Download - Perawatan Umum Sambungan Pipa
PERAWATAN UMUM SAMBUNGAN PIPA, VALVE, STEAM TRAPS, DAN
AKTUATOR
1. Sambungan Pipa
Gambar 1. Sambungan pipa
Pada intinya sambungan pipa adalah adalah peralatan yang menghubungkan pipa satu ke pipa
yang lain atau dari pipa kebadan kapal. Sambungan tersebut meliputi flens, sambungan T
sambungan siku, sambungan melalui dinding kedap, geladak dll. Perawatan dan pemelirahaan
pada sambungan pipa sangatlah penting, karena jika kita tidak mengetahui perawatan sambungan
pipa maka akan terjadi kebocoran pada sambungan pipa.
Perawatan dan pemelirahaan pipa bisa diminimumkan jika cermat memilih sambungan pipa.
Untuk memilih sambungan pipa perlu ditinjau
Jenis dan Bahan pipa
Bahan katup dan peralatan
Ukuran diameter, ketebalan dan schedule pipa
Ketiga parameter ini harus disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan. Misal untuk pipa yang
digunakan untuk suplai air laut bisa menggunakan pipa jenis timah hitam, atau untuk pipa yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi bisa menggunakan katup dengan bahan baja.
Setelah memilih pipa secara cermat, sekarang dilakukan perawatan dan pemelirahaan umum
untuk sambungan pipa. Perawatan yang bisa dilakukan adalah
a. Deteksi kebocoran pada sambungan pipa secara visual. Untuk mencegah kebocoran, pada
sambungan pipa bisa ditambahkan flens dan mur agar sambungan pipa menjadi kuat dan
kokoh.
Gambar 2. Flens
b. Memasang sealing pada sambungan pipa dan mengeceknya tiap bulan atau saat terjadi
kebocoran.
c. Memberi pelumas pada saat pemasangan sambungan pipa.
d. Deteksi korosi, korosi pada sambungan pipa bisa menimbulkan kebocoran dan kerusakan
bahkan pengeroposan. Untuk mencegah korosi pada sambungan pipa bisa dilapisi dengan
anoda korban, galvanisasi atau menjaga lingkungan jauh dari korosi.
e. Semua sambungan pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga terhindar dari
kerusakan mekanis dan harus ditutup atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari
getaran.
f. Sistem pipa harus dilaksanakan sepraktis mungkin, dengan minimum bengkokan dan
sambungan las sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepas atau
dipisahkan bila mana perlu.
Berikut ini adalah ketentuan sambungan pipa sesuai Standart JIS (Japanese Industrial Standard)
d d1 D Pe T h
Jumlah
Baut
15 21 80 60 9 12 4
20 27.7 85 65 10 12 4
25 34 95 75 10 12 4
32 42.7 115 90 13 15 4
40 48.6 120 95 13 15 4
50 60.5 130 105 14 15 4
65 76.3 150 130 14 15 4
80 89.1 180 145 14 19 4
100 114.3 200 165 16 19 8
125 159.8 235 200 16 19 8
250 165.2 265 235 18 19 8
200 219.3 320 280 20 20 8
Tabel 1. Standar Sambungan pipa
Keterangan :
d = Diameter dalam pipa
d1 = Diameter luar pipa
Pe = Diameter letak baut flens
D = Diameter flens
T = Tebal flens
h = Diameter baut
J.Baut = Jumlah baut
2. Valve
Gambar 3. Valve
Valve merupakan suatu elemen penting dalam pabrik, tidak bisa dibayangkan jika suatu pabrik
tidak menggunakan valve. Valve tidak hanya mengatur aliran fluida tetapi juga untuk
mengisolasi perpipaan untuk pemeliharaan tanpa rintangan unit yang berhubungan dengan yang
lain. Desain valve harus menjaga tekanan, temperatur dan desakan dari hubungan perpipaan dari
rintangan permukaan bersegel.
Pemilihan valve melibatkan beberapa faktor, sedikitnya dasar perencanaanberikut harus
dipertimbangkan antara lain: tipe valve, bahan konstruksi, tekanandan temperatur, bahan
pembungkus, biaya dan kegunaannya.
Untuk menjaga agar valve dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama maka perlu dilakukan
pemeliharan/perawatan terhadap alat tersebut. Untuk bahan material:
1. Kuningan
Valve dengan jenis bahan ini tidak boleh digunakan untuk temperatur diatas450 ºF,
apabila digunakan pada temperatur yang melebihi dari yang tersebut diatas maka valve
tersebut akan mengalami kerusakan.
2. Besi
Valve dengan jenis bahan ini juga tidak boleh digunakan untuk temperatur yang lebih
besar dari 450 ºF
3. Stainless Stell (besi putih)
Valve dengan jenis bahan ini digunakan untuk temperatur rendah dan aliran korosif valve
ini tidak boleh digunakan dalam temperatur yang tinggi
4. Stell baja
Valve jenis ini digunakan untuk temperatur yang tinggi dan tekanan yang tinggi
(mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis bahan yang lain dalam hal penggunaan
temperatur).J adi untuk bahan material tersebut diatas, agar valve dapat berfungsi dengan
baik maka harus disesuaikan dengan temperatur.
Pemeliharaan yang lain yang dapat dilakukan terhadap valve adalah dengan menggunakan
minyak pelumas. Minyak pelumas sangat dibutuhkan dalam perawatan. Valve yaitu pada bagian
screw. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan minyak pelumas ini perlu diberikan pada
bagian-bagian screw. Hal ini ditujukan untuk memperlancar proses pemutaran pada valve. Lalu
perawatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan kerak yang menumpuk pada
katup lubang buang jika terjadi penumpukan berlebih
Jadi hal yang paling penting dalam perawatan valve adalah pemilihan bahan material valve yang
sesuai dengan perencanaan dan perlakuan terhadap valve tersebut.
Permasalahan pada valve dan solusinya :
1. Valve leak/bocor
Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar terjadi leak. Bagian yang paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal ini bisa diatasi dengan mengencangkan Gland nut. Setelah itu maka periksa kembali putaran handwell, karena setelah mengencangkan gland nut maka akan terjadi gesekan antara packing dengan stem yang menyebabkan handwell susah di gerakkan.
Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet, daerah body, dan disekitar flange.
2. Kerusakan Fisik
Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan karena adanya kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan lebih dahulu sebelum adanya perlakuan yang lebih jauh.
3. Pemberian Pelumas
Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk menjaga ketahanan valve.
Tabel 2. Pelumasan pada valve
3. Steam Traps
Gambar 4. Steam Traps
Steam trap adalah valve otomatis yang didesain untuk mengeluarkan kondensat, udara, dan
fluida non-kondensibel yang terjebak atau tertahan di steam sistem. Sama halnya dengan alat
lain, steam traps perlu dirawat dan dipelihara agar efisiensi dari steam traps tidak menurun.
Setiap steam sistem mengandung beberapa macam kotoran:
Partikel logam yang terlepas dari dinding pipa akibat korosi
Sisa-sisa konstruksi atau perbaikan pipa
Partikel lumpur atau bahan lain yang terkirim ke jaringan pemipaan sebagai akibat dari
boiler carry-over
dan lain sebagainya
Kotoran dapat mengurangi efektivitas steam traps. Bahkan dengan perawatan terbaik, dan
terlepas dari filter, selalu ada partikel yang tidak diinginkan dalam pipa steam. Partikel-partikel
ini dapat lengket antara katup dan seat dari steam trap dan menyebabkan kebocoran steam.
Sebuah steam trap yang bocor berarti beban Cost / Biaya, dan merupakan Cost yang harus
dihindari. Oleh karena itu perlu untuk menjamin pemeliharaan rutin steam traps.
Tidak ada Steam trap yang tidak membutuhkan maintenance: semua jenis steam trap
memerlukan sejumlah pemeliharaan.
Adalah selalu menguntungkan, untuk memperbaiki atau membersihkan steam trap begitu
kebocoran terdeteksi. Dalam suatu Steam system, steam traps belum pernah maintenance selama
3 sampai 5 tahun, ada kemungkinan 15 sampai 30% dari steam trap rusak. Biaya dari 1 ( satu )
steam trap bocor dalam suatu sistem dapat berjumlah ribuan dolar per tahun.
a. Mengevaluasi operasional Steam trap
Adalah penting untuk tidak bingung antara flash steam dan kebocoran uap. Kita tahu bahwa
kondensat keluar dari tekanan tinggi (sebelum steam trap) ke tekanan rendah (setelah steam trap)
sebagian akan menguap. Kita mungkin berpikir bahwa adalah mungkin untuk mengevaluasi
effektivitas steam trap langsung ke udara terbuka ( lewat parit ) dengan memeriksa apakah ada
segumpal uap di outlet steam itu. Namun, metode ini tidak dapat diandalkan karena tidak
mungkin untuk membedakan antara flash steam dan live steam.
Ada yang berpendapat, jika kita terbiasa dengan penampilan gumpalan uap yang yang keluar dari
steam trap, peningkatan jumlah uap yang keluar dapat menjadi indikasi visual bahwa steam trap
tidak berfungsi dengan baik. Apabila pada sistem tertutup ( bukan buang ke parit / condensate di
recovery kembali ), steam traps tidak buang kondensate ke udara terbuka, adalah mustahil untuk
menarik kesimpulan semacam ini.
Penurunan suhu dalam heat exchanger ( misalkan heater,dsbnya ) bisa jadi merupakan hasil dari
steam trap yang tersumbat: karena kondensat tidak dapat di keluarkan oleh steam trap,
Kondensat terakumulasi di heat exchanger, yang menyebabkan penurunan suhu.
Dalam kasus apapun, ketika ada sangkaan kerusakan steam trap, perlu di lakukan pengujian
steam trap secara obyektif sebelum menarik kesimpulan definitif.
b. Deteksi kebocoran
Deteksi kebocoran steam dilakukan dengan bantuan perangkat khusus yang dirancang untuk
mendeteksi ultrasounds dihasilkan oleh kebocoran dalam steam trap. Apabila terjadi kebocoran
steam, akan menghasilkan suara bersiul sangat spesifik yang bahkan telinga manusia tidak dapat
mendeteksinya. Detektor kebocoran / Trap test GESTRA VKP 40 dirancang untuk mengukur
ultrasound dan mengidentifikasikan apakah ada kebocoran. Hal ini penting untuk menggunakan
detektor benar yang objektif untuk menghindari diagnosis yang salah.
Gambar 5. Uji Steam trap dengan Trap test GESTRA VKP 40
Sebuah detektor kebocoran / Trap test dapat mendeteksi suara eksternal jika tingkat kebisingan
sangat tinggi di daerah sekitarnya perangkap. Hal ini dapat menyebabkan diagnosis buruk. Bila
mungkin, adalah lebih baik untuk menguji steam traps pada saat tingkat kebisingan yang lebih
rendah.
Sebuah steam trap yang baik, tetapi banyak kondensat, menghasilkan ultrasound yang dapat
diartikan sebagai kebocoran oleh detektor. Uap yang membuat suara seperti berdesis di dalam
steam trap. Dengan demikian, adalah penting untuk tidak menguji steam saat start up, dimana
saat steam trap banyak buang kondensat . Lebih baik untuk menguji steam trap setelah sistem
telah stabil.
Sebuah kebocoran dalam steam trap yang banyak kondensat tidak selalu bermasalah karena
perangkap penuh kondensat tidak memungkinkan uap untuk bocor. Dampak kebocoran di situasi
semacam ini adalah minimal selama beban steam trap tinggi. Apabila, beban dalam heat
exchanger bervariasi dan menjadi hampir nol, maka kebocoran ini akan menjadi penting dan
detektor akan dapat mengukurnya.
Dalam rangka untuk memverifikasi kemampuan steam trap untuk membuka, maka perlu untuk
menguji perangkap di bawah beban penuh/ full load. Tetapi idealnya, kita harus menguji steam
tap sewaktu tanpa beban untuk memastikan apakah steam trap menutup dengan sempurna. Itu
adalah tujuan dari pengujian ini.
Perawatan umu steam traps secara mudah :
1. Pembersihan setiap elemen secara berkala. Dan jika memungkinkan dari segi efisiensi
biaya, ganti elemen yang sudah tidak bagus.
2. Jika disc dalam keadaan yang rusak, maka disc harus segera diganti.
3. Teknisi pabrik selalu mengecek teknik atau prosedur yang benar pada steam trap. Karena
reputasi pabrik yang baik selalu mengindahkan tata cara/ prosedur, saran,dan spare part
yangbaik.
4. Jika steam trap akan diganti suatu saat, maka yang paling mudah dan murah untuk
melepas-sambungkannya kembali adalah dengan menggunakan system sambungan
flange.
5. Bersihkan steam trap dari kerak, kerak dapat menyebabkan proses pemisahan kondensat
dengan steam tidak berjalan baik.
Jadi Steam traps perlu dirawat agar efisiensinya tidak menurun.
4. Regulator
Gambar 6. Regulator
Regulator merupakan suatu alat yang digunakan untuk menjaga suatu gas atau uap yang
bertekanan tinggi mengalir dan terjaga pada tekanan rendah. Pada umumnya dipakai pada
pengaliran gas dari suatu tabung bertekanan tinggi.
Masalah yang mungkin terjadi pada alat ini adalah jarum penekan pembuka tekanannya lepas
atau adanya sesuatu yang menghalangi sehingga pembukaan gas tidak sesuai dengan yang kita
inginkan ataupun gas tidak akan mengalir/keluar. Penanganannya antara lain yaitu memperbaiki
posisi jarum dan mencek apakah regulator berjalan sesuai dengan fungsinya dengan baik.
Untuk perawatan regulator perlu dilakukan proses perawatan secara berkala :
Jenis
perawatan
Cek
kebocoran
Tes
kualitas
Pembersihan
lembam
Pemeriksaaan Penggantian
Nonkorosif Setiap bulan Setiap
tahun
- 5 tahun sekali 10 tahun
sekali
Semi
korosif
2X sebulan 6 bulan
sekali
Pada
shutdown
2 tahun sekali 4 tahun sekali
Korosif 2X sebulan 3 bulan
sekali
Pada
shutdown
1-2 tahun
sekali
3-4 tahun
sekali
Tabel 3. Perawatan Regulator
5. Aktuator
Gambar 7. Aktuator
Aktuator berfungsi untuk mengubah sinyal kendali menjadi pengaturan fisik untuk pengendalian
variable proses.
Perawatan alat ini secara umum terdiri dari
memperbaiki alat yang rusak apakah bengkok ato terkorosi. Bisa dengan melapisi logam
korosi dengan inhibitor ato anoda korban.
Mencari gangguan kebocoran, lalu memperbaikinya dengan cara mengencangkan baut,
memberi pelumas, memberi sealing jika bisa.
Pembersihan dilakukan dengan membongkar alat dan memasangnya kembali.
Uji coba pengoperasian
Pemberian pelumas pada baut-baut yang aus pada aktuator.
Sambungan flange antara bagian atas dan bawah harus dicek, karena seringkali terjadi
bautnya mengalami kelonggaran akibat tekanan yang terlalu besar.