perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN KOMIK WAYANG
GATOTKACA PUTRA PANDAWA
Diajukan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
Diploma III Desain Komunikasi Visual Jurusan Seni Rupa
Oleh :
ANGGA PRASETYAWAN
C9507075
PROGRAM STUDI DIPLOMA III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Konsep Karya Tugas Akhir dengan Judul
PERANCANGAN KOMIK WAYANG
GATOTKACA PUTRA PANDAWA
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pembimbing Tugas Akhir I
Jazuli Abdin Munib, S.Sn
Pembimbing Tugas Akhir II
Anugrah Irfan Ismail, S.Sn
NIP. 19750516 200212 1 101 NIP. 19830702 200812 1 003
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
Arif Iman Santoso, S.Sn
NIP. 19790327 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Pengantar Karya Tugas Akhir
Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Tugas Akhir
Pada tanggal, ……
Panitia Penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
Hermansyah Muttaqin, S.Sn. (…………………….)
NIP. 19711115 200604 1 001
Sekretaris Sidang Tugas Akhir
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (…………………….)
NIP. 19790327 200501 1002
Pembimbing Tugas Akhir I
Jazuli Abdin Munib, S.Sn (…………………….)
NIP. 19750516 200212 1 101
Pembimbing Tugas Akhir II
Anugrah Irfan Ismail, S.Sn (…………………….)
NIP. 19830702 200812 1 003
Mengetahui,
Dekan Ketua Program
Fakultas Sastra dan Seni Rupa D3 Desain Komunikasi Visual
Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D
NIP. 19600328 198601 1 001 NIP. 19581111 198903 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
”Cobalah untuk berpikir berbeda!”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Keluargaku tercinta dan semua teman yang mendukungku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik dan lancar. Adapun Tugas Akhir yang
berjudul “PERANCANGAN KOMIK WAYANG GATOTKACA PUTRA
PANDAWA” ini disusun guna meraih gelar Ahli Madya program D3 Desain
Komunikasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembuatan Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
juga motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Maka ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi pantas
penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret beserta staff.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program D3 Desain Komunikasi
Visual
3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn, selaku Pembimbing I, terima kasih atas bimbingannya
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn selaku Pembimbing II, terima kasih atas
bimbingannya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku pembimbing Akademik.
6. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku ketua sidang Tugas Akhir.
7. Esty Wulandari,S.Sos, M.Si selaku sekretaris sidang Tugas Akhir.
8. Laksono dan Joko beserta Staff Tata Usaha Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
Disadari sepenuhnya bahwa karya Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembacanya.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Perancangan ............................................................................... 3
BAB II IDENTIFIKASI DATA .......................................................................... 4
A. Data Produk ........................................................................................... 4
B. Target Market dan Target Audience ................................................... 29
C. Komparasi ........................................................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB III KONSEP PERANCANGAN ............................................................... 35
A. Konsep Karya ...................................................................................... 35
B. Konsep Perancangan ........................................................................... 37
C. Teknik Pelaksanaan ............................................................................. 93
BAB IV VISUALISASI ...................................................................................... 99
A. Sket Kasar (Thumbnail) ...................................................................... 99
B. Rekomendasi Desain ......................................................................... 100
C. Desain Jadi ........................................................................................ 101
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 113
A. Kesimpulan........................................................................................ 113
B. Saran .................................................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Komik merupakan salah satu penyampaian ide-ide kreatif melalui bentuk
gambar dan tulisan yang ada di dalamnya. Komik juga merupakan wujud
komunikasi, khususnya media cetak yang sudah berkembang sejak dahulu dan
diminati masyarakat. Didalam komik terdapat ide-ide kreatif tentang
penggambaran karakter tokoh, jalur cerita, lay out dan pengembangan lainnya
yang hendak disampaikan kepada pembaca. Gaya visual yang dipakai sangatlah
beragam, namun yang sangat mendominasi saat ini adalah gaya visual manga dan
gaya visual superhero Amerika.
Komik adalah bacaan umum di Indonesia, dimana komik sudah tidak lagi
menjadi konsumsi anak-anak, namun juga dikonsumsi oleh kalangan remaja
bahkan orang dewasa. Komik import yang biasanya buatan Jepang lebih digemari
daripada komik buatan lokal. Komik Indonesia biasanya bersifat konvensional,
walaupun begitu sekarang sudah banyak para komikus Indonesia yang
menawarkan ide dan cerita yang lebih bervariasi walaupun masih dikekang cukup
erat dan dibatasi oleh pakem “kebudayaan Indonesia” yang masih menganggap
komik untuk anak-anak.
Cerita pewayangan adalah salah satu kebudayaan Indonesia yang patut
dibanggakan. Wayang adalah suatu warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Sekarang mulai terasa transparant keberadaannya. Saat ini komik yang
mengangkat tema cerita pewayangan sudah cukup banyak jumlahnya, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ironis nya komik dengan tema pewayangan masih belum diminati oleh kaum
muda, dibandingkan komik asing, karena dianggap ketinggalan jaman. Dalam
pengerjaan karya tugas akhir ini, tokoh pewayangan yang dipilih untuk
dikomikkan adalah Gatotkaca dengan judul Gatotkaca Putra Pandawa.
Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Di Indonesia,
Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Dalam pewayangan
Jawa, Ia dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa, antara lain mampu terbang di
angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat
tulang besi".
Cerita yang mengambil judul komik Gatotkaca sengaja penulis angkat untuk
dibuku komikkan, dengan mengambil kisah Gatotkaca dalam cerita wayang
Mahabarata yang diceritakan dengan gaya baru dan sedikit dramatisasi sehingga
lebih menarik. Penulis mencoba membuat visualisasi gambar yang lebih menarik
dan lebih modern dengan setting cerita perpaduan antara masa depan dan masa
lampau. Dimaksudkan agar pembaca tidak berasumsi bahwa komik wayang itu
kuno dan kurang menarik setelah melihat dari komik yang bertema wayang yang
telah ada. Cerita ini diharapkan dapat menarik perhatian para pembaca komik di
tanah air, karena masih kurangnya minat masyarakat terhadap komik yang
bertema cerita wayang.
Dengan media sederhana komik, yang merupakan salah satu media
komunikasi visual, penulis berusaha menjembatani kepedulian kaum muda
Indonesia untuk lebih peduli akan budaya tradisional wayang. Selain itu, dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembuatan karya Tugas Akhir yang berupa komik ini, penulis berkeinginan untuk
memperkaya perbendaharaan komik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat komik dengan karakter Gatotkaca bernuansa baru yang
diharapkan dapat diterima masyarakat penggemar komik lokal?
2. Bagaimana merancang media promosi komik Gatotkaca agar dapat menarik
minat pembaca terhadap cerita pewayangan?
C. Tujuan Perancangan
1. Membuat komik dengan karakter Gatotkaca bernuansa baru yang diharapkan
dapat diterima masyarakat penggemar komik lokal.
2. Merancang media promosi komik Gatotkaca agar dapat menarik minat
pembaca terhadap cerita pewayangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk
1. Pengertian Komik
Komik memiliki makna sebagai susunan gambar-gambar yang bercerita
dimana teks tertulis diperlakukan sebagai bagian dari gambar, dan bukan
sebaliknya. Kesetaraan gambar dan tulisan dalam komik bukanlah pada proporsi,
melainkan fungsi dimana tulisan menuliskan yang tidak tergambar dan gambar
menggambarkan yang tidak tertulis. Dengan demikian, komik terdiri dari teks
tertulis dan teks bergambar. Dalam komik, cerita disusun melalui panel dengan
teks tertulis dan teks bergambar yang secara keseluruhan membentuk suatu
naratif. Ditinjau dari pengertiannya, komik adalah gambar-gambar serta lambang
lain yang terjukstaposisi dengan kata lain berdekatan atau bersebelahan dalam
urutan tertentu yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dan mancapai
tanggapan estetis dari pembacanya (Scott McCloud, 2001: 8-9).
Menurut bahasa Yunani kuno, komik berasal dari kata komikos, bentukan
dari kata homos yang artinya bersuka ria atau bercanda. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata komik memiliki definisi sebagai cerita bergambar.
Sedangkan buku komik adalah buku cerita bergambar atau lembar kertas yang
berjilid, berisi cerita bergambar. Namun saat ini definisi yang lebih populer untuk
komik adalah gambar yang bercerita, hal ini disebabkan komik terdiri dari panel
gambar yang tersusun secara berdekatan, terstruktur, dan konseptual sehingga
membentuk rangkaian gambar bercerita yang berurutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Menurut pakar komik Amerika, Scott McCloud, dalam bukunya
Understanding Comics memberikan definisi komik secara kompleks. Dimana
komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang yang terjukstaposisi dalam
urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai
tanggapan estetis dari pembaca. Scott McCloud juga menambahkan, bahwa
gambar adalah informasi yang universal dan dapat diterima oleh semua kalangan,
serta tidak diperlukan pendidikan formal untuk dapat mengerti arti dari sebuah
gambar. Pesan gambar tersebut bersifat spontan dan mengacu pada pengalaman
visual pribadi. Sedangkan tulisan dipahami sebagai informasi, dan diperlukan
waktu serta pengetahuan khusus untuk mengetahui simbol abstrak bahasa
tersebut.
Menurut Will Eisner, komik adalah suatu cara bertutur, suatu bentuk
naratif, yang menjadi suatu bentuk bacaan. Karena komik merupakan peleburan
antara gambar dan kata-kata. Artinya, dalam komik yang disebut gambar dan
kata-kata tidak terpisahkan, menjadi suatu keutuhan dalam cara berbahasa. Will
Eisner juga mengatakan bahwa komik adalah sequential art atau seni bertutur
secara berurutan. Yang disusun urutannya adalah panel yang memuat gambar dan
kata-kata, yang telah menjadi sebuah ide cerita. Sebagai suatu permainan antara
gambar dan kata-kata, komik dapat berbicara secara verbal dan visual sekaligus
yang kemudian menjadi suatu bahasa visual.
Sebagai bahasa, komik mempunyai tata bahasanya sendiri, tempat gagasan
diterjemahkan dalam suatu bentuk peraturan. Komik mempunyai perangkat
seperti halaman sebagai bidang gambar, panel, gambar manusia dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
lingkungannya, gambar benda, dan kata yang hurufnya digambar. Ruang dan
waktu dalam penggambaran komik itu unik, dan hanya dapat dicapai oleh media
komik itu sendiri. Penggunaan perspektif, sudut pandang, panel, balon cerita, dan
narasi dimana semuannya mampu mengungkapkan dunia manusia dalam realitas
yang dapat dikenali maupun imajinasi yang menyentak kesadaran (Scott
McCloud, 2001).
2. Jenis dan Format Komik
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, hal ini
berdampak pada perkembangan teknologi dan kuga mempengaruhi industri
komik. Karena semakin berkembangnya jaman, komik terbagi menjadi beberapa
jenis dan format yang berbeda-beda, antara lain:
a. Kartun atau Karikatur
Hanya berupa satu tampilan saja, dimana didalamnya bisa terdapat
beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan- tulisan. Biasanya komik tipe
kartun ini berjenis humor, kritikan, dan sindiran politik.
b. Komik Strip
Komik strip adalah penggalan-penggalan gambar yang disusun
menjadi sebuah alur cerita pendek. Komik strip biasanya disodorkan dalan
tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun
tabloid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Komik Online atau Webcomic
Komik online adalah komik yang terdapat pada internet. Dengan
menyediakan situs web maka para pengunjung atau pembaca dapat
menyimak komik. Komik Online bisa dijadikan langkah awal untuk
mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah
dibanding media cetak.
d. Storyboard
Biasanya didalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum
melangkah dalam pembuatan film akan lebih mudah berkerjanya bila
dibuatkan Rangkaian Ilustrasinya terlebih dahulu, biasanya Rangkaian
Ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu rangkaian
ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian yang bisa
disebut komik.
e. Komik Novel Grafis
Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan kompleks serta
membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi
buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita
putus.
f. Buku Komik
Alunan gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk
sebuah buku dimana terdapat sampul dan isi. Buku Komik biasanya disebut
sebagai komik cerita pendek, yang umumnya berisi 48 halaman atau 64
halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Sejarah Komik Indonesia
Di Indonesia cikal bakal komik banyak dipengaruhi oleh agama Budha,
Hindu dan Islam. Indikasi ditemukannya Gua Leang-Leang, Sulawesi Selatan.
Temuan ini berupa gambar babi hutan juga candi-candi sekitar abad ke 18 juga
didapati gambar-gambar kuno diatas kertas dengan tinta berwarna yang disertai
keterangan teks beraksara Arab dalam bahasa Jawa yang dipakai dalam
penyebaran agama Islam.
Di Bali komik di buat di atas daun lontar yang bercerita tentang Ramayana
dalam aksara Bali berbahasa Jawa kuno. Di candi Borobudur dan Prambanan
terdapat relief yang menceritakan kehidupan spiritual dan kebudayaan pada abad
pertengahan, juga kita kenal dalam cerita wayang beber dan wayang kulit yang
menjadi kesenian masyarakat Jawa menjadi referensi timbulnya komik di
Indonesia.
Sejarah perkembangan komik di Indonesia mengalami pasang surut. Cerita
bergambar atau komik pertama kali terbit di Indonesia sejalan dengan munculnya
media masa berbahasa Melayu Cina di masa pendudukan Belanda. Cergam Put
On karya Kho Wan Gie tahun 1930 diharian Sin Po menceritakan sosok gendut
bermata sipit yang melindungi rakyat kecil bercerita Indonesia sebagai tanah
kelahirannya. Komik karangannya sangat populer pada masa itu.
Cerita bergambar yang bercorak realistis baru dimulai oleh Nasoen As
sejak tahun 1939. Bonnef menempatkan awal perang dunia satu sebagai masa
awal pertumbuhan komik Indonesia. Komik pertama dalam kasanah sastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Indonesia adalah Mencari Putri Hijau karya Nasroen As yang dimuat dalam harian
Ratoe Timoer.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 muncul cerita Legenda Roro
Mendut gambaran B. Margono, di harian Sinar Matahari Jogjakarta. Setelah
Indonesia merdeka, harian Kedaulatan Rakyat memuat komik Pangeran
Diponegoro dan Joko Tingkir pada tahun 1948. Cerita yang bertemakan
petualangan dan kisah-kisah kepahlawanan yang diangkat dari cerita rakyat
sehubungan dengan situasi politik pada masa itu. Buku komik jenis ini banyak
bermunculan pada tahun 1952, sebagai contoh Sri Asih dan Sri Dewi tahun 1952
karya R.A Kosasih, Tanglima Najan karya Tino Sidin dan sebagainya.
Pada era 1950 sampai pertengahan 1960 komik Indonesia pernah
mengalami suatu masa yang diyakini sebagai masa klasik pada jaman modern,
yaitu bentuk komik yang dikenal saat ini. Pada masa itu komik Indonesia
berkembang dan menemukan identitas estetik yang merupakan gesekan antara
pengaruh budaya barat dengan budaya lokal. Ini adalah sebuah periode keemasan
dimana komik Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Pada tahun
1954 dan 1955, komik wayang terbitan pertama muncul, dengan Lahirnya
Gatotkatja terbitan Keng Po, Raden Palasara karya Johnlo dan seri panjang
Mahabharata karya R.A Kosasih.
