Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 1
Pengaruh Psychological Capital dan Personality-Job
Fit pada Kinerja Account Representative
Direktorat Jenderal Pajak Full paper
Dewa Gede Wirama Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Udayana [email protected]
Eva Yunita Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Udayana [email protected]
Ida Ayu Arie Ristadewi
Program Studi Magister Akuntansi Universitas Udayana
ABSTRACT
This study analyzed whether psychological capital and personality-job fit had an effect on the
performance of account representatives at the Directorate General of Taxes, Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia. Psychological capital is measured by the
Psychological Capital Questionnaire. Personality type used Myers-Briggs Type Indicator,
and personality viewed to have compatibility with the work of account representatives at the
Directorate General of Taxes is the type ESTJ and ISTJ. The sample totaled 170 respondents
consisting of the Directorate General of Taxes account representatives who were willing to
fill out the research questionnaires distributed online. The data were analyzed using multiple
linear regressions. The analysis showed that the psychological capital and personality-job fit
affected the performance of the account representatives. The higher the psychological capital
of account representative then the better their performance was, and account representatives
with ESTJ and ISTJ personality had a better performance than those who had the type of
personality other than ESTJ and ISTJ. The results of this study could be used by the
Directorate General of Taxes as a reference in the placement and development of account
representative personnel.
Keywords: Performance, Theory of Personality, Psychological Capital, Personality-Job Fit
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 2
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Account representative (selanjutnya disingkat AR) adalah pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membantu wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Mereka menyediakan informasi mengenai ketentuan perpajakan dan
memberikan konsultasi teknis perpajakan. Pembentukan AR merupakan salah satu hasil reformasi
birokrasi pada Direktorat Jenderal Pajak. Karena tugas pokok dan fungsi AR meliputi fungsi
pelayanan dan konsultasi serta fungsi pengawasan dan penggalian potensi, maka AR memiliki peran
yang sentral dalam upaya pencapaian target penerimaan pajak. Sebagaimana diketahui, pajak
merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk mendanai kegiatan kolektif
pemerintahan.
Setiap tahun target penerimaan pajak selalu mengalami peningkatan dan realisasi penerimaan
pajak juga selalu mengalami pertumbuhan. Namun pertumbuhan realisasi penerimaan tidak disertai
oleh pencapaian target penerimaan pajak ataupun peningkatan tax ratio. Berdasarkan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2006 sampai dengan tahun 2014, rata-rata kontribusi penerimaan
pajak terhadap pendapatan negara adalah 73,39% dan target penerimaan pajak setelah reformasi
birokrasi hanya tercapai sekali yaitu pada tahun 2008. Tax ratio Indonesia juga masih rendah, berada
di kisaran 11-13% (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2014). Dari sisi kepatuhan
pembayaran wajib pajak, tax ratio dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat kepatuhan
pembayaran pajak. Jadi, rendahnya tax ratio dapat dipandang sebagai indikasi bahwa masih terdapat
potensi perpajakan yang belum tergali, dan hal tersebut terkait erat dengan tugas dan fungsi AR,
sehingga penelitian mengenai kinerja AR menarik untuk dilakukan.
Kinerja sering digunakan sebagai salah satu tolok ukur untuk menentukan suatu pekerjaan dapat
dikatakan baik atau sebaliknya. Gibson (2008:56) mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh
faktor individual dan organisasional. Hasil-hasil penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan
bahwa faktor psikologis individu seperti sifat kepribadian merupakan salah satu variabel penting yang
dapat memengaruhi kinerja seseorang (misalnya Barrick dan Mount, 1991; Robertson dan Nikolau,
2000). Faktor psikologis juga telah mendapatkan perhatian serius dalam memrediksi perilaku dalam
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 3
akuntansi, sehingga peneliti tertarik untuk berfokus pada faktor psikologis yang diwakili oleh
psychological capital dan personality-job fit sebagai variabel yang memengaruhi kinerja AR.
Psychological capital merupakan keadaan perkembangan psikologis individu yang positif, yang
dicirikan oleh adanya (a) kepercayaan diri dalam melakukan tindakan yang perlu untuk mencapai
sukses dalam tugas-tugas yang menantang (self efficacy), (b) atribusi yang positif tentang sukses
masa sekarang dan yang akan datang (optimism), (c) persistensi dalam mencapai tujuan dengan
mendefinisikan kembali jalur untuk mencapai tujuan jika diperlukan untuk mancapai kesuksesan
(hope), dan (d) kemampuan bertahan dan terus maju untuk mencapai sukses ketika menghadapi
masalah dan kesulitan (resiliency) (Luthans et al., 2007:3). Tidak seperti faktor kepribadian yang
relatif stabil, psychological capital bersifat lunak dan terbuka terhadap perubahan dan perkembangan
(Eriadya, 2014). Beberapa penelitian menunjukkan hubungan positif antara psychological capital dan
kinerja tim (misalnya Smith et al., 2009; Peterson dan Zhang, 2011; Luthans et al., 2011 dalam
Dirzyte, 2013). Sebuah metaanalisis tentang psychological capital juga menunjukkan bahwa
psychological capital memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi,
perilaku kewarganegaraan organisasi dan prestasi kerja, serta berhubungan negatif dengan turnover
intent, sinisme, stres kerja dan penyimpangan (Avey et al., 2011).
Tiap tahun target penerimaan pajak terus mengalami peningkatan. Bahkan, di tahun 2015
peningkatan target penerimaan pajak mengalami peningkatan sebesar 32% dari target tahun 2014. AR
merupakan ujung tombak Direktorat Jenderal Pajak dalam pencapaian target penerimaan, sehingga
penting untuk memiliki psychological capital agar dapat percaya diri dalam mengemban tugasnya,
optimis, penuh harapan dan tangguh dalam menghadapi tiap hambatan kerja.
Personality-Job fit theory merumuskan bahwa pilihan pekerjaan sebaiknya berasal dari
perencanaan yang dilakukan oleh individu berdasarkan ciri-ciri kepribadiannya. Menurut teori ini,
terdapat pekerjaan yang cocok dengan masing-masing kepribadian seseorang. Keselarasan antara
kepribadian dengan pekerjaan secara otomatis akan memungkinkan pegawai bekerja lebih dari apa
yang biasa mereka dapat kerjakan (Munthe dan Setiawan, 2011). Kepribadian seseorang dapat diukur
dengan skala pengatagorian kepribadian yang beraneka ragam. Dalam penelitian ini, pengatagorian
tipe kepribadian akan menggunakan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Menurut MBTI, tipe
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 4
kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan di bidang akuntansi dan perpajakan adalah tipe kepribadian
yang tergolong sensing-thinking-judging, tanpa memperhatikan apakah seseorang tergolong sebagai
seorang ekstrovert atau introvert.
