PENGARUH JUMLAH KONSUMEN DAN JUMLAH METER KAIN
TERHADAP TINGKAT PENJUALAN HASIL PRODUKSI
CV. PARIS INTERNASIONAL TAILOR JL. JATIWARINGIN
RAYA NO. 47 E JAKARTA TIMUR
EFFECT OF TOTAL CONSUMER AND CLOTH ON THE
LEVEL METERS TO TOTAL PRODUCTION SALES
CV. PARIS INTERNATIONAL TAILOR
JL. JATIWARINGIN RAYA NO. 47 E EAST JAKARTA
Oleh
Surya Bobby
2010419006
S K R I P S I
Untuk memperoleh gelar Sarjana
Konsentrasi Manajemen/Pemasaran pada Universitas Darma Persada
PROGRAM SARJANA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
J A K A R T A
2 0 1 5
i
PENGARUH JUMLAH KONSUMEN DAN JUMLAH METER KAIN
TERHADAP TINGKAT PENJUALAN HASIL PRODUKSI
CV. PARIS INTERNASIONAL TAILOR JL. JATIWARINGIN
RAYA NO. 47 E JAKARTA TIMUR
EFFECT OF TOTAL CONSUMER AND CLOTH ON THE
LEVEL METERS TO TOTAL PRODUCTION SALES
CV. PARIS INTERNATIONAL TAILOR
JL. JATIWARINGIN RAYA NO. 47 E EAST JAKARTA
Oleh
Surya Bobby
2010419006
S K R I P S I
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana
dalam Fakultas Ekonomi Konsentrasi Manajemen/Pemasaran
pada Universitas Darma Persada
Telah disetujui oleh Tim Penguji pada tanggal
Seperti di bawah ini
Jakarta, September 2015
Drs. Fauzi Baisyir, MM. Ellena Nurfazria Handayani Sukardi, SE, MM
Penguji Pembimbing I Pembimbing II
Sukardi, SE, MM Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM
Dekan Ka. Jurusan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Surya Bobby
No. Pokok : 2010419006
Jurusan/Peminatan : Manajemen/Pemasaran
Judul Skripsi : PENGARUH JUMLAH KONSUMEN DAN JUMLAH
METER KAIN TERHADAP TINGKAT
PENJUALAN HASIL PRODUKSI CV. PARIS
INTERNASIONAL TAILOR JL. JATIWARINGIN
RAYA NO. 47 E JAKARTA TIMUR
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan diujikan dalam sidang Ujian
Skripsi Sarjana pada tanggal : ……. September 2015.
Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen
(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM)
Jakarta, September 2015
Pembimbing I
(Sukardi, SE, MM)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Surya Bobby
No. Pokok : 2010419006
Jurusan/Peminatan : Manajemen/Pemasaran
Judul Skripsi : PENGARUH JUMLAH KONSUMEN DAN JUMLAH
METER KAIN TERHADAP TINGKAT
PENJUALAN HASIL PRODUKSI CV. PARIS
INTERNASIONAL TAILOR JL. JATIWARINGIN
RAYA NO. 47 E JAKARTA TIMUR
Telah diperiksa, dikaji dan diujikan dalam sidang Ujian Skripsi Sarjana tanggal :
…………………………… dengan hasil : …….
Jakarta, September 2015
Ketua Jurusan Manajemen
(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM)
No. Nama Penguji Jabatan Menguji Tandatangan
1. Drs. Fauzi Baisyir, MM. Ketua Penguji ……………
2. Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM Anggota Penguji ……………
3. Sukardi, SE, MM Anggota Penguji ……………
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Surya Bobby
No. Pokok : 2010419006
Jurusan/Peminatan : Manajemen/Pemasaran
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “PENGARUH
JUMLAH KONSUMEN DAN JUMLAH METER KAIN TERHADAP
TINGKAT PENJUALAN HASIL PRODUKSI CV. PARIS
INTERNASIONAL TAILOR JL. JATIWARINGIN RAYA NO. 47 E
JAKARTA TIMUR” yang dibimbing oleh Bapak Sukardi, SE., MM adalah
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan maupun
mengcopy sebagian dari hasil karya orang lain.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya di Jakarta pada tanggal
…… September 2015.
Yang menyatakan,
Surya Bobby
v
ABSTRACT
SURYA BOBBY NIM : 2010419006, Title : “EFFECT OF TOTAL
CONSUMER AND CLOTH ON THE LEVEL METERS TO TOTAL
PRODUCTION SALES CV. PARIS INTERNATIONAL TAILOR
JL. JATIWARINGIN RAYA NO. 47 E EAST JAKARTA"
Number of page : xviii + 69 : 87 page
Keywords : Total Consumer, Cain Level Meter and Total Sales
This research was carried out on the CV. International Paris Tailor. This
study uses a number of Drivers and number of meters of fabric as the independent
variable and the level of sales as the dependent variable. The purpose of this
study was to analyze the influence of the number of consumers and the amount of
meters of fabric on the level of sales. The population used is the number of
consumers in the form of secondary data and number of meters of fabric as well
as the level of CV sales. International Paris Tailor. While the data for the time
period of 2012-2014 (36 months) is sampled. The analysis used include simple
regression analysis, coefficient of determination, t test, multiple regression
analysis, the coefficient of determination and F test.
The data that has been processed using SPSS produce regression equation
as follows :
y = -7.616 + 0,464x1 + 0,001x2
The above equation regression model showed that the effect of the number
of consumers are more dominant than the number of meters of fabric on the level
of sales.
Based on the test results of the coefficient of determination, the value of
0.827. This shows that the number of customers and number of meters of fabric
have an influence on the level of sales by 82.7%, while the rest influenced other
causes beyond the model.
Results of testing the hypothesis, based on the F-test done can be seen that
the number of customers and number of meters of fabric have an influence on the
level of sales. T-test results in this study note that the number of customers and
number of meters of fabric, each affect the level of sales, while the number of
meters of fabric affect the level of sales.
References : (2005-2012)
Jakarta, September 2015
Penulis,
vi
ABSTRAKSI
SURYA BOBBY NIM : 2010419006, Judul : PENGARUH JUMLAH
KONSUMEN DAN JUMLAH METER KAIN TERHADAP TINGKAT
PENJUALAN HASIL PRODUKSI CV. PARIS INTERNASIONAL TAILOR
JL. JATIWARINGIN RAYA NO. 47 E JAKARTA TIMUR”
Jumlah Hal : xviii + 69 : 87 halaman
Kata Kunci : Jumlah Konsumen, Jumlah Meter Kain dan Tingkat Penjualan
Penelitian ini dilakukan pada CV. Paris Internasional Tailor. Penelitian ini
menggunakan jumlah komsumen dan jumlah meter kain sebagai variabel
independen dan tingkat penjualan sebagai variabel dependen. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah konsumen dan jumlah meter kain
terhadap tingkat penjualan. Populasi yang digunakan adalah berupa data sekunder
jumlah konsumen dan jumlah meter kain serta tingkat penjualan CV. Paris
Internasional Tailor. Sedangkan data tersebut selama periode waktu tahun 2012-
2014 (36 bulan) merupakan sampelnya. Analisis yang digunakan meliputi analisis
regresi sederhana, koefisen determinasi, uji t, analisis regresi berganda, koefisien
determinasi dan juga uji F.
Data-data yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS
menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :
y = -7,616 + 0,464x1 + 0,001x2
Persamaan model regresi di atas menunjukkan bahwa pengaruh jumlah
konsumen lebih dominan daripada jumlah meter kain terhadap tingkat penjualan.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, diperoleh nilai 0,827. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah konsumen dan jumlah meter kain mempunyai
pengaruh terhadap tingkat penjualan sebesar 82,7%, sedangkan sisanya
dipengaruhi sebab-sebab lain di luar model.
Hasil pengujian hipotesis, berdasarkan uji-F yang dilakukan dapat
diketahui bahwa jumlah konsumen dan jumlah meter kain mempunyai pengaruh
terhadap tingkat penjualan. Hasil uji-t pada penelitian ini diketahui bahwa jumlah
konsumen dan jumlah meter kain, masing-masing berpengaruh terhadap tingkat
penjualan.
Daftar Acuan : (2005-2012)
Jakarta, September 2015
Penulis,
Surya Bobby
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bismil-laahir-rahmanir-raahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi jurusan manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Darma
Persada Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Sukardi, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Darma
Persada beserta jajarannya dan juga selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
dengan sabar dan cermat memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Firsan Nova, SE, MM, selaku Wadek I Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Darma Persada beserta jajarannya.
3. Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada beserta jajarannya.
4. Ibu Dini Rahayu, SE selaku Dosen PA Fakultas Ekonomi Universitas Darma
Persada.
vii
5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Darma
Persada Jakarta, yang juga telah memberikan arahan-arahan kepada penulis
dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Pimpinan dan Staff Karyawan CV. Paris Internasional Tailor, yang telah
membantu kelancaran penelitian ini.
7. Yang tercinta orangtua dan saudara-saudara, terima kasih atas segala
dukungan, perhatian, kasih sayang serta doanya bagi keberhasilan penulis.
8. Segenap teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang
telah memberikan dukungan penuh kepada penulis.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak lepas dari segala
kekurangan yang bersumber dari terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu kritik
dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik, sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca dan bagi semua
pihak yang mungkin memerlukannya.
Jakarta, September 2015
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................ 1
1.2 Identifikasi, Pembahasan dan Rumusan Masalah ............ 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Pemasaran ......................................................................... 8
2.1.1 Konsep Pemasaran ................................................. 13
2.1.2 Fungsi Pemasaran ................................................... 17
2.1.3 Tujuan Pemasaran .................................................... 18
2.1.4 Manajemen Pemasaran ............................................ 19
ix
2.1.5 Peranan Pemasaran .................................................. 19
2.1.6 Strategi Pemasaran .................................................. 21
2.1.7 Bauran Pemasaran .................................................... 23
2.2 Konsumen ......................................................................... 32
2.3 Kain .................................................................................. 35
2.4 Tingkat Penjualan ............................................................. 41
2.5 Kerangka Pemikiran ......................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ............................................................. 45
3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 45
3.1.2 Jenis Penelitian ......................................................... 46
3.1.3 Subyek Penelitian (Populasi dan Sampel) ................. 47
3.2 Operasionalisasi Variabel .................................................. 48
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi ................... 50
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 51
3.5 Rencana Analisis dan Uji Hipotesis .................................. 52
3.2.1 Analisis Regresi Sederhana X1 terhadap Y ............... 52
3.2.2 Analisis Regresi Sederhana X2 terhadap Y ............... 52
3.2.3 Analisis Regresi Berganda ....................................... 53
3.2.4 Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 53
3.2.5 Uji-t (Parsial) ............................................................ 53
3.2.6 Uji F (Simultan) ......................................................... 54
3.6 Rancangan Pemecahan Masalah ....................................... 54
x
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN
MASALAH
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan .............................................. 56
4.1.1 Struktur Organisasi ................................................... 56
4.1.2 Deskripsi Tugas ........................................................ 58
4.1.3 Peralatan ................................................................... 59
4.1.4 Proses Produksi ........................................................ 59
4.2 Jumlah Konsumen CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014 .............................................................. 60
4.3 Jumlah Meter Kain yang Digunakan CV. Paris
Internasional Tailor Tahun 2012-2014 .............................. 64
4.4 Tingkat Penjualan CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014 .............................................................. 68
4.5 Hasil Analisis dan Pembahasan .........................................
4.5.1 Pengaruh Jumlah Konsumen (X1) dengan
Tingkat Penjualan (Y)............................................... 72
1. Model Summary .................................................. 72
2. Coefficients ......................................................... 73
3. Uji t ..................................................................... 74
4.5.2 Pengaruh Jumlah Meter Kain (X2) dengan
Tingkat Penjualan (Y)............................................. 76
1. Model Summary ................................................ 76
2. Coefficients ....................................................... 77
3. Uji t ................................................................... 78
xi
4.5.3 Analisis Regresi Berganda ...................................... 79
1. Model Summary ................................................ 80
2. Coefficients ....................................................... 81
3. Uji F (Anova) .................................................... 83
4. Koefisien Determinasi (R2) ............................... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 86
5.2 Saran ................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 50
Tabel 4.1. Jumlah Konsumen CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014...................................................................... 61
Tabel 4.2. Jumlah Meter Kain CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014...................................................................... 65
Tabel 4.3. Tingkat Penjualan CV. Paris Internasional Tailor Tahun
2012-2014 ................................................................................. 69
Tabel 4.4 Model Summary Pengaruh Jumlah Konsumen terhadap
Tingkat Penjualan ..................................................................... 73
Tabel 4.5 Coefficients Pengaruh Jumlah Konsumen terhadap
Tingkat Penjualan ..................................................................... 73
Tabel 4.6 Uji t (Parsial) Pengaruh Jumlah Konsumen terhadap
Tingkat Penjualan ..................................................................... 75
Tabel 4.7 Model Summary Pengaruh Jumlah Meter Kain terhadap
Tingkat Penjualan ..................................................................... 77
Tabel 4.8 Coefficients Pengaruh Jumlah Meter Kain terhadap
Tingkat Penjualan ..................................................................... 77
Tabel 4.9 Uji t (Parsial) Pengaruh Jumlah Meter Kain terhadap
Tingkat Penjualan ..................................................................... 79
Tabel 4.10 Model Summary Pengaruh Jumlah Konsumen dan
Jumlah Meter Kain terhadap Tingkat Penjualan ...................... 81
xiii
Tabel 4.11 Coefficients Pengaruh Jumlah Konsumen dan Jumlah
Meter Kain terhadap Tingkat Penjualan ................................... 81
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesa ......................................................... 84
Tabel 4.13 Uji F (Anova) Pengaruh Jumlah Konsumen dan Jumlah
Meter Kain terhadap Tingkat Penjualan ................................... 84
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi (R2) Pengaruh Jumlah Konsumen dan
Jumlah Meter Kain terhadap Tingkat Penjualan ......................... 85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................. 44
Gambar 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah .............................................. 55
Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Paris Internasional Tailor .................. 57
Gambar 4.2. Jumlah Konsumen CV. Paris Internasional Talor .................... 64
Gambar 4.3. Jumlah Meter Kain CV. Paris Internasional Talor ................... 68
Gambar 4.4. Tingkat Penjualan CV. Paris Internasional Talor ..................... 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Perkembangan Jumlah Konsumen, Jumlah Kain
dan Tingkat Penjualan Hasil Produksi CV. Paris
Internasional Tailor Tahun 2012-2014
Lampiran 2. Tabel Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
Lampiran 3. Titik Presentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05
Lampiran 4. Data View SPSS ver 19 Variabel X1 terhadap Y
Lampiran 5. Output SPSS ver 19 Variabel X1 terhadap Y
Lampiran 6. Data View SPSS ver 19 Variabel X2 terhadap Y
Lampiran 7. Output SPSS ver 19 Variabel X2 terhadap Y
Lampiran 8. Output SPSS ver 19 Regresi Berganda
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang
bagaikan jamur di musim hujan. Industri ini menyebar dimana-mana untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini tentu menimbulkan persaingan antar
pengusaha itu sendiri. Satu sama lain berlomba-lomba untuk merebut hati
konsumen dengan berbagai tawaran produk yang menarik. Kondisi ini
merupakan ancaman bagi perusahaan yang belum siap bermain dalam
percaturan bisnis, di sisi lain bagi perusahaan yang sudah siap menghadapi
persaingan pasar tentu memiliki strategi pemasaran yang dihandalkan.
Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan dengan produk sejenis tersebut
akan mendorong perusahaan untuk lebih berpacu dalam meningkatkan produk
mereka. Menurut Levitt mengatakan bahwa "persaingan sekarang bukanlah
antara apa yang diproduksi perusahaan dalam pabriknya, tetapi antara apa
yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan,
iklan, konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengiriman, pergudangan dan
hal-hal lainnya yang dipandang perlu".
Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam
suatu perusahaan karena dengan perencanaan pemasaran yang baik dan tepat
diharapkan bisa membantu perusahaan dalam meningkatkan tingkat
2
penjualannya dan juga diharapkan mampu mengatasi persaingan yang ada.
Menurut Bennett strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara
implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk
mencapai tujuannya. Perusahaan yang dominan ingin tetap nomor satu, hal ini
memerlukan tindakan di tiga posisi. Pertama, perusahaan hams menmukan
cara untuk memperbesar total permintaan pasar. Kedua, perusahaan harus
melindungi pangsa pasarnya sekarang melalui tindakan defensif dan ofensif
yang tepat. Ketiga, perusahaan dapat berusaha meningkatkan pangsa pasarnya
lebih jauh, bahkan jika pasarnya tetap sama.
Keberhasilan sebuah perusahaan untuk sukses dalam pemasaran
produknya akan bermuara pada kemampuannya menetapkan strategi bauran
produk dan industrinya dengan memperhatikan semua faktor dan kekuatan
yang memegang peranan penentu di dalam industri pilihannya. Dengan
semakin banyaknya produsen yang menawarkan berbagai macam atau jenis
produknya, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Dengan
demikian kekuatan tawar-menawar konsumen semakin besar. Menurut
Schnaars, dalam Tjiptono, pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk
menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan
pelanggan dapat memerukan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara
perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis dan membentuk dasar yang baik
bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk
suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan
bagi perusahaan.
3
Dalam situasi menghadapi tantangan dan permasalahan di atas,
tentunya seorang wirausaha pada suatu perusahaan memiliki dan
menunjukkan sikap kewirausahaan dan fleksibilitas yang tepat dalam
menjalankan atau mengelola perusahaannya. Oleh karena itu, menurut Levitt,
dalam Suryana, mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah "thinking and
doing new things or old thinks in new ways". Kewirausahaan adalah berpikir
dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cars-
cara baru.
Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovasi ke dalam dunia
nyata secara kreatif, meskipun sampai sekarang ini belum ada terminologi
yang persis sama tentang kewirausahaan (entrepreneurship), akan tetapi pada
umumnya memiliki hakikat yang hampir sama yaitu merujuk pada sifat, watak
dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras
untuk mewujudkan gagasan ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya dengan tangguh di kalangan masyarakat.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran merupakan serangkaian
tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-
usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, terutama sebagai tanggapan
4
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan pasar yang
selalu berubah.
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Semua
langkah yang dilakukan perusahaan yang berorientasi untuk kepuasan
konsumen dan mengatasi berbagai perkembangan persaingan produk serta
perubahan permintaan pasar tersebut, maka pengusaha perlu secara kontinue
melakukan evaluasi dan penilaian khususnya terhadap kinerja pemasaran.
Penilaian kinerja pemasaran ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam
usaha untuk menentukan produk dari industrinya yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen yang dituju secara tepat, sehingga
perusahaan dapat berhasil dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Dengan
demikian akan berdampak positif bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan
omzet penjualan produk yang dipasarkan dan mengurangi resiko yang tidak
diharapkan.
Pada dekade belakangan ini perhatian pada pengusaha kecil dan
menengah (UKM) baik dibidang industri tailor dan industri lainnya yang
bersifat home industri, perdagangan maupun jasa, terus berkembang. Keadaan
ini timbul sebagai akibat adanya kecenderungan bahwa pengusaha kecil dan
menengah menjadi kelompok yang marginal dalam konstelasi sosial ekonomi.
5
Padahal peran usaha kecil dan menengah (UKM) cukup besar,
khususnya dilihat dari serapan tenaga kerja. Fakta menunjukkan bahwa
ternyata pengusaha (wirausaha) kecil dan menengah lebih mampu bertahan
selama krisis ekonomi. Hal ini memberikan keyakinan bahwa pengembangan
ekonomi lokal dengan berbasis kerakyatan harus dilakukan untuk mendorong
terbangunnya struktur perekonomian yang lebih tangguh dan stabil.
Sampai dengan perkembangannya saat ini CV. Paris Internasional
Tailor telah memiliki 4 (empat) tempat usaha sejenis yang semuanya berada di
wilayah Jakarta Timur yaitu masing-masing beralamat di Jalan Raya
Jatiwaringin, Jalan Raya Pondok Kelapa, Jalan Raya Pondok Kopi dan Jalan
Raya Caman Kalimalang.
Dari data tentang hasil produksi/penjualan selama periode waktu tahun
2012 sampai dengan 2014 dari tahun ke tahun semakin meningkat. Produk-
produk yang dibuat oleh CV. Paris Internasional Tailor adalah pesanan
pembuatan pakaian jadi seperti jas, celana, kemeja dan lain-lain baik pesanan
yang datang dari perorangan dalam jumlah satuan maupun pesamanan yang
datang dari instansi pemerintah maupun swasta dalam jumlah banyak, seperti
pengadaan baju/pakaian seragam kantor dan lain-lain.
Namun demikian dari beberapa penelitian tentang usaha kecil dan
menengah (UKM) khususnya dibidang industri tailor belum begitu banyak
atau jarang, sebagian besar kajian hanya terfokus pads UKM dibidang
perdagangan dan jasa. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan memfokuskan pada UKM di bidang industri
6
tailor. Adapun judul penelitian dimaksud adalah “Pengaruh Jumlah
Konsumen dan Jumlah Meter Kain Terhadap Tingkat Penjualan Hasil
Produksi CV. Paris Internasional Tailor”.
1.2 Identifikasi, Pembahasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi,
pembahasan dan rumuskan masalah penelitian adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah konsumen terhadap tingkat penjualan
hasil produksi CV. Paris Internasional Tailor ?.
2. Bagaimanakah pengaruh jumlah meter kain terhadap tingkat penjualan
hasil produksi CV. Paris Internasional Tailor ?.
3. Bagaimanakah pengaruh jumlah konsumen dan jumlah meter kain
terhadap tingkat penjualan hasil produksi CV. Paris Internasional Tailor ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah konsumen
dan jumlah meter kain terhadap tingkat penjualan hasil produksi CV. Paris
Internasional Tailor.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan atau manfaat
baik untuk kepentingan praktis maupun untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, bagi pihak-pihak sebagai berikut :
7
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan dalam
menerapkan dan melaksanakan program meningkatkan penjualan.
2. Sebagai salah satu referensi bagi penulis, pihak perusahaan dan para calon
peneliti selanjutnya.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaannya, berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya
dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di bidang
pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selama itu tergantung
pada kemampuan mereka dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut
agar perusahaan berjalan lancar.
Dalam kondisi perekonomian sekarang ini, tanpa adanya pemasaran
konsumen akan sulit untuk mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan
kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran, seperti yang telah
didefinisikan oleh Kotler (2005: 16) sebagai proses sosial dan manajerial
dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran
produk.
Pada pengertian yang lain, Kotler dan Amstrong (2001: h.7)
mendefinisikan "Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
9
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain". Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu
pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran
merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dalam lingkungan
eksternal. Oleh sebab itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam
pengembangan strategi.
Selanjutnya, Kotler & Kevin Lane, (2006: h.6-7) dalam Asosiasi
Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal berikut, pemasaran adalah
suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
menkomuniksikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola
hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya. Saat berhadapan dengan proses pertukaran, harus ada
sejumlah besar pekerjaan dan keterampilan. "Manajemen pemasaran terjadi
bila sekurang-kurangnya satu pihak pada pertukaran potensial berpikir
tentang makna dan mencapai tanggapan yang diinginkan dari pihak lain.
Kami melihat manajemen pemasaran sebagai suatu seni dan ilmu memilih
pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul"
Menurut definisi tersebut, kegiatan pemasaran diciptakan oleh
pembeli dan penjual. Kedua belah pihak sama-sama mencari kepuasan.
Pembeli berusaha memenuhi kebutuhannya, sedangkan penjual berusaha
10
mendapatkan laba. Kedua kepentingan ini dipertemukan dengan cara
mengadakan pertukaran yang saling menguntungkan.
Menurut Stanton (2006: 11), pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
Dari pengertian tersebut dapat diberikan suatu gambaran bahwa
kegiatan pemasaran itu merupakan suatu sistem keseluruhan kegiatan yang
terpadu. Kegiatan sudah dimulai sebelum produk ada yaitu sejak ide tentang
suatu produk muncul dan masih berlangsung setelah produk terjual. Jadi
tujuan pemasaran adalah mencapai penjualan yang menguntungkan dalam
jangka panjang dan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli
sedemikian rupa sehingga akan menjadi langganan.
Berkembang tidaknya suatu perusahaan, tergantung dari keberhasilan
perusahaan tersebut dalam menjual produknya kepada konsumen. Untuk
menapai tujuan tersebut, maka perusahaan harus mengetahui apa dan
bagaimana memenuhi dan memuaskan serta keinginan pelanggan.Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa perusahaan yang tidak memperhatikan atau memahami
motivasi, kebutuhan dan kesukaan/preferensi pelanggan, kelak tidak dapat
merebut pasar dengan baik.Sehingga memperlihatkan adanya kesenjangan
antara penawaran barang oleh produsen dengan permintaan konsumen.
11
Produsen yang menghasilkan barang yang tidak sesuai dengan
keinginan dan selera konsumen menyebabkan produk yang ditawarkan tidak
dapat terjual sebagaimana diharapkan.
Kesenjangan yang terjadi hanya dapat diatasi jika perusahaan
menerapkan konsep pemasaran yang baik dan terarah sehingga masalah
pemuasan kebutuhan bagi konsumen dapat terpenuhi.Faktor pelayanan pada
konsumen juga memegang pranan penting, apakah dalam bentuk pemberian
pelayanan sebelum penjualan atau setelah penjualan secara bersama-sama,
perlu mendapatkan perhatian.Penerapan konsep pemasaran telah banyak
digunakan oleh perusahaan dan mengalami perkembangan bersamaan dengan
semakin majunya masyarakat serta teknologi. Kalau perusahaan ingin
berhasil atau bahkan ingin hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara atau
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya.
Berdasarkan uraikan di atas, semakin sadarlah kita betapa besar
peranan pemasaran bagi perusahaan agar bisa bertahan hidup dalam suasana
persaingan yang semakin ketat ini. Beberapa ahli dalam bidang pemasaran
mempunyai pandangan serta wawasan tersendiri dalam menafsirkan
pengertian pemasaran. Ini tergantung pada cara mendefinisikan dan memberi
ciri tersendiri terhadap pendapatnya. Meskipun terdapat perbedaaan pendapat
tetapi pada dasarnya memiliki kesamaan tujuan.Timbulnya perbedaaan
tersebut karena para ahli melihat dari sudut pandang yang berlainan pula.Ada
yang menitik beratkan pada fungsinya, segi barangnya, kelembagaannya,
12
manajemennya, peranannya dan ada pula yang meliputi keseluruhan segi
tesebut sebagai suatu sistem.
Pendapat para ahli pemasaran yang diketengahkan memberi makna
dan corak pada tujuan atau sasaran yang ditempuh, yaitu bagaimana dapat
menyampaikan produk ketangan konsumen, dalam waktu yang tepat dan
biaya yang seefisien mungkin, serta harga yang layak dan dapat dijanglau
oleh semua lapisan mesyarakat konsumen.
