i
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)
TERHADAP HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS V MI
NURUL ITTIHAD GEREPEK KECAMATAN PRAYA TAHUN AJARAN
2016/2017.
Oleh : Mala Arwati
NIM. 15.1.13.9.268
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2017
ii
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)
TERHADAP HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS V MI
NURUL ITTIHAD GEREPEK KECAMATAN PRAYA TAHUN AJARAN
2016/2017.
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Mala Arwati
NIM. 15.1.13.9.268
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2017
iii
iv
v
vi
vii
Mott o:
Artinya:
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al-Maidah Ayat 2)1
1 Departemen Agama RI. Al-qur’an surah al-maidah ayat 2, (Bandung: CV Penerbit
Jumanatul ‘Ali-Art:2006). h.81
viii
PERSEMBAHAN :
Karya ini saya persembahkan kepada orang tuaku, ayahanda (Udni) dan ibunda (Nur Hasanah & Fatmawati), Adik-adikku (Sri Wulandari, Anisa Andini & Sofian Ansori) suamiku tercinta ( Mardianto S.Pd) yang telah
mengorbankan segalanya dalam memenuhi kebutuhan hidupku, keluarga besarku, serta sahabat-sahabatku (Khaerani S.Pd, Hariani S.Pd, Siti
Johaeriyah S.Pd & Kelas G PGMI Angkatan 2013)
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga
kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan
penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah :
1. Bapak Dr. Syamsul Arifin, M.A sebagai pembimbing I dan Bapak Muhammad
Nurman, M.Pd, sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi,
dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya
dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Ibu Dra. Rabiatul Adawiyah, M.A sebagai Ketua Jurusan dan bapak Murzal,
M.Ag sebagai sekjur S1 PGMI UIN Mataram.
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Mataram.
4. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan
peringatan untuk tidak berlama-lamadi kampus tanpa pernah selesai.
x
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
yang telah banyak memberikan bimbingan selama peneliti melaksanakan studi
di UIN Mataram.
6. Bapak kepala sekolah dan para guru MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya yang telah memberikan informasi yang terkait dengan pelaksanaan
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
7. Almamaterku tercinta UIN Mataram.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semesta. Amin.
Mataram, Juli 2017
Penulis,
Mala Arwati
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .............................................................. vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
ABSTRAK ......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 5
D. Definisi Operasional .............................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................. 8
xii
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 8
B. Kerangka Berpikir ................................................................................. 25
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 28
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................... 28
B. Populasi dan Sampel ............................................................................. 28
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 29
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 30
E. Desain Penelitian .................................................................................. 30
F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian ................................................. 31
G. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................. 36
H. Tekhnik Analisis Data........................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................42
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 42
B. Pembahasan ............................................................................................. 65
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 68
A. Kesimpulan ............................................................................................. 68
B. Saran ....................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran- lampiran
xiii
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Hasil Belajar, 3.
Tabel 4.1 Profil Madrasah MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, 42.
Tabel 4.2 Nama-Nama Guru Di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, 46.
Tabel 4.3 Keadaan Siswa di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, 47.
Tabel 4.4 Keadaan Lingkungan Fisik MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, 48.
Tabel 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, 48.
Tabel 4.6 Uji Validitas Butir Soal (Tes), 51.
Tabel 4.7 Kriteria Reliabilitas Soal, 52.
Tabel 4.8 Distribusi Kumulatif Hasil Belajar (Pre Test), 54.
Tabel 4.9 Distribusi Kumulatif Hasil Belajar (Post Tes), 55.
Tabel 4.10 Uji Normalitas Daftar Distribusi Nilai Pre Test, 57.
Tabel 4.11 Uji Normalitas Daftar Distribusi Nilai Post Test, 59.
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Nilai Pre Test Dan Post Test, 60.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Uji Validitas Soal (Tes)
Lampiran 02 Uji Reliabilitas Soal (Tes)
Lampiran 03 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 04 Lembar Soal Untuk Pre test
Lampiran 05 Lembar Soal Untuk Post Test
Lampiran 06 Poto Kegiatan Belajar Mengajar didalam kelas
Lampiran 07 Nama-nama siswa Kelas VI mi Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017
Lampiran 08 Nama-nama siswa Kelas V mi Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017
xv
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS V MI NURUL ITTIHAD GEREPEK KECAMATAN PRAYA TAHUN AJARAN
2016/2017.
MALA ARWATI 15.1.13.9.268
ABSTRAK
Pendidikan memegang peranan penting dalam memprsiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada diluar siswa adalah guru profesional yang mampu mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran Think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen dalam bentuk Pre-Eksperimental Designs dengan jenis one-group pre-test-post-test design. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji-t satu sampel dengan menggunakan rumus Sparted varians. Dengan jumlah 29 sampel.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, hal ini dapat dilihat dari perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh nilai akhir yaitu t hitung = 7,487, kemudian harga t hitung dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5% maka diperoleh nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,048, dengan demikian 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang di ajukan dalam penelitian ini yang berbunyi, “terdapat pengaruh metode pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017 dapat di terima.
Kata kunci : Metode pembelajaran Think Pair Share (TPS), Hasil Belajar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam memprsiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola
dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai bila siswa dapat menyelesaikan
pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar
seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu
faktor yang ada diluar siswa adalah guru profesional yang mampu mengelola
pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi
siswa untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar
yang lebih baik.1
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Suatu pendekatan dapat dijabarkan kedalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan kepencapian tujuan.2 Pada prinsipnya, tidak satupun metode pembelajaran yang dapat dipandang
sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang
studi. Mengapa?, karena, setiap metode pasti memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing, guru tidak boleh sembarangan memilih serta
1 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran (Lombok: Holitica, 2013). h.85
2Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2003), h.186.
1
2
menggunakan metode. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode
pembelajaran guru harus memiliki pertimbangan-pertimbangan, misalnya tujuan
yang hendak dicapai, materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas dsb.3 Dengan
demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran adalah keterampilan memilih metode.4 rendahnya
kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat akan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.5
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya
disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang
bergairah dan kondisi siswa yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode
yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran. karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan pembelajaran. Dikatakan demikian karena
metode dapat memepengaruhi jalannya kegiatan pembelajaran.6
Berdasarkan pengamatan awal terlihat, pada umumnya di sekolah-sekolah
masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional dalam
3 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,. h.83
4 Ibid, h.86. 5Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenamedia
Group, 2013), h. 5 6 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran,. h.87.
3
kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga suasana belajar terkesan kaku dan
didominasi oleh guru dan tidak secara penuh siswa dilibatkan sehingga
menimbulkan masalah baru, seperti siswa cepat bosan, tidak bergairah belajar,
banyak siswa yang mengantuk dan lain-lain, hal ini juga terlihat pada proses
pembelajaran di kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya pada mata
pelajaran aqidah akhlak, hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah
atau tidak meningkat, dari hasil ulangan harian diketahui bahwa terdapat 13 dari
29 orang siswa memiliki nilai dibawah KKM, dengan nilai KKM yang
diterapkan di madrasah adalah 70.
Tabel 1.1 Hasil belajar siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
Tahun Ajaran 2016/2017.
No. Nilai Keterangan 1. 60 – 69 13 2. 70– 79 11 3. 80 – 89 5
Jumlah 29 siswa Sumber data : Guru bidang studi Aqidah Akhlak.
Keterangan : Nilai tertinggi : 89 Nilai terendah : 60 Nilai rata-rata : 68,2. 7
Salah satu alternatif yang diajukan peneliti dalam mengatasi masalah
minimnya hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya yaitu dengan merapkan suatu metode pembelajaran Think pair
7Hasil dokumentasi awal di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya, tanggal 1 februari
2017.
4
share (TPS), Sruktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil (dua hingga enam anggota) dan lebih dicirikan oleh penghargaan
kooperatif daripada individu. 8
Metode pembelajaran Think pair share (TPS) berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frag Lyman dan koleganya di Universitas Maryland, Metode pembelajaran Think pair share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif utuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.9
Metode pembelajaran Think pair share (TPS) dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga
dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk
didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas. Peningkatan penguasaan isi
akademis siswa terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga proses tahapan,
yaitu melalui proses thinking (berpikir) siswa diajak untuk merespon, berpikir
dan mencari jawaban atas pertanyaan guru, melalui proses pairing (berpasangan)
siswa diajak untuk bekerja sama dan saling membantu dalam kelompok kecil
untuk bersama-sama menemukan jawaban yang paling tepat atas pertanyaan
guru. Terakhir melalui tahap sharing (berbagi), siswa diajak untuk mampu
membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu kelas. Jadi melalui metode
Think pair share (TPS), penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran
8 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter., h.219.
9Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik (Jakarta: Prertasi Pustaka, 2007), h.61.
5
dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.10
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan tersebut, sehingga peneliti
memberi judul penelitian ini dengan judul “Pengaruh Metode pembelajaran
Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Aqidah akhlak siswa Kelas V MI
NI Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan oleh peneliti yaitu: apakah ada pengaruh metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak
siswa Kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran
2016/2017”?
2. Batasan Masalah
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share
(TPS), hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar pada ranah kognitif
berdasarkan hasil tes belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak pokok
bahasan kalimat tarji’, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya yang berjumlah 29 orang siswa
tahun ajaran 2016/2017.
10 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter
(Bogor:Ghalia Indonesia,2014 ), h.201.
6
C. Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak
siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran
2016/2017.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini dibedakan
menjadi dua jenis yaitu manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian menggunakan metode pembelajaran Think Pair
Share (TPS) ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi
pembelajaran dan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi
pembelajaran khususnya pada bidang studi aqidah akhlak.
b. Manfaat Praktis
1. Sekolah
Berbagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah dan dengan penelitian menggunakan metode
7
pembelajaran Think Pair Share (TPS) ini di harapkan dapat
memberikan alternatif untuk memecahkan masalah rendahnya hasil
belajar khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlak.
2. Bagi Guru
Penelitian menggunakan metode pembelajaran Think Pair
Share (TPS) ini diharapkan dapat memberikan kreasi baru dalam
mengajar, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Bagi Siswa
Penelitian menggunakan metode pembelajaran Think Pair
Share (TPS) ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi Peneliti
Penelitian menggunakan metode pembelajaran Think Pair
Share (TPS) ini Sebagai bahan masukan peneliti sebagai seorang
calon guru untuk mengembangkan kreatifitas dan daya pikir untuk
dapat mengembangkan model/metode sebagai sumber pembelajaran
yang kreatif dan menarik sebagai salah satu upaya peningkatan
kualitas diri sebagai calon pendidik.
D. Definisi Operasional
Metode pembelajaran think pair share (TPS) adalah suatu metode
pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon
8
serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu berfikir
atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam merespon pertanyaan.
