PENGARUH PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SECARA
ad libitum TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN
NILA (Oreochromis niloticus)
SKRIPSI
MICHAEL ANUGRAH HUTABARAT
140302069
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
MICHAEL ANUGRAH HUTABARAT. Pengaruh Pemberian Pakan yang
Berbeda Secara ad libitum Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Dibimbing Oleh ERIYUSNI
Ikan Nila merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang memiliki potensi
sangat besar dalam kegiatan budidaya kerena merupakan salah satu ikan konsumsi
yang sangat diminati masyarakat. Namun salah satu masalah yang sering dihadapi
dalam kegiatan budidaya ikan Nila adalah jenis pakan yang digunakan untuk
mendapatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian pakan yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila dan mengetahui
jenis pakan yang terbaik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan,
yaitu P1 (Pakan Komersil), P2 (Daphnia sp.), P3 ( Tubifex sp.) dan P4 (Cacing
darah). Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunanakan Analysis of
Variance (ANOVA) dengan menggunakan software SPSS 21.0. Hasil penelitian
menunjukkan pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan P1 dengan
pertambahan Panjang 4.7 cm dan peningkatan berat sebesar 19.88 gram kemudian
diikuti P3 dengan pertambahan Panjang 3.4 cm dan peningkatan berat sebesar
15.14 gram, P4 dengan pertambahan Panjang 3.2 cm dan peningkatan berat
sebesar 14.18 gram dan yang pertumbuhan yang terendah terdapat pada perlakuan
P2 dengan pertambahan Panjang 2.3 cm dan peningkatan berat sebesar 12.22
gram. Nilai kelangsungan hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan P2 sebesar
85,92%. Parameter pendukung kualitas air yang diperoleh adalah pH berkisar
7.24-7.74, Do berkisar antara 6.2 mg/l – 7.5 mg/l dan suhu berkisar antara 21.1-
25.7oC. Pemberian pakan yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup
benih ikan Nila.
Kata Kunci : Pakan, Pakan Komersil Daphnia sp., Tubifex sp., Cacing darah,
Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, Kualitas Air.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
MICHAEL ANUGRAH HUTABARAT. The Effect of Different Feeding Ad
Libitum on the Growth and Survival of Tilapia Seeds (Oreochromis niloticus).
Guided by ERIYUSNI
Tilapia is one of the fresh water fish species which has a very large potential in
cultivation because it is one of the consumption fish that is in great demand of the
community. However, one of the problems that is often encountered in tilapia
aquaculture activities is the type of food used to get good growth and survival.
This study aims to determine how much different feeding influences on growth
and survival of tilapia and to know the best type of feed. The method used in this
study was a Completely Randomized Design (CRD) method with 3 treatments
and 3 replications, namely P1 (Commercial Feed), P2 (Daphnia sp.), P3 (Tubifex
sp.) And P4 (Bloodworm). The results of the research data were analyzed by
using Analysis of Variance (ANOVA) using SPSS 21.0 software. The results
showed the highest growth was found in treatment P1 with a length increase of
4.7 cm and an increase in weight of 19.88 grams followed by P3 with a length
increase of 3.4 cm and an increase in weight of 15.14 grams, P4 with a length
increase of 3.2 cm and an increase in weight of 14.18 grams and growth the
lowest is P2 treatment with 2.3 cm length increase and 12.22 grams increase in
weight. The highest survival value was found in P2 treatment at 85.92%. The
water quality supporting parameters obtained were pH ranging from 7.24-7.74,
Do ranged from 6.2 mg / l - 7.5 mg / l and the temperature ranged between 21.1-
25.7oC. The provision of different feeds has a significant effect on growth and
does not have a significant effect on the survival of tilapia fish seeds.
Keywords: Feed, Commercial Feed Daphnia sp., Tubifex sp., Blood Worm,
Growth, Survival, Water Quality
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tarutung, 13 Agustus 1996.
Penulis merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara dari
Ayah Rustam Effendi Hutabarat dan Ibu Sarta Uli
Manik. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah
Dasar (SD) di SD Santa Maria Tarutung pada tahun
2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP
Negeri 3 Tarutung pada tahun 2011, Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Tarutung pada Tahun 2014. Penulis
diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara (MSP FP USU). Melalui jalur SBMPTN (Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Penulis merupakan salah satu asisten Laboratorium Avertebrata Air pada
Tahun 2015 dan merupakan asisten koordinator pada Laboratorium Avertebrata
Air pada Tahun 2016. Selain Mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif dalam
kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan, sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) pada tahun 2017-
2018, dan Sebegai anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
Medan Masa Perkenalan pada Tahun 2018.
Penulis pernah mengikuti Training yang dilakukan oleh PT. Indako yaitu
Dealer Management System dan Training Perkenalan New Honda Product
( Honda Vario 125 dan 150, Supra GTR 150), dan Memiliki pengalaman kerja
Universitas Sumatera Utara
sebagai Mekanik di AHASS 00343 Honda Servis Tarutung selama 2 Tahun.
Penulis telah menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan di Jalan Gabion No. 31, Medan
Belawan, Sumatera Utara tanggal 24 Juli sampai 24 Agustus 2017.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
berkat Kasih dan KaruniaNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda Secara ad libitum terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis
niloticus).” Yang merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada
jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar besarnya
kepada :
1. Bapak dan Ibu Tercinta, Rustam Effendi Hutabarat dan Sarta Uli Manik yang
senantiasa memberikan dukungan baik dari segi moral maupun materil kepada
penulis serta doa yang tidak pernah putus bagi penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Eri Yusni, M. Sc sebagai ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi
ini.
3. Bapak Indra Lesmana, S.Pi., M.Si Sebagai dosen Penguji I yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, dukungan, nasehat dan arahan
dalam penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Ir. Syammaun Usman, MP sebagai dosen penguji II yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dukungan, nasihat dan arahan
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Amanatul Fadhilah, S.Pi, M.Si sebagai dosen penasehat akademik yang
telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, dukungan,
nasihat dan arahan selama perlkuliahan.
6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dan
Pegawai tata usaha Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
7. Saudara/Saudari Saya Dian Abram Fernando Hutabarat, Pelita Sari Hutabarat
dan Kevin Matthew Hutabarat serta saudara-saudara lainnya yang telah
memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat tercinta Isten Sweno Tamba, Herman Basuki Lumban Tobing,
Advent Bangun Simanungkalit, Wantrido Berutu dan Eddy Kurniawan
Marbun, yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis
9. Teman-teman seperjuangan MSP 2014 serta semua pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam dalam penulisan
skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Akhir kata penulis mengucapkan Terimakasih.
Medan, September 2018
Penulis.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACK ............................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................... 1
Perumusan Permasalahan ...................................................................... 4
Kerangka Penelitian .............................................................................. 4
Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
Hipotesis ............................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ........................................................ 7
Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ....................................... 8
Habitat…. .............................................................................................. 9
Pakan Komersil ..................................................................................... 12
Pakan Alami ......................................................................................... 11
Daphnia sp. .................................................................................. 11
Cacing Darah (Larva Chironomus sp.) ........................................ 12
Cacing Sutra (Tubifex sp.)
Komponen Nutrisi Pakan ..................................................................... 12
Protein .......................................................................................... 12
Lemak .......................................................................................... 13
Karbohidrat .................................................................................. 14
Vitamin dan Mineral .................................................................... 14
Pertumbuhan Ikan ................................................................................ 15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 17
Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 17
Metode Penelitian ................................................................................. 17
Rancangan Penelitian .................................................................. 17
Perlakuan Pakan .......................................................................... 18
Persiapan Air Media .................................................................... 18
Pemeliharaan Ikan ....................................................................... 18
Pengamatan Hasil .................................................................................. 19
Pertumbuhan Berat Mutlak .......................................................... 19
Pertumbuhan Panjang Mutlak ..................................................... 20
Universitas Sumatera Utara
Kelangsungan Hidup ................................................................... 20
Analisis Data ......................................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................... 22
Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Nila .................................. 22
Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Nila .............................. 25
Laju Pertumbuhan Harian (DWG).................................................. 28
Kelangsungan Hidup ...................................................................... 28
Kualitas Air ..................................................................................... 30
Pembahasan ............................................................................................. 30
Pertambahan Panjang Benih Ikan Nila ........................................... 30
Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila ............................................... 32
Kelangsungan Hidup ...................................................................... 34
Kualitas Air ..................................................................................... 35
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................... 37
Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1 . Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................ 5
2 . Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ....................................................... 8
3 . Pakan Komersil .................................................................................... 10
4. Grafik Pertumbuhan Bobot Benih Ikan Nila ........................................ 23
5. Pencapaian Berat Rata – rata Benih Ikan Nila ..................................... 23
6. Grafik Pertumbuhan Panjang Benih Ikan Nila..................................... 25
7. Pencapaian Panjang Rata – rata Benih Ikan Nila ................................. 26
8. Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Nila .......................................... 28
9. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila .................................... 29
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Analisa Pakan Komersil Ikan ................................................................ 10
2. Analisa Pakan Alami (Daphnia sp.) ..................................................... 11
3. Analisa Pakan Alami (Larva Chironomus sp.) ..................................... 12
4. Analisa Pakan Alami (Tubifex sp.) ....................................................... 13
5. Standard Kualitas Air Untuk Budidaya Ikan Nila................................. 15
6. Berat Rata-rata Benih Ikan Nila Selama Penelitian .............................. 23
7. Analisis Anova Terhadap Bobot Benih Ikan Nila................................. 24
8. Hasil Rata-rata Berat Benih Ikan Nila .................................................. 24
9. Panjang Rata-rata Benih Selama Penelitian ............................................ 26
10. Hasil Rata-rata Panjang Benih Ikan Nila .............................................. 27
11. Pencapaian Rata-rata Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila ............... 29
12. Analisis Rata-rata Kualitas Air Selama Penelitian ................................ 30
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Denah Penempatan Akuarium............................................................... 1
2. Data Panjang Larva Ikan Nila Selama Penelitian ................................. 3
3. Analisis Variansi Panjang Benih Ikan Nila ........................................... 4
4. Data Hasil SPSS Panjang Larva Ikan Nila ............................................ 5
5. Data Berat Rata-Rata Benih Ikan Nila Selama Penelitian ................... 10
6. Analisis Variansi Data Berat Benih Ikan Nila ...................................... 11
7. Data Hasil SPSS Berat Benih Ikan NIla ............................................... 13
8. Data Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila Selama Penelitian .......... 17
9. Alat dan Bahan Selama Penelitian ........................................................ 19
10. Lampiran 10. Kegiatan selama Penelitian ............................................. 21
11. Pencapaian Rata-rata Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila ............... 29
12. Analisis Rata-rata Kualitas Air Selama Penelitian ................................ 30
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu hasil perikanan air
tawar yang diminati masyarakat. Keunggulan ikan Nila yaitu memiliki rasa yang
spesifik, daging padat, mudah disajikan, tidak mempunyai banyak duri, mudah
didapatkan serta harganya yang relatif murah (Yans 2005 diacu Ardita et al,
2015). Daging ikan Nila mempunyai kandungan protein 17,5%, lemak 4,7%, dan
air 74,8% (Suyanto 1994 diacu Ardita et al, 2015).
