-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI METODE MAKE A MATCH DAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI BARAN
KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ZULFA NUGRAHANI
NIM 115-14-035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017/2018
-
ii
-
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI METODE MAKE A MATCH DAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI BARAN
KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ZULFA NUGRAHANI
NIM 115-14-035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017/2018
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
إِنَّ َمَع اْلُعْسِر ُيْسًرا
"Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan." – (QS.94:6)
Persembahan
1. Bapakku Subagyo dan Ibuku Sri Subekti yang selalu mencurahkan kasih
sayang,waktu dan doanya kepada saya selama ini.
2. Adekku Ilham Adi Kusuma yang saya sayangi.
3. Keluarga besar Baran dan keluarga besar Klaten yang telah mendoakan
dan memberi semangat untuk menyelesaikan kuliah.
4. Dosen pembimbing skripsiku Drs.Abdul Syukur, M.Si yang telah bersedia
untuk membimbing sampai skripsi saya selesai.
5. Sahabat-sahabatku tersayang Rif’atul Choiriyah, Nur Amanah, Arina
Maftuhah, Dwi Puji Lestari, Sandya Dwi, Nezwa Septiana, Sandra Dina,
Fika Nur fitriani, Devi Putti Suryarani dan Keluarga besar KKN Posko 99
Kalitlawah.
6. Teman-teman PGMI angkatan 2014
7. Kampusku tercinta IAIN Salatiga.
-
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPS materi
perjuangan mempertahankkan kemerdekaan Indonesia melalui metode make a
match dan media audio visual pada siswa kelas V MI Baran Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018” ini, untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di
Institud Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan baik
tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institud Agama Islam
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAI N Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI.
4. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing saya dari semester awal hingga saat ini, yang telah
sabar dan meluangkan waktu untuk bimbingan akademik.
-
ix
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi
6. Bapak Ibu Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmunya selama ini
7. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan moral
serta material
8. Bapak Imroni, M.Pd selaku kepala sekolah MI Baran Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang
9. Bapak Muh Sujud selaku wali kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang
10. Kepada seluruh siswa kelas V MI Baran yang telah membantu peneliti
dalam melakukan penelitian
11. Sahabat dan teman-teman seperjuangan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Salatiga, 31 Mei 2018
-
x
ABSTRAK
Nugrahani, Zulfa.2018.Peningkatan IPS materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia melalui metode make a match dan
media audio visual pada siswa kelas V semester II MI Baran
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2017/2018. Jurusan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institud Agama Islam
Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si
Kata Kunci: Hasil belajar, Metode make a match, media audio visual
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS
materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V
MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang
akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode
make a match dan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V semester
II MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan
penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data meliputi observasi,
tes dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung
pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria
Ketuntasan Klasikal.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil
belajar siswa untuk mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V Semester II MI Baran Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Melalui metode
make a match dan media audio visual ada peningkatan hasil belajar, hal ini dapat
dilihat kondisi awal yaitu 44,82% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I
meningkat menjadi 68,96% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 89,65%
siswa yang tuntas. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
melalui metode make a match dan media audio visual dapat meningkatkan hasil
belajar IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada
siswa kelas V Semester II MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
-
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..................................... 7
F. Metode Penelitian.................................................................................... 8
1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 9
2. Subyek Penelitian .............................................................................. 10
-
xii
3. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 12
4. Instrumen Penelitian.......................................................................... 14
5. Pengumpulan Data ............................................................................ 17
6. Analisis Data ..................................................................................... 18
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar ...................................................................................... 21
a. Pengertian Hasil Belajar .............................................................. 22
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ..... 24
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).......................................................... 30
a. Pengertian IPS ............................................................................. 30
b. Fungsi dan Tujuan IPS ................................................................ 30
c. Ruang Lingkup IPS ..................................................................... 32
d. Problematika IPS ......................................................................... 33
e. SK dan KD Pelajaran IPS ........................................................... 34
3. Metode Make a Match ...................................................................... 34
a. Pengertian Metode Make a Match .............................................. 34
b. Langkah-langkah Metode Make a Match ................................... 35
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match .................... 36
4. Media Audio Visual .......................................................................... 37
a. Pengertian Media ........................................................................ 37
b. Tujuan Media Pembelajaran ....................................................... 38
c. Media Audio Visual untuk Materi Perjuangan
-
xiii
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ................................. 39
5. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ........ 40
B. Kajian Pustaka ......................................................................................... 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................. 54
1. Perencanaan Tindakan .................................................................... 54
2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 55
3. Pengamatan/Observasi .................................................................... 56
4. Refleksi ........................................................................................... 60
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................ 61
1. Perencanaan Tindakan .................................................................... 61
2. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 62
3. Pengamatan/Observasi .................................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 67
1. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 67
2. Deskripsi Data Siklus I ................................................................... 69
3. Deskripsi Data Siklus II .................................................................. 73
B. Pembahasan........................................................................................... 78
1. Siklus I ............................................................................................ 79
2. Siklus II ........................................................................................... 85
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II .............................. 92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 94
B. Saran ..................................................................................................... 94
-
xiv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96
LAMPIRAN ..................................................................................................... 98
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Siswa Kelas V MI Baran ........................................................... 11
Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru ..................................................................... 15
Tabel 2. SK dan KD IPS Kelas V ..................................................................... 34
Tabel 3.1 Data Kepala Sekolah dan Guru MI Baran ......................................... 52
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Baran............................................................. 53
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MI Baran ........................................................... 53
Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 57
Tabel 3.5 Nilai Evaluasi Siklus I........................................................................ 59
Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 64
Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus II ...................................................................... 65
Tabel 4.1 Nilai Ulangan IPS Pra Siklus ............................................................. 67
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I........................................................................ 69
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 70
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................................... 72
Tabel 4.5 Nilai Evaluasi Siklus II ...................................................................... 74
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 75
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ..................................................... 77
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ................................................... 78
Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................................... 81
Tabel 4.10 Lembar Observasi Guru Siklus I ....................................................... 82
Tabel 4.11 Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................................... 87
Tabel 4.12 Lembar Observasi Guru Siklus II ..................................................... 88
Tabel 4.13 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ...................................... 92
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 9
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ..................................................................... 77
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................... 83
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...................................................... 89
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
Lampiran 15 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18 Daftar Nilai SKK
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat
materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Rudy Gunawan,
2013:51). IPS menjadi sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang dan
berguna dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia pada hakekatnya
sebagai makhluk sosial.
Bahkan sesungguhnya Islam pun telah mengajarkan masalah
manusia sebagai makhluk sosial, yang tertera dalam Al-Qur‟an surat Al-
Hujarat ayat 13:
ا َخلَْقَناُكْم ِمْن َذَكٍر َوأُْنَثٰى َوَجَعْلَناُكْم ُشُعوًبا َوَقَبائِلَ اُس إِنَّ َها النَّ َيا أَيُّ
َ َعلِيٌم َخبِيرٌ ِ أَْتَقاُكْم ۚ إِنَّ َّللاَّ لَِتَعاَرفُوا ۚ إِنَّ أَْكَرَمُكْم ِعْنَد َّللاَّ
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha krMengenal”.
-
2
Dengan memahami ayat di atas, Islam telah memberikan anjuran
untuk mempelajari ilmu tentang manusia sebagai makhluk sosial. Artinya
bukan hanya berlaku sebagai teori atau pengetahuan semata, akan tetapi
menjadi permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan nyata, dan
manusia dituntut mampu menerapkannya dikehidupan sehari-hari.
Belajar IPS merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena IPS juga di ajarkan pada jenjang
pendidikan SMP atau SMA, kita akan belajar berbagai aspek kehidupan
seperti hubungan sosial, ekonomi, sosial, budaya, politik, psikologi,
sejarah dan geografi dan berbagai aspek lainnya yang berhubungan dengan
kehidupan manusia dalam masyarakat.Oleh karena itu, IPS sangat penting
diajarkan pada jenjang pendidikan dasar.
Di zaman ini kemajuan dan peranan teknologi sudah sedemikian
menonjol, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media
pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan
kemajuan. Penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga
pendidikan, audio, visual, audio-visual serta perlengkapan sekolah lainnya
(Hujair, 2013: 2). Penggunaan media audio visual di pelajaran IPS akan
berpengaruh pada tercapainya tujuan pembelajaran, yang dimaksud media
audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera
pendengaran dan penglihatan, seperti media film, video dan televisi
(Sukiman, 2012: 184). Oleh karena itu, sudah selayaknya kalau media
tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk
-
3
mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan ke
penerima pesan sehingga media dapat mewakili guru menyampaikan
informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di MI Baran yang
terletak di desa Baran Jurang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
Madrasah tersebut termasuk Madrasah yang banyak diminati oleh
Masyarakat desa Baran jurang dan sekitarnya karena bermutu baik serta
selalu berprestasi. Meskipun MI Baran sudah mendapat kepercayaan
masyarakat setempat, namun dalam proses belajar mengajar guru pada
pelajaran IPS materi perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
masih menggunakan metode yang seringkali digunakan yaitu metode
ceramah dan tanya jawab yang menyebabkan siswa cepat merasa jenuh
dan mereka menganggap pelajaran IPS sebagai pelajaran yang sulit.
Terlihat dari nilai ulangan harian siswa kelas V masih ada beberapa yang
belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh Madrasah yaitu 65.
Rendahnya nilai siswa pada pelajaran IPS karena mata pelajaran IPS
dituntut untuk banyak menghafal dan siswa sering merasa bosan sehingga
mereka menghilangkan rasa bosan tersebut dengan cara asik sendiri
dengan teman sebangku dan tidak memperhatikan guru saat mengajar.
Secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KKM, dari 29 siswa
hanya 11 siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 37,93%
sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM.
-
4
Selanjutnya, berdasar diskusi dengan guruIPS di MI Baran kelas V,
diduga faktor yang mempengaruhi siswa mendapatkan nilai dibawah
standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), antara lain: Siswa kurang
memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri,
mengobrol dengan teman yang menyebabkan siswa kurang memahami
materi yang diajarkan, atau terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban
siswa sehingga mempengaruhi hasil akhir jawaban.
Selain faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi siswa
mendapat nilai dibawah KKM, yakni kurangnya kreatifitas guru dalam
mengajar menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa
sehingga siswa cenderung pasif dan kurang tertarik dengan materi yang
diajarkan. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam
mengajar agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa peneliti memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match dan media audio visual sebagai solusi
tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS yang ada di MI
Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.
Penerapan metodeMake a Match dan media audio visual
diharapkan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan antusias
sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis
-
5
dan analisis siswa. Materi akan lebih mudah diterima, menyenangkan dan
hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Untuk menjawab problematika di atas penulis mengangkat judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia melalui metodeMake A Match dan media audio
visual pada siswa kelas V Semester II MI Baran Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan metode Make a
Match dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
tentang materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada
Pembelajaran IPS kelas V Semester II MI Baran Tahun Pelajaran
2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode Make a
Match dan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V
Semester II MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
-
6
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat peserta didik
lebih senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan ketuntasan peserta didik serta memberikan informasi
dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang
menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPS pada materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui metode
Make a Match dan media audio visual terhadap siswa sekolah dasar
sangat bermanfaat bagi siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Siswa memperoleh pelajaran IPS yang lebih menarik,
menyenangkan dan memungkinkan dirinya untuk memahami
materi IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2) Meningkatkan kerja sama dalam memecahkan masalah.
3) Meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam
menerapkan metode Make a Match dan media audio visual
pada proses pembelajaran.
-
7
b. Bagi guru
1) Guru dapat menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan
pembelajaran dan mampu mengatasinya.
2) Menambah wawasan serta ketrampilan pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
3) Diperoleh model yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
2) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
d. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun ke
bidang pendidikan.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap terhadap
masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui
PTK (Mulyasa, 2011:63). Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu
sangat penting. Bila hipotesis dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban
sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Adapun dalam
penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu:
“ penggunaan metodeMake a Match dan media audio visualdapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi Perjuangan Mempertahankan
-
8
Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Baran Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2018.”
Penerapan metodeMake a Matchdan media audio visual ini
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun
indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:
a. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama
dan kedua.
b. Nilai siswa kelas V memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 65 serta tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85%
dalam pembelajaran IPS.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
pendidik didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Tujuannya
adalah untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik, sehingga hasil
belajar peserta didik menjadi meningkat dan secara sistem, mutu
pendidikan pada satuan pendidikan juga meningkat. Pengertian lain
dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan
menemukan pembelajaran yang inovatif untuk memecahkan masalah
yang dialami pendidik dan peserta didik. (Tampubulon, 2014: 18)
-
9
Mills (2000) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas
(Classroom action research) adalah penelitian tindakan yang bersifat
systemic inquiry yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan oleh
pendidik (guru dan dosen) dan kepala sekolah atau pejabat struktural
dilingkungan perguruan tinggi, karena kepala sekolah dan pejabat
struktural mempunyai jabatan fungsional pendidik yaitu wajib
membelajarkan peserta didik (Tampubulon, 2014: 18).Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan
kelas adalah sebagai upaya perbaikan suatu praktik pendidikan
berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan pada penelitian ini
dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan
menggunakan metodeMake a Match dan media audio visual.
Penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan
MCTaggart yang lebih memfokuskan pada aspek individual dalam
penelitian tindakan. Model ini dapat dikembangkan menjadi model
PTK yang menggunakan dua siklus. Alur fikir dan tolak ukur kerja
yang ditawarkan Kemmis dan MC Taggart ada tiga, yaitu (Ridwan
Abdullah Sani & Sudiran, 2016: 23-24):
a. Perencanaan (Planning)
b. Tindakan (acting) danObservasi (Observation)
c. Refleksi (Reflecting)
Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat empat
langkah dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan,
-
10
pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 1.
berikut.
Gambar 1. Siklus PTK
Sumber: Suyadi, (2010: 50)
2. Subyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V MI Baran
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Siswa kelas V MI
Baran dipilih menjadi objek penelitian karena dalam pembelajaran
perlu diperbaharui agar siswa lebih termotivasi dan muncul
semangat belajar sehingga hasil belajar akan meningkat, sedangkan
bagi guru akan menambah wawasan tentang model-model
pembelajaran.Penelitian ini dilakukan di satu kelas yang terdapat
29 siswa.
Pelaksanaan Siklus ke-I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Siklus Ke-II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
?
-
11
Tabel 1.1
Data Siswa Kelas V MI Baran
No Nama Jenis kelamin
1. ARM Laki-laki
2. FSS Laki-laki
3. MEM Laki-laki
4. AM Laki-laki
5. MTR Laki-laki
6. ADP Perempuan
7. AFTA Laki-laki
8. ARW Perempuan
9. AF Laki-laki
10. AFU Perempuan
11. ABS Laki-laki
12. CFA Perempuan
13. EAZ Perempuan
14. EAD Perempuan
15. FSP Laki-laki
16. MSW Perempuan
17. MNR Laki-laki
18. MIBS Laki-laki
19. MA Laki-laki
20. MDA Laki-laki
21. MVE Laki-laki
22. PHR Perempuan
23. RAKW Laki-laki
24. SNH Laki-laki
25. AAP Perempuan
26. FNH Perempuan
27. DN Perempuan
28. DMAF Laki-laki
29. AFA Laki-laki
b. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Baran Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2018. Madrasah ini dipilih
menjadi tempat penelitian karena mata pelajaran IPS masih
dianggap sulit dan membosankan sehingga memerlukan
-
12
pengembangan strategi pembelajaran yang akan meningkatkan
hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan optimal.
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan 14 Mei-
Selesai 2018 di MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode Make a Match dan media audio visual
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
metodeMake a Match dan media audio visual
3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan
peserta didik.
4) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui
keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Make a Matchdan media audio visual
5) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.
b. Pelaksanaan
-
13
Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan
metode Make a Match dan media audio visual. Hal-hal yang perlu
dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
1) Guru memutarkan video tentang materi terkait pada layar
proyektor
2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
3) Guru menjelaskan metode Make a Match
4) Guru memberikan setiap kelompok kartu yang sudah
bertuliskan soal dan jawaban
5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)
6) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar
maka diberi bintang
7) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang
memberikan presentasi lalu guru memanggil pasangan
berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan
melakukan presentasi.
c. Observasi dan pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini
dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk
-
14
menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses
pembelajaran menggunakan metodeMake a Match dan media audio
visual.
d. Analisis atau refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi
atas pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi meliputi: (1)
mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran, (2)
evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil pembelajaran.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Tes tertulis atau soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia;dan
b. Lembar observasi, pada lembar observasi ini yang diamati kinerja
guru saat proses pembelajaran dengan menggunakanmetode Make
a Match dan media audio visual.
-
15
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
beberapa aspek yang diamati diantaranya :
Tabel 1.2
Lembar Observasi Guru
No. Aspek yang diamati Skor
A B C
I PEMBUKAAN
1. Memeriksa kesiapan siswa
2 Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi
3. Penguasaan materi pembelajaran
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
5. Kejelasan dalam penyampaian materi
6. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata
B. PENDEKATAN/METODE PEMBELAJARAN
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
9. Menguasai kelas
10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
konstekstual
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
C. PENDAYAGUNAAN SUMBER
BELAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN
13. Mendayagunakan sumber belajar/media secara
efektif dan efisien
14. Menghasilkan pesan yang menarik
-
16
15. Melibatkan siswa dalam pendayagunaan sumber
belajar/media
D. PELIBATAN SISWA
16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
E. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
19. Memantau kemajuan belajar selama proses
20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
F. PENGGUNAAN BAHASA
21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik dan benar
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
III. PENUTUP
23. Melakukan refleksi/membuat rangkuman
24. Melakukan tindak lanjut
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
(Mulyasa, 2013: 225)
Rentang Kategori :
Nilai 76 - 100 ( Baik )
Nilai 51 - 75 ( Sedang )
Nilai 25 - 50 (kurang )
-
17
5. Pengumpulan data
a. Tes tertulis
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diajarkan guru.
Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila
telah mencapai nilai minimal 65 dari target yang ditentukan. Tes ini
dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metodeMake
a Match dan media audio visual berlangsung.
b. Observasi
Observasi merupakan tindakan atau suatu proses
pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan.
Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan
modelMake a Match dan media audio visual .
c. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu
teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan metode
Make a Match dan media audio visualakan terekam dalam foto.
-
18
Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan
pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut
merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian
untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Setelah semua data
terkumpul selanjutnya adalah menganalisis data untuk mengetahui
hasil penelitian. Analisis data dilakukan dengan membandingkan
antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu
65 (sesuai KKM yang berlaku di MI Baran Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas
belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 65.
Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum
mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 65. Selanjutnya untuk
menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak
ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara
klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan.
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan
belajar setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap
siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes
tertulis pada setiap akhir siklus. Penilaian tugas dan tes dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
-
19
x
Keterangan x : nilai rata-rata
∑x : jumlah semua nilai siwa
∑N : jumlah siswa
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus :
P =
X 100%
(Aqib Zainal, 2014: 40)
7. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan
dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Rancangan Penelitian,
Subyek Penelitian, Langkah-langkahPenelitian, Instrumen Penelitian,
Pengumpulan Data, Analisis Data dan Sistematika Penulisan
Bab II Kajian Teori mencangkup : Hakikat Belajar, Hasil Belajar,
IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
melalui metodeMake a Match dan Media Audio Visual.
Bab III pelaksanaan penelitian yang berisi tentang gambaran umum
MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
-
20
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan tentang deskripsi per
siklus yang meliputi data hasil pengamatan (observasi), refleksi
keberhasilan dan kegagalan.
Bab V penutup meliputi kesimpulan dan saran.
-
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil belajar
Menurut Suprijono (2009: 5-6) dalam (Thobroni, 2016: 20)
hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sedangkan
menurut Bloom (dalam Suprijono, 2016:6), hasil belajar dapat
mencakup beberapa kemampuan. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan
psikomotorik (Thobroni, 2016: 21). Di bawah ini beberapa domain
dari ketiga kemampuan tersebut.
1) Domain Kognitif
a) Knowledge (Pengetahuan), mencapai kemampuan ingatan
tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam
ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode;
b) Comprehension (Pemahaman), kemampuan mencakup
menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari;
c) Application (Penerapan), mencakup kemampuan
menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru;
-
22
d) Analysis (Menguraikan), mencakup kemampuan merinci
sesuatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur
keseluruhan dapat dipahami dengan baik;
e) Synthesis (Mengorganisasikan), mencakup kemampuan
membentuk suatu pola baru; dan
f) Evaluation (Menilai), mencakup kemampuan membentuk
pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
2) Domain Afektif
a) Receiving (Sikap Menerima), yang mencakup kepekaan
tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut;
b) Responding (Memberikan Respon), yang mencakup
kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan;
c) Valuing (Nilai), yang menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui dan menentukan sikap;
d) Organization (Organisasi), yang mencakup kemampuaan
membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan
pegangan hidup; dan
e) Characterization (Karakterisasi), yang mencakup
kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi
pola kehidupan pribadi.
3) Domain Psikomotorik
-
23
a) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang
khas tersebut;
b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri
dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan;
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan
gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan;
d) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan
gerakan-gerakan tanpa contoh;
e) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan
gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap,
secara lancar, efisien, dan tepat;
f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik
dengan persyaratan khusus yang berlaku; dan
g) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-
gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh
siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena belajar pada
dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai
akibat dari pengalaman. Perubahan perilaku individu yang meliputi
-
24
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut
diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya
melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan
belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa (Slameto, 2010:54-67); dan
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa(Baharuddin, 2015: 32).
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan
dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, seorang guru yang
kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang
menunjukkkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan
mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
a. Faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat
lelah, kurang bersemangat, pusing, ngantuk jika badannya
-
25
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan darah ataupun
ada gangguan-gangguan atau kelainan fungsi alat inderanya
serta tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan
cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang
bekerja, belajar. Istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi
dan ibadah.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah
tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari
atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan
ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
-
26
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat.Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada
yang mempunyai intelegensi rendah.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya.
-
27
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat
mempengaruhi belajar karena jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang
akan dicapai.Motif yang kuat sangatlah perlu dalam belajar,
di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan
dengan adanya latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan
pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi
latihan/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-
menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar, belajarnya akan lebih berhasil
jika anak sudah siap (matang).
-
28
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang
dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena
jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
h) Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang. Kelelahan mempengaruhi belajar, agar siswa dapat
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai
terjadi kelelahan dalam belajarnya.
b. Faktor Ekstern
Faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi
proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) dalam
(Baharuddin, 2015: 32) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
-
29
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para
staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru
yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang
simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan
rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin
membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang
positif bagi kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk dalam lingkungan sosial
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu
sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak
rumah), semuanya dapat memberikan dampak baik
maupun buruk pada kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
ialah gudung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
-
30
cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-
faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS)
a. Pengertian IPS
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
Sekolah Dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Rudy Gunawan, 2013:
51). MelaluiIPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai.
Menurut Soemantri (2001: 79) bahwa IPS merupakan program
pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu
sosial dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (Rasimin, 2012: 38).
b. Fungsi dan Tujuan IPS
IPS berfungsi untuk mewariskan nilai moral dalam
masyarakat agar dapat menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan
derajat manusia. Selain itu, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi
yang dimaksud adalah IPS sebagai pendidikan. Fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
-
31
Keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti
bekerja sama, gotong royong, tolong menolong sesama umat
manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan
dimasyarakat.
Fungsi IPS sebagai program pendidikan menurut Sumaatmadja
(2007) dalam (Rasimin, 2012: 40) adalah mengembangkan perhatian
dan kepedulian siswa terhadap kehidupan di masyarakat dan
bermasyarakat.Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai
membentuk warga negara yang baik, juga bertujuan sebagai berikut
(Rudy Gunawan, 2013: 53) :
1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat;
2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat;
3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan
serta bidang keahlian;
4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup
yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut; dan
-
32
5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup IPS adalah berupa kehidupan manusia dalam
bermasyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo,
2008:15). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup
ilmu pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial.
Batasan IPS tersebut, diadaptasikan kedalam organisasi profesional
yang secara khusus membina dan mengembangkan semacam IPS
pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta
kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu
pendidikan.
Untuk memantapkan ruang lingkup IPS perlu diketahui ciri-
cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerjasamanya antara
disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu yang dimaksud
adalah adanya seperangkat kemampuan yang berguna sebagai
berikut: (1) memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities untuk tujuan pendidikan;
(2) mengorganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan; (3) menyajikan (metode)
pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan;
-
33
dan (4) menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (Rasimin,
2012: 38-39).
d. Problematika Pembelajaran IPS
Persoalan pembelajaran IPS SD/MI selalu menarik untuk
dibicarakan mengingat tujuan utama mata pelajaran IPS yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Proses pendidikan IPS di sekolah dasar, pembelajarannya
kurang memperhatikan karakteristik anak usia, yakni yang terkait
dengan perkembangan psikologis siswa. Menurut Piaget (1963)
dalam Gunawan (2013), anak dalam kelompok usia sekolah dasar (6-
12 tahun) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual atau
kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka
memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap
tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang
dipedulikan adalah sekarang (kongkrit), bukan masa depan yang
belum bisa dipahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh
dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti
waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan,
ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan
-
34
atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program
studi ilmu pengetahuan sosial harus dibelajarkan kepada siswa
sekolah dasar. Jika hal ini dibiarkan terus, maka pembelajaran IPS
dapat menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa, sehingga
baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada
tujuan pendidikan IPS yang diharapkan. Mengatasi permasalahan
tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk
materi IPS di sekolah dasar dan memperhatikan karakteristik siswa.
e. SK dan KD Pelajaran IPS Kelas V
Silabus kelas V IPS SD/MI Departemen Pendidikan Nasional
terdapat standar kompetesi untuk mata pelajaran IPS. Standar
kompetensi yaitu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah
melalui proses pembelajaran(Rasimin, 2012:67). Standar kompetensi
IPS untuk kelas V SD/MI adalah sebagai berikut:
Tabel 2. SK dan KD IPS Kelas V
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
1. Mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda
dan Jepang
2. Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
3. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan
kemerdekaan
-
35
4. Menghargai perjuangan para tokoh
dalam
mempertahankan
kemerdekaan
(Sumber: Rasimin, 2012:67)
3. Metode Make a Match
a. Pengertian Metode Make a Match
Make a Match merupakan salah satu tipe pembelajaran
koorperatif. Jadi, model Coorperative Learning type Make a Match
adalah model pembelajaran koorperatif dengan cara mencari pasangan
soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya
sebelum batas waktu akan mendapat poin (Rusman, 2011: 223).
Menurut Suprijono (2009: 94), “hal-hal yang perlu dipersiapkan
dalam model pembelajaran koorperatif teknik Make a Match yaitu
kartu-kartu”. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi
pertanyaan dan kartu lainnya yang berisi jawaban dari pertanyaan
tersebut. Pemasangan kartu-kartu tersebut, dilaksanakan dalam suatu
permainan. Jadi, model pembelajaran koorperatif teknik Make a
Matchmerupakan suatu prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan
mencari dan memasangkan kartu pertanyaan dan jawaban dalam suatu
permainan.
b. Langkah-langkah MetodeMake a Match
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode Make a
Mach cukup mudah, yaitu:
-
36
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian
kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan
jawaban atau soal dari kartu yang di pegang.
3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya.
4) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
5) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya (Rusman, 2011: 223).
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Make a Match
1) Kelebihan Make a Match
Menurut Miftahul (2014: 253-254) dalam bukunya kelebihan
dan kelemahan metodeMake a Match sebagai berikut:
a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara
kognitif maupun fisik;
b) karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
c) meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
d) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi
-
37
e) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk
belajar.
2) Kelemahan Make a Match
a) jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak
waktu yang terbuang;
b) pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan
malu berpasangan dengan lawan jenisnya;
c) jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak
siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi
pasangan;
d) guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada
siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa
malu; dan
e) menggunakan metode ini secara terus-menerus akan
menimbulkan kebosanan.
4. Media Audio Visual
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti „perantara‟ atau
„pengantar‟ (Sukiman, 2012: 27). Dalam dunia pendidikan media telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta
mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga
seorang guru diharapkan mampu menggunakan media untuk
-
38
menciptakan suasana pembelajaran efektif, kreatif dan menyenangkan
(Rasimin, 2012: 135).
Menurut Syaifulbahri Djamarah dan Aswan Zain dalam
(Rasimin, 2012:146), media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau informasi pesan. Yusuf Hadi Miraso dalam (Hujair AH,
2013:4) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada
diri pembelajar. Sementara itu, menurut Anderson, media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya
hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata
pelajaran dengan para siswa (Sukiman, 2012:28).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran
b. Tujuan Media Pembelajaran
1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas;
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran;
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan
belajar;dan
4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
(Hujair AH, 2003: 5)
-
39
c. Media Audio Visual
1) Pengertian Media Audio Visual
Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media ini
menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang
dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia.
Penyajian pengajaran secara audio visual bercirikan pemakaian
perangkat keras selama proses pembelajaran. Contoh dari peralatan
media audio visual adalah; slide projektor yang dipadukan dengan
tape recorder, televisi, film strip projektor, video player, DVD
player, dan komputer (Abdorrakhman Gintings, 2014: 146).
2) Kelebihan dan Kekurangan media audio visual
Kelebihan dari media audio visual adalah bahwa dengan
semakin banyaknya pancaindera yang dilibatkan dalam proses
komunikasi pembelajaran, maka semakin banyak materi
pembelajaran yang dapat diserap oleh siswa. Di samping itu, media
audio visual dapat menyajikan obyek dan peristiwa nyata di kelas
untuk dijadikan bahan pembahasan atau diskusi yang menarik.
Kelemahan dari media audio visual yaitu harga peralatan dan
biaya produksinya mahal, pembuatan perangkat lunaknya juga
memperlukan keterampilan khusus dan juga memperlukan biaya
perawatan (Abdorrakhman, 2014: 146).
-
40
3) Karakteristik media audio visual
a) Bersifar Linear;
b) Menyajikan visual yang dinamis;
c) Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh
perancang;
d) Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak;
e) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan
kognitif;dan
f) Berorientasi pada guru.
5. Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
a. Pertempuran-pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan
1) Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran yang terjadi di Surabaya berawal dari
pendaratan pasukan sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945 yang
dipimpin oleh Jendral A.W.S Mallaby yang diterima dengan
tangan terbuka oleh pihak pemerintah dan rakyat Indonesia. Pada
tanggal 10 November 1945, pihak Indonesia menyerukan
penolakan ultimatum tersebut melalui siaran radio pemberontak.
Karena ultimatum ditolak mentah-mentah oleh Indonesia maka
mereka harus terus melakukan penyerangan, pertempuran
berlangsung selama 3 minggu dan pertempuran di Surabaya
merupakan pertempuran terbesar bagi Inggris setelah Perang
Dunia II. Akhirnya untuk memperingati semangat kepahlawanan
-
41
rakyat Surabaya, Pemerintah menetapkan tanggal 10 November
1945 sebagai Hari Pahlawan dan saat ini kota Surabaya dikenal
sebagai kota Pahlawan.
2) Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa diawali mendaratnya tentara
Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jendral Bethel di Semarang.
Tentara sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober
1945. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan
perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.
Pasukan sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar
Ambarawa. Pertempuran tersebut untuk membebaskan kedua
desa tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Letnan Kolonel
Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas. Dengan
gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman turun
langsung ke medan pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman
adalah Panglima Divisi Banyumas. Pasukan TKR mengadakan
serangan dengan mengepung pusat kekuatan musuh di Beteng
Williem di tengah kota Ambarawa lalu pasukan sekutu berhasil
dipukul mundur dari Ambarawa dan mengundurkan diri ke
Semarang, lalu untuk memperingati hari bersejarah itu, maka
setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri atau
Juang Kartika. Selain itu untuk mengenang pertempuran yang
-
42
dahsyat maka di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang
diberi nama Palagan Ambarawa.
3) Pertempuran Bandung Lautan Api
Kota Bandung dibumihanguskan oleh pejuang Indonesia
pada tanggal 23 Maret 1946 setelah pihak Indonesia
mengeluarkan perintah untuk mengosongkan kota. Pada awalnya
Sekutu menuntut agar senjata hasil rampasan dari Jepang
diserahkan kepada sekutu. Pada tanggal 21 November 1945,
tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota
Bandung bagian utara selambat-lambatnya pada tanggal 29
November dikosongkan oleh pihak Indonesia. Namun sebelum
meninggalkan Bandung, pejuang Indonesia melakukan serangan
serentak ke arah pos-pos sekutu dan membumi hanguskan kota
Bandung bagian Selatan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23
Maret 1946 dan disebut “Bandung Lautan Api”. Pada peristiwa
tersebut gugur pemuda pemberani bernama Muhammad Toha, ia
gugur sebagai bunga bangsa.
4) Pertempuran Medan Area
Sulitnya komunikasi, transportasi serta sensor yang ketat
dari pihak jepang, mengakibatkan berita proklamasi kemerdekaan
Indonesia baru sampe di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945.
Berita tersebut dibawa oleh Mr.Teuku M.Hasan yang dingkat
menjadi gubernur di Sumatra. Setelah menerima berita
-
43
proklamasi, para pemuda yang dipimpin oleh Achmad Taher
bekas perwira tentara sukarela (giyugun), membentuk barisan
pemuda Indonesia pada tanggal 13 September 1945. Pasukan
sekutu yang diboncengi oleh serdadu Belanda (NICA) dipimpin
oleh Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9
Oktober 1945, Untuk menghadapi segala kemungkinan, para
pemuda segera membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di
Medan.
5) Pertempuran 5 hari di Semarang
Pertempuran ini terjadi antara warga semarang melawan
tentara Jepang yang meletus pada 15 Oktober 1945 dan berakhir
pada 20 Oktober 1945. Pada tanggal 15 Oktober sekitar pukul
03.00 WIB Jepang melakukan penyerangan ke pusat kota
Semarang. Tentara Jepang mengumumkan genjatan senjata pada
tanggal 17 Oktober 1945, namun diam-diam mereka melakukan
penyerangan ke berbagai kampung. Pertempuran sengit terus
terjadi di seluruh penjuru kota Semarang yang memakan korban
2.000 jiwa warga Semarang dan 850 Tentara Jepang. Untuk
memperingati Semangat Perjuangan Para Pemuda dan Pejuang
kota Semarang maka dibangunlah Monumen yang diberi nama
“Tugu Muda”. Karena lamanya pertempuran selama lima hari
maka pertempuran ini diberi nama “Pertempuran Lima Hari di
Semarang”.
-
44
b. Usaha perdamaian dan agresi militer Belanda
Para pemimpin negara menyadari bahwa perang memakan
banyak korban. Perang juga membuat rakyat menderita. Oleh karena
itu pemimpin mengusahakan perdamaian dengan jalan perundingan.
Berikut ini beberapa usaha perundingan yang dilakukan :
1) Perundingan Linggarjati
Diadakan pada tanggal 10 November 1946 di Linggarjati,
Cirebon, Jawa Barat. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili
oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili Prof. Schermerhon. Hasil
perjanjian ini sebagai berikut.
a) Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas
Jawa, Madura dan Sumatra.
b) Negara Indonesia Serikat terdiri dari Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan
c) Negara Indonesia Serikat dan Belanda merupakan satu uni
dengan nama Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Belanda.
Namun, Belanda mengingkari perjanjian ini dan melancarkan
Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947.
2) Agresi militer Belanda I
Meskipun sudah ada perjanjian linggarjati, Belanda tetap
berusaha untuk menjajah Indonesia. Pada tanggal 21 Juli 1947,
Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia. Tindakan ini
melanggar perjanjian linggarjati. Belanda berhasil merebut
-
45
sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akibatnya
wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin kecil.
Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer
Belanda I. Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-
negara tetangga dan dunia internasional. Wakil-wakil dari India
dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan bangsa-
bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah
penyerangan Belanda wilayah republik Indonesia.
3) Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diadakan pada tanggal 17 Januari 1948 di
atas kapal USS . Pada tanggal 1 Agustus 1947 dewan keamanan
PBB memerintahkan agar pihak Indonesia dan Belanda
menghentikan tembak-menembak.Akhirnya pada tanggal 4
Agustus 1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. Isi
perjanjian renville sebagai berikut :
a) Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa
Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra;
b) Semua pasukan RI harus ditarik mundur dari wilayah-wilayah
yang diduduki Belanda;dan
c) Belanda tetap berdaulat di seluruh wilayah Indonesia sampai
diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan
segera dibentuk. Namun, Belanda lagi-lagi mengingkari isi
-
46
Perjanjian Renville dan melakukan Agresi Militer Belanda II
pada tanggal 19 Desember 1949.
4) Agresi Militer Belanda II
Belanda terus berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada
tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas
wilayah Republik Indonesia. Penyerangan Belanda ini di kenal
sebagai Agresi Militer Belanda II.
Ibu kota Republik Indonesia waktu itu Yogyakarta diserang
Belanda. Perlu diketahui bahwa sejak 4 Januari 1946, ibu kota
Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Belanda
mengarahkan angkatan udaranya. Lapangan udara maguwo tidak
dapat dipertahankan. Akhirnya Yogyakarta direbut oleh Belanda.
Agresi militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia,
terutama negara-negara di Asia. Negara-negara di Asia seperti
India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan
konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka
bersimpati pada perjuangan rakyat Indonesia, dan mendesak agar:
a) Pemerintah RI segera di kembalikan ke Yogyakarta, dan
b) Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia.
c. Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI berhasil
mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dalam meja
perundingan. Dalam perundingan-perundingan itu, delegasi dari
-
47
Indonesia berjuang secara diplomasi supaya kedaulatan Indonesia
diakui. Perundingan-perundingan itu antara lain perundingan Roem
Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB).
1) Perjanjian Roem Royen
Diadakan pada tanggal 17 April 1949 di Jakarta. Indonesia
diwakili oleh Moh.Roem dan Belanda diwakili oleh Van Royen.
Isi perjanjian sebagai berikut :
a) Pemerintah Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta;
b) Menghentikan gerakan militer dan mengembalikan tawanan;
dan
c) Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia
2) Konferensi Meja Bundar (KMB)
Sebagai tindak lanjut perjanjian Roem Royen, pada tanggal
23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan
Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Delegasi Indonesia
dipimpin oleh Drs.Moh.Hatta, delegasi BFO atau badan
musyawarah Negara-negara federal dipimpin oleh Sultan Hamid
II. Delegasi Belanda di pimpin oleh Mr.Van Maarseven.
Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chirtchley.
Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah
sebagai berikut :
-
48
a) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan
Belanda akan menyerahkan kedaulatan RIS pada akhir
bulan Desember 1949;
b) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia
Belanda; dan
c) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan
kedaulatan oleh Belanda.
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zumrotun Khasanah (2015)
Dengan judul“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA
SISWA KELAS V SEMESTER II MIN SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2015/2016”. Dengan rumusan masalah “Apakah
penerapan model pembelajaran koorperatif tipe make a match dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada siswa kelas V semester II MIN Salatiga tahun pelajaran
2015/2016?” Penerapan model Make a Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan
kelas yang dilakukan pada siklus I, II, dengan hasil nilai rata-rata
mengalami peningkatan. Pada Pra siklus sebesar 66,89 menjadi 74,89
pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,61. Jadi dari
-
49
pra siklus ke siklus I ke siklus II nilai rata-rata hasil belajar naik sebesar
16,72. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I
naik menjadi 11 anak atau sebesar 61,11% dan menjadi 17 anak pada
siklus II atau sebesar 94,44%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra
siklus sampai siklus II meningkat sebesar 60,74% atau sebanyak 11
anak. Peningkatan nilai rata-rata menunjukkan model pembelajaran
koorperatif tipe make a matchdapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Zumrotun (2015) memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yaitu
penggunaan metode Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran,
tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Isnadziya (2016)
Dengan judul“PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI
KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS MAKANAN MELALUI
MODEL MAKE A MATCHPADA SISWA KELAS IV MI
DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2016/2017”. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini
adalah apakah penerapan model make a match dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan pada
siswa kelas IV MI Darussalam Sumowono? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas dengan melalui dua siklus.
-
50
Penerapan model make a match dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas
yang dilakukan pada siklus I, II, dengan hasil nilai rata-rata mengalami
peningkatan. Pada Pra siklus sebesar 41% menjadi 71% pada siklus I
dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 88%. Jadi berdasarkan hasil
tes formatif pada nilai ketuntasan menunjukkan bahwa penggunaan
model Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Isnadziya (2016)memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yaitu
penggunaan metode Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran,
tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
-
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Baran
1. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian : MI Baran
Alamat Lengkap : jl.Mlilir km 02, Baran jurang Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang
Mata Pelajaran : IPS
Materi pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia
Kelas/Semester : V/II
2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
Menjadikan anak bangsa yang cerdas berbakat dan berakhlaq karimah
yang berpedoman pada imtaq dan iptek yang seimbang
b. Misi Madrasah
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran islam yang sesuai Al-
Qur‟an dan Hadist
2. Menggali, mengembangkan potensi siswa untuk mengetahui
kemampuan anak
3. Menjadikan generasi muda berprestasi berkepribadian luhur
dengan pemahaman keilmuan, keterampilan serta keislaman yang
mantap melalui pendidikan dan latihan.
-
52
3. Tujuan Madrasah
Menciptakan generasi muslim Indonesia dengan meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan akhlaq mulia serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
4. Keadaan Guru dan Siswa MI Baran
a. Keadaan Guru MI Baran
Jumlah guru atau staf pengajar pada MI Baran kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 13 orang.
Berikut adalah data Guru :
Tabel 3.1
Data Kepala sekolah dan Guru MI Baran
No. Nama L/P Ijazah Jabatan
1. Imroni, M.Pd L S2 Kepala
Madrasah
2. Ruliyah, S.Pd.I P S1 Guru
3. Indah Susilowati, S.Pd.Sd P S1 Guru
4. YuniPasiamina, S.Pd.Sd P S1 Guru
5. Krismawati, S.Pd.I P S1 Guru
6. Muh Sujud, S.Pd.I L S1 Guru
7. Zaenudin Nurhuda, S.Pd L S1 Guru
8. Kaifiyatul Hikmah S.Pd.I P S1 Guru
9. Heni Isnawati, S.Pd.I P S1 Guru
10. Fitri Nur Dilla P SMA Guru
11. Eko Haryanto, S.Pd.I L S1 Guru
12. Bettry Meilindra P SMA Guru
13. Dian Nusa, S.Pd.Sd P S1 Guru
-
53
Rata-rata guru yang mengajar di MI Baran sudah memenuhi
persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah minimal
S1, walaupun masih ada dua guru yang masih lulusan SMA. Guru-guru
yang mengajar di MI Baran Berdomisili tidak jauh dari Madrasah,
sehingga memudahkan siswa maupun wali murid untuk berkomunikasi
langsung dengan guru-guru tersebut.
b. Keadaan Siswa MI Baran
Secara keseluruhan jumlah siswa MI Baran kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 184
siswa. Dibawah ini adalah data siswa MI Baran Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 :
Tabel 3.2
Data Jumlah Siswa MI Baran
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I 15 19 34
2. II 17 15 32
3. III 13 18 31
4. IV 16 12 28
5. V 16 13 29
6. VI 14 16 30
Total 184
5. Subyek Penelitian
Siswa kelas V MI Baran kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 29 orang, yang terdiri
dari 11 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut :
-
54
Tabel 3.3
Data Siswa Kelas V MI Baran
No Nama Jenis kelamin
1. ARM Laki-laki
2. FSS Laki-laki
3. MEM Laki-laki
4. AM Laki-laki
5. MTR Laki-laki
6. ADP Perempuan
7. AFTA Laki-laki
8. ARW Perempuan
9. AF Laki-laki
10. AFU Perempuan
11. ABS Laki-laki
12. CFA Perempuan
13. EAZ Perempuan
14. EAD Perempuan
15. FSP Laki-laki
16. MSW Perempuan
17. MNR Laki-laki
18. MIBS Laki-laki
19. MA Laki-laki
20. MDA Laki-laki
21. MVE Laki-laki
22. PHR Perempuan
23. RAKW Laki-laki
24. SNH Laki-laki
25. AAP Perempuan
26. FNH Perempuan
27. DN Perempuan
28. DMAF Laki-laki
29. AFA Laki-laki
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan meliputi :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
-
55
b. Menyusun alat observasi berupa lembar pengamatan guru dan siswa
dan alat evaluasi berupa lembar soal.
c. Merancang dan membuat kartu yang sebagian berisi pertanyaan dan
sebagian berisi jawaban.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018 jam ke 3-4 selama 70
menit, dengan materi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Dalam siklus ini peneliti sudah menggunakan metode Make a
Match dan media audio visual.Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama
2) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang tidak berangkat
(mengabsen)
3) Guru memberikan semangat kepada anak-anak sebelum
pembelajaran dimulai
4) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
5) Guru membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan sedikit materi dan memutarkan video kepada
siswa tentang pertempuran-pertempuran yang terjadi di berbagai
daerah.
-
56
2) Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara kegiatan Make a
Match
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
4) Guru memberikan setiap kelompok kartu yang sudah bertuliskan
soal dan jawaban
5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (soal jawaban)
6) Setiap siswa yang