Download - PENGENDALIAN PENCEMARAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN LIMBAH
DI PT PUPUK KUJANG PLANT 1A
Disusun oleh:
Imam Sofghul Vikri Anwar (1512037)
Debby Arichinta (1512055)
JURUSAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK STMI JAKARTA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Sejarah Singkat...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Jenis- Jenis dan Sumber-Sumber Limbah yang Dihasilkan dari Pabrik 1A............6
2.2 Pengendalian Pencemaran di Pabrik 1A......................................................................7
2.2.1 Pengolahan Air Sisa Regenerasi....................................................................................7
2.2.2 Pengolahan Air Berminyak............................................................................................8
2.2.3 Pengolahan Air Berlumpur............................................................................................8
2.2.4 Unit Pengolahan Buangan Sanitasi...............................................................................8
2.2.5 Unit Pemisah Ammonia..................................................................................................9
2.2.6 Unit Pengolahan Debu Urea..........................................................................................9
2.2.7 Penangan Limbah Gas dan Kebisingan........................................................................9
2.2.8 Limbah Padat................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Singkat
Urea adalah senyawa organik yang banyak dipakai sebagai pupuk terutama
untuk tanaman jenis padi-padian yang memerlukan kadar nitrogen tinggi. Urea
pertama kali dibuat oleh Woehler pada tahun 1828 dengan memanasi ammonium
cyanate (NH4CNO) untuk dirubah menjadi urea (NH2CONH2). Urea sintesis pada
tahun 1828 menandai permulaan sintesis senyawa organik. Tahun 1870, Bassarow
memproduksi urea dengan dehidrasi ammonium carbamate yang merupakan dasar
semua proses komersial. Urea diproduksi secara komersial sampai tahun 1920,
ketika I.G. Farben membangun sebuah pabrik di Jerman yang didasarkan pada
proses ammonium carbamate. Sekarang semua proses urea komersial didasarkan
pada reaksi ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2) untuk membentuk
ammonium karbamat (NH2CONH2). (PT.Pupuk Kujang 1982)
PT Pupuk Kujang terlahir pada tanggal 9 Juni 1975, sebuah BUMN di
lingkungan Departemen Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun
pabrik pupuk urea di Desa Dawuan, Cikampek, Jawa Barat, tetapi saat ini PT
Pupuk Kujang adalah anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (persero). Bulan
Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakukan dengan kontraktor utama Kellog
Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corp. (Japan) sebagai
kontraktor pabrik urea. Pembangunan berjalan lancar sehingga pada tanggal 7
November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 570.000
ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun ammonia. Pada tanggal 12 Desember 1978
PT Pupuk Kujang dibuka dan diresmikan oleh Presiden RI, dan 1 April 1979 PT
Pupupk Kujang mulai beroperasi.
Secara keseluruhan PT Pupuk Kujang terdiri dari empat unit produksi, yaitu :
Unit Ammonia, Unit Urea, Unit Utilitas dan Unit Pengantongan. Unit urea
menghasilkan urea dengan mereaksikan ammonia dan karbondioksida yang
diperoleh dari Unit Ammonia. Teknologi yang digunakan oleh Unit Urea Pabrik
Kujang 1A adalah Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved dengan mengolah
kembali gas-gas yang tidak bereaksi di reactor pada unit recycle dan dikembalikan
ke reactor untuk proses sintesa urea sebagai larutan karbamat. Proses ini dibagi
menjadi empat unit yaitu : Unit sintesa, Unit purifikasi, Unit recovery, Unit
kristalisasi dan pembutiran (prilling).
Unit Urea Pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B menghasilkan Urea dengan
kapasitas terpasang masing-masing sebesar 1725 MT/hari atau sebesar 570.000
MT/tahun sehingga kapasitas total produksi Urea Pupuk Kujang sebesar
1.140.000 MT/tahun.
Direksi dan seluruh karyawan PT Pupuk Kujang secara terus menerus dan
konsisten, selalu berupaya dan bertekad untuk :
Menghasilkan produk urea, amoniak, NPK dan produk turunannya serta
jasa perekayasaan & engineering yang bermutu tinggi.
Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Peduli terhadap lingkungan sehingga memuaskan semua pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan.
Untuk itu perusahaan menetapkan kebijakan antara lain :
Mematuhi persyaratan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Melaksanakan pengendalian mutu secara terus menerus untuk memenuhi
kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta pencegahan terhadap terjadinya pencemaran limbah yang dihasilkan
oleh pabrik amoniak, pabrik urea, dan pabrik NPK.
Melaksanakan pengelolaan lingkungan dan penghematan sumber daya gas
dan air.
Melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan pada sistem yang ada dan
melaksanakan pengawasan disetiap kegiatan.
Kebijakan ini ditinjau secara periodik dan dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan, kontraktor, pemasok dan seluruh pihak yang
memerlukan.