Karena memiliki komposisi daging yang cukup bergizi untuk manusia
produksi ikan Nila harus diikuti dengan perkembangan permintaan dari
masyarakat, menurut KKP (2013), produksi ikan Nila mengalami fluktuasi
produksi setiap tahunnya. Konsistensi peningkatan hasil produksi ikan Nila dapat
dilakukan melalui budidaya secara intensif dengan memperhatikan berbagai aspek
pendukung keberlangsungan hidup ikan tersebut seperti ketersediaan air, area
budidaya, serta kualitas lingkungan yang baik (Putra et al., 2011 diacu Mulqan et
al., 2017).
Keberlangsungan hidup dan kualitas lingkungan akan mempengaruhi
perkembangan dari ikan Nila dan juga pertumbuhan ikan Nila akan meengalami
peningkatan apabila pakan yang dikonsumsi secara kuantitas dan kualitas
perpenuhi (Hamadi et al., 2015) Dengan kata lain penggunaan pakan yang akan
diterapkan terhadap pembesaran ikan Nila tersebut memenuhi kebutuhan dari ikan
Nila tersebut dengan komposisi pakan yang sesuai maka penigkatan pertumbuhan
ikan Nila semakin cepat dan baik.
Universitas Sumatera Utara
Komposisi pakan yang kompleks atau sesuai kebutuhan tersebut harus
didukung dengan kemampuan ikan yang sesuai dengan pakan yang akan
diberikan, ikan Nila memiliki beberapa kelebihan seperti mampu mencerna
makanan secara efisien, memiliki pertumbuhan yang cepat serta lebih resisten
terhadap penyakit, daya adaptasi luas dan toleransinya yang tinggi terhadap
berbagai kondisi lingkungan, sehingga ikan ini selain di air tawar, sangat cocok
pula dikembangkan di perairan payau (tambak), asin (laut) dengan kisaran
salinitas 0–40 ppt (Suyanto, 2009 diacu Djunaedii et al., 2016).
Daya adaptasi dan toleransi ikan didukung dengan kemampuan ikan
tersebut untuk bertahan dimana pakan adalah salah satu factor utamanya, Dalam
usaha budidaya ikan konsumsi, pemberian pakan alami sangat cocok karena
mudah dicerna dan sesuai dengan bukaan mulut benih. Salah satu contoh pakan
alami adalah Chironomus sp. atau yang lebih dikenal dengan nama blood worm
(cacing darah) dan Daphnia sp. Cacing darah atau bloodworm merupakan larva
serangga yang sering dijumpai di perairan bebas, dengan dasar berlumpur atau
berpasir halus yang kaya akan bahan organik. Cacing darah lebih cepat
berkembangbiak di air kotor dari pada air yang bersih dan tidak tercecamar
(Purnama, 2009)
Daphnia sp. merupakan salah satu pakan alami yang potensial untuk
dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pembenihan ikan air tawar terhadap
ketersediaan pakan alami yang sesuai bagi larva ikan. Daphnia sp. digunakan
sebagai sumber pakan alami bagi larva ikan karena memiliki beberapa keunggulan
yaitu kandungan nutrisi yang tinggi, ukuranya sesuai dengan bukaan mulut larva
Universitas Sumatera Utara
ikan, dan dapat dibudidayakan secara massal, sehingga produksinya dapat tersedia
dalam jumlah mencukupi (Rachman, 2012 diacu Izzah et al., 2014).
Perumusan Masalah
Dengan pemberian pakan yang sesuai kebutuhan ikan Nila tersebut yaitu
dengan meninjau komposisi dari setiap jenis pakan yang akan diberikan terhadap
ikan Nila tersebut baik itu protein, vitamin maupun karbohidrat akan sangat
membantu menganalisis bagaimana perkembangan dan pertumbuhan ikan Nila
tersebut dan dengan mengetahui hal tersebut maka pemilihan pakan yang efektif
degan baik dan benar lebih mudah dilakukan dalam proses pembesaran ikan Nila
dan pertimbangan kualitas pakan yang dikaitkan dengan kebutuhan ikan Nila
untuk tumbuh dengan baik akan lebih diutamakan karena akan berbanding lurus
dengan pertumbuhan kualitas dan kuantitas ikan Nila tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, maka beberapa permasalahan dapat dirumuskan pada penelitian ini,
antara lain:
1. Rendahnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Nila dengan
pemberian perbedaan pakan alami dan pakan buatan
2. Rendahnya efektifitas pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan
dan kelangsungan hidup ikan Nila.
Kerangka Pemikiran
Ikan Nila merupakan ikan konsumsi yang bukan hanya diminati oleh
masyarakat lokal saja tetapi jumlah ikan ekspor yang dilakukan oleh Indonesia
pada saat dewasa ini adalah cukup tinggi, mengigat permintaan pasar yang
lumayan tinggi, penigkatan kuantitas dan kualitas produksi dari ikan konsumsi
Universitas Sumatera Utara
tersebut dalam hal ini adalah ikan Nila sangat dibutuhkan dengan memperhatikan
aspek pakan yang akan diterapkan dalam pemeliharaan ikan secara langsung akan
memperbesar peluang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produksi
ikan Nila tersebut, apakah komposisi dari pakan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan cara makan ikan sangat perlu diketahui. Oleh karena itu,
diperlukan kajian mengenai pengaruh pertumbuhan dan kelangsungan ikan Nila
terhadap pemberian pakan alami dan pakan buatan, kerangka pemikiran dapat
dilihat dalam Gambar 1.
Ikan Nila (Oreochrois niloticus)
Pertumbuhan
Panjang Mutlak
Budidaya
Kelangsungan
Hidup
Pakan
Pertumbuhan
Berat Mutlak
Pertumbuhan
Lajau
Pertumbuhan
Harian
Kualitas Air
pH
DO
Suhu
Nutrisi
Alami
(Cacing
darah,
Daphnia sp.
Dan Cacing
sutra)
Buatan
(Pakan
Komersil)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan pemberian pakan alami dan pakan buatan
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
2. Untuk mengetahui jenis pakan yang lebih efektif untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan Nila
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai
penggunaan pakan alami dan pakan buatan terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan Nila.
Hipotesis
1. Pemberian pakan yang berbeda memperngaruhi pertumbuhan ikan Nila.
2. Pakan alami dan komersil dapat digunakan untuk pertumbuhan ikan Nila.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSAKA
Ikan Nila
Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan yang berNilai ekonomis tinggi,
dimana kebutuhan benih maupun ikan konsumsi dari tahun ke tahun cenderung
terus meningkat seiring dengan perluasan usaha budidaya. Namun masih ada
beberapa kendala yang sampai saat ini belum terpenuhi yaitu masih rendahnya
kualitas benih, tidak tersedianya benih setiap saat secara berkesinambungan,
rendahnya fertilisasi telur dan derajat tetas telur. (Darwisito et al.,2008)
Ikan Nila tergolong ikan pemakan segala (omnivore), seperti plankton,
alga, crustacea, insect, dan organisme benthos. Ikan Nila memiliki sifat sifat
unggul, antara lain : efisien dalam pemanfaatan pakan, pertumbuhannya cepat,
bergizi tinggi dan dagingnya mirip dengan kakap merah (Suyanto, 2003)
Klasifikasi Ikan Nila menurut Nelson (1984) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub Kelas : Acanthoptherygii
Ordo : Percomorphi
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Ciclidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Niloticus
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan Nila yang masih berukuran kecil pada umumnya lebih tahan terhadap
perubahan lingkungan, dibandingkan dengan ikan Nila yang berukuran besar.
Benih ikan Nila akan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibandingkan
dengan ikan Nila dewasa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan
ikan Nila disamping suhu dan pH adalah salinitas atau kadar garam suatu
lingkungan perairan. (Aliyas, et al., 2016)
Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar yang panjang totalnya dapat
mencapai 30 cm. Ciri khas pada ikan Nila adanya garis vertikal yang berwarna
gelap pada sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga terdapat pada
sirip punggung dan sirip dubr (Suyanto,1994). Ikan Nila mempunyai rumus D
XV, 10; CII, 15; V I, 16. Artinya sirip dorsal terdiri dari 15 tulang keras dan 10
tulang lunak, sirip ventral terdiri dari 1 tulang keras dan 16 tulang lunak. Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
juga mempunyai 2 lubang hidung dan mulut mengarah ke atas (Kottelat dan
Whitten 1993).
Ikan Nila memiliki ciri garis vertical berwarna gelap pada sirip sirip ekor,
punggung, dan dubur. Bentuk tubuh pipih kea rah vertical (kompres), mata sedikit
menonjol dan cukup besar dengan bagian tepi tubuh berwarna putih, bibir tebal
dan bias disembulkan. Ikan ini memiliki sirip lengkap. Posisi sirip ventral
terhadap pectoral adalah torasik. Garis linear terputus menadi dua yaitu atas dan
bawah (Suyamto, 2003)
Habitat
Ikan Nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luar maupun di kolam
yang sempit dan dangkal. Nila juga dapat hidup di danau, waduk, rawa, sawah,
tambak air payau, dan keramba umum. Nilai pH optimal air untuk memelihara
ikan Nila adalah 6,5-8,5. Sedangkan Kadar oksigen terlarutnya minimal 3ppm.
Salinitas optimal untuk budidaya Nila merah adalah 0-10 ppt (Suyanto, 11994).
Suhu kolam atau perairan yang bias ditolerir ikan Nila adalah 150-370C. Suhu
optimum untuk Pertumbuhan Nila adalah 250-300C. Oleh karena itu, ikan Nila
dapat dipelihara di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan
laut (Wiryanta, et al.,)
Pakan Komersil
Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan
pakan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan.
Nilai gizi pakan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizinya, seperti
kandungan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Selain Nilai gizi makanan,
Universitas Sumatera Utara
perlu diperhatikan pula bentuk dan ukuran yang tepat untuk ikan yang dipelihara
(Sumantadinnata, 1983)
Pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan -
bahan alami dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan
serta dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik (merangsang) ikan
untuk memakannya dengan mudah dan lahap (Mardhia et al., 2013)
Kandungan zat-zat makanan pada masing-masing bahan pakan berbeda-
beda. Setiap bahan pakan mempunyai kelebihan pada suatu zat makanan tertentu
tetapi mempunyai kekurangan pada zat makanan yang lain. Hal tersebut
mengakibatkan adanya pengelompokan suatu bahan pakan berdasarkan
kandungan zat-zat makanan. Umumnya setiap bahan pakan mempunyai
kandungan vitamin yang cukup. Untuk menambah kebutuhan vitamin dapat
dilakukan dengan memberi vitamin sintesis buatan pabrik (Dharmawan, 2001).
Analisa pakan komersil ikan yang digunakan berdasarkan karung pakan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Sumber : Label Kemasan Pakan Komersil (Tahun 2017).
Pakan Alami
Ketersediaan pakan alami merupakan faktor penting dalam budidaya ikan,
terutama pada usaha pembenihan dan usaha budidaya ikan hias. Selain itu pakan
alami sebagai sumber makanan ikan dapat dilihat dari Nilai nutrisinya yang relatif
Kandungan Komposisi
Protein 30 %
Kadar Air 12%
Serat 5%
Abu 12%
Lemak 4%
Tabel 1. Analisa Pakan Komersil ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Universitas Sumatera Utara
tinggi dimana berkaitan dengan kalori yang dikandungnya. Pakan alami
merupakan pakan hidup bagi larva ikan yang mencakup phytoplanktokn,
zooplankton dan benthos (Tampubolon et al., 2015)
Salah satu keunggulan dari pakan alami adalah ketersediaannya berlimpah
di alam, selain itu pakan alami juga tidak mencemar air apabila tidak habis
dimakan oleh larva ikan, hal ini dikarenakan pakan alami adalah mahluk hidup
yang memiliki daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan (Tampubolon et al.,
2016)
Daphnia sp.
Daphnia sp memiliki sifat non selective filter feeder, yakni memakan
partikel tersuspensi yang sesuai dengan bukaan mulutnya. Ragi merupakan bahan
yang dapat tersuspensi dalam air dan memiliki kandungan gizi yang tinggi Dalam
bobot kering, ragi memiliki kadar protein 42.92%, lemak 0.66%, karbohidrat
51.44% serta abu 4.98% (Jusadi et al., 2005)
Daphnia sp. merupakan kelompok udang udangan kecil yang bersifat non
selective filter feeder, mudah dikultur, waktu panen cepat dan dapat diperkaya
dengan bahan-bahan tertentu. Di alam, Daphnia sp. mengkonsumsi pakan berupa
bakteri, fitoplankton, ciliata, dan detritus (Darmawan, 2013).
Darmawan, 2013.
Kandungan Komposisi
Protein 42.92 %
Lemak 0.6 %
Serat -
Abu 4.99 %
Tabel 2. Analisa pakan alami Daphnia sp.
Universitas Sumatera Utara
Cacing Darah ( Larva Chironomus sp.)
Salah satu jenis pakan alami yang penting bagi berbagai jenis ikan dan
udang adalah larva Chironomus, yaitu serangga yang tergo long dalam famili
Chironomidae. Kandungan protein larva Chironomus mencapai 56,60% serta
lemak 2,80% dan abu 15,4 % Selain itu juga mengandung pigmen karoten berupa
astaxanthin (Priyambodo dan Wahyuningsih, 2003).
Chironomus sp. tumbuh dan berkembang baik pada limbah sagu, namun
tanpa usaha budidaya kelimpahannya sangat tergantung musim. Pada musim
hujan, cacing darah sulit diperoleh karena banyak yang hanyut terbawa air.
Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi benih ikan hias dan ikan
konsumsi diperlukan cacing darah dalam jumlah relatif besar dan kontinyu
(Anonymous, 2000).
(Priyambodo dan Wahyuningsih, 2003).
Cacing Tubifex
Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan pakan alami yang paling disukai
oleh ikan air tawar. Cacing (Tubifex sp.) sangat baik bagi pertumbuhan ikan air
tawar karena kandungan proteinnya tinggi. Kandungan gizi cacing Tubifex sp.
yaitu 57% protein, 13,30% lemak, 2,04% karbohidrat (Mardhia et al., 2013).
Kebanyakan cacing sutra ditemukan pada bahan organik dan perairan
dengan polusi tinggi, karena pada umumnya cacing sutra dapat beradaptasi pada
oksigen rendah. Cacing sutra mempunyai habitat lingkungan dengan
Komposisi %
Protein 56.60
Lemak 2.80
Karbohidrat 15.4
Abu -
Tabel 3. Analisan pakan alami Cacing darah (Larva Chironomus
sp.)
Universitas Sumatera Utara
konduktivitas tinggi, kedalaman rendah, sedimen liat-berpasir atau liat berlumpur,
kecepatan arus rendah, dan jumlah yang berubah-ubah dari bahan organic
(Pardiansyah et al., 2014)
(Mardhia et al., 2013)
Komponen Nutrisi Pakan
Nutrisi adalah bahan baku yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup
suatu organisme, digunakan oleh sel-sel tubuh untuk pembentukan bagian tubuh
dan untuk energi dan metebolisme suatu organisme (Batu, 1982)
Protein
Pada hewan tingkat tinggi, protein yang terdapat sebagai bagian dari bahan
pangannya dihidrolisis terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Proses
ini disebut proteolysis yang dikatalis oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini
berlangsung dalam saluran pencernaan yaitu ventriculus dan intestinum. Di dalam
ventriculus, protein pakan akan mengalami denaturasi oleh kerja HCI dan
dihidrolisi oleh enzim pepsin sehingga protein tersebut berubah menjadi peptid.
Pencemaran di dalam ventrikuius merupakan suatu persiapan untuk pencemaran
dalam intestinum. Dalam intestinum, peptid akan dihidrolisis oleh enzim
karboksipeptidase, tripsin, khemotripsin, dan eiastase sebagai katalisatornya.
menjadi polipeptid, tripeptid, dan dipeptid. Selanjutnya, oligopeptid ini akan
dihidrolisis dengan enzim peptidase menjadi bentuk tripeptid, dipeptid, dan asam
Komposisi %
Protein 57
Lemak 13.30
Karbohidrat 2.04
Abu -
Tabel 4. Analisan pakan alami Cacing sutra (Tubifex sp.)
Universitas Sumatera Utara
amino. Hidrolisis berikutnya untuk senyawa tripeptid dan dipeptid dilakukan oleh
enzim tripeptidase dan dipeptidase hingga akhimya menjadi asam amino
(Martoharsono, 1993).
Protein adalah zat penyusun 3/4 bagian dan tubuh ikan. Ada 21 jenis asam
amino, 10 di antaranya adalah asam amino esensial yang harus terdapat dalam
makanan yaitu treonin, lisin, metionin, arginin, valin, pheNilalanin, triptopan,
leusin, isoleusin, dan histidin. Disebut esensial bagi suatu spesies organisme
apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri
atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Oleh karena tubuh ikan
tidak dapat mensintesis protein dan asam amino dari senyawa nitrogen anorganik
sehingga adanya protein dalam pakan ikan mutlak dibutuhkan (Murtidjo, 2001).
Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi, membantu penyerapan mineral -
mineral tertentu terutama kalsium serta penyimpan Vitamin vitamin yang terlarut
dalam lemak. Pencernaan lemak dimulai pada segmen lambung tetapi tidak begitu
efektif (Sahwan, 2002).
Pencernaan lemak secara intensif dimulai pada segmen usus. Lemak akan
diubah menjadi partikel lemak berukuran kecil yang disebut micel oleh garam
empedu dan lipase pankreatik. Partikel lemak dalam bentuk micel ini siap diserap
oleh dinding usus (enterosit) (Fujaya, 2004).
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi dan pada umumnya diproduksi oleh
tumbuhan melalui proses fotosintesis. Kebutuhan ikan terhadap karbohidrat
sangat tergantung pada jenis ikan. Golongan ikan kamivora membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
karbohidrat lebih kurang 9%, golongan ikan omnivora memerlukan karbohidrat
hingga 18,6%, dan ikan herbivora memerlukan karbohidrat lebih banyak lagi,
yaitu mencapai 61% (Mudjiman, 1985).
Vitamin dan Mineral
Vitamin diperlukan dalam jumlah yang relatif sedikit terutama untuk
menjaga kesehatan dan pertumbuhan ikan. Vitamin secara spesiflk diperlukan
dalam metabolisme yaitu sebagai koenzim. Ditinjau dari sifat fisiknya, vitamin
dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu (l) vitamin yang larut dalam air
meliputi vitamin B dan C, (2) vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi
vitamin A, D, E, K (Sahwan, 2002).
Vitamin, mineral dibutuhkan dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
Mineral yang dibutuhkan oleh ikan antara lain kalsium, fosfor, natrium, mangan,
besi, tembaga, yodium, dan kobalt (Sahwan, 2002).
Pertumbuhan Ikan
Pertumbuhan adalah pertambahan panjang atau berat dalam kurun waktu
tenentu. Pertumbuhan dalam individu diperoleh dari penambahan jaringan akibat
penambahan sel secara mitosis. Hal ini teljadi apabila ada kelebihan sejumlah
besar zat makanan penghasil energi dan asam amino (protein) yang mendorong
proses pertumbuhan (Effendie, 1997).
Protein merupakan sumber energi bagi ikan dan protein mutlak diperlukan
oleh ikan. Protein dapat berguna untuk memperbaiki sel-sel rusak, sebagai salah
satu pembentuk membran sel, juga dapat menjadi sumber energi bagi benih Ikan
Nila (Batu, 1982)
Menurut Sahwan (2003), karbohidrat merupakan sumber energi bagi ikan,
Universitas Sumatera Utara
dan pada umumnya berasal dari turnbuhan. Lemak berguna sebagai energi
cadangan, membantu penyerapan vitamin terlarut dalam lemak dan melindungi
organ-organ vital bagi ikan.
Kualitas Air
Menurut Suyanto (2002) beberapa faktor pembatas perairan untuk ikan
Nila adalah sebagai berikut :
l. Oksigen (02)
Kadar oksigen terlarut cukup baik untuk ikan Nila berkisar antara 4 9 ppm.
Ikan Nila dapat mentoleransi kadar DO sampai 1 ppm.
2. pH (derajat keasaman)
Nilai pH air yang dapat ditoleransi oleh ikan Nila berkisar antara 5-11,
sedangkan pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7-8.
3. Amonia (NH3)
Konsentrasi NH3 dan HZS tidak lebih dari 2 ppm cukup aman untuk
sebagian besar ikan termasuk ikan Nila.
4. Suhu
Keadaan suhu air yang optimal untuk ikan Nila adalah 25°C 28°C. Secara
alami ikan akan memijah pada suhu 22°C-33°C. Suhu kurang dari 6°C atau lebih
dari 42° C dapat mematikan ikan Nila. Perubahan suhu yang sangat drastis dapat
mengganggu laju respirasi dan aktivitas jantung.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : BBPBAT,
2015
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah organisme yang hidup
pada akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode.
Tingkat kelangsungan hidup dapat digunakan untuk mengetahui toleransi dan
kemampuan ikan untuk hidup. Mortalitas ikan disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam tubuh ikan yang mempengaruhi
kematian adalah perbedaan umur dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Faktor luar meliputi kondisi abiotik, kompetisi antar spesies,
meningkatnya predator, parasit, kurang makanan, penanganan terhadap ikan,
penangkapan dan penambahan jumlah populasi ikan dalam ruang gerak yang
sama. Kematian ikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah
oleh kondisi abiotik, ketuaan, predator, parasit, penangkapan dan kekurangan
makanan (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010).
Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan produksi yang diperoleh
dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Ikan yang lebih kecil akan
rentan terhadap penyakit dan parasit. Kelangsungan hidup ikan disuatu perairan
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya kepadatan dan kualitas air.
Umumnya laju kelangsungan hidup benih lebih tinggi dibandingkan larva, karena
benih lebih kuat (Effendie, 2004).
