PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG-FIVE DAN KONFORMITAS
TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK DI
JABODETABEK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
SYIFA FAUZIAH
109070000139
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/ 2014 M
r-!
PENGARUHTRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE DANKONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERIIADAPAGRESIVITAS ANAK PUNK DI JABODETABEK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
SYTFA FAUZIAII
109070000139
. Di Bawah bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Diana Mutiah. M.Si.NIP. r 967 1 02199 6032001
. Lawinah. S.Psi.. M.Si.NrP.19770 101201 10200 I
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
' 1435 Ht2014 M
x
*t:IkhwaB Lutli. M.PsLNrP. 19730710200501 1006
LEMBAR PENGESATIAN
skripsi yang berjudul 5'PENGARUH TRAIT KEPRTBADTAN BIG FIyr DAN
KONT'ORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK P(INI(DI JABODETABEK" telah diujiican dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikotogi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal Mei 2014. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata
I (Sl) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, Mei 2014
Sidang Munaqosyah
Dekan/I(etua
Prof. Dr. Abdul Muiib. M.Ae. ild.SlNrP. 196806141997041001
Anggota:
Layvinah. S.Psi.. M.Si.NIP.19770101201 102001
Ilra. Diana Mutiah. M.Si,NIP.l 9671021996032001
u
Wakil Dekan/ Sekretaris
NrP. 197208231
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Syifa Fauziah
NIM :109070000139
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang be{udul ,,pENGARUH TRArr
KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA
TERHADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK DI JABODETABEK,, adalah
benar merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
men)rusun karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan
karya tersebut telah dicantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses semestinya sesuai dengan undang-undang
jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya
orang lain.
Demikian pemyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, Mei2014
Svifa FauziahNrM. 109070000139
ilt
Yang Menyatakan,
iv
MOTTO
Life isn’t easy. But enjoy your life, enjoy everything’s
you have.
Think Positive! Because Allah SWT. is always on your
thinking, your feeling, and your actions.
Skripsi ini kupersembahkan untuk Mamah dan Papah,
serta orang-orang yang sangat ku cintai.
I love you so much
Syifa Fauziah
v
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) Mei 2014
(C) Syifa Fauziah
(D) Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan Konformitas Teman Sebaya terhadap
Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek
(E) xiv + 98 halaman + 19 lampiran
(F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Penulis menduga bahwa variabel trait
kepribadian big five (mencakup aggreeableness, extraversion,
conscientiousness, neuroticism, dan openness) dan konformitas teman sebaya
(mencakup compliance dan conversion) mempengaruhi agresivitas anak Punk di
Jabodetabek.
Penelitian ini melibatkan 181 anak Punk yang tersebar di Jabodetabek. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability sampling.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala penelitian Aggression
Quessionaire (AQ) untuk variabel agresivitas, MINI-IPIP untuk variabel trait
kepribadian big five, dan skala penelitian yang peneliti buat sendiri untuk
variabel konformitas teman sebaya. Adapun metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda dengan
menggunakan software 18.0, sedangkan pengujian validitas konstruk
menggunakan Lisrel 8.7.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda didapatkan indeks signifikansi
0,000 (p<0,05) dan R-Square sebesar 0.383, hal ini berarti proporsi varian dari
agresivitas yang dijelaskan oleh semua IV yaitu trait kepribadian big five dan
konformitas teman sebaya adalah sebesar 38.3%. Artinya dengan diterimanya
hipotesis alternatif mayor, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif
vi
signifikan antara trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya anak
Punk di Jabodetabek.
Peneliti berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan
dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya, dengan menambah
variabel lain yang terkait dengan agresivitas dapat dianalisis sebagai IV yang
mungkin mempunyai pengaruh besar terhadap agresivitas seperti coping stress,
kecerdasan emosi, pekerjaan, usia, dan lain sebagainya.
(G) Bahan bacaan : 54; buku : 23 + jurnal : 19 + website : 12
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat
kekuasaan-Nya, rahmat, karunia, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN
KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP AGRESIVITAS ANAK PUNK
DI JABODETABEK”untuk memperoleh gelar sarjana psikologi. Shalawat serta salam
terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW. beserta sahabat dan keluarga, serta
pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik karena banyak pihak yang berpartisipasi
dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, izinkan penulis untuk mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi dekan inspiratif untuk menjadi
seorang pemuda yang sukses.
2. Jajaran Dekanat, Wakil Dekan I Bapak Abd. Rahman Shaleh, M. Psi., Wakil
Dekan II Bapak Ikhwan Lutfi, M. Psi., dan Wakil Dekan III Dra. Diana Mutiah,
M.Si., yang telah memberikan banyak ilmu serta pengalaman, baik sebagai
pembimbing maupun dosen.
3. Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si. dan Ibu Layyinah, S.Psi., M.Si. sebagai dosen
pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi saran serta
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis
mendapat banyak masukan dan wawasan yang berharga selama pengerjaan
skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.
Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi ilmu yang tayyiban
lagi barokah.
viii
5. Kedua orangtua penulis yaitu Yetty Achiriningsih (Mamah) dan Drs. Hasan
Hamdan (Papah), terima kasih banyak untuk setiap doa yang kalian panjatkan
kepada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang untuk kebaikan dan
keberhakan anak pertama kalian ini sehingga penulis merasa bahagia menjadi
bagian dari hidup kalian karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak akan
menjadi seperti sekarang ini tanpa doa dari kalian.
6. Saudara laki-laki penulis yaitu Faqih Azizi da Syukron Jazzak serta saudara
perempuan penulis yang masih kecil yaitu Kintan Makayla An-Nida, kalian
adalah semangat penulis untuk dapat bersikap dan bertindak secara positif agar
dapat menjadi contoh yang baikbagi kalian.
7. Hanif Maharsitama, yaitu seseorang yang menjadi musuh hampir setiap harinya,
lawan dalam berargumen, tapi juga menjadi teman yang baik, sahabat yang baik,
penyemangat yang baik, dan kekasih hati yang paling baik.
8. Sahabat-sahabat MTs., Sekar Stuti Ratridiwasa (Kare), Nabila Nabiha Zulfa
(Nabe), Diah Putri Ambarani (Bare). Sahabat-sahabat SMA, Nita Fitriani (Nita)
dan Siti Romlah (Siti). Sahabat-sahabat di Psikologi, Eva Riyatussholihah (Eva),
Rani Nursukmawati (Rani), Putria Masyitah V.Z. (Utay), Erla Rahmawati
(Erla), Awliya Nurmayasari (Aul), Dewi Rosianala Syari (Dewi), Defiria
Nilamsari (Nilam), Kiki Maria (Kiki), Wiwi Euismawati (Wiwi), Meylita
Jamilah (Lita), Farhanah Murniasih (Hana), Reyhan, Fikri Mubarok (Fikri), dan
Fajri Dea Priandhana (Dana), serta seluruh keluarga Psikoche yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk semua kebahagiaan dan pengalaman
suka duka selama melewati waktu dengan penulis. Semoga persahabatan kita
akan senantiasa terjalin sampai akhir hayat serta sukses dunia dan akhirat.
9. Seluruh pihak yang berkontribusi dalam membantu penulis baik mulai dari
disusunnya skripsi ini, pengumpulan data, pengolahan data, hingga selesainya
skripsi ini dengan baik.
10. Para staff bagian Umum, Akademik, Keuangan, Sekretaris Dekanat, dan
Sekretaris Kajur Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu dalam proses birokrasi dan kemudahan bagi penulis dalam
pembelajaran di kampus yang saya cintai ini.
ix
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan doa,
moral, maupun materi serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Penulis tidak dapat membalas semua yang telah
diberikan, hanya do’a dan asa yang penulis panjatkan, semoga semuanya berkah
dan Allah SWT membalasnya berlipat-lipat ganda, aamiin.
Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca serta para pencari pengetahuan yang tidak pernah lelah belajar.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan Pembimbing ......................................................................... i
Lembar Pernyataan ................................................................................................. ii
Motto ..................................................................................................................... iii
Abstrak .................................................................................................................. iv
Kata Pengantar .................................................................................................... .. vi
Daftar Isi ................................................................................................................ xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2.Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 8
1.2.1. Pembatasan Masalah ..................................................... 8
1.2.1. Perumusan Masalah ...................................................... 9
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................... 10
1.3.2 Manfaat Penelitian ......................................................... 12
1.5.Sistematika Penulisan ................................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 14
2.1. Agresivitas ................................................................................ 14
2.1.1. DefinisiAgresivitas .......................................................... 14
2.1.2. Faktor-faktor Mempengaruhi Agresivitas ....................... 15
2.1.3 Dimensi-dimensi Agresivitas. .......................................... 19
2.1.4. Pengukuran Agresivitas ................................................... 20
2.2. Trait Kepribadian Big-Five ....................................................... 21
2.2.1. Definisi Trait Kepribadian ............................................... 21
xi
2.2.2. Definisi Trait Kepribadian Big-Five ................................ 21
2.2.3. Tipe-tipeTrait Kepribadian Big-Five .............................. 23
2.2.4. Pengaruh Trait Kepribadian Big-Five terhadap Agresivitas27
2.2.5. Pengukuran Trait Kepribadian Big-Five ......................... 28
2.3. Konformitas Teman Sebaya ...................................................... 29
2.3.1. Definisi Konformitas ....................................................... 29
2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Konformitas Teman Sebaya 30
2.3.3.Dimensi-dimensi Konformitas Teman Sebaya ................. 31
2.3.4. Pengaruh Konformitas Teman Sebaya thd Agresivitas ... 32
2.3.4. Pengukuran Konformitas Teman Sebaya ........................ 33
2.4. Punk........................................................................................... 33
2.4.1. Sejarah Punk .................................................................... 33
2.4.2. Definisi Punk ................................................................... 34
2.5. Kerangka Berpikir ..................................................................... 35
2.6. Hipotesis Penelitian ................................................................... 38
2.6.1. Hipotesis Mayor ........................................................... 38
2.6.2. Hipotesis Minor ............................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40
3.1. Populasi dan Sampel ................................................................ 40
3.2. Variabel Penelitian .................................................................... 41
3.3. Definisi Operasional ................................................................ 42
3.4. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 46
3.5. Uji Validitas .............................................................................. 51
3.5.1. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ........................... 51
3.5.2. Uji Validitas Konstruk Agresivitas ................................. 51
3.5.3. Uji Validitas Konstruk Trait Kepribadian Big Five ...... 56
3.5.4. Uji Validitas Konstruk Konformitas Teman Sebaya ..... 63
3.6. Metode Analisis Data ................................................................ 66
3.7. Prosedur Penelitian ................................................................... 69
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 71
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ......................................... 71
4.2.Deskripsi Statistik Masing-Masing Variabel Penelitian ............ 72
4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................... 73
4.3.1. Kategorisasi Tingkat Agresivitas .................................. 73
4.3.2. Kategorisasi Tingkat Konformitas Teman Sebaya ....... 74
4.4. Uji Hipotesis Penelitian............................................................. 75
4.4.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ............................. 75
4.5. Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Invariable
Dependent ............................................................................... 81
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .................................... 84
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 84
5.2. Diskusi ...................................................................................... 85
5.3. Saran ....................................................................................... . 91
5.3.1. Saran Teoritis ................................................................ . 91
5.3.2. Saran Praktis ................................................................. . 92
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... . 94
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Big Five Personality Trait menurut Goldberg ............................ 26
Tabel 3.1 Tabel Sebaran Sampel ........................................................................... 41
Tabel 3.2Tabel Blue Print Skala Agresivitas Buss & Perry ................................ 47
Tabel 3.3Tabel Blue Print Skala MINI-IPIP........................................................ 48
Tabel 3.4Tabel Blue Print Skala Konformitas Teman Sebaya ............................ 49
Tabel 3.5Tabel Bobot nilai tiap jawaban pada skala agresivitas, trait kepribadian big
five, dan konformitas teman sebaya ...................................................................... 50
Tabel 3.6Tabel Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin ................................... 50
Tabel 3.7Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi fisik) ...................................... 52
Tabel 3.8Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi verbal) ................................... 53
Tabel 3.9Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi marah) ................................... 54
Tabel 3.10Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi permusuhan) ....................... 56
Tabel 3.11Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five(Agreebleness) .......... 57
Tabel 3.12 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five(Extraversion) ......... 57
Tabel 3.13 Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Conscientiousness) 60
Tabel 3.14Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Neuroticism) .......... 61
Tabel 3.15Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Openness) .............. 62
Tabel 3.16Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Compliance) ........ 64
Tabel 3.17Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Conversion) ......... 65
Tabel 4.1 Tabel Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 71
Tabel 4.2 Tabel Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ....................................... 72
Tabel 4.3 Tabel Norma Skor ................................................................................ 73
Tabel 4.4 Tabel Kategorisasi Tingkat Agresivitas................................................ 73
Tabel 4.5Tabel Kategorisasi Konformitas................................................ ............ 74
Tabel 4.6Tabel R-Square ..................................................................................... 76
Tabel 4.7Tabel Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV ............................ 76
Tabel 4.8Tabel Koefisien Regresi ........................................................................ 77
Tabel 4.9Tabel Kontribusi Varians IV terhadap DV............................................ 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pengaruh Trait Kepribadian Big Five dan
Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas ............................................... 38
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.
1.1 Latar Belakang
Fenomena anak jalanan sering kita jumpai terutama di kota-kota besar di
Indonesia. Menurut laporan Depsos pada tahun 2004, sebanyak 3.308.642 anak
termasuk ke dalam kategori anak terlantar. Komnas Perlindungan Anak (KPA)
pada tahun 2009 jumlah anak jalanan di DKI Jakarta mencapai 12.000 jiwa,
meningkat 50 persen dari 2008 (Blogdetik.com, 2010).
Pada tahun 2009 jumlah anak jalanan di Indonesia mencapai 135.139 anak
dan tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang,
Bandung dan Yogyakarta (Kemensos RI, 2009; dalam Rohman, 2013).Pada tahun
2010 Jufri mengatakan bahwa jumlah anak jalanan di Indonesia meningkat
menjadi 230.000 orang (Blogspot.com, 2010), jumlah penduduk di Indonesia pada
tahun 2013 diperkirakan meningkat menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
penduduk sebesar 1.49% per tahun (Republika.co.id., 2013).
Anak jalanan menurut Rahmad (dalam Khoirunnisa, 2012) dibedakan
menjadi dua macam, pertama yaitu anak yang punya keluarga dan tempat tinggal,
2
tetapi mereka menghabiskan seluruh waktunya di jalanan, seperti pedagang
asongan, pengamen, anak Punk. Kedua, anak yang tidak mempunyai tempat
tinggal danbagi kelompok ini mereka harus disediakan base camp atau tempat
tinggal.
Anak Punk merupakan salah satu gambaran sosial anak jalanan. Punk di
Indonesia memang muncul dari beberapa kelas sosial di masyarakat. Dari kelas
bawah, mereka berwujud anak-anak jalanan yang hidup dipinggir jalan, tidur di
trotoar, nongkrong di pom bensin, dan kegiatan lainnya. Pekerjaan sehari-hari
anak Punk biasanya mengamen, jualan koran, atau aktivitas lain yang bisa
menghasilkan uang recehan di setiap persimpangan traffic light. Selain itu,
kehidupan mereka juga sangat dekat dengan peluang-peluang melakukan
kriminalitas dijalanan, alkohol, rokok dan mabuk dengan menghirup lem
(Sagitarius, 2011). Selain itu, anak Punk bukan sekadar menjual suara dengan
profesi mengamen, tapi juga memaksa orang untuk memberi mereka imbalan,
bahkan kalau tidak diberi mereka akan mengancam (Harianhaluan.com, 2011).
Keberadaan anak Punk di beberapa daerah dianggap meresahkan warga
sekitar. Pada bulan September tahun 2012 telah terjadi pembunuhan yang
dilakukan oleh salah seorang anak Punk kepada Ihsan Maulana (19 tahun) yang
sedang terlelap tidur. Di Bekasi pada bulan Maret 2013, anak-anak Punk secara
tiba-tiba melakukan penodongan menggunakan pisau kecil dengan memasuki
angkutan kota yang menurut warga itu bukan merupakan kejadian yang pertama
3
kalinya terjadi di daerah Pondok Gede (Republika.co.id, 2013). Pada bulan Mei
2013 di kota Pekanbaru, sekitar dua puluh anak Punk yang sedang pesta miras
diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang bertugas di wilayah itu (Wibowo, 2013).
Selama pengumpulan data, peneliti menemukan anak Punk yang sekedar
berkumpul bersama komunitas Punk, ada diantara mereka yang sedang mengamen
di angkutan umum dan di perempatan atau di pertigaan jalan, ada pula yang
sedang mengatur parkir di tempat-tempat perbelanjaan atau tempat-tempat makan.
