PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA KOMPUTER DAN
MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
( Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Dumai )
TESIS
Oleh :
ARNI ISWARI
NIM 1114
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
ABSTRAK
Arni Iswari. 2010. Pengaruh Pembelajaran dengan Media Komputer dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Dumai, Propinsi Riau. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap :(1) Perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa yang diajar dengan media komputer dan siswa yang diajar dengan media sederhana; (2) Perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media komputer dan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana; (3) Perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media komputer dan hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana; (4) Ada tidaknya interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Dumai. Sampel penelitian dipilih secara random. Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Dumai terdiri dari 5 kelas. Dari hasil undian yang dilakukan diperoleh kelas X5 dengan jumlah 34 orang sebagai kelas kontrol dan kelas X2 dengan jumlah 34 orang sebagai kelas eksperimen.
Penelitian ini adalah penelitan Quasi Eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2x2 dan diselenggarakan pada semester II tahun pelajaran 2009/2010. Data dikumpulkan melalui angket yang disusun berpedoman kepada skala Likert dengan alternatif jawaban SL, SR, KD, JR dan TP, serta tes hasil belajar. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji-t dan Anava. Hasil analisis data menunjukkan bahwa :(1) hasil belajar mata pelajaran matematika siswa yang diajar dengan media komputer memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan media sederhana; (2) hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana; (3) hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar mata pelajaran matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana; (4) tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika.
ii
ABSTRACT
Arni Iswari . 2010. The effect of using Computer Media and Learning Motivation on Learning Achievement in Mathematics class X in SMA Negeri 2 Dumai, Riau. Thesis. Graduate Program of State University Padang.
The goals of this research are to reveal: (1) Difference of learning achievement of the students in mathematics subject who were taught by using the computer media and those who were taught by using the simple media; (2) Difference of the students with high learning motivation and who were taught by using computer media and learning achievement in mathematics subjects compared to those who were taught by using the simple media; (3) Difference of the students with low learning motivation who were taught by using computer media and learning achievement in mathematic subjects than those with low learning motivation and were taught by using the simple media; and (4) interaction between learning computer media with learning motivation towards learning achievement in mathematics subjets.
The population of this research was the first years of the students of SMA N egeri 2 Dumai. By using sample random sampling technique, the researcher chose 34 students of class X5 as control group and 34 students of class X2 as experimental group.
The research was the quasi-experiment with the 2x2 factorial study conducted in the second semester of the academic year of 2009/2010. The data were collected using the Likert Scale with the alternative answer of SL, SR, KD, JR and TP and achievement test. The collected data were analysed by employing the t-test and anava.
The data analysis showed that : (1) The learning achievement of the students in mathematics subject who were taught by using the computer media was higher those who were taught by using the simple media; (2) The students with high learning motivation and who were taught by using computer media had better learning achievement in mathematics subjects compared to those who were taught by using the simple media; (3) The students with low learning motivation who were taught by using computer media had better learning achievement in mathematic subjects than those with low learning motivation and were taught by using the simple media; and (4) There was an no interaction between learning computer media with learning motivation towards learning achievement in mathematics subjets.
i
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, tesis dengan judul “Pengaruh Pembelajaran dengan Media
Komputer dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas x di SMA Negeri
2 Dumai“ adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan
tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan nama
pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
Padang, Maret 2010
Saya yang menyatakan,
Arni Iswari
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang diberi judul
“Pengaruh Pembelajaran dengan Media Komputer dan Motivasi Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Dumai“
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi program pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dalam
melakukan penelitian dan penyusunan tesis ini khususnya dan selama pendidikan
umumnya penulis banyak menerima bimbingan, arahan, masukan dan bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Prof.Dr.H.Mukhaiyar,M.Pd, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri
Padang yang telah memberikan fasilitas pada penulis dalam mengikuti perkuliahan.
2. Prof.Dr. Suparno.M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan sekaligus
pembimbing I, atas bimbingan, arahan dan persetujuan atas tesis ini.
3. Dr.Nurhijrah Gestituati,M.Pd, selaku pembimbing II Yang telah bersedia
membimbing dan memberikan petunjuk dalam penulisan ini.
4. Prof. H. Abizar, Dr. Ridwan, M. Sc., Ed, dan Dr. Jasrial,M.Pd, selaku dosen penguji
dan sebagai nara sumber yang telah memberikan saran yang konstruktif dalam
rangka penyempurnaan tesis ini.
iii
5. Drs. Heppi Syuryani, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Dumai dan majelis guru yang
telah membantu dan memberikan dorongan selama penelitian.
6. Bapak dan Ibu dosen program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah
membimbing dan mendorong penulis selama studi di PPs Universitas Negeri
Padang hingga selesainya tesis ini.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
8. Wan Yusnasusila,S.Pd yang bersama dengan saya dalam penyusunan hasil penelitian
saya.
9. Papa Arifin Djudin, mama Alberwarneri dan anakku tercinta Citra Lestari Indarwati
yang telah berkorban baik waktu, tenaga dan perhatiannya.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perbaikan
mutu pendidikan khususnya pada pelajaran matematika, amin.
Padang, Maret 2010
Penulis
Arni Iswari
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................................ 9
1. Hasil Belajar Matematika ................................................................. 9
a. Hasil Belajar ............................................................................... 9
b. Pembelajaran Matematika .......................................................... 11
2. Media Pembelajaran ......................................................................... 14
a. Media Komputer ........................................................................ 22
b. Media Sederhana ........................................................................ 24
3. Motivasi Belajar ............................................................................... 25
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26
C. Kerangka Konseptual ............................................................................. 27
v
1. Perbedaan pembelajaran Media Komputer dan
Media Sederhana ............................................................................... 27
2. Perbedaan Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap
Media Komputer dan Media Sederhana ........................................... 27
3. Interaksi Media Komputer dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar ...................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 30
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 30
1. Populasi ............................................................................................. 30
2. Sampel ............................................................................................... 31
C. Definisi Operasional ................................................................................ 32
D. Rancangan Penelitian ............................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 34
1. Tes ...................................................................................................... 34
2. Angket ............................................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 36
a. Penyusunan Instrumen ....................................................................... 37
b. Ujicoba Instrumen .............................................................................. 37
c. Analisis Hasil Ujicoba ........................................................................ 38
G. Hipotesis Statistik .................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 49
B. Uji Persyaratan Analisis ............................................................................ 56
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 60
D. Pembahasan ................................................................................................ 65
vi
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 69
B. Implikasi ................................................................................................... 70
C. Saran – saran ............................................................................................ 70
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Belajar Matematika Kelas x tahun 2008/2009 ........................................ 2
2. Nilai Rata – rata Matematika Kelas x tahun 2009/2010 ................................... 31
3. Rancangan Penelitian ........................................................................................ 33
4. Rancangan Perlakuan ........................................................................................ 33
5. Kisi – kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa ................................................... 36
6. Distribusi Frekwensi Data Motivasi Kelompok Media Komputer .................... 49
7. Distribusi Frekwensi Data Motivasi Kelompok Media Sederhana .................... 50
8. Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Komputer ............ 53
9. Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Sederhana ............ 54
10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar ............... 57
11. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ............................................................ 57
12. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ............................................................ 58
13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ........................................................................................................... 59
14. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah Siswa yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Tinggi dan Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ...................................... 60
viii
15. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 1 ............................................................. 61
16. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 2 ............................................................. 62
17. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 3 ............................................................. 63
18. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 4 ............................................................. 64
19. Daftar Anava Interaksi Media Komputer dan Motivasi Belajar ........................ 64
20. Daftar Nilai Rata – rata Hasil Belajar Matematika ............................................ 65
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerucut Pengalaman Dale ................................................................................... 19
2. Kerangka Konseptual .......................................................................................... 29
3. Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Komputer ......................... 50
4. Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Sederhana ......................... 51
5. Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Komputer ............................... 53
6. Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Sederhana ............................... 54
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Persiapan Pembelajaran Media Komputer ......................................................... 75
2. Standar Ketuntasan Belajar Minimum ............................................................... 122 3. Kisi – Kisi Instrumen Tes dan Motivasi Belajar ............................................... 123 4. Angket Ujicoba Motivasi Belajar ....................................................................... 125 5. Soal Ujicoba Tes Hasil Belajar ........................................................................... 128 6. Data Hasil Ujicoba Angket dan Hasil Belajar .................................................... 136 7. Analisis Validitas Angket Ujicoba Motivasi Belajar .......................................... 144 8. Analisis Reliabilitas Angket Ujicoba Motivasi Belajar ...................................... 147 9. Analisis Ujicoba Tes Hasil Belajar ..................................................................... 152 10. Reliabilitas Butir Ujicoba Tes Hasil Belajar ..................................................... 154 11. Angket Penelitian Motivasi Belajar ................................................................... 155 12. Soal Penelitian Tes Hasil Belajar ....................................................................... 158 13. Data Penelitian .................................................................................................... 165 14. Skor Mentah Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar ......................................... 169 15. Skor Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah yang Diajar
dengan Media Komputer dan Media Sederhana ................................................. 171
16. Skor Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelompok Tinggi dan Rendah yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana ................................................................................................... 172
17. Uji Normalitas ....................................................................................................... 173
18. Uji Homogenitas ................................................................................................... 185 19. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 189
xi
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan
berfikir siswa. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
dimulai dari sekolah dasar dan membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Syahyenni (2008:28), tujuan pembelajaran matematika yaitu: (1) memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Depdiknas,2006).
1
1
Berdasarkan tujuan di atas pemerintah telah melakukan berbagai usaha
untuk perbaikan dan pembaharuan sistem pendidikan seperti perbaikan buku
paket, penyempurnaan kurikulum, dengan meningkatkan kemampuan guru
melalui penataran. Meskipun demikian, hasil belajar siswa masih rendah
khususnya pada pelajaran matematika. Hal ini merupakan masalah bagi pengajar
untuk memilih metode mengajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk
belajar sehingga menimbulkan minat dan motivasi bagi siswa untuk berprestasi
yang juga akan mendukung terhadap hasil belajar matematika.
Berkaitan dengan hasil belajar, berdasarkan hasil yang diperoleh pada mata
pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 2 Dumai tahun pelajaran 2008/2009
diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa pada semester genap 2008/2009
masih rendah khususnya pada materi pokok ruang dimensi tiga. Hal ini didasarkan
dari ketercapaian kompetensi masih di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 70. Berikut ini adalah daftar tingkat ketuntasan belajar siswa kelas X
SMA Negeri 2 Dumai pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009.
Tabel 1: Hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 2 Dumai pada
semester genap tahun pelajaran 2008/2009 :
No Pokok Bahasan Persentasi Siswa Yang
Mencapai KKM
1. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri 92,1%
2. Logika Matematika 92,7%
3. Dimensi Tiga 34,5%
2
Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa masih rendah.
Penyebab rendahnya hasil pembelajaran matematika siswa adalah kurangnya
kemampuan siswa untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Karena materi
dimensi tiga sangat sulit dibandingkan dengan materi matematika kelas X yang
lainnya dan pelajaran dimensi tiga disampaikan oleh guru selama ini
menggunakan media sederhana yang cara penyampaiannya kurang menarik siswa.
Pembelajaran selama ini menggunakan media sederhana seperti papan
tulis dalam menggambar bangun ruang sulit untuk menunjukkan ke siswa mana
yang perpotongan setengah ataupun yang duapertiga, karena dalam gambar
manual kelihatannya seperti setengah padahal duapertiga. Dengan menggunakan
alat peraga berupa balok, kubus ataupun lainnya, sulit guru menunjukkan kepada
siswa yang mana proyeksi atau sudut antar bidang dan lainnya. Meskipun siswa
mengatakan mengerti ketika ditanya oleh gurunya, dan mengerjakan soal latihan
dengan baik kemungkinan besar siswa bisa melihat jawabannya kepada siswa
yang lebih pintar dari yang lain, tetapi ketika diambil ulangan dapat dilihat siswa
yang dibawah nilai KKM lebih banyak daripada siswa yang di atas nilai KKM.
Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru inilah sangat
berpengaruh terhadap hasil proses belajar mengajar yang dilihat dari tabel 1 di
atas.Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mencoba untuk mengatasinya
dengan cara menerapkan penerapan model pembelajaran langsung dengan
menggunakan komputer sebagai media pembelajaran.
3
Komputer bisa menghadirkan benda-benda untuk dijadikan contoh dalam
bentuk gambar atau animasi yang lebih menarik dan berkesan, sehingga
pembelajaran bisa dirasakan siswa lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Selain itu media pembelajaran bisa mempercepat proses pembelajaran.
Arends dalam Trianto (2009:41), model pembelajaran langsung adalah
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif pengetahuan
prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan
pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu,yang diajarkan
selangkah demi selangkah dan pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan
bagaimana melakukan sesuatu yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. Penggunaan
komputer sebagai media pembelajaran bisa memudahkan guru dalam
menyampaikan materi, dan mempermudah siswa untuk menyerap apa yang
disampaikan guru. Hujair (2009:4) menyatakan media pembelajaran adalah sarana
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, banyak faktor
yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap konsep
matematika diantaranya :
1. Penggunaan media dengan alat peraga yang selama ini diterapkan oleh
guru dalam pembelajaran matematika belum mampu meningkatkan
aktivitas, motivasi belajar dan hasil belajar siswa
2. Perlunya penggunaan media pembelajaran yang tepat dan mampu
merangsang aktivitas positif, motivasi belajar sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa
3. Pengetahuan guru yang masih rendah terhadap media pembelajaran
sehingga proses pembelajaran kurang berkembang dengan baik
4. Perlunya penggunaaan media yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika
5. Siswa sering lupa konsep – konsep yang sudah dipelajari baik dalam
bentuk rumusan maupun dalam mengerjakan soal - soal
6. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk bertanya dan
mengerjakan soal ke depan kurang
7. Pemahaman materi yang dipelajari belum mencapai standar kompetensi
yang telah ditetapkan
8. Siswa cendrung merasa bosan dalam belajar matematika karena tidak
tertariknya bahan pelajaran tersebut
5
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar
matematika, pada siswa SMA Negeri 2 Dumai maka penelitian ini dibatasi pada
perlunya penggunaaan media yang dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika
Dalam penulisan ini penulis sudah meneliti Pengaruh pembelajaran
dengan media komputer dan motivasi terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA
Negeri 2 Dumai.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
matematika siswa yang diajar menggunakan media sederhana ?
2. Apakah hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
tinggi diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
motivasi tinggi yang diajar menggunakan media sederhana ?
3. Apakah hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
rendah diajar dengan menggunakan media komputer lebih rendah
dibandingkan dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
motivasi rendah yang diajar menggunakan media sederhana?
6
4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan media
komputer dan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan :
1. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan media komputer dengan hasil belajar matematika siswa
yang diajar menggunakan media sederhana.
2. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
motivasi belajar tinggi diajar dengan menggunakan media komputer
dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi tinggi
yang diajar menggunakan media sederhana.
3. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
motivasi belajar rendah diajar dengan menggunakan media komputer
dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi rendah
yang diajar menggunakan media sederhana.
4. Ada tidaknya interaksi antara pembelajaran menggunakan media komputer
dan motivasi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa : dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui
penggunaan media komputer yang lebih efektif
7
2. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Dumai : memberikan masukan dalam
rangka meningkatkan mutu dan ketuntasan pembelajaran mata pelajaran
matematika
3. Guru lain : membantu guru untuk mengembangkan wawasan dan
kemampuan mengajar mata pelajaran matematika dengan menggunakan
media komputer dan memberikan masukan kepada guru lain untuk
menerapkan pembelajaran menggunakan media komputer
4. Peneliti lain : memberi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti
lebih lanjut dalam rangka pengembangan media pembelajaran yang
efektif.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika
a. Hasil Belajar Good dan Brophy dalam Hamzah (2009:194), belajar merupakan suatu
proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang
baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman –
pengalaman itu sendiri. Driscoll dalam Hamzah (2009:195), dua hal yang perlu
diperhatikan dalam belajar yaitu (1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap
dalam kinerja seseorang, dan (2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa
merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Pernyataan
ini dapat diartikan bahwa apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat
dari kemampuannya melakukan sesuatu kegiatan baru yang bersifat menetap
daripada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa
dengan lingkungannya. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal proses belajar
mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara
baik. Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan hal yang menarik
dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan
oleh siswa secara individu. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu
siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi.
Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik
sipeserta didik atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan
9
9
siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang menjadi mandiri siswa harus
belajar. Bila siswa belajar maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.
Skinner dalam Dimyati (2006:9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku.
Gagne dalam Dimyati (2006:10) menyatakan belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pembelajar. Aunurrahman (2009:37) menyatakan hasil belajar ditandai dengan
perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan
timgkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu
perubahan yang dapat diamati.
Azhar (1996:9) Belajar dengan menggunakan indera ganda-pandang dan
dengar- akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih
banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang
atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki pandangan searah
mengenai hal ini. Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang
dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar
seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh
melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya.
Berdasarkan penjelasan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya yang menyangkut
mengenai perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
10
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif), dan terjadi
sebagai akibat adanya interaksi dengan lingkungan bukan karena proses
pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau
pengaruh obat – obatan. Perubahan tersebut harus bersifat relatif permanen, tahan
lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja. Hasil belajar dalam penelitian
ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah terjadinya interaksi atau adanya
perubahan tingkah laku dalam bentuk nilai kognitif, di mana nilai atau skor yang
diperoleh siswa setelah terjadinya proses belajar. Skor tersebut diperoleh melalui
serangkaian tes penguasaan terhadap standar kompetensi yang telah dipelajari
siswa dalam mata pelajaran matematika.
b. Pembelajaran Matematika
John (2008:12), matematika adalah ilmu tentang pola dan urutan.
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
daya fikir manusia. Guru matematika harus memberi tugas – tugas yang
didasarkan pada matematika yang penting dan logis, pengetahuan tentang
pemahaman, ketertarikan dan pengalaman siswa serta pengetahuan tentang cara –
cara yang berbeda siswa belajar matematika. Perkembangan pesat dibidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat secara dini.
11
Pembelajaran matematika sekarang ini lebih diarahkan pada kegiatan –
kegiatan yang dapat mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, mental
maupun sosial. NCTM dalam Turmudi (2008:70), Guru yang efektif adalah guru
yang dapat menstimulasi siswa belajar matematika. Hatano dalam Turmudi
(2008:74), prestasi matematika sebagai suatu keseluruhan tentang prestasikognitif
dan prestasi afektif sehingga cocok dalam mengevaluasi siswa kalau dilibatkan
domain kognitif dan afektif. Hasil belajar diperoleh dari suatu proses materi yang
terdiri dari banyak komponen, masing – masing komponen pembelajaran tidak
berjalan sendiri – sendiri, akan tetapi secara teratur, bergantung dan
berkesinambungan. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, guru harus
mengembangkan materi yang disajikan berdasarkan pada prinsip pengelolaan
yang mempertimbangkan strategi pengajaran yang dirancang secara konseptual,
realistis dan fleksibel.
Wina Sanjaya (2008:102) mengemukakan uraian hasil belajar kepada tiga
ranah kemampuan siswa antara lain ranah kognitif sebagai ranah proses berfikir,
ranah afektif sebagai ranah sikap atau nilai dan ranah keterampilan . Hasil belajar
matematika termasuk kedalam ranah kognitif, karena dalam pembelajaran
matematika terdapat kegiatan berfikir yang mengoptimalkan kinerja otak kiri. Dan
dalam ranah kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu : (1)
Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis dan (6)
Evaluasi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 mengatakan
bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran matematika adalah : (1)
12
memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai
kebenaran pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor, serta menggunakan
prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah, (2) menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan
fungsi invers, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan
persamaan garis singgungnya, suku banyak, algoritma pembagian dan teorema
sisa, program linier, matriks dan determinan, vektor, transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah, (3) menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis dan bidang di ruang dimensi tiga serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah, (4) memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas
trigonometri, rumus sinus dan kosinus jumlah dan selisih dua sudut, serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah, (5) memahami limit fungsi aljabar
dan fungsi trigonometri di suatu titik dan sifat – sifatnya, turunan fungsi, nilai
ekstrim, integral tak tentu dan integral tentu fungsi aljabar dan trigonometri, serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah , (6) memahami dan mengaplikasikan
penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, gambar, grafik dan ogive, ukuran
pemusatan, letak dan ukuran penyebaran, permutasi dan kombinasi, ruang sampel
dan peluang kejadian dan menerapkannya dalam pemecahan masalah, (7)
memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan, dan
(8) memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif ,
serta mempunyai kemampuan bekerja sama .
13
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
pelajaran matematika adalah nilai yang diperoleh siswa setelah terjadinya
interaksi atau adanya perubahan tingkah laku dalam bentuk kognitif yang
membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif serta mampu memahami, mengaitkan dan mengaplikasikan konsep dalam
kehidupan sehari – hari.
2. Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang artinya perantara. Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa.
Yusufhadi Miarso (2007:458) media adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan serta dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan dan terkendali. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran perlu diperhatikan pedoman penggunaannya. Hal ini diungkapkan
Yusufhadi Miarso (2007:461) bahwa :
a. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Masing – masing media mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi beberapa media akan
lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran
b. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai
14
c. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media
dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan
d. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan
e. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup, seperti mem-
priview media yang akan diapakai mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan diruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta
masuk
f. Peserta didik perlu dipersiapkan sebelum media pembelajaran digunakan
agar dapat mengarahkan perhatian pada hal – hal yang penting selama
penyajian berlangsung
g. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan
partisipasi aktif peserta
Hujair AH.Sanaky (2009:3), media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Hujair
AH.Sanaky (2009:4) menyatakan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu
pembelajaran untuk :
1. Mempermudah proses pembelajaran dikelas
2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
3. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
4. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
Rossi dan Breidle dikutip Wina Sanjaya (2008:163) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
15
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Sudjana dan Rivai dikutip Azhar Arsyad (1996:24) mengemukakan
manfaat media pembelajaran ini dalam proses belajar siswa yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata – mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005:4) menyatakan dalam memilih
media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria – kriteria
sebagai berikut :
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran dipilih
atas dasar tujuan – tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan –
tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa
16
3. Kemudahan memperoleh media artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak – tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya artinya apapun jenis media
yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam
proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya
interaksi belajar siswa dengan lingkungannya
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa di mana memilih media untuk
pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para
siswa. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain – lainnya.
Gagne dalam Harsja (1984:6), menyatakan media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Briggs dalam Harsja (1984:6), media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Sudarwan (2008:7), media pendidikan merupakan alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi
dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu disebut media pendidikan sedangkan
17
komunikasi adalah sistem penyampaiannya. AECT 1977 dalam Rudi (2007:5),
segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
Kemp dan Dayton dalam Rudi (2007:9), kontribusi media pembelajaran antara
lain :
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran
dapat ditingkatkan
Ronald (1994:21), alat bantu Instruksional adalah media atau perlengkapan
yang digunakan untuk membantu guru mengajar. Azhar (1996:7) ada tingkatan
utama modus belajar yaitu pengalaman langsung, pengalaman gambar dan
pengalaman abstrak. Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan
sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s
Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale, 1969) :
18
Wina Sanjaya dalam Azhari Zakri (2008:12) menyatakan uraian setiap
pengalaman belajar seperti digambarkan dalam kerucut pengalaman Dale diatas,
akan dijelaskan berikut ini :
a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa
sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami merasakan sendiri
segala sesuatu yang berhubungan dengan mencapai tujuan. Siswa
berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa
menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada
kecendrungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkrit sehingga akan
memiliki ketepatan yang tinggi
Lambang kata
Lambang Visual
Gambar diam
Rekaman Radio
Gambar hidup pameran
Televisi Karyawisata
Demonstrasi
Dramatisasi
Benda Tiruan / pengamatan
Pengalaman Langsung
abstrak
konkret
Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Dale
19
b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau
kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
Pengalaman tiruan sudah bukan pengalaman langsung lagi sebab obyek
yang dipelajari bukan yang asli atau sesungguhnya, melainkan benda
tiruan yang menyerupai benda aslinya. Mempelajari obyek tiruan sangat
besar manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme
c. Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi
dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan
menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang
jelas dan konkret
d. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi
melalui peragaan. Pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat
peragaan orang lain
e. Pengalaman wisata yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan
ke suatu obyek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat
mengamat langsung mencatat dan bertanya tentang hal – hal yang
dikunjungi
f. Pengalaman melalui pameran . pameran adalah usaha untuk menunjukkan
hasil karya
g. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab
televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan
20
berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan
program dirancang
h. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film
merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan
kecepatan tertentu
i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman melalui
media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar
hidup sebab hanya menghandalkan salah satu indra saja
j. Pengalaman melalui lambang visual seperti grafik, gambar dan bagan.
Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas kepada siswa
k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang
sifatnya lebih abstrak. Sebab siswa memperoleh pengalaman hanya
melalui bahasa baik lisan maupun tulisan
Dilihat dari kerucut pengalaman Dale dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak
langsung. Semakin langsung obyek yang dipelajari maka semakin konkret
pengetahuan diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
21
a. Media Komputer
Pembelajaran menggunakan media komputer tentunya akan lebih baik jika
dirangkai dengan Liquid Crystal Display (LCD) untuk memproyeksikan materi
dalam komputer, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi ajar.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran mungkin merupakan suatu hal
yang baru bagi sekolah – sekolah. Hujair (2009:174), menyatakan suatu media
pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar
pembelajar. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai
tujuan untuk memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu harus mampu
merangsang pembelajar untuk mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat
memberikan rangsangan belajar baru bagi pembelajar. Dengan demikian media
yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengaktifkan pembelajar dalam
menberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong pembelajar untuk melakukan
praktik – praktik dengan benar.
Azhar Arsyad (1996:170) mendefinisikan multimedia sebagai media yang
berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Perpaduan dua
atau lebih jenis media ditekankan pada kendali komputer sebagai penggerak dari
seluruh gabungan media itu. Dengan demikian arti multimedia yang umumnya
dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video
dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama –
sama menampilkan informasi, pesan dan isi pelajaran. Konsep penggabungan
multimedia ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat
keras yang masing – masing tetap menjalankan fungsi utama sebagaimana
22
biasanya, komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan
itu adalah komputer, video camera, video cassette recorder (VCR), overhead
proyektor (OHP), multivision, compac disc (CD) player dan lain – lain.
Munir (2008:144), media komputer merupakan media yang menarik
bahkan atraktif dan interaktif. Munir (2008:145), beberapa hal yang perlu
disiapkan dalam pembelajaran menggunakan komputer antara lain dari sisi peserta
didik: (1) pelajari software terlebih dahulu; (2) kalau memungkinkan setiap
peserta satu komputer; (3) gunakan in focus atau LCD projektor untuk
penjelasan.; (4) amati kerja peserta satu persatu; (5) jelaskan prosedur
pengoperasian dengan bahasa sederhana. Sedangkan dari sisi pengajar antara lain :
(1) pengajar sebaiknya sudah dapat mengoperasikan LCD projektor dan
komputer; (2) cantumkan poin – poin penting saja dalam powerpoint; (3) gunakan
warna – warna menarik ; (4) gunakan animasi secukupnya agar tidak
mengganggu; (5) kalau bisa sebaiknya dihindari suara yang muncul dari animasi,
karena akan mengganggu pembicaraan fasilitator; (6) gunakan animasi gambar;
(7) gunakan foto – foto secukupnya; (8) bila memungkinkan gunakan film
pendek; (9) segera di-minimize-kan apabila powerpoint tidak sedang digunakan;
(10) prinsip satu slide satu menit; (11) jangan terlalu banyak slide dalam setiap
sesi, maksimal 20 slide.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran dengan
menggunakan media komputer adalah media pembelajaran yang berbantuan
komputer dalam pembelajaran dengan menggunakan tayangan melalui LCD yang
proses penyampaiannya dengan menggunakan program aplikasi seperti microsoft
23
powerpoint, flash dan sebagainya, sehingga akan mempermudah siswa dalam
memahami kompetensi. Media komputer dapat memanipulasi materi dari yang
abstrak ke yang konkrit, dari yang jauh ke yang dekat, dari yang sulit ke yang
mudah.
b. Media Sederhana
Azhar (1996:29) media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat
kelompok yaitu :(1) media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan
atau menyampaikan materi dalam bentuk salinan tercetak yang meliputi teks,
grafik, foto atau refresentasi fotografik dan reproduksi, (2) media hasil teknologi
audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan perangkat keras, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan
komputer adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan sumber – sumber yang berbasis mikro-prosesor dan (4) media hasil
gabungan teknologi cetak dan komputer adalah cara menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa media yang
dikendalikan oleh komputer. Dari pengelompokkan media di atas maka media
sederhana termasuk dalam media hasil teknologi cetak.
Pengelompokkan media oleh Seels & Galsgow dalam Azhar Arsyad
(2006:33) secara luas terbagi menjadi : (1) pilihan media tradisional yaitu visual
diam yang diproyeksikan (proyeksi overhead, slides, filmstrips), visual yang tidak
diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan
info), visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video), cetak (buku teks,
modul, majalah ilmiah, lembaran lepas), realia (model,peta,boneka), (2) pilihan
24
media teknologi mutakhir yaitu : media berbasis telekomunikasi (kuliah jarak
jauh, telekonferen), media berbasis mikroprosesor (permainan komputer, sistem
tutor intilijen, interaktif, hypermedia). Pembelajaran dengan menggunakan media
sederhana pada penelitian menggunakan papan tulis, spidol ataupun alat peraga.
Alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran dimensi tiga yaitu dengan gabus
yang berbentuk bidang, kelereng sebagai titik dan bangun ruang yang terbuat dari
besi. Sehingga media sederhana termasuk kedalam pilihan media tradisional.
Dari uraian di atas, media sederhana adalah media yang digunakan guru
dalam pembelajaran selain media komputer.
3. Motivasi Belajar
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mempunyai
semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan keinginan
untuk menambah ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah berakhir. Kunci
untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan terpelihara
dalam diri siswa untuk belajar. Oemar Hamalik (2008:158), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Oemar Hamalik (2008:161), Fungsi motivasi
adalah untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, sebagai
pengarah, dan sebagai penggerak.
Mc. Donald dalam Sardiman (1986:73), motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Slameto (2010:26), motif keberhasilan
terdiri dari 3 komponen: (1) dorongan kognitif, (2) harga diri dan (3) kebutuhan
25
Hamzah (2008:23), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : Indikator untuk mengukur motivasi adalah dorongan keinginan
belajar, perhatian belajar, kemauan belajar, ketekunan belajar, dapat
mempertahankan pendapat dan tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.
Dari uraian di atas, motivasi adalah dorongan atau keinginan yang kuat
dari dalam diri siswa dalam rangka mencapai hasil belajar yang lebih baik,
sedangkan yang dimaksud motivasi dalam penelitian ini adalah motivasi siswa
dalam belajar mata pelajaran matematika.
B. Penelitian yang Relevan
1. H.Azhari Zakri (2008), melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan
media LCD dan motivasi terhadap hasil belajar, menunjukkan bahwa hasil
belajar dengan media LCD lebih tinggi daripada mahasiswa yang belajar
dengan media sederhana
2. Ajis (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media
audiovisual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa
hasil belajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi daripada
hasil belajar konvensional
3. Syahyenni (2008), melakukan penelitian tentang efektivitas penggunaan
media audio visual terhadap hasil belajar matematika kelas V Sekolah Dasar
Islam Terpadu AL ITTIHAD Rumbai
4. Yulinar (2008), melakukan penelitian tentang Penggunaan Program Animasi
Multimedia pada Pembelajaran Dimensi Tiga di Kelas 1 SMKN 9 Padang
26
C. Kerangka Konseptual
1. Perbedaan pembelajaran media komputer dan media sederhana
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
ketepatan dalam penggunaan media sebagai alat bantu pembelajaran. Oleh karena
itu penggunaan media sangat penting sangat dianjurkan untuk mempertinggi
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar.
Media komputer merupakan seperangkat alat bantu pembelajaran modern yang
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Media komputer adalah media yang dapat dilihat, didengar dan dapat dilihat
didengar. Media komputer dapat menyajikan informasi belajar kepada siswa
secara konsisten, dapat disimpan dan dapat diulang menurut kebutuhan
pembelajaran. Selain itu dengan media komputer dapat dilihat gerakannya dan
dapat langsung ditunjukkan didalam kehidupan sehari – hari, sedangkan media
sederhana guru menggunakan alat peraga yang dijelaskan dengan anak tidak
seefisien mungkin.
2. Perbedaan pengaruh motivasi belajar terhadap media komputer dan
media sederhana
Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
bersemangat dan merasa senang dalam belajar sehingga mempunyai energi yang
banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar dan menyelesaikan dengan cepat
ketuntasan belajarnya atau standar kompetensinya. Siswa yang termotivasi akan
selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah, dengan
27
demikian ia akan menguasai dengan penuh materi dan kompetensi yang telah
ditetapkan. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan dapat
membangkitkan motif belajarnya sehingga mengejar ketuntasannya dengan
menggunakan media komputer.
Media sederhana bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
mempunyai pengaruh yang baik karena siswa dengan motivasi belajar tinggi akan
selalu aktif dan bergairah dalam belajar. Tetapi bagi siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah media sederhana akan berdampak kurang baik. Media ini
menyebabkan siswa menjadi pasif dan siswa beranggapan bahwa keberhasilan
kelas ditentukan oleh siswa yang aktif dan memiliki kemampuan tinggi karena
keberhasilan siswa secara keseluruhan dalam kelas ditentukan secara klasikal.
3. Interaksi media komputer dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
Interaksi dapat terjadi jika ada pengaruh yang berbeda terhadap variabel –
variabel terikat. Terjadinya dalam perlakuan ditandai dengan hasil belajar yang
berbeda pada tingkat motivasi belajar yang berbeda. Jika interaksi dalam
perlakuan tidak terjadi maka hal ini ditandai dengan hasil belajar yang sama pada
tingkat motivasi belajar yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa terdapat interaksi antara media
komputer dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran
matematika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konseptual pada
gambar dibawah ini :
28
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media
komputer lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan menggunakan media sederhana
2. Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi
diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
media sederhana
3. Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah
diajar dengan menggunakan media komputer lebih rendah dibandingkan
dengan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi rendah
yang diajar dengan menggunakan media sederhana
4. Terdapat interaksi antara menggunakan media komputer dengan motivasi
siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.
Motivasi belajar tinggi dan rendah
Media Komputer Media Sederhana
Hasil Belajar Matematika Hasil Belajar Matematika
Pembelajaran Matematika
Gambar 2. KERANGKA KONSEPTUAL
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, waktu dan tempat penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi
eksperimen merupakan kajian eksperimen dan menggunakan analisis dengan
bantuan statistik untuk menguji hipotesis dengan tujuan ada tidaknya perbedaan
yang sifnifikan dari variabel – variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan
dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen diajar dengan menggunakan media komputer dan kelompok kontrol
diajar menggunakan media sederhana. Karena penelitian bersifat eksperimen
maka penelitian ini mencoba untuk meneliti berapa besarnya pengaruh
penggunaan media komputer pada pembelajaran matematika dan pemberian
motivasi siswa terhadap hasil belajar dengan cara membandingkan satu atau lebih
kelompok eksperimen yang diperlakukan dengan satu atau lebih kelompok yang
tidak menerima perlakuan sebagai kelas kontrol untuk pembanding. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Dumai pada kelas X semester II. Penelitian
dilakukan dari tanggal 13 Februari sampai 18 Maret 2010. Penetapan jadwal
disesuaikan dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X sejumlah 168 orang di SMA
Negeri 2 Dumai Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
30
30
Gambaran kelompok populasi dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
2009/2010 dapat di lihat pada tabel II :
Tabel II : Nilai Rata – Rata mata pelajaran Matematika siswa kelas X semester Ganjil SMA Negeri 2 Dumai Tahun Pelajaran 2009/2010 : Kelas Jumlah
Siswa Klasifikasi Rata – rata Nilai Akhir Semester
X 1 34 67 X 2 34 66 X 3 32 65 X 4 34 66 X 5 34 66
Sumber : Guru Matematika SMA Negeri 2 Dumai
2. Sampel
Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
acak dengan melakukan undian. Tahapan pertama dilakukan untuk menentukan
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Menulis nama kelas pada lembar kertas kecil
b. Memasukkan gulungan kertas kecil tersebut kedalam kotak untuk
diundi
c. Mencabut dua gulungan kertas, cabutan yang pertama sebagai
kelas eksperimen dan yang kedua sebagai kelas kontrol
Dilihat dari data pada populasi bahwa kelas X1 memiliki kemampuan
lebih tinggi dari kelas lain sehingga kelas X1 tidak termasuk kelas yang akan
diundi, karena untuk penelitian sebaiknya diambil dari kemampuan yang sama,
yang terdapat pada kelas X 2 , X 4 dan X 5 . Berdasarkan hasil undian di dapat X 2
31
sebagai kelas eksperimen dan X 5 sebagai kelas kontrol sedangkan kelas uji coba
diambil pada kelas X 4 .
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap istilah – istilah kunci yang
digunakan dalam penelitian ini maka dikemukakan definisi operasional dari istilah
– istilah tersebut sebagai berikut :
1. Media komputer adalah media pembelajaran yang berbantuan komputer dalam
pembelajaran dengan menggunakan tayangan melalui LCD yang proses
penyampaiannya dengan menggunakan program aplikasi seperti microsoft
powerpoint, flash dan sebagainya, sehingga akan mempermudah siswa dalam
memahami kompetensi.Kedua pembelajaran matematika yang diajarkan
dengan menggunakan media sederhana yaitu pembelajaran yang digunakan
guru selain dari media komputer.
2. Motivasi adalah dorongan atau keinginan yang kuat timbul dari dalam siswa
dalam rangka pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Indikator untuk
mengukur motivasi adalah dorongan keinginan belajar, perhatian belajar,
kemauan belajar, ketekunan belajar, dapat mempertahankan pendapat dan tidak
mudah melepaskan apa yang diyakini.
3. Hasil belajar adalah nilai akhir siswa yang diperoleh setelah pelaksanaan
proses belajar yang dilakukan dengan pelaksanaan pada akhir penelitian.
32
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk Quasi
Eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. rancangan penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 3 : Rancangan Penelitian
Media pembelajaran
Motivasi
Media Komputer
( eksperimen )
Media Sederhana
( kontrol )
Tinggi ( B1 ) A1 B 1 A 2 B1
Rendah ( B 2 ) A1 B 2 A 2 B 2
Keterangan : A1 B1 = menggunakan media komputer di tinjau dari motivasi tinggi A 2 B
1 = menggunakan media sederhana di tinjau dari motivasi tinggi
A1 B 2 = menggunakan media komputer di tinjau dari motivasi rendah A 2 B 2 =menggunakan media sederhana di tinjau dari motivasi rendah Tabel 4 : Rancangan Perlakuan
Kelompok/Kelas Strategi Pembelajaran Kegiatan
1 2 3 Eksperimen Media komputer 1. Memberikan angket kepada siswa
tentang motivasi belajarnya 2. Proses pembelajaran dengan
langkah : - Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran - Guru menyajikan materi
dengan menggunakan media komputer
- Melakukan diskusi kelas membahas materi pembelajaran
- Siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
33
3. Tes hasil belajar
Kontrol Media sederhana `1. Memberikan angket motivasi belajar kepada siswa
2. Proses pembelajaran dengan langkah : - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran - Guru menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan media sederhana - siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
3. Tes hasil belajar
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Pengumpulan data dengan tes hasil belajar siswa dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan media komputer dan kelompok siswa yang diajarkan dengan media
sederhana. Tes disusun sesuai dengan kompetensi dasar dan pokok bahasan yang
dieksperimen beserta indikator yang akan dicapai. Kompetensi dasar yang
diujikan adalah (1) menentukan kedudukan, titik, garis dan bidang dalam ruang,
(2) menentukan proyeksi bangun ruang, (3) menentukan jarak dari titik ke garis
dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga dan (4) menentukan besar sudut
antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.
Sedangkan indikator yang harus dicapai oleh siswa (lampiran 5 hal 88) adalah :
1. Menentukan kedudukan titik ke garis dalam ruang
2. Menentukan kedudukan titik ke bidang dalam ruang
3. Menentukan kedudukan garis ke garis dalam bangun ruang
34
4. Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang
5. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang
6. Menentukan proyeksi bangun ruang
7. Menentukan jarak titik dan garis dalam bangun ruang
8. Menentukan jarak titik dan bidang dalam bangun ruang
9. Menentukan sudut garis dan bidang dalam bangun ruang
10. Menentukan sudut antara dua bidang dalam bangun ruang
2. Angket
Angket berguna untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa.
Angket yang digunakan terlebih dahulu dibuat kisi – kisi angket. Berdasarkan
kajian teori, angket disusun dari beberapa indikator yang dapat mengukur variabel
motivasi belajar. Untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi siswa berupa
instrumen motivasi belajar, menggunakan skala Linkert sebanyak 40 item dengan
menyediakan 5 options: selalu (SL), sering (SR), kadang – kadang (KD), jarang
(JR) dan tidak pernah (TP) dengan bobot nilai 1 s/d 5. Instrumen motivasi yang
digunakan yaitu motivasi belajar yang meliputi 6 aspek yakni : (1) dorongan
keinginan belajar, (2) perhatian belajar, (3) kemauan belajar, (4) ketekunan
belajar, (5) dapat mempertahankan pendapat ,dan (6) tidak mudah melepaskan apa
yang diyakini. Siswa diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan dan
pernyataan dengan angket tertutup, tanpa intervensi dari pihak manapun. Jumlah
item sebanyak 40, terdiri dari item positif dan item negatif yang masing – masing
20 butir. Adapun kisi – kisi instrumen motivasi (lampiran 4 hal 85) dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
35
Tabel 5
Kisi – kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa Indikator Butir Item Positif Negatif
1. Dorongan keinginan belajar 2. Perhatian belajar 3. Kemauan belajar 4. Ketekunan belajar 5. Dapat mempertahankan
pendapat 6. Tidak mudah melepaskan
apa yang diyakini
1-9 10 -17 18-22 23-30 31-34 35-40
2,4,7,8,9 11,12,13,15,17 21,22 23,25,29,30 31,33 35,36,37
1,3,5,6 10,14,16,17 18,19,20 24,26,27,28 32,34 38,39,40
Jumlah 40 20 20
F. Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto dalam Riduwan (2009:24), Instrumen pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Instrumen tes yang digunakan adalah tes obyektif dalam bentuk pilihan
ganda untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang diajar dengan media
komputer dan media sederhana. Isi dari tes disesuaikan dengan perangkat rencana
pelaksanaan pembelajaran ( RPP ), sedangkan instrumen untuk mengukur
motivasi siswa dibuat dalam bentuk angket. Pilihan jawaban terhadap angket yang
diajukan menggunakan model skala likert. Riduwan (2009:86), skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Skala likert dengan alternatif
jawaban untuk pernyataan positif, selalu (SL) yang diberi skor 5, sering (SR)
dengan skor 4, kadang – kadang (KD) dengan skor 3, jarang (JR) dengan skor 2
dan tidak pernah (TP) dengan skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, selalu
36
(SL) yang diberi skor 1, sering (SR) dengan skor 2, kadang – kadang (KD) dengan
skor 3, jarang (JR) dengan skor 4 dan tidak pernah (TP) dengan skor 5.
a. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian disusun dengan tahapan – tahapan sebagaimana yang
dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006:225) :
1. Mengidentifikasi variabel – variabel dalam rumusan judul penelitian
2. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub variabel
3. Mencari indikator setiap sub variabel
4. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir – butir instrumen
6. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar
b. Ujicoba Instrumen
Ujicoba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitasnya. Validitas dari tes dan angket diselidiki dengan meminta pendapat
ahli terhadap butir soal yang dibuat. Dari pendapat ahli tersebut diketahui tes
tersebut harus diperbaiki, baik kalimat soal, distraktor dan lain – lain. Setelah itu
dilakukan ujicoba dan direvisi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan validitas
dan reliabilitas tes. Hasil ujicoba dapat dilihat pada lampiran 6 – 9 hal 93.
Ujicoba instrumen dilakukan terhadap siswa kelas x 4 yang termasuk
dalam populasi, namun berada di luar sampel penelitian. Ujicoba dilaksanakan
tanggal 28 Januari 2010 dengan jumlah peserta tes 34 orang. Jumlah soal angket
yang diujicobakan sebanyak 40 butir item dan untuk tes hasil belajar sebanyak 25
butir soal.
37
∑ ∑∑∑∑∑∑
−−
−=
})(}{)({
))((2222 yynxxn
yxxynrxy
Setelah dilakukan pengukuran taraf kesukaran, daya pembeda dan
reliabilitas untuk tes hasil belajar, serta validitas dan reliabilitas angket, maka
diperoleh validitas motivasi belajar yakni koefisien antara – 0,15 sampai 0,78,
dengan demikian ada 16 item yang tidak valid sedangkan reliabilitasnya 0,797.
c. Analisis Hasil Ujicoba
Hasil ujicoba perlu dianalisis sehingga diketahui butir – butir instrumen
yang sahih dan andal yang dilakukan dengan prosedur :
1. Motivasi belajar
a. Untuk kesahihan ( validity)
Untuk menguji validitas empiris butir – butir angket motivasi belajar
dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment :
Validitas angket motivasi belajar berkisar antara – 0,15 sampai 0,78
(lampiran 7 hal 101), hal ini menunjukkan bahwa angket yang dibuat valid
sebanyak 24 dan tidak valid sebanyak 16 item. Menurut Sugiono dalam Dwi
Priyatno (2009:54) Interpretasi terhadap koefisien korelasi :
0,800 - 1,00 = sangat tinggi
0,600 - 0,799= tinggi
0,400 - 0,699=cukup
0,200 - 0,399= rendah
0,000 - 0,199= sangat rendah
38
b. Uji keandalan (Reliabilitas)
Suharsimi Arikunto dalam Dwi Priyatno (2009:25), reliabilitas angket
motivasi belajar digunakan rumus Alpha :
)1)(1
( 21
21
11 σσ∑−
−=
nnr
Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05 artinya instrumen dapat
dikatakan reliabilitas bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product moment.
Dari hasil analisis didapat nilai Alpha sebesar 0,797 (lampiran 8 hal 104).
Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikasi 0,05 dengan jumlah data n =
40, didapat sebesar 0,312. Karena nilainya lebih dari 0,312 maka dapat
disimpulkan bahwa butir – butir instrumen penelitian tersebut reliabilitas.
2. Tes hasil belajar
a. Uji kesahihan (validity)
Derajat kesahihan suatu tes sangat tergantung pada karakteristik item –
itemnya. Untuk mendapatkan item – item yang baik, dilakukan dengan analisis
item meliputi daya beda, tingkat kesukaran dan keberfungsian distraktor.
(1) Daya Beda
Analisis daya beda bertujuan untuk melihat kemampuan soal membedakan
antara siswa yang pandai dan siswa yang bodoh. Untuk menentukan daya beda
soal tes dilakukan pembagian kelompok menjadi dua bagian yakni kelompok atas
yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.
Kemampuan tinggi ditunjukkan dengan perolehan skor yang tinggi dan
39
kemampuan rendah ditunjukkan dengan perolehan skor rendah. Indeks daya beda
didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas
dengan proporsi jawaban benar kelompok bawah (Crocker dan Algina 1986 dalam
Sumarna Surapranata (2004:23). Pembagian kelompok dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode tergantung keperluannya. Menurut Kelley 1939, Crocker
dan Algina 1986 dalam Sumarna Surapranata,(2004:24) yang paling stabil dan
yang paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas
dan 27% kelompok bawah.
Sehubungan dengan penelitian ini dengan jumlah siswa 34 orang maka
kelompok atas dan bawah berdasarkan perhitungan 27%, maka di dapat 9 siswa
untuk kelas atas dan 9 siswa untuk kelompok bawah. Menurut Suharsimi Arikunto
dalam Syahyenni (2008:48), Rumus yang digunakan:
JBBB
JABADB −=
Keterangan :
DB = Daya beda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
BB =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda :
< 0,19 = kurang baik
0,20 – 0,29 = sedang
0,30 – 0,39 = cukup baik
40
0,40 < = sangat baik
Daya beda untuk hasil belajar berkisar antara – 0,333 sampai 0,778 (lampiran 9
hal 107). Hal ini menunjukkan bahwa kriterianya cukup baik.
(2) Tingkat kesukaran
Analisis indeks kesukaran bertujuan untuk melihat apakah suatu soal mudah
atau sukar. Menurut Sumarna Surapranata (2006:12), Secara umum menurut teori
klasik tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara diantaranya (1)
proporsi menjawab benar, (2) skala kesukaran linier, (3) indeks Davis dan (4)
skala bivariat. Proporsi jawaban benar (p) yaitu jumlah peserta tes yang menjawab
benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes
seluruhnya. Persamaan yang digunakan antara lain :
p = n
x∑
Keterangan :
p = tingkat kesukaran
∑ x = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
n = jumlah peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran :
p < 0,30 = sukar
0,30 ≤p≤0,70 = sedang
p > 0,70 = mudah
41
(3) Keberfungsian Distraktor
Distraktor atau pengecoh dianggap efektif jika kelompok L (bawah)
memilih jawaban yang menyebar pada semua alternatif jawaban. Distraktor tes
hasil belajar berkriteria efektif, karena hampir semua alternatif jawaban telah
dipilih oleh kelompok bawah.
b. Uji Keandalan (Reliabilitas)
Suharsimi Arikunto dalam Dwi Priyatno (2009:25), reliabilitas tes hasil
belajar digunakan rumus Alpha :
)1)(1
( 21
21
11 σσ∑−
−=
nnr
Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05 artinya instrumen dapat
dikatakan reliabilitas bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product moment.
Dari hasil analisis didapat nilai Alpha sebesar 0,7384 (lampiran 10 hal 109).
Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikasi 0,05 dengan jumlah data n =
25, didapat sebesar 0,396. Karena nilainya lebih dari 0,396 maka dapat
disimpulkan bahwa butir – butir instrumen penelitian tersebut reliabilitas.
G. Hipotesis Statistik
Dari hipotesis penelitian yang dikemukakan pada bagian terdahulu dapat
dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut :
1. H o : Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media komputer sama
dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media sederhana
H1 : Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media komputer lebih
besar dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media sederhana
42
H o : μ A3 = μ A4
H1 : μ A3 > μ A4
2. H o : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi yang diajar
dengan media komputer sama dengan hasil belajar matematika dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana
H1 : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar tinggi yang diajar
dengan media komputer lebih besar dari hasil belajar matematika dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan media sederhana
H o : μ A3B1 = μ A4B1
H1 : μ A3B1 > μ A4B1
3. H o : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah yang diajar
dengan media komputer sama dengan hasil belajar matematika dengan
motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana
H1 : Hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah yang diajar
dengan media komputer lebih besar dari hasil belajar matematika dengan
motivasi belajar rendah yang diajar dengan media sederhana
H o : μ A3B2 = μ A4B2
H1 : μ A3B2 > μ A4B2
4. H o : Tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar matematika
H1 : Terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika
43
H o : ( μ A3B2-μ A4B2) = (μ A3B1-μ A4B1)
H1 : ( μ A3B2-μ A4B2) > (μ A3B1-μ A4B1)
Keterangan :
A1 = Motivasi pembelajaran media komputer
A2 = Motivasi pembelajaran media sederhana
A3 = Hasil belajar dengan media komputer
A4 = Hasil belajar dengan media sederhana
B1 = Motivasi belajar tinggi
B2 = Motivasi belajar rendah
A1B1 = Menggunakan media komputer pada siswa dengan motivasi belajar
tinggi
A1B2 = Menggunakan media komputer pada siswa dengan motivasi belajar
rendah
A2B1 = Menggunakan media sederhana pada siswa dengan motivasi belajar
tinggi
A2B2 = Menggunakan media sederhana pada siswa dengan motivasi belajar
rendah
A3B1 = Hasil belajar dengan menggunakan media komputer pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi
A3B2 = Hasil belajar dengan menggunakan media komputer pada siswa dengan
motivasi belajar rendah
A4B1 = Hasil belajar dengan menggunakan media sederhana pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi
44
A4B2 = Hasil belajar dengan menggunakan media sederhana pada siswa dengan
motivasi belajar rendah
Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis data
yang pengolahannya dilakukan secara manual. Sebelum pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yakni uji normalitas data dan
homogenitas varians populasi.
Riduwan (2009:180), uji normalitas data digunakan Chi Kuadrat, adapun
langkah – langkahnya sebagai berikut :
1. Membuat daftar frekwensi yang diharapkan
2. Menentukan batas kelas
3. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Sxkelasbatasz −
=
4. Mencari luas daerah 0-z dari tabel Kurva Normal dari 0-z dengan
menggunakan angka – angka untuk batas kelas
5. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka – angka
0-z
6. Mencari frekwensi yang diharapkan (f e ) dengan mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden
7. Mencari Chi-kuadrat (x 2hitung ) dengan rumus :
x 2 = ∑ −
e
e
fff 2
0 )(
45
8. Membandingkan x 2hitung dengan x 2
tabel
9. Jika x 2hitung ≤x 2
tabel = Distribusi data normal
Setelah uji normalitas data dilakukan, selanjutnya dilakukan uji homogenitas
varians dengan uji F. Riduwan (2009:179), uji homogenitas data digunakan
langkah – langkahnya sebagai berikut :
1. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus :
F hitung = terkeciliansterbesarians
varvar
2. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus :
dk pembilang = n – 1 ( untuk varians terbesar)
dk penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil)
Taraf signifikan (α ) = 0,05, maka dicari pada tabel F (dk pembilang,dk
penyebut) dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika F hitung ≥ F tabel berarti tidak homogen
Jika F hitung ≤ F tabel berarti homogen
Untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
menggunakan media komputer dan media sederhana terhadap kelompok siswa
dengan motivasi tinggi dan rendah dianalisis dengan menggunakan statistik uji
perbedaan atau uji t. Riduwan dan Sunarto (2009:126), tujuan uji t dua variabel
bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel
tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan signifikasi hasil
penelitian berupa yang berupa perbandingan dua rata – rata sampel. Langkah –
langkahnya sebagai berikut :
46
1. Membuat H a dan H o dalam bentuk kalimat :
H a = terdapat perbedaan yang signifikasi antara variabel 1 dan variabel 2
H o = tidak terdapat perbedaan yang signifikasi antara variabel 1 dan variabel 2
2. Membuat H a dan H o model statistik :
H a : 21 μμ ≠
H o : 21 μμ =
3. Mencari mean, standar deviasi, varians dan korelasi
4. Mencari t hitung dengan rumus :
21
21
11NN
SD
xxthitung
+
−=
5. Menentukan kaidah pengujian
• Taraf signifikasi α = 0,05
• df = n1 + n 2 - 2
• lihat tabel distribusi t (df;0,05)
• kriteria pengujian dua pihak : jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H a
ditolak dan H o diterima
6. Membandingkan t tabel dengan t hitung
Hasil perhitungan untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh t hitung =
2,14 dan t tabel = 2,042. Karena t hitung terletak diluar t tabel maka H a diterima,
yang disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan media komputer dengan
media sederhana (lampiran 19 hal 137). Hasil perhitungan untuk pengujian
47
hipotesis kedua diperoleh t hitung = 2,29 dan t tabel = 2,120. Karena t hitung terletak
diluar t tabel maka H a diterima, yang disimpulkan bahwa penggunaan media
komputer memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar kelompok
siswa yang bermotivasi tinggi (lampiran 19 hal 137).
Hasil perhitungan untuk pengujian hipotesis ketiga diperoleh t hitung = 2,17
dan t tabel = 2,120. Karena t hitung terletak diluar t tabel maka H a diterima, yang
disimpulkan bahwa penggunaan media komputer memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap hasil belajar kelompok siswa yang bermotivasi rendah (lampiran
19 hal 138).
Hasil perhitungan untuk pengujian hipotesis keempat yang dianalisis
dengan ANOVA diperoleh F hitung = 0,02 dan F tabel = 4,18 (lampiran 19 hal 138).
Karena F hitung < F tabel dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara
penggunaan media komputer dan motivasi terhadap hasil belajar.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Motivasi Belajar
a. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa yang diajar dengan
Menggunakan Media Komputer
Data motivasi belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
media komputer diberi lambang A1. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 14
halaman 121 . Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut mean = 88 ;
skor maksimum ideal = 120 ; standar deviasi = 5,9 ; variansi = 35 ; modus = 88,2
dan median = 87,5. Distribusi frekwensi data dapat dilihat pada tabel dan gambar
berikut ini :
Tabel 6 Distribusi Frekwensi Data Motivasi Belajar Siswa Kelompok Media
Komputer
Kelas Interval f X x² fx fx² 77 -81 2 79 6241 158 12482 82 - 86 5 84 7056 420 35280 87 - 91 7 89 7921 623 55447 92 - 96 3 94 8836 282 26508
97 - 101 1 99 9801 99 9801 1582 139518
49
49
Gambar 3 Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Komputer
b. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa yang diajar dengan
Menggunakan Media Sederhana
Data motivasi belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
media sederhana diberi lambang A2. Data hasil tes tersebut dapat dilihat
Lampiran 14 Halaman 121 . dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut
: mean = 87; skor maksimum ideal = 120; standar deviasi = 6,6 dan variansi =
43,6; modus = 90,7 dan median = 87. Deskripsi data dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 7 Distribusi Frekwensi Data Motivasi Belajar Siswa Kelompok Media
Sederhana Kelas
Interval F x x² fx fx² 75 - 79 3 77 5929 231 17787 80 - 84 4 82 6724 328 26896 85 - 89 4 87 7569 348 30276 90 - 94 5 92 8464 460 42320 95 - 99 2 97 9409 194 18818
1561 136097
50
Gambar 4
Histogram Data Motivasi Belajar Kelompok Media Sederhana
c. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi
yang Diajarkan Menggunakan Media Komputer
Data motivasi belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar
menggunakan media komputer dilambangkan dengan A1B1. Dari analisis data
diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 93; skor maksimum ideal = 120;
standar deviasi = 3,8; variansi = 14,3; modus = 92 dan median = 92,4 (Lampiran
15 halaman 123).
d. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah
diajar dengan Menggunakan Media Komputer
Data motivasi belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
dengan menggunakan media komputer dilambangkan dengan A1B2. Dari analisis
data diperoleh informasi sebagai berikut: mean = 83; skor maksimum ideal =
120; standar deviasi = 3,2; variansi = 10,1; modus = 84 dan median 83,6
(Lampiran 15 halaman 123).
51
e. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana
Data motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang
diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan A2B1. Dari
analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 92; skor maksimum
ideal = 120; standar deviasi = 3,1 ; variansi = 9,5; modus = 92,8 dan median = 93
(Lampiran 15 halaman 123).
f. Deskripsi Data Motivasi Belajar Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar
Rendah yang diajar dengan Menggunakan Media Sederhana
Data motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah
yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan A2B2.
Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 81; skor
maksimum ideal = 120; standar deviasi = 3,8 ; variansi = 14,1; modus = 82 dan
median = 81,6 (lampiran 15 halaman 123).
2. Hasil Belajar
a. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Media Komputer
Data hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan
media komputer diberi lambang A3. Data tersebut ditransformasikan ke dalam
skor berskala 0-100 (Lampiran 14 halaman 121). Dari analisis data diperoleh
informasi sebagai berikut : mean = 82 ; skor maksimum ideal = 100; standar
deviasi = 11,6; variansi = 135,7; modus = 80,3 dan median = 80.8. Distribusi
frekwensi data dapat dilihat pada tabel berikut
52
Tabel 8 Distribusi Frekwensi Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Komputer
Kelas Interval F X x² Fx fx² 60 – 67 2 63,5 4032,3 127 8064,5 68 – 75 3 71,5 5112,3 214,5 15336,876 – 83 6 79,5 6320,3 477 37921,584 – 91 4 87,5 7656,3 350 30625
92 – 100 3 95,5 9120,3 286,5 27360,8 1455 119309
Gambar 5 Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Komputer
b. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Media Sederhana
Data hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan
media sederhana diberi lambang A4. Data tersebut ditransformasikan ke dalam
skor berskala 0-100 (Lampiran 14 halaman 121). Dari analisis data diperoleh
informasi sebagai berikut : mean = 78 ; skor maksimum ideal = 100; standar
deviasi = 11,5; variansi = 133,4; modus = 76,4 dan median = 76,4. Distribusi
frekwensi data dapat dilihat pada tabel berikut :
53
Tabel 9 Distribusi Frekwensi Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Media Sederhana
Kelas Interval f x x² fx fx² 55 - 63 2 59 3481 118 6962 64 - 72 4 68 4624 272 18496 73 - 81 7 77 5929 539 41503 82 - 90 3 86 7396 258 22188 91 - 100 2 95 9025 190 18050
1377 107199
Gambar 6 Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Media Sederhana
c. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Media Komputer
Data hasil belajar matematika kelmpok siswa dengan motivasi belajar
tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer dilambangkan dengan
A3B1. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran
16 hal 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 83;
54
skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 13,02; variansi = 169,5; modus =
87 dan median = 85,8.
d. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar
Rendah yang Diajar dengan Menggunakan Media Komputer
Data hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer dilambangkan dengan
A3B2. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran
16 hal 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean = 81;
skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 10,8; variansi = 117,4; modus = 78
dan median = 79,1.
e. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana
Data hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan
A4B1. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran
16 halaman 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean =
79; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 13,2; variansi = 173,6; modus
= 84,5 dan median = 81,2.
f. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Belajar
Rendah yang Diajar dengan Menggunakan Media Sederhana
Data hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
rendah yang diajar dengan menggunakan media sederhana dilambangkan dengan
A4B2. Data tersebut ditransformasikan ke dalam skor berskala 0-100 (Lampiran
55
16 halaman 124). Dari analisis data diperoleh informasi sebagai berikut : mean =
76; skor maksimum ideal = 100; standar deviasi = 10,2; variansi = 104,9; modus
= 77 dan median = 75,9.
B. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat pada taraf Alpha = 0,05.
Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 125. Hasil
perhitungan terhadap masing – masing variabel penelitian baik siswa yang
dibelajarkan dengan media komputer maupun siswa yang diajar dengan media
sederhana dapat dilihat pada tabel 10 :
Tabel 10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Kelompok N x 2hitung x 2
tabel Kesimpulan
A1 18 0,40 11,070 Normal
A2 18 1,32 11,070 Normal
A3 18 0,69 11,070 Normal
A4 18 1,09 11,070 Normal
Dari tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa motivasi belajar kelompok siswa
yang diajar dengan menggunakan media komputer (A1) berdistribusi normal
karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05. Motivasi belajar kelompok
siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A2) berdistribusi
normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil belajar
56
kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer (A3)
berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A4)
berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05.
Tabel 11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelompok Siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah yang diajar dengan Media Komputer
dan Media Sederhana
Kelompok N x 2hitung x 2
tabel Kesimpulan
A1B1 9 0,95 9,488 Normal
A1B2 9 0,59 9,488 Normal
A2B1 9 3,01 9,488 Normal
A2B2 9 0,87 9,488 Normal
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa motivasi belajar kelompok siswa
dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer
(A1B1) berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha =
0,05. Motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
dengan menggunakan media komputer (A1B2) berdistribusi normal karena x 2hitung
lebih kecil dari x 2tabel taraf Alpha = 0,05. Motivasi belajar kelompok siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A2B1)
berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05.
Motivasi belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
57
dengan menggunakan media sederhana (A2B2) berdistribusi normal karena x 2hitung
lebih kecil dari x 2tabel taraf Alpha = 0,05.
Tabel 12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika dengan Motivasi
Belajar Tinggi dan M0tivasi Belajar Rendah yang diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana
Kelompok N x 2
hitung x 2tabel Kesimpulan
A3B1 9 1,92 9,488 Normal
A3B2 9 0,79 9,488 Normal
A4B1 9 0,56 9,488 Normal
A4B2 9 0,39 9,488 Normal
Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi
yang diajar dengan menggunakan media komputer (A3B1) berdistribusi normal
karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil belajar matematika
kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang dengan diajar menggunakan
media komputer (A3B2) berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel
taraf Alpha = 0,05. Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi
belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media sederhana (A4B1)
berdistribusi normal karena x 2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05. Hasil
belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
dengan menggunakan media sederhana (A4B2) berdistribusi normal karena x
2hitung lebih kecil dari x 2
tabel taraf Alpha = 0,05.
58
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji F. Perhitungan
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 134.
Tabel 13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswayang Diajar dengan Media sederhana dan Media
Sederhana Data Uji F
Hitung Tabel α = 0,05 KesimpulanMotivasi Belajar 1,25 2,29 HomogenHasil Belajar 1,02 2,29 Homogen
Dari uji homogenitas dapat dilihat bahwa varian motivasi belajar dan hasil
belajar matematika homogen, karena F hitung < F tabel pada Alpha = 0,05, demikian
juga dengan kelompok siswa dengan motivasi tinggi dan rendah yang diajar
dengan menggunakan media komputer dan media sederhana. Selanjutnya dapat
dilihat Tabel 14.
Tabel 14 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Tinggi dan Rendah Siswa
yang Diajar dengan Media Komputer dan Media Sederhana dan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Motivasi Tinggi dan Rendah yang Diajar
dengan Media Komputer dan Media Sederhana
Data Uji F Kesimpulan
Hitung Tabel α =0,05 Motivasi Belajar Tinggi 1,51 3,44 Homogen
Rendah 1,39 3,44 Homogen
Hasil Belajar Tinggi 1,02 3,44 Homogen
Rendah 1,12 3,44 Homogen
59
Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa keseluruhan data hasil
belajar kelompok siswa dengan motivasi tinggi dan rendah yang diajar dengan
menggunakan media komputer dan media sederhana homogen.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan media komputer lebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar
dengan media sederhana. Perhitungan lebih lengkap lihat pada lampiran 19
halaman 137.
Tabel 15 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 1
Media Komputer Sederhana
Data N1 = 18
1x = 82 2S = 135,7
N 2 = 18
2x = 78 2S = 133,4
t hitung 2,14
t tabel 2,042 Kesimpulan Berbeda secara signifikan
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t sebagaimana
terlampir pada lampiran 19 halaman 137 , diperoleh t hitung = 2,14 dan t tabel =
2,042. Pada taraf Alpha = 0,05, t hitung > t tabel dan hipotesis H o yang mengatakan
bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
media komputer sama dengan hasil belajar matematika kelompok siswa yang
60
diajar menggunakan media sederhana ditolak. Dengan demikian hipotesis
penelitian (H1 ) yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa
yang diajar dengan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar
matematika kelompok siswa yang diajar menggunakan media sederhana diterima.
Tingkat perbedaannya tidak terlalu jauh karena selisih nilai t hitung dan t tabel
sekitar 0,098
2. Hipotesis Kedua
Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi
yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari kelompok
siswa dengan motivasi tinggi yang diajar dengan media sederhana. Perhitungan
lebih lengkap lihat pada lampiran 19 halaman 137.
Tabel 16 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 2
Media Komputer Sederhana
Data N1 = 9
1x = 83 2S = 169,5
N 2 = 9
2x = 79 2S = 173,6
t hitung 2,29
t tabel 2,120 Kesimpulan Berbeda secara signifikan
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t sebagaimana
terlampir pada lampiran 19 halaman 137 , diperoleh t hitung = 2,29 dan t tabel =
2,120. Pada taraf Alpha = 0,05, t hitung > t tabel dan hipotesis H o yang mengatakan
61
bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi
yang diajar dengan menggunakan media komputer sama dengan hasil belajar
matematika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan
menggunakan media sederhana ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian (H1
) yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih
tinggi dari pada hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
tinggi diajar dengan media sederhana diterima. Tingkat perbedaannya tidak terlalu
jauh karena selisih nilai t hitung dan t tabel sekitar 0,17.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah
yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari kelompok
siswa dengan motivasi rendah yang diajar dengan media sederhana. Perhitungan
lebih lengkap lihat pada lampiran 19 halaman 138.
Tabel 17 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 3
Media Komputer Sederhana
Data N1 = 9
1x = 81 2S = 117,4
N 2 = 9
2x = 76 2S = 104,9
t hitung 2,17
t tabel 2,120 Kesimpulan Berbeda secara signifikan
62
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t sebagaimana
terlampir pada lampiran 19 halaman 138 , diperoleh t hitung = 2,17 dan t tabel =
2,120. Pada taraf Alpha = 0,05, t hitung > t tabel dan hipotesis H o yang mengatakan
bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah
yang diajar dengan menggunakan media komputer sama dengan hasil belajar
matematika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan
menggunakan media sederhana ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian (H1
) yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa dengan
motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media komputer lebih
tinggi dari pada hasil belajar matematika kelompok siswa dengan motivasi belajar
rendah diajar dengan media sederhana diterima. Tingkat perbedaannya tidak
terlalu jauh karena selisih nilai t hitung dan t tabel sekitar 0,05.
4. Hipotesis Keempat
Tidak terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa. Perhitungan lebih lengkap lihat pada lampiran 19
halaman 138.
Tabel 18 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 4
Media komputer Media Sederhana
Motivasi Tinggi
74511 =∑ x 71012 =∑ x 14551 =∑R
8311 =x 7912 =x 811 =R 630252
11 =∑ x 57400212 =∑ x 1204252
1 =∑R Motivasi Rendah
73021 =∑ x 68522 =∑ x 14152 =∑R
8121 =x 7622 =x 5,782 =R 601502
21 =∑ x 52975222 =∑ x 1131252
2 =∑R
63
14751 =∑K 13952 =∑K 2870=∑ X
821 =K 5,772 =K 75,79=X 1231752
1 =∑K 11037522 =∑K 2335502 =∑ X
Dari tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dengan
motivasi belajar tinggi maupun motivasi belajar rendah yang diajar dengan
menggunakan media komputer hampir sama. Nilai siswa ini menunjukkan adanya
tidak adanya interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 19.
Tabel 19 Daftar Anava Interaksi Media Komputer dan Motivasi Belajar
Sumber Variasi
JK Dk RJK F
Hitung Tabel Baris(B) 44,44 1 44,44 0,31 4,18
Kolom(A) 177,78 1 177,78 1,26 4,18 Interaksi(AB) 2,78 1 2,78 0,02 4,18
Residu 4522,22 32 141,32 Total 4747,22 35
Kesimpulan dari analisis data di atas adalah tidak berbeda secara
signifikan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji F sebagaimana
terlampir pada lampiran diperoleh F hitung = 0,02 dan F tabel = 4,18. Pada taraf Alpha
= 0,05, F hitung < F tabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa tidak terdapat
interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika di terima. Dengan demikian hipotesis penelitian yang mengatakan
bahwa terdapat interaksi antara media komputer dengan motivasi belajar terhadap
hasil belajar matematika di tolak.
64
C. Pembahasan
Dilihat dari hasil belajar siswa menggunakan media komputer lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan media sederhana. I
ni dapat dilihat dalam tabel 20 :
Tabel 20 Daftar Nilai Rata – rata Hasil Belajar Matematika
Media Kelompok
Media komputer Media Sederhana
Motivasi Belajar Tinggi 83 79 Motivasi Belajar Rendah 81 76
Dapat dilihat dalam grafik interaksi ordinal pada gambar 7 seperti dibawah
ini :
Gambar 7 Grafik Interaksi Ordinal
Gambar di atas menunjukkan adanya peningkatan yang nyata antara hasil
belajar matematika yang diajar menggunakan media komputer dan media
sederhana. Pada gambar terlihat perbedaan, di mana garis skor hasil belajar kelas
eksperimen tidak terlalu jauh di atas garis hasil belajar kelas kontrol. Hal ini
membuktikan media komputer lebih baik dibandingkan dengan media sederhana,
walaupun perbedaannya hanya sedikit sekali.
65
Salah satu kelebihan dari media komputer adalah mampu memadukan
antara gambar dan teks yang mampu menggugah pikiran siswa,menempatkan
siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses
pembelajaran dengan cara menganalisa materi yang disampaikan, media komputer
lebih menarik perhatian siswa, serta lebih menghemat waktu pembelajaran.
Kemudian penggunaan media bisa diatur, dipercepat, diperlambat bahkan diulang.
Apabila siswa kurang paham maka media bisa dihentikan sementara dan siswa
dapat berkonsultasi secara langsung dengan guru yang mengontrol jalannya proses
pembelajaran. Hal ini bertolak belakang dengan media sederhana yang
menggunakan papan tulis dan alat peraga sederhana akan statis dan kalau diulang
pun kurang sesempurna yang pertama. Dalam penggunaan media sederhana
kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa hanya keterpaksaan untuk
melihat pembelajaran, bahkan perhatian siswa sekali – sekali keluar kelas ataupun
hanya memperhatikan gurunya saja.
Wina Sanjaya dalam kerucut pengalaman Dale, pengalaman langsung
merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri.
Siswa merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan mencapai
tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa
menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada
kecendrungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkrit sehingga akan memiliki
ketepatan yang tinggi. Jika dilihat pengaruh media komputer terhadap siswa
dengan motivasi tinggi dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil
belajar. Siswa dengan motivasi tinggi melaksanakan dengan baik setiap
66
permasalahan yang dipaparkan media komputer. Dengan kemampuan yang
dimiliki siswa lebih cepat memahami materi pelajaran dan mencari penyelesaian
dari tugas yang diberikan, apalagi materi yang ditugaskan guru telah dikenal siswa
sebelumnya. Sementara itu untuk siswa dengan motivasi rendah sangat membantu
dan mendorong siswa berfikir secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap
paparan materi yang diberikan. Siswa dengan motivasi rendah terdorong bekerja
dengan baik karena media akan bisa diulang kembali sampai mereka paham
dengan tingkat kesulitan, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Jadi semua
siswa dapat berhasil menyelesaikan semua tugas yang diberikan dan mendapatkan
kepuasan dari apa yang dikerjakan.
Dari pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media
komputer merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru sebagai
variasi dalam pembelajaran, hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa
di sekolah.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini dalam pelaksanaan tidak terlepas dari
keterbatasan sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan di kelas X SMA pada mata pelajaran matematika,
sehingga belum dapat digeneralisasikan pada mata pelajaran lain
2. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam penelitian ini hanya dilihat dari
pengaruh media komputer dan motivasi belajar, hal – hal lain yang ikut
mempengaruhi hasil belajar siswa tidak diteliti
67
3. Instrumen penelitian hanya mengukur hasil belajar kognitif siswa dan tentu
belum dapat mengukur proses pembelajaran yang dilakukan siswa untuk
mendapatkan prestasi belajar secara keseluruhan.
68
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan proses pembelajaran tidak terlepas dari peranan guru.
Kemampuan guru menguasai teknologi pendidikan untuk medesain,
melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil pembelajaran menjadi
sangat dominan. Kemampuan menguasai materi, menggunakan media,
memotivasi siswa merupakan usaha guru guna meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan media
komputer dan motivasi belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media komputer
memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari pada siswa yang diajar
dengan menggunakan media sederhana,perbedaannya tidak terlalu tinggi.
2. Hasil belajar kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar
dengan menggunakan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar
kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan
menggunakan media sederhana, perbedaannya tidak terlalu tinggi.
3. Hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan
menggunakan media komputer lebih tinggi dari pada hasil belajar
kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan media
sederhana, perbedaannya tidak terlalu tinggi.
69
69
4. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan media
komputer dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar, artinya tidak
adanya pengaruh motivasi tinggi maupun motivasi rendah siswa dalam
penggunaan media komputer terhadap hasil belajar siswa.
B. Implikasi
Dari kesimpulan penelitian di atas, diperoleh implikasi sebagai berikut :
1. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
guru SMA, khususnya guru matematika SMA Negeri 2 Dumai
2. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa media komputer yang diterapkan
dalam proses pembelajaran matematika cukup efektif dalam meningkatkan
hasil belajar
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media komputer,
guru perlu merancang dengan baik materi pembelajaran yang sudah
dikenal siswa dan dipersiapkan semenarik mungkin untuk mendorong
siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru
C. Saran – saran
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan
sebagai berikut :
1. Kepada kepala sekolah untuk menerapkan media komputer dalam
pembelajaran di sekolah. Supaya penerapan media tersebut dapat
dilakukan dengan maksimal maka guru perlu meningkatkan
kemampuannya secara pribadi maupun kelompok mempelajari dan
70
mendalami media pembelajaran ini khususnya dalam pembelajaran
matematika
2. Kepada guru untuk memperhatikan perbedaan dan karakteristik dan
tingkat kesulitan media yang digunakan sehingga setiap siswa bertanggung
jawab dan bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan setiap
permasalahan
3. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan sampel yang lebih
besar, sehingga didapatkan data yang sempurna dan akurat tentang
penerapan media komputer dan variabel lainnya yang mempengaruhi hasil
belajar.
71
DAFTAR RUJUKAN Ajis. 2007. “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar ( Studi Eksperimen pada mata pelajaran geografi di SMP Negeri 1 Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau )”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Azhari Zakri. 2008. “ Pengaruh Penggunaan Media LCD dan Motivasi terhadap
Hasil Belajar (Studi Eksperimen di PGSD D-II FKIP UNRI Ujungbatu Rokan Hulu )” . Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Azhar Arsyad. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. . 2006. Media Pembelajaran. Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. . 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi Priyatno. 2009. Mandiri Belajar SPSS. Yokyakarta: Mediakom. Darpon.2009. “ Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Media Komputer di kelas VI SDN 051 Pasir Sialang Bangkinang”. Tesis tidak diterbitkan. Padang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Harsja Bachtiar.1984. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yokyakarta: Safiria Insania
Press. Karti Soeharto,dkk. 2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: SIC. Livia Riza. 2008. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa
melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) dengan Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukit Sundi Kabupaten Solok”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
72
72
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
.1990. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru
Offset. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Panduan Penulisan Tesis. 2004. Program Pascasarjana. Padang: UNP. Ronald H. Anderson. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung :Alfabeta Riduwan dan Sunarto. 2009.Pengantar Statistika. Bandung : Alfabeta Saifuddin Azwar. 1992. Reliabilitas dan Validitas. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers. Suciati,dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudarman Danim. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta. Sumarna Surapranata.2006. Analisis, Validtas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya. Sumitri Elly. 2005. “Penerapan Metode Cooperative Learning dalam Mata
Pelajaran Matematika ( Eksperimen di SD 13 dan SD 04 Purus Padang )”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Syahyenni. 2008. “Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil
Belajar Matematika kelas v Sekolah Dasar Islam Terpadu AL ITTIHAD Rumbai”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
73
Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Yulinar. 2008. “Penggunaan Program Animasi Multimedia pada Pembelajaran
Dimensi Tiga di kelas 1 SMKN 9 Padang”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Yusufhadi Miarso. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Pustekom Diknas.
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : I Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan proyeksi bangun ruang 2. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam
ruang dimensi tiga 3. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator :
1. Menentukan kedudukan titik ke garis 2. Menentukan kedudukan titik ke bidang 3. Menentukan kedudukan garis ke garis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, garis ke garis dan contohnya dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, serta garis ke garis.
B. Materi Pembelajaran Kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang :
1. Pengertian titik, garis dan bidang a. Suatu titik ditentukan oleh letaknya tetapi tidak memiliki ukuran
(besaran) sehingga dikatakan bahwa titik tidak berdimensi. b. Garis adalah himpunan titik – titik yang hanya memiliki ukuran
panjang, sehingga dikatakan garis berdimensi satu c. Bidang adalah himupnan titik – titik yang memiliki ukuran panjang
dan luas. Sehingga bidang dikatakan berdimensi dua.
2. Kedudukan titik ke garis
75
a. Titik terletak pada garis , sebuah titik A dikatakan terletak pada garis g jika titik A dapat dilalui oleh garis g
b. Titik di luar garis, sebuah titik A dikatakan berada di luar garis g, jika titik A tidak dapat dilalui oleh garis
3. Kedudukan titik ke bidang a. Titik terletak pada bidang, sebuah titik A dikatakan terletak pada
bidang α , jika titik A dapat dilalui oleh bidang α b. Titik terletak di luar bidang, sebuah titik A dikatakan berada di luar
bidang α , jika titik A tidak dapat dilalui oleh bidang α
4. Kedudukan garis ke garis a. Dua garis berpotongan jika kedua garis itu terletak pada sebuah
bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan b. Dua garis sejajar jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang dan
tidak memiliki satupun titik persekutuan c. Dua garis bersilangan jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah
bidang d. Dua garis berimpit jika kedua garis tersebut mempunyai paling sedikit
dua buah titik potong C. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit )
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan
tentang pengertian titik, garis, bidang dan kedudukan titik terhadap garis, titik terhadap bidang serta garis terhadap garis
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (± 70 menit )
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru menyajikan informasi tentang pengertian titik, garis dan bidang,
kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, serta garis ke garis melalui presentasi powerpoint
Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan titik, garis dan bidang,
kedudukan titik ke garis, titik ke bidang, serta garis ke garis beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
76
c. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
d. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan e. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup (± 10 menit )
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c. Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS F. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : II Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam
ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator :
1. Menentukan kedudukan garis ke bidang 2. Menentukan kedudukan bidang kebidang
Alokasi Waktu :
2 x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang kedudukan garis ke bidang, bidang ke bidang dan contohnya dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan kedudukan garis ke bidang serta bidang ke bidang.
B. Materi Pembelajaran Kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang :
1. Kedudukan garis ke bidang a. Garis terletak pada bidang, sebuah garis g dikatakan terletak pada
bidang α , jika garis g dan bidang α itu sekurang – kurangnya memiliki dua titik persekutuan
b. Garis sejajar bidang, sebuah garis g dikatakan sejajar bidang α , jika garis g dan bidang α itu tidak memiliki satupun titik persekutuan
c. Garis memotong atau menembus bidang, sebuah garis g dikatakan memotong atau menembus bidang α , jika garis g dan bidang α hanya memilki sebuah titik persekutuan
2. Kedudukan bidang ke bidang
78
a. Dua bidang berimpit, bidang α dan β dikatakan berimpit jika setiap titik yang terletak pada bidang α juga terletak pada bidang β atau sebaliknya
b. Dua bidang sejajar, bidang α dan β dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak memiliki satupun titik persekutuan
c. Dua bidang perpotongan, bidang α dan β dikatakan perpotongan, jika kedua bidang itu memiliki tepat sebuah garis persekutuan
d. Tiga bidang perpotongan, jika tiga buah bidang berpotongan dan memiliki tiga buah garis persekutuan
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung
D. Langkah – Langkah :
1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan
tentang kedudukan garis terhadap bidang, bidang terhadap bidang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
a. Guru menyajikan informasi tentang garis dan bidang, bidang ke bidang, melalui presentasi powerpoint
Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan kedudukan garis ke bidang,
bidang ke bidang beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik c. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada
powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
d. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan e. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup (± 10 menit ) f. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari g. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya h. Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar
79
1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS F. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : III Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam
ruang dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator : Proyeksi Bangun Ruang Alokasi Waktu : 2x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang proyeksi bangun ruang titik pada garis, titik pada bidang, serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan proyeksi titik pada garis, titik pada bidang
B.Materi Pembelajaran a. Proyeksi titik pada garis
Proyeksi titik p pada garis q adalah titik p’ digaris q sehingga ruas pp’ ⊥ q Gambar :
81
b.Proyeksi titik pada bidang Proyeksi titik p pada α adalah titik tembus garis yang tegak lurus dari p pada
bidang α Gambar :
C. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Tanya jawab, presentasi powerpoint, kelompok berpasangan
2. Model : Pembelajaran Langsung D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit )
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan
tentang proyeksi bangun ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (± 70 menit )
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e. Guru menyajikan informasi tentang proyeksi bangun ruang melalui
presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f. Guru membimbing siswa dalam menentukan proyeksi bangun ruang dalam
bentuk contoh yang terdapat pada powerpoint g. Siswa diminta menuliskan jawaban contoh tersebut dibukunya masing –
masing dan mendiskusikan kepada teman pasangan sebangkunya Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik h. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada
powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
i. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan j. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara
individu
82
3. Penutup (± 10 menit )
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c. Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : IV Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris, dan dari titik kebidang dalam ruang
dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga
Indikator : Proyeksi Bangun Ruang Alokasi Waktu : 2x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang proyeksi bangun ruang garis pada bidang, serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint, serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan proyeksi garis pada bidang
B.Materi Pembelajaran a.Proyeksi garis pada bidang Misalkan titik k dan l adalah sebarang titik – titik pada garis g. Proyeksi titik k
dan l pada bidang α berturut – turut adalah k’ dan l’. Kemudian dari titik k’ dan l’ dapat dibuat garis g’. Garis g’ disebut proyeksi garis g pada bidang α .
84
Jika ruas garis AB tegak lurus bidang α , maka proyeksinya pada bidang α
berupa satu titik B yang terletak pada bidang α Gambar :
Jika ruas garis AB tidak tegak lurus bidang α dan menembus bidang α di titik
B, maka proyeksi titik A pada bidang α adalah A’ dan proyeksi titik B pada bidang α adalah B’. Jadi proyeksi ruas garis AB adalah A’B
Gambar :
Yang perlu diingat :
a. Sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang apabila garis itu tegak lurus pada dua buah garis berpotongan yang terletak pada bidang tersebut
b. Jika sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang, maka garis itu tegak lurus pada setiap garis yang terletak pada bidang tersebut
C. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Tanya jawab, presentasi powerpoint, kelompok berpasangan
2. Model : Pembelajaran Langsung
85
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit )
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan
tentang proyeksi bangun ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (± 70 menit )
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru menyajikan informasi tentang proyeksi bangun ruang melalui presentasi
powerpoint
Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan proyeksi bangun ruang dalam
bentuk contoh yang terdapat pada powerpoint c. Siswa diminta menuliskan jawaban contoh tersebut dibukunya masing –
masing dan mendiskusikan kepada teman pasangan sebangkunya Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik d. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada
powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
e. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan f. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara
individu 3. Penutup (± 10 menit )
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran sebelumnya dalam persiapan ulangan blok
c. Memberi salam E. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS F. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
86
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : V Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang
dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A.Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang
B.Materi Pembelajaran Jarak antara titik dan garis dalam ruang : Jarak antara titik A dan garis g (titik A di luar garis g) adalah panjang ruas garis AA’, dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada garis g. Dengan perkataan
87
lain jarak antara titik A dan garis g ditentukan dengan cara menarik garis dari titik A tegak lurus g sehingga memotong garis g di titik A’, maka garis AA’ adalah jarak antara titik A dan garis g, dilihat pada gambar dibawah ini:
Jika garis g terletak pada bidang α dan titik A berada diluar bidang α maka untuk menentukan jarak antara titik A dan garis g ditempuh dengan membuat garis AB yang tegak lurus bidang α , kemudian tariklah garis BC yang tegak lurus garis g, sehingga diperoleh panjang garis AC yang merupakan jarak antara titik A dan garis g. Dilihat pada gambar berikut ini :
C. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Tanya Jawab, Presentasi Powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit )
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan
tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
88
2. Kegiatan Inti (± 70 menit )
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e. Guru menyajikan informasi tentang jarak antara titik dan garis dalam
ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan
f. Guru membimbing siswa dalam menentukan jarak antara titik dan garis beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik g. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada
powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
h. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan i. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara
individu 3. Penutup (± 10 menit )
a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam
4. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS 5. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : VI Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang
dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan jarak antara titik dan bidang dalam ruang Alokasi Waktu : 2x 45 menit A.Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui penyajian informasi tentang jarak antara titik dan bidang dalam ruang serta pemberian contoh dalam presentasi flash serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan jarak antara titik dan bidang dalam ruang
B.Materi Pembelajaran Jarak antara titik dan bidang dalam ruang : Jarak antara titik A dan bidang α adalah panjang ruas garis AA’ dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada bidang α AA’ ⊥ a AA’ ⊥ b
AA’ ⊥ bidang α
90
Digambarkan dengan :
C. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung
D. Langkah – Langkah :
1. Pendahuluan ( ± 10 menit ) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan
tentang jarak antara titik dan bidang dalam ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (± 70 menit ) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
a. Guru menyajikan informasi tentang jarak antara titik dan bidang dalam ruang melalui presentasi powerpoint
Fase 3 : Membimbing pelatihan b. Guru membimbing siswa dalam menentukan jarak antara titik dan bidang
beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
c. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
d. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
91
e. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup (± 10 menit )
a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : VII Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang
dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dalam ruang Alokasi Waktu : 2x 45 menit A.Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang sudut antara garis dan bidang dalam ruang serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan sudut antara garis dan bidang dalam ruang
B.Materi Pembelajaran Sudut antara garis dan bidang : Jika garis g tidak tegak lurus pada bidang α , maka sudut antara garis g dan bidang α adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis g dan proyeksi garis g pada bidang α ∠ (g, α ) = ∠ (g,g’) = ϕ ϕ = sudut antara garis g dan bidang α
93
a. Jika garis g tegak lurus pada bidang α maka sudut antara garis g dan bidang α adalah 90 0
b. Jika garis g terletak pada bidang α atau sejajar dengan bidang α , maka sudut antara garis g dan bidang α adalah 0 0 Pada gambar :
C. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit )
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b. Mengabsensi siswa c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang sudut antara garis dan bidang dalam ruang d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (± 70 menit )
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e. Guru menyajikan informasi tentang sudut antara garis dan bidang dalam
ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f. Guru membimbing siswa dalam menentukan sudut antara garis dan bidang
beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik g. Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada
powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda
h. Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan i. Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup (± 10 menit )
a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam
94
E. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Komputer, LCD 2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan
LKS
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA Negeri 2 Dumai Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : VIII Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi Kompetensi Dasar :
1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan proyeksi bangun ruang 3. Menentukan jarak dari titik kegaris dan dari titik kebidang dalam ruang
dimensi tiga 4. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga Indikator : Menentukan besar sudut antara dua bidang dalam ruang Alokasi Waktu : 2x 45 menit A.Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyajian informasi tentang sudut antara dua bidang dalam ruang serta pemberian contoh dalam presentasi powerpoint serta siswa menghubungkannya dengan membaca penjelasan pada buku pegangan maka siswa dapat menentukan sudut antara dua bidang dalam ruang
B.Materi Pembelajaran Sudut antara dua bidang : Sudut antara dua bidang (yang berpotongan) adalah sudut yang terbentuk oleh dua garis pada masing – masing bidang tadi di mana setiap garis itu tegak lurus pada garis potong kedua bidang tersebut di satu titik. Garis (α , β ) = perpotongan bidang α dan β Garis m pada α dan m ⊥ (α , β ). Garis n pada β dan n ⊥ (α , β ) dimana ∠SPQ = sdt tumpuan. Bidang γ = bidang tumpuan ( bidang yang memuat sudut tumpuan) Pada gambar :
96
C. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab, presentasi powerpoint 2. Model : Pembelajaran Langsung
D. Langkah – Langkah : 1. Pendahuluan ( ± 10 menit )
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa a.Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya b.Mengabsensi siswa c.Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan beberapa pertanyaan tentang sudut antara dua bidang dalam ruang d.Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (± 70 menit )
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan e.Guru menyajikan informasi tentang sudut antara dua bidang dalam ruang melalui presentasi powerpoint Fase 3 : Membimbing pelatihan f.Guru membimbing siswa dalam menentukan sudut antara dua bidang beserta contohnya yang terdapat pada powerpoint Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik g.Siswa di tunjuk satu persatu untuk menjawab contoh yang ada pada powerpoint tersebut dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi jika jawabannya berbeda h.Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang salah dengan sama – sama melihat jawaban yang benar pada powerpoint Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan i.Siswa mengerjakan soal latihan lanjutan dengan LKS secara individu
3. Penutup (± 10 menit )
a.Guru bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari b.Guru memberikan tugas untuk membaca materi pelajaran selanjutnya c.Memberi salam
E. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Komputer, LCD
97
2. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika kelas X ( Grafindo) dan LKS
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Essay 3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Mengetahui Dumai, Januari 2010 Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Mata Pelajaran Dra. Heppi Syuryani Arni Iswari, S.Si NIP.196509301990032004 NIP.197907072005012012