Parameter Standar kualitas
Suhu 20-250C
Oksigen >5 mg/lt
pH 7-8
Tabel 5. Standar Kualitas Air Untuk Budidaya Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempak Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai dengan bulan Mei
2018, Bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah akuarium
berukuran 40 x 20 x 20 cm sebanyak 13 unit , aerator, kertas millimeter,
timbangan digital, kamera, pH meter, Thermometer, DO meter, alat sifon, dan
ember sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan
Nila berukuran ± 6 cm dengan berat ± 4 gram sebagai ikan uji sebanyak 130 ekor ,
air bersih, pakan alami ( cacing darah, kutu air, cacing sutra) dan pakan komersil.
Metode Penelitian
Rancangan Penenlitian
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah dengan 4
Perlakuan dan 1 perlakuan kontrol, masing masing 4 perlakuan diulang sebanyak
3 kali ulangan adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah :
1. P1 = Pemberian pakan pakan komersil.
2. P2 =. Pemberian kutu air.
3. P3 = Pemberian pakan cacing tubifex
4. P4 = Pemberian cacing darah
Universitas Sumatera Utara
Prosedur Penelitian
Perlakuan Pakan
Pakan uji yang digunakan pada penelitian ini berupa pakan alami yang
sebelumnya dipersiapakan. Dan pakan komersial yang berukuran 1 mm
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pukul 07:30 dan pukul
15:00 WIB. Pemberian pakan secara adlibitum merupakan pemberian makanan
kepada ikan sampai pada saat ikan dalam kondisi kenyang dan tidak lagi makan
meski makanan di sekitarnya masih ada.
Persiapan Air Media
Persiapan air media merupakan hal yang cukup penting dalam
pemeliharaan ikan. Air sebagai media hidup ikan sebelum digunakan, sebaiknya
dilakukan treatment/perlakuan terlebih dahulu. Adapun tahapan yang dilakukan
selama penelitian dalam melakukan persiapan air media ialah, air yang berasal dai
PDAM yang kemudian diendapkan selama 48 jam yang selanjutnya dimasukkan
ke dalam akuarium atau media uji. Air yang berada di akuarium atau media uji
diberi aerator yang berfungsi untuk menambah konsentrasi jumlah oksigen
terlarut.
Pemeliharaan Ikan
Wadah yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 40 cm x 20 cm x
20 cm berjumlah 13 buah. Akuarium dicuci bersih dan dikeringkan. Setelah itu air
yang telah diendapkan diisi kedalah akuarium sebanyak 10 liter dan diberi aerator
sebagai penambah konsentrasi oksigen di dalam wadah uji.
Universitas Sumatera Utara
Ikan diadaptasi terlebih dahulu terhadap media uji. Setelah masa adaptasi
selesai, Ikan dipusakan selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan sisa
pakan dalam tubuh benih ikan Nila. Kemudian ikan diukur, ditimbang dan
dimasukkan ke dalam media uji.
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 56 hari dengan pemberian pakan
sebanyak 2 kali sehari yakni pukul 07.30 WIB dan 15.00 WIB pada masing
masing perlakuan dengan pemberian secara adlibitum. Sistem Kontrol air
dilakukan dengan penyifonan. Ikan Nila merupaka ikan yang banyak
mengeluarkan feses sehingga untuk menjaga kualitas air tetap baik penyifonan
dilakukan setiap 2 hari sekali, jumlah volume air yang disifon sebanyak 10% pada
waktu pemeliharaan. Pengukuran Parameter kualitas air dilakukan untuk
mengetahui kondisi air. Kualitas yang diukur adalah suhu, pH dan Oksigen
terlarut (DO). Pengukuran Kualitas air dilakukan setiap 7 hari sekali. Peletakan
media uji dapat dilihat di Lampiran 1.
Pengamatan Hasil
Pengammatan dilakukan setiap 7 hari sekali selama 56 hari pemeliharaan
dan setelah selesai penelitian dilakukan. Pengamatan hasil meliputi :
1. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan mutlak adalah laju pertumbuhan total ikan. Rumus untuk
mencari pertumbuhan mutlak Dewantoro (2001) adalah :
GR = (Wt-Wo)
Keterangan : GR : Growth rate / pertumbuhan mutlak
Wt : bobot rata – rata akhir (gr)
W0 : bobot rata – rata awal (gr)
((gr/ekor)
Universitas Sumatera Utara
2. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan Panjang Mutlak Pertumbuhan panjang mutlak merupakan
ukuran panjang ikan yang diukur dari bagian kepala hingga sirip ekor.
Pengukuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan kertas mili.
Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus menurut
Lucas et al. (2015).
Lm = Lt - Lo
Keterangan : Lm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)
Lo = Panjang rata-rata awal (cm)
3. Laju Pertumbuhan Harian (DWG)
Laju pertumbuhan harian merupakan pertumbuhan ikan secara
spesifik perhari dimana pengukuran di akhir pemelihaaraan dibandingkan
dengan pengukuran ikan di awal pemeliharaan. Laju pertumbuhan Panjang
mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Huismann (1976) diacu oleh
Eriyusni (2006)
DWG =
Keterangan : DWG = Laju Pertumbuhan Harian (gr)
Wt = Berat rata-rata akhir (gr)
Wo = Berat rata-rata awal (gr)
T2 = Waktu akhir pemeliharaan (hari)
T1 = Waktu awal pemeliharaan
Wt – W0
T2 -T1
Universitas Sumatera Utara
4. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup (SR) adalah tingkat
perbandingan jumlah ikan yang hidup dari awal hingga akhir penelitian.
Kelangsungan hidup dapat dihitung dengan rumus (Muchlisin et al., 2016)
Keterangan : SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)
Wo = Jumlah ikan akhir pemeliharaan (ekor)
Analisis data
Untuk mengetahui apakah perlakuan terhadap parameter yang diamati
berpengaruh nyata atau tidak dilakukan uji analisis dengan analisis statistic
menggunakan Analysis of variance (ANOVA) yang berfungsi untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan perlakuan dengan uji F pada selang kepercayaan 95 %
Jika ada perbedaan perbedaan nyata (Perlakuan < 0,05) maka dilanjutkan dengan
uji Tukey dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui dimanakah letak
signifikasi data. Uji ANOVA dan uji Tukey dilakukan menggunakan software
SPSS.
SR = No – Nt
Nt
X 100%
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengambilan sampel benih ikan Nila dilakukan setiap 7 hari sekali selama
56 hari masa pemeliharaan yang menghasilkan panjang rata-rata, berat rata-rata,
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, dan kualitas air. Dari pengolahan
data diperoleh data pertambahan panjang, laju pertumbuhan harian, peningkatan
berat, tingkat kelangsungan hidup serta data parameter kualitas air antar perlakuan
P1 (pemberian pakan komersil), P2 (pemberian kutu air), P3 (pemberian cacing
tubifex) dan P4 (pemberian cacing darah), dimana masing masig perlakuan
menggunakan metode ad libitum sebagai metode pemberian pakannya.
Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Hasil pertumbuhan berat benih ikan Nila dari masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada tabel 7. Pencapaian berat maksimal benih ikan Nila selama
penelitian terdapat pada perlakuan P1 (26,54 gr), kemudian diikuti perlakuan P3
(22,18 gr), dan P4 (20,46 gr) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan P2
(18,72 gr). Perhitungan statistik pertumbuhan berat rata-rata benih ikan Nila dapat
dilihat pada lampiran 3.
Selama penelitian berat anak Ikan Nila dari 4,27 – 8,56 gr menjadi 18,72 –
26,54 gr, dapat diketahui bahwa rata-rata naiknya berat benih ikan Nila adalah
12,21 – 19,88, seperti terlihat pada Gambar 4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Hasil Laju Peningkatan Berat (gr) Benih Ikan Nila dengan Perlakuan
P1, P2. P3 dan P4 dari Hari ke 7 sampai Hari ke 56
Gambar 5. Hasil Laju Pencapaian Berat (gr) Rata-rata Benih Ikan Nila dengan
Perlakuan P1, P2. P3 dan P4 dari Hari ke 7 sampai Hari ke 56
Perlakuan Hari ke
7 14 21 28 35 42 49 56 Δp
p1 7,63 9,11 10,93 13,49 16,16 19,21 22,74 26,55 19,88
p2 6,41 6,79 7,53 8,90 10,76 13,22 15,75 18,49 12,22
p3 6,61 7,46 8,49 10,34 12,54 15,46 18,38 21,52 15,14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Hasil Berat Rata-rata (g) Benih Ikan Nila Selama Penelitian pada Hari ke
7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, dan 56
Analisis variansi (ANOVA) panjang larva Ikan Niladilakukan
menggunakan Uji Duncan pada program Statistical Pakage of Social Science
(SPSS). Berdasarkan data pada Tabel 7. menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata terhadap pertambahan bobot benih ikan Nila pada setiap perlakuan selama
56 hari masa pemeliharaan.
Tabel 7. Hasil Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Bobot Benih Ikan Nila
dengan Perlakuan P1, P2,P3 dan P4 pada Hari ke 7, 14, 21, 28, 35, 42,
49 dan 56.
Sumber
Variasi df
Hari ke-
H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
P1 3 ** ** ** ** ** ** ** **
P2 3 ** ** ** ** ** ** ** **
P3 3 ** ** ** ** ** ** ** **
P4 3 ** ** ** ** ** ** ** **
Error 871 0.056 0.094 0.132 0.175 0.200 0.212 0.244 0.278
** Significantly (p ≤ 0.01)
Tabel 8. Hasil Rata-rata Berat Benih Ikan Nila dengan Perlakuan P1, P2, P3 dan P4 pada
Hari ke 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, dan 56
Hari H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
Perlakuan
P2 6,410 a 6,790 a 7,530 a 8,900 a 10,76 a 13,22 a 15,75 a 18,49 a
(0,041) (0,041) (0,041) (0,041) (0,041) (0,041) (0,041) (0,041)
P4 6,287 a 6,800 a 7,760 a 9,430 b 11,48 b 14,27 b 17,17 b 20,28 b
(0,025) (0,018) (0,034) (0,048) (0,073) (0,157) (0,041) (0,032)
P3 6,597 b 7,467 b 8,500 b 10,34 c 12,53 c 15,447 c 18,367 c 21,51 c
(0,054) (0,032) (0,055) (0,077) (0,018) (0,068) (0,044) (0,099)
P1
7,633 c 9,113 c 10,99 c 13,58 d 16,245 d 19,062 d 22,819 d 26,638 d
(0,092) (0,164) (0,230) (0,308) (0,310) (0,311) (0,279) (0,259)
a, b, c, d Perbedaan notasi huruf menyatakan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan antara perlakuan.
p4 6,29 6,80 7,76 9,43 11,49 14,27 17,17 20,29 14,18
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Hasil pertumbuhan panjang benih ikan Nila dari masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada tabel 8. Pencapaian panjang maksimal benih ikan Nila selama
penelitian terdapat pada perlakuan P1 (12,2 cm ), kemudian diikuti perlakuan P3
(10,63 cm), dan P4 (10,26 cm) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan
P2 (9,1 cm). Perhitungan statistik pertumbuhan panjang rata-rata benih ikan Nila
dapat dilihat pada lampiran 3.
