i
PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN
DOSISPUPUK PTERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.)
SKRIPSI
Oleh :
Aditya Rochman
NPM. 12110003
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
ii
ABSTRAK
PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK
PTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG
(Solanum melongena L.)
Oleh
Aditya Rochman
Terung atau Terong (Solanum melongena L.) adalah tanaman pangan yang
ditanam untuk dimanfaatkan buahnya. Potensi dalam pembudidayaan tanaman
terung dapat terbuka lebar untuk para petani. Salah satu usaha untuk
meningkatkan produksi adalah dengan penambahan pupuk kandang berbagai jenis
dan pupuk P.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh:
(1) Jenis pupuk kandang yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman
terung terbaik, (2) Dosis pupuk P yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil
tanaman terung terbaik, (3) Interaksi antara jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
P yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung terbaik.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan, ketinggian ± 54 m dpl dengan curah hujan sedang dan topografi
dataran rendah. Penelitian dimulai dari bulan September sampai dengan
November 2016.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang disusun secara split plot
dengan tiga ulangan. Sebagai petak utama adalah jenis pupuk kandang (K) yang
terdiri dari 3 level yakni pupuk kandang sapi (k1), pupuk kandang kambing (k2),
dan pupuk kandang ayam (k3). Sedangkan anak petak adalah dosis pupuk fosfat
(P) berasal dari SP-36 yang terdiri dari tiga taraf dosis, yaitu 100 kg ha-1
SP-36
(p1), 200 kg ha-1
SP-36 (p2), dan 300 kg ha-1
SP-36 (p3).
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pemberian jenis pupuk kandang memberikan
pengaruh terhadap tanaman terung. Penggunaan pupuk kandang kambing
meningkatkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan jenis
pupuk kandang yang lainya, (2) Pemberian pupuk P dengan dosis yang berbeda
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung, dan (3) Tidak terdapat interaksi pada pemberian jenis pupuk kandang dan
dosis pupuk P terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN
DOSIS PUPUK P TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
TERUNG (Solanum melongena L.)
Nama Mahasiswa : Aditya Rochman
NPM : 12110003
Program Studi : Agroteknologi
Jurusan : Agroteknologi
Menyetujui,
Komisi Pembimbing :
Pembimbing I,
Ir.Yatmin, M.T.A.
NIP.196302161990031003
Pembimbing II,
Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIP. 19630408 198903 2 003
KETUA JURUSAN
AGROTEKNOLOLOGI,
Priyadi, SP, M.Si
NIK. 003027283A
iv
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Ketua :Ir.Yatmin, M.T.A ..........................
Penguji utama : Dr.Ir.Etik Puji Handayani, M.Si. ..........................
Anggota :Ir.Rakhmiati, M.T.A. ..........................
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
Ir. Rakhmiati, M.T.A.
NIP. 19630408 198903 2 001
Tanggal Lulus Ujian: 8Januari 2019
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Aditya Rochman, lahir di Mulya Kencana, 17 Desember
1994. Putra pertama dari pasangan Bapak Edi Sutrisno dan Ibu Umayah.
Menempuh pendidikan Sekolah Dasar tahun 2001 di SDN 06 Mulya Kencana
Tulang Bawang Barat lulus tahun 2006, kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama di SMPN 03 Mulya Kencana Tulang Bawang Barat, lulus
pada tahun 2009. Selanjutnya menempu pendidikan Menenggah Atas di Sekolah
Menengah Kejuruan, SMK Pelita Agung Tumijajar lulus tahun 2012. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper)
Dharma Wacana Metro.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
Kedua Orang Tuaku dan Adikku Sahabat dan Orang-orang yang Saya Sayangi
Yang telah mendampingi dan memberikan doa serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini
vii
MOTTO
“Always be yourself no matter what they say and never be anyone else
even if they look better than you”
Selalu jadi diri sendiri tidak peduli apa yang mereka katakan dan jangan
pernah menjadi orang lain meskipun mereka tampak lebih baik dari
Anda.
“Kesuksesan itu bukanlah akhir segalanya, tetapi hanya sebuah
pencapaian”
(Aditya Rochman )
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga proposal ini dapat penulis selesaikan dengan baik,
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Program
Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,
dengan judul “Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.)”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. selaku Ketua STIPER dan sekaligus sebagai
pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan saran agar
sempurnanya skripsi ini.
2. Bapak Ir. Yatmin, M.T.A selaku pembimbing I, atas segala bimbingan,
bantuan, motivasidan saran yang sangat berarti hingga selesainya skripsi ini.
3. Ibu Dr. Ir. Etik Puji H. M.Si. selaku penelaah penelitian, atas segala
bimbingan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya skripsi
ini.
4. Bapak Priyadi, SP., M.Si, selaku ketua jurusan Agroteknologi Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro yang telah memberikan dukungan,
dan saran hingga selesainya skripsi ini.
ix
5. Segenap civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana
Metro yang telah memberikan banyak kemudahan dan fasilitas demi
kelancaran dalam pembuatan skripsi ini.
6. Kedua orang tua ku yang telah memberikan doa restu dan semangatnya
hingga selesainya skripsi ini.
7. Seluruh Rekan-Rekan yang telah ikut membatu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna diharapkan berbagai kritikan dan saran yang bersifat membangun.
Metro, November 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................... 4
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ................................................ 4
1.4 Hipotesis ............................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Terung ................................................................ 8
2.1.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Terung. ........ 8
2.1.2 Jenis Terung dan Syarat Tumbuh .......................... 9
2.2 Pupuk Kandang............................................................... 11
2.3 Pupuk Fosfor (P) ............................................................. 15
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 17
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................. 17
3.3 Metode Penelitian .............................................................. 17
3.4 Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 18
3.4.1 Pengolahan Tanah..................................................... 18
3.4.2 Penyemaian ............................................................... 19
3.4.3 Penanaman ................................................................ 19
3.4.4 Pemeliharaan Tanaman............................................. 19
3.5 Pemanenan ......................................................................... 21
3.6 Peubah Yang Diamati ........................................................ 21
xi
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil ................................................................................ 23
4.1.1 Tinggi Tanaman ..................................................... 23
4.1.2 Jumlah Daun ........................................................... 24
4.1.3 Jumlah Cabang ....................................................... 25
4.1.4 Berat Berangkasan Kering ..................................... 25
4.1.5 Jumlah Buah per Tanaman ..................................... 26
4.1.6 Panjang Buah.......................................................... 27
4.1.7 Diameter Buah........................................................ 28
4.1.8 Berat Buah per Tanaman ........................................ 29
4.1.9 Hasil per Petak ....................................................... 29
4.2. Pembahasan ..................................................................... 30
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan...................................................................... 34
4.2. Saran ................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................. (38-52)
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ (53-58)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tinggi Tanaman Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda........................................................................
23
2. Jumlah Daun Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P
Yang Berbeda.......................................................................................
24
3. Jumlah Cabang Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk
P Yang Berbeda.................................................................................... 25
4. Berat Berangkasan Kering Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P Yang Berbeda.............................................................. 28
26
5. Jumlah Buah Pertanaman Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P Yang Berbeda.............................................................. 29
27
6. Panjang Buah Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P
Yang Berbeda............................................................. ..........................
28
7. Diameter Buah Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk
P Yang Berbeda.................................................................................... 31
28
8. Berat Buah Pertanaman Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P Yang Berbeda.............................................................. 31
29
9. Hasil per Petak Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk
P Yang Berbeda....................................................................................
30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tata Letak Penelitian......................................................................... 40
2. Tata Letak Tanaman Sampel Per Plot.......................................... ..... 41
3. Deskripsi Tanaman Terung Varietas Mustang.................................. 42
4. Data Rata-Rata Tinggi Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda...........................
43
5. Tinggi Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang
dan Dosis Pupuk P yang Berbeda......................................................
44
6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda...........................
44
7. Jumlah Daun Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.............................................................
45
8. Analisis Ragam Jumlah Daun Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.......................................
45
9. Jumlah Cabang Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.............................................................
46
10. Analisis Ragam Jumlah Cabang Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda...........................
46
11. Berat Berangkasan Kering Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.....................................
47
12. Analisis Ragam Jumlah Cabang Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda...........................
47
13. Jumlah Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda......................................
48
14. Analisis Ragam Jumlah Buah per Tanaman Terung akibat
Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda..
48
15. Jumlah Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang BerbedaTransformasi (log X)...
49
16. Jumlah Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan DosisPupuk P yang Berbeda Transformasi (log X)...
49
17. Panjang Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.............................................................
50
xiv
18. Analisis Ragam Panjang Buah Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda...........................
50
19. Panjang Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda Transformasi (log X)...
51
20. Analisis Ragam Panjang Buah per Tanaman Terung akibat
Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda
Transformasi (log X).........................................................................
51
21. Diameter Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.............................................................
52
22. Analisis Ragam Diameter Buah Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda...........................
52
23. Berat Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.....................................
53
24. Analisis Ragam Berat Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda..................
53
25. Hasil per Plot akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P yang Berbeda......................................................................
54
26. Analisis Ragam Hasil per Plot Tanaman Terung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda..................
