mereka karena
masih enggan untuk bertransaksi melalui jasa keuangan yang ada.
d. Pengaruh Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah Terhadap
Perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan
Layanan keuangan pada sektor pemerintah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perkembangan UMKM di Pasar
Cimanggis Tangerang Selatan. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t
variabel fasilitas intermediasi dan saluran distribusi diperoleh nilai
thitung sebesar 2,901 sedangkan ttabel sebesar 1,672. Maka dapat
diketahui bahwa thitung < ttabel , dan nilai signifikan sebesar 0,005
lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa layanan
keuangan pada sektor pemerintah berpengaruh signifikan terhadap
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
89
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ditha Dewi
Cahya (2017) yang meneliti mengenai “Analisis Pengaruh
Financial Inclusion Terhadap Pendapatan Pengrajin Rotan di
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo” bahwa pada variabel
layanan keuangan pada sektor pemerintah berpengaruh terhadap
perkembangan UMKM.
Dapat disimpulkan bahwa, terdapat kesesuaian antara teori
dengan lapangan yaitu layanan keuangan pada sektor pemerintah
berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis.
Artinya, program layanan keuangan pada sektor pemerintah ini
mempunyai peranan yang cukup terhadap perkembangan UMKM.
Karena dengan diberikannya bantuan dana dari pemerintah berupa
subsidi nontunai dapat meringankan beban mereka dan secara tidak
langsung bahan-bahan yang mereka beli jadi lebih murah dan
mereka menjadi lebih dapat keuntungan yang banyak, dan dengan
adanya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang sangat
memudahkan para pelaku usaha UMKM untuk meminjam modal
agar usaha mereka bisa lebih berkembang.
e. Pengaruh Perlindungan Konsumen Terhadap Perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan
Perlindungan konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perkembangan UMKM. Hal ini dinyatakan berdasarkan
uji t variabel hak properti masyarakat diperoleh nilai thitung sebesar
3,150 sedangkan ttabel sebesar 1,672. Maka dapat diketahui bahwa
thitung > ttabel , dan nilai signifikan sebesar 0,003 lebih kecil dari
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perlindungan konsumen
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Sedangkan pada penelitian Ditha Dewi Cahya (2017), yang
meneliti tentang “Analisis Pengaruh Financial Inclusion Terhadap
90
Pendapatan Pengrajin Rotan di Kecamatan Gatak Kabupaten
Sukoharjo” menunjukkan bahwa variabel perlindungan konsumen
tidak berpengaruh terhadap perkembangan UMKM.
Hal ini karena adanya pemahaman diantara responden yang
diteliti. Dalam penelitian Ditha, respondennya masih kurang melek
akan mengenai jasa keuangan yang ada, karena ketidakpahaman,
ketidakjelasan mengenai produk yang dijelaskan oleh lembaga jasa
keuangan, kemungkinan akan terjadi one prestasi terhadap
konsumen.
Sedangkan dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa,
terdapat kesesuaian antara teori dengan lapangan yaitu
perlindungan konsumen berpengaruh terhadap perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan. Artinya jika
perlindungan konsumen berjalan dengan baik maka perkembangan
UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan akan meningkat.
Karena dengan diberikannya perlindungan terhadap konsumen,
para pelaku usaha jadi merasa aman dan terlindungi jika ingin
menabungkan hasil uang mereka di lembaga keuangan.
f. Pengaruh Edukasi Keuangan, Hak Properti Masyarakat, Fasilitas
Intermediasi dan Saluran Distribusi, Layanan Keuangan pada
Sektor Pemerintah, dan Perlindungan Konsumen terhadap
Perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan
Dalam penelitian ini menunjukan pengaruh yang siginifikan
secara simultan antara variabel edukasi keuangan, hak properti
masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, layanan
keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan konsumen
terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang
Selatan. Nilai F hitung yang diperoleh 11,223 sedangkan nilai F
tabel sebesar 2,39 maka dapat diketahui nilai F hitung 11,223 > F
tabel 2,39 dengan tingkat signifikan 0,000 karena tingkat signifikan
91
< dari 0,05, maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel
perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Ditha Dewi Cahya (2017),
yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Financial Inclusion
Terhadap Pendapatan Pengrajin Rotan di Kecamatan Gatak
Kabupaten Sukoharjo”. Dalam penelitian tersebut berpengaruh
secara simultan antara variabel dependen dengan variabel
independen.
Dapat dikatakan bahwa, terdapat kesesuaian teori dan
lapangan yaitu edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas
intermediasi dan saluran distribusi, layanan keuangan pada sektor
pemerintah, dan perlindungan konsumen berpengaruh secara
simultan terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis
Tangerang Selatan.
93
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi
keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi,
layanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan konsumen
terhadap perkembangan UMKM di Pasar Cimanggis Ciputat Tangerang
Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dan pemabahasan yang telah dilakukan
pada bab selanjutnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik ialah sebagai
berikut:
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel edukasi keuangan (X1) tidak
berpengaruh secara parsial terhadap perkembangan UMKM.
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel hak properti masyarakat (X2)
berpengaruh secara parsial terhadap perkembangan UMKM.
3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel fasilitas intermediasi dan
saluran distribusi (X3) tidak berpengaruh secara parsial terhadap
perkembangan UMKM.
4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel layanan keuangan pada
sektor pemerintah (X4) berpengaruh secara parsial terhadap perkembangan
UMKM.
5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel perlindungan konsumen (X5)
berpengaruh secara parsial terhadap perkembangan UMKM.
6. Hasil variabel edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas
intermediasi dan saluran distribusi, layanan keuangan pada sector
pemerintah, serta perlindungan konsumen secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perkembangan UMKM.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
94
1. Bagi Pemerintah
a. Pihak pemerintah atau Otoritas Jasa Keuangan yang berperan sebagai
lembaga yang menjalankan tugas dalam mengembangkan financial
inclusion lebih terus mensosialisasikan dengan berbagai macam cara
yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam mengenai jasa-jasa
keuangan dan betapa pentingnya menggunakan jasa keuangan yang ada
pada saat ini, karena melihat di lapangan masih banyak masyarakat
yang belum melek akan hal itu. Dengan pahamnya mereka akan hal itu,
mereka akan bisa mengelola dan memanfaatkan keuangan dengan baik
supaya usahanya semakin berkembang.
b. Pihak pemerintah atau Otoritas Jasa Keuangan yang berperan sebagai
lembaga yang menjalankan tugas dalam mengembangkan financial
inclusion agar terus menjalankan indikator hak properti masyarakat ini
dengan baik dan lebih berkembang agar mereka usahanya semakin
berkembang.
c. Pada dasarnya pihak pemerintah atau Otoritas Jasa Keuangan yang
berperan sebagai lembaga yang menjalankan tugas dalam
mengembangkan financial inclusion harus gencar dalam mengedukasi
jasa keuangan yang ada, karena point utamanya adalah pehaman
mengenai produk dan jasa layanan keuangan, dengan pahamnya mereka
akan hal itu, mereka akan mau menggunakan fasilitas intermediasi dan
saluran distribusi atau jasa keuangan yang diberikan oleh pemerintah.
d. Pihak pemerintah atau Otoritas Jasa Keuangan yang berperan sebagai
lembaga yang menjalankan tugas dalam mengembangkan financial
inclusion harus terus menjalankan indikator ini dengan baik dan lebih
berkembang lagi, agar UMKM yang ada merasa lebih terbantu akan
subsidi yang diberikan untuk modal mereka dalam berjualan.
e. Pihak pemerintah atau Otoritas Jasa Keuangan yang berperan sebagai
lembaga yang menjalankan tugas dalam mengembangkan financial
inclusion harus tetap menjalankan indikator ini dengan baik, agar
masyarakat tetap merasa terlindungi jika ingin bertransaksi di lembaga
95
jasa keuangan. Dengan perlindungan yang kuat dari pemerintah, maka
masyarakat pun akan lebih mau untuk bertransaksi melalui lembaga
jasa keuangan.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti
selajutnya, karena topik yang diangkat masih banyak hal yang perlu
dilakukan kajian ulang.
Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya menambahkan
variabel-variabel lain agar penelitian ini semakin berkembang untuk dunia
akademisi kedepannya, karena melihat masih sedikit penelitian mengenai
topik ini.
96
96
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Huriyatul. Et.al. “Analisis Tingkat Literasi Keuangan”. Padang: IAIN
Imam Bonjol Padang. Vol.1 No.2. 2016
Bank Indonesia. Keuangan Inklusif. 2017. Diakses 3 Maret 2018.
https://www.bi.go.id/id/perbankan/keuanganinklusif/program/Contents/defa
ult.aspx
Budiman, Surya. “Kajian Terhadap Peran Bank Perkreditan Rakyat Dalam
Upaya Peningkatan Finansial Inclution Di Indonesia” . Tangerang Selatan:
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional. Vol.1, No.1.2016
Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia. “Buku
Saku Keuangan Inklusif”.Jakarta.2014
Ghazali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23”.
Semarang:Universitas Diponegoro.2013
Hidayah, Nur. “Implementasi Financial Inclusion (Keuangan Inklusif) Bagi
Masyarakat Kelurahan Karah Kecamanatan Jambangan Kota Surabaya:
Studi Kasus di BMT Amanah Ummah Surabaya”. Undergraduate Thesis,
UIN Sunan Ampel Surabaya. 2016
Irmawati, Setyana. dkk. “Model Inklusi Keuangan pad UMKM Berbasis
Pedesaan”. Semarang: Journal of Economics and Policy. Vol.6, No.2. 2013
Nasution, Hairatunnisa. “Analisis Financial Inclusion terhadap Pemberdayaan
Masyarakat Miskin di Medan (STUDI KASUS PEMBIAYAAN MIKRO SS II
DI BANK SUMUT SYARIAH)” . Medan: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam. Vol. 2, No. 1. April 2017
97
97
Nasution, Lia Nazliana. Et.al. “Determinan Keuangan Inklusif di Sumatera Utara,
Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Vol.14, No.1.
2013
Nengsih, Novia. “Peran Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan
Keuangan Inklusif di Indonesia”, Jurnal Etikonomi, Volume 14 (2),
Halaman 221-240. 2015
Peraturan Presiden No.82. “Strategi Nasional Keuangan Inklusif”. Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia:Jakarta. 2016
Putri, Hesa Eka. 2015. “Kontribusi BPRS Merealisasi Financial Inclusion dalam
Penguatan Ekonomi Lokal: Evaluasi Penguatan Strategi”. Bukittinggi:
Jourrnal of Islamic and Social Studies. Vol. 1, No.1. Januari-Juni 2015
Riadi, Edi. “Statistika Penelitian: Analisis Manual dan IBM SPSS”. Yogyakarta:
CV.Andi Offset. 2016
Ristanti, A.A. Sagung Istri. dkk. “Aspek Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Di Indonesia Terkait Cacat Tersembunyi Pada Produk
Minuman Botol”. Bali: Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Udayana. 2016
Sanjaya, Wina. “Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur”. Jakarta:
Kencana. 2013
Sanusi, Anwar. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat. 2011
Steelyana, Evi. “Perempuan dan Perbankan: Sebuah Tinjauan Tentang Peran
Inklusi Keuangan Terhadap Pengusaha UMKM Perempuan di Indonesia”.
98
98
Jakarta: Journal The Winners. Vol.14, No.2. 2013
Sugiyono. “Metode Penelitian Kombinasi: Mixes Methods”. Bandung: Alfabeta.
2011
Sujarweni, V. Wiratna. “Statistika untuk Penulisan”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2012
Sudibyo, Lies, “Efektivitas Pelaksanaan Hukum Perlindungan Konsumen di Era
Global”, Program Studi PPKN – FKIP – Universitas Veteran Bangun
Nusantara
Sunarmi, Wahyu Simon Tampubolon, et.al. “Perlindungan Konsumen terhadap
Nasabah Atas Penyimpanan Barang di Safe Deposit Box (Studi pada PT
Bank Panin Cabang Pembantu Tebing Tinggi)”. USU Law Journal, Vol.2
No.3, 2014
Tambunan, Tulus TH. “Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu
Penting”. Jakarta: LP3S. 2012
Wahid, Nusron. “Keuangan Inklusif: Membongkar Hegemoni Keuangan”, KPG,
Jakarta, 2014
Yaya, R Martawireja, A.E., dan Abdurahim, A. “Akuntansi Perbankan Syariah:
Teori dan Praktik Kontemporer”, Salembat Empat, Jakarta, 2009
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.finansial.bisnis.com/read/20150620/90/445377/nasabah-perbankan-dari-
250-juta-orang-indonesia-hanya-60-juta-miliki-rekening
www.hukumonline.com
www.ojk.go.id
99
99
www.snki.ekon.go.id
100
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuisioner
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
Kepada Yth, ………………
Saya Annisa Choirunnisa, mahasiswa semester VIII Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian untuk skripsi saya mengenai peran financial inclusion
terhadap perkembangan umkm studi kasus Pasar Cimanggis Tangerang Selatan.
Agar penelitian ini dapat berlangsung dengan baik, saya mengharapkan kesediaan
dan bantuan dari saudara/i selaku responden untuk dapat mengisi kuesioner ini
dengan tepat dan benar. Untuk saran dan kritik yang berkaitan dengan penelitian
ini, silakan menghubungi saya melalui email di [email protected] atau
melalui nomor 0813-8595-6108.
Atas perhatian dan waktunya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Peneliti,
Annisa Choirunnisa
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Suhenda Wiranata, ME
Drs. Ade Ananto Terminanto, MM
NIP 19610421 199003 1 002 NIP 19681125 201411 1 002
101
Isi dan berilah tanda silang [] pada kotak yang tersedia
I. Profile
1. Nama :
Pedagang :
2. Jenis kelamin anda? (pilih salah satu)
Pria Wanita
3. Usia anda saat ini?
21 – 30 tahun 50 tahun ke atas
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
4. Pendapatan total anda per hari?
< Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-
Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-
Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-
> Rp. 7.000.000,-
Untuk menjawab pertanyaan berikut, silahkan disesuaikan dengan pengalaman
anda selama menggunakan jasa keuangan.. Skala penilaian adalah sebagai berikut
berikut
Singkatan Keterangan Penilaian
S S Sangat Setuju 5
S Setuju 4
R Ragu-ragu 3
T S Tidak Setuju 2
S T S Sangat Tidak Setuju 1
102
II. Edukasi Keuangan
Seberapa setujukah anda dengan pernyataan-pernyataan mengenai edukasi
keuangan dari peran financial inclusion (keuangan inklusi) dalam
pernyataan-pernyataan berikut ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator : Pengetahuan dan kesadaran tentang ragam produk dan jasa keuangan
1
Setelah kami mendapatkan edukasi keuangan
maka kami mengetahui dan sadar akan
berbagai macam produk dan jasa keuangan.
(Tabungan,KUR, Asuransi)
Indikator : Pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan produk
keuangan
2
Setelah kami mendapatkan edukasi keuangan
maka kami mengetahui dan paham akan risiko
yang didapatkan bila kita mengambil kredit
dari institusi keuangan
Indikator : Perlindungan nasabah
3
Kami mendapatkan pengetahuan tentang
perlindungan nasabah apabila kami melakukan
transaksi layanan di institusi keuangan
Indikator : Keterampilan mengelola keuangan
4
Gerakan menabung membuat kami mampu
mengendalikan diri dari sikap konsumtif dari
membelanjakan uang secara bijak
III. Hak Properti Masyarakat
Seberapa setujukah anda dengan pernyataan-pernyataan mengenai hak
properti masyarakat dari peran financial inclusion (keuangan inklusi) dalam
pernyataan-pernyataan berikut ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator : Percepatan sertifikasi lahan atas tanah rakyat
5
Setelah adanya program sertifikasi tanah kami
memiliki modal (agunan) untuk melakukan
pinjaman
Indikator : Peningkatan proses pendaftaran hak paten
6 Kami mudah membuat hak paten atas produk
103
yang kami ciptakan
IV. Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi
Pikirkan mengenai fasilitas intermediasi dan saluran distribusi dari peran
financial inclusion (keuangan inklusi) dalam pernyataan-pernyataan berikut
ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator : Fasilitas forum intermediasi dengan mempertemukan lembaga
keuangan dengan kelompok masyarakat produktif (layak dan unbanked) untuk
mengatasi masalah informasi yang asimetris
7
Dengan adanya program laku pandai , kami
lebih mudah mendapatkan informasi dan
melakukan transaksi jasa keuangan
Indikator : Peningkatan kerjasama antar lembaga keuangan untuk meningkatkan
skala usaha
8
Dengan adanya perusahaan penjamin kredit
daerah kami mudah mendapatkan modal untuk
pengembangan usaha
Indikator : Eksplorasi berbagai kemungkinan produk, layanan, jasa dan saluran
distribusi inovatif dengan tetap memberikan perhatian pada prinsip kehati-hatian
9 Melalui reksadana retail , para pelaku UMKM
bisa melakukan investasi di pasar modal
V. Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
Pikirkan mengenai layanan keuangan pada sektor pemerintah dari peran
financial inclusion (keuangan inklusi) dalam pernyataan-pernyataan berikut
ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator : Penyaluran bantuan sosial secara non tunai
10
Dengan adanya kartu jaminan sosial kami
mendapatkan bantuan sosial yang dapat kami
gunakan untuk keperluan sehari-hari
Indikator : Transformasi subsidi non tunai
11
Dengan diberikannya subsidi nontunai pada
barang-barang modal sehingga membantu
golongan berpendapatan rendah dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi
Indikator : Pembayaran non tunai
12
Dengan diberlakukannya sistem pembayaran
non tunai maka kami lebih mudah melakukan
transaksi keuangan
104
Indikator : Pengembangan penyaluran KUR
13
Dengan diberikannya KUR, maka
mempermudah akses pembiayaan dan
dorongan untuk tumbuh dan berkembangnya
suatu umkm
VI. Perlindungan Konsumen
Pikirkan mengenai perlindungan konsumen dari peran financial inclusion
(keuangan inklusi) dalam pernyataan-pernyataan berikut ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator : Penerbitan peraturan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan
dan sistem pembayaran
14
Dengan diterbitkannya peraturan perlindungan
konsumen, maka konsumen merasa lebih
terlindungi
Indikator : Pembentukan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS)
15
Dengan dibentuknya LAPS , penyelesaian
sengketa antara konsumen dan lembaga
keuangan lebih mudah, transparan, adil,
efektif, dan efisien
Indikator : Penyusunan standar International Dispute Resolution (IDR)
16
Aturan penyelesaian sengketa standar (IDR) ,
menciptakan keseimbangan antara LJK dan
konsumen
Indikator : Pengembangan sistem Financial Customer Care (FCC)
17
Dengan pengembangan sistem Financial
Customer Care, meningkatkan pelayanan
konsumen yang lebih efefktif, cepat, dan
responsif terhadap setiap
Indikator : Penyedia layanan konsultasi serta fasilitasi atas penggunaan produk
sistem pembayaran
18
Dengan adanya penyedia layanan konsultasi
atas produk sistem pembayaran akan menjamin
adanya kepastian hukum kepada konsumen
Indikator :Kegiatan Market Conduct
19
Adanya kegiatan intelenjensi pasar
mempermudah mengidentifikasi praktik bisnis
yang berpotensi merugikan konsumen
105
VII. Perkembangan UMKM
Pikirkan seberapa besar peran financial inclusion (keuangan inklusi)
terhadap perkembangan umkm dalam pernyataan-pernyataan berikut ini :
No Pernyataan SS S R TS STS
Indikator : Jumlah pendapatan yang didapatkn oleh pelaku UMKM
20
Setelah mendapatkan kredit dari bmt
pendapatan yang didapatkan menjadi
meningkat.
21
Setelah mendapatkan bantuan usaha kami lebih
mudah mengelola pendapatan kami menjadi
lebih baik
Indikator : Jumlah tenaga kerja yang dimiliki
22
Setelah mendapatkan bantuan usaha maka
jumlah pekerja kami semakin bertambah
23
Setelah mendapatkan bantuan usaha maka
jumlah produk yang dihasilkan/dijual semakin
bertambah
Indikator : Bertambahnya produk yang dijual atau dihasilkan
24
Setelah mendapatkan bantuan usaha maka
kualitas produk yang dihasilkan/dijual semakin
baik
25
Setelah mendapatkan bantuan usaha maka
produk yang dihasilkan/dijual semakin
beragam
106
Lampiran 2: Tabel Jawaban Responden
A. Variabel Edukasi Keuangan (X1)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 4 4 4 5 17 31 4 4 4 5 17
2 3 4 3 4 14 32 5 4 4 4 17
3 4 4 5 4 17 33 4 5 4 5 18
4 4 4 4 5 17 34 4 5 4 4 17
5 4 4 4 5 17 35 5 5 5 5 20
6 4 4 4 4 16 36 5 5 4 4 18
7 4 4 4 4 16 37 5 5 5 5 20
8 5 5 4 5 19 38 4 4 5 4 17
9 4 4 3 4 15 39 4 4 4 5 17
10 4 4 4 5 17 40 5 4 5 4 18
11 4 4 4 4 16 41 5 4 4 5 18
12 5 5 4 5 19 42 4 4 4 5 17
13 4 4 4 4 16 43 5 4 5 4 18
14 5 5 5 5 20 44 5 5 4 4 18
15 5 4 4 4 17 45 4 4 4 5 17
16 4 4 4 4 16 46 4 3 2 3 12
17 4 4 4 4 16 47 4 4 4 5 17
18 4 4 4 5 17 48 4 4 4 5 17
19 4 3 4 4 15 49 5 5 4 5 19
20 5 4 4 4 17 50 5 5 4 5 19
21 4 4 4 4 16 51 4 4 4 5 17
22 5 5 5 5 20 52 5 4 4 4 17
23 5 5 5 5 20 53 4 5 4 5 18
24 4 4 4 5 17 54 4 4 4 4 16
25 4 3 4 4 15 55 5 5 5 5 20
26 5 5 5 5 20 56 5 5 4 4 18
27 5 5 4 4 18 57 5 5 5 5 20
28 4 4 4 5 17 58 4 4 5 4 17
29 5 5 5 5 20 59 4 4 4 5 17
30 4 4 4 4 16 60 5 4 5 4 18
NoX1
TOTALX1
No TOTAL
107
B. Variabel Hak Properti Masyarakat (X2)
C. Variabel Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi (X3)
1 2 1 2
1 5 4 9 31 5 3 8
2 3 2 5 32 5 5 10
3 4 4 8 33 4 4 8
4 4 3 7 34 4 4 8
5 5 5 10 35 5 5 10
6 4 4 8 36 5 5 10
7 4 4 8 37 3 3 6
8 3 3 6 38 3 3 6
9 3 3 6 39 4 4 8
10 2 2 4 40 4 4 8
11 5 5 10 41 5 2 7
12 4 4 8 42 4 3 7
13 5 5 10 43 5 5 10
14 5 5 10 44 5 4 9
15 4 4 8 45 4 4 8
16 4 4 8 46 4 1 5
17 5 5 10 47 5 4 9
18 5 5 10 48 5 5 10
19 3 3 6 49 3 3 6
20 5 5 10 50 4 5 9
21 4 4 8 51 3 4 7
22 4 4 8 52 5 5 10
23 5 5 10 53 5 2 7
24 5 5 10 54 4 4 8
25 3 3 6 55 4 4 8
26 5 5 10 56 4 3 7
27 4 4 8 57 5 1 6
28 4 4 8 58 4 3 7
29 5 5 10 59 4 3 7
30 5 5 10 60 5 5 10
NoX2
TOTALNoX2
TOTAL
108
1 2 3 1 2 3
1 5 5 4 14 31 5 4 3 12
2 3 4 3 10 32 4 4 4 12
3 5 4 4 13 33 4 5 4 13
4 5 4 3 12 34 3 4 4 11
5 4 3 4 11 35 4 4 3 11
6 4 4 4 12 36 3 4 4 11
7 4 4 4 12 37 5 5 3 13
8 4 4 4 12 38 4 4 3 11
9 4 3 4 11 39 4 4 4 12
10 5 5 4 14 40 5 4 4 13
11 5 5 4 14 41 3 4 4 11
12 4 4 4 12 42 4 4 4 12
13 4 4 4 12 43 5 4 4 13
14 5 5 5 15 44 3 2 4 9
15 5 4 3 12 45 5 5 5 15
16 4 4 4 12 46 3 2 2 7
17 4 3 4 11 47 5 5 4 14
18 4 4 4 12 48 4 3 4 11
19 2 2 3 7 49 4 4 4 12
20 4 4 4 12 50 4 4 4 12
21 2 2 2 6 51 5 4 3 12
22 4 5 4 13 52 4 4 4 12
23 5 5 5 15 53 4 5 4 13
24 3 3 4 10 54 3 4 4 11
25 3 2 2 7 55 4 4 3 11
26 4 4 3 11 56 3 4 4 11
27 3 4 4 11 57 5 5 3 13
28 5 4 4 13 58 4 4 3 11
29 5 5 3 13 59 4 4 4 12
30 4 4 4 12 60 5 4 4 13
NoX3
TOTALNoX3
TOTAL
109
D. Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah (X4)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 5 5 4 5 19 31 3 5 4 4 16
2 3 3 3 4 13 32 5 4 5 4 18
3 4 4 5 4 17 33 4 4 2 4 14
4 3 4 4 4 15 34 4 4 4 4 16
5 4 4 4 4 16 35 3 3 3 4 13
6 4 4 4 4 16 36 3 4 4 4 15
7 4 4 4 4 16 37 3 4 5 5 17
8 3 3 3 3 12 38 4 4 4 3 15
9 4 4 4 4 16 39 4 4 3 4 15
10 4 1 4 4 13 40 5 4 4 4 17
11 4 1 4 4 13 41 5 5 2 4 16
12 5 4 4 4 17 42 4 4 3 4 15
13 4 4 4 4 16 43 5 4 4 4 17
14 5 5 5 4 19 44 5 4 5 4 18
15 3 5 4 4 16 45 5 4 4 4 17
16 4 4 4 4 16 46 4 4 3 4 15
17 4 3 4 4 15 47 5 5 4 5 19
18 4 4 5 5 18 48 4 4 4 4 16
19 2 3 4 3 12 49 3 3 3 3 12
20 5 4 5 4 18 50 5 4 4 4 17
21 4 4 3 2 13 51 3 5 4 4 16
22 4 4 4 4 16 52 5 4 5 4 18
23 5 5 5 5 20 53 4 4 2 4 14
24 3 3 3 3 12 54 4 4 4 4 16
25 1 2 3 3 9 55 3 3 3 4 13
26 3 3 3 4 13 56 3 4 4 4 15
27 3 4 4 4 15 57 3 4 5 5 17
28 5 5 5 4 19 58 4 4 4 3 15
29 3 4 5 5 17 59 4 4 3 4 15
30 4 4 4 4 16 60 5 4 4 4 17
NoX4
TOTALNoX4
TOTAL
110
E. Variabel Perlindungan Konsumen (X5)
X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6 X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6
1 5 5 5 5 5 5 30 31 4 4 5 4 4 4 25
2 4 4 4 4 4 4 24 32 4 4 4 4 5 4 25
3 5 4 4 4 4 4 25 33 4 4 4 4 3 4 23
4 3 5 4 3 3 3 21 34 4 4 4 4 4 4 24
5 4 4 4 4 4 4 24 35 5 5 4 4 4 3 25
6 4 4 4 4 4 4 24 36 5 4 4 4 4 4 25
7 4 4 4 4 4 4 24 37 4 4 3 4 4 5 24
8 4 4 4 4 4 4 24 38 4 3 3 4 4 4 22
9 4 3 4 4 4 4 23 39 5 4 4 4 4 4 25
10 5 4 4 4 4 4 25 40 5 5 5 5 5 4 29
11 5 4 4 4 4 4 25 41 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24 42 5 4 4 4 4 4 25
13 4 4 4 4 4 4 24 43 5 5 5 5 5 4 29
14 5 4 4 5 5 5 28 44 1 1 4 5 4 3 18
15 4 4 5 4 4 4 25 45 4 4 4 4 4 4 24
16 4 4 4 4 4 4 24 46 4 3 3 4 3 3 20
17 5 4 4 4 4 4 25 47 5 5 5 5 5 5 30
18 5 5 5 5 5 5 30 48 4 4 4 4 4 4 24
19 4 4 3 3 3 3 20 49 4 4 4 4 4 4 24
20 4 4 4 4 5 4 25 50 4 4 4 4 4 4 24
21 2 2 2 2 2 2 12 51 4 4 5 4 4 4 25
22 5 5 4 4 5 3 26 52 4 4 4 4 5 4 25
23 5 5 5 5 5 5 30 53 4 4 4 4 3 4 23
24 3 4 4 3 3 3 20 54 4 4 4 4 4 4 24
25 4 3 3 3 3 3 19 55 5 5 4 4 4 3 25
26 5 5 4 4 4 3 25 56 5 4 4 4 4 4 25
27 5 4 4 4 4 4 25 57 4 4 3 4 4 5 24
28 5 4 4 4 4 4 25 58 4 3 3 4 4 4 22
29 4 4 3 4 4 5 24 59 5 4 4 4 4 4 25
30 4 4 4 4 4 4 24 60 5 5 5 5 5 4 29
NoX5
TOTALNoX5
TOTAL
111
F. Variabel Perkembangan UMKM (Y)
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
1 5 4 4 4 5 5 27 31 4 4 4 4 3 4 23
2 3 4 4 3 4 4 22 32 4 4 5 5 5 5 28
3 4 4 4 4 4 4 24 33 4 4 3 4 4 4 23
4 3 3 4 4 4 4 22 34 4 4 4 4 4 4 24
5 4 4 4 5 4 5 26 35 4 4 4 4 4 5 25
6 4 4 4 4 4 4 24 36 4 4 4 5 4 4 25
7 4 4 4 4 4 4 24 37 3 5 3 4 4 4 23
8 4 5 3 4 3 4 23 38 4 5 2 3 4 3 21
9 4 3 3 3 4 4 21 39 4 4 4 4 4 4 24
10 2 4 2 4 2 4 18 40 4 4 4 5 5 5 27
11 2 4 2 4 3 4 19 41 4 4 4 4 4 4 24
12 3 5 4 4 4 4 24 42 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 4 4 4 4 24 43 4 4 4 5 5 5 27
14 5 5 5 5 5 5 30 44 1 4 5 4 3 4 21
15 4 4 4 4 3 4 23 45 4 5 5 5 5 4 28
16 4 4 4 4 4 4 24 46 4 4 4 5 4 5 26
17 4 4 4 4 4 4 24 47 5 4 4 4 5 5 27
18 5 5 5 5 5 5 30 48 4 4 4 5 4 5 26
19 3 3 3 3 3 3 18 49 4 5 3 4 3 4 23
20 4 4 5 5 5 5 28 50 3 5 4 4 4 4 24
21 2 4 3 4 4 3 20 51 4 4 4 4 3 4 23
22 3 2 1 1 4 2 13 52 4 4 5 5 5 5 28
23 5 5 5 5 5 5 30 53 4 4 3 4 4 4 23
24 3 3 4 4 4 4 22 54 4 4 4 4 4 4 24
25 3 4 3 3 3 3 19 55 4 4 4 4 4 5 25
26 4 4 4 4 4 5 25 56 4 4 4 5 4 4 25
27 4 4 4 5 4 4 25 57 3 5 3 4 4 4 23
28 5 4 3 4 4 4 24 58 4 5 2 3 4 3 21
29 3 5 3 4 4 4 23 59 4 4 4 4 4 4 24
30 4 4 4 4 4 4 24 60 4 4 4 5 5 5 27
NoY
TOTAL NoY
TOTAL
112
Lampiran 3: Hasil Uji Kualitas Data
A. Uji Validitas
1. Validitas Edukasi Keuangan (X1)
EdKeu1 EdKeu2 EdKeu3 EdKeu4 TOTAL
Pearson
Correlatio
n
1 ,870**
,560**
,490**
,570**
Sig. (2-
tailed),000 ,001 ,006 ,001
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,870** 1 ,518
**,518
**,551
**
Sig. (2-
tailed),000 ,003 ,003 ,002
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,560**
,518** 1 ,420
*,444
*
Sig. (2-
tailed),001 ,003 ,021 ,014
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,490**
,518**
,420* 1 ,423
*
Sig. (2-
tailed),006 ,003 ,021 ,020
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
EdKeu1
EdKeu2
EdKeu3
EdKeu4
Correlations
113
2. Validitas Hak Properti Masyarakat (X2)
3. Validitas Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi (X3)
HP1 HP2 TOTAL
Pearson
Correlatio
n
1 ,944**
,643**
Sig. (2-
tailed),000 ,000
N 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,944** 1 ,595
**
Sig. (2-
tailed),000 ,001
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HP1
HP2
Correlations
FID1 FID2 FID3 TOTAL
Pearson
Correlatio
n
1 ,772**
,490**
,668**
Sig. (2-
tailed),000 ,006 ,000
N 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,772** 1 ,575
**,692
**
Sig. (2-
tailed),000 ,001 ,000
N 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,490**
,575** 1 ,742
**
Sig. (2-
tailed),006 ,001 ,000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
FID3
Correlations
FID1
FID2
114
4. Validitas Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah (X4)
LK1 LK2 LK3 LK4 TOTAL
Pearson
Correlatio
n
1 ,465**
,564**
,434*
,690**
Sig. (2-
tailed),010 ,001 ,017 ,000
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,465** 1 ,469
** ,338 ,555**
Sig. (2-
tailed),010 ,009 ,068 ,001
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,564**
,469** 1 ,650
**,700
**
Sig. (2-
tailed),001 ,009 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,434* ,338 ,650
** 1 ,792**
Sig. (2-
tailed),017 ,068 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LK4
Correlations
LK1
LK2
LK3
115
5. Validitas Perlindungan Konsumen (X5)
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6
Pearson
Correlatio
n
1 ,544**
,551**
,768**
,738**
,576**
Sig. (2-
tailed),002 ,002 ,000 ,000 ,001
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,544** 1 ,707
**,601
**,621
**,394
*
Sig. (2-
tailed),002 ,000 ,000 ,000 ,031
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,551**
,707** 1 ,783
**,726
**,622
**
Sig. (2-
tailed),002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,768**
,601**
,783** 1 ,931
**,893
**
Sig. (2-
tailed),000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio,738
**,621
**,726
**,931
** 1 ,767**
Sig. (2-
tailed),000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,576**
,394*
,622**
,893**
,767** 1
Sig. (2-
tailed),001 ,031 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PK5
PK6
Correlations
PK1
PK2
PK3
PK4
116
6. Validitas Perkembangan UMKM (Y)
B. Uji Reabilitas
1. Variabel Edukasi Keuangan (X1)
UMKM1 UMKM2 UMKM3 UMKM4 UMKM5 UMKM6 TOTAL
Pearson
Correlatio
n
1 ,340 ,640**
,423*
,648**
,603**
,745**
Sig. (2-
tailed),066 ,000 ,020 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,340 1 ,484**
,675** ,215 ,574
**,516
**
Sig. (2-
tailed),066 ,007 ,000 ,253 ,001 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,640**
,484** 1 ,724
**,667
**,739
**,565
**
Sig. (2-
tailed),000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,423*
,675**
,724** 1 ,366
*,806
**,570
**
Sig. (2-
tailed),020 ,000 ,000 ,047 ,000 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio,648
** ,215 ,667**
,366* 1 ,514
**,683
**
Sig. (2-
tailed),000 ,253 ,000 ,047 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlatio
n
,603**
,574**
,739**
,806**
,514** 1 ,748
**
Sig. (2-
tailed),000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
UMKM1
UMKM2
UMKM3
UMKM4
UMKM5
UMKM6
N %
Valid 30 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 30 100,0
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,840 4
117
2. Variabel Hak Properti Masyarakat (X2)
3. Variabel Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi (X3)
4. Variabel Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah (X4)
5. Perlindungan Konsumen (X5)
N %
Valid 30 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 30 100,0
Case Processing Summary
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Cronbach'
s Alpha N of Items
,969 2
Reliability Statistics
N %
Valid 30 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 30 100,0
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Case Processing Summary
Cronbach'
s Alpha N of Items
,827 3
Reliability Statistics
N %
Valid 30 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 30 100,0
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Case Processing Summary
Cronbach'
s Alpha N of Items
,767 4
Reliability Statistics
N %
Valid 30 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Case Processing Summary
Cases
Cronbach'
s Alpha N of Items
,926 6
Reliability Statistics
118
Lampiran 4: Hasil Uji Statistik Deskriptif
A. Edukasi Keuangan
EdukasiKeu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 1 1,7 1,7 1,7
4 34 56,7 56,7 58,3
5 25 41,7 41,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
EdukasiKeu2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 3 5,0 5,0 5,0
4 37 61,7 61,7 66,7
5 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
EdukasiKeu3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 2 3,3 3,3 5,0
4 42 70,0 70,0 75,0
5 15 25,0 25,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
EdukasiKeu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 1 1,7 1,7 1,7
4 28 46,7 46,7 48,3
5 31 51,7 51,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
119
B. Hak Properti Masyarakat
HakPropMasy1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 9 15,0 15,0 16,7
4 24 40,0 40,0 56,7
5 26 43,3 43,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
HakPropMasy2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 3,3 3,3 3,3
2 4 6,7 6,7 10,0
3 13 21,7 21,7 31,7
4 21 35,0 35,0 66,7
5 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
C. Fasilitas Intermediasi dan Distribusi
FasIntDis1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 3,3 3,3 3,3
3 11 18,3 18,3 21,7
4 28 46,7 46,7 68,3
5 19 31,7 31,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
120
FasIntDis2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 5 8,3 8,3 8,3
3 5 8,3 8,3 16,7
4 37 61,7 61,7 78,3
5 13 21,7 21,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
FasIntDis3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 5,0 5,0 5,0
3 14 23,3 23,3 28,3
4 40 66,7 66,7 95,0
5 3 5,0 5,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
D. Layanan Keuangan pada Sektor Pemerintah
LayKeu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1,7 1,7 1,7
2 1 1,7 1,7 3,3
3 17 28,3 28,3 31,7
4 25 41,7 41,7 73,3
5 16 26,7 26,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
121
LayKeu2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 3,3 3,3 3,3
2 1 1,7 1,7 5,0
3 9 15,0 15,0 20,0
4 39 65,0 65,0 85,0
5 9 15,0 15,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
LayKeu3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 5,0 5,0 5,0
3 13 21,7 21,7 26,7
4 32 53,3 53,3 80,0
5 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
LayKeu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 7 11,7 11,7 13,3
4 45 75,0 75,0 88,3
5 7 11,7 11,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
122
E. Perlindungan Konsumen
PerKonsumen1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1,7 1,7 1,7
2 1 1,7 1,7 3,3
3 2 3,3 3,3 6,7
4 33 55,0 55,0 61,7
5 23 38,3 38,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
PerKonsumen2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1,7 1,7 1,7
2 1 1,7 1,7 3,3
3 5 8,3 8,3 11,7
4 41 68,3 68,3 80,0
5 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
PerKonsumen3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 8 13,3 13,3 15,0
4 41 68,3 68,3 83,3
5 10 16,7 16,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
123
PerKonsumen4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 4 6,7 6,7 8,3
4 46 76,7 76,7 85,0
5 9 15,0 15,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
PerKonsumen5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 7 11,7 11,7 13,3
4 40 66,7 66,7 80,0
5 12 20,0 20,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
PerKonsumen6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1,7 1,7 1,7
3 10 16,7 16,7 18,3
4 41 68,3 68,3 86,7
5 8 13,3 13,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
124
Lampiran 5: Hasil Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
125
B. Uji Multikolonieritas
C. Uji Heteroskedasiditas
1. Uji Grafik Scatterplot
Standardiz
ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant)6,372 3,752 1,698 ,095
EdKeuang
an-,084 ,212 -,045 -,397 ,693 ,721 1,387
HakProp ,498 ,208 ,262 2,392 ,020 ,757 1,320
FasInDis -,429 ,279 -,254 -1,536 ,130 ,333 3,006
LayKeu ,518 ,179 ,361 2,901 ,005 ,586 1,705
PerKons ,490 ,156 ,478 3,150 ,003 ,394 2,541
a. Dependent Variable: PerkUMKM
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
1
126
2. Uji Statistik
Lampiran 6: Hasil Uji Hipotesis
A. Uji Statistik T
Standardiz
ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Constant) ,219 2,810 ,078 ,938
EdKeuangan ,099 ,159 ,098 ,623 ,536
HakProp -,051 ,156 -,050 -,325 ,746
FasInDis ,226 ,209 ,249 1,081 ,285
LayKeu -,028 ,134 -,037 -,212 ,833
PerKons -,098 ,117 -,178 -,838 ,405
a. Dependent Variable: RES2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
1
Standardiz
ed
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Constant)6,372 3,752 1,698 ,095
EdKeuang
an-,084 ,212 -,045 -,397 ,693
HakProp ,498 ,208 ,262 2,392 ,020
FasInDis -,429 ,279 -,254 -1,536 ,130
LayKeu ,518 ,179 ,361 2,901 ,005
PerKons ,490 ,156 ,478 3,150 ,003
a. Dependent Variable: PerkUMKM
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
1
127
B. Uji Stastitik F
Lampiran 7: Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Lampiran 8: Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Regressio
n281,160 5 56,232 11,223 ,000
b
Residual 270,574 54 5,011
Total 551,733 59
ANOVAa
Model
1
a. Dependent Variable: PerkUMKM
b. Predictors: (Constant), PerKons, HakProp, EdKeuangan, LayKeu, FasInDis
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant)6,372 3,752 1,698 ,095
EdKeuang
an-,084 ,212 -,045 -,397 ,693
HakProp ,498 ,208 ,262 2,392 ,020
FasInDis -,429 ,279 -,254 -1,536 ,130
LayKeu ,518 ,179 ,361 2,901 ,005
PerKons ,490 ,156 ,478 3,150 ,003
a. Dependent Variable: PerkUMKM
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig.
1
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1,714
a ,510 ,464 2,23844
Model Summary
Model
a. Predictors: (Constant), PerKons, HakProp, EdKeuangan,
LayKeu, FasInDis
128
Lampiran 9: R Tabel
129
Lampiran 10: T Tabel
Tabel Nilai t
d.f 10.0t 05.0t 025.0t 01.0t 005.0t d.f
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 40
41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 41
42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 42
43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 43
44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 44
45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 45
46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 46
47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 47
48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 48
49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 49
50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 50
51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676 51
52 1,298 1,675 2,007 2,400 2,674 52
53 1,298 1,674 2,006 2,399 2,672 53
54 1,297 1,674 2,005 2,397 2,670 54
55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668 55
56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667 56
57 1,297 1,672 2,002 2,394 2,665 57
58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663 58
59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662 59
60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 60
130
Lampiran 11: F Tabel