PERAN PEMERINTAH DAERAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM
PEMBERDAYAAN UMKM DI KECAMATAN BUKIT BESTARI TAHUN
2017
Ardiansyah, Yudhanto Satyagraha Adiputra S.IP.,MA, Handrisal, S.Sos.,M.Si
Email : [email protected]
(Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Umrah Tnjungpinang)
ABSTRAK
Penelitian ini memusatkan perhatian pada peran pemerintah daerah, Koperasi
dan Usaha Mikro didalam pemberdayaan usaha mikro. Dari hasil peneitian dapat
dilihat bahwa jumlah usaha mikro pada setiap Kecamatan di kota Tanjungpinang
terbilang banyak. harus menjadi perhatian oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
Usaha Mikro untuk membuat strategi yang tepat didalam mengembangkan dan
memberdayakan usaha mikro karena dari pengamatan penelitian masih kurangnya
pelatihan didalam mendukung kreatifitas, kurangnya bantuan modal untuk para
pelaku usaha mikro.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran
pemerintah daerah dalam pemberdayaan UMKM kecamatan bukit bestari dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro di Kota Tanjungpinang. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dan menggunakan teori Totok dan Poerwoko (2013:14) Penelitian
ini dilakukan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro di Kota
Tanjungpinang dan Kecamatan Bukit Bestari. Informan dalam penelitian ini
berjumlah 6 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini kualitaif
maka data yang dikumpulkan berupa studi kasus Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa peran pemerintah kota tanjungpianag dalam pemberdayan
UMKM kecamatan bukit bestari tahun 2017 dalam Pemberdayaan Usaha Mikro di
Kota Tanjungpinang dapat dikatakan baik dengan mengadakan pelatihan sosialisasi
KUR tahun 2017, Namun dari semua itu, belum berjalan dengan maksimal.karana
peraturan yang di buat belum di jalankan dengan maksimal sehingga berdampak bagi
pelaku usaha mikro di Kota Tanjungpinang.Beberapa hal yang harus diperbaiki
pemerintah daerah kota tanjungpinang dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha
Mikro adalah lebih melakukan pendekatan antara para pelaku usaha,dan Harus
adanya kesepakatan peraturan dengan kedua belah pihak agar memperoleh
ilmu,keterampilan dan pendidikan secara informal yaitu lewat pelatihan agar bidang
yang di tempati berjalan dengan baik dalam melakukan observasi untuk mencari tahu
masalah yang ada pada lingkungan usaha.
Kata kunci :Pemberdayaan, Usaha Mikro.
ABSTRACT
This research focuses on the role of local government, cooperatives and
micro-enterprises in the empowerment of micro-enterprises. From the results of the
study it can be seen that the number of micro-enterprises in each Sub-district in
Tanjungpinang city is quite large. should be a concern by the Department of
Manpower, Cooperatives and Micro Enterprises to make the right strategy in
developing and empowering micro-enterprises because from the research
observations there is still a lack of training in supporting creativity, lack of capital
assistance for micro-business actors. the role of regional government in empowering
hill bestari sub-MSMEs in Micro Business Empowerment in Tanjungpinang City.
This research is a qualitative descriptive study and uses Totok and Poerwoko's theory
(2013: 14). This research was conducted at the Department of Manpower,
Cooperatives and Micro Business in Tanjungpinang City and Bukit Bestari District.
The informants in this study were 6 people. The data analysis technique used in this
study is the quality of the data collected in the form of a case study. From the results
of the study it can be concluded that the role of the city of Tanjungpianag in the
empowerment of Bukit Bestari MSMEs in 2017 in Micro Business Empowerment in
Tanjungpinang City can be said to be good by holding KUR socialization training
year 2017, but of all that, it has not run optimally. Because the regulations that have
been made have not been maximally implemented so that it has an impact on micro
businesses in Tanjungpinang City. Some things that must be repaired are
Tanjungpinang City Regional Government and Manpower, Cooperative and Micro
Business Services is more approaching between business people, and there must be a
regulatory agreement with both parties to obtain knowledge, skills and education
informally, namely through training so that the area occupied is running well in
conducting observations to find out the problem, right? is in the business
environment.