54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bibit Tanaman Terung ................................................................. 55
2. Penimbangan pupuk kandang ...................................................... 55
3. Penimbangan Pupuk SP-36 .......................................................... 56
4. Penimbangan Pupuk KCl (pupuk dasar) ...................................... 56
5. Pemupukan ................................................................................... 57
6. Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman ...................................... 57
7. Pemanenan ................................................................................... 58
8. Penimbangan Berat Berangkasan Basah ...................................... 58
9. Penimbangan Berat Berangkasan Kering..................................... 59
10. Penimbangan Berat Buah Terung ................................................ 59
11. Pengkuran Panjang Buah Terung ................................................. 60
12. Pengukuran Diameter Buah Terung ............................................. 60
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terung atau Terong (Solanum melongena L.) adalah tanaman pangan yang
ditanam untuk dimanfaatkan buahnya. Terung menjadi salah satu bahan pangan
yang mudah dan murah harganya. Terung juga mengandung banyak khasiat bagi
kesehatan karena dapat menurunkan kolesterol darah, mengandung zat anti kanker,
menjadi alat kontrasepsi (Faisal, MS. 2012).
Pasar dalam Negeri merupakan pasar yang potensial bagi pemasaran buah dan
sayuran, termasuk terung. Komoditas sayuran dan buah memang diarahkan untuk
menggairahkan pasar dalam negeri. Terung banyak mengandung vitamin dan gizi
yang tinggi. seperti vitamin B-kompleks, thiamin, pyridoxine, riboflavin, zat besi,
phosphorus, manganese dan potassium. Terung adalah salah satu sumber
makanan yang sangat dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Selain rasanya
enak, terung juga bisa diolah menjadi brermacam-macam menu masakan. Bahkan
cara mengolahnya terbilang mudah dan sederhana.
Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam
memaksimalkan hasil tanaman. Menurut Wijaya (2008), pemupukan dilakukan
sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman. Namun, apabila penggunaan pupuk
2
yang tidak bijaksana atau berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi tanaman
yang diusahakan, seperti keracunan, rentan terhadap hama dan penyakit, kualitas
produksi rendah dan selain itu pula biaya produksi tinggi dan dapat menimbulkan
pencemaran.
Salah satu usaha peningkatan produksi terung dapat dilakukan melalui
peningkatan kesuburan tanah dengan memberi pupuk. Baik berupa pupuk organik
maupun anorganik. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang mengandung
unsur hara makro dan mikro. Pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia maupun biologi tanah. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002)
pemberian pupuk kandang dapat membantu menahan air, sehingga ketersediaan
air tanah lebih terjaga, membantu memegang ion sehingga meningkatkan
kapasitas tukar ion atau ketersediaan hara, membantu granulasi tanah sehingga
tanah menjadi lebih gembur atau remah, yang akan memperbaiki aerasi tanah dan
perkembangan sistem perakaran dan memacu pertumbuhan mikroba dan hewan
tanah lainnya yang sangat membantu proses dekomposisi bahan organik tanah.
Berbagai jenis pupuk kandang ayam, kambing dan sapi memiliki karakter yang
berbeda satu dengan yang lain. Pupuk kandang sapi termasuk pupuk dingin dan
merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir sehingga
tersedia dalam tanah berlangsung secara perlahan-lahan. Pupuk kandang kambing
memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang dibandingkan pupuk
kambing lainnya karena kotoran kambing bercampur dengan air seninya,
Bercampurnya air seni yang juga mengandung unsur hara dengan kotoran padat
3
membuat kandungan unsur haranya seimbang. Sedangkan pupuk kandang ayam
paling kaya unsur hara dibanding pupuk kandang lainnya (Hendra, 2012).
Selain pupuk organik, diperlukan juga penambahan pupuk anorganik untuk
melengkapi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar dan
cepat, yaitu unsur P. Menurut Wijaya (2008), unsur P merupakan unsur hara yang
penting bagi tanaman karena dapat memperbaiki sistem perakaran. Pemberian P
pada terung, mempercepat pembungaan, dan pemasakan biji dan buah.
Kekurangan P pada tanaman akan menyebabkan pertumbuhan yang terhambat
karena terjadi gangguan pada pembelahan sel. Daun tanaman menjadi berwarna
hijau tua yang kemudian menjadi ungu dan terjadi pada cabang dan batang
tanaman muda. Terlambatnya masa pemasakan buah dan biji serta tanaman
kerdil. Sedangkan kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama
unsur hara mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) pada tanaman
terganggu (Hardjowigeno, 2003). Kebutuhan P pada tanaman terung bergantung
pada keadaan tanah dan pertanaman, sehingga dosis pupuk P yang tepat masih
perlu dilakukan penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh jenis pupuk kandang dan dosis pupuk P terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L.).
4
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh:
1. Jenis pupuk kandang yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman
terung terbaik.
2. Dosis pupuk P yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung
terbaik.
3. Interaksi antara jenis pupuk kandang dan dosis pupuk P yang menghasilkan
pertumbuhan dan hasil tanaman terung terbaik.
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis
Saat ini masyarakat mulai menyadari akan kesehatan produk pertanian, khususnya
sayuran. Masyarakat menuntut produk pertanian yang berkuailitas tinggi, dapat
tersedia setiap hari, serta tidak tercemar oleh residu bahan kimia yang dapat
membahayakan kesehatan. Pupuk merupakan faktor yang sangat penting bagi
tanaman untuk menghasilkan produksi panen yang tinggi.
Pupuk kandang merupakan sumber unsur hara bagi tanaman yang mudah
diperoleh. Macam-macam pupuk kandang yang sering digunakan adalah pupuk
kandang sapi, kambing, dan ayam. Selain mengandung unsur hara, pupuk
kandang juga membantu meningkatkan ketersediaan air pada tanah, terutama pada
saat musim kemarau. Oleh karena itu dalam pemupukan tanaman terung
menggunakan pupuk kandang untuk menghasilkan produksi panen yang tinggi.
Dalam proses pemupukan tanaman terung, pemberian jenis pupuk dan dosis
pupuk sangat penting untuk menentukan produktivitas panen, (Safei, 2014).
5
Menurut Setiawan (2007), unsur hara yang terkandung pada pupuk kandang sapi
antara lain: N 0,4 %, P 0,2 % , dan K 0,10 %, pupuk kandang kambing antara lain:
N 0,60 %, P 0,30 % dan K 0,17 %, sedangkan pupuk kandang ayam antara lain:
nitrogen N 1,0 %, P 0,80 % dan K 0,40 %. Dengan demikian maka pemberian
pupuk kandang yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula
terhadap pertumbuhan tanaman tersebut.
Hasil penelitian Safei (2014) menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang sapi
dengan dosis 0,74 kg/tanaman memberikan respon yang lebih baik terhadap
waktu berbunga tanaman, jumlah buah pertanaman dan bobot buah tanaman
terung. Sedangkan penelitian Rahman, A. (2011), pemberian pupuk kandang
ayam dengan dosis 10 ton/ha memberikan pengaruh pada variabel tinggi tanaman,
jumlah buah, panjang buah, diameter buah dan berat buah pertanaman pada
tanaman terung.
Hasil penelitian Maryanto dan Rahmi (2015) menunjukkan bahwa pemberian
pupuk kandang berbagai jenis yakni kotoran ayam dan kotoran sapi memberikan
respon terbaik yakni pupuk sapi yang didukung oleh berat buah per tanaman.
kemudian pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam dan pupuk kandang
sapi yakni 10 ton/ha, 20 ton/ha dan 30 ton/ha memberikan pengaruh terbaik yakni
30 ton/ha pada variabel berat buah pertanaman yaitu 3,56 kg/tanaman.
Selain pupuk kadang, pupuk P juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman terung. Pada tanaman terung pemupukan P memegang peranan penting
dalam peningkatan produksi terung karena pupuk mengandung hara yang
6
dibutuhkan oleh tanaman (Marzuki, 2007). Menurut Marsono (2001), tanaman
yang kekurangan unsur P akan nampak gejala pertumbuhan lambat, warna daun
akan tampak tua dan sering tampak mengkilap kemerahan, tepi daun bercabang,
batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning dan
buah menjadi kecil tampak jelek dan lekas matang. Sedangkan kelebihan unsur P
tanaman menjadi kerdil dan warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai
dari ujung-ujung daun.
Ketersediaan P didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah
pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah, P akan bereaksi dengan ion besi dan
alumunium. Reaksi ini membentuk besi fosfat dan alumunium fosfat yang sukar
larut dalam air sehingga tidak digunakan oleh tanaman (Novizan, 2002).
Sedangkan pupuk kandang memiliki kandungan P kurang dari 1,0%, oleh sebab
itu diperlukan pupuk P untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung.
Menurut hasil penelitian Fahri (2013), pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 200
kg/ha berpengaruh terhadap semua parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman,
jumlah daun, umur berbunga, jumlah buah, panjang buah dan berat buah terung.
Sedangkan hasil penelitian Ulfah (2014) dengan pemberian pupuk P dengan dosis
0 kg/ha (kontrol), 100 kg/ha, 200 kg/ha, 300 kg/ha, 400 kg/ha memberikan
pengaruh yang signifikan yakni pada pemberian pupuk P dengan dosis 300 kg/ha
tomat meningkatkan bobot buah tanaman sebesar 112,7% dibandingkan dengan
perlakukan tanpa pupuk phonska (kontrol).
7
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian jenis pupuk kandang yang berbeda memberikan pertumbuhan dan
hasil tanaman terung yang berbeda.
2. Pemberian dosis pupuk P yang berbeda memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman terung yang berbeda.
3. Terdapat interaksi antara jenis pupuk kandang dan dosis pupuk P memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil terung.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Terung
2.1.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Terung
Menurut Rukmana (2002), tanaman terung diklasifikasikan yakni, kerajaan:
Plantae, Kelas: Magnoliopsida, Subkelas: Asteridae, Ordo: Solanes, Famili:
Solanaceae, Genus: Solanum, dan Spesies: Solanum melongena.
Tanaman terung tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci). Daunnya besar, dengan
lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4
inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi
225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci)
panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga
ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna
kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang
liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam (Sumpena, 2008).
Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri memiliki banyak biji yang
kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung
nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau (Rukmana, 2002).
9
2.1.2 Jenis Terung dan Syarat Tumbuh
Jenis terung yang umum diperjualbelikan adalah terung gelatik, terung kopek,
terung craigi, terung Medan, terung Bogor, dan terung Jepang. Terung gelatik
umumnya dibuat lalap, sehingga sering juga disebut sebagai terung lalap.
Buahnya bulat kecil berwarna ungu atau putih keunguan, teksturnya renyah,
rasanya langu tetapi tidak getir.
Terung kopek memiliki bentuk buah bulat panjang, bagian ujungnya tumpul, lurus,
berwarna ungu, hijau keunguan, atau hijau muda. Rasanya agak manis dan
tekstur daging buahnya lunak. Terung craigi memiliki buah berbentuk bulat
panjang (lurus atau bengkok), berwarna ungu atau ungu muda, serta ujungnya
meruncing. Terung medan berbentuk bulat panjang, warnanya hijau bergaris-
garis putih, rasanya manis tetapi agak asam. Terung Bogor memiliki buah
berbentuk bulat besar, sehingga dikenal juga sebagai terung kelapa. Warnanya
putih atau hijau keputih-putihan, tekstur renyah, rasanya sedikit manis dan agak
getir (kelat). Selain varietas lokal, di Indonesia juga banyak ditanam terung
varietas introduksi, yaitu berasal dari luar negeri. Varietas introduksi yang paling
dikenal adalah terung jepang. Terung Jepang memiliki bentuk yang beragam,
yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat, serta warna kulit yang ungu hingga ungu
gelap mengilap. Varietas terung Jepang yang sangat dikenal adalah moneymaker
2 dan black shine (Faisal, 2012).
Saat ini di Indonesia banyak ditanam varietas terung hibrida. Keunggulan varietas
hibrida adalah produksinya tinggi, teksturnya renyah dan empuk, rasanya enak,
serta memiliki ketahanan yang tinggi terhadap hama dan penyakit tanaman.
10
Contoh varietas hibrida: farmers long dan extra long (asal Taiwan); early bird,
black dragon, vista, long tom, dan money maker 2 (asal Jepang).
Terung sangat mudah dibiakkan karena dapat hidup di daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m dpl. Namun demikian, tanah itu harus
memiliki cukup banyak kandungan bahan organik dan berdrainase baik. Selain
itu, pH tanah harus berkisar antara 5 - 6 agar pertumbuhannya optimal.
Pemilihan tempat dengan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan terung merupakan
salah satu faktor yang mendukung keberhasilannya. Faktor-faktor iklim yang
berpengaruh pada pertumbuhan terung yaitu:
a. Suhu
Tanaman terung untuk tumbuh dengan baik memerlukan suhu tanah antara
18―30° C. Dengan suhu di bawah atau di atas kisaran tersebut, pertumbuhan
tanaman terung kurang optimal. Namun, untuk perkecambahan biji, suhu
optimal yang dibutuhkan antara 25―35° C (Sumpena, 2008).
b. Cahaya
Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman
terung. Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika
pencahayaan berlangsung antara 8―12 jam/hari (Sumpena, 2008).
c. Kelembapan dan curah hujan
Kelembapan relatif udara yang dikehendaki oleh tanaman terung untuk
pertumbuhannya antara 50―85%. Sementara curah hujan optimal yang
diinginkan tanaman sayur ini antara 200―400 mm/bulan. Curah hujan yang
terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman ini, terlebih pada saat
11
mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan
bunga (Sumpena, 2008).
2.2 Pupuk Kandang
Pupuk kandang didefinisikan sebagai pupuk yang berasal dari kandang ternak,
baik berupa pupuk kandang padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun
air kencing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari 2 jenis, yaitu
padat dan cair (Lingga dan Marsono, 2007).
Peran pupuk kandang dalam kaitannya dengan sifat fisik tanah adalah dalam
rangka pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat
antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga pupuk organik
penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pupuk organic terhadap
sifat fisika tanah yang lain adalah terhadap peningkatan porositas tanah. Porositas
tanah adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang dapat terisi bahan
padat tanah yang terisi oleh udara dan air. Pori-pori tanah dapat dibedakan
menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Penambahan bahan organik pada
tanah kasar akan meningkatkan pori yang berukuran menengah dan menurunkan
pori makro, dengan demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air. Pada
tanah halus lempungan, pemberian bahan organik akan meningkatkan pori meso
dan menurunkan pori mikro, dengan demikian akan meningkatkan pori yang
dapat
terisi udara dan menurunkan pori yang terisi air, artinya akan terjadi perbaikan
aerasi untuk tanah lempung berat (Atmojo dan Wongso, 2003).
12
Pengaruh pupuk kandang terhadap kesuburan kimia tanah ialah pupuk kandang
atau humus itu mengandung unsur nitrogen, fosfat, dan kalium, serta unsur-unsur
mikro, akan menambah kelarutan fosfat, karena humus akan menjadi asam humat
atau asam-asam lain yang dapat melarutkan Fe dan Al sehingga fosfat dalam
keadaan bebas. Selain itu humus berupa penyangga kation, jadi bisa
mempertahankan kation, jadi bisa mempertahankan unsur-unsur hara sebagai
bahan makanan untuk tanaman (Sarief, 1985).
Menurut Atmojo dan Wongso (2003), pengaruh pupuk kandang terhadap biologi
tanah berkaitan dengan penyediaan sumber energi bagi makro dan mikro fauna
tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktifitas dan
populasi. Mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan
aktifitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme
yang berperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan
aktinomisetes. Di samping mikrofauna tanah, fauna tanah juga berperan dalam
dekomposisi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda,
Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi
dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan struktur tanah.
Penambahan pupuk kandang akan meningkatkan kapasitas pengikatan air dan
membuat tanah menjadi gembur (Sutanto, 2002), sehingga sangat menguntungkan
bagi pertumbuhan akar tanaman. Pupuk kandang merupakan pemasok berbagai
unsur hara makro dan mikro terutama nitrogen, dan hampir seluruh kandungan
hara dalam pupuk organik dapat diserap tanaman setelah melalui proses
13
dekomposisi. Pupuk kandang juga merupakan sumber energy bagi
mikroorganisme saprofitik dan secara tidak langsung meningkatkan ketersediaan
hara bagi tanaman melalui kegiatan mikroorganisme tanah, kemudiaan setelah
mikroorganisme mati akan melepaskan unsur hara sehingga dapat dimanfaatkan
oleh tanaman. Pupuk organik juga mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin
yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan mikroorganisme
(Arifin dan Krisnawati 2008).
Menurut Isnaini (2006), penggunaan pupuk kandang banyak member keuntungan
bagi tanaman, antara lain: (1) meningkatkan citra rasa dan kandungan gizi, (2)
meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu, karena dengan
penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur-unsur hara makro dan mikro
terpenuhi semua sehingga tanaman menjadi lebih kuat dan sehat untuk dapat
menahan organisme pengganggu dan penyakit, (3) memperpanjang umur simpan
dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak akibat
penyimpanan. Hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk organik,
secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara
lengkap sehingga bagian-bagian sel tanaman termasuk sel-sel yang menyusun
buah sempurna.
Menurut Joetono (1992) dalam Romarkam dan Yuwono (2002), nilai pupuk
kandang dipengaruhi oleh: (1) makanan hewan yang bersangkutan; (2) fungsi
hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja; (3)
jenis atau macam hewan; dan (4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai
alas kandang. Kualitas bahan organik seperti pupuk kandang berkaitan dengan
14
nisbah C/N, kandungan lignin, kandungan polifenol dan kapasitas polifenol
mengikat protein. Kaitan antara C/N dengan kualitas bahan organik berhubungan
dengan laju mineralisasi. Bahan organik akan termineralisasi jika nisbah C/N di
bawah nilai kritis 25-30, dan jika di atas nilai kritis akan terjadi immobilisasi N.
Bahan organik yang masih mentah dengan nisbah C/N tinggi apabila diberikan
secara langsung ke dalam tanah akan berdampak negatif terhadap kesediaan hara
tanah. Bahan organik akan langsung diuraikan oleh mikrobia untuk memperoleh
energi. Populasi mikrobia yang tingi, akan memerlukan hara untuk tumbuh dan
berkembang yang diambil dari tanah yang seharusnya digunakan oleh tanaman,
sehingga mikrobia dan tanaman saling bersaing untuk memperebutkan hara yang
ada. Akibatnya hara yang ada dalam tanah berubah menjadi tidak tersedia karena
berubah menjadi senyawa organik mikrobia. Kejadian ini disebut imobilisasi
hara. Untuk menghindari imobilisasi hara, bahan perlu di lakukan proses
pengomposan terlebih dahulu. Proses pengomposan adalah suatu proses
penguraian bahan organik dari bahan dengan nisbah C/N tinggi menjadi bahan
yang mempunyai nisbah C/N rendah (matang) dengan upaya mengaktifkan
kegiatan mikrobia pendekomposer (Atmojo dan Wongso 2003).
Menurut Sutedjo (2008), penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang harus
disertai pengawasan terus menerus dalam arti giat melakukan penyiangan dan
pemberantasan hama/penyakit tertentu karena dalam pupuk padat sering terbawa
atau terkandung berbagai biji rerumputan dan semak yang akan tumbuh
bersamaan dengan tumbuhnya tanaman yang diusahakan selain itu didalam pupuk
15
kandang sering terbawa pula bibit hama dan penyakit tanaman (telur/larva insekta,
bakteri, cendawan).
2.3 Pupuk P
Unsur fosfor dilambangkan dengan P, kegunaan dari unsur fosfor adalah terutama
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya untuk pertumbuhan anak-anak
tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman. Karena P sangat tidak mobil di
dalam tanah, maka unsur ini harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
perakaran tanaman akan bersinggungan dengan P tersebut. Secara fisiologi fosfor
merangsang pertumbuhan awal dari akar yang secara langsung mempengaruhi laju
pertumbuhan tanaman. Rangsangan pertumbuhan awal dari akar ini biasanya
menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi pada tanaman semusim. Efesiensi
pemupukan fosfor dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan pemupukan
kombinasi dengan pupuk nitrogen (Hasibuan, 2008).
Fosfor (P) bagi tanaman berperan dalam proses respirasi dan fotosintesis,
penyusunan asam nukleat, pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah,
perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap
kekeringan, mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko
keterlambatan waktu panen (Rachman, Djuwanti dan Idris 2008).
Unsur fosfor diserap terutama sebagai anion fosfat valensi satu (H2PO4-), dan
diserap lebih lambat dalam bentuk anion valensi dua (HPO42-
). pH tanah
mengendalikan perimbangan jumlah kedua bentuk ini, H2PO4-tersedia pada pH di
bawah 7, dan HPO42-
di atas 7. Banyak fosfat yang diubah menjadi bentuk
organik ketika masuk ke dalam akar atau sesudah diangkut xilem menuju tajuk.
16
Pada banyak spesies terdapat hubungan yang erat antara fosfor dan nitrogen
dalam proses pematangan, kelebihan nitrogen menunda pematangan, sedangkan
terlalu banyak fosfor mempercepat pematangan. Jika fosfor diberikan berlebih
pertumbuhan akar sering melebihi pertumbuhan tajuk. Hal ni menyebabkan
nisbah tajuk akar rendah, berlawanan dengan akibat kelebihan nitrogen (Salisbury
dan Ross, 1995).
Menurut Suprapto (1997), pupuk fosfat berfungsi mendorong pertumbuhan akar
sehingga daya serap hara tanaman meningkat. Bagi kacang tanah, pupuk fosfat
dibutuhkan lebih banyak dari pada pupuk nitrogen, P mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pembentukan polong, mengurangi jumlah polong yang tidak
berisi dan mempercepat proses matangnya polong pada kacang tanah.
Kekurangan fosfat pada tanaman akan menyebabkan pertumbuhan yang
terhambat karena terjadi gangguan pada pembelahan sel. Daun tanaman menjadi
berwarna hijau tua yang kemudian menjadi ungu dan terjadi pada cabang dan
batang tanaman muda. Terlambatnya masa pemasakan buah dan biji serta
tanaman kerdil. Sedangkan kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain
terutama unsur hara mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) pada
tanaman terganggu (Hardjowigeno, 2003).
17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan, ketinggian ± 54 m dpl dengan curah hujan sedang dan topografi
dataran rendah. Penelitian dimulai dari bulan September sampai dengan
November 2016.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang diperlukan yaitu pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing,
pupuk kandang ayam, pupuk P-SP 36, air, tanah, ajir bambu, kertas label, benih
terong varietas Mustang, insektisida Regent (bahan aktif Friponil 0,3%), dan
pestisida jenis Lannet (bahan aktif Mitomil 25%).
Alat yang digunakan terdiri atas cangkul, sabit, tugal, tali rafia, buku, bolpoint,
ember, meteran, hand sprayer, bambu, dan timbangan elektrik, penggaris, karung,
plastik, oven, listrik, cutter, dan kamera.
3.3 Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak
kelompok lengkap (RAKL) yang disusun secara split plot dengan tiga ulangan.
18
Sebagai petak utama adalah jenis pupuk kandang (K) yang terdiri dari 3 level
yakni pupuk kandang sapi (k1), pupuk kandang kambing (k2), dan pupuk kandang
ayam (k3). Sedangkan anak petak adalah dosis pupuk fosfat (P) berasal dari SP-36
yang terdiri dari tiga taraf dosis, yaitu 100 kg ha-1
SP-36 (p1), 200 kg ha-1
SP-36
(p2), dan 300 kg ha-1
SP-36 (p3). Selanjutnya terdapat kombinasi perlakukan yaitu:
k1p1, k1p2, k1p3, k2p1, k2p2, k2p3, dan k3p1, k3p2, k3p3.
Data pengamatan diuji Bartlett untuk kehomogenan data dan uji Tuckey untuk
menguji ketakaditifan data sebelum dilakukan analisis ragam, dilanjutkan dengan
uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf signifikansi 5%.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah diawali dengan membersihkan areal dari gulma dan sampah.
Kemudian tanah diolah dengan cara dibajak dan dicangkul dengan kedalaman
pembalikan tanah 20 cm, sebanyak 2 kali kemudian dibuat plot percobaan dengan
ukuran 3 m x 4,2 m, jarak antar plot 100 cm dan jarak antar ulangan 150 cm.
Pupuk yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang sapi, kambing,
dan ayam. Pupuk kandang sapi, kambing, dan ayam diperoleh dengan cara
membeli pupuk yang sudah jadi atau yang sudah di komposkan. Aplikasi dari
pupuk kandang sesuai perlakuan dengan dosis 15 ton/ha atau 18,9 kg/plot
diberikan satu minggu sebelum tanam dengan cara ditabur pada setiap plot dan
kemudian dicangkul hingga rata.
19
3.4.2 Penyemaian
Benih terung varietas mustang sebelum disemai direndam terlebih dahulu di
dalam air selama 5 jam. Benih terung yang mengapung pada saat perendaman
diambil (dibuang). Setelah direndam benih ditiriskan, kemudian benih segera
ditanam (semai) dalam tanah dengan menggunakan polybag ukuran 5 cm x 8 cm.
Hal ini dimaksudkan agar tanaman terung tersebut bila dipindahkan ke
gulutan/plot resiko kematian sangatlah kecil. Media taman terdiri dari tanah,
sekam bakar dengan perbandingan volume 1 : 1. Kemudian dicampur rata,
dimasukkan dalam polybag dengan volume ¾.
3.4.3 Penanaman
Setelah tanaman berumur satu bulan di persemaian, tanaman terung tersebut
dipindahkan ke plot percobaan. Penanaman dilakukan pada sore hari dengan cara
menggunting polybag persemaian dengan hati-hati agar bibit tidak rusak. Jumlah
bibit yang ditanam satu bibit dilubang tanam, dengan jarak tanam 70 x 60 cm.
Sedangkan jumlah populasi 30 tanaman setiap plot.
3.4.4 Pemeliharaan
a. Penyiraman
Tanaman terung merupakan tanaman yang membutuhkan suplai air banyak.
Penyiraman pada tanaman terung dilakukan secara kondisional, yakni apabila
media tanam terlihat mulai mengering. Penyiraman dilakukan dengan sistem
kocor.
20
b. Pemupukan
Pupuk kandang diaplikasikan pada saat pengolahan tanah sesuai dengan
perlakuan. Kemudian aplikasi pupuk fospor (P) yakni pupuk SP-36 diberikan
pada saat tanam dengan cara ditugal dengan dosis sesuai perlakuan, yaitu
pupuk fosfat 100 kg ha-1
(p1) atau 126 g per plot, 200 kg ha-1
(p2) atau 252 g
per plot, 300 kg ha-1
(p3) atau 378 g per plot. Sebagai pupuk tambahan yakni
pupuk urea dengan dosis 300 kg kg ha-1
diberikan dua kali yakni pada saat
tanam dengan dosis 150 kg ha-1
(atau 189 g per plot) dan 35 HST dengan
dosis sama dan pupuk KCl 200 kg ha
-1 (atau 126 g per plot) diberikan satu kali
saat tanam dengan cara larikan diantara lubang tanam dalam barisan.
c. Penyiangan
Penyiangan membersihkan tanaman dari tanaman pengganggu/gulma yang
tumbuh pada areal penanaman, dilakukan pada saat tanaman berumur 14 dan
28 HST.
d. Penyulaman
Penyulaman pada tanaman yang mati dilakukan saat tanaman berumur 10
HST dengan cara di tugal dan diganti dengan tanaman baru.
e. Pengendalian hama
Dilakukan cara manual dilakukan dengan cara mengambil hama seperti ulat
dari tanaman, sedangkan penyemprotan dilakukan dengan cara
menyemprotkan insektisida dengan dosis 20 ml dan fungisida dengan
dosis 10 g (demolish dan antracol) per tangki volume 14 L dengan cara
dicampur kemudian diaplikasian pada tanaman terung saat tanaman berumur
20 HST.
21
f. Pemberian ajir
Dilakukan ketika tanaman berumur 18 hari setelah tanam (HSS). Ajir
diperlukan untuk menopang batang dan buah, dengan tinggi ajir 1 meter.