Peneliti melakukan observasi terhadap anak Punk, dimana peneliti menemukan
beberapa perilaku agresif yang dilakukan oleh anak Punk salah satunya adalah
agresi verbal yaitu mereka saling bercanda dengan mengejek atau mencela satu
sama lain. Perilaku tersebut diakui oleh mereka adalah perilaku yang wajar dan
sudah sering terjadi. Selama pengumpulan data pula, peneliti tidak menemukan
kekerasan dalam bentuk fisik yang dilakukan oleh sesama Punk walaupun mereka
juga tidak menampik apabila ada seseorang yang membuat mereka marah, mereka
tidak akan segan untuk melakukan kekerasan. Alkohol dan obat-obatan bukan
menjadi hal yang tabu bagi mereka. Beberapa diantara mereka mengakui bahwa
hampir setiap hari mereka mengkonsumsi minum-minuman keras setelah bekerja,
baik bekerja sebagai pengamen maupun tukang parkir. Hal itulah yang
menyebabkan perilaku agresif tidak dapat terhindarkan.
4
Shalahuddin (2010) menyebutkan bahwa tindakan kriminal atau perilaku
agresif yang dilakukan anak jalanan dan anak Punk secara kuantitas tampaknya
meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan bentuk yang lebih
berani. Sebagai contoh, bila sebelumnya mereka hanya melakukan pemerasan
sesama anak jalanan, kini mereka sudah berani melakukan pemerasan,
penodongan dan pencopetan ke masyarakat. Kegiatan ini tampaknya dipengaruhi
pula oleh tingkat persaingan yang tinggi sesama anak jalanan atau anak Punk
untuk mendapatkan uang sehingga mereka lebih mudah terpengaruh untuk
melakukan kegiatan kriminal yang dinilai lebih banyak menghasilkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku
agresif diantaranya faktor sosial, personal, kebudayaan, situasional, sumber daya,
dan media massa (Sarwono & Meinarno, 2009). Franzoi (2003) menyebutkan
bahwa jenis kelamin dan kepribadian juga mempengaruhi seseorang dalam
berperilaku agresif. Selain itu, kurangnya pendidikan juga mempengaruhi
seseorang berperilaku agresif. Kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh anak
jalanan yang juga anak Punk di dalamnya dan aturan-aturan yang tidak ada pada
mereka, maka perilaku-perilaku mereka pun tidak ada yang mengontrol sehingga
timbul perilaku-perilaku agresif yaitu melukai orang lain baik secara verbal
maupun fisik (Tentama, 2013). Sulastri (2012) menyebutkan bahwa gaya hidup
negatif yang kerap terjadi di dalam komunitas anak Punk juga biasanya
disebabkan karena mendapatkan pengaruh sesama anak Punk lainnya yang
melakukan hal-hal menyimpang seperti memalak, minum minuman keras,
5
melakukan kekerasan atau penganiayaan, “ngelem”, narkoba, free sex, dan
sebagainya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku
agresif adalah tipe kepribadian (Baron & Byrne, 2005). Faktor kepribadian adalah
faktor manusia yang dianggap cukup berperan dalam perilaku agresif, karena
kepribadian merupakan salah satu variabel person yang dapat menyebabkan
terjadinya perilaku agresif. Larsen & Buss (2002) juga menyebutkan bahwa
kepribadian seseorang mempengaruhi cara individu dalam beraksi, berpikir,
merasa, berinteraksi, dan beradaptasi dengan orang lain, termasuk dalam bentuk
perilaku agresif.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) juga menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian big five terhadap
agresivitas dimana pada neuroticism, agreeableness, dan conscientiousness
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas, sedangkan pada trait
kepribadian extraversion dan openness tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap agresivitas pada satpol PP Kota Tangerang. Penelitian serupa telah
dilakukan oleh Mastur (2012) pada petarung peresean. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki oleh petarung
peresean adalah tipe kepribadian ekstraversion dengan tingkat agresivitas sedang.
Selain faktor kepribadian, faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku
agresif adalah konformitas teman sebaya yang merupakan salah satu faktor sosial
6
penyebab terjadinya perilaku agresif. Konformitas adalah melakukan tindakan
atau sikap sebagai hasil dari adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang
dipersepsikan (Wade & Tavris, 2007). Tekanan untuk mengikuti teman sebaya
menjadi sangat kuat pada masa remaja juga pada anak Punk. Hal ini dikarenakan,
remaja memiliki keinginan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman-
temannya dan teman sebaya yang lebih besar (Santrock, 2012).
Pengaruh konformitas yang dialami oleh berbagai kelompok Punk di
Indonesia sudah cukup terasa sampai saat ini. Dewasa ini, pergerakan Punk sudah
cukup militan, hal ini terlihat dengan semakin menjamurnya komunitas-komunitas
fanatik Punk di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, dan Malang. Selain itu, beberapa band Punk Indonesia sudah mulai
menghentak belantika musik nasional, seperti Superman Is Dead dan Marjinal.
Berbagai usaha Punk mandiri pun sudah banyak berdiri, seperti distro-distro yang
menjual berbagai fashion asli Punk serta juga jasa pembuatan tattoo dan tindik
(Fadli, 2012).
Beberapa penelitianyang mengungkapkan agresivitas dipengaruhi oleh
konformitas teman sebaya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Anggaraningtyas, Lilik, dan Nugroho (2013) mengenai hubungan konformitas
teman sebaya dengan agresivitas pada siswa kelas IX SMK Muhammadiyah 4
Boyolali. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara konformitas teman sebaya dengan agresivitas.
7
Tekanan untuk melakukan konformitas bisa jadi sangat sulit untuk ditolak,
begitu pula dengan adanya pengaruh konformitas terhadap perilaku agresi (Baron
& Byrne, 2005). Hal ini didukung pula oleh penelitian mengenai pengaruh
konformitas teman sebaya dan agresivitas yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa
ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan
perilaku agresif pada remaja. Senada dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kurniawan dan Rois (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara siswa yang terlibat tawuran dengan konformitas kelompok
teman sebaya.
Baron dan Byrne (2005) menambahkan bahwa jenis kelamin merupakan
salah satu faktor demografi yang juga merupakan faktor lain yang menyebabkan
seseorang melakukan perilaku agresif. Kebudayaan di Indonesia meyakini bahwa
pria lebih agresif dari wanita. Archer (2000) melakukan penelitian mengenai
perbedaan jenis kelamin dalam perilaku agresi. Hasil dari penelitiannya adalah
bahwa wanita lebih mungkin menggunakan satu atau lebih tindakan agresi fisik
dan lebih sering melakukan tindakan tersebut dibandingkan pria.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Berkowitz, Osterman, dan Hjelt-
Back, 1994 (dalam Baron, 2003) tentang perbedaan jenis kelamin yang
mempengaruhi perilaku agresif dimana hasilnya adalah pria umumnya lebih
agresif daripada wanita dalam bentuk agresi langsung. Pria juga lebih cenderung
8
untuk menggunakan bentuk langsung dari agresi, tetapi wanita lebih cenderung
untuk menggunakan bentuk tidak langsung dari agresi.
Penelitian lain telah dilakukan oleh Ram dan Feng (2005) mengenai
pengaruh perbedaan jenis kelamin dalam perilaku agresif pada anak-anak di
Canada memperoleh hasil bahwa memang laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Anak laki-laki yang tinggal sendiri
oleh ibu kandungnya cenderung lebih agresif dibandingkan anak perempuan yang
tinggal sendiri dengan ibu mereka.
Berdasarkan data yang ada, maka peneliti merasa perlu melakukan
penelitian tentang agresivitas pada Anak Punk di Jabodetabek. Oleh karena itu,
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Trait Kepribadian
Big Five dan Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas Anak Punk di
Jabodetabek”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Agresivitas diartikan sebagai bentuk perilaku yang bermaksud menyakiti
seseorang baik secara fisik maupun secara psikologis (Berkowitz, 1993),
yang terdiri dari empat bentuk agresi, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi
marah, dan agresi permusuhan (Buss & Perry, 1992).
9
2. Trait Kepribadian Big Five adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam
psikologi untuk melihat kepribadian manusia yang tersusun dalam lima buah
dimensi kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis
faktor. Lima trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, openess to experiences (Costa & McCrae
dalam Cloninger, 2009).
3. Konformitas Teman Sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perubahan sikap dan tingkah laku akibat meniru sikap dan perilaku orang lain
di dalam tekanan nyata kelompok maupun yang dibayangkan oleh mereka
(Santrock, 2005), yang terdiri dari konformitas compliance dan konformitas
conversion (Wiggins, Wiggins, & Zanden, 1994).
4. Subjek dalam penelitian ini adalah Anak Punk di Jabodetabek. Punk dalam
penelitian ini adalah sebuah ideologi yang dimiliki oleh individu dimana
mereka memiliki fashion yang khas, keberanian untuk memberontak dan
melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas, dan
kebudayaan sendiri.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian
Agreeableness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
10
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian
Extraversion dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian
Conscientiousness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian Neuroticism
dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian Openness
dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Konformitas Compliance
dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Konformitas Conversion
dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Jenis Kelamin dengan
Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
9. Mengetahui berapa besar pengaruh Independent Variables terhadap
Dependent Variable?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Trait Kepribadian Big
Five dan Konformitas Teman Sebaya dengan Agresivitas Anak Punk di
Jabodetabek?
11
1.3.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian
Agreeableness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian
Extraversion dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian
Conscientiousness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian
Neuroticsm dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara trait kepribadian
Openness dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
6. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Konformitas Compliance
dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
7. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Konformitas Conversion
dengan Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
8. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Jenis Kelamin dengan
Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek?
9. Mengetahui berapa besar pengaruh Independent Variables terhadap
Dependent Variable?
12
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
keterkaitan antara konformitas teman sebaya dan traitkepribadian big five
terhadap agresivitas pada pada anak Punk di Jabodetabek. Selain itu, penelitian
ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pengemban teori psikologi,
khususnya yang berhubungan dengan psikologi sosial dan psikologi
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi gambaran mengenai perilaku pada anak Punk di
Jabodetabek sehingga baik pihak komunitas maupun pihak di luar komunitas
dapat menjadi bahan masukan terkait masalah ini. Selain itu, penelitian ini juga
dapat dijadikan inspirator bagi pihak komunitas pada khususnya dan bagi
pemerintah, orangtua, dan seluruh masyarakat pada umumnya agar dapat
meminimalisir agresivitas pada anak Punk dengan memberikan pendidikan dan
pemahaman hidup untuk anak Punk itu sendiri.
1.4 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang setiap babnya mempunyai sub-sub
tersendiri dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
13
BAB 1 : PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB 2 : KAJIAN TEORI
Pada bab ini penulis akan berisi uraian tentang agresivitas, trait kepribadian big
five, dan konformitas teman sebaya.
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi penguraian mengenai pendekatan penelitian, populasi dan
sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen
penelitian, validitas konstruk, metode analisis data, dan prosedur penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai gambaran subjek penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan hasil analisis penelitian.
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan merangkum keseluruhan isi penelitian dan
menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran.
14
BAB 2
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dibahas semua teori yang dapat menjelaskan masing-masing
variabel penelitian. Terlebih dahulu teori yang dibahas adalah mengenai teori-
teori yang berkaitan dengan agresivitas, trait kepribadian big five, dan
konformitas teman sebaya.
2.1 Agresivitas
2.1.1 Definisi Agresivitas
Agresi menurut Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) didefinisikan sebagai
bentuk tindakan kejahatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain. Menurut Baron dan Bryne (2005), agresivitas adalah tingkah laku yang
diarahkan kepada tujuan menyakiti makhluk hidup lain yang ingin menghindari
perlakuan semacam itu.
Agresi adalah perilaku fisik maupun verbal yang bertujuan untuk
menyakiti orang lain (Myers, 2009). Dalam kamus Psikologi, agresivitas adalah
kecenderungan seseorang untuk berperilaku agresif (Chaplin, 2000).
Menurut Berkowitz (1993) perilaku agresi adalah bentuk perilaku yang
bermaksud menyakiti seseorang baik secara fisik maupun secara psikologis.
15
Menurut Taylor, Peplau, dan Sears (2009), agresi adalah setiap tindakan yang
menyakiti orang lain.
Berkowitz dan Niemela (dalam Franzoi, 2003) bahwa agresi adalah segala
bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai beberapa orang,
diri sendiri, atau obyek. Agresi adalah perilaku yang disebabkan oleh kejahatan
terhadap orang lain atau sekelompok orang (Durkin, 1995). Raven dan Rubin
(1976) juga mendefinisikan agresi sebagai perilaku seseorang atau kelompok
dengan niat menyakiti orang lain.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agresivitas
merupakan perilaku yang dimunculkan seseorang untuk menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun psikis.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Agresivitas
Baron dan Bryne (2005) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi
seseorang melakukan agresivitas, yaitu:
1. Faktor-faktor Sosial
Faktor-faktor sosial merupakan faktor-faktor yang terkait dengan sosial
individu yang melakukan perilaku agresif, diantaranya adalah:
a. Frustasi, yang merupakan suatu pengalaman yang tidak menyenangkan,
dan frustasi dapat menyebabkan agresi.
16
b. Provokasi langsung, adalah tindakan oleh orang lain yang cenderung
memicu agresi pada diri si penerima, seringkali karena tindakan tersebut
dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat.
c. Agresi yang dipindahkan, bahwa agresi dipindahkan terjadi karena orang
yang melakukannya tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresi
terhadap sumber provokasi awal.
d. Pemaparan terhadap kekerasan di media, dimana dapat meningkatkan
kecenderungan seseorang untuk terlibat dalam agresi terbuka.
Keterangsangan yang meningkat, bahwa agresi muncul karena adanya
emosi dan kognisi yang saling berkaitan satu sama lain.
e. Keterangsangan seksual dan agresi, dimana keterangsangan seksual tidak
hanya mempengaruhi agresi melalui timbulnya afek (misalnya mood atau
perasaan) positif dan negatif. Tetapi juga dapat mengaktifkan skema atau
kerangka berpikir lainnya yang kemudian dapat memunculkan perilaku
nyata yang diarahkan pada target spesifik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwaperilaku agresif yang dilakukan
oleh individu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial di luar diri individu itu
sendiri.
2. Faktor-faktor Pribadi
Berikut ini adalah trait atau karakteristik yang memicu seseorang melakukan
perilaku agresif:
17
a. Pola perilaku Tipe A dan Tipe B. Pola perilaku tipe A memiliki karakter
sangat kompetitif, selalu terburu-buru, dan mudah tersinggung serta
agresif. Sedangkan pola perilaku tipe B menunjukkan karakteristik
seseorang yang sangat tidak kompetitif, yang tidak selalu melawan waktu,
dan yang tidak mudah kehilangan kendali.
b. Bias Atributional Hostile, merupakan kecenderungan untuk
mempersepsikan maksud atau motif hostile dalam tindakan orang lain
ketika tindakan ini dirasa ambigu.
c. Narsisme dan ancaman ego, individu dengan narsisme yang tinggi
memegang pandangan berlebihan akan nilai dirinya sendiri. Mereka
bereaksi dengan tingkat agresi yang sangat tinggi terhadap umpan balik
dari orang lain yang mengancam ego mereka yang besar.
d. Perbedaan gender, pria umumnya lebih agresif daripada wanita, tetapi
perbedaan ini berkurang dalam konteks adanya provokasi yang kuat. Pria
lebih cenderung untuk menggunakan bentuk langsung dari agresi, tetapi
wanita cenderung menggunakan bentuk agresi tidak langsung.
Faktor-faktor pribadi juga mempengaruhi agresivitas, dimana hal tersebut
berkaitan erat dengan aspek yang ada di dalam diri individu yang melakukan
perilaku agresif.
18
3. Faktor-faktor Situasional
Faktor situasional merupakan faktor yang terkait dengan situasi atai kontek
dimana agresi itu terjadi. Berikut ini adalah faktor situasional yang mempengaruhi
agresi:
a. Suhu udara tinggi. Suhu udara yang tinggi cenderung akan meningkatkan
agresi, tetapi hanya sampai pada titik tertentu.m Diatas tingkat tertentu
atau lebih dari 80 derajat fahrenheit agresi menurun selagi suhu udara
meningkat. Hal ini disebabkan pada saat suhu udara yang tinggi membuat
orang-orang menjadi sangat tidak nyaman sehingga mereka kehilangan
energi atau lelah untuk terlibat agresi atau tindakan kekerasan (Baron &
Bryne, 2005).
b. Alkohol. Individu ketika mengonsumsi alkohol memiliki kecenderungan
untuk lebih agresi. Dalam beberapa eksperimen, partisipan-partisipan yang
mengonsumsi alkohol dosis tinggi serta membuat mereka mabuk
ditemukan bertindak lebih agresif dan merespon provokasi secara lebih
kuat, daripada partisipan yang tidak mengkonsumsi alkohol (Baron &
Bryne, 2005).
Perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang individu selain dipengaruhi
oleh faktor sosial dan faktor pribadi adalah faktor situasional yakni suhu udara
dan alkohol.
19
2.1.3 Dimensi-dimensi Agresivitas
Buss dan Perry (1992) berpendapat bahwa ada empat dimensi agresi yang biasa
dilakukan oleh individu, yaitu:
a) Agresi fisik. Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik,
seperti melukai, menyakiti orang lain secara fisik. Misalnya menyerang,
memukul, menendang, atau membakar.
b) Agresi verbal. Komponen perilaku motorik seperti: menyakiti dan melukai
orang lain melalui verbalis, misalnya memaki, mengejek, membentak,
berdebat, menunjukkan ketidaksesuaian/ ketidaksetujuan, menyebar
gossip, dan bersikap sarkatis.
c) Agresi marah. Emosi/ afektif, perasaan tidak senang sebagai reaksi fisik
atau cedera fisik maupun psikis yang diderita individu. Misalnya, kesal,
hilang kesabaran, dan tidak mampu mengontrol rasa marah.
d) Agresi permusuhan. Sikap negatif terhadap orang lain karena penilaian
sendiri yang negatif.
Dalam penelitian ini bentuk agresivitas yang digunakan adalah milik Buss
dan Perry (1992) karena keempat bentuk agresivtas milik Buss dan Perry (1992)
yakni fisik, verbal, marah, dan kemarahan seringkali muncul dalam perilaku
agresif yang dilakukan oleh individu.
20
2.1.4 Pengukuran Agresivitas
Alat ukur agresivitas telah banyak digunakan, O’Connor, Archer, dan Wu (2001)
menjelaskan diantaranya adalah:
1. Alat ukur agresivitas yang pernah digunakan adalah Anger Situation
Questionnaire (ASQ). Alat ukur ini terdiri dari 33 item yang mana mengukur
disposisi amarah pada bentuk “pengalaman-pengalaman emosi”, “intensitas
perasaan”, dan “pembacaan tindakan”. Alat ukur ini dikembangkan secara
khusus untuk wanita oleh van Goozen pada tahun 1994.
2. AQ-P (Aggression Questionaire – Partner), merupakan alat ukur untuk
mengukur agresivitas. Alat ukur ini diadaptasi dari Aggression Questionnaire
(AQ) oleh Buss dan Perry (1992), terdiri dari 29 item.
3. Aggressive Provocation Questionnaire (APQ) merupakan alat ukur
agresivitas yang terdiri dari 21 item dimana hanya 12 item saja yang
dinyatakan reliabel. Alat ukur ini merupakan alat ukur baru yang digunakan
untuk mengukur agresivitas, dirancang untuk mengakses kecenderungan laki-
laki dalam menunjukkan perilaku agresif ketika sengaja diatur dengan situasi
provokasi.
4. Aggression Questionnaire (AQ). Instrumen yang dikembangkan Buss dan
Perry (1992) ini terdiri 29 item atau pernyataan, pada standar psikometri
menunjukkan reabilitas dan internal konsistensi yang adekuat. Instrumen ini
memiliki konsistennsi internal antara 0,72 dan 0,89 dan reabilitas test-retest
antara 0,72 dan 0,80.
21
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat ukur Aggression
Questionnaire (AQ) untuk mengukur agresivitas yang terdiri dari 29 item. Alat
ukur ini sering digunakan untuk mengukur agresivitas karena sudah teruji
reliabilitasnya dan internal konsistensinya.
2.2 Trait Kepribadian Big-Five
2.2.1 Definisi Trait Kepribadian
Feist dan Feist (2009) mendeskripsikan kepribadian (personality) adalah sebuah
pola dari sifat yang relatif menetap dan karakteristik unik, dimana memberikan
konsistensi dan individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) menunjukan
perbedaan individual dalam berperilaku, perilaku yang konsistensi sepanjang
waktu, dan stabilitas perilaku dalam berbagai situasi.
Larsen dan Buss (2002) mendefinisikan kepribadian adalah seperangkat
sifat-sifat psikologikal dan mekanisme di dalam diri individu yang diatur
yangrelatif menetap dan dapat mempengaruhi interaksi individu dengan yang lain
serta untuk beradaptasi dengan lingkungan baik intrafisik, fisik, dan lingkungan
sosial. Trait digambarkan sebagai karakteristik yang mendiskripskan kebiasaan
dimana setiap orang berbeda dengan yang lain.
Pervin, Cervrone, dan John (2005) mendefinisikan kepribadian adalah
karakteristik seseorang yang mana perasaan, pikiran, dan tindakannya cenderung
menetap. Trait juga didefinisikan sebagai bentuk yang secara konsisten dimiliki
individu baik tindakan, perasaan, maupun pikiran.
22
Kepribadian menurut McCrae dan Costa (dalam Cloninger, 2009)
mendefinikan kepribadian sebagai penyebab yang ada dalam diri individu yang
kemudian muncul dalam bentuk perilaku dan pengalaman. Trait juga
didefinisikan sebagai karakteristik yang bervariasi dari masing-masing individu
yang menyebabkan individu tersebut berperilaku secara konsisten.
Berdasarkan beberapa definisi diatas mengenai kepribadian maka penulis
menyimpulkan bahwa trait kepribadian merupakan suatu hal yang membedakan
individu yang satu dengan individu yang lain dalam berperilaku, berpikir dan
merasakan berbagai situasi, yang relatif menetap dan konsisten serta memiliki
keunikan yang khas.
2.2.2 Definisi Trait Kepribadian Big-Five
Menurut Pervin, Cevrone, dan John (2005), Model Trait Five Factor adalah “The
five-factor model is investigators try to find basic units of personality by analyzing
the words that people”.Model five-factor adalah inverstigator yang mencoba
menemukan unit dasar dari kepribadian dengan menganalisis perkataan orang
tersebut.
Raymond B. Cattell merupakan peletak dasar teoritis dari pengukuran
terhadap kepribadian yang kemudian berkembang menjadi bentuk dasar dari
struktur kepribadian yang saat ini lebih dikenal dengan istilah Big Five. Secara
historis big five berkembang dari dua jenis pendekatan dalam mengidentifikasi
23
faktor dasar dalam kepribadian, yaitu pendekatan studi kebahasaan dan faktor
analisis atas kuesioner kepribadian (Engler, 2009).
Menurut Friedman dan Schustack (2008) The Big Five Personality Traits
adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat
kepribadian melalui trait yang tersusun dalam lima tipe kepribadian yang telah
dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima tipe trait kepribadian
tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism,
openness to new experience.
2.2.3 Tipe-tipe Trait Kepribadian Big-Five
Trait Kepribadian Big-Five merupakan salah satu pendekatan dalam psikologi
untuk melihat dan mengukur struktur kepribadian manusia, dimana pendekatan
trait tersebut melihat kepribadian melalui lima tipe. Berikut penjelasan
karakteristik kelima tipe trait dalam pendekatan Big Five (Costa & McCrae dalam
Cloninger, 2009) :
1. Extraversion (E)
Extraversion juga sering disebut dengan surgency. Individu dengan skor tinggi
pada faktor Extraversion (E) cenderung penuh dengan kasih sayang, periang,
banyak bicara, suka berkumpul, dan menyukai kesenangan. Selain itu, individu
tersebut akan mengingat seluruh interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih
banyak orang jika dibandingkan individu yang memiliki skor (E) rendah.
Extraversion dicirikan dengan kecenderungan yang positif seperti memiliki
24
antusiasme tinggi, mudah bergaul, energik, tertarik dengan banyak hal,
mempunyai emosi positif, ambisius, workaholic serta ramah terhadap orang
lain.
Extraversion juga memiliki motivasi yang tinggi dalam bergaul,
menjalin hubungan dengan sesama serta dominan dalam lingkungannya.
Sebaliknya, individu dengan tingkat extraversion rendah lebih menyukai untuk
berdiam diri, tenang, penyendiri, pasif, dan kekurangan kemampuan untuk
mengungkapkan perasaan.
2. Agreeableness (A)
Faktor Agreeableness (A) membedakan antara individu yang berhati lembut
dengan yang tak mengenal belas kasihan. Individu dengan skor yang lebih
mengarah pada faktor ini memiliki kecenderungan untuk memiliki kepercayaan
yang penuh, dermawan, suka mengalah, penerima, dan baik hati.Faktor ini juga
disebut dengan social adaptibility atau likability, yaitu mencirikan seseorang
yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah dan menghindari
konflik. Sedangkan pada individu dengan tingkat Agreeableness yang rendah,
suka mencurigai, kikir, tidak ramah, mudah tersinggung, cenderung untuk lebih
agresif dan mengkritik orang lain serta kurang kooperatif.
3. Conscientiousness (C)
Conscientiouness digambarkan dengan individu yang patuh, terkontrol, teratur,
ambisius, berfokus pada pencapaian, dan disiplin diri. Faktor ini dapat juga
25
disebut dengan dependability, impulse control dan will to achive. Secara
umum, individu yang memiliki skor tinggi pada faktor ini adalah pekerja keras,
cermat, tepat waktu, dan tekun. Sebaliknya, pada individu yang berskor rendah
dalam faktor ini cenderung tidak teratur, lalai, pemalas, dan tidak memiliki
tujuan serta mudah menyerah ketika menemui kesulitan dalam tugas-tugasnya.
4. Neuroticism (N)
Individu dengan skor tinggi pada faktor Neuroticism (N), memiliki
kecenderungan untuk mengalami kecemasan, temperamental, mengasihani diri
sendiri, sadar diri, emosional, dan rentan terhadap gangguan stress. Seseorang
yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah akan lebih gembira dan puas
terhadap hidup jika dibandingkan yang memiliki tingkat neuroticism tinggi,
sedangkan individu dengan skor yang rendah pada N, biasanya tenang,
bertemperamental datar, puas akan diri sendiri, dan tidak emosional.
5. Openness to experiences (O)
Faktor Openness to experiences (O) membedakan antara individu yang
memilih variasi dibandingkan dengan individu yang menutup diri serta
individu yang mendapatkan kenyamanan dalam hubungan mereka dengan hal-
hal dan orang-orang yang mereka kenal. Individu yang terus menerus mencari
perbedaan dan pengalaman yang bervariasi akan memiliki skor tinggi pada
faktor (O).
26
Openness mengacu pada bagaimana individu tersebut bersedia untuk
melakukan penyesuaian terhadap suatu situasi dan ide yang baru. Individu
tersebut memiliki ciri mudah bertoleransi, memiliki kapasitas dalam menyerap
informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran
dan impulsivitas. Pada individu dengan tingkat openness yang rendah
digambarkan sebagai pribadi yang berpikiran sempit, konservatif dan tidak
menyukai adanya perubahan.
Tabel 2.1
Tabel Big Five Personality Trait menurut Goldberg
(dalam Feist & Feist, 2009)
Traits Skor Tinggi Skor Rendah
Extraversion Affectionate; joiner;
talkative; fun lovin; active;
passionate
Reserved; loner; quaite;
sober; passive; unfeeling
Agreeableness Softhearted; trusting;
generous; acquiescent;
lenient; good-nartured
Ruthless; suspicious;stingy;
antagonistic; critical; irritable
Conscientiousness Conscientious;
hardworking; well-
organized; punctual;
ambitious; persevering
Negligent; lazy; disorganized;
late; aimless; quitting
Neuroticism Anxious; temperamental;
slf-pityng; self-conscious;
emotional; vulnerable
Calm; even-tempered; self-
satisfied; comfortable;
unemotional; hardy
Openness to New
Experience
Imaginative; creative;
original; prefers
variety;curious; liberal
Down-to-earth; uncreative;
conventional; prefers routine;
uncurious; conservative
27
2.2.4 Pengaruh Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas
Penelitian yang dilakukan oleh Glass (Baron & Bryne, 2005) menyimpulkan
bahwa faktor kepribadian berperan penting dalam perilaku agresif. Menurut
Glass, kecenderungan seseorang untuk berperilaku agresif dapat dilihat dari
kepribadiannya. Individu yang memiliki kepribadian tipe A cenderung lebih
agresif dalam banyak situasi daripada individu dengan kepribadian tipe B.
Kemudian didapatkan hasil bahwa beberapa variabel kepribadian seperti trait
marah dan tipe kepribadian A mempengaruhi perilaku agresif pada kondisi
provokasi. Hasil lain menyatakan bahwa trait keagresifan dan trait cepat marah
mempengaruhi perilaku agresif dibawah kondisi provokasi dan normal. Para
peneliti membahas hubungan yang mungkin antara pola-pola perilaku agresif dan
dimensi kepribadian agreeableness dan neuroticism mempertimbangkan implikasi
untuk teori agresi.
Penelitian lain mengenai pengaruh trait kepribadian big five terhadap
agresivitas adalah penelitian yang dilakukan oleh Prativi (2010). Hasil penelitian
tersebut membuktikan bahwa trait kepribadian tokoh utama sangat mempengaruhi
bentuk agresivitas yang dilakukannya, misalnya kepribadian neurotisisme
mempengaruhi agresivitas emosi dan ketakutan. Selain itu, agresivitas yang
dilakukannya muncul akibat adanya faktor pencetus dari pihak lain, misalnya
provokasi. Agresivitas juga memiliki dampak negatif bagi korbannya, yakni
cidera dan kematian.
28
2.2.5 Pengukuran Trait Kebribadian Big Five
Alat ukur untuk mengukur trait kepribadian Big Five, yaitu:
1. NEO-PI-R (The Neuroticism Extraversion Openess -Personality Inventory-
Revised). Alat ukur ini dikembangkan oleh Paul T. Costa dan Robert R.
McCrae, terdiri dari 240 item (Gosling, Rentfrow, & Jr, 2003).
2. BFI (Big Five Instrument). Alat ukur ini dikembangkan oleh John, Donahue,
Alat ukur ini terdiri dari 44 item, terdiri dari 5 faktor yaitu extraversion,
neuroticism, agreeableness, conscientiousness, dan openess. BFI menunjukkan
validitas konvergen yang ringgi dengan skala self-report lain dan dengan
tingkatan sejajar pada Big Five (Gosling, Rentfrow, & Jr, 2003).
3. IPIP-FFI (International Personality Item Pool –Five Factor Inventory). Alat
ukur ini merupakan alat ukur kepribadian yang dibuat oleh Lewis Goldberg.
Skala ini berjumlah 50 item, dimana setiap faktornya terdiri dari 10 item yaitu
extraversion, neuroticism, agreeableness, conscientiousness, dan openess to
new experience (Donnellan, Oswald, Baird, & Lucas, 2006).
4. MINI-IPIP (MINI-International Personality Item Pool). Alat ukur ini
merupakan adaptasi dari IPIP-NEO dimana dari jumlah item yang semula 50
item, diperkecil menjadi 20 item (Donnellan, Oswald, Baird, & Lucas, 2006).
Pada peneltiian ini, alat ukur yang akan peneliti gunakan untuk mengukur
trait kepribadian big-five adalah MINI-IPIP (MINI International Personality
Item Pool) karena alat ukur ini merupakan adaptasi dari IPIP-NEO dengan nilai
validitas dan reliabilitas di atas 0.6. Alat ukur ini memiliki jumlah item lebih
29
sedikit dari IPIP-NEO, yaitu sebanyak 20 item dan cocok digunakan pada
penelitian ini dimana subjek penelitian adalah anak Punk.
2.3 Konformitas Teman Sebaya
2.3.1 Definisi Konformitas Teman Sebaya
Konformitas adalah tindakan atau mengadopsi sikap sebagai hasil dari adanya
tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan (Wade & Tavris,
2007).
Konformitas menurut Baron dan Byrne (2005) diartikan sebagai suatu
jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka
sesuai dengan norma sosial yang ada.Menurut Sears (1985) menyebutkan bahwa
konformitas terjadi bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap
orang lain menampilkan perilaku tersebut.
Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) menjelaskan konformitas sebagai
perilaku yang muncul akibat norma atau aturan dari orang lain.Konformitas
menurut Franzoi (2003) mengatakan bahwa konformitas adalah hasil merasakan
tekanan kelompok dengan mengikuti perilaku dan keyakinan orang lain.
Definisi konformitas lainnya adalah perubahan dalam perilaku seseorang
untuk menyelaraskan lebih dekat dengan standar kelompok (King, 2010).
Freedman, Sears, dan Carlsmith (1978) mengungkapkan bahwa konformitas
30
adalah ketika seseorang melakukan sebuah perilaku yang disebabkan orang lain
melakukan perilaku tersebut.
Dari uraian mengenai berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa konformitas adalah perilaku seseorang untuk dapat menyesuaian diri
dengan kelompok.
Teman sebaya adalah orang-orang dengan tingkat usia atau tingkat
kedewasaan yang sama (Santrock, 2007).
Konformitas teman sebaya dalam penelitian ini adalah perubahan sikap
dan tingkah laku sesuai dengan orang lain atau kelompok yang memiliki
kesamaan usia akibat tekanan nyata kelompok maupun yang dibayangkan oleh
mereka.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konformitas Teman Sebaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah (Baron & Bryne, 2005):
a. Kohesivitas dan Konformitas
Kohesivitas merupakan derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap
suatu kelompok. Ketika kohesivitas tinggi, artinya adalah ketika seseorang
menyukai dan mengagumi suatu kelompok orang-orang tertentu maka tekanan
untuk melakukan konformitas bertambah besar, dan sebaliknya.
b. Konformitas dan Ukuran Kelompok
Faktor kedua yang memiliki kecenderungan untuk melakukan konformitas
adalah ukuran dari kelompok yang berpengaruh. Asch dan peneliti lainnya
31
dalam Baron dan Bryne (2005) menemukan bahwa konformitas meningkat
sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok hingga delapan orang
anggota tambahan atau lebih yang mana sebelumnya hanya 3 orang atau lebih.
c. Norma Sosial Deskriptif dan Norma Sosial Injungtif
Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang
sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Sedangkan norma injungtif
menetapkan apa yang harus dilakukan dan tingkah laku apa yang diterima atau
yang tidak diterima pada situasi tertentu. Keduan norma tersebut dapat
memberikan pengaruh besar terhadap tingkah laku.
2.3.3 Dimensi-dimensi Konformitas Teman Sebaya
Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994) membedakan konformitas ke dalam dua
dimensi, yaitu:
1. Konformitas Pemenuhan (Compliance Conformity), adalah ketika seseorang
bersama-sama dengan yang orang lain inginkan atau harapkan, tetapi hanya
untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan jika mereka melakukanya, atau
menghindari hukuman bila dipaksa melakukannya. Konformitas ini terjadi
dimana individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan yang diberikan oleh
kelompok sementara secara pribadi ia tidak menyetujui perilaku tersebut. Hal
ini terjadi karena adanya pengaruh sosial normatif yang didasarkan pada
keinginan individu untuk diterima atau disukai oleh orang lain.
2. Konformitas Perubahanatau Internalisasi (Conversion or Internalization
Conformity), adalah kebalikan dari konformitas compliance. Konformitas ini
32
terjadiketika seseorang menyesuaikan diri dalam ketiadaan orang lain, karena
ia melakukan apa yang dianggap benar atau ingin dilakukan.
Sementara King (2010) mengidentifikasi dimensi-dimensi konformitas, yaitu:
1. Pengaruh sosial informasional (informational social influence), merujuk pada
pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin menjadi benar.
2. Pengaruh sosial normatif (normative social influence), adalah pengaruh orang
lain pada kita karena kita ingin mereka menyukai dan menerima kita.
2.3.4 Pengaruh Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas
Penelitian-penelitian mengenai pengaruh konformitas teman sebaya dan
agresivitas telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wilujeng dan Budiani (2013) menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara konformitas pada geng remaja terhadap perilaku agresif di
SMK 7 Surabaya.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Darmawan (2007) menunjukkan hasil
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas terhadap teman
sebaya dengan perilaku agresif pada anak. Semakin tinggi konformitas terhadap
teman sebaya maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak. Sebaliknya,
semakin rendah konformitas terhadap teman sebaya maka semakin rendah pula
perilaku agresif pada anak.
Utomo dan Warsito (2013) juga melakukan penelitian antara konformitas
dan agresivitas. Hasil dari penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa terdapat
33
hubungan yang signifikan antara konformitas dengan perilaku agresif pada bonek
Surabaya.
2.3.5 Pengukuran Konformitas Teman Sebaya
Pengukuran yang akan peneliti gunakan untuk mengukur konformitas teman
sebaya dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pada aspek-aspek konformitas yang
telah dijelaskan di teori menurut Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994), yaitu
compliance dan conversion.
2.4. Punk
2.4.1 Sejarah Punk
Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang
berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, Punk adalah
sebuah cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre
musik yang berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu
pada tahun 1955. Subkultur Punk muncul sekitar tahun 1970 an di Inggris. Punk
mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya Punk ke Indonesia
diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia namun
perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada
awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan
menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya
berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai
gaya hidupnya (Sulastri, 2012).
34
2.4.2 Definisi Punk
Punk didefinisikan oleh O’Hara tahun 1999 (dalam Sulastri, 2012) dalam tiga
bentuk. Pertama, Punk sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Kedua,
Punk sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan. Terakhir, Punk
sebagai bentuk perlawanan yang hebat karena menciptakan musik, gaya hidup,
komunitas, dan kebudayaan sendiri. Definisi pertama adalah definisi yang paling
umum digambarkan oleh media. Tapi justru yang paling tidak akurat karena cuma
menggambarkan kesannya saja.
Penyebaran budaya Punk tidak lepas dari adanya peran dari media yang
dapat menyebarluaskan jenis musik ini yang mendorong anak-anak muda untuk
mengikuti gaya hidup yang disajikan dalam musik Punk tersebut. Maka dapat
dikatakan mereka yang bergaya hidup dan berbudaya Punk mengimitasi suatu
bentuk gaya hidup dan budaya yang diterimanya melalui musik yang mereka
dengarkan. Suatu bentuk pembelajaran untuk bertingkah laku yang didapat ini
sangat mungkin mendapat tanggapan sebagai perilaku yang menyimpang.
Peniruan ini semakin didukung dengan adanya desakan dari orang-orang lain yang
sebaya (peer group) yang juga mempunyai tingkah laku yang sama
dilingkungannya. Hal ini menimbulkan suatu bentuk delinquency imitation model
(peniruan model kenakalan remaja).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Punk adalah sebuah ideologi yang dimiliki
oleh individu dimana mereka memiliki fashion yang khas, keberanian untuk
35
memberontak dan melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas,
dan kebudayaan sendiri.
2.5 Kerangka Berpikir
Perilaku agresif yang dilakukan oleh anak Punk sudah tidak lagi menjadi
pembicaraan yang asing. Pelaku kekerasan di ibu kota maupun di kota-kota besar
di Indonesia salah satunya adalah anak Punk, mulai dari cara berbicara yang
kurang baik, beberapa kasus pemalakan secara paksa sampai melibatkan
kekerasan fisik dan perilaku kekerasan lainnya yang dianggap meresahkan
masyarakat sekitar. Agresivitas itu sendiri adalah perilaku fisik maupun verbal
yang bertujuan untuk menyakiti orang lain (Myers, 2009).
Agresivitas muncul disebabkan oleh faktor sosial, pribadi, dan situasional.
Baron dan Byrne (2005) menyebutkan faktor-faktor sosial yang menyebabkan
seseorang melakukan perilaku agresi adalah yang meliputi kata-kata atau tindakan
orang lain. Faktor-faktor pribadi yaitu traits, dan provokasi langsung, suhu udara,
alkohol, pengaruh media massa, dan narsisme merupakan faktor-faktor situasional
yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif.
Kepribadian merupakan salah satu faktor internal yang menyebabkan
seseorang melakukan perilaku agresi. Trait kepribadian cenderung menetap atau
stabil di dalam diri individu sehingga dapat diperkirakan bahwa individu yang
memiliki trait agresi akan melakukan perilaku agresi dalam setiap situasi.
Kepribadian itu sendiri adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan
36
munculnya konsistensi pola perasaan, pikiran, dan tindakan (Pervin, Cervone, &
John, 2005).
Extraversion dikarakteristikkan dengan keinginan untuk bersosalisasi.
Seseorang dengan tingkat extraversion yang tinggi cenderung lebih periang,
penyayang, banyak bicara, suka berkumpul, dan lebih banyak berinteraksi dengan
orang lain. Individu yang demikian secara tidak sadar lebih sering mungkin untuk
menyakiti orang lain secara verbal.
Individu dengan tingkat neuroticism yang tinggi menggambarkan
seseorang yang temperamental, mengasihani diri sendiri, emosional, mengalami
kecemasan, dan rentan terhadap gangguan stres. Individu yang seperti ini sering
melakukan perilaku agresif kepada orang lain yang dianggap mengganggu
kenyamanan dan keamanan mereka.
Individu dengan tingkat conscientiousness yang tinggi digambarkan
sebagai individu yang pekerja keras, cermat, tepat waktu, dan tekun. Individu
seperti ini dengan keteraturan yang dimiliki akan mudah melakukan perilaku
agresif bila orang lain atau bahkan situasi yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diinginkan atau direncanakan oleh mereka.
Teman sebaya bagi remaja termasuk anak Punk merupakan aspek yang
terpenting dalam kehidupan mereka. Seorang remaja akan senantiasa melakukan
perilaku yang positif menurut mereka atau negatif menurut orang lain bilamana
perbuatan tersebut dikehendaki oleh kelompok. Salah satu pengaruh kelompok
37
terhadap remaja adalah konformitas. Konformitas mempengaruhi hampir seluruh
aspek kehidupan remaja. Konformitas merupakan salah satu faktor eksternal yang
menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresif. Konformitas itu sendiri
muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan
tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka (Santrock, 2005).
Selain trait kepribadian big-five dan konformitas teman sebaya, peneliti
juga melihat akan adanya kemungkinan dari jenis kelamin, pendidikan terakhir,
dan usia yang dapat mempengaruhi agresivitas.
Peneliti dalam penelitian ini ingin melihat pengaruh konformitas teman
sebaya dan trait kepribadian big five terhadap agresivitas pada anak Punk di
Jabodetabek. Dalam penelitian ini, dependent variable yaitu agresivitas,
sedangkan independent variable berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas
adalah konformitas teman sebaya dan trait kepribadian big five. Konformitas
teman sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konformitas compliance
dan convertion. Sedangkan trait kepribadian big five yang dimaksudyakni
extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness. Selain
itu, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan usia juga akan dilihat pengaruhnya
terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek.
Jika digambarkan dengan model, maka kerangka berpikir akan tampak
seperti pada bagan berikut ini:
38
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir Pengaruh KonformitasTeman Sebaya dan Trait
Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas
2.6 Hipotesis
2.6.1 Hipotesis Mayor
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Trait Kepribadian Big Five dan
Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
TRAIT KEPRIBADIAN BIG FIVE
KONFORMITAS TEMAN
SEBAYA
AGRESIVITAS
Extraversion
Neuroticism
Conscientiuosness
Agreeableness
Compliance
Jenis Kelamin
Conversion
Openness
39
2.6.2 Hipotesis Minor
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan Agreeableness dalam Trait Kepribadian Big
Five terhadap AgresivitasAnak Punk di Jabodetabek.
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan Extraversion dalam Trait Kepribadian Big
Five terhadap AgresivitasAnak Punk di Jabodetabek.
Ha3: Ada pengaruh yang signifikan Conscientiousness dalam Trait Kepribadian
Big Five terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
Ha4: Ada pengaruh yang signifikan Neuroticism dalam Trait Kepribadian Big Five
terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
Ha5: Ada pengaruh yang signifikan Openness dalam Trait Kepribadian Big Five
terhadap Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
Ha6: Ada pengaruh yang signifikan Compliance dalam Konformitas terhadap
Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
Ha7: Ada pengaruh yang signifikan Conversion dalam Konformitas terhadap
Agresivitas Anak Punk di Jabodetabek.
Ha8: Ada pengaruh yang signifikan Jenis Kelamin terhadap Agresivitas Anak
Punk di Jabodetabek.
40
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang populasi, sampel, teknik sampling, variabel
penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas intrumen, teknik analisis
data, serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah anak Punk di Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Tangerang, dan Bekasi). Berdasarkan populasi di atas, peneliti menggunakan
teknik pengambilan sampel dengan pendekatan non probability sampling untuk
yang mana tidak menjamin setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang
sama serta tidak ada cara untuk mengestimasikan ke dalam sampel. Peneliti
menggunakan bentuknon probability sampling yang sering dipakai, yaitu
convenience sampling yang melibatkan penyeleksian terutama berdasarkan
kesediaan dan kemauannya untuk merespon (Shaughnessy, 2007).
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 181 anak Punk dimana
sebaran sampel dapat dilihat pada tabel 3.1.
41
Tabel 3.1
Tabel Sebaran Sampel
Kota Daerah Jumlah
Jakarta
Blok M 15
Fatmawati 25
Kebayoran Lama 11
Mencong 18
Komplek DEPSOS 10
Panglima Polim 8
Pancoran 6
Permata Hijau 8
Wijaya 6
Tangerang
Selatan
Gaplek 16
Gintung 10
Kedaung 10
Pondok Ranji 7
Bogor Parung 31
Jumlah 181
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Agresivitas
Variabel agresivitas dalam penelitian ini sebagai Dependent Variable
(Variabel Terikat) yang terdiri dari 4 (empat) dimensi, yaitu:
1) Fisik
2) Verbal
3) Marah (Anger)
4) Permusuhan (Hostility)
42
2. Trait Kepribadian Big Five
Variabel Trait Kepribadian Big Fived alam penelitian ini sebagai
Independent Variable (Variabel Bebas) yang terdiri dari 5 (lima)
dimensi, yaitu:
1) Neuroticism
2) Extraversion
3) Openness
4) Agreeableness
5) Conscientiousness
3. Konformitas teman sebaya
Variabel Konformitas Teman Sebayadalam penelitian ini sebagai
Independent Variable (Variabel Bebas) yang terdiri dari 2 (dua)
dimensi, yaitu:
1) Compliance
2) Conversion
3.3 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan definisi operasional dari variabel-
variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun penjelasan definisi operasional
variabel adalah sebagai berikut:
1. Agresivitas diartikan sebagai bentuk perilaku yang bermaksud menyakiti
seseorang baik secara fisik maupun secara psikologis (Berkowitz, 1993),
43
yang terdiri dari empat dimensi agresi, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi
marah, dan agresi permusuhan (Buss & Perry, 1992).
a) Agresi fisik. Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik,
seperti melukai, menyakiti orang lain secara fisik. Misalnya menyerang,
memukul, menendang, atau membakar.
b) Agresi verbal. Komponen perilaku motorik seperti: menyakiti dan melukai
orang lain melalui verbalis, misalnya memaki, mengejek, membentak,
berdebat, menunjukkan ketidaksesuaian/ ketidaksetujuan, menyebar
gossip, dan bersikap sarkatis.
c) Agresi marah. Emosi/ afektif, perasaan tidak senang sebagai reaksi fisik
atau cedera fisik maupun psikis yang diderita individu. Misalnya, kesal,
hilang kesabaran, dan tidak mampu mengontrol rasa marah.
d) Agresi permusuhan. Sikap negatif terhadap orang lain karena penilaian
sendiri yang negatif.
2. Trait Kepribadian Big Five adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam
psikologi untuk melihat kepribadian manusia yang tersusun dalam lima buah
tipe kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor.
Lima tipe trait kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, dan openess (Costa & McCrae dalam
Cloninger, 2009).
a) Extraversion (E). Extraversion digambarkan dengan individu cenderung
penuh dengan kasih sayang, periang, banyak bicara, suka berkumpul, dan
44
menyukai kesenangan.Selain itu, individu tersebut akan mengingat seluruh
interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang jika dibandingkan
individu yang memiliki skor (E) rendah. Extraversion dicirikan dengan
kecenderungan yang positif seperti memiliki antusiasme tinggi, mudah
bergaul, energik, tertarik dengan banyak hal, mempunyai emosi positif,
ambisius, workaholic serta ramah terhadap orang lain.
b) Agreeableness (A). Agreeableness digambarkan denganindividu memiliki
kecenderungan untuk memiliki kepercayaan yang penuh, dermawan, suka
mengalah, penerima, dan baik hati. Faktor ini juga disebut dengan social
adaptibility atau likability, yaitu mencirikan seseorang yang ramah,
memiliki kepribadian yang selalu mengalah dan menghindari konflik.
Sedangkan pada individu dengan tingkat agreeableness yang rendah, suka
mencurigai, kikir, tidak ramah, mudah tersinggung, cenderung untuk lebih
agresif dan mengkritik orang lain serta kurang kooperatif.
c) Conscientiousness (C). Conscientiouness digambarkan dengan individu
yang patuh, terkontrol, teratur, ambisius, berfokus pada pencapaian, dan
disiplin diri. Faktor ini dapat juga disebut dengan dependability, impulse
control dan will to achive. Secara umum, individu yang memiliki skor
tinggi pada faktor ini adalah pekerja keras, cermat, tepat waktu, dan tekun.
Sebaliknya, pada individu yang berskor rendah dalam faktor ini cenderung
tidak teratur, lalai, pemalas, dan tidak memiliki tujuan serta mudah
menyerah ketika menemui kesulitan dalam tugas-tugasnya.
45
d) Neuroticism (N). Neuroticism digambarkan dengan individu yang
memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan, temperamental,
mengasihani diri sendiri, sadar diri, emosional, dan rentan terhadap
gangguan stress. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang
rendah akan lebih gembira dan puas terhadap hidup jika dibandingkan
yang memiliki tingkat neuroticism tinggi, sedangkan individu dengan skor
yang rendah pada N, biasanya tenang, bertemperamental datar, puas akan
diri sendiri, dan tidak emosional.
e) Openness (O). Openness digambarkan dengan individu yang bersedia
untuk melakukan penyesuaian terhadap suatu situasi dan ide yang baru.
Individu tersebut memiliki ciri mudah bertoleransi, memiliki kapasitas
dalam menyerap informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada
berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Pada individu dengan
tingkat openness yang rendah digambarkan sebagai pribadi yang
berpikiran sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.
3. Konformitas Teman Sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perubahan sikap dan tingkah laku akibat meniru sikap dan perilaku orang lain
di dalam tekanan nyata kelompok maupun yang dibayangkan oleh mereka
(Santrock, 2005), yang terdiri dari konformitas compliance dan konformitas
conversion (Wiggins, Wiggins, & Zanden, 1994).
a) Compliance. Compliance adalah ketika seseorang bersama-sama dengan
yang orang lain inginkan atau harapkan, tetapi hanya untuk mendapatkan
46
hadiah yang ditawarkan jika mereka melakukannya, atau menghindari
hukuman bila dipaksa melakukannya. Konformitas ini terjadi dimana
individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan yang diberikan oleh
kelompok sementara secara pribadi ia tidak menyetujui perilaku tersebut.
Hal ini terjadi karena adanya pengaruh sosial normatif yang didasarkan
pada keinginan individu untuk diterima atau disukai oleh orang lain.
b) Conversion. Conversion adalah kebalikan dari konformitas compliance.
Konformitas ini terjadiketika seseorang menyesuaikan diri dalam
ketiadaan orang lain, karena ia melakukan apa yang dianggap benar atau
ingin dilakukan.
4. Punk dalam penelitian ini adalah sebuah ideologi yang dimiliki oleh individu
dimana mereka memiliki fashion yang khas, keberanian untuk memberontak
dan melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas, dan
kebudayaan sendiri.
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala dan kuesioner yang terdiri
dari:
1. Isian biodata subjek penelitian. Angket ini berisikan pertanyaan mengenai
biodata responden, seperti inisial, jenis kelamin, usia, dan pendidikan
terakhir.
2. Agresivitas didapatkan dari alat ukur yang disusun oleh peneliti dengan
mengadaptasi skala agresivitas Buss & Perry (1992). Agresivitas yang
47
diukur berdasarkan bentuk-bentuknya, yakni agresivitas fisik, verbal,
kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility).
Tabel 3.2
Tabel Blue Print Skala Agresivitas Buss & Perry
Dimensi
Item
Jumlah
Favorable Unfavorable
Physical Aggression
(Agresivitas Fisik) 2, 5, 8, 11, 13, 22, 25, 29 16 9
Verbal Aggression
( Agresivitas Verbal) 4, 6, 14, 21, 27 5
Anger (Amarah) 1, 12, 18, 19, 23, 28 9 7
Hostility (Permusuhan) 3, 7, 10, 15, 17, 20, 24, 26 8
Jumlah 27 2 29
3. Skala trait kepribadian Big Five dalam penelitian yang akan digunakan
adalah MINI-International Personality Item Pool (MINI-IPIP) merupakan
alat ukur kepribadian yang dibuat oleh Lewis Goldberg pada tahun 2006.
Skala ini diadaptasi dari skala IPIP-NEO yang awalnya berjumlah 50 item
menjadi 20 item, dimana setiap faktornya terdiri dari 4 item yaitu:
Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism dan Openness
(Donnellan, Oswald, Baird, & Lucas, 2006). Tabel blue print skala MINI-
IPIP dapat dilihat pada tabel 3.3.
48
Tabel 3.3
Tabel Blue Print Skala MINI-IPIP
Dimensi
Favorable
Unfavorable Jumlah
Agreeableness 12, 18 13
4 6
Extraversion 1
4 11
2
3
Conscientiousness 19 4
4 9
8
Neuroticism 5
4
20
16
15
Openness 7 10
4 14, 17
Jumlah 10 10 20
Skala konformitas teman sebaya yang akan digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan pada jenis-jenis konformitas menurut Nail, Levine, & Russo (dalam
Wiggins, Wiggins, & Zanden, 1994). Tabel blue print skala konformitas teman
sebaya dapat dilihat pada tabel 3.4.
49
Tabel 3.4
Tabel Blue Print Skala Konformitas Teman Sebaya
Dimensi Indikator
Favorable Unfavorable Jumlah
Compliance
Melakukan
tingkah laku
tertentu karena
adanya tekanan 1, 9 18, 19
13 Mendapatkan
hadiah/
Menghindari
hukuman
2, 3, 4, 5, 7 20, 22
Tidak menyetujui
perilaku tertentu 8, 10
Conversion
Menyesuaikan diri
dalam
ketidakberadaan
orang lain
6, 11, 16, 23 21
10 Melakukan apa
yang dianggap
benar atau ingin
dilakukan
12, 13, 14, 15,
17
Jumlah 17 6 23
Pilihan jawaban untuk skala agresivitas, trait kepribadian big five, dan
konformitas teman sebaya, dan terdiri dari empat macam, yaitu:
1. SS, apabila subjek merasa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan.
2. S, apabila subjek merasa setuju atas pernyataan yang diberikan.
3. TS, apabila subjek merasa tidak setuju atas pernyataan yang diberikan.
4. STS, apabila subjek merasa sangat tidak setuju atas pernyataan yang
diberikan.
50
Pada setiap pernyataan, peneliti memberikan nilai atau bobot tertentu
sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Table 3.5
Tabel Bobot nilai tiap jawaban pada skala agresivitas, trait kepribadian big
five, dan konformitas teman sebaya
Skala Favourable Unfavourable
(SS) Sangat Setuju 4 1
(S) Setuju 3 2
(TS) Tidak Setuju 2 3
(STS) Sangat Tidak Setuju 1 4
Untuk skoring variabel demografis, yang mana dalam penelitian ini adalah
jenis kelamin, peneliti menggunakan kuesioner tertutup, yaitu bentuk kuesioner
yang jawaban telah ditentukan atau disediakan. Terdapat 2 pilihan jawaban untuk
kuesioner jenis kelamin yaitu: laki-laki dan perempuan. Adapun cara skoring
kuesioner terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6
Tabel Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin
Respon Jawaban Angka Simbolik
Laki-laki 1
Perempuan 0
51
3.5 Uji Validitas
3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas
konstruk alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk digunakan Confirmatory
Factor Analysis (CFA), untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji
struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang sama
(unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur.
3.5.2 Uji Validitas Konstruk Agresivitas
1. Agresi Fisik
Peneliti menguji apakah 9 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur variabel agresivitas (agresi fisik). Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =
123.92, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.141. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square = 29.14, df = 21, P-value = 0.11075, RMSEA = 0.046. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
satu faktor saja yaitu agresi fisik.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
52
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table 3.7.
Tabel 3.7
Tabel Muatan faktor Agresivitas (Agresi Fisik)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
2 0.16 0.09 1.78 X
5 0.37 0.08 4.45 √
8 0.49 0.08 6.03 √
11 0.47 0.09 5.27 √
13 0.51 0.08 6.25 √
16 -0.26 0.08 -3.18 X
22 0.48 0.08 5.99 √
25 0.73 0.08 9.08 √
29 0.59 0.08 7.56 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.7 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan
item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item,
diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 2
dan 16. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item
nomor 2 dan 16 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis
perhitungan skor faktor.
2. Agresi Verbal
Peneliti menguji apakah 5 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur variabel agresivitas (agresi verbal). Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square=5.94, df = 5,
53
P-value= 0.31187, RMSEA= 0.032. Oleh karena nilai Chi-Square menghasilkan
P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja
yaitu agresi verbal.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi verbal)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
4 0.58 0.12 4.81 √
6 0.38 0.10 3.66 √
14 0.49 0.11 4.39 √
21 0.34 0.10 3.29 √
27 0.02 0.10 0.16 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan
item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item,
diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 27.
Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor
27 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor
faktor.
54
3. Agresi Marah
Peneliti menguji apakah 7 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur variabel agresivitas (agresi marah). Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square=15.26, df =
12, P-Value = 0.22777, RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value
> 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)
dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresi marah.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi marah)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0.79 0.07 10.88 √
9 0.38 0.08 4.93 √
12 0.60 0.07 8.14 √
18 0.69 0.07 9.52 √
19 0.41 0.08 5.13 √
23 0.53 0.08 6.32 √
28 0.50 0.08 6.55 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan
item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item,
55
diketahui bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga
seluruh item tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.
4. Agresi Permusuhan
Peneliti menguji apakah 5 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur variabel agresivitas (agresi permusuhan). Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square=
54.96, df = 20, P-value= 0.00004, RMSEA= 0.099. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square = 26.14, df = 18, P-value = 0.09657, RMSEA = 0.050. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
satu faktor saja yaitu agresi permusuhan.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10.
56
Tabel 3.10
Tabel Muatan faktor Agresivitas (agresi permusuhan)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
3 0.42 0.09 4.67 √
7 0.48 0.09 5.32 √
10 0.40 0.09 4.46 √
15 0.07 0.09 0.71 X
17 0.67 0.09 7.25 √
20 0.39 0.09 4.31 √
24 0.34 0.09 3.68 √
26 0.39 0.09 4.37 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari
item, diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item
nomor 15. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah
item nomor 15 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis
perhitungan skor faktor.
3.5.3 Uji Validitas Konstruk Trait Kepribadian Big Five
1. Agreeableness
Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur trait kepribadian big five (agreeableness). Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-
Square = 26.10, df = 3, P-Value = 0.00001, RMSEA = 0.207. Oleh karena itu,
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran
pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
57
model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-Value= 1.00000, RMSEA = 0.000.
Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya
model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu agreeableness.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11.
Tabel 3.11
Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Agreeableness)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
6 1.00 0.05 18.97 √
12 -0.02 0.07 -0.27 X
13 -0.02 0.07 -0.26 X
17 -0.01 0.07 0.16 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t = bermuatan positif) ; X = tidak
signifikan
Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena bermuatan positif. Kemudian melihat muatan
faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya
negatif yaitu item nomor 12 dan 13. Dengan demikian, secara keseluruhan item
yang akan di-drop adalah item nomor 12 dan 13 yang artinya item tersebut tidak
akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
58
2. Extraversion
Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur trait kepribadian big five (extraversion). Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square = 0.30,
df = 2, P-Value = 0.85976, RMSEA = 0.000. Oleh karena nilai Chi-Square
menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu
faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu extraversion.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12.
Tabel 3.12
Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Extraversion)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0.25 0.14 1.77 √
2 0.55 0.26 2.14 √
3 -0.17 0.13 -0.34 X
11 -0.28 0.15 -1.84 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t = bermuatan positif)) ; X = tidak
signifikan
Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena bermuatan positif. Kemudian melihat muatan
59
faktor dari item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya
negatif yaitu item nomor 3 dan 11. Namun, karena Dengan demikian, secara
keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 3 dan 11 yang artinya
item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
3. Conscientiousness
Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur trait kepribadian big five (conscientiousness). Dari hasil analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-
Square = 28.74, df = 3, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.218. Oleh karena itu,
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran
pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 3.48 , df = 2 , P-Value = 0.17560, RMSEA =
0.064. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu conscientiousness.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13.
60
Tabel 3.13
Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Conscientiousness)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
4 1.00 0.05 18.97 √
8 -0.02 0.07 -0.24 X
9 0.13 0.07 1.76 √
19 0.00 0.07 0.05 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t = bermuatan positif)) ; X = tidak
signifikan
Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena bermuatan positif. Kemudian melihat muatan
faktor dari item, maka diketahui bahwa item yang muatan faktornya negatif
adalah item nomor 8. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-
drop adalah item nomor 8 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam
perhitungan skor faktor.
4. Neuroticism
Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur trait kepribadian big five (neuroticism) Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyatatidak fit dengan Chi-Square =
35.10, df = 3, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.244. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square = 0.13, df = 1, P-Value = 0.71835, RMSEA = 0.000. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model
61
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
satu faktor saja yaitu mengenali neuroticism.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14.
Tabel 3.14
Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Neuroticism)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
5 1.00 0.05 18.97 √
15 -0.04 0.04 -0.95 X
16 0.24 0.07 3.24 √
20 1.49 0.55 2.71 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.14, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari
item, maka diketahui bahwa item yang muatan faktornya < 1,96 adalah item
nomor 15. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah
item nomor 15 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan
skor faktor.
5. Openness
Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur trait kepribadian big five (openness). Dari hasil analisis CFA
62
yang dilakukan dengan model satu faktor diperoleh model tidak fit dengan Chi-
Square = 11.19, df = 3, P-Value= 0.01077, RMSEA = 0.123. Oleh karena itu,
peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran
pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 0.98, df = 2, P-Value = 0.61167, RMSEA =
0.000.Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang
artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu openness.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.15.
Tabel 3.15
Tabel Muatan faktor Trait Kepribadian Big five (Openness)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
7 1.00 0.05 18.97 √
10 0.37 0.07 5.08 √
14 0.54 0.23 2.35 √
17 -0.02 0.06 -0.38 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.15, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari
item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu
63
item nomor 17. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop
adalah item nomor 17 yang artinya item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam
perhitungan skor faktor.
3.5.4 Uji Validitas Konstruk Konformitas Teman Sebaya
1. Compliance
Peneliti menguji apakah 13 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur konformitas teman sebaya (compliance). Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =
307.54,df = 65, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.144. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square = 62.71, df = 46, P-Value= 0.05106, RMSEA = 0.045. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
satu faktor saja yaitu compliance.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16.
64
Tabel 3.16
Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Compliance)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0.60 0.07 8.09 √
2 0.59 0.07 8.12 √
3 0.59 0.08 7.22 √
4 0.04 0.08 0.48 X
5 0.53 0.08 7.02 √
7 0.52 0.08 6.72 √
8 0.10 0.08 1.21 X
9 0.28 0.08 3.50 √
10 0.08 0.08 1.03 X
18 -0.09 0.08 -1.14 X
19 -0.07 0.08 -0.88 X
20 0.17 0.08 2.11 √
22 0.74 0.07 10.12 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.16, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari
item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu
item nomor 4, 8, 10, 18, dan 19. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang
akan di-drop adalah item nomor 4, 8, 10, 18, dan 19 yang artinya item-item
tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
2. Conversion
Peneliti menguji apakah 10 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur konformitas teman sebaya (conversion). Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =
119.94, df = 35, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.116. Oleh karena itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
65
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square = 41.15, df = 30, P-Value= 0.08448, RMSEA = 0.045. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
satu faktor saja yaitu conversion.
Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.17.
Tabel 3.17
Tabel Muatan faktor Konformitas Teman Sebaya (Conversion)
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
6 0.15 0.09 1.77 X
11 0.55 0.08 6.86 √
12 0.59 0.08 7.36 √
13 0.59 0.08 7.48 √
14 0.55 0.08 6.91 √
15 0.77 0.08 9.95 √
16 0.46 0.08 5.62 √
17 0.25 0.09 2.92 √
21 -0.03 0.09 -0.40 X
23 0.10 0.09 1.17 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.17, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item signifikan karena t > 1,96. kemudian melihat muatan faktor dari
item, maka diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktormya < 1,96 yaitu
66
item nomor 6, 21, dan 23. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan
di-drop adalah item nomor 6, 21, dan 23 yang artinya item-item tersebut tidak
akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis
regresi berganda (multiple reggression analysis) yaitu suatu metode untuk
menguji signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel bebas (variabel
independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen). berikut ini adalah
persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+e
Keterangan:
Y = Agresivitas
a = intercept
b = koefisien regresi
X1 = Agreeableness pada trait kepribadian big five
X2 = Extraversion pada trait kepribadian big five
X3 = Conscientiousness pada trait kepribadian big five
X4 = Neuroticism pada trait kepribadian big five
X5 = Openness pada trait kepribadian big five
X6 = Compliance pada konformitas teman sebaya
X7 = Conversion pada konformitas teman sebaya
X8 = Jenis Kelamin
67
e = residu, yang dalam hal ini adalah seluruh variabel independen selain
delapan variabel independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi
agresivitas anak Punk di Jabodetabek namun tidak diteliti.
Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil
pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true
score adalah skor faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS 18.0
dengan menggunakan item-item yang valid. Dengan demikian maka tidak perlu
lagi dilaporkan reliabilitasnya. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi
tidak mengalami attenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang terhitung
lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan). True score inilah
yang kemudian akan diteliti dengan analisis regresi berganda untuk menguji
hipotesis penelitian yang dibahas pada BAB 2.
Dalam analisis regresi berganda, besarnya presentase atau proporsi
varians agresivitas yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa
diteliti bisa diukur dengan menggunakan rumus R2, dimana:
R2 =
Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi
sudah dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi adalah:
Ssreg = Σ (ỳ - ӯ)2 = b1Σx1y + b2Σx2y + b3Σx3y + ..... b8Σx8y, dimana:
ỳ = a + bx
Σx1y = Σ (x1 – x1bar) (y - )
Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total adalah:
68
Ssy = Σ (y – )2
R2 diuji signifikan atau tidaknya dengan F tes. Rumus F tes adalah:
F = , dimana :
n = banyaknya sampel
k = banyaknya independen varibel dengan df = k dan n- k – 1
jika R2 signifikan (P<0.05) berarti proporsi varians Y yang dipengaruhi
oleh kedua faktor (trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya) secara
keseluruhan adalah signifikan.
Jika telah terbukti signifikan maka peneliti akan menguji variabel mana
dari delapan variabel independen yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji
signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya:
Tbi = bi atau Sbi, dengan:
bi = koefisien regresi variabel yang ke – i
Sbi = standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke – i
Jika tbi memiliki skor t > |1.96| maka koefisien regresi variabel tersebut
dinyatakan signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan
tidak signifikan (dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5%).
Dalam multiple regression analysis ini dapat diperoleh beberapa
informasi, yaitu:
1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari variabel
dependen yang bisa diterangkan oleh variabel independen.
69
2. Uji Hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien
regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari
variabel independen yang bersangkutan.
3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi
tentang beberapa harga Y jika nilai variabel independen diketahui.
4. Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu trait
kepribadian big five dan konformitas teman sebaya dalam mempengaruhi
agresivitas.
3.7 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti merumuskan masalah yang akan
diteliti. Kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut
dari sudut pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap
kemudian menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu agresivitas dan trait kepribadian big five
yang diadaptasi dari pengukuran yang sudah ada, dan konformitas teman
sebaya berupa skala Likert yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori yang
didapat.
2. Meminta expert judgement yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk
menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat
berdasarkan teori yang telah dipaparkan.
70
3. Menyesuaikan hasil expert judgement dengan pengklasifikasian yang telah
dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan
dasar teori yang telah dikemukakan.
4. Menentukan sampel penelitian yaitu anak Punk di wilayah Jabodetabek,
pengambilan sampel bersifat non probability sampling.
5. Peneliti melaksanakan pengambilan data dengan cara menyebarkan angket
kepada para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan
selama kurang lebih 2 (dua) bulan lamanya.
6. Setelah melakukan penyebaran data atau angket, peneliti melakukan skoring
terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat
tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel. Kemudian, peneliti
melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena ingin mencari
pengaruh antara variabel independen trait kepribadian big five, konformitas
teman sebaya, dan jenis kelamin terhadap variabel terikat yaitu agresivitas.
Dalam menganalisis, peneliti menggunakan SPSS 18.0.
71
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi empat bagian, yaitu deskripsi subjek penelitian,
deskripsi data penelitian, kategorisasi variabel penelitian, dan uji hipotesis
penelitian.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 181 anak Punk di Jabodetabek baik laki-laki
maupun perempuan dengan deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tabel Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
N Identitas Subjek Frekuensi
Persentasi
Jenis Kelamin
1 Perempuan 33 18.23 %
Laki-laki 148 81.77 %
Jumlah 181 100 %
Dari tabel diatas, didapat informasi berdasarkan jenis kelamin, subjek
dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki dengan persentase 81.77%,
dibandingkan dengan perempuan hanya 18.23% dari 181 subjek.
72
4.2 Deskripsi Statistik Masing-masing Variabel Penelitian
Data skor agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman sebaya
diperoleh melalui angket yang disebar kepada anak Punk di Jabodetabek.
Tabel 4.2
Tabel Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AGRESI 181 26.25 79.10 50.0000 9.24678 AGREEABLENESS 181 14.48 96.52 49.9931 17.09249 EXTRAVERSION 181 37.36 78.41 50.0020 9.85983 CONSCIENTIOUSNESS 181 35.85 63.49 50.0000 6.84650 NEUROTICISM 181 29.67 66.34 50.0000 9.99500 OPENESS 181 26.51 64.82 50.0000 9.99500 COMPLIANCE 181 28.57 75.62 50.0000 8.53800 CONVERSION 181 24.04 67.40 50.0000 8.56130 Valid N (listwise) 181
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah subjek penelitian
sebanyak 181 orang dengan skor agresivitas yang terendah adalah 26.25
sedangkan skor agresivitas yang tertinggi adalah 79.10, kemudian skor trait
kepribadian big five aspek agreeableness memiliki skor terendah 14.48 sedangkan
skor tertingginya adalah 96.52, aspek extraversion memiliki skor terendah 37.36
dan skor tertingginya adalah 78.41, aspek conscientiousness memiliki skor
terendah 35.85 dan skor tertingginya adalah 63.49, aspek neuroticism memiliki
skor terendah 29.67 dan skor tertingginya adalah 66.34, aspek openness memiliki
skor terendah 26.51 sedangkan skor tertingginya adalah 64.82, selanjutnya aspek
dari konformitas teman sebaya yaitu compliance memiliki skor terendah 28.57
dan skor tertinggi 75.62, aspek conversion memiliki skor terendah 24.04 dan skor
tertinggi 67.40.
73
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur.
Tabel 4.3
Tabel Norma skor
Norma Rentang Intepretasi
X <Mean
X >Mean
<50
≥ 50
Rendah
Tinggi
Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi
kategori untuk agresivitas, trait kepribadian big five, dan konformitas teman
sebaya anak Punk di Jabodetabek.
4.3.1 Kategorisasi Tingkat Agresivitas
Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran variabel agresivitas yang
dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu
tinggi dan rendah.
Tabel 4.4
Tabel Kategorisasi Tingkat Agresivitas
KATEGORISASI AGRESI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 98 54.1 54.1 54.1 Rendah 83 45.9 45.9 100.0 Total 181 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.4, ditemukan bahwa 54.1% dari total responden
memiliki agresivitas tinggi dan 45.9% responden memiliki tingkat agresivitas
74
rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti,
tingkat agresivitas yang paling dominan berada pada kategori tinggi. Hal tersebut
dikarenakan anak Punk tinggal di jalanan sehingga sebesar 54.1% dari mereka
cenderung memiliki agresivitas yang tinggi.
4.3.2 Kategorisasi Tingkat Konformitas Teman Sebaya
Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran kategorisasi tingkat
konformitas teman sebaya.
Tabel 4.5
Tabel Kategorisasi Konformitas
KATEGORISASI KONFORMITAS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
compliance Tinggi 84 46.4 46.4 53.6 Rendah 97 53.6 53.6 100.0 Total 181 100.0 100.0
conversion Tinggi 84 46.4 46.4 53.6 Rendah 97 53.6 53.6 100.0 Total 181 100.0 100.0
Dari tabel di atas, ditemukan bahwa 46.4% dari total responden memiliki tingkat
konformitas compliance tinggi dan 53.6% responden memiliki tingkat
konformitas compliance rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan
responden yang diteliti, tingkat konformitas compliance yang paling dominan
berada pada kategori rendah. Artinya, sebanyak 53.6% dari total responden yaitu
anak Punk di Jabodetabek cenderung tidak mengikuti aturan atau perilaku teman
sebaya untuk mendapatkan reward dan tidak menghindari penolakan atau
hukuman.
75
Pada variabel konformitas conversion ditemukan bahwa 46.4% dari total
responden memiliki tingkat konformitas conversion yang tinggi dan 53.6%
responden memiliki tingkat konformitas conversion rendah. Dapat disimpulkan
bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat konformitas conversion
yang paling dominan berada pada kategori rendah. Artinya, 53.6% dari total
responden yaitu anak Punk di Jabodetabek cenderung kurang dapat menyesuaikan
diri dalam ketidakberadaan orang lain karena ia tidak melakukan apa yang
dianggap benar atau tidak melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
4.4 Uji Hipotesis Penelitian
4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda
dengan menggunakan software SPSS 18.0. Dalam regresi, terdapat tiga hal yang
harus diperhatikan. Pertama, besaran R-Square untuk mengetahui berapa persen
(%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Kedua,
apakah secara keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Terakhir, memperhatikan signifikan tidaknya
koefisien regresi dari masing-masing variabel independen.
Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui
berapa persen (%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel
independen.
76
Untuk tabel R-Square dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Tabel R-Square
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0 1 .619a .383 .354 7.43120
a. Predictors: (Constant), AGREEABLENESS , EXTRAVERSION, CONSCIENTIOUSNESS , NEUROTICISM , OPENESS, COMPLIANCE, CONVERSION, JK
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square dengan nilai
0.383 atau sebesar 38.3%. Artinya, proporsi varians dari agresivitas yang
dijelaskan oleh semua variabel independen adalah sebesar 38.3%, sedangkan
61.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Langkah kedua, peneliti melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh
dari keseluruhan variabel independen. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.7
Tabel Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5892.202 8 736.525 13.337 .000a Residual 9498.313 172 55.223 Total 15390.515 180
a. Predictors: (Constant), AGREEABLENESS , EXTRAVERSION, CONSCIENTIOUSNESS , NEUROTICISM , OPENESS, COMPLIANCE, CONVERSION, JK b. Dependent Variable: AGRESI
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom paling
kanan adalah 0.000 atau p = 0.000 dengan nilai p < 0.05. Dengan demikian
hipotesis nihil yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
seluruh variabel independen terhadap agresivitas ditolak. Artinya, terdapat
pengaruh yang signifikan dari extraversion, agreeableness, conscientiousnmess,
77
neuroticism, openness, compliance, conversion, dan jenis kelamin terhadap
agresivitas anak Punk di Jabodetabek.
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing
IV. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pada
anak Punk di Jabodetabek. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing
variabel independen terhadap agresivitas pada anak Punk di Jabodetabek dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Tabel Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.489 8.813 3.686 .000
AGREEABLENESS -.089 .034 -.165 -2.626 .009* EXTRAVERSION .027 .059 .029 .466 .642 CONSCIENTIOUSNESS -.374 .084 -.277 -4.447 .000* NEUROTICISM .314 .058 .339 5.386 .000* OPENESS -.026 .058 -.028 -.448 .655 COMPLIANCE .317 .067 .293 4.721 .000* CONVERSION .172 .068 .159 2.536 .012* JK .572 1.460 .024 .392 .696
a. Dependent Variable: AGRESI
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel di atas, dapat diketahui
persamaan regresi sebagai berikut: (*signifikan)
Agresivitas = 32.489 - 0.089*agreebeleness + 0.27extraversion –
0.374*conscientiousness + 0.314*neuroticism - 0.026openness +
0.317*compliance + 0.172*conversion + 0.572jenis kelamin
78
Dapat dilihat bahwa hanya koefisien regresi agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, compliance, dan conversion yang sigifikan. Hal
ini berarti dari delapan hipotesis minor terdapat lima yang diterima. Penjelasan
dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independen variabel
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Agreeableness
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.089 dengan signifikansi 0.009 (sig
< 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variable agreeableness pada trait
kepribadian big five secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap
agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel agreeableness maka semakin
rendah agresivitas.
2. Variabel Extraversion
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.027 dengan signifikansi 0.642 (sig
> 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel extraversion pada trait
kepribadian big five secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan
terhadap agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel extraversion
pada trait kepribadian big five terhadap agresivitas.
3. Variabel Conscientiousness
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.374 dengan signifikansi 0.000 (sig
< 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel conscientiousness pada trait
kepribadian big five secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap
agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel conscientiousness maka semakin
rendah agresivitas.
79
4. Variabel Neuroticism
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.314 dengan signifikansi 0.000 (sig
< 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel neuroticism pada trait
kepribadian big five secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap
agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel neuroticism maka semakin tinggi
agresivitas.
5. Variabel Openness
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.026 dengan signifikansi 0.655 (sig
> 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel openness pada trait kepribadian
big five secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap
agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel openness pada trait
kepribadian big five terhadap agresivitas.
6. Variabel Compliance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.317 dengan signifikansi 0.000 (sig
< 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel compliance pada konformitas
teman sebaya secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap
agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel compliance maka semakin tinggi
pula agresivitas.
7. Variabel Conversion
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.172 dengan signifikansi 0.012 (sig
< 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel conversion pada konformitas
teman sebaya secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap
80
agresivitas. Artinya, semakin tinggi variabel conversion maka semakin tinggi
pula agresivitas.
8. Variabel Jenis Kelamin
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.572 dengan signifikansi 0.696 (sig
> 0.05), artinya variabel jenis kelamin secara positif tidak mempengaruhi
secara signifikan terhadap agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara
jenis kelamin dengan agresivitas.
Koefisien regresi B merupakan koefisien regresi yang tidak terstandar
(unstandarized) dalam pengunaan skala yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
koefisien regresi B tidak dapat melihat koefisien regresi mana yang lebih tinggi.
Untuk dapat membandingkan koefisien regresi maka harus melihat koefisien
terstandar (standardized coefficient) beta. Dari koefisien beta ini, dapat dilihat
angka koefisien regresi mana yang menunjukkan pengaruh yang lebih kuat
terhadap variabel dependen.
Berdasarkan koefisien beta, urutan invariabel dependen yang memiliki
pengaruh dari yang paling kuat hingga yang paling lemah terhadap munculnya
agresivitas pada anak Punk di Jabodetabek adalah:
1. Neuroticism pada trait kepribadian big five dengan nilai 0.339
2. Compliance pada konformitas teman sebaya dengan nilai 0.293
3. Conversion pada konformitas teman sebaya dengan nilai 0.159
4. Conscientiousness pada trait kepribadian big five dengan nilai -0.277
5. Agreeableness pada trait kepribadian big five dengan nilai -0.165
81
4.5 Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Invariable Dependent
Selanjutnya, peneliti menjelaskan mengenai proporsi varians. Pengujian pada
tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians
dari masing-masing variabel independen terhadap agresivitas. Pada tabel 4.9
kolom pertama adalah penambahan varians variabel dependen dari tiap variabel
independen yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom kedua merupakan nilai
murni varians variabel dependen dari tiap variabel independen yang dimasukkan
secara satu per satu, kolom ketiga adalah nilai F hitung bagi variabel independen
yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi variabel independen yang
bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel
adalah kolom mengenai nilai variabel independen pada tabel F dengan DF yang
telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan
kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka
kolom selanjutnya yaitu kolom signifikansi yang akan dituliskan signifikan dan
sebaliknya. Besarnya proposi varians pada agresivitas dapat dilihat pada tabel 4.9.
82
Tabel 4.9
Tabel Kontribusi Varians Independent Variable terhadap Dependent
Variable
Model
R R Square
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
dimension0
1 Agreeableness .056a .003 .003 .555 1 179 .457 2 Extraversion .108b .012 .009 1.557 1 178 .214 3 Conscientiousness .381c .145 .133 27.594 1 177 .000* 4 Neuroticism .527d .277 .132 32.218 1 176 .000* 5 Openness .529e .280 .002 .554 1 175 .458 6 Compliace .599f .359 .079 21.544 1 174 .000* 7 Conversion .618g .382 .023 6.534 1 173 .011* 8 Jenis Kelamin .619h .383 .001 .153 1 172 .696
Dari tabel di atas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut:
1. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 0.3% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =
0.555 dan df1 = 1, df2 = 179.
2. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 0.9% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =
1.557 dan df1 = 1, df2 = 178.
3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 13.3% dalam
varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =
27.594 dan df1 = 1, df2 = 177.
4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 13.2% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 32.218
dan df1 = 1, df2 = 176.
5. Variabel openness memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =
0.554 dan df1 = 1, df2 = 175.
83
6. Variabel compliance memberikan sumbangan sebesar 7.9% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 21.544
dan df1 = 1, df2 = 174.
7. Variabel conversion memberikan sumbangan sebesar 2.3% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 6.534
dan df1 = 1, df2 = 173.
8. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.1% dalam varians
agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =
0.153 dan df = 1, df2 = 172.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 4 (empat) variabel
independen, yaitu conscientiousness, neuroticism, compliance, dan conversion
yang signifikan sumbangannya terhadap agresivitas, jika dilihat dari besarnya
pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan independen
variabel (sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari kedelapan independen
variabel tersebut dilihat mana yang paling besar memberikan sumbangan terhadap
variabel dependen. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai R2change,
semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap variabel
dependen. Diketahui bahwa trait kepribadian big five memberikan sumbangan
proporsi sebesar 27.9% dan konformitas teman sebaya memberikan sumbangan
proporsi sebesar 10.2%.
84
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti membahas kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil
penelitian yang telah diperoleh. Selain itu, juga akan diberikan saran dari segi
teoritis dan juga praktis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian big five dan konformitas
teman sebaya terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Secara bersama-
sama trait kepribadian big five, konformitas teman sebaya, dan jenis kelamin
sebesar 38.3% berpengaruh terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek.
Dari kelima tipe trait kepribadian big five, tipe conscientiousness dan
neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di
Jabodetabek dimana tipe conscientiousness berpengaruh dengan arah negatif yang
artinya semakin tinggi nilai conscientiousness maka semakin rendah agresivitas
anak Punk di Jabodetabek, sedangkan pada tipe neuroticism berpengaruh dengan
arah positif yang artinya semakin tinggi nilai neuroticism maka semakin tinggi
pula agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Pada dimensi konformitas teman
sebaya, kedua dimensi compliance dan conversion berpengaruh signifikan
terhadap munculnya agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan arah positif,
artinya semakin tinggi nilai compliance dan conversion maka semakin tinggi pula
agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Untuk variabel agreebleeness,
85
extraversion, openness¸ dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek.
5.2 Diskusi
Berdasarkan pada hasil penelitian ini bahwa trait kepribadian big five
mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) yang juga
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara trait kepribadian big
five terhadap agresivitas dimana dimensi neuroticism, agreeableness, dan
conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas,
sedangkan pada trait kepribadian extraversion dan openness tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.
Selain itu, Baron dan Byrne (2005) mengatakan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif adalah tipe
kepribadian. Faktor kepribadian adalah faktor manusia yang dianggap cukup
berperan dalam perilaku agresif, karena kepribadian merupakan salah satu
variabel person yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku agresif. Larsen dan
Buss (2002) juga menyebutkan bahwa kepribadian seseorang mempengaruhi cara
individu dalam beraksi, berpikir, merasa, berinteraksi, dan beradaptasi dengan
orang lain, termasuk dalam bentuk perilaku agresif.
Variabel pertama yang mempengaruhi agresivitas anak Punk pada
penelitian ini adalah conscientiousness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan dan secara negatif
86
mempengaruhi agresivitas anak Punk dengan kontribusi sebesar 13.3%.
Conscientiousness digambarkan dengan individu yang patuh, terkontrol, teratur,
ambisius, berfokus pada pencapaian, dan disiplin diri (Costa & McCrae dalam
Cloninger, 2009). Hal ini senada dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rahmatillah (2011) dimana dalam penelitiannya dimensi conscientiousness
memiliki pengaruh negatif terhadap agresivitas. Semakin tinggi skor
conscientiousness maka semakin rendah agresivitas anak Punk di Jabodetabek,
dan sebaliknya. Hal ini terkait dengan pekerjaan anak Punk di Jabodetabek yang
sebagian besar mereka berprofesi sebagai pengamen jalanan dan tukang parkir
sehingga membutuhkan disiplin diri yang tinggi, keteraturan, ambisi yang besar
untuk memperoleh penghasilan yang besar pula sehingga dapat mencukupi
kehidupan mereka.
Variabel trait kepribadian big five lain yang berpengaruh secara signifikan
terhadap agresivitas dalam penelitian ini adalah neuroticism. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan dan secara
positif mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan konstribusi
sebesar 13.2%. Semakin tinggi skor neuroticism anak Punk tersebut maka
semakin tinggi pula agresivitasnya. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Costa & McCrae (dalam Cloninger, 2009) dimana individu dengan skor tinggi
pada dimensi ini, memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan,
tempramental, mengasihi diri sendiri, sadar diri, emosional, dan rentan terhadap
gangguan stress. Fenomena yang ditemukan di lapangan, peneliti melihat bahwa
kehidupan yang dilalui oleh anak jalanan seperti halnya anak Punk tidaklah
87
mudah. Kondisi jalanan yang kurang bersahabat seperti sulitnya mencari uang
hanya dengan menjadi pengamen jalanan atau tukang parkir untuk memenuhi
kebutuhan pokok seperti makan dan rokok. Kondisi demikian dapat membuat
mereka rentan terhadap stress, emosi tidak stabil, dan sering mengalami
kecemasan sehingga perilaku agresi tidak dapat dihindarkan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari kelima dimensi trait kepribadian
big five, agreeableness, extraversion, dan openness tidak mempengaruhi secara
signifikan agresivitas anak Punk di Jabodetabek, tetapi kedua dimensi tersebut
memberikan proporsi masing-masing sebesar 0.3%, 0.9%, dan 0.2%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa agreeableness tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmatillah
(2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara trait
kepribadian big five terhadap agresivitas yang mana pada dimensi agreeableness
memiliki pengaruh yang signifikan pula terhadap agresivitas. Ketidaksesuaian ini
boleh jadi terjadi karena sampel dalam penelitian ini menjawab pernyataan secara
tidak teliti atau menjawab pernyataan secara asal sehingga mempengaruhi hasil
penelitian. Peneliti menemukan beberapa fakta di lapangan bahwa kebanyakan
dari sampel berpenampilan tidak rapi atau ‘urakan’. Mereka juga kurang
bersimpati bila salah satu temannya membutuhkan pertolongan, justru mereka
saling mengolok-olok satu sama lain.
88
Variabel lain yang juga tidak mempengaruhi agresivitas anak Punk di
Jabodetabek adalah extraversion. Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mastur (2012) pada petarung peresean yang
menunjukkan bahwa kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki oleh petarung
peresean adalah tipe kepribadian extraversion dengan tingkat agresivitas sedang.
Hal tersebut dapat terjadi karena sampel menjawab pernyataan secara tidak teliti
atau peneliti tidak dapat memastikan apakah subjek penelitian mengerti
pernyataan-pernyataan yang ada di dalam angket. Fakta yang peneliti temukan di
lapangan adalah sampel yaitu anak Punk memang terlihat riang, namun seperti
banyak menanggung masalah, pandangannya tidak fokus, dan seperti sedang
banyak hal yang dipikirkan. Tidak semua dari sampel menunjukkan keramahan,
justru terkesan tidak terbuka. Aktivitas yang mereka lakukan hanya berkumpul
dengan teman-teman, bercanda ria. Selain itu, mereka mengatur kendaraan di
tempat-tempat belanja, mengamen, dan lain sebagainya.
Untuk dimensi openness juga demikian, dimensi ini tidak memberikan
pengaruh terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal tersebut terjadi
karena bila dilihat dari teori yang dijelaskan oleh Costa & McCrae (dalam
Cloninger, 2009) bahwa individu dengan tingkat openness yang rendah
digambarkan sebagai pribadi yang berpikiran sempit, konservatif dan tidak
menyukai adanya perubahan. Hal yang sama ditemukan di lapangan bahwa
sampel kurang terbuka dengan orang baru. Mereka tidak mau lebih
mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya serta nyaman menjadi
diri mereka yang sekarang.
89
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas teman sebaya memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hasil
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan
perilaku agresif pada remaja. Senada dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kurniawan dan Rois (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara siswa yang terlibat tawuran dengan konformitas kelompok
teman sebaya.
Dua dimensi konformitas teman sebaya yaitu compliance dan conversion
memiliki pengaruh signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek.
Variabel compliance memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas anak Punk di
Jabodetabek dengan kontribusi 7.9%. Semakin anak Punk tersebut memiliki
konformitas compliance yang tinggi maka semakin tinggi tingkat agresivitasnya.
Menurut Wiggins, Wiggins, dan Zanden (1994), konformitas compliance terjadi
apabila individu mengikuti aturan atau perilaku orang lain untuk mendapatkan
reward dan menghindari penolakan atau hukuman. Anak Punk melakukan
perilaku agresif cenderung mengikuti perilaku orang lain yang dalam hal ini
adalah teman sebaya, dimana mereka melakukan perilaku agresif agar diterima
oleh lingkungan dan kelompoknya. Hasil tersebut didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Fajri (2013), dimana pada penelitiannya
didapatkan hasil bahwa variabel konformitas compliance secara positif dan
signifikan mempengaruhi agresivitas.
90
Pada dimensi conversion didapatkan pengaruh signifikan dan secara
positif mempengaruhi agresivitas anak Punk di Jabodetabek dengan kontribusi
2.3%. Semakin anak Punk tersebut memiliki konformitas conversion yang tinggi
maka semakin tinggi agresivitasnya. Konformitas conversion itu sendiri
merupakan konformitas yang terjadi saat seseorang menyesuaikan diri dalam
ketidakberadaan orang lain karena ia melakukan apa yang dianggap benar atau
melakukan apa yang ingin ia lakukan (Wiggins, Wiggins, & Zanden 1994). Anak
Punk yang mengikuti tingkah laku orang lain tanpa adanya paksaan atau karena
diri sendiri menghendakinya juga cenderung melakukan perilaku agresif. Hal itu
terjadi karena mungkin mereka melakukan hal demikian untuk kebaikan pribadi
maupun kelompok, selain itu juga untuk membela diri, menjaga harga diri serta
tidak ingin dianggap lemah oleh orang lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa variabel
konformitas conversion secara negatif dan signifikan mempengaruhi agresivitas.
Variabel terakhir yaitu jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Berkowitz, Osterman, dan Hjelt-Back
(dalam Baron, 2003) tentang perbedaan jenis kelamin yang mempengaruhi
perilaku agresif dimana hasilnya adalah pria umumnya lebih agresi dalam bentuk
langsung daripada wanita. Penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini
dimana laki-laki cenderung lebih agresif dibandingkan dengan perempuan. Hasil
tersebut dapat dilihat dari nilai B jenis kelamin pada tabel 4.8 sebesar 0.572 yang
91
berarti angka tersebut positif. Artinya, laki-laki pada sampel penelitian ini lebih
agresif daripada perempuan.
5.3 Saran
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penelitian ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi
kekurangan dan keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran
praktis. Saran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang
akan meneliti variabel dependen yang sama.
5.1.1. Saran Teoritis
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan
saran teoritis sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini ditemukan pengaruh trait kepribadian big five dan
konformitas teman sebaya terhadap agresivitas hanya sebesar 38.3%, maka
bagi peneliti lain yang tertarik meneliti variabel dependen yang sama agar
melibatkan variabel independen lain yang mempengaruhi tingkat agresivitas
selain trait kepribadian big five dan konformitas teman sebaya seperti coping
stress, kecerdasan emosi, pekerjaan, usia, dan lain-lain. Mempertimbangkan
variabel-variabel tersebut, diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih
menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.
2. Pada penelitian ini, sampel penelitian adalah anak Punk di Jabodetabek. Pada
penelitian selanjutnya disarankan untuk menjadikan para tahanan di bui baik
92
anak-anak dan orang dewasa. Hal tersebut diharapkan hasil yang diperoleh
akan lebih baik.
5.1.2. Saran Praktis
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan
saran teoritis kepada pemerintah, orangtua, masyarakat, dan anak Punk itu sendiri.
1. Pemerintah
Pemerintah diharapkan untuk lebih memperlakukan anak Punk lebih baik
manusiawi dengan memberikan pengarahan atau pendidikan kepada mereka
seperti mengikuti pelatihan pengembangan diri dan kepribadian sehingga
mereka tidak melakukan perilaku agresif. Pemerintah bisa bekerja sama
dengan beberapa psikolog untuk konsentrasi menangani hal ini karena aka
merugikan berbagai pihak terutama masyarakat sekitar.
2. Orangtua
Orangtua disarankan dapat memberikan perhatian khusus kepada anak
mereka masing-masing sehingga mereka merasa masih diperhatikan.
Orangtua di rumah bisa memberikan tanggung kepada anaknya di rumah
maupun di luar rumah sehingga mereka merasa dibutuhkan. Selain itu juga
diharapkan untuk orang tua lebih memberikan kepercayaan atau trust
kepada anak-anaknya agar ketika mereka berhadapan dengan dunia luar
tidak mengalami kecemasan dan rentan terhadap stres. Menumbuhkan nilai-
nilai moral dan agama juga penting agar menjadikan Tuhan sebagai satu-
satunya yang dapat diyakini menolong mereka.
93
3. Masyarakat
Masyarakat di daerah Jabodetabek disarankan untuk tidak memberikan
judgement atau penilaian yang buruk kepada anak Punk karena apa yang
mereka lihat dan nilai belum tentu demikian adanya, karena boleh jadi orang
yang berpenampilan tidak baik memiliki kepribadian yang baik.
Saran lain kepada masyarakat adalah masyarakat bisa lebih bersahabat
dengan anak Punk sehingga mereka tidak merasa terintimidasi dengan sikap
masyarakat. Selain itu masyarakat juga harus lebih peka terhadap kebutuhan
anak Punk, misalnya saja dengan membuat sekolah khusus anak Punk agar
mereka memiliki pendidikan akademis maupun akademis serta perilaku dan
sikap yang baik.
4. Anak Punk
Anak Punk umumnya dan khususnya untuk sampel penelitian harus lebih
dapat mengenali diri sendiri dan memperkuat hal-hal positif yang ada pada
dirinya agar hal-hal negatif seperti perilaku agresi dapat berkurang, yaitu
dengan mengadakan pengajian setiap malam Jum’at, mengurangi
mengkonsumsi minuman keras, bersikap ramah terhadap orang lain yang
tidak dikenal. Selain itu anak Punk diharapkan bisa lebih menghargai orang
lain yang dikenal maupun tidak dikenal, karena hal tersebut dapat
menambah nilai baik di dalam diri serta mengurangi anggapan masyarakat
tentang anak Punk yang sukanya berbuat kasar, pemberontak, dan lain
sebagainya.
94
DAFTAR PUSTAKA
Anggaraningtyas, Y., Lilik, S., & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara
koping stres dan persepsi pola asuh otoriter dengan kecenderungan
perilaku agresi pada remaja yang dimoderasi oleh konformitas teman
sebaya pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. 1.
Archer, J. (2000). Sex Differences in aggression between heterosexual partners: a
meta-analytic review. Psychological Bulletin, 664.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Social psychology: tenth edition. In R.
Djuwita, M. M. Parman, D. Yasmina, & L. P. Lunanta,Psikologi Sosial:
Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Berkowitz, L. (1993). Aggression: its causes, consequences, and control. New
York: McGraw-Hill, Inc.
Buss, A. H. & Perry, M. (1992). The aggression questionnaire. Journal of
Personality and Social Psychology, 454.
Chaplin, J. P. (2006). Dictionary of psychology. In K. Kartono, Kamus lengkap
psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Cloninger, S. C. (2009). Theories of personality: understanding persons. United
State: Pearson Prentice Hall.
Dermawan, A. (2007). Perilaku agresif pada anak ditinjau dari konformitas
terhadap teman sebaya. Skripsi , 46.
Donnellan, M. B., Oswald, F. L., Baird, B. M., & Lucas, R. E. (2006). The MINI-
IPIP scales: tiny-yet-effective measures of the big five factors of
personality. Journal of Psychological Assesment , 193, 203.
Durkin, K. (1995). Developmental social psychology: from infancy to old age.
USA: Blackwell.
Engler, B. (2009). Personality theories: an introduction, eighth edition. New
York: Hounghton Mifflin Harcourt Publishing Company.
Fajri, N. (2013). Pengaruh self-esteem, kecerdasan emosi, dan konformitas teman
sebaya terhadap agresivitas remaja. Skripsi,82.
95
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of personality. New York: McGraw-Hill.
Franzoi, S. L. (2003). Social Psychology: Third Edition. New York: McGraw-
Hill.
Freedman, J. L., Sears, D. O., & Carlsmith, J. M. (1978). Social psychology: third
edition. United State: Prenntice-Hall, Inc.
Friedman, H. S., & Schustack, M. W. Personality: classic theories and modern
research . In F. D. Ikarini, M. Hany, & A. P. Prima, Kepribadian: teori
klasik dan riset modern.
Gosling, S. D., Rentfrow, P. J., & Jr, W. B. (2003). A very brief measure of the
big five personality domains. Journal of research in personality , 506, 508.
King, L. A. (2010). The sience of psychology: an appreciative view. In B.
Marwensdy, Psikologi umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika.
Kurniawan, S., & Rois, A. M. (2009). Tawuran, prasangka terhadap kelompok
siswa sekolah lain, serta konformitas pada kelompok teman sebaya.
Proyeksi , 90.
Larsen, R. J., & Buss, M. D. (2002). Personality psychology: domains of
knowledge about human nature. New York: McGraw-Hill.
Mastur. (2012). Hubungan antara tipe kepribadian, agresivitas dan kontrol diri
pada petarung peresean. Tesis , 101.
Myers, D. (2009). Exploring social psychology: fifth edition. New York:
McGraw-Hill.
O'Connor, D. B., Archer, J., & Wu, F. W. (2001). Measuring agression: self-
reports, partner reports, and responses to provoking scenarios. Journal of
Aggressive Behavior , 81, 84, 89.
Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (2005). Personality: theory and
research, ninth edition. United State: John Willey & Sons, Inc.
Prativi, A. (2010). Kepribadian dan agresivitas tokoh utama d'artagnan dalam
roman les trois mousquetaires karya alexandre dumas pere. Skripsi , ii.
Rahmatillah, A. (2011). Pengaruh tipe kepribadian big five dan sel-control
terhadap agresivitas satuan pamong praja kota tangerang. Skripsi,98, 101,
102.
96
Ram, B. & Feng, H. (2005). Sex differences in the effects of family structure on
children's aggressive behavior. Journal of comparative family Studies ,
334.
Raven, B. H.& Rubin, J. Z. (1976). Social psychology: second edition. United
State: John Willey & Sons.
Shalahuddin, O. (2010). Anak jalanan. Sosial.8.
Samuel, D. G., Rentfrow, P. J., & and Jr., W. B. (2003). A very brief measure of
the big-five personality domains. Journal of research in personality , 508.
Santrock, J.W. (2005). Adolescence: tenth edition. New York: McGraw-Hill
Santrock, J. W. (2007). Child development, eleventh edition. In M. &.
Rachmawati, Perkembangan anak, edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2012). Adolescence: fourteenth edition.New York: McGraw-Hill
Sarwono, S. W.& Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Social psychology: fifth
edition. In M. Adryanto, Psikologi sosial: edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2007). Research
methods in psychology.In H. P. Setjipto & S. M. Soetjipto, Metodologi
penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sunaryadi, Y. (2010). Analisis perilaku kekerasan penonton sepakbola (studi
kasus pada penonton sepakbola di Bandung). Observasi , 21.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Social Psychology, 12th
edition. In T. Wibowo, Psikologi sosial, edisi kedua belas. Jakarta:
Kencana.
Tentama, F. (2013). Perilaku anak agresif: asesmen dan intervensinya. Kesehatan
masyarakat , 1.
Utomo, H., & Warsito, H. (2013). Hubungan antara frustasi dan konformitas
dengan perilaku agresi pada suporter bonek Persebaya. Skripsi , 1.
Wade, C., & Tavris, C. (2011). Psychology: tenth edition. United State: Pearson
Education, Inc.
97
Wiggins, J. A., Wiggins, B. B., & Zanden, J. V. (1994). Social psychology: fifth
edition. United State: McGraw-Hill, Inc.
Wilujeng, P., & Budiani, M. S. (2013). pengaruh konformitas pada geng remaja
terhadap perilaku agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Skripsi , 1.
Website
Blogdetik.com. (2010, January 22). Retrieved November 13, 2013, from
Blogdetik.com: http:/kategori.blogdetik.com/2010/01/22/fakir-miskin-
anak2-terlantar-tak-dipelihara-negara/
Blogspot.com. (2010, July 27). Berita Lampung. Retrieved November 2013, 2013,
from Blogspot.com:http://berita-lampung.blogspot.com/2010/07/data-
jumlah-anak-jalanan-di-indonesia.html
Fadli, A. (2012). Retrieved January 16, 2014, from Web.unai.ac.id:
http://andreansyah-f--fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-50188-Umum-
Sejarah%20dan%20Fenomena%20Pergerakan%20Punk.html
Harianhaluan.com. (2011, May 13). Retrieved Januari 16, 2014, from
Harianhaluan.com:
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=artic
le&id=4686:anak-punk-dan-problem-sosial-
kota&catid=21;khas&Itemmmid=190
Khoirunnisa. (2012, June 21). Social Sciences. Retrieved November 13, 2013,
from Shvoong.com: http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2179550-macam-macam-anak-jalanan/
Merdeka.com. (2012, September 15). Peristiwa. Retrieved November 13, 2013,
from Merdeka.com: http://www.merdeka.com/peristiwa/ihsan-tewas-
ditusuk-saat-pesta-miras-bareng-anak-punk.html
Republika.co.id. (2013, July 17). Retrieved November 13, 2013, from
republika.co.id:
http:/www.repunlika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/17/mq2oy6-2013-
penduduk-indonesia-diperkirakan-250-juta-jiwa
Republika.co.id. (2013, March 22). Berita Nasional. Retrieved November 13,
2013, from Republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/13/03/22/mk1rbb-oknum-punk-di-bekasi-resahkan-warga
98
Rohman, A. (2013, September 03). Sosial Budaya. Retrieved January 16, 2013,
from Kompasiana.com: http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/03/apa-
dan-siapa-anak-punk-itu-586202.html
Sagitarius, D. (2011, March). Retrieved November 13, 2013, from Facebook.com:
http://www.facebook.com/dys.punk.dedy.sagitarius/posts/4712534362639
98
Sulastri. (2012, 04). Retrieved January 16, 2014, from Blogspot.com:
http://allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/komunitas-punk.html
Wibowo, M. R. (2013, May 01). Berita Nasioanal. Retrieved November 22, 2013,
from Republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/05/01/mm4liv-
puluhan-anak-punk-pekanbaru-aniaya-anggota-tni
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGIL Kerta Mukti NoS Cirendeu Jakarta Selatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74j14714
FORMULIR PERMOHONAN
IZIN PENELITIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Judul Skripsi
la,ttahdibawah
, JyiP
tnl :
I:\ft.s fnketw wI
gfl,&e Jer/t .J.!hJg tt$t{9l .fiwsrlitutAn v ?unL di lrhietnh(,
dengan ini bermaksud mengajukan permohonan izin pendahuluan/penelitian skripsi.
Menyetujui,
ing I Pembimbing IIuM0iqv _ !{$s ,!{9Cadatan :
Untuk izin penelitian merampirkan data kuesioner penelitian
109o7ouot3g
hgflyl T*il Ff,hd,gl tsy:nye jr,;
S .fs,, ta -t
hurioh
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam Hormat,
Saya Syifa Fauziah, mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta semester IX hendak mengadakan penelitian dalam menyusun skripsi
mengenai Anak Punk di Jakarta dan sekitarnya.
Berkaitan dengan ini, saya memohon bantuan dari Anda untuk mengisi
skala yang tersedia. Jawaban yang jujur dan sesuai dengan apa yang benar terjadi
pada Anda sangat membantu dalam penelitian ini. Semua jawaban yang Anda
berikan akan dijaga kerahasiaannya. Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
Data Responden
Nama/ Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Akhir :
Petunjuk
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk
menjawab pernyataan sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda
checklist ( √ ) dalam kotak pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia di setiap
pernyataannya.
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh:
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Tertarik pada suatu hal √
2 Merasa bersalah
3 Mudah tersinggung
Terima kasih, selamat mengerjakan!
Skala Trait Kepribadian Big-Five
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya dapat menghidupkan suasana dimana pun
2 Saya tidak suka jadi pusat perhatian
3 Saya tidak banyak bicara
4 Saya mengacaukan segala hal
5 Suasana hati saya sering berubah
6 Saya tidak tertarik pada masalah orang lain
7 Saya mempunyai imajinasi yang tinggi
8 Saya menyelesaikan tugas dengan segera
9 Saya sering lupa mengembalikan barang-barang ke
tempatnya
10 Saya sulit untuk berimajinasi
11 Saya berbicara pada banyak orang yang saya jumpai
12 Saya simpati dengan perasaan orang lain
13 Saya tidak memikirkan orang lain
14 Saya tidak tertarik pada ide-ide yang abstrak
15 Saya jarang merasa sedih
16 Saya mudah marah
17 Saya kesulitan memahami ide-ide yang abstrak
18 Saya dapat merasakan emosi orang lain
19 Saya suka keteraturan
20 Saya orang yang tenang
Skala Agresivitas
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Beberapa teman menganggap saya orang mudah
marah
2 Jika saya harus terpaksa melakukan kekerasan
untuk membela hak saya, maka saya akan
melakukannya
3 Jika seseorang berbuat baik kepada saya, saya
curiga apa yang sebenarnya ia inginkan
4 Saya katakan secara terbuka pada teman ketika
saya tidak sependapat dengan mereka
5 Jika sedang marah saya merusak barang-barang
6 Jika seseorang tidak sepakat dengan pemikiran/
tindakan saya, saya lekas memberikan alasan/
argumen
7 Saya heran, mengapa terkadang saya merasa tidak
nyaman terhadap suatu hal
8 Terkadang saya tidak dapat mengontrol keinginan
untuk memukul orang lain
9 Saya adalah orang yang tenang
10 Saya curiga pada orang-orang asing (orang yang
tak dikenal) yang terlalu ramah
11 Saya pernah mengganggu/ mengancam orang yang
saya kenal
12 Saya orang yang cepat marah
13 Jika banyak yang memprofokasi/ pancingan, saya
bisa memukul orang lain
14 Jika seseorang mengecewakan saya, maka saya
akan mengatakan hal tersebut pada orang itu
15 Jika cemburu saya akan merusak atau membanting
barang
16 Saya tidak punya alasan untuk memukul orang lain
17 Suatu waktu saya merasa banyak dibohongi dalam
hidup
18 Saya bermasalah dalam pengendalian emosi
19 Saat frustasi, saya biarkan kemarahan saya terlihat
20 Saya terkadang merasa bahwa orang-orang
menertawakan saya di belakang
21 Saya sering berbeda pendapat dengan orang lain
22 Jika seseorang memukul saya, saya akan memukul
kembali
23 Terkadang saya merasa seperti bom yang siap
meledak
24 Saya selalu melihat orang lain memusuhi saya
25 Jika ada seseorang yang mengganggu saya terus-
menerus, saya akan memukulnya
26 Saya tahu bahwa teman-teman menggunjingkan
saya di belakang
27 Teman saya berpendapat bahwa saya orang yang
selalu mencari alasan
28 Terkadang saya bertindak tanpa alasan
29 Dibanding orang lain, saya lebih sering terlibat
perkelahian
Skala Konformitas Teman Sebaya
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya akan melakukan hal-hal yang disukai teman
saya
2 Saya akan mengikuti setiap kegiatan yang
dijalankan kelompok
3 Menurut saya, tidak perlu memaksakan diri
melakukan apa yang dilakukan teman saya supaya
disukai oleh mereka
4 Saya pikir, pendapat individu lebih diutamakan
daripada pendapat kelompok
5 Saya akan menjaga nama baik kelompok saya
6 Menurut saya, mengikuti apa yang teman-teman
saya lakukan bukan hal penting
7 Saya berusaha mengikuti apa saja yang dilakukan
teman-teman saya agar tidak dijauhi oleh mereka
8 Saya lebih suka mendukung pendapat teman-
teman daripada harus berbeda pendapat
9 Saya kurang setuju jika harus memaksakan diri
untuk mengikuti aturan kelompok
10 Saya memiliki keyakinan diri yang kuat terhadap
pendapat sendiri daripada pendapat kelompok
11 Saya pikir, saya tidak perlu meminta pendapat
teman-teman saya dalam memutuskan suatu hal
12 Saya lebih baik mengikuti apa yang diharapkan
orang-orang sekitar saya daripada berargumentasi
dengan mereka
13 Saya lebih percaya informasi dari kelompok saya
dibandingkan pemikiran sendiri
14 Saya mengikuti apa yang teman-teman lakukan
walaupun mereka tidak mengharuskannya
15 Saya mengikuti teman-teman saya agar terlihat
kompak
16 Saya tidak mampu berbuat apa-apa tanpa teman
kelompok saya
17
Saya ragu bila harus mengekspresikan keinginan
saya
18 Saya mengikuti apa yang teman-teman lakukan
tanpa adanya paksaan
19 Saya pikir, saya tidak perlu sepenuhnya yakin
terhadap info langsung dari kelompok
ITEM29.64
ITEM58.91
ITEM88.61
ITEM117.87
ITEM138.40
ITEM169.28
ITEM228.60
ITEM255.37
ITEM297.78
Fisik 0.00
Chi-Square=29.14, df=21, P-value=0.11075, RMSEA=0.046
1.78
4.45
6.03
5.27
6.26
-3.18
5.99
9.08
7.56
PATH DIAGRAM
AGRESIVITAS
SYNTAX DIMENSI AGRESI FISIK UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 2 5 8 11 13 16 22 25 29/ MO NX=9 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK Fisik FR TD 4 2 TD 9 1 TD 7 1 TD 3 1 TD 5 3 TD 8 4 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI FISIK
ITEM44.84
ITEM67.97
ITEM146.46
ITEM218.34
ITEM279.48
Verbal 0.00
Chi-Square=5.94, df=5, P-value=0.31187, RMSEA=0.032
4.81
3.66
4.39
3.29
0.16
SYNTAX DIMENSI AGRESI VERBAL
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 4 6 14 21 27/ MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK Verbal PD OU AD = OFF IT = 500 RS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI VERBAL
ITEM15.13
ITEM99.18
ITEM128.37
ITEM187.57
ITEM198.98
ITEM237.85
ITEM288.88
marah 0.00
Chi-Square=15.26, df=12, P-value=0.22777, RMSEA=0.039
10.88
4.93
8.14
9.52
5.13
6.32
6.55
SYNTAX DIMENSI AGRESI MARAH
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 1 9 12 18 19 23 28/ MO NX=7 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK marah FR TD 6 1 TD 6 5 PD OU AD = OFF IT = 500 RS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI MARAH
ITEM38.38
ITEM77.93
ITEM108.49
ITEM159.47
ITEM175.32
ITEM208.56
ITEM248.85
ITEM268.52
permusuh 0.00
Chi-Square=26.14, df=18, P-value=0.09657, RMSEA=0.050
4.67
5.32
4.46
0.71
7.25
4.31
3.68
4.37
SYNTAX DIMENSI AGRESI PERMUSUHAN UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS DA NI=29 NO=181 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI = A.COR SE 3 7 10 15 17 20 24 26/ MO NX=8 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR LK permusuhan FR TD 8 7 TD 7 6 PD OU AD = OFF IT = 500 RS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI AGRESI PERMUSUHAN
ITEM60.00
ITEM129.49
ITEM139.49
ITEM189.49
AGREEBLE 0.00
Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000
18.97
-0.27
-0.26
0.16
TRAIT KEPRIBADIAN BIG-FIVE
SYNTAX DIMENSI AGREEBLENESS
UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM 17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 6 12 13 18/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK AGREEBLENESS FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 2 TD 3 2 TD 4 3 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI AGREEBLENESS
ITEM18.00
ITEM22.47
ITEM38.92
ITEM117.57
EXTRAVER 0.00
Chi-Square=0.30, df=2, P-value=0.85976, RMSEA=0.000
1.77
2.14
-1.34
-1.84
SYNTAX DIMENSI EXTRAVERSION
UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM 17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 1 2 3 11/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK EXTRAVERSION FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI EXTRAVERSION
ITEM40.00
ITEM89.49
ITEM99.49
ITEM199.49
CONSCIEN 0.00
Chi-Square=3.48, df=2, P-value=0.17560, RMSEA=0.064
18.97
-0.24
1.76
0.05
SYNTAX DIMENSI CONSCIENTIOUSNESS
UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 4 8 9 19/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK CONSCIENTIOUSNESS FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI CONSCIENTIOUSNESS
ITEM50.00
ITEM159.50
ITEM169.49
ITEM20-0.76
NEUROTIC 0.00
Chi-Square=0.13, df=1, P-value=0.71835, RMSEA=0.000
18.97
-0.95
3.24
2.71
SYNTAX DIMENSI NEUROTICISM
UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 5 15 16 20/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK NEUROTICISM FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 1 TD 3 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI
PATH DIAGRAM DIMENSI NEUROTICISM
ITEM70.00
ITEM109.49
ITEM142.88
ITEM179.49
OPENNESS 0.00
Chi-Square=0.98, df=2, P-value=0.61167, RMSEA=0.000
18.97
5.08
2.35
-0.38
SYNTAX DIMENSI OPENNESS
UJI VALIDITAS KONSTRUK BIG FIVE DA NI=20 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI = bigfive.cor SE 7 10 14 17/ MO NX =4 NK = 1 TD = SY, FI LK OPENNESS FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 3 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
PATH DIAGRAM DIMENSI OPENNESS
KONFORMITAS TEMAN SEBAYA
SYNTAX DIMENSI COMPLIANCE
UJI VALIDITAS KONSTRUK KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DA NI=23 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 PM SY FI = konform.cor SE 1 2 3 4 5 7 8 9 10 18 19 20 22/ MO NX =13 NK = 1 TD = SY, FI LK COMPLIANCE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 FR TD 12 10 TD 8 7 TD 8 4 TD 10 7 TD 6 3 TD 8 1 TD 8 5 TD 4 1 FR TD 12 11 TD 11 10 TD 11 7 TD 9 4 TD 10 4 TD 11 1 TD 12 6 TD 9 8 FR TD 13 3 TD 7 2 TD 10 6 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
ITEM18.42
ITEM28.59
ITEM37.51
ITEM49.57
ITEM58.80
ITEM78.50
ITEM89.60
ITEM99.56
ITEM109.48
ITEM189.66
ITEM199.56
ITEM209.46
ITEM226.35
COMPLIAN 0.00
Chi-Square=62.71, df=46, P-value=0.05106, RMSEA=0.045
8.09
8.12
7.22
0.48
7.02
6.72
1.21
3.50
1.03
-1.14
-0.88
2.11
10.12
PATH DIAGRAM DIMENSI COMPLIACE
SYNTAX DIMENSI CONVERSION
UJI VALIDITAS KONSTRUK KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DA NI=23 NO=181 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 PM SY FI = konfor.cor SE 6 11 12 13 14 15 16 17 21 23/ MO NX =10 NK = 1 TD = SY, FI LK CONVERSION FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR LX 10 1 FR TD 4 3 TD 9 4 TD 3 1 TD 8 5 TD 7 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS
ITEM69.42
ITEM118.10
ITEM127.83
ITEM137.85
ITEM148.17
ITEM155.10
ITEM168.58
ITEM179.27
ITEM219.48
ITEM239.46
CONVERSI 0.00
Chi-Square=41.15, df=30, P-value=0.08448, RMSEA=0.045
1.77
6.86
7.36
7.48
6.91
9.95
5.62
2.92
-0.40
1.17
PATH DIAGRAM DIMENSI CONVERSION