PT Pupuk Kujang Menuju Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) Hijau Dalam Pengelolaan Lingkungan Hijau
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja jenis-jenis dan dari mana sumber-sumber limbah yang
dihasilkan di pabrik 1A?
1.2.2 Bagaimana penanganan limbah di pabrik 1A?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui jenis-jenis dan sumber-sumber limbah apa saja yang
dihasilkan dari pabrik 1A.
1.3.2 Mengetahui metode penanganan limbah di pabrik 1A.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis- Jenis dan Sumber-Sumber Limbah yang Dihasilkan dari
Pabrik 1A
Di pabrik pupuk kujang ini limbah dapat dikelompokan menjadi, beracun,
berbau, berdebu, dan berminyak. Menurut jenisnya ada padat, cair dan gas.
Limbah yang memerlukan penanganan serius adalah limbah cair yang diakibatkan
dari beberapa kondisi : .bocoran dari suatu peralatan bocoran dari tumpahan saat
pengisian. Pencucian atau perbaikan dari suatu peralatan.
Sumber-sumber limbah pada pabrik 1A :
1. Limbah Cair
Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak
dan pabrik urea
Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa
Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit Demineralisasi
Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air
Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan Koliform
2. Limbah Gas dan Kebisingan
Limbah gas buang/stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer
dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak.
Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.
Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik
amoniak.
Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan
pabrik urea.
3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung
oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co.
Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan.
2.2 Pengendalian Pencemaran di Pabrik 1A
Dalam rangka mewujudkan PROPER Hijau, PT Pupuk Kujang telah
mengeluarkan berbagai kebijakan dengan didukung berbagai upaya nyata yang
dapat mendukung kepada pencapaian tersebut.
Berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan sehubungan dengan hal
tersebut antara lain :
1. Kebijakan Pengurangan Emisi Udara.
2. Kebijakan Perlindungan Keanekaragaman Hayati.
3. Kebijakan Efisiensi Energi dan Konservasi Sumber Daya Alam.
4. Kebijakan Pengembangan Masyarakat.
5. Kebijakan Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah B3 (LB3).
6. Kebijakan Pengelolaan Limbah Padat Non B3.
PT Pupuk Kujang menghasilkan beberapa jenis limbah dalam proses
produksiya yaitu padat, cair dan gas. Namun, pengolahan yang lebih diutamakan
adalah limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair dari proses produksi masih
mengandung banyak bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan jika
langsung dibuang ke sungai. Berikut ini adalah beberapa pengolahan limbah cair
yang dimiliki PT Pupuk Kujang sebelum akhirnya dibuang ke sungai.
2.2.1 Pengolahan Air Sisa Regenerasi
Air sisa regenerasi yang berasal dari pengolahan demineralisasi akan
dialirkan masuk ke kolam netralisasi (neutralization basin) pada kolam ini, air
sisa regenerasi diaduk agar tercampur merata. Dimana jika pH air pada bersifat
asam maka akan diinjeksikan NaOH (dari Caustic Dissolving Tank (2008-F)
untuk menetralkannya, begitupun sebaliknya jika pH air bersifat basa maka akan
diinjeksikan H2SO4 (dari Acid Storage Tank (2013-F)). Air keluaran dari bak
netralisasi diharapkan memiliki pH 6,5—7,5 dan akan dimasukkan menuju
Discharge Equalization Pond (2401-A).
2.2.2 Pengolahan Air Berminyak
Air yang mengandung minyak yang mengandung sisa oli yang berasal dari
alat penukar panas akan dihilangkan minyaknya menggunakan oily water
separator. Sebelum masuk ke oily water separator air tersebut ditampung di tiga
penampungan berbeda yaitu basin 2405-AA (menampung air buangan cooling
tower), 2405-BB (menampung air buangan boiler) ,2405-AC (menampung air
buangan gas turbine generator Hitachi dan boiler unit utilitas).
Air yang ditampung sementara oleh masing-masing basin dipompakan
masuk pada bagian atas oily water separator. Prinsip kerja alat ini adalah air akan
terpisah dari minyak berdasarkan perbedaan densitas cairan. Minyak dialirkan
secara overflow menuju penampungan sedangkan air dilewatkan dari bagian
bawah untuk dibuang ke sungai.
2.2.3 Pengolahan Air Berlumpur
Air buangan dari clarifier dan sand filter yang mengandung lumpur, terlebih
dahulu diendapkan agar tidak menyebabkan pendangkalan sungai. Air yang
mengandung lumpur dimasukkan ke kolam pengendapan (sludge containment
pond), kemudian akan diencerkan sambil dilakukan pengadukan sehingga lumpur
akan mengendap pada bagian bawah kolam. Air yang bebas lumpur akan dialirkan
ke kolam penampungan akhir (discharge equalization pond) dan selanjutnya
dialirkan ke sungai Cikaranggelam.
2.2.4 Unit Pengolahan Buangan Sanitasi
Air buangan yang berasal dari toilet di areal pabrik dan perumahan sekitar
akan di proses pada unit ini. Buangan yang berupa padatan dan cairan diolah
menggunakan metode lumpur aktif dan sistem aerasi melalui contact zone yang
terdiri atas delapan petak dengan sistem overflow.
2.2.5 Unit Pemisah Ammonia
Unit ini dirancang untuk memisahkan ammonia yang terkandung dalam air
buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai adalah
proses pelepasan ammonia dengan steam. Jika ammonia dalam air buangan
dikontakkan deengan aliran steam berlawanan arah dalam suatu menara
berpacking maka ammonia akan dibebaskan.
Beberapa factor yang mempengaruhi efisiensi proses pelepasan amoniak
adalah : jenis unit stripping, pH, Suhu Laju pembebanan dan pengendapan kerak.
2.2.6 Unit Pengolahan Debu Urea
Debu urea yang berasal dari bagian atas prilling tower ditangkap dengan
memasang Dust Recovery System dan akan dilarutkan dengan air dan
dicampurkan dengan cairan mother liquor. Ini bertujuan agar udara yang
dikeluarkan dari prilling tower benar-benar bersih dan debu urea yang dicairkan
digunakan kembali sebagai absorben.
2.2.7 Penangan Limbah Gas dan Kebisingan
a) Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer
dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian
boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih.
b) Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.
Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan
penggantian filter secara kontinyu.
c) Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik
amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk
memisahkan NH3 dan H2.
d) Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan
pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat
penyumbat telinga
2.2.8 Limbah Padat
a) Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung
oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan
sementara ditempat yang aman kemudian dijual kembali.
b) Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan
pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea
dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle.
BAB III
KESIMPULANDi pabrik pupuk kujang ini limbah dapat dikelompokan menjadi, beracun, berbau,
berdebu, dan berminyak. Menurut jenisnya ada padat, cair dan gas.
Sumber-sumber limbah dan penanganannya pada pabrik 1A :
1. Limbah Cair
Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak
dan pabrik urea diatasi dengan pengolahan ammonia removal.
Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa
diatasi dengan oily water separator.
Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit demineralisasi
diatasi dengan penetralan pH dengan menambahkan asam/basa.
Limbah cair mengandung lumpur berasal dari pengolahan air diolah
dengan pengolahan air berlumpur.
Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan koliform diolah
dengan pengolahan lumpur aktif.
2. Limbah Gas dan Kebisingan
Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer
dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian
boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih
Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir.
Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan
penggantian filter secara kontinyu
Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik
amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk
memisahkan NH3 dan H2
Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan
pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat
penyumbat telinga
3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung
oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan
sementara ditempat yang aman kemudian dijual kembali
Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan
pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea
dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle
DAFTAR PUSTAKAhttp://pupuk-indonesia.com/id/csr-hsa/hse/lingkungan-hidup
http://www.pupuk-kujang.co.id/home/kebijakan-mutu-k3-dan-lingkungan
Debby dan Imam, Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT Pupuk Kujang Unit Urea
1A, 2015.
LAMPIRAN
Pertanyaan Diskusi:
Kirana Putri Rahardjo
1. Berapa lama waktu tinggal untuk pengolahan air berlumpur ?
Waktu tinggal di pengolahan air berlumpur sekitar 9-14 jam.
2. Ammonia yang ditarik oleh vent di unit ammonia removal
dikemanakan?
Ammonia yang keluar dari vent di unit ammonia removal
dilepaskan diudara bebas, karena kadarnya tidak terlalu besar, yaitu
kurang dari 25 ppm.
3. Pengolahan limbah di KIKC (Kawasan Industri Kujang Cikampek)
apakah diolah oleh pihak Pupuk Kujang?
Untuk pengolahan limbah di KIKC tidak diolah oleh pabrik pupuk
kujang, mungkin ada pengolahannya, tetapi tidak diolah di unit
kami PKL.
4. Pada Purging Gas ammonia yang tidak terpakai itu bagimana?
Ammonianya dalam fase apa?
Pada purging gas ammonia bukan ammonia yang tidak terpakai,
tapi ammonia yang masi terkandung dalam gas buangan,
ammonianya dalam fase gas dan tercampur dengan gas lainnya.
Septi Triandini
5. Dalam pengolahan di lumpur aktif mikroba yang digunakan apa
dan indikasinya apa?
Mikroba yang digunakan kami kurang tau. Untuk indikasi
lumpurnya apakah pengolahannya sesuai atau tidak, di sana bisa di
deteeksi apakah hasil olahan lumpurnya seperti yang diinginkan
atau tidak bissa dideteksi di ruang control room.