Ns. SUNARDI, M.Kep.,Sp.KMB
05/13/23 1Cidera Kep_SUnardi
05/13/23 2Cidera Kep_SUnardi
LOBUS OTAK
05/13/23 3Cidera Kep_SUnardi
Fungsional otak
05/13/23 4Cidera Kep_SUnardi
PENGERTIAN TRAUMATIC YANG TERJADI PADA OTAK YANG MAMPU
MENGHASILKAN PERUBAHAN PADA PHISIK, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, SOSIAL, DAN VOCATIONAL.
• Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan pekerjaan atau dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan perubahan – perubahan fungsi otak (Black, 2005)
• Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera kepala yang sinonimnya adalah trauma kapitis = head injury = trauma kranioserebral = traumatic brain injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen.
05/13/23 5Cidera Kep_SUnardi
ETIOLOGI Dikelompokan berdasarkan
mekanisme injury:1. Trauma tumpul.2. Trauma tajam (penetrasi)Dan bagaimana jenis/tipe cedera:1. Focal.2. Diffuse.3. Frakture
05/13/23 6Cidera Kep_SUnardi
TIPE HEAD INJURYPattern of Injury Focal Injury Diffuse Injury
Mechanism of Injury Contact Forces Inertial Forces Inertial Forces
(Translational Acceleration) (Rotational Acceleration)
Type of Injury Skull Fracture Counter Coup Contusion ConcussionEpidural Hematoma Intra Cerebral Hematoma Diffuse Axonal InjuryCoup Contusion Subdural Hematoma Intra Ventricular HSubdural Hematoma Tissue Tear Hemorrhagic Gliding Contusion Sub Arachnoids Hemorrhagic
Skema1: Mechanism of particular types of head injury (Marion, 1999:2006)
Skema 2 : Patofisiologi Akibat Cedera kepala05/13/23 7Cidera Kep_SUnardi
05/13/23 8Cidera Kep_SUnardi
Kepala dengan bangunan intrakranial dapat mengalami jejas oleh : tenaga percepatan (akselerasi), tenaga perlambatan (deselerasi), rotasi, Penetrasi
Jejas : karena perbedaan gerakan pada tulang dan otak.Dasar lobus frontal ---- permukaan kasar fossa anteriorLobus temporal ------ pinggiran tulang sfenoid
Korpus kallosum ---- pinggiran falks serebriTentorium serebelli ---- permukaan superior serebellum batang otak.
05/13/23 9Cidera Kep_SUnardi
Hantaman.Deselerasi mendadakdeformitas tengkorakvolume kranialtekanan cairan serebrospinalHantaman awal ----------- contercoup, robekan jaringan
Rotasi. Robekan pada otak, akson difus, pembuluh
darah, selaput otak Hantaman traumatik
Hematoma intrakranial,H. epidural, H. subdural, perdarahan subarakhnoid, perdarahan intrakranial, perdarahan intraserebelar, rinore, otorea.
05/13/23 10Cidera Kep_SUnardi
05/13/23 11Cidera Kep_SUnardi
05/13/23 12Cidera Kep_SUnardi
Pengolongan berdasarkan akibat JejasJejas kepala. Lesi primer.
hantaman langsung pada kepala. akselerasi, deselerasi, rotasi.fraktur tulang tengkorak, sel neuron rusak, pembuluh darah robek.
Lesi sekunder. proses patologik dinamis, komplikasi intrakranialhematoma intrakranial: epidural, subdural, subarakhnoid, intraserebral, intraserebelar.pembengkakan otak, edema otak TIK meningkat, aliran darah setempat menurun, spasme pemb. darah, infark.
05/13/23 13Cidera Kep_SUnardi
Klasifikasi cedera kepala Cedera kepala ringan (GCS : 13 – 15 )
,, ,, sedang (GCS : 9 - 12 ) ,, ,, berat (GCS : =< 8 )
Jejas kepala tertutup . Komosio serebri kontusio serebri
Fraktur depresi tulang tengkorak Fraktur komplikata tulang tengkorak
05/13/23 14Cidera Kep_SUnardi
Pemeriksaan Keadaan umum.
jejas ringan : keadaan sadar-siaga
Jalan nafas, respirasi, tekanan darah, keadaan jantung.
Kesadaran. Fungsi mental Saraf otak Sistem motorik, Sistem sensorik, otonom,
refleks-refleks.05/13/23 15Cidera Kep_SUnardi
Glascow Coma Scale
Used to document assessment in three areas Eyes Verbal response Motor response
Normal is 15 and less than 8 indicates coma
05/13/23 16Cidera Kep_SUnardi
From Rehabilitation Nursing
05/13/23 17Cidera Kep_SUnardi
Other Assessment
Assess bodily function including respiratory, circulatory and elimination
Pupil checks – are pupils equal and how they react to light
Extremity strength Corneal reflex test
05/13/23 18Cidera Kep_SUnardi
Diagnostic Tests CT MRI Cerebral angiography EEG PET No lumbar puncture if there is ICP
because sudden release of pressure can cause brain to herniate
ABG’s – keep O2 at 100% (Lewis 1615) and PCO2 as related to ICP (25-35)
05/13/23 19Cidera Kep_SUnardi
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA Penanganan harus ditangani sejak dari tempat
kecelakaan, selama transportasi, diruang gawat darurat, kamar Ro, sampai ruang operasi, ruang perawatan/ ICU
Monitor : derajat kesadaran, vital sign,kemunduran motorik, reflek batang otak, monitor tekanan intrakranial.
Monitor tekanan intrakranial diperlukan pada:1. Koma dengan perdarahan intrakranial atau kontusio otak2. Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4)3. Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis
pada CT skan otak4. “Tight brain” setelah evakuasi hematom5. Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan
positif intermitten (IPPV)
05/13/23 20Cidera Kep_SUnardi
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
Indikasi CT san:1. Skala Koma Glasgow (GCS) ≤ 14 2. GCS 15 dengan:
a. Adanya riwayat penurunan kesadaranb. Traumatik Amnesiac. Defisit neurologi fokald. Tanda dari fraktur basis kranii atau tulang kepala.
05/13/23 21Cidera Kep_SUnardi
Tindakan resusitasi ABC (Kegawatan)a.Jalan nafas (airway)
Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun kebelakang dengan posisi kepala ekstensi, kalau perlu pasang pipa oropharing (OPA )/ endotrakheal, bersihkan sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu. Isi lambung dikosongkan melalui pipa NGT untuk menghindari aspirasi muntahan dan kalau ada stress ulcer
b. Pernafasan (breathing)_ Ggn sentral : lesi medula oblongata, nafas cheyne stokes, dan central neurogenik hiperventilasi_Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC, emboli paru, infeksi._Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab, kalau perlu ventilator
05/13/23 22Cidera Kep_SUnardi
Kegawatan
3. Sirkulasi (circulation)_Hipotensi– iskemik—kerusakan sekunder otak. Hipotensi jarang akibat kelainan intrakranial, sering ekstrakranial, akibat hipovolemi, perdarahan luar, ruptur organ dalam, trauma dada disertai tamponade jantung atau pneumotorak, shock septik._Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki fungsi jantung ,menggantidarah yang hilang dengan plasma, darah
05/13/23 23Cidera Kep_SUnardi
Kegawatan
Tekanan Intra Kranial meninggi_Terjadi akibat vasodilatasi, udem otak, hematom _Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang monitor TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg. Diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan dengan:
1. Hiperventilasi2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi
terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg. Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama 24-48 jam. Bila tidak turun periksa AGD dan CT scan untuk menyingkirkan hematom
05/13/23 24Cidera Kep_SUnardi
Lanjutan Penatalaksanaan
Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15)1. Simple head injury
Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran, amnesia, maupun gejala serebral lain hanya perawatan luka, Ro hanya atas indikasi, keluarga diminta observasi kesadaran
2. Kesadaran terganggu sesaat.Riwayat penurunan kesadaran sesaat setelah trauma tetapi saat diperiksa sudah sadar kembali : Ro kepala, penatalaksanaan selanjutnya seperti simple head injury
05/13/23 25Cidera Kep_SUnardi
Lanjutan Penatalaksanaan
Pasien dalam keadaan menurun 1. Cedera kepala ringan (GCS 15-13)
Kesadaran disorientasi, atau not obey command, tanpa defisit neurologi fokal: Peratan luka, Ro kepalaCT scan: bila dicurigai adanya lucid interval (hematom intrakranial), follow up kesadaran semakin menurun, timbul lateralisasiObservasi: keadaran (GCS), tanda vital, pupil, gejala fokal serebral
05/13/23 26Cidera Kep_SUnardi
Lanjutan Penatalaksanaan
2. Cedera kepala sedang GCS 9-12Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner
a. Periksa dan atasi ggn jalan nafas, pernafasan, sirkulasi
b. Pemeriksaan keadaran, pupil, tanda fokal serebral, dan cedera organ lain
c. Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas jika ada.
d. Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang laine. CT scan bila dicurigai hematom intrakranialf. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil,
defisit fokal serebral05/13/23 27Cidera Kep_SUnardi
Lanjutan Penatalaksanaan
3. Cedera kepala berat GCS 3-8Biasanya disertai cedera multipel, disamping kelainan serebral juga ada kelainan sistemik
a. Resusitasi jantung paru (airway, breathing, circulation/ABC). Pasien CK berat sering dalam keadaan hipotensi, hipoksia, hiperkapnea akibat ggn pulmoner. Tindakan resusitasi ABC
05/13/23 28Cidera Kep_SUnardi
Lanjutan penatalaksanaan Keseimbangan elektrolit
_Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah udem otak, 1500-2000 ml/hari parenteraldengan cairan koloid , kristaloid Nacl 0,9%, ringer laktat. Jangan diberikan yang mengandung glukosa – hiperglikemi, menambah udem otak_ Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.
Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur impresi, hematom intrakranial, PTA yang panjang
Komplikasi sistemik_Demam, Kelanan gastrointestinal, kelainan hematologis perlu ditanggulangi segera.
Obat Neuroprotektor _Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya
seperti lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin05/13/23 29Cidera Kep_SUnardi
Diagnosa Keperawatan1. Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi
skret.2. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan dan
edema cerebral3. Resiko peningkatan TIK b.d proses desak ruang akibat
edema cerebral4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
5. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
6. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka lacerasi7. Deficit perawatan diri b.d kelemahan/keterbatasan gerak8. Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar)
keluarga mengenai proses penyakit, prognosis dan penatalaksanaannya b.d terbatasnya informasi
05/13/23 30Cidera Kep_SUnardi
Implementasi1.Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi skret.
Intervensi keperawatan Mandiri: Memonitor suara paru tiap 8 jam dan observasi
adanya roncki/penumpukan skret Memberikan posisi semi atau elevasi kepala 30
derajat dan kepala miring 1 sisi bergantian Mempertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari, melalui
asupan parenteral yang diberikan. Memonitor dan melakukan karakterisitik sekret,
warna, jumlah, dan konsistensinya bila terdapat skret yang keluar melalui hidung/mulut.
Kolaborasi : Memberikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g (tiap
12 jam) IV)05/13/23 31Cidera Kep_SUnardi
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan resiko peningkatan TIK b.d perdarahan dan edema cerebral
Intervensi keperawatanMandiri : Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/obs kesadaran / GCS setiap 4 jam Memberikan posisi Elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/resiko TIK meningkat. Memantau/mencatat status neurologis secara teratur dan membandingkan dg nilai
normal Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill) tiap 8 jam mencatat intake dan output. menurunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan
dengan menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan dalam kondisi normal (mengatur suhu ruangan menyalakan AC). Memasang pagar pengaman tempat tidur dan memasang retrain pada daerah ekstermitas
Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi dengan pasien.Kolaborasi : Memberikan O2 kanul 4 l/mnt Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, Leukosit setelah 3 hari perawatan Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam Memberikan obat-obatan injeksi : - Citicolin 2 x 500 mg - Ranitidin 2 x 1 ampl - Vit C 1 x 400 mg - Kaltropen 3 x 1 ampl - Dexametason 4 x 1 ampl - Cefriaxon 2 x 2 g
05/13/23 32Cidera Kep_SUnardi
3. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma).
Intervensi keperawatanMandiri:• Monitor tanda-tanda vital, termasuk Mengukur JVP setiap 8
jam• Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam. • Memberikan kompres hangat saat temperatur meningkat
(Demam), dan mempertahankan pakaian tetap kering • Mempertahankan suhu ruangan yang nyaman (mengatur
suhu ruangan dengan AC).• Mengkaji turgor kulit, membran mukosa bibir • Mengukur intake dan output cairan dan menghitung balance
cairan setiap hari selama 24 jam.• Memberikan cairan minimal 2.5 lt/hari dengan pemberian
sedikit-dikit dan melibatkan keluarga saat pasien sudah dapat minum per oral.
Kolaborasi :• Memberikan cairan infus NaCl 0,9% /12 jam• Memberikan manitol 20% (bila kondisi TD sudah normal dan
stabil)05/13/23 33Cidera Kep_SUnardi
4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)Intervensi keperawatanMandiri:• Mengkaji status nutrisi saat masuk rumah sakit/ruangan dengan menimbang
BB/mengukur LL.• Mengkaji kemampuan menelan ; refleks menelan, gerakan lidah dan bibir dan
kesulitan-kesulitan asupan nutrisi dan mendengarkan bising usus, catat adanya penurunan/hilangnya/suara yang hiperaktif
• Melatih makan peroral dikit-demi sedikit dengan melibatkan keluarga• Memberikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur
dalam bentuk cair• (Ignatavicius, 1999)• Menjaga keamanan saat memberikan makan; tinggikan kepala tempat tidur selama
makan peroral.• Mengkaji pola BAB dan feses, cairan lambung, muntahan darah dan lainnya lalu
mencatat hasil.Kolaborasi :• Memberikan pertimbangan untuk konsultasi dengan ahli gizi• Memberikan nutrisi parenteral: Triofusin 500 ml/24 jam• Memberi pertimbangan dan memantau hasil pemeriksaan laboratorium: albumin,
transferin, asam amino, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, elektrolit setelah 3 hari perawatan.
05/13/23 34Cidera Kep_SUnardi
Pen-Keskeluarga diberikan penkes tentang perawatan pasien dengan masalah cedera kepala, diantara yaitu :•Penjelasan tentang pengertian, penyebab, pengobatan dan komplikasi cidera kepala termasuk gangguan fungsi luhur dari pasien, oleh karena itu perlu control dan berobat secara teratur dan lanjut.•Mengajarkan bagaimana cara pemenuhan nutrisi dan cairan selama dirawat dan dirumah nantinya•Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien•Mengajarkan melatih mobilisasi fisik secara bertahap dan terencana agar tidak terjadi cidera pada neuromuskuler•Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila saatnya pulang, kapan harus istirahat, aktifitas dan kontrol selama kondisi masih belum optimal terhadap dampak dari cidera kepala pasien dan sering pasien akan mengalami gangguan memori maka mengajarkan pada keluarga bagaimana mengorientasikan kembali pada realita pasien.
05/13/23 35Cidera Kep_SUnardi
REHABILITASI
Berbaring lama dan inaktiviti bisa menimbulkan komplikasi gerakan seperti kontraktur, osteoporosis, dekubitus, edema, infeksi, trombophlebitis, infeksi saluran kencing.
Goal jangka pendek_Meningkatkan spesifik area seperti kekuatan, koordinasi, ROM, balans, dan posture untuk mobilitas dan keamanan._Pengobatan tergantung kondisi pasien kestabilan kardiopulmoner, fungsi musculoskletal, defisit neurologi
05/13/23 36Cidera Kep_SUnardi
REHABILITASI Rehabilitasi dini pada fase akut terutama untuk
menghindari komplikasi seperti kontraktur dengan terapi fisik pengaturan posis, melakukan gerakan ROM (pergerakan sendi) dan mobilisasi dini
Terapi ini kemudian dilanjutkan dengan home program terapi yang melibatkan lingkungan dirumah
Pada pasien tidak sadar dilakukan dengan strategi terapi coma management dan program sensory stimulation
Penanganan dilakukan oleh tim secara terpadu dan terorganisis : dokter ,terapis, ahli gizi, perawat, pasien dan keluarga.
Melakukan mobilisasi dini, rehabilitasi termasuk stimulasi, suport nutrisi yang adekuat, edukasi keluarga.
05/13/23 37Cidera Kep_SUnardi
05/13/23 38Cidera Kep_SUnardi