3.5 Pemanenan
Tanda-tanda buah terung siap dipanen adalah kulit buah halus dan berwarna ungu.
Pamanenan pada penelitian ini dilakukan sebanyak sembilan kali, dengan interval
3 hari yakni dimulai pada umur 65 HST, 68 HST, 71 HST, 74 HST, 77 HST, 80
HST, 83 HST, 86 HST, dan 89 HST.
3.6 Peubah Yang Diamati
Pengamatan dilakukan terhadap peubah umum yang berkaitan dengan produksi
antara lain sebagai berikut:
1) Tinggi tanaman (cm).
Pengukuran dimulai dari permukaan tanah sampai ujung batang primer,
dilakukan dengan interval 2 minggu, dimulai dari umur 14 HST sampai
dengan umur 56 HST.
2) Jumlah daun (helai)
Daun yang dihitung adalah seluruh daun yang telah muncul semua.
Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST sampai dengan
umur 56 HST, satuan yang digunakan adalah (helai daun).
3) Jumlah cabang
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang tanaman
yang keluar dari batang utama. Pengamatan dilakukan saat akhir penelitian.
22
4) Berat brangkasan kering (gram/tanaman)
Tanaman sampel diambil pada 40 HST, dikeringkan dengan menjemur di
bawah sinar matahari sampai didapat berat konstan sebanyak 2 tanaman.
5) Jumlah buah per tanaman (buah)
Jumlah buah dihitung saat setiap kali panen pada tanaman sampel, dengan
interval 65 HST sampai dengan penelitian yakni 89 HST.
6) Berat buah per tanaman (g)
Berat buah per tanaman dalam keadaan segar ditimbang menggunakan
timbangan, di timbang setiap panen, dimulai 65 HST sampai akhir penelitian
yakni 89 HST dan dibagi dengan jumlah seluruh buah.
7) Panjang buah (cm)
Panjang buah diamati tiap 3 hari, dimulai 65 HST sampai dengan akhir
penelitian yakni 89 HST. Panjang buah diamati dari pangkal buah sampai
ujung buah.
8) Diameter buah (cm)
Diameter buah diamati tiap 3 hari, dimulai 65 HST sampai dengan akhir
penelitian yakni 89 HST dengan menggunakan jangka sorong.
9) Hasil per ha
Hasil setiap plot di hitung dengan mengurangi tanaman pinggir sehingga luas
petak panen 180 x 210 cm kemudian dikalikan ke hektar.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tinggi Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan dosis
pupuk P yang berbeda serta interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap tingi
tanaman terung. (Lampiran 6)
Tabel 1. Tinggi Tanaman Terung Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda Umur 56 HST
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
..............................cm..............................
Sapi
Kambing
Ayam
57,13
51,60
62,47
55,27
49,27
58,80
55,80
58,07
59,73
56,07
52,98
60,33
Rata-rata 57,07 54,44 57,87
24
Untuk mengetahui perkembangan tinggi tanaman terung pada umur 14 HST
sampai dengan 56 HST disajikan pada gambar 1.
Gambar 1. Tinggi Tanaman Terung Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda
4.1.2 Jumlah Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan dosis
pupuk P yang berbeda serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun pada umur 56 HST. (Lampiran 8)
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda Umur 56 HST
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
..............................helai..........................
Sapi
Kambing
Ayam
57,67
47,20
63,27
49,40
46,13
57,53
52,27
55,40
56,40
53,11
49,58
59,07
Rata-rata 56,04 51,02 54,69
25
4.1.3 Jumlah Cabang
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang, sedangkan pemberian berbagai
dosis pupuk P berpengaruh tidak nyata dan tidak terjadi interaksi diantara
keduanya perlakuan tersebut terhadap jumlah cabang. (Lampiran 10)
Tabel 3. Jumlah Cabang Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P
Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
...........................cabang............................
Sapi
Kambing
Ayam
4,27
4,53
4,93
5,13
5,07
4,53
4,47
5,33
4,80
4,62 A
4,98 B
4,75 AB
Rata-rata 4,58 4,91 4,87
BNT K = 0,24 BNT P = 0,65
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Hasil uji BNT menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kambing
meningkatkan jumlah cabang 7,79% dari pada pemberian pupuk kandang sapi,
tetapi tidak berbeda dengan pemberian pupuk kandang ayam. Sedangkan,
pemberian pupuk P berbagai dosis menghasilkan jumlah cabang yang tidak
berbeda.
4.1.4 Berat Berangkasan Kering
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk kandang yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap berat berangkasan kering, tetapi pemberian
pupuk P berbagai dosis berpengaruh tidak nyata dan tidak terjadi interaksi
26
diantara kedua perlakuan terhadap berat berangkasan kering tanaman terung.
(Lampiran 12)
Tabel 4. Berat Berangkasan Kering Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
............................ g ...........................
Sapi
Kambing
Ayam
19,09
22,85
24,33
21,69
23,78
26,24
21,53
29,05
28,52
20,77 A
25,23 B
26,36 B
Rata-rata 22,09 23,90 26,36
BNT K = 1,23 BNT P = 3,48
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Dari uji BNT menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk kandang memberikan
pengaruh yang berbeda tetapi pemberian pupuk kandang kambing tidak berbeda
dengan pemberian pupuk kandang ayam. Berat berangkasan kering yang
diberikan pupuk kandang kambing dan ayam meningkat sebesar 26,91% dan
21,47% dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang sapi. Sedangkan,
pemberian pupuk P berbagai dosis menghasilkan berat berangkasan kering yang
tidak berbeda.
4.1.5 Jumlah Buah per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk kandang yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman, sedangkan
pemberian dosis pupuk P dan interaksi keduanya tidak berbeda diantara keduanya
terhadap jumlah buah per tanaman terung. (Lampiran 14)
27
Tabel 5. Jumlah Buah Per Tanaman Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
............................ buah .........................
Sapi
Kambing
Ayam
10,27
12,23
10,80
10,93
12,60
10,53
10,97
12,27
11,20
10,72 A
12,37 B
10,84 A
Rata-rata 11,10 11,35 11,48
BNT K = 0,64 BNT P = 0,42
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil BNT menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk kandang kambing
memberikan pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan pupuk kandang sapi
dan ayam. Pupuk kandang kambing menghasilkan jumlah buah per tanaman lebih
banyak 15,39% dibandingkan pemberian pupuk kandang sapi, dan 14,11%
dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang ayam, Sedangkan pemberian
pupuk P berbagai dosis memberikan pengaruh yang tidak berbeda terhadap
jumlah buah per tanaman.
4.1.6 Panjang Buah
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan dosis
pupuk P yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah terung, dan
tidak terjadi interaksi diantara kedua perlakuan terhadap panjang buah terung.
(Lampiran 18)
28
Tabel 6. Panjang Buah Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P
Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
........................... cm ............................
Sapi
Kambing
Ayam
19,25
19,33
19,55
19,27
19,09
19,86
19,37
19,51
19,39
19,30
19,31
19,57
Rata-rata 19,38 19,41 19,40
4.1.7 Diameter Buah
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis pupuk
kandang berpengaruh nyata terhadap diameter buah, tetapi pemberian pupuk P
berbagai dosis dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap
diameter buah. (Lampiran 22)
Tabel 7. Diameter Buah Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P
Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
............................ cm ...........................
Sapi
Kambing
Ayam
3,30
3,56
3,52
3,38
3,63
3,42
3,49
3,69
3,48
3,39 A
3,63 B
3,47 A
Rata-rata 3,46 3,48 3,55
BNT K = 0,17 BNT P = 0,12
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Dari uji BNT menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk kandang memberikan
pengaruh yang berbeda. Pada diameter buah, pemberian pupuk kandang kambing
mampu meningkatkan diameter buah sebesar 7,08% dibandingkan pemberian
29
pupuk kandang sapi dan meningkatkan sebesar 4,61% dibandingkan pemberian
pupuk kandang ayam. Sedangkan, pemberian pupuk P berbagai dosis
menghasilkan diameter buah yang tidak berbeda.
4.1.8 Berat Buah per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk P yang berbeda serta interaksi keduannya berpengaruh
tidak nyata terhadap berat buah per tanaman.
(Lampiran 24)
Tabel 8. Berat Buah Per Tanaman Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
............................ kg ...........................
Sapi
Kambing
Ayam
0,97
1,07
1,05
0,99
1,07
1,01
1,04
1,09
0,99
1,00
1,08
1,02
Rata-rata 1,03 1,02 1,04
4.1.9 Hasil Per Petak
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap hasil per petak, sedangkan pemberian dosis
pupuk P yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap hasil per petak dan tidak
terjadi interaksi diantara kedua perlakuan. (Lampiran 26)
30
Tabel 9. Hasil Per Petak Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P
Yang Berbeda
Jenis Pupuk Kandang
(K)
Dosis Pupuk P (P)
Rata-rata 100 kg ha
-1 200 kg ha
-1 300 kg ha
-1
............................ kg ........................
Sapi
Kambing
Ayam
10,64
13,87
11,55
11,73
14,27
10,91
11,97
14,33
12,12
11,45 A
14,16 B
11,53 A
Rata-rata 12,02 12,30 12,81
BNT K = 1,07 BNT P = 1,01
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Hasil uji BNT menunjukkan Pemberian pupuk kandang kambing mampu
meningkatkan hasil per petak lebih tinggi sebesar 23,67% dibandingkan
pemberian pupuk kandang sapi dan meningkatkan 21,92% dibandingkan
pemberian pupuk kandang ayam. Sedangkan pemberian pupuk P berbagai dosis
menghasilkan hasil per petak yang tidak berbeda.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis pupuk kandang
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung, hal ini terlihat pada beberapa peubah jumlah cabang, jumlah buah per
tanaman, berat berangkasan kering, diameter buah dan hasil per petak. Tetapi
tidak berbeda nyata pada peubah tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah per
tanaman dan panjang buah. Hal ini di duga karena unsur hara yang terkandung
dalam pupuk kandang mampu dimanfaatkan tanaman apabila pupuk sudah terurai
dengan baik. Hal ini menyebabkan ketersediaan unsur yang akan dimanfaatkan
pada proses pertumbuhan maupun produksi tanaman. Seperti yang diketahui
31
pupuk kandang berupa padatan sangat lama untuk diurai, hal ini akan
mempengaruhi jumlah unsur hara yang dihasilkan. Hal ini sependapat dengan
pendapat Hendra (2012) bahwa pupuk organik (kandang) memiliki sifat lambat
menyediakan unsur hara bagi tanaman karena memerlukan waktu untuk proses
dekomposisinya (slow release).
Pemberian jenis pupuk kandang kambing meningkatkan jumlah cabang 7,79%
dibandingkan dengan pupuk kandang sapi. Peningkatan jumlah buah sebesar
15,39% dan 14,11% yang diberi pupuk kandang kambing dibandingkan pupuk
kandang sapi dan ayam. Selain itu, pemberian pupuk kandang kambing juga
meningkatkan berat berat berangkasan kering sebesar 21,47% dibandingkan
pupuk kandang sapi. Hal ini diduga pupuk kandang kambing mampu lebih cepat
untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman, dalam hal ini unsur hara N pada
pupuk kandang tersedia pada fase vegetatif dan fase pembungaan sampai
pembentukan buah.
Pemberian pupuk kandang kambing meningkatkan diameter buah sebesar 7,08%
dan 4,61% dibandingkan pupuk kandang sapi dan ayam. Selain itu, pupuk
kandang kambing meningkatkan hasil perpetak sebesar 23,67% dan 21,92%
dibandingkan pupuk kandang sapi dan ayam. Hal ini diduga, pupuk kandang
mengandung unsur hara makro dan mikro, pupuk kandang kambing mengandung
unsur hara makro lebih banyak dibandingkan pupuk kandang sapi dan lebih
sedikit dibandingkan pupuk kandang ayam. Kandungan unsur hara makro
berpengaruh dan sangat dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh tanaman.
Unsur hara N dapat mempengaruhi perkembangan batang, daun dan buah. Hal ini
32
sependapat dengan Prihmantoro (1999) dalam Hendri, dkk., (2015) bahwa unsur
hara N diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil dan merangsang
pertumbuhan vegetatif tanaman seperti batang, cabang dan daun.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk P tidak
menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini
diduga karena pupuk P yang diberikan sudah terpenuhi oleh pupuk kandang yang
dosisnya relatif lebih banyak pada saat pemberian. Walaupun sudah ada yang
melebihi dosis anjuran untuk budidaya tanaman terung, namun ketersediaan unsur
hara yang terdapat pada lahan penelitian belum mencukupi kebutuhan tanaman,
sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman belum optimal bahwa masih lebih
rendah dari potensial hasil. Rendahnya hasil dibandingkan dengan potensi yang
seharusnya dicapai diduga disebabkan oleh ketersediaan hara yang kurang
mencukupi pada setiap fase pertumbuhan tanaman tersebut. Ketersediaan unsur P
juga sangat dipengaruhi oleh kadar pH tanah. Dimana jika tanah terlalu masam
akan menyebabkan unsur P terjerap oleh unsur Al. Selain itu, tanaman akan lebih
cepat memanfaatkan unsur yang berasal dari bahan organik (Novizan, 2002). Di
sisi lain, menurut Lingga dan Marsono (2007) menyatakan faktor yang
mempengaruhi pemupukan yaitu dosis, waktu, jenis dan umur tanaman, selain itu
faktor lingkungan juga mempengaruhi tingkat keberhasilan pemupukan.
(Rinsema, 1983 dalam Hendri, dkk., 2015) menyatakan bahwa pemberian pupuk
dalam tingkat optimum untuk tanaman yang dilakukan terus menerus akan
menaikan kapasitas produktif tanah yang akhirnya dapat menaikan potensi
tanaman yang dihasilkan.
33
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara jenis pupuk
kandang dan pupuk P berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung. Hal ini diduga terjadi akibat setiap pupuk memiliki kandungan unsur yang
sama sehingga tidak berhubungan satu dengan yang laiinya. Sedangkan menurut
Sutedjo (2002), menyatakan bahwa bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya
dari faktor lain sehingga faktor lain tersebut akan tertutupi dan masing-masing
faktor mempunyai sifat yang jauh berbeda pengaruh dan sifat kerjanya,maka akan
menghasilkan hubungan yang berbeda dalam mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian jenis pupuk kandang memberikan pengaruh terhadap tanaman
terung. Yaitu jumlah cabang, jumlah buah dan hasil per petak. Penggunaan
pupuk kandang kambing meningkatkan pertumbuhan dan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan jenis pupuk kandang lain nya.
2. Pemberian pupuk P dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh tidak
nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung.
3. Tidak terdapat interaksi pada pemberian jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk P terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar menggunakan pupuk organik berupa
pupuk kandang kambing ataupun pupuk kandang ayam.
35
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, dan Wongso S. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan
Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru BesarIlmu
Kesuburan Tanah. FP Universtas Sebelas Maret.
Arifin, Z. dan Krisnawati, A. 2018. Pertanian Organik Menuju Pertanian
Berkelanjutan. Bayu Media Publishing. Malang.
Eriyandi. 2008. Budi Dayatanaman Terung. CV. Wahana lptek Bandung.
Fahri, K. 2013. Hasil Penelitian. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Terung Terhadap Perlakuan Pupuk Phonska.
Faisal M. S. 2012. Meraup Untung Jutaan Rupiah dari Budidaya Terung Putih.
Jakarta: Diandra Pustaka Indonesia.
Hardjowigeno, S. 2013. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Jakarta; Akademika Pressindo. 250 Hal.
Hasibuan, B. E. 2018. Diktat Pupuk Dan Pemupukan. Fakultas Pertanian USU.
USU. Press. Medan.
Hendra. 2012. Pupuk Kandang. Baktanak. Deptan
Hendri, M., Napitulu, M., dan Sujalu, A., P. 2015. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi
dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
TanamanTerung Ungu (Solanum melongena L.) Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Hasibuan, B. E.,2006. Ilmu Tanah. USU Perss. Medan
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik, Untuk Keuntungan Ekonomi dan Kelestarian
Bumi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar
Swadaya.
36
Maryanto dan Rahmi, A. 2015. Pengaruh jenis dan dosis pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat varietas permata. Agroteknologi,
fakultas Pertanian. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Marsono dan Lingga. 2001. Pupuk dan pemupukan. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Novizan. 2002. Petunjuk pemupukan yang effektif . Agro Media. Tanggerang.
Rachman, A. I., Djuwanti, S., Dan Idris, K. 2018. Pengaruh Bahan Organik Dan
Pupuk NPK Terhadap Serapan Hara Dan Produksi Jagung Di Inceptisols
Ternate. Jurnal Tanah Dan Lingkungan.
Rahman, A. 2011. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organic Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat Varietas Permata.
Romanskan, Afandie dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta: Kanisius.
Rukmana. 2002. Bertanam Terung. Kansius. Jogjakarta.
Safei, M. 2014. Pengaruh jenis dan dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan
dan hasil tanamn terung varietas mustang F-1. Agroteknologi, fakultas
Pertanian. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Salisbury, F. B., Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. Bandung ITB.
Sarwono, H. 1987.Ilmu Tanah. Jakarta: PT Mediatama Sarana Perkasa.
Sarief, S. 1985. Kesuburan dan Pemupupuk kandang Tanah Pertanian. Bandung:
C.V Pustaka Buana.
Sasmitamihardja, D. dan Siregar, Arbayah H. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Setiawan. 2007. Budidaya tanaman terung. Jakarta. Penebar Swadaya
Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Bogor. Balai Besar
Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.
Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya.
Sumpena, 2008. Budidaya tanaman terung. Jakarta. Penebar Swadaya
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik; Menuju PertanianAlternatif Dan
Berkelanjutan. Jakarta; Kansius.
37
Sutedjo, M. 2008. Pupuk Dan Cara Pemupukan pupuk kandang. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Ulfah, F. 2014. Pengaruh pupuk phonska terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. ETD UNSYIAH.
Wijaya, K. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman. Jakarta: Prestasi Pustaka.
38
Lampiran 1. Tata Letak Penelitian
II
Keterangan:
k1 : pupuk kandang sapi p1 : pupuk SP-36100 kg ha-1
k2 : pupuk kandang kambing p2 : pupuk SP-36 200 kg ha-1
k3 : pupuk kandang ayam p3 : pupuk SP-36 300 kg ha-1
100 cm
100 cm
k3p1 k3p3 k1p3
k3p3
k3p2
k1p3
k1p2
k1p1
k2p2
k2p1
k2a3
k3p2 k1p2
k3p1 k1p1
k2p1 k2p2
k2p2 k2p1
k2a3 k2a3
k1p1 k3p1
k1p2 k3p2
k1p3 k3p3
I II III
39
Lampiran 2. Tata Letak Tanaman Sampel Per Plot
3m
Keterangan :
Petak Penelitian berukuran 3 m x 4,2 m = 12,6 m2
Jarak tanam 70 cm x 60 cm
Tanaman sampel terung yang ditelitisebanyak 5 tanaman
Luas petak panen 210 x 180 cm
: Tanaman Sampel
: Tanaman sampel Destruktif
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
4.2m
70cm 60cm
X
X
40
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Terung Varietas Mustang
Asal
Tinggi pohon
Panjang daun
Lebar daun
Warna bunga
Bentuk buah
Bobot per buah
Ukuranbuah
Diameter buah
Dagingbuah
Hasil rata-rata
Potensihasil per batang
Warna kulit buah
Daun kelopak
Bentuk bunga
Rasa buah terung
Letak buah
Umur pemanenan
Bentuk daun
Warna daun
Koleksi Balai Pertanian Tanaman
40 – 150 cm
10 – 20 cm
5 – 10 cm
Putih ungu dengan lima mahkota bunga
Silindris, lonjong, oval atau bulat
150 – 200 gram
27 cm
5 cm
Kerasdanmudahjadi
50 – 60 ton/ha
4,5 kg/batang
Ungu hingga ungu mengilap
Melekat pada dasar buah
Mirip bintang
Pahit dan konsistensi yang menyerupai spons
Tergantung pada tangkai buah
60 – 75 hari
Besar dengan lobus yang kasar
Hijau muda sampai hijau tua
Sumber: Kebunmenara.com
41
Lampiran 4. Data Tinggi Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang
dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Pengamatan
1 2 3 4
k1p1 12,97 18,91 38,07 57,13
k1p2 12,89 16,91 35,13 55,27
k1p3 11,94 17,91 35,15 55,80
k2p1 11,58 15,12 27,00 51,60
k2p2 15,76 19,02 31,68 49,27
k2p3 11,31 18,70 40,60 58,07
k3p1 13,94 23,51 48,33 62,47
k3p2 10,73 16,34 39,80 58,80
k3p3 17,06 22,35 42,73 59,73
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
42
Lampiran 5. Tinggi Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 40,60 66,00 64,80 171,40 57,13
k1p2 51,00 50,60 64,20 165,80 55,27
k1p3 49,80 50,60 67,00 167,40 55,80
k2p1 42,40 47,00 65,40 154,80 51,60
k2p2 43,20 48,40 56,20 147,80 49,27
k2p3 41,00 66,00 67,20 174,20 58,07
k3p1 58,60 60,60 68,20 187,40 62,47
k3p2 60,60 69,60 46,20 176,40 58,80
k3p3 40,80 71,60 66,80 179,20 59,73
Jumlah 428,00 530,40 566,00 1.524,40
Rata-rata 47,56 58,93 62,89 56,46
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 1140,6250 570,3125 7,7118* 6,94
Jenis Pukan (K) 2 245,5417 122,7709 1,6601tn
6,94
Galat (K) 4 295,8124 73,9531
Pupuk P (P) 2 57,6736 28,8368 0,3527tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 94,3576 23,5894 0,2885tn
3,26
Galat P 12 981,2997 81,7700
Non-Aditif 1 0,5005 0,5005 0,0056tn
4,84
Sisa 11 9860,7992 89,1581
Total 26 2815,2500 KK K = 15,29%KK P = 16,02%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 4,34 < X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
43
Lampiran 7. Jumlah Daun Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 39,00 66,20 67,80 173,00 57,67
k1p2 48,20 45,80 54,20 148,20 49,40
k1p3 51,80 43,20 61,80 156,80 52,27
k2p1 42,40 48,00 51,20 141,60 47,20
k2p2 44,40 46,60 47,40 138,40 46,13
k2p3 40,80 63,00 62,40 166,20 55,40
k3p1 68,00 56,00 65,80 189,80 63,27
k3p2 63,00 63,80 45,80 172,60 57,53
k3p3 40,00 64,40 64,80 169,20 56,40
Jumlah 437,60 497,00 521,20 1.455,80
Rata-rata 48,62 55,22 57,91 53,92
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 8. Analisis Ragam Jumlah DaunTerung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 411,1892 205,5946 4,4107 tn
6,94
Jenis Pukan (K) 2 413,9531 206,9766 4,4403 tn
6,94
Galat (K) 4 186,4514 46,6129
Pupuk P (P) 2 121,4878 60,7439 0,6108 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 219,7778 54,9445 0,5525 tn
3,26
Galat P 12 1193,4531 99,4544
Non-Aditif 1 0,1694 0,1694 0,0016 tn
4,84
Sisa 11 1193,2837 108,4803
Total 26 2546,3124 KK K = 12,66% KK P = 18,50%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 11,55 < X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
44
Lampiran 9. Jumlah Cabang Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 4,40 4,60 3,80 12,80 4,27
k1p2 5,20 5,00 5,20 15,40 5,13
k1p3 4,00 4,60 4,80 13,40 4,47
k2p1 3,60 5,00 5,00 13,60 4,53
k2p2 5,60 4,60 5,00 15,20 5,07
k2p3 5,60 5,40 5,00 16,00 5,33
k3p1 5,20 4,40 5,20 14,80 4,93
k3p2 4,00 5,40 4,20 13,60 4,53
k3p3 4,80 4,20 5,40 14,40 4,80
Jumlah 42,40 43,20 43,60 129,20
Rata-rata 4,71 4,80 4,84 4,79
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 10. Analisis Ragam Jumlah CabangTerung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,0832 0,0416 1,2780 tn
6,94
Jenis Pukan (K) 2 0,5809 0,2905 8,9232 * 6,94
Galat (K) 4 0,1302 0,0326
Pupuk P (P) 2 0,5898 0,2949 0,7373 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 1,8902 0,4726 1,1814 tn
3,26
Galat P 12 4,8000 0,4000
Non-Aditif 1 0,5673 0,5673 1,4743 tn
4,84
Sisa 11 4,2327 0,3848
Total 26 8,0743 KK K = 3,77% KK P = 13,22%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 11,55 < X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
45
Lampiran 11. Berat Berangkasan KeringTerung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 21,31 15,86 20,09 57,26 19,09
k1p2 20,11 21,98 22,97 65,06 21,69
k1p3 18,83 27,62 18,13 64,58 21,53
k2p1 18,92 27,68 21,95 68,55 22,85
k2p2 24,01 22,38 24,96 71,35 23,78
k2p3 28,62 27,20 31,33 87,15 29,05
k3p1 24,02 23,49 25,49 73,00 24,33
k3p2 26,65 26,21 25,85 78,71 26,24
k3p3 24,97 32,45 28,13 85,55 28,52
Jumlah 207,44 224,87 218,90 651,21
Rata-rata 23,05 24,99 24,32 24,12
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 12. Analisis Ragam Berat Berangkasan KeringTerung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 17,4376 8,7188 9,8462 * 6,94
Jenis Pukan (K) 2 157,4966 78,7483 88,9309 * 6,94
Galat (K) 4 3,5420 0,8855
Pupuk P (P) 2 82,8543 41,4272 3,6023 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 23,2555 5,8139 0,5055 tn
3,26
Galat P 12 138,0028 11,5002
Non-Aditif 1 1,7250 1,7250 0,1392 tn
4,84
Sisa 11 136,2778 12,3869
Total 26 422,5868 KK K = 3,90% KK P = 14,06%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 14,80< X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
46
Lampiran 13. Jumlah Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 10,60 10,20 10,00 30,80 10,27
k1p2 11,40 11,00 10,40 32,80 10,93
k1p3 11,80 10,90 10,20 32,90 10,97
k2p1 12,80 12,50 11,40 36,70 12,23
k2p2 13,60 13,20 11,00 37,80 12,60
k2p3 12,80 12,20 11,80 36,80 12,27
k3p1 11,20 10,60 10,60 32,40 10,80
k3p2 10,80 10,40 10,40 31,60 10,53
k3p3 11,40 11,80 10,40 33,60 11,20
Jumlah 106,40 102,80 96,20 305,40
Rata-rata 11,82 11,42 10,69 11,31
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 14. Analisis Ragam Jumlah Buah per TanamanTerung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 5,9472 2,9736 12,5125 * 6,94
Jenis Pukan (K) 2 15,1090 7,5545 31,7883 * 6,94
Galat (K) 4 0,9506 0,2377
Pupuk P (P) 2 0,6689 0,3345 2,0245 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 1,1885 0,2971 1,7986 tn
3,26
Galat P 12 1,9824 0,1652
Non-Aditif 1 1,1481 1,1481 15,1359 * 4,84
Sisa 11 0,8343 0,0758
Total 26 25,8466 KK K = 4,31% KK P = 3,59%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 9,57< X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
47
Lampiran 15. Jumlah Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda Transformasi (log X).
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 1,03 1,01 1,00 3,03 1,01
k1p2 1,06 1,04 1,02 3,12 1,04
k1p3 1,07 1,04 1,01 3,12 1,04
k2p1 1,11 1,10 1,06 3,26 1,09
k2p2 1,13 1,12 1,04 3,30 1,10
k2p3 1,11 1,09 1,07 3,27 1,09
k3p1 1,05 1,03 1,03 3,10 1,03
k3p2 1,03 1,02 1,02 3,07 1,02
k3p3 1,06 1,07 1,02 3,15 1,05
Jumlah 9,64 9,51 9,26 28,40
Rata-rata 1,07 1,06 1,03 1,05
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 16. Analisis Ragam Jumlah Buah per TanamanTerung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda
Transformasi (log X).
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Replikasi 2 0,0085 0,0043 16,3513 * 6,9400
Main Plot (K) 2 0,0211 0,0105 40,3416 * 6,9400
Galat (K) 4 0,0010 0,0003
Sub Plot (P) 2 0,0010 0,0005 2,2383 tn
3,8900
Interaksi (KxP) 4 0,0018 0,0004 1,9332 tn
3,2600
Galat P 12 0,0027 0,0002
Total 26 0,0362
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
48
Lampiran 17. Panjang Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 19,35 19,36 19,05 57,76 19,25
k1p2 19,69 18,89 19,24 57,82 19,27
k1p3 19,57 19,40 19,15 58,12 19,37
k2p1 19,36 19,32 19,31 57,99 19,33
k2p2 19,48 19,53 18,26 57,27 19,09
k2p3 19,34 19,40 19,80 58,54 19,51
k3p1 19,72 19,29 19,64 58,65 19,55
k3p2 21,05 19,07 19,47 59,59 19,86
k3p3 19,10 19,48 19,36 57,94 19,31
Jumlah 176,66 173,74 173,28 523,68
Rata-rata 19,63 19,30 19,25 19,40
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 18. Analisis Ragam Panjang Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,7472 0,3736 3,8240 tn
6,94
Jenis Pukan (K) 2 0,7382 0,3691 3,7779 tn
6,94
Galat (K) 4 0,3908 0,0977
Pupuk P (P) 2 0,0041 0,0021 0,0086 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 0,7472 0,1868 0,7816 tn
3,26
Galat P 12 2,8678 0,2390
Non-Aditif 1 0,4145 0,4145 1,8584 tn
4,84
Sisa 11 2,4539 0,2230
Total 26 5,4953 KK K = 1,61% KK P = 2,52%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 22,26> X
2-Tabel = 15,5 (Data Tidak Homogen)
49
Lampiran 19. Panjang BuahTerung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda Transformasi (log X).
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 4,40 4,40 4,36 13,16 4,39
k1p2 4,44 4,35 4,39 13,17 4,39
k1p3 4,42 4,40 4,38 13,20 4,40
k2p1 4,40 4,40 4,39 13,19 4,40
k2p2 4,41 4,42 4,27 13,11 4,37
k2p3 4,40 4,40 4,45 13,25 4,42
k3p1 4,44 4,39 4,43 13,26 4,42
k3p2 4,59 4,37 4,41 13,37 4,46
k3p3 4,37 4,41 4,43 13,21 4,40
Jumlah 39,87 39,54 39,52 118,93 39,64
Rata-rata 4,43 4,39 4,39 13,21 4,40
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 20. Analisis Ragam Panjang Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda Transformasi (log X).
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Replikasi 2 0,0088 0,0044 3,3010 tn
6,9400
Main Plot (K) 2 0,0068 0,0034 2,5663 tn
6,9400
Galat (K) 4 0,0053 0,0013
Sub Plot (P) 2 0,0003 0,0002 0,0496 tn
3,8900
Interaksi (KxP) 4 0,0078 0,0019 0,6169 tn
3,2600
Galat P 12 0,0377 0,0031
Total 26 0,0667
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
50
Lampiran 21. Diameter Buah Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan
Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 3,33 3,23 3,33 9,89 3,30
k1p2 3,31 3,38 3,44 10,13 3,38
k1p3 3,51 3,55 3,40 10,46 3,49
k2p1 3,58 3,64 3,47 10,69 3,56
k2p2 3,59 3,87 3,44 10,90 3,63
k2p3 3,53 3,81 3,73 11,07 3,69
k3p1 3,59 3,39 3,57 10,55 3,52
k3p2 3,43 3,54 3,29 10,26 3,42
k3p3 3,54 3,63 3,26 10,43 3,48
Jumlah 31,41 32,04 30,93 94,38
Rata-rata 3,49 3,56 3,44 3,50
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 22. Analisis Ragam Diameter Buah Terung akibat Pengaruh Jenis
Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,0689 0,0345 2,0058 tn
6,94
Jenis Pukan (K) 2 0,2721 0,1361 7,9214 * 6,94
Galat (K) 4 0,0687 0,0172
Pupuk P (P) 2 0,0431 0,0216 1,5088 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 0,0499 0,0125 0,8734 tn
3,26
Galat P 12 0,1714 0,0143
Non-Aditif 1 0,0310 0,0310 2,4276 tn
4,84
Sisa 11 0,1404 0,0128
Total 26 0,6741 KK K = 3,75% KK P = 3,42%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung =6,67> X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
51
Lampiran 23. Berat Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 0,984 0,918 0,997 2,899 0,966
k1p2 0,990 1,007 0,973 2,970 0,990
k1p3 1,025 1,024 1,074 3,123 1,041
k2p1 1,004 1,083 1,132 3,219 1,073
k2p2 1,004 1,072 1,123 3,199 1,066
k2p3 1,059 1,135 1,083 3,277 1,092
k3p1 1,052 1,137 0,959 3,148 1,049
k3p2 1,056 1,032 0,957 3,045 1,015
k3p3 0,877 1,037 1,055 2,969 0,990
Jumlah 9,051 9,445 9,353 27,849
Rata-rata 1,006 1,049 1,039 1,031
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 24. Analisis Ragam Berat Buah per Tanaman Terung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,0094 0,0047 1,0682 tn
6,94
Jenis Pukan (K) 2 0,0299 0,0150 3,3977 tn
6,94
Galat (K) 4 0,0176 0,0044
Pupuk P (P) 2 0,0014 0,0007 0,2234 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 0,0138 0,0035 1,1011 tn
3,26
Galat P 12 0,0376 0,0031
Non-Aditif 1 0,0024 0,0024 0,7388 tn
4,84
Sisa 11 0,0352 0,0032
Total 26 0,1097 KK K = 6,49% KK P = 5,43%
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 7,80> X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
52
Lampiran 25. Hasil per Plot akibat Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk P yang Berbeda.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-Rata I II II
k1p1 11,350 10,188 10,386 31,924 10,641
k1p2 12,207 11,983 11,011 35,201 11,734
k1p3 12,796 11,937 11,177 35,910 11,970
k2p1 14,364 14,525 12,716 41,605 13,868
k2p2 14,738 15,211 12,864 42,813 14,271
k2p3 13,139 15,541 14,313 42,993 14,331
k3p1 12,575 11,229 10,832 34,636 11,545
k3p2 11,976 11,527 9,220 32,723 10,908
k3p3 10,495 13,836 12,034 36,365 12,122
Jumlah 113,640 115,977 104,553 334,170
Rata-rata 12,627 12,886 11,617 12,377
Keterangan:
k1 : Pupuk kandang sapi
k2 : Pupuk kandang kambing
k3 : Pupuk kandang ayam
p1 : Pupuk SP-36 100 kg ha-1
p2 : Pupuk SP-36 200 kg ha-1
p3 : Pupuk SP-36 300 kg ha-1
Lampiran 26. Analisis Ragam Hasil per Plot Tanaman Terung akibat Pengaruh
Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk P yang Berbeda.
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 8,1214 4,0607 6,0662 tn
6,94
Jenis Pukan (K) 2 42,7455 21,3728 31,9282 * 6,94
Galat (K) 4 2,6776 0,6694
Pupuk P (P) 2 2,8722 1,4361 1,4699 tn
3,89
Interaksi (KxP) 4 2,7281 0,6820 0,6981 tn
3,26
Galat P 12 11,7243 0,9770
Non-Aditif 1 0,1181 0,1181 0,1119 tn
4,84
Sisa 11 11,6062 1,0551
Total 26 70,8691 KK K = 6,61% KK P = 7,99 %
Keterangan:
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien keragaman
Uji Homogenitas : X2-Hitung = 3,67 > X
2-Tabel = 15,5 (Data Homogen)
53
Gambar 1.BibitTanamanTerung
Gambar 2.PenimbanganPupukKandang
54
Gambar 3.PenimbanganPupuk SP-36
Gambar 4.Pemupukan
55
Gambar 5.PengukuranTinggiTanaman Dan MenghitungJumlahDaun
Gambar 6.HasilPanen
56
Gambar 7.PenimbanganBeratBerangkasanBasah
Gambar 8.PenimbanganBeratBerangkasanKering
57
Gambar 9.PenimbanganBeratBuahTerung
Gambar 10.PengukuranPanjangBuahTerung
58
Gambar 11.Pengukuran Diameter BuahTerung