i
PENGARUH PEMBERIAN ARANG BAKAR SEKAM PADI
DAN PUPUK KANDANG KERBAU TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
CABAI BESAR (Capsicum annum L.)
SUKRI PARDI
1602406116
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
ii
PENGARUH PEMBERIAN ARANG BAKAR SEKAM PADI
DAN PUPUK KANDANG KERBAU TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
CABAI BESAR (Capsicum annum L.)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo
SUKRI PARDI
1602406116
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : Pengaruh Pemberian Arang Bakar Sekam Padi dan Pupuk
Kandang Kerbau Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Cabai Besar (Capsicum annum L.)
Nama : Sukri Pardi
NIM : 1602406116
Prokram Studi : Agroteknologi
Tanggal Ujian : 29 September 2020
Menyetujui,
Pembimbing II, Pembimbing I,
Rahmawati Upa, S.Pd.I., M. Pd Rahman Hairuddin, S.P., M.Si.
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Agroteknologi, Dekan Fakultas Pertanian,
I Nyoman Arnama, S.P., M.Si. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si.
Tanggal Tanggal :
iv
v
vi
ABSTRAK
Sukri Pardi. 2020. Pengaruh Pemberian Arang Bakar Sekam Padi dan Pupuk
Kandang Kerbau terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar
(Capsicum annum L.) (dibimbing oleh Rahman Hairuddin dan Rahmawati Upa)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arang bakar sekam
padi dan pupuk kandang kerbau terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
besar (Capsicum annum L.) dan mengetahui dosis arang bakar sekam padi dan
pupuk kandang kerbau. Dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian
Kampus II Universitas Cokroaminoto Palopo, di jalan Lamaranginang, Kelurahan
Batupasi, Kecamatn Wara Utara, Kota Palopo dari bulan Juni 2019 sampai
Agustus 2019. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam percobaan yaitu
Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 6 perlakuan yang diulangi sebanyak
4 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian berbagai dosis pupuk kandang kerbau dan arang bakar sekam padi
memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada seluruh parameter tanaman
yaitu parameter tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga,
jumlah buah, berat buah dan umur panen disebabkan karena penambahan arang
sekam bakar padi dan kotoran kerbau belum mampu memenuhi kebutuhan hara
yang dibutuhkan tanaman cabai merah besar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kandang kerbau dan arang bakar sekam
padi memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada seluruh parameter
tanaman yaitu parameter tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah
bunga, jumlah buah, berat buah dan umur panen. Hasil penelitian terbaik terdapat
pada parameter tinggi tanaman P2 dengan rata-rata 36.75 cm, diameter batang P5
dengan rata-rata 0.75 cm, umur berbunga P4 dengan rata-rata 50 hst, jumlah
bunga P4 dengan rata-rata 21 biji, jumlah buah P0 (kontrol) dengan rata-rata 23.5
biji, berat buah P5 dengan rata-rata 197.75 gram dan umur panen pada perlakuan
P3 dengan rata-rata 98.25 hst. Hal ini diduga karena penambahan arang sekam
bakar padi dan kotoran kerbau belum mampu memenuhi kebutuhan hara yang
dibutuhkan tanaman cabai merah besar.
Kata kunci: Arang sekam padi, cabai besar, pupuk kandang kerbau.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat hidayah serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Arang Bakar Sekam
Padi dan Pupuk Kandang Kerbau Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Cabai Besar (Capsicum annum L.). Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak
menemui hambatan dan kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras yang
disertai dengan doa sehingga semua hambatan dan kesulitan dapat penulis atasi
dengan baik. Selain itu, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak, olehnya itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Agroteknologi pada Fakultas Pertanian di Universitas Cokroaminoto Palopo.
Tentunya dalam penyusunan dan penelitian ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materi. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S, selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo.
2. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Cokroaminoto Palopo, sekaligus sebagai dosen pembimbing I.
3. I Nyoman Arnama, S.P., M.Si, selaku Ketua Prodi Agroteknologi,
Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Rahmawati Upa, S.Pd.I., M. Pd, sebagai Dosen Pembimbing II
5. Segenap dosen, serta staf Universitas Cokroaminoto Palopo atas bantuannya
selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
6. Teman, dan orang-orang yang selalu ada untuk mendukung serta semua pihak
yang tak biasa Penulis sebutkan satu persatu dalam pengantar ini yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
Semoga Allah SWT memberi balasan atas segala bantuan dan doa yang
diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Palopo, Oktober 2020
Sukri Pardi
ix
RIWAYAT HIDUP
Sukri Pardi, lahir di Bulo pada Tanggal 11 November 1996.
Anak Pertama dari lima bersaudara lahir dari pasangan
ayahanda Pardi dan ibunda Hasna Amburang. Pendidikan
formal yang telah dilalui adalah Sekolah Dasar Negeri 95 Bulo
dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2009. Melanjutkan
Kesekolah Menengah Pertama SMP Bakti Nusa Walenrang
dan tamat tahun 2012, dan Sekolah Menengah Atas PGRI Walenrang, tamat
tahun 2015 kemudian melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi dan diterima
sebagai mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
SURAT KETERANGAN HASIL SIMILARITY iii
KETERANGAN HASIL SIMILARITY CHECK SKRIPSI iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
RIWAYAT HIDUP viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Kajian Teori 4
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan 15
2.3 Kerangka Pikir 15
2.4 Hipotesis 17
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 18
3.1 Tempat dan Waktu 18
3.2 Bahan dan Alat 18
3.3 Metode Pelaksanaan 18
3.4 Metode Pelaksanaan 19
3.5 Parameter Pengamatan 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 21
4.1 Hasil ................................................................................................. 21
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 30
xi
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 30
5.2 Saran ................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31
LAMPIRAN ..................................................................................................... 33
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Skema Kerangka Pikir .................................................................................. 17
2. Diagram Rata-rata Tinggi ............................................................................ 21
3. Diagram Rata- rata Diameter Batang ......................................................... 22
4. Diagram Rata-rata Umur Berbunga ............................................................ 23
5. Digram Rata-rata Berat Buah ....................................................................... 24
6. Digram Rata-rata Jumlah Buah .................................................................... 25
7. Digram Rata-rata Berat Buah ....................................................................... 26
8. Digram Rata-rata Umur Panen ..................................................................... 27
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Varietas Cabai Besar Gada F1 ..................................................................... 34
2. Rata-rata Hasil Pengamatan yang sudah diolah ........................................... 35
3. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai besar (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang
banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang
pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat
membangkitkan selera makan (Merison, 2014). Cabai besar mengandung berbagai
macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Kandungan vitamin
dalam buah cabai besar adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang
rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-
rempah (bumbu dapur) karena buah cabai besar mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Kandungan terbesar anti
oksidan dalam buah cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung
Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Anggraeni
dan Hening, 2015).
Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap cabai, tercatat pada kisaran
3kg/kapita/tahun. Pada tahun 2010 produksi nasional cabai di Indonesia rata-rata
mencapai 1,328 ton/ha, pada tahun 2011 produksi cabai di Indonesia mencapai
1,440 ton/ha dan pada tahun 2012 hasil produksi cabai besar nasional menyentuh
angka 954,36 ton. Hasilnya,produksi untuk komoditas cabai besar di Indonesia
tahun 2013 sebesar 1 juta ton. Apabila dibandingkan dengan tahun 2012
terjadi kenaikan sebesar 6,13% yang berjumlah 954,36 ribu ton. Menurut data
yang dikeluarkan oleh BPS (2016) bahwa hasil produksi pertanian dari
komoditi cabai besar pada tahun 2014 mencapai 1,1 juta ton, pada tahun 2015
sebesar 1 juta ton dan pada tahun 2016 berkisar 1 juta ton. Pada ketiga tahun
ini dapat disimpulkan bahwa produksi cabai besar cenderung mengalami
penurunan. Pembudidayaan tanaman cabai besar ini seringkali mengalami
berbagai permasalahan salah satu masalah yang umum adalah rendahnya produksi
cabai yang disebabkan sistem budidaya yang kurang optimal salah satunya yaitu
pemupukan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu penggunaan
pupuk organik.
Pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari bahan organik yang
dapat diperkaya hara lain dan berpengaruh positif terhadap tanaman, dengan
2
adanya bantuan jasad renik yang ada di dalam tanah, pupuk organik yang dapat
digunakan yaitu kotoran kerbau. Kotoran kerbau merupakan bahan organik yang
secara spesifik berperan meningkatkan ketersediaan fosfor, nitrogen, kalium,
kalsium dan unsur-unsur mikro seperti magnesium, belerang dan boron serta
mengurangi pengaruh buruk dari alumunium. Kotoran kerbau mengandung
protein 36-57%; serat kasar 0,05-2,38%; kadar air 24-63%; kadar abu 5-17%;
kadar Ca 0,9-5%, serta kadar P 1-1,9%. Selain itu pupuk organic ini mengandung
N, Fosfor, K (Kalium) sesuai yang dibutuhkan (Harsal, 2015)
Gustia, 2013, melaporkan bahwa pupuk yang berasal dari kotoran kerbau
memiliki kandungan unsur nitrogen yang lebih tinggi dan kadar airnya lebih
rendah bila dibandingkan dengan pupuk yang berasal dari kotoran hewan lainnya.
Seperti ini merangsang jasad renik untuk melakukan perubahan-perubahan
(dekomposisi) secara aktif. Sebagian besar unsur hara pada pupuk kandang
kerbau, harus mengalami berbagai perubahan (dekomposisi) terlebih dahulu
dalam penggunaannya sebelum diserap tanaman (Riyadi, 2013).
Arang sekam padi merupakan hasil dari pembakaran sekam padi yang
banyak mengandung karbon dalam bentuk padatan dan berpori. Arang sekam padi
dapat digunakan untuk memperbaiki tempat tumbuh suatu tanaman dan juga dapat
berfungsi sebagai pembangun kesuburan tanah (soil conditioning). Arang sekam
mengandung SiO2 (52%), C (31%), K (0.3%), N (0,18%), F (0,08%), dan kalsium
(0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO,
MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan organik lainnya.
Selain itu, arang sekam memiliki pH antara 5-9, yang dapat menghambat
pertumbuhan. Pembuatan arang sekam dapat dilakukan dengan cara dibakar atau
disangrai. Kelebihan arang sekam sebagai media tanam yaitu bersifat poros atau
mudah membuang air yang berlebihan, berstruktur gembur dan dapat menyimpan
air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, tidak mengandung garam laut atau
kadar salinitas rendah, bersifat netral hingga alkalis yakni pada pH 6-7, tidak
mengandung organisme penyebab hama dan penyakit, mengandung bahan kapur
atau kaya unsur kalium, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan,
dan sudah steril. Kekurangan media arang sekam yaitu jarang tersedia dipasaran,
umumnya tersedia hanya bahannya (sekam/kulit gabah) dan arang sekam hanya
dapat digunakan 2 kali (Gustia, 2013).
3
Sukmawati dkk (2015), menyatakan bahwa Pemberian pupuk organik dari
kotoran kerbau sebanyak 15-30 ton/ha+pupuk organik cair 2,5-5cc/liter
memberikan pertumbuhan tanaman sawi lebih baikpada perlakuan P2 dan berbeda
nyata dengan perlakuan kontrol (tanpa pupuk organik cair dan pupuk kandang
kerbau). Martinus (2017), menyatakan bahwa penggunaan pupuk kandang kerbau
meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai besar pada panjang tanaman,
bobot basah, dan bobot kering. Hasil tertinggi yaitu pada bobot kering cabai besar
dengan dosis K1 (15 ton/ha pupuk kandang kerbau) dan P1 (65 kg/ha NPK, 65
kg/ha ZA, 15 kg/ha KCL)
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian arang sekam bakar padi dan pupuk kandang kerbau terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemberian arang bakar sekam padi dan pupuk kandang
kerbau terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar?
2. Berapakah dosis arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau yang
terbaik untuk pertumbuhan dan hasiltanaman cabai besar?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh arang bakar sekam padi dan pupuk kandang
kerbau terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar.
3. Untuk mengetahui dosis arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau
yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini di harap mampu memberikan manfaat
di antaranya sebagai berikut:
1. Menambah wawasan mengenai pemanfaatan arang bakar sekam padi dan
pupuk kandang kerbau untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar.
2. Sebagai upaya penerapan pertanian organik dengan pemanfaatan arang bakar
sekam padi dan pupuk kandang kerbau untuk tanaman cabai besar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Cabai Besar
Cabai besar berasal dari Amerika tepatnya di daerah Peru dan menyebar
dari Meksiko hingga ke bagian utara Amerika Selatan dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Tanaman cabai besar termasuk tanaman semusim yang tergolong ke
dalam famili Solanaceae dengan nama ilmiah Capsicum annuum L. Buah cabai
sangat digemari karena memiliki rasa pedas dan dapat menambah selera makan.
Cabai besar memiliki tampilan fisik beragam, dapat digolongkan dalam 2
kelompok yaitu cabai besar keriting dan cabai besar bukan keriting (Muhammad,
dkk. 2016) Ciri khas pada cabai besar keriting diameter buah kecil, biasanya padat
dan agak bergelombang kulitnya. Cabai besar bukan keriting memiliki diameter
buah besar. Rasa pedas cabai besar bukan keriting tidak sepedas cabai besar
keriting.
Cabai mempunyai nama ilmiah Capsicum sp. Beberapa jenis tanaman
cabai yaitu cabai besar Capsicum annuum, cabai kecil Capsicum frutescens,
Capsicum chinense, Capsicum pubescens dan Capsicum baccatum. Namun, yang
paling banyak dibudidayakan oleh para petani adalah cabai besar Capsicum
annuum dan cabai kecil Capsicum frutescens (Deptan, 2013). Cabai merah
merupakan salah satu jenis cabai yang banyak dibudidayakan oleh petani
Indonesia. Selain karena manfaatnya bagi kesehatan, cabai merah juga memiliki
harga jual yang cukup tinggi (Syukur, 2016).
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai besar merupakan tanaman berbentuk
perdu atau semak biasanya tumbuh pada permukaan tanah dengan ketinggian
kurang dari 1,5 meter. Tanaman cabai besar terdiri dari beberapa bagian
diantaranya bagian akar, batang, daun, bunga, dan buah adalah bagian paling
penting dari hasil utama produk. Secara morfologi akar pada cabai besar
merupakan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping (Muhammad,
dkk. 2016). Akar cabai tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar, dan
tudung akar.
5
2. Klasifikasi Tanaman Cabai Besar
Cabai mempunyai nama ilmiah Capsicum sp. Beberapa jenis tanaman
cabai yaitu cabai besar Capsicum annum, cabai kecil Capsicum frutescens,
Capsicum chinense, Capsicum pubescens dan Capsicum baccatum. Namun, yang
paling banyak dibudidayakan oleh para petani adalah cabai besar Capsicum
annum dan cabai kecil Capsicum frutescens (Muhammad dkk, 2016). Permintaan
akan cabai yang meningkat dari waktu ke waktu ini menyebabkan cabai dapat
diandalkan sebagai komoditas ekspor nonmigas. Hal ini terbukti dari komoditas
sayuran segar yang diekspor dari Indonesia meliputi bawang merah, tomat,
kentang, kubis, wortel dan cabai (Arini dkk, 2013). Menurut Tjitrosoepomo
(2010), cabai besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceace
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum sp.
3. Morfologi Tanaman Cabai Besar
Secara morfologi, bagian tanaman cabai besar dibedakan atas akar,batang,
daun, bunga, dan buah.Dibawah ini uraian mengeni morfologi tanaman cabai
besar.
a. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran serabut dengan cabang akar yang
banyak dan serabut pada permukaan. Biasanya pada akar terdapat bintil-bintil
yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Akar tanaman
cabai hanya mampu menembus tanah secara dangkal dengan kedalaman 20-40
cm. meski tanaman cabai tidak memiliki akar tunggang, akan tetapi ada beberapa
akar yang tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu
(Tonny dkk, 2014).
b. Batang
Cabai merupakan tanaman perdu dengan batang yang tidak berkayu dan
6
batang cabai akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian akan
menghasilkan banyak cabang. Untuk batang cabai rawit dapat tumbuh dengan
ketinggian maksimal 1 meter, sedangkan batang cabai besar dapat tumbuh
mencapai 2 meter lebih. Batang cabai memiliki warna yang bervariasi, mulai dari
hijau, hijau muda sampai dengan warna hijau tua. Sedangkan batang yang sudah
tua memiliki warna cokelat dan agak keras seperti kayu karena pengerasan
jaringan parekin. Batang cabai besar saat muda berwarna kehijauan sampai
keunguan, memiliki ruas berwarna hijau atau ungu tergantung pada varietas apa
yang dibudidayakan, Batang cabai besar mudah patah (Rachman, 2015).
c. Daun
Daun cabai memiliki bentuk yang bermacam-macam sesuai dengan
spesies dan varietasnya. Bentuk daun cabai ada yang lonjong, bulat, maupun
lanset. Pada permukaan bagian atas daun ada yang berwarna hijau muda, hijau
tua, hijau kebiru-biruan, bahkan hijau yang hampir kehitam-hitaman. Sedangkan
pada permukaan bagian bawah daun memiliki warna hijau, hijau pucat, dan hijau
muda. Permukaan daun cabai ada yang halus dan ada juga yang berkerut-kerut.
Daun cabai memiliki ukuran panjang antara 3-11 cm dan lebar sekitar 1-5 cm.
Daun cabai besar memiliki bagian helaian daun dan tangkai daun. Bentuk daun
lonjong sampai bulat dan bagian ujung daun meruncing. Warna daun cabai besar
hijau kelam sampai keunguan (Rachman, 2015).
d. Bunga
Bunga pada tanaman cabai bervariasi dan memiliki bentuk yang sama,
yaitu berbentuk bintang. Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam
keadaan tunggal ataupun bergerombol dalam satu tandan. Dalam satu tandan
biasanya hanya ada 2 atau 3 bunga saja. Panjang bunga kurang lebih 1-15 cm dan
lebarnya 0,5 cm. Bunga cabai merupakan bunga sempurna yang dapat menyerbuk
sendiri. Pada umumnya bunga cabai terdiri dari 5-6 helai daun mahkota (petal)
yang berwarna putih atau unggu. Pada satu bunga terdapat satu kepala putik atau
(stigma) yang berbentuk bulat. Selain itu juga terdapat benang sari (filamen), dan
masing-masing pada ujungnya terdapat satu antera yang berisi serbuk sari. Bunga
dari cabai besar memiliki susunan bunga dengan jumlah kuntum bunganya
beragam sesuai dengan jenis varietas yang digunakan. Biasanya, tiap bunga
7
mempunyai 5 daun buah dan 5-6 daun mahkota yang berwarna putih dan ungu
tergantung pada varietasnya (Rustandi, 2013).
e. Buah
Buah cabai memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang bulat, dan ada bulat
memanjang dengan ujung runcing. Selain itu, bentuk dalamnya berpolong dengan
rongga diantara plasenta dan dinding buah. Buah yang masih muda memiliki
warna yang mencolok yaitu kuning atau merah yang licin dan mengkilap. Warna
buah tersebut juga tergantung dari varietasnya. Bagi buah yang masih muda tidak
berasa pedas, dan ketika ketika buah sudah tua memiliki rasa yang pedas dan
menyengat. Panjang buah cabai berkisar 9-15 cm dengan diameter 1-1,75 cm,
dengan berat 7,5-15 g/buah. Buah mengantung pada tangkai buah yang berwarna
hijau dengan panjang tangkai berkisar antara 3,5-4,5 cm yang keluar dari ketiak
daun. Buah cabai besar yang telah matang umumnya berwarna kuning sampai
merah (Harpenas dan Dermawan, 2011).
f. Biji
Biji cabai memiliki ukuran kecil, berbentuk bulat dan pipih serta berwarna
putih atau krem. Biji ini berjumlah banyak dan melekat pada plasenta berwarna
putih. Biji cabai memiliki rasa yang lebih pedas, dan biasanya rasa yang lebih
pedas ini terdapat pada biji-biji cabai tipe liar. Bentuk biji cabai besar adalah
kecil, bulat pipih, dengan warna biji kuning kecoklata.
4. Syarat Tumbuh Cabai Besar
a. Iklim
Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya tanaman cabai besar
adalah angin, curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembapan. Angin sepoi-
sepoi akan membawa uap air dan melindungi tanaman dari terik matahari
sehingga penguapan yang berlebihan akan berkurang. Selain lebah, angin juga
berperan penting sebagai prantara penyerbukan, namun angin yang kencang juga
justru akan merusak tanaman. Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-2500
mm/tahun.
b. Kelembaban
Kelembaban relatif yang diperlukan 80% dan sirkulasi udara yang lancar.
Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga tidak terserbuki dan banyak
rontok. Lamanya penyinaran (foto periodisitas) yang dibutuhkan tanaman cabai
8
antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya ini dibutuhkan untuk fotosintesis,
pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk
perkecambahan benih paling baik antara 20-30°C.
c. Suhu
Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28°C. Pada suhu 150-32°C
buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang terlalu dingin menyebabkan
pertumbuhan bunga juga kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih
lama.(Wibowo, 2014).
d. Tanah (pH)
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman cabai besar adalah tanah yang
bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat, dan tidak terlalu poros serta kaya
bahan organik. Tanah yang terlalu liat kurang baik karena sulit diolah,
drainasenya jelek, pernafasan akar tanaman dapat terganggu dan dapat
menyulitkan akar dalam menyerap unsur hara. Tanah yang terlalu poros/banyak
pasir juga kurang baik, karena mudah tercucinya pupuk oleh air sehingga
diperlukan tanaha dengan derajat kemasaman tanah yang sesuai adalah berkisar
antara pH 5,5-6,8 dengan pH optimum 6,0-6,5. Cendawan berkembang pada
hampir semua tingkatan pH, cendawan penyebab layu fusarium dan cendawan
penyebab rebah kecambah seperti rhizoctoma sp, phythium sp. Berkembang baik
pada tanah-tanah asam. Cendawan yang hidup pada pH 5,5 kehidupannya besaing
dengan bakteri, karena bakteri berkembang baik pada pH 5,5 penganturan pH
dapat dilakukan dengan penambahan kapur pertanian pada pH rendah dan
belerang (S) pada pH tinggi.
Tanah yang mengandung unsur hara yang optimum serta terbatas dari
unsur-unsur toksik bisa dikatakan mempunyai kesuburan kimia, tetapi bukan itu
saja kesuburan fisik yang yang meliputi keadaan air, oksigen, suhu, tanah, dan
ukuran pori tanah harus selalu seimbang dan optimum sehingga menjadikan
keadaan tanah tersebut optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Wibowo, 2014).
5. Teknik Budidaya Cabai Besar
a. Pengolaan Tanah
Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabai merah adalah tanah yang
gembur dan memiliki porosotas yang baik.Sebelum cabai merah ditanam cangkul
9
atau bajak lahan sedalam 20-40 cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa
akar tanaman. Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa
gunakan herbisida. Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan
jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan,
untuk memudahkan pemeliharaan panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat
saluran drainase yang baik karena tanaman cabai merah tidak tahan terhadap
genangan air. Budidaya cabai merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat
keasaman tanah pH 6-7. Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman
cabai merah akan terlihat pucat dan mudah terserang virus. Tanah yang asam
biasanya mudah ditumbuhi ilalang untuk menetralisirnya bisa gunakan kapur
pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha.
Pemberian kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan
pembuatan bedengan. Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk
kandang pada setiap bedengan secara merata. Budidaya cabai intensif sebaiknya,
bedengan ditutup dengan mulsa plastik perak hitam. Penggunaan mulsa plastik
mempunyai konsekuensi biaya namun mendatangkan sejumlah manfaat. Mulsa
bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan erosi, mengendalikan
gulma dan menjaga kebersihan kebun. Buat lubang tanam sebanyak dua baris
dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70 cm. Sebaiknya lubang tanam dibuat
zig zag, tidak sejajar. Hal ini berguna untuk mengatur sirkulasi angin dan
penetrasi sinar matahari. Diameter dan kedalaman lubang tanam kurang lebih 10
cm, atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai (Syukur dkk, 2016).
b. Penanaman
Pemindahan bibit cabai merah dari area persemaian dilakukan setelah
umur bibit sekitar 3 minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari
stres. Usahakan penanaman dilakukan serentak dalam satu hari. Cara
menanamnyaadalah dengan membuka atau menyobek polybag semai. Kemudian
masukkan bibit cabai merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam jaga
agar media semai jangan sampai terpecah kemudian siram tanaman secukupnya
untuk mempertahankan kelembaban (Syukur dkk, 2016).
10
c. Pemeliharaan
Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan
gembor atau dengan penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat
tanaman belum terlalu kuat. Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu
sekali. Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan
penyulaman tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
abnormal segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.
Pada budidaya cabai memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk
menopang tanaman berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari
pangkal batang. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit
dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar dikhawatirkan saat ajir ditancapkan
akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan akan mudah terserang
penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman tumbuh tinggi
atau berumur diatas satu bulan.
Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk
budidaya cabai di dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas
yang tumbuh pada ketiak daun dengan tangan yang bersih. Perempelan ini
dilakukan sampai terbentuk cabang utama, ditandai dengan kemunculan bunga
pertama atau kedua.
Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8
kali hingga panen terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran
pupuk pada setiap lubang tanam. Pemupukan yang paling praktis adalah dengan
menggunakan pupuk organik cair. Siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah
diencerkan pada setiap tanaman bisa juga ditambahkan NPK pada campuran
tersebut.
Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja. Pengendalian
hamadan penyakit dalam budidaya cabai cukup vital. Banyak kasus budidaya
yang gagal karena serangan hama dan penyakit untuk lebih detail, silahkan baca
pengendalihan hama dan penyakit tanaman cabai (Syukur dkk, 2016).
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Ulat Tanah (Agrotis sp.)
Hama ini menyerang batang muda cabai. Pencegahan dapat dilakukan
dengan cacing tanah secara manual mengambil dan menghancurkannya. Kendali
11
dilakukkan dengan menerapkan insektisida Diptrex 95 SP atau Drusban 0,2%
pada dosis yang dianjurkan.
b. Ulat Buah (Dacus sp.)
Hama ini menyerang buah. Buah yang terserang akan membusuk dan
rontok. Agar tidak menular, buah yang telah diserang harus dibuang dan
dimusnahkan. Pengendalian hama ini dengan insektisida Agrymicin, Buldok 25
EC, Cucacron 500 EC dengan dosis yang dianjurkan.
c. Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Hama ini menyerang daun dan buah cabai. Gejala yang ditimbulkan
adalah rusaknya daun dan buah cabai akibat gigitan ulat ini. Pencegahannya bias
diaplikasikan insektisida seperti Atabron 50 EC, Curracon 500 EC, Dharmafur 3
G, Fenval 200 EC dengan dosis sesuai anjuran.
d. Trips
Hama ini menyerang daun dan buah cabai. Gejala serangan hama ini
adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Bias pencegahan
diterapkan insektisida sebagai Atabron 50 EC, Curracon 500 EC, Dharmafur 3 G,
Fenval 200 EC dengan dosis yang dianjurkan.
e. Belalang
Bagian yang diserang adalah tunas muda dan batang pencegahan bias
dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan secara manual atau dengnan
memasang perangkap disekitar tanaman. Pengendalian dilakukan dengan
insektisida Orthene, Diazinon, Malathion dengan dosis sesuai anjuran.
f. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Lalat buah musuh utama dalam budidaya cabai. Lalat buah menyuntikkan
telur mereka dalam serangan dengan cabai, telur ini berkembang dan menjadi
larva dalam buah yang menggerogoti dari dalam yang menyebabkan busuk buah
dan rontok. Pencegahan dilakukan dengan menetapkan perangkap dengan bahan
aktif metil eugenol. Pengendalian dilakukan dengan menerapkan insektisida
sebagai Buldok 25 EC, Curracon 500 EC, Decis 2,5 EC dengan dosis yang
dianjurkan.
g. Bercak Daun
Disebabkan oleh jamur Cercospora sp. yang menyerang daun, batang dan
tangkai buah. Gejala serangan muncul bercak kecil bulat dengan diameter 0,5 cm.
12
Penyakit ini biasanya menyebabkan daun, buah dan batang layu dan rontok.
Pengendalian aplikasi fungisida Anvil 50 SC, Alto 100 SL, Baycor 25 WP, WP 75
Daconil, Antracol 70 WP dengan dosis yang dianjurkan.
h. Layu Fusarium
Disebabkan oleh jamur Fusarium oxisporum, menyerang daun cabai.
Gejala yang disebabkan layu daun yang lebih rendah dan menyebar ke seluruh
daun. Banyak tanaman cabai diserang tumbuh di dataran tinggi yang terlalu
lembab. Pengendalian dilakukan dengan menerapkan fungisida Saco P atau
Benlate dengan dosis yang dianjurkan.
i. Patek atau Antraknosa
Disebabkan oleh jamur gejala timbul jamur merah muda atau bulat hitam
buah muda dan buah yang matang yang sudah hampir busuk buah yang
menyebabkan, kering dan akhirnya rontok. Pencegahan dilakukan dengan
mengatur jarak tanam dan memelihara lahan sanitasi. Buah diserang harus
dihancurkan agar tidak menular. Pengendalian dilakukan dengan aplikasi Ridomil
MZ, Previcur-N, Provit, Daconil, Antracol dengan dosis yang dianjurkan.
j. Hawar
Disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans, adalah munculnya gejala
yang disebabkan bintik-bintik hitam seperti cacar pada daun dan buah. Penyakit
ini menyebabkan buah dan daun kering yang terkena menjadi era dank yang
akhirnya membusuk. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan meningkatkan
tanggul dan menjaga sanitasi. Pengendalian dilakukan dengan penerapan
fungisida seperti Previcur-N, Cucapit, Dipolatan AF, Dithane M-45 dengan dosis
yang dianjurkan.
k. Layu Bakteri
Disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dengan gejala
seperti daun layu panas, batang dan cabang dari waktu ke waktu dan tanaman
akan mati.Pencegahan tertular penyakit ini adalah kerusakan tanaman yang
terserang, rotasi tanaman dilahan. Pengendalian dilakukan dengan aplikasi
bakterisida seperti Agrept 20 WP atau Agrimycin 15 / 1.5 WP dengan dosis yang
dianjurkan.
l. Damping-off
Serangan sejak pembibitan, gejala adalah pangkal batang berubah warna
13
menjadi coklat kemudian membusuk.Disebabkan oleh jamur Rhizoctonia sp dan
sp Phytium. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan merendam akar benih
yang akan ditanam menggunakan solusi propamokarbihidroklorida. Pengendalian
dilakukan dengan fungisida Vitigran Biru, Previcur N, Vendozeb 80 WP, WP 70
Antracol dengan dosis yang dianjurkan.
m. Penyakit Virus
Virus yang menyerang biasanya membawa sejumlah hama, seperti kutu
daun, thrips dan tungau. Gejala serangan virus, antara lain, bintik-bintik melingkar
yang semakin banyak didaun atau buah, daun keriting, tanaman tampak kurus dan
sengsara, akhirnya mati ((Rachman, 2015).
7. Arang Bakar Sekam Padi
Sekam padi yang biasa digunakan berupa sekam bakar atau sekam mentah
(tidak dibakar). Sekam bakar memiliki tingkat porositas yang sama. Sekam bakar
dikenal sebagai campuran media yang cukup baik untuk mengalirkan air,
sehingga media tetap terjaga kelembabanya. Namun selain arang sekam juga
punya kemampuan untuk menjernihkan air dan juga menghalangi penyakit
(Syahid dkk, 2013).
Penambahan sekam bakar kedalam media tanam tanah (2:2) menunjukkan
hasil tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, bobot basah, dan
bobot konsumsi tertinggi. Arang sekam mengandung SiO2 (52%), C (31%), K
(0.3%), N (0,18%), F (0,08%), dan kalsium (0,14%). Selain itu juga mengandung
unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang
kecil serta beberapa jenis bahan organik. Kandungan silikat yang tinggi dapat
menguntungkan bagi tanaman karena menjadi lebih tahan terhadap hama dan
penyakit akibat adanya pengerasan jaringan. Sekam bakar juga digunakan untuk
menambah kadar Kalium dalam tanah. pH arang sekam antara 8.5-9, pH yang
tinggi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah asam. pH tersebut
memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar
pada bagian bawah dan atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan
gulma yang merugikan. Arang sekam memiliki kemampuan menyerap air yang
rendah dan porositas yang baik (Kusuma dkk, 2013).
Pembuatan arang sekam dengan cara dibakar lebih praktis bila dibandingkan
dengan disangrai, tetapi cara ini membutuhkan waktu yang lama. Kelebihan
14
menggunakan media arang sekam sebagai media tanam (1) bersifat poros atau
mudah membuang air yang berlebihan (2) berstruktur gembur dan dapat
menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman (3) tidak mengandung
garam laut atau kadar salinitas rendah (4) bersifat netral hingga alkalis yakni pada
pH 6-7 (5) tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit (6)
mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalium (7) harganya relatif murah (8)
bahannya mudah didapat, ringan, dan sudah steril. Kekurangan media arang
sekam yaitu jarang tersedia dipasaran, umumnya tersedia hanya bahannya
(sekam/kulit gabah) dan arang sekam hanya dapat digunakan 2 kali (Rustandi,
2013).
8. Pupuk Kandang Kerbau
Pupuk kandang sapi adalah jenis pupuk kandang yang jumlahnya paling
banyak tersedia dibandingkan jenis pupuk kandang lainnya. Pupuk kandang
kerbau dapat digunakan di hampir semua tanaman budidaya baik itu tanaman
pangan, tanaman hortikultura, maupun tanaman perkebunan. Pupuk kandang
kerbau secara kuantitas memang yang paling banyak dibanding pupuk kandang
jenis lain, namun secara kualitas justru yang paling rendah. Berdasarkan analisis
laboratorium diketahui bahwa kandungan pupuk kandang kerbau antara lain 16%
bahan organik, 0,3% N2, 0,2% P2O5, 0,15% K2O, dan 0,2% CaO.
Kandungan tersebut relatif lebih rendah dibanding kandungan pupuk
kandang ayam dan pupuk kandang kambing. Kandungan hara pupuk kandang
kerbau tersebut dipengaruhi oleh jenis konsentrat atau pakan yang diberikan.
Contohnya kerbau yang dibudidayakan petani akan menghasilkan kualitas pupuk
yang jauh lebih baik dibandingkan kerbau yang dibudidayakan secara komersil.
Pupuk kandang kerbau memiliki kandungan serat selulosa yang cukup tinggi.
Kandungan tersebut dapat dilihat dari pengukuran C/N rasio yang jumlahnya
mencapai lebih dari 40. Hal ini menyebabkan aplikasi pupuk kandang kerbau
secara langsung sangat tidak dianjurkan, karena selain hara dari pupuk belum bisa
dimanfaatkan oleh tanaman, proses dekomposisi pupuk kandang kerbau di areal
pertanaman akan membuat hara nitrogen di sekitar tanaman hilang untuk aktivitas
mikroorganisme dekomposer. Aplikasi pupuk kandang kerbau secara langsung
juga tidak dianjurkan karena kandungan kadar airnya yang cukup tinggi, berkisar
18%. Kadar air yang tinggi ini menyebabkan aplikasi langsung membutuhkan
15
biaya pengangkutan yang cukup besar. Selain itu, pelepasan amoniak yang masih
berlangsung berpotensi merusak tanaman muda jika diaplikasikan secara
berlebihan.
2.2 Penelitian yang Relevan
Nurfitri (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh pemberian
pupuk kotoran ayam dan pupuk kotoran kambing terhadap produktivitas tanaman
cabai merah besar (Capsicum annum L.) dan metode penelitian yang digunakan
yaitu metode eksperiman eksplorasi. Parameter penelitian adalah produktivitas
(berat) buah cabai merah besar pada panen minggu ke I,II dan III. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan eksperimen, observasi, telaah
kepustakaan dan dokumentasi. Hasil dari pengambilan data produktivitas tanaman
cabai merah besar dengan menggunakan jumlah pada panen pertama sampai
panen ketiga. Analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas.
Untuk uji hipotesis menggunakan anava satu jalan (One Way Anova). Hasil uji
hipotesis menunjukan Fhitung (10,679) > Ftabel (2,51) didapat dari taraf
signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap kesembilan perlakuan. Dengan melihat nilai
jumlah produktivitas tanaman cabai merah besar menggunakan perlakuan
B0S0(329gram), B0S1 (100gram), B0S2 (215gram), B1S0 (220gram), B1S1
(150gram), B1S2 (340gram), B2S0 (350gram), B2S1 (210gram), B2S2
(430gram). Nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian pupuk kotoran ayam dengan perlakuan yang berbeda dan konsentrasi
yang berbeda terhadap produktivitas tanamann cabai merah, ada pengaruh
pemberian pupuk kotoran kambing dengan perlakuan yang berbeda dan
konsentrasi yang berbeda terhadap produktivitas tanamann cabai merah besar, ada
pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam dan pupuk kotoran kambing dengan
perlakuan yang berbeda dan konsentrasi yang berbeda terhadap produktivitas
tanaman cabai merah besar.
2.3 Kerangka Pikir
Tanaman cabai besar merupakan tanaman sayuran yang berasal dari family
Solanaceace dan memiliki banyak manfaat. Banyaknya manfaat dari komoditi
tersebut sehingga permintaan pasar semakin tahun semakin meningkat tetapi
bertolak belakang dengan produksi yang dihasilkan, yaitu produksi tanaman
16
mengalami penurunan untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu dilakukan
peningkatan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman cabai besarmelalui
pemberianarang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau. Penggunaan arang
bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau pada penelitian ini karenaarang
bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau mudah diperoleh, biayanya
terjangkau atau murah dan memberikan pengaruh positif untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman cabai besar. Penelitian ini terdiri dari dosis arang bakar sekam
padi dan pupuk kandang kerbauyaitu P0 tanpa perlakuan, P1 100 gram, P2 200
gram, P3 300 gram dan P4 400 gram, P5 500 gram. Pemberian arang bakar sekam
padi dan pupuk kandang kerbau pada tanaman cabai besar ditujukan agar arang
bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau dapat meningkatkan laju
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai besar.
17
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis
1. Diduga pemberian arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau dapat
meningkatkan laju pertumbuhan dan dan hasil produksi tanaman cabai besar.
2. Diduga terdapat satu atau lebih dosis arang bakar sekam padi dan pupuk
kandang kerbau yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman cabai
besar.
Permintaan pasar
meningkat
Cabai Besar
(Capsicum annuum L.)
Kombinasi Arang Bakar
Sekam Padi dan Pupuk
Kandang Kerbau
Meningkatkan Laju Pertumbuhan dan
Hasil Produksi Tanaman Cabai
Besar.
Produksi
menurun
Penggunaan pupuk
organik
Mudah di dapat Biaya murah
P0=
Tanpa
Perlakuan
P1=
Arang bakar
sekam padi 100
gram dan pupuk
kandang kerbau
100 gram
P2=
Arang bakar
sekam padi 200
gram dan pupuk
kandang kerbau
200 gram
P3=
Arang bakar
sekam padi 300
gram dan pupuk
kandang kerbau
300 gram
P4=
Arang bakar
sekam padi 400
gram dan pupuk
kandang kerbau
400 gram
P5=
Arang bakar
sekam padi 500
gram dan pupuk
kandang kerbau
500 gram
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Kampus II Fakultas
Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo, Jln. Lamaranginang, Kelurahan
Batupasi Kecamatan Wara Utara Kota Palopo. Penelitian ini berlangsung pada
Bulan Juni sampai Agustus 2019.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit cabai besar varietas
GADA, arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau.
Alat yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu aqua gelas, cangkul, sekop,
parang, meteran, timbangan, gembor, alat tulis, penggaris, tali rapia, label
perlakuan, papan penelitian, gunting dan kamera.
3.3 Metode percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 6
perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh dari penelitian ini
sebanyak 24 unit satuan percobaan. Adapun perlakuannya terdiri dari :
P0=Tanpa perlakuan
P1= Arang bakar sekam padi 100 gram dan pupuk kandang kerbau 100 gram
P2= Arang bakar sekam padi 200 gram dan pupuk kandang kerbau 200 gram
P3= Arang bakar sekam padi 300 gram dan pupuk kandang kerbau 300 gram
P4= Arang bakar sekam padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram
P5= Arang bakar sekam padi 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500 gram
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik
ragam (uji F). Apabila analisis sidik ragam menunjukan pengaruh nyata, maka
dilakukan uji nilai tengah dengan BNJ.
3.4 Metode Pelaksanaan
1. Pengolahan Tanah
Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu membersihkan gulma
yang berada dilahan tempat penelitian dengan menyemprotkan herbisida, setelah
rumput mengering selanjutnya bersihkan gulma yang mengering tersebut dengan
menggunakan cangkul. Setelah lahan bersih dari gulma langkah selanjutnya yaitu
19
melakukan penggemburan tanah. Penggemburan tanah dilakukan dengan cara
mencangkul atau dibajak sedalam 40 cm kemudian dibuatkan bedengan dengan
tinggi bedenganyaitu 25-40 cm dan lebar bedengan sekitar 80 cm.
2. Penyemaian
Jenis benih yang digunakan adalah benih unggul dengan mutu kualitas
baik. Sebelum benih di semai, benih direndam terlebih dahulu dengan air hangat
guna melunakkan kulit biji yang dapat menghambat pertumbuhan. Setelah
perendaman maka pilihlah benih yang mengendap k dalam air dan buanglah benih
yang mengapung. Setelah itu, siapkan benih persemaian. Media persemaian dapat
menggunakan tanah dengan pupuk organik. Setelah itu masukkan benih satu per
satu ke dalam media gelas aqua yang telah diisi tanah dan kemudian ditutup
kembali. Berikan perawatan persemaian hingga daun muncul sebanyak 4 helai.
3. Penanaman
Proses penanaman dapat dilakukan dengan memilih bibit yang baik atau
bibit yang berkualitas unggul, langkah berikutnya bibit dibenamkan pada lubang
tanam dengan kedalaman sekitar 5-10 cm, jarak antar lubang tanam yaitu 60 cm,
lubang tanam dapat diisi 1 buah bibit setelah itu lubang tanah ditutup kembali
dengan tanah.
4. Aplikasi
Pengaplikasian arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau yang
diberikan pada masing-masing tanaman cabai besardilakukan sebanyak 6 kali
pengaplikasian, dengan cara menabur pada bagian akar tanaman sesuai dengan
dosis perlakuan yang diberikan pada tanaman, pengaplikasian pupuk organik
tersebut diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST),
kemudian pengaplikasian selanjutnya dilakukan 10 hari sekali hingga tanaman
cabai besar siap untuk dipanen, dan pemanenan dilakukan pada saat umur cabai
besar sudah berumur 60-90 hari setelah tanam.
5. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiraman dan pengendalian
terhadap gulma, hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan pada bibit tanaman
yang tidak tumbuh atau terhadap bibit yang mati dengan caramencabut tanaman
yang mati untuk diganti dengan bibit yang baru dari varietas yang sama dalam
kurun waktu 7 hari setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan dengan parang
20
kecil dengan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabe besardan perakarannya,
dapat juga mencabut rumput-rumput secara manual dengan tangan. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari.
6. Pengamatan
Proses pengamatan ini dilakukan pada saat 2 minggu setelah tanam
(MST), yakni pada pagi dan sore hari, dengan mengukur pertambahan tinggi
tanaman dengan menggunakan mistar, menghitung diameter batang serta jumlah
buah yang muncul. Selain itu dalam proses pengamatan ini saya juga melihat
tentang bagaimana proses pertumbuhan tanaman, dan hama atau penyakit yang
menyerang pada tanaman. Setelah itu pengamatan selanjutnya dilakukan dalam
seminggu sekali yakni pada sore hari setelah pengaplikasian pada tanaman.
3.5 Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman (cm)
2. Diameter batang (cm)
3. Umur berbunga (hst)
4. Jumlah bunga (hr)
5. Jumlah buah
6. Berat buah (gram)
7. Umur panen (hst)
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam paremeter tinggi
tanaman (cm) disajikan di lampiran 5a dan 5b. Sidik ragam memperlihatkan
pemberian pemberian arang sekam padi dan pupuk kandang kerbau tidak
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram
rata-rata tinggi tanaman disajikan pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman dan Pengaruh Pemberian Arang
Bakar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Kerbau terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Diagram diatas memperlihatkan bahwa perlakuan P2 (arang sekam bakar
padi 200 gram dan pupuk kandang kerbau 200 gram) memperlihatkan tinggi
tanaman terbaik dengan nilai rata-rata 36.75 cm, diikuti oleh perlakuan P5
(arang sekam bakar padi 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500 gram)
dengan nilai rata-rata 43.75 cm, selanjutnya pada perlakuan P3 (arang sekam
bakar padi 300 gram dan pupuk kandang kerbau 300 gram) dan P4 (arang sekam
bakar padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram) dengan nilai rata-rata
35.25 cm dan perlakuan terendah terdapat pada P0 (kontrol) dan P1 (arang sekam
bakar padi 100 gram dan pupuk kandang kerbau 100 gram) dengan nilai rata-
rata 35.00 cm.
34
34.5
35
35.5
36
36.5
37
P0 P1 P2 P3 P4 P5
35.00 35.00
36.75
35.25 35.25
36.25
Tin
ggi
Tan
am
an
Perlakuan
22
2. Diameter Batang (cm)
Hasil pengamatan rata-rata diameter batang dan analisis sidik ragam
disajikan di lampiran 10a dan 10. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian
arang sekam bakar padi dan pupuk kandang kerbau tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram rata-rata diameter
batang disajikan pada gambas 2.
Gambar 2. Diagram Rata-rata Diameter Batang dan Pengaruh Pemberian
Arang Bakar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Kerbau
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Berdasarkan diagram diatas memperlihatkan bahwa pada perlakuan P5
(arang sekam bakar padi 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500 gram)
menunjukkan diameter batang terbaik dengan nilai rata-rata 0.75 cm, selanjutnya
perlakuan P3 (arang sekam bakar padi 300 gram dan pupuk kandang kerbau
300 gram) denga nilai rata-rata 0.70 cm, kemudian perlakuan P4 (arang sekam
bakar padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram) dengan nilai rata-
rata 0.67 cm, pada P2 (arang sekam bakar 200 gram dan pupuk kandang kerbau
200 gram) dengan nilai rata-rata 0.65 cm, kemudian P1 (arang bakar sekam padi
100 gram dan pupuk kandang kerbau 100 gram) dengan nilai rata-rata 0.60 cm
dan perlakuan terendah terdapat pada P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata 0.45 cm.
3. Umur Bebunga (hari)
Rata-rata hasil pengamatan umur berbunga dan analisis sidik ragam
disajikan di lampiran 11a dan 11b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian
arang sekam bakar padi dan pupuk kandang kerbau tidak berpengaruh nyata
0
0.2
0.4
0.6
0.8
P0 P1 P2 P3 P4 P5
0.45
0.60 0.65
0.70 0.67 0.75
Dia
mete
r B
ata
ng
Perlakuan
23
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram rata-rata umur
berbunga disajikan pada gambas 3.
Gambar 3. Diagram Rata-rata Umur Berbunga terhadap Pengaruh Pemberian
Arang Bakar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Kerbau Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Diagram rata-rata umur berbunga memperlihatkan bahwa perlakuan P4
(arang sekam bakar padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram)
memperlihatkan perlakuan terbaik dengan nilai rata-rata 50.00 hst, P3 (arang
sekam bakar padi 300 gram dan pupuk kandang kerbau 300 gram) denga nilai
rata-rata 37.50 hst, diikuti perlakuan P2 (arang sekam bakar padi 200 gram dan
pupuk kandang kerbau 200 gram) dengan nilai rata-rata 37.50 hst, kemudian P1
(arang sekam bakar 100 gram dan pupuk kandang kerbau 100 gram) dengan nilai
rata-rata 37.50 hst, dan P5 (arang bakar sekam padi 500 gram dan pupuk kandang
kerbau 500 gram) menunjukkan hasil rata-rataa terendah dengan nilai rata-rata
25.00 hst disusul oleh P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata 25.00 hst.
4. Jumlah Bunga
Hasil pengamatan rata-rata jumlah bunga dan analisis sidik ragam
disajikan di lampiran 13a dan 13b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian
arang sekam bakar padi dan pupuk kandang kerbau tidak berbengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram rata-rataa jumlah
bunga disajikan pada gambas 4.
0
10
20
30
40
50
P0 P1 P2 P3 P4 P5
25.00
37.50 37.50 37.50
50.00
25.00
Um
ur
Berb
un
ga
Perlakuan
24
Gambar 4. Diagram Rata-rata Berat Buah dan Pengaruh Pemberian Arang
Bakar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Kerbau terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Dilihat daari diagram diatas menunjukkan P3 (arang sekam bakar padi 300
gram dan pupuk kandang kerbau 300 gram) memperlihatkan jumlah bunga
terbaik dengan nilai rata-rata 22.00, diikuti oleh perlakuan P4 (arang sekam
bakar padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram) denga nilai rata-rata
21.00, selanjutnya pada perlakuan P2 (arang sekam bakar padi 200 gram dan
pupuk kandang kerbau 200 gram) dengan nilai rata-rata 20.25, pada P5 (arang
sekam bakar 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500 gram) dengan nilai rata-
rata 20.00, kemudian P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata 18.75 dan perlakuan
terendah terdapat pada P1 (arang bakar sekam padi 100 gram dan pupuk kandang
kerbau 100 gram) dengan nilai rata-rata 17.00.
5. Jumlah Buah
Hasil pengamatan rata-rata jumlah buah dan analisis sidik ragam disajikan
di lampiran 16a dan 16b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian arang
sekam bakar padi dan pupuk kandang kerbau tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram rata-rata jumlah buah
disajikan pada gambas 5.
0
5
10
15
20
25
P0 P1 P2 P3 P4 P5
18.75 17.00
20.25 22.00 21.00
20.00
Ju
mla
h B
un
ga
Perlakuan
25
Gambar 5. Diagram Rata-rata Jumlah Buah dan Pengaruh Pemberian Arang
Bakar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Kerbau terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Hasil diagram diatas memperlihatkan bahwa perlakuan P0 (kontrol)
memperlihatkan jumlah buah terbaik dengan nilai rata-rata 23.50, kemudian
perlakuan P3 (arang sekam bakar padi 300 gram dan pupuk kandang kerbau 300
gram) dengan nilai rata-rata 22.75, diikuti oleh perlakuan P4 (arang sekam
bakar padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram) denga nilai rata-rata
22.25, selanjutnya pada perlakuan P5 (arang sekam bakar padi 500 gram dan
pupuk kandang kerbau 500 gram) dengan nilai rata-rata 21.50, pada P2 (arang
sekam bakar 200 gram dan pupuk kandang kerbau 200 gram) dengan nilai rata-
rata 21.25 dan perlakuan terendah terdapat pada P1 (arang bakar sekam padi 100
gram dan pupuk kandang kerbau 100 gram) dengan nilai rata-rata 20.75.
6. Berat Buah (gram)
Hasil pengamatan rata-rata berat buah dan analisis sidik ragam disajikan di
lampiran 20a dan 20b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian arang sekam
bakar padi dan pupuk kandang kerbau tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram rata-rata berat buah
disajikan pada gambas 6.
19
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5
23
23.5
P0 P1 P2 P3 P4 P5
23.50
20.75
21.25
22.75 22.25
21.50
Ju
mla
h B
uah
Perlakuan
26
Gambar 6. Diagram Rata-rata Berat Buah terhadap Pengaruh Pemberian
Arang Bakar Sekam Padi Dan Pupuk Kandang Kerbau
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Berdasarkan diagram berat buah terbaik pada perlakuan P5 (arang sekam
bakar padi 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500 gram ) dengan nilai rata-
rata 197.75 gram, selanjutnya P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata 192.75 gram,
kemudian P4 (arang sekam bakar padi 400 gram dan pupuk kandang kerbau
400 gram) pada dengan nilai rata-rata 166.00 gram, diikuti oleh perlakuan P2
(arang sekam bakar padi 200 gram dan pupuk kandang kerbau 200 gram) denga
nilai rata-rata 158.00 gram, selanjutnya pada perlakuan P2 (arang sekam bakar
100 gram dan pupuk kandang kerbau 100 gram) dengan nilai rata-rata 154.25
gram dan perlakuan terendah terdapat pada P3 (arang bakar sekam padi 300
gram dan pupuk kandang kerbau 300 gram) dengan nilai rata-rata 148.50 gram.
7. Umur Panen (hari)
Hasil pengamatan rata-rata umur panen dan analisis sidik ragam disajikan
di lampiran 24a dan 24b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian arang
sekam bakar padi dan pupuk kandang kerbau tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar. Diagram rata-rata umur panen
disajikan pada gambas 7.
0
50
100
150
200
P0 P1 P2 P3 P4 P5
192.75
154.25 158.00 148.50
166.00
197.75
Berat
Bu
ah
Perlakuan
27
Gambar 7. Diagram Rata-rata Umur Panen terhadap Pengaruh Pemberian Arang
Bakar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Kerbau terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Cabai Besar
Hasil diagram diatas memperlihatkan bahwa P4 (arang sekam bakar padi
400 gram dan pupuk kandang kerbau 400 gram) memperlihatkan umur panen
terbaik denga nilai rata-rata 98.25 hst, kemudian perlakuan terendah terdapat
pada P5 (arang sekam bakar padi 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500
gram) dengan nilai rata-rata 98.00 hst, pada P4 (arang sekam bakar 400 gram
dan pupuk kandang kerbau 400 gram) dengan nilai rata-rata 98.00 hst, P2 (arang
sekam padi 200 gram dan pupuk kandang kerbau 200 gram) dengan nilai rata-rata
98.00, P1 (arang bakar sekam padi 100 gram dan pupuk kandang kerbau 100
gram) dengan nilai rata-rata 98.00 hst dan P0 (kontrol) dengan nilai rata-rata
98.00 hst.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan diolah melalui analisis sidik ragam
berdasarkan pemberian arang sekam padi dan pupuk kandang kerbau terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar memperoleh hasil yang berpengaruh
tidak nyata pada semua parameter pengamatan yaitu pada parameter tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah berat buah, umur berbunga, jumlah buah, bobot
buah dan umur panen. Hal ini disebabkan pemberian arang sekam padi dan pupuk
kandang kerbau memiliki kandungan hara yang cukup seimbang namun belum
dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai merah hal ini sejalan
97.85
97.9
97.95
98
98.05
98.1
98.15
98.2
98.25
P0 P1 P2 P3 P4 P5
98.00 98.00 98.00
98.25
98.00 98.00
Um
ur
Pan
en
Perlakuan
28
dengan pernyataan Soelaiman dan Ernawati, (2013) yang menyatakan bahwa
ketersediaan hara yang cukup dan seimbang akan mempengaruhi proses
metabolism pada tanaman yang nantinya hasil metabolisme akan disalurkan
kebagian-bagian batang dan bagian tanaman lainnya namun hal ini tidak
memperikan pengaruh nyata terhadap tinggi, diameter batang, jumlah berat buah,
umur berbunga, jumlah buah, bobot buah dan umur panen pada tanaman cabai
besar.
Parameter tinggi tanaman yang dilakuakan analisisis sidik ragam
memperlihatkan bahwa pemberian arang sekam padi dan pupuk kandang kerbau
memberikan hasil yang tidak nyata dan hasil terbaik P2 dengan nilai rata-rata
36.75 cm. Dosis pada pemberian pupuk menyediakan unsur hara yang cukup
untuk parameter tinggi tanaman hal ini sesuai dengan pernyataan Aritonang
(2015) bahwa tanaman akan tumbuh dan mencapai tingkat produksi tinggi apa
bila unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam keadan cukup tersedia dan
berimbang didalam tanah dan unsur N, P, K yang merupakan tiga unsur hara dari
enam unsur hara makro yang mutlak diperlukan oleh tanaman.
Parameter diameter batang juga mengalami hasil yang tidak berbeda nyata
dan terdapat satu parameter terbaik P5 dengan nilai rata-rata 0.75 cm. Hal ini
disebakan kerena dalam pmberian arang sekam padi dan pupuk kandang kerbau
pada awal pertumbuhan tanaman cabai besar mebutuhkan dosis yang cukup
banyak selain itu menurut Sukaryono P, Arifin (2014). Pemberian dosis yang
tepat juga memperlihatkan pengaruh positif baik untuk tinggi tanaman, dan
diameter batang dan proses pembungaan.
Pengamatan parameter umur berbunga tanaman cabai besar dengan
pemberian arang sekam padi dan pupuk kandang kerbau dengan dosis berbeda-
beda memberikan hasil terbaik yaitu perlakuan P4 dengan nilai rata-rata yaitu 50
hst. Hal ini disebkan arang sekam padi dan kotoran kerbau memiliki kandungan
unsur fosfor untuk merangsang peroses pembungaan. Sesuai dengan pernyataan
Sudarmi dkk, (2013) menyatakan bahwa fungsi fosfor dalam tanaman dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa serta proses
pembungaan.
Hasil diagram rata-rata analisis sidik ragam jumlah bunga tanaman cabai
memperlihatkan hasil terbaik pada P3 dengan nilai 22 biji sehingga memberikan
29
hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan pemberian arang sekam bakar
padi dan pupuk kandang kerbau dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah
serta dapat menghasilkan bahan organik yang meningkatkan kesuburan tanah.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh (Dewantri, 2015) bahwa arang sekam bakar
padi dan pupuk kandang kerbau berfungsi menambah bahan organik tanah karena
mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu.
Jumlah buah dengan pemberian dosis yang berbeda-beda pada setiap
perlakuan menunjukkan bahwa parameter terbaik terdapat pada perlakuan P0
dengan nilai rata-rata 23.5 buah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dimana pada saat pengaplikasian curah hujan tinggi sehingga arang bakar sekam
padi dan pupuk kandang kerbau tidak terserap secara maksimal serta unsur hara
yang terkandung didalam arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau
yang berupa unsur N, P dan K belum dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman cabai. Tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup
berimbang. Apabila unsur hara yang diberikan dalam dosis yang berlebihan atau
dosis terlalu rendah akan menyebabkan produksi tanaman menurun.
Parameter berat buah tanaman cabai besar terhadap pemberian arang bakar
sekam padi dan pupuk kandang kerbau memberikan hasil yang terbaik pada P5
(arang bakar sekam padi 500 gram dan pupuk kandang kerbau 500 gram) dengan
nilai rata-rata 197.75 gram dan nilai terendah terdapat pada parameter perlakuan
P3 (arang bakar sekam padi 300 gram dan pupuk kandang kerbau 300 gram)
dengan nilai rata-rata 148.5 gram. Sehingga hasil penelitian menunjukkan tidak
berbeda nyata, Menurut Armaini, dkk (2013), menyatakan bahwa berat buah
dapat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara makro yang dibutuhkan sehingga
dapat mengaktifkan sel-sel meristematik serta dapat memperlancar fotosintesis
sehingga menyebabkan pertumbuhan daun meningkat dan proses fotosintesis
kemudian hasil fotosintat yang dihasilkan akan smakin banyak dan akan
meningkatkan produksi berat buah.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian arang bakar sekam padi dan pupuk kandang kerbau terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah,
bobot buah dan waktu panen. Hasil pemberian pupuk kandang kerbau dan arang
sekam padi memiliki hasil terbaik pada setiapperlakuan dimana perlakuan terbaik
menunjukkan perlakuan P5 dengan dosis 500 gram arang sekam padi dan 500
gram pupuk kandang kerbau yang menunjukkan parameter pengamatan tinggi
pada diameter batang dengan rata-rata 0.75 cm dan berat buah dengan rata-rata
197.75 gram, selanjutnya parameter tinggi tanaman pada perlakuan P2 dengan
rata-rata 36.75 cm, umur berbunga P4 dengan rata-rata 50 hst, jumlah bunga P4
dengan rata-rata 21 biji, jumlah buah P0 dengan rata-rata 23.5 biji, dan umur
panen pada perlakuan P3 dengan rata-rata 98.25 hst. Hal ini diduga kerna
pembrian pupuk kandang kerbau dan arang sekam padi dapat meningkatakan
ketersediaan sejumlah unsur hara seperti N, P, dan K.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka diharapkan penelitian
lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang lebih berbeda pada tanaman yang
sama, demi mengembangkan pengetahuuan lebih lanjut dan dapat membenahi
kekurangan yang ada.
31
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2014. Intensifikasi Budidaya Cabai besar. Kanisius. Yogyakarta.
Aritonang. 2015. Hidroponik Sayuran semusim untuk Hobi dan Bisnis Setiap
Hari. Pnebar Swadaya. Jakarta
Arini LDD, Suranto., dan Edwi M. 2013. Budidaya Cabai Besar dan Beberapa
Hasil Penelitian Cabai besar. Jakarta.
Armaini, Eliza, Z, Gading, S, 2013. Aplikasi berbagai konsentrasi pupuk plant
catalyst dan Giberalin pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum
Mill). J. SAGU. 6. (1) : 12-19.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral. 2016. Produksi Cabai besar
Menurut Provinsi Tahun 2015-2016. Kementrian Pertanian Republik
Indonesia.
Dewi Anggrain, Hening Widowati. 2015. Perbandinga Produksi Cabai Merah
(Capsium annum L.) dimedia arang sekam dan Pupuk kandang. Bandung.
Dewanti, A.C. 2015. Tekanan Petani Penggarap Terhadap Lahan Di Suaka
Margasatwa Paliyan Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Deptan. 2013. Budidaya Cabai Merah secara Komersial. Yayasan Pustaka
Nusantara. Yogyakarta.
Gustia, H. 2013. Pengaruh penambahan Sekam Bakar Pada Media Tanam
terhadap Pertumbuhan dan produksi Tanaman Sawi. E-Journal Widya
Kesehatan Lingkungan. Jakarta.
Harsal. 2015. Pengaruh Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Cabai. Sinjai
Harpenas dan Dermawan, 2011. Cabai besar Budidaya dan Pengolahan Pasca
Panen. Kanisius. Jakarta.
Nurfitri. 20013. Pengaruh Pemberian Kotoran Ayam dan Kambing terhadap
Produktivitas Tanaman Cabai Besai. Jakarta.
Martinus. 2017. Yield Potential of the Sago Palm and its Realization. In K. Tan
(ed). Papers of the First International Sago Symposium. Kuala Lumpur.
Muhammad Syukur, Rahmi dan Rahmansyah Dermawan. 2016. Budidaya Cabai
Panen Setiap hari. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rachman. M. 2015. Epidermologi Beberapa Penyakit Penting pada Tanaman
Cabai (Capcicum annum L). Fakultas pertanian. Bogor.
32
Rustandi. 2013. Panen Besar Cabai dalam Pot. Yrama Widya. Bandung.
Ryadi S. 2013. Pengendalin Ramah lingkungan dalam Budidaya Hortikultura.
Direktorat perlindungan Hortikultura. Jakarta.
Santika, A. 2014. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sukmawati. 2015. Hasil Identifikasi Cabai Besar. Universitas Sumatra Utara
Press. Medan.
Soelaiman,V., Ernawati, A. 20013 Perumbuhan dan Perkembangan Cabai Pada
Beberapa Kosentrasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Syahid, A., G. Pituati, dan S. Kresntita. 2013. Pengaruh Penambahan Arang dan
Abu Sekam Dengan Proporsi yang Berbeda Terhadap Permeabilitas Dan
drositas Tanah. Pt Intan Sejati. Klaten
Syukur, 2016. Pemanfaatan Sekam Untuk Memperbaiki Pertumbuhan Pada
Media Subsoil.
Merison, 2015. Pertumbuhan dan Hasil tanaman Cabai Besar ditanah Gambut.
Universitas Sriwijaya. Palembang.
Tjitrosoepomo. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Wibowo, S. 2014. Budidaya Cabai besar. Jakarta: Penebar Swadaya.
33
L
A
M
P
I
R
A
N
34
Lampiran 1. Varietas Cabai Besar Gada F1
Karakteristik cabai besar gada F1 yaitu:
No. SK kementrian : 868/ kpts/ TP. 240/ 7/ 1999.
Lokasi penanaman : Tapal Kuda, Pasuruan, Probolinggo
Tinggi tanaman : 80 cm
Panen pertama : 80 HST
Ukuran buah : 17 cm x 1.7 cm
Warna buah : Hijau terang dan merah terang
Kulit buah : Berlekuk semi mengkilap
Warna daun : Hijau
Warna batang : Hijau kecoklatan
Umur panen : 70-75 HST
Bobot per buah : 10-14 g
Potensi hasil : 15-20 ton/ha
Rata-rata hasil : 4,0 ton/ha
Kadar protein : 17.8% Kadar lemak 20,7%
35
Lampiran 2. Rata-rata Parameter Pengamatan yang Telah Diolah
Tabel 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 2 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 15 15 14 14 58 14.5
P1 14 13 14 15 56 14
P2 16 15 14 16 61 15.25
P3 15 16 17 13 61 15.25
P4 15 16 15 17 63 15.75
P5 17 15 15 14 61 15.25
Total 92 90 89 89 360 15.00
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 1b. Analisis sidik ragam Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 2 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 1.00 0.33 0.10tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 8.00 1.60 0.46tn
4.38 8.74
Acak 6 21.00 3.50
Total 14 30.00
Keterangan : KK = 0.07 %
tn = tidak nyata
Tabel 2a. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 4 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 21 22 19 18 80 20.00
P1 20 19 20 21 80 20.00
P2 21 20 22 21 84 21.00
P3 20 22 23 22 87 21.75
P4 23 22 22 23 90 22.50
P5 23 21 19 21 84 21.00
Total 128 126 125 126 505 21.04
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 2b. Analisis sidik ragam Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 4 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 0.79 0.26 0.06tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 19.21 3.84 0.86tn
4.38 8.74
Acak 6 26.96 4.49
Total 14 46.96
Keterangan : KK = 0.05 %
tn = tidak nyata
36
Tabel 3a. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 6 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 26 26 22 24 98 24.50
P1 25 24 26 26 101 25.25
P2 25 26 24 25 100 25.00
P3 25 27 26 27 105 26.25
P4 27 26 26 25 104 26.00
P5 27 25 24 26 102 25.50
Total 155 154 148 153 610 25.42
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 3b. Analisis sidik ragam Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 6 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 4.83 1.61 0.47tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 8.33 1.67 0.48tn
4.38 8.74
Acak 6 20.67 3.44
Total 14 33.83
Keterangan : KK = 0.04 %
tn = tidak nyata
Tabel 4a. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 8 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 31 30 38 30 129 32.25
P1 31 31 29 30 121 30.25
P2 31 30 32 30 123 30.75
P3 31 30 31 30 122 30.50
P4 30 31 31 29 121 30.25
P5 30 31 30 30 121 30.25
Total 184 183 191 179 737 30.71
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 4b. Analisis sidik ragam Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 8 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 12.46 4.15 0.59tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 12.21 2.44 0.35tn
4.38 8.74
Acak 6 42.29 7.05
Total 14 66.96
Keterangan : KK = 0.03 %
tn = tidak nyata
37
Tabel 5a. Rata-rata Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 10 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 37 34 32 37 140 35.00
P1 35 36 34 35 140 35.00
P2 36 38 36 37 147 36.75
P3 36 37 34 34 141 35.25
P4 35 36 37 33 141 35.25
P5 38 35 36 36 145 36.25
Total 217 216 209 212 854 35.58
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 5b. Analisis sidik ragam Tinggi Tanaman Cabai Besar (cm) 10MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 6.83 2.28 0.38tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 10.83 2.17 0.36tn
4.38 8.74
Acak 6 36.17 6.03
Total 14 53.83
Keterangan : KK = 0.03 %
tn = tidak nyata
Tabel 6a. Rata-rata Diameter Batang Cabai Besar (cm) 2 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 0.2 0.3 0.2 0.3 1 0.25
P1 0.3 0.2 0.3 0.2 1 0.25
P2 0.3 0.2 0.2 0.3 1 0.25
P3 0.3 0.2 0.3 0.2 1 0.25
P4 0.3 0.3 0.2 0.3 1.1 0.27
P5 0.2 0.2 0.3 0.3 1 0.25
Total 1.6 1.4 1.5 1.6 6.1 0.25
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 6b. Analisis sidik ragam Diameter Batang Cabai Besar (cm) 2 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 0.00 0.00 0.17tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 0.00 0.00 0.05tn
4.38 8.74
Acak 6 0.05 0.01
Total 14 0.06
Keterangan : KK = 3.19 %
tn = tidak nyata
38
Tabel 7a. Rata-rata Diameter Batang Cabai Besar (cm) 4 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 0.2 0.3 0.2 0.3 1 0.25
P1 0.2 0.2 0.3 0.2 0.9 0.25
P2 0.3 0.2 0.2 0.3 1 0.25
P3 0.3 0.2 0.3 0.2 1 0.25
P4 0.3 0.3 0.2 0.3 1.1 0.27
P5 0.2 0.2 0.3 0.3 1 0.25
Total 1.5 1.4 1.5 1.6 6 0.25
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 7b. Analisis sidik ragam Diameter Batang Cabai Besar (cm) 4 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 0.00 0.00 0.13tn
4.57 9.77
Perlakuan 5 0.00 0.00 0.12tn
4.38 8.74
Acak 6 0.05 0.01
Total 14 0.06
Keterangan : KK = 3.15 %
tn = tidak nyata
Tabel 8a. Rata-rata Diameter Batang Cabai Besar (cm) 6 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 26 26 22 24 98 24.50
P1 25 24 26 26 101 25.25
P2 25 26 24 25 100 25.00
P3 25 27 26 27 105 26.25
P4 27 26 26 25 104 26.00
P5 27 25 24 26 102 25.50
Total 155 154 148 153 610 25.42
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 8b. Analisis sidik ragam Diameter Batang Cabai Besar (cm) 6 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 4.83 1.61 0.47tn
4.75 9.7
Perlakuan 5 8.33 1.67 0.48tn
4.38 8.74
Acak 6 20.67 3.44
Total 14 33.83
Keterangan : KK = 0.04 %
tn = tidak nyata
39
Tabel 9a. Rata-rata Diameter Batang Cabai Besar (cm) 8 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 31 30 38 30 129 32.25
P1 31 31 29 30 121 30.25
P2 31 30 32 30 123 30.75
P3 31 30 31 30 122 30.5
P4 30 31 31 29 121 30.25
P5 30 31 30 30 121 30.25
Total 184 183 191 179 737 30.71
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 9b. Analisis sidik ragam Diameter Batang Cabai Besar (cm) 8 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 12.46 4.15 0.59tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 12.21 2.44 0.35tn
4.38 8.74
Acak 6 42.29 7.05
Total 14 66.96
Keterangan : KK = 0.03 %
tn = tidak nyata
Tabel 10a. Rata-rata Diameter Batang Cabai Besar (cm) 10 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 37 34 32 37 140 35.00
P1 35 36 34 35 140 35.00
P2 36 38 36 37 147 36.75
P3 36 37 34 34 141 35.25
P4 35 36 37 33 141 35.25
P5 38 35 36 36 145 36.25
Total 217 216 209 212 854 35.58
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 10b. Analisis sidik ragam Diameter Batang Cabai Besar (cm) 10 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 6.83 2.28 0.38tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 10.83 2.17 0.36tn
4.38 8.74
Acak 6 36.17 6.03
Total 14 53.83
Keterangan : KK = 0.03 %
tn = tidak nyata
40
Tabel 11a. Rata-rata Umur Berbunga Cabai Besar (cm) 4 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 0 53 0 53 106 26.50
P1 0 0 0 53 53 13.25
P2 53 0 0 0 53 13.25
P3 53 0 0 0 53 13.25
P4 0 0 0 0 0 0.00
P5 0 0 0 53 53 13.25
Total 106 53 0 159 318 13.25
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 11b. Analisis sidik ragam Umur Berbunga Cabai Besar (cm) 4 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 2340.83 780.28 0.53tn
4.76 9.78
Perlakuan 5 1404.50 280.90 0.19tn
4.39 8.75
Acak 6 8895.17 1482.53 Total 14 12640.50
Keterangan : KK = 0.10 %
tn = tidak nyata
Tabel 12a. Rata-rata Jumlah Bunga Cabai Besar (cm) 8 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 15 14 13 13 55 13.75
P1 10 10 13 13 46 11.50
P2 11 17 14 13 55 13.75
P3 14 19 20 16 69 17.25
P4 16 15 15 17 63 15.75
P5 14 14 13 12 53 13.25
Total 80 89 88 84 341 14.21
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 12b. Analisis sidik ragam Jumlah Bunga Cabai Besar (cm) 8 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 8.46 2.82 0.34tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 81.21 16.24 1.94tn
4.38 8.74
Acak 6 50.29 8.38
Total 14 139.96
Keterangan : KK = 0.07 %
tn = tidak nyata
41
Tabel 13a. Rata-rata Jumlah Bunga Cabai Besar (cm) 10 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 21 19 18 17 75 18.75
P1 16 17 17 18 68 17.00
P2 19 24 19 19 81 20.25
P3 15 26 25 22 88 22.00
P4 21 20 21 22 84 21.00
P5 23 22 18 17 80 20.00
Total 115 128 118 115 476 19.83
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 13b. Analisis sidik ragam Jumlah Bunga Cabai Besar (cm) 10 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 19.00 6.33 0.34tn
4.75 9.77
perlakuan 5 61.83 12.37 0.66tn
4.38 8.74
Acak 6 112.50 18.75
Total 14 193.33
Keterangan : KK = 0.05 %
tn = tidak nyata
Tabel 14a. Rata-rata Jumlah Buah Cabai Besar (cm) 6 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 14 12 13 10 49 12.25
P1 11 12 11 9 43 10.75
P2 9 12 13 11 45 11.25
P3 9 17 14 10 50 12.50
P4 9 14 11 11 45 11.25
P5 14 9 12 8 43 10.75
Total 66 76 74 59 275 11.46
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 14b. Analisis sidik ragam Jumlah Buah Cabai Besar (cm) 6 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 30.46 10.15 0.89tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 11.21 2.24 0.20tn
4.38 8.74
Acak 6 68.29 11.38
Total 14 109.96
Keterangan : KK = 0.09 %
tn = tidak nyata
42
Tabel 15a. Rata-rata Jumlah Buah Cabai Besar (cm) 8 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 19 17 18 16 70 17.50
P1 16 17 17 14 64 16.00
P2 13 15 17 16 61 15.25
P3 13 23 20 16 72 18.00
P4 15 19 16 17 67 16.75
P5 19 14 18 11 62 15.50
Total 95 105 106 90 396 16.50
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 15b. Analisis sidik ragam Jumlah Buah Cabai Besar (cm) 8 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 30.33 10.11 0.62tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 24.50 4.90 0.30tn
4.38 8.74
Acak 6 97.17 16.19
Total 14 152.00
Keterangan : KK = 0.69 %
tn = tidak nyata
Tabel 16a. Rata-rata Jumlah Buah Cabai Besar (cm) 10 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 26 22 24 22 94 23.50
P1 21 21 20 21 83 20.75
P2 19 21 23 22 85 21.25
P3 19 27 24 21 91 22.75
P4 22 24 21 22 89 22.25
P5 25 20 24 17 86 21.50
Total 132 135 136 125 528 22.00
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 16b. Analisis sidik ragam Jumlah Buah Cabai Besar (cm) 10 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 12.33 4.11 0.27tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 21.00 4.20 0.28tn
4.38 8.74
Acak 6 90.67 15.11
Total 14 124.00
Keterangan : KK = 0.05 %
tn = tidak nyata
43
Tabel 17a. Rata-rata Berat Buah Cabai Besar (cm) 2 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 23 44 18 24 109 27.25
P1 22 25 55 19 121 30.25
P2 31 14 25 27 97 24.25
P3 17 33 25 25 100 25.00
P4 16 47 26 21 110 27.50
P5 27 19 24 31 101 25.25
Total 136 182 173 147 638 26.58
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 17b. Analisis sidik ragam Berat Buah Cabai Besar (cm) 2 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 232.83 77.61 0.24tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 97.83 19.57 0.06tn
4.38 8.74
Acak 6 1917.17 319.53
Total 14 2247.83
Keterangan : KK = 0.05 %
tn = tidak nyata
Tabel 18a. Rata-rata Berat Buah Cabai Besar (cm) 4 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 54 43 16 16 129 32.25
P1 32 25 21 35 113 28.25
P2 34 44 28 41 147 36.75
P3 36 42 31 37 146 36.50
P4 41 23 54 64 182 45.50
P5 75 25 63 48 211 52.75
Total 272 202 213 241 928 38.67
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 18b. Analisis sidik ragam Berat Buah Cabai Besar (cm) 4 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 490.33 163.44 0.30tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 1612.33 322.47 0.59tn
4.38 8.74
Acak 6 3298.67 549.78
Total 14 5401.33
Keterangan : KK = 0.03 %
tn = tidak nyata
44
Tabel 19a. Rata-rata Berat Buah Cabai Besar (cm) 6 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 65 73 23 43 204 51.00
P1 54 58 47 78 237 59.25
P2 42 65 49 63 219 54.75
P3 30 45 89 76 240 60.00
P4 90 65 89 77 321 80.25
P5 82 77 63 96 318 79.50
Total 363 383 360 433 1539 64.13
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 19b. Analisis sidik ragam Berat Buah Cabai Besar (cm) 6 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 569.46 189.82 0.23 4.76 9.78
Perlakuan 5 3189.38 637.88 0.76 4.39 8.75
Acak 6 5051.79 841.97 Total 14 8810.63
Keterangan : KK = 0.02 %
tn = tidak nyata
Tabel 20a. Rata-rata Berat Buah Cabai Besar (cm) 8 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 117 140 324 190 771 192.75
P1 121 167 194 135 617 154.25
P2 111 188 180 153 632 158.00
P3 153 164 80 197 594 148.50
P4 135 175 207 147 664 166.00
P5 160 222 155 254 791 197.75
Total 797 1056 1140 1076 4069 169.54
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 20b. Analisis sidik ragam Berat Buah Cabai Besar (cm) 8 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 11421.79 3807.26 0.59 4.75 9.77
Perlakuan 5 8626.71 1725.34 0.27 4.38 8.74
Acak 6 38563.46 6427.24
Total 14 58611.96
Keterangan : KK = 0.009 %
tn = tidak nyata
45
Tabel 21a. Rata-rata Umur Panen Cabai Besar (cm) 2 MST
Perlakuan Ulangan total Rata-rata
1 2 3 4
P0 79 79 79 79 316 79.00
P1 79 79 79 79 316 79.00
P2 79 79 79 79 316 79.00
P3 79 79 79 79 316 79.00
P4 79 79 79 79 316 79.00
P5 79 79 79 80 317 79.25
Total 474 474 474 475 1897 79.04
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 21b. Analisis sidik ragam Umur panen Cabai Besar (cm) 2 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 0.13 0.04 0.40tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 0.21 0.04 0.40tn
4.38 8.74
Acak 6 0.63 0.10
Total 14 0.96
Keterangan : KK = 0.01 %
tn = tidak nyata
Tabel 22a. Rata-rata Umur Panen Cabai Besar (cm) 4 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 89 89 89 89 356 89.00
P1 90 89 89 89 357 89.25
P2 89 89 89 89 356 89.00
P3 89 89 89 89 356 89.00
P4 89 89 89 89 356 89.00
P5 89 89 89 89 356 89.00
Total 535 534 534 534 2137 89.04
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 22b. Analisis sidik ragam Umur panen Cabai Besar (cm) 4 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
kelompok 3 0.13 0.04 0.40tn
4.75 9.77
perlakuan 5 0.21 0.04 0.40tn
4.38 8.74
acak 6 0.63 0.10
total 14 0.96
Keterangan : KK = 0.01 %
tn = tidak nyata
46
Tabel 23a. Rata-rata Umur Panen Cabai Besar (cm) 6 MST
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 92 92 92 92 368 92.00
P1 92 92 92 92 368 92.00
P2 92 92 92 92 368 92.00
P3 92 92 92 91 367 91.75
P4 92 92 92 92 368 92.00
P5 92 92 92 92 368 92.00
Total 552 552 552 551 2207 91.96
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 23b. Analisis sidik ragam Umur panen Cabai Besar (cm) 6 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 0.13 0.04 0.40tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 0.21 0.04 0.40tn
4.38 8.74
Acak 6 0.63 0.10
Total 14 0.96
Keterangan : KK = 0.009 %
tn = tidak nyata
Tabel 24a. Rata-rata Umur Panen Cabai Besar (cm) 8 MST
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 98 98 98 98 392 98.00
P1 98 98 98 98 392 98.00
P2 98 98 98 98 392 98.00
P3 99 98 98 98 393 98.25
P4 98 98 98 98 392 98.00
P5 98 98 98 98 392 98.00
Total 589 588 588 588 2353 98.04
Sumber : Data primer setelah diolah (2019)
Tabel 24b. Analisis sidik ragam Umur panen Cabai Besar (cm) 8 MST
SK Db JK KT F.hit F.tabel
0.05 0.01
Kelompok 3 0.13 0.04 0.40tn
4.75 9.77
Perlakuan 5 0.21 0.04 0.40tn
4.38 8.74
Acak 6 0.63 0.10
Total 14 0.96
Keterangan : KK = 0.009 %
tn = tidak nyata
47
Lampiran 3. Dokumentasi
Gambar 1. Penanaman cabai besar
Gambar 2. Pengamatan Lebar Daun Tanaman Cabai
Besar
Gambar 3. Pengamatan Tinggi Tanaman Cabai Besar
48
Gambar 4. Pengukuran Diameter Batang Tanaman Cabai
Besar
Gambar 5. Pemanenan Tanaman Cabai Besar
Gambar 6. Proses Penimbangan Hasil Panen Cabai Besar
49
Gambar 7. Penulisan Hasil Penimbangan Panen Tanaman
Cabai Besar