Masa keemasan dan kebangkitan kedua komik Indonesia pada tahun 1980
ditandai dengan banyaknya ragam dan judul komik yang diterbitkan pada masa
itu. Ragam komik yang disukai pada periode ini, yakni komik roman remaja yang
bertemakan kehidupan kota. Beberapa komikus yang dominan adalah Budijanto,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Zaldy, Sim dan Mintaraga. Karya Jan Mintaraga yang cukup populer adalah
Sebuah Noda Hitam. Komik silat adalah komik yang bertemakan petualangan
pendekar ahli silat. Ganes TH spesialis dalam jenis komik ini, karya-karyanya
antara lain Si Buta dari Gua Hantu, Siluman Serigala Putih, Tuan Tanah Kedaung
dan Si Djampang. Selain tiu juga ada Panji tengkorak karya Hans Jaladara,
Godam karya Wid NS dan Gundala karya Hasmi.
Menjelang tahun 1980 sampai 1994 mulai jarang ditemukan komik baru
karya anak bangsa. Hal ini disebabkan komik terjemahan dari Eropa, Amerika dan
Jepang semakin gencar menyerbu Indonesia. Komik Indonesia kalah dalam
bersaing dengan komik terjemahan luar negeri, hal ini dikarenakan komikus lokal
saat itu tidak siap bersaing dengan komikus luar. Dari segi perkembangan tema
dan seni grafis, komik luar jauh lebih unggul dengan lay out halaman yang
inovatif. Selain itu tema-tema komik luar negeri sangatlah luas dan beraneka
ragam. Kelemahan itulah yang membuat komik Indonesia secara perlahan mulai
kurang mendapat perhatian generasi muda Indonesia yang menyukai hal-hal yang
bersifat kreatif dan inovasi baru yang dinamis.
Meskipun komik Indonesia mengalami masa-masa sulitnya, namun komik
Indonesia masih bertahan dalam media massa seperti koran dan majalah yang
mempunyai rubrik khusus komik, seperti Kompas Minggu, Suara Pembaharuan,
majalah humor dan Harian Pos Kota. Sehingga pada akhir tahun 1980 muncullah
komik strip Panji Koming dan Sawung Kampret yang terkenal, buah karya dari
Dwi Koendoro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pada tahun 1995 sampai sekarang, dunia komik Indonesia mulai bangkit
kembali secara perlahan, dengan mulai munculnya para komikus yang
menerbitkan karyanya melalui penerbit komik besar seperti Elex media
Komputindo, Gramedia Majalah, M&C dan Mizan yang umumnya mempunyai
jaringan manajemen dan distribusi yang kuat dan profesional.
4. Wayang
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum
Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan
roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam
bentuk arca atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang
terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali.
Kata wayang diduga berasal dari kata “wewayangan” yang artinya
bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pagelaran wayang kulit yang
menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas dalang yang memainkan
wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-
gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir ( Ensiklopedia wayang
Indonesia 1408 ).
Hazeu (1979) berpendapat bahwa asal-muasal wayang berasal dari Jawa
asli, bukanlah meniru atau mencontoh dari Hindu, dengan lima argumen, yaitu :
(a) nama-nama peralatan wayang semua adalah kata asli jawa, (b) wayang itu
telah ada semenjak sebelum bangsa Hindu datang ke Jawa, (c) struktur lakon
wayang digubah menurut model yang amat tua, (d) cara bercerita ki dalang (tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
rendah suara, bahasa, dan ekspresi-ekspresinya) juga mengikuti tradisi yang amat
tua, dan (e) desain teknis, gaya susunan lakon-lakon juga bersifat atau berkhas
Jawa.
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum,
yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa
sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang
ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan
dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabarata dan Ramayana.
Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan
demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang
memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.
Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang
sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam
mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian
rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang
Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa
Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi
(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang
Golek)".
Masuknya agama Islam ke Indonesia pada abad ke-13 memberi pengaruh
pada perkembangan wayang di Indonesia, terutama pada falsafah wayang yang
semakin diperkaya dengan hadirnya falsafah-falsafah baru. Sejak jaman Mataram
di Kartasura, penggubahan wayang yang berinduk dari Mahabarata makin jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dari aslinya. Sejak jaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah
tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berasal dari Nabi Adam. Silsilah
ini terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa.
Jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia ada puluhan jumlahnya, namun
yang terpenting diantaranya adalah:
a. Wayang Beber
Wayang Beber berupa selembar kertas atau kain berukuran sekitar 80
cm x 12 meter yang digambar dengan beberapa adegan lakon wayang
tertentu. Satu gulung wayang beber biasanya terdiri atas 16 adegan. Pada
saat pagelaran, bagian gambar yang menampilkan adegan lakon itu dibuka
dari gulungannya dan sang dalang menceritakan kisah yang terlukis dalam
setiap adegan itu. Wayang Beber pada umumnya menceritakan lakon-
lakon yang diambil dari kisah Panji.
b. Wayang Gedog
Wayang Gedog diciptakan pada tahun 1583, pada jaman
pemerintahan Sultan Hadiwijaya di Kasultanan Pajang. Wayang ini amat
mirip dengan wayang kulit Purwa, tetapi mengambil lakon dari cerita-
cerita Panji. Tokoh-tokoh ceritanya antara lain, adalah Prabu Bromosekti,
Probo Kelono, Madukusumo, Ronggolawe, dan Raden Gunungsari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Wayang Golek Sunda
Menggunakan wayang berbentuk boneka-boneka kecil, dengan
semacam cempurit (kerangka penguat yang membuat wayang kaku) untuk
pegangan wayang Ki Dalang. Sama dengan wayang kulit purwa, wayang
golek sunda pun menggunakan induk cerita dari serial Ramayana dan
Mahabarata. Wayang golek sunda tidak menggunakan kelir sehingga
penonton dapat langsung melihat tokoh wayang yang diperagakan Ki
Dalang. Jenis wayang ini tersebar hampir di seluruh Jawa Barat.
d. Wayang Golek Menak
Disebut juga Wayang Tengul dengan peraga berbentuk boneka
kecil. Wayang ini diciptakan oleh Ki Trunodipuro, seorang dalang dari
Baturetno, Surakarta, pada jaman pemerintahan Mangkunegara VII. Induk
ceritanya bukan kitab Ramayana dan Mahabarata, melainkan kitab Menak.
Latar belakang cerita Menak adalah negeri Arab pada masa perjuangan
Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam.
e. Wayang Klitik
Terbuat dari kayu pipih yang dibentuk dan disungging menyerupai
wayang kulit purwa. Hanya bagian tangan peraga wayang itu bukan dari
kayu pipih melainkan terbuat dari kulit, agar lebih awet dan ringan
menggerakkannya. Wayang ini diciptakan pada tahun 1648. Pementasan
Wayang klitik diiringi oleh gamelan dan pesinden tetapi tanpa
menggunakan kelir sehingga penonton dapat melihat secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
f. Wayang Krucil
Sering dianggap sama dengan wayang Klitik. Anggapan ini
disebabkan karena wayang krucil juga terbuat dari kayu pipih. Yang
berbeda benar adalah induk cerita yang diambil untuk lakon-lakonnya.
Wayang Krucil mengambil lakon dari cerita Panji, bukan dari Ramayana
atau Mahabarata.
g. Wayang Kulit Purwa
Merupakan jenis wayang yang paling populer di masyarakat
sampai saat ini. Wayang Kulit Purwa mengambil cerita dari kisah
Mahabarata dan Ramayana. Peraga wayang yang dimainkan oleh seorang
dalang terbuat dari lembaran kulit kerbau (atau sapi) yang dipahat menurut
bentuk tokoh wayang yang kemudian disungging dengan warna-warni
yang mencerminkan perlambang karakter dari sang tokoh. Agar lembaran
wayang itu tidak lemas, digunakan „kerangka penguat‟ dari tanduk kerbau,
yang disebut cempurit.
h. Wayang Orang
Wayang Orang atau wayang Wong adalah seni drama tari yang
mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Dari
segi cerita, wayang orang adalah perwujudan drama tari dari wayang kulit
Purwa. Pada mulanya, semua penari wayang orang adalah penari pria
seperti pada pertunjukan Ludruk di Jawa Timur. Dalam berbagai buku
mengenai budaya wayang disebutkan bahwa Wayang Orang diciptakan
oleh Kanjeng Bendara Adipati Aryo Mangkunegara I (1757 – 1795). Para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pemainnya terdiri atas abdi dalem kraton. Untuk pertama kalinya Wayang
Orang dipentaskan pada tahun 1760.
i. Wayang Suluh
Termasuk wayang modern yang tercipta pada jaman kemerdekaan.
Wayang ini diciptakan sebagai media penerangan mengenai sejarah
perjuangan bangsa. Karena itu, diantara tokoh wayangnya antara lain
terdapat Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, Sjahrir dan Jendral
Sudirman.
j. Wayang Wahyu
Mempunyai bentuk peraga wayang terbuat dari kulit, tapi corak
tatahan dan sunggingannya mengarah naturalistik. Wayang ini mengambil
lakon dari cerita Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan
dipergelarkan oleh orang-orang Katolik dengan pengantar bahasa Jawa.
Lakonnya antara lain adalah Samson dan Delilah, serta Daud dan Goliath.
Pergelaran wayang Wahyu hampir serupa dengan wayang kulit Purwa.
k. Wayang Kancil
Termasuk kategori wayang modern yang diciptakan tahun 1925
oleh seorang keturunan Cina bernama Bo Liem. Wayang yang juga terbuat
dari kulit ini menggunakan tokoh peraga binatang yang dibuat dan
disungging oleh Lie To Hien. Cerita untuk lakon-lakonnya diambil dari
kitab Serat Kancil Kridomartono karangan Raden Panji Notoroto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
l. Wayang Potehi
Sebenarnya adalah teater boneka Cina dan bukan wayang.
Pertunjukan boneka ini dulu biasa dipergelarkan di kota-kota besar di
Indonesia, di dalam Klenteng atau pasar malam. Kisah-kisah Cina yang
dipergelarkan antara lain Sie Jin Kui, Sun Go Kong, Sam Pek Eng Tay.
Pertunjukan ini diiringi oleh alat-alat musik Cina.
m. Wayang Kedek
Adalah nama wayang kelantan, Malaysia. Menurut J. Cuisinier
wayang Kelantan berasal dari Jawa dengan alasan bahwa repertoarnya dari
Mahabarata versi Jawa dan siklus Panji. Menurut Van Stein Callenfels
bahwa wayang Kelantan berasal dari Jawa, lalu dibawa ke Thiland dan
Kamboja. Wayang kulit Tailand dibawa ke Klantan sehingga keduannya
memiliki bentuk wayang yang serupa.
5. Gatotkaca
Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang
dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya
yang bernama Harimbi berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan
memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak
menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna. Di
Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya
dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatotkaca (bahasa Jawa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di
angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat
tulang besi".
Ilustrasi Wayang Gatotkaca
Gatotkaca Dalam Bentuk Wayang Kulit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gatotkaca Dalam Bentuk Wayang Golek
Gatotkaca Dalam Lakon Wayang Orang
a. Asal-Usul dan Arti Nama Gatotkaca
Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena
dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan
bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah
hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba. Dalam pewayangan
Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari
Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah
bermakna "memiliki kepala seperti kendi". Nama ini terdiri dari dua kata,
yaitu ghaṭ(tt)am yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan utkacha yang
berarti "kepala". Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir
kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.
b. Kelahiran Gatotkaca
Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam
pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka.
Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau
menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa
untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong nasib keponakannya
itu. Namun pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga
sedang bertapa mencari senjata pusaka.
Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan
kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada
Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna
yang sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata
Konta.
Pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri
membawa senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pembungkus pusaka tersebut. Namun sarung pusaka Konta terbuat dari
Kayu Mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar
Tetuka.
Akan tetapi keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu
dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat
bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka.
Namun ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan
pemilik senjata Konta.
c. Gatotkaca Menjadi Jago Dewa
Versi pewayangan Jawa melanjutkan, Tetuka kemudian dipinjam
Narada untuk dibawa ke kahyangan yang saat itu sedang diserang musuh
bernama Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Ia diutus rajanya yang
bernama Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba.
Bayi Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Anehnya, semakin dihajar
bukannya mati, Tetuka justru semakin kuat.
Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada
untuk dibesarkan saat itu juga. Narada kemudian menceburkan tubuh
Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa
kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah.
Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang
laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu
ke dalam dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dengan kehendak dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak sebagai bubur
dan diisi segala kesaktian, karena itu Gatotkaca berurat kawat, bertulang
besi, berdarah gala-gala dan dapat terbang diawan serta duduk diatas awan
yang melintang. Kecepatan Gatotkaca pada saat terbang diawan seperti
kilat, liar bagaikan halilintar (Hardjowirogo, 1952).
Tetuka kemudian bertarung melawan Sekipu dan berhasil
membunuhnya menggunakan gigitan taringnya. Kresna dan para Pandawa
saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna kemudian memotong
taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum
raksasa.
Batara Guru raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian
pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah
Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu diganti namanya
menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut,
Gatotkaca mampu terbang secepat kilat menuju Kerajaan Trabelasuket dan
membunuh Kalapracona.
d. Perkawinan Gatotkaca
Dalam versi Mahabharata, Gatotkaca menikah dengan seorang
wanita bernama Ahilawati. Dari perkawinan ini lahir seorang putra
bernama Barbarika. Baik Gatotkaca dan Barbarika sama-sama gugur
dalam perang besar di Kurukshetra, namun dipihak yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca menikah dengan
sepupunya, yaitu Pregiwa putri Arjuna. Ia berhasil menikahi Pregiwa
setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya,
bernama Laksmana Mandrakumara putra Duryudana dari keluarga
Korawa.
Dari perkawinan Gatotkaca dengan Pregiwa lahir seorang putra
bernama Sasikirana. Ia menjadi panglima perang Kerajaan Hastina pada
masa pemerintahan Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna.
Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi
selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-
masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.
e. Gatotkaca Menjadi Raja Pringgadani
Gatotkaca versi Jawa adalah manusia setengah raksasa, namun
bukan raksasa hutan. Ibunya adalah Arimbi putri Prabu Tremboko dari
Kerajaan Pringgadani. Tremboko tewas di tangan Pandu ayah para
Pandawa akibat adu domba yang dilancarkan Sangkuni. Ia kemudian
digantikan oleh anak sulungnya yang bernama Arimba.
Arimba sendiri akhirnya tewas di tangan Bimasena pada saat
para Pandawa membangun Kerajaan Amarta. Takhta Pringgadani
kemudian dipegang oleh Arimbi yang telah diperistri Bima. Rencananya
takhta kelak akan diserahkan kepada putra mereka setelah dewasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Arimbi memiliki lima orang adik bernama Brajadenta,
Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana. Brajadenta
diangkat sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian
Glagahtinunu. Sangkuni dari Kerajaan Hastina datang menghasut
Brajadenta bahwa takhta Pringgadani seharusnya menjadi miliknya bukan
milik Gatotkaca.
Akibat hasutan tersebut, Brajadenta pun memberontak hendak
merebut takhta dari tangan Gatotkaca yang baru saja dilantik sebagai raja.
Brajamusti yang memihak Gatotkaca bertarung menghadapi kakaknya itu.
Kedua raksasa kembar tersebut pun tewas bersama. Roh keduanya
kemudian menyusup masing-masing ke dalam telapak tangan Gatotkaca
kiri dan kanan, sehingga manambah kesaktian keponakan mereka tersebut.
Setelah peristiwa itu Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih
baru, bergelar Patih Prabakiswa.
f. Kematian Gatotkaca Versi Mahabharata
Kematian Gatotkaca terdapat dalam buku ketujuh Mahabharata
yang berjudul Dronaparwa, pada bagian Ghattotkacabadhaparwa. Ia
dikisahkan gugur dalam perang di Kurukshetra atau Baratayuda pada
malam hari ke-14. Perang besar tersebut adalah perang saudara antara
keluarga Pandawa melawan Korawa, di mana Gatotkaca tentu saja berada
di pihak Pandawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Versi Mahabharata mengisahkan, Gatotkaca sebagai seorang
raksasa memiliki kekuatan luar biasa terutama pada malam hari. Setelah
kematian Jayadrata di tangan Arjuna, pertempuran seharusnya dihentikan
untuk sementara karena senja telah tiba. Namun Gatotkaca menghadang
pasukan Korawa kembali ke perkemahan mereka.
Pertempuran pun berlanjut. Semakin malam kesaktian Gatotkaca
semakin meningkat. Prajurit Korawa semakin berkurang jumlahnya karena
banyak yang mati di tangannya. Seorang sekutu Korawa dari bangsa
rakshasa bernama Alambusa maju menghadapinya. Gatotkaca
menghajarnya dengan kejam karena Alambusa telah membunuh
sepupunya, yaitu Irawan putra Arjuna pada pertempuran hari kedelapan.
Tubuh Alambusa ditangkap dan dibawa terbang tinggi, kemudian
dibanting ke tanah sampai hancur berantakan.
Duryodana pemimpin Korawa merasa ngeri melihat keganasan
Gatotkaca. Ia memaksa Karna menggunakan senjata pusaka pemberian
Dewa Indra yang bernama Shakti untuk membunuh rakshasa itu. Semula
Karna menolak karena pusaka tersebut hanya bisa digunakan sekali saja
dan akan dipergunakannya untuk membunuh Arjuna. Namun karena terus
didesak, Karna terpaksa melemparkan pusakanya menembus dada
Gatotkaca.
Para Pandawa, terutama Bimasena terkejut menyaksikan
kekalahan Gatotkaca. Bimasena berteriak menyuruh Gatotkaca
memperbesar tubuhnya, sebagaimana ilmu yang dimiliki kaum raksasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam keadaan sekarat, Gatotkaca melaksanakan perintah ayahnya.
Tubuhnya membesar sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh
menimpa ribuan prajurit Korawa.
Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca. Dalam
barisan Pandawa hanya Kresna yang tersenyum melihat kematian
Gatotkaca. Ia gembira karena Karna telah kehilangan pusaka andalannya
sehingga nyawa Arjuna dapat dikatakan relatif aman.
g. Kematian Gatotkaca Versi jawa
Perang di Kurukshetra dalam pewayangan Jawa biasa disebut
dengan nama Baratayuda. Kisahnya diadaptasi dan dikembangkan dari
naskah Kakawin Bharatayuddha yang ditulis tahun 1157 pada zaman
Kerajaan Kadiri.
Versi pewayangan mengisahkan, Gatotkaca sangat akrab dengan
sepupunya yang bernama Abimanyu putra Arjuna. Suatu hari Abimanyu
menikah dengan Utari putri Kerajaan Wirata, di mana ia mengaku masih
perjaka. Padahal saat itu Abimanyu telah menikah dengan Sitisundari putri
Kresna. Sitisundari yang dititipkan di istana Gatotkaca mendengar
suaminya telah menikah lagi. Paman Gatotkaca yang bernama
Kalabendana datang menemui Abimanyu untuk mengajaknya pulang.
Kalabendana adalah adik bungsu Arimbi yang berwujud raksasa bulat
kerdil tapi berhati polos dan mulia. Hal itu membuat Utari merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
cemburu. Abimanyu terpaksa bersumpah jika benar dirinya telah beristri
selain Utari, maka kelak ia akan mati dikeroyok musuh.
Kalabendana kemudian menemui Gatotkaca untuk melaporkan
sikap Abimanyu. Namun Gatotkaca justru memarahi Kalabendana yang
dianggapnya lancang mencampuri urusan rumah tangga sepupunya itu.
Karena terlalu emosi, Gatotkaca sampai memukul kepala Kalabendana.
Mekipun perbuatan tersebut dilakukan tanpa sengaja, namun pamannya itu
tewas seketika.
Sosok Gatotkaca (kiri) dan Abimanyu (sedang memanah) dalam sebuah
lukisan tradisional dari Maharashtra, dibuat sekitar abad ke-19.
Ketika perang Baratayuda meletus, Abimanyu benar-benar tewas
dikeroyok para Korawa pada hari ke-13. Esoknya pada hari ke-14 Arjuna
berhasil membalas kematian putranya itu dengan cara memenggal kepala
Jayadrata. Duryudana sangat sedih atas kematian Jayadrata, adik iparnya
tersebut. Ia memaksa Karna menyerang perkemahan Pandawa malam itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
juga. Karna pun terpaksa berangkat meskipun hal itu melanggar peraturan
perang.
Mendengar para Korawa melancarkan serangan malam, pihak
Pandawa pun mengirim Gatotkaca untuk menghadang. Gatotkaca sengaja
dipilih kaarena Kotang Antrakusuma yang ia pakai mampu memancarkan
cahaya terang benderang. Pertempuran malam itu berlangsung
mengerikan. Gatotkaca berhasil menewaskan sekutu Korawa yang
bernama Lembusa. Namun ia sendiri kehilangan kedua pamannya, yaitu
Brajalamadan dan Brajawikalpa yang tewas bersama musuh-musuh
mereka, bernama Lembusura dan Lembusana.
Gatotkaca akhirnya berhadapan dengan Karna, pemilik senjata
Kontawijaya. Ia pun menciptakan kembaran dirinya sebanyak seribu orang
sehingga membuat Karna merasa kebingungan. Atas petunjuk ayahnya,
yaitu Batara Surya, Karna berhasil menemukan Gatotkaca yang asli. Ia
pun melepaskan senjata Konta ke arah Gatotkaca.
Gatotkaca mencoba menghindar dengan cara terbang setinggi-
tingginya. Namun arwah Kalabendana tiba-tiba muncul menangkap
Kontawijaya sambil menyampaikan berita dari kahyangan bahwa ajal
Gatotkaca telah ditetapkan malam itu.
Gatotkaca pasrah terhadap keputusan dewata. Namun ia berpesan
supaya mayatnya masih bisa digunakan untuk membunuh musuh.
Kalabendana setuju. Ia kemudian menusuk pusar Gatotkaca menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
senjata Konta. Pusaka itu pun musnah bersatu dengan sarungnya, yaitu
kayu Mastaba yang masih tersimpan di dalam perut Gatotkaca.
Gatotkaca telah tewas seketika. Arwah Kalabendana kemudian
melemparkan mayatnya ke arah Karna. Karna berhasil melompat sehingga
lolos dari maut. Namun keretanya hancur berkeping-keping tertimpa tubuh
Gatotkaca yang meluncur kencang dari angkasa. Akibatnya, pecahan
kereta tersebut melesat ke segala arah dan menewaskan para prajurit
Korawa yang berada di sekitarnya. Tidak terhitung banyaknya berapa
jumlah mereka yang mati.
B. Target Market dan Target Audience
Komik di Indonesia saat ini sangat digemari oleh semua kalangan sebagai
media hiburan dan edukasi, mulai dari anak-anak sampai dewasa, baik laki-laki
maupun perempuan. Dalam perancangan ini, sasaran utama pasar komik yang ada
adalah remaja Indonesia. Dimana remaja Indonesia memiliki peranan penting
dalam perkembangan buku komik lokal di pangsa pasar. Agar dapat menentukan
sasaran dengan tepat, terlebih dahulu menentukan klasifikasi dari masyarakat.
Klasifikasi dari masyarakat yang menjadi target market sekaligus target audience
komik di Indonesia antara lain dibedakan menjadi :
1. Primer
a. Demografis
1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
2) Golongan Usia : Remaja usia 13 th – 18 th
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Pendidikan : SMP – SMA
b. Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di
Surakarta dan Yogyakarta
c. Psikografis : Penggemar komik lokal
2. Sekunder
a. Demografis
1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
2) Golongan Usia : 8 th – 12 th dan 19 th – 25 th
3) Pendidikan : SD dan Perguruan Tinggi - Pegawai
b. Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di
Surakarta dan Yogyakarta
c. Psikografis : Masyarakat yang memiliki minat tinggi dalam
membaca komik, dan menyukai hal-hal baru
yang unik.
C. Komparasi
Komparasi adalah produk pembanding dari perancangan komik yang akan
dibuat, yang memiliki kesamaan, baik secara visual maupun penyajian serta tema
isinya. Adapun komparasi komik buku yang menjadi acuan dan kajian dalam
perancangan komik ini, yaitu yang mempunyai kesamaan dalam hal tema.
1. Garudayana
a. Judul Komik : Garudayana
b. Tema Komik : Wayang – Petualangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Format Komik : Komik Buku
d. Ukuran Komik : 112 x 176 mm
e. Gaya Gambar : Manga (gaya komik Jepang)
f. Visualisasi : - Cover dan back cover full color
- Halaman isi hitam putih
g. Pengarang Cerita : Is Yuniarto
h. Penerbit : m&c!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Garudayana bercerita tentang petualangan Kinara seorang pemburu harta
karun. Pada suatu hari di lembah para Batara, ia menemukan sebuah telur, yang
merupakan telur garuda terakhir. Namun, ternyata telur itu adalah milik Shura
yang menyimpannya selama 100 tahun untuk dimakan. Kemudian, petualangan
Kinara bersama Garuda kecil pun dimulai. Tentunya tidak akan mudah, sebab
banyak ksatria maupun raksasa yang mengincar sang Garuda.
Meskipun semua tokohnya kecuali Kinara adalah tokoh-tokoh
perwayangan, tapi ceritanya sangat orisinil Dan tidak seperti kebanyakan karya
dalam negri yang artworknya berantakan, karya ini memiliki artwork cukup bagus
yang memiliki ciri khusus yaitu batik. Komik ini sudah memperhatikan banyak
hal yang selama ini luput dari perhatian komikus lokal kita umumnya seperti
membangun momentum cerita, perspektif, proporsi, komposisi, pembahasaan
gambar dan garis, pencahayaan dan sebagainya. Begitu pula utk art dan setting -
karakterisasi yg berbasis budaya Indonesia disampaikan dengan sangat menarik
Kelemahan komik ini adalah penyajian visualnya yang mengikuti gaya
manga, namun walaupun begitu ditutup dengan setting serta desain karakter yang
menarik, serta tidak meninggalkan ciri khusus budaya Indonesia, yaitu batik.
2. Mahabharata
a. Judul Komik : Mahabharata
b. Tema Komik : Wayang – Laga
c. Format Komik : Komik buku
d. Ukuran Komik : 11,5 x 17,3 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
e. Gaya Gambar : Gaya gambar komik klasik
f. Visualisasi : - Cover dan back cover full color
- Halaman isi hitam putih
g. Pengarang Cerita : R. A. Kosasih
h. Penerbit : PT Elex Media Komputindo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Komik karangan R. A. Kosasih ini menceritakan kisah dari wayang –
wayang Mahabharata. Komik ini mengisahkan kehidupan pandawa dan kurawa
dari kelahirannnya hingga dewasa, dan masing-masing diceritakan secara
tersendiri.
Komik ini merupakan cetakan kedua dari terbitan yang pertama pada
tahun 1950an. Desain cover dan penulisan ejaan bahasa disesuaikan dengan tata
bahasa yang baru. Dimana pada cetakan pertama ejaan bahasanya menggunakan
yang lama.
Dalam buku ini banyak mengajarkan nilai-nilai baik dan buruk secara
hitam-putih. Unsur seperti laga dan drama dipadukan dengan cukup menarik.
Mungkin buku ini ditujukan untuk pembaca dari segala usia, yang waktu itu
memang disukai pula oleh anak-anak. Selain itu ada nilai-nilai manusiawi yang
terkandung di dalamnya, bukan hanya nilai-nilai yang terkesan untuk manusia
setengah dewa.
Kelemahan komik ini adalah tata bahasa dialognya yang masih terlihat
kaku. Selain itu juga visualisasi dan desain karakter terlihat jadul, mungkin
dikarenakan pengaruh gaya komik barat klasik pada saat itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
Membaca komik tidak seperti saat membaca buku-buku teori berat,
membaca komik bisa dikatakan sebagai sesuatu yang santai. Sebuah komik pasti
dirancang sebisa mungkin agar dapat dinikmati dan dipahami tanpa beban mental,
walaupun diolah serumit apapun bentuknya. Komik seperti halnya sebuah film,
memiliki genre dan tingkatan bacaan untuk siapa komik tersebut diperuntukan.
Penulis merancang komik buku Gatotkaca Putra Pandawa dengan sasaran
pembacanya adalah remaja, dimana dunia remaja penuh dengan sesuatu yang
dinamis, unik dan terkadang rumit. Penulis berusaha menyatukan aspek-aspek
tersebut kedalam sebuah komik dengan alur cerita yang cerdas, karakter yang
variatif serta dialog dan narasi yang disesuaikan dengan bahasa yang mudah
dipahami dan akrab ditelinga remaja.
Rancangan Karya Tugas Akhir ini terdiri dari buku komik beserta media
promosinya. Gagasan visual komik Gatotkaca Putra Pandawa yang akan menjadi
prioritas utama adalah perancangan seluruh materi dengan mengutamakan desain
karakter, visualisasi dan ide cerita yang diangkat dari kisah pewayangan
Gatotkaca. Walaupun dari segi cerita maupun penokohan nantinya akan sedikit
berbeda. Namun penulis berusaha agar tetap menampilkan unsur kebudayaan
Indonesia kedalam komik ini sehingga tercipta suatu bentuk komik lokal dalam
kemasan cerita yang berbeda yang diharapkan bisa diterima para penikmat komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
di Indonesia yang sudah terbiasa membaca komik buku terjemahan buatan luar
Indonesia.
Unique Selling Point dari perancangan komik Gatotkaca Putra Pandawa
ini adalah unsur budaya yang terinspirasi dari kisah Gatotkaca yang merupakan
tokoh pewayangan populer di Indonesia. Komik ini dirancang dengan
mengadaptasi langsung cerita wayang Gatotkaca. Namun disini penulis akan
merubah gaya penceritaannya secara lebih modern dengan tidak merubah alur inti
dari kisah aslinya. Selain itu juga penggambaran karakter wayang yang berbeda
dari biasanya sesuai setting yang dibuat lebih modern. Visualisasi dalam komik
ini akan menerapkan gaya manga karena banyak disukai oleh segala jenis
pembaca remaja dan untuk mendukung adanya identifikasi pembaca terhadap
karakter komik agar para pembaca dapat dengan mudah menerima gagasan dan
pesan dari cerita komik ini.
Proses penciptaan komik tidaklah semudah yang dibayangkan. Mulai dari
pencarian ide sebagai gagasan awal sampai menyatukan rentetan alur cerita
hingga akhirnya menjadi komik memerlukan proses yang panjang. Dengan
kemampuan dan dana yang terbatas setidaknya penulis dapat menemukan teknik
produksi tersendiri yang disesuaikan. Walaupun sekiranya kualitas komik yang
penulis rancang masih sangat jauh dibanding komik Amerika dan komik Jepang.
Sedangkan untuk media pendukung penunjang komik ataupun desain
sekunder dari komik ini, dengan melihat semakin berkembangnya dunia
perkomikan di Indonesia, maka diperlukan perencanaan media yang tepat dan
efektif. Sehingga diharapkan dapat menjangkau sasaran atau target market yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sudah ditetapkan dan juga dapat meningkatkan penjualan komik dengan
visualisasi dan promosi yang mampu menarik konsumen.
B. Konsep Perancangan
1. Konsep Perancangan Buku Komik
Karya Tugas Akhir ini adalah buku komik. Komik pada saat ini sangat
digemari oleh semua kalangan sebagai media hiburan dan edukasi di Indonesia,
mulai dari anak-anak sampai dewasa/orang tua, baik laki-laki maupun perempuan.
Buku komik Gatotkaca Putra Pandawa diharapkan dapat ikut meramaikan
suasana perkomikan Indonesia dan berkompetisi dengan komik-komik impor
yang telah menjamur.
Berdasarkan tinjauan umum pada buku komik yang beredar di Indonesia
serta analisa bentuk pada komik yang memiliki daya tarik, maka komik
Gatotkaca Putra Pandawa yang dibuat dengan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Tema Cerita
Komik ini mengangkat tema cerita tentang kehidupan seorang anak
keturunan Bima bernama Gatotkaca. Jika dalam kisah asli Gatotkaca
dalam pewayangan setting dunianya berupa kerajaan modern, pegunungan
dan hutan-hutan, kali ini penulis mencoba mengambil setting dunia
steampunk. Dunia steampunk adalah dunia klasik yang diselipi dengan
teknologi futuristik, fantasi, ilmu sihir dan gothic. Dengan unsur action
yang kental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan
cerita yang dapat diikuti pembaca melalui perjalanan hidup karakter tokoh
utama. Alur cerita sebagian besar merupakan alur cerita lurus untuk
membawa pikiran pembaca memahami isi cerita dengan baik dan hanya
sebagian kecil menggunakan alur balik, digunakan untuk menjelaskan
keberadaan karakter tokoh komik secara logis.
b. Sasaran Pembaca
Rancangan buku komik ini ini dibuat dengan sasaran pembaca, yaitu :
1) Primer
a) Demografis
(1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
(2) Golongan Usia : Remaja usia 13 th – 18 th
(3) Pendidikan : SMP – SMA
b) Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di
Surakarta dan Yogyakarta
c) Psikografis : Penggemar komik lokal
2) Sekunder
a) Demografis
(1) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
(2) Golongan Usia : 8 th – 12 th dan 19 th – 25 th
(3) Pendidikan : SD dan Perguruan Tinggi - Pegawai
b) Geografis : Tersebar di wilayah pulau Jawa terutama di
Surakarta dan Yogyakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c) Psikografis : Masyarakat yang memiliki minat tinggi
dalam membaca komik, dan menyukai
hal-hal baru yang unik.
c. Fungsi
Fungsi komik dalam perancangan ini adalah sebagai media hiburan
dan sebagai media penyampaian gagasan perancang untuk para pembaca.
d. Format Komik
Format komik Gatotkaca Putra Pandawa adalah komik buku ukuran
13,5 x 18,5 cm dengan 75 halaman. Tampilan cover dan back cover full
colour, dengan halaman isi grayscale. Pemilihan format tersebut karena
pertimbangan ekonomi dan pasar.
e. Balon Kata dan Spesial Efek
Balon Kata dan special efek berpedoman pada aturan yang berlaku
pada buku komik.
f. Visualisasi Gambar
1) Teknik Gambar
Teknik gambar menggunakan teknik garis dan blok dengan
pewarnaan grayscale dengan komputer. Garis dinamis berupa lengkungan,
tebal, tipis, arsir atau blok untuk ruang gelap dan permainan arsir untuk
memberikan kesan gerak dan jenis tekstur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Stilasi dan Distorsi Bentuk Figur
Gaya gambar jenis manga atau gaya komik Jepang. Alasan utama
menggunakan gaya gambar manga adalah untuk medapatkan identifikasi
pembaca terhadap salah satu karakter tokoh komik dan merambah pasaran
komik yang sekarang banyak menggemari gaya komik Jepang.
3) Desain Asesoris
Desain aksesoris berupa kostum, aksesoris dan sebagainya. Desain
menyesuaikan dengan tema cerita dan tentu saja sesuai dengan imajinasi
penulis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
4) Desain Linkungan Alam, Peradaban dan Perilaku Masyarakat
Desain lingkungan bisa berupa kota dengan menara-menara tinggi
yang dipenuhi besi dan kabel-kabel yang malang melintang, pegunungan
yang dihuni berbagai macam makhluk menyeramkan dan sebagainya
sesuai dengan tema cerita dan tentu saja sesuai dengan imajinasi dari
penulis. Sedangkan untuk peradaban masyarakat sama dengan keadaan
setting dan tema yang diangkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
lampiran.
5) Teknik Komunikasi dan Persuasi Lewat Gambar
a) Pilihan Momen
Pilihan momen menggunakan lima transisi panel ke panel
antara lain
(1) Kejadian ke Kejadian
Aksi tunggal yang digambarkan dalam sebuah rangkaian momen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(2) Aksi ke Aksi
Sebuah subyek (orang ,obyek,dsb..) tunggal dalam sebuah
rangkaian
(3) Subyek ke Subyek
Serangkaian perubahan subyek dalam lokasi yang sama
(4) Lokasi ke Lokasi
Transisi melintasi jarak waktu dan/atau ruang yang sangat berbeda
(5) Aspek ke Aspek
Transisisi dari satu aspek sebuah tempat, gagasan atau suasana hati
ke aspek lain.
b) Pilihan Bingkai
Perancangan pilahan bingkai dalam komik ini mayoritas
menggunakan panel berbentuk segi empat, namun juga
mempertimbangkan perancangan desain panel yang variatif agar
mampu menunjukkan berbagai suasana. Dalam hal ini disesuaikan
dengan adegan tiap panel dalam cerita komik. Jenis sudut pandang
yang digunakan adalah : long shot, close up, close shot, medium shot,
bird’s eye, frog’s eye, zoom in untuk menggambarkan adegan
percakapan, perkelahian, dramatisasi, suasana dan sebagainya.
Selain itu juga menggunakan sudut pandang perspektif untuk
mempertajam sense pembaca dalam memahami adegan di dalam
cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c) Pilihan Citra
Pilihan gaya citra yang dipilih pada komik ini adalah gaya
manga realis, untuk memudahkan identifikasi pembaca pada karakter
dan gaya ini cenderung disukai oleh pembaca buku komik di
Indonesia. Beberapa halaman menggunakan stilasi ekstrim untuk
menekankan suasana hati pada setiap momen dalam cerita.
d) Pilihan Kata
Pada komik yang penulis rancang menggunakan beberapa
gabungan kata/gambar,antara lain: kata-spesifik, gambar-spesifik, duo-
spesifik, berpotongan, dan independent (saling bergantung). Yang
bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan, percakapan dan suara
secara jelas dan persuasive serta menyatu dengan citra. Penggunaan
bahasa adalah bahasa Indonesia.
e) Pilihan Alur
Alur membaca komik ini sesuai dengan cara membaca buku
yang lazim di Indonesia, yaitu dari kiri ke kanan dan atas ke bawah.
Halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover depan dan
berakhir satu halaman sebelum cover belakang. Bentuk panel sesuai
dengan ilustrasi yang ditampilkan. Penomoran halaman pada tengah
bawah, tapi tidak semua halaman terdapat nomor halaman. Pemberian
nomor halaman tergantung pada ilustrasi atau panel yang ditampilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
f) Pesan Komik
Dalam perancangan komik ini mengandung berbagai pesan
yang berkaitan dengan kehidupan seperti kepahlawanan, kesetiaan,
keberanian, dan kejujuran.
g. Sinopsis
Alkisah dimana manusia, teknologi dan kekuatan supranatural sudah
tanpa batasan lagi, tersebutlah sebuah negara bernama Hastina. Negara
Hastina yang sebelumnya dipimpin oleh seorang yang bijaksana, telah
dikuasai oleh seorang yang kejam dan korup dari sebuah kelompok separatis
bernama Korawa.
Pemerintahan yang kejam oleh penguasa Hastina membuat beberapa
orang ingin menjatuhkannya. Beberapa orang tersebut membentuk kelompok
revolusi dengan nama Pandawa. Kelompok revolusi itu dipimpin oleh lima
orang bersaudara. Ketika perlawanan revolusi akan dimulai, seorang anak
yang merupakan darah daging Bima salah seorang pemimpin terkuat
Pandawa dipilih oleh utusan Jawata.
Menurut para Jawata anak itu akan menjadi kunci kemenangan
Pandawa dalam melawan Korawa. Akhirnya anak itu pun dibawa oleh utusan
Jawata kesebuah pulau asing yang terpencil bernama Jamurdipa. Ditempat itu
melakukan sebuah eksperimen rahasia kepada ank itu. Anak terpilih itu
bernama Gatotkaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1) Pembagian Halaman
Hal 1 : Halaman Judul dan Nama Pengarang
Hal 2 : Halaman Pembuka
Hal 3&4 : Halaman Prolouge
2) Storyline
Hal 5 : Chapter 1 (Hari Penjemputan)
Hal 6 : Panel 1: Suasana hembusan angin
Panel 2: Seseorang memakai jubah menutupi wajah
terlihat dari belakang
Panel 3: Dari atas terlihat seseorang itu memakai jubah
yang lusuh dan sobek, ia berdiri ditengah
hembusan angin kencang
Panel 4: Nampak wajah seseorang diantara kabut tebal,
dan dia mengatakan kalau dia melihat sesuatu
Hal 7 : Panel 1: Rekannya mengatakan kalau dia juga
melihatnya. Rekannya hanya tampak
mulutnya saja dalam gelap
Panel 2: Dari depan orang berjubah terlihat bayangan
beberapa orang yang berjalan mendekat
Panel 3: Setelah hembusan angin debu sedikit mereda,
tampaklah tiga orang prajurit dan satu
anjingnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Hal 8 : Panel 1: Si anjing terlihat menggonggong dengan keras
Panel 2: Seorang prajurit yang berbadan tambun
menanyakan kepada rekannya, kenapa dengan
anjing itu. Rekannya yang memegang tali
pengikat anjing itu menjawab kalau anjingnya
Nampak lapar
Panel 3: Akhirnya prajurit itu pun melepas anjingnya.
Anjing itu langsung berlari kearah pria
berjubah itu
Panel 4: Dari samping tampak close up anjing itu yang
melompat kearah pria itu, gigi-giginya yang
tajam siap memakannya
Panel 5: Sekilas terlihat ada bom yang menempel dikaki
orang yang diterkam anjing itu
Panel 6: Prajurit yang memakai topeng terlihat
bertanya-tanya
Hal 9 : Panel 1: Tiba-tiba tubuh pria itu meledak
Panel 2: Anjing itu terpental dan jatuh tersungkur ditanah
Panel 3: Terlihat sebuah kepala boneka dari kayu
terjatuh ditanah
Panel 4: Salah satu prajurit Korawa mengatakan pada
yang lain kalau itu adalah jebakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Panel 5: Prajurit yang tambun meminta semuanya
waspada
Hal 10&11 : Panel 1: Bayangan seseorang muncul dibelakang salah
satu prajurit yang bertopeng
Panel 2: Tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram muka
prajurit bertopeng itu
Panel 3: Sosok asing itu membenamkan wajah prajurit
itu dengan keras ke tanah
Panel 4: Close up wajah prajurit Korawa yang terlihat
remuk setelah dihantamkan ke tanah
Panel 5: Close up wajah sosok asing yang menyerang,
masih misterius
Panel 5: Close up wajah salah satu prajurit yang kurus
Panel 6: Close up prajurit tambun yang nampak geram
Hal 12 : Panel 1: Prajurit yang berbadan tambun itu mencoba
menyerang orang asing itu dari belakang
Panel 2: Namun sebelum prajurit itu menyentuhnya,
orang asing itu mengayunkan tangan kirinya
kearah lengan prajurit itu dengan cepat
Panel 3: Tampak terlihat lengan prajurit itu terpotong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Panel 4: Close up mata orang asing yang menatap kearah
prajurit Korawa itu
Panel 5: Secepat kilat orang asing itu melumpuhkan
prajurit Korawa itu dengan serangannya yang
mematikan
Hal 13 : Panel 1: Nampak wajah prajurit Korawa yang sudah tak
berdaya
Panel 2: Prajurit tambun itu jatuh ke tanah, disaat yang
sama orang asing itu membuka tudung yang
menutupi wajahnya
Panel 3: Ketika tudung terbuka, wajahnya terlihat. Ia
adalah Bima, salah satu dari Pandawa 5. Bima
bergumam kalau prajurit yang ia lumpuhkan
adalah cecunguk Kurawa yang lemah
Hal 14 : Panel 1: Seorang prajurit yang kurus mengarahkan
senjatanya ke Bima
Panel 2: Prajurit itu mengancam akan membunuh
Bima. Ia berkata dengan sedikit ketakutan
Panel 3: Tiba-tiba sesuatu menembus badan prajurit
itu
Panel 4: Seketika prajurit itu langsung roboh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Panel 5: Tak lama seseorang memanggil Bima
Hal 15 : Panel 1: Orang yang memanggil Bimasena itu adalah
Arjuna. Salah satu Pandawa 5 dan juga adik
Bima. Ia datang bersama beberapa
pasukannya
Panel 2: Bima terlihat cuek
Panel 3: Arjuna berkata kalau cara Bima
melumpuhkan musuh sangat kejam
Panel 4: Salah seorang prajurit Pandawa melapor pada
Arjuna bahwa ada sebuah panggilan dari
markas
Hal 16 : Panel 1: Arjuna menanyakan ada apa
Panel 2: Prajurit Pandawa itu mengatakan kalau sang
pemimpin meminta Bima dan Arjuna
kembali kemarkas segera
Panel 3: Bima bertanya ada apa, sementara prajurit
yang membawa pesan itu menjawab tidak
tahu
Panel 4: Bima Nampak tidak senang dengan sesuatu
yang mendadak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Panel 5: Arjuna mengajak Bima untuk segera
berangkat kemarkas
Panel 6: Kemudian Arjuna meminta kepada prajurit
Pandawa yang ada disitu untuk menjaga
wilayah-wilayah musuh yang telah
dilumpuhkan. Namun dibalik percakapan
mereka, ternyata ada seorang misterius yang
mengintai
Hal 17 : Panel 1: Sebuah tebing yang tinggi
Panel 2: Suasana didalam markas Pandawa
Hal 18 : Panel 1: Bima dan Arjuna berjalan bersama sambil
berbincang, nampak juga ada seorang
prajurit Pandawa yang memberi hormat
kepada mereka berdua
Panel 2: Bima dan Arjuna masih berbincang sambil
memasuki sebuah ruangan, disitu pula ada
seorang prajurit yang mempersilahkan
mereka masuk
Panel 3: Didalam ruangan seseorang menyambut
mereka berdua. Bima bertanya kemana
sikembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Hal 19 : Panel 1: Orang itu adalah Yudisthira. Ia menjawab
pertanyaan Bima. Ia juga menanyakan
bagaimana kondisi diluar.
Panel 2: Bima menjelaskan kondisi diluar,
kemudian ia bertanya kenapa ia dan
Arjuna dipanggil kembali ke markas
Panel 3: Yudisthira berkata bahwa ada seseorang
yang ingin bertemu dengan Bima
Hal 20 : Panel 1: Arjuna berkata mungkin saja itu orang
penting, Yudisthira pun nampak
sependapat dengan Arjuna. Sementara
Bima terlihat tidak sabar untuk tahu
Panel 2: Yudisthira berkata orang itu berasal
dari Ras Jawata
Panel 3: Arjuna nampak terkejut mendengarnya
Panel 4: Bima terlihat hanya diam
Panel 5: Orang yang dibicarakan itu muncul
Hal 21 : Panel 1: Orang itu memperkenalkan diri dengan
nama Narada, ia adalah Ras Jawata
Panel 2: Arjuna berkata bahwa selama yang ia
dengar Jawata itu adalah legenda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Panel 3: Narada kemudian menjelaskan sedikit
tentang kebenaran Ras Jawata
Panel 4: Bima Nampak belum yakin dengan Ras
Jawata
Panel 5: Narada mengangkat tangannya
Hal 22 : Panel 1: Narada mengarahkan telunjuknya kearah
tanda didahinya, dia juga mengatakan
itu adalah identitas rasnya
Panel 2: Arjuna kemudian menjelaskan sedikit
tentang tanda itu
Panel 3: Bima merasa cukup dengan penjelasan
itu dan bertanya apa tujuan Narada
menemuinya
Panel 4: Narada melangkahkan kakinya
Panel 5: Narada mengatakan bahwa sebenarnya
ia ingin bertemu dengan istri Bima
Panel 6: Close up wajah Bima yang Nampak
serius, ia berkata apa urusan Narada
dengan istrinya
Panel 7: Narada menjawab ia hanya ingin bicara
dan akan menjelaskannya jika Bima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
bersedia menemukan dia dengan
istrinya
Panel 8: Bima hanya diam
Panel 9: Transisi
Hal 23 : Panel 1: Bima yang mengetuk pintu rumah dan ia juga
meminta istrinya untuk keluar
Panel 2: Pintu terbuka
Panel 3: Arimbi, yang tak lain adalah istri Bima
keluar sambil menanyakan ada apa.
Arimbi berasal dari ras Rakshasa
Panel 4: Bima bercakap-cakap dengan Arjuna
Panel 5: Bima kemudian mengatakan kalau ada yang
ingin bertemu denan Arimbi. Nampak
terlihat seorang anak kecil yang duduk
didalam
Panel 6: Arimbi menjawab dengan nada penasaran.
Close up wajah ank kecil yang nampak
dingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Hal 24 : Panel 1: Narada datang dan ia memperkenalkan dirinya
pada Arimbi
Panel 2: Arimbi Nampak asing dengan Narada
Panel 3: Yudisthira menjelaskan kalau Narada berasal
dari ras Jawata. Arimbi bertanya ada urusan
apa seorang Jawata ingin menemuinya
Panel 4: Narada menjawab kalau ia diutus menjemput
Tetuka oleh pemimpin Jawata, ketempat
para Jawata
Panel 5: Arimbi dengan wajah nampak sedikit
bingung bertanya untuk apa putranya
dibawa kesana
Panel 6: Narada menjelaskan kepada Arimbi kalau
putranya itu akan dijadikan media
percobaan eksperimen rahasia Jawata
Panel 7: Tiba-tiba sesuatu terjadi
Hal 25 :Panel 1: Bima tampak mencekik Narada dan
menghantamkannya kesebuah tembok
Panel 2: Close up Bima dengan tatapan mata tajam, ia
berkata apa maksud perkataan Narada
Panel 3: Close up mulut Narada yang nampak
kesakitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Panel 4: Narada berkata dengan terbata-bata kalau ia
tidak bias bicara dalam keadaan tercekik
Panel 5: Bima berkata kalau dia bias saja meremukan
leher Narada dengan satu tangannya
Panel 6: Yudisthira memerintahkan Bima melepaskan
Narada
Hal 26: Panel 1: Close up wajah Bima yang hanya diam
Panel 2: Yudisthira kemudian meminta dengan halus
Panel 3: Bima akhirnya melepaskan cekikannya pada
Narada, dibarengi Narada yang berkata
bahwa lehernya terasa sakit
Panel 4: Arimbi terlihat sedikit ketakutan melihat apa
yang terjadi
Panel 5: Yudisthira pun mempersilahkan Narada
untuk melanjutkan penjelasannya
Panel 6: Narada kemudian menjelaskan seperti apa
eksperimennya itu
Panel 7: Arjuna bertanya pada Narada apakah semua
berhasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Hal 27: Panel 1: Narada berkata mereka semua mati
Panel 2: Dengan tatapan mata yang tajam, Bima
nampak geram dengan jawaban Narada. Ia
mengeluarkan senjatanya
Panel 3: Dengan nada tegas, Yudisthira meminta
Bima untuk menjaga sikapnya
Panel 4: Dengan nada keras pula, Bima membentak
Yudisthira yang mencoba menghentikannya
Panel 5: Namun dengan nada sedikit mengancam, jika
Bima masih keras kepala, Yudisthira
berkata, ia takkan segan untuk melawan
Bima
Hal 28: Panel 1: Arjuna Nampak hanya diam
Panel 2: Arimbi pun juga terdiam
Panel 3: Narada dengan nada sedikit bercanda
berkata kalau penjelasannya belum
selesai
Panel 2: Bima akhirnya menurut namun nampak
tidak ikhlas
Panel 4: Yudisthira kembali mempersilahkan
Narada untuk melanjutkan. Narada
Nampak kagum pada Yudisthira
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Panel 5: Narada kemudian melanjutkan kembali
penjelasan mengenai eksperimennya
Hal 29 : Panel 1: Narada masih melanjutkan penjelasannya
Panel 2: Nampak Bima yang terdiam mendengar
penjelasan Narada
Panel 3: Begitu juga dengan Arimbi
Panel 4: Yudisthira merasa cukup dengan penjelasan
Narada, namun ia juga mempertanyakan
keberhasilan dari eksperimen itu
Panel 5: Narada berkata kalau ia berani menjamin
kalau eksperimennya dengan menggunakan
putra Bima dan Arimbi pasti berhasil
Panel 6: Tiba-tiba ada tangan yang nampak
menggenggam kain baju
Hal 30 : Panel 1: Arimbi nampak kaget
Panel 2: Close up setengah wajah seorang anak, ia
bertanya pada Arimbi, ada apa?
Panel 3: Anak kecil itu ternyata putra Bima dan Arimbi
yang bernama Tetuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Panel 4: Narada nampak sedikit terkejut, kalau ia
merasakan hawa kekuatan luar biasa dari
anak itu
Panel 5: Close up mata Tetuka dengan aura kekuatan
yang besar
Hal 31: Panel 1: Narada bertanya dengan keputusan Arimbi
Panel 2: Arimbi kemudian meminta waktu hingga
besok pagi kepada Narada
Panel 3: Narada pun menerimannya
Panel 4: Narada berkata kalau ia akan menunggunya,
Arimbi kemudian meminta Tetuka untuk
masuk kedalam rumah
Panel 5: Dari tempat yang cukup jauh diatap
bangunan nampak seseorang berdiri
Panel 6: Dari dekat terlihat ternyata orang misterius
itu yang tadi mengintai Bima dan Arjuna
ketika sedang patroli diluar markas
Hal 32: Panel 1: Kemudian orang misterius itu memalingkan
badannya
Panel 2&3: Tak lama ia menghilang dalam hembusan
angin debu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Panel 4: Narada berkata kalau ia akan bermalam di
markas Pandawa hingga pemberangkatan.
Yudisthira menawarkan tempat istirahat
pada Narada, namun Narada menolaknya
Panel 5: Terjadi sedikit perbincangan ringan antara
Yudisthira, Arjuna, Narada, dan Bima
Panel 6&7: Transisi
Hal 33: Panel 1&2: Suasana markas Korawa
Hal 34: Panel 1: Suasana dalam markas, terdengar ada yang
berteriak
Panel 2: Seseorang misterius dalam bayangan berkata
kalau ia tidak percaya dengan Jawata
Panel 3: Pria bertudung yang tadi memata-matai
Pandawa mengaku melihatnya sendiri dan
sedikit mendengar percakapan Pandawa dan
Jawata. Sementara pria dalam bayangan
yang diduga pemimpin Kurawa berkata
kalau Pandawa menyusun suatu rencana
Panel 4: Pria bertudung berkata apa yang selanjutnya
dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Panel 5: Pemimpin Kurawa kemudian member misi
khusus pada pria bertudung itu
Panel 6: Tiba-tiba seseorang lain muncul
Hal 35: Panel 1: Sang pemimpin Kurawa nampak kaget, ia
memanggil orang yang baru datang itu
dengan sebutan paman
Panel 2: Sang paman itu menganggap rencana misi
pemimpin Kurawa itu terlalu buru-buru
Panel 3: Ia mengatakan kalau Pandawa bukan lawan
yang mudah ditumbangkan dengan rencana
itu. Pemimpin Kurawa itu bertanya pada
pamannya apa yang sebaiknya dilakukan
Panel 4: Si paman itu memintanya tenang, karena dia
sudah memikirkannya
Panel 5: Pria bertudung hanya terdiam
Panel 6: Begitu pula dengan si pemimpin Kurawa
Hal 36: Panel 1: Suasana langit dan hembusan angin
Panel 2: Close up Yudisthira yang mengatakan, ia
mempercayakan semuanya pada Narada
Panel 3: Narada mengatakan kalau legenda yang
sebenarnya akan lahir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Panel 4: Close up Tetuka yang hanya diam
Panel 5: Kemudian Bima beerkata jika saja Jawata
berkhianat maka ia takkan segan lagi
Panel 6: Narada menjawab kalau Jawata takkan
mengkhianati Pandawa, sambil ia
mengajak Tetuka untuk segera berangkat
Hal 37: Panel 1: Nampak sebuah kendaraan besar mirip
pesawat berada di dekat mereka semua.
Arjuna sempat terkagum melihatnya.
Narada mengatakan kalau ras Jawata
menciptakan beberapa kendaraan langit.
Panel 2: Arjuna kemudian bertanya pada Bima,
kemana Arimbi pergi
Panel 3: Bima menjawab kalau Arimbi ada dimarkas
Panel 4: Tetuka yang bergumam memanggil ibunya
Panel 5: Close up wajah Arimbi yang Nampak
meneteskan air mata
Hal 38: Panel 1&2: Nampak pria bertudung dari Kurawa berada
disuatu tempat dengan seseorang, dan dia
merasakan sesuatu yang berbeda disitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Panel 3: Orang yang bersama si pria bertudung itu,
yang tak lain adalah paman pemimpin
Kurawa berbicara tentang Para
Pengkhianat Langit
Panel 4: Nampak dari depan mereka ditempat yang
gelap, muncul sorotan mata dan mulut
bergigi tajam menanyakan apa tujuan
dating ketempatnya. Si paman berkata
kalau ia ingin bertemu sang pemimpin
Panel 5: Sosok besar itu akan mengijinkan lewat
namun dengan syarat. Ia mengatakan
dengan nada ingin memangsa
Panel 6: Air liur sosok besar itu terlihat menetes
didepan pria bertudung
Panel 7: Si paman mengatakan, mungkin dengan cara
lain ia bisa lewat
Hal 39 : Panel 1: Nampak api yang menyembur keluar
Panel 2: Pesawat Narada sudah melayang di langit
Panel 3: Dari jendela, Nampak Arimbi berdiri melihat
pesawat Narada yang sudah lepas landas
Panel 4: Close up Arimbi yang Nampak bersedih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Panel 5: Dari jendela itu nampak Tetuka yang
menatap kebawah
Panel 6: Close up wajah Bima yang terdiam
Panel 7: Transisi
Hal 40: Halaman special keterangan karakter komik
Hal 41: Chapter 2 (Serangan tak Diduga!)
Hal 42: Panel 1&2: Beberapa tahun kemudian. Nampak arus
gelombang laut yang kencang
Panel 3: Nampak sesuatu yang berjalan membelah
gelombang laut
Panel 4: Yang ternyata sebuah kapal ditengah arus
gelombang laut
Panel 5: Seseorang yang terlihat seperti ras Rakshasa
sedang meneropong
Panel 6: Tiba-tiba ia mengatakan kalau ia melihat
sesuatu didepan
Hal 43: Panel 1: Beberapa awak kapal yang penasaran menuju
kedepan kapal untuk melihatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Panel 2: Seseorang lain mendekati, ia menanyakan
apa yang dilihat
Panel 3: Seseorang itu ternyata pria bertudung
misterius dari Korawa yang juga berada
dikapal
Panel 4: Tiba-tiba ada seseorang yang datang
Hal 44: Panel 1: Orang yang baru datang itu bernama Sekipu,
yang merupakan kapten kapal bandit
Gilingwesi
Panel 2: Awak kapal yang meneropong tadi
mengatakan kalau dia melihat sesuatu
Panel 3: Sekipu membentaknya, anak buahnya itu
nampak ketakutan
Hal 45: Panel 1: Si misterius Korawa mengatakan kalau anak
buah Sekipu itu berkata benar
Panel 2: Sekipu meminta agar Si Misterius Korawa
itu tak usah menceramahinya
Panel 3: Si Misterius Korawa meminta Sekipu untuk
melihat kedepan, Sekipu pun akhirnya
percaya dengan apa yang dilihat. Sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
bayangan dari sesuatu yang Nampak berdiri
ditengan laut dan kabut hitam tebal
Panel 4: Tanpa basa-basi, Sekipu memerintahkan
anak buahnya untuk mendekatkan
kapalnya dengan kecepatan penuh
Panel 5: Dengan semangat, anak buahnya mematuhi
perintahnya
Hal 46: Panel 1: Suasana awan yang kelam
Panel 2: Nampak sebuah tebing-tebing tajam
Panel 3: Close up sesosok hewan mengerikan yang
meraung
Panel 4: Seseorang duduk dan hanya tampak
punggungnya dari belakang
Panel 5: Close up mulut orang itu yang sedang
menggigit sepotong daging
Hal 47: Panel 1: Dengan gigi-giginya yang tajam, hewan buas
itu mencoba menerkamnya dari depan
Panel 2: Orang itu yang nampak sedikit geram terlihat
membuang daging santapannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Panel 3: Belum sempat menerkam, hewan itu sudah
menerima pukulan yang keras dari orang itu
dan membuatnya terpental
Panel 4: Close up wajah hewan yang nampak
mengeluarkan banyak darah dari mulutnya
Panel 5: Terlihat tangan pemuda itu yang
mengeluarkan asap
Panel 6: Tak lama hewan itu pun langsung tersungkur
jatuh
Hal 48: Panel 1: Close up wajah hewan buas yang nampak
sudah tak berdaya lagi
Panel 2: Narada datang dan memuji pemuda itu
Panel 3: Pemuda itu hanya terdiam
Panel 4: Narada menyatakan bahwa ia kagum dan
merasa penggemblengannya berhasil.
Pemuda itu menjawab kalau ia tidak
memperdulikannya
Panel 5: Narada bertanya pada pemuda itu apakah ia
rindu keluarganya
Panel 6: Pemuda itu hanya diam saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Hal 49: Panel 1: Sekipu dan Si pria bertudung sudah berada
didekat bayangan asing yang ternyata
sebuah tabung logam besar
Panel 2: Si pria bertudung memandang keatas
Panel 3: Ia mengatakan kalau logam itu nampak
menjulang keatas langit
Panel 4: Ia juga mengatakan kalau logam itu
sepertinya bergerak perlahan
Panel 5: Si pria bertudung berkata kalau ia merasakan
firasat lain tentang itu
Panel 6: Sekipu mengatakan kalau sedikit tantangan
akan membantu untuk tahu benda apa itu
Hal 50: Panel 1: Kapal Sekipu terlihat didekat logam besi yang
menjulang tinggi keatas
Panel 2: Sekipu dan Si pria bertudung beserta anak
buahnya mencoba memanjat logam raksasa
itu walau diguyur hujan dan angin kencang
Panel 3: Si pria bertudung tampak mengejek Sekipu
yang terlihat mengeluh
Panel 4: Sekipu meminta Si pria bertudung itu untuk
diam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Hal 51: Panel 1: Disaat memanjat, pria bertudung meminta
untuk berhati-hati, karena anginnya
kencang dan berbahaya. Sekipu Nampak
tidak terima diceramahi. Terlihat juga salah
satu awak kapal yang terseret angin
Panel 2: Sekipu berhasil menembus kepulan awan
badai
Panel 3: Begitu juga dengan Si pria bertudung
Panel 4: Sekipu sempat diam dan berhenti memanjat,
Si pria bertudung bertanya ada apa
Panel 5: Sekipu berkata kalau ia melihat sesuatu
seperti sebuah tanah bebatuan diujung
logam raksasa itu
Hal 52: Panel 1: Ternyata diatasnya itu adalah sebuah pulau.
Pulau bernama Jonggring Saloka yang
merupakan tempat tinggal ras Jawata
Panel 2: Si pria bertudung bertanya pada Sekipu apa
yang akan dilakukan selanjutnya
Panel 3: Sekipu berkata ikuti saja rencananya
Panel 4: Sekipu pun memerintahkan anak buahnya
untuk segera memanjat lebih cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Hal 53: Panel 1: Ditempat lain pemuda yang memukul monster
tadi nampak membenarkan balutan kain di
tangan kirinya
Panel 2: Pemuda itu berkata kalau ia sudah lama tak
mengingat tentang keluarga
Panel 3: Narada dengan nada santai, meminta
pemuda itu untuk jangan bersikap terlalu
dingin
Panel 4: Narada mengatakan kalau pemuda itu sudah
bias kembali ke Pandawa. Pemuda itu
hanya diam saja
Panel 5: Nampak suasana langit
Panel 6: Tiba-tiba ledakan terjadi ditempat para
Jawata itu
Hal 54: Panel 1: Ternyata Sekipu dan anak buahnya yang telah
menjebol tembok benteng markas Jawata
dan mereka telah memasuki bagian dalam
markas
Panel 2: Sekipu menganggap para Jawata sebagai
makhluk lemah. Nampak wajah-wajah
Jawata yang hanya terdiam tak berdaya
Panel 3: Sekipu mengangkat senjata gadanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Hal 55: Panel 1: Dengan semangat menghancurkan, Sekipu
memerintahkan semua anak buahnya untuk
mengobrak-abrik markas Jawata. Dengan
semangat anak buah Sekipu langsung maju
serentak
Panel 2: Ledakan pun kembali terjadi ditempat itu
Panel 3: Dari ruang monitor, salah satu Jawata
melaporkan situasi kepada seorang yang ia
panggil Hyang Manikmaja
Panel 4: Hyang Manikmaja yang tampak masih
misterius memerintahkan untuk segera
menghubungi Narada
Hal 56: Panel 1: Suasana langit yang mendung
Panel 2: Salah satu Jawata melapor kepada Narada
bahwa kota mendapat serangan mendadak
Panel 3: Dengan eksperesi kurang percaya, Narada
ingin melihatnya langsung dari ruang
monitor. Pemuda tadi diam Nampak tak
peduli
Panel 4: Dari ruang monitor menjelaskan kalau yang
menyerang adalah ras Raksasa yang
memang terkenal berfisik kuat dan brutal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Panel 5: Dari monitor lain tampak Si pria bertudung
Panel 6: Narada terkejut melihatnya, seolah ia
mengenali Si Misterius itu
Hal 57: Panel 1: Narada sempat heran dengan keberadaan pria
bertudung itu bersama ras Rakshasa
Panel 2: Narada meminta anak buahnya untuk
menyiapkan kendaraan tercepat Jawata
Panel 3: Narada meminta pemuda yang ternyata
bernama Tetuka untuk menghadapi para
raksasa itu
Panel 4: Tetuka putra Bima dan Arimbi yang Nampak
sudah dewasa menjawab permintaan
Narada itu dengan kalimat sedikit sombong
Panel 5: Narada mengharap kalau kata-kata Tetuka
itu bukan berarti penolakan
Hal 58: Panel 1: Nampak beberapa pasukan penjaga Jawata
yang mengendarai seekor burung mencoba
menyerang balik
Panel 2: Close up wajah Sekipu yang nampak marah
Panel 3: Sekipu menghantam salah satu pasukan
Jawata dengan gadanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Hal 59: Panel 1: Disaat pasukan Jawata tersungkur setelah
dihantam Sekipu, pasukan Jawata lain
mengatakan kalau Sekipu dan anak
buahnya terlalu kuat untuk dilawan
Panel 2: Tiba-tiba dari belakang pasukan Jawata itu
nampak siluet seseorang yang melompat
Panel 3: Dengan tanpa sadar, pasukan Jawata itu
sudah mendapati dirinya ditusuk oleh
bandit Rakshasa tepat didadanya dan
menghantam tanah
Hal 60: Panel 1: Kapten dari pasukan Jawata mengatakan kalau
anak buahnya terlihat seperti lelucon bagi
bandit-bandit Rakshasa itu
Panel 2: Dari kejauhan Nampak anak buah Sekipu
menggendong seseorang gadis
Panel 3: Gadis yang dibawa anak buah Sekipu itu
jatuh tersungkur di tanah
Panel 4: Melihat gadis itu Sekipu berinisiatif untuk
membawanya sebagai hadiah untuk rajanya
Panel 5: Gadis Jawata yang nampak sedikit compang
camping memohon ampun agar tak disakiti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Hal 61: Panel 1: Tiba-tiba seberkas cahaya datang, seketika
membuat silau penglihatan Sekipu
Panel 2: Ketika mencoba melihat kearah datangnya
cahaya itu, Sekipu melihat sebuah benda
yang melayang diangkasa
Panel 3: Wajah nampak terheran dan terkejut ketika
melihatnya
Panel 4: Narada dan Tetuka ada disitu, Narada sempat
sedikit kaget melihat kondisi Jonggring
Saloka
Panel 5: Tetuka meloncat ketika Narada belum
sempat berhenti bicara
Panel 6: Nampak siluet Tetuka yang melompat
Panel 7: Kaki Tetuka menghantam tanah
Hal 62: Panel 1: Tetuka yang dulu hanya anak kecil pendiam
kini dewasa dan nampak ada sebuah luka
didadanya yang menyerupai bintang. Ia
nampak menantang Sekipu
Panel 2: Sekipu Nampak tak senang dengan
kedatangan Tetuka
Panel 3: Tetuka menanggapi Sekipu secara sombong
Panel 4: Mendengar itu Sekipu nampak sedikit geram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hal 63: Panel 1: Tetuka meminta gadis Jawata itu untuk
menjauh jika tak ingin terluka
Panel 2: Gadis Jawata itu pun menuruti Tetuka
Panel 3: Gadis itu kemudian mencoba lari menjauh
Panel 4: Anak buah Sekipu tadi mencoba menangkap
gadis itu
Panel 5: Nampak seperti sesuatu terjadi dengan cepat
Panel 6: Close up mata Sekipu
Panel 7: Tanpa diduga Tetuka nampak meloncat dan
akan menghentikan anak buah Sekipu yang
mencoba menangkap gadis Jawata itu
Hal 64: Panel 1: Seketika Tetuka mendaratkan tendangannya
tepat diwajah anak buah Sekipu itu
Panel 2: Wajah anak buah Sekipu itu langsung remuk.
Terlihat seolah slow motion
Panel 3: Bukan hanya wajah remuk, ia juga terpental
jauh menghantam dinding kota
Panel 4: Nampak anak buah Sekipu itu yang terpental
menjebol tembok dan jatuh kebawah
Panel 5: Para pasukan Jawata hanya terdiam
melihatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Panel 6: Tak lama Sekipu memanggil anak buahnya
yang lain
Hal 65: Panel 1: Dari belakang Tetuka, beberapa anak buah
Sekipu mencoba untuk menyerangnya
Panel 2: Sekipu diam saja melihatnya, disertai suara
jeritan, tulang patah, ledakan
Panel 3: Nampak darah menetes ketanah
Panel 4: Close up wajah Tetuka
Panel 5: Close up salah satu anak buah Sekipu yang
terlihat babak belur
Hal 66: Panel 1: Ditempat Tetuka berdiri, beberapa anak buah
Sekipu bergeletakan disekitarnya dengan
beberapa sudah tak berdaya berlumur darah
Panel 2: Melihat itu Sekipu menganggap tetuka bocah
yang lumayan
Panel 3: Tetuka bertanya apa Sekipu bosnya
Panel 4: Mendengar itu Sekipu terlihat marah dan
meminta Tetuka untuk maju
Panel 5: Tetuka pun langsung maju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Hal 67: Panel 1: Sekipu dan Tetuka sudah saling berhadapan
Panel 2: Sekipu berteriak kalau ia akan mencincang
daging Tetuka
Panel 3: Sekipu menghantamkan gadanya tepat
kearah Tetuka
Panel 4: Sekipu nampak sedikit terkejut, tiba-tiba
Tetuka sudah melayang
Panel 5: Tetuka kemudian meluncur kebawah
Panel 6: Sekipu Nampak akan melakukan sesuatu
Hal 68: Panel 1: Tetuka menghantam tanah dengan keras hingga
tanahnya remuk. Namun Sekipu berhasil
menghindarinya
Panel 2: Nampak Tetuka didalam kepulan debu
Panel 3: Close up Sekipu yang Nampak kaget
Panel 4: Tanpa disadari Sekipu, kepalan tangan
Tetuka sudah berada didepan wajahnya
Panel 5: Tetuka meninju Sekipu dengan keras, sontak
membuat Sekipu terpental
Hal 69: Panel 1: Seolah dalam slow motion, terlihat wajah
Sekipu yang baru saja ditinju Tetuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Panel 2: Ia terpental jauh dan menghantam tembok
benteng kota
Panel 3: Para Jawata lain nampak terdiam tanpa
berkata-kata melihat pertarungan itu
Panel 4: Tiba-tiba bongkahan besar dari runtuhan
tembok muncul dari balik kepulan asap itu
Panel 5: Tetuka nampak kaget
Panel 6: Tetuka menahan dengan kedua tangannya
hingga bongkahan tembok itu hancur
berkeping-keping
Hal 70: Panel 1: Tanpa disadari Tetuka, tiba-tiba ia sudah
dalam keadaan tercekik
Panel 2: Dengan wajah terlihat babak belur dan
kemarahan luar biasa, Sekipu
menghantamkan tubuh Tetuka ketanah
dengan keras
Panel 3: Namun Sekipu Nampak tidak puas
Panel 4: Ia menyeret Tetuka hingga tanahnya remuk,
kemudian langsung melemparnya hingga
menghantam salah satu bangunan Jawata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Hal 71: Panel 1: Sekipu Nampak kelelahan
Panel 2: Tiba-tiba sesosok tangan muncul dari kepulan
asap dan meraih bongkahan tembok
Panel 3: Dari kepulan asap Tetuka muncul dan
Nampak bonyok
Panel 4: Sekipu terlihat geram melihatnya
Panel 5: Narada yang juga menyaksikan berkata kalau
Tetuka masih belum bisa mengendalikan
sifat aslinya
Panel 6: Nampak sorot mata Tetuka yang sama persis
dengan mata ras Rakshasa
Hal 72: Panel 1: Tetuka berdiri, ia terlihat berbeda, sesuatu
aura memancar dibelakang tubuhnya
Panel 2: Narada hanya diam melihat itu
Panel 3: Begitu juga dengan Jawata yan lainnya
Panel 4: Sekipu terlihat geram melihatnya
Panel 5: Sorot mata Tetuka semakin tajam
Panel 6: Sekipu pun langsung maju lagi
Panel 7: Nampak tangan kanan Tetuka mengeluarkan
asap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Hal 73: Panel 1: Seolah slow motion, Sekipu dan Tetuka
berhadapan dan bersiap menyerang
Panel 2: Ledakan pun terjadi
Panel 3: Tiba-tiba seseorang mendekati Narada dan
berkata kalau eksperimen Narada
tampaknya berhasil
Panel 4: Narada berkata kalau ia memikirkan nama
panggilan untuk Tetuka
Panel 5: Dan Narada member nama panggilan
Tetuka dengan nama “Gatotkaca”
Hal 74: Panel 1: Suasana lautan dibawah Jonggring Saloka
Panel 2&3: Terlihat kapal Sekipu didekat logam
raksasa, kaki dari Jonggring Saloka
Panel 4: Selain itu nampak juga hewan perang yang
ditunggangi pasukan Jawata mengambang
di air
Panel 5: Seseorang terlihat menaiki kapal
Panel 6: Yang ternyata itu Si pria bertudung Kurawa,
ia berkata kalau ia akan segera menemui
pemimpin bandit Gilingwesi, Kalapracona.
Hal 75: Halaman ilustrasi tambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
h. Desain Karakter
1) Karakter Protagonis
a) Tetuka
(1) Tetuka Bocah
Ia adalah putra tunggal dari Bima
dan Arimbi. Menurut Jawata, Tetuka adalah
anak yang spesial, karena memiliki darah
campuran dari kedua orang tuanya. Ayahnya
dari ras manusia, sedangkan ibunya ras
rakshasa. Kemudian ia dibawa oleh Jawata
ke suatu tempat untuk dijadikan eksperimen
dan digembleng kekuatannya.
Dalam pewayangan, Tetuka lahir dalam keadaan tali pusar
tak bisa dipotong selama satu tahun, hingga akhirnya terpotong
dan dibawa oleh dewa untuk digembleng dan seketika menjadi
dewasa. Dalam komik ini, penulis mengubah persepsi itu menjadi
lebih rasional dengan menciptakan karakter bocah dari Tetuka itu
sendiri sebelum digembleng oleh Jawata berdasarkan
pertimbangan dari latar belakang cerita yang disajikan.
Penulis membuat karakter bocah Tetuka memiliki wajah
dengan ekspresi terlihat datar dan sorot mata dingin namun tajam
yang melambangkan adanya sebuah kekuatan besar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dirinya. Desain kostumnya merupakan baju bermotif lengan
panjang dan celana panjang berwarna orange cerah yang
merupakan warna yang cocok dengan bocah. Selain itu juga
memakai selendang atau jarik yang diikatkan dipinggang. Semua
itu agar mencerminkan kebudayaan lokal.
Tampilan visual fisik:
(a) Usia : 5 Th
(b) Tinggi : 95 cm
(c) Sifat : Dingin dan selalu ingin tahu
(2) Tetuka Dewasa (Gatotkaca)
Ia adalah perwujudan dewasa dari
Tetuka bocah. Setelah sekian lama
digembleng oleh Jawata. Tetuka yang
awalnya hanyalah seorang bocah biasa
menjadi seorang pria yang gagah dengan
adanya tanda berbentuk bintang yang
menyerupai sebuah luka didadanya.
Pewayangan Jawa menggambarkan
Tetuka (Gatotkaca) dengan karakter pria bertubuh kekar dengan
kumis tebal. Sedangkan dalam kisah asli India, Tetuka
(Gatotkaca) digambarkan dengan karakter bertubuh raksasa dan
berwajah sangar. Dalam komik ini, penulis mencoba sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
berbeda dengan menampilkan karakter Tetuka atau Gatotkaca
dengan tubuh yang biasa, tidak berkumis, berpembawaan dingin
dengan wajah tertutup rambut separuh. Walaupun begitu, Tetuka
atau Gatotkaca dalam pewayangan Jawa tetap menjadi acuan
penulis, namun dengan gaya yang berbeda.
Karakter Tetuka dewasa dalam komik ini dibuat lebih
muda, berdasarkan tujuan penulis yaitu meremajakan karakter
Gatotkaca. Dalam pewayangan Jawa kostum Gatotkaca berupa
jubah dengan lambang bintang didadanya dan bagian
punggungnya menonjol menyerupai sebuah sayap. Dalam komik
ini, penulis membuat karakter Gatotkaca dengan bertelanjang
dada, memakai balutan kain disekitar perut dan kedua tangannya
yang melambangkan kegagahan, celana dan sepatu hitam yang
mendefinisikan kekuatan, serta asesoris bermotif dipinggang kiri
dan kanan sebagai identitas kebudayaan lokal.
Sementara lambang bintang yang ada pada jubahnya
penulis ganti dengan bekas luka yang menyerupai bintang
didadanya agar terlihat sangar. Sementara untuk sayapnya,
penulis memunculkannya ketika Tetuka dewasa dalam keadaan
marah, yaitu berupa aura yang memancar keluar dari
punggungnya, agar kekuatan Gatotkaca itu sendiri nampak benar-
benar dari tubuhnya bukan karena dari jubah pemberian dewa jika
dalam cerita asli pewayangan Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tampilan visual fisik:
(a) Usia : 18 Th
(b) Tinggi : 177 cm
(c) Sifat : Dingin, bicara hanya seperlunya saja,
agak sombong, dan sedikit meremehkan
musuh.
b) Bima
Ayah dari Tetuka dan juga salah
satu dari Pandawa. Bima merupakan
Pandawa terkuat dari yang lainnya karena
kekuatan fisiknya luar biasa. Ia
mempunyai senjata berupa pisau. Bima
menyandang gelar sebagai Komandan
pasukan divisi pertama Pandawa.
Karakteristik Bima kurang lebih sama seperti dalam
pewayangan Jawa, namun dalam komik ini penulis menambahkan
bekas luka pada wajahnya yang melambangkan kegaharannya. Untuk
senjatanya, Bima menggunakan sepasang pisau yang diapit diantara
jari telunjuk dan tengah. Sedikit berbeda dengan senjata asli Bima
yang merupakan kuku pancanaka, karena pertimbangan latar belakang
komik yang disajikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Desain kostum Bima dibuat memakai jubah panjang bermotif
dengan warna merah kelam yang mendefinisikan kekuatan dan
keberanian, karena dalam pewayangan, Bima adalah orang yang kuat
dan tak takut apapun.
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : 28 Th
(2) Tinggi : 195 cm
(3) Sifat : Pemarah, Tempramen tinggi, selalu berkata-kata
dengan nada dan bahasa yang keras.
c) Arjuna
Arjuna adalah adik dari Bima, dan
juga merupakan salah satu dari Pandawa.
Arjuna merupakan Pandawa yang memiliki
serangan tercepat dan akurasi serangan yang
luar biasa. Dalam kemiliteran Pandawa,
Arjuna menyandang gelar sebagai Komandan
pasukan divisi dua Pandawa.
Arjuna dikenal dengan karakternya
yang kalem, pintar, dan berparas tampan. Dalam komik ini, penulis
membuat Arjuna yang berbeda dari yang dikenalkan dalam
pewayangan Jawa. Arjuna kali ini tidak benar-benar menonjolkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
ketampanannya. Paras yang dibuat biasa dengan rambut pendek sudah
mencerminkan sifat kalemnya.
Dalam pewayangan Jawa dan kisah asli Mahabharata, senjata
Arjuna adalah sebuah panah. Namun dalam komik ini penulis
menggantinya dengan sebuah senapan jarak jauh karena
mempertimbangkan setting komik yang disajikan. Nama Arjuna
memiliki arti “putih”, maka dari itu penulis membuat karakter Arjuna
yang memakai jubah berwarna putih dengan beberapa motif kecil.
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : 27 Th
(2) Tinggi : 180 cm
(3) Sifat : Pendiam, tenang namun pintar
d) Yudisthira
Pandawa tertua sekaligus pemimpin
tertinggi pasukan Pandawa. Sebenarnya ia
adalah Pandawa terlemah dari yang lainnya.
Walaupun begitu ia adalah pemimpin yang
tegas dalam pembawaannya yang selalu
tenang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Karakter Yudisthira dalam pewayangan memiliki pembawaan
yang tenang namun sebenarnya tegas, bertanggung jawab dan selalu
menghormati orang lain. Yudisthira sebenarnya tidak suka dengan
peperangan dan kekerasan dan lebih menyukai perdamaian.
Perselisihan dengan Kurawa yang berujung perang dijalaninya karena
memang tak ada pilihan lainnya.
Dalam komik ini, karakter Yudisthira dibuat dengan wajah
nampak sayu yang bukan berarti mengantuk namun lebih
mendefinisikan ketenangannya dan agak tua, karena Yudisthira
merupakan Pandawa tertua. Desain kostumnya jubah panjang tertutup
bermotif dengan warna kalem, yaitu coklat muda sesuai dengan
sifatnya yang tenang. Selain itu juga memakai selendang berwarna
merah kelam yang dikalungkan dan mendefinisikan walaupun bersifat
tenang tapi memiliki keberanian dalam melawan Kurawa.
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : 29 Th
(2) Tinggi : 175 cm
(3) Sifat : Tenang namun sebenarnya tegas, bertanggung
jawab dan selalu menghormati orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
e) Arimbi
Istri Bima sekaligus ibunda dari Tetuka.
Arimbi merupakan keturunan Ras Raksasha yang
disebut-sebut sebagai penguasa hutan. Walaupun
ia Ras Raksasha, namun perawakannya seperti
manusia biasa, hanya saja perbedaannya ada pada
matanya dan kulitnya.
Dalam pewayangan, Arimbi sebenarnya
bertubuh besar karena merupakan bangsa rakshasa. Ia mempunyai
kemampuan untuk mengubah dirinya menjadi wanita normal berparas
cantik. Namun dalam komik ini, penulis mengganti persepsi itu. Ciri-
ciri Ras Rakshasa dalam komik ini yaitu memiliki kulit berwarna
merah kelam dan bola matanya yang warnanya kebalikan dari warna
mata manusia biasa.
Desain karakter Arimbi dalam komik ini penulis buat dengan
postur tubuh seperti manusia biasa. Namun memiliki ciri-ciri Ras
Rakshasa seperti diatas. Rambut dibuat bergelombang terurai
kebelakang dan berwarna hitam pekat, karena agar terlihat dewasa
namun anggun. Kostum dibuat seperti kebaya dengan motif
dibeberapa bagiannya. Tujuannya, walaupun komik ini memiliki latar
belakang modern namun tetap menampilkan kebudayaan lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : 28 Th
(2) Tinggi : 170 cm
(3) Sifat : Sangat menyayangi putranya.
f) Narada
Narada berasal dari Ras Jawata. Ras
yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan
otak, yang melebihi manusia biasa serta
teknologi yang luar biasa. Jawata konon tinggal
diatas langit. Narada diutus oleh pemimpin
tertinggi Jawata untuk menjemput Tetuka,
karena akan dijadikan media percobaan
eksperimen rahasia yang diciptakan oleh kaum Jawata.
Dalam pewayangan, Narada merupakan seorang Dewata dan
karakter Dewata dalam komik ini, penulis modifikasi menjadi lebih
rasional menyesuaikan latar belakang cerita yang disajikan. Jawata
memiliki arti kurang lebih sama dengan Dewata, yaitu dewa atau
manusia tingkat tinggi. Namun dalam komik ini Jawata bukan berarti
orang yang memiliki ilmu sakti yang luar biasa, melainkan orang-
orang dengan tingkat kecerdasan yang melebihi manusia biasa,
dengan kata lain seorang ilmuwan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Jawata memiliki teknologi yang lebih maju daripada ras
lainnya. Walaupun begitu, Jawata dalam komik ini merupakan ras
yang terlemah diantara lainnya. Ciri-ciri yang ada pada ras ini adalah
warna kulitnya yang Nampak lebih pucat dari ras lainnya. Selain itu
warna matanya yang putih dan tanda semacam lingkaran berurat
didahinya. Jawata memiliki umur yang lebih panjang dibanding ras
lainnya.
Narada dalam pewayangan memiliki karakter bertubuh pendek
gempal dan berwajah buruk. Dalam komik ini, penulis membuat
karakter kurang lebih sama dengan ciri-ciri aslinya, yaitu pendek
gempal dan wajahnya buruk. Penggambaran wajahnya botak dan
terdapat semacam bekas luka diseparuh wajahnya. Desain kostum
Narada dibuat memakai jubah dengan warna dominan putih karena ras
Jawata juga disebut sebagai ras suci.
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : Sekitar 58 Th
(2) Tinggi : 162 cm
(3) Sifat : Selalu berbicara dengan nada bercanda, walaupun
begitu ia juga bisa menjadi seseorang yang serius.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2) Karakter Antagonis
a) Sekipu
Kapten kapal dari pasukan bandit
Gilingwesi. Ia berasal dari Ras Raksasha.
Beserta pasukannya. ia menyerang dan
mengobrak abrik tempat tinggal Jawata.
Hingga akhirnya ia berhadapan dengan
Tetuka (Gatotkaca) dan terjadilah
pertarungan sengit antara keduanya.
Dalam pewayangan, Sekipu memiliki wajah yang
menyeramkan, bertubuh besar dan kekar. Dalam komik ini pun
penulis membuat karakter Sekipu yang kurang lebih sama dengan
aslinya dengan tubuh tinggi kekar, berambut hitam panjang, memiliki
taring, dan bekas luka diwajahnya serta tato yang menambah
kengerian pada karakter Sekipu. Selain itu, penulis juga
menambahkan asesoris berupa senjata gada pada karakter Sekipu.
Kostum Sekipu lebih dominan pada kain selendang bermotif
dipinggangnya dan balutan kain di kedua tangan dan kakinya, karena
karakter Sekipu bertelanjang dada. Selendang dipinggangnya didesain
robek-robek agar terlihat mengerikan, namun juga berkesan budaya
lokal karena ada motifnya. Sedangkan balutan kain dikedua tangan
dan kakinya adalah tanda kekuatan dan kegagahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : Sekitar 45 Th
(2) Tinggi : 220 cm
(3) Sifat : Selalu bersikap meremehkan, kejam, dan selalu
merasa dirinya yang terkuat.
b) Pria Misterius Kurawa
Seseorang misterius yang memakai
jubah menutupi wajah merupakan anggota
dari Kurawa. Ia memata-matai pertemuan
Pandawa dan Jawata, bahkan menemukan
tempat tinggal Jawata yang sangat rahasia.
Identitas siapa dia sebenarnya masih belum
diketahui dalam komik ini.
Karakter misterius ini didesain
memakai jubah panjang bermotif dengan tudung menutupi wajahnya.
Jubahnya berwarna abu-abu kelam yang mendefinisikan
kemisteriusannya.
Tampilan visual fisik:
(1) Usia : Sekitar 30 Th
(2) Tinggi : 182 cm
(3) Sifat : Tenang dan cukup pintar dalam menganalisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
2. Konsep Perancangan Media Promosi Buku Komik
Sebuah komik yang berhasil haruslah melalui proses kreatif yang baik
dimana tema, gambar, penyajian dan pesan moral yang ada pada komik dapat
disampaikan secara langsung kepada para pembaca.
Maka dari itu untuk memuaskan selera pembaca komik Gatotkaca Putra
Pandawa yang ditargetkan pada usia remaja-dewasa, penulis membuat media
penunjang komik ataupun desain sekunder dari komik Gatotkaca Putra Pandawa.
Adapun media tersebut meliputi :
a. Poster
Media ini memuat unsur visual dan verbal yang berfungsi sebagai
pelengkap utama sebuah komik dengan tetap mengacu pada obyektifitas
pesan yang disampaikan. Ditempel dipapan pengumuman disetiap toko
buku.
Penekanan unsur visual yang lebih besar dibanding unsur verbal
adalah sebagai point of view dalam sebuah poster komik. Poster dibuat
dengan format portrait dengan visualisasi karakter utama komik beserta
logo. Headline berupa judul komik. Body copy berupa sinopsis singkat
tentang isi komik. Kelebihan poster, antara lain :
1) Memiliki fleksibilitas tinggi dalam penempatannya.
2) Penekanan pada unsur visual sebagai point of view dapat
menyampaikan pesan secara langsung.
3) Visualisasi yang menarik mampu menarik perhatian khalayak ramai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
b. Book Mark
Media ini juga merupakan media promosi yang relatif murah
karena diberikan secara cuma-cuma. Book Mark dibuat dengan format
portrait, dengan visualisasi karakter komik beserta logo judul agar tampak
menarik. Kelebihan media Book Mark :
1) Murah, efektif dan tidak memakan tempat yang besar.
2) Digunakan sebagai pembatas halaman komik, buku, novel atau majalah.
c. Papercraft
Media ini mungkin media promosi yang unik saat ini. Cukup
murah karena diberikan secara cuma-cuma dan dapat digunakan sebagai
pajangan. Papercraft dibuat dalam bentuk cubeecraft atau desain kubus
dengan visualisasi yang menyerupai karakter komik. Kelebihan media
papercraft :
1) Murah, bisa dijadikan pajangan dan tidak memakan tempat yang besar.
2) Desain dan visualisasi yang menarik dapat menarik perhatian konsumen
pelajar maupun mahasiswa, laki-laki dan perempuan.
d. X-Banner
Media ini merupakan sarana komunikasi yang biasa dipajang di
pintu-pintu masuk atau depan rak penjualan komik. Karena letaknya yang
strategis, sehingga membuat media ini mampu menjadi sarana yang
promotif. Kelebihan media ini antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
1) Langsung mudah terlihat, karena diletakkan dipintu masuk toko buku
dan ditempat launching
2) Memuat berbagai informasi singkat dari komik.
e. Sticker
Media ini merupakan sarana komunikasi yang relatif murah dan
efektif. Karena diberikan secara cuma-cuma dan ditambah dengan
visualisasi yang menarik, maka konsumen tidak akan keberatan untuk
menempelkan sticker tersebut pada tempat yang diinginkannya. Kelebihan
media ini antara lain :
1) Meningkatkan kedekatan komik kepada para pembacanya.
2) Murah dan efektif sebagai media promosi komik, karena dapat
ditempelkan dimana saja
C. Teknik Pelaksanaan
1. Desain Logo Judul
a. Font (Typhography)
Font yang digunakan untuk logo judul Gatotkaca Putra Pandawa,
adalah Klapa dan Bicubik. Alasan memakai kedua font itu karena
bentuknya simple, menarik, cukup mudah dibaca dan terkesan tidak
terlalu formal.
Contoh : Klapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Contoh : Bicubik
2. Desain Cover dan Back Cover Komik
a. Ukuran komik adalah 13 cm x 18 cm.
b. Format cover dan back cover portrait atau vertikal.
c. Cover dan back cover full colour.
d. Typography adalah Klapa dan Bicubik
e. Tehnik visualisasi.
1) Manual (sket pensil kemudian ditinta).
2) Finishing dengan Adobe Photoshop CS4 dan Corel Draw X4.
f. Ilustrasi berupa tampilan karakter komik.
g. Realisasi cetak separasi empat warna.
h. Media/bahan cover dan back cover berupa kertas art carton 230 gr dengan
laminasi doff halus.
3. Perancangan Visual Halaman Komik
a. Jumlah halaman.
1) 1 halaman judul
2) 69 halaman komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
3) 2 halaman Chapter
4) 3 halaman tambahan
b. Ukuran komik adalah 13 x 18 cm.
c. Format halaman komik berupa portrait atau vertikal.
d. Arah baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah.
e. Pewarnaan grayscale.
f. Typography.
1) Font pengisi balon teks dan juga sebagai. Bentuknya sederhana,
mudah dibaca, tidak kaku, ramping dan lentur. Sering digunakan
dalam penulisan teks komik.
Contohnya : Laffayette Comic Pro
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOoPpQq RrSsTtUuVvWwXxYyZz 1234567890
Dan Chiller
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOoPpQq RrSsTtUuVvWwXxYyZz 1234567890
2) Font yang digunakan sebagai sound effect bentuknya unik serta tidak
terlalu formal.
Contohnya : Badaboom BB
ABGDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 1234567890
3) Font yang digunakan sebagai keterangan bentuknya unik, sederhana
dan mudah dibaca.
Contohnya : Gosmick Sans
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOoPpQq RrSsTtUuVvWwXxYyZz 1234567890
g. Teknik Visualisasi
1) Manual (sket pensil kemudian ditinta) dan sketch digital
2) Finishing dengan Adobe Photoshop CS4 dan Corel Draw X4.
h. Realisasi cetak sparasi satu warna.
i. Media/bahan berupa kertas HVS 80 gr.
j. Tehnik jilid buku dengan tehnik jilid staples.
4. Perancangan Desain Sekunder
a. Poster
1) Ukuran 30 x 42 cm
2) Format desain portrait
3) Typography adalah jenis Badaboom BB, Helvetica Neue LT Pro,
Bicubik dan Klapa.
4) Teknik visualisasi
a) Manual (sket pensil kemudian ditinta).
b) Finishing dengan software Adobe Photoshop CS4 dan Corel
Draw X4.
5) Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.
6) Realisasi berupa cetak separasi empat warna.
7) Media/bahan berupa kertas art carton 150 gr.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
b. Sticker
1) Ukuran 4 x 10 cm
2) Format stiker landscape.
3) Typography adalah jenis Bicubik dan Klapa.
4) Teknik visualisasi
a) Manual (sket pensil kemudian ditinta).
b) Finishing dengan software Adobe Photoshop CS4 dan Corel
Draw X4.
5) Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.
6) Realisasi berupa cetak separasi empat warna.
7) Media/bahan berupa kertas stiker.
c. Book mark
1) Ukuran 4 x 15 cm
2) Format book mark portrait
3) Typography adalah jenis Bicubik dan Klapa.
4) Teknik visualisasi
a) Manual (sket pensil kemudian ditinta).
b) Finishing dengan software Adobe Photoshop CS4 dan Corel
Draw X4.
5) Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.
6) Realisasi berupa cetak separasi empat warna.
7) Media/bahan berupa kertas art carton 260 gr.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
d. Papercraft
1) Ukuran 30 x 42 cm
2) Format papercraft portrait
3) Typography adalah jenis Klapa, Bicubik, dan Helvetica CE.
4) Teknik visualisasi
a) Manual (sket pensil kemudian ditinta).
b) Finishing dengan software Adobe Photoshop CS4 dan Corel
Draw X4.
5) Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.
6) Realisasi berupa cetak separasi empat warna.
7) Media/bahan kertas art carton 230 gr.
e. X - Banner
1) Ukuran x-banner adalah 160 cm x 60 cm.
2) Format portrait.
3) Typography adalah jenis Badaboom BB, Helvetica Neue LT Pro,
Bicubik dan Klapa
4) Teknik Visualisasi
a) Manual (sket pensil kemudian ditinta).
b) Finishing dengan Adobe Photoshop CS4 dan Corel Draw X4
5) Ilustrasi berupa tampilan logo judul dan karakter komik.
6) Realisasi berupa cetak separasi empat warna.
7) Media/bahan kain MMT dengan menggunakan standing banner.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
BAB IV
VISUALISASI
A. Sket Kasar (Thumbnail)
Thumbnail atau sket kasar digambar dengan pensil manual, kemudian
ditebali dengan drawing pen. Sket kasar digambar dengan menggunakan media
kertas HVS A4 (21 x 29,7 cm). Berikut beberapa contoh sket kasar dari komik
Gatotkaca Putra Pandawa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
B. Rekomendasi Desain
Hasil sket dan rancangan yang dijadikan rekomendasi adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
C. Desain Jadi
1. Karakter
a. Tetuka
1) Tetuka kecil
Tetuka adalah putra tunggal dari Bima dan
Arimbi. Ia dipilih oleh Jawata untuk menjalani
eksperimen rahasia karena memiliki darah
campuran yang langka. Ekspresi wajah Tetuka kecil
selalu nampak dingin dan datar. Terbukti ia terlihat
biasa saja ketika para Jawata membawanya untuk
menjalani eksperimen.
2) Tetuka Dewasa (Gatotkaca)
Salah satu tokoh utama. Karakter ini
adalah perwujudan dewasa dari Tetuka kecil.
Dadanya terdapat tanda luka yang menyerupai
bintang. Sifatnya agak sombong dalam berbicara.
Tetuka dewasa memiliki kekuatan yang luar
biasa setelah menjalani eksperimen rahasia
Jawata. Ia diberi nama panggilan oleh salah satu
Jawata dengan nama Gatotkaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
b. Bima
Salah satu dari lima Ksatria Pandawa.
Pandawa kedua, adik dari Yudisthira. Bima
adalah Ayah dari Tetuka dan juga suami dari
Arimbi. Berbadan kekar dan kekuatan
fisiknya luar biasa. Bima adalah Pandawa
terkuat. Ia memiliki sifat yang keras dan
tempramen tinggi, namun dibalik itu semua,
sebenarnya ia sangat menyayangi istri dan
anaknya. Bima sempat marah ketika ia mendengar kalau Tetuka akan
dijadikan sebagai media dalam eksperimen rahasia Jawata.
c. Arjuna
Salah satu dari lima Ksatria Pandawa.
Arjuna adalah Pandawa ketiga, adik dari Yudisthira
dan Bima. Dalam komik ini, Arjuna adalah seorang
penembak yang memiliki akurasi tinggi. Arjuna
adalah karakter yang pintar, karena itu ia
mengetahui cerita tentang Ras Jawata. Pembawaan
Arjuna selalu kalem dan tidak terlalu banyak
bicara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
d. Yudisthira
Pemimpin tertinggi pasuka revolusi
Pandawa. Ia adalah Pandawa pertama dan yang
tertua. Yudisthira memiliki pembawaan yang
tenang, namun dibalik itu ia adalah pemimpin yang
tegas dan bijaksana. Ia selalu menenangkan Bima
ketika Bima marah. Walaupun begitu, sebenarnya ia
sangat membenci perang dan mencintai kedamaian.
e. Arimbi
Arimbi adalah ibu dari Tetuka dan juga istri
Bima. Ia berasal dari Ras Rakshasa. Arimbi sangat
menyayangi Tetuka dan juga menghormati suaminya,
Bima. Seperti Bima, Arimbi juga sempat terkejut ketika
mendengar Tetuka akan dijadikan media eksperimen.
Namun, setelah mendengar penjelasan dari Jawata
akhirnya ia pun bersedia memberikan anaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
f. Narada
Ia adalah Ras Jawata, ras yang disebut-sebut
hanya sebuah legenda. Narada ditugaskan oleh
pemimpin Jawata menjemput Tetuka untuk
menjadikannya percobaan eksperimen rahasia. Ia
menjadi orang yang bertanggung jawab dalam
eksperimen rahasia Jawata. Narada selelu berbicara
dengan diselingi tertawanya yang khas.
g. Sekipu
Salah satu tokoh antagonis
dalam komik ini. Sekipu berasal dari
Ras Rakshasa sama seperti Arimbi. Ia
adalah seorang kapten kapal dari
kelompok Bandit Gilingwesi. Bersama
anak buahnya, ia menemukan pulau
tempat tinggal para Jawata dan
menyerang tempat itu. Hingga akhirnya
ia harus bertarung dengan Tetuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
h. Si Misterius Kurawa
Tokoh satu ini belum diketahui dan masih
menjadi misteri dalam komik ini. Ia adalah salah satu
anggota dari musuh utama Pandawa, yaitu Kurawa.
Ia memata-matai pertemuan Pandawa dan Jawata, ia
juga menemukan tempat tinggal Jawata bersama
Sekipu, dan juga sepertinya ia memiliki hubungan
dengan Narada.
2. Desain Jadi Komik
Berikut adalah hasil jadi perancangan komik Gatotkaca Putra Pandawa
dari thumbnail atau sket kasar yang telah melalui proses finishing di komputer :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
*) Untuk visualisasi selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran.
3. Cover Komik
Cover komik Gatotkaca Putra Pandawa full color, ukuran 13 cm x 18
cm. format portrait atau vertikal. Ilustrasi berupa tampilan tokoh utama dengan
warna background putih serta visualisasi karakter utama dengan angle tampak
bawah ditambah sebuah aura yang tampak seperti kobaran api berwarna merah
memancar dari tubuhnya. Sedangkan untuk back cover, Visualisasi berupa logo
bintang dengan close up wajah beberapa karakter dalam komik di setiap sisinya
ditambah sinopsis cerita dan sponsorship ada di back cover, sedangkan nama
pengarang ada di front cover tengah bawah, menggunakan font Klapa. Untuk
nama penerbit dicantumkan di front cover, kanan atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
4. Logo Judul
Font untuk logo judul Gatotkaca Putra Pandawa adalah Klapa dan
Bicubik. Alasan pemilihan font tersebut karena bentuknya yang simple dan
modern, karena dalam komik ini setting yang diusung adalah dunia alternatif
berkesan modern. Warna font merah marun dan coklat. Warna merah marun
perpaduan antara merah dan sedikit warna hitam, mengartikan keberanian dan
kekuatan yang merupakan sifat dari tokoh Gatotkaca. Sementara warna coklat
pada ikon dan subjudul mengartikan tradisional dan klasik, karena cerita dalam
komik ini diambil dari kisah masa lampau Mahabharata. Kemudian ditambah
ilustrasi ikon yang membentuk tokoh Gatotkaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
5. Desain Sekunder
a. Poster
1) Ukuran : 30 x 42 cm
2) Format desain : Portrait
3) Penempatan : Setiap tempat atau toko buku yang menjual komik
Gatotkaca Putra Pandawa di wilayah kota Solo dan
Yogyakarta
4) Tipografi : Klapa, Helvetica Neue LT Pro, Badaboom BB,
dan Bicubik
5) Visualisasi : Adobe photoshop CS4 dan CorelDraw X4
6) Bahan : Art Carton 150 gr
7) Finishing : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
b. X-Banner
1) Ukuran : 160 x 60 cm
2) Format desain : Portrait
3) Penempatan : Depan rak penjualan buku atau pintu masuk di
setiap toko buku yang menjual komik Gatotkaca
Putra Pandawa di wilayah Solo dan Yogyakarta
4) Tipografi : Klapa, Helvetica Neue LT Pro, Badaboom BB,
dan Bicubik
5) Visualisasi : Adobe photoshop CS4 dan CorelDraw X4
6) Bahan : MMT
7) Finishing : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
c. Sticker
1) Ukuran : 4 x 10 cm
2) Format desain : Landscape
3) Distribusi : Disertakan dalam setiap pembelian buku komik
4) Tipografi : Klapa dan Bicubik
5) Visualisasi : Adobe photoshop CS4 dan CorelDraw X4
6) Bahan : Kertas stiker
7) Finishing : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
d. Book Mark
1) Ukuran : 4 x 15 cm
2) Format desain : Portrait
3) Distribusi : Disertakan dalam setiap pembelian buku komik
4) Tipografi : Klapa dan Bicubik
5) Visualisasi : Adobe photoshop CS4 dan CorelDraw X4
6) Bahan : Art Carton 260 gr
7) Finishing : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
e. Papercraft
1) Ukuran : 30 x 42 cm
2) Format desain : Portrait
3) Distribusi : Disertakan dalam setiap pembelian buku komik
4) Tipografi : Klapa, Bicubik, dan Helvetica CE
5) Visualisasi : CorelDraw X4
6) Bahan : Art Carton 230 gr
7) Finishing : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komik merupakan susunan gambar-gambar dalam sebuah panel dengan
teks tertulis dan teks bergambar yang keseluruhannya membentuk suatu naratif.
Sekarang ini komik bukan lagi suatu bacaan untuk anak-anak, namun sudah
menjadi media komunikasi yang bisa dinikmati semua kalangan baik muda
maupun tua dan memiliki segmentasi pasar yang berbeda-beda. Komik di
Indonesia sudah berkembang dengan cepat. Banyak komikus-komikus muda yang
telah menelurkan komiknya dengan berbagai macam ide ceritanya, namun hanya
beberapa yang dalam ide ceritanya mengangkat budaya asli Jawa, yaitu kisah
pewayangan. Dengan pesatnya dunia teknologi informasi global, timbul
kekhawatiran penulis akan kelestarian budaya Jawa tersebut yang makin lama
makin tersingkir dimata remaja saat ini.
Anggapan tentang kisah pewayangan adalah sesuatu yang kuno di era
globalisasi ini, membuat penulis merancang sebuah komik wayang yang
mengangkat kisah salah satu tokoh pewayangan yaitu Gatotkaca yang dibalut
dengan konsep dan nuansa yang berbeda dengan judul Gatotkaca Putra Pandawa.
Dalam komik Gatotkaca Putra Pandawa ini, kisah pewayangan yang biasanya
terkesan kuno, penulis buat dengan setting lebih modern mengikuti pemikiran
remaja yang dinamis. Melalui pendekatan tersebut, tokoh Gatotkaca yang dibuat
berbeda dari biasanya serta kisahnya yang sedikit di modifikasi dengan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
meninggalkan beberapa ciri khasnya diharapkan mampu menarik perhatian remaja
untuk lebih mengenal tokoh pewayangan dibandingkan tokoh import.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk para komikus lokal, sebaiknya
dalam berkarya lebih mengutamakan budaya-budaya yang bersifat lokal sehingga
para penikmat komik yang sebagain besar adalah remaja bisa lebih akrab dengan
budaya yang kita miliki, untuk mencapai hal tersebut maka langkah-langkah yang
perlu dilakukan antara lain :
1. Komik akan lebih menarik apabila dikemas dengan visualisasi yang baik,
namun juga harus didukung dengan cerita yang menarik. Dengan begitu, baik
pembuat komik atau konsumen akan merasa puas dengan karya komik
tersebut. Begitu pula sebaliknya.
2. Hindari anggapan bahwa dengan modernisasi, nilai-nilai budayanya akan
berkurang. Sebaliknya justru dengan memadukan kebudayaan dan modernisasi,
maka kebudayaan akan dapat tetap bertahan dan juga tetap eksis mengikuti
perkembangan jaman.
3. Melakukan promosi tidak hanya apakah strategi yang dipakai akan mengenai
sasaran, tetapi harus dipahami apa kebutuhannya dan siapa yang akan dituju.
Seperti yang penulis lakukan dengan target utama kalangan remaja, penulis
memberikan tiga macam bonus untuk setiap pembelian komik, yaitu bookmark,
sticker, dan satu yang unik adalah papercraft, dimana saat ini papercraft cukup
populer dikalangan remaja.