PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN KETIGA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 115/EQ.SHPK/II/2019
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Penilikan Ketiga Penilaian
Kinerja PHPL terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat
disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 18 Februari 2019
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Nama Auditee : PT Rimba Lazuardi
Lokasi : Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi, dan Indragiri
Hulu, Provinsi Riau
IUPHHK-HT : SK.79/Menhut-II/2007 tanggal 05 Maret 2007
Luas : ±23.340 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 23 s.d. 29 Januari 2019
Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,
sehingga PT Rimba Lazuardi berhak
mempertahankan kelanjutan sertifikat PHPL.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 17
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : a. Ir. Tita Murlina (Auditor Prasyarat)
b. Rifan Sudiyono, S. Hut (Lead Auditor/Auditor Produksi)
c. Arifin Heri Prasetyo, S. Hut (Auditor Ekologi)
d. Taryadi, S.P (Auditor Sosial)
e. Hari Seno Aji, S. Hut (Auditor VLK)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
a. Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)
b. Amin Muchakim, S. Hut (Peninjau Bidang Prasyarat,
Produksi, dan VLK)
c. Hermansyah Putra, S. Hut. M.Si (Peninjau Bidang Ekologi)
d. Ir. Slamet Mulyadi (Peninjau Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT RIMBA LAZUARDI (PT RLZ)
b. Nomor & Tanggal SK : SK.79/Menhut-II/2007 tanggal 05 Maret 2007
c. Luas dan Lokasi : ± 23.340 Hektar di Provinsi Riau
d. Alamat kantor :
- Kantor Pusat : Jl. Dr. Sutomo No. 7 Pekanbaru,
Provinsi Riau. Telp. (0541) 201005/
Fax. (0541) 735100.
e. Pengurus :
Komisaris Utama : Anton Hartiopo
Komisaris : Roy Chandra
Direktur Utama : Rudi Hartono
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 17
Direktur : Kirmadi
Direktur : Syamsir
f. Nomor S-PHPL/S-LK : 034.2/EQC-PHPL/I/2018
g. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 03 Maret 2016 sampai dengan 02 Maret
2021, tanggal revisi 02 Januari 2018
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - -
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 23 dan 29 Januari
2019
Koordinasi dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Riau yang
diwakili oleh Bapak Setyo Widodo
(Kasi PPKH Bidang Perencanaan
dan Pemnfaatan).
Koordinasi dengan BPHP Wilayah
III Pekanbaru yang diwakili oleh
Bapak Hanosoan Daulay (Kasi
PEPHP).
Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana
Penilaian Kinerja PHPL Penilikan
Ketiga di PT Rimba Lazuardi
(Auditee) dan meminta masukan
terkait dengan kinerja Auditee
selama satu tahun terakhir.
Konsultasi Publik - -
Pertemuan Pembukaan 23 Januari 2019 Pertemuan pembukaan
dilaksanakan di Kantor Camp PT
RLZ Estate Lubuk Jambi di
Kecamatan Pucuk Rantau,
Kabupaten Kuantan Singingi.
Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang
lingkup penilaian,
menyampaikan jadwal/ rencana
kerja penilaian, menyampaikan
metodologi dan prosedur
penilaian, serta
mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu,
tempat, dan peserta pertemuan
penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri
dengan pembuatan BAP yang
dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 24 – 27 Januari 2019 Tim Audit menghimpun,
mempelajari data dan dokumen
Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 17
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1 Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15
/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.
Untuk menguji kebenaran data,
Tim Audit melakukan
pengamatan, pencatatan, uji
petik, dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1.
Pertemuan Penutupan 28 Januari 2019 Pertemuan penutupan
dilaksanakan di Kantor Camp PT
RLZ Estate Lubuk Jambi di
Kecamatan Pucuk Rantau,
Kabupaten Kuantan Singingi.
Menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Auditee atas
bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa
PHPL.
Memberitahukan temuan
observasi dan ketidaksesuaian.
Membacakan atau
memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri
dengan pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 11 Februari 2019 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)
menelaah hasil-hasil dan
kesimpulan penilaian yang telah
disampaikan Tim Auditor untuk
menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan Prosedur PT
EQUALITY Indonesia serta
mengambil keputusan mengenai
predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian:
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan
Pemegang IUPHHK-HT
BAIK
Auditee memiliki dokumen legal seperti Akte pendirian dan
perubahan, NPWP, SIUP, TDP, SK IUPHHK-HTI, dan
administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat
realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan
seperti : pedoman tata batas, Instruksi tata batas dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Perjanjian Pelaksanaan Tata Batas.
Auditee telah melaksanakan tata batas areal kerja dan
telah temu gelang berdasarkan Laporan Tata Batas
No.LP.003/BPKH.XIX-3/2016 Tahun 2016 yang disahkan
oleh a.n Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
lIngkungan, Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan
Kawasan Hutan a.n Ir Muhammad Said, MM tanggal 13
Juni 2017.
Terdapat konflik batas, namun ada upaya Auditee untuk
menyelesaikan konflik.
Terdapat perubahan fungsi Kawasan hutan diareal kerja
Auditee namun sudah ada perubahan dokumen
perencanaan (RKUPHHK) dan telah disahkan oleh Instansi.
Diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan.
1.2. Komitmen
Pemegang Izin IUPHHK-
HT
SEDANG
Auditee telah memiliki dokumen visi dan misi yang
ditetapkan Direktur Utama PT. Rimba Lazuardi tanggal 30
November 2015 tentang Visi Dan Misi, Serta Kebijakan
Sosial, Lingkungan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT.
Rimba Lazuardi dan telah sesuai dengan kerangka PHL.
Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin dan
sebagian masyarakat setempat, serta ada bukti
pelaksanaan.
Implementasi PHL Auditee Tahun 2018 sebagian sesuai
dengan visi dan misi dan terdapat kelola prasyarat,
produksi, lingkungan dan sosial yang belum optimal.
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih dan
tenaga teknis pada
seluruh tingkatan untuk
mendukung pemanfaatan
implementasi penelitian,
pendidikan dan Latihan
BAIK
Keberadaan Ganis PHPL Auditee tahun 2018 belum
memenuhi sesuai Peraturan Menteri Kehutanan No.
P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen PHPL No P.16/PHPL-
IPHH/2015, yaitu belum terpenuhinya satu Orang Ganis
Nenhut, namun tidak terdapat peminjaman Ganis PHPL dari
perusahaan lain.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee pada Tahun
2018 adalah berdasarkan jumlah peserta pelatihan sebesar
97,06 % dan berdasarkan jenis pelatihan sebesar 95 %.
Peningkatan SDM telah memperhatikan pemenuhan Ganis
PHPL.
Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh Auditee telah
tersedia lengkap dan telah memenuhi kewajiban
sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang
No. 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di
Perusahaan.
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik,
evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK-HTI
BAIK
Auditee memiliki struktur organisasi dan job description
yang telah disahkan oleh Direktur Utama PT. Rimba Lazuardi
No. 031/Dir-RL/II/2018 tanggal 09 Februari 2018 yang
sesuai dengan kerangka PHPL.
Auditee memiliki perangkat SIM berupa Software, Hardware,
SOP SIM, dan tenaga pelaksana untuk mengoperasikan SIM
yang ditetapkan melalui Surat Penunjukan Direktur Utama
PT. Rimba Lazuardi No. 089/Dir-RL/I/2017 tanggal 13
Maret 2017 tentang penunjukan sebagai PIMS Controller
PT. Rimba Lazuardi.
Auditee telah memiliki SPI yang ditetapkan berdasarkan SK
Direktur Utama PT. Rimba Lazuardi No. 031/Dir-RL/II/2018
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tanggal 09 Februari 2018 dan Struktur Organisasi SPI PT.
Persada Karya Sejati tanggal 1 Oktober 2018. Auditee
memiliki SOP Audit Internal, dan laporan monitoring SPI,
namun kegiatan pelaksanaan audit internal kantor pusat PT.
Rimba Lazuardi belum sesuai dengan SOP sehingga belum
efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan.
Terdapat tindakan pencegahan dan perbaikan manajemen
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaporkan
dalam Laporan Hasil Penilaian Kinerja, namun baru sebagian
implementasi sesuai dengan rekomendasi SPI dan laporan
hasil penilaian belum sesuai SOP-SPI-001.
1.5. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
SEDANG
Kegiatan RKT yang akan mempengaruhi kepentingan hak-
hak masyarakat setempat telah mendapatkan persetujuan
atas dasar informasi awal yang memadai, melalui sosialisasi
RKT 2018/2019, namun hanya 3 Desa yang telah dilakukan
sosialisasi RKT.
Auditee mendapatkan persetujuan dalam proses tata batas
dari para pihak yaitu Instansi Kehutanan, Pemerintah
Daerah, sampai Pemerintah Desa termasuk masyarakat
yang berbatasan dengan areal kerja Auditee.
Persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD
Auditee telah dilaksanakan pada seluruh desa binaan
namun sosialisasi CSR/CD baru dilaksanakan pada 4 desa
dari 8 desa binaan.
Persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung
Auditee dari para pihak adalah sebesar sebesar 50 %, atau
dari total 8 Desa yang memberikan dampak terhadap
kawasan lindung Auditee, sosialisasi kawasan lindung baru
dilakukan kepada 4 Desa Binaan.
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
BAIK
Terdapat dokumen RKUPHHK yang sudah disetujui oleh
pejabat yang berwenang yang disusun dengan
mempertimbangkan Deliniasi Mikro dan tidak dikenai
peringatan terkait pemenuhan kewajiban RKU.
Auditee telah melakukan kegiatan penataan areal kerja
sesuai dengan rencana pada RKU dan RKT. Kesesuaian
lokasi ditunjukkan dengan adanya kesesuaian pada peta
rencana kerja dan realisasi meski pada implementasinya
masih terdapat perbedaan luasan.
Hasil observasi lapangan, seluruh tanda batas
blok/kompartemen RKT diareal kerja Auditee dapat
terlihat jelas di lapangan. Namun demikian penandaan
batas blok/kompartemen tersebut masih belum sesuai
dengan SOP yang dikembangkan dimana sebagian besar
pal yang ditemukan belum dilakukan pengecoran.
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem
BAIK
Auditee memiliki data potensi tegakan dari hasil Pree
Harvesting Inventory (PHI) beserta kelengkapan data
pendukungnya.
Auditee memiliki data pengukuran riap tegakan pada tipe
ekosistem yang ada dan sudah dianalisis namun
pembuatan plot PSP masih belum mewakili pada setiap
jenis tanaman.
Auditee sudah melakukan pengukuran pertumbuhan riap
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tegakan beserta analisisnya berdasarkan hasil PSP, PMA
dan PHI. Namun Auditee belum menggunakan data tersebut
sebagai penentu target tebangan tahunan dan belum
melaporkan kepada Instansi yang berwenang
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
BAIK
Auditee telah mengembangkan SOP untuk seluruh tahapan
kegiatan sesuai sistem silvikultur yang diterapkan. SOP telah
menjelaskan secara rinci teknis kegiatan dan riil
pelaksanaan dilapangan karena sebagian SOP juga
dilengkapi dengan Instrkusi Kerja (IK) dan Form. Isi SOP
sudah sesuai dengan pedoman pelaksanaan atau
ketentuan teknis.
Auditee telah melaksanakan seluruh tahapan kegiatan
pengelolaan hutan sesuai system THPB namun baru
sebagian yang sesuai SOP yang dikembangkan.
Rata-rata potensi tegakan tanaman diareal kerja Auditee
tahun 2018 pada RKT 2018/2019 adalah sebesar 149,6
M3/ha yang artinya potensi tegakan yang dimiliki oleh
auditee dapat menjamin kelestarian hasil hutan.
Sediaan permudaan tanaman diareal kerja Auditee Tahun
2018 adalah sebesar 89,9% atau berada pada range 75-
89% dari jumlah tanaman per hektar sehingga masih
mampu menjamin kelestarian pemanenan hasil.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
BAIK
Auditee memiliki SOP pemanfaatan/pengelolaan hutan
ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan pengelolaan
hutan, dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi
setempat.
Auditee telah menerapkan teknologi ramah lingkungan pada
3 tahapan kegiatan pemanenan hasil. Tahapan penerapan
tebangan ramah lingkungan yaitu tahap perencanaan
pemanenan, operasional pemanenan, dan pasca
pemanenan.
Berdasarkan hasil uji petik perhitungan Fe pada
compartemen tebangan diperoleh nilai fe sebesar 0,94 atau
> 0,7 yang artinya pemanfaatan kayu di lapangan sangat
tinggi. Hal tersebut juga didukung dengan adanya hasil
perhitungan RWA yang kurang dari 5 M3/ha.
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK
Auditee telah memiliki dokumen 2017/2018 secara
lengkap yang disahkan oleh pejabat yang berwenang yaitu
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Riau dan untuk RKT 2018/2019 disahkan secara self
approval oleh Direktur Utama. Dokumen RKT disusun
berdasarkan RKUPHHK 2008-2017 dan RKU 2018-2027.
Peta Rencana Kerja RKT 2017/2018 skala 1:50.000 telah
menggambarkan areal ditebang/
dipanen/dimanfaatkan/ditanam/ dipelihara beserta areal
yang ditetapkan sebagai kawasan lindung dibuat oleh
Auditee dan disahkan oleh Kepala Dinas lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Riau. Selain itu terdapat peta kerja
di lapangan skala 1:5.000, yaitu Peta Rencana Penanaman
dan Peta Rencana Penebangan sebagai panduan Bagian
Pengawas dilapangan.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada
sebagian batas blok tebangan/ dipanen/ dimanfaatkan/
ditanam/ dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung. Hasil observasi lapangan penandaan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
batas seluruh kawasan lindung hanya mencapai 82%.
Realisasi volume tebangan total mencapai <70% dari
rencana tebangan tahunan dan lokasi panen sesuai dengan
RKT yang disahkann serta tidak melebihi luas yang
direncanakan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang
memadai dan memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian
dan pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber
daya manusia
BAIK
Laporan Keuangan 2017 menunjukan Kesehatan Fiinansial
yang ditunjukan dari Nilai Likuiditas dan Solvabilitas
>150%, Rentabilitas = Negatif, dan catatan keuangan
Wajar Tanpa Pengecualian.
Auditee telah melakukan realisasi alokasi dana pada Tahun
2017 yang dilakukan oleh auditee adalah sebesar 91% dari
rencana kerja sesuai dengan system silvikultur THPB.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan kurang
proporsional.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
berjalan lancar dan sesuai dengan tata waktu.
Realisasi modal yang kembali ke hutan berupa kegiatan
penanaman pada areal yang telah ditebang (RKT
2017/2018 dan 2018/2019 sudah seluruhnya.
Realisasi Penanaman tanaman pokok, tanaman kehidupan
dan tanaman unggulan tahun 2017/2018 dan 2018/2019
mencapai <50% dari yang seharusnya.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
SEDANG
Berdasarkan dokumen perencanaan Revisi RKUPHHK-HT
periode tahun 20018 – 2027 (tahun 2018), PT RLZ telah
mengalokasikan kawasan dilindungi seluas 3.412,67 Ha
atau sebesar 17,32 % dari total luas IUPHHK-HT dan
terdapat sebagian kawasan lindung yang tidak sesuai
dengan kondisi biofisiknya dengan adanya perambahan
hutan di kawasan lindung.
Panjang batas kawasan lindung yang telah ditata batas di
lapangan sepanjang 278.596,8 meter (82,19%) dari
Panjang batas seharusnya yaitu 338.952,6 meter dengan
tanda batas yang dapat dikenali berupa patok, plang nama,
dan penandaan dengan cat warna merah pada pohon.
Kondisi kawasan lindung yang berhutan seluas 3.647 Ha
(87,63%) dari total kawasan lindung dan tidak berhutan
yang berupa semak belukar dan areal terbuka seluas 515
Ha (12,37%).
Sosialisasi keberadaan kawasan lindung sudah dilakukan
kepada masyarakat yang berasal dari 7 desa (77,78%),
tetapi masih terdapat kegiatan perambahan perambahan
hutan (klaim oleh masyarakat) di areal kawasan lindung
sempadan sungai dan buffer zone seluas 1,034.9 Ha
sesuai peta sebaran klaim IUPHHK HTI PT Rimba Lazuardi
skala 1 : 50.000. Sudah ada upaya penyelesaian klaim di
lapangan secara bertahap.
Belum semua kawasan lindung yang terdapat di areal PT
Rimba Lazuardi dilakukan pengelolaan, serta pemeliharan
Pal Batas belum selama periode tahun 2018 belum
dilakukan. Hasil pengelolaan kawasan lindung dituangkan
dalam laporan RKL RPL Semester 1 tahun 2018.
3.2. Perlindungan dan BAIK Auditee telah mengembangkan prosedur perlindungan dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pengamanan hutan pengamanan hutan, mencakup seluruh jenis gangguan yang
ada yakni kebakaran hutan, serangan hama dan penyakit,
pencurian kayu (perambahan hutan) dan perladangan liar.
Jenis dan jumlah sarana prasarana perlindungan hutan
(Pengamanan hutan, Sapras DAMKARHUTLA dan Sapras
pengendalian hama penyakit) yang dimiliki oleh PT LRZ
Jenis, jumlah dan fungsi sarana prasarana sesuai dengan
ketentuan dan berfungsi dengan baik.
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah memadai
tetapi belum seluruh tim inti Damkarhutla mempunyai
kualifikasi personil belum sesuai
P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016.
Kegiatan perlindungan telah diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/preventif/represif) dengan
mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada.
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
BAIK
Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh
dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.
Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air. Untuk sarana dan
prasarana yang ada di Gudang TPS LB3 di Blok II belum
tersedia sebagaimana mestinya seperti Emergency Shower
tidak berfungsi sebagaimana mestinya (air tidak mengalir),
Sedangkan Limbah B3 yang tersimpan dalam gudang TPS
LB3 baik di Blok I maupun Blok II Penyimpannya melebihi
batas waktu yang diperuntukan (> 360 Hari) serta tidak
informasin semua symbol dan label terpasang di kemasan
Limbah LB3.
Auditee telah memiliki Personil GANIS BINHUT sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor : P.16/PHPL-IPHH/2015 dengan
jumlah yang mencukupi sesuai dengan peraturan.
Auditee telah memiliki Rencana pengelolaan dampak
terhadap tanah dan air secara teknis sipil dan teknik
vegetatif sudah ada semua dalam dokumen perencanaan
seperti Revisi Ketiga RKUPHHK-HTI tahun 2018, RKL tahun
2002 dan RPL tahun 2002, Dokumen Rencana Pemulihan
Ekosistem Gambut dan sudah seluruhnya
diimplementasikan pengelolaannya.
Implementasi kegiatan pemantauan dampak terhadap
tanah dan air telah dilakukan sesuai dengan dokumen
perencanaan (PIL/RPL). Implementasian kegiatan ini sesuai
dengan ketentuan perencanaan pemantauan dampak.
Hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam Laporan
Semester Pelaksanaan RKL dan RPL dan diserahkan secara
berkala kepada Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Pemerintah Provinsi Riau.
Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air.
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
BAIK
Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
Kegiatan identifikasi flora dan fauna yang dilindungi di areal
PT Rimba Lazuardi Pemantauan belum mencakup
identifikasi yang jarang, langka, terancam punah dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
endemik endemic yaitu kelompok jenis flora tidak berkayu seperti
anggrek dan Rafflesia hasceltii seperti tertuang dalam
dokumen PIL.
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemic
SEDANG
Tersedia prosedur pengelolaan flora untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal Auditee.
Auditee telah melakukan kegiatan implementasi
pengelolaan flora tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian species flora
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal Auditee.
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
SEDANG
Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal auditee izin.
Kondisi kawasan sempadan sungai dan buffer zone belum
dilakukan pengelolaan optimal dengan masih ditemukannya
tanaman sawit serta implementasi WI Gajah dan Harimau
baru dilakukan sebagian.
Terdapat gangguan terhadap kondisi species fauna
dilindungi tetapi ada upaya penanggulangan gangguan oleh
Auditee.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/ pemegang
izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat
SEDANG
Auditee telah memiliki sebagian dokumen/laporan mengenai
pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat,
identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh
pemegang izin.
Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan
penyelesaian konflik yang diketahui para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat
dalam perencanaan SDH yang legal, lengkap dan jelas.
Auditee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat
hukum adat/setempat.
Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para
pihak dan masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
SEDANG
Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan.
Auditee telah memiliki sebagian mekanisme tentang
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap
masyarakat.
Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan kegiatan
sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya terhadap
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya
sebagian.
Auditee telah memiliki sebagian bukti tentang realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang lengkap
terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin
termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para pihak
SEDANG
Auditee telah memiliki data dan informasi masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH
namun tidak lengkap dan tidak jelas.
Auditee telah memiliki mekanisme yang legal mengenai
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
yang berbasis hutan, namun belum lengkap.
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian (<50%)
kegiatan peningkatan peranserta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hokum adat dan/atau masyarakat setempat
oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki sebagian bukti dokumen/laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para
pihak, dan masih ada dokumen laporan yang belum
lengkap.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik
BAIK
Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas.
PT Rimba Lazuardi pada arealnya terdapat kasus konflik,
dan tersedia peta konflik yang lengkap dan jelas.
Auditee memiliki organisasi, sumberdaya manusia, dan
pendanaan yang untuk mengelola konflik.
Auditee telah memiliki dokumen/laporan penanganan
konflik tersedia, namun tidak lengkap dan kurang jelas.
4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kesejah-
teraan Tenaga Kerja
SEDANG
Auditee telah merealisasikan sebagian besar hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi.
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan
dan baru sebagian diimplementasikan.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
(5) Resume Hasil Verifikasi Legalitas Kayu:
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1.1.a.
Dokumen legal terkait
perizinan usaha (SK
IUPHHK).
MEMENUHI Areal PT Rimba Lazuardi telah mendapat pengesahan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.79/MENHUT-II/2007 tanggal 5 Maret 2007 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
361/KPTS-II/1996 tentang Pemberian Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi Atas Areal Hutan
Seluas ± 12.600 Ha di Provinsi Riau Kepada PT Rimba
Lazuardi menjadi areal seluas ± 23.340 Ha dan telah
dilengkapi Peta Areal Kerja Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman PT Rimba Lazuardi
(Addendum) Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan
Singingi dan Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau seluas ±
23.340 Ha dengan skala 1 : 100.000.
Hasil penelaahan peta overlay antara Peta Lampiran SK
Menhut Nomor SK.79/Menhut-II/2007 Tanggal 5 Maret 2007,
dengan Peta Lampiran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor: SK 903/MENLHK/SETJEN/PLA2/
12/2016 tanggal 7 Desember 2016, menyatakan bahwa
tidak terdapat perubahan fungsi kawasan hutan
1.1.1.b.
Bukti pemenuhan
kewajiban Iuran Izin
Usaha Hasil Hutan Kayu.
(IIUPHHK).
MEMENUHI SPP IIUPHHK diterbitkan melalui surat No. 4391/IV- PPHH/95
tanggal 18 Agustus 1995 dan surat No. S.468/UI-
BIKPHH/2013 tanggal 04 April 2013. Auditee telah
membayar IIUPHHK sejumlah Rp. 16.380.000,00 dan
sejumlah Rp 27.924.000.
1.1.1.c. Penggunaan
kawasan yang sah di luar
kegiatan IUPHHK (jika
ada).
NOT APPLICABLE Berdasarkan hasil identifikasi terhadap permasalahan clem
area yang dihadapi Auditee, tidak ada penggunaan kawasan
yang sah diluar kegiatan IUPHHK, yang ada perambahan oleh
masyarakat sekitar areal Auditee, sehingga verifier ini masuk
kategori Not Applicable (NA)
Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang
berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
2.1.1.a.
Dokumen
RKUPHHK/RPKH,
RKT/Bagan Kerja/RTT
beserta lampirannya yang
telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang,
meliputi :
1) Dokumen RKU
PHHK/RPKH &
lampirannya yang disusun
berdasarkan
IHMB/risalah hutan dan
dilaksanakan oleh Ganis
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen Revisi RKUPHHK-HTI PT
Rimba Lazuardi Periode tahun 2018-2027 telah disahkan
berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor:
SK.3035/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/5/2018 tanggal 17
Mei 2018, dan telah dilampiri peta skala 1 : 50.000.
2. Dokumen RKT tahun 2017/2018 dan RKT 2018/2019
untuk Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singingi
dan Kabupaten Indragiri Hulu telah disahkan melalui Surat
Keputusan Direktur Utama PT Rimba Lazuardi dan telah
dilengkapi peta skala 1 : 50.000.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
PHPL Timber Cruising
dan/atau Canhut.
2) Dokumen RKT/ RTT
yang disusun
berdasarkan RKU/RPKH
dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang
atau yang disahkan
secara self approval.
3) Peta rencana penataan
areal kerja yang dibuat
oleh Ganis PHPL Canhut.
2.1.1.b.
Peta areal yang tidak
boleh ditebang pada
RKT/Bagan Kerja dan
bukti implementasinya di
lapangan.
MEMENUHI Areal yang tidak boleh ditebang berupa kawasan
lindung/areal konservasi telah tergambar dalam peta
RKUPHHK-HT PT Rimba Lazuardi Periode 2018 – 2027,
RKTUPHHK-HTI Tahun 2017/2018 dan Tahun 2018/2019
serta SK Direksi Penetapan kawasan lindung. Hasil
pengecekan di lapangan pada areal Blok RKT ditemukan
bukti dilakukan penandaan terhadap areal yang tidak boleh
ditebang dengan cara memasang plang kawasan lindung dan
pemasangan patok.
2.1.1.c
Penandaan lokasi blok
tebangan/blok RKT/petak
RTT yang jelas di peta dan
terbukti di lapangan
MEMENUHI Auditee telah melakukan penandaan batas petak dan batas
blok RKT 2017/2018 dan 2018/2019 baik di peta kerja
maupun di lapangan. Penandaan di peta terlihat dengan cara
membedakan warna pada masing-masing blok RKT,
sedangkan penandaan di lapangan dengan cara melakukan
pemasangan patok/pal antar compartemen dan blok RKT
serta sign board blok RKT. Hasil pemeriksaan tanda batas di
lapangan dengan menggunakan GPS menunjukkan
kesesuaian dengan peta RKT yang telah disahkan.
K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK)
(bisa dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya.
MEMENUHI Dokumen Revisi RKUPHHK Periode tahun 2008 - 2017
dilampirkan dengan Peta Skala 1 : 100.000 yang
ditandatangani oleh Direktur Utama PT Rimba Lazuardi
(Supendi), diperiksa oleh Kepala Sub Direktorat Rencana
Kerja dan Produksi (Ir. Bambang Riyanto, M.Sc) dan telah
disetujui oleh an. Menteri Kehutanan – Direktur Jenderal
Bina Usaha Kehutanan ub. Direktur Bina Usaha Hutan
Tanaman (Ir. Herry Prijono, MM). Peta rencana kerja yang
merupakan lampiran Dokumen RKUPHHK tersedia lengkap.
Dokumen Revisi RKUPHHK Periode tahun 2018 - 2027
dilampiri dengan Peta Skala 1 : 50.000 yang ditandatangani
oleh Direktur Utama PT Rimba Lazuardi (Wikendy), disetujui
oleh an. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan –
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (DR.
Hilman Nugroho).
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan
NOT APPLICABLE Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not
Applicable), karena Auditee tidak memanfaatkan kayu hutan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
volume pemanfaatan
kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan
tanaman industri.
alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan dalam
dokumen RKT IUPHHK-HTI tahun 2017/2018 dan
2018/2019.
K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
MEMENUHI 1. Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa auditee
telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur secara
lengkap dan absah dimana kedua dokumen tersebut
telah dibuat dan diunggah melalui aplikasi SIPUHH online
oleh Ganis PHPL PKB. Seluruh kayu yang diproduksi oleh
Auditee periode bulan Desember 2017 s.d Desember
2018 sudah di-LHP-kan total sebanyak 132.767,56 SM
dengan volume 78.332,86 M3 terdiri dari :
Blok I
Kabupaten Pelalawan = 65.648,78 M3 (64 Set).
Blok II
Kabupaten Indragiri Hulu = 1.028,18 M3 (2 Set)
Kabupaten Kuantan Singingi = 11.058,65 M3 (16
Set), TB 597,25 (4 Set)
2. Pengecekan antara dokumen LHP dengan buku ukur
hasilnya sesuai baik volume, maupun jenis kayunya.
3. Uji petik antara Dokumen LHP dengan fisik kayu tidak
dilakukan karena sudah tidak ada lagi stock tumpukan
kayu di lapangan.
4. Uji petik nomor batang di LHP dengan tunggak kayu di
lapangan tidak dapat dilakukan karena Auditee
merupakan IUPHHK-HTI yang melakukan sistem silvikultur
Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB)
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari:
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
kayu terdaftar.
MEMENUHI Seluruh kayu yang diangkut dari TPK Hutan telah dilengkapi
dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah, yaitu
menggunakan Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu
(SKSHHK) melalui aplikasi SIPUH Online dan dilengkapi
dokumen Surat Angutan Kayu/Ticket Trip (internal Auditee)
Hasil uji silang antara dokumen Surat Keterangan Sahnya
Hasil Hutan Kayu (SKSHHK) yang diterbitkan dengan dokumen
LMKB pada periode yang sama dengan penerbitan SKSHHK
terdapat kesesuaian.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
Verifier 3.1.3.a. Tanda-
tanda PUHH/ barcode
pada kayu dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
NOT APPLICABLE Auditee adalah pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), dimana
sistem silvikultur yang dikembangkan adalah sistem Tebang
Habis Permudaan Buatan (THPB) sehingga tanda-tanda pada
tunggak kayu tidak dapat ditemukan di lapangan. Dan
merujuk dari indikator 3.1.3 yang menjelaskan bahwa asal
usul kayu bulat berasal dari IUPHHK-HA, sehingga verifier ini
tidak dapat diterapkan (Not Applicable).
Verifier 3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan
secara konsisten oleh
pemegang izin.
NOT APPLICABLE Seperti telah diuraikan pada verifier 3.1.3.a. diatas, Auditee
adalah pemegang IUPHHK pada hutan tanaman dimana
sistem silvikultur yang dikembangkan adalah Tebang Habis
Permudaan Buatan (THPB) sehingga verifier ini tidak dapat
diterapkan (Not Applicable).
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.
Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan
alam, dan arsip FAKB dan
lampirannya untuk hutan
tanaman.
MEMENUHI Seluruh pengangkutan kayu selama periode Desember 2017
– Desember 2018 dokumen angkutan hasil hutan yang sah
yang digunakan oleh Auditee adalah dokumen Surat
Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu (SKSSHK) yang
diterbitkan sebanyak 1.371 Set dengan volume sebanyak
51.945,46 M3
Dokumen angkutan hasil hutan diterbitkan oleh petugas
yang berwenang yang memiliki kualifikasi sebagai GANIS
PKB-R. Seluruh kayu yang dipanen Auditee tidak ada berasal
dari Hutan Alam, sehingga tidak ada penggunaan dokumen
SKSKB.
K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH).
Verifier 3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran) DR
dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
MEMENUHI Auditee dapat menunjukan seluruh dokumen Bukti
Pembuatan Tagihan (BPT) yang diterbitkan melalui Sistem
Informasi PNBP Online (SIMPONI).
Seluruh BPT yang diterbitkan telah sesuai dengan LHP yang
dibuat/disahkan.
Verifier 3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/atau
PSDH
MEMENUHI Auditee telah membayar kewajiban PSDH sesuai dengan
Bukti Pembuatan Tagihan (BPT) yang diterima.
Realisasi pembayaran oleh Auditee berdasarkan BPT untuk
produksi kayu yang telah dibuat LHP sejak bulan Desember
2017 sampai dengan Desember 2018 dengan volume
sebesar 78.332,86 M3, total PSDH yang harus di bayar
adalah Rp. 657.996.024,00,
Pembayaran PSDH dibuktikan dengan adanya tanda bukti
berupa print out dari Bank Mandiri dan Bukti Penerimaan
Negara (BPN)
Verifier 3.2.1.c. MEMENUHI Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu pada Auditee
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Kesesuaian tarif DR dan
PSDH atas kayu hutan
alam (termasuk hasil
kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian
tarif PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
adalah IUPHHK pada Hutan Tanaman dengan jenis kayu
Akasia. Dalam perhitungan tarif pembayaran PSDH per/m3
mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 Tahun 2014
tanggal 14 Pebruari 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Kehutanan. Sesuai dengan PP tersebut Tarif
PSDH ditetapkan dengan rumus : 6% x Harga Patokan.
Sementara itu Harga Patokan mengacu pada Peraturan
Menteri Kehutanan (Permenhut) No :
P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.I/12/ 2017 tanggal 19
Desember 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil
Hutan Untuk Perhitungan Provinsi Sumber Daya Hutan Dan
Ganti Rugi Tegakan, yaitu 6% x Rp. 90.000/M3 = Rp. 8.400,-
/M3 (jenis tanaman Acacia dan Eucalyptus). Tarif PSDH
sebesar Rp 8.400/ M3 sudah sesuai dengan perhitungan SPP
PSDH.
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Auditee bukan merupakan Pedagang Kayu Antar Pulau,
sehingga tidak memiliki dokumen PKAPT. Seluruh Kayu Bulat
Kecil Auditee diangkut menggunakan jalan darat (Truck)
menuju Pabrik Pulp & Paper PT RAPP, di Pangkalan Kerinci,
sehingga verifier ini masuk dalam kategori Not Applicabel
(NA).
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia
dan memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
kapal
NOT APPLICABLE Seperti yang dijelaskan pada verifier 3.3.1, Auditee bukan
merupakan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga tidak
memiliki dokumen PKAPT. Seluruh Kayu Bulat Kecil Auditee
diangkut menggunakan jalan darat (Truck) menuju Pabrik Pulp
& Paper PT RAPP, di Pangkalan Kerinci, sehingga verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)
K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal
Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal
Verifier 3.4.1. Tanda V-
Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan.
MEMENUHI Penggunaan tanda V-Legal diatur dalam kontrak sublisensi
penggunaan tanda V-Legal antara PT Equality Indonesia
dengan PT Rimba Lazuardi Nomor. 031/EQ-VLEGAL/PHPL-
HT/III/2016 tanggal 02 Maret 2016.
Tanda–V-Legal milik Auditee adalah 034/EQC-PHPL/II/2016
LP-PHPL-013-IDN.
Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan Auditee
telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.
P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang Pedoman
Penggunaan Tanda V-Legal.
K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah
memiliki dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL
meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan
sesuai peraturan yang
berlaku meliputi seluruh
areal kerjanya
MEMENUHI Dokumen lingkungan yang dimiliki Auditee untuk Kabupaten
Indragiri Hulu berupa dokumen Penyajian Informasi
Lingkungan HTI-TRANS (PIL HTI-Trans) PT Rimba Lazuardi di
Kabupaten Indragiri Hulu Provisi DATI I Riau telah disetujui
oleh Komisi Pusat AMDAL DEPHUT dengan Nomor: 38/DJ-
VI/AMDAL/94 tanggal 18 Juni 1994 dengan luas 7.600 Ha
Untuk Kabupaten Pelalawan Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL) seluas 10.910 Ha disetujui Bupati
Pelalawan melalui Surat No 04/Amdal/2004 tanggal 29
Desember 2004.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan
penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial
4.1.2a. Dokumen RKL dan
RPL.
MEMENUHI Dokumen RKL-RPL untuk Kabupaten Indragiri Hulu telah
disetujui oleh Komisi Pusat AMDAL DEPHUT dengan Nomor:
61/DJ-VI/AMDAL/96 tanggal 19 April 1996 dengan luas
12.600 Ha sesuai SK Gubernur No. 522.1/EK/2795.
Sedangkan dokumen RKL dan RPL untuk areal di Kabupaten
Pelalawan – Provinsi Riau seluas 10.910 Ha, disusun
mengacu pada dokumen ANDAL UPHHK-HT PT Rimba Lazuardi
yang disetujui oleh Bupati Pelalawan sesuai surat Nomor
:04/AMDAL/2004 tanggal 29 Desember 2004.
4.1.2.b.
Bukti pelaksanaan
pengelolaan dan
pemantauan dampak
penting aspek fisik-kimia,
biologi dan sosial.
MEMENUHI Auditee telah membuat laporan pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan periode semester I dan semester II
tahun 2018 dan telah dilaporkan kepada intansi yang
berwenang.
Pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan lingkungan
sesuai dengan dokumen laporan RKL dan RPL yang disusun
setiap semester dan Implementasi pelaksanaan pemantauan
dan pengelolaan lingkungan dilakukan secara konsisten dan
mengacu terhadap dampak penting yang terjadi di lapangan.
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
Verifier 5.1.1.a.
Pedoman/prosedur K3.
MEMENUHI Auditee memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP)
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Panitia
Pembina K3 serta personel yang ditunjuk untuk bertanggung
jawab dalam implementasi K3 yaitu untuk Blok I Sdr. Prasetia
dan Blok II Sdr Deki Arlan.
Verifier 5.1.1.b.
Ketersediaan Peralatan
K3.
MEMENUHI Auditee memiliki peralatan K3 sesuai ketentuan dan
berdasarkan observasi lapangan peralatan K3 masih berfungsi
dengan baik.
Auditee juga telah memiliki klinik di blok I dan Blok II yang
masing-masing dijaga oleh 2 (dua) orang paramedis serta
dilengkapi mobil ambulan.
Verifier 5.1.1.c.
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Berdasarkan SOP-KKK-02, Pelaporan Dan Investigasi Insiden
Kerja, dimana Auditee mempunyai kewajiban untuk mencatat
setiap kecelakaan kerja yang terjadi di dalam areal operasional
perusahaan dan melaporkan kejadian kecelakaan kerja kepada
Dinas Tenaga Kerja setempat.
Selama periode Desember 2017 s/d Desember 2018 untuk
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
blok I Lubuk Jambi maupun blok II Estate Selanjut tidak ada
kasus kecelakaan kerja, dan telah dibuat Rekapitulasi
kecelakaan kerja.
K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja
Verifier :
Serikat pekerja atau
kebijakan perusahaan
(auditee) yang
membolehkan untuk
membentuk atau terlibat
dalam kegiatan serikat
pekerja
MEMENUHI Auditee belum memiliki Serikat Pekerja, Namun Auditee telah
membuat Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Direktur
PT Rimba Lazuardi (Ir. Rudi Hartanto) yang dibuat di
Pekanbaru, dengan No. 017/RL-PKU/I/2015 tanggal 12
Januari 2015 yang berisi pernyataan bahwa perusahaan telah
memberikan jaminan atas kebebasan berserikat dan
berkumpul dan mewujudkan untuk membentuk Serikat
Pekerja yang berpedoman pada Undang-undang
Ketenagakerjaan.
Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur
hak-hak pekerja.
Verifier:
Ketersediaan Dokumen
KKB atau PP.
MEMENUHI Untuk mengatur dan menjaga hak dan kewajiban, baik
perusahaan maupun karyawan, telah dibuat dokumen
Peraturan Perusahaan PT Rimba Lazuardi yang disahkan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Riau Nomor :
Kpts.53/II/2018 tanggal 09 Februari 2018, ditandatangani
oleh H. Rasidin, SH, masa berlaku peraturan perusahaan
sampai dengan 07 Februari 2020.
Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)
Verifier :
Pekerja yang masih di
bawah umur
MEMENUHI Berdasarkan hasil wawancara dan daftar usia karyawan,
seluruhnya baik dari Auditee maupun mitra dan kontraktor
tidak ada karyawan yang berusia di bawah 18 tahun. Di
dalam Peraturan Perusahaan Auditee juga telah diatur
mengenai usia minimal tenaga kerja adalah berumur di atas
18 (delapan belas) tahun.