Download - Penggunaan Bahasa Indonesia
Penggunaan Bahasa Indonesia
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terdiri dari kata baik dan
benar yang ke dua-nya memiliki arti,
a) Bahasa Yang Baik
Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia
yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia(Muntijo:2013). Penggunaan bahasa
yang baik (sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai dengan sasaran kepada
siapa bahasa tersebut di sampaikan. Dengan kata lain, bahasa yang kita
gunakan sesuai dengan lawan bicara, sehingga tidak menimbulkan kesalah
pahaman ketika berkomunikasi. (Chaerunnisa,2013)
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat
komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada
lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut
sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan,
dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada
pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang
terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam
percakapan di sekolah dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat
digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki
hubungan yang sangat akrab dan intim.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku,
baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri
ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan
pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu
kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik
banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak
gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku
dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa
baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini
belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat
dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal
dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/;
/habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang
mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku
sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau
penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud
aslinya. (Lanin,2010)
b) Bahasa Yang Benar
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan sebagai
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasaran dan mengikuti kaidah
yang ditetapkan. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memiliki
beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan
situasi dan kondisi tertentu. Misalnya, pada situasi formal penggunaan
bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama (murtiyasni,2013)
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian
ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti
kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan
benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti
ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik
c) Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian
ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti
kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan
benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti
ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa
yang baku Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang
siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa
yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam
baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat
ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak
kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang
dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi
tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian
kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut
akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan
EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular
dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai
informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan
cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga
harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki
hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi
penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap
laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata
seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa
yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini
memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar
tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca
d) Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan akibat yang
lebih jauh dari ekspresi diri, Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi
diri kita tidak diterima atau dipahami.Penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang
lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang
menjadi perhatian utama kita. Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa
merupakan alat untuk merumuskan maksud kita, Dengan komunikasi, kita
dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada
orang lain, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang
sejaman kita.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer)
dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh
alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol
bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di
telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata
’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa
Indonesia artinya kandang atau tempat.
Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata
bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik,
intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung
komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu
sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai
serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa
adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh
seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan
manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring
perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.
Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan
perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang
dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada
bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering
menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”,
“Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk
penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat
komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Contohnya :
Misalnya berupa :
- Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat
bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb). Contoh : bunyi tong tong
tanda bahaya
Contoh dalam kehidupan sehatri-hari : misalkan seorang satpam perumahan
berjaga-jaga/ronda pada malam hari, pada saat sudah mendekati jam 12.00
malam satpam tersebut membunyikan kentongan yang bertanda bahwa
waktu sudah tepat pukul 12.00 malam. Dan timbul timbal balik antara
satpam sama orang-orang disekitar perumahan.setiap orang jadi lebih
mengerti tanda waktu pergantian tersebut
Jadi, bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa kentongan yang
memberikan pertanda sesuatu akan terjadi/ sesuatu yang sudah mestinya
dilakukan. (Pratomo, 2013)
Daftar Pustaka
Chaerunnisa, Putri. 2013. “Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia”
http://putricehaa.blogspot.com/2013/11/contoh-penggunaan-bahasa-
indonesia.html (diakses November2013)
Lanin,Ivan 2010. “Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar”
https://ivanlanin.wordpress.com/2010/03/15/bahasa-indonesia-yang-baik-
dan-benar/ (diakses Maret 2010)
Muntijo.2013. “Pengertian Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar”
http://muntijo.wordpress.com/2013/03/27/pengertian-berbahasa-indonesia-
yang-baik-dan-benar/ (diakses maret 2013)
Murtiyasni, Winda.2014. “Pengunaan Bahasa Indonesia Yang Baik”
Universitas Gunadarmma : Depok
http://wmurtiyasni.blogspot.com/2013/10/penggunaan-bahasa-indonesia-
yang-baik.html (diakses 2014)
Pratomo, Hadiyanto. 2013. “Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia”
http://hadiyantopratomo.blogspot.com/2013/10/contoh-penggunaan-bahasa-
indonesia.html