perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA
SISWA KELAS II SDN GUMILIR 02 CILACAP
TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh:
KLARA DELIMASA GUSTRININGSIH
K7108169
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Klara Delimasa Gustriningsih
NIM : K7108169
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN
BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELAS II SDN GUMILIR 02 CILACAP TAHUN 2012” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Yang membuat pernyataan
Klara Delimasa Gustriningsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA
SISWA KELAS II SDN GUMILIR 02 CILACAP
TAHUN 2012
Oleh:
KLARA DELIMASA GUSTRININGSIH
K7108169
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan
Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Klara Delimasa Gustriningsih. PENINGKATAN KETERAMPILAN
BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
PADA SISWA KELAS II SDN GUMILIR 02 CILACAP TAHUN 2012.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. September 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: Meningkatkan keterampilan bercerita dengan
menggunakan media boneka tangan dan meningkatkan aktivitas belajar pada
siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus,
tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN Gumilir 02
tahun 2012, sejumlah 30 siswa yang terdiri dari 22 siswa putra dan 8 siswa putri.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,
dokumentasi, dan tes. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber
dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model
interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan bercerita serta peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 71 diperoleh nilai rata-rata
keterampilan bercerita sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 66 dengan
ketuntasan klasikal 40%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata mencapai 77
dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 66,7%. Pada siklus II nilai rata-
rata meningkat menjadi 85 dengan ketuntasan klasikal menjadi 86,7%. Sebelum
dilaksanakan tindakan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 5,4. Pada siklus I
meningkat menjadi 7. Pada siklus II meningkat menjadi 8,15.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media boneka
tangan dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa serta aktivitas belajar
siswa kelas II SDN Gumilir 02 Kabupaten Cilacap tahun 2012.
Kata kunci: keterampilan bercerita, media boneka tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Klara Delimasa Gustriningsih. THE IMPROVEMENT OF STORYTELLING
SKILL BY USING HAND PUPPETS MEDIA IN THE II GRADERS OF
SDN GUMILIR 02 CILACAP IN 2012. Skripsi, Teacher Training and
Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. September 2012.
The objectives of research are: to improve the storytelling skill by using
hand puppets media and to improve the learning activity of the II graders of SDN
Gumilir 02 Cilacap in 2012.
This research is a classroom action research consisting of two cycles, each
cycle consist four stages, those are planning, acting, observing, and reflecting. The
subject of research was the II graders of SDN Gumilir 02 in 2012, amount to 30
students: 22 boys and 8 girls. Techniques of collecting data used were
observation, interview, documentation, and test. The data validation techniques
used were source and method triangulation. Technique of analyzing data used was
an interactive model of analysis technique.
Based on the result of research, it could be found the improvement in the
student storytelling skill and learning activity. It could be seen from the minimum
completeness criteria (KKM) of 71 in which the mean value of storytelling skill in
pre cycle was 66 with classical passing of 40%. In cycle I this value increased to
77 with classical passing of 66.7%. In cycle II it increased to 85 with classical
passing of 86.7%. The mean value of learning activity in pre-cycle was 5.4. In
cycle I it increased to 7. In cycle II, it increased to 8.15.
Thus, it could be concluded that the use of hand puppets media could
improve the storytelling skill on student and also to improve the learning activity
of the II graders of SDN Gumilir 02 in the academic year of 2012.
Keywords: storytelling skill, hand puppets media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Cara kita berkomunikasi dengan orang lain dan dengan diri sendiri sungguh
menentukan kualitas hidup kita”.
(Anthony Robbins)
“Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan
obat bagi tulang-tulang”.
(Amsal 16: 24)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan maka terlaksanalah segala rencanamu”.
(Amsal 16: 3)
“Bersyukurlah selalu kepada Tuhan terhadap apapun yang terjadi dalam hidupmu,
karena semua rencana-Nya pasti itu yang terbaik untukmu”.
(Penulis)
“Kesabaran adalah pengertian dari hatimu dan keputusan dari pikiranmu untuk
mempercayai bahwa upaya-upaya yang baik akan dihadiahi dengan baik”.
(Mario Teguh)
“Berdoalah jika menemui kesulitan karena doa mengubah segala sesuatu, jangan
pernah menyerah melainkan berserahlah pada Tuhan karena rencana Tuhan akan
indah pada waktunya”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
“Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak P.F Parman dan Ibu Sri Sudarmi)”
Terima kasih atas doa, kasih sayang serta pengorbanan tulus yang tak
terbatas yang telah kalian beri. Tiada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih
sayang kalian berdua.
“Suamiku tercinta (Yoga Prihasta)”
Terima kasih atas doa, cinta, dan dukunganmu. Terima kasih karena selalu
menemaniku dan mendorong setiap langkahku serta memberikan pelangi dalam
hidupku.
“Kakakku tersayang (Ayet, Liga, Windu)”
Terima kasih karena senantiasa memberikan semangat dan perhatiannya untukku
“Sahabatku (Dika, Muti, Moti, Ingke, Niken, Beta, Karsiti, Ika, Mwtt.com)”
Terima kasih banyak karena kalian senantiasa memberikan semangat dan
perhatian saat aku lemah, menolong saat aku jatuh dan menemani saat aku
sendiri
“Teman-teman seperjuangan PGSD 08”
Terima kasih atas semua dukungan dan motivasinya.
Almamaterku tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi
masa depanku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Rahim, yang memberi
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS II
SDN GUMILIR 02 CILACAP TAHUN 2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Maka
dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya. Untuk itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Ngadino Y, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,
dorongan, dan bimbingan dalam menyelesaiakan skripsi ini.
6. Drs. Samidi, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan,
dorongan, dan bimbingan dalam menyelesaiakan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah
memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis.
8. Ibu Narti, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Gumilir 02 Cilacap, yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Lulu Zurianah, selaku guru kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap, yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
10. Guru-guru SD Negeri Gumilir 02 Cilacap yang telah memberikan motivasi.
11. Para siswa SD Negeri Gumilir 02 Cilacap yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
12. Keluarga besar P.F Parman dan Sri Sudarmi yang telah memberikan
semangat, doa, dan dukungannya.
13. Teman-teman mahasiswa S1 PGSD angkatan 2008 FKIP UNS yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan kerjasama selama ini. Terimakasih
atas kebersamaan yang tak terlupakan.
14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT ...................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ............................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 6
1. Tinjauan Keterampilan Bercerita............................................ 6
a. Pengertian Keterampilan .................................................... 6
b. Pengertian Berbicara .......................................................... 7
c. Pengertian Bercerita ........................................................... 8
d. Pengertian Keterampilan Bercerita .................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
e. Evaluasi Keterampilan Bercerita ....................................... 13
2. Tinjauan Media Boneka Tangan............................................. 15
a. Pengertian Media ............................................................... 15
b. Pengertian Media Pembelajaran ........................................ 15
c. Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................ 16
d. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ...................... 18
e. Fungsi dan Manfaat Media ................................................ 19
f. Kriteria Memilih Media Pembelajaran .............................. 22
g. Teknik Penggunaan Media Pembelajaran .......................... 24
h. Model ASSURE dalam Penggunaan Media ...................... 25
i. Pengertian Boneka ............................................................. 27
j. Pengertian Boneka Tangan ................................................ 27
k. Langkah Penggunaan Media Boneka Tangan ................... 29
l. Pengertian Aktivitas Belajar .............................................. 31
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 32
C. Kerangka Berfikir........................................................................ 34
D. Hipotesis Tindakan...................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 36
B. Subjek Penelitian ......................................................................... 37
C. Data dan Sumber Data ................................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 40
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 41
G. Indikator Kinerja ......................................................................... 42
H. Prosedur Penelitian...................................................................... 43
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 48
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus......................................... 50
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................ 66
D. Pembahasan ................................................................................. 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................... 75
B. Implikasi ...................................................................................... 75
C. Saran ........................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 78
LAMPIRAN ............................................................................................ 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian..................................................................... 37
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Pratindakan
Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II ..................................... 49
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Keterampilan Bercerita
Siswa Kelas II Siklus I .............................................................. 57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Keterampilan Bercerita
Siswa Kelas II Siklus II ............................................................. 65
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Klasikal Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II pada Tiap Siklus .......................................................... 67
Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Keterampilan Bercerita
Tiap Siklus ................................................................................ 68
Tabel 4.6 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Tiap Siklus ........ 69
Tabel 4.7 Perkembangan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II
Sebelum Tindakan sampai Siklus II .......................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ................................. 19
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ............................................. 35
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (interaktif model) ..... 42
Gambar 3.2 Model Penelitian Tindakan .......................................... 43
Gambar 4.1 Histogram Nilai Pratindakan Keterampilan Bercerita . 49
Gambar 4.2 Histogram Hasil Nilai Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II pada Siklus I ..................................................... 58
Gambar 4.3 Histogram Hasil Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II pada Siklus II .................................................... 65
Gambar 4.4 Histogram Perbandingan Nilai Klasikal Keterampilan
Bercerita Siswa Kelas II pada Tiap Siklus ..................... 67
Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Keterampilan
Bercerita Tiap Siklus ...................................................... 69
Gambar 4.6 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Tiap
Siklus .............................................................................. 70
Gambar 4.7 Histogram Perkembangan Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II Sebelum Tindakan sampai Siklus II ................. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus .............................................................................................. 81
2. Pedoman Wawancara (Guru Kelas) Sebelum Menggunakan Media
Boneka Tangan ................................................................................ 90
3. Pedoman Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II dalam
Pembelajaran .................................................................................... 92
4. Pedoman Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa ............................... 94
5. Pedoman Observasi Aktivitas Guru ................................................. 95
6. Rekapitulasi Nilai Pratindakan Keterampilan Bercerita Siswa ....... 100
7. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pratindakan ...................................... 101
8. RPP Siklus I ..................................................................................... 103
9. Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Siklus I
Pertemuan I ...................................................................................... 113
10. Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Siklus I
Pertemuan II ..................................................................................... 115
11. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Bercerita Menggunakan
Media Boneka Tangan pada Siklus I ............................................... 117
12. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ......................... 119
13. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ....................... 121
14. Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus I pertemuan I ..... 123
15. Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus I pertemuan II ... 126
16. RPP Siklus II .................................................................................... 129
17. Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Siklus II
Pertemuan I ...................................................................................... 138
18. Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Siklus II
Pertemuan II ..................................................................................... 140
19. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Bercerita Menggunakan
Media Boneka Tangan pada Siklus II .............................................. 142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
20. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ....................... 144
21. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ...................... 146
22. Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus II pertemuan I ... 148
23. Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus II pertemuan II .. 151
24. Pedoman Wawancara (Guru Kelas) Setelah Menggunakan Media
Boneka Tangan ................................................................................ 154
25. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran .............................................. 156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial secara alami akan menjalin suatu
hubungan atau kerja sama antara manusia yang satu dengan lainnya. Hal ini
terjadi karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup menyendiri tanpa bergaul dengan orang lain. Hubungan tersebut dapat
terjalin melalui suatu proses interaksi dan komunikasi yang baik antar individu.
Interaksi dan komunikasi akan terjalin dengan baik jika antar individu tidak
mengalami kesulitan dalam proses penyampaian informasi atau pesan, sehingga
dapat menimbulkan pengertian terhadap isi pesan bagi penerimanya. Dalam
menyampaikan informasi atau pesan, seseorang akan menggunakan suatu media
atau alat yaitu bahasa.
Bahasa pada dasarnya merupakan rangkaian bunyi yang melambangkan
pikiran, perasaan serta sikap (Akhadiah, dkk., 1992: 2). Bahasa merupakan salah
satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa
kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat
diturunkan kepada generasi-generasi yang akan datang. Bahasa memungkinkan
manusia dapat memikirkan suatu masalah secara teratur, terus-menerus, dan
berkelanjutan. Sebaliknya, tanpa bahasa peradaban manusia tidak mungkin dapat
berkembang dengan baik. Berkenaan dengan itu, bahasa memegang peranan yang
sangat penting dalam menjalin suatu komunikasi yang baik antar individu.
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara
terarah. Melalui proses pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mempunyai
kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar. Pengajaran bahasa di Sekolah Dasar memiliki arti dan peranan
yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan dasar
yang diperlukan siswa. Selain itu, pengajaran tersebut harus dapat membantu
siswa dalam mengembangkan keterampilan berbahasa yang diperlukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Keterampilan berbahasa tersebut meliputi empat aspek yaitu: menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2008). Setiap keterampilan
mempunyai hubungan erat dan merupakan kesatuan yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca
merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan menulis
dan berbicara merupakan keterampilan yang bersifat produktif.
Mengenai keterampilan berbicara, Tarigan berpendapat, “Kemampuan
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan” (2008: 16). Melalui berbicara seseorang dapat mengungkapkan apa
yang ingin disampaikan kepada orang lain, karena itu berbicara merupakan suatu
kegiatan komunikasi. Kegiatan berbicara dalam kehidupan sehari-hari merupakan
suatu kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial untuk melakukan komunikasi
dengan orang lain.
Kegiatan bercerita merupakan bagian dari kemampuan berbicara yang
berperan penting baik dalam pengajaran bahasa di sekolah maupun kehidupan
sehari-hari. Sehubungan dengan pernyataan di atas, di dalam kegiatan belajar dan
mengajar di sekolah dasar keterampilan bercerita menjadi salah satu bagian
keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa dan dikuasai oleh
siswa. Kegiatan bercerita memiliki beberapa manfaat bagi siswa antara lain dapat
memperkaya kosakata, memperbaiki kalimat serta melatih keberanian siswa
dalam berkomunikasi (Santosa, 2009).
Pembelajaran bercerita merupakan hal yang penting dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Seorang guru harus mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan agar siswa tertarik saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk
menarik minat siswa, diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Masalah yang sering dialami siswa khususnya dalam pembelajaran
bercerita adalah banyak siswa yang merasa takut dan kurang percaya diri saat
diminta maju bercerita di depan, siswa kesulitan untuk mengucapkan kata-kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
atau kalimat-kalimat terkadang masih gugup karena grogi sehingga
pengucapannya tersendat-sendat. Perasaan takut pada anak dapat diminimalisir
dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bukan
menegangkan. Selain itu, kurangnya partisipasi siswa berdampak pada rendahnya
aktivitas belajar siswa. Hal ini juga dialami oleh siswa kelas II, saat pelajaran
berlangsung banyak siswa yang pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan partisipasi
siswa. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran. Guru
bisa memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan menuntut siswa untuk
aktif dalam poses pembelajaran sehingga dapat menghilangkan perasaan takut
dalam diri siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan juga hasil wawancara dengan guru
kelas diketahui bahwa kriteria kentuntasan minimal (KKM) untuk pelajaran
Bahasa Indonesia adalah 71, sedangkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam
keterampilan bercerita masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai bercerita yang
diperoleh siswa yaitu dari 30 siswa, 18 siswa nilainya masih berada di bawah
KKM (lampiran 6 halaman 100).
Terkait dari keadaan siswa kelas II yang nilainya masih rendah terutama
dalam hal bercerita, maka untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan usaha dari
guru untuk memilih media yang dapat mengajak siswa untuk berlatih bercerita
secara menarik, kreatif, variatif, dan inovatif. Selain itu, dapat menumbuhkan
keberanian pada diri siswa dengan menghilangkan perasaan takut menjadi sesuatu
yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Selain menumbuhkan keberanian, dengan berbekal keterampilan
bercerita yang dimiliki siswa maka diharapkan nantinya siswa akan dapat
berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti merasa tertarik menggunakan
media pembelajaran yaitu media boneka tangan dalam meningkatkan
keterampilan bercerita siswa. Media dapat dibagi menjadi beberapa macam, Seels
& Glasgow membagi menjadi dua kategori luas berdasarkan segi perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
teknologi yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media mutakhir. Pilihan
media tradisional meliputi: media visual diam dan diproyeksikan, media visual
yang tak diproyeksikan, media audio, penyajian multimedia, media visual dinamis
yang diproyeksikan, media cetak, media permainan, dan media realia seperti:
model, specimen, manipulatif (peta, boneka). Sedangkan pilihan media teknologi
mutakhir meliputi: media berbasis telekomunikasi dan media berbasis mikro-
prosesor (Ngadino, 2009). Media boneka tangan ini termasuk ke dalam golongan
media realia. Media ini dipilih dalam pembelajaran bercerita karena media
memiliki beberapa keunggulan. Media boneka tidak asing lagi atau cukup populer
bagi anak-anak dan sering dijumpai di lingkungan bermain anak sehingga anak
merasa tidak takut menggunakan media itu karena merupakan benda yang sering
dimainkannya. Media boneka tangan ini juga menarik bagi anak-anak. Selain itu,
media boneka tangan ini merupakan benda nyata atau konkret yang dapat disentuh
dan dimainkan oleh anak sehingga melibatkan keaktifan anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian guna meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa dengan
menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk menciptakan suasana
yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan media boneka tangan, maka
peneliti memilih judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan
Menggunakan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Gumilir 02
Cilacap Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan keterampilan
bercerita pada siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012?
2. Apakah penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan aktivitas
belajar pada siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka
tangan pada siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012.
2. Meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02
Cilacap Tahun 2012.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah atau memperkaya kajian teori di
bidang ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia materi
bercerita.
b. Dapat dijadikan masukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya, sehingga
dapat menjadi acuan dalam penelitian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Melatih siswa agar terampil dalam berbicara, bercerita, dan berkomunikasi
antar teman yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan ini juga dapat
memotivasi belajar serta menambah pengalaman siswa terutama dalam
pelajaran bercerita. Sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan
keterampilan bercerita dan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran.
b. Bagi Guru
Sebagai pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran yang akan
digunakan dalam memberikan materi. Selain itu, meningkatkan kemampuan
guru dalam mengatasi kendala pembelajaran keterampilan bercerita.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan di sekolah
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Keterampilan Bercerita
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan berarti kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan keahlian). Menurut
Soemarjadi, “Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan,
terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan
cepat dan benar” (1993: 2). Seseorang yang dapat melakukan sesuatu
dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian juga
apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat juga
tidak dapat dikatakan terampil. Tarigan berpendapat, “Kata skill
“keterampilan” dipakai untuk menyatakan sesuatu yang bersifat mekanis,
eksak, impersonal (2008: 8). Setiap orang pasti memiliki keterampilan dan
kemampuan untuk melakukan sesuatu dan masing-masing memiliki
keterampilan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain
tergantung bagaimana kita berlatih untuk menjadi yang lebih baik.
Keterampilan seseorang akan terus berkembang apabila orang tersebut
sering melatih keterampilan yang dimilikinya. Keterampilan hanya dapat
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Oleh sebab
itu, semakin sering dilatih maka seseorang akan menjadi semakin terampil.
Keterampilan berbahasa perlu dilatih sejak kecil, oleh sebab itu
pembalajaran keterampilan berbahasa di SD sangat diperlukan. Berkaitan
dengan keterampilan berbahasa, Santosa menyebutkan keterampilan
berbahasa yang perlu diajarkan di SD yaitu keterampilan bahasa tulis dan
keterampilan bahasa lisan. Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis sedangkan keterampilan berbahasa
lisan terdiri dari menyimak dan berbicara (2009). Selain itu, Tarigan
menyebutkan komponen-komponen keterampilan berbahasa yang terdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dari: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis (2008). Setiap keterampilan tersebut
saling berhubungan erat dan merupakan suatu kesatuan dalam pembelajaran
bahasa. Bahasa yang dimiliki seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, maka semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai melalui
banyak praktek dan latihan.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan atau kecakapan
yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu yang diperoleh melalui
banyak latihan.
b. Pengertian Berbicara
Kegitan berbicara dalam kehidupan sehari-hari merupakan
kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Berbicara merupakan bentuk
komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain. Menurut Brown &
Yule (1983) mengatakan, “Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan secara lisan” (Santosa, 2009:
6.34). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting
bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, dan
linguistik secara luas. Tarigan mengatakan,“Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”(2008: 16).
Dengan demikian, berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Selain menyatakan
hal tersebut, Tarigan juga mengatakan, “Berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan” (Slamet, 2008: 33). Dalam
menyampaikan pesan, seseorang menggunakan suatu alat atau media yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
bahasa, dalam hal ini ragam bahasa lisan. Seseorang yang menyampaikan
pesan tersebut berharap agar penerima pesan dapat memahami dan mengerti
isi pesan yang telah disampaikannya. Apabila isi pesan dapat diterima
dengan baik maka akan terjadi komunikasi antara pemberi pesan dan
penerima pesan sehingga timbul suatu pemahaman atau pengertian terhadap
isi pesan bagi penerimanya. Pendapat ini juga diperkuat oleh Slamet yang
menyatakan, “Berbicara adalah kegiatan mengekspresikan gagasan,
perasaan, dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang
lain dalam bentuk ujaran” (2008: 12). Oleh karena itu, berbicara merupakan
salah satu alat komunikasi penting untuk dapat menyatakan diri sebagai
anggota masyarakat. Dengan kata lain, untuk menghubungkan sesama
anggota masyarakat diperlukan sebuah komunikasi dan berbicara
dimanfaatkan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama atau
lingkungan karena tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Keterampilan berbicara termasuk dalam empat komponen
berbahasa. Sedangkan komponen lainnya yaitu: keterampilan menyimak,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Ada berbagai jenis
kegiatan dalam proses pembelajaran berbicara menurut Tompkins &
Hoskisson antara lain: percakapan, berbicara estetik(bercerita/mendongeng),
berbicara untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi, dan kegiatan
dramatik (Slamet, 2008: 123).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
berbicara adalah suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, dan juga pesan melalui bahasa
lisan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
c. Pengertian Bercerita
Bercerita berasal dari kata cerita yang berarti tuturan yang
menguraikan tentang sesuatu hal bisa peristiwa, kejadian, pengalaman,
dongeng atau omongan. Sedangkan bercerita berarti menuturkan suatu
cerita. Menurut Majid dalam bukunya mengartikan cerita sebagai salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak
bisa membaca (2008). Selanjutnya, Majid menyatakan bahwa “Bercerita
merupakan seni yang alami sebelum menjadi sebuah keahlian” (2008: 28).
Sependapat dengan hal tersebut, National Storytelling Association (1997)
menyebutkan bahwa “Storytelling is the art of using language, vocalization,
and/or physical movement and gesture to reveal the elements and images of
a story to a specific, live audience”. Dapat diartikan bahwa bercerita adalah
seni menggunakan bahasa, vokalisasi, dan atau gerakan fisik dan isyarat
untuk mengungkapkan unsur-unsur dan gambaran dari sebuah cerita kepada
sesuatu yang spesifik, kehidupan penonton. Sejalan dengan hal tersebut
Slamet menuturkan bahwa kegitan bercerita menuntun siswa ke arah
perkembangan yang baik. Lancar bercerita berarti lancar berbicara. Dalam
bercerita siswa dilatih berbicara jelas, intonasi tepat, urutan cerita sistematis,
menguasai pendengar, dan berpenampilan menarik. Bahan cerita dapat
berupa pengalaman, kenangan, peristiwa yang dilihat, dan sebagainya
(2008: 36). Ada juga pendapat lain dari Bimo yang menyatakan bahwa
“Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan kepada orang lain,
baik berasal dari kejadian nyata (non-fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi)
(2011: 20). Menurut jurnal internasional The Power of Stories dalam
bukunya Extreme Programming, Kent Beck defines a Story as: “One thing
the customer wants the system to do. Stories should be estimable at between
one to five ideal programming weeks. Stories should be testable.” Dapat
diartikan Kent Beck mendefinisikan cerita sebagai "Satu hal yang
diinginkan oleh pelanggan untuk melakukan suatu sistem. Idealnya cerita
dapat direncanakan antara satu sampai lima minggu. Cerita harus dites”.
Selain itu, Bimo juga menuturkan bahwa “Bercerita adalah metode
komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia”
(2011: 16). Metode bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara
bertutur. Melalui cerita, anak dapat memperkaya daya imajinasi dan
fantasinya, anak juga dapat dididik untuk menghayati kesedihan,
kemalangan, kebahagiaan, keberuntungan, keceriaan, selain itu melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
cerita anak akan mudah memahami sifat-sifat dan dapat membedakan
perbuatan yang baik dan yang buruk. Dengan demikian, bercerita dapat
berperan dalam pendidikan moral anak. Ada banyak gaya bercerita, yaitu
bercerita dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga. Sementara bercerita
dengan alat peraga tersebut dibedakan menjadi peraga langsung (membawa
contoh langsung, misalnya: kucing) maupun peraga tidak langsung (boneka,
gambar, atau wayang).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita
merupakan suatu kegiatan untuk menyampaikan sebuah cerita, peristiwa
atau pengalaman dengan cara bertutur sebagai bentuk kegiatan komunikasi
dengan orang lain secara umum.
d. Pengertian Keterampilan Bercerita
Keterampilan bercerita merupakan bagian dari keterampilan
berbicara. Pembelajaran bercerita berkaitan dengan pemilihan tema yang
relevan bagi peningkatan berbahasa khususnya keterampilan berbicara.
Selain itu, Tarigan memperjelas bahwa, “Bercerita dapat diartikan
menuturkan sesuatu hal misalnya terjadinya sesuatu, perbuatan, kejadian,
yang sesungguhnya maupun yang rekaan atau lakon yang diwujudkan dalam
gambar” (1998: 6.4). Sejalan dengan itu, Slamet mengatakan, “Kegiatan
bercerita harus dibina agar kemampuan verbal anak-anak menjadi semakin
baik sehingga diharapkan anak dapat mengekspresikan pikiran dan
perasaannya secara sistematis dan santun” (2008: 17).
Untuk meningkatkan keterampilan bercerita dapat dilakukan
melalui latihan bercerita yang teratur, sistematis, dan berkesinambungan.
Agar bercerita menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, pencerita
disarankan agar lebih kreatif dalam bercerita, misalnya dengan
menggunakan media boneka tangan. Peragaan dalam bercerita merupakan
bentuk lain dari pengungkapan yang akan berkesan dengan ekspresi tubuh
dan perasaan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miller, S. & Pennycuff,
L. dalam Journal of Cross-Disciplinary Perspectives in Education yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menyatakan bahwa “Storytelling is defined as, relating a tale to one or
more listeners through voice and gesture” (2008: 37). Dapat diartikan
bahwa bercerita didefinisikan sebagai penghubung sebuah cerita kepada satu
atau lebih pendengar melalui suara dan gerakan.
Hal itu menjadi salah satu tujuan pengajaran cerita di sekolah dasar
yang dapat membantu anak dalam mengungkapkan idenya secara hidup dan
ekspresif. Dalam bukunnya, Majid (2008) menyebutkan beberapa hal yang
harus diperhatikan guru dalam metode penyampaian cerita, diantaranya:
1) Tempat bercerita, bercerita tidak harus selalu dilakukan dalam
kelas, tetapi boleh juga di luar kelas.
2) Posisi duduk, sebelum guru memulai becerita sebaiknya ia
memposisikan para siswa dengan posisi yang baik untuk
mendengarkan cerita.
3) Bahasa cerita, bahasa dalam bercerita harus mudah dipahami oleh
anak-anak. Dalam bercerita, guru hendaknya menggunakan kata-
kata dan ungkapan yang pendek agar mudah diingat oleh siswa.
4) Intonasi guru, pada permulaan cerita guru hendaknya memulainya
dengan suara tenang, kemudian mengeraskannya sedikit demi
sedikit. Perubahan naik-turunnya cerita harus sesuai dengan
peristiwa dalam cerita.
5) Pemunculan tokoh-tokoh, dalam bercerita guru juga harus dapat
menggambarkan setiap tokoh dengan gambaran yang
sesungguhnya, dan memperlihatkan karakternya seperti dalam
cerita.
6) Penampakan emosi, saat bercerita guru harus dapat menampakkan
keadaan jiwa dan emosi para tokohnya dengan member gambaran
kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi si guru
sendiri.
7) Peniruan suara, peniruan suara yang sesuai dengan karakter tokoh,
dapat menciptakan penjiwaan dalam cerita akan memberikan
kesanyang lebih dalam di hati para siswa.
8) Penguasaan terhadap siswa yang tidak serius, perhatian siswa di
tengah cerita harus dibangkitkan sehingga mereka bisa
menengarkan cerita dengan senang hati dan berkesan.
9) Menghindari ucapan spontan, guru sering mengucapkan ungkapan
spontan setiap kali menceritakan suatu peristiwa. Kebiasaan ini
tidak baik karena bisa memutuskan rangkaian peristiwa dalam
cerita (hlm. 47-54).
Bercerita pada dasarnya merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif yang melibatkan aspek-aspek kebahasaan maupun non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kebahasaan. Akhadiah menyebutkan beberapa aspek kebahasaan yaitu lafal,
intonasi, kosa kata atau kalimat. Sedangkan yang termasuk aspek non
kebahasaan adalah gerak-gerik dan mimik muka (1992: 154-157).
Aspek-aspek tersebut dalam kegiatan bercerita merupakan
indikator yang dijadikan penilaian dalam evaluasi bercerita. Yaitu lafal,
intonasi, kelancaran, mimik dan gerak-gerik, bahasa.
1) Lafal
Pelafalan bunyi dalam kegiatan bercerita perlu ditekankan mengingat
latar belakang kebahasaan siswa. Lafal adalah ucapan baku dalam
bahasa Indonesia yang bebas dari ciri-ciri lafal daerah (Akhadiah, 1992:
154). Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam aspek lafal antara lain:
a) Jelas pengucapan vokal atau konsonan
b) Ketepatan mengucapkan kata-kata
c) Tidak bercampur lafal daerah
2) Intonasi
Penempatan intonasi merupakan daya tarik tersendiri dalam kegiatan
bercerita. Suatu cerita akan lebih menarik jika dalam penyampaiannya
terdapat intonasi sehingga tidak datar dan enak didengar. Dalam
penelitian ini, yang termasuk dalam aspek intonasi antara lain:
a) Tekanan kata
b) Tinggi rendah suara
c) Ketepatan penempatan jeda
3) Kelancaran
Kelancaran seseorang dalam bercerita akan memudahkan pendengar
menangkap isi pembicaraannya (Akhadiah, 1992: 159). Pengungkapan
kata yang kurang jelas akan mengganggu penangkapan isi pembicaraan
Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam aspek kelancaran antara
lain:
a) Jelas ungkapan kata-katanya
b) Jelas kalimatnya
c) Koheren
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Mimik dan gerak-gerik
Mimik muka dapat menunjang dalam keefektifan bercerita karena dapat
berfungsi membentu memperjelas atau menghidupkan pembicaraan
(Akhadiah, 1992: 159). Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam
aspek mimik dan gerak-gerik antara lain:
a) Mimik muka/ ekspresi wajah
b) Gesture atau gerak tubuh dalam bercerita
c) Berani
5) Bahasa
Dalam menyampaikan pesan, seseorang menggunakan suatu media atau
alat yaitu bahasa, dalam hal ini ragam bahasa lisan. Seseorang
mengharapkan agar penerima pesan dapat mengerti atau memahami isi
pesan. Apabila pesan dapat diketahui penerima pesan maka akan
terjalin suatu komunikasi yang baik. Agar komunikasi dapat terjalin
dengan baik diperlukan penyampaian secara komunikatif khususnya
dalam menyampaikan suatu cerita. Dalam penelitian ini, yang termasuk
dalam aspek bahasa antara lain:
a) Menggunakan istilah bahasa baku
b) Sesuai kaidah Bahasa Indonesia
c) Komunikatif
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan
bercerita adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menuturkan
sesuatu hal yang dapat dilatih melalui latihan bercerita secara teratur. Selain
itu, terdapat beberapa aspek yang dapat dijadikan penilaian dalam evaluasi
bercerita diantaranya: lafal, intonasi lafal, intonasi, kelancaran, mimik dan
gerak-gerik, bahasa.
e. Evaluasi Keterampilan Bercerita
Berdasarkan sasaran yang dituju, kegiatan evaluasi dalam
pengajaran bahasa dapat dipilah menjadi dua macam: penilaian proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
belajar dan penilaian hasil atau produk belajar (Rofi‟uddin & Zuhdi, 2001:
150). Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Penilaian proses belajar menilai tingkat efektivitas kegiatan
belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran merupakan titik sentral kegiatan belajar
mengajar. Oleh sebab itu, seluruh aktivitas belajar mengajar, mulai
dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian semuanya
bermuara pada tujuan pengajaran.
2) Penilaian hasil belajar menilai tingkat penguasaan peserta didik
(siswa) terhadap apa yang telah dipelajari. Pusat perhatian
penilaian hasil belajar adalah tingkat ketercapaian tujuan
pengajaran. Terdapat perbedaan yang mendasar antara penilaian
proses belajar dengan penilaian hasil belajar yaitu pusat perhatian
penilaian proses belajar adalah tingkat efektivitas proses kegiatan
belajar dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan pusat
perhatian penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi yang dipelajari.
Rofi‟uddin & Zuhdi juga memaparkan beragam bentuk tes bahasa
antara lain: tes subjektif dan tes objektif, tes diskit, tes integratif, tes
pragmatik, tes cloze, tes keterampilan berbahasa, dan tes kosakata serta tes
struktur (2001). Tes keterampilan berbahasa dibedakan menjadi 4 jenis
yaitu: tes menyimak, tes berbicara, tes membaca, dan tes menulis
(Rofi‟uddin & Zuhdi, 2001: 161). Adapun ragam tes kemampuan berbicara
antara lain: tes kemampuan berbicara berdasarkan gambar, wawancara,
bercerita, diskusi, ujaran terstruktur (Rofi‟uddin & Zuhdi, 2001). Tes
kemampuan berbicara yang berbentuk cerita dilakukan dengan cara
meminta siswa untuk mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau topik
tertentu). Bahan cerita disesuaikan dengan perkembangan atau keadaan
siswa. Sasaran utama dapat berupa unsur linguistik (penggunaan bahasa dan
cara bercerita), hal yang diceritakan, ketepatan, kelancaran, dan
kejelasannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian proses
belajar berupa observasi terhadap proses kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan siswa dan untuk memperoleh hasil peneliti menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
penilaian berupa tes perbuatan atau unjuk kerja yaitu tes bercerita dengan
meminta siswa maju bercerita di depan kelas.
2. Tinjauan Media Boneka Tangan
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟ (Arsyad, 2011). Menurut
Anitah berpendapat, “Media merupakan bentuk jamak dari kata medium,
yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub)
atau suatu alat” (2009: 123). Dengan kata lain media dijadikan sebagai
perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu sumber pesan dengan
penerima pesan atau informasi. Oleh karena itu, media dapat digunakan
sebagai penghubung dalam mengantarkan pesan atau suatu informasi antara
pegirim pesan atau sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Criticos
mengatakan, “Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan” (Daryanto,
2010: 4). Sejalan dengan pendapat tersebut Romiszowski berpendapat
bahwa, “Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan” (Wibawa &
Mukti, 2001: 12).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk
menyampaikan pesan atau informasi dari pihak pengirim kepada penerima
pesan.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Arsyad menyatakan “Media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran” (2011: 4). Menurut
Sobers disebutkan bahwa, “Media In Education aims to encourage
participants to use media tools as a means of raising levels of other areas of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
their development, (often by stealth), such as communication skills, literacy,
confidence, decision making, etc”. (2005: 5). Dapat diartikan bahwa media
dalam pendidikan atau pembelajaran bertujuan untuk mendorong orang
untuk menggunakan media sebagai cara untuk meningkatkan nilai dari apa
yang akan mereka tingkatkan seperti keterampilan berkomunikasi, melek
huruf, keberanian, pengambilan keputusan, dll. Sependapat dengan hal
tersebut Anitah menjelaskan pengertian media pembelajaran adalah “Setiap
orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap”
(2009: 124). Selain itu, terdapat pengertian lain menurut Sudjana & Rivai
yang menyatakan bahwa media pengajaran sebagai suatu alat bantu
mengajar (2010) . Sejalan dengan pendapat Sudjana, Indriana mengatakan,
“Media pengajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin
digunakan unuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi
prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran” (2011: 16).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dijadikan sebagai alat bantu
dalam mengajar untuk menyampaikan pesan serta menfasilitasi siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran.
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media sebagai sarana penunjang pembelajaran diciptakan manusia
dengan berbagai macam bentuk. Berbagai jenis media dapat diklasifikasikan
menjadi beragam jenis. Gagne mengklasifikasikan media menjadi 7
kelompok, yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media
cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar
(Daryanto, 2010: 17).
Anitah mengelompokkan jenis-jenis media pembelajaran menjadi
beberapa macam, antara lain:
1) Media visual yang tidak diproyeksikan yang meliputi: gambar mati
atau gambar diam, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram,
grafik, peta datar, realia atau model, berbagai jenis papan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Media visual yang diproyeksikan yang terdiri dari: overhead
projector (OHP), slide (film bingkai), filmstrip (film rangkai),
opaque projector.
3) Media audio tradisional (audio kaset, audio siaran, telepon) dan
media audio digital (media optik, audio internet, radio internet).
4) Media audio visual yang terdiri dari: slide suara, televisi.
5) Multimedia (multimedia kits, hypermedia, media interaktif, virtual
reality, expert system) (2009).
Sejalan dengan itu, Indriana (2011) mengklasifikasikan media
berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya sebagai berikut:
1) Media grafis, bahan cetak, dan gambar diam
2) Media proyeksi diam
3) Media audio
4) Media gambar hidup/film
5) Media televisi
6) Multimedia (hlm. 56).
Selain itu Seels & Glasgow mengelompokkan media menjadi dua
kategori luas berdasarkan segi perkembangan teknologi yaitu pilihan media
tradisional dan pilihan media mutakhir. Pilihan media tradisional meliputi:
media visual diam dan diproyeksikan, media visual yang tak diproyeksikan,
media audio, penyajian multimedia, media visual dinamis yang
diproyeksikan, media cetak, media permainan, dan media realia seperti:
model, specimen, manipulatif (peta, boneka). Sedangkan pilihan media
teknologi mutakhir meliputi: media berbasis telekomunikasi dan media
berbasis mikro-prosesor (Ngadino, 2009: 36).
Sudjana & Rivai mengelompokkan berbagai jenis media
pengajaran, antara lain:
1) Media grafis atau sering disebut media dua dimensi, yakni media
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contohnya: gambar,
foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-
lain.
2) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat
(solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock
up, diorama dan lain-lain.
3) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP
dan lain-lain.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran (2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru
dengan pengamalan yang pernah di alami sebelumnya. Menurut Bruner
(1966) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu: pengalaman langsung
(enaktive), pengalaman piktorial/ gambar (ikonic), dan pengalaman abstrak
(symbolic) (Arsyad, 2011: 7). Tahap pengalaman langsung yaitu tahap
mengerjakan, misalnya siswa diminta memahami arti kata „simpul‟
kemudian siswa langsung membuat „simpul‟. Pada tahap ikonik (artinya
gambar atau image) siswa belajar dengan menggunakan gambar, foto, film,
ataupun film dalam memahami sesuatu. Misalnya, meskipun siswa belum
pernah secara langsung mengikat tali untuk membuat „simpul‟ tetapi mereka
dapat mempelajari dengan melihat gambar, foto atau film. Sementara pada
tahap simbolik, siswa belajar dengan menggunakan kata-kata. Pada
tingkatan simbolik, siswa membaca atau mendengar kata simpul yang
diterimanya kemudian mencocokannya dengan image atau pengalamannya
membuat „simpul‟. Ketiga tingkat pengalaman tersebut saling berinteraksi
untuk memperoleh pengalaman (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang
baru.
Prinsip tahapan pembelajaran dari Jerome Bruner ini dapat kita
terapkan dalam “Kerucut Pengalaman Dale” atau “Dale’s Cone of
Experience” seperti yang dapat kita lihat pada gambar 2.1 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
(Sumber Daryanto, 2010)
e. Fungsi dan Manfaat Media
Dalam kerucut pengalaman Edgar Dale pengetahuan siswa akan
semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui verbal. Dalam hal
ini penyampaian suatau pesan melalui pengalaman nyata atau konkret akan
jauh lebih bermakna dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
sebab itu Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad,
2011: 15).
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif,
fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris (Arsyad 2011: 16).
Adapun penjelasan keempat fungsi tersebut antara lain:
1) Fungsi atensi artinya media merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Fungsi afektif berarti media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar.
3) Fungsi kognitif berarti media memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
media tersebut.
4) Fungsi kompensatoris berarti media membantu siswa yang lemah dan
lambat menerima atau memahami isi pelajaran untuk mengorganisasikan
informasi dan mengingatnya kembali.
Kemp & Dayton (1985) menyebutkan tiga fungsi media
pembelajaran, antara lain: memotivasi minat atau tindakan, menyajikan
informasi, memberi instruksi (Arsyad, 2011: 19).
Beberapa manfaat penggunaan media yang dikemukakan oleh
Indriana (2011), antara lain:
1) Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak.
2) Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar melalui media pengajaran
yang menjadi sampel dari objek tersebut.
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang
pembelajaran pada waktu kelas membahas tentang objek yang
besar atau yang terlalu kecil tersebut.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat (hlm. 48-
49).
Pendapat dari Sudjana & Rivai (2010) mengatakan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan (hlm. 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Selain itu Encyclopedia of Education Research merincikan manfaat
media sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena
itu mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiyu, terutama
melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh denjgan
cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih
banyak dalam belajar. (Arsyad, 2011: 25).
Selain fungsi dan manfaat tersebut, ada beberapa hal yang patut
diperhatikan terkait dengan media pengajaran yang dikemukakan oleh
Indriana (2011), diantaranya:
1) Penggunaan media pengajaran bukan merupakan fungsi tambahan
dalam proses belajar dan mengajar, tetapi memang memiliki
fungsi tersendiri yang sangat signifikan dalam membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.
2) Media pengajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran, sehingga media pengajaran ini bukanlah
komponen yang berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan
yang saling berkaitan dengan komponen lainnya dalam
menciptakan situasi belajar yang diinginkan.
3) Media pengajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran.
4) Media pengajaran bukan hanya alat atau media hiburan semata,
penggunaannya harus melibatkan anak didik sehingga mereka
mampu belajar dengan baik.
5) Media pengajaran berguna mempercepat proses belajar.
6) Media pengajaran juga berguna dalam meningkatkan kualitas
belajar dan mengajar.
7) Media pengajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret
dalam berpikir, sehingga dapat mengurangi pola pengajaran verbal
yang sebelumnya sangat dominan diperankan oleh guru (hlm. 49-
50).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media memiliki fungsi
dan manfaat dalam suatu proses pembelajaran. Media dapat mewakili suatu
objek yang tidak dapat dihadirkan atau dijangkau dalam kelas, media dapat
membuat konkret sesuatu yang abstrak selain itu media dapat mengurangi
verbalitas dalam pembelajaran yang biasa didominasi oleh guru, dan lebih
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yang akan bermuara pada
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, penggunaan media
sangat menunjang proses pembelajaran.
f. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Selain itu, untuk memilih media perlu memperhatikan beberapa
kriteria. Berikut ini merupakan beberapa kriteria pemilihan media yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya:
1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran
yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan
mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada
waktu mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; apa pun jenis media
yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya
dalam proses pengajaran.
5) Tersedianya waktu untuk menggunakannya; sehingga media
tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk
pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh
para siswa (Sudjana & Rivai, 2010: 4-5).
Selain itu, Susilana & Riyana (2007) membagi kriteria pemilihan
media menjadi dua bagian pokok, yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
1) Kriteria umum, meliputi: kesesuaian dengan tujuan, kesesuaian
dengan materi pembelajaran, kesesuaian dengan karakteristik
pembelajar atau siswa, kesesuaian dengan teori, kesesuaian dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
gaya belajar siswa, kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas
pendukung, dan waktu yang tersedia.
2) Kriteria khusus, yang dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu
akronim dari; access, cost, technology, interactivity, organization,
dan novelty (hlm. 68).
Mengenai kriteria, Arsyad mengemukakan bahwa ada beberapa
kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
3) Praktis, luwes, dan bertahan.
4) Guru terampil menggunakannya.
5) Pengelompokan sasaran.
6) Mutu teknis (2011).
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan media
pengajaran, antara lain:
1) Rasional, yaitu media yang dibuat harus sesuai dengan akal dan mampu
dipikirkan oleh penggunanya.
2) Ilmiah, yaitu media tersebut harus sesuai kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan.
3) Ekonomis, yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan sehingga lebih
hemat dan efisien.
4) Praktis, yaitu media yang dibuat dapat digunakan dalam kondisi praktis
di sekolah dan bersifat sederhana.
Selain menjabarkan jenis-jenis media dan kriteria pemilihannya,
ada ahli yang menyebutkan peranan media dalam proses pengajaran, yaitu:
1) Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru
menyampaikan pelajaran.
2) Alat untuk mengangkat dan menimbulkan persoalan untuk dikaji
lebih lanjut dan dipecahkan, guru menempatkan media sebagai
sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
3) Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisiskan
bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individual
maupun kelompok (Sudjana & Rivai, 2010: 6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
g. Teknik Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam memilih media seseorang tidak hanya cukup mengetahui
kegunaan serta landasannya, tetapi juga harus mengetahui bagaimana cara
menggunakan media tersebut. Anitah menjelaskan beberapa langkah
penggunaan media, diantaranya:
1) Persiapan sebelum menggunakan media
2) Pelaksanaan penggunaan media
3) Evaluasi
4) Tindak lanjut (2009).
Ada beberapa teknik dalam penggunaan media pembelajaran yang
dikemukakan oleh Daryanto, antara lain:
1) Penggunaan media berdasarkan tempat
a) Penggunaan media di kelas
Penggunaan media ini disajikan di ruang kelas dimana guru dan siswa
hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung (face to face). Media
yang digunakan dalam kelas harus praktis, ekonomis, mudah untuk
digunakan (user friendly).
b) Penggunaan media di luar kelas
Penggunaan media ini di luar situasi kelas, dalam hal ini media tidak
secara langsung dikendalikan oleh guru, tetapi digunakan oleh siswa
sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua
siswa.
2) Penggunaan media tidak terprogram
Penggunaan media ini termasuk ke dalam media di luar kelas karena
media ini dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan
keberadaan media massa yang ada di masyarakat, misalnya televisi,
radio, penggunaan film melalui CD/DVD ROM. Penggunaan media ini
bersifat bebas tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai
tuntutan kurikulum yang diberikan oleh guru atau sekolah sehingga
penggunaan media ini didasarkan atas inisiatif sendiri tanpa disuruh oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pihak sekolah, medianya dapat diperoleh dimana saja, misalnya: di toko
buku, supermarket, pameran pendidikan, dan lain-lain.
3) Penggunaan media secara terprogram
Penggunaan media secara terprogram adalah bahwa media tersebut
digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik
untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum
yang sedang berlaku. Bila media itu berupa media pembelajaran, sasaran
didik diorganisasikan dengan baik hingga mereka dapat menggunakan
media itu secara teratur. Misalnya, penggunaan radio; penggunaan E-
learning di sekolah-sekolah.
4) Variasi penggunaan media
a) Media dapat digunakan secara perorangan
Media yang digunakan oleh seseorang secara sendirian atau individual
learning.
b) Media dapat digunakan secara berkelompok
Media ini dirancang untuk digunakan secara berkelompok. Media ini
memerlukan beberapa persyaratan, yaitu:
(1) Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga
semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
(2) Gambar atau tulisan dalam media tersebut harus cukup besar
sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu.
(3) Perlu alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amplifier) dan
membesarkan gambar (proyektor).
c) Media dapat digunakan secara massal
Media seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio,
televisi edukasi yang disingkat “TVe”. Media ini besifat massal
karena disiarkan di seluruh wilayah (2010).
h. Model ASSURE dalam Penggunaan Media
Heinich (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media
yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
characteristics, State objective, Select or modify media, Utilize, Require
learner response, and Evaluate) (Arsyad, 2011: 67).
Sejalan dengan itu, penjelasan mengenai model ASSURE
dijelaskan oleh Anitah sebagai berikut:
A = Analyze learner characteristics (menganalisis karakteristik pebelajar),
yang dimaksudkan ialah menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran
seperti: usia, tingkat pendidikan, kebudayaan sosial ekonomi. Selain itu
menganalisis karakteristik khusus yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap awal mereka.
S = State objectives (menyatakan tujuan) yang berarti langkah berikutnya
adalah merumuskan tujuan pembelajaran sekhusus mungkin. Tujuan ini
akan mempengaruhi pemlihan media dan urut-urutan penyajian dan kegiatan
belajar.
S = Select methods, media, and material (memilih metode, media, dan
materi) yang dimaksud ialah rencana untuk penggunaan media pertama-
tama adalah pemilihan yang sistematis. Proses memilih ada 3 tahap yaitu:
menentukan metode yang sesuai untuk suatu tugas belajar, memilih bentuk
media yang cocok dengan metode yang akan disajikan, memilih,
memodifikasi, atau merancang materi secara khusus dalam bentuk media.
U = Utilize media and materials (memanfaatkan media dan materi).
Setelah memilih materi dan media yang tepat diperlukan persiapan
bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya.
Oleh sebab itu diperlukan review awal atau preview materi, menyiapkan
materi, menyiapkan lingkungan, menyiapkan pebelajar, menyajikan
pengalaman belajar.
R = Require learner participation ()meminta partisipasi pebelajar). Guru
sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respond dan umpan balik
dalam proses belajar sehingga siswa akan menampakkan partisipasi yang
lebih besar dalam proses belajar.
E = Evaluate (menilai), dalam hal ini evaluasi dan revisi menjadi komponen
penting untuk pengembangan kualitas pembelajaran. Tujuannya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran,
keefektivan media, pedekatan, dan guru itu sendiri. Dalam evaluasi ini, hal
yang perlu dilakukan yaitu menilai hasil pebelajar, menilai metode dan
media, langkah terakhir adalah revisi (2009).
i. Pengertian Boneka
Boneka merupakan suatu benda tiruan yang biasanya digunakan
oleh anak-anak untuk bermain. Pengertian boneka menurut Daryanto adalah
benda tiruan dari bentuk manusia atau binatang (2010: 33). Sebagai media
pendidikan, dalam penggunaanya boneka dimainkan dalam bentuk
sandiwara boneka. Sejalan dengan pendapat Daryanto, menurut pendapat
Itadz menyatakan bahwa boneka menjadi sesuatu yang hidup dalam
imajinasi anak dan menjadi peraga yang dianggap mendekati naturalitas
bercerita. Melalui boneka, anak tahu tokoh mana yang sedang berbicara, apa
isi pembicaraannya, dan bagaimana perilakunya (2008: 128). Pendapat
tersebut diperkuat oleh Sudjana & Rivai yang menyatakan, “Boneka
merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan
permainan” (2010: 156). Selain pendapat di atas, Ocieta menyebutkan
bahwa boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang
termasuk tiruan dari bentuk binatang (2010). Boneka dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa boneka adalah sebuah benda tiruan yang menyerupai
manusia atau hewan yang biasanya dipakai untuk bermain anak-anak dan
dapat juga digunakan untuk media bercerita dalam pembelajaran.
j. Pengertian Boneka Tangan
Boneka tangan sering dijumpai anak-anak dalam kehidupan sehari-
hari. Boneka tersebut dimainkan dengan tangan dan biasa digunakan sebagai
mainan oleh anak-anak. Sudjana menyebutkan, “Boneka yang digerakkan
oleh tangan disebut boneka tangan” (2010: 188). Boneka ini digerakkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan memasukkan tangan seseorang ke bawah pakaian boneka. Dalam hal
ini boneka tidak berlengan, tetapi sebuah lubang dibuat pada bagian
samping sebagai tempat memasukkan telunjuk dan ibu jari untuk
melengkapi sepasang lengan boneka. Sejalan dengan itu Itadz berpendapat,
“Boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam mengerakkan ibu
jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan” (2008: 129). Selain
itu, menurut penjelasan Ocieta (2010) dijelaskan bahwa:
Pada boneka tangan ini satu tangan kita hanya dapat memainkan satu
boneka. Disebut boneka tangan, karena boneka ini hanya terdiri dari
kepala dan dua tangan saja, sedangkan bagian badan dan kakinya
hanya merupakan baju yang akan menutup lengan orang yang
memainkannya disamping cara memainkannya juga hanya memakai
tangan (tanpa menggunakan alat bantu yang lain). Cara memainkanya
adalah jari telunjuk untuk memainkan atau menggerakkan kepala, ibu
jari, dan jari tangan untuk menggerakkan tangan. Di Indonesia
penggunaan boneka tangan sebagai media pendidikan/pembelajaran di
sekolah-sekolah sudah dilaksanakan, bahkan dipakai di luar sekolah
yaitu pada siaran televisi.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa boneka
tangan adalah salah satu jenis boneka yang dimainkan dengan tangan dan
untuk menggerakkan kepala dapat digunakan telunjuk serta ibu jari dan jari
tangan untuk menggerakkan tangan.
Daryanto menyebutkan beberapa keuntungan mengunakan media
boneka, antara lain:
1) Efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan.
2) Tidak memerlukan keterampilan yang rumit.
3) Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam
suasana gembira (2010: 33).
Boneka termasuk ke dalam golongan media realia dan termasuk
media tiga dimensi. Daryanto mengartikan media tiga dimensi sebagai
sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga
dimensional (2010: 29).
Moedjiono (1992) mengemukakan kelebihan media tiga dimensi,
diantaranya: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara
konkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan alur suatu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
secara jelas. Sedangkan kelemahannya, yaitu: tidak bisa menjangkau sasaran
dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar
dan perawatannya rumit (Daryanto, 2010: 29).
k. Langkah Penggunaan Media Boneka Tangan
Agar penggunaannya menjadi efektif, maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan media boneka, yaitu:
1) Merumuskan tujuan pengajaran secara jelas.
2) Didahului dengan pembuatan naskah.
3) Lebih banyak mementingkan gerak ketimbang verbal.
4) Dimainkan sekitar 10-15 menit.
5) Diselingi dengan nyanyian.
6) Cerita disesuaikan dengan umur anak.
7) Diikuti dengan tanya jawab.
8) Siswa diberi peluang untuk memainkannya (Daryanto, 2010: 33).
Banyak teknik yang digunakan seseorang dalam bercerita, salah
satunya adalah bercerita dengan alat peraga. Bimo (2011) memaparkan
beberapa teknik bercerita dengan menggunakan boneka, antara lain:
1) Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita.
2) Maksimalkan latar pada bagian depan dan belakang, bagian depan
diiisi dengan hiasan kecil yang menyerupai wujud asli (seperti:
rumput dan bunga-bunga kecil) dan bagian belakang diisi dengan
gambar-gambar yang relatif permanen (seperti: gunung, rumah-
rumahan, gedung, gua, sawah, atau hutan). Dapat dilengkapi pula
dengan hiasan hidup (seperti: daun dan ranting).
3) Tutup bagian depan dan bawah dengan kain. Kayu atau gambar
bagian depan bawah berfungsi sebagai penutup gerak pencerita
sehingga perhatian anak dapat tertuju sepenuhnya pada panggung
dan boneka.
4) Jika memungkinkan, sediakan peralatan tambahan seperti tape
recorder atau laptop untuk memutar tambahan ilustrasi cerita. Jika
memungkinkan pula, hadirkan musik pengiring lagu yang dapat
dimanfaatkan ketika tokoh menyanyikan lagu bersama anak.
5) Sandiwara boneka dalam pangung memerlukan dua orang. Satu
sebagai pencerita utama dan satu sebagai pencerita pendukung
yang merangkap sebagai operator musik.
6) Manfaatkan musik pengiring dan penegas (di samping musik
pembuka dan penutup) untuk menghidupkan latar cerita, sekaligus
sebagai pembangkit suasana dramatik (hlm. 69).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pendapat lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Itadz (2008)
menyebutkan teknik bercerita dengan boneka tangan, yaitu:
1) Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita.
2) Kedua tangan harus lentur memainkan boneka, ada kalanya
melakukan gerakan secara bersama-sama (karena sedang angkat
bicara) tatapi ada kalanya diam (karena menunggu giliran bicara).
3) Antara gerakan boneka dengan suara tokoh harus sinkron. Untuk
itu guru harus hafal dengan karakter suara dan sifat masing-
masing tokoh boneka. Guru dituntut memiliki sekurang-
kurangnya, dua karakter suara (untuk tokoh tua-muda atau laki-
laki dan perempuan).
4) Sedapat mungkin, selipkan nyanyian dalam cerita melalui
perilaku tokoh. Ajak anak-anak menyanyikan lagu tersebut
bersama tokoh cerita.
5) Selipkan beberapa pernyataan non-cerita sebagai pengisi cerita,
sekaligus strategi pelibatan anak, seperti: “Boleh tidak, kita
bermain curang, anak-anak?”
6) Lakukan improvisasi melalui tokoh dengan melakukan interaksi
langsung dengan anak, misalnya: “Mas Rafi saja tidak nakal kok,
Ra!!” (Rafi adalah nama anak di kelas).
7) Tutup cerita dengan membuat simpulan dan ajukan pertanyaan
cerita yang berfungsi sebagai latihan bagi siswa. Hasil latihan ini
sekaligus dapat berfungsi sebagai masukan bagi guru tentang
kemampuan pemahaman siswa.
8) Sesekali, apabila cerita tidak dilakukan di panggung boneka,
dekatkan boneka tangan pada anak yang tampak terpesona atau
sebaliknya.
9) Untuk meningkatkan kualitas cerita dan performansi cerita, guru
dapat menyiapkan panggung boneka. Panggung boneka dapat
dibuat permanen dari kayu, dapat pula memanfaatkan sarana yang
ada (hlm. 129-130).
Dalam penelitian ini langkah-langkah penggunaan media tersebut
antara lain:
1) Guru mempersiapkan naskah berupa teks cerita untuk dibaca siswa dan
media boneka tangan yang akan digunakan.
2) Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka tangan dengan
ketentuan jarak boneka dengan mulut pencerita tidak boleh terlalu dekat.
3) Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi harus jelas ketika siswa
bercerita.
4) Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
5) Dalam memainkan boneka, tangan harus terlihat lentur atau tidak kaku
dan gerakan harus sinkron dengan suara.
l. Pengertian Aktivitas Belajar
Dalam suatu proses pembelajaran terutama dalam kegiatan belajar
mengajar atau proses KBM tentunya akan menimbulkan sebuah aktivitas
belajar pada siswa. Aktivitas belajar yang dilakukan siswa meliputi aspek
fisik dan aspek mental.
Sardiman berpendapat bahwa, “Dalam belajar sangat diperlukan
adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung
dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya
hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala
kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar” (2004: 99).
Dierich mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu:
1) Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau
bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan
pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan
radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan
kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan
berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
8) Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-
kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan
overlap satu sama lain (Hamalik, 2011: 172-173).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti
proses kegiatan belajar mengajar yang menimbulkan suatu perubahan sikap
belajar siswa, misalnya dari yang pasif menjadi aktif, atau dari yang kurang
terampil menjadi terampil.
B. Penelitian yang Relevan
Temuan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh:
1. Fiana (2011) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita
dengan Menggunakan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas I SD
Negeri 02 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil dari
penelitian tersebut adalah penggunaan media boneka tangan dapat
meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas I SD
Negeri 02 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai keterampilan menyimak
mulai dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tindakan prasiklus nilai
rata-rata keterampilan menyimak cerita siswa adalah 56.62, Pada siklus I
nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita siswa adalah 63.59, dan
siklus II nilai rata-rata keterampilan menyimak cerita adalah 78.18.
Tingkat ketuntasan klasikal pada prasiklus sebanyak 15 siswa atau
45.45%. Pada siklus I tingkat ketuntasan klasikal sebanyak 25 siswa atau
75.76% dan siklus II tingkat ketuntasan klasikal sebanyak 31 siswa atau
93.94%. Dengan demikian secara klasikal pembelajaran keterampilan
menyimak cerita telah mencapai ketuntasan belajar yang ditargetkan.
Penelitian Fiana di atas, relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya terletak pada variabel bebasnya yaitu sama-sama
menggunakan media boneka tangan. Sedangkan perbedaannya terletak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pada variabel terikatnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Neni
variabel terikatnya adalah keterampilan menyimak cerita, sedangkan
variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan bercerita. Selain
itu perbedaan juga terlihat dari subjek penelitian dan lokasi penelitian
yang digunakan serta tahun pelajaran pada penelitian tersebut.
2. Lasmini (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak
Dongeng dengan Menggunakan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas
II SD Negeri 02 Kwangsan Jumapolo, Karanganyar Tahun Ajaran
2009/2010”. Hasil dari penelitian tersebut antara lain (1) keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut dapat terlihat dari hasil pada kondisi awal hanya 47 %, siklus I
52 % dan siklus II yaitu 82 % siswa yang aktif. (2) Terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami dongeng. Dengan hasil pada kondisi
awal 30 %, tindakan siklus I sebanyak 82 %, sedangkan pada tindakan
siklus II sebanyak 88 % atau 15 siswa sudah mendapatkan nilai di atas
KKM.
Penelitian yang dilakukan Lasmini memiliki persamaan dengan
penelitian ini. Persamaan itu terletak pada variabel bebasnya yaitu
menggunakan media boneka tangan. Sedangkan perbedaanya ada pada
variabel terikatnya. Dalam penelitian tersebut yang diteliti adalah
keterampilan menyimak dongeng, sedangkan pada penelitian ini adalah
keterampilan bercerita. Selain itu, perbedaannya terletak pada subjek
yang diteliti serta lokasi penelitian dan juga tahun pelajaran penelitian
tersebut.
3. Mukhdori (2010) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan
Bercerita Siswa Kelas V SDN Bantarbolang dengan Media Gambar
Tokoh Dari Karton Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil dari penelitian
tersebut adalah pembelajaran bercerita dengan media gambar karton
dapat meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa kelas V SDN
Bantarbolang Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal itu ditunjukkan dengan
adanya peningkatan pada siklus 1 yang semula hanya ada 6 siswa atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
30% siswa yang memperoleh nilai di atas 65 dengan rata-rata 59,50
meningkat menjadi 11 siswa atau 55% siswa yang memperoleh nilai
diatas 65 dengan rata-rata 67,00. Sedangkan pada siklus kedua terjadi
peningkatan lagi menjadi 17 siswa yang mendapat nilai 65 ke atas atau
85% dengan rata-rata 74,50.
Penelitian Mukhdori tersebut memiliki persamaan yang terletak
pada variabel terikatnya yaitu keterampilan bercerita. Sedangkan
perbedaannya pada variabel bebasnya. Penelitian tersebut menggunakan
media gambar karton, sedangkan pada penelitian ini menggunakan media
boneka tangan. Tidak hanya itu, perbedaannya juga terlihat pada subyek
penelitian dan lokasi penelitian serta tahun pelajaran pada penelitian
tersebut.
C. Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal, siswa kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam hal bercerita masih
tergolong rendah. Pembelajaran yang diberikan guru masih bersifat
konvensional. Guru belum memanfaatkan media dalam proses
pembelajarannya, sehingga proses belajar menjadi kurang bermakna. Selain
itu, penciptaan iklim pembelajaran yang masih jauh dari kata menyenangkan
membuat siswa kurang antausias dalam pembelajaran.
Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah usaha serta
kreativitas dari guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang PAIKEM
(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan). Pembelajaran
tersebut diharapkan dapat memberikan semangat baru dalam diri siswa serta
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Salah satunya adalah
dengan memanfaatkan media yang dapat merangsang keaktifan anak serta
menarik perhatian anak.
Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan media boneka tangan
dalam pembelajaran bercerita akan menarik perhatian tersendiri bagi siswa,
sebab boneka itu sendiri sangat populer dikalangan anak. Biasanya anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
merasa takut jika diminta untuk bercerita di depan kelas, melalui
penggunaan media ini anak tidak merasa takut lagi saat bercerita di depan
kelas. Penggunaan media boneka tangan dapat membuat keaktifan siswa
meningkat karena mereka langsung berinteraksi dengan media dalam
menceritakan sesuatu sehingga siswa secara aktif bercerita dengan didukung
media. Pada akhirnya penggunaan media boneka tangan dapat
meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa kelas II. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat dalam gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis dari penelitian ini, yaitu:
1. Dengan menggunakan media boneka tangan dapat meningkatkan
keterampilan bercerita pada siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap
Tahun 2012.
2. Dengan menggunakan media boneka tangan dapat meningkatkan aktivitas
belajar pada siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012.
Kondisi
Akhir
Dengan penggunaan media boneka tangan
keterampilan bercerita siswa kelas II SD Negeri
Gumilir 02 meningkat.
Kondisi
Awal
Guru belum menggunakan
media (pembelajaran masih
konvensional)
Keterampilan bercerita
siswa masih rendah
Tindakan
Dalam pembelajaran guru
menggunakan media
boneka tangan
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Gumilir 02
yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo No. 248, Kecamatan Cilacap Utara,
Kabupaten Cilacap. Alasan peneliti memilih SD Negeri Gumilir 02 sebagai
tempat penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Di sekolah ini belum pernah diadakan penelitian tentang keterampilan
bercerita melalui media boneka tangan.
b. Pihak sekolah bersedia memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian
untuk meningkatkan kualitas sekolah di SD tersebut.
c. Pihak sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti.
d. Sekolah tersebut khususnya kelas II memiliki nilai keterampilan berbicara
khususnya bercerita yang masih perlu ditingkatkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
e. Letak lokasi SD strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.
2. Waktu penelitian
Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai dari tahap
perencanaan sampai tahap pelaporan hasil penelitian dilakukan mulai bulan
Januari 2012 sampai bulan Agustus 2012. Berikut ini rencana pembagian
waktu penelitian akan dijabarkan pada tabel 3.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
No KEGIATAN BULAN
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agts Spt
1 Penyusunan
dan pengajuan
proposal
2 Perbaikan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Mengurus izin
penelitian
5 Pelaksanaan
penelitian
6 Analisis data
7 Penyusunan
laporan/skripsi
8 Penyusunan
jurnal
9 Ujian skripsi
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam
pelaksanaan pembelajaran (Suwandi, 2009: 55). Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa dan guru kelas II SD Negeri Gumilir 02 Cilacap tahun 2012.
Adapun jumlah siswa kelas II sebanyak 30 orang yang terdiri dari 22 siswa
laki-laki dan 8 siswa perempuan. Pada dasarnya mereka dari latar belakang
yang berbeda-beda. Dari 30 siswa kelas II ini semuanya adalah anak yang
normal dalam artian tidak ada anak yang berkebutuhan khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Sedangkan objek penelitian ini adalah keterampilan bercerita dengan
menggunakan media boneka tangan. Pada penelitian ini yang menjadi variabel
X (variabel bebas) adalah media boneka tangan. Sedangkan variabel Y
(variabel terikat) adalah keterampilan bercerita. Variabel bebas (variabel
independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel
terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Seperti telah dijelaskan
pada bab II, yang dimaksud media boneka tangan adalah salah satu jenis
boneka yang dimainkan dengan tangan dan untuk menggerakkan kepala dapat
digunakan telunjuk serta ibu jari dan jari tangan untuk menggerakkan tangan
yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Sedangkan
keterampilan bercerita adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
menuturkan sesuatu hal yang dapat dilatih melalui latihan bercerita secara
teratur.
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dan dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Data Kualitatif yang berupa daftar nama siswa kelas II dan hasil
dokumentasi serta dokumen yang berisi kurikulum yaitu silabus dan
Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Data Kuantitatif yang berupa daftar nilai siswa sebelum dan sesudah
dilaksanakan penelitian.
Sedangkan untuk sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
1. Sumber data primer yaitu informasi dari siswa, guru, kepala sekolah atau
pihak lain yang berhubungan.
2. Sumber data sekunder yaitu dokumen data nilai keterampilan bercerita dan
arsip pendukung penelitian seperti silabus dan daftar kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan unuk mengumpulkan data terdiri dari
pengamatan, wawancara, dan tes.
1. Pengamatan
Observasi dilakukan oleh peneliti secara langsung tanpa perantara.
Observasi dilakukan secara partisipatif, yaitu pengamatan yang dilakukan
pada siswa kelas II SDN Gumilir 02 untuk mengetahui perkembangan
keterampilan bercerita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai partisipasi aktif yaitu peneliti bertindak sebagai
pengajar atau berperan sebagai guru, sehingga peneliti ikut berperan dalam
dalam mempengaruhi peristiwa yang sedang berlangsung. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Sedangkan, guru kelas II sebagai pengamat pasif atau partisipasi pasif
terhadap proses pembelajaran. Peneliti meminta bantuan guru kelas II untuk
mengamati proses pembelajaran.
2. Wawancara
Menurut Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut “a
meeting of two person to exchange information and idea through question and
responses, resulting in communication and joint construction of meaning
about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010: 317).
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara untuk mengumpulkan
data atau informasi dari informan atau narasumber terkait dengan
pembelajaran bercerita. Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi
struktur. Wawacara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Wawancara ini dilakukan sebelum penentuan tindakan dan setelah
pelaksanaan tindakan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
untuk mengetahui kelemahan dan hambatan yang ada dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
berbicara khususnya bercerita, sehingga dari informasi yang diperoleh dapat
diketahui langkah-langkah perbaikan dalam pembelajaran bercerita.
3. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, buku atau materi pelajaran, dan arsip
nilai siswa kelas II SD Negeri Gumilir 02 yang diberikan oleh guru, video,
foto-foto di setiap pelaksanaan pembelajaran tindakan dalam proses
pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan media boneka tangan.
4. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes dilakukan untuk
mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam bercerita sesuai dengan siklus
yang ada. Dalam penelitian ini tes diberikan pada siswa kelas II SD Negeri
Gumilir 02. Tes dilakukan dengan meminta siswa bercerita di depan kelas.
E. Uji Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan, teknik yang
digunakan untuk menguji validitas data yang digunakan adalah dengan
triangulasi. Iskandar menyatakan, “Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
kepeluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data” (2009:
84). Moleong (1995) menyatakan, “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembandingan data itu” (Suwandi, 2009: 60). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi diantaranya:
1. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber data dapat dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2009: 373).
Dalam penelitian ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
membandingkan dan mengecek data atau informasi terkait pembelajaran
keterampilan bercerita yang diperoleh dari guru kelas II, kepala sekolah,
maupun siswa kelas II SDN Gumilir 02. Dari sumber data yang berbeda-
beda ini, data sejenis dapat teruji kemantapan dan kebenarannya.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dapat dilakukan dengan cara mengecek data
yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2009: 373).
Metode dalam penelitaian ini berupa wawancara, observasi, dokumentasi
maupun tes. Berbagai metode yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan untuk menggali data mengenai keterampilan bercerita siswa
kelas II SDN Gumilir 02. Peneliti membandingkan data yang terkumpul
dari teknik observasi, wawancara, dokumentasi maupun tes kemudian
menarik kesimpulan sehingga diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif Miles and Huberman (1984) yang terdiri dari 3
kegiatan yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
penarikan kesimpulan (conclusion drawing) (Sugiyono, 2010). Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi data awal, memilih hal-hal
yang pokok, menyederhanakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan, memfokuskan pada hal-hal yang penting, membuang yang
tidak perlu dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan demikian, data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
yang disajikan dapat berupa teks naratif, grafik, tabel, phie chard, pictogram,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
matrik, network (jejaring kerja), dan chart. Dalam penelitian ini penyajian
data disajikan melalui paparan teks naratif, tabel, dan grafik.
3. Penarikan Kesimpulan
Hasil dari data-data yang telah didapatkan selanjutnya ditarik
kesimpulan. Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan
sajian data. Kesimpulan ini merupakan intisari yang mewakili semua data
yang telah diolah dan disajikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan merupakan sesuatu yang saling
terkait satu dengan yang lain sehingga kegiatan itu merupakan suatu siklus
yang interaktif. Adapun hubungan interaksi antara pengumpulan data (data
collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan
penarikan kesimpulan (conclusions drawing/verifying) dapat divisualisasikan
pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data (interactive model)
(Sugiyono, 2010: 338)
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektian penelitian (Suwandi,
2009: 61). Indikator yang ingin dicapai pada penelitian tindakan kelas ini
Pengumpulan
Data
Data Collection
Penarikan
kesimpulan
Reduksi data
Penyajian
data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
adalah meningkatnya keterampilan bercerita pada siswa kelas II SD Negeri
Gumilir 02 Cilacap tahun 2012 dengan menggunakan media boneka tangan.
Indikator penelitian bersumber dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
telah ditetapkan oleh kebijakan sekolah yaitu 71. Dalam penelitian ini,
dikatakan berhasil jika siswa kelas II di SD Negeri Gumilir 02 Cilacap dalam
keterampilan bercerita memperoleh nilai ≥ 71 (sesuai KKM) sebanyak 80%
dari jumlah siswa secara keseluruhan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari
awal hingga akhir. Dalam prosedur penelitian tindakan terdapat empat
komponen pokok sebagai berikut: perencanaan, pelaksanan, pengamatan,
refleksi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, sehingga
penelitian tindakan ini diwujudkan dalam bentuk siklus. Adapun model dan
penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2. Model Penelitian Tindakan
(Arikunto, dkk., 2006: 16)
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Dan seterusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan siklus pertama yang
terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Kegiatan pada siklus kedua merupakan kelanjutan dari keberhasilan
siklus pertama, namun kegiatan pada siklus kedua mempunyai berbagai
tambahan untuk perbaikan dari hambatan dan kesulitan yang ditemukan pada
tindakan siklus pertama. Dengan menyusun kegiatan tindakan pada siklus
kedua, maka peneliti melanjutkan kegiatan PTK seperti pada siklus pertama.
Berdasarkan temuan di kelas, maka peneliti berusaha meningkatkan
keterampilan bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II
melalui media boneka tangan.
Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan
1) Menentukan pokok bahasan yaitu keterampilan bercerita pada siswa
kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai SK dan
KD dengan media boneka tangan.
3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
dalam pembelajaran, diantaranya boneka tangan.
4) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan dalam 2
pertemuan. Secara garis besar kegiatan pada siklus 1 diuraikan sebagai
berikut:
1) Pertemuan 1
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa dan presensi.
b) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c) Guru memberikan sebuah apersepsi melalui tanya jawab untuk
mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari.
d) Siswa menyimak cara guru berkenalan dan bercerita dengan
menggunakan boneka tangan.
e) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan isi cerita
yang disampaikan guru dengan menggunakan boneka tangan.
f) Siswa secara bergantian diminta mengenalkan diri dan bercerita
seputar diri sendiri dengan menggunakan media boneka tangan.
g) Guru memberi penguatan dan penghargaan bagi siswa yang maju
bercerita dengan baik menggunakan boneka tangan.
h) Guru melakukan konfirmasi tehadap hasil kerja siswa.
i) Siswa diberi motivasi agar lebih bersemangat dan berpartisipasi
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
2) Pertemuan 2
a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa dan presensi.
b) Guru memberikan sebuah apersepsi melalui nyanyian untuk
mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari sebelumnya.
c) Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan pelajaran.
d) Siswa menyimak guru bercerita dengan menggunakan boneka
tangan.
e) Siswa secara individu diberi tugas menceritakan kembali cerita
yang disampaikan guru dengan kalimatnya sendiri secara
sederhana menggunakan media boneka tangan.
f) Guru memberi penguatan dan penghargaan bagi siswa yang maju
bercerita.
g) Guru melakukan konfirmasi tehadap hasil kerja siswa.
h) Siswa diberi motivasi agar lebih bersemangat dan berpartisipasi
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Observasi
Pengamatan dilakukan pengajar dengan mengamati siswa selama
proses pembelajaran. Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan atau
perekaman. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat
secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan
tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.
d. Refleksi
Setelah mengadakan refleksi dan evaluasi dari pertemuan 1 dan 2
pada siklus pertama, maka dapat diketahui kelemahan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan
untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Dari refleksi pada
siklus I diperoleh hasil bahwa 66,7% siswa telah mencapai ketuntasan
atau 20 siswa memperoleh nilai ≥ 71(KKM). Namun, hasil tersebut
belum mencapai indikator sesuai yang diharapkan yaitu 80% maka
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan
penggunaan media boneka tangan yang didasarkan pada hasil refleksi
pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus kedua ini dilaksanakan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai yang ditargetkan.
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menganalisis kekurangan pada siklus 1 dan mencari alternatif
pemecahan masalah.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai SK dan
KD
3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
dalam pembelajaran, diantaranya media boneka tangan.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Pelaksanaan
Siklus 2 adalah perbaikan penggunaan media boneka tangan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1. Pelaksanaan tindakan pada
siklus II ini pada dasarnya hampir sama dengan siklus 1, dan dilakukan
dalam 2 pertemuan. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan,
antara lain:
1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1.
2) Siswa dilatih belajar bercerita melalui dongeng dengan menggunakan
media boneka tangan.
3) Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan keterampilan
bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan pengajar dengan mengamati proses
pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat,
peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-
poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap.
d. Refleksi
Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan
untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru
dalam meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas II SDN Gumilir
02. Setelah dilakukan tindakan melalui II siklus, diperoleh hasil bahwa
nilai pembelajaran bercerita melalui media boneka tangan sudah
memenuhi indikator kinerja yaitu 26 siswa memperoleh nilai ≥ 71 atau
86,7% siswa telah mencapai ketuntasan secara klasikal. Oleh sebab itu,
peneliti tidak melanjutkan ke siklus berikutnya karena pada siklus kedua
ini indikator kinerja yang diharapkan telah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan kegiatan observasi
terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dan keadaan nyata yang terjadi
terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pokok bahasan
bercerita pada siswa kelas II SDN Gumilir 02. Sekolah yang menjadi tempat
penelitian adalah SDN Gumilir 02 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101033003027, Nomor Identitas Sekolah (NIS) 100040 beralamat di Kelurahan
Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap. Lokasi SDN Gumilir 02
terletak di Jalan Urip Sumoharjo nomor 248. Jumlah murid kelas II SDN Gumilir
02 adalah 30 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Observasi ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi awal serta permasalahan
yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut.
Hasil pengamatan awal di lapangan yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa: pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat
konvensional sehingga hanya didominasi oleh guru, pembelajaran tidak disertai
dengan penggunaan media sehingga siswa kurang antausias dalam mengikuti
pelajaran, siswa merasa kesulitan dan takut untuk maju bercerita di depan kelas,
suasana pada waktu proses pembelajaran kurang menarik dan tidak menunjukkan
suasana yang menyenangkan, sehingga aktivitas belajar dan nilai bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran bercerita masih rendah.
Dari observasi yang dilakukan ditemukan masih banyak siswa yang
aktivitas belajarnya kurang ketika mengikuti pembelajaran bercerita. Hal ini
terlihat dari data yang diperoleh peneliti ketika proses pratindakan berlangsung
dari 10 aspek terdapat 7 aspek yang mendapat skor kurang yaitu: keterlibatan/
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa mematuhi perintah guru,
adanya interaksi positif antara siswa-guru dan siswa-siswa, keterampilan siswa
dalam menyelesaikan tugas dari guru, respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas
yang diberikan oleh guru, tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan
oleh guru, perhatian siswa saat temannya maju di depan kelas. Skor yang baik ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3 aspek yaitu: persiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, keantausiasan siswa
untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa yang diperoleh yaitu
5,4 sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah (lihat
lampiran 7 halaman 101).
Untuk lebih memperjelas nilai keterampilan bercerita siswa, berikut data
nilai keterampilan bercerita sebelum menggunakan media boneka tangan.
Distribusi frekuensi hasil nilai keterampilan bercerita pada kondisi awal dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pratindakan Keterampilan Bercerita
Siswa Kelas II
Interval Median Frekuensi %
Relatif Kumulatif
40 - 46 43 2 6,7 6,7
47 - 53 50 6 20 26,7
54 - 60 57 3 10 36,7
61 - 67 64 7 23,3 60,0
68 - 74 71 3 10 70,0
75 - 81 78 9 30 100,0
Jumlah 30 100,0
Dari tabel 4.1. di atas dapat disajikan pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Histogram Nilai Pratindakan Keterampilan Bercerita
2
6
3
7
3
9
0
2
4
6
8
10
Fre
kue
nsi
Interval
40 - 46 47 - 53 54 - 60 61 - 67 68 - 74 75 - 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat dinyatakan bahwa nilai hasil
keterampilan bercerita siswa kelas II sebelum menggunakan media boneka tangan
menunjukkan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (71). Hasil
keterampilan bercerita siswa kelas II sebelum menggunakan media boneka tangan
diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai 40-46 sebanyak 2 siswa atau
6,7%. Siswa yang memperoleh nilai 47-53 sebanyak 6 siswa atau 20%. Siswa
yang memperoleh nilai 54-60 sebanyak 3 siswa atau 10%. Siswa yang
memperoleh nilai 61-67 sebanyak 7 siswa atau 23,3%. Siswa yang memperoleh
nilai 68-74 sebanyak 3 siswa atau 10%. Siswa yang memperoleh nilai 75-81
sebanyak 9 siswa atau 30%. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 71 (KKM)
sebanyak 18 dan yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 12 siswa. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal siswa sebesar 40% dan yang belum
tuntas sebesar 60% siswa. Dengan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40
dan nilai tertinggi adalah 80 sehingga diperoleh rata-rata kelas sebesar 66. Nilai
sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 100. Hal ini berarti
bahwa keterampilan bercerita siswa kelas II SDN Gumilir 02 masih rendah.
Bertolak dari perolehan nilai siswa tersebut, maka diperlukan suatu usaha
meningkatkan pembelajaran agar siswa memiliki keterampilan bercerita yang
baik. Dalam hal ini, diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan keterampilan
bercerita siswa. Usaha yang dilakukan salah satunya adalah dengan menggunakan
media boneka tangan untuk menciptakan suatu inovasi pembelajaran bercerita
yang menyenangkan pada siswa kelas II SDN Gumilir 02. Sehingga diharapkan
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas
kelas II SDN Gumilir 02.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus 1
Tindakan siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan
terdiri dari 3×30 menit yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 April 2012
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan
yang akan dilaksanakan berdasarkan pada solusi permasalahan yang muncul
yaitu penggunaan media boneka tangan. Adapun tahapan dalam
perencanaan ini meliputi:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 1 dirancang 2 kali
pertemuan yang masing-masing alokasi waktunya 3x30 menit. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran 8 halaman
103.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
Fasilitas yang perlu disiapkan adalah ruang kelas dan media
pembelajaran. Ruang kelas yang digunakan adalah ruang kelas II. Media
pembelajaran yang digunakan adalah media boneka tangan.
3) Menyiapkan lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan berupa lembar observasi yang
mencakup kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar observasi
aktivitas siswa lebih ditekankan kepada keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran yang meliputi: persiapan siswa untuk mengikuti pelajaran,
keantausiasan siswa untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa saat guru
memberi penjelasan/ menyampaikan materi, keterlibatan/ keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran, siswa mematuhi perintah guru, adanya
interaksi positif antara siswa-guru dan siswa-siswa, keterampilan siswa
dalam menyelesaikan tugas dari guru, respon siswa terhadap pertanyaan/
tugas yang diberikan oleh guru, tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan oleh guru, perhatian siswa saat temannya maju di depan
kelas. Sedangkan lembar observasi untuk penilaian keterampilan
bercerita pada siswa saat pembelajaran lebih ditekankan kepada
pelafalan, intonasi, kelancaran, mimik dan gerak-gerik, dan bahasa.
Sedangkan untuk kinerja guru meliputi penampilan guru saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
melaksanakan langkah-langkah kegiatan selama pembelajaran bercerita
dengan menggunakan media boneka tangan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26
April 2012. Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran bercerita
dengan menggunakan media boneka tangan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pada pertemuan pertama, kegiatan diawali dengan berdoa. Kemudian
guru melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Selanjutnya
guru mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Untuk apersepsi
guru mengajak siswa bernyanyi, kemudian siswa diberi motivasi melalui
permainan tepuk tangan. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan menggali pengetahuan siswa yaitu dengan
bertanya jawab seputar aktivitas pada pagi hari dan seputar anggota
keluarganya. Selanjutnya, guru memberikan tanggapan terhadap jawaban
siswa. Setelah itu, guru memberikan contoh berupa peragaan dengan
menggunakan media boneka tangan sambil bertanya jawab dengan siswa.
Kemudian guru memberikan penjelasan pada siswa dan membagi siswa
ke dalam kelompok yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 1 siswa
perempuan. Masing-masing siswa diberi lembar cerita seperti yang telah
dicontohkan guru. Selanjutnya, siswa diminta maju untuk bercerita
berpasangan. Siswa yang sudah maju diberi hadiah sebagai bentuk
penghargaan.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu siswa dengan guru membuat
rangkuman tentang materi yang telah dipelajari. Guru kemudian meminta
siswa untuk mempelajari materi berikutnya dan diarahkan agar selalu
melatih keterampilan berceritanya. Kemudian guru menutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pembelajaran dengan menyampaikan pesan-pesan moral dan
mengucapkan salam penutup.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan ini, siswa tidak lagi bercerita berpasangan. Akan tetapi
siswa mulai dilatih untuk belajar mandiri dan berani bercerita di depan
kelas. Pada pertemuan kali ini siswa diminta memainkan 2 buah boneka
dengan cerita yang berbeda dari pertemuan pertama. Kegiatan diawali
dengan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Selanjutnya guru mengkondisikan siswa untuk
menerima pelajaran. Untuk apersepsi guru mengajak siswa bernyanyi,
kemudian siswa diberi motivasi melalui permainan tepuk tangan.
Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan menggali pengetahuan siswa yaitu dengan
bertanya jawab seputar aktivitas yang dilakukan siswa di lingkungan
rumah. Selanjutnya, guru memberikan tanggapan terhadap jawaban
siswa. Setelah itu, guru memberikan contoh berupa peragaan dengan
menggunakan media boneka tangan sambil bertanya jawab dengan siswa.
Kemudian guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai apa yang
harus dilakukan siswa. Selanjutnya, siswa diminta maju untuk bercerita
menggunakan dua boneka tangan. Siswa yang sudah maju diberi hadiah
sebagai bentuk penghargaan.
Kegiatan diakhiri dengan membuat rangkuman tentang materi yang telah
dipelajari. Guru kemudian meminta siswa untuk mempelajari materi
berikutnya. Kemudian kegiatan ditutup dengan mengucapkan salam
penutup.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, yaitu meliputi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan
kemampuan guru dalam mengajar. Observasi ini manggunakan alat bantu
berupa lembar observasi. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi
selama pembelajaran bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
diperoleh gambaran aktifitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan I
a) Aktivitas belajar siswa saat pembelajaran
Pada lembar observasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
persiapan untuk mengikuti pelajaran baik, siswa juga antausias dalam
pembelajaran, selain itu siswa juga memperhatikan penjelasan guru
dengan baik, siswa juga mematuhi perintah guru dengan baik,
keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru juga sudah
baik, akan tetapi siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran hanya siswa tertentu yang aktif bertanya atau
menyampaikan pendapatnya, belum adanya interaksi positif
khususnya antar siswa, respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang
diberikan oleh guru juga masih kurang, tanggung jawab siswa akan
tugas yang diberikan oleh guru masih kurang dan perhatian siswa
terhadap penampilan temannya yang sedang maju bercerita di depan
kelas juga masih kurang. Adapun hasil observasi aktivitas belajar
siswa dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 119.
b) Aktivitas guru
Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru (lampiran 14 halaman
123), dapat disimpulkan antara lain:
(1) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru telah mempersiapkan ruang,
media serta memeriksa kesiapan siswa dengan baik.
(2) Pada saat membuka pembelajaran, guru melakukan kegiatan
absensi serta menampaikan tujuan yang akan dicapai dengan
cukup baik.
(3) Pada kegiatan pembelajaran, guru telah menguasai materi dan
mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang relevan maupun
dengan realitas kehidupan dan juga menyampaikan materi secara
jelas dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(4) Pada strategi pembelajaran, guru mampu melaksanakan tujuan
pembelajaran sesuai kompetensi dan runtun. Selain itu, dalam hal
penguasaan kelas sudah cukup baik.
(5) Pada pemanfaataan media pembelajaran, guru telah menggunakan
media yang efektif dan menarik yaitu dengan menggunakan media
boneka tangan yang melibatkan siswa dalam pemanfaatannya.
(6) Pada pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa, guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif serta keceriaan
dan keantausiasan siswa dalam belajar.
(7) Pada penilaian dan hasil, guru telah memantau kemajuan belajar
selama proses dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dengan baik.
(8) Pada kegiatan penutup, guru membuat kesimpulan dengan
melibatkan siwa serta memberikan arahan dan tugas rumah.
2) Pertemuan II
a) Aktivitas belajar siswa saat pembelajaran
Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah mempersiapkan diri dengan
baik saat mengikuti pelajaran, siswa juga antausias dalam
pembelajaran, selain itu siswa juga memperhatikan penjelasan guru
dengan baik, siswa juga mematuhi mematuhi perintah guru dengan
baik, keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru juga
sudah baik, interaksi positif antar siswa-guru dan siswa-siswa juga
mulai cukup baik, respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan guru juga makin baik, siswa juga mulai terlihat bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Akan tetapi
keterlibatan/ keaktifan siswa masih kurang karena masih didominasi
oleh siswa-siswa tertentu saja, perhatian siswa terhadap penampilan
temannya yang sedang maju bercerita di depan kelas juga masih
kurang. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I
dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 121.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b) Aktivitas guru
Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru (lampiran 15 halaman
126), dapat disimpulkan antara lain:
(1) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru telah mempersiapkan ruang,
media serta memeriksa kesiapan siswa dengan baik.
(2) Pada saat membuka pembelajaran, guru melakukan kegiatan
absensi serta menampaikan tujuan yang akan dicapai dengan
cukup baik.
(3) Pada kegiatan pembelajaran, guru telah menguasai materi dan
mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang relevan maupun
dengan realitas kehidupan dan juga menyampaikan materi secara
jelas dengan baik.
(4) Pada strategi pembelajaran, guru mampu melaksanakan tujuan
pembelajaran sesuai kompetensi dan runtun. Selain itu, dalam hal
penguasaan kelas sudah cukup baik.
(5) Pada pemanfaataan media pembelajaran, guru telah menggunakan
media yang efektif dan menarik yaitu dengan menggunakan media
boneka tangan yang melibatkan siswa dalam pemanfaatannya.
(6) Pada pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa, guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif serta keceriaan
dan keantausiasan siswa dalam belajar.
(7) Pada penilaian dan hasil, guru telah memantau kemajuan belajar
selama proses dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dengan baik.
(8) Pada kegiatan penutup, guru membuat kesimpulan dengan
melibatkan siwa serta memberikan arahan dan tugas rumah.
d. Refleksi
Hasil analisis pada siklus I menunjukkan bahwa sikap siswa dan
guru (peneliti) selama pembelajaran bercerita dengan menggunakan media
boneka tangan sudah cukup baik akan tetapi perlu ditingkatkan lagi karena
masih banyak terdapat beberapa kekurangan. Kemampuan guru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
memilih materi masih perlu diperbaiki lagi karena masih ada beberapa siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami cerita untuk diceritakan di
depan. Kemahiran siswa dalam menggunakan media boneka tangan juga
masih perlu ditingkatkan lagi. Selain itu, guru perlu mengaktifkan siswa
yang pasif di kelas. Guru juga perlu memberikan motivasi agar siswa lebih
berani untuk bertanya maupun bercerita di depan kelas. Guru juga harus
memberi pengertian pada siswa untuk lebih menghargai teman yang sedang
maju bercerita di depan kelas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas
juga perlu ditingkatkan.
Perolehan nilai hasil pembelajaran keterampilan bercerita pada
siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 10 siswa
atau 33,3% dan siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 20 siswa atau
66,7%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 117.
Rekapitulasi hasil pembelajaran keterampilan bercerita dapat dilihat dalam
tabel distribusi frekuensi hasil keterampilan bercerita siswa pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II Siklus I
Interval Median Frekuensi %
Relatif Kumulatif
46 - 53 49,5 1 3,3 3,3
54 - 61 57,5 2 6,7 10
62 - 69 65,5 4 13,3 23,3
70 - 77 73,5 5 16,7 40
78 - 85 81,5 11 36,7 76,7
86 - 93 89,5 7 23,3 100
Jumlah 30 100,0
Dari Tabel 4.2 diatas mengenai hasil keterampilan bercerita siswa dapat
disajikan pada Gambar 4.2 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 4.2. Histogram Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II pada
Siklus I
Hasil keterampilan bercerita siswa kelas II setelah menggunakan
media boneka tangan pada siklus I diperoleh data nilai rata-rata kelas
meningkat dari sebelum dilakukan tindakan yaitu 77. Dengan siswa yang
memperoleh nilai 46-53 sebanyak 1 siswa atau 3,3%. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai 54-61 sebanyak 2 siswa atau 6,7%. Adapun siswa yang
memperoleh nilai 62-69 sebanyak 4 siswa atau 13,3%. Siswa yang
memperoleh nilai 70-77 sebanyak 5 siswa atau 16,7%. Siswa yang
memperoleh nilai 78-85 sebanyak 11 siswa atau 36,7%. Siswa yang
memperoleh nilai 86-93 sebanyak 7 siswa atau 23,3%. Pada siklus I siswa
yang mendapat nilai kurang dari 71 (KKM) sebanyak 10 atau 33,3% dan
yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 20 siswa atau 66,7%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal siswa sebesar 66,7%.
Sedangkan untuk keaktifan belajar siswa diperoleh nilai rata-rata skor
sebesar 7 dari indikator yang muncul. Namun karena belum mencapai target
indikator yang diharapkan yaitu 80%, maka dilanjutkan ke siklus 2.
2. Siklus 2
Tindakan siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan
terdiri dari 3×30 menit yang dilaksanakan pada tanggal 3 dan 17 Mei 2012
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 2
4 5
11
7
0
2
4
6
8
10
12
Fre
kue
nsi
Interval
46 - 53 54 - 61 62 - 69 70 - 77 78 - 85 86 - 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang akan
dilaksanakan berdasarkan pada solusi permasalahan yang muncul yaitu
penggunaan media boneka tangan. Adapun deskripsi perencanaan siklus 2
adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 1 dirancang 2 kali
pertemuan yang masing-masing alokasi waktunya 3x30 menit. RPP yang
disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, model dan
metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media/ alat dan
sumber belajar, dan penilaian (lampiran 16 halaman 129).
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
Fasilitas yang perlu disiapkan adalah ruang kelas dan media
pembelajaran. Ruang kelas yang digunakan adalah ruang kelas II. Media
pembelajaran yang digunakan adalah media boneka tangan.
3) Menyiapkan lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan berupa lembar observasi yang
mencakup kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar observasi
aktivitas siswa lebih ditekankan kepada keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran yang meliputi persiapan siswa untuk mengikuti pelajaran,
keantausiasan siswa untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa saat guru
memberi penjelasan/ menyampaikan materi, keterlibatan/ keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran, siswa mematuhi perintah guru, adanya
interaksi positif antara siswa-guru dan siswa-siswa, keterampilan siswa
dalam menyelesaikan tugas dari guru, respon siswa terhadap pertanyaan/
tugas yang diberikan oleh guru, tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan oleh guru, perhatian siswa saat temannya maju di depan
kelas. Sedangkan lembar observasi untuk penilaian keterampilan
bercerita pada siswa saat pembelajaran lebih ditekankan kepada
pelafalan, intonasi, kelancaran, mimik dan gerak-gerik, dan bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Sedangkan untuk kinerja guru meliputi penampilan guru saat
melaksanakan langkah-langkah kegiatan selama pembelajaran bercerita
dengan menggunakan media boneka tangan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Masing-masing pertemuan 3x30 menit yang dilaksanakan pada
tanggal 3 dan 17 Mei 2012. Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran
bercerita dengan menggunakan media boneka tangan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pada pertemuan pertama, kegiatan diawali dengan berdoa. Kemudian
guru melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Selanjutnya
guru mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Untuk apersepsi
guru mengajak siswa bernyanyi “Kodok Ngorek” kemudian siswa diberi
motivasi melalui permainan tepuk tangan. Selanjutnya, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan menggali pengetahuan siswa yaitu dengan
bertanya jawab seputar dongeng yang pernah didengar siswa.
Selanjutnya, guru memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa.
Setelah itu, siswa mendengarkan dongeng yang disampaikan guru
melalui peragaan media boneka tangan sambil bertanya jawab dengan
siswa. Kemudian guru meminta siswa maju untuk bercerita. Siswa yang
sudah maju diberi hadiah sebagai bentuk penghargaan.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu siswa dengan guru membuat
rangkuman tentang materi yang telah dipelajari. Guru kemudian meminta
siswa untuk mempelajari materi berikutnya dan diarahkan agar selalu
melatih keterampilan berceritanya. Kemudian guru menutup
pembelajaran dengan menyampaikan pesan-pesan moral dan
mengucapkan salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Pertemuan II
Pada pertemuan ini, siswa masih diberi materi cerita berupa dongeng
hanya saja kali ini media boneka tangan yang digunakan oleh siswa
memiliki bentuk yang berbeda dari sebelumnya . Kegiatan diawali
dengan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Selanjutnya guru mengkondisikan siswa untuk
menerima pelajaran. Untuk apersepsi guru mengajak siswa bernyanyi,
kemudian siswa diberi motivasi melalui permainan tepuk tangan.
Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan menggali pengetahuan siswa yaitu dengan
bertanya jawab seputar lagu yang telah dinyanyikan. Selanjutnya, guru
memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa. Setelah itu, guru
memberikan contoh berupa peragaan dengan menggunakan media
boneka tangan sambil bertanya jawab dengan siswa. Kemudian guru
memberikan penjelasan pada siswa mengenai apa yang harus dilakukan
siswa. Selanjutnya, siswa diminta maju untuk bercerita menggunakan
boneka tangan. Siswa yang sudah maju diberi hadiah sebagai bentuk
penghargaan.
Kegiatan diakhiri dengan membuat rangkuman tentang materi yang telah
dipelajari. Guru kemudian meminta siswa untuk mempelajari materi
berikutnya. Kemudian kegiatan ditutup dengan mengucapkan salam
penutup.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, yaitu meliputi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan
kemampuan guru dalam mengajar. Observasi ini manggunakan alat bantu
berupa lembar observasi. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi
selama pembelajaran bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
diperoleh gambaran aktifitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan rincian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1) Pertemuan I
a) Aktivitas belajar siswa saat pembelajaran
Pada lembar observasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: siswa
sudah mempersiapkan diri dengan baik saat mengikuti pelajaran,
siswa juga antausias dalam pembelajaran, selain itu siswa juga
memperhatikan penjelasan guru dengan baik, keterlibatan/ keaktifan
siswa sudah mulai baik karena sudah banyak siswa yang berani
bertanya jika belum jelas, siswa juga mematuhi mematuhi perintah
guru dengan baik, interaksi positif antar siswa-guru dan siswa-siswa
juga cukup baik, keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari
guru juga sudah baik, respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan guru juga makin baik, siswa juga mulai terlihat
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Akan
tetapi perhatian siswa terhadap penampilan temannya yang sedang
maju bercerita di depan kelas masih perlu ditingkatkan. Adapun hasil
observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 20
halaman 144.
b) Aktivitas guru
Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru (lampiran 22 halaman
148), dapat disimpulkan antara lain:
(1) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru telah mempersiapkan ruang,
media serta memeriksa kesiapan siswa dengan baik.
(2) Pada saat membuka pembelajaran, guru melakukan kegiatan
absensi serta menampaikan tujuan yang akan dicapai dengan
cukup baik.
(3) Pada kegiatan pembelajaran, guru telah menguasai materi dan
mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang relevan maupun
dengan realitas kehidupan dan juga menyampaikan materi secara
jelas dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
(4) Pada strategi pembelajaran, guru mampu melaksanakan tujuan
pembelajaran sesuai kompetensi dan runtun. Selain itu, dalam hal
penguasaan kelas sudah cukup baik.
(5) Pada pemanfaataan media pembelajaran, guru telah menggunakan
media yang efektif dan menarik yaitu dengan menggunakan media
boneka tangan yang melibatkan siswa dalam pemanfaatannya.
(6) Pada pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa, guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif serta keceriaan
dan keantausiasan siswa dalam belajar.
(7) Pada penilaian dan hasil, guru telah memantau kemajuan belajar
selama proses dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dengan baik.
(8) Pada kegiatan penutup, guru membuat kesimpulan dengan
melibatkan siwa serta memberikan arahan dan tugas rumah.
2) Pertemuan II
a) Aktivitas belajar siswa saat pembelajaran
Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah mempersiapkan diri dengan
baik saat mengikuti pelajaran, namun keantausiasan sedikit berkurang.
Siswa juga masih memperhatikan penjelasan guru dengan baik,
keterlibatan/ keaktifan siswa sudah baik, siswa juga mematuhi
mematuhi perintah guru dengan baik, interaksi positif antar siswa-
guru dan siswa-siswa juga cukup baik, keterampilan siswa dalam
menyelesaikan tugas dari guru sudah baik, respon siswa terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru baik, tanggung jawab
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru juga sudah baik
perhatian siswa ketika mendengarkan penjelasan dari guru sudah
cukup baik. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus
2 dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 146.
b) Aktivitas guru
Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru (lampiran 23 halaman
151), dapat disimpulkan antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(1) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru telah mempersiapkan ruang,
media serta memeriksa kesiapan siswa dengan baik.
(2) Pada saat membuka pembelajaran, guru melakukan kegiatan
absensi serta menampaikan tujuan yang akan dicapai dengan
cukup baik.
(3) Pada kegiatan pembelajaran, guru telah menguasai materi dan
mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang relevan maupun
dengan realitas kehidupan dan juga menyampaikan materi secara
jelas dengan baik.
(4) Pada strategi pembelajaran, guru mampu melaksanakan tujuan
pembelajaran sesuai kompetensi dan runtun. Selain itu, dalam hal
penguasaan kelas sudah cukup baik.
(5) Pada pemanfaataan media pembelajaran, guru telah menggunakan
media yang efektif dan menarik yaitu dengan menggunakan media
boneka tangan yang melibatkan siswa dalam pemanfaatannya.
(6) Pada pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa, guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif serta keceriaan
dan keantausiasan siswa dalam belajar.
(7) Pada penilaian dan hasil, guru telah memantau kemajuan belajar
selama proses dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi dengan baik.
(8) Pada kegiatan penutup, guru membuat kesimpulan dengan
melibatkan siwa serta memberikan arahan dan tugas rumah.
d. Refleksi
Hasil analisis pada siklus 2 menunjukkan bahwa sikap siswa dan
guru (peneliti) selama pembelajaran bercerita dengan menggunakan media
boneka tangan sudah sangat baik sehingga tidak perlu dilakukan tindakan
lagi karena target sudah tercapai. Kegiatan proses pembelajaran pada siklus
2 ini dikategorikan baik.
Perolehan nilai hasil pembelajaran keterampilan bercerita pada
siklus II yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 4 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
atau 13,3% dan siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 26 siswa atau
86,7%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 142.
Rekapitulasi hasil pembelajaran keterampilan bercerita dapat dilihat dalam
tabel distribusi frekuensi hasil keterampilan bercerita siswa pada tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Hasil Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II Siklus II
Interval Median Frekuensi %
Relatif Kumulatif
63 - 68 65,5 2 6,7 6,7
69 - 74 71,5 3 10 16,7
75 - 80 77,5 4 13,3 30
81 - 86 83,5 5 16,7 46,7
87 - 92 89,5 9 30 76,7
93 - 98 95,5 7 23,3 100
Jumlah 30 100
Dari Tabel 4.3 diatas mengenai hasil keterampilan bercerita siswa dapat
disajikan pada Gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3. Histogram Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II pada
Siklus II
Hasil keterampilan bercerita siswa kelas II setelah menggunakan
media boneka tangan pada siklus II diperoleh peningkatan nilai rata-rata
kelas yaitu 85. Dengan siswa yang memperoleh nilai 63-68 sebanyak 2
2 3
4 5
9
7
0
2
4
6
8
10
Fre
kue
nsi
Interval
63 - 68 69 - 74 75 - 80 81 - 86 87 - 92 93 - 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
siswa atau 6,7%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 69-74 sebanyak 3
siswa atau 10%. Adapun siswa yang memperoleh nilai 75-80 sebanyak 4
siswa atau 13,3%. Siswa yang memperoleh nilai 81-86 sebanyak 5 siswa
atau 16,7%. Siswa yang memperoleh nilai 87-92 sebanyak 9 siswa atau
30%. Siswa yang memperoleh nilai 93-98 sebanyak 7 siswa atau 23,3%.
Pada siklus II siswa yang mendapat nilai kurang dari 71 (KKM) sebanyak 4
atau 13,3% dan yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 26 siswa atau
86,7%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal siswa sebesar
86,7%. Dan untuk aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari
siklus sebelumnya yaitu memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 8,15.
Dilihat dari ketuntasan klasikal maka indikator kinerja telah tercapai, untuk
itu peneliti sudah berhasil dan tidak perlu adanya tindak lanjut.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Data Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Pratindakan sebelum
Menggunakan Media Boneka Tangan
Berdasarkan hasil yang ada, dapat diketahui bahwa hasil keterampilan
bercerita sebelum tindakan yaitu sebelum menggunakan media boneka tangan
diketahui nilai terendah yaitu 40, nilai tertinggi yaitu 80, dan rata-rata kelas
yaitu 66. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 71 (KKM) sebanyak 18 siswa
dan siswa yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 12 siswa. Jadi,
kentuntasan klasikal yaitu 40%.
2. Data Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Boneka Tangan
Siswa Kelas II pada Siklus I.
Berdasarkan daftar nilai, diperoleh nilai terendah yaitu 46,5, nilai
tertinggi yaitu 93 dan rata-rata siklus I adalah 77. Siswa yang mendapat nilai
kurang dari 71 (KKM) sebanyak 10 siswa dan yang mendapat nilai ≥ 71
(KKM) sebanyak 20 siswa. Jadi, kentuntasan klasikal yaitu 66,7%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Data Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Boneka Tangan
Siswa Kelas II pada Siklus II.
Berdasarkan daftar nilai, diperoleh nilai nilai terendah yaitu 63,5, nilai
tertinggi yaitu 96,5 dan rata-rata siklus II adalah 85. Siswa yang mendapat nilai
kurang dari 71 (KKM) sebanyak 4 siswa dan yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM)
sebanyak 26 siswa. Jadi, kentuntasan klasikal yaitu 86,7%.
Untuk memperjelas hasil perbandingan pada tiap siklusnya, maka
dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai keterampilan bercerita pada tiap
siklus. Adapun datanya, dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Klasikal Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II
pada Tiap Siklus
Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 40 46,5 63,5
Nilai Tertinggi 80 93 96,5
Nilai Rerata 66 77 85
Berdasarkan pada Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa nilai klasikal
seperti nilai terendah kelas, nilai tertinggi kelas, maupun nilai rerata mengalami
peningkatan pada masing-masing siklus. Hasil siklus I lebih baik dari hasil
pratindakan, dan hasil siklus II lebih baik dari hasil siklus II. Untuk
memperjelas peningkatan yang terjadi pada tiap siklus, data tersebut dapat
disajikan pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Histogram Perbandingan Nilai Klasikal Keterampilan
Bercerita Siswa Kelas II pada Tiap Siklus
40
80 66
46,5
93
77 63,5
96,5 85
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rerata
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa perolehan nilai terendah pada
pratindakan dapat ditingkatkan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I,
dan nilai terendah pada siklus I, dapat ditingkatakan pada siklus II. Kemudian
perolehan nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari pratindakan hingga
siklus II. Nilai terendah dan nilai tertinggi mengalami peningkatan ditambah
dengan jumlah siswa yang semakin meningkat pada interval nilai antara batas
KKM (71), mempengaruhi perolehan nilai rerata kelas. Sehingga nilai rerata
kelas juga mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa ketuntasan
klasikal pada tiap siklus juga mengalami peningkatan. Sehingga untuk
mengetahui peningkatan keterampilan bercerita, dapat dilihat melalui data
ketuntasan klasikal yang diperoleh. Adapun perbandingan data ketuntasan
klasikal pada tiap siklus disajikan pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Keterampilan Bercerita
Tiap Siklus
Ketuntasan Klasikal
Jumlah Siswa Persentase (%)
Pratindakan 12 40
Siklus I 20 66,7
Siklus II 26 86,7
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mampu
menuntaskan belajarnya mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini gambar perbandingan hasil tes siswa dilihat dari ketuntasan
klasikal pada tiap siklus Gambar 4.5:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Keterampilan
Bercerita Tiap Siklus
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa nilai
keterampilan bercerita melalui media boneka tangan pada siswa kelas II SDN
Gumilir 02 mengalami peningkatan. Bertolak dari hasil nilai pratindakan
dengan 12 siswa atau 40% siswa yang tuntas, mengalami peningkatan pada
siklus I dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sejumlah 20 siswa
atau 66,7%, kemudian mengalami peningkatan lagi pada siklus II dengan 26
siswa atau 86,7% siswa telah memperoleh nilai di atas KKM atau > 71.
Aktivitas belajar siswa kelas II juga mengalami peningkatan pada tiap
siklusnya. Adapun datanya, dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Tiap Siklus
Keterangan
Rata-rata Skor
Pratindakan Siklus
I
Siklus
II
Aktivitas Belajar Siswa 5.4 7 8.15
40
66,7
86,7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ketuntasan Klasikal %
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas belajar
siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini dapat dilihat pada Gambar 4.6:
Gambar 4.6 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Tiap Siklus
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa
aktivitas belajar pada siswa kelas II SDN Gumilir 02 mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang diperoleh pada pratindakan yaitu 5,4
kemudian mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 7 kemudian meningkat
lagi pada siklus II menjadi 8,15.
D. Pembahasan
Menurut hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat dideskripsikan
bahwa ada peningkatan keterampilan bercerita pada siswa kelas II SDN Gumilir
02. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada kegiatan pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Berikut ini merupakan deskripsi penelitian mengenai keterampilan
bercerita dangan menggunakan media boneka tangan:
1. Pembahasan Kondisi Awal
Nilai Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Sebelum Tindakan :
Dari daftar nilai pada lampiran 6 halaman 100, dapat diketahui nilai terendah
yaitu 40, nilai tertinggi yaitu 80, dan rata-rata nilai keterampilan bercerita
5,4
7
8,15
0
2
4
6
8
10
Pratindakan Siklus I Siklus II
Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas BelajarSiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
siswa kelas II sebelum diterapkan media boneka tangan sebesar 66. Dengan
siswa yang memperoleh nilai 40-46 sebanyak 2 siswa atau 6,7%. Siswa yang
memperoleh nilai 47-53 sebanyak 6 siswa atau 20%. Siswa yang memperoleh
nilai 54-60 sebanyak 3 siswa atau 10%. Siswa yang memperoleh nilai 61-67
sebanyak 7 siswa atau 23,3%. Siswa yang memperoleh nilai 68-74 sebanyak 3
siswa atau 10%. Siswa yang memperoleh nilai 75-81 sebanyak 9 siswa atau
30%. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 71 (KKM) sebanyak 18 dan yang
mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 12 siswa. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal siswa sebesar 40% dengan rata-rata skor aktivitas
belajar siswa yang diperoleh yaitu 5,4.
2. Pembahasan Siklus I
Nilai Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Pada Siklus I yaitu sebagai
berikut:
Nilai terendah yaitu 46,5, nilai tertinggi yaitu 93 dan rata-rata nilai
keterampilan bercerita siswa kelas II siklus I adalah 77. Dengan siswa yang
memperoleh nilai 46-53 sebanyak 1 siswa atau 3,3%. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai 54-61 sebanyak 2 siswa atau 6,7%. Adapun siswa yang
memperoleh nilai 62-69 sebanyak 4 siswa atau 13,3%. Siswa yang memperoleh
nilai 70-77 sebanyak 5 siswa atau 16,7%. Siswa yang memperoleh nilai 78-85
sebanyak 11 siswa atau 36,7%. Siswa yang memperoleh nilai 86-93 sebanyak 7
siswa atau 23,3%. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai kurang dari 71
(KKM) sebanyak 10 dan yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 20 siswa.
Jadi, ketuntasan klasikal siswa sebesar 66,7% dengan rata-rata skor aktivitas
belajar siswa yang diperoleh yaitu 7.
3. Pembahasan Siklus II
Nilai Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Pada Siklus II, yaitu sebagai
berikut:
Nilai terendah yaitu 63,5, nilai tertinggi yaitu 96,5 dan rata-rata nilai
keterampilan bercerita siswa kelas II siklus II adalah 85. Dengan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
memperoleh nilai 63-68 sebanyak 2 siswa atau 6,7%. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai 69-74 sebanyak 3 siswa atau 10%. Adapun siswa yang
memperoleh nilai 75-80 sebanyak 4 siswa atau 13,3%. Siswa yang memperoleh
nilai 81-86 sebanyak 5 siswa atau 16,7%. Siswa yang memperoleh nilai 87-92
sebanyak 9 siswa atau 30%. Siswa yang memperoleh nilai 93-98 sebanyak 7
siswa atau 23,3%. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai kurang dari 71
(KKM) sebanyak 4 siswa hal ini dikarenakan siswa tersebut sering tinggal
kelas sedangkan yang mendapat nilai ≥ 71 (KKM) sebanyak 26 siswa. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal siswa sebesar 86,7% dengan rata-
rata skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh yaitu 8,15.
4. Pembahasan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui adanya peningkatan dalam
keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan. Dilihat dari
nilai terendah yaitu pada kondisi awal adalah 40, kemudian pada siklus I
meningkat nilainya menjadi 46,5 dan pada siklus II mengalami peningkatan
nilainya menjadi 63,5. Sedangkan nilai tertinggi terlihat adanya peningkatan
dari kondisi awal yaitu 80, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 93, dan
pada siklus II menjadi 96,5. Kemudian nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu
66 kemudian terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 77 dan pada siklus II
menjadi 85. Selain itu, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan klasikal
pada keterampilan bercerita siswa pada kondisi awal siswa yang tuntas
sebanyak 12 siswa atau 40%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 20 siswa atau 66,7%, dan pada siklus II menjadi 26 atau 86,7%. Dan
untuk aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari rata-rata skor
yang diperoleh mulai dari pratindakan yaitu 5,4 kemudian mengalami
peningkatan siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7 kemudian
pada siklus II meningkat menjadi 8,15. Untuk lebih jelasnya mengenai
perkembangan keterampilan bercerita siswa kelas II sebelum tindakan sampai
siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.7. Perkembangan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II Sebelum
Tindakan sampai Siklus II
Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 40 46,5 63,5
Nilai Tertinggi 80 93 96,5
Nilai rata-rata 66 77 85
Ketuntasan Klasikal (%) 40 66,7 86,7
Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar 5,4 7 8,15
Dari tabel 4.7 di atas dapat disajikan dalam bentuk histogram pada
Gambar 4.7 sebagai berikut:
Gambar 4.7. Histogram Perkembangan Keterampilan Bercerita Siswa
Kelas II Sebelum Tindakan sampai Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan keterampilan bercerita mulai dari pratindakan sampai siklus II. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai terendah yaitu pada kondisi awal adalah 40,
kemudian pada siklus I meningkat nilainya menjadi 46,5 dan pada siklus II
mengalami peningkatan nilainya menjadi 63,5. Sedangkan nilai tertinggi terlihat
adanya peningkatan dari kondisi awal yaitu 80, kemudian pada siklus I meningkat
menjadi 93, dan pada siklus II menjadi 96,5. Kemudian nilai rata-rata pada
0
20
40
60
80
100
120
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Nilai rata-rata
KetuntasanKlasikal (%)
Nilai Rata-rata
AktivitasBelajar
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
kondisi awal yaitu 66 kemudian terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 77 dan
pada siklus II menjadi 85. Selain itu, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan
klasikal pada keterampilan bercerita siswa pada kondisi awal siswa yang tuntas
sebanyak 12 siswa atau 40%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 20 siswa atau 66,7%, dan pada siklus II menjadi 26 atau 86,7%. Dan
untuk aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari rata-rata skor yang
diperoleh mulai dari pratindakan yaitu 5,4 kemudian mengalami peningkatan
siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7 kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 8,15.
Dari observasi dan analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran dari
Pratindakan, Siklus I dan Siklus II, telah menunjukan perubahan yang ditandai
dengan peningkatan hasil keterampilan bercerita yang telah dicapai siswa maka
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada
siklus ini.
Pada saat peneliti melaksanakan penelitian, peneliti menemukan
beberapa hambatan. Hambatan yang timbul antara lain siswa masih malu dan
tidak percaya diri ketika disuruh maju di depan kelas, kurangnya interaksi antar
siswa, ketika ada siswa yang maju bercerita siswa yang lain kurang
memperhatikan, kurangnya penguasaan materi pada siswa, dan siswa belum
terlalu mahir memainkan boneka tangan. Sehingga dari hal-hal tersebut dapat
diketahui bahwa pembelajaran bercerita dengan menggunakan media boneka
tangan belum optimal. Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I
disempurnakan pada siklus II. Dan pada siklus II pembelajaran sudah dikatakan
berhasil karena telah mencapai indikator yang diharapkan, sehingga tidak perlu
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Penggunaan media boneka tangan dapat menarik
minat belajar siswa serta merangsang keberanian siswa dalam bercerita di depan
kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Jadi dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan keterampilan
bercerita siswa kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada
pembelajaran bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa
kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penggunaan media boneka tangan terbukti dapat meningkatkan
keterampilan bercerita pada siswa kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap Tahun
2012. Hal ini terbukti dengan nilai KKM sebesar 71 diperoleh nilai rata-
rata sebelum diadakan tindakan sebesar 66 kemudian meningkat pada
siklus I menjadi 77 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85.
Sedangkan untuk persentase ketuntasan klasikal sebelum diadakan tindakan
sebesar 40% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 66,7% dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 86,7%.
2. Penggunaan media boneka tangan terbukti dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap Tahun 2012. Hal ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebelum tindakan
5,4 kemudian meningkat pada siklus I menjadi 7, kemudian meningkat lagi
pada siklus II yaitu 8,15.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa melalui
penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan keterampilan bercerita
pada siswa kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap tahun 2012. Sehubungan dengan
penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa implikasi hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Memberikan informasi bagi guru bahwa dengan penggunaan media boneka
tangan dapat meningkatkan keterampilan bercerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam bercerita, dan aktif
dalam proses pembelajaran.
3. Menunjukkan pentingnya menerapkan media pembelajaran yang menarik,
salah satunya adalah media boneka tangan yang terbukti dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran. Meningkatnya kemampuan siswa dapat
dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya bercerita.
4. Menunjukkan peran siswa yang lebih aktif sebagai pusat pembelajaran
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi bercerita melalui
penggunaan media boneka tangan, sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna karena menciptakan pengalaman tersendiri dan menyenangkan
bagi siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah khususnya kepala sekolah mengupayakan pelatihan atau
sosialisasi bagi guru mengenai penggunaaan media pembelajaran yang
menarik untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. Seperti penggunaan
media boneka tangan yang menarik perhatian siswa sehingga dalam
bercerita siswa menjadi lebih mudah, tidak mudah jenuh dan merasa tidak
takut lagi ketika diminta maju bercerita di depan kelas.
2. Bagi Guru
a. Hendaknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti
menggunakan media boneka tangan, sehingga peran siswa lebih besar
dan pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan bermakna. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti
proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan
keterampilan bercerita.
b. Hendaknya para guru menggunakan media dalam melaksanakan
pembelajaran, seperti penggunaan media boneka tangan dalam bercerita.
Hal itu dikarenakan penggunaan media dapat menunjang proses belajar
mengajar serta akan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran, sehingga menjadikan proses dan hasil belajar menjadi
lebih baik.
3. Bagi Siswa
Media boneka tangan adalah media boneka yang dapat dimainkan siswa
dengan menggunakan tangan saat bercerita, seharusnya siswa tidak hanya
bermain-main dengan boneka tangan tersebut akan tetapi juga memahami
apa isi dari cerita yang disampaikan sehingga penyampaian materi dan nilai-
nilai moral yang terkandung dalam cerita dapat terserap dengan maksimal.
4. Bagi Peneliti Lain
Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat untuk peneliti lain yang
memiliki kajian sama, baik dalam variabel bebas (X) yaitu media boneka
tangan atau variabel terikat (Y) yaitu keterampilan bercerita. Peneliti
menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih memiliki
kekurangan untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh tentang
permasalahan yang sama dengan penelitian ini hendaknya lebih cermat dan
mengupayakan pengkajian teori-teori lebih dalam guna melengkapi
kekurangan yang ada agar diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah M.K., S., Arsjad, M.G., Ridwan, S.H., Zulfahnur, & Mukti. (1992).
Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Bimo. (2011). Mahir mendongeng. Yogyakarta: Pro-U Media.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Perananya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Fiana, N. (2011). Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita dengan
Menggunakan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas I SD Negeri 02
Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva
Press.
Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Cipayung-Ciputat: Gaung Persada.
Itadz. (2008). Memilih, Menyusun, dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Lasmini. (2010). Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng dengan
Menggunakan Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SD Negeri 02
Kwangsan Jumapolo, Karanganyar Tahun Ajaran 2009/2010.
Majid, A.A.A. (2008). Mendidik dengan Cerita. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Miller, S. & Pennycuff, L. (2008). The Power of Story: Using Storytelling to
Improve Literacy Learning. Journal of Cross-Disciplinary Perspectives
in Education Vol. 1, No. 1 (May 2008) 36 – 43. Diakses tanggal 8 Juli
2012 dari
http://jcpe.wmwikis.net/file/view/miller.pdf
Mukhdori. (2010). Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V
SDN Bantarbolang dengan Media Gambar Tokoh Dari Karton Tahun
Pelajaran 2009/2010.
National Storytelling Association. (1997). What Storytelling is. An attempt at
defining the art form. Diakses tanggal 8 Juli 2012 dari
http://www.eldrbarry.net/roos/st_defn.htm
Ngadino, Y. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran. Surakarta: Pendidikan
Profesi Guru FKIP UNS.
Ocieta, N. (2010). Pengertian Boneka adalah Tiruan dari Bentuk Manusia.
Diperoleh 27 Januari 2012, dari
http://molylovelyme.blogspot.com/2010/01/pengertian-boneka-adalah-
tiruan-dari.html.
Rachel Davies. The Power of Stories. Diakses tanggal 10 Juli 2012 dari
http://www.agilexp.com/presentations/PowerOfStories.pdf
Rofi‟uddin, A. & Zuhdi, D. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Santosa, P., dkk. (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sardiman. (2004). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Slamet, St. Y. (2008). Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di Sekolah Dasar. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Sobers, S. (2005). What is the definition of Community Media, and what is the
prime area of emphasis for this research? Diakses tanggal 8 Juli 2012
dari
http://www.firstborncreatives.co.uk/community-media/definition.pdf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Soemarjadi, Ramanto, M., Zahri, W. (1993). Pendidikan Keterampilan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sudjana, N. & Rivai, A. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susilana, R. & Riyana, C. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Tarigan, D. (1998). Kependidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tarigan, H.G. (2008). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Universitas Negeri Sebelas Maret. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS.
Solo: UNS.
Wibawa, B. & Mukti, F. (2001). Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Lampiran 1
SILABUS
Mata Pelajaran : Tematik
Tema : Peristiwa
Kelas/ Semester : II/ 2
Standar Kompetensi : Bahasa Indonesia
6. Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita.
Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dalam lingkungan tetangga.
Ilmu Pengetahuan Alam
4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Kompetensi
Dasar Materi pokok Indikator
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Media dan Sumber
Belajar
Bahasa Indonesia
6.2 Menceritakan
kembali cerita
anak yang
didengarkan
dengan
menggunakan
kata-kata
sendiri
Cerita anak/
dongeng
1. Kognitif
a. Menjawab
pertanyaan isi
cerita/ isi dongeng
b. Menyebutkan
tokoh, peristiwa,
urutan kejadian
dalam cerita.
a. Mendengarkan
cerita dari guru.
b. Menjawab
pertanyaan isi
cerita/ dongeng
yang didengar.
c. Menceritakan
kembali isi cerita/
dongeng dengan
kalimat sendiri
secara runtut.
a. Prosedur: tes
proses dan tes
akhir
b. Jenis tes: tes
perbuatan
c. Bentuk:
penugasan
6 jam
(2 x
pertemuan)
1. Media pembelajaran
Boneka tangan
Lembar Cerita
2. Sumber belajar
a. Umri Nur‟aini dan
Indriyani. 2008. Bahasa
Indonesia: untuk SD/MI
Kelas II.
b. Ismoyo dan Romiyatun.
2007. Aku Bangga
Bahasa Indonesia 2.
c. Tri Jaya Suranto dan A.
Dakir. 2008. Ilmu
Pengetahuan Sosial 2:
untuk SD dan MI kelas
IPS
2.2 Menceritakan
pengalaman
dalam
Menceritakan
pengalaman
dan peran
dalam
c. Mengungkapkan
pengalaman diri
sendiri dan
keluarga.
a. Mengungkapkan
pengalaman diri
sendiri dan
keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
melaksanakan
peran dalam
anggota
keluarga
keluarga b. Memperagakan
peran tentang diri
sendiri serta
keluarga dengan
menggunakan
boneka tangan
bersama
kelompok.
II.
d. Heri Sulistyanto dan
Edi Wiyono. 2008. Ilmu
Pengetahuan Alam 2 :
untuk SD dan MI Kelas
II.
IPA
4.1.Mengidentifi-
kasi kenampa-
kan matahari
pada pagi,
siang dan sore
hari.
Kenampakan
Matahari
d. Menjelaskan
kenampakan
matahari pada pagi,
siang, dan sore
hari.
2. Afektif
1) Perilaku
berkarakter:
Keberanian,
a. Menyebutkan
kegiatan yang
dilakukan waktu
kenampakan
matahari pada
pagi, siang, dan
sore hari.
b. Menceritakan
kedudukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
percaya diri,
kreatif, kerja sama.
2) Keterampilan
sosial:
Merespon
pertanyaan dan
pendapat,
mengajukan
pertanyaan, bekerja
sama dalam
kelompok,
berkomunikasi
dengan baik.
3. Psikomotor
1. Menceritakan
kembali isi
dongeng/ cerita
matahari pada
waktu pagi, siang,
dan sore hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
anak dengan
kalimat sendiri
secara runtut
dengan media
boneka tangan.
2. Memperagakan
peran tentang diri
sendiri serta
keluarga dengan
menggunakan
boneka tangan
3. Menceritakan
kedudukan
matahari (pagi,
siang dan sore
hari).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Lampiran 1
SILABUS TEMATIK
Mata Pelajaran : Tematik
Tema : Binatang
Kelas/ Semester : II/ 2
Standar Kompetensi : Bahasa Indonesia
5. Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dalam lingkungan tetangga.
SBK
13. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Kompetensi
Dasar Materi pokok Indikator
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Media dan Sumber
Belajar
Bahasa Indonesia
5.2 Menceritakan
kembali isi
dongeng yang
didengarkan
Menceritakan
cerita anak/
dongeng
1. Kognitif
a. Menjawab
pertanyaan isi
cerita/dongeng
b. Menyebutkan
tokoh,
peristiwa,
urutan kejadian
dalam cerita.
a. Mendengarkan
cerita dari
guru.
b. Menjawab
pertanyaan isi
cerita/
dongeng yang
didengar.
c. Menceritakan
kembali isi
cerita/
dongeng
dengan
kalimat sendiri
a. Prosedur: tes
proses dan tes
akhir
b. Jenis tes: tes
perbuatan
c. Bentuk:
penugasan
6 jam (2 x
pertemuan)
1. Media
pembelajaran
Boneka tangan
Lembar Cerita
2. Sumber belajar
a. Umri Nur‟aini
dan Indriyani.
2008. Bahasa
Indonesia:
untuk SD/MI
Kelas II.
b. Ismoyo dan
Romiyatun.
2007. Aku
Bangga
Bahasa
IPS
2.3 Memberi
Lingkungan
alam dan
c. Memberikan
contoh cara
a. Memberikan
contoh cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
contoh bentuk-
bentuk
kerjasama di
lingkungan
tetangga
buatan
memelihara dan
menjaga
lingkungan
alam di sekitar
rumah.
memelihara
dan menjaga
lingkungan
alam dan
buatan di
sekitar rumah
Indonesia 2.
c. Tri Jaya
Suranto dan A.
Dakir. 2008.
Ilmu
Pengetahuan
Sosial 2: untuk
SD dan MI
kelas II.
d. Tim Bina
Karya Guru.
2007. Seni
Budaya dan
Keterampilan
untuk Sekolah
Dasar Kelas
II. Jakarta:
Penerbit
Erlangga.
SBK
13.2 Menanggapi
gerak alam
semesta dalam
bentuk
gerakan tari.
Tarian Dasar 2. Afektif
1) Perilaku
berkarakter:
Keberanian,
kemandirian,
percaya diri,
kreatif, kerja
sama.
2) Keterampilan
sosial:
Merespon
pertanyaan dan
pendapat,
a. Melakukan
tari dengan
iringan lagu
yang bertema
binatang.
b. Melakukan
tarian dengan
meniru gerak
binatang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
mengajukan
pertanyaan,
berkomunikasi
dengan baik.
3. Psikomotor
1. Menceritakan
kembali isi
dongeng
dengan kata-
kata sendiri
melalui media
boneka tangan.
2. Melakukan
gerak tari
sederhana
dengan iringan
lagu bertema
binatang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA (GURU KELAS) SEBELUM
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
Sekolah : SDN Gumilir 02 Cilacap
Nama Guru : Lulu Zurianah
Waktu wawancara : Senin, 16 April 2012
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1 Apakah pembelajaran Bahasa Indonesia
terutama dalam bercerita selama ini
sudah menggunakan media untuk
melibatkan siswa secara aktif?
Pembelajaran bercerita belum
menggunakan media bahkan jarang
sekali, masih konvensional dan
biasanya siswa hanya diminta maju
untuk bercerita tapi terkadang sangat
sulit untuk mengajak siswa maju.
2 Bagaimana aktivitas siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang
diterapkan selama ini?
Aktivitas siswa hanya sebatas
mendengarkan, mencatat, dan
mengerjakan tugas yang diberikan.
3 Apakah pelaksanaan pembelajaran
selama ini sudah ada interaksi multiarah
antara siswa dengan guru dan siswa
dengan siswa?
Antara guru dengan siswa sudah ada
interaksi, namun antara siswa dengan
siswa interaksinya masih kurang.
4 Bagaimana nilai keterampilan bercerita
yang diperoleh siswa dengan
pembelajaran tersebut?
Masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai jelek ketika
diminta untuk bercerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
5 Apa saja kesulitan yang dialami siswa
dalam pembelajaran bercerita?
Banyak kesulitannya terutama
banyak sekali siswa yang takut saat
diminta maju untuk bercerita, siswa
hanya berani cerita dan ribut sendiri
di belakang, siswa cepat merasa
bosan, kesulitan mengucapakan kata-
kata atau kalimat, siswa kurang
tertarik pada pembelajaran sehingga
sering ramai sendiri.
Kesimpulan:
Pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional, dan belum memanfaatkan
media dalam pembelajaran sehingga membuat anak kurang tertarik dalam
pembelajaran dan berdampak pada suasana kelas yang tidak kondusif karena
siswa cenderung bosan dan ramai sendiri di dalam kelas. Interaksi yang terjadi
hanya antara guru dengan siswa sedangkan antara siswa dengan siswa belum
nampak. Hasil belajar juga masih rendah karena banyak anak yang kesulitan
ketika diminta bercerita di depan kelas.
Cilacap, 16 April 2012
Narasumber Pewawancara
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Lampiran 3
PEDOMAN PENILAIAN KETERAMPILAN BERCERITA
SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN
Petunjuk penilaian:
A. Amatilah dengan seksama setiap aspek yang muncul, dari awal sampai akhir
pelajaran.
B. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia
C. Aspek yang dinilai berpedoman pada deskriptor dibawah ini:
1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam bercerita masing-masing bernilai 1
pada setiap aspek yang muncul.
2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari penjumlahan nilai setiap aspek
penilaian yang diperoleh siswa.
3. Nilai akhir yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus:
4. Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:
5. Presentase ketuntasan pembelajaran bercerita dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Berikut indikator aspek-aspek yang dinilai:
No Aspek penilaian
1. Lafal
a. Jelas pengucapan vokal atau konsonan
b. Ketepatan mengucapkan kata-kata
Jumlah Skor
15 x 100 = Nilai Akhir
Jumlah Nilai Akhir
Jumlah Siswa = Nilai Rata-rata
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥71
Jumlah Siswa
= Presentase ketuntasan klasikal x 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
c. Tidak bercampur lafal daerah
2. Intonasi
1. Tekanan kata
2. Tinggi rendah suara
3. Ketepatan penempatan jeda
3. Kelancaran
a. Jelas ungkapan kata-katanya
b. Jelas kalimatnya
c. Koheren
4. Mimik dan gerak-gerik
a. Mimik muka/ ekspresi wajah
b. Gesture atau gerak tubuh dalam bercerita
c. Berani
5. Bahasa
a. Menggunakan istilah bahasa baku
b. Sesuai kaidah Bahasa Indonesia
c. Komunikatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Lampiran 4
PEDOMAN INSTRUMEN PENILAIAN
AKTIVITAS SISWA
Petunjuk pengisian:
A. Amatilah dengan seksama semua keaktifan siswa dalam pembelajaran, dari
awal sampai akhir pelajaran.
B. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia
C. Aspek yang dinilai berpedoman pada deskriptor dibawah ini:
N0 Uraian Tindakan
1 Persiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2 Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran
3 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi
pelajaran
4 Keterlibatan/ keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
5 Siswa mematuhi perintah guru
6 Adanya interaksi positif antara siswa-guru dan siswa-siswa
7 Keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru
8 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan oleh guru
9 Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru
10 Perhatian siswa saat temannya maju di depan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Lampiran 5
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU (PENELITI)
Petunjuk pengisian
A. Amatilah dengan seksama kegiatan guru selama pelaksanaan pembelajaran.
B. Isilah dengan menggunakan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia pada
lembar observasi dengan ketentuan skor 1= tidak baik, 2= kurang baik, 3=
baik, 4= sangat baik.
C. Aspek yang dinilai berpedoman pada deskriptor dibawah ini:
1. Persiapan pembelajaran
Skor Deskriptor
1 Tidak mempersiapkan sarana pembelajaran dan tidak
mengkondisikan peserta didik
2 Kurang mempersiapkan sarana pembelajaran dan kurang
mengkondisikan peserta didik
3 Sarana pembelajaran relevan dengan materi dan sudah
mengkondisikan peserta didik untuk menerima pelajaran
4
Mempersiapkan ruang dan media serta sarana pembelajaran dan
sudah memeriksa kesiapan peserta didik untuk menerima pelajaran
dengan sangat baik
2. Membuka pembelajaran
Skor Deskriptor
1 Tidak melakukan absensi dan tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 Melakukan absensi secara klasikal dan kurang menyampaikan
tujuan pembelajaran secara jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
3 Melakukan absensi satu per satu dan menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan baik
4 Melakukan absensi satu per satu, menanyakan alasan tidak
berangkat, serta menyampaikan tujuan dengan baik dan jelas
3. Penguasaan materi
Skor Deskriptor
1 Penyampaian materi tidak jelas dan tidak sistematis
2 Penyampaian materi kurang jelas dan kurang sistematis
3 Penyampaian materi jelas, tetapi kadang kurang sistematis
4 Penyampaian materi jelas, sistematis, dan mengaitkan dengan materi
lain
4. Ketepatan strategi pembelajaran
Skor Deskriptor
1 Pelaksanaan pembelajaran sama sekali tidak sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai dan tidak dapat menguasai kelas
2 Pelaksanaan pembelajaran kurang sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan guru kurang bisa menguasai kelas
3 Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan guru cukup bisa menguasai kelas
4 Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan guru bisa menguasai kelas dengan kondusif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
5. Pemanfaatan media pembelajaran
Skor Deskriptor
1 Penggunaan media tidak efektif dan tidak menarik
2 Penggunaan media kurang efektif dan kurang menarik
3 Penggunaan media efektif, cukup menarik, cukup melibatkan siswa
4 Penggunaan media sangat efektif, menarik, dan melibatkan siswa
6. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
Skor Deskriptor
1 Peserta didik sama sekali tidak dilibatkan dalam pemanfaatan media
2 Peserta didik kurang dilibatkan dalam pemanfaatan media
3 Peserta didik cukup dilibatkan dalam pemanfaatan media
4 Peserta didik dilibatkan secara aktif dalam pemanfaatan media
7. Melakukan penilaian atau evaluasi
Skor Deskriptor
1 Tidak memantau dan melakukan penilaian
2 Memantau siswa tetapi tidak melakukan penilaian
3 Memantau siswa dan melakukan penilaian
4 Memantau siswa selama proses dan melakukan penilaian akhir
sesuai kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
8. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik, dan benar
Skor Deskriptor
1 Bahasa sulit dipahami dan penyampaian pesan tidak sesuai dengan
yang disampaikan
2 Bahasa menimbulkan penafsiran ganda dan penyampaian pesan
kurang sesuai
3 Mudah dipahami, tetapi penyampaian pesan kurang menarik
4 Mudah dipahami, penyampaian pesan sesuai dan menarik
9. Menutup pembelajaran
Skor Deskriptor
1 Tidak melibatkan peserta didik dalam membuat rangkuman dan
tidak melaksanakan tindak lanjut
2 Kurang melibatkan peserta didik dalam membuat rangkuman dan
melakukan tindak lanjut dengan remidi
3 Cukup melibatkan peserta didik dalam membuat rangkuman dan
memberikan tindak lanjut berupa pengayaan atau PR
4 Melibatkan semua peserta didik dalam membuat rangkuman dan
memberikan tindak lanjut dan pesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
D. Menghitung skor rata-rata, kemudian menentukan kategori dengan ketentuan
sebagai berikut :
Skor Kategori
4 Sangat Baik
3,0– 3,9 Baik
2,0 – 2,9 Cukup
< 2,9 Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Lampiran 6
Rekapitulasi Nilai Pratindakan
Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap
No Absen Nilai KKM Keterangan
T BT
1 73 71 √
2 80 71 √
3 66 71 √
4 80 71 √
5 40 71 √
6 53 71 √
7 53 71 √
8 40 71 √
9 80 71 √
10 80 71 √
11 66 71 √
12 66 71 √
13 53 71 √
14 60 71 √
15 73 71 √
16 73 71 √
17 80 71 √
18 66 71 √
19 80 71 √
20 66 71 √
21 53 71 √
22 80 71 √
23 60 71 √
24 80 71 √
25 66 71 √
26 60 71 √
27 53 71 √
28 53 71 √
29 80 71 √
30 66 71 √
Jumlah 12 18
Persentase 40% 60%
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 80
% Ketuntasan Klasikal 40%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Lampiran 7
HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PRATINDAKAN
No
absen
Indikator yang muncul Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
3 √ √ √ √ 4
4 √ √ √ √ √ √ √ √ 9
5 √ √ √ 3
6 √ √ √ 3
7 √ √ √ 3
8 √ √ √ 3
9 √ √ √ √ √ √ √ 7
10 √ √ √ √ √ √ √ 7
11 √ √ √ 3
12 √ √ √ √ √ 5
13 √ √ √ √ 4
14 √ √ √ √ √ 5
15 √ √ √ √ √ √ 6
16 √ √ √ √ √ √ 6
17 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
18 √ √ √ √ 4
19 √ √ √ √ √ √ √ 7
20 √ √ √ √ √ 5
21 √ √ √ 3
22 √ √ √ √ √ √ √ 7
23 √ √ √ √ √ 6
24 √ √ √ √ √ √ √ 7
25 √ √ √ √ √ √ 6
26 √ √ √ √ √ √ 6
27 √ √ √ 3
28 √ √ √ √ 4
29 √ √ √ √ √ √ 6
30 √ √ √ √ 6
JUMLAH 163
RATA-RATA 5,4
Cilacap, April 2012
Peneliti
Klara Delimasa G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri Gumilir 02
Tema : Peristiwa
Kelas/ Semester : II/ 2
Alokasi Waktu : @ 3x30 menit
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
6. Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan
benda dan bercerita.
IPS
2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dalam lingkungan
tetangga.
IPA
4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
6.2. Menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
IPS
2.2.Menceritakan pengalaman dalam melaksanakan peran dalam anggota
keluarga.
IPA
4.1. Mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang dan sore hari.
C. Indikator
1. Kognitif
a. Menjawab pertanyaan isi cerita/ isi dongeng.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
b. Menyebutkan tokoh, peristiwa, urutan kejadian dalam cerita.
c. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan keluarga.
d. Menjelaskan kenampakan matahari pada pagi, siang, dan sore hari.
2. Afektif
a. Perilaku berkarakter: keberanian, percaya diri, kreatif, kerja sama.
b. Keterampilan sosial: merespon pertanyaan dan pendapat,
mengajukan pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok,
berkomunikasi dengan baik.
3. Psikomotor
a. Menceritakan kembali isi dongeng/ cerita anak dengan kalimat
sendiri secara runtut dengan media boneka tangan.
b. Memperagakan peran tentang diri sendiri serta keluarga dengan
menggunakan boneka tangan.
c. Menceritakan kedudukan matahari (pagi, siang dan sore hari).
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
guru seputar isi cerita/ dongeng yang didengar dengan baik.
b. Melalui diskusi, siswa dapat menyebutkan tokoh, peristiwa, urutan
kejadian dalam cerita dengan benar.
c. Berdasarkan pengalaman, siswa mengungkapkan pengalaman diri
sendiri dan keluarga dengan baik.
d. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan kenampakan matahari
pada pagi, siang, dan sore hari dengan benar.
2. Afektif
a. Perilaku berkarakter
Siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa
dinilai membuat kemajuan dengan menunjukkan sikap keberanian,
percaya diri, kreatif dalam pembelajaran serta dapat menunjukkan
sikap saling kerja sama antar teman dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
b. Keterampilan sosial
Siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa
dinilai membuat kemajuan dalam merespon pertanyaan dan pendapat,
mengajukan pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok,
berkomunikasi dengan baik saat pembelajaran.
3. Psikomotor
a. Melalui penugasan, siswa dapat menceritakan kembali isi dongeng/
cerita anak dengan kalimat sendiri secara runtut dengan media boneka
tangan.
b. Melalui demonstrasi, siswa dapat memperagakan peran tentang diri
sendiri serta keluarga dengan menggunakan boneka tangan.
c. Melalui penugasan, siswa dapat menceritakan kedudukan matahari
(pagi, siang dan sore hari).
E. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai diharapkan secara bertahap siswa dapat memiliki
keterampilan bercerita, serta menerapkan perilaku dari pesan atau amanah
yang terkandung dalam setiap isi cerita, serta dapat menempatkan perannya
dalam keluarga dalam kehidupan sehari-hari dengan baik .
F. Materi Pembelajaran
1. Bahasa Indonesia
Menceritakan cerita anak atau dongeng
2. IPS
Menceritakan pengalaman dan peran dalam keluarga
3. IPA
Kenampakan Matahari
G. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Kuantum
2. Metode Pembelajaran :
a. Ceramah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
e. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
karakter
1. Kegiatan Pra
Pembelajaran
a. Guru mengajak siswa
berdoa bersama.
b. Guru memberi salam dan
melakukan presensi.
c. Guru mengkondisikan
siswa untuk menerima
pelajaran.
Kegiatan Awal
a. Apersepsi:guru bersama
siswa menyanyikan lagu
“Bangun Tidur”
b. Motivasi : guru
memotivasi siswa
melalui permainan tepuk
tangan.
c. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
15 menit
Ceramah
Demonstrasi
(tumbuhkan)
Ceramah
Tanggung jawab
Komunikatif
Apresiasi
Kreatif
Tanggung jawab
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
60 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
1) Siswa dan guru
bertanya jawab seputar
aktivitas pada pagi hari
berkaitan dengan lagu
yang dinyanyikan.
2) Siswa dan guru
bertanya jawab tentang
anggota keluarga,
misalnya:
“Berapa orang yang
tinggal di rumahmu?”
“Siapa saja yang
tinggal di dalam
rumah?”
3) Guru memberi
tanggapan terhadap
jawaban siswa
b. Elaborasi
1) Siswa memperhatikan
peragaan yang
dilakukan oleh guru
dengan menggunakan
boneka tangan.
2) Siswa bertanya jawab
dengan guru seputar
peragaan yang telah
dilihat.
3) Guru memberikan
penjelasan mengenai
apa yang diceritakan
4) Siswa dibagi ke dalam
Tanya Jawab
(Alami)
Ceramah,
tanya jawab
(Ulangi)
Demonstrasi
(Tumbuhkan)
Tanya Jawab
(alami)
Ceramah
(namai)
Penugasan
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu
Apresiasi
Rasa ingin tahu,
kreatif
Keberanian
Tanggung jawab,
kerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
kelompok yang terdiri
dari 1 laki-laki dan 1
perempuan
5) Siswa diminta maju
untuk bercerita
berpasangan.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan
penguatan dan umpan
balik terhadap kegiatan
siswa.
2) Siswa diberi
kesempatan
menanyakan materi
yang belum dipahami.
3) Guru memberikan
hadiah kepada
kelompok terbaik.
(Demonstrasi
kan)
Penugasan
(ulangi)
Ceramah
Tanya jawab
(ulangi)
Ceramah
Tanya jawab
(ulangi)
Ceramah
(Rayakan)
Keberanian,
percaya diri,
kreatif
Apresiasi
Keberanian
Apresiasi
3. Kegiatan Akhir
a. Bersama seluruh siswa
membuat rangkuman
tentang materi yang
telah dipelajari.
b. Guru memberi tugas
rumah dan meminta
siswa untuk mempelajari
materi berikutnya
c. Salam penutup
15 menit
Ceramah,
Tanya jawab
Penugasan
Tanggung jawab
Tanggung jawab,
kemandirian
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
karakter
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a. Guru mengajak siswa
berdoa bersama.
b. Guru memberi salam dan
melakukan presensi.
c. Guru mengkondisikan
siswa untuk menerima
pelajaran.
Kegiatan Awal
a. Apersepsi:guru bersama
siswa menyanyikan lagu
“Di sini senang di sana
senang”
b. Motivasi : guru
memberikan motivasi
pada siswa melalui
permainan tepuk tangan.
c. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
15 menit
Ceramah
Demonstrasi
Ceramah
(tumbuhkan)
Ceramah
Tanggung
jawab
Komunikatif
Tanggung
jawab
Apresiasi
Kreatif
Tanggung
jawab
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa dan guru bertanya
jawab tentang aktivitas
yang dilakukan siswa di
lingkungan rumah.
2) Guru memberi tanggapan
terhadap jawaban siswa
60 menit
Tanya Jawab
(Alami)
Ceramah, tanya
jawab (Ulangi)
Rasa ingin
tahu
Apresiasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
b. Elaborasi
1) Siswa memperhatikan
peragaan yang dilakukan
oleh guru dengan
menggunakan boneka
tangan.
2) Guru memberikan sedikit
penjelasan mengenai apa
yang harus dilakukan
siswa.
3) Siswa diminta maju
untuk bercerita
menggunakan media
boneka tangan.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan
penguatan dan umpan
balik pada siswa.
2) Guru memberikan
penghargaan kepada
siswa yang maju.
Demonstrasi
(Tumbuhkan)
Ceramah
(tumbuhkan)
Penugasan
(Demonstrasikan,
alami, namai)
Ceramah
Tanya jawab
(ulangi)
Ceramah
(Rayakan)
Rasa ingin
tahu, kreatif
Tanggung
jawab
Keberanian,
percaya diri,
kreatif
Apresiasi
Apresiasi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi tugas
rumah dan meminta siswa
untuk mempelajari materi
berikutnya
b. Salam penutup
15 menit
Penugasan
Tanggung
jawab,
kemandirian
I. Media/Alat dan Sumber Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
1. Media Pembelajaran:
a. Boneka tangan
b. Lembar cerita
2. Sumber Belajar :
a. Umri Nur‟aini dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI
Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
b. Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku bangga Bahasa Indonesia 2.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Tri Jaya Suranto dan A. Dakir. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 2:
untuk SD dan MI kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2 :
untuk SD dan MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
J. Penilaian
A. Prosedur : Tes Proses dan Tes Akhir
B. Jenis Tes : Tes Perbuatan
C. Bentuk Tes : Penugasan
D. Alat : Lembar penilaian, lembar pengamatan (terlampir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Cilacap, April 2012
Guru Kelas II Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
Mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Lampiran 9
Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II
Siklus I Pertemuan I
No
Absen
Aspek yang dinilai dan skor
Jumlah
skor Nilai Lafal Intonasi Kelancaran
Mimik
dan gerak-
gerik
Bahasa
a b c a b c a b c a b c a b c
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
5 √ √ √ √ √ √ 6 40
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
7 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 53
8 √ √ √ √ √ √ 6 40
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
13 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 53
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
KETERANGAN:
1. Lafal
a. Jelas pengucapan vokal atau konsonan
b. Ketepatan mengucapkan kata-kata
c. Tidak bercampur lafal daerah
2. Intonasi
a. Tekanan kata
b. Tinggi rendah suara
c. Ketepatan penempatan jeda
3. Kelancaran
a. Jelas ungkapan kata-katanya
b. Jelas kalimatnya
c. Koheren
4. Mimik dan gerak-gerik
a. Mimik muka/ ekspresi wajah
b. Gesture atau gerak tubuh dalam bercerita
c. Berani
5. Bahasa
a. Menggunakan istilah bahasa baku
b. Sesuai kaidah Bahasa Indonesia
c. Komunikatif
21 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 53
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
28 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 53
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
Nilai = Jumlah skor × 100
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Lampiran 10
Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II
Siklus I Pertemuan II
No
Absen
Aspek yang dinilai dan skor
Jumlah
skor Nilai Lafal Intonasi Kelancaran
Mimik
dan gerak-
gerik
Bahasa
a b c a b c a b c a b c a b c
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
8 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 53
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
KETERANGAN:
1. Lafal
a. Jelas pengucapan vokal atau konsonan
b. Ketepatan mengucapkan kata-kata
c. Tidak bercampur lafal daerah
2. Intonasi
a. Tekanan kata
b. Tinggi rendah suara
c. Ketepatan penempatan jeda
3. Kelancaran
a. Jelas ungkapan kata-katanya
b. Jelas kalimatnya
c. Koheren
4. Mimik dan gerak-gerik
a. Mimik muka/ ekspresi wajah
b. Gesture atau gerak tubuh dalam bercerita
c. Berani
5. Bahasa
a. Menggunakan istilah bahasa baku
b. Sesuai kaidah Bahasa Indonesia
c. Komunikatif
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
Nilai = Jumlah skor × 100
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Lampiran 11
REKAPITULASI NILAI KETERAMPILAN BERCERITA
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
PADA SIKLUS 1
No Absen Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Nilai
Siklus I
1 80 93 86,5
2 93 93 93
3 80 87 83,5
4 80 93 86,5
5 40 87 63,5
6 87 67 77
7 53 60 56,5
8 40 53 46,5
9 93 87 90
10 80 87 83,5
11 93 73 83
12 80 80 80
13 53 73 63
14 60 80 70
15 93 80 86,5
16 87 93 90
17 93 93 93
18 60 73 66,5
19 87 73 80
20 80 87 83,5
21 53 60 56,5
22 93 67 80
23 60 80 70
24 80 87 83,5
25 67 80 73,5
26 73 93 83
27 60 73 66,5
28 53 87 70
29 80 87 83,5
30 80 80 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Jumlah 2308,5 : 30
= 77
Nilai terendah 46,5
Nilai tertinggi 93
Jumlah Tidak Tuntas Belajar (<71) 10
Jumlah Tuntas belajar (≥71) 20
Presentase Ketuntasan 66,7%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Lampiran 12
HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN I
No
absen
Indikator yang muncul Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
3 √ √ √ √ √ √ 6
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
5 √ √ √ √ √ 5
6 √ √ √ √ √ √ 6
7 √ √ √ √ √ 5
8 √ √ √ √ √ √ 6
9 √ √ √ √ √ √ √ 7
10 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
11 √ √ √ √ √ √ 6
12 √ √ √ √ √ 5
13 √ √ √ √ √ √ 6
14 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
15 √ √ √ √ √ √ √ 7
16 √ √ √ √ √ √ 6
17 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
18 √ √ √ √ √ √ 6
19 √ √ √ √ √ 5
20 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
21 √ √ √ √ √ 5
22 √ √ √ √ √ √ √ 7
23 √ √ √ √ √ √ √ 7
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
25 √ √ √ √ √ √ 6
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
27 √ √ √ √ √ 5
28 √ √ √ √ √ √ 6
29 √ √ √ √ √ √ 6
30 √ √ √ √ √ √ √ 7
JUMLAH 201
RATA-RATA 6,7
Cilacap, April 2012
Observer
Lulu Zurianah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Lampiran 13
HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN II
No
absen
Indikator yang muncul Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
3 √ √ √ √ √ √ 6
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
5 √ √ √ √ √ 5
6 √ √ √ √ √ √ 6
7 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
8 √ √ √ √ √ √ 6
9 √ √ √ √ √ √ √ 7
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
11 √ √ √ √ √ √ 6
12 √ √ √ √ √ √ √ 7
13 √ √ √ √ √ √ √ 7
14 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
15 √ √ √ √ √ √ √ 7
16 √ √ √ √ √ √ 6
17 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
18 √ √ √ √ √ √ 6
19 √ √ √ √ √ √ 6
20 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
21 √ √ √ √ √ 5
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
23 √ √ √ √ √ √ √ 7
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
25 √ √ √ √ √ √ 6
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
27 √ √ √ √ √ √ 6
28 √ √ √ √ √ √ 6
29 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
30 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
JUMLAH 218
RATA-RATA 7,3
Cilacap, April 2012
Observer
Lulu Zurianah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KINERJA GURU (PENELITI)
Nama Sekolah : SD Negeri Gumilir 02
Kelas / Semester : II/II
Siklus ke : Siklus I Pertemuan I
Petunjuk:
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara menebalkan
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4
Rata-rata butir I = A 4
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan absensi 1 2 3 4
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan 1 2 3 4
Rata-rata butir II = B 3,5
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
2. Mangaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan 1 2 3 4
3. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajardan karakteristik siswa 1 2 3 4
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
Rata-rata butir III A= C 3,5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtun 1 2 3 4
3. Menguasai kelas 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring) 1 2 3 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan 1 2 3 4
Rata-rata butir III B= D 3,3
C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
1. Menggunakan media dan sumber yang efektif dan
efisien 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
Rata-rata butir III C= E 3,5
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 1 2 3 4
2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
3. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar 1 2 3 4
Rata-rata butir III D= F 3,25
E. Penilaian proses dan hasil
1. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) 1 2 3 4
Rata-rata butir III E= G 3,5
F. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
benar, dan lancar 1 2 3 4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4
Rata-rata butir III F= H 3
IV PENUTUP
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa 1 2 3 4
2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai
remidi/pengayaan
1 2 3 4
Rata-rata butir IV= I 3
Nilai APKG II
3,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Cilacap, 19 April 2012
Guru Kelas Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KINERJA GURU (PENELITI)
Nama Sekolah : SD Negeri Gumilir 02
Kelas / Semester : II/II
Siklus ke : Siklus I Pertemuan II
Petunjuk:
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara menebalkan
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4
Rata-rata butir I = A 4
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan absensi 1 2 3 4
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan 1 2 3 4
Rata-rata butir II = B 3,5
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
2. Mangaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan 1 2 3 4
3. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajardan karakteristik siswa 1 2 3 4
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
Rata-rata butir III A= C 3,5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtun 1 2 3 4
3. Menguasai kelas 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring) 1 2 3 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan 1 2 3 4
Rata-rata butir III B= D 3,3
C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
1. Menggunakan media dan sumber yang efektif dan
efisien 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
Rata-rata butir III C= E 3,5
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 1 2 3 4
2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
3. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar 1 2 3 4
Rata-rata butir III D= F 4
E. Penilaian proses dan hasil
1. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) 1 2 3 4
Rata-rata butir III E= G 3,5
F. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
benar, dan lancar 1 2 3 4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4
Rata-rata butir III F= H 3
IV PENUTUP
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa 1 2 3 4
2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai
remidi/pengayaan
1 2 3 4
Rata-rata butir IV= I 3,5
Nilai APKG II
3,53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Cilacap, 26 April 2012
Guru Kelas Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri Gumilir 02
Tema : Binatang
Kelas/ Semester : II/ 2
Alokasi Waktu : @ 3x30 menit
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
5. Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan.
IPS
2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dalam lingkungan
tetangga.
SBK
13. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
5.2. Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarkan.
IPS
2.3. Memberi contoh bentuk-bentuk kerjasama di lingkungan tetangga.
SBK
13.2. Menanggapi gerak alam semesta dalam bentuk gerakan tari.
C. Indikator
1. Kognitif
a. Menjawab pertanyaan isi cerita/dongeng.
b. Menyebutkan tokoh, peristiwa, urutan kejadian dalam cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
c. Memberikan contoh cara memelihara dan menjaga lingkungan alam
di sekitar rumah.
2. Afektif
c. Perilaku berkarakter: keberanian, kemandirian, percaya diri, kreatif.
d. Keterampilan sosial: merespon pertanyaan dan pendapat,
mengajukan pertanyaan, berkomunikasi dengan baik.
3. Psikomotor
d. Menceritakan kembali isi dongeng dengan kata-kata sendiri melalui
media boneka tangan.
e. Melakukan gerak tari sederhana dengan iringan lagu yang
bertemakan binatang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
guru seputar isi cerita/ dongeng yang didengar dengan baik.
b. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan tokoh, peristiwa,
urutan kejadian dalam cerita dengan benar.
c. Berdasarkan pengalaman, siswa memberikan contoh cara memelihara
dan menjaga lingkungan alam di sekitar rumah.
2. Afektif
a. Perilaku berkarakter
Siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa
dinilai membuat kemajuan dengan menunjukkan sikap keberanian,
kemandirian, percaya diri, dan kreatif dalam pembelajaran.
b. Keterampilan sosial
Siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa
dinilai membuat kemajuan dalam merespon pertanyaan dan pendapat,
mengajukan pertanyaan, berkomunikasi dengan baik saat
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
3. Psikomotor
a. Melalui penugasan, siswa dapat menceritakan kembali isi dongeng
dengan kata-kata sendiri melalui media boneka tangan.
b. Melalui peragaan/ demonstrasi, siswa dapat melakukan gerak tari
sederhana dengan iringan lagu yang bertemakan binatang.
E. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai diharapkan secara bertahap siswa dapat memiliki
keterampilan bercerita, serta menerapkan perilaku dari pesan atau amanah
yang terkandung dalam setiap isi cerita, serta dapat memelihara dan menjaga
lingkungan alam di sekitar rumah dalam kehidupan sehari-hari dengan baik .
F. Materi Pembelajaran
1. Bahasa Indonesia
Menceritakan cerita anak atau dongeng
2. IPS
Lingkungan alam dan buatan
3. SBK
Tarian Dasar
G. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Kuantum
2. Metode Pembelajaran :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
d. Penugasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
karakter
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a. Guru mengajak siswa
berdoa bersama.
b. Guru memberi salam dan
melakukan presensi.
c. Guru mengkondisikan siswa
untuk menerima pelajaran.
Kegiatan Awal
a. Apersepsi:guru bersama
siswa menyanyikan lagu
“Kodok Ngorek”
b. Motivasi : guru
memotivasi siswa melalui
permainan tepuk tangan.
c. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
15 menit
Ceramah
Demonstrasi
(tumbuhkan)
Demonstrasi
(tumbuhkan)
Ceramah
Tanggung
jawab
Komunikatif
Apresiasi
Kreatif
Tanggung
jawab
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
4) Siswa dan guru bertanya
jawab tentang macam-
macam dongeng yang
pernah di dengar siswa.
5) Guru memberi tanggapan
terhadap jawaban siswa
60 menit
Tanya Jawab
(Alami)
Ceramah, tanya
jawab
(Ulangi)
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan
dongeng yang
disampaikan guru
melalui peragaan boneka
tangan.
2) Siswa bertanya jawab
dengan guru seputar
dongeng yang
disampaikan.
3) Siswa diminta maju
untuk bercerita tentang
dongeng yang berjudul “
Katak yang Sombong”
menggunakan boneka
tangan.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan
penguatan dan umpan
balik terhadap kegiatan
siswa.
2) Guru memberikan
hadiah kepada siswa
terbaik.
Demonstrasi
(Tumbuhkan)
Tanya Jawab
(alami)
Ceramah
(namai)
Penugasan
(Demonstrasikan)
Ceramah
Tanya jawab
(ulangi)
Ceramah
(Rayakan)
Apresiasi
Rasa ingin
tahu, kreatif
Keberanian,
kemandirian,
kreatif,
percaya diri.
Apresiasi
Apresiasi
3. Kegiatan Akhir
a. Bersama seluruh siswa
membuat rangkuman
tentang materi yang telah
dipelajari.
b. Guru memberi tugas
rumah dan meminta siswa
15 menit
Ceramah, Tanya
jawab
Penugasan
Tanggung
jawab
Tanggung
jawab,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
untuk mempelajari materi
berikutnya
c. Salam penutup
kemandirian
Pertemuan II
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
karakter
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a. Guru mengajak siswa
berdoa bersama.
b. Guru memberi salam dan
melakukan presensi.
c. Guru mengkondisikan
siswa untuk menerima
pelajaran.
Kegiatan Awal
a. Apersepsi:guru bersama
siswa menyanyikan lagu
“Heli”
b. Motivasi : guru
memberikan motivasi
pada siswa melalui
permainan tepuk tangan.
c. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
15 menit
Ceramah
Demonstrasi
Ceramah
(tumbuhkan)
Ceramah
Tanggung
jawab
Komunikatif
Apresiasi
Kreatif
Tanggung
jawab
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa dan guru bertanya
jawab seputar lagu yang
telah di sampaikan di awal
60 menit
Tanya Jawab
(Alami)
Ceramah, tanya
Rasa ingin
tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
2) Guru memberi tanggapan
terhadap jawaban siswa
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan
dongeng yang
disampaikan guru melalui
peragaan boneka tangan.
2) Siswa bertanya jawab
dengan guru seputar
dongeng yang
disampaikan.
3) Siswa diminta maju untuk
bercerita tentang dongeng
yang berjudul “Anjing
yang Rakus”
menggunakan boneka
tangan.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan
penguatan dan umpan
balik terhadap kegiatan
siswa.
2) Guru memberikan
penghargaan kepada
siswa yang maju.
jawab
(Ulangi)
Demonstrasi
(Tumbuhkan)
Ceramah
(tumbuhkan)
Penugasan
(Demonstrasikan,
alami, namai)
Ceramah
Tanya jawab
(ulangi)
Ceramah
(Rayakan)
Apresiasi
Rasa ingin
tahu, kreatif
Tanggung
jawab
Keberanian,
percaya diri,
kreatif
Apresiasi
Apresiasi
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi tugas
rumah dan meminta siswa
untuk mempelajari materi
berikutnya
b. Salam penutup
15 menit
Penugasan
Tanggung
jawab,
kemandirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
I. Media/Alat dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran:
a. Boneka tangan
b. Lembar cerita
2. Sumber Belajar :
a. Umri Nur‟aini dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI
Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
b. Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku bangga Bahasa Indonesia 2.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
c. Tri Jaya Suranto dan A. Dakir. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 2:
untuk SD dan MI kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Tim Bina Karya Guru. 2007. Seni Budaya dan Keterampilan untuk
Sekolah Dasar Kelas II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
J. Penilaian
A. Prosedur : Tes Proses dan Tes Akhir
B. Jenis Tes : Tes Perbuatan
C. Bentuk Tes : Penugasan
D. Alat : Lembar penilaian, lembar pengamatan (terlampir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Cilacap, Mei 2012
Guru Kelas II Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
Mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Lampiran 17
Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II
Siklus II Pertemuan I
No
Absen
Aspek yang dinilai dan skor
Jumlah
skor Nilai Lafal Intonasi Kelancaran
Mimik
dan gerak-
gerik
Bahasa
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 60
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
KETERANGAN:
1. Lafal
a. Jelas pengucapan vokal atau konsonan
b. Ketepatan mengucapkan kata-kata
c. Tidak bercampur lafal daerah
2. Intonasi
a. Tekanan kata
b. Tinggi rendah suara
c. Ketepatan penempatan jeda
3. Kelancaran
a. Jelas ungkapan kata-katanya
b. Jelas kalimatnya
c. Koheren
4. Mimik dan gerak-gerik
a. Mimik muka/ ekspresi wajah
b. Gesture atau gerak tubuh dalam bercerita
c. Berani
5. Bahasa
a. Menggunakan istilah bahasa baku
b. Sesuai kaidah Bahasa Indonesia
c. Komunikatif
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
Nilai = Jumlah skor × 100
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Lampiran 18
Lembar Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Kelas II
Siklus II Pertemuan II
No
Absen
Aspek yang dinilai dan skor
Jumlah
skor Nilai Lafal Intonasi Kelancaran
Mimik
dan gerak-
gerik
Bahasa
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 100
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 100
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 100
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 100
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 100
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
KETERANGAN:
1. Lafal
a. Jelas pengucapan vokal atau konsonan
b. Ketepatan mengucapkan kata-kata
c. Tidak bercampur lafal daerah
2. Intonasi
a. Tekanan kata
b. Tinggi rendah suara
c. Ketepatan penempatan jeda
3. Kelancaran
a. Jelas ungkapan kata-katanya
b. Jelas kalimatnya
c. Koheren
4. Mimik dan gerak-gerik
a. Mimik muka/ ekspresi wajah
b. Gesture atau gerak tubuh dalam bercerita
c. Berani
5. Bahasa
a. Menggunakan istilah bahasa baku
b. Sesuai kaidah Bahasa Indonesia
c. Komunikatif
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 73
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 15 100
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 67
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 80
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14 93
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 87
Nilai = Jumlah skor × 100
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Lampiran 19
REKAPITULASI NILAI KETERAMPILAN BERCERITA
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
PADA SIKLUS II
No Absen Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Nilai
Siklus I
1 93 93 93
2 93 100 96,5
3 87 87 87
4 93 100 96,5
5 87 93 90
6 87 87 87
7 67 80 73,5
8 67 73 70
9 87 93 90
10 93 87 90
11 80 87 83,5
12 80 87 83,5
13 60 67 63,5
14 93 100 96,5
15 80 100 90
16 87 93 90
17 93 100 96,5
18 73 80 76,5
19 80 87 83,5
20 87 93 90
21 67 73 70
22 80 87 83,5
23 80 80 80
24 93 100 96,5
25 73 80 76,5
26 93 93 93
27 67 67 67
28 73 80 76,5
29 87 93 90
30 80 87 83,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Jumlah 2543,5 : 30
= 85
Nilai terendah 63,5
Nilai tertinggi 96,5
Jumlah Tidak Tuntas Belajar (<71) 4
Jumlah Tuntas belajar (≥71) 26
Presentase Ketuntasan 86,7%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Lampiran 20
HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN I
No
absen
Indikator yang muncul Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
3 √ √ √ √ √ √ 6
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
5 √ √ √ √ √ 5
6 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
8 √ √ √ √ √ √ √ 7
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
11 √ √ √ √ √ √ 6
12 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
13 √ √ √ √ √ √ √ 7
14 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
16 √ √ √ √ √ √ √ 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
18 √ √ √ √ √ √ √ 7
19 √ √ √ √ √ √ 6
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
21 √ √ √ √ √ 5
22 √ √
√ √ √ √ √ √ √ 9
23 √ √ √ √ √ √ √ 7
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
25 √ √ √ √ √ √ 6
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
27 √ √ √ √ √ √ 6
28 √ √ √ √ √ √ √ 7
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
JUMLAH 235
RATA-RATA 7,8
Cilacap, Mei 2012
Observer
Lulu Zurianah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Lampiran 21
HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN II
No
absen
Indikator yang muncul Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
5 √ √ √ √ √ √ √ 7
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
8 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10
11 √ √ √ √ √ √ √ 7
12 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
13 √ √ √ √ √ √ 6
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
16 √ √ √ √ √ √ √ 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
19 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
20 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
21 √ √ √ √ √ √ √ 7
22 √ √
√ √ √ √ √ √ √ 9
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
24 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
25 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
27 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
29 √ √ √ √ √ √ √ √ 8
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9
JUMLAH 255
RATA-RATA 8,5
Cilacap, Mei 2012
Observer
Lulu Zurianah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KINERJA GURU (PENELITI)
Nama Sekolah : SD Negeri Gumilir 02
Kelas / Semester : II/II
Siklus ke : Siklus II Pertemuan I
Petunjuk:
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara menebalkan
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4
Rata-rata butir I = A 4
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan absensi 1 2 3 4
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan 1 2 3 4
Rata-rata butir II = B 3,5
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
2. Mangaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan 1 2 3 4
3. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajardan karakteristik siswa 1 2 3 4
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
Rata-rata butir III A= C 3,5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtun 1 2 3 4
3. Menguasai kelas 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring) 1 2 3 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan 1 2 3 4
Rata-rata butir III B= D 3,3
C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
1. Menggunakan media dan sumber yang efektif dan
efisien 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
Rata-rata butir III C= E 3,75
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 1 2 3 4
2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
3. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar 1 2 3 4
Rata-rata butir III D= F 4
E. Penilaian proses dan hasil
1. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) 1 2 3 4
Rata-rata butir III E= G 3,5
F. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
benar, dan lancar 1 2 3 4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4
Rata-rata butir III F= H 3
IV PENUTUP
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa 1 2 3 4
2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai
remidi/pengayaan
1 2 3 4
Rata-rata butir IV= I 4
Nilai APKG II
3,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Cilacap, 3 Mei 2012
Guru Kelas Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KINERJA GURU (PENELITI)
Nama Sekolah : SD Negeri Gumilir 02
Kelas / Semester : II/II
Siklus ke : Siklus II Pertemuan II
Petunjuk:
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara menebalkan
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran 1 2 3 4
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4
Rata-rata butir I = A 4
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan absensi 1 2 3 4
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
dan rencana kegiatan 1 2 3 4
Rata-rata butir II = B 4
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
2. Mangaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan 1 2 3 4
3. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hierarki belajardan karakteristik siswa 1 2 3 4
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
Rata-rata butir III A= C 3,5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
1 2 3 4
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtun 1 2 3 4
3. Menguasai kelas 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (dampak pengiring) 1 2 3 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan 1 2 3 4
Rata-rata butir III B= D 3,3
C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
1. Menggunakan media dan sumber yang efektif dan
efisien 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber 1 2 3 4
4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4
Rata-rata butir III C= E 3,75
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 1 2 3 4
2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
3. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar 1 2 3 4
Rata-rata butir III D= F 4
E. Penilaian proses dan hasil
1. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) 1 2 3 4
Rata-rata butir III E= G 3,5
F. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
benar, dan lancar 1 2 3 4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4
Rata-rata butir III F= H 3
IV PENUTUP
1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa 1 2 3 4
2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai
remidi/pengayaan
1 2 3 4
Rata-rata butir IV= I 4
Nilai APKG II
3,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Cilacap, 17 Mei 2012
Guru Kelas Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Lampiran 24
PEDOMAN WAWANCARA (GURU KELAS) SETELAH
MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran setelah
menggunakan media.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Guru kelas II SD Negeri Gumilir 02
Nama Guru : Lulu Zurianah
Waktu : 17 Mei 2012
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat anda,
mengenai pelaksanaan pembelajaran
bercerita setelah menggunakan media
boneka tangan?
Bagus sekali, siswa sangat antusias
dan aktif untuk mengikuti
pembelajaran. Siswa juga merasa
senang dan menjadi berani maju.
2. Menurut anda, bagaimana pengaruh
penggunaan media tersebut terhadap
keterampilan bercerita siswa?
Penggunaan media pembelajaran
boneka tangan dapat
meningkatkan keterampilan
bercerita siswa, dapat dilihat dari
hasil pengamatan saat
pembelajaran berlangsung.
3. Adakah kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran bercerita
menggunakan media boneka tangan?
Siswa awalnya mungkin belum
terbiasa dengan media tersebut,
tetapi seiring dengan berjalannya
waktu, siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Dan
siswa antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
4. Bagaimanakah nilai bahasa Indonesia
khususnya materi bercerita setelah
menggunakan media boneka tangan?
Nilai siswa mengalami peningkatan
yang signifikan.
Kesimpulan hasil wawancara :
Penggunaan media boneka tangan menimbulkan keantusiasan dan keaktifan
belajar bagi siswa dalam pembelajaran, media tersebut juga membuat siswa
merasa senang dan tidak merasa takut lagi, sehingga keterampilan bercerita
mereka juga meningkat.
Cilacap, 17 Mei 2012
Guru Kelas Peneliti
Lulu Zurianah Klara Delimasa Gustriningsih
NIM K7108169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Lampiran 25
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Peneliti memberikan contoh bercerita dengan menggunakan media boneka tangan
Siswa secara berpasangan bercerita menggunakan media boneka tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
Siswa selama proses pembelajaran
Siswa bercerita menggunakan media 2 buah boneka tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Siswa bercerita tentang dongeng “Katak yang Sombong” dengan menggunakan
media boneka tangan
Siswa bercerita tentang dongeng “Anjing yang Rakus” dengan menggunakan
media boneka tangan