PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK DARI AIR ENDAPAN
CAMPURAN KOTORAN AYAM DAN DEDAK TERHADAP
PERTAMBAHAN POPULASI Daphnia magna
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh :
Marcela Widya Ninggar
NIM : 121434064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK DARI AIR ENDAPAN
CAMPURAN KOTORAN AYAM DAN DEDAK TERHADAP
PERTAMBAHAN POPULASI Daphnia magna
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh :
Marcela Widya Ninggar
NIM : 121434064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
In the name of the
Father and Son
and The Holy
Spirit Amen.
Kupersembahkan untuk :
ibu dan Bapakku serta kakakku tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas berkat dan kasih-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
PEMBERIAN DOSIS PUPUK DARI AIR ENDAPAN CAMPURAN
KOTORAN AYAM DAN DEDAK TERHADAP PERTAMBAHAN
POPULASI Daphnia magna”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu
persyaratan akademik untuk menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu, sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik, khususnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menyertai dan
membertkati dari awal penelitian sampai selesai sehingga penelitian dapat
berjalan dengan lancar.
2. Kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi, Bapak Stevanus Daljiono
dan Ibu Lucia Nenti atas seluruh kasih sayang dan segala pengorbanan,
doa serta dukungan moral dan materian yang telah diberikan.
3. Venantius Angga Tejatama dan Maria Maharani selaku kakak saya yang
selalu memberikan semangat, dukungan dan nasihat.
4. Romo Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan semangat dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh ibu dan bapak Dosen Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada
penulis.
6. Ahmad Reza Nasution yang telah memberikan semangat, dukungan dan
menemani dalam penelitian dari awal hingga akhir.
7. Maria Shinta Pramudya Hardhani, Lapida Yunianti, Ray Justin Eldi,
Endang Kustina, Maya Gita Aprilia, Hiasniawati Maria yang telah banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
“Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk dari Air Endapan Campuran Kotoran
Ayam dan Dedak terhadap Pertumbuhan Daphnia magna”
Marcela Widya Ninggar
121434064
Universitas Sanata Dharma
2016
Daphnia magna termasuk ke dalam filum Arthropoda yang hidup secara
umum di perairan tawar. Tidak semua orang mengetahui bahwa Daphnia magna
dapat dijadikan pakan ikan yang memiliki nilai gizi tinggi. Selain itu, tidak
banyak orang yang membudidayakannya. Hal ini dikarenakan penggunaan
Daphnia sebagai pakan ikan kurang populer di masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran ayam dan dedak terhadap
peningkatan populasi Daphnia magna, serta mengetahui dosis manakah yang
cocok bagi pertumbuhan Daphnia magna untuk berkembangbiak lebih cepat.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni dengan menggunakan tiga
perlakuan dan satu kontrol. Perlakuan yang digunakan yaitu A (campuran kotoran
ayam dan dedak dalam endapannya sebanyak 1,5ml/l), B (campuran kotoran ayam
dan dedak dalam endapannya sebanyak k 4,5 ml/l), dan C (campuran kotoran
ayam dan dedak dalam endapannya sebanyak 7,5ml/l) dengan menggunakan tiga
kali ulangan. Jenis data yang diperoleh yaitu data kualitatif yang meliputi
parameter fisik air aquarium (suhu, warna dan bau), parameter kimia (pH, DO,
dan TDS) dan data kuantitatif yaitu banyaknya populasi Daphnia magna pada
setiap perlakuan dan ulangan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan Anova one
factor between subject design dan uji lanjut yaitu Tukey test.
Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa dosis pupuk kotoran ayam
dan dedak mempengaruhi pertumbuhan populasi Daphnia magna secara
signifikan. Hal ini berarti terdapat pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam dan
dedak terhadap peningkatan populasi Daphnia magna. Pemberian dosis sebanyak
7,5ml/l merupakan dosis yang paling baik karena mampu meningkatkan populasi
Daphnia magna.
Kata kunci: Daphnia magna, kotoran ayam, dedak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Effect of Dose Fertilizer Mixtures of water Deposition Chicken Manure and
Rice Bran of the population Added Daphnia magna
Marcela Widya Ninggar
121434064
Sanata Dharma University
2016
Daphnia included in Arthropoda phylum living in common in fresh waters.
Not everyone knows that daphnia magna could become feed fish having
nutritional value high. Moreover, not many people cultivate it. This is because the
use of Daphnia as fish feed is less popular in the community. This research aimed
to determine the effect of chicken manure and rice bran to the increasing
population of Daphnia magna, and to know which one dose suitable for the
growth of Daphnia magna to proliferate more rapidly.
The research is a pure experiment using three treatments and one control.
The treatment used is A (a mixture of chicken manure and rice bran in the
sediment as 1,5ml/l), B (mixture of chicken manure and rice bran in the sediment
of 4.5 ml/l ), and C (mixture of chicken manure and rice bran in the sediment as
much 7,5ml / l). using three replications . The type of data obtained by the
qualitative data that include physical parameters of aquarium ( temperature,
color and smell ), chemical parameters ( pH and DO) and quantitative data that
is number of Daphnia magna populations in each treatment and repetition.
Quantitative data were analyzed using Anova one between subject factor design
and advanced test that Tukey test.
Based on the statistical test result that doses of chicken manure and rice
bran population growth of Daphnia magna affect significantly. This means there
is the effect of chicken manure and rice bran to the increasing population of
Daphnia magna. giving dose as 7,5ml / l is the best dose because it can increase
the population of Daphnia magna.
Keywords : Daphnia magna, Chicken manure, rice bran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................. …. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ …. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... …. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ …. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... …. v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK ................................................................. …. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... …. vii
ABSTRAK ................................................................................................. …. ix
ABSTRACT ............................................................................................... …. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. …. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... …. xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. …. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. …. xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... …. 1
A. Latar Belakang ................................................................... …. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. …. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................... …. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. …. 5
1. Bagi Peneliti ................................................................. …. 5
2. Bagi Masyarakat........................................................... …. 6
3. Bagi Dunia Pendidikan ................................................ …. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ …. 7
A. TEORI TERKAIT .............................................................. …. 7
1. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia magna ................. …. 7
2. Reproduksi dan Siklus Hidup ...................................... …. 11
3. Pakan dan Kebiasaan Makan ....................................... …. 14
4. Budidaya Daphnia sp ................................................... …. 14
5. Kotoran Ayam .............................................................. …. 16
6. Dedak ........................................................................... …. 17
7. Kualitas Air .................................................................. …. 19
a. Suhu ....................................................................... …. 19
b. pH ........................................................................... …. 20
c. Oksigen Terlarut (DO) ........................................... …. 21
8. Keunggulan Daphnia sp Sebagai Pakan Ikan .............. …. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... …. 23
C. Kerangka Berpikir .............................................................. …. 24
D. Hipotesa.............................................................................. …. 26
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ …. 27
A. Jenis Penelitian ................................................................... …. 28
B. Variabel Penelitian ............................................................. …. 28
1. Variabel Bebas ............................................................. …. 28
2. Variabel Terikat ........................................................... …. 28
3. Variabel Kontrol........................................................... …. 28
C. Batasan Penelitian .............................................................. …. 28
D. Alat dan Bahan Penelitian .................................................. ..... 29
1. Alat ............................................................................... ..... 29
2. Bahan............................................................................ …. 30
E. Prosedur Kerja Penelitian ................................................... …. 30
F. Tabulansi Data ................................................................... …. 34
G. Metode Analisis Data ......................................................... …. 35
1. Pengujian Hipotesis dan Pengambilan Kesimpulan ..... …. 36
a. Hipotesis ................................................................. …. 36
b. Hipotesis Penelitian ............................................... …. 36
c. Pengambilan Kesimpulan....................................... …. 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... …. 37
A. Hasil Penelitian .................................................................. …. 37
1. Pertumbuhan Populasi Daphnia magna ....................... …. 37
2. Laju Pertumbuhan populasi Daphnia magna ............... …. 38
3. Kondisi Air Aquarium Berdasarkan Parameter .......... …. 39
a. Faktor Fisik ............................................................ …. 39
b. Faktor Kimiawi ...................................................... …. 39
B. Pembahasan ........................................................................ …. 40
C. Keterbatasan Peneletian ..................................................... …. 56
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM
KEGIATANPEMBELAJARAN.............................................. …. 58
A. Kompetensi Inti .................................................................. …. 58
B. Kompetensi Dasar .............................................................. …. 59
BAB VI PENUTUP ............................................................................... …. 61
A. Kesimpulan ........................................................................ …. 61
B. Saran ................................................................................... …. 61
Daftar Pustaka ............................................................................................ …. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
LAMPIRAN .............................................................................................. …. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Kandungan Unsur Hara pada Beberapa Pupuk Kandang ................ 16
Tabel 2.2 : Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut ................ 22
Tabel 2.3 : Kandungan Gizi dan Kegunaan Pakan Alami .................................. 22
Tabel 3.1 : Pembagian Kelompok Uji ................................................................. 27
Tabel 3.2 : Tabel Tabulansi Data ........................................................................ 35
Tabel 4.1: Laju pertumbuhan daphnia magna pada berbagai dosis pemupukan
campuran kotoran ayam dengan dedak ............................................ 38
Tabel 4.2 : Faktor Fisik yang Mempengaruhi Perairan ...................................... 39
Tabel 4.3 : Faktor Kimiawi yang Mempengaruhi Perairan................................. 39
Tabel 4.4 : Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut ................ 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi Daphnia magna ........................................................... 9
Gambar 2.2 Morfologi Daphnia sp ................................................................... 9
Gambar 2.3 Siklus Hidup Daphnia sp .............................................................. 13
Gambar 2.4 Alur Proses Budidaya Daphnia magna ........................................... 25
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Populasi Daphnia magna ............................ 38
Gambar 4.2 Perilaku Daphnia magna yang Mengikuti Cahaya ...................... 43
Gambar 4.3 Gambar Indukan dan anakan Daphnia magna ................................ 45
Gambar 4.4 Daphnia magna tersangkut pada alga rambut ............................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ...........................................................................................66
Lampiran 2. Rencana Proses Pembelajaran ........................................................74
Lampiran 3. Perhitungan Populasi Daphnia Magna ...........................................128
Lampiran 4. Hasil Uji Normality Populasi Daphnia magna ..............................138
Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas Populasi Daphnia magna .........................139
Lampiran 6. Hasil Uji Anova Populasi Daphnia magna ....................................140
Lampiran 7. Hasil Uji Tukey Populasi Daphnia magna .....................................141
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ..................................................143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan hasil lautnya
yang melimpah. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki garis pantai yang
panjang dan merupakan negara kepulauan. Panjang pantai Indonesia mencapai
95.181 km dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2, mendominasi total luas
teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Laut di Indonesia banyak ditumbuhi
oleh terumbu karang yang merupakan salah satu dari habitat untuk ikan.
Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan
keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar di dunia.
Dewasa ini banyak masyarakat yang mulai merambah bisnis dalam
budidaya ikan. Hal ini sama halnya dengan yang dilakukan oleh masyarakat di
desa Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta. Sumber air yang melimpah pada
daerah tersebut mendorong minat masyarakat untuk mengembangkan usaha-
usaha budidaya perikanan. Masyarakat di daerah tersebut biasanya membuat
kolam dengan menggunakan terpal ataupun keramba untuk membudidayakan
ikan. Hal ini berarti kebutuhan benih ikan terus meningkat dari tahun ke
tahunnya oleh karena itu, usaha pembenihan terus bertambah setiap tahunnya.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga menjadikan ikan sebagai salah satu
makanan utamanya.
Produksi ikan hasil budidaya meningkat dari tahun ke tahun. Capaian
angka konsumsi ikan pada tahun 2015 adalah sebesar 41,11 kg/kap/th
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 40,90 kg/kap/th
(100,51%). Sementara itu, penyediaan konsumsi ikan untuk konsumsi
domestik tahun 2014 mencapai 13,07 juta ton atau meningkat 10,01% dari
tahun 2013. Peningkatan penyediaan ikan diikuti juga dengan peningkatan
penyediaan ikan per kapita yang mencapai 51,80 kg/kap/th atau meningkat
sebesar 8,44% dibandingkan tahun 2013 (Ditjen Perikanan, 2016). Hal ini
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia termasuk gemar makan ikan
sebagai lauk.
Untuk menghasilkan ikan dengan kualitas terbaik, tentunya pada saat
ikan masih berupa benih perlu diberikan makanan yang memiliki nilai gizi
yang baik. Selama ini jenis pakan yang digunakan adalah pakan ikan buatan.
Akan tetapi sebagai pakan benih ikan, jenis pakan ikan buatan ini mempunyai
banyak kekurangan dibandingkan dengan pakan ikan alami yang memiliki
komponen penyusun yang lengkap (Djarijah, 1995). Selain dari nilai gizi,
kekurangan pakan ikan buatan biasanya akan menyebabkan air mejadi lebih
keruh jika pakan tersebut tidak dimakan oleh ikan dan akan mengendap di
dasar kolam atau aquarium. Semakin banyak pakan ikan yang mengendap di
dasar kolam atau aquarium akan menyebabkan terbentuknya ammonia di
dalam air. Hal ini dikarenakan pakan ikan buatan memiliki nilai protein yang
relatif tinggi. Jika kadar ammonia di dalam air semakin meningkat maka akan
mempengaruhi kadar oksigen di dalam air. Kadar oksigen akan menurun dan
akan mempengaruhi kelangsungan hidup ikan yang hidup di dalam kolam atau
aquarium tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam pemberian pakan ikan, pemilihan jenis pakan juga berpengaruh
pada pertumbuhan benih ikannya. Untuk benih ikan makanan yang paling
tepat adalah pemberian pakan alami, yakni zooplankton. Hal ini dikarenakan
mengandung nilai gizi yang tidak kalah tinggi dengan pakan buatan seperti
kadar protein, lemak dan serat. Selain itu ukuran yang kecil sangat cocok
untuk mulut dari benih ikan tersebut. Jika pakan alami tidak dimakan oleh
ikan, maka pakan alami tersebut masih dapat hidup di dalam air dan tidak
akan memberikan dampak yang buruk bagi kelangsungan hidup ikan tersenut.
Namun sayangnya, kebutuhan pakan ikan alami ini sulit dipenuhi karena
belum banyak, bahkan belum ada pengusaha yang menanamkan modalnya
secara khusus dalam produksi pakan ikan alami.
Tidak semua orang mengetahui bahwa Daphnia magna dapat dijadikan
sebagai pakan ikan yang memiliki nilai gizi tinggi. Selain itu, tidak banyak
orang yang membudidayakannya. Hal ini dikarenakan penggunaan Daphnia
sebagai pakan ikan kurang popular di masyarakat. Daphnia magna merupakan
zooplankton yang sering digunakan sebagai pakan alami pada pembenihan
ikan air tawar. Kandungan nutrisi Daphnia magna. yang cukup tinggi meliputi
protein 42,65%, lemak 8%, kadar air 94,78%, serat kasar 2,58% dan abu 4%
sangat baik untuk mendukung pertumbuhan larva ikan (Darmanto, 2000).
Salah satu permasalahan dalam membudidayakan Daphnia magna adalah
sumber nutrien yang kurang mendukung untuk pertumbuhan populasi
Daphnia magna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam membudidayakan Daphnia magna biasanya menggunakan
metode pemupukan. Baik itu pemupukan organik maupun anorganik. Namun
yang paling baik adalah metode pemupukan dengan menggunakan bahan
organik. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang biasanya
dijadikan sebagai pupuk alami dalam bidang pertanian. Hal ini karena kotoran
ayam memiliki kandungan unsur N yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pupuk kandang jenis lainnya. selain tinggi akan kandungan unsur nitrogennya
kotoran ayam juga tinggi akan kandungan bahan organiknya dibandingkan
dengan jenis kotoran hewan lainnya. Kedua jenis kandungan inilah yang
sangat penting digunakan untuk mengembangkan mikroorganisme di dalam
air yang berguna sebagai sumber nutrisi utama bagi Daphnia magna.
Dalam usaha menumbuhkan mikroorganisme di dalam air sebagai
sumber nutrisi bagi Daphnia magna, maka perlu adanya asupan protein yang
berguna bagi nutrisi mikroorganisme. Sumber protein ini dapat diperoleh dari
dedak padi. Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras,
dedak mempunyai kualitas yang bermacam-macam tergantung dari varietas
padi. Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu proses
pemutihan beras. Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan
secara luas oleh sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan dedak
padi memiliki kandungan gizi yang tinggi salah satunya memiliki kadar
protein berkisar antara 12–14%, harganya yang relatif murah dan juga mudah
diperoleh. Sebagai bahan pakan yang berasal dari limbah, dedak mempunyai
potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber energi bagi ternak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pupuk campuran kotoran ayam dengan dedak
terhadap pertambahan populasi Daphnia magna ?
2. Pada dosis berapakah yang cocok untuk pertambahan populasi Daphnia
magna tumbuh lebih cepat ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh pupuk kotoran ayam terhadap peningkatan populasi
Daphnia magna.
2. Mengetahui dosis manakah yang cocok untuk pertambahan populasi
Daphnia magna tumbuh lebih cepat.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dari percobaan atau ekperimen yang dilakukan ini diharapakan
bisa menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai mahasiswa sehingga
nantinya bisa dikembangkan lagi saat terjun ke masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Bagi Masyarakat
1. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi masyarakat
bahwa Daphnia magna. dapat dijadikan sebagai pakan alami dan
alternatif ikan.
2. Penelitian ini dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan dan
membuat pakan ikan secara alami tanpa harus mengeluarkan biaya
yang cukup mahal.
c. Bagi Dunia Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber masukan informasi
dalam bahan praktikum untuk mata pelajaran Biologi pada materi
pengolahan limbah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Terkait
1. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp.
Daphnia termasuk ke dalam filum Arthropoda yang hidup secara
umum di perairan tawar. Spesies-spesies dari genus Daphnia ditemukan
mulai dari daerah tropis hingga arktik dengan berbagai ukuran habitat
mulai dari kolam kecil hingga danau luas. Dari lima puluh spesies genus
ini di seluruh dunia, hanya enam spesies yang secara normal dapat
ditemukan di daerah tropika. Salah satunya adalah spesies Daphnia
magna. Di alam, genus Daphnia mencapai lebih dari 20 spesies dan hidup
pada berbagai perairan tawar, terutama di daerah sub tropis. Daphnia sp
memiliki ukuran 1–2 mm, tubuh berbentuk lonjong, pipih, dan terdapat
ruas-ruas/segmen (Chumaidi dan Djajadireja, 2006).
Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung
habitatnya. Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau
berwarna muda, sedangkan di daerah litoral memiliki warna yang
bervariasi mulai dari coklat kekuningan, coklat kemerahan, kelabu, sampai
berwarna hitam. Umumnya cara berenang Daphnia sp. tersendat-sendat,
tetapi ada beberapa spesies yang tidak dapat berenang/bergerak dengan
merayap karena beradaptasi hidup di alga rambut dan sampah daun dari
hutan tropik. Daphnia sp. dapat hidup dengan baik pada suhu berkisar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
antara 22-32°C, pH berkisar antara 6-8, oksigen terlarut (DO) > 3,5 ppm,
dan dapat bertahan hidup pada kandungan amoniak antara 0,35 ppm–0,61
ppm (Kusumaryanto, 2001).
Menurut Pennak dalam Firmandus (2014), klasifikasi Daphnia
magna adalah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Eucladocera
Famili : Daphnidae
Subfamili : Daphnoidea
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia magna
Daphnia sp merupakan salah satu hewan fototaksis, yang artinya
selalu bergerak mendekati atau menuju ke arah datangnya cahaya.
Menurut Whitman dalam Muhammad (2016), dimana memang sudah
respon alami Daphnia magna di alam untuk mengikuti sumber cahaya
kontras di malam hari seperti cahaya bulan, dengan harapan untuk
memenuhi sumber nutrisinya, yaitu populasi fitoplankton dan juga
menghindar dari predatornya yang aktif pada malam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Keterangan :
A : Otak
B : Ruang pengeraman
C : Caecum Pencernaan
D : Mata
E : Fornix Gambar 2.1 Morfologi Daphnia magna
F : Antena Pertama (Director RSB, 2016)
G : Usus
I : Jantung
J : Ocellus
K : Ovarium
L : Paruh
M : Kelenjar Kulit
Gambar 2.2 Morfologi Daphnia sp. (Mokoginta, 2003)
Pembagian segmen tubuh Daphnia hampir tidak terlihat. Kepala
menyatu, dengan bentuk membungkuk ke arah tubuh bagian bawah
terlihat dengan jelas melalui lekukan yang jelas. Pada beberapa spesies
sebagian besar anggota tubuh tertutup oleh carapace, dengan enam pasang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kaki semu yang berada pada rongga perut. Bagian tubuh yang paling
terlihat adalah mata, antenna dan sepasang seta. Pada beberapa jenis
Daphnia, bagian carapacenya tembus cahaya dan tampak dengan jelas
melalui mikroskop bagian dalam tubuhnya (Mokoginta, 2003).
Menurut Waterman (1960) dalam Firmandus (2014), beberapa
Daphnia memakan Crustacea dan Rotifer kecil, tapi sebagian besar
adalah filter feeder, memakan algae uniselular dan berbagai macam
detritus organik termasuk protista dan bakteri. Daphnia juga memakan
beberapa jenis ragi, tetapi hanya di lingkungan terkontrol seperti
laboratorium. Pertumbuhannya dapat dikontrol dengan mudah dengan
pemberian ragi. Partikel makanan yang tersaring kemudian dibentuk
menjadi bolus yang akan turun melalui rongga pencernaan sampai penuh
dan melalui anus ditempatkan di bagian ujung rongga pencernaan.
Sepasang kaki pertama dan kedua digunakan untuk membentuk arus kecil
saat mengeluarkan partikel makanan yang tidak mampu terserap. Organ
Daphnia untuk berenang didukung oleh antenna kedua yang ukurannya
lebih besar. Gerakan antenna ini sangat berpengaruh untuk gerakan
melawan arus.
Pada bagian kepala terdapat sebuah mata majemuk, occellus, dan
lima pasang alat tambahan. Alat tambahan yang pertama disebut antena
pertama, terletak di bagian ventral, berukuran kecil, tidak bersegman, dan
berfungsi sebagai alat penciuman. Alat tambahan yang kedua disebut
antena kedua, berukuran besar, berjumlah satu pasang, dan berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sebagai alat berenang/gerak. Tiga pasang antena yang terakhir adalah
bagian-bagian dari mulut (Casmuji, 2002).
Bagian tubuh Daphnia sp. memiliki lima pasang kaki. Sepasang
kaki pertama dan kedua berfungsi untuk menciptakan arus air dan partikel
tersuspensi, sepasang kaki ketiga dan keempat berperan sebagai filter, dan
sepasang kaki kelima berperan untuk menghisap air. Bagian tubuh
Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin yang transparan, sedangkan
pada bagian perut memiliki rongga. Bagian antara cangkang dan bagian
tubuh ini berfungsi sebagai tempat pengeraman dan perkembangan telur.
Pada ujung perut terdapat dua kuku yang berbulu keras berfungsi untuk
melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara melakukan
pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan (Mokoginta, 2003).
2. Reproduksi dan Siklus Hidup
Masa hidup Daphnia sp. sangat pendek. Masa tersebut melalui
berbagai fase, yaitu telur, larva, benih, dewasa, dan induk. Daphnia sp.
mencapai dewasa dalam waktu 4–6 hari, menjadi induk dalam waktu 8–10
hari, dan umurnya hanya bertahan sampai 12 hari (Mokoginta, 2003).
Perkembangbiakkan Daphnia sp. juga bisa dibilang unik. Hewan
ini bisa berkembangbiak dengan dua cara, yaitu parthenogenesis (tanpa
perkawinan) dan seksual (dengan perkawinan). Pada keadaan baik
Daphnia sp berkembang biak secara parthenogenesis di mana individu
baru berasal dari sel-sel yang tidak dibuahi. Telur berkembang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menetas menjadi embrio kemudian tumbuh menjadi Daphnia sp dan
dikeluarkan dari ruang penetasan pada saat induk mengalami pergantian
kulit (Kusumaryanto, 2001).
Cara ini hanya menghasilkan individu betina saja dan
menghasilkan telur dengan rata-rata 10–20 butir dengan variasi antara 2–
40 butir. Sedangkan pada saat kondisi kurang baik, seperti adanya
temperatur yang berfluktuasi, kurangnya ketersediaan makanan dan
akumulasi limbah akibat tingginya populasi, produksi telur secara
parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa telur menetas dan
berkembang menjadi individu jantan. Hal ini disebabkan karena kondisi-
kondisi tersebut dapat mengubah metabolisme Daphnia sp., sehingga akan
mempengaruhi mekanisme kromosomnya, terutama pada kromosom
sexnya, yang menentukan jenis kelamin dari kutu air tersebut. Dengan
munculnya Daphnia sp. jantan maka populasi mulai bereproduksi secara
seksual, di mana seekor Daphnia sp. jantan mampu membuahi ratusan
betina dalam satu periode. Telur yang dihasilkan mempunyai cangkang
tebal yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap kondisi
buruk, berwarna gelap/buram, berukuran lebih besar dan memiliki kuning
telur yang lebih banyak. Daphnia sp. jantan berukuran lebih kecil
dibandingkan Daphnia sp. betina. Pada individu jantan terdapat organ
tambahan yang terletak di bagian abdominal untuk memeluk betina dari
belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk
untuk membuahi sel telur (Mokoginta, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Telur yang sudah dibuahi kemudian akan dilindungi oleh lapisan
yang disebut sebagai ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan
buruk sampai kondisi ideal untuk menetas. Gambar 2.2 menunjukkan
ilustrasi siklus hidup Daphnia sp.
Gambar 2.3 Siklus Hidup Daphnia sp.
Sumber : Mokoginta (2003)
Siklus hidup Daphnia sp. bervariasi tergantung pada spesies dan
lingkungannya. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada
umur 4-6 hari, selanjutnya setiap 2 hari sekali dapat menghasilkan
keturunan sebanyak 29 ekor, selama hidupnya mampu bertelur sebanyak 7
kali, dan hanya bertahan sampai 12 hari. Daphnia sp. hidup pada kisaran
pH yang netral dan relatif basa, yaitu pada pH 7,1–8,0 dan masih dapat
hidup berkembangbiak dengan baik pada kandungan amoniak 0,35 ppm–
0,61 ppm (Kusumaryanto, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Pakan dan Kebiasaan Makan
Daphnia sp. merupakan hewan filter feeder yang memakan
berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan
organik terlarut. Daphnia sp. muda berukuran kurang dari 1 mm dapat
menyaring partikel kecil berukuran antara 20–30 mikrometer, sedangkan
Daphnia sp. dewasa dengan ukuran 2–3 mm dapat menangkap partikel
sebesar 60–140 mikrometer. Dalam memakan makanannya, Daphnia sp.
melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara melakukan
pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan menggunakan cakar/kuku
berbulu (Mokoginta, 2003).
Kusumaryanto (2001), menyatakan bahwa Daphnia sp. yang
dipelihara dalam air yang mengandung bahan organik tersuspensi dan
mineral, menyaring dan memakan seluruhnya tanpa membedakan dalam
dua jam pertama. Selanjutnya makanan yang ditemukan dalam esofagus
hanya partikel organik. Kusumaryanto (2001) juga menjelaskan bahwa
perkembangan populasi Daphnia sp. dengan ketersediaan makanan yang
cukup akan mempercepat pertumbuhan Daphnia sp. Apabila ketersediaan
makanan tidak mencukupi populasi Daphnia sp. akan menurun, hal ini
terjadi karena mortalitas akibat persaingan makanan.
4. Budidaya Daphnia sp.
Salah satu metode kultur Daphnia sp. yang sering digunakan
adalah metode pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan anorganik. Menurut Boyd dalam Casmuji (2002), pupuk organik lebih
efektif dibandingkan dengan pupuk anorganik. Pupuk organik dapat
berfungsi sebagai sumber makanan secara langsung untuk Daphnia sp. dan
organisme makanan ikan lainnya atau diuraikan oleh bakteri menjadi
bahan-bahan organik yang merangsang pertumbuhan fitoplankton dan
zooplankton. Umumnya kolam yang dipupuk dengan pupuk organik dan
anorganik dapat meningkatkan produksi makanan alami ikan yang
selanjutnya dapat meningkatkan produksi ikan.
Pupuk organik yang biasa digunakan untuk kultur Daphnia sp.
adalah kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran babi, kotoran kambing/domba
dan kotoran kuda. Namun, dari berbagai jenis kotoran tersebut menurut
Kadarwan dalam Casmuji (2002) kotoran ayam dianggap lebih baik dari
pada kotoran kandang lainnya. Seperti dicantumkan oleh Kadarwan dalam
Casmuji (2002) pada tabel 2.1, terlihat bahwa kotoran ayam mengandung
unsur hara yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan kotoran
kandang lainnya. Kadar nutrisi kotoran ayam berdasarkan analisa
proksimat adalah protein 11,25%, lemak 0,78%, serat kasar 4,71%, air 0%
dan abu 54,20% (Chumaedi dan Djajadiredja, 1982).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Hara pada Beberapa Pupuk Kandang
Jenis
Kadar (%)
Nitrogen Phospor Kalium Bahan Organik
Kotoran ayam 4 3.2 1.9 74
Kotoran
Kambing
2.77 1.78 2.88 60
Kotoran domba 2 1 2.55 60
Kotoran babi 1 0.75 0.85 30
Kotoran kuda 0.7 0.34 0.52 60
Kotoran sapi 0.7 0.3 0.65 30
Sumber : Kadarwan (1974)
Kusumaryanto (2001) menyatakan bahwa laju pertumbuhan dan
puncak populasi tertinggi diperoleh pada Daphnia sp. yang diukur dalam
media kotoran ayam yang menggunakan konsentrasi 2,4 g/l dengan padat
penebaran awal 18 ekor/l.
5. Kotoran Ayam
Tinja masih mengandung banyak komponen zat makanan setelah
keluar dari saluran pencernaan tanpa sempat dicerna atau belum diserap
sepenuhnya. Kandungan zat makanan dalam tinja tergantung dari : 1.
kondisi fisiologi ayam, 2. ransum yang diberikan, 3. lingkungan kandang
(suhu dan kelembaban udara). Komposisi fisik dipengaruhi oleh daya
cerna, kandungan protein, kandungan serat kasar dan energy metabolism,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
serta karakteristik lainnya (Sheppard dkk dalam Subagyo, 1981). Menurut
laporan Smith dan Whecler dalam Subagyo (1981) tergantung pada
ransum yang dimakan, pengumpulan dan pengolahan.
Smith dalam Subagyo (1981) mengatakan bahwa nitrogen yang
dieksresikan lewat urine 75%, sedangkan lewat tinja hanya 25%. O’Dell
dkk dalam Subagyo (1981) menganalisa nitrogen dalam urine ayam dan
melaporkan hasil analisanya bahwa terdapat N-urea 4,5%, N-NH3 10%,
N-asam amino 2,2%, N-asam urat 80,7% dan N-lainnya ada 2,1%. Produk
lainnya itu terdiri dari base nitrogen, nitrogen, dan dikemukakan 90%
nitrogen dalam tinja ayam adalah N-protein sejati. Menurut Scaible dalam
Subagyo (1981) tinja ayam mengandung protein kasar 16–35% dengan
protein sejati 10–11%. Kandungan N-protein total akan menurun dengan
semakin tingginya temperatur atau lamanya pemanasan (Sheppard dkk
dalam Subagyo, 1981).
6. Dedak
Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan
kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi
adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi
beras. Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan
proses pemutihan beras. Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak,
karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah,
mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per tahun dapat mencapai 4
juta ton dan setiap kwintal padi dapat menghasilkan 18-20 gram dedak.
Proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65%
dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%,
dedak dan bekatul sebanyak 10%. Protein dedak berkisar antara 12-14%,
lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar 9-12%
(Rasyaf dalam Casmuji 2002).
Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara
luas oleh sebagian peternak di Indonesia. Sebagian bahan pakan yang
berasal dari limbah agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang besar
sebagai bahan pakan sumber energi bagi ternak. Kelemahan utama dedak
padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0% dan
adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga
sulit dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor
pembatas penggunaannya dalam penyusunan ransum. Namun, dilihat dari
kandungan proteinnya yang berkisar antara 12-13,5 %, bahan pakan ini
sangat diperhitungkan dalam penyusunan ransum unggas. Dedak padi
mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640–1890 kkal/kg.
Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang
rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral (Rasyaf dalam
Casmuji 2002).
Sebagai bahan pakan, dedak padi mempunyai beberapa karakter
yaitu mempunyai struktur yang cukup kasar, mempunyai bau khas wangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dedak, berwarna coklat dan tidak menggumpal. Dedak padi umumnya
tidak tahan disimpan dan cepat menjadi tengik. Hal ini disebabkan oleh
tingginya kandungan lemak. Dedak padi ketersediaannya sangat
dipengaruhi oleh waktu atau musim. Pakan ini merupakan bahan yang
bersifat mudah rusak selama penyimpanan jika disimpan melebihi waktu
tertentu (Rasyaf dalam Casmuji 2002).
7. Kualitas Air
a. Suhu
Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi
perairan antara lain temperatur, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp.
dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungannya karena
termasuk dalam kategori hewan yang eritropik. Daphnia sp. tahan
terhadap fluktuasi suhu harian ataupun tahunan. Kisaran suhu yang
ditolerir Daphnia sp. bervariasi dengan umur dan adaptasinya pada
suhu tertentu. Daphnia magna yang telah diadaptasikan pada suhu 29–
32,5 OC menjadi lebih tahan lama pada suhu 37–39,5
OC, sedangkan
adaptasi pada suhu rendah memungkinkan spesies ini hidup pada suhu
3OC di bawah nol. Yuliati (1985) dalam Subagyo (1981) menyatakan
bahwa untuk kultur Daphnia sp. umumnya digunakan suhu antara 24–
28 OC, sedangkan untuk kultur massal Daphnia sp., suhu optimum
yang digunakan berkisar antara 25–30OC (Geavskaya dalam
Kusumaryanto, 2001). Pennak (1953) dalam Firmandus (2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mengatakan bahwa umur Daphnia magna bergantung pada suhu
lingkungan. Pada suhu 28 O
C, 18 O
C, 8OC masing-masing dapat
mencapai umur 26, 42, 108 hari.
Siklus hidup Daphnia sp. sangat bervariasi tergantung spesies dan
lingkungannya. Djarijah (1995), menyatakan suhu air media yang
rendah antara 14–17OC akan menghasilkan individu jantan, di mana
kondisi tersebut akanmengubah metabolism Daphna sp. sehingga
dapat mempengaruhi mekanisme kromosom. Daphnia sp. akan
mencapai reproduksi tertinggi pada suhu 21OC.
b. pH
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktifitas ion
hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan
seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan.
Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi
perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan
bersifat basa (Effendi, 2003). Umumnya Cladocera dapat hidup pada
kisaran pH antara 6,5–8,5 (Pennak, 1953) dalam Firmandus (2014).
Hal ini dikuatkan oleh Innes (1966) dalam Kusumaryanto (2001) yang
menyebutkan bahwa jenis-jenis Cladocera yang hidup dalam perairan
asam tidak dapat mencapai populasi besar. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh Zarinskaya; Rodiana; Ivleva (1973) dalam Casmuji
(2002), yang menyatakan bahwa lingkungan perairan netral dan relatif
basa yaitu pada kisaran nilai pH 7,1–8,0 lebih baik untuk pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Daphnia sp. Selanjutnya Mudjiman (1985) dalam Kusumaryanto
(2001) menyatakan bahwa pada lingkungan yang ber-pH antara 6,6–
7,4 Daphnia sp. telah menjadi dewasa pada umur 4–5 hari, sedangkan
menurut Djarijah (1995) Daphnia sp mampu hidup pada pH 6,3–6,7.
c. Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan Daphnia sp. menurut Ivleva dalam Ansaka (2002), Daphnia
sp. dan Moina sp. hidup di dalam air yang kadar oksigennya bervariasi
dari hampir nol sampai dengan lewat jenuh. Umumnya Daphnia sp.
dapat hidup pada konsentrasi oksigen terlarut yang cukup tinggi yaitu
4,2–5,1 ppm Casmuji (2002).
Daphnia sp tidak berkembang biak pada konsentrasi oksigen
terlarut kurang dari saru ppm. Daphnia obusta dan D. thomsoni
masing-masing mati pada konsentrasi oksigen 00,2 dan 0,4 ppm.
Sementara D. pulex dan D. magna mati pada konsentrasi oksigen
antara keduanya. D. longispina mati pada konsentrasi oksigen 0,6
ppm, dan beberapa Moina sp. mati pada konsentrasi 0,8 ppm (Pennak
dalam Casmuji (2002).
Ketahanan Daphnia sp. dalam perairan yang miskin oksigen
mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam mensintesis
hemoglobin. Naiknya kadar hemoglobin dalam darah Daphnia sp.
selain diakibatkan oleh kurangnya oksigen terlarut di perairan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diakibatkan oleh naiknya temperature dan tingginya kepadatan
populasi Daphnia sp. itu sendiri. (Ivleva dalam Ansaka (2002).
Tabel 2.2 Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut
No Kadar Oksigen Terlarut Status Kualitas Air
1 >6,5 Tidak tercemar sampai tercemar
sangat ringan
2 4,5–6,4 Tercemar ringan
3 2,0–4,4 Tercemar sedang
4 <2,0 Tercemar berat
Sumber Jeffries/mills, (1996) dalam Budin (2015)
8. Keunggulan Daphnia sp. Sebagai Pakan Ikan
Menurut Darmanto, dkk (2000) Kandungan gizi setiap pakan alami
berbeda-beda, namun pada umumnya terdiri dari air, protein, lemak, serat
kasar dan abu. Kandungan alami gizi pakan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.3 Kandungan Gizi dan Kegunaan Pakan Alami
Jenis Pakan
Alami
Kadar
Air
(%)
Kadar Kandungan Sizi Kegunaan
Protein Lemak Serat
Kasar Abu
Infusoria /
Paramecium - - - - -
Pakan larva
baru menetas
Moina 90,60 37,38 13,29 - 11,00 Pakan benih
umur 2–6 hari
Daphnia
magna 94,78 42,65 8 2,58 4
Pakan benih
umur 6 -12
hari
Sumber: Darmanto, dkk (2000)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pakan alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan
mudah untuk dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuh yang relative
kecil sangat sesuai dengan lebar bukaan mulut larva / benih ikan. Sifatnya
yang selalu bergerak aktif akan merangsang benih / larva ikan untuk
memangsanya. Pakan alami ini dapat memberikan gizi secara lengkap
sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Darmanto,
2000).
B. Hasil Penelitian yang relevan
Dalam penelitian ini peneliti merujuk pada penelitian yang sudah
dilakukan oleh beberapa peneliti yang melakukan budidaya Daphnia sp.
sebagai pengganti pakan ikan alami seperti yang dilakukan oleh Sanyoto
(2000), Casmuji (2002), dan Firmandus (2014). Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Sanyoto (2000), peneliti menggunakan konsentrasi kotoran
kuda terhadap pertumbuhan dan puncak populasi Daphnia sp. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Sanyoto (2000) dapat disimpulkan bahwa perlakuan
konsentrasi yang berbeda tidak menyebabkan perbedaan terhadap mortalitas
(tingkat kematian) dan biomasa Daphnia sp.
Penelitian yang dilakukan oleh Casmuji (2002), peneliti menggunakan
kotoran ayam dan tepung terigu dalam membudidayakan Daphnia sp.
tersebut. Penelitian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan kotoran ayam
mampu meningkatkan Daphnia sp. dalam berkembang biak, sehingga mampu
meningkatkan populasi Daphnia sp. selain itu juga dengan penambahan
tepung terigu akan membuat populasi Daphnia sp. menjadi semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bertambah. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Firmandus (2014),
peneliti menggunakan kulit buah pisang yang direndam dan dijadikan sebagai
sumber nutrien dalam membudidayakan Daphnia sp. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kompos kulit buah pisang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton dan memberikan pengaruh nyata selama
selama kultur Daphnia sp.
C. Kerangka berpikir
Daphinia magna merupakan salah satu pakan benih ikan alami yang
memiliki kadar gizi yang tinggi. Dalam pertumbuhnannya Daphnia magna
membutuhkan kadar nutrisi yang tinggi. Nutrisi yang dibutuhkan oleh
Daphnia magna berasal dari mikroorganisme.
Mikroorganisme bisa ditumbuhkan dengan menggunakan limbah seperti
kotoran ayam dan dedak. Dengan cara mencampurkan kedua bahan tersebut
dengan air dan mengendapkannya. Campuran kotoran ayam dan dedak
tersebut diendapkan selama 3 hari, tujuannya untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Pupuk yang terbuat dari air endapan campuran kotoran
ayam dan dedak kemudian disaring agar ampasnya tidak ikut tercampur.
Pemberian pupuk air endapan campuran dedak dan kotoran ayam yang tinggi
akan mikroorganisme dengan pemberian dosis yang berbeda maka akan
meningkatkan jumlah populasi Daphnia magna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
+
Gambar 2.4 Alur Proses Budidaya Daphnia Magna Menggunakan Air Endapan
Campuran Dedak Dan Kotoran Ayam
Pakan ikan alami
Kandungan gizi yang tinggi
Kotoran ayam Dedak
Diendapkan selama 3 hari
Limbah
Pupuk kandang
Pupuk air endapan campuran dedak dan kotoran ayam
Meningkatkan jumlah populasi Daphnia magna
Disaring
Kaya akan
mikroorganisme
Limbah
Nutrisi utama untuk pertumbuhan Daphnia magna
Kandungan protein relatif tinggi
(12–14 %)
Sebagai sumber protein bagi
mikroorganisme
Kandungan nitrogen dan bahan
organik yang tinggi
Sebagai sumber nutrisi bagi
mikroorganisme
Daphnia magna
Pertumbuhannya membutuhkan nutrisi yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat diambil hipotesa sebagai berikut:
1. Pemberian pupuk yang terbuat dari air endapan campuran dedak dan
kotoran ayam dapat mempengaruhi pertambahan populasi Daphnia
magna.
2. Pemberian pupuk yang terbuat dari air endapan campuran dedak dan
kotoran ayam dengan dosis 7,5 ml/l akan meningkatkan jumlah populasi
Daphnia magna yang paling cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan
dengan 1 kontrol dan dengan 3 kali pengulangan perlakuan dan 3 kali
pengulangan perhitungan. Selain itu juga dilakukan pengukuran dengan
metode kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran metode kualitatif mengukur
keadaan air yang meliputi bau dan warna air, sedangkan untuk metode
pengukuran kuantitatif mengukur jumlah popolasi Daphnia magna pada setiap
perlakuan.
Tabel 3.1 Pembagian Kelompok Uji
B1 B3 K3 A1
B2 K1 C1 A2
A3 C3 C2 K2
Keterangan :
K : Kontrol
A : Pemberian air hasil endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak 1.5
ml/l
B : Pemberial air hasil endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak 4.5
ml/l
C : Pemberian air hasil endapan kotoran ayam dan dedak Sebanyak 7.5
ml/l
1–2–3: Pengulangan
*)
Penentuan Rancangan Acak Lengkap dilakukan dengan cara pengundian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah perbedaan pemberian air
endapan dari campuran kotoran ayam dan dedak dengan lama proses
pengendapan selama 3 hari antara perlakuan satu dengan perlakuan yang
lainnya. Perlakuan pertama (A) yaitu penambahan pupuk hasil endapan
kotoran ayam dan dedak sebanyak 1.5ml/l pada media kultur Daphnia
magna, perlakuan yang ke dua (B) yaitu penambahan pupuk hasil
endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak 4.5 ml/l pada media kultur
Daphnia magna, perlakuan yang ke tiga (C) yaitu penambahan pupuk
hasil endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak 7.5 ml/l pada media
kultur Daphnia magna serta perlakuan ke empat (D) yaitu perlakuan
kontrol yang tidak diberikan pupuk.
b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan populasi Daphnia
magna.
c. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah pH, suhu, kondisi air di
aquarium eksperimen serta waktu pemberian perlakuan dan waktu
perhitungan Daphnia magna.
C. Batasan Penelitian
Batasan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini berfokus pada pertambahan jumlah populasi Dapnia magna
dengan menggunakan pupuk yang terbuat dari air endapan campuran
kotoran ayam dan dedak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Lama waktu pengendapan pupuk air endapan kotoran ayam dan dedak
adalah tiga hari.
3. Dosis pupuk yang terbuat dari campuran air endapan kotoran ayam dan
dedak dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu 1,5 ml/l, 4,5 ml/l dan 7,5ml/l.
4. Kotoran ayam yang digunakan adalah kotoran yang berasal dari ayam
kampung yang telah mengering selama satu minggu.
5. Dedak yang digunakan berasal dari dedak padi yang didapat dari penjual
pakan unggas yang terdapat di daerah pasar Setan, Tajem, Yogyakarta.
6. Daphnia yang digunakan adalah Daphnia magna yang didapat dari
pembudidaya Daphnia magna yang terdapat di daerah Widomertani,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
7. Perhitungan dilakukan secara manual.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Alat
1. Aquarium ukuran 15 cm x 15 cm x 20 cm sebanyak 12 buah yang
digunakan sebagai media kultur Daphnia magna
2. Stoples ukuran 10 lt sebanyak 2 buah yang digunakan sebagai tempat
pembuatan pupuk.
3. Batang Pengaduk
4. Timbangan digital
5. Cawan petri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
6. Kaca pembesar (loop)
7. Gelas ukur kaca merk pyrex ukuran 100 ml sebanyak 1 buah
8. Gelas ukur kaca merk pyrex ukuran 10 ml sebanyak 1 buah.
9. Gelas ukur plastik merk lyon star ukuran 500ml sebanyak 2 buah
10. Alat pengukur parameter air yaitu, DO meter, Termometer dan pH
meter.
b. Bahan
1. Kotoran ayam sebanyak 50 gr
2. Dedak sebanyak 50 gr
3. Air
E. Prosedur Kerja Penelitian
Prosedur kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Prapenelitian I
a. Kotoran ayam sebanyak 15 gr dan dedak sebanyak 75 gr dicampurkan
dengan air sebanyak 5 lt ke dalam stoples.
b. Kotoran ayam sebanyak 50 gr dan dedak sebanya 50 gr dicampurkan
dengan air sebanyak 5 lt ke dalam stoples.
c. Kotoran ayam sebanyak 75 gr dan dedak sebanyak 15 gr dicampurkan
dengan air sebanyak 5 lt ke dalam stoples.
d. Air dimasukan ke dalam stoples sebanyak 5 lt, sebagai kontol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Daphnia magna dimasukan ke dalam setiap stoles sebanyak 10
ekor/liter.
2. Prapenelitian II
a. Kotoran ayam sebanyak 1,5 gr dan dedak sebanyak 7,5 gr
dicampurkan dengan air sebanyak 1 lt ke dalam stoples.
b. Kotoran ayam sebanyak 5 gr dan dedak sebanya 5 gr dicampurkan
dengan air sebanyak 1 lt ke dalam stoples.
c. Kotoran ayam sebanyak 7,5 gr dan dedak sebanyak 1,5 gr
dicampurkan dengan air sebanyak 1 lt ke dalam stoples.
d. Air dimasukan ke dalam stoples sebanyak 1 lt, sebagai kontol.
e. Daphnia magna dimasukan ke dalam setiap stoles sebanyak 10
ekor/liter.
3. Persiapan pupuk yang terbuat dari air endapan kotoran ayam dan dedak.
a. Kotoran ayam yang diperoleh dari peternak ayam didaerah sekitar
Universitas Muhammadiah Yogyakarta ditimbang sebanyak 50 gr.
b. Dedak yang diperoleh dari penjual makanan burung di daerah Pasar
Stan, Maguwoharjo, Yogyakarta ditimbang sebanyak 50 gr.
c. Ke dua bahan tersebut dicampur ke dalam stoples ukuran 10 lt sembari
diaduk
d. Air sebanyak 10 lt ditambahkan ke dalam toples sembari diaduk
perlahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
e. Setelah tercampur rata, stoples diletakkan yang berisi campuran
kotoran ayam dan dedak tersebut di tempat yang terkena sinar
matahari. Hal ini bertujuan untuk penguraian unsur organik yang
terdapat pada kotoran ayam.
f. Campuran kotoran ayam dan dedak tersebut didiamkan selama 3 hari.
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti
zooplankton dan fitoplankton pada media tersebut.
g. Campuran kotoran ayam dan dedak diaduk setiap 2 kali sehari, yaitu
pada pagi hari pukul 10.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB.
4. Mempersiapkan media kultur Daphnia magna.
a. 12 buah aquarium kaca ukuran 15cm x 15cm x 20 cm diisi air
sebanyak 2lt pada setiap aquariumnya.
b. Setiap aquarium diberi label A, B, C, D dan pengulangan 1, 2, 3.
c. Air endapan kotoran ayam dan dedak ditambahkan ke dalam masing-
masing aquarium. Untuk label A ditambahkan air endapan kotoran
ayam dan dedak sebanyak 1.5ml/l, untuk label B diberikan air endapan
kotoran ayam dan dedak sebanyak 4.5 ml/l, untuk label C diberikan air
endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak 7.5 ml/l. Sedangkan untuk
aquarium berlabel D merupakan kontrol yang berisi air yang berasal
dari kebun penelitian Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
5. Proses Persiapan Daphnia magna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. Daphnia magna dibeli langsung ke pembudidaya Daphnia magna
yang terdapat di daerah Widomertani, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
b. Daphnia magna dimasukan ke dalam setiap aquarium sebanyak 10
ekor/l.
6. Proses Pemberian Perlakuan
a. Air endapan kotoran ayam dan dedak disaring sebelum diberikan ke
dalam aquarium yang berisi Daphnia magna.
b. Air endapan kotoran ayam dan dedak diberikan sesuai dengan label
yang ada pada aquarium, label A diberikan sebanyak 1,5 ml/l, label B
diberikan sebanyak 4,5 ml/l, label C diberikan sebanyak 7,5 ml/l
dengan menggunakan gelas ukur kaca.
c. Air endapan kotoran ayam dan dedak diberikan setiap dua hari sekali
di waktu sore hari yaitu pada pukul 17.00 WIB.
7. Proses Perhitungan Daphnia magna
a. Daphnia magna dihitung setiap hari sekali di waktu malam hari, setiap
jam 19.00 dengan pengulangan perhitungan sebanyak 3 kali.
b. Sebelum Daphnia magna dihitung, aquarium diaduk secara perlahan
dengan gerakan W (tidak memutar O ) hal ini untuk menghindari
Daphnia magna berkumpul di tengah aquarium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Air yang ada di aquarium dituang ke dalam gelas ukur plastik ukuran
500ml sebanyak 500ml lalu Daphnia magna mulai dihitung dengan
tiga kali pengulangan perhitungan.
d. Hasil yang diperoleh dicatat ke dalam tabel.
e. Untuk mengetahui jumlah Daphnia magna dalam 1000ml maka
dihitung dengan menggunakan rumus perbandingan lurus, yaitu :
F. Tabulansi Data
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji
statistik ANOVA Single Factor dan deskriptif analitik. Setiap menghitung
pertumbuhan Daphnia magna dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, setelah
itu hasil tersebut dirata-rata. Hasil rata-rata yang diperoleh akan di uji statistic
dengan menggunakan uji statistik ANOVA Single Factor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.2 Tabel Tabulansi Data
No Tanggal Perlakuan Ulangan
Populasi
Daphnia
magna Rata
-rata pH DO Suhu
1 2 3
1 A
1
2
3
2 B
1
2
3
3 C
1
2
3
4 D
1
2
3
G. Metode Analisa Data
Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok perlakuan yaitu perlakuan A dengan
pemberian dosis pupuk dari air endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak
1,5 ml/l, perlakuan B yaitu dengan pemberian dosis pupuk dari air endapan
kotoran ayam dan dedak sebanyak 4,5 ml/l, dan perlakuan C dengan
pemberian dosis pupuk dari air endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak
7,5 ml/l dan 1 kontrol tanpa pertambahan pupuk dari air endapan kotoran
ayam dan dedak, dengan masing-masing pengulangan sebanyak 3 kali.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menggunakan Uji ANOVA one factor between subject design sebagai uji
statistiknya, dengan α adalah 0.05. Apabila hasil yang diperoleh signifikan
maka dilanjukan dengan uji Tukey.
