perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGANARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
KARIKATUR PADA SISWA KELAS IV SDN 02
DAGEN JATEN KARANGANYAR
2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
AMILLA FIDYAH ASTUTI
K7108079
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGANARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
KARIKATUR PADA SISWA KELAS IV SDN 02
DAGEN JATEN KARANGANYAR
2011/2012
Oleh:
Amilla Fidyah Astuti
K7108079
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : AMILLA FIDYAH ASTUTI
NIM : K7108079
Jurusan/program studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS IV SDN 02 DAGEN JATEN
KARANGANYAR 2011/2012 -benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, April 2012
Yang membuat surat pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : PENINGKATAN
KETERAMPILANMENULISKARANGANARGUMENTASI DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIAKARIKATUR PADA SISWA KELAS IVSDN 02
DAGEN JATEN KARANGANYAR2011/2012
Nama : AMILLA FIDYAH ASTUTI
NIM :K7108079
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.
Hari :
Tanggal : April 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ........................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd .........................
Anggota I : Dr. Suharno, M.Pd .........................
Anggota II : Idam Ragil W, M. Si .........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Amilla Fidyah Astuti.PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS IV SDN 02 DAGEN JATEN KARANGANYAR 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,April. 2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media karikatur pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis karangan argumentasi, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media karikatur.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa indonesia dengan menggunakan media karikatur efektif meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Hal ini dibuktikan pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 60,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 30%, se telah dilaksanakan tindakan siklus I nilai rata-rata kelas 69,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 70% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,3 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 86,67%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa media karikatur dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaean 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Amilla Fidyah Astuti. IMPROVINGARGUMENTESSAYWRITINGSKILLUSINGCARICATUREINFOURTHGRADESTUDENTOF SDN 02 DAGEN JATEN KARANGANYAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teaching Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, April. 2012.
The objective of the research to improve argument essay writing skill using caricature in 4th grade students of SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar 2011/2012.
The variable becoming a change goal of this class room action research is argument essay writing skill, and action variable that used is caricature media.
This research used class room action research method with 2 cycles. Each cycle consisted of 4 step; planning, implementation, observation, and reflection. Subject of this research is 30 4th grade students of SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar 2011/2012. Technique of collecting data is observation, interview and test. Technique of analysing data used interactif analysis model with 3 component analysis; data reduction, data display, and conclusion or verification.
Based on result can be concluded learning Indonesian language using caricature media effective improve argument essay writing skill in 4th grade students SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar. It was provided by condition before implementation average score is 60,5 with pass percentage 30%, after first cycle average score 69,5 with pass percentage 70%, and 2nd cycle average score into 73,3 with pass percentage 86,67%. Based the result, is recomended that caricature media can improve argument essay writing skill of 4th grade students SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
lakukan
(Penulis)
As-
pekerjaan
(Penulis)
(Ralp Watson)
-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi
(QS. Al-Mujadilah: 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT
Penulis persembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tua, Bapak Ruhdito dan Ibu Sri Ambarwati yang selalu memberikan
doa, kasih sayang, dan motivasi dalam setiap langkah kebaikan.
Adikku, Aisyahyang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Mas Fauzi, yang memberikan doa dan motivasi.
Sahabatku (Susan, Ady, Ningrum, Listya, dan Vava) yang selalu menemani,
memberikan semangat, dan bantuan setiap saat.
Pengasuh, ustad/ustadzah, dan santriwati Ponpes Muttaqien yang selalu
memberikan keteduhan hati.
Kedua dosen pembimbing skripsi, Bapak Suharno dan Bapak Idam Ragil.
Teman-teman mahasiswa S1 PGSD kelas Aangkatan 2008
Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkat, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Menulis Karangan Argumentasi dengan
Menggunakan Media Karikatur Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Dagen Jaten
Karanganyar 201
Banyak hambatan yang ditemui dalam penulisan skripsi ini, namun atas bantuan
dari berbagai pihak maka hambatan dapat diatasi. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dr. Suharno, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
6. Idam Ragil W, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi ini.
7. Hj. Sri Ponco Warni, S.Pd, selaku kepala sekolah SDN 02 Dagen Jaten
Karanganyar yang telah memberikan ijin peneliti untuk mengadakan
penelitian di SD tersebut.
8. Antonia Tutik Hermoyowati, S.Pd, selaku wali kelas IV SDN 02 Dagen Jaten
Karanganyar yang telah membantu pelaksanaan penelitian di kelas tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
9. Bapak/Ibu Guru SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar yang banyak memberikan
bantuan dan dorongan.
10. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan
kerjasamannya.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan dan
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya.
Surakarta,April 2012
Amilla Fidyah Astuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6
A. Kajian Teori ........................................................................... 6
1. Hakikat Menulis Karangan Argumentasi ......................... 6
a. Pengertian Keterampilan Menulis ............................... 6
b. Tahapan-tahapan Menulis ........................................... 8
c. Pengertian Karangan Argumentasi .............................. 9
d. Tahap Pengembangan Karangan Argumentasi ............ 11
e. Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi di SD .. 14
f. Evaluasi Keterampilan Menulis di SD ......................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Hakikat Media Karikatur .................................................. 18
a. Pengertian Media Pembelajaran .................................. 18
b. Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar ........ 20
c. Pemilihan Media ......................................................... 21
d. Pengertian Media Karikatur ........................................ 22
e. Teknik Pemilihan Karikatur sebagai Media ................. 24
f. Penggunaan Media Karikatur dalam Pembelajaran
Menulis Karangan Argumentasi .................................. 26
B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 28
C. Kerangka Berpikir ................................................................ 28
D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 31
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................. 31
D. Sumber Data Penelitian ........................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32
F. Alat Pengumpulan data .......................................................... 33
G. Validitas Data ....................................................................... 34
H. Teknik Analisis Data ............................................................ 35
I. Indikator Kinerja .................................................................. 36
J. Prosedur Penelitian ............................................................... 37
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN PENELITIAN ............................... 41
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 41
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................ 41
2. Deskripsi Tindakan Awal ................................................ 42
3. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian............................ 45
a. Siklus I ...................................................................... 45
1) Perencanaan .......................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
2) Tindakan ............................................................... 47
3) Observasi .............................................................. 52
4) Refleksi ................................................................. 60
b. Siklus II ..................................................................... 65
1) Perencanaan .......................................................... 65
2) Tindakan ............................................................... 67
3) Observasi .............................................................. 72
4) Refleksi ................................................................. 80
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 92
A. Simpulan .................................................................... 92
B. Implikasi .................................................................... 92
C. Saran .................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 95
LAMPIRAN ............................................................................................... 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh butir-butir penilaian keterampilan menulis menurut Slamet .... 17
Tabel 2. Contoh butir-butir penilaian keterampilan menulis menurut Zaini
Machmoed ....................................................................................................... 18
Tabel 3. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan I
Siklus I ........................................................................................................... 57
Tabel 4. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan II
Siklus I ........................................................................................................... 58
Tabel 5. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan III
Siklus I ........................................................................................................... 59
Tabel 6. Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I .................................... 62
Tabel 7. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan I
Siklus II .......................................................................................................... 77
Tabel 8. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan II
Siklus II .......................................................................................................... 78
Tabel 9. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan III
Siklus II .......................................................................................................... 78
Tabel 10. Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II ................................... 81
Tabel 11. Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Selama Pelaksanaan
Tindakan ......................................................................................................... 85
Tabel 12. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Keterampilan Menulis
Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Karikatur ....................... 87
Tabel 13. Perbandingan Presentase Ketuntasan ............................................... 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka berpikir .......................................................................... 30
Gambar 2. Model Teknik Analisis Data Secara Interaktif ................................. 35
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................... 37
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Mata Pelajaran bahasa Indonesia Semester I .. 43
Gambar 5. Grafik Nilai Pelaksanaan Pre Tes Menulis Karangan Argumentasi . 44
Gambar 6. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Prewriting Pertemuan I Siklus I ..... 54
Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Tahap Drafting Pertemuan II
Siklus I ........................................................................................................... 55
Gambar 8. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Tahap Revising Pertemuan III
Siklus I ............................................................................................................ 56
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi Setelah
Penggunaan Media Karikatur Pada Siklus I ..................................................... 61
Gambar 10. Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I .................................... 62
Gambar 11. Grafik Proses Pembelajaran Selama Penggunaan Media Karikatur
Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Pada Siklus I
63
Gambar 12. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Prewriting Pertemuan I Siklus II .. 73
Gambar 13. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Tahap Drafting Pertemuan II
Siklus II .......................................................................................................... 75
Gambar 14. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Tahap Revising Pertemuan III
Siklus II .......................................................................................................... 76
Gambar 15. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi Setelah
Penggunaan Media Karikatur Pada Siklus II ................................................... 80
Gambar 16. Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II ................................... 82
Gambar 17. Grafik Proses Pembelajaran Selama Penggunaan Media Karikatur
Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Pada Siklus I
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Gambar 18. Grafik Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Selama
Pelaksanaan Tindakan ..................................................................................... 85
Gambar 19. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Keterampilan
Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Karikatur ......... 88
Gambar 20. Grafik Perbandingan Proses Pembelajaran (kedisiplinan, keaktifan,
minat, dan kerjasama) ...................................................................................... 89
Gambar 21. Grafik Perbandingan Presentase Ketuntasan ................................. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 98
2. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Tindakan ............................... 99
3. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Sebelum Tindakan ............................. 101
4. Daftar Nilai Menulis Semester I ................................................................ 102
5. Tabel Kerja Nilai Menulis Semester I ........................................................ 103
6. Daftar Nilai Pre Tes .................................................................................. 104
7. Tabel Kerja Nilai Pre Tes .......................................................................... 105
8. Silabus ...................................................................................................... 106
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................................ 109
10. Lembar Evaluasi Individu dan Kelompok Siklus I ................................... 122
11. Instrumen Penilaian Individu ................................................................... 129
12. Instrumen Penilaian Kelompok ............................................................... 132
13. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Siswa ...................................... 133
14. Pedoman Observasi Kinerja Guru ........................................................... 135
15. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan I............................................................. 138
16. Tabel Kerja Nilai Siklus I Pertemuan I .................................................... 139
17. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan II ........................................................... 140
18. Tabel Kerja Nilai Siklus I Pertemuan II .................................................. 141
19. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan III .......................................................... 142
20. Tabel Kerja Nilai Siklus I Pertemuan III.................................................. 143
21. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Siklus I Pertemuan I ........... 144
22. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Siklus I Pertemuan II .......... 146
23. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Siklus I Pertemuan III ......... 148
24. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ................................. 150
25. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ................................ 153
26. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan III ............................... 156
27. Hasil Rekapitulasi Nilai Siklus I .............................................................. 159
28. Tabel Kerja Rekapitulasi Nilai siklus I .................................................... 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................................... 161
30. Lembar Evaluasi Individu dan Kelompok Siklus II.................................. 175
31. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan I ........................................................... 179
32. Tabel Kerja Nilai Siklus II Pertemuan I ................................................... 180
33. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan II .......................................................... 181
34. Tabel Kerja Nilai Siklus II Pertemuan II ................................................. 182
35. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan III ......................................................... 183
36. Tabel Kerja Nilai Siklus II Pertemuan III ................................................ 184
37. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Siklus II Pertemuan I .......... 185
38. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Siklus II Pertemuan II ......... 187
39. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Siklus II Pertemuan III ........ 189
40. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ................................ 191
41. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ............................... 194
42. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan III ............................. 197
43. Hasil Rekapitulasi Nilai Siklus II ............................................................ 200
44. Tabel Kerja Rekapitulasi Nilai siklus II ................................................... 201
45. Gambar Karikatur .................................................................................. 202
46. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Tindakan ............................... 207
47. Pedoman Wawancara Untuk Siswa setelah Tindakan .............................. 208
48. Dokumentasi Foto ................................................................................... 209
49. Dokumentasi Hasil Karangan Siswa ........................................................ 216
50. Lain-lain .............................................................................................. 217
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting
untuk dimiliki seseorang agar dapat melakukan komunikasi tertulis dengan baik.
Umumnya orang yang memiliki keterampilan menulis yang baik, maka akan
dapat melakukan komunikasi tertulis dengan baik. Keterampilan menulis
menuntut seseorang untuk kaya akan pengalaman dan pengetahuan agar dapat
menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan. Kurangnya pengalaman
dan pengetahuan seseorang akan menjadi penghambat kreativitas orang tersebut
dalam menulis, sehingga akan muncul problematika-problematika dalam menulis.
Problematika keterampilan menulis sering ditemukan pada proses
maupun produk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah. Salah satu bentuk problematika keterampilan menulis pada
prosesnya yaitu banyaknya plagiarisme yang terjadi saat ini. Para pelajar sering
kali menjiplak tulisan maupun karangan orang lain atau sering disebut copy paste
ketika mereka diminta oleh guru untuk membuat sebuah tulisan maupun
karangan. Semakin banyaknya kasus plagiarisme menunjukkan semakin
rendahnya keterampilan siswa dalam menulis. Plagiarisme tidak hanya terjadi
dikalangan pelajar-pelajar sekolah menegah atau mahasiswa, pelajar tingkat
sekolah dasarpun sudah mulai menunjukkan adanya plagiarisme. Hal ini dapat
dilihat ketika proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung
pada kompetensi menulis karangan. Siswa tidak dapat fokus terhadap
pekerjaannya, mereka banyak yang sibuk kesana-kemari untuk meniru pekerjaan
temannya.
Problematika keterampilan menulis pada produk yaitu dapat dilihat dari
hasil pekerjaan mengarang siswa. Secara umum bahasa yang digunakan siswa
kurang komunikatif, melihat bahwa salah satu fungsi tulisan adalah sebagai alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
komunikasi yaitu penerima pesan akan memahami isi pesan yang
disampaikan apabila sumber pesan menyampaikan pesan tersebut dengan bahasa
yang baik. Siswa juga tidak pandai dalam mengembangkan kalimat-kalimat
menjadi sebuah paragraf yang baik. Selain itu struktur gramatikal dan ejaan yang
digunakan masih banyak yang kurang tepat.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal yang dilakukan oleh
peneliti pada kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar,
peneliti memperoleh data berupa nilai ulangan menulis mata pelajaran Bahasa
Indonesia semester I yang dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 102, yaitu
dengan KKM 65 dari 30 siswa hanya 9 siswa (30 %) yang memiliki keterampilan
menulis karangan argumentasi baik (nilai 65), sedangkan 21 siswa (70 %) masih
memiliki keterampilan rendah dalam menulis karangan argumentasi ( 5).
Siswa yang memiliki keterampilan menulis karangan argumentasi rendah tersebut
dapat dilihat dari hasil karangan siswa pada aspek isi gagasan yang dikemukakan,
siswa tidak dapat memberikan alasan-alasan yang kuat untuk mendukung
argumentasinya. Bahkan beberapa siswa masih belum mampu mengemukakan
pendapatnya dalam bentuk tulisan ketika guru meminta siswa menanggapi suatu
masalah. Kelemahan siswa juga banyak terdapat pada aspek penggunaan ejaan
dan tanda baca. Selain itu siswa memiliki kedisiplinan, minat atau motivasi, dan
keaktifan belajar yang rendah selama proses pembelajaran.
Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis karangan argumentasi
tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yakni dari
dalam diri siswa sendiri yang tidak memiliki kedisiplinan, minat atau motivasi,
dan keaktifan belajar yang baik untuk mengikuti pelajaran mengarang. Selain itu
minimnya pengetahuan dan pengalaman siswa juga sangat mempengaruhi kualitas
tulisan siswa. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yaitu dari
guru dan lingkungan belajar siswa. Teknik mengajar guru sangatlah berpengaruh.
Guru yang pandai dalam mengadakan variasi pembelajaran akan menghasilkan
siswa-siswa yang pandai juga. Penggunaan variasi media pembelajaran sangat
mempengaruhi siswa dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Media pembelajaran merupakan perantara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pesan atau materi kepada siswa agar sampai dengan baik. Guru
haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
Ketika peneliti mengadakan observasi dan wawancara, ternyata guru
hanya menggunakan media berupa wacana ketika mengajarkan materi menyusun
karangan argumentasi. Wacana tersebut dibaca siswa, kemudian diminta untuk
menanggapi permasalahan tersebut dalam bentuk karangan. Guru juga kurang
menjelaskan secara rinci hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan
argumentasi. Sehingga hasil yang diperoleh siswa pun tidak maksimal dan bahkan
mereka tidak menguasai konsep mengarang argumentasi itu sendiri.
Permasalahan rendahnya keterampilan menulis karangan argumentasi
siswa yang disebabkan tidak digunakannya media pembelajaran tersebut membuat
peneliti mengajukan adanya tindakan perbaikan yang harus dilakukan oleh guru
untuk memperbaiki proses maupun hasil karangan siswa. Adapun upaya
perbaikan yang dilakukan yaitu dengan penggunaan media dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi. Media pembelajaran banyak jenisnya, sehingga
dalam menentukan media pembelajaran guru harus teliti dan jeli. Dalam memilih
media pembelajaran sebaiknya guru harus menyesuaikan dengan materi yang
diajarkan. Misalnya dalam materi menulis ini, guru sebaiknya menggunakan
media yang berwujud visual agar gagasan siswa mudah muncul.
Media visual atau gambar banyak jenisnya. Dari berbagai jenis media
visual ini, karikatur dianggap paling cocok digunakan sebagi media dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi. Karikatur berbeda dengan gambar-
gambar lain. Hal ini didasarkan karena karikatur memiliki karakteristik yang sama
dengan karangan argumentasi (opini). Keduanya sama-sama mengemukakan
pendapat namun dalam bentuk yang berbeda. Karikatur berbentuk gambar
sedangkan karangan argumentasi dalam bentuk tulisan. Apabila karikatur
digunakan sebagai media pembelajaran menulis karangan argumentasi, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
karikatur berfungsi menstimulus siswa untuk menulis pendapat atau gagasannya
tentang gambar yang diamatinya. Bentuk gambar yang dilebih-lebihkan dapat
memancing perhatian siswa sehingga akan muncul berbagi pendapat dari siswa.
Dengan melihat karikatur tersebut, siswa diberi kebebasan menuangkan gagasan
atau pendapatnya disertai alasan-alasan yang kuat berdasarkan data yang ada.
Sifat karikatur yang humoris juga akan meningkatkan minat dan keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti mengadakan
menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media karikatur pada siswa
kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran
201
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat ditemukan rumusan masalah penelitian
apakah penggunaan media karikatur dapat meningkatkan keterampilan
menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen Kecamatan
Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 ? .
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatan keterampilan menulis
karangan argumentasi dengan menggunakan media karikatur pada siswa kelas IV
SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran
2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai penggunaan
media visual karikatur dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis
karangan argumentasi pada siswa kelas IV sekolah dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan
argumentasi.
2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan
dalam bentuk tulisan.
3) Meningkatkan kedisiplinan, minat belajar, keaktifan, dan kerjasama
siswa.
b. Bagi guru
1) Memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan rendahnya
keterampilan siswa dalam menulis karangan argumentasi.
2) Menambah pengetahuan guru tentang manfaat dan cara menggunakan
media karikatur dalam pembelajaran.
3) Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
c. Bagi sekolah
1) Untuk meningkatkan kualitas sekolah, ditinjau dari segi guru maupun
siswanya.
2) Untuk meningkatkan iklim pembelajaran yang kondusif di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi
a. Pengertian Keterampilan Menulis
Menulis adalah salah satu bagian dari keterampilan berbahasa
Indonesia. Tarigan (2008:3) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk melakukan komunikasi secara
tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Melalui
tulisan seseorang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain tanpa harus
bertemu secara langsung. Seorang penulis haruslah terampil dalam
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata karena kegiatan
menulis adalah kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis
ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik
yang banyak dan teratur. Semakin banyak latihan, maka keterampilan menulis
seseorang akan semakin baik.
Menurut Byrne (dalam Slamet, 2008: 141), keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekadar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Pendapat tersebut menunjukkan adanya kriteria yang dianggap
penting untuk menulis dengan baik, yaitu adanya kemampuan dalam
menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas. Kalimat yang utuh adalah kalimat
yang memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap adalah kalimat
yang memiliki subjek, predikat, dan objek atau keterangan. Sedangkan
kalimat yang jelas yaitu kalimat yang tidak ambigu, atau memiliki makna
ganda. Apabila seseorang memiliki kemampuan tersebut, maka gagasan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ide yang disampaikan kepada orang lain akan mudah dipahami dan
dimengerti.
Keterampilan menulis memiliki ruang yang begitu luas dan dalam
untuk dipelajari, dan memang harus dikuasai jika seseorang ingin menjadi
penulis yang baik. Ketelitan seorang penulis dalam menggunakan tanda baca,
struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan format jenis tulisan
merupakan pokok penting, tidak peduli dalam konteks apa tulisan tersebut
diciptakan dan digunakan (Zainurrahman, 2011: 7). Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan. Dalam sebuah
karangan terdapat kriteria-kriteria tertentu agar karangan yang dapat
dikatakan baik. Seseorang dapat dikatakan penulis yang baik apabila
tulisannya juga baik. Tulisan yang baik haruslah menggunakan tanda baca,
struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan format jenis tulisan yang
baik pula. Adelstein & Pival (dalam Tarigan, 2008: 6-7) menguraikan
beberapa kriteria tulisan atau karangan yang baik, berdasarkan uraian tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa karangan dikatakan baik apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) Menggunakan nada yang serasi dalam tiap kata dan kalimat, sehingga
tercipta sebuah karangan yang runtut dan koheren.
2) Susunan dan organisasi tulisannya utuh dan lengkap, yaitu terdiri dari
bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Penutup dapat berupa kesimpulan
ataupun saran yang diajukan oleh penulis.
3) Ide dan gagasannya jelas dan tidak samar-samar atau ambigu, sehingga
pembaca lebih mudah dalam memahami makna ataupun pesan yang
disampaikan.
4) Menyajikan ide-ide atau gagasan yang masuk akal dengan disertai bukti-
bukti yang kuat sehingga pembaca tertarik dan berminat untuk mengikuti
argumentasi penulis.
5) Telah dilakukan revisi secara berulang-ulang, sehingga menghasilkan
tulisan yang tepat guna dan efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6) Menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar, serta makna kata dan
hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat yang telah diperiksa oleh
penulis dengan teliti sebelum disajikan.
Tulisan yang baik akan meningkatkan minat membaca seseorang.
Sehingga, seorang penulis harus berupaya menghasilkan tulisan-tulisan yang
baik agar tulisannya tersebut banyak diminati dan disenangi oleh pembaca.
Sementara itu David (dalam Slamet, 2008: 108) menyatakan, proses menulis
yang baik sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu isi
karangan,bentuk karangan,tata bahasa,gaya bahasa,ejaan, dan tanda baca.Isi
karangan merupakan gagasan atau ide yang dikemukakan oleh penulis.
Bentuk karangan adalah susunan atau penyajian isi karangan. Tata bahasa
merupakan kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat.
Gaya adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu
terhadap karangan agar terlihat lebih indah. Sedangkan, ejaan dan tanda baca
adalah penggunaan tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis yang
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menulis adalah suatu kemampuan menuangkan buah
pikiran, gagasan atau ide-ide dalam bentuk bahasa tulis yang digunakan
dalam berkomunikasi secara tidak langsung dengan memperhatikan tanda
baca, struktur bahasa, pemilihan kata, dan penguasaan format jenis tulisan.
b. Tahapan-tahapan Menulis
Kegiatan menulis perlu dilakukan melalui tahapan-tahapan agar
tulisan yang dihasilkan baik. Adapun tahapan-tahapan tersebut menurut
Akhadiah (1997: 2) antara lain:
1) Tahap prapenulisan (prewriting)
Prapenulisan atau disebut tahap persiapan. Pada tahap ini
mencakup kegiatan (a) menentukan dan membatasi topik tulisan, (b)
merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan, dan menentukan
pembaca yang akan ditujunya, (c) memilih bahan, serta (d) menentukan
generalisasi dan cara-cara mengorganisasi ide untuk tulisannya. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tahap prapenulis ini diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya
respon yang berupa ide dan gagasan, sebagai contohnya yaitu dengan
menggunakan media gambar berupa karikatur yang dilakukan untuk
meningkatkan munculnya argumentasi siswa.
2) Tahap penulisan (drafting)
Dalam tahap penulisan ini dilakukan apa yang telah ditentukan
yaitu mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, suatu paragraf,
bab atau bagian, sehingga menjadi sebuah wacana sementara (draft).
Siswa harus fokus pada penuangan ide-ide secara tertulis. Selain itu, hal-
hal yang berkaitan dengan aspek-aspek mekanis bahasa, seperti penulisan
huruf, tanda baca, maupun aspek mekanis lainnya. Pengetahuan
kebahasaan dan teknik penulisan juga diperlukan pada tahap ini.
Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, gaya bahasa,
dan pembentukan kalimat. Sedangkan teknik penulisan untuk
penyusunan paragraf yaitu dengan penyusunan karangan secara utuh.
3) Tahap perevisian (revising)
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur
karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok
dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu,
aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda
baca. Pada tahap ini masih dimungkinkan mengubah judul karangan
apabila judul yang ditentukan dirasakan kurang tepat.
c. Pengertian Karangan Argumentasi
Menurut Mudrajad Kuncoro (2009:78), argumentasi adalah sebuah
karangan yang membuktikan kebenaran dan ketidakbenaran sebuah
pernyataan. Seorang penulis karangan argumentasi harus pandai dalam
membuktikan apakah pernyataan tersebut benar atau tidak benar. Argumen
dalam tulisan mengandalkan berbagai jenis pertimbangan yang bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
untuk menguatkan argumentasi tersebut. Adapun pertimbangan-pertimbangan
tersebutadalah :
1) Kredibilitas penulis yang menunjukkan bahwa penulis sangat ahli dalam
bidang yang ditulis dan banyak mengetahui tentang situasi sehinggasangat
menguasai argumentasi-argumentasinya.
2) Adanya data empiris untuk membantu menguatkan argumentasinya.
3) Asa nalar atau logika dengan memberikan pendapat disertai bukti-bukti
yang ada sehingga meyakinkan pembaca.
4) Emosi, nilai, atau etika yang diharapkan dapat menggugah jiwa dan
meluluhkan perasaan pembacanya.
Senada dengan Mudrajad Kuncoro, Zainurrahman (2011:51)
menyatakan bahwa karangan argumentasi adalah tulisan yang menyuguhkan
rasionalisasi, pembantahan, juga berisi seperangkat penguatan beralasan
terhadap sebuah pernyataan. Dalam hal ini bukti-bukti yang diungkapkan
oleh penulis harus rasional atau masuk akal dengan didukung data-data hasil
penelitian atau pengamatan agar pembaca yakin dengan gagasan penulis.
Sehingga penulis tidak asal mengungkapkan gagasanya pada orang lain atau
sering disebut gagasan tanpa dasar.
Karangan nonfiksi dengan wacana argumentasi menyajikan tulisan
yang dimaksudkan untuk mempersuasi (mempengaruhi) pembaca untuk
mengambil suatu sikap tertentu agar pembaca melakukan tindakan tertentu
(Slamet, 2008: 184). Dengan wacana argumentasi ini penulis bermaksud
untuk (1)mendorong pembaca untuk mengemukakan sikapnya, (2)
mempengaruhi pembaca untuk meninggalkan sikapnya yang sekarang, (3)
mempengaruhi pembaca untuk mengubah sikapnya yang sekarang, (4)
mempengaruhi pembaca untuk meninggalkan sikapnya yang sekarang dan
mengganti dengan sikapnya yang lain, (5) mempengaruhi agar pembaca
melakukan suatu tindakan tertentu, dan (6) mendorong pembaca agar tetap
bertindak seperti sekarang.
Teknik menulis karangan argumentasi yang harus diperhatikan ialah
tujuan utama menulisyaitu mempengaruhi pembaca agar mereka melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
atau bersikap sesuatu sebagaimana yang dikehendaki penulis.Agar
pembacamau berbuat demikian, mereka harus diyakinkan bahwa apa yang
kita sampaikan dalam tulisan itu benar, masuk akal, dapat
dipertanggungjawabkan, serta menguntungkan mereka. Oleh karena itu,
tulisan argumentasi harus didukung dengan bukti-bukti yang meyakinkan.
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh para ahli di atas. maka
dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berisi
uraian suatu hal yang benar ataupun tidak benar dengan disertai bukti-bukti
untuk menguatkan pernyataan penulis, sehingga orang lain akan percaya
terhadap pernyataan yang disampaikan penulis.
d. Tahap Pengembangan Karangan Argumentasi
Sebelum menulis, sebaiknya kita memperhatikan beberapa hal yang
menjadi landasan dasar bagi penulis dalam mengembangkan karangan
argumentasi (Zainurrahman, 2011: 52). Hal-hal tersebut antara lain:
1) Menentukan posisi
Penulis perlu menentukan posisinya dalam sebuah
permasalahan, yaitu pro atau kontra. Pada saat menentukan posisi,
penulis sebaiknya sudah benar-benar yakin dengan posisi tersebut.
Seorang penulis argumentatif tidak dapat berbalik arah dalam tulisan
argumentasinya. Hal terpenting dalam menentukan posisi menurut
meiland (dalam Zainurrahman, 2011: 54), adalah sebaiknya penulis
argumentasi memiliki sejumlah alasan yang bagus untuk berdiri di
sebuah posisi. Selain itu, alasan penulis harus berdasarkan pada teori dan
data empiris yang kelak akan mendukung tulisannya.
2) Menghimpun argumen
Penulis argumentatif membutuhkan sejumlah argumen yang
kuat, beralasan, masuk akal, dan legal. Yang dimaksud legal ini adalah
argumen yang berasal dari sumber yang bertanggungjawab dan diakui
oleh seluruh pihak. Penulis perlu menghimpun argumen sebanyak
mungkin yang sesuai dan relevan dengan permasalahan (isu). Dalam
tulisan argumentasi yang baik, penulis harus mampu menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bahwa argumen dari pihak lain dapat dipatahkan dengan argumen pada
pihaknya.
3) Karakteristik argumen
Argumen dalam tulisan argumentasi dikategorikan menjadi dua
yaitu pros (pro) dan cons (kontra).Posisi penulis menentukan
karakteristik argumen. Apabila argumen memiliki ide yang sama dengan
penulis, maka posisi penulis sama dengan karakteristik argumen. Lain
halnya apabila argumen tidak sepemikiran dengan penulis, maka posisi
penulis bertentangan dengan karakteristik argumen.
4) Jenis argumen dan sumbernya
Argumen yang diperlukan oleh penulis bukan hanya argumen
dari spekulasi pikiran saja, melainkan juga argumentasi yang berdasar
pada teori dan fakta. Penulis juga harus mempertimbangkan pemikiran
orang lain yang seposisi dengan penulis.
5) Membaca pembaca
Penulis harus mampu membaca situasi pembacanya, dan
memprediksi efek yang ditimbulkan oleh tulisannya. Tulisan
argumentatif bukan tulisan yang menggurui pembaca. Tulisan
argumentatif bertujuan mengajak pembaca secara persuasif. Jika nada
tulisan argumentatif bersifat preventif, maka tentu saja akan tercipta
kondisi membaca yang tidak nyaman di pihak pembaca.
6) Organisasi tulisan argumentasi
Tulisan argumentatif secara skematik terdiri atas tiga bagian,
berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian:
a) Introduksi (Pendahuluan)
Dalam bagian ini, penulis memperkenalkan isu dan
pandangan-pandangan dari berbagai perspektif mengenai isu
tersebut. Penulis kemudian memberikan deskripsi bagaimana isu
tersebut menjadi sangat penting untuk dicermati, dengan menyebut
beberapa hal penting dari isu tersebut yang berimbas pada kehidupan
praktis. Setelah itu, penulis menyampaikan kerangka idenya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
ditulis dalam bentuk divisi-divisi terpisah sesuai dengan perspektif
dan argumen yang akan dia kembangkan dalam tulisan tersebut.
b) Argumen dan detail (Isi)
Pada bagian ini, penulis menyampaikan argumen-argumen
yang mendukung pernyataan dan posisinya. Penulis dapat memulai
argumennya dengan membuat sub-sub bahasan sesuai dengan
perspektif atau karakteristik argumen. Misalnya, penulis memulai
dengan menyodorkan sejumlah argumen yang pro mengenai isu
tersebut, kemudian diikuti oleh pemikiran yang kontra, atau
sebaliknya.
c) Kesimpulan (Penutup)
Penulis menarik kesimpulan yang boleh ditulis sesuai
dengan divisi-divisi pada bagian sebelumnya, atau abstraksi menjadi
sebuah kesimpulan. Hal terpenting dalam bagian kesimpulan adalah
hendaknya kesimpulan tersebut dapat meliputi seluruh isi, dan tidak
meninggalkan tanda tanya dalam benak dan pikiran pembaca.
Kesimpulan harus jelas dan terstruktur sesuai dengan isi dibagian
sebelumnya. Kesimpulan juga harus bersesuaian dengan tujuan
penulisan, dan tidak boleh ada hal lain yang dimasukkan dalam
bagian kesimpulan hanya karena idenya baru muncul; tidak boleh
ada kesimpulan dari hal yang tidak dibahas secara mendetail pada
bagian isi.
Berdasarkan pengertian keterampilan menulis dan pengertian
karangan argumentasi, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
keterampilan menulis karangan argumentasi adalah kemampuan
menguraikan kebenaran atau ketidakbenaran suatu hal disertai alasan-
alasan yang disusun menjadi sebuah karangandenganmemperhatikan tanda
baca, struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan format tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
e. Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi di Sekolah Dasar
Pembelajaran menulis di sekolah dasar diajarkan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum dan terbagi menjadi dua tahap,
yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut. Menulis permulaan diajarkan
pada siswa kelas rendah (kelas I, II, III), sedangkan menulis terpimpin pada
siswa kelas tinggi (kelas IV, V, VI). Pada pembelajaran menulis permulaan,
siswa dikenalkan penulisan huruf, kata, kalimat, kemudian siswa dilatih
membuat karangan secara sederhana. Sedangkan pada pembelajaran menulis
lanjut, siswa mulai dikenalkan dan dilatih menulis berbagai macam karangan.
Karangan dibagi atas 2 jenis, yaitu karangan fiksi dan nonfiksi.
Cerpen dan novel adalah salah satu bentuk karangan fiksi. Slamet
(2008: 180) menyatakan bahwa dalam menulis karangan fiksi perlu
memperhatikan karakteristik cerita fiksi, dimana di dalamnya terdapat unsur-
unsur intrinsik pembangun suatu cerita yaitu tema, tokoh, alur, latar, sudut
pandang. Berbeda dengan karangn fiksi, dalam karangan nonfiksi disajikan
informasi, gagasan, ide, keinginan, yang dikemukakan berdasarkan
pengetahuan serta pengalaman empiris. Karangan nonfiksi dibagi menjadi 4
jenis, yaitu karangan deskripsi, eksposisi, narasi, dan argumentasi.
Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 72-78), karangan eksposisi
adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik,
gambaran verbal terhadap sesuatu yang akan ditulis, baik itu manusia, objek,
peristiwa atau kejadian secara kronologis. Contohnya yaitu cerita pengalaman
piknik atau tamasnya. Terakhir adalah karangan argumentasi, yaitu sebuah
karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran sebuah
pernyataan. Contohnya adalah pendapat mengenai melemahnya nilai rupiah
saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pengajaran menulisdi sekolah dasar maupun di jenjang yang lebih
tinggi pada hakikatnya merupakan pengajaran yang aktif produktif, yaitu
menghasilkan (menghasilkan pesan), yang hasilnya nanti berupa tulisan
(Zuchdi, 1996: 62). Menurut Garvees pengajaran menulis ini dapat
meningkatkan pengembangan kecerdasan siswa untuk berbagai aspek,
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, serta menumbuhkan
keberanian dan mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi (dalam Akhadiah,dkk, 1989). Hal itu dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Menulis dapat mengembangkan kecerdasan untuk mengharmoniskan
berbagai aspek. Seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan
pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serta menata dan
menyumbangkan daya nalarnya dalam berbagai level berpikir dan tingkat
mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis dapat mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, artinya
dalam menulis seseorang menyiapkan menyiapkan dan mensuplai sendiri
segala sesuatunya, agar hasilnya dapat dipahami, apa yang ditulisakan
harus ditata dengan runtut dan juga menarik.
3) Menulis menumbuhkan keberanian, maksudnya ketika seseorang menulis
harus berani menampilkan pendiriannya, termasuk pemikiran, perasaan
dan gayanya serta menawarkan kepada publik.
4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Seorang penulis mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang
perlu disampaikan dan diketahui orang lain.
Pembelajaran keterampilan menulis sebuah karangan di kelas IV
semester II sekolah dasar termuat dalam kurikulum 2008. Kompetensi
dasarnya yaitu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan
lain-lain (Depdiknas, 2008). Siswa diharapkan mampu menyusun sebuah
karangan narasi, deskripsi, eksposisi, maupun argumentasi sesuai dengan
kerangka karangan yang telah dibuat kemudian dijabarkan secara sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sesuai dengan pemikiran masing-masing siswa. Adapun langkah-langkah
menyusun karangan dalam pembelajaran menulis SD menurut Kaswan
Darmadi, dkk (2008: 84) yaitu:
1) Menentukan topik karangan. Topik karangan adalah gagasan inti yang
dijadikan landasan pengembangan karangan.
2) Merumuskan tema. Tema merupakan rumusan dari topik yang akan
dijadikan pembahasan dari tujuan yang akan dicapai melalui topik yang
telah dirumuskan sebelumnya.
3) Menyusun kerangka. Kerangka karangan yaitu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar karangan. Kerangka karangan ini dapat berisi kata-kata
kunci yang kemudian disusun dalam sebuah kalimat.
4) Mengembangkan kerangka karangan, yaitu memaparkan bukti-bukti yang
mendukung gagasannya dalam bentuk paragraf. Bukti-bukti ini disusun
dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas. Dengan demikian, paragraf
menjadi utuh dan informasinya lengkap. Pengembangan sebuah karangan
biasanya memerlukan sejumlah bukti yang mendukung gagasan menulis.
5) Menggunakan tanda baca dan ejaan yang tepat. Tanda baca adalah tanda
untuk memberikan intonasi pada bacaan. Tanda tersebut dapat berupa
tanda titik (.), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda koma (,), dan lain
sebagainya. Berikut ini akan diuraikan tentang fungsi beberapa tanda baca
tersebut.
(a) Tanda titik (.). Tanda titik berguna untuk mengakhiri kalimat berita.
Contoh : Ayah pergi ke Semarang.
(b) Tanda seru (!). Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat
perintah. Contoh : Jangan buang sampah di situ !
(c) Tanda koma (,). Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian. Contoh : Ibu belanja sayur, ikan, dan buah.
(d) Tanda tanya (?). Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat
tanya. Contoh : Dimanakah letak kota Surakarta ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
f. Evaluasi Keterampilan Menulis di SD
Evaluasi (penilaian) keterampilan menulis di SD dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu teknik tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan
dalam tes menulis dapat berupa tes subjektif dan tes objektif. Menurut Slamet
(2008: 209) ragam bentuk tes subjektif digunakan untuk tes menulis
berdasarkan rangsangan visual, berdasarkan rangsangan suara, berdasarkan
rangsangan buku, menulis laporan, menulis berdasarkan tema tertentu, dan
menulis surat. Bentuk tes objektif dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan penggunaan struktur tatabahasa dan gaya bahasa, ejaan dan tanda
baca, dan menyusun isi karangan.
Secara konvensional, penilaian karangan (yang menggunakan bentuk
tes subjektif) dapat dilakukan secara holistik atau per aspek (Slamet, 2008:
210),. Penilaian holistik dimaksud berupa penilaian karangan yang dilakukan
secara utuh, tanpa melihat bagian-bagiannya. Teknik penilaian holistik ini
lebih bersifat impresif (berdasarkan kesan penilai). Penilaian per aspek
dilakukan dengan cara menilai bagian-bagian karangan, misalnya: struktur
bahasanya, pemilihan diksi, penggunaan tanda baca dan ejaan, organisasi ide,
gaya penulisan, serta kekuatan argumentasi yang disajikan. Hasil akhir
penilaian merupakan gabungan dari hasil penilaian per aspek.
Tabel 1. Contoh butir-butir penilaian keterampilan menulis menurut Slamet (2008: 210)
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR
MAKSIMAL
1 Isi gagasan yang dikemukakan 30
2 Organisasi dan penyajian isi 25
3 Struktur tata bahasa 20
4 Pemilihan diksi dan gaya bahasa 15
5 Ejaan dan tanda baca 10
Jumlah 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Penilaian lebih objektif dan informasi yang diperoleh tentang
kemampuan siswa akan lebih terperinci apabila penilaian dilakukan dengan
pendekatan analitis yaitu merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau
kategori tertentu. Respon afektif guru juga sangat penting dicantumkan dalam
aspek penilaian, karena untuk jenis karangan tertentu misalnya karangan
argumentasi, dapat dinilai baik apabila pembaca merasa tertarik dengan
gagasan atau ide-ide yang dikemukakan oleh penulis.
Tabel 2. Contoh butir-butir penilaian keterampilan menulis menurut Zaini Machmoed (dalam Burhan, 1995: 304)
NO ASPEK YANG DINILAI SKALA
1 Kualitas dan ruang lingkup isi 0 10
2 Organisasi dan penyajian isi 0 10
3 Gaya dan bentuk bahasa 0 10
4 Mekanik: tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan
0 10
5 Respon afektif guru terhadap karangan 0 10
Jumlah
2. Hakikat Media Karikatur
a. Pengertian Media Pembelajaran
dari medium
pengantar. Dalam dunia pendidikan saat ini, setiap guru dituntut untuk dapat
mengembangkan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Media
pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan,
keterampilan, dan sikap (Sri Anitah, 2009:124). Media pembelajaran berbeda
dengan alat peraga, namun alat peraga merupakan bagian dari media
pembelajaran. Apapun yang ada dilingkungan dapat dijadikan sebagai media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pembelajaran. Media itu sendiri digunakan untuk mencegah terjadinya
verbalisme, yaitu kesalahan dalam memahami sebuah kata. Sehingga, guru
harus pandai dalam menentukan media yang cocok untuk menyampaikan
sebuah pesan.
Selaras dengan Sri Anitah, pengertian media dalam pembelajaran
menurut Hamzah (2010: 122), adalah segala bentuk alat komunikasi yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta
didik. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara
utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari
kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukakan proses belajar secara efisien dan efektif (Yudhi
Munadi,2010:7). Sumber pesan disini adalah guru, dosen, tentor, atau
pengajar lainnya yang menyampaikan sebuah pesan berupa materi ajar
kepada penerima yaitu peserta didik. Pesan tersebut akan sampai dengan baik
kepada penerima apabila media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
baik dan tidak ada hambatannya. Apabila seorang guru ingin mengampaikan
materi pembelajaran, kemudian terdapat gangguan pada proses
komunikasinya (noise) maka pesan tersebut tidak akan diterima siswa dengan
baik. Gangguan-gangguan tersebut dapat berupa gangguan pada media yang
digunakan, pada sumber pesan, dan pada penerima pesan itu sendiri.
Melengkapi pendapat-pendapat pengertian media dari para ahli
tersebut, Rudi Susilana (2007:7) menegaskan bahwa media pembelajaran
merupakan wadah dari pesan, dimana pesan tersebut adalah materi yang ingin
disampaikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media secara kreatif
akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak,
mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu dapat berbentuk orang,
bahan, alat, atau peristiwa yang digunakan sebagai penyalur atau perantaran
dalam menyampaikan sebuah pesan (materi) kepada penerima pesan (siswa)
sehingga pesan tersebut dapat diterjemahkan dan dipahami dengan baik oleh
penerima pesan.
b. Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar
Menurut Arief S. Sadiman (1990: 16), secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti misalnya:
a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film, atau model.
b) Objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor, film bingkai, film,
atau gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeed fotography.
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan dan
memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi
bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuan
memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
c. Pemilihan Media
Media pembelajaran adalah bagian dari sistem intruksional, artinya
keberadaan media tidak terlepas dari konteksnya sebagai komponen dari
sistem intruksional secara keseluruhan. Berdasarkan komponen-komponen
dari sistem intruksional inilah kriteria pemilihan media dibuat. Kriteria-
kriteria yang menjadi fokus dalam pemilihan media menurut Yudhi Munadi
(2010: 187-194) antara lain:
1) Karakteristik siswa
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang
cukup penting dalam interaksi belajar-mengajar. Terutama bagi guru,
informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna
dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik,
yang menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa. Guru akan dapat
merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian
rupa, memilih dan menentukan metode dan media yang lebih tepat,
sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen
belajar-mengajar secara optimal.
2) Tujuan belajar
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai, yakni yang dapat membantu pencapaian ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
3) Sifat bahan ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas
yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut
adanya aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu
menuntut aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, sehingga
mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
berbagai macam kegiatan didukung oleh media pembelajaran yang tepat,
maka lingkungan belajar akan lebih dinamis, tidak membosankan dan
menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal bahkan akan
memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.
4) Pengadaan media
Dilihat dari segi pengadaannya, menurut Sadiman, media dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Media jadi (by utilization), yakni media yang sudah menjadi
komoditi perdagangan. Walaupun hemat waktu, tenaga, dan biaya
bila dilihat dari kestabilan materi dan penggunaannya, namun kecil
kemungkinan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Media rancangan (by design), yaitu media yang dirancang secara
khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
5) Sifat pemanfaatan media
Dilihat dari sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat
dua macam, yaitu:
a) Media primer, yaitu media yang diperlukan atau harus digunakan
guru untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran atau sering
disebut alat bantu proses belajar mengajar.
b) Media sekunder, yaitu media yang digunakan untuk dijadikan
sumber belajar dimana para siswa dapat belajar secara mandiri atau
berkelompok.
Guru hendaknya mengetahui potensi media, sehingga harus
mengetahui karakteristik masing-masing jenis media. Jika tidak, maka media
tersebut akan kehilangan peranannya dalam proses pembelajaran.
d. Pengertian Media Karikatur
Karikatur, berasal dari kata caricare (bahasa Italia) yang maknanya
memberi muatan atau tambahan ekstra. Karikatur telah berkembang sejak
abad ke-18 terutama di Perancis. Karikatur sudah sedemikian lama merebak
figur tokoh masyarakat. Karikatur merupakan bagian dari media gambar yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pengembangan dari sketsa. Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft
kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
Menurut Arief S. Sadiman (1990: 33), media gambar memiliki
kelebihan dibanding media lain, antara lain: (1) Sifatnya konkrit, yaitu lebih
realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal
semata, (2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena tidak
semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu
bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut, (3) Media gambar
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (4) Dapat memperjelas suatu
masalah, dalam bidang apasaja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga
dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman, dan (5) Murah harganya
dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Karena karikatur merupakan bagian dari media gambar, maka karikatur juga
memiliki kelebihan-kelebihan tersebut diatas.
Karikatur adalah suatu bentuk gambar yang bersifat klise, sindiran,
dan lucu (Ahmad Rohani, 1997:79). Tidak setiap bentuk karikatur mudah
dibaca atau ditangkap maknanya oleh seseorang. Seringkali untuk melihat
dan menangkap maksud suatu gambar karikatur memerlukan kegiatan
berpikir atau penelaahan secara mendalam. Selanjutnya Shaily (1992:85)
mendefinisikan karikatur sebagai gambar yang sifatnya melebihkan suatu
pertanda ciri, sifat, tindakan/tingkah laku seseorang atau kelompok manusia
untuk memperolok-oloknya, mencemoohkannya, dan mencelanya dengan
cara yang menggelikan. Disini karikatur memiliki fungsi mengungkapkan
perasaan seseorang pada orang lain namun dengan cara menyindir. Dengan
adanya karikatur tersebut diharapkan orang yang disindir akan merasa atau
sadar dengan sendirinya tanpa adanya ungkapan langsung dari penyindir.
Menggambar karikatur tidaklah mudah karena harus mengamati
dengan seksama obyek yang akan digambar. Apabila akan membuat karikatur
tentang seseorang, maka ciri khas orang tersebut harus ditonjolkan. Oleh
karena itu tidak semua orang dapat menggambar karikatur, sehingga
menggambar karikatur membutuhkan keterampilan khusus. Karikatur adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
gambar yang disederhanakan bentuknya yang biasanya berisi sindiran untuk
mengungkapan perasaan seseorangberdasarkan masalah-masalah politik dan
sosial (Sri Anitah, 2009:132). Karikatur dapat digunakan sebagai media
komunikasi untuk segala tingkatan sosial, mulai dari orang yang tidak
bersekolah sampai dengan yang berpendidikan tinggi. Karikatur sebagai
media komunikasi politik dan sosial mengandung pesan kritik atau sindiran
dengan tanpa banyak komentar, tetapi cukup dengan rekaan gambar yang
sifatnya lucu sekaligus mengandung makna yang dalam.
Karikatur merupakan salah satu bentuk karya komunikasi visual
yang efektif dan mengena dalam penyampaian pesan maupun kritik sosial
(Heru Dwi Waluyanto, 2000: 131). Dalam sebuah karikatur yang baik terlihat
adanya perpaduan antara unsur-unsur kecerdasan, ketajaman dan ketepatan
berpikir secara kritis serta ekspresif dalam bentuk gambar kartun dalam
menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan
masyarakat luas. Ciri dari sebuah karya kartun atau karikatur secara visual
harus mampu menyuguhkan lelucon atau humor dengan media gambar.
Karya karikatur harus memenuhi syarat untuk memancing tawa. Selanjutnya
kelucuan atau serba tafsiran dapat ditambah sendiri. Sebuah karya kartun
memang mengandung banyak sisi kenyataan dan itulah barangkali yang
justru mengasyikkan.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran karikatur ialah sebuah gambar yang
disederhanakan dengan bentuk melebih-lebihkan suatu objek dan memiliki
sifat klise, lucu, serta mengandung sindiran tertentu digunakan sebagai
penyalur atau perantaran dalam menyampaikan sebuah pesan (materi) kepada
penerima pesan (siswa) sehingga pesan tersebut dapat diterjemahkan dan
dipahami dengan baik oleh penerima pesan.
e. Teknik Pemilihan Karikatur sebagai Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran dipilih karena kelebihan-kelebihan yang
dimiliki media tersebut dibandingkan media lain. Sehingga pemilihan media
karikatur sebagai media pembelajaran ini juga dilakukan berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Adapun kelebihan media karikatur
menurut Ngadino (2009, 42) antara lain adalah:
1) Penggunaan simbolisme yang singkat dan langsung mengena sasaran.
2) Mengemukakan suatu ide, pesan, atau peristiwa secara estetis
menggembirakan, menyindir, atau mengejek.
3) Mengemukakan suatu ide atau pesan yang secara stereotype mudah
dikenal oleh umum.
4) Tidak memerlukan banyak penjelasan dan kata-kata.
Ahmad Rivai (1991:61) menentukan beberapa teknik memilih
karikatur untuk pembelajaran, yaitu: pemakaiannya sesuai dengan
pengalaman siswa, kesederhanaan, dan lambang yang jelas. Pertimbangan
pertama mengandung arti bahwa karikatur hendaknya dapat dimengerti oleh
siswa saat karikatur itu digunakan. Pengalaman membaca dan menyimak
berita-berita terbaru siswa melalui media massa yang lain sangat membantu
dalam menafsirkan karikatur tersebut.
Penelitian Schaffer (dalam Ahmad Rivai, 1991:59)mengungkapkan
bahwa pada karikatur yang baik hanya berisi hal-hal yang penting saja.
Kesederhanaan dalam karikatur mengacu pada kesederhanaan penggambaran
fisik tokoh atau suasana yang ditampilkan dan singkatnya keterangan yang
disertakan dalam karikatur tersebut. Beberapa karikatur tidak memerlukan
keterangan sedikitpun karena gambaran fisik itu sendiri cukup mewakili
gagasan yang ingin disampaikan karikaturis. Sebagai salah satu bentuk karya
seni rupa, karikatur merupakan sarana yang tegas dan efektif untuk
berkomunikasi dengan kesederhanaan.
Berdasarkan kelebihan yang dimiliki karikatur dan teknik pemilihan
karikatur menurui Ahmad Rivai dan Schaffer, maka teknik pemilihan
karikatur yang lebih detail untuk media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Penggambaran bentuk karikatur yang humoris.
2) Adanya penonjolan bagian tertentu untuk memperlihatkan ciri khas
seorang tokoh atau makna khas peristiwa penting yang hangat.
3) Pemakaian goresan yang efektif, sederhana dan tidak banyak perhiasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Penampilan karikatur yang mendukung.
5) Sesuai dengan pengalaman siswa.
6) Karikatur memuat pesan atau ide berdasarkan fakta (peristiwa yang
sungguh-sungguh terjadi) dan bukan khayalan karikaturis.
7) Karikatur mengandung kritik terhadap peristiwa yang masih hangat.
f. Penggunaan Media Karikatur dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Argumentasi
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa karangan argumentasi
adalah karangan yang berisi uraian suatu hal yang benar ataupun tidak benar
dengan disertai bukti-bukti untuk menguatkan pernyataan penulis, sehingga
orang lain akan percaya terhadap pernyataan yang disampaikan penulis. Maka
dalam pembelajaran menulis argumentasi seorang siswa harus diberikan
stimulus agar argumen yang disampaikan masuk akal dan sesuai dengan
kenyataan. Dalam hal ini stimulus yang diberikan oleh guru yaitu dengan
penggunaan media karikatur. Sesuai dengan tahapan menulis dan langkah-
langkah menyusun karangan yang dijelaskan sebelumnya, maka penggunaan
media karikatur dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi yang
dilakukan guru dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap prewriting
Siswa diminta mengamati gambar karikatur yang disediakan
guru, kemudian siswa menentukan topik dan tema sesuai gambar
karikatur. Setelah topik dan tema ditentukan, siswa kembali mengamati
gambar karikatur untuk menemukan kata-kata kunci yang selanjutnya
digunakan untuk menyusun kerangka karangan.
2) Tahap drafting
Kerangka karangan yang telah dibuat dijadikan pedoman untuk
mengembangkan karangan. Pada tahap ini, siswa mengembangkan
karangan secara utuh dengan memenuhu bagian-bagiannya, yaitu
pendahuluan, isi yang berupa uraian argumen, dan penutup yang berupa
saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Tahap revising
Karangan yang telah disusun oleh siswa masih perlu diteliti
untuk menghasilkan karangan yang baik. Pada tahap ini, siswa membaca
kembali karangan yang telah dibuat, kemudian diteliti pada bagian
struktur atau susunannya untuk mengetahui keruntutan dan koherensi
antara pendahaluan, isi dan penutup. Selain itu, pada tahap ini yang
diutamakan adalah penggunaan tenda baca dan ejaan yang benar dan
tepat.
Selain melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap diatas,
guru juga mengembangkan media karikatur dengan berbagai gambar yang
menarik dan bermacam-macam tema, sehingga siswa penasaran pada pesan
apa yang disampaikan pada masing-masing gambar tersebut. Untuk
memudahkan siswa, guru dapat menggunakan metode diskusi kelompok,
sehingga siswa dapat memecahkan permasalahan dengan bertukar pikiran
bersama teman lainnya. Contoh gambar karikatur yang dapat digunakan
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat dilihat pada
lampiran 45.
Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat turut
mendukung dalam peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi
siswa dengan menggunakan media karikatur. Misalnya dengan menggunakan
model Quantum Learning. Penerapan model ini, guru mengusahakan agar
tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya dengan
memberikan sebuah permainan-permainan yang memancing minat dan
keaktifan siswa. Kerjasama siswa juga akan meningkat dengan dibentuknya
diskusi kelompok, sehingga proses pembelajaran berlangsung secara
kondusif dan menyenangkan. Penggunaan model ini juga dapat menonjolkan
peran karikatur sebagai media pembelajaran yang akan meningkatkan proses
berupa meningkatnya kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama siswa,
serta hasil pembelajaran yaitu hasil karangan argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh penelitiini mengacu pada
penelitian sebelumnya yang memiliki persamaan pada variabel yang
digunakan. Penelitian oleh Dini Ristanti (2010) dalam skripsinya dapat
disimpulkan terdapat peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan
berbicara, pada siklus I sebesar 56,1% atau sebanyak 23 siswa, dan pada
siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 95,12% atau sebanyak 39
siswa. Penelitian Dini Ristanti ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti pada variabel bebasnya, yaitu media karikatur.
Demikian pula dengan Laili Kartikasari (2008) dalam penelitiannya diperoleh
hasil bahwa penggunaan media VCD berita televisi dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis argumentasi, hal ini ditandai dengan nilai
rata-rata menulis siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, yaitu
65% pada siklus I, 69% pada siklus II dan 74,1% pada siklus III. Penelitian
Laili kartikasari ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti pada variabel terikatnya yaitu menulis argumentasi.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, siswa terlihat memiliki
kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama yang rendah untuk mengikuti
pembelajaran mengarang, siswa sibuk kesana kemari untuk meniru karangan
temannya dan sebagian dari mereka hanya dapat menulis beberapa kalimat
saja kemudian tidak dilanjutkan. Guru juga terlihat tidak menggunakan media
pembelajaran sebagai stimulus untuk memancing perhatian dan membantu
siswa mengeluarkan pendapatnya, sehingga produk karangan yang dihasilkan
siswa tidak memenuhi standar yang ditentukan. Keadaan tersebut
menyebabkan masalah dalam keterampilan menulis, khususnya keterampilan
menulis karangan argumentasi siswa yang masih rendah. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka peneliti mengadakan musyawarah dengan guru
untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
musyawarah, guru dan peneliti memutuskan untuk melaksanakan tindakan
perbaikan berupa pengadaan media pembelajaran.
Diantara beberapa media pembelajaran yang ada, media karikatur
diharapkan cocok untuk digunakan dalam memperbaiki kualitas proses
maupun hasil pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi.
Selanjutnya peneliti berkolaborasi dengan guru kelasdalam melaksanakan
tindakan perbaikan yaitu dengan penggunaan media karikatur sebagai stimulus
untuk meningkatkan minat dan keaktifan siswa. Serta sebagai alat bantu dan
sumber belajar untuk membantu siswa menemukan ide atau gagasan dalam
keterampilan menulis karangan argumentasi. Media karikatur dengan berbagai
bentuk, warna, dan tema akan menarik minat dan keaktifan belajar siswa.
Selain itu, sifat gambar karikatur yang humoris juga akan menciptakan
suasana menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan
mengikuti pelajaran mengarang. Dengan mengamati gambar karikatur, siswa
akan mudah dalam menemukan ide atau gagasannya. Penggunaan media
karikatur dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi ini dilaksanakan
selama 2 siklus.
Pada kondisi akhir diperoleh hasil meningkatnya keterampilan siswa
dalam menulis karangan argumentasi sebanyak 86,67% siswa kelas IV SDN
disertai dengan
meningkatnya kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.Secara skematis uraian kerangka berpikir
dapat dilihat pada Gambar 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, penulis
membuat hipotesis sebagai berikut : enggunaan media karikatur dapat
meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV
SDN 02 Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran
2011/2012 .
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Awal
Melaui PTK Guru menggunakan media karikatur dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi.
Siklus I Menggunakan media karikatur 1 jenis topik.
Siklus II Menggunakan media karikatur 3 jenis topik.
Keterampilan menulis karangan argumentasi meningkat dengan indikator Sebanyak 80% siswa dari jumlah 30 siswa kelas IV SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar 2011/2012
1. Guru tidak menggunakan
media pembelajaran. 2. Kedisiplinan, minat,
keaktifan, dan kerjasama siswa kurang baik.
Keterampilan menulis karangan argumentasi siswa rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Dagen,
Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut dipilih dengan
beberapa pertimbangan, diantaranya:
a. Terdapat permasalahan rendahnya keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa.
b. Belum pernah dilaksanakan objek penelitian yang sejenis.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2011/2012 dengan jangka waktu selama 4 bulan yaitu dari bulan Januari hingga
April 2012. Adapun perincian waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
lampiran 1.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV yaitu ibu Antonia Tutik
Hermoyowati, S.Pd dan siswa kelas IV SD Negeri 02 Dagen Kecamatan Jaten
Kabupaten Karanganyar sebanyak 30 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan. Objek penelitiannya adalah keterampilan menulis
karangan argumentasi siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 2). Untuk mencapai keberhasilan
pelaksanaan tindakan, Penelitian dilaksanakan dengan strategi bentuk siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a)
perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Kepala sekolah, Guru, dan siswa kelas IV SD Negeri 02 Dagen
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
2. Hasil karangan siswa pada materi menulis karangan argumentasi.
3. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas
selama proses pembelajaran mengarang.
4. Arsip nilai siswa dalam menulis karangan mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada semester I tahun ajaran 2011/2012.
5. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Teknik Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes subjektif untuk
mengumpulkan data keterampilan menulis karangan argumentasi siswa.
Siswa diminta untuk menulis pendapatnya mengenai suatu hal berdasarkan
pengamatan pada media karikatur yang disiapkan oleh guru.
2. Teknik Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu:
a. Observasi pada saat proses belajar mengajar menulis karangan. Observasi
ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kesulitan siswa dalam
menulis sebuah karangan dengan media yang digunakan guru pada
proses pembelajaran. Selain itu melalui observasi ini guru juga akan
mengetahui sejauh mana motivasi dan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Observasi pada hasil karangan argumentasi siswa. Observasi ini
dilakukan untuk mengetahui perkembangan keterampilan menulis
karangan argumentasi siswa pada aspek isi dan tata tulis setelah
dilaksanakan tindakan perbaikan.
3. Teknik Wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa. Wawancara
yang dilakukan pada siswa digunakan untuk mengetahui kesulitan apa saja
yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis karangan, bagaimana
pendapat siswa mengenai cara mengajar guru dan media yang digunakan
guru, serta bagaimana minat dan motivasi siswa itu sendiri untuk mengikuti
pembelajaran menulis sebuah karangan. Sedangkan wawancara dilakukan
pada guru berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi siswa selama proses
pembelajaran mengarang dan bagaimana hasil yang diperoleh siswa pada
pembelajaran mengarang.
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data harus sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang digunakan, sehingga pada penelitian ini peneliti menggunakan alat
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Instrumen tes atau soal. Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi
pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar
jawaban tertentu, benar-salah ataupun skala jawaban.
2. Instrumen wawancara atau pedoman wawancara. Pedoman ini berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara berstuktur atau tak
berstruktur yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden.
3. Pedoman observasi. Pedoman observasi ini hanya berupa garis-garis besar
atau butir-butir umum kegiatan yang akan diobservasi. Pedoman observasi
juga dapat disusun delam bentuk skala atau ceklis. Untuk tiap butir kegiatan
atau perilaku yang diamati telah disiapkan rentang skala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
G. Validitas
Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya
diukur atau diteliti (Suharsimi Arikunto 2008: 12). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode untuk menguji validitas
data.
1. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu
dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali data
yang sejenis bisa diperoleh dari narasumber (manusia), dari kondisi lokasi,
dari aktivitas yang menggambarkan perilaku siswa atau dari sumber yang
berupa catatan/arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang
dimaksud. Dengan cara ini data sejenis bisa teruji kemantapan dan
kebenarannya dari sumber data yang berbeda-beda.
2. Triangulasi Metode
Trianggulasi metode yaitu seorang peneliti mengumpulkan data
sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda.
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa lembar observasi
kemudian dilakukan wawancara dengan informan yang sama dan hasilnya
diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik
dokumentasi pada pelaksanaan kegiatan. Data yang diperoleh pada penelitian
ini adalah berupa hasil observasi, dokumentasi, dan tes yang diberikan kepada
siswa. Dari ketiga metode pengumpulan data tersebut kemudian dipadukan
untuk ditarik simpulan, sehingga diperoleh data yang valid dan kuat. Dengan
demikian teknik pengumpulan data yang digunakan selalu berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, yaitu teknik observasi langsung, teknik
dokumentasi, dan tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis interaktif. Menurut Milles dan Huberman (1992: 19)dalam proses analisis
data interaktif ada tiga langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Tiga langkah
tersebut adalah (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan
atau verivikasi.
Secara sistematik, teknik analisis data dari proses pengumpulan sampai
pada tahap pengambilan kesimpulan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. Skema Teknik Analisis Data Interaktif (Milles dan Huberman, 1992:19)
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
analisis data. Reduksi data adalah suatu proses pemilihan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan konfirmasi data yang telah muncul dari
beberapa catatan tertulis yang diperoleh dilapangan (Milles dan Huberman,
1992: 16). Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
membuang yang tidak perlu, mengarahkan, menggolongkan, dan
mengorganisasi data sehingga dapat ditarik kesimpulan final dan dapat
diverifikasi. Dalam penelitian ini, peneliti mereduksi data hasil dokumentasi
nilai menulis karangan pada semester 1, karena yang digunakan sebagai
Penyediaan data
Display data
Reduksi data
Data Collection
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
perbandingan pada pembahasan hasil penelitian yaitu data nilai hasil
pelaksanaan pre tes. Selain itu peneliti juga mereduksi data hasil diskusi
kelompok, karena data tersebut tidak diolah dan ditampilkan.
2. Penyajian Data
Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran
keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam deskripsi
hasil pelaksanaan tindakan dan pembahasan hasil penelitian dalam pentuk
teks deskriptif. Dalam penyajian data penelitian ini menggunakan gambar
grafik.
3. Penarikan simpulan atau verifikasi
Data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal yang sering
timbul dari data tersebut. Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan data
hasil observasi pada masing-masing pertemuan dalam satu siklus yang
selanjutnya diperoleh simpulan sementara berupa hasil pelaksanaan siklus
dalam refleksi. Setelah data disimpulkan, maka data diverifikasi, yaitu proses
peninjauan kembali pada benar tidaknya data yang diperolehdalam
pelaksanaan penelitian. Penarikan simpulan sementara pada refleksi
pelaksanaan siklus harus diuji kembali melalui teknik triangulasi data dan
triangulasi metode.Setelah hasil penelitian diuji kebenarannya, maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan akhir berupa deskriptif hasil penelitian.
I. Indikator Kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan tindakan yang dilakukan maka
diperlukan adanya kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut indikator kinerja.
Dalam menetapkan indikator kinerja harus berpedoman pada teori ketuntasan
belajar (mastery learning) bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila sekurang-
kurangnya 75% dari jumlah peserta didik telah mencapai indikator yang
ditetapkan. Indikator yang dimaksud dalam hal ini adalah kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM pada penelitian ini disesuaikan dengan KKM mata
pelajaran Bahasa Indonesia SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar tahun ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2011/2012 yaitu 65. Sehingga peneliti menetapkan indikator kinerja dalam
penelitian ini yaitu meningkatnya keterampilan menulis karangan siswa mencapai
80% dari 30 siswa dengan
J. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan bentuk penelitian tindakan kelas dengan
model siklus. Dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 4
tahapan pada pelaksanaan tiap siklusnya yaitu : perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).Berikut ini adalah
skema prosedur penelitian tindakan kelas dengan model siklus.
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008: 16)
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan/ evaluasi
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan/ evaluasi
SIKLUS II
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. Siklus I (3 x pertemuan)
a. Rencana
1. Menyiapkan silabus.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung berupa ruang belajar,
materi ajar, media pembelajaran berupa karikatur, dan alat
dokumentasi.
4. Menyiapkan instrumen penelitian.
b. Tindakan
(Pertemuan I)
1. Peneliti sebagai guru kelas menggunakan gambar karikatur sebagai
media pembelajaran materi menulis karangan.
2. Guru menjelaskan tahap menulis yang pertama yaitu prewriting.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi dan
memberikan sebuah permainan Puzzel Karikatur.
4. Siswa diminta menyusun sebuah kerangka karangan argumentasi
berdasarkan gambar karikatur yang diamati.
(Pertemuan II)
1) Guru menjelaskan tahap menulis yang kedua yaitu drafting.
2) Siswa diminta mengembangkan kerangka yang telah dibuat pada
pertemuan sebelumnya menjadi sebuah karangan utuh dengan tetap
memperhatikan gambar karikatur yang disediakan.
(Pertemuan III)
1) Guru menjelaskan tahap menulis yang terakhir yaitu revising.
2) Pekerjaan siswa pada pertemuan sebelumnya dikembalikan,
kemudian siswa diminta untuk mengoreksi secara keseluruhan
karangan yang telah dibuat, apabila ada yang salah harus
diperbaiki.
c. Observasi
1. Pengamatanterhadap kedisiplinan, keaktifan, minat dan kerjasama
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Pengamatan terhadap kinerja guru.
3. Pengamatan terhadap hasil karangan argumentasi siswa.
d. Refleksi
1. Pelaksanaan tindakan belum berhasil, karena hasil pelaksanaan
hasil menulis karangan argumentasi, sehingga belum mencapai
indikator kinerja.
2. Mengidentifikasi kekurangan pada segi guru, peserta didik, dan
media pembelajaran yang digunakan berdasarkan observasi yang
dilakukan pada siklus I.
3. Merumuskan tindakan perbaikan pada siklus II berdasarkan
kekurangan yang diperoleh.
2. Siklus II (3 x pertemuan)
a. Rencana
1. Menyiapkan silabus.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung berupa ruang belajar,
materi ajar, media pembelajaran berupa karikatur, dan alat
dokumentasi.
4. Menyiapkan instrumen penelitian.
b. Tindakan
(Pertemuan I)
1. Peneliti sebagai guru kelas menggunakan gambar karikatur yang
lebih menarik dan bervariasi sebagai media pembelajaran materi
menulis karangan.
2. Guru menjelaskan tahap menulis yang pertama yaitu prewriting.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk
berdiskusi.
4. Teka-teki Karikatur
siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kata kunci yang sesuai dengan gambar karikatur yang didapat
sesuai kelompoknya.
5. Siswa diminta menyusun sebuah kerangka karangan argumentasi
berdasarkan kata kunci sesuai gambar karikatur yang diperoleh
pada diiskusi kelompok.
(Pertemuan II)
1) Guru menjelaskan tahap menulis yang kedua yaitu drafting.
2) Siswa diminta mengembangkan kerangka yang telah dibuat pada
pertemuan sebelumnya menjadi sebuah karangan utuh dengan tetap
memperhatikan gambar karikatur yang disediakan.
(Pertemuan III)
1) Guru menjelaskan tahap menulis yang terakhir yaitu revising
2) Pekerjaan siswa pada pertemuan sebelumnya dikembalikan,
kemudian siswa diminta untuk mengoreksi secara keseluruhan
karangan yang telah dibuat, apabila ada yang salah harus
diperbaiki.
c. Observasi
1. Pengamatanterhadap kedisiplinan, keaktifan, minat dan kerjasama
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Pengamatan terhadap kinerja guru.
3. Pengamatan terhadap hasil karangan argumentasi siswa.
d. Refleksi
Sebanyak 86,67%
65). Keterampilan menulis karangan argumentasi meningkat dan telah
memenuhi indikator kinerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa media
karikatur dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa. Penelitian berhasil dan dihentikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL& PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Dagen yang terletak di Jalan Mojo
No.1, desa Celep Lor, Kelurahan Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten
Karanganyar. SDN 02 Dagen dibangun pada tahun 1968 dengan luas tanah 4514
m². Akses menuju sekolah ini tergolong mudah karena letaknya di pinggir jalan
alternatif ke arah Tasikmadu. Selain itu juga karena terletak di area pabrik,
sehingga banyak truk atau bus yang melintas di depan sekolah.
SDN 02 Dagen dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Hj. Sri
Ponco Warni, S. Pd sejak tahun 2006 sampai sekarang. Untuk menunjang
terwujudnya visi dan misi sekolah, kepala sekolah didampingi oleh 6 guru kelas, 4
guru mata pelajaran, 2 pegawai tata usaha, dan 1 penjaga sekolah. Jumlah seluruh
siswa pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 182 siswa.
Sarana dan prasarana pembelajaran di SDN 02 Dagen tergolong baik.
Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Ruang guru dan ruang kepala sekolah terletak pada bangunan utama
yang menghadap pintu gerbang. Dibagian belakang sekolah terdapat tempat
parkir, toilet siswa, toilet guru, dan kantin. Sedangkan dibagian depan sekolah
terdapat ruang komputer, perpustakaan, koperasi, dan mushola.
Keadaan fasilitas sekolah ini juga lengkap. Terdapat berbagai jenis alat
peraga dan media pembelajaran yang dapat digunakan guru atau siswa dalam
proses pembelajaran dan juga peralatan lain penunjang kegiatan belajar mengajar.
Adapun fasilitas tersebut meliputi alat peraga akademik (torso, globe, macam-
macam bola, bangun datar, dsb), alat peraga agama, alat peraga pramuka,
peralatan UKS, peralatan kebersihan (sapu, tempat sampah, kemoceng, dsb), dan
peralatan jaga malam.
Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah kelas IV. Kelas ini memiliki jumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
putri dan 15 siswa putra dengan pendamping atau wali kelas bernama Antonia
Tutik Hermoyowati, S.Pd. Keadaan ruangan kelas sangat baik. Guru membentuk
regu piket agar kebersihan ruangan selalu terjaga. Inventaris kelas yang diberikan
oleh sekolah juga terawat dan tertata rapi di dalam kelas. Di dinding ruangan
tertempel dengan rapi jadwal pelajaran, tata tertib, jadwal piket, papan absensi,
struktur organisasi kelas, peta, gambar-gambar pahlawan, foto presiden, lambang
negara, serta jam dinding.
Keadaan kelas yang memiliki 3 buah jendela membuat sirkulasi udara
dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa merasa nyaman berada di dalam
ruangan. dengan kondisi ini, maka dari segi lingkungan belajar siswa kelas IV
SDN 02 Dagen sangat mendukung terciptanya proses dan hasil belajar yang baik.
2. Deskripsi Tindakan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti adalah mengadakan survei
awal di kelas IV SDN 02 Dagen untuk mengetahui permasalahan apa saja yang
dihadapi oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti mengadakan
wawancara dengan guru dan siswa kelas IV untuk memperoleh data dan juga
informasi. Kemudian peneliti mengadakan observasi pelaksanaan pembelajaran
bahasa Indonesia yang dilaksanakan oleh guru kelas. Berdasarkan observasi
tersebut peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan apa saja yang menjadi
kendala dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan yang menjadi objek
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah rendahnya keterampilan menulis
karangan argumentasi siswa kelas IV SDN 02 Dagen. Rendahnya keterampilan
menulis argumentasi ini didukung dengan dokumentasi nilai menulis siswa pada
semester 1 mata pelajaran Bahasa Indonesia (lampiran 4) yaitu dengan KKM 65
distribusi frekuensi nilai menulis dari hasil dokumentasi dapat dilihat pada
lampiran 5.
Dari hasil distribusi frekuensi nilai menulis siswa dapat disajikan dalam
bentuk gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester 1
Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa dari hasil dokumentasi nilai
mengarang pada semester 1 kelas IV SDN 02 Dagen dengan jumlah 30 siswa,
26,67% (8 siswa) memperoleh nilai antara 45-52, 43,33% (13 siswa) memperoleh
nilai antara 53-60, 16,67% (5 siswa) memperoleh nilai antara 61-68, dan 13,33%
(4 siswa) memperoleh nilai antara 69-76. Rerata yang diperoleh yaitu 57,83
dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50.
Setelah peneliti mengetahui permasalahan rendahnya nilai keterampilan
menulis karangan siswa, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah
mencari informasi apa yang menjadi penyebab munculnya permasalahan tersebut.
Peneliti mengadakan wawancara dengan guru dan siswa, hasil wawancara dapat
dilihat pada lampiran 2 untuk guru dan lampiran 3 untuk siswa. Kemudian,
peneliti mengadakan observasi di dalam kelas selama proses pembelajaran
menulis berlangsung. Berdasarkan hasil dan observasi tersebut peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penyebab munculnya permasalahan adalah tidak adanya
penggunaan media dalam pembelajaran menulis.
Penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting. Sehingga
peneliti mengusulkan pengadaan media untuk mengatasi permasalahan yang
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
timbul. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti, media
karikatur dianggap paling tepat untuk mengatasi permasalahan rendahnya
keterampilan menulis argumentasi siswa. Sebelum melaksanakan tindakan
perbaikan, peneliti melakukan pre tes terlebih dahulu untuk memperoleh data
awal keterampilan menulis karangan siswa. Pre test juga digunakan untuk
mengidentifikasi letak kesalahan-kesalahan pada hasil karangan siswa. Pre tes
dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2012 pukul 08.00 WIB diruangan kelas
IV SDN 02 Dagen. Nilai hasil pre tes dapat dilihat pada lampiran 6, kemudian
didistribusikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada lampiran 7.
Berdasarkan nilai hasil pelaksanaan pre tes menulis karangan argumentasi
pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen dari 30 siswa hanya 9 siswa atau 30% siswa
45-52
sebanyak 20% (6 siswa). Siswa yang memperoleh nilai antara 53-60 sebanyak
26,67% (8 siswa). Siswa yang memperoleh nilai antara 61-68 sebanyak 40% (12
siswa). Siswa yang memperoleh nilai antara 69-76 sebanyak 10 % (3 siswa).
Siswa yang memperoleh nilai antara 77-84 sebanyak 3,33% (1 siswa). Rata-rata
nilai yang diperoleh pada pelaksanaan pre test adalah 60,5, dengan nilai tertinggi
80 dan nilai terendah 45. Distribusi nilai tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 5. Grafik Nilai Pelaksanaan Pre Test Menulis Karangan Argumentasi
3. Deskripsi HasilPenelitian
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dalam kurun waktu 2
minggu yaitu pada tanggal 20 Februari 2012 hingga 2 Maret 2012. Setiap siklus
terdapat 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau 70 menit tiap
pertemuan. Terdapat 4 tahapan langkah setiap pelaksanaan siklus yang dilakukan,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut adalah deskripsi
pelaksannan tindakan dalam masing-masing siklus.
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas
untuk menentukan langkah-langkah tindakan perbaikan yang akan
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Adapun hal-hal yang dilaksanakan
peneliti dalam tahap perencanaan antara lain :
a) Menyiapkan silabus
Peneliti bersama guru kelas menyusun indikator, langkah
pembelajaran, dan instrumen yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar pada kurikulum, silabus dapat dilihat
pada lampiran 8.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP disusun dalam bentuk 1 siklus dengan 3 kali pertemuan,
dapat dilihat pada lampiran 9. Dalam penyusunan RPP ini peneliti
berdiskusi dengan guru kelas untuk menentukan tujuan pembelajaran,
dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan metode, kegiatan
pembelajaran, sumber dan media, serta pelaksanaan evaluasi yang
berpedoman pada silabus. Karena menulis merupakan keterampilan yang
dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan, maka dalam kegiatan
pembelajarannya disusun berdasarkan tahapan-tahapan tersebut. Berikut
pembagian dalam kegiatan pembelajaran:
(1) Pertemuan I mengajarkan menulis pada tahap prewriting, yaitu
penentuan tema, pembatasan topik, dan penyusunan kerangka
karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(2) Pertemuan II mengajarkan menulis pada tahap drafting atau
penulisan, yaitu pengembangan kerangka karangan menjadi sebuah
karangan serta memberian judul karangan.
(3) Pertemuan III mengajarkan menulis pada tahap revising, yaitu
pengkoreksian kembali terhadap karangan yang telah disusun dengan
memperhatikan aspek-aspek penilaian.
Dalam tahap ini peneliti dan guru juga mendiskusikan bentuk
media karikatur yang nantinya akan digunakan dalam upaya perbaikan.
c) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
(1) Ruang belajar. Adapun ruang belajar yang digunakan sama dengan
ruangan yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar biasanya.
Ruang belajar dilengkapi 15 meja, 15 kursi panjang untuk 2 siswa,
serta sarana pembelajaran lainnya. Sebelum pelaksanaan tindakan,
ruang belajar dikondisikan dalam keadaan bersih dan rapi.
(2) Materi ajar. Peneliti bersama guru kelas mencari sumber belajar
yang relevan. Sumber belajar ini digunakan untuk menentukan
materi ajar. Adapun sumber belajar yang digunakan lebih dari 3
buku referensi yang disusun dalam lembar materi ajar.
(3) Media pembelajaran. Peneliti menyiapkan media karikatur dalam
beberapa bentuk, yaitu puzzel karikatur yang digunakan pada
pertemuan ke-1 dan gambar karikatur dengan ukuran A1 yang
digunakan pada pertemuan ke-2 dan ke-3.
(4) Alat dokumentasi. Alat dokumentasi disini adalah camera digital
yang digunakan untuk merekam pelaksanaan tindakan agar peneliti
dapat mengingat dan melakukan refleksi untuk perbaikan pada siklus
berikutnya.
d) Menyiapkan intrumen-instrumen penelitian
Intrumen yang dipersiapkan antara lain lembar diskusi siswa,
lembar evaluasi individu dan kelompok (lampiran 10), lembar penilaian
hasil evaluasi (lampiran 11), lembar penilaian diskusi (lampiran 12),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
lembar observasi siswa selama proses pembelajaran (lampiran 13), serta
lembar observasi pelaksanaan mengajar guru (lampiran 14).
2) Tindakan
Tindakan pada siklus 1 ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam upaya meningkatan keterampilan
menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen dengan
menggunakan media karikatur. Peneliti bertindak sebagai guru yang
melaksanakan tindakan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer
yang mengamati peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Adapun
pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
a) Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin 20
Februari 2012 pada pukul 10.00-11.10 WIB. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan salam pembuka. Guru memeriksa kesiapan siswa yaitu
dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah disekitar
bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru
melakukan absensi untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai
siswa. Kemudian, guru memberikan motivasi dengan mengajak siswa
Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang
pengertian mengarang dan langkah-langkah menyusun karangan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa. Guru melanjutkan dengan
penjelasan langkah-langkah menyusun karangan yang pertama yaitu
penentuan tema, kedua yaitu pembatasan topik, dan yang ketiga yaitu
menyusun kerangka karangan. Guru menunjukkan sebuah gambar
karikatur pada siswa. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa
tentang tema, topik, dan data yang dapat kita peroleh dari gambar
karikatur. Guru memberikan contoh cara menyusun kerangka karangan
berdasarkan gambar karikatur dan siswa memperhatikan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Guru memberikan sebuah permainan kelompok yaitu puzzel
karikatur. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa
pada masing-masing kelompok. Kelompok dibagi berdasarkan urutan
tempat duduk siswa agar siswa tidak ramai dan berkeliaran mencari
kelompoknya. Siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya
kemudian guru menjelaskan aturan permainan. Guru membagikan
puzzel karikatur pada masing-masing kelompok. Kelompok yang
berhasil menyusun puzzel dengan benar akan mendapatkan lembar
diskusi kelompok. Guru meminta semua siswa mengamati gambar pada
puzzel karikatur dengan baik. Masing-masing siswa akan menemukan
data yang berbeda dari karikatur tersebut. Sehingga, siswa harus
berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk menjawab lembar
diskusi kelompok yang berisi pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
gambar pada puzzel karikatur. Guru membimbing siswa dalam
melaksanakan diskusi kelompok. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan lembar diskusi, guru meminta dua kelompok untuk
menbacakan hasil diskusinya ke depan kelas yang diwakilkan oleh
ketua kelompok. Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan,
kemudian semua kelompok mengumpulkan hasil diskusinya pada guru.
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS
tersebut, siswa diminta untuk menentukan tema, topik dan menyusun
sebuah kerangka karangan sesuai dengan gambar karikatur yang telah
didiskusikan. Guru memberikan penjelasan pada siswa bahwa hasil
diskusi yang telah dilaksanakan dapat dijadikan acuan dalam
penyusunan kerangka karangan. Semua siswa mengerjakan LKS dan
guru mengamati aktifitas menulis masing-masing siswa. Guru
memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Siswa
mengumpulkan pekerjaannya pada guru apabila telah selesai.
Guru bersama siswa mengadakan refleksi pada proses kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang telah dipelajari. Guru meminta semua siswa menulis kesimpulan
yang diperoleh dalam buku catatan masing-masing. Di akhir kegiatan,
guru memberikan tindak lanjut berupa pesan, kemudian menutup
pelajaran dengan salam.
b) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 22 Februari
2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, dimulai pada pukul 11.00-
12.10 WIB. Pada pertemuan kedua ini guru mengajarkan tahapan
menulis yang kedua yaitu drafting. Dalam tahapan menulis ini, siswa
dituntut untuk dapat mengembangkan kerangka menjadi sebuah
karangan utuh dengan disertai judul yang sesuai. Guru mengawali
kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka. Kemudian, memeriksa
kesiapan siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan bangku,
membuang sampah disekitar bangku, dan mempersiapkan buku
pelajaran serta alat tulis. Guru melakukan absensi untuk mengetahui
siswa yang tidak hadir. Setelah selesai absensi, guru mengulang sekilas
materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang
pengertian mengarang dan langkah-langkah menyusun karangan. Lalu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa.
Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab mengenai
pengertian karangan. Kemudian guru menjelaskan bagian-bagian
sebuah karangan yang terdiri dari pendahuluan yang berisi pengantar,
isi berupa uraian pendapat, dan penutup berupa saran atau kesimpulan.
Guru menunjukkan gambar karikatur pada siswa. guru meminta salah
satu siswa menyampaikan pendapatnya sesuai gambar yang ditunjukkan
guru. Beberapa siswa mengungkapkan pendapatnya secara lisan dan
guru menampung pendapat-pendapat dari siswa. Selanjutnya, guru
memberikan contoh cara mengembangkan kerangka karangan sesuai
gambar karikatur tersebut menjadi sebuah karangan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
memperhatikan susunannya dan tata tulis yang benar. Semua siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
Sebelum siswa mengembangkan kerangka karangan pada
pertemuan sebelumnya menjadi karangan yang utuh, guru meminta
siswa untuk menganalisis sebuah karangan dengan cara diskusi
kelompok. Siswa diminta berkumpul dengan anggota kelompoknya
sesuai kelompok pada pertemuan sebelumnya. Guru menentukan ketua
kelompok dan memberikan petunjuk jalannya diskusi. Dalam
pelaksanaan diskusi apabila ada siswa yang melanggar aturan maka
akan mendapatkan sanksi. Kesalahan yang dilakukan oleh satu orang
anggota kelompok, maka semua anggota kelompoknya ikut
menanggung. Setelah memberikan arahan, kemudian guru membagikan
lembar diskusi kelompok pada masing-masing kelompok. Pada lembar
diskusi tersebut terdapat contoh karangan argumentasi yang benar.
Semua kelompok membaca karangan tersebut kemudian menjawab
pertanyaan dengan cara berdiskusi dengan anggotanya. Guru meminta
dua kelompok membacakan hasil diskusinya ke depan kelas, sedangkan
kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru membahas hasil
diskusi, kemudian menjelaskan bagian pendahuluan, isi, dan penutup
pada karangan yang telah didiskusikan tersebut. Semua kelompok
mengumpulkan pekerjaannya pada guru.
Guru membagikan hasil penyusunan kerangka karangan pada
pertemuan sebelumnya pada masing-masing siswa. Guru memasang
gambar karikatur dengan ukuran besar di depan kelas. Semua siswa
mengamati karikatur dan guru membahas kerangka karangan yang
sesuai dengan karikatur tersebut. Guru membagikan LKS pada masing-
masing siswa. Siswa diminta mengembangkan kerangka karangan
menjadi sebuah karangan sesuai dengan petunjuk yang ada. Guru
membimbing siswa dalam menulis sebuah karangan.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS dan
mengumpulkan pekerjaannya pada guru, guru meminta salah seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
siswa membacakan karangannya di depan kelas. Siswa lain
mendengarkan dengan baik. Guru memberikan apresiasi pada karangan
siswa. Selanjutnya, guru mengadakan refleksi pelaksanaan proses
pembelajaran bersama siswa, kemudian membimbing siswa membuat
catatan kesimpulan materi pembelajaran. Dalam kegiatan akhir, guru
memberikan tindak lanjut berupa pesan dan meminta ketua kelas
memimpin teman-
c) Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat 25 Februari
2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada pukul 09.00-10.10 WIB.
Pada pertemuan ini, guru mengajarkan tahapan menulis yang terakhir
yaitu revising atau perevisian. Guru mengawali kegiatan pembelajaran
dengan salam pembuka. Kemudian memeriksa kesiapan siswa yaitu
dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah disekitar
bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru
melakukan absensi untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Setelah
selesai absensi, guru mengulang sekilas materi yang diajarkan pada
pertemuan sebelumnya yaitu bagian-bagian karangan dan cara
pengembangannya sesuai kerangka. Lalu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Pada kegiatan inti, guru memasang gambar karikatur dalam
ukuran besar seperti pada pertemuan sebelumnya di depan kelas.
Kemudian guru mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai pesan
yang disampaikan dalam karikatur tersebut. Guru memberitahukan
kesalahan-kesalahan yang terdapat pada karangan siswa secara umum,
antara lain yaitu susunan kalimat atau paragraf dan penggunaan ejaan.
Guru menjelaskan secara singkat penggunaan huruf dan ejaan yang
sesuai dengan tata aturan.
Guru membagikan hasil karangan argumentasi siswa pada
pertemuan sebelumnya. Siswa membaca kembali karangan yang telah
dibuat, kemudian mencari kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
karangan baik dari segi susunan, isi atau substansi dan tata tulis. Guru
membagikan LKS tahap revisi pada masing-masing siswa. Guru
meminta siswa kembali mengamati gambar karikatur yang ada di depan
kelas untuk mendapatkan gagasan baru yang dapat dituangkan dalam
karangannya. Semua siswa menulis hasil revisi karangan yang baru
pada LKS yang disediakan. Guru membimbing siswa dan mengamati
proses kegiatan menulis karangan masing-masing siswa.
Setelah semua siswa selesai merevisi karangannya, hasil
karangan dikumpulkan pada guru. Kemudian, guru meminta dua orang
siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas. siswa lain
mendengarkan dengan baik. Selanjutnya, guru membimbing siswa
menyusun kesimpulan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa
menulis rangkuman dalam buku catatan masing-masing. Guru
mengumumkan siswa terpandai, siswa teraktif, dan kelompok diskusi
terbaik pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kemudian guru
memberikan hadiah pada masing-masing juara.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan tindak
lanjut berupa tugas untuk mempelajari lebih dalam materi menyusun
karangan dari berbagai sumber. Kemudian, guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan pada siswa dan guru, baik selama proses
pembelajaran berlangsung maupun pada produk atau hasil dari pelaksanaan
pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan observasi ini, peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas. Peneliti selaku guru yang melaksanakan
tindakan hanya melaksanakan observasi pada hasil karangan argumentasi
siswa. Sedangkan guru kelas melaksanakan observasi selama proses
pembelajaran berlangsung dari segi siswa dan guru pelaksana tindakan.
Aspek-aspek yang diobservasi selama proses pembelajaran berlangsung dari
segi siswa yaitu kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerjasama. Dari segi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
guru pelaksana tindakan, observasi berpedoman pada lembar observasi
kinerja guru (lampiran 14).
Observasi pada hasil karangan siswa dilaksanakan berdasarkan
pedoman penilaiaan yang mencakup 5 aspek yaitu: (a) kualitas dan ruang
lingkup isi, (b) organisasi dan penyajian isi, (c) gaya dan bentuk bahasa, (d)
mekanik: tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan, dan (e) respon afektif guru
terhadap karangan. Hasil observasi digunakan untuk mengidentifikasi
aspek-aspek yang menjadi sumber kesulitan siswa dalam menyusun
karangan dengan baik. Observasi pada guru digunakan untuk mengetahui
kekurangan ataupun kelebihan guru selama pelaksanaan tindakan dalam
setiap pertemuan. Sehingga dengan mengetahui kekurangan-kekurangannya,
guru akan jauh lebih baik dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka diperoleh data
sebagai berikut.
a) Observasi hasil menulis karangan argumentasi siswa
(1) Pertemuan I
Pada pertemuan pertama guru memberikan tes menulis pada
tahap prewriting yaitu tes menyusun sebuah kerangka karangan
sesuai dengan gambar karikatur. Hasil penyusunan kerangka dinilai
berdasarkan 4 aspek penilaian antara lain; (a) penentuan dan
pembatasan topik, (b) pemilihan bahan, (c) organisasi ide atau
gagasan, (d) dan ejaan dan tanda baca. Data nilai siswa hasil
menyusun kerangka karangan pada pertemuan I siklus I ini dapat
dilihat pada lampiran 15. Data tersebut diolah menjadi data
kelompok yang disajikan dalam tabel kerja pada lampiran 16.
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk gambar 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 6. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan PrewritingPertemuan I Siklus I
Berdasarkan gambar 6 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar
64,5, dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 46. Pendistribusian
nilainya dapat dijabarkan bahwa terdapat 5 siswa yang mendapatkan
nilai antara 45-52, 5 siswa mendapatkan nilai antara 53-60, 11 siswa
mendapatkan nilai antara 61-68, 5 siswa mendapatkan nilai 69-76, 2
siswa mendapatkan nilai antara 77-84, dan 2 siswa mendapatkan
nilai antara 85-92. Sebanyak 17 siswa dari jumlah keseluruhan 30
nilai di bawah KKM dalam pembelajaran menulis tahap prewriting.
(2) Pertemuan II
Pada pertemuan kedua guru memberikan tes menulis pada
tahap drafting yaitu tes mengembangkan kerangka karangan menjadi
sebuah karangan yang utuh sesuai dengan gambar karikatur. Hasil
penyusunan kerangka dinilai berdasarkan 5 aspek penilaian antara
lain; (a) kualitas dan ruang lingkup isi, (b) organisasi dan penyajian
isi, (c) gaya dan bentuk bahasa, (d) mekanik: tata bahasa, ejaan,
kerapian tulisan, dan (e) respon afektif guru terhadap karangan. Data
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
nilai siswa hasil pelaksanaan tahap drafting pertemuan II siklus I ini
dapat dilihat pada lampiran 17. Data tersebut diolah menjadi data
kelompok yang disajikan dalam tabel kerja pada lampiran 18.
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
berikut.
Gambar 7. Grafik Hasil Menulis Karangan Tahap DraftingPertemuan II Siklus I
Berdasarkan gambar 7 di atas, diperoleh hasil bahwa dari
jumlah keseluruhan 30 siswa, diperoleh nilai rata-rata kelas 64,97
65 dan 13
antara 45-52, 5 siswa memperoleh nilai antara 53-60, 11 siswa
memperoleh nilai antara 61-68, 5 siswa memperoleh nilai antara 69-
76, dan 5 siswa memperoleh nilai antara 77-84. Ketuntasan klasikal
yang diperoleh sama dengan pertemuan pertama yaitu 56,67%,
dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 47.
(3) Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga guru memberikan tes menulis pada
tahap revising yaitu tes mengadakan koreksi terhadap hasil karangan
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
yang dibuat pada pertemuan sebelumnya. Hasil perevisian karangan
dinilai sesuai dengan pedoman penilaian pada pertemuan II yaitu
mengacu pada 5 aspek penilaian antara lain; (a) kualitas dan ruang
lingkup isi, (b) organisasi dan penyajian isi, (c) gaya dan bentuk
bahasa, (d) mekanik: tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan, dan (e)
respon afektif guru terhadap karangan. Data nilai siswa hasil
pelaksanaan tahap revising pertemuan III siklus I dapat dilihat pada
lampiran 19. Data tersebut diolah menjadi data kelompok yang
disajikan dalam tabel kerja pada lampiran 20. Distribusi nilai
tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut.
Gambar 8. Grafik Hasil Menulis Karangan Tahap RevisingPertemuan III Siklus I
Berdasarkan gambar 8 diperoleh data bahwa ketuntasan
klasikal mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan
pertemuan I dan II yaitu sebesar 100% dari jumlah 30 siswa. Hal ini
dikarenakan pada tahap revising siswa hanya tinggal melakukan
pengecekan, pembenaran dan penulisan kembali karangan yang telah
dibuat pada pertemuan sebelumnya. Selain itu, karangan yang telah
dibuat juga sudah dikoreksi oleh guru, sehingga siswa hanya perlu
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
mencermati catatan-catatan yang diberikan oleh guru pada hasil
pekerjaannya. Kemudian disalin pada lembar kerja yang baru. Pada
pertemuan ketiga ini sebanyak 6 siswa mendapatkan nilai antara 61-
68, 9 siswa mendapatkan nilai antara 69-76, 10 siswa mendapatkan
nilai antara 77-84, dan 5 siswa mendapatkan nilai antara 85-92. Nilai
rata-rata kelas yang diperoleh adalah 76,23, dengan nilai tertinggi 90
dan nilai terendah 65.
b) Observasi proses pembelajaran siswa
(1) Pertemuan I
Hasil observasi pertemuan I siklus I yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan media karikatur secara klasikal diperoleh data
dalam lampiran 21. Berdasarkan data tersebut, secara keseluruhan
proses pembelajaran tergolong baik, dengan perolehan hasil
sebanyak 17-23 siswa yang memiliki kedisiplinan, minat, keaktifan,
dan kerjasama yang baik selama pembelajaran berlangsung. Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan I Siklus I
NO Variabel Skor Frekuensi Kriteria
Kedisiplinan 3 17-23 siswa Baik
Minat 3,33 17-23 siswa Baik
Keaktifan 3,5 17-23 siswa Baik
Kerjasama 3,5 17-23 siswa Baik
Rata-rata 3,33 17-23 siswa Baik
(2) Pertemuan II
Hasil observasi pertemuan II siklus I yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dengan menggunakan media karikatur secara klasikal diperoleh data
dalam lampiran 22. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari data
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan II Siklus I
NO Variabel Skor Frekuensi Kriteria
Kedisiplinan 3,33 17-23 siswa Baik
Minat 3,33 17-23 siswa Baik
Keaktifan 3,5 17-23 siswa Baik
Kerjasama 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Rata-rata 3,48 17-23 siswa Baik
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diuraikan bahwa proses
pembelajaran menulis karangan tergolong baik dengan jumlah
frekuensi antara 17-23 siswa yang memiliki kedisiplinan, minat, dan
keaktifan selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan kerjasama
siswa tergolong sangat baik, karena 24-30 siswa turut berpartisipasi
dalam pelaksanaan kerjasama diskusi kelompok.
(3) Pertemuan III
Hasil observasi pertemuan III siklus I yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan media karikatur secara klasikal diperoleh data
dalam lampiran 23. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari data
tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 5. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan III Siklus I
NO Variabel Skor Frekuensi Kriteria
Kedisiplinan 3,33 17-23 siswa Baik
Minat 3,67 24-30 siswa Sangat Baik
Keaktifan 3,5 17-23 siswa Baik
Kerjasama 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Rata-rata 3,56 17-23 siswa Baik
Berdasarkan tabel 5 di atas diperoleh data bahwa
kedisiplinan siswa bergolong baik, yaitu dengan frekuensi antara 17-
23 siswa yang disiplin dalam pembelajaran. Minat siswa tergolong
sangat baik dengan ditandai sebanyak 24-30 siswa
tertarik,antusias,dan serius dalam menerima pelajaran. Keaktifan
siswa tergolong baik yaitu ditandai dengan 17-23 siswa aktif dalam
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, bertanya dan
memberikan tanggapan. Kerjasama siswa tergolong sangat baik yaitu
sebanyak 24-30 siswa berpartisipasi, komunikatif, kompak dan
menyajikan hasil diskusi kelompok dengan baik.
c) Observasi kinerja guru
(1) Pertemuan I
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada pertemuan
I siklus I dapat dilihat dalam lampiran 24. Secara umum guru sudah
baik dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru yaitu 3,48 dengan kategori baik.
(2) Pertemuan II
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada pertemuan
II siklus I dapat dilihat dalam lampiran 25. Secara umum guru sudah
baik dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru mengalami peningkatan dibanding dengan pertemuan
pertama yaitu 3,51 dengan kategori baik. Pada aspek tertentu kinerja
guru lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
(3) Pertemuan III
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada pertemuan
III siklus I dapat dilihat dalam lampiran 26. Secara umum, guru
mengalami peningkatan dalam melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti
pembelajaran, dan kegiatan akhir pembelajaran. Nilai rata-rata yang
diperoleh dari hasil observasi kinerja guru yaitu 3,61 dengan
kategori sangat baik. Kelebihan guru pada pertemuan ketiga ini
adalah pada pelaksanaan kegiatan awal dan kegiatan akhir yang
memenuhi semua aspek.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I
pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III maka data-data yang diperoleh
dianalisis dan direfleksi guna mengetahui hambatan atau kendala yang
dialami, kemudian dicari solusinya untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
Data hasil menulis karangan argumentasi yang telah direkapitulasi pada
siklus I, dapat dilihat pada lampiran 27. Data tersebut dikelompokkan dan
disajikan dalam bentuk tabel kerja pada lampiran 28.
Dari nilai hasil menulis karangan argumentasi setelah penggunaan
media karikatur pada siklus I tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik
pada gambar 9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi Setelah Penggunaan Media Karikatur Pada Siklus I
Berdasarkan gambar 9 di atas, dapat diperoleh data bahwa dari
hasil pelaksanaan siklus I selama 3 kali pertemuan, pencapaian nilai rata-
rata kelas adalah sebesar 69,3 dengan jumlah 30 siswa. Sebanyak 3 siswa
memperoleh nilai antara 53-60, 15 siswa memperoleh nilai antara 61-68, 5
siswa memperoleh nilai antara 69-76, 5 siswa memperoleh nilai antara 77-
84, dan 2 siswa memperoleh nilai antara 85-92. Ketuntasan belajar secara
klasikal pada siklus I ini yaitu 70%, dengan rincian 21 siswa memperoleh
diperoleh siswa pada siklus I ini, nilai tertinggi yaitu 87,3 dan nilai terendah
yaitu 54. Presentase siswa yang tidak tuntas pada siklus I ini sebanyak 30%
atau 9 siswa.
Pelaksanaan siklus I ini menunjukkan adanya perkembangan
keterampilan menulis karangan argumentasi dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya. Perkembangan pelaksanaan siklus I ini dapat dilihat pada tabel
6.
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 6. Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I
Tindakan Ketuntasan Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
Pra siklus 30% 60,5 80 45
Siklus I 70% 69,5 87,3 54
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disajikan dalam bentuk
grafik berikut ini.
Gambar 10. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I
Perkembangan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan media karikatur pada pelaksanaan siklus I ini didukung
adanya peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
kondisi awal. Peningkatan proses pembelajaran ini dapat dilihat pada
gambar 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 11. Grafik Proses Pembelajaran Selama Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran pada pertemuan I diperoleh skor 3,33 yaitu
sebanyak 17-23 siswa memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan
kerjasama yang sangat baik.
2) Proses pembelajaran pada pertemuan II diperoleh skor 3,48 yaitu
sebanyak 17-23 siswa memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan
kerjasama yang baik.
3) Proses pembelajaran pada pertemuan III diperoleh skor 3,56 yaitu
sebanyak 24-30 siswa memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan
kerjasama yang sangat baik.
Sehingga hasil akhir proses pembelajaran yang diperoleh pada
siklus I ini adalah skor 3,46 dengan jumlah 17-23 siswa memiliki
kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerja sama yang baik.
Merujuk pada teori ketuntasan belajar (mastery learning) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75 % dari
jumlah peserta didik telah mencapai indikator yang ditetapkan, maka hasil
dari pelaksanaan siklus I masih belum mencapai ketuntasan. Hal ini
dikarenakan masih banyak kekurangan maupun kendala yang ditemui pada
pelaksanaan tindakan siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut disebabkan
3,33
3,48
3,56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
oleh beberapa faktor, yaitu guru, peserta didik, dan media pembelajaran.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Faktor guru
Dalam pelaksanaan siklus I, guru masih belum pandai dalam
melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, yaitu memeriksa kesiapan
siswa. Ketika guru memulai pelajaran, kondisi siswa masih ramai dan
belum siap dalam menerima pelajaran, sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan selanjutnya pun siswa masih kurang konsentrasi. Selain itu guru
masih kurang dalam memberikan motivasi belajar dan penguatan kepada
siswa.
2) Faktor peserta didik
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I ini jumlah siswa yang
belum tuntas belajar masih banyak yaitu 30% atau 9 siswa. Observasi
yang dilakukan pada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selama
pelaksanaan siklus I, masih banyak siswa yang memiliki minat belajar
yang kurang, hal ini ditunjukkan dengan tingkat keantusiasan siswa
dalam mengikuti pembelajaran selama tiga kali pertemuan masih belum
menunjukkan peningkatan. Setelah dilakukan analisis pada hasil menulis
karangan siswa, kelemahan sebagian besar siswa terdapat pada aspek
kualitas dan ruang lingkup isi karangan, serta penggunaan ejaan dan
tanda baca yang masih belum sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
Siswa yang belum tuntas ini akan mendapatkan perhatian lebih dari guru
dalam pelaksanaan siklus II agar keterampilan menulis karangan
argumentasinya mengalami peningkatan.
3) Faktor media pembelajaran
Faktor media merupakan faktor utama penyebab adanya kendala
dalam pelaksanaan siklus I, karena dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi ini peran media yang digunakan bukan hanya
sebagai alat bantu pembelajaran, namun juga sebagai sumber
pembelajaran. Media yang digunakan dalam tindakan yaitu karikatur
masih memiliki beberapa kekurangan. Sesuai dengan teknik pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
media, topik yang digunakan pada karikatur masih belum sesuai dengan
masih belum umum bagi siswa. Siswa masih tergolong memiliki
pengetahuan awam mengenai topik tersebut, sehingga siswa kesulitan
dalam menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Gambar karikatur juga
masih belum memenuhi fungsinya sebagai media grafis yaitu kurang
menarik dan tidak memperjelas sajian ide. Karikatur yang digunakan
kurang menarik dipandang dari sudut warna yang masih hitam-putih,
objek yang ada pada gambar kurang jelas, dan jumlah karikatur yang
kurang variatif yaitu hanya satu jenis karikatur selama satu siklus.
Gambar karikatur juga tidak memperjelas sajian ide, karena pada gambar
hanya diperlihatkan sebab, tanpa gambaran akibat yang akan diperoleh
dari perbuatan merokok. Sehingga dari segi kelengkapan gambar masih
kurang, melihat bahwa siswa kelas IV SD masih belum dapat berfikir
abstrak dan butuh adanya stimulus dalam menuangkan ide atau gagasan.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Hasil refleksi yang dilaksanakan pada siklus I menjadi dasar dari
pelaksanaan siklus II. Permasalahan yang didapat pada siklus I dicari
solusinya kemudian dilaksanakan dalam pembelajaran pada tahap tindakan.
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk menentukan
langkah-langkah tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan. Adapun hal-hal yang dilaksanakan peneliti dalam tahap
perencanaan antara lain :
a) Menyiapkan silabus
Peneliti bersama guru kelas menyusun indikator, langkah
pembelajaran, dan instrumen yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar pada kurikulum (lampiran 8).
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP disusun dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I,
dapat dilihat pada lampiran 29. Dalam penyusunan RPP ini peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
bermusyawarah dengan guru kelas untuk menentukan tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan
metode, kegiatan pembelajaran, sumber dan media, serta pelaksanaan
evaluasi yang berpedoman pada silabus. Dalam penyusunan kegiatan
pembelajaran siklus II ini peneliti lebih variatif yaitu dengan
merencanakan kegiatan-kegiatan diskusi yang memancing minat dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran diantaranya dengan adanya
permainan teka-teki karikatur dan menyusun bagian-bagian karangan.
c) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
(1) Ruang belajar. Ruang belajar yang digunakan sama dengan ruang
pelaksanaan siklus I. Sebelum pelaksanan tindakan, ruang belajar
dikondisikan dalam keadaan bersih dan rapi agar siswa merasa
nyaman selama proses pembelajaran berlangsung.
(2) Materi ajar. Materi ajar yang digunakan sama dengan pelaksanaan
siklus I, yaitu menjelaskan langkah-langkah menulis karangan dan
bagian-abgian karangan.
(3) Media pembelajaran. Peneliti menyiapkan 3 buah gambar karikatur,
g-masing karikatur disajikan dalam bentuk
gambar yang berwarna, jelas dan lengkap untuk memancing minat
belajar siswa. Gambar karikatur juga disajikan dalam bentuk
permainan teka-teki karikatur.
(4) Alat dokumentasi. Alat dokumentasi disini adalah camera digital
yang digunakan untuk merekam pelaksanaan tindakan siklus II agar
peneliti dapat mengingat dan melakukan refleksi.
d) Menyiapkan instrumen-instrumen penelitian
Instrumen yang dipersiapkan antara lain lembar diskusi siswa,
lembar evaluasi individu dan kelompok (lampiran 30), lembar penilaian
hasil evaluasi (lampiran 11), lembar penilaian diskusi (lampiran 12),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
lembar observasi siswa selama proses pembelajaran (lampiran 13), serta
lembar observasi pelaksanaan mengajar guru (lampiran 14).
2) Tindakan
Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam upaya meningkatan keterampilan
menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen dengan
menggunakan media karikatur. Peneliti bertindak sebagai guru yang
melaksanakan tindakan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer
yang mengamati peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Adapun
pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
a) Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Senin 27 Maret 2012 pada pukul 10.00-11.10 WIB. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan salam pembuka. Guru memeriksa kesiapan
siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang
sampah disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat
tulis. Guru melakukan absensi untuk mengetahui siswa yang tidak hadir.
Guru mengajak siswa mengingat kembali materi pada pertemuan hari
senin minggu lalu, yaitu tentang pengertian mengarang dan langkah-
langkah menyusun karangan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kembali tahapan menulis
karangan yang pertama (prewriting) yaitu penentuan tema, kedua yaitu
pembatasan topik, dan yang ketiga yaitu menyusun kerangka karangan.
Guru memberikan contoh cara menyusun kerangka karangan yang benar.
Sebelum siswa diminta menyusun kerangka karangan, guru memberikan
sebuah permainan kelompok yaitu teka-teki karikatur. Siswa dibagi
menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa pada masing-masing
kelompok. Kelompok dibagi berdasarkan urutan tempat duduk siswa agar
siswa tidak ramai dan berkeliaran mencari kelompoknya. Masing-masing
kelompok diberi nama yaitu kelompok bernard bear, upin-ipin, oscar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
oasis, khrisna, doraemon, dan shaun the sheep. Siswa berkumpul dengan
anggota kelompoknya kemudian guru menentukan ketua kelompok pada
masing-masing kelompok. Setiap ketua kelompok diberi kalung nama
kelompok oleh guru. Guru membagikan teka-teki karikatur pada masing-
masing kelompok. Kemudian guru menjelaskan aturan permainannya.
Guru meminta semua siswa mengamati gambar karikatur terlebih dahulu
sebelum mengisi kolom teka-teki. Guru membimbing siswa dalam
melaksanakan diskusi kelompok. Setelah selesai mengisi teka-teki, guru
meminta masing-masing kelompok menempelkan hasilnya di papan tulis.
Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Kemudian guru
menjelaskan bahwa setiap kata yang ada pada teka-teki karikatur
nantinya digunakan sebagai kata kunci dalam penyusunan kerangka
karangan
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Guru memberikan
penjelasan bahwa masing-masing siswa harus menyusun kerangka
karangan sesuai gambar yang didapat pada kelompok diskusinya.
Sehingga pada hasilnya nanti terdapat 10 anak yang mengarang dengan
mencantumkan kata-kata kunci yang ada pada hasil diskusi teka-teki
karikatur sesuai kelompoknya. Semua siswa mengerjakan LKS dan guru
mengamati aktifitas menulis masing-masing siswa. Guru memberikan
bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Siswa mengumpulkan
pekerjaannya pada guru apabila telah selesai.
Guru bersama siswa mengadakan refleksi pada proses kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan materi pembelajaran
yang telah dipelajari. Guru meminta semua siswa menulis kesimpulan
yang diperoleh dalam buku catatan masing-masing. Di akhir kegiatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
guru memberikan tindak lanjut berupa pesan, kemudian menutup
pelajaran dengan salam.
b) Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 29
Maret 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, dimulai pada pukul
11.00-12.10 WIB. Pada pertemuan kedua ini guru mengulang kembali
tahapan menulis yang kedua yaitu drafting. Dalam tahapan menulis ini,
siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kerangka menjadi sebuah
karangan utuh dengan disertai judul yang sesuai. Guru mengawali
kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka. Kemudian, memeriksa
kesiapan siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan bangku,
membuang sampah disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran
serta alat tulis. Guru melakukan absensi untuk mengetahui siswa yang
tidak hadir. Setelah selesai absensi, guru mengadakan tanya-jawab
mengenai materi yang dipelajari pada hari Rabu pertemuan minggu lalu.
Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
harus dicapai oleh siswa.
Pada kegiatan inti, guru menampilkan 3 gambar karikatur sesuai
gambar pada teka-teki karikatur pada pertemuan sebelumnya dalam
ukuran besar (kertas A1) di depan kelas. Guru mengadakan tanya jawab
mengenai pesan apa yang disampaikan pada masing-masing gambar.
Beberapa siswa mengungkapkan pendapatnya secara lisan dan guru
menampung pendapat-pendapat dari siswa. Selanjutnya, guru
menjelaskan kembali cara mengembangkan kerangka menjadi sebuah
karangan. Guru menjelaskan bagian-bagian karangan dan bagaimana cara
mengembangkan masing-masing bagian tersebut. Semua siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
Sebelum siswa mengembangkan kerangka karangan pada
pertemuan sebelumnya, guru meminta siswa untuk melaksanakan diskusi
kelompok yaitu menyusun potongan-potongan paragraf menjadi sebuah
karangan yang urut sesuai bagiannya. Siswa diminta berkumpul dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
anggota kelompoknya sesuai kelompok pada pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan kalung nama kelompok pada ketua kelompok dan
membagikan lembar diskusi. Setelah selesai menyusun potongan-
potongan paragraf menjadi sebuah karangan yang benar, maka setiap
kelompok menyalin karangan tersebut pada lembar yang telah diberikan
guru. Guru meminta satu kelompok membacakan hasil diskusinya ke
depan kelas, sedangkan kelompok lain memperhatikan. Guru membahas
hasil diskusi, kemudian menjelaskan bagian pendahuluan, isi, dan
penutup pada karangan yang telah didiskusikan tersebut. Semua
kelompok mengumpulkan pekerjaannya pada guru.
Guru membagikan hasil penyusunan kerangka karangan pada
pertemuan sebelumnya pada masing-masing siswa. Guru membagikan
LKS pada masing-masing siswa. Siswa diminta mengembangkan
kerangka karangan menjadi sebuah karangan sesuai dengan petunjuk
yang ada. Guru meminta siswa untuk mengamati secara mendalam
gambar karikatur di depan kelas sesuai topik yang didapat. Guru
mengarahkan siswa untuk menuangkan gagasan sebanyak-banyaknya
sesuai hasil pengamatan pada gambar karikatur. Semuai siswa menulis
karangan dengan baik.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS dan
mengumpulkan pekerjaannya pada guru, guru meminta salah seorang
siswa membacakan karangannya di depan kelas. siswa lain
mendengarkan dengan baik. Guru memberikan apresiasi pada karangan
siswa. Selanjutnya, guru mengadakan refleksi pelaksanaan proses
pembelajaran bersama siswa, kemudian membimbing siswa membuat
catatan kesimpulan materi pembelajaran. Dalam kegiatan akhir, guru
memberikan tindak lanjut berupa pesan dan meminta ketua kelas
memimpin teman-
c) Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat 2 Maret 2012
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada pukul 09.00-10.10 WIB. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
pertemuan ini, guru menjelaskan kembali tahapan menulis yang terakhir
yaitu revising atau perevisian. Guru mengawali kegiatan pembelajaran
dengan salam pembuka. Kemudian, memeriksa kesiapan siswa yaitu
dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah disekitar
bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru
melakukan absensi untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Setelah
selesai absensi, guru mengulang sekilas materi yang telah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Pada kegiatan inti, guru membagikan hasil mengarang pada
pertemuan hari Rabu, 29 Februari 2012. Guru menyampaikan beberapa
kekurangan pada hasil karangan yang telah dikoreksi, diantaranya yaitu
masih ada siswa yang mengarang tidak sesuai dengan tema yang
didapatkan. Selain itu, pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca juga
masih ada beberapa siswa yang melakukan kesalahan. Guru kembali
menjelaskan cara menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar dalam
sebuah karangan. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
baik.
Guru memasang ketiga gambar karikatur pada pertemuan
sebelumnya didepan kelas. Guru membagikan LKS tahap revisi pada
masing-masing siswa. Guru meminta siswa kembali mengamati gambar
karikatur yang ada di depan kelas untuk mendapatkan gagasan baru yang
dapat dituangkan dalam karangannya. Guru mengingatkan kembali
tentang pesan yang disampaikan pada masing-masing gambar karikatur
dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa. Siswa mengkoreksi
kembali karangan yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya untuk
mencari kesalahan dan mengadakan perbaikan pada karangan berikutnya.
Setelah siswa memperbaiki kesalahan pada karangan pertemuan
sebelumnya, maka siswa menulis kembali karangan yang sudah
dibenarkan pada LKS baru. Guru membimbing siswa dan mengamati
proses kegiatan menulis karangan masing-masing siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Setelah semua siswa selesai merevisi karangannya, hasil
karangan dikumpulkan pada guru. Guru meminta dua orang siswa
membacakan hasil karangannya di depan kelas. siswa lain mendengarkan
dengan baik. Selanjutnya, guru membimbing siswa menyusun
kesimpulan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa menulis
rangkuman dalam buku catatan masing-masing. Guru mengumumkan
kelompok diskusi terbaik pada pertemuan I dan II, kemudian guru
memberikan hadiah pada kelompok yang menang. Di akhir kegiatan
pembelajaran, guru memberikan tindak lanjut berupa pesan dan
mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan sama dengan pelaksanaan observasi pada
siklus I, yaitu pada siswa dan guru baik selama proses pembelajaran
berlangsung maupun pada produk atau hasil dari pelaksanaan pembelajaran
itu sendiri. Dalam melaksanakan observasi ini, peneliti masih mengadakan
kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti selaku guru yang melaksanakan
tindakan hanya melaksanakan observasi pada hasil karangan argumentasi
siswa. Sedangkan guru kelas melaksanakan observasi selama proses
pembelajaran berlangsung dari segi siswa dan guru pelaksana tindakan.
Aspek-aspek yang diobservasi selama proses pembelajaran berlangsung dari
segi siswa yaitu kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerjasama. Dari segi
guru pelaksana tindakan, observasi berpedoman pada lembar observasi
kinerja guru (lampiran 14).
Observasi pada hasil karangan siswa dilaksanakan berdasarkan
pedoman penilaian yang mencakup 5 aspek yaitu: (a) kualitas dan ruang
lingkup isi, (b) organisasi dan penyajian isi, (c) gaya dan bentuk bahasa, (d)
mekanik: tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan, dan (e) respon afektif guru
terhadap karangan. Hasil observasi digunakan untuk mengidentifikasi
aspek-aspek yang menjadi sumber kesulitan siswa dalam menyusun
karangan dengan baik. Observasi pada guru digunakan untuk mengetahui
kekurangan ataupun kelebihan guru selama pelaksanaan tindakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
setiap pertemuan. Sehingga dengan mengetahui kekurangan-kekurangannya,
guru akan jauh lebih baik dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka diperoleh data
sebagai berikut.
a) Observasi hasil menulis karangan argumentasi siswa
(1) Pertemuan I
Pada pertemuan pertama siklus II ini guru memberikan tes
menulis pada tahap prewriting yaitu tes menyusun sebuah kerangka
karangan sesuai dengan gambar karikatur. Hasil penyusunan
kerangka dinilai berdasarkan 4 aspek penilaian antara lain; (a)
penentuan dan pembatasan topik, (b) pemilihan bahan, (c) organisasi
ide atau gagasan, (d) dan ejaan dan tanda baca. Data nilai siswa hasil
pelaksanaan tahap prewriting pada pertemuan I siklus II ini dapat
dilihat pada lampiran 31. Data tersebut diolah menjadi data
kelompok yang disajikan dalam tabel kerja pada lampiran 32. Dari
hasil distribusi data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik
berikut.
Gambar 12. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan PrewritingPertemuan I Siklus II
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan gambar 12, dapat dijabarkan bahwa terdapat
15 siswa mendapatkan nilai antara 61-68, 10 siswa mendapatkan
nilai 69-76, dan 5 siswa mendapatkan nilai antara 77-84. Secara
keseluruhan dapat diperoleh nilai rata-rata kelas 69,83, dengan
rincian sebanyak 22 siswa dari jumlah keseluruhan 30 siswa
di bawah KKM. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 81 dan
nilai terendah adalah 61 dengan ketuntasan klasikal 73,33% dalam
pembelajaran menulis tahap prewriting.
(2) Pertemuan II
Pada pertemuan keduasiklus II guru memberikan tes
menulis pada tahap drafting yaitu tes mengembangkan kerangka
karangan menjadi sebuah karangan yang utuh sesuai dengan gambar
karikatur. Hasil penyusunan kerangka dinilai berdasarkan 5 aspek
penilaian antara lain; (a) kualitas dan ruang lingkup isi, (b)
organisasi dan penyajian isi, (c) gaya dan bentuk bahasa, (d)
mekanik: tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan, dan (e) respon afektif
guru terhadap karangan. Data nilai siswa hasil pelaksanaan tahap
drafting pertemuan II siklus II dapat dilihat pada lampiran 33. Data
tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel
kerja pada lampiran 34. Dari hasil distribusi data pada tabel kerja
tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 13. Grafik Hasil Menulis Karangan Tahap DraftingPertemuan II Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, pelaksanaan tahap drafting atau
pengembangan kerangka karangan menjadi sebuah karangan pada
siklus II dari jumlah keseluruhan 30 siswa, diperoleh nilai rata-rata
nilai antara 53-60, 11 siswa memperoleh nilai antara 61-68, 7 siswa
memperoleh nilai antara 69-76, 8 siswa memperoleh nilai antara 77-
84, dan 3 siswa memperoleh nilai antara 86-92. Ketuntasan klasikal
yang diperoleh adalah 80%, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 60.
(3) Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga siklus II guru memberikan tes
menulis pada tahap revising yaitu tes mengadakan koreksi terhadap
hasil karangan yang dibuat pada pertemuan sebelumnya. Hasil
perevisian karangan dinilai sesuai dengan pedoman penilaian pada
pertemuan II yaitu mengacu pada 5 aspek penilaian antara lain; (1)
kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3)
gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, kerapian
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
tulisan, dan (5) respon afektif guru terhadap karangan. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada hasil perevisian karangan, maka
diperoleh data nilai siswa yang dapat dilihat pada lampiran 35. Data
tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel
kerja pada lampiran 36. Dari hasil distribusi data pada tabel kerja
tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut.
Gambar 14. Grafik Hasil Menulis Karangan Tahap RevisingPertemuan III Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, diperoleh data dari 30 siswa
sebanyak 6 siswa mendapatkan nilai antara 61-68, 7 siswa
mendapatkan nilai antara 69-76, 11 siswa mendapatkan nilai antara
77-84, dan 6 siswa mendapatkan nilai antara 85-92. Nilai rata-rata
kelas yang diperoleh pada pertemuan ketiga siklus II ini adalah rata-
rata tertinggi selama pelaksanaan pertemuan dari siklus I dan siklus
II yaitu 77,03, dengan nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 62.
Presentase ketuntasannya adalah 93,33% dengan rincian sebanyak
65.
b) Observasi proses pembelajaran siswa
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
(1) Pertemuan I
Hasil observasi pertemuan I siklus II yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan media karikatur secara klasikal diperoleh data
dalam lampiran 37. Berdasarkan data tersebut, secara keseluruhan
proses pembelajaran tergolong sangat baik, dengan ditandai
sebanyak 17-23 siswa yang memiliki kedisiplinan, minat, keaktifan,
dan kerjasama yang baik selama pembelajaran berlangsung. Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 7. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan I Siklus II
NO Variabel Skor Frekuensi Kriteria
Kedisiplinan 3,67 24-30 siswa Sangat Baik
Minat 4 24-30 siswa Sangat Baik
Keaktifan 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Kerjasama 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Rata-rata 3,79 24-30 siswa Sangat baik
(2) Pertemuan II
Hasil observasi pertemuan II siklus II yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan media karikatur secara klasikal diperoleh data
dalam lampiran 38. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari data
tersebut dapat dilihat pada tabel 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 8. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan II Siklus II
NO Variabel Skor Frekuensi Kriteria
Kedisiplinan 3,33 17-23 siswa Baik
Minat 3,67 24-30 siswa Sangat Baik
Keaktifan 3,5 17-23 siswa Baik
Kerjasama 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Rata-rata 3,56 17-23 siswa Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa proses
pembelajaran menulis karangan tergolong baik dengan jumlah
frekuensi antara 17-23 siswa yang memiliki kedisiplinan dan
keaktifan selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan minat dan
kerjasama siswa tergolong sangat baik dengan jumlah 24-30 siswa
yang memiliki minat belajar tinggi dan kerjasama yang baik.
(3) Pertemuan III
Hasil observasi pertemuan III siklus II yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan media karikatur secara klasikal diperoleh data
dalam lampiran 39. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari data
tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil Observasi Pada Siswa Selama Proses Pembelajaran Pertemuan III Siklus II
NO Variabel Skor Frekuensi Kriteria
Kedisiplinan 3,67 24-30 siswa Sangat Baik
Minat 4 24-30 siswa Sangat Baik
Keaktifan 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Kerjasama 3,75 24-30 siswa Sangat Baik
Rata-rata 3,79 24-30 siswa Sangat Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Berdasarkan tabel 9, diperoleh data bahwa kedisiplinan,
minat, keaktifan, dan kerjasama siswa tergolong sangat baik.
Sebanyak 24-30 siswa disiplin dalam pembelajaran. Siswa memiliki
minat sangat baik yaitu tertarik,antusias,dan serius dalam menerima
pelajaran. Siswa aktif dalam mengemukakan pendapat, menjawab
pertanyaan, bertanya dan memberikan tanggapan. Kerjasama siswa
juga sangat baik yaitu siswa berpartisipasi, komunikatif, kompak dan
menyajikan hasil diskusi kelompok dengan baik
c) Observasi kinerja guru
(1) Pertemuan I
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada pertemuan
I siklus II dapat dilihat dalam lampiran 40. Secara umum guru lebih
baik dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir
pembelajaran dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru yaitu 3,67 dengan kategori sangat baik.
(2) Pertemuan II
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada pertemuan
II siklus II dapat dilihat dalam lampiran 41. Secara umum guru
sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran,
kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan
kegiatan akhir pembelajaran. Pada pertemuan ini guru sangat
terampil dalam menggunakan media serta melibatkan siswa dalam
penggunaan media. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
observasi kinerja guru yaitu 3,71 dengan sangat baik baik.
(3) Pertemuan III
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada pertemuan
III siklus II dapat dilihat dalam lampiran 42. Secara umum kinerja
guru lebih baik dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya,
yaitu dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru yaitu 3,74 dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan
ini kelebihan guru adalah pada penggunaan media dan pemberian
penguatan positif pada siswa.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II
pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III maka data-data yang diperoleh
dianalisis dan direfleksi guna mengetahui hambatan atau kendala yang
dialami. Data hasil menulis karangan argumentasi yang telah dianalisis pada
siklus II, dapat dilihat pada lampiran 43. Data tersebut dikelompokkan dan
disajikan dalam bentuk tabel kerja pada lampiran 44.
Dari rekapitulasi nilai hasil menulis karangan argumentasi setelah
penggunaan media karikatur pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk
grafik berikut.
Gambar 15. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi Setelah Penggunaan Media Karikatur Pada Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Berdasarkan gambar 15, dapat diperoleh data bahwa dari hasil
pelaksanaan siklus II selama 3 kali pertemuan, pencapaian nilai rata-rata
kelas adalah sebesar 73,3 dari jumlah siswa 30. Sebanyak 8 anak
memperoleh nilai antara 61-68, 13 siswa memperoleh nilai antara 69-76, 7
siswa memperoleh nilai antara 77-84, dan 2 siswa memperoleh nilai antara
85-92. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II ini yaitu 86,67%,
tertinggi yaitu 86,67 dan nilai terendah yaitu 62,67. Presentase siswa yang
tidak tuntas adalah 13,33 yaitu sebanyak 4 siswa.
Hasil penggunaan media karikatur dalam pembelajaran
keterampilan menulis karangan argumentasi pada siklus II menunjukkan
adanya perkembangan dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I. Adapun
perkembangan pelaksanaan siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I
Tindakan Ketuntasan Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
Siklus I 70 69,5 87,3 54
Siklus II 86,67 73,3 86,67 62,67
Berdasarkan tabel di atas mengenai perkembangan penggunaan
media karikatur pada pembelajaran keterampilan menulis karangan
argumentasi siklus I, maka dapat disajikan dalam bentuk gambar 16.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Gambar 16. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II
Adanya perkembangan pelaksanaan siklus II ini didukung oleh
peningkatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada segi
kedisiplinan, keaktivan, minat, dan kerjasama siswa yang mengalami
peningkatan pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Berikut ini adalah
grafik perkembangan proses pembelajaran selama siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 17. Grafik Proses Pembelajaran Selama Penggunaan Media Karikatur Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Proses pembelajaran pada pertemuan I diperoleh skor 3,79 yaitu
sebanyak 24-30 siswa memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan
kerjasama yang sangat baik.
b) Proses pembelajaran pada pertemuan II diperoleh skor 3,56 yaitu
sebanyak 17-23 siswa memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan
kerjasama yang baik.
c) Proses pembelajaran pada pertemuan III diperoleh skor 3,79 yaitu
sebanyak 24-30 siswa memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan
kerjasama yang sangat baik.
Sehingga hasil akhir proses pembelajaran yang diperoleh pada
siklus II ini adalah skor 3,71 dengan jumlah 24-30 siswa memiliki
kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerja sama yang sangat baik.
Merujuk pada teori ketuntasan belajar (mastery learning) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75 % dari
3,79
3,56
3,79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
jumlah peserta didik telah mencapai indikator yang ditetapkan, maka hasil
dari pelaksanaan siklus II sudah mencapai ketuntasan yaitu sebanyak
pelaksanaan siklus II ini indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti
yaitu 80% siswa tuntas juga telah terpenuhi, sehingga upaya tindakan yang
dilakukan oleh peneliti dikatakan berhasil, walaupun masih ada 13,33%
siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas pada pelaksanaan siklus
II ini secara umum disebabkan oleh kurang cermatnya siswa dalam
penggunaan ejaan dan tanda baca, selain itu juga pada aspek kualitas isi
yang juga masih kurang sehingga mempengaruhi jumlah nilai akhir yang
diperoleh siswa. Siswa yang belum tuntas ini diberikan pengarahan oleh
guru agar belajar lebih giat tentang penggunaan ejaan dan tanda baca, serta
berlatih terus-menerus dalam menulis karangan.
Keberhasilan pelaksanaan siklus II ini disebabkan karena peneliti
telah melaksanakan tindakan perbaikan kekurangan-kekurangan dari hasil
pelaksanaan siklus I. Upaya perbaikan tersebut telah dapat meningkatkan
antara lain (1) kinerja guru, (2) kedisiplinan, minat, keaktifan, dan
kerjasama siswa, serta (3) hasil menulis karangan argumentasi siswa.
Dengan demikian, hasil dari pelaksanaan siklus II ini membuktikan bahwa
penggunaan media karikatur dapat meningkatkan keterampilan menulis
karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen tahun ajaran
2011/2012.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian disajikan dalam bentuk perbandingan hasil
pelaksanaan pre tes, siklus I dan siklus II. Perbandingan yang dilakukan antara
lain berdasarkan perolehan nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata kelas dan
berdasarkan presentase ketuntasan klasikal. Berikut ini adalah tabel perbandingan
nilai tertinggi dan nilai terendah yang dicapai siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 11. Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Selama Pelaksanaan Tindakan
Tindakan Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Pre tes 45 80
Siklus I 54 87,3
Siklus II 62,67 86,67
Berdasarkan tabel 11, maka dapat disajikan dalam bentuk gambar di
bawah ini.
Gambar 18. Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Selama Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Berdasarkan gambar 18 di atas, dapat dilihat bahwa pada pelaksanaan pre
tes nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 80.
Nilai terendah dan tertinggi kemudian mengalami kenaikan setelah dilaksanakan
tindakan siklus I yaitu dengan perolehan nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 87,3.
Pada pelaksanaan siklus II, nilai tertinggi mengalami penurunan dibanding siklus
I yaitu 86,67, sedangkan nilai terendah telah mengalami peningkatan
dibandingkan pelaksanaan pre tes dan siklus yaitu 62,67.
Penurunan perolehan nilai tertinggi pada siklus II ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain karena kondisi proses pembelajaran siklus II pada
pertemuan II, pada pelaksanaan tahap drafting kedisiplinan siswa tergolong lebih
rendah dibandingkan pertemuan I, sehingga hasil menulis karangan argumentasi
siswa juga kurang maksimal dan berpengaruh pada nilai akhir masing-masing
siswa. Selain itu, kondisi siswa yang sebelumnya memperoleh nilai tertinggi pada
siklus I juga kurang baik, sehingga pada pelaksanaan siklus II ini hasil yang
diperoleh kurang maksimal. Berbeda dengan perolehan nilai tertinggi, nilai
terendah yang diperoleh siswa pada mulai dari pelaksanaan pre tes, siklus I, dan
siklus II cenderung mengalami perbaikan. Perkembangan nilai terendah yang
mula-mula 45, setelah pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 54, dan pada siklus
II juga meningkat menjadi 62,67. Perbaikan nilai terendah ini menunjukkan
bahwa siswa merasa terbantu dengan adanya penggunaan media karikatur dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Setelah dilaksanakan observasi dan analisis pada hasil karangan siswa
berdasarkan 5 aspek penilaian, yaitu (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2)
organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata
bahasa, ejaan, kerapian tulisan, dan (5) respon afektif guru terhadap karangan,
diperoleh kesimpulan bahwa pada aspek no.1 dan no.2 cenderung lebih baik
dibandingkan dengan hasil pre tes. Gagasan yang dikemukakan siswa lebih
berkualitas dibandingkan sebelum penggunaan media karikatur.
Hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti pada guru dan siswa
setelah penggunaan media karikatur pada lampiran 46 dan lampiran 47 juga
membuktikan bahwa siswa merasa terbantu dengan penggunaan media karikatur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pada pembelajaran menulis karangan argumentasi. Mengacu pada pendapat Heru
Dwi Waluyanto pada bab II halaman 24 bahwa karikatur merupakan salah satu
bentuk karya komunikasi visual yang efektif dan mengena dalam penyampaian
pesan maupun kritik sosial. Maka pendapat tersebut membuktikan bahwa dalam
penelitian ini media karikatur yang digunakan guru efektif dalam meningkatkan
keterampilan menulis karangan argumentasi siswa. Media karikatur yang
digunakan guru sangat menarik perhatian, sehingga minat, keaktifan, kedisip linan,
dan kerjasama siswa selama proses pembelajaran. Data ini menunjukkan bahwa
media karikatur mengena dihati masing-masing siswa. Selain itu, gambar-gambar
yang terdapat pada karikatur dapat membantu siswa dalam menemukan gagasan
sesuai dengan topik yang ditentukan. Sehingga siswa yang mendapatkan nilai
terendah pada pelaksanaan pre tes mengalami peningkatan setelah pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II.
Peningkatan hasil pembelajaran keterampilan menulis karangan
argumentasi dengan menggunakan media karikatur juga terlihat dari perolehan
nilai rata-rata mulai dari pelaksanaan pre tes, siklus I, dan siklus II. Berikut adalah
perbandingan data nilai rata-rata dalam bentuk tabel berikut
Tabel 12. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Karikatur
Tindakan Nilai Rata-rata
Pre tes 60,5
Siklus I 69,5
Siklus II 73,3
Berdasarkan Tabel 12 mengenai perbandingan nilai rata-rata yang
diperoleh selama pelaksanaan pre tes, siklus I, dan siklus II, maka dapat
divisualisasikan dalam bentuk gambar 19.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Gambar 19. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Media Karikatur
Berdasarkan tabel 12 dan gambar 19, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan mulai dari pelaksanaan pre tes yaitu
60,5, siklus I yaitu 69,5, dan siklus II yaitu 73,3. Kenaikan rata-rata kelas ini
didukung oleh tingkat kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama siswa yang
mengalami peningkatan dalam tiap pertemuan baik pada siklus I dan siklus II
setelah penggunaan media karikatur dalam pelaksanaan pembelajaran menulis
karangan argumentasi. Dengan adanya peningkatan proses belajar siswa tersebut,
maka hasil belajar siswa pun meningkat. Adapun peningkatan proses
pembelajaran selama pelaksanaan siklus I dan siklus II ini dapat dilihat pada
gambar 20.
60,569,5 73,3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Gambar 20. Grafik Perbandingan Proses Pembelajaran (kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerjasama siswa)
Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil proses
pembelajaran pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Pada
pelaksanaan siklus I diperoleh rata-rata skor 3,46 yaitu sebanyak 17-23 siswa
memiliki kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerjasama yang baik. Sedangakan
pada siklus II diperoleh rata-rata skor 3,71 yaitu sebanyak 24-30 siswa memiliki
kedisiplinan, keaktifan, minat, dan kerjasama yang sangat baik.
Tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh peneliti secara umum
dikatakan berhasil memenuhi syarat ketuntasan belajar dan indikator kinerja. Hal
ini didasarkan dari perolehan presentase ketuntasan klasikal dari pelaksanaan pre
tes, siklus I, dan siklus II yang terus mengalami peningkatan hingga mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
ketuntasan klasikal 86,67%. Adapun perbandingan presentase ketuntasan belajar
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar
Tindakan Presentase (%)
Pre tes 30%
Siklus I 70%
Siklus II 86,67%
Tabel 13 mengenai perbandingan presentase ketuntasan belajar
keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen,
dapat divisualisasikan ke dalam bentuk gambar 21.
Gambar 21. Grafik Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Berdasarkan tabel 13 dan gambar 21, maka dapat dijabarkan bahwa pada
pre tes keterampilan menulis karangan argumentasi presentase ketuntasan belajar
adalah 30 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya
perbaikan untuk meningkatkan proses maupun hasil belajar. Upaya yang
dilakukan oleh peneliti dalam memperbaikinya yaitu dengan menggunakan media
karikatur. Setelah digunakan media karikatur dalam tindakan siklus I, terjadi
peningkatan presentase ketuntasan belajar menjadi 70%.
Meskipun terjadi peningkatan presentase ketuntasan belajar setelah
dilaksanakan siklus I, namun hasil tersebut belum memenuhi syarat teori
ketuntasan belajar (mastery learning ) dan indikator kinerja, sehingga perlu
dilakukan tindakan lanjutan dari siklus I yaitu pelaksanaan siklus II. Kendala-
kendala dan kekurangan yang direfleksi pada siklus I diperbaiki pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II menghasilkan peningkatan presentase
ketuntasan belajar sebanyak 86,67%. Hasil ini melebihi indikator kinerja yang
ditetapkan peneliti dan memenuhi kriteria teori ketuntasan belajar. Sehingga
kesimpulan yang dapat diambil setelah pelaksanaan siklus II yaitu media karikatur
dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas
IV SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Secara keseluruhan, penggunaan media karikatur dalam pembelajaran
keterampilan menulis karangan argumentasi dapat meningkatkan proses maupun
hasil belajar. Kedisiplinan, minat belajar, keaktifan, dan kerjasama siswa menjadi
lebih baik dan mengalami peningkatan karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki
media karikatur. Selain itu, dengan adanya gambar-gambar pada karikatur
membuat siswa merasa terbantu dalam menuangkan gagasannya. Siswa merasa
mudah dalam mengemukakan alasan-alasan yang mendukung argumennya
terhadap suatu hal atau peristiwa yang menjadi topik pembahasan dalam bentuk
karangan. Sehingga hasil karangan yang dihasilkan juga lebih baik dan berkualitas
baik dari segi substansi dan tata tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media karikatur dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
argumentasi pada siswa kelas IV SDN 02 Dagen Jaten Karanganyar pada tahun
ajaran 2011/2012. Peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa
ini terbukti dari data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Nilai siswa
sebelum tindakan yaitu dari hasil teknik dokumentasi nilai menulis pada semester
1 dan pelaksanaan pre tes menunjukkan bahwa 30% siswa masih mendapatkan
juga sangat kurang selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah
dilaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan media karikatur,
kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama siswa menjadi lebih baik dan
meningkat. Sehingga keterampilan menulis karangan argumentasi siswa juga
meningkat. Pada siklus I diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa yang meningkat
menjadi 70% dengan nilai rata-rata 69,5, dan siklus II menjadi 86,67% dengan
nilai rata-rata 73,3. Siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan adanya media
karikatur yang lucu dan menarik. Siswa juga merasa terbantu dalam menemukan
ide atau gagasan yang mendukung argumennya tentang suatu hal atau peristiwa
yang dibahas ketika mengamati gambar yang terdapat pada karikatur. Argumen-
argumen yang diperoleh siswa tersebut tertulis dengan baik, baik dari segi
substansi maupun mekanik dalam bentuk karangan.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dapat diketahui bahwa media
karikatur efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa. Sehingga implikasi yang dapat diperoleh antara lain yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
1. Media karikatur dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi untuk membantu siswa mengemukakan pendapatnya
dengan disertai alasan-alasan yang kuat.
2. Penggunaan media karikatur dengan gambar-gambar yang bervariasi,
warna-warni, dan jelas akan membuat siswa tertarik, sehingga dapat
meningkatkan kedisiplinan, minat, keaktifan, dan kerjasama siswa selama
proses pembelajaran.
3. Sifat karikatur yang berupa sindiran terekam pada gambar-gambar yang
terdapat pada karikatur memancing siswa dalam memunculkan berbagai
gagasan yang berbeda dari masing-masing siswa terhadap suatu hal atau
peristiwa, sehingga keterampilan berargumentasi siswa meningkat.
4. Media karikatur dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkan
media pembelajaran lebih baik dan inovatif untuk meningkatkan proses
maupun hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasaran uraian simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti
memberikan saran bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi guru
Guru dapat menggunakan karikatur sebagai media pembelajaran
menulis karangan argumentasi. Selain materi menulis pada mata pelajaran
bahasa indonesia, karikatur juga dapat digunakan pada mata pelajaran lain,
misalnya PKn atau IPS yaitu untuk mengenalkan tokoh-tokoh perjuangan
atau tokoh politik.
2. Bagi siswa
Siswa harus banyak berlatih menulis, karena keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang tidak dapat berkembang bila tidak dilatih
secara terus-menerus. Hasil menulis karangan siswa akan lebih baik apabila
siswa banyak-banyak berlatih dan belajar tentang tata cara menulis yang
baik. Siswa juga harus banyak membaca agar pengetahuan siswa lebih luas,
sehingga mudah dalam menuangkan gagasan atau argumennya dalam
bentuk tulisan atau karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
3. Bagi peneliti lain
Karikatur dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk untuk
digunakan sebagai media pembelajaran, kreativitas serta inovasi dalam
penggunaan media karikatur sangat menentukan sejauh mana pesan yang
disampaikan dipahami oleh siswa, sehingga diharapkan bagi peneliti lain
dapat mengembangkan media karikatur jauh lebih baik lagi.