Download - Pengembangan Variasi Latihan Dribble Bolabasket Pada Ekstrakulrikuler Bolabasket Smpn 1 Singosari
PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN DRIBBLE BOLABASKET PADA
EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SMPN 1 SINGOSARI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
METODOLOGI PENELITIAN
Yang dibimbing oleh Prof. Winarno
Oleh :
Gigih Prihantoko
120611433962
Off C PJK/2012
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bolabasket adalah olahraga yang dilakukan beregu yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin
dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bolabasket sangat cocok
untuk ditonton karena dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya
memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, permainan bolabasket juga
lebih kompetitif karena tempo permainan cenderung lebih cepat jika dibandingkan
dengan olahraga bola yang lain, seperti voli dan sepak bola. Ada 5 posisi utama
dalam bermain basket, yaitu : 1) Forward, pemain yang tugas utamanya adalah
mencetak poin dengan memasukkan bola ke keranjang lawan, 2) Guard, pemain
yang tugas utamanya adalah menjaga pemain lawan agar pemain lawan kesulitan
memasukkan bola, 3) Shooter, pemain yang keahliannya mencetak poin dengan
tembakan, 4) Center, pemain yang identik dengan tubuh yang besar dan tinggi
yang posisinya hampir selalu berada di bawah ring dan 5) Playmaker, pemain
yang menjadi tokoh kunci permainan dengan mengatur alur bola dan strategi yang
dimainkan oleh rekan-rekan setimnya.
Saichudin dan Januarto (1991:43) menjelaskan bahwa “bolabasket adalah
suatu olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing
regu terdiri dari lima pemain. Tiap pemain berusaha untuk memasukkan bola atau
membuat angka. Bola dimainkan dengan cara dribbel (memantulkan),
passing (mengoperkan), dan shooting (memasukkan bola ke ring)”. Ada 3 teknik
dasar dalam bolabasket, yaitu: 1) Dribble, suatu usaha membawa bola ke depan
dengan cara memantulkan bola ke lantai dengan satu tangan, 2) Passing, yaitu
teknik dasar yang bertujuan untuk mengoper ke rekan untuk mengalihkan bola
dengan cepat, 3) Shooting, yaitu teknik dasar yang bertujuan mencetak poin.
Seorang atlet bolabasket harus menguasai minimal 3 teknik dasar tersebut karena
semua itu merupakan gerakan dasar yang sangat penting dalam permainan
bolabasket.
Dribble adalah salah satu teknik dasar yang paling dominan dilakukan dalam
olahraga bolabasket. Karena kegunaannya sendiri yaitu untuk membawa bola ke
depan atau ke daerah lawan selain dengan passing. Karena jika bola tetap berada
di daerah sendiri, maka kita akan terkena pelanggaran seperti 8 detik. Menurut
Nuril Ahmadi (2007:17) “menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala
arah sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang pemain diperbolehkan membawa
bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik dengan berjalan,
maupun berlari”.
Akhir-akhir ini perkembangan bola basket pada usia remaja sedang
berkembang dengan pesat. Apalagi di tambah dengan maraknya kompetisi antar
pelajar seperti misalnya DBL (Deteksi Basketball League) yang sedang
digandrungi oleh pelajar-pelajar SMA maupun SMP. Pemain-pemain basket pada
jenjang pelajar ini merupakan atlet-atlet pemula yang harus dibimbing dengan
benar untuk meningkatkan prestasinya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
teknik dasar merupakan faktor penting bagi seorang atlet pemula untuk
mengembangkan keterampilannya. Oleh karena itu peran pelatih disini sangat
penting untuk membimbing para anak didiknya dengan baik dan benar. Akan
tetapi dalam prakteknya banyak sekali penggunaan teknik dasar yang kurang
benar dalam sebuah permainan bolabasket. Masih 50% atlet yang bisa melakukan
dribble dengan benar. Ini membuktikan bahwa penguasaan teknik dasar dribble
belum terlalu menekuni.
Dalam penelitian ini subyek adalah tim kegiatan ekstrakurikuler SMPN 1
Singosari yang notabennya atlet pemula yang harus mempunyai teknik dasar yang
baik. Namun, setelah beberapa kali melakukan observasi yang dilakukan peneliti,
banyak pemain yang masih belum bisa melakukan teknik dasar dribble dengan
benar. Hal ini berdampak pada kebiasaan seorang atlet kedepannya. Seperti yang
diungkapkan oleh pelatih CLS Knight Surabaya, Coach Atek “Basketball game is
game of habbit ”. “Jadi permainan bolabasket harus diawali dengan kebiasaan
yang benar, akan tetapi jika pada usia dini teknik dasar yang dikuasai sudah salah
maka pemain tersebut akan kesulitan ketika akan mengembangkan
kemampuannya dikemudian hari”. Kesimpulannya jika gerakan dribble yang
dilakukan sudah benar maka potensi yang akan dihasilkan juga akan maksimal,
akan tetapi jika gerakan sudah salah dari awal maka potensi yang akan dihasilkan
tidak akan maksimal. Hal ini dipicu karena metode latihan yang dilakukan pelatih
terlalu monoton, atau hanya itu-itu saja. Dengan demikian, pemain akan
cenderung bosan dan malas untuk berlatih. Menurut Bompa (1987:19) “latihan
harus bervariasi dengan tujuan untuk mengatasi sesuatu yang monoton dan
kebosanan dalam latihan, pelatih perlu pengetahuan dan sumber latihan yang
banyak yang memungkinkan dapat berubah secara periodik”.
Melihat fenomena yang telah dipaparkan, peneliti ingin membuat produk
pengembangan yang berupa metode variasi latihan dribble bolabasket yang
berjudul:
“Pengembangan variasi latihan dribble bolabasket pada ekstrakulrikuler
bolabasket SMPN 1 Singosari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah mengembangkan variasi latihan dribble bolabasket
pada kegiatan ekstrakulrikuler bolabasket SMPN 1 Singosari. Keterampilan
dribble yang benar dan kemampuan dribble yang baik akan sangat membantu
meningkatkan prestasi bagi sebuah tim bolabasket.
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengembangkan variasi latihan dribble bolabasket pada kegiatan
ekstrakulrikuler bolabasket smpn 1 singosari. Sehingga pengembangan variasi
latihan dribble bolabasket ini dapat membantu meningkatkan keterampilan
dribble yang benar dan kemampuan dribble yang baik bagi pemain dan juga
prestasi tim bolabasket SMPN 1 Singosari itu sendiri.
D. Kegunaan Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat
berguna sebagai berikut:
1. Peneliti, yaitu sebagai sarana untuk mengembangkan potensi diri untuk
menyusun model latihan selanjutnya atau dalam lingkup yang lebih luas.
2. Pelatih dapat mengembangkan progam latihan yang lebih variatif agar dapat
meningkatkan keterampilan dan kemampuan khusunya yang berkenaan
dengan latihan dribble.
3. Bagi siswa, diharapkan dengan adanya variasi latihan dribble bolabasket ini
siswa tidak merasa jenuh dan lebih semangat berlatih.
4. Bagi penelitian lain, pengembangan variasi latihan dribble bolabasket ini
dapat menjadi landasan peneliti agar dapat menciptakan metode latihan yang
lebih baik lagi.
E. Keterbatasan Masalah
Keterbatasan penelitian tentang variasi latihan dribble bolabasket
ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan variasi latihan dribble bolabasket ini hanya sebatas pada
dribble saja, tidak mencakup teknik dasar lainnya.
2. Penelitian yang dilakukan hanya pada tim ekstrakurikuler bolabasket SMPN
1 singosari.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang di hasilkan berupa pengembangan variasi latihan dribble
pada tim ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari yang dikemas dalam
bentuk VCD.
G. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Pelatih ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari belum memiliki
VCD latihan teknik dribble.
2. Pengembangan variasi latihan dribble sangat dibutuhkan dalam upaya
peningkatan keterampilan dalam permainan bolabasket.
3. Pelatih ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari membutuhkan VCD
variasi latihan dribble sebagai penunjang dalam kegiatan latihan
ekstrakurikuler bolabasket di SMPN 1 Singosari.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian dan Pengembangan
Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai
suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi
program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
kepraktisan, dan efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria
“dapat menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan di atas yang menguraikan
konsep atau definisi dari penelitain pengembangan. Dapat disimpulkan bahwa
penelitian pengembangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan suatu produk yang baru maupun menyempernakan produk
sebelumnya untuk memperoleh produk yang lebih baik.
B. Latihan
Latihan adalah aktivitas manusia yang menunjang terhadap pemenuhan
kebutuhan fisiknya. Berikut adalah beberapa pengertian latihan yang diungkapkan
oleh beberapa ahli:Harsono (1988:101) bahwa “latihan adalah proses yang
sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang ulang, dengan
kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaaannya. Sedangkan
Kasiyo Dwijowinto (1993:317) mengungkapkan bahwa “latihan adalah peran
serta yang sistimatis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
fungsional fisik dan daya tahan latihan.” Rothig (1972) "Pelatihan adalah semua
upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam
pertandingan olahraga." Harre (ed., 1982) menjelaskan dalam pengertian luas,
"pelatihan olahraga adalah keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet
untuk mencapai prestasi tinggi."
Jadi latihan dalam bidang olahraga adalah untuk meningkatkan penampilan
olahraga dalam melakukan aktivitas atau latihan harus sistematis. Sistematis yang
dimaksud adalah setiap aktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan masing
masing orang dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang rumit.
Selain itu, harus tetap diingat bahwa ketika melaksanakan latihan kemampuan
fisik, seseorang harus memperhatikan pengulangan dari setiap aktivitas yang
dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
seperti cedera otot, patah tulang, luka, dan sebagainya.
C. Prinsip dan Asas Latihan
Untuk mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu
cabang olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu yang tersusun secara
sistematis. Suatu proses latihan yang sistematis dalam kurun waktu yang
ditentukan termuat dalam suatu program latihan. Menurut Harsono (2004:13)
Prinsip dan asas latihan perlu dipahami dulu agar kita bisa merencanakan program
latihan yang baik dan benar, tanpa pengetahuan mengenai prinsip-prinsip latihan
tidak mungkin program latihan dapat di susun secara baik dan benar. Dalam usaha
mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu cabang
olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu. Program latihan perlu disusun
dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan melalui pertahanan, teratur, dan
berkesinambungan (Budiwanto, 2004:13).
Program latihan yang optimal adalah latihan-latihan yang dilakukan sesuai
azas-azas umum tertentu. Azas-azas ini apabila diterapkan dengan
bersungguhsungguh, memungkinkan pelatih untuk membiasakan teknik latihan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan olahragawan (Pate
dkk,1993:319). Harsono (2004:9) berpendapat bahwa prinsip dan asas latihan
meliputi: (1. Prinsip beban berlebih (overload), (2. prinsip individualisasi), (3.
densitas latihan), (4. prinsip kembali ke asal(reversibility), (5. prinsip spesifik), (6.
perkembangan multilateral), (7. prinsip pulih-asal (recovery), (8. variasi latihan),
(9. intensitas latihan), (10. volume latihan), (11. asas overkompensasi), (12.
Iptek). Pate dkk (1993:319) berpendapat bahwa prinsip-prinsip latihan meliputi:
(1. pembebanan berlebih), (2. konsistensi), (3. kekhususan), (4. kemajuan), (5. ciri
pribadi), (6. keadaan pelatihan), (7. Periodisasi), (8. masa stabil), (9. Tekanan),
(10. tekanan pertandingan). Dalam melakukan latihan pelatih maupun pemain
harus mempunyai pedoman atau prinsip untuk meningkatkan peforma latihannya.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Prinsip Proses Latihan Menggunakan Model
Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal, meskipun
keadaan abstrak ideal di atas adalah kenyataan konkrit, itu juga menggambarkan
sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, sesuatu peristiwa yang akan dapat
diperoleh (Budiwanto, 2004:27). Jadi dengan dibuatnya model latihan ini
diharapkan siswa dapat dengan lebih mudah menguasai teknik dasar medium
shooting yang akan dipelajari, karena telah disesuaikan dengan prasarana yang
tersedia, dan tingkat dari kemampuan siswa itu sendiri.
b. Prinsip Variasi
Dalam sebuah latihan diperlukan sebuah variasi, ini bertujuan mengatasi
sebuah kebosanan dalam latihan dikarenakan latihan yang monoton setiap
minggunya. Dalam hal ini seorang pelatih sangat berperan penting untuk
membuat bentuk latihan yang kreatif dan memungkinkan selalu berubah secara
periodik, oleh sebab inilah model variasi latihan yang beranekaragam, menarik,
mudah dipahami, dan sesuai dengan kemampuan siswa sangat diperlukan untuk
memperlancar proses latihan dan mempermudah siswa dalam menguasai sebuah
teknik yang diperlukannya.
c. Prinsip Partisipasi Aktif Dalam Latihan
Dalam sebuah latihan peran aktif atlet dalam hal ini siswa sangat diperlukan
sebagai upaya tercapainya keberhasilan dalam sebuah proses latihan, disini peran
pelatih sangat penting dalam memberikan kepercayaan terhadap diri siswa bahwa
dengan latihan ini dapat meningkatkan kemampuan dari siswa tersebut, walaupun
ruang lingkupnya hanya kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu peran dari siswa
tersebut juga dituntut untuk mengeluarkan segala kreatifitasnya dalam
menjalankan program latihan yang telah diberikan pelatih, dengan ini kedua
komponen yaitu pelatih/guru dan siswa sangat diperlukan kerjasama dan sama-
sama berpartisipasi dalam menjalankan proses latihan yang ingin dilaksanakan.
Budiwanto (2004:23-24) mengemukakan bahwa ketentuan berikut ini diperlukan
dari prinsip aktif dalam latihan, (1) pelatih harus bekerja sama mencapai tujuan
latihan bersama atletnya, (2) atlet harus aktif berpartisipasi dalam perencanaan
program latihan jangka panjang dan pendek, (3) atlet secara periodik harus
menetapkan dan melakukan tes standar, (4) atlet wajib melakukan secara
individual (tugas rumah) atau latihan tanpa pelatihnya.
d. Prinsip Menambah Beban Latihan Secara Progresif
Dalam model latihan yang akan dijalankan dalam penelitian ini, tahap
penambahan beban latihan sesuai dengan kemampuan siswa, ini dimaksudkan
agar siswa dapat beradaptasi dengan model latihan secara benar. Dengan cara
melakukan latihan dari yang paling sederhana dan ringan, bertahap sampai dengan
latihan yang komplek.
D. Metode Latihan
Di dalam olahraga diketemukan beragam definisi mengenai metode atau model
latihan. Namun demikian masih sering terjadi salah pengertian karena belum
adanya definisi yang pakem mengenai metode atau model latihan yang telah ada.
Metode atau model latihan adalah sistem bekerja seorang pelatih atau
olahragawan yang berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya. Metode
atau model latihan itu sendiri mencakup pengorganisasian dari suatu kegiatan.
Contoh: metode circuit training, metode interval training, dan contoh yang
lainnya. Pemilihan suatu metode atau model latihan sangat bergantung pada
tujuan umum latihan, tujuan khusus, berdasarkan cabang olahraganya,
kedewasaan fisik dan mental atlet serta tingkat kemampuannya. Budiwanto
(2004:59) menyatakan bahwa metode latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan fisik atlet, yaitu antara lain: metode latihan sirkuit
(circuit training), metode latihan beban (weight training), metode latihan lari
bermain-main kecepatan (speed play atau fartlek), metode latihan naik turun
bungku (bench stepping), metode latihan erobik dan anaerobik Pate, dkk
(1993:317) menyatakan metode latihan adalah sarana membentuk keterampilan.
Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan.
Kesimpulannya metode latihan adalah pengorganisasian suatu kegiatan latihan
yang dilakukan oleh seorang pelatih dalam mengembangkan suatu bentuk latihan
yang digunakan untuk menentukan materi latihan yang disusun dari berbagai
unsur yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan seorang atlet berdasarkan
cabang olahraganya.
E. Kegiatan Ekstrakurikuler
Dewa Ketut Sukardi (1990:98) menyatakan bahwa “ Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa / peserta didik diluar jam tatap
muka, dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah”. Kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan tambahan. Kegiatan ini tidak termasuk dalam kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler. Hal ini sejalan dengan pendapat W.S Winkel
(1991:529) yang mengemukakan bahwa :“kegiatan ekstrakurikuler yang
mencakup aktivitas - aktivitas yang tidak termasuk kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler”. Menurut Suharsimi Arikunto (1988:57) ,” Kegiatan Ekstrakurikuler
adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya
merupakan kegiatan pilihan”. Dengan demikian, sesuai apa yang dipaparkan
diatas kegiatan ekstrakurikuler yaitu Kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran
tatap muka, dilaksanakan di sekolah ataupunn diluar sekolah agar lebih
memperkaya dan memeperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.
F. Bolabasket
Bolabasket adalah olahraga yang dilakukan beregu yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin
dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bolabasket sangat cocok
untuk ditonton karena dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya
memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, permainan bolabasket juga
lebih kompetitif karena tempo permainan cenderung lebih cepat jika dibandingkan
dengan olahraga bola yang lain, seperti voli dan sepak bola. Ada 5 posisi utama
dalam bermain basket, yaitu : 1) Forward, pemain yang tugas utamanya adalah
mencetak poin dengan memasukkan bola ke keranjang lawan, 2) Guard, pemain
yang tugas utamanya adalah menjaga pemain lawan agar pemain lawan kesulitan
memasukkan bola, 3) Shooter, pemain yang keahliannya mencetak poin dengan
tembakan, 4) Center, pemain yang identik dengan tubuh yang besar dan tinggi
yang posisinya hampir selalu berada di bawah ring dan 5) Playmaker, pemain
yang menjadi tokoh kunci permainan dengan mengatur alur bola dan strategi yang
dimainkan oleh rekan-rekan setimnya.
G. Teknik Dribbling
Dribble bolabasket yaitu dilakukannya dribbling yang bervariatif baik arah
dan kecepatannya untuk menerobos lawan dan selanjutnya memasukkaa bola ke
dalam keranjang. Banyak angka tercipta diawali dengan dribble yang baik dan
diakhiri tembakan yang akurat. Dribbling pada prinsipnya membawa bola dengan
dipantul-pantulkan dengan satu tangan yang dilakukan dengan berjalan atau
berlari. Berkaitan dengan dribble Arma Abdoellah (1981: 109) menyatakan,
“dribble atau menggiring bola adalah suatu usaha untuk membawa bola ke depan”
Menuzut Ambler Vic (1990: 10) “dribbling adalah membawa bola dengan cara
memantul-mantulkannya”. Pendapat lain dikemukakan A. Sarumpaet Zulfar
Djazet, Parno dan Imam Sadikun (1992: 229) bahwa, “dribble bola diperbolehkan
hanya dengan satu tangan kanan atau kiri saja dan secara bergantian antara tangan
kanan dan kiri. Berdasarkan pengertian dribbling yang dikemukakan ketiga ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, dribble merupakan suatu cara membawa bola
ke depan dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan atau
secara bergantian baik dengan berjalan atau berlari. Hal terpenting dan harus
diperhatikan dalam melakukan dribble adalah melindungi bola agar bola tidak
mudah direbut lawan. Seperti dikemukakan Wissle Hal (2000 : 95) bahwa,
“Kemampuan mendribble dengan tangan lemah dan tangan kuat adalah kunci
untuk meningkatkan permainan anda. Untuk melindungi bola, jagalah agar tubuh
anda berada diantara bola dan lawan”. Dalam melakukan dribble tubuh
mempunyai peran penting jika tangan yang digunakan mendribble lemah, maka
tubuh berfungsi untuk melindungi bola. Oleh karena itu, pada saat mendribble
bola, tubuh harus selalu diantara bola dan lawan. Hal ini dimasudkan, Jika lawan
akan merebut bola maka tubuh siap untuk menghalangi lawan.
BAB III
MODEL PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan
Dalam pengembangan ini peneliti menggunakan model pengembangan
Borg dan Gall (1983:775) sebagai acuan, adapun model modelnya yaitu:
(1) Riset dan pengumpulan informasi termasuk kajian pustaka dan
observasi lapangan, (2) perencanaan termasuk definisi keahlian mulai
menentukan objek-objek masalah dalam satu lingkup masalah dan skala tes
kecil yang mungkin terjadi, (3) mengembangkan produk awal meliputi
persiapan-persiapan materi pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi,
(4) persiapan area pengujian diadakan 1-3 sekolah dengan menggunakan 6-
12 subjek yang diteliti wawancara, observasi dan data kuisioner
dikumpulkan dan dianalisis, (5) revisi produk utama, revisi produk seperti
yang telah dihasilkan oleh hasil tes persiapan lapangan, (6) tes lapangan
utama diadakan di 5-15 sekolah dengan 30-100 subjek sebelum dan
sesudah tes dikumpulkan. Hasilnya di evaluasi dengan memperhatikan
objek penelitian yang dibandingkan dengan data control kelompok yang
tepat, (7) revisi produk operasional, revisi produk yang telah disarankan
oleh hasil tes lapangan utama, (8) tes lapangan operasional diadakan 10-30
sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek yang teliti, wawancara, observasi
dan kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (9) revisi produk final seperti
yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan operasional, dan (10)
penyebaran dan pelaksanaan laporan pada produk pada saat pertemuan
professional dalam jurnal bekerja dengan bertanggungjawab kepada
distribusi komersial memonitordistribusi untuk menyediakan kualitas
control.
Karena keterbatasan biaya dan waktu maka peneliti menyusun 9 langkah
dari model Borg dan Gall sebagai acuan dalam mengembangkan produk,
adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi.
Termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka
2. Mengembangkan bentuk produk awal (berupa variasi latihan dribble
dalam permainan bolabasket).
3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli bidang bolabasket dan
satu orang ahli kepelatihan bolabasket.
4. Uji coba kelompok kecil dengan menggunakan satu sekolah dan 10
subjek.
5. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli
dan hasil uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan
terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.
6. Uji lapangan (kelompok besar), yang diadakan satu sekolah dengan 20
subjek yang diteliti.
7. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan
8. Perumusan naskah video yang di evaluasi oleh ahli media.
9. Pengemasan produk akhir dalam bentuk VCD.
B. Prosedur Pengembangan
Dalam pengembangan variasi latihan dribble pada tim ekstrakurikuler
SMPN 1 Singosari ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap dari
prosedur pengembangan ini dapat diuraikan kedalam bagan sebagai
berikut:
Analisis Kebutuhan
Kajian Pustaka Observasi dan Kuisioner
Gambar 1.1 : prosedur pengembangan
(Sumber : Fajar Hidayatullah 2009)
Produk Awal
Tinjauan Ahli Bidang Bolabasket dan
Kepelatihan Bolabasket
Uji Coba Kelompok Kecil di SMPN 1 Singosari
(10 siswa )
Revisi Produk I
Uji Coba Lapangan (20 siswa)
Revisi Produk II
Evaluasi Ahli Media Pembuatan Video dan Naskah Video
Produk Akhir yang Sudah dikemas Dalam Bentuk
VCD
1. Analisis Kebutuhan
Sebelum melakukan pengembangan peneliti terlebih dahulu mengadakan
analisis kebutuhan, apakah model latihan dribble yang lebih bervariasi
dibutuhkan oleh tim ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari. Analisis
kebutuhan ini dihimpun dengan menggunakan kuesioner yang kemudian
dikonsultasikan kepada ahli bolabasket dan pelatih. Hasil dari kuesioner dan
observasi menunjukkan bahwa tim ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1
Singosari membutuhkan model latihan dribble yang lebih bervariasi agar
persentase keberhasilan dribble tim ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1
Singosari semakin baik.
2. Pembuatan Produk Awal Model Latihan Dribble
Berdasarkan analisis kebutuhan diatas maka dibuatlah produk variasi latihan
dribble. Produk pengembangan diujikan kepada ahli bolabasket, dan pelatih
bolabasket. Hasil dari produk pengembangan ini adalah model-model latihan
dribble, intensitas dan kontinyuitas latihan akan sangat mempengaruhi
efektifitas latihan dribble yang dijalankan. Selain itu ketepatan gerak juga
akan sangat mempengaruhi hasil dribble yang dilakukan. Dalam pembuatan
produk yang dikembangkan peneliti, produk harus dikonsultasikan kepada ahli
kepelatihan dan pelatih bolabasket supaya hasil produk dapat memuaskan.
3. Uji Coba Kelompok Kecil
Tahap selanjutnya adalah uji coba kelompok kecil, uji coba ini dimaksudkan
untuk mencari masukan, saran dan penilaian terhadap produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini, peneliti hanya menggunakan 10 subjek siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari
metode pengambilan subyek secara acak menggunakan metode random
sampling.
4. Revisi Produk Pertama
Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba kelompok
kecil dan masukan para ahli, yaitu ahli bidang bolabasket dan ahli kepelatihan
bolabasket sebagai perbaikan dari produk yang telah diujicobakan.
5. Uji Coba Kelompok Besar
Pada tahap ini dilakukan uji lapangan terhadap produk yang dikembangkan
dengan menggunakan subjek uji coba 20 siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari.
6. Revisi Produk Akhir
Pada tahap ini dilakukan revisi produk dari hasil uji coba kelompok besar
sebagai perbaikan dari produk yang telah di uji cobakan sebelumnya.
7. Hasil Akhir
Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari uji lapangan sebagai
bentuk pengembangan variasi latihan dribble pada tim ekstrakurikuler
bolabasket SMPN 1 Singosari yang telah dikemas dalam bentuk VCD dan
telah dievaluasikan pada ahli media.
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan
sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan dari produk yang dikembangkan.
Dalam bagian ini yang harus diperhatikan yaitu: (1) desain uji coba, (2) subjek
uji coba, (3) Jenis data, (4) instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik
analisis data.
1. Desain Uji Coba
Tujuan dari penentuan desain uji coba adalah untuk memperoleh data yang
dibutuhkan untuk memperbaiki produk awal secara lengkap. Desain uji
coba ini dilakukan melalui 2 tahap, yaitu evaluasi tahap I dan evaluasi
tahap II.
a. Evaluasi Tahap I Pada evaluasi tahap ini bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian model yang hendak diproduksi dengan kebutuhan model
latihan dribble dalam permainan bolabasket. Evaluasi tahap I terdiri
dari:
1. Tinjauan dan analisa ahli
Ahli yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ahli kepelatihan dan
pelatih bolabasket. Pemilihan ahli didasarkan pada kesesuaikan produk
yang dibuat dan kemampuan para ahli dalam bidang kepelatihan dan
bolabasket. Masing-masing ahli melihat dan menganalisa variasi latihan
dribble yang dibuat oleh peneliti. Dari tinjauan para ahli ini diharapkan
akan terhimpun saran-saran dan masukan yang nantinya akan
digunakan untuk memperbaiki produk awal yang telah dibuat oleh
peneliti.
2. Uji coba kelompok kecil
Pada uji coba kelompok kecil ini menggunakan 10 orang pemain tim
ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari sebagai subyek.
Pengambilan subyek menggunakan sampel random. Pelaksanaan uji
coba kelompok kecil dilakukan selama 2 hari, hari pertama untuk 5
model latihan dan hari kedua 5 model latihan berikutnya. Pelaksanaan
uji coba kelompok kecil bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan dan menghilangkan kesalahan yang timbul saat uji coba di
lapangan atau kelompok besar tentang pengembangan model latihan
dribble.
3. Revisi produk
Revisi produk I dilakukan dengan mengujicobakan terlebih dahulu
produk awal berupa bentuk latihan dribble yang telah dibuat pada
kelompok kecil. Bersamaan dengan hal tersebut, diberikan kuesioner
berupa pertanyaan untuk mengetahui pendapat pemain tentang variasi
latihan yang telah dilakukan. Setelah dianalisis, akan memunculkan
revisi-revisi pada variasi latihan dribble sehingga hasil revisi akan
menjadi produk II yang siap diujicobakan pada kelompok besar.
b. Evaluasi Tahap II
Pada tahap II ini menguji cobakan produk II, yang dilakukan dalam
lingkungan yang sebenarnya atau di lapangan. Uji coba kelompok besar
dilakukan di lapangan bolabasket SMPN 1 Singosari dengan jumlah
pemain sebanyak 20 orang. Pelaksanaan uji coba kelompok besar dilakukan
selama 2 hari, hari pertama untuk 5 model latihan dan hari kedua untuk 5
model latihan berikutnya. Bersamaan dengan hal tersebut, diberikan
kuesioner berupa pertanyaan untuk mengetahui pendapat tentang bentuk
latihan yang dilakukan. Dari uji coba kelompok besar ini akan diperoleh
data-data yang nantinya akan digunakan untuk perbaikan produk II. Dari
revisi tahap II inilah akan dihasilkan revisi produk lapangan yang akan
menjadi produk akhir model latihan dribble.
2. Subyek Uji Coba Dalam pengembangan ini subyek uji coba yang
digunakan meliputi :
a. Tinjauan ahli, terdiri dari 2 orang ahli yaitu ahli dibidang kepelatihan dan
pelatih bolabasket. Kualifikasi ahli dalam pengembangan ini harus
ditentukan dalam peranannya melakukan evaluasi atau revisi. Untuk ahli
dibidang bolabasket, yaitu dosen yang memiliki kemampuan dibidang
permainan bolabasket dan bagi ahli kepelatihan bolabasket, adalah pelatih
bolabasket yang telah memiliki lisensi.
b. Uji coba lapangan terdiri dari 20 orang pemain tim ekstrakurikuler
bolabasket SMPN 1 Singosari.
3. Jenis Data
Data yang di peroleh dari hasil evaluasi ahli, uji coba kelompok kecil dan
uji coba kelompok besar berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dari hasil evaluasi berupa data masukan dan saran.
Sedangkan data kuantitatif dari hasil uji kelompok kecil dan uji lapangan
berupa persentase dari hasil pengumpulan kuesioner.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengembangan variasi latihan dribble ini
adalah dengan menggunakan teknik kuesioner yang disebarkan kepada
para ahli dan pemain ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari.
Menurut Arikunto (2006:151), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Bentuk
kuesioner untuk para ahli berbeda dengan kuesioner untuk para pemain
ekstrakurikuler bolabasket SMPN 1 Singosari. Pemilihan instrumen dalam
bentuk kuesioner memberi kesempatan untuk berfikir secara teliti kepada
responden tentang item-item pertanyaan pada kuesioner.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif, deskriptif dengan persentase.
1) Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengumpulan
data dari tinjauan para ahli dengan menggunakan kuesioner.
2) Teknik analisis data deskriptif berupa persentase digunakan untuk
mempersentasekan hasil pengumpulan data uji coba lapangan yaitu hasil
daridata siswa (Sudijono:2007).
P = f x 100%
N
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah
P = angka persentase
(sumber : Sudijono, 2007)
Menurut Arikunto (2006:246)
• Persentase kategori baik adalah = 76% - 100%
• Persentase kategori cukup adalah = 56% - 75%
• Persentase kategori kurang baik adalah = 40% - 55%
• Persentase kategori tidak baik adalah = <40%
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
A. Penyajian Data Uji Coba
Dalam penelitian pengembangan ini, data yang diperoleh melalui
dua macam cara, yaitu data dari tinjauan ahli yang diujicobakan kepada
kelompok kecil dan data dari ujicoba lapangan.
Data yang akan diuraikan meliput : (1) data evaluasi tahap pertama,
yaitu tinjauan ahli dan data dari hasil ujicoba kelompok kecil, (2) data
evaluasi tahap kedua, yaitu data dari hasil ujicoba kelompok besar.
1. Data Tinjauan Ahli Bidang Bolabasket.
Di bawah ini disajikan data hasil tinjauan ahli bidang bolabasket dan
data hasil tinjauan ahli kepelatihan bolabasket.
No Aspek Jawaban
1 Bagaimanakah pendapat anda mengenai variasi latihan
dribble dalam permainan bolabasket tersebut dimulai
dari pendahuluan, inti dan penutup?
Belum
sesuai
2 Apakah tahap pendahuluan yang berupa streching
aktif dan ballhandling sudah sesuai untuk diberikan
sebelum memasuki latihan inti yang berupa variasi
latihan dribble?
Tidak
sesuai
3 Apakah variasi latihan dribble yang diberikan sudah
sesuai dan tersusun dengan baik dari yang termudah
sampai pada yang tersulit?
Sesuai
4 Apakah rancangan variasi latihan tersebut sudah sesuai
untuk diberikan kepada siswa ekstrakurikuler tingkat
SMP?
Sesuai
5 Apakah rancangan variasi latihan dribble yang disusun
ini sudah efektif?
Belum
6 Apakah rancangan variasi latihan medium shooting ini
sesuai untuk menungkatkan kemampuan dribble bagi
siswa?
Belum
maksimal
7 Apakah kegiatan pendinginan yang diberikan pada
kegiatan penutup ini sudah sesuai?
Tidak
sesuai
8 Secara keseluruhan apakah rancangan variasi latihan
dribble ini mudah dilakukan oleh siswa?
Mudah
Saran-saran :
Evaluasi ahli Bidang Bolabasket
a. Kegiatan pemanasan dan pendinginan dalam variasi latihan sebaiknya tidak
usah dimasukkan karena variasi yang dikembangkan adalah latihan dribble.
b. Gambar variasi-variasi latihan sebaiknya lebih diperjelas lagi agar mudah
untuk dipahami.
A. Data Tinjauan Ahli Kepelatihan Bolabasket
Tabel Data Hasil Tinjauan Ahli Kepelatihan Bolabasket
No Aspek Jawaban
1 Apakah pelaksanaan aktivitas stretching aktif pada
bagian lengan, tangan, dan bahu sudah sesuai
diberikan dalam tahap tahap pendahuluan?
Sesuai
2 Apakah pelaksanaan aktivitas stretching aktif
padabagian leher sudah sesuai diberikan dalam
tahap tahap pendahuluan?
Sesuai
3 Apakah pelaksanaan aktivitas stretching aktif pada
bagian pinggang, dan togok sudah sesuai diberikan
dalam tahap tahap pendahuluan?
Sesuai
4 Apakah pelaksanaan aktivitas stretching aktif pada
bagian tungkai sudah sesuai diberikan dalam tahap
tahap pendahuluan?
Sesuai
5 Apakah pelaksanaan aktivitas latihan ball handling
sudah sesuai jika diberikan pada tahap pendahuluan?
Sesuai
6 Apakah pelaksanaan aktivitas gerak dengan variasi
lari keliling lapangan bolabasket sebanyak lima kali
Sesuai
putaran sudah sesuai pada tahap pendahuluan?
7 Apakah rancangan latihan multi level dribble pada
sudah sesuai untuk diberikan pada urutan pertama
variasi latihan dribble?
Sesuai
8 Apakah rancangan latihan dribble yang dilakukan
sudah sesuai?
Sesuai
9 Apakah pelaksanaan aktivitas stretching pasif sudah
sesuai diberikan pada tahap penutup?
Sesuai
10 Apakah rancangan variasi latihan dribble bolabasket
yang disusun ini sudah efektif?
Sesuai
11 Secara keseluruhan apakah rancangan variasi latihan
dribble bolabasket ini mudah dilakukan oleh siswa?
Sesuai
12 Apakah secara keseluruhan, sistematika variasi
latihan dribble ini dapat meningkatkan keterampilan
teknik dribble dalam permainan bolabasket?
Meningkatkan
Saran-saran:
Evaluasi Ahli Kepelatihan Bolabasket
1. Pada variasi lari sudah sesuai tetapi lebih baik untuk lari mengelilingi
lapangan bolabasket frekuensinya jangan banyak-banyak karena masih
tingkat SMP
2. Secara keseluruhan variasi latihan dribble ini sudah cukup baik tetapi
variasi lebih ditambah lagi agar lebih efektif dalam pembelajaran.
3. Kelebihan dari setiap variasi latihan harus dijelaskan lebih terperinci
sehingga keunggulan dari produk akan lebih terlihat.
3. Data Uji Coba Kelompok Kecil
Di bawah ini disajikan hasil analisis deskriptif persentase uji coba
kelompok kecil.
3.1 Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Kecil
Produk awal yang dievaluasi oleh ahli, kemudian diujicobakan pada
kelompok kecil dengan menggunakan 10 siswa pengikut kegiatan
ekstrakurikuler bolabasket di SMPN 1 Singosari sebagai subyek.
Tabel Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Kecil
No Pertanyaan f N % Kategori
Menyatakan bahwa aktivitas gerak
stretching (pemanasan) pada tahap awal
materi Latihan dribble mudah dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa siswa merasa senang
melakukan aktivitas gerak stretching pada
tahap awal materi materi latihan dribble
4 10 40 Kurang
baik
Menyatakan bahwa aktivitas lari keliling
lapangan pada tahap pemanasan materi
latihan dribble mudah dilakukan
6 10 6o Cukup
Menyatakan bahwa variasi latihan ball
handling yang dilakukan pada tahap
pendahuluan materi latihan dribble mudah
dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan
pertama yang dilakukan pada materi
latihan dribble mudah dilakukan
8 10 80 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan kedua
yang dilakukan pada materi latihan
dribble mudah dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan ketiga
yang dilakukan pada materi latihan
dribble mudah dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan
keempat yang dilakukan pada materi
latihan dribble mudah dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan kelima
yang dilakukan pada materi latihan
dribble mudah dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa dengan adanya variasi 10 10 100 Baik
latihan dribble ini dapat membantu siswa
untuk lebih aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan latihan dribble
Menyatakan bahwa aktivitas gerak
stretching berpasangan yang kalian
lakukan pada tahap penutup variasi latihan
dribble mudah dilakukan
10 10 100 Baik
Menyatakan bahwa siswa merasa senang
dengan melakukan aktivitas gerak
stretching berpasangan pada tahap
penutup variasi latihan dribble
10 10 100 Baik
4. Data Uji Coba Kelompok Besar
Berdasarkan saran dan tinjauan ahli kepelatihan bolabasket dan ahli bidang
bolabsket serta uji coba kelompok kecil, langkah selanjutnya adalah uji coba
kelompok besar. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perubahan
maksudnya apakah ada hasil yang lebih baik setelah revisi produk I dilakukan,
dan untuk mengetahui produk ini bisa digunakan di lapangan atau tidak. Selain
itu juga dari uji coba ini dihasilkan data-data yang akan digunakan pada tahap
revisi berikutnya, sebelum dihasilkan produk akhir. uji coba kelompok besar
dilakukan pada saat latihan dilakukan. Data yang didapatkan dalam uji coba
kelompok besar berupa kuesioner kemudian dianalisis dengan perhitungan
persentase (%).
4.1 Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan dengan mengujicobakan terlebih
dahulu hasil dari revisi produk I (setelah mengujicobakan pada kelompok kecil
tentang variasi latihan dribble). Uji coba kelompok besar dilaksanakan di
lapangan bolabasket SMPN 1 Singosari dengan jumlah siswa 20 orang.
Tabel Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Besar
No Pertanyaan f N % Kategori
Menyatakan bahwa variasi latihan ball
handling pada tahap pendahuluan
materi latihan dribble mudah dilakukan
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan pertama
pada materi latihan dribble mudah dilakukan
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan
kedua pada materi latihan dribble mudah
dilakukan
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan
ketiga pada materi latihan dribble mudah
dilakukan
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan
keempat dribble mudah dilakukan
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa variasi latihan
kelima pada materi latihan dribble mudah
dilakukan
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa secara keseluruhan
siswa merasa senang mengikuti latihan
dribble
20 20 100 Baik
Menyatakan bahwa dengan adanya
variasi latihan dribble ini dapat membantu
siswa untuk lebih aktif dan antusias
dalam mengikuti kegiatan latihan
teknik dribble
20 20 100 Baik
Keseluruhan data yang didapat dari uji coba lapangan ini digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk akhir pengembangan variasi
latihan dribble di SMPN 1 Singosari.
B. Analisis Data
Berdasarkan tabel penyajian data, maka pada bagian ini diuraikan analisis
data sebagai berikut:
1. Hasil Analisis Data Ahli Kepelatihan Bolabasket
Analisis data berdasarkan tabel hasil analisis ahli kepelatihan bolabasket
diperoleh melalui kuesioner dan konsultasi, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Ahli kepelatihan menyatakan pelaksanaan aktivitas stretching aktif pada bagian
leher sudah sesuai diberikan dalam tahap pendahuluan.
b. Ahli kepelatihan menyatakan pelaksanaan aktivitas stretching aktif pada bagian
lengan, tangan, dan bahu sudah sesuai diberikan dalam tahap tahap pendahuluan.
c. Ahli kepelatihan menyatakan aktivitas stretching aktif pada bagian pinggang,
dan togok sudah sesuai diberikan dalam tahap tahap pendahuluan.
d. Ahli kepelatihan menyatakan aktivitas stretching aktif pada bagian tungkai
sudah sesuai diberikan dalam tahap tahap pendahuluan.
e. Ahli kepelatihan menyatakan pelaksanaan aktivitas latihan ball handling pada
sudah sesuai jika diberikan pada tahap pendahuluan.
f. Ahli kepelatihan menyatakan bahwa variasi latihan lari mengelilingi lapangan
bolabasket sebanyak lima kali putaran sudah sesuai
g. Ahli kepelatihan menyatakan bahwa variasi latihan multi level dribble sudah
cukup sesuai karena latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan tangan saat
melakukan dribble pada siswa.
h. Ahli kepelatihan menyatakan bahwa pelaksanaan aktivitas stretching pasif
sudah sesuai diberikan pada tahap penutup.
i. Ahli kepelatihan menyatakan bahwa rancangan variasi latihan dribble
bolabasket yang disusun ini sudah efektif.
j. Ahli kepelatihan menyatakan bahwa rancangan variasi latihan dribble
bolabasket ini mudah dilakukan oleh siswa.
k. Ahli kepelatihan menyatakan bahwa variasi latihan dribble ini dapat
meningkatkan keterampilan teknik dribble dalam permainan bolabasket
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa variasi latihan dribble
ini sudah dapat digunakan dan sesuai untuk meningkatkan keterampilan dribble
siswa, sebagai catatan variasi latihan ini sudah sesuai karena teknik-teknik dribble
yang diberikan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang berlaku.
2. Hasil Analisis Data Ahli Bidang Bolabasket
Analisis data berdasarkan tabel hasil analisis ahli bidang bolabasket
berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner dan konsultasi, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas stretching dan pendinginan tidak sesuai diberikan sebagai
pengembangan variasi latihan ini sebab yang dikembangkan adalah variasi latihan
dribble.
2. Aktivitas latihan ball handling dapat diberikan dalam variasi latihan ini karena
merupakan dasar bagi siswa untuk mengenal bola yang akan membantu ketika
sudah masuk pada latihan dribble.
3. Ahli bidang bolabasket menyatakan bahwa variasi latihan lari mengelilingi
lapangan bolabasket sesuai sebagai variasi latihan dribble sebab pengembangan
ini mengandung unsur berlari.
4. Ahli bidang bolabasket menyatakan bahwa variasi latihan multi level dribble
sudah cukup sesuai sebagai variasi latihan dribble akan tetapi sebaiknya arah
gerakan pemain yang melakukan dribble diperjelas lagi agar lebih sinkron dengan
hasil yang diharapkan.
Dari uraian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dari ahli bidang
bolabsket menyatakan secara keseluruhan variasi latihan dribble ini sudah dapat
digunakan bagi siswa, untuk melatih kemampuan dribble.
3. Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok kecil. Data diperoleh
melalui kuesioner kelompok kecil, maka dapat disimpulkansebagai berikut:
1. Seluruh siswa menyatakan bahwa aktivitas gerak stretching (pemanasan) yang
dilakukan pada tahap awal materi latihan dribble mudah dilakukan.
2. 40% siswa menyatakan merasa senang pada saat melakukan aktivitas gerak
stretching (pemanasan) pada tahap awal materi materi latihan dribble dan 40%
siswa lainnya merasa kurang senang melakukan aktivitas tersebut dan sisanya
menyatakan tidak senang.
3. Sebanyak 60 % siswa menyatakan aktivitas lari keliling lapangan yang kalian
lakukan pada tahap pemanasan materi materi latihan dribble mudah dilakukan
sedangkan 40% siswa menyatakan sulit.
4. Seluruh siswa menyatakan aktivitas variasi latihan ball handling pada tahap
pemanasan materi latihan dribble mudah dilakukan.
5.sebanyak 90% siswa menyatakan variasi latihan pertama dalam materi latihan
dribble mudah dilakukan sedangkan sisanya menyatakan sulit ketika
melakukannya.
6. Seluruh siswa menyatakan variasi latihan kedua pada materi latihan dribble
mudah dilakukan.
7. Seluruh siswa menyatakan variasi latihan ketiga pada materi latihan dribble
mudah dilakukan.
8. Seluruh siswa menyatakan variasi latihan keempat pada materi latihan dribble
sangat mudah dilakukan.
9. Seluruh besar siswa menyatakan mudah melakukan variasi latihan kelima pada
materi latihan dribble.
10. Seluruh siswa menyatakan variasi-variasi latihan seperti ini akan membantu
mereka agar lebih aktif dan antusias untuk menjalani latihan teknik dribble.
11. seluruh siswa menyatakan mudah ketika melakukan aktivitas gerakan
streaching pada bagian penutup.
12. Sebanyak 80% siswa merasa senang ketika melakukan aktivitas streaching
pasif pada bagian penutup sedangkan sisanya 20% siswa menyatakan kurang
senang.
Dari uraian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa merasa
mudah dan senang melakukan variasi latihan dribble ini. Sebagian kecil siswa
masih ada yang masih merasa kesulitan dengan gambar dan penjelasan yang
diberikan. Maka dari itu produk pengembangan variasi latihan dribble pada
kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMPN 1 Singosari ini dapat digunakan
sebagai produk awal.
Dari hasil tinjuan para ahli dan uji coba kelompok kecil terdapat beberapa
hal yang diperbarui, antara lain adalah :
1. Aktivitas stretching aktif pada pendahuluan serta strecthing pasif pada penutup
dihilangkan agar pengembangan lebih terfokus pada variasi latihan dribble.
2. Penjelasan pada gambar variasi latihan ditambah agar lebih mudah untuk
dimengerti.
4. Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar
Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok besar. Data yang
diperoleh melalui kuesioner uji coba kelompok besar, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Seluruh siswa menyatakan bahwa variasi latihan ball handling yang dilakukan
pada tahap pendahuluan materi latihan dribble sangat mudah untuk dilakukan.
2. Seluruh siswa menyatakan bahwa variasi latihan pertama yang dilakukan pada
materi latihan dribble sangat mudah untuk dilakukan.
3. Seluruh siswa menyatakan bahwa variasi latihan kedua yang dilakukan pada
materi latihan dribble sangat mudah untuk dilakukan.
4. Seluruh siswa menyatakan bahwa variasi latihan ketiga yang dilakukan pada
materi latihan shooting dribble sangat mudah untuk dilakukan.
5. Seluruh besar siswa menyatakan bahwa variasi latihan keempat yang dilakukan
pada materi latihan dribble sangat mudah untuk dilakukan.
6. Seluruh siswa menyatakan bahwa variasi latihan kelima yang dilakukan pada
materi latihan dribble sangat mudah untuk dilakukan.
7. Seluruh siswa menyatakan sangat senang terhadap variasi latihan dribble yang
diberikan.
8. Seluruh siswa menyatakan bahwa variasi latihan dribble ini dapat membantu
siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan latihan teknik
dribble.
Dari uraian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
menyatakan sangat senang dan merasa mudah untuk melakukan variasi latihan
dribble ini. Namun ada sedikit sekali siswa yang masih sulit melakukannya. Akan
tetapi dengan frekuensi latihan yang lebih meningkat maka siswa yang
sebelumnya mengalami kesulitan dalam melakukan variasi latihan dribble akan
dapat segera mengatasi kesulitan tersebut.
Sehingga produk pengembangan variasi latihan dribble pada tim
ekstrakurikuler di SMPN 1 Singosari, dapat digunakan bagi siswa sebagai latihan
untuk meningkatkan keterampilan dribble.
5. Hasil Analisis Tinjauan Ahli Media
Berikut ini adalah data hasil tinjauan ahli media mengenai rancangan
produk yang akan dikembangkan;
a. Dalam story board perlu adanya penjelasan tentang pengambilan gambar.
b. Bisa juga ditambahkan rencana tempat pengambilan gambar.
C. Revisi Produk
Berdasarkan evaluasi yang telah diberikan oleh ahli bidang bolabasket,ahli
kepelatihan bolabasket, dan siswa pengikut ekstrakurikuler bolabasket pada saat
uji coba tahap I dan II, maka ada beberapa produk yang perlu direvisi.
1. Revisi Produk Pertama
1. Kegiatan streaching pada awal dan penutup tidak pelu diberikan pada
pengembangan ini sebab yang dikembangkan adalah variasi latihan dribble.
2. Gambar variasi latihan lebih diperjelas lagi terutama pada pergerkan pemain
agar ketika orang lain membaca akan lebih mudah dimengerti.
3. Untuk variasi latihan multi level dribble arah gerak pemain sebaiknya lebih
variatif .
4. Model evaluasi diperjelas fungsi dan tujuan dari evaluasi itu sendiri.
2. Revisi Produk Akhir
Revisi produk akhir dilakukan setelah mendapat masukan dan saran ketika
melakukan uji lapangan. Data yang didapat akan dijadikan landasan membuat
produk akhir pengembangan ini. Adapun revisi berdasarkan uji lapangan adalah
sebagai berikut:
a. Secara keseluruhan rancangan variasi latihan dribble ini cukup mudah untuk
dilakukan oleh siswa, tetapi tetap harus memperhatikan kemampuan siswa setiap
individunya, karena kita sadari setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang
berbeda.
b. Latihan teknik dribble yang disajikan sudah dievaluasi agar tidak ada kesalahan
dalam pelaksanaannya.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kajian produk yang direvisi, saran
pemanfaatan, saran diseminasi dan saran pengembangan lebih lanjut.
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
Bolabasket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang saling
memasukkan bola ke keranjang lawan dengan tangan. Bolabasket merupakan
salah satu olahraga paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari
berbagai usia merasakan bahwa bolabasket adalah olahraga paling menyenangkan,
kompetitif, mendidik, menghibur dan menyehatkan. Beberapa tahun belakangan
ini permainan bolabasket di kalangan remaja berkembang dengan pesat. Apalagi
di tambah dengan maraknya kompetisi-kompetisi antar pelajar seperti misalnya
DBL (Deteksi Basketball League) yang sedang digandrungi oleh pelajar-pelajar
SMA maupun SMP. Dalam proses kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah
bagi setiap siswa untuk menyalurkan bakat dan hobinya. Tentu saja itu merupakan
hal positif bagi siswa. Tetapi dalam prosesnya terdapat beberapa permasalahan
yang terjadi seperti adanya kejenuhan dalam menjalani menu latihan yang sama
dan tidak ada perubahan karena kurangnya variasi. Akibatnya siswa akan
kehilangan motivasi dan semangat ketika menjalaninya. Terutama dalam
memberikan latihan dribble seringkali dianak tirikan bila dibandingkan dengan
latihan shooting yang sudah banyak bervaiasi maupun latihan-latihan teknik
shooting yang lainnya. Sehingga seringkali teknik dribble ini kurang dikuasai. Hal
seperti ini tentunya akan berdampak negatif dalam perkembangan bakat siswanya.
Dengan pengembangan variasi latihan dribble ini kendalala-kendala seperti itu
akan teratasi. Dengan memberikan latihan dribble yang lebih bervariasi dan
menarik bagi siswa sehingga kejenuhan dan kurangnya porsi dribble bukan
menjadi masalah lagi. Pengembangan variasi dribble ini juga dikemas dalam
sebuah VCD agar sewaktu-waktu dapat dilihat dan dipelajari. Variasi latihan
dribble ini juga melaluitinjauan ahli bidang bolabasket dan ahli kepelatihan
bolabasket serta uji coba kelompok kecil dan uji lapangan agar benar-benar layak
untuk digunakan. Sebagai pelengkap adalah ahli media untuk meninjau
pengemasannya dalam bentuk VCD.
Berdasarkan data dari evaluasi ahli media untuk pengemasannya dalam
bentuk VCD terdapat beberapa revisi terhadap rancangan produk yang akan
dikembangkan, antara lain:
1. Dalam story board perlu adanya penjelasan tentang teknik pengambilan
gambar.
2. Bisa juga ditambahkan rencana tempat pengambilan gambar.
Data dari evaluasi ahli bidang bolabasket dan ahli kepelatihan bolabasket
terdapat beberapa revisi terhadap rancangan produk yang akan dikembangkan,
antara lain:
1. Gambar variasi latihan lebih diperjelas lagi dan diberi keterangan tentang
simbol-simbol yang ada.
2. Kelebihan produk lebih diperjelas lagi.
3. Aktivitas streaching aktif pada tahap pendahuluan serta streaching pasif pada
penutup sebaiknya tidak usah diberikan dalam variasi latihan ini karena yang
dikembangkan harus lebih terfokus pada variasi latihan dribble.
Data dari uji coba (kelompok kecil) terdapat beberapa revisi terhadap
rancangan produk yang akan dikembangkan, antara lain:
1. Separuh dari siswa yang mengikuti uji coba kelompok kecil kurang senang
dalam mengikuti kegiatan streaching aktif pada tahap pendahuluan karena
disebabkan gerakan streaching yang terlalu umum dan sudah sering dilakukan.
Sedangkan dari uji lapangan (kelompok besar) menunjukkan hasil yang
baik, jadi tidak dilakukan revisi produk. Kekuatan pada produk yang dihasilkan
adalah, VCD ini dapat ditonton secara berulang-ulang. Selain itu dapat diputar
diluar jadwal latihan yang akan mempercepat pemahaman siswa. Variasi latihan
dribble yang dikemas dalam bentuk VCD ini juga memiliki banyak kelemahan
dan kekurangan. Untuk memperoleh produk yang berkualitas, diperlukan faktor-
faktor pendukung pula. Pengalaman peneliti dan petugas lainnya merupakan
faktor utama yang berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan kurang
maksimal. Pengambilan gambar pada peraga yang sedang bergerak dan
pencahayaan yang tepat memerlukan keterampilan tersendiri. Selain itu,
munculnya hal-hal non teknis di lapangan saat pembuatan produk awal menjadi
tantangan tersendiri bagi peneliti.
B. Saran-Saran
Pada bagian ini dikemukakan beberapa saran yang didapat oleh peneliti
sehubungan dengan produk yang dikembangkan. Adapun saran-saran yang
dikemukakan meliputi saran pemanfaatan, saran diseminasi dan saran
pengembangan lebih lanjut.
1. Saran Pemanfaatan
Produk pengembangan yang dikemas media video ini adalah latihan teknik
dribble. Dalam memanfaatkannya sangat perlu dipertimbangkan situasi, kondisi
dan sarana prasarana. Peran pelatih juga dibutuhkan untuk menjelaskan lebih
lengkap tentang teori teknik dribble bolabasket yang benar terhadap siswa, karena
keterbatasan kualitas VCD dapat memunculkan persepsi yang berbeda dengan
yang diharapkan oleh peneliti, sehingga peran pelatih atau pembina
ekstrakurikuler juga dibutuhkan dalam pemanfaatan VCD yang dikembangkan ini
untuk memperoleh suatu tujuan latihan yang diharapkan.
2. Saran Diseminasi
Dalam penyebarluasan produk pengembangan ke sasaran yang lebih luas,
peneliti memberikan saran yaitu sebelum disebarluaskan sebaiknya produk ini
dikaji kembali dan disesuaikan dengan keadaan sasaran yang ingin dituju.
3. Saran Pengembangan Lebih Lanjut
Dalam mengembangkan penelitian ini kearah lebih lanjut, peneliti
mempunyai beberapa saran sebagai berikut:
a. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas, baik
siswa maupun sekolah yang digunakan sebagai kelompok uji coba.
b. Hasil pengembangan ini hanya sampai tersusun sebuah produk, belum sampai
tingkat efektivitas produk yang dikembangkan jadi sebaiknya dilanjutkan
penelitian mengenai efektivitas produk yang dikembangkan.
c. Peneliti hanya sebatas mengembangkan variasi latihan dribble bolabasket yang
dikemas dalam bentuk VCD.
d. Mengembangkan lebih banyak lagi varisi latihan dribble.
Demikian saran-saran terhadap pemanfaatan, diseminasi, maupun
pengembangan produk lebih lanjut terhadap Pengembangan Variasi Latihan
Dribble Pada Tim Ekstrakurikuler Bolabasket SMPN 1 Singosari.
DAFTAR RUJUKAN
Saichudin dan Januarto, O. B. 1991. Teknik Dasar dan Peraturan Bolabasket.
Malang: IKIP Malang.
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bolabasket. Surakarta. Era Intermedia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. rosedur Penelitian, Edisi Revisi VI Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Answer. 2009. Basketball court, (Online),
(http://www.Answer.com/basketballcourt. html, diakses juli 2009).
Bompa, Tudor. 1987, Theory and Methodology of Training: The Key to Athletic
Performance. Toronto, Ontario Canada: Kendall/Hunt Publishing Company.
Budiwanto, S. 2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan, Edisi Kedua. Bandung.
Horongbala, Sulaiman, Arifin. 2009. Penataran Pelatih Bolabasket Tingkat Dasar
Pengprov PERBASI Jawa Timur. Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia.
Lutan, Rusli. 1986. Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler,
Korikuler, dan Ekstrakurikuler. Jakarta. Karunika Jakarta Universitas Terbuka.
Perbasi. 2004. Coaching Basketball Fundamental Penataran Pelatih Tingkat
Dasar. Pengurus Besar Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Um
Press.