PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN INSTITUSI,
LEVERAGE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
DANNY SETYA ADITAMA
B 200 090 252
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN INSTITUSI,
LEVERAGE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
DANNY SETYA ADITAMA
B 200 090 252
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusi, leverage, pengungkapan corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
Populasi penelitian ini semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011 yang tercantum dalam Indonesian
Capital Market Directory (2009-2011), berjumlah 405 perusahaan. Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI digunakan sebagai populasi, karena perusahaan
manufaktur berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan (annual report)
kepada pihak luar perusahaan. Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive
sampling, berdasarkan kriteria yang ditetapkan diperoleh sampel sebanyak 39
perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dengan
bantuan program SPSS for Windows Release 19.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel leverage berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajemen dan kepemilikan
institusi, pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai adjusted R2 sebesar 48%, sisanya
sebesar 52% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti.
Kata kunci: kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, leverage,
pengungkapan corporate social responsibility, nilai perusahaan.
1.
1. PENDAHULUAAN
Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas dan terdapat
beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.
Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal
atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan
perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin
pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara
substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh
masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan
pemilik perusahaan. Nilai perusahaan akan terlihat dari harga pasar sahamnya.
Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerjasama antara
manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan
memaksimumkan modal kerja yang dimiliki.
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
setelah memalui suatu proses kegitan selama beberapa tahun, yaitu sejak
perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Masyarakat menilai dengan
bersedia dengan membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan
persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya nilai peusahaan adalah sebuah prestasi,
yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai
perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat, dan ini adalah
tugas dari manager sebagai agen yang telah diberi kepercayaan oleh para pemilik
perusahaan untuk menjalankan perusahaannya. (Bambang (2010) dalam Sukirni
(2012)).
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) dalam Isnanta (2008), menyatakan bahwa
hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan
investor (principal). Principal adalah pemegang saham, sedangkan yang
dimaksud dengan agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Inti
dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan
(principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer).
b. Signalling Theory
Signalling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar
diharap dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk
(Hartono, 2005). Signalling Theory berakar dari teori akuntansi pragmatik
yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat
dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten.
Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas
perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono, 2005).
c. Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)
Teori struktur modal yang digunakan Dalam penelitian ini adalah trade off
theory. Menurut trade off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001) dalam
Viklund (2009), perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang
tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama
dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Trade off Theory dalam
menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara
lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan tetapi
tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symetric information
sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang.
3. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
a. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan
dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat
kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen yang
besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan (Permanasari, 2010).
Berkaitan dengan kepemilikan manajemen penelitian Dwi Sukirni (2012),
berhasil membuktikan bahwa adanya pengaruh kepemilikan manajemen
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik
hipotesis sebagai berikut:
= Kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
b. Pengaruh Kepemilikan Insitusi terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan institusi dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan
memanfaatkan informasi. Kepemilikan institusi dapat mengatasi konflik
keagenan karena dengan meningkatnya kepemilikan institusi maka segala
aktivitas perusahaan akan diawasi oleh pihak institusi. Investor institusi
dianggap dapat menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap
keputusan yang diambil oleh manajer. (Permanasari, 2010).
Berkaitan dengan kepemilikan institusi dan nilai perusahaan penelitian Dwi
Sukirni (2012), berhasil membuktikan bahwa adanya pengaruh kepemilikan
institusi terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
= Kepemilikan institusi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
c. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Leverage adalah merupakan suatu rasio atau ukuran yang digunakan
untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu mempergunakan uang yang
dipinjamnya (Van Horne dan Wachowicz, 2005). Sedangkan Agus (2001),
mendefinisikan leverage adalah Penggunaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan
yang lebih besar bagi perusahaan dari pada beban tetapnya sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
Berkaitan dengan laverage dan nilai perusahaan Penelitian Sujoko dan Ugy
Soebiantoro (2007) dan Siti Nurchanifia (2012) berhasil membuktikan adanya
pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
= Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
d. Pengaruh Corporate Social Responcibility terhadap Nilai Perusahaan
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial, dan lingkungan (Hendrik Budi Untung, 2008).
Berkaitan dengan Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan
Penelitian Achmad Arif Rachman (2012) dan Penelitian Babara Gunawan dan
Suharti Sri Utami (2008) menemukan adanya pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
= Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antar satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainya.
b. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai 2011.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010). Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria
pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang mempublikasikan
laporan tahunan yang berakhir tanggal 31 Desember 2009-2011.
2) Perusahaan sampel tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
3) Tersedia laporan keuangan perusahaan secara lengkap yang dapat
digunakan untuk memperoleh data-data penelitian selama tahun 2009
sampai 2011 secara berturut-turut dan dipublikasikan melalui website
www.idx.co.id atau pada website masing-masing perusahaan.
c. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
i. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan di
setiap perusahaan.
Perhitungan menggunakan rumus :
Dimana :
Q = Nilai perusahaan.
MVE (Kapitalisasi Pasar) = closing price x q share (saham beredar)
DEBT = total hutang perusahaan.
TA = total aktiva.
ii. Variabel Independen
Kepemilikan Manajemen
Kepemilikan Manajemen adalah prosentase suara yang berkaitan
dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu
perusahaan.
Kepemilikan Institusi
Kepemilikan institusi menunjukkan jumlah persentase saham yang
dimiliki oleh pihak institusi/lembaga atau masyarakat umum yang
kepemilikan sahamnya diatas 5%.
Leverage
Leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara
hutang perusahaan terhadap total aktiva, rasio ini dapat melihat
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh total aktiva.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah proses
pengkomunikasian dampak sosial dari kegiatan ekonomi perusahaan
terhadap pemegang saham, kreditor, karyawan, dan terhadap masyarakat
secara keseluruhan.
5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
a. Uji Asumsi Klasik
i. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S).
Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa nilai
signifikansi atau probabilitas lebih besar dari α (0,818 > 0,05), maka
dapat dinyatakan bahwa variabel dependen dan variabel independen
dalam model regresi memiliki distribusi normal.
ii. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan
melihat besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF).
Dari hasil uji multikolinearitas diketahui seluruh variabel
independen memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang
dari 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi yang
digunakan tidak mengandung multikolinearitas atau tidak ditemukan
korelasi antar variabel bebas.
iii. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dalam pengujian ini menggunakan uji
Glejser.
Dari hasil uji Glejser diketahui nilai signifikan masing-masing
variabel lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
iv. Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini autokorelasi diuji dengan uji Durbin Watson.
Dari hasil uji durbin watson menunjukkan bahwa nilai D-W berada di
daerah bebas autokorelasi, yaitu du < D-W < 4-dU yaitu 1,722 < 2,392 <
2,727 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada gangguan autokorelasi
dalam kedua model regresi.
b. Uji Hipotesis
i. Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk uji F adalah dengan
membandingkan nilai signifikansi F dengan taraf signifikansi 0,05 ( =
5%). Jika signifikansi F < 0,05 maka model regresi fit, namun jika nilai
signifikansi F > 0,05 berarti maka model regresi tidak fit. Dari hasil
pengujian diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000, hal ini
menunjukkan nilai signifikansi F < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa model yang digunakan untuk penelitian ini adalah model yang
fit.
ii. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model menjelaskan variasi variabel dependen, pada penelitian ini
koefisien determinasi menggunakan nilai adjusted R2. Dari hasil analisis
data diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,480 atau 48%. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa 48% variasi pengaruh nilai perusahaan dapat
dijelaskan oleh variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi,
leverage, CSR, sedangkan sisanya sebesar 52% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain di luar model yang diteliti.
iii. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Untuk melihat hipotesis diterima atau ditolak dalam penelitian ini
adalah dengan membandingkan nilai signifikansi t dengan taraf
signifikansi yang digunakan. Pengujian dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikansi 0,05 ( = 5%).
Nilai signifikansi t untuk variabel kepemilikan manajemen sebesar
0,232 lebih besar dari 0,05 sehingga H1 ditolak. Nilai signifikansi t
untuk variabel kepemilikan institusi sebesar 0,589 lebih besar dari 0,05
sehingga H2 ditolak. Nilai signifikansi t untuk variabel leverage sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga H3 diterima. Nilai signifikansi t
untuk variabel pengungkapan CSR sebesar 0,079 lebih besar dari 0,05
sehingga H4 ditolak.
c. Pembahasan
i. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Nilai
Perusahaan
Dalam penelitian ini kepemilikan manjemen diukur dengan
persentase saham yang dimiliki pengelola perusahaan atau manajemen,
dari hasil pengujian diketahui kepemilikan manajemen mempunyai arah
koefisien negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini
dikarenakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen pada
perusahaan manufaktur sangat rendah dapat dilihat dari statistik
deskriptif yaitu rata-rata kepemilikan manajemen sebesar 0,0238. Hal ini
berarti, jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
ii. Pengaruh Kepemilikan Institusi terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan institusi diukur dengan prosentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh jumlah modal saham yang
beredar, dari hasil pengujian diketahui kepemilikan institusi mempunyai
arah koefisien positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ini terjadi karena kepemilikan institusi lebih dominan memiliki saham
mayoritas dapat dilihat pada statistik deskriptif dengan rata-rata 0,5992
atau 60% dan lebih mengesampingkan pemegang saham minoritas
karena dianggap lebih menguntungkan pribadi. Hal ini berarti, jumlah
saham yang dimiliki oleh institusi perusahaan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.
iii. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Dalam penelitian ini variabel leverage diukur dengan Debt Ratio,
dari hasil pengujian diketahui leverage mempunyai arah koefisien
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dikarenakan semakin
tinggi leverage yang dimiliki perusahaan akan menjadikan perusahaan
itu semakin rendah nilai perusahaannya atau sebaliknya dalam
penggunaan hutang atau leverage. Hal ini berarti, tinggi rendahnya
leverage mempengaruhi nilai perusahaan.
iv. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan
Dalam penelitian ini variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibility dapat diukur dengan jumlah item yang diungkapkan oleh
perusahaan dibagi dengan jumlah item untuk perusahaan (sesuai dengan
GRI), dari hasil pengujian ini diketahui pengungkapan Corporate
Social Responsibility mempunyai arah koefisien positif tetapi tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini terjadi karena perusahaan
manufaktur tidak banyak mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaannya kepada umum dan para investor lain, dapat dilihat dari
nilai statistik deskriptif yaitu 65% atau 78 sampai 79 item tanggung
jawab sosial tidak dilaporkan dalam laporan tahunan. Hal ini berarti,
tinggi rendahnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
6. PENUTUP
a. Berdasarkan data yang diperoleh dan dari hasil analisis yang dilakukan
maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemilikan manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan perusahaan, ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,232
dengan arah koefisien negatif. Jadi hipotesis pertama (H1) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak sedikitnya kepemilikan saham oleh manajemen
tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,589 dengan arah
koefisien positif. Jadi hipotesis ke dua (H2) ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak sedikitnya kepemilikan saham oleh institusi tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
3. Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, ditunjukkan
dengan nilai signifikan 0,000 dengan arah koefisien negatif. Jadi di hipotesis
ke tiga (H3) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage
semakin rendah nilai perusahaan, semakin rendah leverage semakin tinggi
nilai perusahaan.
4. Pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,079 dengan arah
koefisien positif. Jadi hipotesis ke empat (H4) ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak sedikitnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan juga keterbatasan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran yang dipakai untuk peneltian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan penelitian yang menggabungkan seluruh manufaktur dan non
manifaktur, sehingga didapat sampel penelitian yang lebih besar dengan
harapan hasil penelitian dapat digeneralisasi.
2. Perluasan tahun pengamatan, agar hasil penelitian lebih dapat menjelaskan
hubungan pengaruh dan keakuratan hasil penelitian.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel lain untuk
menjelaskan jumlah informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2001. Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Christiawan, Y. J. dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajeral: Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Vol. 9, No. I.
Faizal. 2004. Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme
Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar Bali.
Hal 197-207.
Febrina dan I G N Agungn Suryana. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Disajikan pada Simposium Nasional
Akuntansi XIV. Aceh
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit
UNDIP.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS..
Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gunawan, Barbara dan Suharti Sri Utami. 2008. Peranan Corporate Social
Responsibility dalam Nilai Perusahaan. Disajikan dalam jurnal akuntansi
dan keuangan. Vol.7. No. 2. Hlm 174-185.
Harjito, A. dan Martono. 2005. Manajemen Keuangan .Yogyakarta.
Hartono, J,. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
UGM.
Isnanta, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemi-likan
terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
Mathiesen, H.2004. Empirical studies on ownership structure and
performance. http://www.encycogov.com
Ni Wayan Rustiarini 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan
Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. 2010
Nurchanifia, siti. 2012. Analisis Pengaruh Financial Laverage terhadap Nilai
Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Disajikan dalam Artikel Ilmiah.
Nurlela, Rika dan Ishlahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase
Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium
Nasioanal Akuntansi XI. Pontianak.
Rachman, Achmad Arif. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Manajenem, Kepemilikan Institusi terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan manfaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.
Disajikan dalam artikel ilmiah
Rawi dan Munawar Muchlish. 2010. Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusi, Leverage dan Corporate Social Responsibility. Simposium
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Rimba, Kusumadilaga 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Skripsi Universitas Diponegoro,
(online).(http://eprints.undip.ac.id/22572/1/SKRIPSI_Rimba_Kusumadilaga
. PDF, diakses 22 September 2011)
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1 Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 9. No 1. Hlm. 41-48
Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good Corporate Governance di Sektor Keuangan:
Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek
Jakarta). BENEFIT, Vol.8, No. 1, hlm. 1-25.
Sukarta, M. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, Ukuran
Perusa-haan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target
Akuisisi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10, No. 3: 243-267
Sukirni, Dwi. 2012. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden dan Kebijakan Hutang Analisi Terhadap Nilai Perusahaan.
Accounting Analysis Journal . Semarang
Suranta, Edi dan Puspita, Pratama Merdistuti. 2004 Income Smoothing, Tobin’s
Q, Agency Problem dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi VII. Denpasar Bali, 2-3 Desember
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar
Grafika
Viklund, Andreas. 2009. Teori Struktur Modal : Pengertian dan Komponen
Struktur Modal. http://jurnal-sdm.blogspot.com. (5 Mei. 2012)
Wien Ika Permanasari, 2010. Pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan
institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro, (online).
(http://eprints.undip.ac.id/22816/1/WIEN_IKA_PERMANASARI.PDF,
diakses 29 September 2011).