Download - PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
1/49
1
PERBEDAAN KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013
Disusun Oleh: Anas A bdul Nasir , S.Pd. MT
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah
(Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara berangsung-angsur mulai
tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak sekolah diberikan kewenangan penuh untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntut
kemampuan sekolah dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang kondisi
satuan pendidikannya.
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa serta
rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pengalaman belajar yang harus
dilakukan oleh siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen
pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan, diantaranya adalah tenaga pendidik, peserta
didik, lingkungan, alat-alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung tercapainya
tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 2004 (KBK). KTSP diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi
dasar dan telah disahkan penggunaannya di sekolah, baik negeri maupun swasta, yang
diberlakukan secara bertahap pada tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Pemerintah pusat (Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran
2009/2010, semua sekolah telah menerapkan KTSP (Mulyasa, 2007:1-2).
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
2/49
2
2. Landasan KTSP
KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Muslich, 2008:1). Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah
mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Landasan penyusunan KTSP sekurang-kurangnya menunjukkan (1) adanya undang-
undang yang jelas sebagai acuan dalam penyusunan KTSP; (2) adanya PP dan Permendiknas
yang dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP; (3) khusus untuk madrasah, adanya Surat
Keputusan/Edaran Dirjen Pendidikan Islam atau Direktur Pendidikan Madrasah yang dijadikan
acuan dalam penyusunan KTSP; dan (4) adanya rencana pengembangan sekolah/madrasah yang
dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP (Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo, 2008:46).
Berikut ini akan dikemukakan landasan penyusunan KTSP adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Ketentuan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1
ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal
36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ketentuan di dalam PP No. 19 Tahun 2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5),
(13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6),
(7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 (1), (2), (3), (4); Pasal
13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal
17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); dan Pasal 20.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
3/49
3
Dengan adanya landasan penyusunan KTSP berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, dan peraturan menteri pendidikan nasional menjadi landasan yang sangat kuat dalam
mengelola penyelenggaraan otonomi pendidikan di sekolah. Kebijakan otonomi pendidikan ini
merupakan suatu keniscayaan dan harus diimplementasikan pada tataran praktis, tidak hanya
sebuah wacana semata-mata. Kebijakan desentralisasi pendidikan akan berhasil dengan baik
apabila didukung olehstakeholdersdan anggota masyarakat yang sangat peduli dengan urgensi
pendidikan bagi masa depan bangsa Indonesia.
3. Karakteristik KTSP
Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan atau sekolah untuk mengembangkan
dan mengelola kurikulum lebih diperbesar. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan berkurangnya materi
pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standar dan patokan kompetensi
yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat
banyak dan beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi
sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai
sebuah konsep dan program, KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil
dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3)
penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4)
sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif;
(5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).
Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru
sendiri yang harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran, disesuaikan dengan situasi
daerah dan minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah
(kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum
dengan tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing sekolah dipandang lebih
tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
4/49
4
kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua figur tersebut
merupakan kunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen di lingkungan
sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal dalam kaitannya dengan implementasi KTSP.
4. Komponen dan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada
tujuan umum pendidikan berikut.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanStruktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
Kelompok mata pelajaran estetika
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
5/49
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
6/49
6
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh
SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran
yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan
secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang
dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam
Standar Isi.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaranyang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS
mengikuti aturan sebagai berikut.
i. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
ii. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
7/49
7
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar
berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan
pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Pelaporan hasil belajar (raport) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan
memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh di rektorat teknis terkait.
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal
72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dankesehatan;
lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
lulus Ujian Nasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah diatur
lebih lanjut dengan peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.
7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur oleh
direktorat teknis terkait. Penjurusan pada SMK/MAK didasarkan pada spektrum pendidikan
kejuruan yang diatur oleh direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
8/49
8
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.
c. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasaipeserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
9/49
9
Kurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan
dan harus dikelola secara baik dan profesional. Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa
sebaiknya dilakukan secara terus-menerus untuk merespon dan mengantisipasi perkembangan
dan tuntutan zaman.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah (1) prinsip relevansi, yaitu kesesuaian
antara program pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat. Pendidikan dikatakan
relevan bila hasil yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang; (2) prinsip efektivitas,
yaitu sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah
ditentukan; (3) prinsip efisiensi, yaitu dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-
sekecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan; (4) prinsip kesinambungan, yaitu saling terkait
antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi; (5) prinsip fleksibilitas,
yaitu tidak kaku dan adanya ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak; (6)
prinsip berorientasi tujuan, yaitu sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh
seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu sehingga dapat menentukan secara
tepat metode mengajar, alat pengajaran, dan evaluasi; (7) prinsip dan model pengembangan
kurikulum, yaitu pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus menerus dengan
implikasi bahwa kurikulum senantiasa mengalami revisi dan bersifat dinamis (Idi, 2007:179-
183).
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut merupakan dasar pokok untuk
mengkaji pembelajaran dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum tidak terbatas
pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan siswa, seperti; bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan,
gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan
belajar secara efektif.
Khusus untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk pendidikan
dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan
SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
10/49
10
khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Pengembangan KTSP, antara lain menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri-
ciri:
Menitikberatkan pencapaian target (attainment targets) kompetensi daripada penguasaan
materi;
Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;
Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk
mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan
(Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo, 2008:5-6).
Menurut Rusman (2009:474-475), prinsip-prinsip pengembangan KTSP adalah:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Beragam dan terpadu
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Menyeluruh dan berkesinambungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP di atas pada praktek pengajaran di
dalam kelas sangat tergantung pada situasi dan kondisi peserta didik di sekolah sehingga setiap
guru memiliki kebebasan untuk menentukan materi pelajaran (standar kompetensi dan
kompetensi dasar), indikator, metode, media, dan ketercapaiannya. Selain itu, prinsip-prinsip
tersebut menunjukkan bahwa kalau terjadi perubahan kurikulum hendaknya terjadi perubahan
secara menyeluruh termasuk materi, metode, guru, sarana, dan hal-hal lain yang ada kaitannya
dengan proses pembelajaran sehingga dampak positif dari perubahan kurikulum akan dirasakan
manfaatnya oleh semua pihak.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
11/49
11
5. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Untuk melihat keunggulan atau kelebihan KTSP dengan kurikulum-kurikulum
sebelumnya perlu dicari bahan pembanding. Karena sesuatu dianggap lebih baik kalau dapat
dibandingkan dengan sesuatu yang lain untuk menunjukkan keunggulannya. Oleh karena itu, kita
perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan KTSP terlebih dahulu, kemudian baru kita
mengetahui perbedaan antara KTSP dan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Misalnya antara
KTSP dan KBK 2004 atau KTSP dan kurikulum 1994.
Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung kepada
situasi dan kondisi, dimana kurikulum tersebut diberlakukan. Menurut Fasli Jalal (dalam Imam
Hanafie, 2008:1-5), kelebihan yang dimiliki KTSP adalah:
Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.
KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan
mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang
lebih 20 %.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara lain:
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan.
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep
penyusunan maupun prakteknya di lapangan.
Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang
pendapatan para guru.
Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah untuk
meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya merupakan faktor
penghambat yang harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah dan juga menjadi perhatian
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
12/49
12
bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambah daftar persoalan yang
dihadapi dalam dunia pendidikan kita.
Dengan demikian, ide dasar KTSP adalah mengembangkan pendidikan demokratis dan
non monopolistik dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi
satuan pendidikannya.
6. Langkah-Langkah Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Implementasi KTSP bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi
atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapat diterima oleh
peserta didik secara tepat dan optimal. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga
kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup.
Kegiatan pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau
membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk
menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal agar
memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran yang
paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selama berlangsungnya proses
belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti
pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok danmembahas materi pokok untuk membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan
kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut
tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif.
Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. Kegiatan menutup
pembelajaran perlu dilakukan secara profesional agar mendapatkan hasil yang memuaskan
dan menimbulkan kesan yang menyenangkan (Mulyasa, 2008:180-187).
Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi kegiatan adalah
sebagai manifestasi dari upaya untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat tertulis
menjadi aktual dalam bentuk serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah. Implementasi KTSP
memberikan pemahaman tentang situasi dan kondisi sekolah, sasaran implementasi yang efektif
dan efisien, serta harapan sekolah terhadap kurikulum yang diimplementasikan.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
13/49
13
Ada dua hal pokok yang perlu disiapkan oleh pihak sekolah, yaitu kesiapan materil
(sumber daya alamiah sekolah) dan non materil (sumber daya manusia sekolah). Bentuk
kesiapan materil sekolah dapat dilihat dari dimensi perangkat kurikulum, sarana dan prasarana
sekolah, keuangan, dan lingkungan sekolah yang mencakup lingkungan fisik (gedung) dan
lingkungan sosial. Sedangkan bentuk kesiapan non materil sekolah dapat dilihat dari dimensi
kepemimpinan kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua (Susilo, 2008:180-191). Hal senada
dikemukakan oleh Rusman (2009:202-205), banyak komponen yang berpengaruh terhadap
kegagalan atau keberhasilan pendidikan, antara lain (1) kepala sekolah; (2) guru; (3) kurikulum;
(4) sarana pendidikan; (5) sistem penerapan pendidikan; dan (6) suasana sosial dan lingkungan
sekolah. Sejalan dengan uraian di atas, Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo (2008:37-38)
mengemukakan tingkat kesiapan sekolah dalam pengembangan KTSP. Untuk menjawab
persoalan ini perlu melihat kondisi nyata sekolah dalam membangun kemampuannya (capacity
building), yang secara sederhana dapat dipetakan ke dalam beberapa tahap berikut ini:
Tahap Pra-formal, yakni sekolah yang belum memenuhi standar teknis, atau belum dapat
memiliki sumber-sumber pendidikan (guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan
sebagainya) yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan secara minimal.
Tahap Formalitas, yakni sekolah yang sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang
memadai secara minimal atau mencapai standar teknis minimal, seperti jumlah dan
kualifikasi guru, jumlah dan kualitas ruang kelas, jumlah dan kualitas buku pelajaran, danjumlah dan kualitas fasilitas pendidikan lainnya.
Tahap Transisional, yakni sekolah yang sudah mampu memberikan pelayanan minimal
pendidikan bermutu, seperti kemampuan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan
secara optimal, meningkatnya kreativitas guru, pendayagunaan perpustakaan secara optimal,
kemampuan menambah anggaran dan dukungan fasilitas pendidikan dari sumber
masyarakat, dan lain-lain.
Tahap Otonomi, yakni sekolah yang berada pada tahap penyelesaian capacity building menuju
profesionalisasi dan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Strategi membangun kemampuan (capacity building) yang bisa dilakukan agar layak atau
semakin layak untuk mengembangkan KTSP, antara lain:
Terhadap sekolah tahap pra-formal, strategi capacity building dilakukan melalui upaya
melengkapi sumber-sumber pendidikan dengan sarana dan prasarana pendidikan sesuai
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
14/49
14
dengan kebutuhan secara minimal, tetapi memadai untuk dapat mencapai tahap
perkembangan berikutnya.
Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap formalitas, strategi capacity building
dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan kemampuan tenaga kependidikan, seperti
kepala sekolah agar mampu mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal
dengan tanpa banyak pemborosan. Bagi tenaga pengajar dikembangkan kemampuan untuk
dapat melaksanakan proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif, serta dapat melakukan
penelitian terhadap pendekatan pembelajaran yang paling efektif.
Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap transisional, perlu dikembangkan sistem
manajemen berbasis sekolah yang didukung oleh partisipasi masyarakat dalam pendidikan
serta mekanisme akuntabilitas pendidikan melalui fungsi Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah.
Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap otonomi perlu ditingkatkan
pengembangannya secara optimal dan menyeluruh yang mencakup seluruh komponen
pendidikan yang ada didalamnya, sehingga dapat dikembangkan ke arah sekolah nasional
yang berstandar internasional.
Demikian uraian langkah-langkah implementasi KTSP yang telah dijelaskan di atas, yang
akan mempengaruhi perkembagan lembaga pendidikan di masa sekarang dan masa yang akan
datang. Semua komponen yang berada dalam sistem pendidikan adalah penentu bagikeberhasilan atau kegagalan suatu proses belajar mengajar berdasarkan KTSP di sekolah. KTSP
merupakan sikap peduli pemerintah (dalam hal ini pemerintah pusat) dalam menjawab tuntutan
zaman. Ditinjau dari perubahan kurikulum terakhir, yaitu kurikulum 2006 (KTSP), kiranya
memang sudah waktunya pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum dan ide
memperbaiki kurikulum merupakan lebih baik daripada statis. Hambatan KTSP adalah masalah
implementasi, artinya perencanaan yang baik belum tentu akan menghasilkan produk yang baik.
Hal tersebut tergantung pada implementasi, di mana harus ada dukungan dari semua pihak
(stakeholders).
7. Pengembangan Silabus
a. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
15/49
15
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
b. Prinsip Pengembangan Silabus
Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
c. Unit Waktu Silabus
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
16/49
16
Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan
alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia
pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.
d. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah/madrasah tersebut.
Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh
guru yang terkait.
Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah sekolah/madrasah-madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-
madrasah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama setempat
dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para
guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.e. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada
Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
17/49
17
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
18/49
18
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didiksetelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
19/49
19
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang
dibutuhkan.
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
8. Evaluasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Evaluasi atau penilaian dalam KTSP dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang
dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri
dan evaluasi oleh pihak luar (badan indpenden atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasisecara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil (Wahyono, 2013:1).
Diberakukannya KTSP mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran
termasuk dalam penilaian. Mulyasa (2007:258) menjelaskan, penilaian hasil belajar dalam
KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan
pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.
Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu.
Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-
tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal
dilakukan tiga kali setiap semester.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
20/49
20
Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi
tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik. Ulangan umum dilaksanakan
setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:
Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama.
Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dan semester pertama dan
kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua.
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan
meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi
dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan
untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan
pendidikan pada tingkat diatasnya.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta
didik, mendiaknosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan
prosespembelajaran, dan menentukan kenaikan kelas.
b. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung yang diberlakukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program
remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna
mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik
dalam satuan waktu tertentu.
d. Benchmarking
Benchmarkingmerupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan,
proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Hasil penilaian tersebut
dapat dipakai untuk melihat keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara
keseluruhan dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk
memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk
pembinaan guru dan kinerja sekolah.
e. Penilaian Program
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
21/49
21
Penilaian program dilakukan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan dan dinas
pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta
kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
22/49
22
B. Kurikulum 2013 untuk SMA/MA
Kurikulum 2013 untuk SMA/MA dijelaskan secara terperinci oleh Kemendikbud (2012),
dengan urutan sebagai berikut:
1. Organisasi Kompetensi
Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Untuk kurikulum
SMA/MA, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan
kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata
pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik (peminatan).
Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Seni Budaya. Substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
2. Tujuan Satuan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian
luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
3. Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per
minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
23/49
23
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan
jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu
satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar
seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk
menentukan
berbagai pilihan.
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran,
beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap
satuan atau jenjang pendidikan.
Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.
Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap
peserta didik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk
SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA mata pelajaran pilihanbersifat akademik, sedangkan SMK/MAK mata pelajaran pilihan bersifat akademik dan vokasi.
a. Struktur Kurikulum SMA/MA
Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas:
Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah
mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan
afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada
aspek afektif dan psikomotor.
Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan
Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa.
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh
peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi masih
dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
24/49
24
Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Sosial
dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan Sains.
Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata pelajaran
dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi.
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional,
dapat dipilih keduanya atau salah satu.
b. Kelompok Mata Pelajaran Wajib
Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan
menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap
sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan
pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran
jasmani, serta seni budaya daerah dan nasional.
Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai
berikut:
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
25/49
25
Struktur Kurikulum SMA untuk Mata Pelajaran Wajib menurut Kurikulum 2013
c. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan
minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:
Struktur Kurikulum SMA untuk Mata Pelajaran Peminatan menurut Kurikulum 2013
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
26/49
26
Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat,
dan/atau pilihan Pendalaman Minat.
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial,
dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan
yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai
UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan
(placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau
rekomendasi guru BK di SMA/MA.
Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah
pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk.
Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester
pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Semua mata pelajaran
yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik harus diikuti.
Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-masing
mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan
XII. Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk
kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas
Kelompok Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata
Pelajaran Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran
untuk kelas XI dan XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah
jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan
pilihan sebagai berikut:
Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau
Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam
pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
27/49
27
Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
d. Beban Belajar
Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-
6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk
kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk
setiap jam belajar adalah 45 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan
untuk melakukan mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran
yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik
karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru
melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama
yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skillsdansoft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi
vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar
adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
28/49
28
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi
yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan
(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik
belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi
Inti kelompok 4).
Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut:
KELAS X KELAS XI KELAS XII
Menghayati dan
mengamalkan ajaran agamayang dianutnya.
Menghayati dan
mengamalkan ajaran agamayang dianutnya.
Menghayati dan
mengamalkan ajaran agamayang dianutnya.
Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) danmenunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahanbangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsadalam pergaulan dunia.
Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) danmenunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsadalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalampergaulan dunia.
Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif),menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahanbangsa, serta memosisikan
diri sebagai agen
transformasi masyarakat
dalam membangun
peradaban bangsa dandunia.
Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan
Memahami, menerapkan, dan
menjelaskanpengetahuan
faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitifdalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
Memahami, menerapkan, dan
menjelaskan pengetahuan
faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
29/49
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
30/49
30
Kelompok A, Wajib Kelompok B, Kelompok Peminatan Matematika dan Sains, Kelompok
Peminatan Sosial, dan Kelompok Peminatan Bahasa.
Contoh bentuk KI dan KD untuk SMA/MA Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi:
Kelas X
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaankeuangan bank dan lembaga keuangan lainnya
Mengembangkan perilaku (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagaibagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Bersikap peduli, disiplin, tanggung jawab dalam
mengatasi kelangkaan sumber dayaBersikap peduli, kreatif, kerja sama, dan mandiri
dalam mengatasi permasalahan ekonomi di
lingkungan sekitar
Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradabanterkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuaidengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Memahami konsep dasar ilmu ekonomi
Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber
daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi untukmengatasi kelangkaan sumber daya
Menganalisis masalah pokok ekonomi (apa,bagaimana, dan untuk siapa) serta alternatifpemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi
Memahami perilaku konsumen dan produsen serta
peranannya dalam kegiatan ekonomiMemahami pasar dan bentuk-bentuk pasar
(monopoli, oligopoli, persaingan sempurna,
persaingan monopolistik, dll) dan peranannya
terhadap perskonomianMenganalisis masalah dan kebijakan ekonomi
(mikro dan makro)
Memahami konsep, metode, dan manfaatperhitungan pendapatan nasionalMemahami lembaga keuangan Bank dan lembaga
keuangan lain (konsep, fungsi, peran, dan produk).
Memahami konsep pasar modal dan perannyadalam perekonomian
Mengolah, menalar, dan menyaji dalamranah konkret dan ranah abstrak terkait
Menyajikan konsep permintaan, penawaran, danharga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel,
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
31/49
31
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
fungsi, dan kurva
Menyajikan fungsi konsumsi, tabungan, investasi,dan pendapatan keseimbangan dalam bentuk grafik
(dalam perekonomian tertutup sederhana/ekonomi
dua sektor)
Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep,faktor penyebab dan dampak inflasi terhadap
perekonomian Indonesia)Menyajikan konsep permintaan dan penawaran
uang dalam bentuk fungsi dan grafik
Kelas XI
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaankeuangan bank dan lembaga keuangan lainnya
Mengembangkan perilaku (jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif danproaktif) dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalampergaulan dunia.
Bersikap kreatif, kerjasama, mandiri dan tanggungjawab dalam upaya mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggungjawab dalam kegiatan penyusunan keuangan
perusahaan
Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri,
disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama danmandiri dalam menerapkan kegiatan rencana
usaha/bussines plan secara sederhana
Memahami, menerapkan, dan
menjelaskan pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Menganalisis konsep dasar pembangunan
ekonomi, permasalahan pembangunan ekonomi,faktor yang mempengaruhi, dan strategi untuk
mengatasinya
Memahami pengertian, fungsi, dan tujuan, APBN
maupun APBDMenganalisis permasalahan ketenagakerjaan,
faktor penyebab dan upaya untuk mengatasi
masalah ketenagakerjaan di Indonesia
Memahami kebijakan pemerintah dalam bidangfiskal dan moneter
Memahami konsep manajemen, unsur-unsur
manajemen, dan fungsi manajemen dalampengelolaan perusahaan
Memahami konsep kewirausahaan , cara mengelola
usaha/bisnis secara sederhana dan peran wirausahadalam perekonomian
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
32/49
32
Memahami akuntansi sebagai sistem informasi
Memahami konsep persamaan akuntasiMemahami konsep perusahaan jasa
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkaitdengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan.
Menerapkan prinsip penyusunan dan penutupan
siklus akuntansi perusahaan jasaMembuat perencanaan usaha/bussines plansederhana dan menerapkannya secara efektif dan
kreatif
Kelas XII
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME
dalam rangka pemenuhan kebutuhanMengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan
keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya
Mengembangkan perilaku (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif), menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa, serta
memosisikan diri sebagai agen
transformasi masyarakat dalammembangun peradaban bangsa dan
dunia.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, mandiri, dan
tanggung jawab dalam melakukan perhitungan danpencatatan akuntansi
Menghargai ajaran agama dalam melakukan
kerjasama dan perdagangan internasionalMengembangkan kerjasama dalam perdagangan
internasional yang responsif dan proaktif dan
bertanggung jawab
Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri,disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama dan
mandiri dalam melakukan praktik mengelola
koperasi sekolah
Memahami, menerapkan, dan
menjelaskan pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dankejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Memahami konsep, manfaat, keuntungan, dan
faktor pendorong perdagangan internasionalMenganalisis kerjasama internasional dibidang
ekonomi dan dampaknya terhadap perekonomian
IndonesiaMenganalisis peran pelaku ekonomi dalam sistem
perekonomian Indonesia (BUMN, BUMS,
Koperasi).Memahami konsep perusahaan dagang
Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan
Menerapkan penyusunan siklus akuntansi
perusahaan dagangMenerapkan penutupan siklus akuntansi
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
33/49
33
dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektifdan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
perusahaan dagang
Menyajikan penyusunan dan penutupan siklusakuntansi perusahaan dagang
Menerapkan teori pengelolaan koperasi sekolah
5. Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013
Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013, merupakan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali
pertemuan atau lebih.
Setelah memperhatikan rambu-rambu penyusunan RPP kurikulum 2013 dan prinsip-
prinsip penyusunan RPP kurikulum 2013, selanjutnya seorang guru harus memperhatikan
langkah-langkah penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibagi dalam 3
(tiga) langkah besar, Kegiatan pendahuluan, Kegiatan inti dan Kegiatan penutup dengan rincian
sebagai berikut:
A. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi: guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Pemberian acuan:
1) Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
2) Ajuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis
besar.
3) Pembagian kelompok belajar.
4) Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesua dengan rencana
langkah-langkah pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik.
http://layananptk.wordpress.com/2013/07/02/rambu-rambu-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/02/rambu-rambu-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/ -
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
34/49
34
Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran dengan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilaksanakan melalui
aktifitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta.
C. Kegiatan Penutup
Kegiatan guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Pemberian tes atau tugas dan memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat
berupa kegiatan diluar kelas, dirumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
35/49
35
C. Analisis Perbedaan Tujuan dan SK_KD dalam Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013, perbedaan pokok antara KTSP atau
kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan
Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan
perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan
kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus
beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara
khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat, namun guru tetap
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,
terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus
tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan
para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam
memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon
(termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah. Perbedaan esensial dari KTSP dan
kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai berikut:
No KTSP Kurikulum 20131 Mata pelajaran tertentu mendukung
kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi (Sikap, Keteampilan,
Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri
dan memiliki kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan
yang lain dan memiliki kompetensi dasaryang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
3 Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain(sikap dan keterampilan berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar.5 Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan
terpisah
Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terkait dan terpadu satu sama
lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan
dan dijadikan penggerak konten pembelajaranlainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum integratif) Tematik integratif untuk kelas I-III
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
36/49
36
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran,dipergunakan sebagai media pembelajaranmata pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dancarrier of knowledge
9 Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan SMA. Ada matapelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan
kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran
wajib yang sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai
bidang studi, didalamnya terdapatpengelompokkan peminatan dan pendalaman
Struktur Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan. Dalam Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misal, untuk kurikulum SMP dan
MTs, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan
kepada peserta didik.
Pada Kurikulum 2013 nanti, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sekarang,
yaitu antara lain:
1. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi
6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll.
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
2. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan
penilaian.
3. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai
menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
37/49
37
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
4. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan
proses pembelajaran dan proses penilaian.
5. Untuk lebih jelas melihat perbedaan struktur kurikulum, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
6. Struktur Kurikulum SD
7. Struktur Kurikulum SMP
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
38/49
38
8. Struktur Kurikulum SMA/MA
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
39/49
39
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
40/49
40
Contoh RPP Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MA .
Mata Pelajaran : SEJARAHKelas / Semester : X / 1Materi Pokok : Peradaban Awal di IndonesiaSub Materi Pokok : 1. Pengertian Sejarah
2. Pengertian Pra-aksara3. Manfaat Belajar Sejarah4. Konsep Sinkronis dan Diakronis
Alokasi Waktu : 1 X 90 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
Indikator1.1.1 Mensyukuri kehidupan yang diberikan Tuhan dengan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya.1.1.2 Mensyukuri kisah sejarah hidupnya masing-masing sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
41/49
41
Kompetensi Dasar2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa
praaksara, Hindu-Buddha dan Islam
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
Indikator
2.1.1 Mengambil hikmah dari kisah sejarah hidupnya masing-masing agar dapatmenemukan pelajaran berharga bagi kehidupannya mendatang yang lebih baik.
2.1.2 Mengerjakan tugas-tugas terkait dengan kegiatan belajar mengajar dengan baik.2.1.3 Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Kompetensi Dasar3.1. Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu
dalam sejarah
Indikator3.1.1. Menjelaskan pengertian diakronis dan sinkronis
3.1.2. Menerapkan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarahyang dipelajari
Kompetensi Dasar3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
Indikator3.2.1. Menjelaskan pengertian Pra-aksara
Kompetensi Dasar4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik ) ,
sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarahIndikator
4.1.1 Menyusun tabel perbedaan antara konsep berfikir diakronis dan sinkronis.4.1.2 Menyajikan contoh penerapan konsep berfikir diakronis dan sinkronis.
Kompetensi Dasar4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
dalam bentuk tulisan
Indikator
4.2.1 Menyajikan presentasi tentang pengertian Pra-aksara
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Diberikan kesempatan siswa untuk membaca buku teks, siswa dapat menerangkanpengertian istilah sejarah.
2. Dengan menganalisa buku teks, siswa dapat membedakan pengertian Pra-aksaradan Prasejarah
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
42/49
42
3. Dengan bertanya jawab, siswa dapat menunjukkan manfaat belajar sejarah.4. Diberikan kesempatan siswa untuk membaca buku teks, siswa dapat menunjukkan
perbedaan konsep sinkronis dan diakronis.5. Diberikan kesempatan siswa untuk mengamati diagram siswa dapat menyusun
tabel perbedaan konsep sinkronis dan diakronis.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarotun yang berarti pohon. Kemudianberkembang artinya menjadi akar, keturunan, asal-usul, riwayat dan silsilah. Dalambahasa Inggris kata sejarah dikenal dengan sebutan History, yang berasal dari bahasaYunani Istoria yang berarti ilmu. Sedangkan dalam bahasa Jerman kata sejarah
dikenal dengan sebutan Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berartiterjadi. Sedangkan kata Geschichteberarti sesuatu yang telah terjadi.
Sedangkan pengertian sejarah secara umum adalah sebagai berikut,a. Peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.b. Cerita atau kisah atau catatan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan atau sumber-sumber sejarah.
c. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau.
2. Pengertian Pra-aksaraPra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yangberarti tulisan. Dengan demikian zaman praaksara adalah masa kehidupanmanusia sebelum mengenal tulisan. Oleh karena itu zaman pra-aksara juga disebutdengan zaman nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Jadi nirleka adalahzaman sebelum ditemukannya tulisan.
3. Manfaat Belajar Sejarah
1. Memberikan Kesadaran Waktu2. Memberikan Pelajaran yang baik3. Memperkokoh Rasa Kebangsaan ( Nasionalisme )4. Memberikan Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian suatu Bangsa.5. Sejarah sebagai sumber inspirasi6. Sejarah sebagai sarana rekreatif
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
43/49
43
4. Konsep Berfikir Sinkronis dan Diakronis
NO SINKRONIS DIAKRONIS / KRONOLOGIS
1 Meluas, dimensi ruang, Memanjang, dimensi waktu
2 Sistem terstruktur Terus bergerak, hubungan kausalitas
3 Deskripsi integratif Naratif, berproses dan bertransformasi.
4 Statis Dinamis
5 Menekankan pada sruktur dan fungsi Menekankan pada proses dan durasi
6Digunakan dalam ilmu geografi, sosiologi, politik,
ekonomi, antropologi, dan arkeologiDigunakan dalam ilmu Sejarah,
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Keterampilan ProsesModel : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, KonfirmasiMetode : 1. Ceramah Bervariasi
2. Tanya Jawab3. Diskusi4. Penugasan5. Presentasi / Pelaporan
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media :a. Laptop, CPU
b. LCD Projector
c. Film / Video
d. Gambar
c. Tabel / Diagram
2. Sumber Belajar :a. M. Habib Mustopo, 2013, Sejarah Indonesia, Program Wajib, Jilid 1, Kelas X, Yudhistira :
Jakarta, hal. 1 s.d 8
b. Tim Penulis, 2013, Sejarah Indonesia, Kelas X, Kemendikbud, Studi dan Pengajaran : Jakarta,
hal 1 s.d 6
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
44/49
44
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-1)
1. Pendahuluan ( 10 menit )
a. Motivasi dan Apersepsi
Guru memperkenalkan diri dengan cara menceritakan biografi diri sendiri secara singkat.
Kemudian guru meminta salah seorang siswa juga menceritakan biografi singkatnya. Kemudian
guru mengkaitkan kisah biografi singkat ini dengan istilah sejarah.
b. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti ( 60 menit )
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati gambar-gambar tentang
pohon silsilah dari kerajaan Kasultanan Jogyakarta.
2. Siswa mengamati gambar-gambar pohon silsilah dari kerajaan Kasultanan Jogyakarta.
b. Menanyakan (merumuskan masalah/hipotesisi)
1. Guru memberikan kesempatan dan memberikan dorongan kepada seluruh siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan gambar yang telah disajikan,
2. Siswa mengajukan pertanyaan sehubungan dengan gambar dan tabel yang disajikan,
seperti,
a. Apakah kaitan antara gambar pohon silsilah dengan istilah sejarah ?
b. Apakah arti kata sejarah ?
c. Apakah arti pra-sejarah atau pra-aksara ?
d. Apakah manfaat belajar sejarah ?
e. Bagaimanakah perbedaan konsep berfikir sinkronis dan diakronis ?
c. Mengumpulkan data/eksperimen/observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca buku paket dan
sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks dan membuat
ikhtisar
d. Membuat Asosiasi (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
1. Siswa merumuskan kaitan antara gambar pohon silsilah dengan pengertian kata sejarah.
2. Siswa menemukan contoh konkrit dalam kehiduan sehari-hari tentang pentingnya kita
belajar sejarah atau belajar dari pengalaman.
3. Siswa mendata contoh-contoh kehidupan prasejarah yang masih ada sampai saat ini.
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
45/49
45
e. Mengkomunikasikan
1. Siswa membuat silsilah keluarganya masing-masing.
2. Siswa memebuat presentasi tentang pengertian kata sejarah dan pra-aksara.
3. Dengan bimbingan guru, siswa menyusun tabel perbedaan antara konsep berfikir
sinkronis dan diakronis.
4. Dengan bimbingan guru siswa membuat contoh kajian dalam ilmu pengetahuan yang
bersifat sinkronis dan diakronis.
5. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas.
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )a. Bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
b. Memberikan apresiasi terhadap semua siswa yang terlibat aktif dan kondusif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
c. Melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan belajar mengajar.
d. Mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan rasa syukur
H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
1. Pengamatan Sikap 1. Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
2. Portofolio 2. Panduan Penyusunan Portofolio
3. Tes Tertulis 3. Tes Uraian dan Pilihan Ganda
2. Lembar Pengamatan Sikap
No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan
1Mengagumi mata sebagai alat indera
ciptaan Tuhan
2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
3
Menunjukkan ketekunan dan
tanggungjawab dalam belajar dan
bekerja baik secara individu maupun
berkelompok
-
8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013
46/49
46
3. Lembar Penilaian Sikap
No Aspek yang Dinilai Rubrik
1
Mengagumi terbentuknya
kehidupan di muka bumi sebagai
ciptaan Tuhan
3: Menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap materipelajaran terkait dengan ungkapan verbal yang
menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
2: Belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi
kekaguman atau ungkapan syukur, namun menaruh
minat terhadap keseluruhan kegiatan belajar
mengajar.
1: Belum menunjukkan ekspresi kekaguman, atau
menaruh minat terhadap belum menunjukkankekaguman terhadap keseluruhan kegiatan belajar
mengajar dengan verbal yang menunjukkan rasa
syukur terhadap Tuhan
2 Menunjukkan rasa ingin tahu(curiosity)
3: Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2: Menunjukkan rasa ingin tahu,