Hasil belajar adalah merupakan keterampilan yang di peroleh siswa dari
kegiatan belajar yaitu berupa perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri
siswa baik dari kognitif, afektif, dan psikomotorik, dalam penelitian ini hasil
belajar yang dimaksud ialah hasil belajar pada ranah kognitif.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Telaah Pustaka
Terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan ddan berkaitan dengan
metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) diantaranya :
a. Shofia Ummi dan Rahmat syah dengan judul : “Pengaruh Metode
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Menggunakan Media
Animasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Jenis penelitian ini
adalah quasi eksperimen. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share
menggunakan media animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi
elastisitas di kelas XI SMA Negeri 2 Model Binjai T.P 2013/2014.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu lembar
observasi aktivitas belajar siswa dan tes hasil belajar. Populasi dalam
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Model Binjai
yang terdiri dari 8 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas XI-6
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-8 sebagai kelas kontrol dengan
jumlah siswa masing-masing 35 orang. Dari hasil uji beda (uji t),
diperoleh bahwa ada perbedaan karena pengaruh penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe think pair share menggunakan media 9
10
animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi elastisitas di kelas XI
SMA Negeri 2 Model Binjai T.P. 2013/2014.11
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas dan
variabel terikatnya yakni variabel bebasnya sama-sama menggunakan
metode pembelajaran Think Pair Share dan varibel terikatnya sama-saa
menggunakan hasil belajar sedangkan Perbedaannya terletak pada mata
pelajaran, lokasi penelitian, waktu dan subjek penelitiannya, pada
penelitian diatas, mata pelajaran yang diteliti yakni mata pelajaran fisika
sedangkan pada penelitian ini mata pelajaran yang diteliti yakni mata
pelajaran aqidah aklak, kemudian lokasi, waktu dan subjek penelitian
diatas, lokasi : SMA Negeri 2 Model Binjai, waktu: tahun pelajaran
2013/2014, subjek : 35 orang siswa kelas XI. sedangkan pada penelitian
ini, lokasi : MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya, waktu: tahun
Ajaran 2016/2017, subjek : 29 orang siswa kelas V .
b. Pintor Simamora dan Asmidar Dalimunthe, dengan judul :” Pengaruh
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Jenis
penelitian ini adalah quasi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe TPS
berbantuan peta konsep terhadap aktifitas dan hasil belajar siswa pada
11Shofia Ummi dan Rahmatsyah,“Pengaruh Pengaruh Metoe Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Menggunakan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal Inpafi, No. 3, Vol. 2 (Agustus, 2014), h. 164.
11
materi pokok listrik dinamis di SMA Swasta Dharmawangsa Medan T.P
2012/2013. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktifitas
belajar siswa dan tes hasil belajar sebanyak 15 soal dalam bentuk pilihan
berganda yang telah dilakukan validasi. Populasi seluruh siswa kelas X
SMA Swasta Dharmawangsa Medan yang berjumlah 13 kelas. Dengan
teknik cluster random sampling, terpilih kelas X-1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian
berdasarkan uji-t setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas
menunjukkan ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe TPS
berbantuan Peta Konsep terhadap aktifitas dan hasil belajar siswa pada
materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Swasta
Dharmawangsa Medan T.P 2012/2013.12
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas dan
variabel terikatnya yakni variabel bebasnya sama-sama menggunakan
metode pembelajaran Think Pair Share dan varibel terikatnya sama-saa
menggunakan hasil belajar sedangkan Perbedaannya terletak pada mata
pelajaran, lokasi penelitian, waktu dan subjek penelitiannya, pada
penelitian diatas, mata pelajaran yang diteliti yakni mata pelajaran fisika
sedangkan pada penelitian ini mata pelajaran yang diteliti yakni mata
pelajaran aqidah aklak, kemudian lokasi, waktu dan subjek penelitian
12Pintor Simamora dan Asmidar Dalimunthe, “Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
TPS Berbantuan Peta Konsep Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inpafi, No. 2, Vol. 2 (Mei, 2014), h. 144.
12
diatas, lokasi : SMA Swasta Dharmawangsa Medan, waktu: tahun
pelajaran 2012/2013, subjek : seluruh siswa kelas X-1 dan X-3.
sedangkan pada penelitian ini, lokasi : MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya, waktu: tahun Ajaran 2016/2017, subjek : 29 orang
siswa kelas V
c. Yurika, Syamsu, Muhammad Ali, dengan judul:” Pengaruh Model
Pembelajaran Guided Inquiry Dengan Teknik Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar Ipa Fisika Siswa Kelas VIII Smp Negeri Model
Terpadu Madani”. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen
kuasi dengan desain “Non ekivalen pretest-posttest design”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dan peningkatan
hasil belajar IPA fisika dengan menggunakan model pembelajaran
guided inquiry dengan teknik think pair share dan model pembelajaran
guided inquiry pada siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu
Madani. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam
bentuk pilihan ganda. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling dan menghasilkan kelas VIII Chairil Anwar sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII Ws. Rendra sebagai kelas control.
Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk
menguji perbedaan rerata skor hasil belajar siswa dengan taraf signifikan
α=0,05. Diperoleh nilai hasil thitung = 2,22 dan ttabel = 2,00. Ini berarti
bahwa nilai thitung berada diluar daerah penerimaan Ho. Berdasarkan
13
uji N-gain diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 61,71% pada
kelas eksperimen dan 47% pada kelas kontrol. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, ada perbedaan dan peningkatan model pembeajaran
guided inquiry dengan teknik think pair share dengan model
pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar IPA fisika siswa
kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani.13
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas dan
variabel terikatnya yakni variabel bebasnya sama-sama menggunakan
metode pembelajaran Think Pair Share dan varibel terikatnya sama-saa
menggunakan hasil belajar sedangkan Perbedaannya terletak pada mata
pelajaran, lokasi penelitian, waktu dan subjek penelitiannya, pada
penelitian diatas, mata pelajaran yang diteliti yakni mata pelajaran fisika
sedangkan pada penelitian ini mata pelajaran yang diteliti yakni mata
pelajaran aqidah aklak, kemudian lokasi, waktu dan subjek penelitian
diatas, lokasi : SMP Negeri Model Terpadu Madani, waktu: tahun
pelajaran 2013/2014, subjek : VIII Chairil Anwar dan VIII Ws. Rendra .
sedangkan pada penelitian ini, lokasi : MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya, waktu: tahun Ajaran 2016/2017, subjek : 29 orang
siswa kelas V
13Yurika, Syamsu, Muhammad Ali, Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Dengan
Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Ipa Fisika Siswa Kelas VIII Smp Negeri Model Terpadu Madani Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako( JPFT), No. 3, Vol. 3, h. 24
14
2. Tinjauan Umum Metode Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)
a. Pengertian Think pair share (TPS)
Menurut Trianto Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan
berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi interaksi siswa. Pertama kali dikembangkan oleh
Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland.14
Menurut Aris Shoimin Think Pair Share (TPS) adalah suatu metode
pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan
merespon serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan
ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan.15
Menurut Jumanta Hamdayama Think Pair Share merupakan suatu
tekhnik sederhana dengan keuntungan besar. TPS dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa
juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya
untuk didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas.16
14Trianto. Model-Model, h.61. 15Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), h. 208 16Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, h.200.
15
Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas dapat peneliti
simpulkan bahwa metode pembelajaran Think Pair Share merupakan
metode pembelajaran yang mudah dan sederhana dengan
mengelompokkan siswa secara berpasangan yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar, siswa dapat bekerja sama dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.
b. Prinsip-prinsip Think Pair Share (TPS)
Prinsip – prinsip yang mendasar pada pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS) yaitu :
1) Positive Interdependence ( Saling ketergantungan secara positif ).
2) Face to Face Interaction ( Saling berinteraksi dan berhadapan ).
3) Individual Accountability (Tiap anggota harus belajar dan
menyumbang demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok).
4) Use of Collaborative / Social Skills (Adanya kerja sama dan
sosialisasi dan bimbingan guru ).
5) Group Processing (Siswa perlu menilai bagaimana mereka dapat
bekerja secara efektif )17
Dalam metode pembelajaran Think Pair Share, prinsip-prinsip
tersebut dapat dilihat melalui prosedur yang dimiliki metode tersebut,
prosedur tersebut memberi siswa waktu untuk berpikir, menjawab,
17http://clickyhun.blogspot.co.id/2013/08/model-pembelajaran-think-pair-and-share.html
diakses tanggal 21 Maret 2017, pukul 07.54 WITA.
16
saling membantu satu sama lain. Dengan demikian, diharapkan siswa
mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada
kelompok kecil secara kooperatif.18
Selain itu, Think Pair Share juga dapat memperbaiki rasa percaya
diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisifasi didalam
kelas. Think Pair Share sebagai salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu: Thinking, pairing, dan
sharing. guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran
(teacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan
dan memahami konsep-konsep baru (student oriented)19
c. Langkah-langkah Think Pair Share (TPS)
Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk
dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka
memikirkan jawabannya.
Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik
berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada pasangan-pasangan itu
untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna
dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan
pasangannya.
18 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran., h. 209 19 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode., h.201
17
Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya
dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan
“Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi Tanya jawab yang
mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Peserta
didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.20
Berikut adalah langkah-langkah dari metode pembelajaran Think
pair share (TPS) :
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2) Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru.
3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2
orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan
hasil diskusinya.
5) Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa.
6) Guru memberi kesimpulan
7) Penutup.21
20Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.91. 21Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif)
(Bandung: Yrama Widya, 2013), h.24.
18
Dari beberapa uraian diatas dapat peneliti simpulkan langkah-
langkah dari metode pembelajaran Think pair share (TPS) ada tiga
yakni (1) Think/berpikir pada tahap ini guru memberikan waktu kepada
masing-masing siswa untuk memikirkan sendiri jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh guru, tahap ini siswa dilatih untuk
berfikir kritis dan mandiri. (2) Pair/berpasang-pasang pada tahap ini
guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya kepada teman sebangku/kelompoknya, tahap ini melatih
siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil. (3) Share/berbagi pada
tahap ini guru meminta siswa untuk berbagi atau mengemukakan
jawaban dari hasil diskusi dengan teman sebangku/kelompoknya
didepan kelas, tahap ini melatih siswa untuk berani maju kedepan dan
melatih rasa percaya diri siswa.
d. Kelebihan dan kelemahanthink pair share (TPS)
1) Kelebihan
Beberapa kelebihan metode pembelajaran think pair share
sebagai berikut :
a) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran Think pair share menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permsalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.
b) Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif
19
dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan memengaruhi hasil belajar mereka.
c) Angka putus sekolah berkurang. metode pembelajaran Think pair share diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode konvensional.
d) Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kecendrungan siswa merasa malas karena proses belajar dikelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran Think pair share akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional.
e) Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam metode pembelajaran konvensional, siswa yang aktif didalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran Think pair share, hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
f) Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam proses belajar mengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran Think pair share, perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap, sehingga pada akhir pembelajaran, hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. System kerja sama yang diterapkan dalam metode pembelajaran Think pair share menuntut siswa untuk bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.22
2) Kelemahan
Beberapa kelemahan metode pembelajaran Think pair share
sebagai berikut:
22Jumanta Hamdayama, Model dan Metode ,h.203.
20
a) Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.
b) Lebih sedikit ide yang masuk. c) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam
kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.
d) Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saaat pembentukan kelompok, karena ada satu murid tidak mempunyai pasangan
e) Jumlah kelompok yang terbentuk banyak f) Menggantungkan pada pasangan.23
Untuk mengatasi kelemahan dalam penerapan metode pembelajaran
Think Pair Share yaitu adalah upayakan siswa sudah mengerti materi
yang sedang dipelajari, mengerti tentang langkah-langkah model TPS
yang diterapkan, Guru harus berperan menjadi penengah jika terjadi
perselisihan, guru akan berkeliling kelas dengan mengingatkan kembali
tahap-tahap yang harus siswa lalui, hal tersebut dilakukan agar siswa
tertib dalam melalui setiap tahapnya dalam proses pembelajaran ini,
Guru akan memberikan tambahan nilai pada siswa, jika siswa tersebut
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan atau memberikan
sanggahan pada tahap share.
3. Tinjauan Umum tentang Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Agus Suprijono hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan,nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
23Ibid.,h.204.
21
keterampilan.24 Menurut Ahmad Susanto hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.25
Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Manusia mempunyai
potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya
yang meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
atau perubahan perilaku menimbulkan perubahan kemampuan dapat
hasil utama pengajaran. Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil
belajar yang memang direncanakan untuk diwujudkan dalam kurikulum
dan tujuan pembelajaran.26
Dari beberapa definisi diatas dapat peneliti simpulkan bahwa hasil
belajar merupakan keterampilan yang di dapat dari proses belajar siswa
yaitu berupa perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa baik
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini hasil belajar
yang dimaksud adalah hasil belajar pada ranah kognitif berdasarkan hasil
tes belajar.
24Agus Suprijono,Cooperative Learning,. h.5 25 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran,. h. 5 26Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar (Yoyakarta: Pustaka Pelajar,2014), h. 49.
22
b. Klasifikasi hasil belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instuksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni: pengetahuan (knowledge), pemahaman,
aplikasi, analiais (usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya),
sintesis (penyatuan unsur-unsur atau bagaian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh), evaluasi (pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materil, dan lain-lain),
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima
aspek, yakni: reciving/attending (kepekaan dalam menerima
rangsangan/stimulasi), responding atau jawaban, valuing (penilaian),
organisasi, dan karakteristik nilai atau internalisai nilai.
3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak yang terdiri dari enam asfek, yakni: gerakan
refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perceptual (kemampuan
membedakan visual, auditif, motoris dan lain-lain), kemampuan di
23
bidang fisik (kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan),Gerakan-
gerakan skill, dan kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi
no-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.27
Dalam penelitian ini ranah yang dimaksud adalah ranah
kognitif berdasarkan hasil tes belajar aqidah akhlak.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu :
1) Faktor internal
Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa yaitu :
a) Kemampuan
Kemampuan yang dimiliki siswa yang satu dengan yang lain
tentunya akan berbeda. Hal ini akan sangat mempengaruhi hasil
belajar yang akan diperoleh siswa. Kemampuan seorang siswa
dalam menerima pelajaran dan mengolahnya akan tergantung
pula pada kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing
siswa.
b) Motivasi
Faktor motivasi merupakan bagian dari faktor internal yang
akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Motivasi berperan
27Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2011), h.22.
24
memberikan stimulus bagi siswa untuk terus belajar yang pada
akhirnya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa itu
sendiri.28
c) Minat
Seorang siswa akan sulit mendapatkan hasil belajar yang baik
jika siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas.
d) Perhatian
Tingkat perhatian seorang siswa terhadap apa yang diajarkan
oleh guru akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Ketika
siswa tidak mampu memfokuskan perhatian pada apa yang
diajarkan oleh guru, maka siswa tersebut akan kesulitan untuk
menerima pelajaran yang nantinya akan mempengaruhi kualitas
hasil belajarnya.
e) Sikap
Sikap siswa ketika sedang menerima pelajaran dalam hal ini
pelajaran di kelas akan mampu memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar yang akan siswa peroleh dalam kegiatan
pembelajaran itu sendiri.
f) Kebiasaan Belajar
28 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar., h. 39.
25
Faktor internal terakhir yang mempengaruhi hasil belajar
adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang dilakukan satu
siswa dengan siswa lainnya tentu berbeda. Di luar pengaruh
faktor kemampuan, kebiasaan belajar tentunya akan memberi
dampak yang sangat banyak terhadap hasil belajar siswa. 29
2) Faktor Eksternal
Faktor ekstenal adalah fakor yang berasal dari luar siswa itu
sendiri.Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa
berupa faktor lingkungan. Lebih rinci faktor lingkungan yang
dimaksud yaitu:
a) Keluarga
Faktor keluarga dalam hal ini lebih menekankan pada
bagaimana cara orang tua mendidik anak, hubungan antara anak
tersebut dengan keluarga, suasana dalam keluarga dan juga
pengertian dari orang tua. Keluarga sebagai lingkungn pertama
bagi seorang anak akan mampu memberikan pengaruh yang
banyak terhadap belajar siswa, dalam hal ini hasil belajarnya.
b) Sekolah
Faktor yang berperan dari lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar siswa ini berupa pemilihan metode pembelajaran oleh
29 Ibid, h. 40.
26
guru, kurikulum, hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa
dengan siswa, dan juga alat bantu dalam proses pembelajaran.
c) Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dalam
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa. Teman
bergaul dan bentuk kehidupan dalam masyarakat setempat akan
mampu menstimulus siswa menjadi lebih baik atau sebaliknya.30
Berdasarkan pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah faktor internal dan eksternal siswa.kedua faktor ini sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
4. Hakekat Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
a. Pengertian Pendidikan Akidah Akhlak MI
Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan.
Akhlak kharimah ini sangat penting diperaktikkan dan dibiasakan
sejak dini dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik, terutama
30Ibid, h. 41.
27
dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis
dimensional yang melanda bangsa dan Negara.
b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah
Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peseta didik agar dapat :
1) Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran
dan nilai-nilai Aqidah islam.
Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi
pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan
dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan
sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak islami secara
sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-
hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
28
c. Ruang Lingkup pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Ruang lingkup pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah Meliputi :
1) Aspek keimanan: meliputi iman kepada Allah SWT, dengan alasan
pembuktian yang sederhana, meyakini rukun iman kepada
malaikat, meyakini rukun iman kepada kitab-kitab Allah serta
memahami dan meyakini rukun iman kepada Rasul-rasul Allah.
2) Aspek Akhlak: Akhlak dirumah, akhlak di Madrasah, akhlak di
perjalanan, akhlak dalam keadaan bersih, menguap dan meludah,
akhlak dalam bergaul dengan orang yang lebih lemah, akhlak
dalam membantu dan menerima tamu, perilaku akhlak pribadi atau
karakter pribadi yang terpuji meliputi : rajin, ramah, pemaaf, jujur,
lemah lembut, berterima kasih, dan dermawan. Akhlak dalam
bertetangga, akhlak dalam alam sekitar, akhlak dalam beribadah,
akhlak dalam berbicara, melafalkan dan membiasakan kalimat
thayyibah, akhlak terhadap orang yang sakit, syukur nikmat.
Prilaku akhlak atau karakter pribadi yang terpuji meliputi: teliti,
rendah hati, qanaah, persaudaraan dan persatuan, tanggung jawab,
berani menegakkan kebenaran, taat kepada Allah dan menghindari
Aqhlak tercela.
3) Aspek kisah keteladanan, yang meliputi : Keteladanan Nabi
Muhammad SAW, Kisah Nabi Musa dan Nabi Yusuf as, Kisah
29
Masyitah, dan Ashabul Kahfi dan I’tibar dari kisah raja Namrud
dan Fir’aun.
d. Kalimat toyyibah (Tarji’)
Standar kompetensi : memahami kalimat thayyibah (Tarji’) dan Al-
Asma al-Husna (Al Muhyii, Al Mumiit). Sedangkan kompetensi dasar
dan indikatornya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.2 Kompetensi dasar dan indikator dari kalimat tarji’31
Kompetensi Dasar indikator 1. Mampu memahami pengertian
kalimat tayyibah (Tatji’) 2. Mampu menjelskan pengertian
kalimat tayyibah (tarji’) 3. Mampu membiasakan ucapan
kalimat tayyibah (tarji’) pada saat yang sesuai
4. Mampu memahami hikamah mengucapkan kalimat tayyibah (tarji’)
B. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran tentunya harus memperhatikan beberapa faktor
agar mencapai tujuan pendidikan kearah yang lebih baik. Salah satu faktor yang
menjadi bahan acuan adalah penggunaan metode pembelajaran yang baik dan
relevan, agar didapat mutu anak didik yang diharapkan. metode pembelajaran
sangat banyak dan beragam. Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) justru 31 Silabus, Akidah Akhlak, kelas V semester II.
30
membutuhkan metode pembelajaran yang beragam untuk meningkatkan
kemampuanya. Pada penelitian ini peneiti menggunakan metode pembelajaran
Think Pair Share (TPS) karena menganggap metode pembelajaran tersebut
relevan terhadap mata pelajaran dan pokok bahasan yang akan dijadikan bahan
penelitian.
Metode pembelajaran Think pair share adalah salah satu metode
pembelajaran yang sangat menarik karena metode pembelajaran ini
menggunakan langkah-langkah yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa,
Sehingga materi yang diberikan guru dengan mudah dapat dikuasai oleh siswa
sebab mereka bisa bekerjasama, bertukar pendapat dan saling membantu dalam
mengerjakan tugas. Metode pembelajaran ini juga menekankan siswa yang lebih
aktif sedangkan guru hanya sebagai motivator dan fasilitator dalam
pembelajaran.
Atas dasar pemikiran tersebut maka metode pembelajaran Think pair share
(TPS) akan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran
aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun
ajaran 2016/2017.
C. Hipotesis Penelitian
31
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.32
Adapun hipotesis terdiri atas dua jenis yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan: Terdapat pengaruh
metode pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak
siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran
2016/2017. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) menyatakan: Tidak ada pengaruh
metode pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak
siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran
2016/2017.
Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah hipotesis alternatif
(Ha) yaitu: “Terdapat pengaruh metode pembelajaran think pair share (TPS)
terhadap hasil belajaraqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
32 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 96
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
dengan jenis eksperimen, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.33
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam
penelitian yaitu :
1. Pre-Experimental Design
Dikatakan Pre-Experimental Design, karena desain ini belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Bentuk Pre-Experimental Design ada beberapa macam yaitu :
a) One-Shot Case Study
b) One-Group Pretest-Posttest Design
c) Intact-Group Comparison.34
2. True Eksperimental Design
Dikatakan True Eksperimental Design (Eksperimen yang betul-betul),
karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
33Ibid., h. 72.
34 Ibid.. h.74
32
33
mempengaruhi jalannya eksperimen. Bentuk True Eksperimental Design ada
dua macam yaitu:
a) Posttest Only Control Design
b) Posttest Group Design35
3. Factorial Design
Desain faktorial merupakan modifikasi dari True Eksperimental
Design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel indevenden) terhadap
hasil (variabel dependen).36
4. Quasi Eksperimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari True
Eksperimental Design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhya utuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk
Quasi Eksperimental Design ada dua macam yaitu:
a) Time Series Design
b) Control Series Design37
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif
dengan desain Pre-Experimental Design dengan Bentuk One-Group
Pretest-Posttest Design.
35 Ibid.. h.75 36 Ibid.. h.76 37 Ibid.. h.77
34
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa,
atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.38
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek
atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah keseluruhan siswa
kelas V MI NI Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 29 orang siswa, dimana putra berjumlah 16 orang dan putri
berjumlah 13 orang siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif
atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang
diamati.Sampel juga dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.39
38Ibid..h. 80. 39Ibid.,h. 81.
35
Jika jumlah subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua.Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau
20-25% atau lebih.40 Karena dalam penelitian ini subyeknya kurang dari 100
maka akan diambil semuanya, sehingga penelitian ini merupakan penelitian
populasi.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan yakni penyusunan proposal
mengkaji silabus, menyusun RPP dan menyusun instrumen penelitian yang
dilakukan dari bulan pebruari sampai bulan april 2017. Penelitian ini
dilaksanakan dari tanggal 05 mei 2017 hingga tanggal 05 juni 2017 yang
bertempat di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini berupa variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat
merupakan variabel akibat.41 Variabel yang diuji hipotesisnya meliputi:
1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang diselidiki
pengaruhnya. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode
pembelajaran think pair share (TPS) yang dikenakan pada kelompok
eksperimen dan metode pembelajaran konvensional (metode ceramah dan
diskusi) yang dikenakan pada kelompok kontrol.
40Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitaian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 120. 41 Sugiyono, Statistika Untuk Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 4
36
2. Variabel terikat yaitu variabel yang timbul sebagai akibat dari variabel
bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar
siswa dalam ranah kognitif.
E. Desain Penelitian
Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain
penelitian. Menurut Nasution desain penelitian merupakan rencana tentang cara
mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis
serta serasi dengan tujuan penelitian itu.42 Nancy Chism dalam buku metode
penelitian kualitatif memandang bahwa desain penelitian sebagai tahap-tahap
pelaksanaan pengumpulan data.43
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian mengacu
pada rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh data-
data yang akurat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dengan
desain penelitian ini, peneliti dapat mengetahui tentang apa yang terjadi pada
data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain Pre-experimental Design
dengan pola One-group pre-test post-test design yakni satu kelompk eksperimen
42 Nasution, Metode Research (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.29 43 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosakarya, 2010)
h. 385.
37
diukur variable dependennya (pre-test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur
kembali variable dependennya (post-test), tanpa ada kelompok pembanding.44
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
O1 = Nilai pre test
O2 = Nilai post test 45
F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian
Instrument merupakan alat bantu yang digunakan peneliti ketika
menggunakan suatu metode dalam mengumpulkan data, sedangkan menurut
Arikunto instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
secara cermat dan sistematis agar mudah diolah.46
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa instrumen penelitian
adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
pada waktu menggunakan suatu metode guna memperoleh jawaban dari masalah
yang diteliti.
44 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2014), h. 161 45Sugiyono, Metode Penelitian, h. 75. 46 Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), h. 220.
O1 × O2
38
Adapun jenis instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data
hasil belajar yaitu:
1. Tes
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk
yang ditunjukkan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan
petunjuk. Tes seharusnya memungkinkan pendidik memperoleh data tentang
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.47
Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas item-item yang
dijawab dengan cara memilih satu opsi jawaban yang benar dari empat opsi
yang tersedia. Tes ini diambil oleh peneliti dengan mengacu pada indikator
pencapaian hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri dari 20
soal, dimana setiap soal yang dijawab dengan benar skornya 1 dan apabila
dijawab salah maka skornya adalah 0. Butir soal disusun berdasarkan kisi-
kisi instrument
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen
Kompetensi Dasar Indikator Nomor soal Jumlah soal
1. Mampu memahami pengertian kalimat tayyibah (Tarji’)
2, 5, 6, 10, 11,17,
6
2. Mampu menjelskan pengertian kalimat tayyibah (tarji’)
1,7, 12, 18, 19,
5
3. Mampu membiasakan ucapan kalimat tayyibah (tarji’) pada saat yang sesuai
3, 4, 8,20 4
47M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran.., h.121
39
4. Mampu memahami hikamah mengucapkan kalimat tayyibah (tarji’)
9,13,14,15, 16,
5
Jumlah soal 20
2. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah benda-benda yang tertulis yang dapat memberikan
keterangan-keterangan mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti,
benda-benda tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, agenda, notulen, lengger, dan sebagainya.48
Jadi dokumentasi adalah salah satu cara pengumpulan data penelitian
melalui benda-benda tertulis seperti data hasil belajar siswa dan proses
belajar mengajar.
Instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang
baik.Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data dalam mengetahui hasil
belajar pada mata pelajaran aqidah akhlak, instrumen yang telah disusun terlebih
dahulu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya sehingga dapat diperoleh soal-
soal yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.49
a. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data dalam mengetahui tingkat
penguasaan konsep siswa pada materi kalimat tarji’, instrumen yang telah
48Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian., h. 231 49 Sugiyono, Statistika Untuk Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 348
40
disusun terlebih dahulu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya sehingga
diperoleh soal-soal yang valid dan reliabel. Menurut Sugiyono validitas
instrumen yang berupa test harus memenuhi validitas konstruks dan validitas
isi. Sedangkan untuk instrumen yang nontest yang digunakan untuk
mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi50
1) Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat ketepatan suatu
instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Berikut ini kriteria
keputusan bahwa instrumen butir ke-1 valid atau tidak. Suatu instrumen
dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel begitupun sebaliknya.51
Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat validitas instrumen
peneliti menggunakan tekhnik Korelasi Point Biserial, dimana angka
indeks korelasi yang diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
Keterangan :
rpbi = Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variable I dengan variable II, yang dalam hal ini dianggap sebagai Koifisien Validitas Item.
Mp = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
Mt = Skor rata-rata dari skor total.
50Ibid.,h.350 51 Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016), h. 54
41
SDt = Deviasi standar dari skor total. P = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya. q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.52
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur tingkat kepercayaan
atau kehandalan kuesioner instrumen. Kuesioner dikatakan reliabel atau
handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas instrumen dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal.Secara eksternal pengujian
dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal realibilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan
teknik tertentu.53
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengujian reliabilitas
instrumen menggunakan pendekatan Single Test- Single Trial dengan
menggunakan Formula Kuder Richardson. Adapun formula yang
diajukan oleh Kuder dan Richardson ada dua buah yang masing-masing
diberi kode KR20 dan KR21, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
KR20 yang rumusnya sebagai berikut :
52Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.
182. 53 Sugiyono, Metode Penelitian, h. 130.
42
𝑟11 = (
𝑛(𝑛−1)
)(𝑆𝑡 − ∑ 𝑃𝑖𝑞𝑖
2
𝑆𝑡2 )
Keterangan : 𝑟11 = Koefisien realibitas tes. n = Banyaknya butir item. 1 = Bilangan konstan. 𝑆𝑡
2 = Varian total. Pi = Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan. qi = Proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1- Pi
∑𝑃𝑖𝑞𝑖 = Jumlah dari hasil perkalian antara Pi dengan qi.54
G. Tekhnik pengumpulan Data / Prosedur Penelitian
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan study pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari pesponden
yang lebih mendalam.55 Adapun data yang ingin diperoleh peneliti melalui
tekhnik wawancara ialah data tentang proses kegiatan belajar mengajar
didalam kelas.
2. Observasi
Dalam penelitian ini, jenis observasi yang digunakan adalah observasi
langsung, dimana peneliti mengamati langsung apa yang nampak atau terjadi
di dalam kelas. Data yang ingin diperoleh dengan menggunakan metode
54Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi.,h. 252. 55 Sugiyono, Metode Penelitian, h. 137
43
observasi ini adalah data tentang gambaran umum lokasi penelitian dan
proses belajar mengajar di dalam kelas.
3. Dokumentasi
Adapun yang ingin diperoleh dengan menggunakan metode
dokumentasi adalah:
a. Profil MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
b. Visi dan Misi MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
c. Keadaan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik MI
Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
d. Kondisi umum sarana dan prasarana MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya.
H. Tekhnik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan
memasukkan data-data tersebut dalam bentuk kategori sehingga lebih mudah
untuk dipahami.56
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
menganalisa atau mengolah data yang telah dikumpulkan untuk memperoleh
kesimpulan sebagai hasil penelitian. Dalam menganalisa data yang diperoleh
melalui penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisa statistik
dan analisa non statistik. Analisa statistik dipergunakan apabila data yang
56Sugiyono, Metode Penelitian, h.334.
44
diperoleh bersifat kuantitatif (berbentuk angka-angka), sedangkan analisa non
statistik digunakan apabila data yang diperoleh bersifat kualitatif.
Mengingat data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif maka
analisa data yang digunakan adalah analisa statistik yang berupa :
1. Uji Prasyarat
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
parametrik yang dipilih atas dasar tujuan penelitian di atas. Teknik analisis
statistik parametrik membutuhkan uji prasarat yakni uji normalitas dan
homogenitas. Seperti yang dikemukakan Sugiyono dalam bukunya,
penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Bila
data tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan.
a. Uji Normalitas
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan statistik parametris. Statistik parametris mensyaratkan
bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi
normal.57 Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Pengujian
normalitas data pada penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat yang
dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk
dari data yang telah terkumpul dengan kurva normal baku standar. Data 57Sugiyono, Statistik untuk Penelitian,.h.
45
yang akan diuji normalitasnya pada penelitian ini adalah nilai hasil
belajar siswa sebelum (pre test) diterapkannya metode pembelajaran
think pair share (TPS) dan nilai hasil belajar siswa setelah (post test)
diterapkannya metode pembelajaran think pair share. Uji normalitas
dilakukan dengan uji chi-kuadrat yaitu:58
χ 2 = ∑
(𝑓𝑜− 𝑓ℎ)2
𝑓ℎ
Keterangan: χ
2 = harga chi-kuadrat
fo = frekuensi observasi fh = frekuensi harapan
Kriteria: Jika χ2
hitung ≤ χ
2
tabel pada taraf signifikan yang digunakan
sebesar 5% maka data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan
homogenitas adalah dengan varians. Varians merupakan jumlah kuadrat
semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Uji
homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah varians data yang
digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas
varians dapat dicari menggunakan uji F:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Varians masing-masing kelas diperoleh dengan rumus:
58Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h.
46
Keterangan: F = Indeks homogenitas yang dicari S2 = varians X = Nilai siswa
= Rata-rata n = Jumlah sampel
Nilai Fhitung dengan Ftabel dibandingkan pada taraf signifikan 5%.
Dengan kriteria pengujian, jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dapat dikatakan
homogen, dan sebaliknya apabila harga Fhitung > Ftabel, maka data
dikatakan tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau
ditolak, dengan syarat bahwa sampel harus berdistribusi normal. Dalam
melakukan uji hipotesis adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Memformulasikan hipotesa
H0 = Penggunaan metode pembelajaran think pair share (TPS) tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI
Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
Ha = Penggunaan metode pembelajaran think pair share (TPS)
berpengaruh terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI
Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
1
2
2
n
XXS
47
b. Menentukan Level Of Significance (α) sebesar 5% dan derajat
kebebasan (df ) = n - 1, dimana n adalah banyaknya sampel.
c. Menentukan uji-t dengan rumus t-sampel related sebab dalam hal ini
sampel yang digunakan hanya satu kelompok, rumusnya sebagai
berikut:
t =X̅1 − X̅2
√S12 +
n1
S22
n2
Keterangan :
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t adalah jika t hitung > t tabel
dengan dk = n1 dan n2 – 2 dan taraf signifikan 5%, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Demikian sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan
Ha ditolak.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Profil madrasah
MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya yang terletak di dusun
Gerepek Kecamatan Praya Desa Bunut Baok Kecamatan Praya
Kabupaten Lombok Tengah didirikan pada tahun 1963, merupakan
bangunan madrasah milik sendiri, dengan profil sekolah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Profil Madrasah MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
Tahun Ajaran 2016/2017.59 No. Identitas Madrasah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17.
Nama Madrasah NIS NSS Provinsi Otonomi Kecamatan Desa /Kelurahan Jalan dan Nomor Kode Pos Telepon Faksimile Daerah Status Madrasah Kelompok Madrasah Akreditasi Surat Keputusan/SK Penerbit SK. (Ditanda
: MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya : 50201602 : 112520206095/111252020012 : NTB : Lombok Tengah : Praya : Bunut Baok : - : 83511 : - : - : Pedesaan : Swasta : - : Terakreditasi C :No.70/12/MI/NTB/BI Tgl 20-Mei-1981
59 Dokumentasi tanggal 06 Mei 2017, pukul 10.00 Wita.
48
49
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Tangani Oleh) Tahun Berdiri Tahun Perubahan Kegiatan belajar mengajar Bangunan madrasah Luas Bangunan Lokasi Madrasah Jarak Kepusat Kec. Jarak kepusat Kota Terletak Pada Lintasan Jumlah Keanggotaan Rayon Organisasi Penyelenggara Perjalanan Perubahan Madrasah
: An. Kakanwil Depag NTB Ps Kabid PAI : Tahun 07-Juli -1963 : - : Pagi : Milik Sendiri : 1.364 M3 : Pedesaan : 7 KM : 7 KM : Desa : - : Organisasi : -
Kepala Madrasah
Abdul Samad
50
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya 60
60 Dokumentasi, tanggal 06 Mei 2017, Pukul 10.10
Qur’an Hadits Abd. Samad
Aqidah Akhlak Didi Darusman J.
Fiqih Abdurrahman
Aqidah (I,II,III) Ima Nur Khairianti
PKN (IV) Sri Ayuningsih
SKI + B. Arab Munawir Haris
Mulok
Sukandi
SBK Muh. Jayadi
Guru Bing
Guru Penjas Budi Winarta
Guru B.I Guru Mama
Wali Kelas VI Ahmad Mustani
Wali Kelas V Zaenudin
Wali Kelas IV Nur Wahidah
Wali Kelas III Syafruddin
Wali Kelas II Seleminah
Wali Kelas I Nur Jannah
Komite madrasah Ramdan
Kepala sekolah ABD. Samad, S.Pd.I
Masyarakat
Siswa
Jabatan Perpustakaan Nur Wahidah
Tata Usaha Abdurrahman
51
c. Visi dan Misi
1) Visi Terwujudnya siswa yang berimtaq, berakhlak dan berwawasan kebangsaan
2) Misi a) Menumbuhkan suasana kehidupan yang religius di sekolah,
sehingga tingkat berpikir, dan bertindak, dapat dilaksanakan secara arif dan bijaksana
b) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal
c) Meningkatkan kehidupan dan etika pergaulan sesama warga sekolah/madrasah.
d) Merangsang pengamalan ajaran agama islam dengan mengindahkan budaya bangsa yang luhur, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak
3) Tujuan a) Meningkatkan mutu kelulusan b) Terwujudnya sarana dan prasarana memadai c) Tersedianya ketenagaan yang profesional d) Meningkatkan peran serta masyarakat.61
d. Keadaan sekolah
1) Keadaan Guru
Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, selain itu juga guru
bertanggung jawab dan berkewajiban secara penuh dalam
memberikan materi, mengarahkan serta membimbing siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Dalam hal ini
keaktifan, kedisiplinan, kemampuan dan keprofesionalan guru dalam
61 Dokumentasi tanggal 08 Mei 2017 pukul 07,30 Wita
52
melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak bisa dianggap mudah
sehingga dengan keprofesionalan yang dimiliki dapat meningkatkan
dan menghasilkan produk yang berkualitas.
Tabel 4.2 Nama-Nama Guru di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
Tahun Ajaran 2016/2017.62
No Nama guru Status Pendidikan
Terakhir Mata pelajaran
1. Abd. Samad, S.Pd.I PNS STIT-NH Al-Qur’an Hadits 2. Syafruddin, S.Pd PNS IKIP Wali kelas IV 3. Zaenudin, S.Pd GTY UNRAM Wali kelas V 4. Seleminah, S.Pd.I GTY IAIN Wali kelas II 5. Abdurrahman,
A.Ma.Pd.SD GTY
UT Fiqih
6. Sri Ayuningsih, S.Pd.I GTY UT BI, IPS, Pkn 7. Ahmad Mustani S.Pd.I GTY IAIN Wali kelas VI 8. Nurjannah, A.Ma.Pd.SD GTY UT Wali kelas I 9. Muh. Jayadi, S.Pd GTY UNRAM SBDP 10. Munawir Haris,S.Pd.I GTY STIT-NH Aqidah, B. Arab 11. Nurwahidah,S.Pd GTY IAIN IPA + Matika 12. Budi Winarta, S.Pd GTY IKIP Penjas 13. Sukandi, S.Pd GTY IKIP Mulok 14. Didi Darusman Jayadi,
S.Pd.I GTY
IAIN Aqidah + SKI
2) Keadaan Siswa
Dalam kegiatan serta proses belajar mengajar siswa merupakan
komponen yang sangat penting, karena dengan adanya siswa sekolah
bisa melihat tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan serta bermutu
atau tidaknya pendidikan yang dilaksanakan. Oleh sebab itu
62 Dokumentasi, tanggal 08 Mei 2017, pukul 07,45 Wita.
53
keberadaaan siswa sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran.
Berikut keadaan siswa di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya Tahun Ajaran 2016/2017 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Keadaan Siswa di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya
Tahun Ajaran 2016/2017. 63 NO KELAS SISWA SISWI JUMLAH 1. VI 15 8 23 2. V 16 13 29 3. IV 8 13 21 4. III 9 12 21 5. II 19 15 34 6. I 14 14 28
Jumlah 81 75 156
e. Kondisi Umum Lingkungan Serta Sarana dan Prasarana
Faktor lingkungan, sarana dan prasarana sangatlah penting dalam
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, karena dengan adanya
sarana dan prasarana itu peroses belajar mengajar dapat berlangsung
dengan lancar. Dapat dikatakan juga bahwa adanya sarana dan prasarana
merupakan faktor penunjang yang sangat bermanfaat dalam
memperjelas pemahaman siswa terhadap pelajarannya. Kependidikan
MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017
selain memiliki gedung yang cukup dan fasilitas yang memadai juga
memiliki sarana penunjang yang memudahkan untuk kegiatan belajar
63 Dokumentasi pada tanggal 09 Mei 2017, Pukul 08.00
54
mengajar. Semua itu merupakan penunjang dan sumber belajar yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Keadaan Lingkungan Fisik
MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya telah memiliki
gedung sendiri yang berlokasi di dusun Gerepek Kecamatan Praya
desa Bunut Baok Kecamatan Praya dengan batas-batasnya sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Keadaan Lingkungan Fisik MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya Tahun Ajaran 2016/201764
No Batas-Batas Wilayah 1 Sebelah Barat Sawah 2 Sebelah Timur Jalan 3 Sebelah Utara Perumahan penduduk 4 Sebelah Selatan Masjid
2) Sarana dan Prasarana/Fasilitas Sekolah
MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya memiliki ruang
kelas untuk proses belajar mengajar sebanyak 6 ruangan kelas. MI
Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya telah memiliki gedung
sendiri, dan gedung tersebut terdiri dari beberapa ruangan. Adapun
rincian sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
64 Dokumentasi tanggal 09 Mei 2017, pukul 09.10 Wita.
55
Tabel 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017.65 No Jenis Ruangan Jumlah Ruangan
1. Ruang Kepala Sekolah/ Kantor 1 2. Ruang Kelas 6 3. Ruang Perpustakaan 1 4. WC Guru 1 5. WC Siswa 1 6. Kantin 1
2. Validasi Instrumen
Sebelum menggunakan soal untuk mendapatkan data diperlukan, sangat
dibutuhkan alat atau instrument pengumpulan data. Adapun istrumen atau
alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil
belajar berupa pilihan ganda. Suatu Instrumen dikatakan baik, jika instrumen
tersebut valid dan reliabel. Untuk menguji validitas istrumen, maka setelah
dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya menguji cobakan instrument untuk
mengetahui validitas item butir soal dapat menggambarkan kemampuan
siswa dengan tepat, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
a. Pengujian Validitas Instrumen
Validitas dibagi menjadi dua yakni: validitas internal dan validitas
eksternal, validitas internal instrument yang berupa tes harus
65 Dokumentasi, tanggal 3 Mei 2017, pukul 08.30 Wita.
56
memenuhi contruct validity (validitas konstruksi) dan content validity
(validitas isi). 66
1) Pengujian validitas konstruksi (Construt Validity)
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat
dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrument
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan
dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument
yang telah disusun itu.
2) Pengujian validitas isi (content validity)
Untuk instrument yang berbentuk tes, pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument
dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
b. Validitas Instrumen Butir Soal (Tes)
Instrument soal ini telah diuji cobakan pada siswa kelas V MI NW
Sekunyit karena menurut peneliti siswa kelas V MI NW Sekunyit
memiliki karakter yang sama dengan siswa kelas V Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya.
Suatu instrumen dikatakan valid jika mempunyai validitas yang
tinggi yaitu t hitung ≥ t tabel dengan n = 9 pada taraf kesalahan 5% dengan
nilai 0,666. Dari hasil perhitungan validitas butir soal menunjukkan nilai
66Sugiyono, metode penelitian., h.123
57
t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Ini menunjukkan bahwa item butir soal
tersebut valid. Sehingga dapat digunakan untuk mengambil data
penelitian. Data hasil uji coba disajikan pada (lampiran 01) dengan
menggunakan tekhnik Korelasi Point Biserial. Berdasarkan perhitungan
validitas instrumen butir soal yang telah dilakukan maka hasilnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Uji Validitas Butir Soal (Tes)
No. Soal r hitung r tabel Keterangan
1. 0,848 0,666 Valid 2. 0,719 0,666 Valid 3. 0,916 0,666 Valid 4. 0,882 0,666 Valid 5. 0,916 0,666 Valid 6. 0,882 0,666 Valid 7. 0,871 0,666 Valid 8. 0,860 0,666 Valid 9. 0,882 0,666 Valid 10. 0,882 0,666 Valid 11. 0,730 0,666 Valid 12. 0,882 0,666 Valid 13. 0,882 0,666 Valid 14. 0,719 0,666 Valid 15. 0,740 0,666 Valid 16. 0,860 0,666 Valid 17. 0,894 0,666 Valid 18. 0,871 0,666 Valid 19. 0,916 0,666 Valid 20. 0,837 0,666 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data validitas instrumen
Keterangan: 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = Valid
58
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = Tidak Valid
c. Reliabilitas Instrumen Butir Soal (Tes)
Reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur tingkat kepercayaan
atau kehandalan kuesioner instrumen. Kuesioner dikatakan reliabel atau
handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
Suatu tes dikatakan reliabel jika t hitung sama atau lebih besar dari
pada t tabel. Pengujian Reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan
pendekatan Single Test- Single Trial dengan menggunakan Formula
Kuder Richardson. Adapun formula yang diajukan oleh Kuder dan
Richardson ada dua buah yang masing-masing diberi kode KR20 dan
KR21, dalam penelitian ini peneliti menggunakan KR20.
Dari hasil perhitungan menggunakan KR20 dengan n = 23. Diperoleh
hasil sebagai berikut:
𝑟11 = (
𝑛(𝑛−1)
)(𝑆𝑡 − ∑ 𝑃𝑖𝑞𝑖
2
𝑆𝑡2 )
= ( 9
(9 −1)) (
146,99 − 4,543
146,99 )= 1,125 X 0,969 = 1,0
Harga r11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada
kriteria reliabilitas soal di bawah ini:
59
Tabel 4.7 Kriteria Reliabilitas Soal
Harga r Keterangan 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat tinggi
Jadi reliabilitas instrumen butir soal tes = 1,00, setelah
diinterpretasikan berdasarkan kriteria koefesien reliabilitas instrumen,
maka tingkat reliabilitas butir soal adalah korelasi sangat tinggi.
Berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh
butirnya, maka instrumen tes dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data penelitian
3. Penyajian Data
Metode tes dan dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini. Metode tes digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar siswa sebelum melakukan proses pembelajaran
maupun setelah melakukan proses pembelajaran, Sedangkan metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dan
relevan dalam melengkapi hasil penelitian seperti berupa dokumen sejarah,
data guru, data siswa, dan lain sebagiannya. Adapun langkah-langkah yang
peneliti gunakan dalam penerapan metode penelitian tersebut adalah:
60
Jumlah soal bentuk pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 20 soal dan telah diuji cobakan di kelas V MI NW Sekunyit pada
tanggal 22 Juli 2017, dari hasil uji coba tersebut diperoleh hasil bahwa 20
soal tersebut valid sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan
seluruh soal tersebut.
Berdasarkan pokok permasalahan, maka data-data yang disajikan berupa
data nilai pre test siswa dan data nilai post test siswa pada mata pelajaran
aqidah akhlak kelas V di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya, didapat
dari hasil tes yang telah disebarkan kepada siswa. Adapun untuk menghitung
skor tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak, peneliti
menyajikan data tersebut menggunakan tabel distribusi frekuensi kumulatif
dan relatif.
a. Distribusi Kumulatif Hasil Belajar Siswa
Berikut adalah Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak siswa pada mata
pelajaran aqidah akhlak kelas V di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya Sebelum Penerapan Metode pembelajaran think pair share (TPS)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Distribusi Kumulatif Hasil Belajar (pre test) Siswa Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak
No Interval Frekuensi Kumulatif Bawah
Kumulatif Atas
Relatif
1. 45 – 52 3 3 29 10,34 % 2. 53 – 60 7 10 26 24,13 % 3. 61 – 68 6 16 19 20,7 %
61
4. 69 – 76 7 23 13 24,13 % 5. 77 – 84 4 27 6 13,8 % 6. 85 – 92 2 29 2 6,9 %
Jumlah 29 100 %
Dari hasil tabel frekuensi distribusi kumulatif dan frekuensi distribusi
relatif di atas, maka skor terbanyak hasil belajar siswa dengan presentase
24,13% terdapat pada interval 53-60, dan 69-76 dengan frekuensi 7 siswa.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :
b. Distribusi Kumulatif Hasil Belajar Siswa
Berikut adalah data hasil Belajar Aqidah Akhlak siswa pada mata
pelajaran aqidah akhlak kelas V di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya Sesudah Penerapan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
45 - 52 53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 84 85 - 92
Histogram Skor Hasil Belajar Siswa (pre test)
Frekuensi
62
Tabel 4.9 Distribusi Kumulatif Hasil Belajar Siswa (Post Test) Pada Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak
No Interval Frekuensi Kumulatif Bawah
Kumulatif Atas
Relative
1 70 – 75 3 3 29 10,34% 2 76 – 81 6 9 26 20,68% 3 82 – 87 7 16 20 24,13 % 4 88 – 93 7 23 13 24,13% 5 94 – 99 3 26 6 10,34% 6 100 – 105 3 29 3 10,34% Jumlah 29 100 %
Dari hasil tabel frekuensi distribusi kumulatif dan frekuensi distribusi
relatif di atas, maka skor terbanyak hasil belajar siswa (post test) dengan
presentase 24,13% terdapat pada interval 82-87 dan 88-93 dengan
frekuensi 7 siswa. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk grafik
sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
70-75 76-81 82-87 88-93 94-99 100-105
Histogram Skor Hasil Belajar Siswa (post test)
Frekuensi
63
4. Analisa Data
a. Uji Normalitas
Sebelum uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t terlebih
dahulu peneliti melakukan uji normalitas data. Adapun uji normalitas data
untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berdistribusi
normal atau tidak. Untuk analisis uji normalitas sampel diambil data pre
test dan post test dengan rumus yang digunakan untuk uji normalitas
adalah uji Chi-Kuadrat (χ²) rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut:
χ2 = ∑(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2
𝑓ℎ
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika χ2
hitung ≤
χ2
tabel maka data berdistribusi normal, sedangkan jika Jika χ
2
hitung > χ
2
tabel
maka data tidak berdistribusi normal.
1) Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Berikut adalah data hasil belajar aqidah akhlak siswa pada mata
pelajaran aqidah akhlak kelas V di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya, sebelum (pre test) menggunakan metode pembelajaran Think Pair
Share (TPS) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
64
Tabel. 4.10 Uji normalitas daftar distribusi nilai (pre test) di kelas V pada mata
pelajaran aqidah akhlaq di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017
Interval Fo Fh fo-
fh 2)fh-fo( (fo − fh)2
fh
45 – 52 53 - 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85– 92
3 7 6 7 4 2
1 4 10 10 4 1s
2 3 -4 -3 0 1
4 9 16 9 0 1
4 2,25 1,6 0,9 0 1
Jumlah 29 30 9,75
Hasil perhitungan data untuk uji – normalitas yang diambil dari tabel
distribusi frekuensi dikelas V sebelum menggunakan metode
pembelajaran think pair share (TPS) diatas adalah sebagai berikut :
a) Banyaknya kelas interval
K = 1+ 3,3 log (n), dengan n = banyaknya subjek / testi sehingga
K = 1 + 3,3 log (29)
= 5,8 (atau boleh diambil 6 )
b) Rentang = skor terbesar – skor terkecil
85 – 45 = 40
c) Panjang kelas interval = 𝑟
𝑘 = 40
6 = 6,66 dibulatkan menjadi 7
d) Sehingga terdapat kategori yang mengacu pada sketsa kurva normal
yaitu :
65
Kelas pertama: 2,27% × 29= 0,658 dibulatkan menjadi 1
Kelas kedua: 13,53% × 29 = 3,923 dibulatkan menjadi 4
Baris ketiga: 34,13% × 29 = 9,897 dibulatkan menjadi 10
Baris keempat: 34,13% × 29 = 9,897 dibulatkan menjadi 10
Baris kelima: 13,53% × 29 = 3,923 dibulatkan menjadi 4
Baris keenam 2,27% × 29 = 0,658 dibulatkan menjadi 1
Berdasarkan hasil analisis normalitas data diatas diperoleh Jika χ2
hitung
dengan derajat kebebasan (dk) 6-1 = 5 dan kesalahan yang ditetapkan 5%
adalah 11,070. Karena χ2
hitung (9,75) lebih kecil dari χ2
tabel (11,070) maka
distribusi data nilai aqidah akhlak Sebelum (pre test) Menggunakan
metode Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) 29 orang siswa
tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Berikut adalah data Uji Normalitas Hasil Belajar Aqidah Akhlak siswa
kelas V pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017, (post test) Setelah
Menggunakan Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS).
66
Tabel.4.11 Uji normalitas daftar distribusi nilai (post test) di kelas V pada mata
pelajaran aqidah akhlaq di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017
Interval Fo Fh fo-fh (fo-fh)2 (fo − fh)2
fh
70 – 75 76 - 81 82 – 87 88 – 92 93 – 98 99– 104
3 6 7 7 3 3
1 4 10 10 4 1
2 2 -3 -3 -1 2
4 4 9 9 1 4
4 1
0,9 0,9 0,25
4
Jumlah 29 30 11,05
Hasil perhitungan data untuk uji – normalitas yang diambil dari
tabel distribusi frekuensi dikelas V sesudah menggunakan metode
pembelajaran think pair share (TPS) diatas adalah sebagai berikut :
a) Banyaknya kelas interval
K = 1+ 3,3 log (n), dengan n = banyaknya subjek / testi sehingga
K = 1 + 3,3 log (29)
= 5,8 (atau boleh diambil 6 )
b) Rentang = skor terbesar – skor terkecil
100 – 70 = 30
c) Panjang kelas interval = 𝑟
𝑘 = 30
6 = 5
d) Sehingga terdapat kategori yang mengacu pada sketsa kurva normal
yaitu :
67
Kelas pertama: 2,27% × 29= 0,658 dibulatkan menjadi 1
Kelas kedua: 13,53% × 29 = 3,923 dibulatkan menjadi 4
Baris ketiga: 34,13% × 29 = 9,897 dibulatkan menjadi 10
Baris keempat: 34,13% × 29 = 9,897 dibulatkan menjadi 10
Baris kelima: 13,53% × 29 = 3,923 dibulatkan menjadi 4
Baris keenam 2,27% × 29 = 0,658 dibulatkan menjadi 1
Berdasarkan hasil analisis normalitas data diatas diperoleh Jika χ2
hitung
dengan derajat kebebasan (dk) 6-1 = 5 dan kesalahan yang ditetapkan 5%
adalah 11,070. Karena χ2
hitung ( 11,05) lebih kecil dari χ
2
tabel (11,070)
maka distribusi data nilai aqidah akhlak 29 orang siswa tersebut
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah varians data
yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak. Uji
homogenitas varians dapat dicari menggunakan uji F:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Varians masing-masing kelas diperoleh dengan rumus:
1
2
2
n
XXS
68
Berikut adalah langkah-langkah uji homogenitas nilai pre test dan post
test kelas V pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MI Nurul Ittihad
Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel.4.12 Uji homogenitas nilai pre test dan post test kelas V pada mata pelajaran
aqidah akhlaq di MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya Tahun Ajaran 2016/2017
Responden Post test (x1)
Pre test (x2)
(x1 – �̅� 1) 2 (x2 – �̅�2) 2
1. 95 80 77,31867 162,7824 2. 100 80 190,2497 162,7824 3. 100 70 190,2497 7,609988 4. 80 60 38,52556 52,43757 5. 100 85 190,2497 315,3686 6. 90 65 14,38763 5,023781 7. 90 75 14,38763 60,1962 8. 85 65 1,456599 5,023781 9. 80 80 38,52556 162,7824 10. 85 55 1,456599 149,8514 11. 90 65 14,38763 5,023781 12. 70 50 262,6635 297,2652 13. 85 60 1,456599 52,43757 14. 95 75 77,31867 60,1962 15. 90 55 14,38763 149,8514 16. 70 50 262,6635 297,2652 17. 85 60 1,456599 52,43757 18. 90 75 14,38763 60,1962 19. 80 65 38,52556 5,023781 20. 80 70 38,52556 7,609988 21. 90 85 14,38763 315,3686 22. 80 65 38,52556 5,023781 23. 85 65 1,456599 5,023781 24. 85 75 1,456599 60,1962 25. 95 80 77,31867 162,7824
69
26. 80 60 38,52556 52,43757 27. 85 60 1,456599 52,43757 28. 90 75 14,38763 60,1962 29. 70 45 262,6635 494,679
2500 1950 1932,759 3279,31
1) Menentukan nilai rata-rata kelompok sampel
Rumus = �̅� 1 = 𝛴 𝑥1
𝑛
Nilai rata-rata setiap sampel :
�̅� 1 = 𝛴 𝑥1
𝑛 = 2500
29 = 86,206
�̅� 2 = 𝛴 𝑥2
𝑛 = 1950
29 = 67,241
2) Menentukan nilai varian kelompok sampel
Rumus = 𝑆𝑖2 = 𝝨 (x1 – �̅� 1) 2
𝑛 − 1
Nilai varian setiap kelompok sampel :
𝑆𝑖2 = 𝝨 (x1 – �̅� 1) 2
𝑛 − 1 = 1932,759
29−1 = 69,027
𝑆𝑖2 = 𝝨 (x2 – �̅� 2) 2
𝑛 − 1 = 3279,31
29−1 = 117,118
3) Menentukan nilai Fhitung
Fhitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Fhitung = 𝑆𝐵2
𝑆𝐾2
= 117,118
69,027 = 1,69
4) Menentukan nilai Ftabel
70
Untuk mengetahui nilai Ftabel dapat dilihat ditabel F dengan
ketentuan sebagai berikut :
Ftabel = ( a, VI n -1, V2n-1)
Ftabel = ( 0,05 , VI 29 -1, V229-1)
Ftabel = ( 0,05 , VI 28, V228)
5) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Harga dari F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan
dk pembilang = (29-1) dan dk penyebutnya = (29-1). Berdasarkan
dk pembilang = 28 dan penyebut = 28 dengan taraf kesalahan
ditetapkan = 5%, maka harga f tabel = 1,87. Ternyata harga F hitung
lebih kecil dari F tabel (1,68 < 1,87). Dengan demikian Ho diterima
dan Ha ditolak. Hal ini berarti varians homogen. Setelah diketahui
varians homogen (Ó1 = Ó2) dan jumlah populasi kelompok kelas
eksperimen sama dengan populasi kelompok kelas kontrol (n1 = n2).
Sugiyono menyatakan dalam bukunya bahwa apabila n1 = n2 dan
varians homogen (Ó1 = Ó2), dapat digunakan rumus t tes Sparted
untuk melihat harga t tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2.67
c. Analisis uji hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas kemudian
selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
rumus uji-t untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode
67 Ibid,. h.196
71
pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek
Kecamatan Praya. Adapun rumus yang digunakan dalam uji hipotesis
data dengan mengunakan rumus uji-t Sparted Varian sebagai berikut :
t =X̅1 − X̅2
√S12 +
n1
S22
n2
Adapun hipotesis sementara yang akan diuji dengan menggunakan
Uji-t adalah sebagai berikut :
(Ho) menyatakan: Tidak ada pengaruh metode pembelajaran think pair
share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul
Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
(Ha) menyatakan: Terdapat pengaruh metode pembelajaran think pair
share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul
Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
Setelah diketahui nilai rata-rata dan varians, selanjutnya dilakukan
perhitungan uji t (t-test). Adapun perhitungannya sebagai berikut
t =X̅1−X̅2
√S12+
n1
S22
n2
=86,206− 67,241
√(69,027
29+
117,18
29)
72
= 18,965
√(2,380 +4,040 )
= 18,965
√6,42
= 18,965
2,533
= 7,487
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika t hitung < t
tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika t hitung > t tabel maka
Ha diterima dan Ho ditolak Berdasarkan tabel uji hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 7,487
dengan n – 1 = 29-1 = 28 terlihat t tabel = 2, 048 pada taraf signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan (dk) n1 + n2 – 2 = 29 + 29 – 2 = 56, untuk uji
dua pihak harga t hitung mutlak.68 Maka t hitung > t tabel atau (7,487 > 2,048)
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini
menunjukkan bahwa metode pembelajaran think pair share (TPS)
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sesudah menggunakan metode
pembelajaran think pair share (TPS) hasil belajar siswa lebih tinggi dari
pada sebelum menggunakan metode pembelajaran think pair share (TPS)
pada mata pelajaran aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad
Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.
68 Sugiyono. Pengantar statistika,. h. 76
73
B. Pembahasan
Metode pembelajaran think pair share (TPS) merupakan metode
pembelajaran kooperatif yang dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir,
untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi
penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda
tanya. Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa
yang telah dijelaskan dan dipahami.69
Berikut adalah proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan
metode pembelajaran think pair share :
1. Kegiatan Awal
Sebelum proses pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru
mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa, selanjutnya guru
memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat pada aktivitas pebelejaran,
pada tahap ini, guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai dari kegiatan pembelajaran, selain itu guru juga menjelaskan aturan
main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.
2. Kegiatan inti
Tahap think (berpikir secara individual), pada tahap ini guru
membagikan LKS kepada masing-masing siswa untuk dipelajari, guru hanya
menjelaskan materi secara singkat dan memberikan kesempatan bertanya
pada siswa yang belum paham terkait materi yang sedang dipelajari,
69 Jumanta Hamdayama, Model dan Metode., h.201
74
kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa, pada tahap ini siswa
diberi batasan waktu (Think time) oleh guru untuk memikirkan jawabannya
secara individual terhadap pertanyaaan yang diberikan.
Tahap pair (berpasangan dengan teman sebangkunya), pada tahap ini
guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menentukan bahwa
pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan
teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya
untuk mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah
diberikan oleh guru. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan
jawaban secara bersama.
Tahap share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh
kelas), pada tahap ini guru meminta perwakian dari masing-masing
kelompok untuk mempersentasikan jawaban yang telah mereka diskusikan
dengan teman kelompoknya didepan kelas, setiap anggota dari kelompok
dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka. Guru juga memberikan
kesempatan kepada pasangan yang lain untuk memberikan tanggapan.
3. Kegiatan penutup
Pada tahap ini guru dapat mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahn dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa dan
menambah materi yang belum diungkapkan oleh siswa, selain itu guru juga
membeimbing siswa untuk membuat rangkuman dan guru memberitahu
75
siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pada tahap ini
juga siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun
secara berkelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap
think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair dan
share, terutama pada saat persentasi memberikan penjelasan terhadap seluh
kelas.
Berkenaan dengan hasil penelitian penggunaan metode pembelajaran think
pair share (TPS) dalam proses pembelajaran siswa antara lain :1) dapat
menigkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang
siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk
didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas 2) Siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran didalam kelas karena siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan sebab mereka tidak
hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain
seperti berpikir kritis, berdiskusi, persentasi, bertanya dan lain-lain. 3)
penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajarn dapat meningkat dan
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah melakukan
penelitian hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu:
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan maka dapat
dijelaskan bahwa pada penelitian ini diketahui bahwa “terdapat pengaruh metode
pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa
kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017.”
76
Adanya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa sesudah
diberikan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran think pair
share (TPS) yaitu sebesar 86,379 lebih besar dari pada nilai rata-rata siswa yang
tidak diajarkan dengan metode pembelajaran think pair share (TPS) yaitu sebesar
66,551
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t diperoleh nilai
akhir yaitu 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 7,487 kemudian dikonsultasikan denga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf
signifikan 5% maka diperoleh nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 2,048 dengan demikian 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam
penelitian ini yang berbunyi “terdapat pengaruh metode pembelajaran think pair
share (TPS) terhadap hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad
Gerepek Kecamatan Praya tahun ajaran 2016/2017, diterima.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan analisis data, peneliti menarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran think pair share (TPS) terhadap
hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas V MI Nurul Ittihad Gerepek Kecamatan
Praya tahun ajaran 2016/2017. Tentang hal ini, terbukti setelah analisis
dilakukan dengan rumus uji-t dengan hasil perhitungan diperoleh nilai akhir
yaitu t hitung = 7,487, kemudian harga t hitung dikonsultasikan dengan t tabel pada
taraf signifikan 5% maka diperoleh nilai t tabel = 2,048, dengan demikian t hitung >
t tabel maka hipotesis (Ha) yang diajukan peneliti diterima dan hipotesis (Ho)
ditolak.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti
memberikan beberapa saran antara lain:
1) Bagi guru, khususnya guru mata pelajaran aqidah akhlak diharapkan dalam
merancang proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode ataupun
metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak cepat merasa bosan
dalam mengikuti pelajaran serta diharapkan kepada guru-guru untuk
menerapkan metode pembelajaran think pair share (TPS).
77
78
2) Bagi peneliti yang lain, diharapkan agar dapat mengembangkan penelitian
ini dengan sampel yang lebih besar dan cakupan yang lebih luas dengan
pembahasan yang berbeda.
79
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. (2013), Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. (2002). Metode Penelitian. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitaian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdayama, Jumanta. (2014). Model Dan Metode pembelajaran Kreatif Dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. http://clickyhun.blogspot.co.id/2013/08/model-pembelajaran-think-pair-and-
share.html diakses tanggal 21 Maret 2017, pukul 07.54 WITA. J. Moleong, Lexy. (2010). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosakarya. Nasution. (2014). Metode Research. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pintor Simamora dan Asmidar Dalimunthe, “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS Berbantuan Peta Konsep Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inpafi, No. 2, Vol. 2 (Mei, 2014),
Prasetyo Bambang, dan Miftahul Jannah, Lina. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif
. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar . Yoyakarta: Pustaka Pelajar. Shofia Ummi dan Rahmatsyah,“Pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share Menggunakan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal Inpafi, No. 3, Vol. 2 (Agustus, 2014).
Shoimin, Aris.(2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,. Sobry Sutikno, (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holitica. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
80
Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, (2013). Statistika Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenamedia Group. Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prertasi Pustaka. Yurika, Syamsu, Muhammad Ali, Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry
Dengan Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Ipa Fisika Siswa Kelas VIII Smp Negeri Model Terpadu Madani Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako( JPFT), No. 3, Vol. 3, h. 24
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Lampiran 01 Uji validitas kelas V MI NW SEKUNYIT TAHUN AJARAN 2016/2017
No Nama
Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Y
1 Arikah Shofa 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 12
2
Dimas Alhamda Maulana
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 13
3 Dini Sukmayanti
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13
4 Elisa Agustina 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12
5 Elsa Pitri 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14
6 Fatrul Jihad 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16
7 Hawa Rizmi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 13
8 Ika Listiawati 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 10
9 Imam Garian 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13
total 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5 5 6 6 6 6 6 116
total score 75 67 81 78 81 78 77 76 78 78 68 78 78 67 69 76 79 77 81 74
Mp 12,5 13,4 13,5 13 13,5 13 12,833 12,666 13 13 13,6 13 13 13,4 13,8 12,666 13,166 12,833 13,5 12,333
Mt 12,888
st 1,615
p 0,666 0,555 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,555 0,666 0,666 0,555 0,555 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666
q 0,333 0,444 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,444 0,333 0,333 0,444 0,444 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
akar (p/q) 1,414 1,118 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414 1,118 1,414 1,414 1,118 1,118 1,414 1,414 1,414 1,414 1,414
(Mp-Mt)/St 0,600 0,643 0,648 0,624 0,648 0,624 0,616 0,608 0,624 0,624 0,652 0,624 0,624 0,643 0,662 0,608 0,632 0,616 0,648 0,592
Korelasi Biserial 0,848 0,719 0,916 0,882 0,916 0,882 0,871 0,860 0,882 0,882 0,730 0,882 0,882 0,719 0,740 0,860 0,894 0,871 0,916 0,837
r tabel 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666
1. Diketahui
MP=12,5 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,600 × 1,414
= 0,848
2. Diketahui
MP =13,4 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,118
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,643 × 1,118
= 0.719
3. Diketahui
MP =13,5 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,648 × 1,414
= 0,916
4. Diketahui
MP =13 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,624 × 1,414
= 0,882
5. Diketahui
MP =13,5 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,648 × 1,414
= 0,916
6. Diketahui
MP =13 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,624 × 1,414
= 0,882
7. Diketahui
MP =12,833 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 =1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,616 × 1,414
= 0,871
8. Diketahui
MP = 12,666 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,608 × 1,414
= 0,860
9. Diketahui
MP = 13 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 =1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,624 × 1,414
= 0,882
10. Diketahui
MP = 13 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,624 × 1,414
= 0,882
11. Diketahui
MP = 13,6 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 =1,118
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
=0,652 × 1,118
= 0,730
12. Diketahui
MP = 13 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,624 × 1,414
= 0,882
13. Diketahui
MP = 13 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 =1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,624 × 1,414
= 0,882
14. Diketahui
MP = 13,4 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,118
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,643 × 1,118
= 0,719
15. Diketahui
MP = 13,8 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,118
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,662 × 1,118
= 0,740
16. Diketahui
MP = 12,666 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,608 × 1,414
= 0,860
17. Diketahui
MP = 13,166 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,632 × 1,414
= 0,894
18. Diketahui
MP = 12,833 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,616 × 1,414
= 0,871
19. Diketahui
MP = 13,5 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,648 × 1,414
= 0,916
20. Diketahui
MP = 12,333 Mt = 12,888
SDt =1,615 √𝑃
𝑞 = 1,414
Jawab : rpbi =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 √
𝑃
𝑞
= 0,592 × 1,414
= 0,837
Lampiran 02 Uji Reliabilitas Kelas V MI NW SEKUNYIT TAHUN AJARAN 2016/2017
NO
NAMA SISWA
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 X X2
1 Arikah Shofa 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 12 144
2
Dimas Alhamda Maulana
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 13 169
3 Dini Sukmayanti
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 169
4 Elisa Agustina 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12 144
5 Elsa Pitri 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14 196
6 Fatrul Jihad 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 256
7 Hawa Rizmi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 13 169
8 Ika Listiawati 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 10 100
9 Imam Garian 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13 169
Total 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5 5 6 6 6 6 6 116 13456
total score 75 67 81 78 81 78 77 76 78 78 68 78 78 67 69 76 79 77 81 74
P 0,666 0,555 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666 0,555 0,666 0,666 0,555 0,555 0,666 0,666 0,666 0,666 0,666
Q 0,333 0,444 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,444 0,333 0,333 0,444 0,444 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333
P x q 0,222 0,246 0,222 0,222 0,222 0,222 0,222 0,222 0,222 0,222 0,246 0,222 0,222 0,246 0,246 0,222 0,222 0,222 0,222 0.222 4,543
Menghitung Reliabilitas soal dengan menggunakan rumus K-R 20
𝑟11 = (
𝑛(𝑛−1)
)(𝑆𝑡 − ∑ 𝑃𝑖𝑞𝑖
2
𝑆𝑡2 )
Rumus Varian 𝑺𝒕𝟐 =
∑ 𝑿² −(∑ 𝒙
𝑵)²
𝑵
= 𝟏𝟒𝟖𝟗 −(
𝟏𝟏𝟔
𝟗)²
𝟗
=𝟏𝟒𝟖𝟗 – 𝟏𝟔𝟔,𝟏𝟎𝟎
𝟗=146,99
Dimasukkan kedalam rumus K-R 20
𝑟11 = (
𝑛(𝑛−1)
)(𝑆𝑡 − ∑ 𝑃𝑖𝑞𝑖
2
𝑆𝑡2 )
= ( 9
(9 −1))(
146,99 – 4,543
146,99)
= 1,125 × 0,969
= 1,0
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Nurul Ittihad Gerepek
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlaq
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran (2x35 menit)
Standar Kompetensi :Memahami kalimat tayibah (tarji’)
I. Kompetensi Dasar
Mengenal Allah melalui kalimat tayibah (tarji’)
II. Indikator
1. Mampu memahami pengertian kalimat tayibah (tarji’)
2. Mampu menjelaskan pengertian kalimat tayibah (tarji’)
3. Mampu membiasakan ucapan kalimat tayibah (tarji’) pada saat yang sesuai
4. Mampu memahami hikmah mengucapkan kalimat tayibah (tarji’)
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian kalimat tayibah (tarji’) serta menjelaskannya
kembali dengan benar.
2. Siswa dapat membiasakan ucapan kalimat tayibah (tarji’)
3. Siswa dapat memahami hikmah mengucapkan kalimat tayibah (tarji’) serta
mengamalkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Materi Pembelajaran
Kalimat tayibah (tarji’)
V. Model Pembelajaran
Menggunakan metode Ceramah dan Tanya jawab
VI. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru mengecek kehadiran siswa.
c. Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Guru menyampaikan apersepsi tentang materi sebelumnya.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti (60 menit)
a. Guru meminta siswa membuka buku paket akidah akhlak
b. Guru menjelaskan materi pelajaran
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum dimengerti.
d. Guru memberikan siswa lembar tes.
3. Kegiatan penutup (5 menit)
a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman.
b. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan
meminta siswa untuk mempelajarinya.
c. Guru menutup pelajaran kemudian mengucapkan salam.
VII. Alat dan sumber belajar
Alat / media : Papan tulis, kapur tulis, dan LKS.
Sumber : Buku Siswa Aqidah Akhlaq/ Kementrian Agama untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas V.
VIII. Penilaian
1. Tes pilihan ganda
Guru memberikan tes berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal.
Gerepek, / /2017
Mengetahui
Guru Aqidah Akhlak
(Munawir Haris, S.Pd.I)
Nip. 111252020012050010
Peneliti
( Mala arwati )
151.139.268
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TPS
Nama Sekolah : MI Nurul Ittihad Gerepek
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlaq
Kelas/Semester : V/II
Pertemuanke- : 1
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran (2x35 menit)
Standar Kompetensi : Memahami kalimat tayibah (tarji’)
I. Kompetensi Dasar
Mengenal Allah melalui kalimat tayibah (tarji’)
II. Indikator
1. Mampu memahami pengertian kalimat tayibah (tarji’)
2. Mampu menjelaskan pengertian kalimat tayibah (tarji’)
3. Mampu membiasakan ucapan kalimat tayibah (tarji’) pada saat yang sesuai
4. Mampu memahami hikmah mengucapkan kalimat tayibah (tarji’)
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian kalimat tayibah (tarji’) serta
menjelaskannya kembali dengan benar.
2. Siswa dapat membiasakan ucapan kalmia ttayibah (tarji’)
3. Siswa dapat memahami hikmah mengucapkan kalimat tayibah (tarji’) serta
mengamalkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Materi Pembelajaran
Kalimat tayibah (tarji’)
V. Model Pembelajaran
Menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) dan Scramble.
VI. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru mengecek kehadiran siswa.
c. Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Guru menyampaikan apersepsi tentang materi sebelumnya.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f. Guru menginformasikan tentang model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS).
g. Guru memberikan kesempatan siswa untuk membentuk kelompok belajar
sesuai daftar tempat duduk yang sudah ditetapkan oleh guru.
2. Kegiatan inti (60 menit)
a. Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa untuk mempelajari
bahan yang tertera pada LKS.
b. Guru menjelaskan pelajaran secara singkat kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadapmateri yang belum
dimengerti.
c. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban (tahap Scramble).
d. Guru meminta siswa untuk mempelajari soal-soal pada kartu soal (tahap
scramble) dan meminta siswa berpikir (think) mengenai pemecahannya da
nmencocokkan hasil pemecahannya pada kartu jawaban (tahap scramble).
e. Guru meminta siswa berpasangan (pair) dengan teman kelompoknya
untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka. Hal ini dimaksudkan agar
terjalin kerjasama dan tukar pikiran antar masing-masing anggota
kelompok.
f. Guru membimbing jalannya diskusi.
g. Guru meminta sebagian dari pasangan untuk berbagi (share) mengenai
hasil diskusi mereka kedepan kelas.
h. Guru memberikan kesempatan kepada pasangan yang lain untuk
memberikan tanggapan.
3. Kegiatan penutup (5 menit)
a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman.
b. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya dan meminta siswa untukmempelajarinya.
c. Guru memberikanpekerjaanrumah.
d. Guru menutup pelajaran kemudian mengucapkan salam.
VII. Alat dan sumber belajar
Alat / media : Papan tulis, kapur tulis, dan LKS.
Sumber :Buku Siswa Aqidah Akhlaq/Kementrian Agama untuk
Madrasah Ibtidaiyah Kelas V.
VIII. Penilaian
1. Tes Lisan
Siswa diminta menjelaskan kalmia ttayibah (tarji’), waktu pengucapannya,
serta hikmahnya dengan benar.
2. Tes tertulis
Guru memberikan beberapa tes tertulis sesuai dengan kemampuan siswa.
Soal berupa pilihan ganda.
3. Tes perbuatan
Siswa diminta mempraktikkan pengucapan kalimat tayibah (tarji’) dengan
benar.
Gerepek, / /2017
Mengetahui :
Guru Aqidah Akhlak
(Munawir Haris,S.Pd.I) NIP.111252020012050010
Peneliti
(Mala Arwati) NIM. 151139268
gambar proses belajar mengajar didalam kelas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Mala Arwati
Tempat/tanggal lahir : Budandak, 27 April 1995
Alamat rumah :Budandak, desa Bunut Baok, Kec. Praya, Kab.
Lombok Tengah
Nama Ayah : Udni
Nama Ibu : Nur Hasanah
B. Riwayat Pendidikan :
1. Pendidikan formal
a. SD, Tahun Lulus : 2007
b. MTS Tahun Lulus : 2010
c. MA, Tahun lulus : 2013
C. Riwayat pekerjaan : Guru mengaji.
D. Prestasi/penghargaan : Juara 1 lomba paduan suara, juara 2 maen
slodor (PORSENI PGMI tahun 2015).
E. Pengalaman organisasi : Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGMI,
KAMMI UIN Mataram, FORMULA,
F. Karya Ilmiah : -
Mataram, 27 juli 2017
Mala Arwati