PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
DALAM MEMBINA MASYARAKAT PUTUS SEKOLAH (STUDI
KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA GENTING
KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
SITI ARIYANTI
NIM: 111 13 055
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iv
v
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ا }اإلوشراي: ٦{ ر ر يس عس ع ال إن م
Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan”. (Al Insyirah: 06)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT
Penulis persembahkan skripsi ini, teruntuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Nurchodin dan Ibu Isbiasih atas segala doa, restu dan pengorbanannya yang tak putus sampai akhir masa, serta yang tercinta suamiku Mas Indro Sulistiyo yang telah memberikan motivasi dan semangat saat mulai rapuh dengan secercah senyum dan lantunan doa, putraku tersayang Muhammad Adelard Rafardhan Athallah yang menjadi alasan untuk selalu tersenyum dan dukungan dari teman-teman seperjuanganku di pondok pesantren Al-Falah, IAIN Salatiga serta teman-teman PAI angkatan 2013 terimakasih atas persahabatannya yang sangat bahagia.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala
nikmat dzohir dan batin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kejahiliyahan Nabi
Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi
Kasus PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting tahun 2017) dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak yang turut
serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara material, maupun
spiritual. Selanjutnya penullis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.ag. Ketua Jurusan Program Studi PAI.
4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Seluruh Dosen IAIN Salatiga dan para stafnya yang telah memberikan Ilmu
dan bantuannya bagi penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
v
6. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Ibu Hj. Nyai Latifah
dan Bapak KH. M. Zoemri RWS beserta keluarga yang telah membina,
mendidik, selama menuntut Ilmu di pesantren dan telah memberikan izin
untuk penelitian.
7. Bapakku Nurchodin dan Ibuku tercinta Isbiasih serta kedua mertuaku, yang
telah berkorban dalam segala hal demi kebahagiaan anak-anaknya serta
terimakasih atas ridho, do‟a dan kasih sayangnya sehingga anakmu bisa
menyeleseikan studi S1.
8. Suamiku tercinta Indro Sulistiyo, yang selalu memberikan dukungan,
motivasi, waktu, dan tenaganya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Putraku tersayang Muhammad Adelard Rafardhan Athallah.
10. Sahabat-sahabatku santri PPTI Al-Falah terimakasih atas segala pengalaman
hidup kalian, penulis belajar memahami kehidupan dari kalian.
11. Teman-temanku seluruh PAI angkatan 2013
12. Semua pihak yang serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan
skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 11 September 2017
Penulis
vi
ABSTRAK
Ariyanti Siti. 2017. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam
Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi Kasus PKBM Bustanul Muslimin
Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang) Tahun 2017.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. H.
Sa‟adi, M. Ag.
Kata Kunci : PKBM, Masyarakat Putus Sekolah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah (Studi Kasus
PKBM Bustanul Muslimin Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang)
Tahun 2017. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat
putus sekolah? (2) Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat
putus sekolah? (3) Apa penghambat dan pendorong PKBM Bustanul Muslimin dalam
membina masyarakat putus sekolah?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, penulis menggunakan jenis penelitian
lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif maka data dari penelitian
ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan
triangulasi sumber sebagai instrumen untuk mengecek validitas data. Sumber data
dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara ketua PKBM
Bustanul Muslimin, Pengurus, koordinator program, serta warga belajar, dan sumber
data sekunder yaitu berupa foto-foto kegiatan terkait PKBM Bustanul Muslimin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengelolaan di PKBM Bustanul
Muslimin yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. (2) Upaya
PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah yaitu:
menyelenggarakan program kesetaraan (paket A, B, dan C), Life Skile, KBU,
mendirikan program pembelajaran yang beragam, mempersiapkan fasilitas yang
memadai, serta mempersiapkan tenaga pendidik yang semi terampil. (3) Penghambat
dan pendorong PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah
yaitu, faktor penghambat dalam pelaksanaan program di PKBM Bustanul Muslimin
meliputi kurangnya kesadaran warga belajar untuk rajin berangkat, sumber dana
untuk ketrampilan yang terkadang kurang, dan pendistribusian hasil usaha yang
terkadang sulit. Sedangkan faktor pendorongnya yaitu ketersediaannya tempat
belajar, antusias warga untuk belajar serta kesadaran tutor untuk mengajar.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii
DEKLARASI ........................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ..... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTARLAMPIRAN .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusa Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
E. Penegasan Istilah ...................................................................... 8
F. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu ....................................... 9
G. Metode Penelitian ................................................................... 11
viii
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ................. 19
B. Membina Masyarakat Putus Sekolah ....................................... 32
C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ..... 38
BAB III PAPARAN DATA DA TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data ............................................................................. 39
B. Temuan Penelitian ................................................................... 49
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengelolaan PKBM Bustanul Muslimnin ................................. 58
B. Upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam Membina
Masyarakat Putus Sekolah ....................................................... 67
C. Penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul
Muslimin dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah ............ 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 74
B. Saran ......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Nama- nama Tutor PKBM Bustanul Muslimin .................................. 43
Tabel 3.2. Bantuan yang pernah diperoleh dua tahun terkhir .............................. 46
Tabel 3.3. Instansi/ Lembaga/ Organisasi sebagai mitra kerja ............................. 47
Tabel 3.4. Sarana dan prasarana PKBM Bustanul Muslimin................................ 47
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 3 Daftar Nilai SKK
Lampiran 4 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi
Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 Pedoman Wawancara
Lampiran 7 Transkrip Wawancara
Lampiran 8 Surat Keterangan Bukti Penelitian
Lampiran 9 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kunci keberhasilan setiap negara. Negara yang
memerhatikan kualitas dan kuantitas pendidikannya akan lebih maju daripada
negara yang kurang memerhatikan sektor pendidikannya. Peran pendidikan
dalam hal ini adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya guna bagi
bangsa dan negara yang pada akhirnya berdampak positif pada kemajuan negara
tersebut di berbagai bidang. Sebagaimana penjelasan arti pendidikan pada UU
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, “pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (Tim Kreatif LKM UN, 2011:44), maka artinya bahwa
pembangunan pendidikan berpengaruh positif terhadap kemajuan bangsa. Akan
tetapi, jika kenyataan berkata sebaliknya maka bisa menjadi kunci kegagalan
suatu negara. Realita kegagalan pendidikan ini disebabkan belum dijadikannya
pendidikan sebagai prioritas utama agenda pembangunan bangsa.
Ki Hajar Dewantoro seorang tokoh pendidikan Nasional Indonesia serta
yang diangkat oleh pemerintah sebagai Bapak pendidikan menyatakan sebagai
berikut “ Pendidikan nasional adalah pendidikan yang beralaskan dari garis hidup
2
bangsanya dan ditujukan untuk perikehidupan yang dapat mengangkat derajat
negara dan rakyat, agar dapat bekerjasama dengan lain-lain bangsa untuk
kemuliaan segenap manusia di seluh dunia (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:190).
Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha dan perbuatan
dari generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan
ketrampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan
fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan di atas, pendidikan
merupakan proses kesinambungan yang dilalui oleh manusia dengan cara
bimbingan, latihan dan didikan khusus berkaitan dengan perkembangan
intelektual, kerohanian, jasmani, sosial dan etika. Dengan kata lain pendidikan
juga dipandang sebagai pewaris kebudayaan dan pengembang petensi pada diri
manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berilmu, berakhlak,
sehat, berbudaya, berseni, berguna dan bertanggung jawab. Pendidikan bagi
kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi
sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera
dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang Sistem
pendidikan Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu
pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-
3
mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan, jalur pendidikan
luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui
kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Jadi, pendidikan tidaklah harus dilaksanakan di sekolah (formal) tetapi juga dapat
dilaksanakan di luar sekolah (non formal). Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri
atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi.
Pada Pasal 16 ayat (4) menyatakan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri
atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.
Saat ini, banyak sekali permasalahan dalam seputar pendidikan yang
menyebabkan sebagian masyarakat tidak menyelesaikan pendidikannya. Masalah
tersebut dapat dipicu dari tingginya angka kemiskinan di Indonesia dan juga
rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi mereka.
Dengan berbagai masalah tersebut maka pemerintah merancang Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (Selanjutnya ditulis PKBM). Lahirnya PKBM merupakan
respon adanya berbagai permasalahan di Indonesia yang membutuhkan
dukungan satuan pendidikan nonformal untuk memecahkannya. Masalah tersebut
di antaranya:
1. Masih tingginya angka buta aksara di indonesia yang mencapai 6,4 juta jiwa
(BPS: 2012).
2. Jumlah masyarakat miskin di indonesia masih 29 juta (BPS: 2013).
4
3. Angka drop out dan lulus tidak melanjutkan berkisar 1,7 juta anak setiap
tahun (PDSP: 2012).
4. Jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 31 juta anak dan baru berkisar 62 %
yang terlayani dengan pendidikan anak usia dini.
5. Kesenjangan pembangunan antar propinsi di indonesia masih tinggi.
Adanya satuan pendidikan nonformal di daerah diharapkan menjadi
motor penggerak dalam pengentasan buta aksara, kemiskinan dan melayani
pendidikan bagi masyarakat yang tidak beruntung (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014:1).
PKBM sebagai satuan pendidikan merupakan lembaga/institusi atau
tempat belajar masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan anak usia dini
dan pendidikan nonformal dan informal. PKBM diselenggarakan bertujuan untuk
memberikan layanan pendidikan nonformal sebagai penambah, pengganti dan
pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan
kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha mandiri, dan atau melanjutkan
pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Oleh karena itu dalam upaya untuk meningkatkan mutu PKBM harus mengacu
pada amanat UU Nomor 20 tahun 2003. PKBM berfungsi melayani masyarakat
dengan berbagai program-program pendidikan anak usia dini dan program
pendidikan nonformal, program usaha produktif dan berbagai program sosial
kemasyarakatan yang dibutuhkan masyarakat sekitar. PKBM didirikan bertujuan
5
untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup
secara mandiri. Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh dan untuk
masyarakat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:3).
PKBM Bustanul Muslimin adalah salah satu lembaga pendidikan yang
berada di desa Genting, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang. Penulis
memilih PKBM Bustanul Muslimin sebagai bahan penelitian dikarenakan PKBM
tersebut layak untuk diteliti. Pemilihan PKBM Bustanul Muslimin juga
dipertimbangkan dari berbagai aspek yaitu:
1. PKBM Bustanul Muslimin berdiri sejak tahun 2008.
2. PKBM Bustanul Muslimin telah terakreditasi baik dibuktikan dengan SK.
MENKUMHAM No. AHU0002039.AH01.07. Tahun 2015.
3. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya mengelola program kesetaraan SLTP
dan SLTA, namun juga mengelola PAUD Bhakti Nusa, Kelompok Belajar
Usaha (KBU), Bimbingan Latihan Ketrampilan, dan Tempat Baca
Masyarakat (TBM).
4. PKBM Bustanul Muslimin tidak hanya menerima masyarakat dari desa
Genting saja, namun juga desa sekitarnya.
PKBM Bustanul Muslimin telah meluluskan siswa program kesetaraan
sejak tahun 2015. Ini artinya bahwa program ini sangat membantu masyarakat
yang putus sekolah maupun tidak melanjutkan sekolah untuk dapat melanjutkan
pendidikannya, walaupun tidak melalui sekolah formal. Tidak hanya itu,
6
masyarakat juga diajarkan untuk belajar usaha dalam Kelompok Belajar Usaha
(KBU) yaitu belajar membuat jarum tiram dan jamur kuping.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PERAN PUSAT KEGIATAN
BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DALAM MEMBINA MASYARAKAT
PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS PKBM BUSTANUL MUSLIMIN DESA
GENTING KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN
2017”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam membina
masyarakat putus sekolah?
2. Apa upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus
sekolah ?
3. Apa penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin
dalam membina masyarakat putus sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dalam
membina masyarakat putus sekolah.
7
2. Untuk mengetahui upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina
masyarakat putus sekolah.
3. Untuk mengetahui penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM
Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
khususnya mengnai lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi PKBM dan Tutor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan PKBM dan tutor untuk dapat membina masyarakat putus
sekolah.
b. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah
sebagai bahan koreksi atau evaluasi dalam pengelolaan di PKBM
Bustanul Muslimin sehingga pelaksanaannya bisa lebih baik lagi.
c. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini diharapakan memberikan manfaat untuk
mengembangkan kemapuan berfikir serta mengetahui lebih dalam
tentang peranan PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah.
8
E. Penegasan Istilah
Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari kesalah pahamaan
pengertian terhadap judul skripsi yang penulis bahas, maka akan penulis
sampaikan batasan- batasan istilah yang terdapat pada judul, yaitu:
1. Peran PKBM
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata “peran” yaitu
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat.
PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat
yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai
kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan
lainnya (Tohani, 2009:195).
Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan
mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau tempat
belajar.
Dalam penelitian ini penulis membatasi kegiatan PKBM Bustanul
Muslimin yang akan diteliti, yakni:
a. Pendidikan kesetaraan:
1) Paket A Setara SD
2) Paket B Setara SLTP
3) Paket C Setara SLTA
9
b. KBU (Kelompok Belajar Usaha)
c. Pendidikan Life Skill
2. Membina Masyarakat Putus Sekolah
Kata “Membina” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi
peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berbahasa yang dilakukan
misalnya melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal
dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari
kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah
ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai
prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terkait oleh
suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009:115).
Jadi, membina masyarakat putus sekolah yaitu upaya untuk
meningkatkan pendidikan dan pengetahuan sekumpulan manusia yang tidak
mengentaskan pendidikan formal.
F. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu
Kajian tentang peran PKBM dalam membina masyarakat putus sekolah
memang bukan pertama kali oleh para penulis, terutama penelitian jurnal maupun
10
skripsi. Berikut kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat
oleh penulis sebagai acuan.
Pertama, Penelitian tentang PKBM yang dilakukan oleh Wahyu Endardi
mahasiswa fakultas dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2006 yang
berjudul “Peran PKBM Mekar dalam Rangka Meningkatkan dan Pendapatan
Masyarakat di Desa Ngipak, Kecamatan Karang Mojo, Gunung Kidul”,
penelitian ini memfokuskan pada proses pelaksanaan belajar paket B serta
pengadaan perpustakaan umum, disamping itu juga penelitian ini memfokuskan
kajiannya kepada upaya peningkatan pendapatan masyarakat yaitu dengan
mendirikan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Penelitian yang dilakukan oleh
saudara Wahyu Endardi mempunyai kesamaan dengan penelitian ini yakni
membahas tentang PKBM. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya
yakni penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Endardi hanya fokus pada program
paket B, perpustakaan umum, dan KBU. Sedangkan program yang menjadi fokus
penelitian ini meliputi program kesetaraan (Paket A, B, dan C), KBU, dan
pendidikan Life Skill.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Mirza mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta tahun 2005 di PKBM Bina Karya desa Srimulyo, Piyungan,
Bantul. Dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui PKBM „Bina Karya‟”,
penelitian ini memfokuskan pada peran PKBM dalam membangun desa melalui
bidang pendidikan dan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Mirza
memiliki kesamaan yakni sama-sama membahas tentang PKBM. Tetapi terdapat
11
perbedaannya, yakni pada bidang atau program yang akan dijadikan bahan
penelitian.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Tri Rusikawati mahasiswa
Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010 yang berjudul “Efektivitas Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Usaha Mulya dalam Meningkatkan
Pendidikan Masyarakat Di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman”. Untuk
mengetahui efektivitas PKBM penelitian ini menggunakan komponen-komponen
sistem yaitu input, proses dan output. Penilaian input PKBM dilihat dari
komponen organisasi dan komponen lingkungan. Untuk komponen proses adalah
pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dari program yang dilaksanakan oleh
PKBM. Kemudian yang menjadi outputnya adalah Efektivitas Pusat Kegiatan
belajar Masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Tri Rusikawati
memiliki kesamaan yakni sama-sama membahas tentang PKBM. Namun,
terdapat perbedaan dalam fokus penelitianya yakni penelitian yang dilakukan
oleh Tri Rusikawati hanya terfokus pada program kesetaraan (Paket A, B dan C).
Sedangkan dalam penelitian ini tidak hanya fokus pada program kesetaraan saja.
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode, antara lain:
1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
penelitian kualitatif. Menurut Creswell, riset kualitatif mengandung
12
pengertian adanya upaya penggalian dan pemahaman pemaknaan terhadap
apa yang terjadi pada berbagai individu atau kelompok, yang berasal dari
persoalan sosial atau kemanusiaan (Santana, 2010:1).
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengumpul
data. Dapat pula digunakan berbagai instrumen sebagai pendukung tugas
peneliti namun fungsinya hanya terbatas. Oleh karena itu, kehadiran peneliti
di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Bustanul Muslimin, yang
beralamatkan di Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
4. Sumber Data
Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari
sumber, di antaranya:
a. Data primer
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari PKBM
Bustanul Muslimin, serta narasumber yang diwawancarai. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala PKBM
Bustanul Muslimin dan tutor PKBM Bustanul Muslimin.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang mengandung dan melengkapi
sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam
13
penelitian ini adalah masyarakat putus sekolah dan pengelolaan PKBM
Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Serta
dokumen-dokumen yang memperkuat hasil penelitian.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data,
menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian (Suwartono,
2014:41).
Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi
data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data
menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Observasi
Menurut W. Gulo (2002:116) Pengamatan (observasi) adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap
peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan,
yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi PKBM Bustanul
Muslimin serta ruang dan tempatnya.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewee) yang
14
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (inteviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186).
Dalam wawancara, peneliti akan menggali sebanyak mungkin data
yang terkait dengan pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin dan upaya
PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah.
Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang
terkait di dalam PKBM Bustanul Muslimin yang terdiri dari ketua PKBM
Bustanul Muslimin, pengelola PKBM Bustanul Muslimin, tutor PKBM
Bustanul Muslimin dan warga belajar PKBM Bustanul Muslimin. Untuk
mempermudah pelaksanaan wawancara peneliti akan menggunakan
instrumen berupa alat rekaman dan instrumen lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan
mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang
dilakukan oleh seorang psikologi dalam meneliti perkembangan seorang
klien melalui catatan pribadinya (Fatoni, 2011:112).
Teknik dokumentasi berarti cara mengumpulkan data yang sudah ada
yaitu dengan dipelajari dan dicatat apa yang diperlukan oleh peneliti.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan karena untuk
merekam data yang dapat digunakan sebagai bukti tertulis maupun gambar,
melalui dokumen pribadi maupun dokumen resmi mengenai kegiatan.
15
6. Analisis Data
Analisis data (Bogdan & Biklen dalam Lexy J. Moleong 1989:248)
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikaan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuan.
Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik
triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding terhadap
data data itu (Moleong, 2011: 332).
8. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini, tahap-tahap yang ditempuh meliputi:
a. Tahap Pra Lapangan
Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok
pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing
dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan
lokasi penelitian.
16
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Penulis mulai melakukan pengumpulan bahan yang dijadikan sebagai
sumber acuan dari penelitian ini. Penulis mengumpulkan data-data dari
pengurus PKBM Bustanul Muslimin. Data tersebut diperoleh melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis
mulai terjun ke lokasi penelitian.
c. Tahap Analisis Data
Meliputi analisis data yang diperoleh melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi mendalam dengan ketua, para tutor serta masyarakat
putus sekolah di PKBM Bustanul Muslimin.
d. Tahap Penulisan Laporan
Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian
kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna data. Setelah itu
peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk
mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi.
Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk
ujian skripsi.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan sistematika sebagai berikut:
17
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi teori tentang:
A. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
1. Pengertian PKBM
2. Tujuan PKBM
3. Program-program PKBM
a. Pendidikan Kesetaraan
b. Kelompok Belajar Usaha (KBU)
c. Pendidikan Life Skill
B. Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah
1. Pengertian Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah
2. Langkah dan proses Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah
3. Bentuk pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah
C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam Bab ini berisi tentang gambaran umum PKBM Bustanul
Muslimin (latar belakang, visi dan misi, struktur organisasi, program-
program, penyelenggaraan program, dan sumber pendanaan) serta
18
penyajian data hasil penelitian tentang Peran PKBM dalam Membina
Masyarakat Putus Sekolah.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini meliputi adanya pengolahan data (analisis pendahuluan dan
analisis lanjutan) yang telah diperoleh dari penelitian lapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan, saran dan penutup.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
1. Pengertian Peran PKBM
Peran adalah seperangkat tingkat yang dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1988:667). Adapun makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan yang
menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai
suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu
karakteristik (posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.
PKBM adalah satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan belajar masyarakat yang didirikan
dan dikelola oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat
setempat sesuai dengan potensi ekonomi, sosial dan budaya, serta
lingkungan alamnya (Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
2014:12). Pendidikan nonformal merupakan proses yang terjadi secara
terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik
dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu
kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik
tertentu dan belajarnya tertentu pula (Marzuki, 2012:137).
PKBM merupakan salah satu dari beberapa bentuk kegiatan
pendidikan luar sekolah. Satuan pendidikan luar sekolah adalah wahana
20
untuk melaksanakan program-program belajar dalam usaha menciptakan
suasana menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitannya dengan
perluasan wawasan peningkatan ketrampilan dan kesejahteraan keluarga
(Joesoef, 1999:63).
Jadi Peran PKBM yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang diharapkan
mampu untuk memberdayakan masyarakat melalui suatu wadah atau
tempat belajar.
2. Kelembagaan PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu
lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan yang memiliki fungsi untuk
mengembangkan potensi diri warga belajar dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Tujuan dari program
kesetaraan dalam PKBM sebagai berikut.
a. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak
yang kurang beruntung: putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah
sekolah, minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa terbelakang,
miskin, bermasalah secara sosial, terpencil atau sulit dicapai karena
letak geografis dan atau keterbatasan transportasi dalam rangka
memberi kontribusi terhadap peningkatan APM dan APK pendidikan
21
dasar minimal 2%-8% dalam mempercepat suksesnya wajib belajar
sembilan tahun.
b. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua warga
masyarakat usia produktif melalui akses yang adil pada program
belajar dan kecakapn hidup.
c. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan rata-rata lama
pendidikan bagi masyarakat Indonesia minimal sembilan tahun hingga
mampu meningkatkan Human Development Index (HDI) dan upaya
menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan
menengah.
d. Memberikan peluang bagi warga masyarakat yang ingin menuntaskan
pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.
e. Melayani warga belajar yang memerlukan pendidikan akademik dan
kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri
sekaligus meningkatkan mutu kehidupan (Direktorat Pendidikan
Kesetaraan, 2010:5-6).
3. Komponen PKBM
Komponen PKBM sesuai dengan Standar dan Prosedur
Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah
sebagai berikut:
22
a. Komunitas Binaan/Sasaran
Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran
pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah
geografis tertentu ataupun komunitas dengan permasalahan dan
kondisi sosial serta ekonomi tertentu.
b. Peserta Didik
Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas
lainnya yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih
program pembelajaran yang ada di lembaga.
c. Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis
Pendidik atau Tutor atau Narasumber Teknis adalah sebagian dari
warga komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab
langsung atas proses pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di
lembaga.
d. Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat
yang dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program di PKBM serta
bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan program dan harta
kekayaan lembaga. Pengelola program atau kegiatan adalah mereka
23
yang ditunjuk melaksanakan kegiatan teknis/operasional program
tertentu yang ada di PKBM.
e. Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun
lembaga-lembaga yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas
atau kepentingan atau kegiatan dalam komunitas tersebut yang dengan
suatu kesadaran dan kerelaan telah turut berpartisipasi dan
berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu PKBM.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012)
4. Fungsi PKBM
PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat
yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai
kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan aspek-aspek kehidupan
lainnya. Hal ini mencerminkan PKBM berfungsi sebagai:
a. Melakukan kegiatan pembelajaran.
b. Melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi masyarakat.
c. Menyajikan informasi.
d. Ajang pertukaran informasi dan pengetahuan.
e. Menjadi tempat untuk upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan nilai-niai tertentu bagi warga masyarakat yang
membutuhkannya (Tohani, 2009:195).
24
Dari beberapa fungsi PKBM di atas, dalam jangka panjang PKBM
diharapkan mampu memberdayakan warga masyarrakat menjadi individu
atau kelompok yang kompeten (berdaya). Sebagaimana Kindervatter
(dalam Tohani, 2009:196) menjelaskan bahwa terjadi peningkatan posisi
masyarakat ditandai dengan dimilikinya:
a. Akses dan peluang mendapat sumber daya.
b. Daya tawar kolektif yang tinggi.
c. Kemampuan memilih berbagai pilihan.
d. Status citra diri dan perasaaan positif terhadap identitas dirinya.
e. Kemampuan kritis dan mampu menggunakan pegalaman untuk menilai
potensi yang memberikan keuntungan.
f. Legitimasi dalam kebutuhan masyarakat dipertimbangkan sebagai
sesuatu yang logis dan adil.
g. Mampu menemukan sendiri standar pekerjaan yang dilakukan besama
orang lain.
h. Mempunyai persepsi yang kreatif yaitu mempunyai pandangan yang
lebih positif terhadap hubungan dirinya dan lingkungannya.
5. Program-program PKBM
a. Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian dari nonformal atau
pendidikan luar sekolah yang meliputi Program Paket A Setara Sekolah
Dasar (SD), Program Paket B Setara Sekolah Menengah Pertama
25
(SMP), dan Program Paket C Setara Sekolah Menegah Atas (SMA).
Program ini ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat
yang kurang beruntung, tidak sekolah, putus sekolah dan putus lanjut,
serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan
kecakapan hidup, dan warga masyarakat lain yang memerlukan layanan
khusus dalam memenuhi kebutuhan belajarnnya (Tohani, 2009:198).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwasanya mencari ilmu
tidak hanya di lembaga pendidikan formal saja, namun juga bisa di
lembaga pendidikan nonformal. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya mencari ilmu, seperti firman Allah dalam Surat Al
Mujaadilah ayat 11:
لكم وإذاق حوا ف المجالس فافسحوا ي فسح الل هللا الذين يل انشزوافانشزوا ي رفع ي أي ها الذين آمنوا إذا قيل لكم ت فس .من كم والذين اوتو العلم درج ت وهللا با ت ع مل ون خ بي رامنوا
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bila diminta kepadamu,"Berilah
tempat di majelis,” berilah keluasan kepadanya, Allah pasti akan
memberimu keluasa. Dan bila kamu diminta, “Bangkitlah,” maka
bangkitlah dari tempat dudukmu. Allah pasti akan mengangkat orang-
orang yang beriman dan berpengetahuan di antaramu beberapa tingkat
lebih tinggi. Allah maha mengetahui segala yang kamu lakukan”(Al
Qur‟an dan Terjemahnya, 2010:987).
Firman Allah Surat At Taubah ayat 122:
هم طائفة لي ت فقهوأ ف الدين ولي نذروا ق ومهم اذأ رجعو اليهم وما ك ان من المؤمن ون لي نفر كافة ف لوالن فرمن كل فرقة من يذرون لعلهم
26
Artinya:
“Tidak semestinya semua orang mukmin pergi berperang. Alangkah
baiknya bila ada segolongan yang merantau.untuk memperdalam
agama. Kemudian mengajar kaumnya bila telah kembali ke
lingkungannya supaya masing-masing dapat menjaga diri”(Al Qur‟an
dan Terjemahnya, 2010:363).
Dari Al Qur‟an surat Al Mujadalah ayat 11 tersebut, maka jelaslah
bahwa menuntut ilmu adalah merupakan perintah lansung dari Allah.
Karena orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah.
Sedangkan Al Qur‟an surat At Taubah ayat 12 menjelaskan bahwa
diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan orang yang
menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang tidak
mengetahui masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang
bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan. Rasulllah SAW
bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
ووضع العلم عند طلب العلم ف ريضة على كل مسلم عن انس ابن مالك قل قال رسول هللا صلى هللا عليو وسل مىب رأىلو كمقلد النا زير لوىروللؤلؤ والذ .غي
Artinya :
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari
ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang
bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata,
mutiara, atau emas”.(Yahya, 2010:459).
Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa
mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi
laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa dan
tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui
27
oleh settiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara
peribadatan kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan ibadah yang salah tidak akan
dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan ilmu
kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak paham maka akan sia-
sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai dengan taraf berfikir
si penerima ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan
mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan perhiasan
kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikkan.
Dari beberapa Ayat Al Qur‟an dan Hadist di atas dapat diketahui
bahwasanya mencari adalah kewajiban setiap manusia. Orang
mempunyai ilmu akan memiliki derajat yang tinggi di hadapan Allaah
maupun di hadapan sesama. Serta memperoleh pahala dari Allah,
karena mengamalkan perintah Nya dan menjalankan Sunnah Nabi
Muhammad SAW.
b. Kelompok Belajar Usaha (KBU)
Menurut Kamil (dalam Novita NP, 2015:15) Kelompok Belajar
Usaha (KBU) yaitu usaha kegiatan membelajarkan warga masyarakat
untuk mengejar ketinggalan di bidang usaha, dengan cara bekerja,
belajar dan berusaha, untuk memperoleh mata pencaharian sebagai
sumber penghasilan yang layak. KBU sebagai salah satu program
28
pendidikan masyarakat yang di dalamnya ada kegiatan belajar dan
berusaha.
Melalui KBU, ditumbuhkan dan dikembangkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap berusaha dari warga belajar sehingga memiliki
mata pencaharian sebagai sumber penghasilan, demikian pula KBU
akan memberikan pegaruh terhadap pertumbuhan mata pencaharian
masyarakat di sekitarnya, dengan kata lain KBU dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan membelajarkan warga masyarakat untuk mengejar
ketinggalan di bidang usaha dengan cara bekerja, belajar, dan berusaha
guna memperoleh mata pencaharian sebagai sumber penghasilan yang
layak.
Dalam Islam manusia diperintahkan untuk berusaha mencari
bekal untuk hidupnya dengan hasilnya sendiri, sebagaimana Hadis Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Al Bukhori:
را من أن عن المقدام بن معديكرب رضي هللا عنو عن النيب صلى هللا عليو وسلم قال : ما أ كل احد طعاما قط خي الم كان يكل من عمل يده. )رواه البخارى (. يكل من عمل يده ، وإن نيب هللا داود عليو الس
Artinya:
“Dari Al-Miqdam bin Ma‟dikarib RA. : Nabi SAW. bersabda, “Tidak
ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia
peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud AS.
makan dari hasil keringatnya sendiri”(Yahya, 2010:517).
Dalam Hadist di atas Rasulullah SAW menganjurkan umatnya
supaya berusaha memenuhi hajat hidup dengan jalan apapun menurut
29
kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadits di atas
bahwasanya nabi Daud AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga
seorang raja. Diceritakan dalam hadits nabi SAW, bahwa apa yang
dimakan oleh nabi Daud adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja
yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk
keperluan hidupnya sehari-hari.
Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan agar manusia dapat
menyeimbangkan antara urusan dunia dan urusan akhiratnya,
sebagaimana Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ad Dailamy
dan Ibnu Asakir:
لدن ياه آلخرتو وال آخرتو عن أنس بن ملك قال ، قال رسل هللا صلى هللا عليو وسلم : ليس بيكم من ت رك دن ياه ن بالغ إل اآلخرة والتكون وا كال على الناس عا فإن الد ي هما ج .) رواه الديلمي وابن عساكر ( حىت يصيب من
Artinya:
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah
orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan
kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat
untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya.
Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan
akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain” (Yahya,
2010:517).
Hadits yang kedua, berkaitan dengan keseimbangan hidup di
dunia dan akhirat. Kehidupan yang baik ialah kehidupan seseorang yang
mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan
menyadari bahwa kehidupan di dunia tidak abadi, dan bekal hidup di
akhirat hanyalah amal shaleh yang dikerjakan selama hidup di dunia,
seperti yang dikatakan orang Jawa; “Urip iku mung mampir ngobe”.
Umat Islam dilarang untuk menjadi beban orang lain, maka dianjurkan
30
berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
kemampuannya sendiri, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu
Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk
selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati
besok”.
Dalam Al Qur‟an juga diperintahkan agar manusia berusaha
untuk kepentingan dunia, di samping mempersiapkan untuk hari akhir
nanti. Seperti Firman Allah dalam Surat Al Jumu‟ah ayat 10:
الة فانتشروا ف الر ض واب ت غوا من فضل الل واذكروا الل كثيا لعلكم ت فلحون. فإذا قضيت الص
Artinya:
“Apabila telah dittunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi ini, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung”(Al Qu‟an dan Terjemah, 2010:1007).
Dari beberapa ayat dan hadist di atas telah jelas bahwasanya Allah
memerintahkan umat manusia untuk berusaha mencari bekal untuk hidup
di dunia dan di akhir, misalnya dengan cara berwirauaha.
c. Pendidikan Life Skill
Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang
untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara
wajar tanpa merasakan tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu
mengatasinnya. Pendapat lain life skill didefinisikan sebagai suatu
interaksi dari berbagai pengetahun dan kecakapan yng sangat penting
untuk dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri
(Tohani, 2009:197).
31
Dalam Islam diperintahkan untuk melakukan suatu pekerjaan
atau „amaliyah sesuai dengan ilmunya, agar pekerjaan yang
dilakukannya dapat berjalan dengan baik dan sesuai. Nabi Muhammad
SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim:
ية ريرة عه األعمش عه أبي صالح حد ثىا أب معا ل الل صلى الل عه أبي قال: قال رس
ل طريقا الى الجىة ل الل علما س سلم:مه سلك طريقا يلتمس في .علي
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Abu Mu‟awiyah dari A‟masy dari Abu
Shalih dari Abu Hurairah bahwasannya Rosulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu,
maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga”(Yahya,
2010:459).
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih
baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran
dan meninggalkan kebodohan. Seseorang harus memulai dengan ilmu
sebelum beramal. Maksud dari beramal adalah melakukan kegiatan atau
melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan pekerjaan manusia
dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan
mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
32
B. Pembinaan Masyarakat Putus Sekolah
1. Pengertian
Kata “Membina” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain
mencakupi peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan berbahasa
yang dilakukan misalnya melalui jalur pendidikan dan pemasyarakatan.
Masyarakat berasal dari Bahasa Arab yaitu syrk yang artinya
sekelompok manusia saling bergaul di suatu tempat dengan berbagai
kesamaan, dan dalam Bahasa Inggris disebut society yang artinya
sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu
dengan berbagai kesamaan satu sama lainnya (Hariyadi dkk, 2009:25).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 635) masyarkat diartikan
sebagai sekumpulan orang dalam arti seluas-luasnya terkait dalam
kebudayaan yang dianggap sama, misalnya terpelajar, cendekiawan,
pedagang, pegawai, pengusaha, petani, nelayan, dan lain-lain.
Menurut Ralph Linton (dalam Soekanto, 2006:22) masyarakat
merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama
cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
Menurut Emile Durkheim (dalam Taneko, 1984:11) bahwa
masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri,
33
bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur
yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:
a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Menurut Emile Durkheim (dalam Muhni, 1994:29-31) keseluruhan
ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip
fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial
diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat.
Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama
antar manusia. Hukum adat memandang masyarakat sebagai suatu jenis
hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya manusia sebagai
tujuan bersama.
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan masyarakat
memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi. Bisa dikatakan bahwa
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu
hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan
identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang diikat oleh kesamaan.
34
Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari
suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Artinya adalah terlantarnya
anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satunya kondisi ekonomi keluarga yang tidak
memadai (Musfiqon, 2007:19). Siswono Yudo Usodo (dalam Singgih,
2004:43) mengemukakan bahwa anak merupakan generasi penerus bagi
kelangsungan hidup keluarga, bangsa dan negara di masa mendatang. Oleh
karena itu memberikan jaminan bagi generasi penerus untuk dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik merupakan investasi sosial masa depan yang
tidak murah dan harus dipikul oleh, keluarga, masyarakat dan negara. Dari
teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan orang tua dan anak
sangat penting artinya bagi perkembangan kepribadian anak dan bagi
seorang anak.
Dalam agama islam, anak merupakan amanah dari Allah SWT,
seseorang anak dilahirkan dalam keadaan fitrah tanpa noda dan dosa,
laksana sehelai kain putih yang belum mempunyai motif dan warna. Oleh
karena itu, orang tualah yang akan memberikan warna terhadap kain putih
tersebut; hitam, biru, hijau dahkan bercampur banyak warna. Suatu daerah
tidak akan hancur akibat geografisnya perbedaan budaya, tradisi, keyakinan
atau hal lainnya yang bersifat merusak. Tapi suatu daerah akann hancur
karen generasi mudanya. Dengan memberikkan sedikit perhatian kepada
35
pendidikan anak berarti kita telah berpartisipasi pada pembangunan bangsa
terutama membangun manusianya (Munir, 2002:27).
Asumsi tersebut menunjukan bahwa peranan orang tua sangat
signifikan terhadap pendidikan anak. Pada masa-masa perkembangan
seorang anak menuju kedewasaannya bisa saja dipengaruhi oleh faktor
yang bersifat positif maupun negatif. Faktor yang memberikan pengaruh
positif seperti pemberian nutrisi yang baik dan seimbang, pemeliharaan
kesehatan yang baik, pola pengasuhan yang baik, serta kondisi lingkungan
yang bersih dan sehat, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang memberikan
pengaruh negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti
kemiskinan, keterlantaran, ketunasusilaan, layanan kesehatan yang jelek
dan lain-lain. Olehnya tanggung jawab orang tua untuk mengusahakan agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga di kelak
kemudian hari akan menjadi individu orang dewasa yang sehat, baik secara
jasmani, rohani dan sosialnya, sehingga mereka bisa menjadi generasi
penerus bangsa yang tangguh.
Putus sekolah bukan merupakan persoalan baru dalam sejarah
pendidikan. Faktor ekonomi menjadi alasan penting terjadinya putus
sekolah. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di pecahkan, sebab
ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali
memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ketika membicarakan
peningkatan ekonomi keluarga terkait bagaimana meningkatkan sumber
36
daya manusianya. Sementara semua solusi yang diinginkan tidak akan
lepas dari kondisi ekonomi nasional secara menyeluruh, sehingga
kebijakan pemerintah berperan penting dalam mengatasi segala
permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat (Gunawan A. H,
2000: 27).
Demikian kompleksya faktor penyebab putus sekolah di bumi pertiwi
ini, membuat siapa saja merasa terpanggil untuk harus berbuat. Dalam
Negara kesatuan RI, adanya Undang-undang Dasar 1945 yang menjamin
hak-hak setiap warga negara untuk memperoleh pengajaran yang layak.
Dalam hal ini kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar yang layak
adalah merupakan hak setiap warga negara, tanpa kecuali. Olehnya latar
belakang sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya bukanlah penghalang
bagi anak-anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan. Jadi, tanggung
jawab pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tapi
tanggung jawab seluruh seluruh komponen bangsa utamanya para orang
tua. Karena orang tualah orang pertama dan utama dalam mendidik anak.
2. Faktor Penyebab Putus Sekolah
Burhannudin (dalam Dewi dkk, 2014) menyatakan bahwa setidaknya
ada enam fakor penyebab terjadinya putus sekolah khususnya pada jenjang
pendidikan dasar yaitu:
a. faktor ekonomi.
b. minat untuk bersekolah rendah.
37
c. perhatian orang tua yang kurang.
d. fasilitas belajar kurang mendukung.
e. faktor budaya.
f. Faktor lokasi atau letak sekolah.
Pendapat lain dikemukaan oleh Imron dalam (siti fatimah, 2015:
34) menjelaskan sebab-sebab peserta didik drop out dan tidak
menyelesaikan pendidikannya,yaitu:
a. Rendahnyya kemampuan yang dimiliki, menjadikan peserta didik
merasa berat untuk meyelesaian pendidikannya.
b. Tidak mempunyai biaya untuk sekolah.
c. Sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya, ini menjadikan penyebab-
penyebab siswa tidak sekolah sampai dengan batas waktu yang dia
sendiri tidak tahu.
d. Karena bekerja.
e. Harus membantu orang tua.
f. Di drop out oleh sekolah.
g. Peserta didik tidak mau sekolah.
h. Terkena kasus pidana dengan ketentuan hukum yang sudah p asti.
i. Sekolah dianggap sudah tidak menarik bagi peserta didik.
Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat diketahui, bahwasanyya
banyak sekali faktor-faktor penyeybab putus sekolah, tidak hanya datang
38
dari motivasi anak itu sendiri tapi juga karena faktor ekonomi keluarga,
lingkungan bermain anak, dan juga faktor aksebilitas wilayah.
C. Peran PKBM dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah
Menyekolahkan kembali masyarakat merupakan gerakan bersama
tidak sekedar mengajarkan wawasan dan ketrampilan tetapi memberikan
kepercayan kepada masyarakat untuk membangun pilar-pilar pembelajaran
dalam dirirnya. Sudah saatnya mengubah cara pandang perencana
pembangunan, pemerintah, pendidik dan pelatih bahwa masyarkat memiliki
potensi yang besar untuk memperbaiki kehidupannya dengan caara-cara yang
dimilikinya. Medidik masyarakat dalam peningkatan kapasitas dikembangkan
melalui berbagai cara didasarkan kebutuhan masyarakat (Sumpeno, 2009:45-
46).
PKBM merupakan suatu lembaga yang bertujuan untuk mengentaskan
masyarakat putus sekolah agar dapat lulus dan mendapatkan ijazah. Tidak
hanya itu berbagai keahlianpun diajarkan di PKBM. Lingkup pendidikan
PKBM meliputi program keaksaraan (paket A, B, dan C), program kelompok
belajar usaha (KBU) yang merupakan pendidikan kecakapan hidup, dan
program life skill (Sudjana, 2006:5-6).
39
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Sejarah Berdirinya PKBM Bustanul Muslimin
Kondisi masyarakat desa Genting sebagian besar bermata
pencaharian petani dan buruh. Desa Genting berjarak 7 Km dari kota
kecamatan dan 38 km dari kota kabupaten. Luas wilayah Desa Genting
kurang lebih 840 Ha yang terdiri atas 36 Rt, 11 RW dan 13 Dusun. 13
dusun di dalamnya yaitu dusun Genting (Krajan), Kalidukuh, Plimbungan,
Sedono, Kalipucung, Gintungan, Worawari, Sodong, Tompak, Gedek,
Kalitangi, Dlimas dan Ngrawan. Jumlah penduduk Desa Genting 4784
jiwa yang terdiri dari 2379 perempuan dan 2405 laki-laki. Seperti
kebanyakan desa-desa di Provinsi Jawa Tengah.
Kondisi pendidikan masyarakat Desa Genting, Badan Pusat
Setatistik Kabupaten Semarang tahun 2016 usia 5 tahun ke atas: Tidak
tamat SD L: 391 P: 391= 783, Tamat SD L: 1070 P: 1072= 2142, Tamat
SLTP: L 456 P: 385= 841, Tamat SLTA L: 116 P: 83= 199, Tamat SMK
L: 23 P:10= 33, Tamat DI/DII L:6 P: 6= 12, Tamat DIII L: 2 P: 6= 8,
Tamat DIV L:15 P: 16= 31. Jumlah 4050 yang terdiri dari laki-laki : 2081
perempuan : 1969 (Badan Pusat Setatistik Kabupaten Semarang tahun
2016).
40
Kondisi pendidikan di atas mempengaruhi kemampuan sosial dan
ekonomi bagi masyarakat setempat. Dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, pendidikan merupakan cara paling efektif untuk
mewujudkannya. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses untuk
membawa perubahan pada diri manusia terutama dalam segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Berkaitan dengan usaha di atas, maka penyelenggara tergerak untuk
mendirikan suatu lembaga pembelajaran untuk masyarakat, yaitu: Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang diberi nama “PKBM Bustanul
Muslimin” yang secara resmi berdiri pada tanggal 7 Juli 2008. Pada
dasarnya PKBM merupakan suatu wadah pembelajaran masyarakat yang
merupakan tempat untuk menggerakkan segala potensi masyarakat agar
mereka dapat menjadi masyarakat yang cerdas, terampil, dan mandiri.
Jadi PKBM Bustanul Muslimin didirikan untuk memberikan
pelayanan pendidikan di jalur luar sekolah kepada mereka yang tidak
tertampung di jalur sekolah. Hal ini dilaksanakan dengan amanat UU No.
2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang sekarang
diperbaharui dengan UU No. 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional
itu dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan
informal (Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin, 2017).
41
2. Letak Geografis
PKBM Bustanul Muslimin terletak di Jl. Ki Joko Deres 105 RT 01
RW 09 Dusun Kalitangi Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten
Provinsi Jawa Tengah (Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin, 2017).
3. Visi dan Misi
a. Visi
Mewujudkan PKBM yang profesional, Belajar seumur hidup,
Beriman, Bertaqwa, Berprestasi, dan Bermanfaat untuk semuanya
menuju kemandirian.
b. Misi
1) Melaksanakan pendidikan Non Formal, pendidikan Life Skill,
Pendidikan berbasis masyarakat serta bentuk kegiatan lain yang
bertujuan untuk meningkatkan harkat hidup masyarakat.
2) Terciptanya sumber daya manusia yang kompeten.
3) Terwujudnya sistem kerja yang kondusif dan proporsional.
4) Terwujudnya jaringan kemitraan dengan steakholder dan dunia
usaha.
5) Terciptanya Sumber Usaha Mandiri (Pusat Data PKBM Bustanul
Muslimin, 2017).
4. Struktur Organisasi
Susunan struktur organisasi PKBM Bustanul Muslimin dilindungi oleh
seorang camat yang di bawahnya terdapat penanggungjawab, pembina,
42
ketua, sekretaris, bendahara, dan koordinator bidang. Koordinator bidang
di sini bertugas sebagai penyusun program keuangan, mengelola jadwal
atau kalender pendidikan bersama tutor, menyusun laporan perkembangan
dan laporan tahunan pada masing-masing bidang, dan bertanggungjawab
pada seluruh kegiatan pada bidang masing-masing. Berikut susunan
organisasi PKBM Bustanul Musslimin:
Pelindung : Camat Jambu
Penanggungjawab : Kepala Desa Genting
Pembina : Kepala UPTD Pendidikan Kec. Jambu
Pembina Teknis : Penilik
Ketua : H.M. Haryono A.Ma
Sekretaris : Ariva Rakhmawati, S.Pd
Bendahara : Muhlasin
Koordinator Program
a. PAUD : Sutiah
b. Paket A : Eka Wiryani, S.Pd
c. Paket B : Yunita Mas‟udah
d. Paket C : Neli Mulin, S.Pd
e. KBU : Roikin Huda
f. Life Skill : Maryono
g. TBM : Anita K, S.Pd
h. Keaksaraan : Fatimah
43
i. Keagamaan : Partiman
Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.
5. Keadaan Tutor
Tutor di PKBM Bustanul Muslimin ada 11 orang. Adapun nama-nama
tutor di PKBM Bustanul Muslimin dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 3. 1
Nama-nama Tutor PKBM Bustanul Muslimin
No Nama
Pendidikan
Terakhir
Tutor Mapel
1 Ariva Rakhmawati,
S.Pd
S1 Sosiologi & Seni
Budaya
2 Ristinah, S.Pd S1 Bahasa Inggris
3 Indro Sulistiyo, S.Pd S1 Ekonomi
4 Ika Muslikhah, S.Pd.I S1 Geografi
5 Eka Wiyarni, S.Pd.I S1 Matematika – Fisika –
Kimia
6 Anita Khusnayati,
S.Pd.I
S1 Biologi
7 Nana, S.Pd S1 PAI
44
8 Neli Mulinnikmaah,
S.Pd
S1 Ketrampilaan
Fungsional
9 Yunita Mas‟udah, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
10 Siti Isikasari, S.Pd S1 Sejarah
11 Siti Nur Hidayah, S.Pd S1 Operator
Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.
6. Keadaan Peserta Didik
Keadaan peserta didik di PKBM Bustanul Muslimin mengalami
pasang surut pada tiap tahunnya. Di tahun 2017 ini pada program paket A
tidak ada peserta didiknya, sedangkan pada program paket C terdapat 89
peserta didik. Di mana kelas 1a terdapat 27 siswa, 1b terdapat 36 peserta
didik, dan kelas 2 terdapat 26 peserta didik. (HR/14-08-2017/09.30)
7. Program Pendidikan
Program-program pendidikan yang ada di PKBM Bustanul Muslimin
yaitu:
a. Program Kesetaraan
Tujuan pembelajaran keaksaraan (paket A, B, dan C) adalah untuk
membantu masyarakat yang tidak berkesempatan mendapat
pendidikan di jalur sekolah dan putus sekolah untuk meningkatkan
kemampuan diri sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan
45
setara dengan lulusan SD, SMP, dan SMA untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan berikutnya dan atau ketrampilan yang memadai
untuk mandiri dan siap kerja.
b. Program Life Skill
Maksud dan tujuan penyelenggaraan kursus adalah untuk memperluas
pemerataan pendidikan guna memberikan bekal kepada warga belajar
yang ingin mengembangkan diri, memperluas wawasan, menambah
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan untuk bekerja
mengembangkan profesi atau berwira usaha.
c. Program Kelompok Belajar Usaha (KBU)
Kelompok Belajar Usaha merupakan program yang
dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada,
meliputi potensi alam, peluang pasar, serta sarana dan prasarana
usaha. Warga belajar yang dilibatkan dalam program ini harus
memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan menunjukkan
kesungguhan. Sehingga tiap calon warga belajar akan diseleksi dan
akan dipilih berdasarkan prioritas dari sasaran dikmas dengan
kriteria yang telah ditentukan oleh dikmas.
Adapun warga belajar yang menjadi peserta dari program ini ada
beberapa kelompok yang dipimpin oleh seorang warga belajar. Warga
belajar yang mengikuti program ini akan dilatih ketrampilan yang
meliputi materi-materi yaitu :
46
1) Pengetahuan tentang alat dan bahan produksi
2) Cara memasarkan jasa dan produksi
3) Cara menyelenggarakan administrasi usaha
4) Cara mengelola dana belajar usaha
5) Cara mengembangkan usaha
6) Cara membiasakan diri melakukan kebiasaan berusaha (Pusat Data
PKBM Bustanul Muslimin, 2017).
8. Kemitraan
Dalam melaksanakan program-program yang ada, PKBM Mandiri
menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, baik instansi
pemerintah, lembaga swasta maupun dengan perorangan yang dapat
menunjang terlaksananya program di PKBM Mandiri. Adapun mitra kerja
dan bentuk dukungan yang telah dilaksanakan seperti pada tabel berikut
ini.
Tabel 3. 2
Bantuan yang pernah diperoleh dua tahun terakhir
No Nama/Jenis
Program
Instansi/Lembaga
Pemberi Dana
Tahun
Jumlah Dana
Barang
/Jasa
Dana (Rp)
1 BOP PAUD APBD II 2015 7.200.000
47
2
Bantuan
Penguatan
Lembaga
APBD I 2016 Barang 25.000.000
Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.
Tabel 3. 3
Instansi/ Lembaga/ Organisasi sebagai mitra kerja
No
Nama Instansi/ Lembaga/
Organisasi
Bentuk Kerja
Sama/ Kemitraan
Bulan & Tahun
Pelaksanaan
1 Desa Genting Desa Binaan 2016 – sekarang
2 Desa Kuwarasan Desa Binaan 2015 – sekarang
3 Dinas Pendidikan
Kabupaten Semarang
Bantuan Penguatan
Lembaga
2015
Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.
9. Sarana dan Prasana
PKBM Bustanul Muslimin dibangun di atas lahan yang luasnya 344
dengan bangunan seluas 193 . Berikut ini rincian sarana dan
pprasarana yang dimiliki oleh PKBM Bustanul Muslimin:
Tabel 3. 4
Sarana dan Prasarana PKBM Bustanul Muslimin
48
a. Rincian
Bangunan
Ruang Tamu
Ruang Sekretariat
Ruang Kantor Pengurus
Ruang Belajar Tori
Ruang Praktek
Ketrampilan
Ruang Usaha atau
produksi
Taman Bacaan
Masyarakat
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
- ruang
- ruang
1 ruang
b. Sarana
Keseretariatan
Kursi Tamu
Meja Kursi Biro
Lemari Arsi patau
Filling Kabinet
Komputer atau laptop
Printer
1 set
1 set
3 unit
3 unit
1 unit
c. Sarana
Pembelajaran
Meja kursi belajar
Papan tulis
Buku/modul/bahan ajar
Media pembelajaran
20 set
3 buah
30 set
49
3 unit
d. Sarana
Ketrampilann
Alat Ketrampilan 10 set
Sumber: Pusat Data PKBM Bustanul Muslimin.
B. Temuan Penelitian
1. Pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin
Dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan, tentunya banyak
sekali yang harus dipersiapkan sebagai penunjang terlaksannya program
yang ada di lembaga tersebut. PKBM Bustanul Muslimin adalah lembaga
pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan non formal membawahi
beberapa program pendidikan, di antaranya pendidikan kesetaraan (paket
A, B, dan C), program Life Skill, dan program Kelompok Belajar Usaha
(KBU). Pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan non formal yang
disediakan untuk warga yang putus sekolah dan ingin melanjutkan
pendidikannya melalui program pendidikan kesetaraan. Sedangkan
program Life Skill mengajarkan peserta didik untuk berwirausaha. Program
Kelompok Belajar Usaha (KBU) ini diajarkan untuk memanfaatkan potensi
lingkungan yang ada. Dalam hal ini perlu adanya pengelolaan yang
matang. Oleh karena itu, dalam pengelolaan pembelajaran PKBM Bustanul
Muslimin terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan pembelajaran,
50
implementasi proses pembelajaran (pelaksanaan), dan evaluasi
pembelajaran, seperti ungkapan dari bapak ketua PKBM Bustanul
Muslimin:
“Pengelolaan itu meliputi tiga langkah mbak, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.”(HR/14-08-2017/09.30 WIB)
Senada dengan yang diungkapkan oleh EW seseorang koordinator tutor
kesetaraan:
“pengelolaannya itu ada 3 langkah mbak,, perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.”(EW/14-08-2017/13.00 WIB)
Hal senada juga diungkapkan oleh RH seorang koordinator program KBU:
“Setahu saya ada tiga langkah mbak, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.”(RH/14-08-207/14.00 WIB)
AR seorang sekretaris menambahkan:
“Ya pertama harus merencanakan pembelajarannya dulu mbak,
kemudian melaksanakan apa yang telah direncanakan, baru
yang terakhir di evaluasi mbak, adakah kekurangannya, apa
hambatannya, sudah berhasil apa belum dan lain sebagainya
mbak.”(AR/14-08-2017/13.00 WIB)
Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya dalam
pengelolaan itu terdapat tiga langkah, yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
51
a. Perencanaan
Di PKBM Bustanul Muslimin terdapat beberapa langkah dalam
perencanaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh HR sebagai
berikut:
“Jadi begini mbk, pada saat itu saya melihat banyak sekali anak
putus sekolah di sini. Bahkan kebanyakan dari mereka belum bisa
baca tulis mbak. Kemudian saya berinisiatif untuk mendirikan
lembaga pendidikan nonformal untuk menjembatani masalah tadi
mbak. Pada saat itu kami sudah mendirikan satu gedung untuk
pembelajaran, dan alhamdulillah sekarang sudah ada tiga gedung
untuk pembelajaran. Ya pada intinya seperti itu mbak.”(HR/14-
08-2017/09.30 WIB)
HR juga menambahkan:
“Target dari PKBM ini yaitu dapat meluluskan peserta didik pada
setiap tahunnya dan mengajarkan mereka untuk berwirausaha
sehingga lulus dari sini tidak hanya dapat ijazah tapi juga
mempunyai skill mbak.” (HR/14-08-2017/09.30 WIB)
HR seorang ketua PKBM keembali menambahkan:
“SKL di PKBM ini mengacu pada Permendikans no 23 tahun
2006 mbak, hanya saja ada perubahan sedikit sesuai dengan
kondisi PKBM. Selain SKL, tugas, ulangan, dan kehadiran juga
menjadikan penentu kelulusan.” (HR/14-08-2017/09.30 WIB)
HR menjelaskan:
“Kurikulum yang digunakan di sini yaitu mengacu dari yang
sudah ditetapkan di dinas mbak, yaitu kurikulum 2006 dan
standar isi yang digunakan yaitu mengacu pada Permendikans no
14 tahun 2007, untuk kalender pendidikan dan beb Xan belajar
untuk program Paket A,B, dan C juga bisa dilihat dalam
kurikulum Paket A,B, dan C di PKBM ini mbak.” (HR/14-08-
2017/09.30 WIB)
52
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh AR sebagai berikut:
“Untuk tutor di PKBM ini harus lulusan S1 mbk, dan harus
memiliki sertifikat yang mendukung serta ada tes microteaching
untuk menguatkan kompetensi yang dimilikinya, sedangkan untuk
pengelola min SMA/ K sesuai bidang keahliannya dan harus
memiliki sertifikat pendukung lain sebagai bahan pertimbangan.”
(AR/14-08-2017/12.30 WIB)
EW seorang tutor PKBM menambahkan:
“Sekiranya sudah cukup mbak, sudah ada ruang belajar, ruang
kantor, meja kursi belajar, papan tulis, komputer, printer dan
sebagainya. Mungkin yang kami butuhkan saat ini adalah ruang
ketrampilan dan ruang produksi mbak.” (EW/14-08-2017/13.00
WIB)
Dari paparan di atas perencanaann pembelajaran di PKBM
Bustanul Muslimin meliputi mendirikan lembaga PKBM, menyusun
target, menyusun SKL dan menetapkan kurikulum yang akan
digunakan, mengkualifikasikan tutor atau pendidik, serta
mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan di PKBM Bustanul Muslimin meliputi beberapa langkah.
Sebagaimana paparan dari AR:
“Tugas tutor yang utama itu mengajar mbak, disamping itu tutor
juga bertugas untuk mengelola jadwal/ kalender pendidikan
bersama koordinator dari masing-masing bidang.” (AR/14-08-
2017/12.30 WIB)
EW menambahkan:
“Metode yang diguunakan tidak jauh beda dengan sekolah
formal pada umumnya mbak. Misalkan dengan metode ceramah,
diskusi, atau tanya jawab.” (EW/14-08-2017/13.00 WIB)
53
“LCD, Kit Matemtika, Kit IPA, sekiranya itu mbak.” (EW/14-08-
2017/13.00 WIB)
HR juga menambahkan:
“Pedomannya menggunakan buku paket dan modul mbak.”
(HR/14-08-2017/09.30 WIB)
EW seorang tutor menjelaskan tentang implementasi program
kesetaraan, sebagai berikut:
“Pertama, tutor menyiapkan silabus dan RPP sebelum
pembelajaran dimulai, kemudian tutor menetukan jadwal untuk
pertemuan. Untuk jadwal biasanya ditentukan atas dasar
persetujuan tutor dan warga belajar mbak, tujuannya agar banyak
yang hadir gitu mbak. Dalam menyampaikan materi, tutor
menggunakan modul/ LKS yang sudah ada dari dinas. Untuk
yang Life Skill dan KBU bisa ditanyakan sama koordinatornya ya
mbak.” (EW/14-08-2017/13.00 WIB)
M selaku koordinator program Life Skill menjelaskan mengenai
pelaksanan programnya, sebagai berikut:
“KBU itu jadwalnya tidak tentu mbak, biasanya kalau ada waktu
yang luang mbak. Misalkan hari minggu gitu mbak. Karena
warga yang belajar di sini kan ada bermacam-macam mbak, ada
yang bekerja tapi ada juga yang tidak mbak. Pembelajaran
dilakukan dengan cara membentuk beberapa kelompok, satu
kelompoknya ada 10 orang mbak. Kemudian kami mengajarkan
pembibitan jamur dari mulai mengolah bibitnya, kemudian cara
perawatannya, cara memanennya, dan pendistribusiannya juga
kami arahkan harus kemana.” (RH/14-08-2017/14.00 WIB)
Untuk pelaksanaan program KBU dijelaskan oleh RH, sebagai berikut:
“Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali mbak, pada hari
sabtu. Keahlian yang diajarkan yaitu tata boga dan pertanian.
Untuk tataboga biasanya diajarkan cara membuat roti dan
sejenisnya mbak. Untuk pertanian diajarkan cara membuat pupuk
54
kompos dan pemanfaatan lahan pekarangan berupa penanaman
bibit sayuran.”(M/14-08-2017/13.30 WIB)
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya
pelaksanaan pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin meliputi tutor
atau pendidik melaksanakan tugasnya, mempraktikkan metode yang
digunakan, mengguunakan pedoman untuk mengajar, menggunakan
metode pembelajaran, dan implementasi pembelajaran.
c. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dijelaskan oleh EW sebagai berikut:
“Evaluasi untuk warga belajar di PKBM Mandiri yaitu dengan
memberikan ulangan, tugas, dan PR yang biasanya diberikan
pada akhir bab atau menyesuaikan. Untuk pelaksanaan ujian
akhir sudah ditentukan oleh dinas mbak, sesuai dengan kalender
pendidikan dan pelaksanaannya serentak mbak.” (EW/14-08-
2017/13.00 WIB)
2. Upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus
sekolah
Dalam bagian ini akan dijelaskan bagaimana upaya PKBM Bustanul
Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah. Upaya yang
dilakukan yaitu menyelenggarakan program kesetaraan A,B dan C, Life
Skile, KBU, seperti yang telah diungkapkan oleh ketua PKBM yaitu:
“Jadi begini mbk, pada saat itu saya melihat banyak sekali anak
putus sekolah di sini. Bahkan kebanyakan dari mereka belum bisa
baca tulis mbak. Kemudian saya berinisiatif untuk
menyelenggarakan program kesetaraan A,B dan C, Life Skile,
KBU untuk menjembatani masalah tadi mbak. Pada saat itu kami
sudah mendirikan satu gedung untuk pembelajaran, dan
alhamdulillah sekarang sudah ada tiga gedung untuk
55
pembelajaran. Ya pada intinya seperti itu mbak.”(HR/14-08-
2017/09.30 WIB)
Kemudian saudara HR juga menambahkan:
“Upayanya tentu saja degan menyelenggarakan program
kesetaraan A,B dan C, ini mbak, dan mengembangkan program-
program PKBM, tidak hanya program kejar paket saja. Misalnya
dengan mendiriikan program Life Skill dan KBU, agar dapat
memberikan penggetahuan kepada warga belajar untuk
berwirausaha dan berinovasi.” .”(HR/14-08-2017/09.30 WIB)
Hal ini senada dengan ungkapan M seorang koordinator program Life Skill:
“Ya dengan menyelenggarakan program kesetaraan A,B dan C, ini
mbak dan mengembangkan program-programnya, tidak itu-itu
saja.”(M/14-08-2017/13.30 WIB)
Berbeda dengan ungkapan saudara AR seorang sekretaris yang juga
menjadi tutor:
“Upayanya dengan mempersiapkan tenaga pendidik atau tutor
yang memenuhi persyaratan mbak, sehingga dapat menunjang
kelancaran pembelajaran tentunya mbak.”(AR/14-08-2017/12.30
WIB)
EW seorang koordinator program kesetaraaan menambahkan:
“Ya mungkin dengan megembangkan program-program PKBM,
kemudian fasilitas juga harus memadai, tenaga pendidiknya juga
harus yang profesional mbak.”(EW/14-08-2017/13.00 WIB)
Ungkapan lain diungkapkan oleh RH seorang koordinator program KBU:
“Tentunya fasilitas harus memadai mbak, uupayanya ya mencari
sumber dana mbak, kalau dari pemerintah kan sudah tentu ada,
nah untuk menunjang agar fasiltas lengkap bisa dengan
membangun mitra kerja dengan organisasi atau lembaga tertentu
mbak.”(RH/14-08-2017/14.00 WIB)
56
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya upaya PKBM
Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat putus sekolah yaitu dengan
cara menyelenggarakan program kesetaraan A,B dan C, Life Skile, KBU,
mendirikan program pembelajaran yang beragam, mempersiapkan tenaga
pedidik yang profesional, dan mencari sumber dana untuk melengkapi
fasilitas.
3. Faktor Penghambat dan Pendorong
Pada bagian ini akan diuraikan penghambat dan pendorong dalam
pelaksanaan pembelajaran di PKBM Bustanuul Muslimnin. Di antara
faktor penghambatnya dikemukakan oleh EW sebagai berikut:
“Penghambatnya ya itu warga belajar, kesadarannya masih kurang,
seolah-olah yang butuh itu kita (lembaga) bukan mereka yang butuh.
Kehadiran warga belajar itu belum pernah 100%. Hal ini menganggu
penyampaian materinya mbak, jadi bingung. Untuk mengatasi
hambatan tersebut, dengan cara memberikan motivasi agar warga
belajar semangat dalam belajar dan serius dalam mengikuti
pembelajaran di PKBM ....” (EW/14-08-2017/13.00 WIB)
M seorang koordinator program Life Skill menambahkan:
“Untuk program ketrampilan penghambatnya di dana mbak.
Terkadang, mau praktek dananya minim. Jadinya praktek diundur gitu
mbak. Usahanya ya mencari sumber dana mbak, misal dengan
bekerjasama dengan organisasi atau instansi gitu mbak. Untuk
pendukungnya, ya antusias warganya itu mbak.” (M/14-08-
2017/13.30 WIB)
RH juga menambahkan:
“.... Penghambatnya mungkin lebih ke pendistribusian jamurnya itu
mbak, kadang kita harus mencari tempat lain untuk penjualan kalau di
57
tempat biasanya sudah tidak menerima karena sudah banyak
mbak.”(RH/14-08-2017/14.00 WIB)
Dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat pelaksanaan
pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin yaitu kesadaran warga belajar
untuk rajin berangkat, sumber dana untuk ketrampilan yang terkadang
kurang, dan pendistribusian hasil usaha yang terkadang sulit.
Sedangkan faktor pendorong dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu
seperti yang dikemukakan oleh RH sebagai berikut:
“Untuk pendukungnya, tersedianya tempat untuk belajar mbak ....”
(RH/14-08-2017/14.00 WIB)
Berbeda dengan ungkapan M, yaitu:
“.... Untuk pendukungnya, ya antusias warganya itu mbak.” (M/14-
08-2017/13.30 WIB)
EW menambahkan sebagai berikut:
“... Kalau pendukungnya, tutornya tetap berangkat mbak walaupun
warga belajarnya sebagian tidak berangkat.” (EW/14-08-
2017/13.00 WIB)
Dapat disimpulkan bahwasanya ada beberapa faktor pendorong
dalam pelaksanaan pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin yaitu
tersedianya tempat belajar, antusias warga untuk belajar, dan kesadaran
tutor untuk mengajar.
58
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil analisis peneliti
berdasarkan temuan data sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Analisis ini mencakup pengelolaan PKBM, Upaya PKBM, dan Peran PKBM
dalam membina masyarakat putus sekolah.
1. Pengelolaan PKBM Bustanul Muslimin
Dari hasil wawancara peneliti terhadap ketua, pengurus, dan koordinator
program menghasilkan kesimpulan bahwasanya ada tiga langkah dalam
pengelolaan. Langkah-langkah tersebut yaitu:
a. Perencanaan
Perecanaan merupakan tahap awal dalam suatu pengelolaan. Menurut
Wiilliam H. Newman dalam Majid (2008:15) perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung
rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari
tujuan, penentuan kebijakan, penenuan program, penentuan metode-
metode dan prosedur tertentu, dan penentuan kegiatan berdasarkan
jadwal sehari-hari. Perencanaan pembelajaran di PKBM Bustanul
Muslimin meliputi:
59
1) Mendirikan lembaga PKBM
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh ketua PKBM sebagai
berikut:
“Jadi begini mbk, pada saat itu saya melihat banyak sekali anak
putus sekolah di sini. Bahkan kebanyakan dari mereka belum bisa
baca tulis mbak. Kemudian saya berinisiatif untuk mendirikan
lembaga pendidikan nonformal untuk menjembatani masalah tadi
mbak. Pada saat itu kami sudah mendirikan satu gedung untuk
pembelajaran, dan alhamdulillah sekarang sudah ada tiga gedung
untuk pembelajaran. Ya pada intinya seperti itu mbak.”(HR/14-
08-2017/09.30 WIB)
Lembaga ini didirikan atas dasar inisiatif dari bapak HR yang
melihat banyak anak putus sekolah di daerahnya. Bahkan banyak
dari mereka yang tidak bisa baca tulis. Haol ini membuat bapak HR
tergerak uuntuk mendirikan lembaga Pendidikan Bustanul Mslimin
sebagai jembatan untuk menangani masalah tersebut.
2) Target PKBM Bustanul Muslimin
Sebelum melaksanakan pembelajaran, harus ditargetkan dulu
nantinya harus seperti apa. Berikut target dari PKBM Bustanul
Muslimin yang diungkapkan oleh HR:
“Target dari PKBM ini yaitu dapat meluluskan peserta didik pada
setiap tahunnya dan mengajarkan mereka untuk berwirausaha
sehingga lulus dari sini tidak hanya dapat ijazah tapi juga
mempunyai skill mbak.” (HR/14-08-2017/09.30 WIB)
Jadi target dari PKBM Bustanul Muslimin yaitu dapat meluluskan
peserta didik setiap tahunnya serta peserta didik lulus dengan
memiliki Skill dan kemampuan untuk berwirausaha
60
3) Menyusun SKL dan menetapkan kurikulum yang akan digunakan
Dalam pembelajaran haruslah memiliki standar kompetensi lulusan
yang terkait dengan pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan. Sebagaimana ungkapan dari HR sebagai berikut:
“SKL di PKBM ini mengacu pada Permendikans no 23 tahun
2006 mbak, hanya saja ada perubahan sedikit sesuai dengan
kondisi PKBM. Selain SKL, tugas, ulangan, dan kehadiran juga
menjadikan penentu kelulusan.” (HR/14-08-2017/09.30 WIB)
Sedangkan kurikulum yang dipakai yaitu kurikulum KTSP,
sebagaimana ungkapan HR:
“Kurikulum yang digunakan di sini yaitu mengacu dari yang
sudah ditetapkan di dinas mbak, yaitu kurikulum 2006 dan
standar isi yang digunakan yaitu mengacu pada Permendikans no
14 tahun 2007, untuk kalender pendidikan dan beb Xan belajar
untuk program Paket A,B, dan C juga bisa dilihat dalam
kurikulum Paket A,B, dan C di PKBM ini mbak.” (HR/14-08-
2017/09.30 WIB)
4) Kualifikasi tutor atau pendidik
Kualifikasi pendidik menjadi faktor penting dalam perencanaan,
karena dibutuhkan pendidik yang profesioanl demi terlaksananya
pembelajaran dengan baik. Keberhasilan suatu pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola. Dalam
hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan
dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui
aplikasi konsep dan teknik manajemen. (E. Mulyasa, M.Pd.,
61
2002:42) Kualifikasi pendidik dikemukakan oleh pengurus PKBM
AR:
“Untuk tutor di PKBM ini harus lulusan S1 mbk, dan harus
memiliki sertifikat yang mendukung serta ada tes microteaching
untuk menguatkan kompetensi yang dimilikinya, sedangkan untuk
pengelola min SMA/ K sesuai bidang keahliannya dan harus
memiliki sertifikat pendukung lain sebagai bahan pertimbangan.”
(AR/14-08-2017/12.30 WIB)
Jadi kualifikasi pendidik PKBM Bustanul Muslimin yaitu harus S1,
memilki sertifikat yang mendukung, dan lulus tes microteaching.
Hal ini bertujuan untuk tercapainya proses belajar mengajar dengan
baik.
5) Sarana dan prasarana
Menurut E. Mulyasa, M.Pd. (2002: 49) Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, tetaapi dimanfaatkan secara langsung untuk pengajaran
(Mulyasa, 2002:42). Demi terlaksananya pembelajaran, terlebih
dahulu harus dipersiapkan sarana belajar yang menunjang proses
pembelajaran. Mengenai hal ini dijelaskan oleh tutor PKBM EW
sebagai berrikut:
62
“Sekiranya sudah cukup mbak, sudah ada ruang belajar, ruang
kantor, meja kursi belajar, papan tulis, komputer, printer dan
sebagainya. Mungkin yang kami butuhkan saat ini adalah ruang
ketrampilan dan ruang produksi mbak.” (EW/14-08-2017/13.00
WIB)
Fasilitas di PKBM sudah cukup memadai, hanya saja belum ada
ruang ketrampilan dan produksi. Dalam hal ini perlu adanya upaya
untuk pengadaan ruang ketrampilan dan produksi agar
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan tahap inti dari pengelolaan,
pelaksanaan pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin adalah
sebagai berikut:
1) Tugas dari tutor atau pendidik
Pada bagian ini tutor melaksanakan tugasnya sebagai pendidik,
tugas dari tutor atau pendidik yaitu mendidik serta menyusun
kalender dan jadwal bersama koordinator program, sebagaimana
diungkapkan oleh AR sebagai berikut:
“Tugas tutor yang utama itu mengajar mbak, disamping itu tutor
juga bertugas untuk mengelola jadwal/ kalender pendidikan
bersama koordinator dari masing-masing bidang.” (AR/14-08-
2017/12.30 WIB)
Pendidik yang membelajarkan warga belajar dipandang sebagai
individu yang memiliki kemampuan sesuai bidangnya, memiliki
keinginan untuk memajukan masyarakat dan memiliki status
63
sosial yang penting di masyarakatnya. Mereka direkrut secara
langsung oleh pengelola. Dalam hal ini kewenangan dalam
menentukan pendidikan terletak pada penyelenggara program
dimana penyelenggara dapat memanfaatkan individu yang mampu
membelajarkan orang lain.
2) Metode yang digunakan
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dilakukan. Metode pembelajaran yang
dilaksanakan di PKBM telah berjalan cukup efektif. Hal ini
terlaksana dengan memandang prosedur yang sistematis
didasarkan pada susunan perencanaan dan pedoman tutor untuk
melaksanakan strategi pembelajaran. Metode yang digunakan di
PKBM Bustanul Muslimin yaitu ceramah, diskusi, atau tanya
jawab. Sebagaimana paparan dari EW:
“Metode yang diguunakan tidak jauh beda dengan sekolah
formal pada umumnya mbak. Misalkan dengan metode ceramah,
diskusi, atau tanya jawab.” (EW/14-08-2017/13.00 WIB)
3) Pedoman yang digunakan untuk mengajar
Pedoman pembelajaran menjadi sesuatu yang penting untuk
membantu tutor dalam menejelaskan pelajaran yang diberikan.
Pedoman yang dipakai yaitu modul dan buku paket, sebagaimana
dikemukakan oleh HR sebagai berikut:
64
“Pedomannya menggunakan buku paket dan modul mbak.”
(HR/14-08-2017/09.30 WIB)
4) Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan
sebagai sarana pembelajaran. Media yang ddigunakan di PKBM
Bustanul Muslimin dalam pembelajaran meliputi LCD, Kit
Matematika, Kit IPA dan sebagainya. Sebagaimana ungkapan dari
EW sebagai berikut:
“LCD, Kit Matemtika, Kit IPA, sekiranya itu mbak.” (EW/14-08-
2017/13.00 WIB)
5) Implementasi pembelajaran
a) Program Kesetaraan (Paket A, B, dan C)
Pada tahun ajaran 2016/2017 untuk program paket A tidak
ada warga belajar. Untuk paket B pada dua tahun terakhir
meluluskan dua angkatan, jadinya untuk tahun ajaran
2015/2016 ini kesulitan untuk mencari warga belajar.
Kemudian untuk paket C pada tahun ajaran ini terdapat dua
kelas, kelas 1= 3 kelas, kelas 2= 1 kelas. Pembelajaran
dilaksanakan pada hari senin, rabu, dan jum‟at pada jam
13.00. Penjadwalan tersebut sudah ditentukan berdasarkan
persetujuan tutor dan warga beelajar. Sebagaimana penjelasan
dari EW selaku tutor, sebagai berikut:
65
“Pertama, tutor menyiapkan silabus dan RPP sebelum
pembelajaran dimulai, kemudian tutor menetukan jadwal
untuk pertemuan. Untuk jadwal biasanya ditentukan atas
dasar persetujuan tutor dan warga belajar mbak, tujuannya
agar banyak yang hadir gitu mbak. Dalam menyampaikan
materi, tutor menggunakan modul/ LKS yang sudah ada
dari dinas. Untuk yang Life Skill dan KBU bisa ditanyakan
sama koordinatornya ya mbak.” (EW/14-08-2017/13.00
WIB)
Berdasarkan penjelasaan dari EW tersebut, sebelum memulai
pembelajaran tutor sudah harus mempersiapkan RPP.
b) Kelompok Belajar Usaha
Dalam KBU warga belajar diajarkan untuk pembibitan jamur
tiram, dari pengolahannya sampai pendistribusiannya.
Sebgaimana penjelasan dari RH selaku koordinator KBU,
sebagai berikut:
“KBU itu jadwalnya tidak tentu mbak, biasanya kalau ada
waktu yang luang mbak. Misalkan hari minggu gitu mbak.
Karena warga yang belajar di sini kan ada bermacam-macam
mbak, ada yang bekerja tapi ada juga yang tidak mbak.
Pembelajaran dilakukan dengan cara membentuk beberapa
kelompok, satu kelompoknya ada 10 orang mbak. Kemudian
kami mengajarkan pembibitan jamur dari mulai mengolah
bibitnya, kemudian cara perawatannya, cara memanennya,
dan pendistribusiannya juga kami arahkan harus kemana.”
(RH/14-08-2017/14.00 WIB)
c) Program Life Skill
Program ketrampilan merupakan pembelajaran tambahan
untuk program paket. Dalam program ini, warga belajar
diajarkan tata boga dan pertanian. Ketrampilan dilaksanakan
66
satu minggu sekali, yaitu pada hari sabtu. Sebagaimana
ungkapan dari M selaku koordinator program Life Skill
sebagai berikut:
“Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali mbak, pada hari
sabtu. Keahlian yang diajarkan yaitu tata boga dan
pertanian. Untuk tataboga biasanya diajarkan cara membuat
roti dan sejenisnya mbak. Untuk pertanian diajarkan cara
membuat pupuk kompos dan pemanfaatan lahan pekarangan
berupa penanaman bibit sayuran.”(M/14-08-2017/13.30
WIB)
Dari paparan di atas untuk tataboga diajarkan cara membuat
macam-macam roti, dan untuk pertanian diajarkan cara
membuat pupuk kompos dan pemanfaatan pekarangan.
c. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam pengelolaan. Evaluasi
dilakukan untuk mmengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran
serta apa yang menjadi penghambat dan pendorong pelaksanaan
pembelajaran. Evaluasi di PKBM Bustanul Muslimin dilaksanakan
oleh tutor dengan cara ulangan, memberikan tugas dan ujian akhir
yang dilaksanakan secara serentak se kabupaten Semarang.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh tutor EW sebagai berikut:
“Evaluasi untuk warga belajar di PKBM Mandiri yaitu dengan
memberikan ulangan, tugas, dan PR yang biasanya diberikan
pada akhir bab atau menyesuaikan. Untuk pelaksanaan ujian
akhir sudah ditentukan oleh dinas mbak, sesuai dengan kalender
pendidikan dan pelaksanaannya serentak mbak.” (EW/14-08-
2017/13.00 WIB)
67
Untuk proses penilaian yang dilakukan di PKBM Bustanul
Muslimin dilakukan sepenuhnya oleh tutor dengan mengakumulasikan
nilai- nilai yang diperoleh dari ulangan, tugas, dan pertanyaan. Nilai
dibuat sepenuhnya oleh tutor kemudian diserahkan oleh pengelola.
Hasil akhir dari nilai yang sudah terkumpul akan diolah oleh tutor dan
akan diberikan kembali kepada warga belajar dalam bentuk laporan
hasil belajar
2. Upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam Membina Masyarakat Putus
sekolah
Dalam bagian ini akan diuraikan upaya PKBM dalam membina
masyarakat putus sekolah berdasarkan hasil wawancara dan observasi
dengan ketua lembaga, pengurus, dan koordinator program sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan program kesetaraan A,B dan C
Lembaga PKBM Bustanul Muslimin merupakan suatu lembaga
nonformal yang didirikan oleh seorang tokoh masyarakat dengan dua
rekannya. Lembaga ini berupaya untuk mengentaskan masalah putus
sekolah dengan cara membinanya. Pembinaan terhadap masyarakat
putus sekolah dilakukan dengan cara memberikan mereka pendidikan
layaknya pendidikan formal pada umumnya dan mendapatkan ijazah
68
seperti halnya pendidikan formal. Sebagaimana ungkapan dari HR
selaku ketua lembaga PKBM Bustanul Muslimin sebagai berikut:
“Jadi begini mbak, pada saat itu saya melihat banyak sekali
anak putus sekolah di sini. Bahkan kebanyakan dari mereka
belum bisa baca tulis mbak. Kemudian saya berinisiatif untuk
Menyelenggarakan program kesetaraan A,B dan C untuk
menjembatani masalah tadi mbak. Pada saat itu kami sudah
mendirikan satu gedung untuk pembelajaran, dan
alhamdulillah sekarang sudah ada tiga gedung untuk
pembelajaran. Ya pada intinya seperti itu mbak.” (RH/14-08-
2017/14.00 WIB)
b. Mendirikan program pembelajaran yang beragam
Dalam hal keragaman program, PKBM Bustanaul Muslim berupaya
untuk mengembangkan berbagai hal sesuai dengan kebutuhan di
masyarakat sekitar. Misalnya dengan mengangkat sumber daya alam
yang ada di sekitar dan dapat pula dipasarkan ke daerah lain. Sehingga
materi Life Skill dapat membantu masyarakat putus sekolah dan
supaya PKBM Bustanul Muslimin lebih dikenal masyarakat banyak.
Sebagaimana yang dituturkan oleh HR sebagai berikut:
“Upayanya tentu saja degan mendirikan PKBM ini mbak, dan
mengembangkan program-program PKBM, tidak hanya
program kejar paket saja. Misalnya dengan mendirikan
program Life Skill dan KBU, agar dapat memberikan
penggetahuan kepada warga belajar untuk berwirausaha dan
berinovasi.” (HR/14-08-2017/09.30 WIB)
c. Mempersiapkan fasilitas yang memadai
Fasilitas merupakan sarana berjalannya suatu kegiatan. Dengan
fasilitas yang memadai maka upaya pembelajaran akan terpenuhi.
69
Dengan fasilitas yang memadai proses belajarpun akan terasa nyaman.
Pada kenyataannya bantuan dari pemerintah untuk pendidikan
nonformal kurang mencukupi, akibatnya ada kesulitan dalam
melengkapi fasilitas. Untuk itu, PKBM Bustanul Muslimin berupaya
untuk menjalin kerjasama dengan berbagai instansi atau lembaga
tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh RH sebagai berikut:
“Tentunya fasilitas harus memadai mbak, upayanya ya
mencari sumber dana mbak, kalau dari pemerintah kan sudah
tentu ada, nah untuk menunjang agar fasiltas lengkap bisa
dengan membangun mitrakerja dengan organisasi atau
lembaga tertentu mbak.” (RH/14-08-2017/14.00 WIB)
d. Mempersiapkan tenaga pendidik yang terampil
Pendidik dalam arti luas adalah semua orang yang berkewajiban
membina anak-anak dan pendidik dalam arti sempit adalah orang-
orang yang disiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru atau dosen
(Danumiharja, 2014:27). Dibutuhkan pendidik yang terampil untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran. Sebagaimana penjelasan
dari AR sebagai berikut:
“Upayanya dengan mempersiapkan tenaga pendidik atau
tutor yang memenuhi persyaratan sehingga dapat menunjang
kelancarn pembelajaran tentunya mbak.”(AR/14-08-
2017/12.30 WIB)
3. Penghambat dan pendorong pelaksanaan PKBM Bustanul Muslimin
dalam Membina Masyarakat Putus Sekolah.
70
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan ditemukan
beberapa faktor penghambat dan pendorong dalam pelaksanaan PKBM.
Di antara faktor pendorongnya yaitu:
a. Ketersediaan tempat belajar
Dengan tersedianya tempat belajar, maka masyarakat putus
sekolah dapat mengikuti pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin
ini, sebagaimana ungkapan dari RH sebagai berikut:
“Untuk pendukungnya, tersedianya tempat untuk belajar mbak
....” (RH/14-08-2017/14.00 WIB)
Tempat belajar di PKBM Bustanul Muslimin sudah cukup memadai,
sehingga dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar.
b. Antusias warga untuk belajar
Antusias warga menjadi faktor pendorong yang sangat penting,
karena tidak adanya mereka tidak akan ada pembelajaran di PKBM.
Sebagaimana ungkapan M:
“.... Untuk pendukungnya, ya antusias warganya itu mbak.”
(M/14-08-2017/13.30 WIB)
c. Kesadaran tutor untuk mengajar
Tutor di PKBM ini menyadari akan tugas-tugas mereka.
Sehinggga walaupun sebagian warga belajar tidak berangkat, tutor pun
harus tetap berangkat. Sebagaimana ungkapan EW:
“... Kalau pendukungnya, tutornya tetap berangkat mbak
walaupun warga belajarnya sebagian tidak berangkat.”
(EW/14-08-2017/13.00 WIB)
71
Kesadaran tutor menjadi penting karena tanpa adanya tutor
kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan. Tutorlah yang menjadi
penentu berhasil dan tidaknya pembelajaran.
Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan PKBM yaitu:
a. Kesadaran warga belajar untuk rajin berangkat
Banyak warga belajar yang kurang sadar akan pentingnya
mendapat materi, sehingga mereka sering memilih untuk tidak
berangkat. Sebagaimana ungkapan dari EW:
“Penghambatnya ya itu warga belajar, kesadarannya masih
kurang, seolah-olah yang butuh itu kita (lembaga) bukan
mereka yang butuh. Kehadiran warga belajar itu belum
pernah 100%. Hal ini menganggu penyampaian materinya
mbak, jadi bingung. Untuk mengatasi hambatan tersebut,
dengan cara memberikan motivasi agar warga belajar
semangat dalam belajar dan serius dalam mengikuti
pembelajaran di PKBM ....” (EW/14-08-2017/13.00 WIB)
Di PKBM ini, hambatan terbesar dalam proses belajar
mengajar di program kesetaraan paket A (setara SD), paket B
(setara SMP), dan paket C (setara SMA) yaitu terkait dengan
kehadiran warga belajar. Kehadiran warga belajar memang sangat
mengganggu karena dalam tutor menyampaikan materi bersifat
berkelanjutan (terus menerus), jika setiap hari yang datang
mengikuti pembelajaran berbeda-beda orang bagaimana materi
akan selesai. Oleh karena itu kehadiran warga belajar PKBM
Mandiri sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang ada
72
di program kesetaraan Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP),
dan Paket C (setara SMA).
b. Sumber dana untuk ketrampilan
Untuk praktek ketrampilan membutuhkan dana yang tidak
sedikit untuk setiap kali praktek, sehingga terkadang dana yang
dimiliki PKBM kurang. Sebagaimana ungkapan dari M:
“Untuk program ketrampilan penghambatnya di dana mbak.
Terkadang, mau praktek dananya minim. Jadinya praktek
diundur gitu mbak. Usahanya ya mencari sumber dana
mbak, misal dengan bekerjasama dengan organisasi atau
instansi gitu mbak. Untuk pendukungnya, ya antusias
warganya itu mbak.” (M/14-08-2017/13.30 WIB)
Untuk itu, pengelola membangun mitra kerja dengan
organisasi atau instanti. Dengan ini, diharrapkan dapat membantu
perolehan dana untuk ketrampilan.
c. Pendistribusian hasil usaha
Hasil jamur yang telah dipanen kemudian dipasarkaan
langsung ke distributor. Tapi terkadang tidak diterima jika stok di
sana sudah banyak. Sehingga dalam menangani hal itu,
koordinator program KBU mencari tempat lain yang menerima.
Sebagaimana ungkapan RH, sebagai berikut:
“.... Penghambatnya mungkin lebih ke pendistribusian
jamurnya itu mbak, kadang kita harus mencari tempat lain
untuk penjualan kalau di tempat biasanya sudah tidak
menerima karena sudah banyak mbak.”(RH/14-08-
2017/14.00 WIB)
73
Ketidakadan mitra yang diajak kerja sama akan menyulitkaan
pemanfaatan hasil usaha yang dapat digunakan untuk kesuksesan
pembelajaran. Tentunya, kemitraan yang dibangun perlu dilandasi
sikap saling memahami, menguntungkan dan dilandasi dengan
komitmen tinggi untuk kesejahteraan warga belajar.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah data dianalisis, pada bab IV, guna menjawab pokok
permasalahan dalam penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang
menjadi titik tekan sebagai kesimpulan dalam skripsi ini.
Pertama, ada tiga tahap pengelolaan di PKBM Bustanul Muslimin
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan meliputi
mendirikan lembaga PKBM Bustanul Muslimin, menyusun target PKBM
Bustanul Muslimin, menyusun SKL dan menetapkan kurikulum yang akan
digunakan, mengkualifikasi tutor atau pendidik, dan melengkapi sarana dan
prasarana. Tahap pelaksanaan meliputi tutor atau pendidik melaksanakan
tugasnya, yaitu mengajar, mempraktikkan metode pembelajaran yang
digunakan, menggunakan pedoman dalam mengajar, menggunakan media
pembelajaran, serta implementasi pembelajaran program kesetaraan (paket A,
B, dan C), Life Skill, dan Kelompok Belajar Usaha (KBU). Untuk evaluasi
dilaksanakan oleh tutor berupa tugas, ulangan, dan ujian akhir pada akhir
semester.
Kedua, upaya PKBM Bustanul Muslimin dalam membina masyarakat
putus sekolah diantaranya yaitu menyelenggarakan program kesetaraan (paket
A,B dan C) , Life Skile, dan KBU, mendirikan program pembelajaran yang
75
beragam, mempersiapkan fasilitas yang memadai, serta mempersiapkan
tenaga pendidik yang semi terampil.
Ketiga, faktor penghambat dalam pelaksanaan program di PKBM
Bustanul Muslimin meliputi kurangnya kesadaran warga belajar untuk rajin
berangkat, sumber dana untuuk ketrampilan yang terkadang kurang, dan
pendistribusian hasil usaha yang terkadang sulit. Sedangkan faktor
pendorongnya yaitu ketersediaannya tempat belajar, antusias warga untuk
belajar serta kesadaran tutor untuk mengajar.
B. Saran
Demi untuk kemajuan PKBM Bustanul Muslimin di kemudian hari,
maka peneliti memberikan beberapa usulan dan saran kepada pihak PKBM
Bustanul Muslimin untuk dijadikan bahan pertimbangan demi peningkatan
dan kemajuan PKBM Bustanul Muslimin berikut:
1. Dalam membuat atau merencanakan program kerja PKBM Bustanul
Muslimin hendaknya terlebih dahulu mengidentifikasi potensi, keinginan
dan kebutuhan masyarakat yang berada di Desa Genting.
2. Hendaknya dalam pelaksanaan program kerja PKBM Bustanul Muslimin
lebih memperhatikan partisipasi masyarakat Desa Genting.
3. Hendaknya tutor tetap memantau perkembangan yang terjadi dalam
kehidupan kelompok belajar, setelah kelompok belajar mengikuti semua
program yang telah dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan program apakah kelompok belajar mampu memanfaatkan atau
76
menerapkan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan tersebut sehingga
dapat membantu kehidupannya sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu., Uhbiyati, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Al Qur‟an dan Terjemah. Terjemahan oleh Dahlan Zahini. 2010. Yogyakarta: UII
Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Dewi, Ni Ayu Krisna. 2014. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah
Usia Pendidikan Dasar di Kecamatan Gerokgak. Jurnal Ilmu Pendidikan,
(Online), Vol. 04, No. 01,
(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/viewFile/1898/1650,
diakses 8 Agustuus 2017)
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 2014. Peningkatan Mutu PKBM.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 2014. Program peningkatan mutu
melalui permagangan manajemen bagi pengelola PKBM. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dirjen PAUDNI bekerja sama dengan
PKBM CITRA ILMU
Endardi, Wahyu. 2006. Peran PKBM Mekar dalam Rangka Meningkatkan dan
Pendapatan Masyarakat di Desa Ngipak, Kecamatan Karang Mojo,
Gunung Kidultahun 2006. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Fatimah, Siti. 2015. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah pada Jenjang
Pendidikan Menengah (SMA/SMK) di Kecmatan Mijen Kota Semarang Kurun
Waktu 2011—2014. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan Geografi
Uversitas Negeri Semarang.
Fatoni, Abdurrohmat. 2011. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Gunawan, A H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.
Gunarm, D Singgih. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia.
Hariyadi, Rahmat., Maimun, Ahmad., & Bahroni. 2009. Sekolah Berbasis
Lingkungan Alam. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Joesoef, Soelaiman. 1999. Konsep Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT
BumiAksara.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Marzuki, Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Mirza. 2005. Pemberdayaan Masyarakat Melalui PKBM Bina Karya. Skripsi tidak
diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 1. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 20. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Novita, Diana. 2015. Penyelenggaraan Program Kelompok Belajar Usaha (KBU) di
PKBM Kartika Kabupaten Purbalingga. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:
Jurusan PendidikanLuar Sekolah Unversitas Negeri Semarang.
Rusikawati, Tri. 2010. Efektivitas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Usaha Mulya dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Di Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman 2010. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Safa, Aziz., Hidayah, Nur., Tri, & Maarif. 2011. Restorasi Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Ar Ruzz Media.
Sanata, K Septiawan. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor.
Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sumpeno, Wahyudin. 2009. Sekolah Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwartono. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Tohani, Entoh. 2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Puusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) dala Konteks Pemberdayaan Masyarakat di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Ilmu Pendidikan, (Online), Vol. 02,
No. 2,
(http://jurnal.dikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/425282,
diakses 8 Agustus 2017)
Yahya, Abu Zakaria. Riyadhus Shalihin. Terjemahan oleh Shiddiq Abdul Rosyad.
2010. Jakarta Timur: Akbar Media.
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Diri
a. Nama : (l/p)
b. Tempat/Tanggal Lahir:
c. Alamat Asal :
d. Jabatan :
e. Pendidikan Terakhir :
f. Status :
g. Pekerjaan :
h. Waktu Wawancara :
i. Tempat Wawancara :
Pertanyaan
A. Tujuan Lembaga PKBM Bustanul Muslimin
1. Apa latar belakang yang mendukung berdirinya PKBM Bustanul
Muslimin?
2. Apa visi dan misi PKBM Bustanul Muslimin?
3. Apa tujuan dari PKBM Bustanul Muslimin?
4. Siapa saja pendiri dari PKBM Bustanul Muslimin?
5. Apa target dari PKBM Bustanul Muslimin?
6. Darimanakah sumber dana operasional PKBM Bustanul Muslimin?
B. Kurikulum dan Materi Pembelajaran
1. Bagaimana kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran di PKBM
Bustanul Muslimin?
2. Bagaimana penyusunan standar kompetensi lulusan yang terkait
dengan pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan di PKBM
Bustanul Muslimin?
3. Pedoman apa yang digunakan bapak/ibu untuk mengajar di PKBM
Bustanul Muslimin?
4. Pelajaran apa saja yang diajarkan pada program kesetaraan?
C. Kelembagaan PKBM Bustanul Muslimin
1. Bagaimana sejarah berdirinya PKBM Bustanul Muslimin?
2. Bagaimana struktur organisasi PKBM Bustanul Muslimin?
3. Apa saja program-program PKBM Bustanul Muslimin?
4. Bagaimana pengelolaan di PKBM Bustanul Muslimin?
D. Tutor atau Pendidik PKBM Bustanul Muslimin
1. Apa saja syarat yang harus dipenuhi oleh tutor PKBM Bustanul
Muslimin?
2. Bagaimana proses perekrutan tutor PKBM Bustanul Muslimin?
3. Seperti apa kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan,
serta apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik dan tenaga
kependidikan di PKBM Bustanul Muslimin?
4. Ada berapa tutor di PKBM Bustanul Muslimin?
5. Apa saja tugas tutor di PKBM Bustanul Muslimin?
E. Warga Belajar atau peserta didik PKBM Bustanul Muslimin
1. Apa sajakah persyaratan menjadi warga belajar di PKBM Bustanul
Muslimin?
2. Bagaimana perekrutan warga belajar di PKBM Bustanul Muslimin?
3. Apa hak dan kewajiban peserta didik?
F. Metode Pembelajaran
1. Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM
Bustanul Muslimin?
2. Bagaimana implementasi metode dalam belajar mengajar di PKBM
Bustanul Muslimin?
G. Media Pembelajaran
1. Apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di
PKBM Bustanul Muslimin?
2. Apakah media atau fasilitas untuk belajar mengajar cukup menunjang
untuk proses belajar mengajar di PKBM Bustanul Muslimin?
H. Evaluasi
1. Evaluasi apa yang digunakan oleh tutor untuk menetahui tingkat
pemhaman warga belajar atau peserta didik?
2. Apa yang menjadi penghambat dan pendorong dalam pelaksanaan
pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin, bagaimana usaha
bapak/ibu dalam mengatasi hambatan tersebut?
3. Apa yang menjadi pendukung dan penghambat pelaksaan program-
program di PKBM Bustanul Muslimin, bagaimana usaha bapak/ibu
dalam mengatasi hambatan tersebut?
4. Bagaimana respon msyarakat terkait adanya program-progrm
pendidikan di PKBM Bustanul Muslimin?
5. Sudah berapa lulusankah yang berhasil diluluskan oleh PKBM
Bustanul Muslimin? Sejak kapan?
6. Adakah pelacakan terhadap lumni PKBM Bustanul Muslimin?
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Diri
j. Nama : H. Haryono, Ama (HR)
k. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 15 Maret 1950
l. Alamat Asal : Dusun Kalitangi, RT:01, RW: 09, Desa
Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang
m. Jabatan : Ketua PKBM Bustanul Muslimin
n. Pendidikan Terakhir : D2
o. Pekerjaan : Pensiunan
p. Waktu Wawancara : 14 Agustus 2017, pukul 09.30 WIB
q. Tempat Wawancara : Rumah bapak Haryono
I. Tujuan Lembaga PKBM Bustanul Muslimin
P : Apa latar belakang yang mendukung berdirinya PKBM Bustanul Muslimin?
I : jadi begini mbk, pada saat itu saya melihat banyak sekali anak putus sekolah di
sini. Bahkan kebanyakan dari mereka belum bisa baca tulis mbak. Kemudian
saya berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan nonformal untuk
menjembatani masalah tadi mbak. Pada saat itu kami sudah mendirikan satu
gedung untuk pembelajaran, dan alhamdulillah sekarang sudah ada tiga
gedung untuk pembelajaran. Ya pada intinya seperti itu mbak.
P : Apa visi dan misi PKBM Bustanul Muslimin?
I : Visi: Mewujudkan PKBM yang profesional, Belajar seumur hidup, Beriman,
Bertaqwa, Berprestasi, dan Bermanfaat untuk semuanya menuju kemandirian.
Misi:
6) Melaksanakan pendidikan Non Formal, Pendidikan Life Skill, Pendidikan
berbasis masyarakat serta bentuk kegiatan lain yang bertujuan untuk
meningkatkan harkat hidup masyarakat.
7) Terciptanya Sumberr Daya Manusia yang Kompeten.
8) Terwujudnya Sistem Kerja yang Kondusif dan Proporsional.
9) Terwujudnya Jaringan Kemitraan dengan Steakholder dan Dunia Usaha.
10) Terciptanya Sumber Usaha Mandiri.
P : Apa tujuan dari PKBM Bustanul Muslimin?
I :Tujuan utamanya yaitu untuk mengentaskan anak putus sekolah dan
memberikan pengetahuan kepada mereka untuk berwirausaha mbak.
P : Siapa saja pendiri dari PKBM Bustanul Muslimin?
I : Yang pertama saya sendiri mbak, kemudian anak saya Ariva Rahmawati S.Pd
dan bapak Muhlasin.
P : Apa target dari PKBM Bustanul Muslimin?
I : Target dari PKBM ini yaitu dapat meluluskan peserta didik pada setiap
tahunnya dan mengajarkan mereka untuk berwirausaha sehingga lulus dari
sini tidak hanya dapat ijazah tapi juga mempunyai skill mbak.
P : Darimanakah sumber dana operasional PKBM Bustanul Muslimin?
I : Sumber dana yng utama itu dari pemerintah mbak, ada juga bantuan dari
beberapa instansi atau lembaga mbak. Seperti bantuan dana dari APBD dan
Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.
J. Kurikulum dan Materi Pembelajaran
P : Bagaimana kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran di PKBM Bustanul
Muslimin?
I : Kurikulum yang digunakan di sini yaitu mengacu dari yang sudah ditetapkan di
dinas mbak, yaitu kurikulum 2006 dan standar isi yang digunakan yaitu
mengacu pada Permendikans no 14 tahun 2007, untuk kalender pendidikan dan
beban belajar untuk program Paket A,B, dan C juga bisa dilihat dalam
kurikulum Paket A,B, dan C di PKBM ini mbak.
P : Bagaimana penyusunan standar kompetensi lulusan yang terkait dengan
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan di PKBM Bustanul Muslimin?
I : SKL di PKBM ini mengacu pada Permendikans no 23 tahun 2006 mbak, hanya
saja ada perubahan sedikit sesuai dengan kondisi PKBM. Selain SKL, tugas,
ulangan, dan kehadiran juga menjadikan penentu kelulusan.
P : Pedoman apa yang digunakan untuk mengajar di PKBM Bustanul Muslimin?
I : pedomannya menggunakan buku paket dan modul mbak.
P : Mata Pelajaran apa saja yang diajarkan pada program kesetaraan?
I : Mata pelajarannya sama dengan sekolah formal pada umumnya mbak,
diantaranya Sosiologi, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi,
Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, PAI, Bahasa Indonesia, Sejarah, dan yang
membedakannya kalau di PKBM ada Ketrampilan Fungsionalnya mbak.
K. Kelembagaan
P : Bagaimana struktur organisasi PKBM Bustanul Muslimin?
I : Penanggungjawab : Kepala Desa Genting
Pembina : Kepala UPTD Pendidikan Kec. Jambu
Pembina Teknis : Penilik
Ketua : H.M. Haryono A.Ma
Sekretaris : Ariva Rakhmawati, S.Pd
Bendahara : Muhlasin
Koordinator Program
j. PAUD : Sutiah
k. Paket A : Eka Wiryani, S.Pd
l. Paket B : Yunita Mas‟udah
m. Paket C : Neli Mulin, S.Pd
n. KBU : Roikin Huda
o. Life Skill : Maryono
p. TBM : Anita K, S.Pd
q. Keaksaraan : Fatimah
r. Keagamaan : Partiman
P : Apa saja program-program PKBM Bustanul Muslimin?
I : Program-program di PKBM ini meliputi:
1. Penndidikan Anak Usia Dini
2. Pendidikan Kesetaraan (Paket A, B, dab C)
3. Pendidikan Keaksaraan
4. KBU (Kelmpok Belajar Usaha)
5. Pendidikan Life Skill
6. Pendidikan Keagamaan
7. TBM (Taman Baca Masyarakat)
P : Bagaimana pengelolaan di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Pengelolaan itu meliputi tiga langkah mbak, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Diri
a. Nama : Ariva Rakhmawati, S.Pd (AR)
b. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 21 November 1983
c. Alamat Asal : Dusun Kalitangi, Desa Genting, Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang
d. Jabatan : Sekretaris/ Pengurus
e. Pendidikan Terakhir : S1
f. Pekerjaan : Guru
g. Waktu Wawancara : 14 Agustus 2017, pukul 12.30 WIB
h. Tempat Wawancara : MI Sabilul Huda Kalitangi
A. Tutor atau Pendidik PKBM Bustanul Muslimin
P : Seperti apa kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan, serta apa
saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik dan tenaga kependidikan di
PKBM Bustanul Muslimin?
I : untuk tutor di PKBM ini harus lulusan S1 mbk, dan harus memiliki sertifikat
yang mendukung serta ada tes microteaching untuk menguatkan kompetensi
yang dimilikinya, sedangkan untuk pengelola min SMA/ K sesuai bidang
keahliannya dan harus memiliki sertifikat pendukung lain sebagai bahan
pertimbangan.
P : Ada berapa tutor di PKBM Bustanul Muslimin?
I : ada 11 orang mbak, termasuk saya juga .
P : Apa saja tugas tutor di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Tugas tutor yang utama itu mengajar mbak, disamping itu tutor juga bertugas
untuk mengelola jadwal/ kalender pendidikan bersama coordinator dari masing-
masing bidang.
B. Warga Belajar atau peserta didik PKBM Bustanul Muslimin
P : Apa sajakah persyaratan menjadi warga belajar di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Mengisi formulir pendaftaran, menyerahkan akta kelahiran, dan menyerahkan
ijazah terakhir.
P : Bagaimana perekrutan warga belajar di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Perekrutan dilakukan dengan cara menyebar brosur ke daerah desa Genting dan
sekitarnya mbak. Selain itu, kita juga melakukan sosialisasi ke PKK Kelurahan
dan lingkungan sekitar, ya aktif dengan masyarakat saja mbak, jadi informasi
tentang PKBM cepat diketahui masyarakat sini.
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Diri
a. Nama : Eka Wiryani, S.Pd (EW)
b. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 21 Agustus 1983
c. Alamat Asal : Dusun Kalidukuh, Desa Genting, Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang
d. Jabatan : Tutor/ Koordinator Program Paket A
e. Pendidikan Terakhir : S1
f. Pekerjaan : Guru
g. Waktu Wawancara : 14 Agustus 2017, pukul 13.00 WIB
h. Tempat Wawancara : MI Sabilul Huda Kalitangi
A. Metode Pembelajaran
P : Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM Bustanul
Muslimin?
I : Metode yang diguunakan tidak jauh beda dengan sekolah formal pada
umumnya mbak. Misalkan dengan metode ceramah, diskusi, atau tanya jawab.
P : Bagaimana implementasi pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Pertama, tutor menyiapkan silabus dan RPP sebelum pembelajaran dimulai,
kemudian tutor menetukan jadwal untuk pertemuan. Untuk jadwal biasanya
ditentukan atas dasar persetujuan tutor dan warga belajar mbak, tujuannya agar
banyak yang hadir gitu mbak. Dalam menyampaikan materi, tutor
menggunakan modul/ LKS yang sudah ada dari dinas. Untuk yang Life Skill
dan KBU bisa ditanyakan sama koordinatornya ya mbak.
B. Media Pembelajaran
P : Apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM
Bustanul Muslimin?
I : LCD, Kit Matemtika, Kit IPA, sekiranya itu mbak.
P : Apakah media atau fasilitas untuk belajar mengajar cukup menunjang untuk
proses belajar mengajar di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Sekiranya sudah cukup mbak, sudah ada ruang belajar, ruang kantor, meja
kursi belajar, papan tulis, komputer, printer dan sebagainya. Mungkin ang kami
tuhkan saat in adalah ruang ketrampilan dan ruang produksi mbak.
C. Evaluasi
P : Evaluasi apa yang digunakan oleh tutor untuk menetahui tingkat pemhaman
warga belajar atau peserta didik?
I : Evaluasi untuk warga belajar di PKBM Mandiri yaitu dengan memberikan
ulangan, tugas, dan PR yang biasanya diberikan pada akhir bab atau
menyesuaikan. Untuk pelaksanaan ujian akhir sudah ditentukan oleh dinas
mbak, sesuai dengan kalender pendidikan dan pelaksanaannya serentak mbak.
P :Apa yang menjadi penghambat dan pendorong dalam pelaksanaan
pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin, bagaimana usaha bapak/ibu
dalam mengatasi hambatan tersebut?
I : Penghambatnya ya itu warga belajar, kesadarannya masih kurang, seolah-olah
yang butuh itu kita (lembaga) bukan mereka yang butuh. Kehadiran warga
belajar itu belum pernah 100%. Hal ini menganggu penyampaian materinya
mbak, jadi bingung. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dengan cara
memberikan motivasi agar warga belajar semangat dalam belajar dan serius
dalam mengikuti pembelajaran di PKBM. Kalau pendukungnya, tutornya tetap
berangkat mbak walaupun warga belajarnya sebagian tidak berangkat.
P : Bagaimana respon msyarakat terkait adanya program-program pendidikan di
PKBM Bustanul Muslimin?
I : Responnya bagus mbak karena kan ijazahnya bisa digunakan ke sekolah formal
mbak. Banyak mbak lulusan dari sini melanjutkan ke SMP, SMA, dan
perguruan tinggi mbak.
P : Adakah pelacakan terhadap alumni PKBM Bustanul Muslimin?
I : Sampai sekarang ini belum ada mbak.
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Diri
a. Nama : Maryono (M)
b. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 21 November 1978
c. Alamat Asal : Dusun Kalitangi, Desa Genting, Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang
d. Jabatan : Koordinator Program Life Skill
e. Pendidikan Terakhir : SMA
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Waktu Wawancara : 14 Agustus 2017, pukul 13.30
h. Tempat Wawancara : Rumah bapak Maryono
A. Metode Pembelajaran
P : Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM Bustanul
Muslimin?
I : Kita menggunakan metode demonstrasi mbak. Diajarkan dulu cara-cara
membuatnya baru kemudian praktek.
P : Bagaimana implementasi metode dalam belajar mengajar di PKBM Bustanul
Muslimin?
I : Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali mbak, pada hari sabtu. Keahlian
yang diajarkan yaitu tata boga dan pertanian. Untuk tataboga biasanya diajarkan
cara membuat roti dan sejenisnya mbak. Untuk pertanian diajarkan cara
membuat pupuk kompos dan pemanfaatan lahan pekarangan berupa penanaman
bibit sayuran.
B. Media Pembelajaran
P : Apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM
Bustanul Muslimin?
I : untuk tataboga ya alat-alat untuk memasak mbak, sedangkan untuk pertanian
berupa lahan untuk bercocok tanam.
P : Apakah media atau fasilitas untuk belajar mengajar cukup menunjang untuk
proses belajar mengajar di PKBM Bustanul Muslimin?
I : saya rasa sudah mencukupi mbak.
C. Evaluasi
P : Evaluasi apa yang digunakan oleh tutor untuk menetahui tingkat pemahaman
warga belajar atau peserta didik?
I : Berupa penilaian ujian praktik pada setiap akhir semester.
P : Apa yang menjadi penghambat dan pendorong dalam pelaksanaan
pembelajaran di PKBM Bustanul Muslimin, bagaimana usaha bapak/ibu dalam
mengatasi hambatan tersebut?
I : Untuk program ketrampilan penghambatnya di dana mbak. Terkadang, mau
praktek dananya minim. Jadinya praktek diundur gitu mbak. Usahanya ya
mencari sumber dana mbak, misal dengan bekerjasama dengan organisasi atau
instansi gitu mbak. Untuk pendukungnya, ya antusias warganya itu mbak.
P : Bagaimana respon msyarakat terkait adanya program-program pendidikan di
PKBM Bustanul Muslimin?
I : Wah antusias sekali mbak, banyak yang ikut mbak walaupun nggak semua.
Soalnya kan ketrampilan ini berguna sekali mbak dikehidupan sehari-hari.
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Diri
a. Nama : Roikin Huda (RH)
b. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 15 Januri 1971
c. Alamat Asal : Dusun Kalitangi, Desa Genting, Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang
d. Jabatan : Koordinatorr Program Kelompok Belajar
Usaha (KBU)
e. Pendidikan Terakhir : SMP
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Waktu Wawancara : 14 Agustus 2017, pukul 14.00 WIB
h. Tempat Wawancara : Rumah bapak Roikin
A. Metode Pembelajaran
P : Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM Bustanul
Muslimin?
I : Menggunakan metode demontrasi mbak kalau di program ini.
P : Bagaimana implementasi metode dalam belajar mengajar di PKBM Bustanul
Muslimin?
I : KBU itu jadwalnya tidak tentu mbak, biasanya kalau ada waktu yang luang
mbak. Misalkan hari minggu gitu mbak. Karena warga yang belajar di sini kan
ada bermacam-macam mbak, ada yang bekerja tapi ada juga yang tidak mbak.
Pembelajaran dilakukan dengan cara membentuk beberapa kelompok, satu
kelompoknya ada 10 orang mbak. Kemudian kami mengajarkan pembibitan
jamur dari mulai mengolah bibitnya, kemudian cara perawatannya, cara
memanennya, dan pendistribusiannya juga kami arahkan harus kemana.
B. Media Pembelajaran
P : Apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di PKBM
Bustanul Muslimin?
I : Medianya berupa rumah untuk pembibitan jamur, alat serta bahan-bahannya
mbak.
P : Apakah media atau fasilitas untuk belajar mengajar cukup menunjang untuk
proses belajar mengajar di PKBM Bustanul Muslimin?
I : Sudah cukup mbak.
C. Evaluasi
P : Evaluasi apa yang digunakan oleh tutor untuk mengetahui tingkat pemhaman
warga belajar atau peserta didik?
I : Memberikan penilaian melalui ujian praktik mbak.
P :Apa yang menjadi penghambat dan pendorong dalam pelaksanaan pembelajaran
di PKBM Bustanul Muslimin, bagaimana usaha bapak/ibu dalam mengatasi
hambatan tersebut?
I : Untuk pendukungnya, tersedianya tempat untuk belajar mbak. Penghambatnya
mungkin lebih ke pendistribusian jamurnya itu mbak, kadang kita harus
mencari tempat lain untuk penjualan kalau di tempat biasanya sudah tidak
menerima karena sudah banyak mbak.
P : Bagaimana respon msyarakat terkait adanya program-program pendidikan di
PKBM Bustanul Muslimin?
I : bagus mbak responnya, warga menerima dan antusias
P : Adakah pelacakan terhadap alumni PKBM Bustanul Muslimin?
I : Secara terstruktur tidak ada mbak, tapi secara umum kami lihat banyak dari
alumni yang melakukan usaha pembibitan jamur sendiri.
Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan Ketua PKBM Bustanul Muslimin
Wawancara dengan Sekretaris PKBM Bustanul Muslimin
Wawancara dengan koordinator program kesetaraan PKBM Bustanul Muslimin
Foto dengan Tutor PKBM Bustanul Muslimin
Penandatanganan suarat keterangan telah melakukan penelitian
Foto dengan Ketua PKBM Bustanul Muslimin
Program Kesetaraan
Kegiatan pembelajaran Paket C
Life Skil
Praktik pembuatan Kue
Praktik bercocok tanam di Polybag
Pembuatan pupuk kompos
Kelompok Belajar Usaha
(KBU)
Budidaya jamur
Gedung PKBM Bustanul Muslimin
Ruang Kantor
Ruang Pembelajaran