i
PENGEMBANGAN ALAT IC TESTER GERBANG
LOGIKA DENGAN MIKROKONTROLER
ATMEGA 32A PADA PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR II
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
Hendi Prawiro Raharjo
Nim : 133611068
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Hendi Prawiro Raharjo
NIM :133611068
Jurusan : Pendidikan Fisika
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
PENGEMBANGAN ALAT IC TESTER GERBANG LOGIKA
DENGAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32A PADA
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri,
kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang,19 Juni 2017
Hendi Prawiro Raharjo
NIM :133611068
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI Jl. Prof.Dr. Hamka KM 1 Semarang (024) 76433366
Semarang 50185
iii
PENGESAHAN
Naskah skripsi berikut ini: Judul : Pengembangan Alat IC Tester Gerbang Logika
dengan Mikrokontroler Atmega 32A pada Praktikum Elektronika Dasar II
Penulis : Hendi Prawiro Raharjo NIM : 133611068 Jurusan : Pendidikan Fisika Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika.
Semarang, 19 Juni 2017 DEWANPENGUJI
Penguji I,
Edi Daenuri Anwar, M.Si. NIP : 19790726 200912 1002
Penguji II,
Drs. H Jasuri, M.Si. NIP : 19671014 199403 1005
Penguji III,
Agus Sudarmanto, M.Si. NIP : 19770823 200912 1 001
Penguji IV,
Muhammad Ardhi khalif, M.Sc. NIP : 19821009 201101 2006
Pembimbing I,
Agus Sudarmanto, M.Si. NIP : 19770823 200912 1 001
Pembimbing II,
Arsini, M.Sc. NIP : 198408122011012011
iv
NOTA DINAS
Semarang, 19 Juni 2017
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‘alaikum. wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan
bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengembangan Alat IC Tester Gerbang Logika
dengan Mikrokontroler Atmega 32A pada
Praktikum Elektronika Dasar II
Nama : Hendi Prawiro Raharjo
NIM : 133611068
Jurusan : Pendidikan Fisika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat
diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo
untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu‘alaikum. wr. wb.
Pembimbing I,
Agus Sudarmanto, M.Si.
NIP : 19770823 200912 1 001
v
NOTA DINAS
Semarang, 19 Juni 2017
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‘alaikum. wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan
bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengembangan Alat IC Tester Gerbang Logika
dengan Mikrokontroler Atmega 32A pada
Praktikum Elektronika Dasar II
Nama : Hendi Prawiro Raharjo
NIM : 133611068
Jurusan : Pendidikan Fisika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat
diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo
untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu‘alaikum. wr. wb.
Pembimbing II,
Arsini, M.Sc.
NIP : 198408122011012011
vi
ABSTRAK
Judul : Pengembangan Alat IC Tester Gerbang Logika dengan Mikrokontroler ATMega 32A pada Praktikum Elektronika Dasar II
Peneliti : Hendi Prawiro Raharjo NIM : 133611068
Praktikum Elektronika Dasar II pada Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Walisongo Semarang menggunakan IC seri 7400 14 pin kaki
sebagai bahan praktikum. IC seri 7400 yang sering digunakan
praktikum tidak tahu dalam kondisi baik atau buruk, sehingga
perlu dikembangkan alat IC tester dengan menggunakan
mikrokontroler ATMega 32A untuk mengecek kondisi dan jenis
IC. Penelitian ini menggunakan model pengembangan
prosedural. Prosedur pengembangan yang digunakan menurut
Borg & Gall dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Penelitian dan Pencarian Informasi, (2) Peracangan Produk
atau Alat, (3) Ujicoba Lapangan dan Revisi Produk, (4) Uji
Validasi dan Revisi Produk, (5) Perbaikan Akhir Produk /
Produk Akhir. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik nonrandom sampling yaitu purposive
sampling. Tenik pengumpulan data yaitu dengan teknik
kuesioner angket dan teknik dokumentasi dengan teknik
analisis data menggunakan skala likert. Hasil penelitian studi
pendahuluan didapatkan hasil (angka sehingga dikatakan
bahwa Praktikum Elektronika Dasar II perlu alat penunjang IC
tester. Peneliti merancang produk, kemudian hasil produk
diujikan pada ahli media dan ahli materi dengan hasil
penelitian 3,04 dan 3,33 sehingga dikatakan Layak (L) dan
Sangat Layak (SL) untuk diujikan pada uji lapangan terbatas
dan uji lapangan luas. Hasil uji lapangan terbatas dan uji
lapangan luas didapatkan hasil 3,26 dan 3,23 sehingga
vii
dikatakan bahwa alat IC tester Sangat Layak (SL) dan Layak (L)
digunakan sebagai penunjang Praktikum Elektronika Dasar II.
Kata kunci : Alat IC tester, Praktikum Elektronika Dasar II, Mikrokontroler ATMega 32A
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah
serta inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyusun dan
menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul
“Pengembangan Alat IC Tester Gerbang Logika dengan
Mikrokontroler Atmega 32A pada Praktikum Elektronika
Dasar II” Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta para keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah
dalam sunnahnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun guna memenuhi dan melengkapi
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S-1)
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Pendidikan Fisika. Penelitian skripsi ini, peneliti banyak
mendapat bimbingan, saran-saran dan bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga
dapat menyelesaikannya. Oleh karenanya peneliti
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Ruswan, M.A., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Hamdan Hadi Kusuma, M.Sc. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Fisika yang telah membimbing dan memberi
motivasi selama skripsi.
ix
3. Agus Sudarmanto, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I, dan
sebagai Arsini, M.Sc. Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk dan
motivasi kepada peneliti.
4. Edi Daenuri Anwar , selaku Wali Dosen Studi yang berjasa
telah membimbing dan memotivasi saya selama kuliah dan
skripsi.
5. Ari Bawono, selaku yang memberi arahan dalam
penyusunan alat.
6. M. Ardhi Khalif, M.Si., dan Hesti Khuzaimah Nurul Y, , yang
telah memberikan saran dan masukan kepada peneliti
demi tersusunnya modul yang berkualitas.
7. Widya, S.Pd., selaku laboran Pendidikan Fisika UIN
Walisongo Semarang yang telah memberikan izin
penelitian.
8. Segenap staf dan dosen pengajar di lingkungan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang yang telah banyak memberikan ilmu kepada
peneliti.
9. Suprayitno dan Masiyatun, selaku orang tua Mahasiswa.
Terima kasih yang tak terhingga untuk doa, semangat,
kasih sayang, pengorbanan, dan ketulusannya dalam
memberi motivasi.
x
10. Keluarga Masjid Darussalam, Tambakaji Semarang yang
telah memberi banyak ilmu, pengalaman, nasehat dan
motivasi dalam menuntut ilmu.
11. Imam Mudhofir, Ekadaning Nandya K, Furdiyanto, Dzaki
Robbani, Faisal Hadi K, Hidayati Azizah, M. Abdul Kharis,
dan Rifky Ardaniswari selaku sahabat. terima kasih yang
tak terhingga untuk doa, nasehat, bantuan dana, dan
motivasinya.
12. Satriyo Nugroho dan Irfani Indra N. A. selaku saudara
sekaligus sahabat yang telah memberi ilmu semangat
ketika penulis hampir putus asa.
13. Teman-teman Alfiiziya 2013 yang terus memberi semangat
dan menjadi teman belajar yang baik selama perkuliahan.
14. Keluarga Gondang, Limbangan Kendal yang telah memberi
pengalaman dan motivasi dalam menuntut ilmu.
15. Keluarga SMP 3 Kendal yang telah memberi pengalaman
selama PPL dalam pendidikan maupun non pendidikan.
16. Teman-teman KKN MIT 3 POSKO 49 Gondang, Limbangan
Kendal dan teman-teman PPL SMP 3 kendal.
17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun materi demi terselesaikannya skripsi ini.
xi
Peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu peneliti
menerima dengan senang hati kritik dan saran yang
membangun guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal
‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 19 Juni 2017
Peneliti,
Hendi Prawiro Raharjo
NIM: 133611068
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xviii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................. 4
D. Spesifikasi Produk ......................................... 5
E. Asumsi Pengembangan ................................ 6
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori ................................................... 7
1. Research & Development (R&D) ........... 7
2. Mikrokontroler ATMega 32A ............... 13
3. Liquid Crystal Display (LCD) ................. 19
xiii
4. Keypad ............................................................. 32
5. Gerbang Logika ........................................... 37
B. Kajian Pustaka ..................................................... 42
C. Kerangka Berfikir ............................................... 44
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan ................................... 47
B. Prosedur Pengembangan............................. 47
C. Subjek Penelitian ............................................ 51
D. Teknik Pengumpulan Data .......................... 52
E. Teknik Analisis Data ...................................... 52
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Prototipe Produk ........................ 45
1. Perancangan Rangkaian Prototipe .... 45
2. Pembuatan Prototipe .............................. 46
B. Hasil Uji Lapangan .......................................... 47
1. Studi Pendahuluan ................................... 47
2. Perancangan Produk atau alat ............ 50
3. Uji Ahli Media ............................................. 62
4. Uji Ahli Materi ............................................ 64
5. Uji Lapangan Terbatas ............................ 66
6. Uji Lapangan Lebih Luas ........................ 67
xiv
C. Analisis Data ..................................................... 69
1. Studi Pendahuluan .................................. 69
2. Perancangan Produk atau alat ............ 70
3. Uji Ahli Media............................................. 70
4. Uji Ahli Materi ............................................ 71
5. Uji Lapangan Terbatas ........................... 73
6. Uji Lapangan Lebih Luas ....................... 73
D. Produk Akhir .................................................... 74
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................... 77
B. Saran ................................................................... 77
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Kombinasi Keypad 25
Tabel 3.1 Interval Skala Likert 42
Tabel 4.1 Hasil studi pendahuluan 48
Tabel 4.2 Interval Skala Likert Aspek
Pengetahuan 49
Tabel 4.3 Interval skala likert kebutuhan 49
Tabel 4.4 Hasil Validasi Uji Ahli Media 63
Tabel 4.5 Interval skala likert aspek tampilan
alat 64
Tabel 4.6 Hasil uji ahli materi 65
Tabel 4.7 Interval skala likert uji ahli materi 65
Tabel 4.8 Hasil Uji Lapangan Terbatas 66
Tabel 4.9 Hasil Uji Lapangan Lebih Luas 68
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Konfigurasi pin ATMega 32A 14
Gambar 2.2 Blok diagram ATMega 32A 18
Gambar 2.3 Rangkaian modul LCD 21
Gambar 2.4
Skema rangkaian keypad 4 x 4 yang
dihubungkan dengan Port B
mikrokontroler
23
Gambar 2.5 Aliran arus saat tombol tidak
ditekan 24
Gambar 2.6 Rangkaian keypad 28
Gambar 2.7 Gerbang NOT 29
Gambar 2.8 Gerbang AND 30
Gambar 2.9 Gerbang OR 31
Gambar 2.10 Gerbang NAND 31
Gambar 2.11 Gerbang NOR 32
Gambar 2.12 Gerbang XOR 32
Gambar 2.13 Gerbang XNOR 33
Gambar 3.1 Diagram metodologi menurut borg
and gall 40
Gambar 4.1 Desain Awal IC Tester 45
Gambar 4.2 Skema Desain Alat 47
Gambar 4.3 Desain alat IC tester 51
xvii
Gambar 4.4 IC Mikrokontroler ATMega 32A 52
Gambar 4.5 Sistem Minimum ATMega 52
Gambar 4.6 LCD ukuran 20x4 53
Gambar 4.7 keypad ukuran 4x4 54
Gambar 4.8 Dimensi box 54
Gambar 4.9 Socket IC 55
Gambar 4.10 Alat IC tester 55
Gambar 4.11 Tampilan menu awal 56
Gambar 4.12 Tampilan Pesan Pembuka 56
Gambar 4.13 Tampilan Menu Pengecekkan IC 57
Gambar 4.14 Tampilan Submenu Tes IC 57
Gambar 4.15 Cek Jenis IC 7400 58
Gambar 4.16 Cek Jenis IC 7432 59
Gambar 4.17 Cek Jenis IC 7408 59
Gambar 4.18 Cek Kondisi IC 7404 60
Gambar 4.19 Cek Kondisi IC 7404 dengan kaki
no 1 sengaja dirusak 61
Gambar 4.20 Cek Kondisi IC 7400 yang rusak 61
Gambar 4.21 Produk Akhir 73
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Angket studi pendahuluan 89
Lampiran II Sampel Hasil Angket Studi
Pendahuluan
90
Lampiran III
Analisis Hasil Angket Studi
Pendahuluan
93
Lampiran IV Hasil Angket Penilaian Ahli
Materi
95
Lampiran V
Analisis Hasil Angket
Penilaian Ahli Materi
99
Lampiran VI Hasil Angket Penilaian Ahli
Media
101
Lampiran VII Analisis Hasil Angket
Penilaian Ahli Media
104
Lampiran VIII Sampel Hasil Angket Uji
Lapangan Terbatas
106
Lampiran IX
Analisis Hasil Angket Uji
Lapangan Terbatas
109
Lampiran X
Sampel Hasil Angket Uji
Lapangan Luas
111
Lampiran XI Analisis Hasil Angket Uji
Lapangan Luas
114
Lampiran XII Source code program 116
xix
Lampiran XIII
Foto-Foto Produk Hasil
Pengembangan
120
Lampiran XIV Foto-Foto Penelitian Pada
Praktikum Elektronika Dasar
II
122
Lampiran XV Surat Bukti Telah Melakukan
Riset
124
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Fakultas Sains dan Teknologi khususnya Jurusan
Pendidikan Fisika, terdapat beberapa mata kuliah
praktikum diantaranya : Praktikum Fisika Dasar I,
Praktikum Fisika Dasar II, Praktikum Elektronika Dasar I,
Praktikum Elektronika Dasar II, Praktikum Gelombang,
Praktikum Optika, Simulasi Pemodelan Fisika,
Pemrograman Komputer. Mata kuliah Praktikum
Elektronika Dasar terbagi menjadi dua yaitu Elektronika
Dasar I dan Elektronika Dasar II. Praktikum Elektronika
Dasar I mencakup tentang elektronika analog, sedangkan
Praktikum Elektronika Dasar II mencakup tentang
elektronika digital. Elektronika digital merupakan
wahana dari pengembangan kalkulator, komputer,
rangkaian terpadu dan bilangan biner 0 dan 1 (Roger,
1990). Elektronika digital ini disusun dari beberapa
Integrated Circuit (IC) yang di dalamnya terdapat
kombinasi dari komponen transistor, dioda, dan resistor.
Integrated Circuit (IC) atau Sirkuit Terpadu adalah
komponen yang terdiri dari resistor, transistor, dan lain-
lain dalam satu kemasan yang terpadu. IC merupakan
2
komponen utama pada peralatan elektronika saat ini
(Andriyono & Kholis 2014).
Praktikum Elektronika Dasar II mencakup tentang
gerbang logika dasar, gerbang logika kombinasi, half dan
full adder, half dan full subtractor, seven segment,
multiplexer dan demultiplexer. Pada Praktikum
Elektronika Dasar II memiliki beberapa kendala
diantaranya adalah IC gerbang logika Transistor
Transistor Logic (TTL) yang mudah rusak. IC rusak
diakibatkan oleh tegangan yang diberikan tidak sesuai,
yaitu lebih dari 5 volt. IC yang rusak akan memberi
dampak besar untuk berlangsungnya praktikum yaitu
hasil tabel kebenaran tidak sesuai. Setiap IC gerbang
logika terdapat 4 buah gerbang, tidak semua gerbang
logika mengalami kerusakan oleh karena itu harus dicek
satu persatu.Jika dilakukan pengecekan satu persatu pada
keempat gerbang logika tersebut maka akan memerlukan
waktu yang lama, sehingga diperlukan alat untuk
pengecek IC yang disebut dengan IC tester. Berdasarkan
wawancara pada bulan Agustus 2016 mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika angkatan 2013 dan 2014 diperlukan
alat IC tester sebagai penunjang Praktikum Elektronika
Dasar II.
IC tester adalah alat yang di gunakan untuk
mengecek jenis dan kerusakan pada IC (Tarkunde &
3
Shinde 2012). Menurut International Journal of Emerging
Technology and Advanced Engineering (IJETAE)
(Bhattacharya 2013) IC tester ini hanya mampu
mengecek IC seri 7400 dengan 14 pin kaki. Di awal sistem
menampilkan “welcome“ dan pengguna diminta untuk
memasukkan 2 digit tertakhir. Input mengunakan keypad
4x3 dengan 12 tombol. Output berupa Liquid Crystal
Display (LCD) 16x2 yang menampilkan hasil “GOOD” dan
“BAD” pada masing-masing gerbang. Mikrokontroler yang
digunakan adalah ATMEL 89s51 dengan fasilitas memori
yang masih tergolong kecil.
Mikrokontroler merupakan sistem computer yang
seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam
satu chip IC (Intergrated Circuit) sehingga sering juga
disebut single chip microcomputer, yang masuk dalam
kategori embedded komputer. Mikrokontroler Atmega
32A adalah Mikrokontroler dengan memori 32 Kbyte dan
memiliki frekuensi 32 MHz. (Agung et al. 2009)
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik
untuk mengangkat judul“Pengembangan Alat IC Tester
Gerbang Logika dengan Mikrokontroler Atmega 32A
pada Praktikum Elektronika Dasar II”.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,
maka permasalahan yang akan diteliti adalah “Seberapa
layakkah alat IC TESTER dapat digunakan untuk alat
praktikum pada mata kuliah praktikum elektronika dasar
II ? ”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kelayakan alat IC tester
dalam membantu Praktikum Elektronika Dasar II.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pengajar (Dosen)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi pengajar dalam
menggunakan alat praktikum dengan
mikrokontroler.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya alat IC Tester Gerbang
Logika ini diharapkan dapat mengetahui kondisi
IC TTL yang baik ataupun rusak, sehingga dapat
meminimalisir kasus permasalahan yang timbul
sehingga kegiatan praktikum di laboratorium
bisa berjalan dengan lancar.
5
c. Bagi Laboratorium
Penelitian ini diharapakan menjadi salah
satu alat uji dan alat bantu di laboratorium.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi
pengalaman dalam pembuatan alat praktikum
menggunakan mikrokontroler.
D. Spesifikasi Produk
Produk pengembangan ini memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
1. Alat IC tester ini akan dilengkapi dengan baterai
sehingga dapat digunakan tanpa stop kontak dan
dapat dicharge agar ketika listrik mati masih dapat
digunakan.
2. Fungsional alat ada 2 yaitu tester untuk mengetahui
jenis dan kerusakan pada IC TTL gerbang logika.
Jenis IC dapat diketahui memalui kode yang
tercantum pada IC. Alat ini dapat mengetahui jenis
IC (AND, OR, NOT, dll) yang kodenya hilang atau
tidak diketahui. Hasil tester pada alat ini
ditampilkan pada LCD.
3. Alat IC tester Gerbang Logika TTL ini menggunakan
mikrokontroler ATMega32A sebagai proses logika
dalam pengecekan tiap gerbang logika dalam IC TTL.
6
E. Asumsi Pengembangan
Alat praktikum IC Tester gerbang logika dirancang
peneliti untuk mempermudah proses Praktikum
Elektronika Dasar II. Dengan alat ini praktikan akan lebih
mudah mengecek IC TTL yang rusak dengan waktu cepat.
Praktikan juga dapat mengecek seri IC TTL tanpa melihat
kode yang tertulis pada IC. Alat ini juga dilengkapi
dengan baterai dengan harapan ketika listrik padam
masih dapat digunakan. Pengembangan produk ini
terbatas pada IC TTL gerbang logika meliputi : IC TTL
7432, IC TTL 7408, IC TTL 7486, IC TTL 7404, IC TTL
7400, IC TTL 7402.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Research & Development (R&D)
Sugiyono (2009) berpendapat bahwa,
metode penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat
menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan
(digunakan metode survey atau kualitatif) dan
untuk menguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka
diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan
produk tersebut (digunakan metode eksperimen).
Borg and Gall (Sugiyono,2009) menyatakan
bahwa untuk penelitian analisis kebutuhan
sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat
hipotetik sering digunakan metode penelitian
dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji
produk yang masih bersifat hipotetik tersebut,
digunakan eksperimen atau action research.
Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan.
8
Proses pengujian produk dengan eksperimen
tersebut dinamakan penelitian terapan (applied
research). Penelitian dan pengembangan
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan
dan memvalidasi suatu produk.
Tahap-Tahap Research and Development
Borg & Gall (1983:775) mengembangkan 10
tahapan dalam mengembangkan model, yaitu
(Haryati 2012):
a. Research and Information Collecting
(Penelitian dan Pencarian Informasi)
Penelitian dan pencarian informasi ini
antara lain studi pendahuluan yang berkaitan
dengan permasalahan yang dikaji,
pengukuran kebutuhan, penelitian dalam
skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan
kerangka kerja penelitian. Dalam Alquran
surat Al-An’am ayat 38 dijelaskan bahwa agar
menyelidiki segala rupa kehidupan. Allah
SWT berfirman :
مثالكم مم أ
أ ئر يطير بجناحيه إل ا رض ولا ط
وما من داب ة في ٱلأ
ا فر طنا في ٱلكت ب من شيء ثم إلي رب هم يحشرون ٨٣م
9
Artinya : “Dan tidak ada seekor
binatang pun yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan semuanya merupakan umat-umat
(juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun
yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian
kepada Tuhan mereka dikumpulkan.”
Ayat ini mendorong orang-orang yang
beriman agar menyelidiki segala rupa
kehidupan makluk Allah yang ada di alam ini,
untuk memperkuat iman dan menambah
ketaatan serta ketundukan kepada Allah Yang
Mahakuasa. (Departemen Agama 2010)
b. Planning (Perencanaan)
Langkah ini menyusun rencana
penelitian yang meliputi merumuskan
kecakapan dan keahlian yang berkaitan
dengan permasalahan, menentukan tujuan
yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain
atau langkah-langkah penelitian dan jika
mungkin atau diperlukan melaksanakan studi
kelayakan secara terbatas.
c. Develop Preliminary Form of Product
(Pengembangan Awal Produk)
10
Mengembangkan bentuk permulaan
dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk
dalam langkah ini adalah persiapan
komponen pendukung, menyiapkan pedoman
dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi
terhadap kelayakan alat-alat pendukung.
Contoh pengembangan bahan pembelajaran,
proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
d. Preliminary Field Testing (Ujicoba Lapangan
Awal)
Melakukan ujicoba lapangan awal
dalam skala terbatas, dengan melibatkan ahli
materi dan uji ahli media.
e. Main Product Revision (Perbaikan Produk
Awal)
Produk awal dilakukan perbaikan yang
dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal.
Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih
dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga
diperoleh draft produk (model) utama yang
siap diuji coba lebih luas.
f. Main Field Testing (Ujicoba Utama)
Ujicoba utama yang melibatkan
khalayak lebih luas,
11
g. Operational Product Revision (Perbaikan
Produk Operasional)
Melakukan perbaikan/penyempurnaan
terhadap hasil ujicoba lebih luas, sehingga
produk yang dikembangkan sudah
merupakan desain model operasional yang
siap divalidasi.
h. Operational Field Testing (Uji Validasi)
Langkah uji validasi terhadap model
operasional yang telah dihasilkan.
i. Final Product Revision (Perbaikan Akhir
Produk)
Melakukan perbaikan akhir terhadap
model yang dikembangkan guna
menghasilkan produk akhir (final). Produk ini
sudah direvisi sesuai dengan masukkan dari
responden yaitu uji terbatas dan uji luas.
