PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Paulus Yuli Suseno
NIM: 131134064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Paulus Yuli Suseno
NIM: 131134064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya tulis berupa skripsi ini dengan tulus kupersembahkan untuk Tuhan
Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Yulius, Santa Theresia, Santo
Yohanes, dan Santo Michael yang senantiasa menyertai dan memberkati seluruh
keluargaku. Kedua Orangtuaku, Bapak Yulius Tulus dan Ibu Theresia Sukartinah
yang senantiasa tidak kenal lelah untuk berjuang membesarkan, mendidik dengan
penuh cinta kasih, dan selalu memberi doa restu kepadaku. Almh. Kakak
perempuanku, Ignasia Meta Budi Lustinawati. Adikku, Brigadir Dua Polisi Yohanes
Krisnanto, Michael Bowo Cahyo Wicaksono, dan Tomy Oktavianto yang senantiasa
menerima kehadiran kakakmu ini dengan segala keterbatasanku. Mega Elvira Putri,
sumber inspirasi, motivasi, dan penyemangatku untuk terus berkarya agar menjadi
lebih baik. Alm. Kakek dan Almh. Nenekku tercinta yang senantiasa memberi doa
restu dan menjadi lantaran berkah dari Tuhan, inilah karya dari cucu kalian. Keluarga
Besarku yang senantiasa mendidik, memberi semangat, dan doa restu,
kupersembahkan juga kepada kalian.
Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberi dukungan, semangat, dan
pengorbanan sehingga karyaku ini dapat terselesaikan dengan baik, teman-temanku
PBI USD angkatan 2012 dan PGSD USD angkatan 2013 yang senantiasa
memberikan dukungan, semangat, dan doa selama aku menempuh studi di PBI dan di
PGSD Universitas Sanata Dharma. Almamaterku tercinta Universitas Sanata
DharmaYogyakarta, terimakasih banyak sudah mendidikku hingga menjadi seperti
sekarang, karya ini adalah sumbangsih yang sungguh-sungguh kukerjakan dengan
sepenuh hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
*Lukas 22: 37-39*
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri
dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”
*Surat Paulus yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ( 1 Korintus 13: 4-7)
“Ecce Ancilla Domini, fiat mihi secundum Verbum tuum”
*Lukas 1: 38*
“Belajar memahami walaupun tak sehati”
“Belajar ikhlas walaupun tak rela”
“Belajar bersabar walaupun terbebani”
“Belajar memaafkan walaupun dilukai”
“Belajar tersenyum walaupun tersakiti”
“Belajar menerima walaupun semua berbeda”
“Belajar mengucap syukur selalu dalam setiap perkara”
*Y. Tulus dan Th. Sukartinah*
“Muda, Dewasa, Matang, dan Bijaksana”
*P.Y. Suseno*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Februari 2017
Penulis
Paulus Yuli Suseno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama : Paulus Yuli Suseno
Nomor Mahasiswa : 131134064
menyetujui dan bersedia memberikan karya ilmiah saya kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul:
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL
CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1
YOGYAKARTA
demi pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau pun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 Februari 2017
Yang menyatakan
Paulus Yuli Suseno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa Kelas III B
SD N Jetis 1 Yogyakarta
Paulus Yuli Suseno
Universitas Sanata Dharma
2017
Peneliti termotivasi untuk mengobservasi sikap dan perilaku siswa kelas III B
terhadap lingkungan, selama melaksanakan kegiatan PPL di SD N Jetis 1
Yogyakarta. Wawancara juga dilakukan untuk menganalisis kebutuhan siswa, hasil
wawancara terhadap 5 siswa, guru, dan kepala sekolah menunjukkan adanya
kebutuhan akan materi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
materi berupa Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan, hasil
penggabungan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Pertama dan Hari Kedua,
Materi Eksperimen, dan Panduan Eksperimen karya peneliti dan rekan. Materi
bertujuan untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi siswa kelas III, dengan
harapan siswa semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D),
dengan melaksanakan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (Harsono,
2015). Materi dievaluasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III sebelum
diimplementasikan. Dari hasil evaluasi didapatkan skor rata-rata 3,54 sehingga materi
masuk dalam kategori “sangat layak” untuk diimplementasikan lebih lanjut. Panduan
eksperimen juga dievaluasi oleh 4 siswa kelas III B melalui kegiatan wawancara,
mereka merasa senang dikarenakan dapat membaca dan melaksanakan langkah
kegiatan dalam panduan. Materi diimplementasikan sekali dalam skala terbatas yakni
di kelas III B selama 2 hari dengan melibatkan 24 siswa.
Panduan eksperimen dapat dikategorikan layak digunakan, dikarenakan
sebanyak 22 siswa menyatakan bisa melakukan eksperimen berdasarkan panduan.
Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan
bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan, dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan demonstrasi. Senyum serta tawa yang mereka hadirkan memberikan
kesan bahwa siswa merasa nyaman, senang, dan bahagia. Keberhasilan 5 kelompok
dalam bereksperimen membuktikan bahwa mereka mampu bekerja secara individu
dan kelompok untuk melaksanakan eskperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi
Akar” berdasarkan panduan.
Kata kunci: pengembangan materi, pendidikan kesadaran dan kepedulian
lingkungan, Model Conservation Scout
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Development of Educational Materials of Awareness and Care about
The Environment by Using Conservation Scout Model for Grade III B Students
SD N Jetis 1 Yogyakarta
Paulus Yuli Suseno
Sanata Dharma University
2017
The researcher was motivated to observe attitudes and behaviors of Grade III
B Students towards the environment, during implementing activities of PPL in SD N
Jetis 1 Yogyakarta. Interviews were also held to analyze student’s need, the results of
interviewing the 5 students, the teacher, and the headmaster indicated that there was
a need of experiment materials. This research aimed to develop a material in the
form of Educational Materials of Awareness and Care about The Environment, a
merger of lesson plan day one and day two, Experiment Materials, and Experiment
Guideliness written by the researcher et al. The materials aimed to provide
environmental education for Grade III Students. Hopefully, the students are getting
aware and care about the environment.
Research methodology used was Research and Development (R&D), by
implementing 5 steps of materials development according to Tomlinson (Harsono,
2015). The materials had been evaluated by Natural Science Expert, Linguist, and
Teacher of Grade III before being implemented. The evaluation results obtained an
average score 3.54, so that the materials included in the category of "very proper" to
be implemented further. The Experiment Guideliness were also evaluated by 4
students of Grade III B through interviews, they felt happy because they could read
and doing the steps of the acivities in the guidelines. The Material was implemented
once on restricted scale that was in Grade III B for 2 days which involved 24
students.
The Experiment Guideliness can be categorized very proper to used because
22 students explained that they did the experiment based on guideliness. The
researcher also believed that 24 students were interested in the contents of the
guidelines with evidence that they read the guideliness, paid attention, and actively
participated in the demonstration activities. Smile and laughter that they showed,
gave impressions that they feel comfortable, happy, and excited. The success of 5
groups in doing the experiment proved that they were able to work individually and
as a group to implement the “Causes of Flood” and “The Functions of Root”
experiment based on guideliness.
Keywords: materials development, educational of awareness and care about
the environment, Conservation Scout Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
kesehatan dan keselamatan yang senantiasa diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tanggungjawab untuk menyusun tugas akhir atau skripsi dengan judul:
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL
CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1
YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat
bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung atau pun
tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Ibu Christiyanti
Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma, Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil
Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,
Ibu Eny Winarti, Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. yang senantiasa
membimbing, mendidik, memberi semangat dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono
Priyotamtomo, SJ., M.Sc., Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., Ibu Theresia Yunia
Setyawan, M.Hum., dan Ibu Ika Wijayanti, S.Pd., yang telah memberikan saran
kepada peneliti selama melaksanakan penelitian, Ibu Nunik Harini Lestari, S.Pd. serta
para Guru kelas I hingga kelas VI SD N Jetis 1 Yogyakarta, yang senantiasa
memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melaksanakan PPL dan
penelitian, Ibu Indri Prasetyaningsih, S.Pd. yang senantiasa memberikan ijin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
bimbingan, dan arahan selama peneliti melaksanakan kegiatan penelitian di kelas III
B bersama seluruh siswa kelas III B sehingga penelitian yang dilakukan dapat
berjalan sesuai dengan harapan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
seluruh siswa kelas III B tahun ajaran 2016/2017 yang senantiasa penulis cintai dan
banggakan, yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam melaksanakan
setiap kegiatan yang diharapkan oleh penulis, Bapak dan Ibu Dosen PGSD USD yang
senantiasa mendidik dan membimbing penulis selama menempuh ilmu di PGSD,
serta seluruh karyawan dan karyawati Sekretariat PGSD USD yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan baik dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan setiap hal
yang menjadi kebutuhan penulis.
Terakhir kali tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih, ucapan
terimakasih diberikan kepada sahabat-sahabatku yaitu Adelia Surya Putri, Desy Riska
Martyassanti, dan Adiktia Kurniawati yang saling melengkapi, mendukung, memberi
perhatian, waktu, tenaga, dan pikiran, dalam proses perjuangan menuntaskan
tanggungjawab sebagai Mahasiswa PGSD USD, kakak seperjuangan semasa menjadi
mahasiswa PBI dan PGSD USD yakni Yustinus Cahyadi Tresnantyo yang senantiasa
memberikan semangat dan selalu mengingatkanku untuk tetap bersikap rendah hati,
teman-teman Payung Emansipatoris yang senantiasa memberikan semangat dan
kepercayaan padaku, teman-teman SMA N 1 Seyegan yang menjadi sumber motivasi
untuk terus berkarya, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya ini,
oleh karena, itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
karya ini dapat menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
Paulus Yuli Suseno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 9
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10
1.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 11
1.7 Spesifikasi materi yang dikembangkan ........................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 13
2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................. 13
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ..... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.2 Pengembangan Materi ........................................................................... 15
2.1.3 Pendidikan ............................................................................................. 17
2.1.4 Kesadaran dan Kepedulian .................................................................... 21
2.1.5 Lingkungan ........................................................................................... 24
2.1.6 Model Conservation Scout .................................................................... 26
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 31
2.2.1 Penelitian Tentang Model Conservation Scout ..................................... 31
2.2.2 Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan .......................................... 34
2.2.3 Penelitian Tentang Kepedulian Lingkungan ......................................... 35
2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 39
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................. 39
3.2 Setting Penelitian .......................................................................................... 42
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 42
3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................................... 42
3.2.3 Objek Penelitian .................................................................................... 42
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................... 42
3.3.1 Analisis Kebutuhan Siswa..................................................................... 44
3.3.2 Desain .................................................................................................... 44
3.3.3 Implementasi ......................................................................................... 46
3.3.4 Evaluasi ................................................................................................. 47
3.3.5 Revisi .................................................................................................... 47
3.4 Evaluasi Materi ............................................................................................. 47
3.4.1 Desain Evaluasi ..................................................................................... 47
3.4.2 Subjek Implementasi ............................................................................. 48
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 48
3.5.1 Observasi ............................................................................................... 48
3.5.2 Wawancara ............................................................................................ 49
3.5.3 Kuesioner .............................................................................................. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.5.4 Dokumentasi ......................................................................................... 50
3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 50
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................... 54
3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 54
3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 58
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 58
4.1.1 Proses Pengembangan Materi ............................................................... 58
4.1.2 Deskripsi Kualitas Materi ................................................................... 113
4.2 Pembahasan................................................................................................. 115
4.2.1 Materi Dikembangkan Berdasar Pada 5 Langkah dan 10 Prinsip
Pengembangan Materi Menurut Tomlinson........................................ 116
4.2.2 Kelebihan dan Keterbatasan Materi .................................................... 117
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............................... 121
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 121
5.2 Keterbatasan dan Saran ............................................................................... 121
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................... 123
LAMPIRAN ............................................................................................................. 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1. Penelitian terdahulu yang relevan ............................................................. 37
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Materi ............................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget........................................ 29
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ..................... 51
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ............................ 51
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa kelas III B ................... 52
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa................ 52
Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara ................................ 53
Tabel 3.6 Pedoman Kelayakan Instrumen ................................................................ 53
Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan Ahli Bahasa..... 53
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal ............................................................................. 55
Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat ........................................................................ 57
Tabel 4.1 Hasil Validasi Materi oleh Ahli IPA ......................................................... 82
Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi ....................................... 82
Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi oleh Ahli Bahasa .................................................... 85
Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III B ............................................ 87
Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru kelas III B serta Revisi ............................ 87
Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III A ............................................ 89
Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA dan Bahasa, serta Guru ..... 89
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” .... 114
Tabel 4.9 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa ..... 114
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”oleh Siswa
Kelas III B .............................................................................................. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ..... 75
Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ............. 80
Gambar 4.3 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Sebelum Direvisi ..................................... 83
Gambar 4.4 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Setelah Direvisi ....................................... 83
Gambar 4.5 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Sebelum Direvisi .. 83
Gambar 4.6 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Setelah Direvisi ..... 84
Gambar 4.7 Gambar Kebun Pada RPP H2 Sebelum Direvisi .................................... 84
Gambar 4.8 Gambar Kebun Pada RPP H2 Setelah Direvisi ...................................... 84
Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Sebelum
Direvisi ................................................................................................ 85
Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Setelah
Direvisi ................................................................................................ 86
Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi .......................... 86
Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi ............................. 86
Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Sebelum
Direvisi ................................................................................................ 88
Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Setelah
Direvisi ................................................................................................ 88
Gambar 4.15 Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama .................................................... 98
Gambar 4.16 Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua..................................................... 105
Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi ... 109
Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi ...... 109
Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi . 110
Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi .... 110
Gambar 4.21 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”
Nomor 8 Sebelum Direvisi ................................................................ 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.22 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”
Nomor 8 Setelah Direvisi .................................................................. 111
Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi . 112
Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi .... 112
Gambar 4.25 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”
Nomor 6 Sebelum Direvisi ................................................................ 113
Gambar 4.26 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”
Nomor 6 Setelah Direvisi .................................................................. 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 129
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ................................. 130
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru .................................. 131
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ................. 133
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ............................... 134
Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ..................................... 135
Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ...................................... 140
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ..................... 142
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ................................... 145
Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ...................................... 148
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen .............................................. 151
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA ........ 154
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA ................ 155
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa ... 156
Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa ........... 157
Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru
Kelas III B ......................................................................................... 158
Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B ... 159
Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas
Kelas III A ......................................................................................... 160
Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A ... 161
Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 162
Lampiran 21. Curriculum Vitae ................................................................................ 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi materi yang
dikembangkan.
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Pengalaman yang didapatkan peneliti selama melaksanakan mata kuliah wajib
untuk Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Semester 7 yakni kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta begitu beragam.
Peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama 4 bulan yakni dari hari Senin tanggal 18
Juli 2016 hingga hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. SD N Jetis 1 Yogyakarta
merupakan salah satu sekolah dasar yang dapat dikatakan cukup tua di Indonesia.
Sekolah beralamatkan di Jalan Pasiraman No. 02, Cokrokusuman, Cokrodiningratan,
Jetis, Yogyakarta, tepat berada di sebelah selatan perempatan Jalan A.M Sangaji
Yogyakarta. Tidak jauh dari sekolah, berdiri juga sekolah lain yaitu SMP 6
Yogyakarta, SMK 2 dan 3 Yogyakarta, SD Tumbuh (Sekolah Inklusi), dan sekolah
menengah atas yakni SMA 11 Yogyakarta. SD N Jetis 1 dikatakan sekolah tua
dengan dasar bahwa sudah ada kegiatan kegiatan belajar mengajar sejak tahun 1905.
Sejarah mengenai keberadaan SD N Jetis 1 dapat diketahui berkat
ditemukannya buku “STAMBOEK” yang berisikan informasi tentang data peserta
didik di SD N Jetis 1 yang disahkan oleh Kepala Sekolah SD N Jetis 1 pada waktu itu
dengan alamat “Djetis”. Buku tersebut tersimpan di almari khusus yang berisikan
data administrasi sekolah. Buku “STAMBOEK” tersebut menggunakan bahasa
Belanda dan bahasa yang digunakan oleh Kepala Sekolah dalam menuliskan data-
data sekolah menggunakan bahasa Indonesia dalam ejaan lama dan tulisan dengan
gaya “Italic”. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu S selaku Karyawan Tata
Usaha yang mendampingi peneliti dalam mengamati buku “STAMBOEK, hasil
wawancara bersama para guru dan karyawan senior di SD N Jetis 1, serta hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
observasi sekolah, semakin menguatkan keyakinan peneliti bahwa sekolah tersebut
dibangun pada saat pemerintahan Belanda. SD N Jetis 1 berdiri jauh sebelum Raden
Mas Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) selaku Bapak Pendidikan Nasional
mendirikan “Perguruan Taman Siswa” pada tanggal 3 Juli 1922.
SD N Jetis 1 termasuk salah satu sekolah yang sudah memenuhi kriteria
sekolah sehat sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 tentang
Kesehatan. Sarana dan prasarana sekolah cukup terawat dengan bukti tersedianya
UKS, bersihnya kamar mandi, tersedianya tempat sampah untuk tiga jenis sampah
yakni tempat sampah untuk sampah basah, plastik, dan kertas, tersedia kantin sekolah
yang bersih, tersedia sabun cuci tangan, pengukur berat badan dan tinggi badan siswa,
dan banyak tumbuhan di sekitar kelas I hingga kelas VI. Tumbuhan yang hidup di SD
N Jetis 1 pun beragam, ada tanaman Srikaya, Pucuk merah, Kuping Gajah, Cemara,
Ketapang, dan masih banyak lagi. Sebagian besar tanaman yang ada di sekitar kelas
terlihat segar dengan warna daun hijau dan terlihat terawat dengan bukti sering ada
luapan air dari pot serta tanah berwarna cokelat gelap dan basah. Satu warung
angkringan sederhana dan satu warung nasi sayur serta penjual jajanan makanan anak
seperti penjual batagor, cilok, cireng, mie ayam, dan penjual mainan anak-anak,
meramaikan suasana di depan pintu gerbang sekolah.
Peneliti kemudian memfokuskan kegiatan observasi pada siswa kelas III B SD
N Jetis 1 dengan jumlah siswa sebanyak 25 yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Data awal yang memotivasi peneliti untuk terus melakukan
kegiatan observasi adalah saat peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di
kelas III B SD N Jetis 1 pada hari Selasa, 26 Juli 2016. Suasana pembelajaran di kelas
terlihat gaduh dikarenakan lebih dari 6 siswa tidak memperhatikan pembelajaran.
Mata pelajaran yang diajarkan waktu itu adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dengan materi “Lingkungan Alami dan Buatan”.
Keenam siswa tersebut ada yang bermain dengan teman sebangkunya dan
bermain dengan teman lain bangku. Guru kelas III B pun juga menerapkan sistem
hukuman dengan harapan kelas menjadi lebih kondusif. Hukuman yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
oleh guru adalah mencatat siswa yang sudah ditegur sebanyak tiga kali akan tetapi
tetap gaduh. Beliau menuliskan nama-nama siswa yang gaduh di papan tulis dengan
tujuan untuk selalu mengingatkan siswa bahwa mereka sudah melanggar peraturan.
Sebagian siswa pun tetap tidak memperhatikan guru mereka meskipun hukuman
sudah diterima.
Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan
dengan lebih detail oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan Guru kelas III B
tanggal 12 Agustus 2016, beliau menjelaskan bahwa terlalu cepat untuk melakukan
penilaian secara menyeluruh, baik itu penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Guru merasa belum mampu untuk sepenuhnya mengenal dan memahami kemampuan
seluruh siswanya. Dalam pandangan Guru kelas III B setelah mendidik mereka
selama 3 minggu, kemampuan mereka untuk memahami informasi-informasi yang
bersifat konkret sudah dapat dikatakan cukup tinggi. Informasi-informasi konkret
tersebut antara lain materi-materi yang diajarkan melalu mata pelajaran IPA dan IPS.
Salah satu materi yang bersifat konkret tersebut adalah materi tentang lingkungan
alami dan buatan. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketika pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
Siswa kelas III B antusias ketika diminta untuk melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan tumbuhan. Mereka pernah diminta untuk menanam biji kacang
hijau dalam sebuah wadah kecil pada saat pembelajaran IPA. Sebagian besar siswa
mengikuti arahan dari guru untuk menanam dan menyirami biji kacang hijau yang
ditanam. Biji kacang hijau yang sudah ditanam pun disimpan di dalam kelas. Dari
hari ke hari, siswa mulai terlihat tidak menyirami kembali tanaman kacang hijau yang
sudah tumbuh tersebut. Tanaman-tanaman yang berada di dekat kelas III B memang
terlihat segar dan terawat, akan tetapi bukan karena dirawat oleh siswa kelas III B
melainkan dirawat oleh istri penjaga sekolah.
Pengalaman lain yang menjadi bahan kajian observasi adalah saat siswa kelas
III B mengikuti kegiatan “SEMUTLIS”. Program ini mengarahkan siswa untuk
meluangkan waktu selama 10 menit untuk merawat tanaman. Hari Jumat tanggal 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Oktober 2016 siswa kelas III B mengikuti kegiatan untuk merawat lingkungan SD N
Jetis 1 dengan cara memunguti sampah, dengan panduan dari Bapak K selaku Guru
kelas VI. Mereka bersemangat untuk mencari sampah sebanyak-banyaknya untuk
dibuang ke tempat sampah dikarenakan arahan dan instruksi dari Bapak K, yang
kemudian diminta untuk melaporkannya kepada guru kelasnya masing-masing. Di
kelas III B sendiri, selembar kertas berisikan tulisan “SEMUTLIS” juga sudah
menempel di dinding kelas.
Selembar kertas bertuliskan “SEMUTLIS” pun sudah menempel di dinding
kelas jauh sebelum siswa kelas III B melaksanakan kegiatan menanam biji kacang
hijau. Siswa tetap tidak kembali untuk merawat tanaman kacang hijau mereka
meskipun sudah ada program “SEMUTLIS” dan perintah dari guru. Perilaku baik
siswa kelas III B terhadap lingkungan sekolah setelah kegiatan “SEMUTLIS” selesai,
ternyata tidak terlihat kembali oleh mata dan perasaan peneliti hingga kegiatan PPL
selesai dilaksanakan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang sudah dilakukan,
peneliti menilai bahwa siswa kelas III B kurang memiliki kesadaran dan kepedulian
akan lingkungan sekitarnya khususnya terhadap sampah dan tumbuhan.
Sebagian besar siswa kelas III B tumbuh dan besar di daerah sekitar Jetis.
Latar belakang yang dimiliki oleh siswa juga beragam, baik latar belakang ekonomi,
sosial, dan tempat tinggalnya. Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai
wiraswasta dan karyawan swasta. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang
tumbuh dan besar di dusun, akan tetapi dusun yang berada di lingkungan perkotaan.
Dusun-dusun yang berada di lingkungan perkotaan Jetis terlihat kumuh dan kurang
tertata, tanah yang dimiliki setiap keluarga tidak terlalu luas dan jarak antara
bangunan satu dengan yang lain rata-tata kurang dari 1 meter.
Peneliti meyakini bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, setiap siswa
kelas III B sangat membutuhkan peran lingkungan sekitarnya. Lingkungan Jetis
sendiri menurut Nila Ardhanie selaku Direktur Amrta Institue for Water Literacy,
masuk dalam lima kecamatan paling potensial mengalami krisis air (Lathiva, dalam
Harian bernas.com, 2016). Eko Teguh Paripurno selaku Peneliti Penanggulangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bencana Universitas Pembangunan (UPN) Yogyakarta juga menyatakan bahwa
permukaan air di Kota Yogyakarta terus menurun sebanyak 15-50 cm sejak tahun
2006 akibat maraknya pembangunan hotel dan berkurangnya lahan hijau (Mawa
dalam tirto.id, 2016). Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’ (2015: 22)
menyampaikan pandangannya bahwa keberadaan air minum segar merupakan topik
yang paling penting. Air sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan untuk
mendukung ekosistem di darat dan perairan.
Bencana banjir di sekitar Sungai Winongo dan Bedog Kabupaten Bantul
bulan Maret 2016, serta banjir di daerah sekitar MM UGM, Jalan Solo, Jalan
Kaliurang, Kalasan, dan Jalan Godean, terjadi dikarenakan banyaknya sampah yang
menumpuk dan akhirnya menyumbat pintu air dan saluran drainase. Sampah yang
menyumbat saluran air tersebut diyakini adalah sampah rumah tangga yang dibuang
sembarangan oleh manusia (Apriyadi dalam Tribun Jogja, 2016, Razak dalam Harian
Jogja, 2016). Sampah yang dibuang oleh manusia ke sungai juga membuat sungai
menjadi kotor dan keruh. Berita terjadinya bencana banjir tersebut menjadi perhatian
lain bagi peneliti, sebab daerah Jetis menjadi salah satu daerah yang dilewati Sungai
Code.
Data-data awal yang didapatkan selama melakukan kegiatan observasi
kemudian diperkuat melalui kegiatan wawancara bersama siswa, guru, dan kepala
sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan. Kegiatan wawancara bersama guru
kelas III B yang kedua dilakukan pada hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.00
WIB. Guru menceritakan pengalamannya ketika mengajarkan materi yang bersifat
praktik ternyata dapat membuat siswa bersemangat dan senang. Perasaan sulit juga
dirasakan selama melaksanakan kegiatan pratikum. Faktor yang menjadi kendala
dalam pelaksanaan kegiatan pratikum, antara lain yaitu tidak tersedianya sumber dan
media belajar yang memadai. Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapat
mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Ketersediaan materi pratikum
juga diyakini dapat memudahkan siswa untuk melakukan pratikum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada hari yang sama, yakni hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.40 WIB,
peneliti melakukan wawancara kepada lima Siswa kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta yang dipilih sendiri oleh guru kelas. Kelima siswa yang diwawancarai
peneliti terdiri dari tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Kemampuan
akademik yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut berbeda, mulai dari yang tinggi
hingga rendah. Kelima siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa selama
mengikuti pembelajaran IPA, mereka kadang mengalami kesulitan untuk memahami
materi yang diajarkan dikarenakan kurang jelas. Ketersediaan panduan pratikum juga
dibutuhkan oleh kelima siswa dikarenakan dapat membuat mereka pintar dan dapat
memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah. Panduan pratikum yang berisi
penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan disertai gambar-gambar menjadi
keinginan mereka.
Kegiatan wawancara yang dilakukan bersama dengan Kepala SD N Jetis 1
Yogyakarta pada hari Kamis, 01 Desember 2016 pukul 08.00 WIB juga menunjukkan
hal yang sama. Guru-guru setidaknya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
bersifat praktik atau eksperimen IPA dua kali dalam satu semester. Pelaksanaan
kegiatan pratikum oleh guru-guru dipastikan menggunakan panduan oleh Kepala
Sekolah. Buku paket yang dimiliki oleh guru dan siswa dijadikan sebagai buku
pegangan pada saat pratikum, sebab di dalam buku paket sudah terdapat panduan-
panduan pratikum untuk setiap materi yang dapat dipraktikkan.
Namun demikian, tidak semua materi dalam buku paket sudah didesain
beserta dengan kegiatan pratikum sehingga guru perlu menyusun dan mempersiapkan
kebutuhan pratikum sendiri. Dalam pandangan Kepala Sekolah, keberadaan panduan
eksperimen itu penting baik bagi guru dan bagi siswa. Guru-guru bisa saja merasa
kerepotan ketika panduan eksperimen tidak tersedia. Penggunaan media pembelajaran
tersebut diharapkan dapat membuat anak-anak merasa bahagia pada saat belajar. Rasa
bahagia yang hadir dalam diri anak dapat membantu anak untuk lebih mudah
memahami pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Keprihatinan terhadap cara berpikir dan perilaku yang dimiliki siswa kelas III
B terhadap lingkungan, mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkan pola
pikir siswa terhadap lingkungan sekitar melalui pendidikan lingkungan. Beberapa ahli
pendidikan, Davis (1998: 148), Stapp (1997: 34), NEEAC (dalam Thomson dan
Hoffman, 2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan lingkungan merupakan sebuah
proses untuk membentuk kesadaran, pemahaman, sikap, dan kebiasaan manusia agar
lebih bertanggungjawab terhadap hubungan mereka dengan lingkungan. Pendidikan
lingkungan sendiri dapat menjadi sarana penyampaian pengetahuan lingkungan serta
untuk mengupayakan peningkatan kesadaran dan kepedulian manusia terhadap
kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35-36). Kesadaran lingkungan menurut Neolaka
(2008) dipahami sebagai keadaan tergugahnya jiwa sehingga mendorong seseorang
mampu untuk menentukan mana yang baik dan yang buruk bagi lingkungan.
Kepedulian lingkungan dalam pandangan Narwanti (dalam dalam Handayani, 2013:
25) dipahami sebagai sikap atau tindakan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan
pada lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk mencegah
kerusakan pada lingkungan alam.
Data-data yang didapatkan dari kegiatan observasi dan wawancara menjadi
acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Metode yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan
lingkungan salah satu diantaranya adalah dengan menyediakan suatu setting atau
layanan pembelajaran yang dapat mengarahkan dan menguatkan terwujudnya
tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerford
dan Volk dalam Hamzah, 2013: 36, Clayton dan Myers, 2014: 360). Prosedur
pengembangan materi dan prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam
Harsono, 2015) akan digunakan untuk menyusun sebuah materi pembelajaran
dikarenakan peneliti akan memfokuskan pengembangan materi pada isinya.
Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka di dunia pada pengembangan materi
untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016). Pengembangan materi
menurut Tomlinson dimaksudkan untuk mengembangkan bahan-bahan apapun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Materi tersebut dapat
berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video,
handout (Tomlinson, 2005).
Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran
dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Materi
tersebut ditawarkan kepada guru dan seluruh Siswa kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta. Peneliti melandaskan diri pada pandangan beberapa tokoh ternama
yakni (1) pandangan Maria Montesori mengenai anak, bahwa melalui permainan
anak-anak dapat mengaktualisasikan dirinya (Montesori, 2002), (2) pandangan Jean
Piaget (dalam Crain, 2007: 167-224) bahwa kemampuan berpikir anak usia 7-11
tahun dapat berkembang dengan baik jika dihadirkan aktivitas konkret, dan (3)
pandangan Lev Semionovich Vygotsky (dalam Slavin, 2011: 59) bahwa seorang anak
bisa berkembang menjadi lebih baik berkat kehadiran orang lain di sekitarnya atau
justru menjadi scaffolder bagi orang lain.
Model Conservation Scout (CS) digunakan peneliti sebagai bagian dari Materi
pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk memberikan kenyamanan
belajar pada anak dengan harapan akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri anak.
Model CS merupakan salah satu model pembelajaran inovatif untuk memberikan
pendidikan konservasi sederhana kepada anak melalui 4 metode. Metode dalam CS
antara lain kebun konservasi, minitrip, area konservasi dalam ruangan, dan
eksperimen sederhana (Suseno, 2016: 4). Metode eksperimen sederhana, teknik peer
tutoring dan kampanye digunakan oleh peneliti dalam penyusunan materi.
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan merupakan
penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 1 (RPP H1), Silabus H1,
dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya Adelia Surya Putri serta Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Hari 2 (RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen
“Fungsi Akar” karya Paulus Yuli Suseno. Kedua perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen tersebut berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain. Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ini dapat diberikan bagi Siswa
Sekolah Dasar Kelas III.
Implementasi materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dengan materi “Kerusakan Alam dan Cara Menjaga Kelestarian Alam dan
Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan”. Penyusunan materi ini didasarkan pada
latar belakang, tujuan, serta harapan yang sama yakni memberikan pendidikan
lingkungan kepada anak-anak Kelas III SD N Jetis 1 agar lebih sadar dan peduli
terhadap lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga
Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk
Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta ?
1.2.2 Bagaimana kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian
Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B
SD N Jetis 1 Yogyakarta?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini
antara lain sebagai berikut:
1.3.1 Materi yang dikembangkan berupa “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan” menggunakan Model Conservation Scout pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku
Manusia Yang Peduli Lingkungan.