Untuk memberikan batasan mengenai pengertian marketing atau
pemasaran, pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial
yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk
dan nilai dengan orang lain. Pengertian pemasaran sebagaimana yang
dikemukakan tersebut di atas lebih menekankan pada proses pertukaran yang
terjadi melalui suatu proses sosial akibat adanya kebutuhan manusia yang
harus segera dipenuhi dan ditunjang keinginan untuk memilikinya, sehingga
perusahaan berusaha untuk memenuhi dan memberikan kepuasan melalui
melalui produk yang bernilai kepada konsumen.
Menurut Prawirosentono (2005: h.213) menjelaskan bahwa
"pemasaran adalah kegiatan pokok (central activity) dari suatu perusahaan
yang modern, dengan melayani seluruh kebutuhan manusia (human needs)
secara efektif".
Pengertian tersebut memandang pemasaran sebagai suatu sistem dan
kegiatankegiatanyang salingberhubungan, ditujukan untuk merencanakan,
13
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
kepada kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di dalam
suatu lingkungan yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu
sendiri, peraturan-peraturan dan konsekuensi sosial dari perusahan.
Dengan demikian, pemasaran atau marketing merupakan segala
bentuk kegiatan usaha dilakukan secara efektif dan efisien untuk
memperalancar arus pertukaran barang dan jasa ketangan konsumen, baik
sebelum terjadi pertukaran maupun sesudahnya dengan harapan dapat
memberikan kepuasan terhadap konsumen dan pada gilirannya keuntungan
akan dicapai.
2.1.1 Konsep Pemasaran
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran
merupakan faktor panting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya,
akan mengetahui cara dan falsafah yang terlibat didalamnya yaitu konsep
pemasaran. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mendapatkan
sejumlah laba, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut
konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Kegiatan ini meliputi personalia, keuangan, pemasaran, produksi dan
kegiatan lain.
Definisi konsep pemasaran menurut Assauri (2005: 72) adalah
orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan
organisasi terdiri dari kemampuan perusahaan menentukan kebutuhan dan
14
keinginan pasar yang dituju dan kemampuan perusahaan tersebut
memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
efisien dan pesaing. Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2005: 10)
mengatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran dibuat dengan
menggunakan tiga faktor dasar yaitu :
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan berorientasi pada
konsumen atau pasar.
Pada dasarnya perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi
konsumen harus :
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani
dan dipenuhi
b. Memiliki kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam
penjualan
c. Menentukan produk dan program pemasaran
d. Melaksanakan dun menentukan strategi yang paling baik apakah
menitik beratkan pada mutu yang lebih tinggi, harga yang murah
atau model yang menarik.
e. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, memulai
dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
15
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan
perusahaan, laba dapat diperoleh dengan melalui pemuasan
konsumen. Dengan laba tersebut make perusahaan dapat tumbuh
berkembang dan dapat memperhabankan kelangsungan hidup
usahanya.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan hares dikoordinasikan
dan diintegrasikan secara organisasi. Di dalam perusahaan, hal ini
perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen juga perlu
dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun antara
perusahaan dengan pasar
Berdasarkan penjelasan di atas, perusahaan diharapkan dapat
menerapkan konsep pemasaran dalam praktek agar keuntungan-
keuntungan yang terkandung di dalamnya dapat direalisasikan dan dalam
pelaksanaannya diperlukan manajemen pemasaran.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif
dan efisien dibandingkan para pesaing.
Dalam pemasaran terdapat 6 (enam) konsep yang merupakan dasar
pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu :
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai
produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini
16
berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk
mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas
manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas
dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk
yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas
manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena
konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam
penampilan dengan ciri-ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan
begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih
efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta
17
memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif
dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya
memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya
adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat
dalam perusahaan.
2.1.2 Fungsi Pemasaran
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik
dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk
dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual
kembali.
2. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati
kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat,
udara. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk
agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
18
3. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan
konsumen dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran yang
menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas
fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko, pembiayaan,
pencarian informasi serta standarisasi/penggolongan produk.
2.1.3 Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran atau marketing objective, adalah apa yang akan
dicapai oleh perusahaan melalui bagian pemasaran titik awalnya adalah
konsumen target fokusnya adalah kebutuhan konsumen sasarannya
adalah laba melalui kepuasan konsumen caranya melalui paduan antara
promosi dan komunikasi pemasaran (komunikasi pemasaran terpadu).
Kepuasan konsumen akan tercapai apabila perusahaan mampu
untuk menyediakan consumer value package, yang berupa :
1) produknya : berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen
2) harganya : dapat terjangkau oleh konsumen target
3) pelayanannya : kepada konsumen memuaskan
4) citra produknya : baik dari sudut pandang konsumen
Apabila kepuasan konsumen tersebut terpenuhi, maka hasil
penjualan produknya akan meningkat dan akhirnya tujuan pemasaran
dapat tercapai, yaitu perolehan laba.
Sebaliknya, apabila perusahaan melalaikan kebutuhan konsumen
dan hanya berfikir dari sudut pandang produsen saja, kemungkinan hasil
19
penjualan produknya akan menurun, sehingga laba yang diperoleh minim,
bahkan dapat terjadi adanya kerugian.
Kepuasan konsumen adalah segalanya bagi perusahaan yang
berorientasi kepada pemasaran/marketing.
2.1.4 Manajemen Pemasaran
Kotler (2005: 18) mendefinisikannya sebagai penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengwwasan program-program yang
ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan
maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pads
penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar
tersebut serta dalam menentukan harga, menga dakan komunikasi dan
distribusi yang efektif untuk memberi tahu, mendorong serta melayani
pasar.
Tugas pokok manajemen pemasaran adalah perencanaan secara
terus menerus, pelaksanaan dan pengawasan. Tugas perencanaan terdiri
dan mencari kesempatan yang menarik dan mengembangan strategi
pemasaran. Yang dimaksud strategi pemasaran tersebut adalah suatu pasar
sasaran dan bauran pemasaran. Seorang manajer pemasaran tidak boleh
puas hanya dengan merencanakan strategi sekarang.
2.1.5 Peranan Pemasaran
Pemasaran meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam beradaptasi
terhadap lingkungan secara kreatif dan mengembangkan kemampuan
sumber daya yang dimiliki.Tugas pemasaran adalah menjabarkan
20
kebutuhan masyarakat menjadi peluang yang mendatangkan keuntungan.
Menurut Kotler (2002: h.9) "pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain". Orang
dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan,
namun tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga
kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan
memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu
cocok dengan pelanggan. Pemasaran hendaknya menghasilkan seorang
pelanggan yang siap untuk membeli, semua yang dibutuhkan menyediakan
produk atau jasa.
Disamping pengertian yang dikemukakan diatas, terdapat
pengertian yang sering digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran.
Menurut Assauri (2010: h.5) pengertian tersebut menyatakan "pemasaran
sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran".
Manajemen pemasaran terjadi bila sekurang-kurangnya satu pihak selaku
pertukaran potensial berfikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan
tanggapan yang diinginkan oleh pihak pertama itu dari pihak lain. Kita
melihat manajemen pemasaran sebagai ilmu dan seni untuk memlih pasar
sasaran serta mendapatkan, menjaga dan menambah jumlah pelanggan
21
melalui penciptaan, penyerahan, dan pengkomunikasian nilai pelanggan
yang unggul.
Tugas pemasaran dalam pasar pelanggan secara foramal dilakukan
oleh manajer pemasaran, tenaga penjual, manajer, iklan, dan promosi,
manajer pelayanan pelanggan, manajer produksi dan merek, manajer pasar
dan industri, dan direktur pemasaran.Setiap pekerja memilih tujuan dan
tanggung jawab yang jelas, pekerja yang mengelola sumber daya
pendapatan tertentu sebagai periklanan, tenaga penjualan atau riset
pemasaran. Dilain pihak manajer produk, manajer pasar dan direktorat
pemasaran mengelola program untuk menghasilkan pejualan serta bauran
transaksi yang diinginkan pada pasar yang dituju.
2.1.6 Startegi Pemasaran
Kotler Keller (2007: h.198), strategi pemasaran adalah himpunan
asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan
guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market) dalam jangka
panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objectives), dalam situasi
persaingan tertentu.
Strategi pemasaran memungkinkan perusahaan menyeleksi
pelanggan dan selanjutnya pasar yang ingin ditanganinya. Dengan jalan
ini, perusahaan berusaha mencapai sasaran pemasarannya. Sekarang ini,
para pemimpin dan tenaga kerja pemasaran sangat menekankan
pentingnya peranan strategi pemasaran dalam menjalankan suatu
perusahaan, selain merinci dalam rencana mereka juga mengadakan
22
penalaran yang lebih mantap dalam menetapkan pilihan terhadap suatu
strategi. Dengan mengindikasikan kekuatan apa yang harus
dikembangkan, dan kelemahan apa yang harus diperbaiki.
Rangkuti (2001: h.6) menjelaskan bahwa "strategi pemasaran
merupakan ceminan pemikiran terbaik perusahaan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan bagaimana perusahaan memanfaatkan potensi sumber
daya manusia pada dasar yang paling menguntungkan". Dalam peranan
strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapainya
kesesuaian antara perusahaan dan lingkungannya dalam mencari
pemecahan atas masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan kata lain,
strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu
kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan
dan keadaan persaingan yang selalau berubah.
Menurut Olson (dalam Prasitejo) (2204: h.17) bahwa "strategi
pemasaran dirancang untuk meningktakan peluang dimana konsumen akan
memiliki anggapan dan perasaan positif terhadap produk, jasa dan merek
tertentu, akan mencoba produk, jasa atau merek tersebut dan kemudian
membelinya berulang-ulang".
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan
tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam
hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi
23
persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
a. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap
perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap
kemunduran.
b. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam
persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya
mengambil sebagian kecil dari pasar.
c. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur
atau inflasi tinggi.
2.1.7 Bauran Pemasaran
Kotler Keller (2007: h.197-198), bauran pemasaran adalah
kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Setiap perusahaan selalu
berusaha untuk tetap selalu hidup, berkembang dan mampu bersaing.
Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan
menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai sasaran
perusahaan yang dapat merupa tingkat laba yang diperoleh perusahaan
24
dalam jangka panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total
volume penjualan tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu. Pengarahan
kegiatan pemasaran tersebut hanya mungkin dapat dilakukan dengan
menetapkan garis-garis besar pedoman atau patokan/panduan umum
perusahaan dalam bidang pemasaran, yang sering dikenal dengan
Kebijakan Pemasaran. Kebijakan Pemasaran tentunya sejalan dengan
konseppemasaran, yang menekankan pembelian pelayan yang memuaskan
kepada konsumen, melalui kegiatan dan strategi pemasaran yang terpadu
dan memungkinkan diperolehnya keuntungan/laba dalam jangka panjang.
Pemasaran mencakup setiap usaha mencapai kesesuian antara
perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas
masalah penentuan dua pertimbanganpokok. Pertama, bisnis apa yang
akan digeluti perusahaan saat ini dan jenis bisnis apa yang dimasuki di
masa mendatang. Dan yang kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih
tersebut dapat dijalankan dengan elemen-elemen bauran pemasaran untuk
melayani pasar sasaran.
Kegiatan dalam pemasaran sebenarnya menyangkut empat jenis
tindakan mengenai produk, harga, promosi, dan distribusi.Dari keempat
jenis tindakan tersebut didalamnya perlu dipikirkan strategi-strategi yang
berkaitan dengan keempat kegiatan tersebut, baik secara individual
maupun secara keseluruhan.Pemasaran menggunakan alat untuk
mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran, alat-alat itu
membentuk suatu bauran pemasaran..
25
Alma (2000: h. 162) mengemukakan bahwa "bauran pemasaran
adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari
kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan".
Menurut Boyd (2000: h.21) "bauran pemasaran adalah kombinasi dari
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk
menjalankan strategi pemasaran dalam upaya menncapai tujuan
perusahaan di dalam pasar sasaran tertentu". Adapun rangkaian variabel
atau unsur-unsur itu adalah produk (product), unsur harga (price), unsur
promosi (promotion), dan unsur tempat (place), atau sering kita sebut
dengan konsep 4 P.
Pengertian Bauran Pemasaran saat ini telah popular dengan konsep
4 P biasanya atau lebih cocok untuk pemasaran produk nyata (barang).
1. Product (Produk)
Produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan
tidak berwujud (intangible). Barang berwujud (tangible goods) yaitu
barang yang kelihatan bentuk fisiknya sehingga bisa dipegang, dilihat
dan diraba. Sedangkan barang yang tidak berwujud (intangible goods)
barang yang tidak bisa dilihat dan dipegang seperti pada produk-
produk jasa. Menurut Stanton (2002: h.94) yang dikatakan "produk
ialah seperangkat atribut baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik
pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik
26
serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna
memuaskan keinginannya".
Jadi produk itu bukan hanya berbentuk yang berwujud saja akan
tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua
diperuntukan bagi pemuaskan kebutuhan dan keinginan (need dan
wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk
sekedar memuaskan kebutuhan (need), akan tetapi juga bertujuan
memuaskan keinginan (wants). Barang-barang yang diperdagangkandi
pasar dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: barang yang
dikonsumsi masyarakat serta barang-barang yang diolah kembali
kepada konsumen. Konteks ini menunjukkan bahwa produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaan, pada hakekatnya dapat dibedakan
atas dua bagian yang terdiri dari barang konsumsi dan barang
produksi.
