Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
291 Unmas
Denpasar
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF EFFICACY DAN
TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM
PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI
I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra
Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRACT
The company needed an independent auditor to examine the financial statements and
provide audit judgment quality. Performance of an auditor can be seen from the quality of the
resulting judgment. Personality factors and education level of an auditor was allegedly
capable of affecting the performance of auditors in making audit judgments. This study
examined the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the
performance of auditors in making audit judgments. The purpose of this study was to
determine the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the
performance audit of the auditor in making judgment on a registered public accountants
office in Bali. The samples used in this study was 43 auditor.Teknik data analysis used is
multiple linear regression. These results indicate that the locus of control, self-esteem and
self-efficacy positive effect on the performance of auditors in making audit judgments. While
the level of education does not affect the performance of the auditor in making audit
judgments.
Keywords : locus of control, self-esteem, self-efficacy.
PENDAHULUAN
Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang
jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan
keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam menjalankan profesinya
diatur oleh kode etik profesi, di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan
Indonesia. Masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai
dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.
Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari kinerja auditor dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.Prayanti (2012) mengemukan kinerja auditor merupakan
tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam
kurun waktu tertentu.Akuntan Publik merupakan sebuah profesi yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi.Salah satu tugas
akuntan publik adalah memberikan opini terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan
secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara
konsisten.
Rotter dalam Silaban (2009) mengemukakan faktor-faktor kepribadian seperti locus of
control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan
seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Safariyah (2012) menyatakan
locus of control akan mendorong seseorang untuk memiliki tingkat kepuasan kerja sehingga
akan membuat kinerjanya menjadi lebih baik.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
292 Unmas
Denpasar
Penghargaan yang diberikan atas kinerja berupa kenaikan jabatan merupakan hal yang
penting dalam peningkatan kinerja.Penghargaan membuat seseorang merasa dihargai
keberadaan atau kemampuanya.Hal ini mampu meningkatkan self-esteem atau harga diri
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.Self-esteem merupakan keyakinan seseorang mengenai
kemampuan dan peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Safariyah (2012)
menyatakan self-esteem yang dimiliki seseorang akan menumbuhkan suatu kekuatan dalam
melakukan yang terbaik dalam kinerjanya sesuai tugas dan tanggungjawabnya.
Seseorang harus memiliki self-efficacy yang kuat untuk mendorong bekerja
lebih semangat mencapai hasil yang lebih optimal. Individu yang tidak memiliki self-efficacy
cenderung memiliki pandangan yang negatif terhadap kemampuan dirinya.Individu tersebut
biasanya merasa gagal sebelum melaksanakan sesuatu (Barakatu, 2007).
Persyaratan professional yang dituntut dari seorang auditor independen adalah orang
yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktek sebagai auditor independen (SPAP,
2011; 110.1). Standar umum pertama dalam standar auditing menegaskan bahwa betapapun
tingginya kemampuan seseorang dalam bidang lain selain auditing, termasuk dalam bidang
bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud dalam standar
auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan dan pengalaman yang memadai dalam bidang
auditing.
Penelitian mengenai kinerja auditor telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Nadhiroh
(2010) menyatakan bahwa self-efficacy tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgment, sementara secara teori self-efficacy merupakan hal yang berperan
penting dalam peningkatan kinerja. Eres dan Judge (2001) dalam Safariyah (2012)
mengemukakan self-efficacy akan mendorong seseorang bekerja lebih semangat untuk
mencapai hasil optimal dalam kinerjanya. Engko (2006) menyatakan bahwa self-esteem dan
self-efficacy berpengaruh terhadap kinerja auditor.Safariyah (2012) menyatakan locus of
control berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar peranan locus of control, self-esteem, self-efficacy dan
tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Selain itu,
penelitian ini belum pernah dilakukan pada KAP di Bali. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka peneliti ingin mengetahui (1) Apakah locus of control berpengaruh terhadap kinerja
auditor dalam pembuatan audit judgment, (2) Apakah self-esteem berpengaruh terhadap
kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, (3) Apakah self-efficacy berpengaruh
terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment, (4) Apakah tingkat pendidikan
auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment.