Selama penelitian panjang benih ikan Nila dari 6 – 8,1 cm menjadi 9,1 –
12,2 cm, dapat diketahui bahwa rata-rata naiknya panjang benih ikan Nila adalah
3,2 -4,7 cm, seperti terlihat pada Gambar 5.
Gambar 6. Hasil Laju Pertambahan Panjang (cm) Benih Ikan Nila dengan Perlakuan
P1, P2, P3 dan P4 dari Hari ke 7 sampai Hari ke 56.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Hasil Pencapaian Panjang (cm) Rata-rata Benih Ikan Nila dengan
Perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dari Hari ke 7 sampai Hari ke 56.
Tabel 9. Hasil Panjang Rata-rata (cm) Benih Ikan Nila Selama 56 hari
Pemeliharaan
Perlakuan Hari ke
7 14 21 28 35 42 49 56 Δp
p1 7,5 7,7 8,1 8,6 9,2 10,0 10,9 12,0 4,7
p2 7,0 7,2 7,4 7,7 8,0 8,3 8,8 9,3 2,3
p3 7,4 7,6 7,8 8,2 8,6 9,2 9,8 10,6 3,4
p4 7,2 7,5 7,8 8,2 8,6 9,0 9,6 10,3 3,2
Analisis variansi (ANOVA) panjang larva Ikan Niladilakukan
menggunakan Uji Duncan pada program Statistical Pacage of Social Science
(SPSS). Berdasarkan data pada Tabel 12. menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata terhadap pertambahan bobot benih ikan Nila pada setiap perlakuan selama
56 hari masa pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Panjang Benih Ikan Nila dengan
Perlakuan P1, P2,P3 dan P4 pada Hari ke 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49 dan
56.
Sumber
Variasi df
Hari ke-
H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
P1 3 ** ** ** ** ** ** ** **
P2 3 ** ** ** ** ** ** ** **
P3 3 ** ** ** ** ** ** ** **
P4 3 ** ** ** ** ** ** ** **
Error 788 0.020 0.023 0.026 0.035 0.045 0.060 0.070 0.100
** Significantly (p ≤ 0.01)
Tabel 11. Hasil Rata-rata Panjang Benih Ikan Nila dengan Perlakuan P1, P2, P3 dan P4
pada Hari ke 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, dan 56
Hari H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
Perlakuan
P2 7.000 a 7.200 a 7.433 a 7.666 a 7.966 a 8.300 a 8.766 a 9.266 a
(0.027) (0.027) (0.018) (0.009) (0.0092) (0.0160) (0.0244) (0.0244)
P4 7.200 b 7.464 b 7.800 b 8.168 b 8.604 b 9.036 b 9.636 b 10.272 b
(0.016) 0.009) (0) (0.009) (0.016) (0.019) (0.019) (0.025)
P3 7.366 c 7.566 c 7.833 b 8.200 b 8.600 b 9.166 c 9.833 c 10.633 c
(0.024) (0.019) (0.026) (0.017) (0.017) (0.009) (0.009) (0.026)
P1
7.466 d 7.733d 8.136 c 8.600 c 9.200 c 9.968 d 10.904 d 12.040 d
(0.018) (0.019) (0.020) (0.034) (0.0348) (0.026) (0.017) (0.027)
a, b, c, d Perbedaan notasi huruf menyatakan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan antara perlakuan.
Laju Pertumbuhan Harian (DWG)
Pemeliharaan anak Ikan Nila selama 56 hari diperoleh data pertumbuhan
harian dengan perlakuan P1 , P2 , P3 dan P4 dapat dilihat pada Gambar 7. Data
perhitungan DWG dapat dilihat pada lampiran 8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Hasil Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Nila selama 56 Hari
Pemeliharaan
Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup Ikan Nila yang dipelihara selama 56 hari
pemeliharaan pada setiap perlakuan P1, P2, P3, dan P4 masing-masing berkisar
antara 83,3% - 85,93%. Nilai tertinggi dicapai oleh perlakuan P2 sebesar 85,92%,
diikuti oleh perlakuan P1 sebesar 83,33 %, P3 83,33 % dan yang P4 sebesar
83,33%. data dan analisis ragam tingkat kelangsungan hidup benih ikan Nila
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 15. Analisis data kelangsungan hidup
dapat dilihat di lampiran 8.
Tabel 12. Hasil Pencapaian Rata-rata Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila
selama 56 Hari Pemeliharaan.
Perlakuan Hari ke SR
(100%) 1 7 14 21 28 35 42 49 56
P1 100 90 80 80 80 80 80 80 80 83,33
P2 100 90 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 83,33 85,92
P3 100 90 80 80 80 80 80 80 80 83,33
P4 100 90 80 80 80 80 80 80 80 83,33
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Hasil Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila selama 56
Pemeliharaan
Kualitas Air
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan Ikan Nila sangat dipengaruhi oleh
kualitas air. Parameter kualitas air yang diukur selam penelitian adalah Suhu, pH,
dan DO. Hasil pengamatan kualitas air Ikan Nila diperoleh kisaran suhu antara
21.1-24.1°C. Nilai pH antara 7.24-7.81, serta DO antara 6.2-7.7 mg/l. Data
kualitas air pemeliharaan Ikan Nila selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 13. Analisis Rata-rata Kualitas Air Selama 56 Hari Pemeliharaan.
Parameter P1 P2 P3 P4 Standard
Kualitas
Air
Suhu (°C) 24.1-25.7 21.1-22.4 23.1-24.7 23.1-24.7 20-250C
pH 7.5-7.75 7.24-7.33 7.4-7.74 7.4-7.74 7-8
Do (mg/l) 6.2-6.7 6.9-7.7 6.7-7.5 6.7-7.5 >5 mg/lt
Pembahasan
Universitas Sumatera Utara
Pertambahan Panjang Benih Ikan Nila
Pertumbuhan merupakan tolak ukur untuk menentukan apakah di dalam
usaha budidaya target tercapai melalui usaha yang dibuat untuk mencapai
pertumbuhan yang efektif dan efisien, Menurut Effendi (1997) Pertumbuhan
adalah pertambahan panjang atau berat dalam kurun waktu tenentu. Pertumbuhan
dalam individu diperoleh dari penambahan jaringan akibat penambahan sel secara
mitosis. Hal ini teljadi apabila ada kelebihan sejumlah besar zat makanan
penghasil energi dan asam amino (protein) yang mendorong proses pertumbuhan.
Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam efisien dan
efektifnya pertumbuhan ikan karena di dalam setiap pakan baik dalam jenis yang
berbeda yaitu pakan alami maupun pakan buatan memiliki komposisi pakan yang
sangat berbeda dan perbedaan komposisi dari masing masing pakan ini
mengakibatkan pertumbuhan dari ikan yang berbeda juga, Menurut Dharmawan
(2001). Kandungan zat-zat makanan pada masing-masing bahan pakan berbeda-
beda. Setiap bahan pakan mempunyai kelebihan pada suatu zat makanan tertentu
tetapi mempunyai kekurangan pada zat makanan yang lain. Hal tersebut
mengakibatkan adanya pengelompokan suatu bahan pakan berdasarkan
kandungan zat-zat makanan. Umumnya setiap bahan pakan mempunyai
kandungan vitamin yang cukup. Untuk menambah kebutuhan vitamin dapat
dilakukan dengan memberi vitamin sintesis buatan pabrik
Benih ikan Nila mengalami pertambahan Panjang rata rata yang berbeda
setiap perlakuan hal ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan yang berbeda
selama pemeliharaan yaitu dengan pemberian pakan yang berbeda berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan benih ikan Nila, Panjang rata rata benih ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
pada awal penelitian adalah 6 – 8,1 cm menjadi 9,1 – 12,2 cm, dimana
pertambahan Panjang yang paling besar terdapat pada P1 mencapai (12,2 cm ),
kemudian diikuti perlakuan P3 (10,63 cm), dan P4 (10,26 cm) sedangkan yang
terendah terdapat pada perlakuan P2 (9,1 cm).
Tingginya pertambahan Panjang pada P1 diduga karena komposisi yang
sangat kompleks yang terkandung di dalam pakan komersil tersebut yang
mengakibatkan benih ikan Nila memiliki nutrisi yang cukup untuk melakukan
pertumbuhan yang maksimal dengan mendegest semaksimal mungkin komposisi
yang terkandung dalam pakan komersil tersebut, Menurut Sumantadinata (1983)
untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan pakan
yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Nilai
gizi pakan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizinya, seperti kandungan
protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Pertumbuhan dari perlakuan P1 lebih dominan jika dibandingkan dengan
P3 dan P4 yang memiliki protein lebih tinggi karena adanya sifat dari organisme
uji yang cenderung menghindari pakan P3 dan P4 karena kekeruhan yang
ditimbulkan dari pemberian pakan tersebut, Menurut Tampubolon (2015)
Kekeruhan yang ditimbulkan oleh Tubifex sp. Dan Cacing darah disebabkan oleh
darah yang dikeluarkan sehingga ikan kurang bernafsu memakannya.
Berdasarkan hasil analisis ANOVA panjang benih ikan Nila menunjukkan
bahwa pemberian pakan yang berbeda yang berpengaruh sangat nyata
(Fhitung>Ftabel) terhadap pertambahan panjang benih ikan Nila. Pada Lampiran
3 hasil uji lanjut BNT memperlihatkan perbedaan notasi dimana menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan. Masing masing ke – 4
Universitas Sumatera Utara
perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata.
Pertumbuhan Panjang disetiap perlakuan pada awal pemeliharaan sampai
pada hari ke 35 atau minggu ke 5 menunjukkan pertumbuhan yang tidak
signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan benih ikan Nila pada minggu
ke 5 sampai akhir pemeliharaan hal ini diasumsikan karena waktu adaptasi pada
benih ikan Nila yang cukup lama sehingga mengakibatkan kemampuan ikan
tersebut untuk mendegest pakan tidak maksimal dan setelah proses adaptasi
selesai pertumbuhan yang signifikan ditunjukkan setiap perlakuan pada minggu
ke 5 sampai akhir pemeliharaan. Rata rata pertumbuhan benih ikan Nila dapat
dilihat pada table 11.
Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran volume dan berat
suatu organisme, yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat
dalam satuan waktu. Dalam waktu 56 hari waktu pemeliharaan terjadi
pertumbuhan yakni perubahan berat ikan. Peningkatan berat yaitu dari 4,27 – 8,56
gr menjadi 18,72 – 26,54 gr Data dan analisis ragam berat rata-rata (g) benih ikan
Nila selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.
Benih ikan Nila mengalami pertambahan bobot rata rata yang berbeda
pada setiap perlakuan hal ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan yang
berbeda selama pemeliharaan yaitu dengan pemberian pakan yang berbeda
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan benih ikan Nila, Panjang rata rata benih
ikan Nila pada awal penelitian adalah 4,27 – 8,56 gr menjadi 18,72 – 26,54 gr,
dimana pertambahan Panjang yang paling besar terdapat pada P1 (26,54 gr),
kemudian diikuti perlakuan P3 (22,18 gr), dan P4 (20,46 gr) sedangkan yang
Universitas Sumatera Utara
terendah terdapat pada perlakuan P2 (18,72 gr).
