PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
PETERNAKAN TERPADU OLEH KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI
RAHARJO DI WONOTAWANG RT 10, DUSUN NGENTAK,
BANGUNJIWO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Disusun oleh:
BADRUS
NIM 08230007
Pembimbing
M. Fajrul Munawir, M.Ag
NIP. 19700409 199803 1 002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
-'{KULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIl\.fl t 1
Lltl J, JL Marsda Adisucipto Telp. (027$ stsssq F*' (0274) 55
-PENGESAIIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Nomor: UIN.02/DD |PP.00.9 1A419 l20T 5
Skripsi/Tugas Akhir dengan judul :
PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PROGRAMPETERNAKAN TERPADU OLEH KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI RAHARJO
DI WONOTAWANG, RT 10, DUSUN NGENTAK, BANGUNJIWO, KASIHAN,BANTUL. YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan disusun oleh
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Telah diujikan pada
Nilai ujian Tugas Akhir
Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.TIM UJIAN TUGAS AKHIR
Muhammad unawir, M.AgNIP. 1 199803 I 002
Penguji II,
Dr. Pajar Jaya, S.Sos., M.Si.NrP. 19660531 198801 1 001
Yogyakarta, 24 Agustus 2015
UIN Sunan KalijagaDakwah dan Komunikasi
Dekan,
KEMENTRIAN AGAMAIINIVERSITAS ISLAM NEGE.RI SUNAN KALIJAGA
Badrus
08230007
Senin,24 Agustus 2015
B
0 198703 200r
KIMENTERIAN AGAMAUNTVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAJ\ KALIJAGA
FAKUTTAS DAKWAH I}A}{ KOMUNIK.ASIJl. Marsada Adi Sucipto Telp. (0224) 515s56 yogyakarra 55291
SURAT PERSETUJUAII SKRIPSI
KepadaYth. Dekan Fakultas Dakwah dan KomunikasiUIN Sunan Kalijaga YogyakartaDi Yogyakarta.
As salamu' alaikum Wr. Wb.
Setelah membac4 meneliti, memberikan pehnjuk dan mengoreksi sertamengadakan perbaikan seperluny4 maka kami selaku pembimbing beqpendapatbahwa skripsi Saudara:
NamaNIM
: Badrus: 0823000?
Judul slaipsi : Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui programPeternakan Terpadu Oleh Kelompok Terrak Sapi NgudiRaharjo Di Wonotawang, Rt 10, Dusun Ngentak,Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Y ogy akarta.
sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan KomunikasiJurusanPengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga yogyakartasebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu daLam bidangPemberdayaan Masyarakat Islam.
Dengan ini kami mCIrgharap agar skripsi tersebut di atas dapat segeradimunaqosahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaihtm Wr. Wb.
Ketua JurusanPengembangan Masyarakat Islam
Yogyakarta, 12 Agustus 2015
Pembimbing
3 121 1003 199803 1 002
111
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Penulis persembahkan untuk :
1. Istri dan Anakku tercinta
2. Kakak dan Adikku
vi
MOTTO
Lakukan apa yang ingin kau lakukan sesuka hatimu,
asalkan itu bukan suatu dosa.
(Badrus)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. yang melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Pengembangan
Masyarakat Islam jenjang Strata-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga hari kiamat.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari
peran berbagai pihak yang telah banyak memberikan bantuan, nasehat, bimbingan
dan dukungan kepada penulis. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Dr. Nurjannah M. Si, selaku Dekan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos,M.si, selaku Ketua Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga.
3. Bapak M. Fajrul Munawir, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan masukan terhadap penulisan skripsi ini dan penjelasan yang rinci.
4. Seluruh Dosen PMI Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
telah mengajar penulis selama empat tahun lamanya, dan memberikan
dukungan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Istri, Anak, Kakak dan Adik tersayang yang telah banyak memberikan doa,
motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Untuk Bapak dan Ibuku semoga Allah selalu menyayangi kalian sebagaimana
kalian selalu menyayangiku.
7. Sahabat dan Teman-teman PMI UIN Sunan Kalijaga angkatan 2008,
terimakasih atas kebersamaan selama ini, semoga kalian semua sukses selalu,
aamiin.
8. Semua pihak yang mungkin belum saya sebutkan dan sahabat-sahabat yang
telah membantu penulis hingga terselesaikanya skripsi ini, khususnya kepada
Pak Ardani semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas jasa
dan bantuan yang telah diberikan. Aaamiin
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak
kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
viii
dapat menyempurnakan penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna
untuk pengembangan ilmu pengetahuan. aaamiin...
Yogyakarta, 20 Agustus 2015
Penyusun
Badrus
ix
ABSTRAK
Kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang semakin tidak menentu
membuat perekonomian bangsa ini semakin menurun. Berbagai upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dinegeri ini masih
jauh dari harapan. Kebanyakan orang berkeinginan bekerja di sektor- sektor
formal, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mencukupi untuk
menampung masyarakat usia kerja,sehingga pengangguran tidak bisa terelak dari
negeri ini.
Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa yang mampu untuk
mencukupi kebutuhan keluarga adalah bekerja disektor formal sehingga mereka
enggan untuk berwirausaha, karena mereka beranggapan berwiraswasta
membutuhkan modal yang tinggi dan takut tidak bisa mengembalikan modal,
sedangkan kalau bekerja di perusahaan mereka cukup mengandalkan keahlian dan
tenaga.
Untuk meningkatkan usaha kecil dan menengah pemerintah telah
memberikan kredit kepada masyarakat seperti KUR (Kridit Usaha Rakyat), dan
juga bantuan-bantuan lainnya. Pemerintah sudah berupaya mengurangi
pengangguran dengan memberikan bantuan modal kepada masyarakat, serta
pendampingan-pendampingan sehingga dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk
tidak bergantung bekerja disektor-sektor formal saja.
Sebenarnya banyak cara untuk mengurangi pengangguran melalui sektor
informal, salah satunya dengan cara beternak sapi, seperti yang dilakukan
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo di kampung Wonotawang, dusun Ngentak
desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul, Yogyakarta. Beternak
sapi bisa dijadikan pekerjaan pokok ataupun sampingan, terutama di pedesaan
karena diwilayah pedesaan masih tersedia lahan yang luas. Kebutuhan protein
yang berasal dari daging sapi potong di indonesia sangatlan tinggi sehingga harus
mengimpor dari negara lain karena sapi potong dalan negeri belum bisa
mencukupi.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Penegasan Judul ...................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .......................................................... 4
C. Rumusan Masalah ................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian..................................................................... 9
E. Kegunaan Penelitian ............................................................... 9
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
G. Landasan Teori ........................................................................ 13
H. Metodologi Penelitian ............................................................. 24
I. Sistematika Pembahasan ........................................................ 30
BAB II : GAMBARAN UMUM KAMPUNG WONOTAWANG DAN
KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI RAHARJO .................. 32
A. Gambaran Umum Kampung Wonotawang ................................ 32
1. Kondisi Geografis ................................................................ 32
2. Keadaan Penduduk ............................................................... 34
3. Keadaan Sosial, Ekonomi, Pendidikan dan Keagamaan ...... 35
B. Gambaran Umum Kelompok Ternak Sapi Ngudi Raharjo ........ 42
1. Sejarah Pendirian Kelompok Ternak Sapi Ngudi Raharjo .. 42
2. Perkembangan Ternak Sapi Ngudi Raharjo ......................... 44
3. Struktur Kepengurusan ........................................................ 45
4. Sarana dan Fasilitas .............................................................. 51
xi
BAB III : BENTUK –BENTUK PENGEMBANGAN EKONOMI
KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI RAHARJO ................. 54
A. Upaya Kelompok Ternak Ngudi Raharjo Dalam Peningkatan
Ekonomi Anggotanya.. .............................................................. 54
1. Permodalan ............................................................................ 54
2. Pemanfaatan Kotoran Ternak ................................................ 56
3. Mendapatkan Lahan Untuk Kandang Kolektif ...................... 64
4. PertemuanRutin...................................................................... 69
B. Hasil yang Telah Dicapai Kelompok Ternak Sapi
Ngudi Raharjo ............................................................................ 72
1. Peningkatan Permodalan ........................................................ 72
2. Pupuk Organik ....................................................................... 73
3. Mendapatkan Lahan Untuk Kandang Ternak Kolektif .......... 74
4. Memiliki Tempat Sebagai HMT ............................................ 76
BAB IV: PENUTUP ....................................................................................... 78
A. Kesimpulan ............................................................................... 78
B. Saran-saran ............................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk memberikan penegasan dalam membahas masalah
ini agar pembahasan lebih terfokus dan tidak melebar serta untuk
menghindari terjadinya kekeliruan di dalam memahami judul
"Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Program
Peternakan Terpadu Oleh Kelompok Ternak Sapi Ngudi Raharjo
Di Wonotawang, Rt 10, Dusun Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta", maka penulis perlu untuk memberikan
penegasan atau mempertajam terhadap istilah-istilah yang terdapat
dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata pengembangan
diartikan: cara, proses, atau perbuatan mengembangkan.1
Ekonomi yaitu pengetahuan dan penyelidikan mengenai
asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi), dan
pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan,
perindustrian, perdagangan, dan sebagainya.2 Sedangkan arti
1Peter Salim dan Yani Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,
(Jakarta: Moderen Englis Press, 1991), hlm.1695 2 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1976 ), hlm.267
2
dari masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluasnya
dan terikat oleh satu kebudayaan yang mereka anggap sama.3
Adapun maksud dalam “Pengembangan Ekonomi
Masyarakat" di sini adalah sebuah upaya untuk meningkatkan
penghasilan masyarakat.
2. Program Peternakan Terpadu
Program yaitu rancangan mengenai asas-asas serta
usaha-usaha yang akan di jalankan.4 Peternakan yaitu (usaha)
pemeliharaan dan pembiakan binatang.5 Sedangkan terpadu
adalah sudah dipadu (disatukan, dileburkan menjadi satu.6
Jadi "Program Peternakan Terpadu” yang penulis
maksud disini adalah suatu usaha peternakan sapi oleh
masyarakat yang menjadi anggota kelompok untuk
menempatkan ternak sapi mereka dalam satu wilayah
perkandangan.
3. Kelompok Ternak Sapi Ngudi Raharjo
Kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo merupakan
sebuah kelompok yang berbasiskan komunitas para petani
pedesaan. Kelompok ini berdiri pada tahun 2007 oleh
masyarakat Kampung Wonotawang Dusun Ngentak Desa
3Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),
hlm.564 4ibid, hlm.702
5ibid, hlm. 939
6ibid, hlm. 635
3
Bangunjiwo Kasihan Bantul, dengan mengumpulkan
ternak-ternak sapi mereka dalam kandang yang menjadi satu.
Kelompok ini bergerak dalam bidang ternak sapi sebagai usaha
sampingan bagi para petani. Salah satu tujuan dari kelompok ini
adalah meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara
meningkatkan usaha ternak sapi. Kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo merupakan kelompok yang berupaya mengembangkan
peternakan sapi di Kampung Wonotawang Dusun Ngentak
Desa Bangunjiwo Kasihan Bantul dan sudah dipercaya oleh
pemerintah yang dibuktikan dengan pemberian bantuan
pembangunan kandang sapi beserta 35 ekor sapi betina dan juga
membangun Rumah Kompos.
Kelompok ini mampu meningkatkan populasi sapi dan
meningkatkan penghasilan anggotanya, karena dengan hasil
ternaknya dapat membantu untuk mencukupi kebutuhan
keluarga.7
4. Wonotawang, Rt 10, Dusun Ngentak, Desa Bangunjiwo,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Wonotawang, Rt 10, Dusun Ngentak, Desa Bangunjiwo,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta adalah lokasi di mana peneliti
melakukan penelitian.
Sedangkan maksud dari keseluruhan judul
7Wawancara dengan Bapak Suwarno di Kampung Wonotawang pada tanggal
16 Desember 2014.
4
"Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Program
Peternakan Terpadu Oleh Kelompok Ternak Sapi Ngudi
Raharjo Di Wonotawang, Rt 10, Dusun Ngentak, Bangunjiwo
Kasihan, Bantul, Yogyakarta " adalah sebuah penelitian tentang
upaya untuk meningkatkan penghasilan masyarakat melalui
program ternak sapi yang di lakukan oleh kelompok ternak sapi
Ngudi Raharjo di Kampung Wonotawang Dusun Ngentak Desa
Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Yogyakarta.
B. Latar Belakang Masalah
Problema pemberdayaan ekonomi rakyat selalu menarik
untuk dikaji. Sejak Indonesia merdeka masalah ekonomi selalu
menjadi prioritas utama pembangunan. Hampir semua Repelita
menitik beratkan pada masalah ini. Akan tetapi tingkat kemiskinan
di Indonesia masih tinggi dan ekonomi rakyat seperti terjerat untuk
berkembang. Menurut KH. Ali Yafie dalam bukunya Hasan, latar
belakang sejarahnya adalah para pendahulu kita membuat
satukeputusan, bahwa langkah awal yang harus ditangani setelah
merdeka adalah persoalan ekonomi. Hal ini dapat dibaca dari
riwayat pergerakan umat Islam di Indonesia, bahwa pertama kali
muncul organisasi modern bukanlah partai politik, tetapi Sarikat
Dagang Islam. Para pemimpin Islam melihat bahwa ekonomi
5
adalah masalah utamanya. Mereka sadar, melihat kenyataan di
zaman kolonial kekayaan kita sudah terhisap ke negeri Belanda.
Pada saat merdeka, rakyat Indonesia kurus kering dan menjadi
miskin. Jadi, pasca kemerdekaan problema yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia adalah tetap yaitu ekonomi prioritas utamanya
menciptakan kesejahteraan masyarakat.8
Sebagian besar (+70%) jumlah penduduk di Indonesia
berada di pedesaan, sejalan dengan keadaan tersebut maka
pembangunan masyarakat desa akan tetap memegang peranan
yang sangat penting dalam pembangunan nasional,
setidak-tidaknya menyangkut upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat, khususnya masyarakat miskin yang sebagian besar
berada di wiliyah pedesaan.9
Keberhasilan pembangunan nasional di Indonesia tidak
lepas dari keberhasilan pembangunan di sektor pertanian. Namun,
tercapainya pembangunan pertanian belum dapat diikuti oleh
peningkatan pendapatanyang layak bagi petani, yang sebenarnya
menjadi tulang punggung keberhasilan pembangunan tersebut.
