i
PENGARUH MARKETING EXPENSE, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA INDUSTRI SEKTOR PERBANKAN INDONESIA YANG
LISTING DI BEI PERIODE 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Faizar Rahman
NIM. 135030218114017
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
MALANG
2017
ii
iii
iv
v
CURICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Faizar Rahman
NIM : 135030218114017
Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 18 September 1994
Alamat : Jl. Panjaitan 25A Rt 04 Rw 04
Kel.Sukabimi, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. Tahun 2011-2007 : SDN Sukabumi II Probolinggo
2. Tahun 2007-2010 : SMPN II Probolinggo
3. Tahun 2010-2013 : SMA Katolik Mater Dei Probolinggo
4. Tahun 2013-2017 : Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Brawijaya
vi
RINGKASAN
Faizar Rahman, 2017, Pengaruh Marketing Expense, Ukuran Perusahaan,
Umur Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris Pada
Industri Sektor Perbankan Indonesia yang Listing di BEI Periode 2011-2015). Dr.
Sunarti, S.Sos, M.AB. 116 Hal + xiii
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Marketing
Expense,Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
Marketing Expense (X1), Ukuran Perusahaan (X2), dan Umur Perusahaan (X3),
terhadap variabel dependen Profitabilitas (Y).
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian penjelasan atau
explanatory research,dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mengambil
objek perusahaan pada industri perbankan Indonesia yang listing di BEI periode
2011-2015. Jumlah sampel perusahaan setelah diseleksi dengan teknik purposive
sampling adalah sebanyak 22 perusahaan. Analisa data yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS 21.0.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi (Adj
R2) sebesar 0.38 yang berarti variabel independen mempengaruhi variabel
dependen sebesar 38% dan sisanya sebesar 62% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian ini. Hasil uji F menunjukan bahwa variabel independen
Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hasil uji t menunjukan bahwa
variabel Marketing Expense tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Sedangkan variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas. Sebaliknya, variabel Umur Perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas tetapi secara negatif.
Kata Kunci : Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas
vii
SUMMARY
Faizar Rahman, 2017,Influence of Marketing Expense, Firm Size, and
Firm Age to Company Profitability Level (Empirical Study on Indonesian Banking
Sector Industry Listing in BEI Period 2011-2015).Dr. Sunarti, S.Sos, M.AB. It +
This study aims to determine the Influence of Marketing Expense, Firm
Size, and Firm Age to Profitability Company. Independent variable in this
research is Marketing Expense (X1), Firm Size (X2), and Firm Age (X3), with the
dependent variable Profitability (Y).
The type of research used is explanatory research with quantitative
approach. This study takes the object of the company in the Indonesian banking
industry listing on the IDX period 2011-2015. The number of sample companies
after selection by purposive sampling technique is as much as 22 companies. The
data analysis used is multiple linear regression analysis using SPSS 21.0. The
results of this study showed that the coefficient of determination (Adj R2) of 0.38
which means independent variables affect the dependent variable by 38% and the
remaining 62% influenced by other variables outside this study. F test results
show that the independent variables Marketing Expense, Firm Size, Firm Age
together significant influence on Profitability. T test results show that Marketing
Expense variables have no significant influence on profitability. While variable of
Firm Size have positive significant influence to profitability. In contrast, Firm Age
variables significantly influence profitability but negatively.
Keywords: Marketing Expense, Firm Size, Firm Age, Profitability
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Pengaruh Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris Pada
Industri Sektor Perbankan Indonesia yang Listing di BEI Periode 2011-2015).
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis (SAB) pada Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
2. Ibu Prof. Endang Siti Astuti M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
3. Bapak Iqbal, S.Sos,MIB,DBA selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
4. Bapak Dr.Drs. Wilopo, M.AB dan Bapak M.Kholid Mawardi ph.D selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
5. Ibu Dr. Sunarti S.Sos, M.AB selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi semangat
ix
dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
6. Seluruh Dosen Pengajar Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
7. Kedua orang tua, adik peneliti yang telah membantu memberikan doa,
dorongan dan semangat untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini
8. Teman – teman mahasiswa angkatan 2013 yang telah banyak membantu dan
memberikan dukungan dalam menyusun skripsi ini.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, Juni 2017
Peneliti
10
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO........................................................................................................... i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI........................................................... .. ii
TANDA PENGESAHAN.............................................................................. . iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI............................................. .. iv
RINGKASAN................................................................................................. . v
SUMMARY.................................................................................................... .. vi
KATA PENGANTAR................................................................................... . vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C.Tujuan Penelitihan ............................................................................ 7
D.Kontribusi Penelitihan .................................................................... 8
E.Sitematika Pembahasan .................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... .................................................................... 11
A. Tinjauan Empiris .......................................................................... 11
1. Penelitihan Terdahulu ........................................................... 11
B. Tinjauan Teoritis ......................................................................... 16
1. Marketing Expense ............................................................... 16
2. Komunikasi Pemasaran. ....................................................... 18
3. Company Age .................................................................... 16
4. Company Size .................................................................... 18
5.Profitabilitas .................................................................... 19
C. Hubungan Antar Variabel ............................................................ 23
1.Pengaruh Marketing Expense terhadap Profitabilitas ............ 23
2. Pengaruh Company Size terhadap Profitabilitas ................... 25
3. Pengaruh Company Age terhadap Profitabilitas ................... 25
D. Model Konsep .................................................................... 26
E. Model Hipotesis .................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29
A. Jenis Penelitihan .......................................................................... 29
11
B. Lokasi Penelitihan ........................................................................ 29
C. Variabel dan Pengukuran ............................................................. 30
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan data ............................................................ 38
F. Teknik Analisis ............................................................................ 39
1. Analisis Deskriptif ................................................................ 39
2. Analisis Asumsi Klasik ........................................................ 39
3.Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... . 47
4. Koefisien Determinasi .......................................................... . 46
5. Pengujian Hipotesis .............................................................. 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 50
A. Gambaran Tempat Penelitian ...................................................... 50
B. Gambaran Umum Perusahaan...................................................... 53
B. Penyajian Data ............................................................................. 64
C. Analisis dan Interpretasi .............................................................. 70
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................. 70
2. Analisis Regresi Berganda.................................................... 72
a. Pengujian Hipotesis .................................................. 74
b. Uji t ........................................................................... . 74
c. Uji F .......................................................................... . 76
D. Pembahasan................................................................................... 77
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 82
A. Kesimpulan .................................................................................. 82
B. Saran .... . ..................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84
LAMPIRAN ........... ....................................................................................... 87
12
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................ 14
Tabel 2. Kriteria Ukuran Perusahaan................................................................... 19
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel......................................................... ...... 31
Tabel 4. Bank yang menjadi populasi penelitian......................................... ........ 33
Tabel 5. Pemilihan Sampel berdasarkan Kriteria....................................... ......... 35
Tabel 6. Bank yang menjadi sampel penelitian........................................... ........ 36
Tabel 7. Pengambilan keputusan uji Autokorelasi........................................ .. ... 37
Tabel 8. Uji One Sample Kolmogorof-Smirnov .............................................. ... 41
Tabel 9. Uji Multikolinieritas dengan VIF ...................................................... ... 43
Tabel 10.Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi. ....................................... ... 45
Tabel 11.Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson. ......................................... ... 46
Tabel 12.Sejarah Singkat BEI . ....................................................................... ... 49
Tabel 13.Data Marketing Expense Sampel Bank. ............................................ ... 64
Tabel 14.Data Ukuran Perusahaan Sampel Bank. ............................................ ... 65
Tabel 15.Data Umur Perusahaan Sampel Bank................................................ ... 66
Tabel 16.Data Profitabilitas (ROA) Sampel Bank ........................................... ... 68
Tabel 17.Hasil Analisis Statistik Deskriptif. .................................................... ... 70
Tabel 18.Ringkasan Uji Regresi Linier Berganda. ........................................... ... 71
13
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 1. Model Konsep................ .......................................................... 25
Gambar 2. Model Hipotesis ........................................................................ 26
Gambar 3. Histogram..................................................................................40
Gambar 4. Normal P-P Plot... ..................................................................... 41
Gambar 5. Uji Heterokedastisitas. .............................................................. 44.
14
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1. Data Hasil Analisis Statistik.......................................................... 85
Lampiran 2. Indonesia Capital Market Directory Perusahaan Sampel.............. 89
Lampiran 3. Hasil Transformasi Logaritma Natural (Ln) Marketing Expense .. 111
Lampiran 4. Hasil Transformasi Logaritma Natural (Ln) Ukuran Perusahaan.. 112
Lampiran 5. Hasil Transformasi Logaritma Natural (Ln) Umur Perusahaan..... 113
Lampiran 6. Curriculum Vitae Penulis.................................... ......................... . 116
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh
keuntungan atau profit. Kemampuan manajemen untuk memperoleh keuntungan
disebut dengan Profitabilitas (Utari dkk, 2014:63). Profitabilitas menjadi salah
satu hal yang penting bagi para pemilik perusahaan ataupun investor. Hal ini
karena profitabilitas dikaitkan dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri
(Sartono, 2012:122). Cara untuk dapat mengetahui tingkat Profitabilitas
perusahaan, dapat dihitung menggunakan rasio profitabilitas, yaitu rasio yang
menunjukkan kombinasi efek likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-
hasil operasi (Brigham dan Houston, 2009:107).
Menurut Kasmir (2016:198) rasio profitabilitas terdiri atas beberapa rasio,
antara lain : Profit Margin on sales (Profit Margin), Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS). Berdasarkan bentuk-
bentuk Rasio Profitabilitas yang dipaparkan di atas, penelitian ini memfokuskan
pada ROA (Return on Asset).
Return On Assets (ROA) adalah Rasio Profitabilitas yang menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan
(Syamsuddin, 2011:63). Bagi pihak eksternal, ROA dapat dipergunakan oleh
pemegang saham untuk melakukan keputusan investasi di perusahaan tersebut dan
2
bagi pihak internal, ROA dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja
dari perusahaan.
Salah satu yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan adalah
Marketing Expense. Marketing Expense sendiri adalah penurunan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar yang berasal
dari biaya- biaya kegiatan mulai perencanaan hingga promosi yang memiliki
tujuan untuk memuaskan keinginan konsumen sehingga perusahaan mendapatkan
keuntungan. Pengertian tersebut didapat dari dua pengertian suku kata yaitu
marketing dan expense/beban. Pemasaran menurut American Marketing
Association (AMA) dalam Kottler (2009:05) memiliki pengertian suatu fungsi
organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan perusahaan
dengan para para pelanggannya dengan cara yang menguntungkan perusahaan.
Sedangkan menurut Stanton, (1984:7) menyatakan bahwa pemasaran itu sendiri
adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-
barang yang memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ( 2015:14) menyatakan
bahwa beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada pemodal.
Menurut Kottler dan Keller (2009:174) bauran komunikasi pemasaran
terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu : Iklan, Promosi Penjualan,
3
Acara dan Pengalaman, Hubungan Masyarakat dan Publisitas, Pemasaran
Langsung, Pemasaran Interaktif, Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth),
dan Penjualan Personal, dan pada penelitian ini lebih tertuju pada komunikasi
pemasaran melalui Iklan (Advertising) dan Promosi Penjualan.
Peran Iklan masih signifikan dalam mempengaruhi keputusan membeli
para konsumen di Indonesia. Survei terbaru mengenai perilaku belanja merek-
merek papan atas yang dirilis Nielsen awal Juli 2013 ini menunjukkan, dampak
iklan pada konsumen Indonesia menempati peringkat ketiga di Asia-Pasifik.
Sebanyak 74 persen responden Indonesia mengakui, iklan meningkatkan
kecenderungan mereka dalam memilih merek. Angka itu tergolong istimewa.
Bersaing tipis dengan Korea (79 persen) dan Filipina (78 persen), Indonesia juga
unggul jauh di atas rata-rata Asia-Pasifik sebesar 67 persen dan dunia yang hanya
55 persen. Menurut lembaga survei tersebut, hal ini didorong oleh meledaknya
perekonomian dan tumbuh pesatnya populasi kelas menengah sehingga mereka
saling berlomba untuk mencari merek-merek populer demi menunjukkan status
sosial baru mereka. Dalam riset tersebut, Indonesia juga menunjukkan potensi
periklanan yang signifikan. Kontribusi pertumbuhan belanja iklan Indonesia pada
tahun 2012 hingga 2015 diprediksi menduduki peringkat empat dunia. Amerika
Serikat duduk di peringkat puncak dengan pertumbuhan belanja iklan sebesar
USD 21,1 juta, disusul Tiongkok (USD 13 juta), Argentina (USD 4,8 juta),
Indonesia (4,1 juta), dan Rusia (3,28 juta). (Sumber: Marketeers.com)
Penelitian ini juga menggunakan variabel Ukuran Perusahaan sebagai
variabel independen. Menurut Riyanto (2008:313) bahwa Ukuran Perusahaan
4
mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total aktiva,
nilai penjualan, dan nilai equity perusahaan. Longenecker (2001:16)
mengemukakan bahwa terdapat banyak cara untuk mendefinisikan skala
perusahaan, yaitu dengan menggunakan berbagai kriteria, seperti jumlah
karyawan, volume penjualan, dan nilai aktiva.
Selain menggunakan Marketing Expense dan ukuran perusahaan sebagai
variabel independen dalam penelitian ini, penelitian ini juga menggunakan Umur
Perusahaan sebagai variabel independen yang dapat mempengaruhi Profitabilitas
suatu perusahaan. Umur Perusahaan sendiri merupakan masa hidup/siklus hidup
suatu perusahaan. Ulum (2009:203) mengemukakan bahwa Umur Perusahaan
dapat dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan. IPO (Initial
Public Offering) adalah saham suatu perusahaan yang pertama kali dilepas untuk
ditawarkan kepada publik atau masyarakat. Karena itu perusahaan yang
melakukan IPO sering disebut sedang "GO PUBLIC"
Pada penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian tentang ada
tidaknya pengaruh dari Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, maupun Umur
Perusahaan terhadap Profitabilitas menghasilkan beberapa hasil yang berbeda.
Seperti contohnya penelitian Loderer and Waelchi (2010) yang menyatakan
bahwa Umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas Perusahaan.
Sedangkan menurut Serenia dan Hatane (2015) Umur Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Contoh lainnya, penelitian
Ciawi dan Hatane (2015) menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Sedangkan menurut Serenia dan
5
Hatane (2015) Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan.
Adanya perbedaan antara teori dengan beberapa penelitian mengenai
bagaimana Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, maupun Umur Perusahaan
berpengaruh terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan menyebabkan pentingnya
penelitian ini dilakukan. Hal ini demi menguatkan benarkah Marketing Expense,
Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan memiliki pengaruh terhadap
Profitabilitas Perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang mampu
menjelaskan bagaimana pengaruhnya, apakah signifikan ataupun tidak signifikan,
baik bersifat negatif maupun positif.
Penelitian ini dilaksanakan dengan memproses data keuangan dari situs
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat diperoleh di www.Idx.com yang berupa
laporan keuangan tahunan perusahaan. Kemudian dari laporan keuangan tersebut
dapat diperoleh berapa beban pemasaran/iklan perusahaan, total aset perusahaan
(untuk menghitung ukuran perusahaan) dan seberapa lama perusahaan telah IPO
hingga penelitian ini dilakukan. Menghitung Marketing Expense, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan dilakukan dengan mentranformasikan
menggunakan Ln (Logaritma Natural) dengan tujuan memperhalus angkaagar
memiliki satuan yang sama sehinggadapat dilakukan pengujian. Sedangkan untuk
variabel profitabilitas digunakan rumus ROA. Lalu dilakukan uji SPSS pada
variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini SPSS yang
digunakan adalah versi 21.0.
Pemilihan industri perbankan sendiri sebagai objek penelitian dikarenakan
6
di zaman sekarang semakin ketatnya persaingan bank di Indonesia menjadikan
industri perbankan harus dapat meningkatkan brand-nya di mata masyarakat, dan
industri perbankan merupakan salah satu industri yang terus bertumbuh dengan
pesat. Hal ini dapat dilihat dari triwulan III-2015, meskipun masih terjadi
perlambatan pertumbuhan ekonomi, industri perbankan nasional masih
menunjukkan trend pertumbuhan yang baik dan tetap solid terlihat dari ketahanan
perbankan konvensional yang tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar
yang cukup terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) sebesar
20,62%, Non Performing Loan (NPL) net sebesar 1,26%, Return On Asset (ROA)
sebesar 2,31% dan Loan To Deposit Ratio (LDR) sebesar 88,54%. Baik Bank
umum konvensional (BUK) maupun Bank umum syariah (BUS), berhasil
meningkatkan peran intermediasinya dengan baik, dimana terjadi peningkatan
aset, kredit, dan DPK masing-masing sebesar 3,61% (qtq), 3,36% (qtq), dan
3,34%. (Sumber : LPIP OJK).
Produk-produk yang dikeluarkan oleh suatu bank makin lama bersifat
umum/mudah ditiru, sehingga untuk membedakan branding perusahaan kepada
masyarakat, maka perusahaan ditantang untuk dapat menciptakan suatu branding
yang dapat mendapatkan perhatian dari masyarakat. Dengan semakin ketatnya
persaingan di industri perbankan, yang berdampak kepada peningkatan branding,
maka industri perbankan akan terus meningkatkan beban pemasarannya untuk
mengupayakan branding bank tersebut tumbuh di mata masyarakat. Hal ini
bertujuan tidak lain untuk meningkatkan jumlah nasabah pada tahun-tahun
mendatang. Masih banyaknya diskusi tentang seberapa pentingnya pemasaran
7
dalam meningkatkan rasio profitabilitas perusahaan. Mengacu pada latar belakang
yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik memilih judul dalam
penulisan ini yaitu: “Pengaruh Marketing Expense, Ukuran perusahaan, dan
Umur perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi
Empiris pada Industri Sektor Perbankan Indonesia yang Listing di BEI
periode 2011-2015)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh dari Marketing expense terhadap Tingkat Profitabilitas
Perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh dari Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas
Perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh dari Umur Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas
Perusahaan?
4. Bagaimana pengaruh dari Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur
Perusahaan secara bersama-sama terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitihan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari Marketing Expense terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan.
8
3. Untuk mengetahui pengaruh dari Umur Perusahaan terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama dari Marketing Expense,
Ukuran Perusahaan , dan Umur Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas
Perusahaan.
D. Kontribusi Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa, perusahaan
dan berbagai pihak-pihak yang terkait agar dapat menambah pengetahuan yang
berhubungan dengan studi keuangan maupun pemasaran yang berkaitan dengan
pengaruh antara keduannya (pengaruh pemasaran terhadap profitabilitas) sehingga
dapat diketahui pentingkanya kegiatan pemasaran dalam mencapai target
profitabilitas pada suatu perusahaan. Berikut ini adalah manfaat dari penelitian ini.
1. Aspek Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang keuangan dan pemasaran terutama dalam hal
hubungan pengaruh dari tingkat Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan
Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas Perusahaan itu sendiri. Dalam
memudahkan mahasiswa, perusahaan maupun seluruh pihak-pihak yang terkait
dalam mencari informasi terbaru di bidang keuangan maupun pemasaran dan
dapat dijadikan sumber dalam melakukan penelitian yang serupa.
2. Aspek Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi sumber bagi perusahaan
maupun praktisi pemasaran untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
9
terutama dalam hal pengaruh kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap keuntungan/profitabilitas perusahaan yang bersangkutan.
E. Sistematika Pembahasan
Memberikan gambaran dalam bahasan terhadap penulisan skripsi ini,
maka akan diuraikan dalam sistem pembahasan secara garis besar sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan suatu gambaran umum tentang mengenai latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi
penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini diurakan mengenai penelitian terdahulu, hipotesis
penelitian dan teori-teori sebagai landasan ilmiah yang mendukung
penelitian ini, yang terdiri dari pengertian Marketing Expense,
Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan,
dan perhitungan rasio-rasio Profitabilitas.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini secara detail menjelaskan semua unsur metode yang
digunakan dalam penelitian ini, jenis dan sumber data , populasi
dan cara pemilihan sampel penelitian , serta teknik pengumpulan
data dan analisis data penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini diuraikan mengenai sejarah singkat perusahaan-perusahaan
pada industri perbankan Indonesia yang termasuk dalam sampel
10
penelitian, penyajian dari perusahaan sampel, serta pembahasan
dan interpretasi data hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
hasil dari pembahasan permasalahan pada bab-bab sebelumnya
serta saran-saran yang diberikan penulis berupa pemikiran-
pemikiran yang bermanfaat bagi aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan hasil penelitian.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Empiris
1. Penelitian Terdahulu
a. Eng and Keh (2007)
Pada penelitian yang dilakukan Eng and Keh yaitu “The Effect of
Advertising and Brand Value on Future Operating and Market
Performance”yang menggunakan data perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat
yang masuk dalam Adweek yang merupakan majalah yang memuat perusahaan-
perusahaan dengan beban pemasaran tertinggi pada tahun 1992-1996. Pada
penelitian tersebut, Eng and Keh meneliti tentang pengaruh beban pemasaran
terhadap profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Hasil dari penelitian
itu sendiri menunjukan bahwa beban pemasaran (Marketing Expense)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan di masa
mendatang.
b. Loderer and Waelchli (2010)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Loderer and Waelchli (2010) dengan
judul penelitian “Firm Age and Performance” membahas tentang bagaimana
hubungan Umur Perusahaan (Company Age) terhadap profitabilitas suatu
perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah semua
perusahaan yang terdaftar dalam CRSP dan COMPUSTAT selama periode 1978-
2004. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan, bahwasanya Umur
12
perusahaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas
Perusahaan.
c. Irawan dan Hatane (2015)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Hatane (2015) dengan
judul penelitian “Pengaruh kegiatan Marketing terhadap Profitabilitas dan Nilai
Pasar di perusahaan perbankan”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh implementasi Marketing Expense, Company age, dan Company
Size yang digunakan untuk membandingkan mana yang lebih berpengaruh
terhadap profitability dan Market value. Sample yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 28 perusahaan pada sektor perbankan dengan periode penelitian tahun
2009 – 2013 dengan metode regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini
membuktikan bahwa Marketing Expense berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitability (ROS) dan market value (MTBV & Tobin’s Q). Variabel independen
ke Company Age juga berpengaruh negatif terhadap ROS. Variabel independen
Company Size memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Profitability (ROA)
dan Market Value (Tobin’s Q) .
d. Ciawi dan Hatane (2015)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ciawi dan Hatane (2015) dengan
judul “Pengaruh Marketing Activity terhadap Return On Asset dan Market Book
Value Perusahaan di Sektor Industri Keuangan Non-Bank” membahas tentang
pengaruh kegiatan Marketing terhadap profitabilitas dan market value. Data yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah perusahaan-perusahaan di sektor
industri keuangan yang terdaftar pada Indonesia Stock Exchange (BEI) pada
periode 2008-2013. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa, variabel
13
independen yaitu : Marketing Expense, Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu :
ROA dan Market to book value.
e. Serenia dan Hatane (2015)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Serenia dan Hatane (2015)
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kegiatan Marketing terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI”. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh kegiatan marketing perusahaan
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dalam bidang properti dan real estate
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan 45
perusahaan properti dan real estate selama tahun 2008 hingga 2013 sebagai
sampel dalam penelitian, dengan total data 155 laporan keuangan. Hasil model
regresi linier berganda menunjukkan umur perusahaan yang menjadi komponen
kegiatan Marketing memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas dan nilai
perusahaan. Beban pemasaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas dan nilai perusahaan yang diwakili oleh EPS dan Market to Book
Ratio. Sedangkan untuk ukuran perusahaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap profitabilitas dan positif
terhadap nilai perusahaan yang diwakili oleh EPS dan Tobins’Q.
14
15
16
B. Tinjauan Teoritis
1. Marketing Expense
Banyak orang yang memiliki anggapan bahwa pemasaran adalah menjual
barang atau jasa dari suatu perusahaan serta mengiklankan produk tersebut untuk
mengenalkan produk yang bersangkutan. Padahal pemasaran itu sendiri tidak
sesederhana itu, Stanton, (1984:7) menyatakan bahwa pemasaran itu sendiri
adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-
barang yang memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen. Kotler
dan Keller (2009:05) menyatakan bahwa pemasaran (Marketing) adalah
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, atau dapat
dikatakan pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan. Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA)
dalam Kotler dan Keller (2009:05), pemasaran memiliki pengertian suatu fungsi
organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan perusahaan
dengan para para pelanggannya dengan cara yang menguntungkan perusahaan.
Berdasarkan pengertian pemasaran yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwasanya pemasaran adalah proses kegiatan dari
perencanaan hingga promosi yang memiliki tujuan untuk memuaskan keinginan
konsumen sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan.
17
Marketing Expense = Ln (Marketing Expense)
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ( 2015:14) menyatakan bahwa
beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada pemodal. Selain dari yang di
atas (Stice, Dkk, 2005:929) menyatakan bahwa beban (expense) adalah sebagai
arus keluar atau timbulnya kewajiban dari penyerahan atau produksi suatu
barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha
utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. Menurut Soemarso (2009:226)
bahwa beban adalah sesuatu yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan
menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan
pengangkutan barang-barang yang dijual. Contohnya dalam perusahaan adalah
beban promosi dan iklan. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa Marketing Expense (beban pemasaran) adalah penurunan manfaat ekonomi
selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar yang berasal dari biaya-
biaya kegiatan mulai perencanaan hingga promosi yang memiliki tujuan untuk
memuaskan keinginan konsumen sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan.
Pengertian secara singkatnya Marketing Expense adalah beban pasca produksi
yang meliputi promosi, penjualan, dan pengantaran (Carter and Usry 2005:551).
Pada perhitung Marketing Expense (beban pemasaran) di dalam sebuah
penelitian dengan model penelitian regresi berganda dihitung menggunakan
tranformasi Logaritma natural dari Marketing Expense Perusahaan tersebut. Maka
rumus dalam menghitung Marketing Expense adalah :
Sumber : Data Diolah (2015)
18
2. Komunikasi Pemasaran
Kotler dan Keller (2009:174) Bauran Komunikasi Pemasaran, terdiri dari
delapan model komunikasi utama, yaitu :
1. Iklan
Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang
atau jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau
pembelian produk atau jasa.
3. Acara dan Pengalaman
Kegiatan dan program yang disponsori oleh perusahaan yang dirancang
untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan
merek tertentu.
4. Hubungan masyarakat dan Publisitas
Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi
citra perusahaan atau produk individunya.
5. Pemasaran Langsung
Penggunaan surat , telepon, faksimile, email, atau internet untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog
dari pelanggan dan prospek tertentu.
6. Pemasaran Interaktif
Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan
atau prospek baik secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan
kesadaran memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
7. Pemasaran dari mulut ke mulut
Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang
berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli dan produk dan
jasa.
8. Penjualan Personal
Interaksi tatap muka dengan suatu atau lebih pembeli prospektif yang
memiliki tujuan melakukan presentasi (pengenalan), tanya jawab, dan
pengadaan pesanan.
3. Umur Perusahaan
Umur sutu perusahaan dapat dikatakan juga sebagai siklus hidup
perusahaan dari awal berdiri hingga kini. Ulum (2009:203) mengemukakan bahwa
umur perusahaan dapat dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan
tahunan. IPO (Initial Public Offering) adalah saham suatu perusahaan yang
19
pertama kali dilepas untuk ditawarkan kepada publik atau masyarakat. Karena itu
perusahaan yang melakukan IPO sering disebut sedang "GO PUBLIC".
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Umur Perusahaan adalah lamanya waktu hidup suatu perusahaan yang
menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha
dan mampu mempertahankan kesinambungan usahanya. Perusahaan yang sudah
lama berdiri tentunya akan mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas.
Dengan demikian, tentunya perusahaan yang sudah lama berdiri akan selalu
menjaga stabilitas dan citra perusahaan. Dalam menjaga stabilitas dan citra,
perusahaan akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.
Pengukuran Umur Perusahaan dapat dihitung menggunakan rumus :
Sumber : Data diolah (2016)
4. Ukuran Perusahaan
Menurut Riyanto (2008:313) bahwa Ukuran Perusahaan mencerminkan
besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total aktiva, nilai penjualan,
dan nilai equity perusahaan. Longenecker, Moore, dan Petty (2001:16)
mengemukakan bahwa terdapat banyak cara untuk mendefinisikan skala
perusahaan, yaitu dengan menggunakan berbagai kriteria, seperti jumlah
karyawan, volume penjualan, dan nilai aktiva. Berdasarkan definisi di atas
tersebut maka dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan adalah skala yang
menentukan besar kecilnya perusahaan yang dapat dihitung dari nilai equity, nilai
Umur Perusahaan = Log natural (umur perusahaan sejak IPO )
20
penjualan, jumlah karyawan maupun nilai total aktiva yang merupakan variabel
konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi.
Karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat
disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural. Tujuan
penggunaan Logaritma natural adalah untuk memperhalus data sehingga dapat
mudah dilakukan pengujian menggunakan SPSS. Berdasarkan uraian di atas,
maka untuk menentukan Ukuran Perusahaan digunakan ukuran aktiva. Ukuran
aktiva tesebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva, sehingga Ukuran
Perusahaan dapat diukur menggunakan :
Sumber : Data Diolah (2016)
UU No. 20 Tahun 2008 mengklasifikasikan ukuran perusahaan ke dalam 4
kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebut didasarkan pada total aset yang
dimiliki dan total penjualan tahunan perusahaan tersebut.
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /atau badan
usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
d. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahu nan lebih besar dari
Ukuran perusahaan = Log (Total Aset).
21
usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia”.
Tabel 2 Kriteria Ukuran Perusahaan
Ukuran
Perusahaan
Kriteria
Assets (Tidak termasuk
Tanah dan Bangunan) Penjualan Tahunan
Usaha Mikro Maksimal Rp. 50 Juta Maksimal Rp. 300 Juta
Usaha Kecil >Rp. 50 Juta-Rp. 500 Juta > Rp. 300 Juta-Rp. 2,5 Miliar
Usaha Menengah >Rp. 500 Juta-Rp. 10 Miliar >Rp. 2,5 M-Rp. 50 M
Usaha Besar >Rp. 10 Miliar >Rp. 50 M
Sumber : UU No.20 Tahun 2008
5. Profitabilitas
Menurut Sartono (2012:122) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Bringham dan Houston (2009:107) menyatakan bahwa
profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan
perusahaan. Sedangkan Rasio profitabilitas dapat memberikan gambaran
informasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Kasmir (2016:196) ,
yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Berdasar beberapa pendapat
peneliti di atas, maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan hasil dari
kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.
Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi
pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan,
22
terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan
perusahaan. Menurut Kasmir (2016:198) rasio profitabilitas terdiri atas beberapa
rasio, antara lain : Profit Margin on sales (Profit Margin ), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS). Berdasarkan
bentuk-bentuk rasio profitabilitas yang dipaparkan di atas, penelitian ini
memfokuskan pada Return on Asset (ROA).
Menurut Kasmir (2016:197) tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi
peusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Sedangkan manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Manfaat lainnya.
a) Return On Asset (ROA)
Syamsuddin (2011:63) mengemukakan bahwa ROA merupakan rasio
profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan jumlah aktiva perusahaan.Semakin tinggi ROA (Return on Asset) suatu
bank menunjukan bank tersebut semakin baik dalam mengelola asetnya karena
dapat menghasilkan tinggat return yang tinggi. Bagi pihak eksternal, ROA dapat
23
dipergunakan oleh pemegang saham untuk melakukan keputusan investasi di
perusahaan tersebut, dan bagi pihak internal ROA dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menilai kinerja dari perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2009:109) Rasio laba bersih terhadap total aktiva
mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak.
Menurut Sawir (2001:18) Return On Assets (ROA) menggunakan rumus profit
yang telah dimasukan unsur bunga dan pajak. Teori ini didasarkan pada pendapat
bahwa karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus
dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian
kepada penanam modal tersebut. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula
posisi perusahaan tersebut dari segi pengelolaan aset.
Rasio ROA dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber : Syamsudin (2011)
C. Hubungan Antar Variabel
1. Pengaruh Marketing Expense (Beban Pemasaran ) terhadap Profitabilitas
Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) dalam
Kotler dan Keller (2009:05) memiliki pengertian suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan
nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan perusahaan dengan para
para pelanggannya dengan cara yang menguntungkan perusahaan. Sedangkan
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam
𝑅𝑂𝐴 =𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
24
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,
2012:122). Jadi dapat disimpulkan bahwasanya tingkat keuantungan suatu
perusahaan dapat dilihat dari tinggi rendahnya penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri. Dalam mendirikan suatu perusahaan pastinya memiliki suatu
tujuan, yaitu mencari laba/profit semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu ada beban
pemasaran/promosi dalam perusahaan. Perusahaan dapat menjual produknya
dengan harga yang menguntungkan dengan tingkat kualitas yang diharapkan,
akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang
pemasaran. Oleh karena kegiatan pemasaran memiliki andil dalam menentukan
tingkat Profitabilitas suatu perusahaan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Eng and Keh (2007) yaitu “The
Effect of Advertising and Brand Value on Future Operating and Market
Performance” yang menggunakan data perusahaan-perusahaan di Amerika
Serikat yang masuk dalam Adweek yang merupakan majalah yang memuat
perusahaan-perusahaan dengan beban pemasaran tertinggi pada tahun 1992-1996.
Pada penelitian tersebut, Eng & Keh meneliti tentang pengaruh beban pemasaran
terhadap profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Hasil dari penelitian
itu sendiri menunjukan bahwa beban pemasaran (Marketing Expense)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan di masa
mendatang. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H1 : Marketing Expense berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
25
2. Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Profitabilitas
Menurut Riyanto (2008:313) bahwa Ukuran Perusahaan mencerminkan
besar kecilnya Perusahaan. Secara pengertianvsemakin besar skala perusahaan
maka akan berdampak terhadap profitabilitas yang meningkat, tetapi pada titik
atau jumlah tertentu Ukuran Perusahaan akhirnya dapat menurunkan laba (profit)
perusahaan.. Dengan adanya sumber daya/total asset yang besar, maka perusahaan
dapat melakukan investasi baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga
memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar.
Dengan adanya penjualan yang semakin meningkat, perusahaan dapat menutup
biaya yang keluar pada saat proses produksi.
Penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Hatane (2015) menyatakan
bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh secara positif Signifikan terhadap
Profitabilitas Perusahaan, dengan begitu, laba perusahaan akan meningkat apabila
perusahaan tersebut memiliki skala perusahaan yang besar, yang dapat diukur dari
Total Asetnya. Dari beberapa uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut :
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
3. Pengaruh Umur perusahaan terhadap Profitabilitas
Dalam suatu perusahaan, Umur Perusahaan dapat menunjukkan bahwa
perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing. Ulum (2009:203) mengemukakan
bahwa umur perusahaan dapat dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan
tahunan. Dalam pengukurannya Umur Perusahaan dihitung dari tanggal IPO
sampai tanggal laporan tahunan. Umur Perusahaan diduga sebagai faktor yang
berpengaruh terhadap Profitabilitas. Dapatdikatakan bahwa perusahaan yang
26
berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan lebih
mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Dengan
demikian, perusahaan yang lebih tua/lama berdiri akan mengungkapkan lebih
banyak informasi termasuk informasi mengenai modal intelektual. Hal tersebut
dapat meningkatkan tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut karena dianggap lebih baik dalam pengelolaan
perusahaan dan dianggap dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi dengan resiko rendah dibandingkan dengan perusahaan baru, dan
perusahaan yang telah lama berdiri/eksis dapat mencerminkan bahwa perusahaan
tersebut mampu bersaing dan dapat memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu
perekonomian. Beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti pada Loderer and
Waelchli (2010), Ciawi dan Hatane (2015), dan Serenia dan Hatane (2015) sama-
sama menyatakan bahwasanya Umur Perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap Profitabilitas Perusahaan. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik
hipotesis sebagai berikut :
H3 : Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
D. Model Konsep
Model Konsep merupakan suatu metode untuk menggambarkan fenomena
dengan jelas dan agar memudahkan pemahaman tentang hal yang akan diteliti.
Mengacu pada latar belakang yang telah diutarakan di bab sebelumnya, maka
model konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
27
Gambar 1 Model Konsep
Sumber : Data Diolah (2016)
Berdasarkan gambar model konsep di atas, hubungan antara variabel
independent dan dependent pada penelitian ini dapat dijelaskan dengan
melakukan analisis pengaruh Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur
Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan.
E. Model Hipotesis
Kuncoro (2009: 59) menyatakan bahwa hipotesis merupakan suatu
pernyataan penelitian tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian,
serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Selain itu menurut Siregar
(2014:65), hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus
diuji secara empiris. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
UMUR
PERUSAHAAN
MARKETING
EXPENSE
UKURAN
PERUSAHAAN
PROFITABILITAS
28
atau lebih yang dinyatakan berdasarkan pemikiran penelitian atau diturunkan dari
teori yang telah ada.
Berdasarkan model konsep yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dikembangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian sebagai berikut :
Gambar 2 Model Hipotesis
Sumber : Data Diolah (2016)
H3
H2
H1
H4
RETURN ON ASSET (Y)
UMUR
PERUSAHAAN
(X3)
UKURAN
PERUSAHAAN
(X2)
MARKETING
EXPENSE (X1)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan Konsep yang telah ditentukan oleh peneliti, bahwa jenis
penelitian ini diklarifikasikan ke dalam jenis Explanatory research. Menurut
Siregar (2014:14), Explanatory research (penelitian penjelasan) itu sendiri adalah
penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan kausal antar
variabel-variabel yang diteliti yang dilakukan melalui pengujian hipotesis, apakah
hipotesis yang telah ditentukan dapat diterima atau ditolak. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini sendiri adalah data kuantitatif. Siregar (2014:38)
menyatakan, data kuantitatif adalah data yang berupa angka, Data kuantitatif
diolah atau dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan statistik.
Penelitian ini menjelaskan pengaruh Marketing Expensse, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap profitabilitas yang menggunakan
perhitungan ROA pada perusahaan di industri perbankan Indonesia periode 2011-
2015, baik secara bersama-sama ataupun secara parsial dengan menggunakan
pengujian hipotesis.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI),
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Galeri Investasi Bursa Efek
Indonesia berlokasi di Jalan Mayjen Haryono No.165 Malang. Alasan pemilihan
Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia sebagai tempat penelitian disebabkan
karena Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia dinilai mampu menyediakan sumber
30
data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian, data yang digunakan dalam
bentuk data sekunder, data tersebut dapat diakses secara langsung melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id.
C. Variabel dan Pengukuran
1. Identifikasi Variabel
Menurut Siregar (2014:18) Variabel merupakan suatu konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang
dapat berubah-ubah nilainya. Berdasarkan dari penelitian ini, terdapat dua variabel
yang dipergunakan, yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas
(independent variabel).
a) Variabel Terikat (Y=Dependent Variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas) (Siregar ,2014:19). Variabel
terikat (dependent variabel ) yang digunakan adalah Profitabilitas (Y) yang
diproksikan oleh, Return on Asset (ROA).
b) Variabel Bebas (X=Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau berubah
atau mempengaruhi suatu variabel lain (Siregar, 2014:18). Pada penelitian ini
variabel bebas yang digunakan adalah Marketing Expense (X1), Ukuran
Perusahaan (X2), dan Umur Perusahaan (X3).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel menjelaskan tentang bagaimana cara yang
dipergunakan oleh peneliti dalam mengukur variabel-variabel yang akan diteliti.
31
Definisi operasional dari variabel-variabel pada penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
a) Variabel Independen
1) Marketing Expense
Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar yang berasal dari biaya- biaya kegiatan mulai perencanaan hingga
promosi yang memiliki tujuan untuk memuaskan keinginan konsumen sehingga
perusahaan mendapatkan keuntungan.
Marketing Expense = Ln (Marketing Expense)....................................................(1)
2) Umur Perusahaan
Lamanya waktu hidup suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan
tetap eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha dan mampu mempertahankan
kesinambungan usahanya.
Umur Perusahaan =Ln (Umur Perusahaan sejak IPO)..........................................(2)
3) Ukuran perusahaan
Skala yang menentukan besar kecilnya perusahaan.
Ukuran perusahaan = Ln (Total Asset).................................................................(3)
b) Variabel Dependen
1) Profitabilitas
Hasil dari kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dari kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.
1.1) Return on Asset (ROA)
𝑅𝑂𝐴 =𝑁𝑒𝑡𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡.......................................................................(4)
32
Tabel 3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Operasional Variabel Pengukuran Sumber
Data
Marketing Expense
(Independent Variable)
Penurunan manfaat
ekonomi selama satu
periode akuntansi
dalam bentuk arus
keluar yang berasal dari
biaya- biaya kegiatan
mulai perencanaan
hingga promosi yang
memiliki tujuan untuk
memuaskan keinginan
konsumen sehingga
perusahaan
mendapatkan
keuntungan.
Ln (Marketing
Expense)
Laporan
Laba Rugi &
Catatan Atas
Laporan
Keuangan
Umur Perusahaan
(Independent Variable)
Lamanya waktu hidup
suatu perusahaan yang
menunjukkan bahwa
perusahaan tetap eksis,
mampu bersaing dalam
dunia usaha dan
mampu
mempertahankan
kesinambungan
usahanya.
Ln (Umur
perusahaan sejak
berdiri)
Identitas
Perusahaan
dalam
Laporan
Tahunan
Ukuran Perusahaan
(Independent Variable)
Skala yang menentukan
besar kecilnya
perusahaan.
Ln (Total Asset)
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Sumber : Data Diolah (2016)
33
Lanjutan Tabel 2 Definisi Operasional Variabel
Profitabilitas
(Dependent Variable)
Hasil dari kinerja
keuangan perusahaan
dalam menghasilkan
keuntungan dari
kebijakan dan
keputusan yang
dilakukan oleh
perusahaan itu
sendiri.
𝑅𝑂𝐴
=𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Laporan
Laba Rugi
& Catatan
atas
laporan
keuangan
Sumber : Data Diolah (2016)
34
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau
mempelajari objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Jadi dapat dikatakan populasi
bukan hanya berupa orang, tetapi juga keseluruhan objek yang diteliti. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri
perbankan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-
2015.
2. Sampel
Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data, dimana data hanya
sebagian populasi saja yang diambil dan dipengaruhi untuk menentukan sifat serta
ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2014:56). Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan
karakteristik atau kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis
angkat.
Tabel 4 Bank yang menjadi Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Perbankan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk
2 AGRS Bank Agris Tbk
3 BABP Bank MNC Internasional Tbk
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
5 BBCA Bank Central Asia Tbk
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk
7 BBKP Bank Bukopin Tbk
35
Lanjutan Tabel 4 Bank yang menjadi Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Perbankan
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
11 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
12 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
13 BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk
14 BCIC Bank J Trust Indonesia
15 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
16 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk
17 BINA Bank Ina Perdana Tbk
18 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
19 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
20 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk
21 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
22 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
23 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
24 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
25 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
26 BNLI Bank Permata Tbk
27 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
28 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
29 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
30 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk
31 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk
32 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
33 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
34 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
35 MEGA Bank Mega Tbk
36 NAGA Bank Mitraniaga Tbk
37 NISP Bank NISP OCBC Tbk
38 NOBU Bank Nationalnobu Tbk
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
40 PNBS Bank Pan Indonesia Syariah Tbk
41 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia Tbk
Sumber : Data Diolah (2017)
36
Jadi untuk penetapkan sampel penelitian yang akan digunakan terdapat kriteria
yang harus dipenuhi, antara lain :
1. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang bergerak dalam
industri perbankan (K1).
2. Perusahaan-perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2011-2015 (K2).
3. Tidak pernah relisting selama periode 2011-2015 (K3).
4. Mencantumkan beban pemasaran pada laporan keuangan tahunan perusahaan
(K4).
Tabel 5 Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kode K1 K2 K3 K4 Keterangan
1 AGRO Diterima
2 AGRS Ditolak
3 BABP Diterima
4 BACA Diterima
5 BBCA Ditolak
6 BBHI Ditolak
7 BBKP Diterima
8 BBMD Ditolak
9 BBNI Diterima
10 BBNP Diterima
11 BBRI Ditolak
12 BBTN Diterima
13 BBYB Ditolak
14 BCIC Ditolak
15 BDMN Diterima
16 BEKS Ditolak
17 BINA Ditolak
18 BJBR Diterima
19 BJTM Ditolak
20 BKSW Diterima
21 BMAS Ditolak
22 BMRI Diterima
37
Lanjutan Tabel 5 Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kode K1 K2 K3 K4 Keterangan
23 BNBA Ditolak
24 BNGA Diterima
25 BNII Diterima
26 BNLI Diterima
27 BSIM Diterima
28 BSWD Ditolak
29 BTPN Diterima
30 BVIC Diterima
31 DNAR Ditolak
32 INPC Diterima
33 MAYA Diterima
34 MCOR Ditolak
35 MEGA Diterima
36 NAGA Ditolak
37 NISP Diterima
38 NOBU Ditolak
39 PNBN Ditolak
40 PNBS Ditolak
41 SDRA Diterima
Sumber : Data Diolah (2017)
Berdasarkan pemilihan sampel dari kriteria tersebut maka terdapat 22 bank
yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 6 Bank yang menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Perbankan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
3 BBCA Bank Central Asia Tbk
4 BBKP Bank Bukopin Tbk
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
7 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
9 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
10 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk
11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
38
Lanjutan Tabel 6 Bank yang menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Perbankan
12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
13 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
14 BNLI Bank Permata Tbk
15 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
16 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
17 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk
18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
19 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
20 MEGA Bank Mega Tbk
21 NISP Bank NISP OCBC Tbk
22 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia Tbk
Sumber : Data Diolah (2017)
Hasil pemindaian sampel bank didapat hasilnya pada kriteria pertama (K1)
sebanyak 41 bank yang memenuhi kriteria, pada kriteria kedua (K2) dan ketiga
(K3) sebanyak 27 bank yang memenuhi kriteria dan pada kriteria keempat (K4)
bank yang lolos kriteria sebanyak 22 bank.
Tabel 7 Perhitungan kategori sampel penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah perusahaan sektor perbankan yang listing di BEI 41
2 Perusahaan sektor perbankan yang tidak terdaftar selama 2011-2015 (14)
3 Perusahaan sektor perbankan yang tidak mencantumkan beban
pemasaran pada laporan keuangannya (5)
Total sampel penelitian
22
Sumber : Data Diolah (2017)
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif. Jenis data sekunder pada penelitian ini sendiri diperoleh dari
39
fact book, laporan keuangan, dan annual report perusahaan sampel pada periode
2011-2015 yang diunduh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Data sekunder itu sendiri memiliki pengertian “Data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakan pengguna data”
(Kuncoro, 2008:148). Teknik pengumpulan data sekunder yang dipergunakan
untuk penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dimana data dikumpulkan
dari website BEI di www.idx.co.id.
F. Teknik Analisis
1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2012:26) menyatakan bahwa analisis deskriptif merupakan
metode statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
generalisasi.
Penelitian ini menggambarkan mengenai variabel penelitian dan unsur-
unsur pembentuknya. Variabel-variabel tersebut terdiri dari variabel
independen yaitu Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur
Perusahaan. Sedangkan untuk variabel dependen pada penelitian ini yaitu
profitabilitas.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menguji data-data yang digunakan dalam penelitian ini apakah telah memenuhi
asumsi klasik, yaitu data terdistribusi normal, tidak terjadi gejala
40
multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi dan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas. Jika telah memenuhi keempat hal tersebut maka model
regresi akan memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE),
(Ghozali, 2011:173). Untuk melakukan pengujian asumsi klasik dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan program komputer SPSS 21.
1) Uji Normalitas
Ghozali (2011:160) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data
normal ataupun mendekati normal. Menurut Ghozali (2011:160) ada dua cara
dalam mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Menurut Ghozali (2011:163) pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan
dengan menggunakan analisi grafik adalah :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal yaitu
mengikuti atau mendekati bentuk lonceng, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal, tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal yaitu tidak
mengikuti atau mendekati bentuk lonceng, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
41
Menurut Ghozali (2011:163) uji normalitas dengan grafik dapat
menyesatkan apabila tidak hati-hati, secara visual kelihatan normal padahal
secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu untuk menghindari kesalahan
yang dapat terjadi, maka uji normalitas dalam penelitian ini juga akan
dilakukan dengan analisis statistik yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk
menentukan uji ini didasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov Test terhadap
model yang diuji. Menurut Ghozali (2011:32), uji Kolmogorov-Smirnov
dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed > α = 0.05
Ha : Data residual tidak terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed < α = 0.05
Maka hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3 Histogram Uji Normalitas
Sumber : Data Diolah (2017)
42
Gambar 4 Normal P-P Plot Uji Normalitas
Sumber : Data Diolah (2017)
Tabel 8 Uji one sample Kolmogorov-Smirnov
Residual Signifikansi
Model 1 0.820
Sumber : Data Diolah (2017)
Berdasarkan histogram pada Gambar 3 menunjukkan bahwa diagram batang
mengikuti kurva normal yang terbentuk dan dari grafik P-P plot pada Gambar 4
didapatkan bahwa data observasi berada di sekitar garis diagonal, dan dari Tabel 8
diatas, didapatkan nilai signifikansi dari pengujian one sample Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0.820 lebih besar dari α (0.05). Berdasarkan ketiga pengujian
43
tersebut, diambil keputusan terima H0 yang artinya sebaran residual berdistribusi
normal (asumsi tepenuhi).
2) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011:105) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen) atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka
variabel-variabel ini tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali
2011:105).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas,
dalam penelitian ini dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor
(VIF). Adapun pemilihan tolerance value atau variance inflation factor (VIF)
dalam penelitian ini karena cara ini merupakan cara paling umum yang dilakukan
dan dianggap lebih handal dalam mendeteksi ada-tidaknya multikolonieritas
dalam model regresi serta pengujian dengan tolerance value atau variance
inflation factor (VIF) lebih lengkap dalam menganalisis data.
Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance value atau variance
inflation factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Hasil dari uji Multilinieritas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
44
Tabel 9. Uji multikolinieritas dengan VIF
Variabel Tolerance VIF
Marketing Expense 0.137 7.279
Ukuran Perusahaan 0.129 7.764
Umur Perusahaan 0.825 1.213
Sumber : Data Diolah (2017)
BerdasarkanTabel 9 di atas didapatkan bahwa semua nilai VIF dari
masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 dengan nilai tolerance lebih
besar dari 0.1, maka asumsi bisa terpenuhi yang artinya antar variabel bebas
tidak terdapat korelasi yang kuat (tidak terdapat multikolinieritas).
3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual yang satu dengan pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2011:139).
Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
45
Menurut Ghozali (2011:139) dasar analisis untuk menentukan ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dengan scatterplot yaitu :
a. Jika ada pola tertentu ,seperti titik-titik yang membentuk suatu pola
tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis dengan Grafik Plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan
oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin
sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil
grafik plot (Ghozali, 2011:141).
Hasil dari uji Heteroskedastisitass pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 5. Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot
Sumber : Data Diolah (2017)
46
Dari hasil scatterplot pada Gambar 5 diatas, terlihat titik-titik tersebar secara
acak (tak berpola) baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang
artinya bahwa asumsi heteroskedastisitas terpenuhi (ragam residual homogen).
4) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi, model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,2011:110).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
digunakan uji Durbin-Watson (DW Test) dengan jumlah pengamatan 110. Uji
autokorelasi dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Tidak ada autokorelasi
Ha : Ada autokorelasi
Menurut Ghozali (2011:111), pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat melalui Tabel 10 berikut :
Tabel 10 Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Kriteria Hipotesis Keputusan
0<d<dl Ditolak Ada autokorelasi positif
d1<d<du Tidak Ada
Keputusan Tidak Ada Keputusan
4-d1<d<4 Ditolak Ada autokorelasi negatif
4-du<d<4-d1 Tidak Ada
Keputusan Tidak Ada Keputusan
du<d<4-du Diterima Tidak Ada Autokorelasi
Sumber: Imam Ghozali, 2011
Pada uji Autokorelasi didapatkan bahwa :
47
Tabel 11 Uji autokorelasi dengan Durbin Watson
dL dU DW 4-dU 4-dL
1.629 1.744 2.014 2.256 2.371
Sumber : Data Diolah (2017)
Dilihat dari durbin Watson pada Tabel 11 diatas, karena nilai dw terletak
di antaradU dan 4-dU, maka dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi antar
residual (asumsi terpenuhi).
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan judul, latar belakang, dan perumusan masalah maka teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda., yang bertujuan untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel
independen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktur
dimanipulasi (Sugiyono, 2012:277). Untuk menganalisis data dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan program komputer SPSS 21. Adapun model yang
digunakan dari regresi linear berganda menurut (Supranto, 2016:237) yaitu :
Ŷ= b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +...........bk Xk + e
Keterangan :
Ŷ = Profitabilitas
b0 = Koefisien Konstanta
X1 = Marketing Expense
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Umur Perusahaan
e = Koefisien Error (Variabel Pengganggu)
48
4. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2011:97) koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel
independen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya nilai R2
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011:97). Nilai koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nilai adjusted R2 karena variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini lebih dari dua variabel.
5. Pengujian Hipotesis
a) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test . Menurut
Ghozali (2011:98) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji
hipotesis H1, H2,dan H3 yaitu pengaruh Marketing Expense (X1), Ukuran
Perusahaan (X2), dan Umur Perusahaan (X3) secara parsial terhadap Tingkat
Profitabilitas (Y) pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI.
Menurut Ghozali (2011:99), uji t dilakukan dengan membandingkan
signifikansi thitung dengan ttabel dengan ketentuan :
1. H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung <t tabel untuk α = 0,05
2. H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung >t tabel untuk α = 0,05
49
b) Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji Statistik F)
Secara bersama-sama, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test .
Menurut Ghozali (2011:98) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua varibel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama- sama/serentak terhadap variabel dependen/terikat.
Di dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji hipotesis H4 yaitu
pengaruh Marketing Expense (X1), Ukuran Perusahaan (X2), dan Umur
Perusahaan (X3) secara bersama-sama terhadap Tingkat Profitabilitas (Y) pada
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI. Menurut Ghozali
(2011:98), uji F dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung
dengan F tabel dengan ketentuan :
1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis nol diterima (koefisien regresi
tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel
independen tersebut mempunyai pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap
variabel dependen.
2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien regresi
signifikan). Hal ini berarti secara bersama-sama variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 12 Sejarah Singkat BEI
Desember
1912
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah
Hindia Belanda
1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya
51
Awal tahun
1939
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya ditutup
1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif
1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus
1977
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan
dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama
1977 – 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru
mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal
1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran
Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.
Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Desember
1988
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang
memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November
1995
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari
1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia
52
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading)
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
02 Maret
2009
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG
Sumber : www.IDX.com
VISI
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
MISI
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.
CORE VALUES
1. Teamwork
2. Integrity
3. Professionalism
4. Service Excellence
CORE COMPETENCIES
1. Building Trust
2. Integrity
3. Strive for Excellence
4. Customer Focus
53
B. Gambaran Umum Perusahaan
1.Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Tbk
Bank BRI Agroniaga atau yang biasa disebut BRI Agro adalah
perusahaan keuangan berjenis jasa perbankan di Indonesia.Didirikan oleh Dana
Pensiunan Perkebunan Nusantara (DAPENBUN) pada 27 September
1989,memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada
11 Desember 1989, dan beroperasi komersial pada 8 Februari 1990. Tahun
2011, perusahaan ini diakuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia dan pada tahun
2012 berganti nama menjadi BRI Agroniaga.
2.Bank Capital Indonesia Tbk
PT Bank Capital Indonesia, Tbk, dahulu bernama PT. Bank Credit
Lyonnais Indonesia didirikan pada tanggal 20 April 1989, sebagai bank
campuran (joint venture) antara Credit Lyonnais SA, Perancis (disebut “CL”)
dengan PT Bank Internasional Indonesia, Tbk., Jakarta (disebut “BII”). Pada
tanggal 31 Agustus 2004 secara resmi saham Credit Lyonnais telah diakuisisi
oleh Sdr. Danny Nugrohonama dan nama bank dirubah dari PT Bank Credit
Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank Capital Indonesia, Tbk hingga saat ini.
Jaringan kantor Bnak Capital tersebar di seluruh Jabodetabek dan akan
berkembang ke seluruh kota-kota besar di Indonesia secara bertahap.
3.Bank Central Asia Tbk.
Bank Central Asia berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dan memiliki
visi “Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar
penting perekonomian Indonesia”. Pada tahun 1997-1998 saat Indonesia
mengalami krisis moneter, Bank Central Asia mengalami kendala pada aliran
54
dana tunainya yang mengancam keberlangsungan usahanya. Tahun 1988 Bank
Central Asia menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam program
rekapitulasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan
Perbankan dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) dan pada tahun berikutnya proses rekapitulasi
tersebut selesai. Tahun 2013, Bank Central Asia menyalurkan kredit dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian kondisi
ekonomi, di samping tetap mendukung nasabah dalam memenuhi kebutuhan
pendanaan mereka.
4.Bank Bukopin Tbk.
Bank Bukopin Tbk beridiri pada tanggal 10 Juli 1970 dengan visi
“Menjadi lembaga keuangan terkemuka dalam pelayanan jasa keuangan yang
terintegrasi”. Pada tahun 2008 Bank Bukopin Tbk melakukan penajaman
segmen pasar dengan memisahkan segmen Mikro dan segmen Usaha Kecil,
Menengah dan Koperasi (UMKM). Keempat segmen bisnis tersebut ditambah
dengan bisnis Perbankan Internasional dan Treasure menjadi enam pilar usaha
Bank Bukopin Tbk. Hingga akhir tahun 2013, Bank Bukopin telah memiliki
jaringan layanan yang terdiri dari 40 Kantor Cabang, 114 Kantor Cabang
Pembantu, 87 Kantor Fungsional, 147 Kantor Kas, dan 39 Payment Point yang
tersebar di 22 provinsi di Indoensia. Selain itu, Bank Bukopin juga memiliki
510 ATM Bukopin, selain terhubung dengan lebih dari 30.000 ATM pada
jaringan nasional, jaringan plus, serta Visa Internasional di seluruh dunia.
Itulah sejarah singkat dari Bank Bukopin Tbk di Indonesia.
55
5.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia.Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat
pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI
atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober
1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal
tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari
pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank
Nasional. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status
Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha
nasional. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada
tahun 1996.
6.Bank Parahyangan
Bank BNP semula didirikan dengan nama PT. Bank Pasar Karya
Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan
Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan
harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat
membidik sektor ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama
menjadi PT. Bank Nusantara Parahyangan.Pada Agustus 1994 untuk melayani
56
ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk
transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan
impor, maka Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai
Bank Devisa.Pada tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15
September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan
publik (terbuka). Kemudian dengan tujuan untuk memperkuat struktur
permodalan Bank BNP, maka pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran
Umum Terbatas I kepada pemegang saham.Pada tanggal 17 Desember 2007,
kepemilikan mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO.,
LTD. (ACOM) dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. (BTMU) melalui
akuisisi saham sebanyak 75,41%, dimana ACOM menguasai 55,41% dan
BTMU menguasai 20% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan, sehingga
dengan demikian keduanya menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank BNP.
Selanjutnya posisi terakhir per 31 Desember 2011, komposisi saham ini
menjadi 75,51% saham dimana ACOM menguasai 66,15% dan BTMU
menguasai 9.35% dari seluruh saham.
7.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Bank Tabungan Negara (BTN) didirikan pada tahun 1897 dengan nama
Postpaarbank pada masa pemerintahan Belanda. Tahun 1950 namanya berubah
menjadi Bank Tabungan Pos dan berganti nama pada tahun 1963 menjadi Bank
Tabungan Negara (BTN). BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara
Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa
keuangan serta memiliki visi menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan. Bercita-cita menjadi the world class company dengan tujuan
57
memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan. BTN senantiasa
konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan
perumahan.
8.Bank Danamon Tbk
Bank Danamon didirikan pada tahun 1956 dengan nama Bank Kopra.
Nama Danamon berasal dari „dana moneter” yang kemudian digunakan pada
tahun 1976 menggantikan nama Bank Kopra Visi Bank Danamon adalah “Kita
peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan”. Bank Danamon
berusaha untuk mencapai tujuannya dalam memperoleh posisi sebagai lembaga
keuangan terkemuka di Indonesia dengan menjadi organisasi yang terpusat
pada nasabah berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan yang didukung
oleh teknologi kelas dunia.
9.Bank Jabar Banten
Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang
penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Untuk
menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa
Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-
DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank Karya
Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di
bidang perbankan. Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha
Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha
Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK
58
Direksi Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka
nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten.
10.Bank QNB Kesawan Tbk.
Bank QNB kesawan berdiri pada tahun 1913 oleh Khoe Tjin Tek dan
Owh Chooi Eng dengan nama NV Chunghwa Shangyeh Maatschappij (The
Chinese Trading Company Limited). Tahun 1958, NV Chunghwa, Shangyeh
resmi melakukan kegiatan sebagai bank umum dan tahun 1962 berubah
menjadi perseroan terbatas dengan nama PT. Bank Chunghwa Shangyeh.
Tahun 2011 mengalami perubahan nama menjadi bank QNB Keswan Tbk
karena Kepemilikan saham oleh Qatar Nasional Bank sebesar 84,45%. Pada
tanggal 3 Nopember 2014 nama QNB Kesawan berubah kembali menjadi
Bank QNB Indonesia hingga saat ini.
11.Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Bank Mandiri didirikan tanggal 2 Oktober 1998 sebagai upaya
dilaksanakan pemerintah Indonesia dalam merestrukturisasi perbankan pasca
terjadi krisis moneter 1998. Pada bulan Juli 1999 empat bank milik
pemerintah yaitu Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank
Mandiri. Bank Mandiri memiliki visi “Menjadi Lembaga Keuangan
Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”. Pada tanggal 14 Juli
2003 Bank Mandiri mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabay. Kepemilikan saham Pemerintah Republik Indonesia pada Bank
Mandiri sebesar 60% dan sebesar 40% dimiliki publik.
59
12.Bank CIMB Niaga Tbk.
Bank CIMB Niaga didirikan pada tahun 26 September 1955 dengan
nama Bank Niaga. Pada tahun 1987, Bank Niaga menjadi bank pertama yang
menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia
untuk membedakan Bank Niaga dengan para pesaingnya. Tahun 1989 Bank
Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan kepemilikan
saham Bank Niaga berubah ke CIMB Group Holdings dengan mengakuisisi
saham mayoritas Bank Niaga.
13.Maybank Indonesia Tbk.
Bank Internasional Indonesia berdiri pada tanggal 15 Mei 1959 dan
mendapatkan izin sebagai bank devisa pada tahun 1988. Pada tahun yang
sama, Bank Internasional Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta dan menjadi perusahaan publik. Tanggal 30 September 2013,
mayoritas saham Bank Internasional Indonesia dimiliki oleh Malayan Banking
Berhad (Maybank) yaitu group keuangan terbesar di Malaysia. Saat ini Bank
Internasional Indonesia berubah nama menjadi Bank Maybank Indonesia.
14.Bank Permata Tbk.
Bank Permata berawal dari Bank Bali yang beroperasi secara komersil
sebagai bank swasta di Indonesia pada tahun 1955. Tahun 1990 Bank Bali
melakukan penawaran Perdana saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Tahun 2002 PT. Bank Universal Tbk., PT. Bank Patriot, PT. Bank
Prima Express, PT. Bank Artamedia, dan PT. Bank Bali Tbk, bergabung
menjadi PT. Bank Permata Tbk. Tahun 2004, Standart Chartered Bank dan
PT. Astra Internasional Tbk, mengambil alih Permata Bank dan memulai
60
proses transformasi organisasi. Lebih lanjut, sebagai wujud komitmen mereka
terhadap Permata Bank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini
meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006 dan selanjutnya terus mendukung
Bank Permata.
15.Bank Sinarmas Tbk.
Bank Sinarmas awal mulanya berdiri pada tahun 1990 dengan nama
Bank Sinta Indonesia. Pada tahun 1994 dan 1995 Bank Shinta Indonesia
memperoleh status sebagai bank devisa. Pada tahun 2005, Bank Shinta
Indonesia diambil alih oleh Sinar Mas Multiartha Tbk dan mengalami
perubahan nama menjadi Bank Sinarmas pada tahun 2006. Bank Sinarmas
mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13
Desember 2010. Selama tahun 2013 Bank Sinarmas mencatat total asset
sebesar Rp 17,45 triliun dimana target yang telah disusun saat awal tahun
sebesar Rp 16,82 triliun.
16.BTPN Tbk.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari
pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan
militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian
mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL)
dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan
memberikan pinjaman kepada para anggotanya. Pada tahun 1986 para anggota
perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional.
Terhitung tanggal 12 Maret 2008 BTPN telah listing di Bursa Efek Jakarta
(sekarang Bursa Efek Indonesia) dan resmi menyandang gelar tbk (terbuka)
61
dan pada tanggal 14 Maret 2008, Texas Pacific Group (TPG) resmi
mengakuisisi saham BTPN sebesar 71,61%.
17.Bank Victoria International Tbk.
PT. Victoria Internasional Tbk. (Bank Victoria) pertama kali didirikan di
Jakarta pada tanggal 5 Oktober 1992 sebagai bank umum swasta. Pada tahun
1999 Bank Victoria mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya. Sejak saat itu Bank Victoria aktif melaksanakan berbagai aksi
korporasi seperti seperti penawaran umum terbatas dan menerbitkan obligasi.
Kini, mayoritas saham Bank Victoria dimiliki oleh PT. Victoria Investama
Tbk, sebesar 39,37% berdasarkan posisi 30 September 2015.
18.Bank Artha Graha Tbk.
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta
Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial
Corporation mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Pada tanggal 1 September 1998. PT. Inter-Pacific Bank berubah
nama menjadi PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. Pada tanggal 9 April 1999, PT.
Bank Inter-Pacific, Tbk, mengajukan permohonan pembatalan pencatatan
(delisting) saham di Bursa Efek Surabaya, dan pada tanggal 19 April 1999,
Bursa Efek Surabaya memberikan persetujuan atas permohonan pembatalan
pencatatan tersebut. Pada tanggal 16 Agustus 2005, PT. Bank Inter-Pacific,
Tbk, berganti nama menjadi PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk hingga
saat ini.
62
19.Bank Mayapada Iternational Tbk.
Bank Mayapada didirikan pada tanggal 10 Januari 1990 dan berbasis di
Jakarta. Bank Mayapada memiliki visi “Menjadi salah satu bank swasta
terkemuka di Indonesia dalam nilai asset, profitabilitas, dan tingkat
kesehatan”. Memasuki usaianya yang ke-25, Bank Mayapada terus
berkomitmen penuh untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian dan asas-asas
perbankan yang sehat dalam mengelola dan mengembangkan aktivitas
usahanya, melakukan berbagai pembenahan mulai dari komitmen untuk terus
memperkuat aspek permodalan, menciptakan aneka produk dan layanan yang
berkualitas, serta perbaikan dan penyempurnaan berbagai kebijakan pada
aspek usaha dan aspek operasional, supaya dapat menjadi salah satu bank
yang mampu bersaing di lingkup regional. Ke depannya Bank Mayapada
bertekad ingin menjadi salah satu bank terkemuka di tingkat internasional.
20.Bank Mega Tbk.
Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman
yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya
pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan
relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega
Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global
Investindo dan PT. Para Rekan Investama) sebuah holding company milik
pengusaha nasional. Selanjutnya PARA GROUP berubah nama menjadi CT.
Corpora. Pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank
menjadi PT. Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur permodelan
maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public
63
Offering dan listed di Bursa Efek Jakarta maupun Surabaya. Dengan demikian
sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya
menjadi PT. Bank Mega Tbk, hingga saat ini.
21.Bank OCBC NISP Tbk.
Bank OCBC NISP merupakan bank tertua keempat di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV
Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank, Bank OCBC NISP resmi
menjadi bank komersil pada tahun 1967. Bank OCBC NISP menggunakan
nama baru “OCBC NISP” pada akhir tahun 2008 Pemegang saham terbesar
Bank OCBC NISP pada tahun 2013 sebesar 85,1% dimiliki oleh OCBC
Overseas Investment PTE LTd.
22.Bank Woori Bersaudara
Pengelolaan keuangan secara sehat merupakan salah satu aspek dari tiap
perusahaan yang sukses. Dipandang dalam konteks di Indonesia saat ini
maupun secara internasional, Medco Group telah memberlakukan standar
terbaik dalam pengelolaan keuangan. Berbekal keyakinan diri dari berbagai
kesuksesan bisnis yang telah diraih, Medco Group pada tahun 1993
mengakusisi Bank Himpunan Saudara (HS) 1906, Tbk, yang merupakan salah
satu bank swasta tertua di Indonesia.Sebagai bank devisa skala menengah
dengan total aktiva senilai hampir 2 juta dolar AS pada tahun 1993, Bank
Woori Saudara kemudian tumbuh dengan memfokuskan diri pada segmen
konsumen perbankan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta korporasi.
Pada tahun 2011, aset Bank Woori Saudara terus tumbuh hingga mencapai
sekitar 500 juta dolar AS, dengan 107 kantor cabang yang tersebar di kota-kota
64
besar di Jawa, Bali, dan Sumatra Selatan (Palembang).Seiring pertumbuhan
bisnisnya, Bank Woori Saudara memutuskan untuk Go Public dengan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada Desember 2006. Bank
Woori Saudara juga memperoleh lisensi dari Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) sebagai Bank Kustodian.Pada 30 Desember 2014, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Kementerian Hukum dan HAM secara resmi menyetujui
merjer antara Woori Bank Indonesia dan Bank Saudara. Dengan akusisi ini,
maka pada 26 Februari 2015, nama dan logo Bank Saudara menjadi Bank
Woori Saudara.
B.Penyajian Data
Penyajian data bertujuan untuk memperlihatkan beberapa informasi dalam
ringkasan kinerja perusahaan. Informasi yang diperoleh dari laporan kinerja
perusahaan tersebut digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang akan
diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Marketing Expense
Marketing Expense merupakan penurunan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar yang berasal dari biaya- biaya
kegiatan mulai perencanaan hingga promosi yang memiliki tujuan untuk
memuaskan keinginan konsumen sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan..
Marketing expense pada perusahaan ini dihitung menggunakan rumus Ln(
Marketing Expense). Ln digunakan untuk memperhalus data (Lihat Lampiran).
Berikut penyajian data dari Marketing Expense pada industri Perbankan Indonesia
periode 2011-2015:
65
Tabel 13 Data Marketing Expense Sampel Bank (Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode Marketing Expense
Rata-Rata 2011 2012 2013 2014 2015
1 AGRO 1.660 2.404 3.548 3.618 4.241 3.094
2 BACA 3.118 2.200 2.449 4.104 5.893 3.553
3 BBCA 699.612 830.201 787.685 1.000.474 1.086.816 880.958
4 BBKP 80.222 86.920 88.297 102.580 103.140 92.232
5 BBNI 621.251 746.930 858.289 757.435 692.415 735.264
6 BBNP 5.887 4.499 5.675 3.139 1.683 4.177
7 BBTN 196.958 274.966 410.682 508.539 416.690 361.567
8 BDMN 279.568 163.708 265.676 216.773 141.870 213.519
9 BJBR 103.812 119.123 214.601 145.641 135.840 143.803
10 BKSW 13.177 12.968 16.780 13.841 30.818 17.517
11 BMRI 929.292 1.000.810 989.542 986.272 982.701 977.723
12 BNGA 384.901 411.874 381.433 352.374 315.802 369.277
13 BNII 211.962 137.013 205.015 165.466 162.168 176.325
14 BNLI 310.564 283.801 292.454 230.510 142.504 251.967
15 BSIM 13.462 17.685 18.272 22.021 21.547 18.597
16 BTPN 180.768 218.591 172.947 187.759 161.532 184.319
17 BVIC 611 895 3.659 3.053 3.424 2.328
18 INPC 21.806 17.147 21.002 21.525 30.317 22.359
19 MAYA 17.024 29.207 33.369 39.176 36.392 31.034
20 MEGA 49.446 28.461 28.803 34.295 33.919 34.985
21 NISP 53.071 51.390 63.422 72.200 65.825 61.182
22 SDRA 17.231 21.458 21.455 2.838 21.102 16.817
Rata-Rata 190.700 202.830 222.048 221.529 208.938 Nilai Tertinggi 929.292 1.000.810 989.542 1.000.474 1.086.816 Nilai Minimum 611 895 2.449 2.838 1.683 Sumber : Data Diolah (2016)
Pada Marketing Expense, perusahaan yang memiliki nilai tertinggi adalah
Bank Mandiri (Persero) pada tahun 2011-2013, sedangkan pada tahun 2014-2015
adalah Bank Central Asia Tbk (BCA). Sedangkan untuk nilai terendah pada tahun
2011-2012 adalah Bank Victoria Internasional Tbk, kemudian pada tahun
selanjutnya yaitu 2013 adalah Bank Capital Indonesia Tbk. Untuk tahun 2014
66
adalah Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, dan Bank Parahyangan menempati
Bank dengan nilai Marketing Expense terendah tahun 2015.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan merupakan skala yang dapat menunjukkan besar
kecilnya perusahaan dengan berbagai macam cara. Ukuran Perusahaan pada
penelitian ini menggunakan perhitungan total asset perusahaan yang didapat dari
laporan keuanagn tahunan perusahaan yang telah dihitung menggunakan
Logaritma natural (Ln). Logaritma natural itu sendiri digunakan untuk
memperhalus data (Lihat Lampiran). Berikut penyajian data dari Ukuran
Perusahaan pada industri Perbankan Indonesia periode 2011-2015:
Tabel 14 Data Ukuran Sampel Bank (Dalam Jutaan Rupiah)
No Kode Total Asset
Rata-Rata 2011 2012 2013 2014 2015
1 AGRO 3.481.155 4.040.140 5.124.070 6.385.191 8.364.502 5.479.012
2 BACA 4.694.939 5.666.177 7.139.276 9.251.776 12.159.197 7.782.273
3 BBCA 381.908.353 442.994.197 496.304.573 553.155.534 594.372.770 493.747.085
4 BBKP 57.183.463 65.689.830 69.444.643 79.053.261 94.366.502 73.147.540
5 BBNI 299.058.000 333.303.506 386.654.815 416.573.708 508.595.288 388.837.063
6 BBNP 6.572.647 8.212.208 9.985.736 9.468.873 8.613.114 8.570.516
7 BBTN 89.121.459 111.748.593 131.169.730 144.582.353 171.807.592 129.685.945
8 BDMN 141.934.432 155.791.308 184.337.348 195.820.856 188.057.412 173.188.271
9 BJBR 54.448.658 70.840.878 70.958.233 75.836.537 88.697.430 72.156.347
10 BKSW 3.593.817 4.644.654 11.047.615 20.839.018 25.757.649 13.176.551
11 BMRI 551.891.704 635.618.708 733.099.762 855.039.673 910.063.409 737.142.651
12 BNGA 166.801.130 197.412.481 218.866.409 233.162.423 238.849.252 211.018.339
13 BNII 94.919.111 115.772.908 140.600.863 143.365.211 157.619.013 130.455.421
14 BNLI 101.324.002 131.798.595 165.837.996 185.353.670 182.689.351 153.400.723
15 BSIM 16.658.656 15.151.892 17.447.455 21.259.549 27.868.688 19.677.248
16 BTPN 46.651.141 59.090.132 69.664.873 75.014.737 81.039.663 66.292.109
67
Lanjutan Tabel 14 Data Ukuran Sampel Bank
No Kode 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
17 BVIC 11.802.563 14.352.840 19.171.352 21.364.882 23.250.685 17.988.464
18 INPC 19.185.436 20.558.770 21.188.582 23.453.347 25.119.249 21.901.077
19 MAYA 12.951.201 17.166.552 24.027.644 36.194.949 47.305.954 27.529.260
20 MEGA 61.909.027 65.219.108 66.475.698 66.647.891 68.225.170 65.695.379
21 NISP 59.834.397 79.141.737 97.510.106 103.111.114 120.480.402 92.015.551
22 SDRA 5.085.762 7.621.309 8.230.842 16.432.776 20.019.523 11.478.042
Rata-Rata 99.591.412 116.447.115 134.285.801 149.607.606 163.787.355
Nilai Tertinggi 551.891.704 635.618.708 733.099.762 855.039.673 910.063.409
Nilai Terendah 3.481.155 4.040.140 5.124.070 6.385.191 8.364.502 Sumber : Data Diolah (2016)
Pada perhitungan Ukuran Perusahaan, ukuran yang dijadikan sebagai acuan
adalah dari jumlah Total Asetnya. Untuk perusahaan yang memiliki total aset
tertinggi pada adalah Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk tahun 2011-2015.
Sedangkan untuk perusahaan dengan nilai total aset terendah adalah Bank Rakyat
Indonesia Agro Niaga Tbk untuk tahun 2011-2015.
3. Umur Perusahaan
Umur Perusahaan merupakan skala yang dapat menunjukkan besar kecilnya
Umur Perusahaan. Umur Perusahaan pada penelitian ini menggunakan
perhitungan Umur Perusahaan dari IPO hinggan tahun penelitian ini dilakukan).
Umur Perusahaan dihitung dengan cara logaritma natural (Ln). Ln dipergunakan
untuk memperhalus data (Lihat Lampiran). Berikut penyajian data dari Umur
Perusahaan pada industri Perbankan Indonesia periode 2011-2015:
Tabel 15 Data Umur Sampel Bank (Dalam Tahun)
No Kode Nama Perusahaan Perbankan Tahun
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk 13
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 9
68
No Kode Nama Perusahaan Perbankan Tahun
3 BBCA Bank Central Asia Tbk 16
4 BBKP Bank Bukopin Tbk 10
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 20
6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 15
7 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 7
8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 27
9 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 6
10 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk 14
11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 13
12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 27
13 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 27
14 BNLI Bank Permata Tbk 26
15 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 6
16 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 8
17 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 17
18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 26
19 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 19
20 MEGA Bank Mega Tbk 16
21 NISP Bank NISP OCBC Tbk 22
22 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia Tbk 10
Rata-Rata 16,09091
Nilai Tertinggi 27
Nilai Terendah 6
Sumber : Data Diolah (2016)
Untuk perusahaan yang memili umur tertinggi/terlama adalah Bank
Danamon, Bank CIMB Niaga, dan Bank Maybank Indonesia yaitu 27 tahun dari
sejak IPO hingga penelitian ini dilakukan. Sedangkan perusahaan yang memiliki
umur terendah yaitu Bank Jabar Banten dan Bank Sinar Mas yaitu berumur 6
tahun sejak IPO hingga penelitian ini dilakukan.
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bagi perusahaan selama periode tertentu. Profitabilitas pada perusahaan ini
69
dihitung menggunakan rumus Return on Asset (ROA), rasio ini menghitung
tingkat profitabilitas perusahaan berdasarkan tingkat aset tertentu. Berikut
penyajian data dari profitabilitas pada industri perbankan Indonesia periode 2011-
2015:
Tabel 16 Data Profitabilitas (ROA) Sampel Bank
No Kode Nama Perusahaan Perbankan ROA
Rata-Rata 2011 2012 2013 2014 2015
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk 0,38 0,82 1,02 0,97 0,96 0,83
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 0,59 0,84 0,99 0,81 0,75 0,80
3 BBCA Bank Central Asia Tbk 2,83 2,65 2,87 2,99 3,03 2,87
4 BBKP Bank Bukopin Tbk 1,30 1,28 1,35 0,92 1,02 1,17
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1,94 2,11 2,34 2,60 1,80 2,16
6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1,04 1,04 1,05 1,02 0,78 0,99
7 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1,26 1,22 1,19 0,79 1,08 1,11
8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 2,43 2,64 2,26 1,37 1,31 2,00
9 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 1,77 1,68 1,94 1,48 1,56 1,69
10 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk 0,14 -0,64 0,03 0,58 0,61 0,14
11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 2,30 2,52 2,57 2,42 2,32 2,43
12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 1,90 2,15 1,96 1,01 0,18 1,44
13 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 0,71 1,05 1,12 0,50 0,73 0,82
14 BNLI Bank Permata Tbk 1,14 1,04 1,04 0,86 0,14 0,84
15 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 0,68 1,50 1,27 0,73 0,66 0,97
16 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 3,00 3,35 3,06 2,49 2,16 2,81
17 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 1,59 1,43 1,37 0,49 0,40 1,06
18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 0,52 0,31 1,07 0,47 0,28 0,53
19 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 1,32 1,53 1,60 1,20 1,38 1,41
20 MEGA Bank Mega Tbk 1,73 2,11 0,79 0,90 1,54 1,41
21 NISP Bank NISP OCBC Tbk 1,26 1,16 1,17 1,29 1,25 1,23
22 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia Tbk 1,77 1,56 1,50 0,84 1,32 1,40
Rata-Rata 1,44 1,52 1,53 1,22 1,15
Nilai Tertinggi 3,00 3,35 3,06 2,99 3,03
Nilai Terendah 0,14 -0,64 0,03 0,47 0,14
Sumber : Data Diolah (2016)
70
Perhitungan yang digunakan dalam mendasari tingkat Profitabilitas
perusahaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Return on Asset (ROA).
Nilai ROA tertinggi terdapat pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk yaitu
periode 2011-2013. Pada tahun 2014-2015 Bank yang memiliki nilai Roa tertinggi
adalah Bank Central Asia Tbk (BCA). Untuk perusahaan dengan nilai ROA
terendah adalah Bank QNB Indonesia para kurun waktu 2011-2013. Sedangkan
pada tahun 2014 adalah Bank Artha Graha Tbk dan tahun 2015 adalah Bank
Permata Tbk.
C.Analisis dan Interpretasi Data
1.Analisa Statistik Deskriptif
Dalam pengujian deskriptif, terdapat pengujian nilai mean, nilai minimum,
dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami
variabel-variabel yang digunakan dalm penelitian. Berdasarkan penyajian data
yang telah ditampilkan, maka dapat dilihat rata-rata dan nilai terendah maupun
tertinggi dari masing-masing variabel.
Variabel yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah variabel
Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Profitabilitas
(ROA). Analisis statistik deskriptif sampel perusahaan dapat dilihat secara
singkat pada Tabel 17 berikut ini :
71
Tabel 17 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 110 -.64 3.35 1.3682 .77428
ln ME 110 6.42 13.90 10.9674 1.92695
ln Ukuran 110 15.06 20.63 17.8070 1.44916
ln Umur 110 .69 3.30 2.4779 .63066
Valid N (listwise) 110
Sumber : Data Diolah (2017)
Jumlah dari sampel penelitian ini berjumlah 110 sampel, di mana nilai
minimum untuk variabel Profitabilitas (ROA) adalah sebesar -0.64, nilai
minimum dari variabel Marketing Expense sebesar 6,42, nilai minimum variabel
Ukuran Perusahaan adalah 15,06, dan nilai minimum dari variabel Umur
Perusahaan adalah sebesar 0,69.
Untuk nilai maksimum dari variabel Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 3,35,
nilai maksimum dari variabel Marketing Expense sebesar 13,90, nilai maksimum
variabel Ukuran Perusahaan adalah 20,63, dan nilai maksimum dari variabel
Umur Perusahaan adalah sebesar 3.30. Sedangkan nilai rata-rata/mean dari
variabel Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 1,3682, nilai mean dari variabel
Marketing Expense sebesar 10,9674, nilai mean variabel Ukuran Perusahaan
adalah 17,8070, dan nilai mean dari variabel Umur Perusahaan adalah sebesar
2,4779.
72
2. Analisis Regresi Berganda
Untuk selanjutnya dilakukan analisis regresi yang berguna untuk
mendapatkan pengaruh variabel-variabel bebas (Marketing Expense, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan) terhadap variabel Profitabilitas Perusahaan
(ROA).
Dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel
independen dan dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
menggunakan software SPSS 21 didapatkan ringkasan seperti berikut:
Tabel 18 Ringkasan Uji Regresi Linier Berganda
Variabel B thitung Signifikan Keterangan
Konstanta -3.452
Marketing Expense 0.043 0.522 0.603 Tidak signifikan
Ukuran Perusahaan 0.292 2.597 0.011 Signifikan
Umur Perusahaan -0.339 -3.325 0.001 Signifikan
Koefisien Korelasi = 0.63
Koefisien Determinasi (R2) = 0.397
Adjusted R2 = 0.38
F-hitung = 23.283
F-tabel (F3,106,0.05) = 2.690
Signifikansi F = 0.000
t-tabel (t106,0.05) = 1.983
Sumber : Data Diolah (2017)
Berdasarkan Tabel 18 di atas, diperoleh model regresi sebagai berikut :
ROA = –3.452 + 0.043 X1 + 0.292 X2 – 0.339 X3 + ei
73
Interpretasi model regresi tersebut adalah sebagai berikut :
a. A = -3.452. Konstanta ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pegaruh dari
variabel-variabel bebas terhadap variabel Y Profitabilitas (ROA), maka nilai
dari variabel Profitabilitas (ROA)akan turun sebesar 3.452 poin.
b. X1 = 0.043. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat
penambahan 1 angka pada variabel ME (Marketing Expense) dan variabel
bebas yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatanpada variabel
Profitabilitas (ROA) sebesar 0.043 poin. Koefisien yang didapatkan bernilai
positif menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada variabel Marketing
Expense, maka variabel Profitabilitas (ROA) akan meningkat, dan sebaliknya.
c. X2 = 0.292. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat
penambahan 1 angka pada variabel Ukuran Perusahaan dan variabel bebas
yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatan pada variabel
Profitabilitas (ROA)sebesar 0.490 poin. Koefisien yang didapatkan bernilai
positif menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada variabel Ukuran
Perusahaan, maka variabel Profitabilitas (ROA) akan meningkat, dan
sebaliknya.
d. X3 = -0.339. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat
penambahan 1 angka pada variabel Umur Perusahaan dan variabel bebas
yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi penurunan pada variabel
Profitabilitas (ROA) sebesar 0.339 poin. Koefisien yang di dapatkan bernilai
negatif menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada variabel Umur
Peusahaan, maka variabel Profitabilitas (ROA) akan menurun.
74
a. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali, (2011:97) koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel
dependen.Selain itu, koefisien determinasi juga dapat digunakan untuk
mengukur besar proporsi keragaman total di sekitar nilai tengah yang dapat
dijelaskan oleh garis regresi. Sedangkan Koefisien Korelasi bermanfaat untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih yang
dilambangkan dengan R. Pada penelitian ini nilai Koefisien Korelasinya
adalah sebesar 63% dan dapat dikatakan memiliki koefisien korelasi yang
kuat.
Besarnya kontribusi dari variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen, berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 17 dengan nilai
koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0.38. Hasil tersebut menjelaskan
sumbangan atau kontribusi dari variabel-variabel bebas (Marketing Expense,
Ukuran Peusahaan, dan Umur Peusahaan) yang disertakan dalam persamaan
regresi terhadap variabel Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 38%, sedangkan
62% lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke
dalam persamaan ini.
b. Uji t (Uji Parsial)
Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui
apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara
individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk
menguji hubungan tersebut, digunakan uji t, yakni dengan membandingkan
nilai thitung dengan ttabel. Variabel independen pembentuk model regresi
75
dikatakan berpengaruh signifikan jika thitung> ttabel atau signifikan < α = 0.05.
H0:tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel
independentterhadap variabel dependen;
H1:terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel
independent terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan :
H0 ditolak jika |thitung|> ttabel, atau nilai Signifikansi < α= 0.05.
H0 diterima jika |thitung|< ttabel, atau nilai Signifikansi > α= 0.05.
Berdasar Tabel 18 didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Variabel ME (Marketing Expense) memiliki statisitik uji t sebesar 0.522
dengan signifikansi sebesar 0.603. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih
kecil daripada ttabel (0.522 < 1.983) dan nilai signifikan t lebih besar dari α
(0.05). Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Marketing Expense berpengaruh secara tidak
signifikan terhadap variabel ROA. Atau dengan kata lain, variabel
Marketing Expense dapat meningkatkan variabel ROA belum secara
signifikan dengan angka koefisien yang positif didukung hasil uji
pengaruh parsial yang tidak signifikan.
b. Variabel Ukuran memiliki statisitik uji t sebesar 2.597 dengan
signifikansi sebesar 0.011. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar
daripada ttabel (2.597 > 1.983) dan nilai signifikan t lebih kecil dari α
(0.05). Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Ukuran berpengaruh secara signifikan
76
terhadap variabel ROA. Atau dengan kata lain, variabel Ukuran
Perusahaan dapat meningkatkan variable Profitabilitas (ROA) secara pasti
dengan angka koefisien yang positif didukung hasil uji pengaruh parsial
yang signifikan.
c. Variabel Umur memiliki statisitik uji t sebesar -3.325 dengan signifikansi
sebesar 0.001. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada
ttabel(3.325 > 1.983) dan nilai signifikan t lebih kecil dari α (0.05).
Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Umur Perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel ROA, atau dengan kata lain, variabel Umur
Perusahaan dapat menurunkan variabel Profitabilitas (ROA) secara pasti
dengan angka koefisien yang negatif didukung hasil uji pengaruh parsial
yang signifikan.
c. Uji F (Uji Bersama-sama)
Pengujian uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel ROA. Semua variabel tersebut diuji secara serentak dengan
menggunakan uji F. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian koefisien
model regresi secara simultan adalah sebagai berikut :
H0:tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independent terhadap
variabel dependen
H1:terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Independent terhadap
variabel dependen
77
Jika hasilnya signifikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika
hasilnya tidak signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut :
H0 ditolak jika F hitung > F tabel, atau nilai Signifikansi < α= 0.05.
H0 diterima jika F hitung < F tabel, atau nilai Signifikansi > α= 0.05.
Berdasarkan Tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai Fhitung (23.283)
lebih besar dari Ftabel dan memiliki nilai signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari α
(0.05), sehingga H0 ditolak. Artinya bahwa secara bersama-sama / serentak, variabel
bebas yaitu Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Profitabilitas (ROA).
D.Pembahasan
1. Pengaruh Secara Bersama-samaMarketing Expense, Ukuran Perusahaan,
dan Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama Marketing
Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap
profitabilitas. Berdasarkan Tabel penelitianuji F dapat dilihat bahwa diperoleh
nilai Fhitung (23.283) lebih besar dari Ftabel dan memiliki nilai signifikansi 0.000
yang lebih kecil dari α (0.05), sehingga H0 ditolak. Artinya bahwa secara
bersama-sama / serentak, variabel bebas yaitu Marketing Expense, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Profitabilitas (ROA). Besarnya pengaruh variabel Marketing Expense,
Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama adalah sebesar
38%.
78
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa keputusan perusahaan dalam
pembiayaan kegiatan pemasaran (Marketing) dapat mempengaruhi keuntungan
bagi perusahaan. Hal tersebut juga didukung oleh seberapa besar perusahaan dan
seberapa lama perusahaan berdiri yang dapat mempengaruhi Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Marketing
Expense,Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap Profitabilitas Perusahaan, sehingga perusahaan dapat lebih
memperhatikan semua variabel untuk dapat memperoleh keuntungan (profit)
sebaik mungkin.
2. Pengaruh secara Parsial Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan
Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas.
a. Pengaruh Marketing Expense terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa Marketing Expense memiliki
pengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini dapat terlihat dari Variabel
ME (Marketing Expense) memiliki statisitik uji t sebesar 0.522 dengan
signifikansi sebesar 0.603. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih kecil
daripada ttabel (0.522 < 1.983) dan nilai signifikan t lebih besar dari α (0.05).
Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel ME berpengaruh secara tidak signifikan terhadap variabel
ROA, atau dengan kata lain, naik dan turunnya biaya Marketing Expense tidak
berdampak terhadap naik turunnya Profitabilitas Perusahaan (ROA).
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Ciawi dan Hatane
(2015) karena memiliki nilai tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh
79
beberapa faktor. Salah satu faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
analisisnya karena tingkat inflasi yang cukup tinggi pada tahun periode
penelitian ini diadakan sehingga dapat menurunkan Tingkat Profitabilitas
Perusahaan itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 16 dimana hasil
rata-rata tingkat Profitabilitas Perusahaan pada sektor keuangan mengalami
dampak terjadinya inflasi. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun
2013 dan 2014 tingkat inflasi di Indonesia sebesar 8,38% dan 8,36% dan
industri yang menyumbangkan tertinggi padatingginya tingkat inflasi pada
tahun tersebut adalah Industri Perbankan. (Sumber : Kontan.co.id)
b.Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki
pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Hal ini dapat terlihat
dari variabel Ukuran Perusahaan memiliki statisitik uji t sebesar 2.597 dengan
signifikansi sebesar 0.011. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar
daripada ttabel (2.597 > 1.983) dan nilai signifikan t lebih kecil dari α
(0.05).Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Profitabilitas Perusahaan (ROA), atau dengan
kata lain, variabel Ukuran Perusahaan dapat meningkatkan variable
Profitabilitas Perusahaan (ROA) secara pasti dengan angka koefisien yang
positif didukung hasil uji pengaruh parsial yang signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Ciawi dan Hatane (2015)
dan Irawan dan Hatane (2015). Hal ini dapat disebabkan karena suatu
perusahaan yang besar dapat mengelola perusahaan itu sendiri. Dengan
80
mampunya perusahaan mengelola segala asetnya, maka perusahaan dapat
menghasilkan Tingkat Profitabilitas yang tinggi pula. Sehingga apabila
perusahaan yang kecil dengan aset yang kecil , dapat mengakibatkan rendanya
Tingkat Profitabilitas Perusahaan yang tersebut.
c. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa Umur Perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini dapat terlihat dari Variabel Umur
Perusahaan memiliki statisitik uji t sebesar -3.325dengan signifikansi sebesar
0.001. Nilai statistik uji |thitung| tersebut lebih besar daripada ttabel (3.325 >
1.983) dan nilai signifikan t lebih kecil dari α (0.05). Pengujian ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Umur Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Profitabilitas Perusahaan (ROA), atau dengan kata lain, variabel Umur
Perusahaan dapat menurunkan atau menaikan variabel Profitabilitas
Perusahaan (ROA) secara pasti dengan angka koefisien yang negatif didukung
hasil uji pengaruh parsial yang signifikan.
Hal ini dapat dikarenakan umur perusahaan yang semakin lama dapat
menyebabkan tingkat Profitabilitas Perusahaan akan semakin menurun
daripada perusahaan yang baru berdiri, sebab pada saat tertentu pendapatan
perusahaan yang telahlama berdiri akan mengalami penurunan yang
disebabkan oleh munculnya perusahaan baru. Banyaknya perusahaan baru
yang muncul dengan inovasi yang fresh menyebabkan perusahaan lama akan
mengalami penurunan dalam hal tingkat Profitabilitas. Terutama pada industri
81
perbankan ,dimana di dunia perbankan inovasi lebih kepada produk maupun
layanan dari perusahaan terhadap konsumen/nasabah. Menurut Kotler dan
Keller (2009: 303) tahapan siklus produk suatu perusahaan terdiri dari 4 tahap
yaitu : Introduction, Growth, Maturity dan Decline, sehingga bagi perusahaan
yang kurang dalam melakukan inovasi pada perusahaannya lama-kelamaan
akan mengalami penurunan (Decline).
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang Pengaruh Marketing Expense, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap tingkat Profitabilitas (Studi pada
Perusahaan Perbankan yang listing di BEI periode 2011-2015) dengan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara Parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa Marketing Expense
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas
perusahaan. Hasil tidak signifikan disebabkan oleh tingginya tingkat
inflasi pada kurun waktu 2013-2014.
2. Secara Parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan
dengan Indikator Total Aset berpengaruh positif signifikan terhadap
tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka
semakin perusahaan tersebut dapat mengelola asetnya dengan baik.
3. Secara Parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa Umur Perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat Profitabilitas perusahaan.
Semakin tua/lama berdirinya perusahaan maka akan semakin menurunkan
tingkat Profitabilitas Perusahaan karena adanya pesaing baru, hingga
jenuhnya pasar.
4. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara bersama-sama, variabel
Marketing Expense, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan
83
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dengan indikator Return on
Asset (ROA) sebesar 38%.
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang diuji
baik berupa data primer maupun data sekunder, menggunakan analisa
yangberbeda dengan penelitian ini dalam menguji hipotesis agar dapat
memberikan hasil yang lebih sempurna .
2. Bagi perusahaan diharapkan dalam membuat keputusan pembiayaan
pemasaran sebaiknya dapat dikaji lebih mendalam, apakah biaya yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam bidang pemasaran sudah tepat
sasaran atau sudah sesuai dengan keadaan perusahaan maupun keadaan
ekternal dari perusahaan.
84
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal
Brigham, E. F. dan Houston. J. F. 2009. Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh
Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku I. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Carter, W,K, dan Usry,M,F. 2005. Akuntansi Biaya. Terjemahan oleh Krista S.E,
Ak. Edisi Ketigabelas. Buku II. Jakarta: Salemba Empat.
Ciawi, A. dan Hatane, S.E. 2015 . Pengaruh Marketing Activity terhadap Return
On Asset dan Market to Book Value Perusahaan di Sektor Industri
Keuangan Non-Bank. Business Accounting Review, Vol. 3, No. 1, Januari
2015: 156-167.
Earl K. Stice, James D. Stice dan K. Fred Skousen. 2005. Akuntansi Intermediate,
Alih Bahasa oleh Salemba Empat,Edisi Lima Belas, Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat.
Eng, L. L., and Tat Keh, H. 2007. The Effect of Advertising and Brand Value on
Future Operating and Market Performance. Journal of Advertising, 36(4),
91-100.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Edisi
Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.
Irawan, D.Tri, dan Hatane, S.E. 2015. Pengaruh Kegiatan Marketing Terhadap
Profitabilitas dan Nilai Pasar di Perusahaan Perbankan. Bussiness
Accounting Review, VOL. 3, no.1, Januari, 2015: 1-12.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid
I. Jakarta: Erlangga
. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid
II. Jakarta: Erlangga
Kuncoro, M. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Ed.3. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Loderer, C., and Waelchli, U. 2010. Firm Age and Performance. MPRA Paper
No. 26450, posted 7, 2 - 52.
85
Longenecker, J., Moore. C., dan Petty. W. 2001. Kewirausahaan: Manajemen
Usaha Kecil. Terjemahan oleh Thomson Learning. Buku satu. Jakarta:
Salemba Empat.
Riyanto. B. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit
BPFE
Sartono, A. 2012. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi empat.
Yogyakarta: BPEF-Yogyakarta.
Sawir, A. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Serenia, S., dan Hatane, S.E. 2015. Pengaruh Kegiatan Marketing Terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI.
Bussiness Accounting Review, 3 (1): 268-280.
Siregar, S. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi
Aksara.
Soemarso, S. R. 2009. Akuntansi: Suatu Pengantar. Edisi kelima. Buku I. Jakarta:
Salemba Empat.
Stanton. J. William. 1986. Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa oleh Drs. Yohanes
Lamarto, MBA., MSM. Edisi ketujuh. Jilid satu. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Supranto, J. 2016. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi delapan Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Syamsuddin, L. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi baru. Jakarta:
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
UB, Dosen FIA, 2012. Pedoman Penyusunan dan Ujian Skripsi Program Sarjana.
Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Ulum, I. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Utari D, Purwanti A, dan Prawironegoro D. 2014. Manajemen Keuangan. Edisi
Revisi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
Internet
Bursa Efek Indonesia (BEI), 2016. www.idx.co.id, diakses pada Tanggal 05
November 2016.
Kontan, 2017. www.kontan.co.id/...../......, diakses tanggal 20 februari 2017
86
Marketeer, 2017. www.marketeers.com/...../......, diakses pada Tanggal 20 februari
2017.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2017. www.ojk.go.id, diakses pada Tanggal 04
Januari 2017.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 “Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah”, diakses pada Tanggal 01 November 2016