STJ (sensing-thinking-judging) adalah tipe kepribadian yang menggunakan panca indra dalam
memproses informasi (berdasarkan fakta konkrit, bukan berdasarkan imajinasi), membuat keputusan
berdasakan logika dan kekuatan analisa, dan bertumpu pada rencana yang sistematis. Beberapa
penelitian empiris menunjukkan bahwa tipe kepribadian STJ dimiliki oleh mayoritas mahasiswa
akuntansi (misalnya Kovar et al., 2003; Bealing et al., 2006; Nourayi dan Cherry, 2003) dan tipe
kepribadian STJ ini berpengaruh positif pada prestasi kerja (misalnya Bealing et al., 2006; Nourayi
dan Cherry, 2003; Apriayani, 2013). STJ terkait dengan kecenderungan untuk berpikir secara logis,
praktis, dan tegas dalam bersikap (Wheeler, 2001 dalam Andon, 2009), sehingga tipe kepribadian STJ
cocok dengan deskripsi awal dari citra stereotip yang berlaku untuk pekerjaan di bidang akuntansi,
termasuk pekerjaan yang dilakukan para AR. Kesesuaian tipe kepribadian STJ dengan akuntansi
dalam studi terakhir relatif stabil sepanjang waktu, baik dalam pilihan belajar ataupun pekerjaan di
bidang akuntansi (Wheeler, 2001 dalam Andon, 2009).
Berdasarkan uraian sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh
psychological capital dan personality-job fit pada kinerja AR. Penelitian ini merupakan
pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Apriayani (2013) dengan melakukan pengaplikasian
langsung pada dunia kerja dan penambahan variabel psychological capital. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk membuka wacana
pengembangan psikologi positif serta menentukan penempatan AR dengan pedoman tipe kepribadian
yang sesuai dalam rangka peningkatan kinerja AR.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1) Apakah psychological capital berpengaruh pada kinerja AR?
2) Apakah personality-job fit berpengaruh pada kinerja AR?
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 5
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh psychological capital dan personality-job fit pada
kinerja AR. Secara lebih spesifik, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh psychological capital pada kinerja AR.
2) Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa AR yang memiliki kepribadian ESTJ dan ISTJ
memiliki kinerja yang lebih baik dari mereka yang memiliki tipe kepribadian lain.
2. Teori Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam diri individu yang merupakan rangkaian
sistem psikofisik yang menentukan keunikan penyesuaian individu terhadap lingkungannya (Allport,
1951 dalam Suryabrata 2014:205), dan merupakan unsur dalam diri manusia yang dapat memengaruhi
perilaku (Feist dan Feist, 2009:430). Pada penelitian ini, kinerja AR diposisikan sebagai perilaku,
sehingga teori kepribadian digunakan sebagai grand theory yang menjelaskan pengaruh psychological
capital dan personality-job fit pada kinerja AR. Kepribadian didasari oleh tiga hal yaitu traits, states
dan types. Psychological capital merupakan state-like yang terbuka terhadap perubahan, sedangkan
tipe kepribadian yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan MBTI, merupakan types yang
merupakan gambaran umum yang dapat menjelaskan individu yang relatif stabil.
2.1 Psychological Capital
Psychological capital merupakan konstruk psikologi positif yang memengaruhi kinerja
pegawai, yang memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi, perilaku
kewarganegaraan organisasi dan prestasi kerja dan hubungan negatif dengan turnover intent, sinisme,
stres kerja dan penyimpangan (Luthans et al., 2011). Psychological capital memiliki 4 dimensi, yaitu
self-efficacy, hope, optimism, resiliency.
Self efficacy. Self efficacy diartikan sebagai kemampuan menyusun rencana untuk mencapai
tujuan yang menantang, memilih tugas yang sulit, melakukan motivasi diri, banyak berusaha untuk
mencapai penguasaan tugas dan pencapaian tujuan, serta tekun ketika dihadapkan dengan berbagai
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 6
hambatan. Seseorang dengan self efficacy yang tinggi akan yakin dengan kemampuannya untuk dapat
mengerahkan sumber daya kognitif yang dimilikinya, motivasi positif yang berupa harapan, maupun
tindakan yang diperlukan dalam mencapai sukses.
Hope. Snyder et al. (2002) dalam Luthans (2005), mendefinisikan hope sebagai suatu
motivasi positif yang didasarkan pada suatu perasaan keberhasilan dari energi yang terarah pada
tujuan dan rencana mencapai tujuan. Memiliki harapan yang positif akan membuat seseorang
memiliki energi dan pikiran yang inovatif untuk mencapai tujuan.
Optimism. Optimism didefinisikan sebagai kekuatan berpikir positif, baik dalam memandang
masa lalu maupun masa depan. Individu yang optimis mampu bertanggung jawab dan menganalisis
dengan tepat dalam memahami mana situasi yang bersifat personal, permanen, atau menyebar, dan
mana situasi yang bersifat sementara dan spesifik. Dengan optimisme, seseorang akan selalu berpikir
positif sehingga dapat terus tekun dan termotivasi dalam melaksanakan tugas.
Resiliency. Resiliency didefinisikan sebagai fenomena yang ditandai dengan pola-pola
adaptasi positif dalam konteks kesukaran atau risiko. Resiliency dipandang sebagai kapasitas untuk
memikul kesukaran, konflik, kegagalan, atau bahkan kejadian positif berupa kemajuan, dan tanggung
jawab yang meningkat (Luthans et al., 2007: 116). Apabila dihadapkan dengan tantangan, seseorang
dengan resiliency tinggi dapat memikul beban di pundaknya, baik berupa kesukaran, konflik, jalan
buntu, dan lain sebagainya, dan bahkan lebih lagi dalam mencapai kesuksesan.
Komponen kunci psychological capital telah banyak diteliti oleh para peneliti dalam bidang
psikologi dan perilaku organisasi. Beberapa penelitian dalam literatur perilaku organisasi (Luthans et
al., 2007; Luthans et al,.2008a; Luthans et al., 2008b; Avey et al., 2011; Luthans et al., 2005; Luthans
et al., 2011; Smith et al., 2009; DIRŽYTĖ, 2013; Liwarto dan Kurniawan 2015; Soleha et al., 2013)
telah menemukan psychological capital berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kinerja.
Berdasarkan literatur tersebut maka dapat dirumuskan dipotesis pertama sebagai berikut.
H1 : Psychological capital berpengaruh positif pada kinerja AR.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 7
2.2 Personality-Job Fit Theory
Menurut personality-job fit theory, terdapat pekerjaan yang cocok untuk tiap-tiap tipe
kepribadian, dan tidak semua jenis pekerjaan dapat dengan optimal dilaksanakan oleh setiap orang.
Poin utama dalam teori ini adalah bahwa terdapat perbedaan intrinsik dalam hal kepribadian di antara
masing-masing individu dan masing-masing kepribadian yang berbeda tersebut terdapat jenis
pekerjaan yang cocok.
2.2.1 Tipe Kepribadian MBTI
MBTI dikembangkan berdasarkan hasil penelitian oleh Carl Gustav Jung yang mengenali
persepsi, judgement, dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari individu. Tipe
kepribadian MBTI berdasarkan empat dimensi utama yang saling berlawanan, yang memengaruhi
perilaku seseorang di antaranya adalah bagaimana seseorang memperoleh energi (extrovert vs.
introvert), bagaimana seseorang mendapatkan informasi (sensing vs. intuiting), bagaimana seseorang
membuat keputusan (thinking vs. feeling), dan bagaimana orientasi kehidupan seseorang (judging vs.
perceiving). Keempat dikotomi tersebut kemudian membentuk enam belas tipe kepribadian, dan
kepribadian yang sesuai untuk pekerjaan di bidang akuntansi adalah tipe kepribadian STJ (sensing-
thinking-judging), yaitu tipe kepribadian yang menggunakan panca indra dalam memproses informasi
(berdasarkan fakta konkrit, bukan berdasarkan imajinasi), membuat keputusan berdasarkan logika dan
kekuatan analisa, dan bertumpu pada rencana yang sistematis. Dimensi extrovert vs. introvert tidak
memiliki relevansi dengan kinerja, sehingga tipe STJ berlaku baik untuk yang memiliki kepribadian
extrovert maupun introvert.
Seseorang yang memiliki kesesuaian tipe kepribadian dengan pekerjaan, akan cenderung
merasa nyaman dalam bekerja. Kenyamanan tersebut didapat karena memiliki modal awal berupa
dasar kemampuan yang sesuai dengan kepribadian mereka, memiliki minat alami dalam bidang
pekerjaan yang digeluti (Gunawan dan Widuri, 2014; Bealing et al., 2006) dan memiliki bekal lebih
dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan karena kesesuaian pola pikir (Bealing et al., 2006).
Selanjutnya, kenyamanan akan membuat seseorang bekerja dengan pikiran dan hati sehingga akan
mendapatkan kinerja yang optimal. Seseorang yang melakukan sesuatu sesuai dengan (apa yang
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 8
menjadi) dirinya sendiri akan mencintai pekerjaannya akan mencurahkan segala daya upaya hingga
semangatnya, dan akan melakukan segala hal untuk kemajuan dirinya dengan pekerjaan yang
dilakukan. Dengan kata lain, kecocokan antara tipe kepribadian dengan pekerjaan akan memengaruhi
kinerja seseorang (Apriayani, 2013). Selanjutnya, apabila tipe kepribadian AR cocok dengan
pekerjaannya (tipe kepribadian ESTJ dan ISTJ), maka kinerjanya juga akan baik pula. Berdasarkan
hal tersebut maka dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut.
H2 : Personality-job fit berpengaruh positif pada kinerja AR.
2.3 Kinerja Account Representative
Mahoney et al. (1963) dalam Soleha et al. (2013) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dimensi kinerja
menurut Borman et al. (1994) dalam Coole (2003) diantaranya adalah kualitas, efisiensi, dan problem
solving.
1) Kualitas adalah bagaimana seseorang menampilkan penguasaan tugas pekerjaan,
mendemonstrasikan akurasi dalam pekerjaan sendiri, memberikan perhatian terhadap detail
dan menghindari membuat kesalahan, serta menghasilkan standar kualitas tinggi dari
pekerjaan.
2) Efisiensi adalah menggunakan sumber daya secara efektif dan beroperasi dalam biaya-efektif,
menggunakan waktu dengan baik dan memenuhi tenggat waktu dalam keadaan apapun, dan
secara konsisten memproduksi dalam jumlah besar pekerjaan.
3) Problem solving adalah membuat keputusan yang baik ketika berhadapan dengan masalah
atau hambatan, akurat menganalisa situasi atau masalah dan menentukan tindakan yang tepat
dari informasi yang tersedia, serta berhasil memecahkan masalah dengan membuat keputusan.
Penilaian kinerja AR di Direktorat Jenderal Pajak menggunakan Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP), yang dilakukan dengan cara membandingkan target dengan realisasi terhadap pelaksanaan
kegiatan tugas jabatan yang sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang
diberikan. Dalam menetapkan target prestasi kerja, empat aspek yang diperhatikan adalah kuantitas
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 9
output, aspek kualitas, aspek waktu dan aspek biaya. Aspek kuantitas terkait dengan jumlah kegiatan
tugas jabatan yang harus diselesaikan oleh tiap pegawai, aspek kualitas terkait mutu pekerjaan yang
dihasilkan, aspek waktu terkait jangka waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan, dan
aspek biaya terkait dengan jumlah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan tugas
jabatan. Berdasarkan hal tersebut, kinerja AR dalam penelitian ini adalah tolok ukur yang berkaitan
dengan upaya untuk mengelola tugas yang menjadi wewenangnya, baik tugas bimbingan dan
konsultasi perpajakan, maupun pengawasan dan penggalian potensi yang didalamnya termasuk
dimensi kuantitas, kualitas, waktu dan biaya (efisiensi). Gambar 1 menyajikan hubungan antar
variabel penelitian.
3. Metode Penelitian
3.1 Sampel dan Metode Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah 8.148 AR di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sampel penelitian adalah AR yang bersedia untuk berkontribusi
menjadi responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan
melalui kuesioner online yang diisi oleh responden.
3.2 Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas). Variabel dependen adalah kinerja AR, sedangkan variabel independen terdiri atas
psychological capital dan personality-job fit. Berikut ini adalah definisi operasional masing-masing
variabel.
Psychological Capital
Personality-Job Fit
Kinerja AR
H1 (+)
H2 (+)
Gambar 1 Hubungan antar Variabel
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 10
1) Kinerja AR
Kinerja AR adalah hasil kerja yang dimiliki oleh AR yang diukur dengan menggunakan
kuesioner yang dikembangkan oleh Coole (2003) dengan dimensi kuantitas, kualitas, dan
efisiensi.
2) Psychological Capital
Psychological capital adalah keadaan perkembangan psikologi individu yang positif yang
dicirikan oleh adanya kepercayaan diri (self-eficacy), atribusi yang positif (optimism),
persistensi, mampu bertahan dan terus maju (resiliency) untuk mencapai sukses (Luthans
et al., 2007). Pengukuran psychological capital menggunakan PCQ 24, yang terdiri atas 24
item pernyataan dengan 5 skala Likert, yang dikembangkan oleh Luthans et al. (2007).
3) Personality-Job Fit
Personality-job fit adalah kesesuaian antara tipe kepribadian dan pekerjaan yang
direkomendasikan dalam MBTI untuk pekerjaan yang berhubungan dengan akuntansi
(termasuk perpajakan), yaitu tipe kepribadian yang merupakan kombinasi STJ baik untuk
extrovert maupun introvert. Kesesuaian tipe kepribadian akan dikategorikan dengan
menggunakan kuesioner berdasarkan tes MBTI yang dikembangkan oleh Apriayani (2013)
dengan berbagai perubahan item pertanyaan. Perubahan item pertanyaan dilakukan bila
terdapat item-item pertanyaan yang tidak valid dan tidak reliabel ketika dilakukan uji
validitas dan reliabilitas sehingga harus diganti atau diperbaiki. Kuesioner MBTI yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 40 item pernyataan dengan preferensi pilihan
jawaban dalam tiap dikotomi tipe kepribadian. Setelah responden diklasifikasikan dalam
tiap tipe kepribadian, selanjutnya kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan yang
berhubungan dengan akuntansi yaitu tipe kepribadian STJ akan diberi kode 1, dan yang
tidak sesuai atau kepribadian selain STJ akan diberi kode 0.
3.3 Metode Analisis Data
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui pengujian validitas dan
reliabilitas oleh peneliti sebelumnya. Namun demikian, uji validitas dan reliabilitas tetap dilakukan
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 11
karena adanya perbedaan waktu dan kondisi antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,
uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji autokorelasi tidak dilakukan karena data tidak
bersifat time series. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan
satu variabel dummy. Berikut ini adalah model regresi yang digunakan.
Kin_AR = α + β1PC + β2PJF + e ………………...............................................(1)
Keterangan: Kin_AR = Kinerja Account Representative α = Konstan PC = Psychological Capital
PJF = Personality-Job Fit β1 = koefisien regresi Psychological Capital
β2 = koefisien regresi Personality-Job Fit e = error term
Personality-job fit dalam persamaan (1) merupakan variabel dummy. Koefisien regresinya
menunjukkan perbedaan nilai rata-rata variabel terikat antar kategori variabel dummy. Berdasarkan
hasil analisis regresi linear berganda dapat diamati goodness of fit dengan melihat koefisien
determinasi (adjusted R2), kelayakan model (signifikasi nilai Fhitung), dan penyimpulan hipotesis
(signifikasi nilai thitung). Hipotesis 1 (2) dinyatakan terdukung apabila variabel PC (PJF) memiliki nilai
thitung yang positif dan secara statistis signifikan pada tingkat kesalahan 5 persen.
4. Hasil dan Pembahasan
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
instrumen penelitian. Berdasarkan hasil validitas konstruk yang dilakukan dengan menggunakan
metode Pearson correlation melalui program SPSS 21, kuesioner PCQ 24 dan kuesinoer kinerja
dinyatakan valid (Lampiran 6). Kuesioner PCQ 24 dan kuesioner kinerja juga reliabel dengan nilai
Cronbach’s alpha masing masing adalah 0,977 dan 0,868. Kuesioner MBTI dilakukan penyesuaian
dan perbaikan karena terdapat item pertanyaan yang tidak valid dan tidak reliabel. Setelah dilakukan
perbaikan, korelasi faktor lebih tinggi dari 0,361 dan nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7.
Dengan demikian maka instrumen penelitian untuk mengukur tipe kepribadian yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dinyatakan valid dan reliabel (Lampiran 6).
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 12
Responden dalam penelitian ini berjumlah 170 AR yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, dengan jenis kelamin mayoritas laki-laki (73,53%). Responden dengan tipe kepribadian
yang sesuai dengan bidang akuntansi (ESTJ dan ISTJ) berjumlah 67 responden atau sekitar 39,4%
dari total keseluruhan responden. Rata-rata tingkat psychological capital AR adalah 93,14, termasuk
dalam kategori tinggi. Sedangkan rata-rata kinerja adalah 44, termasuk dalam kategori baik. Tingkat
pendidikan responden terbanyak adalah Diploma 4/S1 sejumlah 67,1% dari keseluruhan responden.
Tingkat pendidikan terendah adalah SLTA dan tertinggi adalah S2. Rata-rata usia responden adalah
32 tahun, dengan usia terendah 25 tahun dan usia tertinggi 53 tahun, dengan pengalaman bekerja
sebagai AR yang beragam, mulai dari 1 bulan hingga 10 tahun.
Hasil uji asumsi klasik yang diolah dengan menggunakan SPSS 21 menunjukkan
bahwa variabel dalam penelitian berdistribusi normal, bebas dari multikoleniaritas dan
heterokedastisitas. Uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov menunjukkkan signifikansi tiap variabel sebesar 0,147 (lebih besar dari 0,05)
sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal. Variabel dalam penelitian ini juga bebas
dari multikoleniaritas, ditunjukkan dengan nilai Variance Inflation Factor sebesar 1,006 dan
angka tolerance 0,994. Uji Glejser menunjukkan bahwa variabel personality-job fit terbebas
dari masalah heteroskedastisitas, namun tidak demikian halnya dengan variabel psychological
capital. Masalah heteroskedastisitas tersebut merupakan salah satu keterbatasan dalam
penelitian ini.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linear
berganda dengan satu variabel dummy, dan menggunakan α = 5% untuk menilai signifikansi
hubungan antar variabel. Hasil analisis regresi tersebut menghasilkan Fhitung sebesar 38,172 dengan
tingkat signifikansi 0,000 yang menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini layak
(fit). Nilai adjusted R2adalah 0,306 yang berarti bahwa variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
variabel bebas sekitar 30,6%, sedangkan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model regresi. Hasil analisis regresi disajikan pada Tabel 1.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 13
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel dependen: Kinerja AR
Variabel Β thitung p-value
Psychological Capital 0,259 8,235 0,000
Personality-Job Fit 1,880 2,273 0,024
R2 = 0,314 Adj. R2 = 0,306 Fhitung = 38,172 Sig. Fhitung = 0,000
4.1 Pengaruh Psychological Capital pada Kinerja Account Representative
Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa psychological capital berpengaruh positif
pada kinerja AR. Dengan kata lain, semakin tinggi psychological capital yang dimiliki oleh seorang
AR semakin tinggi kinerja AR tersebut. Psychological capital yang ditandai dengan self efficacy,
optimism, hope, dan resiliency yang merupakan psikologi positif dalam diri individu merupakan
modal personal yang dimiliki seseorang untuk dapat menampilkan kemampuan dirinya dengan
optimal, karena percaya akan kemampuan yang dimiliki, merasa optimis untuk mendapatkan hasil
maksimal atas tiap pekerjaan yang dilakukan, memiliki energi yang dapat memotivasi untuk mencapai
tujuan dalam pekerjaan yang dilakukan, serta memiliki ketangguhan dalam menghadapi kegagalan
kerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Luthans et al. (2007), Luthans et al. (2008),
Vankatesh dan Blaskovich (2012) Peterson et al. (2011), Dirzyte (2013), dan Soleha et al. (2013).
Psychological capital merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh seorang AR dan penting untuk
terus dikembangkan oleh organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja AR.
4.2 Pengaruh Personality-Job Fit pada Kinerja Account Representative
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa personality-job fit berpengaruh positif pada
kinerja AR. Koefisien β2 posistif sebesar 1,880 (p=0,024), berarti bahwa nilai rata-rata kinerja AR
yang memiliki tipe kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan di bidang akuntansi lebih tinggi sebesar
1,880 daripada AR yang memiliki tipe kepribadian yang tidak sesuai.
Aspek psikologis baik psychological capital maupun personality-job fit adalah unsur yang
ada dalam tiap individu yang mendapat perhatian dalam memprediksi perilaku dalam bidang yang
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 14
terkait dengan akuntansi. Dalam penelitian ini, terbukti bahwa kinerja AR dipengaruhi oleh
psychological capital dan personality-job fit. Seorang AR yang memiliki tipe kepribadian yang sesuai
dengan bidang akuntansi (ESTJ dan ISJT) memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan AR yang
memiliki tipe kepribadian selain ESTJ dan ISJT. Seseorang yang memiliki pekerjaan yang sesuai
dengan tipe kepribadiannya memiliki modal dasar berupa kemampuan instrinsik tertentu sesuai
dengan tipe kepribadian yang cocok dengan karakteristik pekerjaan, sehingga dapat berkontribusi
maksimal dalam bidang kerjanya. Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ESTJ dan ISTJ memiliki
minat alami dalam bidang yang berkaitan dengan akuntansi, memiliki bekal lebih dalam
melaksanakan tugas yang berkaitan dengan akuntansi, serta memiliki pola pikir akuntansi (Bealing,
2006). Seseorang yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan pekerjaannya cenderung merasa
nyaman dalam bekerja, karena memiliki modal awal berupa kemampuan sesuai dengan kepribadian,
minat alami pada bidang pekerjaan yang digeluti (Gunawan dan Widuri, 2014, Bealing et al., 2006)
dan memiliki bekal lebih dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan karena kesesuaian pola pikir
(Bealing et al., 2006). Modal awal, minat dasar, serta kenyamanan membuat seseorang menjadi
nyaman dalam bekerja sehingga dapat berkinerja optimal. Penelitian terdahulu mengenai hubungan
antara personality-job fit dan kinerja masih terbatas, dan penelitian ini memberikan tambahan bukti
empiris bahwa personality-job fit berpengaruh pada kinerja, konsisten dengan hasil penelitian
Apriayani (2013), Nourayi dan Cherry (1993) dan Bealing (2006).
5. Simpulan, Implikasi, dan Keterbatasan
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan pengujian hipotesis, maka dapat
disimpulkan bahwa psychological capital atau psikologi positif yang dimiliki AR yang berupa self
efficacy, optimism, hope, dan resiliency berpengaruh pada kinerjanya. Hal tersebut berarti bahwa
semakin tinggi psychological capital seorang AR maka semakin baik kinerjanya. Selain itu, AR yang
memiliki tipe kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan di bidang akuntansi, memiliki kinerja yang
lebih tinggi dibandingkan AR yang memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan bidang akuntansi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk
menempatkan pegawai sesuai dengan karakteristik kepribadiannya, khususnya bagi seorang AR yang
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 15
memiliki peran penting dalam pencapaian target penerimaan. Pengembangan psikologi positif juga
diharapkan terus dilakukan untuk mengembangkan psychological capital AR untuk melengkapi
pelatihan-pelatihan kompetensi AR yang telah dilakukan.
Penelitian ini tidak sepenuhnya memenuhi asumsi klasik analisis regresi. Variabel
psychological capital terindikasi memiliki masalah heteroskedastisitas. Oleh karena itu maka hasil
analisis data perlu disikapi secara lebih berhati-hati.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 170 AR yang hanya sebesar 2% dari
keseluruhan populasi. Keterbatasan tersebut disebabkan oleh terbatasnya responden yang bersedia
memberikan respon dalam batasan waktu yang tersedia untuk mengumpulkan data. Penelitian
selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih besar sehingga generalisasi hasil penelitian dapat
lebih diyakini. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang bersifat umum untuk mengukur
kinerja AR. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan kuesioner kerja yang
lebih spesifik atau menggunakan data sekunder untuk mengukur kinerja AR. Selain itu, penelitian ini
juga menggabungkan dua kinerja AR yang berbeda, yaitu AR Pelayanan dan AR Pengawasan, menjadi
1 variabel yang tidak terpisah. Penelitian selanjutnya dapat membagi responden dan kinerjanya
masing-masing secara terpisah menurut tugas pokok dan fungsi.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 16
REFERENSI
Amabile, T. M. 1997. On Doing What You Love and Loving What You Do. California Management Review 40 (1): 39-48.
Apriayani, P. 2013. Pengaruh Kesesuaian Tipe Kepribadian pada Kinerja Mahasiswa Akuntansi. Tesis. Universitas Udayana.
Avey J. B, Reichard J. R., Luthans F., dan Mhatre H. K. 2011. Meta-Analysis of the Impact of Positive Psychological Capital on Employee Attitudes, Behaviors, and Performance. The Journal of Human Resource
Development Quarterly 22(2): 127-149.
Bealing, W. E., Baker, R. L., Charles, J. R. 2006. Personality: What it Takes to Be An Accountant. The
Accounting Educators Journal 16: 119-128.
Barrick, M. R. dan Mount, M. K. 1991. The Big-Five Personality Dimensions and Job Performance: a Metaanalysis. Personnel Psychology 44(1): 1-26.
Coole, D. R. 2003. The Effect of Citizenship Performance, Task Performance and Rating and Format on Performance Judgement. Tesis. University of South Florida.
Dirzyte, A. 2013. Research on Positivity and Psychological Capital at Science and Study Institution in The USA. Intellectual Economics 7 (3): 389–395.
Feist, J. dan Feist, G.J. 2009. Theories of Personality. Amerika Serikat: McGraw Hill.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gibson. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Gunawan, A. dan Widuri, R. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi sebagai Akuntan Publik, General Accountant, dan Non-Akuntan. Tax and Accounting Review 4 (1).
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2014.
Luthans, F., Avolio, B. J., Walumbwa. F., dan Li, W. 2005. The Psychological Capital of Chinese Workers: Exploring the Relationship with Performance. Management and Organization Review 1:247–269.
Luthans, F., Avolio, B. J., Avey, J. B., dan Norman, S. M. 2007. Positive Psychological Capital: Measurement and Relationship with Performance and Satisfaction. Personnel Psychology 60: 541–572.
Luthans, F., Norman, S. M., Avolio, B. J., dan Avey, J. B. 2008. The Mediating Role of Psychological Capital in the Supportive Organizational Climate-Employee Performance Relationship. Journal of Organizational
Behavior 29: 219–238.
Munthe, R. G. dan Setiawan, R. 2011. Organisasi Inovatif: Kesesuaian antara Kepribadian dengan Pekerjaan. Proceeding. Seminar Nasional III Forum Manajemen Indonesia.
Liwarto, I. H. dan Kurniawan, A. 2015. Hubungan Psychological Capital dengan Kinerja Karyawan. Jurnal
Manajemen 14(2).
Peterson, S., Luthans, F., Avolio, B. J., Walumbwa, F., dan Zhang, Z. 2011. Psychological Capital and Employee Performance: A Latent Growth Modeling Approach. Personnel Psychology 64 (2): 427–450.
Robertson, T., dan Nikolaou, I. 2001. The Five Factors of Personality and Work Behaviour in Greece. European
Journal of Work and Organizational Psychology 10 (2):161-186.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 17
Smith, R. C., Vogelgesang, G., dan Avey, J. 2009. Authentic Leadership and Positive Psychological Capital: The Mediating Role of Trust at the Group Level of Analysis. Organizational Studies 15(3): 227-240.
Soleha, N., Galih, dan Lusi, T. 2013. The Effect of Budgetary Participation on Job Performance with Psychological Capital and Organizational Commitment as an Intervening Variable (Empirical Study on Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Districts of Lebak). Proceeding. Simposium Nasional Akuntansi XVI.
Suryabrata, S. 2014. Psikologi Kepribadian. Cetakan ke-21. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 18
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
Demografi Responden Sebelum mengisi kuesioner Bagian I, II dan III, dimohon terlebih dahulu mengisi data di bawah ini. Data pribadi semata-mata akan digunakan sebagai alat untuk melakukan pengecekan, dan tidak akan ditampilkan pada hasil penelitian. Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja Sebagai AR : Jabatan :
Kuesioner Bagian I Terdapat 40 pernyataan dimana masing-masing nomor memiliki dua pernyataan yang berbeda (A dan B). Pilihlah dengan melingkari salah satu pernyataan yang paling sesuai dan menggambarkan diri anda Pernyataan 1
A. Saya adalah seorang yang spontan, fleksibel dan tidak terikat waktu. B. Saya adalah seorang yang terencana dan memiliki deadline yang jelas dalam melakukan sesuatu.
Pernyataan 2
A. Saya tidak menyukai hal-hal yang bersifat mendadak dan di luar rencana. B. Saya tidak mengalami masalah dengan perubahan yang mendadak.
Pernyataan 3 A. Saya orang yang lebih obyektif dalam memandang sesuatu. B. Saya orang yang lebih subyektif dalam memandang sesuatu.
Pernyataan 4 A. Saya mudah diyakinkan dengan penjelasan yang menyentuh perasaan saya. B. Saya mudah diyakinkan dengan penjelasan yang bisa diterima secara logis.
Pernyataan 5 A. Saya menganggap aturan, jadwal dan target sebagai sesuatu yang mengikat dan membebani. B. Saya menganggap aturan, jadwal dan target sebagai sesuatu yang sangat membantu dan memperjelas
tindakan yang harus saya lakukan. Pernyataan 6
A. Saya menyukai informasi yang jelas dan konkret B. Saya nyaman dengan informasi/data acak yang membuat saya dapat menebak berbagai kemungkinan.
Pernyataan 7
A. Saya lebih suka bekerja praktis menghasilkan hasil yang nyata. B. Saya lebih suka bekerja secara teori, mengembangkan ide dan konsep baru.
Pernyataan 8 A. Saya mengambil keputusan berdasarkan logika dan aturan. B. Saya mengambil keputusan berdasarkan perasaan pribadi dan kondisi orang lain.
Pernyataan 9 A. Saya menyukai hal-hal baru dan tantangan. B. Saya menyukai keteraturan dan perencanaan.
Pernyataan 10
A. Saya lebih mementingkan ide daripada fakta. B. Saya lebih mementingkan fakta daripada ide.
Pernyataan 11
A. Saya lebih mengutamakan rencana, tujuan, dan berfokus target. B. Saya lebih mengutamakan konsensus, keharmonisan, dan hubungan intrapersonal.
Pernyataan 12 A. Saya berfokus pada penyelesaian tugas, memahami setiap bagian secara utuh sebelum bertindak. B. Saya menyukai pekerjaan yang bervariasi dan dapat mengerjakan banyak hal di waktu bersamaan.
Pernyataan 13 A. Saya lebih menyukai "apa yang senyatanya terjadi". B. Saya lebih menyukai "apa yang mungkin terjadi".
Pernyataan 14 A. Pendirian saya masih bisa berubah, tergantung pada situasi. B. Saya berpegang teguh pada pendirian.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 19
Pernyataan 15
A. Saya seseorang yang praktis. B. Saya Seseorang yang imajinatif.
Pernyataan 16
A. Saya membuat keputusan berdasarkan informasi logis dan fakta yang tersedia. B. Saya mengambil keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.
Pernyataan 17 A. Saat mengamati sesuatu, saya hanya menangkap informasi berdasarkan apa yang ditangkap oleh panca
indera. B. Saya mengamati sesuatu saya dapat membangun pola dan membuat kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi, tidak terbatas hanya pada apa yang mampu ditangkat oleh panca indera saya. Pernyataan 18
A. Saya mementingkan keharmonisan dalam kelompok ketika mengupayakan pencapaian tujuan. B. Prioritas utama saya adalah pencapaian tujuan, dengan cara apapun.
Pernyataan 19 A. Saya berpikir tentang peluang masa kini. B. Saya berpikir tentang kemungkinan di masa depan.
Pernyataan 20 A. Saya selalu berusaha menghindari stres dengan mengerjakan pekerjaan jauh sebelum masa deadline. B. Saya toleran terhadap tekanan, dan dapat bekerja dengan baik ketika mendekati masa deadline.
Pernyataan 21 A. Saya seseorang yang praktis. B. Saya seseorang yang konseptual.
Pernyataan 22
A. Saya tidak menyukai perubahan B. Saya menyukai perubahan.
Pernyataan 23 A. Saya menerima konflik sebagai hal alami dalam hubungan dengan orang lain. B. Saya tidak merasa nyaman dengan konflik dan ketidakharmonisan.
Pernyataan 24 A. Saya lebih suka memberikan saran atau solusi dari sebuah masalah. B. Saya lebih sering menyampaikan kritik yang obyektif.
Pernyataan 25
A. Saya bertindak sesuai situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. B. Saya bertindak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Pernyataan 26
A. Saya menggunakan ketrampilan yang saya miliki. B. Saya menyukai tantangan untuk menguasai ketrampilan baru.
Pernyataan 27 A. Saya memilih cara yang sudah ada dan sudah terbukti. B. Saya memilih cara yang unik yang belum dipraktekkan orang lain.
Pernyataan 28 A. Menurut saya, hidup harus sudah diatur dari awal. B. Menurut saya, hidup seharusnya mengalir sesuai kondisi.
Pernyataan 29
A. Saya orang yang menjunjung tinggi aturan. B. Saya mengganggap aturan bukanlah segalanya.
Pernyataan 30
A. Saya menuntut perlakuan yang adil dan sama untuk semua orang. B. Saya menuntut perlakuan khusus sesuai karakteristik masing-masing orang.
Pernyataan 31 A. Saya lebih memilih berkomunikasi dengan menulis. B. Saya lebih memilik berkomunikasi dengan tatap muka langsung.
Pernyataan 32 A. Saya lebih suka berinteraksi dengan orang lain walaupun saya belum mengenalnya. B. Saya lebih suka berdiam diri di rumah.
Pernyataan 33
A. Saya lebih suka beraktivitas di dalam rumah. B. Saya lebih suka beraktivitas di luar rumah.
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 20
Pernyataan 34
A. Saya lebih memilih berada di tempat tenang dan pribadi. B. Saya lebih memilih berada di tempat yang ramai dan banyak aktivitas.
Pernyataan 35
A. Saya seseorang yang easy going. B. Saya seseorang yang berhati-hati, penuh pertimbangan dan kaku.
Pernyataan 36 A. Saya seseorang yang ramah dan banyak berbicara. B. Saya seseorang yang tertutup dan pemalu.
Pernyataan 37 A. Saya seringkali bertindak tanpa memikirkan dampaknya. B. Saya bertindak dengan sangat hati-hati.
Pernyataan 38
A. Saya memiliki banyak teman dan mudah akrab dengan orang yang baru saya temui. B. Saya hanya memiliki beberapa teman.
Pernyataan 39
A. Saya suka bekerja dalam tim. B. Saya suka bekerja sendiri.
Pernyataan 40 A. Saya merasa bahwa bubungan sosial dan interaksi dengan orang lain sangat menyita waktu. B. Saya merasa bahwa hubungan sosial dan interaksi dengan orang lain memberi saya semangat dan
energi.
Kuesioner Bagian II Berikut adalah 24 pernyataan yang menggambarkan bagaimana anda mungkin berpikir tentang diri anda saat ini. Dari tiap-tiap pernyataan pilihlah jawaban:
• Sangat Tidak Setuju (STS): Jika anda merasa bahwa pernyataan tersebut sangat tidak mencerminkan diri anda;
• Tidak Setuju (TS): Jika anda merasa bahwa pernyataan tersebut tidak mencerminkan diri anda; • Kurang Setuju (KS): Jika anda merasa bahwa pernyataan tersebut kurang mencerminkan diri anda; • Setuju (S): Jika anda merasa bahwa pernyataan tersebut mencerminkan diri anda; dan • Sangat Setuju (SS): Jika anda merasa bahwa pernyataan tersebut sangat mencerminkan diri anda.
No Pernyataan STS TS KS S SS
1 Saya merasa percaya diri ketika menganalisis suatu masalah untuk pencarian solusi
2 Saya merasa percaya diri ketika mewakili bagian/ seksi untuk menghadiri rapat dengan pimpinan
3 Saya merasa percaya diri untuk berkontribusi dalam diskusi tentang strategi yang harus ditempuh oleh kantor tempat saya bekerja dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
4 Saya merasa percaya diri ketika membantu dalam penetapan target atau tujuan kerja dalam bagian/ seksi tempat saya bekerja
5 Saya merasa percaya diri ketika berkomunikasi dengan orang di luar organisasi (misalnya Pemerintah Daerah, Perusahaan Besar penentu penerimaan, WP yang menunggak pembayaran, Pejabat dalam Instansi lain)
6 Saya merasa percaya diri ketika menyampaikan informasi pada rekan-rekan kerja.
7 Jika saya mengalami hambatan dalam pekerjaan, saya dapat berpikir berbagai cara untuk keluar dari situasi tersebut.
8 Saya akan mengerahkan energi saya untuk mengejar tujuan/ target kerja yang telah ditetapkan
9 Saya percaya bahwa terdapat banyak jalan keluar di sekitar masalah yang saya hadapi
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 21
10 Saat ini, saya melihat diri saya sebagai seseorang yang sukses dalam karir
11 Saya memiliki banyak cara dalam mencapai tujuan/ target kerja
12 Saat ini, saya berusaha memenuhi tujuan/ target pekerjaan yang telah saya tetapkan untuk diri sendiri
13 Ketika saya mengalami kemunduran dalam pekerjaan, saya selalu berhasil untuk kembali bangkit
14 Saya selalu mengelola kesulitan dalam bekerja 15 Saya dapat menjadi diri saya sendiri ketika
berbicara di tempat kerja
16 Saya selalu menghadapi dengan tenang hal-hal yang membuat stres di tempat kerja
17 Saya dapat melewati saat-saat sulit di tempat kerja karena saya sudah berpengalaman dalam menghadapi kesulitan
18 Dalam bekerja, saya merasa bahwa saya dapat menangani banyak hal dalam satu waktu
19 Ketika terjadi ketidakpastian dalam pekerjaan saya, saya selalu mengharapkan hal-hal yang terbaik
20 Dalam pekerjaan saya, jika sesuatu berjalan tidak semestinya, saya akan berpikir bijak
21 Saya selalu melihat pada sisi positif tentang segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan saya
22 Saya merasa optimis tentang apa yang akan terjadi pada diri saya di masa depan mengenai pekerjaan saya
23 Dalam pekerjaan saya ini, segala sesuatu tidak dapat terjadi diluar yang saya inginkan
24 Saya menekankan pendekatan dalam pekerjaan saya ini, yaitu seperti “setiap awan memiliki lapisan perak yang berkilauan”, yang memiliki arti bahwa terdapat hikmah yang mungkin bisa diambil dari masalah yang dihadapi.
Kuesioner Bagian III Berilah jawaban untuk tiap pernyataan berikut yang paling sesuai dengan diri anda. Dimohon untuk memberikan jawaban dengan jujur, dengan memilih pilihan jawaban:
• Tidak Pernah Dilakukan (TP): Jika anda merasa tidak pernah melakukan hal yang disebutkan dalam pernyataan.
• Hampir Tidak Pernah Dilakukan (HTP): Jika anda merasa hampir tidak pernah melakukan hal yang disebutkan dalam pernyataan.
• Kadang-Kadang Dilakukan (KK): Jika anda merasa kadang-kadang melakukan hal yang disebutkan dalam pernyataan.
• Hampir selalu dilakukan (HS): Jika anda merasa hampir selalu melakukan hal yang disebutkan dalam pernyataan.
• Selalu Dilakukan (S): Jika anda merasa selalu melakukan hal yang disebutkan dalam pernyataan.
No Keterangan TP HTP KK HS S
1 Menghasilkan hasil kerja dalam jumlah yang telah ditentukan dalam target dan bahkan lebih
2 Menyelesaikan pekerjaan sesuai yang tercantum dalam SKP dengan kualitas lebih tinggi daripada rekan kerja
3 Akurat dalam menganalisis situasi kerja dan menentukan tindakan yang tepat
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 22
4 Menguasai tiap tugas yang diberikan dalam Job description/sasaran kinerja
5 Membuat keputusan berdasarkan informasi-informasi yang tersedia dengan tepat
6 Memperhatikan detil dan tidak membuat kesalahan 7 Konsisten melakukan pekerjaan dengan standar
yang telah ditentukan
8 Menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menunjang pekerjaan dengan efektif
9 Bertindak sebagai pegawai terbaik dibawah supervisi atasan
10 Melakukan dan menghasilkan standar kualitas tinggi dalam tiap pekerjaan yang dilakukan
11 Membuat deadline dalam menyelesaikan pekerjaan
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 23
Lampiran 2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 170
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.22255838
Most Extreme Differences
Absolute .088
Positive .088
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z 1.142
Asymp. Sig. (2-tailed) .147
Monte Carlo Sig. (2-tailed)
Sig. .131c
99% Confidence Interval Lower Bound .122
Upper Bound .140
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Uji Multikolinearitas
Coefficient Correlationsa
Model PJF PC
1
Correlations PJF 1.000 -.078
PC -.078 1.000
Covariances PJF .684 -.002
PC -.002 .001
a. Dependent Variable: Kin_AR
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 17.130 2.946 5.815 .000
PC .259 .031 .529 8.235 .000 .994 1.006
PJF 1.880 .827 .146 2.273 .024 .994 1.006
a. Dependent Variable: Kin_AR
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 17.349 1.831 9.476 .000
PC -.146 .020 -.500 -7.468 .000
PJF -.415 .514 -.054 -.807 .421
a. Dependent Variable: AbsUt
Pengaruh PsyCap dan PJF pada Kinerja AR DJP
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016 24
Lampiran 3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .560a .314 .306 5.25374
a. Predictors: (Constant), PJF, PC
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2107.217 2 1053.609 38.172 .000b
Residual 4609.495 167 27.602
Total 6716.712 169
a. Dependent Variable: Kin_AR
b. Predictors: (Constant), PJF, PC
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 17.130 2.946 5.815 .000
PC .259 .031 .529 8.235 .000
PJF 1.880 .827 .146 2.273 .024
a. Dependent Variable: Kin_AR