Tingginya pertumbuhan bobot pada P1 menunjukkan bahwa
dengan mengandung komposisi pakan yang kompleks akan sangat mempengaruhi
pertumbuhan ikan secara signifikan dimana kandungan protein pada pakan
komersil mencapai 30 % dan memiliki kandungan pakan non protein yang sangat
lengkap, berbeda dengan kandungan pakan alami yang memiliki kandungan pakan
yang kurang memiliki kandungan pakan yang sesuai jika dibandingkan dengan
pakan komersil, Menurut Haetami (2012), Kebutuhan ikan akan energi
diharapkan sebagian besar dipenuhi oleh nutrient non protein seperti lemak dan
karbohidrat. Apabila energi yang berasal dari non protein tersebut cukup tersedia
maka sebagian besar protein akan dimanfaatkan untuk tumbuh. Namun apabila
energi dan nutrient non protein tidak terpenuhi , maka protein akan digunakan
sebagai sumber energi sehingga fungsi protein sebagai pembangun tubuh akan
berkurang. Adanya perbedaan yang sangat signifikan dimana P1 sangat
menunjukkan perbedaan diantara ke 3 perlakuan lainnya dimana pakan komersil
adalah pakan pellet yang bersifat herbivora dan sifat dari organisme uji tersebut
memiliki sifat omnivore yang cenderung digolongkan herbivora dimana di
lingkungan alaminya lebih suka memakan fitoplankton dibandingkan pakan alami
lainnya, Menurut Mardhia (2013) Pakan alami yang hidup dan bergerak
cenderung lebih disukai oleh ikan yang versifat karnivora.
Hasil analisis sidik ragam (ANOVA), menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian pakan yang berbeda berpengaruh sangat nyata
(Fhitung>Ftabel) terhadap peningkatan berat larva ikan lele. Pada Lampiran 6
hasil uji lanjut BNT memperlihatkan perbedaan notasi dimana menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan. Masing masing perlakuan
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata.
Kelangsungan Hidup
Pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan benih ikan
Nila dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah benih ikan pada
awal dan akhir penelitian. Tingkat kelangsungan hidup larva Ikan Nilaselama
penelitian berkisar antara 83.33-85.33%. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA)
Tabel 16 menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang ada dalam media
pemeliharaan yaitu perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan Nila.
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan Nila selama pemeliharaan
tergolong baik. Dari Tabel 16 menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yaitu
pada P1 dengan 83.33 %, P2 dengan 85.33%, P3 dengan 83.33% dan P4 dengan
83.33% Menurut Mulyani et al, (2014) menyatakan bahwa tingkat kelangsungan
hidup (SR) ≥50% tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50% sedang dan kurang
dari 30% tidak baik. Kematian benih hanya terjadi pada awal pemeliharaan, hal
ini disebabkan karna benih baru beardaptasi terhadap kondisi lingkungan media
pemeliharaanya serta pengaruh respon dari luar misalnya pada saat penyiponan
dan penanganan pada saat menimbang ikan.
Data dari kualitas air selama pemeliharaan ikan berlangsung selama 56
hari masih tergolong baik karena pada saat pemeliharaan ikan setiap 2 hari sekali
media uji selalu dibersihkan dengan metode penyifonan air sebanyak 80 %
dengan tujuan menjaga kualitas air tetap sesuai dengan standard budidaya benih
Universitas Sumatera Utara
ikan Nila dan mengambil sisa sisa pakan ikan yang ada di dasar media uji dan
perbandingan ekor / volume juga mempengaruhi kelangsungan ikan pada saat
pemeliharaan ,Menurut Effendie (1997) menyatakan bahwa survival rate atau
derajat kelangsungan hidup dipengaruhi oleh faktor biotic yaitu persaingan,
parasit, umur, predator kepadatan dan penanganan manusia, sedangkan faktor
abiotik adalah sifat fisika dan kimia dalam perairan.
Kualitas Air
Kualitas air adalah salah satu factor primer dalam suatu kegiatan budidaya
dimana menentukan apakah kegiatan budidaya ikan tersebut dapat dikatakan
berhasil atau tidak, Kualitas air di dalam pemeliharaan 56 hari diukur 1 kali dalam
7 hari dengan beberapa parameter yaitu pH, DO, dan suhu, ketiga parameter
tersebut masih dalam ambang batas standard pemeliharaan, sumber air untuk
pemeliharaan adalah berasal dari air PDAM dan secara kontineu air disifon
selama pemeliharaan 1 kali dalam 2 hari dengan air sebelumnya dilakukan
pengendapan selama 48 jam.
Suhu pada saat pemeliharaan berada dalam kisaran normal dimana tidak
mempengaruhi metabolism benik ikan pada saat pemeliharaan suhu pada saat
pemeliharaan yang tertinggi adalah P2 ( 21.1-22.4), P3 (23.1-24.7), P4 (23.1 –
24.7) dan P1 (24.1 – 25.7), hasil ini diasumsikan bahwa suhu pada saat
pemeliharaan masih dalam kadar optimum untuk memelihara benih ikan Nila,
Menurut Suyanto (2002). Keadaan suhu air yang optimal untuk ikan Nila adalah
25°C 28°C. Secara alami ikan akan memijah pada suhu 22°C-33°C. Suhu kurang
dari 6°C atau lebih dari 42° C dapat mematikan ikan Nila. Perubahan suhu yang
sangat drastis dapat mengganggu laju respirasi dan aktivitas jantung.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan ion hydrogen akan
menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa. Derajat keasaman
(pH) pada setiap perlakuan selama penelitian berkisar antara 7.5-7.75, hasil ini
masih dalam keadaan normal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva
ikan lele. Menurut Suyanto (2002) Nilai pH air yang dapat ditoleransi oleh ikan
Nila berkisar antara 5-11, sedangkan pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7-8.
Oksigen merupakan satu parameter yang sangat penting bagi seluruh
organisme dalam kehidupannya. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi
kebutuhan ikan dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan yang mencakup
seluruh aktifitas ikan, seperti berenang, pertumbuhan dan reproduksi. Pada Tabel
8 dapat dilihat bahwa kandungan oksigen terlarut (DO) pada setiap perlakuan
selama penelitian yaitu berkisar antara 6.2-6.9 mg/l. Kadar oksigen terlarut cukup
baik untuk ikan Nila berkisar antara 4-9 ppm. Ikan Nila dapat mentoieransi kadar
DO sampai 1 ppm. (Suyanto, 2002)
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perlakuan pemberian pakan yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat
nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat namun tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan lele.
2. Pemberian pakan yang terbalik dari semua perlakuan adalah P1 ( Pakan
komersil) diikuti P3 (Cacing Sutra), P4 (Cacing Darah) dan yang terendah
adalah P2 (kutu air).
Saran
Pemeliharaan benih ikan Nila sebaiknya dilakukan pemberian pakan
dengan pakan yang memiliki komposisi yang kompleks dengan tujuan
meningkatkan pertumbuhan benih ikan Nila secara efektif dan efisien dengan
tujuan meningkatkan output dari kegiatan budidaya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aliyas, S. Ndobe dan Z. R. Ya’la2. . 2016. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Ikan Nila (Oreochromis sp.) yang Dipelihara pada Media Bersalinitas.
Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Vol. 5 No. 1 19-27.
Anonimus. 2000. Culture of bloodworm. http://www.sciences.nus.edu.sg/~web
ds/fish/livefood/ #tab.
Amanta, R., S. Usman dan M. R. K. Lubis.2014. Pengaruh Kombinasi Pakan
Alamni dengan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ardita, N., A. Budiharjo dan S. L. A. Sari. 2015. Pertumbuhan dan Rasio
Konversi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan
Prebiotik. Bioteknologi 12(1): 16-21
Arief, M., I. Triasih dan W.. P Lokapirnasari. 2009. Pengaruh Pemberian Pakan
Alami dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Betutu
(Oreochromis niloticus).. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No.
1.
Batu, D. T. F. L. 1982. Pengantar ke Fisiologi Hewan Air: Edisi ke Tiga. Institut
Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan, Departemen Hidobiologi, Bagian
Biologi Laut.
[BBPBAT] Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar. 2015. Baku Mutu
Kualitas Air Budidaya. http://www.bbpbat.net/index.php/artikel/60-
bakumutu-kualitas-air-budidaya. Diakses 12 Desember 2017.
Darmawan, J. 2013. Pertumbuhhan Populasi Daphnia sp. Pada Media Budidaya
dengan Penambahan Air Buangan Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus Burchell,1882). Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi,
Jawa Barat.
Darwisito, S., M. Zairin Jr., D. S. Sjaifei, W. Manalu dan A. O. Sudrajat. 2008.
Pemberian Pakan Mengandung Vitamin E dan Minyak Ikan Pada Induk
Memperbaiki Kualitas Telur dan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Jurnal Akuakultur Indonesia 7(1): 1-10 (2008).
Dewantoro, W.G. 2001. Fekunditas dan Produksi Larva Pada Ikan Cupang (Betta
splendern Regan) Yang berbeda Umur dan Pakan Alaminya. Jurnal
Iktiologi Indonesia, 1(2): 49-52.
Universitas Sumatera Utara
Djunaedi, A., R., hamadi, R. Pribadi, S. Redjeki, R. W. Astuti dan B. Septiarani.
2016 Pertumbuhan Ikan Nila Larasati (Oreochromis niloticus) di Tambak
dengan Pemberian Ransum Pakan dan Padat Penebaran yang berbeda.
Jurnal Kelautan Tropis 19(2):131-142
Effendie, M. I. 1995. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Jakarta
Effendie, M. I. 2004. Pengantar Akuakultur. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. PT Rineka Cipta, Jakarta
Haetami, K. 2012. Konsumsi dan Efisiensi Pakan dari Ikan Jambal Siam Yang
Diberi Pakan dengan Tingkat Energi Protein Berbeda. FPIK, Universitas
Padjadjaran, Bandung. Jurnal Akuatika Vol. III NO. 2/September 2012.
Hamadi, M. F., J. Sampekalo dan S. Lantu. 2015. Pengaruh Pemberian Pakan
Komersial yang Berbeda pada Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan Vol. 3 No. 1:195-202.
Izzah, N., Suminto dan V. E. Herawati.2014. Pengaruh Bahan Organik Kotoran
Ayam, Bekatul dan Bungkil Kelapa Melalui Proses Fermentasi Bakteri
Probiotik Terhadapa Pola Pertumbuhan Pola Pertumbuhan dan Produksi
Biomassa Daphnia sp. Journal of Auaculture Management and
Technology Vol. 3 No. 2 44- 52
Jusadi, D., D. Sulasingkin dan I. Mokoginta. 2005. Pengaruh Konsentrasi Ragi
yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Daphnia sp. Jurnal- Ilmu-
ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 1: 17-21.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Teknologi Pembenihan Ikan Patin
(Pangasius sp.) yang Dipelihara Secara Outdoor Dikolam yang Dipupuk.
Laporan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Kottelat, M and A. J Whitten. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and
Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. In Collaborated with EMDI Project
Lucas, F.G.W., Kalesaran J.O, Lumenta C. 2015. Pertumbuhan dan Kelangsungan
Hidup Larva Gurami (Osphronemus gourami) dengan pemberian beberapa
jenis pakan. Jurnal Budidaya Perairan,. 3(2) 19-28.
Mardhia, N. M., dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan
Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol.2 No. 1.
Martoharsono, S. 1993. Biokimia. Jilid II. UGM Press. Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Muchlisin, Z.A., A.A. Arisa, A.A. Muhammadar, N. Fadli, I.I Arisa dan M.N.
SitiAzizah. 2016. Growth performance and feed utilization of keureling
(Tor tambra) fingerlings fed a formulated diet with different doses of
vitamin E (alpha-tocopherol). Archives of Polish Fisheries, 23: 47–52.
Mudjiman, A. 1985. Makanan Ikan. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Mulqan, M., S. A. E. Rahimi dan I. Dewiyanti. 2017. Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada
Siste Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. Vol. 2, No. 1: 183-193
Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan . Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Nelson, K. S. 11984. Fishes of the World. John Wiley & Sons, New York
Pardiansyah, D., E. Supriyono dan D, Djokosetianto. 2014.Evaluasi Budidaya
Cacing7 Sutera Tubifex sp. Dengan BUdidaya Ikan Lele Clarias sp. Sistem
Bioflok. Program Studi Ilmu Akuakultur, Institur Pertanian Bogor, Bogor.
Priyambodo dan T. Wahyuningsih. 2003. Budidaya pakan alami. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Purnama. 2009. Budidaya Pakan Alami. Penebar Swadaya. Jakarta
Robisalmi, A., Listiyowati N., Ariyanto D. 2009. Evaluasi Keragaan Pertumbuhan
dan Heterosis Pada Persilangan Dua Strain Ikan NIla (Oreochromis
niloticus). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010: 553-559.
Sahwan, F. M. 2002. Pakan Ikan dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suyanto. 1994. Nila.. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suyanto, S. R. 2002. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tampubolon E. H., Nuraini dan Sukendi. 2015. Pengaruh Pemberian Pakan Alami
Beberapa Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Betok
(Anabas tetudinieus). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Riau.
Tampubolon, T. P., E. I. Raharjo dan Farida. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis
Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan
Koi (Cyprinus carpio). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Denah Penempatan Akuarium yang Berisikan Larva Ikan Nila
dengan Masing- Masing Perlakuan Keterangan :
Perlakuan ini terdiri dari pakan alami Cacing Sutra, Cacing Darah, dan
kutu air, dan Pakan buatan adalah pakan Komersil dengan ulangan sebanyak 3
kali maka simbol unit-unit percobaan sebagai berikut :
P1U1 = Perlakuan Pemberian pakan Komersil pada Ulangan ke 1
P1U2 = Perlakuan Pemberian pakan Komersil pada Ulangan ke 2
P1U3 = Perlakuan Pemberian pakan Komersil pada Ulangan ke 3
P2U1 = Perlakuan Pemberian pakan Daphnia sp. pada Ulangan ke 1
P2U2 = Perlakuan Pemberian pakan Daphnia sp. pada Ulangan ke 2
P2U3 = Perlakuan Pemberian pakan Daphnia sp. pada Ulangan ke 3
P3U1 = Perlakuan Pemberian pakan Cacing Tubifex pada Ulangan ke 1
P3U2 = Perlakuan Pemberian pakan Cacing Tubifex pada Ulangan ke 2
P3U3 = Perlakuan Pemberian pakan Cacing Tubifex pada Ulangan ke 3
P4U1 = Perlakuan Pemberian pakan Cacing Darah pada Ulangan ke 1
P4U2 = Perlakuan Pemberian pakan Cacing Darah pada Ulangan ke 2
P2U2
P2U1
P1U1
P3U1
P2U1
P2U1
P2U1
P2U1
P3U3
P4U1
P1U2
P2U3
P4U2
P3U2
P1U3
P4U3
P4U3 = Perlakuan Pemberian pakan Cacing Darah pada Ulangan ke 3
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Data Panjang Larva Ikan Nila Selama Penelitian
perlakuan ulangan hari ke Δp
0 7 14 21 28 35 42 49 56
P1 1 7,41 7,6 7,8 8,2 8,6 9,2 10 11 12,2 4,79
2 7,26 7,4 7,6 8 8,4 9 9,8 10,8 12 4,69
3 7,12 7,4 7,8 8,2 8,8 9,4 10,1 10,9 11,9 4,73
total 21,7 22,4 23,2 24,4 25,8 27,6 29,9 32,7 36,1 14,2
rataan 7,26 7,47 7,73 8,13 8,60 9,20 9,97 10,9 12,0 4,73
P2 1 7,06 7,1 7,3 7,5 7,7 7,9 8,2 8,6 9,1 2,04
2 6,68 6,8 7 7,3 7,6 8 8,4 8,9 9,4 2,72
3 7,08 7,1 7,3 7,5 7,7 8 8,3 8,8 9,3 2,22
total 20,8 21,0 21,6 22,3 23,0 23,9 24,9 26,3 27,8 6,98
rataan 6,94 7,00 7,20 7,43 7,67 7,97 8,30 8,77 9,27 2,33
P3 1 7,34 7,5 7,7 8 8,3 8,7 9,2 9,9 10,8 3,46
2 7,28 7,4 7,5 7,7 8,1 8,5 9,1 9,8 10,6 3,32
3 7,05 7,2 7,5 7,8 8,2 8,6 9,2 9,8 10,5 3,45
total 21,6 22,1 22,7 23,5 24,6 25,8 27,5 29,5 31,9 10,2
rataan 7,22 7,37 7,57 7,83 8,20 8,60 9,17 9,83 10,6 3,41
P4 1 7,02 7,2 7,5 7,8 8,2 8,6 9,1 9,7 10,3 3,28
2 7,15 7,3 7,5 7,8 8,1 8,5 8,9 9,5 10,1 2,95
3 6,89 7,1 7,4 7,8 8,2 8,7 9,1 9,7 10,4 3,51
total 21,0 21,6 22,4 23,4 24,5 25,8 27,1 28,9 30,8 9,74
rataan 7,02 7,20 7,47 7,80 8,17 8,60 9,03 9,63 10,2 3,25
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan Ulangan
Total Rataan 1 2 3
Pakan Komersil 4.79 4.69 4.73 14.20 4.74
Daphnia sp 2.04 2.72 2.22 6.98 2.33
Tubifex sp. 3.46 3.32 3.45 10.23 3.41
Cacing darah 3.28 2.95 3.51 9.74 3.25
Total 13.57 13.68 13.91 41.15 13.73
= 141.13
JKT = (4.79)2 + (4.69)2 + (4.73)2 + (2.04)2 + (2.72)2 + (2.22)2 + (3.46)2 + (3.32)2 +
(3.45)2 + (3.28)2 + (2.95)2 + (3.51)2 – FK
= 9.28
JKP = (14.20)2 + (6.98)2 + (10.23)2 - FK
3
= 150.2 – 141.13
= 9.07
JKG = 9.28 – 9.07
= 0.21
Lampiran 3. Analisis Variansi Panjang Benih Ikan Nila
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F F Tabel
Variasi Kuadrat Bebas Tengah Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 9.28 3 3.09 59.42** 4.07 7.59
Galat 0.21 8 0.026
Total 1 8
** Significantly ( F-Hitung > F-Tabel )
KK = √0,026 x 100 %
41.15
12
= 4.82 %
( KK < 5 % = Uji Beda Nyata Terkecil)
FK = (41.15)2
12
Universitas Sumatera Utara
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
KTG = 0,026
V = 8
R = 3
T0,05 (8) = 2,306
T0,01 (8) = 3,335
Sd = √2KTG
r
= 0.076
BNT0,05 = 2,306 x 0.076
= 0.17
BNT0,01 = 3.335 x 0.076
= 0,25
Lampiran 3. Lanjutan
Perlakuan Nilai Rata-Rata BNT 0,05 (0,17) BNT 0,05 (0,25)
Pakan Komersil 4.74 a A
Daphnia sp. 2.33 b B
Tubifex sp. 3.41 c C
Cacing darah 3.25 d CD
Kesimpulan : Perbedaan notasi huruf pada Uji BNT menyatakan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan antara perlakuan yang diikuti dengan huruf
yang berbeda.
Lampiran 4. Data Hasil SPSS Panjang Larva Ikan Nila
Report
Perlakuan H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
P1 Mean 7.4667 7.7333 8.1364 8.6000 9.2000 9.9682 10.9045 12.0409
Std. Error of Mean .01849 .01966 .02033 .03482 .03482 .02663 .01799 .02765
P2 Mean 7.0000 7.2000 7.4333 7.6667 7.9667 8.3000 8.7667 9.2667
Std. Error of Mean .02774 .02774 .01849 .00925 .00925 .01601 .02446 .02446
P3 Mean 7.3667 7.5667 7.8333 8.2000 8.6000 9.1667 9.8333 10.6333
Std. Error of Mean .02446 .01966 .02601 .01703 .01703 .00983 .00983 .02601
P4 Mean 7.2000 7.4640 7.8000 8.1680 8.6040 9.0360 9.6360 10.2720
Std. Error of Mean .01601 .00980 .00000 .00952 .01681 .01904 .01904 .02551
Total Mean 7.2583 7.4820 7.7827 8.1347 8.5612 9.0745 9.7296 10.4806
Std. Error of Mean .02030 .02217 .02698 .03500 .04535 .06049 .07725 .10077
Universitas Sumatera Utara
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
H7 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 3.383 3 1.128 84.971 .000
Within Groups 1.380 104 .013
Total 4.763 107
H14 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 3.843 3 1.281 120.073 .000
Within Groups 1.024 96 .011
Total 4.868 99
H21 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 6.116 3 2.039 238.290 .000
Within Groups .804 94 .009
Total 6.921 97
H28 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 10.808 3 3.603 405.848 .000
Within Groups .834 94 .009
Total 11.642 97
H35 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 18.603 3 6.201 613.833 .000
Within Groups .950 94 .010
Total 19.553 97
H42 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 34.008 3 11.336 1368.46
6
.000
Within Groups .779 94 .008
Total 34.786 97
H49 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 55.884 3 18.628 2083.36
3
.000
Within Groups .840 94 .009
Total 56.724 97
H56 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 94.996 3 31.665 1936.70
4
.000
Within Groups 1.537 94 .016
Total 96.533 97
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
H7
Duncana
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 7.0000
P4 27 7.2000
P3 27 7.3667
P1 27 7.4667
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 27,000.
H14
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 7.2000
P4 25 7.4640
P3 24 7.5667
P1 24 7.7333
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,942.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the
group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
H21
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
P2 27 7.4333
P4 25 7.8000
P3 24 7.8333
P1 22 8.1364
Sig. 1.000 .212 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Universitas Sumatera Utara
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,367.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean
of the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
Lampiran 4. Lanjutan
H28
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
P2 27 7.6667
P4 25 8.1680
P3 24 8.2000
P1 22 8.6000
Sig. 1.000 .239 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,367.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean
of the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
H35
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
P2 27 7.9667
P3 24 8.6000
P4 25 8.6040
P1 22 9.2000
Sig. 1.000 .890 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,367.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean
of the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
H42
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 8.3000
P4 25 9.0360
P3 24 9.1667
P1 22 9.9682
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,367.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the
group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
H49
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 8.7667
P4 25 9.6360
P3 24 9.8333
P1 22 10.9045
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,367.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
H56
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 9.2667
P4 25 10.2720
P3 24 10.6333
P1 22 12.0409
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Universitas Sumatera Utara
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 24,367.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Lampiran 5. Data Berat Rata-Rata Benih Ikan Nila Selama Penelitian
perlakuan ulangan hari ke Δp
0 7 14 21 28 35 42 49 56
P1 1 6,38 8,30 10,22 12,39 15,45 18,11 21,62 24,41 28,00 21,62
2 6,81 7,31 8,47 10,20 12,57 15,38 18,30 21,36 26,43 19,62
6,81 7,29 8,65 10,20 12,46 14,98 17,70 22,46 25,21 18,40
total 20,00 22,90 27,34 32,79 40,48 48,47 57,62 68,23 79,64 59,64
rataan 6,67 7,63 9,11 10,93 13,49 16,16 19,21 22,74 26,55 19,88
P2 1 6,55 6,64 7,02 7,76 9,13 10,99 13,45 15,98 18,72 12,17
2 6,12 6,13 6,51 7,25 8,62 10,48 12,94 15,47 18,21 12,09
3 6,15 6,46 6,84 7,58 8,95 10,81 13,27 15,80 18,54 12,39
total 18,82 19,23 20,37 22,59 26,70 32,28 39,66 47,25 55,47 36,65
rataan 6,27 6,41 6,79 7,53 8,90 10,76 13,22 15,75 18,49 12,22
P3 1 6,59 6,94 7,39 8,06 9,80 12,62 15,84 18,24 22,18 15,59
2 6,50 6,69 7,70 8,80 10,42 12,61 14,94 18,20 21,43 14,94
3 6,05 6,20 7,30 8,62 10,79 12,38 15,60 18,70 20,94 14,89
total 19,14 19,83 22,39 25,48 31,01 37,61 46,38 55,14 64,55 45,42
rataan 6,38 6,61 7,46 8,49 10,34 12,54 15,46 18,38 21,52 15,14
P4 1 6,10 6,20 6,72 7,88 9,15 10,94 14,86 17,06 20,35 14,25
2 6,19 6,18 6,74 7,50 9,77 11,66 14,88 16,98 20,05 13,86
3 6,02 6,48 6,94 7,90 9,37 11,86 13,08 17,48 20,46 14,44
total 18,31 18,86 20,40 23,28 28,29 34,46 42,82 51,52 60,86 42,55
rataan 6,10 6,29 6,80 7,76 9,43 11,49 14,27 17,17 20,29 14,18
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan Ulangan
Total Rata-Rata 1 2 3
Pakan Komersil 21.62 19.62 18.40 59.64 19.88
Daphnia sp. 12.17 12.09 12.39 36.65 12.21
Tubifex sp. 15.59 14.93 14.88 45.41 15.13
Cacing darah 14.25 13.85 14.41 42.54 14.17
Total 63.61 60.49 60.08 184.25 61.4
= 2829.18
JKT = (21.62)2 + (19.62)2 + (18.40)2 + (12.17)2 + (12.09)2 + (12.39)2 + (15.59)2 +
(14.93)2 + (14.88)2 + (14.25)2 + (13.85)2 + (14.41)2 – FK
= 101.04
JKP = (59.64)2 + (36.65)2 + (45.41)2 (42.54)2 - FK
3
= 95.24
JKG = 101.04 – 95.24
= 5.80
Lampiran 6. Analisis Variansi Data Berat Benih Ikan Nila
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F F Tabel
Variasi Kuadrat Bebas Tengah Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 101.04 3 33.64 46.45** 4.07 7.59
Galat 5.80 8 0.72
Total 0,016 11
** Significantly ( F-Hitung > F-Tabel )
KK = √0.72 x 100 %
184.25
12
= 4,8 %
( KK < 5 % = Uji Beda Nyata Terkecil)
FK = (184.25)2
12
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Lanjutan
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
KTG = 0.72
V = 8
R = 3
T0,05 (8) = 2.306
T0,01 (8) = 3.335
Sd = √2KTG
r
= 0.4
BNT0,05 = 2.306 x 0.4
= 0.922
BNT0,01 = 3.335 x 0.4
= 1.334
Perlakuan Nilai Rata-Rata BNT 0,05 (0,01) BNT 0,05 (0,02)
Pakan Komersil 19.88 a A
Kutu air 12.22 b B
Tubifex sp. 15.14 c C
Cacing darah 14.18 d CD
Kesimpulan : Perbedaan notasi huruf pada Uji BNT menyatakan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan antara perlakuan yang diikuti dengan huruf
yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
13
Lampiran 7. Data Hasil SPSS Berat Benih Ikan Nila
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
H7 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 31.206 3 10.402 110.559 .000
Within Groups 10.349 110 .094
Total 41.555 113
H14 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 90.758 3 30.253 188.277 .000
Within Groups 17.193 107 .161
Total 107.951 110
H21 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 178.541 3 59.514 213.736 .000
Within Groups 29.237 105 .278
Total 207.778 108
H28 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 311.858 3 103.953 209.209 .000
Within Groups 52.173 105 .497
Total 364.031 108
H35 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 420.873 3 140.291 292.084 .000
Within Groups 50.432 105 .480
Total 471.305 108
H42 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 460.407 3 153.469 226.055 .000
Within Groups 71.285 105 .679
Total 531.692 108
H49 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 663.056 3 221.019 574.904 .000
Within Groups 40.367 105 .384
Total 703.423 108
H56 * Perlakuan
Between Groups (Combined) 869.439 3 289.813 730.920 .000
Within Groups 41.633 105 .397
Total 911.072 108
Universitas Sumatera Utara
H7
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
P4 30 6.2867
P2 27 6.4100
P3 30 6.5967
P1 27 7.6333
Sig. .132 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 28,421.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean
of the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
H14
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
P2 27 6.7900
P4 30 6.8000
P3 30 7.4667
P1 24 9.1133
Sig. .926 1.000 1.000
Report
Perlakuan H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
P1 Mean 7.6333 9.1133 10.9964 13.5823 16.2455 19.0618 22.8191 26.6382
Std. Error of Mean .09246 .16389 .22989 .30824 .30953 .31094 .27935 .25896
P2 Mean 6.4100 6.7900 7.5300 8.9000 10.7600 13.2200 15.7500 18.4900
Std. Error of Mean .04142 .04142 .04142 .04142 .04142 .04142 .04142 .04142
P3 Mean 6.5967 7.4667 8.5000 10.3400 12.5367 15.4467 18.3667 21.5100
Std. Error of Mean .05446 .03156 .05467 .07653 .01796 .06823 .04377 .09911
P4 Mean 6.2867 6.8000 7.7600 9.4300 11.4867 14.2733 17.1733 20.2867
Std. Error of Mean .02543 .01845 .03417 .04766 .07336 .15670 .04072 .03218
Total Mean 6.7164 7.4779 8.5599 10.3872 12.5561 15.3018 18.2887 21.4603
Std. Error of Mean .05680 .09403 .13285 .17585 .20009 .21252 .24445 .27820
Universitas Sumatera Utara
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 27,516.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean
of the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
H21
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
P2 27 7.5300
P4 30 7.7600
P3 30 8.5000
P1 22 10.9964
Sig. .113 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 26,817.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of
the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
H28
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 8.9000
P4 30 9.4300
P3 30 10.3400
P1 22 13.5823
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 26,817.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
H35
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 10.7600
P4 30 11.4867
P3 30 12.5367
P1 22 16.2455
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 26,817.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
H42
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 13.2200
P4 30 14.2733
P3 30 15.4467
P1 22 19.0618
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 26,817.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
H49
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 15.7500
P4 30 17.1733
P3 30 18.3667
P1 22 22.8191
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 26,817.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
H56
Duncana,b
Perlakuan N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
P2 27 18.4900
P4 30 20.2867
P3 30 21.5100
P1 22 26.6382
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 26,817.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group
sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Lampiran 8. Data Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila Selama Penelitian
Perlakuan Ulangan N0
(ekor)
Hari ke- Nt
(ekor)
SR
(%) 0 7 14 21 28 35 42 49 56
Pakan
Komersil
1 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
2 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
3 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Rata-rata 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Daphnia
1 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
2 10 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9 91.25
3 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Rata-rata 10 0 1 0.66 0 0 0 0 0 0 8.33 86.25
Tubifex sp.
1 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
2 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
3 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Rata-rata 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Cacing
darah
1 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
2 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
3 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Rata-rata 10 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 83.75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Lanjutan
= 85429.7
JKT = (83.75)2 + (83.75)2 + (83.75)2 + (83.75)2 + (83.75)2 + (91.25)2 + (83.75)2 +
(83.75)2 + (83.75)2 + (83.75)2 + (83.75)2 + (83.75)2 – FK
= 51.56
JKP = (251.25)2 + (258.75)2 + (257.25)2 + (251.25)2 - FK
3
= 14.06
JKG = 51.56 – 14.06
= 37.5
Analisis Variasi Data Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila
Sumber
Keragaman
(SK)
Derajat
Bebas(db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F
Hitung
Ftabel
0.05 0.01
Perlakuan
Galat 3 14.06 4.80 1.03 4.07 7.59
Percobaan 8 37.5 4.68 Total 51.11 9.48
Keterangan : Tidak berpengaruh Nyata
( F-Hitung < F-Tabel )
Nilai DWG selama 56 Hari waktu pemeliharaan
Perlakuan Ulangan
Total Rata-
Rata 1 2 3
Pakan Komersil 83.75 83.75 83.75 251.25 83.75
Daphnia sp 83.75 83.75 91.25 258.75 86.25
Tubifex sp. 83.75 83.75 83.75 251.25 83.75
Cacing Darah 83.75 83.75 83.75 251.25 83.75
Total 335 335 342.5 1012.5 337.5
FK = (1012.5)2
12
perlakuan 1--7 7--14 14--21 21--28 28--35 35--42 42--49 56--46
p1 1,0 1,5 1,8 2,6 2,7 3,1 3,5 3,8
p2 0,1 0,4 0,7 1,4 1,9 2,5 2,5 2,7
p3 0,2 0,9 1,0 1,8 2,2 2,9 2,9 3,1
p4 0,2 0,5 1,0 1,7 2,1 2,8 2,9 3,1
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Alat dan Bahan Selama Penelitian
DO Meter PH Meter
Timbangan Analitik Sendok
Alat Sifon Thermometer
Universitas Sumatera Utara
Cok Ganda Airrator
Tubifex sp Daphnia sp
Cacing Darah Pakan Komersil
Universitas Sumatera Utara
Saringan Halus
Lampiran 10. Kegiatan selama Penelitian
Pengisisan air ke akuarium Pengendapan Air
Pengukuran Bobot Pengukuran Panjang
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Lanjutan
Mencuci Akuarium Mengeringkan Akuarium
Pengukuran pH Pengukuran DO dan Suhu
Denah Media Uji Memasukkan Benih
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara