PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU
DAN KARAKTER MENGHARGAI PRESTASI
BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP
(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII
di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tahun Ajaran 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Thomas Govanis
141114066
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU
DAN KARAKTER MENGHARGAI PRESTASI
BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP
(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII
di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tahun Ajaran 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Thomas Govanis
NIM: 141114066
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Urip iku Urup”
(Semar)
“Hobi Berpikir”
(Peneliti)
“Menari dengan Waktu”
(Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini bagi
Allah Yang Maha Kuasa
Keluarga terkasih
Alamater Sanata Dharma
Pendidikan di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU
DAN KARAKTER MENGHARGAI PRESTASI
BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII
di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tahun Ajaran 2016/2017)
Thomas Govanis
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan: 1) Mengembangkan prototipe soal tes asesmen
hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berbasis film karakter yang efektif; 2) Menguji kualitas (validitas, reliabilitas,
daya beda, dan tingkat kesukaran) soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film; 3) Mengukur capaian
hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berdasarkan hasil uji coba prototipe soal tes yang dikembangkan; 4) Menganalisis
efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi berdasarkan penilaian siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek
penelitian ini siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tahun
Ajaran 2016/2017 berjumlah 70 siswa. Pengumpulan data menggunakan soal tes
hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi,
berbentuk pilihan ganda dengan respon bergradasi dan skala penilaian efektifitas
model menurut penilaian siswa. Teknik analisis data menggunakan IRT model
Rasch dan capaian hasil karakter siswa menggunakan analisis deskriptif kategori.
Hasil penelitian menunjukan: 1) Peneliti dapat mengembangkan produk
yang di desain dalam penelitian berupa Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil
Pendidikan Karakter Rasa Inign Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis
Film Karakter di SMP. 2) Berdasarakan hasil uji validitas semua item soal tes
valid. Reliabilitas soal tes karakter rasa ingin tahu sebesar (0,92) dan karakter
menghargai prestasi sebesar (0,94). Keduanya masuk ke dalam kategori indeks
reliabilitas sangat bagus/tinggi. Tingkat kesukaran item soal tes karakter rasa
ingin tahu ditemukan 17 item soal yang memiliki tingkat kesulitan sedang, 2 item
dengan kesulitan tinggi dan 1 item masuk kategori mudah. Sedangkan pada
karakter menghargai prestasi ditemukan 14 item soal yang memiliki tingkat
kesulitan sedang, 2 item dengan kesulitan tinggi dan 4 item masuk kategori
mudah. Butir soal yang dikembangkan memiliki daya beda 3) Capaian hasil
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi menunjukan
sebagian besar siswa mendekati kategori tinggi. 4) Menurut penilaian siswa
penggunaan prototipe soal tes asesmen karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi memiliki keefektifan.
Kata kunci: prototipe, soal tes asesmen, pendidikan karakter, karakter rasa ingin
tahu, karakter menghargai prestasi, film karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE TEST QUESTION PROTOTYPE DEVELOPMENTOF CURIOUS AND
ACHIEVEMENT APPRECIATION CHARACTER EDUCATION
ASSESSMENT BASED ON CHARACTER MOVIES IN JUNIOR HIGH
SCHOOL (Limited Trial on 7
th and 8
th grade students at SMP Negeri 1 GedungAjiBaruYear
2016/2017)
Thomas Govanis
Sanata Dharma University
This research was aimed to: 1) Develop an assessment test prototype of
curious and achievement appreciation character education based on an effective
character movieresult; 2) check the quality (validity, reliability, appropriateness,
and difficulty level) of assessment test of curious and achievement appreciation
character education based on movie result.; 3) measure the achievement of
curious and achievement appreciation character education based on the
developed test prototype trial result; 4) analyze the effectiveness of the assessment
test prototype of curious and achievement appreciation character education based
on the students judgement.
The research was a research and development (R&D) type. The research
subject was 7th
and 8th
grade students in SMP Negeri 1 GedungAjiBaruYear
2016/2017 with total 70 students. The data gathering used the curious and
achievement appreciation character education result test that was a multiple
choice style test with gradation respond and the effectiveness scale model based
on students’ judgement.Data analysis technique used the IRT Rasch model and
the student character achievement using categorization descriptive analysis.
The research analysis shows: 1) Researcher can develop product that
designed during research that formed as Test Question Prototype of Curious and
Achievement Appreciation Character Education Assessment Based On Character
Movies in Junior High School. 2) Based on the validity test, all items were
valid.The reliability of the curious character was (0,92) and the achievement
appreciation was (0,94). Both were in the high/good category of reliability index.
The difficulty level of the curious character test item was determined as follow:
17test items with medium difficulty, 2 test itemswith high difficulty and 1 test item
in easy category. In the other side, in the achievement appreciation character was
found 14 test itemswith medium difficulty, 2 test items with high difficulty and 4
test items in easy category. The test items that developed have appropriateness,3)
The achievement of curious and achievement appreciation character education
shows most of the student were in high category. 4) Based on students’ judgment,
the use of the curious and achievement appreciation character assessment test
prototype is effective.
Keywords: prototype, assessment test question, character education, curious
character, achievement appreciation character, character movie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
rahmad-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
"Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Rasa
Ingin Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis Film Karakter di SMP (Uji
Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Tahun Ajaran 2016/2017)"
Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari
banyak pihak, maka peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohani, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M. Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling serta Dosen Pembimbing Skripsi peneliti.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M. Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling: Ibu Indah, Ibu Hayu,
Ibu Retno, Bapak Sinurat, Bapak Budi, dan Ibu Retha.
5. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
6. Para Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru atas peran serta dalam
penelitian ini.
7. Kedua Orang tua peneliti, Ignatius Kusdaryanto, Theresia Sri Wijiningsih,
dan adik peneliti Ignasia Iga Wardani yang selalu memberikan dukungan doa
serta penguatan kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................ 9
G. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
1. Manfaat Teoritis .............................................................................. 10
2. Manfaat Praktis ............................................................................... 10
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ............................................ 11
I. Definisi Istilah ....................................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 15
A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes ..................................................... 15
1. Pengertian Evaluasi ........................................................................... 15
2. Pengertian Asesmen ......................................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Pengertian Tes .................................................................................. 16
4. Tujuan dan Fungsi Asesmen ............................................................ 16
5. Aspek-aspek Asesmen ..................................................................... 18
6. Prinsip-prinsip Asesmen .................................................................. 21
7. Jenis-jenis Asesmen ......................................................................... 22
8. Teknik-teknik Asesmen ................................................................... 23
9. Tes Sebagai Teknik Asesmen .......................................................... 23
B. Pendidikan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter Menghargai
Prestasi .................................................................................................... 24
1. Pengertian Pendidikan Karakter ....................................................... 24
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ............... 25
3. Hakikat Karakter Rasa ingin Tahu ................................................... 29
4. Aspek-aspek Karakter Rasa Ingin Tahu ........................................... 30
5. Karakteristik Rasa Ingin Tahu ......................................................... 32
6. Hakikat Karakter Menghargai Prestasi ............................................ 32
7. Aspek-aspek Karakter Menghargai Prestasi ..................................... 33
8. Karakteristik Menghargai Prestasi ................................................... 34
C. Asesmen Pendidikan Karakter ............................................................... 35
1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter ....................................... 35
2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter ........................................... 35
3. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter ................................. 36
4. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter ...... 36
5. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam
Pendidikan Karakter ......................................................................... 37
D. Hakikat Media Film dalam Pendidikan Karakter .................................. 40
1. Karakteristik Media Film Karakter .................................................. 40
2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter .......... 41
3. Film sebagai Media Asesmen .......................................................... 42
4. Pengembanagn Soal-soal Tes untuk Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter ............................................................................................. 43
E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
F. Kerangka Pikir ....................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 49
A. Model Penelitian dan Pengembangan ..................................................... 49
B. Prosedur Pengembangan ........................................................................ 49
1. Potensi dan Masalah ......................................................................... 50
2. Pengumpulan Informasi ................................................................... 51
3. Desain Produk .................................................................................. 51
4. Validasi Desain ................................................................................ 52
5. Revisi Desain ................................................................................... 52
6. Uji Coba Produk ............................................................................... 53
C. Uji Coba Produk ...................................................................................... 53
1. Desain Uji Coba Produk ................................................................... 53
2. Subjek Uji Coba Produk .................................................................. 54
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 55
4. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 56
5. Teknik Analisis Data ........................................................................ 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 69
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 69
B. Pembahasan ............................................................................................ 96
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 104
A. Kesimpulan .......................................................................................... 104
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 105
C. Saran ..................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ............................................. 9
Tabel 3.1 Jumlah Subjek uji Coba Penelitian ................................................... 54
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu .................................... 57
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi .............................. 58
Tabel 3.4 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Soal Tes ............................. 65
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Item ..................................................... 66
Tabel 3.6 Norma Kategori PAP Tipe 1 .............................................................. 67
Tabel 4.1 Alur Pembuatan Soal Tes .................................................................. 70
Tabel 4.2 Contoh Produk Prototipe Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
Berbasis Media Film ........................................................................... 71
Tabel 4.3 Contoh Produk Prototipe Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
Berbasis Media Film ........................................................................... 71
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tes Asesmen Karakter
Rasa Ingin Tahu ................................................................................. 73
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Soal Tes Asesmen Karakter
Menghargai Prestasi .......................................................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Efektifitas Model ................................................ 77
Tabel 4.7 Reliabilitas Item Karakter Rasa Ingin Tahu ...................................... 78
Tabel 4.8 Reliabilitas Item Karakter Menghargai Prestasi ................................ 79
Tabel 4.9 Reliabilitas Kuesioner Validasi Efektifitas Model pada Penilaian
Siswa .................................................................................................. 79
Tabel 4.10 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu dengan
Tingkat Kesukaran Sulit ..................................................................... 83
Tabel 4.11 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu dengan
Tingkat Kesukaran Sedang ................................................................. 84
Tabel 4.12 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu dengan Tingkat
Kesukaran Mudah ............................................................................... 85
Tabel 4.13 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi dengan
Tingkat Kesukaran Sulit ..................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.14 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi dengan
Tingkat Kesukaran Sedang ................................................................. 86
Tabel 4.15 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi dengan
Tingkat Kesukaran Mudah ................................................................ 87
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran, dan Daya Beda Soal Tes Asesmen Karakter Rasa
Ingin Tahu ......................................................................................... 88
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran, dan Daya Beda Soal Tes Asesmen Karakter
Menghargai Prestasi ........................................................................... 88
Tabel 4.18 Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter .................................... 89
Tabel 4.19 Distribusi Capaian Skor Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa............... 90
Tabel 4.20 Distribusi Capaian Skor Karakter Menghargai Prestasi Siswa ....... 92
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes
Asesmen Karakter Rasa Ingin Tahu Dan Karakter Menghargai
Prestasi Berbasis Film Karakter Menurut Siswa Di Smp N1
Gedung Aji Baru (N=70) .................................................................... 94
Tabel 4.22 Distribusi Kategorisasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen
Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi
Menurut Siswa ................................................................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................... 48
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan ............................................... 50
Gambar 4.1 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter
Rasa ingin tahu ............................................................................... 74
Gambar 4.2 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter
Menghargai Prestasi ....................................................................... 76
Gambar 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Rasa Ingin
Tahu .............................................................................................. 80
Gambar 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter
Menghargai Prestasi ....................................................................... 82
Gambar 4.5 Grafik Profil Capaian Skor Subjek Karakter Rasa ingin tahu
Siswa .............................................................................................. 90
Gambar 4.6 Grafik Presentase Hasil Kategorisasi Karakter Rasa Ingin Tahu
Siswa ............................................................................................. 91
Gambar 4.7 Grafik Profil Capaian Skor Subjek Karakter Menghargai
Prestasi Siswa ................................................................................ 92
Gambar 4.8 Grafik Persentase Hasil Kategorisasi Karakter Menghargai
Prestasi Siswa ................................................................................ 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas VII
dan Kelas VIII .............................................................................. 110
Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Menghargai Prestasi
Kelas VII dan Kelas VIII ............................................................. 111
Lampiran 3 Print Out Reliabilitas Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu ......... 112
Lampiran 4 Print Out Reliabilitas Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi .. 113
Lampiran 5 Print Out Validitas Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu ... 114
Lampiran 6 Print Out Validitas Butir Soal Tes Karakter Menghargai
Prestasi ........................................................................................ 115
Lampiran 7 Print Out Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu 116
Lampiran 8 Print Out Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai
Prestasi ........................................................................................ 118
Lampiran 9 Tabel Fit Model Karakter Rasa Ingin Tahu ................................ 120
Lampiran 10 Tabel Fit Model Karakter Menghargai Prestasi ........................ 121
Lampiran 11 Kuisioner Validitas Efektifitas Model ...................................... 122
Lampiran 12 Dokumentasi ............................................................................. 123
Lampiran 13 Presendi Siswa SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru ...................... 124
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang
dikembangkan, manfaat penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara khusus
mengembangkan pendidikan karakter yang diharapkan dapat
diimplementasikan di seluruh SMP di Indonesia. Pada kenyataannya, sebagian
besar guru mata pelajaran mengalami keterbatasan kemampuan dan kesulitan
dalam melaksanakan tugas, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
penilaian/evaluasinya. Selain berhenti pada tataran kognitif, muatan nilai-nilai
karakter yang diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran sifatnya hanya
“tempelan”, sekedar di tulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
tanpa eksplisitasi kongkrit dalam pelaksanaan maupun evaluasinya (Barus,
2015).
Mengapa implementasi pendidikan karakter sangat penting? Tidak dapat
disangkal bahwa pendidikan karakter sejak dulu hingga sekarang adalah
persoalan bangsa yang besar dan penting. Pendidikan karakter di institusi
pendidikan diharapkan dapat mengatasi krisis degradasi karakter atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
moralitas anak bangsa dan dapat melahirkan generasi anak bangsa yang
berkarakter atau bermoralitas baik dan utuh. Harapan itu sesuai dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (Depdiknas, 2003).
Pendidikan karakter telah menjadi polemik di berbagai negara. Pandangan
pro dan kontra mewarnai diskursus pendidikan karakter sejak lama. Sejatinya,
pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah,
tetapi selama ini kurang perhatian. Akibat minimnya perhatian terhadap
pendidikan karakter dalam ranah persekolahan, sebagaimana dikemukakan
Lickona (2013) telah menyebabkan berbagai penyakit sosial di tengah
masyarakat. Sementara, sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan
pencapaian akademis, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk
karakter peserta didik. Capaian akademis dan pembentukan karakter yang baik
merupakan dua misi integral yang harus mendapat perhatian sekolah. Namun,
tuntutan ekonomi dan politik pendidikan menyebabkan penekanan pada
pencapaian akademis mengalahkan idealitas peran sekolah dalam
pembentukan karakter.
Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu
segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu
dikembangkan suatu model pelaksanaan dan evaluasinya secara lebih
operasional dan efektif sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Padahal pemerintah belum mengembangkan suatu sistem penilaian,
pengukuran, maupun evaluasi pendidikan karakter yang terstandar untuk
mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Cara-
cara umum yang banyak dilakukan guru untuk penilaian pendidikan karakter
siswa di sekolah lebih menekankan pada penggunaan teknik observasi, skala
sikap, dan penerapan sistem poin. Cara-cara penilaian tersebut mengandung
banyak kelemahan seperti subjektif, sporadik, persepsional, inkonsistensi,
kurang sistematik, dan mengundang banyak perdebatan (Barus, dkk. 2016).
Sekolah yang digunakan sebagai tempat ujicoba produk ini sudah
menerapkan pendidikan karakter terintegrasi, namun belum
menyelenggarakan asesmen hasil pendidikan karakter dengan cara tes. Sebuah
keharusan bagi guru BK/konselor sekolah untuk ikut terlibat mengoptimalkan
pelaksanaan pendidikan karakter siswa. Kesulitan-kesulitan yang ada perlu
segera ditemukan jalan keluarnya. Perbaikan proses dan hasil pendidikan
karakter di SMP bisa dimulai dari dukungan data hasil evaluasi yang
dilaksanakan secara terencana, sistematis, objektif berdasarkan sistem
asesmen yang valid dan efektif. Untuk itu, perlu dikembangkan soal-soal tes
yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter,
khususnya karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi pada
siswa SMP.
Penelitian ini adalah pengembangan prototipe soal-soal tes sebagai salah
satu produk penelitian “Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP
Berbasis Media Film Karakter” (Barus, Widanarto, & Sinaga. 2017) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dapat dimanfaatkan dan diinternalisasikan untuk mengukur hasil pendidikan
karakter dan memetakan upaya perbaikan pelaksanaan pendidikan karakter di
SMP. Media film dipilih sebagai basis asesmen ini karena aspek sikap, afeksi,
akomodasi, dan perilaku berkarakter lebih menginternalisasi dibanding cara-
cara/media asesmen lainnya. Gamble (2001: 220) berpendapat bahwa film
merupakan teks-struktur linguistik yang kompleks dan kode-kode visual yang
disusun untuk memproduksi makna-makna khusus. Film bukan hanya sekedar
koleksi atau gambaran atau stereotype. Film-film membentuk makna melalui
susunan tanda-tanda visual dan verbal. Struktur tekstual inilah yang harus kita
periksa karena disinilah makna dihasilkan. Singkatnya, film-film melahirkan
ideologi.
Ideologi bisa didefiniskan sebagai representasi/penggambaran „sebuah
cara pandang‟ terhadap dunia yang terlihat menjadi universal atau natural
tetapi sebenarnya merupakan struktur kekuatan tertentu yang membentuk
masyarakat kita. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda
itu termasuk bebagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik dalam upaya
mencapai efek yang diharapkan. Dalam hal ini yang paling penting dalam film
adalah gambar dan suara.
Film begitu kuat pengaruhnya pada pembentukan karakter pribadi maka,
Wright (Barus, Widanarto, & Sinaga. 2017) melanjutkan, “And films can both
incite discussion and create a social impact, sometimes giving us a specific
call to action”. Kesan-kesan yang ditayangkan oleh suatu film lebih mudah
dan lama diingat, lebih menarik perhatian dan minat, serta lebih memudahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
para pemirsa untuk memberi respon positif atau negatif atas peran aktornya.
Oleh karenanya, siswa lebih betah berjam-jam menonton film yang digemari
dan selalu menunggu jam tayang film seri yang disukai.
Asesmen pendidikan karakter dirancang dengan memvisualisasikan kasus
yang memuat rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi melalui
potongan film karakter dengan durasi tayang 1-2 menit. Kemudian
berdasarkan isi potongan film tersebut, siswa diminta merespon/menjawab
soal-soal yang menyertainya.
Berdasarkan hal di atas peneliti melakukan penelitian pengembangan
(research and development) yang bertujuan untuk menghasilkan prototipe
soal-soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis media film karakter
yang diujicobakan pada siswa SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang
Bawang Lampung dengan mengangkat judul “Pengembangan Prototipe Soal
Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter
Menghargai Prestasi Berbasis Film (Ujicoba Terbatas pada Siswa Kelas VII
dan VIII SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung Tahun
Ajaran 2016/2017)”.
Nilai pendidikan rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi menjadi
bahan dalam soal-soal penilaian pendidikan karakter berbasis film. Alasan
kuat mengapa peneliti tertarik untuk mengangkat karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi yaitu, untuk menciptakan sesuatu yang baru
berupa karya, baik dalam objek maupun pemikiran. Maka dari itu dibutuhkan
pribadi yang memiliki karakter rasa ingin tahu. Di sisi lain, orang lain maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diri kita sendiri setelah menciptakan suatu karya dalam bentuk objek maupun
pemikiran, adakah bentuk penghargaan yang diberikan berupa hadiah maupun
pujian untuk menghargai prestasi yang telah dicapai. Dengan demikian, karya-
karya yang diciptakan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan
bagi orang lain maupun diri sendiri.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Karakter terintegrasi khususnya di SMP masih terbatas pada
tataran kognitif, belum mencapai tataran afektif, pengamalan nilai secara
nyata dan belum pernah di evaluasi keberhasilannya.
2. Terjadi degradasi karakter atau moralitas anak bangsa di Indonesia.
3. Pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas
sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian.
4. Pada siswa SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung
belum pernah dilakukan penilaian karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berbasis film karakter.
5. Belum ada model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film.
6. Belum ada penelitian terkait penilaian/evaluasi hasil pendidikan karakter
berbasis film di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung
melalui soal tes asesmen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan penelian maka fokus kajian diarahkan
untuk menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi di atas khususnya
terkait dengan butir masalah 4, 5, dan 6 dengan menjabarkan prototipe soal tes
asesmen karakter rasa ingin tahu dan menghargai karakter siswa SMP Negeri
1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dirumuskan permasalahan
yang menjadi fokus RnD ini sebagai berikut:
1. Seperti apa prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi yang efektif untuk dikembangkan di
SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung pada siswa
kelas VII dan VIII?
2. Seberapa baik kualitas soal tes hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu
dan karakter menghargai prestasi berbasis film dengan menganalisis nilai
validitas, realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran di SMP Negeri 1
Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung pada siswa kelas VII dan
VIII?
3. Seperti apa gambaran capaian hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu
dan karakter menghargai prestasi berdasarkan hasil ujicoba pengembangan
prototipe soal tes yang dikembangkan di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Tulang Bawang Lampung pada siswa kelas VII dan VIII?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Seberapa efektif penggunaan prototipe soal tes pendidikan karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berdasarkan penilaian siswa di
SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung pada siswa
kelas VII dan VIII?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa
ingin tahu dan soal tes asesmen pendidikan karakter menghargai prestasi
berbasis film karakter yang efektif untuk diujicobakan di SMP Negeri 1
Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung pada siswa kelas VII dan VIII.
2. Menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu
dan karakter menghargai prestasi berbasis film karakter meliputi validitas,
reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran di SMP Negeri 1 Gedung Aji
Baru Tulang Bawang Lampung pada siswa kelas VII dan VIII.
3. Mengukur capaian hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berdasaran hasil ujicoba prototipe di SMP Negeri 1
Gedung Aji Baru Tulang Bawang Lampung pada siswa kelas VII dan VIII.
4. Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes pendidikan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berdasarkan
penilaian siswa di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru Tulang Bawang
Lampung pada siswa kelas VII dan VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan adalah prototipe soal hasil tes asesmen
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis
film pada tabel 1.1:
Tabel 1.1
Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Nama Produk Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media
Film Karakter dan Software
2. Bentuk Produk Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter di SMP
Berbasis Media Film Karakter, Instrumen Model, Media Audio
Visual Pendidikan Karakter di SMP
3. Fungsi Produk Alat tes untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter di
SMP yang berdampak implikatif pada manajemen
pengembangan program (merencanakan, mendesain,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi program) pendidikan
karakter di SMP
4. Kriteria efekti-
vitas model
Aplikatif, fisibel, realistik, akurat, komprehensif, praktis,
ekonomis, dan mudah digunakan konselor/guru BK
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran di SMP
5. Komponen
model
1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter
2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan karakter
3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan
karakter dan soal tes relevan
4. Software asesmen pendidikan karakter berbasis film
karakter di SMP
5. Penentuan kriteria, norma scoring, dan penyusunan rubric
penilaian
6. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan
karakter di SMP
6. Pengguna
Produk/model
Pembuat kebijakan, Pengembang dan pelaksana pendidikan
karakter di SMP (pemerintah, kepala sekolah, konselor/guru
BK, dan guru mata pelajaran di SMP).
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak,
baik itu manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pengetahuan dalam bidang kajian bimbingan dan konseling, khususnya
mengenai peningkatan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai
prestasi melalui soal tes asesmen berbasis media film bagi siswa SMP di
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah dan guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur yang dapat
digunakan oleh sekolah untuk mengetahui, memahami, dan
melaksanakan program pendidikan karakter siswa melalui soal tes
asesmen berbasis film.
b. Bagi siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman karakter rasa ingin tahu
dan karakter menghargai prestasi siswa, sehingga siswa mampu
mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari
c. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui efektifitas model pendidikan karakter
melalui soal tes asesmen berbasis film untuk meningkatkan karakter
positif siswa di SMP. Selain itu peneliti juga dapat berlatih
mengaplikasikan prosedur penelitian pengembangan (research and
development) di sekolah sebagai bekal peneliti di kemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Bagi peneliti lain
Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai
refrensi dalam mengembangkan penelitian dengan model pendidikan
karakter di sekolah.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi-asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sekolah yang digunakan sebagai tempat ujicoba produk ini sudah
menerapkan pendidikan karakter terintegrasi, namun ada kemungkinan
belum menyelenggarakan asesmen hasil pendidikan karakter dengan
cara tes.
b. Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan dapat dengan cermat
menonton tayangan film dan dapat membaca soal dari LCD secara
langsung.
c. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat terlihat dengan jelas oleh testi (tidak silau, pencahayaan yang
baik)
d. Sekolah tempat implementasi model memiliki fasilitas ruangan yang
luas, sehingga tidak berhimpit-himpitan antar subjek.
e. Terdapat beberapa film mencerminkan karakter yang cocok dengan soal
tes yang disajikan.
f. Perumusan soal tes dan distraktor (opsi jawaban) diformulasikan
sedemikian rupa sehingga memuat pertimbangan moral dan dilema
moral sejauh mungkin pada level moral action.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Keterbatasan yang timbul dalam penelitian ini, yaitu:
a. Tidak mudah untuk menemukan film karakter yang tepat, yang
menggambarkan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai
prestasi.
b. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti ruangan, speaker,
LCD Proyektor, dan tenaga listrik dapat menghambat implementasi
penelitian.
c. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah benar-benar memuat
upaya peningkatan suatu dilema moral.
d. Peserta didik yang tidak mau membaca dengan cepat pertanyaan yang
ditampilkan setelah penayangan film dapat memberi dampak pada
asesmen yang telah diberikan.
e. Peserta didik yang mengantuk ada kemungkinan untuk menjawab
pertanyaannya tidak serius dan asal mengerjakan.
f. Hilangnya konsentrasi siswa karena terlalu lama merenungi jawaban
soal yang sudah lewat.
g. Budaya film yang disajikan belum tentu sesuai dengan budaya
Indonesia.
h. Pemeran film yang disajikan tidak sesuai dengan usia SMP. Hal ini
peneliti menyiasati dengan mengimajinasikan dan menghadirkan
suasana film itu dekat dengan dirinya supaya tergambarkan persoalan
dilema moral pada dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
I. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Prototipe adalah produk sederhana berupa buku atau aplikasi software
yang belum dipublikasikan secara luas, akan diujicoba kepada masyarakat
untuk mengetahui produk yang dihasilkan.
2. Soal tes adalah soal-soal berisikan pilihan ganda yang bergradasi dan
mencerminkan dilema moral untuk mengukur perilaku secara objektif.
3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan
peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
5. Karakter rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
6. Karakter menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang
mendorong seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
7. Film adalah gambar atau frame yang diproyeksikan kedalam audio visual
yang dapat digunakan untuk materi pembelajaran dan dapat
mendokumentasikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar.
8. Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions
of school life to foster optimal character development (usaha kita secara
sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu
pengembangan karakter dengan optimal).
9. Asesmen pendidikan karakter dirancang dengan memvisualisasikan kasus
yang memuat rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi melalui
potongan film karakter dengan durasi tayang 1-2 menit, kemudian
berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta merespon/menjawab
soal-soal yang menyertainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan hakikat evaluasi, asesmen dan tes; hakikat
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi; asesmen
pendidikan karakter; media film dalam pendidikan karakter.
A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas
hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran
tersebut dengan kriteria tertentu (Uno, Hamzah & Satria Koni. 2014).
Ralph Tyler (Arikunto. 2012: 3), mengatakan bahwa evaluasi merupakan
sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam
hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum,
bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
2. Pengertian Asesmen
Asesmen merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai
sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang
digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan kependidikan, metode
atau instrument pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi
atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu.
Dinyatakan pula oleh Linn dan Gronlund (Uno, Hamzah & Satria Koni,
2014) bahwa asesmen (penilaian) adalah suatu istilah umum yang meliputi
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian
kemajuan belajar.
3. Pengertian Tes
Tes menurut Supprananto & Kusaeri, (2012: 16) Tes atau
pengujian adalah “Suatu prosedur sistemis yang dilakukan berdasarkan
tujuan dan tata cara yang jelas”. Menurut Poerwanti (2001) Adalah
seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai
dengan tujuan pengajaran tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya tes merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam
asesmen pembelajaran disamping alat ukur yang lain.
4. Tujuan dan Fungsi Asesmen
Adapun tujuan dan fungsi asesmen sebagai berikut:
a. Tujuan asesmen
Tujuan penilaian (asesmen) menurut Depdikbud (Jihad & Haris.
2013: 63) adalah “untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk
perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus
memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar.”
Sedangkan Jihad & Haris (2013: 63) berpendapat bahwa “tujuan
penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan atau
kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memberi umpan balik yang
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Fungsi asesmen
Menurut Poerwanti (2001: 38) fungsi asesmen adalah:
1) Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi.
2) Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan
tentang langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian
dan penjurusan.
3) Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan
serta sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial
atau program pengayaan.
4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.
Sedangkan menurut Nana Sudjana (Jihad & Haris, 2013), penilaian
(asesmen) berfungsi sebagai:
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.
Adanya fungsi ini maka penilaian (asesmen) harus mengacu
kepada tujuan-tujuan instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan
dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar
siswa, strategi mengajar guru.
3) Dasar dalam menyusun kemajuan siswa kepada orang tuanya.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kecakapan belajar siswa
dalam bentuk nilai-nilai presentasi belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Aspek-aspek Asesmen
Menurut Poerwanti (2001) asesmen perkembangan mencakup
beberapa aspek, antara lain:
a. Aspek perkembangan kognitif
Aspek perkembangan kognitif yaitu aspek dalam proses
pembentukan konsep sehingga dapat mengembangkan pengetahuan
individu dalam hal perkembangan bahasa, perkembangan persepsi,
konsentrasi dan memori atau daya ingat.
1) Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
manusia dalam mengadakan hubungan dengan sesamanya.
Kemampuan berbahasa seseorang dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu kemampuan berbahasa pasif (reseptif) dan kemampuan
berbahasa aktif (ekspresif). Kemampuan berbahasa pasif adalah
kemampuan memahami pikiran, perasaan, dan kehendak orang
lain. Sedangkan kemampuan berbahasa aktif adalah kemampuan
untuk menyatakan pikiran, perasaan dan kehendak sendiri kepada
orang lain. Asesmen perkembangan bahasa ditujukan untuk
mengumpulkan atau menghimpun data/informasi tentang aspek-
aspek perkembangan bahasa yang meliputi kemampuan memahami
makna kata, kemampuan untuk mengekspresikan diri secara
verbal, dan kemampuan dalam pelafalan (artikulasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Perkembangan persepsi
Persepsi berasal dari istilah bahasa Inggris ”Perception”
yang berarti tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu,
daya memahami atau menanggapi sesuatu, dan proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Asesmen
perkembangan persepsi merupakan suatu proses pengumpulan
informasi mengenai aspek-aspek perkembangan persepsi orang
yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
suatu program pembelajaran akademik.
Adapun ruang lingkup perkembangan persepsi terdiri dari:
(a) persepsi visual, yang meliputi persepsi warna, hubungan
keruangan, diskriminasi visual, diskriminasi bentuk dan latar,
visual closure, dan pengenalan objek (object recognation), (b)
persepsi auditif yang meliputi kesadaran fonologis, diskriminasi
auditif, ingatan auditif, urutan audititif, dan perpaduan auditif, (c)
persepsi kinestetik (gerak), dan (d) persepsi taktil (perabaan).
3) Perkembangan motorik
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot
yang terkoordinasi. Perkembangan motorik meliputi kemampuan
dalam melakukan gerak, baik yang bersifat gerakan kasar, gerakan
halus, keseimbangan dan koordinasi. Asesmen perkembangan
motorik ditujukan untuk mengetahui informasi tentang aspek-aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
perkembangan motorik anak yang meliputi aspek motorik kasar,
motorik halus, aspek keseimbangan dan koordinasi.
Ruang lingkup perkembangan motorik mencakup: (a)
Kemampuan untuk melakukan gerakan kasar (gross motor), (b)
Kemampuan untuk melakukan gerakan halus (fine motor), (c)
Kemampuan dalam keseimbangan (balance), (d) Kemampuan
koordinasi (coordination).
b. Aspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosial ialah aspek yang mengacu pada
kemampuan orang dalam berinteraksi dengan orang lain dalam situasi
tertentu, seperti melakukan adaptasi dengan lingkungan, menilai
situasi, mengikuti aturan dan membedakan kepemilikan barang.
c. Aspek perkembangan emosi
Aspek perkembangan emosi ialah kemampuan dalam meng-
ekspresikan perasaan-perasaan gembira, marah, sedih, takut dan
keberanian.
d. Aspek perkembangan motorik
Aspek perkembangan motorik ialah kemampuan dalam melakukan
gerak, baik gerakan kasar maupun halus dan keseimbangan yang
meliputi: melakukan gerakan kasar, melakukan gerakan halus dan
kesimbangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Prinsip-prinsip Asesmen
Adapun prinsip-prinsip asesmen menurut Poerwanti (2001: 38)
sebagai berikut:
a. Prinsip validitas, yaitu menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat
penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
b. Prinsip reliabilitas, yaitu dengan menjaga konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang ajeg (reliabel) memungkinkan perbandingan
yang reliabel, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
c. Prinsip komprehensif, yaitu penilaian yang dilakukan harus
menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai beragam kompetensi.
d. Prinsip objektivitas, yaitu proses penilaian yang dilakukan harus
meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari
penilai.
e. Prinsip mendidik, penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi
siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa tetapi untuk
mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan
atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian
suatu kompetensi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
7. Jenis-jenis Asesmen
Asesmen dikategorikan menjadi dua menurut Blaustein (Sudjana &
Anas: 2008) yaitu:
a. Asesmen konvensional
Asesmen konvensional biasanya menggunakan paper and pencil
test atau disebut dengan asesmen formal. Disebut demikian karena
metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper and
pencil test hanya dapat mengukur kemampuan kognitif peserta didik
namun belum dapat mengukur hasil belajar peserta didik secara
holistik. Soal-soal tes tradisional dibagi menjadi 2 tipe yaitu selected
response items (soal pilihan ganda dan benar-salah, memungkinkan
siswa memilih jawaban di antara alternatif yang tersedia)
dan constructed-response item (esai atau jawaban pendek mengisi
titik-titik, mengharuskan siswa memberikan jawabannya sendiri).
b. Asesmen berbasis kinerja
Asesmen ini menginginkan siswa dapat mengerjakan tugas tertentu
seperti menulis esai, melakukan eksperimen, menginterpretasi solusi
untuk masalah atau menggambarkan sesuatu. Siswa mengerjakan
beragam tugas selama beberapa hari, bukan tugas yang dapat diakses
beberapa menit. Hal ini merupakan upaya mengukur berbagai macam
keterampilan dan proses intelektual yang kompleks. Asesmen kinerja
bisa dalam bentuk portofolio siswa atau penilaian dalam proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mengajar misalkan dalam kerja kelompok, eksperimen, atau diskusi
kelompok.
8. Teknik-teknik Asesmen
Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa terhadap
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilakukan
dengan teknik tes dan non-tes. Poerwanti (2001) menegaskan teknik-
teknik asesmen yaitu:
a. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yang diberi tes dan berdasarkan hasil tugas-tugas tersebut akan dapat
ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Alat tes
ini memberikan tekanan pada dimensi kuantitatif dari berbagai aspek
dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan mengukur
berapa banyak dari aspek tertentu terdapat pada seseorang.
b. Teknik non-tes adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
observasi (baik secara langsung ataupun tak langsung), angket,
wawancara, dan sosiometri. Teknik non-tes digunakan sebagai
pelengkap dan pertimbangan tambahan dalam menentukan kualitas
hasil belajar.
9. Tes sebagai Teknik Asesmen
Menurut Poerwanti (2001: 34), dilihat dari tekniknya, asesmen
dibedakan menjadi dua macam yaitu asesmen teknik-tes dan non-tes.
Namun pada umumnya pengajar lebih banyak menggunakan teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
asesmen tes sebagai alat ukur. Adapun dua teknik asesmen menurut
Poerwanti (2001):
a. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yang di beri tes, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut,
akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang
tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas
penggunaannya.
b. Teknik non-tes, dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung
ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula dilakukan
dengan Sosiometri, teknik non-tes digunakan sebagai pelengkap dan
digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan
keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini dapat bersifat
lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak. Dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) teknik non-tes disarankan untuk banyak
digunakan.
B. Pendidikan Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter Menghargai
Prestasi
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Samani & Hariyanto (2013: 41), karakter dimaknai
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup
dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat
membuat keputusan dan siap bertanggungjawab setiap akibat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
keputusannya. Samani dan Harianto (2012:45) berpendapat bahwa
pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta
didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi
hati, pikir, raga serta rasa dan karsa. Zubaedi (2012) pendidikan karakter
dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir,
penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan
dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, antar sesama, dan
lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
a. Tujuan pendidikan karakter
Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter
bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter
bangsa yaitu Pancasila, meliputi.
1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila
3) Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya
diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat
manusia.
Tujuan pendidikan karakter menurut Zubaedi (2012) adalah
sebagai berikut:
1) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius.
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan.
b. Fungsi pendidikan karakter
Pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2011: 7) berfungsi
untuk:
1) Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2) Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat
manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik.
3) Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif,
mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dan
suatu harmoni.
Menurut Zubaedi (2012) fungsi pendidikan karakter adalah
sebagai berikut:
1) Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan
potensi peserta didik agar berpikiran baik, berhati baik, dan
berperilaku baik sesuai falsafah pancasila.
2) Pendidikan karakater berfungasi memperbaiki dan memperkuat
peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah
untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi warganegara dan pembangunan bangsa
menuju bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera.
c. Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah
Zubaedi (2012: 138) mengemukakan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter sebagai berikut:
1) Berkelanjutan: mengandung makna bahwa proses pengembangan
nilai-nilai karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari satuan
pendidikan bahkan sampai terjun ke masyarakat;
2) Melalui semua mata pelajaran: pengembangan diri dan budaya
sekolah, serta mutan lokal;
3) Nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan dan dilaksanakan. Satu
hal yang harus selalu diingat bahwa suatu aktifitas belajar dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik; dan
4) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Guru harus merencanakan kegiatan belajar yang
menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari
sumber informasi dan mengumpulkan informasi dari sumber,
mengolah informasi yang sudah dimiliki, dan menumbuhkan nilai-
nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai
kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di
luar sekolah.
Selain prinsip di atas, Kemendiknas (2010) menyatakan
bahwakarakter harus di dasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
beikut:
a) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter,
b) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif
untuk membangun karakter,
d) Menciptakan komunitas yang memilii kepedulian,
e) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan
prilaku yang baik,
f) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun
karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses,
g) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta
didik,
h) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral
yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan
setia pada nilai dasar yang sama,
i) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter,
j) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam usaha membangun karakter
k) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam
kehidupan peserta didik.
3. Hakikat Karakter Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu pada diri siswa perlu dikembangkan tidak hanya
pada hal positif tetapi juga pada informasi mengenai hal-hal negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan tujuan agar mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif
setelah mereka mengetahui sebab dan akibatnya. Menurut Kemendiknas
(2010: 10) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Totalitas psikologis dan sosiologis
kultural mengelompokkan rasa ingin tahu dalam olah pikir. Menurut
Zubaedi (2012: 75), rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Samani & Harianto (2011: 19)
menyatakan bahwa rasa ingin tahu merupakan keinginan untuk
menyelidiki dan mencari pemahan terhadap rahasia alam atau peristiwa
sosial yang sedang terjadi.
4. Aspek-aspek Karakter Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan kodrat manusia yang membuat manusia
selalu bertanya-tanya. Manusia akan mencari jawaban dari pertanyaan
tersebut untuk mengobati rasa ingin tahunya. Jawaban tersebut dapat
diperoleh dengan cara apapun, misalnya dengan cara bertanya kepada
orang lain, berdiskusi, ataupun melakukan suatu percobaan. Ketika
manusia berdiskusi, maka akan terjadi saling komunikasi. Apabila manusia
sering melakukan komunikasi maka manusia akan semakin terampil dalam
berkomunikasi.
Adapun indikator rasa ingin tahu untuk SMP menurut
Kemendiknas (2010: 42) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran,
b. Menunjukkan sikap tertarik dan tidak tertarik terhadap pembahasan
suatu materi,
c. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang materi pelajaran,
d. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang pengetahuan umum
yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Berdasarkan indikator tersebut disusun item-item pernyataan untuk
mengukur rasa ingin tahu. Pada item-item tersebut mengandung komponen
kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif
(conative) (Azwar, 2003: 24).
a. Komponen kognitif (cognitive)
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, dengan kata lain komponen kognitif berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar dari objek sikap. Menurut Azwar (2003: 25) kepercayaan datang
dari apa yang kita lihat atau apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan
apa yang kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan
mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek.
b. Komponen afektif (affective)
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara
umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu. Aspek emosional atau reaksi emosional ini banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi
objek termaksud.
c. Komponen konatif (conative)
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang berkaitan
dengan objek sikap yang dihadapi. Kaitan ini diidasari oleh asumsi
bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Maksudnya, bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu dan
terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana
kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tertentu.
5. Karakteristik Rasa Ingin Tahu
Menurut Suciati, (2014: 3) sikap ilmiah merupakan pendirian atau
kecenderungan pola tindakan siswa terhadap suatu stimulus tertentu yang
berorientasi pada ilmu pengetahuan dan metode ilmiah yang mencakup
rasa ingin tahu, berpikir kritis, tekun, dan berdaya temu. Karakteristik rasa
ingin tahu memiliki beberapa indikator diantaranya (a) antusias mencari
jawaban (b) perhatian pada objek yang diamati (c) antusias pada sains (d)
menanyakan setiap langkah kegiatan.
6. Hakikat Karakter Menghargai Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menghargai
memiliki arti memberi harga, menghormati, mengindahkan, dan
memandang penting (bermanfaat dan berguna). Sedangkan prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sebagainya). Apabila dua pengertian tadi digabungkan, maka menghargai
prestasi dapat diartikan menghormati dan memandang penting hasil yang
telah dicapai.
Tidak jauh berbeda, Kemendiknas (2010: 10) mendeskripsikan
nilai menghargai prestasi sebagai sikap dan tindakan yang mendorong
seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Nilai menghargai
prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai definisi yang
disampaikan Kemendiknas di atas.
7. Aspek-aspek Karakter Menghargai Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata menghargai
memiliki arti memberi harga, menghormati, mengindahkan, dan
memandang penting (bermanfaat dan berguna). Sedangkan prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Apabila dua pengertian tadi digabungkan, maka menghargai
prestasi dapat diartikan menghormati dan memandang penting hasil yang
telah dicapai. Berdasarkan pengertian tersebut, seseorang yang menghargai
prestasi memiliki pandangan bahwa hasil dari apa yang dia maupun orang
lain kerjakan memiliki nilai. Dia menganggap penting (bermanfaat dan
berguna) sebuah hasil kerja sehingga dalam dirinya terdapat dorongan
untuk mengerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Kemendiknas (2010: 10) mendeskripsikan nilai menghargai
prestasi sebagai sikap dan tindakan yang mendorong seseorang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
Menghargai Prestasi memiliki indikator yang dapat dijadikan
dasar dalam mengukur penghargaan terhadap prestasi dapat dijabarkan
sebagai berikut (Yaumi, 2014: 106) :
a. Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin.
b. Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.
c. Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan.
d. Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk
kemaslahatan bangsa, negara dan agama.
e. Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain.
8. Karakteristik Menghargai Prestasi
Beberapa sikap yang menunjukkan perilaku menghargai prestasi
orang lain menurut Kemendiknas (2010) yaitu:
a. Menggunakan hasil karya tersebut dengan cara yang baik dan
semestinya.
b. Memberi penghargaan, semangat, dan dorongan agar orang lain terus
berkarya.
c. Tidak merusak, meniru, dan memalsukan karya orang lain tanpa izin
dari pemiliknya.
d. Menghindarkan perasaan dengki atas prestasi atau hasil karya orang
lain.
e. Meneladani prestasi yang telah dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
f. Memberikan pujian terhadap hasil karya orang lain.
g. Memberikan penghargaan atas hasil karya orang lain
h. Memberikan dorongan agar orang yangg tersebut lebih semangat
dalam berkarya.
C. Asesmen Pendidikan Karakter
1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter
Menurut Albertus (2015) penilaian pendidikan karakter pada
hakikatnya adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus
dari individu untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama orang
lain dalam sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas
moralnya sebagai manusia. Hanya individu yang terbuka pada pengalaman
diri dengan yang lain mampu menentukan apakah dirinya telah menjadi
manusia berkarakter atau bukan.
2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter
Evaluasi pendidikan karakter di SMP sangat relevan dilakukan
dalam upaya untuk melihat secara jujur dan objektif apakah pendidikan
karakter di SMP sungguh ada dan terlaksana sesuai dengan tujuan, prinsip,
asas, dan mekanisme penyelenggaraan pelayanan bimbingan secara
konseptual. Apabila itu terlaksana, apakah program itu memang
menguntungkan, berfungsi dan bermanfaat bagi menunjang perkembangan
peserta didik. Jika dalam pelaksanaan program ditemukan faktor-faktor
kendala atau hambatan, lalu apa yang perlu diperbaiki? Semua ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
membutuhkan data dan analisis yang sistematis melalui evaluasi program
yang diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh penyelenggara program.
3. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter
Akhlak mulia atau karakter adalah sesuatu hal yang abstrak
sifatnya. Namun meskipun abstrak, karakter seseorang dapat diketahui
oleh orang lain melalui hidup bersama dalam waktu tertentu atau melalui
sebuah pengamatan. Sebagai sebuah pelajaran, guru harus membuat
definisi-definisi operasional dan indikator-indikator untuk mengukur dan
kemudian mengevaluasi karakter siswa. Sebagai bagian substantif dari
suatu mata pelajaran, pendidikan karakter semestinya harus dikenakan
pengukuran dan penilaian. Pengukuran adalah pemberian angka kepada
suatu atribut atau karakteristik tertentu, sedangkan penilaian adalah proses
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran baik instrumen tes maupun non-tes (Zainul &
Nasution, 2005: 5). Guru perlu mengukur dan menilai berdasarkan
indikator-indikator tertentu yang jelas.
4. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter
Permasalahan yang ditemukan adalah bahwa guru mengalami
kesulitan karena pengamatan didasarkan pada prinsip-prinsip yang masih
abstrak dan belum diuraikan dalam definisi-definisi operasional dan
indikator-indikator. Guru mengatakan bahwa yang dinilai adalah
keterlibatan di kelas, kepedulian kepada teman, dan sebagainya tetapi
belum sampai pada apa indikatornya. Dalam bahasa sehari-hari, apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dilakukan guru adalah “nilai kira-kira” sesuai dengan apa yang dilihat
ketika di dalam kelas. Besar kemungkinan guru salah menilai atau menilai
dengan subjektivitas yang sangat tinggi berdasarkan like and dislike. Hal
itu sangat merugikan siswa. Dalam pelajaran Character Building, hal
terpenting untuk dilakukan adalah observasi. Namun, observasi memiliki
problem, yaitu subjektivitas yang tinggi. Permasalahan utama dengan
observasi adalah ketiadaan objektivitas oleh pengamatnya (Johnson dan
Johnson, 2002: 117).
5. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam Pendidi-
kan Karakter
Untuk mendapatkan instrumen tes baik diperlukan sejumlah
langkah pengembangan atau langkah umum konstruksi tes. Menurut
Azwar (2014: 14-20) awal kerja penyusunan atau pengembangan suatu alat
tes dimulai dari:
a. Identifikasi tujuan ukur
Identifikasi tujuan ukur yaitu memilih suatu definisi, mengenali
dan memahami dengan seksama teori yang mendasari konstruk atribut
yang hendak diukur.
b. Pembatasan domain ukur
Pembatasan domain dilakukan dengan cara menguraikan konstruk
teoretik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan demensi atau
aspek yang lebih jelas, agar menunjang validitas isi sekala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Oprasionalisasi aspek
Oprasionalisasi aspek diperlukan agar membentuk keprilakuan
yang hendak diukur dapat lebih konkret sehingga penulis item akan
lebih memahami benar arah respon yang harus diungkap dari subjek.
Oprasionalisasi dirumuskan dalam bentuk indikator keperilakuan.
Himpunan indikator-indikator kemudian dituangkan dalam kisi-kisi
atau blue print dan dilengkapi dengan spesifikasi skala, sebagai acuan
bagi penulisan aitem. Sebelum penulisan aitem perancang perlu
menetapkan format stimulus yang hendak digunakan, format ini erat
kaitanya dengan metode penskalaannya.
d. Penulisan item
Pada tahap awal penulisan item, item dibuat dalam jumlah yang
lebih banyak daripada jumlah yang direncanakan dalam spesifikasi
skala, yaitu sekitar tiga kali lipat dari jumlah item yang digunakan
dalam bentuk final. Tujuannya agar nantinya penyusun skala tidak
kehabisan item akibat gugurnya item-iten yang tidak memenuhi
syarat.
e. Review penullisan item
Review pertama harus dilakukan oleh penulis item sendiri, yaitu
dengan mengecek ulang setiap item sendiri,apakah telah sesuai
dengan indikator prilaku yang hendak diungkap. Setelah itu reviu
dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten atau ahli. Semua item
yang tidak sesuai dengan kaidah atau spesifikasi blue print harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diperbaiki, dan hanya item-item yang diyakini berfungsi dengan baik
oleh ahli (expert judgmen), yang dapat diloloskan untuk uji empirik.
f. Uji coba bahasa (evaluasi kualitatif)
Kumpulan item yang telah direviu kemudian dievaluasi secara
kualitatif, dengan mengujicobakan pada sekelompok kecil responden
untuk mengetahui apakah kalimat yang digunakan sudah tepat dan
mudah dipahami oleh responden sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh penulis item. pertanyaan-pertanyaan dari responden mengenai
kata-kata dalam item menandakan bahwa kalimat dalamitem masih
kurang komunikatif dan memerlukan perbaikan.
g. Field tes (evaluasi kuantitatif)
Evaluasi terhadap fungsi item biasa dikenal dengan analisis item
merupakan proses pengujian item secara kuantitatif guna mengetahui
apakah item memenuhi syarat psikometrik untuk disertakan sebagai
bagian dari sekala. Parameter item yang diuji adalah daya beda item
atau daya diskriminasi item.
h. Seleksi item
Pada tahap ini item-item yang tidak memenuhi syarat psikometrik
tidak akan digunakan atau akan diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat
digunakan. Sebaliknya item-item yang memenuhi syarat psikometrik
dengan sendirinya akan digunakan dalam skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
i. Validasi konstruk
Validasi skala merupakan proses yang berkelanjutan, tetapi pada
skala yang digunakan secara terbatas umumnya hanya melalui validasi
isi yang dilakukan oleh ahli (expert judgment) namun sebenarnya
semua sekala harus teruji konstruknya. Skala yang sudah sesuai secara
isi tetap perlu diuji secara empirik apakah konstruk yang digunakan
dari teori sudah didukung dengan data.
j. Kompilasi final
Format final skala dirakit dalam tampilan yang menark namun
tetap memudahkan responden untuk membaca dan menjawabnya.
Dalam bentuk final, skala dilengkapi dengan petunjuk soal dan lembar
jawab. ukuran tulisan pada sekala perlu disesuaikan agar tidak ada
kata yang tertinggal atau tidak terbaca.
D. Hakikat Media Film dalam Pendidikan Karakter
1. Karakteristik Media Film Karakter
Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Gagne (Sadiman, 2011: 6) mengemukakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Wright & Master (2016) menuliskan,
“film plays a significant role in our lives and pop culture, often
provoking meaningful inquiry regarding social issues, personal
values, and moral dilemmas. Thus, film can serve as a powerful
teaching tool to assist youth, in particular, in developing various
character strengths and making positive decisions”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Arsyard (2003: 48) mengatakan film atau gambar hidup merupakan
gambar-gambar dalam frame. Frame-frame tersebut diproyeksikan melalui
lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar
tersebut hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
memberikan visual yang kontinu. Film adalah serangkaian gambar yang
diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan
urutan tingkatan yang berjalan sehingga mengambarkan pergerakan yang
tampak normal.
2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter
Menurut Kustandi & Sutjipto (2016: 64-65), keuntungan yang
diperoleh dengan menggunakan media film dan video sebagai media
pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a. Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film
merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat menunjukan
objek secara normal yang tidak dapat dilihat.
b. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat
disaksikan secara berulang jika diperlukan. Disamping mendorong
dan meningkatkan motivasi, melalui media film dapat menanamkan
sikap dan segi-segi afektif lainnya.
c. Film yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
seperti selogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam
kelas.
d. Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau
kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.
e. Dengan kemampuan dan teknik penggambilan gambar frame demi
frame film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu
minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya,
bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari lahirnya kuncup
bunga hingga kuncup itu mekar.
3. Film sebagai Media Asesmen
Sadiman (1989) mengungkapkan bahwa film secara signifikan
lebih baik dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu
mempengaruhi emosi para peserta didik. Apapun jenis atau temanya, film
selalu meninggalkan pesan moral kepada masyarakat yang dapat diserap
dengan mudah karena film menyajikan pesan tersebut secara nyata.
Gambar hidup yang ditampilkan di film memberi dampak yang berbeda
dari untaian kata-kata dalam sebuah buku. Mencerna sebuah film dapat
dikatakan lebih mudah daripada mencerna sebuah tulisan. Maka
sebetulnya film sangat strategis dijadikan media komunikasi bagi
masyarakat banyak terutama sebagai media penyampaian pesan untuk
melestarikan suatu budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Pengembangan Soal-soal Tes untuk Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter
Menurut Surapranata (Suwandi, 2010) prinsip-prinsip pengem-
bangan dan penggunaan tes meliputi:
a. Penentuan tujuan
Tahap awal yang sangat penting dalam pengembangan tes adalah
menentukan tujuan. Secara umum tes antara lain dikembangkan untuk
kepentingan penempatan yang terdiri atas pretes kesiapan dan pretes
penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif.
b. Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan untuk menjamin bahwa soal yang
dikembangkan sesuai dengan tujuan hendak diukur, penyusunan kisi-
kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal. Kisi-kisi suatu format berbentuk matriks yang memuat
informasi untuk dijadikan pedoman dalam penulisan soal atau marakit
soal menjadi tes.
c. Penulisan soal
Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat
menghasilkan tes yang baik. Penulisan soal adalah karakteristik yang
diuraikan dalam kisi-kisi.
d. Review dan revisi soal
Review dan revisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mem-
peroleh informasi mengenai sejauh mana suatu soal telah berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(mengukur apa yang hendak diukur sebagaimana tercantum dalam kisi-
kisi) dan telah memenuhi kaidah yang telah ditetapkan, misalnya
kaidah konstruksi, bahasa, dan penulisan soal, review dan revisi
idealnya dilakukan oleh orang lain (bukan si penulis soal) yang terdiri
atas suatu tim penalaah yang terdiri atas ahli-ahli materi, pengukuran,
dan bahasa.
e. Uji coba analisis
Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan
informasi yang empirik mengenai seberapa baik sebuah soa dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada
umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas
soal seperti aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, pola
jawaban, tingkat daya pembeda, pengaruh budaya, dan sebagainya.
Dari hasil uji coba akan diketahui apakah suatu soal "lebih berfungsi".
Hasil uji coba tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik yang telah
ditentukan.
f. Praktikan soal
Soal-soal yang baik hasil dari uji coba dapat dirakit sesuai dengan
kebutuhan tes. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan antara
lain; penyebaran soal, penyebaran tingkat kesukaran soal, daya
pembeda atau validitas soal penyebaran jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
g. Penyajian tes
Hal yang perlu diperhatikan dalam dalam penyajian tes ini adalah
administrasi penyajian tes antara lain, meliputi: petunjuk pengerjaan,
cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruangan, tempat duduk
peserta didik, dan pengawas.
h. Penskoran
Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan
pemberian angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi
kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Penskoran harus
dilakukan secara objektif.
i. Pelaporan hasil tes
Setelah tes digunakan dan dilakukan penskoran, hasilnya
dilaporkan. Pelaporan dapat diberikan kepada peserta didik yang
bersangkutan, orang tua peserta didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak
yang berkepentingan.
j. Pemanfaatan hasil tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes berguna sesuai
dengan tujuan dilakukannya tes. Informasi hasil pengukuran dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses atau
kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil
keputusan atau menentukan kebijakan selanjutnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip penembangan dan penggunaan tes harus memiliki langkah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
langkah; seperti menentukan tujuan dari alat tes yang akan dibuat,
merancang tes (membuat kisi-kisi, merancang butir-butir tes, format tes,
menulis soal tes), mereview dan merevisi soal tes yang akan digunakan,
setelah itu melakukan uji coba dan analisis, soal tes hasil analisis
selanjutnya dirakit menjadi soal-soal tes yang memiliki kriteria baik, dan
diberikan kepada peserta didik. Setelah itu dilakukan penskoran dari hasil
jawaban peserta didik, hasil penskoran lalu diberikan kepada peserta didik
dan pihak-pihak yang berkepentingan agar dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan dan menentukan kebijakan.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang terkait dengan prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis media film
masih sedikit untuk dijadikan sumber hasil penelitian yang relevan. Berikut
merupakan hasil penelitian yang relevan yang bersangkutan dengan pendidikan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi, penelitian yang
dilakukan oleh saudari Siti Nurfauziyah (2015) dengan judul “Penerapan
Guided Inquiry untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Siswa pada
Pembelajaran Biologi di Kelas XI IPA SMA Al-Muayyad Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Sedangkan penelitaian yang berkaitan dengan karakter
menghargai prestasi yaitu penelitian yang dilakukan oleh saudari Azza
Nurmalita (2014) dengan judul “Penanaman Nilai Menghargai Prestasi pada
Siswa SD Negeri Mendungan I Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
F. Kerangka Pikir
Model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter yang efektif
belum banyak tersedia di SMP. Kalaupun ada, Pendidikan karakter yang
diintegrasikan dalam kurikulum dan diimplemantasikan pada sekolah formal
secara khusus pada jenjang SMP, hanya mempu menilaian pada tataran
kongitif saja dan belum sampai pada tataran afektif dan tindakan atau
pengalaman-pengalaman nyata dari peserta didik, terutama model soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai
prestasi. Hal itu dirasa penting oleh peneliti untuk mengembangkan model
soal tes asesmen hasil pendidikan karakter, maka dikembangkan salah satu
model soal tes sebagai asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi peserta didik SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
melalui media film yang bermuatan dilema moral yang berkaitan dengan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi.
Melalui media film yang bermuatan dilema moral, peserta didik SMP
Negeri 1 Gedung Aji Baru dapat membayangkan peran karakter-karakter
dalam film yang bersangkutan untuk menuntunnya pada suatu tindakan nyata
dalam kehidupannya. Soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis
film ini juga dapat membantu memberikan kemudahan bagi guru untuk
menilai hasil pendidikan karakter yang dilakukan kepada peserta didik di
sekolah. Berikut adalah kerangka pikir yang peneliti terapkan pada gambar
2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
1. Penilaian hasil
pendidikan karakter
yang ada masih pada
tataran kognitif
2. Pedoman penilaian
yang digunakann
tidak operasional
Evaluasi
Belum ada model
soal tes asesmen
hasil pendidikan
karakter yang efektif
Proses internalisasi nilai-
nilai melalui media film
bermuatan dilema moral
diharapkan dapat
menciptakan karakter
yang positif.
Asu
msi
Prototipe Soal Tes Asesmen
Hasil Pendidikan Karkter
Rasa Ingin Tahu dan
Menghargai Prestasi Berbasis
Film Karakter di SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang model pengembangan, prosedur
pengembangan, uji coba produk (desain uji coba, subjek uji coba, jenis data,
instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data).
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (RnD). Metode penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tertentu
(Sugiyono, 2015). Penelitian ini dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut.
Penelitian ini disebut penelitian pengembangan dikarenakan peneliti
mengembangkan suatu produk berupa prototipe pengembangan soal tes
asesmen pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berbasis film di SMP dengan cara yang sistematis.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang digunakan peneliti ini menggunakan
tahapan penelitian Research and Development menurut Sugiyono (2015).
Prosedur pengembangan menurut Sugiyono ini dilakukan melalui sepuluh
langkah prosedur pengembangan, antara lain tahap (1) potensi dan masalah,
(2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5)
perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba
pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk masal. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penelitian ini peneliti mengadaptasi beberapa prosedur karena keterbatasan
waktu, tenaga dan biaya, serta penelitian ini masih harus dikembangkan lebih
lanjut lagi yang tidak memungkinkan peneliti melakukan semua langkah yang
ada. Tahapan yang dilakukan peneliti meliputi tahap (1) potensi dan masalah,
(2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5)
perbaikan desain, dan (6) uji coba produk. Dengan menggunakan 6 tahap ini,
peneliti dapat menghasilkan produk prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi.
Prosedur pengembangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Pada dasarnya para guru mempunyai potensi untuk
memberikan inovasi baru dalam pendidikan karakter di sekolah dan dapat
mengetahui sejauhmana karakter peserta didik berkembang. Namun,
fenomena masalah yang terjadi saat ini adalah sekolah belum memiliki
Revisi
Design
Uji Coba
Produk
Validasi
Desain
Potensi dan
Masalah
Desain Produk Mengumpul-
kan Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
soal tes asesmen hasil pendidikan karakter sehingga pengembangan
pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru belum optimal.
Masalah ini dapat diatasi melalui penelitian R&D, sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Pengumpulan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditinjau secara faktual, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan menyebarkan angket kepada peserta didik
untuk dianalisis agar memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran capaian
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berdasarkan
hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter
rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film karakter
pada peserta didik kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru.
3. Desain produk
Desain produk penelitian ini menggunakan prototipe soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter di SMP berbasis media film pendidikan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi, instrumen
model, dan media audio visual pendidikan karakter di SMP. Soal tes
asesmen ini berisi potongan film yang menampilkan dilema moral karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi. Desain produk ini di
awali dengan memilih film-film yang menggambarkan dilema moral
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi, menyusun
pertanyaan yang sesuai dengan dilema moral dari film karakter, dan
merancang jawaban dengan empat pilihan ganda bergradasi. Siswa
menyaksikan tayangan per soal tes asesmen film karakter dengan durasi 1-
2 menit dengan tema karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai
prestasi. Setelah itu, siswa mengambil keputusan atas pertimbangan
gradasi jawaban yang telah disediakan.
4. Validasi desain
Setelah desain produk prototipe soal tes asesmen pendidikan
karakter di buat, perlu dinilai oleh para ahli terlebih dahulu sebelum diuji
cobakan. Validitas produk dapat dilakukan dengan cara meminta penilaian
ahli yang berpengalaman seperti Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai dosen
pembimbing, ahli bahasa, ahli di bidang penelitian, dan pengembangan
serta beberapa guru dari SMP di Yogyakarta.
5. Revisi desain
Setelah desain produk divalidasi oleh para ahli, peneliti melakukan
revisi desain produk prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film sesuai dengan
kritik dan saran dari para ahli, sebagai landasan untuk memperbaiki desain
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
6. Uji coba produk
Setelah prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film karakter direvisi dan
siap untuk diuji cobakan, produk diujicobakan pada peserta didik kelas
VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru. Tujuan dari uji coba
produk ini adalah untuk mengetahui apakah prototipe soal tes asesmen
hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berbasis media film karakter ini memiliki kualitas dan efektif untuk
digunakan sebagai alat tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru.
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan bagian yang penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji
coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat
layak digunaka atau tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana
produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Pada desain uji
coba produk ini, dibagai menjadi dua tahap, yaitu:
a. Evaluasi ahli
Tahap evaluasi ahli dilakukan dengan cara mengambil data kuisioner
dari dosen ahli, selanjutnya hasil dianalisis untuk dijadikan dasar
melakukan revisi produk pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Uji coba kelompok kecil
Uji coba dilakukan pada siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1
Gedung Aji Baru Lampung yang berjumlah 70 siswa.
2. Subjek Uji Coba Produk
Subjek coba ini membahas tentang tempat penelitian, subjek
penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.
a. Tempat penelitian
. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Lampung yang beralamat di Jl. Aji Jaya KNPI, Gedung Aji, Aji Jaya
Knpi, Kec. Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi
Lampung.
Penelitian tidak hanya di sekolah, tetapi dilakukan juga di Kampus
III Paingan untuk persiapan, mengolah data, dan penulisan hasil
penelitian.
b. Subjek penelitian
Peserta didik kelas VII dan VIII, SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Lampung tahun ajaran 2016/2017.
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Uji Coba Penelitian
Kelas Jumlah
VII 35 siswa
VIII 35 siswa
Total 70 siswa
c. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah prototipe soal tes asesmen pendidikan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
film karakter untuk peserta didik kelas VII dan VIII, SMP Negeri 1
Gedung Aji Lampung tahun ajaran 2016/2017.
d. Waktu penelitian
Pengambilan data dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017 pada tanggal 12-13 Mei 2017. Penelitian ini menggunakan
waktu kurang lebih 11 bulan untuk merancang hingga diuji cobakan
serta analisis data, terhitung mulai dari bulan Maret 2017 sampai
bulan Januari 2018.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket
keterlaksanaan dan hambatan asesmen pendidikan karakter yang telah
dibuat dan dirancang sedemikian rupa. Untuk mendapatkan data yang
diinginkan, peneliti menyajikan angket penilaian terhadap model asesmen
yang dikembangkan, lembar penilaian siswa mengenai soal tes
pendidikan karakter berbasis film karakter, dan soal-soal tes yang
menggambarkan dilema moral menggunakan potongan-potangan film
karakter yang berdurasi satu sampai dua menit.
Angket keterlaksanaan dan hambatan asesmen pendidikan karakter
di sekolah menengah pertama diberikan kepada para guru, yaitu guru
agama, guru mata pelajaran bahasa, guru Pkn, kepala sekolah, guru
bimbingan dan konseling (BK) dan para guru lain yang memiliki kaitan
erat dengan pendidikan karakter di sekolah. Angket penilaian terhadap
model asesmen yang dikembangkan oleh tim peneliti bertujuan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengetahui masukan dari para guru mata pelajaran yang memiliki kaitan
erat dengan pendidikan karakter di sekolah.
Angket keterlasanaan dan hambatan asesmen pendidikan katakter
diberikan bersamaan dengan angket penilaian terhadap model asesmen
kepada guru saat tes diberikan kepada para siswa. Validasi siswa
digunakan untuk menilai efektvitas dari pengembangan soal tes asesmen
berbasis film karakter diberikan pada akhir sesi pengerjaan soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berbasis film karakter.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes dan angket
penelitian dan kuesioner. Pada sub bab ini akan menjelaskan berbagai alat
instrumen yang digunakan :
a. Soal tes asesmen hasil pendidikan karakter
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan model asesmen hasil
pendidikan karakter di SMP berbasis film karakter disusun dalam
bentuk cuplikan film yang didalamnya menggambarkan perilaku
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi dikemas
dengan tampilan pertanyaan dan pilihan jawaban yang bergradasi
sehingga siswa tidak lagi membaca dalam bentuk lembaran. Soal-soal
pertanyaan yang disajikan berjumlah 40 butir, yaitu soal mengenai
karakter rasa ingin tahu berjumlah 20 dan soal karakter menghargai
prestasi berjumlah 20 butir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tes yang di terapkan dalam penelitian ini bersifat tertutup karena
hanya diberikan pernyataan dan pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan saat ini dan memiliki kebenaran alternatif jawaban berupa
pilihan ganda yang bergradasi nilainya mulai dari satu hingga empat.
Dimana skor 1 mewakili pilihan jawaban untuk perilaku karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi yang rendah dan skor 4
mewakili pilihan jawaban untuk prilaku karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi yang tinggi. Berikut bentuk kisi-kisi soal
tes karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi pada
tabel 3.2 dan tabel 3.3.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
Aspek Indikator No Soal
Komponen
kognitif
(cognitive)
Mencari informasi dari berbagai
sumber tentang materi pelajaran
5, 10, 11, 13,
Mencari informasi dari berbagai
sumber tentang pengetahuan umum
yang berkaitan dengan materi
pelajaran
1, 6, 8, 16,
Komponen
afektif
(affective)
Menunjukkan sikap tertarik dan tidak
tertarik terhadap pembahasan suatu
materi
2, 4, 7, 12, 17,
18, 20
Komponen
konatif
(conative)
Bertanya kepada guru dan teman
tentang suatu hal
3, 9, 14, 15,
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
Aspek Indikator No Soal
Mengakui,
serta
menghormati
keberhasilan
orang lain
Memberikan apresiasi terhadap
prestasi yang dicapai orang lain
1, 2, 3, 9,
12, 13, 19
Mensyukuri prestasi yang diraih
dengan memberi konstribusi untuk
kemaslahatan bangsa, negara dan
agama
5, 11, 16,
17, 20
Memandang
penting hasil
yang telah
dicapai
Menggantungkan cita-cita setinggi
mungkin
14, 15,
Membuat perencanaan untuk
mengejar cita-cita yang diinginkan
4, 7, 18
Bekerja keras untuk meraih prestasi
yang membanggakan
6, 8, 10,
Penyusunan kisi-kisi dilakukan oleh peneliti dan diajukan
kepada dosen ahli yang tergabung dalam tim penelitian, untuk
divalidasi apakah sudah sesuai atau belum antara aspek, indikator,
item dan film yang digunakan.
b. Kuesioner validasi efektivitas model pengembangan oleh siswa.
Validasi model pengembangan oleh siswa berbentuk pernyataan
checklist menggunakan skala Guttman. Sugiyono (2016:111)
mengatakan bahwa skala pengukuran dengan tipe ini, akan
mendapatkan jawaban yang tegas, yaitu “ ya-tidak”; “benar-salah”;
“pernah-tidak pernah”; positif-negatif”; dan stuju-tidak stuju”. Data
yang diperoleh dapat berupa data interval dan data rasio, dalam
penelitian ini menggunakan, “ya-tidak”. Skala Guttman digunakan
dalam validasi model pengembangan prototipe soal tes karakter,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tujuannya untuk melihat efektivitas dari model pengembangan yang
dibuat berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner validitas model
pengembangan oleh siswa, dapat dilihat pada lampiran.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari berbagai teknik sesuai
dengan tujuan untuk menguji kualitas butir soal tes karakter yang
dikembangkan dan kuesioner validasi efektivitas model. Teknik analisis data
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Gambaran prototipe soal tes karakter rasa ingin tahu dan soal tes karakter
menghargai prestasi dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Peneliti
menyusun instrumen soal tes berdasarkan variabel dan indikator. Setelah
itu, peneliti mencari potongan film karakter yang mengandung dilema
moral dan berkaitan dengan indikator tersebut berdurasi 1-2 menit. Soal
dan film yang diberikan berjumlah 40 soal yaitu soal mengenai
pendidikan karakter daya juang berjumlah 20 dan soal mengenai
pendidikan karakter kerja keras berjumlah 20 yang berbentuk pilihan
ganda dan jawaban gradasi atau jawaban seluruhnya mengandung
kebenaran tetapi ada yang paling benar diantara pilihan jawaban.