Mengenai definisi produk berikut ini Irawan (2000: h.165)
berpendapat, "produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik yang
dapat diraba maupun yang tidak diraba, termasuk pembungkus, warna,
harga, prestise perusahaan, pengecer pelayan perusahaan dan pengecer
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan". Berdasarkan definisi diatas maka dapat dikemukakan
bahwa produk tidak hanya meliputi atribut fisik semata melainkan juga
meliputi sifat-sifat. Dalam konteks marketing mix strategi produk
merupakan suatu yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran
27
lainnya. Pemilik suatu produk yang akan dihasilkan suatu perusahaan
dan dipasarkan, akan turut menentukan kebijaksanaan promosi serta
menentukan harga dan model saluran distribusi yang akan digunakan
oleh perusahaan.
Setelah perusahaan menentukan atau menetapkan produk yang
akan dipasarkan, maka yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah
strategi pengembangan produk. Upaya pengembangan dimungkinkan
oleh kegiatanperusahaan yang tidak hanya diarahkan pada penawaran
produk baru kepada konsumen, akan tetapi juga meliputi upaya
perbaikan dan penyempurnaan produk yang dipasarkan.
Proses pengembangan dari produk memperhatikan adanya suatu
daur atau siklus yang ditandai dengan serangkaian perubahan masalah-
masalah dan kesempatan peluang yang ada. Tahap perkenalan ditandai
dengan pertumbuhan yang lambat serta perolehanlaba yang kecil yang
disebabkan oleh karena produk belumlama dipasarkan. Pemasaran
yang dilaksanakan mengalami keberhasilan, maka produk yang
dipasarkan tersebut akan memasuki tahap pertumbuhan yang cukup
pesat dan adanya peningkatan dalam konteks perolehan laba. Selama
dalam tahap ini perusahaan berupaya guna menyempurnakan produk-
produknya guna memasuki segmentasi pasar, serta saluran distribusi
yang baru. Dalam tahap pertumbuhan tersebut dapat diikuti dengan
suatu keadaan yang baru, yakni tahap kedewasaan yang ditandai
dengan pertumbuhan penjualan yang akan menurun secara perlahan-
28
perlahan, serta adanya pencapaian dalam tingkat laba yang cukup
stabil. Pada keadaan semacam ini, biasanya perusahaan mencari
strategi yang sifatnya inovatif untuk menaikkan kembali pertumbuhan
penjualan. Pada bagian terakhir dari siklus daur hidup adalah bahwa
produk akan memasuki fase penurunan penjualan serta merosotnya
laba perusahaan. Tugas utama manajemen dalam mengatasi dan
mengantisipasi masalah ini adalah memodifikasi produk yang sudah
menurun, serta memutuskan apakah produk tersebut akan tetap layak
untuk dipertahankan keberadaannya di pasar.
Produk adalah segala sesuatuyang dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.Produk-produk yang di
pasarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan
gagasan. Produk harus didefinisikan sebagai koleksi sifat-sifat fisik,
jasa dan simbolik, yang menghasilkan kepuasan atau manfaat bagi
seorang pengguna atau pembeli.
Persaingan baru bukanlah antara apa yang diproduksikan berbagai
perusahaan dalam pabrik mereka, tetapi antara apa yang mereka
tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan,
pelayanan, iklan, konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengaturan
pengiriman, penanggulangan, dan hal-hal lain yang orang anggap
bernilai.
29
2. Price (Harga)
Pengertian harga adalah sejumlah uang sebagai alat ukur untuk
memperoleh produk dan jasa. Perusahaan harus bisa menerepkan harga
yang tepat dalam memasarkan produknya, sebab harga merupakan
satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan andil pada
perusahaan dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan.
Sedangkan pada pada tiga unsur lainnya produk, distribusi dan
promosi menyebabkan timbulnya biaya.Harga suatu produk atau jasa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi posisi
persaingan dan bagian pasar dari perusahaan.
Dengan adanya kebijakan penetapan harga atau price dalam suatu
perusahaan yang berguna untuk mengetahui seberapa besar nilai suatu
barang dan jasa yang dipasarkan perusahaan. Dalam hubungan ini
maka dapatlah kita artikan bahwa harga adalah merupakan suatu cara
atau metode yang digunakan produsen untuk membedakan penawaran
dengan perusahaan pesaing yang ada. Mengenal batasan atau
pengertian dari pada harga (price). Harga adalah nilai suatu barang dan
jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai
tersebut seorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang/jasa
yang dimilikinya kepada orang lain.
Harga atas produk atau jasa memegang perananpenting dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan.Hal ini disebabkan karena tujuan
perusahaan merupakan dasar pedoman didalam melaksanakan kegiatan
30
pemasaran, serta kebijakan dalam penerapan harga produk atau
jasa.Secara historis, harga dari suatu produk dan jasa yang telah
ditetapkan oleh produsen dan konsumen adalah melalui prosedur tawar
menawar yang terjadi dipasar. Bagi pihak produsen, harga akan produk
dan jasa yang ditawarkan adalah relatif tinggi, sedangkan bagi pihak
konsumen akan menawarkan harga yamg rendah. Melalui mekanisme
ini maka tercipta suatu proses pertukaran produk dan jasa atau adanya
aktifitas penjualan dan pembeli atas produk tertentu.
3. Place (Distribusi)
Pengertian distribusi dapat diartikansebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai
yang diperlukan.Kegiatan perusahaan untuk menyediakan produknya
di pasar pada waktu yang tepat berhubungan erat dengan sistem
ditribusi yang ditetapkan. Dalam pelaksanaan distribusi ada tiga
alternatif yang dapat digunakan, yaitu :
a. Distribusi langsung
b. Distribusi tidak langsung
c. Kombinasi antara distribusi langsung dan tidak langsung
Saluran distribusi menurut The American Marketing Assosaciation
dalam Keegan (1997: h.123) didefinisikan "sebagai organisasi jaringan
kerja yang terdiri dari agency dan lembaga yang bersama-sama
melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menghubungkan
31
menghubungkan produsen dengan pemakai dalam menyelesaikan
tugas pemasaran". Distribusi adalah aliran barang secara fisik
melewati saluran seperti yang ditanyakan dalam definisi
tesebut.Saluran terdiri dari kelompok individu atau perusahaan yang
dikoordinasikan untuk melaksanakan fungsi kegunaan tambahan atas
produk atau jasa.Kegunaan tersebut meliputi kegunaan tempat, waktu,
bentuk dan informasi. Cravens (20077: h.230), strategi saluran
distribusi menurut, meliputi :
a. Penentuan tipe saluran
b. Penentuan intensi atas distribusi
c. Merencanakan bentuk saluran atau beberapa banyak organisasi
yang terlibat.
4. Promotion (Promosi)
Sebagaimana kita pahami bersama bahwa promosi adalah sebagai
faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran,
betapapunhebatnya kualitas dan kegunaan suatu barang bila konsumen
tidak mengetahui dan tidak yakin atas barang-barang tersebut tentunya
konsumen tidak akan membelinya. Promosi merupakan salah satu
kegiatan pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk
berkomunikasi, menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
konsumen untuk membeli produknya. Terdapat empat perangkat
promosi yang utama, yaitu :
32
a. Advertaising, yaitu semua bentuk tayangan untuk
mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa
secara non-personel.
b. Personal Selling, promosi lewat komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan
suatu produk dan membentuk pemahaman terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
c. Sales Promotion, yaitu penggunaan sebagai insentif jangka pendek
untuk mendorong keinginanatau pembelian suatu produk atau jasa.
d. Publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau menjaga image perusahaan atau produk yang
bersangkutan.
Menurut Harper (Imam MulyanaDewiSuwandi 2009.), "Promosi
adalah suatu program yang terkendali dan terpadu dari metode
komunikasi material perusahaan atau produk yang dapat memuaskan
konsumen, mendorong penjualan serta memberi kontribusi pada
kinerja laba perusahaan".
Berdasarkan pendapat tersebut, promosi bukan program yang tidak
terkendali dan terpadu metode komunikasi material perusahaan atau
produk yang dapat memuaskan konsumen, mendorong penjualan serta
memberi kontribusi pada kinerja laba perusahaan. Promosi
menunjukkan adanya lalu lintas informasi dua arah meliputi informasi
mengenai produk, dan segenap aspek informasi organisasi yang
33
memerlukan pengelolaan dalam keberadaanya. Promosi dalam bauran
pemasaran merujuk pada semua bentuk komunikasi yang dipergunakan
organisasi untuk memberitahukan sesuatu dalam mempengaruhi
tingkah laku membeli dari pelanggan yang sudah ada dan pelanggan
potensial. Bentuk-bentuk promosi terdiri atas tiga, yaitu :
a. Periklanan
b. Promosi penjualan
c. Hubungan masyarakat
Perikalanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan ide,
barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran.Dalam membuat program periklanan, manajer perusahaan
harus selalu mengidentifikasikan pasar sasaran dan motif pembeli.
Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program
periklanan, berapa banyak yang harus dibelanjakan, media apa yang
akan digunakan dan bagaimana mengevaluasi hasilnya.
2.2 Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen
dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen akhir.
Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli
barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan
pengguna barang adalah konsumen akhir. Menurut Suryani (2005:12), yang
34
dimaksud konsumen akhir adalah konsumen akhir memperoleh barang atau
jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi
kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain. Ada
dua cara untuk memperoleh barang, yakni :
1. Membeli
Bagi orang yang memperoleh suatu barang dengan cara membeli, tentu ia
terlibat dengan suatu perjanjian dengan pelaku usaha dan konsumen
memperoleh perlindungan hukum melalui perjanjian tersebut.
2. Cara lain selain membeli yakni hadiah, hibah dan warisan
Untuk cara yang kedua ini, konsumen tidak terlibat dalam suatu hubungan
kontraktual dengan pelaku usaha. Sehingga konsumen tidak mendapatkan
perlindungan hukum dari suatu perjanjian. Untuk itu diperlukan
perlindungan dari negara dalam bentuk peraturan yang melindungi
keberadaan konsumen.
Sehingga secara umum konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut
untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada
masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen
adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip
holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi
hak-hak konsumen.
35
Konsumen CV. Paris Internasional Tailor dikelompokkan sebagai
konsumen akhir, dimana pakaian yang dibuat dan dipesannya bukan untuk
dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya
sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
Mengingat sudah cukup lama berjalannya usaha tailor, konsumen
menghubungi/berkunjung maupun melalui/via telepon baik dengan
maksud dan tujuan sekedar untuk mendapatkan informasi atapun
bermaksud memesan pembuatan pakaian; sebagian besarnya adalah
konsumen tetap/pelanggan.
Dalam satu harinya konsumen yang datang berkunjung memesan
pembuatan pakaian, rata-rata dalam satu hari adalah berjumlah 4-6 orang.
2.3 Kain
Salah satu bahan baku utama yang digunakan dalam industri tailor
adalah kain. Meskipun tidak semua konsumen membeli dan menggunakan
kain yang sudah tersedia. CV. Paris Internasional Tailor juga menyediakan
kain untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.
Adapun kain-kain yang disediakan, dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Kain Katun (cotton)
Bahan dasar kain katun adalah serat kapas. Jenis kain katun ada 2
jenis yaitu cotton combed dan cotton carded. Cotton combed memiliki
tekstur yang lebih halus jika dibandingkan dengan cotton carded. Kain
36
katun biasanya dipakai untuk membuat jenis-jenis pakaian seperti
kemeja, kaos, blus, celana dan lain-lain.
Untuk memahami kekurangan dan kelebihannya bisa kita lihat
dari karakteristik kain katun.
Kelebihan kain katun :
Mudah menyerap keringat
Kain terasa dingin dan sedikit kaku
Nyaman digunakan
Kekurangan kain katun :
Mudah rusak jika direndam lama dengan detergen
Mudah berjamur jika terlalu lama dalam keadaan basah
Warna kain mudah luntur
2. Kain Viscose
Jenis kain viscose biasanya digunakan untuk memmbuat pesta
seperti gaun atau gamis. Kain viscose berasal dari serat kayu eucalyptus.
Kelebihan kain viscos :
1) Bahan terasa dingin dan lembut dikulit
2) Warna yang berkilau dan tidak kaku/jatuh kebawah
3) Mudah menyerap keringat
Kekurangan kain viscose :
Kain akan cepat rusak apabila direndam terlalu lama
37
3. Kain Polyster
Bahan pakaian dari jenis polyster dibuat dari serat sintetis yang
menyerupai biji plastik.
Kelebihan kain polyster :
Kain tidak mudah kusut
Serat kain lebih kuat dan tahan lama
Kekurangan kain polyster :
1) Terasa panas di kulit
2) Tidak dapat menyerap keringat
3) Noda susah dihilangkan, terlebih minyak
4) Tekstur kain kurang lentur
4. Kain Linen
Jenis kain linen hampir sama dengan kain katun. Hanya saja kain linen
memiliki serat yang lebih kuat.
Kelebihan kain linen :
– Mudah menyerap keringat
– Terasa dingin di kulit
Kekurangan kain linen :
– Kain mudah kusut
– Warna mudah pudar terlebih jika terlalu sering disetrika
5. Kain Wool
Bahan kain wool cukup tebal sehingga unggul dalam hal menyerap
keringat.
38
Kelebihan jenis kain wool :
– Sangat tebal dan kuat
– Daya serap keringat yang tinggi
Kekurangan kain wool :
– Bahan lebih terasa panas di kulit
– Noda sangat sulit dibersihkan karena serat yang tebal
6. Kain Sutera
Kain sureta dibuat dari ulat sutera
Kelebihan kain sutera :
– Daya serap yang cukup baik
– Halus dan nyaman dikenakan
Kekurangan kain sutera :
– Mudah robek karena cenderung tipis
– Perlu perhatian khusus dalam hal mencuci dan menyetrika
7. Kain Spandex
Jenis kain spandex sudah muncul sejak zaman perang dunia. Jenis kain ini
cenderung lebih tipis dari kain katun dan lebih elastis. Biasa dipakai untuk
membuat pakaian olahraga.
Kelebihan kain spandex :
– Halus dan elastis
– Daya serap keringat yang tinggi
– Mudah dirapihkan
39
Kekurangan kain spandex :
– Bahan mudah kendor karena elastis
8. Kain Cashmere
Kain cashmere cenderung mahal karena tergolong bahan mewah. Jenis
Kain cashmere tampak mewah dan glamor.
Kelebihan kain cashmere :
– Mewah dan modern
– Halus dan lentur sehingga mudah dirapikan
Kekurangan kain cashmere :
Tidak cocok dipakai saat cuaca panas
9. Kain Jersey
Jenis kain atau bahan jersey kerap digunakan sebagai bahan dasar kaos
bola.
Kelebihan kain jersey :
– Mudah menyerap keringat
– Tekstur kain lembut dan ringan
Kekurangan kain jersey :
– Mudah rusak jika terlalu sering disetrika
10. Kain Denim/Jeans
Bahan denim ialah bahan jeans. Biasa dipakai untuk membuat celana dan
jaket. Jenis kain ini berserat tebal.
40
Kelebihan kain denim :
– Tebal dan kuat
– Tidak mudah kusut
Kekurangan kain denim :
– Warna cenderung mudah luntur
– Lebih terasa panas dikulit
11. Kain Rayon
Bahan pakaian jenis ini terbuat dari polimer organik. Dalam industri
tekstil, jenis kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau sutra
buatan. Kain ini biasanya terlihat berkilau dan tidak mudah kusut. Serat
rayon memiliki unsur kimia karbon, hidrogen, dan oksigen. Jenis kain
rayon digunakan secara luas dalam industri garmen untuk bahan pakaian
dan perlengkapan busana, seperti daster, jaket, jas, pakaian dalam, syal,
topi, dasi, kaus kaki, dan kain pelapis sepatu. Kain jenis ini juga dipakai
sebagai kain alas dan pelengkap perabot rumah tangga (seprai, selimut,
tirai) dan alat-alat kebutuhan industri (kain untuk perabot rumah sakit,
benang ban) serta barang kesehatan pribadi (pembalut wanita dan
popok).batik.
Kelebihan kain rayon :
Tahan kusut
Daya serap tinggi
Halus
Kuat dan tahan lama
41
Kekurangan kain rayon :
Sangat mudah terbakar
Tidak elastis
Dari kain-kain yang tersedia di CV. Paris Internasional Tailor,
konsumen dapat memilih sesuai dengan selera dan keinginannya sehingga
menjadi cocok untuk dibuat jas, kemeja maupun celana.
Adapun kebutuhan kain yang digunakan CV. Paris Internasional Tailor
dalam satu harinya rata-rata menghabiskan 8-12 meter. Kain-kain tersebut
digunakan sebagai bahan pembuatan jas, kemeja dan celana.
2.4 Tingkat Penjualan
Menurut Djarwanto (2005:13), tingkat penjualan atau banyaknya
produk yang diproduksi untuk dijual tergantung dari seberapa besar harga
pembelian bahan baku tersebut. Hal ini dikarenakan laba yang diinginkan oleh
perusahaan tidak maksimal, sebab jika harga produk dinaikkan guna
mengimbangi harga bahan baku yang semakin meningkat, maka permintaan
pasar akan berkurang.
Kenaikan tingkat penjualan yang dinyatakan dalam rupiah bahwa
belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar,
mungkin kenaikan itu disebabkan naik harga jual barang tersebut yang
mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga. Pemasaran moderen
menghendaki lebih daripada pengembangan produk yang baik, menetapkan
harga yang bersaing dan memungkinkan dijangkau pelanggan sasaran.
Perusahaan juga harus memotivasi karyawan agar mampu berkomunikasi
42
dengan pelanggan yang ada maupun yang potensial. Agar dapat mengambil
keputusan secara efektif, perusahaan harus menggunakan karyawan yang
mampu berkomunikasi langsung dengan pelanggan atau menggunakan biro
iklan untuk menyampaikan pesan-pesan yang efektif kepada pelanggan,
spesialisasi pomosi penjualan untuk mendesain program intensif penjualan dan
hubungan perusahaan untuk mengembangkan citra perusahaan. Perusahaan
harus melatih tenaga penjual agar memilki pengetahuan yang luas sehingga
dapat memberikan peningkatan penjualan yang lebih maksimal.
Menurut Philip Kotler (2009:2), pada dasarnya tingkat penjulan
tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan laba.
Sedangkan menurut Yusuf (2010:24), pendapatan adalah aliran
penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil
penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan didefinisikan sebagai
ukuran output perusahaan yang dihasilkan dari produksi atau pengiriman
barang dan pemberian jasa selama satu periode. Wibowo dan Sinaga,
(2007:160), pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang
diterima oleh perusahaan dari transaksi penjualan barang dan penyerahan jasa
kepada pihak lain.
2.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini menggambarkan alur penelitian mulai dari
tahap kegiatan penetapan judul, menentukan variabel, memasukan alat
analisis, menarik hasil dan kesimpulan. Judul penelitian yang telah ditetapkan
43
adalah Pengaruh Jumlah Konsumen dan Jumlah Meter Kain Terhadap
Tingkat Penjualan Hasil Produksi CV. Paris Internasional Tailor dengan
variabel bebas X1 adalah jumlah konsumen dan variabel bebas X2 adalah
jumlah meter kain, sedangkan tingkat penjualan merupakan variabel terikat
Y.
Dalam penelitian ini akan dibahas dan dianalisis mengenai pengaruh
variabel bebas X1 jumlah konsumen terhadap tingkat penjualan, pengaruh
variabel X2 jumlah meter kain terhadap tingkat penjualan dan juga akan
dibahas dan dianalisis mengenai pengaruh jumlah konsumen dan meter kain
terhadap tingkat penjualan CV. Paris Internasional Tailor.
Mengenai kerangka operasional/berpikir dan definisi operasional yang
merupakan rangkaian proses kegiatan dan alur penelitian yang dimulai dari
tahap kegiatan penetapan judul, menentukan variabel, memasukan alat
analisis, menarik hasil dan kesimpulan, dapat digambarkan sebagaimana pada
bagan sebagai berikut.
44
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel Bebas (X1)
Jumlah Konsumen
Pengaruh Jumlah Konsumen dan Jumlah Meter Kain Terhadap
Tingkat Penjualan Hasil Produksi CV. Paris Internasional Tailor
Variabel Bebas (X2)
Jumlah Meter Kain
Variabel Bebas (X1)
Jumlah Konsumen
Variabel Bebas (X2)
Jumlah Kain
Variabel Terikat (Y)
Tingkat Penjualan
Variabel Terikat (Y)
Tingkat Penjualan
Variabel Terikat (Y)
Tingkat Penjualan
Regresi
Sederhana
Regresi
Berganda
Regresi
Sederhana
Kesimpulan
Kesimpulan
Kesimpulan
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metode juga merupakan
analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu
penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian
dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong
penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi
yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-
masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah
sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di CV. Paris Internasional Tailor yang
beralamat di Jalan Jatiwaringin Raya No. Jakarta Timur selama 6
46
(enam) Bulan dari mulai 28 Februari 2005 sampai dengan tanggal 31
Juli 2015.
3.1.2 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai
penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara
dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi
dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Menurut Sugiyono, (2003:14) terdapat beberapa jenis
penelitian antara lain :
1. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk
kata, skema, dan gambar.
Berdasarkan teori tersebut diatas, maka penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh dari
sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik
yang digunakan kemudian diinterprestasikan.
47
3.1.3 Subyek Penelitian (populasi, sampel dan sampling)
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan”. Dikarekan penelitian ini adalah
merupakan penelitian berdasarkan data sekunder, maka dalam
penelitian ini populasinya data-data jumlah konsumen, jumlah
meter kain dan tingkat penjualan CV. Paris Internasional Tailor.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sedangkan menurut Arikunto (2008:116) “Penentuan pengambilan
Sample sebagai berikut :
Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau
lebih tergantung sedikit banyaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena
hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.
48
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk
peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar
hasilnya akan lebih baik
Dikarekan penelitian ini adalah merupakan penelitian
berdasarkan data sekunder, maka dalam penelitian ini yang
dijadikan sampel dari populasi yaitu data-data jumlah konsumen,
jumlah meter kain dan tingkat penjualan CV. Paris Internasional
Tailor selama periode waktu 2012-2014 saja, yaitu sebanyak 36
bulan.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010 : 58) adalah
: “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.”
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas (independent variable). Pengertian dari variabel bebas menurut
Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera (2008 : 107) yaitu : “ Merupakan
variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent
variable) merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya
tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini merupakan
suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain.
49
Untuk meneliti bagaimana pengaruh terhadap tingkat penjualan CV.
Paris Internasional Tailor, penulis menentukan operasional variabel.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian dapat dilakukan secara benar, sesuai dengan judul penelitian.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Jumlah orang yang memesan pembuatan jas, kemeja maupun celana di
CV. Paris Internasional Tailor.
2. Jumlah kain (dalam satuan meter) yang digunakan untuk pembuatan jas,
kemeja maupun celana yang dipesan konsumen di CV. Paris Internasional
Tailor.
3. Tingkat penjualan adalah banyaknya hasil produksi CV. Paris
Internasional Tailor yang dijual kepada konsumen (dalam rupiah).
Instrumen merupakan hal penting dalam penelitian, termasuk pada
penelitian kuantitatif. Instrumen berfungsi sebagai pengukur nilai variabel
yang akan diteliti. Selain itu instrumen yang digunakan dalam suatu
penelitian bergantung dari jenis penelitian yang dilakukan. Untuk penelitian
kuantitatif, instrumen yang digunakan adalah instrumen dalam pengumpulan
data, sehingga dalam penggunaan instrumen penelitian, bergantung pula pada
banyaknya jumlah variabel yang akan diteliti. Sejalan dengan hal tersebut
(Sugiyono, 2012) menegaskan bahwa untuk menghasilkan data kuantitatif
yang akurat maka setiap instrumen harus memunyai skala. Skala pengukuran
merupakan acuan dalam penentuan panjang atau pendek interval yang ada
50
pada alat ukur sehingga dalam penggunaannya akan menghasilkan data
kuantitatif.
Ada empat jenis skala pengukuran diantaranya skala nominal, skala
ordinal, skala interval dan skala ratio. Skala ratio merupakan skala interval
yang memiliki nilai nol mutlak, sehingga skala ratio dapat dibuat perkalian
ataupun pembagian. Skala ini juga menunjukkan jenis pengukuran yang jelas
dan akurat.
Berikut adalah tabel operasional variabel yang antara lain meliputi
variabel-variabel yang akan diukur dan dimensi/indikator pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi DimensiSkala
Pengukuran
1 Jumlah Konsumen (X1) Jumlah orang yang memesan pembuatan
jas, kemeja maupun celana di CV. Paris
Internasional Tailor
Orang per
masa waktu
tertentu
Skala Rasio
2 Jumlah Kain (X2) Meter per
masa waktu
tertentu
Skala Rasio
3 Tingkat Penjualan (Y) Tingkat penjualan adalah banyaknya uang/
hasil produksi yang dijual kepada
konsumen CV. Paris Internasional Tailor
Jumlah
produk
terjual
dalam
rupiah
Skala Rasio
Jumlah kain (dalam satuan meter) yang
digunakan untuk pembuatan jas, kemeja
maupun celana konsumen CV. Paris
Internasional Tailor
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, antara lain
laporan penjualan dan lain-lain dari CV. Paris Internasional Tailor.
51
Selama periode waktu 3 (tiga) tahun terakhir yaitu data-data dari tahun,
2012, 2013 dan 2014 (sebanyak 36 bulan) yang menginformasikan antara lain
tentang laporan/catatan-catatan pengunjung/konsumen, jumlah kebutuhan
kain/bahan serta hasil-hasil penjualan selama kurun waktu/periode tersebut di
atas.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan
serta mempelajari data-data yang tercantum serta observasi antara lain tentang
laporan/catatan-catatan pengunjung/konsumen, jumlah kebutuhan kain/bahan
serta hasil-hasil penjualan CV. Paris Internasional Tailor.
Arikunto (2002:136) ”metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya”. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam penelitian.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini yaitu dokumentasi.
Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.”
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data
berdasarkan sumber data yang ada di CV. Paris Internasional Tailor, yaitu
berupa :
52
1. Data-data jumlah konsumen, jumlah meter kain dan tingkat penjualan;
2. Struktur organisasi dan pembagian tugas/job description
CV. Paris Internasional Tailor selama periode waktu 2012-2014.
3.2 Rencana Analisis dan Uji Hipotesis
3.2.1 Analisis Regresi Sederhana X1 terhadap Y
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah
konsumen terhadap tingkat penjualan hasil produksi CV. Paris
Internasional Tailor. Model analisis regeresi sederhana untuk variabel
X1 terhadap Y adalah sebagai berikut :
Y = a + b1x1
Keterangan :
Y = tingkat penjualan
a = konstanta
b1.2 = koefisien regresi
x1 = variabel jumlah konsumen
3.2.2 Analisis Regresi Sederhana X2 terhadap Y
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah
meter kain terhadap tingkat penjualan hasil produksi CV. Paris
Internasional Tailor. Model analisis regeresi sederhana untuk variabel
X2 terhadap Y adalah sebagai berikut :
Y = a + b2x2
Keterangan :
Y = tingkat penjualan
a = konstanta
b1.2 = koefisien regresi
x2 = jumlah meter kain
53
3.2.3 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
signifikan pengaruh variabel jumlah konsumen dan jumlah meter kain
terhadap tingkat penjualan hasil produksi CV. Paris Internasional
Tailor. Adapun fomulasi regresi linear berganda yang digunakan,
adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1x1 + b2x2
Dimana :
Y = kriteria atau variabel responden (variabel tergantung)
b0 = konstanta
X1 = jumlah komsumen
X2 = jumlah meter kain
bi = koefisien predictor 1 dan 2
Selanjutnya nilai b0, b1, b2 dihitung dengan menyelesaikan
persamaan simultan menggunakan program SPSS.
3.2.4 Koefisien determinasi (R2)
Menurut Ghozali, (2011:48), koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien
determinasi (R2) yang mendekati satu berarti varibel-variabel
independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen.
3.2.5 Uji-t (parsial)
Uji-t atau dikenal dengan istilah uji parsial adalah pengujian
untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel jumlah
konsumen (X1) dan jumlah meter kain (X2) terhadap tingkat penjualan
hasil produksi (Y) dengan cara membandingkan antara thitung dengan
54
ttabel pada tingkat signifikan tertentu. Apabila thitung > ttabel, maka
hipotesis diterima.
3.2.6 Uji F (Simultan/Anova)
Uji F (Anova) atau dikenal dengan istilah uji simultan/anova
adalah pengujian untuk mengetahui pengaruh bersama-sama antara
variabel jumlah konsumen (X1) dan jumlah meter kain (X2) terhadap
tingkat penjualan hasil produksi (Y) dengan cara membandingkan
antara thitung dengan ttabel pada tingkat signifikan tertentu. Apabila thitung
> ttabel, maka hipotesis diterima.
3.3 Rancangan Pemecahan Masalah
Untuk mempermudah pemecahan masalah yang ada dalam penelitian,
maka dibuat flow chart yang menggambarkan bagaimana peracangan
pemecahan masalah dari awal sampai akhir penelitian berdasarkan hasil dari
keseluruhan penelitian di CV. Paris Internasional Tailor.
55
Gambar 3.1
Flow Chart Pemecahan Masalah
Mulai
Identifiasi Masalah Studi Literatur
Mengindentifikasi dan menganalisis pengaruh jumlah
konsumen dan jumlah meter kain terhadap tingkat
penjualan
Pengumpulan Data :
1. Observasi lapangan 2. Data kebutuhan kain
3. Studi dokumentasi 4. Data penjualan
5. Data konsumen
Pengolahan Data
(Menggunakan Software SPSS very 19 for Windows)
Analisis dan Intepretasi Data
Kesimpulan dan Saran
Selesai
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Seperti yang diketahui bahwa CV. Paris Internasional Tailor atau yang
lebih dikenal dengan Paris Tailor merupakan salah satu usaha yang bergerak
di bidang tailor yaitu pembuatan pakaian khuusus pria, baik secara pesanan
perorangan maupun massal untuk penggunaan pribadi maupun instansi. Paris
Tailor didirikan pada tahun 1985 oleh Bapak Syamsir (Almarhum) yang
beralamat di Jalan Jatiwaringin Raya No. 47 E Jakarta Timur, dengan jumlah
tenaga kerja sebanyak 5 orang.
4.1.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu komponen dasar,
pembentukannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan diatur
sedemikian rupa sehingga mampu mendukung upaya untuk mencapai
tujuan perusahaan yang diinginkan. Melalui sistem organisasi tersebut
akan diatur mengenai tugas dan kewenangan masing-masing personel
perusahaan serta hubungan serta pola kerja antar personil. Kejelasan
mengenai hal tersebut akan sangat besar artinya guna menghindari adanya
kesalahan penanganan maupun kesalahan dalam menangani suatu
57
pekerjaan. Tanpa adanya struktur organisasi yang baik, tidak mungkin
suatu perusahaan akan berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Ini berarti bahwa sedikit banyak, sistem organisasi akan
berpengaruh terhadap faktor dan kemampuan manajerial.
Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan kerja antara
bagian satu dengan bagian lainnya. Struktur itu juga menunjukkan hirarki
organisasi dan struktur wewenang serta hubungan laporan.
Paris Tailor mempunyai bentuk strutur organisasi garis (line
organization). Alasannya adalah didasarkan pada perintah dan
pengawasan berada dalam satu tangan. Hubungan kerja langsung dari
pimpinan kepada bawahannya.
Struktur organisasi Paris tailor dibentuk untuk menentukan posisi
wewenang, tugas, tanggung jawab dan hubungan antar karyawan di dalam
perusahaan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Paris Tailor digambarkan
sebagai berikut :
Sumber : Paris Tailor, 2014
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
CV. Paris Internasional Tailor/Paris Tailor
Pemilik/Owner
Desainer Warehouse Tailor Admin Kurir Finance
58
4.1.2 Deskripsi Tugas
1. Pemilik/Owner
Owner merupakan pemilik Paris Tailor, owner juga mengambil peran
bertanggung jawab penuh dalam segala hal yang mengenai usaha, yang
mewakili perusahaan terhadap pihak luar, yang berhak
menandatangani atas nama Paris Tailor, menghubungkan dengan pihak
luar dan sebaliknya serta melakukan segala tindakan baik mengenai
pengurusan maupun mengenai pemilikan.
2. Desainer
Desainer pada Paris Tailor bertugas sebagai mendesain gambar
pakaian yang akan diproduksi. Tahap ini dilakukan sepenuhnya oleh
desainer.
3. Tailor
Tailor pada Paris Tailor bertugas sebagai penjahit pakaian yang
diproduksi, tailor juga berperan dalam pemotongan pola pakaian sesuai
ukuran yang diminta sebelum melanjutkan ke tahap penjahitan.
4. Admin
Admin Paris Tailor bertugas dalam mengolah data yang ada, baik
pengecekan pembayaran dari pemesan maupun data lain. Admin juga
bertugas mengolah data.
5. Kurir
Bertugas mengirim barang kepada pemesan, pengambilan bahan baku
dari distributor.
59
6. Warehouse
Bertugas bertanggung jawab pada gudang. Pencatatan barang masuk
dan barang keluar dari gudang khususnya bahan baku yang disimpan
pada gudang.
7. Finance
Finance pada Paris Tailir bertugas sebagai pengolah keluar masuknya
aliran dana, dana yang masuk dari pemesanan biasanya melewati
admin atau owner. Finance bertanggung jawab penuh atas pengolahan
dana yang ada pada Paris Tailor.
4.1.3 Peralatan
Untuk dapat menghasilkan produk dalam jumlah maksimal dan
memenuhi kualitas, Paris Tailor memerlukan peralatan. Adapun minimal
peralatan yang dapat digunakan dalam proses produksinya yaitu :
1. Mesin potong;
2. Mesin jahit;
3. Mesin obras; dan
4. Mesin nyopan (lubang kancing) dan pasang kancing
4.1.4 Proses Produksi
Tahap-tahap proses produksi pembuatan pakaian pada Paris Tailor adalah
sebagai berikut :
1. Pengukuran (mal) dan pemotongan.
2. Pengobrasan.
60
3. Penjahitan.
4. Pemasangan kancing dan asesories lainnya.
4.2 Jumlah Konsumen CV. Paris Internasional Tailor Tahun 2012-2014
Konsumen CV. Paris Internasional Tailor dikelompokkan sebagai
konsumen akhir, dimana pakaian yang dibuat dan dipesannya bukan untuk
dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya
sendiri, keluarga dan orang lain.
Mengingat sudah cukup lama berjalannya usaha tailor, konsumen
menghubungi/berkunjung maupun melalui/via telepon baik dengan maksud
dan tujuan sekedar untuk mendapatkan informasi atapun bermaksud memesan
pembuatan pakaian; sebagian besarnya adalah konsumen tetap/pelanggan.
61
Tabel 4.1
Jumlah Konsumen CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014
Jumlah
Konsumen (org)
1 2012 Januari 125
Februari 115
Maret 117
April 130
Mei 134
Juni 138
Juli 142
Agustus 146
September 150
Oktober 154
Nopember 158
Desember 162
1,671
2 2013 Januari 115
Februari 117
Maret 125
April 142
Mei 154
Juni 158
Juli 162
Agustus 166
September 170
Oktober 174
Nopember 178
Desember 182
1,843
3 2014 Januari 125
Februari 117
Maret 154
April 156
Mei 160
Juni 164
Juli 168
Agustus 172
September 176
Oktober 180
Nopember 184
Desember 188
1,944
5,458
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2012-2014
No Tahun Bulan
Sumber : CV. Paris Internasional Tailor, 2014
62
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perkembangan konsumen
CV. Paris Internasional Tailor pada bulan Januari hingga bulan Maret
tahun 2012 terjadi penurunan jumlah konsumen, yaitu dari 125 orang di
bulan Januari, 115 orang di bulan Februari dan 117 di bulan Maret.
Menurut penjelasan yang ada bahwa pada setiap awal tahun memang biasa
terjadi penurunan jumlah konsumen, akan tetapi pada bulan-bulan
selanjutnya yaitu mulai bulan Maret hingga bulan Desember terjadi
peningkatan jumlah konsumen; yaitu pada bulan April sebanyak 130
orang, bulan Mei sebanyak 134 orang, bulan Juni sebanyak 138 orang,
bulan Juli sebanyak 142 orang, bulan Agustus sebanyak 146 orang, bulan
September sebanyak 150 orang, bulan Oktober sebanyak 154 orang, bulan
Nopember sebanyak 158 orang dan pada bulan Desember sebanyak 162
orang.
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah rata-rata dalam
setiap hari konsumen yang datang berkunjung memesan pembuatan
pakaian di CV. Paris Internasional Tailor antara 4 sampai dengan 6 orang
konsumen.
Secara keseluruhan, perkembangan konsumen CV. Paris
Internasional Tailor selama kurun waktu 2012 sampai dengan 2014 adalah
memuaskan, karena jumlah konsumen dari tahun ke tahun cenderung terus
meningkat.
Sedangkan perkembangan jumlah konsumen CV. Paris
Internasional Tailor pada tahun 2013, dapat dijelaskan bahwa pada bulan
63
Januari terdapat sebanyak 115 orang, bulan Februari sebanyak 117 orang,
bulan Maret sebanyak 125 orang, bulan April sebanyak 142 orang, bulan
Mei sebanyak 154 orang, bulan Juni sebanyak 158 orang, bulan Juli
sebanyak 162 orang, bulan Agustus sebanyak 166 orang, bulan September
sebanyak 170 orang, bulan Oktober sebanyak 174 orang, bulan Nopember
sebanyak 178 orang dan pada bulan Desember sebanyak 182 orang.
Adapun perkembangan jumlah konsumen CV. Paris Internasional
Tailor pada tahun 2014, dapat dijelaskan bahwa pada bulan Januari
terdapat sebanyak 125 orang, bulan Februari sebanyak 117 orang, bulan
Maret sebanyak 154 orang, bulan April sebanyak 156 orang, bulan Mei
sebanyak 160 orang, bulan Juni sebanyak 164 orang, bulan Juli sebanyak
168 orang, bulan Agustus sebanyak 172 orang, bulan September sebanyak
176 orang, bulan Oktober sebanyak 180 orang, bulan Nopember sebanyak
184 orang dan pada bulan Desember sebanyak 188 orang.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perkembangan konsumen
pada bulan Januari hingga bulan Maret tahun 2014 terjadi penurunan
jumlah konsumen dari 125 orang di bulan Januari dan 117 orang di bulan
Februari dan meningkat jumlahnya mulai bulan Mei hingga bulan
Desember.
Untuk lebih jelasnya, perkembangan jumlah konsumen CV. Paris
Internasional Tailor pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada grafik
berikut ini.
64
- 20 40 60 80
100 120 140 160 180 200
Jan
ua
ri
Ma
ret
Me
i
Juli
Se
pte
mb
er
No
pe
mb
er
Jan
ua
ri
Ma
ret
Me
i
Juli
Se
pte
mb
er
No
pe
mb
er
Jan
ua
ri
Ma
ret
Me
i
Juli
Se
pte
mb
er
No
pe
mb
er
2012 2013 2014
Sumber : CV. Paris Internasional Tailor, 2014
Gambar 4.3
Jumlah Konsumen CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014
4.3 Jumlah Meter Kain yang Digunakan CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014
Salah satu bahan baku utama yang digunakan dalam industri tailor
adalah kain, untuk itu CV. Paris Internasional Tailor menyediakan kain
untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.
Data berikut menjelaskan tentang jumlah meter kain yang digunakan
CV. Paris Internasional Tailor dalam pembuatan pakaian konsumen selama
periode waktu tahun 2012-2014.
65
Tabel 4.2
Jumlah Meter Kain yang Digunakan dalam Pembuatan Pakaian
CV. Paris Internasional Tailor Tahun 2012-2014
Jumlah Meter
Kain (mtr)
1 2012 Januari 250
Februari 155
Maret 205
April 260
Mei 268
Juni 276
Juli 284
Agustus 292
September 300
Oktober 308
Nopember 316
Desember 324
3,238
2 2013 Januari 201
Februari 205
Maret 219
April 284
Mei 308
Juni 316
Juli 324
Agustus 332
September 340
Oktober 348
Nopember 356
Desember 364
3,597
3 2014 Januari 219
Februari 205
Maret 308
April 312
Mei 320
Juni 328
Juli 336
Agustus 344
September 352
Oktober 360
Nopember 368
Desember 375
3,827
10,662
Sumber : CV. Paris Internasional Tailor, 2014
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2012-2014
No Tahun Bulan
66
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perkembangan jumlah
meter kain yang digunakan untuk pembuatan pakaian konsumen CV. Paris
Internasional Tailor pada tahun 2012, pada bulan Januari terdapat
sebanyak 250 meter kain, bulan Februari sebanyak 115 meter kain, bulan
Maret sebanyak 205 meter kain, bulan April sebanyak 260 meter kain,
bulan Mei sebanyak 268 meter kain, bulan Juni sebanyak 276 meter kain,
bulan Juli sebanyak 284 meter kain, bulan Agustus sebanyak 292 meter
kain, bulan September sebanyak 300 meter kain, bulan Oktober sebanyak
308 meter kain, bulan Nopember sebanyak 316 meter kain dan pada bulan
Desember sebanyak 324 meter kain.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perkembangan jumlah
meter kain yang digunakan untuk pembuatan pakaian konsumen CV. Paris
Internasional Tailor pada bulan Januari hingga bulan Maret tahun 2012
mengalami penurunan, dari 250 meter kain pada bulan Januari, 155 meter
kain pada bulan Februari dan 205 meter kain pada bulan Maret. Penurunan
ini terjadi seiring dengan penurunan jumlah konsumen pada bulan-bulan
awal tahun, namun demikian pada bulan-bulan selanjutnya, yaitu mulai
bulan Maret hingga bulan Desember terjadi peningkatan jumlah meter kain
yang digunakan dalam pembuatan pakaian bagi konsumen.
Adapun perkembangan jumlah meter kain yang digunakan untuk
pembuatan pakaian konsumen CV. Paris Internasional Tailor pada tahun
2013, pada bulan Januari terdapat sebanyak 201 meter kain, bulan
Februari sebanyak 205 meter kain, bulan Maret sebanyak 219 meter kain,
67
bulan April sebanyak 284 meter kain, bulan Mei sebanyak 308 meter kain,
bulan Juni sebanyak 316 meter kain, bulan Juli sebanyak 324 meter kain,
bulan Agustus sebanyak 332 meter kain, bulan September sebanyak 340
meter kain, bulan Oktober sebanyak 348 meter kain, bulan Nopember
sebanyak 356 meter kain dan pada bulan Desember sebanyak 364 meter
kain.
Sedangkan perkembangan jumlah meter kain yang digunakan
untuk pembuatan pakaian konsumen CV. Paris Internasional Tailor pada
tahun 2014, pada bulan Januari terdapat sebanyak 219 meter kain, bulan
Februari sebanyak 205 meter kain, bulan Maret sebanyak 308 meter kain,
bulan April sebanyak 312 meter kain, bulan Mei sebanyak 320 meter kain,
bulan Juni sebanyak 328 meter kain, bulan Juli sebanyak 336 meter kain,
bulan Agustus sebanyak 344 meter kain, bulan September sebanyak 352
meter kain, bulan Oktober sebanyak 360 meter kain, bulan Nopember
sebanyak 368 meter kain dan pada bulan Desember sebanyak 376 meter
kain.
Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan jumlah meter kain
yang digunakan untuk pembuatan pakaian konsumen CV. Paris
Internasional Tailor pada kurun waktu tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
gambar berikut.
68
Gambar 4.3
Jumlah Meter Kain dalam Pembuatan Pakaian Konsumen
CV. Paris Internasional Tailor Tahun 2012-2014
-
50
100
150
200
250
300
350
400Ja
nu
ari
Ma
ret
Me
i
Juli
Sep
tem
ber
No
pem
be
r
Jan
uar
i
Ma
ret
Me
i
Juli
Sep
tem
ber
No
pem
be
r
Jan
uar
i
Ma
ret
Me
i
Juli
Sep
tem
ber
No
pem
be
r
2012 2013 2014
Sumber : CV. Paris Internasional Tailor, 2014
4.4 Tingkat Penjualan CV. Paris Internasional Tailor Tahun 2012-2014
Tingkat penjualan merupakan banyaknya produk yang diproduksi
untuk dijual kepada konsumen. Adapun data mengenai tingkat penjualan CV.
Paris Internasional Tailor selama tahun 2012-2014 dapat dijelaskan pada tabel
berikut.
69
Tabel 4.3
Tingkat Penjualan CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014
Produk
Terjual (Rp)
1 2012 Januari 50,500,000
Februari 47,250,000
Maret 45,500,000
April 52,750,000
Mei 55,500,000
Juni 58,250,000
Juli 61,000,000
Agustus 63,750,000
September 66,500,000
Oktober 69,250,000
Nopember 72,000,000
Desember 74,750,000
717,000,000
2 2013 Januari 49,250,000
Februari 48,250,000
Maret 46,500,000
April 53,250,000
Mei 55,500,000
Juni 57,750,000
Juli 60,000,000
Agustus 62,250,000
September 64,500,000
Oktober 66,750,000
Nopember 69,000,000
Desember 71,250,000
704,250,000
3 2014 Januari 48,500,000
Februari 46,750,000
Maret 65,250,000
April 67,475,000
Mei 69,700,000
Juni 71,925,000
Juli 74,150,000
Agustus 76,375,000
September 78,600,000
Oktober 80,825,000
Nopember 83,050,000
Desember 85,275,000
847,875,000
2,269,125,000
Sumber : CV. Paris Internasional Tailor, 2014
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2012-2014
No Tahun Bulan
70
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perkembangan tingkat
penjualan (dalam rupiah) CV. Paris Internasional Tailor pada bulan
Januari hingga bulan Maret tahun 2012 terjadi penurunan tingkat
penjualan, yaitu dari Rp. 50.500.000,- di bulan Januari, Rp. 47.250.000,-
di bulan Februari dan Rp. 45.500.000,- di bulan Maret. Menurut
penjelasan yang ada bahwa pada setiap awal tahun memang biasa terjadi
penurunan tingkat penjualan, akan tetapi pada bulan-bulan selanjutnya
yaitu mulai bulan Maret hingga bulan Desember terjadi peningkatan
penjualan; yaitu pada bulan April Rp. 52.750.000,- bulan Mei
Rp. 55.500.000,- bulan Juni Rp. 58.250.000,- bulan Juli 61.000.000,-
bulan Agustus Rp. 63.750.000,- bulan September Rp. 66.500.000,- bulan
Oktober Rp. 69.250.000,- bulan Nopember Rp. 72.000.000,- dan pada
bulan Desember Rp. 74.750.000,-.
Adapun perkembangan tingkat penjualan (dalam rupiah) CV. Paris
Internasional Tailor pada bulan Januari hingga bulan Maret tahun 2013
terjadi penurunan, yaitu dari Rp. 49.250.000,- di bulan Januari,
Rp. 48.250.000,- di bulan Februari dan Rp. 46.500.000,- di bulan Maret.
Menurut penjelasan yang ada bahwa pada setiap awal tahun memang biasa
terjadi penurunan tingkat penjualan, akan tetapi pada bulan-bulan
selanjutnya yaitu mulai bulan Maret hingga bulan Desember terjadi
peningkatan penjualan; yaitu pada bulan April Rp. 53.250.000,- bulan Mei
Rp. 55.500.000,- bulan Juni Rp. 57.750.000,- bulan Juli 60.000.000,-
bulan Agustus Rp. 62.250.000,- bulan September Rp. 64.500.000,- bulan
71
Oktober Rp. 66.750.000,- bulan Nopember Rp. 69.000.000,- dan pada
bulan Desember Rp. 71.250.000,-.
-
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
70,000,000
80,000,000
90,000,000Ja
nu
ari
Ma
ret
Me
i
Juli
Se
pte
mb
er
No
pe
mb
er
Jan
ua
ri
Ma
ret
Me
i
Juli
Se
pte
mb
er
No
pe
mb
er
Jan
ua
ri
Ma
ret
Me
i
Juli
Se
pte
mb
er
No
pe
mb
er
Gambar 4.4
Tingkat Penjualan CV. Paris Internasional Tailor
Tahun 2012-2014
72
4.5 Hasil Analisis dan Pembahasan
Untuk mendapatkan hasil analisa yang tepat dan akurat atas penelitian
ini, maka penulis di dalam melaksanakan analisis dan pembahasannya
menggunakan Program/Software SPSS ver 19 for Windows.
4.5.1 Pengaruh Jumlah Konsumen ( ) terhadap Tingkat Penjualan
(Y)
1. Model Summary
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian
yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa
besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh
perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa&Ashari,
2005:125).
Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel
bebas untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan
persentase.
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati
angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika hasil
mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
73
Untuk analisisnya dengan menggunakan output SPSS dapat
dilihat pada tabel ”Model Summary”.
Tabel 4.4
Model Summary
Jumlah Konsumen (X1) terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data Diolah, SPSS ver 19 for Windows
Berdasarkan Tabel ”Model Summary” dapat disimpulkan
bahwa jumlah konsumen berpengaruh sebesar 82,7% terhadap
tingkat penjualan, sedangkan 64,6% dipengaruhi variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Coefficients
Tabel 4.5
Coefficients
Jumlah Konsumen (X1) terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil analisis
dapat diketahui nilai konstanta/intercept (a) adalah -7,695 dan nilai
74
slope (b) adalah 0,466. Dari perhitungan regresi sederhana tersebut
maka didapat persamaannya :
Y = a + bX, Y = -7,695 + 0,466 (X)
1) Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0)
maka nilai variabel terikat (Beta) sebesar -7,695.
2) Jumlah konsumen (X1) terhadap tingkat penjualan (Y)
Nilai koefisien jumlah konsumen untuk variabel X1 sebesar
0,466 (46,6%). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan
jumlah konsumen satu satuan maka variabel tingkat penjualan
(Y) akan naik sebesar 0,466 (46,6%) dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain adalah tetap. Hal ini berarti bahwa
jumlah konsumen berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada
CV. Paris Internasional Tailor selama kurun waktu 2012-2015
sebesar 46,6% sedangkan sisanya sebesar 53,4% dipengaruhi
oleh faktor lain.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah
0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan
maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
75
suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel
dependen.
Analisis uji t juga dilihat dari tabel ”Coefficient”
sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Uji t (Parsial)
Jumlah Konsumen (X1) terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig
0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai
0,000<0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel X1
mempunyai thitung yakni = 12,741 dengan ttabel = 1,30695. Nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel untuk kesalahan 5%
dengan menggunakan uji dua pihak dimana Derajat Kebebasan
(DK) = n-k = 36 - 2 = 34, maka diperoleh nilai ttabel sebesar
1,30695
Jadi thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X1
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa
variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi
dapat disimpulkan jumlah konsumen memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat penjualan.
76
4.5.2 Pengaruh Jumlah Meter Kain ( ) terhadap Tingkat
Penjualan (Y)
1. Model Summary
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam
pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan
menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu
variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada
variabel yang lain (Santosa&Ashari, 2005:125).
Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel
bebas untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam
satuan persentase.
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih
mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas.
Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Untuk analisisnya dengan menggunakan output SPSS
dapat dilihat pada tabel ”Model Summary”.
77
Tabel 4.7
Model Summary
Jumlah Konsumen (X2) terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data Diolah, SPSS ver 19 for Windows
Berdasarkan Tabel ”Model Summary” dapat
disimpulkan bahwa jumlah konsumen berpengaruh sebesar
0.790 (79,0%) terhadap tingkat penjualan, sedangkan 21%
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
2. Coefficients
Tabel 4.8
Coefficients
Jumlah Konsumen (X2) terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil
analisis dapat diketahui nilai konstanta/intercept (a) adalah
10,005 dan nilai slope (b) adalah 0,179. Dari perhitungan
regresi sederhana tersebut maka didapat persamaannya :
Y = a + bX, Y = 10,005 + 0,179 (X)
78
1) Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0)
maka nilai variabel terikat (Beta) sebesar 10,005.
2) Jumlah meter kain (X2) terhadap tingkat penjualan (Y)
Nilai koefisien jumlah meter kain untuk variabel X2 sebesar
0,179 (17,9%). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan
jumlah meter kain satu satuan maka variabel tingkat penjualan
(Y) akan naik sebesar 0,179 (17,9%) dengan asumsi bahwa
variabel bebas yang lain adalah tetap. Hal ini berarti bahwa
jumlah konsumen berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada
CV. Paris Internasional Tailor selama kurun waktu 2012-2015
sebesar 17,9% sedangkan sisanya sebesar 82,1% dipengaruhi
oleh faktor lain.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah
0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan
maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel
dependen.
Analisis uji t juga dilihat dari tabel ”Coefficient”
sebagaimana tabel berikut ini.
79
Tabel 4.9
Uji t (Parsial)
Jumlah Konsumen (X2) terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig
0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai
0,000<0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Variabel X2
mempunyai thitung yakni = 11,326 dengan ttabel = 1,30695. Nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel untuk kesalahan 5%
dengan menggunakan uji dua pihak dimana Derajat Kebebasan
(DK) = n-k = 36 - 2 = 34, maka diperoleh nilai ttabel sebesar
1,30695.
Jadi thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa
variabel X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi
dapat disimpulkan jumlah meter kain memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat penjualan.
4.5.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini berarti digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh dari variabel bebas jumlah konsumen (X1) dan
80
jumlah meter kain (X2) terhadap tingkat penjualan (Y) pada CV.
Paris Internasional Tailor selama periode tahun 2012-2014.
1. Model Summary
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam
pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan
menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel
bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang
lain (Santosa&Ashari, 2005:125).
Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel
bebas untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam
satuan persentase.
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih
mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas.
Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Untuk analisisnya dengan menggunakan output SPSS
dapat dilihat pada tabel ”Model Summary”.
81
Tabel 4.10
Model Summary
Jumlah Konsumen (X2) dan Jumlah Meter Kain (X2)
terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Berdasarkan Tabel ”Model Summary” dapat
disimpulkan bahwa jumlah konsumen dan jumlah meter kain
berpengaruh sebesar 0.827 (82,7%) terhadap tingkat penjualan,
sedangkan 17,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
2. Coefficients
Tabel 4.11
Coefficients
Jumlah Konsumen (X2) dan Jumlah Meter Kain (X2)
terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Dan persamaan regresinya dapat dirumuskan sebagai
berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:509) :
82
Dimana :
Y = Beta (β)
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien determinasi
X1 = Jumlah Konsumen
X2 = Jumlah Meter Kain
e = Error
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh rumus regresi
sebagai berikut :
Y = -7,616 + 0,464 X1 - 0,001 X2 + e
Interpretasi dari analisis regresi berganda di atas adalah
sebagai berikut :
1) Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig
0,013. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau
nilai 0,013 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Variabel X2 mempunyai thitung yakni 2,632 dengan ttabel =
1,30695. Jadi thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel
X1 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
menunjukkan bahwa X1 mempunyai hubungan yang searah
dengan Y. Jadi dapat disimpulkan jumlah konsumen
memiliki pengaruh signifikan terhadap beta.
2) Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig
0,989. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau
nilai 0,989>0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel
83
X2 mempunyai thitung yakni 0,014 dengan ttabel = 1,30695.
Jadi thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak
memiliki kontribusi terhadap Y.
Sehingga ringkasan hasil pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pernyataan Nilai Keterangan
H1 Variabel Jumlah Konsumen
Berpengaruh Signifikan Terhadap
Tingkat Penjualan
2.632 H1 diterima
H0 ditolak
H2 Variabel Jumlah Konsumen
Berpengaruh Signifikan Terhadap
Tingkat Penjualan
0.014
H2 ditolak
H0 diterima
Sumber : Data Diolah SPSS ver 19 for Windows
3. Uji F (Anova)
Uji F (Anova) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih
besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif,
yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
84
Tabel 4.12
Uji F (Anova)
Jumlah Konsumen (X2) dan Jumlah Meter Kain (X2)
terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Pengujian secar simultan X1 dan X2 terhadap Y. Dari
tabel diperoleh nilai Fhitung sebesar 78,784 dengan nilai
probabilitas (sig) = 0,001. Nilai Fhitung (78,784) > Ftabel (3,28),
dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai
0,000 < 0,05; maka H1 diterima, berarti secara bersama-sama
(simultan) Jumlah Konsumen dan Jumlah Meter Kain
berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Penjualan.
4. Koefisien determinasi (R¬²)
Santosa dan Ashari (2005:125), koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari
beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien
determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau
variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi
pada variabel yang lain.
85
Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel
bebas untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam
satuan persentase.
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih
mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas.
Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Untuk analisisnya dengan menggunakan output SPSS
dapat dilihat pada tabel ”Model Summary”.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi (R2)
Jumlah Konsumen (X2) dan Jumlah Meter Kain (X2)
terhadap Tingkat Penjualan (Y)
CV. Paris Internasional Tailor Periode 2012-2014
Sumber : Data diolah, SPSS ver 19 for Windows
Berdasarkan Tabel ”Model Summary” dapat
disimpulkan bahwa Jumlah Konsumen dan Jumlah Meter Kain
berpengaruh sebesar 82,7% terhadap Tingkat Penjualan,
sedangkan 17,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Karena nilai R Square di atas 5% atau cenderung mendekati
nilai 1 maka dapat disimpulkan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel tidak terbatas.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Berdasarkan tabel 4.4 tentang “model summary” dapat disimpulkan
bahwa variabel jumlah konsumen berpengaruh sebesar 0,827 (82,7%)
terhadap tingkat penjualan, sedangkan sisanya sebesar 64,6% adalah
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.5 tentang “coefficients” dapat dijelaskan
bahwa nilai koefisien variabel jumlah konsumen sebesar 0,466 (46,6%),
hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan jumlah konsumen satu
satuan maka variabel tingkat penjualan akan naik sebesar 0,466 (4,66%)
dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain adalah tetap. Hal ini berarti
bahwa jumlah konsumen berpengaruh terhadap tingkat penjualan sebesar
45,6% sedangkan sisanya sebesar 53,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan pengaruh nyata variabel
jumlah konsumen terhadap tingkat penjualan, dari hasil uji t (uji parsial)
menunjukkan bahwa thitung lebih besar daripada ttabel (12,741 > 1,30695),
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah konsumen memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penjualan pada CV. Paris
Internasional Tailor selama kurun waktu tahun 2012-2014.
87
5.1.2 Berdasarkan tabel 4.7 tentang “model summary” dapat disimpulkan
bahwa variabel jumlah meter kain berpengaruh sebesar 0,790 (79,0%)
terhadap tingkat penjualan, sedangkan sisanya sebesar 21,0% adalah
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.8 tentang “coefficients” dapat dijelaskan
bahwa nilai koefisien variabel jumlah meter kain sebesar 0,179 (17,9%),
hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan jumlah meter kain satu
satuan maka variabel tingkat penjualan akan naik sebesar 0,179 (17,9%)
dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain adalah tetap. Hal ini berarti
bahwa jumlah meter kain berpengaruh terhadap tingkat penjualan sebesar
17,9% sedangkan sisanya sebesar 21,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan pengaruh nyata variabel
jumlah meter kain terhadap tingkat penjualan, dari hasil uji t (uji parsial)
menunjukkan bahwa thitung lebih besar daripada ttabel (11,326 > 1,30695),
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah meter kain memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penjualan pada CV. Paris
Internasional Tailor selama kurun waktu tahun 2012-2014.
5.1.3 Berdasarkan tabel 4.10 tentang “model summary” dapat disimpulkan
bahwa jumlah konsumen dan jumlah meter kain berpengaruh sebesar
0,827 (82,7%) terhadap tingkat penjualan, sedangkan sisanya sebesar
17,3% dipengaruhi oleh fakto lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.12 tentang uji F (Anova) yang digunakan
untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara
88
simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Dapat dijelaskan sebagai hasilnya bahwa Fhitung >Ftabel
(78,784>3,28), yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel jumlah
konsumen dan jumlah meter kain berpengaruh signifikan terhadap tingkat
penjualan pada CV. Paris Internasional Tailor selama kurun waktu tahun
2012-2014.
5.2 Saran
5.2.1 Upaya-upaya yang telah dijalankan dan menghasilkan pengaruh positif
bagi perkembangan usaha harus terus ditingkatkan dan dipertahankan,
sedangkan upaya-upaya lain yang sekiranya juga mampu memberikan
pengaruh positif bagi perkembangan usaha juga harus terus digali untuk
dapat dijalankan.
5.2.2 Perkembangan jumlah konsumen dan jumlah meter kain pada CV. Paris
Internasional Tailor harus terus dapat dijaga dan ditingkatkan, sebab dari
hasil penelitian kedua faktor ini terbukti mampu memberikan pengaruh
positif bagi peningkatan penjualan hasil produksi. Serangkaian program
dan kebijakan antara lain seperti program promosi penjualan dan
sejenisnya dapat diterapkan sebagai upaya terus menjaga dan menigkatkan
jumlah konsumen dan jumlah meter kain yang pada gilirannya nanti akan
dapat memberikan pengaruh positif pada peningkatan penjualan hasil
produksi CV. Paris Internasional Tailor.
68
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Al-Quran dan Terjemahannya. 2009. Diponegoro. Bandung.
Alma Buchari, 2000, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, cetakan IV,
Alfabeta Bandung.
Ancella Anitawati, 2005, ManajemenPemasaran, Edisi Indonesia Jakarta.
Anonim, 2011. Pengertian Manajemen.http://blogger.wapsport.org. diakses pada
tanggal 2 Feb 2013.
Anonim. 2009. Definisi Pemasaran dan Manajemen Pemasaran.
http://duniabaca.comdiakses pada tanggal 2 feb 2013.
Assauri, Sofjyan, 2010, ManajemenPemasaran, Konsep dan Strategi, Cetakan X,
PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta.
Berman, Berry dan Evens, R Joel. 2007. Study Guide Marketing. Collier
Macmillan Publisher. London.
Boyd, Harper W, dkk, 2000, ManajemenPemasran : Suatu Pendekatan Strategi
dengan Orientasi Global, PenerbitErlangga, Jakarta.
Cravens, W. David, 1997, Strategi Marketing Mix, EdisikeduaErlangga, Jakarta
Charles M. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel. 2005. Manajemen Pemasaran
Global, Edisi Pertama, Alih Bahasa David Octarevia. Salemba Empat.
Jakarta.
Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Handoko, Hani. T 2005, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,
Penerbit Liberty, Yogyakarta
Hermawan Kartajaya. 2005 Positioning, Brand, Diferensiasi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
69
Imam Mulyana Dewi Suwandi 2009. Promosi dan Public Relations.www.eiman.
uni.cc. diakses pada tanggal 2 Feb 2013.
Irawan, 2000, Pemasaran (Prinsip dan Kasus), EdisiKedua. BPFE, Yogyakarta.
Justin G Longenecker dkk. 2005. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil.
Terjemahan Salemba Empat. Jakarta
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Prenhalindo. Jakarta
Keegen J Warren, 2007, Manajemen Pemasaran Global, Terjemahan, Edisi V,
PT. Prenhallindo, Jakarta
Kotler Philip 2000, Marketing Manajement, Edisi Millenium, PT. Prenhellindo,
Jakarta.
Kotler & Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: PT. Erlangga.
Kotler Philip & Kevin Lane. 2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
PT.Indeks.
L.J, Moleong. 2005. Metodologi Penelitian. Remaja Rosdakarya. Bandung
Malang Tjiptono, Flandy. 2008. Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta
Perreault William, Mccarthy Jerome. 2005. Pemasaran Sebuah Rancangan
Manajerial Global. Binarupa Aksara. Jakarta
Malcolm H. B. Mcdonald, Marketing plang That Work kiat mencapai
pertumbuhan dan propabilitas melalui perencanaan pemasaran efektif, (Cet
1; Jakarta: Erlangga 1999) hal.105.
Philip Kotler, Kevin Laner Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa,
Benyamin Molan, Jilid satu, cetakan kedua. Indeks. Jakarta
Philip Kotler, Swee hoong ang, Siew Meng Long, Chin Tiong Tan. 2005.
Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Edisi Pertama, Alih Bahasa Fandy
Tjiptono. Andi. Yogyakarta
Prof. Dr. Farida Jasfar, M. E. 2005. Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu,
Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Ciawi-Bogor
Prawirosentono, Suyadi, 2005, Pengantar Bisnis Modern, Cetakan Pertama Bumi
Aksara, Jakarta.
Pride Ferrel, 2005, Pemasaran Teori dan Praktek Sehari-hari, Edisi VII, Bina
Rupa Aksara, Jakarta.
70
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. 2006. Manajamen Pemasaran Jasa, Edisi
Kedua. Salemba Empat. Jakarta
Rangkuti Fredy, 2005. Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia
PustakaUtama.
Ritonga, Rahman. 2007. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Ristiyanti, Prasetijo. 2004. Perilaku Konsumen. Yokyakarta.
Suaryadi, Purwanto,dkk. 2007. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak
Usia Muda. Salemba Empat. Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Suharsini, Arikunto. 2005. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta. Jakarta
Suryana. 2005. Kewirausahaan. Salemba Empat. Jakarta
Taufik Hidayat, SE, M.Si & Nina Istiadah, ST. 2012. Panduan Lengkap
Menguasai SPSS 19, Mediakita. Jakarta
Warren J. Keegan. 2005. Manajemen Pemasaran Global, Alih Bahasa, Alexander
Sindoro dan Tanty Syahlina Tarigan. Prenhalindo. Jakarta
Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen Kinerja Konsep Desain dan Teknik
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Erlangga. Jakarta
Internet :
http://eprints.uny.ac.id/9191/2/bab%25202%2520-09514131010.pdf
http://www.bisniskonfeksi.com/mengenal-jenis-jenis-kain-dan-karakteristiknya
71
CATATAN KEGIATAN KONSULTASI/
BIMBINGAN SKRIPSI
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
:
:
Pengaruh Jumlah Konsumen Dan Jumlah Meter Kain
Terhadap Tingkat Penjualan Hasil Produksi Cv. Paris
Internasional Tailor Jl. Jatiwaringin Raya No. 47 E
Jakarta Timur
Sukardi, SE, MM
Tanggal
Uraian Kegiatan
Tanda Tangan
Dosen
Pembimbing I
14-3-2015 Bimbingan/konsultasi Pengajuan Proposal (Bab
I, II, III)
28-3-2015 Bimbingan/konsultasi Revisi 1 Proposal (Bab
I, II, III)
4-4-2015 Bimbingan/konsultasi Revisi 2 Proposal (Bab
I, II, III)
25-4-2015 Bimbingan/konsultasi Revisi 3 Proposal (Bab
I, II, III)
2-5-2015
Bimbingan/konsultasi Proposal (Bab I, II, III)
23-5-2015 Bimbingan/konsultasi Revisi Proposal (Bab I,
II, III)
13-6-2015 Bimbingan/konsultasi Revisi Proposal (Bab I,
II, III)
27-6-2015
Bimbingan/konsultasi Bab IV, V
4-7-2015
Bimbingan/konsultasi Revisi Bab IV, V
25-7-2015
Bimbingan/konsultasi Revisi Bab IV, V
1-8-2015
Bimbingan/konsultasi Revisi Bab IV, V
8-8-2015 Bimbingan/konsultasi Lembar Pengesahan,
Lampiran, Dll
22-8-2015 Bimbingan/konsultasi Revisi Lembar
Pengesahan, Lampiran, Dll