Keywords: Empowerment, Micro Enterprises.
1. PENDAHULUAN
Kemiskinan menjadi permasalahan bangsa yang mendesak dan dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan langkah-langkah penanganan dan
pendekatan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 dijelaskan bahwa pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan,
tidak hanya dari Pemerintah kepada Daerah, tetapi juga dari Pemerintah dan Daerah
kepada Desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung
jawabkan kepada yang menugaskannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap daerah otonom
berhak mengatur pemerintahannya sendiri. Dengan kata lain, pemerintahan di
Indonesia bukan hanya sekedar tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga
merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah itu sendiri.
Sesuai dengan pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Hal ini lebih
ditegaskan lagi dalam penjelasan pasal 33 tersebut bahwa kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang.
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan representasi
rakyat Indonesia dalam kehidupan ekonomi nasional, sehingga perlu diberikan
prioritas yang tinggi dalam pembangunan nasional. Untuk itu, perlu disusun strategi
pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia yang terintegrasi, sistematis, dan
berkelanjutan.
UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan
tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan
modal usaha yang digunakan cenderung sederhana. Oleh karenanya, untuk bisa
memenangkan persaingan pasar, setiap pelaku UKM dituntut agar bisa memiliki
bekal pengetahuan dan keterampilan yang mendukung perkembangan bisnisnya.
Salah satu upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan UMKM adalah melalui
pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan salah satu cara untuk memberikan daya
atau kemampuan kepada seseorang yang dilakukan melalui pemberian pengetahuan,
penguatan modal dan sumber daya manusia serta perlindungan atas produk.
Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dilakukan untuk
menumbuh kembangkan usaha yang sehat, tangguh dan mampu berdaya saing. Oleh
karena itu, peran pemerintah daerah kota Tanjungpinang melalui Dinas Koperasi dan
UMKM kota Tanjungpinang menjadi sangat penting dalam pemberdayaan UMKM.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bergerak di sektor Usaha Mikro mempunyai
peran yang besar dalam pendapatan tidak dapat dipungkiri, sektor Usaha Mikro
merupakan sektor usaha yang paling tangguh dalam menghadapi ketidakpastian
keadaan ekonomi yang saat ini sering bergejolak. Selain dapat menyerap tenaga kerja
yang tidak sedikit, sektor ini juga sangat berperan besar dalam perekonomian daerah.
Tugas Dinas Pasar, Koperasi, dan UMKM Kota Tanjungpinang dalam
pengembangan sektor Usaha Mikro ini tidak hanya difokuskan pada kuantitasnya
saja, akan tetapi pada segi kualitasnya juga. Dibalik banyaknya sektor Usaha Mikro
yang berkembang di Kota Tanjungpinang ini, masih banyak permasalahan yang
dihadapi oleh para pelaku usaha Usaha Mikro tersebut. Permasalahan permasalahan
itu antara lain:
1. Lemahnya akses terhadap pemasaran
2. Lemahnya akses terhadap sumber permodalan
3. Lemahnya akses terhadap keuangan
4. Lemahnya akses terhadap teknologi
5. Lemahnya akses terhadap kemitraan usaha.
(Sumber: Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM Kota Tanjungpinang)
Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul " Peran Pemerintah
Daerah Kota Tanjungpinang Dalam Pemberdayaan UMKM DI Kecamatan Bukit
Bestari Tahun 2017
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemberdayaan
pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi : Pertama, menciptakan suasana
iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kedua, memperkuat
potensi ekonomi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, upaya yang amat pokok
adalah peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta akses kedalam
sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, lapangan pekerjaan dan
pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat berarti
mencegah dan melindungi masyarakat dari kesenjangan ekonomi serta menciptakan
kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum berkembang.
pemberdayaan merujuk pada kemampuan, untuk berpartisipasi memperoleh
kesempatan dan atau mengakses sumberdaya dan layanan yang diperlukan guna
memperbaiki mutu hidupnya (baik secara individual, kelompok dan masyarakat
dalam arti luas). Dengan pemahaman seperti itu, pemberdayaan dapat diartikan
sebagai proses terencana guna meningkatkan skala/upgrade utilitas dari obyek yang
diberdayakan. Menurut soejono soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu
pengantar (2012:212),menjelaskan peran merupakan aspek dinamis kedudukan
(status).apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukanya, dia menjalankan suatu peranan terdapat lima langkah yaitu : (a)
memberikan suatu arhan pada proses sosialisai (b). pengetahuan sosialisai (c).dapat
mempersatukan kelompok (d).menghidupkan system pengendalian control.
Mubyarto (2002), pemberdayaan merupakan upaya membangun daya (masyarakat)
dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkan. Pemberdayaan terhadap ekonomi
kerakyatan harus dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan lembaga-
lembaga swadaya masyarakat dan dunia perbankan.Terdapat lima misi utama dalam
pemberdayaan,yaitu
(1)penyadaran;(2)pengorganisasian; (3) kaderisasi pendamping; (4) dukungan teknis,
dan (5) pengelolaan sistem.
2.2 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada
setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung
3. METODE
Penelitian yang dilakukan ini adalah bersifat penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut sugiyono (2011:6) menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan tanpa
membuat perbandingan atau hubungan dengan variabel lain, tetapi penelitian untuk
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Berusaha mencari fakta-fakta yang terjadi yang sesuaikan dengan ruang lingkup
penelitian yang di paparkan secara jelas mengenai suatu fenomena sosial yang terjadi
masyarakat. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan berulang-ulang
sehingga hasil yang diinginkan akan mudah dicapai.
4. HASIL PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Kecamaan Bukit Bestari
Secara ruang wilayah kecamatan bukit bestari provinsi kepulauan riau
memiliki letak dan luas wilayah berdasarkan dengan undang – undang republik
Indonesia nomor 5 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Tanjungpinang.
Kecamatan Bukit Bestari adalah 1 (satu) dari 4 (empat) Kecamatan yang terletak di
Kota Tanjungpinang yang disahkan pada tanggal 01 Nopember 2001 berdasarkan
Keputusan Walikota Tanjungpinang Nomor 04 Tahun 2001. 2001 berdasarkan
Keputusan Walikota Tanjungpinang Nomor 04 Tahun 2001 dan mempunyai batas-
batas wilayah administrasi yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Kampung
Bugis, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjungpinang Timur, Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur, Sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Tanjungpinang Barat.
berdasarkan UU RI seperti tersebut di atas, wilayah kecamatan bukit bestari
mempunyai letak dan luas wilayah mencapai wilayah 6.900 Ha yang terdiri dari 5
(lima) Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjungpinang Timur dengan luas ± 800 Ha,
Kelurahan Tanjung Unggat dengan luas ± 700 Ha, Kelurahan Tanjung Ayun Sakti
dengan luas ± 720 Ha, Kelurahan Sungai Jang dengan luas ± 400 Ha, Kelurahan
Dompak dengan luas ± 4.280 Ha Secara fisiografis, yaitu pembagian zona bentang
alam yang merupakan representasi batuan dan struktur geologinya, Kecamatan Bukit
Bestari dapat dibedakan ke dalam dua zona fisiografis utama, yaitu Zona Dataran
Interior yang terdiri dari Kelurahan yang terletak di tengah kota yakni : Kelurahan
Tanjungpinang Timur, Tanjung Ayun Sakti, Tanjung Unggat dan Sungai Jang. Dan
Zona Dataran Pantai terdapat di Kelurahan Dompak
berdasarkan data terakhir bulan desember 2017 Secara demografis Kecamatan
Bukit Bestari memiliki jumlah penduduk sebanyak 64.294 jiwa yang tersebar di 5
(lima) jumlah penduduk kelurahan tanjungpinang timur terdiri dari 6.010 jiwa laki-
laki dan 5.887 jiwa perempuan sedangkan kelurahan Tanjung Ayun Sakti terdiri dari
7.197 jiwa laki-laki dan 7.147 jiwa perempuan sedangkan kelurahan dompak terdiri
dari 1.996 jiwa laki-laki dan 1.839 jiwa perempuan sedangkan kelurahan sungai jang
terdiri dari 10.975 jiwa laki-laki dan 10.916 jiwa perempuan dan kelurahan tanjung
unggat terdiri dari 7.859 jiwa laki-laki dan 8.463 jiwa perempuan .
Kelurahan yang mempunyai tingkat kepadatan tidak merata, dimana
kepadatan penduduk yang tinggi terletak dipusat perkotaan yaitu : Kelurahan Sungai
Jang, Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, Kelurahan Tanjung Unggat dan Kelurahan
Tanjungpinang Timur, sedangkan tingkat kepadatan penduduk yang rendah terdapat
di Kelurahan Dompak. Kecamatan Bukit Bestari memiliki struktur penduduk yang
heterogen dan di dominasi oleh melayu dan cina serta kelompok etnis lainya yang
hidup secara berdampingan dengan damai, Berikut data rekapitulasi jumlah penduduk
Kecamatan Bukit Bestari .
4.2 Gambaran Umum Dinas Tenagga Kerja Koprasi Usaha Mikro
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang
merupakan dinas yang sebelumnya ialah Dinas Pasar Koperasi dan Usaha Mikro
terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 11 Tahun 2016
tentang perubahan kedua atas Perda Nomor 4 tahun 2014 tentang organisasi dan tata
kerja dinas daerah kota Tanjungpinang. Dinas ini terletak di jalan MT Haryono KM 3
No. 7, Rt. 04 Rw. 08, Kelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari
Tanjungpinang Timur Kepulauan Riau.
Dinas ini dibentuk sebagai bentuk keseriusan dan perhatian dari pemerintah
Kota Tanjungpinang didalam membantu masyarakat kota Tanjungpinang, yaitu
masyarakat yang statusnya sebagai tenaga kerja, koperasi dan pelaku usaha yang ada
di Kota Tanjungpinang. Dengan terbentuknya Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan
Usaha Mikro yang ditandai dengan dilantiknya Eselon II oleh Walikota
Tanjungpinang pada tanggal 12 Januari 2017 maka harus disusun Rencana Strategis
(Renstra).
Renstra Dinas merupakan perwujudan dari rencana strategis yang disusun
oleh masing-masing bidang yang ada di Dinas yang memuat misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi
Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro serta berpedoman kepada rancangan
awal RPJMD Kota Tanjungpinang 2017-2018.dalam menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud dinas tenagga kerja koprasi usaha mikro mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah di bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, Koperasi dan
Usaha Mikro;
2. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah di bidang Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan, Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja,
Koperasi dan Usaha Mikro;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Penempatan dan pelatihan
Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro;
4. Pelaksanaan administrasi dinas dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Penempatan dan Pelatihan
Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
1.Memberikan suatu arahan pada proses sosialisasi.
a. Penyampaian informasi yang jelas terhadap koperasi seperti badan
hukum,aturan dan syarat yang harus dimiliki sebuah koperasi
penyampaian informasi yang jelas terhadap badan hukum,bagaimana dinas
tenagga kerja koperasi usaha mikro kota tanjungpinang menyampaikan arahan
dengan sehingga para pelaku usaha mikro mampu menyerap ilmu - ilmu yang di
berikan oleh dinas tenaga kerja koperasi usaha mikro dalam bentuk syarat, dan
ketentuan dalam membuka usaha dan bagaimana menjalan kan sebuah usaha itu,dan
bagaimana para pelaku usaha mikro menjadi pelaku inofatip dalam menjalankan
suatu usaha sehingga mengerti apa saja yang menjadi syarat-syarat dan aturan
menjalan kan suatu usaha. untuk mengetahui tentang kemampuan dinas tenaga kerja
koprasi usaha mikro dalam melaksanakan tugasnya sudah sesuai dengan tanggung
jawabnya atau belum, maka di berikan wawancara kepada semua informan dengan
mennyakan,apakah dinas tenagga kerja pernah melakukan sosialisasi aturan dan
syarat-syarat apa saja yang harus di miliki terhadap para pelaku usaha mikro
Oleh karena itu, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro dapat
dikatakan baik dan telah memberi arahan dalam memberdayakan masyarakat atau
pelaku usaha yang memang ingin maju dan antusias dalam usahanya karena mampu
untuk bersaing dan ulet didalam membangun usahanya.
b. Memberikan arahan kepada masyarakat kota tanjungpinang untuk
menggunakan koperasi agar dapat membantu prekonomian dan usaha yang di
jalankan
Dalam mewujudkan pelaku usaha yang tangguh dan produktif, Dinas tenaga
Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang ialah mengadakan kegiatan
pelatihan dengan mengumpulkan para pelaku usaha untuk diberikan wawasan atau
pengetahuan seputar berwirausaha dengan berbagai tema yang telah ditentukan agar
masyarakat kota tanjungpinang untuk menggunakan koperasi agar dapat membantu
prekonomian dan usaha yang di jalankan. Adapun pelatihan tersebut diberikan oleh
narasumber yang berasal dari luar Tanjungpinang. Kemudian kegiatan pelatihan
tersebut diadakan untuk menambah wawasan dari para pelaku usaha dalam
menjalankan sebuah usahanya.
dinas tenagga koprasi dan usaha mikro kota tanjungpinang sudah mampu
memberi pengetahuan yang jelas kepada para pelaku usaha mikro dan sangat baik di
terima oleh para pelaku usaha.dengan adanya arahan/penyampaian tersebut para
pelaku usaha lebih paham, dari yang awalnya hanya sekedar tau dari mulut kemulut
dan belum sepenuhnya mengerti dan lebih jelas, dengan adanya sosialisi tersebut para
pelaku usaha lebih mengerti.
2. Pengetahuan tentang sosialisasi skill dalam menegembangkan koprasi
a. kemampuan suatu ilmu yang di miliki pelaku usah tentang koperasi dalam
mengembangkan koperasi yang telah ada
Upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil dari bidang sumber daya
manusia, dengan cara memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan,
meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, membentuk dan mengembangkan
lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi usaha kecil, serta menyediakan tenaga
penyuluh dan konsultan usaha kecil. Program pembinaan untuk menjadi seorang
wiraswasta ini dapat dilakukan melalui berbagai tahapan kegiatan diantaranya
memberikan motivasi dan pelatihan kewirausahaan dan bantuan permodalan.
Pertama, motivasi, dengan memberikan pengetahuan dan semangat tentang fungsi,
hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya. Bentuk motivasi ini adalah pelatihan
usaha. Melalui pelatihan ini setiap peserta diberikan pemahaman terhadap konsep-
konsep kewirausahaan dengan segala macam seluk beluk permasalahan yang ada di
dalamnya. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih
menyeluruh dan aktual
Dalam hal ini pemerataan dalam memberikan pelatihan dan sosialisasi
menegembangkan pelaku usaha yang ada, yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi dan Usaha Mikro Tanjungpinang untuk pelaku usaha dapat dikatakan belum
maksimal, terlebih lagi jumlah pelaku usaha yang banyak dan perlu untuk merasakan
pemberdayaan yang ada untuk kelanjutan usaha mereka.
b. pelatihan kepada pegawai dinas pasar,koperasi dan UMKM kota
tanjungpinang agar dapat membina koperasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku agar dapat koprasi, dapat benar benar tepat pada sasaran
Pelatihan merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatan kemampuan
pegawai, baik pelatihan kepemimpinan maupun pelatihan teknis. Dengan
diberikannya pelatihan yang tepat tentunya akan dapat membuka wawasan dan
menambah kemampuan pegawai sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerjanya. untuk menjadi umkm yang berkualitas dan daya saing tinggi di kota
tanjungpinang pelatihan dinas tengga kerja sanagat berpengaruh,karena ilmu yang di
peroleh oleh peggawai dinas tengga kerja bisa di terapkan langsung kepada pelaku
usaha agar dapat membina pelaku usaha dengan sebaik - baiknya. untuk mengetahui
apakah dinas tenaga kerja kota tanjungpinang apakah sudah memberikan pelatihan
kepada pegawai dinas pasar,koperasi dan UMKM kota tanjungpinang agar dapat
membina koperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
pelatihan kepada pegawai dinas tenagga kerja koprasi usaha mikro sangat
minim sekali.pelatihan yang di berikan oleh kementrian pernah di lakukan. Tetapi
semenjak pegawai daerah tidak mengikuti syarat dan ketentuan yang di berikan oleh
kementrian, pelatihan ke pada pegawai dinas tengga kerja koprasi usaha mikro tidak
di adakan lagi dikaranakan pegawai banyak mutasi,berpindah-pindah
tempat.sedangkan pelatihan yang di berikan oleh kementrian dengan syarat pegawai
yang sudah di beri pelatihan tidak boleh di berpindah pindah tempat.kurang nya kerja
sama yang baik menjadikan kurang nya ilmu pengetahuan peggawai dinas tengga
kerja koprasi usaha mikro kota tanjungpinang dalam usaha mikro tersebut
3.Dapat mempersatukan kelompok pelaku ukm
a. adanya kerjasama dan hubungan yang baik antara pihak koperasi dan
pelaku usaha, dalam membangun koperasi yang berkualitas di kota
tanjungpinang.
Koperasi adalah sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum, yang memberikan kebebasan pada anggota untuk masuk dan
keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahtraanpara anggota.Koperasi melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
untuk mengetahui apakah dinas tenaga kerja kota tanjungpinang sudah melakukan
kerjasama dan hubungan yang baik antara pihak koperasi dan pemerintah daerah
dalam membangun koperasi yang berkualitas di kota tanjungpinang.
Sudah berjalan akan tetapi belum menyeluruh.dalam mewujudkan pelaku
usaha yang tangguh dan produktif . dinas tenaga kerja, koperasi dan usaha mikro ini
melakukan pendekatan dengan baik kepada pelaku usha yang di kenal saja, para
pelaku usaha yang tidak di kenal jarang di dekati ataupun di cek serta di data yang
baik dan benar sehingga timbullah kesenjangan antara pelaku usaha dan dinas tenaga
kerja, koperasi dan usaha mikro tersebut.
4.Menghidupkan system pengendalian control agar dapat melestarikan pelaku
usaha mikro
a. Pengawasan langsung yang di lakukan oleh pihak dinas tenagga kerja koprasi
usaha mikro kota Tanjungpinang kepada para pelaku usaha yang ada di kota
Tanjungpinang.
dinas tenaga kerja koprasi dan usaha mikro kota Tanjungpinang harus
mengontrol para pelaku usaha mikro yang ada di kota Tanjungpinang agar para
pelaku usaha mikro tidak menyalahi aturan yang ada. dinas koprasi usaha mikro
harus turun kelapangan juga agar dapat melihat secara jelas apakah para pelaku
usaha sudah benar benar paham atau mengerti dalam mengembang kan usahanya di
samping itu tugas lain dinas tenagga kerja usaha mikro harus mampu melihat apakah
sudah ada per kembanagan atau belum dan juga melakukan pendekatan antara pelaku
usaha sehingga pelaku usah tidak ragu dan enggan bertanya kepada dinas koprasi
usaha mikro, untuk mengetahui apakah dinas tenaga kerja kota tanjungpinang apakah
sudah melakukan pengawasan langsung kepada para pelaku usaha atau belum.
Pengawasan langsung yang di lakukan oleh pihak dinas tenagga kerja koprasi
usaha mikro kota Tanjungpinang kepada para pelaku usaha yang ada di kota
Tanjungpinang belum menyeluruh sebab ada sebagian para pelaku usaha yang belum
di survey langsung pihak dinas tengga kerja kota tanjungpinang itu sendiri. Di
tambah lagi banayak sekali para pelaku usaha yang ada di kecamatan bukit
bestari,sehinnga dinas tenagga kerja usaha mikro tidak sepenuhnya tau apa saja yang
menjadi kendala para pelaku usaha tersebut.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa peran
pemerintah daerah kota tanjungpinang dalam pemberdayaan umkm kecamatan bukit
bestari.belum berjalan secara maksimal di karnakan kurang nya pelatihan dan
pengetahuan yang di berikan oleh kementrian mengakibat kan kurangnya
pengetahuan dinas tenagga keja koprasi usaha mikro dalam memberdayakan
masyarakat. dapat dirinci sebagai berikut :
1. Yang menjadi paktor penyebabnya minimnya pelatihan sosialisasi dan
pengetahuan suatu ilmu para pelaku usaha umkm kota tanjungpinag
adalah Bertolak belakangnya kebijakan pemerintah daerah no 9 tahun
2003 dengan kementrian ,Sering terjadinya mutasi mengakibat kan
kementrian enggan memeberi kan pelatihan kepada pegawai dinas
tenagga kerja koprasi usaha mikro . pelatihan yang telah di berikan oleh
kementrian diharapakan para pegawai dinas tegga kerja tidak boleh di
pindah-pindahkan lagi dan inilah menjadi salah satu keluh kesah pegawai
sehinnga program-program pemerintah tidak berjalan dengan baik sesuai
yang di harapkan pemerintah.
2. Kegiatan pelatihan motivasi yang ada dapat dikatakan baik untuk
wawasan pelaku usaha kedepannya, namun dari sisi lain masih dapat
dikatakan belum maksimal karena pelatihan ini hanya sekedar pelatihan
biasa,dapat dikatakan bagai mana menjadi para pelaku usaha yang
mengerti aturan dan hukum yang berlaku dan bagaiman menjadi para
pelaku usaha yang mandiri dengan narasumber yang disediakan oleh
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang.
Selain itu juga kurangnya pemerataan yang dilakukan oleh Dinas dalam
melibatkan pelaku usaha yang ada di Kota Tanjungpinang.
DAFTAR REFERENSI
1. BUKU
Arikunto. Suharsini 2016. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2006 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Nahar dan Astuti,2011 informasi akuntansi, , Jepara : "Salemba Empat, Humanika, Medika"
Ridwan, 2003, Skala Pengukuran Pengukuran Penelitan , Penerbit Alfabeta,. Bandung
Sugiyono . 2011 . Metode Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif R & D . Bandung : Alfabeta.
Kartasasmita, Ginanjar. 1995. Pemberdayaan Masyarakat Sebuah Tinjauan Administrasi.
Jakarta. Buletin Alumni SESPA. Edisi Keempat
Totok dan Poerwoko. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik,
Bandung : ALFABETA.
David,F.R. 2006 .Manajemen Strategi; Konsep Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro,M.2005.StrategI Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga.
Afifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Bandung: CV Alfabeta. Tambunan,
T. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia.
Hafsah, M. J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Jurnal Infokop. Nomor 25 Tahun XX.
Tiktik Sartika Partomo Dan Abd. Rachman Soejoedono. 2004 Ekonomi Skala
Kecil/Menengah Dan Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia,
Soejono soekanto,sosisologi suatu pengantar (2012: 212), Jakarta : erlangga.
2. SUMBER DATA
Laporan Tahunan DinasPasar, Koperasi dan UMKM Kota
Tanjungpinang
3. UNDANG-UNDANG
Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. JURNAL
Nurhajati. 2005. Paradigma Baru Pengembangan Usaha Kecil Menengah untuk
Meningkatkan Daya Saing Ekonomi. Malang : UNISMA. Skripsi.
Sulistyastuti. 2004. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM )
Berbasis Ekonomi Kreatif Di Kota Semarang : UNIVERSITAS DI PONOGORO
SEMARANG. Skripsi
Porter 1980. Peningkatan Daya Saing UMKM Jawa Barat dalam Menopang
Perekonomian Nasional Menghadapi Persaingan Global : UNIVERSITAS
PADJADJARAN. Skripsi.
Mubyarto, 2002. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dan Peranan Ilmu-Ilmu Sosial.
Yogyakarta.Gadjah Mada University Press