Pertanyaan-pertanyaan akan ditayangkan di akhir film yang berdurasi
satu sampai dua menit dan siswa menjawab pertanyaan yang
mengandung pendidikan karakter daya juang dan kerja keras. Prototipe
soal tes asesmen ini perlu validitas dengan meminta penilaian ahli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
berpengalaman seperti Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai dosen
pembimbing dan kepala penelitian prototipe.
2. Serta untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan
deskriptif kuantitatif dalam uji kualitas (validitas, reliabilitas, daya beda,
dan tingkat kesukaran) soal tes karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berbasis film. Tujuannya adalah mengetahui kualitas
soal tes karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berbasis film karakter yang diujicobakan dalam penelitian pada siswa
kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru.
a. Validitas
Arikunto (Prijowuntato, 2016: 130) menyatakan bahwa tes
dikatakan valid apabila hasilnya sesuai dengan kriteria. Begitu pula
menurut Azwar (2009) menegaskan suatu tes atau instrumen
pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur
yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat
akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai
data tersebut.
Uji validitas ini menggunakan model Rasch dengan
bantuan software program Quest. Model Rasch dikembangkan oleh
Georg Rasch. Menurut Sumintono & Widhiarso (2013: 50) model
rasch merupakan suatu model yang berasal dari teori respon butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
atau Item Response Theory (IRT). Georg Rasch mengembangkan
satu model analisis dari teori respon butir (Item Response Theory,
IRT) pada tahun 1960-an, dengan data mentah berupa data dikotomi
(berupa benar dan salah) yang mengindikasikan kemampuan
responden. Selain data dikotomi, model Rasch juga bisa melakukan
analisis untuk data politomus seperti yang dikembangkan oleh
Andrich, yang tetap berlandaskan pada dua teorema dasar: tingkat
kemampuan seseorang dan tingkat kesulitan item.
Model Rasch berasumsi bahwa kesulitan item adalah sifat
yang dipengaruhi oleh jawaban responden dan kemampuan
seseorang adalah sifat yang dipengaruhi oleh estimasi kesulitan item.
Analisis dengan model Rasch menghasilkan analisis statistik
kesesuaian (fit statistics) yang memberikan informasi pada peneliti
apakah data yang didapatkan memang secara ideal menggambarkan
bahwa orang yang mempunyai abilitas tinggi memberikan pola
jawaban terhadap aitem sesuai dengan tingkat kesulitannya.
Parameter yang digunakan adalah infit dan outfit dari kuadrat tengah
(mean square) dan nilai terstandarkan (standardized values).
Menurut Sumintono & Widhiarso (2013), infit (inlier sensitive atau
information weighted fit) adalah kesensitifan pola respon terhadap
item sasaran pada responden (person) atau sebaliknya; sedangkan
outfit (outlier sensitive fit) mengukur kesensitifan pola respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
terhadap item dengan tingkat kesulitan tertentu pada responden atau
sebaliknya.
Dalam model pengukuran Rasch dengan bantuan program
Quest, validitas dan reliabilitas suatu instrumen dapat diketahui
dengan melihat analisa-analisa seperti item polarity, unidimensial,
pemetaan item-individu/responden, reliabilitas item-individu, dan
beberapa bentuk analisa yang lainnya. Sehubungan dengan itu,
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti secara empirik
tentang validitas dan reliabilitas soal tes karakter rasa ingin tahu dan
soal tes karakter menghargai prestasi berupa data politomus,
menggunakan pengukuran Model Rasch. Aplikasi Quest digunakan
untuk mengukur validitas, daya beda, dan tingkat kesukaran suatu
item. Tetapi aplikasi Quest tidak efektif digunakan untuk mengukur
reliabilitas soal tes karakter. Untuk mengukur reliabilitas soal tes
karakter peneliti menggunakan model Rasch dengan bantuan aplikasi
Winstep. Berikut rumus yang digunakan untuk validasi konstruk,
tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes dalam model Rasch:
Keterangan:
Рni1= probabilitas dari responden n memilih jawaban item 1
dengan benar
e = sebesar 2,7183
β = konstanta dengan nilai 1,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
δ = parameter lokasi butir
F = tingkat kesulitan item, nilai F berkisar antara -2,0 s.d +2,0.
Apabila nilai bi mendekati -2 maka dapat dikatakan bahwa
item tersebut mudah. Sementara apabila nilai bi mendekati +2
maka dapat dikatakan bahwa item tersebut sulit.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi (content validity) dan validitas konstruk.
1) Validitas isi
Arikunto (2013) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan isi yang diberikan. Validitas isi tidak dapat
dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui
tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan
penilaian dari penilai yang kompeten (expert judgment).
Instrumen yang telah dibuat akan dikonsultasikan kepada
beberapa ahli antara lain: Tim Dosen Penelitian Sosial,
Humaniora dan Pendidikan (PSHP) dan dosen pendamping yaitu
Dr. Gendon Barus, M.Si. dan Juster Donal Sinaga M.Pd.
Instrumen yang telah dikonsultasikan dan dianggap layak dipakai
akan diaplikasikan kepada subjek peneliti.
2) Validitas konstruk
Arikunto (2013) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan
memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek. Uji validitas
item dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
Quest, yaitu dengan melihat hasil hitung. Penetapan fit tiap butir
soal menggunakan pengujian berdasarkan besarnya nilai INFIT
MNSQ. Dalam hal ini menggunakan kisaran nilai 0,77 s.d 1,30.
Dengan demikian, suatu item menjadi tidak fit menurut Model
Rasch bila memiliki nilai INFIT MNSQ <0,77 dan >1,30.
b. Teknik uji validasi efektivitas model menggunakan bantuan aplikasi
Quest model Rasch dengan menggunakan 1 PL untuk data
dikotomus sebagai berikut:
Keterangan:
Pi = probabilitas bahwa examinee dengan tingkat kemampuan
menjawab item i dengan benar.
e = sebesar 2,7183
D = konstanta dengan nilai 1,7
bi = tingkat kesulitan item. nilai bi berkisar antara -2,0 sampai
dengan +2,0. Apabila nilai bi mendekati -2 maka dapat dikatakan
bahwa item tersebut mudah sementara apabila nilai bi mendekati
+2 maka dapat dikatakan bahwa item tersebut sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
c. Reliabilitas
Menurut Consuello (Prijowuntato, 2016: 143) reliabilitas adalah
ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan
andal apabila alat tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil
dan produktif. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini
dihitung menggunakan model Rasch, selanjutnya guna
mempermudah penafsiran hasil uji reliabilitas statistik, peneliti
menggunakan patokan nilai reliabilitas item untuk melihat apakah
reliabilitas tes sudah fit dengan model Rasch. Sumintono &
Widhiarso, (2013:109) untuk melihat nilai reliabilitas item menurut
model Rasch, menggunakan kategori dengan norma kriteria skor
sebagai berikut pada tabel 3.4:
Tabel 3.4 Norma Kategori Nilai Reliabilitas
Item Model Rasch
Kriteria Skor Tingkat Reliabel
> 0,94 Istimewa
0,91 s.d 0,94 Bagus sekali
0,81 s.d 0,90 Bagus
0,67 s.d 0,80 Cukup
< 0,67 Lemah
d. Tingkat kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar.
Jika banyak subjek peserta tes yang tidak dapat menjawab dengan
benar, maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi, sebaliknya jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
hanya sedikit dari subjek yang tidak dapat menjawab dengan benar
maka taraf kesukarannya rendah. Taraf kesukaran tes dinyatakan
dalam indeks kesukaran.
Tingkat kesukaran dari soal tes yang telah dibuat maka dapat
dilihat pada Item Estimates (Thresholds) dengan kriteria nilai -2,0
s.d 2,0. Apabila jarak/sebaran item maupun responden dibawah -2,0
maka item dapat dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah.
Sedangkan bila jarak/sebaran item maupun responden di atas 2,0
maka item dapat dikatakan sangat sulit dan responden memiliki
kemampuan untuk menjawab. Sebaran yang diharapkan dari item
dan responden ialah antara -2,0 s.d 2,0. Berikut disajikan kategori
tingkat kesukaran item pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kategori Tingkat Kesukaran Item
Kriteria Kategori
>2,0 Sulit
-2,0 s.d 2,0 Sedang
<-2,0 Mudah
e. Taraf diskriminasi (Pembeda)
Taraf diskiriminasi (pembeda) suatu soal merupakan kemampuan
butir soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok
tinggi dengan siswa yang termasuk kelompok rendah. Diharapkan
taraf diskriminasi (pembeda) dalam suatu instumen tidak terlalu
sukar dan juga tidak terlalu mudah. Uji daya beda menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
model Rasch dengan bantuan aplikasi Quest dan melihat pt-biserial
(point biserial).
2. Berikut demi menjawab rumusan masalah yang ketiga, melihat gambaran
capaian hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berdasarkan penggunaan prototipe soal tes karakter
rasa ingin tahu dan soal tes menghargai prestasi berbasis media film pada
siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru, maka
dilakukan kategorisasi. Kategorisasi digunakan menjadi patokan dalam
menentukan tinggi rendahnya capaian hasil pendidikan karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berdasarkan penggunaan
prototipe soal tes karakter rasa ingin tahu dan soal tes karakter
menghargai prestasi berbasis media film pada subjek penelitian. Kategori
menurut PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe I (Masidjo, 1995) pada
tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6 Norma Kategori PAP Tipe I
Persentase Kategori
90%-100% Sangat Efektif
80%-89% Efektif
65%-79% Cukup Efektif
55%-64% Kurang Efektif
di bawah 55% Tidak Efektif
3. Menjawab rumusan masalah keempat, peneliti menggunakan deskriptif
dengan persentase. Prototipe soal tes ini dikatakan efektif, jika penilaian
responden terhadap tes lebih dari 80%. Berdasarkan kategorisasi PAP
(Penilaian Acuan Patokan) Tipe I (Masidjo, 1995) nilai 80% itu efektif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
maka dapat disimpulkan bahwa nilai 80% dapat dijadikan kriteria untuk
menilai prototipe tes efektif untuk mengukur karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi pada siswa kelas VII dan VIII. Hal ini
dilakukan peneliti karena bentuk jawaban yang disajikan dalam
kuesioner validasi efektivitas model pengembangan soal tes menurut
siswa sebagai penilai menuntut jawaban tegas yakni ya, kurang, tidak,
dan tidak tahu dengan rumus di bawah ini dan berikut disajikan tabel
kategori PAP Tipe 1.
Keterangan:
Pem : Persentase efektivitas model pengembangan soal tes karakter
kerja keras dan daya juang
∑f : Jumlah jawaban setiap item
N : Jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab peneliti memaparkan hasil penelitian dan pengembangan serta
pembahasan. Struktur pemaparan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah
pada bab 1 secara berurutan.
A. Hasil Penelitian
1. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Rasa Ingin
Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi yang Diujikembangkan
dalam Penelitian Ini
Berangkat dari bab-bab sebelumnya, produk yang didesain berupa
prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter yang berbasis film
karakter disusun berdasarkan potongan film (yang diseleksi dari youtube)
memuat tayangan yang mengandung dilema moral, persoalan konflik
moral, klarifikasi nilai yang menggambarkan karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi. Proses pengembangan prototipe soal tes
asesmen ini diawali dengan menyusun pertanyaan yang sesuai dengan
dilema moral dari film karakter, dan menyusun empat pilihan jawaban
untuk masing-masing soal tes asesmen berbentuk pilihan ganda dengan
jawaban bergradasi yang mencerminkan tingkat pemahaman, (moral
knowing), perasaan (moral affection), dan tindakan/perilaku (moral
action) siswa diminta mengambil keputusan atas pertimbangan gradasi
yang disediakan. Soal tes asesmen ini terdiri dari 40 soal, masing-masing
karakter mewakili 20 soal tes asesmen yang mengambarkan masing-
masing karakter. Potongan film ini berdurasi tayang 1-2 menit, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta untuk
merespon/menjawab soal-soal yang menyertainya. Berikut alur
pembuatan soal tes pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Alur Pembuatan Soal Tes Karakter Rasa Ingin tahu dan
Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
Berikut dibawah ini disajikan satu contoh prototipe soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan satu contoh
prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter menghargai prestasi,
sedangkan produk selengkapnya di dokumentasikan dalam format soft
copy/vcd (hak otoritas ada pada pengembang; [email protected] cp.
0813-2871-4220) pada tabel 4.2 dan tabel 4.3:
1. Menentukan aspek,
indikator, dan item kedua
karakter
6. Diujicobakan pada
subjek penelitian 5. Melakukan editing film
yang dijadikan soal tes
4. Melakukan expert
judgment
3. Menyusun soal tes dan
alternatif jawaban
bergradasi
2. Mencari & menyeleksi
film yang menggambarkan
dilema moral
7. Pengolahan data soal
tes karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.2
Contoh Produk Prototipe Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
Berbasis Media Film
No
Soal
Pertanyaan
(Rasa Ingin Tahu)
1 Link: https://www.youtube.com/watch?v =fL7jBEtTYfk Sebagai anak yang memiliki rasa ingin
tahu seperti di film tadi, apa yang
kamu lakukan supaya jualanmu laku
terjual?
A. Bertanya kepada ibu bagaimana cara berjualan yang benar
B. Penasaran karena tidak laku terjual
C. Pergi ke Pasar untuk melihat carapedagang berjualan dan
menerapkannya
D. Tetap berjualan sambil mencari tahu bagaimana cara orang lain
berjualan
Rubrik : a. 2 b. 1 c.4 d.3
Tabel 4.3
Contoh Produk Prototipe Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
Berbasis Media Film
No
Soal
Pertanyaan
(Menghargai Prestasi)
1 Link:
https://www.youtube.com/watch?v
=As76MHuh1sU
Jika kamu menjadi salah satu
peserta lomba lari dalam video tadi,
apa yang kamu lakukan terhadap si
Boy yang meraih juara pertama?
A. Mengajak Boy untuk tanding ulang
B. Mendatangi si Boy dan memberi selamat atas kemenangannya
C. Mendatangi si Boy dan menyalami
D. Kagum terhadap prestasi si Boy
Rubrik: a.4 b.3 c.1 d.2
Tabel 4.2 dan tabel 4.3 merupakan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan soal tes karakter menghargai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
prestasi. Masing-masing karakter dikembangkan 20 soal tes dalam bentuk
pilihan ganda bergradasi berdasarkan aspek dan indikator masing-masing
karakter. Setiap nomor soal didasarkan atas dilema moral yang dimuat
dalam potongan film karakter yang ditayangkan mendahului setiap
pernyataan soal. Siswa diminta untuk menyimak penayangan potongan
film berdurasi satu sampai dua menit, kemudian ditampilkan pernyataan
soal dan empat alternatif jawaban yang mengandung intensitas
pertimbangan moral bergradasi 1-4. Empat alternatif jawaban ini tidak ada
jawaban yang benar dan salah, semua alternatif jawaban mengandung
jawaban yang benar.
2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Beda) Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Rasa Ingin
Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis Film Karakter
yang Diujicobakan pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP N1 Gedung
Aji Baru
Berangkat dari bab III, peneliti memaparkan uji kualitas soal tes
asesmen yang dikembangkan dalam penelitian ini (validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda) dan fit model digunakan pendekatan
teori respon butir (IRT model Rasch). Berikut pembahasan yang telah
dilakukan peneliti:
a. Validitas
Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh kriteria yaitu
INFIT MNSQ (0,77 s.d 1,30). Informasi IRT berupa INFIT MNSQ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sebagai bukti fit atau tidaknya item menurut model Rasch. Berdasarkan
data uji coba produk pada siswa kelas VII dan VIII di SMP N1 Gedung
Aji Baru (N=70). Diperoleh hasil uji validitas butir soal tes asesmen
karakter rasa ingin tahu sebagai berikut pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Soal Tes Asesmen Karakter Rasa Ingin Tahu
Item Estimates (Thresholds) In input Order
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
25/11/17 19:33
|-------------------------------------------|
| ITEM NAME | INFT | KESIMPULAN |
| | MNSQ | |
|-------------------------------------------|
|1 item 1 | .98 | valid |
|2 item 2 | 1.07 | valid |
|3 item 3 | 1.18 | valid |
|4 item 4 | 1.01 | valid |
|5 item 5 | 1.00 | valid |
|6 item 6 | .96 | valid |
|7 item 7 | 1.00 | valid |
|8 item 8 | 1.03 | valid |
|9 item 9 | .98 | valid |
|10 item 10 | 1.00 | valid |
|11 item 11 | 1.00 | valid |
|12 item 12 | 1.10 | valid |
|13 item 13 | .95 | valid |
|14 item 14 | .87 | valid |
|15 item 15 | .98 | valid |
|16 item 16 | .99 | valid |
|17 item 17 | .97 | valid |
|18 item 18 | 1.10 | valid |
|19 item 19 | .94 | valid |
|20 item 20 | .89 | valid |
|-------------------------------------------|
|Mean | 1.00 | |
|SD | .07 | |
|===========================================|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item memenuhi
kriteria validitas dengan INFIT MNSQ antara 0,87 s.d 1,18 dengan
model Rasch. Dalam hal ini kriteria INFIT MNSQ 0,77 s.d 1,30 dengan
taraf kesalahan atau alpha sebesar 5%. Artinya, soal tes asesmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
berbasis potongan film karakter ini baik untuk mengukur karakter rasa
ingin tahu siswa. Berikut akan disajikan gambaran hasil uji validatas
soal tes karakter rasa ingin tahu dengan kriteria INFIT MNSQ 0,77 s.d
1,30:
Item Fit
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
25/11/17 19:33
----------------------------------------------------------------
INFIT
MNSQ .63 .71 .83 1.00 1.20 1.40
----------+---------+---------+---------+---------+---------+---
1 item 1 . *| .