1. Pengujian Hipotesis dan Pengambilan Keputusan
a. Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan secara signifikan dari beberapa perlakuan.
Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa kelompok
perlakuan.
b. Hipotesis Penelitian
1 Pemberian pupuk yang terbuat dari air endapan campuran dedak
dan kotoran ayam akan mempengaruhi pertambahan populasi
Daphnia magna.
2 Pemberian pupuk yang terbuat dari air endapan campuran dedak
dan kotoran ayam dengan dosis 7,5 ml/l akan meningkatkan jumlah
populasi Daphnia magna yang paling cepat.
c. Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan hasil statistik.
Apabila Asymp. Sig. > 0,05 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat
perbedaan yang nyata dari beberapa kelompok perlakuan.
Apabila Asymp. Sig. < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat
perbedaan yang nyata dari beberapa kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai budidaya Daphnia magna dengan menggunakan
pakan berupa populasi mikroorganisme di dalam air dari hasil pemupukan
dengan menggunakan campuran kotoran ayam dan dedak dengan pemberian
dosis yang berbeda. Pemupukan ini bertujuan untuk menumbuhkan
fitoplankton, bakteri, alga bersel satu dan mikroorganisme lainnya yang
merupakan sumber makanan Daphnia magna. Namun, sumber makanan yang
utama yaitu fitoplankton. Pada penelitian ini terdapat empat perlakuan dengan
tiga kali ulangan. Perlakuannya yaitu perlakuan A : pemberian dosis sebanyak
1,5ml/l , perlakuan B : pemberian dosis sebanyak 4,5ml/l , perlakuan C :
pemberian dosis sebanyak 7,5ml/l , dan kontrol. Penelitian ini berlangsung
selama dua puluh hari, dengan melakukan perlakuan setiap dua hari sekali.
Perhitungan dilakukan setiap dua hari sekali setiap malam hari. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pertumbuhan populasi Daphnia magna.
Budidaya Daphnia magna dengan menggunakan pakan berupa
populasi mikroorganisme di dalam air seperti zooplankton dan fitoplakton
dari hasil pemupukan menggunakan campuran kotoran ayam dan dedak
dengan pemberian dosis yang berbeda dapat meningkatkan populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Daphnia magna hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini, populasi
Daphnia magna meningkat dari hari ke hari hingga hari ke dua puluh.
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Populasi Daphnia magna
2. Laju pertumbuhan populasi Daphnia magna
Laju pertumbuhan populasi Daphnia magna pada setiap perlakuan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Laju pertumbuhan daphnia magna pada berbagai dosis
pemupukan campuran kotoran ayam dengan dedak.
Ulangan Perlakuan
A (1,5 ml/l) B (4,5 ml/l) C (7,5 ml/l) K
1 393 592 1143 295
2 491 547 943 292
3 361 605 1027 280
Jumlah 1245 1744 3113 867
Rerata 415 581.3333 1037.667 289
Keterangan :
Perlakuan A : Pemberian dosis sebanyak 1,5ml/l
Perlakuan B : Pemberian dosis sebanyak 4,5ml/l
Perlakuan C : Pemberian dosis sebanyak 7,5ml/l
K : Kontrol
0
50
100
150
200
250
300
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Ju
mla
h D
ap
hn
ia m
ag
na
(ek
or)
Hari ke
Grafik Pertumbuhan Daphnia magna
Perlakuan A
Perlakuan B
Perlakuan C
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Kondisi Air Aquarium Berdasarkan Parameter Fisik-Kimiawi
a. Faktor Fisik
Tabel 4.2 Faktor fisik yang mempengaruhi perairan
No Parameter Perlakuan
A
Perlakuan
B
Perlakuan
C
Kontrol
1 Suhu (OC) 28
OC 28
OC 28
OC 28
OC
2 Warna Cokelat
keruh
Cokelat
keruh
Cokelat
keruh
Cokelat
keruh
3 Bau Tidak bau Tidak bau Tidak bau Tidak bau
Keterangan :
Perlakuan A : Pemberian dosis sebanyak 1,5ml/l
Perlakuan B : Pemberian dosis sebanyak 4,5ml/l
Perlakuan C : Pemberian dosis sebanyak 7,5ml/l
K : Kontrol
b. Faktor Kimiawi
Tabel 4.3 Faktor Kimiawi yang mempengaruhi perairan
No Parameter Perlakuan
A
Perlakuan
B
Perlakuan
C
Kontrol
1 DO (mg/L) 5.6 (mg/L) 5.5 (mg/L) 5.2 (mg/L) 5.9 (mg/L)
2 pH 7.8 7.9 7.93 7.5
Keterangan :
Perlakuan A : Pemberian dosis sebanyak 1,5ml/l
Perlakuan B : Pemberian dosis sebanyak 4,5ml/l
Perlakuan C : Pemberian dosis sebanyak 7,5ml/l
K : Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Pembahasan
Daphnia magna merupakan salah satu jenis dari zooplankton yang
hidup di air tawar yang tenang. Daphnia ini termasuk ke dalam filum
Arthropoda yang memiliki bentuk tubuh lonjong dan segmen badannya tidak
terlihat. Daphnia magna memiliki enam pasang kaki semu yang berada pada
rongga perut. Bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata, antena dan
sepasang seta. Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin
yang transparan, sedangkan pada bagian perut memiliki rongga. Bagian antara
cangkang dan bagian tubuh ini berfungsi sebagai tempat pengeraman dan
perkembangan telur. Pada ujung perut terdapat dua kuku yang berbulu keras
berfungsi untuk melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara
melakukan pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan (Mokoginta,
2003).
Siklus hidup Daphnia sp. terbilang sangat pendek, hal ini dikarenakan
Daphnia sp. umumnya hanya dapat bertahan hidup selama dua belas hari.
Menurut Mokoginta, (2003) Masa tersebut melalui berbagai fase, yaitu telur,
larva, benih, dewasa, dan induk. Daphnia sp. mencapai fase dewasa dalam
waktu 4–6 hari, menjadi induk dalam waktu 8–10 hari, dan umurnya hanya
bertahan sampai 12 hari. Hewan ini bisa berkembangbiak dengan dua cara,
yaitu parthenogenesis (tanpa perkawinan) dan seksual (dengan perkawinan).
Pada keadaan baik Daphnia sp berkembang biak secara parthenogenesis
dimana individu baru berasal dari sel-sel yang tidak dibuahi. Telur
berkembang dan menetas menjadi embrio kemudian tumbuh menjadi Daphnia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sp dan dikeluarkan dari ruang penetasan pada saat induk mengalami
pergantian kulit (Kusumaryanto, 2001).
Cara ini hanya menghasilkan individu betina saja dan menghasilkan
telur dengan rata-rata 10–20 butir dengan variasi antara 2–40 butir. Sedangkan
pada saat kondisi kurang baik, seperti adanya temperatur yang berfluktuasi,
kurangnya ketersediaan makanan dan akumulasi limbah akibat tingginya
populasi, produksi telur secara parthenogenesis menjadi berkurang bahkan
beberapa telur menetas dan berkembang menjadi individu jantan, hal ini
disebabkan karena kondisi-kondisi tersebut dapat mengubah metabolisme
Daphnia sp., sehingga mempengaruhi mekanisme kromosomnya, terutama
pada kromosom seknya yang menentukan jenis kelamin kutu air tersebut.
Dengan munculnya Daphnia sp. jantan maka populasi mulai bereproduksi
secara seksual, dimana seekor Daphnia sp. jantan mampu membuahi ratusan
betina dalam satu periode dan telur yang dihasilkan mempunyai cangkang
tebal yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk.
Perkembangbiakannya juga dapat dihasilkan telur berupa kista yang dapat
bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin
kemanapun dan jika berada dalam kondisi lingkungan yang mencukupi telur
tersebut dapat berkembang menjadi Daphnia.
Pertumbuhan dapat dinyatakan sebagai pertambahan jumlah individu
dalam suatu populasi. Budidaya Daphnia magna dengan menggunakan pakan
berupa populasi fitoplankton hasil pemupukan campuran kotoran ayam
dengan dedak dengan perlakuan pemberian dosis pemupukan yang berbeda,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yaitu 1,5 ml/l, 4,5 ml/l, 7,5 ml/l, untuk meningkatkan populasi Daphnia
magna dari hari pertama hingga hari ke dua puluh. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah perbedaan pemberian dosis pemupukan
dapat mempengaruhi jumlah populasi Daphnia magna, dan juga untuk
mengetahui dosis pemupukan mana yang sesuai untuk meningkatkan populasi
Daphnia magna.
Dalam melakukan perhitungan penelitian ini dilakukan pada malam
hari, hal ini karena Daphnia magna merupakan hewan yang peka terhadap
cahaya, mereka akan mengikuti sumber datangnya cahaya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Whitman dalam Muhammad (2016), dimana memang
sudah respon alami Daphnia magna di alam untuk mengikuti sumber cahaya
kontras di malam hari seperti cahaya bulan, dengan harapa untuk memenuhi
sumber nutrisinya, yaitu populasi fitoplankton dan juga menghindar dari
predatornya yang aktif pada malam hari. Sehingga dengan perhitungan
dilakukan di malam hari dengan baruan senter dari handphone dapat
memudahkan dalam melakukan perhitungan Daphnia magna. Dalam
menghitung Daphnia magna digunakan gelas ukur yang terbuat dari plastic
dengan ukuran 500ml, hal ini dikarenakan gelas ukur yang terbuat dari plastik
tidak membiaskan cahaya seperti pada gelas ukur yang terbuat dari kaca,
tetapi mengumpulkan cahaya, sehingga dapat memudahkan dalam proses
perhitungan juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.2 Perilaku Daphnia magna yang mengikuti cahaya
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa pertumbuhan populasi Daphnia magna pada setiap perlakuan dapat
terlihat dengan jelas pada grafik di atas (Gambar 4.1). Pada grafik tersebut
dapat dilihat bahwa pada setiap harinya populasi Daphnia magna pada setiap
perlakuan mengalami peningkatan (Gambar 4.1). Pada grafik tersebut terlihat
jelas bahwa setiap harinya Daphnia magna mengalami peningkatan baik itu
yang menggunakan perlakuan maupun kontrol. Pada grafik menunjukan
bahwa perlakuan dengan pemberian dosis pemupukan berupa campuran
kotoran ayam dan dedak sebanyak 7,5 ml/l sangat baik, hal ini dikarenakan
pertambahan populasi Daphnia magna mengalami peningkatan yang
signifikan dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
Pertumbuhan jumlah populsi Daphnia magna yang paling tinggi
adalah pada berlakuan C yaitu dengan pemberian pupuk campuran kotoran
ayam dan dedak sebanyak 7,5 ml/l. Peningkatan jumlah populasi Daphnia
magna mulai terlihat dengan jelas dimulai pada hari ke enam dan terus
meningkat pada hari ke dua puluh. Disusul dengan perlakuan A dan B yang
mulai terlihat mengalami peningkatan jumlah populasi dengan jelas pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ke sepuluh dan terus meingkat hingga hari ke dua puluh. Pada perlakuan
kontrol peningkatan populasi mulai jelas terlihat pada hari ke dua belas dan
terus mengalami peningkatan hingga hari ke dua puluh.
Pada gambar 4.1, grafik pertumbuhan Daphnia magna pada perlakuan
B di hari ke tujuh hingga tiga belas mengalami peningkatan yang signifikan,
tetapi pada hari ke tiga belas hingga hari ke tujuh belas mengalami
peningkatan namun tidak terlalu signifikan, kemudian di hari ke tujuh belas
sampai hari ke sembilan belas terjadi peningkatan kembali. Hal ini
dikarenakan pada hari ke tujuh hingga tiga belas banyak telur dari indukan
Daphnia magna yang telah menetas, sehigga mengakibatkan peningkatan
jumlah populasi yang tinggi. Sedangkan untuk hari ke tiga belas hingga tujuh
belas hanya terlihat sedikit anakan Daphnia magna. Hal ini dikarenakan
anakan Daphnia magna ini sedang dalam proses pendewasaan. Di hari ke
tujuh belas sampai hari ke sembilan belas mengalami peningkatan kembali hal
ini dikarenakan anakan Daphnia magna yang sudah dewasa mulai menetas
kembali. Mudjiman dalam Kusumaryanto (2001), menyatakan bahwa
Daphnia sp. sudah menjadi dewasa pasa umur empat hari dan mengalami
kematian pada unur dua belas hari.
Kenaikan jumlah populasi Daphnia magna ini juga disebabkan oleh
peningkatan jumlah Daphnia magna muda yang baru menetas. Daphnia
magna muda ini mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan juga
ketersediaan makanan yang melimpah, yakni fitoplakton terutama pada
perlakuan C dan juga ketersedian ruang untuk hidup. Pada perlakuan kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
juga terjadi peningkatan populasi Daphnia magna, walaupun tidak diberikan
perlakuan. Hal ini dikarenakan masih tersedianya mikroorganisme di dalam
air yang cukup melimpah, seperti zooplankton dan fitoplankton.
Gambar 4.3 gambar pada lingkaran kuning merupakan indukan Daphnia magna
sedangkan untuk lingkaran biru merupakan anakan Daphnia magna
Penempatan perlakuan yang berada di ruangan terbuka dan terkena
sinar matahari merupakan salah satu faktor penyebab pertumbuhan
mikroorganisme, selain itu juga paparan sinar matahari di waktu siang hari
menyebabkan dinding aquarium ditumbuhi oleh ganggang atau alga hijau
yaitu alga rambut (Green Hair Algae). Biasa disebut alga rambut dikarenakan
bentuk alga yang menempel pada dinding aquarium ini panjang, tipis dan
seperti rambut. Namun sayangnya masyarakat keliru akan penyebutan alga
rambut ini. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih mengenalnya dengan
sebutan lumut air. Alga rambut ini biasanya digunakan oleh masyarakat
sebagai umpan dalam memancing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Alga rambut dapat tumbuh di dalam air dikarenakan ketersediaan zat
hara seperti nitrogen yang tersedia di dalam air selain itu juga paparan sinar
matahari yang melimpah. Alga rambut inilah yang merupakan salah satu
cadangan makanan Daphnia magna, semakin banyak populasi Daphnia
magna dalam suatu aquarium maka semakin sedikit juga alga rambut yang
tumbuh pada dinding aquarium. Hal ini terjadi karena Daphnia magna
memakan alga rambut yang terdapat pada dinding aquarium selain makanan
yang telah diberi pada perlakuan.
Alga rambut yang tumbuh terlalu banyak akan mangakibatkan
Daphnia magna terjebak dan menyangkut pada alga rambut tersebut sehingga
lama kelamaan akan menyebabkan Daphnia magna tersebut mati, karena
ruang gerak yang terbatas. Salah satu bentuk perawatan terhadap
keberlangsungan hidup Daphnia magna adalah jika alga rambut tumbuh
terlalu banyak akibat cahaya yang berlebih, maka sebaiknya alga rambut harus
dibersihkan. Peneliti menggunakan sebatang lidi untuk membersihkan alga
rambut dengan cara memutar-mutar lidi tersebut di dinding aquarium yang
ditumbuhi oleh alga lumut, kemudian alga lumut akan tersangkut pada lidi
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.4 Lingkaran merah menunjukan bahwa Daphnia magna
tersangkut di alga rambut
Daphnia magna merupakan hewan filter feeder, yaitu hewan yang
memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus dan
bahan organik terlarut. Daphnia magna muda yang berukuran kurang dari 1
mm dapat menyaring partikel kecil berukuran antara 20 sampai 30
mikrometer. Sedangkan untuk Daphnia magna dewasa dengan ukuran 2
sampai 3 mm dapat menangkap partikel sebesar 60 sampai 140 mikrometer.
Menurut Mokoginta (2003), dalam memakan makanannya Daphnia sp.
melakukan seleksi penyerapan partikel makanan dengan cara melakukan
pemisahan komponen yang tidak dapat dimakan dengan menggunakan
cakar/kuku berbulu. Kusumaryanto (2001), menyatakan bahwa Daphnia sp.
yang dipelihara dalam air yang mengandung bahan organik tersuspensi dan
mineral, menyaring dan memakan seluruhnya tanpa membedakan dalam dua
jam pertama. Selanjutnya makanan yang ditemukan dalam esofagus hanya
partikel organik.
Pada penelitian ini laju pertumbuhan populasi Daphnia magna dapat
dilihat pada tabel 4.1. Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa laju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pertumbuhan populasi Daphnia magna yang paling cepat adalah pada
perlakuan C. Hal ini karena dari yang semula dimasukan sebanyak 10 ekor
Daphnia magna dalam 1 Liter air, hasilnya mencapai 943 hingga 1143 ekor
dalam waktu dua puluh hari. Selanjutnya pada perlakuan B dengan jumlah
mencapai 605 ekor, sedangkan perlakuan A mencapai jumlah 491 ekor. Pada
perlakuan kontrol merupakan pertumbuhan populasi Daphnia magna yang
paling sedikit, yaitu hanya mencapai 295 ekor.
Daphnia magna dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat, hal ini
dikarenakan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya.
Lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidup Daphnia magna, akan
menyebabkan umur Daphnia magna menjadi lebih panjang, sehingga jumlah
populasi akan meningkat. Selain dari kondisi lingkungan ketersediaan
makanan pun menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan
laju populasi Daphnia magna.
Kondisi lingkungan yang sesuai dan ketersediaan makanan yang
tercukupi akan membuat Daphnia magna akan berkembang biak secara
parthenogenesis dimana individu baru berasal dari sel-sel yang tidak dibuahi.
Telur berkembang dan menetas menjadi embrio kemudian tumbuh menjadi
Daphnia magna dan dikeluarkan dari ruang penetasan pada saat induk
mengalami pergantian kulit. Cara ini hanya menghasilkan individu betina saja
dan menghasilkan telur dengan rata-rata 10–20 butir dengan variasi antara 2–
40 butir. Dengan munculnya Daphnia magna betina yang banyak inilah maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
populasi mulai bereproduksi secara seksual, dimana seekor Daphnia sp. jantan
mampu membuahi ratusan betina dalam satu periode.
Makanan yang tersedia akan meminimalisir persaingan makanan antar
Daphnia magna. Kusumaryanto (2001) menjelaskan bahwa perkembangan
populasi Daphnia sp. dengan ketersediaan makanan yang cukup akan
mempercepat pertumbuhan Daphnia sp. Apabila ketersediaan makanan tidak
mencukupi populasi Daphnia sp. akan menurun, hal ini terjadi karena
mortalitas atau tingkat kematian akibat persaingan makanan.
Penelitian ini menggunakan tiga perlakuan dan satu kontrol. Perlakuan
yang pertama yaitu pemberian dosis makanan sebanyak 1,5 ml/l, perlakuan
yang kedua yanitu pemberian makanan sebanyak 4,5 ml/l, perlakuan yang ke
tiga yaitu pemberian dosis makanan sebanyak 7,5 ml/l, dan kontrol yang tidak
diberikan makanan yang berasal dari campuran kotoran ayam dan dedak.
Penentuan pemberian banyak dosis pupuk yang terbuat dari kotoran
ayam dan dedak di karenakan peneliti sebelumnya melakukan prapenelitian
untuk mengetahui berapa campuran dari dedak dan kotoran ayam yang sesuai
untuk pertumbuhan populasi Daphnia magna. Namun ternyata hasilnya adalah
semua Daphnia magna yang telah dimasukan mati. Hal ini dikarenakan karena
campuran kotoran ayam dan dedak yang tidak sesuai bagi pertambahan
populasi Daphnia magna dan juga dikarenakan Daphnia magna langsung
dimasukan ke dalam campuran dedak dan kotoran ayam tersebut. Kotoran
ayam yang dicampurkan ke dalam air akan mengalami penguraian dan dalam
penguraian inilah membutuhkan oksigen yang tinggi dan cahaya matahari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sehingga kadar oksigen di dalam air akan menurun secara derastis dan
menganggu kelangsungan hidup Daphnia magan. Selain itu juga pemberian
dedak yang terlalu banyak menyebabkan adanya kandungan ammonia di
dalam air karena dedak tidak dapat larut di dalam air dengan baik. Dedak yang
mengendap di dalam air akan menyebabkan adanya kandungan ammonia di
dalam air. Adanya kandungan ammonia ini dikarenakan karena kandungan
protein di dalam dedak yang relatif tinggi.
Menurut hasil uji ANOVA One-Way (lampiran 6) pemberian pupuk
dari air endapan campuran kotoran ayam dan dedak untuk pertambahan
populasi Daphnia magna menunjukan bahwa level signifkan 0.000 < 0,05
maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang nyata dari beberapa
kelompok perlakuan antara kontrol, pemberian dosis sebanyak 1,5 ml/l,
pemberian dosis sebanyak 4,5 ml/l dan pemberian dosis sebanyak 7,5 ml/l.
Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara pemberian dosis
pemupukan yang berbeda dari campuran dedak dan kotoran ayam terhadap
laju pertumbuhan populasi Daphnia magna atau bisa disebut juga ada
perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan.
Dikarenakan hasil uji Anova signifikan maka dilanjutkan dengan
menggunakan uji beda nyata, yaitu dengan menggunakan uji tukey (lampiran
7). Pada uji tukey dapat diketahui bahwa perlakuan A memiliki bedan yata
terhadap perlakuan B dan C, perlakuan B memiliki beda nyata terhadap
perlakuan A, C dan D. perlakuan C memiliki beda nyata terhadap perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
A, B dan D. Sedangkan perlakuan D memiliki beda nyata terhadap perlakuan
B dan C.
Penggunaan kotoran ayam bertujuan untuk meningkatkan populasi
mikroorganisme di dalam air seperti zooplankton yang merupakan makanan
utama Daphnia magna. Hal ini dikarenakan kotoran ayam merupakan kotoran
yang mengandung unsur hara yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan
kotoran kandang lainnya, kandungan unsur hara yang banyak inilah yang
menyebabkan kotoran ayam paling baik untuk meningkatkan zooplankton di
dalam air dibandingkan dengan penggunaan kotoran hewan lainnya. Seperti
yang diungkapkan oleh Kadarwan (1974) kotoran ayam memiliki kandungan
unsur hara yang paling tinggi dibandingkan kotoran kandang lainnya, kotoran
ayam memiliki kadar Nitrogen sebesar 4%, Phospor sebanyak 3,2%, kalium
1,9% dan bahan organik sebanyak 74%.
Penggunaan Dedak sebagai campuran kotoran ayam bertujuan sebagai
sumber protein yang utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hidup
mikroorganisme yang terdapat di dalam air, seperti bakteri, alga, zooplankton
dan fitoplankton yang merupakan sumber nutrisi bagi kelangsungan hidup
Daphnia magna, hal ini dikarenakan dedak mengandung protein yang berkisar
antara 12-14%. Selain memiliki kadar protein yang cukup tinggi, harga dedak
yang relatif murah dan mudah didapatkan juga menjadi alasan penggunaan
dedak dalam campuran pakan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
merupakan sumber nutrisi utama untuk Daphnia magna. Campuran pupuk
tersebut diendapkan selama 3 hari, hal ini berguna untuk mempersiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pertumbuhan mikroorganisme seperti, bakteri, alga, zooplankton dan
fitoplankton yang merupakan sumber makanan utama Daphnia magna pada
pupuk tersebut.
Kualitas air sangat mempengaruhi kelangsungan hidup Daphnia
magna., oleh karena itu peneliti melakukan pengukuran kualitas air aquarium
berdasarkan parameter fisik yang meliputi suhu, warna dan bau. Pengukuran
suhu dilakukan pada siang hari menjelang sore hari, yaitu sekitar pukul tiga
sore. Hasil pengukuran terhadap suhu air pada setiap perlakuan memperoleh
hasil yang tidak berbeda jauh antar setiap perlakuan. Hal ini menunjukan
bahwa kondisi air tersebut relatif konstan pada setiap perlakuan.
Menurut Afrianto, 1988 menyatakan bahwa keadaan temperatur sangat
berpengaruh terhadap lingkungan dan organisme yang hidup di dalamnya.
Suhu lingkungan yang terlampau tinggi menyebabkan kemampuan air
meningkat sehingga oksigen menjadi menurun, sehingga kandungan oksigen
di dalam air menjadi berkurang, padahal kebutuhan organisme terhadap
oksigen justru akan semakin meningkat.
Kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan plankton adalah 20–
30OC (Effendi, 3013). Hal ini berarti sesuai dengan suhu yang terdapat pada
air aquarium. Suhu yang optimum akan menyebabkan plankton tumbuh
dengan baik pada air aquarium, hal ini juga menyebabkan tetap tersedianya
makanan bagi Daphnia magna.
Suhu air juga akan mempegaruhi kelangsungan hidup Daphnia magna,
menurut Pennak dalam Casmuji (2002), menyatakan bahwa umur Daphnia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
magna bergantung pada suhu lingkungan. Pada suhu 28, 18, 8 OC masing-
masing dapat mencapai umur 26, 42 dan 108 hari. Pada penelitian ini suhu
berkisar antara 28 dan 29 OC hal ini menyebabkan Daphnia magna berumur
lebih dari dua belas hari, sehingga dapat mempengaruhi jumlah populasi
Daphnia magna.
Berdasarkan dari hasil pengamatan mengenai warna air didapati hasil
bahwa terdapat perbedaan warna air dari hari pertama hingga hari ke dua
puluh, Hasil yang didapat adalah warna air yang awalnya jernih menjadi
semakin keruh. Perubahan warna air aquarium ini merupakan salah satu
parameter pertumbuhan mikroorganisme yang hidup di dalam air. Semakin
keruh warna air maka semakin banyak juga mikroorganisme yang tumbuh dan
berkembang di dalamnya. Selain itu juga, air yang semula berwarna jernih,
lama kelamaan ditumbuhi alga rambut pada dinding dan dasar aquarium.
Pertumbuhan alga rambut ini dikarenakan tempat penelitian terpapar orleh
sinar matahari, sehingga menyebabkan pertumbuhan alga rambut di dalam air
meningkat. Selain suhu dan warna air, parameter fisik lainnya adalah bau.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai bau dari air aquarium yang
digunakan sebagai media tumbuh Daphnia magna maka didapati hasil bahwa
tidak terjadi perubahan bau pada setiap perlakuan.
Selain mengukur kualitas air dengan parameter fisik maka digunakan
juga parameter kimia untuk mengetahui kualitas suatu perairan. Pada
penelitian ini parameter kimia yang diukur adalah pH (derajat keasaman) dan
DO (oksigen terlarut). Pengukuran pH dan DO dilakukan pada setiap sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Untuk mendapatkan hasil dari pengukuran pH dan DO dilakukan penjumlahan
pada setiap ulangan setelah itu hasil tersebut di rata-rata. Pengukuran pH dan
DO dilakukan setiap dua hari sekali.
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Nilai pH pada masing-masing
perlakuan memiliki nilai yang berbeda. Namun, kisaran nilai pH yang
optimum bagi kelangsungan hidup plankton adalah pada kisaran 5,6–9,4. Pada
hasil tabel di atas menunjukan bahwa nilai pH pada setiap perlakuan adalah
optimum bagi pertumbuhan zooplankton. Pertumbuhan zooplankton ini sangat
mempengaruhu keberlangsungan hidup Daphnia magna itu sendiri, karena
makanan utama Daphnia magna adalah zooplankton.
Kisaran suhu dan nilai pH pada setiap perlakuan umumnya masih pada
kisaran yang mendukung untuk kehidupan Daphnia magna. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Mudjiman dalam Kusumaryanto (2001), yang
menyatakan bahwa Daphnia sp. akan tumbuh dan berkembang dengan baik
pada lingkungan yang bersuhu 21OC–31
OC dan pH antara 6,6–7, 4 serta
Daphnia sp. sudah menjadi dewasa 4-5 hari. Anonimous dan Pennak dalam
Sanyoto (2000), menyatakan bahwa Daphnia sp. membutuhkan lingkungan
yang bersuhu 21OC dan pH antara 6,5–8,5.
Selain pH parameter kimia yang diukur adalah DO atau Oksigen
Terlarut, maka didapatkan hasil yang berbeda pada setiap perlakuan. Dari
hasil yang didapat diperoleh kadar oksigen yang paling tinggi, yaitu pada
perlakuan Kontrol dan yang terendah pada perlakuan C. Hal ini dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
banyaknya organisme yang hidup akan mempengaruhi ketersediaan oksigen
yang terdapat pada air.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar oksigen yaitu alga rambut
yang mulai menumbuhi dinding aquarium. Pada siang hari dengan bantuan
cahaya matahari tanaman alga rambut akan berfotosintesis dan akan
menghasilkan oksigen, sehingga akan mempengaruhi kadar oksigen di dalam
air.
Tabel 4.4 Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut
No Kadar Oksigen Terlarut Status Kualitas Air
1 >6,5 Tidak tercemar sampai tercemar
sangat ringan
2 4,5–6,4 Tercemar ringan
3 2,0–4,4 Tercemar sedang
4 <2,0 Tercemar berat
Menurut Jeffries/mills dalam Budin (2015)
Pada penelitian ini, kadar oksigen terlarut pada air berkisar antara 6,4
ppm hingga 4,5 ppm. Berdasarkan pada tabel 4.4 maka status kualitas air pada
aquarium adalah tercemar ringan. Pencemaran ini disebabkan oleh campuran
dedak dan kotoran ayam yang digunakan untuk perlakuan, selain itu juga hasil
dari sisa metabolisme Daphnia magna.
Kisaran nilai oksigen terlarut pada penelitian ini umumnya berada pada
kisaran yang mendukung kehidupan Daphnia magna. Pennak dalam Sanyoto
(2000) menyatakan bahwa Daphnia sp. tidak dapat hidup pada konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
oksigen kurang dari 1 ppm. Sanyoto (2000) menyatakan bahwa Daphnia sp.
memerlukan oksigen untuk hidup lebih dari 2 ppm.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada saat penelitian ini berlangsung terdapat keterbatasan dalam
melakukan penelitian, yakni ketika perhitungan jumlah populasi Daphnia
magna yang sudah mencapai hingga ratusan. Hal ini dikarenakan saat
perhitungan berlangsung, perhitungan dilakukan secara manual, tidak
menggunakan alat bantu perhitungan. Sebaiknya untuk melakukan
perhitungan dibutuhkan alat bantu yang digunakan yaitu Sedgwick Rafter
karena keterbatasan alat yang dimiliki oleh Laboratorium Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma maka pada saat penelitian perhitungan dilakukan
secara manual sehingga memungkinkan jika terjadi perhitungan ganda.
Selain dari keterbatasan perhitungan, penelitian ini juga mengalami
keterbatasan pada saat mendokumentasikan kegiatan penelitian, terutama pada
saat perhitungan yang dilakukan pada malam hari. Keterbatasannya berupa
gambar yang kurang jelas dan blur. Hal ini dikarenakan pada saat
pengambilan gambar peneliti menggunakan kamera Canon 600 D, pada saat
pengambilan gambar pada malam hari jika menggunakan blitz pencahayaan
gambar menjadi tidak baik, bahkan objek yang difoto tidak terlihat, yang
terlihat hanya pantulan cahayanya saja. Jika peneliti meggunakan modus
malam, Daphnia magna merupakan hewan yang aktif bergerak, sehingga
objek yang difoto akan blur karena tidak dalam posisi yang jelas. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
juga peneliti menggunakan mode close up, namun karena pencahayaan yang
kurang dan juga objek yang terlalu kecil menyababkan kamera menjadi sulit
untuk mendapatkan fokus pada objek yang akan di foto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Hasil penelitian Budidaya Daphnia magna dengan menggunakan media
air yang dipupuk dengan menggunakan campuran dedak dan kotoran ayam dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran Biologi. Pembelajaran ini dapat
diimplementasikan pada pembelajaran Biologi SMA kelas X semester II
kurikulum 2013, yaitu pada bab Pemanfaatan Limbah dengan dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar sebagai berikut :
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di
dalam kelas maupun di luar kelas
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari
perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan.
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk
daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Materi ini akan membahas pengertian dan perbedaan mengenai limbah
organik dan anorganik, pengelompokan limbah organik dan anorganik, selain itu
peserta didik diminta untuk membuat produk pengolahan limbah, terutama
pemanfaatan limbah organik.
Pembelajaran ini dapat diaplikasikan ke dalam kelas dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, dimana konsep dari pembelajaran tersebut membantu
guru untuk mengaitkan antara materi yang akan dipelajari dengan situasi dunia
nyata yang dialami oleh peserta didik dan mendorong peserta didik untuk
membuat suatu hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
dalam kehidupannya.
Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode
diskusi, Tanya jawab, praktikum dan presentasi. Selain itu juga, guru akan
menampilkan gambar dan video yang berkaitan dengan materi, guna menarik
perhatian peserta didik dan pembelajaran tidak bersifat monoton. Model
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran ini adalah model
pembelajaran kooperatif dimana pelaksanaannya peserta didik dibagi ke dalam
beberapa kelompok. Pembagian kelompok ini harus bersifat heterogen, yaitu
dalam satu kelompok harus ada peserta didik yang memliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Model pembelajaran kooperatif ini mengutamakan kerjasama
dalam penyelesaian permasalahan belajar yaitu dengan menerapkan pengetahuan
dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemberian pupuk yang terbuat dari air endapan campuran dedak dan
kotoran ayam akan mempengaruhi pertambahan populasi Daphnia magna.
2. Pemberian pupuk yang terbuat dari air endapan campuran dedak dan
kotoran ayam dengan dosis 7,5 ml/l akan meningkatkan jumlah populasi
Daphnia magna yang paling cepat.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pemberian dosis pupuk dengan
skala yang lebih besar untuk mengetahui apakah pertumbuhan populasi
Daphnia magna menjadi semakin meningkat atau menurun.
2. Sebaiknya Daphnia magna perlu dibudidayakan lebih banyak lagi
dikarenakan masih sedikit yang membudidayakannya.
3. Dalam melakukan pemupukan untuk budidaya Daphnia magna sebaiknya
menggunakan bahan organik lainnya sebagai sumber nutrisi untuk
mikroorganisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4. Saat perhitungan populasi berlangsung sebaiknya menggunakan alat bantu
perhitungan sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Edi dan Evi Liviawati. 1988. Beberapa Metode Budidaya Ikan.
Yogyakarta : Kanisius.
Ansaka, D. 2002. Pemanfaatan Ampas Sagu Metroxylon sagu Rottb dan Eceng
Gondok Eichhornia crassipes Dalam Kultur Daphnia sp. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Budin, S. 2015. Keanekaragaman Jenis Zooplankton dan Hubungannya Dengan
Kualitas Perairan Di Waduk Tambak Boyo Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Casmuji. 2002. Penggunaan Supernatan Kotoran Ayam Dan Tepumg Terigu
Dalam Budidaya Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Chumaidi dan Djajadireja. 2006. Kultur Massal Daphnia sp. di Kolam dengan
Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Buletin Perikanan. Penelitian
Perikanan Darat, 3 (2) : 17–20
Darmanto, Darti S, Adhisa P, Chumaidi, dan Mei RD. 2000. Budidaya Pakan
Alami untuk Benih Ikan Air Tawar. Jurnal Penelitian. Badan Peneliti
dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. 2 : 15 - 21
Direktorat Jendral Perikanan, 2016. Angka Konsumsi Ikan 2010–2015. Dalam
:http://kkp.go.id/IN/2016/03/23/konsumsi-ikan-naik-dalam-5-tahun-
terakhir/. Diakses tanggal 20 Juli 2016.
Director RSB, 2016. Effect of Endocrene disruptors on Reproduction in
Daphniids. Dalam : http://biology.anu.edu.au/research/projects/effect-
endocrine-disruptors-reproduction-daphniids. Diakses tanggal 30 Agustus
2016.
Djarijah, A. S. 1995. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Firmandus, R. 2014. Pemanfaatan Kulit Buah Pisang (Mussa spp) Sebagai
Sumber Nutrient dalam Budidaya Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung. Lampung.
Kusumaryanto, H. 2001. Pengaruh Jumlah Inokulasi Awal Terhadap
Pertumbuhan Populasi, Bimassa dan Pembentukkan Epipium Daphnia
sp., Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Mokoginta, I. 2003. Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Modul Daphnia sp.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Bidang Budidaya Ikan Program Keahlian Budidaya Ikan Air Tawar.
Muhammad, D. 2016. Pengamatan Morfologi, Denyut Jantung, Respon
Fototaksis, Kemotaksis, Termotaksis, Geotaksis Pada Daphnia sp.
Laporan Penelitian. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
Sanyoto, P.M.H. 2000. Konsentrasi Kotoran Kuda Optimum Terhadap Pertumbuh
Dan Puncak Populasi Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 1
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : X
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Media, alat
dan bahan
1.2
Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manifestasi
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
Keseimbangan
lingkungan
Kerusakan
lingkungan
pencemaran
lingkungan.
Pelestarian
lingkungan
Limbah dan daur
Mengamati
Mengamati gambar dan
video mengenai
perusakan lingkungan,
mendiskusikan secara
kelompok untuk
menemukan faktor
penyebab terjadinya
perusakan.
Tes tertulis
Pemahaman
tentang konsep
kerusakan
lingkungan
dan upaya
pelestarian
lingkungan.
6 X 45
menit
Gambar
perubahan
lingkungan
Video
perubahan
lingkungan
LKS 1
LKS 2
LKS 3 2.1.
Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data
dan fakta, disiplin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
tanggung jawab, dan peduli
dalam observasi dan
eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif
dan proaktif dalam dalam
setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam
ulang.
Jenis-jenis
limbah.
Proses daur ulang
limbah organik
dan anorganik.
Menanya
Apa yang dimaksud
dengan kerusakan
lingkungan dan apa
saja penyebabnya serta
mengenai limbah dan
pelestarian lingkungan.
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplor
asi)
Mengumpulkan
informasi sebagai
Observasi
Sikap ilmiah
dalam
mengamati,
berdiskusi,
membuat
karya, dan
kegiatan
presentasi
Portofolio
Laporan
tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kelas/laboratorium maupun
di luar kelas/laboratorium
bahan diskusi atau
sebagai topik yang
akan didiskusikan
mengenai masalah
perusakan
lingkungan dan
pengolahan limbah
Membuat usulan
cara pencegahan dan
pemulihan kerusakan
lingkungan akibat
polusi.
Membuat daur ulang
limbah organik dan
mengenai
praktikum
pengolahan
limbah organik
dan anorganik. 3.10
Menganalisis data
perubahan lingkungan dan
dampak dari perubahan
perubahan tersebut bagi
kehidupan
4.10.
Memecahkan masalah
lingkungan dengan
membuat desain produk
daur ulang limbah dan
upaya pelestarian
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
anorganik
Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil
pengamatan, diskusi,
dan pengumpulan
informasi tentang
dampak kerusakan
lingkungan
penyebab,
pencegahan serta
penanggulangannya.
Mengkomunikasikan
Presentasi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
lisan tentang
kerusakan
lingkungan dan
pencemaran
lingkungan
Laporan hasil
pengamatan secara
tertulis mengenai
percobaan
pengolahan limbah
organik dan
anorganik.
Usulan / himbauan
tindakan nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pelestarian
lingkungan yang
harus dilakukan di
tingkat sekolah dan
tiap individu siswa
yang dilakukan di
rumah, sekolah, dan
area pergaulan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 6 x 45’
A. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif
dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar
kelas.
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan
tersebut bagi kehidupan.
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur
ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
C. Indikator
1.1.1 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2.1.1 Bersikap ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
3.3.1 Menjelaskan pengertian lingkungan.
3.3.2 Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
3.3.3 Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan lingkungan.
3.3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan
lingkungan.
3.3.5 Mengidentifikasi sumber-sumber yang menyebabkan pencemaran
lingkungan.
3.3.6 Menganalisis dampak pencemaran lingkungan terhadap kelangsungan
hidup makhluk hidup
3.3.7 Menjelaskan pengertian limbah organik dan anorganik.
3.3.8 Mengidentifikasi gambar lalu mengelompokan ke dalam golongan
limbah organik atau anorganik.
3.3.9 Menjelaskan proses pengolahan limbah.
3.3.10 Menganalisis penyebab kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
alam dan manusia
3.3.11 Mengidentifikasi berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan.
4.4.1 Menciptakan produk dari limbah organik dan anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan refleksi siswa mampu menunjukan rasa peka dan peduli
terhadap permasalahan lingkungan hidup
2. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu bersikap ilmiah (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dalam melakukan
percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas
3. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menjelaskan pengertian
lingkungan.
4. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menjelaskan pengertian
pencemaran lingkungan.
5. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran tipe jigsaw siswa mampu mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan lingkungan.
6. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran tipe jigsaw siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya perusakan lingkungan.
7. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran tipe jigsaw siswa mampu mengidentifikasi sumber-sumber
yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
8. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran tipe jigsaw siswa mampu menganalisis dampak pencemaran
lingkungan terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
9. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menjelaskan pengertian limbah
organik dan anorganik.
10. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu mengidentifikasi gambar lalu
mengelompokan ke dalam golongan limbah organik atau anorganik.
11. Setelah mengikuti kegiatan praktikum siswa mampu menjelaskan proses
pengolahan limbah.
12. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menganalisis penyebab kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh alam dan manusia
13. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu mengidentifikasi berbagai upaya
untuk melestarikan lingkungan.
14. Setelah melakukan kegiatan praktikum siswa mampu menciptakan produk
dari limbah organik dan anorganik.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Lingkungan dan Pencemaran Lingkungan
2. Penyebab Terjadinya Perubahan Lingkungan
3. Jenis-jenis Limbah Organik dan Anorganik Berserta Contohnya
4. Membuat Produk dari Limbah Organik dan Anorganik
5. Upaya Pelestarian Lingkungan
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : kooperatif
3. Metode : tipe Jigsaw, diskusi, Tanya jawab, praktikum dan ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP)
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahu-
luan
(20 menit)
Menyiapkan kondisi
belajar
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa
3. Guru mengecek kehadiran siswa
Apersepsi 4. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa terkait perubahan
lingkungan, guru bertanya kepada
siswa : “Bagaimana keadaan
lingkungan di daerah sekitar
rumah kalian? Apakah ada
perbedaan lingkungan sekitar
rumah ketika kalian masih kecil
dan saat ini?”
5. Guru menampilkan gambar
mengenai keadaan di desa dan di
kota, lalu meminta beberapa
siswa untuk mengutarakan
pendapatkan.
Motivasi 6. Guru mengajukan fenomena yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
merangsang rasa keingintahuan
siswa, guru bertanya kepada
siswa : “ jika terdapat perbedaan
lingkungan kira-kira apakah
penyebabnya, menurut kalian,
apakah yang akan terjadi dimasa
mendatang ?”
Orientasi 7. Guru menyampaikan tujuan/
materi yang akan dibahas
Inti
(60 menit)
Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok belajar
8. Siswa diminta untuk duduk dalam
kelompok yang terdiri dari 4–5
orang siswa yang merupakan
kelompok asal.
9. Guru membagikan LKS kesetiap
kelompok.
10. Guru menuntun siswa untuk
bermain Jigsaw
11. Setiap siswa dalam kelompok asal
memilih pokok pembahasan yang
menjadi tugasnya.
12. Setiap siswa di kelompok asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
yang akan membahas soal yang
sama berkumpul bersama, ini
merupakan kelompok ahli.
Mengamati 13. Siswa diminta untuk mengamati
pokok pembahasan bagiannya
masing-masing.
Menanya 14. Guru bertanya kepada siswa
mengenai lingkungan sekitar dan
permasalahan yang ada
dilingkungan sekitar.
Mengumpulkan
informasi
15. Siswa mencari informasi melalui
referensi buku/internet untuk
menjawab pertanyaan dalam
internet
Menalar 16. Siswa berdiskusi mengenai pokok
bahasan yang didapatnya dalam
lingkungan kelompok ahli.
17. Siswa kembali ke kelompok asal
lalu mendiskusikan hasil
informasi/jawaban yang didapat
untuk menjawab LKS yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
disediakan oleh guru.
Mengkomunikasikan 18. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
19. Siswa dan guru menanggapi
presentasi.
Mengklarifikasi 20. Guru mengklarifikasi jika masih
ada yang belum tepat dan
memberikan penguatan mengenai
materi terkait.
Penutup
(10menit)
Apresiasi 21. Guru memberikan apresiasi
kepada siswa karena telah
mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
Rangkuman /
menarik kesimpulan
22. Guru membimbing siswa
merangkum hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan
Evaluasi 23. Guru melakukan post-test
Refleksi 24. Mengajak siswa melakukan
refleksi tentang materi dan
pengetahuan baru yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Tindak Lanjut 25. Guru memberi tugas kepada siswa
untuk belajar tentang materi
limbah.
Pertemuan 2 (2 JP)
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahu-
luan
(20 menit)
Menyiapkan kondisi
belajar
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa
3. Guru mengecek kehadiran siswa
Apersepsi 4. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa terkait limbah
organik dan anorganik.
5. Guru menampilkan gambar
mengenai macam-macam limbah
organik dan an-organik.
Motivasi 6. Mengajukan fenomena yang
merangsang rasa keingintahuan
siswa, guru kemudian menunjuk
siswa untuk mengelompokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
limbah tersebut ke dalam
golongannya.
Orientasi 7. Guru menyampaikan tujuan/
materi yang akan dibahas
Inti
(60 menit)
Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok belajar
8. Siswa diminta untuk duduk dalam
kelompok yang terdiri dari 4–5
orang siswa.
9. Guru membagikan LKS ke setiap
kelompok mengenai praktikum
budidaya Daphnia magna dengan
menggunakan pupuk yang terbuat
dari air endapan campuran dedak
dan kotoran ayam.
Mengamati 10. Siswa mengamati dan mencermati
prosedur kerja dalam melakukan
praktikum pengolahan limbah.
Menanya 11. Guru bertanya seputar limbah
organik dan anorganik yang
digunakan pada praktikum.
Mengumpulkan
informasi/Mencoba
12. Siswa melakukan percobaan
sesuai dengan panduan yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
di LKS
Menalar 13. Siswa mengolah informasi hasil
percobaan yang telah dilakukan
Mengkomunikasikan 14. Siswa mengkomunikasikan hasil
percobaan yang telah dilakukan
Mengklarifikasi 15. Guru mengklarifikasi jika masih
ada yang belum tepat dan
memberikan penguatan mengenai
materi terkait.
Penutup
(10menit)
Apresiasi 16. Guru memberikan apresiasi
dengan tepuk tangan/pujian
Merangkum /
menarik kesimpulan
17. Guru meminta beberapa siswa
untuk mengutarakan kesimpulan
dari hasil presentasi
18. Guru melengkapi jawaban yang
diutarakan oleh siswa jika belum
lengkap
Evaluasi 19. Guru melakukan evaluasi dengan
cara melakukan tanya jawab
secara lisan dengan siswa
seputaran materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
dan kegiatan praktikum.
Refleksi 20. Guru bersama siswa
merefleksikan hasil belajar hari
ini
Tindak lanjut 21. Guru meminta siswa untuk
membuat laporan akhir mengenai
Praktikum Daphnia magna
Pertemuan 3 (2 JP)
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahu-
luan
(20 menit)
Menyiapkan kondisi
belajar
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa
3. Guru mengecek kehadiran siswa
Apersepsi 4. Guru menampilkan gambar
mengenai perubahan lingkungan
Motivasi 5. Guru bertanya kepada siswa
mengenai bagaimana pengaruh
perubahan lingkungan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
kehidupan makhluk hidup saat ini
Orientasi 6. Guru menyampaikan tujuan/
materi yang akan dibahas.
Inti
(60 menit)
Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok belajar
7. Siswa diminta untuk duduk dalam
kelompok yang terdiri dari 4–5
orang siswa.
8. Guru membagikan LKS ke setiap
kelompok mengenai Dampak
Perubahan Lingkungan
Mengamati 9. Guru memutar video mengenai
Dampak Perubahan Lingkungan,
dan meminta siswa untuk
mengamati video tersebut.
Menanya 10. Siswa diminta untuk
mengutarakan pendapatnya
mengenai video tersebut. Guru
juga bertanya mengenai
permasalahan yang ada di video
yang diputar.
Mengumpulkan
informasi
11. Siswa mencari informasi melalui
referensi buku/internet untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
menjawab pertanyaan dalam
internet
Menalar 12. Siswa menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS
Mengkomunikasikan 13. Siswa mempresentasikan jawaban
LKSnya
Mengklarifikasi 14. Guru mengklarifikasi jika masih
ada yang belum tepat dan
memberikan penguatan mengenai
materi terkait.
Penutup
(10menit)
Apresiasi 15. Guru memberikan apresiasi
dengan tepuk tangan/pujian
Merangkum /
menarik kesimpulan
16. Guru meminta beberapa siswa
untuk mengutarakan kesimpulan
dari hasil presentasi
17. Guru melengkapi jawaban yang
diutarakan oleh siswa jika belum
lengkap
Evaluasi 18. Guru melakukan evaluasi dengan
cara melakukan tanya jawab
secara lisan dengan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kegiatan
(waktu)
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Refleksi
Penghargaan
19. Guru mengajak siswa
merefleksikan atas hasil
belajarnya
20. Guru memberikan apresiasi
dengan tepuk tangan/pujian
Tindak lanjut 21. Guru meminta siswa untuk
membaca materi lebih lanjut
H. Sumber dan Alat Belajar
1. Sumber
a. Buku BIOLOGI kelas X semester 2
b. LKS
c. Video dampak pencemaran lingkungan
d. Gambar macam-macam pencemaran ligkungan
e. Gambar sampah organik dan an-organik
2. Alat kegiatan belajar
a. Laptop
b. Viewer
c. Speaker
d. LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
I. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen
Afektif Observasi
Penilaian sikap
Lembar penilaian sikap
Lembar penilaian
presentasi
Kognitif Test Post test
Non-test Laporan praktikum
Psikomotorik Observasi Lembar observasi kinerja
J. Lampiran
1. LKS
2. Lembar penilaian sikap
3. Soal post test
4. Laporan praktikum
5. Lembar observasi kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
KISI-KISI SOAL JIGSAW
Indikator
Men
gin
gat
(C1)
Mem
ah
am
i
(C2)
Men
erap
kan
(C3)
Men
gan
ali
sis
(C4)
Men
gev
alu
asi
(C5)
Men
cip
tak
an
(C6)
Ju
mla
h
3.3.1 Menjelaskan pengertian
lingkungan.
3.3.2 Menjelaskan pengertian
pencemaran lingkungan.
1 1
3.3.3 Mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan
lingkungan.
3.3.4 Mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab terjadinya
perusakan lingkungan.
2 1
3.3.5 Menjelaskan sumber yang
menyebabkan pencemaran
lingkungan.
3
1
3.3.6 Menganalisis dampak
pencemaran lingkungan terhadap
kelangsungan hidup makhluk
hidup
4 5 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMBAR KERJA SISWA 1
Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
Nama :
Kelas :
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu menyebutkan pengertian lingkungan dan pencemaran
lingkungan
2. Siswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya perubahan lingkungan.
3. Siswa mampu menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan
berdasarkan zat pencemarnya.
4. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai sumber yang menyebabkan
pencemaran lingkungan.
5. Siswa mampu menganalisis mengenai suatu permasalahan pencemaran
lingkungan.
B. Cara kerja :
1 Siswa membentuk kelompok sebanyak 4 sampai 5 orang. Kelompok ini
merupakan kelompok asal.
2 Siswa memilih salah satu pokok permasalahan yang terdapat pada lembar
LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3 Siswa bergabung bersama siswa lainnya yang memiliki pokok
permasalahan yang sama. Kelompok ini merupakan kelompok ahli.
4 Siswa berdiskusi bersama kelompok ahli untuk mencari jawaban dari
pokok permasalahan tersebut.
5 Siswa kembali ke kelompok asal dan mendiskusikan hasil jawaban yang
didapat dari kelompok ahli.
6 Siswa mempresentasikan jawaban tersebut di depan kelas.
C. Pokok Permasalahan
1. Apa yang anda ketahui tentang lingkungan dan pencemaran lingkungan ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Jelaskan faktor alami dan faktor manusia terjadinya perubahan
lingkungan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber yang menyebabkan pencemaran
lingkungan (air, udara, tanah dan suara)!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Jelaskan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencegah pencemaran
lingkungan !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Apa yang anda pikirkan tentang suatu danau yang didominasi oleh
tumbuhan eceng gondok? Bagaimana dampaknya bagi komponen biotik
dan abiotik di danau tersebut ?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
KUNCI JAWABAN SOAL JIGSAW
1. Pencemaran lingkungan atau polutan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Lingkungan adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor
berpengaruh timbal balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuh
tumbuhan.
2. Perubahan lingkungan dapat terjadi akibat faktor alami dan faktor manusia
a. Faktor Alami
Misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi, gelombang laut
Tsunami, banjir, kemarau panjang, angin topan, dan kebakaran hutan.
b. Faktor Manusia
Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia dapat bersifat global
dan bersifat lokal. Perubahan lingkungan bersifat lokal dampaknya
hanya di suatu wilayah tertentu. Misalnya penggunaan lahan pertanian
untuk pemukiman. Perubahan lingkungan bersifat global dampaknya
dapat berpengaruh pada tingkat yang sangat luas, yang dapat
mempengaruhi iklim global. Misalnya penebangan hutan secara liar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dan meningkatnya karbon dioksida hasil pembakaran yang
menimbulkan efek rumah kaca.
3. Jenis-jenis pencemaran lingkungan
a. Pencemaran udara
a) CO2, pencemaran karbondiolsida semakin meningkat banyak
berasal dari pabrik, mesin yang menggunakan bahan bakar fosil,
dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Gas
karbon dioksida dapat menimbulkan efek rumah kaca.
b) SO dan SO2, gas belerang oksida di udara juga dihasilkan oleh
bahan bakar fosil. Gas ini dapat bereaksi dengan gas nitrogen
oksida dan uap air di atmosfer yang menyebabkan air hujan
menjadi asam
c) CFC, gas ini digunakan sebagai bahan pengembang karena gas ini
tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak
digunakan untuk mengembangkan busa kursi, AC, lemari es, hair
spray. CFC menyebabkan lubang pada atmosfer.
d) CO (karbon monoksida), proses pembakaran yang tidak sempurna
akan menghasilkan gas ini. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam
garasi yang tertutup orang yang berada dalam garasi tersebut dapat
meninggal akibat menghirup gas ini, bocoran gas CO dari knalpot
dapat masuk ke dalam mobil juga berbahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
e) Asap rokok, mengandung berbagai bahan beracun yang dapat
menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin
dalam kandungan. Wanita dan anak-anak lebih rentan terhadap
pengaruh asap rokok dari pada laki-laki.
b. Pencemaran air
a) Limbah pertanian, dapat mengandung insektisida atau pupuk
organik. Isektisida dapat mematikan biota sungai, dianjurkan untuk
menggunakan insektisida yang berspektrum sempit (hanya
membunuh hewan sasaran) serta dapat terurai secara biologi dan
melakukan penyemprotan sesuai anjuran. Pupuk organik yang larut
dalam air dapat menyebabkan pengayaan nutrient dalam air
(eutrofikasi) akibatnya tumbuhan air dan alga akan tumbuh subur,
menyebabkan tidak temakan oleh konsumer. Tumbuhan air
akhirnya mati dan mengendap didasar perairan mengakibatkan
pendangkalan.
b) Limbah rumah tangga, dapat berupa bahan organik dan anorganik
yang terbawa arus air dapat menyumbat saluran air dan
menyebabkan banjir. Bahan organik yang terurai dalam air
membuat bakteri tumbuh pesat sehingga oksigen di dalam air
berkurang drastis hal ini akan menggangu kehidupan di air.
c) Limbah industri, berupa polutan organik yang berbau busuk,
polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
mengandung asam belerang dan berbau, dan polutan berupa cairan
panas. Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak
mengenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer.
d) Penangkpan ikan menggunakan racun, akibatnya yang mati bukan
hanya ikan tangkapan tapi juga biota air lainnya.
c. Pencemaran tanah
Banyak diakibatkan oleh sampah organik dan anorganik yang berasal dari
limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan sebagainya.
Sampah organik dapat dihancurkan oleh jasad renik menjadi gas, mineral
dan air, sedangkan sampah anorganik seperti plasti akan tetap ada sampai
ratusan tahun kemudian.
d. Pencemaran suara
Suara bising dapat disebablan oleh mesin industri, mobil, sepeda motor,
kereta api, pesawat terbang. Suara bising dapat menyebabkan gangguan
tidur, pendengaran, kejiwaan, penyakit jantung, gangguan janin dalam
kandungan dan stress
4. Usaha pencegahan pencemaran lingkungan
a. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman
penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Mengatur pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari
lingkungan atau ekosistem
c. Mengawasi penggunaan pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat
menimbulakn pencemaran lingkungan
d. Memperluas gerakan penghijauan
e. Menindak tegas pelaku pencemaran lingkungan
f. Menyadarkan masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia
lebih mencintai lingkungannya.
5. Akan menyebabkan ketidak seimbangan lingkungan danau tersebut, hal itu
dikarenakan eceng gondok akan membuat penguapan air lebih cepat karena
memiliki daun yang lebar, serta akan membuat kadar oksigen di dalam air
berkurang sehingga komponen biotik akan kekurangan oksigen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
KISI-KISI SOAL POSTEST
Indikator
Men
gin
gat
(C1)
Mem
ah
am
i
(C2)
Men
erap
kan
(C3)
Men
gan
ali
sis
(C4)
Men
gev
alu
asi
(C5)
Men
cip
tak
an
(C6)
Ju
mla
h
3.3.1 Menjelaskan pengertian
lingkungan.
3.3.2 Menjelaskan pengertian
pencemaran lingkungan.
1 1
3.3.3 Mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan lingkungan.
4 1
3.3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya perusakan
lingkungan.
3 1
3.3.5 Menjelaskan sumber yang
menyebabkan pencemaran
lingkungan.
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SOAL POSTEST
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan dan pencemaran lingkungan? (15)
2. Sebutkan dan jelaskan 5 upaya apa yang dilakukan untuk mencegah
pencemaran lingkungan? (35)
3. Sebutkan dan jelaskan 3 alasan mengapa pencemaran lingkungan lebih
banyak terjadi di daerah perkotaan ? (30)
4. Jelaskan 4 macam-macam pencemaran lingkungan! Beserta contohnya!
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1 15 Menjawab dan menjelaskan pengertian lingkungan
dan pencemaran lingkungan dengan lengkap, benar
dan tepat.
10 Menjawab dan menjelaskan pengertian lingkungan
dan pencemaran lingkungan tetapi kurang lengkap.
5 Menjawab dan menjelaskan salah satu dari pengertian
lingkungan atau pencemaran lingkungan dengan
benar.
3 Menjawab dan menjelaskan salah satu dari pengertian
lingkungan ataupun pencemaran lingkungan tetapi
kurang tepat.
0 Tidak menjawab pertanyaan
2 35 Menyebutkan dan menjelaskan 5 upaca pencegahan
lingkungan dengan benar dan lengkap.
25 Menyebutkan dan menjelaskan 4 upaya pencegahan
lingkungan dengan benar dan lengkap.
20 Menyebutkan dan menjelaskan 3 upaya pencegahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
lingkungan dengan benar dan lengkap.
15 Menyebutkan dan menjelaskan 2 upaya pencegahan
lingkungan dengan benar dan lengkap.
10 Hanya menyebutkan 5 upaya pencegahan lingkungan
(tidak menjelaskan)
5 Menyebutkan dan menjelaskan 1 upaya pencegahan
lingkungan dengan benar dan lengkap
4 Hanya menyebutkan 4 upaya pencegahan lingkungan
(tidak menjelaskan)
3 Hanya menyebutkan 3 upaya pencegahan lingkungan
(tidak menjelaskan)
2 Hanya menyebutkan 2 upaya pencegahan lingkungan
(tidak menjelaskan)
1 Hanya menyebutkan 1 upaya pencegahan lingkungan
(tidak menjelaskan)
0 Tidak menjawab pertanyaan
3 30 Menyebutkan dan menjelaskan 3 alasan mengapa
pencemaran lingkungan lebih banyak terjadi di daerah
perkotaan secara lengkap, detail, jelas dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
25 Menyebutkan dan menjelaskan 3 alasan mengapa
pencemaran lingkungan lebih banyak terjadi di daerah
perkotaan dengan benar tetapi kurang lengkap.
20 Menyebutkan dan menjelaskan 2 alasan mengapa
pencemaran lingkungan lebih banyak terjadi di daerah
perkotaan secara lengkap, detail, jelas dan benar.
15 Menyebutkan dan menjelaskan 2 alasan mengapa
pencemaran lingkungan lebih banyak terjadi di daerah
perkotaan dengan benar tetapi kurang lengkap.
10 Menyebutkan dan menjelaskan 1 alasan mengapa
pencemaran lingkungan lebih banyak terjadi di daerah
perkotaan secara lengkap, detail, jelas dan benar.
5 Menyebutkan dan menjelaskan 1 alasan mengapa
pencemaran lingkungan lebih banyak terjadi di daerah
perkotaan dengan benar tetapi kurang lengkap.
0 Tidak menjawab pertanyaan.
4 25 Menyebutkan 4 macam pencemaran lingkungan
dengan benar dan lengkap serta memberikan
contohnya dengan tepat.
20 Menyebutkan 3 macam pencemaran lingkugan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
benar dan lengkap serta memberikan contohnya
dengan tepat.
15 Menyebutkan 2 macam pencemaran lingkugan dengan
benar dan lengkap serta memberikan contohnya
dengan tepat.
10 Hanya menyebutkan 4 macam pencemaran lingkugan
dengan benar dan lengkap, tetapi tidak menuliskan
contohnya.
5 Menyebutkan 1 macam pencemaran lingkugan dengan
benar dan lengkap serta memberikan contohnya
dengan tepat.
0 Tidak menjawab pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Penilaian Kognitif (Postest)
N
o.
Nama Siswa
Skor Butiran Soal
Total
skor
Nilai
Siswa
1 2 3 4
Skor
1.
2.
3.
Ds
t
Keterangan:
Jumlah skoring maksimum 100
Panduan Penilaian :
Nilai =
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMBAR KERJA SISWA 2
Pengolahan Limbah
Nama :
Kelas :
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu menyebutkan pengertian lingkungan dan pencemaran
lingkungan
2. Siswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya perubahan lingkungan.
3. Siswa mampu menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan
berdasarkan zat pencemarnya.
4. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai sumber yang menyebabkan
pencemaran lingkungan.
5. Siswa mampu menganalisis mengenai suatu permasalahan pencemaran
lingkungan.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Alat
1. Botol mineral ukuran 1,5 L yang sebanyak 12 buah yang digunakan
sebagai media kultur Daphnia magna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2. Stoples ukuran 10 L sebanyak 2 buah yang digunakan sebagai tempat
pakan Daphnia magna
3. Batang Pengaduk
4. Timbangan digital
5. Cawan petri
6. Kaca pembesar (loop)
7. Gelas ukur kaca merk pyrex ukuran 100 ml sebanyak 1 buah
8. Gelas ukur kaca merk pyrex ukuran 10 ml sebanyak 1 buah.
9. Gelas ukur plastik merk lyon star ukuran 500ml sebanyak 2 buah
10. Alat pengukur parameter air yaitu, DO, Termometer dan pH meter.
b. Bahan
1. Kotoran ayam sebanyak 5 gr
2. Dedak sebanyak 5 gr
3. Air
C. Cara Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa membentuk kelompok sebanyak 4 sampai 5 orang. Kelompok ini
merupakan kelompok asal.
2. Siswa memilih salah satu pokok permasalahan yang terdapat pada lembar
LKS.
3. Mempersiapkan pupuk yang tebuat dari air endapan kotoran ayam dan
dedak.
a. Timbang kotoran ayam sebanyak 5 gr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
b. Timbang dedak sebanyak 5 gr.
c. Campurkan kedua bahan tersebut ke dalam stoples ukuran 10 L
sembari diaduk
d. Tambahkan air sebanyak 10 lt ke dalam toples sembari diaduk
perlahan.
h. Setelah tercampur rata taruh toples yang berisi campuran kotoran ayam
dan dedak tersebut di tempat yang terkena sinar matahari. Hal ini
bertujuan untuk penguraian unsur organik yang terdapat pada kotoran
ayam.
i. Diamkan campuran kotoran ayam dan dedak tersebut selama 2 hari.
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan zooplankton pada media
tersebut.
j. Aduk campuran kotoran ayam dan dedak setiap 2 kali sehari
4. Mempersiapkan media kultur Daphnia magna.
a. Potong bagian atas botol air mineral ukuran 1,5 L ± 9 Cm dari atas
tutup botol.
b. Mengisi air ke dalam 12 buah botol air mineral ukuran 1,5 lt sebanyak
1 lt pada setiap botol air mineral.
c. Beri label A, B, C, D pada setiap aquarium dan pengulangan 1, 2, 3.
d. Tambahkan air endapan kotoran ayam dan dedak ke dalam masing-
masing aquarium. Untuk label A ditambahkan air endapan kotoran
ayam dan dedak sebanyak 1.5ml/l, untuk label B diberikan air endapan
kotoran ayam dan dedak sebanyak 4.5 ml/l, untuk label C diberikan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
endapan kotoran ayam dan dedak sebanyak 7.5 ml/l. Sedangkan untuk
aquarium berlabel D merupakan kontrol yang berisi air yang berasal
dari air keran sekolah.
5. Mempersiapkan Daphnia Magna
c. Masukan Daphnia magna ke dalam setiap botol air mineral ukuran 1,5
lt sebanyak 10 ekor/l.
6. Melakukan Perlakuan
a. Menyaring air endapan kotoran ayam dan dedak sebelum diberikan ke
dalam aquarium yang berisi Daphnia magna.
b. Memberikan air endapan kotoran ayam dan dedak sesuai dengan label
yang ada pada aquarium, label A diberikan sebanyak 1,5 ml/l, label B
diberikan sebanyak 4,5 ml/l, label C diberikan sebanyak 7,5 ml/l
dengan menggunakan gelas ukur kaca.
c. Pemberian pakan dilakukan setiap dua hari sekali dan diberikan pada
jam yang sama.
7. Menghitung Daphnia Magna
a. Menghitung pertumbuhan Daphnia magna setiap hari sekali di waktu
yang sama dengan pengulangan perhitungan sebanyak 3 kali.
b. Sebelum menghitung Daphnia magna, aduk aquarium secara perlahan
dengan gerakan W (tidak memutar O ) hal ini untuk menghindari
Daphnia magna berkumpul di tengah aquarium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
c. Tuang air yang ada di aquarium ke dalam gelas ukur plastik ukuran
500ml sebanyak 500ml lalu mulai menghitung Daphnia magna
dengan tiga kali pengulangan perhitungan.
d. Catat hasil yang didapat ke dalam tabel dibawah ini.
e. Penelitian dilakukan selama 7 hari (satu minggu).
f. Setelah selesai penelitian dibuat laporan akhir praktikum.
D. Hasil Percobaan
No Tanggal Perlakuan Ulangan
Populasi
Daphnia
magna Rata
-rata pH
D
O Suhu
1 2 3
1 A
1
2
3
2 B
1
2
3
3 C
1
2
3
4 D
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
E. Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dimaksud dengan limbah organik dan anorganik?
2. Apa kebelihan dan kekurangan praktikum yang telah anda laksanakan
?
3. Sebukan masih-masing 3 contoh dari limbah organik dan anorganik?
4. Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi sampah organik dan
anorganik?
5. Apa manfaat dari produk daur ulang limbah yang kamu buat?
F. Kesimpulan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………….…………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMBAR DISKUSI SISWA 3
Pelestarian Lingkungan
Nama :
Kelas :
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Melalui video siswa mampu menganalisis penyebab kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh alam dan manusia
2. Melalu video siswa mampu mengidentifikasi berbagai upaya untuk
melestarikan lingkungan.
B. Cara Kerja
1. Tonton dan amatilah video yang diputar oleh guru untuk menjawab
permasalahan dibawah ini.
2. Diskusikan dengan teman untuk menjawab permasalahan dibawah ini.
C. Pokok Permasalahan
1. Bagaimana pendapat kelompokmu mengenai video yang telah diputar?
2. Pertambangan merupakan mata pencaharian yang utama di desa X. berkat
usaha ini, kebutuhan setiap keluarga terpenuhi. Sayangnya para
penambang biasanya menggunakan teknologi yang tidak ramah
lingkungan. Bagaimana pendapatmu untuk menanggulangi hal tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3. Banjir bandang yang terjadi menyebabkan korban dan kerusakan rumah
penduduk. Banjir tersebut disebabkan oleh aktivitas penebangan liar,
terutama di lokasi perbukitan sekitar banjir. Bagaimana upaya kalian untuk
menanggulangi bencana tersebut, jika kalian sebagai pemerintah didaerah
tersebut.
4. Bagaimana usahamu untuk melestarikan lingkungan di sekitarmu (di
rumah, di Sekolah dan di lingkungan sekitarmu ?
D. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Instrumen Non-test
Penilaian Laporan Praktikum
No Aspek yang dinilai Skor
1. Judul, hari/tanggal, tempat kegiatan praktikum 5
2. Tujuan Praktikum 5
3. Cara kerja 15
4. Hasil pengamatan 25
5. Pembahasan 40
6. Kesimpulan 10
TOTAL SKOR
Panduan Penilaian :
Nilai =
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Instrumen Penilaian Sikap (Afektif)
N
o
Nama
Aspek yang dinilai
Jml
Skor
Nilai
Aktif
Sungguh-
sungguh
Jujur Disiplin Teliti
Kerja
Sama
Tanggung
Jawab
1
2
3
Keterangan :
Rentangan nilai antara 1–3 dengan kategori
1: Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
Kriteria Penilaian :
A : Apabila total skor 17–21
B : Apabila total skor 13–16
C : Apabila total skor 7–12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
RUBRIK PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF)
Skor Keterangan
Aktif
3 Ikut serta dalam melakukan praktikum, membantu teman, menyiapkan
alat bahan,/kegiatan pembelajaran, saat berdiskusi, saat kegiatan tanya
jawab.
2 Kadang-kadang ikut serta dalam melakukan praktikum, membantu
teman, menyiapkan alat bahan/ dalam kegiatan pembelajaran, saat
berdiskusi, saat kegiatan tanya jawab
1 Tidak ikut serta dalam melakukan praktikum, membantu teman,
menyiapkan alat bahan,/kegiatan pembelajaran, saat berdiskusi, saat
kegiatan tanya jawab
Sungguh-sungguh
3 Sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran/ kegiatan
praktikum, tidak banyak bercanda dengan teman dan tidak mengobrol di
luar materi yang dibahas.
2 Kadang-kadang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran/ kegiatan praktikum, tidak banyak bercanda dengan teman
dan mengobrol di luar materi yang dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
1 Tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran/
kegiatan praktikum, terlalu banyak bercanda dengan teman dan banyak
mengobrol di luar materi yang dibahas.
Jujur
3 Tidak menyontek atau melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan
tugas/ulangan
2 Kadang-kadang menyontek pada saat mengerjakan tugas, tidak
melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas/ulangan.
1 Menyontek pada saat mengerjakan tugas/ulangan dan melakukan plagiat
mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)
pada saat mengerjakan tugas
Disiplin
3 Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan tugas yang diberikan, memakai atribut sekolah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, mengikuti pelajaran dengan
tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran
2 Terkadang masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan tugas yang diberikan, terkadang memakai atribut sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, terkadang mengikuti
pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran
1 Masuk kelas tidak tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu,
memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, tidak
mengerjakan tugas yang diberikan, tidak pernah membawa buku sesuai
dengan pelajaran
Teliti
3 Mengerjakan tugas dengan cermat dan tidak cereboh dalam melakukan
percobaan
2 Mengerjakan tugas kurang cermat dan masih sedikit ceroboh dalam
melakukan percobaan
1 Tidak mengerjakan tugas dengan cermat dan cereboh dalam melakukan
percobaan
Kerja sama
3 Mampu berdinamika dalam kelompok, menyampaikan pendapat dalam
melakukan diskusi dan pengamatan
2 Terkadang mampu berdinamika dalam kelompok, terkadang
menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan
1 Tidak mampu berdinamika dalam kelompok, tidak menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan
Tanggung jawab
3 Bertanggung jawab membereskan, mencuci, dan merapihkan semua alat-
alat yang digunakan saat melakukan praktikum
2 Bertanggung jawab membereskan alar-alat yang digunakan saat
melakukan praktikum, tetapi tidak semuanya.
1 Tidak bertanggung jawab membereskan, mencuci, dan merapihkan
semua alat-alat yang digunakan saat melakukan praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lembar Penilaian Presentasi
No.
Nama
Siswa
Aspek yang di nilai
Total
Skor Kerjasama
Kelompok
Kecakapan
Merespon
Pertanyaan
Keberanian
Berpendapat
1
2
3
Dst
Diisi dengan rentan angka 1-5
1 = Sangat kurang 3 = Cukup 5 = Sangat baik
2 = Kurang 4 = Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Rubrik Penilaian Presentasi
Skor Kriteria
Kerjasama Kelompok
1 Tidak kompak, persiapan sama sekali tidak kompak, tidak ada
pembagian tugas saat persentasi dengan jelas, mikomunikasi dengan
semua anggota kelompok, manajement waktu sangat buruk
2 Tidak kompak, persiapan sama sekali tidak kompak, tidak ada
pembagian tugas saat persentasi dengan jelas, beberapa mikomunikasi
dengan semua anggota kelompok, manajement waktu sangat buruk
3 Kurang kompak, persiapan presentasi kurang, ada pembagian tugas saat
persentasi dengan jelas, namun masih disertai mikomunikasi dengan
anggota kelompok, manajement waktu kurang diperhatikan.
4 Cukup kompak, persiapan dilatih dengan baik, ada pembagian tugas saat
persentasi dengan jelas meski kadang tumpang tindih dengan bagian
anggota lain, manajemen waktu cukup baik.
5 Kerjasama kelompok terlihat kompak, presentasi dilatih dan dipersiapkan
dengan baik, ada pembagian tugas saat presentasi dengan jelas dan
pembagian waktu yang baik.
Merespon Pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
1 Tidak dapat menjawab pertanyaan
2 Menjawab pertanyaan dengan tidak tepat
3 Menjawab dengan benar, namun penyusunan kata-kata dalam
menyampaikan kurang baik (kurang konsisten)
4 Menjawab dengan benar, namun masih terlihat teks terkait, penyusunan
kata-kata mudah dimengerti dan sistematis
5 Menjawab dengan benar, tanpa melihat teks teori terkait menggunakan
logika yang tepat, penyusunan kata-kata mudah dimengerti dan
sistematis
Keberanian Berpendapat
1 Hanya berperan aktif saat presentasi, tidak mengemukakan pendapat
sama sekali
2 Mengemukakan pendapat secara hafalan melihat teks terkait, terlihat
tidak yakin
3 Mengemukakan pendapat masih melihat teks terkait, dapat
mengembangkan poin-poin presentasi dengan baik
4 Mengemukakan pendapat tanpa melihat teks terkait, dapat
mengembangkan poin-poin presentasi dengan baik
5 Mengemukakan pendapat terkait materi presentasi secara logis tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
melihat teks terkait, dapat mengembangkan poin-poin presentasi dengan
sangat baik dan meyakinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lembar Observasi Kinerja (Psikomotorik)
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Hari/tanggal :
Petunjuk :
1. Tuliskan nama pada kolon yang telah disediakan
2. Berilah tanda V pada kolom skor yang sesuai dengan pengamatan
anda.
No Aspek yang diamati
Skor
1 2 3
1. Membawa bahan praktikum yang telah diumumkan
2. Cara pemakaian alat praktikum
3. Melakukan pengamatan
4. Menganalisis data
5. Membuat kesimpulan
6. Bekerjasama dengan anggota kelompok
TOTAL SKOR
NILAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Panduan Penilaian :
Nilai =
x 100
Kriteria penilaian :
Nilai A : Apabila total skor 85 - 100
Nilai B : Apabila total skor 70–84
Nilai C : Apabila total skor 40–55
Nilai D : Apabila total skor 34–39
RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Skor Kriteria
Membawa bahan praktikum yang telah diumumkan
1 Tidak membawa bahan praktikum sama sekali.
2 Membawa bahan praktikum hanya sebagian (tidak lengkap).
3 Membawa bahan praktikum secara lengkap dan benar.
Cara pemakaian alat praktikum
1 Tidak menggunakan alat praktikum secara baik, benar dan tepat.
2 Kadang-kadang menggunakan alat praktikum secara baik dan benar.
3 Menggunakan alat praktikum secara baik, benar dan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Melakukan pengamatan
1 Tidak melakukan pengamatan sama sekali.
2 Kadang-kadang melakukan pengamatan (melakukan pengamatan secara
asal-asalan).
3 Melakukan pengamatan secara teratur.
Menganalisis data
1 Sama sekali tidak menganalisis data hasil praktikum.
2 Menganalisis data hasil praktikum secara asal-asalan.
3 Menganalisis data hasil praktikum secara baik dan benar
Membuat kesimpulan
1 Tidak membuat kesimpulan sama sekali.
2 Membuat kesimpulan secara asal-asalan.
3 Membuat kesimpulan secara baik dan benar.
Bekerjasama dengan anggota kelompok
1 Tidak bekerja sama dengan kelompok (individualis), sibuk dengan
urusannya sendiri.
2 Kadang-kadang bekerja sama dengan kelompok, terkadang sibuk dengan
urusannya sendiri.
3 Bekerja sama dengan kelompok dengan baik, tidak individualis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3
Perhitungan populasi Daphnia magna
Tanggal Perlakuan Ulangan
Popolasi Daphnia magna
(dalam 500ml) Rata-
rata
Rata-rata
untuk grafik
Jumlah per
1000ml
Akhir -
Awal
1 2 3
30
maret
2016
A
1 11 14 8 11
10
44 24
2 13 10 11 11 45 25
3 5 8 11 8 32 12
B
1 14 12 15 14
11
55 35
2 14 11 8 11 44 24
3 10 12 7 10 39 19
C
1 15 9 12 12
8
48 28
2 4 7 6 6 23 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
3 7 6 5 6 24 4
K
1 13 8 6 9
8
36 16
2 8 6 8 7 29 9
3 15 8 4 9 36 16
1 Mei
2016
A
1 6 6 5 6
7
23 3
2 5 10 6 7 28 8
3 8 8 12 9 37 17
B
1 15 19 29 21
13
84 64
2 10 14 13 12 49 29
3 8 5 8 7 28 8
C
1 6 6 8 7
8
27 7
2 7 11 13 10 41 21
3 8 7 8 8 31 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
K
1 2 1 4 2
7
9 -11
2 16 13 11 13 53 33
3 2 4 7 4 17 -3
3 Mei
2016
A
1 14 9 9 11
10
43 23
2 11 10 11 11 43 23
3 9 10 10 10 39 19
B
1 16 18 15 16
12
65 45
2 15 10 10 12 47 27
3 13 7 8 9 37 17
C
1 15 13 17 15
13
60 40
2 11 9 16 12 48 28
3 14 12 9 12 47 27
K 1 5 3 5 4 4 17 -3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
2 5 4 2 4 15 -5
3 4 5 2 4 15 -5
5 Mei
2016
A
1 7 7 9 8
9
31 11
2 7 9 11 9 36 16
3 6 10 14 10 40 20
B
1 8 15 19 14
13
56 36
2 11 16 14 14 55 35
3 14 11 10 12 47 27
C
1 42 37 31 37
36
147 127
2 38 33 39 37 147 127
3 31 40 34 35 140 120
K
1 2 4 3 3
4
12 -8
2 5 4 5 5 19 -1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
3 6 5 2 4 17 -3
7 Mei
2016
A
1 10 12 7 10
13
39 19
2 11 11 13 12 47 27
3 16 21 16 18 71 51
B
1 28 20 19 22
28
89 69
2 19 21 23 21 84 64
3 40 45 39 41 165 145
C
1 58 57 65 60
70
240 220
2 67 86 78 77 308 288
3 67 77 79 74 297 277
K
1 3 4 2 3
4
12 -8
2 3 4 3 3 13 -7
3 6 8 3 6 23 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
9 Mei
2016
A
1 26 54 49 43
35
172 152
2 35 42 25 34 136 116
3 30 30 26 29 115 95
B
1 52 79 81 71
62
283 263
2 62 69 49 60 240 220
3 19 84 64 56 223 203
C
1 111 94 106 104
109
415 395
2 110 115 93 106 424 404
3 109 117 124 117 467 447
K
1 14 8 11 11
9
44 24
2 3 1 3 2 9 -11
3 14 17 10 14 55 35
11 Mei A 1 51 66 68 62 63 247 227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
2016 2 79 83 68 77 307 287
3 48 53 50 50 201 181
B
1 74 105 107 95
106
381 361
2 102 104 102 103 411 391
3 113 126 118 119 476 456
C
1 195 225 210 210
157
840 820
2 99 141 120 120 480 460
3 142 129 154 142 567 547
K
1 66 26 24 39
34
155 135
2 30 28 44 34 136 116
3 19 33 36 29 117 97
13 Mei
2016
A
1 63 51 77 64
72
255 235
2 93 82 90 88 353 333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
3 57 67 67 64 255 235
B
1 80 118 120 106
111
424 404
2 108 90 115 104 417 397
3 104 123 138 122 487 467
C
1 187 220 225 211
179
843 823
2 126 143 139 136 544 524
3 209 169 197 192 767 747
K
1 38 37 51 42
38
168 148
2 12 30 53 32 127 107
3 44 32 43 40 159 139
15 Mei
2016
A
1 79 70 64 71
86
284 264
2 108 139 103 117 467 447
3 68 69 77 71 285 265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
B
1 76 114 126 105
119
421 401
2 104 138 113 118 473 453
3 136 135 133 135 539 519
C
1 261 249 257 256
241
1023 1003
2 199 226 246 224 895 875
3 221 245 262 243 971 951
K
1 35 44 51 43
50
173 153
2 63 47 82 64 256 236
3 54 31 45 43 173 153
17 Mei
2016
A
1 90 101 119 103
109
413 393
2 110 137 136 128 511 491
3 99 95 92 95 381 361
B 1 161 136 162 153 150 612 592
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
2 136 145 144 142 567 547
3 160 155 154 156 625 605
C
1 293 294 285 291
264
1163 1143
2 241 239 242 241 963 943
3 282 257 246 262 1047 1027
K
1 85 74 77 79
77
315 295
2 79 67 88 78 312 292
3 73 80 72 75 300 280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxxxviii
cxxxviii
Lampiran 4
Hasil Uji Normality Populasi Daphnia magna
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.00680718E2
Most Extreme
Differences
Absolute .213
Positive .213
Negative -.149
Kolmogorov-Smirnov Z .737
Asymp. Sig. (2-tailed) .649
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov 0,737 > 0,05,
maka Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi
distribusi normal. Pengujian data selanjutnya dilakukan dengan uji homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxxxix
cxxxix
Lampiran 5
Hasil Uji Homogenitas Populasi Daphnia magna
Tabel diatas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan levene
statistic 3.920, sig 0.054 > 0,05, Hal ini menujukan bahwa pemberian pupuk yang
terbuat dari air endapan campuran kotoran ayam dan dedak dengan dosis yang
berbeda-beda pada Daphnia magna untuk pertambahan jumlah populasinya
memiliki variansi yang sama (homogen).
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3.920 3 8 .054
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxl
cxl
Lampiran 6
Hasil Uji Anova Populasi Daphnia magna
ANOVA
JUMLAH
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 964092.917 3 321364.306 82.071 .000
Within Groups 31325.333 8 3915.667
Total 995418.250 11
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan 0.000 < 0,05 maka
H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang nyata dari beberapa kelompok
perlakuan dengan kata lain terdapat pengaruh pemberian pupuk yang terbuat
endapan campuran kotoran ayam dan dedak dengan dosis yang berbeda terhadap
pertambahan populasi Daphnia magna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxli
cxli
Lampiran 7
Hasil Uji Tukey Populasi Daphnia magna
Multiple Comparisons
JUMLAH
Tukey HSD
(I)
PERL
AKU
AN
(J)
PERL
AKU
AN
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound Upper Bound
1 2 -166.333* 51.093 .046 -329.95 -2.72
3 -622.667* 51.093 .000 -786.28 -459.05
4 126.000 51.093 .141 -37.62 289.62
2 1 166.333* 51.093 .046 2.72 329.95
3 -456.333* 51.093 .000 -619.95 -292.72
4 292.333* 51.093 .002 128.72 455.95
3 1 622.667* 51.093 .000 459.05 786.28
2 456.333* 51.093 .000 292.72 619.95
4 748.667* 51.093 .000 585.05 912.28
4 1 -126.000 51.093 .141 -289.62 37.62
2 -292.333* 51.093 .002 -455.95 -128.72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxlii
cxlii
3 -748.667* 51.093 .000 -912.28 -585.05
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa perlakuan A memiliki
bedan yata terhadap perlakuan B dan C, perlakuan B memiliki beda nyata
terhadap perlakuan A, C dan D. perlakuan C memiliki beda nyata terhadap
perlakuan A, B dan D. Sedangkan perlakuan D memiliki beda nyata
terhadap perlakuan B dan C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxliii
cxliii
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian
No Gambar Keterangan
1.
Proses penimbangan
dedak
2.
Proses penimbangan
kotoran ayam kering
3.
Pupuk campurran kotoran
ayam dan dedak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxliv
cxliv
No Gambar Keterangan
4.
Proses penyaringan pupuk
yang terbuat dari air
endapan kotoran ayam
dan dedak
5.
Tata letak rancangan acak
lengkap penelitian
6.
Proses pemilihan Daphnia
magna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxlv
cxlv
No Gambar Keterangan
7.
Daphnia magna pada saat
perhitungan malam hari
8.
Proses perhitungan
Daphnia magna pada
malam hari
9.
Jumlah Daphnia magna
pada perlakuan C di hari
terakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxlvi
cxlvi
No Gambar Keterangan
10.
Perhitungan pH
11.
Perhitungan DO
12.
Perhitungan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxlvii
cxlvii
No Gambar Keterangan
13.
Pemberian perlakuan
14.
Pertumbuhan alga rambut
pada dinding dan dasar
aquarium
15.
Jumlah Daphnia magna
pada perlakuan kontrol di
hari terakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cxlviii
cxlviii
No Gambar Keterangan
16.
Jumlah Daphnia magna
pada perlakuan A di hari
terakhir.
17.
Jumlah Daphnia magna
pada perlakuan B di hari
terakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI