Download - Pengukuran Harga Air Kalorimeter
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari cara kerja kalorimeter
2. Menentukan kalor lebur es
3. Menentukan kalor jenis berbagai logam
II. DASAR TEORI
III. Kalor itu sendiri sering kita identikkan dengan panas, suhu maupun temperatur.
Perlu diketahui, energi itu sendiri tidak dapat dikatakan panas apabila ia sendiri
belum mengalir atau pergi / menghilang. Kalor pertama kali diamati oleh A.
Laouvisier yang kemudian menyatakan Teori Kalorik. Teori kalorik ini
menyatakan bahwa “Setiap zat/benda mempunyai zat alir yang berfungsi untuk
mentransfer panas”.
IV. Jadi, Laouvisier menyatakan bahwa pada saat dua benda / zat berbeda suhu
bersentuhan, maka akan terdapat zat alir yang memindahkan panas dan
menyebabkan perubahan suhu pada kedua benda tersebut.
V. Selain itu, menurut Sir James Presscout Joule (1818-1819), menyatakan tentang
kesetaraan antara usaha dan panas serta aliran panas tidak lain adalah perpindahan
panas yang semata – mata terjadi karena perbedaan suhu.
VI. Satuan kalor adalah kalori (kal) yang sampai saat ini masih dipakai. Satuan kalori
ini didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1
gram air sebesar 10C (derajat celcius). Dalam setiap percobaan atau dalam suatu
perhitungan yang berhubungan tentang kalor satuan yang paling sering digunakan
adalah kilokalori. 1 kkal didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur 1 kg air sebesar 10C. Di dalam sistem satuan British, kalor
diukur dalam satuan thermal british (British thermal unit / Btu). 1 Btu
didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur air 1 lb
sebesar 10F. 1 Btu setara dengan 0,252 kkal dan setara pula dengan 1055 Joule.
VII. Jika sepotong kawat tahanan terendam dalam zat cair atau terbalut dalam zat padat
dan dimasukkan sebagai bagian sistem, timbulnya beda potensial V dan arus
konstan I dalam kawat itu membangkitkan suatu aliran energi yang sering disebut
dengan pengerjaan usaha. Jika usaha ini berlangsung terus selama τ, jumlah usaha
yang dilakukan adalah W, di mana
VIII. W = V / τ
IX. dan ini merupakan jumlah energi yang ditambahkan kepada sistem. Jika sekiranya
tahanan ini bukan bagian dari sistem, perpindahan energi dinamakan pengaliran
panas dan selama waktu τ jumlah energi yang berpindah disebut kuantitas panas
Q, di mana
X. Q = V / τ
XI. Kuantitas panas ΔQ yang diserap atau dilepaskan suatu benda dapat dipanaskan
atau didinginkan sebanding dengan
XII. ΔQ = m . c . Δt
XIII. Faktor konstanta c adalah kalor jenis yang bergantung pada jenis dari benda pada
bahan material tersebut.
XIV.
XV. Tabel kalor jenis beberapa zat (pada tekanan konstan 1 atm dan 20 °C)
Nama
Zat
Kalor Jenis Nama
Zat
Kalor Jenis
Kkal/kg. °C J/kg. °C Kkal/kg. °C J/kg. °C
Aluminium 0.22 900 Alcohol 0.580 2400
Tembaga 0.093 390 Air raksa 0.033 140
Kaca 0.20 840 Air 0 0
Besi / baja 0.11 450 Es (-5 °C) 0.50 2100
Timah hitam 0.031 130 Cair (15 °C) 1.00 4186
Marmer 0.21 860 Uap (110 °C) 0.48 2010
Perak 0.056 230 Tubuh manusia 0.83 3470
Kayu 0.4 1700 Protein 0.4 1700
XVI.
XVII. Kata panas lebih cocok digunakan jika berkaitan dengan metode perpindahan
energi dan bila perpindahan itu selesai, menyebutkan jumlah energi yang
berpindah ini. Pada abad ke – 18 kuantitas panas (kalor) didefinisikan sebagai
kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air dalam satu
skala derajat celcius atau kelvin.
XVIII. Jika sistem mengalami perubahan suhu dt, kapasitas jenis c sistem didefinisikan
sebagai perbandingan panas dQ terhadap hasil kali massa m dan perubahan suhu
dt jadi :
XIX. c =
dQm . dT
XX. Kapasitas panas jenis air dapat dianggap sama dengan 1 kal g-1(0C)-1 atau Btu lb-
1(0F) -1
XXI. Hasil kali m.c disebut kapasitas panas mol dan dilambangkan dengan C
berdasarkan definisi :
XXII. C = m . c =
dQn . dT
XXIII. Kapasitas panas mol air praktis adalah 18 kal mol-1 0C-1
XXIV. Kuantitas panas Q yang harus diberikan ke benda bermassa m untuk mengubah
suhunya dari T1 menjadi T2 adalah :
XXV. Q = m . c . dT
XXVI.
XXVII. Kapasitas jenis tiap bahan berubah akibat suhu dan sudah tentu c harus
dinyatakan sebagai fungsi t supaya integrasi itu dapat dihitung. Dalam daerah
suhu di mana c dapat dianggap konstan sehingga persamaan di atas dapat ditulis
sebagai berikut :
XXVIII. Q = mc (T2 –T1)
XXIX. Kapasitas jenis panas menengah (mean) dalam sembarang daerah suhu
didefinisikan sebagai harga konstan c yang akan menimbulkan perpindahan panas
yang sama besarnya. Jadi untuk daerah suhu dari T1 ke T2.
XXX. Kapasitas panas jenis atau kapasitas kalor molar suatu zat bukanlah satu – satunya
sifat fisis yang dapat ditentukan dengan eksperimen memerlukan suatu
pengukuran kuantitas panas. Konduktivitas panas, panas peleburan, panas
penguapan, panas larut, dan panas reaksi. Semua yang disebut sifat fisi materi
disebut sifat termal materi. Pengukuran sifat – sifat termal ini dinamakan
kalorimetri. Alat yang dipakai dalam pengukuran ini disebut kalorimeter.
Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter campuran, yaitu terdiri dari
sebuah bejana logam yang kalor jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya
ditempatkan di dalam bejana bagian luar yang lebih besar. Keduanya dipisahkan
oleh bahan penyekat gabus atau wol.
XXXI. Fungsi dari bejana luar adalah sebagai mantel / jaket, yaitu pelindung agar
pertukaran kalor di sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Di samping itu,
kalorimeter dilengkapi dengan batang pengaduk yaitu untuk mencampurkan zat di
dalam kalorimeter, agar diperoleh suhu yang merata akibat pencampuran dua zat
yang bersuhu berbeda.
XXXII. Sehingga kalorimeter yang ideal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
XXXIII. 1. Mempunyai kemampuan menerima dan melepas kalor yang baik.
XXXIV. 2. Mempunyai dinding diaterm atau sekat.
XXXV. Kalorimeter bekerja berdasarkan asas Black, yang secara garis besar menyatakan
bahwa “Kalor yang dilepaskan atau diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima atau diserap oleh benda yang
bersuhu rendah”.
XXXVI. Banyaknya kalor yang dlepaskan oleh suatu benda dengan massa m1 dan
kapasitas kalor jenis zat c1 adalah :
XXXVII...............................................................................ΔQ1=m1⋅c1⋅(T1−T s ) .......................................................................................................................(1)
XXXVIII. sebanding dengan banyaknya kalor yang diserap oleh air dengan dengan
massa m2 :
XXXIX..............................................................................ΔQ2=m2⋅c2⋅(T s−T 2) .......................................................................................................................(2)
XL. Ts adalah suhu setimbang setelah terjadinya pencampuran.
XLI. Bila kapasita kalor jenis air c2 diketahu, suhu T1 sama dengan suhu uap, kapasitas
kalor jenis c1 dapat dihitung dengan mengukur besaran T2, Ts, dan m2 :
XLII.c1=c2⋅
m2⋅(T s−T2 )m1⋅(T1−T s ) ................................................................................... (3)
XLIII. Tabung kalorimeter juga menyerap panas yang dilepaskan oleh zat yang bersuhu
tinggi. Untuk itu, kapasitas kalor kalorimeter :
XLIV. ck = c2 . NA ........................................................................................................ (4)
XLV. NA adalah nilai air kalorimeter sehingga kuantitas kalor yang diserap dari
persamaan (2) dapat ditulis sebagai :
XLVI. ΔQ2=(m2+N A )⋅c 2⋅(T s−T 2) ........................................................................... (5)
XLVII.dan persamaan (3) menjadi :
XLVIII...........................................................................c1=cK⋅
(m+N A )⋅(T s−T2 )m1⋅(T 1−T s )
...................................................................................................................... (6)
Kalor lebur suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat padat
untuk mengubah wujudnya menjadi zat cair pada titik leburnya.
Kenyataan ini tidak lain adalah konsep Hukum Kekekalan Energi Kalor
Kebanyakan kalorimetri modern adalah alat listrik. Beda suhu yang diperlukan
untuk pengaliran panas diberikan oleh arus listrik I yang mengalir dalam suatu
kumparan kawat tahanan (pemanas) yang biasanya dililitkan pada benda yang
ingin diteliti. Termometer yang biasanya dipakai adalah termometer tahanan atau
termokopel. Jika beda potensial antara ujung – ujung pemanas itu V dan arus
listrik I tetap mengalir pada waktu Δτ, panas yang pindah ke contoh bahan adalah
VI Δτ. Oleh karena itu panas molar ialah :
XLIX. C = VI Δτ / n Δt = VI Δτ ΔT
Di sini C harus dinyatakan dalam joule per mole derajat apabila I dinyatakan
dalam ampere, V dalam volt, τ dalam sekon, dan ΔT merupakan perubahan suhu.
Bentuk, ukuran, dan konstruksi kalorimeter, kumparan panas dan termometer
bargantung pada daerah sifat alami bahan yang diteliti pada daerah ukuran suhu
yang dikehendaki. Variasi suhu kapasitas panas jenis atau kapasitas panas molar
memberikan pendekatan langsung yang paling dekat dan paling banyak untuk
memahami energi – energi dan partikel zat.
Kapasitas kalor bisa negatif, nol, positif atau tak berhingga bergantung proses
yang dialami sistem selama pemindahan kalor. Kapasitas kalor mempunyai harga
tertentu. Dalam hal sistem hidrostatik, hasil bagi dQ dan dθ memiliki harga yang
unik bila tekanan dijaga tetap. Dalam kondisi ini C disebut kapasitas kalor pada
tekanan tetap dan diberi lambang Cp dengan rumus :
L. Cp = (dQdθ )
Pada umumnya Cp adalah fungsi dari P dan θ demikian juga dengan kapasitas
kalor pada volume tetap ialah
LI. Cv = (dQdθ )
Dan kuantitas ini bergantung dari V dan θ. Pada umunya nilai Cv dan Cp tidak
sama besarnya. Setiap sistem sederhana memilki kapasitas kalor sendiri. Harga
rata – rata kapasitas panas jenis dan kapasitas panas molar ditunjukkan dengan
tabel di bawah ini :
:
Grafik di bawah ini merupakan beberapa cara kapasitas panas molar berubah sesuai suhu
pada suhu rendah yang menunjukkan beberapa sifat keatoman yang sangat berlainan.
LII. ALAT DAN BAHAN
1. 1 kalorimeter
2. 1 butiran tembaga
3. 2 termometer -10 ~ 100C
4. 1 steam generator
5. 1 pemanas
6. 1 beaker glass
7. 1 statif
8. 1 timbangan
Logam (Jenis) cp kal 0C-1
g-1
Daerah suhu
(0C)
M (gram/mol) (Molar) Cp = M
cp kal.0C-1 mol-1
Aluminium 0, 217 17 - 100 27,0 5,86
Berilium 0, 470 20 – 100 9,01 4, 24
Besi 0, 113 18 - 100 55,9 6,31
Perak 0.056 15 - 100 108 6,05
Raksa 0.033 0 - 100 201 6,64
Tembaga 0,093 15 - 100 63,5 5,90
Timbal 0,031 20 - 100 207 6,42
Gambar 3.1
Susunan peralatan untuk menentukan :
a. Kalor lebur es b. Kapasitas jenis panas logam
LIII. PROSEDUR PERCOBAAN
LIII.1 Penentuan Harga Air Kalorimeter
1. Timbang kalorimeter kosong dan pengaduknya.
2. Catat massa air setelah kalorimeter diisi air kira-kira setengah bagian.
3. Masukkan kalorimeter yang berisi air ke dalam selubung luarnya.
4. Tambahkan air mendidih sampai kira-kira 3/4 bagian (catat suhu air mendidih).
5. Catat suhu kesetimbangan.
6. Timbanglah kembali kalorimeter.
LIII.2 Pengukuran Kalor Lebur Es
1. Timbang kalorimeter kosong dan pengaduknya.
2. Isi kalorimeter dengan air setengah bagian, kemudian timbang lagi.
3. Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat suhu kalorimeter
mula-mula.
4. Masukkan potongan es ke dalam kalorimeter kemudian tutup serta aduk.
5. Catat suhu kesetimbangan.
6. Timbang kembali kalorimeter tersebut.
LIII.3 Pengukuran Kapasitas Kalor Jenis Logam
1. Keping-keping logam yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam rongga
bunsen dan panaskan.
2. Timbang kalorimeter serta pengaduknya.
3. Timbang kalorimeter serta pengaduknya setelah diisi air kira-kira 3/5 bagian.
4. Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat suhunya.
5. Catat suhu keping-keping logam.
6. Masukkan keping-keping logam tadi ke dalam kalorimeter dan catat suhu
setimbangnya.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 tersebut untuk logam yang lain.
LIV. DATA PENGAMATAN
LIV.1 Pengukuran Harga Air Kalorimeter
PercobaanBerat Kalorimeter
(gram)
Massa Air 1/2 Bagian
(gram)
Berat Setelah Percobaan
(gram)
I 222,8 363,7 415,6
II 222,7 364,0 415,7
III 222,6 363,9 415,5
IV 222,5 363,8 415,5
V 222,5 363,7 415,6
Suhu air mendidih = 74℃Suhu kesetimbangan = 39℃
LIV.2 Pengukuran Kalor Lebur Es
PercobaanBerat Kalorimeter
(gram)
Massa Air 1/2 Bagian
(gram)
Berat Setelah Percobaan
(gram)
I 242,0 375,1 400,0
II 241,7 375,3 399,9
III 241,9 375,2 399,9
IV 242,0 375,2 400,0
V 242,1 375,3 400,0
Suhu mula-mula = 29℃Suhu kesetimbangan = 16℃
LIV.3 Pengukuran Kapasitor Kalor Jenis Logam
PercobaanBerat Kalorimeter
(gram)
Kalorimeter Setelah
Diisi 3/4 Air (gram)
Berat Keping Logam
(gram)
I 240,9 310,4 14,3
II 240,8 310,5 14,3
III 240,8 310,4 14,3
IV 240,7 310,4 14,3
V 240,7 310,5 14,3
Suhu keeping logam = 77℃Suhu kesetimbangan = 30℃
LV. PERHITUNGAN
LV.1 Pengukuran harga air kalorimeter
LV.1.1 Berat kalorimeter
LV.1.2 Berat kalorimeter + massa air 12 bagian
LV.1.3 Berat kalorimeter + massa air 12 bagian + massa air mendidih
34 bagian
LV.1.4 Massa air mendidih
LV.1.5 Temperatur
LV.1.6
LV.2 Pengukuran kalor lebur es
LV.2.1 Berat kalorimeter
LV.2.2 Berat kalorimeter + massa air 12 bagian
LV.2.3 Berat kalorimeter + massa air 12 bagian + potongan es
LV.2.4 Massa es
LV.2.5 Temperatur
LV.2.6
LV.3 Pengukuran kapasitas kalor jenis logam
LV.3.1 Berat kalorimeter
LV.3.2 Berat kalorimeter + 34 air
LV.3.3 Berat keeping logam
LV.3.4 Temperatur
LV.3.5
LVI. RALAT KERAGUAN
LVI.1 Pengukuran harga air kalorimeter
LVI.1.1 Ralat berat kalorimeter
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 222,8 222,62 0,18 0,0324
2 222,7 222,62 0,08 0,0064
3 222,6 222,62 -0,02 0,0004
4 222,5 222,62 -0,12 0,0144
5 222,5 222,62 -0,12 0,0144
∑ (m−m )2=0,1976
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 19,76 x 10−2
5 (5−1)
= √9,88 x10−3
= 0,09939819( 0,099) gr
m ± ∆ m = (222,62±0,099)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)
= 100% −( 0,099222,62
× 100 %)= 100% −( 4,447 ×10−4× 100 %)
= 100% −0,04447 %
= 99,95553 %
LVI.1.2 Ralat berat kalorimeter + massa air 12 bagian
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 363,7 363,82 -0,12 0,0144
2 364,0 363,82 0,18 0,0324
3 363,9 363,82 0,08 0,0064
4 363,8 363,82 -0,02 0,0004
5 363,7 363,82 -0,12 0,0144
∑ (m−m )2=0,068
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 6,8 x 10−2
5 (5−1)
= √3,4 x10−4
= 0,05830952( 0,058) gr
m ± ∆ m = (363,82±0,058)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)
= 100% −( 0,058363,82
× 100 %)= 100% −(1,5942 ×10−4× 100 %)
= 100% −0,015942 %
= 99,984058 %
LVI.1.3 Ralat berat kalorimeter + massa air 12 bagian + massa air mendidih
34
bagian
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 415,6 415,58 0,02 0,0004
2 415,7 415,58 0,12 0,0144
3 415,5 415,58 -0,08 0,0064
4 415,5 415,58 -0,08 0,0064
5 415,6 415,58 0,02 0,0004
∑ (m−m )2=0,028
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 2,8 x 10−2
5 (5−1)
= √1,4 x10−4
= 0,03741657( 0,037) gr
m ± ∆ m = (451,58±0,037)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0,037
415,58×100 %)
= 100% −(8,903 ×10−4 ×100 % )
= 100% −0,008903 %
= 99,991097 %
LVI.1.4 Massa air mendidih
LVI.1.5
LVI.2 Pengukuran kalor lebur es
LVI.2.1 Ralat berat kalorimeter
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 242,0 241,94 0,06 0,0036
2 241,7 241,94 -0,24 0,0576
3 241,9 241,94 -0,04 0,0016
4 242,0 241,94 0,06 0,0036
5 242,1 241,94 0,16 0,0256
∑ (m−m )2=0,092
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 9,2 x 10−2
5 (5−1)
= √4,6 x10−3
= 0,0678233( 0,068) gr
m ± ∆ m = (241,94±0,068)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0,068
241,94×100 %)
= 100% −(2,8106 ×10−4 ×100 % )
= 100% −0,028106 %
= 99,971894 %
LVI.2.2 Ralat berat kalorimeter + massa air 12 bagian
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 375,1 375,22 -0,12 0,0144
2 375,3 375,22 0,08 0,0064
3 375,2 375,22 -0,02 0,0004
4 375,2 375,22 -0,02 0.0004
5 375,3 375,22 0,08 0,0064
∑ (m−m )2=0,028
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 2,8 x 10−2
5 (5−1)
= √1,4 x10−3
= 0,03741657( 0,037) gr
m ± ∆ m = (375,22±0,037)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0,037
375,22× 100 %)
= 100% −(9,861 ×10−5× 100 %)
= 100% −0,009861 %
= 99,990139 %
LVI.2.3 Ralat berat kalorimeter + massa air 12 bagian + potongan es
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 400 399,96 0,04 0,0016
2 399,9 399,96 -0,06 0,0036
3 399,9 399,96 -0,06 0,0036
4 400 399,96 0,04 0,0016
5 400 399,96 0,04 0,0016
∑ (m−m )2=0,012
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 1,2 x10−2
5(5−1)
= √6 x10−4
= 0,0244949( 0,024) gr
m ± ∆ m = (399,96±0,012)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0,012
399,96×100 %)
= 100% −(3×10−5× 100 %)
= 100% −0,003 %
= 99,997 %
LVI.2.4 Ralat massa es
LVI.2.5
LVI.3 Pengukuran kapasitas kalor jenis logam
LVI.3.1 Ralat berat kalorimeter
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 240,9 399,96 0,04 0,0016
2 240,8 399,96 -0,06 0,0036
3 240,8 399,96 -0,06 0,0036
4 240,7 399,96 0,04 0,0016
5 240,7 399,96 0,04 0,0016
∑ (m−m )2=0,012
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 1,2 x10−2
5(5−1)
= √6 x10−4
= 0,0244949( 0,024) gr
m ± ∆ m = (399,96±0,012)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0,012
399,96×100 %)
= 100% −(3×10−5× 100 %)
= 100% −0,003 %
= 99,997 %
LVI.3.2 Ralat berat kalorimeter + 34 air
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 310,4 310,44 -0,04 0,0016
2 310,5 310,44 0,06 0,0036
3 310,4 310,44 -0,04 0,0016
4 310,4 310,44 -0,04 0,0016
5 310,5 310,44 0,06 0,0036
∑ (m−m )2=0,012
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 1,2 x10−2
5(5−1)
= √6 x10−4
= 0,0244949( 0,024) gr
m ± ∆ m = (310,44±0,012)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0,012
310,44×100 %)
= 100% −(3,865 ×10−5× 100 %)
= 100% −0,003865 %
= 99,996135 %
LVI.3.3 Ralat berat keeping logam
Percobaan m(gr ) m(¿ gr )¿ (m−m)(gr ) (m−m)2(gr )
1 14,3 14,3 0 0
2 14,3 14,3 0 0
3 14,3 14,3 0 0
4 14,3 14,3 0 0
5 14,3 14,3 0 0
∑ (m−m )2=0
∆m = √∑ (m−m)2
n (n−1)
= √ 05 (5−1)
= √0
= 0 gr
m ± ∆ m = (14,3±0)gr
Ralat nisbi = 100% −( ∆ mm
×100 %)= 100% −( 0
14,3×100 %)
= 100% −(0×100 % )
= 100% −0%
= 100 %
LVII. PEMBAHASAN
LVIII. KESIMPULAN
DAFTAR ISI