Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
244
Penggunaaan Bola Warna Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Lambang Bilangan Pada Siswa Tunagrahita Kelas III Di SDLB Negeri
Banda Aceh
Juraidah
Guru SDLB Negeri Banda Aceh
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul penggunaan bola warna untuk meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan 1-10 pada siswa kelas III tunagrahita ringan di SDLB
Negeri Labui Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan,
tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data dalam penelitian ini
adalah siswa kelas III Tunagrahita di SDLB Negeri yang berjumlah empat orang
terdiri dari empat siswa laki-laki ( FK, Ha, Fe, Tau). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunakan media bola warna dapat meningkatkan
kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada siswa tunagrahita ringan kelas
III di SDLB Negeri Banda Aceh. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah
siswa yang tuntas dalam belajar. Sebelum dilakukan tindakan hanya 50 %. Siswa
yang tuntas dengan dengan perolehan nilai rata-rata 50 dan kriteria kurang, pada
siklus I meningkat menjadi 62,5 % siswa tuntas , nilai rata-rata pada 62,5, dengan
Kriteria cukup dan pada siklus II menjadi 80% siswa yang tuntas, nilai rata-rata 80
dengan katagori baik. Berdasarkan dari peningkatan hasil belajar dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media bola warna dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10.
Kata kunci : Media bola warna. lambang bilangan, tunagrahita.
PENDAHULUAN
Tujuan umum pendidikan di Indonesia sebagaimana dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan untuk dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pelayanan pendidikan itu diberikan kepada seluruh manusia tanpa
membedakan karakteristik anak, baik anak normal maupun anak yang berkebutuhan
khusus (Suyahman, 2015). Dengan kata lain, pelayanan pendidikan tidak
membedakan fisik, emosi, sosial dan intelektual. Berkenaan dengan itu, anak
berkebutuhan khusus juga memiliki potensi dan kemampuan yang masih bisa
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
245
dikembangkan (Sukadari, 2020). Karena pada umumnya anak berkebutuhan khusus
ini memiliki hambatan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tehnologi
dan seni serta kebutuhan yang bervariasi, sehingga tidak mudah disamakan dengan
anak-anak normal lainnya dalam pemberian pelayanannya.
Anak berkebutuhan khusus juga memiliki karakteristik dan klasifikasi yang berbeda
satu sama lainnya, salah satu jenis yang masuk dalam klasifikasianak berkebutuhan khusus
adalah anak tunagrahita ringan (Yosiani, 2014). Anak tunagrahita ringan adalah anak
yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata, mereka juga mengalami
keterbelakangan dalam bersosialisasi dengan lingkungannya, merekapun tidak mampu
untuk berfikir abstrak, logis dan sukar dalam memusatkan perhatian dan mengungkapkan
kembali suatu ingatan yang sudah didapatkan oleh anak tunagrahita tersebut (Suparman,
2015).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada anak tunagrahita ringan di
kelas III Tunagrahita SDLB Negeri Banda Aceh, yang berjumlah empat siswa, 3
siswa tidak mampu memahami konsep bilangan1 sampai 10, anak tidak mampu
menunjukkan lambang bilangan 1 sampai 10 yang disebutkan guru, ketika guru
memberikan tugas untuk mengurutkan angka 1 – 10, siswa masih ragu-ragu dan hanya
menebak-nebak dalam menyelesaikannya, hal ini dikarenakan anak belum memahmi
kobnsep angka dengan baik sehingga masih banyak mendapatbantuan dari guru.
Masalah lain yang ditemukan adalah ketika anak diminta untuk menunjukkan
lambang bilangan, anak masih mengalami kesalahanan, misalnya , pada saat guru memberi
intruksi untuk menunjuk angka “lima”, tetapi tangan anak menunjukkan pada angka
“tujuh”. Selain itu, anak masih melakukan kesalahan saat mengerjakan lembar kerja dalam
menghubungkan lambang bilangan dengan gambar 10, sebagai contoh pada saat anak
menghubungkan dengan garis untuk gambar anak memiliki kecendrungan prilaku yang
sering bosan dan konsentrasi sering buyar. Hal ini ditemukan saat anak akan menghitung
1 sampai 10 secara berurut dengan jarinya, tetapi saat anak mengulang untuk kedua
kalinya anak akan bosan dengan bukti anak sudah melihat kiri-kanan dan saat menghitung
lagi anak akan menghitung urut tapi tidak sesuai antara angka yang diucapkan dengan jari
yang ditunjuknya, contoh anak menyebut angka enam (6), jari yang ditunjuk anak
berjumlah tujuh (7).
Salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan anak dalam belajar adalah dengan
menggunakan media pembelajaran, sebagaimana Hamalik (2011, hlm. 21)
mengungkapkan bahwa : Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsang kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa.
Media pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan
merupakan solusi yang diupayakan oleh para ahli untuk menunjang proses belajar,
sehingga diharapkan dengan adanya media dalam pembelajaran akan tercipta sebuah
proses belajar dan mengajar yang efektif (Wuni & Uchtiawati, 2020).
Juraidah
246
Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan 1-10 adalah dengan menggunakan media bola warna warni.
Media bola warna-warni diharapkan dapat menumbukan motivasi belajar siswa sambil
bermain.
Dengan menggunakan media bola warna warni diharapkan siswa akan lebih mudah
mengerti dan paham akan konsep bilangan 1 -10 , dan diharapkan siswa akan lebih aktif
dan dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.
Penggunaan bola warna warni sebagai media pembelajaran karena media tersebut
dirasa sudah tidak asing lagi bagi siswa, begitu juga media tersebut mudah diperoleh dan
murah harganya. Sehingga siswa diharapkan dapat tertarik dalam pembelajaran mengenal
lambang bilangan 1-10.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “Penggunaan bola warna untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan 1 – 10 pada siswa tunagrahita kelas III di SDLB Negeri Banda Aceh.
Sasaran penelitian tindakan terhadap siswa tunagrahita ringan yaitu dengan
melakukan proses pembelajaran. Di dalam pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dengan
menggunakan media bola warna bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal
lambang bilangan 1 -10.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1– 10 pada
siswa tunagrrahita kelas III di SDLB Negeri Banda Aceh.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini berlokasi di SDLB Negeri Labui Banda Aceh yang
dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2018 s/d bulan Oktober 2018
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III Tunagrahita di SDLB negeri banda
Aceh tahun pelajaran 2017/ 2018 . yang berjumlah 4 orang.
Penelitian ini menggunakan siklus dimana tiap siklus terdapat empat tahap. Adapun
empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
Pengumpulan data dalam penelitian bertujuan untuk mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang sudah ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah pedoman observasi dan tes unjuk kerja.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pembelajaran
mengenal lambang bilangan 1-10 menggunakan permainan pancing angka dalam
penelitian ini, adalah tes unjuk kerja dan pedoman observasi.
Tehnik analisis data yang penulis lakukan bersifat kuantitatif yang berpedoman
pada perhitungan terhadap hasil tes unjuk kerja, observasi partisipasi siswa, serta observasi
kinerja guru dimana data yang diperoleh digambarkan melalui huruf – huruf yang dipisah-
pisahkan menurut katagori nya untuk memperoleh kesimpulan.
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
247
Setelah data terkumpul semuanya yang diperoleh melalui tes dan observasi
kemudian data akan diolah dan akan dianalisis. Data tersebut tentang perubahan perilaku,
sikap, motivasi dan hasil belajar siswa melalui tes maupun observasi terhadap pelaksanaan
PBM yang dilakukan oleh guru. Tes yang diberikan berbentuk soal, setiap jawaban diberi
skor dan bobot tertentu, untuk jawaban yang benar berdasarkan tingkat kesulitan. Data
tersebut kemudian diinterpretasikan dalam bentuk kualitatif yang diperoleh dari hasil
observasi. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil tes ( pre tes dan pos tes) disajikan
dalam bentuk tabel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Observasi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan refleksi yang sehingga
ditemukan beberapa hal yaitu:
a. Rendahnya kemampuan kemampuan mengenal lambang bilangan, mengakibatkan
siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan lambang bilangan, mengurutkan
bilangan, memasangkan lambang bilangan sesuai dengan urutan benda.
b. Kurangnya variasi media yang digunakan dalam pembelajaran anak tunarungu ,
menyebabkan kejenuhan /bosan dalam belajar pembagian
c. Belum menggunakan media yang dapat melibatkan anak untuk ikut aktif,
menyebabkan anak kurang termotivasi untuk belajar.
d. Prestasi belajar matematika masih rendah belum mencapai kriteria Ketuntasan
Minimal yang telah ditetapkan yaitu 70.
Berdasarkan analisis prasiklus dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 4 siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM masih sangat rendah yaitu semua siswa belum mencapai
KKM. Nilai yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan adalah yang mendapat nilai 60,
(60% ) berjumlah 1 siswa, yang mendapat nilai 50, (50%) adalah berjumlah 2 siswa, yang
mendapat nilai 40 ( 40% ) adalah berjumlah 1 siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar
yang diperoleh siswa pada tindakan pre tes adalah 50%. Tindakan yang diperoleh
prasiklus tersebut nilai sangat kurang masih perlu dilakukan pertemuan berikutnya.
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 4 jumlah siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM tidak ada (0 %) belum mencapai KKM, dan dapat
digambarkan dengan grafik di bawah ini
Juraidah
248
:
0
20
40
60
80
Fk Ha Fe Tau
KKM
Nilai Prasiklus
Gafik 1. Perolehan nilai Pra siklus
Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan beberapa persiapan
antara lain:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP
b. Menyusun lembar unjuk kerja untuk tes kemampuan mengenal
lambang bilangan.
c. Menyusun pedoman observasi partisipasi siswa dan kinerja guru. d. Mempersiapkan media dan alat yang digunakan dalam permainan.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Satu kali
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran dan setiap satu jam pelajaran dilaksanakan selama
30 menit.
Hasil Pengamatan Tindakan siklus I a. Pengamatan kinerja guru
Hasil pengamtan pengamatan terhadap kinerja guru sudah mampu membuka
pembelajaran dengan baik yakni dengan mengkondisikan dan membimbing siswa dalam
berdoa, selain itu guru sudah mampu menyampaikan materi ajar dengan baik, menyiapkan
alat dan media yang akan digunakan dalam permainan, memberikan instruksi sederhana,
membantu siswa apabila mengalami kesulitan dan menutup pembelajaran dengan baik.
b. Pengamatan partisipasi siswa.
Hasil pengamatan partisipasi siswa menunjukkan bahwa siswa telah berpartisipasi
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai partisipasi siswa pada siklus I telah berada
pada kriteria baik. Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran dan menyiapkan alat
untuk belajar dengan sedikit bimbingan guru. Siswa mampu mengikuti instruksi yang
diberikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dan pesan yang diberikan oleh
guru. Selain itu, siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik.
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
249
Observasi Tindakan Siklus I
Hasil evaluasi unjuk kerja mengenal lambang bilangan melalui media bola warna
warni pada siswa tunagrahita kelas III belum menvcapai nilai ketuntasan yang ditetapka.
Hal ini disebabkan karena siswa masih ragu-ragu dalam menerima intruksi yang diberikan
guru.Siswa masih sering tidak percaya diri sehingga terlihat ragu-ragu dalam menjawab
instruksi yang diberikan oloeh guru. siswa masih sering melihat kearah guru untuk
memastikan jawaban benar atau salah,.Disamping itu siswa masih sering melakukan
kesalahan pada angka 6, angka 7 dan angka 9. Ketika guru mengintruksikan untuk
menunjuk angka enam siswa justru menunjukkan angka sembilan atau angka tujuh .Hasil
tindakan siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I
No Nama
Siswa KKM
Skor
Maksimal
Skor
perolehan Kriteria
Peningkatan
rata-rata ( % )
1. Fk 70 50 50 % Kurang
62,5 %
2. Ha 70 60 60 % Cukup
3. Fe 70 60 60 % Cukup
4. Tau 70 80 80 % Baik
Berdasarkan hasil belajar siswa siklus I memperoleh hasil tes sebagai berikut:
Tabel 2. Skor hasil tes siklus I
No Nama
Siswa KKM Nilai Kriteria nilai
Kriteria
T TT
1. MAM 70 50 Kurang X -
2. M.FL 70 60 Cukup X -
3. MAY 70 60 Cukup X -
4. FM 70 80 Baik √ -
Nilai rata-rata 62,5
Berdasarkan tabel 2. diatas menunjukkan bahwa hasil kemampuan mengenal
lambang bilangan mengalami peningkatan besar 62,5% dari kemampuan awal pada
prasiklus yaitu 50%. Pada siklus I ini , 1 orang siswa memperoleh nilai 80 dalam kriteria
baik , 2 siswa memperoleh nilai 60 dengan kriteria cukup. Dan 1 siswa perolehan nilai
50 dengan kriteria kurang baik. Dengan hasil yang diperoleh siswa tersebut 1 siswa sudah
mencapai KKM dan 3 siswa belum mencapai KKM. nilai rata-rata pada siklus I adalahh
62,5. Data hasil tindakan siklus I kemampuan mengenal lambang bilangan dapat
disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini :
Juraidah
250
0
20
40
60
80
100
Fk Ha Fe Tau
KKM
Nilai Prasiklus
Grafik 2 : Perolehan nilai siklus I
Refleksi Tindakan Siklus I
Data yang sudah diperoleh digunakan sebagai pedoman bagi peneliti dan guru untuk
melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul. Sehingga dapat mencari solusi
terhadap masalah tersebut. Pencarian solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan dan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada
siklus berikutnya. berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kendala yang
terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Beberapa siswa masih mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah
ditentukan.
2) Siswa sering tidak percaya diri dalam melakukan intruksi yang diberikan oleh guru
sehingga ragu-ragu dalam menjawab.
3) Siswa tidak dapat membedakan angka enam, tujuh dan sembilan.
Selain terdapat beberapa kendala di atas, secara keseluruhan pelaksanaan
pembelajaran mengenal lambang bilangan pada siklus I dapat berjalan dengan lancar.
Ada beberapa hal positif yang terlihat saat pembelajaran , yaitu :
a) Siswa terlihat sangat senang mengikuti pembelajaran.
b) Siswa lebih berkonsentrasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan refleksi di atas, maka peneliti dan guru merancang perbaikan yang dapat
menunjang proses pembelajaran sehingga hasilnya lebih baik. Berikut tabel refleksi di
bawah ini :
Tabel 3. Perbaikan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II
Refleksi pada siklus I Perbaikan Siklus II
a. Nilai di bawah KKM yang telah
ditentukan.
a. guru memberikan bimbingan kepada
siswa untuk mencapai nilai KKM .
b. Siswa tidak percaya diri b. Guru melakukan modifikasi dalam
menggunakan media pembelajaran.
c. siswa ragu-ragu dalam menjawab
pertanyaan
c. Guru memberikan penguatan agar
siswa percaya diri.
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
251
Analisis Tindakan Siklus I
Analisis data dilakukan terhadap data hasil tes kemampuan mengenal lambang
bilangan dengann menggunakan media bola warna warni. Data hasil observasi yaitu
kinerja guru saat proses pembelajaran dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Sedangkan data hasil tes merupakan dari hasil pasca tindakan siklus I.
Deskripsi kemampuan mengenal lambang bilangan adalah sebagai berikut:
Kemampuan siswa menunjuk angka 1-10 siswa membutuhkan sedikit bantuan dari
guru dan lebih banyak melakukannya secara mandiri. Namun ketika guru memberikan
instruksi menunjuk angka enam, tujuh, dan sembilan siswa masih terlihat kebingungan dan
melihat ke arah guru untuk meminta bantuan sebelum menjawab. Sebenarnya ssiswa
sudah melakukannya dengan baik, hanya saja siswa masih sering tidak percaya diri dalam
menjawab.
Untuk mengurutkan angka 1-3 siswa melakukannya dengan sangat baik. Guru hanya
memberikan instruksi sederhana dan siswa langsung melakukan apa yang diinstruksikan
tanpa meminta bantuan. Selanjutnya ketika siswa mengurutkan angka 1-7 siswa juga
melakukannya dengan baik walaupun ada sedikit bantuan dari guru namun siswa sangat
semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan. Ketika mengurutkan
angka 1-10 siswa masih memerlukan bantuan guru
Kemampuan memasangkan angka sesuai dengan jumlah gambar. Siswa diajak
memasangkan angka dengan jumlah gambar kemudian menghitung jumlah gambar.
Siswa sudah melakukannya dengan cukup baik walaupun masih membutuhkan bantuan
dari guru. Pada indikator siswa memasangkan angka sesuai dengan jumlah benda dan
menghitung jumlah benda tersebut. Pada kegiatan ini siswa melakukannya dengan cukup
baik walaupun memerlukan sedikit bantuan dari guru.
Deskripsi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Perencanaan Tindakan siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada pembelajaran pada tindakan siklus 2 meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Selain itu tindakan perbaikan yang
dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I dengan
a. Guru memberikan bimbingan kepada subjek supaya nilainya mencapai KKM.
b. Guru memberikan reward berupa kata-kata pujian.
c. Guru memberikan penguatan dari dalam diri kepada siswa
Diskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Pelaksanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
rincian 2 kali pertemuan pelaksanaan pembelajaran. Satu kali pertemuan merupakan 2 jam
pelajaran, setiap satu jam pelajaran terdiri dari 35 menit.
Juraidah
252
Diskripsi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II
a. Pengamatan kinerja Guru
Komponen kinerja guru pada tindakan siklus II tidak berbeda dengan komponen
kinerja guru pada tindakan siklus. Kinerja guru pada tindakan siklus II mencapai kriteria
sangat baik dan sudah mencapai nilai KKM yang sudah ditetapkan. Apabila dibandingkan
dengan kinerja guru pada tindakan siklus I skornya meningkat. Guru telah melaksanakan
proses pembelajaran dengan baik.
b. Pengamatan partisipasi siswa
Hasil partisipasi siswa pada Pelaksanaan pembelajaran diamati, terungkap bahwa
dari semua aspek yang diharapkan terlaksana, semuanya dapat terlaksanakan dengan baik.
Semua peserta didik sudah mulai aktif dalam kegiatan belajar sehingga berpengaruh pada
hasil belajar siswa dan tes peserta didik yang mendapatkan nilai rata-rata 80. Hal ini
dikarenakan guru sudah mulai melaksanakan ketentuan atau langkah pembelajaran yang
sesuai, memberikan perhatian penuh dan bimbingan sehingga peserta didik memahami dan
mengerti serta melaksanakan indikator yang telah ditetapkan. Peserta didik pun dapat
menjawab tes dengan baik. Selain itu, waktu yang diberikan juga cukup untuk
melaksanakan semua kegiatan pembelajaran.
Diskripsi Evaluasi Tindakan Siklus II
Hasil evaluasi tindakan siklus II yaitu guru sudah mampu mampu mengkondisikan
siswa untuk mengikuti pembelajaran, guru menyampaikan pelajaran dengan baik,
menjelaskan tentang langkah- langkah dalam menggunakan media bola warna warni
untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan1-10 .Selain kegiatan yang
dilakukan oleh guru, siswa juga sudah berpartisipasi dengan sangat baik, Hasil evaluasi
tes unjuk kerja kemampuan mengenal lambang bilangan pada siswa tunagrahita setelah
tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus 2
No Nama
Siswa KKM
Skor
Maksimal
Skor
perolehan Kriteria
Peningkatan rata-
rata ( % )
1. MAM 70 7 70 % Cukup
80 %
2. MFL 70 8 80 % Baik
3. MAY 70 8 80 % Baik
4. FM 70 9 90 % SangatBaik
Berdasarkan hasil belajar siswa siklus I memperoleh hasil tes sebagai berikut:
Tabel 5. Skor hasil tes siklus 2
No Nama
Siswa KKM Nilai Kriteria nilai
Kriteria
T TT
1. MAM 70 70 Cukup X -
2. M.FL 70 80 Baik √ -
3. MAY 70 80 Baik √ -
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
253
4. FM 70 90 Sangat Baik √ -
Nilai Rata-rata 80
Berdasarkan tabel hasil tindakan siklus II diatas, menunjukkan hasil yang sangat
memuas dan meningkat 80 % dibandingkan dengan siklus I yang hanya meningkat 60%.
Dapat dijelaskan bahwa hasil tindakan siklus II mengalami peningkatan nilai dari tes
unjuk kerja yaitu 1 siswa memeproleh nilai 90 dengan kriteria sangat baik, 2 siswa
memperolehan nilai 80 dengan kriteria baik dan 1 siswa memeproleh nilai 70 dengan
kriteria cukup. Pada siklus II ini tidak ada nilai kurang. Dalam proses pembelajaran
meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 terjadi peningkatan .Artinya
kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada siklus II pada siswa telah mencapai
KKM yaitu nilai ketuntasan sebesar 70. Hasil tindakan kemampuan mengenal lambang
bilangan pada siklus II juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Fk Ha Fe Tau
KKM
nilai siklus 2
Grafik 3. Perolehan nilai siklus II
Analisi Data Tindakan Siklus II
Analisis data dilakukan terhadap data observasi pelaksanaan tindakan dan data
kemampuan mengenal lambang bilangan pada siklus II. Hasil observasi terhadap kinerja
guru dan partisipasi siswa mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan siklus I.
Peningkatan kinerja guru ini dikuti juga dengan peningkatan partisipasi siswa.
Partisipasi siswa pada tindakan siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada
siklus I. Peningkatan terhadap hasil belajar dalam materi mengenal lambang bilangan hasil
sangat baik karena terdapat peningkatan perolehan skor nilai dari pelaksanaan siklus I
samapai pelaksanaan siklus ke 2.
Setelah diberikan pembelajaran mulai dari tindakan siklus I sampai tindakan siklus
II, dapat dilihat terjadi peningkatan hasil pembelajaran.
Dari pengamatan, hasil tes, maka tujuan penelitian telah memenuhi standar, maka
untuk itu peneliti menyelesaikan penelitian ini pada siklus 2. Besarnya peningkatan
Juraidah
254
kemampuan mengenal lambang bilangan dari pra siklus. siklus I dan siklus II disajikan
dalam grafik di bawah ini :
.
Grafik 4 : Perbandingan nilai pra siklus, siklus I, siklus II
Diskripsi Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada tindakan siklus II, diketahui
bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 siswa tunagrahita s kelas III
mengalami peningkatan dibandingkan kemampuan awal dan pasca tindakan siklus I.
Peningkatan tersebut juga telah mencapai kriteria keberhasilan (KKM) yang ditentukan
yaitu 70. Selain itu kinerja guru dan partisipasi siswa pada tindakan siklus II sudah sangat
baik.
Perolehan nialai rata-rata mengalami peningkatan dari 50 pada kemampuan awal
menjadi 62,5 pada tindakan siklus I dengan mengalami peningkatan nilai rata pada siklus
II menjadi 80. Ppeningkatan nilai rata- rata pada Siklus II telah memenuhi kriteria
keberhasilan minimal atau KKM sebesar 70
Pembahasan Hasil Penelitian
Kemampuan awal siswa dan pelaksanaan siklus I apabila dibandingkan terlihat sudah
ada peningkatan, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan peneliti,
sehingga dilakukan tindakan siklus II. Hal ini disebabkan pada pelaksanaan siklus I
terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pelaksanaan siklus I, sehingga perlu
diadakan perbaikan dalam siklus II agar indikator keberhasilan yang diharapkan dapat
tercapai.
Peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu suatu proses memperkenalkan dan mengajarkan kemampuan
menunjuk lambang bilangan, mengurutkan lambang bilangan, memasangkan lambang
bilangan sesuai jumlah gambar dan memasangkan lambang bilangan sesuai jumlah
benda.
Berdasarkan hasil penelitian yang terdiri dari aktifitas siswa dan hasil belajar
operasi pembagian bilangan dua angka dengan menggunakan media congklak telah
mengalami peningkatan yang sangat baik. Dapat dilihat dari paparan hasil belajar pada pra
siklus, siklus I dan siklus II, bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan terhadap
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Fk Ha Fe Tau
PRASIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 9, No. 2,
Maret 2021
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
255
kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini
terbukti dari tercapainya hasil belajar siswa pada setiap siklus yang semakin baik. Menurut
hasil observasi peningkatan ini terjadi setelah guru atau peneliti menggunakan media bola
warna warni.
Hasil belajar siswa terjadi peningkatan dengan cukup baik. Hasil belajar pada
siklus 2 sudah lebih baik dari siklus I dan pra siklus. Hal itu dibuktikan oleh perolehan
hasil pada siklus I dan siklus II, peningkatan tersebut didapat dengan melakukan semua
tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan media bola warna warni, dengan
demikian penelitian ini dapat dianggap berhasil.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan mengenal lambang bilangan pada siswa tunagrahita kelas III di SDLB Negeri
Banda Aceh dapat ditingkatkan melalui media bola warna warni yang dilakukan dalam
II siklus . Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan perolehan skor hasil dan proses
yang didapatkan oleh siswa hingga mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Moh .(1995). OrtopedagogikAnakTunagrahita.Jakarta: Proyek Pendidikan
Tenaga Guru. Dikti
Sudijono, Anas, (2008) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawalai Press
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Cet ke-3,
Bandung : Sinar Baru.
Susilana, Rudi dan Cepi Riana. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.
Sukadari, S. (2020). PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI
PENDIDIKAN INKLUSI. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Ke-SD-An. https://doi.org/10.31316/esjurnal.v7i2.829
Suparman, S. (2015). Peningkatan Kemampuan Berhitung pada Anak Tunagrahita Ringan
Melalui Media Permainan Kartu. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.20527/edumat.v3i2.641
Suyahman. (2015). Pendidikan untuk Semua antara harapan dan kenyataan (studi kasus
permasalahan pendidikan di Indonesia). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan.
Wuni, I. S., & Uchtiawati, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Pop Up Book Sebagai Media
Belajar Anak Tunagrahita Ringan Terhadap Kemampuan Membilang Benda di Pusat
Kajian dan Pendampingan ABK Universitas Muhammadiyah Gresik. Postulat :
Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika. https://doi.org/10.30587/postulat.v1i1.1680
Yosiani, N. (2014). Relasi Karakteristik Anak Tunagrahita Dengan Tata Ruang Belajar di
Sekolah Luar Biasa. E-Journal Graduate Unpar.