1.3.2 Materi yang dikembangkan bertujuan untuk memberikan pendidikan
kesadaran dan kepedulian lingkungan bagi Siswa kelas IIIB SD N Jetis 1.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan” ” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga
Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk
Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
1.4.2 Mengetahui kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian
Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B
SD N Jetis 1 Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,
diantaranya yaitu:
1.5.1 Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman baru dalam hal pengembangan materi
pembelajaran berbasis pendidikan lingkungan sebagai sumber belajar baru
bagi siswa kelas III sekolah dasar dan berkesempatan untuk membantu
membentuk cara pandang siswa sekolah dasar agar lebih sadar dan peduli
terhadap lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.5.2 Bagi Guru
Guru mendapatkan sumber dan media belajar berupa materi pembelajaran
berbasis pendidikan lingkungan yang dapat digunakan untuk membantu siswa
sekolah dasar agar lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.
1.5.3 Bagi Siswa
Siswa memperoleh sumber belajar berupa Materi Eksperimen Penyebab
Banjir dan Fungsi Akar yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah
memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan mereka dan pengalaman
yang dapat memotivasi siswa untuk berani menjadi duta lingkungan, dan
berkarya dengan positif melalui poster, kampanye, dan peer tutoring.
1.5.4 Bagi Sekolah
Memberi informasi mengenai efektivitas penggunaan materi pembelajaran
dengan model Conservation Scout, sehingga dapat menjadi bahan refleksi
dalam mengarahkan guru-guru kelas dalam memilih model pembelajaran.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Pengembangan materi adalah usaha untuk mengembangkan bahan-bahan ajar
yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pembelajaran dengan harapan
akan membantu siswa lebih mudah memahami pembelajaran.
1.6.2 Pendidikan adalah usaha untuk membimbing, memberdayakan, dan
memerdekakan manusia menjadi manusia yang dewasa, bijak, dan berbudaya.
1.6.3 Kesadaran lingkungan adalah bentuk kendali atas diri kita terhadap respon
dari dalam diri, benda-benda di sekitar, dan peristiwa alam dalam kehidupan
sehari-hari yang kemudian mendorong kita untuk menentukan pilihan mana
yang bermanfaat dan yang kurang bermanfaat bagi lingkungan.
1.6.4 Kepedulian lingkungan adalah ungkapan perasaan yang kemudian diwujudkan
dalam bentuk tindakan untuk menjalin hubungan yang selaras dengan
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.6.5 Lingkungan adalah segala benda yang ada di sekitar manusia baik benda
hidup dan tak hidup.
1.6.6 Model Conservation Scout adalah pembelajaran inovatif yang membimbing
siswa untuk memahami alam dan berkarya untuk alam dimulai dari hal yang
sederhana.
1.7 Spesifikasi materi yang dikembangkan
Spesifikasi materi yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan
ini adalah:
1.7.1 Materi berupa materi pembelajaran berjudul “Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan”.
1.7.2 Materi yang dikembangkan disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan menggunakan Model Conservation Scout (CS).
1.7.3 Materi terdiri dari sampul, pengantar materi, pengertian Pendekatan PPR,
pengertian Model Conservation Scout yang disusun peneliti dan rekan, serta
penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 1 (RPP H1),
Silabus H1, dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya rekan peneliti
yaitu Adelia Surya Putri serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 2
(RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen “Fungsi Akar” karya peneliti.
Berdasarkan analisis kebutuhan siswa kelas III yang sama, maka peneliti dan
rekan peneliti sepakat untuk menggabungkan karya menjadi saru dengan judul
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
1.7.4 Materi berisi materi eksperimen dan panduan eksperimen untuk guru dan
siswa kelas III Semester II dengan materi pembelajaran “Kerusakan Alam dan
Cara Menjaga Kelestarian Alam serta Perilaku Manusia yang Peduli
Lingkungan” yang disertai dengan foto dan penjelasan agar siswa lebih
mudah memahami isi materi.
1.7.5 Materi dikembangkan dengan menggunakan prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengalaman bermakna bagi peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL di SD
N Jetis 1 Yogyakarta, berawal dari hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
yang berlangsung di kelas III B. Materi pembelajaran yang diajarkan pada waktu itu
berkaitan dengan lingkungan. Namun demikian, peneliti meyakini bahwa materi
pembelajaran masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum sepenuhnya
menjadi pendidikan lingkungan. Peneliti kemudian termotivasi untuk terus
mengamati sikap dan perilaku siswa kelas III B khususnya terhadap lingkungan.
Hasil dari pengamatan terhadap siswa kelas III B selama 4 bulan dan berdasarkan
analisis kebutuhan siswa serta guru, memotivasi peneliti untuk memberikan
sumbangsih berupa pengembangan materi pembelajaran yang dapat mengupayakan
terwujudnya pendidikan lingkungan dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan” melalui penelitian dan pengembangan.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)
Penggunaan metode R&D dalam dunia pendidikan dapat dikatakan terlambat.
Keterlambatan penggunaan metode R&D dapat terjadi karena metode ini pertama kali
muncul dan berkembang di dunia militer/pertahanan. Godin (dalam Putra, 2015)
menjelaskan bahwa metode R&D pertama kali digunakan di Departemen Pertahanan
Amerika Serikat. Penggunaan terhadap metode R&D yang semakin tinggi, akhirnya
membuat metode ini terus berkembang dan dimanfaatkan dalam bidang pendidikan.
Robert M. Gagne, seorang ahli pendidikan yang terkemuka terkait karyanya yakni
Instructional System Design (ISD) dan The Condition of Learning (TCL), akhirnya
mencatatkan dirinya sebagai orang yang pertama kali menggunakan metode R&D di
bidang pendidikan (Putra, 2015: 27). Gagne mengembangkan ISD dan TCL sewaktu
masih bekerja sebagai ahli di Military Research and Development.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Proses terbentuknya metode R&D yang cukup panjang dan menyangkut
beberapa bidang kehidupan, menjadikan pemahaman tentang pengertian metode
R&D menjadi beragam. Beberapa ahli pendidikan, Borg and Gall (1983),
Sukmadinata (2011: 164), Sanjaya (2013: 129-133), Putra (2015: 67) mendefinisikan
metode penelitian dan pengembangan sebagai sebuah metode penelitian yang
bertujuan untuk mencaritemukan, memperbaiki/mengembangkan produk yang telah
ada, atau justru menghasilkan produk baru dan kemudian menguji keefektifan produk
tersebut. Produk yang dikembangkan atau yang dihasilkan dapat berupa suatu buku,
modul, alat, metode, prosedur, kurikulum, program komputer, atau model
pembelajaran dengan harapan semakin unggul, efektif, efisien, dan bermakna.
Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari
beberapa ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Peneliti pun
memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut
Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai salah satu ahli terkemuka dunia pada
pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016).
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan
lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Terdapat 5 langkah
kegiatan yang dapat dilakukan dalam desain pengembangan materi menurut
Tomlinson (dalam Harsono, 2015).
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah analisis kebutuhan siswa
(Students’s need analysis). Pengembangan materi dilakukan dengan dasar pada
analisis kebutuhan siswa. Identifikasi kebutuhan siswa terlebih dahulu dilakukan
untuk mengetahui apa yang akan dan seharusnya diterima atau dipelajari dan apa
yang tidak. Materi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, tentunya akan
memiliki pengaruh positif bagi perkembangan dan kemajuan diri siswa serta lebih
bermakna. Desain (Design) merupakah langkah kedua yang dapat dilakukan setelah
menganalisis kebutuhan siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengawali
desain pengembangan materi adalah dengan menyusun garis besar materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pembelajaran. Garis besar pembelajaran sebaiknya disusun dan dipertimbangkan
dengan silabus, kebutuhan siswa, dan prinsip-prinsip pengembangan materi.
Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah implementasi (Implementation).
Garis-garis besar pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, kemudian
dilaksanakan/diimplementasikan kepada siswa dalam suasana belajar mengajar yang
nyata. Hasil implementasi materi dalam suasana belajar mengajar yang nyata perlu
untuk di analisis kelemahan dan kelebihannya. Proses analisis kelemahan dan
kelebihan materi yang dilakukan merupakan bentuk langkah kegiatan keempat yakni
evaluasi (Evaluation). Langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan revisi
(Revision). Hasil dari evaluasi terhadap implementasi materi yang dikembangkan,
dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dan referensi untuk memperbaiki atau
mengubah dan merevisi suatu materi. Kegiatan ini memungkinkan terbentuk dan
berkembangnya suatu materi yang semakin berkualitas.
2.1.2 Pengembangan Materi
Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan
pengembangan materi adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang
dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Materi tersebut dapat
berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video,
handout, dan dari internet. Pengembangan material pembelajaran perlu memenuhi
setidaknya 16 prinsip sesuai dengan apa yang diringkas oleh Tomlinson. Prinsip-
prinsip yang disampaikan oleh Tomlinson tersebut lebih dikhususkan kepada
pengembangan material pembelajaran bahasa. Peneliti kemudian menentukan sepuluh
(10) prinsip dari enam belas (16) prinsip yang diyakini relevan dengan penelitian ini.
Penelitian ini mengupayakan tercapainya ke sepuluh prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson (2005: 1-24). Prinsip yang pertama yaitu memiliki
pengaruh bagi pembelajar. Materi yang disusun diharapkan dapat memancing rasa
keingintahuan, ketertarikan, dan perhatian pembelajar. Pengaruh dapat tercapai ketika
suatu materi itu dipegang dan kemudian dibaca oleh pembelajar. Pembelajar pun akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
memperoleh kesempatan untuk menerima informasi-informasi yang dihadirkan dalam
suatu materi yang nantinya akan diproses sebagai bentuk kegiatan berpikir. Materi
yang disusun juga perlu mengupayakan prinsip kedua yakni diharapkan dapat
membuat pembelajar merasa nyaman, senang, dan bahagia. Materi diharapkan dapat
menumbuhkan rasa nyaman dan kemerdekaan hati sehingga nantinya akan muncul
perasaan senang dan bahagia dalam diri pembelajar. Materi dapat membantu
pembelajar untuk merasakan kenyamanan dan kebahagiaan jika memenuhi
setidaknya beberapa kriteria antara lain berisikan teks dan ilustrasi/gambar, bahasa
yang digunakan mudah dipahami oleh pembelajar, dan berisikan contoh-contoh atau
petunjuk.
Prinsip ketiga yang sebaiknya dipenuhi adalah dapat mengembangkan
kepercayaan diri pembelajar. Dulay, Burt, dan Krashen (dalam Harsono, 2015: 171)
menyampaikan bahwa kenyamanan dan kepercayaan diri berkembang lebih cepat.
Pembelajar dapat dengan lebih mudah mengembangkan kepercayaan diri mereka jika
materi yang diterima tidak terlalu rumit akan tetapi berpotensi untuk mengembangkan
kemampuan mereka. Materi juga diharapkan relevan untuk pembelajar sehingga
dapat memenuhi prinsip keempat. Materi yang diberikan sebaiknya disesuaikan dan
memperhatikan latar belakang tingkat kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik,
sosial, dan ekonomi pembelajar. Materi tersebut juga diharapkan dapat berguna bagi
kehidupan pembelajar sehari-hari.
Prinsip kelima yang sebaiknya dipenuhi yaitu dapat membuat pembelajar
tertarik. Pembelajar akan tertarik untuk mempelajari materi dengan diri mereka
sendiri. Ketertarikan dari pembelajar terhadap materi dapat terjadi jika materi dapat
memberikan penjelasan atau dengan kata lain dapat memenuhi prinsip keenam.
Materi sebaiknya memberikan pencerahan bagi pembelajar dengan menghadirkan
petunjuk atau nasihat kegiatan sehingga memudahkan pembelajar untuk
memahaminya. Prinsip selanjutnya yang perlu dipenuhi adalah prinsip ketujuh yakni
memperhatikan gaya belajar yang berbeda dalam diri masing-masing pembelajar.
Tidak semua pembelajar memiliki gaya belajar yang sama. Materi sebaiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengupayakan untuk menyediakan bentuk-bentuk kegiatan yang mengupayakan
perkembangan seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
memanfaatkan sarana berpikir seperti panca indera pembelajar.
Materi juga diharapkan dapat memenuhi prinsip kedelapan yakni
memperhatikan sikap afektif yang berbeda dalam diri masing-masing pembelajar.
Materi perlu memperhatikan sikap afektif yang dimiliki oleh beragam pembelajar,
oleh karena itu sebaiknya suatu materi dapat menyediakan bentuk kegiatan secara
individual atau pun kelompok. Prinsip kesembilan yang sebaiknya dipenuhi adalah
dapat memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi
otak kanan dan kiri. Materi dapat membantu pembelajar mengembangkan
kemampuan berpikir, pengolahan emosi, estetika seni, dan menyediakan kegiatan
yang melatih otak kanan dan kiri pembelajar. Prinsip terakhir atau prinsip kesepuluh
yang sebaiknya dipenuhi adalah terwujudnya feedback. Materi mendorong siswa
untuk memberikan respon positif atas informasi/kegiatan yang sudah diterima oleh
pembelajar. Suatu materi yang dikembangkan berdasarkan 10 prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson, diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembelajaran
sehingga memungkinkan terwujudnya proses pendidikan yang efektif dan bermakna.
2.1.3 Pendidikan
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, yakni Prof. J.
Sudarminto, SJ., pernah menyampaikan pandangannya mengenai konsep pendidikan
yang baik untuk diterapkan di Indonesia dalam Seminar Peringatan Dies Natalies
Universitas Sanata Dharma (USD) ke-58 dengan tema “Konsep Pendidikan
Driyarkara: Esensi, Sosial-Histori, dan Aktualisasi” yang diselenggarakan hari
Kamis tanggal 12 Desember 2013. Sudarminto berpendapat bahwa salah satu konsep
pendidikan yang dinilai relevan dengan kondisi Indonesia saat ini adalah konsep
pendidikan menurut Prof. Driyarkara, SJ (Universitas Sanata Dharma, 2013,
Wardhana dalam Solopos.com, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
“Eidos” atau ide pokok dari pendidikan dalam pandangan Driyarkara (1980:
78) dimaknai sebagai sebuah proses memanusiakan manusia muda dan mengangkat
manusia muda ke taraf yang insani. Manusia muda dapat diartikan sebagai seorang
anak kecil yang baru memasuki sebuah dunia dan belum mampu untuk menempatkan
diri. Anak tersebut sedang berusaha untuk melakukan perjalanan ke arah
kemanusiaannya, namun dipandang sebagai manusia yang belum mampu mencapai
kemanusiannya. Pandangan ini didasarkan pada gambaran konkrit manusia seperti
yang diharuskan sesuai kebudayaan yang ada menurut pendidik.
Pendidik pun bertanggungjawab untuk membantu anak dalam usaha untuk
berbuat/bertindak sesuai kodratnya sebagai manusia sesuai dengan umur dan
kemampuannya. Tindakan dari pendidik dan anak, akan menyatu dan menjelma
menjadi sebuah perbuatan baru dalam diri anak sesuai ukuran mereka. Tindakan
tersebut memungkinkan anak menjadi human atau sesuai dengan taraf insani.
Dinamika yang terjalin antara pribadi pendidik dan pribadi anak didik, akan
menyatukan mereka dalam pertemuan yang mendalam. Aku dari pendidik dan aku
dari anak didik akan bersatu menjadi “kita”, dan mengangkat aku anak didik menjadi
aku pendidik. Pengangkatan terhadap aku anak didik menjadi aku pendidik ini disebut
sebagai proses hominisasi dan humanisasi.
Hominisasi dan humanisasi merupakan satu kesatuan dan tidak ada
sekat/batasnya. Hominisasi dapat dimaknai sebagai sebuah usaha untuk
memanusiakan manusia muda agar mampu berdiri, bergerak, bersikap, atau bertindak
sebagai manusia dalam taraf yang minimal/sederhana. Namun demikian, manusia
diharapkan tidak hanya menjadi homo (manusia), melainkan juga harus menjadi
homo yang human (dalam artian berkebudayaan tinggi). Proses ini disebut sebagai
humanisasi, yang artinya bahwa manusia muda diarahkan untuk mencapai taraf yang
lebih sempurna. Tingkat humanisasi adalah tingkat kebudayaan yang lebih tinggi
yang memungkinkan manusia mampu mengangkat alam menjadi alam manusiawi
(Driyarkara, 1980: 74-90).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
M.Heidegger seorang filsuf dari Jerman berpendapat bahwa pendidikan
seyogyanya perlu untuk diperbaharui (membutuhkan renaissance) agar manusia
dapat berkembang dengan lebih baik. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh
Driyarkara, dipandang sebagai pilihan tepat untuk memperbaharui pendidikan di
Indonesia, dikarenakan sangat mendukung dan menerapkan konsep pendidikan dalam
Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila (Sastrapratedja, 2013: 325).
Paidea sebagai konsep pendidikan yang termasuk tua dari Yunani, dapat
dipahami sebagai proses pembangunan manusia. Orang Romawi menganggap bahwa
pembangunan manusia dapat dilakukan melalui model pendidikan yang menerapkan
prinsip humanitas. Prinsip pendidikan yang digagas oleh Driyarkara tentu selaras
dengan model pendidikan humanitas, khususnya humanisme renaissance.
Humanisme renaissance dapat diartikan sebagai sebuah proses pendidikan yang
menekankan kebebasan manusia untuk membentuk dirinya sendiri (Sastrapratedja,
2013: iii-iv)
Prinsip humanisasi dalam pendidikan dapat kita temukan juga dalam konsep
pendidikan menurut Paulo Freire, Ira Shor, Henry Giroux, dan Peter McLaren.
Pendidikan yang ditawarkan oleh para ahli pendidikan tersebut dikenal dengan nama
Pendidikan Emansipatoris. Mengutip pendapat Freire (Nouri dan Sajjadi, 2014),
humanisasi dapat dipahami sebagai pemberdayaan kesadaran kritis yang dimiliki guru
dan murid terhadap relasi mereka dengan dunia. Pembentukan dunia yang humanis
menurut Freire, dapat dilakukan dengan dialog yang mengutamakan cinta,
kerendahan hati, iman, keyakinan, harapan, dan pemikiran kritis.
Pendidikan Emansipatoris memungkinkan siswa dan guru saling belajar satu
sama lain. Budaya baru yang ditawarkan oleh pendidikan emansipatoris adalah
menjadikan guru dan murid sebagai pembelajar atau subjek yang sama-sama
mempelajari objek yaitu materi pembelajaran. Dialog yang dibangun antara guru dan
murid akan menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman baru serta menjadikan guru
dan murid bersama-sama saling memberdayakan satu sama lain. Dialog dalam
pendidikan emansipatoris sebaiknya mengambil tema nyata dalam kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hari dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (Sastrapratedja, 2013, Nouri dan
Sajjadi, 2014, Winarti dan Anggadewi, 2015).
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) atau Pedagogi Ignasian dianggap sebagai
salah satu model pendidikan emansipatoris (Winarti dan Anggadewi, 2015: 54).
Pendekatan ini merupakan bentuk Latihan Rohani yang diajarkan oleh Santo Ignatius
dari Loyola. Terdapat lima bentuk kegiatan yang saling berkaitan sebagai siklus
dalam PPR, antara lain yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi
(Suparno, 2015: 11, 21-41, Peterson dan Nielsen dalam Winarti dan Anggadewi,
2015: 55).
Dalam tahapan konteks, pembelajar akan berusaha untuk mengidentifikasi
sebuah konteks yang dihadirkan oleh pendidik. Pembelajar akan didorong untuk
mengidentifikasi tentang keberadaan pribadi pembelajar dalam konteks dunia yang
lebih luas. Pembelajar kemudian dihadapkan pada sebuah kegiatan yang berkaitan
dengan konteks dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman. Pengalaman yang
dihadirkan oleh guru, sebaiknya dilakukan dan dialami sendiri oleh pembelajar
dengan harapan dapat menyentuh hati, pikiran, kehendak, dan perasaan pembelajar.
Pembelajar akan terbantu untuk mendalami bahan dan mengambil makna yang
mendalam dari bahan yang telah dipelajari melalui pengalaman tersebut.
Proses pengambilan makna yang mendalam dalam tahapan pengalaman,
memungkinkan pembelajar untuk semakin menyadari pengalaman pribadinya hingga
mencapai tahapan refleksi. Tahapan refleksi ini akan mendorong pembelajar untuk
semakin menggali pengalaman mereka sedalam dan seluas-luasnya dan mengambil
makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat. Fakta lain dari
kegiatan refleksi adalah membuat pembelajar semakin mampu dan berani
menentukan pilihan-pilihan hidup serta menanggapi konsekuensinya.
Mengutip pendapat Mezirow (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 55),
bahwa melalui refleksi kritis yang dilakukan terus menerus akan membantu
pembelajar untuk menemukan cara pandang baru hingga mengidentifikasi berbagai
pilihan hidup. Tahapan aksi menjadi kegiatan lanjut setelah pembelajar menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pilihannya. Aksi nyata yang dapat dilakukan oleh pembelajar antara lain bersikap
untuk merubah hidup/kepribadian menjadi lebih baik atau berkarya bagi orang lain.
Seluruh proses PPR termasuk dalam proses pendidikan, oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi untuk mengupayakan kebaikan leih bagi pendidik dan pembelajar.
Melalui evaluasi, proses PPR yang belum berjalan baik akan diperbaiki dan bila
sudah berjalan dengan baik maka akan dikembangkan. Pendekatan PPR diyakini
dapat mengembangkan kesadaran dan memotivasi seorang pembelajar untuk berkarya
bagi dirinya, bagi orang lain, dan lingkungan di sekitarnya.
2.1.4 Kesadaran dan Kepedulian
Dalam pandangannya mengenai kesadaran, Ginintasasi (2011) mendefinisikan
kesadaran pada dasarnya adalah kegiatan berpikir. Seseorang dikatakan sadar jika
memiliki kendali penuh atas dirinya terhadap stimulus-stimulus yang membentuk
dirinya, baik stimulus internal dan eksternal (Solso & Maclin, 2008: 240). Bloom
(dalam Jamanti, 2014: 24) membagi 3 ranah untuk menilai kesadaran seseorang,
antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah dari Bloom ini
dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan perilaku seiring perkembangannya
(Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014).
Pengetahuan merupakan ranah pertama yang dapat digunakan untuk menilai
kesadaran seseorang. Pengetahuan didapatkan seseorang ketika orang tersebut telah
melakukan pengindraan terhadap objek di sekitar mereka. Dalam ranah ini, terdapat 6
tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, yaitu tahu (know), memahami
(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
evaluasi (evaluation).
Sikap merupakan ranah kedua yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran
seseorang. Bentuk kesiapan dan kesediaan diri untuk bertindak adalah pengertian
sederhana dari sikap (Newcomb dalam Jamanti, 2014: 25). Dalam ranah ini, terdapat
4 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, aspek pertama yang dapat digunakan
adalah menerima (receiving). Aspek ini dikatakan tercapai ketika seseorang (subjek)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
bersedia dan memperhatikan stimulus yang ada dalam dirinya atau pun yang
diberikan oleh lingkungan.
Merespon (responding) merupakan aspek kedua yang dapat digunakan. Contoh
dari pencapaian atas aspek ini misalnya seseorang menjawab pertanyaan dari orang
lain, menerima atau menolak gagasan dari orang lain, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas (tanpa memperhatikan kebenaran dari isi pekerjaannya). Aspek
selanjutnya atau aspek ketiga adalah menghargai (valuing). Aspek ini dikatakan
tercapai ketika seseorang mampu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah bersama. Bertanggungjawab (responsible) merupakan
aspek terakhir yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran. Seseorang yang
bersedia untuk melaksanakan konsekuensi atas segala sesuatu yang terjadi dari
pilihan yang sudah ditentukan menunjukkan bahwa dirinya sudah mencapai aspek
keempat.
Ranah ketiga yang digunakan untuk menilai kesadaran adalah perilaku
(tindakan). Dalam ranah ini terdapat 4 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran,
aspek pertama yaitu persepsi (perception). Seseorang yang mampu untuk mengenal,
memilah, dan memilih berbagai objek yang berkaitan dengan keputusan yang akan
diambil maka diyakini sudah mencapai aspek pertama. Aspek kedua yaitu respon
terbimbing (guided response), seseorang diharapkan mampu untuk melakukan
kegiatan secara urut dan sesuai dengan contoh. Aspek keempat adalah mekanisme
(mechanism), seseorang yang mampu untuk melakukan kegiatan dengan benar
dengan sendirinya dikarenakan sudah menjadi kebiasaan maka diyakini sudah
mencapai aspek keempat. Adopsi (adoption) merupakan aspek terakhir atau aspek
keempat yang dapat digunakan. Seseorang diharapkan mampu untuk mencontoh
tindakan baik yang dilihat, didengar, dan dirasakannya serta mengembangkannya
menjadi lebih baik.
Pendapat dari beberapa ahli pendidikan, Leininger, May, Swanson, Noddings,
Bender, Boyatzis dan McKee (dalam Sihombing, 2015) mengenai kepedulian, dapat
kita maknai bahwa kepedulian merupakan sebuah perasaan yang muncul dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
manusia yang kemudian ditunjukkan dengan sikap dan perbuatan untuk menjalin
hubungan dengan orang lain. Kepedulian berawal dari perasaan, namun demikian
tidak berarti bahwa hanya berhenti pada perasaan. Kepedulian mendorong adanya
perilaku sebagai bentuk dari hadirnya perasaan tersebut.
Terdapat 5 poin penting dalam kepedulian yang digagas oleh Swanson
(Sihombing, 2015: 27). Poin pertama dari kepedulian adalah mengetahui. Pada aspek
ini, seseorang berusaha untuk memahami kejadian yang bermakna dalam kehidupan
orang lain, menilai lebih dalam dengan melihat isyarat verbal dan non-verbal. Poin
edua dari kepedulian adalah turut hadir. Kita menunjukkan kehadiran diri kita dalam
kehidupan orang lain dengan memberikan perhatian dan melakukan refleksi apakah
kehadiran kita mengganggu orang tersebut atau tidak. Poin selanjutnya yakni poin
ketiga yaitu melakukan. Kita diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih
seperti menghibur, melindungi, menjadikan pribadi orang lain tersebut sebagai bagian
dari kepentingan pribadi kita.
Poin keempat dari kepedulian adalah memungkinkan. Kita dimungkinkan
untuk bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik, dengan mendengarkan
segala keluh kesah dan cerita yang disampaikan, memberikan nasihat, dukungan, dan
memberikan solusi kepada orang yang dipedulikan. Poin terakhir atau poin kelima
dari kepedulian adalah mempertahankan keyakinan. Kita diharapkan dapat
meneguhkan keyakinan dan keputusan yang diambil seseorang yang dipedulikan,
agar orang tersebut selalu kuat dan memiliki harapan. Orang yang telah memiliki
kepedulian, maka dapat memberikan respon positif terhadap kehadiran orang lain,
mampu memahami apa yang dibutuhkan orang di sekitarnya dan kemudian
mengekspresikannya dalam sebuah tindakan. Tindakan yang diekspresikan antara lain
seperti rela mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan yang terbaik
bagi orang yang dipedulikan, mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain,
menghargai, rela memberi, membantu, dan berbelas kasih baik kepada orang lain dan
lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.1.5 Lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang ada di sekitar manusia, mulai dari alam
sampai manusia lainnya (Reksadjaja, 1979). Sejalan dengan pendapat di atas,
Sarwono (1992: 6), Keraf (2014: 41-43) menambahkan bahwa lingkungan adalah
sebuah ekosistem dan alam semesta yang dipahami sebagai oikos, dalam bahasa
Yunani dipahami sebagai tempat tinggal atau rumah tempat tinggal. Oikos tidak
hanya dipahami sebagai lingkungan di mana manusia hidup, melainkan sebagai
keseluruhan alam semesta dan yang menunjang interaksi antara makhluk hidup yang
terjalin di dalamnya.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia dipandang sebagai makhluk
yang tidak bisa hidup tanpa kehadiran lingkungan sekitarnya (Winarti dan
Anggadewi, 2015: 50-51). Lingkungan menyediakan seluruh kebutuhan hidup
manusia, oleh karena itu manusia akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Interaksi yang dibangun oleh manusia dengan lingkungan akan berlangsung secara
terus menerus. Manusia dapat belajar dari lingkungan dan kemudian dipengaruhi oleh
lingkungan, tetapi dapat pula mempengaruhi lingkungan. Pengaruh yang dibuat oleh
manusia terhadap lingkungan dapat berlangsung dengan baik, tetapi dapat juga
berlangsung dengan buruk. Dampak dari perlakuan manusia terhadap lingkungan
tentu akan berpengaruh juga terhadap kualitas kehidupan manusia itu sendiri
(Iskandar, 2013: v, Hamzah, 2013: 1).
Prof. Mawardi dalam Seminar Nasional: Symposium on Biologi Education
(Symbion) 2016, berpendapat bahwa membangun perilaku manusia dapat dilakukan
melalui proses pendidikan dan tidak bisa dilakukan secara singkat. Pendidikan
memungkinkan untuk membentuk mental dan perilaku individu selaku manusia
seperti yang diharapkan. Manusia dapat bersikap dan berperilaku yang selaras dengan
alam ketika “Pendidikan Lingkungan” telah diberikan dan diberikan sepanjang hayat
(Hamzah, 2013: 37,44).
Beberapa ahli pendidikan lingkungan, Davis (1998: 148), Stapp (1997: 34),
NEEAC (dalam Thomson dan Hoffman, 2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
lingkungan merupakan sebuah proses untuk membentuk kesadaran, pemahaman,
sikap, dan kebiasaan manusia agar lebih bertanggungjawab terhadap hubungan
mereka dengan lingkungan. Individu maupun kelompok yang telah memperoleh
pendidikan lingkungan tentunya akan mampu memahami bagaimana alam bekerja,
bagaimana mengapresiasi kehadiran alam, dan bagaimana manusia berinteraksi
dengan lingkungan (Davis, 1998: 146-147).
Pendidikan lingkungan (environmental education) itu berbeda dengan ilmu
lingkungan (ecology). Perbedaan yang dapat kita pahami secara sederhana adalah
materi yang diberikan dalam ilmu lingkungan itu terbatas pada pengetahuan tentang
lingkungan. Pendidikan lingkungan sendiri dapat menjadi sarana penyampaian
pengetahuan lingkungan serta untuk mengupayakan peningkatan kesadaran dan
kepedulian manusia terhadap kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35-36). Neolaka
(2008) mendefinisikan kesadaran lingkungan sebagai sebuah keadaan tergugahnya
jiwa terhadap lingkungan dan dapat terlihat pada perilaku dan tindakan masing-
masing individu. Keadaan tergugahnya jiwa inilah yang akan mendorong seseorang
untuk menentukan pilihan mana yang baik dan yang buruk bagi lingkungan.
Kepedulian lingkungan adalah sikap atau tindakan dengan tujuan untuk mencegah
kerusakan pada lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
mencegah kerusakan pada lingkungan alam (Narwanti, dalam Handayani, 2013: 25).
Metode yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan lingkungan
salah satu diantaranya adalah dengan menyediakan suatu setting atau layanan
pembelajaran yang dapat mengarahkan dan menguatkan terwujudnya tindakan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerford dan Volk dalam
Hamzah, 2013: 36), (Clayton dan Myers, 2014: 360). Pembelajaran yang didesain
untuk memberikan pendidikan konservasi pun dapat diberikan kepada anak. Bentuk-
bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak antara lain
kunjungan (field-trip) ke komunitas atau lokasi alam tertentu seperti kebun binatang,
pusat-pusat belajar lingkungan hidup, taman nasional, atau pun kegiatan-kegiatan
kelompok sebaya (scout).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.1.6 Model Conservation Scout
Model Conservation Scout merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada anak khususnya tentang konservasi
secara sederhana melalui kegiatan-kegiatan kelompok yang menyenangkan. Kegiatan
ini dapat dikembangkan dengan empat macam metode, namun demikian dalam
pemilihan metode dari model CS perlu memperhatikan kondisi dan kebutuhan
sasaran karena setiap metode tersebut juga memiliki kekurangan dan kelebihan pada
pelaksanaannya. Metode dari model CS tersebut antara lain kebun konservasi, area
konservasi di dalam ruangan, minitrip (perjalanan ke alam terbuka), dan eksperimen
sederhana (Suseno, 2016: 4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen sederhana dengan teknik kampanye dan peer tutoring. Melalui metode
ini, Siswa kelas III SD N Jetis 1 akan diajak untuk melakukan eksperimen sederhana
tentang “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”.
Setiap siswa akan melakukan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir” di
dalam kelompok untuk membuktikan benar atau tidak bahwa perilaku membuang
sampah di sembarang tempat khususnya membuang sampah di sungai dapat membuat
sungai menjadi kotor dan banjir. Siswa juga diajak untuk membuktikan pentingnya
tumbuhan bagi kehidupan manusia dan lingkungan melalui eksperimen “Fungsi
Akar”. Untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan dari metode ini, setiap siswa juga
diajak untuk membuat sebuah karya seni yang bersifat persuasif, baik berupa puisi,
gambar, poster, atau pun karya lain sesuai keinginan dan kehendak anak sesuai
dengan prinsip Pendidikan Emansipatoris. Siswa berkesempatan untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan cara menceritakan pengalaman belajar yang
sudah didapat melalui kegiatan kampanye dan peer tutoring. Karya seni yang dibuat
siswa dapat digunakan sebagai media dalam pelaksanaan kampanye dan peer tutoring
pada orang lain dengan tujuan untuk mengajak dan membantu teman yang lain agar
sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Penggunaan model Conservation Scout dalam penelitian ini, didasarkan pada
pandangan dari beberapa tokoh pendidikan terkemuka di dunia, diantaranya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Maria Montessori. Maria Montessori merupakan salah satu tokoh pendidikan
perempuan yang termahsyur namanya di dunia terkait karyanya yakni sebuah metode
bernama “Metode Montessori”. Perempuan kelahiran Chiaravalle, Provinsi Ancona,
Italia Utara tanggal 31 Agustus 1870 ini menjadi begitu terkenal dikarenakan
dedikasinya yang begitu tinggi dalam mengajar anak-anak dengan sungguh-sungguh.
(Zaman, 2012) menjelaskan bahwa Montessori tercatat sebagai doktor wanita
pertama dalam sejarah Italia pada usia 26 tahun dengan gelar Doctor of Medicine.
Dalam pandangannya tentang anak, Montessori (Montessori, 2002, dalam
Crain, 2007) berpendapat bahwa anak-anak itu ternyata juga belajar dengan cara
mereka sendiri untuk menjadi dewasa, maka dari itu kita dianggap salah ketika
mengasumsikan anak-anak sebagai individu yang kita buat “demikian” (Crain, 2007:
99). Sejalan dengan pendapat Rousseau, beliau meyakini bahwa anak-anak sering
berpikir dan belajar dengan cara yang cukup berbeda dari orang dewasa. Anak-anak
diyakini sangat menyukai permainan, karena melalui permainan mereka dapat
mengaktualisasikan dirinya. Anak-anak diyakini sedang memasuki periode
sensitif/kepekaan (sensitive period), periode di mana anak mudah menerima stimulus-
stimulus tertentu atau informasi-informasi baru, sehingga mudah untuk membentuk
cara berpikir anak.
Montessori juga meyakini bahwa jiwa anak belum terbentuk seutuhnya.
Dengan pengetahuan awal yang dimiliki anak, orang dewasa dapat membantu anak
untuk mengembangkan pengetahuan lainnya. Tahapan ini dikenal dengan konsep
ingatan yang meresap (absorbent minds). Dalam tahapan ini, anak-anak akan
menyerap pengalaman-pengalaman bersama lingkungannya secara tak sadar,
mencontohnya, dan kemudian melaksanakannya dalam kehidupan pribadinya
(beradaptasi). Proses tak sadar tersebut nantinya akan berkembang dan menjadi
aktivitas jiwa yang sadar dalam diri anak. Konsep lain yang diyakini juga oleh
Montessori adalah “lingkungan yang dipersiapkan” (the prepared environment).
Menurut Montessori, perkembangan dari para balita, anak-anak, dan remaja itu di
stimulasi oleh interaksi mereka dengan lingkungan. Apa yang telah diberikan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam lingkungan, sebagian besar menentukan bagaimana anak berkembang dalam
hal intelektual, emosional, dan spiritual.
Pandangan dari Jean Piaget juga digunakan dalam penelitian ini. Jean Piaget
merupakan tokoh pendidikan yang mencapai posisi penting di dalam seluruh sejarah
Psikologi, berkat hasil pemikirannya yang luar biasa mengenai teori perkembangan
intelektual paling komprehensif dan banyak mendekati kebenaran. Teori
perkembangan yang beliau gagaskan dikenal dengan nama “Teori Perkembangan
Konstruktivisme”. Jean Piaget atau lebih dikenal Piaget lahir tanggal 09 Agustus
1896 di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss. Kemampuan yang dimiliki
Piaget sejak kecil, menjadikan dirinya dipandang sebagai ilmuwan yang sangat
menjanjikan di masa depan.
Ayah Piaget adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi abad pertengahan,
sedangkan Ibunya adalah seorang yang inteligen, dinamis, takwa, namun juga
emosional. Piaget meneruskan cara-cara belajar Sang Ayah dan akhirnya
memfokuskan diri pada penelitian biologi dan filsafat. Piaget sudah menerbitkan
karangannya yang pertama tentang Burung Pipit Albino dalam majalah Ilmu
Pengetahuan Alam pada usia 10 tahun. Tawaran menjadi kurator koleksi moluska di
Museum Ilmu Pengetahuan Alam Geneva juga beliau terima pada waktu berusia 15
tahun, akan tetapi ditolak dikarenakan hendak meneruskan sekolah menengah terlebih
dahulu. Gelar doktor filsafat dengan disertasi tentang moluska pun beliau sandang
pada usia 21 tahun (Suparno, 2001: 11-12), Crain, 2007: 167).
Piaget mulai mempelajari secara lebih dalam tentang anak setelah bekerja
bersama Dr. Theophile Simon di Laboratorium Binet di Paris dengan tugas
mengembangkan tes penalaran tahun 1920 dan saat menjadi Direktur Penelitian
institut Jean-Jacques Rousseau di Geneva tahun 1921. Beliau meyakini bahwa ada
perbedaan antara proses pemikiran anak dan orang dewasa. Anak diyakini bukan
merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa melainkan memiliki cara berpikir
yang berbeda dengan orang dewasa. Piaget juga meyakini bahwa ada tahap
perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai dewasa. Keyakinannya ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mendorongnya untuk meneliti ketiga anaknya sendiri yang lahir tahun 1925,1927,
dan 1931 (Suparno, 2001: 13-19). Pandangan tentang anak menurut Piaget dianggap
sangat penting, sebab dijadikan acuan utama untuk melakukan studi tentang cara
berpikir anak. Piaget (dalam Suparno, 2001, Crain, 2007: 167-224) membagi tahap-
tahap perkembangan kognitif anak menjadi 4 tahap, antara lain yaitu:
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Tahap Usia Karakteristik
1. Sensorimotor Lahir-2 tahun Sudah mampu menghisap, menggenggam, memukul,
dan beraktivitas selangkah demi selangkah
2. Pra-Operasional 2-7 tahun Belajar berpikir menggunakan simbol-simbol batiniah,
namun pemikiran mereka masih belum sistematis dan
belum logis
3. Operasional
Konkret
8-11 tahun Mengembangkan kemampuan berpikir berdasarkan
aktivitas konkret, dengan peraturan yang jelas
4. Operasional Formal 11 tahun sampai
dewasa
Mampu berpikir asbtrak, berpikir sistemats, berpikir
deduktif dan induktif, berpikir logis, dan mampu
berhipotesis
Pandangan tentang anak dari Lev Semionovich Vygotsky juga digunakan
dalam penelitian ini. Lev Semionovich Vygotsky adalah seorang Psikolog Rusia yang
sezaman dengan Piaget, akan tetapi meninggal dunia lebih dahulu yakni tahun 1934.
Vygotsky sendiri lahir di Rusia tahun 1896. Latar belakang pendidikan beliau cukup
beragam, dikarenakan mempelajari bidang studi seperti psikologi, filsafat, sastra, dan
hukum. Gelar hukum beliau terima di Moscow Imperial University pada tahun 1917.
Beliau bekerja di institusi pelatihan guru dan kemudian mendirikan sebuah
laboratorium psikologi dan menulis sebuah buku psikologi pendidikan.
Perjalanan hidup Vygotsky cukup beragam, dan akhirnya salah satu peristiwa
penting dalam hidupnya terjadi tahun 1924 pada saat Kongres Psikoneurologi All-
Rusian kedua di Leningrad. Vygotsky mempresentasikan karya ilmiahnya dengan
judul “The Methods of Reflexological and Psychological Investigation”. Karyanya
tersebut mengkritik pandangan tentang psikologi yang dominan waktu itu, yakni
pandangan tentang refleks-relfeks terkondisi dari Pavlov. Vygotsky juga
menyampaikan pandangannya tentang hubungan refleks-refleks terkondisi dengan
pikiran sadar dan perilaku manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Vygotsky berpendapat bahwa manusia memiliki kapasitas untuk mengubah
lingkungan sesuai dengan keperluan mereka, tidak seperti hewan yang hanya bereaksi
terhadap lingkungan. Pandangannya ini meninggalkan kesan pada seorang peserta
kongres bernama Alexander Luria. Vygotsky pun diundang oleh Luria untuk
bergabung dalam Institut of Defektology yang tujuannya mempelajari cara-cara
membantu orang cacat. Perjalanan hidupnya berakhir tahun 1934 akibat menderita
penyakit Tuberculosis (Slavin, 2011), (Schunk, 2012).
Dalam pandangannya mengenai anak, Vygotsky menyatakan bahwa anak
dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial (Schunk,
2012). Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan
oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif.
Terdapat dua gagasan utama dari gagasan Vytgotsky yang menjadi landasan
penelitian ini (Slavin, 2009, 2011) yaitu (1) pendekatan sosial, yakni anak belajar dan
berpendapat melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih
mampu dan (2) pembelajaran termediasi, yakni penerapan sistem scaffolding
(pentanggaan) atau bentuk bantuan yang diberikan/disediakan oleh teman yang lebih
kompeten atau orang dewasa untuk memahami suatu informasi.
Steg, Berg, dan Groot (2013: 223-229) menyampaikan bahwa untuk
membangun kesadaran manusia salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan
strategi informasi (informational strategies). Dua metode dari Steg.dkk juga
digunakan dalam penelitian ini yang diintegrasikan dalam Model Conservation Scout
yakni goal setting yaitu mendorong siswa untuk melakukan aksi dari tujuan
pembelajaran dan feedback yaitu memberikan respon positif terhadap perilaku baik
siswa terhadap lingkungan. Teknik peertutoring dan kampanye yang digunakan
merupakan bentuk perwujudan metode tersebut.
Chawla dan Chusing (2007) menyampaikan bahwa pendidik lingkungan bisa
membentuk sikap positif seseorang, meningkatkan pemahaman, dan melakukan
praktik langsung bersama individu atau pun kelompok terhadap lingkungan.
Beberapa jenis kegiatan seperti kelompok atau pun organisasi lingkungan, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai
lingkungan dan bagaimana belajar untuk melakukan aksi terhadap lingkungan.
Berdasarkan penelitian dari Chawla dan Chusing tersebut, menunjukkan bahwa
adanya sebuah kegiatan kepanduan (scout) itu penting untuk diberikan kepada anak-
anak.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.2.1 Penelitian Tentang Model Conservation Scout
Sari (2014) melakukan penelitian tentang persepsi Guru dan Siswa SD di
Yogyakarta terhadap program Conservation Scout (CS) dengan melibatkan 38 SD di
Yogyakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan Conservation Scout terdiri dari 32 guru
dan 70 siswa SD. Kegiatan penelitian bertempat di Pusat Studi Lingkungan (PSL)
Universitas Sanata Dharma dengan tujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi
guru, persepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program
Conservation Scout. Program Conservation Scout dilakukan sebanyak 3 kali dan
diakhiri dengan kegiatan peertutoring dan kampanye di SD masing-masing peserta.
Pertemuan tahap pertama dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2014 dengan
kegiatan eksperimen berbasis lingkungan hidup dan minitrip di PSL. Peserta diminta
untuk melakukan presentasi spontan mengenai kegiatan eksperimen yang sudah
dilakukan. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2014 dengan
kegiatan praktik membuat awetan bioplastik dan mengenal konservasi reptil.
Pertemuan terakhir yaitu tanggal 23 Oktober 2014, peserta diajak untuk melakukan
studi kasus mengenai pencemaran kemudian mereka diminta untuk membuat poster
untuk dipresentasikan. Keberhasilan kegiatan CS dicapai pada saat siswa berani
melakukan kampanye dan peertutoring di sekolah masing-masing dalam rentang 2
minggu.
Metode penelitian yang digunakan adalah action research, survey, dan
deskripsi kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang divalidasi oleh
ahli penelitian pendidikan dengan hasil sangat baik. Kuesioner disebarkan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
guru dan siswa peserta Conservation Scout setelah kegiatan CS selesai berlangsung.
Lembar kuesioner diisi secara mandiri oleh guru dan siswa (tanpa bantuan dari
peneliti) kemudian dikembalikan pada hari yang sama. Sekolah memberikan respon
sangat positif (84%) terhadap program Conservation Scout, dari 38 sekolah yang
diundang sebanyak 32 sekolah yang mengikuti program tersebut. Guru memberikan
persepsi negatif (2,50) bukan dikarenakan esensi dari program melainkan pada teknis
pelaksanaan program. Siswa yang memberikan persepsi positif (3,51) dan 36 dari 70
siswa berhasil melakukan peertutoring dan kampanye mengenai konservasi. Kegiatan
CS dirasa bisa menjadi sarana penanaman karakter cinta lingkungan dan peduli
konservasi pada siswa SD dikarenakan terdapat 53,12% SD yang siswanya menjadi
duta konservasi lingkungan.
Widodo (2014) meneliti penerapan eksperimen untuk mengupayakan anak
mencintai lingkungan hidup dan sains dengan melibatkan 34 sekolah, diikuti lebih
dari 70 siswa sekolah dasar dan 32 guru pendamping di Pusat Studi Lingkungan
(PSL) Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan di Dusun Soropadan,
Condongcatur, Depok, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk pribadi
anak yang mencintai lingkungan seperti dirinya sendiri dengan menggunakan metode
Conservation Scout dan peer tutoring. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan, pertemuan pertama siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan
makhluk hidup dan membuat poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai
konservasi reptile dan aksi konservasi tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23
Oktober 2014.
Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari
Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan
eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada
jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk
melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa
mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir
kegiatan CS 1 ini, mereka merefleksikan pengalaman belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bercerita/sharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan
hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster
tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan
poster yang telah dibuat kepada siswa lain.
Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa mengenal
konservasi reptil dan membuat mini garden conservation dengan menanam pada
botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil pelaksanaan minitrip dan konservasi
sederhana yang telah dilakukan mampu memberikan pemahaman kepada siswa
dengan baik mengenai lingkungan serta menjadikan anak-anak sebagai duta
lingkungan. Kesempatan ini menjadikan mereka seseorang yang penuh dengan rasa
peduli dengan lingkungan, mereka dapat bereksperimen dan kemudian melakukan
peer tutoring serta mengkampanyekan poster untuk peduli terhadap lingkungan.
Ritmawanti (2014) meneliti Conservation Scout: pengenalan mini konservasi
di sekolah dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan dengan melibatkan 34
sekolah dasar sebagai mitra yang melibatkan kurang lebih 66 siswa dan 31 guru
pendamping di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma yang
beralamatkan di Dusun Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Conservation Scout. Penelitian ini
bertujuan untuk mencetak banyak siswa sebagai duta lingkungan yang memiliki sikap
peduli lingkungan dan mau mengajak sesama untuk peduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama
siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan makhluk hidup dan membuat
poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai konservasi reptil dan aksi konservasi
tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23 Oktober 2014.
Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari
Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan
eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada
jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk
melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir
kegiatan CS 1 ini, mereka merefleksikan pengalaman belajar dengan
bercerita/sharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan
hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster
tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan
poster yang telah dibuat kepada siswa lain.
Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa bermain games
sederhana, kemudian mengenal konservasi reptile dan membuat mini garden
conservation dengan menanam pada botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil
pelaksanaan minitrip dan konservasi sederhana mampu menjadikan anak-anak
sebagai duta konservasi (duta lingkungan) yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sekitarnya. Kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan oleh anak-anak
melalui kegiatan peer tutoring (berupa eksperimen) dan kampanye peduli lingkungan
(menggunakan poster) yang dilakukan di sekolah masing-masing.
2.2.2 Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan
Jamanti (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh berita banjir di
koran kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung
Permai Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berita banjir
di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung
Permai Samarinda. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif asosiatif.
Populasi penelitian adalah pelanggan Koran Kaltim yang gemar membaca berita
banjir yang bertempat tinggal di Kelurahan Temindung Permai Samarinda yang
berjumlah 93 orang hingga Bulan Oktober Tahun 2013 (Sumber: Data Koran
Kaltim). Pelanggan yang gemar membaca berita banjir berjumlah 77 orang. Peneliti
menggunakan teknik Probability Sampling (Random Sampling) dalam menentukan
sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan
penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Hipotesis dari skripsi ini adalah Ho: Tidak ada pengaruh antara berita banjir di
koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung
Permai Samarinda. Ha: Ada pengaruh antara berita banjir di Koran Kaltim terhadap
kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. Adapun
hasil dalam penelitian ini adalah, pertama, terdapat hubungan (korelasi) yang positif
dan signifikan antara berita banjir di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan
masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda, dengan korelasi 0,644. Kedua,
hubungan tersebut bersifat pengaruh dilihat dari F test > F tabel. Harga b dalam
penelitian ini yaitu 0,607. Hasil penelitian t test > t tabel , berarti harga b sebesar
0,607 tersebut adalah signifikan. Hal ini berarti perubahan sebesar satu satuan pada
variabel berita banjir di Koran Kaltim akan menyebabkan perubahan sebesar 0,607
pada variabel kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai
Samarinda.
2.2.3 Penelitian Tentang Kepedulian Lingkungan
Ningsih, Marhaeni, Lasmawan (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh
implementasi pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis
dan sikap peduli lingkungan Siswa kelas V MIN Banyubiru Negara. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan
terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa di kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banyubiru Negara. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian post
test only group design, variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa
kelas V, yaitu kelas VA dan VB tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 60 siswa,
yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan. Data penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kemampuan menulis, dan
kuesioner sikap. Data dianalisis dengan statistik Manova satu jalur. Hasil analisis
menunjukkan: (1) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap
hasil belajar menulis (F = 144,267, signifikan pada 0,000), (2) terdapat pengaruh
pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan (F= 13.077,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
signifikan pada 0,001), (3) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan
terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan (F = 75.931, signifikan
pada 0.000).
Handayani (2013) melakukan penelitian tentang peningkatan sikap peduli
lingkungan melalui implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD N Keputran A. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui langkah-langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
(STM) dalam pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan
Siswa kelas IV SD N Keputran A. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK
kolaboratif dengan subjek penelitian Siswa kelas IV A sebanyak 28 siswa yang terdiri
dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar
observasi sikap peduli lingkungan siswa, lembar observasi aktivitas guru dalam
menerapkan pendekatan STM, lembar observasi peran guru dalam menanamkan
sikap peduli lingkungan. Validitas instrumen dilakukan berdasarkan pendapat ahli
(expert judgement). Indikator keberhasilan penelitian yang digunakan adalah
meningkatkan sikap peduli lingkungan yaitu sebanyak 70% dari jumlah siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai kategori tinggi. Lembar observasi
siklus I menunjukkan bahwa sikap peduli lingkungan sebesar 75% siswa pada
kategori sedang dan hasil angket menunjukkan sebesar 25% siswa berada pada
kategori tinggi.
Hasil siklus I belum mencapai kriteria sehingga tindakan dilanjutkan melalui
siklus II. Langkah-langkah pendekatan STM yang dilakukan antara lain yaitu tahap
invitasi, solusi, dan aplikasi. Pendekatan STM dengan melaksanakan ketiga tahapan
tersebut dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap lingkungan dengan bukti
telah mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi
siklus II sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1
siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah
mencapai kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Hasil kajian tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
belum ada satupun penelitian yang mengkhususkan mengenai pengembangan materi
pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan Model Conservation
Scout. Maka dari itu, peneliti hendak meneliti Pengembangan Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout
untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, dapat diperjelas dengan bagan (literature map) 2.1
Sari (2014)
Conservation Scout,
Persepsi Guru dan Siswa
Jamanti (2014)
Berita banjir dan
Kesadaran Lingkungan
Widodo (2014)
Metode Conservation
Scout dan Cinta
Lingkungan
Ningsih, Marhaeni,
Lasmawan (2013)
Pendekatan Proses
Berbasis Lingkungan dan
Sikap Peduli Lingkungan
Yang perlu diteliti:
Pengembangan Materi, Model
Conservation Scout, Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan
Ritmawanti (2014)
Metode Conservation
Scout dan Peduli
Lingkungan
Handayani (2013)
Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat
(STM) dan Sikap Peduli
Lingkungan
Bagan 2.1. Penelitian terdahulu yang relevan dan penelitian yang akan dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2.3 Kerangka Berpikir
Pengalaman mengobservasi pembelajaran di kelas III B, memotivasi peneliti
untuk terus mengobservasi sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan hingga
peneliti menyelesaikan kegiatan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Materi ajar yang
berkaitan dengan lingkungan pada waktu pembelajaran berlangsung diyakini peneliti
masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum mengupayakan pendidikan
lingkungan. Sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan terlihat baik dikarenakan
perintah dari guru untuk melaksanakan program “SEMUTLIS”. Namun demikian,
tidak terlihat lagi setelah program tersebut selesai dilaksanakan. Lokasi sekolah dan
sebagian besar siswa berasal dari daerah Jetis, daerah yang berdekatan dengan Sungai
Code dan masuk dalam salah satu kecamatan berpotensi mengalami kekeringan.
Kelima siswa kelas III B menyatakan bahwa mereka terkadang masih merasa
sulit memahami materi dikarenakan kurang jelas penyampaiannya. Guru
mengusahakan pembelajaran yang bersifat praktik-praktik dikarenakan siswa
menyukainya dan dianggap membantu siswa dalam memahami pembelajaran. Guru
dipastikan menggunakan buku paket selama melaksanakan pratikum dikarenakan
sudah terdapat rincian kegiatan pratikum dan panduannya. Tidak semua materi dalam
buku paket sudah didesain dengan kegiatan pratikum serta panduan, sehingga guru
perlu menyusun dan mempersiapkannya sendiri. Keterbatasan sumber dan media
pembelajaran menjadi kendala pelaksanaan pembelajaran khususnya IPA. Guru kelas
dan Kelima siswa sebagai wakil kelas III B, serta kepala sekolah mengharapkan
sebuah materi eksperimen dan panduan berdasarkan wawancara analisis kebutuhan.
Hasil dari analisis kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah memotivasi
peneliti untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memberikan pendidikan lingkungan. Materi berjudul “Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” dikembangkan oleh peneliti sebagai bentuk
sumbangsih untuk mendidik siswa kelas III B dengan harapan akan semakin sadar
dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab III ini dijelaskan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur
pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan
Pengembangan atau lebih dikenal dengan istilah Research and Development (R&D).
Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa
ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Penelitipun memutuskan
untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson.
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan
lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Tomlinson (2005)
menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan materi adalah
pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat digunakan untuk membantu
pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM,
DVD, video, handout, dan dari internet.
Penelitian ini mengembangkan materi berupa “Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan menggunakan Model Conservation Scout” untuk
memberikan pendidikan lingkungan kepada Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1
Yogyakarta. Pelaksanaan pengembangan materi disesuaikan dengan lima langkah
pengembangan materi menurut Tomlinson. Kelima langkah pengembangan materi
menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu: (1) Analisis kebutuhan siswa
(Students’s need analysis), (2) Desain (Design), (3) Implementasi (Implementation),
(4) Evaluasi (Evaluation), dan (5) Revisi (Revision). Terdapat satu hal yang
sebaiknya diperhatikan dalam penelitian ini. Instrumen dan materi yang sudah
disusun sebaiknya dilakukan evaluasi materi oleh ahli, validasi dalam penelitian ini
termasuk dalam bagian evaluasi materi. Penyusunan materi yang dikembangkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
peneliti juga didasarkan pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson
(2005). Kesepuluh prinsip yang dikemukakan oleh Tomlinson antara lain
(1) memiliki pengaruh bagi pembelajar, (2) membuat pembelajar merasa nyaman dan
bahagia, (3) mengembangkan kepercayaan diri, (4) relevan untuk pembelajar, (5)
membuat pembelajar tertarik, (6) memberikan penjelasan, (7) memperhatikan gaya
belajar siswa, (8) memperhatikan sikap afektif yang berbeda, (9) memberdayakan
kemampuan intelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan otak kiri, dan
(10) terwujudnya feedback.
Penggunaan berbagai macam metode dalam penelitian ini diharapkan dapat
membangun sebuah penelitian yang dapat memberikan pengaruh baik. Pengaruh baik
dari penelitian ini diharapkan dapat diterima oleh peneliti, partisipan atau orang yang
terlibat dalam penelitian, dan orang-orang lain yang mempelajari penelitian ini.
Peneliti berusaha melandaskan diri pada etika-etika atau kaidah-kaidah pokok dalam
proses penelitian. Pertimbangan terhadap etika penelitian dalam pelaksanaan
penelitian ini diharapkan agar tidak ada pihak yang dirugikan, oleh karena itu peneliti
menggunakan prinsip pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang diharapkan
Institutional Review Board (IRB).
James Bell Associates (2008) menjelaskan bahwa Institutional Review Board
(IRB) merupakan sebuah komite yang didirikan untuk meninjau, menyetujui, dan
mengatur etika penelitian. The National Research Act yang diadakan oleh Congress
tahun 1974, seluruh institusi secara langsung menerima dukungan dari pemerintah
pusat untuk meneliti dan mengevaluasi pembelajaran, termasuk universitas, sekolah
negeri, ataupun rumah sakit untuk membentuk IRB. Tanggungjawab dasar dari IRB
adalah untuk memastikan dan menjamin bahwa resiko yang dihadapi oleh partisipan
dalam sebuah penelitian itu minimal. IRB dapat memutuskan tingkat resiko yang
akan diterima oleh partisipan pada sebuah penelitian, jika resiko yang akan diterima
partisipan tersebut terlalu tinggi maka IRB dapat memberikan rekomendasi kepada
seorang peneliti untuk merevisi desain penelitiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
IRB juga mempunyai kewenangan untuk tidak memberikan ijin atau tidak
menyetujui suatu studi atau penelitian. Suatu penelitian yang dianggap
membahayakan partisipan, kurang bertanggungjawab, atau tidak etis bisa saja tidak
diberikan ijin. Namun demikian, diharapkan suatu penelitian dapat direncanakan agar
semakin wajar dan layak, dengan cara menjaga privasi dari subjek dan kerahasiaan
data. IRB terdiri dari setidaknya 5 anggota dengan latar belakang yang berbeda untuk
menghormati ras, gender, latar belakang budaya, dan profesi. Anggota IRB harus
mempunyai keahlian dalam bidang penelitian yang mereka evaluasi dan setidaknya
satu dari anggota IRB merupakan perwakilan dari suatu kelompok, golongan,
komunitas, atau masyarakat yang besar.
Sieber (dalam Creswell, 2014) menjelaskan hal yang sama bahwa komite IRB
dibentuk untuk mencegah adanya pelanggaran HAM dikarenakan keterlibatan
seseorang pada suatu penelitian. IRB dibutuhkan bagi peneliti untuk meninjau
kemungkinan terjadinya resiko penelitian, seperti resiko fisik, psikologis, sosial,
ekonomi, atau hukum. Anak-anak dibawah usia 19 tahun juga termasuk dalam
individu yang penting untuk dijaga kehormatan hak-haknya. Peneliti juga
mengusahakan untuk menerapkan etika-etika yang sebaiknya dibangun dalam proses
penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan IRB. Partisipan yang terlibat dalam
penelitian ini antara lain adalah siswa, validator, kepala sekolah, dan guru kelas.
Nama dari masing-masing partisipan yang terlibat dalam penelitian ini akan
diusahakan untuk dijaga rahasia dan privasinya, sehingga peneliti cukup
menggunakan kode berupa nama samaran demi mengantisipasi resiko yang akan
diterima atas keterlibatannya dalam penelitian ini dan untuk menghormati hak-hak
dari setiap partisipan.
Peneliti berusaha untuk menjaga privasi dan kehormatan dari setiap individu
dan tidak ada maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi, akan tetapi berusaha
untuk berkarya bersama-sama partisipan melalui penelitian ini demi kepentingan dan
kebaikan bersama. Kehormatan hak dan kapasitas dari setiap individu yang dilibatkan
dalam penelitian ini juga akan diusahakan untuk dijunjung tinggi dengan cara tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengarahkan bahasa-bahasa penelitian yang mengidentifikasi ras, etnis, atau pun
jenis kelamin (gender).
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta yang
beralamatkan di Jalan Pasiraman No. 02, Dusun Cokrokusuman, Kelurahan
Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian
ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan
Desember 2016. Lokasi sekolah tepat berada di sebelah selatan perempatan Jalan
A.M Sangaji Yogyakarta, dekat dengan Sungai Code yang berjarak kurang lebih
sekitar 500 meter dari sekolah.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki
sebanyak 10 dan siswa perempuan sebanyak 14.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa kelas
III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.3 Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain
materi berupa Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Peneliti
mengembangkan materi ini dengan melandaskan diri pada langkah-langkah prosedur
penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Prosedur
pengembangan dalam penelitian ini melalui 5 langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
siswa, (2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Kelima langkah
prosedur pengembangan materi dijelaskan secara umum pada bagan 3.1.
Langkah IV
Evaluasi
Evaluasi Pembelajaran Hari Pertama
dan Hari Kedua
Analisis Kelemahan
dan Kelebihan Materi
Langkah III
Implementasi
Implementasi
Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari
Pertama
Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Kedua
Langkah II
Desain
Desain
Langkah I
Analisis Kebutuhan Siswa
Analisis Kebutuhan Siswa Validasi
Instrumen
Wawancara
1. Observasi
2. Wawancara
Kajian Prinsip Pengembangan
Materi MenurutTomlinson
Garis-Garis Besar
Pembelajaran:
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator
4. Gambaran umum
pembelajaran
Evaluasi
Ahli
Pengembangan
Materi
Validasi:
1. Ahli
2. Guru
3. Siswa
Revisi
Langkah V
Revisi
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Bagan 3.1. Prosedur Pengembangan Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Penjelasan untuk setiap langkah penelitian dan pengembangan (Research and
Development) menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.3.1 Analisis Kebutuhan Siswa
Peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis
1 Yogyakarta untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran
berlangsung dan untuk menganalisis kebutuhan siswa terhadap materi ajar yang
berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Kegiatan observasi pun dikhususkan
kepada pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan yakni Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) atau pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kegiatan lain seperti
wawancara dengan Guru kelas, Siswa, dan Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta,
juga dilakukan oleh peneliti untuk memperluas dan memperjelas informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA dan kebutuhan akan bahan ajar
tentang lingkungan.
Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara terhadap analisis kebutuhan
siswa khususnya, dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan materi sesuai dengan
apa yang diharapkan siswa sehingga diharapkan dapat memiliki pengaruh positif bagi
perkembangan dan kemajuan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.3.2 Desain
Peneliti mengawali kegiatan desain dengan mempelajari terlebih dahulu
prinsip-prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Terdapat setidaknya 16
prinsip yang harus dipenuhi dalam proses pengembangan materi untuk pembelajaran
bahasa menurut Tomlinson (2005). Peneliti kemudian memutuskan untuk berusaha
memenuhi 10 prinsip pengembangan materi yang diyakini relevan dengan penelitian
ini, dikarenakan materi yang dikembangkan adalah materi pembelajaran IPA.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun garis-garis besar
materi pembelajaran. Garis-garis besar pembelajaran disusun berdasarkan panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
lembar students’ need analysis pemberian dosen pembimbing skripsi, antara lain
yaitu poin C yang berisikan standar kompetensi (SK), poin D berisikan kompetensi
dasar (KD), poin E berisikan indikator, dan poin F yang berisikan poin-poin inti
kegiatan pembelajaran. Penyusunan garis-garis besar pembelajaran ini disesuaikan
dengan hasil analisis kebutuhan yang didapatkan dari kegiatan observasi dan
wawancara serta kesepuluh prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Garis-
garis besar pembelajaran yang sudah tersusun kemudian dievaluasi terlebih dahulu
oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II.
Garis-garis besar pembelajaran yang sudah dievaluasi oleh dosen pembimbing
kemudian dikembangkan ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 serta Silabus.
Peneliti kemudian menyusun Materi Eksperimen Fungsi Akar sebagai bahan ajar
pendukung dan sarana terlaksananya Model Conservation Scout. Pembelajaran yang
direncanakan juga mengupayakan partisipasi aktif dari setiap siswa sebagai bentuk
pelaksanaan Pendidikan Emansipatoris, oleh karena itu peneliti juga menyusun
Panduan Eksperimen Fungsi Akar untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen Fungsi
Akar kemudian digabung sebagai satu kesatuan untuk guru kelas. Bahan ajar tersebut
kemudian dikembangkan kembali oleh peneliti menjadi sebuah buku pegangan guru
dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” beserta
sampulnya. Upaya untuk memberi kemudahan guru kelas dalam memahami materi
tersebut, diwujudkan oleh peneliti dengan menyusun sebuah pengantar singkat
mengenai “Apa itu materi pendidikan dan kesadaran lingkungan”.
Materi yang sudah selesai disusun kemudian dievaluasi oleh ahli untuk
mengetahui kualitas isi materi serta untuk mendapatkan kritik dan saran dari para ahli
sebagai landasan perbaikan materi agar semakin layak digunakan. Validasi materi
dilakukan oleh satu dosen ahli IPA, satu dosen ahli bahasa, Guru kelas III A dan B.
Guru kelas III A menjadi validator juga dalam penelitian ini dikarenakan materi yang
akan digunakan oleh peneliti, merupakan hasil gabungan dari karya rekan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
bersama peneliti. Rekan peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian di kelas III
A, sehingga materi yang dikembangkan juga divalidasi oleh Guru kelas III A. Hasil
validasi materi dari Guru kelas III A pun digunakan sebagai masukan untuk
mengembangkan kualitas materi.
Validasi materi dilakukan dengan cara menyerahkan materi untuk guru dan
instrumen penilaian kepada ahli IPA, ahli bahasa, Guru kelas III. Materi yang
divalidasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III adalah materi yang disusun
khusus untuk guru, sedangkan panduan eksperimen untuk siswa divalidasi oleh siswa
kelas III B sendiri melalui kegiatan wawancara menggunakan instrumen validasi
materi eksperimen oleh siswa. Siswa yang ditunjuk untuk membaca dan mempelajari
materi eksperimen sebanyak lima siswa. Tingkat kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik dari kelima anak yang ditunjuk juga berbeda-beda, dimulai dari
kategori tinggi hingga rendah berdasarkan rekomendasi dari guru kelas III B.
Hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III, termasuk kritik
dan saran, kemudian digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki materi yang akan digunakan oleh guru. Perbaikan untuk panduan
eksperimen untuk siswa juga dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan kelima
siswa yang sudah mempelajari panduan eksperimen.
3.3.3 Implementasi
Desain materi yang sudah dilakukan validasi oleh ahli serta guru kelas dan
sudah direvisi, kemudian dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III B
SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan melibatkan siswa sebanyak 24 setelah mendapatkan
ijin dari guru kelas. Dalam proses implementasi Materi pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan, peneliti juga mengumpulkan data-data empiris tambahan
untuk mengetahui kualitas materi khususnya panduan eksperimen untuk siswa.
Peneliti melakukan kegiatan wawancara singkat kembali bersama Siswa kelas III B
SD N Jetis 1 pada waktu pelaksanaan eksperimen di luar kelas. Kegiatan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
juga dilakukan oleh peneliti selama mengimplementasikan materi untuk mengetahui
seluruh rangkaian proses implementasi materi dan hasil implementasinya.
3.3.4 Evaluasi
Seluruh rangkaian proses implementasi materi, termasuk juga hasil kegiatan
observasi dan wawancara singkat dengan siswa kemudian dianalisis kembali untuk
mengumpulkan data-data empiris. Data-data empiris yang didapatkan selama
mengimplementasikan materi kemudian dianalisis kembali untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan.
3.3.5 Revisi
Revisi materi akhir kemudian dilakukan setelah peneliti melakukan analisis
kelemahan dan kelebihan dari materi sesuai dengan hasil evaluasi. Kegiatan revisi
akhir ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas
isi materi agar semakin berkualitas, layak, dan berguna sebagai tahap akhir penelitian.
3.4 Evaluasi Materi
Evaluasi materi dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan untuk
memperoleh penilaian mengenai kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan.
3.4.1 Desain Evaluasi
Evaluasi materi dilakukan untuk mengetahui materi yang dikembangkan layak
atau tidak untuk digunakan. Evaluasi materi dilakukan melalui dua tahap, tahap
pertama adalah tahap validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, Guru kelas
III, dan siswa kelas III B. Kedua ahli dan guru menggunakan instrumen kuesioner
yang diberikan oleh peneliti untuk memberikan penilaian, kritik, dan saran terhadap
materi. Siswa melakukan validasi khusus terhadap panduan eksperimen melalui
kegiatan wawancara bersama peneliti. Hasil dari penilaian kedua ahli, guru, dan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
digunakan untuk memperbaiki Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan.
Evaluasi tahap kedua adalah evaluasi materi, yakni implementasi terhadap
materi sesudah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, kritik, dan saran dari ahli,
guru kelas, dan siswa. Implementasi akan dilakukan di kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta, untuk mengetahui kualitas, kelayakan, dan keefektifan Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Hasil evaluasi dari implementasi
materi di lapangan akan digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki materi.
3.4.2 Subjek Implementasi
Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 24
yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, menjadi subjek
implementasi materi dalam penelitian dan pengembangan Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan, fakta,
keterangan, dan informasi yang dapat dipercaya (Widoyoko, 2015: 33). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
kuesioner, dan dokumentasi.
3.5.1 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui proses
pengamatan terhadap perilaku manusia, proses kerja, ataupun gejala-gejala alam yang
melibatkan juga proses mengingat (Sugiyono, 2015: 203-205). Penelitian ini
menggunakan teknik observasi non-pastisipan, sehingga peneliti tidak ikut terlibat
langsung dalam aktivitas pembelajaran di kelas ataupun aktivitas yang dilakukan
siswa kelas III B di sekolah. Peneliti cukup mencatat data yang didapatkan kemudian
menganalisisnya untuk dibuat kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan akan materi ajar yang
berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Peneliti melakukan observasi di kelas III B
SD N Jetis 1 Yogyakarta pada saat pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan
seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sedang
berlangsung. Observasi juga dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama 4 bulan untuk mengetahui sikap serta
perilaku siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Hasil dari pengamatan pelaksanaan
pembelajaran di kelas III B kemudian dicatat oleh peneliti sebagai data awal dan terus
dikembangkan melalui proses observasi lanjutan hingga kegiatan PPL berakhir.
3.5.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab antara pewawancara dan terwawancara, baik langsung
ataupun tidak langsung dengan maksud atau tujuan tertentu (Sugiyono, 2015: 194,
Moleong, 2015: 186). Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
tidak terstruktur. Kegiatan wawancara dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman
wawancara yang berupa garis-garis besar suatu topik yang akan dipertanyakan.
Kegiatan wawancara dilakukan menggunakan instrumen wawancara dan
kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti. Wawancara ditujukan kepada
narasumber yaitu siswa kelas III B, Guru kelas III B, dan Kepala SD N Jetis 1
Yogyakarta. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan wawancara dengan kepala
sekolah adalah informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah,
ketersediaan dan penggunaan sumber serta media pembelajaran seperti materi ajar di
sekolah.
Wawancara kepada guru kelas III B dilakukan untuk mengumpulkan data
mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas, penggunaan sumber dan media
pembelajaran, kendala yang dihadapi ketika mengajarkan IPA, dan usaha yang
dilakukan. Wawancara kepada siswa kelas III B juga dilakukan untuk mengetahui
perasaan, kesulitan, dan harapan-harapan siswa selama mengikuti pembelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2015). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup, dikatakan tertutup karena peneliti sudah menyiapkan alternatif
jawaban bagi responden. Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk
memvalidasi materi yang dikembangkan. Lembar kuesioner diberikan kepada ahli
IPA dan ahli bahasa serta Guru kelas III A dan III B sebagai instrumen untuk
memvalidasi materi.
3.5.4 Dokumentasi
Kegiatan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan penelitian secara umum
dilakukan melalui aktivitas eksperimen. Pengambilan data melalui dokumentasi
selama kegiatan berlangsung, memudahkan peneliti dalam mengambil gambar dan
mengabadikan proses pelaksanaan penelitian. Hasil dari dokumentasi digunakan
sebagai data empiris untuk memperkuat hasil penelitian dan diharapkan dapat
membuat deskripsi tentang hasil penelitian menjadi lebih konkret.
3.6 Instrumen Penelitian
Meneliti pada dasarnya adalah kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek. Penelitian terhadap objek ini tentunya membutuhkan sebuah alat ukur.
Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian, oleh karena itu
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu
fenomena sosial maupun alam yang diamati (Sugiyono, 2015: 148). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.
Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan Siswa
dan Guru kelas III B serta kepala sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta terhadap materi
eksperimen. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen, perangkat
pembelajaran, dan materi eksperimen yang disusun serta dikembangkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lembar kuesioner digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III. Nilai
akhir kuesioner dari ahli dan guru digunakan oleh peneliti sebagai masukan untuk
mengembangkan materi. Kisi-Kisi wawancara analisis kebutuhan kepala sekolah,
guru, dan siswa serta kisi-kisi validasi materi eksperimen oleh siswa dapat dilihat
pada tabel 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
1
2 Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
2, 3, 4
3 Penggunaan panduan eksperimen IPA dalam pembelajaran 5, 6, 7
4 Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai
panduan/materi eksperimen yang layak digunakan
8
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
IPA
1
2 Kesulitan yang dialami guru dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA
2, 3
3 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
4, 5
4 Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
6
5 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam
eksperimen pada pembelajaran IPA
7
6 Pendapat Bapak/Ibu guru dalam penggunaan panduan/materi
eksperimen sebagai media pembelajaran
8, 9, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa kelas III B
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas 1
2 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran
IPA
2, 3
3 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan eksperimen
pada pembelajaran IPA
4
4 Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan guru 5
5 Penggunaan panduan/materi eksperimen IPA dalam
pembelajaran di kelas
6, 7, 8
6 Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen yang
menarik dan layak digunakan
9
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Minat siswa dalam membaca 1
2 Prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson
(1998:7-21) antara lain:
a. Materi dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa
b. Materi dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia
bagi siswa
c. Materi dapat mengembangkan kepercayaan diri siswa
2,5,6
3 Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen 3,4
Instrumen wawancara yang sudah disusun kemudian dilakukan validasi
terlebih dahulu kepada ahli sebelum digunakan. Validasi instrumen wawancara
dilakukan oleh ahli IPA dan ahli bahasa menggunakan lembar kuesioner. Ahli dapat
memberikan tanda centang pada skor 1,2,3, atau 4 untuk setiap masing-masing
komponen penilaian sesuai dengan pendapat ahli. Komponen penilaian validasi
instrumen wawancara dapat dirinci pada tabel 3.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara
No Komponen Penilaian Skor
Komentar/Saran 1 2 3 4
1. Kelengkapan unsur-unsur pedoman
wawancara.
2. Kesesuaian antara kisi-kisi dengan
pertanyaan yang akan diajukan.
3. Ketepatan pemilihan kata untuk
menggambarkan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.
4. Penggunaan bahasa Indonesia dan
tata tulis dalam pedoman.
Total Skor Keseluruhan
Skor terbobot = x 10
Ahli yang melakukan validasi kemudian akan memberikan skor penilaian
kepada masing-masing instrumen. Hasil validasi dari ahli kemudian disimpulkan
dengan mengkonversikan skor terbobot ke dalam tabel tabel 3.6.
Tabel 3.6 Pedoman Kelayakan Instrumen
Bobot Skor Terbobot
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan 31-40
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan akan tetapi perlu perbaikan 21-30
Keseluruhan instrumen belum layak digunakan 11-20
Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan 1-10
Hasil penghitungan validasi instrumen wawancara yang didapatkan dari ahli
IPA dan ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan Ahli Bahasa
No Nama Instrumen Ahli IPA Ahli Bahasa
1 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah 37,5 35
2 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru 37,5 37,5
3 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa 37,5 35
4 Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa 35 37,5
Skor Total 147,5 145
Rata-Rata 36,8 36,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Instrumen wawancara yang disusun peneliti sebanyak empat buah. Keempat
instrumen wawancara yang sudah divalidasi oleh ahli IPA mendapat skor rata-rata
36,8 dan mendapat skor rata-rata 36,25 dari ahli bahasa. Keseluruhan instrumen
dinyatakan sudah layak digunakan berdasarkan hasil validasi dari dua ahli, akan
tetapi tetap perlu diperbaiki sesuai saran dari validator.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa dianalisis, untuk
menganalisis maka diperlukan suatu teknik agar lebih mudah dalam mengolah dan
menginterpretasikannya. Menganalisis data merupakan suatu proses untuk mengolah
dan menafsirkan data dengan tujuan untuk menempatkan berbagai macam informasi
sesuai dengan fungsinya sehingga menjadi bermakna dan sesuai dengan tujuan
penelitian (Sanjaya, 2013). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan saran ahli serta data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil validasi instrumen wawancara.
3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif di dapat dari hasil kegiatan observasi pembelajaran di kelas.
Hasil dari kegiatan wawancara yang dilakukan bersama dengan kepala sekolah, guru,
serta siswa juga dijadikan sebagai data kualitatif untuk dianalsis. Hasil validasi dari
ahli IPA dan bahasa yang berupa kritik, komentar, dan saran juga digunakan untuk
memperbaiki kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
dengan harapan semakin baik dan layak untuk digunakan. Ahli IPA memberikan
kritik dan saran mengenai kualitas isi materi yaitu tentang pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, sedangkan ahli bahasa memberikan kritik dan saran dengan fokus
utama mengenai pengejaan, penulisan, dan tata bahasa yang digunakan dalam materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini berupa skor penilaian dari hasil validasi
materi oleh seorang ahli IPA, seorang ahli bahasa, dan guru kelas. Data yang
diperoleh akan dianalisis menggunakan kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006).
Skala yang digunakan peneliti memiliki empat pilihan, dengan pilihan skor tertinggi
tiap butir yaitu 4 dan terendah yakni 1. Keempat pilihan tersebut digunakan untuk
memperjelas pendapat validator mengenai kelayakan materi. Kategori untuk masing-
masing pilihan antara lain yaitu kategori sangat layak untuk angka 4, layak untuk
angka 3, cukup untuk angka 2, dan kurang layak untuk angka 1.
Skor yang didapatkan kemudian dikonversikan ke dalam tabel kriteria
penilaian ideal menurut Sukardjo (2006: 53). Berikut adalah tabel kriteria penilaian
ideal yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal
No. Interval Skor Kategori
1 X > Xi + 1,80 x Sbi Sangat layak
2 Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi Layak
3 Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi Cukup layak
4 Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi Kurang layak
Keterangan untuk masing-masing simbol dapat diperinci sebagai berikut:
X = Skor akhir rata-rata
Xi = Rerata ideal (dapat dicari dengan rumus:
(skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Sbi = Simpangan baku ideal (dapat dicari dengan rumus:
(skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.8, maka perlu dilakukan
penghitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Berikut adalah
penghitungan untuk menetapkan rentang skor:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Diketahui:
Skor tertinggi ideal = 4
Skor terendah ideal = 1
Rerata ideal (Xi) = (4 + 1)
= 2,5
Simpangan Baku Ideal (Sbi) = (4-1)
= 0,5
Ditanyakan:
Rentang skor= sangat layak, layak, cukup layak, dan kurang layak
Jawab:
a. Kategori Sangat Layak
X > Xi + 1,80 x Sbi
X > 2,5 + (1,80 x 0,5)
X > 2,5 + 0,9
X > 3,4
b. Kategori Layak
Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi
2,5 + (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 x 0,5)
2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4
2,8 < X ≤ 3,4
c. Kategori Cukup Layak
Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi
2,5 – (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 x 0,5)
2,5 – 0,3 < X ≤ 2,8
2,2 < X ≤ 2,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
d. Kategori Kurang Layak
Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi
2,5 – (1,80 x 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 x 0,5)
2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2
1,6 < X ≤ 2,2
Berdasarkan penghitungan skor yang telah dilakukan peneliti, maka
didapatkan rentang kriteria skor skala empat dan kategorinya untuk menilai kualitas
kelayakan materi. Kriteria skor skala empat menurut Sukardjo (2006) dapat dilihat
pada tabel 3.9, tabel tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori
penilaian yang didapatkan atas hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru.
Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat
No. Rentang Skor Kategori
1 X > 3,4 Sangat layak
2 2,8 < X ≤ 3,4 Layak
3 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup layak
4 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas dua hal utama yang berkaitan dengan pertanyaan
penelitian. Pertama, membahas proses pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Kedua, membahas deskripsi kualitas materi dalam membantu Siswa kelas III B SD N
Jetis 1 Yogyakarta agar semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan. Peneliti akan
menguraikan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut:
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Pengembangan Materi
Materi yang dikembangkan oleh peneliti berjudul “Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Proses pengembangan materi pada
penelitian ini menggunakan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson,
kelima langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Penelitian pengembangan ini diawali dengan melakukan kegiatan analisis
kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilakukan
untuk mengamati proses pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan seperti IPS
atau pun IPA di kelas. Kegiatan wawancara dilakukan pada kepala sekolah, guru
kelas, dan siswa.
4.1.1.1.1 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Peneliti
melaksanakan kegiatan PPL selama 4 bulan yakni dari hari Senin tanggal 18 Juli
2016 hingga hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. Data awal yang mendorong peneliti
untuk terus melakukan kegiatan observasi adalah saat peneliti melakukan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis 1 pada hari Selasa, 26 Juli 2016.
siswa kelas III B berjumlah 25, dengan siswa laki-laki sebanyak 11 dan 14 siswa
perempuan. Pembelajaran dimulai setelah istirahat pertama yakni pukul 09.45 WIB.
Guru mengawali pembelajaran dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu dengan
mengajak bermain tepuk tunggal dan ganda. Kegiatan bermain tepuk tangan bersama
siswa juga termasuk sebagai kegiatan motivasi. Pertanyaan mengenai pembelajaran
apa saja yang sudah dipelajari hari kemarin, diajukan oleh guru sebagai kegiatan
apersepsi.
Materi yang dipelajari pada hari itu yaitu tentang lingkungan alami dan
buatan. Materi disampaikan dengan cara tanya jawab terlebih dahulu, salah satu
pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah “apa yang dimaksud dengan lingkungan”.
Pembentukan kelompok menjadi aktivitas berikutnya, setiap siswa kemudian
berhitung dan membentuk kelompok sesuai hitungan yang diucapkan. Proses
pembentukan kelompok menggunakan hitungan tersebut membuat kelas menjadi
gaduh. Ada siswa laki-laki dan perempuan yang berteriak mengucapkan angka
kelompoknya dan ada pula siswa laki-laki yang berteriak mengucapkan angka
kelompoknya sambil berlarian. Guru selalu menegur siswa yang ramai agar siap
mengikuti pembelajaran.
Setiap siswa kemudian mengerjakan latihan soal di dalam kelompoknya
masing-masing. Latihan soal yang diberikan berupa potongan beberapa gambar
tentang lingkungan alam dan buatan, kemudian siswa menempelkan gambar-gambar
tersebut sesuai dengan jawaban. Seorang siswa yang duduk di depan peneliti, lebih
tepatnya di bangku paling belakang, baik sebelah kanan mau pun kiri, mengajak
teman kelompoknya untuk mencontek hasil jawaban kelompok lain. Ada siswa yang
duduk di bawah lantai, ada yang bermain-main dengan teman sebangkunya, dan ada
siswa yang tidak bersemangat mengikuti pembelajaran dengan hanya menyandarkan
kepala ke meja.
Guru kelas III B selalu menegur siswa secara personal. Guru menegur siswa
yang gaduh agar tenang dan siap mengikuti pembelajaran. Kelima siswa yang ramai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pun dicatat oleh guru di papan tulis. Sistem hukuman juga digunakan oleh guru yakni
menggunakan sistem pemotongan waktu istirahat. Siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran dengan tertib pun ditulis dan dikenakan poin negatif oleh guru, semakin
banyak poin yang didapatkan oleh siswa yang ramai, maka waktu istirahat yang
didapatkan oleh siswa tersebut semakin sedikit. Sistem hukuman yang diterapkan
oleh guru kelas, ternyata tidak diindahkan oleh sebagian siswa. Mereka tetap tidak
memperhatikan guru mereka ketika menjelaskan materi pembelajaran. Bunyi bel
istirahat terdengar, akan tetapi pembelajaran belum ditutup. Sekitar 15-an siswa pun
berlarian menuju pintu keluar. Guru kemudian menghentikan siswa dan meminta
mereka duduk kembali. Siswa diminta untuk membuat rangkuman pembelajaran
terlebih dahulu dan kemudian siswa dipersilahkan untuk beristirahat.
Pengalaman lain yang menjadi bahan kajian observasi adalah saat siswa kelas
III B mengikuti kegiatan “SEMUTLIS”. Program ini mengarahkan siswa untuk
meluangkan waktu selama 10 menit untuk merawat tanaman. Hari Jumat tanggal 7
Oktober 2016 siswa kelas III B mengikuti kegiatan untuk merawat lingkungan SD N
Jetis 1 dengan cara memunguti sampah, sesuai panduan dari Bapak K selaku Guru
kelas VI. Mereka bersemangat untuk mencari sampah sebanyak-banyaknya untuk
dibuang ke tempat sampah dikarenakan arahan dan instruksi dari Bapak K, yang
kemudian diminta untuk melaporkannya kepada guru kelasnya masing-masing.
Perilaku baik siswa kelas III B terhadap lingkungan sekolah setelah kegiatan
“SEMUTLIS” selesai, ternyata tidak terlihat kembali oleh mata dan perasaan peneliti
hingga kegiatan PPL selesai dilaksanakan.
Peneliti meyakini bahwa berdasarkan data awal dari hasil observasi
pembelajaran di kelas III B dan hasil observasi yang dilakukan selama peneliti
melaksanakan kegiatan PPL, pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas III B
belum mengupayakan pendidikan lingkungan sepenuhnya. Materi yang berkaitan
tentang keberagaman lingkungan alami dan buatan disampaikan sebatas ilmu
pengetahuan atau dapat dikatakan sebagai ilmu lingkungan. Siswa belum diajak
untuk memahami pentingnya lingkungan serta bagaimana hubungan manusia dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
keberagaman lingkungan alami dan buatan. Perilaku siswa kelas III B juga diyakini
belum mencapai pada tahap sadar dan peduli lingkungan sepenuhnya, berdasar pada
hasil kajian dan refleksi antara teori kesadaran menurut Bloom dan pengalaman yang
dimiliki peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL kurang lebih 4 bulan.
4.1.1.1.2 Wawancara
Peneliti melakukan kegiatan wawancara sebanyak dua kali. Wawancara
pertama dilakukan dengan tujuan untuk memperluas, memperjelas, dan mempertajam
hasil observasi, sedangkan wawancara yang kedua dilakukan untuk menganalisis
kebutuhan guru. Wawancara pertama dilakukan pada hari Jumat, 12 Agustus 2016
pukul 11.00 WIB. Wawancara dilakukan kepada Guru kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab
secara langsung dan hasilnya dicatat di buku tulis peneliti. Peneliti menggunakan
pedoman wawancara yang diberikan oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II.
Pedoman wawancara yang digunakan berjudul “Students’ need analysis”.
Topik-topik pertanyaan dalam instrumen wawancara tersebut antara lain (A) students
personal background yang kemudian dikembangkan menjadi 2 topik yaitu (1)
academic background dan (2) social and economic background. Topik selanjutnya
adalah (B) curriculum documents yang kemudian dikembangkan menjadi 4 topik
yaitu (1) type of curriculum, (2) vision and mission, (3) profile of graduates, dan (4)
profile of the course. Topik lain yang dijadikan sebagai bahan pertanyaan yakni
berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan keterlibatan
siswa khususnya dalam pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan. Garis-garis
besar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kemudian dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan
dengan lebih detail oleh guru, hal ini dikarenakan guru belum terlalu lama mengenal
kepribadian setiap siswa. Dalam pandangan guru setelah mendidik siswa kelas III B
selama 3 minggu, kemampuan mereka untuk memahami informasi-informasi yang
bersifat konkret dapat dikatakan cukup tinggi. Informasi-informasi konkret tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
antara lain tentang materi yang diajarkan melalui mata pelajaran IPA dan IPS, sebagai
contoh adalah materi tentang lingkungan alami dan buatan. Minat belajar siswa juga
tinggi pada mata pelajaran SBK, melalui mata pelajaran ini mereka dapat beraktivitas
dan berkreativitas dengan lebih bebas. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketika
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Namun
demikian, sebagian siswa kelas III B merasa kesulitan untuk memahami materi-
materi yang bersifat abstrak dan bersifat hafalan seperti materi dalam mata pelajaran
PKn yakni sumpah pemuda.
Keberagaman yang dimiliki siswa kelas III B tidak hanya dalam konteks
kemampuan akademik, melainkan juga dalam konteks sosial-ekonomi. Berdasarkan
latar belakang ekonominya, orangtua dari siswa kelas III B ada yang mengabdikan
dirinya untuk negara yakni menjadi anggota TNI, dosen, pegawai negeri sipil
sebanyak 3 orang, pedagang, menjadi buruh di tempat laundry, ibu rumah tangga,
pensiunan, wiraswasta, dan karyawan swasta. Sebagian besar dari orangtua siswa
kelas III B bekerja sebagai seorang wiraswasta dan karyawan swasta.
Tempat tinggal dari masing-masing siswa juga beragam. Ada yang berasal
dari luar Jetis dan ada yang berasal dari daerah sekitar Jetis. Mayoritas tempat tinggal
dari siswa kelas III B berasal dari daerah sekitar Jetis. Kebanyakan dari mereka
adalah anak-anak yang tumbuh besar di dusun, akan tetapi dusun yang berada pada
lingkungan perkotaan. Dusun yang berada di lingkungan perkotaan Jetis, rata-rata
tidak memiliki tanah yang cukup luas. Bangunan rumah yang satu dengan yang lain
cukup berdekatan dan tidak terlalu besar. Kondisi lingkungan sekitar rumah terlihat
kumuh dan kurang tertata, selain itu suasana daerah sekitar Jetis dirasa ramai
dikarenakan lalu lintas kendaraan yang cukup padat.
Siswa kelas III B terlihat bersemangat ketika diminta untuk melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan tumbuhan. Semangat dari setiap siswa terlihat
dari senyum dan gerakan tubuh mereka seperti saat mendapatkan hal yang mereka
sukai. Pada saat pembelajaran IPA, mereka pernah diminta untuk menanam biji
kacang hijau dalam sebuah wadah kecil. Hampir semua siswa kelas III B mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
arahan dari guru untuk menanam dan menyirami biji kacang hijau yang ditanam. Biji
kacang hijau yang sudah ditanampun disimpan di dalam kelas.
Dari hari ke hari, siswa kelas III B mulai terlihat tidak menyirami kembali
tanaman kacang hijau yang sudah tumbuh tersebut. Tanaman-tanaman yang berada di
dekat kelas III B memang terlihat segar dan terawat, akan tetapi bukan karena dirawat
oleh siswa kelas III B melainkan dirawat oleh istri penjaga SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Sekolah juga sudah menerapkan sebuah program bernama “SEMUTLIS”. Di
kelas III B sendiri, selembar kertas berisikan tulisan “SEMUTLIS” juga sudah
menempel di dinding kelas. Selembar kertas bertuliskan “SEMUTLIS”pun sudah
menempel di dinding kelas jauh sebelum siswa kelas III B melaksanakan kegiatan
menanam biji kacang hijau. Dengan adanya program “SEMUTLIS” dan perintah dari
guru, siswa kelas III B tetap tidak kembali untuk merawat tanaman kacang hijau
mereka.
Kegiatan wawancara bersama guru kelas III B yang kedua dilakukan pada hari
Rabu, 23 November 2016 pukul 08.00 WIB dengan tujuan untuk menganalisis
kebutuhan guru. Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dan saling
berbagi pengalaman melalui 8 pertanyaan utama yang diajukan oleh peneliti.
Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Proses wawancara dilaksanakan dengan cara direkam menggunakan aplikasi perekam
suara dan juga dicatat. Pertanyaan pertama diawali dengan tujuan untuk mengetahui
perasaan guru selama mengajarkan materi IPA di kelas. Beliau mengungkapkan
kebahagiaannya dengan tersenyum dan tertawa, sebab beliau merasa bahwa siswa itu
bersemangat ketika pembelajaran berlangsung dengan kegiatan praktik. Siswa merasa
senang jika praktik-praktik tersebut dilakukan sendiri oleh mereka.
Perasaan lain yang dirasakan oleh Guru kelas III B adalah sulit dalam
mengelola siswa ketika pembelajaran berlangsung. Satu pengalaman yang diceritakan
oleh beliau yakni ketika melakukan kegiatan pratikum. Pembentukan kelompok
menjadi kegiatan awal sebelum pratikum dimulai. Suasana kelas seketika menjadi
gaduh ketika pembagian kelompok berlangsung, hal ini dikarenakan beberapa siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menolak untuk bergabung dalam kelompoknya masing-masing meskipun sudah
disepakati bersama. Kesulitan lain yang dihadapi ketika hendak melaksanakan
kegiatan pratikum adalah, beberapa siswa baik siswa laki-laki dan perempuan, sering
lupa membawa alat-alat atau pun bahan untuk pratikum.
Ketersediaan sumber dan media pembelajaran juga menjadi salah satu
kesulitan lain yang dihadapi guru. Salah satu pengalaman yang diceritakan guru yaitu
ketika hendak menunjukkan video atau gambar kepada siswa dengan harapan
pembelajaran bisa lebih menarik. Guru harus bekerjasama dengan guru kelas lain
untuk bertukar kelas agar pembelajaran dengan video bisa berlangsung. Usaha
tersebut dilakukan guru dengan harapan agar siswa dapat belajar dengan lebih
nyaman dan lebih baik.
Pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru juga menggunakan metode
praktik langsung atau lebih dikenal dengan pratikum. Guru menyampaikan bahwa
pernah melakukan pratikum bersama siswa yakni waktu menanam biji kacang hijau
dan pratikum tentang sifat-sifat benda padat, cair, serta gas. Kegiatan pratikum yang
dilakukan guru tidak dilakukan dalam satu hari. Guru sudah meminta siswa untuk
menyiapkan peralatan pratikum jauh-jauh hari. Pembelajaran di kelas diyakini
sebagai kegiatan praktik dan pratikumnya berkelanjutan setelah mereka menanam.
Aktivitas siswa pada saat pratikum berlangsung bersifat individu dan
kelompok. Setiap siswa diminta untuk mengamati dan mengukur tinggi tanaman
masing-masing dengan harapan dapat melatih sikap tanggungjawab. Sikap
tanggungjawab yang hendak ditanamkan oleh guru pada diri setiap siswa dirasa
cukup sulit. Guru pun berusaha untuk menanamkan sikap tersebut dengan mengajak
siswa membaca panduan di buku paket masing-masing. Setiap siswa diminta untuk
membaca petunjuk terlebih dahulu sebelum melakukan pratikum. Namun demikian,
meskipun sudah diminta untuk membaca panduan, pasti masih ada beberapa siswa
yang merasa bingung kemudian bertanya-tanya. Guru berusaha untuk menjelaskan
kembali dengan membaca pelan-pelan sambil mencontohkan di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapat mempermudah siswa dalam
memahami pembelajaran. Pratikum akan dilakukan oleh guru di kelas jika
memungkingkan, dalam artian bahwa materi pembelajaran dapat dipraktikkan.
Ketersediaan materi pratikum juga diyakini dapat memudahkan siswa untuk
melakukan pratikum. Suatu materi pratikum atau dalam penelitian ini disebut materi
eksperimen, dalam penyusunannya perlu memenuhi beberapa kriteria yaitu
disesuaikan dengan standar kompetensi (SK), kompetesi dasar (KD), dan tidak
membahayakan bagi siswa. Materi yang bagus dan menarik akan tetapi jika
membahayakan bagi siswa itu juga kurang berguna. Pandangan lain menurut guru
tentang kriteria dalam membuat materi eksperimen adalah dibuat berwarna agar siswa
lebih tertarik. Materi berisikan langkah-langkah kegiatan beserta gambarnya. Tulisan
langkah-langkah kegiatannya harus bisa dibaca oleh siswa atau bisa juga dibuat
berwarna-warni, tentunya akan lebih menarik bagi siswa untuk dibaca.
Pada hari yang sama, yakni hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.40 WIB,
peneliti melakukan wawancara kepada lima siswa kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta berdasarkan rekomendasi dari guru kelas. Kelima siswa yang
diwawancarai terdiri dari tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Kemampuan
akademik yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut berbeda, mulai dari yang tinggi
hingga rendah. Dasar penentuan kemampuan yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut
diyakini guru berdasar pada data rapor dari masing-masing siswa. Wawancara
dilakukan secara langsung dan bergantian. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
sebanyak 9 pertanyaan utama yang kemudian dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan hasilnya dicatat oleh peneliti.
Siswa pertama yang diwawancarai peneliti berinisial R. Pertanyaan awal yang
diajukan peneliti yaitu mengenai perasaan R selama mengikuti pembelajaran IPA.
Menurut R, perasaan yang muncul dalam dirinya baik-baik saja. Peneliti mencoba
untuk mendalami maksud perasaan baik-baik saja yang dirasakan R, akan tetapi dia
tetap menjawab “pokoknya baik-baik saja”. Perasaan lain yang muncul yaitu pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
merasa sulit untuk mengikuti pembelajaran IPA. Materi yang diajarkan selama
pembelajaran dirasa kurang jelas olehnya.
Kegiatan pratikum juga pernah diikuti oleh R, khususnya pratikum IPA.
Materi yang diajarkan oleh guru melalui pratikum tersebut, dapat dipahami olehnya.
Panduan pratikum IPA juga digunakan oleh guru pada saat pratikum berlangsung.
Ketersediaan panduan pratikum atau dalam penelitian ini disebut panduan eksperimen
dibutuhkan olehnya. Menurut R, adanya panduan eksperimen dapat membuatnya
lebih pintar. Kriteria panduan eksperimen yang diinginkannya itu yang jelas,
kemudian peneliti menginterpretasikan maksud kata jelas ini adalah dari segi
bahasanya mudah dibaca dan dipahami. Interpretasi dari peneliti pun disetujui oleh R
dengan menganggukkan kepala, kemudian menambahkan jawabannya dengan
berkata “yang terpenting bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia bukan Bahasa
Jawa”.
Narasumber berikutnya adalah siswa yang berinisial T. Perasaan T selama
mengikuti pembelajaran IPA itu biasa saja. Peneliti mencoba untuk mendalami
maksud perasaan biasa saja yang dirasakan T, akan tetapi dia tetap menjawab “ya
biasa saja”. Perasaan lain yang muncul dalam diri T adalah pernah merasa sulit untuk
mengikuti pembelajaran IPA, dapat dikatakan juga kadang-kadang. Materi yang
diajarkan oleh guru selama pembelajaran dirasa sulit olehnya sehingga membuatnya
bingung.
T mengakui bahwa dirinya pernah mengikuti kegiatan pratikum IPA. Materi-
materi yang diajarkan selama pembelajaran oleh guru dirasa kurang jelas. T juga
menjawab bahwa gurunya ketika mengajar IPA di kelas menggunakan panduan
eksperimen. Pertanyaan mengenai kebutuhan akan panduan eksperimen IPA dijawab
olehnya dengan jawaban lantang “sangat butuh”. Menurut T, dengan membaca
panduan eksperimen dapat membantu memudahkan dalam memahami materi yang
diajarkan. Panduan eksperimen yang diinginkan yaitu panduan yang berisikan
penjelasan di setiap langkah-langkahnya. Langkah-langkah kegiatan dalam panduan
itu harus jelas dan tidak singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
D adalah inisial siswa ketiga yang diwawancarai oleh peneliti. D merasa
senang selama mengikuti pembelajaran IPA. Tidak hanya merasa senang, akan tetapi
D juga merasa kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA. Kesulitan yang
dialami oleh D yaitu saat memahami materi pembelajaran dikarenakan kurang jelas.
Selama mengikuti pembelajaran, D juga pernah mengikuti kegiatan pratikum. Materi
yang diajarkan oleh gurunya dapat dipahami olehnya. Menurut D, Guru kelasnya
menggunakan panduan pratikum IPA pada saat mengajar di kelas.
Jawaban singkat yang D berikan dengan berkata “iya, sangat butuh”, tentulah
menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti tentang kebutuhan panduan eksperimen.
Panduan eksperimen menurut D, dapat membantu untuk memahami materi yang
diajarkan menjadi lebih jelas. Panduan esperimen dengan bahasa yang mudah
dimengerti adalah panduan yang diinginkan oleh D.
Siswa ke empat yang diwawancarai oleh peneliti berinisial J. Jawaban dari J
tentang perasaannya selama mengikuti pembelajaran IPA sama seperti T yakni “biasa
saja”. J juga mengakui bahwa dirinya pernah menemui kesulitan pada saat mengikui
pembelajaran IPA. Materi yang kurang jelas menjadi alasan bagi J ketika dihadapkan
pada pertanyaan tentang kesulitan. J juga berpendapat bahwa guru kelas III B
menggunakan panduan ketika pratikum IPA berlangsung. Pertanyaan tentang
kebutuhan panduan eksperimen IPA juga dijawab dengan lantang oleh J, “iya, sangat
butuh”. Berkat membaca panduan eksperimen, menurutnya bisa memperjelas materi
yang diajarkan oleh guru. Panduan yang berisi gambar-gambar beserta keterangan
yang mudah dipahami, menjadi panduan eksperimen yang diinginkan oleh J.
Seorang siswa berinisial D adalah siswa terakhir yang diwawancarai oleh
peneliti. Kesempatan yang diberikan peneliti untuk mengungkapkan perasaannya
selama mengikuti pembelajaran IPA, ditanggapi singkat dengan menjawab baik-baik
saja. Berbeda dengan keempat temannya yang lain, D merasa bahwa dirinya sering
menemui kesulitan waktu mengikuti pembelajaran IPA. Materi yang dia terima
selama pembelajaran belum dapat dia pahami, sehingga sering membuat dia bingung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Jawaban ragu juga dia berikan ketika ditanya oleh peneliti mengenai keikutsertaan
dalam kegiatan pratikum di kelas, dia menjawab pernah tetapi sedikit lupa.
Berbeda dengan jawabannya tentang keikutsertaannya dalam kegiatan
pratikum yang sedikit lupa, ketika ditanya tentang panduan yang digunakan oleh guru
pada saat mengajar juga dibenarkan olehnya dengan berkata “iya, Bu Guru
menggunakan”. Pertanyaan akan kebutuhan panduan eksperimen juga ditanggapi oleh
D dengan menjawab “iya, sangat butuh”. Menurutnya, dengan membaca panduan
eksperimen dapat membuat dirinya pintar. Dalam pandangan D, panduan eksperimen
yang diinginkannya adalah panduan yang berisikan tulisan-tulisan yang jelas dengan
huruf yang besar. Keinginan D untuk membaca panduan eksperimen yang berbentuk
kotak atau persegi panjang, menjadi suatu ungkapan perasaan yang dijadikan
masukan bagi peneliti.
Peneliti kemudian melakukan kegiatan wawancara lain yakni wawancara
analisis kebutuhan kepala sekolah. Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Kamis,
01 Desember 2016 pukul 08.00 WIB bersama dengan Kepala SD N Jetis 1
Yogyakarta. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara langsung di Ruang Kepala SD
N Jetis 1 dengan jumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 8
pertanyaan utama. Proses wawancara yang berlangsung tidak direkam oleh peneliti,
dikarenakan Kepala Sekolah menghendaki diskusi dengan santai dan cukup dicatat
saja. Namun demikian, apabila jawaban dari beliau kurang memuaskan, peneliti
diminta untuk langsung bertanya kepada kepala sekolah kembali supaya terjalin juga
tali silaturahmi.
Kegiatan wawancara diawali dengan pertanyaan awal mengenai pelaksanaan
kegiatan pratikum atau eksperimen IPA di SD N Jetis 1. Kuantitas sering atau
tidaknya pelaksanaan kegiatan tersebut dijawab dengan pendapat subjektif dan
objektif. Jawaban subjektif beliau sampaikan dengan dasar perkiraan beliau selama
mengamati guru-guru SD N Jetis 1 saat mengajar. Guru-guru diyakini sering
melakukan kegiatan pratikum dengan menggunakan alat peraga. Jawaban objektif
yang disampaikan oleh beliau didasarkan pada aturan pelaksanaan supervisi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Beliau menambahkan bahwa dalam satu semester itu wajib dilaksanakan supervisi
sebanyak dua kali. Dalam pengamatannya saat melakukan supervisi, guru-guru sering
menggunakan kegiatan praktik pada saat pembelajaran.
Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar khususnya pratikum diyakini
juga oleh kepala sekolah tidak bisa lepas dari namanya kesulitan, baik dari faktor
siswa, sumber belajar, atau pun media pembelajarannya. Keterbatasan media
pembelajaran yang ada di sekolah menjadi penghambat terwujudnya pembelajaran
yang efektif. Media pembelajaran khususnya alat peraga yang ada di SD N Jetis 1
dirasa kurang mendukung dan tidak lengkap. Alat-alat peraga yang ada di sekolah
kebanyakan sudah rusak karena dimakan usia, dalam hal ini dapat ditafsirkan dengan
sederhana yakni dikarenakan sudah lama, sudah tua, sehingga rusak dimakan rayap.
Sekolah selalu berusaha untuk menjaga dan menyelamatkan seluruh asset-aset
sekolah yang berharga termasuk alat peraga. Keterbatasan dana menjadi alasan bagi
sekolah sehingga sekolah tidak mampu menyelamatkan seluruh asset-aset sekolah
yang berharga dan sudah berumur tua tersebut. Beberapa media pembelajaran dan
alat peraga yang bisa diselamatkan sekolah, disimpan dan dirawat dalam almari di
laboratorium IPA. Guru-guru di SD N Jetis 1 selalu berusaha untuk mengatasi
kesulitan tersebut dengan cara memperbaiki alat peraga yang bisa diperbaiki dengan
menggunakan dana bantuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)/Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA). Guru dituntut agar kreatif mempersiapkan
media pembelajaran lain apabila media yang rusak tidak bisa diperbaiki.
Guru-guru di SD N Jetis 1 selama melaksanakan kegiatan pratikum dipastikan
menggunakan panduan oleh kepala sekolah. Buku paket yang dimiliki oleh guru dan
siswa dijadikan sebagai buku pegangan pada saat pratikum, sebab di dalam buku
paket sudah terdapat panduan-panduan pratikum untuk setiap materi yang dapat
dipraktikkan. Guru bertugas untuk menjalankan dan membimbing siswa untuk
melaksanakan kegiatan pratikum berdasarkan panduan. Tanggungjawab lain yang
perlu dilaksanakan oleh guru adalah mencari referensi-referensi lain untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
mengembangkan materi yang sudah ada atau mempersiapkan panduan pratikum
sendiri apabila dalam buku paket tidak ada .
Dalam pandangan Kepala Sekolah, keberadaan panduan eksperimen itu
penting baik bagi guru dan bagi siswa. Guru-guru bisa saja merasa kerepotan ketika
panduan eksperimen tidak tersedia. Antisipasi yang dilakukan oleh beberapa guru
terkait kebutuhan panduan eksperimen yakni dengan membuat panduannya sendiri.
Ibu P selaku guru kelas I A contohnya, beliau selalu mempersiapkan dan
menggunakan media pembelajaran hampir setiap hari. Penggunaan media
pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat anak-anak merasa bahagia pada
saat belajar. Rasa bahagia yang hadir dalam diri anak tentunya dapat membantu anak
untuk lebih mudah memahami pembelajaran.
Kepala Sekolah berharap bahwa ketersediaan panduan dan pelaksanaan
pratikum atau dalam penelitian ini disebut eksperimen, tidak hanya berbentuk
verbalisme. Perkembangan kemampuan psikomotorik anak seperti audio-visual, dapat
berkembang pula dengan adanya kegiatan eksperimen. Anak-anak diharapkan dapat
melihat, membaca, mendengar, dan melakukan praktik langsung. Kegiatan praktik
langsung yang dilakukan anak-anak nantinya diharapkan menjadi pengalaman baru
dan anak bisa belajar hal-hal baru (learning by doing).
Penyusunan panduan eksperimen menurut kepala sekolah perlu
memperhatikan berbagai macam kriteria. Beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar
materi eksperimen dikatakan layak digunakan antara lain adalah sesuai dengan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), sesuai dengan kurikulum yang
digunakan sekolah, alat peraga harus sinkron dengan materi, terdapat petunjuk
penggunaannya, dan terdapat gambar-gambar. Kriteria lain yang disampaikan oleh
beliau antara lain adalah suatu materi eksperimen tidak membahayakan anak-anak,
bisa bermanfaat bagi sekolah, dan tidak terlalu mahal. Beliau juga menyampaikan
saran, bahwa seorang penyusun materi perlu kreatif mencari berbagai macam
referensi dan mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada anak-
anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Peneliti meyakini bahwa berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan
dengan Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1, dapat
dikatakan bahwa ketersediaan sumber dan media pembelajaran bagi guru dan siswa
khususnya untuk pembelajaran IPA itu terbatas. Guru mengalami kesulitan untuk
mengajarkan materi sedangkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi
pembelajaran IPA ketika dipelajari secara tekstual. Materi dan panduan eksperimen
IPA dibutuhkan oleh guru, siswa, dan sekolah untuk mempermudah pelaksanaan
pembelajaran IPA.
Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan,
peneliti menarik kesimpulan bahwa sekolah, guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta membutuhkan materi dan panduan eksperimen IPA untuk mempermudah
pelaksanaan pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA yang berlangsung masih sebatas
pada konsep ilmu lingkungan dan belum mengupayakan pendidikan lingkungan
sepenuhnya. Materi dan panduan yang diharapkan oleh sekolah, guru, dan siswa kelas
III B antara lain sesuai dengan kurikulum, SK dan KD, berisikan langkah-langkah
kegiatan yang jelas beserta gambar-gambarnya, bentuk hurufnya dapat dibaca dengan
mudah, berbentuk kotak atau persegi panjang, tidak membahayakan, tidak terlalu
mahal ketika dibuat kembali, berwarna-warni, dan bermanfaat atau berguna bagi
pembaca khususnya dapat membimbing anak agar peduli terhadap lingkungan.
4.1.1.2 Desain
Desain merupakan langkah lanjutan setelah peneliti melakukan analisis
kebutuhan khususnya kebutuhan siswa. Peneliti mengawali kegiatan desain dengan
mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip pengembangan materi menurut
Tomlinson. Sepuluh (10) prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005)
yang diyakini relevan dengan penelitian ini, digunakan oleh peneliti untuk mendesain
materi pembelajaran. Proses pendesainan materi dalam penelitian ini sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.1.1.2.1 Desain Materi Sebelum Divalidasi
Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
dilakukan berdasarkan data analisis kebutuhan dan prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson. Pengembangan materi dilakukan sebagai usaha untuk
memberikan pendidikan lingkungan bagi Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Peneliti memilih mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sarana untuk
memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa kelas III B. Materi pembelajaran
pada “Bab XIII. Cara Manusia Dalam Memelihara dan Melestarikan Alam”
digunakan peneliti sebagai dasar penyusunan isi materi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun garis-
garis besar pembelajaran. Garis-garis besar pembelajaran disusun berdasarkan
panduan lembar students’ need analysis pemberian dosen pembimbing. Panduan
tersebut berisikan beberapa poin, antara lain yakni poin C yang berisikan standar
kompetensi (SK), poin D berisikan kompetensi dasar (KD), poin E berisikan
indikator, dan poin F yang berisikan poin-poin inti kegiatan pembelajaran. Poin-poin
utama dalam panduanpun sebelumnya dikembangkan menjadi Silabus pembelajaran,
sehingga dapat disimpulkan bahwa garis-garis besar pembelajaran juga
dikembangkan berdasarkan Silabus. Materi pembelajaran yang akan dikembangkan
oleh peneliti adalah “Perilaku Manusia yang Peduli Lingkungan”. Garis-garis besar
pembelajaran yang sudah tersusun kemudian dikoreksi terlebih dahulu oleh Dosen
Pembimbing Skripsi I dan II.
Garis-garis besar pembelajaran yang sudah dikoreksi oleh dosen pembimbing
kemudian dikembangkan ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Penggunaan model RPP berdasarkan Kurikulum 2006 didasarkan pada kebutuhan
kurikulum yang digunakan di kelas III SD N Jetis 1 Yogyakarta yakni menggunakan
Kurikulum KTSP 2006 Tematik. Namun demikian, dikarenakan keterbatasan waktu
dan demi terwujudnya pendidikan lingkungan yang efektif melalui pembelajaran di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sekolah, maka peneliti memutuskan untuk menyusun RPP sesuai dengan KTSP 2006
dan tidak dibuat secara tematik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan menggunakan
Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Model Conservation Scout, Metode
tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, dan eksperimen sederhana, serta
Teknik pembelajaran kampanye dan peer tutoring. Peneliti kemudian menyusun dan
mengembangkan sebuah Materi Eksperimen yang berjudul “Fungsi Akar” sebagai
bahan ajar pendukung dan sarana terlaksananya Model Conservation Scout. Materi
eksperimen tersebut merupakan hasil tugas akhir Mata Kuliah Pembelajaran Inovatif
IPA 1 karya pribadi dari peneliti dengan bimbingan dari dosen pembimbing.
Pembelajaran yang direncanakan juga mengupayakan terwujudnya Pendidikan
Emansipatoris, oleh karena itu peneliti juga menyusun sebuah Panduan Eksperimen
“Fungsi Akar” untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen “Fungsi
Akar” kemudian digabung sebagai satu kesatuan untuk guru kelas. Bahan ajar
tersebut dikembangkan peneliti menjadi sebuah buku pegangan guru dengan judul
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” beserta sampulnya.
Pengantar singkat mengenai materi kemudian ditambahkan oleh peneliti untuk
menambah isi dari materi. Materi tersebut dikembangkan peneliti menggunakan
program komputer Microsoft Word 2010 dan Microsoft Publisher 2010.
Sharing yang dilakukan peneliti dengan rekan peneliti yakni Adelia Surya
Putri sebelum melakukan validasi materi, mendorong peneliti untuk membuat
keputusan lain. Materi yang disusun oleh peneliti berupa RPP, Silabus, dan Materi
Eksperimen pada awalnya didesain untuk satu kali pertemuan pembelajaran. Hasil
dari kegiatan observasi pembelajaran di kelas III A yang disampaikan rekan peneliti
ternyata memiliki kesimpulan yang sama dengan hasil observasi yang dilakukan
peneliti. Analisis kebutuhan yang sama dari kelas III A dan B mendorong peneliti dan
rekan untuk menyatukan karya masing-masing, yakni RPP, Silabus, dan Materi
Eksperimen menjadi satu kesatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Bentuk akhir dari desain materi yang dikembangkan oleh peneliti bersama
rekan peneliti menjadi dua buah RPP, dua buah Silabus, dan dua buah Materi
Eksperimen, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan selama dua hari. RPP H 1
dan H2 menggunakan aspek memahami dan menganalisis untuk ranah pengetahuan,
aspek merespon dan bertanggungjawab dalam RPP H 2 sedangkan aspek menghargai
dalam RPP H 1 untuk ranah sikap, aspek respon terpimpin dalam RPP H 1 dan H2,
aspek persepsi, dan aspek adopsi dalam RPP H 2 untuk ranah perilaku menurut
Bloom (Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014).
Aplikasi Microsoft Word 2010 digunakan peneliti untuk menyusun materi.
Jenis font yang digunakan dalam materi antara lain Times New Roman, Comic Sans
MS, dan Segoe Print. Penggunaan setiap jenis font disesuaikan kebutuhan materi
sehingga bentuk tulisan dalam materi terlihat bervariasi. Aplikasi Microsoft Publisher
2010 digunakan untuk menyusun sampul depan dari materi. Komponen dari materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan antara lain, pertama yakni
sampul, kedua yakni isi, dan ketiga yakni penutup.
Komponen pertama dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan adalah sampul. Sampul didesain sendiri oleh peneliti bersama rekan
dengan menggunakan program komputer Microsoft Publisher 2010. Isi dalam sampul
materi antara lain Logo Universitas Sanata Dharma berwarna orange yang berada
pada bagian tengah atas dan judul dari materi yang menggunakan WordArt style
berwarna Hijau. Bagian bawah dari judul materi terdapat gambar kedua buah tangan
sedang memegang tumbuhan yang hidup dengan tanah sebanyak dua buah tangan.
Gambar yang ada pada sampul di dapat dari (http://www.canstockphoto.com/plant-in-
hands-1242008.html). Makna yang terkandung pada gambar adalah mengajak siapa
saja yang melihat atau pun yang membaca materi untuk merawat tumbuhan.
Nama lengkap dari peneliti yakni “Paulus Yuli Suseno” dan rekan “Adelia
Surya Putri” juga menghiasi sampul materi. Identitas peneliti ditulis dengan jenis font
Harlow Solid Italic berwarna putih dan berada pada bagian bawah gambar. Isi
terakhir dari sampul materi adalah nama institusi pendidikan di mana peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dibimbing yakni “PGSD Universitas Sanata Dharma”. Background dari sampul
materi berwarna hitam, akan tetapi seluruh isi materi dapat dilihat dan dibaca
dikarenakan warna pada setiap tulisan dan gambar sudah disesuaikan. Gambar desain
sampul materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada gambar 4.1.
Komponen kedua dari materi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan adalah isi. Isi materi yang dikembangkan peneliti dan rekan peneliti
terbagi atas pengantar materi, daftar isi, Silabus hari pertama dan hari kedua, RPP
hari pertama dan hari kedua, Materi Eksperimen “Penyebab Banjir, dan Materi
Eksperimen “Fungsi akar. Materi dalam RPP hari pertama dan hari kedua saling
berhubungan, sehingga seluruh isi materi merupakan satu kesatuan dan saling
melengkapi. Pengantar materi yang disusun oleh peneliti dapat dibaca terlebih dahulu
sebagai gambaran awal untuk memahami isi materi.
Pengantar materi yang disusun terdiri dari tiga halaman. Pembuatan pengantar
materi bertujuan tujuan untuk memberikan penjelasan singkat mengenai latar
belakang, proses, isi, dan kelebihan materi sebagai kerangka berpikir memahami
materi. Silabus pembelajaran hari pertama dan kedua menjadi isi selanjutnya. Standar
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Pengalaman belajar, alokasi waktu,
penilaian, sumber dan media pembelajaran menjadi isi dari Silabus hari pertama dan
kedua. Pada kolom penilaian, terdapat penjabaran menjadi jenis tagihan, teknik, dan
instrumen penilaian. Isi dari Silabus menjadi pedoman dalam mengembangkan RPP
H 1 dan RPP H 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hari pertama menjadi isi selanjutnya
setelah Silabus. Format penyusunan RPP yang digunakan rekan peneliti yakni
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Proses penyusunan
RPP juga melandaskan diri pada kaidah-kaidah dalam Standar Isi, Proses, dan
Penilaian. Komponen-komponen yang ada dalam RPP H 1 antara lain identitas RPP,
Standar Kompetensi, Indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tujuan
pembelajaran. Indikator kognitif sebagai kerangka utama pembelajaran terdiri dari
dua indikator, yakni mengidentifikasi kerusakan alam dan faktor penyebab kerusakan
alam. Indikator afektif dan psikomotor yang disusun masing-masing sebanyak satu
indikator, dengan harapan dapat memberikan pendidikan kesadaran dan kepedulian
lingkungan. Alokasi waktu pembelajaran yang direncanakan yaitu selama 2x35
menit.
“Kerusakan alam dan cara menjaga kelestarian alam” menjadi materi
pembelajaran yang dipelajari bersama-sama. Dalam usaha memahami materi
pembelajaran, rekan peneliti mengkombinasikan Pendekatan PPR, Model
Consercation Scout (CS), metode ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab,
penugasan, dan eksperimen. Terdapat juga media, alat, dan sumber belajar yang
digunakan dalam pembelajaran khususnya untuk melaksanakan kegiatan eksperimen
“Penyebab Banjir”. Sumber belajar yang digunakan didapatkan dari buku teks dan
juga internet.
Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengaplikasikan Pendekatan PPR,
Model CS, dan Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK). Lagu “Kerusakan
Alam” dengan nada Lagu Becak, dinyanyikan bersama-sama untuk mengawali
pembelajaran. Siswa kemudian diajak untuk melihat kerusakan alam yakni banjir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Konteks banjir menjadi fokus utama pembelajaran hari pertama. Siswa bersama guru
kemudian melakukan eksperimen bersama di dalam kelompok masing-masing
menggunakan Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”. Panduan eksperimen disusun
berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang dilakukan kepada 4 siswa kelas
III A.
Panduan yang digunakan siswa dibuat dengan kertas berukuran A4. Alat dan
bahan yang digunakan selama penelitian, dilengkapi dengan gambar-gambar
dokumentasi pribadi rekan peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” juga disertai dengan gambar-gambar
dokumentasi pribadi. Materi eksperimen yang digunakan guru sedikit berbeda dengan
panduan untuk siswa. Materi yang digunakan guru juga berisikan deskripsi singkat
mengenai latar belakang penyusunan materi dan kelebihan materi eksperimen.
Referensi-referensi yang digunakan dalam penyusunan materi juga dilampirkan
sebagai daftar referensi. Gambar yang digunakan pada sampul panduan eksperimen
“Penyebab Banjir” didapatkan rekan dari http://s-media-cache-ak0.pinimg.com.
Background pada halaman isi panduan berupa gambar hutan didapatkan rekan dari
http://pageborders.org/download/forest/border/.
Setiap siswa mengerjakan LKS di dalam kelompok masing-masing setelah
bereksperimen. Bersama dengan guru, siswa juga diajak untuk merangkum dan
merefleksikan pembelajaran. Lembar refleksi dengan cara kerja wemarnai bagian
tumbuhan pohon cemara, digunakan untuk mengetahui perasaan dan pemahaman
siswa akan materi. Pembelajaran ditutup setelah setiap siswa menentukan aksi mereka
masing-masing. Penilaian terhadap seluruh proses pembelajaran menggunakan jenis
penilaian tes dan nontes dengan teknik tertulis untuk menilai kemampuan kognitif,
unjuk kerja untuk psikomotorik, dan observasi untuk afektif. Rubrik penilaian dan
pedoman penskoran juga disiapkan untuk menilai ketiga kemampuan inti tersebut.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hari kedua (RPP H 2) menjadi isi
selanjutnya setelah RPP H 1. Proses penyusunan komponen-komponen yang ada
dalam RPP H 2 juga didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2006 dan Standar Isi, Proses, serta Penilaian. Komponen tersebut antara lain identitas
RPP, Standar Kompetensi, Indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tujuan
pembelajaran. Indikator kognitif sebagai kerangka utama pembelajaran terdiri dari
dua indikator yakni mengidentifikasi 4 cara memelihara lingkungan dan menganalisis
4 manfaat memelihara tumbuhan. Terdapat dua indikator afektif dan tiga indikator
psikomotorik yang disusun oleh peneliti. Kedua indikator afektif disusun oleh peneliti
dengan melandaskan teori tentang membangun kesadaran menurut Bloom
(Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014) dengan harapan dapat memberikan pendidikan
kesadaran dan kepedulian lingkungan. Alokasi waktu pembelajaran yang
direncanakan yaitu selama 2x35 menit.
“Perilaku manusia yang peduli lingkungan” menjadi materi pembelajaran
yang dipelajari bersama-sama. Dalam usaha memahami materi pembelajaran, peneliti
mengkombinasikan Pendekatan PPR, Model Consercation Scout (CS), metode
diskusi, demonstrasi, tanya jawab, penugasan, dan eksperimen sederhana. Terdapat
juga media, alat, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran khususnya
untuk melaksanakan kegiatan eksperimen “Fungsi Akar”. Sumber belajar yang
digunakan didapatkan dari buku teks dan juga internet.
Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengaplikasikan Pendekatan PPR,
Model CS, dan Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK). Lagu “Lihat
Kebunku” dinyanyikan bersama-sama untuk mengawali pembelajaran. Gambar
sebuah kebun yang penuh dengan bunga dan kebun kosong menjadi penghantar agar
siswa memahami konteks yang diajarkan yakni tentang tumbuhan. Pengalaman yang
akan didapatkan siswa diawali dengan tugas untuk menuliskan 4 cara memelihara
lingkungan. Siswa bersama guru kemudian melakukan eksperimen bersama di dalam
kelompok masing-masing menggunakan Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”.
Panduan eksperimen disusun berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang
dilakukan kepada 5 siswa kelas III B. Dialog menjadi kegiatan yang mendominasi
pembelajaran, untuk mewujudkan Pendidikan Emansipatoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Panduan yang digunakan siswa dibuat dengan kertas berukuran A4. Alat dan
bahan yang digunakan selama penelitian, dilengkapi dengan gambar-gambar
dokumentasi pribadi peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan
eksperimen “Fungsi Akar” juga disertai dengan gambar-gambar dokumentasi pribadi.
Materi eksperimen yang digunakan guru sedikit berbeda dengan panduan untuk
siswa. Materi yang digunakan guru juga berisikan deskripsi singkat mengenai latar
belakang penyusunan materi dan kelebihan materi eksperimen. Referensi-referensi
yang digunakan dalam penyusunan materi juga dilampirkan sebagai daftar referensi.
Gambar pohon berakar sebagai sampul panduan eksperimen “Fungsi Akar”
didapatkan oleh peneliti dari http://elipart-library.com/cartoon-tree-roots.html yang
kemudian dikombinasikan dengan gambar seorang perempuan yang sedang
menyiram tanaman sebagai background dari isi panduan. Gambar background
tersebut didapatkan peneliti dari http://pageborders.org/download/flower/border/.
Setiap siswa mengerjakan LKS di dalam kelompok masing-masing setelah
bereksperimen. Bersama dengan guru, siswa juga diajak untuk menyimpulkan
kegiatan eksperimen dan merefleksikan pembelajaran. Bentuk akhir refleksi siswa itu
berbeda dengan RPP H 1, pada RPP H 2 siswa akan merefleksikan pengalaman
belajar melalui karya seni yang mereka buat sendiri. Karya seni yang dibuat dapat
berupa poster ataupun puisi. Hasil dari karya seni siswa kemudian digunakan sebagai
tindak lanjut untuk melakukan peer tutoring kepada 5 orang di sekitar mereka.
Pembelajaran ditutup setelah setiap siswa sudah menentukan aksi mereka masing-
masing. Penilaian terhadap seluruh proses pembelajaran menggunakan jenis penilaian
tes dan nontes dengan teknik tertulis untuk menilai kemampuan kognitif, unjuk kerja
untuk psikomotorik, dan observasi untuk afektif. Rubrik penilaian dan pedoman
penskoran juga disiapkan untuk menilai ketiga kemampuan inti tersebut. Isi dari
materi secara umum dapat dilihat pada gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Komponen terakhir dari materi adalah penutup. Penutup pada bagian akhir
materi berisikan biografi peneliti dan rekan. Biografi yang dijelaskan oleh peneliti
antara lain nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan yang telah ditempuh
dan sedang ditempuh, kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.
4.1.1.2.2 Desain Materi Setelah Divalidasi
Desain materi yang telah disusun oleh peneliti dan rekan kemudian dilakukan
validasi. Proses validasi materi dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu ahli IPA dan ahli
bahasa serta Guru Kelas III A dan III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi oleh ahli
dan guru dilakukan untuk mengetahui kualitas materi, apakah sudah layak digunakan
atau belum. Validasi ahli tersebut menggunakan pedoman penskoran skala empat
menurut Sukardjo (2006). Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian yang
merupakan satu kesatuan kemudian dipisah menjadi dua bagian. Bagian pertama
yakni RPP H 1 dan RPP H 2, divalidasi dengan menggunakan instrumen validasi
perangkat pembelajaran. Bagian kedua yakni Materi Eksperimen “Penyebab Banjir
dan “Fungsi Akar”, divalidasi dengan menggunakan instrumen validasi kualitas
materi eksperimen.
Instrumen yang digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru untuk
memvalidasi materi yang dikembangkan peneliti adalah sama. Peneliti dan rekan
meyakini bahwa meskipun latar belakang keahlian dari masing-masing ahli tidak
sama, akan tetapi penilaian, komentar, dan saran dari masing-masing validator dirasa
berharga bagi kemajuan karya dalam penelitian ini. Instrumen validasi perangkat
pembelajaran terdiri dari 9 aspek penilaian. Kesembilan aspek tersebut antara lain (1)
identitas RPP, (2) perumusan indikator keberhasilan belajar, (3) perumusan tujuan,
(4) pemilihan dan pengorganisasian materi, (5) pemilihan sumber/media belajar, (6)
kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil belajar, (8) Lembar Kerja Siswa, dan (9)
Penggunaan bahasa tulis. Instrumen validasi kualitas materi eksperimen terdiri dari 5
aspek penilaian. Kelima aspek penilaian tersebut antara lain (1) identitas, (2) isi,
(3) tampilan, (4) bahasa, dan (5) penggunaan serta penyajian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Validator pertama pada penelitian ini adalah ahli Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Materi diserahkan kepada ahli untuk divalidasi pada tanggal 21 November
2016. Hasil validasi yang diberikan oleh ahli IPA dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Materi oleh Ahli IPA
Validator
Skor Rata-
Rata Kategori
RPP Materi
Eksperimen
Ahli IPA 3,82 3,81 3,81 Sangat Layak
Skor total yang diberikan oleh ahli IPA untuk kualitas perangkat pembelajaran
berdasarkan tabel 4.1 yaitu 3,82 dan skor total untuk kualitas materi eksperimen yaitu
3,81. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan peneliti
masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi
sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli IPA digunakan oleh
peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Komentar, saran, dan revisi untuk
materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3, 4.4,
4.5, 4.6, 4.7, 4.8.
Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi
No Komentar dan Saran Revisi
1 Perangkat pembelajaran secara umum sudah
bagus, yang perlu dilengkapi yaitu penjelasan
tentang pendekatan, metode, dan model
pembelajaran.
Melengkapi materi dengan menyusun
penjelasan tentang Pendekatan PPR, metode,
dan Model Pembelajaran Conservation Scout.
2 Materi eksperimen secara keseluruhan sudah
bagus. Media sampah daun sebaiknya
menggunakan daun yang sudah kering.
Menambahkan keterangan sampah daun
kering pada rincian media untuk poin (g).
3 Lebih baik dicarikan lampiran gambar kebun
yang penuh dengan bunga dari Indonesia.
Mengganti gambar kebun yang penuh dengan
bunga pada lampiran gambar dengan gambar
taman PGSD USD hasil dokumentasi pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Bagian-bagian dari materi yang diperbaiki oleh peneliti atas saran dari ahli
IPA dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Sebelum Direvisi
Gambar 4.4 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Setelah Direvisi
Gambar 4.5 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Sebelum Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.6 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Setelah Direvisi
Gambar 4.7 Gambar Kebun Penuh dengan Bunga Pada RPP H2 Sebelum Direvisi
Gambar 4.8 Gambar Kebun Penuh dengan Bunga Pada RPP H2 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Materi yang dikembangkan peneliti juga divalidasi oleh ahli bahasa. Materi
diserahkan kepada ahli bahasa untuk divalidasi pada tanggal 28 November 2016.
Hasil validasi yang diberikan oleh ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi oleh Ahli Bahasa
Validator
Skor Rata-
Rata Kategori
RPP Materi
Eksperimen
Ahli Bahasa 3,85 3,96 3,90 Sangat Layak
Skor total yang diberikan oleh ahli bahasa untuk kualitas perangkat
pembelajaran berdasarkan tabel 4.3 yaitu 3,85 dan skor total untuk kualitas materi
eksperimen yaitu 3,96. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang
dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk
diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dari ahli bahasa terhadap
penggunaan bahasa dalam materi yang disusun peneliti tidak ada. Ahli bahasa
memberi saran untuk menambahkan kata “aplikasi” pada langkah kesembilan dalam
materi eksperimen sehingga menjadi “siapkan aplikasi Stopwatch!”. Saran lain yang
diberikan yaitu membuat layout pada lampiran materi dan lagu supaya lebih menarik.
Gambar hasil revisi materi dari saran ahli bahasa dapat dilihat pada gambar 4.9, 4.10,
4.11, 4.12.
Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Sebelum Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Setelah Direvisi
Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi
Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan juga divalidasi
oleh Guru kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan termasuk
validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen. Hasil
validasi yang diberikan oleh guru kelas III B dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III B
Validator
Skor Rata-
Rata Kategori
RPP Materi
Eksperimen
Guru Kelas III B 3,07 3,07 3,07 Layak
Skor total yang diberikan oleh Guru kelas III B untuk kualitas perangkat
pembelajaran berdasarkan tabel 4.4 yaitu 3,07 dan skor total untuk kualitas materi
eksperimen yaitu 3,07. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang
dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk
diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan
oleh Guru kelas III B juga digunakan oleh peneliti untuk merevisi atau memperbaiki
materi. Komentar, saran, dan revisi untuk materi yang dikembangkan peneliti dapat
dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru kelas III B serta Revisi
No Komentar dan Saran Revisi
1 Secara umum perangkat pembelajaran ini
sudah baik, hanya saja perlu perbaikan pada
contoh gambar kebun pada lampiran materi.
Mengganti gambar kebun yang penuh dengan
bunga pada lampiran gambar dengan gambar
taman PGSD USD hasil dokumentasi pribadi.
2 Sesuaikan nama alat percobaan dengan
gambarnya.
Menyesuaikan nama alat percobaan dengan
gambarnya.
Saran dari Guru kelas III B untuk memperbaiki gambar kebun penuh dengan
bunga pada lampiran materi dalam RPP hari kedua, sama dengan saran yang
diberikan oleh ahli IPA. Bagian lain dari materi yang diperbaiki sesuai saran dari
guru adalah menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah sebanyak empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
cetok. Langkah yang diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam
materi eksperimen “Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan
4.14.
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan juga divalidasi
oleh Guru kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan termasuk
validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen. Hasil
validasi yang diberikan oleh guru kelas III A dapat dilihat pada tabel 4.6..
Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Sebelum Direvisi
Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III A
Validator
Skor Rata-
Rata Kategori
RPP Materi
Eksperimen
Guru Kelas III A 3,32 3,44 3,38 Layak
Skor total yang diberikan oleh Guru kelas III A untuk kualitas perangkat
pembelajaran berdasarkan tabel 4.6 yaitu 3,32 dan skor total untuk kualitas materi
eksperimen yaitu 3,44. Materi yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori
“layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran.
Komentar dan saran yang diberikan oleh Guru kelas III A juga digunakan oleh
peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Bagian dari materi yang diperbaiki
sesuai saran dari guru adalah menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah
sebanyak empat cetok, sama dengan saran dari Guru kelas III B. Langkah yang
diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam materi eksperimen
“Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan 4.14.
Rekapitulasi penilaian dari dua ahli dan guru kelas terhadap materi dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli Bahasa, dan Guru Kelas III
No Validator
Skor Rata-
Rata Kategori
RPP Materi
Eksperimen
1 Ahli IPA 3,82 3,81 3,81 Sangat Layak
2 Ahli Bahasa 3,85 3,96 3,90 Sangat Layak
3 Guru Kelas III A 3,32 3,44 3,38 Layak
4 Guru Kelas III B 3,07 3,07 3,07 Layak
Total Skor 14,16
Rata-Rata 3,54 Sangat Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Data yang didapatkan dari hasil validasi materi oleh dua ahli dan dua orang guru
kelas memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitas materi yang dikembangkan peneliti
berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.7 dapat dikategorikan “sangat layak”.
Panduan eksperimen untuk siswa menjadi materi terakhir yang dikembangkan
oleh peneliti. Tahap validasi juga dilakukan untuk mengetahui kualitas panduan
eksperimen untuk siswa sebelum digunakan. Kelima Siswa kelas III B SD N Jetis 1
yang berinisial Rz, Ts, De, Jn, dan Di dipilih oleh peneliti menjadi validator setelah
mendapat rekomendasi kembali dari Guru kelas III B. Teknik wawancara kembali
digunakan peneliti untuk memperoleh komentar dan masukan dari kelima siswa yang
sudah mempelajari materi eksperimen.
Wawancara validasi materi eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 29
November 2016 di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
sebanyak 6 pertanyaan utama yang kemudian dikembangkan sesuai kebutuhan dan
hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Guru merekomendasikan kelima siswa
kelas III B untuk menjadi validator materi, akan tetapi siswa berinisial Di belum
dapat diwawancarai dikarenakan belum mempelajari kedua materi eksperimen.
Peneliti sudah dua kali mengingatkan Di untuk mempelajari materi dalam pertemuan
yang berbeda, akan tetapi belum juga dipelajari.
Validator pertama yang diwawancarai oleh peneliti adalah siswa berinisial De.
De menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami dengan mudah
seluruh isi panduan eksperimen termasuk dari segi bahasa. Ungkapan perasaan pada
materi eksperimen sampai membuat dia berkata “menarik banget”. Gambar-gambar,
tulisan, dan penjelasan dalam materi eksperimen itulah yang membuat dirinya
tertarik. Perasaan lain yang dia ungkapkan setelah membaca panduan eksperimen
adalah senang, dikarenakan dia bisa memahaminya. Keyakinan dalam dirinya juga
diungkapkan dengan berkata “bisa” ketika melaksanakan eksperimen dengan bantuan
panduan eksperimen.
Siswa berinisial Jn adalah siswa kedua yang menjadi validator. Jn menyatakan
bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami dengan mudah bahasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
hingga seluruh isi panduan eksperimen. Ketertarikan Jn pada materi yang disusun
peneliti, melebihi ketertarikan siswa berinisial De dengan berkata “menarik banget,
banget”. Panduan yang berisi gambar dengan isi yang mudah dipahami menjadi
alasan Jn mengapa tertarik pada panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti.
Perasaan lain yang diungkapkan oleh Jn adalah senang. Jn juga merasa bahwa dirinya
bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen yang
dikembangkan peneliti.
Validator ketiga yang diwawancarai peneliti adalah siswa berinisial Ts.
Seluruh isi panduan termasuk dari segi bahasa, dapat dilihat, dibaca, dan dipahami
dengan mudah oleh Ts. Pengalaman pertama kali dalam dirinya bisa membaca
panduan eksperimen seperti yang dikembangkan oleh peneliti, membuat dirinya
tertarik. Perasaan yang diungkapkan oleh Ts setelah membaca panduan eksperimen
adalah senang. Ts juga merasa bahwa dirinya bisa melaksanakan eksperimen dengan
bantuan panduan eksperimen.
Rz adalah inisial siswa terakhir yang menjadi validator panduan eksperimen.
Rz menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami seluruh isi
panduan eksperimen termasuk dari segi bahasanya. Panduan dengan gambar yang
bagus dan tulisan yang jelas adalah alasan bagi Rz mengapa tertarik akan panduan
eksperimen yang dikembangkan peneliti. Perasaan yang diungkapkan oleh Rz setelah
membaca panduan eksperimen adalah senang. Peneliti mengajukan pertanyaan
terakhir kepada Rz dengan berkata, “apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen
dengan bantuan panduan eskperimen?”, kemudian Rz pun menjawab “bisa, yakin”.
Hasil validasi dari keempat siswa kelas III B yang menjadi validator untuk
panduan eksperimen, dapat disimpulkan bahwa panduan eksperimen yang
dikembangkan peneliti sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan materi menurut
Tomlinson. Panduan diyakini “layak” untuk digunakan atau untuk
diimplementasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4.1.1.3 Implementasi
Penelitian dilaksanakan selama dua hari, yakni hari Rabu tanggal 14
Desember 2016 dan Kamis tanggal 15 Desember 2016 di kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian dengan bentuk kegiatan
pembelajaran di kelas sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Siswa berinisial Af telah pindah ke sekolah lain setelah peneliti
melaksanakan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B, sehingga berkurang
satu siswa menjadi 24. Satu hari sebelum pelaksanaan penelitian hari pertama yakni
hari Selasa, peneliti sudah memohon ijin untuk masuk ke kelas III B sesuai dengan
kegiatan dalam RPP H 1. Pertemuan yang dilakukan hari Selasa adalah membentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, sehingga kelompok yang terbentuk berjumlah
lima.
Siswa kemudian mencatat tugas yang diberikan peneliti untuk kebutuhan
pembelajaran hari pertama atau penelitian hari pertama. Tugas pertama yang
diberikan peneliti yaitu, setiap kelompok membawa sebuah gambar bencana banjir
dengan sumber diperbolehkan dari koran, internet, ataupun buku. Setiap kelompok
menentukan satu anggota kelompok yang bertugas membawa gambar bencana banjir.
Tugas kedua yang diberikan yaitu, setiap siswa mendapatkan tiga kantong plastik
yang diberi label dengan warna dan tulisan yang berbeda. Kantong plastik yang
diberikan oleh peneliti berukuran 1 kg. Kantong plastik dengan label berwarna
kuning, digunakan siswa untuk membawa tanah atau pasir. Kantong plastik dengan
label berwarna merah muda digunakan siswa untuk membawa sampah plastik yang
sudah dipotong kecil-kecil. Satu kantong terakhir dengan label berwarna hijau
digunakan siswa untuk membawa sampah daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4.1.1.3.1 Penelitian Hari Pertama
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran hari pertama pada tanggal 14
Desember 2016. Satu siswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit, sehingga peneliti
melaksanakan pembelajaran bersama 23 siswa. Siswa yang tidak berangkat berinisial
Fr. Pembelajaran di kelas sebagai bentuk kegiatan penelitian dijadwalkan pada pukul
09.15 WIB. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan
eksperimen terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas.
Suasana batin yang dirasakan peneliti menjadi begitu tertantang setelah
mengetahui bahwa siswa kelas III B baru saja selesai mengikuti pembelajaran
olahraga. Tubuh berkeringat, nafas yang terengah-engah, dan wajah yang memerah
menjadi tanda bahwa siswa baru saja melakukan kegiatan ataupun aktivitas yang
cukup berat. Pembelajaran pun belum dapat dilakukan dikarenakan siswa meminta
waktu untuk istirahat lebih lama, sehingga pembelajaran baru dapat dilakukan pada
pukul 09.25 WIB.
Pengaturan tempat duduk dan sikap seluruh siswa dilakukan pertama kali
untuk mempersiapkan pribadi siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Lagu berjudul
“Kerusakan Alam” yang menggunakan nada lagu “Becak” kemudian dinyanyikan
bersama-sama setelah peneliti melakukan kegiatan presensi kehadiran siswa. Siswa
bersama peneliti menyanyikan lagu sebanyak dua kali sesuai dengan permintaan
siswa dengan berdiri sambil bertepuk tangan. Bernyanyi lagu “Kerusakan Alam”
sambil bertepuk tangan juga dijadikan peneliti sebagai usaha untuk membangkitkan
semangat dan motivasi belajar siswa.
Siswa kemudian melihat gambar bencana banjir yang ditunjukkan oleh
peneliti. Gambar tentang bencana banjir juga menjadi tugas yang diberikan oleh
peneliti kepada siswa satu hari sebelum pelaksanaan penelitian. Setiap kelompok
kemudian menunjukkan gambar bencana banjir yang dibawa masing-masing
kelompok. Kelompok 1, 3, 4, dan 5 membawa gambar bencana banjir dalam bentuk
print out yang didapatkan dari internet. Siswa berinisial Rs sebagai ketua kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2, membawa gambar banjir dari sumber yang berbeda dengan teman kelompok yang
lain yakni didapatkan dari koran.
Gambar yang ditunjukkan peneliti dan yang dibawa oleh setiap kelompok
kemudian dipelajari bersama untuk dicari faktor penyebab dan dampaknya.
Pertanyaan mengenai perasaan yang dirasakan ketika melihat gambar banjir juga
diajukan oleh peneliti. Perasaan yang diungkapkan oleh siswa kelas III B antara lain
“takut”, “rusak”, dan “sedih”. Siswa berinisial Io memberikan jawaban lain yang
berbeda dengan siswa lainnya. Io mengatakan bahwa dirinya justru “senang”
dikarenakan bisa bermain air atau pun berenang. Peneliti kemudian mengajukan
pernyataan dan pertanyaan, “Kalau banjir terjadi, rumah kita bisa terendam air. Kita
tidak bisa bermain, tidak bisa bersekolah, dan bahkan bisa kehilangan pakaian dan
rumah. Apakah kamu mau hal itu terjadi padamu?”. Io kemudian menjawab kembali
pertanyaan peneliti sambil tersenyum dengan berkata “iya, tidak apa-apa”. Peneliti
berusaha untuk memberikan masukan dan mengarahkan jalan pemikiran Io dengan
terus merespon jawabannya dan pada akhirnya memberi penguatan pada Io untuk
mengkoreksi jawabannya.
Setiap siswa kemudian mempelajari panduan ekperimen “Penyebab Banjir”
selama 10 menit setelah kegiatan orientasi dilakukan oleh peneliti. Tidak ada satupun
siswa yang tidak membaca panduan eksperimen yang diberikan peneliti. Peneliti
kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan selanjutnya yakni melakukan
eksperimen di luar kelas. Setiap kelompok kemudian pergi ke luar kelas secara
bergantian, agar tertib dan mengurangi kegaduhan maka dimulai dari kelompok 1 dan
disusul kelompok selanjutnya hingga kelompok 5. Dua orang siswa yang termasuk
dalam kelompok 3 belum bersedia keluar kelas dikarenakan masih ingin membaca
materi di dalam kelas.
Eksperimen “Penyebab Banjir” dilakukan di luar ruang kelas yakni di
halaman depan sekolah berdekatan dengan kelas III A. Alat dan bahan yang
digunakan untuk melaksanakan eksperimen sudah disiapkan terlebih dahulu untuk 5
kelompok dengan bantuan rekan peneliti yang berinisial A, R, dan T. Setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
kelompok mendapatkan alat dan bahan seperti kotak plastik berbentuk persegi
panjang yang sudah dipasangkan dengan botol yang dilubangi bagian tengahnya dan
botol air mineral bekas berisi air sebanyak dua buah. Alat dan bahan untuk setiap
kelompok tersebut ditata dengan posisi membentuk lingkaran, sehingga peneliti dapat
menjelaskan kegiatan di tengah-tengah siswa.
Siswa yang berkumpul di depan halaman sekolah ternyata tidak hanya dari
kelas III B. Suasana di depan halaman sekolah menjadi cukup ramai dikarenakan
beberapa siswa dari kelas I A dan B serta kelas II A ikut berkumpul bersama siswa
kelas III B. Keadaan tersebut di luar prediksi dari peneliti, sebab mereka pulang lebih
awal sebelum jadwal pulang. Peneliti bersama rekan akhirnya mengatur siswa-siswa
selain kelas III B, mereka diperbolehkan melihat akan tetapi tidak diperkenankan
terlalu dekat.
Siswa bersama peneliti kemudian melakukan kegiatan demonstrasi
eskperimen “Penyebab Banjir” bersama. Dua orang siswa kemudian menawarkan diri
untuk membacakan panduan di tengah-tengah siswa yang lain, siswa tersebut
berinisial Rs dan Vv. Langkah-langkah kegiatan dalam panduan yang dibacakan oleh
siswa Rs dan Vv kemudian dilaksanakan oleh siswa berinisial Io. Siswa lain selain Io,
baik siswa perempuan dan laki-laki, kemudian mendekat dan saling berpartisipasi
melakukan demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan bersama siswa berhasil
dilaksanakan sesuai dengan panduan eksperimen.
Eksperimen “Penyebab Banjir” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa
dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan
menggunakan panduan eskperimen. Posisi tempat siswa berkegiatan berubah menjadi
berjajar berurutan dimulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5 di sepanjang
parit di halaman depan sekolah dengan lebar kurang lebih 10 cm. Perubahan posisi
tersebut dikarenakan untuk menjaga kebersihan halaman sekolah, sehingga air yang
digunakan untuk melakukan eksperimen dapat dibuang langsung melalui lubang
botol yang dihadapkan ke parit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Waktu yang digunakan untuk melakukan eksperimen bersama siswa yaitu
selama 30 menit. Setiap siswa dalam kelompok saling bekerjasama melakukan
eksperimen dengan cara berbagi tugas, ada yang mendapatkan tugas membaca
langkah-langkah terlebih dahulu dan ada yang melaksanakan langkah kegiatannya.
Barang-barang yang dibawa oleh setiap siswa seperti tanah/pasir, potongan sampah
plastik, dan sampah daun juga tidak lupa digunakan oleh setiap siswa dalam
eksperimen. Kelompok 1 menjadi kelompok pertama yang berhasil melaksanakan
eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan. Kelompok selanjutnya yang
berhasil melaksanakan eksperimen adalah kelompok 2, kemudian dilanjutkan oleh
kelompok 4, 3, dan kelompok 5.
Aktivitas belajar yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok diamati oleh
peneliti. Validasi panduan eksperimen pun kembali dilakukan oleh peneliti pada saat
eksperimen berlangsung. Peneliti melakukan kegiatan tanya jawab singkat kepada
setiap siswa di dalam kelompok secara acak untuk mengetahui apakah panduan
eksperimen “Penyebab Banjir” sudah layak digunakan oleh siswa. Setiap siswa
mengatakan bahwa mereka melakukan eksperimen berdasarkan pada panduan.
Panduan yang dikembangkan oleh rekan peneliti dinilai oleh mereka dapat dipahami
dengan mudah, baik bahasanya dan maksud dari setiap langkah-langkahnya.
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen kemudian
dibersihkan oleh setiap kelompok. Kegiatan belajar selanjutnya dilakukan kembali di
dalam kelas setelah siswa mencuci tangan. Peneliti kemudian melakukan kegiatan
tanya jawab dengan siswa baik secara individu dan kelompok. Pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti adalah tentang pengalaman masing-masing kelompok selama
melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”. Kelompok 1,2,3,4, dan 5 menyampaikan
hasil eksperimen yang sama yakni berhasil. Keberhasilan mereka dalam melakukan
eksperimen dikarenakan membaca dan mengikuti panduan eksperimen “Penyebab
Banjir”.
Sebagian besar siswa kelas III B mengatakan bahwa mereka merasa senang
dapat melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”, mereka dapat melihat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
membuktikkan bahwa kegiatan membuang sampah sembarangan khususnya di sungai
ternyata dapat mengakibatkan sungai menjadi kotor dan banjir. Terdapat 3 siswa saja
yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Siswa berinisial Hn, Di, dan
Io kemudian diajak oleh peneliti untuk bersama-sama menyimpulkan hasil dari
eksperimen yang sudah dilakukan. Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian dibagikan
kepada setiap siswa untuk dikerjakan. Terdapat 2 siswa yang tidak mengerjakan LKS,
peneliti pun terus membujuk dan memberikan nasihat kepada siswa tersebut untuk
segera mengerjakan hingga pada akhirnya mereka mengerjakan. LKS yang sudah
selesai dikerjakan kemudian dikumpulkan kepada peneliti.
Siswa berinisial Ts dan Rs menunjukkan jari paling awal dari pada siswa yang
lain untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti mengajukan pertanyaan
dengan tujuan untuk merangkum dan menyimpulkan pembelajaran hari pertama.
Jawaban kedua siswa tersebut kemudian ditambahkan oleh siswa berinisial Gs dan
Vv. Kesimpulan pembelajaran hari pertama menurut siswa kelas III B adalah
eksperimen “Penyebab Banjir” itu menyenangkan dikarenakan dapat bermain sambil
belajar, bisa melihat dan membuktikan akibat dari membuang sampah sembarangan,
dan mudah untuk dilakukan dikarenakan menggunakan panduan dengan bahasa yang
mudah dipahami.
Peneliti pun menambahkan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa kelas III
B dengan mengajak mereka untuk membuang sampah pada tempat sampah.
Pengalaman yang didapatkan pada pembelajaran hari pertamapun juga direfleksikan
oleh setiap siswa menggunakan lembar refleksi. Lembar refleksi yang diterima siswa
berisikan gambar pohon cemara yang sudah dibagi menjadi 3 bagian utama. Setiap
bagian dari pohon cemara juga berisi keterangan tentang tingkat pemahaman akan
materi pembelajaran khususnya tentang eksperimen “Penyebab Banjir”. Siswa cukup
mewarnai satu bagian dari tumbuhan cemara sesuai dengan apa yang mereka pahami
dan rasakan. Pertanyaan yang kemudian diajukan adalah tentang aksi yang akan
dilakukan setiap siswa setelah mendapatkan pembelajaran tentang kerusakan alam.
Peneliti mendukung aksi yang akan dilakukan setiap siswa, serta mengingatkan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
yang dimiliki siswa. Tugas yang perlu mereka lakukan adalah membiasakan bersikap
baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan orang lain ketika membuang
sampah di sembarang tempat.
Tugas lain yang diberikan oleh peneliti adalah lembar peertutoring. Siswa
ditugasi untuk mentutori setidaknya 4-5 orang lain di sekitar siswa. Orang-orang yang
ditutori diperbolehkan orang-orang dekat seperti ayah, ibu, kakak, adik, kakek, atau
nenek. Tetangga dekat rumah atau pun saudara yang tinggal di beda tempat pun
diperbolehkan untuk ditutori. Siswa diminta untuk menyampaikan pengalaman yang
didapatkan selama pembelajaran hari pertama khususnya pada saat melakukan
eksperimen “Penyebab Banjir” dan menyampaikan pesan kepada orang yang ditutori.
Hasil dari kegiatan peertutoring mereka tuliskan pada lembar yang diberikan oleh
peneliti. Terdapat beberapa kolom pada lembar peertutoring yang sebaiknya diisi
oleh setiap siswa antara lain yaitu nama, usia, alamat tempat tinggal, dan pesan/kesan
dari orang yang ditutori. Pembelajaran kemudian ditutup dengan berdoa bersama
yang dipimpin oleh siswa berinisial Hn. Proses pelaksanaan penelitian pada hari
pertama dapat dilihat secara umum pada gambar 4.15.
Gambar 4.15 Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4.1.1.3.2 Penelitian Hari Kedua
Penelitian hari kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2016. Seluruh
siswa kelas III B mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.
Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB. Peneliti mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen terlebih dahulu sebelum masuk
ke dalam kelas. Posisi duduk dan sikap seluruh siswa kemudian diatur oleh peneliti
agar pembelajaran dapat segera dilaksanakan. Lagu berjudul “Lihat Kebunku” karya
Pak Kasur kemudian dinyanyikan bersama-sama setelah peneliti melakukan kegiatan
presensi kehadiran siswa. Lagu dinyanyikan sebanyak dua kali sesuai dengan
permintaan siswa dengan berdiri sambil bertepuk tangan. Bernyanyi lagu “Lihat
Kebunku” sambil bertepuk tangan juga dijadikan peneliti sebagai kegiatan motivasi.
Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai isi lagu
yang sudah dinyanyikan. Kegiatan tanya jawab dilakukan peneliti bersama siswa
untuk membimbing siswa memahami konteks pembelajaran yakni mengenai
tumbuhan. Siswa melihat gambar kebun penuh dengan tumbuhan dan bunga serta
gambar kebun kosong. Perasaan dari siswa secara umum setelah melihat gambar
kebun yang penuh dengan tumbuhan serta bunga antara lain “senang, sejuk, adem,
dan indah”. Perasaan siswa secara umum setelah melihat gambar kebun kosong
antara lain “panas, sedih, dan tidak indah”. Siswa bernama H adalah satu-satunya
siswa yang menyatakan pertama kali bahwa dirinya merasa senang ketika melihat
kebun kosong. Peneliti kemudian memberikan respon kepada H dengan bertanya,
“mengapa kamu merasa senang ketika melihat kebun kosong dari pada kebun penuh
dengan tumbuhan?”, kemudian H pun menjawab, “soalnya saya bisa bermain sepak
bola di situ Pak. Kalau main di kebun yang banyak tumbuhannya nanti bisa rusak
kena bola”, jawab H sambil tertawa. H pun menyatakan bahwa dirinya juga
menginginkan kebun yang penuh dengan tumbuhan serta bunga, sebab akan terasa
lebih sejuk dan tidak panas.
Gambaran secara umum dan tujuan dari pembelajaran kemudian disampaikan
oleh peneliti kepada siswa. Gambar kebun kosong yang dipegang peneliti, kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
diperlihatkan kepada siswa. Kegiatan tanya jawab kemudian dilakukan peneliti untuk
mengetahui apa yang akan dilakukan siswa setelah melihat kebun kosong. Siswa
berinisial Gs menjadi siswa yang pertama memberikan pendapat dengan menjawab
“menanam tumbuhan Pak”. Siswa lain baik perempuan dan laki-laki juga menyetujui
jawaban dari Gs, kemudian siswa berinisial De, Vv, dan Rz menambahkan jawaban
dengan berpendapat bahwa setelah ditanam sebaiknya diberi pupuk dan disirami agar
tumbuh besar. Pertanyaan lain yang diajukan peneliti yaitu “apakah dalam berbuat
baik cukup kepada tumbuhan saja?”, siswa kemudian menjawab, “tidak Pak, ke
hewan juga misalnya kucing, ikan, sapi”. Peneliti memberi penguatan kepada siswa
bahwa berbuat baik itu harus dilakukan kepada seluruh ciptaan Tuhan, baik pada
hewan, tumbuhan, dan khususnya pada manusia.
Cara yang dimiliki oleh setiap siswa kelas III B dalam memelihara lingkungan
berbeda-beda, hal ini diketahui peneliti setelah melakukan tanya jawab bersama
siswa. Selembar kertas putih berukuran 15cmx7cm kemudian diberikan kepada siswa
untuk menuliskan 4 macam cara dalam memelihara lingkungan. Peneliti mengajak
siswa untuk menuliskan 4 cara memelihara lingkungan yang benar-benar akan
dilakukan, bukan sebatas pada keinginan semata. Siswa bersama peneliti membuat
janji untuk melaksanakan apa yang sudah ditulis pada selembar kertas tersebut.
Setiap siswa kemudian mempelajari panduan ekperimen “Fungsi Akar”
selama 8 menit. Tidak ada satupun siswa yang tidak membaca panduan eksperimen
yang diberikan peneliti. Peneliti kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan
selanjutnya yakni melakukan eksperimen di luar kelas. Setiap kelompok kemudian
pergi ke luar kelas secara bergantian, agar tertib dan mengurangi kegaduhan maka
dimulai dari kelompok 1 dan disusul kelompok selanjutnya hingga kelompok 5.
Eksperimen “Fungsi Akar” dilakukan di luar ruang kelas yakni di halaman depan
sekolah. Alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen sudah
disiapkan terlebih dahulu untuk 5 kelompok dengan bantuan rekan peneliti yang
berinisial A, R, dan T. Setiap kelompok mendapatkan dua buah pot berukuran sama,
dua buah botol air mineral, dan dua buah kotak plastik berbentuk persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tanah dan tanaman padi belum dibagikan kepada siswa dengan tujuan agar tidak
digunakan sebagai bahan mainan. Alat dan bahan untuk setiap kelompok tersebut
ditata dengan posisi membentuk lingkaran, sehingga peneliti dapat menjelaskan
kegiatan di tengah-tengah siswa.
Siswa berinisial De dan Jn meminta kesempatan kepada peneliti untuk
membacakan panduan eksperimen “Fungsi Akar” selama kegiatan demonstrasi.
Langkah-langkah kegiatan eksperimen yang dibacakan De dan Jn kemudian
dilaksanakan oleh siswa berinisial Ik, Io, dan Hn. Siswa yang lain melihat
demonstrasi yang dilakukan dengan berdiri dan membentuk lingkaran di sekitar
tempat demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan bersama siswa berhasil
dilaksanakan sesuai dengan panduan eksperimen.
Eksperimen “Fungsi Akar” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa dalam
kelompok masing-masing. Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan
menggunakan panduan eskperimen. Waktu yang digunakan untuk melakukan
eksperimen bersama siswa yaitu selama 30 menit. Setiap siswa dalam kelompok
saling bekerjasama melakukan eksperimen dengan cara berbagi tugas, ada yang
mendapatkan tugas membaca langkah-langkah dalam panduan eksperimen dan ada
yang melaksanakan langkah kegiatannya. Tanah yang dibutuhkan siswa sudah
disiapkan dalam karung goni berukuran 25 kg, sedangkan padi yang disiapkan
sebanyak 10 tangkai dan 8 rumpun. Kelompok diberi keleluasaan untuk memilih
sendiri padi yang akan digunakan untuk melakukan eksperimen.
Kelompok 3 dan 4 menjadi kelompok awal yang berhasil melaksanakan
eksperimen “Fungsi Akar” berdasarkan panduan. Kelompok selanjutnya yang
berhasil melaksanakan adalah kelompok 5 dan 1. Satu kelompok terakhir yakni
kelompok 2 perlu menunggu cukup lama untuk bisa membuktikkan cepat dan
lambatnya air yang turun dari kedua buah pot. Faktor yang menyebabkan kelompok 2
perlu menunggu lama adalah salah satu siswa menambahkan langkah kegiatan sendiri
pada langkah kegiatan dalam panduan eksperimen nomor 6. Tanah yang berada
dalam pot pun menjadi padat, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
air bisa meresap dan turun ke bawah. Aktivitas belajar yang dilakukan setiap siswa
dalam kelompok diamati oleh peneliti. Validasi panduan eksperimen pun kembali
dilakukan oleh peneliti pada saat eksperimen berlangsung. Peneliti melakukan
kegiatan tanya jawab singkat kepada setiap siswa di dalam kelompok secara acak
untuk mengetahui apakah panduan eksperimen “Fungsi Akar” sudah layak digunakan
oleh siswa. Setiap siswa mengatakan bahwa mereka melakukan eksperimen
berdasarkan pada panduan. Panduan yang dikembangkan oleh peneliti dinilai oleh
mereka dapat dipahami dengan mudah, baik bahasanya dan maksud dari setiap
langkah-langkah kegiatannya.
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen kemudian
dibersihkan oleh setiap kelompok. Kegiatan belajar selanjutnya dilakukan kembali di
dalam kelas setelah siswa mencuci tangan. Peneliti kemudian melakukan kegiatan
tanya jawab dengan siswa baik secara individu dan kelompok. Pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti adalah tentang pengalaman masing-masing kelompok selama
melakukan eksperimen “Fungsi Akar”. Kelompok 1,2,3,4, dan 5 menyampaikan hasil
eksperimen yang sama yakni berhasil. Keberhasilan mereka dalam melakukan
eksperimen dikarenakan membaca dan mengikuti panduan eksperimen “Fungsi
Akar”.
Siswa kelas III B mengatakan bahwa mereka merasa senang dapat melakukan
eksperimen “Fungsi Akar”, mereka dapat melihat dan membuktikkan bahwa akar
yang dimiliki tumbuhan ternyata dapat menahan tanah sehingga tidak mudah longsor
serta menahan air di bawah tanah sehingga tidak akan mudah terjadi kekeringan.
Pengalaman melakukan eksperimen “Fungsi Akar” merupakan pengalaman pertama
kali yang dialami oleh mereka, sehingga mereka mengekspresikan perasaan mereka
dengan berkata, “kok bisa ya?, berarti tumbuhan memang bermanfaat ya!”.
Pertanyaan tentang ajakan untuk merawat tumbuhan yang disampaikan oleh peneliti
pun juga dijawab oleh siswa dengan berkata, “bersedia”. Lembar Kerja Siswa (LKS)
dibagikan kepada setiap siswa untuk dikerjakan. Siswa selanjutnya menuliskan
minimal 4 manfaat yang akan didapatkan setelah merawat tumbuhan. Ada lebih dari 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
siswa yang hendak menuliskan manfaat merawat tumbuhan lebih dari 4. Peneliti pun
memperbolehkan siswa tersebut untuk mengungkapkan apa yang dia pikirkan sebagai
bentuk perwujudan Pendidikan Emansipatoris. LKS yang sudah selesai dikerjakan
kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan
kepada siswa untuk mempertegas kembali pentingnya tumbuhan bagi kehidupan
siswa, peneliti, dan manusia pada umumnya.
Gambar poster hasil karya Siswa kelas IV SD Kanisius Eksperimental
Mangunan, kemudian ditunjukkan kepada siswa kelas III B. Karya seni lain yang
dilihat oleh siswa adalah puisi berjudul “Tumbuhan di Rumah”, karya pribadi dari
peneliti. Peneliti mengajak siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap
tumbuhan melalui karya seni. Siswa diberi kebebasan untuk memilih karya seni yang
hendak mereka buat, akan tetapi pilihannya cukup dua dikarenakan rubrik penilaian
yang disusun digunakan untuk menilai poster dan puisi. Seluruh siswa akhirnya
memutuskan untuk membuat karya seni poster dan tidak ada satupun yang membuat
puisi. Selembar kertas HVS putih berukuran A4 kemudian dibagikan kepada setiap
siswa.
Poster yang dibuat oleh siswa cukup beragam, ada yang dihiasi dengan pensil
warna, ada yang meminta untuk tidak diberi warna sehingga cukup hitam putih saja,
dan ada yang menghiasi dengan warna serta gambar-gambar. Waktu yang diberikan
untuk membuat poster adalah 15 menit, akan tetapi baru setengah dari jumlah siswa
yang sudah menyelesaikan poster mereka sesuai dengan waktu yang diberikan.
Peneliti kemudian memutuskan untuk meminta poster yang sudah selesai dibuat dan
bagi siswa yang belum dapat menyelesaikannya, peneliti memberi kesempatan untuk
menyelesaikannya di rumah dan dikumpulkan hari Jumat. Peneliti kemudian
mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan tujuan untuk merangkum dan
menyimpulkan pembelajaran hari kedua. Kesimpulan pembelajaran hari kedua
menurut siswa kelas III B adalah eksperimen “Fungsi Akar” itu menyenangkan
dikarenakan baru pertama kali mengalaminya, dalam artian bahwa baru pertama kali
mengetahui dan membuktikkan bahwa tumbuhan dapat menahan tanah dan menyerap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
air. Eksperimen dirasa mudah untuk dilakukan dikarenakan menggunakan panduan
dengan bahasa yang mudah dipahami.
Peneliti pun menambahkan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa kelas III
B dengan mengajak mereka untuk merawat tumbuhan dan lingkungan sekitar. Cara-
cara sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan yaitu menanam,
memberi pupuk, dan menyirami tumbuhan. Perilaku yang baik terhadap lingkungan
dapat dilakukan juga terhadap hewan sebagai contoh memberi makan ikan, kucing,
atau sapi. Janji yang sudah dituliskan oleh siswa pun kembali diingatkan oleh peneliti
agar dilakukan, sebab janji tersebut merupakan bentuk aksi yang akan mereka
lakukan terhadap lingkungan.
Peneliti mendukung aksi yang akan dilakukan setiap siswa, serta
mengingatkan tugas yang dimiliki siswa. Tugas yang perlu mereka lakukan adalah
membiasakan bersikap baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan orang lain
untuk merawat lingkungan, baik terhadap tumbuhan dan hewan. Tugas lain yang
diberikan oleh peneliti adalah lembar peertutoring. Siswa ditugasi untuk mentutori
kembali setidaknya 4-5 orang lain di sekitar siswa, diperbolehkan orang yang sudah
ditutori tentang pengalaman belajar hari pertama bersama peneliti atau lebih baik lagi
jika orang baru. Orang-orang yang ditutori diperbolehkan orang-orang dekat seperti
ayah, ibu, kakak, adik, kakek, atau nenek. Tetangga dekat rumah ataupun saudara
yang tinggal di beda tempatpun diperbolehkan untuk ditutori. Siswa diminta untuk
menyampaikan pengalaman yang didapatkan selama pembelajaran hari kedua
khususnya pada saat melakukan eksperimen “Fungsi Akar” dan menyampaikan pesan
kepada orang yang ditutori. Pelaksanaan penelitian pada hari kedua dapat dilihat
secara umum pada gambar 4.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4.1.1.4 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data-data empiris dari
pelaksanaan penelitian pada hari pertama dan kedua di kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta. Data-data empiris yang didapatkan selama implementasi materi bersama
dengan siswa kelas III B kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan.
Pembelajaran hari pertama atau penelitian hari pertama secara umum berjalan
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama. Salah satu
faktor yang menjadi penentu kelancaran pembelajaran hari pertama adalah pertemuan
antara peneliti dengan siswa kelas III B pada hari Selasa. Pertemuan yang dilakukan
satu hari sebelum pembelajaran hari pertama menjadi penting dikarenakan terdapat 2
tugas pokok yang harus dikerjakan oleh siswa sebelum belajar bersama peneliti pada
hari Rabu. Partisipasi aktif dari siswa kelas III B dengan bersedia dibentuk menjadi 5
kelompok besar dan bersedia membawa tanah/pasir, sampah daun kering, dan sampah
plastik yang dipotong kecil-kecil menjadikan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir”
dapat terlaksana”. Setiap kelompok juga bersedia membawa gambar banjir dari
Gambar 4.16 Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sumber yang berbeda sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari konteks
pembelajaran yakni tentang kerusakan alam khususnya banjir.
Penyusunan lagu “Kerusakan Alam” yang merupakan gubahan dari lagu
“Becak” dapat membuat siswa menjadi gembira dan bersemangat. Langkah-langkah
kegiatan yang disusun oleh rekan peneliti, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan
penutup dapat dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan alokasi waktu yang
disediakan. Namun demikian, terdapat beberapa langkah kegiatan yang perlu
dievaluasi. Rincian kegiatan yang perlu dievaluasi adalah rincian kegiatan yang ada
pada kegiatan inti. Langkah kegiatan nomor 12 dan 13 sebaiknya dilakukan terlebih
dahulu sebelum siswa menyimak penjelasan dari guru tentang eksperimen “Penyebab
Banjir”, atau menjadi poin kegiatan nomor 9 dan 10. Siswa perlu diberikan gambaran
awal tentang kegiatan eksperimen dengan cara diberikan panduan eksperimen untuk
dibaca dan dipahami terlebih dahulu sebelum keluar kelas. Setiap siswa diharapkan
sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan setelah berada di luar kelas.
Langkah kegiatan nomor 18 dan 19 sebaiknya juga dilakukan terlebih dahulu
setelah siswa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”, sedangkan langkah nomor
17 bisa dilakukan jika waktu memungkinkan. Keterangan untuk menaruh potongan-
potongan sampah daun dan plastik hingga menyumbat lubang pada ujung botol juga
perlu ditambahkan untuk langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen
“Penyebab Banjir”. Lembar refleksi yang disusun juga memudahkan siswa dalam
mengungkapkan perasaan mereka selama mengikuti pembelajaran hari pertama,
dikarenakan cara pengerjaan lembar refleksi yang mudah yakni cukup dengan
mewarnai pada bagian tumbuhan cemara.
Pembelajaran hari kedua atau penelitian hari kedua secara umum juga berjalan
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Langkah-
langkah kegiatan yang direncanakan, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan
penutup dapat dilaksanakan oleh peneliti di kelas III B sesuai dengan alokasi waktu
yang disediakan. Kegiatan motivasi yang direncanakan dengan menyanyikan lagu
“Lihat Kebunku” karya Pak Kasur dapat membuat siswa menjadi gembira dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
bersemangat. Rincian pertanyaan-pertanyaan yang disusun sebagai bagian dari
kerangka pembelajaran memudahkan peneliti dan siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Poin-poin penting pertanyaan yang disediakan mengupayakan
terwujudnya salah satu prinsip pendidikan emansipatoris yakni dialog yang kritis.
Gambar kebun penuh dengan tumbuhan dan bunga hasil dokumentasi pribadi
yang dihadirkan oleh peneliti dapat mempermudah siswa dalam memahami konteks
pembelajaran yakni tentang tumbuhan. Siswa menjadi terbantu dalam
mengungkapkan perasaan mereka terhadap keberadaan tumbuhan. Partisipasi aktif
dari siswa kelas III B dengan tetap bersedia untuk bekerja dalam kelompok besar
yang sama menjadikan pembelajaran berjalan lancar. Namun demikian, terdapat
beberapa langkah kegiatan yang perlu dievaluasi. Rincian kegiatan yang perlu
dievaluasi adalah rincian kegiatan yang ada pada kegiatan inti. Langkah kegiatan
nomor 17 dan 18 sebaiknya dilakukan terlebih dahulu atau diubah menjadi langkah
nomor 14 dan 15. Siswa perlu diberikan gambaran awal tentang kegiatan eksperimen
“Fungsi Akar” dengan cara diberikan panduan eksperimen untuk dibaca dan
dipahami terlebih dahulu sebelum keluar kelas. Setiap siswa diharapkan sudah
mengetahui apa yang akan dikerjakan setelah berada di luar kelas.
Eksperimen “Fungsi Akar” yang dilakukan oleh siswa kelas III B berjalan
sesuai dengan panduan eksperimen. Namun demikian, terdapat satu kelompok yang
mengalami kendala dikarenakan menambahkan langkah kegiatan sendiri yang tidak
sesuai dengan panduan. Kelompok 2 menekan tanah yang sudah dimasukkan ke
dalam pot sehingga tanah menjadi lebih padat. Langkah tersebut tidak tertulis pada
panduan eksperimen, sehingga mengakibatkan air yang dituang oleh kelompok 2 ke
dalam pot meresap lebih lama dari pada kelompok 1,3,4, dan 5. Peneliti akan
menambahkan keterangan pada langkah nomor 6 yakni “tanah tidak perlu ditekan”.
Keterangan tambahan ini diharapkan dapat mengantisipasi kesalahan yang akan
dilakukan oleh siswa.
Penugasan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk membuat karya seni
berupa poster atau puisi dapat mengembangkan kreativitas dari siswa. Karya seni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
tersebut dapat menjadi sarana untuk mengembangkan semangat dan motivasi untuk
merawat tumbuhan, tidak hanya pada diri sendiri melainkan juga orang di sekitar
siswa melalui kegiatan peertutoring. Langkah kegiatan nomor 29 dapat dilakukan
oleh guru jika waktu memungkingkan, namun jika tidak memungkinkan, guru cukup
melakukan tanya jawab bersama kelima kelompok.
Pengalaman yang didapatkan oleh peneliti selama menjalin wawancara
bersama D mengubah pandangan dan penilaian terhadap pribadi D. Penilaian dengan
kemampuan rendah yang disampaikan oleh guru kelas III B ternyata tidak
sepenuhnya benar. Data rapor yang dijadikan landasan penentuan kemampuan
terhadap D ternyata tidak sepenuhnya mewakili. Dialog bersama D dapat mengubah
pandangan peneliti bahwa sebenarnya D memiliki kehebatan lain yang tidak dimiliki
oleh siswa lain. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis gagasan-
gagasan inovatif dan kreatif ternyata dimiliki oleh D. Pendapatnya mengenai panduan
yang menarik, sangat membantu peneliti dalam mengembangkan panduan
eksperimen.
4.1.1.5 Revisi
Langkah kelima dari prosedur pengembangan materi menurut Tomlinson
adalah revisi. Proses revisi sebagai langkah kelima dalam penelitian ini, merupakan
usaha terakhir untuk memperbaiki isi materi agar kualitasnya semakin baik. Hasil
evaluasi terhadap implementasi materi pada Siswa kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta menjadi dasar dari proses revisi. Bagian dari Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang perlu diperbaiki secara umum adalah
rincian kegiatan inti pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan
hari kedua.
Rincian kegiatan inti dalam RPP hari pertama dilakukan perbaikan pada
langkah kegiatan nomor 12 dan 13. Langkah kegiatan tersebut diubah menjadi
langkah kesembilan dan kesepuluh atau menjadi langkah awal dari rincian kegiatan
inti. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 12 dan 13 dapat dilihat pada gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4.17 dan 4.18. Kegiatan yang dilakukan pada langkah nomor 18 dan 19 dalam rincian
kegiatan inti juga dilakukan perbaikan. Langkah nomor 18 dan 19 diubah menjadi
langkah 15 dan 16 atau dilakukan setelah langkah ke 14. Proses revisi untuk langkah
kegiatan nomor 18 dan 19 dapat dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20.
Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi
Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi
Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen Penyebab Banjir”
untuk siswa juga dilakukan perbaikan. Keterangan untuk menaruh sampah hingga
menyumbat lubang pada ujung botol ditambahkan sebagai keterangan penjelas.
Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen “Penyebab
Banjir” untuk siswa dapat dilihat pada gambar 4.21 dan 4.22.
Gambar 4.21 Langkah Kegiatan Nomor 8 (Sebelum Direvisi)
Gambar 4.22 Langkah Kegiatan Nomor 8 (Setelah Direvisi)
Rincian kegiatan inti dalam RPP hari kedua dilakukan perbaikan pada langkah
kegiatan nomor 17 dan 18. Langkah kegiatan tersebut diubah menjadi langkah ke 14
dan ke 15. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 17 dan 18 dapat dilihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
gambar 4.23 dan 4.24. Langkah kegiatan nomor 6 dalam panduan eksperimen
“Fungsi Akar” untuk siswa juga dilakukan perbaikan. Keterangan untuk tidak perlu
menekan tanah yang sudah dimasukkan ke dalam pot ditambahkan sebagai
keterangan penjelas agar siswa tidak menekan tanah di dalam pot. Proses revisi untuk
langkah kegiatan nomor 6 dalam panduan eksperimen “Fungsi Akar” untuk siswa
dapat dilihat pada gambar 4.25 dan 4.26.
Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi
Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4.1.2 Deskripsi Kualitas Materi
Deskripsi kualitas panduan eksperimen “Penyebab Banjir” didapatkan oleh
peneliti dengan cara yang pertama yaitu mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa
di dalam kelompoknya masing-masing pada saaat pelaksanaan eksperimen,
berdasarkan pada 6 poin utama pertanyaan dalam instrumen wawancara validasi
Gambar 4.25 Langkah Kegiatan Nomor 6 Sebelum Direvisi
Gambar 4.26 Langkah Kegiatan Nomor 6 Setelah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
materi oleh siswa. Cara kedua yang dilakukan adalah melihat hasil refleksi siswa
pada lembar refleksi.
Hasil wawancara kepada 23 siswa yang mengikuti pembelajaran hari pertama,
khususnya eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan 21
2 Tertarik pada panduan 23
3 Dapat memahami maksud dari panduan 21
4 Bahasa mudah dipahami 21
5 Merasa senang setelah membaca panduan 23
6 Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan 21
Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa
kelas III B, dengan dasar hasil wawancara kualitas panduan eksperimen bersama
Siswa, dikarenakan lebih dari 20 siswa dapat bereksperimen dengan menggunakan
panduan. Lembar refleksi yang diberikan kepada setiap siswa juga digunakan sebagai
evaluasi untuk mengetahui kualitas dari panduan eksperimen “Penyebab Banjir”.
Terdapat 2 kriteria yang digunakan dalam lembar refleksi untuk mengetahui kualitas
dari panduan eksperimen. Kualitas panduan eksperimen berdasarkan pengerjaan
lembar refleksi dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan 21
2 Belum bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” 2
Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa
kelas III B dikarenakan 21 siswa sudah menyatakan bahwa mereka dapat
bereksperimen dengan menggunakan panduan dan dua siswa mengatakan belum bisa.
Deskripsi kualitas panduan eksperimen “Fungsi Akar” didapatkan oleh
peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa di dalam
kelompoknya masing-masing pada saaat pelaksanaan eksperimen, berdasarkan pada 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
poin utama pertanyaan dalam instrumen wawancara validasi materi oleh siswa. Hasil
wawancara kepada 24 siswa yang mengikuti pembelajaran hari kedua khususnya
eksperimen “Fungsi Akar” dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” Siswa kelas III B
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan 23
2 Tertarik pada panduan 24
3 Dapat memahami maksud dari panduan 22
4 Bahasa mudah dipahami 23
5 Merasa senang setelah membaca panduan 24
6 Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan 24
Panduan eksperimen “Fungsi Akar” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa
kelas III B, dengan dasar yaitu hasil wawancara kualitas panduan eksperimen
bersama Siswa, dikarenakan lebih dari 20 siswa dapat bereksperimen dengan
menggunakan panduan.
4.2 Pembahasan
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang
dikembangkan oleh peneliti mendapat tanggapan yang baik dari Validator, Kepala
Sekolah, Guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kualitas materi
dinilai sangat layak digunakan berdasarkan hasil wawancara bersama siswa tentang
kualitas panduan eksperimen dan kuesioner yang diberikan kepada ahli IPA, ahli
bahasa, dan guru kelas. Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan
guru kelas terhadap Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitas materi yang dikembangkan peneliti
berdasarkan hasil validasi dapat dikategorikan “sangat layak”. Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat dikatakan “sangat layak” untuk
digunakan oleh Guru dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dapat terjadi dikarenakan dalam penyusunan materi, peneliti memperhatikan beberapa
prinsip sebagai berikut:
4.2.1 Materi Dikembangkan Berdasar Pada 5 Langkah dan 10 Prinsip
Pengembangan Materi Menurut Tomlinson
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti
merupakan gagasan dari Tomlinson. Pengembangan materi yang dimaksud menurut
Tomlinson (2005) adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat
berupa buku teks, buku kerja (LKS), kaset, atau pun video yang dapat digunakan
untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Isi materi menjadi fokus utama yang
perlu diperhatikan dalam proses pengembangan materi. Pengembangan materi yang
dilaksanakan dalam penelitian ini melalui 5 langkah kegiatan yaitu analisis kebutuhan
siswa, desain, implementasi, evaluasi, dan revisi.
Kegiatan observasi pembelajaran yang dilakukan di kelas III B menjadi
pengalaman awal yang terus memotivasi peneliti untuk mengobservasi sikap serta
perilaku siswa terhadap lingkungan. Wawancara juga dilakukan kepada siswa, guru,
dan kepala sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap materi eskperimen.
Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara memotivasi peneliti untuk fokus dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan
lingkungan. Materi yang disusun berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hari pertama dan hari kedua, materi eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi
Akar” dengan menggunakan Model Pembelajaran Conservation Scout untuk Guru
serta panduan eksperimen untuk siswa kelas III B. Keseluruhan materi kemudian
disusun menjadi sebuah buku dengan judul Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan, dengan melandaskan diri pada 10 prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson (2005).
Materi yang dikembangkan dalam bentuk buku dapat digunakan oleh Guru
dan siswa kelas III B dikarenakan sudah mendapat penilaian “sangat layak” dari dua
ahli dan guru kelas. Guru dan siswa dapat mempelajari bersama tentang penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
banjir dan fungsi tumbuhan melalui kegiatan eksperimen dengan membaca isi materi
terlebih dahulu. Materi yang dikembangkan oleh peneliti merupakan sumbangsih
yang diberikan untuk memberikan pendidikan lingkungan, karena lokasi sekolah serta
sebagian besar siswa berasal dari daerah Jetis. Daerah Jetis merupakan salah satu
kecamatan yang masuk dalam 5 kecamatan berpotensi mengalami kekeringan serta
berdekatan dengan Sungai Code.
Materi yang disusun dengan memenuhi 10 prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson tentunya dapat membuat rasa keingintahuan, ketertarikan, dan
perhatian siswa menjadi terpancing untuk terus membaca dan mempelajari materi.
Siswa dan guru yang sudah membaca materi akan diajak untuk melakukan kegiatan
berpikir berpikir. Kegiatan berpikir yang dilakukan dengan disertai rasa nyaman,
senang, dan bahagia setelah membaca materi yang berisikan penjelasan dengan
bahasa yang mudah dipahami, contoh-contoh, dan gambar yang relevan akan semakin
mengembangkan kepercayaan diri dalam diri siswa.
Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri siswa untuk melakukan eksperimen
sendiri dengan bantuan panduan juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Kegiatan eksperimen yang dilakukan juga mengupayakan
berkembangnya kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak
kanan serta otak kiri dikarenakan dilakukan melalui aktivitas individu serta
kelompok. Siswa dan guru akan termotivasi untuk memberikan respon positif atas
informasi atau kegiatan yang sudah dipelajari atau dilakukan untuk kemudian dapat
melakukan suatu karya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitarnya.
4.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Materi
Peneliti mendapatkan komentar dan masukan yang membangun kualitas
materi yang dikembangkan oleh peneliti. Data yang didapatkan dapat membantu
peneliti untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari materi yang dikembangkan
dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
4.2.2.1 Kelebihan Materi
Penyusunan materi bertujuan untuk mendidik Siswa kelas III B SD N Jetis 1
Yogyakarta melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang berdasar pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan RPP hari kedua. Mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dijadikan sebagai perantara tersampaikannya
pendidikan lingkungan. Kompetensi Dasar 6.4 yang akan dicapai pada RPP hari
pertama dan kedua, diajarkan sebagai bentuk pendidikan lingkungan dan bukan
sebatas pada ilmu lingkungan, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih sadar dan
peduli terhadap lingkungan. Sebagian besar siswa berasal dari daerah Kecamatan
Jetis. Wilayah Kecamatan Jetis merupakah salah satu wilayah yang dilewati oleh
aliran Sungai Code serta termasuk dalam 5 kecamatan yang berpotensi mengalami
kekeringan dikarenakan semakin sedikitnya lahan hijau. Materi yang dikembangkan
peneliti bertujuan untuk memberikan pendidikan yang mampu menyadarkan siswa
sehingga pada akhirnya diharapkan dapat semakin peduli terhadap pentingnya
kebersihan sungai dan terhadap keberadaan tumbuhan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan juga
menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Penggunaan Pendekatan
PPR akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami konteks pembelajaran
melalui pengalaman belajar yang nyata. Siswa juga diajak untuk merefleksikan
pengalaman belajar yang didapat untuk kemudian menentukan aksi nyata yang akan
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa
terus dibangun dalam proses pembelajaran untuk mengupayakan terwujudnya
Pendidikan Emansipatoris.
Dialog yang terjalin antara guru dan siswa diharapkan dapat membangun
kesadaran kritis diantara keduanya khususnya terhadap terhadap permasalahan
lingkungan. Penggunaan dialog dan wawancara selama proses pelaksanaan
pembelajaran menjadi usaha dalam menghormati hak-hak dari setiap siswa. Siswa
diperbolehkan untuk bertanya jika mereka merasa belum dapat memahami maksud
dari materi yang disampaikan oleh guru, mereka berhak untuk menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
yang diajukan oleh guru serta memberikan pendapat atau tanggapan atas
pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang berlangsung menggunakan
materi ini selalu mengingatkan guru untuk tidak membatasi kehendak siswa yang
positif melainkan mendorong siswa untuk mengekspresikan dirinya sebagai bentuk
pemberdayaan diri siswa (empowering) khususnya dalam pengembangan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Jawaban ataupun pendapat yang disampaikan oleh siswa tidak boleh
dikatakan “salah” pada waktu yang bersamaan ketika siswa menjawab atau
berpendapat. Guru diharapkan dapat menggali lebih dalam apa maksud dari jawaban
siswa tersebut. Pengalaman menjalin dialog bersama dengan siswa dapat digunakan
pula sebagai sarana untuk mengetahui karakteristik siswa yang tidak terlihat oleh
mata, yakni dengan merasakan dan memahami apa yang sebenarnya dipikirkan dan
dirasakan oleh siswa.
Hal yang abstrak bagi siswa ketika diminta untuk memahami faktor penyebab
banjir dan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia. Eksperimen digunakan
sebagai sarana untuk membantu anak dalam memahami hal yang abstrak melalui
pengalaman yang nyata/konkret sesuai dengan pandangan dari Jean Piaget.
Penggunaan eksperimen dalam pembelajaran merupakan perwujudan dari
penggunaan Model Conservation Scout (CS). Eksperimen “Penyebab Banjir”
diberikan untuk menyadarkan siswa terhadap faktor penyebab banjir sedangkan
eksperimen “Fungsi Akar” diberikan untuk menyadarkan siswa agar memahami
pentingnya tumbuhan bagi kehidupan mereka dan manusia. Pelaksanaan kegiatan
eksperimen dilakukan secara berkelompok, dengan harapan bahwa siswa akan saling
belajar dan saling membantu, untuk bersama-sama memahami materi pembelajaran
sesuai dengan pandangan dari Lev Semionovich Vygotsky.
Pengalaman yang didapatkan siswa melalui kegiatan eksperimen diharapkan
akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa, mereka dapat bermain sambil
belajar sesuai dengan pandangan Maria Montessori tentang anak. Panduan
eksperimen yang dipersiapkan diharapkan juga dapat membantu siswa agar lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
mudah melakukan eksperimen. Penyusunan panduan eksperimen didasarkan analisis
kebutuhan siswa kelas III B dan juga berdasar pada 10 prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson. Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka dunia pada
bidang pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa.
Pengalaman yang sudah direfleksikan diharapkan akan mendorong siswa
untuk menentukan aksi nyata bagi lingkungan. Teknik peertutoring yang digunakan
dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam
mewujudnyatakan aksi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang
ditawarkan merupakan cerminan dari pendidikan yang humanis. Siswa akan
terbimbing untuk berkembang dari “aku anak didik” kemudian berubah menjadi
“aku pendidik”, melalui penugasan untuk mentutori orang-orang lain di sekitarnya
berdasarkan pada pengalaman belajar yang didapatkan.
4.2.2.2 Keterbatasan Materi
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang
dikembangkan oleh peneliti tentunya memiliki keterbatasan baik dalam segi isi atau
cakupan dan teknis implementasi materi. Tujuan dari penyusunan materi adalah untuk
memberikan pendidikan lingkungan agar siswa semakin sadar dan peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Proses pendidikan lingkungan tidak cukup dilakukan secara
singkat, akan tetapi perlu dilaksanakan secara berlanjut. Isi materi yang
dikembangkan belum dapat mengupayakan pendidikan lingkungan yang
berkelanjutan panjang akan tetapi sudah diusahakan untuk berlanjut yakni selama dua
hari melalui implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama
dan kedua.
Permasalahan mengenai lingkungan dapat dikatakan termasuk hal yang
abstrak sehingga siswa membutuhkan suatu pengalaman konkret agar dapat
memahaminya. Materi eksperimen yang disusun dalam materi masih terbatas pada
konteks penyebab banjir dan fungsi akar, sehingga guru perlu menyusun materi
eksperimen sendiri untuk konteks permasalahan lingkungan yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, serta
saran bagi penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian
Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B
SD N Jetis 1 Yogyakarta dilakukan berdasarkan 5 langkah pengembangan
materi menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) yaitu (1) menganalisis
kebutuhan siswa melalui kegiatan observasi dan wawancara bersama siswa
kelas III B serta dengan guru dan kepala sekolah (2) mendesain materi
berdasarkan 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005),
(3) mengimplementasikan materi di kelas III B SD N Jetis Yogyakarta,
(4) mengevaluasi implementasi materi untuk mengetahui kelebihan dan
keterbatasan materi, dan (5) revisi materi sebagai usaha akhir dalam
memperbaiki dan mengembangkan kualitas materi.
5.1.2 Kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat
dikategorikan sangat layak digunakan oleh Guru dan Siswa kelas III B SD N
Jetis 1 Yogyakarta, berdasarkan pada hasil validasi yang dilakukan oleh ahli
IPA, ahli bahasa, dan guru dengan mendapat skor rata-rata yakni 3,54 yang
kemudian disesuaikan dengan kriteria skor skala empat menurut Sukardjo
(2006). Hasil validasi dari ahli digunakan untuk merevisi materi sebelum
diimplementasikan. Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi
Akar” untuk siswa juga dapat dikategorikan layak digunakan berdasarkan
hasil wawancara kepada 24 siswa kelas III B dengan hasil secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
sebanyak 22 siswa dapat melakukan eksperimen berdasarkan panduan secara
mandiri. Hasil observasi yang dilakukan selama implementasi materi
menunjukkan bahwa materi sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson sehingga kualitasnya “sangat layak”. Peneliti
meyakini tercapainya 10 prinsip tersebut dengan bukti bahwa (1) siswa sudah
memegang dan membaca panduan, (2) siswa merasa nyaman dan bahagia
sebab panduan berisikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami
serta berisikan gambar, (3) siswa bereksperimen dengan menggunakan
panduan sehingga berkembang kepercayaan dirinya, (4) siswa bersedia
dibentuk menjadi beberapa kelompok secara acak sehingga memperhatikan
latar belakang sosial, kognitif, afektif, dan psikomotorik, (5) siswa merasa
jelas terhadap maksud panduan, (6) siswa dapat melakukan eksperimen sebab
terdapat langkah-langkah kegiatan/petunjuk kegiatan, (7) pembelajaran di
desain dengan berbagai macam metode yang memberdayakan panca indera,
(8) siswa bersedia bekerja secara individu serta kelompok dan berhasil
bereksperimen berdasarkan panduan, (9) siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan demonstrasi dan eksperimen, serta (10) siswa mendapat respon
positif melalui aksi peer tutoring.
5.2 Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan dari penelitian ini adalah belum seimbangnya penerapan 10
prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson khususnya prinsip feedback, maka
dari itu, untuk penelitian selanjutnya materi dapat disusun dengan menyeimbangkan
kesepuluh prinsip. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah implementasi materi
dilakukan oleh peneliti dan masih sebatas pada satu sekolah yakni di SD N Jetis 1
Yogyakarta, maka dari itu untuk penelitian selanjutnya, materi dapat diberikan
kepada guru di sekolah yang berbeda atau guru kelas yang sama di sekolah yang
sama dalam artian kelas pararel untuk diimplementasikan sebelum diproduksi secara
masal sehingga kualitasnya semakin baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
DAFTAR REFERENSI
Aneheim University. (2016). Brian Tomlinson, Ph.D., (Online), (www.anaheim.edu)
diakses 01 September 2016.
Apriyadi, A. (2016). 1500 meter kubik sampah sumbat pintu air di
Bantul, (Online), (www.jogja.tribunnews.com), diakses 3 Juli 2016.
Borg, W.R., dan Meredith D. Gall. (1983). Educational research: an introduction.
USA: Longman.
Chawla, L., dan Debra F. Chusing. (2007). Education for Strategic Environmental
Behavior. Journal of Environmental Education Research, 13 (4), pp. 437-
452, (Online), (www.colorado.edu), diakses 18 Juli 2016.
Clayton, S. dan Gene Myers. (2014). Psikologi konservasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Creswell, J.W. (2014). Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Davis, J. (1998). Young children, environmental education and the future, (Online),
(http://eprints.qut.edu.au/1309/1/davis.pdf), diakses 18 Juli 2016.
Driyarkara, N. (1980). Driyarkara tentang pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Ginintasasi, R. (2011). Kesadaran, (Online), (http://file.upi.edu), diakses 7 Mei 2016.
Hamzah, S. (2013). Pendidikan lingkungan: sekelumit wawasan pengantar. Bandung:
Refika Aditama.
Handayani, A. (2013). Peningkatan sikap peduli lingkungan melalui implementasi
pendekatan STM dalam pembelajaran IPA Kelas IV di SD N Keputran “A”,
(Online), (http://eprints.uny.ac.id.) diakses 7 Mei 2016.
Harsono, Y.M. (2015). Developing learning materials for specific purposes, (Online).
(http://journal.teflin.org), diakses 18 Juli 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Iskandar, Tb.Z. (2013). Psikologi lingkungan: Metode dan aplikasi. Bandung: Refika
Aditama.
Jamanti, R. (2014). Pengaruh berita banjir di koran KALTIM terhadap kesadaran
lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. E-Journal
ilmu komunikasi, 2 (1), 17-33, (Online), (http://ejournal.ilkom.fisip-
unmul.ac.id) diakses 7 Mei 2016.
James Bell Associates. (2008). Understanding the Institutional Review Board (IRB),
(Online),(http://www.jbassoc.com/ReportsPublications/Understanding%20the
%20IRB.pdf), diakses 23 Januari 2016).
Keraf, S. (2014). Filsafat lingkungan hidup. Yogyakarta: Kanisius.
Kresna, M. (2016). Risiko dan nasib buruk pembangunan hotel di
Yogyakarta, (Online), (www.tirto.id), 3 Juli 2016.
Lathiva dan Thia Destiani. (2016). Jogja darurat air jadi film gambarkan kekeringan
5 kecamatan di Kota Yogyakarta, (Online),(www.buton.harianbernas.com)
diakses 20 September 2016.
Moleong, L.J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Dover Publications.
Neolaka, A. (2008). Kesadaran lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ningsih, W.I., dkk. (2013). Pengaruh implementasi pendekatan proses berbasis
lingkungan terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa
kelas V MIN Banyubiru Negara. E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, 1-10, (Online), (http://download.portalgaruda.org)
diakses 7 Mei 2016.
Nouri, A., dan Seyed M. Sajjadi. (2014). Emancipatory pedagogy in practice: aims,
principles, and curriculum orientation, (Online),
(http://libjournal.uncg.edu/ijcp/article/view/228), diakses 18 Juli 2016.
Paus Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si’, tentang perawatan rumah kita
bersama. Penerjemah: Martin Harun, Jakarta: Obor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Putra, N. (2015). Research & Development: Penelitian dan pengembangan, suatu
pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Reksadjaja, B.S. (1979). Manusia dalam lingkungan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Untuk Normalisasi
Kehidupan Kampus.
Ritmawanti, D.F. (2014). Conservation scout: pengenalan mini konservasi di sekolah
dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan. USD: PGSD.
Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian pendidikan: jenis, metode, dan prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sari, W.W. (2014). Persepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap program
Conservation Scout, (Online), (http://bioedukatika.uad.ac.id/wp-
content/uploads/2015/08/7.-Jurnal-Bioedukatika-Wahyu-Wido-Sari-34-37-
vol.2-No.2-Desember-2014.pdf), diakses 18 Juli 2016.
Sastrapratedja, M. (2013). Pendidikan sebagai humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian
Filsafat dan Pancasila.
Schunk, D.H. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan.
Penerjemah: Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sihombing. (2015). Hubungan perilaku Martarombo dengan kepedulian Suku Batak
Toba terhadap sesama Suku Batak Toba (Online), (http://repository.usu.ac.id)
diakses 7 Mei 2016.
Steg, L., Agnes E. van den Berg, dan Judith L. M. de Groot. (2013). Environmental
psychology. Oxford: John Wiley and Sons.
Slavin, R.E. (2009). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta Indeks.
Slavin, R.E. (2011). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks.
Solso, R., Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin. (2008). Psikologi kognitif.
Jakarta: Erlangga.
Stapp, W.B. (1997). The concept of environmental education, (Online),
(www.tandfonline.com), diakses 18 Juli 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. (2006). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Prodi Teknologi
Pembelajaran: PPs UNY.
Sukmadinata, N.S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Suparno, P. (2015). Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma
Pedagogi Refleksi (PPR). Yogyakarta: USD.
Suseno, P.Y. (2016). Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan pada
anak melalui Model Conservation Scout. Yogyakarta: Symposium on Biology
Education, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan.
Thomson, G. dan Jenn Hoffman. (2002). Measuring the success environmental
education programs, (Online),
(http://www.peecworks.org/peec/peec_inst/I01795F64.0/ee-success.pdf),
diakses 18 Juli 2016.
Tomlinson. (2005). Materials development in language teaching. United Kingdom:
Cambridge University Press.
Universitas Sanata Dharma. (2013). Seminar Hari Ilmiah Dies Natalis ke-58 Sanata
Dharma, (Online), (www.usd.ac.id) diakses 21 November 2016.
Wardhana, W. (2013). Konsep pendidikan Driyarkara perlu dijabarkan, (Online),
(www.Solopos.com) diakses 21 November 2016.
Widodo, H.D.C. (2014). Mengupayakan anak mencintai lingkungan hidup dan sains
melalui eksperimen. USD: PGSD.
Widoyoko, E.P. (2015). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Winarti, E., dan Brigita E.T. Anggadewi. (2015). Manusia pembelajar di dunia tarik
ulur, Bab 3: Pedagogi Ignasian sebagai pendidikan emansipatoris.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Zaman, B. (2012) Pendidikan ala Montessori, (Online),
(http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001
121-BADRU_ZAMAN/) diakses 18 Juli 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan
berkembang.
1. Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran
IPA?
2. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA?
3. Kesulitan apa saja yang kamu temui?
4. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
5. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh
Bapak/Ibu gurumu?
6. Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan pratikum/eksperimen IPA
pada saat mengajar di kelas?
7. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang
berlangsung?
8. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk
lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
9. Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
…………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS
Nama :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan
berkembang.
1. Bagaimana kesan Bapak/Ibu selama mengajar materi IPA di kelas?
2. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi IPA di
kelas?
3. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi kendala yang dihadapi saat mengajar materi
IPA di kelas?
4. Apakah Bapak/Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA bersama
anak-anak?
5. Sejauh Bapak/Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat
melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?
6. Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan
pratikum/eksperimen bersama anak-anak?
7. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami kesulitan pada
saat mengikuti kegiatan pratikum/eskperimen?
8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen digunakan
sebagai media pembelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
9. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
10. Dalam pandangan Bapak/Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria apa saja
yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat dikatakan layak
digunakan?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN KEPALA SEKOLAH
Nama :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan
berkembang.
1. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan kegiatan
pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada saat
melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi IPA?
3. Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 pada saat
melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
4. Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan tersebut?
5. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan panduan
pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
6. Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran?
8. Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi eksperimen, kriteria
apa saja yang harus dipenuhi agar materi eksperimen tersebut dapat dikatakan
layak digunakan?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
LEMBAR WAWANCARA
VALIDASI MATERI EKSPERIMEN OLEH SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara, dimungkinkan
berkembang.
1. Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi
panduan/materi eksperimen?
2. Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
3. Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?
4. Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?
5. Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
6. Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan
eksperimen ini?
Yogyakarta,……………………
Pewawancara
………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
1. Dialog Wawancara Siswa 1 dengan Kemampuan Tinggi
Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Biasa saja
Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Pernah. Kadang-kadang
Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Materinya kurang jelas
Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen
IPA di kelas?
Siswa : Pernah
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan
oleh Ibu gurumu?
Siswa : Bisa
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.
Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen
IPA sedang berlangsung?
Siswa : Iya, sangat butuh.
Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu
terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa : Iya, supaya lebih jelas
Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa : Ada penjelasan setiap langkah-langkahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
2. Dialog Wawancara Siswa 2 dengan Kemampuan Tinggi
Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Baik-baik saja.
Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Pernah.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Materinya kurang jelas
Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen
IPA di kelas?
Siswa : Pernah.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan
oleh Ibu gurumu?
Siswa : Bisa.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.
Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen
IPA sedang berlangsung?
Siswa : Iya, sangat butuh.
Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu
terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa : Iya, supaya lebih lebih pinter.
Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa : Yang jelas pokoknya, menggunakan Bahasa Indonesia bukan
Bahasa Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
3. Dialog Wawancara Siswa 3 dengan Kemampuan Sedang
Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Senang.
Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Pernah.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Materinya kurang jelas
Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen
IPA di kelas?
Siswa : Pernah.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan
oleh Ibu gurumu?
Siswa : Bisa.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.
Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen
IPA sedang berlangsung?
Siswa : Iya, sangat butuh.
Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu
terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa : Iya, bisa lebih jelas
Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa : Ada penjelasannya, terus bahasanya mudah dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Dialog Wawancara Siswa 4 dengan Kemampuan Sedang
Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Biasa saja.
Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Pernah.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Materinya kurang jelas
Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen
IPA di kelas?
Siswa : Pernah.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan
oleh Ibu gurumu?
Siswa : Bisa.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.
Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen
IPA sedang berlangsung?
Siswa : Iya, sangat butuh.
Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu
terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa : Iya, bisa lebih jelas
Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa : Yang ada gambar-gambarnya sama bahasanya bisa dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
5. Dialog Wawancara Siswa 5 dengan Kemampuan Rendah
Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Baik-baik saja.
Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti
pembelajaran IPA?
Siswa : Sering
Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa : Bingung sama materinya.
Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen
IPA di kelas?
Siswa : Pernah tapi sedikit lupa.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan
oleh Ibu gurumu?
Siswa : Belum.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?
Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.
Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen
IPA sedang berlangsung?
Siswa : Iya, sangat butuh.
Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu
terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa : Iya, supaya pinter.
Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa : Yang cetha tulisannya sama yang besar hurufnya. Bentuknya kotak
atau persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
Peneliti : Bagaimana kesan Ibu selama mengajar materi IPA di kelas?
Guru : Saya senang karena anak-anak sangat antusias apalagi kalau
pembelajarannya praktik-praktik. Anak-anak sangat senang kalau
mereka yang praktik sendiri.
Peneliti : Apakah Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi
IPA di kelas?
Guru : Saya mengalami kesulitan dalam mengelola anak-anak. Pada saat
pratikum contohnya, meskipun sudah dibagi kelompok, tapi ada
beberapa anak yang menolak untuk bergabung dalam kelompok
itu. Beberapa anak juga sering lupa kalau diminta membawa alat-
alat atau bahan untuk pratikum. Kemudian dari segi media, di sini
medianya tidak ada. Contohnya itu LCD, saya sampai harus
bertukar kelas kalau mau menunjukkan video atau gambar.
Peneliti : Apakah Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA
bersama anak-anak?
Guru : Sudah pernah, ya yang waktu itu tentang tanam menanam mas
sama waktu pratikum tentang sifat benda padat, cair, dan gas.
Peneliti : Sejauh Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat
melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?
Guru : Pratikumnya kan sebenarnya nggak cuman sehari. Jauh-jauh hari
sebenarnya saya sudah meminta mereka untuk menyiapkan
peralatan untuk pratikum. Baru praktiknya pada saat hari H tapi
kan pratikumnya berkelanjutan setelah mereka menanam. Saya
minta mereka untuk mengukur tinggi tanaman masing-masing
yang sudah tumbuh. Saya buat tugas secara individu agar setiap
siswa berlatih untuk bertanggungjawab.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
pratikum/eksperimen bersama anak-anak?
Guru : Nglatih anak tanggungjawab itu mas
Peneliti : Usaha apa yang Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami
kesulitan pada saat mengikuti kegiatan pratikum/eskperimen?
Guru : Saya menggunakan panduan di buku paket. Waktu pratikum yang
menanam tanaman itu kan sudah ada petunjuknya di buku paket.
Saya minta mereka untuk membaca petunjuk dulu sebelum
pratikum. Walaupun sudah saya minta untuk membaca, tapi pasti
masih ada beberapa siswa yang masih bingung kemudian
bertanya-tanya. Saya ya berusaha untuk menjelaskan kembali,
membacakan pelan-pelan sambil mencontohkan.
Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen
digunakan sebagai media pembelajaran di kelas?
Guru : Saya akan melakukan eksperimen di kelas jika memungkinkan.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA
sebagai media pembelajaran di kelas?
Guru : Iya dong mas, sangat penting untuk diberikan. Siswa akan lebih
dimudahkan untuk pratikum dan dalam memahami pembelajaran.
Anak-anak juga bisa belajar dengan lebih nyaman dan lebih baik.
Peneliti : Dalam pandangan Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria
apa saja yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat
dikatakan layak digunakan?
Guru : Menurut saya itu yang sesuai dengan SK KD, lalu tidak
membahayakan siswa. Walaupun bagus dan menarik tapi kalau
membahayakan untuk siswa ya sama saja. Kemudian sesuai
dengan buku pegangan guru. Anak-anak juga jauh lebih tertarik
kalau berwarna, ada langkah-langkah kegiatan sama gambarnya.
Tentu jauh akan lebih menarik dan anak pasti mau membacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan
kegiatan pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas?
Guru : Kalau dibilang sering ya sering, mereka menggunakan alat peraga.
Kita juga ada supervisi, dalam 1 semester itu wajib dilaksanakan 2
kali. Saat melakukan supervisi, guru-guru itu sering menggunakan
kegiatan praktik pada saat pembelajaran.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada
saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi
IPA?
Guru : Iya kalau yang namanya kesulitan itu pasti ada, baik dari siswanya,
sumber belajarnya, dan media pembelajarannya. Anak-anak yang
kelas bawah pasti suka ramai, jadi ada kesulitan dalam hal
mengelola kelas juga.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N
Jetis 1 pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
Guru : Kalau dari segi media pembelajarannya, kesulitannya ada karena
alat peraganya kurang mendukung dan tidak lengkap. Kalau pun
ada alat peraga, itu juga sudah rusak karena dimakan usia. Karena
sudah lama, sudah tua, jadi ada yang dimakan rayap. Kita mencoba
menyelamatkan tetapi tidak bisa semua karena keterbatasan dana,
yang bisa kita selamatkan kita rawat lalu kita simpan dalam almari
di laboratorium IPA.
Peneliti : Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan
tersebut?
Guru : Kalau alat peraganya bisa diperbaiki ya diperbaiki dengan
menggunakan dana bantuan BOS/BOSDA. Kalau tidak bisa ya
menggunakan alat peraga seadanya, guru harus kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
mempersiapkannya.
Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan panduan
pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan
pratikum/eksperimen?
Guru : Iya, Bapak/Ibu guru pasti menggunakan panduan pada saat
melakukan pratikum. Di buku paket kan sudah ada, tinggal
menjalankannya saja. Kalau semisal panduannya tidak ada, guru
harus mempersiapkannya sendiri atau pun kalau dirasa kurang
lengkap guru bisa mencari referensi-referensi lain. Namun untuk
kelas IV dan V ada panduannya sendiri.
Peneliti : Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai
media pembelajaran di kelas?
Guru : Kalau tanpa panduan bisa kerepotan. Semua hampir ada
panduannya. Namun ada beberapa guru yang membuat sendiri. Bu
P (Guru Kelas I A) itu setiap hari menggunakan media. Ya
harapannya anak-anak kan bisa selalu bahagia saat belajar. Kalau
perasaannya bahagia kan akan lebih mudah menerima
pembelajaran, itu harapannya.
Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA
digunakan dalam pembelajaran?
Guru : Harapannya penggunaan pratikum dalam pembelajaran tidak
hanya berbentuk verbalisme, tetapi juga mengupayakan
perkembangan kemampuan psikomotorik seperti audio-visual.
Anak-anak bisa melihat, membaca, mendengar, dan melakukan
praktik langsung. Melalui kegiatan praktik secara langsung, anak-
anak bisa mendapat pengalaman baru dan belajar hal-hal baru atau
learning by doing.
Peneliti : Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar materi
eksperimen tersebut dapat dikatakan layak digunakan?
Guru : Banyak yang harus dipertimbangkan tapi yang jelas ya harus
sesuai dengan SK/KD, sesuai dengan kurikulum, alat peraga harus
sinkron dengan materi, ada petunjuk penggunaannya, harus kreatif,
mencari berbagai macam referensi, ada gambarnya, dipraktikkan
sendiri terlebih dahulu. Kalau sudah dipraktikkan dulu kan bisa
tahu kelemahannya dan nantinya bisa diantisipasi.
Selain itu juga tidak membahayakan, bisa bermanfaat dan bisa
membantu sekolah, tidak terlalu mahal sehingga kalau sekolah
mau membuat bisa terjangkau. Kalau hubungannya dengan
penelitian ini, ya diharapkan anak-anak bisa peduli terhadap
lingkungan. Anak-anak kan tinggal dengan lingkungan maka
perilaku anak agar peduli terhadap lingkungan perlu
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
1. Dialog Wawancara Siswa 1 dengan Kemampuan Tinggi
Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh
isi panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa
Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Iya menarik, karena belum pernah baca panduan kayak ini.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen
ini?
Siswa : Bisa.
Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini
mudah dipahami?
Siswa : Bisa
Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa : Senang
Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan
panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa
2. Dialog Wawancara Siswa 2 dengan Kemampuan Tinggi
Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh
isi panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa
Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Menarik, gambarnya bagus, tulisannya jelas.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen
ini?
Siswa : Bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini
mudah dipahami?
Siswa : Bisa, mudah.
Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa : Senang.
Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan
panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa, yakin.
3. Dialog Wawancara Siswa 3 dengan Kemampuan Sedang
Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh
isi panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa
Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Menarik banget, ada gambarnya, ada tulisannya, ada
penjelasannya juga.
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen
ini?
Siswa : Bisa
Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini
mudah dipahami?
Siswa : Mudah
Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa : Senang soalnya bisa paham
Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan
panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
4. Dialog Wawancara Siswa 4 dengan Kemampuan Sedang
Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh
isi panduan/materi eksperimen?
Siswa : Bisa
Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa : Menarik banget, banget. Soalnya ada panduan dan gambarnya
Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen
ini?
Siswa : Bisa.
Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini
mudah dipahami?
Siswa : Bisa
Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa : Senang
Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan
panduan eksperimen ini?
Siswa : Bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran
INSTRUMEN VALIDASI
KUALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
Nomor dan Nama Mahasiswa : 1. Paulus Yuli Suseno (131134064)
2. Adelia Surya Putri (131134084)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Petunjuk:
Mohon untuk melingkari angka dalam kolom skor sesuai dengan kemampuan
mahasiswa dengan memperhatikan rambu-rambu penskoran sebagai berikut:
Rentang skor 1-4 dengan kualifikasi sebagai berikut:
4= sangat baik, 3= baik, 2= cukup, 1= kurang
No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR CATATAN
A. Identitas RPP
1. Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan
pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester,
alokasi waktu)
1 2 3 4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1. Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan
tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor
pada setiap kompetensi dasar
1 2 3 4
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional
dengan kompetensi yang diukur 1 2 3 4
3. Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan 1 2 3 4
4. Rumusan indikator menunjukkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi 1 2 3 4
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan
kompetensi dasar dan indikator 1 2 3 4
2. Kelengkapan komponen ABCD (audience,
behavior, condition, degree) dalam rumusan 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
tujuan pembelajaran
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 1 2 3 4
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
3. Keruntutan dengan sistematika materi 1 2 3 4
4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4
E. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 1 2 3 4
2. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran 1 2 3 4
3. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
F. Skenario/Kegiatan Pembelajaran
1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 1 2 3 4
2. Kompetensi strategi dan metode pembelajaran
dengan materi pembelajaran 1 2 3 4
3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap
tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan
alokasi waktu
1 2 3 4
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi
yang ingin dicapai 1 2 3 4
2. Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir,
tindak lanjut) 1 2 3 4
3. Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci
jawaban) 1 2 3 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator,
petunjuk dan soal)
1 2 3 4
2. Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan
mudah dipahami
1 2 3 4
3. Tampilan LKS indah dan menarik 1 2 3 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1. Ketepatan ejaan 1 2 3 4
2. Ketepatan pilihan kata 1 2 3 4
3. Kebakuan struktur kalimat 1 2 3 4
4. Kebakuan bentuk huruf dan angka 1 2 3 4
SKOR TOTAL
Rata-rata =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan
(mohon dilingkari salah satu)
Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,…………………
Validator
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS MATERI EKSPERIMEN
MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
PETUNJUK:
Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas materi eksperimen yang mengacu
pada kurikulum KTSP untuk Siswa kelas III di SD N Jetis 1 dengan cara memberi
tanda cek (√) pada kolom di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberi komentar
sesuai pendapat Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan!
KETERANGAN:
1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik , 4= sangat baik.
No Aspek yang Dinilai
Hasil Penelaahan dan
Skor Catatan
1 2 3 4
A. Identitas
1. Kelengkapan unsur materi
eksperimen (judul, deskripsi
singkat, alat dan bahan, langkah
kerja, referensi)
B. Konten atau Isi
1. Rumusan deskripsi singkat
eksperimen membantu memperjelas
gambaran umum eksperimen
2. Rumusan tujuan eksperimen sesuai
dengan indikator yang akan dicapai
3. Alat dan bahan dirumuskan secara
rinci dan jelas
4. Langkah kerja dirumuskan secara
rinci, singkat, dan jelas
5. Materi eksperimen sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
(relevan)
6. Materi eksperimen membantu
mengembangkan kepercayaan diri
siswa
7. Materi eksperimen menumbuhkan
kebahagiaan dalam diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
8. Materi eksperimen menumbuhkan
ketertarikan siswa terhadap
lingkungan
9. Materi eksperimen mengupayakan
perkembangan otak kanan dan otak
kiri siswa
10. Materi eskperimen memberikan
kesempatan untuk terwujudnya
feedback
C Tampilan
1. Rumusan alat dan bahan disertai
gambar sebagai penjelas
2. Rumusan langkah kegiatan disertai
gambar sebagai penjelas dalam
melakukan eskperimen
3. Ketepatan pemilihan jenis huruf
4. Ketepatan pemilihan ukuran huruf
5. Ketepatan penempatan teks
6. Kesesuaian gambar dengan konteks
materi
7. Kejelasan gambar
8. Ketepatan penempatan gambar
9. Keterbacaan teks
D. Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa
berdasarkan EYD
2. Penggunaan bahasa mudah
dipahami siswa
3. Penggunaan kata pada kalimat
mengandung makna tunggal
4. Penggunaan kalimat efektif
5. Pemilihan kalimat menghindari
pemakaian istikah asing
E. Penggunaan dan Penyajian
1. Materi eksperimen disajikan secara
sistematis
2. Materi eksperimen dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama
Skor Total
Rata-rata =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan
(mohon dilingkari salah satu)
Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,…………………
Validator
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
3
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
4
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 4
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 4
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4
3 Tampilan LKS indah dan menarik 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 4
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 107
Rata-rata 3,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
3
B. Konten atau Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4
5 Ketepatan penempatan teks 4
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 4
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 4
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Total Skor 103
Rata-rata 3,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 4
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
4
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 3
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 108
Rata-rata 3,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Konten atau Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4
5 Ketepatan penempatan teks 4
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 4
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 4
Total Skor 107
Rata-rata 3,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III B
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
3
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 3
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang
ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
2
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 3
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 3
2 Ketepataan pilihan kata 2
3 kebakuan struktur kalimat 3
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 3
Total Skor 86
Rata-rata 3,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
3
B. Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 3
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 3
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 3
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
3
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3
5 Ketepatan penempatan teks 3
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 3
7 Kejelasan gambar 3
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 3
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 3
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 2
4 Penggunaan kalimat efektif 3
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 3
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Skor Total 83
Rata-rata 3,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III A
No
Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester,
alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang ingin
dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
3
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian
dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 3
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 3
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 3
3 kebakuan struktur kalimat 4
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 93
Rata-rata 3,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum
eksperimen
4
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 3
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 3
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3
5 Ketepatan penempatan teks 3
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 3
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 3
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Skor Total 93
Rata-rata 3,44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1. Kegiatan demonstrasi Gambar 2. Kegiatan Demonstrasi
Gambar 3. Eksperimen “Penyebab Banjir” Gambar 4. Eksperimen “Fungsi Akar”
Gambar 5. Mendampingi Siswa Gambar 6. Siswa bekerja di dalam kelompok
Gambar 7. Siswa membuat poster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 21. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Paulus Yuli Suseno merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara yang lahir di Sleman, 03 Juli 1994.
Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Gentan dan lulus
pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh
di SMP Negeri 1 Seyegan dan lulus pada tahun 2009.
Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1
Seyegan dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).
Peneliti kemudian memutuskan untuk menekuni program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2013, setelah mengikuti tes penerimaan
mahasiswa baru PGSD USD tahun 2013 dan dinyatakan diterima. Selama menempuh
proses pendidikan di bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai macam
kegiatan baik akademik dan non-akademik.
Beberapa macam kegiatan yang pernah diikuti peneliti antara lain:
1. Pemakalah pada acara National Conference: Symposium on Biologi Education
(Symbion) 2016 dengan tema Education and Biology Conservation
(Edubioconservation) for Sustainable Living
2. Wakil Ketua Umum Organisasi Karang Taruna (OKT) Padukuhan Kregolan
RW.13 Periode 2014-2015
3. Anggota Seleksi Internal Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta tahun 2015
4. Pak’e PGSD (Duta Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Universitas
Sanata Dharma tahun 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
5. Anggota Tim Program Kreativitas Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi dan
didanai Hibah Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2014 dengan judul
“Cosmic Education Sebagai Media untuk Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air
pada Anak”
6. Wakil Ketua Umum Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD Universitas Sanata
Dharma tahun 2015
7. Sekretaris Umum Parade Gamelan Anak ke-8 Se-Yogyakarta dan Jawa Tengah
Universitas Sanata Dharma tahun 2015
8. Tim Penerima Tamu dalam Wisuda Program Sarjana, Profesi dan Magister
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Periode II tahun 2015
9. Peserta lomba debat dalam kegiatan Pekan Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan tahun 2015
10. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Seminar “Reinventing Childhood Education”
tahun 2015
11. Seksi Dokumentasi dalam kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa II (PPKM II) PGSD Universitas Sanata Dharma tahun 2015
12. Seksi Keamanan dalam kepanitiaan Pelepasan Calon Wisudawan/Wisudawati
Program Studi PGSD Periode Oktober 2015
13. Seksi Keamanan Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD
tahun 2014
14. Pelatih/Instruktur dalam pelatihan penggunaan media “Cosmic Education” di SD
Negeri Nanggulan tahun 2014
15. Peserta Workshop dan Sosialisasi Penyusunan Proposal Program Kreativitas
Mahasiswa tahun 2013
16. Kegiatan wajib Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yakni “English Welcoming
Days” 2012, kegiatan wajib Prodi PGSD Inisiasi Prodi (Insipro) PGSD 2013,
kursus mahir tingkat dasar (KMD) 2014, English Club, kegiatan wajib Fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
yakni INFISA 2012, dan kegiatan wajib Universitas yakni INSADHA 2012,
PPKM I (2013), PPKM II (2014), dan Week-End Moral (2014)
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout
untuk Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI