i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DRAMA
MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO KLIP
PADA SISWA KELAS XI IPA2 SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Petrus Danang Mustika Wijaya
NIM. 111224051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
Aku benci setiap menit latihan, tetapi aku bilang, jangan menyerah!
Menderitalah sekarang dan nikmati sisa hidupmu sebagai seorang
juara
(Muhammad Ali)
Tidak masalah berapa kali Anda terjatuh, terpenting seberapa cepat
Anda bangkit
(Arsene Wenger)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya
Kedua orang tuaku Vincentius Parman dan Anastasia Sri Endang Setyowati
“ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda terima kasih dan cintaku untuk kedua
orang tuaku yang selalu mendoakan, membahagiakan, dan memotivasiku untuk
terus belajar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Wijaya, Petrus Danang Mustika. 2017. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks
Drama Menggunakan Media Video Klip pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA
N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengkaji
peningkatan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 semester 2 SMA
Negeri 1 Prambanan Klaten. Tujuannya adalah mendeskripsikan peningkatan
kemampuan menulis teks drama siswa. Subjek penelitian ini adalah 32 orang siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing
siklus meliputi empat langkah utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes dan nontes. Instrumen tes untuk
mendapatkan skor kemampuan menulis teks drama. Instrumen nontes yang
digunakan peneliti adalah wawancara, kuesioner, dan panduan observasi untuk
memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis teks drama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1
Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. (2) berdasarkan nilai tes dan observasi,
kemampuan menulis teks drama meningkat dari siklus I sampai siklus II. Kemudian
dari kondisi awal ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 53% atau dari 25% menjadi
78%. Pada siklus I ke siklus II sebesar 12% atau dari 78% menjadi 90%.
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa hipotesis tindakan pada penelitian
ini sesuai dengan harapan bahwa penggunaan media video klip dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks drama. Hasil penelitian ini dapat memberikann manfaat
bagi sekolah, guru bidang studi, dan siswa khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan peningkatan kemampuan menulis teks drama.
Kata kunci: Kemampuan menulis teks drama dan media video klip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Wijaya, Petrus Danang Mustika. 2017. The Improvement of Drama Texts Writing
Ability Using Video Clip on Student Class XI IPA2 SMA N 1 Prambanan
Klaten Academic Years of 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Indonesian
Language and Literature Education Study Program, Theachers’ Training
Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research was a class action research that examined the improvement of
drama texts writing ability of students class XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten. It
was aimed to discribe the improvement of students’ ability to write drama texts.
There were 32 students as the research subject.
This class action research was conducted in two cycles. Each cycle consisted
of our four main steps. The steps were planning, action, observation, and reflection.
The research instrument usedwere test and non-test instrument. Tests were used to get
scores on the ability to write drama texts. Non-test instrument used by the researcher
were interviews, questionnaires, and observation guidelines. Those non-test
instruments were used to get data on the students’ ability in writing drama texts.
The results of this research showed, the first is use of video clip could
improve the ability of the students class XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
academic years of 2015/2016 in writing drama texts. The second is based on the test
value and observation, there was an improvement on the ability to write drama texts
from cycle I to cycle II. Then, from the initial condition to cycle I, there was an
improvement of 53%, or it was from 25% to 78%. From cycle I to cycle II, there was
an improvement of 12%, or it was from 78% to 90%.
The analysis results above showed that the action hypothesis in this research
was in accordance with the expectation that the use of video clip could improve the
ability to write drama texts. The results of this research could be useful for schools,
theachers, and students particularly in the lessons related with the use of video clip to
improve the ability to write drama texts.
Key words: Drama texts writing ability and Video clip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama menggunakan Media Video Klip
pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun ajaran
215/2016”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Prodi Bahasa Sastra Indonesia, pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar.Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasihat, motivasi,
dorongan, dukungan doa, dan kerjasama yang tidak ternilai harganya dari awal
hingga akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI yang telah memberikan
motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah
mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, kesabaran, dan motivasi selama
membimbing penulis.
4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan banyak ilmu penegtahuan dan
wawasan kepada penulis selam abelajar di Prodi PBSI, sehingga penulis
memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas, humanis, dan professional.
5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-buku
sebagai penunjang penulis menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTO ............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................... xviii
DAFTAR GRAFIK........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Batasan Istilah ..................................................................................... 5
F. Sistematika Penyajian............................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8
A. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Landasan Teori...................................................................................... 10
1. Menulis........................................................................................... 10
a. Pengertian Menulis.................................................................. 10
b. Tujuan Menulis........................................................................ 11
c. Ragam Tulisan......................................................................... 13
d. Manfaat Menulis..................................................................... . 15
2. Drama............................................................................................ 16
a. Pengertian Drama.................................................................... 16
b. Plot dan Unsur-unsurnya......................................................... 19
c. Unsur-unsur Drama................................................................. 21
3. Media Pembelajaran ...................................................................... 26
a. Pengertian Media Pembelajaran.............................................. 26
b. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media.................................... 27
c. Fungsi Media Pembelajaran.................................................... 30
d. Video Klip............................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 36
D. Hipotesis Tindakan................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 38
B. Subjek dan Obyek Penelitian ............................................................... 40
C. Tempat dan Waktu ............................................................................... 40
D. Sasaran Penelitian ................................................................................ 40
E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 41
1. Siklus I..........................................................................................
a. Perencanaan............................................................................... 42
b. Tindakan.................................................................................... 43
c. Observasi................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
d. Refleksi...................................................................................... 44
2. Siklus II..........................................................................................
a. Perencanaan............................................................................... 45
b. Tindakan.................................................................................... 45
c. Observasi................................................................................... 45
d. Refleksi...................................................................................... 46
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 47
1. Tes..................................................................................................... 47
2. Nontes............................................................................................... 52
G. Teknik Analisis Data............................................................................. 56
H. Indikator Keberhasilan.......................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 59
A. Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Penelitian........................................... 59
1. Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 59
a. Kondisi Awal........................................................................... 59
b. Siklus I..................................................................................... 60
c. Siklus II..................................................................................... 67
B. Analisis Data......................................................................................... 73
1. Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama......................... 73
a. Hasil Presentase Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II..... ............................................... 74
b. Hasil Rata-Rata Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II.................................................... 75
c. Hasil Penghitungan Rata-rata Skor Masing-Masing Aspek
Penilaian Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video
Klip............................................................................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Pembahasan........................................................................................... 79
1. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Menulis
Teks Drama pada Setiap Aspek...................................................... 79
a. Pengembangan Alur................................................................... 80
b. Kejelasan Tokoh dan Watak...................................................... 82
c. Pengembangan Dialog............................................................... 84
d. Kesesuaian Latar........................................................................ 86
e. Kesesuaian Tema dengan Isi...................................................... 88
f. Penggunaan Petunjuk Teknis...................................................... 91
g. Kaidah Penulisan Naskah Drama............................................... 93
2. Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama
pada Setiap Siklus........................................................................... 95
a. Siklus I......................................................................................... 95
b. Siklus II........................................................................................ 97
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 101
A. Kesimpulan ............................................................................................. 101
B. Saran ....................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nilai Prasiklus Menulis Teks Drama Kelas XI IPA2 Semester Genap
SMA N 1 Prambanan Klaten............................................................ 46
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Teks Drama...................................... .................... 48
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama................. 49
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru Bahasa Indonesia SMA N 1
Prambanan Klaten................................................................................ 52
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten.. 53
Tabel 3.6 Instrumen Observasi Kegiatan Pembelajaran Menulis Teks Drama..... 54
Tabel 3.7 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas XI IPA2
SMA N 1 Prambanan Klaten............................................................... 55
Tabel 3.8 Konvensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama............................ 57
Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan Menulis Teks Drama Siswa Kelas XI IPA2
SMA N 1 Prambanan Klaten................................................................. 58
Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Menulis Teks Drama pada
Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran
2015/2016............................................................................................ 73
Tabel 4.2 Peningkatan Rata-rata Tes Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas
XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016......... 75
Tabel 4.3 Peningkatan Ketuntasan Tes Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas
XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016....... 76
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Menulis Teks Drama pada Siklus I dan Siklus II dalam
Masing-masing Aspek Penilaian.......................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.7 Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada
Kondisi Awal dan Siklus I.................................................................. 97
Tabel 4.8 Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada
Siklus I dan Siklus II........................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Kondisi
Awal................................................................................................ 60
Diagram 4.2 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Siklus I
......................................................................................................... 66
Diagram 4.3 Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Siklus II ... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Kemampuan Menulis Tek Drama pada Siswa Kelas
XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016...... 75
Grafik 4.2 Rata-rata Skor Per Aspek Penilaian pada Siklus I dan Siklus II........ 78
Grafik 4.3 Data Aspek Pengembangan Alur Drama pada Pretes, Siklus I dan
Siklus II.............................................................................................. 81
Grafik 4.4 Data Aspek Kejelasan Tokoh dan Watak pada Pretes, Siklus I dan
Siklus II............................................................................................. 83
Grafik 4.5 Data Aspek Pengembangan Dialog pada Pretes, Siklus I dan Siklus
II........................................................................................................... 85
Grafik 4.6 Data Aspek Kesesuaian Latar pada Pretes, Siklus I dan Siklus II....... 87
Grafik 4.7 Data Aspek kesesuaian Tema dengan Isi pada Pretes, Siklus I dan
Siklus II.................................................................................................. 89
Grafik 4.8 Data Aspek Penggunaan Petunjuk Teknis pada Pretes, Siklus I dan
Siklus II................................................................................................ 91
Grafik 4.9 Data Aspek Kaidah Penulisan Teks Drama pada Pretes, Siklus I dan
Siklus II.............................................................................................. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di
sekolah. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, menulis adalah
aspek yang paling sulit, karena menulis tidak hanya menyalin kata-kata atau
kalimat, melainkan menuangkan ide-ide dan gagasan.
Nurgiantoro (2001:29) mengungkapkan bahwa, kemampuan menulis lebih
sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal
itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur
kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan.
Unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga
menjadikan karangan yang runtut dan padu.
Dalam mempelajari Bahasa Indonesia dengan materi menulis teks drama
beberapa siswa kelas XI IPA2 SMA N Prambanan Klaten masih merasa kesulitan
dalam menulis teks drama, itu terlihat dari hasil pretes yang sudah dilakukan. Dari
32 siswa yang mengikuti pretes hanya 25% yang mencapai KKM, sedangkan 75%
siswa masih belum mencapai KKM (75).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hasil wawancara peneliti pada Rabu 27 Januari 2016, dengan Ibu Sri
Widayati selaku guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan Klaten, mengatakan
bahwa penyebab nilai menulis teks drama rendah karena beberapa faktor, antara
lain: siswa dan media. Faktor siswa, yaitu terbatasnya kemampuan menulis dan
mengembangkan ide dalam isi drama, sedangkan faktor media, guru hanya
menggunakan media papan tulis dan buku. Selain itu, guru menyampaikan materi
hanya dengan cara ceramah di depan kelas sehingga siswa mudah bosan dan
kurang dapat menerima materi dengan baik.
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting
yaitu metode mengajar dan media pengajaran. Agar perhatian siswa benar-benar
terpusat kepada guru saat mengajar, guru harus menggunakan metode mengajar
dan menggunakan media yang tepat. Penggunaan media bisa menjadi solusi agar
perhatian siswa terpusat pada pembelajaran. Pemilihan media yang akan
digunakan harus tepat, sesuai dengan kebutuhan, antara lain: tujuan pengajaran,
materi pembelajaran, respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran
berlangsung, dan lain-lain. Dengan pemanfaatan media yang sesuai, pembelajaran
akan sesuai dengan yang diharapkan karena manfaat dari media ialah pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pengajaran akan lebih bervariasi,
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya.
Media dalam pengajaran banyak sekali macamnya. Salah satunya adalah
media audiovisual. Amir Hamzah (1981) mengungkapkan bahwa, media
audiovisual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat audiovisual gunanya untuk membuat
cara berkomunikasi lebih efektif.
Media video klip merupakan salah satu media yang baik untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Media video klip ini termasuk ke dalam teknologi
audiovisual. Teknologi audiovisual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audiovisual jelas
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Sehingga dapat disimpulkan,
pengajaran melalui audiovisual dalam hal ini adalah video klip yang berdurasi
singkat merupakan produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui
pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada
pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Melihat kenyataan tersebut, penulis tergerak melakukan penelitian
mengenai pembelajaran menulis teks drama di kelas XI IPA2 dengan
menggunakan media video klip. Penggunaan media tersebut diharapkan dapat
mengatasi kendala dalam menulis tek drama bagi siswa kelas XI IPA2 SMA N 1
Prambanan Klaten. Oleh karena itu, penulis merumuskan judul penelitian
“Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip
Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran
2015/2016”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan penelitian ini adalah
apakah penggunaan media video klip dapat meningkatkan kemampuan menulis
teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran
2015/2016?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian tindakan kelas
ini adalah mendeskripsikan peningkatkan kemampuan menulis teks drama dengan
menggunakan media video klip pada siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan
Klaten tahun ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama
Menggunakan Media Video Klip Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1
Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016” diharapkan dapat bermanfaat bagi
tiga pihak, yaitu:
1. Bagi Guru Bahasa Indonesia
Guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan menerapkan media video
klip dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis,
khususnya pembelajaran menulis teks drama bagi kelas XI IPA2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa, siswa menjadi lebih
termotivasi dan aktif dalam menulis teks drama dengan menggunakan media
video klip.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi mengenai
penggunaan media video klip untuk melatih keterampilan menulis teks drama.
E. Batasan Istilah
Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman
dalam penafsiran. Ada pun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai
berikut ini:
1. Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan
ekspresif (Tarigan, 2008:3).
2. Teks Drama
Drama adalah seni yang menunjukan pekerti manusia dengam perbuatan;
dan perbuatan itu adalah: bicara, isyarat, gerak-gerik, bergerak di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
panggung, pendeknya pemain berkewajiban mewujudkan secara hidup
pikiran pengarang (Simorangkir-Simanjutak, 1958:11).
3. Media
Media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi, Smaldino, dkk,
(dalam Anitah 2010)
4. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari sumber terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efisien dan efektif (Munadi 2013:5)
5. Video Klip
Kumpulan guntingan gambar hidup (iklan, musik, dsb) untuk ditayangkan
lewat pesawat televisi atau layar bioskop; rekaman pendek adegan video
biasa yang diambil dari rekaman video atau film yang lebih panjang
(KBBI).
F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian penelitian ini terbagi menjadi lima bab. Bab 1
menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian. Bab II
menguraikan tentang penelitian yang relevan, landasan teori, kerangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berpikir dan hipotesis tindakan. Bab III menguraikan tentang tentang hal-hal
yang berkaitan dengan metode dalam penelitian yaitu, jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitiaan, metode penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab
IV menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
peningkatan kemampuan menulis teks drama dengan menggunakan media
video klip kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran
2015/2016. Bab V penutupan yang yang berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Terdapat penelitian terdahulu yang membahas tentang penggunaan media
video klip, yaitu skripsi Rosari Rahmawati tahun 2011 yang berjudul
Peningkatan Minat dan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan
Media Audiovisual yang Berupa Video Klip dan Teknik Mind Map Pada
Siswa Kelas X3 Semester II SMA N 1 Imogiri Bantul Tahun Ajaran
2010/2011. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendiskripsikan minat
siswa kelas X3 semester II SMA Negeri 1 Imogiri Bantul Tahun Ajaran
2010/2011 dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media
audiovisual berupa video klip dan teknik mind map dan mendeskripsikan
kemampuan menulis cerpen siswa kelas X3 semester II SMA Negeri 1
Imogiri Bantul tahun ajaran 2010/2011 dalam pembelajaran menulis cerpen
dengan menggunakan audiovisual dan teknik mind map. Hasil dari penelitian
ini menunjukan peningkatan pada siklus I 35% sedangkan pada siklus II 61%,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual
dan teknik mind map dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen.
Penelitian yang lain, yaitu skripsi Khuswatun Khasanah tahun 2010 yang
berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Reflektif Berbantuan Media Video
Klip Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Jenis penelitian yang digunakan merupakan
penelitian eksperimen semu. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menulis puisi menggunakan
teknik reflektif berbantuan media video klip. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertama, terdapat perbedaan kemampuan menulis kreatif
puisi yang signifikan antara siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan,
Magelang yang menggunakan dan yang tidak menggunakan teknik reflektif
berbantuan media video klip. Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji-t pada skor
postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS 16. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa
diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dinyatakan signifikan.
Kedua, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa teknik reflektif
berbantuan media video klip efektif digunakan dalam pembelajaran menulis
kreatif puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Hal
tersebut terbukti dari hasil uji-t pada selisih skor pretes ke postes serta selisih
ratarata hitung kemampuan menulis kreatif puisi kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05)
sehingga signifikan. Selain itu, selisih pemerolehan rata-rata hitung pada
kelompok eksperimen pada saat pretes dan postes lebih besar dibandingkan
kelompok kontrol. Hasil selisih rata-rata hitung pada kelompok eksperimen
adalah sebesar 3,97 sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 0,51.
Kedua penelitian itu sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis. Penulis akan melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
siswa dalam menulis teks drama menggunakan media video klip. Untuk itu,
kedua hasil peneliatian akan digunakan sebagai salah satu acuan penulis agar
penulis mempunyai gambaran sebelum penelitian dilaksanakan.
B. Landasan Teori
1. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif
(Tarigan, 2008:3). Ahmadi (1988:17) mengungkapkan bahwa, menulis bukan
sekedar mengumbar huruf-huruf, tetapi lebih pada pesan yang dibawa oleh
penulis yang disusun secara sistematis dan logis.
Akhadiah (1996:13) mengungkapkan bahwa, menulis merupakan suatu
aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna. Dalam komunikasi
tertulis paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai
penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan. Tulisan atau karangan mempunyai teknis
pengungkapan yang komunikatif dan menunjukan kerangka berpikir rasional.
Kegiatan menulis sangat mementingkan unsur pikiran, penalaran, dan data
faktual karena itu wujud yang dihasilkan dari kegiatan menulis berupa tulisan
ilmiah atau nonfiksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan kegiatan komunikasi secara tidak langsung, menulis juga
dapat dipergunakan untuk berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Keterampilan menulis tidak datang begitu saja, melainkan perlu
latihan yang rutin agar dalam mengungkapkan pikiran, ide atau gagasan
kepada orang lain mudah dipahami.
b. Tujuan Menulis
Tujuan kegiatan menulis adalah menyampaikan ide dan menuangkan
buah pikiran. Tujuan lain dari kegiatan menulis menurut Hugo Hartig (dalam
Tarigan 1986:24) memaparkan bahwa tujuan menulis ada tujuh, ketujuh
tujuan menulis tersebut sebagai berikut ini.
a. Assigment Purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b. Altruistik Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulis bertujuan menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan
para remaja, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih
mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Informasi Purpose (tujuan informasi)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para
pembaca.
e. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan diri atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal,
seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-
nilai kesenian.
g. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh pembaca.
Syarif (2009:6) mengungkapkan bahwa, ada empat tujuan dalam
menulis, keempat tujuan menulis tersebut dipaparkan sebagai berikut ini.
a. Menginformasikan segala sesuatu baik itu fakta, data maupun peristiwa
agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman.
b. Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca
dapat menentukan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan, melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus
bertambah;
d. Menghibur, fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, dapat pula
berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
menulis adalah menginformasikan segala sesuatu baik itu berupa fakta,
bujukan, menghibur, maupun mendidik agar pembaca mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman baru. Dalam penelitian ini yang menjadi
objeknya adalah kemampuan menulis teks drama. Tujuan pembelajaran
menulis teks drama adalah siswa mampu menulis teks drama, tujuan yang
utama adalah siswa mampu menulis teks drama bertujuan menyenangkan
para pembaca, menghindarkan kedukaan para remaja, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat
hidup para pembaca lebih menyenangkan dengan karyanya itu (Altruistik
Purpose).
c. Ragam Tulisan
Banyak ahli yang telah membuat klasifikasi mengenai tulisan, Tarigan
(1986:26) memberikan beberapa contoh klasifikasi yang dibuat oleh para ahli,
yaitu Salisbury dalam Tarigan (1986:26) membagi tulisan berdasarkan
bentuknya. Bentuk-bentuk tulisan menurut Salisbury dijabarkan sebagai
berikut: (1) bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup: penjelasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terperinci, batasan, laporan, dokumen, (2) Bentuk-bentuk subyektif, yang
mencakup: otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esai informal,
potret/gambaran, satire.
Weaver dalam Tarigan (1986:27) juga membagi klasifikasi berdasarkan
bentuknya. Berbagai bentuk tulisan menurut Weaver dijabarkan sebagai
berikut: (1) Eksposisi, yang mencakup definisi dan analisis, (2) Deskripsi,
yang mencakup deskripsi ekspositori dan deskripsi literer, (3) Narasi, yang
mencakup urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, pusat minat, (4)
Argumentasi, yang mencakup induksi dan deduksi. Chenfeld dalam Tarigan
(1986:28) membuat klasifikasi tulisan, klasifikasi menurut Chenfeld ada dua,
yaitu (1) tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara
pribadi, (2) Tulisan ekspositori, yang mencakup penulisan surat, penulisan
laporan, timbangan buku/resensi buku, dan rencana penelitian.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tulisan
itu beragam, berdasarkan bentuknya. Tulisan bentuk obyektif meliputi
penjelasan yang terperinci, laporan dan dokumen. Tulisan bentuk subyektif
meliputi, otobiografi, surat-surat dan esei informal. Tulisan bentuk eksposisi
mencakup, definisi dan analisis. Tulisan bentuk deskripsi mencakup,
deskripsi ekspostoris dan deskripsi literer. Tulisan bentuk narasi mencakup
urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, pusat minat. Tulisan bentuk
argumentasi meliputi, induksi dan deduksi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini
ragam tulisan yang digunakan adalah ragam tulisan kreatif milik Chenfeld.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Manfaat menulis
Keterampilan menulis diperlukan siapa saja, tidak hanya bagi penulis
yang memang sudah menjadi profesinya, tetapi keterampilan menulis juga
wajib dimiliki siapa pun. Di samping “keharusan” seperti itu, sebenarnya
banyak manfaat menulis. Berikut ini beberapa manfaat menulis.
Pertama, pelepasan emosional. James Pennebaker dalam Masri
(2005:38), membuktikan melalui serangkaian penelitian bahwa menuliskan
perasaan-perasaan akan membawa pengaruh yang positif bagi kesehatan dan
kekebalan tubuh. Sebab dengan menulis, emosi dan perasaan-perasaan
mendapatkan penyaluran. Mengungkapkan perasaan dan pikiran secara
tertulis, dapat membentuk perubahan-perubahan kimiawi dalam tubuh, dan
ini akan menghasilkan kesehatan yang prima.
Kedua, memperkaya diri dengan berbagai hal/ilmu. Setiap penulis pasti
kaya simbolis. Kaya ilmu, kaya pengalaman, kaya emosi, jadi kaya dalam
pengertian yang luas. Ketiga, melatih berpikir cepat, logis dan sistematis.
Tajam pikiran karena dilatih.berpikir logis, sistematis, dan cepat perlu latihan.
Dengan berlatih, neuron-neuron akan menjadi biasa bekerja, dan menulis itu
bisa cepat, jika otak sudah terlatih untuk berpikir cepat. Tidak hanya cepat,
menulis juga melatih berpikir logis (masuk akal), sistematis, (berurutan),
masuk akal, karena apa yang ditulis harus bisa dipertanggungjawabkan.
Keempat, mendapatkan imbalan. Salah satu yang memotivasi orang
untuk menulis ialah mendapatkan imbalan. Dari segi finansial, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menulis, seseorang akan mendapatkan honor/royalti. Secara sosial, penulis
masuk dalam bilangan selebriti karena menjadi terkenal. Predikat “terkenal”
ini yang akan membawa efek domino. Seseorang penulis akan jadi semakin
laris, banyak yang membeli karyanya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan manfaat menulis adalah
mengasah otak agar dapat berpikir cepat, kritis, logis dan sistematis.
Memperkaya diri baik itu kaya pengalaman, kaya ilmu dan kaya akan emosi,
dengan banyak melakukan kegiatan menulis akan memperluas wawasan.
2. Drama
a. Pengertian Drama
Drama berasal dari kata Yunani Draomai, yang berarti perbuatan. Sejak
zaman Jepang kata tersebut sudah tidak dipergunakan lagi, diganti dengan
kata sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa: sandi yang berarti samar-
samar dan warah atau wewarah, yang berarti pelajaran (Harymawan, 1988:1).
Sedangkan Kosasih (2008:81) mengungkapkan bahwa, drama adalah bentuk
karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan
dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan lakuan dan dialog yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa Perancis drama disebut drame (Soemanto, 2001:3) yang
artinya lakon serius. Serius yang dimaksud, tidak berarti drama melarang
adanya humor. Serius dalam hal ini cenderung merujuk pada aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penggarapan. Drama perlu garapan yang matang. Drama adalah seni cerita
dalam percakapan dan akting tokoh. Dikatakan serius, artinya drama butuh
penggarapan tokoh yang mendalam dan penuh pertimbangan, yang digarap
adalah akting agar memukau penonton. Dari beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa drama berarti gerak, keseluruhan gerak yang terjadi
di atas pentas pada waktu pertunjukan berlangsung, gerak cerita, gerak dialog,
gerak para pelaku, dan segala gerak yang terjadi dan dapat dilihat, didengar,
dan dirasakan oleh penonton yang melukiskan kehidupan sehari-hari dengan
menyampaikan pertikaian, emosi serta watak pelaku melalui tingkah laku
atau dialog yang dipentaskan.
Melalui struktur, orang dapat memahami keindahan drama. Sumarjo
(dalam Samin 1985:21) mengungkapkan bahwa, drama dapat dibagi kedalam
babak-babak. Setiap babak masih dapat diperinci ke dalam struktur yang lebih
kecil. Pembagian babak-babak itu tidak dilakukan pengarang dengan semena-
mena, melainkan bersandar pada alasan yang kuat. Di bawah ini ada berbagai
perlengkapan struktur baku sebuah drama
1. Babak
Suatu babak dalam naskah drama adalah bagian dari naskah drama
itu yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di suatu tempat pada
urutan waktu tertentu. Dalam suatu lakon drama mungkin saja terdiri dari
beberapa babak. Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya
ditandai dengan turunnya layer atau matinya lampu penerangan. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
lampu dinyalakan kembali atau layer diangkat kembali biasanya ada
perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda.
2. Adegan
Adegan ialah bagian bagian dari babak yang batasnya ditentukan
oleh perubahan peristiwa berhubung dengan datangnya atau perginya
tokoh cerita ke atas pentas. Sebagai contoh, dalam suatu adegan tampak si
A sedang berbicara dengan si B. Adegan ini selesai dan memasuki babak
baru kalau si C datang bergabung atau sebaliknya.
3. Dialog
Dialog ialah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan
antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. Kekuatan dialog, terletak pada
percakapan pemain yang selalu tanggap.
4. Prolog
Prolog dapat merupakan salah satu sarana penyampai yang berdaya
guna. Itulah sebabnya, pengetahuan yang memadai mengenai prolog perlu
dimiliki oleh mereka yang berhasrat menghayati dan menikmati karya-
karya sastra drama.
Prolog adalah bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian
awal. Biasanya memuat pengenalan pemain. Pada dasarnya prolog
merupakan pengantar naskah yang dapat berisi satu atau beberapa
keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
5. Epilog
Epilog adalah penutup drama. Hal ini memuat kilas balik dan
sekadar menyimpulkan isi drama. Biar pun hal ini sering kurang
diinginkan penonton, drama yang lengkap tentu ada epilog. Epilog akan
memberikan simpul nilai drama.
b. Plot dan unsur-unsurnya
Aristoteles dalam Suwardi (2011:25) mengungkapkan bahwa, plot adalah
jiwanya drama. Permainan plot akan memunculkan tanda tanya terus
menerus, hingga drama itu menyimpan misteri unik. Wiyanto (2002:25),
mengungkapkan bahwa plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan cerita. Plot
drama berkembang secara bertahap, mulai dari konflik yang sederhana,
konflik yang kompleks, sampai ada penyelesaian konflik.
Fungsi utama plot adalah untuk mengungkapkan buah pikiran, plot
melaksanakan fungsi lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu menangkap,
membimbing, dan mengarahkan perhatian pembaca dan penonton. Tugas
menarik pembaca atau penonton itu diemban plot dengan menggunakan
unsur-unsurnya. Unsur-unsur plot yang utama adalah sebagai berikut.
Pertama, ketegangan (suspense) adalah ketegangan dalam drama. Plot
yang baik akan menimbulkan ketegangan pada diri pembaca atau penonton
melalui kemampuannya untuk menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu
dan rasa penasaran penonton dari awal sampai akhir. Artinya pembaca atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penonton selalu bertanya-tanya dan menduga-duga mengenai apa yang akan
terjadi sebagai akibat peristiwa yang telah terjadi.
Kedua, dadakan (surprise). Telah dikemukakan bahwa dalam membaca
atau menonton cerita yang baik, pembaca atau penonton selalu menduga-duga
mengenai apa yang akan terjadi kemudian. Surprise adalah kejadian-kejadian
yang mengagetkan dalam sebuah cerita, agar tebakan pembaca atau penonton
keliru dan peristiwa berbelok arah ke arah lain yang tidak disangka-sangka.
Walaupun begitu, pengarang harus memelihara hukum sebab-akibat sebagai
tulang punggung cerita, hingga betapapun mengagetkan peristiwa, peristiwa
itu akan tetap masuk akal dan dapat diterima.
Ketiga, ironi dramatik (dramatic irony). Ironi dramatik dapat berbentuk
pernyataan-pernyataan atau perbuatan-perbuatan tokoh cerita yang seakan-
akan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Ironi dramatik berfungsi
untuk mendukung suspense dan surprise.
Aristoteles (dalam Endaswara 2011:29) mengetengahkan struktur plot
drama yang kompleks. Di dalam cerita-cerita konvensional, struktur dramatik
yang dipergunakan adalah struktur dramatik Aristoteles. Disebut demikian,
karena struktur dramatik ini disimpulkan Aristoteles (384-322 s.M.) dari
karya-karya Sophocles (495-406 s.M).
Struktur dramatik Aristoteles terdiri dari bagian-bagian yang satu sama
lain saling tunjang-menunjang. Oleh karena itu, tidak dapat dipisah-pisahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tanpa merusak struktur itu secara keseluruhan. Adapun bagian-bagian itu
ialah eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi.
Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra
drama. Eksposisi berfungsi sebagai pembuka yang memberikan penjelasan
atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan untuk dapat
memahami peristiwa-peristiwa berikutnya dalam cerita. Keterangan-
keterangan ini dapat mengenai tokoh-tokoh cerita, masalah yang timbul,
tempat dan waktu ketika cerita terjadi, dan sebagainya.
Komplikasi atau penggawatan merupakan lanjutan dari eksposisi. Di
bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil prakarsa untuk
mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi, hasil dari prakarsa itu tidak pasti.
Dengan demikian, timbulah kegawatan.
Komplikasi disusul klimaks, dalam bagian ini pihak-pihak yang
berlawanan atau bertentangan, berhadapan untuk melakukan perhitungan
terakhir yang menentukan. Di dalam bentrokan itu nasib para tokoh cerita
ditentukan.
Resolusi menyusul klimaks, resolusi juga disebut pemecahan masalah.
Dari resolusi drama sudah diketahui ending-nya, ke mana dan apa yang
hendak disampaikan dalam permainan drama. Resolusi sebaiknya tidak
menimbulkan pertanyaan yang janggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Unsur-unsur Drama
Setiap drama pasti memiliki unsur, unsur-unsur tersebut meliputi, tema/ide
pokok, tokoh dan penokohan/perwatakan, alur, latar, dialog, dan amanat (waluyo
2001:6).
a) Tema
Waluyo (2001:24-26) mengungkapkan bahwa, tema dalam drama
merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema
berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula
dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang
dikemukakan oleh pengarangnya. Premise dapat juga disebut sebagai
landasan pokok yang menentukan arah tujuan lakon dan merupakan
landasan bagi pola konstruksi lakon. Premise juga merupakan titik tolak
untuk menulis lakon (bagi pengarang) dan pementasan drama (bagi
sutradara dan aktor).
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran
pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang
menarik. Jadi, seorang penulis harus menentukan lebih dulu tema yang
akan dikembangkan mejadi sebuah cerita (Wiyanto 2002:23). Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah
pikiran pokok dari sebuah cerita yang menjadi pedoman agar cerita tidak
terlalu melebar. Tema juga harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga
menjadi cerita yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b) Tokoh dan Perwatakan
Tokoh dan perwatakan merupakan unsur yang sangat penting
dalam drama karena tanpa tokoh dan perwatakan tidak akan ada alur
cerita. Saleh (1967:31) mengungkapkan bahwa, perwatakan dapat
diartikan sebagai penampilan keseluruhan dari ciri-ciri atau tipe jiwa
seorang tokoh dalam sandiwara.
Pelukisan watak tokoh dapat melalui percakapan tokoh lain sering
disebut pelukisan watak secara eksplisit, sedangkan pelukisan tokoh lewat
perbuatan serta pengucapan disebut pelukisan watak secara implisit
(Luxemburg, 1992:171). Ada bermacam-macam perwatakan yang muncul
pada tokoh dalam sebuah drama, berikut penjelasannya, (1) Protagonis,
protagonis merupakan tokoh yang menjadi peran utama, tokoh tersebut
bersifat baik, (2) Antagonis, tokoh yang memerankan peran jahat yang
menjadi musuh tokoh protagonis, (3) Tritagonis, tritagonis merupakan
tokoh yang berperan sebagai penengah bertanggung jawab untuk
mendamaikan kedua belah pihak yang berseteru, (4) Tokoh pembantu,
tokoh pembantu merupakan tokoh yang berperan tidak secara langsung
terlibat dalam konflik, tetapi diperlukan guna menyelesaikan cerita.
c) Alur
Wiyanto (2002:25) mengungkapkan bahwa plot adalah rangkaian
peristiwa atau jalan cerita. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai
dari konflik yang sederhana, konflik yang kompleks, sampai ada
penyelesaian konflik. Perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Eksposisi, adalah tahap perkenalan, (2) Konflik, adalah tahap dimulainya
insiden (kejadian) yang menjadi dasar sebuah drama, (3) Komplikasi,
adalah tahap insiden berkembang dan menimbulkan konflik-konflik yang
semakin banyak dan ruwet, (4) Krisis, adalah tahap di mana berbagai
konflik sampai pada puncaknya (klimaks), (5) Resolusi, adalah tahap
penyelesaian konflik, (6) keputusan, adalah tahap semua konflik berakhir
dan selesainya cerita.
Wellek dan Austin Warren (1989:285) menganggap bahwa semua
alur terdiri dari konflik (manusia melawan alam, manusia melawan
manusia, dan manusia menghadapi dirinya sendiri). Konflik adalah sesuatu
yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang
seimbang, menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa alur terdiri dari konflik yang
berkembang secara bertahap, mulai dari eksposisi, konflik, komplikasi,
krisis, resolusi, keputusan.
d) Latar / Setting
Nuryatin (2010:13) mengungkapkan bahwa latar terdiri atas latar
tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menunjuk pada tempat
atau lokasi terjadinya cerita. Latar waktu menunjuk pada kapan atau
bilamana cerita terjadi. Latar sosial menunjuk pada kondisi sosial yang
melingkupi terjadinya cerita.
Latar yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Kegunaan latar
atau setting dalam cerita, biasanya bukan hanya sekedar sebagai petunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kapan dan di mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat
pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui
ceritanya tersebut (Suharianto 1982:33). Berdasarkan pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa latar adalah segala keterangan, petunjuk, atau
hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu dan suasana terjadinya suatu
peristiwa dalam sebuah drama.
e) Dialog
Waluyo (2001:20-21) mengungkapkan bahwa, ciri khas suatu
drama adalah naskah berbentuk cakapan atau dialog. Dalam menyusun
dialog, pengarang harus benarbenar memperhatikan pembicaraan tokoh-
tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Ragam bahasa dalam dialog tokoh
drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa
tulis. Dialog juga harus bersifat estetis, artinya memilik keindahan bahasa.
Kadang-kadang juga harus dituntut agar bersifat filosofis dan mampu
mempengaruhi keindahan. Hal ini disebabkan kenyataan yang ditampilkan
di pentas harus lebih indah dari kenyataan yang benar-benar terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Kosasih (2008:85-86) mengungkapkan bahwa, percakapan dalam
drama harus memenuhi dua tuntutan. Pertama, dialog harus turut
menunjang gerak laku tokohnya. Dialog digunakan untuk mencerminkan
apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar
panggung selama cerita berlangsung, dan dapat mengungkapkan pikiran-
pikiran serta perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kedua, dialog yang diucapkan di atas pentas harus lebih tajam dan tertib
daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu
saja. Para tokoh harus berbicara dengan jelas dan tepat sasaran. Dialog itu
harus disampaikan secara wajar dan ilmiah. Berdasarkan pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa dialog adalah ciri khas dalam drama berupa
percakapan antar tokoh yang harus bersifat komunikatif serta sesuai
dengan gerak laku dalam cerita. Dialog juga harus berkembang mengikuti
suasana konflik dalam tahap-tahap plot lakon drama.
f) Amanat
Wiyanto (2002:24) mengungkapkan bahwa, amanat adalah pesan
moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau
penonton drama. Pesan itu tentu saja tidak disampaikan secara langsung,
tetapi lewat lakon naskah drama yang ditulisnya. Artinya, pembaca atau
penonton dapat menyimpulkan, pelajaran moral apa yang diperoleh dari
membaca atau menonton drama itu.
Nuryatin (2010:5) mengungkapkan bahwa, amanat dapat
disampaikan melalui dua cara. Cara pertama, amanat disampaikan secara
tersurat yaitu pesan yang hendak disampaikan oleh penulis ditulis secara
langsung di dalam cerita. Cara kedua, amanat disampaikan secara tersirat
yaitu pesan tidak dituliskan secara langsung di dalam teks melainkan
melalui unsur-unsurnya. Pembaca diharapkan dapat menyimpulkan sendiri
pesan yang terkandung di dalam cerita yang dibacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah
pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton di
mana pesan tersebut bermanfaat bagi pembaca/penonton drama. Setelah
dipaparkan keenam unsur drama tersebut, siswa diharapkan mampu
menulis teks drama yang di dalamnya berisi keenam unsur tersebut.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua belah
pihak), Assosiation of Education and Communication Technology (AECT)
(dalam Anitah 2010), mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Heinich dkk. (dalam Arsyad 2009:4), menuturkan istilah medium sebagai
perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Apabila
sumber itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud pengajaran maka disebut media pembelajaran.
Munadi (2013:5) menuturkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses
pembelajaran yang dimaksudkan agar proses belajar berjalan secara efisien
dan efektif.
b. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran tertentu
bukanlah hal yang mudah. Tetapi bagaimanpun juga seorang guru harus dapat
menentukan media yang paling tepat untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Berikut pertimbangan dalam menentukan pemilihan media
pembelajaran menurut Gagne, dkk (dalam Anitah 2010:77) adalah sebagai
berikut.
1. Variabel Tugas
Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang
diharapkan dari siswa sebagai hasil pembelajaran. Disarankan untuk
menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum melakukan pemilihan
media.
2. Variabel Siswa
Karakteristik siswa perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,
walaupun belum ada keseakatan karakteristik mana yang penting. Namun,
guru menyadari bahwa para siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Lingkungan Belajar
Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk
di dalamnya, yaitu besarnya biaya sekolah, ukuran ruangan kelas,
kemampuan mengembangkan pengetahuan baru, dan lain-lain.
4. Lingkungan Pengembangan
Jelas akan sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik, bila
pengembangan sumber-sumber tidak mendukung untuk tugas tersebut,
misalnya, ketersediaan waktu, pengembangan personil, akan
mempengaruhi keberhasilan penyajian.
5. Ekonomi dan budaya
Dalam pemilihan media, perlu mempertimbangkan apakah media itu dapat
diterima oleh pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta peralatan yang
tersedia. Sikap terhadap berbagai media juga berbeda antara penduduk
kota dengan desa, antar subkelompok bangsa dan sosial ekonomi.
6. Faktor-faktor Praktis
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media agar
penggunaan media dapat bermanfaat secara maksimal meliputi beberapa
hal sebagai berikut.
a. Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan.
b. Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan
media.
c. Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon siswa atau
kegiatan lain untuk kelengkapan umpan balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Adakah penyajian itu sesuai dengan respon siswa.
e. Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna, gambar,
kata-kata lisan atau tertulis.
f. Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti.
g. Media manakah yang paling mendukung kondisi belajar untuk
pencapaian tujuan.
h. Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa—
peristiwa pembelajaran tersebut.
i. Media yang dipandang kemungkinan lebih efektif bagi siswa perlu
ditentukan apakah perangkat lunak dapat disimpan dan bernilai.
j. Apakah guru memerlukan training (latihan) tambahan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan agar dapat memilih media yang
tepat dan efisien untuk pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai
faktor, mulai dari variabel tugas, variabel siswa, lingkungan belajar,
lingkungan pengembangan, ekonomi dan budaya, tujuan pembelajaran, biaya,
kemampuan SDM.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Munaidi (2013:37) mengemukakan lima fungsi media pembelajaran,
kelima fungsi media pembelajaran tersebut dipaparkan sebagai berikut ini.
1. Sebagai Sumber Pembelajaran
Sebagai sumber belajar yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung,
dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Fungsi Semantik
Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-
benar dipahami anak didik.
3. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum yang
dimilikinya. Berdasarkan ciri-ciri umum ini, media memiliki dua
kemampuan, yaitu mengatasi batas-batas ruang dan mengatasi
keterbatasan indrawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-
batas ruang dan waktu, dalam hal ini media mempunyai tiga kemampuan.
kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas ruang dan waktu
adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit
dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti bencana alam, ikan paus
melahirkan dan lain-lain.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita
waktu panjang menjadi singkat, seperti proses metamorfosis,
proses membuat SIM, dan lain-lain.
c. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa
yang telah terjadi, seperti perisriwa Nabi Nuh dan Kapalnya, masa
kejayaan kerajaan Majapahit dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan
indrawi manusia, dalam hal ini media mempunyai empat kemampuan.
Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi
manusia sebagai berikut ini.
a. Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena
terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom dan lain-lain, yakni dengan
memanfaatkan gambar, film dan lain-lain.
b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu
lambat atau terlalu cepat.
c. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan
kejelasan suara.
d. Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.
4. Fungsi Psikologis
Ada lima fungsi psikologis, kelima fungsi sebagai berikut.
a. Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention)
siswa terhadap materi ajar.
b. Fungsi Afektif
Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan
tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
Menurut Jahja Qahar (dalam Munaidi 2013:44), setiap orang
memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan
kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penghargaan, nilai-nilai dan perangkat emosi atau kecenderungan-
kecenderungan batinnya.
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan
sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu.
Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan
adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan
untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan
tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
c. Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang
mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang,
benda, atau kejadian/peristiwa.
d. Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi menurut C.P. Chaplin
(1993:239), adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa
pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan
atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa
mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan)
yang didominasi sekali oleh pikiran-pikiran autistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e. Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini
adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan, dan menggerakan
siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
5. Fungsi Sosio-Kultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan
sosio-kultural antar peserta komunikasi pendidikan. Bukan hal yang
mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah banyak.
Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan media, karena media pembelajan
memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
d. Video Klip
Khuswatun (2013:41) memaparkan video klip terdiri dari dua kata yaitu
video dan klip. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam,
memproses, mentransmisikan, dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya
menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga
bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan
dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Klip berarti guntingan atau
cantelan. Maka video klip dapat diartikan potongan gambar dan suara yang
digabung ke dalam sebuah sajian. Video klip adalah kumpulan potongan-
potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu. Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
klip mengandung kekuatan citra yang dapat memberi sensasi tontonan yang
memiliki kekuatan sentuhan pribadi (personal touch) dan ingatan (memorable).
Pada pencitraan ini seseorang dapat dibuat seperti mengalami sendiri apa yang
dilihat, dengan mengingat-ingat kejadian yang sedang berlangsung.
Kumpulan guntingan gambar hidup (iklan, musik, dsb) untuk
ditayangkan lewat pesawat televisi atau layar bioskop; rekaman pendek
adegan video biasa yang diambil dari rekaman video atau film yang lebih
panjang (KBBI).
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media video
klip adalah potongan gambar dan suara yang digabung ke dalam sebuah
sajian, dalam hal ini berupa musik atau iklan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru mata pelajaran bahasa
Indonesia diketahui kemampuan menulis siswa SMA kelas XI IPA2 masih
rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas dengan berpusat pada kemampuan menulis. Kemampuan
menulis di khususkan dalam menulis teks drama. Pemecahan masalah yang
peneliti lakukan adalah menggunakan media video klip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Adapun pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu
kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip. Pembelajaran
menulis teks drama akan menggunakan media audiovisual. Penggunaan media
video klip, diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis.
Untuk meningkatkan kemampuan menulis teks drama, peneliti
menggunakan media video klip dalam penerapan pembelajaran menulis teks
drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten. Pembelajaran
menulis teks drama menggunakan kompetensi dasar 8.1 Mendeskripsikan
perilaku manusia melalui dialog naskah drama. Penelitiaan ini dilaksanakan
dalam dua siklus dengan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui presentase
ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas, uji normalitas, dan mengetahui
perbedaan disetiap siklus dilakukan penghitungan uji paired t test sample.
Berikut kerangka berpikir yang dirancang oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Skema Kerangka Berpikir
Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media
Video Klip Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
1. Guru belum
menggunakan media
video klip.
2. Guru hanya
memberikan contoh
teks drama
3. siswa lulus pada pretes
sebanyak 25%
Menggunakan media video
klip
1. Mempermudah
menemukan ide
2. Mempermudah
mengembangkan
drama
3. Siswa diharapkan lulus
pada siklus I sebanyak
65% dan siklus II
sebanyak 75%.
skor Siklus I
skor Siklus II
Diduga penggunaan media
video klip dapat
meningkatkan keterampilan
menulis teks drama pada
siswa kelas XI IPA2 SMA N 1
Prambanan Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis tindakan yang akan
diajukan dalam penelitian ini adalah “penggunaan media video klip dapat
digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks drama pada
siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai peningkatan menulis teks drama dengan media
video klip ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan
kelas adalah kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki
mutu pembelajaran di kelasnya (Daryanto, 2014:1).
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan desain PTK model Kemmis dan Taggart. Tiap siklus terdiri
dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
(Wiriatmadja, 2007:66-67).
Suharsimi (2010:17-18) memaparkan keempat langkah dalam setiap
siklusnya, keempat langkah tersebut sebagai berikut.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan
memulai tindakannya. Langkah tersebut adalah menyusun sebuah
rancangan kegiatan, guru membuat semacam panduan yang
menggambarkan (a) apa yang harus dilakukan oleh siswa, (b) kapan
dan berapa lama dilakukan, (c) di mana dilakukan, (d) jika sudah
selesai, apa tindakan selanjutnya.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah
dibuat. Untuk itu peneliti harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
(a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b)
apakah proses yang dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimana situasi
proses tindakan, (d) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu.
3. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan
tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan
dalam pelaksanaan. Antara pelaksanaan dengan pengamatan sebutulnya
bukan merupakan urutan karena waktu atau terjadinya bersamaan.
4. Refleksi
Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah
lampau yang dilampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam
refleksi ini guru membayangkan kembali peristiwa yang sudah lampau,
yaitu ketika tindakan berlangsung. Hal yang sangat penting
diperhatikan oleh peneliti dalam PTK adalah seluruh siswa harus
dilibatkan dalam refleksi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2, semester genap, tahun
ajaran 2015/2016, SMA N 1 Prambanan Klaten. Objek penelitian adalah
pelaksanaan menulis teks drama dengan menggunakan media video klip.
C. Tempat dan Waktu
Peneliti memilih SMA N 1 Prambanan Klaten sebagai tempat penelitian.
Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2016/2017 pelaksanaan
penelitian yaitu pada bulan Februari-Mei.
D. Sasaran Penelitian
Sasaran yang hendaknya ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu peneliti
ingin mengetahui peningkatan kemampuan menulis teks drama siswa kelas
XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
1. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil diskusi bersama dengan guru Bahasa Indonesia,
keterampilan menulis teks drama masih kurang dikuasai oleh siswa. Hal ini
diperkuat oleh hasil pretes yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas XI
IPA2, yaitu hanya 25% yang tuntas dengan KKM 75.
2. Kondisi Siklus I
Kemampuan menulis teks drama diharapkan dapat mengalami peningkatan
mencapai 65% dinyatakan tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Kondisi Siklus II
Kemampuan menulis teks drama dalam siklus II diharapkan siswa tuntas dapat
mengalami peningkatan mencapai 75%.
E. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan (dua jam pelajaran). Pada
akhir pertemuan dapat tercapai tujuan yang diharapkan dengan baik. Prosedur
penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dilakukan melalui empat
langkah, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Secara skematis keempat tahap dalam PTK dapat digambarkan sebagai berikut.
Skema 3.1
Desain PTK Model Kemmis dan Taggart
Siklus I Siklus II
Perencanaan Perencanaan
Refleksi Tindakan
Refleksi Tindakan
Pengamatan
Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi.
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti dan guru berdiskusi untuk
merencanakan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan masalah yang
ditemukan. Rencana yang akan dilaksanakan sebagai berikut.
1. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah dalam
pembelajaran yang perlu diatasi. Dalam tahap ini dilakukan observasi
dalam proses pembelajaran.
2. Membuat lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran di kelas.
Selain itu, peneliti juga membuat pedoman wawancara.
3. Membuat instrumen pengumpulan data untuk mengetahui karakteristik
siswa dan analisis kebutuhan.
4. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan silabus.
5. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah
pembelajaran menulis teks drama dengan media video klip.
6. Persiapan pembelajaran menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan, peneliti yang bertindak sebagai guru menggunakan
RPP yang telah disusun sebelumnya untuk melalukan pembelajaran menulis
teks drama dengan media video klip. Langkah yang akan dilakukan sebagai
berikut.
Sebelum pembelajaran dilakukan, guru memaparkan tujuan, langkah-
langkah, dan manfaat pembelajaran. Guru juga melakukan apersepsi dengan
bertanya kepada siswa, seperti, a. apakah kalian sering membaca teks drama?
b. Teks drama apa yang kalian suka? c. Apakah kalian suka menulis teks
drama? pertanyaan tersebut bertujuan untuk menguraikan informasi yang
pernah didapat siswa. Langkah berikutnya guru memberi pengantar mengenai
materi yang akan dipelajari.
Untuk kegiatan inti guru memutarkan dua video klip, masing-masing
video klip diputar dua kali, hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami dan
menangkap pokok-pokok yang terdapat dalam video klip tersebut. Setelah
siswa selesai menyimak video klip tersebut, siswa diminta untuk memilih
salah satu dari video klip tersebut, kemudian siswa diminta menuliskan teks
drama berdasarkan video klip yang telah mereka simak.
Untuk penutup, guru bersama siswa melakukan rerleksi terhadap
pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengasah ingatan
siswa tentang teks drama yang telah ditulis oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
c. Observasi
Peneliti dan observer (pengamat) mengamati kinerja siswa selama
pembelajaran berlangsung, yaitu observasi tentang suasana kelas dan respon
siswa. Hasil penulisan teks drama oleh siswa diobservasi di luar jam pelajaran
berdasarkan struktur drama yang telah dibuat siswa yang meliputi, orientasi,
komplikasi, klimaks, dan resolusi.
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti menganalisa hasil pengamatan
terhadap kinerja dan hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh
mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan bagaimana
konsentrasi siswa menyimak drama menggunakan media video klip. Analisis
hasil kerja siswa ditentukan dengan nilai yang mereka dapat. Tujuan dari
analisis adalah mengetahui kekurangan dan kelebihan teknik dan media yang
digunakan dalam pembelajaran menulis teks drama pada siklus I. Hasil
analisis digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil
siklus II.
2. Siklus II
Tahap-tahap siklus II pada dasarnya sama dengan tahap-tahap pada siklus
I. Perbedaan hanya pada tindakan (proses pemahaman materi dan video klip
yang diputar). Tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil dari
refleksi siklus I. Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis teks drama dengan cara melakukan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pembelajaran menggunakan media video klip. Hasil pembelajaran pada siklus
II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus
I. Tahapan siklus II sebagai berikut.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus ini, dimanfaatkan untuk menyusun RPP
dan instrumen pengumpulan data. Sebelum melaksanakan siklus II peneliti
kembali melakukan diskusi dengan guru Bahasa Indonesia untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Dalam siklus ini peneliti
menyiapkan video klip yang nantinya akan ditulis siswa dalam bentuk teks
drama yang baik jelas dan sesuai dengan struktur drama.
b. Tindakan
Langkah awal pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I. Hanya saja
guru tidak menjelaskan materi secara lemgkap, hanya mengulas kembali
materi pada siklus I. Pada siklus II guru memutarkan video klip dan siswa
diminta untuk menyimak. Setelah selesai, siswa menulis teks drama
berdasarkan video klip yang telah mereka simak.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan timdakan. Observasi dilakukan
untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai kegiatan guru dan
aktivitas siswa. Pedoman observasi yang digunakan sama dengan siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
d. Refleksi
Pada siklus II ini peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap kinerja
siswa dan penilaian hasil kerja siswa. Analisis kinerja siswa meliputi sejauh
mana siswa aktif dalam menyimak video klip drama dan menuliskan kembali
drama yang telah mereka simak. Kemudian dibandingkan dengan siklus I
dalam bentuk presentase apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga
menganalisis hasil kerja siswa dengan menentukan nilai rata-rata kelas. Hasil
analisis digunakan sebagai kajian dan bahan perbandingan terhadap hasil
penilaian siklus I dalam bentuk presentase, apakah ada peningkatan nilai rata-
rata kelas. Dengan demikian, permasalahan seberapa tinggi peningkatan
kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip siswa kelas
XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 dapat
diketahui.
Tabel 3.1
Nilai Prasiklus Menulis Teks Drama
Siswa Kelas XI IPA2 Semester Genap SMA N 1 Prambanan Klaten
No Nama L/P Nilai Keterangan
1 Ari Nur dewantoro L 70 Tidak Tuntas
2 Arkan Rahma Dhani L 52 Tidak Tuntas
3 Cantika Juwita Murti P 62 Tidak Tuntas
4 Delta Nur Septianihsih P 88 Tuntas
5 Desindra Rahmatia R. P 64 Tidak Tuntas
6 Desty Vera Anugrah Safitri P 84 Tuntas
7 Devi Kristiani P 82 Tuntas
8 Dewi Ayuga Putria T. P 68 Tidak Tuntas
9 Dewi Purnawati P 64 Tidak Tuntas
10 Dewi Tri Setyaningsih P 90 Tuntas
11 Dewi Wulandari P 74 Tidak Tuntas
12 Dian Novitasari P 66 Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
13 Dimas Anggoro L 72 Tidak Tuntas
14 Dita Rahma Putri P 78 Tuntas
15 Diyas Ika Novianti P 74 Tidak Tuntas
16 Dwiyani Bunga F. P 70 Tidak Tuntas
17 Elsha Nurmalasari P 54 Tidak Tuntas
18 Enggar Salsabila P. P 60 Tidak Tuntas
19 Erna Ariska F. P 64 Tidak Tuntas
20 Erni Setiyowati P 78 Tuntas
21 Fadila Ardhi Asmawi L 62 Tidak Tuntas
22 Fajar Febri Anto L 46 Tidak Tuntas
23 Fitri Krismon D. P 58 Tidak Tuntas
24 Hardeka Triguna S. L 56 Tidak Tuntas
25 Herlina Nafi Aji P 70 Tidak Tuntas
26 Ibadurahman L 56 Tidak Tuntas
27 Ika Neri Astuti L 46 Tidak Tuntas
28 Krisna Abiyanto L 56 Tidak Tuntas
29 Krisna Satria Jaya L 78 Tuntas
30 Laila Yuni Septia Rini P 68 Tidak Tuntas
31 Lili Nuryanti P 82 Tuntas
32 Yoga Dwi Nurhadi L 54 Tidak Tuntas
Keterangan: Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 75
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen, yaitu tes dan nontes.
Instrumen tes diberikan melalui penugasan yang berupa tes untuk mengetahui
kemampuan menulis teks drama, sedangkan instrumen nontes diberikan
dalam bentuk kuesioner, wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi
untuk mengetahui minat siswa dalam menulis teks drama.
1. Tes
Tes yang berupa tugas menulis teks drama dilaksanakan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks drama dengan
memperhatikan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kriteria-
kriteria penilaian tersebut adalah pengembangan alur, kejelasan tokoh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
watak, pengembangan dialog, kesesuaian latar, kesesuaian dengan isi,
kesesuaian tema dengan isi, penggunaan petunjuk teknis, dan kaidah
penulisan.
Tabel 3.2
Kriteria-kriteria Penilaian Naskah Drama
Kriteria-kriteria di atas dijabarkan dengan pedoman penilaian yang
memuat kriteria penilaian, indikator penilaian, skor dan bobot. Pada tabel berikut
ini dapat dilihat kriteria-kriteria yang dinilai dengan kategori penilaian dan
rentang penilaian sebagai berikut.
No Kriteria
Penilaian
Rentang Skor Bobot Bobot X
skor
Maksimal 1 2 3 4 5
1 Pengembangan
alur
4 20
2 Kejelasan
tokoh dan
watak
2 10
3 Pengembangan
dialog
4 20
4 Kesesuaian
latar
2 10
5 Kesesuaian
tema dengan
isi
2 10
6 Penggunaan
petunjuk
teknis
2 10
7 Kaidah
penulisan
naskah drama
4 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama
No Kriteria
Penilaian
Indikator Penilaian Skor Bobot
1 Pengembangan
alur
a. Pengembangan alur
sesuai dengan isi video
klip dan mengandung
konfik yang mendukung.
b. Pengembangan alur
kurang sesuai dengan isi
video klip, tetapi
mengandung konflik
c. Pengembangan alur
sesuai dengan isi video
klip, tetapi tidak
mengandung konflik.
d. Pengembangan alur
kurang sesuai dengan isi
video klip dan tidak
mengandung konflik.
e. pengembangan alur tidak
sesuai dengan isi video
klip dan tidak
mengandung konflik.
5
4
3
2
1
4
2 Kejelasan tokoh
dan watak
a. Karakter tokoh
digambarkan secara jelas
dan sesuai dengan isi
video klip.
b. Karakter tokoh
digambarkan kurang
jelas, tetapi sesuai
dengan isi video klip.
c. Karakter tokoh
digambarkan secara
jelas, tetapi kurang
sesuai dengan isi video
klip.
d. Karakter tokoh
digambarkan kurang
jelas dan kurang sesuai
dengan isi video klip.
e. Karakter tokoh
digambarkan tidak jelas
dan tidak sesuai dengan
isi video klip.
5
4
3
2
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama
3 Pengembangan
dialog
a. Pengembangan dialog
sesuai dengan adegan
tokoh dalam isi video
klip.
b. Pengembangan dialog
sesuai dengan adegan
dalam isi video klip,
tetapi kurang jelas.
c. Pengembangan dialog
sesuai dengan adegan
tokoh dalam isi video
klip, tetapi jelas.
d. Pengembangan dialog
kurang sesuai dengan
adegan dalam isi video
klip dan kurang jelas.
e. Pengembangan dialog
tidak sesuai dengan
adegan dalam isi video
klip.
5
4
3
2
1
4
4 Kesesuaian latar a. Latar menggambarkan
tiga aspek (Tempat,
waktu, suasana) dan
sesuai dengan isi video
klip.
b. Latar menggambarkan
tiga aspek (Tempat,
waktu, suasana) tetapi
kurang sesuai dengan
isi video klip.
c. Latar menggambarkan
dua aspek dan sesuai
dengan isi video klip.
d. latar menggambarkan
dua aspek dan kurang
sesuai dengan isi video
klip.
e. Latar menggambarkan
satu aspek dan tidak
sesuai dengan video
klip.
5
4
3
2
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama
5 Kesesuaian
tema dengan
isi
a. Amanat yang dituangkan sangat
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip
b. Amanat yang dituangkan sesuai
dengan tema cerita dalam isi
video klip.
c. Amanat yang dituangkan cukup
sesuai dengan cerita dalam isi
video klip.
d. Amanat yang dituangkan kurang
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip.
e. Amanat yang dituangkan tidak
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip.
5
4
3
2
1
2
6 Penggunaan
petunjuk
teknis
a. Petunjuk teknis sesuai dengan isi
dialog tokoh. Petunjuk teknis
sesuai dengan dialog tokoh,
tetapi tidak tepat dalam
penempatannya.
b. Petunjuk teknis kurang sesuai
dengan dialog tokoh, tetapi tepat
dalam penempatannya.
c. Petunjuk teknis kurang sesuai
dengan dialog tokoh dan kurang
sesuai dalam penempatannya.
d. Petunjuk teknis tidak sesuai
dengan dialog tokoh.
5
4
3
2
1
2
7 Kaidah
penulisan
naskah
drama
a. Naskah drama sangat sesuai
dengan kaidah penulisan naskah
drama.
b. Naskah drama sesuai dengan
kaidah penulisan naskah drama.
c. Naskah drama cukup sesuai
dengan kaidah penulisan naskah
drama.
d. Naskah drama kurang sesuai
dengan kaidah penulisan naskah
drama.
e. Naskah drama tidak sesuai
dengan kaidah penulisan naskah
drama.
5
4
3
2
1
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi.
a. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara ditunjukan kepada guru dan siswa.
Wawancara dilakukan dengan guru untuk mengetahui kondisi awal
pembelajaran. Wawancara dengan siswa untuk mengetahui keadaan setelah
pembelajaran berlangsung.
Tabel 3.4
Kisi – Kisi Instrumen Wawancara
Guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan Klaten
No Butir Pertanyaan
1. Apa sajakah aktivitas yang Anda gunakan saat pembelajaran menulis?
2. Apa saja kesulitan Anda dalam mengajarkan pembelajaran menulis ?
3. Bagaiamana cara Anda mengatasi kesulitan yang ada?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.5
Kisi – Kisi Instrumen Wawancara Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten
No Butir Pertanyaan
1 Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis teks drama dengan
menggunakan media video klip? Apa alasannya?
2 Selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda lebih mudah
dalam menulis teks drama dengan menggunakan media video klip?
Apa alasannya?
3 Setelah mengikuti proses pembelajaran menulis teks drama dengan
menggunakan media video klip, apakah Anda lebih mudah dalam
mengembangkan ide? Apa alasannya?
4 Apakah ada kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proses
pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video
klip?
b. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan selama pembelajaran menulis teks
drama dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu
kegiatan guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran.
1. Instrumen untuk melakukan observasi terhadap guru pada siklus I dan
siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 3.6
Instrumen Observasi
Kegiatan Pembelajaran Menulis Pada Kondisi Awal
Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
I. PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2. Memeriksa kesiapan siswa
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A.Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Instrumen Observasi
Kegiatan Pembelajaran Menulis Pada Kondisi Awal
Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
(Diadopsi dari Buku Pedoman Pengajaran Mikro FKIP USD, 2012:33-34)
skor penilaian:
1. Sangat Setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Kurang Setuju : 2
4. Tidak Setuju : 1
2. Instrumen untuk mengobservasi situasi kelas pada siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 3.7
Instrumen Observasi untuk Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas
Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
No Aspek yang Diobservasi Skor
1 2 3 4
1 Siswa aktif dalam melakukan proses pembelajaran.
2 Tercipta suasana kelas yang serius dan santai.
3 Tercipta hubungan yang harmonis antara guru dan siswa
atau siswa dan siswa.
Kriteria skor penilaian:
1. Sangat Setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Kurang Setuju : 2
4. Tidak Setuju : 1
E. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar
2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
F. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV. PENUTUP
A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Menyimpulkan pelajaran
2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan
mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui bagaimana minat siswa terhadap
pembelajaran menulis teks drama yang berlangsung.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi
foto. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik ini berupa gambar
kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Peristiwa yang
didokumentasikan diusahakan dapat mewakili setiap kegiatan dalam
pembelajaran menulis teks drama.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, data yang terkumpul, kemudian dianalisis untuk mencapai
tujuan-tujuan penelitian. Data yang dianalisis adalah hasil karya siswa dalam
bentuk tulisan.
Data nilai siswa dilakukan sekali dalam setiap siklus. Nilai siswa yang
diperoleh pada siklus I dan siklus II nantinya akan dibandingkaan dengan data
sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya peningkatan pada
setiap indikator yang hendak dicapai. Dalam mengelola nilai dijelaskan sebagai
berikut:
1. Menghitung presentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah
ditetapkan. kemampuan menulis teks drama dikatakan tuntas apabila
mencapai nilai 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus dari Nurgiyantoro (2001:361),
sebagai berikut: Keterangan:
X : Rata-rata
Σx : Jumlah seluruh skor
N : Jumlah siswa
3. Menafsirkan hasil hitung untuk menentukan kemampuan menulis siswa.
Untuk menafsirkan tigkat kemampuan menulis teks drama, menggunakan
skala 4 yang diadopsi dari Purwanto (2004:103) dengan pengubahan
seperlunya.
Tabel 3.8
Konvensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Drama
Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat
92-100 A 4 Sangat Mampu
83-91 B 3 Mampu
75-82 C 2 Cukup Mampu
≤-74 D 1 Kurang Mampu
X= Σx
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
H. Indikator Keberhasilan
Tabel 3.9
Indikator Keberhasilan Menulis
Teks Drama Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Indikator Kondisi awal Siklus I Siklus II
Menulis teks
drama dengan
menggunakan
bahasa yang
sesuai.
Dua puluh lima
persen (25%)
siswa mencapai
KKM (75)
dalam
kompetensi
dasar menulis
naskah drama.
Enam puluh persen
(65%) siswa mencapai
KKM (75) dalam
kompetensi dasar
menulis naskah drama.
Tujuh puluh lima
persen (75%)
siswa mencapai
KKM (75) dalam
kompetensi dasar
menulis naskah
drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang pelaksanaan penelitian, hasil deskriptif
penelitian, dan pembahasan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip.
Berikut merupakan pemaparan pembahasannya.
A. Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Penelitian
Pada bagian ini diterangkan tentang pelaksanaan dalam penelitian, dan
hasil penelitian yang diterangkan dalam tabel, grafik, diagram beserta uraiannya.
1. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian peningkatan kemampuan menulis teks drama
menggunakan media video klip. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI
IPA2 semester 2, SMA N 1 Prambanan, Klaten tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 32 siswa. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap
kondisi awal, siklus I dan Siklus II. Setiap tahap dilakukan dalam satu kali
pertemuan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut.
1.1 Kondisi Awal
Pada kondisi awal dilakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan awal siswa mengenai pembelajaran menulis teks
drama. pada kondisi awal dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Februari 2016 di
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan, Klaten pada jam pelajaran Bahasa
Indonesia. Pada kondisi awal siswa diminta membuat teks drama sesuai dengan
pengetahuan yang didapatkan siswa selama ini. Setelah selesai membuat teks
drama, siswa mengumpulkan ke peneliti untuk diberi penilaian bersama dengan
mitra peneliti. Hasil kondisi awal ini sebagai patokan nilai dalam penelitian ini.
Berikut diagram 4.1 berisi rincian kemampuan menulis teks drama dalam kondisi
awal.
Diagram 4.1
Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama Siswa pada Kondisi
Awal
Berdasarkan data tes siswa pada kondisi awal, diketahui bahwa indikator
keberhasilan kemampuan menulis teks drama siswa hanya 25% saja atau 8 dari 32
siswa yang tuntas KKM 75 (lihat tabel 4.1).
1.2 Siklus 1
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan siklus 1. Siklus 1 ini dilaksanakan
pada hari Kamis, 21 April 2016 pada 32 siswa di kelas XI IPA2 SMA N 1
Prambanan, Klaten jam pelajaran Bahasa Indonesia. Siklus 1 ini menggunakan
25%
75%
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
media video klip agar proses pembelajaran yang dilaksanakan semakin menarik
dan dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama. Siklus 1 dilaksanakan
dalam empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
1.2.1 Rencana Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa
Indonesia dan satu mahasiswa USD untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Pertama, membuat skenario
pembelajaran meliputi RPP, dalam merancang RPP ini peneliti memohon kepada
Ibu Yuliana Setiyaningsih sebagai dosen ahli. Kedua, kedua merencakan langkah-
langkah pembelajaran menggunakan media video klip dan menyiapkan
pembelajaran, yaitu materi. Petunjuk dan topik yang sesuai dengan tahap
perkembangan siswa. Ketiga, menyiapkan instrumen yang berupa soal tes,
kuesioner, dan lembar penilaian kemampuan menulis teks drama dan catatan
lapangan. Keempat, mempersiapkan alat dokumentasi untuk mendokumentasikan
proses pelaksanaan pembelajaran
1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 21 April
2016. Kegiatan dilaksanakan di kelas XI IPA2 SMA N 1 N Prambanan, Klaten.
Berikut ini dijelaskan pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I. Pembelajaran
berlangsung dalam satu kali pertemuan (2 jp x 45 menit). Dalam penelitian ini,
peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan,
Klaten yaitu, Ibu Sri Widayati dan satu mahasiswa USD yaitu, Yunus Andi Bayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pamungkas. Peneliti berperan sebagai pengajar dan juga bertugas mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, sedangkan guru dan satu mitra
kolaborasi berperan sebagai pengamat atau observer. Dalam melakukan
pengamatan terhadap pembelajaran menulis teks drama siswa, guru dan mitra
kolaborator menggunakan format penilaian yang telah disediakan oleh peneliti.
Pelaksanaan pembelajaran, terdapat tiga kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pertama merupakan pendahuluan yaitu, peneliti membuka kegiatan pembelajaran
dengan salam, peneliti mempresensi siswa, peneliti memberikan kondisi awal
mengenai pertemuan sebelumnya yaitu definisi, struktur dan kaidah teks drama
yang sudah diberikan oleh guru Bahasa Indonesia SMA N 1 Prambanan, Klaten
pada pertemuan sebelumnya secara singkat, peneliti menyampaikan KI, KD, dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan kedua merupakan inti, Siswa menyimak video klip berjudul
“Karakter Lima Warna” yang ditayangkan oleh guru, video klip ditayangkan dua
kali. Pada penayangan pertama siswa fokus menyimak video klip dan pada
penayangan kedua siswa menyimak video klip sambil mencatat hal-hal penting
yang ada dalam video klip. Siswa membuat naskah drama sesuai dengan video
klip yang telah disimaknya. Siswa memberikan tanggapan secara singkat terhadap
pekerjaan temannya.
Kegiatan ketiga merupakan kegiatan penutup yaitu, peneliti dan siswa
menyimpulkan pelajaran yang berlangsung. Peneliti mengajak siswa
merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan cara mengisi kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang telah dibagikan oleh peneliti. Pada kegiatan penutup ini peneliti tidak
melakukan tahap merefleksikan pembelajaran namun peneliti membagikan
kuesioner kepada siswa untuk diisi. Hal ini terjadi karena waktu pembelajaran
hanya tersisa 5 menit sebelum pembelajaran akan berakhir.
1.2.3 Pengamatan Siklus I
Observasi atau pengamatan pada siklus I dilakukan untuk memperoleh data
tentang kemampuan siswa menulis teks drama. Observasi dilakukan oleh guru dan
satu mitra peneliti untuk melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran menulis
teks drama. Selain itu, terdapat hasil rata-rata kuesioner reaksi siswa terhadap
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hasil observasi kegiatan pembelajaran
menulis teks drama dan dari rata-rata hasil reaksi kuesioner siswa, ditemukan
bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik. Siswa
terbantu untuk menulis teks drama, namun juga ditemukan kekurangan sebagai
berikut ini.
a. Peneliti dalam mengatur waktu pembelajaran belum sesuai dengan alokasi
waktu yang sudah ditetapkan di RPP.
b. Peneliti belum melakukan kesimpulan dari hasil pembelajaran yang sudah
berlangsung.
c. Pelaksanaan pembelajaran masih kurang terkoordinir
d. Siswa masih kurang termotivasi.
e. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide dan dalam
penulisan ejaan dan tanda baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Uraian di atas dibuktikan dengan kuesioner instrumen observasi kegiatan
menulis teks drama pada siklus I masih ada beberapa aspek yang mendapatkan
poin kurang memuaskan. Pertama, memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran
dan media masih mendapatkan poin 2. Kedua, melaksanakan pembelajaran yang
terkoordinir masih mendapatkan poin 2, ketiga, melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan mendapatkan poin 3. Keempat,
menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar masih mendapatkan
poin 3. Kelima, menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar masih
mendapatkan poin 3. Keenam, menyimpulkan pembelajaran masih mendapatkan
poin 2 (lihat lampiran). Hasil observasi kegiatan menulis teks drama lainnya
sudah berjalan dengan baik.
Instrumen observasi situasi kelas pada siklus I, diketahui siswa masih
kurang mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran dengan media video klip dan
siswa masih kurang memahami instruksi guru berkaitan dengan proses
pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat pada aspek berikut.
Pertama, siswa aktif dalam melakukan proses pembelajaran, hanya mendapat poin
2. Kedua, tercipta suasana kelas yang serius dan santai, masih mendapatkan poin
3. Hasil observasi situasi kelas lainnya sudah berjalan dengan baik.
1.2.4 Refleksi Siklus I
Tahap refleksi merupakan tahap pemberian penilaian terhadap hasil tugas
menulis teks drama siswa yang dilakukan oleh peneliti dan satu mitra peneliti.
Hasil dari kegiatan refleksi ini memperlihatkan beberapa kelemahan yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tampak dalam pelaksanaan siklus I. Permasalahan yang muncul karena strategi
dalam pembelajaran masih kurang terkoordinir dan waktu yang masih kurang
dialokasikan, siswa masih kurang memahami proses pelaksanaan pembelajaran
dengan media video klip dan masih kurang memahami instruksi guru berkaitan
dengan proses pembelajaran yang berlangsung, dan pada tabel 4.1 menunjukan
hasil nilai tertinggi mencapai 96 dan terendah 32.
Berdasarkan hal tersebut peneliti dan mitra peneliti memperoleh refleksi sebagai
berikut ini.
a. Keberanian siswa untuk bertanya kurang atau masih malu-malu
b. Dalam menulis sebagian siswa masih belum mampu mengembangkan ide
cerita mereka dengan baik ( isi teks drama mereka masih hampir sama
dengan isi video klip, belum terlalu berkembang). Masih banyak siswa yang
masih salah dalam penulisan (siswa masih kurang mampu menggunakan
ejaan dan tanda baca yang baik dan benar) atau kurang sesuai dengan kaidah
menulis teks drama.
c. Masih ada siswa yang mengalami kebingungan dalam pembelajaran
menggunakan media video klip karena arahan yang diberikan oleh peneliti
kurang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berikut ini adalah diagram 4.2 berisi rincian kemampuan menulis teks
drama dalam siklus I.
Diagram 4.2
Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama
Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten
pada Siklus I
Berdasarkan data pada hasil tes siswa pada siklus I dan Diagram di atas,
diketahui bahwa indikator keberhasilan tercapai atau terdapat peningkatan,
rinciannya sebagai berikut ini.
a. Jumlah 32 siswa di kelas XI IPA2, terdapat 25 siswa yang tuntas dalam
menulis teks drama, dengan kata lain terdapat 78% siswa yang tuntas dan
siswa yang tidak tuntas terdapat 22% atau 7 siswa yang mendapatkan nilai
tidak tuntas (lihat tabel 4.1 hal 14).
b. Nilai rata-rata kelas pada aspek menulis teks drama adalah 79,62. Hal
tersebut juga didukung dengan uji analisis data menggunakan uji paired
sample t test pada indikator kemampuan menulis teks drama.
78%
22%
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hasil refleksi tersebut, dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan
pada siklus II. Peneliti akan menyampaikan pemecahan hambatan kepada siswa
ketika pelaksanaan siklus II. Hal ini bertujuan agar kemampuan menulis teks
drama meningkat. Pemecahan hambatan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama,
peneliti akan memberikan penjelasan agar siswa dapat mengembangkan ide cerita
dan menulis ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Kedua, peneliti akan
menjelaskan media apa yang akan dipakai agar siswa dapat melaksanakan dengan
baik.
1.3 Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2016 pada siswa di kelas XI
IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten jam pelajaran bahasa Indonesia ( 2 jp x 45
menit). Pelaksanaa siklus II merupakan bentuk tindakan perbaikan menggunakan
media video klip dari hasil refleksi pada siklus I. Siklus II terdiri atas empat tahap,
yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap tersebut
sama dengan tahap siklus I.
1.3.1 Rencana Tindakan Siklus II
Pada siklus II peneliti memfokuskan upaya perbaikan pada siklus I.
Perencanaan siklus II merupakan hasil refleksi dan observasi pada siklus I.
Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Pertama, memperbaiki
skenario pembelajaran yang meliputi RPP, pada RPP peneliti menambahkan
materi tentang penggunaan petunjuk teknis menulis naskah drama dan kaidah
penulisan naskah drama karena pada siklus I masih banyak ditemukan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pada indikator penggunaan petunjuk teknis dan indikator penulisan naskah drama.
Peneliti menyadari bahwa hanya dengan melihat video klip kemampuan siswa
pada indikator tersebut tidak meningkat. dalam merancang RPP ini peneliti
memohon kepada Ibu Yuliana Setiyaningsih sebagai dosen ahli. langkah-langkah
menggunakan media video klip, menyiapkan bahan pembelajaran, yaitu petunjuk
yang lebih jelas. Kedua, mempersiapkan instrumen yang berupa soal tes,
kuesioner, lembar penilaian kemampuan menulis teks drama, catatan lapangan.
Ketiga, mempersiapkan alat dokumentasi untuk mendokumentasikan proses
pelaksanaan pembelajaran.
1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan waktu skenario
pembelajaran pada siklus I. Pada tahap ini terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti,
dan penutup yang masih sama dengan siklus I. Perbedaan dengan siklus I adalah
mengatur waktu sesuai dengan RPP agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan
baik dan menambahkan materi tentang penggunaan petunjuk teknis dan penulisan
naskah drama. Peneliti dalam pengajaran lebih memperjelas jalannya proses
pembelajaran. Peneliti juga memotivasi siswa supaya menjadi lebih baik lagi.
Selain itu, peneliti memberikan penjelasan untuk mengungkapkan gagasan dan
penulisan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar dalam menulis teks drama.
Pelaksanaan kegiatan siklus II terdapat tiga kegiatan pembelajaran yang
masih sama dengan kegiatan siklus I. Kegiatan pertama merupakan pendahuluan
yaitu, peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
mempresensi siswa, peneliti memberikan kondisi awal mengenai definisi, struktur
dan kaidah drama secara singkat, peneliti menyampaikan KI, KD, dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan
cara mengembangkan ide dan menulis ejaan/tanda baca yang baik dan benar.
Tahap ini berlangsung selama 10 menit.
Kegiatan kedua merupakan kegiatan inti yaitu pertama, peneliti menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dan waktu pada setiap langkah yang akan
digunakan. Peneliti juga menjelaskan tentang penggunaan petunjuk teknis menulis
naskah drama dan kaidah penulisan naskah drama. Siswa menyimak video klip
berjudul “Dukun-dukunan” yang ditayangkan oleh guru, video klip ditayangkan
dua kali. Pada penayangan pertama siswa fokus menyimak video klip dan pada
penayangan kedua siswa menyimak video klip sambil mencatat hal-hal penting
yang ada dalam video klip. Siswa membuat naskah drama sesuai dengan video
klip yang telah disimaknya. Siswa memberikan tanggapan secara singkat terhadap
pekerjaan temannya. Tahap ini berlangsung selama 70 menit.
Kegiatan ketiga merupakan kegiatan penutup yaitu, peneliti dan siswa
menyimpulkan pelajaran yang berlangsung. Peneliti mengajak siswa
merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan cara mengisi kuesioner
yang telah dibagikan oleh peneliti. Tahap ini berlangsung selama 10 menit.
1.3.3 Pengamatan Siklus II
Observasi atau pengamatan pada siklus II dilakukan untuk memperoleh
data tentang kemampuan siswa menulis teks drama. Observasi dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
guru dan satu mitra peneliti untuk melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran
menulis teks drama. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran menulis
teks drama, dan dari rata-rata hasil reaksi kuesioner siswa ditemukan bahwa
pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa sangat terbantu
untuk menulis teks drama dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis teks drama. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II tidak terdapat
masalah atau kekurangan tidak seperti pada siklus I. Hal tersebut dibuktikan
berdasarkan kuesioner hasil observasi kegiatan menulis teks drama sudah berjalan
dengan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya pembedahan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Itu terbukti dari peningkatan poin dari
aspek-aspek sebelumnya yang dinilai masih kurang. Pertama, memeriksa kesiapan
ruang, alat pembelajaran dan media pada siklus I masih mendapatkan poin 2, pada
siklus II meningkat menjadi 4. Kedua, melaksanakan pembelajaran yang
terkoordinir pada siklus I masih mendapatkan poin 2, pada siklus II meningkat
menjadi 4. ketiga, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat
menjadi 4.. Keempat, menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi
4. Kelima, menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar pada siklus I masih
mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi 4. Keenam, menyimpulkan
pembelajaran pada siklus I masih mendapatkan poin 2, pada siklus II meningkat
menjadi 4 ( lihat lampiran ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Instrumen observasi situasi kelas pada siklus II sudah berjalan dengan
sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya pembedahan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Itu terbukti dari peningkatan poin dari
aspek-aspek sebelumnya yang dinilai masih kurang. Pertama, siswa aktif dalam
melakukan proses pembelajaran, pada siklus I hanya mendapat poin 2, pada siklus
II meningkat menjadi 4. Kedua, tercipta suasana kelas yang serius dan santai,
pada siklus I masih mendapatkan poin 3, pada siklus II meningkat menjadi 4 (lihat
lampiran).
1.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai, peneliti, guru dan mitra
peneliti kolaborasi melakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan tindakan dan
observasi siklus II. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa tidak terdapat
masalah, dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
kemampuan menulis teks drama pun semakin mengalami peningkatan.
Peningkatan terjadi karena siswa sudah memahami bagaimana langkah-
langkah pembelajaran. Siswa tidak lagi malu untuk bertanya maupun
mengungkapkan pendapatnya, sehingga siswa lebih mengerti dalam
mengembangkan ide cerita daripada sebelumnya. Dari segi penulisan, siswa sudah
mampu mengungkapkan ide cerita dalam suatu langkah/urutan (orientasi,
komplikasi, klimaks, resolusi, koda) menggunakan kalimatnya sendiri yang baik
dan benar. Berkaitan dengan penulisan ejaan dan tanda baca, siswa sudah
menggunakan kaidah penulisan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berikut ini adalah diagram 4.3 kemampuan menulis teks drama.
Diagram 4.3
Data Tes Kemampuan Menulis Teks Drama
Siswa SMA N 1 Prambanan Klaten
pada Siklus II
Berdasarkan data pada hasil tes siswa pada siklus II, diketahui bahwa
indikator keberhasilan pada siklus II tercapai, rinciannya sebagai berikut ini.
a. Jumlah 32 siswa di kelas X IPA2, terdapat 29 siswa yang tuntas dalam menulis
teks drama, dengan kata lain terdapat 90% siswa yang tuntas dan siswa yang
tidak tuntas terdapat 10% atau 3 siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas
(lihat tabel 4.1 hal 23).
b. Nilai rata-rata kelas pada aspek menulis teks drama adalah 85.93.
Berdasarkan hasil kuesioner, hasil observasi, dan diskusi tim kolaborasi,
pelaksanaan siklus II ini masih perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menulis masih kurang
mencukupi. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan pada siklus II sudah
90%
10%
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
memenuhi ketercapaian indikator keberhasilan sehingga peneliti dinyatakan
berhasil sampai pada siklus II.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama
Analisis data pada bagian ini menjelaskan kemampuan menulis teks
drama. berikut hasil nilai kemampuan menulis teks drama siswa SMA N 1
Prambanan Klaten, kelas XI IPA2 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.1
Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Menulis Teks Drama
Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
No Nama L/P Kondisi
Awal
Siklus
I
Siklus
II
1 Ari Nur dewantoro L 70 52 78
2 Arkan Rahma Dhani L 52 74 48
3 Cantika Juwita Murti P 62 38 80
4 Delta Nur Septianihsih P 88 82 94
5 Desindra Rahmatia R. P 64 76 84
6 Desty Vera Anugrah Safitri P 84 78 80
7 Devi Kristiani P 82 96 88
8 Dewi Ayuga Putria T. P 68 32 78
9 Dewi Purnawati P 64 78 96
10 Dewi Tri Setyaningsih P 90 78 94
11 Dewi Wulandari P 74 84 96
12 Dian Novitasari P 66 76 84
13 Dimas Anggoro L 72 76 84
14 Dita Rahma Putri P 78 48 84
15 Diyas Ika Novianti P 74 76 90
16 Dwiyani Bunga F. P 70 78 76
17 Elsha Nurmalasari P 54 80 84
18 Enggar Salsabila P. P 60 92 88
19 Erna Ariska F. P 64 82 88
20 Erni Setiyowati P 78 62 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.1
Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Menulis Teks Drama
Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
No Nama L/P Kondisi
Awal
Siklus
I
Siklus
II
21 Fadila Ardhi Asmawi L 62 82 84
22 Fajar Febri Anto L 46 76 94
23 Fitri Krismon D. P 58 76 88
24 Hardeka Triguna S. L 56 82 96
25 Herlina Nafi Aji P 70 76 82
26 Ibadurahman L 56 78 76
27 Ika Neri Astuti L 46 78 54
28 Krisna Abiyanto L 56 96 60
29 Krisna Satria Jaya L 78 76 92
30 Laila Yuni Septia Rini P 68 82 84
31 Lili Nuryanti P 82 66 86
32 Yoga Dwi Nurhadi L 54 82 76
1.1 Hasil Persentase Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi Awal, Siklus
I, Siklus II.
Setelah diketahui nilai kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI
IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten, kemudian dilakukan penghitungan persentase
ketuntasan belajar siswa. Tabel 4.1 berisi nilai menulis teks drama di atas,
persentase ketuntasan kondisi awal adalah siswa yang dinyatakan tuntas hanya
25% atau 8 siswa dan 75% atau 24 dinyatakan tidak tuntas. Pada siklus I, siswa
dinyatakan tuntas yaitu 78% atau 25 siswa dan 22% atau 7 siswa dinyatakan tidak
tuntas. Pada siklus II, siswa dinyatakan tuntas yaitu 90% atau 29 siswa dan 10%
atau 3 siswa dinyatakan tidak tuntas. Berikut grafik 4.1 berisi hasil persentase
kemampuan siswa menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Grafik 4.1
Peningkatan Ketuntasan Menulis Drama
Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 2 Prambanan Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
1.2 Hasil Rata-Rata Kemampuan Menulis Teks Drama Kondisi Awal, Siklus
I, dan Siklus II
Penghitungan nilai akhir untuk mencari nilai rata-rata kelas dengan rumus
yang ada di bab III. Berikut ini Tabel 4.2 berisi nilai rata-rata kelas data nilai
kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.2
Peningkatan Rata-Rata Tes Menulis Teks Drama
pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
No Tes Jumlah Siswa (N) Rata-Rata
1 Kondisi awal 32 67.06
2 Siklus I 32 79.62
3 Siklus II 32 85.93
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan peningkatan rata-rata yang signifikan dalam
kemampuan menulis teks drama menggunakan media video klip siswa kelas XI
IPA2, semester 2, SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran 2015/2016. Rata-rata
nilai kondisi awal 67,06, pada siklus I meningkat menjadi 79,62, dan pada siklus
II meningkat menjadi 85,93.
Tabel 4.3
Peningkatan Ketuntasan Menulis Teks Drama
pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten
Tahun Ajaran 2015/2016
No Variabel Jumlah Siswa Rata-rata Peningkatan
1 Kondisi awal
Siklus I
32 67,06 12,56
32 79,62
2 Siklus I
Siklus II
32 79,62 6.31
32 85,93
Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan besar peningkatan dari kondisi awal ke
siklus I, dan siklus I ke siklus II. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar
12,56, dan peningkatan nilai dari siklus II sebesar 6.31.
1.3 Hasil Penghitungan Rata-Rata Skor Masing-Masing Aspek Penilaian
Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip
Pedoman Penilaian dalam penelitian ini meliputi tujuh aspek, meliputi:
pengembangan alur, kejelasan tokoh dan watak, pengembangan dialog,
kesesuaian latar, kesesuaian tema dengan isi, penggunaan petunjuk teknis, dan
kaidah penulisan naskah drama. berikut akan dipaparkan masing-masing aspek
penilaian untuk melihat aspek yang memiliki rata-rata skor tertinggi. Rata-rata
skor paling tinggi tersebut menunjukkan aspek yang banyak dikuasai oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.4
Rata-Rata Skor Menulis Teks Drama pada Siklus I dan Siklus II Dalam
Masing-Masing Aspek Penilaian
Aspek Penilaian
Siklus Pengem
bangan
Alur
(bobot
20)
Kejelasan
Tokoh dan
Watak
(bobot 10)
Pengem
bangan
Dialog
(bobot
20)
Kesesu
aian
Latar
(bobot
10)
Penggun
aan
Petunjuk
Teknis
(bobot
10)
Keses
uaian
Tema
(bobot
10)
Kaida
h
Penuli
san
(bobot
20)
Siklus I 2.53 2.68 2.81 2.68 2.75 3,37 2.59
Siklus II 3,12 3,25 3,18 3,21 3,40 3,65 3.28
Keterangan : skor maksimal 4
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa masing-masing aspek penelitian
mempunyai rata-rata skor yang berbeda pada siklus I dan siklus II. Siklus I, hasil
rata-rata jika diurutkan dari yang tertinggi dengan skor maksimal 4, yaitu
kesesuaian tema dengan isi memiliki rata-rata 3,37, pengembangan dialog dengan
rata-rata 2,81, penggunaan petunjuk teknis dengan rata-rata 2,75, kejelasan tokoh
dan watak dengan rata-rata 2,68, kaidah penulisan naskah drama dengan rata-rata
2,59, dan pengembangan alur dengan rata-rata 2,53.
Berdasarkan data tersebut, rata-rata tertinggi adalah kesesuaian tema dengan
isi memiliki rata-rata 3.37. Sedangkan Siklus II, hasil rata-rata jika diurutkan dari
yang tertinggi dengan skor maksimal 4, yaitu kesesuaian tema dengan isi memiliki
rata-rata 3,65, penggunaan petunjuk teknis dengan rata-rata 3,40, kaidah penulisan
naskah drama dengan rata-rata 3.28 kejelasan tokoh dan watak dengan rata-rata
3,25, kesesuaian latar dengan rata-rata 3,21, pengembangan dialog dengan rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
rata 3.18, dan pengembangan alur dengan rata-rata 3,12. Berdasarkan data
tersebut, rata-rata tertinggi adalah kesesuaian tema dengan isi memiliki rata-rata
3.65.
Grafik 4.2
Rata-Rata Skor Per Aspek Penilaian pada Siklus I dan Siklus II
Grafik 4.2 di atas menunjukkan rata-rata skor per aspek penilaian pada
siklus I dan siklus II dalam pembelajaran menulis teks drama menggunakan media
video klip pada siswa kelas XI IPA2, semester 2, SMA N 1 Prambanan Klaten
tahun ajaran 2015/2016. Pada aspek penilaian pengembangan alur mengalami
peningkatan 0,59, yakni 2,53 pada siklus I dan 3,12 pada siklus II.
Pada aspek penilaian kesesuaian tokoh dan watak mengalami peningkatan
0,57, yakni 2,68 pada siklus I dan 3,25 pada siklus II. Pada aspek penilaian
pengembangan dialog mengalami peningkatan 0,37, yakni 2.81 pada siklus I dan
3,25 pada siklus II. Pada aspek penilaian kesesuaian latar mengalami peningkatan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
0,53, yakni 2,81 pada siklus I dan 3,21 pada siklus II. Pada aspek penilaian
penggunaan petunjuk teknis mengalami peningkatan 0,65, yakni 2.75 pada siklus
I dan 3,40 pada siklus II. Pada aspek penilaian kesesuaian tema dengan isi
mengalami peningkatan 0,28, yakni 3,37 pada siklus I dan 3,65 pada siklus II, dan
pada aspek kaidah penulisan naskah drama mengalami peningkatan 0,69, yakni
2.59 pada siklus I dan 3,28 pada Siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek
penilaian yang mengalami peningkatan rata-rata skor paling tinggi adalah kaidah
penulisan naskah drama yaitu 0,69.
C. Pembahasan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di
sekolah. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, menulis adalah
aspek yang paling sulit, karena menulis tidak hanya menyalin kata-kata atau
kalimat, melainkan menuangkan ide-ide dan gagasan.
Kenyataan yang ada saat ini menunjukan bahwa masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam menulis teks drama hal ini mengakibatkan hasil
belajar siswa belum maksimal. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan, Klaten.
Pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip. Nilai
yang diperoleh melalui tes individu siswa dalam menulis teks drama dijabarkan
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks
Drama pada Setiap Aspek
Hasil tes siswa dalam menulis teks drama diambil dari setiap aspek yang
telah ditentukan dalam pedoman penilaian yang ditetapkan. Aspek-aspek yang
akan dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu pengembangan alur, kejelasan
tokoh dan watak, pengembangan dialog, kesesuaian latar, kesesuaian tema
dengan isi, penggunaan petunjuk teknis, dan kaidah penulisan naskah drama.
a. Pengembangan Alur
Wiyanto (2002:25), mengungkapkan bahwa plot adalah rangkaian
peristiwa atau jalan cerita. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai dari
konflik yang sederhana, konflik yang kompleks, sampai ada penyelesaian
konflik. Perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu (1) Eksposisi, adalah
tahap perkenalan, (2) Konflik, adalah tahap dimulainya insiden (kejadian) yang
menjadi dasar sebuah drama, (3) Komplikasi, adalah tahap insiden berkembang
dan menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak dan ruwet, (4) Krisis,
adalah tahap di mana berbagai konflik sampai pada puncaknya (klimaks), (5)
Resolusi, adalah tahap penyelesaian konflik, (6) keputusan, adalah tahap semua
konflik berakhir dan selesainya cerita.
Dari pengertian alur di atas peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek
pengembangan alur untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar
peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria
tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika
pengembangan alur sesuai dengan isi video klip dan mengandung konfik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
mendukung. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika pengembangan alur kurang
sesuai dengan isi video klip, tetapi mengandung konflik. Ketiga, siswa
mendapatkan skor 3 jika pengembangan alur sesuai dengan isi video klip,
tetapi tidak mengandung konflik. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika
pengembangan alur kurang sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung
konflik. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika pengembangan alur tidak
sesuai dengan isi video klip dan tidak mengandung konflik.
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai pengembangan alur
pada setiap siklusnya:
Grafik 4.3
Data Aspek Pengembangan Alur Drama pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek pengembangan
alur menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 20 siswa yang
dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, dan
0
5
10
15
20
25
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
belum ada siswa yang dapat dikategorikan mampu dan sangat mampu. Pada
siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam
aspek pengembangan alur mulai meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang
mampu, 16 siswa dikategorikan cukup mampu, 5 siswa dikategorikan mampu,
dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke II dilakukan
pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan
pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa semakin meningkat, 4 siswa
dikategorikan kurang mampu, 8 siswa dikategorikan cukup mampu, 5 siswa
dikategorikan mampu dan 15 siswa dikategorikan sangat mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan alur. Siswa dapat
mengembangkan alur sesuai dengan isi video klip, alur tersusun dengan rapi
dan mengandung konflik yang mendukung jalannya cerita. Data tersebut masih
menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 4 siswa pada
siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat mengembangkan ide dengan
baik, isi teks drama masih hampir sama dengan isi video klip dan jalannya
cerita belum tersusun dengan rapi.
b. Kejelasan Tokoh dan Watak
Tokoh dan perwatakan merupakan unsur yang sangat penting dalam drama
karena tanpa tokoh dan perwatakan tidak akan ada alur cerita. Dari pengertian
tokoh dan perwatakan tersebut, peneliti menetapkan kriteria penilaian aspek
kejelasan tokoh dan watak untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa,
agar peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika
karakter tokoh digambarkan secara jelas dan sesuai dengan isi video klip.
Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika karakter tokoh digambarkan kurang
jelas, tetapi sesuai dengan isi video klip. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3
jika karakter tokoh digambarkan secara jelas, tetapi kurang sesuai dengan isi
video klip. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika karakter tokoh
digambarkan kurang jelas dan kurang sesuai dengan isi video klip. Kelima,
siswa mendapatkan skor 1 jika karakter tokoh digambarkan tidak jelas dan
tidak sesuai dengan isi video klip.
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai kejelasan tokoh dan
watak pada setiap siklusnya:
Grafik 4.4
Data Aspek Kejelasan Tokoh dan Watak pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
0
5
10
15
20
25
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kejelasan tokoh
dan watak menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 11 siswa
yang dikategorikan kurang mampu, 20 siswa dikategorikan cukup mampu, dan
1 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan
media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek kejelasan tokoh dan watak
mulai meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang mampu, 18 siswa
dikategorikan cukup mampu, 3 siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa
dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari
RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil
perolehan nilai siswa pada aspek kejelasan tokoh dan watak semakin
meningkat, 2 siswa dikategorikan kurang mampu, 9 siswa dikategorikan cukup
mampu, 6 siswa dikategorikan mampu dan 15 siswa dikategorikan sangat
mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan tokoh dan watak. Siswa
dapat menggambarkan karakter tokoh sesuai dengan isi video klip, watak tokoh
sangat jelas dalam jalannya cerita tersebut. Data tersebut masih menunjukan
siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak 2 siswa pada siklus II, hal
tersebut karena siswa belum dapat menggambarkan karakter tokoh dengan
jelas.
c. Pengembangan Dialog
Dialog adalah ciri khas dalam drama berupa percakapan antar tokoh yang
harus bersifat komunikatif serta sesuai dengan gerak laku dalam cerita. Dialog
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
juga harus berkembang mengikuti suasana konflik dalam tahap-tahap plot
lakon drama. Dari pengertian Dialog tersebut, peneliti menetapkan kriteria
penilaian aspek Dialog untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar
peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria
tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika
pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip. Kedua,
siswa mendapatkan skor 4 jika pengembangan dialog sesuai dengan adegan
dalam isi video klip, tetapi kurang jelas. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika
pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip, tetapi
jelas. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika pengembangan dialog kurang
sesuai dengan adegan dalam isi video klip dan kurang jelas. Kelima, siswa
mendapatkan skor 1 jika Pengembangan dialog tidak sesuai dengan adegan
dalam isi video klip.
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai pengembangan
dialog pada setiap siklusnya:
Grafik 4.5
Data Aspek Pengembangan Dialog pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
0
5
10
15
20
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek pengembangan
dialog menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 19 siswa yang
dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, dan 1
siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media
video klip perolehan nilai siswa dalam aspek pengembangan dialog mulai
meningkat, 6 siswa dikategorikan kurang mampu, 10 siswa dikategorikan
cukup mampu, 10 siswa dikategorikan mampu, dan 6 siswa dikategorikan
sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP,
persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan
nilai siswa pada aspek pengembangan dialog semakin meningkat, 4 siswa
dikategorikan kurang mampu, 7 siswa dikategorikan cukup mampu, 7 siswa
dikategorikan mampu dan 14 siswa dikategorikan sangat mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan dialog. Siswa dapat
mengembangkan dialog sesuai dengan adegan tokoh dalam isi video klip dan
dialog tersusun dengan rapi. Data tersebut masih menunjukan siswa yang
dikategorikan kurang mampu sebanyak 4 siswa pada siklus II, hal tersebut
karena siswa belum dapat mengembangkan dialog dengan baik, isi dialog
drama masih hampir sama dengan isi video klip dan jalannya cerita belum
tersusun dengan rapi.
d. Kesesuaian Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, atau hal-hal yang berkaitan
dengan tempat, waktu dan suasana terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
drama. Dari pengertian latar tersebut peneliti menetapkan kriteria penilaian
aspek kesesuaian latar untuk menjadi pedoman penilaian hasil tes siswa, agar
peneliti tahu peningkatan yang dialami siswa pada setiap siklusnya. Kriteria
tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa mendapatkan skor 5 jika latar
menggambarkan tiga aspek (Tempat, waktu, suasana) dan sesuai dengan isi
video klip. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika latar menggambarkan tiga
aspek (Tempat, waktu, suasana) tetapi kurang sesuai dengan isi video klip.
Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika latar menggambarkan dua aspek dan
sesuai dengan isi video klip. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika latar
menggambarkan dua aspek dan kurang sesuai dengan isi video klip. Kelima,
siswa mendapatkan skor 1 jika latar menggambarkan satu aspek dan tidak
sesuai dengan video klip.
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai kesesuaian latar
setiap siklusnya:
Grafik 4.6
Data Aspek Kesesuaian Latar pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
0
5
10
15
20
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kesesuaian latar
menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 13 siswa yang
dikategorikan kurang mampu, 18 siswa dikategorikan cukup mampu, dan 1
siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media
video klip perolehan nilai siswa dalam aspek kesesuaian latar mulai meningkat,
6 siswa dikategorikan kurang mampu, 18 siswa dikategorikan cukup mampu, 3
siswa dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada
siklus ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar,
dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek
kesesuaian latar semakin meningkat, 3 siswa dikategorikan kurang mampu, 8
siswa dikategorikan cukup mampu, 7 siswa dikategorikan mampu dan 14 siswa
dikategorikan sangat mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kesesuaian latar. Siswa dapat
menggambarkan tempat, waktu dan suasana sesuai dengan isi video klip
sehingga naskah drama tersusun dengan rapi dan cerita semakin menarik. Data
tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu sebanyak
3 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat menggambarkan
latar dengan jelas terutama pada aspek suasana dan waktu sehingga jalannya
cerita terlihat kurang menarik.
e. Kesesuaian Tema dengan Isi
Tema adalah pikiran pokok dari sebuah cerita yang menjadi pedoman agar
cerita tidak terlalu melebar. Tema juga harus dikembangkan sedemikian rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sehingga menjadi cerita yang baik. Dari pengertian tema tersebut peneliti
menetapkan kriteria penilaian aspek kesesuaian tema dengan isi untuk menjadi
pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami
siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama,siswa
mendapatkan skor 5 jika amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan tema
cerita dalam isi video klip. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika amanat yang
dituangkan sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. Ketiga, siswa
mendapatkan skor 3 jika amanat yang dituangkan cukup sesuai dengan cerita
dalam isi video klip. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika amanat yang
dituangkan kurang sesuai dengan tema cerita dalam isi video klip. Kelima,
siswa mendapatkan skor 1 jika amanat yang dituangkan tidak sesuai dengan
tema cerita dalam isi video klip.
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai kesesuaian tema
dengan isi pada setiap siklusnya:
Grafik 4.7
Data Aspek kesesuaian Tema dengan Isi pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
0
5
10
15
20
25
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kesesuaian tema
dengan isi menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 12 siswa
yang dikategorikan kurang mampu, 11 siswa dikategorikan cukup mampu, 6
siswa dikategorikan mampu, dan 3 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada
siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam
aspek kesesuaian tema dengan isi mulai meningkat, 2 siswa dikategorikan
kurang mampu, 23 siswa dikategorikan cukup mampu, 4 siswa dikategorikan
mampu, dan 3 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke dilakukan
pembenahan mulai dari RPP, persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan
pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek kesesuaian tema
dengan isi semakin meningkat, 1 siswa dikategorikan kurang mampu, 4 siswa
dikategorikan cukup mampu, 9 siswa dikategorikan mampu dan 18 siswa
dikategorikan sangat mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam kesesuaian tema. Siswa membuat teks
drama sesuai dengan tema dan amanat yang dituangkan sangat sesuai dengan
tema. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang
mampu sebanyak 1 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat
menuangkan amanat sesuai dengan tema.
f. Penggunaan Petunjuk Teknis
Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh
seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiranbagi siapa saja yang
ingin mementaskannya. Dari pengertian petunjuk teknis tersebut peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
menetapkan kriteria penilaian aspek penggunaan petunjuk teknis untuk menjadi
pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami
siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama, siswa
mendapatkan skor 5 jika petunjuk teknis sangat sesuai dengan isi dialog tokoh.
Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika petunjuk teknis sesuai dengan dialog
tokoh, tetapi tidak tepat dalam penempatannya. Ketiga, siswa mendapatkan
skor 3 jika petunjuk teknis cukup sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tidak tepat
dalam penempatannya. Keempat, siswa mendapatkan skor 2 jika petunjuk
teknis kurang sesuai dengan dialog tokoh, tetapi tepat dalam penempatannya.
Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika petunjuk teknis kurang sesuai dengan
dialog tokoh dan kurang tepat dalam penempatannya.
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai penggunaan
petunjuk teknis pada setiap siklusnya:
Grafik 4.8
Data Aspek Penggunaan Petunjuk Teknis pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek penggunaan
petunjuk teknis menulis drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 14
siswa yang dikategorikan kurang mampu, 13 siswa dikategorikan cukup
mampu, 3 siswa dikategorikan mampu, dan 2 siswa dikategorikan sangat
mampu. Pada siklus I dengan menggunakan media video klip perolehan nilai
siswa dalam aspek penggunaan petunjuk teknis mulai meningkat, 2 siswa
dikategorikan kurang mampu, 17 siswa dikategorikan cukup mampu, 8 siswa
dikategorikan mampu, dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus
ke dilakukan pembenahan mulai dari RPP, pada RPP bagian Inti peneliti
menambahkan penjelasan materi tentang penggunaan petunjuk teknis menulis
teks drama karena jika hanya melihat kemampuan aspek penggunaan petunjuk
teknis menulis naskah drama tidak meningkat, persiapan sebelum mengajar,
dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan nilai siswa pada aspek
penggunaan petunjuk teknis semakin meningkat, 1 siswa dikategorikan kurang
mampu, 8 siswa dikategorikan cukup mampu, 7 siswa dikategorikan mampu
dan 16 siswa dikategorikan sangat mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media video klip dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan petunjuk teknis. Siswa
dapat menggunakan penggunaan petunjuk teknis yang sesuai dengan dialog
tokoh. Mulai dari penggunaan tanda baca (“) sebagai awal kalimat percakapan
dan penggunaan tanda kurung untuk menggambarkan situasi atau gerakan.
Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang mampu
sebanyak 1 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum tepat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
menempatkan petunjuk teknis dan ada yang tidak menggunakan petunjuk
teknis sehingga dialog kurang sempurna.
g. Kaidah Penulisan Naskah Drama
Menurut Yeti (2007:8) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kaidah penulisan naskah drama, yaitu: (1) penulisan dialog harus diawali
dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog. (2) Penggunaan tanda baca
titik dua untuk mengungkapkan dialog tokoh. (3) naskah drama dilengkapi
petunjuk tertentu, misalnya gerakan, ekspresi, sikap tokoh, latar. Petunjuk
teknis tersebut ditulis dalam tanda kurung. (4) pada awal kisahan biasanya
disertakan prolog sebagai pengantar cerita dan epilog sebagai penutup cerita.
Dari aturan-aturan menulis naskah drama di atas, peneliti menetapkan
kriteria penilaian aspek kaidah penulisan naskah drama untuk menjadi
pedoman penilaian hasil tes siswa, agar peneliti tahu peningkatan yang dialami
siswa pada setiap siklusnya. Kriteria tersebut sebagai berikut: Pertama,siswa
mendapatkan skor 5 jika naskah drama sangat sesuai dengan kaidah penulisan
naskah drama. Kedua, siswa mendapatkan skor 4 jika naskah drama sesuai
dengan kaidah penulisan naskah drama. Ketiga, siswa mendapatkan skor 3 jika
naskah drama cukup sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Keempat,
siswa mendapatkan skor 2 jika naskah drama kurang sesuai dengan kaidah
penulisan naskah drama. Kelima, siswa mendapatkan skor 1 jika naskah drama
tidak sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Berikut ini adalah grafik perbandingan perolehan nilai aspek kaidah
penulisan naskah drama pada setiap siklusnya.
Grafik 4.9
Data Aspek Kaidah Penulisan Naskah Drama pada Pretes, Siklus I,
dan Siklus II
Data di atas menunjukan kemampuan siswa pada aspek kaidah penulisan
naskah drama mengalami peningkatan. Pada pretes ada 18 siswa yang
dikategorikan kurang mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, 1 siswa
dikategorikan mampu, dan 1 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus I
dengan menggunakan media video klip perolehan nilai siswa dalam aspek
kaidah penulisan naskah drama mulai meningkat, 7 siswa dikategorikan kurang
mampu, 12 siswa dikategorikan cukup mampu, 8 siswa dikategorikan mampu,
dan 5 siswa dikategorikan sangat mampu. Pada siklus ke II dilakukan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pretes Siklus I Siklus II
Kurang Mampu
Cukup Mampu
Mampu
Sangat Mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pembenahan mulai dari RPP, pada RPP bagian Inti peneliti menambahkan
penjelasan materi tentang kaidah penulisan teks drama karena jika hanya
melihat kemampuan aspek kaidah penulisan naskah drama tidak meningkat,
persiapan sebelum mengajar, dan penjelasan pengerjaannya, alhasil perolehan
nilai siswa pada aspek kaidah penulisan naskah drama semakin meningkat, 3
siswa dikategorikan kurang mampu, 7 siswa dikategorikan cukup mampu, 8
siswa dikategorikan mampu dan 14 siswa dikategorikan sangat mampu.
Data tersebut menunjukan bahwa pembenahan pada setiap siklus dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan kaidah penulisan naskah
drama. Siswa dapat menggunakan tanda baca yang tepat dalam membuat teks
drama, penggunaan tanda baca titik dua untuk menggungkapkan dialog tokoh,
pada awal kisahan disertakan prolog sebagai pengantar cerita dan epilog
sebagai penutup cerita dan setiap siswa sudah menggunakan ejaan yang baik
dan benar. Data tersebut masih menunjukan siswa yang dikategorikan kurang
mampu sebanyak 3 siswa pada siklus II, hal tersebut karena siswa belum dapat
menggunakan tanda baca dan ejaan yang baik dan benar dan belum
menggunakan prolog serta epilog.
2. Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama pada
Setiap Siklus
1. Siklus I
Hasil kemampuan menulis pembelajaran menulis pada siklus I
menunjukkan adanya perbedaan pada kondisi awal ke siklus I. Hal ini
dibuktikan dari nilai rata-rata kondisi awal 67,06 ke siklus I 79,62.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kesimpulannya adalah rata-rata kondisi awal ke siklus I mengalami
peningkatan (lihat tabel 4.7).
Siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 75. Dilihat dari persentase
ketuntasan belajar pada indikator kemampuan menulis teks drama pada siklus
I, jumlah siswa telah mencapai KKM sebesar 78% atau 25 siswa, sedangkan
yang masih di bawah KKM 22% atau 7 siswa (lihat tabel 4.1 dan grafik 4.1).
Jika dibandingkan dengan nilai (skor) siswa pada data kondisi awal sebelum
menggunakan media video klip di mana siswa yang tuntas KKM pada
indikator menulis teks drama yaitu 25% siswa dinyatakan tuntas dan sisanya
75% siswa dinyatakan tidak tuntas KKM. Kesimpulannya adalah terjadi
peningkatan signifikan pada indikator menulis teks drama antara sebelum
dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan
media video klip pada siklus I. Peningkatan signifikan yang terjadi pada
kondisi awal ke siklus I sebesar 53%.
Peningkatan juga terjadi pada nilai rata-rata yang dilakukan pada tindakan
data kondisi awal adalah 67,06 sedangkan setelah dilakukan pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan media video klip pada siklus I meningkat
menjadi 79,62. Berdasarkan nilai rata-rata aspek kemampuan menulis teks
drama sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan pelaksanaan
tindakan siklus I, terjadi peningkatan sebesar 12.56. Peningkatan tersebut
diperoleh dari nilai rata-rata siklus I dikurangi nilai rata-rata data kondisi awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Berikut ini hasil analisis data kemampuan menulis teks drama pada kondisi
awal dan siklus I.
Tabel 4.7
Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama
pada Kondisi Awal dan Siklus I
2. Siklus II
Hasil pembelajaran menulis teks drama menunjukkan adanya perbedaan
pada siklus I ke siklus II. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata siklus I 79,62
ke siklus II 85,93. Kesimpulannya adalah rata-rata siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan (lihat Tabel 4.8).
Berdasarkan hasil nilai pada siklus II menunjukkan telah terjadi
peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan itu terlihat pada persentase
ketuntasan belajar pada indikator kemampuan menulis teks drama pada
siklus II, jumlah siswa telah mencapai KKM sebesar 90% atau 29 siswa,
No Keterangan Kondisi
Awal
Siklus I
1 Nilai siswa tuntas KKM
Tuntas 8 25
Tidak Tuntas 24 7
2
Persentase ketuntasan dengan
KKM 75
Tuntas 25% 78%
Tidak tuntas 75% 22%
3
Rata-rata 67.06 79.62
Peningkatan Rata-rata data
kondisi awal ke siklus I
12.56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sedangkan yang masih di bawah KKM 10% atau 3 siswa (lihat tabel 4.1 dan
grafik 4.1). Jika dibandingkan dengan nilai (skor) siswa pada data siklus I
dimana siswa yang tuntas KKM pada indikator kemampuan menulis teks
drama yaitu 78% siswa dinyatakan tuntas dan sisanya 22% siswa tidak
tuntas KKM. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan pada indikator
kemampuan menulis teks drama.
Peningkatan juga terjadi pada nilai rata-rata yang dilakukan pada
tindakan data siklus I adalah 79.62 sedangkan setelah dilakukan
pelaksanaan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 85.93. Berdasarkan
nilai rata-rata aspek kemampuan menulis teks drama terjadi peningkatan
sebesar 6.31. Peningkatan tersebut diperoleh dari nilai rata-rata siklus II
dikurangi nilai rata-rata siklus I. Berikut ini hasil analisis data kemampuan
menulis teks drama pada Siklus I dan siklus II.
Tabel 4.8
Perbedaan Hasil Analisis Data Kemampuan Menulis Teks Drama
pada Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Siklus I Siklus II
1 Nilai siswa tuntas KKM
Tuntas 25 29
Tidak Tuntas 7 3
2
Persentase ketuntasan dengan
KKM 75
Tuntas 78% 90%
Tidak tuntas 22% 10%
3
Rata-rata 79,62 85,93
Peningkatan Rata-rata data
kondisi awal ke siklus I
6.31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa penggunaan media video
klip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama siswa kelas XI IPA2
SMA N 1 Prambanan, Klaten. Sehingga nilai hasil menulis teks drama siswa
tuntas di atas KKM yang sudah ditetapkan, yaitu 75.
Menulis merupakan kegiatan komunikasi secara tidak langsung, menulis
juga dapat dipergunakan untuk berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Keterampilan menulis tidak datang begitu saja, melainkan perlu
latihan yang rutin agar dalam mengungkapkan pikiran, ide atau gagasan kepada
orang lain mudah dipahami.
Media video klip adalah potongan gambar dan suara yang digabung ke
dalam sebuah sajian, dalam hal ini berupa musik atau iklan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa.
Penggunaan media video klip dapat merangsang siswa untuk mengembang
ide-ide, mempercepat proses penyampaian, penangkapan, dan penguasaan
materi. Dengan menggunakan media video klip ini dapat berfungsi untuk
menarik perhatian siswa, memberi nuansa baru, dapat menggugah minat
belajar siswa dan dapat menghindari siswa dari perasaan jenuh saat mengikuti
pembelajaran.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Khuswatun Khasanah yang
berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Reflektif Berbantuan Media Video
Klip Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pertama, terdapat perbedaan kemampuan menulis kreatif puisi yang
signifikan antara siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang yang
menggunakan dan yang tidak menggunakan teknik reflektif berbantuan media
video klip. Hal tersebut dibuktikan dari hasil uji-t pada skor postes kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS 16. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai p sebesar
0,000 (p<0,05) sehingga dinyatakan signifikan. Kedua, hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa teknik reflektif berbantuan media video klip efektif
digunakan dalam pembelajaran menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Hal tersebut terbukti dari hasil uji-t
pada selisih skor pretes ke postes serta selisih rata-rata hitung kemampuan
menulis kreatif puisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) sehingga signifikan. Selain
itu, selisih pemerolehan rata-rata hitung pada kelompok eksperimen pada saat
pretes dan postes lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Hasil selisih
rata-rata hitung pada kelompok eksperimen adalah sebesar 3,97 sedangkan
pada kelompok kontrol hanya sebesar 0,51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilaksanakan. Selain itu, pada bagian ini juga diuraikan saran dari peneliti.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media video klip dapat
dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan media
video klip pada pembelajaran menulis teks drama dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks drama. Siswa terdorong lebih kreatif dalam
mengembangkan alur drama dan mengembangkan ide. Penggunaan media video
klip juga dapat memotivasi siswa ketika pembelajaran menulis teks drama
berlangsung.
Penerapan media video klip terbukti dapat meningkatkan prestasi menulis
teks drama siswa kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten tahun ajaran
2015/2016. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut tampak dalam peningkatan
kemampuan siswa selama proses pembelajaran pretes, siklus I, dan siklus II.
Peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks drama dapat
dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukan bahwa prasiklus hanya 8
siswa atau 25% siswa tuntas dalam pembelajaran menulis teks drama. Pada siklus
I terjadi peningkatan menjadi 25 siswa atau 78% siswa tuntas dalam pembelajaran
menulis drama. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 29 siswa atau 90%
siswa tuntas dalam pembelajaran menulis drama. Dengan demikian, dapat
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
disimpulkan dengan penggunaan media video klip ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI IPA2 SMA N 2 Prambanan Klaten.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti ini dapat
digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis teks drama
siswa dan mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa. Saran-saran ini
ditujukan kepada SMA N 1 Prambanan Klaten, guru mata pelajaran bahasa
Indonesia, siswa, dan peneliti lain. Secara rinci, saran-saran akan diuraikan di
bawah ini.
1. Bagi SMA N 1 Prambanan Klaten
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi
mengenai kemampuan siswa kelas XI IPA2 dalam pembelajaran menulis teks
drama. Selain itu, agar pihak sekolah lebih memperhatikan kebutuhan
pembelajaran siswa, salah satunya penggunaan media video klip karena media
video klip terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis teks drama.
2. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menulis
teks drama sebaiknya dilaksanakan dengan lebih variaatif. Guru Bahasa
Indonesia diharapkan menggunakan media video klip dalam pembelajaran
menulis teks drama, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa media video
klip dapat membuat pembelajaran menyenangkan, selain itu media video klip
dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa khusunya menulis teks drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3. Bagi Siswa
Media video klip diharapkan berguna bagi siswa untuk lebih kreatif dalam
mengembangkan ide suatu cerita drama, berperan serta dalam suatu
pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa dalam
menulis teks drama.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media
video klip dalam pembelajaran menulis teks drama. Berkaitan dengan hal itu,
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Daftar Pustaka
Ahmadi, Mukhsin. 1988. Panduan Mengajar Keterampilan Menulis. Jakarta:
Depdikbud
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama; Apresiasi, Ekspresi
dan Pengkajian. Yogyakarta: CAPS
Harymawan, R.M.A.1988. Darmaturgi. Bandung: CV ROSDA.
Khasanah, Khuswatun. 2013.Keefektifan Penggunaan Teknik reflektif Berbantuan
Media Video Klip Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Pada Siswa
Kelas XI IPA2 SMP Negeri 2 Mertoyudan, Magelang. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY.
Kosasih, E. 2008. Apresiasi Prosa. Jakarta: Nobel Edumedia.
Luxemberg. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko.
Jakarta: Gramedia.
Munaidi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekaan Baru. Jakarta:
Referensi.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Rembang:
Yayasan Adhigama.
Putra, R. Masri Sareb. 2005. Menulis: Meningkatkan dan Menjual Kecerdasan
Verbal-Linguistik Anda. Malang: Dioma.
Rinanto, Andre. 1982. Peranan media Audiovual dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sabarti, Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuam Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Saleh, M. 1967. Sandiwara Dalam Pena. Jakarta: Gunung Agung.
Samin, Ahmad. 1985. Kamus Istilah Seni Drama. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soemanto, Bakdi. 2001. Jagat teater. Media Pressindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Untuk Gueu, Kepala Sekolah & Pengawas.
Yogyakarta: Adtya Media.
Suleiman, Amir Hamzah.1981. Media Audiovisual untuk Penerangan dan
Penyuluhan. Jakarta: Gramedia.
Syarif, E, Zulkarnaini & Sumarmo. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta:
Depdiknas.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta:
Hanindita Graha Widia.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT
Gramedia.
Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 1 : Surat Permohonan Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5 : RPP Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Prambanan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/II
Standar Kompetensi :
Menulis
16. Menulis Naskah Drama
Kompetensi Dasar :
16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.
Indikator :
1. Mampu mengidentifikasi drama.
2. Disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama.
3. Mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai
kriteria dalam penulisan naskah drama.
Tujuan :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian dan struktur drama.
2. Siswa disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama.
3. Siswa mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang
sesuai kriteria dalam penulisan naskah drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Materi pembelajaran : Menulis Naskah Drama
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, penugasan
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Langkah-langkah pembelajaran :
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
(Apersepsi)
1. Guru memberi salam
2. Guru memutarkan
video untuk
memotivasi siswa
dalam belajar.
3. Siswa ditanya
mengenai unsur-unsur
drama.
4. Guru memaparkan
langkah pembelajaran
yang akan
dilaksanakan.
10 menit
Inti 1. Guru menjelaskan
tentang pengertian
drama dan struktur
drama.
2. Siswa bersama guru
melakukan tanya-
jawab tentang
pengertian drama dan
struktur drama.
3. Siswa menyimak
petunjuk dari guru
tentang langkah-
langkah dalam
mengerjakan tugas.
4. Siswa menyimak
video klip berjudul
“Karakter Lima
Warna” yang
ditayangkan oleh
guru.
5. Siswa mencatat hal-
hal penting yang ada
dalam video klip.
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
6. Siswa membuat
naskah drama sesuai
dengan video klip
yang telah
disimaknya.
7. Siswa memberikan
tanggapan secara
singkat terhadap
pekerjaan temannya.
Kegiatan Penutup 1. Siswa dan guru
membuat kesimpulan
2. Refleksi
3. Salam penutup.
5 menit
Sumber Belajar
1. Buku bahasa Indonesia kelas XI
2. Bahan : pementasan drama PBSI 2011 kelas B Universitas Sanata Dharma
yang berjudul “Karakter Lima Warna”
Penilaian :
1. Jenis : tes dan non tes.
2. Bentuk : uraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Pedoman Penilaian :
Kriteria Penilaian Menulis Teks Drama
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama
No Kriteria Penilaian Indikator Penilaian Skor Bobot
1 Pengembangan alur a. Pengembangan alur sesuai
dengan isi video klip dan
mengandung konflik yang
mendukung.
b. Pengembangan alur kurang
sesuai dengan isi video klip,
tetapi mengandung konflik
c. Pengembangan alur sesuai
dengan isi video klip, tetapi
tidak mengandung konflik.
d. Pengembangan alur kurang
sesuai dengan isi video klip dan
tidak mengandung konflik.
5
4
3
2
4
No Aspek
Penilaian
Rentang Skor Bobot Bobot X
skor
Maksimal 1 2 3 4 5
1 Pengembangan
alur
4 20
2 Kejelasan
tokoh dan
watak
2 10
3 Pengembangan
dialog
4 20
4 Kesesuaian
latar
2 10
5 Kesesuaian
tema dengan
isi
2 10
6 Penggunaan
petunjuk
teknis
2 10
7 Kaidah
penulisan
naskah drama
4 20
Jumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
e. Pengembangan alur tidak sesuai
dengan isi video klip dan tidak
mengandung konflik.
1
2 Kejelasan tokoh dan
watak
a. Karakter tokoh digambarkan
secara jelas dan sesuai dengan
isi video klip.
b. Karakter tokoh digambarkan
kurang jelas, tetapi sesuai
dengan isi video klip.
c. Karakter tokoh digambarkan
secara jelas, tetapi kurang
sesuai dengan isi video klip.
d. Karakter tokoh digambarkan
kurang jelas dan kurang sesuai
dengan isi video klip.
e. Karakter tokoh digambarkan
tidak jelas dan tidak sesuai
dengan isi video klip.
5
4
3
2
1
2
3 Pengembangan
dialog
a. Pengembangan dialog sesuai
dengan adegan tokoh dalam isi
video klip.
b. Pengembangan dialog sesuai
dengan adegan dalam isi video
klip, tetapi kurang jelas.
c. Pengembangan dialog sesuai
dengan adegan tokoh dalam isi
video klip, tetapi jelas.
d. Pengembangan dialog kurang
sesuai dengan adegan dalam isi
video klip dan kurang jelas.
e. Pengembangan dialog tidak
sesuai dengan adegan dalam isi
video klip.
5
4
3
2
1
4
4 Kesesuaian latar a. Latar menggambarkan tiga
aspek (Tempat, waktu, suasana)
dan sesuai dengan isi video
klip.
b. Latar menggambarkan tiga
aspek (Tempat, waktu, suasana)
tetapi kurang sesuai dengan isi
video klip.
c. Latar menggambarkan dua
aspek dan sesuai dengan isi
video klip.
d. Latar menggambarkan dua
5
4
3
2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
aspek dan kurang sesuai dengan
isi video klip.
e. Latar menggambarkan satu
aspek dan tidak sesuai dengan
video klip.
1
5 Kesesuaian tema
dengan isi
a. Amanat yang dituangkan
sangat sesuai dengan tema
cerita dalam isi video klip
b. Amanat yang dituangkan sesuai
dengan tema cerita dalam isi
video klip.
c. Amanat yang dituangkan cukup
sesuai dengan cerita dalam isi
video klip.
d. Amanat yang dituangkan
kurang sesuai dengan tema
cerita dalam isi video klip.
e. Amanat yang dituangkan tidak
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip.
5
4
3
2
1
2
6 Penggunaan
petunjuk teknis
a. Petunjuk teknis sesuai dengan
isi dialog tokoh.
b. Petunjuk teknis sesuai dengan
dialog tokoh, tetapi tidak tepat
dalam penempatannya.
c. Petunjuk teknis kurang sesuai
dengan dialog tokoh, tetapi
tepat dalam penempatannya.
d. Petunjuk teknis kurang sesuai
dengan dialog tokoh dan
kurang sesuai dalam
penempatannya.
e. Petunjuk teknis tidak sesuai
dengan dialog tokoh.
5
4
3
2
1
2
7 Kaidah penulisan
naskah drama
a. Naskah drama sangat sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
b. Naskah drama sesuai dengan
kaidah penulisan naskah
drama.
c. Naskah drama cukup sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
5
4
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
d. Naskah drama kurang sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
e. Naskah drama tidak sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
2
1
Nilai = skor X bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6 : Hasil Tugas Siswa Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 7 : Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 8 : Instrumen Observasi
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus I
(Pengamatan dilakukan oleh Ibu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia)
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
I. PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2. Memeriksa kesiapan siswa
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A.Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan
C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus I
(Pengamatan dilakukan oleh Bu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia)
Skor penilaian:
1. Sangat Setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Kurang Setuju : 2
4. Tidak Setuju : 1
D. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar
2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
E. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV. PENUTUP
A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Menyimpulkan pelajaran
2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan
mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus I
(Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti)
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
I. PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2. Memeriksa kesiapan siswa
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A.Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan
C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus I
(Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti)
Skor penilaian:
1. Sangat Setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Kurang Setuju : 2
4. Tidak Setuju : 1
D. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar
2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
E. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV. PENUTUP
A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Menyimpulkan pelajaran
2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan
mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 9 : Dokumentasi Siklus I
SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 10 : RPP Siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Prambanan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/II
Standar Kompetensi :
Menulis
16. Menulis Naskah Drama
Kompetensi Dasar :
16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.
Indikator :
1. Mampu mengidentifikasi drama.
2. Disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama.
3. Mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai
kriteria dalam penulisan naskah drama.
Tujuan :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian dan struktur drama.
2. Siswa disiplin dalam menyelesaikan penulisan naskah drama.
3. Siswa mampu menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang
sesuai kriteria dalam penulisan naskah drama.
Materi pembelajaran : Menulis Naskah Drama
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, penugasan
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Langkah-langkah pembelajaran :
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
(Apersepsi)
1. Guru memberi salam
2. Guru memutarkan
video untuk
memotivasi siswa
dalam belajar.
3. Siswa ditanya
mengenai unsur-unsur
drama.
4. Guru memaparkan
langkah pembelajaran
yang akan
dilaksanakan.
10 menit
Inti 1. Guru menjelaskan
tentang pengertian
drama dan struktur
drama.
2. Guru menjelaskan
tentang kaidah
penulisan teks drama
dan menjelaskan
tentang penggunaan
petunjuk teknis pada
penulisan teks drama.
3. Siswa bersama guru
melakukan tanya-
jawab tentang
pengertian drama dan
struktur drama.
4. Siswa menyimak
petunjuk dari guru
tentang langkah-
langkah dalam
mengerjakan tugas.
5. Siswa menyimak
video klip berjudul
“Dukun-dukunan”
yang ditayangkan
oleh guru.
6. Siswa mencatat hal-
hal penting yang ada
dalam video klip.
7. Siswa membuat
naskah drama sesuai
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
dengan video klip
yang telah
disimaknya.
8. Siswa memberikan
tanggapan secara
singkat terhadap
pekerjaan temannya.
Kegiatan Penutup 1. Siswa dan guru
membuat kesimpulan
2. Refleksi
3. Salam penutup.
5 menit
Sumber Belajar
1. Buku bahasa Indonesia kelas XI
2. Bahan : pementasan drama PBSI 2011 kelas A Universitas Sanata Dharma
yang berjudul “Dukun-dukunan”
Penilaian :
1. Jenis : tes dan non tes.
2. Bentuk : uraian.
Pedoman Penilaian :
No Aspek
Penilaian
Rentang Skor Bobot Bobot X
skor
Maksimal 1 2 3 4 5
1 Pengembangan
alur
4 20
2 Kejelasan
tokoh dan
watak
2 10
3 Pengembangan
dialog
4 20
4 Kesesuaian
latar
2 10
5 Kesesuaian
tema dengan
isi
2 10
6 Penggunaan
petunjuk
teknis
2 10
7 Kaidah
penulisan
naskah drama
4 20
Jumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Kriteria Penilaian Menulis Teks Drama
Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Drama
No Kriteria Penilaian Indikator Penilaian Skor Bobot
1 Pengembangan alur a. Pengembangan alur sesuai
dengan isi video klip dan
mengandung konflik yang
mendukung.
b. Pengembangan alur kurang
sesuai dengan isi video klip,
tetapi mengandung konflik
c. Pengembangan alur sesuai
dengan isi video klip, tetapi
tidak mengandung konflik.
d. Pengembangan alur kurang
sesuai dengan isi video klip dan
tidak mengandung konflik.
e. Pengembangan alur tidak sesuai
dengan isi video klip dan tidak
mengandung konflik.
5
4
3
2
1
4
2 Kejelasan tokoh dan
watak
a. Karakter tokoh digambarkan
secara jelas dan sesuai dengan
isi video klip.
b. Karakter tokoh digambarkan
kurang jelas, tetapi sesuai
dengan isi video klip.
c. Karakter tokoh digambarkan
secara jelas, tetapi kurang sesuai
dengan isi video klip.
d. Karakter tokoh digambarkan
kurang jelas dan kurang sesuai
dengan isi video klip.
e. Karakter tokoh digambarkan
tidak jelas dan tidak sesuai
dengan isi video klip.
5
4
3
2
1
2
3 Pengembangan
dialog
a. Pengembangan dialog sesuai
dengan adegan tokoh dalam isi
video klip.
b. Pengembangan dialog sesuai
dengan adegan dalam isi video
5
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
klip, tetapi kurang jelas.
c. Pengembangan dialog sesuai
dengan adegan tokoh dalam isi
video klip, tetapi jelas.
d. Pengembangan dialog kurang
sesuai dengan adegan dalam isi
video klip dan kurang jelas.
e. Pengembangan dialog tidak
sesuai dengan adegan dalam isi
video klip.
3
2
1
4
4 Kesesuaian latar a. Latar menggambarkan tiga
aspek (Tempat, waktu, suasana)
dan sesuai dengan isi video klip.
b. Latar menggambarkan tiga aspek
(Tempat, waktu, suasana) tetapi
kurang sesuai dengan isi video
klip.
c. Latar menggambarkan dua aspek
dan sesuai dengan isi video klip.
d. Latar menggambarkan dua aspek
dan kurang sesuai dengan isi
video klip.
e. Latar menggambarkan satu aspek
dan tidak sesuai dengan video
klip.
5
4
3
2
1
2
5 Kesesuaian tema
dengan isi
a. Amanat yang dituangkan sangat
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip
b. Amanat yang dituangkan sesuai
dengan tema cerita dalam isi
video klip.
c. Amanat yang dituangkan cukup
sesuai dengan cerita dalam isi
video klip.
d. Amanat yang dituangkan kurang
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip.
e. Amanat yang dituangkan tidak
sesuai dengan tema cerita dalam
isi video klip.
5
4
3
2
1
2
6 Penggunaan
petunjuk teknis
a. Petunjuk teknis sesuai dengan
isi dialog tokoh.
b. Petunjuk teknis sesuai dengan
dialog tokoh, tetapi tidak tepat
dalam penempatannya.
c. Petunjuk teknis kurang sesuai
5
4
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
dengan dialog tokoh, tetapi tepat
dalam penempatannya.
d. Petunjuk teknis kurang sesuai
dengan dialog tokoh dan kurang
sesuai dalam penempatannya.
e. Petunjuk teknis tidak sesuai
dengan dialog tokoh.
2
1
7 Kaidah penulisan
naskah drama
a. Naskah drama sangat sesuai
dengan kaidah penulisan naskah
drama.
b. Naskah drama sesuai dengan
kaidah penulisan naskah drama.
c. Naskah drama cukup sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
d. Naskah drama kurang sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
e. Naskah drama tidak sesuai
dengan kaidah penulisan
naskah drama.
5
4
3
2
1
4
Nilai = skor X bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 11 : Hasil Tugas Siswa Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 12 : Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 13 : Instrumen Observasi
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus II
(Pengamatan dilakukan oleh Ibu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia)
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
I. PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2. Memeriksa kesiapan siswa
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A.Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus II
(Pengamatan dilakukan oleh Ibu Sri widayati selaku guru Bahasa Indonesia)
Skor penilaian:
1. Sangat Setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Kurang Setuju : 2
4. Tidak Setuju : 1
C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
D. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar
2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
E. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV. PENUTUP
A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Menyimpulkan pelajaran
2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan
mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus II
(Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti)
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4
I. PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2. Memeriksa kesiapan siswa
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A.Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan
C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Instrumen Observasi (Pengamatan) Kegiatan Pembelajaran Menulis
pada Siklus II
(Pengamatan dilakukan oleh Yunus Andi Bayu selaku mitra peneliti)
Skor penilaian:
1. Sangat Setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Kurang Setuju : 2
4. Tidak Setuju : 1
D. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Memantau kemajuan belajar
2. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
3. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
E. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
IV. PENUTUP
A.Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Menyimpulkan pelajaran
2. Merefleksikan pembelajaran yang telah didapatkan dengan
mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 14 : Dokumentasi Siklus II
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
BIODATA PENULIS
Petrus Danang Mustika Wijaya lahir di Klaten, 27
April 1993. Penulis masuk Sekolah Dasar di SDN 2
Kemudo Prambanan Klayen tahun 1999 dan lulus
pada tahun 2005. Pada tahun 2005 terdaftar sebagai
siswa SMP Negeri 2 Prambanan, Klaten. Tahun
2008 melanjutkan studi ke SMA Negeri 1
Prambanan, Klaten dan lulus pada tahun 2011.
Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Pendidikan Bahasa, dan Sastra Indonesia (PBSI) di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta hingga saat ini. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Drama Menggunakan Media Video Klip pada Siswa
Kelas XI IPA2 SMA N 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini
disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI