i
Pelaksanaan pengawasan umum oleh badan pengawas dan pemeriksa daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di kabupaten sukoharjo
PENULISAN HUKUM (SKRIPSI)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
Agusta Pinta Kurnia Rizky
NIM : E.1104005
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2008
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum ini (Skripsi)
PELAKSANAAN PENGAWASAN UMUM OLEH BADAN PENGAWAS
DAN PEMERIKSA DAERAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun Oleh :
AGUSTA PINTA KURNIA RIZKY NIM : E 1104005
Disetujui untuk Dipertahankan
Dosen Pembimbing
SUTEDJO, S.H., M.M IS HARYANTO, S.H., M. Hum NIP 131 571 671 NIP 132 306 584
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
PELAKSANAAN PENGAWASAN UMUM OLEH BADAN PENGAWAS
DAN PEMERIKSA DAERAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun Oleh :
AGUSTA PINTA KURNIA RIZKY NIM : E 1104005
Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum(Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juni 2008
1. ................................................................... : ( Sunarno. D.S, S.H., M.H ) Ketua
2. ................................................................... : ( Sutedjo, S.H., M.M ) Sekretaris
3. ................................................................... : ( Isharyanto, S.H., M.Hum ) Anggota
Mengetahui
Dekan,
MOH. JAMIN, S.H., M.Hum. NIP 131 570 154
iv
MOTTO
Sesuatu yang telah kamu pilih, jalankan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran niscaya akan manis yang kau petik
***** Doa, ihtiyar, keyakinan, dan semangat adalah obat mujarat untuk mengapai cita-
cita *****
Tidak beriman seseorang diantara kalian sebelum ia mencintai saudaranya seperti kecintaannya terhadap dirinya sendiri (HR Bukhari)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Allah SWT atas segala rahmat, karunia, serta rizki-NYa
*****
Nabi Muhammad SAW
*****
Bapak dan Ibuku serta keluarga besarku yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan
serta doa restu yang begitu besar dan tanpa henti selama ini
*****
Initial ”D’ atas semua yang kau berikan padaku
*****
Sahabat-sahabat dan teman-teman dekatku, terimakasih atas semua pengorbanan, keiklasan
dan kesabaran yang kalian ajarkan padaku,
aku tak akan melupakannya
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur Alhamdulillahirobbil alamin atas berkat rahmat Allah SWT,
sehingga Penulisan Hukum (Skripsi) yang berjudul,” PELAKSANAAN
PENGAWASAN UMUM OLEH BADAN PENGAWAS DAN PEMERIKSA
DAERAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI
KABUPATEN SUKOHARJO dapat diselesaikan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan pengawasan secara
intern serta hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pengawasan di Bawaspada
Kabupaten Sukoharjo.
Permasalahan dan hambatan banyak penulis hadapi dalam menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan baik secara moral maupun spiritual dari
berbagai pihak yang sangat berarti. Selanjutnya dengan kerendahan dan ketulusan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp.Kj., selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Moh Jamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret.
3. Ibu Aminah, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Tata Negara.
4. Bapak Sutedjo, S.H.,M.M. selaku pembimbing Akademik dan Pembimbing
skripsi yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah di
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Isharyanto, S.H., M.hum. selaku pembimbing skripsi dalam penelitian
hukum ini yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan petunjuk, bimbingan
maupun motivasinya kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu yang
sangat berguna bagi penulis.
7. Karyawan dan Staf Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah membantu kelancaran perkuliahan.
vii
8. Drs. D.T Siswadi selaku Kepala Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah
Kabupaten Sukoharjo yang selalu bersedia membimbing penulis dan seluruh
staff di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin
penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak dan Ibu tercinta, adik-adik Kiko dan Opie serta keluarga besar penulis,
yang telah memberikan motivasi dan semangat yang begitu besar pada
penulis.
10. Dewi Udhany, yang telah setia mendampingiku dalam suka maupun duka,
yang selalu memberikan motivasi serta selalu mengorbankan waktunya
untukku.
11. Temen-temen seluruh Fakultas Hukum: Herman, Walno, Andi, Hendra, Joko,
Hasyim, Agoes, Yanur, Ridwan, Septa, Triyono, Johan, M.Johan, Febri, S.H,
Firman, Oka, Riska, Aji, Andi, Ajay, Agus, diptha, Manyoel, Udin, Kokoy,
Landung, Landung Yanuar, Plutho, Bledug, Erick, Jutek, Akbar, David,
Syarief, Aji, Franco, Agus, Ari, Widya, Maya, Ivul, Tika, Tera, Fiah, Kunthie,
devie, dillah, ditta, Rita, Dimas, Dhendro, Prima, Reza, Diah, Lucky, Arif,
Soerip, Wibi, Wahyu, Prasetyo, Dhonie, Singgih, Ronggo, Iksan, Puri, Nana,
Yuke, Retno, Hermin, Sasmita, Ayu, Berlian, Tika, Deden, Ririn, Nindya,
Mey, Dita, Elvira, Tiwi, serta seluruh angkatan, terimakasih atas semangat,
dan dorongan bagi penulis sehingga dapat terselesaikanya penulisan ini.
12. Bapak Soeharno “terima kasih Pak”, karena telah membuat suasana Fakultas
Hukum menjadi kondusif, tertib dan aman terkendali.
13. Temen-temen HIMANOREG, BEM, DEMA, NOVUM, ROHIS, DELIK,
GOVA, FOSMI, KMK, PMK, terimakasih atas segala bantuannya kepada
penulis.
14. Terima Kasih kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu anggota PERADI (Persatuan
Advokat Indonesia).
15. Terima Kasih kepada Anggota IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia).
16. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu, Semoga Allah SWT membalas kebaikan
pada kita semua. Amin.
viii
Penulis menyadari skripsi ini banyak kekurangan dan kelemahan. Saran
dan kritik yang bersifat konstruktif diperlukan. Akhirnya semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Surakarta, Mei 2008
Penulis
AGUSTA PINTA KURNIA RIZKY
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PPENGUJI ...................................................... iii
HALAMAN MOTTO...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
ABSTRAK....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Metode Penelitian ....................................................................... 4
F. Sistematika .................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
A. Kerangka Teori .......................................................................... 11
1. Tinjauan Umum Tentang Negara Hukum .......................... 11
2. Tinjauan Umum Tentang Penyelengaraan
Pemerintah Daerah ............................................................. 12
a. Pengertian Pemerintah Daerah ...................................... 12
b. Asas-Asas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ......... 15
3. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan .............................. 15
a. Pengertian Pengawasan ................................................ 15
b. Jenis Pengawasan .......................................................... 16
c. Norma Pengawasan ...................................................... 22
x
d. Tujuan Pengawasan dan Unsur-Unsur Pengawasan ..... 23
4. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan dan ........................ 25
5. Kedudukan Badan Pengawas Dalam Pemerintahan
Daerah ................................................................................. 26
B. Kerangka Pemikiran.................................................................... 27
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 29
A. Letak Geografis Kabupaten Sukoharjo ...................................... 29
B. Pelaksanaan Pengawasan Fungsional atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah oleh Badan Pengawas
dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo ............................ 32
1. Struktur Organisasi Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo ............................................. 32
2. Uraian Tentang Tugas Pokok Fungsi Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo ............................................. 35
3. Mekanisme Pengawasan Pemerintahan Oleh Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 49
4. Akuntabilitas Kerja ............................................................. 53
5. Hasil Pemeriksaan Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo ............................................. 63
C. Hambatan-hambatan dan Cara Mengatasinya dalam Pelaksanaan
Tugas Fungsional Daerah Oleh Badan Pengawas dan
Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo .................................. 72
1. Hambatan Kualitas Sumber Daya Manusia .......................... 72
2. Hambatan Sistem Hukum ...................................................... 73
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 76
A. Kesimpulan ................................................................................ 76
B. Saran .......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Tahun 2007 ....................................................... 30
Tabel 2 : Hasil Pengaturan Kerja .............................................................. .... 55
Tabel 3 : Prosentase Capaian Kerja ............................................................... 57
Tabel 4 : Indikator Kinerja ............................................................................ 60
Tabel 5 : Indikator Kinerja ............................................................................ 62
Tabel 6 : Realisasi Obyek Belanja ................................................................ 63
Tabel 7 : Kenaikan Temuan .......................................................................... 65
Tabel 8 : Penyebab Penyimpangan ............................................................... 67
Tabel 9 : Tindak Lanjut Obyek Pemeriksaan-1 ............................................. 68
Tabel 10 : Tindak Lanjut Obyek Pemeriksaan- 2 ........................................... 69
Tabel 11 : Perbandingan PerMendagri Nomor 4 Tahun 2007 dan Perda
Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2001.................................. 75
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Teknik Analisis Data ........................................................................ 9
Gambar 2 : Kerangka Pemikiran....................................................................... 27
Gambar 3 : Bagan Susunan Organisasi Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo ........................................................ 34
Gambar 4 : Bagan Susunan Organisasi Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten ..................................................................................... 77
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi Ijin Survey/ Riset
Lampiran 4 : Surat Pernyataan dari BAWASDA
xiv
ABSTRAK
Agusta Pinta Kurnia Rizky, 2008. PELAKSANAAN PENGAWASAN
UMUM OLEH BADAN PENGAWAS DAN PEMERIKSA DAERAH
DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI
KABUPATEN SUKOHARJO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai Pengawasan umum oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo dan untuk mengetahui hambatan-hambatan Pengawasan umum oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo
Penelitian ini dilihat dari tujuannya termasuk jenis penelitian hukum empiris bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari sumber data primer yaitu hasil wawancara dengan pejabat atau pegawai negeri sipil yang bertugas melaksanakan pengawasan serta pemeriksaan di pemerintahan daerah. Sumber data sekunder yaitu buku, literatur, peraturan perundang-undangan, laporan, arsip, dan dari internet. Setelah data diperoleh lalu dilakukan analisis data kualitatif dengan model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa pelaksanaan Pengawasan umum oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana peri kehidupan bangsa yang
aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
maka pemerintah Indonesia menyelenggarakan berbagai usaha dalam kegiatan
pemerintahan. Dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
mutlak diperlukan adanya administrasi yang baik. Untuk itu perlu usaha-usaha
menciptakan aparatur yang efisien, efektif, bersih dan berwibawa serta mampu
melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan dengan
sebaik-baiknya serta dilandasi semangat dan sikap pengabdian pada
masyarakat, bangsa dan negara.
Pengawasan merupakan salah satu unsur penting dalam rangka
peningkatan kinerja, totalitas dan loyalitas aparatur negara dalam pelaksanaan
tugas-tugas umum pemerintahan menuju terwujudnya pembangunan nasional
yang adil merata dan tepat sasaran. Dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin adanya keserasian antara
penyelenggaraan tugas pemerintahan oleh daerah-daerah dan oleh pemerintah
serta untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan secara
berdayaguna dan berhasil guna. Demikian halnya dengan pemerintahan
daerah, mengingat bahwa pemerintahan daerah merupakan suatu oragnisasi
yang memerlukan pengelolaan yang baik, maka pengawasan mutlak
diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah.
2
“Di dalam suatu pemerintah daerah, pengawasan merupakan suatu
usaha penertiban untuk menjamin terlaksananya segala ketentuan Undang-
Undang, keputusan, kebijaksanaan, dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah itu sendiri. Hasil pengawasan
dapat dijadikan bahan informasi atau umpan balik dari penyempurnaan baik
bagi rencana itu sendiri. Lewat pengawasan yang baik dapat mengatasi
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan rencana itu sendiri maupun
sebagai bahan informasi tentang jalannya suatu rencana” (Marbun. B.N, 1983:
131).
Pengawasan umum merupakan salah satu jenis pengawasan terhadap
penyelengaraan pemerintah di daerah. Menurut Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, pengawasan dimaksudkan agar
pelaksanaan berbagai urusan pemerintahan di daerah tetap dapat berjalan
sesuai dengan standar dan kelayakan pemerintah berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pada dasarnya, pengawasan ada 2 macam, yaitu :
1) Pengawasan intern
2) Pengawasan ekstern
Pengawasan intern dilaksanakan oleh BPKP (badan Pengawasan
Keuangan dan pembangunan), Badan pengawas Provinsi dan Badan Pengawas
Daerah Kabupaten / Kota. Sedangkan pengawasan ekstern dilaksanakan oleh
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Dalam era otonomi seperti ini,
penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat rentan terhadap praktek –
praktek penyimpangan. Oleh karena itu, badan pengawas Kabupaten/Kota
memiliki peranan penting dalam pemerintahan.
Atas dasar inilah, maka di Kabupaten Sukoharjo telah dibentuk Badan
Pengawas Dan Pemeriksa Daerah sebagai perangkat pengawasan umum
terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo. Mengingat
arti pentingnya pengawasan umum seperti tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang PELAKSANAAN PENGAWASAN UMUM
OLEH BADAN PENGAWAS DAN PEMERIKSA DAERAH DALAM
3
RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN
SUKOHARJO.
B. Perumusan Masalah
Agar dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan terarah, sehingga
penelitian yang dikehendaki tercapai maka disini penulis memandang perlu
untuk merumuskan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun
perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Pengawasan Umum oleh Badan Pengawas dan
Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo sehubungan dengan peranannya
terhadap penyelenggaraan pemerintah di daerah?
2. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi oleh Badan Pengawas dan
Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan pengawasan
umum terhadap penyelenggaraan pemerintah di daerah dan bagaimana
cara mengatasinya?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah serta perumusan di depan,
didalam penelitian ini dapat penulis sebutkan tujuan dari penelitian tersebut:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan umum yang dilakukan oleh
Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah.
b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang timbul yang di hadapi
oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah dalam melakukan
pengawasan umum terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah
dan cara mengatasinya.
2. Tujuan Subyektif
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyelesaian
penyusun skripsi sebagai syarat mencapai gelar kesarjanaan di bidang ilmu
hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis, yaitu
a. Memberikan suatu sumbangan pemikiran di bidang hukum pada
umumnya dan bidang Hukum Tata Negara khususnya yaitu tentang
Peranan Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah yang ada di
Kabupaten.
b. Memberikan suatu gambaran yang lebih nyata mengenai masalah-
masalah Peranan Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan sebagai bahan
pengetahuan tambahan untuk dapat dibaca dan dipelajari lebih lanjut,
khususnya mahasiswa Fakultas Hukum.
2. Manfaat secara praktis, yaitu:
a. Untuk memperoleh data guna di analisa agar dapat digunakan dalam
menjawab perumusan masalah yang penulis kemukakan.
b. Memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan Ilmu
Hukum Tata Negara tentang Pemerintah Daerah.
c. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta memberikan
sumbangan pemikiran mengenai cara penyelesaiannya.
E. Metode Penelitian
Pemilihan jenis metode tertentu dalam suatu penelitian sangat penting
karena akan berpengaruh pada hasil penelitian nantinya. Suatu penelitian,
metode penelitian merupakan salah satu faktor penting yang menunjang suatu
kegiatan dan proses penelitian. Metodelogi pada hakekatnya memberikan
pedoman, tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa dan
memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya ( Soerjono Soekanto,
2006 : 6 ).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis adalah
sebagai berikut :
5
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan hukum
ini adalah penelitian hukum empiris, maka yang diteliti pada awalnya
data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap
data primer di lapangan atau terhadap masyarakat. (Soerjono Soekanto,
2006 : 52).
2. Sifat Penelitian
Dalam penelitian hukum ini, sifat penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
dimana data-data yang diperoleh nantinya tidak berbentuk angka tetapi
berupa kata-kata. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan
untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan,
atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk
mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat memperkuat teori-teori lama,
atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru (Soerjono Soekanto,
2006:10).
3. Lokasi Penelitian
Agar di dalam penelitian ini diperoleh hasil seperti yang
diharapkan, maka perlu adanya penetapan dan pembatasan lokasi
penelitian adalah Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten
Sukoharjo.
4. Jenis Data
Adapun jenis data yang penulis kumpulkan meliputi:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan berkaitan dengan
obyek penelitian. Data ini diperoleh hasil wawancara dengan pihak
Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo.
b. Data Sekunder
6
Yaitu data yang dapat mendukung keterangan data primer. Data ini
diperoleh secara tidak langsung melalui dokumen, laporan-laporan,
buku-buku, peraturan-peraturan, majalah dan tulisan yang
berhubungan dengan penelitan.
5. Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber Data Primer
Yang dimaksud dengan sumber data primer adalah sumber data yang
dapat memberikan informasi secara langsung mengenai segala sesuatu
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti diperoleh dengan
tanya jawab atau wawancara. Sumber data primer yang digunakan
penulis adalah dilapangan atau tempat penelitian yang memberi
informasi secara langsung yaitu di Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo.
b. Sumber Data Sekunder
Adalah sumber data yang secara langsung mendukung sumber data
primer yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-
hasil penelitian yang berwujud laporan buku harian dan sumber-
sumber tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
7
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian pasti akan membutuhkan data yang lengkap, dalam
hal ini dimaksudkan agar data yang terkumpul betul-betul memiliki nilai
validitas dan reabilitas yang cukup tinggi. Sebagaimana telah diketahui, di
dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan penulis
yaitu : studi dokumen atau bahan pustaka, dan wawancara atau interview.
a. Studi dokumen atau bahan pustaka
Merupakan teknik pengumupulan data dengan mengumpulkan
bahan-bahan yang berupa dokumen-dokumen, buku-buku, atau bahan
pustaka lainnya, yang menyangkut dengan obyek yang diteliti, dalam
hal ini yang menyangkut pelaksanaan pengawasan Pemerintahan
Daerah.
b. Teknik wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan responden, yaitu
pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang
diteliti yaitu Karyawan dan Karyawati serta unsur Pimpinan Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo.
7. Teknik Analisa Data.
Setelah diperoleh data yang diperlukan, maka perlu suatu teknik
analisis data yang tepat. Analisis data merupakan proses pengorganisasian
dan pengurutan data dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehingga akan
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data (Lexy J. Moleong, 2002: 103). Data yang telah
terkumpul tersebut diolah dan dianalisa guna memecahkan masalah-
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tahap analisis ini
merupakan faktor yang penting karena dapat mempengaruhi mutu hasil
penelitian.
8
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif (interactive model of analysis), yaitu model analisis
dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga komponen analisis yang
dilakukan dengan cara interaksi baik antar komponennya, maupun dengan
proses pengumpulan data, dalam proses berbentuk siklus. Dalam teknik
analisis ini, penulis tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dan
pengumpulan data selama pengumpulan data berlangsung. Setelah
pengumpulan data selesai, maka peneliti bergerak diantara ketiga
komponen analisis tersebut hingga waktu yang tersisa bagi penelitian
berakhir. Adapun ketiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan dan abstraksi data dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan tulis dilapangan.
Reduksi data-langsung sepanjang pelaksanaan riset sampai laporan
akhir lengkap tersusun.
b. Sajian Data
Suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang
memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
c. Penarikan kesimpulan
Menarik kesimpulan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam
reduksi data dan sajian data yang meliputi berbagai hal yang ditemui
dengan melakukan pencatatan-pencatatan peraturan, pernyataan,
konfigurasi yang mungkin berkaitan dengan data (HB. Sutopo, 2002:
91-95).
9
Gambar. I. Model Analisis Interaktif
Keterangan
Data yang telah terkumpul kemudian direduksi dengan cara
penyeleksian dan penyederhanaan. Kemudian dilakukan penyusunan
sajian data dan penarikan kesimpulan. Keseluruhan tahap ini tidak
harus dilakukan secara unit yang memungkinkan adanya penilaian data
kembali setelah memiliki gambaran mengenai kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan hukum yang penulis gunakan dalam penelitian
hukum ini adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini memuat hal-hal yang mendasari dan melatar
belakangi penulisan hukum ini. Maka pada bab ini akan dibahas
mengenai tinjauan umum teori negara hukum, tinjauan umum
Sajian Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Kesimpulan
10
tentang penyelenggaraan pemerintah daerah, tinjauan umum
tentang pengawasan, tinjauan umum tentang pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, kedudukan badan pengawas
daerah dalam pemerintahan daerah.
BAB III. PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis mencoba untuk menyajikan pembahasan
berupa jawaban atas pertanyaan dalam perumusan masalah, yaitu :
Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan umum oleh badan
pengawas dan pemeriksa daerah Kabupaten Sukoharjo, dan untuk
mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam
melakukan pengawasan umum terhadap pemerintah daerah dan
bagaimana cara mengatasinya.
BAB IV. PENUTUP
Dalam bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran penulis
atas pembahasan permasalahan tersebut dalam bab-bab
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Negara Hukum
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Disebut
Republik, dan bukan Kerajaan (Monarchi), karena pengalaman bangsa
Indonesia dimasa sebelum kemerdekaan, penuh diliputi oleh sejarah
kerajaan-kerajaan, besar dan kecil di seluruh wilayah Nusantara. Namun,
sejak bangsa Indonesia merdeka dan membentuk negara modern yang di
proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan yang
dipilih adalah Republik. Karena itu, falsafah dan kultur politik yang
bersifat kerajaan yang didasarkan atas sistem feodalisme dan
paternalisme, tidaklah dikehendaki oleh bangsa Indonesia modern.
Bangsa Indonesia menghendaki negara modern dengan pemerintahan res
publica.
Dalam konstitusi ditegaskan bahwa negara Indonesia adalah
Negara Hukum (Rechtestaat) bukan negara kekuasaan (Machtsstaat). Di
dalamnya terkandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip
supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan
pembahasan kekuasaan menurut sistem Konstitusional yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak
memihak yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum,
serta menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap
penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang berkuasa. Dalam paham
Negara Hukum itu, hukumlah yang memegang komando tertinggi dalam
penyelenggaraan negara, yang sesungguhnya memimpin dalam
penyelenggaraan negara itu adalah hukum itu sendiri. Sesuai dengan
12
prinsip The Rule of Law and not of Man, yang sejalan dengan pengertian
nomocrative yaitu kekuasaan yang dijalankan oleh hukum atau nomos.
Dalam paham Negara Hukum yang demikian, harus diadakan
jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan menurut
prinsip-prinsip demokrasi, karena prinsip supremasi hukum dan
kedaulatan hukum itu sendiri. Pada pokoknya berasal dari kedaulatan
rakyat. Oleh sebab itu, prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan
dikembangkan menurut prinsip-prinsip demokasi atau kedaulatan rakyat
(democratische rechtsstaat). Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,
ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan
belaka (machtsstaat). Prinsip negara hukum tidak boleh ditegakkan
dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar. Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilakukan.
Menurut Undang-Undang Dasar (constitusional democracy) yang
diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis (democratische
rechtsstaat). (Jimly Asshiddiqie 2006: 68)
2. Tinjauan Umum Tentang Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
a. Pengertian Pemerintah Daerah
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia
yang didasarkan pada ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah pusat tidak
mungkin mengatur sendiri semua urusan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, mengingat luasnya wilayah Negara serta padatnya
penduduk. Oleh karena itu perlu diadakan pembagian urusan kepada
pemerintah tingkat bawahnya. Pemerintah daerah yang mengurus
rumah tangganya sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
13
1) Urusan-urusan pemerintahan yang diselenggarakan adalah urusan
yang telah menjadi urusan rumah tangganya sendiri.
2) Penyelenggaraan pemerintahannya dijalankan oleh pejabat-pejabat
yang merupakan pegawai pemerintah daerah.
3) Penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan dijalankan atas
inisiatif dan prakasa sendiri.
4) Hubungan anatara pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah
tingkat atasnya dengan pemerintah daerah adalah hubungan yang
sifatnya pengendalian dan pengawasan saja.
5) Penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan sedapat mungkin
dibiayai dari sumber-sumber keuangannya sendiri (Hestu Cipto
Handoyo & Y. Thresianti S, 1996: 85).
Pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 Pasal 1 butir 2 disebutkan bahwa:
“Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Repulik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemerintah daerah adalah
Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah (pasal 1 butir 3 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004), dan yang dimaksud dengan DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah (pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004).
14
Dalam menjalankan pemerintahan daerah, secara hierarki
Kepala Daerah bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri
Dalam Negeri. Kepala Daerah tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah tetapi Kepala Daerah berkewajiban
memberikan keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah tentang pelaksanaan pemerintahan daerah
yang dipimpinnya. Dengan demikian maka Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dapat selalu mengikuti dan mengawasi jalannya Pemerintahan
Daerah. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai salah satu unsur
Pemerintah Daerah berfungsi sebagai partner Kepala Daerah dalam
merumuskan kebijaksanaan Daerah. Kebijaksanaan Daerah tersebut
diwujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah maupun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Selain itu Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah juga berfungsi sebagai pengawas atas pelaksanaan
kebijaksanaan daerah yang dilaksanakan oleh Kepala Daerah (Josef
Riwu Kaho, 1997: 70).
Dalam menyelenggarakan daerah otonom dibentuk pula
Sekretariat Daerah dan Dinas Daerah. Sekretariat Daerah merupakan
unsur staf yang membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan
Pemerintahan Daerah sehingga diharapkan Sekretariat Daerah ini dapat
berdaya guna dan hasil guna dalam menyelenggarakan pekerjaannya
dan dapat dicegah kesimpangsiuran yang tidakperlu. Sedangkan Dinas
Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang
mempunyai tugas dan fungsi utama memberikan pelayanan terhadap
masyarakat tanpa terlalu mempertimbangkan untung-rugi, tetapi dalam
batas-batas tertentu dapat didayagunakan dan bertindak sebagai
organisasi ekonomi yang dapat memberikan pelayanan jasa dengan
imbalan.
15
b. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
otonomi daerah, ada 3 (tiga) asas dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah:
1) Asas Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh
pemerintah kepala daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2) Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan
atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
3) Asas Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten
atau Kota dan atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau Kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
3. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan
a. Pengertian Pengawasan
Mengenai batasan pengertian pengawasan, sudah banyak ahli
yang memberikan pendapatnya berdasarkan argumen masing-masing.
Beberapa pendapat mengenai pengertian pengawasan itu antara lain:
1) Sujamto dalam bukunya yang berjudul “Beberapa Pengertian Di
Bidang Pengawasan”, berpendapat bahwa pengawasan adalah
segala usaha atau kegiatan untuk mengetahu dan menilai kenyataan
yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas atau pekerjaan, apakah
sesuai dengan yang semestinya atau tidak. (Sujamto, 1983: 17).
2) Djoko Prakoso dalam bukunya berjudul “Kedudukan Dan Fungsi
Kepala Daerah Beserta Perangkat Daerah Lainnya di dalam
Undang-Undang Pokok Pemerintahan di Daerah”, menegaskan
bahwa pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin adanya
16
keserasian antara penyelenggaraan tugas pemerintah oleh daerah-
daerah dan untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan secara berdaya guna dan hasil guna. (Djoko Prakoso,
1984: 142).
3) Soeharto AH dalam bukunya yang berjudul “Serba-serbi
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah”
mempunyai pendapat bahwa pengawasan adalah suatu tindak lanjut
untuk melihat apakah pekerjaan yang direncanakan sudah
dilaksanakan dengan sempurna, apabila belum maka diadakan
tindakan perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(Soeharto, 1986: 8).
Dari beberapa pengertian pengawasan yang diberikan oleh para
ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Pengawasan merupakan segala tindakan yang bertujuan untuk
menjaga agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang telah direncanakan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pengawasan mempunyai tindak lanjut yang bertujuan untuk
mencapai kesesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
3) Jika pelaksanaan belum sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan terlebih dahulu, maka perlu diadakan tindakan
perbaikan.
b. Jenis pengawasan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, jenis-jenis pengawasan yaitu meliputi:
17
1) Pengawasan Represif
Dalam Ketentuan Umum pasal 1 angka 9 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001 tersebut,
yang dimaksud dengan pengawasan represif adalah pengawasan
yang dilakukan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan daerah
baik berupa Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah,
Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maupun Keputusan
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengawasan represif ini
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah setelah
berkoordinasi dengan Departemen atau Lembaga Pemerintah Non
Departemen terkait.
Pemerintah dapat melimpahkan pengawasan ini kepada
Gubernur selaku wakil pemerintah dalam hal Peraturan Daerah dan
atau Keputusan Kepala Daerah serta Keputusan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan rakyat
Daerah kabupaten atau kota, setelah berkoordinasi dengan instansi
terkait.
Menteri dalam Negeri melakukan pengawasan represif
terhadap:
a) Penyelenggaraan pemerintah daerah.
b) Kinerja daerah otonomi.
2) Pengawasan Fungsional
Menurut Ketentuan Umum Pasal 1 angka 10 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, pengawasan fungsional merupakan kegiatan pengawasan
yang dilakukan oleh Lembaga atau Badan atau Unit yang
18
mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan melalui
pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian. Dalam rangka
melakukan pengawasan fungsional atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah, Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah
Non Departemen berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah.
Gubernur selaku Kepala Daerah Otonomi melakukan
pengawasan fungsional atas kegiatan pemerintahan propinsi.
Sedangkan sebagai wakil pemerintah, Gubernur melakukan
pengawasan fungsional penyelenggaraan pemerintah kabupaten
dan kota, sesuai kewenangan yang dilimpahkan. Di tingkat
propinsi ini pengawasan fungsional dilaksanakan oleh Badan atau
lembaga pengawas dari propinsi. Dan di tingkat kabupaten/kota,
Bupati/Walikota melakukan pengawasan fungsional atas kegiatan
pemerintah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Badan atau
lembaga pengawas daerah kabupaten kota.
Dalam Pasal 11 Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun
2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Menteri atau Pimpinan lembaga pemerintah
non departemen melakukan pengawasan fungsional terhadap:
a) Pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan
dibidangnya.
b) Efektifitas pelaksanaan pembangunan penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan tugasnya.
Gubernur melakukan pengawasan fungsional terhadap:
a) Kinerja aparatur pemerintah daerah propinsi.
b) Penyelenggaraan pemerintahan kebupaten dan kota.
19
Bupati/Walikota melakukan pengawasan terhadap kinerja
aparatur pemerintah daerah kabupaten/kota. Menteri atau pimpinan
lembaga pemerintah non departemen, Gubernur, Bupati/Walikota
dalam melakukan pengawasan fungsional, sesuai dengan Pasal 13
Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun 2001, dapat melalui
kegiatan:
a) Pemeriksaan berkala, pemeriksaan insidentil maupun
pemeriksaan terpadu.
b) Pengujian terhadap laporan berkala dan atau sewaktu-waktu
dari unit atau satuan kerja.
c) Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi
terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme.
d) Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan
program, proyek serta kegiatan.
Hal-hal yang dapat dilakukan Menteri atau Pimpinan
Lembaga pemerintah non departemen, Gubernur, Bupati/Walikota
dalam melakukan pengawasan fungsional menurut Pasal 14
Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun 2001, yaitu:
a) Meminta, menerima dan mengusahakan memperoleh bahan-
bahan dan atau keterangan dari pihak-pihak yang dipandang
perlu.
b) Melakukan atau menyuruh melakukan penyelidikan dan atau
pemeriksaan di tempat-tempat pekerjaan.
c) Menerima, mempelajari dan melakukan pemeriksaan atas
kebenaran pengaduan.
d) Memanggil pejabat-pejabat yang diperlukan untuk dimintai
keterangan dengan memperhatikan jenjang jabatan yang
berlaku.
20
e) Menyarankan kepada pejabat yang berwenang mengenai
langkah-langkah yang bersifat preventif maupun represif
terhadap segala bentuk pelanggaran.
3) Pengawasan Legislatif
Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 angka 11 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001, disebutkan
bahwa pengawasan legislatif merupakan pengawasan yang
dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap
pemerintah daerah sesuai tugas, wewenang dan haknya.
Pengawasan legislatif ini dilakukan terhadap pelaksanaan
kebijakan daerah sesuai dengan tugas dan wewenang Dewan
Perwakilan Rakyat daerah melalui dengar pendapat, kunjungan
kerja, pembentukan panitia khusus dan pembentukan panitia kerja
sesuai dengan yang diatur dalam tata tertib dan atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah propinsi melakukan
pengawasan legislatif atas pelaksanaan kebijakan daerah propinsi,
sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota
melakukan pengawasan legislatif atas pelaksanaan kebijakan
daerah kabupaten/kotamadya. Pengawasan legislatif ini dilakukan
oleh fraksi-fraksi, komisi-komisi dan alat-alat kelengkapan lain yag
dibentuk sesuai dengan peraturan tata tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
Dalam melakukan pengawasan legislatif, menurut Pasal 15
ayat (1) Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun 2001, Dewan
Perwakilan Rakyat daerah propinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah kabupaten/kota dapat melalui kegiatan:
21
a) Pemandangan umum fraksi-fraksi dalam rapat peripurna
Dewan Perwakilan rakyat Daerah.
b) Rapat pembahasan dalam sidang komisi.
c) Rapat pembahasan dalam panitia-panitia yang dibentuk
berdasarkan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
d) Rapat dengar pendapat dengan pemerintah daerah dan pihak-
pihak lain yang diperlukan.
e) Kunjungan kerja.
Sedangkan dalam Pasal 15 ayat (2) Keputusan Presiden RI
Nomor 74 Tahun 2001 mengatur mengenai hal-hal yang dapat
dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam melaksanakan
pengawasan legislatif, yaitu:
a) Mengundang pejabat-pejabat dari lingkungan pemerintah
daerah untuk dimintai keteragan pendapat dan saran.
b) Menerima, meminta dan mengusahakan untuk memperoleh
keterangan dari pejabat atau pihak-pihak yang terkait.
c) Meminta kepada pihak-pihak tertentu untuk melakukan
penyelidikan dan atau pemeriksaan.
d) Memberi saran mengenai langkah-langkah preventif dan
represif kepada pejabat yang berwenang.
4) Pengawasan Masyarakat
Sesuai dengan Ketentuan Umum Pasal 1 angka 12
Peraturan Pemerinah Nomor 20 Tahun 2001, pengawasan
masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat.
Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap pemerintah
daerah baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi
masyarakat. Pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung atau
tidak langsung baik lisan maupun tertulis, berupa permintaan
keterangan, pemberian informasi saran dan pendapat kepada
22
pemerintah, pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan lembaga-lembaga lainnya sesuai dengan tata cara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Di dalam Pasal 16 Keputusan Presiden RI Nomor 74
Tahun 2001, masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui:
a) Pemberian informasi adanya indikasi terjadinya korupsi, kolusi
dan nepotisme di lingkungan pemerintahan daerah maupun
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
b) Penyampaian pendapat dan saran mengenai perbaikan dan
penyempurnaan baik preventif maupun represif atas masalah
yang disampaikan.
Pengawasan masyarakat itu disampaikan kepada pejabat
yang berwenang dan atau instansi yang terkait, dan masyarakat
berhak memperoleh informasi perkembangan penyelesaian
masalah yang diadukan kepada pejabat yang berwenang.
c. Norma Pengawasan
Norma pengawasan adalah patokan kaidah atau ukuran yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang harus diikuti dalam
rangka melaksanakan fungsi pengawasan agar dicapai mutu
pengawasan yang dikehendaki (Sujamto, 1983: 18). Norma umum
pengawasan yang berlaku di lingkungan Departemen Dalam negeri,
yaitu sebagi berikut:
1) Pengawasan tidak mencari-cari kesalahan, yaitu tidak
mengutamakan mencari siapa yang salah tetapi apabila ditemukan
kesalahan, penyimpangan dan hambatan supaya dilaporkan sebab-
sebab dan bagaimana terjadinya, serta menemukan cara bagaimana
memperbaikinya.
23
2) Pengawasan merupakan proses yang berlanjut, yaitu dilaksanakan
terus menerus, sehingga dapat memperoleh hasil pengawasan yang
berkesinambungan.
3) Pengawasan harus menjamin adanya kemungkinan pengambilan
koreksi yang cepat dan tepat terhadap penyimpangan dan
penyelewengan yang ditemukan untuk mencegah berlanjutnya
kesalahan dan/atau penyimpangan.
4) Pengawasan bersifat mendidik dan dinamis, yaitu dapat
menimbulkan kegairahan untuk memperbaiki, mengurangi atau
meniadakan penyimpangan disamping menjadi pendorong dan
perangsang unuk menertibkan dan menyempurnakan kondisi obyek
pengawasan. (Sujamto, 1989: 19-20)
Demikian uraian singkat mengenai norma umum pengawasan
yang tentu saja juga diterapkan oleh instansi-instansi yang terkait.
d. Tujuan Pengawasan dan Unsur-unsur Pengawasan
Tujuan dari pengawasan adalah untuk menilai apakah suatu
kegiatan sudah dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis dan
apakah pelaksanaan sudah didasarkan pada ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Soeharto, 1986: 21) Pengawasan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses
perencanaan maupun proses pelaksanaan dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah. Dalam proses pelaksanaan, fungsi pengawasan
akan mencakup kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui proses
penyelenggaraan pemerintah daerah terutama mengenai hambatan-
hambatan atau masalah-masalah yang terjadi.
Tujuan menemukan hambatan-hambatan atau masalah-
masalah tersebut adalah agar dapat diambil tindakan perbaikan,
pengendalian dan monitoring atau tindakan kebijaksanaan preventif
24
dan kumulatif. Kebijaksanaan tindakan pencegahan terulangnya
kesalahan atau hambatan dan upaya menekan penyimpangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan tujuan pokok dari
pengawasan.
Di Indonesia pengawasan dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut:
1) Mengetahui apakah pelaksanaan telah sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan atau belum.
2) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dijumpai oleh para
pelaksana sehingga dengan demikian dapat diambil langkah-
langkah perbaikan kemudian hari.
3) Untuk mempermudah dan memperingan tugas pelaksana karena
para pelaksana tidak mungkin dapat melihat kemungkinan-
kemungkinan kesalahan yang dibuatnya karena kesibukannya
sehari-hari.
4) Pengawasan bukanlah untuk mencari kesalahan, akan tetapi untuk
memperbaiki kesalahan. (Riwu Kaho, 1990: 155).
Dalam melaksanakan tindakan pengawasan, diperlukan
unsur-unsur sebagai berikut:
1) Adanya kewenangan yang jelas yang dimiliki oleh aparat
pengawas.
2) Adanya suatu rencana yang mantap sebagai alat penguji terhadap
pelaksanaan suatu tugas yang akan diawasi.
3) Tindakan pegawasan dapat dilakukan terhadap suatu proses
kegiatan yang sedang berjalan maupun terhadap hasil yang dicapai
dari kegiatan tersebut.
4) Tindakan pengawasan berakhir dengan disusunnya evaluasi akhir
terhadap kegiatan yang dilaksanakan serta pencocokan hasil yang
dicapai dengan rencana sebagai tolak ukur.
25
5) Untuk selanjutnya, tindakan pengawasan akan diteruskan dengan
tindak lanjut baik secar administratif maupun secara yuridis.
(Muchsan, 1992: 38-39).
4. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Batasan pengertian mengenai pemerintahan daerah seperti yang
tercantum dalam ketentuan umum Undang – Undang Nomor 32 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah, yaitu bahwa pemerintahan daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas – luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang – undang dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Menurut ketentuan umum peraturan pemerintah nomor 20 tahun
2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan Daerah, pengertian pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah :
“Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah
berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
Pemerintahan daerah merupakan sub sistem dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu, untuk
mengupayakan keserasian penyelenggaraan pemerintahan negara dengan
pemerintahan daerah dan juga untuk mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme maka diperlukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam melakukan pengawasan
harus diutamakan adanya kerjasama dan dipeliharanya rasa kepercayaan,
sehingga dapat tercapai tujuan dari pengawasan, yaitu untuk mengetahui
26
perbedaan antara rencana dengan pelaksanaan dalam waktu yang tepat
sehingga dapat diadakan perbaikan – perbaikan dengan segera dan
mencegah berlarut – larutnya kesalahan.
5. Kedudukan Badan Pengawas Daerah dalam pemerintahan Daerah.
Dengan meningkatnya pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, maka harus diikuti dengan peningkatan penyelenggaraan
pengawasan. Atas dasar hal tersebut maka dikeluarkan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2001 tentang Pelimpahan Pengawasan
Fungsional Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Gubernur.
Demikian pula di daerah kabupaten Sukoharjo, diterbitkan Peraturan
Daerah Nomor 2 tahun 2001 tentang Pembetukan, kedudukan, tugas
Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Dalam hubungannya dengan fungsi sebagi aparat pengawasan
fungsional daerah, maka dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
17 Tahun 2001 juga dijelaskan mengenai fungsi dan Kewenangan Badan
Pengawas Daerah sebagai aparat pengawas fungsional sebagai berikut :
Pasal 2 menyebutkan bahwa kewenangan pengawasan fungsional meliputi
:
a. Melaksanakan penjabaran kebijakan pengawasan fungsional
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di wilayahnya :
b. Melakukan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut hasil
pengawasan fungsional penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten dan
Kota;
c. Menyelenggarakan pelaksanaan pengawasan fungsional terhdap
penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten dan Kota kecuali hal – hal
yang dipandang perlu dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah.
Dalam melaksanakan fungsi dan kewenangan tersebut diatas,
Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai
27
fungsi sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (3) Peraturan Daerah
Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 tahun 2001 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi Dan Susunan Organisasi Badan
Pengawas Dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo, yaitu sebagai
berikut :
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pengawasan dan pemeriksaan
2) Pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Dengan demikian, Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah sebagai
aparat pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah, menjalankan
fungsi pengawasan umum yaitu pencegahan, pengatasan hambatan,
penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang oleh pemerintah daerah.
B. Kerangka Berpikir
Gambar II Kerangka Berpikir
Otonomi Daerah
Badan Pengawas Daerah
Pengawasan Umum
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo
28
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi di pemerintah daerah maka
perlu dibentuk salah satu Badan, yaitu Badan Pengawas Dan Pemeriksa
Daerah. Badan ini bertugas melaksanakan peran sertanya dalam pemerintahan,
tentang pengawasan umum. Pengawasan umum dimaksudkan agar terciptanya
penyelenggaraan pemerintahan dengan administrasi yang teratur serta sebagai
usaha untuk menciptakan aparatur yang efisien, efektif, bersih, berwibawa
serta mampu melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan dan
pembangunan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini, pengawasan umum
tentang penyelenggaraan pemerintahan di Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
29
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten di wilayah
Jawa Tengah yang terletak antara 7. 32’ 17.00 – 7.49’ 32.00 lintang selatan
dan 110.57’ 33.3.2.00’ bujur timur dengan luas wilayah Kabupaten Sukoharjo
466,66 km2 (46.6600 Ha) terdiri dari 12 Kecamatan, antara lain:
1. Weru.
2. Bulu.
3. Tawangsari.
4. Sukoharjo.
5. Nguter.
6. Bendosari.
7. Polokarto.
8. Mojolaban.
9. Grogol.
10. Baki.
11. Gatak.
12. Kartasura serta 167 desa / kalurahan.
a. Batas Kabupaten Sukoharjo, antara lain :
1) Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
2) Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar
3) Sebelah selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten
Gunung kidul
(DIY)
4) Sebelah barat : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali
Ketinggian lahan :
Berdasarkan relief, Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu daerah datar meliputi Kecamatan
30
Kartasura, Baki, Gatak, Grogol, Sukoharjo, Mojolaban, dan daerah
miring meliputi Kecamatan Polokarto, Bendosari, Nguter, Bulu dan
Weru. Tempat tertinggi diatas permukaan laut adalah Kecamatan
Polokarto yaitu 125 m dpl, dan yang terendah adalah Kecamatan
Grogol yaitu 80 m dpl. Kabupaten Sukoharjo beriklim tropis dan
bertemperatur sedang.
Jumlah penduduk tahun 2007
Tabel I
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Weru 32.630 33.764 66.394
Bulu 25.353 26.224 51.577
Tawangsari 28.907 29.432 58.339
Sukoharjo 41.776 42.562 84.338
Nguter 32.185 32.250 64.435
Bendosari 32.387 33.996 66.383
Polokarto 36.834 37.051 73.885
Mojolaban 38.808 39.429 78.237
Grogol 51.191 51.985 103.176
Baki 26.009 26.111 52.120
Gatak 23.597 24.089 47.686
Kartasura 43.658 46.013 89.671
Jumlah 413.335 423.906 837.241
Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Sukoharjo
b. Unsur-unsur Pemerintahan Kabupaten Sukoharjo terdiri dari ;
1) DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
2) Bupati
3) Wakil Bupati
4) Sekretaris Daerah
31
5) Asisten Tata Praja
6) Asisten Pembangunan
7) Asisten Administrasi
8) 8 bagian antara lain :
a) Bagian Hukum
b) Bagian Administrasi Pembangunan
c) Bagian Perekonomian
d) Bagian Bina Sosial
e) Bagian Pemerintahan
f) Bagian Perlengkapan
g) Bagian Umum dan
h) Bagian Organisasi
9) 10 Dinas Daerah, antara lain :
a) Dinas Pengelola Kekayaan Daerah
b) Dinas Perhubungan Pariwisata, dan Kekayaan.
c) Dinas Lingkungan Hidup
d) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman
Modal
e) Dinas Pertanian
f) Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
g) Dinas Kesehatan
h) Dinas Pendidikan
i) Dinas Pekerjaan Umum
j) Dinas Kependudukan Keluarga Berencana dan Catatan Sipil.
10) Lembaga Teknis Daerah, antara lain :
a) Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah
b) Badan Kepegawaian Daerah
c) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
d) Badan Pengelola Keuangan Daerah
e) Badan RSUD
f) Kantor Pemberdayaan Masyarakat
32
g) Kantor Satpol PP
h) Kantor Humas, Informasi dan Komunikasi
i) Kantor Pengolahan Data Elektronik
j) Kantor Kesejahteraan Sosial.
k) Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
l) Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Umum.
11) BUMD dan BUMN, antara lain :
a) PD Percado
b) PDAM
c) Bank Pasar
d) PT. PLN (Persero) UP. Sukoharjo
e) PT. BRI (Persero) Kantor Cabang Sukoharjo
f) PT. POS Indonesia Kantor Pos Sukoharjo
g) Perum Pegadaian Cabang Sukoharjo
h) BPD. Jateng Cabang Sukoharjo
i) PT. Telkom Sukoharjo
12) Departemen dan Non Departemen, antara lain :
a) Departemen Agama
b) Pengadilan Agama
c) Badan Pusat Statistik
d) Badan Pertanahan Nasional
B. Pelaksanaan Pengawasan Fungsional atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah oleh Badan Pengawas Dan Pemeriksa Daerah
Kabupaten Sukoharjo
1. Struktur Organisasi Badan Pengawas Dan Pemeriksa Daerah
Kabupaten Sukoharjo
Dalam melaksanakan tugas pengawasan fungsional daerah, Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai
struktur organisasi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan,
33
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan susunan Organisasi Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo, yaitu:
i
KEPALA
SEKRETARIS
SUB BAGIAN PERNCANAAN
DAN PELAPORAN
SUB BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN EVALUASI
BIDANG PEMERINTAHAN
BIDANG PEREKONOMIAN
BIDANG APARATUR KESATUAN BANGSA
DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
BIDANG KESEJAHTERAAN
SOSIAL
BIDANG KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH
SUB BIDANG PEMERINTAHAN
DAERAH
SUB BIDANG PERTANIAN
SUB BIDANG PEMBINAAN APARATUR
SUB BIDANG PENDIDIKAN
SUB BIDANG PAJAK DAN RESTRIBUSI DAERAH
SUB BIDANG PEMERINTAHAN
DESA DAN KELURAHAN
SUB BIDANG INDUSTRI PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL
SUB BIDANG ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
SUB BIDANG KESEHATAN
SUB BIDANG BADAN USAHA MILIK DAERAH
SUB BIDANG KEPENDUDUKAN
SUB BIDANG PEKERJAAN UMUM PERHUBUNGAN,
PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
SUB BIDANG KESATUAN BANGSA DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
SUB BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN
KETENAGAKERJAAN
SUB BIDANG KEKAYAAN DAERAH
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar III
34
35
N LANDSCAPE 2. Uraian Tentang Tugas Pokok Fungsi Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo
Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah merupakan unsur
penunjang Pemerintah Daerah dalam bidang pengawasan penyelenggaraan
pemerintah daerah. Menurut Pasal 3 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas
Pokok. Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo, Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah
mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan
Pemerintahan Daerah di bidang pengawasan dan pemeriksaan. Dalam
rangka menyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah mempunyai fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (3)
Peraturan tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan pemeriksaan.
b. Pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Dari masing-masing bagian atau bidang yang ada dalam Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah mempunyai tugas yang berbeda-
beda. Uraian tugas dari masing-masing bagian atau bidang tersebut
sesuai dengan yang diatur dalam Kuesioner Tupoksi dan Rincian
Kerja Sekretariat Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten
Sukoharjo, adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat mempunyai tugas pokok meliputi :
1) Mengelola urusan tata usaha dan urusan rumah tangga
2) Merencanakan program kerja pengawasan dan menyampaikan
laporan pelaksanaan kegiatan.
3) Melakukan evaluasi dan pemantauan tindak lanjut hasil
pemeriksaan.
Fungsi :
a) Melaksanakan pengelolaan administrasi surat-menyurat
b) Melaksanakan pengelolaan administrasi barang inventaris
36
c) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
d) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan
e) Menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan
f) Menyusun dan mengelola anggaran Badan
g) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan
h) Melakukan evaluasi temuan hasil pemeriksaan
i) Menyelenggarakan Rakorwas tindak lanjut hasil pemeriksaan
j) Melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan
k) Menyusun bahan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
pemeriksaan
l) Membuat laporan perkembangan penyelesaian tindak lanjut
hasil pemeriksaan.
Sekretariat terdiri dari tiga (tiga) sub bagian yaitu :
1) Sub bagian umum mempunyai tugas pokok meliputi :
Mengelola administrasi umum, administrasi
kepegawaian dan surat menyurat.
Fungsi
a) Mengelola pelayanan administrasi umum
b) Mengelola administrasi dan pemeliharaan barang
inventaris.
c) Mengelola administrasi Kepegawaian
d) Mengelola kearsipan
2) Sub bagian perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas
pokok meliputi :
Merencanakan program kerja dan menyampaikan
laporan pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
a) Menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan
b) Menyusun Rencana Anggaran (Rasker)
37
c) Menyusun Dasker
d) Mengelola anggaran rumah tangga
e) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan.
3) Sub Bagian Evaluasi, mempunyai tugas pokok meliputi :
Mengevaluasi temuan hasil pemeriksaan dan
melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
Fungsi :
1) Mengkompilasi data temuan hasil pemeriksaan
2) Melakukan evaluasi temuan hasil pemeriksaan
3) Melakukan pemantauan tidak lanjut hasil pemeriksaan
4) Menyelenggarakan Rakorwas tindak lanjut
5) Menyusun bahan pemutakhiran data tindak lanjut hasil
pemeriksaan
6) Membuat laporan perkembangan penyelesaian tindak lanjut
hasil pemeriksaan.
b. Bidang Pemerintahan, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Desa / Kelurahan dan Kependudukan.
Fungsi :
1) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Desa / Kelurahan dan
Kependudukan
2) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Desa / Kelurahan dan
Kependudukan.
3) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pemerintahan
Daerah, Pemerintahan Desa / Kelurahan dan Kependudukan.
4) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
38
Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Desa / Kelurahan dan
Kependudukan.
5) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Desa / Kelurahan dan
Kependudukan.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang ini mempunyai 3 (tiga) sub bidang yaitu :
1) Sub bidang Pemerintahan Daerah mempunyai tugas pokok
meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Daerah :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pemerintahan Daerah.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pemerintahan Daerah.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Daerah.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Pemerintahan Daerah.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pemerintahan Daerah.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bidang Pemerintah Desa dan Kelurahan mempunyai tugas
pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Desa / Kelurahan.
Fungsi :
39
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pemerintahan Desa / Kelurahan.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pemerintahan Desa / Kelurahan.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pemerintahan Desa / Kelurahan.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Pemerintahan Desa / Kelurahan.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pemerintahan Desa / Kelurahan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Sub Bidang Kependudukan, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Kependudukan.
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kependudukan.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kependudukan.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Kependudukan.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Kependudukan.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Kependudukan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
40
c. Bidang Aparatur, Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Aparatur,
Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
Fungsi :
1) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan bidang
Aparatur, Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat.
2) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan bidang
Aparatur, Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat.
3) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Aparatur,
Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
4) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Aparatur,
Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
5) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Aparatur, Kepegawaian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang ini mempunyai 3 (tiga) sub bidang yaitu :
1) Sub bidang Pembinaan Aparatur, mempunyai tugas pokok meliputi
:
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Aparatur :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Aparatur.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Aparatur.
41
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Aparatur.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Aparatur.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Aparatur.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bidang Administrasi Kepegawaian, mempunyai tugas pokok
meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Administrasi Kepegawaian:
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Administrasi Kepegawaian.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Administrasi Kepegawaian.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Administrasi Kepegawaian.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Administrasi Kepegawaian.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Administrasi Kepegawaian.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Sub bidang Kesbanglinmas, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Kesbanglinmas:
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kesbanglinmas.
42
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kesbanglinmas.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Kesbanglinmas.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Kesbanglinmas.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Kesbanglinmas.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
d. Bidang Kesejahteraan Sosial, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Lingkungan Hidup :
Fungsi :
1) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Lingkungan Hidup.
2) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Lingkungan Hidup.
3) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pendidikan,
Kesehatan, Sosial dan Lingkungan Hidup.
4) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Pendidikan,
Kesehatan, Sosial dan Lingkungan Hidup.
5) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Lingkungan Hidup.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang Kesejahteraan Sosial mempunyai 3 (tiga) sub bidang yaitu :
1) Sub bidang Pendidikan, mempunyai tugas pokok meliputi :
43
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pendidikan:
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pendidikan.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pendidikan.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pendidikan.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Pendidikan.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pendidikan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bidang Kesehatan, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Kesehatan :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kesehatan.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kesehatan.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Kesehatan.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Kesehatan.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Kesehatan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
44
3) Sub bidang Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan, mempunyai
tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan:
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
e. Bidang Keuangan dan Kekayaan Daerah, mempunyai tugas pokok
meliputi ;
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pajak dan
Retribusi Daerah, BUMD dan Kekayaan Daerah.
Fungsi :
1) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pajak dan Retribusi Daerah, BUMD dan Kekayaan Daerah.
2) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pajak dan Retribusi Daerah, BUMD dan Kekayaan Daerah.
3) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pajak dan
Retribusi Daerah, BUMD dan Kekayaan Daerah.
45
4) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Pajak dan
Retribusi Daerah, BUMD dan Kekayaan Daerah.
5) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang Pajak
dan Retribusi Daerah, BUMD dan Kekayaan Daerah.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang Keuangan dan Kekayaan Daerah ini terdiri dari 3 (tiga) sub
bidang yaitu :
1) Sub bidang Pajak dan Retribusi Daerah, mempunyai tugas pokok
meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pajak
dan Retribusi Daerah :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pajak dan Retribusi Daerah.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pajak dan Retribusi Daerah.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pajak dan
Retribusi Daerah.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Pajak
dan Retribusi Daerah.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pajak dan Retribusi Daerah.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bidang Badan Usaha Milik Daerah, mempunyai tugas pokok
meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Badan
Usaha Milik Daerah :
46
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Badan Usaha Milik Daerah.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Badan Usaha Milik Daerah.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Badan
Usaha Milik Daerah.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Badan
Usaha Milik Daerah.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Badan Usaha Milik Daerah.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Sub bidang Kekayaan Daerah, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Kekayaan Daerah :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kekayaan Daerah.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Kekayaan Daerah.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Kekayaan
Daerah.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Kekayaan Daerah.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Kekayaan Daerah.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
47
f. Bidang Perekonomian, mempunyai tugas pokok meliputi ;
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pertanian,
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal, PU,
Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan.
Fungsi :
1) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman
Modal, PU, Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan.
2) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman
Modal, PU, Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan.
3) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pertanian,
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal, PU,
Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan.
4) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang Pertanian,
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal, PU,
Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan.
5) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman
Modal, PU, Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang Perekonomian ini terdiri dari 3 (tiga) sub bidang yaitu :
1) Sub bidang Pertanian, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pertanian :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pertanian.
48
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pertanian.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pertanian.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Pertanian.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pertanian.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman
Modal, mempunyai tugas pokok meliputi :
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Inperindag Kop & PM :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Inperindag Kop & PM.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Inperindag Kop & PM.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Inperindag
Kop & PM.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Inperindag Kop & PM.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Inperindag Kop & PM.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Sub bidang Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pariwisata dan
Kebudayaan, mempunyai tugas pokok meliputi :
49
Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang
Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan :
Fungsi :
a) Merumuskan petunjuk teknis pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pariwisata dan
Kebudayaan.
b) Menyusun rencana / program pengawasan dan pemeriksaan
bidang Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pariwisata dan
Kebudayaan.
c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bidang Pekerjaan
Umum, Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan.
d) Melaksanakan penelitian kebenaran / pengaduan atas
penyimpangan / penyalahgunaan wewenang dibidang
Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan.
e) Menyiapkan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan bidang
Pekerjaan Umum, Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3. Mekanisme Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan oleh Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun
2007 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, maka Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah
Kabupaten Sukoharjo dalam proses pengawasan, antara lain:
a. Pejabat Pengawas Pemerintah melaksanakan pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah berpedoman pada PKPT
(Program Kerja Pengawasan Tahunan).
PKPT sebagaimana dimaksud, meliputi :
1) Ruang lingkup
2) Sasaran pemerintah
3) SKPD yang diperiksa
50
4) Jadwal pelaksanaan pemeriksaan
5) Jumlah tenaga
6) Anggaran pemeriksaan, dan
7) Laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
b. Pejabat Pengawas Pemerintah dalam melaksanakan pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah berkoordinasi dengan Badan
Pengawas Provinsi dan Badan Pengawas Kabupaten / Kota.
Koordinasi sangat perlu dilakukan, agar pada saat proses pelaksanaan
pengawasan tetap berdasarkan prinsip keserasian, keterpaduan,
menghindari tumpang tindih dan pemeriksaan berulang – ulang serta
mempertahankan efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan sumber
daya pengawasan.
c. Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pejabat
Pengawas Pemerintah dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan,
monitoring dan evaluasi, Terhadap administrasi umum pemerintahan
dan urusan pemerintahan, meliputi :
1) Pemeriksaan secara berkala dan komprehensif terhadap
kelembagaan, pengawasi daerah, keuangan daerah, barang daerah,
urusan pemerintahan.
2) Pemeriksaan dan dekonsentrasi
3) Pemeriksaan tugas pembantuan, dan
4) Pemeriksaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri.
d. Kegiatan pemeriksaan sebagaimana dimaksud diatas, dilakukan
berdasarkan Daftar Materi Pemeriksaan dan berdasarkan petunjuk
teknis. Hal ini dilakukan, agar pelaksanaan pengawasan dapat
dilakukan secara teratur, sitematic dan tidak salah sasaran.
e. Pejabat Pengawas Pemerintah dapat melakukan pemeriksaan tertentu
dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai adanya indikasi
terjadinya penyimpangan korupsi, kolusi dan nepotisme, yang diatur
dengan ketentuan tersendiri.
51
Yang dimaksud diatur dengan ketentuan sendiri, adanya pemeriksaan
terhadap laporan mengenai adanya indikasi terjadinya pernyimpangan
korupsi, kolusi dan nepotisme didasarkan atas pengaduan, diluar
PKPT.
f. Hasil Pemeriksaan Pejabat Pengawas Pemerintah dituangkan dalam
bentuk laporan hasil pemeriksaan (LHP).
LHP disusun setiap satu tahun sekali, yang berisi antara lain :
1) temuan pemeriksaan
2) penyebab penyimpangan
3) rekomendasi
4) tindak lanjut
5) temuan yang menonjol
6) penanganan kasus – kasus pengaduan
g. Monitoring dan Evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah dituangkan
dalam bentuk laporan hasil dan evaluasi.
Laporan disusun, dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut, hasil –
hasil yang telah dicapai dalam proses pengawasan.
h. Laporan hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas Pemerintah Inspektorat
Jenderal disampaikan kepada Menteri dan Gubernur dengan tembusan
BPK.
Hal ini dilakukan, agar menteri, gubernur dan BPK dapat memantau
dan mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai hasil – hasil
pemeriksaan yang dilasanakan oleh pejabat pengawas pemerintah
Inspektorat Jenderal.
i. Laporan hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas Pemerintah Badan
Pengawas disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada
Menteri dan BPK Perwakilan.
j. Laporan hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas Pemerintah Badan
Pengawas Kabupaten / Kota disampaikan kepada Bupati / Walikota
dengan tembusan kepada Gubernur da BPK perwakilan.
52
Hal ini dilakukan, agar Bupati/ Walikota, Gubernur dan BPK
Perwakilan mengetahui hasil - hasil pemeriksaan serta dapat
memantau Kinerja Pejabat Pengawas Pemerintah Badan Pengawas
Kabupaten /Kota.
k. Laporan hasil monitoring dan evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah
Inspektorat Jenderal disampaikan kepada menteri dan Gubernur.
l. Laporan hasil monitoring dan evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah
Badan Pengawas Propinsi disampaikan kepada Gubernur dan
tembusan kepada Menteri.
m. Laporan hasil monitoring dan evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah
Badan Pengawas Kabupaten / Kota disampaikan kepada Gubernur/
Walikota dan kepada Gubenur.
n. Hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas Pemerintah ditindak lanjuti oleh
pemerintah daerah sesuai dengan rekomendasi.
Pemerintah daerah wajib memberikan tindak lanjut terhadap hasil
pemeriksaan pejabat pengawas pemerintah, sebagai bentuk laporan
administrasi dan koreksi.
o. Wakil Gubernur dan wakil Bupati / Wakil Walikota bertanggung
jawab mengoorinasikan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
p. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tidak menindak lanjuti
rekomendasi Pejabat Pengawas Pemerintah dapat dikenalkan sanksi
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang – undangan.
Sanksi yang diberikan sebagai bentuk hukuman, karena Satuan kerja
Perangkat Daerah yang bersangkutan tidak mematuhi norma yang
berlaku.
q. Inspektur Jenderal badan Pengawas provinsi dan Badan Pengawas
Kabupaten / Kota melakukan pemantauan dan pemutakhiran atas
pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk evaluasi atas tindak lanjut
pengawasan. Dari hasil pemantauan dan pemutakhiran dapat diketahui
hal – hal yang masih perlu dilakukan pembenahan.
53
r. Hasil pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut
disampaikan kepada Menteri, Gubernur atau Bupati / Wakilkota.
s. Pemutakhiran hasil pengawasan Pejabat Pengawas Pemerintah
dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.
Jangka waktu minimal 2 (dua) kali dalam setahun dirasa sudah tepat,
mengingat jumlah objek pemeriksaan yang cukup banyak ditambah
lagi dengan pengaduan masyarakat.
t. Pejabat Pengawas Pemerintahan dalam melaksanakan pengawasan
wajib mematuhi norma pengawasan dan kode etik yang diatur
tersendiri.
Penerapan kode etik dimaksudkan, agar pejabat pengawas
pemerintahan tetap profesional dalam menjalankan tugas – tugas
pengawasan.
4. Akuntabilitas Kerja
a. Hasil Pengukuran Kerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan semua
unsur yang terdapat dalam rencana kinerja yaitu indikator kinerja
yang meliputi Input/masukan, Output/keluaran, Outcome/hasil,
Benefit/ manfaat dan Impact/dampak, dibandingkan dengan realisasi.
Berdasarkan hasil perhitungan, capaian kinerja kegiatan pada
Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah tahun anggaran 2007 masing-
masing adalah sebagai berikut:
54
Tabel II
Kode Kegiatan Pencapaian Kinerja
K-1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 99,96 % K-2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air
dan Listrik 48,87 %
K-3 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 81,63 % K-4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 100,00 % K-5 Penyediaan Alat Tulis Kantor 91,66 % K-6 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 50,00 % K-7 Penyediaan Komponen Instaiasi listrik /
Penerangan Bangunan Kantor 100,00 %
K-8 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 0 K-9 Penyediaan Bahan Bacaan dan Buku Perundang-
undangan 99,50 %
K-10 Penyediaan Makanan dan Minuman 78,68 % K-11 Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 97,77 %
K-11A Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 85,04 % K-12 Pengadaan Mebelair 94,50 % K-13 Pengadaan Sarana Kantor 97,67 % K-14 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 100,00 % K-15 Remeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 99,83 % K-16 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional 99,72 %
K-17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
96,09 %
K-18 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung 20,00 % K-19 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor 100,00 % K-20 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 99,26 %
K-21 Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
60,77 %
K-21A Pengadaan Pakaian Hari-Hari Tertentu 53,97 %
K-22 Pengelolaan LP2-P 99,56 % K-23 Pendidikan Pelatihan Formal 0 % K-24 Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
Perundang-Undangan 100,00 %
K-25 Study Banding 70,77 %
K-26 Lokakarya/Seminar 60 41 % K-27 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar
Realisasi Kinerja SKPD 0 %
K-28 Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran 100.00 %
55
K-29 Penyusunan Prognosis Realisasi Anggaran 100 00 %
K-30 Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun 100,00 %
K-31 Penyusunan Dokumen Perencanaan 98,00 % K-32 Pelaksanaan Pengawasan Internal Berkala 84,46 % K-33 Penanganan Kasus di Lingkungan Pemda 73,72 % K-34 Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan
KDH 94,96 %
K-35 Penanganan Kasus wiiayah Pemerintahan di Bawahnya
100,00 %
K-36 Inventarisasi Temuan Pengawasan 73,35 %
K-37 Tindak Lanjut Hasil Pengawasan 99,08 %
K-38 Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif 99,98 %
K-39 Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan 98,85 %
K-40 Evaluasi SPJ 60,93 %
K-41 Pemantauan ADD 44,86 % K-42 Pemantauan BHBK 44,84 % K-43 Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa
Aparatur Pengawasan 50,73 %
K-44 Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja
0 %
K-45 Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
0 %
K-46 Sosialisasi Sistem Pengawasan 95,55 % K-47 Pembentukan Unit Khusus Penanganan Pengaduan
Masyarakat 99,40 %
K-48 Gelar Pengawasan Masyarakat 93.16 %
K-49 Bedah Masalah Pengaduan Masyarakat 83,83 % Sumber : Lakip Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
Sedangkan untuk capaian kinerja, diperoleh prosentase sebagai
berikut:
Tabel III
No Sasaran Indikator Kinerja Pencapaian Target
1. Terwujudnya
Profesionalisme
Aparat Pemeriksa
Bahan Perbandingan ( K 25 ) 100 %
Prosentase tindak lanjut hasil
pemeriksaan ( K-23,24,26 )
100 %
56
Prosentase tindak lanjut hasil
pemeriksaan ( K-43,44 )
100 %
2. Tersedianya
Sarana dan
Prasarana
Pengawasan yang
memadai
Bertambahnya serta
Terpeliharanya Sarana dan
Prasarana rumah tangga
kantor
( K-8, K-9, K-11A, K-12, K-
13, K-14, K-15, K-16, K-17,
K-18, K-19, K-20 )
100 %
3. Terwujudnya
Manajemen
Pengawasan dan
Pemeriksaan yang
efektif dan efisien
Terlaksananya kegiatan
pengawasan dan pemeriksaan
sesuai PKPT (K-32)
100 %
Informasi Hasil pemeriksaan
Tahun 2007 kepada Obrik
(K-39)
100 %
Evaluasi LAKIP pada Satuan
Kerja (K-27)
100 %
Informasi mengenai
perkembangan penanganan
KKN (K-38)
100 %
Prosentase tindak lanjut hasil
pemeriksaan (K-48)
100 %
Informasi hasil Pemeriksaan
Th. 2007 kepada obrik ( K-
49)
100 %
Administrasi Pengelolaan
Keuangan tertib. ( K-3, K-28,
K-29, K-3Q, K-31)
100 %
Administrasi Pengelolaan
ADD dan BHBK tertib. ( K-
41, K-42)
Sumber : Lakip Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
57
b. Analisis Kinerja
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja di atas maka dapat
dilihat bahwa, masing-masing kegiatan dapat mencapai target kinerja
seperti yang diharapkan.
Namun ada 2 (dua) kegiatan yang dananya nol karena
digabung dengan kegiatan lain, yaitu:
1) Bintek Pelatihan Informal (K-23). Kegiatan ini dananya nol
karena sudah digabung dengan (K-43).
2) Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja
(K-44). Kegiatan ini dananya nol karena sudah digabung dengan
(K-43).
Selain itu ada 3 (tiga) kegiatan yang tidak dilaksanakan,
yaitu:
1) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor (K-8). Kegiatan
ini tidak dilaksanakan karena tidak sesuai dengaih penjabaran
rindan obyek (PRO) nya.
2) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Reatisasi
Kinerja SKPD (K-27). Kegiatan ini tidak dilaksanakan karena
terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan.
3) Penyusunan Kebijaksanaan Sistem dan Prosedur Pengawasan
(K-45). Kegiatan ini tidak dilaksanakan karena terbatasnya waktu
pelaksanaan kegiatan.
Dari 46 (empat puluh enam) kegiatan yang dilaksanakan
Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo pada
tahun anggaran 2007, terdapat 9 (sembilan) kegiatan yaitu K-4, K-7,
K-14, K-19, K-24, K-28, K-29, K-30, K-35, yang dananya terserap
secara keseluruhan, sedangkan untuk kegiatan-kegiatan yang lain
dapat dilakukan penghematan sehingga terjadi efisiensi anggaran.
Sedangkan analisis terhadap masing-masing sasaran dalam
kaitannya dengan misi yang tetah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Misi Pertama : Meningkatkan kuaiitas dan peran
58
pengawasan
Sasaran 1 : Terwujudnya profesionalisme aparat
pemeriksa.
Sasaran ini dijabarkan dalam tiga program yaitu: Peningkatan
Disiplin Aparatur, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dan
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan, dengan kegiatan:
1) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya (K21);
2) Pengadaan Pakaian Hari-Hari Tertentu (K21A);
3) Pengelolaan LP2-P (K22);
4) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Per Undang-Undangan
(K24);
5) Study Banding (K25);
Tabel IV
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Pencapaian Target
Tersedianya pakaian dinas dan pakaian untuk hari - hari tertentu.
50 potong 50 potong 100 %
Terlaksananya adminstrasi LP2-P Terkirimnya peserta Bintek
25 SKPD 3 orang
25 SKPD 3 orang
100 %
Hasil Study Banding sebagai bahan perbandingan
3 berkas 3 berkas 100 %
Terkirimnya peserta lokakarya/seminar
5 orang 5 orang 100 %
Terkirimnya peserta bintek 10 orang 10 orang 100 % Capaian Kinerja Sasaran 100 % Sumber : Lakip Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
Sasaran 2 : Tersedianya sarana dan prasarana
pengawasan
Sasaran ini dijabarkan dalam 3 (tiga) program yaitu:
1) Pelayanan Administrasi Perkantoran.
59
2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3) Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan kegiatan-
kegiatan yaitu:
a) Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah (K11);
b) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor (K11A);
c) Pengadaan Mebelair (K12);
d) Pengadaan sarana Kantor (K13);
e) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor (K14);
f) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobii Jabatan (K15);
g) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
(K16);
h) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
(K17);
i) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung (K18);
j) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor (K19);
k) Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor (K20);
Semua kegiatan yang direncanakan tersebut, sasarannya dapat
diwujudkan seratus persen (100%).
Misi Kedua : Mendorong terwujudnya manajemen
pemerintahan yang baik.
Sasaran : Terwujudnya Manajemen Pengawasan dan
Pemeriksaan yang Efektif dan Efisien.
Pencapaian Sasaran ini dilakukan melalui empat program, yaitu:
Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, Peningkatan sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH, Penataan dan
Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan dan
Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat. Dengan
kegiatan-kegiatan yaitu:
60
1) Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran (K28);
2) Penyusunan Prognosis Reatisasi Anggaran (K29);
3) Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun (K30);
4) Penyusunan Dokumen Perencanaan (K31);
5) Pelaksanaan Pengawasan Internal Berkala (K32);
6) Penanganan Kasus di Lingkungan Pemda (K33);
7) Penanganan Kasus wilayah Pemerintahan di Bawahnya (K35);
8) Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH (K34);
9) Inventarisasi Temuan Pengawasan (K36);
10) Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (K37);
11) Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif (K38);
12) Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan (K39);
13) Evaluasi SPJ (K40);
14) Pemantauan ADD (41);
15) Pemantauan BHBK (K42);
16) Pembentukan Unit Khusus Penanganan Pengaduan Masyarakat
(K47);
17) Gelar Pengawasan Masyarakat (K48);
18) Bedah Masalah Pengaduan Masyarakat (K49).
Adapun pencapaian kinerja sasarannya adalah sebagai berikut:
Tabel V
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Pencapaian Target
Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pemeriksaan sesuai PKPT (K-32)
180 buku 180 buku 100 %
Informasi hasil pemeriksaan Tahun 2007 Kepada Obrik (K-39)
180 Obrik 180 Obrik 100 %
Evaluasi LAKIP pada Satuan Kerja (K-27)
5 buku 5 buku 100 %
Berkas informasi pengawasan masyarakat (K-48)
10 berkas 10 berkas 100 %
Berkas Hasil Pembahasan Laporan Masyarakat (K-49)
10 berkas 10 berkas 100 %
61
Informasi tentang penanganan KKN (K-38)
3 lembaga 3 lembaga 100 %
Administrasi Pengelolaan Keuangan tertib. (K-3, K-28, K-29, K-30, K-31)
1 Satker 1 Satker 100 %
Capaian Kinerja Sasaran 100 % Sumber : Lakip Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
Prosentase pencapaian kinerja sasaran mencapai 100 % disebabkan
karena realisasi memenuhi target yang diharapkan.
c. Akuntabilitas Keuangan.
Dalam tahun anggaran 2007 Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo mendapatkan dana anggaran dari APBD
Kabupaten Sukoharjo seluruhnya sebesar Rp. 3.710.819.500,00 yang
terdiri kelompok Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Rincian mengenai masing-masing obyek belanja dan
realisasinya adalah sebagai berikut :
Tabel VI
No Jenis Belanja Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 2 3 4 5 1 Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai 1.470.540.000,00 1.343.516.269,00 91,30
Jumlah 1. 1.470.540.000,00 1.343.516.269,00 91,30 2. Belanja Langsung Kegiatan 1 6.000.000,00 5.997.600,00 99,96 Kegiatan 2 12.000.000,00 5.864.903,00 48,87 Kegiatan 3 31.887.500,00 31.712.500,00 81,63 Kegiatan 4 13.200.000,00 13.200.000,00 100,00 Kegiatan 5 58.873.500,00 53.966.000,00 91,66 Kegiatan 6 45.000.000,00 22.500.000,00 50,00 Kegiatan 7 5.000.000,00 5.000.000,00 100,00 Kegiatan 8 4.758.750,00 0 0 Kegiatan 9 10.000.000,00 9.950.000,00 99,50 Kegiatan 10 32.500.000,00 25.571.150,00 78,68 Kegiatan 11 199.970.000,00 195.503.250,00 97,77 Kegiatan 11A 50.000.000,00 42.520.000,00 85,04
62
Kegiatan 12 30.000,000,00 28.350.000,00 94,50 Kegiatan 13 47.687.000,00 46.575.000,00 97,67 Kegiatan 14 6.500.000,00 6.500.000,00 100,00 Kegiatan 15 40.000.000,00 39.933.000,00 99,83 Kegiatan 16 100.000.000,00 99.719.918,00 99,72 Kegiatan 17 10.000.000,00 9.608.500,00 96,09 Kegiatan 18 10.000.000,00 2.000.000,00 20,00 Kegiatan 19 10.000.000,00 10.000.000,00 100,00 Kegiatan 20 50.000.000,00 49.631.500,00 99,26 Kegiatan 21 12.255.250,00 7.448,000,00 60,77 Kegiatan 21 A 6.420.000,00 3.465.000,00 53,97 Kegiatan 22 20.000.000,00 19.912.500,00 99,56 Kegiatan 23 - 0 0 Kegiatan 24 2,500.000,00 2.500.000,00 100,00 Kegiatan 25 20.000.000,00 14.153.750,00 70,77 Kegiatan 26 20.000.000,00 12.082.500,00 60,41 Kegiatan 27 5.000.000,00 0 0 Kegiatan 28 2.500.000,00 2.500.000,00 100,00 Kegiatan 29 2.500.000,00 2.5000.000,00 100,00 Kegiatan 30 2.500.000,00 2.5000.000,00 100,00 Kegiatan 31 5.000.000,00 4.900.000,00 98,00 Kegiatan 32 584.040.000,00 493.265.000,00 84,46 Kegiatan 33 101.200.000,00 74.600.000,00 73,72 Kegiatan 34 25.000.000,00 23.740.000,00 94,96 Kegiatan 35 10.200.000,00 10.200.000,00 100,00 Kegiatan 36 15.420.000,00 11.310.000,00 73,35 Kegiatan 37 97.500.000,00 96.600.000,00 99,08 Kegiatan 38 131.120.000,00 131.100.000,00 99,98 Kegiatan 39 50.000.000,00 48.926.000,00 97,85 Kegiatan 40 71.860.000,00 43.765.000,00 60,90 Kegiatan 41 35.000.000,00 15.700.000,00 44,86 Kegiatan 42 35.000.000,00 15.695.000,00 44,84 Kegiatan 43 99.925.000,00 50.690.000,00 50,73 Kegiatan 44 0 0 0 Kegiatan 45 10.000.000,00 0 0 Kegiatan 46 50.000.000,00 47.776.250,00 95,55 Kegiatan 47 10.000.000.00 9.840.000,00 98,40 Kegiatan 48 20.000.000,00 18.626.250,00 93,13 Kegiatan 49 15.000.000,00 12.575.000,00 83,86 Jumlah 2. 2.240.279.500,00 1.880.473.571,00 83,94 Jumlah 1+2 3.710,819.500,00 3.223.989.840,00 86,88
Sumber : Lakip Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
63
5. Hasil Pemeriksaan Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kab.
Sukoharjo
a. LHP dan Temuan Pemeriksaan
Dari pemeriksaan terhadap 180 obyek sesuai dengan target
PKPT Tahun 2006 telah diterbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
sebanyak 180 LHP atau 100% dan telah diselesaikan sesuai jadwal
waktu yaitu mulai tanggal 2 Januari sampai dengan 31 Desember
2006. Dari LHP diperoleh Temuan Pemeriksaan sebanyak 241 temuan
dengan 241 rekomendasi.
b. Jenis Temuan Pemeriksaan
Dari jumlah Temuan pemeriksaan sebanyk 241 tersebut di
atas, dilihat dari jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kewajiban Penyetoran pada Negara/Daerah (02) = 45 temuan
(18,67%)
2) Pelanggaran terhadap peraturan per- = 39 temuan
undang-undangan yang berlaku (03) (16,18%)
3) Ketentuan administrasi (08) = 112 temuan
(46,47%)
4) Lain-lain = 45 temuan
(18,67%)
Jumlah ........................................... = 241 temuan
(100%)
Apabila dibandingkan dengan tahun2005, secara kuantitatif
terdapat kenaikan dan penurunan sebagai berikut :
Tabel VII
No. Jenis Temuan Tahun 2005
Tahun 2006
Ket.
1. Kewajiban Penyetoran Kepada Negara / Daerah
74 temuan 45 temuan Turun 39,19 %
64
2 Pelanggaran terhadap Peraturan Perundangan yang berlaku
38 temuan 39 temuan Naik 2,63 %
3. Kelemahan Administrasi 56 temuan 112 temuan Naik 100 %
4. Lain-lain 34 temuan 45 temuan Naik 19,46 %
Jumlah 202 temuan
241 temuan
Naik 19,46 %
Sumber : Paparan Kepala Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
c. Temuan Bersifat Keuangan
Temuan seluruhnya terdiri dari kewajiban Setor Negara/
Daerah/Non Budgeter (Desa). Dibanding tahun 2005 temuan keuangan
secara kuantitatif mengalami penurunan sebesar 39, 19%
d. Penyebab Penyimpangan
Secara kuantitatif Penyebab Penyimpangan dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kelemahan dalam pengawasan melekat.
a) Kelemahan dalam organisasi (101) : 14 (5,80%)
b) Kelemahan dalam kebijakan (102) : 8 (3,31%)
c) Kelemahan dalam rencana (103) : 6 (2,48%)
d) Kelemahan dalam prosedur (104) : 108 (44,81%)
e) Kelemahan dalam pencatatan dan
pelaporan (105) : 55 (22,82%)
f) Kelemahan dalam pembinaan
personil (106) : 13 (5,39%)
g) Kelemahan dalam pengawasan
intern (107) : 16 (6,63%)
Jumlah :220 (91,24%)
2) Kelemahan diluar pengawasan melekat.
Penyebab ekstern hambatan kelancaran
Tugas Pokok instansi : 21 (8,76%)
65
Jumlah : 21 (8,76%)
Dari data tersebut di atas ternyata lemahnya pengawasan
melekat masih merupakan sebagian besar penyebab terjadinya
penyimpangan.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2005 maka akan terlihat
sebagai berikut :
Tabel VIII
Penyebab penyimpangan
Lemahnya waskat Diluar kelemahan waskat Tahun
Jumlah Temuan %
Jumlah Temuan %
2005 159 78,71 43 21,29
2006 220 91,29 21 8,71
Sumber : Paparan Kepala Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun
2007
e. Rekomendasi
Dari 241 Rekomendasi yang dikeluarkan dapat dikelompokkan
menurut sifatnya sebagai berikut :
1) Rekomendasi bersifat penegakan aturan : 183 (73,94%)
2) Rekomendasi bersifat finansial : 46 (19,08%)
3) Rekomendasi bersifat peningkatan
efisiensi /Produktivitas : 12 (4,97%)
Jumlah ........................................................ : 241 (100%)
f. Tindak lanjut
Dari seluruh 241 temuan / rekomendasi, klasifikasi tindak
lanjutnya adalah sebagai berikut :
1) Selesai ditindak lanjuti : 207 temuan (85,89%)
2) Dalam proses : 2 temuan (0,83%)
66
3) Belum ditindak lanjuti : 32 temuan (13,28%)
Jumlah .................................. : 241 temuan (100%)
Data perkembangan tindak lanjut untuk temuan yang bersifat
keuangan adalah sebagai berikut :
Temuan keuangan tahun 2006 seluruhnya berjumlah 45 (empat
puluh lima) temuan. Temuan yang telah selesai ditindak lanjuti
berjumlah 11 (sebelas) temuan. Sedangkan. Temuan yang Belum
Ditindaklanjuti atau Masih Dalam Proses berjumlah 34 (tiga puluh
empat) temuan yang terdiri dari:
1) Dalam proses : 2 (dua) temuan berupa lelang tanah kas desa pada
Desa Gadingan Kec. Mojolaban dan Desa Gonilan Kec. Kartasura.
2) Belum ditindak lanjuti : 32 temuan berupa :
(1) PPn / PPh : 13 Temuan
(2) Lelang tanah kas desa : 19 temuan
(3) Dengan rincian sebagai berikut :
1).
Tabel IX
No. Obyek Pemeriksaan Wajib setor PPn / PPh
1. SMPN 2 Nguter 1
2. SMPN 1 Bendosari 1
3. Disnaker dan Mobpen 1
4. SMAN 1 Sukoharjo 1
5. PD. Percada 1
6. Dinas kesehatan 1
7. SMPN 1 Polokarto 1
8. SMPN 2 Weru 1
9. SMPN 1 Bulu 1
10. BPR BKK Grogol 1
11. SMAN 1 Kartasura 1
12. SMAN 2 Sukoharjo 1
67
13. SMPN 1 Tawangsari 1
Jumlah 13
Sumber : Paparan Kepala Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
2).
Tabel X
No. Obyek Pemeriksaan Wajib Setor Lelang Tanah Kas Desa
1. Desa Gentan, Kec. Bendosari 1 desa 2. Desa Bekonang, Kec. Mojolaban 1 desa 3 Desa Ngrombo & Ds. Purbayan Kec. Baki 2 desa 4. Desa Kepuh, Kedungwinong, Kec. Nguter 2 desa 5. Desa Parangjoro, Pandeyan, Sanggrahan,
Kodokan Kec. Grogol 4 desa
6. Desa Kertonan, Kec. Kartasura 1 desa 7. Desa Puron, Karangasem Kec. Bulu 2 desa 8. Desa Ngerco, Jatingarang, Kec. Weru 3 desa 9. Desa Pranan, Kec. Polokarto 1 desa 10. Desa Tempel, Geneng Kec. Gatak 2 desa
Jumlah 19 desa
Sumber : Paparan Kepala Bawaspada Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
g. Temuan yang menonjol
Beberapa temuan menonjol dan temuan yang sering terjadi
berulang kali antara lain dapat kami sampaikan sebagai berikut :
1) Administrasi Barang
a) Buku Inventaris Barang belum dikerjakan secara tertib
sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Terdapat di :
(1) SMPN 2 Gatak
(2) SMPN 2 Kartasura
68
(3) PD. BKK Gatak
(4) SMPN 4 Nguter
(5) Cab. Dinas Pendidikan
(6) Cab. Dinas Pendidikan
b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR) belum seluruhnya dibuat
sesuai ketentuan terdapat di:
(1) SMPN 2 Baki
(2) SMPN 3 Tawangsari
(3) Dinas Kependudukan Keluarga Berencana dan Capil
(4) Kecamatan Weru
(5) SMPN 2 Polokarto
2) Administrasi Keuangan
Pengelolaan administrasi keuangan (pengerjaan Buku Kas Umum)
belum dikerjakan secara tertib sebagaimana ketentuan yang
berlaku.
Terdapat di :
a) Desa Kunden, Kec. Bulu
b) Desa Sugihan, Kec. Bendosari
c) Desa Ngrombo, Kec. Baki
3) Administrasi Non Keuangan
Masih ada Lurah Desa yang terlambat menyampaikan Laporan
Pertanggung Jawaban kepada Baperdes Pelaksanaan Tugas kepada
Bupati dengan tembusan Camat sebagaimana ketentuan.
Terdapat di:
a) Kel. Jetis, Kec. Sukoharjo
b) Kel. Dukuh, Kec. Sukoharjo
c) Desa Tegalmade, Kec. Mojclaban
d) Desa Paluhombo, Kec. Bendosari
e) Desa Mancasan, Kec. Baki
f) Desa Luwang, Kec. Gatak
g) Desa Ponowaren, Kec. Tawangsari
69
4) Administrasi Kepegawaian.
Karis/ Karsu belum diurus pengadaannya lewat Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, terdapat di:
a) Kelurahan Kenep, KecamatanSukoharjo
b) SMPN 2 Grogol
c) SMPN 2 Tawangsari
d) SMPN 2 Polokarto
e) SMPN 1 Bulu
f) Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Umum
g) SMPN 1 Weru
h) Kelurahan Bulakan, Kecamatan Sukoharjo
5) Badan Kredit Desa (BKD)
a) Pinjaman kepada nasabah dilakukan kurang selektif sehingga
mengakibatkan sirkulasi kredit menurun dan tunggakan
semakin meningkat, terdapat di:
(1) BKD Mulur
(2) BKD Lorog, Kec.Tawangsari
b) Tunggakan merah BKD yang relatif tinggi, terdapat di:
(1) BKD Pabelan, Kec. Kartasura
(2) BKD Dukuh, Kec. Sukoharjo
(3) BKD Bulakan, Kec. Sukoharjo
(4) BKD Joho, Kec. Sukoharjo
(5) BKD Geneng, Kec. Gatak
(6) BKD Parangjoro, Kec. Grogol.
6) Lain-Lain
a) Pelaksanaan Program JPS
Pembagian Raskin ( Beras Untuk Keluarga Miskin ) pada
umumnya dilaksanakan telah sesuai dengan ketentuan yaitu
15 Kg setiap Pra Keluarga Miskin, hal tersebut karena
kebijaksanaan pemerataan (setiap warga menginginkan untuk
70
mendapatkan pembagian Raskin), penyetoran Raskin ke BRI
sudah sesuai dengan ketentuan.
b) Hasil Pemantauan Terhadap Pelaksanaan Proyek Phisik.
Hasil pernantauan pelaksanaan pembangunan phisik tahun
2006 masih banyak dijumpai beberapa kekurangan antara lain:
(1) Pada Pekerjaan Jalan dan Jembatan
(a) Batu Split yang dipasang tampak mengandung debu.
(b) Untuk Lapis atas batu 5/7 yang dipasang sebagian
kualitasnya masih kurang sesuai bestek, kurang keras
dan bentuknya bulat bukan batu belah.
(c) Permukaan pada lapisan penaburan pasir kurang merata
sehingga terjadi pori-pori (lubang Kecil) pada
permukaan jalan.
(d) Penyiraman air pada jalan beton masih kurang sehingga
pada permukaannya terjadi retak-retak kecil.
(2) Pada pekerjaan Saluran dan Talud
(a) Campuran spesi rata-rata kurang sesuai dengan bestek
dan waktu membuat campuran
(b) Galian tanah pondasi yang sudah siap dipasang masih
terdapat tanah Lumpur dan di bawah pos pondasi lalu
belah tidak disiram pasir terlebih dihulu.
(c) Kebersihan lokasi masih kurang dan pagan nama
proyek pada awal pekerjaan rata-rata belum dipasang.
(3) Pada Pekerjaan Gedung-gedung / Perkantoran
(a) Untuk rehab lantai kurang sesuai bestek. Pada saat
pemasangan lantai keramik yang baru, lantai keramik
lama tidak dibongkar terlebih dahulu.
(b) Untuk harga satuan pekerjaan yang menggunakan
perhitungan (LS) tidak ada dukungan Standar Harga
setempat sehingga hasilnya kurang bisa
dipertanggungjawabkan.
71
(c) Untuk pekerjaan pasangan: pondasi, dinding, plesteran
beton bertulang dan atap sebagian kualitasnya kurang
sesuai bestek. Campuran tidak menggunakar takaran
yang pasti dan mutu bahan berkurang.
Dari data-data diatas hanya bisa disebutkan hasil finalnya saja,
tidak bisa dijabarkan secara rinci mengenai faktor-faktor yang
meyebabkan terjadinya penyimpangan dan pelanggaran. Hal ini
dikarenakan menyangkut privasi institusi dan seseorang yang
bersangkutan di dalamnya.
h. Penanganan Kasus-kasus Pengaduan.
1) Berdasarkan data yang ada, jumlah kasus pengaduan yang diterima
dalam Tahun Anggaran 2006 sebanyak 23 kasus berupa pengaduan
langsung dari masyarakat, klasifikasi profit masalah berupa
Kepegawaian (masalah indisipliner), pelayanan masyarakat dan
penyalahgunaan wewenang, terdiri dari:
a) Masalah indisipliner : 9 kasus
b) Pelayanan masyarakat : 3 kasus
c) Penyalahgunaan wewenang : 7 kasus
2) Dibandingkan dengan tahun 2005, kasus yang ditangani dalam
tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 1,150 % (dalam tahun
anggaran 2005 kasus yang diterima sebanyak 2 kasus).
3) Rincian dari 23 kasus, terdiri dari:
a) Badan / Dinas / Kantor / Bagian : 7 kasus
b) Kecamatan : 1 kasua
c) Sekolah : 5 kasus
d) Ket/Desa : 9 kasus
e) BUMD : 1 kasus
4) Dari 23 kasus aduan dengan 35 pokok permasalahan yang sudah
ditindaklanjuti 18 kasus dengan temuan mengandung kebenaran
19 pokok permasalahan dan tidak benar 16 pokok permasalahan.
5) Rekomendasi
72
Dari 23 kasus diperoleh temuan rekomendasi sebayak 38
rekomendasi serta 32 tindak lanjut.
C. Hambatan-hambatan dan cara mengatasinya dalam pelaksanan tugas
pengawasan Fungsional Daerah oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Tugas pengawasan fungsional daerah yang dilakukan oleh Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo merupakan tugas yang
sangat penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kabupaten
Sukoharjo. Terutama pada era otonomi daerah sekarang ini, pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan Daerah semakin memiliki fungsi dan
kedudukan yang sangat strategis.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan fungsional daerah, ada
beberapa hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Badan Pengawas dan
pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain sebagai bentuk:
1. Hambatan kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia di dalam lingkup Badan Pengawas dan
Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo kurang memadai, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Belum adanya JFA (Jabatan Fungsional Auditor) yang sangat
diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan.
b. Kantor yang masih satu bangunan kompleks dengan sekretariat Daerah
yang membuat kinerja tidak maksimal
c. Keterbatasan dana yang dialokasikan dari APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara)
d. Jumlah mobil Dinas yang terbatas, sehingga menyulitkan pelaksaan
pengawasan sampai ke Pelosok Daerah.
Cara mengatasi:
a. Segera dibentuk JFA (Jabatan Fungsional Auditor)
73
b. Perbaikan, pemeliharaan dan pengajuan sarana dan prasarana yang
lebih representatif, dengan mengalokasikan dana dari APBD
c. Diadakan pendidikan dan pelatihan auditor, bekerja sama dengan
BPKP (badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Jawa
Tengah, yang bertujuan untuk meningkatkan peran pengawas.
2. Hambatan Sistem Hukum
Pola Kerja Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten
Sukoharjo dapat lebih ditingkatkan lagi kinerjanya apabila terjadi
perubahan di dalam sistem hukum. Dengan mengacu pada Pasal 12
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, maka unsur pengawasan penyelenggaraan
pemerintah daerah dilaksanakan oleh inspektorat, bukan lagi oleh Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah . hal ini lebih lanjut diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten /
Kota. Sebaiknya, penerapan peraturan yang baru ini harus segera
direalisasikan. Agar peranan pengawasan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dapat lebih efisien, efektif dan tepat sasaran.
Perbedaan dengan aturan lama, Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas
Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo, adalah terletak pada:
Tabel XI
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 64 Tahun 2007
Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2001
1. Terdapat aturan mengenai seksi
Pengawas dan Kelompok Jabatan
Fungsional
1. Tidak terdapat
2. Inspektorat Kabupaten / Kota
berkedudukan di bawah dan
2. Bawaspada merupakan unsur
penunjang pemerintah Kabupaten
74
bertanggungjawab kepada Bupati /
Walikota dan secara teknis
administratif mendapat pembinaan
dari Sekretaris daerah Kabupaten /
Kota.
yang dipimpin oleh seorang kepala
yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
3. Fungsi Inspektorat :
a. Perencanaan Program Pengawasan
b. Perumusan Kebijakan dan
Fasilitasi Pengawasan, dan
c. Pemeriksaan, pengusutan,
pengujian dan penilaian tugas
pengawasan.
3. Fungsi Bawaspada :
a. Perumusan kebijakan teknis
dibidang pengawasan dan
pemeriksaan ;
b. Pelayanan penunjang
penyelenggaraan pemerintah
daerah.
4. Susunan Organisasi Inspektorat :
a. Inspektur,
b. Sekretariat,
c. Inspektur Pembantu, dan
d. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Susunan Organisasi Bawaspada :
a. Sekretariat,
b. Bidang Pemerintahan,
c. Bidang Aparatur, Kesatuan
Bangsa, dan Perlindungan
Masyarakat
d. Bidang Kesejahteraan Sosial.
e. Bidang Keuangan dan Kekayaan
Daerah,
f. Bidang Perekonomian,
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Berikut ini bagan susunan organisasi Inspektrorat Provinsi dan kabupaten
atau Kota berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2007.
i
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI INSPEKTORAT PROVINSI DAN KABUPATEN / KOTA
I N S P E K T O R A T
S E K R E TA R I AT
SUB BAGIAN PERENCANAAN
SUB BAGIAN EVALUASI DAN
PELPORAN
SUB BAGIAN ADMINISTRASI
DAN UMUM
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
PEMBANGUNAN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
PEMERINTAHAN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
PEMERINTAHAN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
PEMERINTAHAN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
PEMERINTAHAN
SEKSI PENGAWAS
PEMERINTAH BIDANG
KEMASYRKTN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONALAUDITOR
Gambar IV 75
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian mengenai pelaksanaan pengawasan umum oleh Badan
Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo seperti yang telah
diuraikan di muka, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan pengawasan oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah
dimulai dengan penyusunan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
(PKPT). Sebagai Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
ataupun pemeriksaan diluar PKPT. Temuan pemeriksaan tersebut disusun
dalam Laporan Hasil Pemeriksaan, yang kemudian dilaporkan kepada
Bupati. Terhadap pemeriksaan yang lebih dilakukan kemudian diambil
tindak lanjut kearah perbaikan.
2. Dalam melaksanakan pengawasan umum terhadap penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo. Badan Pengawas dan Pemeriksa
Daerah Kabupaten Sukoharjo sering mengalami hambatan-hambatan, baik
hambatan kualitas sumber daya manusia maupun hambatan sistem hukum.
B. Saran-Saran
1. Peranan Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah dalam melaksanakan
pengawasan umum perlu lebih ditingkatkan sehingga tugas umum
pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo dapat berjalan dengan tertib
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sesuai
dengan rencana dan program pemerintah.
2. Terhadap pemeriksaan yang telah dilakukan perlu segera diadakan tindak
lanjut sehingga perbaikan dapat segera dilakukan. Karena bagaimanapun
pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah
tidak akan ada manfaatnya apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak segera
di tindaklanjuti.
77
3. Perlu lebih ditingkatkan koordinasi dengan Aparat-Aparat, Dinas-Dinas,
Humas / Penerangan, sehingga masyarakat menjadi lebih tahu mengenai
keberadaan Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo
sebagai Aparat Pengawas Umum.
78
DAFTAR PUSTAKA
Dari Buku :
B.N. Marbun. 1983. DPR Daerah Pertumbuhan Masalah dan masa depannya. Ghaka Indonesia. Jakarta.
Djoko Prakoso. 1984. Kedudukan dan Fungsi Kepala Daerah Beserta Perangkat Daerah Lainnya di Dalam UU Pokok Pemerintah di Daerah. Ghalia Indonesia : Jakarta
Hestu Cipto Handoyo dan Y. Thesianti S. Dasar –dasar hokum tata negara Indonesia. Universitas Atma jaya : Yogyakarta.
H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif . Sebelas Maret University Press : Surakarta.
Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Jimly Ashiddiqie. 2006 Konstisusi dan konsitualisme Indonesia Jakarta.
Josep Riwu Kaho. 1997. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Josef Riwu Kaho. 1990. Analisa Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Rineka Cipta : Jakarta.
Muchsan. 1992. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia. Liberty : Yogyakarta.
Sujamto. 1983. beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan Ghalia Indonesia : Jakarta.S
____________, 1989. Norma dan Etika pengawasan. Jakarta Sinar Grafika.
Soeharto. A.H. 1986. Serba- serbi Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah di Daerah. CV. Yulianan : Jakarta.
Soerjono Soekanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
79
Dari Undang – Undang:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001. Tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten / Kota.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Undang - undang Republik Indonesia nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Pengawas Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 18 Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengawas dan Pemeriksa Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 17 Tahun 2001. Tentang Pelimpahan Pengawasan Fungsional Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Gubernur.