Penyusunan model dan pengembangannya
juga dikemukakan oleh Hoge, Tondora, & Marrelli
(2005:533-561) ada 7 langkah yang harus dilalui,
dimana setiap langkah memiliki hubungan
keterkaitan antara satu dan lainnya, langkah
tersebut adalah (Haryati 2012):
a. Menetapkan Tujuan (Defining The Obyectives),
12
b. Mencari Dukungan Sponsor (Obtain The
Support Of a Sponsor),
c. Mengembangkan dan Mengimplementasikan
Komunikasi dan Rencana Pendidikan
(Develop And Implement A Communication
And Education Plan),
d. Perencanaan Metode (Plan The Methodology),
e. Mengidentifikasikan Model dan Menyusun
Model (Identify The Model And Create The
Model),
f. Mengaplikasikan Model (Apply The Model),
g. Evaluasi dan Memperbaiki Model (Evaluate
And Uptodate The Model).
Sedangkan menurut Draganidis, Fotis dan
Gregoris Mentzas (2006:51-64) pengembangan
model memiliki 9 langkah yaitu (Haryati 2012):
a. Membentuk tim penyusun model (Creation of
Model Sistems Team (CST),
b. Identifikasi metrik kinerja dan memvalidasi
sampel (Identification of performance Metrics
and Validation Sample),
c. Mengembangkan daftar kebutuhan tentatif
(Development of Tentative Needs List),
13
d. Menentukan kompetensi dan indikator
perilaku (Definition of Models and Process
Indicators),
e. Mengembangkan inisial model (Development
of an Initial Model),
f. Mengadakan pengecekan pada initial model
(Cross-Check of Initial Model
g. Pensortiran model (Model Refinement),
h. Validasi model (Validation of the Model),
i. Menyempurnakan model (Finalize the
Model).
2. Mikrokontroler ATMega 32A
Zaman sekarang mikrokontroler banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama
pada berbagai peralatan yang berbasis digital.
Misalnya lampu traffic light, televisi, handphone,
dll. Mikrokontroler juga dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi pengendalian, otomasi industri,
akuisisi data, dll. Keunggulan menggunakan
mikrokontroler ini adalah harganya yang murah
dan dapat di program berulang tanpa harus
menggantinya.
Pemrograman mikrokontroler AVR dapat
menggunakan low level language (assembly) dan
14
high level language (C, Basic, Pascal, Java, dll)
tergantung compiler yang digunakan. Bahasa
assembler mikrokontroler AVR memiliki
kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman
satu jenis mikrokontroler sudah dikuasai maka
keseluruhan dapat dikuasai. Namun bahasa
assembler ini relatif lebih sulit daripada bahasa C.
Bahasa C ini lebih mudah digunakan untuk
pembuatan projek besar.
Atmel AVR ATmega32 adalah rendah daya
CMOS 8-bit mikrokontroler AVR berdasarkan
ditingkatkan arsitektur RISC. Dengan
mengeksekusi instruksi yang kuat dalam satu
siklus clock tunggal, ATmega32 mencapai
throughputs (kemampuan sebenarnya suatu
jaringan dalam melakukan pengiriman data)
(Nurningsih 2015) mendekati 1 Millions
Instruction Per Sekon (MIPS) per MHz
memungkinkan perancang sistem untuk
mengoptimalkan konsumsi daya dibandingkan
kecepatan pemrosesan.
15
Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATMega32
Sumber : (Sudarmanto 2015)
Konfigurasi Pin out ATMega32 sebagai berikut
(Agung et al. 2009):
a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai
masukkan catu daya.
b. GND (Ground) merupakan pin ground.
c. PORTA (PORTA0-7) merupakan pin I/O dua
arah dan berfungsi khusus sebagai pin
masukan ADC.
d. PORTB (PORTB0-7) merupakan pin I/O dua
arah dan fungsi khusus sebagai pin
Timer/counter, komparator analog dan SPI.
e. PORTC (PORTC0-7) merupakan pin I/O dua
arah dan fungsi khusus yaitu TWI,
Komparator Analog, dan Timer Oscilator.
16
f. PORTD (PORTD0-7) merupakan pin I/O dua
arah dan fungsi khusus yaitu Komparator
Analog, Interupsi eksternal dan komunikasi
serial USART.
g. RESET merupakan pin untuk mereset
mikrokontroler.
h. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin untuk
exsternal clock.
i. AVCC merupakan pin masukan untuk
tegangan ADC.
j. AREF merupakan pin masukan untuk
tegangan referens ADC.
Fitur Mikrokontroler ATMega32 (Firmansyah
2008) :
a. Sistem mikroprosesor berbasis RISC
dengan kecepatan sampai 16 MHz
b. Kapabilitas memori flash 32 Kb, SRAM
sebesar 2 Kbytes, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable
Read Only Memory) sebesar 1024 byte.
c. ADC internal dengan fidelitas 10 bit
sebanyak 8 channel.
d. Portal komunikasi serial (USART)
dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
17
Peripheral Fitur (Fatima & Hossain 2014):
a. Dua 8-bit Timer / Counter dengan
Prescaler terpisah dan Bandingkan Mode.
b. Satu 16-bit Timer/Counter dengan
Prescaler terpisah, Bandingkan Mode,
dan Capture
Mode (Sudarmanto 2015):
a. Counter Real Time dengan Oscilator
terpisah
b. Empat PWM Channels
c. 8-channel, 10-bit ADC
d. 8 Single-ended Saluran
e. 7 Differential Saluran dalam Paket TQFP
Hanya
f. 2 Differential Saluran dengan Gain
Programmable pada 1x, 10x, atau 200x
g. Byte-oriented Antarmuka Dua kawat
Serial
h. Serial USART Programmable
i. Master / Slave SPI Serial Interface
j. Timer Programmable Watchdog dengan
terpisah On-chip Oscillator
k. On-chip Analog Comparator
18
e. Fitur Mikrokontroler Khusus
1) Power-on Reset dan Programmable
Brown-out Detection
2) RC Oscillator internal Dikalibrasi
3) Interrupt Sumber Eksternal dan
Internal
4) Enam Sleep Mode: Idle, ADC Noise
Reduction, Power-save, Power-
down, Standby dan siaga
diperpanjang
f. I/O dan Paket
1) 32 Programmable I/O Garis
2) 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, dan 44-
pad QFN / MLF
g. Operasi Tegangan
1) 2.7V - 5.5V untuk ATmega32L
2) 4.5V - 5.5V untuk ATmega32
h. Kecepatan Kelas
1) 0 - 8MHz untuk ATmega32L
2) 0 - 16MHz untuk ATmega32
i. Konsumsi Daya di 1MHz, 3V, 25 ° C
1) Aktif: 1.1mA
2) Diam Mode: 0.35mA
3) Power-down Mode: <1μA
19
Gambar 2.2. Blok Diagram ATMega 32
Sumber : (Fatima & Hossain 2014)
3. Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu
display dari bahan cairan kristal yang
pengoprasiannya menggunakan sistem dot
matriks. LCD banyak digunakan sebagai display
dari alat-alat elektronika seperti kalkulator,
multitester digital, jam digital dan sebagainya
20
(Andrianto 2008). LCD ini dapat dengan mudah
dihubungkan dengan mikrokontroler AVR
ATMega 32A. LCD yang akan digunakan dalam alat
ini adalah LCD 20x4 dengan lebar display 4 baris
20 kolom dengan tipe seri QC2004A .
Bagian LCD, yang menyala adalah sebuah
LED (Light Emiting Dioda). Fungsi LED untuk
membangkitkan cahaya, sedangkan LCD itu
sendiri umtuk mengatur cahaya yang ada, atau
nyala LED. Dibandingkan dengan seven segment,
memang LCD lebih dianggap rumit oleh sebagian
orang, akan tetapi ada pula orang yang lebih suka
memakai LCD karena pemakaian daya yang
sangat rendah, selain itu juga karena jumlah
karakter yang ditampilkan semakin banyak
(Sudarmanto 2014).
ATmega32 juga didukung dengan penampil
LCD, LCD ini berfungsi untukmenampilkan nilai
atau perintah-perintah yang ditulis pada kode
program. Dengan LCD ini perintah-perintah yang
diberikan akan mudah dibaca baik benar atau
salah (Adityawarman et al. 2014). LCD ini
digunakan untuk menampilkan proses yang
dimasukkan dari keypad. Pada LCD ini akan
ditampilkan kerusakan IC per gerbang logika.
21
Dengan kata lain LCD ini dapat mempermudah
dalam melihat kerusakan yang dialami oleh IC.
Gambar 2.3. Rangkaian Modul LCD
Fungsi dari pin-pin pada konfigurasi dari LCD
yaitu (Pambudi et al. 2014):
a. Pin DATA dapat dihubungkan dengan bus data
dari rangkaian lain seperti microcontroller
dengan lebar data 8 bit.
b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai
indikator atau yang menentukan jenis data
yang masuk, apakah data atau perintah. Logika
low menunjukan yang masuk adalah perintah,
sedangkan logika high menunjukan data.
c. Pin R atau W (Read Write) berfungsi sebagai
instruksi pada modul jika low tulis data,
sedangkan high baca data.
22
d. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang
data baik masuk atau keluar.
e. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan
tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan variabel resistor 5 KOhm,
jika tidak digunakan dihubungkan ke ground,
sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar
5 Volt.
Modul LCD ini memiliki fitur :
1. Display mode: Stn Positive, Transflective,
Yellow-Green Color
2. Display format: 20 characters X 4 line
3. Driving method: 1/16 Duty, 1/5 Bias
4. Viewing direction: 6 o’clock
5. Control IC: SPLC780D
6. Interface Input Data : 4-Bits or 8-Bits
interface available
7. Back light: LED (Yellow-Green )
Instruksi-instruksi konrol display
mengendalikan keadaan internal SPLC780D-01.
Instruksi diterima dari MPU ke SPLC780D-01
untuk kontrol display. Tabel berikut menunjukkan
berbagai instruksi.
23
Penjelasan Instruksi :
1. Clear Display
Hapus semua data tampilan dengan
menulis “20H” ke semua alamat DDRAM dan
atur alamat DDRAM ke “00H” ke penghitung
alamat. Kembalikan kursor ke status aslinya,
24
yaitu, bawa kursor ke tepi kiri pada baris
pertama layar.
2. Retrun Home
Retrun Home adalah kursor kembali ke home.
Atur alamat DDRAM ke "00H" dari penghitung
alamat. Kembalikan kursor ke aslinya dan
kembali tampilkan status aslinya, jika digeser.
Isi DDRAM tidak berubah.
3. Entry mode set
Mengatur pergerakan kursor dan tampilan.
I/D : Increment / Decrement alamat DDRAM
(kursor atau kedip)
Ketika I/D = "High", kursor / berkedip
bergerak ke kanan dan addrass DDRAM
meningkat sebesar 1.
Ketika I/D = "low", kursor / berkedip
bergerak ke kiri dan addrass DDRAM
menurun 1.
25
*CGRAM beroperasi sama dengan DDRAM, saat
read form atau write ke CGRAM.
S : Shift Of Entire Display
Ketika DDRAM read (CGRAM read/ write ) atau
S = "low", seluruh layar geser tidak dilakukan.
Jika S = "high" dan DDRAM write, ubah seluruh
display dilakukan sesuai nilai I/D (I/D) = "1":
geser kiri, I/D = "0"; geser kanan).
4. Display ON/OFF
Kontrol tampilan / kursor / blink ON/OFF
register 1 bit
D : Display on/off control bit
Ketika D = "high", seluruh layar dihidupkan.
Saat D = "low", tampilan dimatikan, namun
data tampilan tetap berada di DDRAM
C : Cursor ON/OFF Control Bit
26
Saat C = "high", kursor dinyalakan.
Saat C = "low", kursor hilang dalam tampilan
saat ini, namun register I/D tetap datanya.
B : Cursor Blink ON/OFF Control Bit
Ketika B = "high", kursor berkedip aktif, yang
melakukan alternatif antara semua data tinggi
dan karakter tampilan pada posisi kursor.
Ketika B = "low", kedip tidak aktif.
5. Cursor Or Display Shift
Tanpa menulis atau membaca data
tampilan, geser posisi kursor kanan / kiri atau
display. Instruksi ini digunakan untuk
memperbaiki atau mencari data tampilan.
Selama 2 line mode display, kursor bergerak ke
baris ke-2 setelah ke-40 digit dari 1 baris.
Perhatikan bahwa tampilan shift dilakukan
bersamaan di semua baris. Bila data yang
ditampilkan bergeser berulang kali, setiap
baris bergeser satu per satu. Saat tampilan
shift dilakukan, isi address counter tidak
berubah.
27
6. Fungtion Set
DL: Interface Data Length Control Bit
Ketika DL = "high", itu berarti mode bus 8
bit dengan MPU
Bila DL = "low", berarti mode bus 4 bit
dengan MPU.
DL adalah sinyal untuk memilih mode bus 8 bit
atau 4 bit bus mode. Bila 4 bit bus mode, perlu
transfer 4 bit data sebanyak dua kali.
N : Display Line Number Control Bit
Bila N = "low", berarti 1 baris display
mode.
Saat N = "high", mode tampilan 2 baris
yang sudah diatur.
F : Display Font Type Control Bit
Bila F = "low", berarti mode tampilan
format 5x8 dots.
28
Saat F = "high", mode tampilan format
5x11 dots.
7. Set CGRAM Address
Atur alamat CGRAM ke AC.
Instruksi ini membuat data CGRAM tersedia
dari MPU.
8. Set DDRAM Address
Atur alamat DDRAM ke AC.
Instruksi ini membuat data DDRAM tersedia
dari MPU.
Ketika 1 line display mode (N = 0), DDRAM
addres adalah dari "00H" menjadi "4FH"
Dalam 2 line display mode (N = 1), DDRAM
addres pada baris 1 adalah dari "00H"
sampai "27H" dan DDRAM addres pada
baris ke-2 adalah dari "40H" menjadi
"27H" menjadi "67H".
9. Read Busy Flag And Address
29
Ketika BF = "high", menunjukkan bahwa
operasi internal sedang diproses. Jadi
selama ini instruksi berikutnya tidak bisa
diterima.
Address counter (AC) menyimpan alamat
DDRAM / CGRAM, ditransfer dari IR. Setelah
write ke (read dari) DDRAM / CGRAM, AC
otomatis meningkat (menurun) dengan 1.
10. Write Data to CGRAM or DDRAM
Tuliskan data biner 8 bit ke DDRAM / CGRAM.
Pemilihan RAM dari DDRAM, CGRAM, diatur
oleh set instruksi sebelumnya: Set alamat
DDRAM, set alamat CGRAM, instuksi set RAM
juga dapat menentukan arah AC ke RAM.
Setelah operasi tulis, alamat otomatis
meningkat / menurun 1, sesuai dengan mode
masuk.
11. Read Data to CGRAM or DDRAM
30
Baca data biner 8 bit ke DDRAM / CGRAM.
Pemilihan RAM diatur oleh set instruksi
sebelumnya. Jika instruksi set alamat RAM
tidak dilakukan sebelum instruksi ini, data
yang membaca pertama tidak valid, karena
arah AC tidak ditentukan. Jika membaca data
RAM beberapa kali tanpa alamat RAM
mengatur instruksi sebelum membaca operasi,
bisa mendapatkan data RAM yang benar dari
yang kedua, namun data pertama akan salah
karena tidak ada batasan waktu untuk
mentransfer data RAM.
Dalam operasi baca DDRAM, instruksi
pengatur kursor memainkan peran yang sama
dengan instruksi setel DDRAM addrass : juga
data RAM juga mentransfer ke register data
keluaran . Setelah membaca address counter
otomatis bertambah/turun 1 sesuai dengan
mode masuk. Setelah operasi read CGRAM,
tampilan shift mungkin tidak dijalankan
dengan benar.
31
* Dalam operasi pembacaan RAM, setelah AC
ini dinaikkan/dikurangi 1 seperti operasi baca.
Saat ini, AC menunjukkan alamat berikutnya
pada posisi selanjutnya, namun Anda bisa
selalu membaca data sebelumnya.
Karakter Generator ROM
32
4. Keypad
Keypad atau papan kunci adalah
penghubung antara pemakai dengan alat
pengendali yang dibuat (Andrianto 2008).
Keypad 4x4 di sini adalah sebuah keypad dengan
susunan empat baris dan empat kolom dengan
sebuah common. Pada alat ini pin–pin pada
keypad dihubungkan pada port B mikrokontroler
ATMega32A. Keypad berfungsi untuk
memasukkan data dan melakukan seting atau
kontrol.
Gambar 2.4. Skema rangkaian keypad 4 x 4 yang
dihubungkan dengan Port B mikrokontroler
33
Sumber : (Sudarmanto 2015)
Kondisi tidak adanya penekanan tombol
diatur dengan adanya kondisi logika high dengan
menghubungkan semua pin keypad (kecuali
common) ke VCC melalui resistor pull up. Pada
saat tombol tidak ditekan, maka arus akan
mengalir dari VCC melalui resistor menuju ke port
seperti tampak pada gambar 2.20.
Gambar 2.5. Aliran arus saat tombol tidak ditekan
(http://delta-electronic.com/article/wp-
content/uploads/2008/09/an0060.pdf)
Saat tombol ditekan, maka baris dan kolom
akan terhubung ke ground sehingga kondisi pada
baris dan kolom tersebut akan menjadi low.
Apabila tombol ‘1’ ditekan, maka baris 1 dan
kolom 1 akan terhubung ke ground sehingga
kondisi baris dan kolom tersebut akan berubah
34
menjadi low, demikian pula pada tombol ‘2’ dan
seterusnya sehingga terbentuk tabel berikut.
Tabel 2.1 Kombinasi Keypad
Tombol
K4 K3 K2 K1 B4 B3 B2 B1 Hex
a PB.7 PB.6
PB.5
PB.4
PB.3
PB.2
PB.1
PB.0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 77
2 0 1 1 1 1 0 1 1 7B
3 0 1 1 1 1 1 0 1 7D
A 0 1 1 1 1 1 1 0 7E
4 1 0 1 1 0 1 1 1 B7
5 1 0 1 1 1 0 1 1 BB
6 1 0 1 1 1 1 0 1 BD
B 1 0 1 1 1 1 1 0 BE
7 1 1 0 1 0 1 1 1 D7
8 1 1 0 1 1 0 1 1 DB
9 1 1 0 1 1 1 0 1 DD
C 1 1 0 1 1 1 1 0 DE
* 1 1 1 0 0 1 1 1 E7
0 1 1 1 0 1 0 1 1 EB
# 1 1 1 0 1 1 0 1 ED
D 1 1 1 0 1 1 1 0 EE
Pengambilan data dari keypad dilakukan
dengan menunggu adanya penekanan tombol
keypad. Kondisi tidak ada penekanan tombol
adalah high untuk semua pin keypad kecuali
common yang terhubung ke ground atau FFh pada
port mikrokontroler.
Walaupun kondisi port mikrokontroler
bukan lagi FFh, penekanan keypad masih belum
35
valid, hal ini disebabkan adanya bouncing, atau
getaran secara mekanis dalam tombol keypad
yang terjadi. Oleh karena itu, apabila pengambilan
data keypad langsung dilakukan saat itu, maka
akan seringkali terjadi kesalahan.
Data keypad akan valid apabila salah satu
baris telah terhubung dengan salah satu kolom
dan common. Hal ini ditandai dengan adanya
hanya dua buah logika 0 pada kaki-kaki keypad.
Contohnya pada penekanan tombol ‘2’, maka data
dari keypad hanya akan valid bila baris dua dan
kolom dua sudah terhubung ke ground atau
berlogika 0.
Untuk mengetahui kondisi ini, dapat
dilakukan dengan memasukkan data keypad ke
akumulator dan memeriksa kondisi flag parity.
Apabila jumlah logika 0 dalam akumulator adalah
genap, maka flag parity akan clear, dan apabila
jumlah logika 0 dalam akumulator adalah ganjil,
maka flag parity akan set. Program akan terus
menerus mengambil data dari keypad hingga
jumlah logika 0 dalam akumulator adalah genap
atau flag parity clear. Setelah data valid diambil,
maka program akan menunggu tombol keypad
dilepas dengan menunggu adanya kondisi FFh
36
kembali serta melakukan konversi berdasarkan
tabel keypad setelah kondisi tersebut terpenuhi.
Proses konversi tabel keypad dilakukan
dengan menganggap data-data dari keypad
sebagai suatu alamat memori di mana isi dari
alamat tersebut adalah berupa data yang
dianggap sebagai tanda saat tombol tersebut
ditekan. Contohnya pada tombol ‘1’ yang
menghasilkan data B7h pada keypad. Program
akan mengambil data di alamat Tabel Keypad +
B7h di mana pada alamat tersebut dapat diisikan
01H atau 31H (ASCII dari bilangan 1) tergantung
kebutuhan pengguna.
Keypad berfungsi sebagai interface antara
perangkat (mesin) elektronik dengan manusia
atau dikenal dengan istilah HMI (Human Machine
Interface). Keypad yang digunakan adalah keypad
dengan ukuran 4x4. Keypad ini memiliki
konstruksi atau susunan yang simpel dan hemat
port pada mikrokontroler. Keypad ini akan
digunakan untuk input seri IC yang akan di cek
atau menggunakan untuk memilih menu pada
program.
37
Gambar 2.6. Rangkaian keypad
Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/matrix-
keypad-4x4-untuk-mikrokontroler/
5. Gerbang Logika
Pada tahun 1854 George Boole menciptakan
logika simbolik yang sekarang dikenal dengan
aljabar Boolean. Setiap peubah (variabel) dalam
aljabar boole hanya memiliki dua keadaan atau
dua harga, yaitu keadaan benar yang dinyatakan
dengan 1 atau keadaan salah yang dinyatakan
dengan 0. Aljabar Boolean diwujudkan berupa
piranti atau sistem yang disebut dengan gerbang
logika (Syafari 2007).
Gerbang Logika adalah suatu metode
penyederhanaan suatu rangkaian logika(digital)
dengan menggunakan tabel kebenaran dari input
menjadi output (Limit’s 2009). Rangkaian dengan
satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi
38
hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan
tinggi atau tegangan rendah. Dikarenakan
gerbang logika sering dilakukan analisis dengan
Aljabar Boolean oleh karena disebut Rangkaian
logika. Ada 7 gerbang logika yang dibagi menjadi
2 jenis, yaitu :
a) Gerbang logika Inverter
Inverter (pembalik) merupakan
gerbang logika dengan satu sinyal masukan
dan satu sinyal keluaran dimana sinyal
keluaran selalu berlawanan dengan keadaan
sinyal masukan.
Inverter disebut juga gerbang NOT atau
gerbang komplemen (lawan) disebabkan
keluaran sinyalnya tidak sama dengan sinyal
masukan.
Gambar 2.7
Sumber : (Syafari 2007)
39
b) Gerbang logika non-Inverter
Berbeda dengan gerbang logika
Inverter yang sinyal masukannya hanya satu
untuk gerbang logika non-Inverter sinyal
masukannya ada dua atau lebih sehingga hasil
(output) sinyal keluaran sangat tergantung
oleh sinyal masukannya dan gerbang logika
yang dilaluinya (NOT, AND, OR, NAND, NOR,
XOR, XNOR). Yang termasuk gerbang logika
non-Inverter adalah :
1) Gerbang AND
Gerbang AND mempunyai dua atau
lebih dari dua sinyal masukan tetapi
hanya satu sinyal keluaran. Gerbang AND
mempunyai sifat bila sinyal keluaran
ingin tinggi (1) maka semua sinyal
masukan harus dalam keadaan tinggi (1).
Gambar 2.8
Sumber : (Syafari 2007)
40
2) Gerbang OR
Gerbang OR mempunyai dua atau
lebih dari dua sinyal masukan tetapi
hanya satu sinyal keluaran. Gerbang OR
mempunyai sifat bila salah satu dari
sinyal masukan tinggi (1), maka sinyal
keluaran akan menjadi tinggi (1) juga.
Gambar 2.9
Sumber : (Syafari 2007)
3) Gerbang NAND
Gerbang NAND mempunyai dua
atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi
hanya satu sinyal keluaran. Gerbang
NAND mempunyai sifat bila sinyal
keluaran ingin rendah (0) maka semua
sinyal masukan harus dalam keadaan
tinggi (1).
Gambar 2.10
Sumber : (Syafari 2007)
41
4) Gerbang NOR
Gerbang NOR mempunyai dua atau
lebih dari dua sinyal masukan tetapi
hanya satu sinyal keluaran. Gerbang NOR
mempunyai sifat bila sinyal keluaran
ingin tinggi (1) maka semua sinyal
masukan harus dalam keadaan rendah
(0). Jadi gerbang NOR hanya mengenal
sinyal masukan yang semua bitnya
bernilai nol.
Gambar 2.11
Sumber : (Syafari 2007)
5) Gerbang XOR
Gerbang XOR disebut juga gerbang
EXCLUSIVE OR dikarenakan hanya
mengenali sinyal yang memiliki bit 1
(tinggi) dalam jumlah ganjil untuk
menghasilkan sinyal keluaran bernilai
tinggi (1).
Gambar 2.12
Sumber : (Syafari 2007)
42
6) Gerbang XNOR
Gerbang XNOR disebut juga
gerbang Not-EXCLUSIVE-OR. Gerbang
XNOR mempunyai sifat bila sinyal
keluaran ingin benilai tinggi (1) maka
sinyal masukannya harus benilai genap
(kedua nilai masukan harus rendah
keduanya atau tinggi keduanya).
Gambar 2.13
Sumber : (Syafari 2007)
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka digunakan sebagai bahan
pertimbangan terhadap penelitian yang ada, baik
mengenai kelebihan dan kekurangan yang ada
sebelumnya. Rumusan dan tinjauannya sepenuhnya
digali dari bahan yang tertulis oleh para bidangnya
yang berhubungan dengan penelitian. Beberapa
penelitian yang sudah teruji kesahihannya antara lain
sebagai berikut:
43
1. Penelitian Rio Andriyono program studi
pendidikan elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Surabaya dengan judul skripsi “Rancang
Bangun Tester IC Digital Sebagai Alat Uji Dan Alat
Bantu Di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Surabaya” tahun 2014. Hasil
penelitian alat Tester IC Digital yang telah di buat
dikategorikan sangat baik dengan hasil skor
respon 85,63%. Berdasarkan rating tersebut alat
Tester IC Digital yang telah dibuat dan yang
diujicoba maka sangat baik digunakan dan telah
memenuhi untuk alat bantu atau alat penunjang
untuk praktikum serta untuk alat uji dan alat
bantu Laboratorium Elektronika Analog dan
Digital di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Negeri Surabaya (Andriyono & Kholis 2014). Alat
IC tester ini hanya sebatas untuk mengecek
kerusakan IC.
2. Jurnal International Journal of Emerging
Technology and Advanced Engineering oleh
Anindya Bhattacharya yang berjudul “Digital
Integrated Circuit Tester (Using AT89s51
Microcontroller)” tahun 2013. Dari jurnal ini IC
tester yang di buat menggunakan mikrokontroler
AT89s51 hanya terbatas untuk mengetest kondisi
44
IC 7400 seri saja karena memori yang tergolong
kecil (Bhattacharya 2013).
Kedua penelitian yang telah ada alat IC tester
yang dibuat hanya untuk mengecek kerusakan IC. IC
tester yang sudah ada akan dikembangkan dengan cek
jenis IC dan baterai. Cek jenis IC ini akan bermanfaat
untuk mengetahui jenis IC yang hilang atau tidak
terlihat. Baterai berfingsi sebagai daya cadangan
ketika listrik padam.
C. Kerangka Berfikir
Praktikum Elektronika Dasar II di Jurusan
Pendidikan Fisika UIN Walisongo mencakup tentang
elektronika digital. Elektronika digital biasanya
berhubungan dengan IC. IC dapat di golongkan
bermacam-macam jenisnya, namun pada Praktikum
Elektronika Dasar II digunakan IC gerbang logika jenis
TTL. IC TTL ini terdiri dari transistor-transistor yang
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah IC
gerbang logika TTL. IC ini haruslah diberikan tegangan
5 volt. Jika melebihi tegangan 5 volt maka akan rusak
di kaki yang digunakan. Untuk mengecek kerusakan
ini sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang
lama.
45
IC tester adalah alat yang digunakan untuk
mengecek kondisi kaki-kaki pada IC. IC tester banyak
macam jenisnya yaitu IC tester yang digunakan untuk
mengecek IC hanya mendeteksi kerusakan dan tidak
ditampilkan gerbang mana yang terjadi kerusakan.
Dalam hal ini akan dapat di buat alat IC tester dengan
menggunakan mikrokontroler ATMega 32A. IC tester
ini dikembangkan dengan adanya data logger dan
penampilan gerbang pada kaki IC yang terjadi
kerusakan. Dengan alat ini diharapkan mahasiswa
dalam Praktikum Elektronika Dasar II yang
menggunakan IC TTL dapat mengetahui secara cepat
kondisi IC.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan model pengembangan
prosedural. Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk (Puslitjaknov 2008).
Jadi dalam pembuatan produk melalui langkah-langkah
yang sudah ditentukaan. Setiap langkah mempengaruhi
langkah berikutnya.
B. Prosedur Pengembangan
Borg & Gall (1983:775) mengembangkan 9 tahapan
dalam mengembangkan model, yaitu(Haryati 2012):
1. Research and Information Collecting (Penelitian
dan Pencarian Informasi)
Studi pendahuluan dilakukan pada mahasiswa
angkatan 2013 dan 2014 yang pernah mengambil mata
kuliah Praktikum Elektronika Dasar II dengan cara
memberikan angket. Setelah memberikan angket
didapat potensi masalah pada Praktikum Elektronika
Dasar II.
48
2. Peracangan Produk atau Alat
Berdasarkan potensi masalah yang didapatkan
pada Praktikum Elektronika Dasar II, maka peneliti
merancang atau mendesain alat IC Tester.
Setelah didapatkan desain alat IC tester, peneliti
membuat produk IC tester berdasarkan desain atau
rancangan yang telah dibuat.
Produk alat IC tester yang telah selesai dibuat,
maka dilakukan uji kesesuaian tabel kebenaraan oleh
peneliti. Peneliti akan melakukan perancangan awal
kembali terhadap produk awal jika tidak sesuai dengan
tabel kebenaran dan lanjut ketahap berikutnya jika
sudah sesuai.
3. Ujicoba Lapangan dan Revisi Produk
Peneliti melakukan ujicoba lapangan dengan
melibatkan dosen ahli media dan ahli materi dengan
cara pembagian angket, setelah adanya revisi terhadap
produk awal.
Hasil ujicoba dari dosen ahli media dan ahli
materi jika terdapat saran, maka dilakukan revisi.
Pengujian dilanjutkan ke tahap berikutnya jika tidak
ada saran.
49
4. Uji Validasi dan Revisi Produk
Uji Validasi ini dilakukan pada mahasiswa
angkatan 2015 yang mengambil mata kuliah Praktikum
Elektronika Dasar II, dengan cara pembagian angket.
Uji validasi dibagi menjadi dua yaitu uji lapangan
terbatas dan uji lapangan luas.
Uji lapangan terbatas dilakukan pada sebagian
kecil mahasiswa. Produk yang telah direvisi dari uji
lapangan maka dilakukan pengujian lapangan terbatas
terlebih dahulu. Peneliti melakukan revisi produk
sesuai saran dari ujian lapangan terbatas. Jika tidak ada
maka bisa lanjut ke uji lapangan luas.
Uji lapangan luas dilakukan pada mahasiswa
dengan jumlah lebih besar dari uji lapangan terbatas.
Peneliti melakukan revisi produk sesuai dengan saran
pada uji lapangan luas.
5. Final Product (Produk Akhir)
Peneliti melakukan penyempurnaan setelah uji
lapangan luas sehingga dihasilkan produk akhir berupa
IC Tester yang siap digunakan.
50
Gambar 3.1 Metodologi menurut Borg and Gall
Gambar 3.2 diagram alir algoritma
51
Gambar 3.3 Diagram penyusunan alat
C. Subjek Penelitian
Menurut Nasirudin Subjek penelitian adalah semua
pihak yang akan diungkap dan dinilai kinerjanya dalam
situasi penelitian. Dari subjek ini dapat diperoleh
informasi sesuai tujuan penelitian (Arif et al. 2016).
Subjek penelitian ini adalah ahli materi, ahli media, dan
mahasiswa pendidikan fisika angkatan 2013, 2014, dan
2015. Teknik pengambilan sampel adalah proses
pengambilan sampel dari sebuah populasi (Riadi 2016).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik nonrandom sampling yaitu
purposive sampling. Purposive sampling adalah memilih
sampel yang diperkirakan dapat memberikan informasi,
data yang diperlukan (Suparno 2010).
52 D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Kuesioner Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data dengan memberikan seperangkat pernyataan
atau pertanyaan secara tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono 2015). Kuesioner (angket)
dalam penelitian ini diberikan kepada mahasiswa
Praktikan Elektronika Dasar II angkatan 2013, 2014,
2015, dosen ahli materi, dan ahli media.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi pada penelitian ini berupa
data angket hasil observasi, angket dari penilaian ahli
materi, angket dari penilain ahli media, angket dari
mahasiswa praktikan, dan foto kegiatan praktikum.
E. Teknik Analisis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah kuantitatif yang
diperoleh melalu uji ahli materi, ahli media, uji skala
terbatas dan uji skala luas. Penelitian kualitatif, peneliti
akan menggunakan instrumen penelitian untuk
memperoleh data.
Penelitian ini akan menggunakan skala Likert untuk
memperoleh data kuantitaif. Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial
53
(Sugiyono 2015). Lembar penilaian produk menggunakan
skala likert dengan skor 4= Sangat Setuju (SS) , 3= Setuju
(S), 2= Kurang Setuju (KS), 1= Tidak Setuju (TS).
Setelah didapatkan data-data hasil ujicoba kemudian
dianalisis untuk mengetahui kualitas alat IC tester dengan
langkah seperti berikut :
1. Menghitung interval penilaian skala numerik dengan
persamaan (Putra et al. 2014):
b
nmRS
)(
Dengan :
RS = Rentang skala
m = Angka tertinggi dalam pengukuran
n = Angka terendah dalam pengukuran
b = Banyaknya kelas/kategori yang dibentuk
Tabel 3.1 Interval Skala Likert
Sangat Layak SL 3,25 ≤ x ≤ 4
Layak L 2,5 ≤ x < 3,25
Kurang Layak KL 1,75 ≤ x < 2,5
Tidak Layak TL 1 ≤ x < 1,75
2. Menghitung tingkat kelayakan alat menggunakan
skala likert dengan rumus :
N
TSKSSSSX
))1()2()3()4((
54
Dengan :
X = Skor rata-rata
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Jumlah Responden
55
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Prototipe Produk
1. Perancangan Rangkaian Prototipe
Pengambangan prototipe dimulai dengan
perancangan desain prototipe dan pemilihan
bahan.
a. Perancangan Desain Prototipe
Perancangan desain prototipe awalnya
digunakan desain IC Tester yang manual tanpa
menggunakan mikrokontroler. Desainnya
adalah sebagai berikut :
LED
INPUT (0 / 1)
SOCKET IC
Gambar 4.1 Desain Awal IC Tester
Sumber : Peneliti
56
b. Alat dan Bahan
Alat dan bahan pada perancangan
rangkaian prototipe adalah sebagai berikut:
1) Solder
2) Bor
3) Gunting
4) Tenol
5) Papan rangkaian
6) Kabel pelangi
7) LED
8) Socket IC
9) Box
2. Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe ini tidak sama dengan
perancangan prototipe yang dibuat tanpa
mikrokontroler. Pembuatan prototipe
mengkombinasikan antara mikrokontroler
ATMega 32A, rangkaian Sistem Minimum, LCD,
keypad, dan Socket IC. Perancangan desain
prototipe sebagai berikut:
57
Gambar 4.2 Skema Desain Alat
Sumber : Peneliti
B. Hasil Uji Lapangan
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan diambil sampel dengan
jumlah 27 mahasiswa yang terdiri dari angkatan
2013 dan 2014 yang sudah pernah mengambil
mata kuliah Praktikum Elektronika Dasar II.
Bentuk Instrument dari studi pendahuluan ada 2
yaitu angket dengan pilihan ganda dan yang
kedua angket saran esai. Berikut hasil studi
pendahuluan angket pilihan ganda ditunjukkan
pada tabel 4.1
58
Tabel 4.1 Hasil studi pendahuluan
NO SOAL
ASPEK JAWABAN RATA-
RATA SS S KS TS
1
PENGETAHUAN
2 20 5 0 2.89
2 18 4 4 1 2.89
3 0 10 16 1
4 KEBUTUHAN
1 13 9 4 2.63
5 3 17 7 0
Dari tabel diatas maka di buat interval skala likert
sebagai berikut:
a. Aspek pengetahuan
Aspek pengetahuan ditujukan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa
yang sudah pernah melakukan Praktikum
Elektronika Dasar II. Aspek pengetahuan ada 3
item nomor. Nomor 1 untuk mengukur tentang
pemahaman praktikum gerbang logika. Nomor
2 dan 3 untuk mengukur pemahaman tentang
karekteristik IC. Untuk item mengukur ketiga
aspek pengetahuan maka dibuatlah interval
skala likert seperti tabel 4.2
59
Tabel 4.2 Interval Skala Likert Aspek
Pengetahuan
Sangat Baik SB 3,25 ≤ x ≤ 4 Baik B 2,5 ≤ x < 3,25
Kurang K 1,75 ≤ x < 2,5 Sangat Kurang
SK 1 ≤ x < 1,75
b. Aspek Kebutuhan
Aspek kebutuhan dalam penelitian ini adalah
kebutuhan dalam pembuatan alat bantu
praktikum. Aspek pengetahuan ada dua item
nomor. Untuk mengukur kedua aspek
kebutuhan maka dibuatlah tabel interval skala
likert sbagai berikut.
Tabel 4.3 Interval skala likert kebutuhan
Sangat Perlu SP 3,25 ≤ x ≤ 4 Perlu P 2,5 ≤ x < 3,25
Kurang Perlu KP 1,75 ≤ x < 2,5 Tidak Perlu TP 1 ≤ x < 1,75
Hasil penelitian tentang kendala praktikum
sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan kondisinya kurang
memadai.
2. Kurang lengkapnya alat praktikum di
laboratorium.
60
3. Kesalahan dalam merangkai.
4. Bahan-bahan praktikum seperti IC,
resistor, kapasitor dan lain-lain banyak
yang rusak.
2. Perancangan Produk atau alat
Hasil Studi pendahuluan adalah Mahasiswa
Pendidikan Fisika membutuhkan alat pembantu
praktikum, maka dibuatlah alat IC tester untuk
mempercepat pengecekkan IC. Tahap rancangan
produk atau alat ini terdiri dari : perancangan
desain prototipe, pembuatan alat.
a) Bahan dan desain prototipe
Tahap perancangan produk atau alat dimulai
dengan percancangan desain prototipe.
Setelah didapatkan rancangan desain maka
dipilihlah bahan dan alat yang akan di pakai.
Alat dan bahan yang akan dipakai terdiri dari
: IC Mikrokontroler, sistem minimum
ATMega, LCD, Keypad, Box, dan Socket IC.
61
Gambar 4.3 Desain alat IC tester
Sumber : peneliti
1) IC Mikrokontroler
IC mikrokontroler ini digunakan untuk
tempat menyimpan program. Program
yang telah dibuat maka dimasukkan ke IC
Mikrokontroler dengan ISP downloader. IC
Mikrokontroler yang akan digunakan
dalam pembuatan alat ini adalah IC
ATMega 32A karena memiliki kapasitas
besar yaitu 32 Kbyte.
62
Gambar 4.4 IC Mikrokontroler ATMega
32A
Sumber : Peneliti
2) Sistem Minimum ATMega
Sistem minimum ATMega adalah sebuah
rangkaian yang didesain sedemikian rupa
sehingga sebagai tempat IC
Mikrokontroler.
Gambar 4.5 Sistem Minimum ATMega
Sumber : Peneliti
63
3) LCD
LCD berfungsi sebagai tampilan output
dalam pengecekan IC. LCD yang digunakan
pada alat ini adalah ukuran 20x4 baris.
Gambar 4.6 LCD ukuran 20x4 baris
Sumber : peneliti
4) Keypad
Keypad pada alat ini berfungsi untuk
menginput nomor seri IC dan sebagai
tombol pengecekan. Keypad yang
digunakan adalah keypad ukuran 4x4
baris.
64
Gambar 4. 7 keypad ukuran 4x4 baris
Sumber : peneliti
5) Box
Dimensi box adalah tempat alat agar
terlihat rapi. Dimensi box dipilih yang
tidak terlalu kecil agar muat untuk bahan-
bahannya.
Gambar 4.8 Dimensi box
Sumber : peneliti
6) Socket IC
Socket IC adalah tempat meletakkan IC.
Socket IC ini dipilih yang memiliki
65
pengunci IC agar kaki-kaki IC tidak rusak
dan mudah dilepas.
Gambar 4.9 Socket IC
Sumber : peneliti
b) Pembuatan prototipe
Semua bahan dirangkai sesuai desain yang
pada gambar 4.3. Alat yang sudah dirangkai
kemudian dimasukkan kedalam dimensi box
agar terlihat rapi dan praktis. Alat IC tester
yang selesai dibuat ditunjukkan pada gambar
4.10.
Gambar 4.10 Alat IC tester
Sumber : peneliti
66
Prototipe awal setelah jadi dilakukan ujicoba
awal oleh peneliti untuk mengecek jenis dan
kondisi IC. Hasil pengecekkan jenis IC.
1) Tampilan Menu
Gambar 4.11 Tampilan menu awal
Sumber : peneliti
Gambar 4.12 Tampilan Pesan Pembuka
Sumber : peneliti
67
Gambar 4.13 Tampilan Menu Pengecekkan
IC
Sumber : peneliti
Gambar 4.14 Tampilan Submenu Tes IC
Sumber : peneliti
68
Hasil dari tampilan alat IC tester tidak ada
eror pada saat memasuki menu awal
sampai menu pengecekkan.
2) Pengecekkan jenis IC
IC 7400
Gambar 4.15 Cek Jenis IC 7400
Sumber : peneliti
69
IC 7432
Gambar 4.16 Cek Jenis IC 7432
Sumber : peneliti
IC 7408
Gambar 4.17 Cek Jenis IC 7408
Sumber : peneliti
70
Hasil validasi alat menunjukkan
bahwa alat IC tester dapat digunakan
untuk mengecek jenis IC sesuai dengan
kode IC.
3) Hasil pengecekkan kondisi IC
IC 7404
Gambar 4.18 Cek Kondisi IC 7404
Sumber : peneliti
71
IC 7404 dengan kaki no 1 sengaja dirusak
Gambar 4.19 Cek Kondisi IC 7404 dengan
kaki no 1 sengaja dirusak
Sumber : peneliti
Cek Kondisi IC 7400 yang rusak
Gambar 4.20 Cek Kondisi IC 7400 yang
rusak
Sumber : peneliti
72
Hasil validasi alat menunjukkan bahwa alat
dapat digunakan untuk mengecek kondisi
IC secara baik atau rusak.
3. Uji Ahli Media
Uji ahli media dilakukan untuk menvalidasi
hasil alat yang dikembangkan dalam segi media.
Alat yang sudah jadi perlu adanya validasi dari
ahlinya untuk mengetahui kinerja alat dari segi
tampilan maupun unjuk kerjanya. Uji ahli media
ini terdiri dari 2 yaitu validasi media dan saran.
Validasi media ini terdiri dari 3 aspek yang dinilai
yaitu: (1) Tampilan Alat; (2) Operasional Alat; (3)
Keseluruhan Produk. Uji ahli media ini divalidasi
oleh dosen Muhammad Ardhi Khalif, M.Sc yang
ahli dibidangnya. Berikut hasil uji ahli materi
disajikan dalam tabel 4.4 .
Tabel 4.4 Hasil Validasi Uji Ahli Media
Dosen Ahli Materi
Aspek No
Aspek Nilai Σ
Rata-rata
Muhammad Ardhi Khalif,
M.Sc
Tampilan Alat
1 3
14 2,80 2 3
3 3
4 3
73
5 2
Operasional Alat
1 3
9 3,00 2 3
3 3
Keseluruhan Produk
1 3
10 3,33 2 4
3 3
Dari tabel 4.4 diatas maka 3 Aspek tersebut
sebagai berikut:
a. Aspek Tampilan Alat
Aspek tampilan alat ini menvalidasi dari segi
tampilan sudah memenuhi standarnya atau
belum. Aspek tampilan alat berisi
diantaranya tentang penempatan : Box, socket
IC, keypad, dan LCD.
b. Aspek Operasional Alat
Aspek Operasional Alat ini terdiri dari
kelengkapan komponen penyusun alat, tata
letak rangkaian, dan kerajinan rangkaian.
c. Aspek Keseluruhan Produk
Aspek keseluruhan produk terdiri dari
kemudahan pemeliharaan, efektifitas dan
kepraktisan, daya tarik alat.
Perhitungan tabel 4.4 dapat dilihat pada lampiran
74
Berikut adalah kriteria tabel interval skala likert
untuk 3 butir aspek diatas:
Tabel 4.5 Interval skala likert aspek tampilan alat
Sangat Baik SB 3,25 ≤ x ≤ 4 Baik B 2,5 ≤ x < 3,25
Kurang Baik KB 1,75 ≤ x < 2,5 Tidak Baik TB 1 ≤ x < 1,75
Masukan dari ahli media yang akan digunakan
untuk menyempurnakan adalah sebagai berikut:
1. Algoritma untuk IC gerbang logika Not perlu
di sempurnakan.
2. Pengembangan selanjutnya, dimensi box bisa
diperkecil.
4. Uji Ahli Materi
Uji ahli materi dilakukan untuk menvalidasi
hasil alat yang telah diperbaiki berdasarkan saran
uji ahli media. Uji ini berisi 2 aspek yaitu variasi
fungsi dan unjuk kerja. Uji ahli media ini divalidasi
oleh dosen yang ahli dibidangnya Ibu Hesti
Khuzaimah Nurul Y, M.Eng. Berikut hasil uji ahli
materi disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil uji ahli materi
Dosen Ahli Materi
Aspek No
Aspek Nilai Σ
Rata-rata
75
Hesti Khuzaimah
Nurul Y, M.Eng
Variasi Fungsi
1 3
18 3,00
2 3
3 3
4 3
5 3
6 3
Unjuk Kerja
1 4
11 3,67 2 3
3 4
Dari hasil uji ahli materi maka disusun interval
skala likert sebagai berikut:
Tabel 4.7 interval skala likert uji ahli materi
Sangat Layak SL 3,25 ≤ x ≤ 4 Layak L 2,5 ≤ x < 3,25
Kurang Layak KL 1,75 ≤ x < 2,5 Tidak Layak TL 1 ≤ x < 1,75
Masukan dari ahli media yang akan digunakan
untuk menyempurnakan adalah sebagai berikut:
1. Penambahan penanda untuk peletakkan
socket IC.
2. Perbaikan tata bahasa pada petunjuk
pengoperasian alat IC tester.
5. Uji Lapangan Terbatas
Uji lapangan terbatas adalah uji produk
pada khalayak terbatas (sedikit) yang telah
melalui beberapa tahapan ujicoba dari beberapa
ahli. Sampel pada uji lapangan terbatas hanya
76
dibatasi 10 mahasiswa angkatan 2015 yang
sedang mengambil mata kuliah Praktikum
Elektronika Dasar II. Bentuk Instrumen dalam uji
lapangan terbatas berupa: uji kelayakan alat
dengan pilihan ganda, dan esai berupa kelebihan
kekurangan dan saran. Berikut hasil uji lapangan
terbatas disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Lapangan Terbatas
NO SOAL
JAWABAN RATA-RATA SS S KS TS
1 4 6 0 0 3.40
2 3 7 0 0 3.30
3 4 6 0 0 3.40
4 1 9 0 0 3.10
5 2 8 0 0 3.20
Dari uji lapangan terbatas terdapat kelebihan alat
dan kekurangan serta saran sebagai berikut:
Kelebihan :
1. Dapat mendeteksi kondisi, karakteristik, dan
jenis IC dengan cepat.
2. Lebih praktis dan portable.
Kekurangan :
1. Alat kurang kecil.
2. Keterbatasan tombol enter dan tombol hapus.
77
3. Kurangnya petunjuk dalam memasukkan IC ke
socket.
Saran :
1. Lebih berwarna (tidak hitam saja)
2. Untuk lebih dikembangkan lagi.
6. Uji Lapangan Lebih Luas
Uji lapangan lebih luas merupakan uji
produk setelah melalui proses perbaikkan dari uji
lapangan terbatas. Sampel pada uji lapangan luas
34 mahasiswa angkatan 2015 yang sedang
mengambil mata kuliah Praktikum Elektronika
Dasar II. Bentuk Instrumen dalam uji lapangan ini
sama dengan uji lapangan terbatas dengan 5 item
pertanyaan. Berikut hasil uji lapangan lebih luas
pada tabel 4. 9 .
Tabel 4.9 Hasil Uji Lapangan Lebih Luas
NO SOAL
JAWABAN RATA-RATA SS S KS TS
1 13 21 0 0 3.38
2 7 22 5 0 3.16
3 9 25 0 0 3.19
4 7 24 3 0 3.12
5 11 22 1 0 3.29
78
Kelebihan :
1. Memudahkan praktikum untuk mengetahui IC
yang baik dan buruk secara cepat.
2. Dapat mengecek IC per gerbang logika
3. Dapat mengetahui jenis IC
4. Portable tanpa ada kabel
Kekurangan:
1. Terbatas pada IC TTL
2. Pada menu info data IC tidak lengkap
3. Dimensi box masih besar
4. Tampilan kurang menarik (kurang desain)
5. Alat terkadang terjadi error
Saran:
1. Dimensi box diperkecil
2. Dikembangkan alat IC terster untuk
pengecekan IC lebih banyak (seperti op-amp)
C. Analisis Data
1. Studi Pendahuluan
Hasil analisis studi pendahuluan instrumen
nomor 1 memiliki nilai rata-rata sebesar 2,89.
Menurut tabel 4. mahasiswa pendidikan fisika
angkatan 2013 dan 2014 memiliki pengetahuan
79
tentang praktikum gerbang logika Baik (B).
Instrumen normor 2 dan 3 memiliki rata-rata 2,89
yang berarti mahasiswa pendidikan fisika angkatan
2013 dan 2014 memiliki pengetahuan tentang
karakteristik IC Baik (B). hasil analisis pada aspek
kebutuhan didapat nilai rata-rata sebesar 2,63.
Maka menurut interval pada tabel 4.1 Praktikum
Elektronika Dasar II Perlu (P) adanya alat IC tester.
Hal ini yang menjadikan peneliti membuat produk
tersebut. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran
I.
2. Rancangan Produk atau Alat
Analisis dari rancangan produk atau alat
adalah alat bekerja dengan baik dan siap untuk
diujikan ke tahap lanjut yaitu uji ahli media dan ahli
materi. Hasil dari dari analisis produk dapat dilihat
pada lampiran XII.
3. Uji Ahli Media
Hasil uji ahli media ada 3 aspek yaitu aspek
tampilan alat, aspek operasional alat, aspek
keseluruhan produk. Aspek tampilan alat didapat
rata-rata 2,80. Menurut interval skala likert pada
tabel 4. maka Aspek tampilan termasuk kategori
Layak (L). Aspek operasional alat hasilnya rata-rata
3. Jadi operasional alat termasuk kategori Layak
80
(L). sedangkan aspek keseluruhan produk
mendapat rata-rata 3,33. Jadi keseluruhan produk
alat ini termasuk Sangat Layak (SL). Dari semua
aspek digabung dan dirata-rata mendapatkan skor
3,04. Jadi hasil uji media adalah alat IC tester Layak
(L) untuk diujicobakan selanjutnya. Saran dari ahli
media yaitu penyempurnaan algoritma pada tes IC
Not. Hasil analisis uji ahli media dapat dilihat pada
lampiran VII.
4. Uji Ahli Materi
Hasil uji ahli materi terdiri dari 2 aspek
penilaian yaitu aspek variasi fungsi dan aspek
unjuk kerja. Aspek variasi fungsi didapatkan hasil
rata-rata 3. Menurut tabel 4. interval skala likert
maka termasuk kategori Layak (L), jadi alat IC
tester layak untuk digunakan uji selanjutnya. Aspek
unjuk kerja didapatkan rata-rata sebesar 3,67.
Menurut tebel 4. maka unjuk kerja alat termasuk
kategori Sangat Layak (SL). Nilai keseluruhan
instrument didapatkan melalui rata-rata nilai
kedua aspek yaitu sejumlah 3,33. Jadi hasil uji ahli
materi alat IC tester ini dikategorikan Sangat Layak
(SL). Namun terdapat kekurangan alat yaitu tidak
adanya petunjuk peletakan IC dan bahasa yang
digunakan dalam petunjuk penggunaan alat kurang
81
sesuai. Kemudian alat diperbaiki sesuai saran untuk
melanjutkan ke penelitian berikutnya. Hasil analisis
uji ahli materi dapat dilihat pada lampiran V.
5. Uji Lapangan Terbatas
Instrumen dari uji terbatas terdiri dari 5 item
nomor yang akan menunjukkan kinerja dari alat IC
tester. Dari semua item digabungkan untuk
mendapatkan hasil keseluruhan penilaian dari IC
tester yaitu rata-rata 3,26. Jadi hasil uji lapangan
terbatas adalah alat IC tester termasuk kategori
Sangat Layak (SL). Hasil analisis uji lapangan
terbatas dapat dilihat pada lampiran IX.
6. Uji Lapangan Lebih Luas
Instrumen dari uji lapangan lebih luas
disamakan dengan dengan uji lapangan terbatas.
Dari semua item digabungkan untuk mendapatkan
hasil keseluruhan penilaian dari IC tester yaitu
rata-rata 3,23. Menurut tabel interval skala Likert,
nilai rata-rata hasil uji lapangan terbatas adalah
alat IC tester termasuk kategori Layak (L). Hasil
analisis uji lapangan lebih luas dapat dilihat pada
lampiran XI.
82
D. Produk akhir
Produk alat bantu praktikum yang dihasilkan
pada penelitian dan pengembangan ini berupa alat IC
Tester. Prototipe ini didesain menggunakan model
pengembangan prosedural, dengan prosedur
pengembangan menurut Borg and Gall yaitu: Research
and information collecting (Penelitian dan Pencarian
Informasi), Peracangan Produk atau Alat, Ujicoba
Lapangan dan Revisi Produk, Uji Validasi dan Revisi
Produk, Final Product (Produk Akhir). Prototipe ini
terdiri dari Sistem Minimum ATMega sebagai tempat
IC mikrokontroler, IC mikrokontroler ATMega 32A
sebagai pusat kendali, LCD sebagai output tampilan,
keypad sebagai, Socket IC sebagai tempat meletakkan
IC dan baterai sebagai daya cadangan.
Gambar 4.21 Produk Akhir
Sumber : peneliti
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian produk hasil pengembangan
alat IC tester layak digunakan untuk Praktikum
Elektronika Dasar II sesuai dengan hasil uji ahli media 3,04
dengan kategori layak, hasil uji ahli materi 3,33 dengan
kategori sangat layak, hasil uji lapangan terbatas 3,26
dengan kategori sangat layak, hasil uji lapangan lebih luas
3,23 dengan kategori sangat layak.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas,
peneliti merumuskan saran dalam pengembangan
selanjutnya dapat menambah algoritma pengecekan IC
tester sehingga dapt digunakan untuk pengecekan IC
CMOS maupun TTL dan IC TTL dan CMOS dengan 3 input.
85
DAFTAR PUSTAKA
Adityawarman, D., Rahajo, Y. & Hakim, L., 2014. Rancang
Bangun Alat Ukur Arus Menggunakan Transformator
Arus Berbasis Mikrokontroler Atmega32. Jurnal Rekayasa
dan Teknologi Elektro, 8(2), pp.46–50.
Agung, F.S. et al., 2009. Sistem Deteksi Asap Rokok Pada
Ruangan Bebas Asap Rokok Dengan Keluaran Suara. AMIK
GI MDP.
Andrianto, H., 2008. Pemrograman Mikrokontroler Avr Atmega
16 Menggunakan Bahasa C 1st ed., Bandung:
INFORMATIKA.
Andriyono, R. & Kholis, N., 2014. RANCANG BANGUN TESTER IC
DIGITAL SEBAGAI ALAT UJI DAN ALAT BANTU DI
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Rio Andriyono Nur
Kholis. Universitas Negeri Surabaya.
Arif, M.F., Yuniarti, W.D. & Sudarmanto, A., 2016. Pegembangan
Alat Praktikum Gerbang Adder Pada Mata Kuliah
Praktikum Elektronika Dasar II. , 0(978-602-72216-0–4),
pp.158–162. Available at:
http://conf.unnes.ac.id/index.php/mipa/mipa2016/sche
dConf/presentations%0APegembangan.
Bhattacharya, A., 2013. Digital Integrated Circuit Tester ( Using
AT89s51 Microcontroller ). International Journal of
86
Emerging Technology and Advanced Engineering, 3(6),
pp.175–178. Available at: www.ijetae.com.
Fatima, K. & Hossain, A., 2014. Microcontroller ATmega32
Based Automatic Vehicle Control. I nternational Journal Of
Scientific & Engineering Research, 5(7), pp.1–5.
Firmansyah, H., 2008. RANCANG BANGUN SISTEM GPS PADA
SEPEDA MOTOR VIA AVR ATMEGA32. UNIVERSITAS
INDONESIA DEPOK.
Haryati, S., 2012. Research and Development (R&D) Sebagai
Salah Satu Model Penelitian dalam Bidang Pendidikan.
Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu
Model Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, 37(1), pp.11–
26.
Limit’s, R., 2009. PEMBUATAN TABEL KEBENARAN GERBANG
LOGIKA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KECERDASAN
BUATAN. Universitas Satya Negara Indonesia.
Nurningsih, I., 2015. MONITORING DAN ANALISIS KUALITAS
LAYANAN TRAFIK KAMERA CCTV ( Closed Circuit Televison
) DI SAMSUNG CUSTOMER SERVICE. Universitas Mercu
Buana.
Pambudi, K., Jusak & Susanto, P., 2014. Journal of Control and
Network Systems. , 3(2), pp.9–17.
Puslitjaknov, T., 2008. METODE PENELITIAN
PENGEMBANGAN. In PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN
DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN
87
PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN
NASIONAL, pp. 1–21.
Putra, F.Z.S., Sholeh, M. & Widyastuti, N., 2014. ANALISIS
KUALITAS LAYANAN WEBSITE BTKP-DIY
MENGGUNAKAN METODE WEBQUAL 4.0. JARKOM, 1(2),
pp.174–184.
Riadi, E., 2016. STATISTIKA PENELITIAN 1st ed. A. Prabawati,
ed., Jakarta: ANDI.
Sudarmanto, A., 2015. Laporan Penelitian Individu Rancang
Bangun Alat Deteksi Kebisingan Menggunakan
Mikrokontroler ATMega 32 dengan Data Logger 1st ed.,
Semarang: UIN walisongo Semarang.
Sudarmanto, A., 2014. Pembuatan Alat Uji Kekentalan Minyak
Goreng dengan Menggunakan Metode Viskositas Stokes
Untuk Praktikum Fisika Dasar 1 Jurusan Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo.
PHENOMENON, 4, pp.51–62. Available at:
www.jurnal.walisongo.ac.id/index.php/phenomenon.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D 22nd ed., Bandung: ALFABETA.
Suparno, P., 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika 1st ed.
praptomo I. Baryadi, harris hermansyah Setiajid, &
damianus deni Kurniawan, eds., Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Syafari, A., 2007. Mengenal Gerbang Logika ( Logic Gate ). Ilmu
88
komputer. Available at: ilmukomputer.com.
Tarkunde, M.A. & Shinde, A.A., 2012. IC TESTER USING 89s52
MICROCONTROLLER. International Journal Of
Computational Engineering Research (ijceronline.com),
2(7), pp.2250–3005.
89
LAMPIRAN
Lampiran I
Angket studi pendahuluan
90
Lampiran II
Sampel hasil angket studi pendahuluan
91
92
93
Lampiran III
Analisis Hasil Angket Studi Pendahuluan
Data Hasil Angket Studi Pendahuluan
NO SOAL
ASPEK JAWABAN
SS S KS TS
1
PENGETAHUAN
2 20 5 0
2 18 4 4 1
3 0 10 16 1
4 KEBUTUHAN
1 13 9 4
5 3 17 7 0
Keterangan :
1. Soal nomor 1 berisi tentang pemahaman mahasiswa
terhadap Praktikum Elektronika Dasar II.
2. Soal nomor 2 dan 3 berisi tentang pemahaman
mahasiswa terhadap karakteristik IC.
3. Soal nomor 4 dan 5 berisi tentang perlu ada atau
tidaknya alat bantu praktikum.
Data Hasil Analisis Angket Studi Pendahuluan
NO SOAL
Jumlah Responden
RATA-
RATA
KETERANGAN
SS S KS TS
1 2 20 5 0 2,89 Baik
2 18 4 4 1 2,89 Baik
3 0 10 16 1
4 1 13 9 4 2,63 Perlu
5 3 17 7 0
94
Keterangan :
1. Nilai skor untuk jawaban angket studi pendahuluan :
SS = 4
S = 3
KS = 2
TS = 1
2. Rata-rata soal nomor 1
�� = (2×4)+ (20×3)+(5×2)+ (0×1)
2+20+5+0= 2,89
maka 2,89 termasuk dalam kategori skala likert Baik
(B).
3. Rata-rata soal nomor 2 dan nomor 3
Nomor 2 ��2 = (18×4)+ (4×3)+(4×2)+ (1×1)
18+4+4+1= 3,44
Nomor 3 ��3 = (0×4)+ (10×3)+(16×2)+ (1×1)
18+4+4+1= 2,33
Rata-rata nomor 2 dan 3
��2𝑑𝑎𝑛3 = 3,44 + 2,33
2= 2,89
Maka 2,89 termasuk kategori Baik (B)
4. Rata-rata soal nomor 4 dan nomor 5
Nomor 4 ��4 = (1×4)+ (13×3)+(9×2)+ (4×1)
1+13+9+4= 2,41
Nomor 5 ��5 = (3×4)+ (17×3)+(7×2)+ (0×1)
3+17+7+0= 2,85
Rata-rata nomor 4 dan 5
��4𝑑𝑎𝑛5 = 2,41 + 2,85
2= 2,63
Maka 2,63 termasuk kategori Perlu (P)
95
Lampiran IV
Hasil Angket Penilaian Ahli Materi
96
97
98
99
Lampiran V
Analisis Hasil Angket Penilaian Ahli Materi
Tabel Hasil Analisis Angket Penilaian Ahli Materi
Dosen Ahli Materi
Aspek No
Indikator Nilai Σ
Rata -
rata KETERANGAN
Hesti Khuzaimah
Nurul Y
Variasi Fungsi
1 3
18 3.00 Layak
2 3
3 3
4 3
5 3
6 3
Unjuk Kerja
1 4
11 3.67 Sangat Layak 2 3
3 4
Σ Keseluruhan 29 Sangat Layak
Rata-rata keseluruhan 3.33
Keterangan :
1. Soal nomor 1 aspek variasi fungsi ada 6 indikator
penilaian. Maka rata-ratanya :
��1 =3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3
6= 3,00
Maka 3,00 dapat dikatagorikan Layak (L).
2. Soal nomor 2 aspek unjuk kerja ada 3 indikator
penilaian. Maka rata-ratanya :
��2 =4 + 3 + 4
3= 3,67
Maka 3,67 dapat dikatagorikan Sangat Layak (SL).
100
3. Rata-rata keseluruhan
��𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ =3,00 + 3,67
2= 3,33
Maka 3,33 dapat dikategorikan Sangat Layak (SL).
101
Lampiran VI
Hasil Angket Penilaian Ahli Media
102
103
104
Lampiran VII
Analisis Hasil Angket Penilaian Ahli Media
Dosen Ahli Media
Aspek No
Aspek Nilai Σ
Rata -
rata
KETERANGAN
Muhammad Ardhi
Khalif, M.Sc
Tampilan Alat
1 3
14 2.80 Layak
2 3
3 3
4 3
5 2
Operasional Alat
1 3
9 3.00 Layak 2 3
3 3
Keseluruhan Produk
1 3
10 3.33 Sangat Layak
2 4
3 3
Σ Keseluruhan 33 Layak
Rata-rata keseluruhan 3.04
Keterangan :
1. Soal nomor 1 aspek tampilan alat ada 5 indikator
penilaian. Maka rata-ratanya :
��1 =3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 2
5= 2,80
Maka 2,80 dapat dikatagorikan Layak (L).
2. Soal nomor 2 aspek operasional alat ada 3 indikator
penilaian. Maka rata-ratanya :
��2 =3 + 3 + 3
3= 3,00
Maka 3,00 dapat dikatagorikan Layak (L).
105
3. Soal nomor 3 aspek keseluruhan produk ada 3
indikator penilaian. Maka rata-ratanya :
��2 =3 + 4 + 3
3= 3,33
Maka 3,33 dapat dikatagorikan Sangat Layak (SL).
4. Rata-rata keseluruhan
��𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ =2,80 + 3,00 + 3,33
3= 3,04
Maka 3,04 dapat dikategorikan Layak (L).
106
Lampiran VIII
Sampel Hasil Angket Uji Lapangan Terbatas
107
108
109
Lampiran IX
Analisis Hasil Angket Uji Lapangan Terbatas
Data hasil analisis uji lapangan terbatas
NO SOAL
JAWABAN RATA-RATA SS S KS TS
1 4 6 0 0 3.40
2 3 7 0 0 3.35
3 4 6 0 0 3.25
4 1 9 0 0 3.10
5 2 8 0 0 3.20
Rata-rata keseluruhan 3.26
Keterangan Sangat layak
Keterangan :
1. Nilai skor untuk jawaban angket studi pendahuluan :
SS = 4
S = 3
KS = 2
TS = 1
2. Soal nomor 1 di rata-rata maka :
��1 = (4×4)+ (6×3)+(0×2)+ (0×1)
4+6+0+0= 3,40
3. Soal nomor 2 di rata-rata maka :
��2 = (3×4)+ (7×3)+(0×2)+ (0×1)
3+7+0+0= 3,35
4. Soal nomor 3 di rata-rata maka :
110
��3 = (4×4)+ (6×3)+(0×2)+ (0×1)
4+6+0+0= 3,25
5. Soal nomor 4 di rata-rata maka :
��4 = (1×4)+ (9×3)+(0×2)+ (0×1)
1+9+0+0= 3,10
6. Soal nomor 5 di rata-rata maka :
��5 = (2×4)+ (8×3)+(0×2)+ (0×1)
2+8+0+0= 3,20
7. Keseluruhan penilaian maka :
��𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ = 3,40+3,35+3,25+3,10+ 3,20
5= 3,26
Maka 3,26 dapat dikategorikan Sangat Layak (SL)
111
Lampiran X
Sampel Hasil Angket Uji Lapangan Luas
112
113
114
Lampiran XI
Analisis Hasil Angket Uji Lapangan Luas
Data Hasil Angket Uji Lapangan Luas
NO SOAL
JAWABAN RATA-RATA SS S KS TS
1 13 21 0 0 3.38
2 7 22 5 0 3.16
3 9 25 0 0 3.19
4 7 24 3 0 3.12
5 11 22 1 0 3.29
Rata-rata keseluruhan 3.23
Keterangan Sangat layak
Keterangan :
1. Nilai skor untuk jawaban angket studi pendahuluan :
SS = 4
S = 3
KS = 2
TS = 1
2. Soal nomor 1 di rata-rata maka :
��1 = (13×4)+ (21×3)+(0×2)+ (0×1)
13+21+0+0= 3,38
3. Soal nomor 2 di rata-rata maka :
��2 = (7×4)+ (22×3)+(5×2)+ (0×1)
7+22+5+0= 3,16
4. Soal nomor 3 di rata-rata maka :
115
��3 = (9×4)+ (25×3)+(0×2)+ (0×1)
9+25+0+0= 3,19
5. Soal nomor 4 di rata-rata maka :
��4 = (7×4)+ (24×3)+(3×2)+ (0×1)
7+24+3+0= 3,12
6. Soal nomor 5 di rata-rata maka :
��5 = (11×4)+ (22×3)+(2×2)+ (0×1)
7+22+3+0= 3,29
7. Keseluruhan penilaian maka :
��𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ = 3,38+3,16+3,19+3,12+ 3,29
5= 3,23
Maka 3,23 dapat dikategorikan Sangat Layak (SL)
116
Lampiran XII
Source code program
#include <mega32.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
#include <stdio.h>
//////// GATE IC AND OR NAND XOR XNOR /////////////
#define Gate1A PORTB.0
#define Gate1B PORTB.1
#define Gate2A PORTB.2
#define Gate2B PORTB.3
#define Gate3A PORTB.4
#define Gate3B PORTB.5
#define Gate4A PORTB.6
#define Gate4B PORTB.7
#define Gate1F PIND.6
#define Gate2F PIND.5
#define Gate3F PIND.4
#define Gate4F PIND.3
………..
117
bit lock=0;
bit bypassnor=0;
int key=-1;
int pad;
int error=0;
bit go,ok1,ok2,ok3,ok4=0;
………….
int nilai,nilai1,nilai2,nilai3=0;
unsigned int data,datanot,datanor=0;
…………………….
void keypad(void);
void pembuka(void);
……………………..
void hasil(void);
void dataIC(void);
void informasi(void);
void masukkan_IC(void);
void data_info(void);
void test(void);
………………………
void main(void)
{
118
PORTB=0B00000000;
DDRB=0B11111111;
DDRD=0B00000000;
PORTD=0B11111111;
………..
void pembuka(void)
{{ lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("====================");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf(" Selamat Datang ");
lcd_gotoxy(0,2);
lcd_putsf(" IC Tester ");
lcd_gotoxy(0,3);
lcd_putsf("== Silahkan Tekan ==");
delay_ms(1000);
do
…………………………….
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Perangkat IC Tester");
lcd_gotoxy(0,1);
119
lcd_putsf("Gerbang Logika ");
lcd_gotoxy(0,2);
lcd_putsf("Hendi - Fisika ");
lcd_gotoxy(0,3);
lcd_putsf("UIN Semarang ");
delay_ms(2000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Tekan tombol berikut");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Cari => Pencarian IC");
lcd_gotoxy(0,2);
lcd_putsf("Test => Cek kondisi ");
lcd_gotoxy(0,3);
lcd_putsf("Info => Data IC");
keypad();
delay_ms(500);
next=0;
………………………………..
120
Lampiran XIII
Foto-Foto Produk Hasil Pengembangan
Bahan-Bahan Untuk Membuat Produk
Tampilan Alat Dilihat dari Dalam
121
Tampilan LCD dan keypad Dilihat dari Dalam
Tampilan Produk Akhir
122
Lampiran XIV
Foto-Foto Penelitian Pada Praktikum Elektronika Dasar II
Sampel uji lapangan terbatas
Sampel uji lapangan luas
123
Sampel uji lapangan luas
124
Lampiran XV
Surat Bukti Telah Melakukan Riset