Pelaku ekonomi yang berada di pedesaan ini masih rnenerima
pendapatan yang relatif rendah, walaupun telah mencurahkan
tenaga yang tidak sedikit. Di sisi lain, pekerjaan sebagai petani
8Hasan, dkk., Menggugat Pemberdayaan Ekonomi Ummat. (Ttp.:PILLAR,
1999), hlm.10. 9
Sumarjono, Pembangunan Masyarakat Desa Dalam Pembangunan
Nasional Jangka Panjang Tahap Ke Dua, (Yogyakarta : STPMD APMD, 1994),
hlm.l.
6
dianggap sebagai pekerjaan yang status sosialnya rendah. Hal ini
dapat dimengerti karena lapangan pekerjaan di sektor pertanian
(tradisional) tidak layak menuntut kepandaian yang tinggi. Modal
utama mereka adalah berani bergulat dengan tanah kotor dan
terpanggang sinar matahari. Mereka sebenarnya enggan, tetapi
tidak ada pilihan lain. Demikian juga dengan generasi muda (yang
termasuk angkatan kerja) yang sebagian besar berada di desa. Dari
kenyataan ini, maka harus ada usaha pembenahan di sektor
pertanian sehingga dapat memberikan jaminan pendapatan yang
layak dan kesempatan kerja yang menarik bagi generasi muda di
desa. Di samping untuk mempertangguh ekonomi nasional, sektor
ini sekaligus dapat mengatasi pengangguran.10
Dalam pembagian bidang-bidang pertanian dapat dibedakan
dengan pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit.
Pertanian dalam arti luas mencakup : pertanian rakyat, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan. Pertanian dalam arti sempit
diartikan sebagai pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga
dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija
(jagung, kacang-kacangan, dan ubi-ubian) dan tanaman holtikultura
yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Di samping hasil-hasil
tanaman usaha tani pertanian rakyat meliputi pula usaha-usaha
mata pencaharian tambahan yaitu peternakan, perikanan, dan
10
Mubyarto, dkk., Memhahas Pembanguan Desa, Cet. Ke-1, (Yogyakarta:
Aditya Media, 1996),hlm.17.
7
kadang-kadang usaha pencarian hasil hutan.11
Dalam rangka mengembangkan peternakan dalam negeri
dan pengembangan ekonomi rakyat khususnya di pedesaan, banyak
berdiri kelompok-kelompok masyarakat yang menyatukan diri dan
ingin mencapai kesejahteraan bersama melalui sebuah kelompok
tani. Salah satu kelompok yang berdiri di kampung Wonotawang
adalah Kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo. Kelompok ini
berupaya meningkatkan penghasilan anggotanya melalui
peningkatan usaha ternak sapi yang merupakan usaha sampingan
para petani.
Pengembangan ternak sapi potong yang dilakukan oleh
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo ini dirasakan sangat
bermanfaat, dan sangat baik dikembangkan. Jika dilihat dari
perkembangannya, kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo mulai
banyak mengadakan kegiatan baru sekitar tahun 2010. Adapun
usaha dan kegiatan yang diadakan antara lain penguatan organisasi
yang meliputi pertemuan rutin dan perbaikan administrasi,
mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik, mengadakan
pembinaan melalui penyuluhan, dan pelatihan dalam hal ternak
sapi.
Alasan yang mendorong penulis tertarik untuk meneliti
judul tersebut adalah : Mengingat mayoritas masyarakat kampung
11
Mubyarto, Pengantar Ekonomian Pertanian, Cet. K.e-1,
(Jakarta:PT.Pustaka, 1989), hlm 16.
8
Wonotawang bertani dan buruh sedangkan hasilnya belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan, maka dibutuhkan suatu upaya untuk
meningkatkan ekonomi dengan cara diversifikasi pertanian yakni
dengan pemeliharaan ternak sapi sebagai usaha sampingan. Selain
itu bentuk-bentuk usaha yang dilakukan kelompok ternak sapi
Ngudi Raharjo mengarah kepada usaha pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat melalui ternak sapi potong di kampung
Wonotawang sehingga penulis tertarik.
Masalah ini penting untuk diteliti agar dapat menjadi
masukan dalam upaya pengembangan masyarakat terhadap petani
khususnya di pedesaan yang mayoritasnya adalah petani kecil.
Mengingat kondisi pertanian di kampung Wonotawang adalah
pertanian yang masih mengandalkan musim, maka diperlukan
usaha diversifikasi pertanian yang salah satunya adalah beternak
sapi. Usaha ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan para
petani karena dengan mengandalkan hasil pertanian saja belum
cukup memenuhi kebutuhan keluarga.
Seperti halnya kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo, usaha
pengembangan masyarakat yang dilakukan dengan
memberdayakan ekonomi masyarakat (anggota) melalui
peningkatan usaha ternak sapi untuk mencapai kesejahteraan
bersama. Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis ingin
mengetahui seberapa besar peranan kelompok ternak sapi Ngudi
9
Raharjodi kampung Wonotawang dalam meningkatan ternak sapi
sebagai wujud pemberdayaan ekonomi rakyat.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh kelompok ternak
sapi Ngudi Raharjo dalam peningkatan ekonomi anggotanya?
2. Bagaimanakah hasil yang dicapai oleh kelompok ternak sapi
Ngudi Raharjo dalam peningkatan ekonomi anggotanya?
D. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui upaya yang dilakukan oleh kelompok ternak
sapi Ngudi Raharjo dalam peningkatan ekonomi masyarakat
khususnya anggota.
2. Ingin mengetahui hasil yang dicapai oleh kelompok ternak sapi
Ngudi Raharjo dalam peningkatan ekonomi anggotanya.
E. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, makahasil
penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritik yaitu dimaksudkan untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran dalam usaha peningkatan ekonomi
masyarakat khususnya di bidang peternakan sapi.
2. Kegunaan praktis yaitu sebagai bahan pertimbangan terhadap
10
upaya peningkatan ekonomi masyarakat kampung
Wonotawang dusun Ngentak oleh kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk menjaga keaslian penelitian dengan judul
"Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Peternakan
Terpadu Studi di Kelompok Ternak Sapi Ngudi Raharjo di
Kampung Wonotawang Dusun Ngentak Desa Bangunjiwo Kasihan
Bantul"penulis menemukan karya tulis yang berhubungan dengan
judul yang penulis angkat, yaitu tentang usaha peternakan sebagai
bahan penelitian, diantaranya :
1. Upaya Kelompok Petani Peternak Kambing Mandiri (KPPKM)
Dalam Meningkatkan Peternakan Kambing Peranakan Etawa
(Studi kasus di, Dusun Nganggring Desa Girikerto Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman). Karya ini ditulis oleh: Surtikanti, NIM:
9923203, Jurusan PMI (Pengembangan Masyarakat Islam),
Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada
tahun 2004. Dalam karya tersebut, mendiskripsikan tentang
kegiatan yang dilakukan oleh KPPKM dalam meningkatkan
peternakan kambing Etawa yang dilakukan melalui Peningkatan
modal, peningkatan sumber makanan ternak, dan pemasaran.
Penelitian ini adalah meneliti tentang peningkatan ekonomi melalui
11
usaha ternak kambing. 12
2. Pemberdayaan Ekomi Kelompok Ternak Sapi Andini Seto Di
Dusun Ngaliyan, Pulutan, Wonosari, Gunungkidul. Karya tulis ini
ditulis oleh: Arwan Susilo, NlM:02231241, Jurusan PMI
(Pengembangan Masyarakat Islam), Fakultas Dakwah, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2007. Mendiskripsikan
tentang peningkatkan usaha penggemukan sapi yang dilakukan
melalui peningkatan modal dan peningkatan sumber makanan
ternak. Selain itu juga didiskripsikan tentang kendala yang dihadapi
dalam meningkatkan usaha penggemukan sapi. 13
3. Usaha Penggemukan Ternak Sapi Dalam Upaya Pengembangan
Ekonomi Lokal Di Dusun Ngemplak Asem, Umbul martani,
Ngemplak Sleman, Yogyakarta. Karya ini ditulis oleh: Hidayati,
NIM: 03230041, Jurusan PMI (Pengembangan Masyarakat Islam),
Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada
tahun 2006. Dalam karya ini juga mendiskripsikan tentang usaha
penggemukan sapi untuk meningkatkan penghasilan anggotanya. 14
4. Peran Pesantren Maslakul Huda Dalam Pengembangan
Masyarakat Bidang Peternakan Di Desa Sidomukti, Kecamatan
Margoyoso, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah. Karya ini
12
Surtikanti, Upaya Kelompok Petani Peternak Kambing Mandiri (KPPKM)
Dalam Meningkatan Peternakan Kambing Etawa , (Yogyakarta, 2004). 13
Arwan Susilo, Perberdayaan Ekonomi Kelompok Ternak Sapi Andini Seto
di Dusun Ngaliyn Pulutan Wonosari Gunung Kidul, (Yogyakarta, 2007). 14
Hidayati, Usaha Penggemukan Ternak Sapi Dalam Upaya Pengembangan
Ekonomi Lokal di Dusun Ngemplak Asem, Umbul Martani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta, (Yogyakarta, 2006).
12
disusun oleh: Gufron, NIM: 00540160, Jurusan Perbandingan
Agama, Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun
2011. Karya ini mendiskripsikan tentang upaya pemanfaatan
limbah padat industri kecil tepung tapioka terutama onggok(sagu)
dan kulit singkong yang dilakukan oleh Pesantren Maslakul Huda
dalam pengembangan masyarakat di desa Sidomukti. 15
Dari ke empat tinjauan pustaka di atas jelas berbeda dengan
yang penulis teliti yang pertama tentang peningkatan ternak
kambing Etawa, kedua tentang peningkatan modal peternakan sapi,
ketiga tentang upaya penggemukan ternak sapi dan yang keempat
tentang pemanfaatan limbah tepung tapioka untuk pakan ternak
sapi, sedang yang penulis teliti adalah program-program yang
dimiliki kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo serta hasil dari
pogram tersebut seperti upaya mendapatkan lahan untuk kandang
ternak, pemanfaatan kotoran ternak, dan juga meningkatkan
koperasi.
15
Gufron, Peran Pesantren Maslakul Huda Dalam Pengembangan
Masyarakat Bidang Peternakan di Desa Sidomurti, Kecamatan Margoyoso,
Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah,, (Yogyakarta, 2011).
13
G. Landasan Teori
1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Konsep pemberdayaan dapat dikatakan merupakan
jawaban atas realitas ketidakberdayaan (disempowerment).
Mereka yang tidak berdaya adalah pihak yang tidak mempunyai
daya atau kehilangan daya kekuatan.16
Dapat dikatakan mereka
yang tidak berdaya adalah mereka yang kehilangan
kekuatannya.
Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah
kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan
membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Di
dalam masyarakat terdapat suatu unsur nilai-nilai instrinsik
yang menjadi sumber keberdayaan yaitu kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Keberdayaan masyarakat adalah unsur
dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan
dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan
mencapai tujuan. Adapun arti memberdayakan masyarakat
adalah upaya untuk menigkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah
16
Team Work Lapera, Politik Pemberdayaan, (Yogyakarta : Lapera Pustaka
Utama,2001).hlm.52.
14
memampukan dan memandirikan masyarakat.17
Pada dasarnya proses pemberdayaan mengandung dua
kecenderungan yaitu :18
Pertama, proses pemberdayaan
menekankan kepada proses memberikan dan mengalihkan
sebagian kekuasaan atau kekuatan dan kemampuan kepada
masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Proses ini
dilengkapi dengan upaya membangun asset material guna
mendukung pembangunan kemandirian melalui organisasi.
Kecenderungan pemberdayaan jenis ini disebut kecenderungan
primer dari makna pemberdayaan. Kedua, kecenderungan
pemberdayaan yang berkaitan dengan kekuatan dalam
memberdayakan masyarakat.
Perekonomian dalam meningkatkan kesejahterakan
masyarakat itu berdasarkan atas demokrasi ekonomi termasuk
bumi, air dan kekayaan alam adalah pokok-pokok kemakmuran
rakyat. Ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh rakyat yang dengan secara swadaya mengelola
sumber daya apa saja yang dapat dikuasainya dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya.19
Program pemberdayaan masyarakat haruslah memiliki
17
Mubyarto, Pengembangan Ekonomi Rakyat dan Penanggulangan
Kemiskinan, (Jakarta : Kumpulan Karangan, 1996), hlm.2l. 18
Ony S Priyono, Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan Implementasi,
(Jakarta : Centre for Strategic and International Studies, 1996), hlm. 56. 19
Mubyarto, Ekonomi Rakyat, Program IDT, dan Demokrasi Indonesia,
(Yogyakarta : Aditya Media, 1997), hlm.3
15
ciri-ciri khusus. Menurut Tim BPP YIS yang mengacu pendapat
Kartasasmita, beberapa ciri khususnya antara lain:20
a. Pemberdayaan haruslah terarah dan berpihak pada yang
memerlukan dengan program dirancang untuk mengatasi
masalahnya sesuai dengan kebutuhan. Hal ini pada dasarnya
terkait dengan pemahaman bahwa program yang dilakukan
yaitu tepat dan cepat mengarah kepada sasaran.
b. Mengikut sertakan masyarakat yang akan dibantu serta
sesuai dengan kehendak diri kemampuan masyarakat yang
akan dibantu. Hal ini merupakan aktualisasi dari komitmen
bahwa etos pemberdayaan harus melibatkan peran sebagai
subjek dan bukannya objek (yang terinteraksi satu arah
saja).
c. Harus menggunakan proses pendekatan kelompok karena
jika dilakukan secara individual maka warga masyarakat
yang kurang berdaya akan terasa sulit untuk memecahkan
masalah-masalah yangdihadapi. Hal ini juga untuk
menunjukkan bahwa acuan kolekfitas akan mempermudah
pemetaan permasalah yang terjadi.
Dengan menggunakan proses pendekatan kelompok
seperti tersebut di atas, maka keuntungan yang dapat diperoleh
antara lain :
20
Tim BPP YIS, Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Hlm.l.
16
1) Masyarakat golongan ekonomi lemah atau miskin yang
mempunyai kekurangan misalnya kurang ketrampilan,
pengetahuan, informasi permodalan dan lainnya sehingga
jika orieritasinya terhadap pencapaian tujuan
kepentingannya dilakukan sendiri-sendiri atau individual
mereka akan sulit keluar dari permasalahannya. Akan tetapi
jika dilakukan bersama-sama akan lebih mudah dari
berbagai permasalahan.
2) Dengan mempertimbangkan aspek biaya dan tenaga yang
sama besar dan sama jumlahnya, maka pendekatan
kelompok akan bisa melayani target group (kelompok
sasaran) yang lebih banyak dan ini berarti efisien secara
menyeluruh.
3) Adanya keterkaitan dengan budaya (histories-kultural) kita
yaitu bahwa hidup berkelompok, sifat kegotong royongan,
sifat tolong-menolong, dan saling membantu sudah menjadi
nilai budaya Indonesia dan apabila diberikan arahan yang
bersifat konstruktif akan dapat lebih dikembangkan.
4) Lewat pendekatan kelompok, bila ada lembaga keuangan
yang akan melayani pinjaman permodalan, maka nilai
resiko kemacetan akan dapat ditekan. Hal ini disebabkan
dalam kelompok terdapat proses kontrol sosial yang tinggi
dan juga dimungkinkan adanya sistem tanggung renteng
17
(atau tanggung jawab bersama).
5) Lewat pendekatan kelompok ada rasa solidaritas di antara
anggota, misalnya terdapat anggota yang terkena musibah
maka anggota yang lain akan membantu secara bersama.
6) Lewat pendidikan kelompok terjadi proses belajar-mengajar
secara asah, asih dan asuh di antara anggota. Hal ini dapat
terjadi melalui berbagai kesempatan seperti pertemuan rutin
secara periodik. 21
Berkaitan dengan hal tersebut, maka keberadaan sebuah
kelompok akan memegang peranan yang sangat penting dalam
upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Paling tidak upaya
tersebut mampu meningkatkan taraf hidup anggotanya. Dengan
melalui kelompok kesulitan yang dihadapi akan mudah
dipecahkan bersama-sama, seperti sulitnya modal dan
kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
Mengingat sebagian besar masyarakat di pedesaan
adalah petani, maka kelompok yang terdapat di pedesan
biasanya bergerak dalam bidang pertanian seperti kelompok
tani, kelompok ternak dan sebagainya. Secara bersama-sama
mereka bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya
dengan meningkatkan penghasilan.
Dalam upaya peningkatan penghasilan masyarakat di
21
Arwan Susilo, Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Ternak Sapi Andini Seto
di Dusun Ngaliyan, Pulutan, Wonosari, Gunung Kidul, . (Yogyakarta,2007), hlm
14-15.
18
pedesaan, dapat ditempuh dengan dua cara' yaitu intensifikasi
dan diversifikasi pertanian. Dengan dua cara ini diyakini dapat
meningkatkan produksi yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan petani.
2. Peningkatan Ekonomi Melalui Peternakan
Salah satu usaha diversifikasi pertanian yang dilakukan
petani adalah di sektor peternakan, yaitu beternak sapi,
kambing, ayam dan lain-lain. Ternak yang dimaksud dalam
pembahasan ini adalah ternak sapi. Ternak sapi merupakan
salah satu komoditas ternak yang sejak lama mendampingi
usaha pokok petani. Dewasa ini ternak sapi di pedesaan belum
diusahakan secara besar-besaran. Pada umumnya petani hanya
memiliki satu atau dua ekor saja. Dengan tujuan hanya sebagai
tabungan dan cara pemeliharaannya masih bersifat tradisional.
Sehingga petemakan yang masih bersitat tradisional hams
diarahkan ke petemakan yang lebih maju.
Menurut J.A. Pearce, sebagaimana yang dikutip Amin
Aziz dalam pengembangan peternakan analisis yang digunakan
untuk menetapkan strategi pengembangan peternakan
dilakukan dengan model SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity and Threat).22
Aspek kekuatannya adalah Sumber
Daya Manusia yang dimiliki, jumlah petani, tersedianya tenaga
22
Amin Aziz, Agro Industri Sapi Potong Prospek Pengembangan Pada
PJPT II, (Jakarta: Pusat Pengembangan Agri bisnis, 1993), hlm. 100.
19
ahli profesional di bidang petemakan, dan keberadaan
kelompok tani yang memudahkan dan mempererat hubungan
dengan pemerintah. Sedangkan aspek kelemahannya adalah
rendahnya motivasi usaha, dan kurangnya modal yang
menyebabkan sulitnya mencapai tingkat efisiensi menurut
prinsip ekonomi. Aspek peluang dalam pengembangan
petemakan adalah pasar, yang disebabkan oleh adanya
masyarakat yang mampu gizi, kemajuan teknologi, dan kredit
bunga murah bagi koperasi yang dibarengi dengan gencarnya
dukungan pemerintah.Aspek yang terakhir adalah ancaman
yaitu pencemaran lingkungan, adanya penyakit yang menular
pada manusia, dan adanya saingan daging unggas.
Berdasarkan analisis SWOT pengembangan petemakan
di atas, usaha pemberdayaan ekonomi melalui peternakan yang
ada di pedesaan berangkat dari kelemahan antara lain
rendahnya motivasi usaha yang semula petemakan hanya
sebagai sampingan atau tabungan saja tanpa ada usaha untuk
mengembangkan, dikarenakan rendahnya SDM dan
kurangnnya modal. Dan hal yang sangat mendukung usaha
pemberdayaan atau pengembangan petemakan di pedesaan
adalah tersedianya modal (tanah, tenaga kerja, kandang) kerja
keras dan kegotong royongan dan tersedianya tenaga penyuluh
dari pemerintah.
20
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi, berbagai model
pengembangan peternakan rakyat dengan skala kecil dan
menengah dapat dilakukan sesuai dengan tujuan pembangunan
peternakan yang terutama meningkatkan produksi dan
pendapatan petani ternak serta asas industrialisasi peternakan.23
3. Bentuk-bentuk usaha Pemberdayaan Ekonomi Melalui
Peternakan
Dalam usaha pemberdayaan langkah yang diambil
lebih tepat apabila menyesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang dihadapi. Begitu juga usaha pemberdayaan
ekonomi dalam peternakan. Bentuk-bentuk usaha yang
dilakukan berangkat dari masalah yang dihadapi.Adapun
masalah dapat terletak pada modal, manajemen usaha,
kurangnya SDM ataupun dalam pemasaran.
Menurut Suseno TW, sebagaimana yang di kutip Arwan
susilo dalam usaha pemberdayaan usaha kecil dan menengah
tidak akan lepas dari empat pilar utama,24
yaitu :
a. Memperkuat Permodalan
b. Meningkatkan Manajemen Usaha
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
d. Memperluas Pemasaran
23
Ibid, hlm. 104. 24
Arwan Susilo, Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Ternak Sapi Andini Seto
di Dusun Ngaliyan, Pulutan, Wonosari, Gunung Kidul, . (Yogyakarta,2007), hlm 21.
21
Sama halnya dengan pemberdayaan ekonomi melalui
peternakan, bentuk usaha dapat dilakukan melalui keempat
pilar tersebut. Akan tetapi bentuk pemberdayaan harus lebih
diprioritaskan terhadap masalah yang dihadapi.
a) Memperkuat Permodalan
Modal dapat disamakan dengan dana. Jadi yang
dimaksud modal adalah semua dana yang tersedia untuk
menjalankan usaha yang meliputi modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal tidak hanya penting untuk memulai bisnis
akan tetapi, akan membantu melanjutkan kegiatan operasi.
Sebagai negara berkembang secara fundamental
memiliki dua tipe permodalan bagi usaha kecil. Yaitu
pertama, pinjaman dari luar yang biasanya dari Bank
dengan pengembalian sistem bunga. Kedua, adalah modal
sendiri.
Menurut Syahbenol Hs. (2005) dalam bukunya
Suseno TW, jenis pembiayaan dan permodalan dalam
pengembangkan usaha kecil dan menengah Dinas
Perindagkop Prop. DIY adalah sebagai berikut:25
1) Modal Sendiri
2) Modal pinjaman dari luar, seperti: Bank, koperasi dan
lain-lain.
25
Ibid, hlm. 97
22
Pemilik usaha kecil biasanya lebih percaya pada
modal sendiri. Ketika tidak mencukupi baru akan
mempertimbangkan pinjaman dari luar.
Berkaitan dengan hal tersebut, modal yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah modal berupa uang
yang digunakan petemak untuk mendapatkan bibit yang
berkualitas dan untuk pembiayaan pemeliharaan yang
diharapkan dapat meningkatkan nilai jual.
b) Meningkatkan Manajemen Usaha
Dalam meningkatkan sebuah usaha hal terpenting
yang harus dipersiapkan adalah manajemen usaha. Sama
halnya dalam usaha ternak, agar hasilnya sesuai yang
diharapkan, petemak harus mampu mengelola usahanya
dengan baik dari awal sampai akhir (pemasaran).
c) Meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia)
SDM merupakan hal yang sangat mendukung
terhadap keberhasilan usaha. Apabila SDM bagus, maka
manajemen usaha dan hal lain diharapkan juga baik.
Dalam meningkatkan SDM, khususnya dalam
peternakan dapat dilakukan melalui pembinaan yang berupa
penyuluhan, pelatihan dan cara lain yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak.
Usaha pembinaan ini dapat dilakukan dengan cara
23
pendampingan.
Usaha penyuluhan dan pelatihan dalam rangka
meningkatkan SDM ini sangat didukung dengan adanya UU
No. 9 Tahun 1995. yang menyatakan bahwa pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan
pengembangan SDM. Langkah-langkah yang ditempuh
adalah:26
1) Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan
2) Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial
3) Membentuk lembaga pendidikan serta pelatihan usaha
kecil
4) Menyediakan tenaga penyuluh
d) Memperluas Pemasaran
Model pemasaran yang banyak dilakukan usaha
kecil di Indonesia adalah pemasaran bersama dengan
sasaran pasar yang telah ada (ditemukan) dan tanpa biaya
pemasaran, melainkan transportasi. Hal ini dikarenakan
pasar konsumen telah ada jauh sebelum mereka
berproduksi, dan bahkan ada pula yang memanfaatkan pasar
sebagai sarana untuk mendapatkan kredit permodalan dari
investor.27
Apalagi didukung dengan peluang pasar,
26
Tiktik Sartika Partomo dan Abdul Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala
Kecil..., hlm. 28. 27
Harimurti Subanar, Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta: BPFE, 2001),
hlm. 130.
24
maka kemungkinan modal dari investor akan mudah
diperoleh.
Dalam usaha kecil dan menengah, pemasaran hal
yang sangat penting dilakukan setelah proses produksi.
Sama halnya usaha temak sapi terutama di pedesaan, hal
yang sangat penting adalah daerah pemasaran yang mudah
dan dapat terjangkau. Biasanya dipedesaan pemasaran
dilakukan secara langsung kepada konsumen, dijual di
pasar, atau dapat melalui seorang makelar.
H. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara eksploratif dan mendetail
oleh karenanya penulis. menggunakan penelitian kualitatif. Bogdan
dan Taylor mendefinisikan "Metodologi Kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.28
Dari penjelasan di atas,tepatlah kiranya penulis
menggunakan penelitian kualitatif yang akan mampu
mendiskripsikan secara mendalam terhadap sasaran penelitian.
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah ; anggota Kelompok
Ternak Sapi Ngudi Raharjo. Subyek ini merupakan sumber
28
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Mizan,
2000), hlm.3
25
informasi primer dalam pengumpulan data sehingga dapat
disebut informan pokok atau key informan.29
Adapun informan
yang telah peneliti wawancarai adalah bapak Mujiman sebagai
ketua kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo, bapak Sugiman
sebagai anggota, bapak Suranto sebagai anggota, bapak Budi
Santoso sebagai anggota Mbah Arjo, sebagai anggota dan bapak
Suwarno sebagai anggota.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah bentuk-bentuk usaha
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo dalam pemberdayaan
ekonomi anggotanya yang dalam penelitian ini adalah usaha
yang telah dilakukan kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo
dalam meningkatkan ekonomi anggotanya, diantaranya
meningkatkan permodalan, pemanfaatan kotoran sapi,
perkandangan dan juga meningkatkan koperasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara tanya jawab, dimana
29
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta :
Gramedia, 1977),hlm. 167.
26
menghendaki komunikasi langsung antara pewawancara
dengan orang yang diwawancarai.
Teknik wawancara adalah pengumpulan data yang
dilakukan melalui wawancara terhadap tokoh-tokoh yang
berkaitan atau terlibat yang disajikan dalam bentuk
pertanyaan yang berkaitan dengan tema yang diinginkan.30
Wawancara dilakukan secara langsung kepada pengurus
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo dan kepada anggota.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dengan menggunakan
indra penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan.31
Dalam penelitian ini digunakan observasi non
partisipan yang berarti pengamat hanya mengamati kegiatan
yang dilaksanakan oleh subyek yang diamati, Observasi
yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data mengenai
proses berlangsungnya suatu kegiatan dan melihat secara
langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
ternak sapi Ngudi Raharjo. Di samping itu, observasi yang
peneliti lakukan untuk mencocokkan hasil wawancara
dengan kenyataan yang ada, serta untuk melihat langsung
kenyataan yang tidak bisa diungkap melalui wawancara.
30
Komarudin, Metode Penulisan Skripsi dan Tesis, (Bandung : Aksara,
1987), hlm. 113. 31
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial. (Bandung : Rosdakarya,
1998), hlm. 70.
27
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik dimana data
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada
benda-benda tertulis, seperti buku-buku, notulen,
peraturan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya.32
Studi
dokumenter ini dilakukan terhadap data berupa buku, surat,
proposal, dokumen administrative, notulen rapat, laporan
sementara, dan hasil evaluasi program kelompok ternak sapi
Ngudi raharjo. Studi dokumen ini digunakan untuk mencari
keadministrasian, data anggota dan struktur kepengurusan.
Untuk mendapatkan data-data yang akurat dan
obyektif dalam suatu penelitian diperlukan suatu instrumen
pengumpul informasi yang seobyektif mungkin dan pada
saat pengumpulan data digunakan teknik pemeriksaan
keabsaan data dengan triangulasi yang berisi uraian tentang
bagaimana peneliti melakukan pengecekan keutuhan data
beserta penafsirannya, untuk memperoleh data yang valid,
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan yaitu pemeriksaan melalui sumber lainnya.
32
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Hlm. 149.
28
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :33
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
rakyat biasa, orangyang berpendidikan menengah atau
tinggi atau orang pemerintah.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yangberkaitan.
d. Teknik Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah diskripiif-kualitatif, yaitu penyajian data dalam
bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai dengan data
yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Analisis data
33
Ibid, hlm. 178.
29
dapat dilakukan setelah selesai dikumpulkan, data yang
terkumpul lalu diolah. Pertama data diseleksi atas dasar
reliabilitas dan validitasnya, data yang rendah reliabilitasnya
dan validitasnya yang kurang lengkap digugurkan atau
dilengkapi dengan substitusi.34
Data kualitatif analisisnya menggunakan kata-kata yang
disusun ke dalam teks yang diperluas, melalui tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersama-sama, berulang-ulang dan
terus-menerus, sehingga langkah analisisnya adalah :
1) Reduksi data, terdiri darikegiatan menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisir data hasil wawancara dan studi
dokumentasi, sehingga kesimpulan final dapat ditarik dan
diferifikasikan.
2) Penyajian data, penyajian pada data kualitatif biasanya
bersifat naratif, dilengkapi dengan matriks agar informasi
tersusun dalam satu bentuk yang mudah diraih. Diskripsi
data dalam penelitian ini yaitu menguraikan segala sesuatu
tentang pemberdayaan ekonomi kelompok ternak sapi
Ngudi Raharjo terhadap anggotanya.
3) Menarik kesimpulan, yaitu proses pemaknaan atas benda,
ketidakteraturan pola, penjelasan dan alur sebab akibat pada
34
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1999), hlm. 8.
30
penyajian data. Verifikasi juga dilakukan dengan cara
meninjau ulang pada catatan lapangan, bertukar pikiran
dengan teman untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif.
Ketiga langkah inilah yang telah menjadi acuan peneliti
dalam menganalisis data-data penelitian, sehingga tercapai
suatu uraian secara sistematik, akurat dan jelas. Proses
penelitian inilah yang telah dilakukan peneliti untuk
mendapatkan jawaban terhadap rumusan masalah.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi ini bertujuan untuk
memberikan gambaran secara utuh, menyeluruh dan sistematis
yang ditulis oleh peneliti, sehingga akan mudah dibaca dan
dipahami hasil penelitian ini. Agar mudah dibaca dan dipahami
skripsi ini akan disusun sistematika sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari penegasan judul, latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori
(sejarah/berdirinya kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo), metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II: Berisi tentang gambaran umum kelompok ternak
sapi Ngudi raharjo, yang akan dijadikan tempat
31
penelitian, mulai dari letak geografis, sejarah dan
latar belakang berdiri, struktur organisasi, sarana
dan prasarana, serta keadaan tempat dan para
pengurus.
BAB III: Berisi tentang hasil penelitian yang terbagi menjadi
dua sub bab yaitu :
a. Bentuk-bentuk usaha yang dilakukan oleh
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo dalam
peningkatan ekonomi anggotanya,
b. Bagaimanakah hasil yang dicapai oleh
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo dalam
peningkatan ekonomi anggotanya.
BAB IV: Penutup yang berisi kritik maupun saran dan
kesimpulan.
78
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo dalam
meningkatkan penghasilan anggotanya dilakukan dengan beternak
sapi potong. Usaha meningkatkan ternak sapi potong dilakukan
melalui pembinaan dalam aspek pemeliharaan ternak dan
memberikan pinjaman modal melalui koperasi yang dimiliki
kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo kepada anggotanya.
Sedangkan dalam hal pemasaran sudah dapat dilakukan dengan
mudah melalui para pembeli ternak sapi yang biasa disebut
belantik.
Dalam meningkatkan ternak sapi potong, kelompok ternak
sapi Ngudi Raharjo bekerjasama dan didampingi oleh tenaga PPL
(Petugas Penyuluh Lapangan) dan juga bekerja sama dengan dinas-
dinas terkait di Kabupaten Bantul. Pendampingan dilakukan
melalui penyuluhan dan pelatihan-pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian, usaha pengembangan ekonomi
masyarakat melalui program peternakan terpadu di kelompok
ternak sapi Ngudi Raharjo di Dusun Ngentak dilakukan melalui:
1. Pelatihan tentang ternak dan pemanfaatan kotorannya.
Dalam hal pemeliharaan, kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo mengadakan pembinaan kepada anggotanya.
79
Pembinaan ini dilakukan dengan bekerjasama dengan Dinas
Pertanian dan Kehutanan melalui penyuluhan dan pelatihan.
Pelatihan yang sudah dilakukan antara lain meliputi:
pemberian pakan, perkandangan, pembuatan pupuk organik
Pembuatan makanak fermentasi dan juga pembuatan bio gas.
Dalam usaha meningkatkan sumber makanan ternak,
kelompok ternak juga menyewa lahan HMT (Hijauan Makanan
Ternak) secara kelompok. Kegiatan yang diadakan adalah
mengolah tanah, pemupukan, penanaman, dan pemotongan
rumput. Selain hasilnya dapat dinikmati oleh anggota, juga
dapat meningkatkan pendapatan kelompok.
Pelatihan-pelatihan tersebut telah menghasilkan
keuntungan yang besar diantaranya:
a. Kelompok ternak Ngudi Raharjo telah mampu
memproduksi pupuk organik sendiri bahkan terkadang
mendatangkan kotoran sapi dari tempat lain.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan baru, karena pembuatan
pupuk memerlukan tenaga kerja sehingga terciptalah
lapangan pekerjaan.
c. Dapat memproduksi makanan ternak sendiri dari lahan
yang disewa oleh kelompok.
2. Pemberian Pinjaman Modal
Modal yang diperoleh kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo berasal dari dalam dan dari luar. Modal yang diperoleh
80
dipinjamkan kepada anggotanya dan pengembaliannya
diangsur setiap bulan pada saat pertemuan rutin. Selain
memperoleh modal dari luar, kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo juga berupaya meningkatkan modal dari dalam
kelompok yang diperoleh dari iuran rutin, jasa bagi hasil
pinjaman di koperasi . Modal dari dalam ini lebih
difokuskuskan untuk pembiayaan administrasi atau untuk
membiayai jalannya organisasi.
Dengan adanya modal finansial yang diperoleh tersebut,
peternak dapat membeli bibit sapi yang berkualitas, sehingga
dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan dan dapat mengembalikan modal.
Kopersi yang telah dimiliki oleh kelompok ternak dirasa
sangat membantu anggota diantaranya:
a. Anggota kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo tidak kesulitan
untuk mendapatkan pinjaman modal untuk kebutuha mereka.
b. Anggota mendapatkan keuntungan dari dana bagi hasil yang
diperoleh koperasi setiap tahunnya.
c. Koperasi sudah berbadan hukum sehingga untuk mengajukan
penambahan modal ke pihak lain lebih mudah.
3. Memanfaatkan Tanah Kas Desa
Tanah kas desa seluas 2,6 hektar yang disewa kelompok
ternak sapi dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kempok
81
ternak sapi Ngudi Raharjo. Dengan adanya tanah kas desa
tersebut kelompok ternak sapi memiliki lahan yang luas untuk
mengembangkan peternakan yang ideal dan ramah lingkunag.
Berbagai keuntungan telah didapat anggota kelompok
ternak sapi Ngudi Raharjo dari tanah kas desa tersebut,
diantaranya:
a. Sewa lahan lebih murah karena tanah milik desa otomatis
sebisa mungkin dimanfaatkan untuk kesejahteraan
warganya.
b. Tanah yang luas menjadikan kandang kelompok ternak
Ngudi Raharjo dapat terkumpul dalam satu wilayah.
c. Selain untuk Hijauan Makan Ternak (HMT) lahan yang
telah disewa juga dimanfaatkan untuk pertanian, lokasi
kandang ternak dan juga mendirikan Rumah Kompos.
d. Kandang ternak yang terkumpul dan agak jauh dari
pemukiman menjadikan udara disekitar rumah mereka tidak
tervolusi kotoran ternak seperti sebelum terbentuk
kelompok ternak dan kandang ternak menjadi satu.
B. Saran-saran
1. Kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo sebaiknya mengadakan
pergantian pengurus dengan menggunakan masa jabatan yang
82
jelas demi kelancaran dan kelangsungan jalannya kelompok.
2. Perlu adanya pembinaan yang lebih baik dari pemerintah
khususnya dalam mengatasi masalah sulitnya mendapatkan
pakan ternak di musim kemarau sehingga biaya produksi dapat
berkurang.
3. Perlu adanya pembinaan dalam hal manajemen usaha agar
peternak mampu mengelola usahanya dengan baik.
Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis
haturkan kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Hal ini tiada lain berkat rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dan juga
lantaran kesabaran para Dosen yang selalu memberi dukungan dan
bimbingan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya akan adanya berbagai
kekurangan, hal ini tiada lain karena keterbatasan pengetahuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya pada semua pihak yang telah membantu penulis,
penulis mengucapkan terima kasih semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang lebih baik. Aaamiin...
83
DAFTAR PUSTAKA
Arwan Susilo.2007. Perberdayaan Ekonomi Kelompok Ternak Sapi
Andini Seto di Dusun Ngaliyan Pulutan Wonosari Gunung
Kidul, Yogyakarta : UIN SUKA
Edouard Saouma. 1981. Piagam Kaum Tani, Deklarasi Mengenai
Prinsip-prinsip dan Program Aksi Konferensi Dunia Mengenai
Pembaharuan Agraria dan Pembangunan Pedesaan, Roma:
FAO.
Ginandjar Karta Sasmita. 1996. Pembangunan Unluk Rakyat, Jakarta:
PT. Pustaka CIDESINDO.
Gufron. 2011. Peran Pesantren Maslakul Huda Dalam
Pengembangan Masyarakat Bidang Peternakan di Desa
Sidomurti, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Propinsi
Jawa Tengah, Yogyakarta : UIN SUKA
Hasan, dkk. 1999. Menggugat Pemberdayaan Ekonomi Umat,
PILLAR.
Harimurti. 2001. Manajemen Usaha Kecil, Yogyakarta: BPFE
Hidayati. 2006. Usaha Penggemukan Ternak Sapi Dalam Upaya
Pengembangan Ekonomi Lokal di Dusun Ngemplak Asem,
Umbul Martani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Yogyakarta
: UIN SUKA
Irawan Soehartono. 1998. Melode Penelitian Sosial, Bandung:
Rosdakarya.
Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat,
Jakarta: Gramedia.
Komarudin.1987. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis.Bandung:
Aksara.
Lexy J.M. 2002.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Ma'ruf WS.(ed) 1995. Muhammadiyah dan Pemberdayaan Rakyat,
84
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mubyarto. 1997. Ekonomi Rakyat, Program IDT, dan Demokrasi
Ekonomi Indonesia, Yogyakarta: Aditya Media.
_________. 1995. Gerakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui
Program IDT(Makalah), Yogyakarta.
_________. 1996. Membahas Pembangunan Desa, Yogyakarta:
Aditya Media.
_________. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta: PT. Balai
Pustaka.
_________. 1996.PengembanganEkonomiRakyatdanPenanggulangan
Kemiskinan, Jakarta : Kumpulan Karangan
Ony S Priyono. 1996. Pemberdayaan Konsep,Kebijakan dan
Implementasi, Jakarta : Centre for Strategic and International
Studies.
Peter Salim dan Yani Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, Jakarta: Moderen Englis Press.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka
SartonoKartodirjo.1987.GotongRoyong,SalingMenolongDalam
Pembangunan Masyarakat Indonesia, Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Sumadi Suryabrata. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sumarjono.1994.PembangunanMasyarakatDesa,DalamPembangunan
Nasional Jangka Panjang Tahap Kedua, Yogyakarta: STPMD
APMD.
Surtikanti. 2004. Upaya Kelompok Petani Peternak Kambing Mandiri
(KPPKM) Dalam Meningkatan Peternakan Kambing Etawa ,
Yogyakarta : UIN SUKA
Team Work Lapera. 2001. Politik Pemberdayaan, Yogyakarta :
Lapera Pustaka Utama.
Tiktik Sartika Partomo dan Abdul Rachman Soejoedono. 2002.
Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, Bogor: Ghalia
85
Indonesia.
TimBPPYIS.2002.PeningkalanKesejahteraanMasyarakatMelalui
Pendampingan Kelompok Swadaya Masyarakat, Solo: BPP
YIS.
W.J.S. Poerwadarminta. 1976. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka
PEDOMAN WAWANCARA
A. Untuk Ketua kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo
1. Bagaimana sejarah berdirinya kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo?
2. Kapan berdirinya kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo?
3. Apakah arti Ngudi Raharjo itu?
4. Bagaimanakah struktur kepungurusan kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo?
5. Bagaimanakah upaya kelompok dalam masalah permodalan?
6. Pelatihan apakah yang pernah dilakukan oleh kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo?
B. Untuk anggota kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo
1. Bagaimanakah peternak dalam memperoleh pakan, dan apakah usaha kelompok
dalam meningkatkan sumber makanan ternak?
2. Bagaimanakah usaha kelompok maupun peternak dalam menjaga kesehatan ternak?
3. Bagaimanakah cara pembuatan pupuk organik berdasarkan pelatihan yang pernah
diadakan?
4. Bagaimanakah cara pemasaran ternak yang dilakukan?
5. Apakah hasil yang sudah dirasakan seluruh anggota kelompok?
6. Berapakah luas tanah yang dikelola kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo?
7. Bagaimanakah kondisi pertanian di Wonotawang?
8. Apakah sarana dan fasilitas yang telah dimiliki kelompok ternak sapi Ngudi
Raharjo?
9. Bagaimanakah perkembangan kelompok ternak sapi Ngudi Raharjo?
Gambar 1
Gambar 1 adalah gedung tempat pertemuan rutin anggota
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 2 dan 3 merupakan lahan kas desa yang disewa kelompok ternak Ngudi
Raharjo
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 4 sampai 7 adalah Rumah Kompos dan aktivitas pembuatan pupuk organik serta
peralatannya
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 8 dan 9 adalah instalasi Bio gas
Gambar 10
Ganbar 11
Gambar 10 dan 11 adalah lampu dan kompor yang menggunakan Bio gas
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 12 sampai 14 adalah suasana pertemuan rutin(09-08-2015)
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 15 dan 16 adalah proses pembuatan pupuk organik
.
Gambar 17
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 17 dan 18 adalah keadaan kandang ternak sapi Ngudi Raharjo
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 19 dan 20 adalah penyuluhan dari dinas pertanian kaupaten Bantul