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik di Bali yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia.Teknik penentuan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel
adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Semua Kantor Akuntan
Publik tersebut berlokasi di kota Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner. Teknik kuesioner yaitu
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
293 Unmas
Denpasar
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 135). Kuesioner yang
disebarkan berupa daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden mengenai
pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan auditor terhadap
kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan dapat didefinisikan sebagai berikut:
1) Locus of control
Robbins (2007) mendefinisikan lokus kendali sebagai tingkat dimana individu yakin
bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.Variabel locus of control diukur
dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Lestari (2010), yaitu tiap responden
diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara reward atau hasil dengan
penyebabnya dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 poin. Terdapat 5 buah
jawaban yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), nilai 2 untuk jawaban
tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4 untuk jawaban setuju
(S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).
2) Self Esteem
Self-esteem merupakan suatu keyakinan yang dimiliki sesorang berdasarkan evaluasi
diri secara keseluruhan. Seseorang dengan self-esteem yang tinggiakan merasa puas
dengan pekerjaanya dan kinerjanya. Variabel self-esteem diukur dengan kuesioner
yang diadopsi dari penelitan Yovita (2010), untuk mengetahui seberapa besar seorang
auditor menghargai dirinya, rekan kerja dan pekerjaanya. Variabel self-esteem di ukur
dengan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS),
nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4
untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).
3) Self-Efficacy
Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan atau kopetensinya
untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Variabel
self-efficacy diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Nadhiroh (2010)
menggunakan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
(STS), nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR),
nilai 4 untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).
4) Tingkat Pendidikan Auditor
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu persyaratan untuk menjadi seorang
auditor yang professional.Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya
ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya.
Tingkat pendidikan akan diukur dengan 5 pilihan jawaban yaitu semakin tinggi
tingkat pendidikan seorang responden semakin tinggi nilai yang akan yang diberikan
(nilai 1 untuk pilihan jawaban a yaitu D1, 2 untuk pilihan jawaban b yaitu D3, 3 untuk
pilihan jawaban c yaitu diatas S1 dan 4 untuk jawaban d yaitu S2, nilai 5 untuk
pilihan jawaban a yaitu S3).
5) Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
294 Unmas
Denpasar
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor
dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan
keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Puspitasari (2010)
menjelaskan judgment sebagai perilaku paling berpengaruh dalam mempersiapkan
situasi dan apa yang diyakini sebagai kebenaran. Kinerja auditor dalam pembuatan
audit judgment diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Nadhiroh
(2010) menggunakan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak
mungkin (STM), nilai 2 untuk jawaban tidak mungkin (TM), nilai 3 untuk jawaban
tidak tahu (TT), nilai 4 untuk jawaban mungkin (M) dan nilai 5 untuk jawaban sangat
mungkin (SM).
Teknik Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari masalah multikolinieritas,
heteroskedastisitas, serta masalah normalitas data. Untuk itu perlu dilakukan pengujian
terhadap model regresi yang akan digunakan pada penelitian. Pengujian tersebut dilakukan
dengan asumsi klasik sebagai berikut:
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki kontribusi distribusi normal.Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.Metode yang
digunakan adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrof-
Smirnov (K-S). Data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai Asymp.
Sig. (2-tailed). Apabila nilai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dibandingkan
dengan 0,05 (α=5%) maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2009:110).
2) Uji Multikolonearitas
Ghozali (2009;95) menyatakan bahwa uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi dtemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koperasi antara
variabel independen.Jika variabel independen selain berkolerasi, maka variabel-
variabel tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai
tolerance dan lawanya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
indevenden lainya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jadi nilai tolerance rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance< 0,10 atau
VIF > 10.
3) Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2009; 125) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
295 Unmas
Denpasar
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heterskedastisitas, Atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji
Glejser dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dengan variabel bebas
dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai signifikansi diatas 0.005 diartikan tidak terjadi
heteroskedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Lenear berganda digunakan dalam penelitain ini untuk mengetahui
atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy
dan tingkat pendidikan auditor terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment.
Model regresi lenear berganda ditunjukan oleh persamaan regresi berikut.
Ý= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε…………………(1)
Keterangan
Ý : Kinerja Auditor dalam pembuatan audit judgment
α : Konstanta
β1- β4 : Koefisien regresi variable X1- X4
X1 :Locus of control
X2 : Self esteem
X3 : Self efficacy
X4 : Pendidikan auditor
ε : error
Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit)
1) Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Sugiyono (2009, 231), Kriteria untuk menentukan interprestasi koefisien
korelasi (R) adalah sebagai berikut:
0,00-0,199 = Korelasi yang sangat rendah
0,20-0,399 = Korelasi yang lemah
0,420-0,599 = Korelasi yang sedang
0,60-0,799 = Korelasi yang kuat
0,80-1,000 = Korelasi yang sangat kuat
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel-
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien ini
menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel dependen yang dijelaskan
oleh model regresi. Nilai R² berada pada interval 0 ≤ R2 ≤ 1. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas
(Ghozali, 2009).Nilai R² yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
296 Unmas
Denpasar
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam
model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Nilai F
dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5 persen atau 0,05 untuk menguji atau
mengetahui kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan. Jika nilai F lebih kecil
dari 5 persen maka variabel bebas secara simultan berpengaruh pada variabel
terikat.
3) Uji t (Uji Parsial)
Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel
terikat. Setelah didapatkan nilai t hitung, maka untuk menginterpretasikan hasilnya
berlaku ketetapan sebagai berikut:
a. Ho ditolak dan Ha diterima apabila signifikan t ≤ α = 0,05.
b. Ho diterima dan Ha ditolak apabila signifikan t > α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Instrumen
Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sugiyono (2006)
menyatakan bahwa instrumen yang dipakai dikatakan valid apabila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya pearson correlation diatas 0,30. Pengujian menunjukkan
bahwa nilai Pearson Correlation antara masing-masing indikatormenunjukkan nilai
skor total yang lebih besar dari 0,03, jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing
indikator pertanyaan adalah valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan gambaran sejauh mana suatu pengukuran dapat
dipercaya dan memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap gejala yang sama. Kuesioner dikatakan reliabel apaibila memiliki cronbach
alpha di atas 0,60 (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas variabel locus of control
menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0,873, variabel self-esteem menunjukan nilai
cronbach alpha sebesar 0,734; variabel self-efficacy menunjukan nilai cronbach alpha
sebesar 0,821 dan variabel kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment
menunjukan cronbach alpha sebesar 0,770. Uji reliabilitas variabel locus of control,
self-esteem, self-efficacy dankinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dapat
dikatakan reliabel karena kriteria pertanyaan ke empat variabel semua memiliki
cronbach alpha lebih besar dari 0,60.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
297 Unmas
Denpasar
Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.Penelitian
ini menggunakan tiga uji asumsi klasik yaitu uji normalitaas, uji multikolinearitas dan uji
heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2009: 110), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi
normal atau tidak. Mode regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal.metode yang digunakan adalah dengan menggunakan
statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Data populasi dikatakan
berdistribusi normal jika koefisien Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05.
Dapat dijelaskan hasil uji normalitas memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,581 dan nilai signifikan sebesar 0,888 lebih besar dari α = 0,05, artinya
semuavariabel bebas berdistribusi normal.
2) Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2009: 95), uji Multikolineritas betujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang tinggi antar
variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen.Multikolineritas dapat dilihat dari tolerance atau Variance
Inflation Factor (VIF).Jika ada tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari
10 maka tidak ada gejala multikolineritas. Hasil uji multikolineritas dalam koefisien
tolerance menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari
10 persen (0,10) yaitu X1 sebesar 0,647, X2 sebesar 0,655, X3 sebesar 0,892 dan X4
sebesar 0,895. Demikian juga dengan nilai VIF yang semuanya kurang dari 10 yaitu
X1 sebesar 1,545, X2 sebesar 1,504, X3 sebesar 1,121 dan X4 sebesar 1,117.Hal ini
berarti dalam model regresi tidak terjadi multikolineritas.
3) Uji Heteroskedastisitas.
Menurut Ghozali (2009: 105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya
heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut
residual dengan variabel bebas dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai
signifikansinya diatas 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dpat dijelaskan
bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dari
model regresi yang digunakan karena signifikan variabel bebas lebih dari 0,05
dengan nilai variabel locus of control (X1) sebesar 0,313, variabel self-esteem
sebesar 0,423, variabel self-efficacy sebesar 0,279 dan variabel tingkat pendidikan
sebesar 0,703. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi lenier berganda untuk mengetahui
pengaruh locus of control (X1), self-esteem(X2), self-efficacy (X3)dan tingkat
pendidikan (X4) terhadap kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y)dengan
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
298 Unmas
Denpasar
SPSS (Statistical Package Social Scienc) versi 15.0 serta diuji dengan tingkat signifikan
5 persen. Hasil analisis dalam bentuk persamaan regresi linier berganda:
Ý= -3,284 + 0,128 (X1) + 0,091 (X2) + 0,173 (X3) + 0,307 (X4)
berdasarkan persamaan tersebut diatas dapat dijelaskan pengaruh locus of control,
self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan terhadap kenerja auditor dalam
pembuatan audit judgment adalah sebagai berikut:
1) Nilai konstan sebesar -3,284 artinya apabila locus of control (X1), self-esteem(X2),
self-efficacy (X3)dan tingkat pendidikan (X4) sama dengan nol, maka nilai kenerja
auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) adalah sebesar -3,284.
2) Nilai koefisien locus of control sebesar 0,128 artinya apabila locus of control (X1)
bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan
meningkat sebesar 0,128 dengan asumsi variabel lain konstan.
3) Nilai koefisien self-esteem sebesar 0,091 artinya apabila self-esteem (X2) bertambah 1
satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat
sebesar 0,091 dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Nilai koefisien self-efficacy sebesar 0,173 artinya apabila self-efficacy (X3)bertambah
1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat
sebesar 0,173 dengan asumsi variabel lain konstan.
5) Nilai koefisien tingkat pendidikan sebesar 0,307 artinya apabila tingkat pendidikan
(X4) bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y)
akan meningkat sebesar 0,307 dengan asumsi variabel lain konstan.
Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit)
Uji kelayakan model (Goodnes Of Fit) dapat diukur dari nilai koefisien korelasi,
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Koefisien korelasi yang positif berarti kedua variabel
mempunyai hubungan yang searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai X tinggi, maka nilai Y akan
menjadi rendah.
Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar
penggunaan kuefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang
dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti
meningkat.Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan menggunakan Adjusted R²
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Hasil analisis koefisien korelasi
dan koefisien determinasi diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,755
menunjukan bahwa tingkat korelasi berada dalam kriteria yang menentukan
interprestasi koefisien korelasi (R) antara 0,60-0,799. Ini berarti variabel kinerja
auditor dalam pembuatan audit judgment memiliki korelasi yang kuat dengan variabel
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
299 Unmas
Denpasar
locus of control, self esteem, self efficacy dan tingkat pendidikan. Nilai adjusted R
square sebesar 0,525 mempunyai arti bahwa 52,5 persen dari kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgment dipengaruhi oleh variabel locus of control, self-esteem, self-
efficacy dan tingkat pendidikan sedangkan 47,5 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak dijelaskan dalam persamaan tersebut.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2009), uji statistik F pada dasarnya menunujukan apakah
semua variabel independen yang dimasukan dalam model ini mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel independen. Hasil uji F dapat dijelaskan bahwa
nilai signifikan dari uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kinerja
auditor dalam pembuatan audit judgment. Hal ini berarti variabel locus of control, self-
esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, maka model dianggap layak
uji dan pembuktian hipotesis dapat dilanjutkan.
Uji t (Uji Hipotesis)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2009:84), uji
statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukan seberapa
jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.Uji
statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis.
Adapun bentuk pengujianya adalah Ho :β1 = 0; berarti variabel bebas secara individual
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Ho :β1 ≠ 0; berarti variabel bebas secara
individual berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika α > 0,05, maka H1 ditolak, Jika
α > 0,05, maka H1 diterima.Hasil uji t (uji parsial) adalah sebagai berikut:
1) Nilai signifikan variabel locus of control (X1) sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05,
hal ini berarti locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan Hı diterima.
2) Nilai signifikan variabel self-esteem (X2) sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05, hal
ini berarti self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H2 diterima.
3) Nilai signifikan variabel self-effcacy (X3) sebesar 0,03 lebih kecil dari 0,05, hal ini
berarti self-effcacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan
audit judgment dan dapat disimpulkan H3 diterima.
4) Nilai signifikan variabel tingkat pendidikan(X4) sebesar 0,486 lebih besar dari
0,05, hal ini berarti tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap kinerja auditor
dalam pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H4 ditolak.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengujian Hipotesis Pertama (Hı)
Hipotesis pertama menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
300 Unmas
Denpasar
bahwa locus of control mempunyai nilai signifikan sebesar 0,010. Berdasarkan hasil tersebut,
karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. Jadi, penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Safariyah (2012) dan Ayudiati (2010) yang menyatakan bahwa locus of control
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit
judgment karena auditor dengan locus of control memiliki keyakinan tentang sebab-sebab
keberhasilan atau kegagalan dalam mengerjakan tugas. Pengalaman keberhasilan atau
kegagalan digunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja serta akan lebih teliti
dalam mengambil sebuah keputusan.
Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Hipotesis kedua menyatakan bahwa self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan bahwa
self-esteem mempunyai nilai signifikan sebesar 0,013. Berdasarkan hasil tersebut, karena
tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Jadi, penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan
auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Safariyah (2012) dan Yopita (2008) yang menyatakan bahwa self-esteemberpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan.
Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit
judgment karena self-esteem atau harga diriseorang auditor mempengaruhi rasa percaya diri
auditor itu sendiri. Seorang auditor yang memiliki harga diri yang tinggi berarti ia merasa
dihargai keberadaanya dan kemampuanya. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri,
dengan kepercayaan diri yang tinggi auditor akan mampu memberikan suatu keputusan atau
pertimbangan audit yang berkualitas.
Pengujian Hipotesis ketiga (H3)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa self-effcacy berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13
menunjukan bahwa self-effcacy mempunyai nilai signifikan sebesar 0,003. Berdasarkan hasil
tersebut, karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan
(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima. Jadi, penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Chasanah (2008) dan Yolandari (2011) yang menyatakan bahwa self-
efficacyberpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit
judgment karena keyakinan akan kemampuan diri sangat dibutuhkan dalam pembuatan suatu
pertimbangan audit. Seorang auditor yang yakin akan kemampuan dirinya akan termotivasi
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
301 Unmas
Denpasar
untuk bekerja lebih baik dan lebih mencintai pekerjaanya sehingga kinerja yang dihasilkan
akan meningkat.
Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan
bahwa variabel tingkat pendidikanmempunyai nilai signifikan sebesar 0,486. Berdasarkan
hasil tersebut, karena tingkat signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi yang
ditentukan (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak. Jadi, penelitian
ini belum dapat membuktikan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian Prayanti (2010) yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan
auditjudgment mungkin disebabkan karena kinerja atau potensi auditor dalam mengambil
keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor pengalaman auditor,
serta meningkatnya auditor junior yang bekerja pada KAP di Bali yang belum memiliki
pengalaman yang cukup dalam kinerjanya. Pendidikan tidak disertai pengalaman yang cukup
akan mengurangi kualitas auditor dalam memberikan suatu pertimbangan.
SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Locus of control berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di Bali. Hal ini berarti
jika seorang auditor memiliki locus of control yang tinggi maka akan menghasilkan suatu
pertimbangan audit yang lebih baik. Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor
dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Self-esteem atau harga diri akan
mempengaruhi auditor dalam membuat suatu pertimbangan audit. Auditor dengan harga diri
yang tinggi akan memberikan kinerja yang baik, sebaliknya bila seorang auditor memiliki
self-esteem yang rendah akan membuat kinerjanya menurun. Self-efficacy berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Self-efficacy
menentukan kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment karena seorang auditor yang
memiliki self-efficacy yang tinggi akan memiliki keyakinan pada kemampuanya serta
peluangnya dalam menyelesaikan suatu tugas. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli.
Tingkat pendidikan auditor tidak menjamin seorang auditor dapat memberikan suatu audit
judgment yang berkualitas. Tingkat pendidikan harus diimbangi dengan pengalaman yang
cukup karena pengalaman membuat auditor teliti dalam bekerja.
Penelitian ini memiliki keterbatasa-keterbatasan. Pertama, Objek yang dijadikan sampel
(responden) dalam penelitian ini sangat terbatas, baik dari segi jumlah maupun lingkup
wilayah (hanya auditor di lingkup KAP wilayah Bali). Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat memperluas lingkup wilayah tidak hanya KAP di wilayah Bali tetapi juga
menggunakan KAP yang berada di luar Bali, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang
lebih baik serta jumlah sampel yang lebih banyak. Kedua, penyebaran kuesioner dalam
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
302 Unmas
Denpasar
penelitian ini tidak dapat dilakukan secara maksimal karena berbagai halangan, seperti
kesibukan auditor hingga penolakan dari KAP. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
meyakinkan pimpinan KAP untuk dapat bekerja sama agar penelitian menjadi lebih baik.
Ketiga, variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen.
Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan dengan menambah jumlah
variabel seperti pengalaman auditor, tekanan klien, gender, dan lain sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Bima Bayu. 2010. Analisis Dampak dari Locus Of Control pada Tekanan Kerja,
Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor internal. Skripsi.Fakultas Ekonomi
Universitas Diponogoro
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22947/1/SKRIPSI_KOMPLIT___.pdf
Anwar, Kartini Rezky. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Mega Indah Sari Makasar.
Skripsi.Makasar.
Aprilia, Ayu. 2008. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan dan
Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor pada Perwakilan BPK RI
Denpasar.Skripsi.Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana Denpasar.
Arianti, 2012. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor dalam Etika Profesi (Studi terhadap
Peran Faktor-faktor Kepribadian: Locus of control, Job Experince dan Gender.
Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makasar.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2572/Skripsi
%20lengkap%20Arianti.pdf?sequence=1
Arens dan Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Ayudiati, Soraya Eka. 2010. Analisis Pengaruh Locus of control terhadap Kinerja dengan
Etika Kerja Islam sebagai Variabel Moderating. Skripsi.Fakultas Ekonomi
Universitas Diponogoro
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22547/1/SKRIPSI_SORAYA.PDF
Boyton, Kell, Johnson. 2003. Modern Auditing. Edisi Ke-7. Jakarta: Erlangga.
Brakatu, Abdul Rahman. 2007. Membanun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self
Efficacy dan Penerapanya dalam Dunia Pendidikan. Lentera Pendidikan, Edisi X,
No.1, Juni 2007 (34-51).
Chasanah, Nur. 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacydan Budaya Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja dalam meningkatkan Kinerja Karyawan. Tesis.Program
Studi Magister Manejemen Universitas Diponogoro
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/18445/1/NUR_CHASANAH.pdf
Dwitrayana, Made. 2008. Pengaruh Kharakteristik Demografis Auditor terhadap Rentang
Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Skripsi.Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana Denpasar Bali.
Engko, Cecilia dan Gudono.2007. Pengaruh Komplesitas tugas dan Locus of control terhadap
hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor.JAAI Vol 11,
No.2, Desember 2007: 105-124.
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati. 2011. Buku Pedoman Skripsi Fakultas
Ekonomi. Denpasar.
Ghozali.Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke-
2.Semarang: Universitas Diponogoro.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
303 Unmas
Denpasar
Halim, Abdul. 2003. Auditing.Edisi ke-3. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Directory 2013 Kantor
Akuntan Publik dan Akuntan Publik. Jakarta: IAI Institut Akuntan Publik
Indonesia
Ikhsan, Ishak. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Indrawati, Fenny, Utami, Intiyas dan Noegroho, Yepta Andi Kus. 2007. Pengaruh Locus of
control, Komitmen professional, Pengalaman Audit terhadap Prilaku Akuntan
Publik dalam Konflik Audit dengan Kesadaran Etis sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Desember 2007, Vol.4, N0.2, hal
193-210. Universitas Kristen Satya Wacana.
Kartika, Indri dan Wijayanti, Profita. 2007. Locus Of Control and Accepting Dispunctional
Behavior on Public Auditors of DFAB. Akuntabilitas, maret 2007, hal 158-164,
ISSN 1412-0240, Vol.6, No.2.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2003.Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Mc Graw
Hill Education. Jakarta.
Mahdy, Emiral.2012. Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Komplesias Tugas Audit
terhadap Kinerja Auditor Internal. Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/35639/1/SKRIPSI
MAHDY.pdf.
Mulyadi. 2004. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.
Nadhiroh, Siti Asih. 2010. Pengaruh Komplesitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Self Efficacy
terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment pada KAP di
Semarang. Skripsi.Program SarjanaFakultas Ekonomi Universitas Diponogoro
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22495/1/SKRIPSI.pdf.
Nugrahaningsih, Putri. 2005. Analisi Perbedaan Prilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika
Profesi (Studi terhadap Peran Fakto-faktor Individual: Locus Of Control, Lama
Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity. Simposium Nasional
Akuntansi VIII Solo, 15–16 September 2005. Fakultas Ekonomi UNS.
Oktavia, Frensiska Herlina. 2012. Pengujian Emperis dimensi Personalitas terhadap Kinerja
Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.Artikel Ilmiah. Surabaya.
http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_6316_ARTIKEL.pdf
Praditaningrum, Anugerah suci dan Januarti, Indira.2011. Analisis Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap Audit Judgment (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi
Jawa Tengah).Skipsi.Universitas Diponogoro
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/35528/1/Skripsi_34.pdf.
Prayanti, Ni Nyoman Ristya dan Sujana, Iketut. 2012. Pengaruh Supervisi, Profesionalisme,
Tingkat pendidikan dan Komunikasi dalam Tim pada Kinerja Auditor
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi
Bali. Jurnal Riset Akuntansi.Vol. 2, No. 2 : hal 49-58.
Purnomo, Ratno dan Lestari, Sri. 2010. Pengaruh Kepribadian, Self efficacy, Locus of control
terhadap Persepsi Kinerja Usaha Skala Kecil dan Menengah. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi.September 2010, vol.17, No.2, hal.144-160. Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto.
Puspitasari, Rahmi Ayu. 2011. Pengaruh Gender, Tekanan ketaatan, Komplesitas tugas, dan
Pengalaman Terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment.
Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/33490/
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
304 Unmas
Denpasar
Rahman.2009. Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Kepercayaan terhadap
Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan. Tesis.Program
Studi Magister Manejemen Universitas Diponogoro Semarang.
Sapariyah, Rina ani. 2012. Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy, danLocus Of Control
terhadap Kinerja Karyawan dalam Perspektif Balance Scorecard pada Perum
Pegadaian Boyolali. Skripsi.STIE AUB
Surakarta.http://share.pdfonline.com/a3bcb0f78c964f7daceb533a06a451f2/55-
127-1-PB.htm
Sugiri, Riyono. 2008. Akuntansi Pengauditan I Edisi ke-7. Penerbit UPP-AMP YKPN.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukraningsih, Ni Wayan Sri. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman kerja, dan
Disiplin Kerja Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor
Akuntan Publik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati
Denpasar.
Stephen Robbins, 2001, Perilaku Organisasi, Alih Bahasa Handayana Pujaatmika, Edisi
Bahasa Indonesia, Prehalindo, Jakarta.
Wijaya, I Gusti Bagus Adi.2006. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman kerja
Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan
Publik di Bali.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Bali