2 item 2 . | * .
3 item 3 . | * .
4 item 4 . |* .
5 item 5 . * .
6 item 6 . * | .
7 item 7 . * .
8 item 8 . | * .
9 item 9 . *| .
10 item 10 . * .
11 item 11 . * .
12 item 12 . | * .
13 item 13 . * | .
14 item 14 . * | .
15 item 15 . *| .
16 item 16 . * .
17 item 17 . *| .
18 item 18 . | * .
19 item 19 . * | .
20 item 20 . * | .
================================================================
Gambar 4.1 Print Out Hasil Uji Fit`Model Soal Tes Karakter
Rasa ingin tahu
Dari gambaran item fit karakter rasa ingin tahu diatas dapat
diketahui bahwa seluruh item berada dalam area fit, karena poin-poin
(bentuk bintang) berada di dalam garis putus-putus yaitu antara 0,77 s.d
1,30 yang berarti item fit sesuai dengan nilai INFIT MNSQ.
Selanjutnya, berikut hasil uji validitas soal tes asesmen karakter rasa
ingin tahu pada tabel 4.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Soal Tes Asesmen Karakter Menghargai Prestasi
Item Estimates (Thresholds) In input Order
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
24/11/17 16:34
|-------------------------------------------|
| ITEM NAME | INFT | KESIMPULAN |
| | MNSQ | |
|-------------------------------------------|
|1 item 1 | .94 | valid |
|2 item 2 | 1.02 | valid |
|3 item 3 | 1.03 | valid |
|4 item 4 | .89 | valid |
|5 item 5 | 1.00 | valid |
|6 item 6 | 1.01 | valid |
|7 item 7 | .95 | valid |
|8 item 8 | 1.02 | valid |
|9 item 9 | .99 | valid |
|10 item 10 | 1.05 | valid |
|11 item 11 | 1.01 | valid |
|12 item 12 | .99 | valid |
|13 item 13 | 1.00 | valid |
|14 item 14 | .97 | valid |
|15 item 15 | 1.08 | valid |
|16 item 16 | .88 | valid |
|17 item 17 | 1.02 | valid |
|18 item 18 | 1.04 | valid |
|19 item 19 | 1.10 | valid |
|20 item 20 | 1.04 | valid |
|-------------------------------------------|
|Mean | 1.00 | |
|SD | .05 | |
|===========================================|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item memenuhi
kriteria validitas dengan INFIT MNSQ antara 0,88 s.d 1,10 dengan
model Rasch. Berikut akan disajikan gambaran hasil uji validatas soal
tes asesmen karakter menghargai prestasi dengan kriteria INFIT MNSQ
0,77 s.d 1,30:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Item Fit
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
24/11/17 16:34
----------------------------------------------------------------
INFIT
MNSQ .63 .71 .83 1.00 1.20 1.40
----------+---------+---------+---------+---------+---------+---
1 item 1 . * | .
2 item 2 . |* .
3 item 3 . |* .
4 item 4 . * | .
5 item 5 . * .
6 item 6 . |* .
7 item 7 . * | .
8 item 8 . |* .
9 item 9 . * .
10 item 10 . | * .
11 item 11 . * .
12 item 12 . * .
13 item 13 . * .
14 item 14 . *| .
15 item 15 . | * .
16 item 16 . * | .
17 item 17 . |* .
18 item 18 . | * .
19 item 19 . | * .
20 item 20 . | * .
================================================================
Gambar 4.2 Print Out Hasil Uji Fit`Model Soal Tes Karakter
Menghargai Prestasi
Dari gambaran item fit karakter menghargai prestasi diatas dapat
diketahui bahwa seluruh item berada dalam area fit. Karena poin-poin
(bentuk bintang) berada di dalam garis putus-putus yaitu antara 0,77 s.d
1,33 yang berarti item fit sesuai dengan nilai INFIT MNSQ.
Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh INFIT
MNSQ (0,77 s.d 1,30). Berdasarkan data uji coba produk pada siswa
kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru (N=70 siswa),
diperoleh hasil uji validitas efektivitas model sebagai berikut pada tabel
4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Efektivitas Model
Item Estimates (Thresholds) In input Order
all on all (N = 70 L = 30 Probability Level= .50)
-------------------------------------------
| ITEM NAME | INFT | KESIMPULAN |
| | MNSQ | |
-------------------------------------------
|1 item 1 | 1.22 | VALID |
|2 item 2 | 1.04 | VALID |
|3 item 3 | .78 | VALID |
|4 item 4 | 1.05 | VALID |
|5 item 5 | 1.00 | VALID |
|6 item 6 | .73 | GUGUR |
|7 item 7 | .92 | VALID |
|8 item 8 | 1.21 | VALID |
|9 item 9 | 1.11 | VALID |
|10 item 10 | 1.03 | VALID |
|11 item 11 | 1.04 | VALID |
|12 item 12 | .88 | VALID |
|13 item 13 | 1.06 | VALID |
|14 item 14 | 1.05 | VALID |
|15 item 15 | .81 | VALID |
|16 item 16 | 1.04 | VALID |
|17 item 17 | 1.10 | VALID |
|18 item 18 | 1.32 | GUGUR |
|19 item 19 | 1.36 | GUGUR |
|20 item 20 | .76 | GUGUR |
|21 item 21 | .89 | VALID |
|22 item 22 | .81 | VALID |
|23 item 23 | .81 | VALID |
|24 item 24 | .61 | GUGUR |
|25 item 25 | .88 | VALID |
|26 item 26 | 1.00 | VALID |
|27 item 27 | 1.43 | GUGUR |
|28 item 28 | .72 | GUGUR |
|29 item 29 | .97 | VALID |
|30 item 30 | 1.05 | VALID |
-------------------------------------------
|Mean | .99 | |
|SD | .20 | |
===========================================
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 24 dari 30 item
memenuhi kriteria nilai yang valid dengan INFIT MNSQ antara 0,78
sampai dengan 1,21 dengan model Rasch karena batas penerimaan item
fit menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30 dengan taraf
kesalahan atau alpha sebesar 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
b. Reliabilitas
Reliabilitas soal tes asesmen karakter yang dikembangkan
dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan nilai reliabilitas item oleh
Wrigh & Master (Subali, 2011) disebut dengan reliabitas sampel dan
tes. Untuk mempermudah penafsifran hasil uji reliabilitas statistik,
untuk melihat apakah reliabilitas soal tes asesmen sudah fit dengan
model Rasch atau tidak. Cara melihat nilai reliabilitas item menurut
model Rasch, menggunakan kategori dengan norma keriteria skor
sebagai berikut: > 0,94 = Istimewa, 0,91 s.d 0,94= Bagus sekali, 0,81
s.d 0,90= Bagus, 0,68 s.d 0,80= Cukup, < 0,67= Lemah. Semakin tinggi
nilainya semakin banyak item yang fit dengan model semakin
meyakinkan bahwa pengukuran memberikan hasil yang konsisten.
Berikut nilai reliabilitas item menngunakan model Rasch pada karakter
rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi pada tabel 4.7 dan 4.8:
Tabel 4.7
Reliabilitas Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
Summary of item
|-------------------------|-------|
| Reliability of estimate | .92 |
| --------------------------------|
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas item karakter rasa
ingin tahu pada tabel 4.7, memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.92.
Berdasarkan kategori model Rasch dapat diketahui bahwa reliabilitas
item termasuk dalam kategori bagus sekali. Artinya secara keseluruhan
item sesuai dengan model Rasch yang memiliki konsistensi dan
kestabilan pada soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.8
Reliabilitas Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi Summary of item
|-------------------------|-------|
| Reliability of estimate | .94 |
| --------------------------------|
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas item karakter
menghargai prestasi pada tabel 4.8, memiliki nilai reliabilitas sebesar
0.94. Berdasarkan kategori model Rasch dapat diketahui bahwa
reliabilitas item termasuk dalam kategori bagus sekali. Artinya secara
keseluruhan item sesuai dengan model Rasch yang memiliki konsistensi
dan kestabilan pada soal.
Tabel 4.9
Reliabilitas Kuesioner Validasi Efektifitas Model pada
Penilaian Siswa Summary of item estimate
|-------------------------|-------|
| Reliability of estimate | .92 |
| --------------------------------|
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas kuesioner validasi
efektivitas model pada penilaian siswa pada tabel 4.9, memiliki nilai
reliabilitas sebesar 0.92. Berdasarkan kategori model Rasch dapat
diketahui bahwa reliabilitas item termasuk dalam kategori bagus sekali.
c. Tingkat kesukaran
Uji tingkat kesukaran item dibagi tiga kategori yaitu tingkat
kesukaran sulit, tingkat kesukaran sedang dan tingkat kesukaran mudah.
Berdasarkan data uji coba produk soal tes asesmen pada siswa kelas VII
dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru (N = 70 orang), diperoleh
hasil uji tingkat kesukaran butir soal tes asesmen karakter rasa ingin
tahu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Item Estimates (Thresholds)
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
25/11/17 19:33
----------------------------------------------------------------
3.0 |
|
| 13.4
|
| 8.4
|
|
|
2.0 XX |
|
|
| 12.4
X | 17.4
XXXX | 6.4
| 5.4 9.4
X | 7.4
XX |
1.0 XXXXXX | 19.4
XXXXXXXXXXX |
XXXXXXX | 1.4
XXXXXXXXXXXXXX |
XXXX | 7.3 18.4
XXXXXXXXXX | 2.4 3.4 10.4
X | 2.2 2.3 3.3 9.3 18.3
XXXX | 10.3 20.4
XXX | 15.4 17.3 19.2 19.3
.0 | 9.2 12.3 14.3 14.4
| 1.3 5.3 14.2 15.3
| 17.2
| 6.3 18.2 20.3
| 11.4 13.3
| 5.2 6.2 15.2
| 11.3
| 7.2
| 4.4 16.4
|
-1.0 | 8.3 11.2 20.2
|
|
|
|
|
|
| 4.3 16.3
|
-2.0 | 1.2 13.2
|
|
| 3.2
|
|
|
|
|
-3.0 |
----------------------------------------------------------------
Gambar 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes
Karakter Rasa Ingin Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pada gambar diatas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item
(threshold) pada karakter rasa ingin tahu diperoleh informasi bahwa
yang paling sulit adalah item nomor 13 dengan skor 4, yang sedang
adalah item nomor 9 dengan skor 2, dan yang paling mudah item nomor
3 dengan skor 2. Pada tanda “X” mewakili 70 testi/person.
Selanjutnya uji tingkat kesukaran item soal tes asesmen pada karakter
menghargai prestasi dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Item Estimates (Thresholds)
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
24/11/17 16:34
----------------------------------------------------------------
4.0 |
|
| 8.4
|
|
|
3.0 |
|
|
|
|
|
|
2.0 |
|
|
| 1.4 10.3 10.4 15.4
| 1.3
X | 1.2 12.4 19.4
XXXXX | 13.4 14.4 19.3 20.4
1.0 XXXXXXXXXXX | 13.3
XXXXXXXXXXX |
XXXXXXXXX | 4.3 4.4 19.2
XXXXXXXXXXXX | 4.2 9.4
XXXXXXXXX | 2.4 3.3 3.4
XXXXXXXXX | 2.2 2.3 6.4 7.4 17.4
.0 XXX | 3.2 11.4 17.3
| 5.4 7.2 7.3 8.3 16.4 18.4
| 5.3 9.2 9.3 18.3
| 5.2 20.3
| 14.3
| 6.3 20.2
| 16.3 17.2
-1.0 |
|
|
| 16.2
| 6.2
|
|
-2.0 | 14.2 18.2
| 15.3
|
|
| 11.3
| 10.2
|
-3.0 |
| 13.2
|
|
|
|
-4.0 |
Gambar 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes
Karakter Menghargai Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pada gambar diatas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item
(threshold) pada karakter menghargai prestasi diperoleh informasi
bahwa yang paling sulit adalah item nomor 8 dengan skor 4, yang
sedang adalah item nomor 3 dengan skor 2, dan yang paling mudah
item nomor 13 dengan skor 2. Pada tanda “X” mewakili 70
testi/person.
d. Daya Beda
Mengetahui uji daya beda butir soal tes yang memiliki tingkat
kesukaran sulit, sedang, dan mudah dari soal tes yang telah
dikembangkan. Pada bagian ini peneliti hendak melihat kemampuan
butir soal tes untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok
berkarakter tinggi dengan siswa yang termasuk kelompok berkarakter
rendah. Uji daya beda pada masing-masing soal tes karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi sebagai berikut:
Tabel 4.10
Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu dengan
Tingkat Kesukaran Sulit Item Analysis Results for Observed Responses
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
25/11/17 19:33
Tingkat kesukaran tinggi
................................................................
Item 13: item 13 Infit MNSQ = .95
Disc = .33
Categories 1 2 3 4 missing
Count 1 13 49 7 0
Pt-Biserial -.05 -.28 .11 .22
...............................................................
Dari tabel di atas, dengan melihat nilai Pt-Biserial (indeks daya
beda) untuk skor 2 yang hasilnya negatif, yakni sebesar -0,28, berarti
testi yang memperoleh skor 2, testi yang berkarakter rasa ingin tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
lebih sedikit dari testi yang tidak memiliki karakter rasa ingin tahu.
Untuk skor 4, hasilnya positif yakni 0,22, sehingga yang memperoleh
skor 4, merupakan testi yang berkarakter rasa ingin tahu lebih banyak
dibanding testi yang tidak berkarakter rasa ingin tahu, hal yang sama
berlaku untuk skor 1 (-.05) dan skor 3 (0.11).
Tabel 4.11
Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu dengan
Tingkat Kesukaran Sedang
Tingkat kesukaran sedang
................................................................
Item 9: item 9 Infit MNSQ = .98
Disc = .36
Categories 1 2 3 4 missing
Count 14 8 28 20 0
Pt-Biserial -.27 -.12 .03 .29
................................................................
Dari tabel di atas, dengan melihat nilai Pt-Biserial (indeks daya
beda) untuk skor 1 yang negatif, yakni sebesar -0,27, berarti testi yang
memperoleh skor 1, testi yang berkarakter rasa ingin tahu lebih sedikit
dari testi yang tidak memiliki karakter rasa ingin tahu, hal yang sama
berlaku untuk skor 2 yakni sebesar -0,12. Untuk skor 4, hasilnya positif
yakni 0,29, Sehingga yang memperoleh skor 4 merupakan testi yang
berkarakter rasa ingin tahu lebih banyak dibanding testi yang tidak
berkarakter rasa ingin tahu, hal yang sama berlaku untuk skor 3 (0,03).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4.12
Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu dengan
Tingkat Kesukaran Mudah
Tingkat kesukaran rendah
................................................................
Item 3: item 3 Infit MNSQ = 1.18
Disc = .03
Categories 1 2 3 4 missing
Count 1 22 1 46 0
Pt-Biserial .00 -.04 .08 .02
................................................................
Dari tabel di atas, dengan melihat nilai Pt-Biserial (indeks daya
beda) untuk skor 2 yang negatif, yakni sebesar -0,04, berarti testi yang
memperoleh skor 2 merupakan testi yang berkarakter rasa ingin tahu
lebih sedikit dari testi yang tidak memiliki karakter rasa ingin tahu.
Untuk skor 3, hasilnya positif yakni 0,08, sehingga yang memperoleh
skor 3 merupakan testi yang berkarakter rasa ingin tahu lebih banyak
dibanding testi yang tidak berkarakter rasa ingin tahu, hal yang sama
berlaku untuk skor 4 (0,02) dan skor 1 (0.00). Berikut ditampilkan tabel
daya beda karakter menghargai prestasi.
Tabel 4.13
Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi dengan
Tingkat Kesukaran Sulit
Item Analysis Results for Observed Responses
all on all (N = 70 L = 20 Probability Level= .50)
24/11/17 16:34
Tingkat kesukaran tinggi
................................................................
Item 8: item 8 Infit MNSQ = 1.02
Disc = .09
Categories 1 2 3 4 missing
Count 1 21 46 2 0
Pt-Biserial -.10 -.01 -.02 .16
................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dari tabel di atas, dengan melihat nilai Pt-Biserial (indeks daya
beda) untuk skor 1 yang negatif, yakni sebesar -0,10, berarti testi yang
memperoleh skor 1, merupakan testi yang berkarakter menghargai
prestasi lebih sedikit dari testi yang tidak memiliki karakter menghargai
prestasi, hal yang sama berlaku untuk skor 2 (-0.01) dan skor 3 (-0.02).
Untuk skor 4, hasilnya positif yakni 0,16. Sehingga yang memperoleh
skor 4, merupakan testi yang berkarakter menghargai prestasi lebih
banyak dibanding testi yang tidak berkarakter menghargai prestasi.
Tabel 4.14
Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi dengan
Tingkat Kesukaran Sedang
Tingkat kesukaran sedang
................................................................
Item 3: item 3 Infit MNSQ = 1.03
Disc = .33
Categories 1 2 3 4 missing
Count 16 8 1 45 0
Pt-Biserial -.28 -.10 -.10 .33
................................................................
Dari tabel di atas, dengan melihat nilai Pt-Biserial (indeks daya
beda) untuk skor 1 yang negatif, yakni sebesar -0.28, berarti testi yang
memperoleh skor 1, merupakan testi yang berkarakter menghargai
prestasi lebih sedikit dari testi yang tidak memiliki karakter menghargai
prestasi, hal yang sama berlaku untuk skor 2 (-0.10) dan skor 3 (-0.10).
Untuk skor 4, hasilnya positif yakni 0,33, Sehingga yang memperoleh
skor 4, merupakan testi yang berkarakter menghargai prestasi lebih
banyak dibanding testi yang tidak berkarakter menghargai prestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4.15
Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi dengan
Tingkat Kesukaran Mudah
Tingkat kesukaran rendah
................................................................
Item 13: item 13 Infit MNSQ = 1.00
Disc = .26
Categories 1 2 3 4 missing
Count 1 43 4 22 0
Pt-Biserial -.23 -.16 -.04 .25
................................................................
Dari tabel di atas, dengan melihat nilai Pt-Biserial (indeks daya
beda) untuk skor 1 yang negatif, yakni sebesar -0.23, berarti testi yang
memperoleh skor 1, merupakan testi yang berkarakter menghargai
prestasi lebih sedikit dari testi yang tidak memiliki karakter menghargai
prestasi, hal yang sama berlaku untuk skor 2 (-0.16) dan skor 3 (-0.04).
Untuk skor 4, hasilnya positif yakni 0,25, Sehingga yang memperoleh
skor 4, merupakan testi yang berkarakter menghargai prestasi lebih
banyak dibanding testi yang tidak berkarakter menghargai prestasi.
Dari seluruh tabel daya beda di atas maka dapat diketahui bahwa
pada umumnya item-item karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi memiliki daya beda yang bervariasi, hal ini sesuai
dengan prinsip penggunaan tes, menurut Sumintono & Widhiarso
(2013) bahwa tes yang baik harus menggambarkan daya beda anrata
siswa yang berkarakter dan kurang berkarakter.
Berikut dipaparkan rekapitulasi hasil hitung validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berbasis film karakter pada tabel 4.16 dan tabel 4.17 di bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.16
Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran,
dan Daya Beda Soal Tes Asesmen Karakter Rasa Ingin Tahu
No
item Validitas
Relia
bilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya Beda
1 2 3 4
1 0.98 (v)
.92
Sedang .03 -.33 -.01 .26
2 1.07 (v) Sedang -.30 .01 -.02 .28
3 1.18 (v) Rendah .00 -.04 .08 .02
4 1.01 (v) Sedang NA -.17 .04 .02
5 1.00 (v) Sedang -.11 -.23 -.03 .25
6 0.96 (v) Sedang -.34 -.14 .11 .14
7 1.00 (v) Sedang -.14 -.19 -.08 .35
8 1.03 (v) Tinggi .06 -.15 .03 .05
9 0.98 (v) Sedang -.27 -.12 .03 .29
10 1.00 (v) Sedang NA -.26 -.06 .28
11 1.00 (v) Sedang .03 -.10 -.28 .27
12 1.10(v) Sedang NA -.04 .01 .02
13 0.95 (v) Tinggi -.05 -.28 .11 .22
14 0.87 (v) Sedang -.43 -.17 .18 .40
15 0.98 (v) Sedang -.19 .00 -.37 .38
16 0.99 (v) Sedang NA -.28 .04 .06
17 0.97 (v) Sedang -.31 -.06 .07 .22
18 1.10 (v) Sedang -.16 -.08 -.12 .24
19 0.94 (v) Sedang -.39 -.02 .03 .30
20 0.89 (v) Sedang -.21 -.42 .05 .28
Tabel 4.17
Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Soal Tes Asesmen Karakter Menghargai Prestasi
No
item Validitas
Relia
bilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya Beda
1 2 3 4
1 0.94 (v)
.94
Sedang -.21 -.11 .21 .30
2 1.02 (v) Sedang -.26 NA .12 .20
3 1.03 (v) Sedang -.28 -.10 -.10 .33
4 0.89 (v) Sedang -.44 -.23 .19 .49
5 1.00 (v) Sedang -.23 -.10 .01 .24
6 1.01 (v) Sedang -.02 -.22 .01 .12
7 0.95 (v) Sedang -.36 -.23 .17 .20
8 1.02 (v) Tinggi -.10 -.01 -.02 .16
9 0.99 (v) Sedang -.31 -.20 .11 .15
10 1.05 (v) Rendah -.18 .02 -.10 .10
11 1.01 (v) Rendah NA -.07 -.12 .14
12 0.99 (v) Sedang NA NA -.17 .17
13 1.00 (v) Rendah -.23 -.16 -.04 .25
14 0.97 (v) Sedang -.05 -.38 .18 .11
15 1.08 (v) Rendah NA .01 .08 -.09
16 0.88 (v) Sedang -.23 -.07 -.45 .51
17 1.02 (v) Sedang -.30 -.06 -.21 .30
18 1.04 (v) Sedang .06 -.23 -.03 .19
19 1.10 (v) Sedang -.23 .10 .15 .11
20 1.04 (v) Sedang -.15 -.12 .06 .09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Rasa Ingin Tahu dan
Karakter Menghargai Prestasi Berdasarkan Penggunaan Prototipe
Soal Tes yang Dikembangkan dan Diujicoba pada Siswa Kelas VII
dan VIII di SMP N1 Gedung Aji Baru
Mengukur capaian hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi berdasarkan penggunaan prototipe soal tes
asesmen pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai
prestasi berbasis film karakter siswa disajikan dalam bentuk kategorisasi
menurut PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe I. Berikut norma kategori
yang digunakan dalam tabel 4.18.
Tabel 4.18
Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter
Persentase Kategori
90%-100% Sangat Baik
80%-89% Baik
65%-79% Cukup Baik
55%-64% Kurang Baik
di bawah 55% Buruk
Di bawah ini adalah gambaran capaian skor karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi pada siswa kelas VII dan VIII di
SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru menggunakan soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berbasis film karakter yang digambarkan dalam bentuk grafik dan tabel:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.5 Grafik Profil Capaian Skor Karakter Rasa Ingin Tahu
Siswa
Berdasarkan grafik capaian skor subjek karakter rasa ingin tahu di
atas, berikut gambaran capaian skor dapat dilihat menggunakan tabel 4.19.
Tabel 4.19
Distribusi Capaian Skor Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa
Persentase Kategori Kelas VII Kelas VIII
F % F %
90%-100% Sangat Baik 5 14, 28 2 5,71
80%-89% Baik 15 42,85 26 74,28
65%-79% Cukup Baik 15 42,85 7 20
55%-64% Kurang Baik - -
di bawah 55% Buruk - -
Dilihat dari tabel di atas, profil capaian skor subjek karakter rasa
ingin tahu dapat diketahui bahwa hasil tes karakter rasa ingin tahu siswa
kelas VII pada kategori sangat baik berjumlah 15 siswa (14,28%), kategori
baik berjumlah 15 siswa (42,85%), dan kategori cukup baik 15 siswa
(42,85%). Hasil tes karakter rasa ingin tahu capaian skor siswa kelas VIII
pada kategori sangat baik berjumlah 2 siswa (5,71%), kategori baik
berjumlah 26 siswa (74,28%), dan kategori cukup baik 7 siswa (20%).
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
VII
VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tidak terdapat satu pun siswa dari masing-masing kelas memiliki karakter
rasa ingin tahu berkategori kurang bai dan buruk. Rata-rata capaian skor
siswa kelas VII dan VIII memiliki karakter rasa ingni tahu kategori baik.
Berikut ini juga disajikan hasil kategorisasi karakter rasa ingin tahu dalam
bentuk diagram batang.
Gambar 4.6 Grafik Presentase Hasil Kategorisasi Karakter
Rasa Ingin tahu pada Siswa
Grafik di atas menunjukan sebagian besar capaian skor subjek
karakter rasa ingin tahu kelas VII dan kelas VIII pada kategori sangat baik,
baik, dan cukup baik. Artinya hasil tes karakter rasa ingin tahu
menggunakan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu
berbasis film karakter kelas VII dan kelas VIII SMP Negeri 1 Gedung Aji
Baru baik. Berikut ini disajikan gambaran capaian karakter menghargai
prestasi pada kelas VII dan kelas VIII yang dipaparkan dalam bentuk
grafik, tabel dan diagram.
5
15 15
2
26
7
0
5
10
15
20
25
30
90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 4.7 Grafik Profil Capaian Skor Karakter Menghargai
Prestasi Siswa
Berdasarkan grafik capaian skor subjek karakter menghargai
prestasi di atas, berikut gambaran capaian skor dapat dilihat menggunakan
tabel 4.20.
Tabel 4.20
Distribusi Capaian Skor Karakter Menghargai Prestasi Siswa
Persentase Kategori Kelas VII Kelas VIII
F % F %
90%-100% Sangat Baik - -
80%-89% Baik 12 34,28 9 25,71
65%-79% Cukup Baik 22 62,85 29 82,85
55%-64% Kurang Baik 1 2,85 -
di bawah 55% Buruk - -
Dilihat dari tabel di atas, profil capaian skor subjek karakter
menghargai prestasi dapat diketahui bahwa hasil tes karakter menghargai
prestasi siswa kelas VII pada kategori baik berjumlah 12 siswa (34,28%),
kategori cukup baik berjumlah 22 siswa (62,85%), dan kategori kurang
baik 15 siswa (2,85%). Hasil tes karakter menghargai prestasi capaian skor
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
VII
VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
siswa kelas VIII pada kategori baik berjumlah 9 siswa (25,71%), dan
kategori cukup baik 29 siswa (82,85%). Tidak terdapat satu pun siswa dari
masing-masing kelas memiliki karakter menghargai prestasi yang
berkategori buruk. Rata-rata capaian skor siswa kelas VII dan VIII
memiliki karakter menghargai prestasi kategori baik. Berikut ini juga
disajikan hasil kategorisasi karakter menghargai prestasi dalam bentuk
diagram batang.
Gambar 4.8 Grafik Presentase Hasil Kategorisasi Karakter
Menghargai Prestasi Siswa
Grafik di atas menunjukan sebagian besar capaian skor subjek
karakter menghargai prestasi kelas VII dan kelas VIII pada kategori baik,
dan cukup baik. Artinya hasil tes karakter menghargai prestasi
menggunakan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter mengargai
prestasi berbasis film karakter kelas VII dan kelas VIII SMP Negeri 1
Gedung Aji Baru cukup baik.
12
22
1
9
26
0
5
10
15
20
25
30
90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% < 55%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi
Berbasis Film Karakter Berdasarkan Penilaian Siswa Kelas VII dan
VIII SMP N1 Gedung Aji Baru
Mengukur efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi yang
dikembangkan dalam penelitian kepada siswa, peneliti menyodorkan juga
skala perseptual bagi siswa. Dapat dilihat keefektivitasnya menurut
pendapat atau penilaian dari siswa sebagai berikut. Penilaian dari siswa
disajikan dalam bentuk presentase (%) menggunakan kategori PAP Tipe 1.
Tabel 4.21
Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen
Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis Film
Karakter Menurut Penilaian Siswa di SMP N1 Gedung Aji Baru (N=70)
No
Item Perynataan Ya
Ku-
rang
Ti-
dak
Tidak
tahu % Ya
1. Menarik dan asyik 63 5 2 0 90,00
2. Menyenangkan dan menghibur 59 8 1 2 84,29
3. Sangat bermanfaat untuk menyadari
kualitas diri 59 5 5 1 84,29
4. Menyadarkan saya untuk memperbaiki
prilaku 60 5 4 1 85,71
5. Membuka mata hati/nurani 49 12 6 3 70,00
6. Mendorong tekad/keberanian berbuat
lebih baik 62 7 0 1 88,57
7. Menimbulkan rasa bersalah 21 7 38 4 30,00
8. Mempermalu diri sendiri 3 1 62 4 4,29
9. Menumbuhkan rasa diri berharga 38 7 20 5 54,29
10. Menelanjangi kelemahan/kekurangan
diri 22 9 33 6 31,43
11. Menimbulkan rasa sedih dan prihatin 47 4 18 1 67,14
12. Sangat bermanfaat mendorong perbaikan
prilaku 61 6 2 1 87,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Keterangan: soal nomor 8, 17,18,19, 27,30 merupakan item negatif
Hasil efektivitas penggunaan soal tes asesmen dapat dilihat pada
tabel 4.22 dibawah:
Tabel 4.22
Distribusi Kategorisasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Asesmen
Karakter Rasa Ingin Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi
Menurut Siswa
Kategori Pernyataan Nomor Item Sangat efektif 1, 8, 21, 22, 23, 29
Efektif 2, 3, 4, 6, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 24, 28
Cukup efektif 5, 7, 11, 25, 26, 27
Kurang efektif 16
Tidak efektif 9, 10, 13, 30
13. Menimbulkan rasa menyesal 18 6 46 0 25,71
14. Menumbuhkan keinginan menolong
orang lain 62 6 0 2 88,57
15. Menumbuhkan rasa bersyukur 60 9 1 0 85,71
16. Menentang diri untuk bertobat dari
prilaku buruk 45 8 12 5 64,29
17. Sangat membosankan/melelahkan 13 9 43 5 18,57
18. Sangat berat dan sulit 7 6 56 1 10,00
19. Soalnya terlalu panjang dan rumit 11 4 54 1 15,71
20. Mendorong keberanian
bertanggungjawab 61 5 3 1 87,14
21. Membangkitkan kesadaran menghargai
teman 67 3 0 0 95,71
22. Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan
menolong 66 2 0 2 94,29
23. Mempererat rasa
persaudaraan/persahabatan 66 2 1 1 94,29
24. Menumbuhkan ketaatan terhadap
norma/peraturan 56 6 2 6 80,00
25. Membangkitkan keinginan
berusaha/daya juang 54 13 2 1 77,14
26. Sangat baik/sesuai untuk mengukur
karakter siswa 55 11 2 2 78,57
27.
Beberapa potongan film/video tidak
menyambung dengan pertanyaan & opsi
jawaban
15 6 46 3 21,43
28. Menumbuhkan keinginan berbagi/rela
berkorban 57 6 6 1 81,43
29. Mendorong siswa lebih disiplin 68 2 0 0 97,14
30. Waktu mengerjakan terlalu
singkat/kurang waktu 55 1 14 0 78,57
Jumlah 1380 479 181 60 1971,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Berdasarkan hasil data pada tabel di atas sudah sangat meyakinkan
bahwa sebagian besar siswa yang menjadi partisipan dalam penggunaan
prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi berbasis film karakter menilai model
pengembangan ini efektif. efektivitas penggunaan prototipe soal tes
asesmen karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi
berdasarkan penilaian murid di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru pada
siswa kelas VII dan VIII terdapat 6 pernyataan item dengan hasil yang
sangat efektif pada pernyataan item nomor 1, 8, 21, 22, 23, 29. Terdapat
13 pernyataan item dengan hasil yang efektif , pada pernyataan item
nomor 2, 3, 4, 6, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 24, 28. Terdapat 6 pernyataan
item dengan hasil yang cukup efektif pada pernyataan item nomor 5, 7, 11,
25, 26, 27. Terdapat 1 pernyataan item dengan hasil kurang efektif, pada
pernyataan item nomor 16. Terdapat 4 pernyataan item dengan hasil yang
tidak efektif, pada pernyataan item nomor 9, 10, 13, 30. Berdasarkan data
di atas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter
efektif digunakan untuk menilai sejauh mana karakter rasa ingin tahu dan
menghargai prestasi pada siswa.
B. Pembahasan
1. Prototipe Soal Tes yang Dikembangkan dalam Penelitian
Peneliti dapat mengembangkan produk yang di desain dalam
penelitian ini berupa Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter Rasa Inign Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Film Karakter. Soal tes asesmen disusun berdasarkan potongan film (yang
diseleksi dari youtube) memuat tayangan yang mengandung dilema
moral, persoalan konflik moral, klarifikasi nilai yang menggambarkan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berdurasi 1-2
menit yang di sertai dengan soal tes asesmen pada setiap akhir potongan
film. Prosedur pengembangan ini menggunakan tahapan penelitian
Research and Developmen (R&D). Menurut Sugiyono, (2013: 298-311)
Prosedur pengembangan R&D dilakukan melalui sepuluh langkah antara
lain; (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan informasi, (3) Desain
produk, (4) Validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) Uji coba produk, (7)
Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, (10) Produk
masal. Namun, penelitian ini peneliti mengadaptasi beberapa prosedur
karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, serta penelitian ini masih
harus dikembangkan lebih lanjut lagi yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan semua langkah yang ada sehingga penelitian ini akan di
lanjutkan di tahun kedua. Tahapan yang dilakukan peneliti meliputi tahap
(1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk,
(4) validasi desain, (5) perbaikan desain, dan (6) uji coba produk. Dengan
menggunakan 6 tahap ini, peneliti dapat menghasilkan produk prototipe
soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi. Proses pengembangan prototipe soal tes asesmen ini
diawali dengan menyusun pertanyaan yang sesuai dengan dilema moral
dari film karakter, dan menyusun empat pilihan jawaban untuk masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
masing soal tes asesmen berbentuk pilihan ganda dengan jawaban
bergradasi yang mencerminkan tingkat pemahaman, (moral knowing),
perasaan (moral afeksion), dan tindakan/prilaku (moral aksion) siswa
diminta mengambil keputusan atas pertimbangan gradasi yang disediakan.
Soal tes asesmen ini terdiri dari 40 soal, masing-masing karakter
mewakili 20 soal tes asesmen yang mengambarkan masing-masing dilema
moral karakter. Sebelum dilakukan uji coba, soal-soal tes asesmen yang
dirakit terlebih dahulu di ujikan kepada tim perancang tes dan di validasi
oleh ahli. Kemudian setelah dianggap layak sebagai sebuah soal tes
asesmen, barulah diuji coba secara empiris.
