PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ISLAM TERHADAP
PERILAKU KEBERAGAMAAN NARAPIDANA
DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN
KELAS IIB PAREPARE
Oleh :
SYAHIRAH AHMAD
NIM: 14.3200.012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
ii
PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ISLAM TERHADAP
PERILAKU KEBERAGAMAAN NARAPIDANA
DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN
KELAS IIB PAREPARE
Oleh :
SYAHIRAH AHMAD
NIM: 14.3200.012
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memproleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos.)
Pada Program Studi Bimbingan Konseling Islam Jurusan Dakwah dan Komunikasi
Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
iii
PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ISLAM TERHADAP
PERILAKU KEBERAGAMAAN NARAPIDANA
DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN
KELAS IIB PAREPARE
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memproleh
Gelar Sarjana Sosial
Program Studi
Bimbingan Konseling Islam
Disusun dan diajukan oleh
SYAHIRAH AHMAD
NIM: 14.3200.012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahir Rahmanir Rahim
Segala puji bagi Allah atas segala kebesarannya, rahmat dan hidayahnya
sehingga peneliti mendapat inspirasi tanpa batas dalam menyusun karya ilmiah
yang Insya Allah semoga memberikan manfaat bagi pembacanya. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Saw,
keluarganya, sahabatnya dan bagi seluruh Umat Islam yang hidup dengan
kebaikan dan sunnahnya. Tidak dipungkiri banyak kesulitan dalam
mengerjakan skripsi ini, namun Alhamdulillah peneliti bersyukur dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul“ Pengaruh Intensitas Bimbingan Islam
Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana di Lembaga Permasyarakatan
Kelas IIB Parepare”. Skripsi ini di persembahkan untuk kedua orang tua
penulis, Ibunda penulis yaitu Hapsa dan Ayahanda Ahmad atas segala upaya
dan usahanya baik material maupun non material serta nasehat dan berkat do‟a
tulusnya sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan tugas
akademik tepat pada waktunya.
Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari bapak Dr. M. Nasri
H, M.Ag. selaku pembimbing I dan ibu Dr. Zulfah, M.Pd. selaku pembimbing
II, atas segala bantuan dan bimbingan bapak yang telah diberikan selama dalam
penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan menghaturkan
penghargaan kepada:
1. Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si. Selaku ketua Institut Agma Islam Negeri (IAIN)
Parepareyang telah bekerja keras dalam mengelola pendidikan di IAIN Parepare.
viii
2. Dr. Muhammad Saleh, M.Ag. selaku ketua Jurusan Dakwah dan Komunikasi,
atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi
mahasiswa IAIN Parepare.
3. Dr. Muhammad Qadaruddin M. Sos. I. Selaku penanggung jawab pena Program
Studi Bimbingan Konseling Islam atas segala pengabdian dan bimbingannya bagi
mahasiswa baik dalam proses perkuliahan maupun diluar dari perkuliahan.
4. Kepala perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh staf yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN Parepare, terutama
dalam penulisan skripsi ini.
5. Dosen pada Program Studi Bimbingan Konseling Islam yang telah meluangkan
waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di IAIN Parepare.
6. Ketua Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare beserta seluruh jajarannya,
yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi dalam menyelesaikan studi dan memproleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Jurusan Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Parepare.
7. Saudara-saudaraku tercinta Nur faedah, Wahyuddin Ahmad dan Lutfiah atas do‟a
dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Tante, om, serta sepupu-sepupuku yang tercinta atas doa dan semangat yang telah
diberikan kepada penulis di dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat penulis yang begitu banyak memberikan bantuan dan alur pemikirannya
masing-masing dan terkhusus kepada sahabat terdekat penulis yaitu Harmiati,
Mashurah, Rosdiana, Jumriah, Eni, Fitra, Rismayanti, Nurliah, Annis Wahyuni,
Indah Waris, Hariani, Masita Nurdin, Amaliah Ramadani, Rosyanti, Dita Syafitri
ix
dan sahabat special yang begitu banyak membantu dalam penulisan skripsi ini
dan selalu menemani penulis dalam keadaan apapun sehingga skripsi ini bisa
diselesaikan lebih cepat.
10. Tidak lupa untuk teman-teman seperjuangan mahasiswa Bimbingan Konseling
Islam (BKI) angkatan 2014 serta kepada seluruh mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Parepare untuk bantuan dan kebersamaan selama penulis
menjalani studi di IAIN Parepare.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT berkenan menilai segala
kebijakan sebagai amal jariah dan memberikan rahmat dan pahala-Nya.
Akhirnya penulis menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan
saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.
Parepare, Senin 30 Juni 2018
Penulis
SYAHIRAH AHMAD
14.3200.012
x
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SYAHIRAH AHMAD
NIM : 14.3200.012
Tempat/Tgl. Lahir : Pinrang, 18 Mei 1996
Program Studi : Bimbingan Konseling Islam
Jurusan : Dakwah dan Komunikasi
Judul Skripsi : Pengaruh Intensitas Bimbingan Islam Terhadap Perilaku
Keberagamaan Narapidana di Lembaga Permasyarakatan
Kelas IIB Parepare
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi
ini benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti
bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain,
sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diproleh karenanya
batal demi hukum.
Parepare, Senin 30 Juni 2018
Penulis
SYAHIRAH AHMAD
14.3200.012
xi
ABSTRAK
SYAHIRAH AHMAD. Pengaruh Intensitas Bimbingan Islam
Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana Di Lembaga Permasyarakatan
Kelas IIB Parepare. (dibimbing oleh M. Nasri H dan Zulfah).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pemberian layanan bimbingan Islam yang intens berpengaruh terhadap perilaku
keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memberikan sumbangsih pemikiran
dibidang ilmu pengetahuan, bimbingan dan konseling Islam dan dengan adanya
hasil penelitian ini, dapat mengembangkan pemikiran, penalaran, pemahaman,
tambahan pengetahuan serta pola pikir bagi penulis dan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penelitian atau bidang ini serta dapat menjadi masukan
bagi para pihak yang berkepentingan dengan perilaku keberagamaan narapidana
di lembaga, khususnya pada Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas
IIB Parepare
Jenis penelitian ini adalah asosiatif kuantitatif. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Angket dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden. Pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden atau informan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat informal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan Islam yang
intens terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keberagamaan
narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare dengan perolehan
rhitung = 3,608 > rtabel = 0,316 pada taraf signifikan 5%, sehingga disimpulkan
bahwa H0 ditolak, dan H1 diterima. Berarti, terdapat kolerasi positif yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y. Sehingga, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh pemberian layanan bimbingan islam
yang intens terhadap perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
Kata kunci: Layanan Bimbingan Islam, Perilaku Keberagamaan Narapidana.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PENGAJUAN -------------------------------------------------------------------- iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING --------------------------------------------- iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ---------------------------------------- vi
KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------------- v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ----------------------------------------------------- viii
ABSRAK ------------------------------------------------------------------------------------------- ix
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------------------- xii
DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR LAMPIRAN -------------------------------------------------------------------------- xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ------------------------------------------------------- 1
1.2 Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------- 4
1.3 Tujuan Penelitian---------------------------------------------------------------- 4
1.4 Kegunaan Penelitian ------------------------------------------------------------ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori ------------------------------------------------------------------ 6
2.2.1 Teori Bimbingan Islam ---------------------------------------------------- 6
2.2.2 Perilaku Keberagamaan --------------------------------------------------- 16
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Relevan ----------------------------------- 23
2.3 Kerangka Pikir ----------------------------------------------------------- 28
2.4 Hipotesis Penelitian ----------------------------------------------------- 30
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian -------------------------------------------------------- 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ------------------------------------------------------ 32
3.3 Populasi dan Sampel ---------------------------------------------------------------- 32
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data -------------------------------------- 34
3.5 Teknik Analisis Data ---------------------------------------------------------------- 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ---------------------------------------------------------- 37
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data --------------------------------------------- 57
4.3 Pengujian Hipotesis ----------------------------------------------------------------- 60
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ------------------------------------------------------ 63
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ------------------------------------------------------------------------------- 69
5.2 Saran ----------------------------------------------------------------------------------- 69
DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------------- 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------------- 73
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Data Populasi Penelitian 33
4.1 Item Soal Angket No.1 37
4.2 Item Soal Angket No.2 38
4.3 Item Soal Angket No.3 38
4.4 Item Soal Angket No.4 39
4.5 Item Soal Angket No.5 39
4.6 Item Soal Angket No.6 40
4.7 Item Soal Angket No.7 40
4.8 Item Soal Angket No.8 41
4.9 Item Soal Angket No.9 42
4.10 Item Soal Angket No.10 42
4.11 Item Soal Angket No.11 43
4.12 Item Soal Angket No.12 43
4.13 Item Soal Angket No.13 44
4.14 Item Soal Angket No.14 44
4.15 Item Soal Angket No.15 45
4.16 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel X) 47
4.17 Distribusi Frekuensi Variabel (X) 48
4.18 Rangkuman hasil statistik deskriptif (Variabel Y) 52
4.19 Distribusi Frekuensi Variabel (Y) 53
4.20 Hasil Analisis Item Instrument Layanan Bimbingan
Islam 57
xv
4.21 Hasil Analisis Item Instrument Perilaku
Keberagamaan 58
4.22 Reliabilitas variabel X 59
4.23 Reliabilitas variabel Y 59
4.24 Variabel X dan Y 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Ga
m
ba
r
Judul Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Penelitian 29
4.1 Diagram batang variabel X (layanan bimbingan islam) 49
4.2 Diagram lingkaran variabel X (layanan bimbingan islam). 49
4.3 Histogram layanan bimbingan islam 50
4.4 Diagram batang variabel Y (perilaku keberagamaan
narapidana) 54
4.5 Diagram lingkaran variabel Y (perilaku keberagamaan
narapidana). 54
4.6 Histogram perilaku keberagamaan narapidana 55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
La
mp
ira
n
Judul Lampiran Halaman
1 Angket Penelitian X 74
2 Angket Penelitian Y 75
3 Tabulasi Angket Variabel X 78
4 Tabulasi Angket Variabel Y 79
5 Uji Vabilitas dan Reliabilitas Variabel X 81
6 Uji Vabilitas dan Reliabilitas Variabel Y 82
7 Surat Izin Melaksanakan Penelitian
8 Surat Izin Penelitian
9 Surat Keterangan Telah Meneliti
10 Denah Lapas Kelas IIB Parepare
11 Biografi Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku keberagamaan merupakan bentuk atau ekspresi jiwa dalam berbuat,
berbicara sesuai dengan ajaran agama.1 Itu terwujud dalam perilaku sehari-hari
seperti shalat, puasa, dzikir, menjaga hubungan baik dengan manusia, dengan
lingkungan dan lain sebagainya. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi segala
perintah Allah Swt.
Bimbingan di bidang agama islam merupakan kegiatan dari dakwah islamiah.
Yang berarti bahwa dakwah tersebut mengarahkan dan memberikan bimbingan
kepada umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan hidup fid dunya
wal akhirat.2 Islam sebagai agama wahyu yang memberikan bimbingan kepada
manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya.3 Untuk itu setiap jalan
yang dilalui oleh hidup manusia di dunia harus disertai dengan aturan-aturan, dimana
salah satunya adalah aturan atau ajaran agama yang merupakan kebutuhan rohani
setiap manusia. Ajaran agama tentunya dapat dijadikan landasan setiap manusia
untuk membatasi setiap jalan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia yang baik
dengan prinsip kemanusiaan dan ketuhanan.
Pentingnya ajaran Agama bagi manusia, ditegaskan oleh Allah SWT. Dalam
firmanya, surat Ar-Ruum ayat 30:
1Http://Istighfar.Blogspot.Com/2010/Perilaku-Keberagama.Html ( 9 maret 2018)
2Sirajuddin, Efektifitas Bimbingan Dan Konseling Islam Terhadap Narapidana Narkoba Di
Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kota Parepare, (Parepare : 2014), h. 11.
3Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta :Rajagrafindo Persada), h. 50.
2
انهحي فطش انهاس عهيها ل جبذيم نخهق الله حيفا فطشت الله ي نك فأقى وجهك نهذ ر
ى ه أكثش انهاس ل يعه ك انقيى ون ي انذ
Terjemahan :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
4
Sebagai agama, Islam memuat seperangkat nilai yang menjadi acuan
pemeluknya dalam berperilaku.5 Agama mempunyai peranan yang sangat penting.
Yang menjadi pedoman hidup bagi manusia untuk menjalankan dan mengatur
hidupnya agar selalu berada di jalan kebenaran. Maka dari itu agama berperan
penting dalam kehidupan manusia, karena dengan mengikuti ajaran agama manusia
dalam kehidupannya dapat sesuai dengan segala sesuatu yang dianjurkan oleh Allah
Swt dan nabi Muhammad Saw.
Ajaran Islam telah menjelaskan bahwa pada hakekatnya penciptaan jin dan
manusia untuk mengabdi kepada penciptanya yaitu Allah SWT. Dalam hal ini
manusia harus senantiasa menjalankan ajaran-ajaran agama yang menjadi sumber
dalam kehidupan. Allah Swt mengutus rasul-rasul-nya sebagai pemberi contoh dan
teladan agar tanggung jawab yang diberikan kepada manusia dapat diwujudkan
dengan benar. Agama menetapkan garis dan menjelaskan kepada kita jalan-jalan
kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.6 Islam menekankan sebuah sistem
kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Keberadaan agama tidak dapat
4Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : CV Penerbit
Diponegoro, 2008). h. 407.
5Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada,
2005), h. 1.
6Ali Al-Jumbulati & Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta :
PT Rineka Cipta, 1993), h. 37.
3
dipisahkan dari kehidupan manusia karena dengan agama manusia dapat mencapai
tujuan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi kebanyakan manusia hanya
mencintai dunia dan mengabaikan akhirat. Dan membuatnya lalai dan melupakan
petunjuk sehingga melakukan hal yang dilarang dalam agama.
Salah satu ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiwa menurut
W.Startbuck yang dikemukakan oleh W.Houston clark dalam bukunya Relegion
Psychology adalah optimis dan gembira.7 Sangat penting untuk percaya bahhwa
situasi akan menjadi lebih baik dengan selalu berpikir positif dalam menghadapi
situasi apapun. Data registrasi Polri mengungkapkan bahwa kejadian kejahatan di
Indonesia selama periode tahun 2014-2016 cenderung mengalami peningkatan.
Jumlah kejadian kejahatan atau kriminal total dari sekitar 325 ribu kasus pada tahun
2014 menurun menjadi sekitar 323 ribu kasus pada tahun 2015. Namun pada tahun
2016 meningkat menjadi sekitar 357 ribu kasus.8 Angka kriminalitas yang setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan menyebabkan lembaga permasyarakatan
harus lebih bekerja keras dalam membina para narapidana. Karena banyak kasus yang
kita temui narapidana yang keluar dari Lapas bahkan tidak memperlihatkan perilaku
yang lebih baik, justru kembali melakukan pelanggaran hukum sehingga akibatnya
mereka harus menjalani hukuman kembali untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Narapidana adalah orang hukuman, pesakitan.9 Narapidana sebagai
orang yang telah berbuat kejahatan dan melanggar hukum, tidak hanya cukup
dipidana/dikurung tanpa mendapatkan pembinaan/bimbingan yang akan membuatnya
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
7Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 130.
8Badan Pusat Statistik, Statistik Kriminalitas 2017, www.bps.go.id, (17 januari 2018).
9Kartoredjo, Kamus Baru Kontemporer, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 246.
4
Manusia harus tetap berpedoman pada Al-qur‟an dan hadits agar tetap pada
jalan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Dengan demikian pembinaan keagamaan
harus diberikan kepada semua narapidana yang beragama islam. Adapun tujuan
pembinaan Islam diharapkan dapat membimbing dan membentuk sikap atau perilaku
narapidana menjadi hamba Allah yang teguh imannya, taat beribadah, berakhlak
terpuji, dan mereka mendapat bekal agama yang cukup.
Salah satu alasan mengapa penulis mengambil judul ini karena penulis ingin
mengetahui apakah dengan diberikannya layanan Bimbingan Islam terhadap
penghuni Lapas yang beragama Islam memiliki dampak yang dapat melahirkan
perilaku keberagamaan yang lebih baik dimana dapat menonjolkan sikap yang baik
dibandingkan buruk pada Narapidana, berdasarkan permasalahan yang telah
diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh
Intensitas Layanan Bimbingan Islam Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana
Di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengangkat
permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :
Apakah pemberian layanan bimbingan islam yang intens berpengaruh terhadap
perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare?
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan bimbingan islam yang intens
berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan bermuara pada dua hal yakni kegunaan
teoritis dan kegunaan praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang
Bimbingan Islam Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare dan menjadi pedoman bagi peneliti
selanjutnya serta digunakan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat dalam
bidang Bimbingan Konseling Islam maupun bidang lainnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Yakni hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru
kepada pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut: 1) memberikan
informasi kepada mahasiswa dalam mempelajari Pengaruh Bimbingan Agama
Islam Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana, 2) menambah wawasan
bagi penulis tentang Bimbingan Agama Islam Terhadap Perilaku
Keberagamaan Narapidana.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Bimbingan Islam
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dai kata “to guide” yang artinya menunju-kan, membimbing,
menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya maka secara umum
bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Jadi bimbingan
adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.10
Adapun menurut Dr. Moh Surya (1986:6) : Bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembanagan yang
optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.11
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa bimbingan adalah proses
pemberin bantuan secara terarah yang dilakukan seseorang yang ahli dalam
bidangnya untuk membantu individu dalam memecahkan masalahnya sehingga
mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri, sehingga mampu
memutuskan dalam menentukan arah dan tujuan hidupnya, memahami dan mengenal
10
Samsul Munir, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta : AMZAH, 2008), h. 3.
11Hallen A, Bimbingan & Konseling, (Cet,III ; Ciputat : PT.Ciputat Press), h. 5.
2
dirinya serta mampu beradaptasi dengan lingkungan hidupnya secara baik
berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarkat.
Bimbingan di bidang agama islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiah.
Yang berarti bahwa dakwah tersebut mengarahkan dan memberikan bimbingan
kepada umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan hidup fid dunya
wal akhirat. Artinya, untuk mencapai apa yang kita inginkan dalam dunia ini dan apa
yang kita inginkan di akhirat kelak tentu melalui tahapan-tahapan serta proses yang
cukup lama dan memerlukan pembimbingan yang khusus.12
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli
tentang definisi bimbingan keagamaan.
1. Menurut Faqih
Bimbingan Keagamaan adalah suatu proses pemberian bantuan terhadap individu
agar dalam kehidupan keagamaan senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di duni dan akhirat.
2. Menurut Arifin
Bimbingan Keagamaan adalah usaha pemberian bantuan kepada orang yang
mengalami kesulitan baik lahiriyah maupun batiniyah yang menyangkut kehidupan di
masa mendatang, bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual,
agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi dengan kemampuan yang ada pada
dirinya sendiri melalui dorongan dengan kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah.
3. Menurut Adz-Dzaki
Bimbingan Keagamaan adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal
bagaiman sehingga seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya,
kepribadiannya, keimanan dan keyakinannya sehingga dapat mengulangi
problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang berpandangan pada
Al-Qur‟an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.13
12
Sirajuddin, Efektifitas Bimbingan Dan Konseling Islam Terhadap Narapidana Narkoba Di
Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kota Parepare, (Parepare : 2014), h. 11.
13
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan Dan Penyuluhan Agama ( Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), h. 18
3
4. Drs. H.M. Arifin, M.Ed.,
Bimbingan dan Penyuluhan Agama adalah segala kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang
mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang
tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri
terhadap kekuasaan tuhan yang maha Esa, sehingga timbul pada pribadinya suatu
cahaya harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya.14
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa Bimbingan Agama Islam
adalah bentuk bimbingan atau pemberian bantuan yang diberikan pada seorang
individu atau kelompok agar dapat menyelaraskan antara kehidupan dunia dan
akhirat, sehingga kehidupan yang dijalani bisa sesuai ketentuan Allah SWT.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan Keagamaan
Secara umum agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, dimana
penganut-penganutnya melakukan tindakan ritual, moral, atau sosial atas dasar atau
aturan-aturannya oleh karena itu agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
2.1.2.1 Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus
diyakini.
2.1.2.2 Aspek spiritual, yaitu tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk meminta
perlindungan dan pertolongannya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
2.1.2.3 Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak benar dan
baik, individu dalam kehidupan.
2.1.2.4 Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.15
14
Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah 2010), h. 19.
15
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan Dan Penyuluhan Agama ( Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), h. 18
4
2.1.3 Pendekatan Dalam Bimbingan
2.1.3.1 Pendekatan Individu
Pendekatan bimbingan individu dilakukan dengan pendekatan perseorangan.
Tiap orang dicoba didekati, pendekatan perseorangan. Tiap orang dicoba didekati,
dipahami dan ditolong secara perseorangan. Pendekatan ini dilakukan melalui
wawancara langsung dengan individu. Dalam pendekatan ini terdapat hubungan yang
dinamis. Individu merasa diterima dan dimengerti oleh pembimbing. Dalam
hubungan tersebut pembimbing menerimaindividu secara pribadi dan tidak
memberikan penilaian. Individu merasakan ada orang yang mengerti masalah
pribadinya, mau mendengarkan keluhannya dan curahan perasaannya. Pendekatan
individu mencakup Informasi individual, penasehatan individual, pengajaran remedial
individual, penyuluhan individual.
2.1.3.2 Pendekatan Kelompok
Pendekatan bimbingan kelompok diberikan oleh pembimbing perkelompok.
Beberapa orang yang bermasalah sama, atau yang dapat memperoleh manfaat dari
pembimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok,
yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12), dan kelompok besar (13-
20 orang) ataupun kelas (20-40 orang). Pendekatan bimbingan kelompok mencakup
informasi kelompok, penasihatan kelompok, pengajaran remedial kelompok,
penyuluhan kelompok.16
Dengan pendekatan ini diharapkan mereka mampu menjalin
hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar.
16
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 74.
5
2.1.4 Terapi dalam Konsep Islam
2.1.4.1 Membaca Al-Qur’an
Al-qur‟an dalam syair tersebut dianggap sebagai terapi yang pertama dan
utama, sebab di dalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan
penyakit jiwa manusia. Tingkat kemujarapannya sangat tergantung seberapa jauh
tingkat sugesti keimanan pasien. Sugesti yang dimaksud dapat diraih dengan
mendengar dan membaca, memahami dan merenungkan, serta melaksanakan isi
kandungannya.
إله خساسا ي ول يزيذ انظهان ؤيي ة نه يا هى شفاء وسح انقشآ ل ي وز
Terjemahan:
“Dan kami turunkan dari al-qur‟an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (al-qur‟an itu) hanya akan menambah kerugian”. (Q.s Al-Isra (17): 82).
17
Adz-dzaky (2002) juga mengatakan bahwa dalam aplikasi terapi Islam
terhadap berbagai salah satu langkah yang dilakukan adalah membacakan ayat-ayat
Allah.yang dimaksudkan membaca ayat-ayat Allah adalah membacakan beberapa
ayat dari Al-qur‟an yang berhubungan dengan permasalahan, gangguan atau penyakit
yang sedang dihadapi. Fungsi dan tujuan membaca ayat-ayat itu adalah dalam rangka:
2.1.4.1.1 Pemberian nasihat
Pembacaan ayat-ayat dalam al-qur‟an dalam rangka memberikn nasihat,
wejangan dan bimbingan tentang berbagai macam permasalahan yang dihadapi
manusia.cara pemberiannya tentunya dengan bijaksana, penuh kasih sayang,
ketauladanan dan tidak mengundang perdebatan.
17
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. h. 290.
6
2.1.4.1.2 Tindakan pencegahan dan perlindungan
Pembacaan ayat-ayat alqur‟an juga berfungsi sebagai permohonan atau (do‟a)
agar senantiasa dapat terhindar dan terlindung dari suatu akibat hadirnya musibah,
bencana atau ujian yang berat yang dapat mengganggu keutuhan dan eksistensi
kejiwaan.
2.1.4.1.3 Tindakan pengobatan dan penyembuhan
Pembacaan ayat-ayat Al-qur‟an juga berfungsi untuk memberikan
penyembuhan atau pengobatan terhadap penyakit kejiwaan bahkan juga untuk
penyakit spiritual dan fisik.
Penelitian ilmiah yang menguji pengaruh pembacaan al-qur‟an pada
pendengarnya pernah dilakukan oleh Dr. Ahmed E. Qazi dan kawan-kawan. Hasilnya
menunjukkan bahwa tekanan darah yang tinggi menurun selama mendengar Al-
qur‟an, detak jantung kembali menjadi normal, dan ketegangan otot tubuh menurun.
Pengaruh ini tidak hanya terjadi pada kaum muslimin, melainkan juga yang tidak
beragama Islam.18
Membaca Al-qur‟an secara rutin akan menambahkan keimanan
kita serta kecintaan kepada sang pencipta. Karena dengan membaca Al-qur‟an
merupakan suatu bukti akan ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasul-nya. serta
akan mendorong perilaku manusia untuk berbuat baik sebab dengan memahami isi
dari kandungan Al-qur‟an kita bisa tahu apa yang disukai dan apa-apa yang dilarang
Allah SWT.
18
Aliah B.purwaniah Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta : Penerbit PT
RajaGrafindo Persada 2008), h. 89.
7
2.1.4.2 Shalat
Terapi yang kedua adalah shalat, peranan salat bagi kesehatan jiwa telah
banyak dikupas oleh beberapa penulis. Menurut Ancok (2004) ada empat aspek
terapeutik yang terdapat dalam shalat, yaitu aspek olahraga, aspek meditasi, aspek
autosugesti dan aspek kebersamaan.
2.1.4.2.1 Aspek olah raga
Salat adalah proses yang menuntut suatu aktivitas fisik. Kontraksi otot,
tekanan dan massage pada bagian otot-otot tertentu dalam pelaksanaan salat
merupakan suatu proses relaksasi. Nizami mengatakan bahwa salat yang berisi
aktivitas yang menghsilkan bio-energi yang menghantarkan di pelaku dalam dituasi
seimbang (equilibrium) antara jiwa dan raga. Eugene Walker (1975) melaporkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa olah raga dapat mengurangi kecemasan jiwa.
2.1.4.2.2 Aspek meditasi
Sehat adalah proses yang menuntut “konsentrasi dalam”. Setiap orang Islam
dituntut untuk melakukan hal tersebut yang di dalam bahasa arab disebut “khusuk”.
Kekhusukan di dalam salat tersebut adalah meditasi. Kalau dikaitkan dengan salat
yang juga berisikan meditasi maka salat pun akan dapat menghilangkan kecemasan
tersebut. Konsentrasi dalam salat akan merangsang sistem syaraf lain yang akan
menutup terbawanya rangsanagn sakit tersebut ke otak.
2.1.4.2.3 Aspek Autosugesti
Bacaan dalam melaksanakan salat adalah ucapan yang dipanjatkan oleh Allah.
Di samping berisi pujian pada Allah juga berisikan do‟a dan permohonan pada Allah
agar selamat di dunia dan akhirat. Ditinjau dari teori hipnosis pengucapan kata-kata
8
itu berisikan suatu proses autosugesti. Mengatakan hal-hal yang baik terhadap diri
sendiri adalah menyugesti diri sendiri agar memiliki sifat yang baik tersebut
2.1.4.3 Bergaul Dengan Orang Shalih
Terapi yang ketiga adalah bergaul dengan orang-orang shalih. Orang yang
shalih adalah orang yang mampu mengintegrasikan dirinya dan mampu
mengaktualisasikan potensinya semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi
kehidupan. Ia tidak hanya baik terhadap dirinya, melainkan juga baik terhadap
keluarga, masyarakat, hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan pada benda-benda mati. Ia
berbuat baik sebab ia tahu bahwa Allah swt. Menciptakan semua makhluk memiliki
hikmah dan asrar (rahasia-rahasia) tertentu. Jika seseorang dapat bergaul dengan
orang shalih berarti dia dapat berbagi rasa dan berbagi pengalaman. Nasihat-nasihat
orang salih akan dapat memberikan terapi bagi kelainan atau penyakit mental
seseorang.
2.1.4.4 Puasa
Puasa dalam bahasa arab adalah shaum (jama‟nya adalah shiam). Secara ilmu
bahasa, shaum itu berarti al-imsak (yang berarti menahan). Sedangkan menurut istilah
syariah, shaum itu berarti menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan
hal-hal lain yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat
ibadah.
Ditinjau dari segi ilmiah puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun
rohani.
2.1.4.4.1 Puasa Membentuk Sifat Qana‟ah
Qanah adalah salah satu sifat terpuji. Orang yang mempunyai sifat ini merasa
rela dan cukup dengan rezeki yang diberikan Allah kepadanya walaupun sedikit. Ia
9
tidak merasa gelisah dan putus asa. Sifat ini dapat menetralisir hawa nafsu sesuai
realita kemampuan seseorang dengan hasil yang dicapai. Ditinjau dari segi bahasa,
Qana‟ah berarti “menerima atau rela terhadap bahagian yang diperoleh” Sementara,
menurut istilah agama, berarti merasa cukup dengan bahagian yang diperolehnya
setelah berusaha maksimal di jalan halal.”
2.1.4.4.2 Membentuk ketahanan rohani
Dengan menghayati ibadah puasa yang dilaksanakan, maka sebenarnya, orang
itu telah melakukan hal yang amat penting dalam rangka membentuk ketahanan
rohaninya. Puasa adalah bentuk ujian yang paling tepat untuk membentuk ketahanan
rohani. Karena dengan berpuasa orang akan berusaha semaksimal mungkin
mengendalikan berbagai bentuk dorongan yang bersumber dari rohani itu, sehingga
penyalurannya diusahakan sesuai dengan syari‟ah ilahi, dengan tujuan supaya
puasanya terpelihara dan benar-benar membentuk pribadi takwa kepada Allah.
2.1.4.4.3 Menguatkan Kemauan
Dalam jiwa orang berpuasa tertanam kemauan kuat untuk mencapai suatu
cita-cita. Puasa menahan makan makan dan minum serta hal yang lain yang
membatalkan puasa, mulai fajar sampai terbenam matahari, bukanlah perkara mudah
kalau tidak disertai iman. Pembatasan waktu dari terbit fajar sampai terbenam
matahari, sebenarnya, dapat dipetik hikmahnya. Yaitu, orang yang berpuasa sudah
menanamkan kemauan bahwa ia mampu melaksanakan puasa sebaik mungkin.
2.1.4.4.4 Puasa mengantar sikap hidup takwa
Takwa merupakan target yang hendak dicapai dari aktivitas puasa, bukan
lapar, haus atau mengekang seks semata, seperti pada agama-agama lain yang berarti
semakin menderita maka nilai puasa semakin baik. Puasa bisa mengantarkan manusia
10
kepada ketakwaan yang lebih baik daripada sebelumnya. Puasa melatih orang
menjadi ikhlas hati, disiplin, mawas diri, amanah, jujur, bekerja tampa pamrih, takut
dan malu semata-mata karena merasa dalam pengawasan Allah swt.
2.1.4.4.5 Puasa membangun kepercayaan diri
Do‟a merupakan hal yang esensial dalam Islam. Sekian banyak ayat dan hadis
menyerukan untuk berdo‟a dan menjaminnya setidak-tidaknya dengan dua jaminan
yaitu pengabulan dan pahala.
2.1.4.4.6 Puasa melatih kesabaran
Puasa mengubah tradisi dan kebiasaan. Puasa mengendalikan perilaku negatif.
Puasa melatih tahan derita, kuat kemauan, teguh dan tahan uji.puasa adalah separuh
kesabaran dan kesabaran adalah separuh keimanan.
2.1.4.5 Zikir
Zikir dalam arti sempit memiliki makna menyebut asma-asma Allah yang
Agung dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti yang luas, zikir mencakup
pengertian mengingat keagungan dan kasih sayang Allah swt. Yang telah diberikan
pada kita, sambil mentaati segala perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya.
Menurut al-ashfahani, zikir adalah menghadirkan sesuatu baik dalam bentuk perasaan
(hati) maupun perbuatan
Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, sebab aktivitas
zikir mendorong seseorang untuk mengingat, menyebut kembali hal-hal yang
tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang
membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah Swt semata, melakukan zikir
sama nilainya dengan terapi rileksasi (relaxation therapy), yaitu suatu bentuk terapi
11
yang menekankan upaya mengantarkan pasien bagaiman cara ia harus beristirahat
dan bersantai-santai melalui pengurangan ketegangan atau tekanan psikologis.19
2.1.5 Perilaku Keberagamaan
Perilaku Keberagamaan berasal dari dua kata yaitu perilaku dan
keberagamaan. Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungannya.20
Sedangkan
keberagamaan berasal dari kata agama yang diartikan nasihat yang bersumber dari
ajaran agama.21
Perilaku keberagamaan dapat dilihat melalui tingkahlaku maupun
dalam berbicara seseorang yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
nilai-nilai agama.
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua kata, yaitu a dan
gama; a berarti tidak dan gama berarti kacau, maksudnya tidak kacau atau teratur; hal
ini berarti orang beragama itu akan memperolaeh ketentraman dan hatinya penuh
kedamaian.
Disamping itu ada pula yang mengatakan, kata agama berasal dari kata gam
yang berarti tuntunan, karena agama itu menjadi penuntun dalam hidup dan
kehidupan seseorang di dunia ini.
Beberapa defenisi agama sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang
harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
19
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer, (Malang : UIN-
Malang Press, 2009), h. 220.
20Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2002), h. 859.
21Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 775.
12
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan mempengaruhi perbuatan
manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan
gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
daripada suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dariperasaan lemah dan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada manusia, melalui seorang rasul.22
Perilaku keberagamaan adalah bentuk atau ekspresi jiwa dalam berbuat,
berbicara sesuai dengan ajaran agama. Defenisi tersebut menunjukkan bahwa
perilaku keberagamaan pada dasarnya adalah suatu perbuatan seseorang baik dalam
tingkah laku maupun dalam berbicara yang didasarkan dalam petunjuk ajaran agama
islam.23
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa perilaku keberagamaan
merupakan suatu kesatuan perbuatan dari manusia yang berarti, dimana setiap tingkah
laku manusia merupakan respon terhadap tingkah laku yang diperbuatnya dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan Allah SWT. Sesama muslim,
maupun lingkungan dalam melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai dengan
kemampuan dan meninggalkan semua larangan-Nya.
2.1.6 Manusia Membutuhkan Agama
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, terdapat beraneka ragam corak
kebutuhannya, sesuai dengan tingkat kehidupan, lingkungan dan rasa kepuasan
masing-masing. Kebutuhan tersebut dapat dapat disimpulkan dalam dua aspek, yaitu
22
Drs. H. M. Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah 1 pengantar studi Al-Qur‟an, Al-Hadits, Fiqh
dan Pranata Sosial, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2001), h. 1-3.
23http://istighfar.blogspot.com/2010/perilaku-keberagama.html, (9 maret 2018)
13
kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani. Walaupun kebutuhan manusia itu beraneka
ragam coraknya, akan tetapi dapat dirasakan ada kebutuhan yang harus ada pada
setiap manusia seperti rasa ingin disayang, rasa aman, harga diri, ingin tahu, rasa
ingin sukses. Kebutuhan dasar lainnya adalah mempercayai adanya zat Tuhan Yang
Maha Esa.
Mempercayai adanya zat Tuhan Yang Maha Esa merupakan fitrah atau naluri
yang ada pada manusia sejak lahirnya, berupa pembawaan yang diberikan oleh Tuhan
kepada setiap manusia.24
Hal ini dapat disimak melalui penjelasan Allah dalam surah
Al-A‟araf ayat 172:
فسهى أنسث بشبكى يهحهى وأشهذهى عهى أ ظهىسهى رس بي آدو ي وإر أخز سبك ي
زا غافهي ه جقىنىا يىو انقياية إها كها ع قانىا بهى شهذا أ
Terjemahannya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhan-mu mengeluarkan dari Sulbi (tulang belakang)
anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
roh mereka (seraya berfirman), „bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka
menjawab, “betul (engkau tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “sesungguhnya
ketika itu kami lengah terhadap ini”.25
Manusia memerlukan agama untuk di jadikan pedoman dan sebagai tujuan
hidup sehingga dapat menjalankan segala kehidupan yang sesuai dengan aturan-
aturan yang sesuai ajaran agama. Serta Agama lah yang membimbing manusia untuk
selalu di jalan yang di kehendaki Allah.
24
Drs. H. M. Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah 1 pengantar studi Al-Qur‟an, Al-Hadits, Fiqh
dan Pranata Sosial, h. 4. 25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 173.
14
2.1.7 Menjaga Hubungan dengan Allah Dan Hubungan dengan Manusia
a. Hubungan dengan Allah (Hablum Minallah)
Hablum minallah adalah perjanjian dari Allah. Hubungan antara kita dengan
Allah, yaitu hamba dengan Tuhan-nya tidak akan terjalin hubungan yang baik dengan
Allah SWT, apabila kita tidak mau beriman dengannya. Karena dengan meyakini
adanya Allah yang kita sembah dan menjalankan perintahnya maka akan muncul
dalam diri kita untuk selalu berperilaku baik, beramal sholih, dengan tuntunan Allah
dan Rasul-nya.
b. Hubungan Manusia (Hablum Minan-Nas)
Hablum Minan-nas adalah dalam berinteraksi dengan sesama manusia, Manusia
dalam kegiatan sehari hari tidak lepas dari interaksi sesama manusia.26
Sebagai
mahluk sosial manusia hidup dengan satu sama lain serta saling membutuhkan satu
sama lain. Seseorang harus mampu beradapatasi dilingkungannya maka dari itu agar
dapat diterima dengan baik dimasyarakat harus mempunyai perilaku yang baik sesuai
dengan norma-norma yang berlaku serta sesuai ajaran agama. Hubungan baik inilah
persatuan dan kesatuan umat islam akan terjalin dengan baik.
عهى كم شيء حسيبا كا ه الله وها إ ها أو سد ي وإرا حييحى بححيهة فحيىا بأحس
Terjemahannya:
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan
26
Azizi Noer Dkk. http://majelispenulis.blogspot.com/2013/01/hablum-minallah-wa-hablum
minannas.html. (27 September 2018)
15
penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah
memperhitungkan segala sesuatu (Q.S An-Nisa:86).27
Penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan sang pencipta dengan
selalu menjalankan perintah dan mendekatakan diri kepadanya serta pentingnya
menjalin hubungan yang baik sesama manusia sebagai sesama mahluk ciptaan tuhan
dengan saling menghormati. Tanpa saling menyakiti satu sama lain baik dengan
tetangga atau sesama umat Islam.
2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keberagamaan
2.1.8.1 Pendidikan
Pada dasarnya, orang beragama ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan
latihan-latihan yang pernah dilakukannya pada masa kecil. Ketika seorang tidak
mendapatkan pendidikan agama pada masa kecilnya, maka ketika dewasa pun tidak
akan mengetahui dan merasakan pentingnya agama untuk kehidupan. Lain halnya
dengan anak pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, maka
ketika dewasa nanti akan dengan sendirinya mempunyai kecenderungan kepada hidup
dalam aturan-aturan agama dan dapat merasakan nikmatnya hidup beragama.
2.1.8.2 Lingkungan
a. Keluarga
Menurut Bronfenbrenner, lingkungan pertama anak adalah di rumah. Di
sanalah seorang anak pertama kali belajar bagaiman berinteraksi sosial dengan
masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang mempunyai peran
terpenting dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Dan hal
tersebut berarti orangtua menjadi pihak penentu akan dijadikan seperti apa anak
27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 91.
16
tersebut dari segi kecerdasan, pola berfikir, tingkah laku, interaksi sosial, dan
sebagainya.
b. Pergaulan
Pergaulan dapat dikatakan sebagai proses interaksi antara satu dengan yang
lainnya yang pada biasanya itu terjadi pada anak-anak yang berusia rata-rata sama.
Pergaulan tidak kalah penting pengaruhnya dengan keluarga, karena pergaulan juga
dapat mempengaruhi perilaku, gaya hidup, dan lain sebagainya pada diri seorang.
Proses pergaulan tersebut salah satunya dialami seseorang anak ketika dalam
bermain bersama teman-temannya. Bermain mengandung arti bahwa anak semakin
menemukan jati dirinya dalam dunia dengan segala kebaikan dan kekurangannya.
Disana segala penuntun dan perangkap yang semuanya akan tumbuh bersamanya.
Dalam bermain, anak akan mencobanya ketangkasannya, memperkembangkan
tenaganya dan juga menguasai situasi-situasi dengan dirinya.
Oleh karena itu, seharusnya yang dilakukan oleh orangtua adalah memberi
kelonggaran kepada seorang anak. Dalam memilih teman tetapi orangtua pun harus
bertanggungjawab bahwa pilihan anaknya tepat sehingga teman-teman dan
sahabatnya memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan kearah
kedewasaaan.28
2.1.9 Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk,
perilaku yang dipelajari. Berkaitan dengan hal tersebut maka salah satu persoalan
ialah bagaiman cara membentuk perilaku itu sesuai dengan yang diharapkan.
28
Laila Nur Wahyuni, Pola Pembentukan Perilaku Keberagamaan Peserta Didik Di SMA IT
Abu Bakar Yogyakarta, (Yogyakarta : 2013), h. 20.
17
2.1.9.1 Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning
atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang
diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Misal anak dibiasakan
bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila di
beri sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri untuk tidak datang terlambat di
sekolah dan sebagainya.
2.1.9.2 Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan,
pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Misal datang
kuliah jangan sampai terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman
yang lain. Bila naik motor harus pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan
diri, dan masih banyak contoh untuk menggambarkan hal tersebut. Cara ini
berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu dengan belajar disertai adanya
pengertian.
2.1.9.3 Pembentukan perilaku dengan model
Pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau
contoh. Kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin
sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menunjukkan pembentukan perilaku
dengan menggunakan model. Pemimpin dijadikan model oleh yang dipimpinnya.
Teori ini berdasarkan teori belajar sosial.29
29
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, h. 14.
18
2.2 Tinjauan Penelitian Relevan
Bagian ini menyajikan persamaan dan perbedaan bidang kajian yang diteliti
dengan penelitian yang ada sebelumnya. Hal ini diperlukan untuk menghindari
adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama, sehingga dengan demikian,
akan diketahui adanya bagian-bagian yang menjadi pembedaan terhadap penelitian
yang dilakukan dengan penelitian terdahulu. Dari penelusuran yang telah dilakukan,
terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan variabel yang ingin diteliti.
2.2.1 Badriyatul „Ulya, 2010 “Bimbingan Agama Islam Terhadap Narapidana Anak
Di LPA Blitar” Tujuan penelitian ini : 1)Untuk mengetahui seperti apa metode
dan meteri dalam Bimbingan Agama Islam yang dilakukan di LPA, 2)Untuk
mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
Bimbingan Agama Islam bagi Narapidana Anak di LPA Blitar, Metode
penelitian ini adalah Kualitatif Deskriptif, kesimpulan dari penelitian ini :
1)pelaksanaan Bimbingan Bagi Narapidana di LPA Blitar menggunakan
beberapa metode: Metode Bimbingan Kelompok meliputi,ceramah dan tanya
jawab, metode cerita, anjangsana. Metode individual meliputi: metode praktek,
menghapal/pemberian tugas. Sedangkan materi yang digunakan dalam
Bimbingan Agama Islam adalah: Aqidah/keyakinan (keimanan), Akhlak,
ubudiyah, serta Al-qur‟an. 2)berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
bimbingan agama islam tidaklah mudah dilakukan di dalam bimbingan terdapat
faktor pendukung di antaranya yaitu: adanya fasilitas untuk bimbingan agama,
kegiatan yang sudah terjadwal dan dikondisikan dengan anak didik,
kedisiplinan para pembina/petugas dalam membimbing anak didik, mayoritas
para narapidana beragama islam. Selain itu terdapat pula faktor penghambat
19
dalam bimbingan yaitu: kurang adanya perhatian atau respon yang baik dari
anak didik dikarenakan karena umur mereka masih kecil dana anak-anak jalan,
kurang adanya motivasi memperbaiki diri, kurang adanya dukungan orang-
orang terdekatnya seperti orang tua serta masyarakat,antara pembina dan
terbina kurang ada kedekatan, kurang adanya tenaga/pembimbing yang sesuai
dalam bidangnya.30
2.2.2 Handi Supriandi, 2014“Pembinaan Agama Islam Sebagai Upaya Terjadinya
Pengurangan Tindak Pidana Bagi Narapidana Di Lembaga Permasyarakatan
Kelas IIB Cianjur”, Tujuan penelitian ini : 1)Untuk mendisikripsikan dan
menganalisa bagaimana Pembinaan Agama Islam Bagi Narapidana Di Kelas
Permasyarakatan Kelas IIB Cianjur, 2)Untuk mendisikripsikan dan
menganalisa apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
Pembinaan Agama Islam Di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Cianjur,
3)Untuk mendiskripsikan dan menganalisa strategi apa yang diguakan dalam
Pembinaan Agama Islam Untuk Mengurangi Terjadinya Pengulangan Tindak
Pidana Bagi Narapidana Dilembaga Permasyarakatan Di Cianjur, Metode
penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif, Kesimpualn pada penelitian ini :
1)Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam dilaksanakan setiap hari yang dimulai
pada pukul 08.00 sampai 10.00 yang dipimpin oleh assatid/pembina. Upaya-
upaya yang dilakukan Pembina Agama Islam Dilapas Cianjur tidak sia-sia,
terbukti dalam keseharian narapidana berperilaku layaknya seorang santri yang
sedang belajar dipondok pesantren. 2)Faktor penghambat dari temuan yang
30
Badriyatul „ulya, 2010 “Bimbingan Agama Islam Terhadap Narapidana Anak Di LPA
Blitar” ,Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
20
dilapangan yang diamati oleh peneliti menunjukkan beberapa faktor yang
menghambat Pembinaan Agama Islam Dilapas Cianjur relatif tidak ada, karena
dari petugas, pembina bahkan narapiada yang ada di dalamnya sudah harmonis.
3)Strategi yang digunakan dalam pembinaan agama. Islam di lapas Cianjur
dengan bekerjasama dengan segenap unsur yang terlibat dalam pembinaan para
narapidana.31
2.2.3 Ma‟luf Fadli, 2015 “ Metode Penyuluhan Agama Islam Dalam Pembinaan
Akhlak Narapidana Di LP Wanita Di Klas IIA Semarang” Tujuan penelitian ini
adalah : 1) Untuk mendiskripsikan dan menganalisa metode apa yang
digunakan dalam Penyuluhan Agama Islam Wanita Kelas IIA Semarang, 2)
Untuk mengetahui faktor apasajakah yang mendukung dan menghambat
metode Penyuluhan Agama Dalam Pembinaan Akhlak Pada Narapidana Di LP
Wanita Kelas IIA Semarang, 3) Untuk mengetahui relevansi pemilihan metode
penyuluhan agama islam di LP wanita kelas IIA Semarang terhadap pembinaan
akhlak narapidana, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif, kesimpulan dalam penelitian ini : 1) penyuluhan agama
islam dalam pembinaan akhlak narapidana oleh penyuluh di lembaga
permasyarakatan wanita klas IIA semarang cukup baik karena pelaksanaannya
rutin dilaksanakan pada hari senin, selasa, rabu, kamis. Metode yang lebih
efektiv adalah personal approach dimana metode yang dilakukan secara
langsung yaitu face to face mereka merasa lebih nyaman melakukan pembinaan
secara langsung, 2) faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan
31
Handi Supriandi, 2014 “ Pembinaan Agama Islam Sebagai Upaya Terjadinya Pengurangan
Terjadinya Pengulangan Tindak Pidana Bagi Narapidana Di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB
Cianjur” , Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
21
metode penyuluhan : faktor pendukung adanya kerjasama yang baik dari pihak
luar LP dalam menukseskan penyuluhan agama islam, adanya dukungan dari
keluarga narapidana dalam mengikuti pembinaan, adanya narapidana yang
mempunyai kemampuan yang lebih untuk memberi pembinaan berbagai
keilmuan dan kesadaran narapidana, adanya reward terhadap narapidana. Faktor
penghambat kurangnya fasilitas non fisik sehingga pembinaan dilakukan hanya
di mesjid, kekurangan tenaga pembinaan, terbatas waktu pembinaan di
Lembaga permasyarakatan.3) pentingnya pemilihan sebuah metode penyuluhan
agama islamterhadap pembinaan akhlak narapidana menunjukkan bahwa
pembinaan agama sangatlah penting, keduanya mempunyai hubungan yang
sangat relevan dimana dalam pembinaan akhlak Narapidana perlu adanya
pemilihan metode yang tepatdan sesuai dengan psikologis narapidana.32
2.2.4 Asnidar, 2010 “ Peran Konselor Dalam Memberikan Bimbingan Agama Islam
Terhadap Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Klas IIB Anak Pekan
Baru” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pesan konselor
dalam memberikan bimbingan agama Islam yang dilaksanakan oleh lembaga
permasyarakatan kelas IIB Pekanbaru. Metode yang digunkan pada penelitian
ini adalah deskripti kualitatif, kesimpualan pada penelitian ini bahwa peran
konselor dalam memberikan agama islam dilembaga permasyarakatan kelas IIB
Pekanbaru sudah berperan atau dapat dikatakan “berperan” dengan jumlah
76,82 persen hasil ini didukung oleh wawancara.33
32
Ma‟luf Fadli, 2015 “Metode Penyuluhan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak
Narapidana Di LP Wanita Di Klas IIA Semarang”, Institut Agama Islam Negri Walisongo.
33Asnidar, 2010 “Peran Konselor Dalam Memberikan Bimbingan Agama Islam Terhadap
Narapidana Dilembaga Permasyarakatan Klas IIB Anak Pekan Baru”, Universitas Islam Negri Sultan
Syarif Qasim.
22
2.2.5 Rizky Kurnia Ramadani, 2017 “Pembinaan Keagamaan Bagi Narapidana Di
Lembaga Permasyarakatan Klas IIB Cilacap” Tujuan Pada Penelitian Ini
Adalah Untuk Mengetahui Bagaiman Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Bagi
Narapidana Di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Cilacap. Metode yang
digunakan pada penelitian ini deskriktif kualitatif. Kesimpulan pada penelitian
ini :1) tujuan pelaksanaan pembinaan keagamaan agar dapat menumbuhkan
rasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, 2) metode yang digunakan
dalam penyampaian materi antara lain metode ceramah, metode tanya jawab,
metode demonstrasi, metode pembiasaan, dan metode keteladanan dan metode
nasehat.3) kegiatan keagamaan dilembaga permasyarakatan sholat
dhuha,dzuhur berjamaah, baca al-qur‟an, penuluhan keagamaan, kegiatan bulan
ramadhan, kegiatan hari besar islam,4) tahap evaluasi yang dilakukan oleh
pembinaan dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan sebagai bahan penilaian
untuk memantau perkembangan narapidana.34
Penulis mengambil sebagai tinjauan penelitian terdahulu terhadap skripsi diatas
karena mulai dari skripsi pertama sampai kelima mempunyai perbedaan dan
persamaan, dimana persamaannya adalah sumber penelitiannya adalah narapidana di
lembaga permasyarakatan sedangkan perbedaannya pada penelitian awal sampai
kelima itu menggunakan penelitain kualitatif berbeda dengan penulis sendiri yang
menggunakan penelitian Kuantitatif serta pada penelitian diatas kebanyakan lebih
terfokus pada penelitian bagaimana peran seorang pembimbing atau penyuluh dalam
memberikan bimbingan ini tentu jelas berbeda dengan penulis yang ingin meneliti
34
Rizky kurnia ramadani, 2017 “Pembinaan Keagamaan Bagi Narapidana Di Lembaga
Permasyarakatan Klas IIB Cilacap”, Institut Agama Islam (IAIN) Negri Purwokerto
23
tentang Pengaruh Intensitas Bimbingan Islam Terhadap Perilaku Keberagamaan
Narapidana Dilapas IIB Parepare.
2.3 Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, digunakan kerangka pikir sebagai jalur dalam penelitian.
Kerangka pikir ini akan menjadi jalur atau konsep untuk memahami isi dalam
penelitian karya ilmiah ini.
Kerangka pikir adalah penjelasan sementara yang bersifat logis dan sistematis
terhadap gejala yang diteliti. Dapat berupa kerangka teori atau dapat pula berbentuk
kerangka penalaran logis. Kerangka teori ini merupakan uraian ringkas tentang teori
yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Kerangka pikir yang dirumuskan dalam bentuk kerangka teori ini
mensyaratkan bahwa teori-teori yang digunakan sepenuhnya harus dikuasai dan
mengikuti perkembangan teori. Sementara kerangka berpikir dalam penalaran bentuk
logis adalah sebuah urutan berpikir logis sebagai suatu logika dalam memecahkan
masalah penelitian.35
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh intensitas bimbingan
islam terhadap perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan
Kelas IIB Parepare, dengan menggunakan terapi dalam konsep islam bertempat di
Lembaga permasyarakatan Kelas IIB parepare. Penelitian ini menjelaskan mengenai
beberapa aspek yang dapat penulis jadikan sebuah kerangka pikir untuk dapat
mempermudah penulis dalam penelitian.
35
Dewi Sadia, Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung :
Pt Remaja Rosdakarya, 2015), h. 70.
24
Adapun kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1 skema kerangka penelitian
Penyuluh
Metode Bimbingan
Terapi dalam Konsep Islam
1. Membaca Al-Qur‟an
2. Sholat
3.Bergaul Dengan Orang Shalih
4. Puasa
5. Zikir
Pengaruh
Perilaku Keberagamaan Narapidana di
Lembaga Permasyarakatn Kelas IIB
Parepare
25
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu Hypo (belum tentu benar) dan Tesis
(kesimpulan). Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan
yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam
bentuk dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.36
Hipotesis merupakan proposisi
yang akan di uji keberlakuannya, atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian.37
Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel X (Pengaruh
Layanan Bimbingan Islam) terhadap variabel Y (Perilaku Keberagamaan
Narapidana), maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat Pengaruh Layanan Bimbingan Islam Yang Intens Terhadap
Perilaku Keberagamaan Narapidana
H0: Tidak Terdapat Pengaruh Layanan Bimbingan Islam Yang Intens
Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana
Dari hipotesis di atas, dugaan sementara penulis bahwa Pengaruh Bimbingan
Agama Islam Terhadap Perilaku Keberagamaan Narapidana. Maka dari itu, penulis
berpendapat dengan pernyataan bahwa H1 di atas adanya perubahan yang terjadi pada
Perilaku Keberagamaan Narapidana. Adapun untuk kebenarannya, maka akan
dibuktikan melalui hasil penelitian yang dilakukan di lapangan.
36
Juliansyah Noor. Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2011), h.79.
37Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah. Metode penelitian kuantitatif, (Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada, 2014), h. 76.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian, guna mendukung
agar dalam penulisan skripsi lebih sitematis, dan hal-hal yang akan dibahas adalah
tentang jenis dan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel
penelitian.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomene-fenomena objektif dan
dikaji secara kuantitatif.38
Jenis penelitian kuantitatif lebih menekankan pada
penggunaan angka atau bilangan (numeric) dengan metodologi deduktif. Berdasarkan
karakteristiknya, maka penelitian kuantitatif cenderung baku meskipun mahasiswa
bersama pembimbing dapat saja melakukan penyesuaian.39
Dengan demikian proses penelitian ini senantiasa menggunakan data yang
berupa angka, sehingga bila terdapat data yang bersifat kualitatif akan dilakukan
proses kuantifikasi sehingga akan memudahkan dalam proses perhitungan-
perhitungan. karena penelitian ini fokus pada pemberian layanan bimbingan islam
yang intens berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
38
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008) h. 53.
39STAIN Parepare, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), (Parepare
:2013).
27
3.1.2 Desain penelitian
penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif sehingga untuk memudahkan
proses pengolahan dan analisis data, maka desain penelitian menggunakan penelitian
menggunakan analisis asosiatif, yaitu mengkaji pengaruh layanan bimbingan Islam
terhadap perilaku keberagamaan narapidana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut:
Keterangan:
X: Layanan Bimbingan Islam
Y: Perilaku Keberagamaan Narapidana
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare. Penentuan lokasi penelitian tersebut atas
pertimbangan bahwa tidak terlalu memakan waktu untuk sampai di tempat peneliti.
Dengan demikian akan memudahkan bagi peneliti memperoleh data-data.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini adalah selama kurang lebih (±) 2 bulan lamanya. Dalam
memperoleh informasi dan pengumpulan data.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
X Y
28
hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian40
. Populasi adalah keseluruhan yang menjadi subjek dalam penelitian.41
Berdasarkan beberapa defenisi yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek maupun objek dalam penelitian. Dalam penelitian
ini populasi yaitu semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare Yang Beragama Islam, kasus pencurian dan
perlindungan anak, dan Narkotika dengan jumlah sebagai berikut.
Tabel 3.1 populasi narapidana kasus narkotika, pencurian, perlindungan anak
NO. KASUS AGAMA TOTAL
1. Narkotika Islam 60
2. Pencurian Islam 30
3. Perlindungan Anak Islam 20
JUMLAH 110
3.3.2 Sampel
Sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi,
sehinggah penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau
karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau
40
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h. 56.
41Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, h. 255.
29
karakteristik tersebut pada elemen populasi.42
Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu43
.
Untuk lebih memudahkan dalam meneliti untuk memilih sampel, apabila
subjeknya kurang dari <100, lebih bagus jika semuanya diambil sehingga
penelitiannya adalah penelitian populasi. Namun, jika jumlah subjeknya besar, maka
dapat diambil separuh dari populasi sekitar 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Tetapi,
semuanya harus disesuaikan dengan kemampuan peneliti, waktu, tenaga, dan dana
yang dimiliki.44
Untuk menentukan sampel, maka peneliti memillih narapidana islam dengan
kasus pencurian, perlindungan anak dan narkotika sebanyak 35% dengan jumlah total
39 orang.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah segala sesuatu yang menyangkut bagaimana
cara atau dengan apa data dapat dikumpulkan. Disetiap langkah penelitian yang
dilakukan atau tentukan penulis menggunakan beberapa teknik dan instrumen
penelitian dimana teknik dan instrumen penelitian yang satu dengan yang lainnya
saling menguatkan agar data yang diperoleh peneliti dari lapangan benar-benar valid.
42
Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah, (Cet ; IV
Jakarta: Prenadamedia Grop, 2014), h. 148.
43Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2017), h. 56.
44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1998), h. 120.
30
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat
pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup reliabel dan valid, maka
datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Namun masih ada satu hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data. Beberapa alat laboratorium juga
menuntut dasar pendidikan dan pengalaman tertentu untuk dapat mempergunakannya
secara benar. Persyaratan ini harus dipenuhi oleh peneliti jika tidak, mungkin
realibitas dan vasilitas data yang terkumpul akan terganggu.45
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu:
3.4.1.1.1 Metode Kuesioner (Angket)
Metode Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pernyataan
mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data,
angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab jadi yang
diselidiki), terutama pada penelitian survai.46
Angket berupa pernyataan yang tertulis
ditujukan kepada responden atau informan sebagai teknik pegumpulan data yang
bersifat informal.
3.5 Teknik Analis Data
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk
alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian. Setelah data
dikumpulkan, data itu perlu menyeleksi tingkat reliabilitas dan validitasnya. Data
yang memiliki reabilitas dan valibitas rendah digugurkan. Disamping itu, data yang
45
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Cet: 11, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998),
h. 84.
46Cholid Narbuko, Metode Penelitian, (Cet. X ; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 76.
31
kurang lengkap tidak perlu disertakan dalam unit analisis.47
Hal-hal yang penting
dalam teknik analisis data adalah :
3.5.1 Teknik yang digunakan adalah menggunakan analisis assosiatif, yaitu mengkaji
pengaruh pemberian layanan bimbingan Islam terhadap pembentukan perilaku
keberagamaan narapidana di lembaga permasyarakatan kelas IIB Parepare.
3.5.2 Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment
dengan terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian persyaratan analisis data
yaitu uji validitas data, uji realibilitas data, dan dengan rumus sebagai berikut:
=
√
Keterangan:
= Koefisien korelasi variable X dengan Y
= Jumlah skor distribusi X
= Jumlah skor distribusi Y
= Jumlah kuadrat skor distribusi X
= Jumlah kuadrat skor distribusi Y
= Jumlah perkalian skor X dan Y.48
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari
data angket maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisa data untuk
menjelaskan lebih lanjut hasi dari penelitian.
47
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2010), h. 189.
48Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 256.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi hasil penelitian
Perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB
Parepare, berdasarkan data angket yang diberikan kepada 39 responden dengan 16
item soal selanjutnya diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 : Saya mengerjakan shalat lima waktu.
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
37
0
2
0
37%
0%
2%
0%
Jumlah 39% 39%
Sumber data: Angket no.1
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana presentase
yang selalu sebanyak (37%), kadang-kadang (0%), hampir tidak pernah (2%),
sedangkan yang menjawab tidak pernah (0%).
33
Tabel 4.2 : Saya shalat berjamaah di mesjid.
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
33
4
0
2
33%
4%
0%
2%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.2
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (33%),
kadang-kadang (4%), hampir tidak pernah (0%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (2%).
Tabel 4.3 : Saya mengerjakan shalat tahajjud
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
8
26
5
0
8%
26%
5%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.3
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (8%), kadang-
34
kadang (26%), hampir tidak pernah (5%) sebagian lainnya menjawab hampir tidak
pernah (0%).
Tabel 4.4 : Saya mengerjakan shalat dhuha
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
11
22
4
2
11%
22%
4%
2%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.4
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (11%),
kadang-kadang (22%), hampir tidak pernah (4%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (2%).
Tabel 4.5 : Saya mengerjakan shalat taraweh
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
23
14
1
1
24%
14%
1%
1%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.5
35
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (23%),
kadang-kadang (14%), hampir tidak pernah (1%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (1%).
Tabel 4.6 : Saya membaca al-qur‟an
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
37
0
2
0
37%
0%
2%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.6
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (37%),
kadang-kadang (0%), hampir tidak pernah (2%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
Tabel 4.7 : Saya berpuasa pada bulan ramadhan
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
33
4
0
2
33%
4%
0%
2%
36
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.7
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (33%),
kadang-kadang (4%), hampir tidak pernah (0%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (2%).
Tabel 4.8 : Saya berpuasa sunnah senin dan kammis
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
8
26
5
0
8%
26%
5%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.8
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (8%), kadang-
kadang (26%), hampir tidak pernah (5%) sebagian lainnya menjawab hampir tidak
pernah (0%).
37
Tabel 4.9 : Saya melakukan dzikir
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
31
6
2
0
31%
6%
2%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.9
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (31%),
kadang-kadang (6%), hampir tidak pernah (2%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
Tabel 4.10 : Saya membersihkan mesjid
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
35
4
0
0
35%
4%
0%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.10
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (35%),
38
kadang-kadang (4%), hampir tidak pernah (0%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
Tabel 4.11 : Saya membaca buku-buku tentang islam
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
37
0
2
0
37%
0%
2%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.11
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (37%),
kadang-kadang (0%), hampir tidak pernah (2%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
Tabel 4.12 : Saya ikut baksos di lingkungan lapas
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
30
7
2
0
30%
7%
2%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.12
39
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (30%),
kadang-kadang (7%), hampir tidak pernah (2%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
Tabel 4.13 : Saya menegur teman yang berbuat kesalahan
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
37
0
2
0
37%
0%
2%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.13
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (37%),
kadang-kadang (0%), hampir tidak pernah (2%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
Tabel 4.14 : Saya mengobrol dengan teman sekamar di lapas
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
11
22
4
2
11%
22%
4%
2%
40
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.14
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (11%),
kadang-kadang (22%), hampir tidak pernah (4%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (2%).
Tabel 4.15 : Saya berbagi makanan pada sesama tahanan
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
2
3
4
Selalu
Kadang-kadang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
37
0
2
0
37%
0%
2%
0%
Jumlah 39 39%
Sumber data: Angket no.15
Kesimpulan, dari hasil angket perilaku keberagamaan Narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare, presentase yang selalu sebanyak (37%),
kadang-kadang (0%), hampir tidak pernah (2%) sebagian lainnya menjawab hampir
tidak pernah (0%).
41
Deskripsi data yang disajikan dalam bagian ini meliputi data variable layanan
bimbingan islam(X) dan perilaku keberagamaan narapidana (Y).
Nilai-nilai yang akan di sajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan
tehnik analisis deskriptif, yaitu nilai rata-rata, median, modus, dan simpangan baku.
Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang diperoleh melalui penelitian ini,
dikemukakan pula distribusi frekuensi dan grafik histogram.
Hasil perhitungan statistik deskriptif masing-masing variable disajikan
sebagai berikut.
4.1.1 Layanan Bimbingan Islam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variable intensitas bimbingan islam
berada antara 15 sampai dengan 20, nilai rata-rata sebesar 18.80, median 20.00,
modus 20, variansi 4.700, dan standar deviansi 2.168. Rangkuman hasil statistik
deskriptif untuk variable X dapat dilihat pada table berikut ini.
42
Table 4.16 rangkuman hasil statistik deskriptif (Variabel X)
Statistics
Layanan Bimbingan Islam
N
Valid
5
Missing
0
Mean
18.80
Std. Error of Mean
.970
Median
20.00
Mode
20
Std. Deviation
2.168
Variance
4.700
Skewness
-2.032
Std. Error of Skewness
.913
Kurtosis
4.151
Std. Error of Kurtosis
2.000
Range
5
Minimum
15
Maximum
20
Sum
94
43
Distribusi frekuensi skor variabel intensitas bimbingan islam terhadap
perilaku keberagamaan narapidana dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.17 Distribusi Frekuensi Variabel (X)
Layanan Bimbingan Islam
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
15
1 20.0 20.0 20.0
19
1 20.0 20.0 40.0
20
3 60.0 60.0 100.0
Total
5 100.0 100.0
44
Diagram variabel ini dapat pula ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut ini.
Gambaran 4.1 Diagram Batang Variable X (Layanan Bimbingan Islam)
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Variabel X (Layanan Bimbingan Islam)
45
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden
dengan nilai 15 dan 19 memiliki 1 frekuensi (20.0%), dan nilai 20 memiliki 3
frekuensi (60.0%). Dengan demikian, skor responden dengan frekuensi terbesar
berada pada nilai 20 (60.0%), dan skor responden dengan frekuensi terkecil berada
pada 15 dan 19 (20.0%). Hal ini tergambar jelas pada diagram batang dan diagram
lingkaran di atas. Histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada grafik ini.
Gambar 4.3 Histogram Layanan Bimbingan Islam
Berdasarkan data yang terlihat pada table distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-ratamenunjukkan bahwa skor intensitas bimbingan
46
islam di bawah kelompok rata-rata 1 responden (20.0%), yang berada pada skor rata
rata adalah sebanyak 1 responden atau (20.0%) dan berada pada kelompok di atas
nilai rata-rata sebanyak 3 responden (60%). Penentuan kategori dari skor layanan
bimbingan islam dengan menggunakan kriteria bentuk sebagai berikut.
Nilai A adalah dari 80%-100% kategori sangat tinggi
Nilai B adalah dari 65%-79% kategori tinggi
Nilai C adalah dari 55%-64% kategori sedang
Nilai D adalah dari 45%-54% kategori rendah
Nilai E adalah dari 0%-44% kategori sangat rendah49
Skor total variabel layanan bimbingan islam yang di peroleh dari hasil penelitian
adalah 94, skor teriotik tertinggi variabelini tiap responden adalah 5 x 4 = 20, karena
jumlah responden 5 orang, maka skor kriterium adalah 20 x 5 = 100. Dengan
demikian, layanan bimbingan islam adalah 94 : 100 = 0,94 atau 94,10% dari
kriterium yang ditetapkan jadi, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbngan islam
termasuk kategori sangat tinggi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan layanan bimbingan islam
termasuk kategori sangat tinggi, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dilapangan
menunjukkan bahwa dari 5 orang yang menjadi sampel terhadap layanan bimbingan
islam sangat tinggi.
4.1.2 Perilaku Keberagamaan Narapidana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel perilaku keberagamaan
narapidana berada antara 39 samapai dengan 60, nilai rata-rata sebesar 54.15, median
49
Sutrisno Badri, Metode Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta : Penerbit
Ombak, 2012), h. 65.
47
55.00, modus 56, varians 19.713, dan standar deviasi 4.440. Rangkuman hasil
statistik deskriptif untuk variabel Y dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.18 Rangkuman hasil statistik deskriptif (Variabel Y)
Statistics
Perilaku keberagamaan narapidana
N
Valid 39
Missing 0
Mean 54.15
Std. Error of Mean .711
Median 55.00
Mode 56
Std. Deviation 4.440
Variance 19.713
Skewness -1.534
Std. Error of Skewness
.378
Kurtosis 2.841
Std. Error of Kurtosis .741
Range 21
Minimum 39
Maximum 60
Sum 2112
48
Distribusi frekuensi skor variabel perilaku keberagamaan narapidana dapat
dilihat pada table berikut.
Table 4.19 distribusi frekuensi variabel (Y)
Perilaku keberagamaan narapidana
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
39 1 2.6 2.6 2.6
44 1 2.6 2.6 5.1
46 1 2.6 2.6 7.7
47 1 2.6 2.6 10.3
48 1 2.6 2.6 12.8
50 1 2.6 2.6 15.4
51 1 2.6 2.6 17.9
52 2 5.1 5.1 23.1
53 2 5.1 5.1 28.2
54 5 12.8 12.8 41.0
55 5 12.8 12.8 53.8
56 8 20.5 20.5 74.4
57 2 5.1 5.1 79.5
58 4 10.3 10.3 89.7
59 2 5.1 5.1 94.9
60 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
49
Diagram variabel dapat pula ditunjukkan pada gambar 4.4 dan 4.5 sebagai
berikut.
Gambar 4.4 diagram batang variabel Y (perilaku keberagamaan narapidana).
Gambar 4.5 diagram lingkaran variabel Y (perilaku keberagamaan narapidana).
50
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh setiap responden
dengan nilai 39, 44, 46, 47, 48, 50 dan 51 masing-masing memiliki 1 frekuensi
(2.6%), nilai 52, 53, 57, 59, 60 memiliki 2 frekuensi (5.1%), nilai 58 memiliki 4
frekuensi (10.3%), nilai 54 dan 55 memiliki 5 frekuensi (12.8%), dan nilai 56
memiliki 8 frekuensi (20.5%). Dengan demikian, skor responden dengan frekuensi
terbesar berada pada nilai 56 memiliki 8 frekuensi (20.5%), dan frekuensi yang
terkecil berada pada nilai 39, 44, 46, 47, 48, 50 dan 51 masing-masing memiliki 1
frekuensi (2.6%). Hal ini tergambar jelas pada diagram batang dan diagram lingkaran
di atas. Histogram variabel dapat ditunjukkan pada grafik berikut.
Gambar 4.6 Histogram perilaku keberagamaan narapidana
51
Berdasarkan data yang terlihat pada table distibusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor perilaku keberagaman
narapidana berada pada kelompok rata rata sebanyak 11 responden (28.4%), yang
berada pada skor rata-rata adalah sebanyak 5 responden (12.8%) dan yang berada
pada kelompok di atas nilai rata-rata 23 responden (58.9%). Dalam menentukan
kategori dari skor perilaku keberagamaan narapidana digunakan kriteria bentuk
presentase sebagai berikut.
Nilai A adalah dari 80%-100% kategori sangat tinggi
Nilai B adalah dari 65%-79% kategori tinggi
Nilai C adalah dari 55%-64% kategori sedang
Nilai D adalah dari 45%-54% kategori rendah
Nilai E adalah dari 0%-44% kategori sangat rendah50
Skor total variabel perilaku keberagamaan yang di peroleh dari hasil penelitian
adalah 2112, skor teriotik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 15 x 4 = 60,
karena jumlah responden 39 orang, maka skor kriterium adalah 60 x 39 = 2340.
Dengan demikian, perilaku keberagamaan narapidana adalah 2112 : 2340 = 0,902
atau 90,20% dari kriterium yang ditetapkan jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku
keberagamaan narapidana termasuk kategori sangat tinggi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keberagamaan
narapidana termasuk kategori sangat tinggi, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan
dilapangan menunjukkan bahwa dari 39 orang yang menjadi sampel terhadap
perilaku keberagamaan termasuk kategori sangat tinggi.
50
Sutrisno Badri, Metode Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta : Penerbit
Ombak, 2012), h. 65.
52
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Dalam pembahasan ini memuat berbagai uji yang dipersyaratkan untuk
menganalisis data, sehingga penulis dapat menggunakan uji vabilitas data dan
reabilitas instrument penelitian serta menggunakan uji normalitasdata sebagai berikut:
4.2.1 Uji Vadilitas Data
Pengujian vabilitas setiap butir pertanyaan atau pernyataan digunakan dengan
menganalisis item, yaitu mengkolelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam hal ini peneliti menggunakan program
SPSS untuk menguji vabilitas tiap item. Uji vabilitas data variabel layanan bimbingan
Islam dan perilaku keberagamaan narapidana, dimana ia memiliki ketentuan jika rᵪᵧ
lebih besar dari rtabel maka item pernyataan yang dinyatakan valid pada tingkat
signivikan α = 5%. Hasil data dari kedua variabel sebagai berikut.
Tabel 4.20 Hasil Analisis Item Instrument Layanan Bimbingan Islam
No. Butir Instrumen Koefisen Kolerasi Keterangan
1 0,980 Valid
2 0,758 Tidak Valid
3 0,980 Valid
4 0,980 Valid
5 0,980 Valid
53
Setelah melakukan uji valibilitas variabel X (layanan bimbingan islam) yang
tediri dari 10 item pertanyaan dengan
Tabel 4.21 Hasil Analisis Item Instrument perilaku keberagamaan
No. Butir Instrumen Koefisen Kolerasi Keterangan
1 0,671 Valid
2 0,535 Valid
3 0,547 Valid
4 0,349 Valid
5 0,286 Tidak Valid
6 0,671 Valid
7 0,535 Valid
8 0,547 Valid
9 0,643 Valid
10 0,293 Tidak Valid
11 0,671 Valid
12 0,643 Valid
13 0,671 Valid
54
14 0,349 Valid
15 0,671 Valid
4.2.2 Uji Reliabilitas Data
Setelah mengetahui hasil validitas dari kedua variabel, maka dilanjutkan
dengan uji reabilitas data yang dilakukan dengan menggunakan softwere SPSS 2.1
ebagai berikut.
4.2.2.1 Reliablitas layanan bimbingan islam
Table 4.22 Reliabilitas variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.957 5
4.2.2.2 reliabilitas perilaku keberagamaan narapidana
Table 4.23 Reliabilitas variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
796 15
55
4.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berisi tentang kebenaran hipotesis berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Teknik statistic yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh layanan bimbingan islam (X) terhadap perilaku keberagamaan narapidana
(Y) adalah dengan menggunakan rumus pearson product moment sebagai berikut.
Table 4.24 Variabel X dan Y
NO X Y X2 Y2 XY
1 20 52 400 2704 1040
2 20 58 400 3364 1160
3 19 56 361 3136 1064
4 20 52 400 2704 1040
5 15 58 225 3364 870
6 56 3136
7 39 1521
8 51 2601
9 56 3136
10 55 3025
11 59 3481
12 48 2304
56
13 54 2916
14 57 3249
15 57 3249
16 55 3025
17 53 2809
18 50 2500
19 56 3136
20 55 3025
21 55 3025
22 56 3136
23 54 2916
24 58 3364
25 54 2916
26 56 3136
27 60 3600
28 54 2916
29 54 2916
57
30 60 3600
31 55 3025
32 58 3364
33 59 3481
34 56 3136
35 44 1936
36 56 3136
37 47 2209
38 53 2809
39 46 2116
Jumlah 94 2112 1786 115122 5174
rata-rata 18,8 54,15
Keterangan :
Rata-rata = 94 : 5 = 18,8
Rata-rata = 2112 : 39 = 54.154
= 1786
= 115122
58
= 5174
Selanjutnya dmasukkan dalam rumus sebagai berikut:
=
√
=
√
=
√
=
= 3,60833237
= 3,608
Jika rhitung lebih kecil dari rtabel, (rh>rt) maka H1 diterima, H0 ditolak. Akan
tetapi sebaliknya, apabila rhitung lebih kecil dari rtabel, maka H0 diterima, H1 ditolak.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh rhitung = 3,608 > rtabel = 0,316 pada
taraf signifikan 5%, sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan H1 diterima.
Berarti, terdapat kolerasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
sehinggah, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh pemberian
layanan bimbingan islam yang intens berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan
narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum menjelaskan hasil penelitian maka terlebih dahulu peneliti
mendeskripsikan bahwa perilaku keberagamaan narapidana akan tercipta kalau
layanan bimbingan Islam di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare berjalan
secara intens dan dalam menjalankan perannya sesuai dengan tugasnya yaitu untuk
59
memberikan bimbingan agar narapidana yang telah menyelesaikan masa tahanan
dapat memperlihatkan perilaku keberagamaan yang lebih baik sebelum masuk di
lembaga permasyarakatan. Seseorang yang perilakunya buruk dan sering berbuat
kejahatan tidak menutup kemungkinan untuk dirinya bisa berubah menjadi orang
yang lebih baik karena apabila sering diberikan bimbingan ataupun di biasakan untuk
berperilaku yang baik. untuk itu, perlu diberikan bimbingan Islam, dimana
Bimbingan di bidang agama islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiah. Yang
berarti bahwa dakwah tersebut mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada
umat islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan hidup fid dunya wal
akhirat. Artinya, untuk mencapai apa yang kita inginkan dalam dunia ini dan apa
yang kita inginkan di akhirat kelak tentu melalui tahapan-tahapan serta proses yang
cukup lama dan memerlukan pembimbingan yang khusus.51
Manusia tidak jarang dihadapkan dengan berbagai godaan syaitan yang
membawa manusia kepada kemaksiatan dan kejahatan. Perbuatan-perbuatan inilah
yang seringkali menjerumuskan para pelakunya ke meja hijau dan akhirnya ke
penjara sebagai narapidana. Tidak semua narapidana adalah orang-orang yang jahat
atau yang sengaja berbuat kejahatan. Mungkin di antara mereka merupakan orang-
orang yang sedang tersesat jalan atau sedang rapuh batinnya. Banyak di antara para
narapidana menjadi insyaf dan kembali menjadi insan yang fitri di lembaga
pemasyarakatan. Bisa jadi, mereka yang insyaf adalah atas kesadaran sendiri atau atas
bimbingan, pembinaan dan arahan orang lain, sebagaimana yang dilakukan oleh para
Penyuluh Agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Parepare terhadap
51
Sirajuddin, Efektifitas Bimbingan Dan Konseling Islam Terhadap Narapidana
Narkoba Di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kota Parepare, (Parepare : 2014), h. 11.
60
para narapidana. Pembinaan narapidana mempunyai arti memperlakukan seseorang
yang berstatus narapidana untuk dibangun agar bangkit menjadi seseorang yang baik
dan berbudi pekerti yang luhur, dan agamalah yang menjadi sumber abadi bagi upaya
rehabilitasi mental spiritual para narapidana, karena pada saat-saat tertekan atau
menghadapi jalan yang buntu yang tidak tertanggulangi lagi dengan pengalaman yang
dimiliki, orang justru akan lebih dekat dan pasrah pada kekuatan yang lebih besar.
Salah satu bimbingan yang diterapkan bagi narapidana adalah pembiasaan
atau rutin melakukan ibadah-ibadah kepada Allah seperti sholat, membaca al-qur‟an,
berdzikir dan puasa. yang dimana merupakan salah satu metode layanan bimbingan
yang sangat penting, terutama bagi narapidana. Karena mereka perlu dibiasakan
mengerjakan dengan tingkah laku dan pola pikir tertentu yang lebih agamis,
narapidana perlu dibiasakan pada sesuatu yang baik. Lalu mereka akan mengubah
seluruh sifat- sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan
kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa
menemukan banyak kesulitan.
Seseorang yang telah mempunyai tertentu akan dapat melaksanakannya
dengan mudah dan senang hati. Bahkan, segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan
sulit untuk dirubah atau yang sulit ditinggalkan serta tujuan diadakannya metode
pembiasaan di lembaga permasyarakatan adalah untuk melatih serta membiasakan
narapidana secara konsisten dengan sebuah tujuan, sehingga benar-benar tertanam
pada diri narapidana dan akhirnya dari kegiatan tebiasa melakukan hal-hal yang baik
menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Kemudian bimbingan agama melalui
kebiasaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, diantaranya yaitu Pembiasaan
dalam akhlak, berupa pembiasaan bertingkah laku yang baik, baik di lingkungan
61
Lapas maupun di luar Lapas seperti pembiasaan dalam ibadah, berupa pembiasaan
salat berjamaah di mesjid Lapas. Akan tetapi, penyuluh disini berperan sangat penting
untuk mengubah perilaku keberagamaan narapidana menjadi lebih baik dengan
mengajak mereka melakukan hal-hal yang lebih baik dengan cara yang baik pula
tanpa adanya paksaan seperti yang dijelaskan dalam Q.S. al-Nahl [16]; 125
ىعظة انحسة وجادنهى بانهحي ة وان ه سبهك ادع إنى سبيم سبك بانحك إ هي أحس
هحذي سبيهه وهى أعهى بان ضمه ع هى أعهى ب
Terjemahan :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
52
Ketika layanan bimbingan berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk memperbaiki perilaku keberagaaman narapidana tentu hasil akhirnya akan
sesuai dengan yang diharapkan dan Berkenaan dengan pelaksanaan bimbingan Islam
di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare dalam menumbuhkan perilaku
keberagaaman narapidana, maka yang menjadi objek bimbingan adalah para
narapidana yang berada di lapas tersebut, sehingga para pembimbing harus
mempunyai wawasan mengenai teknik bimbingan Islam dalam menentukan metode
dan pendekatan proses bimbingan Islam. Dari hasil bimbingan ini diharapkan agar
para narapidana dapat kembali ke masyarakat sebagai warga negara yang baik,
bahkan dituntut agar dalam kehidupan sehari-harinya dapat mencerminkan perilaku
52
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 281.
62
keberagamaan yang sesuai dengan syariat agama yakni menjadi suri teladan dalam
memberikan perilaku akhlak al-karimah.
Perilaku keberagamaan seseorang pada umunya di pengaruhi oleh banyak
faktor yang salah satunya adalah lingkungan dimana boleh jadi mempunyai dampak
negatif lebih sering terjadi ketimbang dampak positifnya. Lingkungan yang tidak
sehat akan mendukung seseorang untuk melakukan hal-hal yang negatif. Apabila
lingkungannya sehat, seseorang akan malu melakukan hal negatif karena terdapat
hukum atau norma yang tidak tertulis di lingkungan tersebut. Maka, terciptalah
budaya malu yang penting untuk diterapkan. perilaku keberagamaan adalah bentuk
atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran agama. Definisi
tersebut menunjukkan bahwa perilaku keberagamaan pada dasarnya adalah suatu
perbuatan seseorang baik dalam tingkah laku maupun dalam berbicara yang
didasarkan dalam petunjuk ajaran agama Islam.53
Islam mengajarkan agar segera bangkit, jangan hanya berlarut-larut dengan
yang sudah terlanjur terjadi, akan tetapi berusahalah untuk memperbaikinya. Ketika
melakukan kesalahan maka segera perbaiki dan iringi atau “dibalas” dengan
melakukan kebaikan. Serta keinginan seseorang yang sering berbuat kejahatan dan
ingin berubah menjadi lebih baik perlu adanya motivasi dari layanan bimbingan Islam
itu sendiri karena pada hakikatnya setiap manusia itu Setiap manusia pasti pernah
bersalah. Jangan terlalu berlarut menyesali kesalahan, karena ajaran Islam adalah
segera bangkit, bertaubat dan memperbaiki diri. Ketika melakukan kesalahan atau
sedikit saja kesalahan maka akan terus memikirkannya, seolah-olah dia yang
sempurna langsung cacat dengan kesalahan yang sedikit. Perlu disadari bahwa setiap
53
http://istighfar.blogspot.com/2010/perilaku-keberagama.html, (9 maret 2018)
63
manusia pasti pernah berbuat salah dan tidak ada yang tidak pernah berbuat
kesalahan. Akan tetapi bagaimana dia bisa bangkit dan dapat bertaubat seperti yang
dibahas dalam hadits berikut ini.
ابى انحهىه كم بى آدو خطهاء وخيش انخطهائي
Artinya:
Setiap anak adam itu bersalah, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah
yang bertaubat”(HR Addarami).54
Untuk itu layanan bimbingan Islam sangat di perlukan di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare bagi narapidana yang dapat menjadi motivasi
atau media pembelajaran untuk lebih mendekatkan lagi pada sang pencipta, dimana
layanan bimbingan islam terhadap narapidana berjalan intens sehingga tercipta
perilaku keberagamaan atau perilaku yang lebih baik sehingga setelah keluar dari
Lapas perilakunya lebih bagus dibandingkan sebelum masuk di Lapas. Dan
bagaimana layanan bimbingan islam dapat mempengaruhi perilaku keberagamaan
narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
Layanan bimbingan islam terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare dengan
perolehan rhitung = 3,608 > rtabel = 0,316 pada taraf signifikan 5%, sehingga
disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan H1 diterima. Berarti terdapat kolerasi positif yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y. sehinggah, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh pemberian layanan bimbingan Islam yang
intens berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga
Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
54
Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Muhammad (Jakarta : Gema
Insani Press), h. 144
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis yang diuraikan dalam skripsi ini, yang dibahas mengenai
bimbingan islam terhadap perilaku keberagamaan narapidana, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Layanan bimbingan Islam terdapat pengaruh secara signifikan terhadap
perilaku keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB
Parepare dengan perolehan rhitung = 3,608 > rtabel = 0,316 pada taraf signifikan
5%, sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan H1 diterima. Bahwa, berarti
pula terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
yang menunjukkan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh
pemberian layanan bimbingan Islam yang intens terhadap perilaku
keberagamaan narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
5.2 Saran
5.2.1 Layanan bimbingan dapat terus ditingkatkan lagi sehingga terciptanya
perilaku keberagamaan atau perilaku yang lebih baik, dimana sebelum masuk
di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare.
5.2.2 Kepada penyuluh agama lembaga permasyarakatan agar lebih simpati
terhadap para narapidana
65
DAFTAR PUSTAKA
A, Hallen. Bimbingan & Konseling. Ciputat : PT.Ciputat Press
Ali, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam, Jakarta :Rajagrafindo Persada
Almath, Muhammad Faiz. 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Muhammad Jakarta : Gema Insani Press
Arifin. M. 1978. Pokok-pokok Pikiran Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Jakarta: Bulan Bintang
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bumi aksara.
Asnidar, 2010 “Peran Konselor Dalam Memberikan Bimbingan Agama Islam Terhadap Narapidana Dilembaga Permasyarakatan Klas IIB Anak Pekan Baru”, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Qasim.
At-Tuwaanisi, Abdul Futuh & Ali Al-Jumbulat. 1993. Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azizi Noer Dkk. http://majelispenulis.blogspot.com/2013/01/hablum-minallah-wa-hablum minannas.html. (27 September 2018)
Badan Pusat Statistik, Statistik Kriminalitas 2017, www.bps.go.id, (17 januari 2018).
Badri, Sutrisno. 2012. Metode Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta :
Penerbit Ombak.
Departemen Agama RI, 2008. Al-Qur‟an dan Terjemahannya Bandung : CV Penerbit Diponegoro,
Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Bandung. Diponogoro.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Fadli, Ma‟luf. 2015. “Metode Penyuluhan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Narapidana Di LP Wanita Di Klas IIA Semarang”, Institut Agama Islam Negri Walisongo.
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Http://Istighfar.Blogspot.Com/2010/Perilaku-Keberagama.Html ( 9 maret 2018)
Https://Aderamatillahconseling.Wordpress.Com/Bk-Agama, (5-Januari-2018)
66
Jalaluddin. 2008. Psikologi Agama, Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Persada.
Jannah, Lina Miftahul & Bambang Prasetyo. 2014. Metode penelitian kuantitatif, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Kartoredjo. 2014. Kamus Baru Kontemporer, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mujib, Abdul. 2005. Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.
Munir, Samsul. 2008. Bimbingan Dan Konseling Islam, Jakarta : Amzah.
Narbuko, Cholid. 2009. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya ilmiah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011
Rahayu, Iin Tri. 2009. Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer. Malang : UIN-Malang Press.
Ramadani, Rizky kurnia. 2017 “Pembinaan Keagamaan Bagi Narapidana Di Lembaga Permasyarakatan Klas IIB Cilacap”, Institut Agama Islam (IAIN) Negri Purwokerto
Sarjuni, & Didiek Ahmad Supadie. 2012. Pengantar Studi Islam Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Prenada Media Group.
Sirajuddin. 2014 Efektifitas Bimbingan Dan Konseling Islam Terhadap Narapidana Narkoba Di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kota Parepare. Parepare
Siregar, Syofian. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Bumi Aksara.
STAIN Parepare, 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Parepare.
Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supriandi, Handi. 2014 “ Pembinaan Agama Islam Sebagai Upaya Terjadinya Pengurangan Terjadinya Pengulangan Tindak Pidana Bagi Narapidana Di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Cianjur” , Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
67
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metode Penelitian, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan.
Ulya, Badriyatul. 2010 “Bimbingan Agama Islam Terhadap Narapidana Anak Di LPA Blitar” ,Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Wahyuni Laila Nur. 2013. Pola Pembentukan Perilaku Keberagamaan Peserta Didik Di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta Yogyakarta.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum.
Yusuf, Muh. 2017. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Mahasiswa Terhadap Perilaku Sosial (Studi Kasus Mahasiswa Kos-Kosan Yang Bermukim Di Pondok Pangkep Dan Pondok Hipmat Jalan Amal Bakti), Parepare.
Lampiran-lampiran
INSTRUMENT PENGUMPULAN DATA (ANGKET) LAYANAN BIMBINGAN
ISLAM YANG INTENS BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU
KEBERAGAMAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA
PERMASYARAKATAN KELAS IIB PAREPARE
Nama : ..............................
Kasus :................................
Berilah tanda check list (√ )pada kotak penilaian yang sesuai dengan
kenyataan yang ada.
A. Layanan Bimbingan Islam
No.
Aspek yang diobservasi
Penilaian
1.
Melaksanakan bimbingan
baca tulis Al-qur‟an di
Lapas
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
2.
Melaksanakan kegiatan
dzikir di Lapas
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
3.
Melaksanakan bimbingan
sholat di lapas
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
4.
Melaksanakan
bimbingan/penyuluhan
Islam dengan metode
ceramah di Lapas
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
5.
Melaksanakan sesi tanya
jawab di akhir ceramah
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
B. Perilaku Keberagamaan Narapidana
No.
Aspek yang diobservasi
Penilaian
1.
Saya mengerjakan
shalat lima waktu
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
2.
Saya shalat berjamaah
di mesjid
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
3.
Saya mengerjakan
shalat tahajjud
selalu kadang2 hampir
tidak
penah
tidak
pernah
4.
Saya mengerjakan
shalat dhuha
selalu kadang2 hampir
tidak
tidak
pernah
pernah
5.
Saya mengerjakan
shalat taraweh
selalu kadang2 Hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
6.
Saya membaca al-
qur‟an
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
7.
Saya berpuasa pada
bulan ramadhan
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
8.
Saya berpuasa sunnah
senin dan kammis
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
9.
Saya melakukan dzikir
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
10.
Saya membersihkan
mesjid
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
11.
Saya membaca buku-
buku tentang islam
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
12.
Saya ikut baksos di
lingkungan lapas
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
13.
Saya menegur teman
yang berbuat kesalahan
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
14.
Saya mengobrol dengan
teman sekamar di lapas
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
15.
Saya berbagi makanan
pada sesama tahanan
selalu kadang2 hampir
tidak
pernah
tidak
pernah
TABULASI ANGKET VARIABEL X
No Responden
Item Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5
1 1 4 4 4 4 4 20
2 2 4 4 4 4 4 20
3 3 4 3 4 4 4 19
4 4 4 4 4 4 4 20
5 5 3 3 3 3 3 15
Jumlah 19
18
19
19
19 94
TABULASI ANGKET VARIABEL Y
No Responden Item Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 52
2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 56
3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58
4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 52
5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58
6 6 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 56
7 7 2 1 3 4 3 2 1 3 3 4 2 3 2 4 2 39
8 8 4 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 51
9 9 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 56
10 10 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 55
11 11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
12 12 4 3 2 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 1 4 48
13 13 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 54
14 14 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 57
15 15 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 57
16 16 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 55
17 17 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 53
18 18 4 1 3 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 50
19 19 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 56
20 20 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 55
21 21 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 55
22 22 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 56
23 23 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 54
24 24 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58
25 25 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 54
26 26 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 56
27 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
28 28 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 54
29 29 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 54
30 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
31 31 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 55
32 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58
33 33 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
34 34 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 56
35 35 2 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 2 2 4 2 44
36 36 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 56
37 37 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 4 47
38 38 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 53
39 39 4 4 2 2 1 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 46
JUMLAH 152 146 120 120 137 152 146 120 146 152 152 146 152 120 152 2112
UJI VALIBILITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X
Correlations
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 skor_total
item_1
Pearson Correlation
1 .612 1.000** 1.000
** 1.000
** .980
**
Sig. (2-tailed)
.272 .000 .000 .000 .003
N 5 5 5 5 5 5
item_2
Pearson Correlation
.612 1 .612 .612 .612 .758
Sig. (2-tailed)
.272 .272 .272 .272 .138
N 5 5 5 5 5 5
item_3
Pearson Correlation
1.000** .612 1 1.000
** 1.000
** .980
**
Sig. (2-tailed)
.000 .272 .000 .000 .003
N 5 5 5 5 5 5
item_4
Pearson Correlation
1.000** .612 1.000
** 1 1.000
** .980
**
Sig. (2-tailed)
.000 .272 .000 .000 .003
N 5 5 5 5 5 5
item_5
Pearson Correlation
1.000** .612 1.000
** 1.000
** 1 .980
**
Sig. (2-tailed)
.000 .272 .000 .000 .003
N 5 5 5 5 5 5
skor_total
Pearson Correlation
.980** .758 .980
** .980
** .980
** 1
Sig. (2-tailed)
.003 .138 .003 .003 .003
N 5 5 5 5 5 5
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI VALIBILITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y
Correlations
item_1
item_2
item_3
item_4
item_5
item_6
item_7
item_8
item_9
item_10
item_11
item_12
item_13
item_14
item_15
skor_total
item_1
Pearson Correlation
1 .410*
*
.031 -.281
.004 1.000
**
.410*
*
.031 .534*
*
-.089
1.000
**
.534*
*
1.000
**
-.281
1.000
**
.671**
Sig. (2-tailed)
.010 .850 .083 .979 .000 .010 .850 .000 .589 .000 .000 .000 .083 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_2
Pearson Correlation
.410*
*
1 .049 -.011
.007 .410*
*
1.000
**
.049 .029 -.139
.410*
*
.029 .410*
*
-.011
.410*
*
.535**
Sig. (2-tailed)
.010 .768 .947 .967 .010 .000 .768 .860 .398 .010 .860 .010 .947 .010 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_3
Pearson Correlation
.031 .049 1 .397* .164 .031 .049 1.00
0**
.229 .454*
*
.031 .229 .031 .397* .031 .547
**
Sig. (2-tailed)
.850 .768 .012 .320 .850 .768 .000 .161 .004 .850 .161 .850 .012 .850 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_4
Pearson Correlation
-.281
-.011
.397* 1 .073 -
.281 -
.011 .397
* .048 .239 -
.281 .048 -
.281 1.00
0**
-.281
.349*
Sig. (2-tailed)
.083 .947 .012 .660 .083 .947 .012 .773 .142 .083 .773 .083 .000 .083 .030
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_5
Pearson Correlation
.004 .007 .164 .073 1 .004 .007 .164 .149 .292 .004 .149 .004 .073 .004 .286
Sig. (2-tailed)
.979 .967 .320 .660 .979 .967 .320 .364 .072 .979 .364 .979 .660 .979 .078
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_6
Pearson Correlation
1.000
**
.410*
*
.031 -.281
.004 1 .410*
*
.031 .534*
*
-.089
1.000
**
.534*
*
1.000
**
-.281
1.000
**
.671**
Sig. (2-tailed)
.000 .010 .850 .083 .979 .010 .850 .000 .589 .000 .000 .000 .083 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_7
Pearson Correlation
.410*
*
1.000
**
.049 -.011
.007 .410*
*
1 .049 .029 -.139
.410*
*
.029 .410*
*
-.011
.410*
*
.535**
Sig. (2-tailed)
.010 .000 .768 .947 .967 .010 .768 .860 .398 .010 .860 .010 .947 .010 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_8
Pearson Correlation
.031 .049 1.000
**
.397* .164 .031 .049 1 .229 .454
*
*
.031 .229 .031 .397* .031 .547
**
Sig. (2-tailed)
.850 .768 .000 .012 .320 .850 .768 .161 .004 .850 .161 .850 .012 .850 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_9
Pearson Correlation
.534*
*
.029 .229 .048 .149 .534*
*
.029 .229 1 .243 .534*
*
1.000
**
.534*
*
.048 .534*
*
.643**
Sig. (2-tailed)
.000 .860 .161 .773 .364 .000 .860 .161 .136 .000 .000 .000 .773 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_10
Pearson Correlation
-.089
-.139
.454*
*
.239 .292 -.089
-.139
.454*
*
.243 1 -.089
.243 -.089
.239 -.089
.293
Sig. (2-tailed)
.589 .398 .004 .142 .072 .589 .398 .004 .136 .589 .136 .589 .142 .589 .070
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_11
Pearson Correlation
1.000
**
.410*
*
.031 -.281
.004 1.000
**
.410*
*
.031 .534*
*
-.089
1 .534*
*
1.000
**
-.281
1.000
**
.671**
Sig. (2-tailed)
.000 .010 .850 .083 .979 .000 .010 .850 .000 .589 .000 .000 .083 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_12
Pearson Correlation
.534*
*
.029 .229 .048 .149 .534*
*
.029 .229 1.000
**
.243 .534*
*
1 .534*
*
.048 .534*
*
.643**
Sig. (2-tailed)
.000 .860 .161 .773 .364 .000 .860 .161 .000 .136 .000 .000 .773 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_13
Pearson Correlation
1.000
**
.410*
*
.031 -.281
.004 1.000
**
.410*
*
.031 .534*
*
-.089
1.000
**
.534*
*
1 -.281
1.000
**
.671**
Sig. (2-tailed)
.000 .010 .850 .083 .979 .000 .010 .850 .000 .589 .000 .000 .083 .000 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_14
Pearson Correlation
-.281
-.011
.397* 1.00
0**
.073 -.281
-.011
.397* .048 .239 -
.281 .048 -
.281 1 -
.281 .349
*
Sig. (2-tailed)
.083 .947 .012 .000 .660 .083 .947 .012 .773 .142 .083 .773 .083 .083 .030
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
item_15
Pearson Correlation
1.000
**
.410*
*
.031 -.281
.004 1.000
**
.410*
*
.031 .534*
*
-.089
1.000
**
.534*
*
1.000
**
-.281
1 .671**
Sig. (2-tailed)
.000 .010 .850 .083 .979 .000 .010 .850 .000 .589 .000 .000 .000 .083 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
skor_total
Pearson Correlation
.671*
*
.535*
*
.547*
*
.349* .286 .671
*
*
.535*
*
.547*
*
.643*
*
.293 .671*
*
.643*
*
.671*
*
.349* .671
*
*
1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .030 .078 .000 .000 .000 .000 .070 .000 .000 .000 .030 .000
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Data Warga Binaan Narapidana Beragama Islam Kasus Narkotika, Pencurian,
Perlindungan Anak Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Parepare
No Nama Usia
Jenis
Kela
min Agama
Jenis
Kejah
atan
1 JUFRI BIN ABD. RAHMAN 38 Laki-laki Islam Narkotika
2 AMAR BIN LATAHANG 33 Laki-laki Islam Narkotika
3 WANDI SAPUTRA BIN ANDI SAKARIA 24 Laki-laki Islam Pencurian
4 BAHARUDDIN BIN H. BAKRI 40 Laki-laki Islam Narkotika
5 ABD. LATIEF BIN PATIROI 34 Laki-laki Islam Narkotika
6 AHMAD BIN LASAING 35 Laki-laki Islam Narkotika
7 BASRI BIN HASAN 38 Laki-laki Islam Narkotika
8 JUMRIANI BINTI SAINI 36 Perempuan Islam Narkotika
9 JUMAKING DG. TAWANG BIN JUMADIN
ROA
56 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
10 MUHAMMAD YUSRI SAHDAR YUSUF BIN
H. MUH. YUSUF CACO
40 Laki-laki Islam Narkotika
11 DAVID TASIDY BIN ANWAR TASIDY 33 Laki-laki Islam Narkotika
12 HAMSA BIN DELI 52 Laki-laki Islam Narkotika
13 SURIANI BINTI ANAS 33 Perempuan Islam Narkotika
14 VICKY NURUNG BIN MUH. NURUNG 24 Laki-laki Islam Narkotika
15 WAHYU BIN AMIN 31 Laki-laki Islam Narkotika
16 H. KAMARULLAH BIN ABD. RAHMAN 51 Laki-laki Islam Narkotika
17 REZKI SUDIRMAN BIN SUDIRMAN 24 Laki-laki Islam Narkotika
18 SUNARTO BIN SARDING 31 Laki-laki Islam Narkotika
19 RIJAL BIN DG. JARRE 28 Laki-laki Islam Narkotika
20 AMIRUDDIN BIN ZAINUDDIN 48 Laki-laki Islam Narkotika
21 JEFRI BIN ANTO 21 Laki-laki Islam Narkotika
22 HARIS HASAN BIN HASAN 32 Laki-laki Islam Narkotika
23 HERU AGUS SISWANTO BIN ANTOK
RISMANTO
29 Laki-laki Islam Narkotika
24 DODY BIN LANUSU 45 Laki-laki Islam Narkotika
25 MUH. AMIR BIN H. SIDDA 53 Laki-laki Islam Narkotika
26 JOHAN MEDI BIN LADIMANG 38 Laki-laki Islam Narkotika
27 MUSLIADI BIN ABD. MUIS 24 Laki-laki Islam Narkotika
28 TAMRIN BIN MASSE 46 Laki-laki Islam Narkotika
29 ANDI HAMZAH MALLO BIN MALLO 44 Laki-laki Islam Narkotika
30 RAHMAN BIN NAIB 41 Laki-laki Islam Narkotika
31 RUSLAN BIN RUSTAN 24 Laki-laki Islam Narkotika
32 RICO TAMPATI BIN ALWI 26 Laki-laki Islam Narkotika
33 IKBAL BIN MAKMUR 34 Laki-laki Islam Narkotika
34 HERYANTO BIN NURDIN 22 Laki-laki Islam Pencurian
35 ABD. RAJAB BIN IDRUS 45 Laki-laki Islam Pencurian
36 PIKAR BIN TAHIR 23 Laki-laki Islam Narkotika
37 ANSAR BIN LASADE 25 Laki-laki Islam Narkotika
38 UMAR BIN LAPAWA 21 Laki-laki Islam Narkotika
39 MUH. YAMSAR BIN MAHMUD 33 Laki-laki Islam Narkotika
40 SALDI BIN MAHDY 41 Laki-laki Islam Narkotika
41 LANTU BIN LATEBA 46 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
42 EDI ABU BIN ABU 36 Laki-laki Islam Narkotika
43 FIRMAN BIN ARIFIN 27 Laki-laki Islam Narkotika
44 ERWIN BIN HAERUDDIN 35 Laki-laki Islam Narkotika
45 SYAIFUDDIN BIN M. RAMLI 41 Laki-laki Islam Narkotika
46 PARAWANSYAH BIN NASIR S. 29 Laki-laki Islam Narkotika
47 ANDI ASWAN BIN ANDI BABBA 28 Laki-laki Islam Narkotika
48 DENI CHANDRA BIN SYARIFUDDIN 20 Laki-laki Islam Narkotika
49 BAYU ANGGAREKSA BIN DODI BAKRI
SAMAD
24 Laki-laki Islam Narkotika
50 MOH. ARIYANTO BIN MATRIANG 38 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
51 KAHAR BIN MUHAMMAD 31 Laki-laki Islam Narkotika
52 EFFENDI BIN RIDWAN 31 Laki-laki Islam Narkotika
53 ISMAIL RASENG BIN RASENG 31 Laki-laki Islam Narkotika
54 RIZAL BIN HARTONO 29 Laki-laki Islam Narkotika
55 AKBAR SN BIN SUHARTO ALI 26 Laki-laki Islam Narkotika
56 MUH. SYUKUR BIN SYAMSUDDIN 32 Laki-laki Islam Narkotika
57 ASKAR BIN KAMARUDDIN 25 Laki-laki Islam Narkotika
58 MUHAMMAD SURYADI BIN SUPIANI 22 Laki-laki Islam Narkotika
59 HAMDANI BIN HERMAN 39 Laki-laki Islam Narkotika
60 ASRI BIN LANURE 39 Laki-laki Islam Narkotika
61 M. NURHIDAYATULLAH BIN BASRI 23 Laki-laki Islam Narkotika
62 MAKMUR BIN LA SUMMA 28 Laki-laki Islam Narkotika
63 KASMAN BIN ABD. KADIR 41 Laki-laki Islam Narkotika
64 HARTONO BIN MUH. AMIN 26 Laki-laki Islam Narkotika
65 SYAMSUL RIJAL BIN HUSAIN 47 Laki-laki Islam Narkotika
66 NURSYAM BIN ACHMAD B. 32 Laki-laki Islam Narkotika
67 RAHMAT ARAFAH BIN ARAFAH 23 Laki-laki Islam Narkotika
68 IBRAHIM BIN ABDUL YAKUB 30 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
69 MUHAMMAD IBRAHIM BIN ABD.
RAHMAN
21 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
70 RAHIM BIN BALLU 43 Laki-laki Islam Pencurian
71 JUMA BIN NURDIN 37 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
72 GUNADI BACHTIAR BIN H. BACHTIAR
RAUF
19 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
73 NURDIN BIN PALAKA 47 Laki-laki Islam Pencurian
74 HASNI KADIR BINTI KADIR 39 Perempuan Islam Narkotika
75 TASWIN BIN ABD. KADIR 23 Laki-laki Islam Narkotika
76 ILHAM BIN H. PATTAWE 30 Laki-laki Islam Narkotika
77 ANDI ABDULLAH BIN P. LAHONG 33 Laki-laki Islam Narkotika
78 SELAMAT AHMAD BIN KAMALUDDIN 24 Laki-laki Islam Narkotika
79 SAYYID AGIL HABIBI BIN ABD. RAHMAN 32 Laki-laki Islam Narkotika
80 SULFIKAR BIN M. RAMLI 24 Laki-laki Islam Narkotika
81 ADHYATMA BIN JOHAN 31 Laki-laki Islam Narkotika
82 HAERUL JUFRI BIN JUFRI 22 Laki-laki Islam Narkotika
83 SOLIHIN ASLI UMAR BIN H. MUH. ASLI
UMAR
37 Laki-laki Islam Narkotika
84 JUMALDI BIN AMIR 32 Laki-laki Islam Narkotika
85 KASMAN BIN SYAMSUL KUTA 31 Laki-laki Islam Narkotika
86 SATRIA BIN LAUPE 22 Laki-laki Islam Narkotika
87 KASMAN KASIM BIN KASIM 24 Laki-laki Islam Narkotika
88 MUHLIS AHMAD BIN H. AHMAD 40 Laki-laki Islam Narkotika
89 SUPARDI BIN MAMMA 42 Laki-laki Islam Narkotika
90 YASSER ARAFAH BIN IWAN H. SAFIRI 25 Laki-laki Islam Narkotika
91 AGUSTAN SULEMAN BIN SULEMAN 43 Laki-laki Islam Narkotika
92 MUH. IDRIS BIN MADE 42 Laki-laki Islam Narkotika
93 AKBAR N. BIN NAWIR N. 25 Laki-laki Islam Narkotika
94 FAIZAL BIN SUDIRMAN YAHYA SAGGAF 38 Laki-laki Islam Narkotika
95 BAHARUDDIN BIN LAPAKKI 39 Laki-laki Islam Narkotika
96 AHMAD BIN H. LAMING 43 Laki-laki Islam Narkotika
97 SAINUDDIN BIN H. LANTENG 46 Laki-laki Islam Narkotika
98 LATAHI BIN LATOHA 37 Laki-laki Islam Narkotika
99 HENDRA BIN IMRAN 32 Laki-laki Islam Narkotika
100 ABDILLAH BIN BALLADONG 44 Laki-laki Islam Narkotika
101 ANDI SATRIADI BIN ANDI SARIL 23 Laki-laki Islam Narkotika
102 AHMAD FADLY BIN M.RADIT 33 Laki-laki Islam Narkotika
103 RESKY UDIAWAN BIN ANWAR 24 Laki-laki Islam Narkotika
104 ASWANDY BIN SYAMSUL RIJAL 22 Laki-laki Islam Narkotika
105 ANDI AYU ANDINI BINTI A.MUH.ANHAR 27 Perempuan Islam Narkotika
106 FIRMAN BIN MUH.ARI SUNRE 30 Laki-laki Islam Narkotika
107 FIRMAN BIN RAMLAN 32 Laki-laki Islam Narkotika
108 DEDY GUNAWAN BIN H.JAMHURI 40 Laki-laki Islam Narkotika
109 DEDE ZULKARNAIN BIN SYAHRIR 32 Laki-laki Islam Narkotika
110 SUDIRMAN BIN MUH.AKIB 32 Laki-laki Islam Narkotika
111 HAERUL BIN UMAR 23 Laki-laki Islam Narkotika
112 KURNIASIH BADARUDDIN BINTI H.
BADARUDDIN
56 Perempuan Islam Narkotika
113 SABRAN BIN GAFFAR 33 Laki-laki Islam Narkotika
114 ZULKIFLI BIN ISMAIL 37 Laki-laki Islam Narkotika
115 IMRAN BIN MANSUR 42 Laki-laki Islam Narkotika
116 ARIS BIN MAHMUDDIN 48 Laki-laki Islam Narkotika
117 IKHSAN BIN IBNU HAJAR 23 Laki-laki Islam Narkotika
118 ABU BAKAR BIN ABD. KADIR 21 Laki-laki Islam Narkotika
119 MUH.IRFAN ARSYAD BIN MUH.ARSYAD 34 Laki-laki Islam Narkotika
120 PEING BIN HAFID 55 Laki-laki Islam Narkotika
121 MARWAN BIN USMAN 40 Laki-laki Islam Narkotika
122 DARMAN BIN YUNUS 41 Laki-laki Islam Narkotika
123 ARFAN BIN RAHMAN 36 Laki-laki Islam Narkotika
124 WATI BINTI WELLANG 43 Perempuan Islam Narkotika
125 ADRI ANWAR BIN ANWAR ACING 31 Laki-laki Islam Narkotika
126 RUSDI DAMIS BIN H. M. DAMIS 31 Laki-laki Islam Narkotika
127 HARYOKO BIN ILYAS 34 Laki-laki Islam Narkotika
128 JUNAEDY BIN SYAMSUDDIN 46 Laki-laki Islam Narkotika
129 ANDI RAHMAN BIN BAU ICCANG 47 Laki-laki Islam Narkotika
130 AKBAR BIN ISMAIL 22 Laki-laki Islam Narkotika
131 SYAMSUL BAHRI BIN ABD.RAHMAN 21 Laki-laki Islam Narkotika
132 ILHAM BIN IDRIS 31 Laki-laki Islam Narkotika
133 GUSRI BIN SABIR 29 Laki-laki Islam Narkotika
134 PANGERAN SULKIFLI BIN AYYUB 30 Laki-laki Islam Narkotika
135 MUH.HASNAN BIN AMIDUEN JAFAR 42 Laki-laki Islam Narkotika
136 ARGA SANJAYA BIN JAMIDI 26 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
137 ANDRY SABIRIN BIN SANIRIN 31 Laki-laki Islam Narkotika
138 ANDI ASHARI IMRAN BIN ANDI IMRAN 28 Laki-laki Islam Narkotika
139 ARDIAN MOKODONGAN BIN DAN 32 Laki-laki Islam Narkotika
140 TAUFIQ BIN RUSTAM AMIN LAENGKE 27 Laki-laki Islam Narkotika
141 JUFRI BIN H.PATANG 46 Laki-laki Islam Narkotika
142 BAHARUDDIN MAHMUD BIN MAHMUD 41 Laki-laki Islam Narkotika
143 NURDIN BIN LA SELLENG 34 Laki-laki Islam Narkotika
144 WAHYU BIN DAIF 26 Laki-laki Islam Narkotika
145 ARMANSYAH BIN DAENG MANGNGA 40 Laki-laki Islam Narkotika
146 SYAIFUDDIN BIN JORE 47 Laki-laki Islam Narkotika
147 HARYANTO BIN BAALUFU 38 Laki-laki Islam Narkotika
148 TOMO BIN KICA 48 Laki-laki Islam Narkotika
149 ARIYANTI BINTI ABD. RASYID 39 Perempuan Islam Narkotika
150 ARMIN BIN BAJJI 31 Laki-laki Islam Narkotika
151 SYARIFUDDIN BIN LAMING 32 Laki-laki Islam Narkotika
152 SUDIRMAN BIN DUNDUN 46 Laki-laki Islam Narkotika
153 JAHER BIN LANUJE 59 Laki-laki Islam Narkotika
154 RIFANDY BIN ANWAR RAHIM 31 Laki-laki Islam Narkotika
155 ARIS MUNANDAR BIN RUDI PURWANTO 30 Laki-laki Islam Narkotika
156 RUSMAN BIN BEDDU 35 Laki-laki Islam Narkotika
157 MUHAMMAD ARFANDY BIN KASMAN 16 Laki-laki Islam Pencurian
158 ASMAR BIN ABD. AZIZ 35 Laki-laki Islam Narkotika
159 SYAMSIR BIN BAJJI 33 Laki-laki Islam Narkotika
160 KAHARUDDIN BIN LARENTA 38 Laki-laki Islam Narkotika
161 SUDIRMAN BIN ABD. RAHMAN 37 Laki-laki Islam Narkotika
162 MUH. YUSUF BIN TAKDIR 28 Laki-laki Islam Narkotika
163 MUHAMMAD ARWAN BASO BIN ANDI
MUH. IRWAN BASO
20 Laki-laki Islam Narkotika
164 M.IDRUS BIN AMRULLAH 35 Laki-laki Islam Narkotika
165 ANDI MOHAMMAD ALAM SYAFRIZAL
BIN ANDI ALIMUDDIN AGUS
37 Laki-laki Islam Narkotika
166 ANDRI DWI NARSA BIN M.TAHA 23 Laki-laki Islam Narkotika
167 ABD.RAHMAN BIN MUH.AMIN 41 Laki-laki Islam Narkotika
168 M.SATIR BIN PABI HADEDI 28 Laki-laki Islam Narkotika
169 FAUZAN BIN H.BAHARUDDIN YUSUF 24 Laki-laki Islam Narkotika
170 AGUNG SETIAWAN BIN BASRI 19 Laki-laki Islam Pencurian
171 ERWIN BIN ASANG 25 Laki-laki Islam Pencurian
172 HJ.WAHIDA,A.MD BINTI DALI 40 Perempuan Islam Narkotika
173 CHARLES BIN DALI 29 Laki-laki Islam Narkotika
174 SUYUTI BIN KASENG 32 Laki-laki Islam Narkotika
175 M. ALI RAMDANI BIN MAMING 39 Laki-laki Islam Narkotika
176 ANDI PANGERANG BIN ANDI SYAHRIR 24 Laki-laki Islam Narkotika
177 HERWIN BIN JASMIN 31 Laki-laki Islam Narkotika
178 GUSTANG BIN KARNAINI 23 Laki-laki Islam Narkotika
179 WAWAN SETIAWAN BIN MUNIR 42 Laki-laki Islam Narkotika
180 SAIFUL ANNAS BIN ANNAS 38 Laki-laki Islam Narkotika
181 ACHMAD IKBAL BIN ABD. RAHMAN 41 Laki-laki Islam Narkotika
182 HERIYANI BINTI ALI 37 Perempuan Islam Narkotika
183 SUDIRMAN BIN ASSE 26 Laki-laki Islam Pencurian
184 SUKARDI BIN SUDARMIN 18 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
185 RISWANDI RIZAL BIN ANDI RISAL 22 Laki-laki Islam Pencurian
186 NASRUN BIN IBRAHIM 35 Laki-laki Islam Narkotika
187 SUPRIADI UMAR BIN UMAR 46 Laki-laki Islam Narkotika
188 BASO MASHURI BIN MACHMUD ANDI
AKIL
45 Laki-laki Islam Narkotika
189 ARAFAH BIN SUDDINI 55 Laki-laki Islam Narkotika
190 TRI ADI PUTRA ALI BIN MUH. ALI 20 Laki-laki Islam Perlindungan
LAUSENG Anak
191 AL AZHAR BIN H. AHDAR TURAN 29 Laki-laki Islam Narkotika
192 M. HIDAYAT NUR BIN H. M. NUR MAIWA 31 Laki-laki Islam Narkotika
193 ALIMUDDIN BIN BOMBONG 39 Laki-laki Islam Pencurian
194 M.ADRI WINDOW BIN HASAN 26 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
195 SOFYAN DARMANSYAH BIN DARMAN 25 Laki-laki Islam Narkotika
196 IRFAN MUSTANG BIN MUSTANG 30 Laki-laki Islam Narkotika
197 LUKMAN BIN LAUPE 23 Laki-laki Islam Pencurian
198 JUMRAH BINTI IBRAHIM 30 Perempuan Islam Narkotika
199 ASDAR BIN DARSONO 32 Laki-laki Islam Pencurian
200 SAMSUDDIN BIN BULASE 41 Laki-laki Islam Narkotika
201 ARHAM BIN NASIR 29 Laki-laki Islam Pencurian
202 BENY IRAWAN BIN IWAN MUSTAN 18 Laki-laki Islam Narkotika
203 ANDI MUKRIMAH BINTI RAMLI 36 Perempuan Islam Narkotika
204 MURDJIANTO BIN RAHIM 24 Laki-laki Islam Narkotika
205 HERUL BIN HERMAN 20 Laki-laki Islam Pencurian
206 DARWIS BIN BANDASONG 37 Laki-laki Islam Narkotika
207 HASRIADI BIN LACUNDANG 31 Laki-laki Islam Narkotika
208 ANWAR BIN AMRAN 39 Laki-laki Islam Narkotika
209 BAHARUDDIN BIN LA NUSU 45 Laki-laki Islam Narkotika
210 HAMZAH P. BIN PALALLOI 37 Laki-laki Islam Narkotika
211 MUHAMMAD ALI BIN MUH. SALEH 37 Laki-laki Islam Narkotika
212 ANDI IBRAHIM BIN ANDI AZIKIN 27 Laki-laki Islam Narkotika
213 ANTO DAENG NAI BIN DG. RUMPA 24 Laki-laki Islam Narkotika
214 SYAHRIL NUR SAID BIN NUR SAID 29 Laki-laki Islam Narkotika
215 ADAM ABDULLAH BIN ABDULLAH 27 Laki-laki Islam Narkotika
216 ARDI BIN HERMAN 40 Laki-laki Islam Pencurian
217 UNDIN BIN H. CODDI 37 Laki-laki Islam Narkotika
218 MUHAMMAD ALI BIN BEDDU SOSSONG 35 Laki-laki Islam Narkotika
219 DARMAWAN BIN LAODE PARAGA 42 Laki-laki Islam Narkotika
220 SUDIRMAN BIN LA MAMMA 47 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
221 HANDRIYAWAN BIN SULEMAN 26 Laki-laki Islam Narkotika
222 MUH. GUNTUR BIN MOHA DG. KAENG 41 Laki-laki Islam Pencurian
BALLANG
223 AGUS BIN LANDING 19 Laki-laki Islam Pencurian
224 SABRI BIN SAINUDDIN 35 Laki-laki Islam Narkotika
225 ADILMAN EWA BIN EWA 48 Laki-laki Islam Narkotika
226 SUHARDIMAN A. MARAWIAH, SH. BIN
AZIS MARAWAH, SH.
33 Laki-laki Islam Narkotika
227 HERI GUNAWAN BIN M. AMIN 25 Laki-laki Islam Narkotika
228 DYARSA M. BIN SYAHRIR 38 Laki-laki Islam Narkotika
229 IRVAN SETIAWAN NATSIR BIN DRS. H.
MUH. NATSIR AHMAD
42 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
230 MUHAMMAD SAPAR BIN DAHLAN 17 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
231 ANGGA BIN ABD. MUNIR 32 Laki-laki Islam Narkotika
232 MANSUR BIN SAMSUL ARIFIN 38 Laki-laki Islam Narkotika
233 AGUS BIN BULANG 28 Laki-laki Islam Narkotika
234 ANDIKA BIN ARYADI 29 Laki-laki Islam Narkotika
235 ANDI RIANTO BIN ANDI MUIS
AMIRULLAH
49 Laki-laki Islam Narkotika
236 AHMAD UBAIDILLAH BIN ILLING NGAU 19 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
237 ZULKIFLI BIN AMRAN 23 Laki-laki Islam Narkotika
238 RIDWAN BURHAN BIN BURHAN 47 Laki-laki Islam Narkotika
239 M. ZULKIFLI BIN HARFAN 24 Laki-laki Islam Narkotika
240 SUPARTA BIN RUSLAN 18 Laki-laki Islam Narkotika
241 MUH. YUSUF AMRULLAH BIN
AMRULLAH
37 Laki-laki Islam Narkotika
242 HENDRA BIN HERMAN 28 Laki-laki Islam Narkotika
243 BAHARUDDIN BIN H. SYARIFUDDIN 45 Laki-laki Islam Narkotika
244 HAMKA MUHAMMADONG BIN
MUHAMMADONG
34 Laki-laki Islam Narkotika
245 SURIANTO BIN BACHTIAR 35 Laki-laki Islam Narkotika
246 SABRIA SASAMPE BINTI PILIMON 37 Perempuan Islam Narkotika
247 DANIATI BINTI DAHLAN 31 Perempuan Islam Narkotika
248 ARIKA NOVIANY BINTI SYAMSIR ALI 26 Perempuan Islam Narkotika
249 NYLA MAHARDIKA BINTI LA NINU 32 Perempuan Islam Narkotika
250 HERMAWATI, A.MA BINTI M. YUNUS 37 Perempuan Islam Narkotika
251 SUDRI BIN MUH. HATTA 37 Laki-laki Islam Narkotika
252 JUSMAN BIN KARNAINI 29 Laki-laki Islam Narkotika
253 HERFIN BIN AMIRULLAH 28 Laki-laki Islam Narkotika
254 MUH. RUDI BIN MAMING 35 Laki-laki Islam Narkotika
255 ASWAN BIN SAHABUDDIN 29 Laki-laki Islam Narkotika
256 ERWIN BIN SAHABUDDIN 27 Laki-laki Islam Narkotika
257 ARAFAH BIN LA FATTAH 29 Laki-laki Islam Narkotika
258 IRWAN BIN AGUSTAN 29 Laki-laki Islam Pencurian
259 TAUFIK MAHDI BIN MAHDI 34 Laki-laki Islam Narkotika
260 ASRI BIN H. SAFIRI 43 Laki-laki Islam Narkotika
261 HAMZAH BIN HAMID 42 Laki-laki Islam Narkotika
262 MURSALIM SYAM BIN MUSTAFA SYAM 45 Laki-laki Islam Narkotika
263 MUH. MAKKARUMPA BIN DAUD 44 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
264 MUH. FADHIL AMARDY BIN MAMUS
ONALDY
18 Laki-laki Islam Narkotika
265 AMINUDDIN AMIN BIN MUH. AMIN 42 Laki-laki Islam Narkotika
266 NURAFDI BIN HAMZAH 27 Laki-laki Islam Pencurian
267 HUSNUZ ZHAN BIN ABD. AKRAM
DJAFAR
24 Laki-laki Islam Pencurian
268 SUWARDI BIN ZAINUDDIN 35 Laki-laki Islam Narkotika
269 ARMAN BIN LANGKA 27 Laki-laki Islam Narkotika
270 SARIL BIN YUNUS 26 Laki-laki Islam Narkotika
271 IVA NURBAYANTI BINTI MAKMUR 29 Perempuan Islam Pencurian
272 ILHAM IDRUS, SE BIN SIDA IDRUS 53 Laki-laki Islam Penipuan
273 ANDI PUTRA SANG FAJAR P. BIN
PARAMADJENG
24 Laki-laki Islam Narkotika
274 RUSDI BIN THAMRIN 38 Laki-laki Islam Narkotika
275 HAMDAN PERMAGA BIN MAHMUD 22 Laki-laki Islam Narkotika
276 IDRIS BIN ABD. RAHMAN 38 Laki-laki Islam Narkotika
277 ALFIAN BIN RAMLI 26 Laki-laki Islam Narkotika
278 SYAHRIZAL BIN BAHARUDDIN 22 Laki-laki Islam Narkotika
279 H. RUSLI BIN MUDA 54 Laki-laki Islam Narkotika
280 BHAKTI MAULANA BIN AAM SOMAD 19 Laki-laki Islam Narkotika
281 GUNAWAN BIN MUHAMMAD NUR 29 Laki-laki Islam Pencurian
282 GERY ANWAR BIN ANIS DJ 22 Laki-laki Islam Pencurian
283 MUHAMMAD AKMAL BIN SYAMSUDDIN 18 Laki-laki Islam Narkotika
ALI
284 TRY MULYAWAN BIN DRS. DARMAWAN 18 Laki-laki Islam Narkotika
285 ARDIANSYAH BIN SYAHRUDDIN 22 Laki-laki Islam Pencurian
286 FANDY SYAHRIR BIN SYAHRIR 29 Laki-laki Islam Pencurian
287 MUH. HAEKAL BIN HASRI ANWAR 15 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
288 JEMMI BIN LADDU 29 Laki-laki Islam Pencurian
289 ANDI IWAN BIN ANDI MASUD 48 Laki-laki Islam Pencurian
290 SYAHRUL RAMADHAN BIN MUH. ZAID 21 Laki-laki Islam Pencurian
291 RIDWAN BIN JAWWAS 26 Laki-laki Islam Narkotika
292 ANDI AZIS BIN ANDI BABBA 37 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
293 ASWAN HIDAYAT BIN TAUFIK 26 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
294 MUH. ARIS BIN ABBAS BANDE 43 Laki-laki Islam Narkotika
295 ABDUL RAHMAN BIN MUHARRAM 23 Laki-laki Islam Pencurian
296 YUSUF PERSADA BIN HASAN ALI 29 Laki-laki Islam Narkotika
297 ZAIPULLAH IBRAHIM BIN IBRAHIM 36 Laki-laki Islam Narkotika
298 JUMANSYAH BIN NURDIN 22 Laki-laki Islam Pencurian
299 MUHAMMAD NUR AMINULLAH BIN
MURSALIM
18 Laki-laki Islam Pencurian
300 MUH. IQBAL BIN MAPPANGARA HUSAIN 37 Laki-laki Islam Narkotika
301 DARMIN YAHYA BIN YAHYA 49 Laki-laki Islam Narkotika
302 MUH. IKRA RUSTAM BIN LATANG 37 Laki-laki Islam Pencurian
303 AMINUDDIN TJAMBI BIN H. TJAMBI 40 Laki-laki Islam Narkotika
304 ASRI BIN NURSANDA 41 Laki-laki Islam Narkotika
305 MUH. SABIR BIN ABD. HAFID 42 Laki-laki Islam Narkotika
306 AINUL BIN TAWAKKAL 33 Laki-laki Islam Pencurian
307 IMBAR SAPUTRA BIN AMIR SIMARRUNG 17 Laki-laki Islam Pencurian
308 RISWAN SANDI BIN ASWAN TAUFIK 19 Laki-laki Islam Pencurian
309 MUH. RIFAL IFATULLAH BIN
NASRUDDIN
17 Laki-laki Islam Pencurian
310 MUHAMMAD ADRYANT. S.SL BIN MUH.
SYAHRIR. SL
15 Laki-laki Islam Pencurian
311 DEDY BIN ONDING 28 Laki-laki Islam Pencurian
312 MISWAN BIN USMAN 17 Laki-laki Islam Pencurian
313 HARDIANSYAH BIN BAHARUDDIN 17 Laki-laki Islam Pencurian
314 HAMZAH BIN BURHANUDDIN 33 Laki-laki Islam Narkotika
315 BASRI BIN LOMBANG 35 Laki-laki Islam Narkotika
316 YULIANTI BINTI IBRAHIM 21 Perempuan Islam Narkotika
317 IRWAN S. BIN M. SAID 33 Laki-laki Islam Narkotika
318 FAUZAN ADI LESMANA BIN SYAHRIR
INDRA LESMANA
19 Laki-laki Islam Pencurian
319 AHMAD SUKRI BIN NURDINKAS 49 Laki-laki Islam Narkotika
320 NASIR BIN LAMUDENG 37 Laki-laki Islam Narkotika
321 JUPRI BIN SAPPIRE 33 Laki-laki Islam Pencurian
322 SUWARNO BIN MAYU 21 Laki-laki Islam Pencurian
323 ALING BIN UMAR 33 Laki-laki Islam Narkotika
324 RUSMAN BIN LA NURUNG 44 Laki-laki Islam Narkotika
325 HASBULLAH BIN H. BUKRAMANG 31 Laki-laki Islam Narkotika
326 ADI PRATAMA BIN BAHARUDDIN SYAM 24 Laki-laki Islam Pencurian
327 MUH. RUSLAN BIN MUH. ARIF HASAN 23 Laki-laki Islam Pencurian
328 HERLIADI BIN HERMAN 23 Laki-laki Islam Pencurian
329 AGUNG LAKSONO BIN M. TARONI S. 17 Laki-laki Islam Pencurian
330 MIRZAL MUBARAK MUHIDDIN, SE BIN
MUHIDDIN
33 Laki-laki Islam Narkotika
331 YUSLIANY BINTI USMAN 36 Perempuan Islam Narkotika
332 AGUNG DWI PUTRA BIN SUWARSI 15 Laki-laki Islam Pencurian
333 ACHMAD QAYYUM ALI BIN ALIMUDDIN 16 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
334 WAHYU HENDRA BIN MULYADI DAENG
NAI (ALM)
40 Laki-laki Islam Pencurian
335 MUHAMMAD TAUHID ALIAS TOIK BIN
DARMIN
15 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
336 DARMAN ALIAS BONJA BIN DOLLAN 18 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
337 ILHAM PRAMANA ALIAS ILLANG BIN
JUNAEDI
16 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
338 ALDI PAINTU ALIAS ALDI BIN DARIUS 17 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
339 RAHMAT FADILLAH LANDUNG ALIAS
RAHMAT BIN BURHANUDDIN
15 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
340 ZULKIFLI ALIAS ZUL BIN HADAR 16 Laki-laki Islam Perlindungan
Anak
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Syahirah Ahmad, lahir di
Pinrang, 18 mei 1996, merupakan anak pertama dari empat
bersaudara. Yang terdiri dari satu anak laki-laki dan tiga
perempuan. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak
Ahmad dan Ibu Hapsa. Penulis sekarang bertempat tinggal
di Desa Tapporang Dusun Kampung Baru Kecamatan
Batulappa Kabupaten Pinrang.
Penulis memulai pendidikannya di Sekolah Dasar MI DDI Padanglolo 2002.
Kemudian melanjutkan di Sekolah MTS DDI Padanglolo pada tahun 2008.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah atas di
(MAN) Pinrang pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014. Pada tahun 2014
penulis melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Parepare dengan program studi Bimbingan Konseling
Islam (BKI) Jurusan Dakwah dan Komunikasi. Penulis melaksanakan peraktik
pengalaman lapangan di Kantor Urusan Agama Tapalang (Mamuju), dan
melaksanakan kuliah kerja nyata di Desa Perangian Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.
Adapun Organisasi yang sempat digeluti selama kuliah di IAIN Parepare yaitu:
Persatuan Olahraga Mahasiswa (PORMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Dakwah dan Komunikasi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII), dan Ikatan Mahasiswa DDI (IMDI). Penulis mengajukan judul skripsi
sebagai tugas akhir, yaitu “Pengaruh Intensitas Bimbingan Islam Terhadap
Perilaku Keberagamaan Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas
IIB Parepare”.