PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL BIDANG
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen pada Kelas IX SMP N 28 Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh:
ISTIQOMAH NIM: 3104241
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2009
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan DR.Hj. Sukasih, M.Pd. Pembimbing I Siti Tarwiyah, M. Hum. Pembimbing II
iii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan Ahmad Muthohar, M.Ag. Ketua Hj. Nur Asiyah, M.SI Sekretaris Drs.H. Abdul Wahid, M.Ag. Anggota H. Mursid, M.Ag Anggota
iv
ABSTRAK PENELITIAN
Istiqomah (NIM : 3104241), Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik (Studi Eksperimen pada Kelas IX SMP N 28 Semarang). Skripsi. Semarang: Program Strata 1 jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar bidang studi pendidikan agama Islam peserta didik kelas IX di SMPN 28 Semarang antara sebelum diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial dengan sesudah diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni jenis penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang akan terjadi diantara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi atau pengontrolan variabel-variabel tersebut atau hubungan diantara mereka, agar ditemukan hubungan, pengaruh atau perbedaan salah satu atau lebih variabel. Suatu pendekatan penelitian yang bersifat Kuasi-Eksperiment atau eksperimen pura-pura, yaitu memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data tentang kemandirian belajar dan lembar observasi untuk menjaring data tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran sistem tutorial. Sampel dalam penelitian ini sebesar 15 % dari populasi 266 peserta didik yakni 40 peserta didik. Dan cara pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling. Teknik klaster ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Sebelum menganalisis data terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas terhadap sampel.
Data penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan Uji T – tes dengan pengetesan satu ekor. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: 1) sampel dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan L observasi lebih kecil dari pada L tabel pada taraf signifikansi 0,05. 2) pada taraf 0,05 diperoleh signifikansi juga yang menunjukkan bahwa kedua sampel adalah homogen. 3) ada perubahan positif dalam hal kemandirian belajar pada kelas yang
v
memperoleh treatmen dibandingkan dengan kelas yang tidak memperoleh treatmen. Ditunjukkan dengan hasil T observasi = 3,71 yang menunjukkan signifikan bila dikonsultasikan dengan tabel T, baik taraf 0,01 (2,62) maupun taraf 0,05 (1,66). Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi IAIN Walisongo semarang, terutama para guru sebagai pengajar, orang tua dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar peserta didik.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, Pebruari 2009 Deklarator, Istiqomah NIM. 3104241
vii
MOTTO
⎯ ä3tF ø9uρ öΝ ä3ΨÏiΒ ×πΒ é& tβθããô‰tƒ ’n< Î) Îösƒ ø:$# tβρããΒ ù'tƒuρ Å∃ρ ã÷èpR ùQ $$Î/ tβ öθyγ ÷Ζtƒuρ Ç⎯tã Ìs3Ψßϑ ø9$# 4
y7 Í× ¯≈s9'ρ é&uρ ãΝ èδ šχθßsÎ= ø ßϑø9$# ∩⊇⊃⊆∪ )104: ال عمران(
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104)
viii
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, takkan berarti tanpa kehadiran
mereka. Penulis persembahkan karya ini pada:
1. Ayah dan Ibunda (H. Arif Swandono dan Hj. Umi Kulsum) atas do’a nan
kasih sayang tiada tara.
2. Kakak dan adikku tersayang (Eko Gunawan dan Fahmi Yusuf), serta keluarga
besar H. Kalim yang telah memberikan keceriaan dalam hidupku dan
menuntutku untuk lebih dewasa
3. “Cynx_qoe” Abdul Azis…., engkaulah yang menjadi motivasiku untuk terus
maju dan tetaplah menjadi semangatku.
4. Teman-temanku satu kost Bi_Zone (Nikmah, Afida, Nafi’, Lina, Ria, dan
mbak Munji), sahabat seperjuanganku (Tutik dan Mila), serta teman-temanku
Angkatan ‘04 (yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu) yang selalu
menemaniku disaat aku merindukan kegembiraan dan kesenangan.
ix
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, dan dengan
petunjuk-Nya penulis mampu menyelesaikannya. Shalawat serta salam semoga
terlimpah selalu kepada revolusioner terbesar nabi besar Muhammad saw., beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya dan seluruh umat yang meyakini kebenarannya.
Kemudian dengan selesainya penulisan skripsi ini perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang berjasa, khususnya kepada:
1. Prof.Dr.H.Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang telah memberikan izin penelitian pada penulis.
2. Ibu Dr.Sukasih, M.Pd, selaku pembimbing I, Ibu Siti Tarwiyah, M.Hum,
selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk peneliti
guna kepentingan skripsi ini.
3. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh karyawan dan staf-stafnya di Fakultas
Tarbiyah, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
4. Berbagai instansi yang telah memberi izin dalam penulisan skripsi ini.
5. Kepala SMP Negeri 28 Semarang beserta seluruh tenaga pengajar, karyawan,
dan peserta didik SMP Negeri 28 Semarang yang telah membantu
pengumpulan data penyusunan skripsi ini.
6. Bapak, Ibu, Saudari dan rekan-rekan yang telah membantu dan mendorong
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas, penulis
merasa tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang
tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas semua amal
kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan.
x
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Semarang, Pebruari 2009
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. iv
HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1
B. Penegasan Istilah ………………………………………….. 4
C. Rumusan Masalah ……………………………………….... 6
D. Tujuan Penelitian …………………………………………. 6
E. Manfaat Penelitian ………………………………………... 6
F. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………….. 7
BAB II : METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL
DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
A. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
1. Pengertian Metode Pembelajaran Sistem Tutorial …….. 10
2. Indikator Metode Pembelajaran Sistem Tutorial ……… 14
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode
Pembelajaran Sistem Tutorial ………………………..... 18
4. Tujuan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial ……….. 21
xii
B. Kemandirian Belajar Peserta Didik
1. Pengertian Kemandirian Belajar ………………………. 23
2. Indikator Kemandirian Belajar ………………………… 25
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Belajar ………………………………………………… 29
C. Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap
Kemandirian Belajar ……………………………………… 33
D. Kajian Pustaka ……………………………………………. 34
E. Rumusan Hipotesis ……………………………………….. 35
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian …………………………………………. 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………….. 36
C. Variabel Penelitian ……………………………………….. 36
D. Metode Penelitian ………………………………………… 37
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilam Sampel …….. 40
F. Instrumen Penelitian ……………………………………… 41
G. Teknik Pengumpulan Data ………………………………... 41
H. Teknik Analisis Data ……………………………………… 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………… 53
B. Pengujian Hipotesis ………………………………………. 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….. 58
D. Keterbasan Penelitian …………………………………….. 60
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 62
B. Saran-Saran ……………………………………………….. 63
xiii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL
I Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen
(Kelas IXF) ……………………………………………………....... 46
II Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
(Kelas IXD) ……………………………………………………….. 48
III Hasil Uji Homogenitas Varians Populasi …………………………. 51
IV Jadwal Observasi Proses Kegiatan Pembelajaran
Kelas IXD DAN Kelas IXF di SMPN 28 Semarang ……………… 54
V Hasil Agket (Sebelum) Metode Pembelajaran
Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas
Eksperimen (Kelas IXF) SMPN 28 Semarang ……………….. Lamp. 7
VI Hasil Angket (Sebelum) Metode Pembelajaran
Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas
Kontrol (Kelas IXD) SMPN 28 Semarang …………………… Lamp. 7
VII Hasil Angket (Sesudah) Metode Pembelajaran
Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas
Eksperimen (Kelas IXD) SMPN 28 Semarang ………………. Lamp. 7
VIII Hasil Angket (Sesudah) Metode Pembelajaran
Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada
Kelas Kontrol (Kelas IXD) SMPN 28 Semarang …………….. Lamp. 7
IX Perhitungan Uji T – test Yang Diperoleh Dari Angket
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………………….. 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1 PENUNJUKAN PEMBIMBING
2 SURAT IZIN RISET
3 SURAT KETERANGAN PENELITIAN
4 DAFTAR NAMA RESPONDEN
5 ANGKET PENELITIAN
6 DAFTAR CEK-LIST KEMAMPUAN TUTOR DAN
AKTIVITAS PESERTA DIDIK
7 DAFTAR NILAI ANGKET PENELITIAN
8 NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS
9 NILAI LUAS DISTRIBUSI T
10 NILAI PERSENTIL UNTUK DISTRIBUSI T
11 HARGA KRITIK CHI – KUADRAT
12 SPSS UJI T – TEST
13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
14 PIAGAM PASSKA 2004 IAIN WALISONGO SEMARANG
15 PIAGAM PASSKA 2004 FAKULTAS TARBIYAH IAIN
WALISONGO SEMARANG
16 PIAGAM KKN TEMATIK PBA 2008
17 SURAT KETERANGAN KO KURIKULER
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidikan
dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah
tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
para guru disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu pula
mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula
karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut.
Kegagalan guru dalam menyampaikan materi ajar selalu bukan karena ia
kurang menguasai bahan, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara
menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga
peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga
mengasyikkan. Agar peserta didik dapat belajar dengan suasana
menyenangkan dan juga mengasyikkan, maka guru perlu memiliki
pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan
memahami teori-teori belajar dan teknik-teknik mengajar yang baik dan tepat.
Proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih
berjalan klasikal, artinya seorang guru di dalam kelas menghadapi sejumlah
besar peserta didik (antara 30-40 peserta didik) dalam waktu yang sama
menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Dalam pengajaran seperti ini,
guru beranggapan bahwa seluruh peserta didik satu kelas itu mempunyai
kemampuan, kesiapan, kematangan, dan kecepatan belajar yang sama.1 Hal itu
dianggap mustahil, kendatipun guru mengajar suatu kelas namun yang
melakukan belajar adalah individu-individu itu sendiri. Adalah suatu
kekeliruan bila ada yang berpandangan, bahwa dua individu yang belajar dan
1 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Guru Beberpa Metode
Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, (Jakarta; PT. Rineka cipta, 2002), Cet. I, Hlm. 83.
2
memperoleh hasil yang sama pula dalam suatu kelompok atau kelas. 2 Antara
individu yang satu dengan individu yang lain terdapat beberapa kesamaan,
akan tetapi lebih banyak perbedaan. Karena itu perlu dipertimbangkan dan
diperhatikan perbedaan individu dalam situasi pengajaran.
Menyampaikan bahan pelajaran berarti melaksanakan beberapa
kegiatan, tetapi kegiatan itu tidak akan ada gunanya jika tidak mengarah pada
tujuan tertentu. Artinya seorang guru harus mempunyai tujuan dalam kegiatan
pembelajarannya. 3 Karena itu setiap guru menginginkan pengajarannya dapat
diterima sejelas-jelasnya oleh peserta didiknya. Untuk mengetahui suatu hal
dalam diri seseorang, terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses belajar.
Melalui metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan proses
belajar itu guru mempunyai tugas merangsang serta meningkatkan jalannya
proses belajar.
Masing-masing metode yang digunakan mempunyai kebaikan dan
kelemahan serta mempunyai daya cocok yang berbeda bagi masing-masing
peserta didik. Itulah sebabnya guru sudah memilih sesuatu metode yang paling
baik menurut perkiraannya, akan tetapi mungkin tidak cocok bagi beberapa
peserta didik. 4 Dengan demikian maka sebagai pelaksana program perbaikan
guru seyogyanya memilih metode mengajar yang lebih sesuai bagi peserta
didik.
Seorang peserta didik ada kalanya lebih mudah memahami pelajaran
atau menerima keterangan yang diberikan oleh temannya sendiri. Untuk itu
diperlukan metode yang sesuai dengan keadaan diatas. Dan metode yang dapat
digunakan salah satunya adalah metode pembelajaran sistem tutorial. Sistem
tutorial adalah suatu sistem dalam memberikan bimbingan kepada peserta
didik, terutama peserta didik yang mengalami kesulitan tertentu. Pada
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet.2, Hlm.
179. 3 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 1999), Hlm. 173. 4 Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2002), Cet. 2, Hlm. 28.
3
hakekatnya bimbingan itu diberikan apabila diperlukan atau minat peserta
didik yang bersangkutan.5
Sistem tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang
bertujuan memberikan bantuan kepada peserta didik agar dapat mencapai hasil
belajar secara optimal. 6 Kegiatan tutorial ini memang sangat dibutuhkan
sebab peserta didik yang dibimbing melaksanakan kegiatan belajar mandiri
yang bersumber dari modul-modul dalam bidang studi tertentu.
Dalam sistem ini peserta didik harus lebih dahulu mengadakan bacaan
atau belajar sendiri. Kemudian tutor mengajukan pertanyaan berdasarkan
pertanyaan itu, dan dengan demikian membimbing jalan pikiran peserta didik.
Adapun yang menjadi tutor disini adalah yang mempunyai kecerdasan dan
kemampuan lebih. Selain itu tutor menilai hasil belajar peserta didik dan atas
dasar itu memberikan feed back. 7 Dalam sistem ini tutor bertindak sebagai
manajer belajar dengan mengarahkan jalan pikiran peserta didik. Jadi
singkatnya sistem tutorial terdiri atas pertanyaan, diskusi, feed back atau
balikan.
Metode pembelajaran sistem tutorial merupakan salah satu cara untuk
menanamkan kepribadian yang bercirikan kemandirian. Kemandirian
menandakan sesuatu seperti ketergantungan dan kebebasan bagi keputusan,
penilaian, pendapat, dan pertanggung jawaban. Kemandirian menunjukkan
dirinya dalam cara pengambilan sikap, dan bukan abstraksi.8
Anak yang memiliki kemandirian kuat tidak akan mudah menyerah
dan pasrah terhadap kegagalan dan rintangan yang dihadapi, serta tidak puas
terhadap hasil yang diperoleh. Mereka selalu mengejar apa yang terbaik
menurut kemampuan dari potensi-potensi yang dimiliki. Mereka juga tidak
puas dengan informasi yang diberikan oleh orang lain kepadanya. Mereka
5 Oemar Hamalik, Op. Cit. Hlm. 191. 6 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), Cet. 2, Hlm. 72. 7 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000), Cet. 7, Hlm. 199. 8 Herman Holstein, Murid Belajar Mandiri: Situasi Belajar Mandiri dalam Pelajaran
sekolah, (Bandung: Remadja karya, 1986), Hlm. 2.
4
akan mencari lebih banyak dari apa yang diperoleh orang lain.9 Dengan
demikian perilaku mandiri dapat diartikan sebagai kebebasan seseorang dari
pengaruh orang lain. Ini berarti bahwa orang yang berperilaku mandiri
mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus dilakukan,
menentukan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil
perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi
tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain.
Dengan menerapkan metode pembelajaran sistem tutorial diharapkan
agar peserta didik nantinya akan lebih terpacu untuk belajar secara mandiri.
Pertanyaan kemudian adalah, apakah metode pembelajaran sistem tutorial ini
mampu memberikan perubahan secara signifikan terhadap kemandirian belajar
peserta didik? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan sebuah penelitian.
Sehubungan dengan hal di atas maka penulis mengangkat judul PENGARUH
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL
BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Pada
Kelas IX SMP N 28 Semarang).
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang makna istilah yang
digunakan dalam judul skripsi ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Studi Eksperimen
Studi berarti penelitian atau penyelidikan ilmiah.10 Sedangkan
eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan (Artificial Condition)
dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.11
Jadi studi eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.
9 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996), Cet. I, Hlm. 126. 10 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993),
Hlm. 860. 11 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), Cet. 6. Hlm. 63.
5
2. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.12
sistem tutorial adalah suatu sistem dalam memberikan bimbingan
kepada para peserta didik, terutama peserta didik yang mengalam kesulitan
tertentu.13
3. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian integral dari program
pengajaran setiap jenjang lembaga pendidikan serta merupakan usaha
bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi
manusia yang taqwa dan warga negara yang baik.14
4. Kemandirian Belajar
Istilah kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri
sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan
mengarahkan diri sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya.15
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.16
Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang berpusat
pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting bagi
peserta didik sehingga ia mampu, percaya diri, memotivasi diri, dan
sanggup belajar setiap waktu.17
12 Martini Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada, 2007), Hlm. 138.
13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Op. Cit. Hlm. 191. 14 Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjen
Binbaga Islam, 1990), Hlm. 1 15 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang : Gunung Jati,
2002), Hlm. 45. 16 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2006), Hlm. 20. 17 Muntholi’ah, Op. Cit, Hlm. 52
6
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran sistem tutorial dalam
bidang studi Pendidikan Agama Islam?
2. Apakah penerapan metode pembelajaran sistem tutorial memberikan
pengaruh/perubahan positif terhadap kemandirian belajar peserta didik
kelas IX di SMP Negeri 28 Semarang?
D. Tujuan Penelitian
Setiap penulisan ilmiah tentu berdasar atas maksud dan tujuan pokok
yang akan dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, maka
peneliti merumuskan tujuan penulisan skripsi sebagai berikut:
Untuk mengetahui kemandirian belajar bidang studi Pendidikan
Agama Islam peserta didik kelas IX di SMP Negeri 28 Semarang antara
sebelum dengan sesudah diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Guru, sebagai:
a. Bahan masukan bagi para guru pada umumnya dan guru Pendidikan
Agama Islam pada khususnya di sekolah menengah pertama tentang
penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial.
b. Bahan pertimbangan guru untuk menerapkan metode pembelajaran
sistem tutorial yang sesuai dengan tujuan, materi, situasi dan kondisi
yang ada dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Orang Tua
Membantu orang tua dalam mewujudkan kemandirian belajar
peserta didik.
3. Bagi Siswa
a. Menanamkan sikap disiplin dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan sesuatu.
7
b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta didik tentang cara
memecahkan masalah, mengatasi kesulitan agar mampu membimbing
diri sendiri.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga pokok bagian yang
merupakan rangkaian bab ke bab lainnya. Dan setiap bab terdiri dari beberapa
bab.
1. Bagian Pertama
Bagian pertama memuat halaman judul, abstrak penelitian,
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel,
daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Pada bagian kedua berupa isi atau batang tubuh kerangka yang
memuat:
BAB I : Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Metode Pembelajaran sistem tutorial dan kemandirian
belajar peserta didik.
Landasan teori, pertama: metode pembelajaran sistem
tutorial, meliputi: pengertian metode pembelajaran sistem
tutorial, indikator metode pembelajaran sistem tutorial,
langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran sistem
tutorial, tujuan metode pembelajaran sistem tutorial
Kedua: Kemandirian belajar peserta didik, meliputi:
pengertian kemandirian belajar, indikator kemandirian
8
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
belajar.
Ketiga: Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial
bidang studi PAI terhadap kemandirian belajar peserta
didik.
Kemudian dilanjutkan dengan kajian penelitian yang
relevan dan pengajuan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis akan memaparkan, tujuan
penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel
penelitian, metode penelitian, populasi, sampel, teknik
penambilan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik
analisis data tentang studi eksperimen metode
pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan
Agama Islam terhadap kemandirian belajar peserta didik
kelas IX SMPN 28 Semarang.
Berisi: analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, analisis
lanjut.
BAB IV : Laporan Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan penulis paparkan berbagai macam
data yang diperoleh dari lapangan penelitian yang
meliputi, Pertama: deskripsi data hasil penelitian. Yang
meliputi : proses kegiatan pembelajaran, data nilai angket
sebelum dan sesudah dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen tentang metode pembelajaran sistem tutorial
dan kemandirian belajar peserta didik.
Kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis,
pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.
BAB V : Penutup, berisi: kesimpulan, saran-saran dan penutup.
9
3. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka, daftar lampiran dan
daftar riwayat hidup penulis.
10
BAB II
METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL
DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
A. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Dan aktifitas murid sangat diperlukan dalam proses
belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab
murid sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang
melaksanakan belajar.
Melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, dapat
menumbuhkan kreatifitas-kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-
inovasi dan juga agar siswa mempunyai jiwa kemandirian. Ketika siswa
belajar secara aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran
sehingga mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide
pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan
apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam
kehidupan nyata.
1. Pengertian Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional
yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi
contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.1 Metode pembelajaran merupakan keseluruhan
prosedur yang ditempuh oleh guru dan siswa yang memungkinkan atau
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
1 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP,(Jakarta:Gaung Persada Press, 2007), Hlm. 132.
11
Karena belajar merupakan inti kegiatan pengajara di sekolah, maka
wajiblah siswa dibimbing agar tercapai belajarnya. Tujuan bimbingan
belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat penyesuaian
yang baik dalam situasi belajar. Sistem tutorial adalah suatu sistem dalam
memberikan bimbingan kepada murid-murid, terutama murid yang
mengalami kesulitan belajar tertentu.2 Pemberian bimbingan yang
dimaksudkan di sini adalah berupa bantuan, petunjuk, arahan, dan
motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.3 Pemberian
bantuan berarti membantu siswa dalam mempelajari materi modul.
Petunjuk berarti memberikan julukan cara belajar secara efisien dan
efektif. Arahan berarti mengarahkan para siswa untuk mencapai tujuan
untuk masing-masing modul. Motivasi berarti menggerakkan kegiatan
para siswa dalam mempelajari modul, mengerjakan tugas-tugas, dan
mengikuti penilaian. Bimbingan berarti membantu para siswa
memecahkan masalah-masalah belajar.
Pengajaran atau program tutorial pada dasarnya sama dengan
program bimbingan yang bertujuan untuk memberikan bantuan dalam
pembelajaran siswa yang lambat, sulit dan gagal dalam belajar, agar dapat
mencapai hasil belajar secara optimal, seperti dikatakan oleh Abu Ahmadi
(1997:168-169) bahwa “Pengajaran atau program tutorial (tutoring)
bertujuan: memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat
mencapai prestasi belejar secara optimal”.4 Adapun suasana dalam
pengajaran tutorial meliputi tanya jawaab, diskusi dan pengulangan
pelajaran kepada siswa satu persatu (individual). Seperti dikatakan L. B.
Curzon (1990:123):
(The essence of the tutorial)……”The tutorial is a meeting between a teacher and a student, or a very small group of students, characterized by discussion and/or personal, face to face teaching,
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), Cet. 2, Hlm.
191. 3 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru StategiBelajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), Cet. 2, Hlm. 73. 4 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu
Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Hlm. xxiii.
12
generalized base on content of an essay or other material written by the tutor or the student(s)”.5 (Hakikat dari tutorial)…… “Tutorial merupakan sebuah pertemuan antara seorang guru dan seorang siswa, atau sebuah kelompok siswa yang sangat kecil, yang dicirikan dengan diskusi, dan/atau perorangan, pengajaran langsung, yang digeneralisasikan berdasarkan isi dari sebuah esai atau materi lain yang ditulis oleh si tutor atau si siswa”.
Orang yang memberikan bimbingan dalam metode tutorial disebut
sebagai tutor. Tutor yang dimaksud di sini adalah siswa sebaya yang
ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan
belajar. Hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan
hubungan guru siswa. Dengan petunjuk-petunjuk dari guru tutor ini
membantu temannya yang mengalami kesulitan.6 Hal ini selaras dengan
pendapat C. M. Charles dalam bukunya “Individualizing Instruction”
mengatakan bahwa: “Peer tutoring has been used since the beginnig of
education. More able students help less able. Those who can help those
who can’t”.7
“Tutor sebaya sudah digunakan sejak awal pendidikan. Siswa yang lebih
pintar membantu siswa yang kurang pintar. Siapa yang bisa membantu
yang tidak bisa”.
Tutor di sini berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok
sebagai pengganti guru. Dengan tutor ini ada kebaikannya, yaitu sebagai
berikut:
1) Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab.
2) Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah
motivasi belajar.
3) Dapar meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. 8
5 Ibid, Hlm. xxiv. 6 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2004), Cet. 2, Hlm. 184. 7 C. M. Charles, Individualizing Instruction, (USA: C.V Mosby Company, 1980), Hlm.
106. 8 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Loc. Cit
13
Pemilihan tutor didasarkan atas prestasi atau kepandaian, dengan
alasan bahwa peserta didik yang pandai adalah peserta didik yang faham
dengan pelajaran yang diterimanya dan mampu mengajakannya kepada
orang lain. Sebagaimana Islam disamping menekankan kepada umatnya
untuk belajar juga menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada
orang lain. Jadi Islam mewajibkan umatnya belajar dan mengajar.
Melakukan proses belajar dan mengajar adalah bersifat manusiawi, yakni
sesuai dengan harkat kemanusiaannya sebagai makhluk homo educandus,
dalam arti manusia itu sebagai makhluk yang dapat dididik dan dapat
mendidik.9 Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat at-Taubah ayat
122 yang berbunyi:
... Ÿωöθn= sù tx tΡ ⎯ÏΒ Èe≅ä. 7π s% öÏù öΝ åκ÷]ÏiΒ ×π x Í←!$ sÛ (#θßγ ¤) x tGuŠ Ïj9 ’Îû Ç⎯ƒÏe$! $# (#ρ â‘ É‹Ψ㊠Ï9 uρ óΟ ßγ tΒöθs%
#sŒÎ) (#þθãèy_u‘ öΝ Íκö s9Î) óΟ ßγ= yè s9 šχρ â‘ x‹ øt s† ∩⊇⊄⊄∪ ) 122 :التوبة ( Artinya : Apakah tidak lebih baik pergi dari tiap-tiap golongan dari
mereka sebagian untuk belajar agama, dan kemudian untuk
mengajarkan kepada kaumnya, bilamana mereka nanti kembali,
mudah-mudahan mereka akan berhati-hati. (Q.S. Al-Taubah:
122)10
Dari ayat di atas jelaslah bahwa agama Islam disamping
memerintahkan umatnya untuk belajar, juga memerintahkan umatnya
untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain, dengan mempergunakan
metode pendidikan yang tepat guna sehingga dapat berhasil guna.
Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor, diperlukan
pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa
9 Zuhairini, dkk. , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 2, Hlm.
99. 10 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahnya: Al- Jumanatul ‘Ali, (Bandung: J-
Art, 2005)
14
yang paling pandai. Yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor
tersebut adalah:
a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa (teman-temannya) sehingga
siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya
kepadanya.
b. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
c. Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 11
2. Indikator Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
a. Kelompok Kecil
Pengajaran kelompok kecil adalah kegiatan guru dalam
pengajaran dengan cara menghadapi banyak siswa yang masing-
masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan guru
secara kelompok, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk tiap kelompok.
12 Dengan kata lain, dalam pengajaran kelompok kecil ini guru
mengadakan kegiatan belajar-mengajar dengan cara memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar dalam kelompok kecil (3-
8 orang).
Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif,
memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya
daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat memenuhi
kebutuhan siswa secara optimal.13 Dengan terpenuhinya kebutuhan
siswa secara optimal, siswa akan bekerja dan belajar lebih
menyenangkan dan merangsang karena peer (teman sebaya) yang ada
dalam kelompok akan mendorong individu-individu untuk maju.
Hakikat pengajaran kelompok kecil ditandai dengan: 14
11 Sayful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar-mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), Cet. 2, Hlm. 29. 12 J. J. Hasibuan, dkk. , Proses Belajar mengajar Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. 3, Hlm. 143. 13 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), Cet. 2, Hlm. 103. 14 J. J. Hasibuan, dkk. , Op. Cit, Hlm. 144.
15
1) Terjadinya hubungan antar pribadi yang sehat dan akrab antara
guru dengan siswa .
2) Siswa mendapat kesempatan belajar sesuai dengan kesempatan,
cara, kemampuan, dan minatnya sendiri.
3) Siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan yang akan dicapai, cara-
cara belajar yang akan ditempuh, materi pelajaran dan alat yang
akan digunakan.
Adapun ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam
pembelajaran kelompok kecil diantaranya: 15
1) Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, dengan cara
memberikan respon positif terhadap sebuah pikiran siswa.
2) Ketrampilan mengorganisasi, dengan cara membentuk kelompok
yang tepat.
3) Ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, dengan cara
memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting
bagi siswa untuk maju dan memandu siswa ketika mengalami
kesulitan belajar.
Tujuan pengajaran pada pembelajaran kelompok kecil adalah:16
1) Memberi kesempatan kepada kepada setiap siswa untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara
rasional.
2) Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong-royong
dalam kehidupan.
3) Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap
anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung
jawab.
4) Mengembangkan kemampuan kepemimpinan-keterpimpinan pada
tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.
b. Bimbingan belajar
15 Moh. Uzer Usman, Op. Cit, Hlm. 106-107 16 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.
3, Hlm. 22.
16
Untuk mengoptimalkan perkembangan belajar siswa, perlu
diberikan bimbingan belajar. Perkataan bimbingan atau membimbing
memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai
arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina
moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Bimbingan
juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya atau program
membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini
diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta
dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa.17
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami,
menerima, mengarahkan, merealisir dirinya sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan,
baik sekolah, keluarga, maupun masyarakat.18
Program bimbingan berdaya guna dan berhasil guna dalam
pelaksanaan pengajaran di kelas. Beberapa alasan: 19
1) Bimbingan memberikan pelayanan dengan perbedaan individu para
siswa.
2) Bimbingan turut berpengaruh terhadap perkembangan jasmani dan
rohani siawa.
3) Bimbingan membantu para siswa untuk meningkatkan hasil belajar
yang baik dan berupaya agar mereka tidak mengalami kegagalan
belajar.
Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharapkan
mampu untuk: 20
17 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2005), Cet. 3, Hlm. 233. 18 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), Hlm. 74. 19 Oemar hamalik, psikologi belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1992), Cet. 1,
Hlm. 194. 20Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Op. Cit, Hlm. 116.
17
1) Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses
belajar.
2) Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
yang dihadapinya.
3) Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah
dilakukannya.
4) Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat
belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
5) Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual
maupun secara kelompok.
c. Diskusi
Pengertian diskusi kelompok dalam proses belajar adalah siswa
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru
atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan. Diskusi tersebut berlangsung dalam suasana
terbuka dan setiap siswa harus mentaati peraturan yang ditetapkan
sebelumnya.21 Pada dasarnya diskusi merupakan kegiatan tukar
menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang
lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk
mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
Dalam diskusi, setiap kelompok menyiapkan strategi untuk
menyampaikan materi kepada teman-teman sekelas. Setiap kelompok
dalam menyampaikan materi disarankan untuk tidak menggunakan
metode ceramah atau seperti membaca laporan. Semua peserta didik
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dengan cara
memberikan variasi dalam diskusi, yaitu dengan menggunakan
21 Moh. Uzer usman, Op. Cit, Hlm. 94
18
permainan atau quiz dalam diskusi tersebut dan memberikan
kesempatan kepada yang lain untuk bertanya.22
Ketrampilan yang harus dimiliki ketika sedang membimbing
diskusi diantaranya: 23
1) Memperluas masalah atau urunan pendapat, dengan cara meminta
komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
membantu mereka meemperjelas atau mengembangkan ide-ide
tersebut.
2) Menganalisis pandangan siswa, dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berfikir.
3) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara mencoba
memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi.
4) Menutup diskusi, dengan cara membuat rangkuman hasil diskusi
dengan bantuan para siswa.
Adapun manfaat dari diskusi adalah sebagai berikut: 24
a) Pelaksanaan sikap demokrasi.
b) Pengujian sikap toleransi.
c) Pengembangan kebebasan pribadi.
d) Pengembangan latihan berfikir.
e) Penambahan pengetahuan dan pengalaman.
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Sistem
Tutorial
Urutan kegiatan dalam prosedur tutorial adalah sebagai berikut: 25
a. Identifikasi dan Analisis
Menentukan, merumuskan, dan mengkaji permasalahan yang dihadapi
oleh peserta didik.
22 Hisyam Zaini, dkk.,Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2007), Cet. 6,
Hlm. 65-66. 23Moh. Uzer Usman,Op. Cit, Hlm. 95 24 Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1988), Ed. 4,
Hlm. 183. 25 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Bedasarkan CBSA, Op.
Cit, Hlm. 75.
19
b. Informasi
Mencari informasi dari berbagai sumber yang mungkin menyebabkan
kesulitan atau masalah bagi peserta didik.
c. Orientasi
Melaksanakan berbagai pendekatan ke arah pemecahan masalah atau
untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.
d. Bimbingan penyuluhan atau pengajaran kembali
Pemberian bantuan dan nasihat kepada peserta didik dan atau
mengajarkan kembali materi modul yang dianggap perlu atau
dibutuhkan oleh peserta didik.
e. Penempatan
Menempatkan kembali peserta yang telah mendapat penyuluhan dan
bimbingan khusus ke dalam kelas peserta didik. Bimbingan yang
dilakukan yaitu untuk membantu peserta didik dalam mengatasi
kesulitan dan pemecahan masalah.
f. Tindak lanjut
Melakukan pembinaan terus-menerus dan memantau perkembangan
siswa selanjutnya. Pembinaan yang dimaksud adalah membina para
siwa, terutama dalam hal cara belajar mandiri, pembuatan tugas-tugas,
prosedur penilaian, dan lain-lain.
Adapun mekanisme kerja tutorial adalah:26
Tahap Kegiatan Pokok Kegiatan
Penugasan
26 Ibid, Hlm. 79.
Tutor mendapat surat tugas
Tutor menyusun rencana Persiapan tutorial
20
Pelaksanaan
penilaian dan
pelaporan
Tindak lanjut
Metode tutorial yang di pakai dalam sekolah tingkat menengah
biasa disebut dengan tutor sebaya. Dalam buku karya Melvin L. Silberman
yang berjudul Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif
terjemahan Sarjuli, dkk. disebut juga pelajaran teman sebaya (peer
lesson). Adapun prosedur dalam pelajaran teman sebaya antara lain: 27
a. Membagi kelas ke dalam sub kelompok berdasarkan topik yang
diajarkan.
b. Kemudian masing-masing kelompok diberi sejumlah informasi, konsep
atau keahlian untuk mengajar yang lain.
c. Setiap kelompok diminta membuat cara presentasi atau mengajarkan
topiknya kepada sisa kelas. Dalam mempresentasikan hasil diskusi,
peserta didik disarankan agar menghindari ceramah atau membaca
27 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif , Terj. Sarjuli,
dkk., (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001), Cet. I, Hlm. 165.
Tutor menilai keberhasilan Peserta setelah mengalami kegiatan kegiatan tutorial
Tutor merencanakan kegiatan tutorial berikutnya
Pelaksanaan tutorial di lapangan/kelas/kelompok individual peserta
Tutor menjawab persoalan atau saran pemecahan masalah peserta
Peserta mengikuti/ Aktif dalam proses tutorial
Peserta mengikuti prosedur penilaian tutorial
Peserta dapat menyampaikan permasalahannya secara tertulis kepada tutor sesuai dengan bidangnya
21
laporan. Doronglah mereka agar membuat pengalaman belajar untuk
peserta didik seaktif mungkin.
d. Agar tidak monoton dalam sebuah diskusi, setidaknya seorang guru
mencoba beberapa saran sebagai berikut:
- Menyediakan alat-alat visual
- Mengembangkan demonstrasi singkat
- Menggunakan contoh atau analogi untuk membuat poin mengajar
- Melibatkan peserta didik dalam situasi quiz, menulis tugas, bermain
peran, khayalan mental atau studi kasus
e. Sebelum menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok atau peserta
didik yang lain, setiap kelompok diberi waktu yang cukup untuk
merencanakan dan mempersiapkan (bisa di kelas atau di luar kelas).
Kemudian, mintalah setiap kelompok mempresentasikan pelajaran
mereka. Kita harus menghargai setiap usaha mereka.
4. Tujuan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
Kegiatan tutorial bertujuan sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan
yang dimuat dalam modul-modul: melakukan usaha-usaha pengayaan
materi yang relevan.
b. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa tentang cara
memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau hambatan agar mampu
membimbing diri sendiri.
c. Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri
dan menerapkannya pada masing-masing modul yang sedang dipelajari.
28
Tujuan utama metode tutorial adalah untuk menanamkan sikap
mandiri kepada para siswa, dimana mereka nantinya akan bertanggung
jawab dengan segala sesuatu yang diperbuatnya. Selain sikap mandiri,
metode tutorial juga mengajarkan solidaritas kepada siswa lain yang
28 Ibid, Hlm. 74
22
membutuhkan bantuan (kesulitan belajar). Dengan demikian akan terjalin
hubungan sosialisasi yang baik dalam kelas.
Dalam bukunya David W. Johnson dan Roger T. Johnson yang
berjudul “(Learning together and alone) Cooperative Competitive, and
Individualistic Learning”, menjelaskan:
In order to provide help and assistance to fellow cooperators, a student needs to learn. a) How to recognize that he or she needs help. b) How to ask other for help. c) How to search for others who may need assistance. d) How to provide instruction, feedback, and reinforcement
for other students.29 “Agar dapat memberikan pertolongan dan bantuan kepada
sesama pembelajar, peserta didik perlu belajar: a) Bagaimana cara mengetahui kalau dia membutuhkan bantuan b) Bagaimana cara meminta orang lain memberikan bantuan c) Bagaimana cara menemukan siswa lain yang mungkin
membutuhkan bantuan d) Bagaimana cara memberikan instruksi, respon, dan penguatan
kepada siswa lainnya”.
Terdapat beberapa manfaat dari kegiatan tutorial, diantaranya adalah: 30
1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai
perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
2. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat
konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak
lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.
3. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang
tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih
kesabaran.
4. mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal
perasaan sosial.
29 David W. Johnson and Roger T Johnson, Learning Together and Alone: Cooperative
Competitive and Individualistic Learning, (USA: Allyn and Bacon, 1994), Ed. 4, Hlm. 199. 30 Syiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Op. Cit, Hlm. 30.
23
B. Kemandirian Belajar Peserta Didik
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Istilah kemandirian berasal dari kata “Mandiri” yang berarti berdiri
sendiri yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan
mengerahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya.31 Orang yang
mandiri mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan membuat
keputusan penting. Kendati demikian, mereka bisa saja meminta dan
mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat
keputusan yang tepat bagi mereka sendiri.
Menurut Herman Holstein: kemandirian adalah sikap mandiri yang
dengan inisiatifnya mendesak jauh kebelakang, setiap pengendalian asing
yang membangkitkan swakarya (kegiatan sendiri) tanpa perantara dan
spontanitas yakni ada kebebasan bagi keputusan, penilaian, pendapat,
pertanggung jawaban tanpa menggantungkan orang lain.32 Respon yang
muncul secara spontan tersebut merupakan cerminan percaya diri dari
seseorang yang mandiri. Kemampuan untuk mandiri bergantung pada
tingkat kepercayaan diri dan kekuatan batin seseorang, dan keinginan
untuk memenuhi harapan dan kewajiban tanpa di perbudak oleh kedua
jenis tuntutan itu.
Menurut Zakiah Daradjat, “Mandiri yaitu berdiri sendiri atau
kecenderungan untuk melakukan suatu yang di ingini tanpa minta tolong
orang lain. Juga dapat mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada orang
lain”.33 Sedangkan menurut Brawer yang dikutip oleh Chabib Thoha
mengartikan kemandirian adalah perilaku yang terdapat dalam diri
31 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati,
2002), Hlm. 45. 32 Herman Holstein, Murid Belajar Mandiri: Situasi Belajar Mandiri Dalam Pelajaran
Sekolah, (Bandung: Remadja Rosdakarya, 1986), Hlm. 13. 33 Zakiah Daradjat, perawatan Jiwa Untuk Anak,(Jakarta: Bulan Bintang, 1987), Hlm.
130.
24
seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena
pengaruh orang lain.34
Selanjutnya Steven J Stein dan Howard E Book memberikan
pengertian sebagai berikut: Kemandirian adalah kemampuan untuk
mengerahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak,
serta tidak merasa bergantung kepada orang lain secara emosional.35
Perilaku mandiri dapat diartikan sebagai kebebasan seseorang dari
pengaruh orang lain. Ini berarti bahwa orang yang berperilaku mandiri
mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus
dilakukan, menentukan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari
hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang
dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain.
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai “proses perubahan
tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya”.36Belajar
menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.37
Menurut Shaleh Abdul Azis berpendapat bahwa:
ا رييغا تهي فثدحي فةقا ب سةرب خلى عأرط يملعت املنه ذ ىفرييغ تو هملعت ال"دجيا د"
Artinya : “Belajar adalah adanya perubahan hati/kalbu anak didik yang
didasarkan atas pengalaman masa lalu/lampau, sehingga menimbulkan perubahan baru pada diri anak”.38
34 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996),
Hlm. 121. 35 Steven J. Stein dan Howard E Book, The Edge: Emotional and Your Succes, Terj.
Trinada Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Ledakan EQ,(Bandung: Kaifa, 2002), Hlm. 30. 36 Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi mengajar dan Belajar, (bandung: Tarsito,
1994), Hlm. 65-66. 37 Slameto, belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), Cet. 3, Hlm. 2. 38 Shaleh Abdul Azis, At-Tarbiyah Waturuqut Tadris, Jilid I, (Mesir: Darul Ma’arif,
1979), Cet.10, Hlm. 169.
25
Sedangkan menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa:
“Learning may be defined as any relatively permanent change in
behaviour which occurs as a result of experience or practice”.39
“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap sebagai akibat
dari latihan dan pengalaman”.
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa
kemandirian belajar adalah suatu kecenderungan anak untuk belajar
sendiri dalam mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada pendirian dan
keyakinan yang ada pada dirinya sendiri dengan prinsip untuk tidak
bergantung kepada orang lain. Dengan kemandirian belajar tersebut
peserta didik akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan
ketrampilan.
2. Indikator Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah kemandirian
peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Kemandirian belajar mendorong
seseorang mengambil prinsip terhadap kegiatan belajarnya. Apabila kita
berbicara masalah kemandirian tentunya tidak lepas dari faktor-faktor
yang menandai bahwa anak punya sikap mandiri. Dan orang-orang yang
mandiri mempunyai tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Ada beberapa
ciri kemandirian yaitu:
a. Mampu Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah adalah kemampuan setiap individu untuk
mengidentifikasi dan membatasi masalah, juga menemukan dan
mengimplementasikan solusi yang efektif secara potensial. Mampu
memecahkan masalah merupakan salah satu ciri sikap mandiri, sebab
tidak mungkin anak bertindak sendiri jika tidak mampu memecahkan
masalah terlebih dahulu. Sebagai anak yang mandiri hendaknya selalu
mencoba untuk menyelesaikan segala persoalan yang ada, dan selalu
menghadapi sendiri persoalan tersebut tanpa minta bantuan orang lain.
39 Clifford T. Morgan dan Ricard A King, Introduction to Phsycology, (Tokyo: grow Hill,
1971), Hlm. 63.
26
Hal ini senada dengan pendapat Kartini Kartono yang mengatakan
bahwa:
Dalam dunia menolong, ketrampilan memecahkan
masalah merupakan ketrampilan yang sangat penting, sehingga ketrampilan memecahkan masalah merupakan kemampuan dan ketrampilan yang tidak hanya penting untuk menolong orang lain, tetapi juga untuk menolong dirinya sendiri.40
Ketrampilan memecahkan masalah sangat bertalian erat dengan
cara pengambilan keputusan dan mengetahui langkah-langkah penting
dalam proses pemecahan masalah yaitu antara lain:41
1) Sikap sensitif suatu masalah, adanya rasa percaya diri dan adanya
motivasi untuk menghadapi secara efektif
2) Mendefinisikan dan memformulasikan masalah sejelas mungkin
(misalnya mengumpulkan informasi yang relevan)
3) Memunculkan sebanyak mungkin solusi
4) Membuat keputusan untuk mengimplementasikan salah satu solusi
yang telah ditentukan.
b. Disiplin dalam Segala Hal
Indikator lain yang menandai sikap mandiri pada anak adalah
disiplin dalam segala perbuatan atau tingkah lakunya. Setiap anak yang
mandiri harus mempunyai sikap disiplin dalam segala hal agar tidak
salah dalam melangkah dan menyesal atas tindakannya.
Kedisiplinan anak perlu dibentuk sejak dini, agar anak
senantiasa patuh dan taat peraturan yang berlaku. Peraturan yang
dimaksud disini bukanlah peraturan yang berlaku disekolah saja,
melainkan peraturan yang berlaku di rumah atau keluarga juga. Sudah
menjadi kewajiban guru harus memperhatikan dan berusaha
40 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya.(Jakarta: Rajawali,
1985), Hlm. 137. 41 Zubaidi, “Isu Kontemporer dalam Pendidikan (Kecerdasan Emosi dan Implikasinya
dalam Pendidikan)”, dalam WRI Semarang, Bunga Rampai Psikologi dan Pembelajaran, (Semarang: Inservice Training KKG-MGMP, 2001), Hlm. 126.
27
membentuk kedisiplinan anak didiknya di sekolah. Dan peran orang tua
sangatlah penting dalam membentuk dan memdidik anak untuk
bersikap disiplin dalam lingkungan keluarga.
Dalam masalah disiplin ini Rasulullah juga memerintahkan
untuk mendidik anak dengan kedisiplinan sebagaimana yang beliau
sabdakan:
مرا أوالوكد بام ةاللصو هأم ءنابس ن سعبينو راضبوهمل عيها وهأم باءن عشن سرينف وقروا بينهال يفم مرواه ابو داود( عاجض(
Artinya: “Suruhlah anak-anakmu shalat jika mereka telah berumur
tujuh tahun dan pukullah mereka jika mereka meningggalkan shalat, bila mereka telah berumur sepuluh tahun pisahkanlah mereka dari tempat tidur”. (H.R. Abu Daud).42
Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa pentingnya disiplin
dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah: 43
a) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain
mengenai hak orang lain
b) Mengerti dan segera menurut untuk melaksanakan dan secara
langsung mengerti larangan-larangan
c) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk
d) Belajar mengendalikan keinginan dan perbuatan tanpa terancam
oleh hukuman
e) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.
Disiplin disini dapat dipahami sebagai perilaku dan tata tertib
yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang
diperoleh dari pelatihan.44 Belajar secara teratur dapat dilakukan jika
42 Abu Daud Sulaiman bin Asy’as Sajastani, Sunan Abu Daud, Juz I, (Libanon: Darul
Kitab Ilmiyah, 1996), Hlm. 173. 43 Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1992),
Hlm. 137. 44 S. Suprayitno dan Amity Kumoro, Mengajar Anak Berdisiplin Diri, (Jakarta:
Gramedia, 1996), Hlm.3.
28
seorang peserta didik berdisiplin dan mentaati rencana belajar tertentu.
Sikap disiplin dapat membuat peserta didik memiliki kecakapan cara
belajar yang baik. Selain itu juga merupakan proses kearah
pembentukan yang baik. Dengan memiliki kebisaaan yang baik, akan
merasakan bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang
memuaskan. Di dalam hatinya akan berkobar keinginan untuk giat
belajar.45
c. Bertanggung Jawab dalam Bersikap
Sikap mandiri seseorang ditandai dengan adanya kecenderungan
untuk berbuat atas kehendak sendiri secara aktif atau pengambilan sikap
yang dikemudikan secara otonomi diri terhadap suatu obyek. Seorang
yang mandiri dalam bertindak atas dasar kemauannya dan ia akan
mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut. Dia akan dapat
berdiri sendiri, mampu memikul tanggung jawab, dan pada umumnya ia
akan memiliki perasaan emosional yang stabil.46
Kemampuan bertanggung jawab dalam bersikap bukanlah hal
yang dapat diletakkan pada seseorang dari luar, melainkan tumbuh dari
dalam diri seseorang. Aspek kematangan atau kedewasaan dalam diri
seseorang ditandai dengan matangnya pola piker dan tindakan, sehingga
sikap dan penampilannya menjadi mantap dan matang. Sehingga orang
yang memiliki kedewasaan harus memiliki jiwa kepemimpinan dan
dapat mengendalikan emosi serta berpikir rasional, bijak dan realistis
dalam bertindak. Dengan adanya hal tersebut akan tumbuh tanggung
jawab akan dirinya dan lingkungan sekitar.47Dengan tumbuhnya
kedewasaan akan dapat memupuk rasa tanggung jawab khususnya
mengenai pribadi dalam melakukan aktivitas belajar.
45 Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, (Solo: Aneka, 1993), Hlm. 32-
33. 46 Zakiah Daradjat, Op. Cit, Hlm. 169. 47 Sardiman A. M. , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), Hlm. 127-128.
29
Dari tingkah laku tanggung jawab yang telah disinggung di atas,
memberikan gambaran bahwa kemandirian seseorang ditandai adanya
kecenderungan untuk mengambil sikap penuh tanggung jawab.
d. Kreatifitas Belajar
Pada dasarnya setiap anak mempunyai potensi kreatif yang
berbeda-beda dan potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat
tumbuh, muncul dan terwujud dalam perilaku dan karya-karya yang
bermakna bagi dirinya maupun masyarakatnya.48 Seseorang dapat
dikatakan kreatif apabila secara konsisten menghasilkan sesuatu yang
kreatif, yaitu hasil yang asli/orisinil dan sesuai dengan kemampuan.
Dasar kreativitas melibatkan banyak komponen yang menghasilkan
keluaran kreatif. Adapun ciri orang yang mempunyai kepribadian
kreatif yaitu: 49
1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
2. Mempunyai inisiatif
3. Mempunyai minat yang luas
4. Bebas dalam berfikir
5. Bersifat ingin tahu
6. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru
7. Percaya pada diri sendiri
8. Penuh semangat (energi)
9. berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan)
10. Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam
menyatakan pendapat meskipun mendapat kritik dan berani
mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
48 S. C. Utami Munandar, Kreativitas sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinarharapan,
1988), Hlm.2. 49 Conny Semiawan, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, (Jakarta:
Gramedia, 1987), HLm. 10-11.
30
individu, meliputi: faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.50
Sedangkan faktor eksternaladalah faktor yang ada di luar dari individu,
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.51
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dapat
dibedakan menjadi dua arah, yakni: faktor dari dalam dan faktor dari luar
individu.52
Faktor dari dalam diri individu antara lain faktor kematangan usia
dan jenis kelamin. Anak semakin tua usia cenderung semakin mandiri, dan
ada kecenderungan anak laki-laki lebih mandiri, dan ada kecenderungan
anak laki-laki lebih mandiri dari pada anak perempuan. (Conger, JJ.
1973).53 Berpengaruhnya faktor kematangan usia dalam kemandirian
disebabkan seseorang mengalami perkembangan rohai dan pertumbuhan
jasmani pada umur tertentu. Sebagaimana pendapat Bined yang dikutip
oleh Zakiah Daradjat, bahwa kemampuan untuk mengerti masalah-
masalah yang abstrak, tidak sempurna perkembangannya sebelum
mencapai umur 12 tahun dan kemampuannya untuk mengambil
kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada, baru tampak pada
umur 14 tahun itu anak-anak sudah dapat menolak saran-saran yang tidak
sesuai dan mereka sudah dapat mengkritik pendapat-pendapat berlawanan
dengan kesimpulan yang diambilnya.54Jadi semakin bertambah umur maka
akan bertambah pula kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki, sehingga
kemandirian akan berkembang dan semakin mantap.
Selain faktor kematangan usia, faktor intelegensia anak juga
berpengaruh terhadap kemandirian anak. Adapun faktor dari dalam yang
sangat menentukan perilaku mandiri adalah kekuatan iman dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Bagi anak yang memiliki kepercayaan dan keyakinan
50 Slameto, Op. Cit., Hlm. 54. 51 Ibid, Hlm. 60. 52 Muntholi’ah, Op.Cit., Hlm. 58. 53 M. Chabib Thoha, Op.Cit., Hlm. 124 54 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Belajar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), Hlm. 73.
31
yang kuat terhadap agama, mereka cenderung untuk memiliki sifat mandiri
yang kuat.55 Hal ini dapat dilihat dalam ayat al-Quran sebagai berikut:
الو زترزاوو ةرزارخ18 :الفاطر(....... قلىىر( Artinya: Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. (Q.S. Al Fathir:
18)56
Bagaimanapun besar dosa dan kesalahan seseorang, namun dosa
orang lain, kesalahan yang diperbuat orang lain, tidaklah akan dipikulkan
pula kepada dirinya. Ayat ini adalah memupuk tanggung jawab dalam jiwa
manusia yang beriman. Ajaran Islam tidak serupa dengan ajaran jahiliyah
yang mengatakan bahwa orang lain dapat memikul dosa seseorang, dengan
misalnya mengupahkan atau membayar kepadanya agar dia sudi mengambil
alih sebahagian dari dosa itu supaya si berdosa pertama dapat keringanan
sedikit.57
)38 :املدثر.(ةنيه رتبسا كم بسف نلكArtinya: Tiap-tiap orang bertanggung jawab dengan segala yang
diperbuatnya. (QS. Al-Mudatsir: 38)58
Ayat di atas merupakan pernyataan kepada manusia seluruhnya
dalam kaitan dengan kebebasan memilih yang telah ditegaskan pada ayat-
ayat yang lalu. Seakan-akan Allah swt. menyatakan: “Hai manusia, kamu
sekalian bebas untuk memilih jalan, maju atau mundur, arah kanan atau kiri.
Tetapi, hendaknya diketahui bahwa keadaan kamu kelak, di hari Kemudian,
akan ditentukan oleh pilihanmu masing-masing karena kamu semua bahkan
tiap-tiap diri lelaki atau perempuan menyangkut apa yang telah
dilakukannya masing-masing, semuanya tergadai.59
55 M. Chabib Thoha, Loc. Cit. 56 Mahmud Yunus., Tarjamah Al- quran Al- karim, (Bandung: Al- Ma’arif, 1990), Cet. 9,
Hlm. 394. 57 Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 22, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), Hlm. 231. 58 Ibid, Hlm. 520 59 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol.
4, (Jakarta: Lentera Hati, 2006). Hlm. 605.
32
Dari ayat-ayat di atas, jika seseorang meyakini bahwa dirinya tidak
akan dikenai beban atas perbuatan yang dilakukan orang lain. Dan ia akan
bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya sendiri. Hal ini akan
menimbulkan kesadaran dalam diri seesorang tersebut untuk bersikap jujur
dan kesatria, serta tidak akan melemparkan tanggung jawab kepada orang
lain.
Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian antara
lain: Faktor kebudayaan dan pola pengasuhan keluarga terhadap anak.60
Kebudayaan dimana seseorang bertempat tinggal sangat mempengaruhi
terhadap kepribadian anak, termasuk aspek kemandirian. Masyarakat yang
maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong untuk hidup
dalam situasi kompetitif, penuh persaingan dan individualis dibanding
dengan masyarakat yang sederhana.Pola pengasuhan keluarga seperti
aktivitas pendidikan dalam keluarga, kebisaaan keluarga, dan pandangan
keluarga akan mempengaruhi terhadap pembentukan kemandirian anak.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian
itu bukanlah pembawaan tetapi terbentuknya berproses dari sejak awal
kehidupan seseorang.
C. Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Terhadap
Kemandirian Belajar Peserta Didik
Karakteristik dan langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran
sistem tutorial serta konsep kemandirian belajar telah dibahas dalam
pembahasan sebelumnya. Disini yang lebih penting adalah bagaimana
hubungan antara keduanya dengan kemandirian belajar siswa SMPN 28
Semarang.
Kalau menyimak langkah-langkah metode pembelajaran sistem
tutorial, dimana peserta didik harus lebih dahulu mengadakan bacaan atau
belajar sendiri, kemudian seorang tutor mengajukan pertanyaan berdasarkan
bacaan itu, dan dengan demikian membimbing jalan pikiran siswa. Selain itu
60 Muntoli”ah, Op. Cit., Hlm. 60.
33
tutor menilai hasil belajar siswa dan atas dasar itu memberikan feedback.
Akhirnya tutor itu mengatakan kepada siswa apa yang harus lagi dibacanya.
Jadi tutor di sini tutor itu bertindak sebagai manager belajar dengan
mengarahkan jalan pikiran siswa, dan menugaskan siswa untuk mengadakan
bacaan selanjutnya. Jadi tutor itu tidak member pelajaran.61 Dalam kegiatan
tutorial ini peserta didik dibimbing untuk melaksanakan kegiatan belajar
mandiri melalui modul dalam bidang studi tertentu. Hal ini berarti siswa
berperan aktif dalam proses belajar mengajar tanpa adanya banyak campur
tangan dari guru, dalam artian guru bertindak sebagai fasilitator. Dan disini
setiap siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keputusan yang telah
dibuat.
Peserta didik bersikap mandiri dalam kegiatan belajarnya
menginginkan dirinya secara individual untuk bebas dan aktif dalam belajar.
Sikap dan perbuatan yang ditujukan dalam kemandirian merupakan
kebutuhan dasar dari setiap individu untuk mengaktualisasikan potensi dan
kemampuan diri untuk mencapai kepuasan sendiri. Adapun kepuasan yang
diperoleh orang yang mandiri tidak bergantung pada lingkungan dan orang
lain disekitarnya, tapi tergantung pada potensi-potensi yang mereka miliki.
Metode pembelajaran sistem tutorial sebagai salah satu cara untuk
menanamkan sikap mandiri kepada peserta didik. Dengan sikap mandiri,
peserta didik akan membuat keputusan sendiri, yakin pada daya fikir mereka,
akan tetapi mereka juga mempunyai pendapat umum dan melepas pendapat
sendiri, bukan karena tekanan melainkan karena kebenaran perkara yang
mereka lihat. Jadi Kemandirian yang dimiliki oleh orang-orang yang mandiri
bukanlah mandiri secara tertutup dan tidak menaruh perhatian terhadap ide
atau gagasan baru sehingga tidak peka terhadap hal-hal baru dan terbuka
menerima hal-hal yang segar, melainkan kemandirian yang dimiliki bukanlah
kemandirian asal mandiri dan demi diri sendiri, tetapi kemandirian atas dasar
kebenaran terbuka untuk menerima pandangan-pandangan lain.
61 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000), Cet. 7, Hlm. 199.
34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode pembelajaran sistem tutorial dalam kegiatan belajar mengajar, yakni
melibatkan siswa secara aktif sedangkan guru sebagai fasilitator, dapat
memberikan kontribusi atau perubahan dalam peningkatan kemandirian
belajar peserta didik sehingga peserta didik tidak selalu tergantung kepada
seorang guru dan juga peserta didik bisa menjadi tutor bagi peserta didik yang
lain.
D. Kajian Pustaka
Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk skripsi
ataupun dalam bentuk tulisan lainnya, maka penulis akan memaparkan
beberapa bentuk penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang kemandirian
belajar siswa yang penulis jadikan sebagai kajian pustaka.
Rif’atul Badriyah (3100162), Pengaruh Latar belakang Pendidikan
dan Pola Pembinaan Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di
SMP Hasanuddin 6 Semarang. Skripsi ini membahas tentang latar belakang
pendidikan orang tua, kemandirian belajar siswa, bagaimana pola pembinaan
orang tua, dan berbagai macam bentuk pembinaan orang tua.
Erna Wati (3100045), Pengaruh Persepsi Siswa tentang Penerapan
Metode Resitasi terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas II Bidang Studi
PAI di Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Semarang. Dalam skripsi ini
dijelaskan bahwasanya penerapan metode resitasi dapat memupuk
perkembangan inisiatif siswa dan merangsang untuk meningkatkan belajar
yang lebih baik dengan kesadaran sendiri, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri terutama dalam hal mengajar, melaksanakan tugas, dan siswa
menempuh jalan metodis belajar sendiri. Hal ini akan memungkinkan dan
mengembangkan kemandirian dalam diri siswa.
Zumaroh (3101198), Pengaruh Proses Belajar Mengajar Pondok
Pesantren terhadap Kemandirian Belajar Santri Putri di Pondok Pesantren
Ad-Dainuriah 2 Pedurungan Semarang. Skripsi ini menjelaskan tentang
35
proses belajar mengajar pondok pesantren, tujuan, prinsip, dan bagaimana
proses belajar mengajar pondok pesantren mempengaruhi kemandirian belajar
santri.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih
memfokuskan pembahasan pada penggunaan metode pembelajaran sistem
tutorial terhadap kemandirian belajar peserta didik. Dengan demikian, dalam
judul ini masih menemukan relevansi dan signifikansi untuk dilakukuan
penelitian.
E. Rumusan Hipotesis
Menurut arti kata hipotesa berasal dari dua penggalan kata, yaitu
“hypo” artinya “di bawah” dan “thesa” artinya “kebenaran” atau “pendapat”.
Menurut maknanya dalam suatu penelitian hipotesa merupakan “jawaban
sementara” atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan
yang diajukan dalam penelitian.62
Berdasarkan pengamatan sementara, peneliti beranggapan bahwa,
“Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial akan memberikan
perubahan yang signifikan terhadap kemandirian belajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMP N 28 Semarang”.
62 Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, (Jakarta:bumi Aksara, 2006),
Cet.8, hlm. 47-48.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Setiap penulisan ilmiah tentu berdasar atas maksud dan tujuan pokok
yang akan dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, maka
peneliti merumuskan tujuan penulisan skripsi sebagai berikut:
Untuk mengetahui kemandirian belajar bidang studi Pendidikan Agama
Islam peserta didik kelas IX di SMP N 28 Semarang antara sebelum diterapkan
metode pembelajaran sistem tutorial dengan sesudah diterapkannya metode
pembelajaran sistem tutorial.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran
Sistem Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam terhadap Kemandirian
Belajar Peserta Didik (Studi Eksperimen pada Kelas IX SMP N 28 Semarang),
dimulai pada tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan tanggal 13 November
2008, dan bertempat di sekolah SMP N 28 Semarang.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat
juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.1
Yang dimaksud variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena
yang diobservasi. Sedangkan variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik
1 S. Margono, Metode Penelitian pendidikan, (Jakarta: rineka Cipta, 2000), Cet.2, Hlm. 133.
37
yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau
mengganti variabel bebas.2
Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas (independent variabel)
Yaitu metode pembelajaran sistem tutorial, dengan indikator:
1) Kelompok kecil
2) Bimbingan belajar
3) Diskusi
b. Variabel terikat (dependent variabel)
Yaitu kemandirian belajar siswa, dengan indikator:
1) Mampu memecahkan masalah sendiri
2) Disiplin dalam segala hal
3) Bertanggung jawab
D. Metode Penelitian
Suatu penelitian, baik dalam pengumpulan data maupun dalam
pengolahan data pastilah mengharuskan adanya metode yang jelas, sistematis dan
terarah. “Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan”.3
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan sifat masalah yang akan digarap, maka penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian
yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang
akan terjadi diantara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi atau
2 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penilitian, (Jakarta: Bumi Aksara, , 1991),
Hlm. 119. 3 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), Hlm. 21.
38
pengontrolan variabel-variabel tersebut atau hubungan diantara mereka, agar
ditemukan hubungan, pengaruh atau perbedaan salah satu atau lebih variabel.4
Adapun bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah Kuasi-
Eksperimental, yaitu memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-
perlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja,
melainkan terjadi secara alami.5
Penelitian eksperimen ini menggunakan rancangan Non Randomized
Control Group Pretest-Posttest Design (Pola Pretes-Postes Grup Kontrol
Tidak Secara Random). Rancangan ini terdiri dari dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan pre
dan pos tes tetapi hanya satu kelompok yang diberikan perlakuan (treatment).
Rancangan ini biasanya digunakan pada kelompok yang pesertanya terkumpul
secara alami seperti murid yang ada di ruangan kelas.6 Dan oleh karena
instrumen dalam penelitian ini berupa angket, maka pre dan pos tesnya diganti
dengan angket.
Adapun desain dari penelitian eksperimen ini adalah:7
Kelompok Pre Test Variabel Terikat Post Test A (Eksperimen) B ( Kontrol)
A1
B1
Treatment
-
A2
B2
4 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. 2, Hlm. 49. 5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. 2,
Hlm. 112. 6 Consuelo G. Sevilla, et. al. , Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin Tuwu, (Jakarta:
UI- Press, 1993), Hlm.122 7 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Cet. 2, Hlm. 186.
39
2. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini diantaranya adalah:8
a. Memilih sejumlah subyek secara purposif dari suatu populasi.
b. Secara purposif, dipilih menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang dikenai variabel perlakuan, dan kelompok kontrol yang
tidak dikenai perlakuan.
c. Kemudian memberikan angket sebelum (pre-angket) pada kedua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk
mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu dihitung
mean masing-masing kelompok.
d. Mempertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap
sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenai variabel
perlakuan untuk jangka waktu tertentu.
e. Setelah itu kedua kelompok diberi angket sesudah (pos-angket) untuk
mengukur variabel tergantung, lalu dihitung meannya untuk masing-
masing kelompok.
f. Setelah memperoleh mean dari masing-masing kelompok, kemudian
menghitung perbedaan antara hasil angket sebelum dan angket sesudah
untuk masing-masing kelompok.
g. Membandingkan perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan
perlakuan berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok
eksperimental.
h. Dalam membandingkan perdedaan tersebut, kita menggunakan tes statistik
yang cocok untuk rancangan ini guna menentukan apakah perbedaan
dalam skor seperti dihitung dalam langkah-langkah itu signifikan, yaitu
apakah perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol
bahwa perbedaan itu cuma terjadi secara kebetulan.
8 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998), Hlm.45.
40
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi atau universe adalah sejumlah keseluruhan dari unit analisa yang
ciri-cirinya akan diduga.9 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.10
Berkenaan dengan ini Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk
mengambil ancer-ancer adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar atau banyak dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih.11 Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IX di
SMPN 28 Semarang yang berjumlah 266 siswa, sedangkan sampel yang diambil
adalah sebanyak 15% siswa yang dianggap representatif atau yang dapat
mewakili. Jadi subyek penelitian adalah 39,9 dan dibulatkan menjadi 40 peserta
didik.
Pengambilan sampel penelitian ini digunakan teknik Klaster atau Cluster
Sampling. Teknik klaster ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual,
tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara
alami berkumpul bersama.12 Dari populasi dipilih secara acak dua kelas sebagai
sampel. Kelas IX F sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode
pembelajaran sistem tutorial. Dan kelas IX D sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan metode konvensional (metode ceramah, Tanya jawab dan
pemberian tugas).
9 Masri singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1985),
Hlm. 54. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), Hlm.118. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), hlm. 134. 12 Sukardi, Op. Cit, Hlm. 61.
41
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah
diolah.13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen angket dan lembar
observasi. Lembar observasi terdiri dari daftar chek list pengamatan tutor dan
aktivitas peserta didik. Adapun bentuk dari angket penelitian adalah angket
tertutup. Angket tertutup adalah angket yang pertanyaannya tidak memberikan
jawaban atau pendapat-pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.14 Adapun
alasan peneliti menggunakan angket tertutup dalam penelitian ini adalah:
1. Responden lebih mudah menjawabnya, karena hanya memilih jawaban yang
telah tersedia
2. Didapatkan data yang sesuai dengan data yang diharapkan.
Setiap pertanyaan yang ada dalam angket tersebut disertai alternatif
jawaban yang harus dipilih responden. Alternatif tersebut merupakan pernyataan
perilaku biasanya, selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk
memudahkan penggunaan data statistiknya, maka dari empat alternatif jawaban
dari setiap item atau soal diberikan skor sebagai berikut:
1. Untuk pilihan jawaban A diberi skor 4
2. Untuk pilihan jawaban B diberi skor 3
3. Untuk pilihan jawaban C diberi skor 2
4. Untuk pilihan jawaban D diberi skor 1
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, metode dipandang sangat penting untuk
mencapai sukses penelitian itu. Dan oleh karena penelitian Kuasi Eksperimen
13 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, Hlm. 149 14 M. Iqbal Hasan, Op. Cit, Hlm. 84.
42
atau Eksperimen tidak sebenarnya atau pura-pura, yaitu jenis eksperimen yang
belum memenuhi persyaratan seperti persyaratan eksperimen yang dapat
dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu, maka metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.15
Metode ini digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran sistem tutorial dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam
pada kelas IXF atau kelas eksperimen di SMPN 28 Semarang.
b. Metode Interview
Interview merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan pada tujuan
penelitian.16
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan kemandirian belajar peserta didik sebelum diberikan treatmen yang
bersumber dari guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.
c. Metode Angket
Metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.17
Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial dan kemandirian belajar
dengan cara menyebar angket kepada siswa kelas IX yang dijadikan subyek
peneliti.
15 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Hlm. 220.
16 Sutrisno Hadi, Statiatik II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), Hlm. 193. 17 M. Iqbal Hasan, Op. Cit., Hlm. 83
43
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya
perubahan dalam penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial terhadap
kemandirian belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam. Peneliti
mengadakan analisis data dengan menggunakan analisis statistik. Di dalam
menganalisis data hasil penelitian, penulis menggunakan beberapa tahapan, yaitu:
a. Analisis Pendahuluan
Sebelum memulai menganalisis data, terlebih dulu penulis harus
memenuhi pengujian persyaratan analisis data, yaitu uji normalitas data dan
uji homogenitas varians populasi. Pengujian tersebut dilakukan karena
sampel-sampel yang berasal dari satu populasi dan diperkirakan sama, belum
tentu demikian keadaannya. Apabila dua atau lebih sampel diperiksa dengan
teknik tertentu dan ternyata homogen, maka dapat dikatakan bahwa sampel-
sampel itu berasal dari populasi yang sama. Dikarenakan sampel yang diambil
berbentuk purposive, maka penulis menggunakan statistik non parametrik
dalam pengujian persyaratan analisis data, karena tidak memenuhi
persyaratan random. Adapun pengujian persyaratan analisis data (non
parametrik) meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan
digunakan untuk menentukan apakah data kedua kelompok tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan data dikenal dengan nama
Uji Lilliefors.18 Hipotesis yang dilakukankan dalam uji normalitas adalah
sebagai berikut:
H0 = Populasi Berdistribusi Normal
H1 = Populasi Berdistribusi Tidak Normal
18 Hand-out Mata Kuliah Statistika Terapan dipersiapkan oleh: Drs. Karnadi Hasan, M.Pd. (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006).
44
Prosedur Uji Normalitas Data:
1. Pengamatan X1, X2, ……….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ………,
Zn dengan menggunakan rumus :
SXX
Z ii
−=
Xi : data pengamatan Χ : rata-rata sampel S : simpangan baku sampel
2. Dari daftar distribusi normal baku, untuk setiap angka baku dihitung
peluang dengan rumus : F(Zi) = P(Z<Zi) ---- lihat tabel Luas Distribusi
Normal Standar
3. Hitung proporsi Z1, Z2, …….., Zn yang dinyatakan dengan S(Zi)
4. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
5. Tentukan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak = L0
6. Bandingkan harga L0bservasi dengan nilai kritis atau Ltabel
Kriteria pengujian jika L0bservasi < Ltabel maka sampel dari populasi
berdistribusi normal, yang berarti terima H0.
Dalam uji normalitas data ini penulis menggunakan data sampel
hasil pengamatan dari angket sebelum peserta didik diberikan perlakuan.
1) Kelas Eksperimen (Kelas IX F)
175.5140
2047==
ΧΣ=Χ
n
Untuk memperoleh bilangan baku Z1, Z2, ………, Zn dengan
menggunakan rumus :
SXX
Z ii
−=
45
( )
( )
229.4788.739
745.69339
225.104755105449
14040
2047105449
12
22
=
=
=
−=
−
−=
−
ΣΧ−ΣΧ
=
I
nnS
Berdasarkan prosedur tersebut di atas dibuat tabel sebagai berikut :
TABEL I
HASIL UJI NORMALITAS DATA KELAS EKSPERIMEN (IX F)
No. X1 X1² Z1 F (Z1) S (Z1) F (Z1) - S (Z1) 1 41 1681 -2.41 0.0088 0.025 0.0162 2 43 1849 -1.93 0.0268 0.075 0.0482 3 43 1849 -1.93 0.0268 0.075 0.0482 4 44 1936 -1.7 0.0446 0.1 0.0554 5 46 2116 -1.22 0.1112 0.15 0.0388 6 46 2116 -1.22 0.1112 0.15 0.0388 7 47 2209 -0.99 0.1511 0.2 0.0489 8 47 2209 -0.99 0.1511 0.2 0.0489 9 48 2304 -0.75 0.2266 0.225 0.0016
10 49 2401 -0.51 0.305 0.275 0.03 11 49 2401 -0.51 0.305 0.275 0.03 12 50 2500 -0.28 0.3897 0.325 0.0647 13 50 2500 -0.28 0.3897 0.325 0.0647 14 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 15 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 16 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 17 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041
46
18 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 19 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 20 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 21 51 2601 -0.04 0.484 0.525 0.041 22 52 2704 0.2 0.5793 0.575 0.0043 23 52 2704 0.2 0.5793 0.575 0.0043 24 53 2809 0.43 0.6664 0.7 0.0336 25 53 2809 0.43 0.6664 0.7 0.0336 26 53 2809 0.43 0.6664 0.7 0.0336 27 53 2809 0.43 0.6664 0.7 0.0336 28 53 2809 0.43 0.6664 0.7 0.0336 29 54 2916 0.67 0.7486 0.8 0.0514 30 54 2916 0.67 0.7486 0.8 0.0514 31 54 2916 0.67 0.7486 0.8 0.0514 32 54 2916 0.67 0.7486 0.8 0.0514 33 55 3025 0.9 0.8159 0.875 0.0591 34 55 3025 0.9 0.8159 0.875 0.0591 35 55 3025 0.9 0.8159 0.875 0.0591 36 56 3136 1.14 0.8729 0.95 0.0771 37 56 3136 1.14 0.8729 0.95 0.0771 38 56 3136 1.14 0.8729 0.95 0.0771 39 57 3249 1.38 0.9162 0.975 0.0588 40 61 3721 2.32 0.9898 1.0 0.0102 ∑ 2047 105449
Dari kolom terakhir pada tabel kemudian diambil nilai terbesar.
Diperoleh L0 = 0.0771 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5%
diperoleh Ltabel = 0.1401. Karena L0 = 0.0771 ≤ Ltabel = 0.1401, maka
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal yang berarti terima
H0.
Taraf signifikansi 5% untuk sampel yang lebih dari 30 :
1401.0325.6886.0%5
325.640
40
==
==
=
untuk
n
n
47
2) Kelas Kontrol ( Kelas IX D)
625.5040
2025==
ΧΣ=Χ
n
Untuk memperoleh bilangan baku Z1, Z2, ………, Zn dengan
menggunakan rumus :
SXX
Z ii
−=
( )
( )
711.4189.22
3938.865
3962.102515103381
14040
2025103381
12
22
=
=
=
−=
−
−=
−
ΣΧ−ΣΧ
=n
nS
Berdasarkan prosedur tersebut di atas dibuat tabel sebagai berikut :
TABEL II
HASIL UJI NORMALITAS DATA KELAS KONTROL (IX D)
No. X2 X2² Z2 F (Z2) S (Z2) F (Z2) - S (Z2) 1 42 1764 -1.83 0.0336 0.05 0.0164 2 42 1764 -1.83 0.0336 0.05 0.0164 3 43 1849 -1.62 0.0526 0.1 0.0474 4 43 1849 -1.62 0.0526 0.1 0.0474 5 44 1936 -1.41 0.0793 0.15 0.0707 6 44 1936 -1.41 0.0793 0.15 0.0707 7 45 2025 -1.19 0.117 0.175 0.058
48
8 46 2116 -0.98 0.1635 0.225 0.0615 9 46 2116 -0.98 0.1635 0.225 0.0615
10 47 2209 -0.77 0.2206 0.275 0.0544 11 47 2209 -0.77 0.2206 0.275 0.0544 12 48 2304 -0.56 0.2877 0.3 0.0123 13 49 2401 -0.34 0.3669 0.35 0.0169 14 49 2401 -0.34 0.3669 0.35 0.0169 15 50 2500 -0.13 0.4483 0.425 0.0233 16 50 2500 -0.13 0.4483 0.425 0.0233 17 50 2500 -0.13 0.4483 0.425 0.0233 18 51 2601 0.08 0.5319 0.575 0.0431 19 51 2601 0.08 0.5319 0.575 0.0431 20 51 2601 0.08 0.5319 0.575 0.0431 21 51 2601 0.08 0.5319 0.575 0.0431 22 51 2601 0.08 0.5319 0.575 0.0431 23 51 2601 0.08 0.5319 0.575 0.0431 24 52 2704 0.29 0.6141 0.625 0.0109 25 52 2704 0.29 0.6141 0.625 0.0109 26 53 2809 0.5 0.6915 0.7 0.0085 27 53 2809 0.5 0.6915 0.7 0.0085 28 53 2809 0.5 0.6915 0.7 0.0085 29 54 2916 0.72 0.7642 0.775 0.0108 30 54 2916 0.72 0.7642 0.775 0.0108 31 54 2916 0.72 0.7642 0.775 0.0108 32 55 3025 0.93 0.8238 0.85 0.0262 33 55 3025 0.93 0.8238 0.85 0.0262 34 55 3025 0.93 0.8238 0.85 0.0262 35 56 3136 1.14 0.8729 0.925 0.0521 36 56 3136 1.14 0.8729 0.925 0.0521 37 56 3136 1.14 0.8729 0.925 0.0521 38 57 3249 1.35 0.9115 0.95 0.0385 39 59 3481 1.78 0.9625 0.975 0.0125 40 60 3600 1.99 0.9767 1.0 0.0233 ∑ 2025 103381
Dari kolom terakhir pada tabel kemudian diambil nilai terbesar.
Diperoleh L0 = 0.0707 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5%
diperoleh Ltabel = 0.1401. Karena L0 = 0.0707 ≤ Ltabel = 0.1401, maka
49
sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal yang berarti
terima H0.
Taraf signifikansi 5% untuk sampel yang lebih dari 30 :
1401.0325.6886.0%5
325.640
40
==
==
=
untuk
n
n
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok mempunyai variansi yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok
mempunyai variansi yang sama maka kelompok tersebut dikatakan
homogen. Metode yang telah ditemukan untuk melakukan uji varians
populasi, salah satunya adalah Uji Bartlett. 19 Hipotesis yang dilakukan
dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
Ho : Varians homogen
H1 : Varians tidak homogen
Harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlett:
Sampel dk 1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2
Klp 1
Klp 2
n1 _ 1
n2 _
1
1/ n1 _ 1
1/ n2 _
1 S1
2
S22
Log S12
Log S22
n1 _
1 Log S12
n2_
1 Log S22
∑ nk _ 1 1/ nk
_ 1 Sk2 Log Sk
2 (nk_
1) Log Sk2
Dari data table kemudian dihitung harga-harga yang diperlukan, yakni:
a) Varians gabungan dari semua sampel :
( )( )∑
∑−
−=
11 2
2
i
iii n
SnS
19 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), Hlm.250.
50
b) Menghitung Log Si2
c) Harga satuan B dengan rumus :
B = (Log Si2) ∑ (ni
_ 1)
d) Uji Bartlett menggunakan Chi kuadarat ( 2χ ) dengan rumus:
=2χ (In 10) {B _ ∑ (ni _
1) Log Si2}
Dengan In 10 = 2,3026 disebut logaritma asli bilangan 10.
Perhitungan Uji Homogenitas Varians Populasi :
Diketahui S12 (Kelas Eksperimen) = 17.788
S22 (Kelas Kontrol) = 22.189
TABEL III
HASIL UJI HOMOGENITAS VARIANS POPULASI
Sampel dk 1/ dk Si2 Log Si
2 (dk) Log Si2
Eksperimen 39 0.026 17.788 1.2501 48.7539 Kontrol 39 0.026 22.189 1.3461 52.4979
∑ 78 0.052 101.2518
Dari data tabel kemudian dihitung harga-harga yang diperlukan, yakni :
a) Varians gabungan dari semua sampel :
( )( )
( ) ( )
9885.1978
371.865732.69378
189.2239788.17391
1 22
=
+=
+=
−
−=
∑∑
i
iii n
SnS
b) Menghitung Log Si2 = Log 19.9885 = 1.3008
c) Harga satuan B dengan rumus :
B = (Log Si2) ∑ (ni
_ 1)
= (1.3008) . (78)
= 101.4624
51
d) Uji Bartlett menggunakan Chi kuadarat ( 2χ ) dengan rumus:
=2χ (In 10) {B _ ∑ (ni _
1) Log Si2}
= (2.3026) . {101.4624 – 101.2518}
= (2.3026) . {0.2106}
= 0.4849
Menggunakan taraf signifikansi 05.0α dk = k – 1 = 2 – 1 = 1, diperoleh
( ) .84.31:95.02 =tabelχ dengan diperoleh harga tabelhitung
22 χχ ≤ atau 0.4849
≤ 3.84 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data sampel
berasal dari populasi yang homogen, yang berarti terima H0. Dengan
terpenuhinya persyaratan uji normalitas dan uji homogenitas varians
sampel di atas, maka analisis varians dinyatakan dapat dilakukan.
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisis Uji Hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang
peneliti ajukan. Adapun tekniknya dari hasil analisis lebih lanjut
menggunakan statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:20
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−+∑+∑
−=
baba
ba
ba
nnnnxx
MMt
112
22
Dengan keterangan:
Ma = Mean dari kelompok A
Mb = Mean dari kelompok B
Xa = Deviasi nilai-nilai individual dari Ma
Xb = Deviasi nilai-nilai individual dari Mb
na dan nb = jumlah subyek dalam kelompok A dan B
20 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid IV, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995) Jilid 4, Cet.
8, hlm. 443
52
c. Analisis Lanjut
Analisis lanjut adalah jawaban atas benar atau tidaknya hipotesis yang
dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui pembuktian mengenai studi
eksperimen penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial bidang studi
Pendidikan Agama Islam terhadap kemandirian belajar siswa. Dan akan
dibandingkan atau dikonsultasikan besarnya t observasi yang telah diperoleh
dengan t tabel pada taraf signifikan 1% dan 5%.
Apabila “to” sama dengan atau lebih besar dari “t Tabel” maka
hasilnya adalah signifikan. Berarti ada perubahan dalam penggunaan metode
pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap
kemandirian belajar siswa SMPN 28 Semarang dan hipotesis yang diajukan
dapat di terima kebenarannya.
Dan apabila hasilnya lebih kecil maka interpretasinya adalah tidak ada
pengaruh/perubahan yang signifikan atas penggunaan metode pembelajaran
sistem tutorial dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap
kemandirian belajar peserta didik. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan
ditolak.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah data-data yang peneliti kumpulkan lengkap, maka selanjutnya
peneliti mengadakan analisis kuantitatif atau sering disebut dengan analisis data
statistik. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode pembelajaran
sistem tutorial terhadap kemandirian belajar peserta didik, maka data-data yang
telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis Uji t-test dengan
pengetesan satu ekor. Adapun langkah-langkah untuk memudahkan jalannya
analisis yaitu dengan melalui tahapan sebagai berikut:
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
D. Keterbatasan Penelitian
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Proses Kegiatan Pembelajaran
Selama penelitian berlangsung, penulis mengadakan observasi
dalam proses kegiatan belajar mengajar pada kelas yang diteliti yaitu kelas
IXD (kelas control) dan IXF (kelas eksperimen). Adapun observasi proses
belajar mengajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL IV
JADWAL OBSERVASI DAN PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN
KELAS IXD DAN IXF DI SMPN 28 SEMARANG
No. Materi Kelas Hari/tanggal Keterangan
1 - IXD Selasa,
14/10/2008
Penyebaran Pre- angket
(Angket Sebelum)
54
2 - IXF Rabu,
15/10/2008
Penyebaran Pre- angket
(Angket Sebelum)
3
Pengertian, Dalil naqli,
dan fungsi qana’ah dan
tasamuh.
IXF Rabu,
22/10/2008
Pemberian Treatment
(Metode Tutorial)
4
Contoh-contoh perilaku
qana’ah dan tasamuh
dalam kehidupan
IXF Rabu,
29/10/2008
Tatap Muka Ke-2
pemberian Treatment
(Metode Tutorial)
5
Pembiasaan perilaku dan
manfaat berperilaku
qana’ah dan tasamuh
dalam kehidupan
IXF Rabu,
5/11/2008
Tatap muka ke-3
pemberian treatment
(metode tutorial)
6 - IXD Selasa,
11/11/2008
Penyebaran Post- Angket
(Angket Sesudah)
7 - IXF Rabu,
12/11/2008
Penyebaran Post- Angket
(Angket Sesudah)
Dalam penelitian ini, penulis mengadakan observasi sebanyak 7
kali. Observasi yang pertama peneliti lakukan pada penyebaran pre-angket
(angket sebelum) pada kelas IXD (kelas kontrol). Observasi yang ke-2
sama dengan observasi yang pertama tetapi pada kelas IXF (kelas
eksperimen). Setelah penyebaran pre-angket, peneliti mengadakan
observasi yang ke-3. Dalam observasi ini kelas eksperimen (kelas IXF)
mulai diberikan treatmen dengan materi pembelajaran; Pengertian, Dalil
naqli, dan fungsi qana’ah dan tasamuh. Observasi ke-4 yaitu tatap muka
ke-2 dalam pemberian treatment kepada kelas eksperimen dengan materi
pembelajaran; Contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam
kehidupan. Tatap muka ke-3 sekaligus observasi ke-5 peneliti lakukan
dalam proses belajar mengajar kelas eksperimen dengan menggunakan
metode tutorial (treatment). Setelah selesai memberikan treatment pada
55
kelas eksperimen, peneliti menyebarkan angket sesudah (pos-angket)
kepada kelas control dan kelas eksperimen. Penyebaran pos-angket pada
dua kelas ini peneliti jadikan sebagai observasi yang ke-6 dan ke-7.
2. Hasil Angket Studi Eksperimen Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem
Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap Kemandirian
Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 28 Semarang.
a. Data Nilai Angket (sebelum) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
dan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Untuk mengetahui kemandirian belajar peserta didik sebelum
diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode
pembelajaran sistem tutorial, penulis mengadakan wawancara dan
penyebaran questioner di dua kelas yaitu kelas IX D (Kelas Kontrol)
dan IX F (Kelas Eksperimen) dengan jumlah responden yang masing-
masing kelasnya terdapat 40 peserta didik. Hasil penyebaran angket
dapat dilihat sebagaimana tabel V dan VI yang terdapat pada lampiran
7.
b. Data Nilai Angket (Sesudah) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
dan Kemandirian Belajar Peserta Didik
Untuk mengetahui sejauh mana kemandirian belajar peserta
didik setelah diberi perlakuan, penulis mengadakan observasi dan
penyebaran questioner (sesudah) pada kelas IX F (kelas eksperimen)
dengan jumlah responden 40 peserta didik. Sedangkan pada kelas IXD
(kelas kontrol), meskipun tidak mendapatkan treatmen, kelas tersebut
juga mendapatkan questioner (sesudah) guna memperoleh perbedaan
kemandirian belajar antara kedua kelas yang mendapatkan treatmen
dengan kelas yang tidak mendapatkan treatmen. Hasil penyebaran
angket dapat dilihat sebagaimana tabel VII dan VIII yang terdapat
pada lampiran 7.
56
B. Pengujian Hipotesis
Analisis Uji Hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang
peneliti ajukan, yaitu :
“Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial akan memberikan
perubahan yang signifikan terhadap kemandirian belajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMPN 28 Semarang”.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan Uji t (t - test). Adapun
prosedur dalam UJi t - test adalah sebagai berikut :
TABEL IX
PERHITUNGAN UJI T - TEST YANG DIPEROLEH DARI ANGKET
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Sub-yek
Angket Sebelum
Angket Sesudah
(Xa)
(Xa2)
Sub-yek
Angket Sebelum
Angket Sesudah
(Xb) (Xb2)
1 46 50 2500 1 48 52 2704 2 50 52 2704 2 52 54 2916 3 42 43 1849 3 43 47 2209 4 56 54 2916 4 51 56 3136 5 51 53 2809 5 53 58 3364 6 46 51 2601 6 41 55 3025 7 43 46 2116 7 50 55 3025 8 52 55 3025 8 53 56 3136 9 50 47 2209 9 49 54 2916 10 53 58 3364 10 54 60 3600 11 42 44 1936 11 43 46 2116 12 56 51 2601 12 55 56 3136 13 44 48 2304 13 50 57 3249 14 45 50 2500 14 52 55 3025 15 51 48 2304 15 54 48 2304 16 54 52 2704 16 46 50 2500 17 52 55 3025 17 51 55 3025 18 51 49 2401 18 55 57 3249 19 43 47 2209 19 51 58 3364 20 54 53 2809 20 56 53 2809 21 49 52 2704 21 46 59 3481 22 55 50 2500 22 53 58 3364 23 53 59 3481 23 51 54 2916
57
24 50 54 2916 24 47 56 3136 25 51 53 2809 25 54 60 3600 26 54 52 2704 26 44 55 3025 27 44 49 2401 27 56 60 3600 28 55 51 2601 28 51 54 2916 29 53 57 3249 29 55 64 4096 30 59 58 3364 30 53 57 3249 31 55 54 2916 31 56 61 3721 32 47 53 2809 32 51 56 3136 33 60 58 3364 33 61 58 3364 34 49 54 2916 34 54 59 3481 35 51 56 3136 35 47 50 2500 36 47 51 2601 36 51 56 3136 37 56 55 3025 37 53 58 3364 38 51 56 3136 38 49 60 3600 39 57 54 2916 39 57 59 3481 40 48 56 3136 40 51 56 3136 ∑ 2025 2088 109570 2047 2232 125110
Dari tabel kemudian dicari mean dan deviasi dari setiap kelompok.
( )
4.5766,108993109570
402088109570
2.5240
2088
2
222
=−=
−=
ΝΧ∑
−Χ∑=Χ
==Μ
aaa
a
84.378.14
1404.576
1
2
=
=
−=
−ΝΧ
= aaS
( )
4.5646.124545125110
402232125110
8.5540
2232
2
222
=−=
−=
ΝΧ∑
−Χ∑=Χ
==Μ
bb
b
80.347.14
1404.564
1
2
=
=
−=
−ΝΧ
= bbS
58
Setelah mean dan deviasi dari masing-masing kelompok diketemukan,
langkah selanjutnya adalah memasukkannya dalam rumus Uji t - test sebagai
berikut :
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−+∑+∑
−=
baba
ba
ba
nnnnxx
MMt
112
22
21.48544.0
6.33120
6.22816.3
402
788.11406.3
401
401
240404.5644.576
2.528.55
=
=
=
×=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−+
+
−=t
d.b = ( na + nb - 2) = 40 + 40 – 20 = 78
Dengan harga t0 = 3.71 dan db = 78, selanjutnya dilakukan pengetesan
satu ekor. Dalam tabel Nilai Kritis Distribusi t diketahui harga ttabel pada taraf
signifikan 5% = 1.66 dan pada taraf signifikansi 1 % = 2.62. Karena t0 = 4.21
> ttabel = 1.66 pada taraf signifikansi 5% atau t0 = 4.21 > ttabel = 2.62 pada taraf
signifikansi 1 %, dengan demikian harga t0 signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah diketahui perhitungan tersebut, untuk mengetahui signifikansi
penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan
Agama Islam terhadap kemandirian peserta didik kelas IX SMPN 28
Semarang, yaitu dengan jalan membandingkan antara Tobservasi dengan Ttabel
59
pada taraf signifikansi 5 % dan pada taraf signifikansi 1 %, maka dapat
didiskripsikan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar pada kelas IXF yang
memperoleh treatmen, yaitu menggunakan metode pembelajaran sistem
tutorial, di dalamnya terdapat kelompok kecil, diskusi, dan bimbingan
belajar. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah guru membagi kelas
menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok berdiskusi untuk mendapatkan
hasil atau penyelesaian masalah berdasarkan topik yang didapat.
Kemudian dari setiap kelompok menunjuk salah satu temannya untuk
dijadikan tutor. Tutor disini bertugas untuk mempresentasikan hasil
diskusi kepada kelompok yang lain. Selama proses presentasi, kelompok
yang lain menyiapkan sebuah pertanyaan. Agar semua peserta didik ikut
berperan aktif digunakan sebuah variasi didalamnya, yaitu quiz. Jadi, tidak
hanya kelompok lain yang menyiapkan pertanyaan saja. Melainkan
kelompok yang presentasi juga menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
nantinya akan ditujukan kepada semua paserta didik selain kelompok yang
presentasi. Dalam proses pembelajaran tidak hanya menggunakan metode
tutorial saja. Untuk menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman
atau kejadian yang nyata, digunakan CTL dan observasi dalam
pembelajaran tersebut. Kegiatan tutorial tidak berhenti sampai disini.
Setelah semua kelompok presentasi, guru mengadakan tindak lanjut.
Kemudian kegiatan tutorial diakhiri dengan kesimpulan dari guru
mengenai materi yang telah dibahas.
2. Dalam Uji Normalitas data kelas eksperimen (kelas IXF), diperoleh L0 =
0.0771 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ltabel = 0.1401.
Karena L0 = 0.0771 ≤ Ltabel = 0.1401, maka dapat disimpulkan bahwa
sampel kelas IXF berasal dari populasi berdistribusi normal yang berarti
terima H0. Sedangkan Uji Normalitas data kelas kontrol (kelas IXD),
diperoleh L0 = 0.0707 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh
Ltabel = 0.1401. Karena L0 = 0.0707 ≤ Ltabel = 0.1401, maka dapat
disimpulkan bahwa sampel kelas IXD berasal dari populasi berdistribusi
60
normal yang berarti terima H0. Menggunakan taraf signifikansi 05.0α dk
= k – 1 = 2 – 1 = 1, diperoleh ( ) .84.31:95.02 =tabelχ Dengan diperoleh harga
tabelhitung22 χχ ≤ atau 0.4849 ≤ 3.84 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok data sampel berasal dari populasi yang homogen, yang
berarti terima H0.
3. Berdasarkan analisis statistik, hasil analisis hipotesis yang berbunyi,
“Bahwa penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial akan
memberikan perubahan yang signifikan terhadap kemandirian belajar
bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMPN 28
Semarang”, memang menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan hasil uji t - test dengan perolehan mean dan deviasi
masing-masing kelompok yaitu, Ma = 52.2 dan SDa2 = 3.84 serta Mb =
55.8 dan SDb2 = 3.80. Dari hasil tersebut diperoleh t observasi = 3.71
dengan db = 78. Berdasarkan tabel Nilai Kritis Distribusi t diketahui
harga ttabel pada taraf signifikan 5% = 1.66 dan pada taraf signifikansi 1 %
= 2.62. Dengan demikian t0 = 4.21 > ttabel = 1.66 pada taraf signifikansi 5%
atau t0 = 4.21 > ttabel = 2.62 pada taraf signifikansi 1 %, hal ini berarti
harga t0 signifikan.
4. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar
peserta didik kelas IX (kelas eksperimen) mengalami peningkatan atau
perubahan setelah memperoleh treatment berupa metode pembelajaran
sistem tutorial, dibandingkan dengan kelas IX D (kelas kontrol) yang tidak
memperoleh treatment. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat di
terima kebenarannya dan eksperimen yang dilakukan mempunyai
pengaruh terhadap kelompok eksperimen.
D. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian apapun yang telah dilakukan secara optimal pastilah
terdapat kekurangan. Peneliti menyadari, bahwa dalam penelitian ini pasti
terjadi banyak kendala dan hambatan, hal tersebut bukan karena faktor
61
kesengajaan, namun terjadi karena keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan Lokasi
Penelitian hanya dilakukan di SMPN 28 Semarang dan yang
menjadi populasi dan sampel adalah siswa kelas IX di sekolah tersebut.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa di kelas IX
SMPN 28 Semarang dan tidak berlaku bagi siswa-siswa di sekolah lain.
2. Keterbatasan biaya
Biaya meskipun tidak satu-satunya faktor yang menjadi hambatan
dalam penelitian, biaya pada dasarnya memegang peranan penting dalam
menyukseskan penelitian. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya minim
penelitian akan terhambat. Hal ini terjadi karena jauhnya lokasi penelitian
dari tempat tinggal peneliti.
3. Keterbatasan waktu
Disamping faktor biaya dan lokasi, waktu juga memegang peranan
yang sangat penting. Namun demikian peneliti menyadari dalam penelitian
ini, peneliti membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menyababkan penelitian
yang seharusnya cepat selesai, justru terhambat dikarenakan Penelitian ini
spesifik pada satu bidang studi yaitu pendidikan agama Islam (PAI) sehingga
dalam penyebaran angket sering kekurangan waktu dan akhirnya memotong
jam pelajaran pada mata pelajaran yang lain.
Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi dalam melakukan
penelitian ini. Peneliti bersyukur bahwa penelitian ini berjalan dengan sukses dan
lancar.
63
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial dalam proses pembelajaran
di kelas dilakukan dengan memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan,
dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Dalam metode
tutorial ini teman sebaya atau teman sendiri dijadikan tutor bagi teman yang
lain dalam rangka membimbing dan membantu teman yang kesulitan dalam
belajar. Melalui diskusi dalam kelompok, peserta didik menuangkan ide atau
gagasan mereka guna menyelesaikan suatu permasalahan. Untuk menghindari
kejenuhan atau kemonotonan dalam diskusi tersebut ditambahkan sebuah
variasi, diantaranya yaitu kuis, permainan, dan juga memberikan kesempatan
kepada peserta didik yang lain untuk bertanya. Dengan demikian semua
peserta didik akan berperan aktif dalam proses belajarnya. Dan hal ini akan
menjadikan peserta didik berperan aktif dalam proses belajar, akan
membiasakan mereka untuk bekerja sendiri sekaligus meningkatkan
kemandirian belajar peserta didik. Kemandirian peserta didik dalam belajar
yang meningkat diantaranya adalah peserta didik mampu memecahkan
masalah sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain, disiplin dalam segala
perbuatan atau tingkah lakunya, bertanggung jawab dalam bersikap, dan
mampu berfikir secara lancar, orisinil, fleksibilitas (luwes) dalam belajar yang
dijadikan pengalaman dari proses belajar mengajar.
2. Berdasarkan hasil penelitian pada kelas yang tidak memperoleh treatment
yaitu kelas kontrol, pada kegiatan belajarnya digunakan metode ceramah,
64
Tanya jawab dan pemberian tugas. Sedangkan pada kelas eksperimen yang
memperoleh treatment digunakan metode pembelajaran sistem tutorial.
Sebelum peserta didik memperoleh treatment, terlebih dahulu peserta didik
diberi angket untuk mengukur kemandirian peserta didik. Dengan mengetahui
kemandirian belajar peserta didik sebelum memperoleh treatment, maka akan
diketahui seberapa jauh peningkatannya. Dari data hasil penelitian yang
diperoleh, menunjukkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan
homogen. Dengan demikian analisis uji hipotesis dapat dilakukan. Adapun
mengenai analisis ststistik uji hipotesis tentang penggunaan metode
pembelajaran sistem tutorial terhadap kemandirian belajar peserta didik
dengan menggunakan rumus Uji t - test pada taraf signifikansi 5 % dan taraf
signifikansi 1 % menyatakan adanya perubahan atau pengaruh yang
signifikan. Artinya ada perubahan atau pengaruh positif dalam penggunaan
metode pembelajaran sistem tutorialterhadap kemandirian belajar peserta
didik kelas IX di SMPN 28 Semarang, yang berarti semakin baik dan tepat
dalam penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial, maka semakin baik
pula kemandirian belajar peserta didik di SMPN 28 Semarang.
B. Saran-Saran
1. Untuk menumbuhkan gairah dalam proses belajar mengajar dan untuk lebih
meningkatkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan, hendaknya
sarana dan alat peraga dilengkapi dan digunakan sebagaimana mestinya.
2. Kepada semua guru, hendaknya selalu berusaha untuk mengembangkan
keprofesiannya, sehingga benar-benar dapat memenuhi tuntutan masyarakat
yang semakin maju.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah sebagai tanda syukur
penulis, karena berkah dan rohmah serta hidayah Allah SWT tersusunlah skripsi
yang amat sederhana ini. Selanjutnya penulis berharap semoga skripsi yang amat
65
sederhana ini membuat manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca serta pihak-
pihak yang terkait pada umumnya. Akhirnya kepada semua pihak penulis
mengharapkan saran, kritik dan evaluasinya yang mengarah pada perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004
, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, Solo: Aneka, 1993.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Azis, Shaleh Abdul, At-Tarbiyah Waturuqut Tadris, Jilid I, Mesir: Darul Ma’arif, 1979.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Guru Beberpa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2002, Cet. I.
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2006, Cet. 2.
Charles, C. M., Individualizing Instruction, USA: C.V Mosby Company, 1980.
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Belajar, Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
, perawatan Jiwa Untuk Anak, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahnya: Al- Jumanatul ‘Ali, Bandung: J- Art, 2005
, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1990.
Dimyati dan Mudjiono, belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Djamarah, Sayful Bahri dan Aswan Zain, Stategi Belajar-mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Syaeful Bahri dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 2.
Gunarsa, Singgih D., Psikologi untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia, 1992.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid IV, Yogyakarta: Andi Offset, 1995 Jilid 4, Cet. 8.
, Statiatik II, Yogyakarta: Andi Offset, 1991.
Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001, Cet. 2.
, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. 2.
, psikologi belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1992.
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 22, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
Hand-out Mata Kuliah Statistika Terapan dipersiapkan oleh: Drs. Karnadi Hasan, M.Pd. (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006).
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Hasibuan, J. J., dkk. , Proses Belajar mengajar Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994.
Holstein, Herman, Murid Belajar Mandiri: Situasi Belajar Mandiri dalam Pelajaran sekolah, Bandung: Remadja karya, 1986.
Johnson, David W. and Roger T Johnson, Learning Together and Alone: Cooperative Competitive and Individualistic Learning, USA: Allyn and Bacon, 1994.
Kartono, Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, Jakarta: Rajawali, 1985.
Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta:bumi Aksara, 2006, Cet.8.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000,
Cet. 2.
Moeliono, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.
Morgan, Clifford T. dan Ricard A King, Introduction to Phsycology, Tokyo: grow Hill, 1971.
Munandar, S.C. Utami, Kreativitas sepanjang Masa, Jakarta: Pustaka Sinarharapan, 1988.
Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang : Gunung Jati, 2002.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penilitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet. 7.
Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005, Cet. 6.
Nurdin, Syafruddin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005.
Parera, Jos Daniel, Belajar Mengemukakan Pendapat, Jakarta: Erlangga, 1988.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 1999.
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Semiawan, Conny, Memupuk bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia, 1987.
Sevilla, Consuelo G., et. al. , Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin
Tuwu, Jakarta: UI- Press, 1993.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
Vol. 4, Jakarta: Lentera Hati, 2006.
Silberman, Melvin L., Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terj. Sarjuli, dkk., , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1985.
Slameto, belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet. 3.
Stein, Steven J. dan Howard E Book, Ledakan EQ, Terj. Trinada Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Bandung: Kaifa, 2002.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1983.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.
Sulaiman, Abu Daud bin Asy’as Sajastani, Sunan Abu Daud, Juz I, Libanon: Darul Kitab Ilmiyah, 1996.
Suprayitno, S. dan Amity Kumoro, Mengajar Anak Berdisiplin Diri, Jakarta: Gramedia, 1996.
Surahmad, Winarno, Pengantar Interaksi mengajar dan Belajar, Bandung: Tarsito, 1994.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1998.
Thoha, M. Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, Cet. I.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Yamin, Martini, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung Persada, 2007.
Yunus, Mahmud, Tarjamah Al- quran Al- karim, Bandung: Al- Ma’arif, 1990, Cet. 9.
Zaini, Hisyam, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2007.
Zubaidi, “Isu Kontemporer dalam Pendidikan (Kecerdasan Emosi dan Implikasinya dalam Pendidikan)”, dalam WRI Semarang, Bunga Rampai Psikologi dan Pembelajaran, Semarang: Inservice Training KKG-MGMP, 2001.
Zuhairini, dkk. , Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Lampiran 4
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN PESERTA DIDIK
KELAS IXD (KELAS KONTROL) DAN KELAS IXF
(KELAS EKSPERIMEN) SMP NEGERI 28 SEMARANG
No Kelas IX D Kelas IX F 1 Abdul Wakhid Ribut Kusworo Abdul Ghafur Malik 2 Achmad Fajar Subeqi Achmad Mardiansyah 3 Agly Prasta Dewansyah Alqaf Riza Kurniawan 4 Agus Priyanto Anggi Opal Yanastiti 5 Agus Sumantri Arlin Tri Utami 6 Ahmad Sholiqun Chonid Ulfiana Mualifah 7 Ajeng Mustika Ananda Dariyono 8 Alfian Adi Kurniawan Denny Prasetya 9 Alvies Aldi Prasetyo Dewi Ichmawati 10 Anelareta Ardiyanti Dian Suciyanti 11 Angga Jamaludin Latif Dinda Triawan Sahlul Khuluqi 12 Anis Khoirunisa Ervan Sondy Santosa 13 Anita Sari Faris Miftahuddin 14 Ari Wahyu Widhiningtyas Fitri Handayani 15 Arindo Saputro Gatot Supriyanto 16 Catur Haryanto Hafid Alfani 17 Chury Aminati Ika Wulandari 18 Eka Hardiana Job Bradi Sibarani 19 Fitria Nurul Kharisma Kurniawan Eko Saputro 20 Galuh Iyan Priana Lilis Yulianti 21 Heru Tri Pujiono Lisa rizki Mudawamah 22 Indah Sulistiowati Mahriza Dyah Handayani 23 Isti Faizah Maulana Ari Saputro 24 Istikhomah Mita Astiana 25 Lini Sri Panca Wardani Muh Akhep 26 Mei Narni Muhammad Adi Shofiyuddin 27 Muhammad Rheza Danny S. Muntiya Rahmawati 28 Nur Syifa Syafira Nissia Ristyasari 29 Panji Setiawan Prasetiyo Wibowo
30 Panji Setiawan Rachmad Fitriyanto 31 Pipin Nur Aini Ratna Novita Sari 32 Rahajeng Wijayanti Rayi Antiko Murti 33 Rimbang Cakrawala Huma Remona Dwi Fardiansah 34 Riska Ainin Ardyana Syah P. Rendyana Dwi Saputro 35 Ristian Adi Afriyanto Rosa Indra Suryana 36 Rizkitrio Cahyo Timur Sella Oktafiniya Setyaningsih 37 Rochmad Ridho Sisca Okky Angraheni 38 Rudy Gilang Sudrajat Taufiq Baihaqi 39 Sri Endang Rahayu Tofa Pamuka Aji 40 Suhariyani Yopy Bangkit Hardianto
Lampiran 5
ANGKET UNTUK SISWA
SMP NEGERI 28 SEMAR ANG
Nama :
Kelas :
Alamat :
Petunjuk Pengisian:
1. Mengingat pentingnya informasi dari saudara, maka kami mohon
kesediaannya untuk memberikan jawaban secara jujur.
2. Daftar pertanyaan di bawah ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap
pelajaran atau nilai saudara
3. Jawablah semua pertanyaan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d yang paling sesuai dengan keadaan saudara.
4. Atas jawaban yang saudara berikan kami mengucapkan terima kasih.
ANGKET
METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
A. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial
a) Kelompok Kecil
1. Pada pembelajaran tertentu ada topik yang menggunakan diskusi,
apakah bapak/ibu guru anda membagi para siswa dalam beberapa
kelompok kecil?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Apakah bapak/ibu guru anda menunjuk salah satu peserta didik menjadi
tutor dalam masing-masing kecil yang telah dibentuk?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Apakah tutor anda memberikan respon positif terhadap buah pikiran
siswa?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Apakah tutor anda memberikan motivasi kepada anda untuk
mengemukakan sebuah ide ketika berdiskusi?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Apakah tutor anda memandu siswanya ketika mengalami kesulitan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
b) Bimbingan Belajar
6. Apabila ada anak yang ketinggalan dalam pembelajaran, apakah tutor
anda mengadakan remidi atau memberikan tugas tambahan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apakah tutor anda mengajukan pertanyaan untuk menarik perhatian
siswa yang ada hubungannya dengan pelajaran yang disampaikan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Selain memberikan contoh dalam menyampaikan pelajaran, apakah
tutor anda memberikan pertanyaan atau tugas tertentu untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Selama proses pembelajaran, apakah tutor anda menerangkan materi
pelajaran dengan baik dan jelas?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah tutor anda memberikan bimbingan kepada anak yang kurang
memahami pelajaran yang telah disampaikan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
c) Diskusi
11. Apakah tutor anda memberikan informasi tambahan atau contoh-
contoh yang sesuai ketika diskusi berlangsung?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Apakah tutor anda memperjelas pandangan/pendapat siswanya ketika
sedang berdiskusi?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah tutor anda memberikan pertanyaan kepada siswanya agar
siswanya berfikir lebih kreatif?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah tutor anda memancing urunan/pendapat siswa yang kurang
aktif dalam berdiskusi?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah bapak/ibu guru anda memberikan kesimpulan hasil diskusi
yang telah berlangsung?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
B. Kemandirian Belajar
a) Mampu Memecahkan Masalah Sendiri
16. Ketika mengerjakan ulangan harian, apakah anda mengerjakan soal-
soal ulangan sendiri?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Apabila anda diberi tugas untuk mendiskusikan suatu masalah, apakah
anda memberi pendapat untuk memecahkan masalah tersebut?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Ketika anda menghadapi suatu permasalahan, apakah anda
memecahkan masalah itu dengan mencari informasi tentang masalah
tersebut terlebih dahulu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Apakah anda menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh
guru anda tanpa bantuan teman anda?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Dalam mengerjakan tugas, apakah anda tidak mudah terpengaruh
dengan pekerjaan temanmu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
b) Bertanggung Jawab
21. Apabila salah seorang temanmu mempunyai gagasan yang bagus dan
hampir sesuai dengan gagasan anda, apakah anda mengembangkan
gagasan itu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Apabila anda mengalami kegagalan, apakah anda tidak cepat putus
asa?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Apakah anda mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru kepada
anda?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Apabila anda meminjam sesuatu milik temanmu, apakah anda segera
mengembalikannya bila telah selesai digunakan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Apabila anda melanggar peraturan dalam proses belajar mengajar,
apakah anda siap diberi hukuman?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
c) Disiplin
26. Apakah saudara memperhatikan keterangan guru ketika saudara
mengikuti pelajaran di kelas?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
27. Apakah saudara mencatat ringkasan penting guru, untuk membantu
dalam mempelajari pelajaran di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
28. Setelah anda pulang dari sekolah, apakah di rumah pada setiap harinya
anda mempunyai waktu-waktu untuk mempelajari materi pelajaran
yang telah disampaikan di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
29. Apabila anda tertinggal dalam suatu pelajaran, apakah anda
menanyakan kepada teman anda?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
30. Ketika tidak ada tugas rumah/ulangan dari guru anda, apakah anda
belajar pelajaran esok hari yang akan disampaikan guru anda?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Lampiran 6
DAFTAR CEK LIST KEMAMPUAN TUTOR
Penilaian No. Kriteria
1 2 3 4 Ket.
1.
2.
3.
4.
5.
Menggunakan desain pengajaran sebagai
satuan acara pertemuan tutorial yang
digunakan sebagai pedoman bagi tutor
yang bersangkutan.
Membentuk dan membina kelompok
peserta didik sehingga mereka mengikuti
program tutorial dengan serius, tekun,
dan rajin.
Membangkitkan motivasi belajar para
peserta didik agar terjadi kemantapan
belajar secara berkesinambungan.
Membangkitkan, menyalurkan, dan
menghimpun semua permasalahan belajar
yang dirasakan oleh paserta didik, dan
memberikan saran pemecahan yang
bersifat mendorong mereka memecahkan
masalahnya sendiri.
Membimbing kegiatan diskusi kelompok
dan diskusi kelas serta kerja kelompok
6.
7.
8.
9.
dikalangan peserta didik selama
berlangsungnya pertemuan tutorial.
Melaksanakan prosedur tutorial dan
mekanisme kerja tutorial secara efektif.
Mengembangkan materi tutorial sesuai
dengan modul yang sedang dipelajari
oleh peserta didik.
Melaksanakan penilaian terhadap
kemajuan belajar peserta didik sebagai
hasil dari kegiatan tutorial dan
menitikberatkan penilaian diri sendiri.
Melaksanakan tindak lanjut yang perlu
dilaksanakan oleh tutor setelah kegiatan
tutorial sebelumnya
Keterangan Penilaian:
1. Baik Sekali
2. Baik
3. Cukup
4. Kurang
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
Penilaian No Kriteria 1 2 3 4 Ket
1. Tahap Pengantar/ Pendahuluan a. Perhatian siswa terhadap pengarahan
guru b. Peran siswa dalam diskusi c. Partisipasi siswa dalam kontak belajar
2. Tahap Melakukan Aktivitas a. Kesungguhan siswa membentuk
kelompok belajar b. Kesungguhan siswa memahami masalah
yang didiskusikan c. Kesungguhan siswa dalam berdiskusi d. Peran siwa dalam diskusi kelompok
untuk mendapat solusi e. Kesungguhan siswa memperoleh
informasi/data f. Sikap kritis siswa dalam diskusi
kelompok g. Kualitas penyampaian pertanyaan yang
dikemukakan
3. Tahap Menyimpulkan a. Keberanian/aktivitas siswa ketika akan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
b. Kesungguhan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
c. Sikap siswa ketika kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
d. Sikap kritis siswa dalam diskusi siswa e. Kualitas penyampaian
pertanyaan/pendapat f. Peran siswa dalam membuat kesimpulan
Lampiran 7
TABEL V
HASIL ANGKET (Sebelum) METODE PEMBELAJARAN SISTEM
TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS
EKSPERIMEN (KELAS IX F) SMPN 28 SEMARANG
Jawaban Nilai No. Resp.
A B C D 4 3 2 1 Jumlah
1 1 16 13 3 32 13 48 2 2 4 8 16 8 12 16 16 52 3 13 17 26 17 43 4 3 15 12 9 30 12 51 5 4 1 9 16 16 3 18 16 53 6 2 7 21 6 14 21 41 7 1 18 11 3 36 11 50 8 2 19 9 6 38 9 53 9 19 11 38 11 49 10 1 22 7 3 44 7 54 11 1 11 18 3 22 18 43 12 1 1 20 8 4 3 40 8 55 13 20 10 40 10 50 14 2 2 12 14 8 6 24 14 52 15 2 2 14 12 8 6 28 12 54 16 16 14 32 14 46 17 1 19 10 3 38 10 51 18 1 23 6 3 46 6 55 19 21 9 42 9 51 20 2 22 6 6 44 6 56 21 16 14 32 14 46 22 2 4 9 15 8 12 18 15 53 23 2 17 11 6 34 11 51 24 1 2 10 17 4 6 20 17 47 25 1 3 15 11 4 9 30 11 54 26 14 16 28 16 44 27 2 22 6 6 44 6 56 28 2 17 11 6 34 11 51 29 25 5 50 5 55 30 2 1 15 12 8 3 30 12 53
31 2 4 12 12 8 12 24 12 56 32 21 9 42 9 51 33 1 5 18 6 4 15 36 6 61 34 2 2 14 12 8 6 28 12 54 35 1 2 10 17 4 6 20 17 47 36 1 19 10 3 38 10 51 37 2 19 9 6 38 9 53 38 19 11 38 11 49 39 3 4 10 13 12 12 20 13 57 40 1 19 10 3 38 10 51
TABEL VI
HASIL ANGKET (Sebelum) METODE PEMBELAJARAN SISTEM
TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS
KONTROL (KELAS IX D) SMPN 28 SEMARANG
Jawaban Nilai No. Resp.
A B C D 4 3 2 1 Jumlah
1 4 8 18 12 16 18 46 2 5 10 15 15 20 15 50 3 2 8 20 6 16 20 42 4 2 3 14 11 8 9 28 11 56 5 6 9 15 18 18 15 51 6 4 8 18 12 16 18 46 7 13 17 26 17 43 8 2 3 10 15 8 9 20 15 52 9 3 14 13 9 28 13 50 10 6 11 13 18 22 13 53 11 12 8 24 18 42 12 2 2 16 10 8 6 32 10 56 13 2 10 18 6 20 18 44 14 15 15 30 15 45 15 4 13 13 12 26 13 51 16 3 4 7 16 12 12 14 16 54 17 5 12 13 15 24 13 52 18 3 2 8 17 12 6 16 17 51 19 3 7 20 9 14 20 43 20 4 2 8 16 16 6 16 16 54 21 4 11 15 12 22 15 49 22 2 3 13 12 8 9 26 12 55 23 2 4 9 15 8 12 18 15 53 24 3 14 13 9 28 13 50 25 2 3 9 16 8 9 18 16 51 26 7 10 13 21 20 13 54 27 14 16 28 16 44 28 2 5 9 14 8 15 18 14 55 29 4 15 11 12 30 11 53 30 3 4 12 11 12 12 24 11 59 31 2 5 9 14 8 15 18 14 55 32 2 13 15 6 26 15 47 33 2 6 12 10 8 18 24 10 60 34 5 9 16 15 18 16 49
35 2 17 11 6 34 11 51 36 1 2 10 17 4 6 20 17 47 37 6 14 10 18 28 10 56 38 2 4 7 17 8 12 14 17 51 39 1 3 18 8 4 9 36 8 57 40 3 12 15 9 24 15 48
TABEL VII
HASIL ANGKET (Sesudah) METODE PEMBELAJARAN SISTEM
TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS
EKSPERIMEN (KELAS IX D) SMPN 28 SEMARANG
Jawaban Nilai No. Resp.
A B C D 4 3 2 1 Jumlah
1 2 3 10 15 8 9 20 15 52 2 3 4 7 16 12 12 14 16 54 3 3 11 16 9 22 16 47 4 6 14 10 18 28 10 56 5 2 6 10 12 8 18 20 12 58 6 2 5 9 14 8 15 18 14 55 7 4 2 9 15 16 6 18 15 55 8 4 2 10 14 16 6 20 14 56 9 7 10 13 21 20 13 54 10 3 6 9 12 12 18 18 12 60 11 3 10 17 9 20 17 46 12 8 10 12 24 20 12 56 13 3 5 8 14 12 15 16 14 57 14 2 3 13 12 8 9 26 12 55 15 5 8 17 15 16 17 48 16 6 8 16 18 16 16 50 17 3 4 8 15 12 12 16 15 55 18 3 5 8 14 12 15 16 14 57 19 9 10 11 27 20 11 58 20 2 4 9 15 8 12 18 15 53 21 10 9 11 30 18 11 59 22 8 12 10 24 24 10 58 23 7 10 13 21 20 13 54 24 8 10 12 24 20 12 56 25 2 6 12 10 8 18 24 10 60 26 9 7 14 27 14 14 55 27 3 4 13 10 12 12 26 10 60 28 6 12 12 18 24 12 54 29 4 6 10 10 16 18 20 10 64 30 4 4 7 15 16 12 14 15 57 31 2 7 11 10 8 21 22 10 61 32 2 3 14 11 8 9 28 11 56 33 3 6 7 14 12 18 14 14 58 34 3 6 8 13 12 18 16 13 59
35 4 12 14 12 24 14 50 36 10 6 14 30 12 14 56 37 3 5 9 13 12 15 18 13 58 38 2 7 10 11 8 21 20 11 60 39 3 6 8 13 12 18 16 13 59 40 9 8 13 27 16 13 56
TABEL VIII
HASIL ANGKET (Sesudah) METODE PEMBELAJARAN SISTEM
TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS
KONTROL (KELAS IX D) SMPN 28 SEMARANG
Jawaban Nilai No. Resp.
A B C D 4 3 2 1 Jumlah
1 4 12 14 12 24 14 50 2 2 3 10 15 8 9 20 15 52 3 3 7 20 9 14 20 43 4 4 2 8 16 6 16 16 16 54 5 2 2 13 13 8 6 26 13 53 6 5 11 14 15 22 14 51 7 2 2 6 20 8 6 12 20 46 8 3 4 8 15 12 12 16 15 55 9 2 2 7 19 8 6 14 19 47 10 6 16 8 18 32 8 58 11 3 8 19 9 16 19 44 12 3 3 6 18 12 9 12 18 51 13 3 12 15 9 24 15 48 14 2 2 10 16 8 6 20 16 50 15 5 8 17 15 16 17 48 16 6 10 14 18 20 14 52 17 2 5 9 14 8 15 18 14 55 18 3 2 6 19 12 6 12 19 49 19 3 11 16 9 22 16 47 20 4 15 11 12 30 11 53 21 2 3 10 15 8 9 20 15 52 22 2 2 10 16 8 6 20 16 50 23 3 4 12 11 12 12 24 11 59 24 8 8 14 24 16 14 54 25 6 11 13 18 22 13 53 26 2 4 8 16 8 12 16 16 52 27 5 9 16 15 18 16 49 28 3 2 8 17 12 6 16 17 51 29 3 3 12 12 12 9 24 12 57 30 2 6 10 12 8 18 20 12 58 31 3 5 6 15 12 15 12 15 54 32 2 4 9 15 8 12 18 15 53 33 3 6 8 12 12 18 16 12 58 34 4 2 8 16 16 6 16 16 54
35 2 3 14 11 8 9 28 11 56 36 6 9 15 18 18 15 51 37 2 3 13 12 8 9 26 12 55 38 4 2 10 14 16 6 20 14 56 39 3 4 7 16 12 12 14 16 54 40 6 14 10 18 28 10 56
Lampiran 13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) 4.1
Sekolah : SMP N 28 Semarang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh
Indikator :
• Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh
• Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang qana’ah
dan tasamuh
• Menjelaskan fungsi qana’ah dan tasamuh dalam
kehidupan
Alokasi Waktu : 1 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan qana’ah dan tasamuh, membaca dan mengartikan dalil
naqlinya, serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan.
Materi Pembelajaran
Pengertian qana’ah dan tasamuh
Dalil naqli tentang qana’ah dan tasamuh
Fungsi qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Tutor Sebaya
CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Membaca surat pendek dalam Al-qur’an
Apresepsi
Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya berakhlak mulia
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh
Siswa menelaah lebih dalam mengenai qana’ah dan tasamuh
Siswa menanyakan isi materi yang belum dipahami
Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang qanaah dan tasamuh dengan
metode tutor sebaya
Siswa menghubungkan dengan pengalaman nyata fungsi qana’ah dan
tasamuh dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiata belajar
mengajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan apa tidak?
Sumber Belajar
Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudistira
LKS Cerah Kelas IX
Mushaf Al-qur’an
Penilaian
Teknik
Tes Tertulis
Bentuk Instrumen
Tes Uraian
Instrumen
1. Jelaskan pengertian qana’ah
2. Jelaskan pengertian tasamuh
3. Jelaskan ciri-ciri qana’ah
4. Apakah fungsi qana’ah
5. Tulislah dalil naqli tentang tasamuh
Semarang, Oktober 2008
Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Teguh Waluyo, S.P.d, MM Iswatun Khasanah, M.Ag
NIP. 131261420 NIP. 150358732
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) 4.2
Sekolah : SMP N 28 Semarang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 4.1. Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh
Indikator :
• Menyebutkan contoh-contoh perilaku qana’ah dan
tasamuh dalam kehidupan
• Menunjukkan sikap senang berperilaku qana’ah dan
tasamuh dalam kehidupan
Alokasi Waktu : 1 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam
kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran
Contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Metode Pembelajaran
Observasi
Tutor Sebaya
CTL
Penugasan
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Membaca surat pendek dalam Al-qur’an
Apresepsi
Guru memotivasi siswa mengenai indahnya berakhlak mulia
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan tugas yang harus
dilakukan siswa.
Siswa melakukan pengamatan terhadap contoh sikap qana’ah dan tasamuh
dalam kehidupan sehari-hari
Siswa berdiskusi untuk mencari contoh-contoh nyata perilaku qana’ah dan
tasamuh dalam kehidupan
Siswa melaporkan hasilnya.
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiata belajar
mengajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan apa tidak?
Sumber Belajar
Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudistira
LKS Cerah Kelas IX
Penilaian
Teknik
Penugasan
Bentuk Instrumen
Tugas Rumah
Instrumen
Carilah dan temukan contoh-contoh perilaku tasamuh serta manfaat yang
didapat melalui pengalaman, pengamatan langsung, maupun melalui
tayangan media elektronik.
Semarang, Oktober 2008
Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Teguh Waluyo, S.P.d, MM Iswatun Khasanah, M.Ag
NIP. 131261420 NIP. 150358732
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) 4.3
Sekolah : SMP N 28 Semarang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : IX / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 4.3. Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh
Indikator :
• Membiasakan diri berperilaku qana’ah dan tasamuh
dalam kehidupan
• Merasakan manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh
dalam kehidupan
Alokasi Waktu : 1 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membiasakan diri berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
sehari-hari serta merasakan manfaatnya.
Materi Pembelajaran
Pembiasaan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Metode Pembelajaran
Simulasi
Tutor Sebaya
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Membaca surat pendek dalam Al-qur’an
Apresepsi
Guru memotivasi siswa mengenai indahnya berakhlak mulia
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan tugas yang harus
dilakukan siswa.
Siswa melakukan simulasi perilaku qana’ah dan tasamuh
Siawa berdiskusi, kemudian menuliskan kesan-kesannya mengenai
perilaku qana’ah dan tasamuh yang telah disimulasikan
Siswa melaporkan hasilnya dalam bentuk presentasi.
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiata belajar
mengajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan apa tidak?
Sumber Belajar
Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudistira
LKS Cerah Kelas IX
Penilaian
Teknik
Unjuk Kerja
Bentuk Instrumen
Tes Simulasi
Instrumen
1. Simulasikan sikap anak yang qana’ah ketika diberi uang saku orang
tuanya!
2. Simulasikan sikap anak yang toleran terhadap kawannya yang bukan
muslim!
Semarang, Oktober 2008
Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Teguh Waluyo, S.P.d, MM Iswatun Khasanah, M.Ag NIP. 131261420 NIP. 150358732
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Istiqomah
NIM : 3104241
Tempat/Tanggal Lahir : Jepara, 19 Pebruari 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Mindahan Wuni Rt. 01 Rw. 01 Batealit Jepara
Alamat Kost : Jl. Sunan Kudus VII/03 ; Rt. 03 Kel. Tambak Aji
Ngaliyan Semarang
Riwayat Pendidikan :
1. RA Matholibul Ulum Mindahan Batealit Jepara lulus tahun 1992
2. MI Matholibul Ulum Mindahan Batealit Jepara lulus tahun 1998
3. MTsN Pecangaan di Bawu Batealit Jepara Lulus tahun 2001
4. MA Banat NU Kudus lulus tahun 2004
5. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tercatat tahun 2004
sampai sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
terdapat kekeliruan penulis bersedia untuk diperiksa.
Semarang, Januari 2009
Hormat saya
Istiqomah