2. Uji Kualitas Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter Rasa Ingin
Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis Film Karakter
yang Diujicobakan dalam Penelitian di SMP Negeri 1 Gedung Aji
Baru pada Siswa Kelas VII dan VIII
Peneliti menggunakan bantuan program komputer Quest dan
Ministep dengan pendekatan Item Response Theory (IRT) Rasch model
dengan rumus 1PL untuk melihat hasil uji kualitas soal tes asesmen
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi. Dari hasil uji
kualitas soal tes asesmen karakter rasa inign tahu dan karakter
menghargai prestasi diketahui bahwa seluruh item memiliki nilai fit
artinya semua item soal dalam posisi valid. Dengan menggunakan (IRT)
Rasch model, peneliti menggunakan patokan INFIT MNSQ dimana
menurut Adam & Khoo (Subali & Suyata, 2011) ditetapkan bahwa suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
item atau testi/case/person dinyatakan fit/valid dengan model dengan
batas kisaran INFIT MNSQ dari 0,77 sampai 1,30. Hasil hitung validitas
seluruh item berada pada nilai 0,87 sampai dengan 1,18 untuk karakter
rasa ingin tahu dan 0,88 sampai dengan 1,10 untuk karakter menghargai
prestasi. Nilai tersebut menggambarkan bahwa seluruh item karakter rasa
ingin tahu maupun karakter menghargai prestasi seluruhnya berada dalam
posisi fit dengan model atau dalam bahasa teori klasik seluruh item valid.
Berdasarkan hasil uji validitas efektifitas model dapat diketahui bahwa
terdapat 24 dari 30 item memenuhi kriteria nilai yang valid dengan INFIT
MNSQ antara 0,78 sampai dengan 1,21 dengan model Rasch karena batas
penerimaan item fit menggunakan INFIT MNSQ berkisar 0,77 s.d 1, 30
dengan taraf kesalahan atau alpha sebesar 5%.
Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji reliabilitas
statistik, peneliti menggunakan patokan nilai reliabilitas item untuk
melihat apakah reliabilitas tes sudah fit dengan model Rasch. Sumintono
& Widhiarso, (2013:109) untuk melihat nilai reliabilitas item
menggunakan model Rasch, menggunakan kategori dengan norma kriteria
skor sebagai berikut: > 0,94 = Istimewa, 0,91 s.d 0,94= Bagus sekali, 0,81
s.d 0,90= Bagus, 0,68 s.d 0,80= Cukup, < 0,67= Lemah. Semakin tinggi
nilainya semakin banyak item yang fit dengan model semakin
meyakinkan bahwa pengukuran memberikan hasil yang konsisten. Dari
hasil hitung reliabilitas item diperoleh hasil 0,92 pada karakter rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
tahu dan 0,94 pada karakter menghargai prestasi. Artinya, tes kedua
karakter ini dapat dipercaya, konsisten atau stabil, dan produktif.
Tingkat kesukaran dari soal tes yang telah dibuat maka dapat
dilihat pada Item Estimates (Thresholds) dengan kriteria nilai -2,0 s.d 2,0.
Apabila jarak/sebaran item maupun responden dibawah -2,0 maka item
dapat dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah. Sedangkan bila
jarak/sebaran item maupun responden di atas 2,0 maka item dapat
dikatakan sangat sulit dan responden memiliki kemampuan untuk
menjawab. Sebaran yang diharapkan dari item dan responden ialah antara
-2,0 s.d 2,0. Dari soal tes asesmen karakter rasa ingin tahu, terdapat 2 item
soal karakter rasa ingin tahu yang memiliki tingkat kesukaran yang sangat
tinggi, yakni item nomor 13 dan 8 sehingga item tersebut tidak cocok
untuk digunakan karena tidak dapat mengukur hasil pendidikan siswa.
Selain itu, pada karakter rasa ingin tahu terdapat 1 item yang tergolong
sangat rendah yakni pada item soal nomor 3, sehingga item tersebut juga
tidak baik untuk digunakan sebagai soal tes asesmen karena terlalu
mudah. Sedangkan soal item yang lainnya masuk dalam ketegori sedang,
dalam nilai bi yakni antara 1,6 sampai -1,10 yang artinya dapat digunakan
untuk mengukur hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu siswa. Dari soal
tes asesmen karakter menghargai prestasi, terdapat 1 item soal karakter
menghargai prestasi yang memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi,
yakni item nomor 8, sehingga item tersebut tidak cocok untuk digunakan
karena tidak dapat mengukur hasil pendidikan siswa. Sedangkan soal item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
yang lainnya masuk dalam ketegori sedang, dalam nilai bi yakni antara
1,5 sampai -1,8 yang artinya dapat digunakan untuk mengukur hasil
pendidikan karakter menghargai prestasi siswa. Selain itu, pada karakter
menghargai prestasi terdapat 4 soal item yang tergolong sangat rendah
yakni pada item soal nomor 15, 11, 10, dan 13, sehingga item tersebut
juga tidak baik untuk digunakan sebagai soal tes asesmen karena terlalu
mudah.
Antara tingkat kesukaran dan daya beda dalam model Rasch
memiliki keterkaitan, dilihat dari tingkat kesukaran item yang memiliki
tingkat kesukaran sulit, sedang, dan mudah, maka item-item soal karakter
rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi menunjukan daya beda
yang jelas antara tiap gradasi pilihan menunjukan skor yang berbeda
mulai dari skor 1 sampai skor 4 memiliki nilai daya beda skor item. Selain
itu untuk melihat daya beda kemampuan siswa dapat dilihat pada grafik
tingkat kesukaran, yang juga menggambarkan daya beda kemampuan
siswa dalam menjawab soal tes asesmen.
3. Gambaran Capaian Hasil Berdasarkan Penggunaan Prototipe Soal
Tes Asesmen Berbasis Film di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Berdasarkan data yang dihasilkan melalui prototipe soal tes
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis media
film, ditemukan gambaran capaian hasil karakter rasa ingin tahu pada
siswa kelas VII pada kategori sangat baik berjumlah 15 siswa (14,28%),
kategori baik berjumlah 15 siswa (42,85%), dan kategori cukup baik 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
siswa (42,85%). Hasil tes karakter rasa ingin tahu capaian skor siswa
kelas VIII pada kategori sangat baik berjumlah 2 siswa (5,71%), kategori
baik berjumlah 26 siswa (74,28%), dan kategori cukup baik 7 siswa
(20%). Tidak terdapat satu pun siswa dari masing-masing kelas memiliki
karakter rasa ingin tahu berkategori kurang baik dan buruk. Rata-rata
capaian skor siswa kelas VII dan VIII memiliki karakter rasa ingin tahu
kategori baik.
Capaian skor subjek karakter menghargai prestasi dapat diketahui
bahwa hasil tes karakter menghargai prestasi siswa kelas VII pada kategori
baik berjumlah 12 siswa (34,28%), kategori cukup baik berjumlah 22
siswa (62,85%), dan kategori kurang baik 15 siswa (2,85%). Hasil tes
karakter menghargai prestasi capaian skor siswa kelas VIII pada kategori
baik berjumlah 9 siswa (25,71%), dan kategori cukup baik 29 siswa
(82,85%). Tidak terdapat satu pun siswa dari masing-masing kelas
memiliki karakter menghargai prestasi yang berkategori buruk. Rata-rata
capaian skor siswa kelas VII dan VIII memiliki karakter menghargai
prestasi kategori baik. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam diri siswa
kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru memiliki karakter
rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi yang baik.
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Asesmen Berdasarkan
Penilaian Siswa di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berdasarkan peniliaian siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru pada siswa kelas VII dan VIII,
menggunakan kategori PAP Tipe 1 dengan kriteria sangat efektif (90%-
100%), efektif (80%-89%), cukup efektif (65%-79%), kurang efektif
(55%-64%), dan tidak efektif (<55%). Berangkat dari kategori tersebut,
efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen karakter rasa ingin tahu
dan karakter menghargai prestasi berdasarkan penilaian murid di SMP
Negeri 1 Gedung Aji Baru pada siswa kelas VII dan VIII terdapat 6
pernyataan item dengan hasil yang sangat efektif pada pernyataan item
nomor 1, 8, 21, 22, 23, 29. Terdapat 13 pernyataan item dengan hasil
yang efektif , pada pernyataan item nomor 2, 3, 4, 6, 12, 14, 15, 17, 18,
19, 20, 24, 28. Terdapat 6 pernyataan item dengan hasil yang cukup
efektif pada pernyataan item nomor 5, 7, 11, 25, 26, 27. Terdapat 1
pernyataan item dengan hasil kurang efektif, pada pernyataan item nomor
16. Terdapat 4 pernyataan item dengan hasil yang tidak efektif, pada
pernyataan item nomor 9, 10, 13, 30. Dari data di atas dapat di simpulkan
bahwa sebagian besar pernyataan item menunjukan keefektifan
penggunaan prototipe soal tes asesmen karakter rasa ingin tahu dan
karakter menghargai prestasi berdasarkan peniliaian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini memapaparkan kesimpulan, keterbatasan dan saran
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan menjadi beberapa hal
yaitu:
1. Peneliti dapat mengembangkan produk yang di desain dalam penelitian
ini berupa Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Rasa
Inign Tahu dan Karakter Menghargai Prestasi Berbasis Film Karakter di
SMP.
2. Hasil uji kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda)
soal tes pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai
prestasi berbasis film serta validasi kuisioner efektivitas model yang
diujicobakan pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji
Baru bagus dan efektif.
3. Capaian hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi menunjukkan sebagian besar siswa mendekati
kategori baik.
4. Berdasarkan subjek uji coba dapat di simpulkan bahwa sebagian besar
pernyataan item menunjukan keefektifan pada penggunaan prototipe soal
tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berbasis film karakter berdasarkan peniliaian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
B. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian uji coba prototipe soal tes asesmen karakter rasa
ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film karakter pada
siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru tahun ajaran
2016/2017 memiliki keterbatasan diantaranya:
1. Peneliti kesulitan mengolah data karena model penelitian yang digunakan
sedikit berbeda dengan jenis asesmen untuk di olah.
2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca pertanyaan yang
ditampilkan setelah penanyangan film. Artinya, siswa yang malas dan
lambat membaca soal akan sulit menjawab pertanyaan, karena
keterbatasan waktu.
C. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan soal tes asesmen hasil pendidikan
karakter rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film
karakter di SMP.
1. Bagi guru dan siswa
Penelitian yang terlaksana di SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru terkhusus
kelas VII dan kelas VIII tahun ajaran 2016/2017 dalam tujuan
mengembangkan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin
tahu dan karakter menghargai prestasi berbasis film karakter terbukti
efektif. Para siswa masih memiliki potensi untuk meningkatkan karakter
rasa ingin tahu dan karakter menghargai prestasi di dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sehari-hari. Oleh karena itu para guru diharapkan tetap terus
mengembangkan pendidikan karakter di sekolah dengan menggunakan
soal tes asesmen hasil pendidikan karakter rasa ingin tahu dan karakter
menghargai prestasi berbasis film karakter.
2. Bagi peneliti lain
Penelitian ini perlu pengembangan kemasan soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter berbasis film karakter yang lebih kreatif dan menarik,
sehingga penggunaan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis
film karakter lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DAFTAR PUSTAKA
Albertus, Doni Koesoema. (2015). Pendidikan karakter: strategi mendidik anak di
zaman global. Jakarta: Grasindo.
Arif S. Sadiman, dkk. (2011). Media pendidikan, pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan di sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azhar Arsyad (2003). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Azwar, Saiffudin. (2003). Metode penelitian, Cetakan ke-enam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2014). Penyusunan skala psikologi (edisi 2). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azza Nurmalita. (2014). Penanaman Nilai Menghargai Prestasi Pada Siswa Smp
Negeri Mendungan I Yogyakarta. Skripsi.Dari http://eprints.uny.ac.id.pdf
di unduh pada tanggal 25 Maret 2017
Barus, Gendon. (2015). Menakar hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP.
Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2.
Barus, Gendon, dkk. (2016). Bimbinggan klasikal nuansa pendidikan karakter
SMP kelas IX. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Barus, Gendon., Widanarto, & Sinaga (2017) Pengembangan model asesmen
pendidikan karakter di SMP berbasis media film karakter. Laporan Hasil
Penelitian PSHP tahun 2017. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI nomor 20, tahun 2003, tentang sistem
Pendidikan Nasional
Endang, Poerwanti. Konsep dasar asesmen pembelajaran. Modul. Dari
http://storage.kopertis6.or.id.pdf. Di unduh pada tanggal 24 Maret 2017
Jihad, Asep & Haris. (2013). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Johnson, D.W., Johnson, R.T. & Johnson-Holubec, E.J. (2003). Cooperation in
the Classroom. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kemendiknas. (2010). Panduan pendidikan karakter di sekolah menengah
pertama.
Kemendiknas. (2011). Panduan pelaksanaan pendidikan karakter: Badan
penelitian dan pengembangan pusat kurikulum dan perbukuan
Kustandi, C. & Sutjipto, B. (2016) Media pembelajaran; manual dan digital
Bogor: Ghalia Indonesia.
Lickona, T. (2013). Pendidikan karakter. Panduan lengkap mendidik siswa
menjadi pintar dan baik. Bandung: Nusa Media.
Masidjo, Ign. (1995). Penilaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta:
Kanisius.
Muchlas Samani & Hariyanto, (2011). Konsep dan model pendidikan karakter.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Poerwanti, E. (2001). Evaluasi pembelajaran, Modul akta mengajar. UMM Press.
Prijowuntato Widanarto. S (2016). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Sadiman, Arif. (1989). Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatan. Jakarta: Rajawali
Samani, Muclas & Hariyanto. (2011). Konsep dan model-model pendidikan
karakter. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Samani & Hariyanto. (2013). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sarah, Gamble (2001). Pengantar komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Siti Nurfauziyah (2015). Penerapan guided inquiry untuk meningkatkan rasa ingin
tahu siswa pada pembelajaran biologi di kelas XI IPA SMA Almuayyad
Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Skripsi. Dari
https://media.neliti.com.pdf. Diunduh pada tanggal 25 Maret 2017.
Subali, Bambang & Pujiyati Suyata (2011). Panduan analisis data pengukuran
pendidikan untuk memperoleh bukti empirik kesahihan menggunakan
program quest. Yogyakarta: UNY Press.
Suciati, N., Arnyana, I., & Setyawan, I. (2014). Pengaruh model pembelajaran
siklus hipotetik - deduktif dengan setting 7e terhadap hasil belajar IPA
ditinjau dari sikap ilmiah siswa. E-journal program pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha program studi IPA.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sudjana & Anas. (2008). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grivando
Persada
Sumintono & Widhiarso. (2013). Aplikasi model rasch untuk penelitian ilmu-ilmu
sosial. Cimahi : Trim komunikata publishing house.
Supprananto & Kusaeri. (2012). Pengukuran dan penilaian pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suwandi, Sarwiji. (2010). Model assesmen dalam pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Uno, Hamzah & Satria Koni. (2014). Assessment pembelajaran. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Wright, B. D., & Masters, G. N. (1982). Rating scale analysis. Chicago: MESA
Press.
Yaumi. (2014). Pendidikan karakter landasan, pilar, & implementasi. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Zainul & Nasution. (2005). Penilaian hasil belajar. Cetakan ke-5. Jakarta: PPAU-
PPAI Universitas Terbuka.
Zubaedi. (2011). Desain pendidikan karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Zubaedi. (2013). Desain pendidikan karakter: Konsepsi dan aplikasi dalam
lembaga pendidikan. Jakarta: Kencana
Zubaedi. (2012). Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam
lembaga pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 1
Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
Kelas VII dan Kelas VIII
Kelas VII
Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 2
Tabulasi Data Hasil Tes Karakter Menghargai Prestasi
Kelas VII dan Kelas VIII
Kelas VII
Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 3
Print Out Reliabilitas Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 4
Print Out Reliabilitas Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 5
Print Out Uji Validitas Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 6
Print Out Uji Validitas Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 7
Print Out Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Rasa Ingin Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 8
Print Out Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Menghargai Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 9
Tabel Fit Model Karakter Rasa Ingin Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 10
Tabel Fit Model Karakter Menghargai Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 11
Kuisioner Validitas Efektifitas Model
Pengantar
Anak-anak yang berbudiman, kalian telah mengikuti serangkaian tes hasil pendidikan
karakter berbasis film/video karakter. Bagaimana, videonya menarik, bukan...? Kegiatan
ini telah selesai, terimakasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami mohon
kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas kualitas tes tadi. Berilah
tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan apa yang kamu alami /rasakan tentang
tes tersebut.
No
Item Menurut saya, tes ini: Ya
Ku-
rang
Ti-
dak
Tidak
Tahu
1 Menarik dan asyik
2 Menyenangkan dan menghibur
3 Sangat bermanfaat untuk menyadari kualitas diri
4 Menyadarkan saya untuk memperbaiki prilaku
5 Membuka mata hati/nurani
6 Mendorong tekad/keberanian berbuat lebih baik
7 Menimbulkan rasa bersalah
8 Mempermalu diri sendiri
9 Menumbuhkan rasa diri berharga
10 Menelanjangi kelemahan/kekurangan diri
11 Menimbulkan rasa sedih dan prihatin
12 Sangat bermanfaat mendorong perbaikan prilaku
13 Menimbulkan rasa menyesal
14 Menumbuhkan keinginan menolong orang lain
15 Menumbuhkan rasa bersyukur
16 Menentang diri untuk bertobat dari prilaku buruk
17 Sangat membosankan/melelahkan
18 Sangat berat dan sulit
19 Soalnya terlalu panjang dan rumit
20 Mendorong keberanian bertanggungjawab
21 Membangkitkan kesadaran menghargai teman
22 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong
23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24 Menumbuhkan ketaatan terhadap norma/peraturan
25 Membangkitkan keinginan berusaha/daya juang
26 Sangat baik/sesuai untuk mengukur karakter siswa
27
Beberapa potongan film/video tidak menyambung dengan
pertanyaan & opsi jawaban
28 Menumbuhkan keinginan berbagi/rela berkorban
29 Mendorong siswa lebih disiplin
30 Waktu mengerjakan terlalu singkat/kurang waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 12
Dokumentasi
Foto bersama Kepala Sekolah dan
Guru BK SMP Negeri 1 Gedung Aji
Baru, Lampung
Penayangan Soal Tes
Asesmen Hasil
Pendidikan Karakter
Berbasis Film Karakter
Evaluasi, Pesan
dan Kesan bagi
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 13
Presensi Siswa SMP Negeri 1 Gedung Aji Baru
Kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 14
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI