PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP NEGERI 2 CIPUTAT
SKRIPSI
ATIYAH HIKMAH NIM: 202011000928
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1427 H/2006 M
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP NEGERI 2 CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
ATIYAH HIKMAH NIM: 202011000928
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Moh Ardani Akhmad Shodiq, M.Ag NIP. 150011680 NIP. 150289321
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1427 H/2006 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMP Negeri 2 Ciputat” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta , 17 November 2006
Sidang Munaqasyah Dekan/Ketua merangkap anggota, Pudek I/Sekretaris merangkap anggota Prof. Dr. Rosyada, MA Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA NIP. 150202339 NIP. 150202343
Anggota : Penguji I Penguji II Dr. Abd.Rahman Ghazali, MA Drs. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag. NIP : 150063509 NIP. 150236009
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H/2006 M
ABSTRAK Atiyah Hikmah, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa
SMP Negeri 2 Ciputat, Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2006.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan Agama
Islam, dan untuk mengetahui akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat, serta untuk
mengetahui peranan pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa SMP
Negeri 2 ciputat. Yang dimaksud pendidikan Agama Islam disini adalah serangkaian
usaha yang dilakukan oleh orang dewasa muslim yang secara sadar, sistematis,
membimbing, mengasuh, mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak didik melalui ajaran Agama Islam. Sedangkan yang dimaksud dengan
pembinaan akhlak adalah suatu cara untuk membentuk mental siswa agar memiliki
pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah Deskripsi yang berbentuk survey.
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Ciputat, sedangkan
populasi terjangkaunya adalah siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Ciputat.
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi, wawancara
dan penyebaran angket.Yang masing-masing terdiri dari variabel x dan variabel y.
Sedangkan tekhnik analisa data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
sebagaiberikut: a. Editing yaitu semua angket diteliti satu persatu tentang
kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan
kesalahan. b. Skoring penulis memberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada
angke, dimana pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1 , sedangkan pernyataan negatif
diberi skor sebaliknya. c. Tabulating bertujuan untuk mendapatkan gambaran
frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel
yang mempunyai kolom pada setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban
responden yang satu dengan yang lain. Dan yang terakhir d. Persentase Dilakukan
untuk mengetahui besar kecilnya tingkatan keberhasilan pelaksanaan Agama Islam
dalam pembinaan Akhlak siswa di SMP Negeri 2 Ciputat, Dengan menggunakan
rumus P = f x 100 %
Dimana P: Persentase yang di cari
F: Frekuensi
N: Number of Cases.
Sehingga di dapat rata-rata untuk variabel X sebesar 62,6% yang berarti
peranan pendidikan Agama Islam sangat penting dan untuk variabel Y sebesar 42,1%
yang berarti pembinaan Akhlak siswa di SMP Negeri 2 ciputat sangat baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Peranan Pendidikan Agama Islam
Dalam Pembinaan Akhlak siswa di SMP Negeri 2 Ciputat sangat penting.
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pendidikan Agama Islam
dalam pembinaan akhlak siswa khususnya di SMP Negeri 2 Ciputat dengan
mempertimbangkan kesimpulan dan saran yang terdaoat pada bab V
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang Islam yang selalu mengikutinya ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa di SMP Negeri 2 Ciputat Tangerang”, disusun untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak . Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat yang mendalam, penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skrpsi ini. untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak. Prof. DR. H. Moh. Ardani dan Bapak Akhmad Sodiq M.Ag, selaku dosen
Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan tenaga, dan fikiranya
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga
terselesainya skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik
dan membina selama perkuliahan berlangsung.
5. Bapak kepala dan para karyawan perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas serta buku-buku yang penulis
perlukan.
6. Bapak Kepala Sekolah, Dewan Guru dan para Karyawan SMP Negeri 2 Ciputat
yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
7. Ayahanda (M.Tokhidi) dan Ibunda (Toripah) tercinta yang telah memberikan
dorongan moril dan materil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Mas Kris yang selalu setia menemani, mendukung dan memberikan semangat
serta banyak membantu penulis baik dalam hal moril maupun materil sehingga
skripsi ini dapat cepat terselesaikan.
9. Saudara-saudaraku (Mba Iroh, Mba Mila & Masrukhan) yang turut mendukung
dan memotivasi terselesaikanya skrpsi ini dengan baik.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam dan teman-teman
satu kostn (Ika, Yani, Ita dan Dian) serta tidak ketinggalan pula sahabatku “Joya”
yang senantiasa memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis memohon, semoga jasa dan amal baik yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, 6 Agustus 2006
Penulis
DAFTAR TABEL
1. Pengurus dan Anggota Komite Sekolah ........................................................ 45
2. Kondisi guru.................................................................................................... 46
3. Kondisi TU dan Karyawan ............................................................................. 46
4. Kondisi Siswa Tahun Pelajaran 2004/2005 .................................................... 47
5. Kondisi Sarana Prasarana................................................................................ 47
6. Sarana Penunjang Kegiatan Siswa (Kesenian) ............................................... 48
7. Sarana Penunjang Kegiatan Siswa (Olahraga)............................................... 48
8. Jadwal Kegiatan Ekstra Kurikuler .................................................................. 49
9. Kegemaran siswa dalam mengikuti pelajaran PAI di kelas ........................... 50
10. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran PAI di kelas ......................... 51
11. Kemampuan siswa dalam memahami materi PAI .......................................... 52
12. Kesungguhan guru agama Islam dalam menjelaskan materi PAI................... 52
13. Keteladanan guru agama dalam memberi contoh prilaku
yang baik kepada siswa................................................................................... ....53
14. Kepedulian guru dalam menaggapi masalah................................................... 54
15. Keteladanan guru agama dalam memberikan perintah sholat kepada siswa .. 55
16. Siswa membiasakan kegiatan tadarrus al-Qur’an sebelum
berlangsung materi PAI ................................................................................. 56
17. Minat siswa dalam mempelajari materi PAI tentang akhlak .......................... 56
18. Kemampuan siswa dalam mengembangkan sikap, prilaku (akhlak) dalam
kehidupan sehari-hari ...................................................................................... 57
19. Kemampuan siswa menahan diri dari perbuatan terlarang ............................. 58
20. Siswa membiasakan mengucap salam ketika bertemu dengan guru............... 59
21. Siswa membiasakan mengucap salam ketika masuk kelas ............................ 59
22. Siswa berkata dengan benar ............................................................................ 60
23. Siswa berdoa kepada Allah ............................................................................ 61
24. Siswa berzikir kepada Allah........................................................................... 61
25. Siswa bersyukur atas pemberian nikmat Allah ............................................... 62
26. Siswa melaksanakan sholat lima waktu .......................................................... 63
27. Siswa melaksanakan puasa wajib.................................................................... 63
28. Siswa melaksanakan puasa sunnah ................................................................. 64
29. Siswa membaca al-Quran di rumah ................................................................ 65
30. Siswa patuh terhadap orang tua....................................................................... 66
31. Kepedulian siswa terhadap sesama ................................................................. 66
32. Menepati janji ................................................................................................ 67
33. Siswa menyampaikan amanat / pesan ............................................................. 68
34. Pernyataan tentang pendidikan agama Islam .................................................. 69
35. Pernyataan tentang pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari ............. 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur'an surat al-Isra/ayat 70 yang berbunyi:
يباتالط من ورزقناهم والبحر البر في وحملناهم ءادم بني آرمنا لقدو
)70: اإلسراء (تفضيلا خلقنا ممن آثير على وفضلناهمArtinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan Adam, kami angkat mereka di
darat dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang sebaik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang senpurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. al-Isra / ayat:70)
Untuk memakmurkan bumi ini, manusia harus memiliki bekal hidup. Yaitu iman, ilmu dan amal. Islam menuntut bahkan mewajibkan kepada setiap kaum muslimin/muslimat untuk mencari ilmu meskipun banyak pengorbanan. Jarak yang jauh dan biaya yang tidak dapat diduga dan waktu yang cukup lama. Karena itu, dengan belajar manusia akan mampu mendayagunakan bumi ini dengan baik sesuai dengan kehendak Allah yang Maha Kuasa agar manusia memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, pendidikan merupakam faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia dapat menduduki tempat yang terpuji di dunia. Karena pendidikan merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang.1
Berkenaan dengan proses kependidikan, Prof. H.M. Arifin, M.Ed., mengatakan bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual, sosial serta dalam hubunganya dengan alam sekitar dimana ia hidup.2
Dalam kaitanya dengan proses pendidikan akhlak, Prof. DR. H. Mahmud Yunus telah merumuskan tujuan pendidikan akhlak, yaitu membentuk putra dan putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lakunya maupun jujur dalam segalanya dan suci murni hatinya.3
Dalam Agama Islam, bidang moral menempati posisi yang penting sekali. Akhlak merupakan pokok esensi ajaran Islam, disamping aqidah dan syariah, sehingga dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa manusia untuk memiliki hakekat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak akan dilihat corak dan hakekat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak akan dilihat corak dan hakekat manusia yang sebenarnya.
1 Syaminan Zaini, Prinsip-prinsip Konsepsi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987),
h. 56 2 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), cet. Ke-3, h.14 3 H. Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakatra: PT. Hidakarya
Agung, 1978), cet. Ke-2, h.22
Karena pentingnya akhlak di dalam kehidupan manusia, Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk menjadikannya sebagai suri tauladan yang baik bagi umat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT :
لقد آان لكم فى رسول اهللا اسوة حسنة لمن آان يرجوااهللا واليوم االخر
)٢١:األحزاب (ط وذآراهللا آثيرا
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulallah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang berharap (rahmat) allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah SWT”. (Q.S. Al-Ahzab 33:21 ) 4
Dalam proses pendidikan akhlak, anak tidak akan berlangsung dengan sendirinya, akan tetapi proses tersebut memerlukan dukungan dari lembaga-lembaga pendidikan sekolah maupun melalui jalur pendidikan luar sekolah.
Di dunia pendidikan, pembinaan akhlak ini dititikberatkan kepada pembentukan mental anak agar tidak terjadi penyimpangan. Dengan demikian akan mencegah terjadinya kenakalan remaja, sebab pembinaan akhlak berarti anak dididik untuk belajar memiliki rasa tanggung jawab.
Dalam kaitanya dengan proses penbinan akhlak tersebut, Drs. Sudarsono, SH, mengatakan bahwa pembinaan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila.
Dalam proses tersebut tersimpul indikator bahwa pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditunjukkan oleh al-Qur’an dan Hadits. Pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak yang baik sangat tepat bagi anak remaja agar tidak mengalami penyimpangan.5
Permasalahan yang dipaparkan diatas, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam judul “Peranan pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan peranan pendidikan agama Islam, diantaranya yaitu:
1. Peranan Pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa
2. Peranan pendidikan gama Islam dalam membimbing kecerdasan spiritual
siswa
3. Peranan pendidikan agam Islam dalam membimbing kecerdasan emosi siswa
4. Peranan pendidikan agama Islam dalam membimbing kecerdasan sosial siswa
4 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah Press, 1992), h.670. 5 Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara , 1989), Cet. Ke-
1, h.151
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat cukup luasnya permasalahan yang berhubungan dengan peranan
pendidikan agama Islam, maka penulis membatasi masalah pada peranan
pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 2 Ciputat.
2. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas dapat penulis rumuskan butir-butir masalahnya
sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pendidikan Agama Islam dan pelaksanaan kegiatan
keagamaan di SMP Negeri 2 Ciputat.
b. Pembinaan akhlak yang dimaksud meliputi akhlak dalam beribadah baik
ibadah umum atau khusus, serta akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
c. Objek yang diteliti dibatasi pada siswa kelas II SMP Negeri 2 Ciputat
tahun 2006 / 2007.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2
Ciputat.
2. Untuk mengetahui akhlak siswa di SMP Negeri 2 Ciputat.
3. Untuk mengetahui peranan pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak
siswa di SMP Negeri 2 Ciputat.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini ditulis menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub-sub sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian teoritis tentang Pendidikan akhlak, meliputi Pengertian, dasar, tujuan, ruang lingkup pendidikan agama Islam. Tentang Pendidikan Agama Islam meliputi pengertian, dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, peranan Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa.
BAB III : Metodologi Penelitian: yang memuat tentang tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian, memuat tentang gambaran umum objek penelitian, deskripsi data, analisis dan interpretasi data.
BAB V : Penutup, yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pendidikan Akhlak
1. Pengertian dan Dasar Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Pendidikan Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang berarti perangai, tabiat, watak dasar,
kebiasaan, sopan dan santun agama.6 Secara linguistik (kebahasaan) kata akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar
kata, melainkan kata tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak atau khuluq kedua-
duanya dijumpai pemakaianya di dalam al-Qur'an maupun Hadits sebagai terlihat
berikut:
)٤:القلم (وإنك لعلى خلق عظيم
Artinya: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung ". (Q.S.Al-Qalam, 66: 4).
)١٣٧:الشعراء (إن هذا إال خلق األولين
Artinya: "(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu". (Q.S. Al-Syua'ra, 26: 137).7
Adapun menurut istilah para ahli, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan.8
6 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001), cet Ke-1&2, h. 25 7 Ibid. h.25
Para ahli mengemukakan berbagai pendapat tentang pengertian akhlak.
Al Ghazali mendefinisikan:
ى النفس راسخة عنها تصدر األفعال بسهولة ويسر من عبارة عن هيئة ف
فإن آانت الهيئة بحيث تصدر عنها األفعال , غير حاجة الى فكر وروية
يئة خلقا حسنا وإن آان الجميلة المحمودة عقال و شرعا سميت تلك اله
الصادر عنها األفعال القبيحة سميت الهيئة التى هي المصدر خلقا سيئا
Artinya: Akhlak adalah suatu sikap (bay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang dirinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut di sebut akhlak yang buruk”..9
Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa "akhlak ialah menangnya keinginan dari
beberapa keinginan manusia dengan langsung dan berturut-turut".
الخلق هو حال النفس داعية إلي أفعالها من غير فكر وال رويةArtinya: "Khuluk ialah keadaan jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa memerlukan kepada pemikiran dan penelitian".10
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak adalah suatu
kondisi atau keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan
secara spontan atau tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran atau suatu
8 Ismail Thib, Risalah Akhlak, (Yogyakarta: CV. Faizan ,Jilid 4, 1986), h. 143 9 Moh. Ardani, Op. Ci.h.28-29 10 Moh. Ardani, Alqur'an dan Sufisme Mangkunegara IV, (Yogyakarta: PT Dana Bakti
Wakaf, 1995) h. 2-3
keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan
secara langsung dan berturut-turut tanpa memerlukan pemikiran. Keadaan jiwa itu,
adakalanya merupakan sifat alami yang didorong oleh fitrah manusia untuk
melakukannya seperti rasa takut dan sebagainya.
Definisi-definisi akhlak secara substansial tampak saling melengkapi, dan kita
dapat melihat ciri-ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadianya.
2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakanya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main atau karena bersandiwara.
4) Sejalan dengan ciri yang ketiga, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin
dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.11
Adapun induk seluruh akhlak dan yang merupakan sendi-sendinya itu ada 4
yaitu:
1) Hikmah
2) Keberanian
3) Kelapangan dada dan
4) Keadilan
11 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2000), cet ke-3, h.5
Hikmah ialah suatu keadaan yang denganya itulah dapat ditemukannya hal-hal
yang benar dengan menyisihkan mana-mana yang salah dalam segala urusan yang
dihadapi secara ikhtiariah.
Keberanian adalah keadaan kekuatan amarah yang tunduk kepada akal pada
waktu dilahirkan atau dikekang.
Kelapangan dada ialah mendidik kekuatan syahwat atau kemauan dengan
didikan yang bersendikan akal fikiran serta syari'at agama.
Keadilan ialah suatu kekuatan dalam jiwa yang dapat membimbing
kemarahan dan dan membawanya ke arah yang sesuai dengan hikmat dan
kebijaksanaan. Ada kalanya dibiarkan dan adakalanya dikekang dan semua ini
dengan mengingat keadaan dan suasana yang sedang dihadapinya.
Dari keempat macam sendi-sendi pokok itulah timbulnya semua akhlak yang
baik dan terpuji. Alqur'an telah mengisyaratkan perihal akhlak-akhlak ini dalam
memberikan sifat kepada kaum mukminin, sebagaimana firman Allah :
يرتابواوجاهدوابأموالهم انماالمؤمنون الذين آمنوا باهللا ورسوله ثم لم
﴾١۵: وانفسهم في سبيل اهللا اولئك هم الصادقون ﴿الحجرات
Artinya: "Bahwasanya orang-orang mukmin ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan rasulNya, kemudian tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwanya untuk sabilillah. Mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al-Hujarat: 15) 12
12 Al'Allamah almarhum Asysyaikh Muhammad Jalaluddin Al qasimi Addimasyqi,
(Ringkasan dari Ihya Ulumuddin), (Jakarta: Al-Maktabah At-tijjariyyah Al-kubro)
Akhlak merupakan suatu sikap yang melekat pada jiwa seseorang yang
melahirkan perbuatan-perbuatan yang berdasarkan keimanan dan pilihanya baik dan
buruk, terpuji dan tercela. Dengan demikian akhlak termasuk suatu bidang ikhtiar
manusia yang dapat diubah dari yang jahat menjadi baik dan dari yang baik menjadi
jahat.
b. Dasar Pendidikan Akhlak
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan akhlak adalah yang menjadi ukuran
baik dan buruk atau mulia dan tercelanya akhlak. Sebagaimana keseluruhan ajaran
Islam, sumber akhlak adalah al-Qur’an dan Sunnah, bukan akal pikiran atau
pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Seperti dalam
konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai dari baik dan buruk, terpuji dan tercela,
semata-mata karena syara’ (al-Qur’an dan Sunnah).13
Di dalam Agama Islam, baik akhlak terhadap khalik, sesama manusia
maupun terhadap alam telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan Sunnah, sehingga
manusia dapat menjadikan kedua sumber tersebut sebagai pedoman dalam
berakhlak.Yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan
sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk ialah al-
Qur’an dan Sunnah. Firman Allah:
لقد آان لكم فى رسول اهللا اسوة حسنة لمن آان يرجوااهللا واليوم االخر
﴾٢١: األحزاب ﴿ط وذآراهللا آثيرا
13 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI,1999), Cet. Ke-1, h.2
Artinya: ”Sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW itu terdapat contoh teladan yang
baik bagi kamu sekalian, yaitu bagi orang yang mengharapkan (keridhaan) Allah dan (berjumpa dengan-Nya) di hari kiamat dan selalu banyak menyebut nama Allah”. (Q.S.al-Ahzab, 33:21)14
Nabi Muhammad sebagai teladan bagi umat Islam, karena perilaku
kesehariannya mencerminkan pada empat sifat. Sifat-sifat tersebut adalah: pertama,
Siddiq (jujur) dan lawanya yaitu Kadzab (dusta). Sifat yang kedua Amanah, yaitu
sikap mental untuk menyampaikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya.
Lawannya adalah Khiyanat, yaitu tidak dapat dipercaya. Sifat yang ketiga adalah
Tabligh, artinya apa yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk disampaikannya
secara keseluruhan tanpa dikurangi atau diselewengkan. Lawannya Khitman, artinya
menyembunyikan. Sedangkan sifat yang keempat adalah Fathonah, yang artinya
cerdas. Lawannya Baladah, artinya dungu.15
Perhatian Islam terhadap pendidikan dan pembinaan akhlak dapat pula dilihat
dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada fisik,
karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada
tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada
seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.16
Dalam firman Allah surat Al-Hujarat, 49:15
14 Depag RI, Op. Cit., h. 670 15 Saifuddaulah dkk, Akhlak Ijtima'iyah, (PT. Pamator, Cet. I,1998)h.16-18 16 Muhammad al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang : wicaksana,1999), Cet. IV,
h.13.
له ثم لم يرتابوا وجهدوا بأموالهم انما المؤمنون الذين امنوا باهللا ورسو
﴾١۵: الحجرات ﴿ اولئك هم الصدقون ط وانفسهم فى سبيل اهللا Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman
kepada Allah SWT, dan Rosul-Nya, kemudian itu mereka tidak ragu-ragu dan senantiasa berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah. Itulah orang-orang yang benar (imanya). (Q.S.Al-Hujarat, 49:15)
Ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa iman yang dikehendaki Islam
bukan iman yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, tetapi iman yang disertai
dengan perbuatan dan akhlak yang mulia, seperti tidak ragu-ragu menerima ajaran
yang dibawa Rasul SAW, mau memanfaatkan harta dan dirinya untuk berjuang di
jalan Allah SWT dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat mendambakan
terwujudnya akhlak yang mulia.17
Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah
pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan
dengan ini imam al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada
dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika
manusia membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat. Untuk itu al-
Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada
pekerjaan atau tingkah laku yang mulia. Jika seseorang menghendaki agar ia menjadi
pemurah, maka ia harus membiasakan dirinya melakukan pekerjaan yang bersifat
17 Ibid, h.848
pemurah, hingga murah hati dan murah tangan itu menjadi tabiatnya yang mendarah
daging.18
Cara yang lain dalam pembinaan akhlak adalah dengan keteladanan. Akhlak
yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi dan larangan, sebab
tabi’at jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru
mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan santun
memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari.
Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh
teladan yang baik dan nyata.19
Dengan demikian, maka jelaslah bahwa akhlak yang patut dan harus diperbuat
adalah yang sesuai dengan tuntutan al-Qur’an (yang merupakan pedoman bagi
seoarang muslim dalam segala aspek kehidupan) dan al-Sunnah (yang berfungsi
menjelaskan dan menerangkan hal-hal yang kurang jelas dalam al-Qur’an).
2. Macam-macam akhlak
a. Akhlak Al-Karimah
Akhlak Al-Karimah atau akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya, namun
dilihat dari segi hubungan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat
dibagi menjadi tiga bagian, pertama, akhlak kepada Allah, kedua akhlak terhadap diri
sendiri, dan ketiga akhlak mulia terhadap sesama manusia.
b. Akhlak Al-Mazmumah
18 Abuddin Nata,Op. Cit, h.162 19 Ibid.
Akhlak yang tercela (Akhlak Al-Mazmumah) secara umum adalah sebagai
lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut di atas. Namun
ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami
dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.
Berdasarkan petunjuk ajaran Agama Islam dijumpai berbagai macam akhlak
yang tercela, diantaranya :
a. Berbohong
Bohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai,
tidak cocok dengan yang sebenarnya.
b. Takabur
Takabur adalah salah satu akhlak yang tercela pula. Arti takabur adalah
merasa atau mengaku diri besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek
kata merasa diri serba hebat.
c. Dengki
Dengki atau kata arabnya “Hasad” jelas termasuk akhlak Al-Mazmumah.
Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh
orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain
tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan
sendiri atau tidak.
d. Bakhil
Bakhil artinya kikir. Orang yang kikir ialah orang yang sangat hemat dengan
apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya demikian sangat dan sukar
baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya untuk diberikan
kepada orang lain.20
Lebih lanjut keadaan jiwa itu adakalanya menampakan sifat labil didorong
oleh fitrah manusia untuk melakukan perbuatan seperti takut dan lain-lain. Selain itu
suasana jiwa adakalanya dipengaruhi adat istiadat, seperti orang terbiasa jujur,
dermawan dan lain-lain.
Berbeda dengan etika dan moral yang lebih menampakan aspek lahiriyah,
maka akhlak mencakup perbuatan atau keadaan lahir maupun batin, dalam hubungan
ini Allah berfirman dalam al-Qur’an sebagai berikut :
Artinya : “Katakanlah Tuhan hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan Hujjah untuk itu, dan (mengharamkan) kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.(Q.S. Al-A’raf :33)21
3. Tujuan Pendidikan Akhlak
Tujuan merupakan penentu arah dari suatu kegiatan yang kita lakukan dalam
pendidikan. adanya tujuan merupakan hal yang mutlak dan harus ada, karena tanpa
adanya tujuan pelaksanaan program pendidikan menjadi tidak terarah dan tidak tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
Adapun akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang
tinggi dan sempurna yang membedakanya dari makhluk lainya. Akhlak hendak
20 Moh. Ardani, Op. cit.h. 49-60 21 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung Gema Risalah Press, 1992. h. 583
menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik bertindak baik sesama manusia,
terhadap sesama makluk dan terhadap Allah.
Sedangkan Pendidikan akhlak bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan
perangai-perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai yang jahat sehingga
tercapailah tata tertib dalam pergaulan sehari-hari
Selain itu juga akhlak berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri
manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia mamiliki
jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara bathiniyah melalui akhlak.22
Akhlak juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas
kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang maju yang disertai dengan akhlak yang mulia, niscaya ilmu
pengetahuan dan tekhnologi modern yang akan ia milikinya akan dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan dan
sebagainya namun disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan
disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di muka bumi.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa akhlak bertujuan
untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui
22 M. Athiyah al-Arbasyi, dasar-dasar pokok pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1970), Cet. Ke-6. h. 15
perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia
berusaha untuk menghindarinya.23
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa, tujuan pendidikan akhlak ialah agar
manusia dapat mengetahui penetapan batasan antara yang baik dengan yang buruk
dan dengan menetapkan sesuatu pada proporsinya yang sebenar-benarnya, sehingga
kita diharapkan dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik,indah, mulia dan terpuji
serta dapat menghindari atau meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk, hina,
jelek dan tercela.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
Ruang lingkup pembahasan Ilmu akhlak adalah membahas tentang perbuatan-
perbuatan manusia, kemudian menetapkanya apakah perbuatan tersebut tergolong
perbuatan yang baik atau buruk. Ilmu akhlak juga disebut sebagai Ilmu yang yang
berisi pembahasan dalam upaya mengenal sikap dan tingkah laku manusia, kemudian
memberikan nilai-nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut baik atau buruk.24
Adapun ruang lingkup akhlak itu sendiri adalah:
a. Akhlak kepada Allah
Yang dimaksud dengan akhlak kepada Allah SWT adalah sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada
Tuhan sebagai khaliq. Akhlak kepada Allah adalah beribadah kepada allah
23 Ibid. 24 Abuddin Nata, Op.Cit,h.8
SWT, cinta kepada-Nya, cinta karena-Nya, tidak menyekutukan-Nya,
bersyukur hanya kepada-Nya dan lain sebagainya.
Sunardi mengatakan bahwa; beriman kepada Allah SWT dibagi atas dua
macam:
1) Ibadah umum, adalah segala sesuatu yang dicintai oleh Allah SWT dan
diridhoinya, baik berupa perkataan maupun perbuatan dengan cara terang-
terangan ataupun tersembunyi. Seperti berbakti kepada orang tua, berbuat
baik kepada tetangga, teman dan terutama berbuat dan hormat kepada
guru.
2) Ibadah khusus, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
b. Akhlak kepada sesama manusia
Akhlak kepada sesama manusia adalah sikap atau perbuatan yang satu
memperlakukan manusia lainya dengan baik. Akhlak kepada sesama manusia
meliputi akhlak kepada kedua orang tua, akhlak kepada saudara, akhlak
kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim dan akhlak kepada kaum
lemah.25
c. Akhlak kepada lingkungan
Yaitu akhlak kepada segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa. Pada
dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber
dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi
25 Sunardi, Islam Pengatur Akhlak, (Jakarta: Media Da’wah, 1996), Cet. Ke-1,h.11-27
antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan
mengandung arti penganyoman, pemeliharaan serta hubungan agar setiap
makhluk mencapai tujuan penciptanya.26
Adapun perbuatan-perbuatan manusia yang dimasukkan dalam perbuatan
akhlak, yaitu:
a. Perbuatan-perbuatan yang timbul dari seseorang yang melakukanya dengan
sengaja, dan dia sadar di waktu itu dia melakukanya. Inilah yang disebut
perbuatan-perbuatan yang dikehendaki atau perbuatan yang disadari.
b. Perbuatan-perbuatan yang timbul dari seorang yang tiada dengan kehendak,
dan sadar di waktu dia berbuat, tetapi dapat diikhtiarkan perjuangannya, untuk
berbuat di waktu dia sadar. Inilah yang disebut perbuatan-perbuatan samar
yang ikhtiari.
Dalam menetapkan suatu perbuatan bahwa ia lahir dengan kehendak dan
disengaja hingga dapat dinilai baik atau buruk ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan, diantaranya:
a. Situasi yang memungkinkan adanya pilihan (bukan karena paksaan), adanya
kemauan bebas, sehingga tindakan dilakukan dengan sengaja.
b. Tahu apa yang dilakukan, yakni mengenai nilai baik dan buruknya.27
Suatu perbuatan dapat dikatakan baik dan buruk manakala memenuhi syarat-
syarat di atas. Kesengajaan merupakan faktor dasar penilaian terhadap tindakan
26 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta:Bumi Aksara,1991), h.70 27 Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.ke-
3, h.11
seseorang. Dalam Islam faktor kesengajaan merupakan penentu dalam menetapkan
nilai tingkah laku/tindakan seseorang. Seorang muslim tidak berdosa karena ia
melanggar syariat jika tidak tahu bahwa ia berbuat salah menurut hukum Islam.
Maka ruang lingkup pendidikan akhlak ialah segala perbuatan manusia yang
timbul dari orang yang melaksanakan dengan sadar dan sengaja serta ia mengetahui
waktu melakukanya akan akibat dari apa yang dia perbuat. Demikian pula perbuatan
yang tidak dengan kehendak tetapi dapat diikhtiarka penjagaanya pada waktu sadar.
Dari uraian diatasmemperlihatkan memperlihatkan bahwa akhlak dalam Islam
sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhlik yang diciptakan
Tuhan. Karena secara fungsional seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling
membutuhkan maka punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk Tuhan akan
berdampak negatif bagi makhluk lainya.
B. Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam, alangkah baiknya kita
mengetahui pengertian dari pendidikan itu sendiri.
Istilah pendidkan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan “pe” dan
akhiran “kan” yang artinya perbuatan (hal, cara dan sebagainya), istilah pendidikan
terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Kemudian istilah ini di terjemahkan dalam bahasa Inggris
dengan “educations” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa
Arab istilah ini sering di terjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.28
Pengertian pendidikan menurut beberapa ahli diantaranya:
1. Pendidikan menurut Ngalim Purwanto: ”Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat29.
2. Menururt Ahmad D Darimba, ”Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.30
Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat, bahwa pendidikan telah
didefinisikan secara berbeda-beda oleh sebagian kalangan yang banyak dipengaruhi
pandangan dunia masing-masing. Semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam
semacam kesimpulan awal bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan
generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara
lebih efektif dan efisien. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa:
pendidikan adalah proses bimbingan yang diberikan secara sengaja oleh pendidik
melalui upaya pengajaran dan pelatihan terhadap perkembangan jasmani dan rohani
si terdidik menuju kedewasaan, sehingga terbentuklah kepribadian utama yang
berguna bagi perananya di masa yang akan datang.
28 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1 h. 1. 29 Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan teoritis dan praktis (Bandung: Rosdakarya, 1993) cet.
Ke-6 h. 10 30 Ahmad D. Darimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al-Maarif, 1981). Cet. K-5
h. 10
Pengertian secara umum yang dihubungkan dengan Islam sebagai suatu
sistem keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru yang secara implisit
menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.
H.M. Arifin misalnya, berpendapat bahwa: ”Pendidikan agama Islam adalah
usaha orang dewasa muslim yang bertakwa dan secara sadar mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan dan pengembangan fitrah terdidik melalui ajaran Islam ke
arah titik maksimal pertumbhan dan perkembanganya”.31
Maksud pengertian di sini bahwa yang berperan sebagai subjek pendidikan
adalah orang dewasa Muslim baik laki-laki maupun perempuan yang bertakwa dan
penuh kesadaran memberikan arahan dan bimbingan kepada anak didik berdasarkan
fitrah yang dimilikinya melalui ajaran Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan
Hadits sampai anak didik tersebut mencapai kepribadian yang sempurna.
Beberapa konsep tentang pengertian pendidikan Agama Islam.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat, bahwa pendidikan agama Islam adalah
suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah
selesai pendidikanya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup.32
31 H. M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), cet , Ke-3, h. 32 32 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1989) Cet, .Ke-2 h, 36
Dra. Zuhairini mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka
hidup sesuai dengan ajaran Islam33
Dapat disimpulkan bahwa pendidkan agama Islam adalah rangkaian usaha
yang dilakukan oleh orang dewasa muslim secara sadar, sistemais, membimbing serta
mengasuh serta mengarahkan pertumbuhan dan pekembangan jasmani dan rohani
anak didik melalui ajaran agama Islam, agar kelak ia dapat memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikanya sebagai pandangan hidup
sehinga dapat terbentuk kepribadian muslim yang utama.
1. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut
tegak dan kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fundamental yang menjadi
landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak kokoh berdiri. Demikian pula
dasar pendidikan Agama Islam yaitu fundamen yang menjadi landasan atau asas
agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karena tiupan
angin kencang berupa ideology yang muncul baik sekarang atau yang akan
datang. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan
tidak mudah diombang-ambing oleh pengaruh luar yang akan merobohkan atau
mempengaruhinya.34
33 Zuhairini, Metodik Khusus Agama Islam ( Surabaya: Usaha Nasional, 1983) Cet. Ke-8. h. 27 34 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung : Pustaka Setia), Cet. Ke-1, h. 24
Dasar pendidikam Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu; al-Quran, as-
Sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita:
a. Alquran
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat alquran yang pertama
kali turun adalah berkenaan dengan masalah keimanan dan juga pendidikan.
Allah berfirman:
﴾ إقرأ ٣﴾خلق اإلنسان من علق﴿٢﴾ باسم ربك الذي خلق﴿١إقرأ﴿
﴾٦﴾ علم اإلنسان ما لم يعلم ﴿۵﴾الذي علم بالقلم﴿٤﴿ وربك األآرمArtinya: ''1. Bacalah (Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menjadikan
(segala makhluk) 2. yang menjadikan manusia dari pada segumpal darah 3. Bacalah dan tuhanmu adalah yang Maha Mulia 4. yang mengajar dengan (perantara) qalam 5. Ia (Allah) yang mengajar manusia apa yang mereka tidak taاhu". (Q.S. al-Alaq : 96 : 1-5)35
Pada ayat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa seolah-olah
Tuhan berkata: "Hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta
manusia (sari segumpal darah). Selanjutnya untuk memperkokoh keyakinanya
dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan
pengajaran. Bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberikan bahan (materi
pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini''36
Dan Allah berfirman :
35 Moh. Rifa'i, Rashihin Abdul Ghani, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang:
CV.Wicaksana,1992) Cet. Ke-1, h.541 36 Nur Uhbiyati, op.cit, h. 26
وعلم آدم األسماء آلها ثم عرضهم علي المال ئكة فقال أنبؤني بأسماء
﴾٣١: ﴿البقرةهؤالء إن آنتم صادقين Artinya: "Dan Allah mengajarkan pengetahuan-pengetahuan kepada Adam,
kemudian dinyatakannya kepada malaikat-malaikat. Maka Allah berkata kepada malaikat-malaikat itu "Nyatakanlah kepadaKu keterangan-keterangan (nama-nama) benda ini, jika kamu orang-orang yang benar". (Q.S. al-Baqarah: 13)37
Ayat di atas menjelaskan bahwa untuk memahami segala sesuatu belum
cukup kalau hanya memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu, tetapi
harus memahami sampai ke hakikat benda. Dan penjelasan ini dapat
disimpulkan supaya manusia itu menemukan jati dirinya sebagai insan yang
bermartabat maka harus menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
Disamping itu masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang menyinggung
masalah pendidikan antara lain surat al-Baqarah ayat 129 dan 151, surat Ali-
Imran ayat 164, surat al-Jumu'ah ayat 2 dan sebagainya.
b. As-sunnah
Rasulallah SAW mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Dalam
kaitan dengan ini M. Athiyah al-Abrasy mengatakan : "Pada suatu hari Rasul
keluar dari rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan.Dalam
pertemuan pertama, orang-orang yang berdoa kepada Allah azza wajalla,
mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam pertemuan kedua orang memberikan
pelajaran," langsung beliau bersabda :
37 Moh. Rifa'i, Rashihin Abdul Ghani, op.cit, h. 5
أما هؤالء فيسئلون اهللا فإن شاء أعطاهم شاء معهم أما هؤالء
)رواه البخاري(علما فيعلمون الناس وإنما بعثت مArtinya: "Mereka ini (pertemuan pertama) minta kepada Allah, bila Tuhan
menghendaki maka ia akan memenuhi permintaan tersebut dan jika ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkannya. Tetapi golongan kedua ini, mereka mengajar manusia, sedangkan saya sendiri diutus untuk juru didik”. (H.R. Bukhori) 38
Setelah ini beliau duduk pada pertemuan kedua ini, praktek ini
membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik betapa Rasul mendorong orang
belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan
juru didik.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah
menjunjung tinggi kepada pendidik dan motivasi agar berkiprah kepada
pendidikan dan pengajaran.
Disamping sebagaimana tersebut diatas Rosulullah SAW sendiri
memerintahkan kepada orang kafir yang tertawan akibat perang Badar,
apabila ia ingin bebas supaya terlebih dahulu mereka mau mengajar 10 orang
Islam.39
c. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
1) UUD 1945 pasal 29
Ayat 1. berbunyi : "Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa"
38 Nur Uhbiyati, op.cit, h. 26-27 39 Ibid
Ayat 2. berbunyi : "Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaanya itu".
Pasal 29 UUD 1945 ini memberikan jaminan kepada warga Negara RI
untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama yang
dipeluknya bahkan mengadakan kegiatan yang dapat menjunjung bagi
pelaksanaan ibadat. Dengan demikian Islam yang searah dengan bentuk
ibadah yang diyakininya diizinkan dan dijamin oleh Negara.40
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang
kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk., dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu:
1) Dasar Yuridis / Hukum
Dasar pendidikan Agama Islam berasal dari perundang-undangan
yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari tiga macam, yaitu :
a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pencasila, sila pertama, sila Ketuhanan yang Maha Esa.
b) Dasar struktural/ konstitusional, yaitu UUD' 45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
40 Nur Uhbiyati, op. cit,., h. 28
c) Dasar operasional, dasar operasional ini terdapat pada beberapa Undang-undang Republik Indonesia yang berkenaan dengan masalah keagamaan41, diantaranya: 1) Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
Bab V pasal 12 ayat (1) setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:"mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Pendidik atau guru agama yang seagama dengan peserta didik difasilitasi dan disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan.42 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab. VI Pasal 15 diantaranya mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademis, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, Menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.43 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 30 ayat (1), menyatakan pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 BabVI pasal 30 ayat (2), menyatakan pendidikan keagamaam berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalka nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
41 Surayin, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (PT. Yrama
Widya: Bandung, 2004) Cet. I, h.33 42 Ibid. 43 Ibid,. h. 37-38
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 30 ayat (3), menunjukan pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal.44 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab X pasal 36 ayat (3) dalam masalah kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan RI dengan memperhatikan: (a) Peningkatan iman dan takwa (b) Peningkatan akhlak mulia (c) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik (d) Keragaman potensi, kecerdasan dan minat peserta didik (e) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional (f) Tuntutan dunia kerja (g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (h) Agama (i) Dinamika perkembangan global dan (j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan45
2) Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber
dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah
Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam al-Qur'an
banyak ayat yang menunjukan perintah tersebut, antara lain:
Q.S. al-Nahl: 125 :
44 Ibid,. H. 58-59 45 Ibid,. H. 68-69
﴾١٢۵: ﴿ النحلأدع إلي سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة
Artinya: "Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik". (Q.S. al-Nahl: 125).
al-Hadits
آل : اهللا صلي اهللا عليه وسلم قالعن العالء عن أبي هريرة أن رسول
إنسان تلده أمه علي الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه فإن آان
)رواه مسلم(مسلمين فمسلم
Artinya: "Dari 'Alai dari bapaknya dari abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah SAW, bersabda : 'setiap orang dilahirkan oleh ibunya atas dasar fitrah (potensi dasar untuk beragama), maka setelah itu orang tuanya yang membawa dia beragama nasrani dan majusi, maka apabila kedua orang tuanya beragama Islam, anaknya menjadi muslim pula.” (H.R. Muslim).46
3) Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Maka jelaslah
bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan
46 Abu Husein bin al-Hajaj al-Qusyairi, Shohih Muslim, (singapura Penang: Sulaiman Marai,
tt), Juz II, h. 489
mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT.47
﴾٢٨: الرعد ﴿ أال بذآر اهللا تطمئن القلوب
Artinya: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah SWT., hati menjadi tentram ". (Q.S.al-Ra'd :28)48
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam mempunyai tujuan yang tersendiri sesuai dengan falsafah
dan pandangan hidup yang digariskan Alquran :
Ibnu Khaldun menyatakan :
a. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia
menemui Tuhanya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan
atasnya.
b. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh
pendidikan modern dan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup.
Selanjutnya al-Ghazali berpendapat bahwa: "Tujuan pendidikan Islam yang
paling utama ialah beribadah dan taqorrub kepada Allah dan kesempurnaan insani
yang tujuanya kebahagiaan dunia akhirat".
Selain dari pandangan yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali dan Ibnu
Khaldun tentang tujuan pendidikan Islam terdapat para cendekiawan Islam dan ahli
47 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung,
PT Remaja Rosdakarya, 2004) cet. 1, h. 130 48 Depag RI., Op. Cit., h. 373
pendidikan Islam yang lain membuat rumusan tentang tujuan pendidikan Islam.
Diantara mereka ialah:
a. Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan seseorang bagi amalan dunia dan akhirat.
b. Al-Abrasyi merumuskan tujuan umum pendidikan Islam yaitu: 1. Pembentukan akhlaq mulia (al-fadhilat) 2. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pendidikan
pemanfaatanya. Keterpaduan antar agama dan ilmu akan dapat membawa masyarakat kepada kesempurnaan.
3. Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keinginan untuk mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu.
4. Persiapan untuk kehidupan dunia akhirat.49
C. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa.
Tujuan utama pendidikan agama Islam ialah pembentukan akhlak dan budi
pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, baik laki-laki
maupun wanita, jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlak
yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaanya, menghormati hak-hak manusia,
tahu membedakan buruk dan baik, memilih suatu fadhilah karena cinta pada fadhilah,
menghindari suatu perbuatan yang tercela karena cinta mengingat Allah SWT., dalam
setiap pekerjaan yang mereka lakukan.50
1. Pentingnya Pembinaan Akhlak Siswa
49 M. Atiyah Al – Arbasyi, Op Cit h. 103 50 Ibid
Pembinaan akhlak merupakan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat
dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yang utama adalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak tersebut dapat
dilakukan di rumah, sekolah dan masyarakat, hal ini bertujuan agar generasi penerus
dapat bangsa memiliki moral yang baik dalam membangun bangsa.
Remaja merupakan generasi harapan bangsa yang memegang tongkat estafet
untuk menegakkan dan mewariskan cita-cita luhur bangsa dimasa depan. Pada saat
ini jumlah remaja di Indonesia cukup besar. Hal diatas diungkapkan oleh Sarlito
Wirawan Sarwono, yang mengatakan: jumlah manusia muda yang begitu besar dapat
berarti keuntungan sekaligus kerugian bagi bangsa Indonesia yang sedang
membangun ini. Ia merupakan keuntungan jika dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin untuk kepentingan pembangunan, akan tetapi kerugianlah yang akan terjadi
jika menjadi beban dan tanggungan bagi anggota masyarakat lainya.51
Sebagaimana dijelaskan oleh H.M. Chatib Thoha, bahwa: Pendidikan agama
Islam dapat digunakan sebagai terapi terhadap kenakalan remaja, karena sifat ajaran
Islam yang universal adalah shirath al-mustaqim: hudan warahmah: syifaun fi-
shudur.52
2. Cara Pembinaan Akhlak Siswa
51 Sarlito Wirawan Sarwono, Pandangan Sosial Politik Remaja, (Jakarta: Prisma, 1985), h.30 52 M. Chatib Thoha, Kapita Selekta Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1996),
Cet. Ke-1,h.117.
Telah dujelaskan sebelumnya bahwa Rasulallah SAW, diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Oleh karenanya perlu dibina secara optimal
dengan cara dan pendekatan yang tepat. Diantara cara yang ditempuh untuk
pembentukan akhlak ini,menurut beberapa ahli ilmu adalah:
a. Al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, dalam buku Alam
Pikiran al-Ghazali mengenai pendidikan dan ilmu, menyebutkan:
1) Melalui Pembiasaan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Karena pada dasarnya manusia dapat menerima segala pembentukan melalui pembiasaan yaitu dengan cara melatih jiwa pada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.
2) Melalui keteladanan. Untuk menanamkan sopan santun maka diperlukan pembinaan, contoh teladan yang baik dan nyata agar dapat diterima anak didik. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Ahzab: 21
﴾٢ ١:األحزاب ﴿ .....لقد آان لكم فى رسول اهللا اسوة حسنة
Artinya: Sungguh pada diri Rasulullah SAW itu terdapat contoh teladan
yang baik bagi kamu sekalian. (Q.S. al-Ahzab: 21)
3) Melalui paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyebutkan bahwa pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu:
b. Jalan-jalan pendorong dan penarik 1) Contoh dan teladan yang baik bagi anak 2) Lingkungan dan pergaulan anak 3) Memberi penghargaan bagi anak yang berakhlak baik 4) Memberi nasehat dengan lemah lembut 5) Menarik hati anak-anak untuk berbuat baik dan berakhlak baik
c. Jalan-jalan pencegahan 1) Mengambil pelajaran dari orang lain yang disebut dalam sejarah, cerita
dalam kejadian sehari-hari
2) Bermacam-macam hukuman bila terpaksa oleh keadaan, serta berhati-hati dalam melaksanakan hukuman itu.53
Dari uraian tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa cara pembinaan
akhlak terhadap remaja, dapat dilakukan dengan cara pemberian contoh teladan dari
pihak pendidik, sehingga anak didik dapat menerima nasehat-nasehat yang telah
diberikan. Pendidik berupaya membiasakan anak didik untuk melakukan perbuatan
atau tingkah laku yang terpuji. Disamping itu pendidik dapat mengarahkan mereka
untuk bersedia mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang ada di sekolah, ataupun di
lingkungan tempat mereka tinggal.
Seluruh kegiatan tersebut berfungsi untuk menyalurkan keterampilan yang
mereka miliki, selain bersosialisasi dengan teman secara lebih baik dan
mengembangkan wawasan berfikir yang sangat penting bagi masa depan mereka
sebagai generasi penerus bangsa. Dengan kata lain kegiatan tersebut berguna untuk
masa depan mereka.
53 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989), Cet.ke-5, h.149-150
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Ciputat
yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 1 Ciputat, Tangerang, Banten.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan antara tanggal 17 Mei 2006 sampai dengan 26
Juni 2006.
Variabel Penelitian
Ada dua variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel
peranan Pendidikan Agama Islam sebagai variabel (X) dan variabe pembinaan akhlak
siswa sebagai variabel terikat atau variabel (Y).
No Variabel Indikator No. Soal Jumlah
1
Pendidikan
agama Islam
- Ketertarikan siswa untuk mengikuti
pelajaran PAI
- Kemampuan siswa dalam
memahami materi PAI
- Kemampuan guru dalam mengajar
1 - 2
3
4
2
1
1
2
Akhlak siswa
- Keteladanan guru dalam memberi
contoh yang baik
- Kegiatan yang dilakukan guru
sebelum memulai materi pelajaran
PAI
- Minat siswa mempelajari materi
akhlak
- Akhlak di lingkungan sekolah
- Berkata dengan benar
- Akhlak siswa dalam beribadah
- Akhlak siswa terhadap orang tua
- Akhlak siswa terhadap sesama
5 - 7
8
9
10 – 13
14
15 - 21
22
23 – 25
3
1
1
4
1
6
1
5
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian54. Populasi target adalah
seluruh siswa SMPN 2 Ciputat. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas
II SMPN 2 Ciputat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
cara random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dari jumlah
populasi terjangkau. Adapun sampelnya adalah sebanyak 30 siswa.
No Kelas Populasi Sampel % 1 II a
II b II c II d II e
SMPN 2 Negeri Ciputat 6 anak 6 anak 6 anak 6 anak 6 anak
20 20 20 20 20
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), cet ke-11, h. 115
Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode riset
lapangan (field research), yaitu merupakan penelitian secara langsung terhadap obyek
yang akan diteliti. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan
pendekatan “croas soetional”, yaitu pemgambilan data langsung melalui kuesioner.55
Teknik pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi, dilakukan untuk mendapatkan data dengan mengadakan kunjungan
langsung ke tempat penelitian dan mengamati kondisi lingkungan sekolah
serta untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka peneliti melakukan
observasi. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
proses belajar mengajar di kelas.
2. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa
pernyataan kepada siswa. Bentuk angket adalah angket langsung dan bersifat
tertutup dengan bentuk pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih
salah satu jawabanya.
55 S. Nasution, Metodologi Penelitian, (Bandung: Jemmars, 1992), h. 100
Teknik Analisis Data
Setelah data sebagai hasil pencatatan peneliti terkumpul,langkah selanjutnya
yaitu pengolahan dan analisis data, sebagai suatu informasi.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan intrumen antara lain observasi dan angket. Tiap-tiap instrumen
tersebut berguna untuk melengkapi antara satu dengan yang lainya. Dalam membaca
angket data yang telah terkumpul, khususnya yang berbentuk angket, penulis akan
memasukanya kedalam beberapa tabel.
Penggunaan tekhnik analisis dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui peranan pendidikan Agama Islam dalam
pembinaan akhlak siswa. Maka data yang diperoleh akan diolah menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dalam pengolahan data yang pertama kali dilakukan adalah editing, Ini berarti
bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan
kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
2. Skoring
Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor
terhadap pernyataan yang ada pada angket. Pernyataan positif diberi skor
4,3,2,1, sedangkan pernyataan yang negatif diberi skor sebaliknya.
3. Tabulating
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang
penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolom
setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang satu dengan
yang lain.
4. Persentase
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya tingkatan
keberhasilan pelaksanaan pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak
sisawa.
Di dalam menghitung data-data yang didapatkan,penulis menggunakan rumus
persentase yaitu:
%100xnfP =
Keterangan
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi
N = Number of Cases
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Ciputat
SMP Negeri 2 Ciputat didirikan pada pertengahan tahun 1976 di atas tanah
seluas + 2.500 m2 milik Yayasan Pembangunan Madrasah Islam Ikhsan (YPMII)
dengan surat Hibah No. 087/B/YPMII/II/80, modal pembangunan sepenuhnya
diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang pada saat itu diberikan oleh Mayjen
Ali Sadikin dengan pemborong PT Himalaya Jakarta.
Pada awal berdirinya sekolah ini berada dalam pengelolaan SMP Negeri 2
Tangerang yang sampai dengan tanggal 1 April 1979. Semua SMP dan SMU di
Kabupaten Tangerang berada dalam tanggung jawab kanwil Depdikbud DKI Jakarta.
Dengan ditetapkannya kepala sekolah yang definitif berdasarkan SK
Depdikdud No. 27707/C/2/1983, maka SMP Negeri 1 Ciputat dilepas secara penuh
dari SMP Negeri 2 Tangerang yang telah mengelola sejak tahun 1977 sampai dengan
tahun 1983/1984.
Kemudian ketika SMP Negeri Cireundeu harus mendapat nomor, dan karena
SMP Negeri Cireundeu paling pertama lahir di Ciputat maka SMP Negeri Cireundeu
mendapat nomor 1 dan SMP Negeri 1 Ciputat menjadi SMP Negeri 2 Ciputat hingga
sekarang.
b. Visi dan Misi SMPN 2 Ciputat
Visi
a. Terunggul dalam prestasi.
b. Teladan dalam bersikap dan bertindak.
c. Konsisten dalam menjalankan ajaran Agama.
Misi
a. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan.
b. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk ke SMU / SMK Negeri.
c. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air.
d. Meningkatkan prestasi kerja yang di imbangi dengan penghargaan yang layak
serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan.
e. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan.
c. Struktur Organisasi
SMP Negeri 2 Ciputat dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta di bantu oleh empat pembantu kepala sekolah yang masing-masing bergerak di bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, bidang kesiswaan, dan bidang hubungan masyarakat (HUMAS). Untuk lebih jelas di bawah ini digambarkan bagan strukur organisasi SMP Negeri 2 Ciputat.
Sruktur Organisasi SMPN 2 Ciputat
STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 2 CIPUTAT
Penjab Humas Maryono, SE
Penjab Kesiswaan Dadang Yohana
SISWA SISWI SMPN 2 CIPUTAT
Dewan Guru SMPN 2 Ciputat
Komite Sekolah
Kaur Tata Usaha
Staf Tata Usaha
Penjab Kurikulum Endang H, S.Pd
KEPALA SEKOLAH Drs.H.Kuswanda, M.P.d
Wakil Kepala Sekolah H.M. Nasir Rinun, BA
Penjab Sarana Prasarana LA. Muhainim
Tabel 1
Pengurus dan Anggota Komite Sekolah
Nama Jabatan Unsur
H. Uci Sanusi, BA Ketua Tokoh Masyarakat
Drg. Dian Prasetyo Sekretaris Tokoh Masyarakat
Jamilah Ariana Bendahara Tokoh Masyarakat
Maryono, SE Anggota/Bidang Humas Guru
Dr. Purwandi Anggota/Bidang Pemberdayaan
Sumber Pendanaan
Tokoh Masyarakat
Drs. Subiyanto, M.Ed Anggota/Bidang Pemberdayaan
Mutu Pendidikan
Tokoh Masyarakat
Dr. H.Moh. Matsna, MA Anggota/Bidang Pemberdayaan
Mutu Pendidikan
Tokoh Masyarakat
Kiswanto, SH Anggota/Bidang Pemberdayaan
Sarana Prasarana Pendidikan
Pengusaha
H. Moh. Nasir Rinun, BA Anggota/Bidang Pemberdayaan
Kerohanian
Guru
Pidal Tanto Anggota/Bidang Pemberdayaan
Kesejahteraan
Pengusaha
Sri Indriyani Anggota/Bidang Pemberdayaan
Kesenian/ Olah raga
Alumni
Tabel 2
4. Kondisi guru
Jumlah Guru Pendidikan
GT GTT Mata Pelajaran
P L P L Jml D1 D2 D3 S1
PPKn 1 1 1
Pend. Agama 1 1 2 1 1
B. Indonesia 5 2 1 8 8
Matematika 4 1 1 6 1 1 4
IPA 4 2 2 8 1 4 3
IPS 4 3 1 8 1 4 3
KTK 2 4 6 5 1
B.Inggris 3 2 5 3 2
Pend Jasmani 3 3 1 1 1
TIK
Mulok 4 1 5 1 4
Jumlah 27 18 5 2 52 2 18 7 25
Tabel 3
5. Kondisi TU dan Karyawan
Jumlah Pegawai Pendidikan
PNS PTT Status
P L P L Jml SD SMP SMA S1
Pegawai TU 3 2 5 3 2
Kebersihan/Satpam 1 2 3 6 3 3
Jumlah 4 4 3 11 3 6 2
Tabel 4
6. Kondisi Siswa Tahun Pelajaran 2004/2005
Kelas R. Belajar Laki-laki Perempuan Jumlah
Aksel 2004 1 6 14 20
Aksel 2005 1 4 14 18
7 8 157 173 330
8 9 192 188 380
3 9 170 209 379
Jumlah 26 529 598 1.127
Tabel 5
7. Kondisi Sarana Prasarana
Uraian Jumlah
Ruangan
Ruang Belajar 28
Ruang Belajar ber AC 2
Ruang Perpustakaan 1
Ruang Laboratorium 2
Ruang Kepala Sekolah 1
Ruang Guru 1
Ruang Tata Usaha 1
Ruang Serbaguna 1
Ruang Ibadah / Masjid 1
Ruang UKS / PMR 1
Ruang BP / BK 1
Ruang Ketrampilan Komputer 2
Ruang Kesenian 1
Kantin 1
Rumah Jaga 1
WC Siswa 16
WC Guru / TU / Kepala Sekolah 4
Sanggar Pramuka / OSIS 1
Ruang Makan Personil 1
Tabel 6
8. Sarana Penunjang Kegiatan Siswa
1. Kesenian
Karawitan 2 set
Angklung 2 set
Qasidah 2 set
Band 1 set
Tabel 7
2. Olahraga
Uraian Jumlah
Lapangan Basket 1
Lapangan Volley 1
Lapangan Bulutangkis 1
Tabel 8 9. Jadwal Kegiatan Ekstra Kurikuler
Jenis Kegiatan Waktu Pembina
Pramuka
PMR
Paskibra
KIR
English Corner
ROHIS
TaeKwonDo
Sepak Bola
Volley Ball
Basket Ball
Bulu Tangkis
Teater
Karawitan
Marawis
Band
Sabtu
Jum'at/Sabtu
Rabu
Jum'at
Rabu
Jum'at
Minggu
Rabu
Rabu
Sabtu
Jum'at
Selasa/Kamis
Sabtu
kamis/Jum'at
Sabtu
L.A Muhainim
Hermanto/Iis C.
Heri Dedi W
Evi Syarfiati,SPd
Eni Subekti,Spd
Drs. Anwarudin
Nina Diana
Kamaludin
Drs. Junaidi
Suparman
B. Edi Saputra
Drs. Syaifullah
L.A Muhainim
Zainal Fikal
Endar Suhendar
Pada pelaksanaan pendidikan agama Islam dan perananya terhadap akhlak
siswa SMP Negeri 2 ini, penulis memaparkan berdasarkan angket yang penulis
sebarkan kepada siswa SMP Negeri 2 Ciputat. Quisioner tersebut memuat aspek-
aspek akhlak yang tumbuh dalam diri siswa dan dinyatakan dalam berbagai aspek
persoalan sekolah dan pelajaran serta dalam kehidupan sehari-hari.
B. Deskripsi dan Analisis Data
Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing, skoring
dan tabulating, maka langkah berikutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel
dengan menggunakan rumus persentase. Berikut ini peneliti sajikan hasil angket
berdasarkan prosentase jawaban.
Angket telah disebar, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Data yang
masuk kemudian ditabulasikan dan selanjutnya diubah dalam bentuk prosentase
untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka setiap item soal
dibuat melalui suatu tabulasi yang disesuaikan dengan tekhnik analisis sehingga dapat
ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti. Dari hasil penelitian diperoleh data
sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama Islam
Tabel 9 Kegemaran siswa dalam mengikuti pelajaran PAI di kelas
No Alternatif Jawaban F %
1
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27 3 0 0
90 10 0 0
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa (90%) siswa selalu mengikuti
pelajaran pendidikan agama Islam, mereka mengikuti pelajaran tersebut dengan
serius, karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang sangat penting.
Sebagian kecil (10%) menyatakan sering mengikuti pelajaran agama Islam
dikarenakan mereka banyak mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang terkadang
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Dan (0%) menyatakan kadang-kadang dan
tidak pernah mengikuti pelajaran agama Islam.
Tabel 10 Ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran PAI di kelas
No Alternatif Jawaban F %
2.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21 3 6 0
70 20 10 0
Jumlah 30 100 Tabel di atas menunjukan ketertarikan siswa dalam mengikuti materi
pendidikan agama Islam dan sebagian besar (70%) menyatakan selalu tertarik dan
sungguh-sungguh dalam mengikutinya. Mereka tidak hanya memahami teori-teorinya
saja tetapi mereka berusaha untuk mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
(20%) menyatakan sering tertarik untuk mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam
dan (10%) menyatakan kadang-kadang tertarik untuk megikuti pelajaran pendidikan
agama Islam, dimungkinkan mereka belum secara maksimal dalam menerima dan
mencerna pelajaran tersebut. Dan (0%) menyatakan tidak pernah tertarik untuk
mengikuti materi pelajaran agama Islam.
Tabel 11 Kemampuan siswa dalam memahami materi PAI
No Alternatif Jawaban F %
3.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14 8 8 0
46,6 26,7 26,7
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran pendidikan agama Islam yang di sampaikan oleh guru, dan sebagian besar menjawab (46,7%) selalu memahami materi yang disampaikan. (26,7%) menyatakan sering dan kadang-kadang memahami materi yang disampaikan, karena mereka tidak hanya memfokuskan pada satu mata pelajaran saja akan tetapi kemungkinan mereka butuh keseimbangan untuk dapat memahami semua mata pelajaran agar dapat menghasilkan nilai yang memuaskan. (0%) menyatakan tidak pernah memahami materi pelajaran pendidikan agama Islam.
Tabel 12
Kesungguhan guru agama Islam dalam menjelaskan materi PAI
No Alternatif Jawaban F %
4.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15 9 6 0
50 30 20 0
Jumlah 30 100 Tabel di atas menunjukan (50%) guru dapat menjelaskan materi pelajaran PAI
dengan baik dan dapat dipahami oleh siswa, karena guru tidak hanya menjelaskan
tentang teori-teorinya saja akan tetapi mampu untuk mempraktekkan meteri tersebut
terutama hal yang berkaitan dengan akhlak yang dapat dapat dicontoh oleh para
siswa. (30%) menyatakan bahwa guru agama sering menjelaskan materi dengan baik
dan dapat difahami, namun tidak semua siswa dapat memperhatikan dengan sungguh-
sungguh apa yang guru sampaikan.Sebagian kecil (20%) menyatakan bahwa guru
terkadang dapat menyampaikan materi pelajaran PAI dengan baik dan mudah
difahami, karena guru tidak mudah untuk menyampaikan materi tanpa di dukung
dengan metode yang baik. (0%) menyatakan guru tidak pernah menjelaskan materi
dengan baik.
Tabel 13 Keteladanan guru agama dalam memberi contoh prilaku yang baik kepada siswa
No Alternatif Jawaban F %
5.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17 10 3 0
56,7 33,3 10 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan sebagian besar (56,7%) guru dapat memberikan
teladan dan contoh yang baik kepada siswa, sesuai dengan teori akhlak yang telah
diajarkanya, sehingga para siswapun dapat meniru dan membiasakan apa yang
dilakukan oleh guru selama perbuatan tersebut terpuji. (33,3%) menyatakan guru
sering memberikan teladan yang baik kepada siswa, karena adakalanya siswa tidak
selalu memperhatikan apa yang dilakukan guru pada saat memberikan contoh yang
baik pada siswanya. Dan sebagian kecil menyatakan (10%) guru terkadang
memberikan contoh teladan pada siswa. Dan (0%) siswa menyatakan guru tidak
pernah memberikan contoh teladan yang baik pada siswa.
Tabel 14 Kepedulian guru dalam menaggapi masalah
No Alternatif Jawaban F %
6.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15 8 5 2
50 26,7 16,7 6,6
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan (50 %) ketika siswa mempunyai masalah, guru
agama selalu memberi nasehat atau jalan keluar, dan siswa juga tidak segan-segan
untuk mengadukan masalahnya kepada guru agama tentang masalah atau kesulitan
yang dihadapi. (26,7%) menyatakan guru sering memberikan nasehat kepada siswa
yang mempunyai masalah.sebagian kecil (16,7%) menyatakan terkadang guru
memberi nasihat kepada siswa yang mempunyai masalah, karena tidak semua siswa
dapat mengadukan masalahnya kepada guru agama, mereka lebih senang
mengadukan masalahnya kepada teman dekatnya. (6,7%) siswa menyatakan guru
agama tidak pernah memberi nasihat kepada siswa,karena siswa hanya mengadukan
masalahnya kepada teman terdekatnya saja atau memilih untuk menyelesaikanya
sendiri, dan kemungkinan dari siswa itu sendiri yang tidak pernah konsultasi dengan
guru agama.
Tabel 15 Keteladanan guru agama dalam memberikan perintah sholat kepada siswa
No Alternatif Jawaban F %
7.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22 5 4 0
80 16,7 13.3
0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan (80%) guru agama selalu memerintahkan untuk
melaksanakan shalat lima waktu terutama shalat dzuhur ketika para siswa masih
berda di sekolah. (16,7%) menyatakan guru sering memerintahkan untuk melakukan
sholat lima waktu, walaupun tidak rutin, kemungkinan besar mereka masih
terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya dan guru akan bersikap tegas bagi siswa
yang tidak melakukan shalat. (13,3%) menyatakan guru terkadang memerintahkan
untuk melakukan shalat lima waktu.dan (0%) siswa menyatakan guru tidak pernah
memerintahkan untuk melakukan shalat lima waktu.
Tabel 16 Siswa membiasakan kegiatan tadarrus al-Qur’an sebelum berlangsung materi PAI
No Alternatif Jawaban F %
8.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19 11 0 0
63,3 36,7
0 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan kegiatan siswa dalam membiasakan untuk
mencintai al-Qur’an, sebagian besar (46,7%) tadarus al-Qur’an selalu berjalan
terutama sebelum materi pelajaran PAI di mulai, seluruh siswa diwajibkan untuk
tadarrus terlebih dahulu. (36,7%) siswa menyatakan sering diadakan tadrrus al-
Qur’an terutama sebelum materi pelajaran PAI di mulai. (0%) menyatakan bahwa
tadarus al-Qur’an tidak pernah diadakan sebelum memulai pelajaran.
Tabel 17 Minat siswa dalam mempelajari materi PAI tentang akhlak
No Alternatif Jawaban F %
9.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21 9 0 0
70 30 0 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan sebagian besar (70%) siswa selalu menyukai materi
tentang akhlak dalam pelajaran agama Islam, karena mereka menyadari bahwa
manusia merupakan makhluk sosial yang selalu bergaul dengan sesamanya, jika
mereka tidak di dasari dengan akhlak yang tinggi, mereka akan mudah berpecah
belah karena hanya mengandalkan emosinya saja,oleh sebab itu akhlak merupakan
bagian terpenting dalam hidupnya. (30%) siswa sering menyukai materi tentang
akhlak dalam pendidikan agama Islam meskipun tidak selalu karena materi akhlak
harus diikuti dengan serius dan harus dapat di wujudkan dalam kehidupan sehari-
hari.Dan (0%) siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah menyukai materi
akhlak dalam pelajaran pendidikan agama Islam.
Tabel 18 Kemampuan siswa dalam mengembangkan sikap,
prilaku (akhlak) dalam kehidupan sehari-hari
No Alternatif Jawaban F %
10.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18 10 2 0
33,3 60 6,7 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan sebagian besar (33,3%) siswa menyatakan materi
akhlak yang dipelajari di sekolah selalu di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari,
baik akhlak terhadap sesama atau akhlak terhadap Allah dan Rasulnya. Mereka sudah
terbiasa melakukanya kapan saja dan dimana saja. (60%) siswa menyatakan sering
mempraktekkan materi akhlak bagi mereka yang belum terbiasa, namun mereka
berusaha untuk dapat membiasakan dan juga membuktikan bahwa materi akhlak
harus dapat merubah sikap dan perilaku yang tadinya buruk menjadi baik.(6,7%)
terkadang mempraktikkannya bagi mereka yang belum memahami sepenuhnya
materi akhlak, oleh sebab itu mereka butuh sosialisasi di masyarakat, sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Dan (0%) siswa menyatakan tidak pernah mempraktikkan
materi pelajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 19
Kemampuan siswa menahan diri dari perbuatan terlarang
No Alternatif Jawaban F %
11.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17 8 5 0
56,7 26,7 16,6
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (56,7%) siswa dapat menahan diri dari perbuatan
terlarang karena mereka mengerti bahwa perbuatan yang terlarang tidak akan
membawa manfaat bagi dirinya, apalagi telah ditanamkan nilai-nilai ajaran agama
senjak kecil. (26,7%) siswa mengatakan sering dapat menahan diri dari perbuatan
terlarang karena mereka tidak sepenuhnya memahami materi akhlak yang telah
diajarkan sehingga belum sepenuhnya dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari. Sebagian kecil (16,6%)menyatakan terkadang siswa dapat menahan diri dari
perbuatan terlarang. Dan (0%) siswa menyatakan tidak pernah dapat menahan diri
dari perbuatan terlarang.
Tabel 20 Siswa membiasakan mengucap salam ketika bertemu dengan guru
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu b. sering
24 6
80 20
12.
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
0 0
0 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan (80%) siswa selalu membiasakan diri memberi
salam ketika bertemu dengan guru, siswa selalu membiasakan diri mengucap dan
menjawab salam terutama bila bertemu dengan gurunya dimanapun mereka berada.
Dan hal itu merupakan wujud keberhasilan siswa setelah mendapat materi tentang
akhlak pada pelajaran PAI. (20%) siswa sering mengucapakan salam bila bertemu
dengan gurunya, terutama pada saat guru masuk dan memulai materi pelajaran di
kelas. (0%) siswa menyatakan tidak pernah mengucapkan salam bila bertemu dengan
guru.
Tabel 21
Siswa membiasakan mengucap salam ketika masuk kelas
No Alternatif Jawaban F %
13.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18 7 5 0
60 23,4 16,6
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (60%) siswa menjawab selalu mengucapkan salam
ketika masuk rumah karena mereka tahu bahwa salam memberikan keselamatan.
(23,4%) menyatakan sering mengucapkan salam ketika masuk rumah. Dan sebagian
kecil lainya (16,6 %) siswa menyatakan terkadang mengucapkan salam ketika masuk
rumah karena lupa dan belum terbiasa untuk mengucapkan salam ketika masuk
rumah. (0%) menyatakan tidak pernah mengucapkan salam ketika masuk rumah.
2. Akhlak siswa dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 22
Siswa berkata dengan benar
No Alternatif Jawaban F %
14.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21 7 1 1
70 23,4 3,3 3,3
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan sebagian besar (70%) siswa selalu berkata dengan
benar mereka telah memahami materi pelajaran yang di berikan di sekolah dan juga
orang tua mereka selalu menganjurkan untuk selalu berkata benar, sehingga apa–apa
yang di lakukan oleh guru maupun orang terdekatnya mereka tidak segan-segan untuk
menirunya. (23,4%) menyataka siswa sering berkata benar baik terhadap orang tua,
guru atau teman serta di wujudkan dalam pergaulan di lingkungan masyarakat.
Sebagian kecil (33,3%) siswa menyatakan terkadang dan hampir tidak pernah berkata
dengan benar, dimungkinkan mereka belum sepenuhnya memahami materi tentang
akhlak sehingga tidak diwujudkan dalam keseharianya atau bisa jadi karena faktor
keluarga yang kurang memperhatikan akhlak atau tingkah laku sehingga dibiarkan
melakukan apa saja yang disukainya.
Tabel 23
Siswa berdoa kepada Allah
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu b. sering
20 8
66,7 26,7
15. c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2 0
6,6 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan sebagian besar (66,7%) siswa selalu membiasakan
untuk berdoa kepada Allah, baik sebelum atau sesudah mereka belajar di kelas serta
apa saja yang mereka kerjakan selalu di mulai dengan berdoa. Karena dengan doa
yang tulus dan ikhlas insyaAllah apa yang kita inginkan akan tercapai. (26,7%) siswa
menyatakan sering berdoa kepada Allah. (6,6%) siswa menyatakan terkadang berdoa
kepada Allah. (0%) siswa menyatakan tidak pernah berdoa kepada Allah.
Tabel 24
Siswa berzikir kepada Allah
No Alternatif Jawaban F %
16.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7 11 12 0
23,4 36,6 40 0
Jumlah 30 100 Tabel di atas menunjukkan (40 %) menyatakan kadang-kadang siswa berzikir
kepada Allah, karena siswa belum dapat memahami dan mengerti manfaat berzikir
kepada Allah. (36 %) siswa menyatakan sering berzikir kepada Allah, karena mereka
tahu bahwa dengan berzikir dapat mendekatkan diri kepada Allah dan siswa juga
sudah bisa memahami manfaat berzikir kepada Allah. Sebagian kecil (23,4 %)siswa
menyatakan selalu berzikir kepada Allah apabila telah selesai melaksanakan sholat.
Dan (0 %) siswa menyatakan tidak pernah berzikir kepada Allah.
Tabel 25 Siswa bersyukur atas pemberian nikmat Allah
No Alternatif Jawaban F %
17.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13 10 7 0
43,3 33,3 23,5
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (43,3%) siswa menyatakan selalu bersyukur atas
semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah. (33,3%) siswa menyatakan sering
bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Dan sebagian kecil lainya (23,5%) siswa
menyatakan terkadang bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada Allah. (0%)
menyatakan siswa tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah.
Tabel 26 Siswa melaksanakan sholat lima waktu
No Alternatif Jawaban F %
18.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12 12 6 0
40 40 20 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menggambarkan minat siswa dalam mempraktikkan pendidikan
akhlak dalam kehidupan sehari-hari terutama akhlak kepada Allah, yang tercermin
dalam perintah melaksanakan sholat lima waktu, dan sebagian besar (40%) siswa
selalu dan sering melaksanakan sholat lima waktu ketika mereka masih berada di
sekolah, rumah atau di lingkungan sekitarnya. (20%) siswa menyatakan terkadang
melaksanakan sholat lima waktu, apabila sudah mendapat teguran dari orang
terdekatnya dan mereka belum terbiasa untuk melaksanakanya secara murni tanpa
adanya perintah dan paksaan dari orang terdekatnya. (0%) siswa menyatakan tidak
pernah melaksanakan shalat lima waktu.
Tabel 27 Siswa melaksanakan puasa wajib
No Alternatif Jawaban F %
19.
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17 8 5 0
.56,7 26,6 16,7
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan kebiasaan siswa dalam melaksanakan puasa wajib,
contoh puasa bulan ramadhan sebagai praktek ibadah pada pelajaran PAI, sebagian
besar (56,7%) siswa selalu melaksanakan puasa wajib. Mereka akan merasa malu
apabila mereka tidak berpuasa. (26,6%) siswa sering melaksanakan puasa wajib
meskipun tidak selalu karena biasanya untuk siswinya terdapat udzur (haidh).
Sebagian kecil (6,7%) siswa terkadang melakukan puasa wajib, walaupun sudah
mengetahui dan sudah diajarkan pada pelajaran PAI, tetapi kadang mereka enggan
untuk melakukanya ketika sendirian. (0%) siswa menyatakan tidak pernah
melaksanakan puasa wajib.
Tabel 28 Siswa melaksanakan puasa sunnah
No Alternatif Jawaban F % 20
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8 7 15 0
26,7 23,3 50 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan sebagian besar (50%) siswa terkadang
melaksanakan puasa sunnah.(26%) siswa menyatakan sering melaksanakan puasa
sunnah untuk mengganti puasa yang wajib yang pernah tidak dilaksanakanya karena
ada suatu halangan. Sebagian kecil (23,3%) siswa menyatakan terkadang
melaksanakan shalat sunnah, dimungkinkan karena fisik lemah ataupun karena belum
terbiasa untuk melakukanya (0%) siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan
puasa sunnah.
Tabel 29 Siswa membaca al-Quran di rumah
No Alternatif Jawaban F %
21
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15 8 7 0
50 26,7 23,3
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (50%) siswa menyatakan selalu membaca Al-
Qur'an di rumah ketika telah selesai melakukan shalat, terutama setelah selesai sholat
maghrib, karena dengan membaca Al-Qur'an hati kita akan menjadi tenang dan
membaca Al-Quran juga merupakan suatu ibadah.(26,7%) menyatakan siswa sering
membaca Al-Qur'an, walaupun masih dalam tahap belajar dan belum fasih dalam
membaca Al-Qur'an, tapi mereka berusaha untuk belajar membaca Al-Qur'an sedikit
demi sedikit.Sebagian kecil lainya (23,3%) menyatakan terkadang siswa membaca al-
Qur'an,mereka merasa malas untuk membaca dan lebih mendahulukan belajar dari
pada membaca Al-Qur'an terlebih dahulu, dan kemungkinan lainnya mereka tidak
membaca Al-qur'an karena ada halangan (uzhur).(0%) siswa menjawab tidak pernah
membaca Al-Qur’an di rumah.
Tabel 30 Siswa patuh terhadap orang tua
No Alternatif Jawaban F %
22
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12 10 8 0
40 33,3 26,7
0 Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (40%) menyatakan siswa selalu patuh terhadap
orang tua, siswa tahu bahwa patuh kepada orang tua (perintah yang baik) adalah
wajib dilaksanakan karena dengan demikian seorang anak telah berbakti kepada
kedua orang tua.(33,3%) siswa menyatakan sering patuh terhadap orang tua.Dan
sebagian kecil lainya (26,7%) siswa menyatakan terkadang patuh terhadap orang tua
karena malas dan cape dan takut serta kemungkinan lainya karena mendapat upah
dari orang tua. Dan (0 %) menyatakan siswa tidak pernah patuh terhadap orang tua.
Tabel 31 Kepedulian siswa terhadap sesama
No Alternatif Jawaban F %
23
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8 9 13 0
26,7 30
43,3 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (26,7%) siswa selalu menolong teman apabila
tertimpa musibah, karena siswa mengerti bahwa manusia hidup tidak lepas dari
pertolongan orang lain disekitar, dan siswa telah memiliki sifat kebersamaan dan
kesetiakawanan terhadap sesama.(30%) siswa menyatakan sering peduli terhadap
sesama karena keadaanya mampu. Dan sebagian lainya (43,3%)siswa menyatakan
kadang-kadang menolong teman yang tertimpa musibah karena situasi yang tidak
memungkinkan.(0%) siswa menjawab tidak pernah menolong teman yang tertimpa
musibah.
Tabel 32 Menepati janji
No Alternatif Jawaban F % 24
a. Selalu b. sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16 10 4 0
53,4 33,3 13,3
0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (53,4%) siswa menyatakan selalu menepati janji
apabila berjanji dengan teman karena menepati janji adalah wajib.(33,3%) siswa
menyatakan sering menepati janji apabila berjanji dengan teman. Dan sebagian kecil
lainya (13,3%) siswa menyatakan terkadang menepati janjinya apabila berjanji
dengan teman karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan (lupa) dan
kurang memahami bahwa janji adalah hutang.(0%) siswa menjawab ketika berjanji
dengan teman tidak pernah menepati janjinya.
Tabel 33
Siswa menyampaikan amanat / pesan
No Alternatif Jawaban F %
25
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19 8 3 0
63,3 26,7 10 0
Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukkan (63,3%) siswa menyatakan selalu menyampaikan
pesan karena kewajiban dan amanah.(26,7%) menyatakan apabila dititpi pesan, siswa
sering menyampaikannya. Dan (10%) menyatakan kadang-kadang siswa
menyampaikan pesan karena lupa. Dan (0%) siswa menyatakan tidak pernah
menyampaikan pesan.
Interpretasi Data
Setelah data angket danalisis, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan
data tersebut dengan mencari jumlah rata-rata persentase yang terdapat dalam tabel.
Langkah ini digunakan untuk memgetahui peranan pendidikana agama Islam dalam
pembinaan akhlak di SMP Negeri 2 Ciputat.
Dalam menginterpretsaikan nilai rata-rata persentase yang diperoleh, penulis
menentukan beban kategori jawaban sebagai berikut:
Jawaban A (selalu) : Amat baik
Jawaban B (sering) : Baik
Jawaban C (kadang-kadang) : cukup
Jawaban D (tidak pernah) : Kurang
Tabel 34
Pernyataan tentang pendidikan agama Islam
No Pernyataan selalu sering Kadang-
kadang Tidak pernah
1 2 3 4 5 6 7
Kegemaran mengikuti pelajaran PAI di kelas Ketertarikan mengikuti materi pendidikan
agama Islam
Kemampuan memahami materi PAI Guru agama Islam dalam menjelaskan materi PAI Keteladanan guru agama dalam memberi contoh yang baik kepada murid Kepedulian guru dalam menaggapi
90%
70%
46,6% 50%
56,7%
50%
80%
10%
20%
26,7% 30%
33,3%
26,7%
16,7%
0%
10%
26,7% 20%
10%
16,7%
13,3%
0%
0%
0% 0%
0%
6,6%
0%
8 9
10 11 12 1
masalah Guru agama dalam memberikan perintah sholat Membiasakan kegiatan tadarus al-Qur'an Minat mempelajari materi PAI tentang akhlak Kemampuan mengembangkan sikap Kemampuan menahan diri Mengucap salam ketika bertemu guru Mengucap salam ketika masuk kelas
63% 70%
33,3% 56,7% 80% 60%
36,7% 30%
60%
26,7% 20%
23,4%
0% 0%
6,7% 16,6%
0% 16,6%
0% 0%
0% 0% 0%
3,3%
Rata- rata 62,6% 25,2% 9,9% 0,7%
Dari table di atas, dapat diambil kesimpulan secara keseluruhan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam menunjukkan pada kategori amat baik. Hal ini terbukti dengan jawaban responden dengan rata-rata prosentase jawaban selalu sebanyak 62,6% %, sering 25,2%, kadang-kadang 9,9%, dan tidak pernah sebanyak 0,7%.
Tabel 35
Pernyataan tentang pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari
No Pernyataan selalu sering Kadang-kadang
Tidak pernah
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Berkata dengan benar Akhlak kepada Allah Akhlak siswa dalam beribadah Mensyukuri nikmat Allah Pelaksanaan Ibadah sholat Pelaksanaan ibadah puasa wajib Pelaksanaan ibadah puasa sunnah Membaca al-Quran Akhlak terhadap orang tua Kepedulian terhadap sesame Menepati janji Menyampaikan Amanat
70% 66,7% 23,6% 43,3% 40%
56,7% 26,7% 50%
33,3% 26,7% 33,3% 63,3%
23,4% 26,7% 36,6% 33,3% 40%
26,6% 23,3% 26,7% 40% 30%
13,3% 26,7%
3,3% 6,6% 40%
23,3% 20%
16,7% 50%
23,3% 26,7% 43,3% 53,4% 10%
3,3% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rata-rata 42,1% 29,48% 28,5% 0%
Dari tabel di atas, dapat diambil kesimpulan secara keseluruhan bahwa Akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat menunjukkan kategori amat baik. Hal ini
terbukti dengan jawaban responden dengan rata-rata prosentase jawaban selalu sebanyak 42,1%, sering 29,48%, kadang-kadang 28,5%, dan tidak pernah sebanyak 0%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di SMPN 2 Ciputat yang
mengkaji tentang peranan pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari beberapa jawaban yang diberikan oleh responden, menunjukkan bahwa
jumlah rata-rata dari jawaban angket variabel X (Pendidikan Agama Islam)
adalah sebesar 62,2%, yang memiliki kategori amat baik. Ini menunjukkan bahwa
Pendidikan Agama Islam sudah dilaksanakan dengan baik.
2. Mengenai akhlak siswa SMP Negeri 2 Ciputat dari hasil angket yang telah
disebarkan diperoleh rata-rata sebesar 42,1% siswa menyatakan sering. yang
memiliki kategori amat baik. Ini menunjukkan bahwa Akhlak siswa SMP Negeri
2 Ciputat amat baik.
3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam memiliki
peranan yang sangat penting dalam pembinaan akhlak siswa di SMP Negeri 2
Ciputat Tangerang. Karena Pendidikan Islam merupakan sarana pemeliharaan
etika dan budi pekerti luhur dan kepribadian. Bagaimana siswa harus beretika dan
bersikap baik kepada Sang Maha Pencipta maupun kepada sesamanya.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis dalam melakukan penelitian, penulis ingin
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk para guru, khususnya guru yang mengajar pendidikan agama Islam yang
berada di SMPN 2 Ciputat, agar lebih meningkatkan usahanya dalam membina
akhlak siswa.
2. Kepala sekolah sebagai pimpinan perlu memberikan semangat dan dorongan
kepada para guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar serta
melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran secara kontinu agar mutu
pendidkan khususnya bidang pendidikan agama dapat ditingkatkan.
3. Kepada orang tua agar tetap memberikan motivasi terhadap proses belajar dan
memperhatikan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap anak, sehingga anak
mempunyai budi pekerti/akhlak yang baik.
4. Kepada siswa untuk dapat menambah pengetahuan khususnya pengetahuan
Agama Islam dan dapat memanfaatkan sumber belajar dan fasilitas yang
disediakan dan tetap memfokuskan diri pada kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abrasyi, M. Athiyah, al, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan
Bintang, 1970, Cet.ke-6 Ardani, Moh., Akhlak Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001, cet Ke-1&2 ----------------, Alqur'an dan Sufisme Mangkunegara IV , Yogyakarta: PT Dana Bakti
Wakaf, 1995 Arifin, H. M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, cet , Ke-3 ---------------, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, cet. Ke-3 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 1998, cet ke-11 Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, Cet, .Ke-2 Darimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al-Maarif, 1981, Cet.
K-5 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: Gema Risalah Press, 1992 Dimasyqi, ad, Al'Allamah almarhum Asysyaikh Muhammad Jalaluddin Al qasimi,
(Ringkasan dari Ihya Ulumuddin), Jakarta: Al-Maktabah At-tijjariyyah Al-kubro
Ghazali, Muhammad, al, Akhlak Seorang Muslim, Semarang : wicaksana, 1999,
Cet. IV Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI, 1999, Cet. Ke-1 Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 1 Moh. Rifa'i, Rashihin Abdul Ghani, Al-Qur’an dan terjemahnya, Semarang:
CV.Wicaksana,1992, Cet. Ke-1
Muhammad, Abdullah Ibnu Yazid Liquzaini, Sunan Ibnu Majah, Kifatul Hajah Fi Tahqiqi Sunan Ibnu Majah Mutobiqon Fi Tarkimihi Lilmu’jam Almufahros Lilalfadzil Hadis, beirut: darul fikri 1995 M/1415 H h. 225
Nasution, S., Metodologi Penelitian, Bandung: Jemmars, 1992, h. 100 Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2000, cet ke-3 Purwanto, Ngalim, Ilmu pendidikan teoritis dan praktis, Bandung: Rosdakarya, 1993,
cet. Ke-6 Qusyairi, Abu Husein bin al-Hajaj al-, Shohih Muslim, Singapura Penang: Sulaiman
Mara’it, Juz II Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, .Jakarta: Kalam Mulia, 1994, Cet. Ke-1 Saifuddaulah dkk, Akhlak Ijtima'iyah, PT. Pamator, Cet. I,1998 Sarwono, Sarlito Wirawan, Pandangan Sosial Politik Remaja, Jakarta: Prisma, 1985 Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, Cet.
Ke-1 Sunardi, Islam Pengatur Akhlak, Jakarta: Media Da’wah, 1996, Cet. Ke-1 Surayin, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PT. Yrama
Widya: Bandung, 2004, Cet. I Thib, Ismail, Risalah Akhlak, Yogyakarta: CV. Faizan ,Jilid 4, 1986 Thoha, M. Chatib, Kapita Selekta Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
1996, Cet. Ke-1 Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, Cet. Ke-1 Yunus, H. Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakatra: PT.
Hidakarya Agung, 1978, cet. Ke-2 --------------------------, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989,
Cet. ke-5 Zaini, Syaminan, Prinsip-prinsip Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
1987 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta:Bumi Aksara, 1991
Zuhairini, Metodik Khusus Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, Cet. Ke-8