104
PERAN DRONE/UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) BUATAN STTKD DALAM DUNIA
PENERBANGAN
Indreswari Suroso
Program Studi Teknik Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
Email : [email protected]
Abstrak
Drone adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh. Pesawat tanpa awak atau Pesawat nirawak
(Unmanned Aerial Vehicle atau UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh
oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat
dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya.
Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil, terutama di
bidang bisnis, industri dan logistik. Dunia industri bisnis, drone telah diterapkan dalam berbagai layanan seperti
pengawasan Infrastruktur, pengiriman paket barang, pemadam kebakaran hutan, eksplorasi bahan tambang,
pemetaan daerah pertanian, dan pemetaan daerah industri. Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis drone, yaitu
multicopter dan fixed wing. Fixed wing memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang dilengkapi sistem
sayap. Tipe fixed-wing memerlukan desain aerodinamika pada sayap dan badannya sehingga perancangannya
cukup rumit. Multicopter yaitu jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-baling untuk terbang. Drone
Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) memiliki jenis multicopter, dan sudah dipergunakan untuk
pemetaan di wilayah Kulonprogo terletak di Desa Glagah Temon dekat runway calon bandara dengan waktu
operasional Drone STTKD kurang lebih 20 menit dan beban yang dapat diangkat 1 kg.
Kata kunci: drone, multicopter, fixed wing, UAV
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Drone adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh. Pesawat tanpa awak atau
Pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi
dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum
aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik
senjata maupun muatan lainnya. Dahulu mungkin orang mengenal drone atau pesawat tanpa awak
digunakan oleh militer untuk memata-matai musuh di daerah konflik. Secara garis besar penggunaan dari
pesawat tanpa awak ini adalah dibidang militer.
Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara otomatis melalui program
komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di
kendaraan lainnya. Awalnya UAV merupakan pesawat yang dikendalikan jarak jauh, namun sistem
otomatis kini mulai banyak diterapkan. Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak
diterapkan untuk kebutuhan sipil, terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Dunia industri bisnis,
drone telah diterapkan dalam berbagai layanan seperti pengawasan Infrastruktur, pengiriman paket
barang, pemadam kebakaran hutan, eksplorasi bahan tambang, pemetaan daerah pertanian, dan pemetaan
daerah industri.
Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis drone, yaitu multicopter dan fixed wing. Fixed wing
memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang dilengkapi sistem sayap. Tipe fixed-wing
memerlukan desain aerodinamika pada sayap dan badannya sehingga perancangannya cukup rumit.
Multicopter yaitu jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-baling untuk terbang seperti pada
gambar 1.1. Multicopter dibagi menjadi dua yaitu single-rotor dan multi-rotor. Tipe single-rotor
berbentuk seperti helikopter menggunakan baling-baling tunggal, sedangkan multi-rotor menggunakan 3
sampai 8 baling-baling.
105
Gambar 1.1 Drone Multicopter
Gambar 1.2 Drone Fixed Wing
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Membuat drone
2. Mengimplementasikan drone untuk kebutuhan media pembelajaran baik di dalam maupun di luar
kampus
3. Mengimplementasikan drone sebagai sarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar di
kampus.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai alat bantu dalam proses penelitian prodi Aeronautika
b. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar dalam hal pengetahuan mengenai drone.
c. Meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam penelitian mengenai drone
2. Bagi Dosen
106
a. Membantu dosen dalam proses pengajaran
b. Sebagai wujud Tri Dharma perguruan tinggi
3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Membantu menyediakan fasilitas belajar bagi mahasiswa
b. Menambah sarana belajar sebagai penunjang/pendukung fasilitas yang ada di laboratorium.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Drone
Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil,
terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Amazon memulai persaingan industri ini melalui
peluncuran layanan Amazon Prime Air. Pengangkutan barang menjadi lebih cepat, lebih praktis,
minimalisir human error, dan mampu menjangkau lokasi terpencil. (Emirul, 2016)
Rizatus Sofianti (2011) dari Balai Besar Pertanian mengatakan bahwa UAV dapat membantu
pemetaan lahan pertanian di Jawa Barat, Nindyawaty (2014) dari Pusat Penelitian Badan Informasi
Geospasial mengatakan bahwa UAV sebagai metode alternatif pemanfaatan data geospasial untuk pulau-
pulau kecil terluar di Indonesia pada skala 1:2.500
Bahkan pengadaan pesawat drone menjadi salah satu program yang akan diwujudkan oleh Presiden
Jokowi sebagai salah satu alat untuk menjaga pertahanan, keamanan, dan kedaulatan wilayah Republik
Indonesia. Hal ini disampaikan beliau saat debat presiden tahun lalu. Selanjutnya sesuai Rencana
Strategis Kementerian Perindustrian 2015-2019 pada Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis
Teknologi Tinggi, salah satu tahapannya dilaksanakan melalui kegiatan Penumbuhan Industri Berbasis
Kedirgantaraan. Pengembangan teknologi dan produksi drone sangat tepat sekali terkait rencana strategis.
(Emirul, 2016)
Sementara itu, AS yang telah menggunakan pesawat tanpa awak (drone) dalam misi rahasia pada
tahun 2000 untuk mengawasi pimpinan teroris di Afghanistan (Burnam & Fink, 2012:88) mengubah
fungsi dari drone yang digunakan sebagai alat pengawas menjadi drone yang dipersenjatakan rudal. CIA
yang diberi wewenang Presiden George W. Bush tidak hanya menangkap namun membunuh teroris
kemudian mewujudkan kewenangan membunuh tersebut dengan drone di Afghanistan (Anjani, 2015)
Salah satu cara untuk mendapatkan informasi spasial adalah dengan foto udara dengan
menggunakan pesawat tanpa awak atau UAV. Penelitian ini bertujuan untuk merakit sebuah wahana
UAV dengan tipe fix wing dengan estimasi biaya yang murah dan memiliki kemampuan membuat peta
foto udara. Peta foto udara yang di dapat dengan menggunakan wahana ini akan di proses dengan
menggunakan metode fotogrametri. Dari hasil penelitian ini dihasilkan sebuah prototype UAV Fix Wing
dengan total biaya perakitan sebesar Rp.12.850.000. UAV ini dapat melakukan foto udara sesuai dengan
jalur terbang yang sudah di rencanakan dan menghasilkan sebuah peta foto seperti pada Gambar 2.2.
Hasil test terbang di daerah studi didapatkan Wahana yang dihasilkan yaitu Phantom FPV Flying Wing
EPO yang didukung dengan Propeller 9x6 serta Turnigy 9 XR + Modul cukup stabil melakukan kegiatan
pemotretan udara. Seperti pada gambar 2.1.(Octory, 2015)
Gambar 2.1. Hasil Perakitan Flying Wing Himage-1
107
Gambar 2.2. Jalur Terbang UAV Flying Wing Himage-1
Telah dilakukan suatu kajian pembuatan prosedur operasi standar untuk pengambilan foto udara
dengan pesawat LSA (Light Surveillance Aircraft) dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan
teknologi rancang bangun payload inderaja. Pengembangan teknologi rancang bangun payload inderaja
yang dilakukan Bidang Teknologi Akuisisi dan Stasiun Bumi, Pusat Teknologi dan Data Penginderaan
Jauh LAPAN telah sampai pada tahap pengujian prototipe. Selama diterbangkan payload diprogram
untuk melakukan pengambilan gambar foto udara secara otomatis sesuai dengan yang telah direncanakan.
Agar diperoleh produk yang memiliki kualitas geometri dan radiometri yang lebih baik atau setara dengan
citra yang dihasilkan oleh satelit, maka diperlukan suatu prosedur standar untuk memenuhi kebutuhan
pengguna seperti pada gambar 2.3. (Sirin, 2015)
Gambar 2.3. Lokasi Penempatan Prototipe Kamera Udara KU-PBMS-VN1
2.2 Manfaat Drone
a. Keuntungan menggunakan drone :
1. Bentuknya yang kecil dan mudah dibuat juga membuatnya lebih ekonomis atau biayanya lebih
murah.
2. Kegunaan pesawat tanpa awak di kalangan militer misalnya, sebagai pesawat penyerang, pengintai
atau mata-mata, dapat digunakan sebagai patroli perbatasan.
3. Pesawat ini juga memiliki banyak manfaat untuk melihat luas lahan dan kontur, ini memudahkan
perencanaan pembangunan lahan. Tentunya pemerintah mampu membuat tata kota sesuai kondisi
lahannya. Pesawat ini juga bisa dimanfaatkan untuk memantau luas lahan dan kebakaran hutan,
membuat peta tambang bidang pertambangan.
108
4. Dalam pengembangan bidang iptek pesawat Drone ini sebagai media untuk mempelajari
aerodinamika dan penerapannya, pemetaan kota, bidang pertanian untuk daerah pemetaan lahan
bahkan pemantauan dan pengawasan lalu lintas.
5. Sistem navigasi yang canggih.
6. Bersifat portable sehingga bias digunakan dimanapun berada.
7. Tidak memerlukan pilot untuk menerbangkan pesawat tersebut.
b. Kerugian menggunakan drone:
1. Bila dilakukan ditempat umum dapat mengganggu penerbangan pesawat komersial dan militer.
2. Ada oknum yang menyalahgunakan sehingga terjadi hal yang kurang baik sebagai contoh pada 20
Juli 2015 lalu ada drone jatuh di Menara BCA, karena mengalami turbulensi. Setelah dibuka isinya
ternyata ada alat perekam visual pada obyek-obyek penting di kawasan Kota Jakarta. Motifnya saat
ini masih diselidiki.
3. Harganya mahal, waktu untuk pengamatan tidak lama.
4. Tidak dapat menjangkau daerah yang sangat terpencil dikarenakan minimnya bahan bakar.
5. Rawan rusak apabila digunakan diatas lautan karena bentuknya yang kecil.
3. METODE PENELITIAN
Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Jalannya Penelitian
Mulai
Perencanaan
Ketinggian terbang
Pengujian di ground
test
Kalibrasi Kamera
Pengambilan foto di
Udara
Hasil Foto di udara
Selesai
109
4. HASIL PENELITIAN
Drone STTKD seperti pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Drone STTKD
Peran mahasiswa dalam lomba drone tingkat nasional seperti pada gambar 4.2 dan gambar 4.3
meraih juara 4 Nasional berikut ini :
Gambar 4.2 Pada Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2015 yang diselenggarakan di
Lapangan Terbang Gading pada 17-19 September 2015, Tim STTKD berhasil meraih Juara
Harapan pada kategori Fixed-Wing Mapping.
110
Gambar 4.3 Tim STTKD, beranggotakan I Made Riska Nugraha, Wiladun Nijar, Dicky
Wirakusuma, Jefri Ladang, dan Maulana Tri Kuncoro, dengan Pembimbing Erwhin Irmawan,
S.Si, M.Cs dan Iqro Kurniawan, S.Si meraih posisi ke-4 Nasional
Drone STTKD sudah dipergunakan untuk pemetaan di wilayah Kulonprogo terletak di Desa
Glagah Temon dekat runway calon bandara dengan waktu operasional Drone STTKD kurang lebih 20
menit dan beban yang dapat diangkat 1 kg seperti pada gambar 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7.
Gambar 4.4. Drone STTKD digunakan untuk pemetaan di wilayah Kulonprogo terletak di Desa
Glagah Temon dekat runway calon bandara
111
Gambar 4.5. Drone STTKD digunakan untuk pemetaan di wilayah Kulonprogo terletak di Desa
Glagah Temon dekat runway calon bandara
Gambar 4.6. Drone STTKD digunakan untuk pemetaan di wilayah Kulonprogo terletak di Desa
Glagah Temon dekat runway calon bandara
112
Gambar 4.7. Drone STTKD digunakan untuk pemetaan di wilayah Kulonprogo terletak di Desa
Glagah Temon dekat runway calon bandara
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa LAPAN
yang memfasilitasi penerbitan makalah ini, dan kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan masukan
sehingga makalah ini dapat diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, I., Analisis Pesawat Tanpa Awak Drone Dalam Kebijakan Kontraterorisme Amerika Serikat di Pakistan
Pasca 9/11, Journal of International Relations, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2015, hal. 79-87
Emirul, B., Drone, Jurnal Gunadarma, emirul.staff.gunadarma.ac.id, hal.1-19
Niendyawaty, Pemanfaatan Pesawat Udara Nirawak PUNA sebagai Metode Alternatif Pengumpulan Data
Geospasial Pulau Pulau Kecil Terluar, Balai Besar Geospasial, Mei 2014
Octori., Foto Udara menggunakan Wahana UAV menggunakan UAV jenis Fixed wing, Jurnal GEOID,
Volume. 01, No. 01, Agustus 2015, hal.29-33
Sofianti, R., Teknologi Pesawat tanpa Awak untuk Pemetaan dan Pemantauan Tanaman dan Lahan Pertanian,
Jurnal Informatika Pertanian, Balai Besar Pertanian, Volume 20, No.2, 2011, Desember 2011, hal.58-62
Sirin D.N.K.S,. dkk, Standarisasi Pengambilan Foto Udara dengan Pesawat LSA untuk pengembangan Payload
Inderaraja, Seminar Nasional Penginderaan jauh LAPAN, 2015