perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET DARI
LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR STRUK TUR DAUN DAN FUNGSINYA
PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
NEGERI PURO 4 KECAMATAN
KARANGMALANG, KABUPATEN
SRAGEN TAHUN 2011 / 2012
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
Disusun oleh
SUNARNO
NIM : X711540
PPKHB FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Sunarno
NIM : X7111540
jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan / S-1 PGSD .
Menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul PENGGUNAAN ALAT PERAGA
BENDA KONKRET DARI LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR STRUTUR DAUN DAN FUNGSINYA PADA
PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PURO 4 KECAMATAN
KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 / 2012 ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi Penelitian Tindakan Kelas dengan judul :
Penggunaan alat peraga benda konkret dari lingkungan untuk meningkatkan
hasil belajar strutur daun dan fungsinya pada pelajaran IPA kelas IV SD
Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen
Pada Tanggal : 7 Juni 2012
Telah disetujui oleh :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Selasa
Tanggal : 19 juni 2012
Tim penguji skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
SUNARNO X7111540. Penggunaan alat peraga benda konkret dari
lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar strutur daun dan fungsinya pada
pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta : PPKHB
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2012.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar strutur daun dan
fungsinya pada pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puro 4, Kecamatan
Karangmalang, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2011/2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus.
Tiap siklus terdiri dari 1 x pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian
adalah siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 yang berjumlah 39 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kajian dokumen dan test.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri
tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus tersebut diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan alat peraga benda
konkret dari lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar mengenai struktur daun
dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang,
Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan hasil belajar IPA
tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil belajar strutur daun dan
fungsinya pada setiap siklus yaitu sebelum tindakan (pra siklus) nilai rata-rata
kelas 64,78 dengan ketuntasan klasikal hanya 58,97% memiliki nilai di atas KKM
65. Kondisi tersebut mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata – rata
kelas menjadi 65,99 dengan ketuntasan klasikal 82,05 % yang memiliki nilai di
atas KKM 65. Dan pada siklus II nilai rata – rata kelas meningkat menjadi 79,59
dengan ketuntasan klasikal 84,61 % memiliki nilai di atas KKM 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
SUNARNO X7111540 The use of a concrete visual aid from surrounding
for improving the effectiveness of learning structure and function of a leaf in
Science for Fourth grader in Puro 4 Primary School, Karangmalang, Sragen, in
2010/2011. Thesis, Surakarta: PPKHB Faculty of Education and Science Sebelas
Maret University Surakarta, 2012.
This research was for improving the effectiveness of learning structure and
function of a leaf in Science for Fourth grader in Puro 4 Primary School,
Karangmalang, Sragen, in 2011/2012.
The kind of this research was Classroom Action Research. It had two
cycles. Every cycle had one meeting which consist of four steps; planning,
application, observation, and reflection. The respondent of this research were 39
students of Fourth grader in Puro 4 Primary School. This research had use
observation, document review, and assessment for collecting data. On the other
hand, the technique for analyzing data was interactive analysis model which
consist of reduction and presentation of data, and also inference.
According to classroom actian research that have done using both cycles,
the conclusion was that the use of a concrete visual aid from surrounding could
improve the effectiveness of learning structure and function of a leaf for Fourth
grader in Puro 4 Primary School, Karangmalang, Sragen, in 2010/2011. The
effectiveness of learning process in Science had proved from increasing the result
of learning structure and function of a leaf in every cycle (pre cycle), the students
have got the average 64,78 with the exhaustiveness only 58,97%, but the grades
here above the KKM which was 65. From the condition, the average of the
students’ grades increased up to 65,99 with the exhaustiveness 82,05%, and
absolutely above the KKM which was 65 in the first cycle. In the second cycle,
the average of the students’ grades increased up to 79,59 with the exhaustiveness
84,61%, far above the KKM which was only 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
M O T T O
* Tidak ada kata tua dalam berlomba mencari ilmu karena finisnya di liang
kuburnya sendiri
* Kuberikan ilmuku kepada orang lain, sebab walaupun semua ilmuku
kuberikan ilmuku tak akan berkurang
* Jangan merasa dirinya paling pandai, karena paling pandai bagi manusia
bisa menjadi paling bodoh bagi Tuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melinpahkan berkat, rahmat, dan kurnia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini. Penulis menyadari
banyak kesulitan yang dihadapi sehingga menimbulkan hambatan dalam
penyelesaian tulisan ini, namun berkat kurnia-Nya proposal ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini melibatkan banyak pihak,
maka dengan tulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang besar kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Rusdiana Indianto M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan pembimbing II
3. Bapak Drs. Usada, M. Pd. selaku dosen pembimbing I pada penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas ini
4. Bapak Drs. Kartono, M. Pd. dan Bapak Drs. Hasan Mahfut, M. Pd. selaku
dosen Elektronik Tugas Akhir yang telah memberi pelajaran, bimbingan, dan
pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
5. Bapak Drs. Hasan Mahfut, M. Pd. selaku dosen Elektronik Tugas Akhir yang
telah memberi pelajaran, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan
proposal ini.
6. Bapak Suhardi, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Puro 4, Kecamatan
karangmalang, Kabupaten Sragen yang telah memberi ijin penelitian dan
observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Rekan-rekan guru SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten
Sragen yang telah memberi dorongan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas ini
8. Rekan-rekan mahasiswa PPKHB PGSD FKIP UNS semester II tahun
2011/2012 atas kerja samanya.
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,
maka saran dan kritik dari semua pihak diharapkan demi kebaikan.
Semoga berkat dan kurnia Tuhan dilimpahkan kepada kita, proposal ini
bermanfaat bagi pendidikan.
Surakarta, 10 Nopember 2011
Peneliti
Sunarno
NIM. X7111540
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN .......................................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah .............................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................... 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................ 6
B. Kerangka berpikir ....................................................... 13
C. Hipotesis ..................................................................... 14
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian .................................... 15
B. Subyek dan obyek Penelitian .................................. 16
C. Sumber Data .............................................................. 17
D. Bentuk Penelitian ...................................................... 17
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 17
F. Validitas Data ............................................................. 18
G. Indikator Kinerja ........................................................ 19
H. Analisis Data .............................................................. 19
I. Prosedur Penelitian .................................................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Diskripsi Kondisi Awal ................................................... 24
2. Diskripsi Hasil Penelitian ............................................... 27
2.1.Hasil Penelitian Siklus I .................................................. 27
2.2.Hasil Penelitian Siklus II ............................................... 36
2.3.Pembahasan Antar Siklus .............................................. 41
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................ 46
B. Implikasi ........................................................................ 46
C. Saran .............................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Awal Nilai ............................................................................ 2
Tabel 2. Jadwal Penelitian .......................................................................... 15
Tabel 3. Jadwal Pelajaran............................................................................ 16
Tabel 4. Hasil Evaluasi Pra Siklus I ............................................................ 25
Tabel 5. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ....................................... 33
Tabel 6. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II ...................................... 39
Tabel 7. Prekwensi Dan Prosentase antar Siklus ........................................ 41
Tabel 8. Nilai Rata-rata antar Siklus ........................................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Prasiklus .................................... 26
Grafik 2. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ....................................... 34
Grafik 3. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II...................................... 40
Grafik 4. Perbandingan Nilai Hasil Evaluasi Antar Siklus .......................... 42
Grafik 5. Nilai Rata-rata Kelas Antar Siklus .............................................. 44
Grafik 6. Ketuntasan Prekwensi Nilai Klasikal Antar Siklus ...................... 44
Grafik 7. Ketidaktuntasan Prekwensi Nilai Klasikal Antar Siklus .............. 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir .................................................................... 14
Gambar 2. Prosedur Penilaian ................................................................... 20
Gambar 5. Bagian-bagian Daun .................................................................. 84
Gambar 6. Kloropil Daun ............................................................................ 85
Gambar 7. Stomata Daun ............................................................................ 86
Gambar 8. Mencari Daun ............................................................................ 87
Gambar 9. Diskusi Kelompok ..................................................................... 89
Gambar 10.Pembimbingan Dalam Diskusi Kelompok ................................ 91
Gambar 11.Laporan Kelompok ................................................................... 93
Gambar 12.Diskusi Pembahasan RPP ......................................................... 94
Gambar 13. Refleksi Pembelajaran .............................................................. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 52
Lampiran 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ....................... 56
Lampiran 3. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I ......................... 59
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I ............................................................. 62
Lampiran 5. Format Kriteria Penilaian Siklus I .......................................... 63
Lampiran 6. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ............................................ 64
Lampiran 7. Data Hasil Evaluasi Siklus I .................................................... 66
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 68
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ...................... 72
Lampiran 10. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ....................... 75
Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II ......................................................... 78
Lampiran 12. Format Kriteria Penilaian Siklus II ....................................... 79
Lampiran 13. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ......................................... 80
Lampiran 14. Frekwensi Hasil Evaluasi Siklus II ....................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab
semua pihak yang terlibat dalam pendidikan termasuk guru Sekolah Dasar
(SD), yang merupakan pilar terdepan dalam pendidikan dasar. Guru Sekolah
Dasar (SD) adalah orang pertama yang berperan dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya
perkembangan teknologi dalam instansi formal. Guru Sekoah Dasar (SD)
dalam setiap pembelajaran harus selalu menggunakan pendekatan, strategi,
dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi
yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di
lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan
kekurangan waktu untuk mengajarkan semua.
Menurut pengamatan peneliti, keluhan tersebut disebabkan kurang
efektipnya pelaksanaan pembelajaran di kelas, penggunaan alat peraga yang
bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan buku
tanpa alat peraga pada setiap pembelajaran yang dilakukanya. Hal ini
mungkin disebabkan kurangnya guru terhadap penguasaan alat peraga.
Kurikulum berbasis KTSP yang mulai diberlakukan di Sekolah
Dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas
sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini
hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat
langsung dalam pembelajaran. Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi
memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar,
sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat
pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to
know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri
(learning to be).
Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai
dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan,
karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia,
dan penggunaan alat peraga yang benar-benar menarik perhatian siswa dan
mampu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang materi pembelajaran.
Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang
berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan
cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.
Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar Menjelaskan hubungan antara
struktur daun tumbuhan dengan fungsinya pada pelajaran IPA siswa kelas IV
SD Negeri Puro 4 seperti pada daftar dibawah ini:
TABEL I DATA AWAL NILAI PEMBELAJARAN HUBUNGAN
ANTARA STRUKTUR DAUN TUMBUHAN DENGAN FUNGSINYA
Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD Negeri Puro 4
menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase Keterangan
1 49-56 9 23,07 % Belum Tuntas
2 57-64 8 20,51 % Belum Tuntas
3 65-72 13 33,33 % Tuntas
4 73-80 8 20,51 % Tuntas
5 81-88 1 2,56 % Tuntas
6 89-96 0 0 %
7 JUMLAH 39 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengetahui mengapa hasil belajar siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu
guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab
ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPA tersebut. Sebagai guru yang
baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan
segera.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penggunaan daun tumbuhan sebagai
alat peraga benda konkret dari lingkungan diperlukan untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang struktur
daun tumbuhan dan fungsinya. Penelitian ini dilakukan peneliti dengan
berkolaborasi dengan rekan-rekan guru SD Negeri Puro 4 dan Kepala
Sekolah SD Negeri Puro 4. Dengan berkolaborasi ini, diharapkan
kemampuan profesional guru dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran akan lebih baik lagi dan dapat menggunakan alat peraga yang
lebih sesuai. Disamping itu kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya,
sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran
dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa.
Salah satu kebaikan dari alat peraga ini adalah bahwa siswa belajar
dari benda asli yang ada disekitarnya, mengamati, menuliskan apa yang
diamati sesuai dengan petunjuk sehingga anak menjadi aktif, teliti dan kritis.
Identifikai masalah yang ada adalah : Rendahnya perolehan hasil
belajar mata pelajaran IPA tentang hubungan struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya di SD Negeri Puro 4 menunjukkan adanya indikasi terhadap:
1. Rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran yang berkualitas.
2. Guru dalam menggunakan alat peraga kurang tepat.
3. Penerapan pembelajaran di dalam kelas belum sepenuhnya berpusat pada
siswa sehingga proses pembelajaran masih tergantung pada guru.
4. Belum adanya pemakaian model pembelajaran yang dapat mempermudah
pemahaman siswa terhadap metri dengan melalui kegiatan yang menarik
dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
5. Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa
dalam proses belajar mengajar terutama dalam melatih ketrampilan proses
dalam belajar. Kondisi tersebut disebabkan masih kurangnya kreatifitas guru
dalam merancang model pembelajaran.
Agar permasalahan yang dikaji tidak terlalu luas, maka peneliti
membatasi penelitian pada masalah-masalah sebagai berikut: Kurang
tepatnya guru dalam menggunakan alat peraga.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Apakah dengan menggunakan alat peraga benda konkrit dari
lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
Puro 4 tentang struktur daun tumbuhan dengan fungsinya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 tentang hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsinya
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa
Bagi siswa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dari
lingkungan memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran
bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi
dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh
siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat
memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif
secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagi Guru
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan profesional, dan penggunaan alat peraga menjadi alternative
pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Memberikan
kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa,
dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan untuk memilih
dan menggunakan alat peraga yang sesuai dan menerapkannya dalam
pembelajaran IPA, khususnya tentang hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsinya..
Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan
memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga
meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna,
menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini
dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya
melalui PTK.
3. Bagi Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
kebijakan penggunaan alat peraga dalam upaya meningkatkan proses
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA
terutama tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Alat peraga benda konkret dari lingkungan
a. Pengertian Alat Peraga
“Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
(Depdikbud,1994:61). Apabila dalam proses belajar mengajar IPA guru
tidak menggunakan alat peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap
konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak
pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa (Moh. Surya, 1992: 21).
“Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip,
gejala atau hukum alam, dapat disebut alat peraga. Fungsi dari alat
peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau
sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian
atau meningkatkan persepsi seseorang ( R.M. Sularko, 1995: 6 )”
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif (
Nana Sudjana, 2002: 99 ). Dalam kaitannya dengan pengajaran IPA,
keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
belajar mengajar.
Pengajaran pada dasarnya adalah suatu proses terjadinya
interaksi guru siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan,
yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru (Nana Sudjana,
2002: 43). Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of
instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat
dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5).
Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP kelas IV SD mengemukakan
pembelajaran IPA di SD sebagai berikut: Mata pelajaran IPA adalah
program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa ( GBPP kelas IV SD,
Depdikbud, 1994 ).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia
berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-
gagasan.
Pengajaran IPA bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep
IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari mampu memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan
tentang alam sekitar.
Para siswa juga mempunyai minat untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar sehingga
bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama dan mandiri.
Siswa juga harus mampu menerapkan berbagai konsep IPA
sehingga mampu menggunakan tekhnologi sederhana yang mengenal dan
memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari
kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Alat peraga merupakan salah satu factor untuk mencapai efisiensi
hasil belajar (Moh. Surya, 1992: 75).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa alat peraga
adalah benda yang dapat dilihat yang dapat memperjelas konsep-konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif dan hasil pembelajaran
menjadi lebih baik.
b. Fungsi, Nilai, dan Manfaat Alat Peraga
Fungsi alat peraga
Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak
dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan
pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang ( R.M. Soelarko, 1995: 6)
Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan
dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep
tersebut. Dengan melihat, meraba,dan memanipulasi obyek/alat peraga
maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan
tentang arti dari konsep
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar
mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-
dasar Proses belajar mengajar (Nana Sudjana, 2002: 99-100 )
1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan
fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar
3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan
isi pelajaran
4. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau
bukan sekedar pelengkap, tetapi supay lebih menarik perhatian siswa
5. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru
6. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Nilai Alat Peraga
Di samping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga
mempunyai nilai-nilai. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar
yang nyata untuk berfikir. Nilai alat peraga antara lain:
1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
3. Hasil belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya
bahasa.
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang
lebih sempurna.
Manfaat Alat Peraga
1. Sangat menarik minat siswa dalam belajar.
2. Melatih siswa terampil.
3. Mendorong siswa melakukan pengamatan terhadap obyek secara
sendiri.
4. Melatih siswa menemukan ide baru dan relasinya dengan konsep-
konsep yang telah diketahuinya.
5. Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi.
6. Mengundang untuk berpartisipasi aktif.
Dalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan
sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat
mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut (Nana
Sudjana, 2002: 104-105 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru
memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan
dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan.
2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu
diperhitungkan tingkat kemampuan/kematangan anak didik.
3. Menyajikan alat peraga dengan tepat. Menempatkan dan
memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
c. Alat peraga benda konkret dari lingkungan
Benda konkret dari lingkungan terdiri dari tiga kata dasar yaitu
benda + konkret + lingkung. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, benda
artinya barang; konkret artinya nyata, dapat dilihat dan dipegang wujudnya;
lingkung artinya sekitar. Benda konkret dari lingkungan artinya
benda/barang dari sekitar yang dapat dilihat dan dipegang wujudnya. Benda
konkret dari lingkungan sangat baik untuk alat peraga karena diduga dapat
menumbuhkan belajar penemuan.
Salah satu model kognitif yang sangat berpengaruh adalah model dari
Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan
(discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan
sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Bruner menyarankan agar
siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman
dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk
menemukan konsep dan prinsip itu sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan
beberapa kebaikan. Diantaranya adalah:
1. Pengetahuan itu bertahan lama atau dapat diingat dalam waktu lama.
2. Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik.
3. Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berfikir secara bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Selain manfaat seperti tersebut diatas, alat peraga benda konkret dari
lingkungan mempunyai manfaat lain :
1. Mudah didapat karena ada di lingkungan anak sendiri.
2. Alat peraga tersebut adalah benda konkret, sehingga anak lebih jelas dalam
memahami konsep benda tersebut.
3. Mendidik siswa untuk senang mengamati hal-hal yang sebelumnya tidak
menarik perhatian, menganalisa dan menyimpulkan.
4. Menjadikan alam sebagai sumber belajar.
5. Menumbuhkan kreatifitas pada anak.
Dewasa ini istilah kreativitas atau daya cipta sering digunakan dalam
kegiatan manusia sehari-hari, sering pula ditekankan pentingnya
pengembangan kreativitas baik pada anak didik, pegawai negeri maupun pada
mereka yang berwiraswasta. Kreativitas biasanya diartikan sebagai
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu
seluruh produknya harus baru, mungkin saja gabungannya, kombinasinya,
sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya, kombinasi baru, atau melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada
sebelumnya.
Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antara
hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak
hubungannya. Seorang anak kecil asyik bermain dengan balok-balok yang
mempunyai bentuk dan warna yang bermacam-macam, setiap kali dapat
menyusun sesuatu yang baru, artinya baru bagi dirinya karena sebelumnya ia
belum pernah membuat hal yang semacam itu. Anak ini adalah anak yang
kreatif, berbeda dengan anak lain yang hanya membangun sesuatu jika ada
contohnya.
Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran, Gordon dalam Joice
and Weill (1996) dalam E. Mulyana (2005 : 163) mengemukakan empat
prinsip dasar sinektik tentang kraetivitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari.
Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas, yang
dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh
Gordon menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan
kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat.
2. proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat
diekspresikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk
meningkatkan kreativitasnya. Secara tradisional, kreativitas didorong oleh
kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan
prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau lingkungan lain.
3. penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu,
maupun dalam rekayasa. Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh
beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir kraetif baik secara individu
maupun kelompok adalah sama. Individu dan kelompok menurunkan ide-
ide dan produk dalam berbagai hal.
Dari pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa alat
peraga benda konkret daari lingkungan adalah benda atau barang yang nyata,
dapat dilihat dan dipegang wujudnya yang diambil dari sekitar siswa yang
dapat memperjelas konsep pembelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahami konsep pembelajaran dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik.
2. Hasil Belajar IPA tentang Struktur daun dan fungsinya
Dengan pemahaman mendengar mudah lupa, melihat akan ingat,
berbuat akan dapat, dengan menggunakan alat peraga daun yang didapat oleh
siswa sendiri dari kebun sekolah, siswa mengamati bagian-bagian daun dan
fungsi bagian-bagian tersebut, mengamati struktur tulang daun dan bentuk
daun serta menyimpulkanya, anak akan ingat apa yang diamati dan
disimpulkanya.
Untuk bagian-bagian daun dan fungsinya yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang dan belum mungkin dilakukan percobaan bagi anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kelas IV seperti kloropil dan stomata beserta fungsinya, guru menggunakan
metode ceramah dan media LCD proyektor. Dengan menggunakan alat peraga
benda konkret dan ceramah serta LCD Proyektor diharapkan perhatian anak
terhadap meningkat. Dengan menggunakan media LCD proyektor diharapkan
anak menjadi lebih senang, tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran
tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya sehingga
hasil belajar anak meningkat, semua siswa tuntas.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Pada kondisi awal pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puro 4
dengan materi struktur daun dan fungsinya dapat diuraikan bahwa proses
pembelajaran masih kurang maksimal dengan guru dalam memberikan
materi tidak disertai alat perega yang mendukung. Murid hanya
mendengarkan penjelasan guru. Hal itu menyebabkan siswa mengalami
kebosanan sehingga tidak sedikit siswa yang mulai jenuh dalam mengikuti
pemebelajaran. Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru, sehingga
menyebabjan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep tentang daun.
Melihat kondisi awal yang telah diuraikan diatas, peneliti terdorong untuk
melaksanakan tindakan dalam mengatasi masalah tersebut dengan cara
melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang dapat ditemui
di lingkungan sekolah / siswa.
Peneliti menerapkan penggunaan alat peraga daun yang diambil oleh
siswa sendiri dari kebun sekolah. Daun peneliti anggap sebagai alat peraga
yang tepat untuk siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap konsep
daun sehingga dengan penggunaan daun sebagai alat peraga siswa bisa
mendapatkan pengalaman langsung dengan melihat benda konkrit namun
tidak membuang waktu karena diambil dari kebun sekolah.
Dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti, pembelajaran lebih
berhasil karena dalam pembelajaran siswa dapat lebih tertarik dan merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
senang dalam mengikuti pembelajaran IPA. Berdasarkan uraian di atas,
maka alur kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. HIPOTESIS
GAMBAR 1. KERANGKA BERFIKIR
C. HIPOTESIS
Berdasarkam landasan teori dan kerangka berpikir yang telah
diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Penggunaan alat peraga benda konkret dari lingkungan diduga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA tentang hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsi pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 semester I
tahun pelajaran 2011 / 2012.
Kondisi Awal Pembelajaran berpusat pada
Guru.
Pembelajaran bersifat konven-
sional, murid bosan dan merasa
sulit terhadap pembelajaran
hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsinya.
hasil belajar siswa
tentang hubung an
antara struktur
daun tumbuhan
dengan fungsinya
rendah
Tindakan
Kondisi
Akhir
Penggunaan alat peraga benda
konkret yang diambil dari
lingkungan sekolah.
Siklus I
Siklus II Dengan menggunakan daun sebagai
alat peraga benda konkret dari
lingkungan diduga pemahaman
tentang konsep struktur daun
dengan fungsinya lebih jelas dan
hasil belajar siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Puro 4, Kecamatan
Karangmalang, Kabupatn Sragen. Tempat ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa peneliti adalah guru kelas 4 di SD Negeri Puro 4.
2. Waktu Penelitian:
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dengan jadwal seperti
tabel dibawah ini:
TABEL 2 JADWAL PENELITIAN
No Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Bulan I Bulan II Bulan III
M
1
M
2
M
3
M
4
M
1
M
2
M
3
M
4
M
1
M
2
M
3
M
4
1 Penyusunan Proposal Penelitian
2 Penyusunan Instrumen Penelitian
3 Pengumpulan Data
4
Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
Siklus II
5 Analisis Data
6 Diskusi Penelitian
7 Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Pelelitian pada hari Selasa dan Kamis seperti pada jadwal
dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
TABEL 3 JADWAL PELAJARAN KELAS IV
No Waktu H a r i
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 07.00-07.35 Up. IPA Mat B. Ind PJK Senam
2 07.35-08.10 Mat IPA Mat B. Ind PJK Mat
3 08.10-08.45 Mat B.Jawa PKn PJK PJK Mat
08.45-08.55 I s t i r a h a t
4 08.55-09.30 B. Ind B.Jawa PKn IPA Agama B.Ind
5 09.30-10.05 B. Ind IPS B.Ingg IPA Agama B.Ind
6 10.05-10.40 B. Ind IPS B.Ingg IPA Agama KKG
10.40-10.50 I s t i r a h a t
7 10.50-11.25 SBK Komp SBK IPS - KKG
8 11.25-12.00 SBK Komp SBK IPS - KKG
B. SUBJEK DAN OBYEK PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Puro 4
kecamatan Karangmalang kabupaten Sragen pada Tahun Ajaran
2011/2012. Jumlah murid yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 39
siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.
Keberadaan siswa di wilayah pedesaan dengan tingkat ekonomi sedang
dan kemampuan anak sedang. Hal ini dibuktikan dengan belum
ditetapkanya SD Negeri Puro 4 sebagai Sekolah ber-Standart Nasional.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah mata pelajaran IPA semester I dengan
materi “ Struktur dan Fungsi bagian tumbuhan. “
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
C. SUMBER DATA
Sumber data berasal dari peneliti, karena peneliti adalah guru kelas
dari subyek penelitian dan hasil dari proses pembelajaran dari kedua siklus.
D. BENTUK PENELITIAN
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian
berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang mencakup
kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation),
refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara
berulang dalam bentuk siklus.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Dokumen
Dokumen merupakan pelengkap model observasi dan
wawancara dalam penelitian. Dokumentasi bisa berupa tulisan atau
gambar. Dalam penelitian ini dokumen berasal dari guru kelas, peneliti,
dan siswa. Dokumen digunakan untuk mengetahui jumlah siswa dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat
peraga benda konkret dari lingkungan. Dokumen yang berasal dari guru
kelas adalah daftar nilai harian, dokumen yang berasal dari peneliti adalah
arsip yang berkaitan dengan peserta didik, RPP, dan silabus,
sedangkan dokumen yang berasal dari siswa adalah laporan tugas siswa
dan hasil belajar siswa.
2. Tekhnik Tes
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara –
cara dan aturan – aturan yang sudah ditentukan ( Suharsimi Arikunto
2009: 53 ). Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan tes
tertulis kepada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4. Tes yang diberikan
berkaitan dengan data yang diperoleh siswa pada pengumpulan daun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tumbuhan yang diambil dari lingkungan sekolah. Tes tersebut digunakan
untuk mengukur ketercapaian tujuan dengan dibandingkan dengan nilai
dari hasil tes sebelumnya serta untuk mengetahui peningkatan
ketrampilan siswa dalam meneliti daun tumbuhan yang diamati.
3. Observasi
Jenis observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah observasi partisipatif. Observasi partisipatif adalah peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang
diucapkan dan berpartisipasi dalam akktifitas yang diteliti ( Susan
Stainback : 1998 ) dalam www.infoskripsi.com. Yaitu mengamati
partisipasi siswa dan keaktifan siswa dalam proses : mencari
tumbuhan, mengamati, mendiskusikan dan menarik kesimpulan dari hasil
diskusi kelompok.
F. VALIDITAS DATA
Untuk mengukur kevalidan data, peneliti menggunakan validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui pengujian
terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari
jawabannya dalam validasi ini adalah "sejauhmana item-item dalam suatu alat
ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat
ukur yang bersangkutan?" atau berhubungan dengan representasi dari
keseluruhan kawasan.
Pengertian "mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak saja
menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi
harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan
ukur.
Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat
ukur mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan
dengan hal-hal di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak
dapat dikatakan memenuhi ciri validitas yang sesungguhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Apakah validitas isi sebagaimana dimaksudkan itu telah dicapai oleh
alat ukur, sebanyak tergantung pada penilaian subjektif individu. Dikarenakan
estimasi validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya
dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan
sependapat dan sepaham dengan sejauhmana validitas isi suatu alat ukur telah
tercapai.
G. INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan keefektifan penelitian.
Yang menjadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila 80 %
dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai < 65
H. ANALISIS DATA
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Diskriptif komperatif yaitu data hasil penelitian dibandingkan dengan
indikator kinerja/keberhasilan. Disamping itu dianalisis pula perubahan hasil
belajar sebelum dan sesudah mengalami tindakan sebanyak dua siklus.
Selanjutnya data hasil tes antar siklus dibandingkan sehingga dapat mencapai
batas ketercapaian atau ketuntasan yang diharapkan
I. PROSEDUR PENILAIAN
Prosedur penilaian dalam penelitian ini mencakup empat tahap
kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun bagan prosedur penilaian seperti
pada gambar dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
GAMBAR 2. PROSEDUR PENILAIN
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Memilih standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
sesuai dengan pembelajaran struktur dan fungsi bagian tumbuhan.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui kegiatan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran. Membuat dan mengembangkan
format evaluasi, untuk mengetahui kemampuan siswa.
Perencanaan
Perencanaan
Pengamatan
Siklus I Pelaksanaan Refleksi
Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Reflaksi
Nilai
N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Pada tahap pelaksanan tindakan, peneliti membagi anak dalam 9
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak.
2. Melaksanakan kegiatan mengajak semua kelompok siswa mencari
daun tumbuhan di kebun sekolah dan memetik paling sedikit 20 daun
tumbuhan yang berbeda untuk tiap-tiap kelompok sesuai dengan RPP
yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pada siklus I
dilaksanakan 1 x pertemuan (2 x 35 menit ).
3. Siswa belajar kelompok, memilah dan mengelompokkan daun sesuai
dengan bentuk tulang daunya, serta fungsi bagian-bagian daun
4. Siswa menuliskan bentuk tulang daun dan nama tumbuhanya, serta
bagian-bagian daun dan fungsinya sesuai dengan hasil pengelompok-
anya.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses
pembelajaran (kegiatan guru dan siswa ) serta menggunakan video
shoting. .Observasi dilakukan oleh rekan-rekan guru dan Kepala Sekolah
pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi diarahkan pada poin-
poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu peneliti juga
mengadakan tes tentang bagian-bagian daun dan fungsinya, strutur tulang
daun, dan bentuk daun.
d. Tahap Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap data –
data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian pada tahap
pelaksanaan tindakan dan melakukan diskusi dengan rekan-rekan guru dan
Kepala sekolah sehingga akan ditemukan hambatan atau permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang dihadapi. Hasil penilaian pada siklus I menunjukkan bahwa 82,05 %
sudah masuk criteria tuntas sedangkan 17,95 % belum tuntas. Nilai rata-
rata secara klasikal adalah 65,99. Hambatan yang dihadapi adalah bahwa
bagian-bagian daun yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti
stomata dan kloropil tidak dapat dipahami dengan jelas, perlu ada alat lain
seperti mikroskup atau gambar stomata dan kloropil. Hasil pada silkus I
ini dijadikan refleksi untuk perbaikan pada siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan pada siklus I
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui kegiatan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran. Membuat dan mengembangkan
format evaluasi, untuk mengetahui kemampuan siswa.
4. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk proses
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Memperbaiki skenario pada siklus I
2. Pada tahap pelaksanan tindakan, peneliti melaksanakan kegiatan
sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti
berdasarkan perbaikan pada siklus I. Pada siklus II diadakan 1 x
pertemuan( 2 x 35 menit) .
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses
pembelajaran (kegiatan guru dan siswa ). Observasi dilakukan oleh rekan-
rekan sekerja dan Kepala sekolah serta melalui reman video pada saat
pembelajaran berlangsung. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam
pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu peneliti juga mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tes tentang bentuk tulang daun, bagian-bagian daun dan fungsinya serta
fungsi daun.
d. Tahap Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap data –
data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian pada tahap
pelaksanaan tindakan. Hasil penilaian siklus II dapat diketahui bahwa
anak yang mendapat nilai criteria tuntas ada 33 anak ( 84,61 % ), yang
belum tuntas ada 6 anak (15,39 % ) dengan nilaiu rata-rata klasikal 79,59.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal pembelajaran IPA diperoleh daftar nilai harian murid
seperti yang tertulis pada daftar nilai harian murid kelas IV. Dari keterangan
yang disampaikan oleh siswa kelas 4 dan daftar nilai harian murid diketahui
rendahnya nilai IPA dikarenakan guru kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk memperagakan alat peraga. Guru cenderung menyampaikan materi
secara cepat, pada tengah semester materi satu semester sudah selesai, pada
setengah semester berikutnya untuk mengulang dengan diberi soal banyak
memberikan penjelasan ulang. Dengan mengutamakan metode driil,
penggunaan alat peraga dikesampingkan meskipun alat peraga Kit IPA banyak,
sehingga anak kurang memahami materi. Siswa banyak menemui kesulitan
dalam pembelajaran IPA, sehingga menganggap bahwa pembelajaran IPA
adalah pembelajaran yang sulit. Karena merasa sulit, siswa kurang tertarik
dalam mengikuti pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru
dalam pembelajaran IPA juga kurang bervariasi, sehingga hasil yang diperoleh
juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi pada daftar
nilai harian kelas 4 pada pembelajaran daun dan fungsinya siswa kelas IV SD
Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Pada prasiklus
dari 39 siswa ada sekitar 41,02% dari siswa nilainya belum dapat memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 65. Sedangkan
siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas( memenuhi KKM ) hanya ada 23
siswa atau sekitar 58,97% dengan rata – rata kelas yaitu 64,72. Dari hasil
evaluasi tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa pembelajaran IPA pada
siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang masih tergolong
rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian
dengan menggunakan daun sebagai alat peraga benda konkret dari lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sekolah untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA pada mareri
pembelajaran struktur daun dan fungsinya.
Kondisi awal pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan
fungsinya dapat dilihat dari tabel 1 berikut
TABEL 4 . PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI PRA SIKLUS
No Nilai Frekwensi
( fi )
Nilai Tengah
( xi) fi.xi Prosentase Keterangan
1 49-56 9 52 468 23,077 Tidak Tuntas
2 57-64 8 60 480 20,513 Tidak Tuntas
3 65-72 13 68 884 33,333 Tuntas
4 73-80 8 76 608 20,513 Tuntas
5 81-88 1 84 84 2,5641 Tuntas
6 89-96 0 92 0 0
jumlah 39 2524 100
Rata-rata: 2522,5 : 39 = 64,717
Prosentase ketuntasan: 23 : 39 x 100% = 58,97%
Dari tabel distributif frekuentatif nilai struktur dan fungsi daun pada tabel 4 di
atas dapat disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
GRAFIK 1. PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI PRA SIKLUS
Dari grafik 1 dapat dimengerti bahwa dari 39 anak, yang mendapat nilai 49-56 ada
23.077 %, yang mendapat nilai 57-64 ada 20.153 %, yang mendapat nilai 65-72
ada 33.333 %, yang mendapat nilai 73-80 ada 20.513 %, yang mendapat nilai 81-
88 ada 2.564%, Nilai 49-64 adalah nilai perolehan dibawah KKM. Jadi dari 39
anak kelas IV yang mendapat nilai dibawah KKM ada 43,89 %, sedangkan nilai
65-84 adalah nilai yang merupakan nilai Ketuntasan Minimal berjumlah 56,11 %.
Sedangkan nilai rata-rata adalah 64,72 adalah nilai dibawah KKM.
Bertolak dari nilai rata-rata tersebut, dapat dimengerti bahwa nilai
pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya di SD Negeri
Puro 4 cukup baik karena hanya kurang nilai rata-rata 0,28 sudah mencapai
nalai rata-rata tuntas, namun bila dilihat dari banyaknya anak yang
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Prekwensi
Interval Nilai
49-
56
57-
64
65-
72
73-
80
81-
88
89-
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
memperoleh nilai dibawah KKM ada 43,89 % . Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa hasil pembelajaran masih sangat rendah.
2. Diskripsi Hasil Penelitian
2.1. Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2x35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal
2 Pebruari 2012 yang diikuti oleh siswa kelas IV SD Negeri Puro 4
Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen sebanyak 39 siswa. Dalam
penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan
pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya dibantu oleh
tiga orang observer yaitu Bapak Suhardi, S. Pd. selaku Kepala Sekolah dan
rekan sekerja yaitu Ibu Suyatmi, S. Pd. SD dan Ibu Warsiti, S. Pd. SD,
sedangkan Ibu Sudarti, S. Pd mengambil gambar dengan video shoting.
Adapaun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam siklus I adalah
sebagai berikut :
2.1.a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti mengamati daftar nilai kelas IV
terfokus pada hasil ulangan harian tentang struktur daun dan fungsinya,
kemudian mengadakan wawancara dengan siswa tentang proses
pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya pada kelas
IV untuk mengetahui kesulitan siswa terhadap media, metode dan strategi
pembelajaran yang telah digunakan pada pembelajaran terdahulu, serta
untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembalajaran.
Dari hasil wawancara siswa kelas 4 dapat dimengerti bahwa pembelajaran
tentang struktur daun dan fungsinya dilaksanakan dengan alat peraga
gambar yang dibuat oleh guru dipapan tulis. Peneliti juga melakukan
wawancara dengan Kepala Sekolah, minta ijin untuk melakukan penelitian
IPA dengan materi semester I.
2.1.b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Penyusunan RPP pada siklus I sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP pada siklus I
dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, selama 2 jam pelajaran atau 70
menit. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 2 Pebruari 2012. Adapun
RPP tersebut mencakup : Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi, media, metode,
sumber bahan, langkah–langkah pembelajaran dan evaluasi serta format
penilaian.
Kegiatan pembelajaraan dilaksanakan berdasarkan pada tiga aspek
yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sedangkan dalam tujuan
pembelajaran dan indikator mencakup aspek proses, produk dan sikap
ilmiah. Hal tersebut masukan dalam RPP agar pelaksanaan pembelajaran
dapat memenuhi tiga aspek yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang dikehendaki. RPP dengan meteri struktur daun
dan fungsinya pada siklus I mengambil tema Lingkungan sebagai Sumber
Belajar. Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan langkah
– langkahnya semua tercakup di dalam lampiran.
2.1.c. Membuat lembar observasi:
Untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran di kebun
sekolah dan di kelas saat pembelajaran berlangsung.
2.1.d. Membuat alat evaluasi:
Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga benda konkret dari lingkungan sekolah dapat ditingkatkan atau
tidak.
2.1.e. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung.
Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain:
2.1.e.1. Ruang Belajar:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Ruang ditata untuk kerja kelompok, satu kelompok terdiri dari
4 sampai 5 anak. jumlah kelompok ada 9 kelompok. Ketua kelompok
adalah peringkat satu sampai peringkat 9. Peringkat ditentukan oleh nilai
hasil ulangan harian yang dilaksanakan terdahulu. Ketua kelompok
diambil berdasarkan rangking nilai diharapkan anak terpandai dalam
kelompok tersebut mampu menjadi tutor sebaya di kelompoknya. Ketua
kelompok merangkap juru bicara, dibantu oleh sekretaris kelompok yang
tugasnya menulis hasil kerja kelompok dan membacakan hasil kerja
kelompok, sedangkan juru bicara bertugas menunjukkan daun yang
dibaca oleh sekretaris dan menjelaskan kepada kelas. Supaya waktu
pembelajaran lebih efektif pembentukan kelompok dilaksanakan pagi
sebelum bel masuk dibunyikan.
2.1.e.2. Buku Pelajaran:
Buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini ialah Buku
Sain IV Haryanto, muka 27-30 dan
2.1.e.3. Alat Peraga:
Peneliti menyediakan alat peraga daun sirih, daun gadung, daun
genjer, dan daun sirih-sirihan masing-masing daun sebanyak Sembilan
helai. Alat peraga ini dibawa oleh peneliti dari rumah karena menurut
pengamatan peneliti, dikebun sekolah peneliti hanya melihat daun
dengan bentuk tulang daun melengkung hanya ada satu jenis yaitu daun
pulutan, sedangkan daun dengan bentuk tulang daun menyirip, sejajar,
dan menjari banyak terdapat dikebun sekolah. Alat peraga ini
ditunjukkan dan diberikan kepada murid pada waktu laporan hasil
kelompok / diskusi kelas karena pada saat diskusi kelas semua kelompok
hanya dapat menunjukkan daun dengan bentuk tulang daun melengkung
satu tumbuhan yaitu daun pulutan.
2.1.f. Tahab Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa, 2 Pebruari 2012 dalam bentuk pembelajaran dengan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
sebagai gurunya. Pada langkah pertama murid disiapkan oleh ketua kelas,
berdoa, mengucapkan Pancasila diakhiri dengan menyanyikan salah satu
lagu wajib Satu Nusa Satu bangsa. Selanjutnya guru mengabsen murid
dengan menanyakan apa ada anak yang absen pada hari ini, dan dijawab
oleh murid nihil. Langkah berikutnya guru mengajak murid bernyanyi
lagu “ Lihat Kebunku “ bersama-sama. Selesai menyanyi bersama, guru
menjelaskan bahwa pembelajaran ini akan ke kebun dalam bentuk
kelompok, bukan untuk melihat dan memetik bunga tetapi untuk memetik
daun. Maka anak-anak untuk menuju ke kelompoknya masing-masing
seperti yang dibentuk pada pagi hari. Langkah selanjutnya ialah
menjelaskan tugas untuk anak, yaitu anak dalam bentuk kelompok keluar
kelas menuju kekebun sekolah untuk memetik dan mengumpulkan daun
sebanyak-banyaknya dalam waktu paling lama sepuluh menit, setelah
selesai masuk ke ruang kelas.
Selesai penjelasan peneliti beserta anak-anak pergi ke kebun
sekolah untuk memetik berbagai daun. Pada saat anak-anak memetik daun
dikebun sekolah, peneliti tidak mengamati sepenuhnya keaktifan siswa
tetapi membimbing siswa dalam mencari daun. Dalam memetik daun,
karena tidak ada satu siswapun yang memetik daun pisang beserta
pelepahnya, peneliti memetik satu helai daun pisang beserta pelepahnya
tanpa memberi tahu murid maksud guru memetik daun pisang.
Pengamatan dimintakan tolong kepada Kepala Sekolah dan dua rekan
guru. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud supaya anak tidak
pergi terlalu jauh dari kelas atau meninggalkan kebun sekolah untuk
mencari daun di kebun tetangga yang letaknya jauh dari sekolah agar tidak
ada waktu yang terbuang.
Selesai memetik daun guru beserta murid-murid masuk ke kelas
duduk dalam kelompok masing-masing. Guru membagikan lembar kerja,
menugasi murid untuk mendiskusikan lembar kerja nomor satu tentang
bagian bagian daun, sekretaris menulis kesimpulan kelompok. selesai
nomor satu, lembar kerja untuk dimasukkan dalam laci meja, selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tiap-tiap kelompok memilah daun yang dikumpulkan tadi berdasarkan
bentuk tulang daunya. Selesai memilah penulis kelompok menulis bentuk-
bentuk tulang daun seperti kelompok daun yang dipilah tadi dan
menuliskan nama tumbuhan dalam kelompok tersebut. selengkapnya
lembar kerja siswa terlampir. Dalam kegiatan ini peneliti tidak mengamati
keaktifan dan peran masing-masing murid tetapi membimbing kelompok
kalau ada kelompok yang mengalami kesulitan, sedangkan pengamatan
diserahkan kepada Kepala sekolah dan dua rekan guru.
Kegiatan selanjutnya adalah laporan kelompok. Dalam laporan
kelompok, tidak semua kelompok melaporkan, tetapi hanya kelompok satu
yang melaporkan. Sekretaris kelompok membaca satu per satu hasil
kelompok, juru bicara maju ke depan, satu anggota membantu
mengambilkan daun yang dibaca oleh sekretaris dan menyerahkan kepada
juru bicara, juru bicara menunjukkan daun yang dibaca oleh sekretaris dan
menjelaskan kepada kelompok lain ( kelas ), kelompok lain
memperhatikan. Dalam kegiatan ini guru menulis di papan tulis apa yang
dibaca oleh sekretaris. Kelompok satu selesai menjelaskan hasil
kelompoknya, kelompok lain menanggapi bila ada penjelasan yang salah
atau kurang jelas. Selesai kelompok lain menanggapi guru nenawarkan
kepada kelompok lain untuk menambah sesuai hasil kelompoknya,
kelompok yang lainya menanggapi tambahan dari kelompok lain. Selesai
tambahan guru menjelaskan bahwa daun yang sempurna memiliki pelepah
daun, tangkai daun, tulang daun, dan helai daun dengan menggunakan alat
peraga daun pisang. Guru juga menjelaskan tentang kloropil dan stomata
serta kegunaanya. Selesai penjelasan guru, murid mencatat kesimpulan
yang ada di papan tulis. Selesai mencatat dilaksanakan evaluasi.
2.1.g. Tahap Observasi.
4.1. g.1. Observasi Kegiatan Siswa
Dalam observasi kegiatan siswa, peneliti tidak sepenuhnya
mengamati kegiatan siswa, tetapi lebih banyak membimbing siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
mengalami kesulitan. Sedangkan pengamatan keaktifan siswa lainya
dilakukan oleh Kepala Sekolah dan dua rekan guru. Kegiatan observasi
ini dilengkapi dengan lembar observasi dan kamera video. Observer
melakukan pengamatan dengan alat bantu lembar pengamatan,
sedangkan peneliti mengamati melalui hasil rekaman video. Hal-hal
yang diamati adalah seperti lampiran 2 lembar pengamatan.
2.1.g.2. Observasi Kegiatan Guru
Kegiatan guru perlu diobservasi karena bila kegiatan guru dalam
pembelajaran tidak efektif hasil pembelajaranpun kurang maksimal,
tetapi bila kegiatan guru sangat rfektif, maka pembelajaran dengan alat
peraga benda konkret hasilnya akan maksimal.
Kegiatan obnservasi kegiatan guru ini dilakukan oleh dua orang
yaitu satu orang rekan sekerja yaitu Ibu Sumiari, A. Ma. Pd dan Kepala
Sekolah. Ibu Sumiari dipilih untuk mengamati kegiatan guru karena Ibu
Sumiari adalah guru yang paling senior di SD Puro 4. Adapun hal-hal
yang diamati seperti pada lampiran 3 lembar pengamatan kegiatan guru.
2.1.h. Tahap Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian dikumpulkan
untuk dianalisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau
acuan pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Dari hasil analisis dan
refleksi dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
sudah menunjukkan peningkatan, namun masih ditemukan permasalahan
bagian-bagian daun yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang anak-
anak masih merasa kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi siklus I
yang hasilnya seperti tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
TABEL 6 PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS I
Nomor Nilai Prekwensi
(Fi )
Nilai Tengah (
Xi ) Fi.Xi Prosentase
1 49-56 7 52 364 17,95
2 57-64 0 60 0 0
3 65-72 29 68 1972 74,36
4 73-80 2 76 152 5,128
5 81-88 1 84 84 2,564
6 89-96
92 0 0
jumlah 39
2572 100
GRAFIK 2 PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
30 74,36%
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8 17,95%
7
6
5
4
3 5,13%
2 2,56%
1 0 % 0 %
Prekwensi
Interval Nilai
49-56 57-64 65-72
73-80 81-88 89-96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dari analisis hasil evaluasi diperoleh data sebagai berikut:
a. Anak yang memperoleh nilai dibawah 49 tidak ada
b. Anak yang memperoleh nilai 49-56 ada 7 anak dengan prosentase 17,95 %
c. Anak yang memperoleh nilai 57-64 tidak ada dengan prosentase 0 %
d. Anak yang memperoleh nilai 65-72 ada 29 anak dengan prosentase 74,36 %
e. Anak yang memperoleh nilai 73-80 ada 2 anak dengan prosentase 5,13 %
f. Anak yang memperoleh nilai 81-88 ada 1 anak dengan prosentase 2,56 %
g. Anak yang memperoleh nilai 89-96 tidak ada dengan prosentase 0 %
Anak yang memperoleh nalai dibawah KKM ada 7 anak dengan
prosentase 17,95 %, dan anak yang memperoleh nilai memenuhi KKM ada 32
anak dengan prosentase 82,05 %; sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 65,99.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai hasil pembelajaran sudah
memenuhi KKM, indikator kinerja sudah tercapai.
Dari hasil refleksi yang dilakukan bersama rekan kelompok KKM yang
dipimpin oleh Kepala Sekolah dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kegiatan Anak:
Anak sangat senang dan bersungguh-sungguh dalam mencari daun di kebun
sekolah. Anak berperan aktif dalam memilah-milah daun berdasarkan bentuk
tulang daunya. Anak aktif bertanya pada saat menemui daun yang belum
diketahui namanya. Kerja sama dalam kelompok sangat terbangun,
keberanian anak menjelaskan hasik kerja kelompok dalam diskusi kelas
sangat baik. Ini menunjukkan bahwa anak menguasai materi pembelajaran.
b. Kegiatan Guru:
Guru berperan aktif dalam mendampingi anak mencari daun di kebun
sekolah. Guru juga berperan aktif dalam mendampingi anak memilah-milah
daun sesuai dengan bentuk tulang daunya. Guru juga sangat komunikatif saat
anak bertanya. Pada materi fungsi daun yakni cloropil dan stomata, karena
tidak tampak oleh mata telanjang anak tampak masih belum jelas. Untuk itu
maka perlu dilaksanakan pembelajaran siklus II dengan alat peraga dan media
pembelajaran yang berbeda. Materi pembelajaran difokuskan pada fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
bagian-bagian daun dengan alat peraga dan media pembelajaran yang
berbeda.
2.2. Penelitian Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Pebruari
2012, dilaksanakan dalam satu kali pertemuan ( 2 x 35 menit ). Pada siklus
II ini peneliti mengambil Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator, Tujuan Pembelajaran, dan soal evaluasi yang sama dengan Siklus
I, hanya alat peraga, media pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang
berbeda. Pada Siklus II ini peneliti menggunakan alat peraga gambar daun
dan media pembelajaran LCD proyektor untuk menayangkan penampang
daun terutama penampang kloropil, stomata dan proses fotosintesa. Adapun
langkah-langkah pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
2.2.1. Tahap perencanaan
2.2.1.a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP pada siklus II sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang sama dengan RPP pada siklus I
dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, selama 2 jam pelajaran atau 70
menit. Siklus II dilaksanakan pada hari selasa, 23 Pebruari 2012. Adapun
RPP tersebut mencakup : SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran, dampak
pengiring, materi, media, metode, sumber bahan, langkah–langkah
pembelajaran dan evaluasi serta format penilaian.
Kegiatan pembelajaraan dilaksanakan berdasarkan pada tiga
aspek yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sedangkan dalam tujuan
pembelajaran dan indikator mencakup aspek proses, produk dan sikap
sosial. Hal tersebut dimasukan dalam RPP agar pelaksanaan pembelajaran
dapat memenuhi tiga aspek yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Susunan Rencana Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pembelajaran (RPP) dan langkah – langkahnya semua tercakup di dalam
lampiran.
2.2.b. Membuat lembar observasi:
Untuk mengetahui bagaimana perhatian siswa saat ditayangkan
LCD proyektor, dan apakah media dan alat peraga tersebut mampu
menumbuhkan daya rangsang terhadap anak.
2.2.c. Membuat alat evaluasi:
Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan
media LCD proyektor dan alat peraga gambar dapat ditingkatkan atau
tidak.
2.2.d. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung.
Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain:
2.2.e.1. Ruang Belajar:
Ruang ditata untuk kerja kelompok, satu kelompok terdiri dari 4-
5 anak seperti pada siklus I. jumlah kelompok ada 9 kelompok. Ketua
kelompok adalah peringkat satu sampai peringkat 9. Peringkat
ditentukan oleh nilai hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada siklus
I. Ketua kelompok diambil berdasarkan rangking nilai diharapkan anak
terpandai dalam kelompok tersebut mampu menjadi tutor sebaya di
kelompoknya. Ketua kelompok merangkap juru bicara, dibantu oleh
sekretaris kelompok yang tugasnya menulis hasil kerja kelompok dan
membacakan hasil kerja kelompok, sedangkan juru bicara bertugas
menjelaskan kepada kelas. Kelompok belajar siklus II tidak sama dengan
kelompok belajar siklus I, karena hasil belajar pada siklus I berbeda
dengan hasil belajar pra siklus. Pada siklus II, rangking 1 sampai 9 pada
siklus I menjadi ketua kelompok. Pembagian kelompok dilaksanakan
sebelum pelajaran dimulai.
2.2.e.2. Buku Pelajaran:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini ialah
Buku Sain IV Haryanto, muka 27-30
2.2.e.3. Alat Peraga:
Peneliti menyediakan alat peraga berupa gambar daun sirih,
gambar daun papaya, gambar daun mangga, gambar daun palem, gambar
pohon pisang, gambar kloropil, gambar stomata, gambar proses
fotosintesa.
2.2.f. Tahab Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis, 23 Pebruari 2012 dalam bentuk pembelajaran dengan peneliti
sebagai gurunya. Langkah pertama guru mengabsen murid dengan
menanyakan apa ada anak yang absen pada hari ini, dan dijawab oleh
murid nihil. Langkah berikutnya guru mengajak murid mengingat kembali
pelajaran tentang daun dengan bertanya jawab tentang bagian-bagian daun
dan fungsinya dilanjutkan penayangan satu helai daun dengan bentuk
tulang daun menyirip, anak ditanya ini daun apa dan apa bentuk tulang
daunya?, kemudian anak disuruh memberi contoh daun lain yang bentuk
tulang daunya menyirip. Guru kemudian mengganti tayangan daun
dengan bentuk tulang daunya menjari, anak ditanya daun tumbuhan apa ini
dan apa bentuk tulang daunya?, kemudian anak disuruh menyebutkan
tumbuhan yang bentuk tulang daunya menjari. Guru kemudian mengganti
tayangan dengan tayangan daun dengan bentuk tulang daun sejajar,
kemudian anak ditanya daun apa ini dan apa bentuk tulang daunya ?
Kemudian anak disuruh menyebutkan tumbuhan yang bentuk tulang
daunya sejajar ! Guru mengganti lagi tayangan dengan daun yang bentuk
tulang daunya melengkung, anak ditanya daun apa ini dan apa bentuk
tulang daunya ? Kemudian anak disuruh menyebutkan tumbuhan yang
bentuk tulang daunya melengkung! Guru kemudian menayangkan pohon
pisang, guru menunjuk pelepah daun kemudian bertanya kepada murid apa
nama bagian daun ini dan apa fungsinya ? Guru menunjuk tangkai daun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kemudian kepada siswa apa nama bagian daun ini dan apa fungsinya?
Guru kemudian menunjuk tulang daun dan bertanya apa bagian daun ini
dan apa fungsinya ? Guru kemudian menunjuk helai daun dan bertanya
kepada siswa apa bagian daun ini ? Pada helai daun terdapat apa saja ?
Guru kemudian menayangkan gambar kloropil, menjelaskan fungsi dan
proses kerjanya. Selanjutnya menayangkan gambar stomata, menjelaskan
fungsi dan proses kerjanya, kemudian menayangkan gambar potosintesa
pada tumbuhan, menjelaskan bahan, proses dan hasil fotosintesa, juga
proses respirasi. Proses pembelajaran diakhiri dengan pertanyaan siapa
yang belum jelas, dipersilakan bertanya. Langkah selanjutnya adalah
evaluasi.
2.2.g. Tahap Observasi
Padsa tahap observasi, guru melaksanakan observasi dibantu oleh
rekan sekerja dan Kepala Sekolah. Hal-hal yang diobservasi meliputi
seperti pada lampiran.
Dari data evaluasi pada siklus II dapat dibuat table prekwensi
sebagai berikut:
TABEL 7 PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS II
No Nilai Frekwensi
( fi )
Nilai Tengah
( xi) fi.xi Prosentase Keterangan
1 49-56 2 52 104 5.13 TT
2 57-64 4 60 240 10.26 TT
3 65-72 6 68 408 15.39 T
4 73-80 12 76 912 30.77 T
5 81-88 8 84 672 20.51 T
6 89-96 7 93 651 17.95 T
JUMLAH 39 2987 100
RATA-RATA : 2987 : 39 = 79,59
PROSENTASE KETUNTASAN: 33 : 39 X 100% = 84,61 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dari tabel prekwensi diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
GRAFIK 3 . PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS II
Dari analisis hasil evaluasi diperoleh data sebagai berikut:
a. Anak yang memperoleh nilai 49-56 ada 2 anak dengan prosentase 5,13%
b. Anak yang memperoleh nilai 57-64 ada 4 anak dengan prosentase 10,26 %
c. Anak yang memperoleh nilai 65-72 ada 6 anak dengan prosentase 15,39 %
d. Anak yang memperoleh nilai 73-80 ada 12 anak dengan prosentase 30,77 %
e. Anak yang memperoleh nilai 81-88 ada 8 anak dengan prosentase 20,51 %
f. Anak yang memperoleh nilai 89-96 ada 7 dengan prosentase 17,95 %
13 30,77 %
12
11
10
9
20,51 %
8
17,95 %
7 15,39 %
6
5 10,26 %
4
3 5,13 %
2
1
Prekwensi
Interval Nilai
49-56 57-64 65-72 73-80 81-88 89-96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Anak yang memperoleh nalai dibawah KKM ada 6 anak dengan
prosentase 15,39 %, dan anak yang memperoleh nilai memenuhi KKM ada 33
anak dengan prosentase 84,61 %; sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 79,59.
2.3. Pembahasan Antar Siklus
Hasil pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya di SD
Negeri Puro 4 Karangmalang, Sragen mengalami peningkatan ketuntasan
secara signifikan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil evaluasi
pembelajaran dari kondisi awal ( pra siklus ), siklus I, sampai siklus II
seperti terlihat pada table berikut ini:
TABEL 8 PREKWENSI DAN PROSENTASE NILAI ANTAR SIKLUS
No Nilai
Prekwensi Prosentase Kuntasan Prosentase Ketidak-
tuntasan
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 49-56 9 7 2 23,07 17,95 5,13
2 57-64 8 0 4 20,51 0 10,26
3 65-72 13 29 6 33,33 74,36 15,39
4 73-80 8 2 12 20,51 5,13 30,77
5 81-88 1 1 8 2,56 2,56 20,51
6 89-96 0 0 7 0 0 17,95
JUMLAH 39 39 39
RATA-RATA
NILAI 64,78 65,99 79,59
PROSENTASE 56,41
%
82,05
%
84,61
%
43,59
%
17.95
%
15,39
%
Dari tabel perbandingan antar siklus tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
GRAFIK PERBANDINGAN ANTAR SIKLUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil
pembelajaran dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Anak yang mendapat nilai
rentang 49-56 ada 9 anak ( 23,07 % ) pada pra siklus, menjadi 7 anak ( 17,95 % )
pada siklus I, kemudian menjadi 0 ( tidak ada / 0 % ) pada siklus II. Anak yang
mendapat nilai rentang 57-64 ada 8 anak ( 20,51 % ) pada pra siklus menjadi tidak
ada ( 0 % ) pada siklus I, dan menjadi 4 anak ( 10,26 % ) pada siklus II. Pada
siklus I tidak ada yang mendapat nilai rentang 57-64 sedangkan pada siklus II ada
4 anak ini bukan ada penurunan nilai tetapi anak yang mendapat nilai rentang 49-
56 pada siklus I, pada siklus II mendapat nilai rengtang 57-64. Anak yang
mendapat nilai rentang 65-72 ada 13 anak ( 33,33 % ) pada pra siklus menjadi 29
anak ( 74,63 % ) pada siklus I, dan menjadi 6 anak ( 15,39 % ) pada siklus II.
Anak yang mendapat nilai rentang 73-80 ada 8 anak ( 20,51 % ) pada pra siklus,
menjadi 2 anak ( 5,13 % ) pada siklus I, dan menjadi 12 anak ( 30,77 % ) pada
siklus II. Anak yang mendapat nilai rentang nilai 81-88 ada 1 anak ( 2,56 % )
pada pra siklus, pada siklus I tetap 1 anak ( 2,56 % ), menjadi 8 anak ( 20,51 % )
pada siklus II. Tidak ada anak yang mendapat nilai rentang 89-96 pada pra siklus
dan siklus I, namun pada siklus II ada 8 anak ( 20,51 % ). Dari tabel dan grafik
pembahasan antar siklus terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebagai tabel
berikut:
TABEL 9. NILAI RATA-RATA ANTAR SIKLUS
Nomor Tindakan Nilai rata-rata
1 Pra siklus 64,78
2 Siklus I 65,99
3 Siklus II 79,59
Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
GRAFIK 5. NILAI RATA-RATA KELAS ANTAR SIKLUS
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRA
SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Dari tabel dan grafik pembahasan antar siklus terjadi peningkatan nilai ketuntasan
seperti tabel berikut berikut:
GRAFIK 6. KETUNTASAN KLASIKAL ANTAR SIKLUS
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRA
SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
64,78
65,99
79,59
58,97 %
82,05 %
84,61 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
GRAFIK 6. KETIDAKTUNTASAN KLASIKAL ANTAR SIKLUS
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRA
SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Dari tabel dan grafik yang telah disajikan diatas jelas diketahui bahwa rata-rata
kelas mengalami peningkatan hasil belajar dari prasiklus 64,78 menjadi 79,59
pada siklus II, dan peningkatan nilai ketuntasan dari prasiklus 58,97 menjadi
84,61. Dengan demikian hasil ini menunjukkan terpenuhinya kriteria indikator
ketercapaian yang ditentukan yaitu 80 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan
soal tes mendapat nilai < 65. Dari hasil yang telah diuraikan tersebut terbukti
bahwa dengan alat peraga benda konkret dari lingkungan, hasil pembelajaran
struktur daun dan fungsinya di SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang,
Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan.
43,59 % 17.95 % 15,39 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
SIMPULAN , IMPLIKASI, dan SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan alat peraga
benda konkret dari lingkungan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA
dengan materi struktur daun dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4,
Karangmalang, Sragen tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada prasiklus
nilai rata – rata kelas 64,78 dengan ketuntasan klasikal hanya 58,97% memiliki
nilai di atas KKM 65. Kondisi tersebut mengalami peningkatan, pada siklus I
nilai rata – rata kelas menjadi 65,99 dengan ketuntasan klasikal 82,05 % yang
memiliki nilai di atas KKM 65. Dan pada siklus II nilai rata – rata kelas
meningkat menjadi 79,59 dengan ketuntasan klasikal 84,61 % memiliki nilai di
atas KKM 65. Dengan demikian, penerapan alat peraga benda konkret dari
lingkungan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran struktur
daun dan fungsinya di kelas IV SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang,
Kabupaten Sragen.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa alat peraga benda
konkret dari lingkungan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA dengan
materi struktur daun dan fungsinya. Sehubungan dengan penelitian ini maka
dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan ilmu pengetahuan
tentang manfaat lingkungan sebagai sumber pembelajaran. Berdasarkan
temuan membuktikan keberhasilan alat peraga benda konkret dari lingkungan
dalam meningkatkan hasil pembelajaran siswa baik dari segi proses maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
hasil. Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran
meningkat setelah alat peraga benda konkret dari lingkungan digunakan.
Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang ingin
menggunakan alat peraga sejenis sebagai alat pembelajaran. Kelebihan alat
peraga benda konkret dari lingkungan adalah mudah didapat, mudah
dipergunakan, dapat memperjelas suatu konsep karena melihat langsung benda
aslinya, lebih realistis, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, menjadikan
alam sebagai sumber belajar, Menumbuhkan kreatifitas pada anak .dan dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
2. Implikasi Praktis
Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas,
kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan
guru dalam proses belajar mengajar. Sementara itu, dari sisi siswa, minat,
motivasi dan lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat
mengajukan saran sebagai berikut.
1. Bagi Sekolah
Kepala Sekolah hendaklah lebih mendukung bahkan mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran dengan lingkungan sebagai sumber pembelajaran dengan
menggunakan benda-benda di lingkungan sekolah atau tempat tinggal anak
sebagai alat peraga yang dapat menunjang proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesui dengan harapan.
2. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya menggunakan benda konkret dari lingkungan sebagai alat
peraga pembelajaran IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Guru hendaknya mampu menggunakan media pembelajaran yang lebih
canggih yang dapat memperjelas tentang materi pembelajaran yang abstrak
( tidak dapat dilihat dengan mata telanjang)
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih kreatif untuk mengembangkan diri dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dan sumber penelitian.