PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: /2019
TENTANG
PENYELENGGARAAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan menjamin hak masyarakat
atas akses informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sebagai Badan Publik diwajibkan
membuka akses atas Informasi Publik untuk masyarakat
luas;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi
publik kepada masyarakat, dibutuhkan adanya
pedoman Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, setiap
penyelenggara pelayanan publik wajib menyusun,
menetapkan, dan menerapkan Standar Pelayanan;
RAPE
RMEN
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang Penyelenggaraan Layanan
Informasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 215);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149);
3. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 16) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 249);
3. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun
2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 249);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan
RAPE
RMEN
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 96);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 817) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
107);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PENYELENGGARAAN
LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT.
RAPE
RMEN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-
tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data,
fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan
dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.
2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan,
dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang berkaitan dengan
penyelenggara dan penyelenggaraan negara yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan
Informasi Publik, serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik.
3. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau
organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
4. Informasi yang Wajib Diumumkan dan Disediakan secara
Berkala adalah informasi yang wajib disediakan dan/atau
diumumkan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan mengenai keterbukaan informasi publik.
5. Informasi yang Dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat
RAPE
RMEN
diakses oleh Pemohon Informasi Publik sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan
informasi publik.
6. Pengklasifikasian Informasi Publik adalah penetapan informasi
sebagai Informasi Publik yang Dikecualikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan
Informasi Publik.
7. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan
hukum Indonesia yang mengajukan permintaan Informasi Publik
sebagaimana dimaksud peraturan perundang-undangan
mengenai keterbukaan informasi publik.
8. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Utama,
selanjutnya disingkat PPID Utama, adalah pejabat yang
bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian,
penyediaan, dan/atau pelayanan informasi publik di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
9. Pelaksana PPID Pusat adalah pejabat yang bertugas membantu
PPID Utama dan bertanggung jawab dalam bidang penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan Informasi
Publik pada lingkungan Unit Organisasi/Unit Kerja Pusat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
10. Pelaksana PPID Daerah adalah pejabat yang bertugas membantu
PPID Utama dan bertanggung jawab dalam bidang penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan Informasi
Publik pada lingkungan Unit Kerja/Satuan Kerja Daerah atas
penunjukan pimpinan Unit Organisasi Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
11. Sekretariat PPID adalah unit teknis yang bertanggung jawab
membantu PPID Utama dalam melaksanakan penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
RAPE
RMEN
12. Atasan PPID adalah pejabat yang merupakan atasan langsung
PPID Utama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
13. Daftar Informasi Publik adalah catatan yang berisi keterangan
secara sistematis mengenai seluruh Informasi Publik yang
berada di bawah penguasaan Kementerian Keuangan, tidak
termasuk Informasi Publik yang Dikecualikan.
14. Daftar Informasi Publik adalah catatan yang berisi keterangan
secara sistematis tentang seluruh Informasi Publik yang berada
di bawah penguasaan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, tidak termasuk informasi yang dikecualikan.
15. Pengujian Konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi
yang timbul apabila suatu informasi publik diberikan kepada
masyarakat dengan mempertimbangkan secara seksama bahwa
menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang
lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.
16. Pengklasifikasian Informasi Publik adalah penetapan informasi
sebagai Informasi Publik yang Dikecualikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan
Informasi Publik.
17. Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
Badan Publik dengan Pemohon dan/atau pengguna Informasi
Publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan
menggunakan Informasi Publik berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
18. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi
menjalankan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi
Publik dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk
teknis Standar Layanan Informasi Publik dan menyelesaikan
Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
RAPE
RMEN
nonlitigasi.
19. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
20. Unit Organisasi adalah unsur-unsur organisasi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
21. Unit Kerja adalah unsur-unsur organisasi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terdiri dari unit
kerja pada masing-masing unit organisasi.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk digunakan sebagai:
a. pedoman bagi seluruh pihak dalam penyelenggaraan layanan
informasi publik di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
b. pedoman bagi pemohon dalam mengajukan permohonan informasi
publik kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; dan
c. pedoman untuk mewujudkan pelayanan Informasi Publik yang
berkualitas kepada Pengguna dan Pemohon informasi secara
akurat, tepat waktu dan berbiaya ringan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan
informasi publik.
RAPE
RMEN
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Informasi Publik;
b. Pengklasifikasian Informasi;
c. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi;
d. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik;
e. Pelayanan Informasi Publik;
f. Pengelolaan Layanan Informasi melalui Sistem Informasi PPID;
g. Standar Pelayanan Informasi Publik;
h. Sengketa Informasi Publik;
i. Pelaporan; dan
j. Monitoring dan Evaluasi;
BAB IV
INFORMASI PUBLIK
Bagian Kesatu
Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan
Pasal 4
(1) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan terdiri dari:
a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara
berkala;
b. Informasi yang wajib tersedia secara setiap saat; dan
c. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam
bentuk Daftar Informasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri.
RAPE
RMEN
Bagian Kedua
Informasi yang Dikecualikan
Pasal 5
(1) Informasi yang Dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.
(2) Informasi yang Dikecualikan bersifat rahasia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kepatutan, dan kepentingan umum.
(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun melalui
pengklasifikasian informasi publik dalam bentuk Daftar
Informasi yang Dikecualikan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri.
(4) PPID Utama dan Pelaksana PPID wajib menjaga kerahasiaan
seluruh Informasi Publik yang Dikecualikan termasuk namun
tidak terbatas pada Daftar Informasi Publik yang Dikecualikan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Jangka waktu pengecualian Informasi Publik berdasarkan
ketentuan perundang-perundangan yang berlaku dan ditetapkan
oleh PPID Utama.
Bagian Ketiga
Penyusunan dan Penetapan Daftar Informasi Publik
Pasal 6
(1) Penyusunan Daftar Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada Pasal 4 ayat (2) dilakukan dibawah koordinasi PPID Utama
dengan melibatkan seluruh perangkat pendukungnya.
(2) Pelaksana PPID Pusat dan Daerah membuat usulan Daftar
Informasi Publik yang disampaikan kepada Sekretariat PPID.
(3) PPID Utama dibantu Sekretariat PPID mengumpulkan usulan
daftar informasi publik dari Pelaksana PPID Pusat dan Daerah.
RAPE
RMEN
(4) Pembahasan usulan daftar informasi publik dilakukan oleh PPID
Utama dibantu Wakil PPID dan diikuti oleh Pelaksana PPID.
(5) Dalam melakukan pembahasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) PPID Utama dapat meminta keterangan pihak terkait
dan/atau ahli.
(6) Rancangan akhir daftar informasi publik yang telah
mendapatkan otorisasi dalam forum konsultasi PPID ditetapkan
dalam bentuk Keputusan Menteri.
(7) Pemutakhiran Daftar Informasi Publik dilakukan secara berkala
setiap 1 (satu) tahun sekali dengan mekanisme tersendiri.
(8) Prosedur Penyusunan dan Penetapan Daftar Informasi Publik
tercantum pada Lampiran III Huruf A yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Keempat
Pendokumentasian Informasi Publik dan
Informasi yang Dikecualikan
Pasal 7
(1) PPID Utama memastikan Informasi Publik di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
terdokumentasikan secara baik dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bidang kearsipan.
(2) Pendokumentasian atas informasi publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan pedoman penyimpanan
arsip pemerintah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan bidang kearsipan.
(3) Pendokumentasian atas informasi publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh masing-masing Unit Organisasi/Unit
Kerja pembuat informasi dan dapat berkoordinasi dengan unit
eselon II pada Sekretariat Jenderal yang memiliki tugas dan fungsi
RAPE
RMEN
menangani kearsipan.
(4) Pengumuman atas informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan secara berkala dan informasi yang wajib diumumkan
secara serta merta dilakukan oleh Sekretariat PPID bersama
dengan Pelaksana PPID pada masing-masing Unit Organisasi/Unit
Kerja pembuat informasi.
(5) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), Sekretariat PPID berwenang meminta salinan informasi
kepada seluruh Pelaksana PPID.
(6) Sekretariat PPID mengumumkan seluruh informasi yang wajib
disediakan dan diumumkan secara berkala dan informasi yang
wajib diumumkan secara serta merta melalui situs web
eppid.pu.go.id.
(7) Pelaksana PPID yang Unit Organisasi/Unit Kerjanya belum
memiliki sarana situs web mandiri dapat berkoordinasi dengan
Sekretariat PPID terkait pemanfaatan situs web eppid.pu.go.id
sebagai media mengumumkan informasi.
(8) Pendokumentasian atas informasi dikecualikan dilakukan oleh
masing-masing Unit Organisasi/Unit Kerja pembuat informasi
dengan pengawasan dari Pelaksana PPID dan Sekretariat PPID.
(9) Unit Organisasi/Unit Kerja pembuat informasi wajib menyimpan
informasi yang dikecualikan yang dikuasai pada ruang/media
penyimpanan khusus dengan akses yang terbatas/tertutup.
Bagian Kelima
Pemutakhiran Informasi
Pasal 8
(1) PPID Utama wajib melakukan pemutakhiran terhadap Daftar
Informasi Publik yang telah disahkan secara berkala berdasarkan
RAPE
RMEN
usulan Pelaksana PPID.
(2) Usulan pemutakhiran informasi dari Pelaksana PPID sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. Perubahan status atas Informasi Publik yang telah ditetapkan
sebelumnya;
b. Penetapan status Informasi Publik yang belum ditetapkan
sebelumnya; dan
c. Usulan Pengujian Konsekuensi (bila ada informasi yang akan
dikecualikan).
(3) Dalam hal dilakukan pembahasan usulan pemutakhiran
informasi, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. PPID Utama meminta Sekretariat PPID untuk melakukan
verifikasi usulan pemutakhiran informasi dari Pelaksana PPID
yang disampaikan secara tertulis kepada PPID Utama;
b. Bila usulan pemutakhiran informasi terkait dengan informasi
yang dikecualikan, maka Sekretariat PPID merekomendasikan
kepada PPID Utama untuk dilakukan uji konsekuensi;
c. Usulan pemutakhiran informasi dibahas lebih lanjut oleh PPID
Utama dengan melibatkan pihak terkait dalam Rapat
Pembahasan Pemutakhiran Informasi;
(4) Hasil pembahasan pemutakhiran informasi ditetapkan melalui
Surat Keputusan Atasan PPID.
(5) Penetapan atas perubahan status Informasi yang Dikecualikan
dan telah habis jangka waktu pengecualiannya menjadi informasi
terbuka dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum berakhirnya jangka waktu pengecualian.
(6) Dalam hal Atasan PPID tidak melakukan penetapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) maka Informasi yang Dikecualikan
menjadi informasi terbuka pada saat berakhirnya jangka waktu
pengecualian.
RAPE
RMEN
(7) Prosedur pemutakhiran Informasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum pada Lampiran III Huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB V
PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK
Bagian Kesatu
Uji Konsekuensi
Pasal 9
(1) Pengklasifikasian informasi yang dikecualikan didasarkan pada
proses Uji Konsekuensi atas informasi dengan
mempertimbangkan konsekuensi yang timbul apabila suatu
informasi diberikan kepada masyarakat dengan
mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup Informasi
Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada
membuka informasi atau sebaliknya.
(2) PPID Utama bertanggung jawab melakukan Pengklasifikasian
Informasi Publik melalui proses Uji Konsekuensi atas Informasi
Publik sebagai dasar pengecualian Informasi Publik.
Pasal 10
(1) Pengklasifikasian informasi publik berdasarkan pengujian
konsekuensi dilakukan sebelum atau sesudah adanya
permohonan Informasi Publik, atau ketika proses penyelesaian
sengketa Informasi Publik berdasarkan perintah Majelis
Komisioner.
(2) Pelaksanaan Uji Konsekuensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan atas dasar usulan Pelaksana PPID yang
disampaikan secara tertulis kepada PPID Utama dengan
mencantumkan:
RAPE
RMEN
a. alasan untuk dilakukannya pengecualian atas informasi
dimaksud;
b. salinan permohonan informasi publik (bila Uji Konsekuensi
berdasarkan permohonan Informasi Publik); atau
c. salinan perintah Majelis Komisioner Komisi Informasi (bila Uji
Konsekuensi dilakukan atas informasi yang menjadi objek
sengketa di Komisi Informasi Pusat).
(3) Uji Konsekuensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara saksama dan penuh ketelitian, dengan mempertimbangkan
alasan pengecualian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan kepentingan publik.
(4) Uji Konsekuensi dilakukan oleh PPID Utama bersama dengan
Wakil PPID I, II, III dan Pelaksana PPID serta Forum Konsultasi
PPID.
Pasal 11
(1) Dalam hal dilakukan pembahasan Uji Konsekuensi, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a. PPID Utama meminta Sekretariat PPID untuk melakukan
verifikasi usulan Pelaksana PPID yang disampaikan secara
tertulis kepada PPID Utama;
b. Sekretariat PPID mengecek kelengkapan usulan informasi yang
dikecualikan dan merekomendasikan tindak lanjut usulan
tersebut kepada PPID Utama;
c. PPID Utama menindaklanjuti usulan Pelaksana PPID dengan
melakukan rapat pembahasan Uji Konsekuensi bersama
seluruh pihak terkait paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak
diterimanya usulan dan/atau dengan mempertimbangkan
jangka waktu penyampaian jawaban atas permohonan (bila Uji
Konsekuensi berdasarkan permohonan Informasi Publik).
d. Apabila PPID Utama berhalangan, PPID Utama dapat
RAPE
RMEN
menunjuk Wakil PPID I untuk memimpin rapat pembahasan
Uji Konsekuensi sebagaimana dimaksud pada ayat (8).
e. Dalam hal dianggap perlu, PPID Utama dapat meminta
keterangan dari pihak terkait dan/atau ahli serta masukan
dari Tim Pertimbangan Layanan Informasi.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b
dan huruf c berlaku mutatis mutandis terhadap uji konsekuensi
yang dilakukan pada saat adanya permohonan infomasi publik
dan dalam rangka menindaklanjuti perintah Majelis Komisioner
Komisi Informasi.
(3) Prosedur Uji Konsekuensi Informasi yang Dikecualikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran III
Huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Bagian Kedua
Penetapan Keputusan PPID Utama
Pasal 12
(1) Hasil pembahasan uji konsekuensi dapat berupa pengecualian
seluruh atau sebagian dari informasi yang termuat dalam berita
acara yang ditandatangani oleh PPID Utama, Wakil PPID I, II, III
dan Tim Pertimbangan Layanan Informasi, serta Pelaksana PPID.
(2) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
lampiran pertimbangan tertulis dari PPID Utama dalam
Pengklasifikasian Informasi Publik.
(3) Pertimbangan Tertulis Pengklasifikasian Informasi Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan PPID Utama
kepada Atasan PPID untuk mendapat persetujuan.
(4) Dalam hal pertimbangan tertulis tersebut belum mendapat
persetujuan Atasan PPID dalam waktu 2 (dua) hari kerja terhitung
RAPE
RMEN
sejak pertimbangan tersebut diterima maka Atasan PPID dianggap
telah menyetujui pertimbangan dimaksud.
Pasal 13
(1) PPID Utama menetapkan 2 (dua) keputusan terkait dengan
Pengklasifikasian Informasi yang Dikecualikan yang meliputi:
a. Keputusan PPID Utama tentang Penetapan Daftar Informasi
yang Dikecualikan Kementerian PUPR, yang kemudian dapat
menjadi dasar usulan Keputusan Menteri tentang Daftar
Informasi yang Dikecualikan Kementerian PUPR; atau
b. Keputusan PPID Utama yang telah mendapat persetujuan
Atasan PPID tentang Penetapan Klasifkasi Informasi yang
Dikecualikan, yang telah dilakukan Uji Konsekuensi
berdasarkan usulan ketika adanya permohonan Informasi
Publik, atau ketika proses penyelesaian sengketa Informasi
Publik berdasarkan perintah Majelis Komisioner.
(2) Dalam hal uji konsekuensi dilakukan atas lebih dari satu
informasi maka cukup membuat satu Surat Keputusan Penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan disertai
lampiran berupa daftar informasi yang dikecualikan.
(3) PPID Utama mendokumentasikan Surat Penetapan Klasifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b serta menyampaikan
salinannya kepada Pelaksana PPID.
(4) Dalam hal Uji Konsekuensi dilakukan atas perintah Majelis
Komisioner Komisi Informasi, Atasan PPID menyampaikan Surat
Penetapan Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b kepada Majelis Komisioner melalui PPID Utama atau pejabat lain
yang ditugaskan untuk menangani sengketa informasi dimaksud.
RAPE
RMEN
BAB IV
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI
Bagian Kesatu
Penunjukan dan Penetapan PPID
Pasal 14
(1) Dalam melakukan pengelolaan penyimpanan, pendokumentasian,
penyediaan, dan/atau pelayanan informasi, Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat menunjuk PPID Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
(2) Struktur Organisasi dan Penunjukan PPID Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
(3) Struktur dan penunjukkan Pelaksana PPID Pusat ditetapkan
melalui Keputusan Pimpinan Unit Organisasi.
(4) Struktur dan penunjukkan Pelaksana PPID Daerah ditetapkan
melalui Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis/ Balai.
(5) Struktur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
sekurang-kurangnya terdiri atas :
a. Tim Pengelola Informasi; dan
b. Tim Pelayanan Informasi dan Pengaduan Layanan Publik.
Bagian Kedua
Tugas dan wewenang
Pasal 15
Tugas dan wewenang PPID Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat diatur lebih lanjut dalam Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RAPE
RMEN
BAB V
MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK
Bagian Kesatu
Permohonan Informasi Publik
Pasal 16
(1) Permohonan Informasi Publik dapat disampaikan secara tertulis
atau tidak tertulis.
(2) Dalam hal permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan secara tertulis, Pemohon mengisi formulir
permohonan Informasi Publik sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Huruf A yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Dalam hal permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan secara tidak tertulis melalui surat,
telepon, surat elektronik, atau aplikasi e-PPID, Sekretariat PPID
atau Pelaksana PPID memastikan permohonan Informasi Publik
tercatat dalam formulir permohonan informasi publik.
(4) Permohonan informasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus disertai dengan lampiran dokumen:
a. Identitas Pemohon:
1. KTP/SIM/Passport bagi Pemohon perseorangan; atau
2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga untuk Badan
Hukum yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia bagi pemohon berbadan hukum;
b. Formulir Permohonan Informasi Publik dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Huruf A yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini;
dan
c. Surat Kuasa apabila Pemohon bertindak atas nama pihak
lain atau mewakili kelompok.
RAPE
RMEN
(5) Terhadap permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), Sekretariat PPID atau Pelaksana PPID
wajib:
a. memastikan Pemohon memenuhi persyaratan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4);
b. memastikan Pemohon dan/atau petugas layanan informasi
melengkapi formulir permohonan informasi publik;
c. bila permohonan tidak disertai dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) akan dikembalikan kepada Pemohon
untuk dilengkapi;
d. mencatatkan permohonan Informasi Publik dalam register
permohonan sesuai dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Huruf F yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
e. memastikan formulir permohonan Informasi Publik diberikan
nomor pendaftaran;
f. memastikan salinan formulir permohonan Informasi Publik
yang telah diberikan nomor pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada huruf d diserahkan kepada Pemohon sebagai
tanda bukti permohonan Informasi Publik;
g. menyimpan formulir asli permohonan Informasi Publik
sebagaimana dimaksud pada huruf e sebagai tanda bukti
penerimaan permohonan Informasi Publik; dan
h. menyampaikan kepada Pemohon Informasi Publik jangka
waktu penyampaian pemberitahuan tertulis yang merupakan
jawaban Badan Publik atas setiap permohonan informasi
publik paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal permintaan dicatatkan dalam buku register
permohonan.
Pasal 17
(1) Sekretariat PPID atau Pelaksana PPID melakukan verifikasi atas
RAPE
RMEN
setiap permohonan informasi yang telah diterima dan tercatat
dalam buku register permohonan.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a. Kewenangan memberikan informasi;
b. Status informasi yang menjadi objek permintaan; dan
c. Unit Organisasi/Unit Kerja yang menguasai informasi.
(3) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
persetujuan atau penolakan dari Sekretariat PPID atau
Pelaksana PPID yang menjadi dasar pemberian jawaban atas
permohonan Informasi Publik oleh PPID Utama atau Pelaksana
PPID.
Bagian Kedua
Pemberitahuan Informasi Publik
Pasal 18
(1) Setiap permohonan Informasi Publik wajib diberikan jawaban
berupa pemberitahuan yang disampaikan oleh Sekretariat PPID
atau Pelaskana PPID, berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3).
(2) Penyampaian pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan dengan cara:
a. diberikan langsung kepada Pemohon di ruang layanan PPID;
b. dicantumkan atau diumumkan melalui laman PPID; atau
c. dikirim melalui faksimili, pos, dan/atau email.
(3) Sekretariat PPID atau Pelaksana PPID wajib menyampaikan
pemberitahuan dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan Informasi
Publik secara lengkap.
(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), memuat:
RAPE
RMEN
a. Informasi Publik yang diminta berada dalam penguasaan
atau tidak dalam penguasaan Sekretariat PPID atau
Pelaskana PPID;
b. penerimaan atau penolakan permohonan Informasi Publik
dengan alasan yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan Keterbukaan Informasi Publik;
c. bentuk Informasi Publik yang tersedia;
d. waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan Informasi Publik
yang dimohon;
e. materi Informasi Publik yang diberikan dalam hal
permohonan Informasi Publik diterima seluruhnya atau
sebagian;
f. penjelasan atas penghitaman informasi dalam hal suatu
dokumen mengandung materi Informasi Publik yang
Dikecualikan; dan/atau
g. penjelasan apabila informasi tidak dapat diberikan karena
belum dikuasai atau belum didokumentasikan.
(5) Dalam hal permohonan Informasi Publik ditolak, Sekretariat
PPID atau Pelaksana PPID menyampaikan surat penolakan
permohonan informasi dengan muatan sebagai berikut:
a. keputusan pengecualian dan penolakan informasi;
b. alasan pengecualian; dan
c. konsekuensi yang diperkirakan akan timbul apabila
informasi dibuka dan diberikan kepada Pemohon.
(6) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari kerja dengan
memberikan alasan secara tertulis dan tidak dapat diperpanjang
lagi.
(7) Perpanjangan waktu sebagaimana yang dimaksud pada ayat (6)
dapat dilakukan dalam hal Sekretariat PPID atau Pelaksana
PPID:
RAPE
RMEN
a. belum menguasai atau mengadministrasikan Informasi Publik
yang dimohonkan; dan/atau
b. belum dapat memutuskan apakah Informasi Publik yang
dimohonkan termasuk dalam kategori Informasi Publik yang
Dikecualikan.
(8) Bentuk dan format pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Huruf C yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(9) Bentuk dan format surat penolakan pemberian informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(10) Prosedur permohonan informasi publik sampai dengan
pemberitahuan tercantum pada Lampiran III Huruf F yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Ketiga
Keberatan
Paragraf 1
Pengajuan Keberatan
Pasal 19
(1) Pemohon berhak mengajukan keberatan yang ditujukan kepada
Atasan PPID melalui Sekretariat PPID dalam hal:
a. penolakan permintaan Informasi Publik dikarenakan alasan
informasi dikecualikan;
b. tidak diumumkannya informasi berkala;
c. tidak ditanggapinya permintaan Informasi Publik;
d. permintaan Informasi Publik ditanggapi tidak sebagaimana
yang diminta;
e. tidak dipenuhinya permintaan Informasi Publik;
RAPE
RMEN
f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau
g. penyampaian Informasi Publik yang melebihi waktu yang
ditentukan.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disampaikan secara langsung atau tidak langsung.
(3) Dalam hal pengajuan keberatan disampaikan secara langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon mengisi formulir
pengajuan keberatan sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Huruf E yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Dalam hal pengajuan keberatan disampaikan secara tidak
langsung, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon
menyampaikan secara elektronik melalui surat, telepon, surat
elektronik, atau situs web e-PPID.
(5) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
disertai dengan kelengkapan dokumen sebagai berikut:
a. Identitas Pemohon:
1. KTP/SIM/Passport bagi Pemohon perseorangan; atau
2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga untuk Badan
Hukum yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia bagi pemohon berbadan hukum;
b. Formulir Keberatan dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Huruf E yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan ini;
c. Salinan formulir permintaan Informasi Publik yang
teregistrasi;
d. Salinan surat pemberitahuan tertulis; dan
e. Surat Kuasa bila Pemohon bertindak atas nama pihak lain
atau mewakili kelompok.
(6) Dalam hal pengajuan keberatan dilakukan atas alasan tidak
RAPE
RMEN
diumumkannya informasi berkala sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b maka Pemohon tidak diwajibkan untuk
menyertakan dokumen formulir permohonan Informasi Publik.
(7) Dalam hal pengajuan keberatan dilakukan karena alasan tidak
ditanggapinya permohonan Informasi Publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c maka Pemohon tidak diwajibkan
untuk menyertakan dokumen surat pemberitahuan tertulis.
(8) Keberatan hanya dapat diajukan dalam paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak ditemukannya alasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(9) Prosedur pengajuan keberatan tercantum pada Lampiran III Huruf
G yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini
Paragraf 2
Registrasi Keberatan
Pasal 20
(1) Sekretariat PPID wajib melakukan pengecekan terhadap
kelengkapan administrasi pengajuan keberatan sebagaimana
diatur dalam Pasal 17 ayat (5).
(2) Dalam hal pengajuan keberatan dinyatakan belum lengkap,
Sekretariat PPID menginformasikan kepada Pemohon untuk
melengkapi formulir keberatan.
(3) Dalam hal pengajuan keberatan Informasi Publik telah memenuhi
syarat administrasi dan lengkap, Sekretariat PPID wajib mencatat
permintaan dimaksud pada register keberatan.
(4) Sekretariat PPID wajib menyimpan asli formulir keberatan sebagai
tanda bukti penerimaan pengajuan keberatan.
(5) Sekretariat PPID menyampaikan salinan formulir keberatan
RAPE
RMEN
kepada Pemohon sebagai tanda terima pengajuan keberatan.
(6) Sekretariat PPID menyampaikan pengajuan keberatan Informasi
Publik yang telah dicatat dalam register keberatan kepada Atasan
PPID dan ditugaskan kepada PPID Utama untuk ditindaklanjuti.
Paragraf 3
Tanggapan atas Keberatan
Pasal 21
(1) Atasan PPID wajib memberikan tanggapan atas keberatan yang
disampaikan oleh Pemohon dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kerja terhitung sejak dicatatnya pengajuan keberatan dalam
register keberatan.
(2) Atasan PPID memberikan tanggapan keberatan yang isinya dapat
menolak permohonan keberatan, menguatkan putusan PPID
Utama, atau mengubah putusan PPID Utama.
(3) Atasan PPID berhak untuk menolak pengajuan keberatan secara
tertulis, dalam hal Pemohon mengajukan keberatan, namun:
a. tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9; dan/atau
b. materi keberatan tidak sesuai atau tidak sama dengan materi
dalam permohonan Informasi Publik.
BAB VI
PELAYANAN INFORMASI PUBLIK
Bagian Kesatu
Pelayanan Informasi Publik oleh PPID Utama
Pasal 22
(1) Pelayanan Permohonan Informasi Publik oleh PPID Utama
dilakukan terhadap permohonan Informasi Publik yang
ditujukan kepada:
RAPE
RMEN
a. Menteri atau Sekretaris Jenderal dengan dasar permohonan
menggunakan peraturan perundang-undangan mengenai
keterbukaan Informasi Publik; dan/atau
b. PPID Utama.
(2) Dalam hal permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum dikuasai atau belum didokumentasikan oleh
PPID Utama, namun dikuasai atau didokumentasikan oleh
Pelaksana PPID, maka PPID Utama berwenang untuk meminta
kepada Pelaksana PPID Informasi Publik yang dimohonkan.
(3) Pelaksana PPID yang mendapat permintaan Informasi Publik dari
PPID Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus
menyampaikan Informasi Publik kepada PPID Utama.
Bagian Kedua
Pelayanan Informasi Publik oleh Pelaksana PPID Pusat
Pasal 23
(1) Pelayanan Permohonan Informasi Publik oleh Pelaksana PPID
Pusat dilakukan terhadap permohonan Informasi Publik yang
ditujukan kepada:
a. PPID Unit Organisasi/Unit Kerja Pusat; dan/ atau
b. Pimpinan Unit Organisasi/Unit Kerja Pusat dengan dasar
permohonan menggunakan peraturan perundang-undangan
mengenai Keterbukaan Informasi Publik.
(2) Dalam hal permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum dikuasai atau belum didokumentasikan oleh
Pelaksana PPID Pusat, namun dikuasai atau didokumentasikan
oleh Pelaksana PPID Daerah, maka Pelaksana PPID Pusat
berwenang untuk meminta kepada Pelaksana PPID Daerah.
(3) Dalam hal Informasi Publik yang dimohonkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) belum dikuasai atau belum
RAPE
RMEN
didokumentasikan oleh Pelaksana PPID Pusat, namun dikuasai
atau didokumentasikan oleh PPID Utama, maka Pelaksana PPID
Pusat meneruskan permohonan Informasi Publik kepada PPID
Utama dengan disertai Informasi Publik yang dimohonkan.
(4) Dalam hal Informasi Publik yang dimohonkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) belum dikuasai atau belum
didokumentasikan oleh Pelaksana PPID Pusat, maka Pelaksana
PPID Pusat harus menyampaikan penjelasan melalui
pemberitahuan tertulis kepada Pemohon.
(5) Penyampaian penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan setelah mendapatkan verifikasi dari PPID Utama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ..........
(6) Dalam hal Pelaksana PPID Pusat menerima permohonan
Informasi Publik yang ditujukan kepada:
a. Menteri atau Sekretaris Jenderal dengan menggunakan dasar
peraturan perundangundangan mengenai keterbukaan
Informasi Publik; dan/ atau
b. PPID Utama,
sedangkan Informasi Publik yang dimohonkan dikuasai atau
didokumentasikan oleh Pelaksana PPID Pusat, maka Pelaksana
PPID Pusat meneruskan permohonan Informasi Publik kepada
PPID Utama dengan disertai Informasi Publik yang dimohonkan.
Bagian Ketiga
Pelayanan Informasi Publik oleh Pelaksana PPID Daerah (UPT/Balai)
Pasal 24
(1) Pelaksana PPID Daerah melayani permohonan Informasi Publik
yang ditujukan kepada Pelaksana PPID Daerah.
(2) Dalam hal Informasi Publik yang dimohonkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) belum dikuasai atau belum
RAPE
RMEN
didokumentasikan oleh Pelaksana PPID Daerah, maka Pelaksana
PPID Daerah harus menyampaikan penjelasan melalui
pemberitahuan tertulis kepada Pemohon.
(3) Penyampaian penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan setelah mendapatkan verifikasi dari PPID Utama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal .........
(4) Dalam hal Pelaksana PPID Daerah menerima permohonan
Informasi Publik yang ditujukan kepada:
a. Menteri atau Sekretaris Jenderal dengan menggunakan dasar
peraturan perundangundangan mengenai keterbukaan
Informasi Publik; dan/atau
b. PPID Utama,
sedangkan Informasi Publik yang dimohonkan dikuasai atau
didokumentasikan oleh Pelaksana PPID Daerah, maka Pelaksana
PPID Daerah meneruskan permohonan Informasi Publik kepada
PPID Utama dengan disertai Informasi Publik yang dimohonkan
dan ditembuskan kepada Pelaksana PPID Pusat.
(5) Dalam hal Pelaksana PPID Daerah menerima permohonan
Informasi Publik yang ditujukan kepada Pelaksana PPID Pusat,
namun Informasi Publik yang dimohonkan tidak dikuasai atau
tidak didokumentasikan oleh Pelaksana PPID Daerah, maka
Pelaksana PPID Daerah meneruskan permohonan Informasi
Publik kepada Pelaksana PPID Pusat dengan disertai penjelasan.
BAB VII
PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI MELALUI SISTEM INFORMASI
PPID
Pasal 25
(1) Layanan Informasi Publik yang diselenggarakan melalui laman
Kementerian dan laman PPID menyediakan:
a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara
RAPE
RMEN
berkala; dan
b. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta.
(2) Penyediaan dan pengumuman Informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tugas:
a. PPID Utama;
b. Pelaksana PPID Pusat; dan
c. Pelaksana PPID Daerah.
Pasal 25
(1) Dalam memberikan layanan Informasi Publik, PPID Utama dan
Pelaksana PPID Pusat/daerah menggunakan Sistem Informasi
PPID.
(2) PPID Utama dan Pelaksana PPID Pusat/daerah harus melakukan
pendokumentasian dalam Sistem Informasi PPID terhadap:
a. informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara
berkala;
b. informasi yang wajib tersedia setiap saat; dan
c. informasi yang wajib diumumkan secara serta merta.
(3) Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan
Informasi Publik, PPID Utama dan Pelaksana PPID Pusat/daerah
dapat menggunakan surat elektronik dengan domain
Kementerian.
(4) Informasi yang terdapat dalam Sistem Informasi PPID hanya
dapat diakses oleh:
a. PPID Utama, untuk seluruh informasi; dan
b. Pelaksana PPID Pusat/Daerah, untuk informasi yang
berkaitan dengan tugas dan kewenangan unit kerja
Pelaksana PPID Pusat/Daerah yang bersangkutan.
BAB VIII
Standar Pelayanan Informasi Publik
RAPE
RMEN
Bagian Kesatu
Komponen Standar Pelayanan Informasi Publik
Pasal 26
(1) Penyelenggaraan pelayanan informasi publik harus
memperhatikan dan memenuhi komponen standar pelayanan
informasi publik sebagaimana yang diatur dalam dalam
peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan publik.
(2) Komponen standar pelayanan informasi publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan melalui Surat
Keputusan PPID Utama atau Pimpinan Unit Organisasi atau
Kepala Unit Pelaksana Teknis/Balai.
(3) Komponen standar pelayanan informasi publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diumumkan dalam bentuk yang
memudahkan masyarakat untuk mengetahuinya atau sekurang-
kurangnya melalui papan pengumuman yang mudah diakses oleh
masyarakat.
(4) PPID Utama, Pelaksana PPID Pusat dan Pelaksana PPID Daerah
wajib melakukan peningkatan standar pelayanan secara
berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan
informasi publik secara bertahap dengan memperhatikan
kemampuan Unit Organisasi dan/atau Unit Kerja serta kebutuhan
masyarakat, yang dilakukan dengan:
a. meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
pelayanan informasi publik; dan
b. membuat dan mengembangkan inovasi dalam pengelolaan
maupun pelayanan yang lebih mudah dan cepat bagi
masyarakat dengan tetap memperhatikan standar operasional
prosedur, menerapkan digitalisasi dokumen, dan/atau
menyelenggarakan pelayanan terpadu.
(5) Pemohon informasi wajib mendapatkan jaminan keamanan dan
RAPE
RMEN
keselamatan untuk mendapat pelayanan yang bebas dari
perlakuan yang diskriminatif, intimidatif, tidak menyenangkan
dan risiko keragu-raguan.
(6) Pengawasan terhadap penerapan komponen standar pelayanan
informasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh atasan langsung dan PPID Utama.
Bagian Kedua
Visi dan Misi Pelayanan Informasi Publik
Pasal 27
(1) PPID Utama wajib menetapkan visi dan misi pelayanan informasi
publik melalui Surat Keputusan PPID Utama.
(2) Visi misi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk
pelayanan informasi yang dilakukan oleh PPID Utama, Pelaksana
PPID Pusat dan Pelaksana PPID Daerah.
(3) Visi dan misi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
dalam bentuk yang memudahkan masyarakat untuk
mengetahuinya atau sekurang-kurangnya melalui papan
pengumuman yang mudah diakses oleh masyarakat.
Bagian Ketiga
Waktu Pelayanan Informasi Publik
Pasal 28
(1) Layanan permohonan Informasi Publik dan pengajuan keberatan
diberikan satu jam setelah jam kerja efektif sampai dengan satu
jam sebelum jam pulang kerja sesuai pengaturan dalam
Peraturan Menteri tentang hari dan jam kerja di lingkungan
Kementerian.
(2) Dalam hal Pelaksana PPID Daerah memberlakukan perbedaan
RAPE
RMEN
hari dan jam kerja maka jam pelayanan permohonan Informasi
Publik dan pengajuan keberatan diberikan satu jam setelah jam
kerja efektif sampai dengan satu jam sebelum jam pulang kerja.
(3) Dalam hal permohonan Informasi Publik atau pengajuan
keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
disampaikan setelah berakhirnya waktu layanan, layanan
permohonan Informasi Publik atau pengajuan keberatan
diberikan pada hari kerja berikutnya.
Bagian Keempat
Maklumat Pelayanan Informasi Publik
Pasal 29
(1) PPID Utama wajib menyusun, menetapkan, dan
mempublikasikan maklumat pelayanan Informasi Publik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Maklumat pelayanan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan pernyataan kesanggupan PPID
Kementerian PUPR dan Perangkat PPID dalam melaksanakan
pelayanan sesuai dengan standar layanan Informasi Publik.
(3) Maklumat pelayanan Informasi Publik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku untuk pelayanan informasi yang dilakukan
oleh PPID Utama, Pelaksana PPID Pusat dan Pelaksana PPID
Daerah.
(4) Maklumat pelayanan Informasi Publik disusun sesuai dengan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Huruf E yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Kelima
Biaya Pelayanan Informasi Publik
RAPE
RMEN
Pasal 30
Pemohon informasi publik tidak dibebankan biaya layanan kecuali
untuk biaya penggandaan atau perekaman yang ditimbulkan atas
permohonan informasi, serta untuk informasi yang telah ditentukan
biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Bagian Keenam
Sarana Prasarana Pelayanan Informasi Publik
Pasal 31
Dalam memberikan pelayanan informasi publik, PPID Utama,
Pelaksana PPID Pusat dan Pelaksana PPID Daerah harus menyiapkan
sarana prasarana pelayanan informasi publik sekurang-kurangnya:
a. Ruang layanan Informasi Publik bagi kegiatan layanan pada PPID
Kementerian PUPR yang terletak di lantai dasar gedung utama
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan dikelola
oleh Sekretariat PPID dengan dilengkapi ruang tunggu yang bersih
dan nyaman, komputer, internet, telepon, fax, rak informasi yang
berisikan berbagai macam buku dan media informasi tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan
b. Meja layanan informasi bagi kegiatan layanan pada Pelaksana PPID
Pusat dan Pelaksana PPID Daerah.
Bagian Ketujuh
Kompetensi Pelaksana Pelayanan Informasi Publik
Pasal 32
(1) Dalam penyelenggaraan pelayanan Informasi Publik, PPID
menyiapkan pelaksana pelayanan Informasi Publik yang
memenuhi standar kompetensi pelaksana sebagai berkut:
a. memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan keterbukaan
informasi publik dan pelayanan publik;
RAPE
RMEN
b. memiliki kemampuan komunikasi yang baik;
c. memiliki kemampuan memberikan pelayanan publik yang
berkualitas; dan
d. menguasai teknologi informasi sehingga dapat menunjang
pelaksanaan tugas pengelolaan dan pelayanan informasi
publik.
(2) Jumlah pelaksana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan dalam suatu Keputusan Menteri dan/atau Keputusan
Pimpinan Unit Organisasi/Unit Kerja dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan sumber daya masing-masing Unit Organisasi/Unit
Kerja terkait.
(3) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia pelaksana
penyelenggara informasi publik dilakukan secara berkala dengan
menyelenggarakan kegiatan pelatihan, sosialisasi, bimbingan
teknis atau mengirim personil untuk mengikuti kegiatan serupa
yang diselenggarakan PPID Utama/Unit Organisasi/Unit kerja/
UPT/Balai lain.
RAPE
RMEN
Bagian Kedelapan
Survey Kepuasan Masyarakat
Pasal 33
(1) Survey kepuasan masyarakat perlu dilakukan sebagai bahan
evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan informasi publik.
(2) Survei kepuasan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Sekretariat PPID, Pelaksana PPID Pusat, dan
Pelaksana PPID Daerah.
(3) Kriteria/indikator survei kepuasan masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a. kelengkapan informasi pada situs web Unit Organisasi
dan/atau Unit Pelaksana Teknis/Balai;
b. tampilan dan akses pada situs web Unit Organisasi dan/atau
Unit Pelaksana Teknis/Balai mudah dimengerti untuk proses
pencarian informasi;
c. pemilihan media yang sesuai dengan jenis informasi yang
disosialisasikan dan khalayak yang menjadi sasaran;
d. kesesuaian jangka waktu layanan dengan Standar Layanan
Informasi Publik;
e. kesesuaian biaya layanan dengan Standar Layanan Informasi
Publik
f. informasi terkait persyaratan pelayanan mudah diperoleh dan
dipahami;
g. prosedur pelayanan mudah diperoleh dan dilaksanakan;
h. kompetensi petugas dalam menanggapi
pertanyaan/permintaan Pemohon; dan
i. kemudahan akses penyampaian pengaduan terkait layanan.
(4) Hasil survei kepuasan masyarakat diumumkan di papan
pengumuman maupun di situs web Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dan/atau situs web PPID Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
RAPE
RMEN
Bagian Kesembilan
Pengelolaan Pengaduan Layanan
Pasal 34
(1) Pengaduan/keluhan/masukan terkait pelayanan Informasi Publik
dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat disampaikan kepada PPID Utama melalui Sekretariat PPID;
(2) Pengaduan/keluhan/masukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat disampaikan melalui laman situs web Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada menu Saran dan
Pengaduan (pengaduan.pu.go.id);
(3) PPID Utama bertanggung jawab untuk menerima dan
menindaklanjuti pengaduan layanan pada tingkat pusat dan
daerah serta melaporkannya kepada Atasan PPID sekurang-
kurangnya 1 kali dalam setahun;
(4) Dalam hal pengaduan/keluhan/masukan terkait pelayanan
informasi publik yang dilaksanakan oleh Pelaksana PPID
Pusat/Pelaksana PPID Daerah, maka PPID Utama meneruskan
pengaduan/keluhan/masukan tersebut untuk ditindaklanjuti
Pelaksana PPID Pusat/Pelaksana PPID Daerah.
(5) Pelaksana PPID Pusat/Pelaksana PPID Daerah bertanggung jawab
untuk menindaklanjuti pengaduan layanan pada tingkat unit
organisasi/unit kerja/UPT/Balai Daerah serta melaporkannya
kepada PPID Utama sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun.
(6) Penanganan pengaduan terkait pelayanan informasi publik
dilakukan sesuai dengan peraturan internal Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang penanganan
pengaduan masyarakat.
RAPE
RMEN
BAB VIII
Sengketa Informasi Publik
Pasal 35
(1) Atasan PPID bertindak mewakili Badan Publik dan/atau
memberikan kuasa dalam proses penyelesaian sengketa Informasi
Publik di Komisi Informasi.
(2) Dalam penyelesaian sengketa Informasi Publik di Komisi Informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Atasan PPID melalui surat
kuasa dapat memberikan kuasa kepada:
a. PPID Utama;
b. Sekretariat PPID;
c. Pelaksana PPID Pusat/Daerah;
d. pejabat atau pegawai lain yang terkait dengan substansi
informasi publik yang dimohonkan; dan
e. pegawai pada unit yang memiliki tugas dan fungsi memberikan
bantuan hukum/menangani hukum/peraturan perundang
masing-masing unit organisasi.
(3) Pihak yang ditunjuk sebagai penerima kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) saling berkoordinasi dalam penyelesaian
Sengketa Informasi Publik.
(4) Pihak yang ditunjuk sebagai penerima kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menghadiri sidang Sengketa Informasi
Publik dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan sidang
Sengketa Informasi Publik kepada Atasan PPID.
(5) Atasan PPID berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) memutuskan untuk menerima atau menolak putusan
Komisi Informasi dimaksud.
(6) Sekretariat PPID bertanggung jawab atas penatausahaan,
fasilitasi, administratif dan operasional penyelesaian sengketa
informasi.
RAPE
RMEN
(7) Prosedur mengenai penanganan sengketa Informasi Publik di
Komisi Informasi terdapat dalam Lampiran III Huruf H yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasal 36
(1) Dalam hal salah satu atau para pihak yang bersengketa secara
tertulis menyatakan tidak menerima putusan Ajudikasi dari
Komisi Informasi, maka dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan
Tata Usaha Negara.
(2) Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung
setelah diterimanya putusan tersebut.
(3) Atasan PPID bertindak mewakili Badan Publik dan/atau
memberikan kuasa dalam proses penyelesaian gugatan hasil
putusan Komisi Informasi di Pengadilan Tata Usaha Negara.
(4) Dalam penyelesaian gugatan hasil putusan Komisi Informasi di
Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Atasan PPID melalui surat kuasa dapat memberikan kuasa
kepada:
a. PPID Utama;
b. Sekretariat PPID;
c. Pelaksana PPID Pusat/Daerah;
d. pejabat atau pegawai lain yang terkait dengan substansi
informasi publik yang dimohonkan; dan
e. pegawai pada unit yang memiliki tugas dan fungsi memberikan
bantuan hukum/menangani hukum/peraturan perundang
masing-masing unit organisasi.
(5) Pihak yang ditunjuk sebagai penerima kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) saling berkoordinasi dalam penyelesaian
gugatan hasil putusan Komisi Informasi di Pengadilan Tata Usaha
RAPE
RMEN
Negara.
(6) Pihak yang ditunjuk sebagai penerima kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menghadiri sidang gugatan hasil putusan
Komisi Informasi di Pengadilan Tata Usaha Negara dan
menyampaikan laporan hasil pelaksanaan sidang kepada Atasan
PPID.
BAB X
PELAPORAN
Pasal 37
(1) Pelaksana PPID Pusat/Daerah wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan pelayanan Informasi Publik kepada PPID Utama
melalui Sekretariat PPID secara berkala.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan dalam
bentuk laporan 3 (tiga) bulanan dan laporan Tahunan.
(3) Laporan 3 (tiga) bulanan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan
pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
dari :
a. jumlah permohonan informasi yang diterima;
b. waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permohonan
informasi;
c. jumlah pemberian dan penolakan permohonan informasi;
d. alasan penolakan permohonan informasi; dan
e. kendala dan rencana perbaikan pelayanan.
(4) Laporan Tahunan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan
pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi
Rekapitulasi Laporan 3 (tiga) Bulanan yang terdiri dari:
a. deskripsi kebijakan pelayanan Informasi Publik;
b. deskripsi pelaksanaan dan kegiatan pengelolaan dan
pelayanan informasi publik di bawah pengelolaan Pelaksana
PPID Pusat dan Pelaksana PPID Daerah;
RAPE
RMEN
c. jumlah permintaan informasi yang diterima;
d. waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permintaan
informasi publik;
e. jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi;
f. alasan penolakan permintaan informasi;
g. kendala dan rencana perbaikan pelayanan.
h. jumlah keberatan yang diterima;
i. tanggapan atas keberatan yang diberikan dan pelaksanaannya;
j. jumlah permohonan penyelesaian sengketa ke Komisi
Informasi yang berwenang;
k. hasil mediasi dan/atau keputusan ajudikasi Komisi Informasi
yang berwenang dan pelaksanaannya;
l. jumlah gugatan yang diajukan kepengadilan;
m. hasil putusan pengadilan dan pelaksanaannya;
n. kendala eksternal dan internal dalam pelaksanaan layanan
Informasi Publik; dan
o. rekomendasi dan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan
kualitas layanan Informasi Publik.
(5) PPID Utama dibantu Sekretariat PPID wajib menyampaikan
laporan pelaksanaan pelayanan Informasi Publik Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Atasan PPID
Kementerian dan Komisi Informasi Pusat mengenai:
a. pelaksanaan pelayanan Informasi Publik di Kementerian;
b. pelaksanaan pelayanan Informasi Publik di unit kerja eselon I
dan UPT berdasarkan laporan dari Pelaksana PPID.
(6) Laporan pelaksanaan pelayanan Informasi Publik Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilaksanakan satu kali dalam setahun.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
RAPE
RMEN
Pasal 38
(1) Monitoring dan evaluasi atas kinerja pengelolaan dan pelayanan
informasi publik dalam periode tertentu dilakukan secara internal
dan eksternal berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh PPID Utama 1 (satu) kali dalam setahun.
(3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk menilai tingkat kepatuhan Pelaksana PPID atas
Standar Layanan Informasi Publik di lingkungan Kementerian
Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pasal 39
Monitoring dan evaluasi internal oleh PPID Utama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 dilakukan berdasarkan laporan pengelolaan
dan pelayanan Informasi Publik secara berkala yang dibuat oleh
Pelaksana PPID Pusat dan Pelaksana PPID Daerah.
Pasal 40
(1) Monitoring dan Evaluasi eksternal dilakukan oleh Komisi
Informasi, Ombudsman Republik Indonesia dan Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
(2) Dalam rangka menghadapi monitoring dan evaluasi eksternal,
Pelaksana PPID dapat meminta pendampingan dari PPID Utama
melalui Sekretariat PPID.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Segala perubahan terkait struktur dan perangkat PPID serta prosedur
RAPE
RMEN
mengenai pengelolaan dan pelayanan Informasi Publik yang belum
sesuai dengan Peraturan ini harus disesuaikan paling lambat tiga
bulan sejak berlakunya Peraturan Menteri ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Semua peraturan mengenai pengelolaan dan layanan informasi publik
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan ini.
Pasal 43
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal .... September 2019
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal .... September 2019
MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA,
RAPE
RMEN
ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...
RAPE
RMEN